SOFTBALL A. STRATEGI DAN TAKTIK PERTAHANAN (DEFENSIVE) SOFTBALL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SOFTBALL A. STRATEGI DAN TAKTIK PERTAHANAN (DEFENSIVE) SOFTBALL"

Transkripsi

1 SOFTBALL A. STRATEGI DAN TAKTIK PERTAHANAN (DEFENSIVE) SOFTBALL Dalam permainan softball khususnya regu bertahan, pemain-pemainnya dibagi dalam 2 kelompok besar sesuai dengan daerahnya masing-masing yakni infielder di daerah infield (daerah bujur sangkar yang dibatasi oleh garis-garis penghubung antara home base ke fist base, second base, third base dan kembali ke home base) dan outfielder di daerah outfield (daerah yang dibatasi oleh garis-garis perpanjangan dari home base ke first base dan dari home base ke third base dan pagar belakang). Masing-masing kelompok mempunyai system teknik pertahanan sendiri-sendiri sesuai dengan daerahnya masing-masing serta kebutuhannya. Sehingga dalam permainan softball kita jumpai adanya dua macam strategi pertahanan yaitu strategi pertahanan infield dan outfield. Walaupun demikian mereka saling membantu dalam mempertahankan atau mematahkan serangan lawan. Ini berarti bahwa diantara mereka harus selalu ada kerja sama yang rapid an kompak sehingga bias saling menutup kekurangan masing-masing selama permainan/pertandingan berjalan. Dengan demikian mereka akan merupakan satu kestuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan atau dengan kata lain walaupun nampaknya terdiri dari dua kelompok akan tetapi pada hakekatnya satu. Secara keseluruhan system pertahanan ini dapat dikelompokkan menjadi 3 macam system seperti berikut: 1. System pertahanan pendek (close system atau disingkat C-system) 2. System pertahanan medium (medium system atau disingkat M-system) 3. System pertahanan jauh/dalam (deep system atau disingkat D-system) Penggunaan system pertahanan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Close system atau biasa disebut C-position, digunakan bila ada pelari di base ke III yang menentukan kemenangan atau keadaan sama/draw (tie game) dan dalam keadaan kurang dari dua mati (out). 2. Medium system atau M-position, merupakan posisi agak lebih aman, terutama jika menghadapi lawan yang suka melakukan pukulan pendek (bunting) dan untuk mencegah pelari di base tidak dapat maju ke base berikutnya atau digunakan untuk melakukan double play artinya mematikan 2 pelari sekaligus dalam waktu dan moment yang bersamaan dan berurutan. Misalnya ada pelari

2 di base I dan hendak menuju ke base II sementara temannya memukul. Jika bolanya (hasil pukulan) dapat dikuasai oleh pemain lapangan, dengan cepat bola tersebut dilemparkan kea rah base II untuk mematikan pelari dari base I kemudian sekaligus mematikan pelari yang menuju ke base I. inilah yang dimaksudkan dengan double play. 3. Deep system atau D-position, untuk menghadapi situasi tanpa/tidak ada pelari satupun di base sedangkan pemukulnya adalah pemukul jauh dan akurat (slugger), atau bias juga untuk menghadapi bila ada pelari di base II dan III dalam keadaan 2 mati (out), sehingga kemungkinan lawan untuk mendapatkan nilai sangat kecil atau sebaliknya besar kemungkinan bagi regu lapangan untuk mematikan lawan. Sebab dalam keadaan seperti ini pihak lawan ada kecenderungan untuk memukul bola sejauh mungkin. Mengingat keadaan yang begitu aneka ragam dan perubahan situasi permainan yang begitu cepat, maka dari ketiga posisi pertahanan tersebut selalu dikombinasikan selama pertandingan berlangsung. Sebab bagaimanapun juga setiap system pertahanan tersebut mempunyai kelemahan-kelemahan yang dapat dan mudah ditembus oleh lawan yang akan mempergunakan setiap kesempatan yang ada untuk mendapatkan keuntungan sebesarbesarnya. Oleh karena itu setiap pelatih harus jeli dalam mengamati lawan ( kelemahan dan kekuatannya) sehingga kita dapat menentukan dengan tepat kapan kita harus menggunakan system C,D,M untuk mematahkan serangan lawan dengan tepat dan cepat, atau kapan kita harus mengkombinasikan di antara system-sistem tersebut, maksudnya apakah hanya dua saja yang dikombinasikan ataukah ketiga-tiganya, itu semua tergantung dari situasi dan kondisi lawan yang kita hadapi. B. Strategi dan Taktik Infielders Seperti telah diuraikan di muka bahwa permainan softball terdapat 2 macam pola (pattern) pertahanan ialah untuk pola pertahanan di daerah infield (daerah segi empat) dan daerah outfield (daerah perpanjangan garis-garis penghubung antara home base ke 1 st base dan dari home base ke third base dan dibatasi garis belakang). Namun kedua macam pola tersebut merupakan satu kesatuan pertahanan secara keseluruhan. Artinya bahwa infield dan outfield merupakan satu regu dalam permainan ini, tetapi keduanya mempunyai ciri-ciri khusus dan berbeda dalam mempertahankan diri terhadap serangan lawan.

3 Tugas-tugas bagi infielders Setiap pemain di daerah infield tidak hanya berfungsi sebagai pemain yang hanya mempertahankan daerahnya sendiri saja, akan tetapi dia juga harus mempertahankan daerah lain di lapangan infield. Artinya dia harus membantu kawan yang lain atau dengan kata lain harus bekerja sama dengan kawan lainnya dalam menahan/mematahkan serangan lawan. Mereka masing-masing harus mematahkan serangan lawan dapat berhasil dengan baik. Disamping itu juga untuk mengurangi terjadinya kesalahan (error) yang tidak perlu terjadi yang dapat diexploitir oleh pihak lawan untuk mendapatkan keuntungan, misalnya menghasilkan nilai. Kesalahan-kesalahan yang terjadi biasanya disebabkan oleh beberapa factor yang antara lain karena salah pengertian diantara para pemain, salah dalam mengambil posisi jaganya, kurang cepat menanggapi situasi yang dihadapinya, dan sebagainya. Dalam dunia softball kesalahan yang demikian ini biasa disebut mental error dan keadaan yang demikian ini dapat menimbulkan terjadinya physical error (melempar/menangkap bola tidak tepat dan tidak benar). Seperti dikemukakan di atas bahwa dalam permainan softball, terutama regu pertahanan terdapat dua kelompok pemain yakni infielders dan outfielders, maka antara kelompok tersebut harus selalu bekerja sama agar pertahanan yang mereka bangun menjadi lebih rapih, teratur dan rapat. Jadi disatu pihak outfielders harus dapat menahan bola-bola hasil pukulan yang menerobos pertahanan infielders ataupun bola hasil pukulan yang menerobos pertahanan infielders ataupun bola hasil pukulan langsung ke arah outfielders untuk segera dilempar kembali ke arah sasaran di daerah infield dengan cepat, dan dilain pihak infielders harus dapat menguasai bola yang dilempar oleh outfielders kea rah infield. Dalam hal ini pemain infield yang lain (yang sedang tidak menerima bola lemparan) harus segera menempatkan diri ditempat-tempat yang rawan untuk menahan bola muntah atau bola liar agar bola tidak jatuh atau berhenti di daerah luar lapangan. Sebagai contoh misalnya, bola dipukul menerobos pertahanan shortstop / menuju kearah center fielder, sementara itu pemukul tersebut berusaha lari kearah 2 nd base, maka center fielder melempar ke shortstop sebagai relay man untuk segera melemparkan kepada second base man yang sudah siap di second base. Ini adalah salah satu contoh permainan yang mempergunakan system/pola relay man. Kemudian ada pola lain yang dinamakan cutoff man yakni untuk mematikan pelari yang menuju ke home base. Misalnya, ada pelari di 2 nd base dan salah seorang kawannya mendapat giliran memukul. Dengan sendirinya

4 pemukul berusaha memasukkan kawannya dengan jalan memukul bola sejauh left fielder harus segera menguasai bola dan segera melemparkan bola tersebut kearah home base, sementara itu first base man harus sudah menempatkan dirinya di antara third base dan home base untuk menyongsong bola yang datang dari left fielder dan meneruskannya kea rah home base supaya dapat menggagalkan usaha pelari tersebut untuk menciptakan nilai karena berhasil melewati home base dengan selamat. Strategi/taktik untuk first base-man 1. Situasi : situasi bunt dengan pelari di 1 st base. a. Berdiri pada posisi agak menjauhi first base kearah home ase. b. Bergeraklah secepatnya kearah bola begitu melihat batter melakukan pukulan tumbuk (bunt). Situasi : pelari di 1 st base, tetapi bukan situasi bunt. a. Mengambil posisi agak dekat 1 st base b. Segera mengambil posisi berdiri mengkangkangi first base pada setiap lemparan pitcher. c. Bila mungkin matikan pelari di 2 nd base sesudah mengambil bola d. Bila bola dipukul jauh kearah outfield sebaiknya segera kembali ke first base. 2. Strategi /taktik untuk second base-man Situasi : situasi bunt, belum ada yang mati (out) pelari ada di 1 st base. a. Waspada terhadap macam-macam lemparan pitcher dan siap menutup 1 st base untuk mematikan pelari yang menuju ke base tersebut (sebab 1 st base-man harus mengambil bola bunt) b. Melakukan back-up (menjaga) daerah di belakang 1 st base jika first base-man kembali ke basenya. c. Segera sesudah mematikan pelari di 1 st base memperhatikan keadaan di 3 rd base bila perlu bola dilempar ke daerah tersebut untuk mencegah pelari dari arah second (yang semula ada di first) untuk melanjutkan ke 3 rd base. d. Harus mengambil posisi yang tepat disesuaikan dengan keadaan pemukul (kidal atau tidak). Situasi : pelari di 1 st base, bola dipukul ke arah outfield

5 1. Bila bola dipukul kearah right fielder, maka dia harus keluar dari base untuk menerima bola dari right fielder, sementara itu shortstop menutup 2 nd base. 2. Jika bola kearah center fielder atau left fielder,maka dia harus membantu. 3. Shortstop dengan menempatkan dirinya di belakang shortstop. Situasi : pelari di 2 nd base, bola dipukul kea rah outfield (melambung) 1. Menutup 2 nd base jika bola kearah left fielder atau center fielder, tetapi jika bolanya kearah right fielder dan jauh ke belakang, maka dia harus segera merelay bola untuk dilempar ke second yang diisi oleh shortstop. 3. Strategi/taktik untuk third base-man Situasi : pelari di 1 st base, situasi bunt belum ada mati atau baru satu mati (out) a. Mengambil posisi lebih dekat kearah home base dan bersiap-siap untuk mengambil bola pendek (bunt) secepatnya. b. Jika bola tidak diambil oleh pitcher atau 1 st base-man maka dia harus kembali ke 3 rd base secepatnya. c. Apabila pemukul sudah mempunyai 2 strikes, maka dia harus mengambil posisi dekat 3 rd base. d. Jika bola dipukul kearah outfield, maka dia harus mengambil pposisi di luar 3 rd base kearah outfielder kurang lebih 5 feet dari 3 rd base. e. Usahakan menangkap bola dari outfield sebelum bola memantul atau jika terpaksa supaya bola diambil pada pantulan pertama. Situasi : pelari di 2 nd base. Strategi/takti : a. Bermain dengan mengambil posisi hamper sama dengna situasi permainan dimana ada pelari di 1 st base dan dalam situasi bunt. b. Hendaknya tetap waspada dan jangan terlambat kembali ke basenya untuk menjaga jika pelari 2 nd lari ke 3 rd base. c. Apabila sesudah menangkap bola ground (menggulir ditanah) kea rah dia, segeralah berputar kea rah 2 nd base untuk menekan pelari supaya kembali ke 2 nd, kemudian bola supaya segera dilempar ke 1 st base untuk mematikan pelari disitu.

6 d. Yang penting harus mengambil keputusan dengan cepat untuk mematikan salah satu pelari di antara mereka, dengan sendirinya pilihlah jalan yang paling mudah untuk melakukan hal tersebut. Situasi : pelari di 2 nd dan 1 st base a. Ambil posisi kearah home base kurang lebih 5-7 feet dan siap mengambil bola bunt terutama di daerah dekat pitcher kearah 3 rd base. b. Cepat kembali ke 3 rd base jika tidak mengambil bola c. Shortstop harus menutup 3 rd base jika 3 rd base-man sedang mengambil bola pukul (ground atau pantulan) d. Secepatnya bola dilempar kearah shortstop yang menutup 3 rd base sebelum pelari sampai di 3 rd base. e. Dari 3 rd base bola segera dilempar ke 2st base untuk mematikan pelari disitu (double play), tetapi jika sudah terjadi 2 mati (out) cukup dimatikan di 1 st saja sebab selain mudah dan resikonya lebih kecil dan lagi lebih cepat. Situasi : pelari di 1 st base a. Harus menutup 2 nd base untuk setiap bola pukulan kearah sebelah kanan (baik infield ataupun outfield), dan juga untuk bola bunt didekat home. b. Harus menutup 3 rd base manakala 3 rd base-man sedang mengambil bola pelan/bunt c. Melakukan back-up di daerah 2 nd jika bola dilempar dari arah outfield d. Lemparkan bola ke 2 nd untuk main double play ke 1 st base jika keadaan baru satu mati, lempar kearah 1 st atau 2 nd saja, jika sudah 2 mati. C. Strategi dan Taktik Outfielders Semua pemain di daerah outfield harus mampu bergerak/berlari cepat untuk mengejar dan menangkap bola pukul, untuk itu mereka harus memiliki daya antisipasi dan penetrasi yang tinggi, sehingga dapat memperkirakan dengan tepat kemana dan dimana arah jatuhnya bola tersebut. Dengan demikian mereka akan mampu menempatkan diri mereka dengan cepat dan tepat, artinya cepat waktunya dan tepat posisinya. Untuk itu maka pemain-pemain outfield harus memiliki persyaratan sebagai berikut: 1. Memilki kemampuan lari dengan cepat 2. Memiliki kemampuan memperkirakan arah bola melambung dengan tepat

7 3. Memiliki kemampuan melempar dengan kuat dan tepat. Dari pemain outfield biasanya yang menjadi pemimpinnya/coordinator pertahanannya adalah center fielder, sebab pemain inilah yang harus mengatur pertahanan di daerah ini. Dia yang paling memungkinkan untuk mengatur dua kawannya (leftfielder dan right fielder) untuk menutup daerahnya atau untuk mengambil bola. Hal ini disebabkan dia mempunyai daerah pandangan lebih luas dari pada kedua kawannya. Pemain-pemain outfield harus memiliki mental baja artinya memiliki kesabara dan ketabahan yang tinggi serta memiliki daya tahan yang prima, mengingat daerahnya yang luas dan frekuensi datangnya bola agak rendah jika dibandingkan dngan di daerah infield. Seperti halnya pemain-pemain infield, maka pemain outfield juga harus selalu beekerja sama dengan kawan-kawannya dalam mempertahankan daerahnya artinya mereka masing-masing tidak boleh hanya terpancang ditempatnya masing-masing sehingga memudahkan lawan untuk menerobos pertahanan mereka. Di samping itu mereka juga harus selalu membangun kerja sama dengan kawan-kawan di daerah infield. Mereka harus rajin menutup daerah di sekitar base terutama jika terjadi serangan didaerah atau disekitar base tersebut. Jadi jika ada bola yang terlepas dari infielder dapat dikuasai oleh pemain outfield. Dengan demikian pertahanan akan menjadi lebih rapat dan rapi. Lebih lebih jika terjadi run down, yakni usaha mematikan pelari diantara dua base oleh para pemain infield, maka para pemain outfield harus membantu usaha kawan mereka agar pelari dapat dimatikan dengan segera antara lain dengan menutup base yang kosong. Jadi dalam hal ini prinsipnya jangan sampai ada daerah /bagian lapangan permainan yang kosong atau berlubang yang dapat diexploitir lawan. Oleh karena itu kerja sama diantara mereka adalah sangat penting dan mutlak diperlukan demi keberhasilan mereka dlam menahan dan mematahkan serangan lawan dengan cepat. Strategi/taktik outfield 1. Situasi : tidak ada pelari di base. a. Jika bola pukulan melambung, sehabis menangkap bola agar dilemparkan ke 2 nd base. b. Begitu juga bola ground lemparkan bola ke 2 nd atau 3 rd. c. Pemain right field harus selalu waspada terhadap bola pukul kearahnya. 2. Situasi : ada pelari di 1 st base a. Jika bola pukul melambung maka bolanya harus dilempar 1 base di depan pelari, tetapi jika ground supaya dilempar 2 base di depan pelari.

8 b. Right fielder harus siap membantu 1 st base-man jika bola dimainkan di daerah itu, lebih-lebih kalau keadaan sudah 2 mati (out) c. Pada pukulan pendek/tanggung kea rah center atau di sebelah kanannya sedikit,maka bola supaya dilemparkan kearah 2 nd untuk menahan supaya pelari tetap berada disitu. Atau kalau pelari sudah terlanjur berada di antara 2 nd dan 3 rd base (karena terlambat kembali ke 2 nd ) maka pelari supaya dimatikan di 2 nd base. d. Pada pukulan bunt maka right fielder harus menutup daerah di belakang 1 st untuk menghadang bola lepas yang dilemparkan kearah 1 st base, sedangkan center fielder menutup daerah di belakang 2 nd base dan yang menutup 3 rd ase adalah left fielder (terutama jika 3 rd base-man sedang mengambil bola bunt disekitar depan home atau yang kearahnya) 3. Situasi : pelari di 2 nd base saja atau di 2 nd dan 1 st base. a. Jika bolanya melambung, lemparkan bola kearah 1 base di depan pelari dan lemparkan 2 base di depan pelari jika bola ground (menggulir). b. Center fielder harus selalu waspada terhadap kemungkinan permainan di daerah 2 nd base,karena adanya pukulan pendek dan tajam (single hit). c. Left fielder harus waspada terhadap kemungkinan permainan di daerah 3 rd base terutama jika pelari 2 nd terlambat startnya ke 3 rd base. d. Pada pukulan bunt, center fielder secepatnya mengambil posisi di belakang 2 nd, bahkan kalau perlu bertindak sebagai 2 nd baseman untuk mematikan pelari yang menuju ke 2 nd, sedangkan left dan right fielder masing-masing menutup daerah 1 st dan 3 rd base. 4. Situasi : pelari di 3 rd base. Jika bola melambung lemparkan bola ke home base, tetapi jika menggulir lemparkan ke 1 st atau 2 nd base, right fielder siaga menghadapi kemungkinan permainan di 1 st base. 5. Situasi : pelari di 1 st dan 3 rd Jika bola melambung lemparkan bola kearah home base, jika pukulan pendek lemparkan bola ke 2 nd base dan 3 rd base jika bola menggulir. Tetapi hati-hati jika bola dipukul kearah center field atau sedikit di sebelah kanannya, sebab pemain lawan berusaha menerobos pertahanan daerah 2 nd base.

9 B. Penyerangan Softball Tim penyerang mendapat giliran memukul secara bergantian. Tim bertahan berusaha mematikan anggota tim yang mendapat giliran memukul. Tim yang mendapat giliran memukul mendapat kesempatan 3 kali mati (out) sebelum giliran memukul digantikan tim yang bertahan. Skor atau run dihasilkan dari seorang runner yang berlari menginjak semua base secara berurutan dan kembali menginjak home plate. Pelari yang berhasil mengelilingi dan menginjak home plate mendapat satu angka. Dalam setiap pertandingan softball durasi permainan adalah 7 inning atau lama waktu 2 jam. Pemenang permainan softball adalah tim yang mencetak angka (run) terbanyak dalam inning yang telah ditentukan. Jika dalam inning yang ditentukan kedua tim seri atau tie break, maka terjadi inning tambahan yang dimainkan sampai salah satu tim keluar sebagai pemenang. Pada permulaan permainan, tim yang menjadi tuan rumah (home team) mendapat giliran melempar, sedangkan tim tamu (visitor) mendapat giliran memukul. Pukulan tanpa ayunan (sacrifice hunt) a. Sarifice hunt adalah usaha batter melakukan pukulan kea rah first base, picher, atau third base untuk membantu pelari menuju base di depannya. b. Apabila ada pelari pada base I dan base II, maka diarahkan pada base III, sehingga third basement terpaksa memungut bola dengan harpan tidak terjadi force play ataupun double play. Pukul dan lari Hit and Run adalah siasat yang dilakukan oleh batter untuk membantu agar base runner dapat maju beberapa base di depannya dengan selamat.

10 1. Pelambung Bola (Pitcher) Pelambung bola dalam permainan softball disebut pitcher. Permainan dimulai saat umpire meneriakkan kata Play Ball. Setelah pemain bertahan memasuki daerah jaga, pertandingan pun dimulai. Seorang pitcher berdiri di atas plate, menghadap ke arah catcher. Pitcher akan berusaha melempar bola sekuat tenaga ke arah mitts catcher. Posisi bola lempar mempunyai wilayah khusus yang disebut zona strike (strike zone), yaitu di atas home plate. Strike zone adalah posisi bola dalam wilayah pukul batter, ketinggian bola antara bahu dan lutut batter. Pada saat melempar, pitcher akan berusaha membuat bola strike, supaya batter kesulitan memukul bola, walaupun bola berada di zona pukulnya. Tantangan seorang pitcher adalah melempar dengan kecepatan tinggi dan dengan sasaran yang tepat. Jika bola berada pada zona strike tetapi tidak terpukul oleh batter, maka umpire akan berteriak strike. Namun, bila bola keluar dari zona strike, namun batter tidak mencoba memukul bola maka umpire akan berteriak ball. 2. Penangkap Bola (Catcher) Pemain bertahan yang bertugas menangkap bola dibelakang batter disebut catcher. Posisi catcher berjongkok didepan wasit kepala dan di belakang pemain yang mendapat giliran memukul (batter). Catcher dilengkapi dengan perlengkapan pengaman dan bertugas menangkap lemparan pitcher. Peralatan yang digunakan oleh catcher, antara lain helm, catcher mask untuk melindungi kepala dan muka, body protector untuk melindungi daerah badan, serta legguard untuk melindungi daerah lutut ke bawah. Seorang catcher adalah pengatur

11 strategi yang baik, karena posisi catcher dalam pertandingan dapat memantau seluruh situasi yang terjadi di lapangan. 3. Pemain Penjaga Pemain bertahan di lapangan bertugas untuk menjaga base dan mematikan pelari sebelum sampai kepada base yang dituju. Pemain ini disebut fielder. Selain pitcher dan catcher, tim bertahan memiliki 7 orang fielder, yang terbagi menjadi 4 penjaga daerah dalam (infielder) dan 3 orang penjaga daerah luar (outfielder). Berikut posisi pemain softball. 1. Pitcher 2. Catcher 3. Penjaga base satu (first base) 4. Penjaga base dua (second base) 5. Penjaga antara base dua dan tiga (short stop) 6. Penjaga base tiga (third base) 7. Penjaga lapangan kiri (left fielder) 8. Penjaga lapangan tengah (center fielder) 9. Penjaga lapangan kanan (right fielder) Setiap pemain yang mendapat giliran memukul (batter) mempunyai kesempatan 3 kali strike dan 4 kali ball. Jika kesempatan tersebut tidak diambil atau pukulan tidak

12 mengenai bola, maka batter mati strike out. Namun, jika terjadi 4 kali ball, maka batter diperbolehkan jalan bebas ke arah base satu (free walk). Strike akan dihitung jika: 1. Setiap bola yang dipukul, baik kena ataupun tidak 2. Lemparan yang baik (diantara bahu dan lutut) tetapi tidak dipukul 3. Setiap bola yang dipukul tetapi meleset keluar Apabila batter berhasil memukul bola, batter harus berlari sekuat tenaga mencapai base satu sebelum bola yang dipukulnya dikembalikan atau ditangkap oleh penjaga base satu atau base yang dituju. Jika batter selamat sampai di base sebelum penjaga base menangkap bola, maka batter safe. Namun, jika penjaga base lebih cepat menangkap bola, maka batter out. C. Taktik Permainan Softball Untuk memenangi suatu pertandingan, diperlukan strategi dan taktik softball. Strategi dan taktik tersebut harus dikuasai dengan benar oleh seluruh pemain sehingga dapat menghasilkan permainan yang optimal. Adapun ruang lingkup taktik dalam cabang olahraga softball, antara lain sebagai berikut. 1. Siasat yang dikerjakan pada saat bertanding, seperti menangkap, memukul, dan men tik. 2. Akal mencari senjata yang tepat untuk melihat kelemahan dan kekurangan lawan secara efisien dan efektif. 3. Menentukan sikap dan tindakan yang cepat, tepat, dan cermat untuk mengalahkan tim lawan. 4. Atlet lebih berperan daripada pelatih dalam tindakan taktik karena atlet langsung menghadapi masalah di dalam lapangan pertandingan. 5. Taktik belum tentu selaras dengan strategi dalam penerapannya. Dalam permainan olahraga softball, pada dasarnya ada beberapa tahapan taktik yang harus dikuasai dengan baik, antara lain sebagai berikut. a. Taktik Perorangan Taktik perorangan ialah siasat yang dilakukan oleh perorangan untuk mencari kemenangan dalam pertandingan secara sportif. Taktik perorangan dalam olahraga softball menyangkut beberapa teknik secara individu (individual skill) yang dilakukan guna menipu atau mengelabui lawan. Taktik perorangan dapat diterapkan, baik saat

13 menguasai bola (bermain) maupun saat tidak menguasai bola (bertahan atau menjaga). b. Taktik Kelompok Taktik kelompok ialah suatu siasat yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Namun, pelaku-pelaku grup taktik kurang dari jumlah seluruh tim (regu). Misalnya, grup taktik yang dijalankan oleh pitcher dan cathcer atau antar-base. c. Taktik Beregu Taktik beregu merupakan taktik yang dilakukan oleh semua anggota tim (regu), baik saat bermain maupun saat menjaga untuk mencari kemenangan bertanding secara sportif. Taktik beregu pada dasarnya upaya penerapan gabungan taktik individu dan grup menjadi satu kesatuan. D. Penting Untuk Diingat 1. Taktik pertahanan mempunyai arti bahwa pemain bertahan dalam keadaan pasif menerima serangan, dengan harapan regu lawan membuat kesalahan dari penyerangannya. Taktik bertahan harus mempunyai prinsip agar dengan pertahanan itu regunya dapat menyerang kembali regu lawan. Pertahanan dan penyerangan harus dikembangkan secara selaras dalam latihan-latihan teknik. 2. Wasit harus tegas, jujur, adil, dan penuh wibawa. Kemampuan wasit yang meyakinkan serta penguasaan peraturan permainan dan pertandingan akan menunjang kelancaran jalannya pertandingan. 3. Pertahanan merupakan usaha yang dijalankan oleh tim bertahan dalam rangka menghalau serangan lawan. 4. Softball adalah olahraga bola beregu yang terdiri dari dua tim. Permainan softball lahir di Amerika Serikat, diciptakan oleh George Hancock di kota Chicago pada Softball merupakan perkembangan dari olahraga sejenis yaitu bisbol (baseball) atau hardball. 5. Softball dimainkan oleh dua tim di lapangan softball. Setiap tim minimal memiliki 9 pemain dan selebihnya merupakan cadangan. Permainan terdiri dari 7 babak yang disebut inning. Di dalam satu inning, tim yang bertanding masing-masing mempunyai kesempatan memukul (batting) untuk mencetak angka (run).

14 6. Cara mematikan penyerangan dengan a. Men- tik dengan glove dan bola b. Membakar base dengan bola c. Menangkap bola hasil dari pukulan batter d. Lemparan Pitcher 3 kali yang strike dan tidak dapat dipukul oleh batter

Bisbol juga disebut sebagai hardball untuk membedakannya dengan sofbol.

Bisbol juga disebut sebagai hardball untuk membedakannya dengan sofbol. Bisbol juga disebut sebagai hardball untuk membedakannya dengan sofbol. Apa yg membedakan dg Softball, bagaimana dg lapangan, pembagian para pemain dilapangan & ukuran lapangan, dasar permainannya, dan

Lebih terperinci

Pada olahraga softball, bola dilempar dari bawah ke atas. Sedangkan Baseball dari atas lurus ke arah pemukul (Batter)

Pada olahraga softball, bola dilempar dari bawah ke atas. Sedangkan Baseball dari atas lurus ke arah pemukul (Batter) Mengenal Olahraga Softball Olahraga softball yang berasal dari Amerika, adalah salah satu cabang yang termasuk baru diperkenalkan di Indonesia. Sehingga umumnya beberapa orang belum terlalu mengenal dengan

Lebih terperinci

Sejarah Singkat Tentang Softball

Sejarah Singkat Tentang Softball Sejarah Singkat Tentang Softball Permainan Softball tepatnya lahir di Amerika Serikat, yang diciptakan oleh George Hancoc di kota Chicago tahun 1887. Awalnya sofball dimainkan hanya untuk kegiatan rekreasi

Lebih terperinci

Badminton dan Softball. Anggota kelompok: 1. Alvian Mubarok 2. Davendra Bayu Feri Anggriawan

Badminton dan Softball. Anggota kelompok: 1. Alvian Mubarok 2. Davendra Bayu Feri Anggriawan Badminton dan Softball Anggota kelompok: 1. Alvian Mubarok 2. Davendra Bayu Feri Anggriawan Softball Sejarah: Permainan softball lahir di Amerika Serikat, yang diciptakan di Gedung Olah Raga Farragut Boat

Lebih terperinci

MENGENAL OLAHRAGA SOFTBALL. Oleh: B. Suhartini Dosen Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi FIK UNY

MENGENAL OLAHRAGA SOFTBALL. Oleh: B. Suhartini Dosen Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi FIK UNY MENGENAL OLAHRAGA SOFTBALL Oleh: B. Suhartini Dosen Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi FIK UNY Abstrak Dalam dunia olahraga banyak sekali macam cabang olahraga Softball adalah salah satu cabang

Lebih terperinci

Permainan Softball. sebagai berikut. 1. Panjang setiap sisinya 16,76 m. 2. Jarak dari home base ke tempat pelempar adalah 13,07 m.

Permainan Softball. sebagai berikut. 1. Panjang setiap sisinya 16,76 m. 2. Jarak dari home base ke tempat pelempar adalah 13,07 m. Permainan Softball Permainan Softball. Permainan ini diciptakan oleh George Hansock (Amerika Serikat) dan dimainkan pertama kali di Chicago. Peraturan permainan dibuat oleh Lewis Robert tahun 1906 dan

Lebih terperinci

2016 PERBANDINGAN LEMPARAN ATAS, LEMPARAN BAWAH, LEMPARAN SAMPING TERHADAP AKURASI DAN KECEPATAN DALAM OLAHRAGA SOFTBALL

2016 PERBANDINGAN LEMPARAN ATAS, LEMPARAN BAWAH, LEMPARAN SAMPING TERHADAP AKURASI DAN KECEPATAN DALAM OLAHRAGA SOFTBALL 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Softball adalah salah satu cabang olahraga yang cukup digemari di kalangan remaja Indonesia. Karena dalam permainannya yang menggunakan seragam dan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Habibullah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Habibullah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga permainan softball merupakan salah satu cabang olahraga yang mulai popular di Indonesia, hal ini terbukti dengan semakin banyaknya didirikan klub-klub,

Lebih terperinci

Makalah penjas softball

Makalah penjas softball Makalah penjas softball Disusun oleh : wahyu juniyanto Kelas : xi toi 1 Smk pgri 1 kota serang 1 PENDAHULUAN A) Latar Belakang Softball meruapakan salah satu bidang olahrga yang palimg digemari masyarakat

Lebih terperinci

Makalah Pendidikan Jasmani Olahraga Softball

Makalah Pendidikan Jasmani Olahraga Softball Makalah Pendidikan Jasmani Olahraga Softball Oleh: Rizka Melina F. (24/X MIA 5) SMA Negeri 1 Malang Jl. Tugu Utara No. 1 Telp (0341)366454 fax. (0341) 329487 Malang 65111 Website : http://www.sman1-mlg.sch.id

Lebih terperinci

SILABUS. I. Deskripsi Mata Kuliah

SILABUS. I. Deskripsi Mata Kuliah SILABUS Fakultas/PT : Ilmu Keolahragaan/Universitas Negeri Yogyakarta Jurusan/Prodi : Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Nama Matakuliah : Dasar Gerak Softball dan Baseball Kode Matakuliah : IKF

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS 8 BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Hakekat Permainan Softball Olahraga Softball lahir di Amerika Serikat yang diciptakan oleh George Hancoc pada tahun 1887 di kota Chiccago. Semula, permainan

Lebih terperinci

PERMAINAN MENUJU CABANG OLAHRAGA SOFTBALL

PERMAINAN MENUJU CABANG OLAHRAGA SOFTBALL Permainan up PERMAINAN MENUJU CABANG OLAHRAGA SOFTBALL Tujuan: Melatih keterampilan melempar dan menangkap dari atas kepala dan samping badan. Peralatan: Satu bola softball perpasang, satu glove softball

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Softball merupakan salah satu cabang olahraga yang saat ini sedang

BAB 1 PENDAHULUAN. Softball merupakan salah satu cabang olahraga yang saat ini sedang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Softball merupakan salah satu cabang olahraga yang saat ini sedang berkembang di Indonesia. Olahraga softball merupakan pengembangan dari olahraga sejenis,

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. Sub Pokok Bahasan dan Rincian materi. : Mahasiswa dapat memahami sejarah perkembangan softball

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. Sub Pokok Bahasan dan Rincian materi. : Mahasiswa dapat memahami sejarah perkembangan softball (Kompetensi) : Sejarah permbangan : Mahasiswa dapat memahami sejarah permbangan softball.1 1.1.Sejarah permbangan softball. Mahasiswa dapat menjelaskan hakat softball 1.1 Mahasiswa dapat menjelaskan sejarah

Lebih terperinci

Pelajaran 1 MENGANALISIS, MERANCANG, DAN MENGEVALUASI TAKTIK DAN STRATEGI PERMAINAN BOLA BESAR

Pelajaran 1 MENGANALISIS, MERANCANG, DAN MENGEVALUASI TAKTIK DAN STRATEGI PERMAINAN BOLA BESAR Pelajaran 1 MENGANALISIS, MERANCANG, DAN MENGEVALUASI TAKTIK DAN STRATEGI PERMAINAN BOLA BESAR A. Menganalisis, Merancang, dan Mengevaluasi Taktik dan Strategi dalam Permainan Sepakbola Strategi adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sejumlah permainan seperti rounders, kelelawar, theque, kriket, kasti, stoolball, dan lain-lain merupakan olahraga yang mirip dengan baseball, sampai saat

Lebih terperinci

2. Teknik pemain pitcher a. Melempar dengan ayunan atas b. Melempar dengan ayunan samping c. Melempar bola dengan ayunan bawah

2. Teknik pemain pitcher a. Melempar dengan ayunan atas b. Melempar dengan ayunan samping c. Melempar bola dengan ayunan bawah I. Hakikat Softball Softball adalah olahraga bola kecil beregu yg dimainkan setiap regunya terdiri dari 9 orang dengan teknik dasar lempar tangkap bola, memukul dan lari iuntuk menuju ke base. Olahraga

Lebih terperinci

Permainannya, softball dimainkan oleh 9 orang pemain dan bermain dalam 7 inning,

Permainannya, softball dimainkan oleh 9 orang pemain dan bermain dalam 7 inning, MENGENAL OLAHRAGA SOFTBALL Oleh: B. Suhartini Dosen Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi FIK UNY Abstrak Dalam dunia olahraga banyak sekali macam cabang olahraga Softball adalah salah satu cabang

Lebih terperinci

Baserunning (Lari Ngider Base)

Baserunning (Lari Ngider Base) Baserunning (Lari Ngider Base) Pemain Manapun Dapat Jadi Pelari Ulung Regu yang menangan acap kali dinilai dari kemampuannya mencetak angka. Artinya mereka tidak selamanya dapat merangkai beberapa pukulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan hal yang sangat dekat dengan manusia kapan dan dimana saja berada. Olahraga tidak dapat dipisahkan dari kegiatan rutin yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penilitian Firman Setiadi, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penilitian Firman Setiadi, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penilitian Permainan softball merupakan cabang olahraga yang cukup populer dan digemari di Indonesia. Hal ini bisa kita lihat bukan hanya di kota besar saja tetapi di

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN. beregu. Permainan kasti dimainkan dilapangan terbuka. Jika ingin menguasai

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN. beregu. Permainan kasti dimainkan dilapangan terbuka. Jika ingin menguasai 7 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Permainan Kasti Permainan kasti termasuk salah satu olahraga permainan bola kecil beregu. Permainan kasti dimainkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Softball baik di kota-kota besar maupun di daerah-daerah yang rutin

BAB I PENDAHULUAN. Softball baik di kota-kota besar maupun di daerah-daerah yang rutin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Softball merupakan cabang olahraga permainan yang cukup populer dan digemari di Indonesia. Hal ini bisa kita lihat dengan didirikannya perkumpulanperkumpulan

Lebih terperinci

UJIAN TENGAH SEMESTER 2 SMA ISLAM AL - AZHAR 4 TAHUN PELAJARAN Mata Pelajaran : Penjaskes

UJIAN TENGAH SEMESTER 2 SMA ISLAM AL - AZHAR 4 TAHUN PELAJARAN Mata Pelajaran : Penjaskes UJIAN TENGAH SEMESTER 2 SMA ISLAM AL - AZHAR 4 TAHUN PELAJARAN 2010-2011 Mata Pelajaran : Penjaskes K e l a s : XI (Sebelas) Hari, Tanggal : W a k t u : Petunjuk : 1. Terlebih dahulu baca Basmalah kemudian

Lebih terperinci

UJIAN TENGAH SEMESTER 2 SMA ISLAM AL - AZHAR 4 TAHUN PELAJARAN Mata Pelajaran : Penjaskes

UJIAN TENGAH SEMESTER 2 SMA ISLAM AL - AZHAR 4 TAHUN PELAJARAN Mata Pelajaran : Penjaskes UJIAN TENGAH SEMESTER 2 SMA ISLAM AL - AZHAR 4 TAHUN PELAJARAN 2013-2014 Mata Pelajaran : Penjaskes K e l a s : XI (Sebelas) Hari, Tanggal : Kamis, 06 Maret 2014 W a k t u : 10.00-11.30 wib Petunjuk :

Lebih terperinci

Perbedaan pengaruh latihan lemparan atas bola softball dengan jarak tetap dan jarak bertahap terhadap ketepatan lemparan atas bola softball

Perbedaan pengaruh latihan lemparan atas bola softball dengan jarak tetap dan jarak bertahap terhadap ketepatan lemparan atas bola softball Perbedaan pengaruh latihan lemparan atas bola softball dengan jarak tetap dan jarak bertahap terhadap ketepatan lemparan atas bola softball pada mahasiswa putra pembinaan prestasi softball JPOK FKIP UNS

Lebih terperinci

2014 KONTRIBUSI POWER

2014 KONTRIBUSI POWER BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Olahraga baseball merupakan olahraga yang sangat populer di Amerika dan mulai menjamur ke Asia khususnya di Indonesia. Di Indonesia sendiri olahraga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian sangat dibutuhkan dalam sebuah penelitian karena akan memberi petunjuk bagaimana penelitian harus dilaksanakan. Sugiyono (2013, hlm. 6)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. siapa saja baik anak-anak atau orang dewasa, kaya atau miskin, laki-laki atau

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. siapa saja baik anak-anak atau orang dewasa, kaya atau miskin, laki-laki atau BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1. KAJIAN TEORI 2.1.2. Hakekat Permainan Permainan merupakan suatu kegiatan yang menjadikan orang senang melakukannya, dan dilakukan oleh seseorang atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diciptakan oleh George Hancock di kota Chicago pada tahun Softball di

BAB I PENDAHULUAN. diciptakan oleh George Hancock di kota Chicago pada tahun Softball di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Softball merupakan olahraga bola kecil yang lahir di Amerika Serikat diciptakan oleh George Hancock di kota Chicago pada tahun 1887. Softball di Indonesia sering

Lebih terperinci

MODEL PERMAINAN UNTUK ANAK USIA 12 TAHUN ( 15 Model Permainan)

MODEL PERMAINAN UNTUK ANAK USIA 12 TAHUN ( 15 Model Permainan) MODEL PERMAINAN UNTUK ANAK USIA 12 TAHUN ( 15 Model Permainan) A. Permainan Target (usia 12) 1. Permainan melempar bola ke sasaran Permainan ini sangat digemari oleh anak-anak karena pola permainannya

Lebih terperinci

MODEL PERMAINAN UNTUK ANAK USIA 11 TAHUN (13 Model Permainan)

MODEL PERMAINAN UNTUK ANAK USIA 11 TAHUN (13 Model Permainan) MODEL PERMAINAN UNTUK ANAK USIA 11 TAHUN (13 Model Permainan) A. Permainan Target (usia 11) 1. Permainan melempar bola diantara 2 kerucut/botol secara berpasangan Permainan melempar bola diantara 2 kerucut

Lebih terperinci

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli B Permainan Bola Voli Apakah kamu menyukai permainan bola voli? Sebenarnya permainan bola voli telah memasyarakat. Apakah kamu telah dapat melakukan gerak dasar permainan bola voli dengan benar? Ayo kita

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERMAIN SOFTBALL MELALUI PERMAINAN MODIFIKASI KASBOL PADA SISWA KELAS X MADRASAH ALIYAH NURUL YAQIN GORONTALO SKRIPSI

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERMAIN SOFTBALL MELALUI PERMAINAN MODIFIKASI KASBOL PADA SISWA KELAS X MADRASAH ALIYAH NURUL YAQIN GORONTALO SKRIPSI MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERMAIN SOFTBALL MELALUI PERMAINAN MODIFIKASI KASBOL PADA SISWA KELAS X MADRASAH ALIYAH NURUL YAQIN GORONTALO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Menempuh Ujian Sarjana

Lebih terperinci

PENJASORKES. PENJASORKES untuk SMP/MTs Kelas IX. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk SMP/MTs Kelas IX

PENJASORKES. PENJASORKES untuk SMP/MTs Kelas IX. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk SMP/MTs Kelas IX diunduh dari http://www.pustakasoal.com Budi Aryanto Margono Budi Aryanto Margono PENJASORKES Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk SMP/MTs Kelas IX PENJASORKES untuk SMP/MTs Kelas IX Hak Cipta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup sehat sehari-hari yang mempunyai peranan penting dalam pembinaan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup sehat sehari-hari yang mempunyai peranan penting dalam pembinaan dan 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani dan kesehatan merupakan mata pelajaran yang wajib diikuti oleh para siswa di Sekolah Menengah Atas (SMA) di samping mata pelajaran lain. Mata pelajaran

Lebih terperinci

TINGKAT KEMAMPUAN KETEPATAN DAN KECEPATAN LEMPARAN MENGGUNAKAN LEMPARAN ATAS DAN LEMPARAN SAMPING ANGGOTA UKM SOFTBALL BASEBALL

TINGKAT KEMAMPUAN KETEPATAN DAN KECEPATAN LEMPARAN MENGGUNAKAN LEMPARAN ATAS DAN LEMPARAN SAMPING ANGGOTA UKM SOFTBALL BASEBALL TINGKAT KEMAMPUAN KETEPATAN DAN KECEPATAN LEMPARAN MENGGUNAKAN LEMPARAN ATAS DAN LEMPARAN SAMPING ANGGOTA UKM SOFTBALL BASEBALL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2017 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan softball merupakan cabang olahraga yang cukup populer Indonesia, hal ini terlihat dengan semakin banyaknya perkumpulan-perkumpulan softball di kota-kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cabang olahraga permainan yang diajarkan dalam pendidikan jasmani dan olahraga yang ada dilembaga pendidikan sekolah pada dasarnya membutuhkan perhatian khusus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kondisi dan karakter siswa. Dengan melihat secara langsung, anak

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kondisi dan karakter siswa. Dengan melihat secara langsung, anak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru sebagai faktor utama keberhasilan pengajaran dituntut kemampuannya untuk dapat menyampaikan bahan ajar kepada siswa dengan baik. Untuk itu guru perlu mendapat

Lebih terperinci

SOFTBALL. Softball Kelas X Semster 1 Tahun 2015 design By Bramasto

SOFTBALL. Softball Kelas X Semster 1 Tahun 2015 design By Bramasto SOFTBALL A. Sejarah Permainan Softball Permainan Soft ball berasal dari Amerika Serikat yang diciptakan oleh George Hancoc di kota Chicago tahun 1887. Permainan soft ball ini merupakan penyesuaian dari

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KEMAMPUAN MEMUKUL TIM SOFTBALL PUTRI UNY PADA PERTANDINGAN KEJURDA SE DIY TAHUN 2014 SKRIPSI

IDENTIFIKASI KEMAMPUAN MEMUKUL TIM SOFTBALL PUTRI UNY PADA PERTANDINGAN KEJURDA SE DIY TAHUN 2014 SKRIPSI IDENTIFIKASI KEMAMPUAN MEMUKUL TIM SOFTBALL PUTRI UNY PADA PERTANDINGAN KEJURDA SE DIY TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Atlet adalah individu yang memiliki keunikan, pola perilaku dan

BAB I PENDAHULUAN. Atlet adalah individu yang memiliki keunikan, pola perilaku dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Atlet adalah individu yang memiliki keunikan, pola perilaku dan kepribadian sendiri serta latar belakang kehidupan yang mempengaruhi secara spesifik pada

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU PENJASORKES SMP/SMA/SMK NEGERI DI KOTA NEGARA

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU PENJASORKES SMP/SMA/SMK NEGERI DI KOTA NEGARA LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU PENJASORKES SMP/SMA/SMK NEGERI DI KOTA NEGARA TIM PELAKSANA: I Made Danu Budhiarta, Drs., M.Pd. (Ketua) NIDN. 0020025403

Lebih terperinci

MODEL PERMAINAN UNTUK ANAK USIA 10 TAHUN (16 model permainan)

MODEL PERMAINAN UNTUK ANAK USIA 10 TAHUN (16 model permainan) A. Permainan Target (usia 10) MODEL PERMAINAN UNTUK ANAK USIA 10 TAHUN (16 model permainan) 1. Permainan melempar bola ke sasaran Permainan ini bertujuan untuk melatih ketepatan dan koordinassi mata/tangan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMK NEGERI 3 AMUNTAI Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas/Semester : XI / 1 Pertemuan : 4 kali pertemuan Alokasi Waktu

Lebih terperinci

Journal of Sport Sciences and Fitness

Journal of Sport Sciences and Fitness JSSF 4 (3) (2015) Journal of Sport Sciences and Fitness http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jssf PENGARUH UMPAN PITCHED BALL DAN SOFT TOSS BALL TERHADAP HASIL LATIHAN PUKULAN FLY BALL DAN GROUND BALL

Lebih terperinci

Journal of Sport Sciences and Fitness

Journal of Sport Sciences and Fitness JSSF 4 (1) (2015) Journal of Sport Sciences and Fitness http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jssf PERBEDAAN LAIHAN MELEMPAR DENGAN SASARAN BERPINDAH DAN LAIHAN LEMPARAN SAMPING DENGAN BERPASANGAN ERHADAP

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis. 2.1.1 Hakikat Permainan Kippers Pada dasarnya permaianan kippers sama dengan permainan kasti, baik dari segi teknik melempar, menangkap,

Lebih terperinci

PERBEDAAN KETEPATAN ANTARA LEMPARAN ATAS DAN LEMPARAN SAMPING MAHASISWA ANGGOTA TIM UKM SOFTBALL BASEBALL UNY SKRIPSI

PERBEDAAN KETEPATAN ANTARA LEMPARAN ATAS DAN LEMPARAN SAMPING MAHASISWA ANGGOTA TIM UKM SOFTBALL BASEBALL UNY SKRIPSI PERBEDAAN KETEPATAN ANTARA LEMPARAN ATAS DAN LEMPARAN SAMPING MAHASISWA ANGGOTA TIM UKM SOFTBALL BASEBALL UNY SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

THE ABILITY OF BASIC TECHNIC SOFTBALL OF EXTRACURICULER STUDENT AT SMA N 1 WATES 2015

THE ABILITY OF BASIC TECHNIC SOFTBALL OF EXTRACURICULER STUDENT AT SMA N 1 WATES 2015 KEMAMPUAN GERAK DASAR SOFTBALL PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER DI SMA N 1 WATES TAHUN 215 Kemampuan Gerak Dasar Softball... (Nikko Destaliandi i) 1 THE ABILITY OF BASIC TECHNIC SOFTBALL OF EXTRACURICULER

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel 1. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat penelitian yang akan dilaksankan oleh peneliti, lokasi penelitian ini

Lebih terperinci

PELATIHAN SOFT BALL BAGI GURU-GURU PENJASORKES SMP/SMA DI KOTA TABANAN

PELATIHAN SOFT BALL BAGI GURU-GURU PENJASORKES SMP/SMA DI KOTA TABANAN LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK PELATIHAN SOFT BALL BAGI GURU-GURU PENJASORKES SMP/SMA DI KOTA TABANAN TIM PELAKSANA: I Made Danu Budhiarta, Drs., M.Pd. (Ketua) NIDN. 0020025403 I Putu Darma

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMA... Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas/Semester : XI / 2 Pertemuan : 4 kali pertemuan Alokasi Waktu : 8 X 45 menit

Lebih terperinci

Sepak Bola. 1. Lapangan dan Peralatan Sepak Bola

Sepak Bola. 1. Lapangan dan Peralatan Sepak Bola Sepak Bola Sepak bola termasuk salah satu permainan bola besar. Sepak bola merupakan olahraga yang paling akbar di dunia. Setiap kejuaraan sepak bola akan mengundang banyak penonton. Jumlah penonton sepak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada tuntutan jaman sekarang yang mengutamakan skill. Salah satu sasaran

BAB I PENDAHULUAN. pada tuntutan jaman sekarang yang mengutamakan skill. Salah satu sasaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting bagi setiap individu karena tanpa pendidikan seseorang tidak akan memperolah pengetahuan dan keterampilan, terkhusus pada pada tuntutan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMP N 1 Klaten Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas/Semester : VIII / 1 (Ganjil ) Materi Pokok : Softball Alokasi Waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Olahraga squash merupakan olahraga yang mulai berkembang di Indonesia. Terbukti sudah mulai munculnya klub-klub squash yang tersebar di Indonesia. Walaupun

Lebih terperinci

Bola basket a. Latihan menembak jarak jauh PRAKTIK DI LAPANGAN Pola penyerangan dalam permainan bola basket dapat dilakukan dengan cara : 1) Set

Bola basket a. Latihan menembak jarak jauh PRAKTIK DI LAPANGAN Pola penyerangan dalam permainan bola basket dapat dilakukan dengan cara : 1) Set Bola basket a. Latihan menembak jarak jauh PRAKTIK DI LAPANGAN Pola penyerangan dalam permainan bola basket dapat dilakukan dengan cara : 1) Set offence Serangan yang direncanakan dan dibangun dari bagian

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH. B. Tujuan Mata Kuliah

SILABUS MATA KULIAH. B. Tujuan Mata Kuliah A. Identitas Mata Kuliah 1. Nama Mata Kuliah : Bolabasket 2. Kode Mata Kuliah : JK 205 3. Bobot : 2 (dua) SKS 4. Jenjang Program : S1 5. Semester : III 6. Status Mata Kuliah : MKKP 7. jumlah Pertemuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gerak. Dalam kehidupan sehari-hari kemampuan gerak sangat dibutuhkan baik

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gerak. Dalam kehidupan sehari-hari kemampuan gerak sangat dibutuhkan baik BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Kemampuan Dasar Setiap manusia pada umumnya dibekali kemampuan dasar berupa gerak. Dalam kehidupan sehari-hari kemampuan gerak sangat dibutuhkan baik

Lebih terperinci

f. Lomba cepat mengambil bola basket dan menggiring melalui rintangan (zig-zag), dalam bentuk lari berantai

f. Lomba cepat mengambil bola basket dan menggiring melalui rintangan (zig-zag), dalam bentuk lari berantai 2) Latihan ini dilakukan secara berkelompok (secara estafet/lari berantai), untuk menanamkan nilai-nilai kerja sama, keberanian, sportivitas, dan kompetitif. Gambar 1.41 Menggiring bola zigzag f. Lomba

Lebih terperinci

Alat permainan. 1. Lapangan permainan

Alat permainan. 1. Lapangan permainan Bola voli Bola voli adalah olahraga permainan yang dimainkan oleh dua grup berlawanan. Masingmasing grup memiliki enam orang pemain. Terdapat pula variasi permainan bola voli pantai yang masingmasing grup

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN X 0. Tabel Desain penelitian

BAB III METODE PENELITIAN X 0. Tabel Desain penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Tentang metode eksperimen, Arikunto (2002:03) menjelaskan bahwa Eksperimen adalah suatu cara untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemukul dan regu penjaga. Regu pemukul berusaha mendapatkan nilai dengan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemukul dan regu penjaga. Regu pemukul berusaha mendapatkan nilai dengan 1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 1.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Permainan Kasti Sukrisno (2007: 2) menjelaskan bahwa permainan kasti merupakan salah satu permainan bola kecil. Permainan

Lebih terperinci

PROGRAM SEMESTER TAHUN PELAJARAN 2016 / 2017

PROGRAM SEMESTER TAHUN PELAJARAN 2016 / 2017 No. Dokumen : FM-SMAGO/Wks1 / P No. Revisi : 0 Tanggal Berlaku : 1 Juli 2016 PROGRAM SEMESTER TAHUN PELAJARAN 2016 / 2017 Nama Sekolah : SMA N 1 Godean Kelas/ Semester : XI/1 Mata Pelajaran : Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam melaksanakan kehidupan tidak lepas dari pendidikan. Pendidikan memiliki peranan penting bagi kehidupan manusia dalam meningkatkan kedudukannya.

Lebih terperinci

Hak Cipta 2016 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang-Undang

Hak Cipta 2016 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang-Undang Hak Cipta 2016 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang-Undang MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN Penulis Penyunting Materi Penyunting bahasa : Muhajir dan Budi Santosa : Sismadiyanto

Lebih terperinci

Materi Permainan Bola Basket Lengkap

Materi Permainan Bola Basket Lengkap ateri Permainan Bola Basket (Penjasorkes) Lengkap ~Permainan bola basket awalnya di ciptakan oleh Dr. James Naismith, Beliau adalah seorang guru olahraga yang berasal dari kanada yang mengajar di salah

Lebih terperinci

-Good offense wins games, great defense wins championships-

-Good offense wins games, great defense wins championships- -Good offense wins games, great defense wins championships- Mungkin ungkapan di atas klise atau sering kita dengar, tapi mau tidak mau kita harus meyakini ungkapan di atas. Pada saat offense kita bermasalah,

Lebih terperinci

PENGARUH METODE LATIHAN MEMUKUL BOLA DENGAN SOFTTOSS BALL

PENGARUH METODE LATIHAN MEMUKUL BOLA DENGAN SOFTTOSS BALL PENGARUH METODE LATIHAN MEMUKUL BOLA DENGAN SOFTTOSS BALL DAN T-BALL TERHADAP KETERAMPILAN MEMUKUL BOLA DALAM PERMAINAN SOFTBALL BAGI PEMAIN PUTRA KLUB SOFTBALL GIANT SOLO TAHUN 2011 SKRIPSI Oleh : NURUL

Lebih terperinci

BAB 1 PERMAINAN BOLA BESAR

BAB 1 PERMAINAN BOLA BESAR BAB 1 PERMAINAN BOLA BESAR A. Peraturan Dasar Permainan Bola Basket Setiap permainan tentunya memiliki peraturan tersendiri. Sekarang, Anda akan mendalami berbagai peraturan dan strategi yang lebih terperinci.

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU PENJASORKES SMA NEGERI DI KABUPATEN BANGLI

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU PENJASORKES SMA NEGERI DI KABUPATEN BANGLI LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU PENJASORKES SMA NEGERI DI KABUPATEN BANGLI TIM PELAKSANA: I Made Danu Budhiarta, Drs., M.Pd. (Ketua) NIDN. 0020025403 I

Lebih terperinci

PROFIL KONDISI FISIK ATLET PELATIHAN DAERAH BASEBALL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI

PROFIL KONDISI FISIK ATLET PELATIHAN DAERAH BASEBALL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI PROFIL KONDISI FISIK ATLET PELATIHAN DAERAH BASEBALL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna

Lebih terperinci

DESKRIPSI MATA KULIAH PELATIHAN CABOR SOFTBALL (Teori dan Praktek)

DESKRIPSI MATA KULIAH PELATIHAN CABOR SOFTBALL (Teori dan Praktek) DESKRIPSI MATA KULIAH PELATIHAN CABOR SOFTBALL (Teori dan Praktek) Oleh : Drs. Yep Tjahwa Drs. Ajang Suparlan Drs. Mudjihartono, M.Pd. Arif Wahyudi, S.Pd. Dian Budiana, M.Pd. Jajat Darajat KN.,S.Pd. PROGRAM

Lebih terperinci

PANDUAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN USIA DINI CABANG OLAHRAGA ATLETIK. Bidang permainan atletik adalah pertama-tama untuk memotivasi

PANDUAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN USIA DINI CABANG OLAHRAGA ATLETIK. Bidang permainan atletik adalah pertama-tama untuk memotivasi PANDUAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN USIA DINI CABANG OLAHRAGA ATLETIK Bidang permainan atletik adalah pertama-tama untuk memotivasi para pemuda untuk berlari, melompat dan melempar. Permainan dengan bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana terdiri dari dua tim beranggotakan masing-masing tim terdiri dari enam

BAB I PENDAHULUAN. dimana terdiri dari dua tim beranggotakan masing-masing tim terdiri dari enam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bola voli adalah salah satu olahraga permainan yang menggunakan bola dimana terdiri dari dua tim beranggotakan masing-masing tim terdiri dari enam orang. Olahraga

Lebih terperinci

Teknik Dasar Permainan Bola Basket Beserta Gambarnya

Teknik Dasar Permainan Bola Basket Beserta Gambarnya Teknik Dasar Permainan Bola Basket Beserta Gambarnya A. PASSING DAN CATCHING Passing atau operan adalah memberikan bola ke kawan dalam permainan bola basket. Cara memegang bola basket adalah sikap tangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepakbola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain, dan salah satunya penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional dan membangkitkan rasa kebangaan nasional. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. internasional dan membangkitkan rasa kebangaan nasional. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembibitan dan pembinaan olahraga prestasi harus dilakukan secara sistematis, sehingga dapat ikut mengharumkan nama bangsa di forum internasional dan membangkitkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tujuan dari olahraga adalah untuk pendidikan, rekreasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tujuan dari olahraga adalah untuk pendidikan, rekreasi, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Olahraga merupakan sesuatu yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Tujuan dari olahraga adalah untuk pendidikan, rekreasi, dan prestasi. Hal ini sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Gulat merupakan salah satu cabang olahraga beladiri individu. Olahraga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Gulat merupakan salah satu cabang olahraga beladiri individu. Olahraga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gulat merupakan salah satu cabang olahraga beladiri individu. Olahraga gulat identik dengan dua orang yang saling berhadapan dan berusaha saling mengungguli

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. ini, belajar adalah merupakan salah satu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau hasil

TINJAUAN PUSTAKA. ini, belajar adalah merupakan salah satu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau hasil II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Mengajar Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Belajar adalah modifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui pengalaman.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 43 BAB I METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Dalam sebuah penelitian tentunya diperlukan suatu metode. Metode ini merupakan cara atau jalan untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan penelitian yaitu mengambarkan

Lebih terperinci

SISTEM PENYERANGAN UNTUK MENGHADAPI PERTAHANAN MAN TO MAN Oleh: Budi Aryanto

SISTEM PENYERANGAN UNTUK MENGHADAPI PERTAHANAN MAN TO MAN Oleh: Budi Aryanto SISTEM PENYERANGAN UNTUK MENGHADAPI PERTAHANAN MAN TO MAN Oleh: Budi Aryanto MEMILIH SISTEM PENYERANGAN Memilih sistem penyerangan dalam permainan bolabasket merupakan faktor utama dalam menyusun suatu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. hidupnya. Sedangkan menurut Suparno (2001 : 2) mengungkapkan Belajar. sebagai akibat dari upaya-upaya yang dilakukannya.

TINJAUAN PUSTAKA. hidupnya. Sedangkan menurut Suparno (2001 : 2) mengungkapkan Belajar. sebagai akibat dari upaya-upaya yang dilakukannya. 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Ahmadi (2004 : 128) mengemukakan : Menurut pengertian secara psikologi, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan di dalam tingkah laku sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping itu masih ada bermacam-macam tujuan lain. Ada orang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping itu masih ada bermacam-macam tujuan lain. Ada orang yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya maksud permainan tenis adalah berolahraga. Tapi disamping itu masih ada bermacam-macam tujuan lain. Ada orang yang bermain tenis hanya untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Minat a. Pengertian Minat Definisi minat menurut Djaali (2007: 121) adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa

Lebih terperinci

Modifikasi Permainan Softball di Sekolah Dasar

Modifikasi Permainan Softball di Sekolah Dasar Pengembangan Gerak Dasar Lari dan Lompat Melalui Pendekatan Bermain Di Sekolah Dasar Modifikasi Permainan Softball di Sekolah Dasar Waham Soetahir 1 Agus Susworo Dwi Marhaendro 2 1. Universitas Lambung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sepaktakraw merupakan olahraga permainan asli dari Indonesia. Awal

I. PENDAHULUAN. Sepaktakraw merupakan olahraga permainan asli dari Indonesia. Awal 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepaktakraw merupakan olahraga permainan asli dari Indonesia. Awal mulanya permainan ini dikenal dengan istilah sepakraga. Sepaktakraw dimainkan di atas lapangan yang

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMA... Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas/Semester : X / 1 Pertemuan : 4 kali pertemuan Alokasi Waktu : 8 X 45 menit

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMA... Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas/Semester : XII / 2 Pertemuan : 4 kali pertemuan Alokasi Waktu : 8 X 45 menit

Lebih terperinci

BAB 1. KISI-KISI PENJASKES Smtr 1 Kls XI SMK INFORMATIKA PUGER 1

BAB 1. KISI-KISI PENJASKES Smtr 1 Kls XI SMK INFORMATIKA PUGER 1 BAB 1 PERMAINAN BOLA BESAR A. Permainan Sepak Bola 1. Bermain Sepak Bola Menggunakan Berbagai Variasi Tujuan permainan sepak bola adalah memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan. Menendang merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. Sepak bola merupakan olahraga yang paling terkenal di dunia. Lebih dari 200 juta orang

BAB II KAJIAN TEORITIS. Sepak bola merupakan olahraga yang paling terkenal di dunia. Lebih dari 200 juta orang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Kecepatan Sepak bola merupakan olahraga yang paling terkenal di dunia. Lebih dari 200 juta orang di seluruh dunia memainkan lebih dari 20 juta

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 1.1 Kajian Teori 1.1.1 Hakikat Permainan Bola Basket Olahraga bola basket dianggap sebagai olahraga yang unik karena diciptakan secara tidak sengaja oleh seorang pastor.

Lebih terperinci

KEMAMPUAN TEHNIK DASAR BERMAIN SOFTBALL MAHASISWA PJKR TAHUN AKADEMIK 2010/2011 FIK UNY. Oleh: B. Suhartini, M.Kes

KEMAMPUAN TEHNIK DASAR BERMAIN SOFTBALL MAHASISWA PJKR TAHUN AKADEMIK 2010/2011 FIK UNY. Oleh: B. Suhartini, M.Kes KEMAMPUAN TEHNIK DASAR BERMAIN SOFTBALL MAHASISWA PJKR TAHUN AKADEMIK 2010/2011 FIK UNY Oleh: B. Suhartini, M.Kes 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia olahraga banyak sekali macam

Lebih terperinci

TIPS DAN TRIK BERMAIN PUBG UNTUK PEMULA

TIPS DAN TRIK BERMAIN PUBG UNTUK PEMULA TIPS DAN TRIK BERMAIN PUBG UNTUK PEMULA Ivan Ariadi Penulis ivan@raharja.info Abstrak Di artikel saya yang sebelumnya yang membahas game dengan genre Battle Royale dan dimainkan secara gratis, kali ini

Lebih terperinci

PENGARUH UMPAN PITCHED BALL DAN SOFT TOSS BALL TERHADAP HASIL LATIHAN PUKULAN FLY BALL DAN GROUND BALL PADA TIM BASEBALL UNNES 2015

PENGARUH UMPAN PITCHED BALL DAN SOFT TOSS BALL TERHADAP HASIL LATIHAN PUKULAN FLY BALL DAN GROUND BALL PADA TIM BASEBALL UNNES 2015 PENGARUH UMPAN PITCHED BALL DAN SOFT TOSS BALL TERHADAP HASIL LATIHAN PUKULAN FLY BALL DAN GROUND BALL PADA TIM BASEBALL UNNES 2015 SKRIPSI Diajukan dalam rangka menyelesaikan studi strata 1 untuk memperoleh

Lebih terperinci

FUTSAL. Materi Futsal Kelas X Semester disusun oleh Bramasto

FUTSAL. Materi Futsal Kelas X Semester disusun oleh Bramasto FUTSAL A. Sejarah Futsal Asal mula olahraga futsal muncul sekitar tahun 1930 di Montevideo, Uruguay dan dikenalkan oleh pelatih sepak bola yang terkenal pada masa itu, yaitu bernama Juan Carlos Ceriani.

Lebih terperinci