ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOALPOLA BILANGAN DITINJAU DARI ADVERSITY QUOTIENT KELAS VIII SMP NEGERI 26 MAKASSAR
|
|
- Hadi Hartanto
- 3 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 75 ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOALPOLA BILANGAN DITINJAU DARI ADVERSITY QUOTIENT KELAS VIII SMP NEGERI 26 MAKASSAR Tamsil Mufakat 1, Muhammad Rizal Usman 2 1,2 Universitas Muhammadiyah Makassar thamsimufakaat@gmail.com Abstract: This research aims to find out the difficulty of students solving the problem of number patterns. The study subjects were taken from the Adversity Quotient poll test. The questionnaire was given to a group studying grade VIII students of SMP Negeri 26 Makassar. Next selected 1 subject each representing categories of climbers, campers, quitters. The subject was then given a diagnosis test to analyze the difficulty of resolving the number pattern. Further interviews were conducted to subjects referring to diagnosis test answers. Based on the results of qualitative descriptive analysis conducted, drawn conclusions: (1) Students solving the question of number patterns in the category of climbers have difficulty learning rows and rows, difficulty understanding the principles of square number patterns and difficulty distinguishing about stories. (2) The difficulty of students in solving the problem of number patterns in the campers category is to learn the concept of using ratios, understand the principles used in solving question number 1, transform the story into mathematical sentences and not be able to distinguish the story. (3) Students in solving the question of number patterns that are in the category of quitters have difficulty learning concepts, difficulty understanding the principle i.e. forgetting the formula used in answering questions and difficulty solving questions of verbal form (skill) Due to the inability to write the information that is in question. Key Words: climbers, campers, quitters, difficulty solving questions. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan siswa menyelesaikan soal pola bilangan. Subjek penelitian diambil dari tes angket Adversity Quotient. Angket tersebut diberikan kepada satu rombongan belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 26 Makassar. Selanjutnya dipilih 1 subjek yang masing-masing mewakili kategori climbers, campers, quitters. Subjek selanjutnya diberikan tes diagnosis untuk menganalisis kesulitan menyelesaikan soal pola bilangan. Selanjutnya dilakukan wawancara kepada subjek yang mengacu pada jawaban tes diagnosis. Berdasarkan Hasil analisis deskriptif kualitatif yang dilakukan, ditarik kesimpulan: (1) Siswa menyelesaikan soal pola bilangan berkategori climbers memiliki kesulitan mempelajari barisan dan deret, kesulitan memahami prinsip pola bilangan persegi dan kesulitan membedakan soal cerita, (2) Kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal pola bilangan berkategori campers adalah mempelajari konsep penggunaan rasio, memahami prinsip yang digunakan dalam menyelesaikan soal nomor 1, mentransformasikan soal cerita kedalam kalimat matematika dan tidak mampu membedakan soal cerita, dan (3) Siswa dalam menyelesaikan soal pola bilangan yang berkategoriquittersmemiliki kesulitan mempelajari konsep, kesulitan memahami prinsip yaitu lupa dengan rumus yang digunakan dalam menjawab soal dan kesulitan menyelesaikan soal
2 76 bentuk verbal (skill) Karena ketidakmampuan menuliskan informasi yang ada disoal. Kata Kunci: climbers, campers, quitters, kesulitan menyelesaikan soal. PENDAHULUAN Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Tujuannya sesuai dengan ketetapan yang ada pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional diperlukan partisipasi dari semuamasyarakat. Oleh karena itu, bidang pendidikan perlu mendapatkan perhatian, penanganan, dan prioritas secara intensif baik dari pemerintah, keluarga dan pengelola pendidikan khususnya. Salah satu mata pelajaran yang menjadi prioritas dan perhatian bagi pemerintah saat ini adalah pelajaran matematika.sudah menjadi rahasia umum dilingkungan sekolah, bagi siswa pelajaran matematika dianggap momok paling menakutkan yang membuat siswa mengalami kesulitan dalam belajar. Dalam menghadapi soal matematika para siswa dituntut untuk terlebih dahulu melakukan interpretasi terhadap soal yang disuguhkan sebagai landasan dalam menyelesaikan soal tersebut. Selain itu, dalam menyelesaikan soal matematika, siswa juga dituntut untuk menggunakan keterampilan mengaplikasikan konsepkonsep dalam berbagai soal yang berbedabeda. Di sisi lain kenyataan menunjukkan bahwa banyak siswa yang kesulitan dalam menyelesaikan soal. Kesulitan tersebut sangat nampak jika terkait dengan pengajaran yang menuntut siswa menggunakan nalar dan harus membuat kalimat matematika terlebih dahulu tanpa diberikan petunjuk tentang langkahlangkah yang harus ditempuh. Khasanah dan Sutama (2015) dalam penelitiannya menyimpulkan kecerdasan siswa yang tidak mampu menceritakan kembali maksud soal dengan bahasa sendiri, kurangnya kemampuan siswa dalam mentransformasikan kalimat kedalam model matematika dan kurangnya pemahaman konsep yang diterapkan sehingga siswa sulit menentukan rumus yang digunakan. Siswa juga tidak dapat menggunakan rumus dengan tepat atau terjadi kesalahan mensubstitusikan apa yang diketahui pada rumus mengakibatkan siswa tidak dapat menyelesaikan dengan tepat suatu permasalahan. Berdasarkan observasi awal peneliti pada pelaksanaan magang 3 tanggal 24 Juli 15 September 2019 di SMP Negeri 26 Makassar, peneliti menemukan bahwa masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan sola pola bilangan. Proses pemikiran tinggi untuk menjawab soal termasuk kemampuan berpikir kreatif yang jarang dilatih. Kemampuan dan ciri-ciri kepribadian sampai tingkat tertentu dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti keluarga dan sekolah.kedua lingkungan ini dapat
3 77 berfungsi sebagai pendorong dalam pengembangan kemampuan berpikir kreatif siswa. Berpikir kreatif sendiri dapat dikaitkan dengan Adversity Quotient (AQ). AQ dikembangkan oleh Paul G. Stoltz seorang konsultan di dunia kerja dan pendidikan berbasis skill. Adversity Quotient (AQ) dapat diartikan sebagai ukuran untuk mengetahui respon seseorang dalam menghadapi kesulitan. AQ memberitahu seberapa jauh seseorang mampu bertahan dalam menghadapi kesulitan tersebut. Stoltz mengungkapkan ada tiga kategori dalam Adversity Quotient (AQ) yaitu quitters (orang-orang yang berhenti), campers (orang-orang yang berkemah), dan climbers (si pendaki). Berdasarkan karakteristik dari kategori quitters, campers, dan climberstersebut, Stoltz mengungkapkan bahwa mereka dengan kategori AQ climbers memiliki kemampuan berpikir yang lebih tinggi daripada dua kategori lainnya. Demikian halnya orang dengan kategori AQ camper smemiliki kemampuan berpikir yang lebih tinggi dari pada orang-orang yang memiliki kategori AQ quitters. Atas dasar inilah peneliti tertarik untuk mendalami dan melakukan penelitian yang berkaitan dengan masalah di atas.untuk menganalisis kesulitian siswa dalam menyelesaikan soal pola bilangan jika ditinjau dari Adversity Quotient.Berdasarkan uraian tersebut maka penulis berinisiatif melakukan penelitian dengan judul Analisis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Pola Bilangan Ditinjau dari Adversity Quotient Kelas VIII SMP Negeri 26 Makassar. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan kesulitan siswa yang memiliki kategori climbers dalam menyelesaikan soal pola bilangan di kelas VIII SMP Negeri 26 Makassar. (2) Deskripsi kesulitan siswa yang berkategori campers dalam menyelesaikan soal pola bilangan di kelas VIII SMP Negeri 26 Makassar. (3) Deskripsi kesulitan siswa yang berkategori quitters dalam menyelesaikan soal pola bilangan di kelas VIII SMP Negeri 26 Makassar. TINAJAUAN TEORETIS Berdasarkan Depdiknas Matematika berasal dari akar kata mathema artinya pengetahuan, mathanein artinya berpikir atau belajar. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia diartikan matematika adalah ilmu tentang bilangan, hubungan antar bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan. Menurut Mardianto bahwa: Istilah belajar dan pembelajaran berasal dari bahasa Inggris learning dan instruction. Belajar sering diberi batasan yang berbeda-beda tergantung sudut pandangnya, Belajar merupakan suatu proses perubahan kegiatan dan reaksi terhadap lingkungan, Belajar pada dasarnya adalah proses perubahan tingkah laku berikutnya adanya pengalaman. Sardiman (2001) menyatakan bahwa faktor penyebab timbulnya kesulitan bagi siswa dalam mempelajari matematika karena karakteristik matematika itu sendiri yakni konsep-kpnsep umumnya bersifat abstrak. Faktor lainyang menyebabkan timbulnya kelemahan dalam pembelajaran matematika adalah kebiasaan hanya
4 78 menerapkan metode ceramah dalam pelaksanaan belajar serta kurangnya kemampuan guru untuk menghadirkan pendekatan belajar yang tepat untuk memotivasi siswa serta melibatkannya dalam proses pembelajaran. Menurut Utami (Nurjannah dkk, 2018) jenis-jenis kesulitan belajar matematika meliputi : (1) Kesulitan penggunaan konsep, indikator kesulitan penggunaan konsep adalah siswa mampu menandai, mengungkapkan dengan katakata dan mengidentifikasi konsep serta mengungkapkan model ; (2) Kesulitan penggunaan prinsip, indikator kesulitan penggunaan prinsip adalah siswa mampu memberikan alasan pada langkah-langkah penggunaan prinsip, menggeneralisasi prisip yang benar dan memodifikasi suatu prinsip ; (3) kesulitan dalam mengungkapkan informasi ; dan (4) kesulitan berhitung. Kesulitan dalam menggunakan konsep misalkan siswa lupa nama singkatan atau nama teknik suatu objek, ketidakmampuan mengingat satu atau lebih syarat cukup dan sebagainya. Hal tersebut menyebabkan siswa kesulitan dalam menggunakan prinsip sebagai butir pengetahuan baru. Sedangkan kesulitan dalam menyelesaikan masalah verbal yaitu misalnya kesulitan pada proses menggunakan operasi dasar dalam penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Berdasarkan beberapa indikator kesulitan menyelesaikan soal matematika di atas, peneliti mengambil suatu kesimpulan bahwa penelitian ini akan dianalisis berdasarkan : (1) kesulitan mempelajari konsep, indikatornya adalah kemampuan menyatakan ulang sebuah konsep dan kemampuan memberikan contoh dan bukan contoh ; (2) kesulitan memahami prinsip, indikatornya adalah kesulitan dalam menerapkan prinsip berupa aksioma/postulat, teorema, dan sifat ; (3) kesulitan menyelesaikan bentuk verbal (skill), indikatornya adalah kemampuan mengubah soal cerita menjadi model matematika dan mampu menggunakan operasi dasar dalam penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Istilah adversity quotient diambil dari konsep yang dikembangkan oleh Paul G. Stoltz, Ph.D, presiden PEAK Learning, Inc. Adversity dalam kamus bahasa Inggris berarti kesengsaraan dan kemalangan, sedangkan quotient diartikan sebagai kemampuan atau kecerdasan. Adversity quotient merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang dalam mengamati kesulitan dan mengolah kesulitan tersebut dengan kecerdasan yang dimiliki sehingga menjadi sebuah tantangan untuk diselesaikan (Stoltz, 2000). Stoltz (2000) mengelompokkan individu berdasarkan daya juangnya menjadi tiga: quitters, campers, dan climbers. Penggunaan istilah ini dari kisah pendaki Everest, ada pendaki yang menyerah sebelum pendakian, merasa puas sampai pada ketinggian tertentu, dan mendaki terus hingga puncak tertinggi. Kemudian Stoltz menyatakan bahwa orang yang menyerah disebut quitters, orang yang merasa puas pada pencapaian tertentu sebagai campers, dan seseorang yang terus ingin meraih kesuksesan disebut sebagai climbers.
5 79 Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi pola bilangan kelas VIII. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Subjek penelitian ini diambil dari satu rombongan belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 26 Makassar. Subjek dipilih berdasarkan kriteria dalam tes angket Adversity Quotient. Peneliti mengambil 3 siswa sebagai subjek penelitian, masingmasing mewakili; (a) siswa quitter (siswa yang memiliki adversity quotient rendah), (b) siswa camper (siswa yang memiliki adversity quotient sedang), dan (c) siswa climber (siswa yang memiliki adversity quotient tinggi). Dalam penelitian ini, instrument yang digunakan adalah Instrumen angket Adversity Quotient, Instrumen Kesulitan Menyelesaikan Soal berupa tes diagnosis, dan Instrumen Pedoman Wawancara. Data adversity quotient diperoleh dari tes kuesioner (angket). Peneliti menggunakan angket untuk mengambil data/informasi tentang pengklasifikasian subjek climbers, camper dan quitters yang digunakan dalam penelitian. Dalam pengumpulan data Adversity Quotient ini tujuannya untuk menentukan subjek penelitian. pelaksanaan tes kuesioner ini dilakukan dengan bantuan google formulir dengan link dari google formulir tersebut dibagikan kepada masing-masing siswa untuk di jawab sesuai dengan kondisi apa adanya yang mereka rasakan dan alami. Data kesulitan mengerjakan soal didapatkan dari tes diagnosis berupa soal essay.tes ini hanya dikerjakan oleh subjek yang sudah dipilih oleh peneliti berdasarkan kesesuaian data angket adversity quotient dengan waktu yang ditentukan. Tes ini terdiri dari 6 butir soal yang memuat materi pola bilangan dimana dalampengerjaannya siswa tidak boleh bekerjasama dan diskusi dengan temannya karena tes ini berhubungan dengan intelektual dan emosional masingmasing siswa. Wawancara dilakukan untuk mengetahui secara mendalam kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal yang diberikan. Pengumpulan data dilakukam meminta siswa untuk menyampaikan secara lisan apa yang dipikirkan selama proses penyelesaian soal tes diagnosis. Sedangkan wawancara tersebut digunakan untuk mengetahui lebih dalam tentang kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal pola bilangan berdasar tes yang sudah dikerjakan. Analisis data dilakukan untuk menelaah seluruh data yang telah diperoleh selama penelitian agar data tersebut dapat memberikan informasi yang diperlukan guna menjawab rumusan masalah. Metode analisis pada penelitian ini adalah Analisis data angket, analisis tes diagnosis, dan analisis data hasil wawancara. Analisis data angket dilakukan untuk mengetahui tingkat adversity quotient siswa.penentuannya diambil dari jumlah skor yang diperoleh siswa.siswa yang termasuk dalam kategori Quitter (adversity quotient rendah) ditandai
6 80 dengan perolehan skor 100 kebawah.siswa yang termasuk dalam kategori Camper (adversity quotient sedang) ditandai dengan perolehan skor Sedangkan siswa yang termasuk dalam kategori Climber (adversity quotient tinggi) ditandai dengan perolehan skor Data yang diperoleh dari instrumen tes diagnosis masih berupa data mentah yang penggunaannya masih sangat terbatas.. Adapun analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis data deskriptif. Pengolahan data secara deskriptif bermaksud untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat generalisasi. Data hasil wawancara diolah dan dianalisis secara deskriptif.temuantemuan hasil wawancara diuraikan secara sistematis guna menjawab permasalahan dalam penelitian.analisis hasil wawancara ini diharapkan dapat menambah dan memperkuat bukti-bukti kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal pola bilangan.tahapan dalam melakukan analisis terhadap hasil wawancara adalah reduksi data dan penyajian data. Penarikan kesimpulan pada penelitian ini dilakukan dengan membandingkan seluruh hasil tes siswa serta wawancara mendalam yang dilakukan.penarikan kesimpulan dilakukan untuk menjawab dan mengetahui kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal pola bilangan ditinjau dari adversity quotient. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 26 Makassar.Pengambilan data angket adversity quotient menggunakan bantuan google formulir dengan jumlah 34 siswa. Dalam pemilihan subjek penelitian dilihat dari kategori Adversity Quotient. Pemilihannya juga dilakukan dengan pertimbangan guru matematika dengan memperhatikan siswa yang memiliki kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang ditulis dan yang dipikirkannya. Selain alasan tersebut, ketiga subjek penelitian juga bersedia mengikuti seluruh proses penelitian yang akan dilaksanakan. Sehingga peneliti lebih mudah dalam menganalisis kesulitan yang dialami masing-masing subjek tersebut. Subjek penelitian terpilih disajikan pada tabel 1 sebagai berikut : Tabel 1 Subjek Penelitian Terpilih Kategori Adversity Quotient Siswa Climbers FA Campers NRD Quitters AS Dari tiga subjek tersebut akan diberikan soal diagnosis berupa soal pola bilangan. Hasil pekerjaan subjek pun dijadikan pedoman untuk melakukan wawancara tentang kesulitan menyelesaikan soal dari
7 81 masing-masing subjek. Kemudian ditarik sebuah kesimpulan. Hasil analisis dan pembahasan dapat disajikan sebagai berikut: 1. Kesulitan Mempelajari Konsep Siswa yang Berkategori Climber berkategori climbers dengan kode nama FA tentang kesulitan dalam mempelajari konsep serta wawancara yang telah dilakukan diperoleh bahwa dalam pengerjaan soal nomor 2 subjek tidak memahami dengan baik konsep dari barisan dan deret pada materi pola bilangan. Subjek climbers tidak dapat menyampaikan apa yang dimaksud dengan barisan dan deret geometri serta barisan dan deret aritmatika. Hal ini dibuktikan dengan wawancara yang telah dilakukan.subjek tidak dapat memberikan jawaban mengapa iya menggunakan rumus barisan aritmatika. Akibatnya dalam menjawab soal, ia hanya menjawab sesuai petunjuk yang ada dalam soal tanpa mengetahui konsep dari soal itu sendiri. Dengan tidak mengetahui konsep dari barisan dan deret subjek kemungkinan tidak dapat menyelesaikan soal pola bilangan jika dalam soal tidak memberikan informasi tentang rumus yang akan digunakan. 2. Kesulitan Memahami Prinsip Siswa yang Berkategori Climbers berkategori climbers dengan kode nama FA tentang kesulitan dalam memahami prinsip serta wawancara yang telah dilakukan diperoleh bahwa dalam pengerjaan soal nomor 1 subjek mengalami kesulitan dalam memahami prinsip yang digunakan dalam menjawab soal. Ia lupa dengan rumus pola bilangan persegi yang telah dipelajari sebelumnya. Walaupun subjek mengalami kesulitan dalam memahami prinsip ia tidak kehilangan akal. Terbukti dari jawaban yang diberikan, subjek menggunakan analisisnya dalam memahami pola yang ada pada soal sehingga subjek memberikan jawaban yang benar walaupun tidak menggunakan rumus dari pola bilangan persegi. 3. Kesulitan Menyelesaikan Soal Bentuk Verbal (Skill) Siswa yang Berkategori Climbers berkategori climbers dengan kode nama FA tentang kesulitan dalam menyelesaikan soal bentuk verbal (skill) serta wawancara yang telah dilakukan diperoleh bahwa dalam pengerjaan soal nomor 6 subjek telah mampu menjabarkan apa yang diketahui dalam soal tetapi tidak mengetahui dengan baik rumus yang dapat diterapkan dalam menyelesaikan soal tersebut. Kesulitannya terletak pada menginterpretasi apa yang ditanyakan dalam soal sehingga yang seharusnya menggunakan barisan subjek malah menggunakan deret. Ini diakibatkan karena subjek climbers diketahui tidak memahami konsep dari barisan dan deret itu sendiri. Subjek kesulitan menginterpretasikan apa yang sebenarnya ditanyakan dalam soal. 4. Kesulitan Mempelajari Konsep Siswa yang Berkategori Campers berkategori campers dengan kode nama NRD tentang kesulitan dalam mempelajari konsep serta wawancara yang telah dilakukan diperoleh bahwa dalam pengerjaan soal nomor 4 subjek memiliki
8 82 kesulitan dalam menerapkan konsep dari r 1 dan 1 r. dalam menjawab subjek menggunakan r 1 yang kebetulan jawaban itu benar tetapi iya tidak dapat menjelaskan mengapa ia menggunakan r 1 dibandingkan 1 r. Hal ini membuktikan bahwa subjek kesulitan dalam mempelajari konsep dari penggunaan rasio. 5. Kesulitan Memahami Prinsip Siswa yang Berkategori Campers berkategori campers dengan kode nama NRD tentang kesulitan dalam memahami prinsip serta wawancara yang telah dilakukan diperoleh bahwa dalam pengerjaan soal nomor 1 subjek tidak tepat dalam menggunakan prinsip. Dalam menjawab soal seharusnya digunakan rumus pola bilangan persegi namun subjek menggunakan rumus barisan aritmatika. Subjek kesulitan dalam memahami prinsip yang digunakan dalam menjawab soal. Hal ini dibuktikan ketika subjek diberikan gambaran mengenai pola bilangan persegi, ia bisa menjawab bahwa rumus yang digunakan adalah pola bilangan persegi. Walaupun dalam wawancara subjek dapat menjawab rumus yang dapat digunakan adalah pola bilangan persegi, namun ia juga lupa dengan isi dari rumus tersebut. 6. Kesulitan Menyelesaikan Soal Bentuk Verbal (Skill) Siswa yang Berkategori Campers berkategori campers dengan kode nama NRD tentang kesulitan dalam menyelesaikan soal bentuk verbal (skill) serta wawancara yang telah dilakukan diperoleh bahwa dalam pengerjaan soal nomor 6 mengalami kesulitan dalam mengubah soal cerita kedalam bentuk persamaan matematika. Subjek hanya mampu menuliskan suku pertama dari soal tersebut. Sementara informasi lainnya yang ada dalam soal tidak dapat diketahui dengan baik. Subjek campersjuga kesulitan dalam membedakan soal cerita dari barisan dan deret. Hal ini tergambarkan dari ketidak mampuan subjek menentukan rumus yang dapat ddigunakan dalam menjawab soal tersebut. 7. Kesulitan Mempelajari Konsep Siswa yang Berkategori Quitters berkategori quitters dengan kode nama AS tentang kesulitan dalam mempelajari konsep serta wawancara yang telah dilaksanakan diperoleh bahwa dalam pengerjaan soal nomor 2 subjek telah mampu menyelesaikan soal dengan baik dan benar akan tetapi setelah dilakukan wawancara, ditemukan bahwa subjek tersebut memiliki kesulitan dalam mempelajari konsep dari aritmatika dan geometri. Konsep dari aritmatika dan geometri yang diketahui hanyalah sebatas penggunaan beda (b) dan rasio (r). Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa subjek menggunakan rumus barisan aritmatika tetapi tidak mengetahui mengapa rumus itu yang digunakan.subjek menggunakan rumus tersebut karena melihat informasi barisan aritmatika di dalam soal. Ini berarti bahwa ada kemungkinan subjek tidak dapat menjawab soal dengan baik dan benar jika informasi di dalam soal tidak menyebutkan hal tersebut.
9 83 8. Kesulitan Memahami Prinsip Siswa yang Berkategori Quitters berkategori quitters dengan kode nama AS tentang kesulitan dalam memahami prinsip serta wawancara yang telah dilaksanakan diperoleh bahwa dalam pengerjaan soal nomor 3 subjek berkategori quitter tidak menuliskan jawaban sama sekali namun sebenarnya subjek tersebut mengetahui dengan baik apa yang diketahui di dalam soal dan apa yang ditanyakan. Subjek memilih untuk tidak menuliskan semuanya dikarenakan ia lupa dengan rumus dari deret geometri. Rumus yang sebelumnya telah diketahui menjadi lupa karena banyak rumus lain yang harus dikuasai. 9. Kesulitan Menyelesaikan Soal Bentuk Verbal (Skill) Siswa yang Berkategori Quitters berkategori quitters dengan kode nama AS tentang kesulitan dalam memahami prinsip serta wawancara yang telah dilaksanakan diperoleh bahwa dalam pengerjaan soal nomor 6 subjek berkategori quitters juga tidak menuliskan jawaban apapun dalam menjawab soal tersebut. Sehingga dalam menyelesaikan soal cerita subjek quitter jelas memiliki kesulitan dalam menjawabnya. Untuk mendapatkan informasi yang jelas maka dilakukan wawancara untuk menggali fakta tentang kesulitan tersebut. Dari wawancara yang dilakukan ditemukan bahwa subjek quitters kesulitan dalam mengerjakan soal bentuk verbal (skill) dikarenakan tidak mampu menuliskan apa yang diketahui di soal dan merubahnya kedalam kalimat matematika. Dengan demikian jelas bahwa subjek juga tidak mampu membedakan jenis dari soal cerita. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa Deskripsi kesulitan siswa yang berkategori climbers dalam menyelesaikan soal pola bilangan di kelas VIII SMP Negeri 26 Makassar adalah (a) Kesulitan dalam mempelajari barisan dan deret. (b) kesulitan dalam memahami prinsip dari pola bilangan persegi. (c) Kesulitan dalam membedakan soal-soal cerita dari materi pola bilangan. Deskripsi kesulitan siswa yang berkategori campers dalam menyelesaikan soal pola bilangan di kelas VIII SMP Negeri 26 Makassar adalah (a) Subjek kesulitan dalam mempelajari konsep penggunaan rasio. (b) kesulitan dalam memahami prinsip yang digunakan dalam menyelesaikan soal nomor 1. (c) kesulitan dalam mentransformasikan soal cerita kedalam kalimat matematika dan tidak mampu membedakan soal cerita dari barisan dan deret aritmatika. Deskripsi kesulitan siswa yang berkategori quitters dalam menyelesaikan soal pola bilangan di kelas VIII SMP Negeri 26 Makassar. (a) kesulitan dalam mempelajari konsep dikarenakan pemahaman tentang konsep dari aritmatika dan geometri yang masih kurang. (b) kesulitan dalam memahami prinsip yang sama dengan subjek lainnya yaitu lupa dengan rumus yang dapat digunakan dalam menjawab soal.(c) Subjek berkategori quitters mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal bentuk verbal (skill). Ini terjadi karena ketidakmampuan menuliskan informasi yang ada di soal kedalam kalimat
10 84 matematika sehingga subjek juga kesulitan untuk membedakan jenis dari soal cerita yang ditanyakan. Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas dapat memberikan gambaran bahwa terdapat kesulitan yang masih dimilili oleh siswa dalam menyelesaikan soal pola bilangan. Oleh sebab itu sebaiknya Guru mata pelajaran untuk lebih mengutamakan pemahaman DAFTAR PUSTAKA Khasanah, Umi & Sutama. (2015). Kesulitan menyelesaikan soal cerita Matematika pada Siswa SMP. Makalah Disajikan dalam Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika.UMS: M. Ali Hamzah & Muhlisrarini, (2014). Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika, Jakarta: PT. Raja Grafindo. Mardianto. (2012). Psikologi Pendidikan, Medan: Perdana Publishing. Muhibbin, S. (2010). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nurjannah, Siti dkk. (2018). Analisis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal-Soal Program Linear pada Siswa Kelas X TKJ PIRI 2 Yokyakarta.Makalah disajikan dalam seminar Nasional Pendidikan Matematika Etnomatnesia, Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, 9 Desember. (Online) ( p/etnomatnesia/index) mempelajari konsep dari materi pola bilangan sehingga pembelajaran bisa lebih bermakna. Disarankan pula kepada siswa lebih memiliki kesadaran sendiri untuk belajar dan meningkatkan kemampuan siswa. Tidak hanya menggunakan metode hapalan, tetapi yang lebih penting adalah kemampuan mempelajari konsep dari sebuah materi. Rahmawati, Tri Suci. (2018). Penyebab Kesulitan Belajar Matematika, (Online), ( /trisucirahmawati/5acce2b2caf 7db09eb3c3802/penyebabkesulitan-belajar-matematika, diakses 17 februari 2020). Sardiman. (2001). Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Rajawali Press. Sari, Nur Indha P., Subanji.& Erry, H. (2017). Diagnosis Kesalahan Penalaran Matematis Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Pola Bilangan. Jurnal Kajian Pembelajaran Matematika. 2 (2) : Stoltz.G Poul. (2000). Adversity Quotient. Mengubah Hambatan Menjadi Peluang. Jakarta: Grasindo. Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: ALFABETA. Supriyo, Titin. (2012). Studi Kasus Bimbingan dan Konseling. Semarang: CV. Niew Setapak. Winda Sari Nidia & Nissia Dzimar Sabrina. (2020). Upaya Mengatasi Kesulitan-
11 85 Kesulitan Siswa pada Materi Aljabar Melalui Model Pembelajaran Inquiri. (Online) ( ations?hl=en&view_op=list_w orks&gmla=ajsn- F7oVF79dpwgYHx- wlnxjgtukdum4b9d- FXlMk_6Hr- fx6dl5vo4e76opzmr8- espoaaw7qhxumiljykp8uw PFWUBnbKKNOncgSCvvdF QzKc9uemoDKnE6PnYybEIt 5T8JViTpo5UZ0YkUN10tCV X3y15AMxCw&user=ozNE Ws0AAAAJ, diakses 20 juli 2020)
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan ilmu yang penting dalam kehidupan manusia.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu yang penting dalam kehidupan manusia. Perkembangan ilmu pengetahuan dari berbagai bidang juga dipengaruhi oleh ilmu matematika. Hal
Lebih terperinciKEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN ADVERSITY QUOTIENT SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN OPEN ENDED
Maret 2018 Vol. 2 No. 1, Hal. 109 KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN ADVERSITY QUOTIENT SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN OPEN ENDED Wahyu Hidayat 1, Ratna Sariningsih 2 1, 2 Pendidikan Matematika,
Lebih terperinciArif Priyanto et al., Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika...
1 Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Pokok Bahasan Teorema Pythagoras Berdasarkan Kategori Kesalahan Newman di Kelas VIII A SMP Negeri 10 Jember (Analysis of 8th Grade
Lebih terperinciKiky Floresta et al., Pelevelan Adversity Quotient (AQ) Siswa...
1 Pelevelan Adversity Quotient (AQ) Siswa Kelas VII F SMP Negeri 10 Jember dalam Memecahkan Masalah Matematika Sub Pokok Bahasan Persegi Panjang dan Segitiga dengan Menggunakan Tahapan Wallas (Levelling
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KESALAHAN SISWA MENGGUNAKAN NEWMAN S ERROR ANALYSIS (NEA) PADA PEMECAHAN MASALAH OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR
IDENTIFIKASI KESALAHAN SISWA MENGGUNAKAN NEWMAN S ERROR ANALYSIS (NEA) PADA PEMECAHAN MASALAH OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR Desy Yusnia 1), Harina Fitriyani 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Lebih terperinciProfil Berpikir Logis dalam Memecahkan Masalah oleh Mahasiswa Calon Guru Tipe Camper
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Profil Berpikir Logis dalam Memecahkan Masalah oleh Mahasiswa Calon Guru Tipe Camper Titin Masfingatin, Wasilatul Murtafiah IKIP PGRI MADIUN
Lebih terperinciPROFIL SISWA MEMAHAMI KONSEP BARISAN DAN DERET BERDASARKAN TAHAP BELAJAR DIENES DI KELAS IX-C SMP NURIS JEMBER
PROFIL SISWA MEMAHAMI KONSEP BARISAN DAN DERET BERDASARKAN TAHAP BELAJAR DIENES DI KELAS IX-C SMP NURIS JEMBER Nurfadilah 1, Suharto 2, Susi Setiawani 3 Abstract. This study aims to describe the students
Lebih terperinciANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI ALJABAR BAGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 SALATIGA
p-issn 2086-6356 e-issn 2614-3674 Vol. 9, No. 1, April 2018, Hal. 30-36 ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI ALJABAR BAGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 SALATIGA Asri Dwi Kusumawati 1, Sutriyono
Lebih terperinciAbstrak. Kata Kunci: adversity quotient, adversity response profile, siswa climber, proses berpikir, pemecahan masalah matematika.
PROSES BERPIKIR SISWA CLIMBER DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS (THE THINKING PROCESS OF STUDENTS CATEGORY CLIMBER TO SOLVE THE PROBLEM IN MATHEMATICS IN SENIOR HIGH SCHOOL)
Lebih terperinciPERTEMUAN 3 MENGEMBANGKAN DIRI
PERTEMUAN 3 MENGEMBANGKAN DIRI Arti dan Tujuan Mengembangkan Diri Arti mengembangkan diri adalah: Suatu usaha sengaja dan terus menerus, tanpa henti, yang dilakukan dengan berbagai cara dan bentuk, untuk
Lebih terperinciJURNAL. Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Matematika OLEH DWI CAHYANI NIM :
IDENTIFIKASI KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA PADA MATERI PROGRAM LINEAR Suatu Penelitian pada Siswa Kelas XII Madrasah Aliyah Negeri Batudaa JURNAL Diajukan Sebagai Persyaratan
Lebih terperinciANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA KELAS X.2 SMAN 1 SALIMPAUNG BERDASARKAN METODE KESALAHAN NEWMAN
ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA KELAS X.2 SMAN 1 SALIMPAUNG BERDASARKAN METODE KESALAHAN NEWMAN Christina Khaidir 1,Elvia Rahmi 1 christinakhaidir@yahoo.co.id Jurusan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK
BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Proses Berpikir Berpikir selalu dihubungkan dengan permasalahan, baik masalah yang timbul saat ini, masa lampau dan mungkin masalah yang belum terjadi.
Lebih terperinciIDENTIFIKASI BERPIKIR LOGIS MAHASISWA TIPE CLIMBER DAN QUITTER DALAM MEMECAHKAN MASALAH GEOMETRI. FKIP, Universitas PGRI Madiun
IDENTIFIKASI BERPIKIR LOGIS MAHASISWA TIPE CLIMBER DAN QUITTER DALAM MEMECAHKAN MASALAH GEOMETRI Titin Masfingatin 1), Wasilatul Murtafiah 2) 1,2 FKIP, Universitas PGRI Madiun email: titin.mathedu@ikippgrimadiun.ac.id
Lebih terperinciPROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN TEORI POLYA DITINJAU DARI ADVERSITY QUOTIENT TIPE CLIMBER
PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN TEORI POLYA DITINJAU DARI ADVERSITY QUOTIENT TIPE CLIMBER Rany Widyastuti IAIN Raden Intan, Lampung, Indonesia Email: rany_2302@yahoo.com
Lebih terperinciANALISIS KESALAHAN SISWA BERDASARKAN KATEGORI KESALAHAN WATSON DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL HIMPUNAN DI KELAS VII D SMP NEGERI 11 JEMBER
1 ANALISIS KESALAHAN SISWA BERDASARKAN KATEGORI KESALAHAN WATSON DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL HIMPUNAN DI KELAS VII D SMP NEGERI 11 JEMBER ANALYSIS OF STUDENTS MISTAKES BASED ON THE ERROR CATEGORY BY
Lebih terperinciPertemuan 3 MENGEMBANGKAN DIRI
Pertemuan 3 MENGEMBANGKAN DIRI Arti dan Tujuan Mengembangkan Diri Arti mengembangkan diri adalah: Suatu usaha sengaja dan terus menerus, tanpa henti, yang dilakukan dengan berbagai cara dan bentuk, untuk
Lebih terperinciANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA. Ardiyanti 1), Haninda Bharata 2), Tina Yunarti 2)
ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA Ardiyanti 1), Haninda Bharata 2), Tina Yunarti 2) ardiyanti23@gmail.com 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika 2 Dosen Program
Lebih terperinciScaffolding untuk Mengatasi Kesalahan Menyelesaikan Soal Cerita Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Scaffolding untuk Mengatasi Kesalahan Menyelesaikan Soal Cerita Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Yessy Nur Hartati Universitas Negeri Malang e-mail: ayenuri@gmail.com Abstract: The aims of the research
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. siswa SMP dalam menyelesaikan masalah matematika berdasarkan Adversity
28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian untuk memahami apa yang dialami subjek penelitian
Lebih terperinciANALISIS TINGKAT KESULITAN SOAL PEMECAHAN MASALAH DALAM BUKU SISWA PELAJARAN MATEMATIKA SMP KELAS VIII KURIKULUM 2013
ANALISIS TINGKAT KESULITAN SOAL PEMECAHAN MASALAH DALAM BUKU SISWA PELAJARAN MATEMATIKA SMP KELAS VIII KURIKULUM 2013 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan
Lebih terperinciPEMAHAMAN TEKS DISKUSI OLEH SISWA SMP NEGERI 2 PONTIANAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015
PEMAHAMAN TEKS DISKUSI OLEH SISWA SMP NEGERI 2 PONTIANAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Syarifah Leni Fuji Lestari, Ahadi Sulissusiawan, Deden Ramdani Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Untan, Pontianak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah
1 1.1.Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu Negara. Pendidikan memegang peranan penting dalam pembangunan
Lebih terperinciANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS VIII DALAM MENYELESAIKAN SOAL URAIAN POKOK BAHASAN KUBUS
ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS VIII DALAM MENYELESAIKAN SOAL URAIAN POKOK BAHASAN KUBUS Ririn Ambarsari*, dan Benedictus Kusmanto. Pendidikan Matematika, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Jl. Batikan
Lebih terperinciUNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 2, Juli 2016
UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 2, Juli 2016 HUBUNGAN PERSEPI SISWA TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MATEMATIKA DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP N
Lebih terperinciTHE ANALYSIS OF POEM IN WRITING ABILITY OF FOURTH GRADE STUDENTS OF SD NEGERI 187 PEKANBARU
1 THE ANALYSIS OF POEM IN WRITING ABILITY OF FOURTH GRADE STUDENTS OF SD NEGERI 187 PEKANBARU Putri Yani, Otang Kurniaman, Mahmud Alpusari peyejasmine93@yahoo.com, otang.kurniaman@gmail.com, mahmud_131079@yahoo.co.id
Lebih terperinciPROSES BERPIKIR SISWA QUITTER DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS
ol., No., September 014 ISSN: 3378166 PROSES BERPIKIR SISWA QUITTER DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS (THE THINKING PROCESS OF STUDENTS CATEGORY QUITTER TO SOLE THE PROBLEM
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN SISWA DENGAN WAWANCARA KLINIS PADA PEMECAHAN MASALAH ARITMETIKA SOSIAL KELAS VIII SMP
1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN SISWA DENGAN WAWANCARA KLINIS PADA PEMECAHAN MASALAH ARITMETIKA SOSIAL KELAS VIII SMP Nur Fitri, Bambang Hudiono, Dian Ahmad Program Studi Pendidikan Matematika FKIP
Lebih terperinciPROFIL SISWA SMP DALAM PEMECAHAN MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN LITERASI MATEMATIS DITINJAU DARI ADVERSITY QUOTIENT (AQ) TESIS
PROFIL SISWA SMP DALAM PEMECAHAN MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN LITERASI MATEMATIS DITINJAU DARI ADVERSITY QUOTIENT (AQ) TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program
Lebih terperinciDESKRIPSI PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 7 GORONTALO JURNAL OLEH
DESKRIPSI PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 7 GORONTALO JURNAL OLEH KASMA LABUGA NIM. 411 411 126 DOSEN PEMBIMBING: Dra. Kartin
Lebih terperinciJurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol.2, No.1, Maret 2014 ISSN:
HASIL ANALISIS PEMAHAMAN GEOMETRI SISWA BERDASARKAN JENIS KELAMIN (ANALYSIS OF UNDERSTANDING GEOMETRY STUDENTS BASED ON GENDER) Erni Hastutik Setiarini (erni.zettya@gmail.com) Lailatul Mubarokah Program
Lebih terperinciKemampuan Komunikasi Dan Pemahaman Konsep Aljabar Linier Mahasiswa Universitas Putra Indonesia YPTK Padang
Kemampuan Komunikasi Dan Pemahaman Konsep Aljabar Linier Mahasiswa Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Syelfia Dewimarni UPI YPTK Padang: Syelfia.dewimarni@gmail.com Submitted : 25-03-2017, Revised
Lebih terperinciKEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENYELESAIKAN SOAL OPEN-ENDED MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATERI SEGIEMPAT DI SMP
KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENYELESAIKAN SOAL OPEN-ENDED MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATERI SEGIEMPAT DI SMP Anggun Rizky Putri Ulandari, Bambang Hudiono, Bistari Program Studi Pendidikan Matematika
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIK. lambang pengganti suatu aktifitas yang tampak secara fisik. Berpikir
BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Proses Berpikir Analogi Matematis Menurut Gilmer (Kuswana, 2011), berpikir merupakan suatu pemecahan masalah dan proses penggunaan gagasan atau lambang
Lebih terperinciANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS BERASARKAN ANALISIS NEWMAN
UNION: Jurnal Pendidikan Matematik, Vol 5 No 3, November 2017 ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS BERASARKAN ANALISIS NEWMAN Eri Sudiono Pendidikan Matematika,
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan. Oleh: MUHIMMATUL LATHIFAH
DESKRIPSI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT-INTROVERT SISWA SMP NEGERI 6 REMBANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PENILAIAN PORTOFOLIO DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS LESSON STUDY DI SMP MUHAMMADIYAH MOJOLABAN TAHUN AJARAN 2016/ 2017
IMPLEMENTASI PENILAIAN PORTOFOLIO DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS LESSON STUDY DI SMP MUHAMMADIYAH MOJOLABAN TAHUN AJARAN 2016/ 2017 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELASVIII SMPN 3 PARIAMAN ABSTRACT
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELASVIII SMPN 3 PARIAMAN Esi Anggraini 1, Melisa 2, Lucky Heriyanti Jufri 2 1 Mahasiswa Program
Lebih terperinciKEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP
KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP Ismarwan, Bambang, Hamdani Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNTAN Email : marwanis@rocketmail.com
Lebih terperinciAnalisis Kesalahan dalam Menyelesaikan Soal Materi Luas Permukaan serta Volume Prisma Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 1 Barru
ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI LUAS PERMUKAAN SERTA VOLUME PRISMA SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 1 BARRU ANALYSIS OF ERRORS IN RESOLVING PROBLEMS OF THE SURFACE AREA AND
Lebih terperinciKOMPETENSI PROFESIONAL GURU PADA PEMBELAJARANIPS TERPADU KELAS VIII DI SMP JURNAL ILMIAH
KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PADA PEMBELAJARANIPS TERPADU KELAS VIII DI SMP JURNAL ILMIAH Oleh NURANISYAH NIM: F01108008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS
Lebih terperinciKEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MAN 2 JEMBER YANG MEMILIKI GAYA BELAJAR VISUAL
Jurnal Gammath, Volume I Nomor 2, September 2016 KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MAN 2 JEMBER YANG MEMILIKI GAYA BELAJAR VISUAL Mohammad Jupri 1, Zulfa Anggraini R 2, Christine Wulandari S 3 1 Universitas
Lebih terperinciPembentukan Karakter dan Komunikasi Matematika Melalui Model Problem Posing Berbantuan Scaffolding Materi Segitiga
JURNAL KREANO, ISSN : 2086-2334 Diterbitkan oleh Jurusan Matematika FMIPA UNNES Volume 4 Nomor 1 Bulan Juni Tahun 2013 Pembentukan Karakter dan Komunikasi Matematika Melalui Model Problem Posing Berbantuan
Lebih terperinciPROFIL SISWA SMP DALAM PEMECAHAN MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN LITERASI MATEMATIS DITINJAU DARI ADVERSITY QUOTIENT (AQ)
PROFIL SISWA SMP DALAM PEMECAHAN MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN LITERASI MATEMATIS DITINJAU DARI ADVERSITY QUOTIENT (AQ) Novia Dwi Rahmawati 1, Mardiyana 2, Budi Usodo 3 1,2,3 Prodi Magister Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia sepanjang hidupnya. Tanpa adanya pendidikan manusia akan sulit berkembang bahkan akan terbelakang. Salah satu
Lebih terperinciKEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MAHASISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH KALKULUS II
KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MAHASISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH KALKULUS II Siti Khoiriyah Pendidikan Matematika, STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Email: sitikhoiriyahstkipmpl@gmail.com. Abstract
Lebih terperinciANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA BERDASARKAN NEWMAN S ERROR ANALYSIS PADA SISWA KELAS VIII SMPN 27 PADANG
ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA BERDASARKAN NEWMAN S ERROR ANALYSIS PADA SISWA KELAS VIII SMPN 27 PADANG Kartina 1, Rita Desfitri 1, Puspa Amelia 1 1 Pendidikan Matematika,
Lebih terperinciANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL GARIS SINGGUNG LINGKARAN BERDASARKAN ANALISIS NEWMAN PADA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KEC.
ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL GARIS SINGGUNG LINGKARAN BERDASARKAN ANALISIS NEWMAN PADA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KEC.MLARAK Oleh: Ihda Afifatun Nuha 13321696 Skripsi ini ditulis untuk
Lebih terperinciPendahuluan. Wisas Yuan Isvina et al., Proses Berpikir Kreatif dalam Memecahkan...
1 Proses Berpikir Kreatif dalam Memecahkan Masalah Sub Pokok Bahasan Trapesium Berdasarkan Tahapan Ditinjau dari Adversity Quotient (AQ) Siswa Kelas VII-C SMP Negeri 1 Jember ( The Process of Creative
Lebih terperinciPERSEPSI SISWA SMP MUHAMMADIYAH SANDEN TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI
Persepsi Siswa SMP Muhammadiyah Sanden.. (A.Ridwan Fauzi.) 1 PERSEPSI SISWA SMP MUHAMMADIYAH SANDEN TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI Oleh : Adek Ridwan Fauzi, Prodi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh individu, sehingga dengan
Lebih terperinciapa yang dirumuskan dalam NCTM (National Council of Teachers of isi atau materi (mathematical content) dan standar proses (mathematical
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kurikulum pendidikan nasional, mata pelajaran matematika selalu diajarkan di setiap jenjang pendidikan dan tingkatan kelas dengan proporsi waktu yang jauh
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK. mempelajari pola dari struktur, perubahan dan ruang. Adjie (2006) mengatakan bahwa matematika adalah bahasa, sebab matematika
BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Hakikat Matematika Menurut Hariwijaya (2009) matematika adalah bidang ilmu yang mempelajari pola dari struktur, perubahan dan ruang. Adjie (2006) mengatakan
Lebih terperinciPENGARUH CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA
PENGARUH CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA Ratna Wulan Ndari 1, Caswita 2, Tina Yunarti 2 ratnawulanndari@yahoo.com 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika
Lebih terperinciTHE USE OF POSITIVE NEGATIVE CARDS TO INCREASE LEARNING ACHIEVEMENT OF INTEGERS FOR FOURTH GRADE STUDENTS
3.606 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 38 Tahun ke-5 2016 PENGGUNAAN KARTU POSITIF NEGATIF SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BILANGAN BULAT SISWA KELAS IV THE USE OF POSITIVE NEGATIVE
Lebih terperinciPROSES BERPIKIR DENGAN KECERDASAN LINGUISTIK DAN KECERDASAN LOGIS- MATEMATIS
JURNAL BUANA MATEMATIKA. Vol. 5, No. 1, Tahun 2015 PROSES BERPIKIR DENGAN KECERDASAN LINGUISTIK DAN KECERDASAN LOGIS- MATEMATIS Ika Sulistyowati 1, Sri Rahayu 2, Nur Fathonah 3 (SMP Negeri 1 Driyorejo)
Lebih terperinciKey Words: Identification Strategies, Problem solving, Surface Area and Volume Beams
IDENTIFIKASI STRATEGI PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME BALOK PADA PESERTA DIDIK (MATH PROBLEM SOLVING STRATEGY IDENTIFICATION SURFACE AREA AND VOLUME OF BEAMS ON STUDENTS) Anikrohmah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:43) analisis merupakan
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Analisis Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:43) analisis merupakan penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran, hal ini menuntut guru dalam perubahan cara dan strategi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal utama yang dibutuhkan untuk menjamin kelangsungan hidup manusia karena pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan dan mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan menurut UU No. 20 Tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
Lebih terperinciMasfingatin dan Murtafi ah, Kemampuan Berpikir Logis Mahasiswa... 19
Masfingatin dan Murtafi ah, Kemampuan Berpikir Logis Mahasiswa... 9 KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS MAHASISWA DENGAN ADVERSITY QUOTIENT TIPE CLIMBER DALAM PEMECAHAN MASALAH GEOMETRI Titin Masfingatin ), Wasilatul
Lebih terperinciPROFIL KEMAMPUAN PENALARAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH ARITMETIKA SOSIAL
PROFIL KEMAMPUAN PENALARAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH ARITMETIKA SOSIAL (PROFILES OF STUDENTS REASONING ABILITIES IN SOLVING ARITHMETIC PROBLEMS OF SOCIAL) Dwi Suciati (dwisuciati18@gmail.com) Aunillah
Lebih terperinciANALISIS KESALAHAN DAN KESULITAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 2 PADANG
ANALISIS KESALAHAN DAN KESULITAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 2 PADANG Rika Sri Wahyuni 1, Niniwati 1, Fauziah 1 1 Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh Supardi Uki S (2012: 248), siswa hanya diarahkan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perlu disadari bahwa selama ini pendidikan formal hanya menekankan perkembangan yang terbatas pada ranah kognitif saja. Sedangkan perkembangan pada ranah afektif
Lebih terperinciUnnes Journal of Mathematics Education
UJME 1 (2) (2013) Unnes Journal of Mathematics Education http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujme ANALISIS KESALAHAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL DENGAN PROSEDUR NEWMAN Seto Satoto,
Lebih terperinciANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) DAN SCAFFOLDING- NYA BERDASARKAN ANALISIS KESALAHAN NEWMAN
Analisis Kesalahan Menyelesaikan... (Puspita Rahayuningsih&Abdul Qohar) 109 ANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) DAN SCAFFOLDING- NYA BERDASARKAN ANALISIS
Lebih terperinciFAKTOR PENYEBAB PESERTA DIDIK LUPA TERHADAP MATERI PELAJARAN YANG TELAH DIAJARKAN OLEH GURU DI SMA KARTIKA I-5 PADANG Oleh: ABSTRACT
FAKTOR PENYEBAB PESERTA DIDIK LUPA TERHADAP MATERI PELAJARAN YANG TELAH DIAJARKAN OLEH GURU DI SMA KARTIKA I-5 PADANG Oleh: Mira Seplita Sari Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat, miraseplita92@gmail.com
Lebih terperinciPROFIL PEMECAHAN MASALAH KONTEKSTUAL GEOMETRI SISWA SMP BERDASARKAN ADVERSITY QUOTIENT (AQ)
PROFIL PEMECAHAN MASALAH KONTEKSTUAL GEOMETRI SISWA SMP BERDASARKAN ADVERSITY QUOTIENT (AQ) Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi adanya bukti di lapangan yang menunjukkan bahwa sebagian besar siswa
Lebih terperinciSTRATEGI SOLUSI DALAM PEMECAHAN MASALAH POLA BILANGAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 PONTIANAK. Nurmaningsih. Abstrak. Abstract
STRATEGI SOLUSI DALAM PEMECAHAN MASALAH POLA BILANGAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 PONTIANAK Nurmaningsih Program Studi Pendidikan Matematika, IKIP-PGRI Pontianak, Jalan Ampera No. 88 Pontianak e-mail:
Lebih terperinciPENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL WORD SQUARE DI SDN 26 PELANGAI KECIL KABUPATEN PESISIR SELATAN
PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL WORD SQUARE DI SDN 26 PELANGAI KECIL KABUPATEN PESISIR SELATAN Rosmiati 1, Muhammad Sahnan 1, Yulfia Nora 1 1 Program Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari seseorang tidak lepas dari tindakan membuat keputusan mulai dari peristiwa sederhana sampai kompleks yang menuntut banyak pertimbangan.
Lebih terperinciDESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA
ZUHROTUNNISA AlphaMath DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MTs. NEGERI BOJONG PADA MATERI STATISTIKA Oleh: Zuhrotunnisa Guru Matematika MTs. Negeri Rakit 1 Banjarnegara cipits@gmail.com ABSTRACT
Lebih terperinciDAYA MATEMATIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
Maret 2017 Vol. 1, No. 1, Hal. 97 DAYA MATEMATIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA Hamdan Sugilar Pendidikan matematika UIN Sunan Gunung Djati Bandung hamdansugilar@uinsgd,ac,id Dikirim: 28
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalani kehidupan, manusia memerlukan berbagai jenis dan macam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupan, manusia memerlukan berbagai jenis dan macam barang serta jasa untuk memenuhi kebutuhannya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan
Lebih terperinciANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN OPERASI HITUNG PECAHAN PADA SISWA KELAS V
ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN OPERASI HITUNG PECAHAN PADA SISWA KELAS V Ni Wyn Suaryani 1, I Md Suarjana 2, I Kdk Suartama 3 1,2 Jurusan PGSD, 3 Jurusan TP, FIP Universitas Pendidikan Ganesha
Lebih terperinciANALISIS TINGKAT KESULITAN SOAL PEMECAHAN MASALAH DALAM BUKU SISWA MATEMATIKA WAJIB SMA KELAS X KURIKULUM 2013
ANALISIS TINGKAT KESULITAN SOAL PEMECAHAN MASALAH DALAM BUKU SISWA MATEMATIKA WAJIB SMA KELAS X KURIKULUM 213 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Matematika
Lebih terperinciPEMODELAN MATEMATIKA MASALAH LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN PELESTARIAN LINGKUNGAN GABI SISWA SMP
Phenomenon, 2017, Vol. 07 (No. 2), pp. 129-136 JURNAL PHENOMENON http://phenomenon@walisongo.ac.id PEMODELAN MATEMATIKA MASALAH LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN PELESTARIAN LINGKUNGAN GABI SISWA
Lebih terperinciKEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL URAIAN TERSTRUKTUR POKOK BAHASAN TEORI KINETIK GAS
EduSains Volume 3 Nomor 2; 215 ISSN 23384387 KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOALSOAL URAIAN TERSTRUKTUR POKOK BAHASAN TEORI KINETIK GAS STUDENT S ABILITY TO RESOLVING STRUCTURED DESCRIPTION PROBLEMS
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING
PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PERKALIAN DAN PEMBAGIAN PECAHAN PADA SISWA KELAS V SDN 1 TAMANWINANGUN TAHUN AJARAN 2016/2017 Khusnul Khotimah
Lebih terperinciPROFIL PERHATIAN ORANG TUA KEPADA PESERTA DIDIK YANG MEMPUNYAI KESULITAN BELAJAR DI KELAS X SMA NEGERI I KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT
1 PROFIL PERHATIAN ORANG TUA KEPADA PESERTA DIDIK YANG MEMPUNYAI KESULITAN BELAJAR DI KELAS X SMA NEGERI I KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT Ilmawati 1, Ahmad Zaini 2, Septya Suarja, 2 1 Mahasiswa Program
Lebih terperinciPENGGUNAAN MEDIA BERBASIS TEKS DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA
PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS TEKS DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA Sri Mahidar Kanjun SD Negeri 054931 Batu Melenggang, kab. Langkat Abstract: This study aims to determine the improvement
Lebih terperinciKEMAMPUAN BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA (THE THINKING ABILITY OF STUDENTS IN SOLVING MATHEMATICS STORY PROBLEMS)
KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA (THE THINKING ABILITY OF STUDENTS IN SOLVING MATHEMATICS STORY PROBLEMS) Siti Machmurotun Chilmiyah (sitimachmurotun@gmail.com) Aunillah
Lebih terperinciDESKRIPSI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL
Pedagogy Volume 2 Nomor 1 ISSN 2502-3802 DESKRIPSI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL Juliana 1, Darma Ekawati 2, Fahrul Basir 2
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan memerlukan kecakapan hidup.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan, keterampilan, dan pendidikan merupakan unsur dasar yang menentukan kecakapan berpikir tentang dirinya dan lingkungannya. Seseorang yang
Lebih terperinciSTUDI DESKRIPTIF ADVERSITY QUOTIENT MATEMATIS MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA BERDASAR JENIS KELAMIN DAN KEMAMPUAN MAHASISWA
JPPM Vol. 9 No. 1 (2016) STUDI DESKRIPTIF ADVERSITY QUOTIENT MATEMATIS MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA BERDASAR JENIS KELAMIN DAN KEMAMPUAN MAHASISWA Etika Khaerunnisa Jurusan Pendidikan Matematika FKIP
Lebih terperinciFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta ABSTRACT
MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA KELAS III DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAKE AND GIVE DI SDN 07 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN 1 Asnimar Zain, 1 nurharmi, 2 Yulvia Nora
Lebih terperinciEDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 4, Nomor 1, April 2016, hlm 49-57
EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 4, Nomor 1, April 2016, hlm 49-57 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DRILL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP Elli Kusumawati,
Lebih terperinciUNION: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol 1 No 1, November 2013
UNION: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol 1 No 1, November 2013 UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING SISWA SMP KELAS VII A TAMAN DEWASA IBU PAWIYATAN
Lebih terperinciOleh: Siti Halimah SD Negeri 01 Sembon, Karangrejo, Tulungagung
8 Siti Halimah, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Melalui... PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBERIAN TUGAS PADA SISWA KELAS IV SDN 1 SEMBON KECAMATAN KARANGREJO TULUNGAGUNG SEMESTER
Lebih terperinciANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI ALJABAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 BANGIL
ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI ALJABAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 BANGIL Bunga Ayu Desy Permatasari 31, Toto Bara Setiawan 32, Arika Indah Kristiana 33 Abstract: This research
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 3 PASAMAN. Oleh
PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 3 PASAMAN Oleh Fifi Oktafiani * ), Yulyanti Harisman** ), Anny Sovia** ) * ) Mahasiswa Program
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING SISWA KELAS VII E SMP N 1 SRANDAKAN
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING SISWA KELAS VII E SMP N 1 SRANDAKAN Arrini Ditta Margarani Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Lebih terperinciANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING DI KELAS X IPA 1 SMA NEGERI 9 MALANG
90 ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING DI KELAS X IPA 1 SMA NEGERI 9 MALANG Siti Zaenab SMP Muhammadiyah 3 Malang Email: namakuzaenab@gmail.com Abstrak Penelitian
Lebih terperinciDESKRIPSI PEMAHAMAN SISWA PADA PERMASALAHAN PERBANDINGAN DAN STRATEGI SOLUSI DALAM MENYELESAIKANNYA
DESKRIPSI PEMAHAMAN SISWA PADA PERMASALAHAN PERBANDINGAN DAN STRATEGI SOLUSI DALAM MENYELESAIKANNYA Oleh : Juni Hardi, Bambang Hudiono, Ade Mirza Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP Universitas Tanjungpura,
Lebih terperinciDESKRIPSI PROSES BERPIKIR ANALOGI MATEMATIS SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BUKATEJA DITINJAU DARI ADVERSITY QUOTIENT (AQ)
DESKRIPSI PROSES BERPIKIR ANALOGI MATEMATIS SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BUKATEJA DITINJAU DARI ADVERSITY QUOTIENT (AQ) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajad Sarjana Pendidikan
Lebih terperinciHUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 1 JETIS
UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 3, November 2016 HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 1 JETIS Nur
Lebih terperinciPENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU
1 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU Oleh: Adillah Harniati 1 Sehatta Saragih 2 Syarifah Nur Siregar 2 flo_anteredium@yahoo.com
Lebih terperinciHUBUNGAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IIS SMA NEGERI 7 PADANG
HUBUNGAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IIS SMA NEGERI 7 PADANG JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata
Lebih terperinciPERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN DISCOVERY-INQUIRY DI SMA
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN DISCOVERY-INQUIRY DI SMA Aristin Raras 1*), Vina Serevina 1, Anggara Budi Susila 1 1 Program Studi
Lebih terperinci