KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN SISTEM JAJAR LEGOWO DI DESA BODDIA KECAMATAN GALESONG KABUPATEN TAKALAR RAIS NUR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN SISTEM JAJAR LEGOWO DI DESA BODDIA KECAMATAN GALESONG KABUPATEN TAKALAR RAIS NUR"

Transkripsi

1 KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN SISTEM JAJAR LEGOWO DI DESA BODDIA KECAMATAN GALESONG KABUPATEN TAKALAR RAIS NUR PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2015

2 KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN SISTEM JAJAR LEGOWO DI DESA BODDIA KECAMATAN GALESONG KABUPATEN TAKALAR RAIS NUR SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1) PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2015

3

4

5 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman padi (Oryza sativa) merupakan komoditas yang strategis di Indonesia karena pada umumnya penggunaan beras sebagai bahan konsumsi makanan pokok bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan pertumbuhan penduduk di Indonesia yang terus pesat dengan cepat, maka akan berdampak pada kebutuhan masyarakat terhadap pangan semakin besar juga salah satunya pada padi. Karena masyarakat Indonesia sering menkonsumsi beras yang mengandung sumber karbohidrat sangat besar yang dibutuhkan oleh tubuh manusia.padi dibudidayakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat karena tanaman padi merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia sehingga pentingnya kemandirian petani untuk meningkatkan hasil produksi tanaman padi melalui sistem tanam jajar legowo. Kemandirian petani yaitu dimana seseorang mampu bertindak bebas melakukan sesuatu atas dorongan sendiri tanpa bantuan orang lain, maupun berpikir dan bertindak secara original/kreatif yang mampu menemukan hal-hal yang baru. Petani yang mandiri juga mampu mengolah lahan pertaniannya dengan sendirinya tanpa bantuan dari orang lain. Kemandirian petani harus timbul dari keinginan petani itu sendiri. Penyuluh pertanian hanya membantu mendampingi dan menjadi fasilitator dalam proses petani tersebut menjadi mandiri sehingga petani mampu mengambil keputusan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan para petani, mampu bertindak sesuai dengan keadaan yang ada tanpa bantuan orang lain kemudian melaksanakan 1

6 sesuatu atas dorongan sendiri dan untuk kebutuhan sendiri tanpa ada bantuan dari orang lain. ( Syawal, 2001). Tabel 1. Data produksi, luas panen dan produktivitas padi di Indonesia No Tahun Produksi (Ton) Luas panen (Ha) Produktivitas (ton/ha) , , , , ,46 Sumber :Badan pusat statistik dan direktorat jendral tanaman pangan Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa terjadi kenaikan produksi padi pada tahun 2013 sebesar 70, ton. Peningkatan produksi padi terjadi disebabkan karena perluasan panen sebesar 13, ha, dan produktivitas padi sebesar 51,46 ton/ha. Sistem tanam secara konvensional hanya menghasilkan produksi padi 4,25 ton/ha sedangkan untuk sistem tanam dengan menggunakan jajar legowo menghasilkan produksi padi 6,25 ton/ha. Menurut Pahruddin (2004), jajar legowo merupakan perubahan teknologi jarak tanam padi yang dikembangkan dari sistem tanam tegel yang telah berkembang di masyarakat. Istilah legowo diambil dari Bahasa Jawa, Banyumas, terdiri atas kata lego dan dowo; lego berarti luas dan dowo berarti memanjang. Prinsip dari sistem tanam jajar legowo adalah pemberian kondisi pada setiap barisan tanam padi untuk mengalami pengaruh sebagai tanaman pinggir. Secara umum, tanaman pinggir menunjukkan hasil lebih 2

7 tinggi daripada tanaman yang ada di bagian dalam barisan. Tanaman pinggir juga menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik karena persaingan tanaman antar barisan dapat dikurangi. Penerapan cara tanam sistem legowo memiliki beberapa kelebihan yaitu, sinar matahari dapat dimanfaatkan lebih banyak untuk proses fotosintesis, pemupukan dan pengendalian organisme pengganggu tanaman menjadi lebih mudah dilakukan di dalam lorong-lorong. Selain itu, cara tanam padi sistem legowo juga meningkatkan populasi tanaman. Triny et al. (2004) mengemukakan bahwa dengan perbaikan teknologi budidaya, penerapan sistem tanam berbeda dengan kebiasaan petani yang biasanya digunakan menggunakan jarak tanam 20 x 20 cm. Penerapan sistem tanam jajar legowo diharapkan dapat meningkatkan produktivitas padi. hasil penelitian sistem tanam jajar legowo 2 : 1 memberikan hasil gabah tertinggi sebesar 6,25 ton per hektar, meningkat sebesar 18,1%. Penerapan sistem tanam jajar legowo yaitu dengan pengaturan jarak tanam yang tepat dan teknik yang benar diharapkan produktivitas padi meningkat melalui peningkatan populasi tanaman, disamping itu efisiensi dan efektivitas pertanaman ditingkat petani dapat tercapai. Permasalahan yang sering terjadi di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar yaitu rendahnya produksi padi yang disebabkan petani belum mengaplikasikan budidaya tanaman padi sesuai dengan anjuran pemerintah. Masalah yang sering terjadi pada tanaman padi di daerah galesong yaitu serangan hama penyakit dan gulma, kurangnya air irigasi, dan pemakaian pupuk kimia secara terus-menurus sehingga menyebabkan tanah menjadi padat. Dengan adanya 3

8 terobosan teknologi dengan sistem tanam jajar legowo diharapkan dapat meningkatkan produksi padi petani sehingga permasalahan yang dihadapi petani dapat terantisipasi. Teknologi legowo merupakan rekayasa teknik tanam padi dengan mengatur jarak antar rumpun dan antar barisan sehingga terjadi pemadatan rumpun padi dalam barisan dan lebar jarak antar barisan diharapkan dapat memudahkan dalam pemeliharaan seperti penyiangan, pemupukan, pengendalian hama penyakit dan gulma serta pengairan lebih efisien sehingga permasalahan yang dihadapi para petani dapat terealisasikan secara maksimal. Langkah yang akan dicapai pada penelitian ini adalah Kemandirian petani dalam budidaya tanaman padi dengan sistem tanam jajar legowo Di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar. Untuk mencapai kemandirian yang dimaksud, sangat tergantung pada rencana tindak lanjut petani itu sendiri dalam mengelolah dengan baik lahan pertaniannya. Sistem tanam jajar legowo mulai diterapkan dua tahun terakhir oleh petani sejak adanya penyuluhan memberikan informasi mengenai jajar legowo. Sistem tanam jajar legowo ini yang diperkenalkan penyuluh mampu merubah pola tanam yang biasanya dilakukan para petani pada umumnya yang ada di desa boddia. Dengan diperkenalkannya sistem tanam jajar legowo oleh penyuluhan pertanian, petani mengaplikasikan sendiri sistem tanam jajar legowo tanpa didampingi penyuluh. Berdasarkan latar belakang diatas maka perlu dilakukan penelitian mengenai Kemandirian Petani Dalam Budidaya Padi Dengan Sistem Tanam Jajar Legowo Di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar Rumusan Masalah 4

9 Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diataspermasalahannya yaitubagaimana Kemandirian Petani dalam budidaya padi dengan sistem tanam jajar legowo di Desa Boddia, Kecamatan Galesong, Kabupaten Takalar Tujuan Dan Kegunaan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran petani dalam kemandiriannya melakukan budidayapadi dengan sistem tanam jajar legowodi Desa Boddia, Kecamatan Galesong, Kabupaten Takalar. Adapun kegunaan penelitian ini yaitu bagaimana kemandirian petani dalam budidaya padi dengan sistem tanam jajar legowo dan Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya terkait kemandirian petani dalam budidaya padi dengan sistem tanam jajar legowo. II. TINJAUAN PUSTAKA 5

10 2.1. Pengertian Kemandirian Kemandirian merupakan karakteristik dari kepribadian yang sehat (healthy personality). Kemandirian individu tercermin dalam cara berpikir dan bertindak, mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri, serta menyesuaikan diri secara konstruktif dengan norma yang berlaku di lingkungannya. ( Syamsu, 2008 ). Kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk bertindak bebas, melakukan sesuatu atas dorongan sendiri dan untuk kebutuhannya sendiri tanpa bantuan dari orang lain, maupun berpikir dan bertindak original/kreatif, dan penuh inisiatif, mampu mempengaruhi lingkungan mempunyai rasa percaya diri dan memperoleh kepuasan dari usahanya. Pengertian mandiri berarti mampu bertindak sesuai keadaan tanpa meminta tanpa tergantung pada orang lain. Mandiri adalah dimana seseorang mau dan mampu mewujudkan kehendak/keinginan dirinya yang terlihat dalam tindakan/perbuatan nyata guna menghasilkan sesuatu (barang/jasa) demi pemenuhan kebutuhan hidupnya dan sesamanya. Petani yang mandiri dan tangguh adalah hal yang diinginkan sejak dahulu. Keinginan tersebut yang menjadikan dasar bagi pengembangan suatu sistem pendidikan pertanian untuk petani yang lazim disebut penyuluhan pertanian. Dalam perjalanan waktu penyelenggaraan penyuluhan pertanian belum dapatsepenuhnya direalisasikan oleh petani sehingga perlu mewujudkan pertanian yang mempertahankan kemurniannya sebagai mitra petani untuk mengembangkan kemampuan sesuai keinginan dan kesempatannya menuju kemandirian sebagai 6

11 subjek. Terdapat kesamaan pandangan dari beberapa teori yang mengemukakan tentang ciri pemberdayaan dalam menciptakan kemandirian petani. Dari beberapa teori yang dikemukakan tersebut, dapat kita ambil tiga ciri pemberdayaan yang membedakannya dengan penyuluhan, yaitu otoritas, kemandirian danswadaya. Dalam pemberdayaan masyarakat tani pelaku utama (petani) dan pelaku usaha diupayakan untuk mempunyai otoritas, kemandirian dan keswadayaan dalam menentukan jenis, volume dan sistem usahataninya serta kegiatan-kegiatan dalam organisasi yang dibentuknya. Kenyataan di lapangan menunjukan bahwa sebagian besar petani yang ada sekarang telah dibentuk (bukan terbentuk) pada masa lalu dan menjadi warisan untuk para penyuluh pertanian pada masa sekarang. Hal ini menyebabkan masih banyak seorang petani yang tingkat kemandiriannya rendah dan masih tergantung pada intervensi program pemerintah (Marsuki, 2001). Petani yang mandiri adalah seorang petani yang mampu mengambil keputusan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan para petani itu sendiri. Kemampuan mengambil keputusan dalam setiap aspek kegiatan harus didukung oleh kemampuan para anggota petani dalam pengelolaan komponen organisasi yang ada. Kenyataan di lapangan masih banyak penyuluhan pertanian melihat tugasnya sebagai orang yang meningkatkan kemampuan petani dalam mengambil keputusan agar tujuan penyuluhan tercapai dengan memuaskan. Tetapi ada juga penyuluh pertanian yang menginginkan agar petani dapat mengambil keputusannya sendiri dalam rangka memperbaiki kehidupannya. (Deptan, 2007). Kemandirian adalah sikap dan perilaku seseorang yang mencerminkan perbuatan yang cenderung individual (mandiri), tanpa bantuan dan pertolongan 7

12 dari orang lain. Kemandirian identik dengan kedewasaan, berbuat sesuatu tidak harus ditentukan atau diarahkan sepenuhnya oleh orang lain. kemandirian diartikan sebagai kemampuan untuk tetap eksis atas dasar segala keterbatasan yang menyertainya. Dalam kemandirian tercermin makna keberlanjutan dan memiliki kemampuan untuk menjaga sumber daya alam. Kemandirian kelompok tani erat kaitannya dengan prinsip dasar penyuluhan pertanian. Prinsip penyuluhan pertanian adalah bekerja bersama sasaran (klien) bukan bekerja untuk sasaran. Sasaran penyuluhan adalah kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda dan dimulai dari apa yang diketahui dan dimiliki oleh sasaran. Dalam melaksanakan pekerjaan harus berkoordinasi dengan organisasi pembangunan lainnya. Selanjutnya, informasi yang disampaikan harus dua arah dan masyarakat harus ikut dalam semua aspek kegiatan pendidikan dan penyuluhan tersebut. Kemandirian petani adalah salah satu komponen yang mendasari penumbuhan kelompok tani dan erat kaitanya dengan pemberdayaan kelompok tani, kemandirian petani adalah kunci utama suksesnya pembangunan pertanian. Ciri-ciri kemandirian menurut (Antonius, 2002) mengemukakan bahwa ciri-ciri mandiri adalah sebagai berikut: 1). Percaya diri, 2). Mampu bekerja sendiri, 3). Menguasai keahlian dan keterampilan yang sesuai dengan kerjanya, 4). Menghargai waktu, 5). Tanggung jawab. 2.2 Pengertian Petani 8

13 Definisi petani seakan memiliki pengertian terbatas dalam orang yang melakukan produksi pertanian menanam komuditas tani menjual ke pasar disisi lain presfektif petani ternyata mengandung pengertian yang berbeda dan tingkah laku baik sosiologi dan ekonomi yang berbeda. Petani adalah orang yang melakukan kegiatan bercocok tanam hasil bumi atau memelihara ternak dengan tujuan untuk memperoleh kehidupan dari kegiatannya itu. Petani sebagai pengelola usahatani berarti ia harus mengambil berbagai keputusan di dalam memanfaatkan lahan yang dimiliki untuk kesejahteraan hidup keluarga. petani kecil tradisional ( Peaseant ) dan pengusaha pertanian ( farmers), peaseant dalam hal ini tidak melakukan usaha pertanian dalam artian ekonomi maksudnya ia bukanlah sebuah perusahan petanian melainkan merujuk pada rumah tangga pertanian berbeda dengan hal farmers ia mengkombinasikan faktor-faktor produksi untuk menuju laba sebagai suatu perusahan pertanian. jika dilihat dari ciri-cirinya ( Rodjak, 2006 ). Istilah petani dari banyak kalangan akademis sosial akan memberikan pengertian dan defenisi yang beragam. Sosok petani ternyata mempunyai banyak dimensi sehingga berbagai kalangan member pandangan sesuai dengan cirri-ciri yang dominan. Moore mencatat tiga karakteristik petani, yaitu : subordinasi legal, kekhususan cultural dan pemilikan de facto atas tanah. Wolf memberikan istilah peasants untuk petani yang dicirikan: penduduk yang secara eksintensial terlibat dalam cocok tana dan membuat keputusan otonom tentanng proses cocok tanam (Lansberger et,al. 2004). 9

14 Petani adalah mereka yang sementara waktu atau tetap menguasai sebidang tanah pertanian, menguasai suatu cabang usahatani atau beberapa cabang usahatani dan mengerjakan sendiri maupun dengan tenaga bayaran. Petani adalah setiap orang baik laki-laki dan perempuan yang melakukan kegiatan mengolah tanah untuk pertanian dan mengerjakannya dalam satu kesatuan rumah tangga guna menghidupi diri sendiri dan keluarganya. Oleh karena itu dilahan tersebut petani bekerja dan menghasilkan bahan pangan untuk dikonsumsi dan dijual ke pasar.petani sangat tergantung kepada lahan pertanian yang dikerjakannya karena tanah merupakan tempat atau wadah dalam proses pembudidayaan tanaman yang sangat penting. Dalam konteks perkembangan bangsa-bangsa atau budaya sebelum industri, kebanyakan petani mempraktekkan pertanian subsistem yang kecil dengan sebuah pertanian organik sederhana, memanfaatkan rotasi tanaman, memotong dan membakar. Selanjutnya, kehidupan petani selalu berhubungan dan bahkan atau teknik lain untuk memaksimalkan efisiensi saat menemui kebutuhan rumah tangga atau masyarakat, menggunakan teknik pekerja dilapangan yang disebut buruh. Kemungkinan lain, satu yang merangsang metode-metode dengan properti atau berlawanan secara ironis. Dari skala agribisnis mungkin menjadi sebuah pertemuan petani organik untuk melihat konsumen di pasarlokal. Menurut sejarah, satu penghidupan dalam cara ini diketahui seperti seorang petani. Petani adalah orang yang pekerjaannya bercocok tanam pada tanah pertanian. petani juga dapat dikatakan sebagai orang yang melakukan cocok tanam dari lahan pertaniannya atau memelihara ternak dengan tujuan untuk memperoleh kehidupan dari kegiatan itu. 10

15 Status kepemilikan lahan petani dalam usahatani menjadi empat, yaitu : a. Petani pemilik Petani pemilik adalah petani yang memiliki tanah dan secara langsung mengusahakan dan menggarapnya. Semua faktor-faktor produksi, baik berupa tanah, peralatan, dan sarana produksi yang digunakan adalah milik petani sendiri. b. Petani penyewa Petani penyewa adalah petani yang mengusahakan tanah orang lain, dengan cara menyewa karena tidak memiliki tanah sendiri. Besarnya sewa dapat berbentuk produksi fisik atau sejumlah uang yang sudah ditentukan sebelum penggarapan dimulai. Dalam sistem sewa, resiko usaha tani hanya ditanggung oleh penyewa. Pemilik tanah hanya menerima sewa tanahnya tanpa dipengaruhi oleh resiko usaha taninya. c. Petani penggarap Petani penyakap adalah petani yang mengusahakan tanah orang lain dengan sistem bagi hasil. Resiko usaha tani ditanggung bersama dengan pemilik tanah dan penyakap dalam sistem bagi hasil. Besar bagi hasil tidak sama untuk setiap daerah. Biasanya bagi hasil ini ditentukan oleh tradisi daerahnya masingmasing. d. Buruh tani Buruh tani adalah orang yang bekerja untuk sawah orang lain, yang nantinya akan memperoleh upah dari pemilik sawah. Hidupnya sangat bergantung pada pemilik sawah yang mempekerjakannya. 11

16 2.3 Budidaya Tanaman Padi Padi termasuk jenis Oryza (Oriza sativa L.). padi merupakan salah satu tanaman terpenting dalam peradaban manusia. Padi juga merupakan tanaman berupa rumput berumpun. Tanaman pertanian ini berasal dari dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropis. Bukti sejarah memperlihatkan bahwa penanaman padi di Zhejiang (cina)sudah dimulai pada tahun SM. Fosil butir padi dan gabah ditemukan di hastinapur uttar pradesh india sekitar SM. Selain cina dan India, beberapa wilayah asal padi adalah Bangladesh utara, Burma, Thailand, Laos dan Vietnam (Anonim, 2013). Padi dibudidayakan dengan tujuan mendapatkan hasil yang setinggitingginya dengan kualitas sebaik mungkin. Untuk mendapatkan hasil yang sesuai harapan maka tanaman yang akan ditanam harus sehat dan subur. Tanaman yang sehat ialah tanaman yang tidak mudah terserang oleh hama dan penyakit, tidak mengalami difisiensi hara, baik unsur hara yang diperlukan dalam jumlah besar maupun dalam jumlah kecil. Sedangkan tanaman yang subur ialah yang pertumbuhan dan perkembangannya tidak terhambat, entah oleh kondisi biji atau kondisi lingkungan. Menanam padi dapat dilakukan di sawah dengan pengairan sepanjang musim dan ada juga ditanam di tanah tegalan (tanah kering). Terdapat beberapa teknik dalam melakukan budidaya tanaman padisalah satunya dengan cara sistem tanam jajar legowo. Berdasarkan balai pengkajian teknologi pertanian (2009) bahwa cara tanam jajar legowo 2:1 adalah cara berselang seling 2 baris dan satu baris dan satu baris dikosongkan. Cara ini banyak telah banyak diterapkan oleh petani karena memberikan beberapa keuntungan antara lain: (1). Semua 12

17 barisan rumpun tanaman berada pada bagian pinggir yang biasanya member hasil lebih tinggi (efek tanaman pinggir), (2). Jumlah rumpun padi meningkat sampai 33% ha, (3). Meningkatkan produktivitas padi 12-22%, (4). Pengendalian hama, penyakit dan gulma lebih mudah, (5). Terdapat ruang kosong untuk pengaturan air, pengumpulan keong mas untuk mina padi, (6). Penggunaan pupuk lebih efisien, (7). Dapat meningkatkan pendapatan usaha tani sampai 30-50% Padi merupakan tanaman yang cocok ditanam di lahan tergenang, akan tetapi padi juga baik ditanam di lahan tanpa genangan, asal kebutuhan airnya tercukupi. Oleh karena itu, padi dapat tumbuh baik di daerah tropis maupun subtropis dengan dua jenis lahan utama, yaitu lahan basah (sawah) dan lahan kering (ladang). Padi termasuk golongan tanaman semusim atau tanaman muda yaitu tanaman yang biasanya berumur pendek, kurang dari satu tahun dan hanya satu kali berproduksi dan setelah berproduksi akan mati atau dimatikan. Tanaman padi berakar serabut, batang yang beruas-ruas dengan tinggi 1-1,5 m tergantung pada jenisnya. Ruas batang padi berongga dan bulat, diantara ruas batang padi terdapat buku, pada tiap- tiap buku terdapat sehelai daun. Bunga padi merupakan bunga telanjang dan berkelamin dua, bentuk bulir padi panjang dan ramping. (Anonim, 2008). iklim merupakan faktor penting untuk pertumbuhan tanaman padi. Tanaman padi tumbuh baik di daerah berhawa panas dan tempatnya terbuka serta banyak sinar matahari, terutama padi pada masa berbunga. Temperatur optimum untuk pertumbuhan dan perkembangannya adalah antara C. padi 13

18 memerlukan curah hujan rata-rata 200 mm/bulan atau lebih. Curah hujan yang cocok untuk padi bisa tumbuh dengan baik adalah mm/tahun. Tanah yang baik untuk tanaman padi sawah adalah berstruktur lemah dan mengandung liat. Tanah lapisan atas antara cm harus merupakan lumpur yaitu suatu struktur butir tanah yang serba sama dan dapat menahan air (AAK, 2003). Adapun tahapan dalam budidaya khususnya padi sawah maka tahapantahapan dalam penanaman padi harus dilakukan dengan baik. Tahapan-tahapan tersebut yaitu : 1. Persiapan Bibit Kebutuhan benih untuk lahan per ha yaitu kg/ha. Bibit yang dijadikan sebagai benih termasuk faktor penentu keberhasilan pembudiyaan tanaman, penggunaan bibit yang bermutu tinggi akan dapat mengurangi resiko kegagalan usahatani (Sutopo, 2004). Dalam memproduksi bibit, perlu diperhatikan kualitas bibit antara lain kemurnian, daya kecambah, kotoran, bebas dari hama dan penyakit, serta kadar air. 2. Persemaian Persemaian harus terlebih dahulu dilakukan sebelum tanaman padi ditanam. Penyemaian dilakukan setelah benih mengalami proses perendaman dan pemeraman selama masing-masing 48 jam. Perendaman bertujuan untuk mendapatkan bibit yang baik dan gabah yang menyerap air yang cukup untuk kepeluan perkecambahan. Pemeraman bertujuan agar bibit dapat berkecambah. 14

19 Bibit yang sudah berkecambah kemudian disebar di atas lahan persemaian yang sebelumnya telah dipupuk dengan pupuk kandang dan disemprot dengan insektisida sebanyak dua kali. Umur bibit yang ditanam pada teknologi sistem tanam legowo ini adalah sekitar hari. Hal ini memungkinkan bagi tanaman untuk tumbuh lebih baik dengan jumlah anakan cenderung lebih banayak. Perakaran bibit berumur<15 hari lebih cepat beradaptasi dan lebih cepat pulih dan stress akibat dipindahkan dari persemaian kelahan pertanaman, apalagi pada kondisi tanah macak-macak dengan irigasi berselang dan diberi pupuk organik. (Sutopo, 2004). 3. Pengolahan Tanah Pengolahan tanah adalah suatu usaha untuk mempersiapkan lahan bagi pertumbuhan tanaman dengan cara memperbaiki tekstur tanah untuk menciptakan kondisi tanah yang yang siap tanam. Tujuan dari pengolahan tanah yaitu untuk mempermudah atau memepercepat siklus udara dalam tanah. Pengolahan tanah dapat dilakukan dengan cara dibajak atau dicangkul. Pengolahan tanah dapat mematikan gulma yang kemudian akan membusuk menjadi humus dan aerasi tanah menjadi lebih baik. 4. Penanaman Pekerjaan penanaman didahului dengan pekerjaan pencabutan bibit di pesemaian.bibit yang akan dicabut adalah bibit yang sudah berumur 10-15hari (tergantung jenisnya), berdaun 5-7 helai. Sebelum pesemaian 2 atau 3 hari tanah digenangi air agar tanah menjadi lunak dan memudahkan pencabutan. Caranya, 5-15

20 10 batang bibit kita pegang menjadi satu kemudian ditarik ke arah badan kita, usahakan batangnya jangan sampai putus. Ciri-ciri bibit yang baik antara lain:a) Umurnya tidak lebih dari 15 hari, b). Tingginya kurang lebih 25 cm. d). Berdaun 5-7 helai, e). Batangnya besar dan kuat, f). Bebas dari hama dan penyakit. Bibit yang telah dicabut lalu diikat dalam satu ikatan besar untuk memudahkan pengangkutan. Bibit yang sudah dicabut harus segera ditanam, jangan sampai bermalam. Penanaman padi yang baik harus menggunakan larikan ke kanan dan ke kiri dengan jarak 25 x 25 cm, hal ini untuk memudahkan pemeliharaan, baik penyiangan atau pemupukan dan memungkinkan setiap tanaman memperoleh sinar matahari yang cukup dan zat-zat makanan secara merata. Dengan berjalan mundur tangan kiri memegang bibit, tangan kanan menanam, tiap lubang 2 atau 3 batang bibit, dalamnya kira-kira3 atau 4 cm. Usahakan penanaman tegak lurus jangan sampai miring. Usahakan penanaman bibit tidak terlalu dalam ataupun terlalu dangkal. Bibit yang ditanam terlalu dalam akan menghambat pertumbuhan akar dan anakannya sedikit. Bibit yang ditanam terlalu dangkal akan menyebabkan mudah reba atau hanyut oleh aliran air. Dengan demiikian jelas bahwa penanaman bibit yang terlalu dalam maupun terlalu dangkal akan berpengaruh pada hasil produksi. (Anonim, 2013) 5. Pemeliharaan Setelah penanaman, tanaman padi perlu diperhatikan secara cermat dan rutin. Pemeliharaan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk merawat dan memberikan perlakuan terhadap suatu tanaman, Pemeliharaan terhadap tanaman padi sangat mempengaruhi terhadap produksi dan produktivitas tanaman padi, 16

21 pemeliharaan yang efisien dan efektif sangat bergantung pada tingkat pengetahuan petani dalam memelihara tanaman padi tersebut. Pemeliharaan padi antara lain meliputi : A. Pengairan Air merupakan syarat mutlak bagi pertumbuhan tanaman padi sawah. Saat pengairan tanaman padi di sawah dalamnya air harus diperhatikan dan disesuaikan dengan umur tanaman. Tujuan pengairan yaitu untuk memenuhi kebutuhan air yang diperlukan tanaman dalam proses metabolisme sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman menjadi optimal. B. Penyulaman dan penyiangan Penyulaman bertujuan agar populasi tanaman per satuan luas tanam tidak berkurang dengan mengganti rumpun-rumpun yang mati dan dilakukan 5-7 hari setelah tanam, Penyiangan dilakukan agar tanaman utama bebas dari gulma. Penyiangan biasanya dilakukan dua kali. Penyiangan pertama dilakukan setelah padi berumur 3 minggu dan yang kedua dilakukan setelah padi berumur 6 minggu.penyiangan tidak hanya dilakukan dengan mencabut gulma saja melainkan sekaligus menggemburkan tanah agar akar tanaman dapat berkembang dengan baik. C. Pemupukan pemupukan dasar berupa pupuk Urea sebanyak 1/3 dosis/ha, sedangkan pupuk TSP dan KCl diberikan seluruh dosis. Jadi bila dalam satu hektar sawah akan dipupuk dengan dosis 300 kg Urea, 100 kg TSP, dan 100 kg KCl maka 17

22 pupuk dasar yang diberikan 100 kg Urea, 100 kg TSP, dan 100 kg KCl. Pemupukan dilakukan dengan cara tabur. Orang yang melakukan pemupukan berada padabarisan kosong di antara 2 barisan legowo. Pupukditabur ke kiri dan ke kanan dengan merata,sehingga 1 kali jalan dapat melalukan pemupukan2 barisan legowo. Khusus cara pemupukan padalegowo 2 : 1 boleh dengan cara ditabur ditengah alur dalam barisan legowonya (Nurul,2008). Pemupukan untuk tanaman padi perlu diberikan dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tanaman sehingga tanaman dapat menyerap unsur hara dalam tanah sesuai dengan kebutuhan suatu tanaman dan untuk mengetahu tingkat kesuburan tanah yang didapatkan melalui uji tanah. Penetapan dosis pupuk berdasar uji tanah membutuhkan data status N,P,dan K tanah yang ditetapkan sebelum mulai tanam.pemupukan disesuaikan dengan rekomendasi hasil uji tanah pada lahan becocok tanam dan hasil penelitian varietas padi yang akan digunakan. Tanaman tumbuh membutuhkan karbondioksida, mineral-mineral, air dan cahaya matahari. Pertumbuhan yang baik diperlukan hara tanaman tersebut terus menerus dan mencukupi. Beberapa unsur hara diserap oleh tanaman dalam jumlah yang besar dan disebut sebagai unsur makro. Termasuk didalam unsur makro merupakan unsur hara yang banyak dibutuhkan tanaman adalah nitrogen (N), phospor (P), kalium K), kalsium (Ca), magnesium (Mg) dan sulfur (S). Suatu ciri dari unsur hara makro yaitu apabila tersedianya sangat kurang akan menunjukkan gejala kelapran dan menurunkan hasil, sedangkan dalam keadaan berlebihan tidak akan meracun tanaman atau mengurangi hasil. Makanan atau unsur hara tanaman C, H dan O 18

23 diperoleh dari udara, sedangkan N, P, K, Ca, Mg, dan S serta unsur hara mikro lainnya diperoleh dari tanah. Aktivitas produksi pertanian intensif pada suatu bidang tanah tertentu telah mengakibatkan penurunan kandungan hara pada tanah yang bersangkutan. Untuk mendukung produksi pertanian yang relatif tetap tinggi dibutuhkan penambahan hara tersebut melalui pemupukan. Pemupukan merupakan upaya penambahan kekurangan hara tanah dalam jumlah, waktu dan cara yang tepat. Memahami pemupukan bagi tanaman padi harus mengetahui umur tanaman padi terlebih dahulu sehingga tanaman tidak kelebihan dosis pupuk, kelbihan dosis suatu tanaman dapat mempengaruhi produksi dan produktivitas tanaman padi. Beberapa tahap pemberian pupuk sebagai berikut: 1. Pupuk dasar Dosis pupuk yang digunakan pada pemupukan dasar yaitu 100 kg Urea, 50 kg Kcl. Sewaktu bibit pindah tanam, bibit perlu waktu sekitar 8-12 hari setelah tanaman atau rata-rata 10 hst untuk dapat memperkokoh perakaran. Saat inilah, sebaiknya pemupukan pertama dilakukan. Sebab pada saat itu daun dan akar tanaman padi sudah mulai berkembang, dengan demikian akan maksimal menyerap unsur hara.jangan diberikan pada waktu 0-5 hst, sebab daun dan akar tanaman padi belum berkembang dan masih dalam kondisi stres, artinya akar belum siap menerima pupuk. Bila kita berikan akan sia-sia, apalagi kita berikan pupuk urea dalam jumlah yang tinggi. Sebab pupuk urea mudah menguap dan bersifat higroskopis. Pada waktu pemberian sebaiknya memperhatikan kondisi air (Maharani et, al. 2013). 19

24 2. Pupuk susulan kedua Dosis pupuk yang digunakan untuk pupuk susulan pertama yaitu 100 kg/hadiberikan sekitar pekan ke tiga atau sekitar hstditandai setelah para petani melakukan pengoyosan, saat inilah pemupukan dilakukan. Sewaktu pengoyosan dilakukan maka akar tanaman padi akan putus. Dengan putusnya akar, tanaman akan membentuk anakan baru. Pada kondisi ini seperti ini, tanaman dapat maksimal penyerap unsur hara yang diberikan. Dengan demikian, tanaman padi akan menghasilkan jumlah anakan yang maksimal ke depannya.(maharani et, al. 2013). 3. Pupuk susulan ketiga Dosis pupuk yang diberikan yaitu Urea 75 kg/ha, Kcl 75 kg. Diberikan sekitar umur tanaman mencapai pekan ke lima atau sekitar hst. Masa ini adalah peralihan dari fase vegetatif ke generatif. Dalam kondisi ini tanaman sedang membutuhkan nutrisi yang tinggi. Hal ini ditandai dengan keluarnya daun bendera atau padi bunting, artinya malai padi akan segera keluar. Pada umur tersebut adalah saat yang tepat pemupukan tahap ke-3 diberikan. Dengan demikian, tanaman padi akan menghasilkan malai yang optimal. (Maharani et, al. 2013). D. Pengendalian hama dan penyakit Pada pengendalian hama dan penyakit dengan menggunakan alat semprot atau handsprayer, posisi orang berada pada barisan kosong di antara 2 barisan legowo. Penyemprotan diarahkan ke kiri dan ke kanan dengan merata, sehingga 1 kali jalan dapat melakukan penyemprotan 2 barisan legowo. 20

25 Tanaman padi sering dirugikan karena adanya gangguan hama dan penyakit. Hama yang sering menyerang tanaman padi adalah wereng, penggerek batang, walang sangit, ulat grayak, kepik hijau, tikus sawah, dan burung. Penyakit yang sering menyerang tanaman padi adalah penyakit yang umumnya disebabkan oleh jamur, bakteri, virus, dan nematoda. Pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan dengan menerapkan pengendalian hama dan penyakit secara terpadu. Pengendalian ini dapat dilakukan dengan cara penggunaan varietas unggul yang tahan terhadap hama dan penyakit, melakukan penanaman serempak, melakukan pergiliran tanaman, dan penyemprotan dengan pestisida yang efektif dan bijaksana. ( Sembel, 2012 ) 6. Panen Panen merupakan tahapan akhir penanaman padi sawah. Waktu panen berpengaruh terhadap jumlah produksi, mutu gabah dan mutu beras yang akan dihasilkan. Proses pemasakan butir padi ada empat stadia yaitu stadia masak susu, stadia masak kuning, stadia masak penuh, stadia masak mati. Panen dapat dilakukan pada stadia masak kuning yaitu pada saat butir padi 95% telah menguning atau sekitar hari setelah berbunga dan bagian bawah malai masih terdapat sedikit gabah hijau. (AAK, 2003). Panen dapat dilakukan dengan menggunakan sabit. Caranya dengan memotong batang kira-kira 20 cm di atas permukaan tanah. Setelah panen, selanjutnya gabah dirontokkan. Perontokan dapat dilakukan dengan cara manual maupun dengan menggunakan alat. Cara manual, gabah dipukul atau dihempaskan pada bambu atau kayu. Alat perontok yang dapat digunakan antara 21

26 lain pedal d`an power thresher. Pembersihan dilakukan setelah gabah dirontokkan. Pembersihan dimaksudkan untuk menghilangkan benda asing, butir hampa, dan kotoran lainnya. Cara yang biasa digunakan adalah menggunakan ayak atau menampih (AAK, 2003). 2.4 Sistem Tanam Jajar Legowo Upaya pencapaian target program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) pemerintah dalam hal ini Departemen Pertanian melalui Badan Pengembangan dan Penelitian telah banyak mengeluarkan rekomendasi untuk diaplikasikan oleh petani. Salah satu rekomendasi ini adalah penerapan sistem tanam yang benar dan baik melalui pengaturan jarak tanam yang dikenal dengan sistem tanam jajar legowo. Melaksanakan usaha tanam padi ada bebarapa hal yang menjadi tantangan salah satunya yaitu bagaimana upaya ataupun cara yang harus dilakukan untuk mendapatkan hasil produksi padi yang tinggi. Namun untuk mewujudkan upaya tersebut masih terkendala karena jika diperhatikan masih banyak petani yang belum mau melaksanakan anjuran sepenuhnya. Sebagai contoh dalam hal sistem tanam masih banyak petani yang bertanam tanpa jarak tanam yang beraturan. Padahal dengan pengaturan jarak tanam yang tepat dan teknik yang benar dalam hal ini adalah sistem tanam jajar legowo maka akan diperoleh efisiensi dan efektifitas pertanaman serta memudahkan tindakan kelanjutannya. Sistem tanam legowo merupakan sistem tanam tandur jajar dimana diantaranya barisan tanaman padi terdapat lorong kosong yang lebih lebar dan memanjang sejajar dengan barisan tanaman padi. Bagaimanapun juga upaya untuk 22

27 meningkatkan hasil panen padi per satuan luas, juga harus diiringi dengan keberlanjutan teknologi yang dikenal serta bergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi teknologi pada petani. Oleh karena itu, sangat penting untuk dimengerti model dan peran dalam mempengaruhi putusan petani dalam menerapkan teknologi budidaya padi dengan sistem tanam legowo agar dapat meningkatkan pendapatan dan tingkat efisiensi ekonomi para petani lebih baik untuk menunjang kehidupannya. Tanam jajar legowo merupakan rekayasa teknologi yang ditunjukkan untuk memperbaiki produktivitas usahatani padi. Teknik ini merupakan perubahan dari teknik jajar tanam simestri (tandur jajar) menjadi tanam jajar legowo. Lego artinya luas, dan dowo artinya memanjang, diantara kelompok barisan tanaman padi terdapat lorong yang luas dan memanjang sepanjang barisan. Teknologi legowo merupakan rekayasa teknik tanam dengan mengatur jarak tanam antar rumpun dan antar barisan sehingga terjadi pemadapatan rumpum padi dalam barisan dan melebar jarak antar barisan sehingga seolah-olah rumpung padi berada dibarisan pinggir dari pertanaman yang memperoleh manfaat border effect (Nazam, 2007). Salah satu cara untuk meningkatkan pendapatan petani dari usahatani lahan sawah yang nilai produktivitasnya sudah mencapai optimal adalah dengan rekayasa teknologi system tanam legowo. Inovasi teknologi untuk meningkatkan produksi padi terus dilakukan untuk mendapatkan paket teknologi yang spesifik diantaranya dengan sistem tanam legowo 2:1. Berdasarkan hasil penelitian terbukti dapat meningkatkan produksi padi. Paket teknologi yang sudah dihasilkan 23

28 ini tidak sepenuhnya diterapkan oleh petani, seperti pemupukan berimbang, karena sangat tergantung pada kemanpuan ekonomi, tetapi kalau komponen teknologi tersebut tidak memerlukan tambahan dana dan memberikan dana tambah, cepat diadopsi dan berkembang, (Ratna dan Wahyuni 2002). Rekayasa teknik tanam padi dengan cara tanam jajar legowo 2:1, berdasarkan hasil penilitian terbukti dapat meningkatkan produksi padi sebesar 12-22%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas rata-rata padi dengan cara tanam legowo 2:1 dapat mencapai 5,36 t/ha atau meningkat 8,7% dibanding produksi padi dengan tandur jajar biasa (jajar tegel), yaitu 4,93 t/ha. Pada pengkajian minapadi legowo, produktivitas padi dengan cara tanam jajar legowo 2:1 tidak menurunkan produktivitas padi di banding produktivitas padi tahun sebelumnya dan masih lebih tinggi dibanding dengan cara tanam jajar biasa (Daniel,2007). Jajar legowo (2 : 1) adalah cara tanam padi dimana setiap dua baris tanaman diselingi oleh satu barisan kosong yang memiliki jarak dua kali dari jarak tanaman antar baris sedangkan jarak tanaman dalam barisan adalah setengah kali jarak tanam antar barisan. Dengan demikian jarak tanam pada sistem jajar legowo (2 : 1) adalah 20 cm (antar barisan) x 10 cm (barisan pinggir) x 40 cm (barisan kosong). Dengan sistem jajar legowo (2 : 1) seluruh tanaman dikondisikan seolaholah menjadi tanaman pinggir. Modifikasi jarak tanam pada cara tanam legowo bisa dilakukan dengan berbagai pertimbangan. Secara umum, jarak tanam yang dipakai adalah 20 cm dan bisa dimodifikasi menjadi 22,5 cm atau 25 cm sesuai pertimbangan varietas padi 24

29 yang akan ditanam atau tingkat kesuburan tanahnya. Jarak tanam untuk padi yang sejenis dengan varietasir-64, seperti varietas Ciherang cukup dengan jarak 20cm, sedangkan untuk varietas padi yang punyapenampilan lebih lebat dan tinggi perlu diberi jaraktanam yang lebih lebar misalnya antara 22,5-25 cm.kelebihan varietas Ciherang yaitu memiliki anakan produktif terbanyak karena tahan terhadap penyakit hawar daun dan serangan wereng, menghasilkan beras yang pulen dan enak, umurnya relatif singkat, malai yang banyak serta bulirnya yang banyak pula sedangkan kelemahannya yaitu belum mempunyai gen ketahanan lestari sehingga masih mudah terserang hama wereng. (Puji,2010). Demikian juga pada tanah yang kurang suburcukup digunakan jarak tanam 20 cm, sedangkan padatanah yang lebih subur perlu diberi jarak tanam yanglebih lebar misalnya 22,5 cm atau pada tanah yangsangat subur jarak tanamnya 25 cm. Pemilihan ukuranjarak tanam bertujuan agar mendapat hasil yang optimal. Tipe sistem tanam jajar legowo (2 : 1) dipilih sebagai anjuran kepada petani untuk diterapkan dalam rangka peningkatan produksi padi karena berdasarkan hasil penilitian yang telah dilakukan dengan melihat serta mempertimbangkan tingkat efisiensi dan efektifitas biaya produksi dalam penggunaan pupuk dan benih serta pengaruhnya terhadap hasil produksi tanaman padi. Disamping itu sistem jajar legowo yang memberikan ruang yang luas (lorong) sangat cocok untuk dikombinasikan dengan pemeliharaan ikan (minapadi legowo). Implementasi sistem tanam tanam jajar legowo dalam usahatani minapadi memberikan beberapa keuntungan antara lain: terdapat uang terbuka sampai 50% diantara baris tanamam padi berumur menjelang panen. 25

30 Usahatani minapadi dengan menggunakan sistem jajar legowo 2 baris tersedia waktu pemeliharaan yang lebih lama (60-95 hari) sebaliknya pada cara tanam sistem tegal (tandur jajar) hanya dapat dipelihara sampai umur 45 hari setelah tanam padi karena pada saat itu kanopi tanaman padi sudah menutup rapat seluruh permukaan tanah sehingga ikan tidak leluasa lagi bergerak (Anonim, 2008). Selain itu sistem tanam tersebut juga memanipulasi lokasi tanaman sehingga seolah-olah tanaman padi dibuat menjadi taping (tanaman pinggir) lebih banyak. Seperti kita ketahui tanaman padi yang berada dipinggir akan menghasilkan produksi lebih tinggi dan kualitas gabah yang lebih baik hal ini disebabkan karena tanaman tepi akan mendapatkan sinar matahari yang lebih banyak. 2.5Kerangka Pikir Pencapaian kemandirian petani dalam budidaya padi ditentukan beberapa faktor, dan faktor yang utama adalah sumberdaya manusia petani itu sendiri. Selain faktor utama tersebut yang tak kala pentingnya adalah informasi inovasi teknologi di bidang pertanian secara umum. Sumber informasi utama diharapkan diperoleh dari penyuluh pertanian yang merupakan komunikasi langsung, pelatihan, demplot,brosur, kemudian media massa elektronik, maupun cetak. Selain itu didalam kerangka pikir ini akan dibahas tentang bagaimana kemandirian petanidalam melaksanakan atau mengaplikasikan dalam hal membudidayakan tanaman padi, baik itu dari tahapan persiapan benih, persemaian, pengolahan tanah dan pemupukan dasar, penanamanpadi, pemeliharan tanaman dan yang terakhir panen. Untuk lebih jelasnyadapat dilihat pada bagan kerangka pikir gambar 1 dibawah ini. 26

31 KERANGKA PIKIR Budidaya tanaman padi Kemandirian petani Sistem tanam jajar legowo tipe 2 : 1 Persiapan bibit Persemaian Pengolahan Tanah Penanaman Pemeliharaan Pemupukan Panen Peningkatan kemandirian petani dengan sistem tanam jajar legowo budidaya padi Gambar 1. Kerangka pikir kemandirian petani dalam budidaya padi dengan sistem tanam jajar legowo Di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar 27

32 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar, Penetapan lokasi penelitian dengan mempertimbangkan bahwa Desa Boddia merupakan salah satu daerah sentra produksi padi sawah. Waktu penelitian dilakukan bulan juli sampai september Teknik Penentuan Sampel Populasi dalam penelitian ini seluruh petani padi yang ada di Desa Boddia yang terdiri dari 126 orang yang menggunakan sistem jajar legowo, yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 15% dari populasi atau 18 orang yang diambil secara metode acak sederhana (random sampling) teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut yang telah ditentukan(sugiyono, 2010). 3.3 Jenis Dan Sumber Data 1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kualitatif dan data kuantitatif : a. Data kualitatif adalah data yang diperoleh dari kelompok tani dalam bentuk informasi baik lisan maupun tertulis, yang menggambarkan situasi langsung dalam pengembangan usaha tani padi. 28

33 b. Data kuantitatif adalah data yang diperoleh dari instansi pemerintah dalam bentuk angka-angka, seperti data kelompok tani 2. Sumber Data Sumber data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder: a. Data primer, yaitu data yang langsung dikumpulkan dari responden. Data ini diperoleh dari hasil observasi dan wawancara langsung dengan responden melalui daftar pertanyaan ( kuesioner). b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi. Periode waktu data ini berupa laporan data misalnya data produksi, laporan, catatan yang ada kaitannya dengan penelitian. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara: 1. Observasi yaitu, pengambilan data yang dilakukan melalui pengamatan langsung pada petani padi di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar. 2. Wawancara yaitu, pengambilan data yang dilakukan melalui interview langsung dengan setiap petani yang ada di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar. Untuk memudahkan dalam proses interview digunakan kuesioner/daftar pertanyaan yang diberikan kepada setiap petani. 3. Dokumentasi yaitu, teknik ini dilakukan melalui pencacatan data yang diperlukan baik dari responden maupun dari instansi terkait yang ada hubungannya dengan penelitian ini. 29

34 3.5. Analisis Data Analisis data yang digunakan untuk menjadi permasalahan penelitian adalah dengan analisis deskriptif kuantitatif, yaitu dapat diartikan sebagai pemilihan pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subyek/obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain lain) yang telah berlangsung pada saat penelitian untuk memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala yang diteliti serta dikumpulkan berupa kata-kata, gambar. Data tersebut berasal dari responden, catatan lapangan, dokumen pribadi, observasi dan dokumen resmi lainnya. Tiap variabel yang diukur terdiri dari tiga pilihan jawaban yang masingmasing bernilai skor 3 bila menjawab ya, skor 2 jika kadang-kadang, dan skor 1 bila tidak pernah, selanjutnya digunakan rumus interval masing-masing kriteria. Jawaban responden tersebut akan akan dikategorikan kedalam beberapa katerogi menurut alternatif jawaban. Kategori variabel tersebut akan ditentukan dengan skala interval dengan rumus sebagai berikut ( Sugiyono, 2005 ). Jawaban responden masing-masing variable dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Skor untuk kategori Tinggi : 2,34 3,00 2. Skor untuk kategori Sedang : 1,67 2,33 3. Skor untuk kategori Rendah: 1,00 1,66 30

35 3.6. Definisi Operasional 1. Kemandirian petani adalah suatu perilaku yang mampu mengambil, bertindak, dan melaksanakan sesuatu keputusan atas dorongan sendiri dan untuk kebutuhan sendiri dengan perkembangan dan kebutuhan para petani. 2. Petani adalah orang yang terlibat dalam kegiatan usahatani dan menetapkan keputusan atas apa yang diusahakan. 3. Budidaya tanaman padi merupakan suatu tahap atau proses pada tanaman mulai dari persemaian sampai pasca panen. 4. Padi merupakan sejenis tanaman yang berakar serabut yang sering ditanam dilahan berlumpur. 5. Sistem tanam jajar legowo adalah sistem yang diberi jarak dimana diantara barisan tanaman padi terdapat lorong kosong yang lebih lebar dan memanjang sejajar dengan barisan tanaman padi. 31

36 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Kondisi Geografis Desa boddia adalah desa yang merupakan letak ibu kota kecamatan Galesong yang sebagaian wilayahnya adalah dataran rendah, sebagaian persawahan dan sebagian daerah pesisir. Kondisi geokrafis Desa Boddia memiliki luas wilayah 357,00 Ha, desa boddia berbatasan langsung dengan : a) Sebelah utara : Desa Galesong b) Sebelah selatan : Desa Bontoloe c) Sebelah timur : Pattinoang d) Sebelah barat : Selat Makassar Jarak desa boddia dengan ibu kota kecamatan berbatasan langsung di sebelah utara, jarak antara ibu kota kecamatan dengan ibu kota kabupaten adalah ± 35 km, sedangkan jarak antara ibu kota kabupaten dengan ibu kota propinsi adalah ± 65 km. Secara administratif, Desa Boddia memiliki lingkungan, yaitu: lingkungan manjalling, lingkungan bura ne, lingkungan Paramboddong, lingkungan Tarembang dan lingkungan Boddia Keadaan Iklim Dan Tanah Kondisi topografi wilayah Kecamatan Galesong pada umumnya dataran rendah dengan ketinggian ± 50 meter diatas permukaan permukaan air laut. Kecamatan galesong beriklim tropis sehingga memiliki dua jenis musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim kemarau terjadi pada bulan April- 32

37 September dan musim hujan terjadi pada bulan Oktober-Maret. Suhu udara ratarata 32ºC dengan curah hujan rata-rata mencapai 142 mm/bln. Tanah terdiri atas dua jenis yaitu alluvial dan latosol pembentukannya terdiri dari endapan liat berpasir yang berwarna kelabu serta alluvialyang terdapat disepanjang pesisir pantai dengan ph tanah berkisar antara 5-5,5 ( Badan Pusat Statistik Kabupaten Takalar, 2012) Kondisi Demografis Penduduk adalah banyaknya orang bertempat tinggal pada suatu daerah tertentu. Berikut adalah jumlah penduduk di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar tahun 2015 terlihat pada Tabel 2 berikut. Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Lingkungan Di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar No Lingkungan Laki-Laki (Jiwa) Boddia Manjalling Paramboddong Bura ne Tarembang Perempuan (Jiwa) Jumlah Jumlah KK Total Sumber : Data Sekunder Desa Boddia, 2014 Desa Boddia berpenduduk sebanyak jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak jiwa dan perempuan sebanyak jiwa dengan jumlah keseluruhan KK yang ada di Desa Boddia sebanyak KK. 33

38 Berdasarkan tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk terbanyak menurut lingkungan ada pada lingkungan Boddia sebanyak yang terdiri dari laki-laki sebanyak 637 jiwa dan perempuan sebanyak 629 jiwa dengan jumlah KK Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pembangunan pendidikan dititik beratkan pada peningkatan mutu dan perluasan kesempatan belajar disemua jenjang pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai pada perguruan tinggi. Upaya penigkatan pendidikan yang ingin dicapai tersebut agar menghasilkan manusia yang berkualitas, sedangkan perluasan kesempatan belajar dimaksudkan agar penduduk usai sekolah setiap tahunnya mengalami peningkatan sejalan dengan laju pertumbuhan penduduk. Tingkat pendidikan di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar umunya meratadari tingkat pendidikan rendah sampai tingkat pendidikan tinggi. Hal ini disebabkan karena banyak diantara mereka yang menyadari betapa pendidikan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk lebih jelasnnya table 3 berikut ini akan diuraikan komposisi tingkat pendidikan penduduk Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar secara rinci. 34

39 Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar. No Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%) Tidak Sekolah Belum Tamat SD TK SD SMP SMA D3 S1 S ,02 15,97 2,38 22,37 14,52 4,35 3,02 1,16 0,17 Jumlah ,00 Sumber : Data Sekunder Desa Boddia, 2014 Tabel 3 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan penduduk di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar dengan Persentase Teebesar adalah 36,02 % yaitu tidak sekolah sedangkan persentase terkecil adalah 0,17 % yaitu tingkat pendidikan S2. Kondisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan tersebut pada dasarnya masih tergolong rendah, karena umumnya masih banyak penduduk tidak sekolah. Minimnya tingkat pendidikan di desa boddia disebabkan karena keterbatas biaya Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Mata pencaharian penduduk merupakan sumber pendapatan utama bagi masyarakat, dimana umunya penduduk di Desa Boddia dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari mereka senantiasa melaksanakan berbagai aktivitas, baik sector pertanian, perikanan, industri kecil maupun jasa. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai keadaan penduduk berdasarkan mata pencaharian penduduk di Desa Boddia dapat dilihat pada table 4 berikut. 35

40 Tabel 4. Jumlah penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar No Jenis Mata Pencaharian Jumlah (Orang) Persentase (%) Petani Buruh Tani Nelayan Pedagang Pengusaha Karyawan Pengrajin Montir PNS TNI/POLRI Buruh Bangunan Tukang Batu ,27 16,39 26,93 6,94 1,17 3,51 1,95 0,54 4,13 1,56 3,27 4,29 Jumlah Sumber : Data Sekunder Desa Boddia, 2014 Tabel 4 menunjukkan bahwa jenis mata pencaharian penduduk di Desa Boddia yaitu pada sektor pertanian mencapai 375 orang dari total penduduk atau setara dengan 29,27 %. hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan penduduk di desa boddia mengandalkan sektor pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. 4.4 Sarana Dan Prasarana Sarana adalah alat yang dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan, sedangkan prasarana adalah jembatan untuk menuju ketingkat sarana. Aktivitas dan kegiatas suatu desa tergantung dari sarana dan prasarananya. Oleh sebab itu, sarana dan prasarana social ekonomi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dalam bidang pembangunan di suatu desa. Untuk lebih jelasnya sarana dan prasarana yang ada di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar dapat dilihat pada tabel 5 dibawah ini. 36

41 Tabel 5. Jumlah Sarana Dan Prasarana Yang Ada Di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar No Jenis Sarana Dan Prasarana Jumlah (Buah) Persentase (%) Traktor candu penggiling padi penyemprot/sprayer Pompa Air TK SD SMP SMK Kantor Desa Kantor Danramil Kantor Camat Perkuburan Mesjid , ,29 21,67 29,37 0,69 2,09 1,39 0,69 0,69 0,69 0,69 3,49 4,89 Jumlah Sumber : Data sekunder Desa Boddia, 2014 Tabel 5 diatas menunjukkan bahwa sarana dan prasarana yang ada di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar terdiri dari sarana dan prasarana berkaitan dengan fasilitas yang ada. Sehingga jumlah jenis sarana dan prasarana di Desa Boddia merupakan salah satu faktor pendukung bagi masyarakat yang ikut dalam membangun pertanian. 4.5 Kondisi Pertanian Pertanian dalam pengertian luas mencakup semua kegiatan yang melibatkan pemnafaatan makhluk hidup untuk kepentingan manusia, dalam arti sempit pertanian juga diartikan juga sebagai kegiatan pemanfaatan sebidang lahan untuk membudidayakan jenis tanaman tertentu. 37

42 Semua kegiatan petanian pada dasarnya adalah kegiatan ekonomi sehingga memerlukan dasar-dasar yang sama akan pengelolaan tempat usaha. Dua ciri penting pertanian selalu melibatkan barang dalam volume besar dan proses produksi memliki resiko yang cukup tinggi. Pertanian tanaman pangan merupakan salah satu sektor dimana tanaman pangan yang dihasilkan menjadi kebutuhan hidup masyarakat. Kabupaten takalar sebagian tanahnya merupakan tanah pertanian yang memiliki potensi yang cukup baik bagi perkembangan tanaman pangan, hortikultur dan agro industri Luas Lahan Pertanian Kecenderungan penggunaan lahan di setiap daerah berbeda, spesifikasi pemanfaatan lahan lebih banyak ditentukan oleh tingkat daya dukung lahan dan sangat tergantung pada tingkat pengetahuan manusia, serta dapat pula disebabkan oleh orientasi sosial masyarakat. Pola penggunaan lahan dapat dilihat pada Tabel 6 dibawah ini. Tabel 6. Pola Penggunaan Lahan Pertanian di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar, 2015 No Jenis Lahan Luas (Ha) Persentase (%) Sawah Tadah Hujan Irigasi Teknis Ladang 136, ,5 87,46 11,56 0,96 Jumlah 155,6 100 Sumber : Data Sekunder Desa Boddia, 2014 Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan bahwa desa boddia termasuk wilayah yang berpotensi dalam pengembangan bidang pertanian karena memiliki luas lahan tadah hujan seluas 136,10 Ha atau Setara dengan 87,46 %. 38

43 Dengan kondisi wilayah yang mendukung untuk pertanian khususnya untuk tanaman pangan baik di lahan tadah hujan, irigasi tehnis atau lading maka perlu pengembangan lebih lanjut guna untuk meningkatkan hasil produksi pertanian dengan mengadopsi inovasi baru yang dinilai dapat memberikan keuntungan. Dengan memperhatikan alokasi tata guna lahan yang ada, maka kabupaten takalar terkhusus di desa boddia berpotensi untuk mengembangkan komoditas tanaman pangan (padi) karena memiliki luas lahan yang relatif luas Kelembagaan Petani Kelembagaan petani merupakan lembaga yang ditumbuh kembangkan dari, oleh dan untuk petani guna memperkuat kerjasama dalam meperjuangkan kepentingan petani dalam bentuk kelompok tani (Poktan) dan gabungan kelompok tani (Gapoktan). Selain itu, kelompok tani dengan lembaga petani mempunyai peran penting dan strategis dalam pertumbuhan ekonomi diwilayah pedesaan. Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar mempunyai satu orang penyuluh pertanian lapangan (PPL) dan satu orang babingsa sebagai pendamping penyuluh dan Sembilan kelompok tani dimana setiap kelompok tani berjumlah 25 anggota. 39

44 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Identitas Responden Petani adalah setiap orang yang melaukan usaha untukmemenuhi sebagian atau seluruh kebutuhan hidupnya dibidang pertanian dalam arti luas meliputi usahatani pertanian, peternakan (termasuk penangkapan ikan), dan penmungutan hasil laut. Identitas responden menggambarkan suatu kondisi atau keadaan serta status dari responden tersebut. Identitas seseorang responden dapat memberikan informasi tentang keadaan usaha taninya, terutama kemandirian petani dalambudidaya padi dengan sistem tanam jajar legowo. Informasi-informasi mengenai identitas responden sangat penting untuk diketahui karena merupakan salah satu hal yang dapat memperlancar proses penelitian. Berikut ini identitas responden yang berhasil dikumpulkan di lapangan Umur Responden Umur atau yang biasa disebut usia adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan suatu nakhluk atau benda, baik dalam keadaan hidup maupun mati. Umur sangat berpengaruh dalam aktivitas dan pekerjaan seseorang, begitu juga dalam melakukan aktivitas tani, umumnya umur mempengaruhi kekuatan fisik dan pola fikir seseorang. Pada umunya petani yang berusia lebih muda memiliki kemampuan fisik yang lebih kuat dibanding petani yang telah berusia lanjut dan tua, (Anonim, 2013). Umur sangat mempengaruhi seseorang dalam melakukan aktivitas sehari- 40

45 hari, serta berhubungan dengan ketahanan fisik tubuhnya, pengalaman dalam bekerja dan pengalaman dalam berfikir. Pada umumnya seseorang yang berusia muda dan sehat mempunyai ketahanan fisik yang lebih besar dan kuat jika dibanding dengan seseorang yang usianya sudah tua, tapi jika dilihat dari aspek pengalaman yang lebih tua mempunyai pengalaman lebih banyak dan hal ini sangat berpengaruh terhadapar pola pikir seseorang (Patong, 2006). Responden yang diamati dalam penelitian ini adalah Petani yang ada di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar. Berikut umur responden petani dapat dilihat pada Tabel 7 berikut ini. Tabel 7. Jumlah dan Persentase Responden Berdasaran Tingkat Umur, di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar No Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%) ,22 11,12-16,66 Jumlah Sumber : Data Primer Setelah Diolah, Berdasarkan Tabel 7 di atas, terlihat bahwa umur responden tahun sebanyak 9 orang atau 50%, kemudian Petani yang berumur sebanyak 4 orang atau 22,22 %, yang berumur tahun sebanyak 2 orang atau 11,12%, sedangkan yang berumur tidak ada, dan terakhir yang berumur sebanyak 3 orang atau 16,66 % Jadi persentase yang paling tertinggi adalah umur tahun sebanyak 9 orang atau 50 % sedangkan persentase yang terendahadalah umur Hal ini menunjukkan bahwa responden dalam 41

46 penelitian ini memiliki usia yang berbeda-beda, sehingga petani dapat menerima pengetahuan dan informasi tentang kemandirian petani dalam budidaya padi dengan sistem tanam jajar legowo pada tanaman padi Tingkat Pendidikan Responden Tingkat pendidikan responden sangat mempengaruhi cara berfikir serta bertindak dalam pengambilan keputusan seseorang dalam menjalankan pekerjaannya. Secara umum tingkat pendidikan yang lebih tinggi yang ditunjang berbagai pengalaman akan dapat mempengaruhi pula peningkatan peningkatan dalam memperoleh hidup yang layak. Pendidikan yang lebih tinggi akan mempengaruhi cara berfikir yang lebih agresif, mudah memahami dan menerima inovasi baru serta terbuka dalam menerima perubahan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan patong (2004), bahwa Pendidikan pada umumnya akan mempengaruhi car berfikir seseorang. Pendidikan yang relatif tinggi menyebabkan seseorang lebih dinamis dalam menerima teknologi baru. Semakin koopertif petani dalam menerima dan menerapkan inovasi atau teknologi baru, maka secara langsung akan berpengaruh terhadap peningkatan produksi usahatani. Menyangkut tingkat pendidikan responden, hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan petani responden terbagi atas tiga, yaitu SD, SMP, dan SMA. Karakteristik tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada Tabel 9. 42

47 Tabel 8. Tingkat Pendidikan Responden di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar, No Tingkat Pendidikan Jumlah Reponden (Orang) 1. Tidak Sekolah 3 2. SD 6 3. SMP 5 4. SMA 4 Persentase (%) 16,66 33,34 27,77 22,23 Jumlah Sumber : Data Primer Setelah Diolah, Tabel 8 di atas, menunjukkan bahwa petani responden yang memiliki pendidikan rendah. Dimana 6 orang atau 33,34% dari total jumlah responden mempunyai tingkat pendidikan Sekolah Dasar, SMP/sederajat sebanyak 5 orang atau 27,77 % dan SMA/sederajat sebanyak 4 orang atau 22,23% bahkan diantaranya ada yang tidak pernah sekolah sebanyak 3 orang atau 16,66%. Melihat pemaparan berdasarkan tingkat pendidikan responden diatas pada tabel 8, bahwa responden mempunyai tingkat pendidikan lebih tinggi mempunyai pengetahuan lebih luas dalam menerima informasi teknologi lebih cepat dibanding dengan responden yang tingkat pendidikannya lebih rendah. Namun pendidikan formal bukan satu-satunya faktor yang menyebabkan petani tahu, mampu dan menerapkan teknologi tetapi sangat bergantung pada tingkat kemandirian petani tersebut dalam mengelolah usahataninya, luas lahan dan jumlah tanggungan keluarga yang memaksa petani responden untuk berupaya dalam meningkatkan produksi dan pendapatan usahataninya. 43

48 5.1.3.Jumlah Tanggungan Keluarga Responden Jumlah tanggungan keluarga merupakan salah satu potensi sumberdaya manusia yang dapat menunjang kegiatan usahatani namun dapat pula menjadi beban ekonomi dari kepala keluarga yang bersangkutan jika memiliki sumber daya modal dan lahan yang terbatas, untuk memanfaatkan sumber daya manusia tersebut secara produktif. Hal ini berakibat pada rendahnya tingkat kesejahteraan keluarga, karena disatu sisi sumber pendapatan yang terbatas sebagai akibat dari keterbatasan kepemilikan sumberdaya, dan disisi lain anggota keluarga yang ditanggung jumlahnya besar berimplikasi pada besarnya pula biaya untuk menuhi kebutuhan hidupnya. Penggambaran tentang jumlah anggota keluarga petani bertujuan untuk melihat seberapa besar tanggungan keluarga tersebut. Keluarga petani terdiri dari petani itu sendiri sebagai kepala keluarga, istri, anak dan tanggungan lainnya yang berstatus tinggal bersama dalam satu keluarga. Sebahagian besar petani yang ada di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar menggunakan tenaga kerja yang berasal dari anggota keluarga sendiri yang secara tidak langsung merupakan tanggungjawab kepala keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Tanggungan keluarga petani responden dapat disajikan pada tabel 10 berikut ini. 44

49 Tabel 9. Identitas Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga di Desa BoddiaKecamatan Galesong Kabupaten Takalar, No Jumlah Tanggungan Keluarga (Orang) Jumlah Responden (Orang) Persentase (%) 22,22 55,56 22,22 Jumlah Sumber : Data Primer Setelah Diolah, Tabel 9 diatas menunjukkan bahwa jumlah tanggungan keluarga responden antara 1-2 sebanyak 4 orang atau 22,22%, kemudian 3-4 sebanyak 10 orang atau 55,55%, dan 5-6 orang sebanyak 4 orang atau 22,22%, jumlah tanggungan keluarga paling banyak adalah 3-4 yaitu 10 orang atau 55,56%. Keadaan demikian sangat mempengaruhi terhadap tingkat kemandirian petani untuk mensejahterahkan keluarganya dan untuk meningkatkan produksi dalam memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu, seorang petani dengan beban tanggungan keluarga yang cukup besar, akan selalu berupaya memaksimalkan kegiatan usahataninya untuk mendapatkan produksi tinggi yang berdampak pada tingkat pendapatan dan kesejahteraan keluarga. Hal ini sesuia dengan pendapat mubyanto (2005), menyatakan bahwa berusahatani sebagian besar tenaga kerja berasal dari keluarga petani itu sendiri atas ayah sebagai kepala rumah tangga, istri dan anak. Tenaga kerja yang berasal dari keluarga petani memegang peranan penting dan merupakan sumbangan keluarga pada produksi secara keseluruhan. 45

50 5.1.4.Luas Lahan Luas lahan merupakan media tumbuh suatu tanaman, tempat hewan dan manusia melakukan aktivitas kehidupannya. Luas lahan sangat mempengaruhi petani dalam mengambil keputusan dan kebijakan dalam hal penggunaan bibit, pupuk, obat-obatan dan peralatan. Oleh karena itu, lahan merupakan salah satu faktor penting dalam usahatani. Luas lahan petani akan mempengaruhi efisien atau tidaknya suatu usahatani, karena erat hubungannya dengan biaya yang dikeluarkan dan produksi yang diterima. Semakin luas lahan dan biaya produksi yang dikeluarkan biasanya tidak seimbang dengan produksi yang diperoleh. Luas lahan berdasarkan tingkat kepemilikan lahan rata-rata di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar, disajikan pada tabel 11 sebagai berikut: Tabel 10. Luas Lahan Responden Di Desa Boddia Kecamatan GalesongKabupaten Takalar, No Luas Lahan Jumlah Responden Persentase (Ha) (Orang) (%) ,32 0,43 0,44-0,55 0,56 0,67 0,68-0,79 0,80-0, ,67 33,33 5,55 16,67 27,78 Jumlah Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014 Tabel 10 diatas, menunjukkan bahwa Petani responden yang memiliki luas lahan 0,32-0,43 Ha sebanyak 3 Orang atau 16,67 %, dan petani responden yang memiliki luas lahan 0,44-0,55 Ha sebanyak 6 Orang atau 33,33 %, kemudian yang memilik luas lahan 0,56-0,67 Ha sebanyak 1 orang atau 5,55% sedangkan petani responden yang memiliki luas lahan 0,68-0,79 sebanyak 3 orang atau 46

51 16,67% dan terakhir petani responden yang memiliki luas lahan 0,80-0,91 sebanyak 5 orang atau 27,78%. Jadi persentase yang paling tertinggi adalah 0,44-0,55 Ha sebanyak 6 orang atau 33,33%. Dengan demikian pemilihan lahan tersebut di atas sangat memunkinkan untuk di tanami padi dengan sistem jajar legowo oleh petani, sehingga petani diharapkan dapat memanfaatkan lahan secara optimal untuk meningkatkan produksi dan pendapatan serta kesejahteraan bagi petani. Demikian juga kemandirian petani sangat berperan serta dalam meningkatkan produksi padi tersebut Pengalaman Usaha Tani Pengalaman dapat dilihat dari lamanya seorang petani menekuni suatu usahatani. Semakin lama petani melakukan usahanya maka semakin besar pengalaman yang dimiliki. Dengan pengalaman yang cukup besar akan berkembang suatu keterampilan dan keahlian dalam menentukan cara yang lebih tepat secara efektif dan efisien. Pengalamam usaha tani responden di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar sebagai berikut : Tabel 11. Indentitas responden berdasarkan Pengalaman Usaha Tani di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar No Pengalaman Usahatani (Tahun) Jumlah Responden (Orang) Persentase (%) ,33 22,22 22,22 11,11 11,11 Jumlah Sumber : Data Primer Setelah Diolah,

52 Tabel 11 dapat dijelaskan bahwa pengalaman usahatani petani responden 5-12 tahun sebanyak 33,33 %, tahun sebanyak 22,22%, sebanyak 22,22%, kemudian tahun sebanyak 11,11%, danumur tahun sebanyak 11,11%. Pengalaman berusahatani sangat erat hubungannya dengan keinginan petani mengembangkan usahataninya, khususnya berhubungan dengan keinginan petani mengetahui informasi yang lebih banyak yang berhubungan dengan pengembangan usahatani padi dengan sistem jajar legowo melalui penyuluhan pertanian. Sesuai dengan pendapat soekartawi (2006), bahwa pengalaman berusahatani yang cukup lama menjadikan petani lebih matang dan lebih hati-hati dalam mengambil keputusan terhadap usahataninya. Kegagalan dimasa lalu dapat dijadikan pelajaran sehingga ia lebih berhati-hati dalam bertindak sedangkan petani yang kurang berpengalaman umunya lebih cepat dalam mengambil keputusankarena lebih berani menaggung resiko Kemandirian Petani dalam budidaya padi Kemandirian Petani Petani yang mandiri adalah hal yang diinginkan sejak dahulu. Keinginan tersebut yang menjadikan dasar bagi pengembangan suatu sistem pendidikan pertanian untuk petani yang lazim disebut penyuluhan pertanian. Dalam perjalanan waktu penyelenggaraan penyuluhan pertanian belum dapat mempertahankan kemurniannya sebagai mitra petani untuk mengembangkan kemampuan sesuai keinginan dan kesempatannya menuju kemandirian. Untuk menunjang pengembangan potensi dan kemandirian petani maka perlu 48

53 perencanaan pembangunan yang terarah dan terpadu, termasuk membuat rencana kerja penyuluhan pertanian yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam melakasanakan penyuluhan pertanian, termasuk pula didalamnya meningkatkan efektivitas kerja setiap petaniyang berada didaerah tersebut. Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar merupakan salah satu daerah pengembangan agraris atau tanaman pangan yang diarahkan kepada upaya yang dapat ditempuh dalam rangka melakukan budidaya padi diantaranya intensifikasi pertanian yaitu pengolahan lahan yang ada dengan sebaik-baiknya seperti dalam rangka persiapan benih, persemaian, pengolahan tanah dan pemupukan dasar, penanaman, pemeliharaan, pemupukan susulan pengendalian hama dan penyakit dan yang terakhir panen. apakah dalam melakukan budidaya padi dengan sitem jajar legowo tersebut petani sudah mandiri atau belum. Mandiri diartikan sebagai suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk bertindak bebas, melakukan sesuau atas dorongan sendiri dan untuk kebutuhan sendiri tanpa bantuan dari orang lain, maupun berpikir dan bertindak orginal/kreatif, dan penuh inisiatif mampu mempengaruhi lingkungan mempunyai rasa percaya diri dan memperoleh kepuasan dari usahanya. Adanya petani yang berperan aktif dalam setiap kegiatannya dapat menunjang kemandirian petani tersebut dalam membudidayakan padi disuatu lahan garapannya. Setelah dilakukannya penelitiaan bahwa petani yang ada di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar pada kenyataannya dapat dikatakan mandiri karena kemampuannya dalam mengambil keputusan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan para petani, kemudian bertindak sesuai 49

54 keadaan yang ada tanpa bantuan dari orang lain, dan yang terakhir melaksanakan atau melakukan atas dorongan diri sendiri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 12Berikut ini. Tabel 12. Identifikasi Responden Terhadap Kemandirian Petani Dalam Budidaya PadiDi Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar, 2015 No. Uraian Nilai Kategori Persiapan Bibit Persemaian Pengolahan Tanah Penanaman Padi Pemupukan Dasar Pemeliharaan Tanaman Padi Panen 2,53 2,51 2,33 2,42 2,46 2,46 2,24 Mandiri Mandiri Sedang Mandiri Mandiri Mandiri Sedang Jumlah 16,95 Rata-Rata 2,42 Mandiri Sumber : Data Primer setelah diolah, 2015 Berdasarkan Tabel 12 diatas menunjukkan bahwa kemandirian petani dalam budidaya padi dengan sistem jajar legowo terkhusus dalam persiapan benih dari hasil pengamatan dilapangan sudah bisa dikategorikan sebagai petani yang mandiri dengan nilai yang telah diolah 2,53 masuk dalam kategori mandiri, hal ini disebabkan karena petani sendiri yang melakukan persiapan benih dengan cara menyiapakan benih padi setelah waktu panen. Petani biasanya menyimpan benih untuk penanaman padi berikutnya, kemudian petani itu sendiri yang menyediakan benih tanpa adanya kontribusi atau bantuan dari orang lain dalam melakukan persiapan benih. bibit Petani yang mandiri adalah petani yang mampu memilih mana benih yang berkualitas dan tidak berkualitas untuk dijadikan sebagai benih, sebelum persemaian petani melakukan perendaman benih padi dalam suatu wadah atau baskom. Perendaman berfungsi untuk mengetahui benih yang memiliki isi 50

55 dan tidak memiliki isi (kosong), perendaman benih ini dilakukan selama satu hari. Setelah perendaman selama satu hari, benih ditiriskan dan dimasukkan ke dalam karung. Kegiatan ini dilakukan untuk mempermudah dalam proses perkecambahan benih. Berdasarkan hasil penelitian terhadap persiapan benih, petani tidak mengalami kendala dan dibantu oleh orang lain berarti petani tersebut bisa diklasifikasikan sebagai petani yang mandiri dalam hal persiapan benih. Berdasarkan penelitian hasil olah data dalam hal budidaya padi khususnya ditahap persemaian benih pada tabel 12 dengan nilai 2,51 masuk dalam kategori mandiri, hal ini menunjukan bahwa tingkat kemandirian petani dalam bertindak, mengambil keputusan dan melakukan persemaian benih sudah dapat dikatakan mandiri karena sebelum disemaikan petani telah menyiapakan tempat atau lahan untuk persemaian dengan cara membuat lahan dalam bentuk petakan sesuai dengan luas lahan yang akan ditanami. Petakan yang sudah dibentuk diolah tanhnya hingga gembur, proses selanjutnya yaitu pemberian air ke dalam petakan agar tekstur tanahnya berlumpur. Hal ini dilakukan untuk mempermudah benih yang ditabur bisa langsung melekat pada permukaan tanah, kemudian juga untuk mempermudah dalam pencabutan apabila sudah siap untuk dicabut atau dipindahkan dalam bentuk siap tanam. Tahap ini dilakukan petani itu sendiri tanpa adanya bantuan dari orang lain begitupun dalam pengambilan keputusan alasanya karena petani itu yang bertindak melakukan persemaian atas dorongan sendiri serta tanpa bantuan orang lain seperti menentukan berapa banyak atau jumlah (kilo) benih yang akan disemaikan. Petani terkadang mengalami kendala dalam melakukan persemaian seperti serangan hama yaitu burung, tikus dan keong 51

56 masbiasanya datang memakan benih tersebut namun hal itu bisa ditangani oleh tingkat kemandirian petani itu sendiri dalam menangani suatu masalah yang dihadapinya. Oleh karena itu, kemandirian petani sangat bermanfaat terhadap kegiatan persemaian benih. Berdasarkan hasil penelitian di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar dalam hal budidaya padi dengan sistem jajar legowo terkhusus tahapan pengolahan tanah dari hasil olah data pada tabel 12 dengan nilai 2,33 masuk dalam kategori sedang mandiri. Hal ini disebabkan para petani masih bergantung pada bantuan orang lain, dalam melakukan pengolahan tanah petani masih menggunakan tenaga kerja bantuan keluarga dan tenaga kerja bayaran. Petani akan mengolah tanahnya apabila ada keputusan dari tenaga kerja bantuan dari keluarga dan tenaga kerja bayaran sehingga pengolahan tanah dapat terealisasikan sesuai dengan keinginan petani. Petani biasanya membutuhkan tenaga kerja bantuan dari keluarga dan tenaga kerja bayaran karena hal ini berhubungan dengan luas lahan petani yang relatif luas yang menyebakan petani belum mampu melakukan pengolahan tanah sendiri tanpa bantuan dari orang lain, kemudian kendala yang dialami petani dalam pengolahan tanah yaitu masih minimnya pengadaan traktor yang digunakan untuk mengolah tanah sehingga menyebabkan petani memakai atau menyewa traktor orang lain untuk mengolah lahan pertaniannya Kemandirian petani dalam melakukan budidaya tanaman padi dengan tahapan penanaman tanaman padi, setelah melakukan penelitian di Desa Boddia dari hasil olah data pada tabel 12 dengan nilai 2,42 masuk dalam kategori mandiri. 52

57 Petani menanam padi atas dorongan diri sendiri dan untuk kebutuhan sendiri, petani dalam melakukan penanaman selalu mengambil keputusan sesuai dengan perkembangan para petani. Petani sebelum melakukan penanaman padi dengan sistem jajar legowo 2:1, petani merancang atau membuat suatu alat untuk mempermudah proses penanaman jajar legowo. Alat yang digunakan itu sudah diukur jarak dan lebarnya sehingga tanaman padi terlihat rapi pada saat penanaman. Penanaman padi dengan jajar legowo dilakukan petani dengan cara bekerjasama melalui bantuan tenaga kerja keluarga karena penanaman padi dengan jajar legowo relatif rumit, tingkat kesulitan menanam jajar legowo yaitu membutuhkan waktu yang lama dan alatnya dipindah-pindahkan setelah penanaman sampai pada pinggir pematangan sawah. Terkadang petani biasa mengalami kendala dalam proses penanaman tapi kendala yang dihadapi oleh petani harus dikemukenali dan diantisipasi sesuai dengan pengetahuan, pengalaman dan tingkat kemandirian petani itu sendiri dalam melakukan penanaman padi, petani yang mandiri mampu keluar dari suatu permasalahan tanpa adanya bantuan dari orang lain, bertindak dan berani mengambil keputusan sehingga suatu petani bisa dikategorikan sebagai petani yang mandiri dalam hal penanaman padi dengan sistem jajar legowo 2:1. Petani di Desa Boddia setelah dilakukan penelitian pada budidaya padi pada tahapan pemupukan dasar dari hasil olah data tabel 12 dengan nilai 2,46 masuk dalam kategori mandiri. Petani bertindak melakukan pemupukan dasar serta mengambil keputusan sesuai dengan kebutuhan, pemupukan dasar direalisasikan setelah penanam 12 sampai 15 hari setelah tanam (Hst). Hal ini 53

58 disebabkan karena petani itu sendiri yang menyiapkan pupuk yang akan digunakan dalam pemupukan dasar tanpa dibantu orang lain, pemupukan dasar dilakukan oleh petani itu sendiri juga tanpa bantuan orang lain dan atas dorongan sendiri begitupun dalam mengambil keputusan responden tersebut yang menentukan jenis pupuk apa yang digunakan dalam pemupukan dasar serta menentukan waktu pemupukan. Hal ini ada kaitannya dengan tingkat pendidikan petani, mereka berpendapat bahwa menggunakan tenaga kerja orang lain dapat mengeluarkan biaya yang banyak kemudian cara kerjanya kurang maksimal jadi petani sendiri yang mengerjakan dan mengambil keputusan sendiri dalam melakukan pemupukan dasar. Terkadang petani menemukan suatu kendala dalam pemupukan dasar karena tidak tahu berapa jumlah pupuk yang akan dipakai dengan luas lahan relatif luas tapi kendala itu dapat dikemukenali petani melalui pengalaman dan tingkat kemandirian petani itu sendiri. pemupukan dasar dengan menggunakan sistem jajar legowo, petani lebih mudah dan leluasa melakukan pemupukan dasar karena memiliki jarak antar barisan yang relatif luas dibanding dengan jarak tanam biasa. Berbagai tahapan yang dilakukan dalam budiaya padi salah satunya yaitu pemeliharaan tanaman padi, setelah melakukan penelitian di Desa Boddia berdasarkan hasil olah data dengan nilai 2,46 masuk dalam kategori mandiri. Kategori mandiri baik dalam bertindak dalam pemeliharaan tanaman padi serta melakukan pemeliharaan tanaman padi terlebih lagi dalam pengambilan keputusan, alasannya karena petani itu sendiri yang melakukan pemeliharaan tanaman padi mulai dari penanggulangan hama dan penyakit, mengatur keluar 54

59 masuknya air pada tanaman padi, melakukan penyulaman terhadap padi yang tumbuh atau mati, membersihkan gulma sekitar area tanaman padi, serta melakukan pemupukan dan semua itu dilakukan sendiri tanpa adanya bantuan dari orang lain. Kemudian dalam pengambilan tindakan dan keputusan petani itu juga melakunnya sendiri dengan hal menentukan jenis pestisida yang digunakan untuk memberantas hama dan penyakit, kemudian jenis pupuk apa yang digunakan untuk pemeliharaan tanaman padi serta menentukan kapan waktu dilakukannya pemberantasan hama, penyakit dan waktu pemupukan tanaman padi supaya produksi tanaman padi dapat meningkat secara signifikan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan para petani. Hal ini berhubungan dengan pengalaman petani itu sendiri karena petani bisa karena biasa melakukan sendiri atau dalam bentuk kerjasama karena dari pengalaman-pengalaman yang telah dialaminya, petani juga pintar mencari informasi tentang pertanian dalam hal budidaya padi atau sesame petani yang lebih berpengalaman sehingga responden tersebut mampu melakukan sendiri tanpa bantuan dari orang lain sehingga mengurangi biaya dalam pemeliharaan tanaman padi. Berdasarkan Tabel 12 menunjukkan bahwa kemandirian petani dalam budidaya padi dengan sistem jajar legowo tekhusus dalam panen dari hasil pengamatan dilapangan di Desa Boddia sudah bisa dikategorikan sebagai petani yang sedang mandiri dengan nilai yang telah diolah 2,24 masuk dalam kategori sedang mandiri baik dalam pengambilan keputusan, bertindak serta melakukan panen. Hal ini disebabkan para petani dalam pengambilan keputusan tidak bisa menentukan sendiri melaikan harus mendatangi tenaga kerja bantuan keluarga dan 55

60 tenaga kerja lainnya. Waktu panen petani memberitahukan kepada tenaga kerja yang melakukan panen agar sekiranya ada persetujuan antar dua belah pihak, antara pemilik lahan dan tenaga kerja yang bertindak melakukan panen. Alat yang digunakan petani biasa ditentukan oleh petani itu sendiri, pada saat panen petani mendatangkan mesin pemotong padi ketika tidak ada tenaga kerja bayaran dan petani yang ada di Desa boddia biasanya memanen padinya menggunakan tenaga bantuan keluarga dengan mengunakan alat secara tradisional yaitusabit untuk memotong batang padi. 56

61 V1. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat kemandirian petani khususnya dalam budidaya padi dengan sistem jajar legowo kategori tinggi, sedang dan rendah. Untuk kategori tingkat kemandirian yang sedang mandiri dalam hal budididaya padi yaitu diantaranya dalam tahapan pengolahan tanah 2,33, dan panen 2,24. Sedangkan untuk kategori dengan tingkat kemandirin masuk kategori tinggi atau mandiri dalam hal budidaya padi diantaranya yaitu dalam tahapan persiapan benih 2,53, persemaian 2,51, penanaman padi 2,42, pemupukan dasar 2,46, dan yang terakhir pemeliharaan tanaman padi 2,46. Sehingga jika dirata-ratakan dari kategori rendah, sedang dan tinggi maka hasil yang didapatkan masuk kategori tinggi atau sudah mandiri dalam melakukan budidaya padi dengan sistem jajar legowo Saran Dengan mandirinya seseorang petani di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar kiranya penyuluh datang memberikan informasi terkait dalam budidaya padi dengan sistem jajar sehingga kemandirian petani semakin meningkat, kepada pihak terkait baik intansi atau lembaga supaya memberikan materi-materi penyuluhan pertanian yang baik dan benar kepada petani, dan sebagai tambahan referensi terkait kemandirian petani dalam budidaya padi dengan sistem jajar legowo. 57

62 DAFTAR PUSTAKA Aksi Agraris Kansius Budidaya tanaman padi. Kanisius, Yogyakarta. Anonim A, 2008.Metode-Meningkatkan-Produksi- Pertanianhttp://andreasdamanik14.wordpress.com/2012/12/04/.Diakses pa da tanggal 14 april 2014 B, 2008.Penerapan sistem tanam legowo pada tanaman padi. Direktorat tanaman pangan. Depeartemen pertanian. Jakarta C petunjuk budidaya Padi. /2013/01/budidaya-tanaman padi sawah.html.diakses tanggal 5 April 2014 D.2013.Tanaman padi sistem tanam jajar legowo. Diakses melalui pada tanggal 13 oktober 2013 E Teknik budidaya tanaman padi. Diakses melalui pada tanggal 25 Mei 2015 Anantanyu, S Gambaran kemiskinan petani dan alternatif pemecahan masalahnya. Alfabeta. Jakarta Antonius Pengaruh Kemandirian Terhadap Interaksi Sosial Pada Remaja. Skripsi (Tidak Terbit) Universitas Katolik Soegijapranata. Semarang. BPS, Badan pusat statistik. Kabupaten takalar BPS dan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Statistik pertanian2013. Jakarta. Balai pengkajian dan pengembangan teknologi pertanian (BP2TP). Cara tanam jajar legowo. Bogor diakses melalui 10 september 2010, pukul wib Daniel, Analisis Strategi Pemberdayaan Petani Dalam Minapadi Lahan Sawah Irigasi.Balai pengkajian Teknologi Pertanian, Medan. Danje T. Sembel, B Dasar-dasar Perlindungan tanaman. Penerbit Andy Yogyakarta. 58

63 Landsberger, Henry A. dan Alexandrov, Yu.G Pergolakan Petani Dan Perubahan Sosial. Diterjemahkan Oleh Aswab Mahsani. Jakarta:Cv. Rajawali Maharani Puspita, Nining Rahayu, Novialita Herlina, Novita Chrisna Pengolahan Tanah, Penanaman Dan Pemupukan Pada Tanaman Padi. Prodi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Marsuki S, Pengertian Kelembagaan Kemandirian Penyuluhan. Peneliti Hukum. Org/tag. Diakses pada Tanggal 5 November 2013 Mubyanto, Pola Pikir Dalam Berusahatani. PT. Gramedia Pustaka Umum, Jakarta Nazam M, Mina Padi Legowo. Rekomendasi Teknologi Pertanian, BPTPMataram. Nurul Aisyah, Budidaya Tanaman Padi Sawah. Diakses MelaluiHttp://nurulaisyah2.mywapblog.com/Laporan-Budidaya-Tanaman- Padi-Sawah. pada tanggal 12 0tober Patong, Pola Pikir Petani. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta Pahruddin, A, Maripul dan Rido, P Cara Tanam Padi Sistem Legowo Mendukung Usaha Tani di Desa Bojong, Cikembar Sukabumi. Buletin Teknik Pertanian 9 (1). Puji Wibowo, Pertumbuhan Dan Produktivitas Galur Harapan Padi ( Oryza Sativa L.) Hibrida. Fakultas Pertanian, Jurusan Agronomi, Universitas Sebelas Maret.,Surakata. Ratna, D. dan S.Wahyuni 2002.peningkatan produksi adopsi teknologi SU lebak tanaman pangan. Pusat pengembangan tanaman pangan, Bogor. Rodjak, Manajemen Usaha Tani.Pustaka Gitaguna, Bandung Soekartawi, Agribisnis Dan Teori Aplikasinya. PT. Raja Grafindo Persada.Jakarta Sutopo, L Teknologi Benih. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.s Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Penerbit Alfabeta, Bandung Syawal Proses Pembentukan Potensi Kemandirian Petani. jurnal Sosil Ekonomi Pertanian 59

64 Yusuf, Syamsu, Psikologi Perkembangan anak dan Remaja. PT Remaja Rosdakarya. Bandung 60

65 LAMPIRAN I. KUISIONER PENELITIAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Nomor responden : Nama : Umur : Pendidikan : Luas lahan garapan : Pengalaman usaha tani : Jml tgn keluarga : Status Lahan : * Pemilik * Penggarap * Sewa Persiapan Bibit 1. Berapa kali bapak melakukan persiapan bibit selama dua tahun terakhir, apakah bapak selalu melaksanakan sendiri dalam persiapan bibit atas dorongan sendiri dan tanpa bantuan orang lain? Jawab. a. Ya (3) c. Tidak Pernah (1) b. Kadang-kadang (2) 2. Apakah selama melakukan persiapan bibit bapak selalu bertindak sesuai dengan keadaan yang ada tanpa bantuan orang lain? Jawab. a. Ya (3) c. Tidak pernah (1) b. Kadang-kadang (2) 3. Selama mempersiapkan bibit apakah bapak selalu mengambil keputusan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan petani? Jawab. a. Ya (3) c. Tidak pernah (1) b. Kadang-kadang (2) 61

66 4. Apakah selama persiapan bibit, bapak mengalami kendala dalam persiapan bibit? Jawab. a. Ya (3) c. Tidak pernah (1) b. Kadang-kadang (2) 5. Selama persiapan bibit, Apakah ada orang lain yang mengajari bapak melakukan persiapan bibit? Jawab. a. Ya (3) c. Tidak pernah (1) b. Kadang-kadang (2) 6. Dalam persiapan bibit, Apakah bapak memperhatikan kualitas bibit yang akan bapak gunakan? Jawab. a. Ya (3) c. Tidak pernah (1) b. Kadang-kadang (2) Persemaian 1. Berapa kali bapak melakukan Persemain selama dua tahun terakhir, apakah bapak selalu melaksanakan persemaian atas dorongan diri sendiri dan untuk kebutuhan sendiri? Jawab. a. Ya (3) c. Tidak pernah (1) b. Kadang-kadang (2) 2. Apakah selama, melakukan persemain bapak selalu bertindak sesuai dengan keadaan yang ada tanpa bantuan dari oran lain? Jawab. a. Ya (3) c. Tidak pernah (1) b. Kadang-kadang (2) 62

67 3. Selama persemaian, apakah bapak selalu mengambil keputusan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan para petani? Jawab. a. Ya (3) c. Tidak Pernah (1) b. Kadang-kadang (2) 4. Apakah selama persemaian bibit, bapak mempersiapkan lahan khusus untuk persemaian bibit? Jawab. a. Ya (3) c. Tidak pernah (1) b. Kadang-kadang (2) 5. Selama persemaian bibit, Apakah ada orang lain yang membantu dan mengajari bapak melakukan persemaian bibit? Jawab. a. Ya (3) c. Tidak pernah (1) b. Kadang-kadang (2) 6. Dalam persemaian bibit, Apakah bapak mengalami kendala selama persemaian? Jawab. a. Ya (3) c. Tidak pernah (1) b. Kadang-kadang (2) Pengolahan Tanah. 1. Berapa kali bapak melakukan Pengolahan Tanah selama tiga tahun terakhir, apakah bapak selalu melaksanakan pengolahan tanah atas dorongan diri sendiri dan tanpa bantuan orang lain? Jawab. a. Ya (3) c. Tidak pernah (1) b. Kadang-kadang (2) 63

68 2. Apakah selama melakukan pengolahan tanah bapak selalu bertindak sesuai dengan keadaan yang ada tanpa bantuan dari oran lain? Jawab. a. Ya (3) c. Tidak pernah (1) b. Kadang-kadang (2) 3. Selama pengolahan tanah, selama dua tahun terakhir apakah bapak selalu mengambil keputusan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan para petani? Jawab. a. Ya (3) c. Tidak Pernah (1) b. Kadang-kadang (2) 4. Apakah selama pengolahan tanah, bapak mengalami kendala dalam mengolah tanah? Jawab. a. Ya (3) c. Tidak pernah (1) b. Kadang-kadang (2) 5. Selama pengolahan tanah, Apakah ada orang lain yang mengajari bapak melakukan pengolahan tanah? Jawab. a. Ya (3) c. Tidak pernah (1) b. Kadang-kadang (2) 6. Dalam pengolahan tanah, bapak menggunakan alat secara manual atau secara modern? Jawab. a. Ya (3) c. Tidak pernah (1) b. Kadang-kadang (2) 64

69 Penanaman Padi. 1. Menurut bapak, selama dua tahun terakhir berapa kalikah bapak melakukan Penanaman padi, apakah bapak selalumelaksanakan penanaman padi atas dorongan diri sendiri dan untuk kebutuhan sendiri? Jawab. a. Ya (3) c. Tidak pernah (1) b. Kadang-kadang (2) 2. Apakah selama melakukan penanaman padi, bapak selalu bertindak sesuai dengan keadaan yang ada tanpa bantuan dari oran lain? Jawab. a. Ya (3) c. Tidak pernah (1) b. Kadang-kadang (2) 3. Selama penanaman padi, apakah bapak selalu mengambil keputusan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan para petani? Jawab. a. Ya (3) c. Tidak Pernah (1) b. Kadang-kadang (2) 4. Apakah selama penanaman padi, bapak mengalami kendala dalam menanam padi? Jawab. a. Ya (3) c. Tidak pernah (1) b. Kadang-kadang (2) 5. Selama penanaman padi, apakah ada orang lain yang mengajari bapak melakukan penanaman padi dengan sistem jajar legowo? Jawab. a. Ya (3) c. Tidak pernah (1) b. Kadang-kadang (2) 65

70 6. Dalam penanaman padi, apakah bapak menggunakan alat untuk mengatur jarak tanam sehingga memudahkan bapak melakukan penanaman? Jawab. a. Ya (3) c. Tidak pernah (1) b. Kadang-kadang (2) Pemupukan Dasar (Pertama) 1. Menurut bapak, selama dua tahun terakhir berapa kalikah bapak melakukan pemupukan dasar, apakah bapak selalu melaksanakan pemupukan dasar atas dorongan diri sendiri dan tanpa bantuan orang lain. Jawab. a. Ya (3) c. Tidak pernah (1) b. Kadang-kadang (2) 2. Apakah selama, melakukan pemupukan dasar bapak selalu bertindak sesuai dengan keadaan yang ada tanpa bantuan dari oran lain? Jawab. a. Ya (3) c. Tidak pernah (1) b. Kadang-kadang (2) 3. Selama pemupukan dasar, apakah bapak selalu mengambil keputusan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan para petani? Jawab. a. Ya (3) c. Tidak pernah (1) b. Kadang-kadang (2) 4. Apakah selama pemupukan, bapak mengalami kendala dalam melakukan pemupukan? Jawab. a. Ya (3) c. Tidak pernah (1) b. Kadang-kadang (2) 66

71 5. Selama pemupukan, Apakah tanaman padi dengan sistem jajar legowo membutuhkan suplay pupuk dalam jumlah yang banyak? Jawab. a. Ya (3) c. Tidak pernah (1) b. Kadang-kadang (2) 6. Dalam pemupukan dasar dengan menggunakan jajar legowo, bapak lebih mudah melakukan pemupukan dibanding dengan tanam biasa (Tegel)? Jawab. a. Ya (3) c. Tidak pernah (1) b. Kadang-kadang (2) Pemeliharaan Tanaman Padi 1. Apakah selama dua tahun terakhir berapa kali bapak melakukan pemeliharaan tanaman padi, apakah selama bapak selalu melaksanakan pemeliharaan tanaman padi atas dorongan diri sendiri dan untuk kebutuhan sendiri? Jawab. a. Ya (3) c. Tidak pernah (1) b. Kadang-kadang (2) 2. Apakah selama melakukan pemeliharaan tanaman padi bapak selalu bertindak sesuai keadaan yang ada tanpa bantuan dari orang lain? Jawab. a. Ya (3) c. Tidak pernah `(1) b. Kadang-kadang (2) 3. Selama pemeliharaan tanaman padi, apakah bapak selalu mengambil keputusan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan para petani? Jawab. a. Ya (3) c. Tidak Pernah (1) b. Kadang-kadang (2) 67

72 4. Apakah selama pemeliharaan padi, bapak mengalami kendala dalam pemeliharaan padi? Jawab. a. Ya (3) c. Tidak pernah (1) b. Kadang-kadang (2) 5. Selama pemeliharaan, Apakah ada orang lain yang mengajari bapak melakukan pemeliharaan padi? Jawab. a. Ya (3) c. Tidak pernah (1) b. Kadang-kadang (2) 6. Dalam pemeliharaan tanaman padi dengan sistem tanam jajar legowo dibanding dengan sistem tanam biasa, apakah ada perbedaan ketika penanggulangan hama penyakit, pemupukan, penanggulangan gulma dan pemakaian air? Jawab. a. Ya (3) c. Tidak pernah (1) b. Kadang-kadang (2) Panen 1. Berapa kali bapak melakukan panen selama dua tahun terakhir. Apakah bapak selalu melaksanakan panen atas dorongan diri sendiri dan untuk kebutuhan sendiri? Jawab. a. Ya (3) c. Tidak pernah (1) b. Kadang-kadang (2) 2. Apakah selama melakukan panen bapak selalu bertindak sesuai keadaan yang ada tanpa bantuan dari orang lain? Jawab. a. Ya (3) c. Tidak pernah (1) b. Kadang kadang (2) 68

73 3. Selama panen, apakah bapak selalu mengambil keputusan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan para petani? Jawab. a. Ya (3) c. Tidak pernah.` (1) b. Kadang kadang (2) 4. Apakah selama panen, bapak mengalami kendala ketika panen? Jawab. a. Ya (3) c. Tidak pernah.` (1) b. Kadang kadang (2) 5. Selama panen, apakah ada orang lain yang berpartisipasi ikut dalam membantu bapak melakukan pemanenan? Jawab. a. Ya (3) c. Tidak pernah (1) b. Kadang-kadang (2) 6. Apakah ketika panen, bapak menggunakan alat secara manual atau secara modern? Jawab. a. Ya (3) c. Tidak pernah (1) b. Kadang-kadang (2) 69

74 Lampiran 2. Gambar peta lokasi penelitian Gambar 1. Peta lokasi penelitian di desa boddia kecamatan galesong kabupaten takalar terdiri dari 5 dusun masing-masing diberi tanda kotak warna putih orange. 70

75 Lampiran 3. Identitas Responden No Nama Petani Umur (Tahun) 1. Muddin Tompo 37 Pendidikan Terakhir SMP Jumlah Tang. Keluarga ( Orang ) 4 Luas Lahan (ha ) 0,84 Pengalama n usahatani ( Tahun ) Teta Beta 27 SMA 2 0, Dg Bakkarang 64 SD Sutte 33 SMP 4 0, Rauf Sijaya 28 SMA 3 0, Burhan Nakku 34 SMA 4 0, Yusuf Pasang 30 SMP 3 0, Dg Boting 66 SD 5 0, Rahmat lewa 40 SMA 2 0, Mansyur dg Ngeppe 28 SMA 2 0, Rama Bella 39 SD 5 0, Jafar Bella 31 SMP 3 0, Salam Sijaya 47 SD 4 0, Jufri Lira 39 SMP 3 0, Basir Dg Ngitung 49 SMP 3 0, Jumadi 33 SD 5 0, Dg Mone 59 SD 3 0, Suaib Pasang 28 SMP 2 0,

76 Lampiran 4. Data Kemandirian Petani Dalam Budidaya Padi Dengan Sistem Jajar Legowo Tipe 2:1 Pada Tahap Persiapan Bibit NO Nama Responden Persiapan Bibit I II III IV V VI 1. Muddin Tompo Teta Beta Dg Bakkarang Sutte Rauf Sijaya Burhan Nakku Yusuf Pasang Dg Boting Rahmat Lewa Mansyur Rama Bella Jafar bella Salam Sijaya Jufri Lira Basir Dg Ngitung Jumadi Dg Mone Suaib Pasang Jumlah ,83 2,77 2,66 2,44 1,72 2,77 Rata-rata 2,53 Ketegori Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Keterangan 1. 1,00-1,66 = Rendah (Belum Mandiri) 2. 1,67-2,33 = Sedang 3. 2,34-3,00 = Tinggi (Mandiri) 72

77 Lampiran 5.Data Kemandirian Petani Dalam Budidaya Padi Dengan Sistem Jajar Legowo Tipe 2:1 Pada Tahap Persemaian NO Nama Responden Persemaian I II III IV V VI 1. Muddin Tompo Teta Beta Dg Bakkarang Sutte Rauf Sijaya Burhan Nakku Yusuf Pasang Dg Boting Rahmat Lewa Mansyur Rama Bella Jafar bella Salam Sijaya Jufri Lira Basir Dg Ngitung Jumadi Dg Mone Suaib Pasang Jumlah ,72 2,61 2,55 2,5 1,94 2,77 Rata-rata 2,51 Ketegori Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Sedang Tinggi Keterangan 4. 1,00-1,66 = Rendah (Belum Mandiri) 5. 1,67-2,33 = Sedang 6. 2,34-3,00 = Tinggi (Mandiri) 73

78 Lampiran 6.Data Kemandirian Petani Dalam Budidaya Padi Dengan Sistem Jajar Legowo Tipe 2:1 Pada Tahap Pengolahan Tanah NO Nama Responden Kemandirian petani dalam budidaya padi Pengolahan Tanah I II III IV V VI 1. Muddin Tompo Teta Beta Dg Bakkarang Sutte Rauf Sijaya Burhan Nakku Yusuf Pasang Dg Boting Rahmat Lewa Mansyur Rama Bella Jafar bella Salam Sijaya Jufri Lira Basir Dg Ngitung Jumadi Dg Mone Suaib Pasang Jumlah ,77 2,61 2,22 2,05 1,5 2,83 Rata-rata 2,33 Ketegori Tinggi Tinggi sedang Sedang Rendah Tinggi Keterangan 1. 1,00-1,66 = Rendah (Belum Mandiri) 2. 1,67-2,33 = Sedang 3. 2,34-3,00 = Tinggi (Mandiri) 74

79 Lampiran 7.Data Kemandirian Petani Dalam Budidaya Padi Dengan Sistem Jajar Legowo Tipe 2:1 Pada Tahap Penanaman Padi NO Nama Responden Penanaman Padi I II III IV V VI 1. Muddin Tompo Teta Beta Dg Bakkarang Sutte Rauf Sijaya Burhan Nakku Yusuf Pasang Dg Boting Rahmat Lewa Mansyur Rama Bella Jafar bella Salam Sijaya Jufri Lira Basir Dg Ngitung Jumadi Dg Mone Suaib Pasang Jumlah ,66 2,5 2,61 1,72 2,22 2,83 Rata-rata 2,42 Ketegori Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Sedang Tinggi Keterangan 1. 1,00-1,66 = Rendah (Belum Mandiri) 2. 1,67-2,33 = Sedang 3. 2,34-3,00 = Tinggi (Mandiri) 75

80 Lampiran 8.Data Kemandirian Petani Dalam Budidaya Padi Dengan Sistem Jajar Legowo Tipe 2:1 Pada Tahap Pemupukan Dasar NO Nama Responden Pemupukan Dasar I II III IV V VI 1. Muddin Tompo Teta Beta Dg Bakkarang Sutte Rauf Sijaya Burhan Nakku Yusuf Pasang Dg Boting Rahmat Lewa Mansyur Rama Bella Jafar bella Salam Sijaya Jufri Lira Basir Dg Ngitung Jumadi Dg Mone Suaib Pasang Jumlah ,77 2,61 2,72 1,72 2,22 2,77 Rata-rata 2,46 Ketegori Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Rendah Tinggi Keterangan 1. 1,00-1,66 = Rendah (Belum Mandiri) 2. 1,67-2,33 = Sedang 3. 2,34-3,00 = Tinggi (Mandiri) 76

81 Lampiran 9.Data Kemandirian Petani Dalam Budidaya Padi Dengan Sistem Jajar LegowoTipe 2:1 Pada Tahap Pemeliharaan Tanaman Padi NO Nama Responden Pemeliharaan Tanaman Padi I II III IV V VI 1. Muddin Tompo Teta Beta Dg Bakkarang Sutte Rauf Sijaya Burhan Nakku Yusuf Pasang Dg Boting Rahmat Lewa Mansyur Rama Bella Jafar bella Salam Sijaya Jufri Lira Basir Dg Ngitung Jumadi Dg Mone Suaib Pasang Jumlah ,88 2,72 2,83 1,94 1,88 2,55 Rata-rata 2,46 Ketegori Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Sedang Tinggi Keterangan 1. 1,00-1,66 = Rendah (Belum Mandiri) 2. 1,67-2,33 = Sedang 3. 2,34-3,00 = Tinggi (Mandiri) 77

82 Lampiran 10.Data Kemandirian Petani Dalam Budidaya Padi Dengan Sistem Jajar Legowo tipe 2:1 Pada Tahap Panen NO Nama Responden Panen I II III IV V VI 1. Muddin Tompo Teta Beta Dg Bakkarang Sutte Rauf Sijaya Burhan Nakku Yusuf Pasang Dg Boting Rahmat Lewa Mansyur Rama Bella Jafar bella Salam Sijaya Jufri Lira Basir Dg Ngitung Jumadi Dg Mone Suaib Pasang Jumlah ,44 2,44 2,5 1,94 2,38 1,83 Rata-rata 2,24 Ketegori Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Sedang Keterangan 1. 1,00-1,66 = Rendah (Belum Mandiri) 2. 1,67-2,33 = Sedang 3. 2,34-3,00 = Tinggi (Mandiri) 78

83 Lampiran 11. Dokumentasi penelitian Gambar 1. Wawancara petani responden di Tarembang Gambar 2. Dokumentasi Pada petani responden di Boddia 79

84 Gambar 3.Persemaian bibit Gambar 4. Pencabutan bibit10-15 hari 80

85 Gambar5. pengolahan lahan dengan menggunakana traktor Gambar6. Penanaman padi dengan sistem jajar legowo 2:1 81

86 Gambar 7. Pemeliharaan tanaman padi Gambar 8. Pemupukan tanaman padi pada legowo 2:1 sekitar Hst 82

87 Gambar 9. Panen Pada tanaman padi 83

88 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bura ne tanggal 12 Agustus 1992 dari ayahanda Basri Dg Lewa dan ibunda Suttaria Dg Ngutta Penulis merupakan anak pertama dari 3 bersaudara.pendidikan formal yang dilalui penulis adalah di SD Inpres Bura ne Galesong dan lulus tahun 2005 kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 2 Galesong dan lulus tahun Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Galesong dan lulus pada tahun selanjutnya, penulis lulus seleksi masuk dan terdaftar sebagai mahasiswa di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar. Penulis pernah ikut serta dalam organisasi Hmj Pertanian, PC.pemuda Muhammadiyah Galesong, Pramuka. Tugas akhir dalam pendidikan tinggi diselesaikan dengan menulis Skripsi yang berjudul Kemandirian petani dalam budidaya padi dengan sistem jajar legowo di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar

TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan salah satu komoditas strategis baik secara ekonomi, sosial

TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan salah satu komoditas strategis baik secara ekonomi, sosial TINJAUAN PUSTAKA Padi merupakan salah satu komoditas strategis baik secara ekonomi, sosial maupun politik. Pada umumnya usahatani padi masih merupakan tulang punggung perekonomian keluarga tani dan perekonomian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Padi Tanaman padi merupakan tanaman tropis, secara morfologi bentuk vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun berbentuk pita dan berbunga

Lebih terperinci

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL Sistem Pertanian dengan menggunakan metode SRI di desa Jambenenggang dimulai sekitar tahun 2007. Kegiatan ini diawali dengan adanya

Lebih terperinci

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.

Lebih terperinci

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT Handoko Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur ABSTRAK Lahan sawah intensif produktif terus mengalami alih fungsi,

Lebih terperinci

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH 11:33 PM MASPARY Selain ditanam pada lahan sawah tanaman padi juga bisa dibudidayakan pada lahan kering atau sering kita sebut dengan budidaya padi gogo rancah. Pada sistem

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan ini merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Padi adalah salah satu bahan makanan

Lebih terperinci

SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO 2 1 MENINGKATKAN HASIL GABAH. Oleh : Drh. Saiful Helmy

SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO 2 1 MENINGKATKAN HASIL GABAH. Oleh : Drh. Saiful Helmy SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO 2 1 MENINGKATKAN HASIL GABAH Oleh : Drh. Saiful Helmy Pendahuluan Dalam rangka mendukung Upaya Khusus Pajale Babe yang digalakkan pemerintah Jokowi, berbagai usaha dilakukan untuk

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian III. TATA CARA PENELITIN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit rakyat di Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI DI LAHAN RAWA LEBAK

PENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI DI LAHAN RAWA LEBAK AgroinovasI PENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI DI LAHAN RAWA LEBAK Lahan rawa lebak merupakan salahsatu sumberdaya yang potensial untuk dikembangkan menjadi kawasan pertanian tanaman pangan di Provinsi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Padi Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas. Ruas-ruas itu merupakan bubung atau ruang kosong. Panjang tiap ruas

Lebih terperinci

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG 7.1 Keragaan Usahatani Padi Varietas Ciherang Usahatani padi varietas ciherang yang dilakukan oleh petani di gapoktan Tani Bersama menurut hasil

Lebih terperinci

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul)

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul) Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul) PENDAHULUAN Pengairan berselang atau disebut juga intermitten adalah pengaturan kondisi lahan dalam kondisi kering dan tergenang secara bergantian untuk:

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3. 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober 2009 sampai dengan Juli 2010. Penelitian terdiri dari percobaan lapangan dan analisis tanah dan tanaman

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari 3 golongan ecogeographic yaitu Indica, Japonica, dan Javanica.

TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari 3 golongan ecogeographic yaitu Indica, Japonica, dan Javanica. 6 TINJAUAN PUSTAKA Padi Sawah Padi (Oryza sativa L.) berasal dari tumbuh-tumbuhan golongan rumput-rumputan (Gramineae) yang ditandai dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas. Tumbuhan padi bersifat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II, Desa

BAB III METODE PENELITIAN. PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II, Desa 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah respon petani terhadap kegiatan penyuluhan PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 Maret 2012. Persemaian dilakukan di rumah kaca Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian,

Lebih terperinci

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani. 85 VI. KERAGAAN USAHATANI PETANI PADI DI DAERAH PENELITIAN 6.. Karakteristik Petani Contoh Petani respoden di desa Sui Itik yang adalah peserta program Prima Tani umumnya adalah petani yang mengikuti transmigrasi

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Padi Hibrida

Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Padi Hibrida Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Padi Hibrida Oleh : Dandan Hendayana, SP (PPL Kec. Cijati Cianjur) Saat ini tanaman padi hibrida merupakan salah satu alternatif pilihan dalam upaya peningkatan produksi

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah Oleh : Juwariyah BP3K garum 1. Syarat Tumbuh Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat tumbuh yang sesuai tanaman ini. Syarat tumbuh tanaman

Lebih terperinci

Persyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang

Persyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang PRODUKSI BENIH PADI Persyaratan Lahan Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang ditanam sama, jika lahan bekas varietas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diklasifikasikan ke dalam Famili adalah Graminae, Genus adalah Oryza Linn, dan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diklasifikasikan ke dalam Famili adalah Graminae, Genus adalah Oryza Linn, dan TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Grist (1960), tanaman padi dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan ke dalam Famili adalah Graminae, Genus adalah Oryza Linn, dan Speciesnya adalah

Lebih terperinci

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari: AgroinovasI Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Rawa Meningkatkan Produktivitas Dan Pendapatan Petani Di Lampung, selain lahan sawah beririgasi teknis dan irigasi sederhana, lahan rawa juga cukup potensial

Lebih terperinci

PRINSIP AGRONOMIK BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH. 15/04/2013

PRINSIP AGRONOMIK BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH. 15/04/2013 PRINSIP AGRONOMIK BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH 1 BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH Budidaya untuk produksi benih sedikit berbeda dengan budidaya untuk produksi non benih, yakni pada prinsip genetisnya, dimana

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA A. Padi

I. TINJAUAN PUSTAKA A. Padi I. TINJAUAN PUSTAKA A. Padi Padi merupakan kebutuhan primer bagi masyarakat Indonesia, karena sebagai sumber energi dan karbohidrat bagi mereka. Selain itu, padi juga merupakan tanaman yang paling penting

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. padi merupakan komoditas utama dalam menyokong pangan masyarakat.

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. padi merupakan komoditas utama dalam menyokong pangan masyarakat. II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Padi Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan penting yang telah menjadi makanan pokok lebih dari setengah penduduk dunia.

Lebih terperinci

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT Penerapan Padi Hibrida Pada Pelaksanaan SL - PTT Tahun 2009 Di Kecamatan Cijati Kabupaten Cianjur Jawa Barat Sekolah Lapang (SL) merupakan salah satu metode

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Tanam SRI Menurut Soekartawi (1999) Padi dapat tumbuh pada ketinggian 0-1500 meter dari permukaan laut dengan temperatur 19-27 derajat celcius, memerlukan penyinaran

Lebih terperinci

PENANAMAN TANAMAN JAGUNG/ System JARWO

PENANAMAN TANAMAN JAGUNG/ System JARWO PENANAMAN TANAMAN JAGUNG/ System JARWO Oleh : Sugeng Prayogo BP3K Srengat Penanaman merupakan proses pemindahan benih kedalam tanah dengan tujuan agar tanaman tumbuh dan berkembang dengan baik. Untuk memperoleh

Lebih terperinci

RINGKASAN. I. Pendahuluan. A. Latar Belakang

RINGKASAN. I. Pendahuluan. A. Latar Belakang PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) VARIETAS CIHERANG DENGAN METODE SRI (System of Rice Intensification) 1 Zulkarnain Husny, 2 Yuliantina Azka, 3 Eva Mariyanti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Padi Tanaman padi merupakan tanaman pangan yang dapat hidup dalam genangan air. Tanaman pangan lain seperti gandum, jagung kentang dan ketela rambat akan mati kalau

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto, III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto, Kasihan, Bantul dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

SISTEM TANAM PADI JAJAR LEGOWO

SISTEM TANAM PADI JAJAR LEGOWO ISBN : 978-602-1276-01-3 SISTEM TANAM PADI JAJAR LEGOWO BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) JAMBI BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan 10 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan Percobaan dilakukan di Kebun Percobaan Babakan Sawah Baru, Darmaga Bogor pada bulan Januari 2009 hingga Mei 2009. Curah hujan rata-rata dari bulan Januari

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. sub tropis. Bukti sejarah menunjukkan bahwa penanaman padi di Zhejiang (Cina)

PENDAHULUAN. sub tropis. Bukti sejarah menunjukkan bahwa penanaman padi di Zhejiang (Cina) PENDAHULUAN Latar belakang Padi merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun. Tanaman pertanian kuno ini berasal dari dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan sub tropis. Bukti sejarah menunjukkan

Lebih terperinci

1) Dosen Fakultas Pertanian Unswagati Cirebon 2) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Kuningan

1) Dosen Fakultas Pertanian Unswagati Cirebon 2) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Kuningan PERTUMBUHAN DAN HASIL EMPAT KULTIVAR PADI SAWAH (Oryza sativa L) PADA TIGA JUMLAH BARIS CARA TANAM LEGOWO A. Harijanto Soeparman 1) dan Agus Nurdin 2) 1) Dosen Fakultas Pertanian Unswagati Cirebon 2) Dinas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh membentuk rumpun dengan tinggi tanaman mencapai 15 40 cm. Perakarannya berupa akar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dimulai dari April 2009 sampai Agustus 2009. Penelitian lapang dilakukan di lahan sawah Desa Tanjung Rasa, Kecamatan Tanjung Sari, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Badan Litbang Pertanian telah melepas lebih dari 200 varietas padi sejak

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Badan Litbang Pertanian telah melepas lebih dari 200 varietas padi sejak II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pengenalan Varietas Padi Badan Litbang Pertanian telah melepas lebih dari 200 varietas padi sejak tahun 1930an. Varietas yang dilepas mempunyai karakteristik

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Oktober 2014 hingga Maret

Lebih terperinci

5. PEMBAHASAN 5.1. Penerimaan Kotor Varietas Ciherang, IR-64, Barito Dan Hibrida

5. PEMBAHASAN 5.1. Penerimaan Kotor Varietas Ciherang, IR-64, Barito Dan Hibrida 5. PEMBAHASAN 5.1. Penerimaan Kotor Varietas Ciherang, IR-64, Barito Dan Hibrida Berdasarkan hasil perhitungan terhadap rata-rata penerimaan kotor antar varietas padi terdapat perbedaan, kecuali antara

Lebih terperinci

Ciparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut

Ciparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di lahan sawah Sanggar Penelitian Latihan dan Pengembangan Pertanian (SPLPP) Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran Unit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bawang Merah Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas sayuran ini termasuk

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Daerah Desa Sidoagung secara administratif termasuk dalam Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Sidoagung terletak

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman padi (Oriza sativa) adalah salah satu jenis serealia yang umumnya dibudidayakan melalui sistem persemaian terlebih dahulu. Baru setelah bibit tumbuh sampai

Lebih terperinci

MINAT PETANI TERHADAP KOMPONEN PTT PADI SAWAH PENDAHULUAN

MINAT PETANI TERHADAP KOMPONEN PTT PADI SAWAH PENDAHULUAN MINAT PETANI TERHADAP KOMPONEN PTT PADI SAWAH Siti Rosmanah, Wahyu Wibawa dan Alfayanti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu ABSTRAK Penelitian untuk mengetahui minat petani terhadap komponen

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Padi Padi merupakan tanaman pertanian kuno yang sampai saat ini terus dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan merupakan tanaman pangan yang dapat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PROUKSI PADI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI HEMAT AIR

MENINGKATKAN PROUKSI PADI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI HEMAT AIR MENINGKATKAN PROUKSI PADI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI HEMAT AIR Oleh : Ir. Indra Gunawan Sabaruddin Tanaman Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman penting karena merupakan makanan pokok sebagian besar penduduk

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DESA GEDANGAN. A. Letak Geografis, Batas dan Kondisi Wilayah. Purwodadi. Kabupaten Grobogan terletak pada sampai Bujur

IV. KEADAAN UMUM DESA GEDANGAN. A. Letak Geografis, Batas dan Kondisi Wilayah. Purwodadi. Kabupaten Grobogan terletak pada sampai Bujur IV. KEADAAN UMUM DESA GEDANGAN A. Letak Geografis, Batas dan Kondisi Wilayah Kabupaten grobogan salah satu wilayah yang secara terletak di Provinsi Jawa Tengah. Secara administratif Kabupaten Grobogan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman pangan adalah segala jenis tanaman yang di dalamnya terdapat

I. PENDAHULUAN. Tanaman pangan adalah segala jenis tanaman yang di dalamnya terdapat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman pangan adalah segala jenis tanaman yang di dalamnya terdapat karbohidrat dan protein sebagai sumber energi. Tanaman pangan juga dapat dikatakan sebagai tanaman

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di TINJAUAN PUSTAKA Syarat Tumbuh Tanaman Jahe Iklim Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian 200-600 meter di atas permukaan laut, dengan curah hujan rata-rata berkisar 2500-4000 mm/ tahun. Sebagai

Lebih terperinci

TATA CARA PENELTIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas

TATA CARA PENELTIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas III. TATA CARA PENELTIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian telah dilaksanakan pada Bulan Juli 2016 November

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat 10 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilakukan di lahan sawah Desa Situgede, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor dengan jenis tanah latosol. Lokasi sawah berada pada ketinggian tempat 230 meter

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Laju Dekomposisi Jerami Padi pada Plot dengan Jarak Pematang 4 meter dan 8 meter Laju dekomposisi jerami padi pada plot dengan jarak pematang 4 m dan 8 m disajikan pada Tabel

Lebih terperinci

PENGELOLAAN TERPADU PADI SAWAH (PTPS): INOVASI PENDUKUNG PRODUKTIVITAS PANGAN

PENGELOLAAN TERPADU PADI SAWAH (PTPS): INOVASI PENDUKUNG PRODUKTIVITAS PANGAN PENGELOLAAN TERPADU PADI SAWAH (PTPS): INOVASI PENDUKUNG PRODUKTIVITAS PANGAN Ameilia Zuliyanti Siregar Departemen Agroekoteknologi Fakultas Pertanian zuliyanti@yahoo.com,azs_yanti@gmail.com Pendahuluan

Lebih terperinci

PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI

PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI Jln. Pramuka No. 83, Arga Makmur, Bengkulu Utara 38111 Phone 0737-521330 Menjadi Perusahaan Agrobisnis Nasional Terdepan dan Terpercaya Menghasilkan sarana produksi dan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lahan penelitian yang digunakan merupakan lahan yang selalu digunakan untuk pertanaman tanaman padi. Lahan penelitian dibagi menjadi tiga ulangan berdasarkan ketersediaan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Batang padi berbentuk bulat, berongga, dan beruas-ruas. Antar ruas

TINJAUAN PUSTAKA. Batang padi berbentuk bulat, berongga, dan beruas-ruas. Antar ruas TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Daun padi tumbuh pada buku-buku dengan susunan berseling. Pada tiap buku tumbuh satu daun yang terdiri dari pelepah daun, helai daun dan telinga daun (uricle) dan lidah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai penopang pembangunan. Sektor pertanian meliputi subsektor

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai penopang pembangunan. Sektor pertanian meliputi subsektor 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang berarti negara yang mengandalkan sektor pertanian baik sebagai sumber mata pencaharian maupun sebagai penopang pembangunan.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Bahan yang digunakan adalah benih padi Varietas Ciherang, Urea, SP-36,

BAHAN DAN METODE. Bahan yang digunakan adalah benih padi Varietas Ciherang, Urea, SP-36, 18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan dilaksanakan di lahan sawah irigasi Desa Sinar Agung, Kecamatan Pulau Pagung, Kabupaten Tanggamus dari bulan November 2014 sampai April

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bawang Merah Bawang Merah merupakan tanaman yang berumur pendek, berbentuk rumpun, tingginya dapat mencapai 15-40 cm, Bawang Merah memiliki jenis akar serabut, batang Bawang Merah

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Benih Pengertian 2.2. Klasifikasi Umum Tanaman Padi

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Benih Pengertian 2.2. Klasifikasi Umum Tanaman Padi II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Benih 2.1.1. Pengertian Benih adalah biji tanaman yang dipergunakan untuk keperluan dan pengembangan di dalam usaha tani, yang mana memiliki fungsi secara agronomis atau merupakan

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR 16 III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Kegiatan Tugas Akhir dilaksanakan di Banaran RT 4 RW 10, Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. B. Waktu

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperoleh dari wawancara yang dilakukan kepada 64 petani maka dapat diketahui

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperoleh dari wawancara yang dilakukan kepada 64 petani maka dapat diketahui 5 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Identitas Petani Dalam penelitian ini yang menjadi petani diambil sebanyak 6 KK yang mengusahakan padi sawah sebagai sumber mata pencaharian

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian 10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk budidaya padi konvensional, dilanjutkan dua musim

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Pertumbuhan Tanaman 4. 1. 1. Tinggi Tanaman Pengaruh tiap perlakuan terhadap tinggi tanaman menghasilkan perbedaan yang nyata sejak 2 MST. Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat

Lebih terperinci

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN PENGARUH DOSIS PUPUK AGROPHOS DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN CABAI (Capsicum Annum L.) VARIETAS HORISON Pamuji Setyo Utomo Dosen Fakultas Pertanian Universitas Islam Kadiri (UNISKA)

Lebih terperinci

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09 Tanaman tomat (Lycopersicon lycopersicum L.) termasuk famili Solanaceae dan merupakan salah satu komoditas sayuran yang sangat potensial untuk dikembangkan. Tanaman ini dapat ditanam secara luas di dataran

Lebih terperinci

1 LAYANAN KONSULTASI PADI IRIGASI Kelompok tani sehamparan

1 LAYANAN KONSULTASI PADI IRIGASI Kelompok tani sehamparan 1 LAYANAN KONSULTASI PADI IRIGASI Pilih kondisi lahan sawah Anda: O Irigasi O Tadah hujan O Rawa pasang surut Apakah rekomendasi pemupukan yang diperlukan akan digunakan untuk: O lahan sawah individu petani

Lebih terperinci

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Jagung (Zea Mays L.) Jagung (Zea mays L) adalah tanaman semusim dan termasuk jenis rumputan/graminae yang mempunyai batang tunggal, meski terdapat kemungkinan

Lebih terperinci

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah di Jakarta

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah di Jakarta No. 05 / Brosur / BPTP Jakarta / 2008 PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) PADI SAWAH DI JAKARTA DEPARTEMEN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan komoditas tanaman pangan

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan komoditas tanaman pangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan komoditas tanaman pangan utama di Indonesia, karena sebagian besar dari penduduk Indonesia mengkomsumsi beras sebagai bahan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta wilayah Provinsi Bali

Lampiran 1. Peta wilayah Provinsi Bali L A M P I R A N Lampiran 1. Peta wilayah Provinsi Bali 151 152 Lampiran 2. Hasil uji CFA peubah penelitian Chi Square = 112.49, df=98 P-value=0.15028, RMSEA=0.038, CFI=0.932 153 Lampiran 3. Data deskriptif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu usahatani diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana mengalokasikan sumberdaya yang dimiliki secara efektif dan efisien dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan

Lebih terperinci

Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut

Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut Proyek Penelitian Pengembangan Pertanian Rawa Terpadu-ISDP Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut Penyusun I Wayan Suastika

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 12 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan persawahan Desa Joho, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo dari bulan Mei hingga November 2012. B. Bahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi 1. Deskripsi Umum Wilayah. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Secara Geografis Wilayah Kecamatan Dungaliyo, merupakan salah satu Wilayah Kecamatan yang ada di Kabupaten Gorontalo, yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Limbah Pertanian. menjadi material baru seperti humus yang relatif stabil dan lazim disebut kompos.

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Limbah Pertanian. menjadi material baru seperti humus yang relatif stabil dan lazim disebut kompos. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kompos Limbah Pertanian Pengomposan merupakan salah satu metode pengelolaan sampah organik menjadi material baru seperti humus yang relatif stabil dan lazim disebut kompos. Pengomposan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Kedelai Berdasarkan klasifikasi tanaman kedelai kedudukan tanaman kedelai dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut (Cahyono, 2007):

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Budidaya Padi Sawah Menurut Purwono dan Purnamawati (2009), padi tergolong dalam famili Gramineae (rumput-rumputan).padi dapat beradaptasi pada lingkungan aerob dan nonaerob.batang

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Agustus 2010. Penelitian dilakukan di lahan percobaan NOSC (Nagrak Organic S.R.I. Center) Desa Cijujung,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro, 20 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro, Desa Rejomulyo Kecamatan Metro Selatan Kota Metro dengan ketinggian

Lebih terperinci

1 LAYANAN KONSULTASI PADI - RAWA PASANG SURUT Individu petani

1 LAYANAN KONSULTASI PADI - RAWA PASANG SURUT Individu petani 1 LAYANAN KONSULTASI PADI - RAWA PASANG SURUT Pilih kondisi lahan sawah Anda: O Irigasi O Tadah hujan O Rawa pasang surut Apakah rekomendasi pemupukan yang diperlukan akan digunakan untuk: O lahan sawah

Lebih terperinci

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN :

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN : Usaha tani Padi dan Jagung Manis pada Lahan Tadah Hujan untuk Mendukung Ketahanan Pangan di Kalimantan Selatan ( Kasus di Kec. Landasan Ulin Kotamadya Banjarbaru ) Rismarini Zuraida Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertanian sebagai sumber pendapatan bagi sebagian besar penduduknya.

I. PENDAHULUAN. pertanian sebagai sumber pendapatan bagi sebagian besar penduduknya. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor pertanian sebagai sumber pendapatan bagi sebagian besar penduduknya. Kemampuan sektor pertanian dapat ditunjukan

Lebih terperinci

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU ( Nicotiana tabacum L. ) Oleh Murhawi ( Pengawas Benih Tanaman Ahli Madya ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya A. Pendahuluan Penanam dan penggunaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teoritis 2.1.1. Sawah Tadah Hujan Lahan sawah tadah hujan merupakan lahan sawah yang dalam setahunnya minimal ditanami satu kali tanaman padi dengan pengairannya sangat

Lebih terperinci

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi bawang merah, peran benih sebagai input produksi merupakan tumpuan utama

Lebih terperinci

PENGAMATAN PERCOBAAN BAHAN ORGANIK TERHADAP TANAMAN PADI DI RUMAH KACA

PENGAMATAN PERCOBAAN BAHAN ORGANIK TERHADAP TANAMAN PADI DI RUMAH KACA PENGAMATAN PERCOBAAN BAHAN ORGANIK TERHADAP TANAMAN PADI DI RUMAH KACA HUSIN KADERI Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra), Banjarbaru Jl. Kebun Karet, Loktabat Banjarbaru RINGKASAN Percobaan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Lahan Bekas Tambang Lahan bekas tambang pasir besi berada di sepanjang pantai selatan desa Ketawangrejo, Kabupaten Purworejo. Timbunan-timbunan pasir yang

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum, Geografis, dan Iklim Lokasi Penelitian Desa Ciaruten Ilir merupakan desa yang masih berada dalam bagian wilayah Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman pangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman pangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman pangan yang dikonsumsi oleh sebagian besar penduduk Indonesia. Lahan tanaman

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan bahan pangan dan pakan ternak yang sangat

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan bahan pangan dan pakan ternak yang sangat 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung (Zea mays L.) merupakan bahan pangan dan pakan ternak yang sangat penting. Di Indonesia jagung merupakan bahan pangan pokok kedua setelah padi. Sedangkan

Lebih terperinci

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Latar Belakang Untuk memperoleh hasil tanaman yang tinggi dapat dilakukan manipulasi genetik maupun lingkungan.

Lebih terperinci