Penggunaan Media Pacamat untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pewarisan Sifat pada Siswa Kelas IX 1 SMPN 17 Kendari

Transkripsi

1 Amanah: Jurnal Amanah Pendidikan dan Pengajaran Volume Nomor 1: 5-59 (01) 5 Amanah: Jurnal Amanah Pendidikan dan Pengajaran ISSN (Online) Penggunaan Media Pacamat untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pewarisan Sifat pada Siswa Kelas IX 1 SMPN 17 Kendari The Use of Pacamat Media to Improve Learning Outcomes of Inheritance in Class IX 1 Student of SMPN 17 Kendari Ummi Salmah 1 * 1 SMP Negeri 1 Kendari Jalan Bukit Kendari Indah, 93116, Sulawesi Tenggara - Indonesia * ummisalmah9@admin.smp.belajar.id Received: 19 th January, 0 th February, 01; Accepted: 19 th March, 01 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk (1) meningkatkan penguasaan konsep pewarisan sifat pada siswa kelas IX.1 SMPN 17 Kendari melalui penggunaan media Pacamat; () mengaktifkan siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan media Pacamat; (3) mengaktifkan guru dalam pembelajaran dengan menggunakan media Pacamat. Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tahapan setiap siklus: (1) perencanaan (planning); () pelaksanaan tindakan (action); (3) observasi dan evaluasi (observation and evaluation); dan (4) refleksi (reflection). Hasil akhir penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media Pacamat dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang pewarisan sifat, dengan tingkat ketuntasan klasikal mencapai 88%. Pembelajaran dengan penggunaan media Pacamat dapat meningkatkan hasil belajar pewarisan sifat pada siswa kelas IX.1 SMPN 17 Kendari. Kata kunci: Media, hasil belajar, pewarisan sifat Abstract This study aims to (1) improve the mastery of the concept of inheritance in class IX.1 SMPN 17 Kendari through the use of Pacamat media; () activating students in learning using Pacamat media; (3) activate the teacher in learning using Pacamat media. The research design used was a classroom action research design which was carried out in two cycles, with stages in each cycle: (1) planning; () implementation of the action (action); (3) observation and evaluation; and (4) reflection. The final results of the study indicate that the use of Pacamat media can improve student learning outcomes about inheritance, with classical completeness reaching 88%. Learning with the use of Pacamat media can improve the learning outcomes of the inheritance of the students in class IX.1 SMPN 17 Kendari. Keywords: Media, learning outcomes, inheritance

2 53 PENDAHULUAN Pembelajaran IPA khususnya pewarisan sifat, seharusnya guru tidak hanya memberikan materi pelajaran atau sejumlah fakta (pengetahuan jadi) untuk dihafal oleh siswa. Guru perlu menggunakan suatu media pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar sambil bekerja (Learning by doing) mengkonstruksi pengetahuan di benak mereka sendiri, melakukan pengamatan dan mengumpulkan data melalui pengalaman langsung sehingga siswa lebih mudah memahami dengan benar materi pelajaran, dapat menghubungkan dengan kehidupannya sehingga dapat mengaplikasikan dalam kehidupan seharihari. Hasil belajar pewarisan sifat kelas IX 1 Tahun Pelajaran 015/016 yang mencapai nilai 65 baru mencapai 60%. Selain itu persentase penguasaan materi soal Pewarisan Sifat pada UN SMPN 17 Kendari Tahun Pelajaran 015/016 hanya 36,04% (Puspendik, 016). Hal ini menunjukkan penguasaan konsep oleh siswa masih rendah. Penyebabnya antara lain karena proses belajar mengajar tidak menggunakan media yang melibatkan siswa secara langsung, sehingga penyajian materi terlalu abstrak. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah memanfaatkan media yang ada atau menemukan inovasi-inovasi baru dalam pembuatan media. Media yang dapat digunakan adalah media Pacamat. Melalui media ini diharapkan dapat tercipta kondisi yang mendorong siswa sebagai subyek untuk berperan aktif dalam pembelajaran sehingga akan memberikan efek yang positif terhadap pencapaian hasil belajar siswa. Kondisi tersebut di atas membuat penulis tergugah untuk mengubah kelas yang siswanya tidak tuntas belajar menjadi tuntas belajar, dari suasana pembelajaran yang kurang menyenangkan menjadi terciptanya pembelajaran yang menyenangkan serta bermakna. Tujuan dari penelitian tindakan ini adalah sebagai berikut: (a) meningkatkan penguasaan konsep pewarisan sifat pada siswa kelas IX.1 SMPN 17 Kendari melalui penggunaan media Pacamat; (b) mengaktifkan siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan media Pacamat; dan (c) mengaktifkan guru dalam pembelajaran dengan menggunakan media Pacamat. Schramm (1977) dalam Sofyan (007) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Sementara itu, Briggs (1977) dalam Sofyan (007) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti: buku, film, video dan sebagainya. Sedangkan National Education Association (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengar, termasuk teknologi perangkat keras. Dari ketiga pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. Kontribusi media pembelajaran menurut Kemp and Dayton (1985) adalah: (a) penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih berstandar; (b) pembelajaran dapat lebih menarik; (c) pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar; (d) waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek; (e) kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan; (f) proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan; (g) sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan; dan (h) peran guru berubah ke arah yang positif. Menurut Sukayati (003) ada beberapa keuntungan bila media digunakan untuk kegiatan kelompok, yaitu antara lain: (a) adanya tutor sebaya dalam kelompok, yang kadangkadang lebih mudah menerangkan temuantemuannya pada temannya; (b) kerjasama yang terjadi dalam penggunaan media akan membuat suasana kelas lebih menyenangkan; dan (c) banyaknya anggota yang relatif kecil dalam kelompok akan membuat siswa aman mengemukakan pendapat dan temuantemuannya dibandingkan dalam satu kelas. Media Pacamat adalah media yang terbuat dari papan, balok, dan cakram padat, merupakan istilah yang diberikan sendiri oleh peneliti. Media Pacamat sebagai media alternatif pembelajaran yang didesain untuk membelajarkan siswa pada materi pewarisan sifat. Gambar media Pacamat dapat dilihat pada Gambar 1 dan Gambar. Amanah: Jurnal Amanah Pendidikan dan Pengajaran 1(3): (00)

3 54 m Gambar 1. Media Pacamat untuk persilangan monohibrida BK bk Bk M bk Gambar. Media Pacamat untuk persilangan dihibrida Menurut Mc Keache (Hardiyanta, 008) bahwa hasil belajar ditentukan dua kutub gaya pengajaran yaitu yang berpusat kepada siswa dan berpusat kepada guru serta hasil belajar bisa efektif apabila siswa yang terlibat dalam kegiatan itu tidak hanya fisiknya saja tetapi mental, intelektual dan emosional terintegrasi menjadi satu kesatuan yang utuh. Hasil belajar dapat tercapai secara maksimal siswa diharapkan mengetahui tujuan pembelajaran. Berdasarkan kompetensikompetensi yang ingin dicapai seperti yang dikatakan oleh Suwarno (006) Peserta didik perlu mengetahui tujuan belajar dan tingkattingkat penguasaan yang akan digunakan sebagai kriteria pencapaian secara eksplisit yang dikembangkan berdasarkan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dan memiliki konstribusi terhadap kompetensi-kompetensi. Hal itu perlu dilakukan secara objektif berdasarkan kinerja peserta didik dengan bukti penguasaan mereka terhadap hasil belajar. Menurut Dimyati dan Mudjiono dalam Munawar (009) bahwa hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dua sisi yaitu Sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran. Jadi hasil belajar sangat dipengaruhi dari keberhasilan dari proses pembelajaran. m BK bk Bk M bk Keberhasilan proses pembelajaran ditentukan oleh semua aspek pembelajaran yaitu guru, siswa, sarana dan prasarana yang mendukung termasuk didalamnya adalah media dan strategi pembelajaran yang diwujudkan dalam bentuk model pembelajaran. Materi pokok pewarisan sifat merupakan salah satu materi yang kompetensinya belum dicapai oleh siswa kelas IX-1 semester genap. Materi ini bersifat pengetahuan deklaratif dan masih sangat abstrak bagi siswa SMP, karena membahas suatu proses yang tidak dapat diamati dengan indra. Untuk memecahkan masalah tersebut maka pembelajaran pewarisan sifat menggunakan media Pacamat. Media ini digunakan untuk melakukan persilangan monohibrida dominan, intermediet, dan dihibrida. Media ini sangat mudah dibuat dan memungkinkan keterlibatan seluruh siswa secara penuh dalam berproses dengan melibatkan indra sebanyak-banyaknya. Sehingga berdampak pada peningkatan hasil belajar. Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian tindakan ini adalah: pembelajaran dengan menggunakan media Pacamat dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX-1 SMPN 17 Kendari pada materi pewarisan sifat. METODE PENELITIAN Penelitian ini telah dilaksanakan pada semester genap Tahun Pelajaran 016/017 mulai bulan Desember 016 sampai bulan Februari 017 di kelas IX-1 pada SMPN 17 Kendari, dengan jumlah siswa 33 orang terdiri dari 19 laki-laki dan 14 perempuan. Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri atas dua siklus sesuai dengan perubahan yang dicapai, yaitu dengan langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut. Siklus I Pertama: perencanaan Membuat skenario pembelajaran berupa RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dengan menggunakan media Pacamat. Pertemuan pertama topik 01 tentang Persilangan dan gamet, pertemuan kedua topik 0 tentang persilangan satu sifat beda (monohibrida), pertemuan ketiga topik 03 tentang persilangan dua sifat beda (dihibrida), dan pertemuan

4 keempat topik 04 tentang persilangan intermediat. Membuat/menyiapkan media Pacamat termasuk LKS. Media Pacamat yang dibuat peneliti tidak selamanya sama dengan media yang dibuat oleh siswa karena bahan dan ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan mereka. Peneliti membuat media Pacamat dari bahan kayu jati sisa pembuatan pintu rumah, sedangkan siswa dapat menggunakan bahan lain seperti tripleks dan potongan kayu atau papan bekas selain kayu jati. Bahan dan alat yang digunakan peneliti antara lain: papan jati ketebalan 1,5 cm, gergaji, bor, amplas, spidol, pernis, balok, dan cakram padat bekas. Cara Pembuatan 1. Papan jati dibuat persegi dengan ukuran 13 cm sebanyak empat buah. Di tengah-tengah papan dilubangi dengan diameter ±1 cm. Kemudian papan tersebut diamplas dan dipernis.. Langkah selanjutnya membuat balok dengan diameter ±1 cm dan tinggi ±5 cm yang akan diletakkan pada lubang papan sebanyak empat buah. 3. Rangkailah media Pacamat seperti tampak pada Gambar definisi pada cakram padat kedua. Kemudian siswa menjodohkan atau menentukan pasangan dari kedua cakram padat tersebut, seperti terlihat pada Gambar 4. Gambar 4. Menentukan pasangan istilah dengan definisi Pertemuan kedua Kegiatan pada pertemuan kedua tentang persilangan monohibrid dominan. Untuk kegiatan persilangan monohibrid dominan, buatlah bagian pada cakram padat, setiap bagian menggambarkan gamet. Papan balok dan cakram padat dibuat sepasang. Kemudian rangkailah media Pacamat seperti tampak pada Gambar 5. (1) () (a) (b) (c) Gambar 3. Membuat dan merangkai media Pacamat 4. Membuat/menyiapkan lembar observasi aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan media Pacamat pada setiap pertemuan. 5. Menyiapkan soal ulangan harian. Kedua: tindakan Melakukan tindakan-tindakan sesuai dengan langkah-langkah tindakan yang telah direncanakan sebelumnya. Termasuk penyajian materi pelajaran sesuai dengan RPP. Pertemuan pertama. Kegiatan pada pertemuan pertama tentang gen, kromoson, dan terminologi. Siswa dituntun untuk membuat juring pada bagian belakang cakram padat sesuai banyaknya istilah yang akan ditulis untuk materi terminologi. Istilah dituliskan pada cakram padat pertama dan Gambar 5. Membuat dan merangkai media Pacamat pada persilangan monohibrid dominan Ketiga: observasi Observasi dilakukan untuk mencatat atau merekam siswa yang bermasalah dalam pembelajaran serta mengetahui terlaksana atau tidak aspek-aspek yang diteliti hubungannya dengan media yang digunakan. Pada akhir pelaksanaan tahap ini dilakukan evaluasi /ulangan harian. Keempat: refleksi Refleksi ini dilakukan untuk mengkaji kelemahan-kelemahan yang ditemukan setiap pertemuan/siklus. Hasilnya digunakan untuk menentukan langkah tindakan pada pertemuan/siklus selanjutnya atau mengambil kesimpulan bila masalah teratasi. Siklus II

5 Siklus II dilaksanakan apabila indikator kinerja siklus I belum tercapai. Indikator kinerja pada penelitian ini, apabila siswa telah mencapai nilai 65 dan ketuntasan klasikal 85%. Pertemuan pertama Kegiatan pada pertemuan pertama tentang persilangan dihibrid. Untuk kegiatan persilangan dihibrida, Buatlah bagian pada cakram padat, setiap bagian menggambarkan gamet. Papan balok dan cakram padat dibuat dua pasang. Kemudian rangkailah media Pacamat seperti tampak pada Gambar diperoleh dengan menggunakan lembar observasi selama berlangsungnya pembelajaran. Analisis hasil belajar menggunakan rumus: Nilai perolehan NA = x 100 Nilai maksimal Keterangan: NA = Nilai akhir HASIL DAN PEMBAHASAN (1) () Gambar 6. Membuat dan merangkai media Pacamat pada persilangan dihibrid Pertemuan kedua Kegiatan pada pertemuan kedua tentang persilangan monohibrid intermediet. Untuk kegiatan persilangan monohibrida intermediet, buatlah bagian pada cakram padat, setiap bagian menggambarkan gamet. Papan balok dan cakram padat dibuat sepasang. Kemudian rangkailah media Pacamat seperti tampak pada Gambar 7. (1) () Gambar 7. Membuat dan merangkai media Pacamatpada persilangan monohibrid intermediet Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa dan guru. Jenis data yang diambil adalah data kuantitatif dan kualitatif, meliputi: (a) tes hasil belajar berupa tes produk; dan (b) hasil observasi Cara pengambilan data: (a) data hasil belajar diambil dengan memberikan tes tertulis dalam bentuk uraian atau pilihan ganda pada akhir pembelajaran; dan (b) data tentang aktivitas dan kemampuan siswa menggunakan media Pacamat dalam pembelajaran dan aktivitas guru selama kegiatan belajar mengajar Pelaksanaan Penelitian Siklus I Pengamatan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran dilakukan oleh satu orang pengamat dengan menggunakan instrumen pengamatan aktivitas siswa. Hasil pengamatan dideskripsikan dalam bentuk persentase. Hasil analisis pengamatan aktivitas siswa pada siklus I disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Analisis aktivitas siswa selama KBM pada siklus I No Pengamatan Persentase (%) 1 Mendengarkan/memperhat ikan penjelasan guru 17 Membaca materi ajar/ LKS 14 3 Mengerjakan LKS dalam kelompok Belajar 1 4 Berdiskusi dalam kelompok belajar 4 5 Melakukan tanya jawab antara siswa dengan guru 15 6 Menghargai/menerima pendapat 16 7 Mempresentasikan hasil kerja kelompok Jumlah 100 Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran pada siklus I yang paling tinggi adalah berdiskusi dalam kelompok belajar sebesar 4% dan yang terendah adalah mempresentasikan hasil kerja kelompok sebesar,%. Kondisi ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran telah mengarah kepada dominasi kegiatan siswa. Aktivitas yang diamati pada guru berupa membuka pelajaran, kegiatan inti, dan menutup pelajaran. Pendahuluan meliputi pemotivasian, menghubungkan pelajaran yang lalu dengan

6 sekarang, dan penyampaian tujuan. Kegiatan ini meliputi pemodelan cara menggunakan media Pacamat, pembagian kelompok, dan pembimbingan kelompok dalam bekerja. Kegiatan penutup meliputi perangkuman pelajaran dan evaluasi.data hasil pengamatan aktivitas guru pada pelaksanaan pembelajaran siklus I dapat dilihat pada Tabel. Tabel. Skor aktivitas guru dalam pelaksanaan proses belajar mengajar siklus I No. Aspek yang Diamati Skor 1 Memotivasi siswa 3 Menyampaikan tujuan 3 3 Menyajikan informasi 3 4 Mengorganisasi siswa dalam kelompok belajar 4 5 Memodelkan cara menggunakan media Pacamat 6 Membimbing kelompok 4 bekerja dan belajar 7 Membimbing siswa 3 merangkum materi pelajaran 8 Memberi evaluasi 3 Berdasarkan Tabel menyatakan bahwa skor aktivitas guru dalam proses belajar mengajar berkisar antara sampai 4 dan umumnya skor guru berada pada kisaran 3. Ini berarti bahwa umumnya aktivitas guru menunjukkan cukup baik namun kurang sistematis. Penilaian hasil belajar ini dilaksanakan pada akhir kegiatan tatap muka dengan menggunakan tes (paper and pencil) berupa tes produk bentuk uraian. Berdasarkan indikator keberhasilan pada penelitian ini, bahwa keberhasilan penggunaan media Pacamat pada kegiatan pembelajaran apabila siswa telah mencapai nilai 65 dengan ketuntasan klasikal 85%. Hasil ketercapaian tujuan produk pada penilaian hasil belajar pada siklus I dengan RPP 01 dan 0. Rentang nilai yang diperoleh siswa berkisar antara 38,89 sampai 100 dengan ratarata 77,7. Hasil analisis ketuntasan belajar siswa pada penilaian hasil belajar siklus I dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil analisis ketuntasan belajar siswa pada penilaian hasil belajar siklus I No Jumlah Persenta Ketuntasan 1 Tuntas Tidak Tuntas Siswa 6 7 se (%) 78,79 1,1 57 Tabel 3 dapat dibuat diagram dalam persentase. Diagram Ketuntasan Belajar Siklus I dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 8. Diagram ketuntasan belajar siklus I Berdasarkan Gambar 8, analisis data penilaian hasil belajar pada siklus I nampak bahwa siswa yang tuntas sebanyak 6 orang atau 78,79% dan yang tidak tuntas sebanyak 7 orang atau 1,1%. Ini berarti indikator keberhasilan siklus I belum tercapai. Pelaksanaan Penelitian Siklus II Hasil pengamatan aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar dideskripsikan dalam bentuk persentase untuk setiap aktivitas. Besarnya persentase setiap aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung disajikan dalam Tabel 4. Tabel 4. Analisis aktivitas siswa selama KBM pada siklus II No Pengamatan Persentase (%) 1 Mendengarkan/memperhatikan penjelaskan guru 10.9 Membaca materi ajar/ LKS Mengerjakan LKS dalam kelompok Belajar Berdiskusi dalam kelompok belajar Melakukan tanya jawab antara siswa dengan guru Menghargai/menerima pendapat Mempresentasikan hasil kerja kelompok 1.88 Jumlah 100 Persentase rata-rata komponen aktivitas siswa yang paling tinggi adalah berdiskusi dalam kelompok belajar sebesar 5.94% dan yang terendah adalah mempresentasikan hasil kerja kelompok sebesar 1.88%. Ini menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran tingkat aktivitas siswa sudah tinggi. Demikian pula dalam pengggunaan media Pacamat, pembimbingan dari guru sudah berkurang.

7 Aktivitas yang diamati pada guru meliputi semua aktivitas pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dirancang mulai dari membuka pelajaran, melaksanakan kegiatan inti hingga pada kegiatan menutup pelajaran. Setiap aktivitas yang dilakukan diberi skor sesuai dengan penilaian pengamat. Skor setiap aktivitas guru yang diamati pada pelaksanaan pembelajaran Siklus II dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Skor aktivitas guru dalam pelaksanaan proses belajar mengajar siklus II No. Aspek yang Diamati Skor 1 Memotivasi siswa 4 Menyampaikan tujuan 4 3 Menyajikan informasi 4 4 Mengorganisasi siswa dalam kelompok belajar 3 5 Memodelkan cara 4 menggunakan media Pacamat 6 Membimbing kelompok 4 bekerja dan belajar 7 Membimbing siswa 4 merangkum materi pelajaran 8 Memberi evaluasi 4 Berdasarkan Tabel 5 menyatakan bahwa aktivitas guru dalam proses belajar mengajar menunjukkan skor 3 dan 4 dan umumnya skor guru berada pada kisaran 4. Ini berarti bahwa umumnya aktivitas guru sudah menunjukkan pengajaran yang sesuai, sistematis, dan tepat. Hasil belajar dan perubahan perilaku siswa selama kegiatan belajar mengajar, maka guru melaksanakan penilaian hasil belajar. Penilaian hasil belajar ini dilaksanakan pada akhir kegiatan tatap muka dengan menggunakan tes (paper and pencil) berupa tes produk bentuk uraian. Hasil ketercapaian tujuan produk pada penilaian hasil belajar pada Siklus II dengan rencana pelaksanaan pembelajaran 03 dan 04. Rentang nilai penilaian hasil belajar pada Siklus II yang diperoleh siswa berkisar antara 40 sampai 100 dengan rata-rata 80,48. Jumlah dan persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus II dengan indikator menentukan rasio pada persilangan dihibrid dan disajikan pada Tabel Tabel 6. Hasil Analisis Ketuntasan Belajar Siswa pada Penilaian Hasil belajar Siklus II No 1 Ketuntasan Tuntas Tidak Tuntas Jumlah Siswa 9 4 Persenta se (%) 87,88 1,1 Dari Tabel 6 dapat dibuat diagram dalam persentase. Diagram ketuntasan belajar siklus II dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 9. Diagram ketuntasan belajar siklus II Berdasarkan Gambar 9 data penilaian hasil belajar pada Siklus II menunjukkan bahwa siswa yang tuntas sebanyak 9 orang atau 87,88% sedangkan 4 orang atau 1,1% belum tuntas. Ini berarti indikator keberhasilan pada siklus II telah tercapai. Evaluasi ulangan harian ini bertujuan untuk mengukur hasil belajar siswa dengan penggunaan media Pacamat pada materi pewarisan sifat. Rentang nilai hasil penilaian ulangan harian yang diperoleh siswa berkisar antara 55,5 sampai 100 dengan rata-rata 85,98. Adapun hasil analisis ketuntasan belajar siswa pada penilaian ulangan harian, dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Hasil analisis ketuntasan belajar siswa pada penilaian ulangan harian No Jumlah Persentase Ketuntasan Siswa (%) 1 Tuntas Tidak Tuntas 31 93,94 6,06 Tabel 7 menunjukkan bahwa 33 siswa yang mengikuti tes, siswa yang tidak tuntas (tidak mencapai daya serap 65%) sebanyak dua orang atau 6,06%, sedangkan 31 siswa lainnya atau 93,94% tuntas (mencapai daya serap di atas 65%). Ketidaktuntasan belajar siswa ini mungkin disebabkan keterbatasan waktu yang tersedia untuk menyelesaikan soal. Secara klasikal, 33 siswa yang mengikuti tes menurut kriteria ketuntasan klasikal (85%) tuntas dalam belajar. Ketuntasan klasikal yang dicapai yaitu

8 93,94%. aberdasarkan analisis data hasil belajar siswa di atas, diperoleh bahwa terdapat peningkatan pencapaian penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang diajarkan dengan menggunakan media Pacamat. Ini ditunjukkan dengan dicapainya ketuntasan klasikal sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah. Peningkatan hasil belajar juga terlihat dari ketuntasan siswa dalam belajar. Kenyataan ini sejalan dengan hasil penelitian-penelitian terdahulu yang menyimpulkan bahwa penggunaan media dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar (Ummi Salmah, 008; Side, 009; Setiawan, 009; Rafni, 009; dan Santoso, 010). KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dan hasil penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pembelajaran dengan menggunakan media Pacamat dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX.1 SMPN 17 Kendari pada materi pewarisan sifat.. Hasil belajar siswa kelas IX-1 pada materi pewarisan sifat mengalami peningkatan dari ratarata 77,7 pada siklus I menjadi rata-rata 80,48 pada siklus II. SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan di atas, penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Media Pacamat dapat digunakan sebagai salah satu media untuk pembelajaran pewarisan sifat dan konsep-konsep IPA lain yang memiliki karakteristik serupa, agar dapat memaksimalkan hasil belajar siswa.. Perlu dilakukan penyempurnaan media Pacamat agar penggunaan media ini lebih efektif. 3. Perlu adanya upaya memaksimalkan dan meningkatkan kreativitas guru dalam menggunakan media agar semangat belajar siswa meningkat terus. Daftar Pustaka 59 Hardiyanta, Wahyu. (008). Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Laporan Perjalanan dengan Media Gambar Siswa Kelas VIII/8 SMPN 7 Mataram Tahun Pelajaran 008/009. Mataram: Program Sertifikasi Jalur Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP Universitas Mataram. Kemp dan Dayton. (1985). Planning and Producing Instructional Media. New York: Harpe & Row Publisher. Rafni. (009). Upaya Peningkatan Pembelajaran tentang Saraf Manusia pada Siswa Kelas IX-6 SMPN 1 Kota Banda Aceh. Banda Aceh: SMPN 1 Santoso, Joko. (010). Alat Peraga Pencampur Warna pada Pembelajaran IPA di SMP. Penelitian Tindakan Kelas. Banten: SMPN 16 Tangerang Selatan. Setiawan, Irwan. (009). Belajar Mandiri dengan Pemanfaatan Program Powerpoint dalam Pembelajaran Sejarah di Sekolah Menengar Atas Negeri 1 BKL Selatan. Penelitian Tindakan Kelas. Bengkulu Selatan: SMAN 1 Side, Harsidi. (009). Penggunaan Media Animasi dalam Model Pembelajaran Langsung untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII-3 SMP Negeri 13 Makassar. Penelitian Tindakan Kelas. Makassar: SMPN 13 Makassar. Sofyan, Gusarmin. (007). Media Pembelajarani. Modul Diklat Profesi Guru. Kendari: FKIP Unhalu. Sukayati. (003). Media Pembelajaran Matematika Sekolah dasar. Modul Pelatihan Supervisi Pengajaran untuk Sekolah Dasar. Yogyakarta: PPPG Matematika. Suparno, Paul. (1997). Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius. Suwarno, Wiji. (006). Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jokjakarta: Ar-Ruzz MediaInternet Ummi Salmah. (008). Penggunaan Media Bervariasi untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa Kelas VIII-4 SMPN 17 Kendari tentang Sistem Gerak Manusia. Jurnal AGSAINS Indonesia. Bandung: AGSI. Wijaya, Maman. (006). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan. Bandung: PPPG.