morfologi bahasa gorontalo J. S. Badudu PENERBIT DJAMBATAN Ptsi/.T rf. - P'GKEtKt la. I 0/lP^RTLf ; i ^ i/, L ( U "

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "morfologi bahasa gorontalo J. S. Badudu PENERBIT DJAMBATAN Ptsi/.T rf. - P'GKEtKt la. I 0/lP^RTLf ; i ^ i/, L ( U ""

Transkripsi

1

2 SERIILDEP di bawah redaksi W.A.L Stokhof morfologi bahasa gorontalo Ptsi/.T rf. - P'GKEtKt la. I 0/lP^RTLf ; i ^ i/, L ( U " oleh J. S. Badudu "^42 3 PENERBIT DJAMBATAN

3 Copyright pada Djambatan Anggota IKAPI Jakarta 1982 Disertasi Tahun Promotor Redaktur Sen ILDEP Asisten redaktur Penasehat redaktur Universitas Indonesia 1975 Prof. Dr. Amran Halim W.A.L. Stokhof Jugiarie Soegiarto Amran Halim, Anton M. Moeliono, A. Teeuw dan H.Steinhauer

4 ( ) MORFOLOGI BAHASA GORONTALO SS; ms:-

5 SERIILDEP Diterbitkan dalam kerangka "Indonesian Linguistics Development Project, proyek kerja sama antara Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan Jurusan Bahasa dan Kebudayaan Asia Tenggara dan Oceania, Universitas Negeri Leiden".

6 1 Mutiara persembahanku kepada istri, anak-anakku dan ibunda tercinta. N

7 U t i ' i'iik D /

8 ISI KATAPENGANTAR XI PENDAHULUAN Gorontalo dari Sudut Sejarah Bahasa, Wilayah, dan Penduduk Gorontalo Kerja Medan Informan 7 BAB I - FONOLOGI Fonem-fonem dalam BG Vokal dalam BG De skrip si Vokal BG Urutan Vokal dalam BG Konsonan dalam BG Deskripsi Fonem Konsonan BG Beberapa Gejala Perubahan Fonem dalam BG Gejala Sandi Fonem Antara Akhiran-a Varian Fonem dalam BG Varian Vokal dalam BG Varian Konsonan dalam BG Tekanan Kata BG 31 BAB II - MORFGLOGI Morfem Kata Kerja BG Peranan Jumlah Suku Kata dalam BG Identitas Kata Kerja BG Ciri Morfologis Kata Keija BG Perbedaan antara Kata Keija, ^ta Sifat, dan Kata Benda BG Perbedaan Kata Keija dengan Kata Benda Perbedaan Kata Kerja dengan Kata Sifat Tipe Kata Kerja BG VII

9 Kata Kerja Tipe mo Kata Kerja Tipe moti Kata Kerja Tipe-um Imbuhan dalam BG Pengertian Waktu Pasangan Awalan-awalan dalam BG Fungsi Gramatikal Imbuhan sebagai Pengubah Kelas Kata BAB III - IMBUHAN DAN PENGIMBUHAN KATA KERJA 3.1 Kategori mo Awalanmo Awalan lo Awalan gg 3.2 Kategori mopo- gy Sifat-sifat Umum Awalan Kategori mopo- gy Awalan popo-, Simulfiks popo-/-a, pilopo Kategori moqo- gg Awalan moqo- dan loqo- gq Awalan poqo- gg 3.4 Kategori mongo- gj^ 3.5 Kategori moti Awalan moti- dan loti- co Awalan poti- g^ 3.6 Kategori motiti- g2 3.7 Kategori meqi- g^ Gabungan Awalan meqi- dengan Awalan Pembentuk Imperatif yang lain gg Gabungan Awalan peqi- dengan Akhiran -a atau -i Kategori mohi- gg 3.9 Kategori molo- gg 3.10 Kategori mei- gy 3.11 Kategori mopohu- gg 3.12 Kategori o- gg 3.13 Kategori topo Kategori tapa Kategori tonggo Kategori tohu Kategori tonto Kategori tolo- y Sisipan dalam BG yg Kategori -um- 74 4g Vlll

10 Kategori-il Akhiran dalam BG 76 ' Kategori-a Akhiran-a sebagai Pembentuk Imperatif Akhiran-a sebagai Pengantar Obyek Akhiran -a sebagai Pengantar Keterangan Alomorf akhiran-a Kategori-i Kategori-lo Fungsi -lo pada Kata Kerja Imperatif Fungsi-lo pada Kata Kerja Bentuk Indikatif Kategori -po Akhiran -po. pada Kata Kerja Bentuk Imperatif dan Bentuk Indikatif Kategori Akhiran Kata Ganti (pronominal suffix).. 83 BAB IV - KATA ULANG DALAM BG Bentuk Perulangan dalam BG Perulangan Sebagian Perulangan Suku Awal Perulangan Suku Tengah Perulangan Sebagian dengan Sisipan Fungsi Perulangan dalam BG Pengertianjumlah dalam Perulangan BG 94 BAB V - MORFEM PENUNJUK ARAH Fungsi dan Posisi Morfem Penunjuk Arab Bentuk Kontraksi mai dan maqo Perbandingan BG dengan Bahasa Samoa 99 TEKS I. Piilu li Mohulintoli 101 Terjemahan: Dongeng si Mohulintoli 106 Catatan Kata-kata Keij a Ill II. Wungguli lo taa Mohutato Terjemahan: Cerita dua Orang Bersaudara 120 Catatan Kata-kata Kerja.123 III. Botu Liodu lei Lahilote 127 Terjemahan: Batu (ber)bekas Kaki si Lahilote 131 Cdtatan Kata-kata Kerja 135 IV. Sipati lo Nabi 140 Terjemahan: Sifat Nabi 146 Catatan Kata-kata Kerja 152 IX

11 DAFTAR KATA KERJA 156 I. Bahasa Gorontalo Bahasa Indonesia 156 II. Bahasa Indonesia Bahasa Gorontalo 178 LAMPIRAN: I. Beta Pulau Sulawesi 197 II. Beta wilayah kabupaten dan Kotamadya Goron talo DAFTAR SINGKATAN KATA 200 DAFTAR BUSTAKA 201 INDEKS 204

12 KATA PENGANTAR Txilisan ini tidak lain daripada disertasi penulis untuk memperoleh gelar doktor dalam ilmu-ilmu sastra khusus linguistik, yang penulis pertahankan pada upacara promosi di Fakultas Sastra Universitas Indonesia pada tanggal 7 Juni Sudah lama terkandurig maksud hati penulis untuk menerbitkan tulisan ini sebagm buku, namun keinginan itu tidak pernah kesampaian. Oleh karena itu, permintaan Indonesian Linguistics Development Project (ILDEP) yang diwakili oleh co-managemya Dr.W.A.L.Stokhof kepada penulis untuk menerbitkan disertasi penulis, penulis sambut dengan gembira dan ucapan terima kasih yang sebesarbesarnya.... Tulisan-tulisan ilmiah mengenai baik bahasa maupun sastta Gorontalo yang telah dipublikasikan masih sangat sechkit. Beberapa buah basil karya penulis-penulis asing adal^ tulisan-tulisan yang sudah agak tua karena diterbitkan pada akhir abad ke-19 (mn awal abad ke-20, seperti yang terlihat pada halaman 7 buku im. Tulisan-tulisan itu dapat kita temukan di Museum Pusat Jakarta atau di Perpustakaan Universitas Leiden, Belanda. Ini tidak berarti bahwa selama masa yang panjang itu tidak ada penelitian atau penulisan tentang bahasa Gorontalo. Tulisan-tulisan mengenm bahasa Gorontalo berupa skripsi sarjana muda atau sarjana sudah agak banyak, tetapi tulisan-tulisan itu tidak dipublikasikan. Drs. Mansur Pateda dari IKIP Manado Cabang Gorontalo sudah menyusun sebuah Kamus Bahasa Gorontalo yang apk lengkap, tetapi hasil pekerjaaimya itu sampai sekarang belum juga diterbit kan sebagai buku. Bahasa Gorontalo sebagai salah satu bahasa daerah di Nus^taxa ini perlu dipelihara terutama oleh para pemakainya sendiri. Di Kabupaten dan Kotamadya Gorontalo saja bahasa ini digunakan oleh lebih dari setengah juta orang sehingga dapat digolongkan pada bahasa daerah yang agak besar jumlah pemakainya, jika dibandingkan dengan banyak bahasa daerah di Nusant^a mi yang hanya digunakan oleh beberapa ribu orang saja. Dominasi bahasa XI

13 Indonesia sebagai bahasa nasional terhadap bahasa-bahasa daerah smgat besar sehingga bila bahasa daerah tidak dengan sengaja dipelihara, besar kemungkinannya bahasa daerah lambat-laun akan hilang. Salah satu usaha yang menunjang pemeliharaan bahasa dae rah itu ialah mengajarkannya di sekolah-sekolah sebagai mata pelajaran, Untuk itu, perlu disediakan buku-buku terutama yang dapat menjadi pegangan guru yang mengajarkannya. Sekali lagi, pada kesempatan mi, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besamya kepada para promoter dan co-promotor yang telah membimbing penulis selama masa penelitian dan penulisan disertasi yaitu Prof.Dr.J.C.Anceaux, Guru Besar pada Fakultas Sastra Universitas Leiden, Belanda, Prof.Dr.J.W.M.Verhaar, Guru Besar Luar Biasa pada Fakultas Sas tra Universitas Indonesia, dan Prof.Dr.Amran Halim, Ketua Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, juga kepada semua pihak yang telah memberikan jasanya sehingga tulisan ini dapat berwujud. Penulis xn

14 PENDAHULUAN 0.1 GORONTALODARISUDUTSEJARAH Menurut dongengnya, daerah Gorontalo yang ada sekarang ini berasal dari sebuah pulau. Lama-kelamaan air laut sekitar pulau itu surut dan di sekitar pulau itu tampaklah daerah yang luas dengan tiga buah gunung di tengah-tengahnya, masing-masing bemama Gunung MalenggalUa, dan Gunung Tilonggabila, yang kemu^an berubah namanya menjadi Tilongkabila. Gunung yang ketiga tidak bernama. Sebuah lembah di sebelah selatan Gunung Tilongkabila itulah yang bernama Hulontalangi, daerah yang kemudian berna ma Hulontalo atau Gorontalo. Bermacam-macam pendapat orang mengenai arti kata hulonta langi. H.M.Liputo'^ mengatakan, bahwa kata hulontalangi ber asal dari dua patah kata, yaitu kata huluntu yang berarti lembah' dan kata langi yimg berarti 'mulia'. Jadi, hulontalangi berarti lem bah yang mulia'. Kuno Kuluku^ mengatakan, bahwa hulontalangi berasal dari kata huntu yang berarti 'onggokan' (tanah, dan sebagainya) atau 'pematang', dan langi-langi yang berarti 'tergenang'. Jadi, hulontalangi berarti 'daratan yang tergenang air' sesuai de ngan dongeng asal daerah ini. Dari Kantor Jawatan Kebudayaan Kotamadya Gorontalo penulis terima dtia macam keterangan. Pertama: Orang-orang Bugis, yang mula-mula datang ke Goron talo, dari arah laut melihat punc ik tiga buah gunung, yaitu gunung yang sudah disebutkan di atas, lalu menamai negeri ini Gunung Tellu yang artinya 'tiga buah gunung'. Dalam bahasa Gorontalo disebut huhdu tihengo artinya 'gunung tungku', karena ketiga buah gunung itu letaknya berdekat-dekatan seperti tiga buah tung ku. Gunung Tellu dalam ucapan bangsa Gorontalo menjadi Hulon talo. Kedua: Suku Suwawa biasa datang ke pantai Gorontalo untuk berdagang. Di sini mereka menun^ barang-barang yang mcreka butuhkan untuk dibeli, lalu dibawa pulang ke daerah mereka. Oleh sebab itu, mereka namai tempat itu pogulatalo yang berarti 'tem-

15 pat menunggu'. Kemudian kata pogulatalo (gulatalo) bembah menjadi hulontalo. Mana di antara pendapat itu yang benar sukar ditentukan, karena masa telah berlalu berabad-abad, sedangkan sumber tertulis yang tua sama sekali tidak terdapat. Oleh penduduk asli, negeri ini dinamai juga Lipu lo Hulontalo atau Lipu Limo lo Pohala'a. Pada awal abad ke-17, terbentuklah Uduluo Limo lo Pohala'a, gabungan lima buah kerajaan. Uduluo Limo lo Pohala'a artinya 'dua, lima kerajaan'. Kata pohala'a berasal dari kata wala'o yang berarti 'anak' dan pohala'a berarti 'keturunan' atau 'puak', yang kemudian juga dimaksudkan 'kerajaan' yang terbentuk dari puak itu. Kelima buah kerajaan yang bergabung itu ialah: Pohala'a Bone- Suwawa dan Pohala'a Gorontalo Limboto (keduanya disebut uduluo 'yang dua'), Pohjda'a Bintauna, Pohala'a Atinggola dan Pohala'a Bulango (kelima pohala'a itu disebut Uduluo lo'u Limo lo Pohala'a).^ Kerajaan Uduluo ialah kerajaan yang terbesar di antara kelima kerajaan itu dan keduanya terdiri pula masing-masing atas dua buah kerajaan. Pada akhir abad ke-19, gabungan kerajaan-kerajaan itu bembah pula namanya menjadi Limo lo Pohala'a saja dengan umtan lain sebagai berikut; Pohala'a Gorontalo, Limboto, Bone, Atinggola, dan Boalemo (Plaga, ). Dalam perjalanan sejarah, Pohala'a Gorontalo dan Limboto berkembang menjadi kerajaan-kerajaan besar dan berpengaruh. Sayang sekali kedua kerajaan ini sering terlibat dalam peperangan sesama mereka sehingga akhirnya berpisah, lalu masing-masing berdiri sendiri. Pohala'a Suwawa dan Bintauna kemudian meleburkem diri ke dalam Pohala'a Bone, setelah beberapa Isima rakyat kedua pohala'a itu berada di bawah pengawasan dan kekuasaan raja Bone oleh karena mangkatnya raja Suwawa, dan kemudian disusul lagi oleh mangkatnya raja Bintauna. Pohala'a Bolango juga hilang dan sebagai penggantinya puak Boalemo membentuk sebuah pohala'a (kerajaan). Puak ini berasal dari Boalemo (Luwuk), menempati daerah sebelah barat dan lamakelamaan berkembang menjadi satu puak yang besar. Rakyat Po hala'a Bolango yang disebut-sebut dalam Uduluo lo'u Limo lo Po hala'a menjadi terpecah-pecah, sebagian bergabung dengan puak Gorontalo, sebagian dengan puak Atinggola dan sebagian lagi berpindah ke kerajaan Bolaang Mongondow. Limo lo Pohala'a ini lama berada di bawah kekuasaan Kesul-

16 tanan Temate. ^ Kekuasaan Temate atas Gorontalo baru berakhir setelak Oost-Indische Compagnie (OIC) mulai menanamkan kekuasaannya di sana. Tahun 1677 Gubernur Maluku Padtbrugge mengunjungi Goron talo dan mempersiapkan kontrak antara Gorontjdo dan OIC yang baru diresmikan pada tahun 1681 (Haga, 1931:191). Setelah OIC mengambil alih kekuasaan ata? Gorontalo dan Limboto, maka dengan sendirinya kekuasaan Gorontalo dan Limboto atas daerahdaerah jajahannya di Teluk Tomini diserahkan pula kepada OIC. Daerah jajahan Gorontalo ialah: kerajaan Tomini, Ampebabo, Tinombo dan Parigi, sedangkan daerah jajahan Limboto ialah: kera jaan Toli-toli, Buol, Poso, Tojo, dan Ampana. Lama sebelum kedatangan OIC, Gorontalo telah mempunyed suatu tradisi demokrasi. Pemerintahan raja-raja mengenal apa yang disebut di sana Bantayo Pobo'ide yaitu semacam "parlemen" atau "dewan perwakilan rakyat". Segala hal yang menyangkut persoalan negeri dimusyawarahkan di Bantayo Pobo'ide itu antara maharaja, raja-raja, pembesar-pembesar negeri, dan ketua-ketua adat. Demikianlah penobatan dan pemakzulan seorang raja selalu diten.- tukan melalui musyawarah itu. Seorang calon raja dapat saja ditolak oleh majelis musyawarah itu, karena misalnya pribadi calon raja itu tak disukai oleh rakyat atau karena calon raja itu seorang yang kurang baik wataknya, sehingga dianggap kelak dia tak dapat memajukan dan melindungi rakyatnya. Namun, kebiasaan ini pun hams dilepaskan karena pemerintah Belanda yang berkuasa menetapkan lain. Setelah kekuasaan Belanda menjadi mantap, pemerintah Belan da menetapkan bahwa raja serta pembesar negeri yang lain diangkat dan diberhentikan dengan keputusan pemerintah Belanda. Raja yang menentang kehendak pemerintah Belanda atau yang tindalmnnya memgikan kepentingan Belanda ditangkap dan diasingkan, misalnya ke Ambon atau ke Sailan. Tepatnya, kebiasaan memilih raja itu berakhir pada tahun ^ Tahun 1816 Gorontalo mulai diperintah oleh seorang Asisten Residen, dan pada tahun 1824 Gorontalo atau Limo lo Pohala'a menjadi Afdeling Gorontalo. Pangkat raja ditiadakan. Wilayah kepcmerintahan dibagi atas distrik dan onderdistrik yang masing. masing dikepalai oleh seorang jogugu dan marsaole yang diangkat dan diberhentikan oleh pemerintah Belanda. Demikianlah berlangsung sampai pecah Perang Dunia kedua. 0.2 BAHASA, WILAYAH, DAN PENDUDUK GORONTALO Bahasa Gorontalo (BG) adalah salah satu bahasa daerah di Indo-

17 nesia, yang dipakai oleh penduduk asli di wilayah Swatantra Tingkat II/Kabupaten Gorontalo dan Wilayah Kotamadya Gorontalo. Wilayah ini termasuk Wilayah Swatantra Tingkat I/Provinsi Sula wesi Utara, terletak di jazirah utara Pulau Sulawesi antara garis '5" dan '6"bujur timur dan antara garis 0 20^3" dan l'lo"hntang utara. Di sebelah utara, wilayah ini berbatas dengan Laut Sulawesi; di sebelah timur, dengan Kabupaten Bolaang Mongondow; di se belah selatan, dengan Teluk Tomini; dan di sebelah barat, dengan Kabupaten Buol/Toli-toli, yang termasuk wilayah Provinsi Sula wesi Tengah. Luas wilayah ini seluruhnya km^. Daerah Kabupaten Gorontalo terbagi atas 16 daerah kecamatan, yaitu kecamatan-kecamatan: Limboto, Talaga, Tapa, Kabila, Suwawa, Bonepante, Kwandang, Atinggola, Sumalata, Paguyaman, Tilamuta, Paguat, Marisa, Popayato, Batuda'a, dan Tibawa. Wilayah Kotamadya Gorontalo terbagi atas 3 buah kecamatan yaitu kecamatan-kecamatan Kota Utara, Kota Selatan dan Kota Barat. Jumlah penduduk wilayah Kabupaten Gorontalo menurut sensus tahun 1973 adalah jiwa dan penduduk Kotamadya jiwa. ^ Suku bangsa ini, melihat kenyataannya, dapat digolongkan kepada suku bangsa yang senang merantau, mencoba mengadu nasib di perantauan. Mereka mendatangi daerah-daerah sepanjang pantai Teluk Tomini, bahkan menyebar di seluruh Provinsi Sulawesi Te ngah. Kotamadya Manado sebagian besar penduduknya adalah orang-orang Gorontalo yang hidup sebagai pedagang kecil di pasar, atau bekeija sebagai buruh kasar. Banyak sekali yang menjadikan kota-kota besar seperti Ujung Pandang, Surabaya,dan Jakarta se bagai tempat tinggalnya yang tetap. Belum diadakan sensus terhadap perantau-perantau ini,tetapi menurut perkiraan, juinlzih me reka besar sekali. Penduduk wilayah ini pada umumnya berbcihasa ibu bahasa Gorontalo. Penduduk Kecamatan Suwawa, Bonepante,dan Ating gola berbahasa ibu bahasa Suwawa (Bune), namun pada umumnya mereka menguasai juga BG hampir sama baiknya dengan penguasaan atas bahasa ibu mereka sendiri, karena BG merupakan bahasa penghubung antar individu dalam pergaulan masyarakat sehari-hari di wdayah Gorontalo, di samping bahasa nasional, bahasa Indone sia (BI). Bahasa Gorontalo tidak memiliki aksara sendiri seperti bahasa Jawa, Sunda, Bugis dan Batak. Setelah agama Islam berkembang

18 di daerah ini, aksara Arab dipakai untuk menuliskan BG. Tetapi tidak terdapat banyak naskah dari abad-abad terdahulu. Tulisan yang ada mengenai Gorontalo kebanyakan ditulis oleh orangorang Belanda mulai akhir abad ke-19, dalam bahasa Belanda. Yang pemah mempublikasikan karyanya khusus yang berhubungan dengan BG ialah: J.G.F.Riedel, 1869 "De bekentenis van eenen Holantsdoschen Ponggoh", Tijd 17, halaman "Bijdrage tot de kennis van de Holantalosche Volksliederen", Tijdschrift voor Nederlandsch-Indie, Zalt-Bommel, Amsterdam, halaman "De Gouden Armband (Pateda Hulawa)", Tijdschrift voor Indische taal-. Land- en Volkenkunde, Batavia, halaman Wilhelm Joest, 1883 Zur HolontaloSprache, Von Gebr, Unger (Th.Grimm), Berlin. J.Breukink, 1906 Bijdragen tot eene Gorontalo'sche Spraakkunst, M.Nijhoff,'s-Gravenhage. E.E.W.G.Schroder, 1908 Gorontalosche IFoorden/yst.M.Nijhoff, 's-gravenhage. Ditinjau dari segi linguistik modem, apa yang sudah ditulis kurang lebih tahun yang lalu itu masih kurang memuaskan, vvalaupun tak dapat dikatakan tak ada gunanya atau tak dapat dimanfaatkan. Beberapa pendapat yang tidak penulis setujui menge nai teori. Breukink akan penulis singgung juga dalam uraian penulis nanti. Walaupun dalam rencana pelajaran sekolah-sekolah di Indonesia dewasa ini tercantum mata pelajaran bahasa daerah, BG tidak diajarkan di wilayah Gorontalo, berhubung dengan tak adanya bukubuku baik buku bacaan, maupun buku tata bahasa dan sebagainya yang dapat dipakai gum sebagai buku pegangan dalam mengajarkan bahasa dan aturan-aturan bahasa. 0 J KERJA MEDAN (FIELD WORK) Bahasa Gorontalo termasuk salah satu bahasa yang mmit stmkturnya. Dalam proses pembentukan kata kerja dengm jumlah imbuhan (affix) yang demikian besarnya, kesukaran sering timbul karena perso^n morfofonemik. Pembahan fonem yang sering ditemui karena penderivasian morfem dasar hamslah dikuasai benar. Jika tidak, akan sukarlah mengetahui bagaimana terjadinya seluk-beluk bentukan-bentukan itu dan bagaimana penggunaannya dalam stmktur kahmat tertentu. Rahasia kerumitan BG temtama terletak pada bentuk kata ker-

19 janya. Menguasai bentuk kata keija BG, berarti mempermudah penguasaan atas struktur kalimat serta artinya. Itu sebabnya percobaan menyusun aturan BG secara menyeluruh penulis mulai dengan pendeskripsian kata kerjanya termasuk arti dan fungsi imbuhan. Penulis sering menemukan kesalahan yang dibuat oleh penulis terdahulu, termasuk putra Gorontalo sendiri dalam menuliskan kata-kata bentukan BG. Haruslah ditentukan dahulu mana di antara morfem-morfem yang ada itu morfem bebas (free morpheme) dan mana morfem terikat (bound morpheme). Morfem terikat pun hams pula dibedakan, mana yang terikat secara morfologis flan mana secara sintaktis. Dengan demikian diketahui mana imbuhan yang hams dirangkaikan penulisannya dengan morfem dasar dan mana kata tugas (function word) yang hams dituliskan terpisah. Tanpa mengetahui perbedaannya secara tepat, besar kemungkinan terjadi kesalahan menuliskan kata bentukan secara tepat atau salab memenggal kata. Cara yang penulis tempuh untuk memperoleh data yang diperlukan ialah; dengan mendengarkan percakapan pemakai bahasa secara langsung; mendengarkan pidato-pidato yang diucapkan dalam BG oleh para petugas Jawatan Penerangan daerah; mendengarkan khotbah-khotbah di mesjid; mendengarkan riwayat Nabi Muham mad saw. yang dibawakan dalam acara khusus untuk itu; dengan merekam cerita-cerita ymg dalam BG disebut tanggomo (cerita mengenai peristiwa yang benar-benar pernah terjadi) yang dibawakan oleh pelipur lara; merekam pula riwayat Mi'raj Nabi Muhammad yang sudah disebutkan di atas tadi; merekam pula percakapan langsung para pemakai bahasa yang memberikan juga kemungkinan memperoleh data bam atau yang agak lain daripada apa yang sudah penulis kumpulkan; dengan menelaah bahasa dari cerita-cerita rakyat yang sudah dikumpulkan oleh mahasiswa IKIP Gorontalo yang didapat pe nulis dari IKIP Gorontalo; dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan terarah yang telah dipersiapkan dari mmah untuk memperoleh data yang diperlukan, baik dari informan tetap maupun dari pemakai bahasa yang mana saja. Karena bahasa yang diteliti ini adalah bahasa ibu yang masih dikuasai temtama setelah mengadakan penelitian selama 4 bulan pada tahun 1972 dalam rangka kerja penelitian Proyek Leiden maka dari mmah telah penulis susun sejumlah praanggapan yang dipakai sebagai petunjiik dalam mengajukan pertanyaan. Penulis sering sekali memakai metode elisitasi. 6

20 Dari informan diminta kalimat-kalimat sederhana untuk mengetahui prosede-prosede morfologis kata keija yang sedang diteliti untuk mengetahui valensi morfologisnya. Penulis kemudian mengelompokkan kata-kata yang telah dikumpulkan ke dalam korpus untuk menentukan kategori. 0.4 INFORMAN Dalam mengumpulkan data yang penulis perlukan, penulis menggunakan beberapa orzing informan tetap yaitu: (i) A.I.Anasiru, umur 53 tahun (ii) Ahmad Baga, umur 51 tahun (iii) A.Monoarfa, umur 63 tahun Di antara ketiga informan tersebut, A.I.Anasiru merupakan informan utama, yang boleh dikatakan setiap hari membantu pe nulis mencari kata, memberikan contoh pemakaian bentukan kata dan pemakaiannya dalam kalimat. Hal-hal yang meragukan didiskusikan. Bila ada yang belum jelas atau agak meragukan, barulah dibawa kepada informan kedua dan ketiga untuk ditanyakan pendapatnya. Ketiga informan tersebut putra Gorontalo asli yang dalam kehidupan sehari-hari selalu memakai bahasa Gorontalo. Di samping informan tetap yang disebutkan di atas, satu dua pertanyaan disampaikan kepada informan tidak tetap, seperti Kuno Kaluku, seorang tua yang dianggap oleh masyarakat banyak tabu tentang seluk-beluk bahasa Gorontalo. Terhadap informan seperti ini pe nulis harus berhati-hati, sebab sebagian pendapatnya tak dapat diterima oleh teori linguistik. Bering juga penulis mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada responden yang buta huruf dari kalangan rakyat biasa atau dari orang-orang yang hanya sekedar tabu membaca dan menulis. CATATAN: 1 M.H. Liputo,Sejarah Goronte/o, jilidv,volksdrukkerij Gorontalo, 1947, halaman 14. ^ Informan. 3 M.H.Liputo, Sejarah Gorontalo, 111, Volksdmkkerij Gorontalo, tanpa tahun, ha laman 20. ^ Dari kepustakaan yang penulis selidiki tidak penulis temukan tanggal yang tepat bda Gorontalo mulai menjadi jajahan Ternate, tetapi Pf ±1 ke-16, karena Gorontalo resmi mengakui agama Islam tahun 1566 (Liputo, VIIl, ), sedangkan agama Islam di Gorontalo masuk melalui Ternate yang lebih dahulu menerima agama Islam.

21 Raja Gorontalo terakhir, yang diangkat oleh dewan rakyat Gorontalo, dan disetujui juga oleh pemerintah Belanda, ialah Puteia Monoaifa; beliau menggantikan baginda Botutige. Semua data mengenai luas wilayah, pembagiannya serta jumlah penduduk diambil dari Kantor Kotamadya dan Kantoi Kabupaten Goiontalo.

22 d, r, BAB I FONOLOGI Tidak menjadi tujuan dalam tulisan ini untuk membicarakan secara panjang lebar hal-hal yang bersangkut-paut dengan fonologi BG, tetapi untuk menghindari ketidakjelasan mengenai apa yang akan diuraikan nanti pada bab morfologi, perlu rasanya kita meninjau terlebih dahulu fonem-fonem BG, terutama hal-hd yang menyangkut persoalan morfofonemik. 1.1 FONEM-FONEM DALAM BG. Dalam BG terdapat sejumlah 5 buah fonem vokal dan 23 buah fonem konsonan. Vokal-vokal itu ialah: / a, O, e, u, i / Konsonan-konsonan ialah: / p. b. m, mb, w, t, n, nt, s, 1, C, j. n nj. y. k, g> n. vs> q. h I VOKAL DALAM BG Klasifikasi vokal-vokal dalam BG dapat dilihat pada tabel di bawah ini. TABEL I Klasifikasi Vokal BG depan tengah belakang bit takb. bit takb. bit takb. tinggi i u sedeing e o rendah a Keterangan tabel: bit takb. bulat takbulat

23 Dalam BG, dua vokal yang sama berurutan diucapkan sebagai vokal panjang, misalnya: toonu 'mana',paapa 'ayah', teeto 'di situ', diucapkan [ to:nu, pa:pa, te:to ]. Pada umumnya kelima buah vokal dalam BG itu dapat menduduki posisi awal, tengah, dan akhir. Karena BG bahasa vokalis, tidak terdapat konsonan pada akhir suku kata. Setiap kata atau suku kata selalu diakhiri dengan vokal Deskr^si Vokal BG a [ a. ] vokal rendah, takbulat, tengah; terdapat pada posisi awal seperti pada aato 'capai', apula 'anjing' dan pada posisi tengah dan akhir seperti pada daha 'jaga', wadala 'kuda'. Oposisi antara vokal a dengan vokal yang lain dibuktikan oleh pasangan kata di bawah ini. bala 'pagar' bola 'benang' a-o bali lawan' boli 'patah' bangu 'bang' bongu 'bangun' tola 'salah' tola 'ikan' bala 'pagar' bele 'rumah' a-e hale 'perangai' hele 'udang' tambo 'kubangan' tembo 'waktu' kaka 'abang' keke 'jangan' bali 'lawan' bull 'utang' a-u talu 'depan' tulu 'api' walu 'delapan' wulu 'manik-manik' baya 'muka' buyu '(ikan) tongkol' tala 'salah' tali 'beli' a-i buqa 'pisah' buqi 'boneka' bate 'batik' bite 'dayung' tapu 'daging' tipu "'petik' o [ 0 ] vokal sedang, bulat, belakang; terdapat baik pada posisi awal, tengah, maupun pada posisi akhir seperti pada ka ta odia 'begini', odito 'begitu', huloqo 'duduk'. Vokal a beroposisi dengan vokal lain seperti dibuktikan oleh pa sangan kata di bawah ini. wolo 'apa' wulo 'basuh' o-u bola 'benang' bala 'pagar' o-a tapo 'asap(i)' tapi 'buang' o-i tambo 'kubangan' tambe 'gantung' o-e ^ [ Bi ] vokal sedang, takbulat, depan; terdapat pada posisi awal, tengah, dan akhir seperti pada kata-kata elepoonu 10

24 u 'meskipun', eleqeto 'derak', mate 'mati, tete 'kucing'. Vokal e beroposisi dengan vokal-vokal lain seperti dibuktikan oleh pasangan kata di bawah ini. bele 'rumah' bala 'pagar' e-a tembe 'sirih' tembo 'waktu' e-o bule 'jerih lelah' buli 'utang' e-i pate 'pukul' patu 'panas' e-u [ M 1 vokal tinggi, bulat, belakang; terdapat pada posisi awal, tengah, dan akhir, seperti pada kata-kata udu 'tikus', utu 'kutu', botulo 'naik', putungo 'jantung pisang'. Vokal u beroposisi dengan vokal-vokal lain seperti dibuktikan oleh pasangan kata-kata di bawah ini. buli 'utang' bali 'lawan' u-a buli 'utang' boli 'patah' u-o patu 'panas' pate 'pukul' u-e tapu 'daging' tapi 'buang' u-i i [ i ] vokal tinggi, takbulat, depan; terdapat pada posisi awal, tengah, dan akhir seperti pada kata-kata ilito 'iris', pali luka', bibiqo 'itik'. Vokal I beroposisi dengan vokal-vokal lain seperti dibuktikan oleh pasangan-pasangan kata di bawah ini. bali lawan' bala 'pagar' i-a tapi 'buang' tapo 'asap(i)' i-o tapu 'daging' i-u hile 'minta' hele 'udang' i-e Urutan Vokal dalam BG Kemungkinan urutan vokal-vokal BG sebagai berikut: aa ao au ai oa ou oe oi oo ee ea eo eu ei hamaa! molao tau mai roa lou-lou soe doi moohe meela wulea moheo tuweu tei Ama laala 'ambil!' 'mengirim' lumaodu 'orang' tuwau 'mari' lai 'ikan-terbang' 'sikap punggung membungkuk' 'sial' 'duit' 'takut' 'merah' 'punggung' 'menenun' 'satu' 'si Amat' buloe boi toonu meengi bitea mohiiheo tuutuweu mohei ' telaniang' 'lewat' 'satu' 'bulu' (burung) mayang babi' mana' berkebun' dayung!' lama' sama' beranjak' 11

25 uu huulio ua bua uo huodu ui hui 11 ia io ie tiito odia tio botie tunangannya' wanita' ingus' malam' dia' (perempuan) begini' dia' ini' luanti tumuoto molui into hutia hio tiie cacing 'masuk' 'beristinjak' 'pulau' 'rotan' 'lidi' 'perempuan ini' KONSONAN DALAM BG Seperti sudah dikatakan di depan, dalam BG terdapat 23 buah konsonan. Konsonan ganda /mb, nt, Tjg, nj / dianggap sebagai satu fonem walaupun dituliskan dengan dua buah huruf. Alasannya ialah bahwa pada umumnya dalam BG tidak terdapat klaster (cluster). Konsonan-konsonan tersebut tidak penulis golongkan pada klaster sebab fnerupakan kombinasi tetap. Lagi pula tidak terdapat kombinasi konsonan / m, n, n, t? / dengan konsonan lain. letup frikatif desah desis sifat ucapan TABELII Klasifikasi Konsonan BG tb b tb b tb b bi- la- P b bi- al apiko- t daerah artikulasi den- tal al- 0- lar d (s) lateral b 1 getar b (r) al ve- veo- pa- (c) j la- tal dor- so- ve- lar k (g) glot tal q h iaasd b m n (n) V nasal/letup b mb nt (nj) Vg semivokal b w y Keterangan tabel: fonem pinjaman tb takbersuara: b bersuara 12

26 Kalaupun ada kita jumpai dalam BG klaster atau kelompok konsonan yang lain daripada yang disebutkan di atas, maka itu hanya terdapat pada kata-kata pinjaman yang diambil secara mutlak, artinya tidak disesuaikan dengan sistem fonem BG. Namun sebagai sudah penulis kemukakan dalam uraian penulis terdahulu, persoalan fonologi tidak menjadi obyek penelitian utama penulis. Itu sebabnya penulis tidak ingin masuk dalam penafsiran ekafonemis atau bifonemis daripada fonem-fonem di atas, karena melampaui batas deskripsi tentang inventaris fonem dalam tulisan ini. Pada Tabel II penulis gambarkan deskripsi pengklasifikasian konsonan-konsonan BG P [? 1 Deskripsi Fonem Konsonan BG konsonan takbersuara, letup, bilabial; hanya terdapat pada posisi awal dan tengah, seperti pada kata pa/i 'luka', peedi 'racun', mopatu 'panas'. Dengan pasangan katakata yang berkontras di bawah ini dibuktikan oposisi konsonan p dengan konsonan-konsonan lain. pali luka' paali 'paman' tapo 'asap(i)' pali 'luka' putu 'potong' paapa 'ayah' tapu 'edging' tapi 'buang' pipiqo 'tepis, gelepar' pohu 'empedu' tapo 'asap(i)' tapu 'daging' putu pali tapu 'potong' luka' 'daging' ball maali tambo tali dutu naana tantu tali kikiqo lawan' Ijibi' 'kubangan' 'beli' letak' 'ibu' 'tentu' 'beli' 'kecil' gohu '(semacam) asinan' tango ' cabang' tanggu 'alang' taqu 'kepala' Hutu 'buah pehr' wali 'wali' yali 'makcik' tau 'orang' p-b p-m p-mb p-t p-d p-n p-nt p-1 p-k P-g p-ng P-ngg p-q p-h p-w p-y p-0 h [ h ] konsonan bersuara, letup, bilabial; hanya terdapat pada posisi awal dan tengah, seperti pada kata boi habi, biqo 'bubur tepung', olobu 'kerbau', lebe lebih'. Oposisi konsonan b dengan konsonan lain dibuktikan oleh pasangan-pasangan kata berkontras di bawah ini. bali bate butu lawan' 'batik' 'mata air' pali mate tutu 'luka' 'mati' 'tetek, susu' b-p b-m b-t 13

27 boi 'babi' doi 'duit' b-d baaba 'ayah' naana 'ibu' b-n bubu 'bisu' subu 'subuh' b-s bala 'pagar' lala 'nanah' b-1 bata 'basah' rata 'rata' b-r boi 'babi' koi 'ranjang' b-k bohu 'baru, bara' gohu 'asinan' b-g bubu "bisu' bunggu 'bungkuk' b-ngg tubo 'sembah' tuqo 'muntah' b-q butu 'mata air' hutu 'buah pelir' b-h 'sandaran' bule 'jerih lelah' wule b-w bali 'lawan, bola' yali 'makcik' b-y tabu 'kuah' tau 'orang' b-0 m [ m ] konsonan bersuara, nasal, bilabial; hanya terdapat pada posisi awal dan tengah, seperti pada mate 'mati', moohe 'takut', hama 'ambil', tiamo 'ayah'. Konsonan m beroposisi dengan konsonan lain seperti dibuktikan oleh pasangan-pasangan kata yang berkontras di bawah ini. maali lamuto moonu lomo wolomo mootoro mama lami 'bibi' 'merah muda' 'harum' 'rendam' 'enam' 'motor' 'sirih pinang' 'halau' lomu-lomu 'berlumur' lami lamuto maatia lamahu lami 'halau' 'merah muda' 'ada' (di sini) 'cantik' 'halau' paali labuto lambuto toonu lonto wololo kootoro gaga langi paman 'alangan' bulu' mana 'dari' 'rindu' 'kotor' 'gagah' m-p m-b m-mb m-t m-nt m-1 m-k m-g 'belah-belah m-l tapak kaki' longgu-longgu 'men- m- laqi cuat' ngg 'laki-laki' m-q lahuto 'renggut' m-h waatia 'saya' m-w layahu 'layar' m-y lai 'bulu' mh [ mb ] konsonan bersuara, nasal/letup, bilabial; hanya terda pat pada posisi awal dan tengah, seperti pada kata mbuuqi 'tuanku' (kata sapaan kepada permaisuri), tembe 'sirih', tambo 'kubangan'. Kata pinjaman yang dalam b^asa asalnya berkelompok konsonan mp disesuaikan dengan sistem fonem BG menjadi mb, misalnya tempo (Indonesia) menjadi 14

28 t [ t tembo, tempat (Indonesia) menjadi taambati. Konsonan mb beroposisi dengan konsonan lain dibuktikan oleh nasangan kata-kata di bawah ini. tambo 'kubangan' tapo tabo Iambi 'pisang mentah' lami tembe 'sirih'. tete wambaqo 'hanya' walaqo Iambi 'pisang mentah' lad tambo 'kubangan' tango taqo Iambi 'pisang mentah' lahi wambaqo iianya' Iambi 'pisang mentah' lai wawaqo 'asap(i)' mb-p lemak' mb-b 'halau' mb-m 'kucing' mb-t 'anak' mb-i laci' mb-c 'cabang' xrib-ng 'curi' mb-q 'minggat' mb-h 'badan' mb-w 'bulu' mb-^ 7 konsonan takbersuara, letup, apikodental; hanya terdapat pada posisi awal dan tengah, seperti pada kata tete 'kucing', teteqo 'lari', toqutoonu 'di mana'. Pembuktian oposisi konsonan ini dengan konsonan Iain tampakpada pasangan-pasangan kata yang berkontras di bawah ini. tali "beli' ball 'lawan, bola' t-b pali 'luka' t-p lati 'setan' lami 'halau' t-m tete 'kucing' tembe 'sirih' t-mb tuhelo 'tugal' duhelo 'dada' t-d taata 'kakak perempuan' naana 'ibu' t-n tali 'beli' ntali 'ayuh' t-nt tango 'cabang' lango 'lalat' t-1 tame 'tangkis' rdme 'ramai' t-r tete 'kucing' keke 'jangan' t-k tulu api gulu 'guru' t-g tango 'cabang' ngango 'mulut' t-ng butu 'mata air' bunggu 'bungkuk' t-ngg lati 'setan' laqi 'laki-laki' t-q tuhelo 'tugal' huhelo 'guncang' t-h tali 'beli' wali 'wali' t-w yali 'makcik' t-y lati 'setan' lai 'bulu' t-<j) d [ d ] konsonan bersuara, letup, alveolar; hanya terdapat pada posisi awal dan tengah, seperti pada kata delo 'bawa', duhu 'darah', dudaha 'penjaga', dedeto 'sentuh'. Konsonan d beroposisi dengan konsonan lain seperti 15

29 . dibuktikan oleh bawah ini. dutu letak' tudu 'darat' badi 'badik' dutu 'letak' dati 'jabat' dati 'jabat' tadi 'taji' didi 'hujan' dale 'tikarrotan' didi 'hujan* tadi 'taji' pasangan-pasangan kata berkontras di putu butu tutu tunu banti lutu jati kati tangi tanggi qiqi hale 'potong' 'mata air' 'tetek' 'tunjuk' 'banting' 'pisang masak' 'jati' (kayu) 'kati' 'getah' 'selokan' 'tertawa' 'perangai' wiwi 'sendiri' tai (= tei) 'si' d-p d-b d-t d-n d-nt d-1 d-j d-k d-ng d-ngg d-q d-h d-w d-^ n [ n J konsonan bersuara, nasal, alveolar; hanya terdapat pada posisi awal dan tengah, seperti pada kata naqo 'pergi', ponula 1a.uk', ponu 'air mata'. Konsonan ini beroposisi dengan konsonan lain seperti dibuktikan oleh pasangan-pasangan kata berkontras di bawah ini. naana tunu wonu tunu pani tunu pitana pani noqu tani 'ibu' 'tunjuk' 'jika' 'tunjuk' 'tukang' 'tunjuk' 'fitnah' 'tukang' 'upik' 'letak' paapa 'ayah' (di atas piring) tanggi 'selokan' pani 'tukang' poqi lempar' tunu 'tunjuk' tuhu 'kambuh fonu 'barangkali' tau 'orang' n-p tubu 'masak' n-b wombu'cucu' n-mb tutu 'tetek' n-t tudu 'darat' n-d pasi 'pas, sesuai' n-s tulu 'api' n-1 pitara 'fitrah' n-r paci 'pakcik' n-c koqu (semacam kata n-k tangi seru) 'getah' n-ng n-ngg q-q n-h n-^ nt[ nt] konsonan bersuara, nasal/letup, alveolar; pada posisi awal frekuensinya sangat kecil. Kebanyakan terdapat pada posisi tengah saja. Konsonan ini berbunyi hampir seperti dalam bahasa Arab yang didahului nasal n. Pada posisi awal, hanya pada kata nta/i 'ayuh' yang ber- 16

30 varian dengan nte, dipakai sebagai kata ajakan dalam kalimat. Pada posisi tengah, misalnya pada kata huntu 'pematang', ngohuntua 'banyak', binte 'jagung'. Kata pinjaman yang pada bahasa asalnya berkelompok konsonan nt dalam BG diubah menjadi kata dengan fonem jntj, misalnya tentu (Indonesia) menjadi tantu [ tantu ], banting (Indonesia) menjadi banti [ bzmti ]. Oposisi konsonan nt dengan konsonan Iain dibuktikan ntali antongo ntali banti banta huntu ntali tantu 'ayuh' 'darah beku' 'ayuh' 'banting' 'buyung' (lawan 'upik') 'pematang' 'ayuh' 'tentu' bali 'lawan, bola' nt-b pali 'luka' nt-p amongo 'tikar' nt-m tali 'beli' nt-t badi 'badik' nt-d bani basi bala baca 'ikat pinggang' 'basi' kb. 'pagar' 'baca' nt-n nt-s nt-1 nt-c baka 'kekal' nt-k bangga 'bangku' nt-ngg huqu lutut' nt-q huhu wali 'tunangan' 'wali' nt-h nt-w yali 'makcik' nt-y tau 'orang' nt-^ [ s ] konsonan takbersuara, desis, alveolar; hanya terdapat padu posisi awal dan tengah. Berdasarkan data kata-kata yang terdapat dalam BG penulis berpendapat bahwa konsonan ini bukanlah konsonan asli BG. Kata yang da lam BI berfonem /s/ dalam BG berfonem /t/ misalnya: BI: SU8U, salah, basah; BG: tutu, tala, bata. Itu sebabnya sering terdengar varian antara konsonan s dan t pada beberapa kata dalam BG, yang merupakan kata pinjaman, seperti: susa tuta 'susah', suukali tuukali 'sukar'. Ucapan dengan konsonan t itu sering kita dengar pada orang-orang tua' yang buta huruf. Oposisi konsonan ini dengan konsonan lain dibuktikan oleh pasangan kata berkontras di bawah ini. sate 'sate' bate batik' s-b asali 'asal' amali 'amal' s-m kasi 'bandela' kati 'kati' s-t basi 'basi' badi 'badik' s-d 17

31 tasi 'tas' tani letak' s-n basi 'basi' banti 'banting' s-nt bali 'lawan' s-1 tasi 'tas' tad 'kakak wanita' s-c asali 'as il' ajali 'ajal' s-j kasi 'bandela' kanji 'kanci' s-nj (peti kayu) basi 'basi' baki 'baki' s-k tasi 'tas' tagi 'tagih' tangi tanggi pasi 'pas, sesuai' paqi 'lempar' 'kabar' 'getah' 'selokan' s-g s-ng s-ngg s-q sabari 'sabar' habari s-h asali 'asal' awali 'permulaan' s-w tasi 'tas' tai (tei)'si' s-<f> 1 / 1 7 konsonan bersuara, lateral, alveolar; terdapat hanya pada posisi awal dan tengah, seperti pada kata lati 'setan', luhi 'rugi', lala 'nanah'. [ r 7 kan oleh pasangan 1 tali 'beli' tapi lala 'nanah' bala luhi 'rugi* tuhi lati 'setan' dati pali 'luka' pani lala 'nanah' lanta pali 'luka' pasi pad tali 'beli' taji pali 'luka' panji lati 'setan' kati "buang' 'pagar' 'jolok' 'jabat' 'tukang' ^belulang' 'pas, sesuai' 'pakcik' 'taji' 'panel' 'kati' l-p l-b l-t l-d l-n l-nt l-s l-j l-nj lala 'nanah' gaga 'gagah' l-g tali 'beli' tangi 'getah' I-ng tanggi 'parit' l-ngg pali luka' paqi lempar' l-q tali 'beli' tahi 'jelatang' l-h tai(tei)'si' konsonan bersuara, getar, alveolar; terdapat hanya pada posisi awal dan tengah, seperti pada kata rupa 'rupa', guru 'guru'. Semua kata yang berkonsonan r dalam BG adalah kata pinjaman. Oleh pemakai bahasa yang masih buta huruf sering konsonan r diucapkan juga sebagai /. l-k 18

32 Itu sebabnya r dan I dalam BG sering bervarian dan tidak menimbulkan kontras, misalnya: guru, rasa, rupa, kadera, bervarian dengan gulu, lasa, lupa, kadela. Oposisinya dengan konsonan lain dibuktikan dengan pasangan-pasangan kata yang menunjukkan kontras di bawah ini. roti 'roti' poti 'pot' r-p tari 'tari' tabi 'rindu' r-b 'rupa' tupa 'cupak' r-t rupa tari 'tari' tadi 'taji' r-d tani letak' r-n tasi 'tas' r-s tali 'beli' r-1 roda 'gerobak' goda 'goda'.r-g tari 'tari' tangi 'getab' r-ng tanggi 'selokan' r-ngg rata 'rata' hata 'kurus' r-h tari 'tari' tai 'si' r-0 Agak menarik perhatian, bahwa beberapa kata misalnya: BI: duri, lari, baru, layar, BG: duhi, lahi, bohu, layahu. [ c ] konsonan takbersuara, letup, alveopalatal; terdapat hanya pada posisi awal dan tengah. Konsonan ini pun merupakan konsonan asing dalam BG karena hanya terdapat pada kata-kata pinjaman. Oleh penutur pribumi yang buta huruf, fonem /c/ biasa diganti dengan /s/, misalnya kaca 'kacang' menjadi kasa; cirita 'cerita' menjadi sirita. Dalam BG, tidak banyak kata dengan konsonan c ini. Oposisinya dengan konsonan lain terlihat pada pasangan kata-kata yang berkontras di bawah ini. tad 'kakak perempuan' tapi 'buang' c-p tabi 'rindu' c-b pad 'pakcik' pani 'tukang' c-n pali 'luka' c-1 tad 'kakak perempuan' taji 'taji' -c-j pad 'pakcik' panji 'panci' c-nj tad 'kakak perempuan' tagi 'tagih' c-g tangi 'getah' c-ng tanggi 'selokan' c-ngg pad 'pakcik' paqi 'lempar' c-q 19

33 tad 'kakak perempuan' tahi 'jelatang' c-h kaca 'kaca, kacang' kawa 'kawat' c-w kaya tad 'kakak perempuan' tai 'kaya' 'si' c-y c-^ j [ j ] konsonan bersuara, letup, alveopalatal; terdapat hanya pada posisi awal dan tengah. Frekuensi pemakaian kon sonan ini pada kata-kata asli BG sangat kecil. Kebanyakan dijumpai pada kata-kata pinjaman seperti tampak pa da contoh-contoh berikut. Konsonan ini beroposisi dengan konsonan lain seperti dibuktikan oleh pasangan kata-kata berkontras di bawah ini. Jawa 'Jawa' kawa 'kawat' j-k Hawa 'Hawa'(nama j-h taji 'taji' tapi wanita) 'buang' j.p tani 'letak' j-n tasi 'tas' j-s tali 'beli' j-l tad 'kakak perempuan' j-c Jawa 'Jawa' nyawa 'nyawa' j-ny taji 'taji? tangi 'getah' j-ng tanggi 'selokan' j-ngg maju 'maju' Maqu 'Ma'u'(nama wanita) j-q ny [ n ] konsonan bersuara, nasal, alveopalatal; terdapat pada posisi awal dan tengah. Juga ny merupakan konsonan asing yang sangat kecil frekuensi pem^aiannya dalam BG. Pada contoh pasangan-pasangan kata di bawah ini, yang membuktikan oposisinya dengan konsonan-konsonan lain, akan tampak bahwa contoh kata berfonem riy itu semuanya merupakan kata pungut dari BI. nyonya 'nyonya' tota 'pintar' ny-t nona 'nona' ny-n nyata 'nyata' rata '-rata' ny-r nyawa 'nyawa' Jawa 'Jawa' ny-j kawa 'kawat' ny-k nyata 'nyata' hata 'kurus' ny-h nyaamani 'nyaman' aamani 'aman' ny-^ mi konsonan bersuara, nasal/letup, alveopalatal; terdapat hanya pada posisi tengah, tidak pemah pada posisi awal 20

34 maupun akhir. Juga nj merupakan konsonan asing yang hanya dijumpai pada kata-kata pinjaman. Kata pinjaman yang dalam bahasa asalnya mengandung kelompok konsonan /nc/ dalam BG kelompok konsonan itu berubah menjadi fonem nj. misalnya ancam, panci BI menjadi aanjamu, panji dalam BG. Karena pengaruh BI sangat besar, maka di kalangan kaum terpelajar, kita dengar juga pemakaian nc seperti aancamu, tetapi ini penulis anggap sebagai varian saja. Konsonan nj beroposisi dengan konsonan lain seperti dibuktikan oleh pasangan-pasangan kata yang berkontras di bawah ini. panji 'panel pati 'pacul'(kk) nj-t aanjamu 'ancam Aadamu 'Adam' nj-d panji 'panci' pasi 'pas' nj-s pali 'luka' nj-1 pad 'pakcik' nj-c paqi 'lempar' nj-q Dalam kenyataan, konsonan /k/ tak besar frekuensinya dalam BG. Pada contoh di atas kecuali kata keke dan bako semuanya kata pinjaman dari BI atau dari bawah ini. kaka 'kakak laki-laki' baka 'kekal' kaito 'kait' maito 'ada' keke 'jangan' tete 'kucing' baki 'baki' badi 'badik' baka 'kekal' banta 'buyung' bala 'pagar' kaka 'abang' kaca 'kaca' bako 'kotak tembakau' Bajo 'Bajo' kaka 'abang' gaga 'gagah' baka 'kekal' bangga 'bangku' paku 'paku' paqu 'Pa'u'(nama wanita) akadi 'akad' Ahadi 'Ahad' kaka 'abang' kawa 'kawat' kaya 'kaya' k [ k ] konsonan takbersuara, letup, dorsovelar; terdapat pada posisi awal dan tengah seperti pada kata kaka kakak laki-laki', keke 'jangan', kukudu 'kudis', kikiqo 'kecil'. Konsonan ini beroposisi dengan konsonan lain seperti ysmg dibuktikan oleh p isangan kata berkontras di bak-b k-m k-t k-d k-nt k-1 k-c 1^-j k-g k-ngg k-q k-h k-w k-y 21

35 hasa Arab melalui BI. Kata-kata lain lagi dalam BG berkonsonan /k/ yang dipinjam dari BI iaiah hukumu Tiukum', rukuqu 'rukuk', kalaja 'kerja', parakara 'perkara', pakeeangi 'pakaian', kaatulu 'kasur', dan sebagainya. Pada posisi awal sejumlah kata, konsonan k itu bervarian dengan q (hamzah), misalnya: kaito qaito [ ^aito ]'kait' kaito qoito [ ^oito ]'gamit' kaidingo qaidingo [ ^aidipo ]'sobek' kaluantango qaluantango [ ^aluantaqo J 'sobek besar' Itu tidak berarti bahwa konsonan k selalu dapat digantikan oleh konsonan q, sebab pada beberapa kata asli BG k dan q sungguh-sungguh berkontras, misalnya: kiki 'kecil' qiqi '(ter)tawa' keke 'jangan' qeqe 'renggang' lako 'tali timba layang-layang' laqo 'pergi' g [ g ] konsonan bersuara, letup, dorsovelar; terdapat pada po sisi awal dan tengah, Konsonan ini pun penulis golongkan ke dalani konsonan asing karena pada umumnya hanya terdapat pada kata-kata pinjaman, seperti gaga 'gagah', gerepu 'gerip' (dari bahasa Belanda griffel), garapu lucu' dari bahasa Belanda grap diambil melalui dialek Melayu-Manado. Yang menarik perhatian pula ialah bahwa hampir semua kata yang searti dengan bahasa Suwawa, dalam BG berkonsonan h, sedangkan dalam bahasa Suwawa berkonsonan g, misdnya: BG: buhuto 'ikat', huhulo 'demam', helumo 'mupakat', mohimontalo 'mencoba', motohilao 'suka', dalam bahasa Suwawa: buguto, gugulo, galumo, mogimonta, motogina. Kata pinjaman kadang-kadang disesuaikan dengan fonem BG, dalam hal ini kata-kata yang dalam bahasa asalnya berkonsonan g dalam BG dijadikan h, misalnya: Bugis menjadi Buuhiti gudang menjadi hudungu gergaji gunting menjadi halahadi menjadi huntingo (kk.) huhuntingo (kb.) 22

36 Oposisi konsonan ini dengan konsonan lain dibuktikan oleh pasangan kata berkontras di bawah ini. gulu (guru) 'guru' pulu 'mulia' g-p tulu 'api' g-t gaga 'gagah' lala gaja 'nanah' 'gajah' g-1 g-j garapu gulu 'lucu' 'guru' harapu 'harap' wulu 'manik-manik' g-h g-w ug [ V ] konsonan bersuara, nasal, dorsovelar; terdapat hanya pada posisi awal dan tengah seperti pada kata ngango 'mulut', ngoongo 'sebuah'(untuk pisang), monga 'makan'. Konsonan ini beroposisi dengan konsonan lain dibuktikan oleh pasangan kata berkontras di bawah ini. tangi 'getah' tapi 'buang' ng-p tabi 'rindu' ng-b "belulang belah-belah pada tapak kaki' langi ngango tangi ngango langi tangi lango pange danga tangi angato 'mulut' 'getah' 'mulut' 'belulang' 'getah' lalat' 'pasangan' 'rangkak' 'getah' 'gantung' bantango 'tarik' lango lalat' lami Iambi tango tani tasi lango lad taji lako pangge daqa tahi awato bantayo lao 'halau' ng-m 'pisang mentah' ng-mb 'cabang' ng-t letak' 'tas' lalat' laci' 'taji' 'tali timba' 'petik' 'besar' 'jelatang' 'paut' 'bangsal' 'kirim' ng-n ng-s ng-1 ng-c ng-j ng-k ng-ngg ng-q ng-h ng-w ng-y ng-0 ngg [ T)g] konsonan bersuara, nasal/letup, dorsovelar; pada umumnya hanya terdapat pada posisi tengah. Pada posisi awal hanya penulis temukan sebuah contoh yaitu nggai-nggai 'beijalan mengangkang' (seperti orang berbisul di pantatnya). Dalam BG, tak tefdapat kelompok konsonan ataupun fonem /rjk/ dan kata pinjaman yang berkelompok konsonan tersebut akan mengalami perubahan da lam BG: ngk menjadi ngg, misalnya pangkat BI menjadi paanggati dalam BG, bongkar BI menjadi boonggari dalam BG. 23

37 q M 7 Konsonan ini beroposisi dengan konsonan lain seperti dibuktikan oleh pasangan kata di bawah ini. tanggi 'parit' bunggu 'bungkuk' tanggi 'parit' langga 'pencak' tanggi 'parit' bunggu 'bungkuk' tanggi 'parit' bunggu 'bungkuk' tapi 'buang' bubu 'bisu' butu 'mata air' tadi 'taji' tani lanta tasi tali 'letak' 'belulang' 'tas' 'beli' taci 'kakak perempuan' taji 'taji' buku 'buku' tangi 'getah' tahi 'jelatang' buyu 'ikan tongkol' ngg-p ngg-b ngg-t ngg-d ngg-n ngg-nt ngg-s ngg-1 ngg-c ngg-j ngg-k ngg-ng ngg-h ngg-y konsonan takbersuara, letup, glottal; terdapat pada posisi awal dan tengah. Pada posisi awal dalam ejaan biasa tidak penulis tuliskan, demikian juga dalam tulisan fonemis, karena walaupun tidak dibubuhkan tidak roenimbulkan kontras, misalnya qiqi dituliskan iqi, tetapi apabila diberi awalan mo-, lo-, atau po- misalnya, hams dituhskan moqiqi, loqiqi, poqiqi. Kalau dituliskan moiqi akan dibaca moqiqi artinya 'tertawa, sedangkan moiqi tak ada artinya. beroposisi dengan konsonan Iain seperti dibuktikan oleh pasangan kata berkontras di bawah ini. taqu 'kepala' tuqo 'muntah' taqu 'kepala' taqo 'curi' buqolo 'ombak' taqu 'kepala' paqi taqu paqi buqa taqo lempar' 'kepala' lempar' cerai 'curi' tapu 'daging' tubo 'sembah' tamu 'tamu' tambo 'kubangan' butolo 'hukum' tadu 'tetak' tanu 'entah' tantu 'tentu' pasi 'pas' talu 'lilin' paci 'pakcik' panji 'panci' buka 'buka puasa tango 'cabang' q-p q-b -m q-mb q-t q-d q-n q-nt q-s q-1 q-c q-nj q-k q-ng 24

38 taqu iqi oqodu laqi 'kepala' '(ter)tawa' 'peluk' 'lelaki' tanggu 'alang' tahu simp an wiwi 'talas' oyodu ins lai 'bulu' q-ngg q-h q-w q-y q-0 Rupanya ada kesejajaran antara q pada beberapa kata dalam BG dengan k dalam HI seperti tampak pada contoh di bawah ini. BI: patok BG: patoqo bebek siku lelaki bibiqo tiqu lolaqi h [ h J konsonan takbersuara, desah, glottal; terdapat hanya pa da posisi awal dan tengah, seperti pada kata hale 'perangai', hio 'lidi', bohu 'baru',6ofte 'bisnl'. Konsonan h beroposisi dengan konsonan lain dibuktikan oleh pasangan kata yang berkontras di bawah ini. hale 'perangai' pale 'padi, betas' h-p 'balik' h-b lahi bohu hale tahi bohu tahi 'minggat' 'bam, bara' 'perangai' 'jelatang' 'bam' 'jelatang' Hawa 'Hawa' tahi bohu tahi lahi hale bohu tahi 'jelatang' 'bara' 'jelatang' 'minggat' 'perangai' 'bam' 'jelatang' bale lami Iambi botu dale tasi bolu taci taji nyawa hawa tagi bongu tanggi laqi wale boyu tai (tei)'si' 'halau' 'pisang mentah' 'batu' 'tikar rotan' 'tas' 'bungkus' 'kakzik pr' 'taji' 'nyawa' 'kawat' 'tagih' 'bangun' 'parit' lelaki' 'anai-anai' 'lamban' h-m h-mb h-t h-d h-s h-1 h-c h-j h-ny h-k h-g h-ng h-ngg h-q h-w h-y h-^ w / w 7 semivokal, bersuara, bilabial; terdapat pada posisi awal dan tengah saja seperti pada kata waqu 'aku', waatia 'saya', 'hamba', nyawa 'nyawa', hawa 'kawat'. Kon sonan w beroposisi dengan konsonan lain dibuktikan oleh pasangan kata berkontras di bawah ini. wale 'anai-anai' pale 'padi, betas' w-p 25

39 waito 'teman' maito 'ada' w-m wulu 'manik-manik' tulu 'api' w-t wale 'anai-anai' dale 'tikar rotjm' w-d kawa 'kawat' kasa 'kacang' w-s waito 'teman' kaito 'kait' w-k wulu 'manik-manik' gulu 'guru' w-g waito 'teman' qaito 'kait' w-q wale 'anai-anai' hale 'perangai' w-h y [ Y ] semivokal, bersuara, alveopalatal; terdapat hanya pada posisi awal dan tengah, misalnya pada kata yima 'tunggu', yiqo 'engkau', toyungo 'payung', momaya 'mengabdi'. Konsonan y ini beroposisi dengan konsonan lain dibuktikan oleh pasangan kata berkontras di bawah ini. yintu 'tanya' pintu 'pintu' toyungo 'payung' tayango 'lompat' tomungo 'bingkisan' tambango 'kangkang' yali 'malmuda' tali 'beli' payungo 'payung' kaya 'kaya' pantungo 'gagang pisau' kasa 'kacang' Eeya 'Tuhan' eela 'ingat' kaya 'kaya' kaca 'kaca' buyu 'ikan tongkol' buku 'buku' bantayo 'bangsal' bantango 'tarik' buyu 'ikan tongkol' bunggu 'bungkuk' bowo 'dukung' boqo 'baju' toyungo 'payung' tohungo 'putar' yali 'makmuda' wali 'wali' y-p y-m y-mb y-t y-nt y-s y-1 y-c y-k y-ng y-ngg y-q y-h y-w 1.2 BEBERAPA GEJALA PERUBAHAN FONEM DALAM BG Beberapa fonem BG dalam pembentukan kata tertentu mengalami perubahan karena penderivasian morfem dasar atau karena hubungan morfem dasar yang satu dengan morfem dasar yang lain, Perubahan itu disebabkan oleh peristiwa pembentukan di bawah im. 1,2,1 GEJALA SANDI Yang dimaksud dengan sandi ialah perubahan atas bunyi fonem pada suatu morfem karena pengaruh lingkungan yang dimasukinya, Istilah sandi diambil dari gramatika bahasa Hindu-tua (Ch,F, Hocket, 1958^:277), Gejala sandi memainkan peranem penting dalam pembentukan kata BG, terutama pembentukan kata keija seperti akan terlihat nanti pada bab berikut. 26

40 Dalam BG kita temukan dua macam sandi yaitu sandi dalam dan sandi luar (internal and external sandhi). Sandi dalam terjadi atas hubungan morfem-morfem dalam sepjitah kata, sedangkan sandi luar teijadi atas hubungan mbrfem dasar yang satu dengan morfem dasar yang lain. Contoh sandi daljim: Kata-kata seperti moolu luluh' dan moohe 'takut' mempunyai morfem dasar berfonem awal /w/ yaitu wolu dan wohe. Diberi awalan mo- kata bentukannya bukan menjadi mowolu dan mowohe, meljunkan moolu dan moohe. Fonem awal morfem dasar /w/ luluh. Morfem dasar yang suku awalnya we seperti wela dan wengi, bila diberi awalan mo- menjadi meela 'merah' dan meengi 'berkebun'. Jadi, di sini tampak bukjm hanya fonem awal /w/ pada morfem dasar yang luluh, melainkan vokal /o/ pada awalan mojuga berubah menjadi /e/ sehingga kata bentukan itu bukan mowela, mowengi, juga bukan moela, moengi melainkan meela 'me rah', meengi 'berkebun'. Di sini kita lihat teijadi pula asmilasi vokal yaitu asimilasi regresif (Gleason, 1970:84 dan Mario Pei 1965:81). Untuk mencari morfem dasar yang luluh ke dalam kata ben tukan seperti itu kita susun para^gma kata keqanya, misalnya: moohe 'takut' loohe 'takut' (pr.ter.) mopoohe 'men^ut-nakuti' wohequ 'takutku' wohelio 'takutnya' wohe-wohe 'dalam keadaan takut' Dengan melihat paradigma, morfem dasar kita ketahui. Demikian juga dengan meengi 'berkebun' kita susun paradigmanya se perti di atas. meengi 'berkebun' ileengi 'kebun' ilowengilalio 'tempatnya berkebun' wengilalo maqo 'perkebunilah' Contoh sandi luar: uolaatia 'kepunyaan saya'berasal dari uolo waatia, uolaqu 'kepunyajmku' berasal dari uolo waqu, H ' >' uolio 'kepunyaannya' berasal dari uolo tio. Bentukan uolo waatia dipakai di samping bentuk uolaatia, hamun frekuensinya agak kecil. Bentukan uolo waqu dan uolo tio sama sekali tidak kita jumpai. 27

41 Dalam BG, gejala sandi ini banyak kita temui. Penulis berikan lagi beberapa contoh. hamaala loolo? 'akan diambil dengan apa?' berasal dari hamaala to wolo? botulai 'naiklah (kemari)!' berasal dari botulo mai botulaqo! 'naiklah (ke situ)!' berasal dari botulo maqo! FONEM ANTARA Pada pembentukan kata kerja dengan akhiran persona (sebagai pelaku) dalam BG, beberapa macam bentukan kita temukan. Kalau bentukan-bentukan sejeriis kita kelompokkan, akan terlihat kepada kita suatu aturan yang tetap. Pada morfem dasar bersuku tiga atau lebih, akhiran persona ditambahkan saja di belakang morfem dasar tanpa tambahan atau perubahan apa-apa, misalnya: md. bintaqo; momintaqo 'mengangkat' bintaqoqu 'kuangkat' bintaqomu 'kauangkat' bintaqolio 'diangkatnya'. md. pututo; momututo 'membungkus' pututoqu 'kubungkus' pututomu 'kaubungkus' pututolio 'dibungkusnya'. Pada contoh di atas kita lihat bahwa akhiran persona -qu 'ku-', -mu 'kau-', -lio '(di-)-nya' diletakkan begitu saja di belakang mor fem dasar. Tidak demikian halnya apabila morfem dasar itu bersu ku dua. Morfem dasar bersuku dua bervokal akhir a mendapat tambahan a (sebagai fonem antara) sebelum diberi akhiran persona, misal nya: md. harm; menjadi hamaaqu 'kuambil', hamaamu 'kauambil', hamaa/io'diambilnya'. md. daha; menjadi dahaaqu 'kujaga', dahaamu 'kaujaga', dahaalio 'dijaganya'. Apabila morfem dasar bervokal akhir e, maka fonem antara yang ditambahkan di belakang morfem dasar itu sebelum akhiran persona dilekatkan bukan a melainkan e, misalnya: md. pate; menjadi pateequ 'kupukul', pateemu 'kaupukul', pateelio 'dipukulnya'. md. lahe; menjadi laheequ 'kurebus', laheemu 'kaurebus', laheelio 'direbusnya'. Morfem dasar bersuku dua beravokal akhir, u, dan o menda- 28

42 pat fonem antara o, kemudian baru diberi akhiran persona, misalnya: md. tali; menjadi talioqu 'kubeli', taliomu 'kaubeli', taliolio'dibelinya'. md. tubu; menjadi tubuoqu 'kutanak', tubuomu 'kautanak', tubuolio 'ditanaknya'. md. delo; menjadi delooqu 'kubawa', deloomu 'kaubawa', deloolio 'dibawanya' AKfflRAN-a Akhiran -a ini perlu dibicarakan lebih dahulu agar bentuk derivasi kata keija bierjjdiiran -a yang sering akan diberikan nanti, dapat diketahui, sebab bentuknya bermacam-macam seperti akan tampak pada contoh-contoh berikut. (i) Pada morfem dasar bersuku dua, atau yang bersuku tiga atau lebih bervokal akhir i, akhiran -a ditambahkan di belakang morfem dasar itu, misalnya: md. delo; Deloa! 'Bawa!' Deloalo! 'Bawalah!' odeloaqu 'akan terbawa olehku' ilodeloaqu 'terbawa olehku' (pr. ter.) md. wungguli; Wunggulia mai olaqu! 'Ceritakan kepadaku!' Ilowungguliaqu olio. 'Terceritakan olehku kepadanya'. (ii) Pada morfem dasar bersuku tiga atau lebih yang bervokal alfb^r O, akhiran -a itu menggantikan tempat vokal akhir o itu, misalnya: md. pututo; Pututa boqomu lo kaaini boito! 'Bungkus bajumu dengan kain itu!' Boqolio ilopututaqu lo boqoqu. 'Bajunya terbungkus olehku bersama-sama de ngan bajuku'. (iii) Pada morfem dasar bersuku tiga atau lebih yang bervokal akhir u, vokal akhir u itu digantikan tempatnya oleh e. Jadi u + a > e. Contohnya: md. tuludu; Tulude mota tio! 'Dorong dial' Ilotuludequ tio. 'Terdorong dia olehku'. md. bibidu; JSibide o/uquho.' 'Pilin tangannyal' Ilobibidequ oluqulio. 'Terpilin tangannya olehku'. 12 A VARIAN FONEM DALAM BG Yang diinaksudkan deiligan varian fonem ialah pertukaran fonem yang satu dengan fonem yang lain tanpa menimbulkan perubahan 29

43 tei meihuluto tee meehuluto tei meihuluto meqihama leqidelo odie odii odie utie tuweu tuutuweu hi hi arti leksikal atau arti gramatikal. Varian itu meliputi baik vokal maupun konsonan Varian Vokal dalam BG ai ei tai Ama maihuluto ei ee tei Ama meihuluto ai-ei-ee tai Ama maihuluto oqi-eqi moqihama loqidelo ia ie odia ie ii odie ia-ie-ii odia utia utie utia au eu tuwau tuutuwau Ama 'si Amat' 'tergelincir' Ama 'si Amat' 'tergelincir' Ama tee Ama meehuluto 'menyuruh ambil' 'menyuruh bawa' 'begini' utie 'yang ini' 'begini' utii 'yang ini' odii utii 'satu' 'sama' e i he bervarian dengan hi he poitohe poitohe 'sedang bermain-main' he huloqa huloqa 'sedang duduk' u i umiomo imiomo 'tersenyum' tumihelo ^ timihelo 'tegak (tentang bulu roma)' Varian Konsonan dalam BG Pada umumnya, varian konsonan dalam BG timbul karena pertukaran antara konsonan asing dengan konsonan asli, seperti sudah disinggung pada deskripsi konsonan di depan, misalnya, r biasa dijadikan I ; c biasa dijadikan s; sedangkan konsonan s dari fonem asing biasa dijadikan t. Angkatan muda atau kaum terpelajar yang sudah mempelajari bahasa Indonesia dan bahasa asing Iain biasanya membiarkan bunyi fonem asing itu seperti bunyi bahasa asalnya, tetapi kaum tua terutama orang-orang yang masih buta huruf mengucapkan atau melafalkan kata-kata pinjaman sesuai dengan bunyi fonem-fonem asli BG, misalnya: r,-l e s rasa sirita suukari capu capeo kaca lasa 'rasa' silita 'cerita' suukali 'sukat, susah' sapu 'cap' sapeo 'cepiau' kasa 'kacang' 30

44 nc nj panci panj'i panci kanci kanji 'kanji' aancamu aanjamu 'ancam' s t suukali tuukali 'sukar, susah' susa tuta 'susah' 1.3 TEKANAN KATA BG Tekanan kata (stress) dalam BG pada umumnya jatuh pada penultima, misalnya: motdli 'membeli', tildli 'dibeli', pilotaliqu 'telah kujual', buurmgi 'burung'. Pada kata-kata seperti teeto 'di situ', meela 'merah', opeenu 'meskipun' tekanan jatuh pada vokal e yang kedua yang menduduki penultima, jadi teeto, meela, opeenu. Begitu juga pada katakata seperti Wohii, hamaa tekanan jatuh pada vokal yang pertama dari vokal yang berurutan itu, karena vokal pertama itu menduduki penultima, jadi wohii, hamda. Seperti terlihat pada contoh di atas, apabila morfem dasar mendapat tambahan akhiran, maka tekanan pada penultima morfem dasar tadi berpindah ke penultima kata bentukan, misalnya: motdli 'membeli' Talia! 'BeliV talioqu 'kubeli' tilalilio 'sudah dibelinya' CATATAN: 1 Ada beberapa kecuali, misalnya: md. wohi, tidak menjadi wohioqu, tetapi wohiqu 'kuberi', jadi tanpa fonem antara o. ^,. md. tapi juga tidak menjadi tapioqu atau juga tapiqu seperti pada wohiqu, tetapi menjadi tapi/o^u; jadi tidak mendapat fonem antara a, tetapi tambahan la. Demikian juga md. hile merupakan bentuk kecuali. Diberi akhiran persona tidak hanya mendapat fonem antara e (bandingkan dengan laheequ di atas), tetapi harus juga diberi awalan po-, sehingga bentuknya menjadi pohileequ 'kuminta,pohiteemu 'kauminta', pohileelio 'dimintanya'. 2 umiomo dan tumihelo keduanya kata bentukan dengan sisipan -urn-. Karena pengaruh vokal i pada suku pertama morfem dasar, u pada -urn- berubah menjadi i sehingga kata itu menjadi imiotno dan timihelo. Namun, ini bukan sisipan -im- melamkan varian sisipan -unt-. Contoh lain: md. biltaiu diberi akhiran persona -qu menjadi bilohequ (lihat pasal sulj (iii) bervarian dengan 'kulihat'; MWi/o/ie bervanan dengan biibiilehe 'saling memandang'. 31

45 BAB II MORFOLOGI 2.1 MORFEM Inti fulisan ini ialah deskripsi mengenad kata keqa BG. Berbicara tentang kata dan bentukannya, dengan sendirinya berbicara tentang morfologi karena persoalannya menyangkut persoalan morfem. John Lyons ^ mengatakan morphology deals with the internal structure of words and syntax with the rules governing their combination in sentences." Di bagian lain dia mengatakan; "Such minimal units of grammatical-analysis, of which words may composed, are customarily referred to as morphemes." Jadi, dalam bidang morfologi kita berbicara tentang bagaimana kata dibentuk Aari morfem-morfem dan bagaimana hubungan antara morfem yang satu dengan morfem lain yang membentuk kata itu. Apabila kita menyelidiki kata, maka akan tampak bahwa ada kata yang terdiri atas satu morfem saja, tetapi ada juga yang terdiri atas dua atau lebih morfem. Bagian yang terkecil sebuah kata kompleks dapat kita golong-golongkan sebagai berikut: (i) morfem dasar yang dapat muncul sebagai kata, (ii) morfem dasar yang t^ dapat muncul sebagai kata, maksudnya morfem dasar yang tak dapat berdiri sendiri sebagai mor fem bebas, tetapi selalu terikat baik secara morfologis maupun secara sintaktis. (iii) imbuhan-imbuhan yang tidak pemah muncul sebagai kata, tetapi selalu terikat pada morfem dasar. Dalam BG, morfem dasar yang dapat muncul sebagai kata pada umumnya hanyalah kata benda, kata ganti, dan kata keterangan. Kata kerja dan kata sifat-asli umumnya tak dapat muncul sebagai kata yang berdiri sendiri (sebagai bentuk bebas), tetapi selalu ter ikat secara morfologis atau secara sintaktis. Itu sebabnya HalaTT^ buku ini, morfem dasar kata kerja penulis namai morfem dasar saja dan bukan kata dasar. ^ Proses morfologis yang akan dibahas di sini terutama mengenai (i) pengimbuhan (affixation), (ii) perulangan (reduplication), 32

46 (iii) gabungan kedua hal yang sudah disebutkan itu. Walaupun pemajemukan (kata majemuk) termasuk bidang morfologi, dalam buku ini hal itu tidak dibicarakan. Di samping hal-hal yang tersebut di ateis, akan dibicarakan juga persoalan mengenai morfem penunjuk arah, yang walaupun sebenarnya sudah memasuki bidang sintaksis, rasanya tak dap at dikesampingkan karena sifat khas kata kerja BG. Morfem penunjuk arah seolah-olah membentuk satu ikatan yang rapat sekali dengan kata keija sehingga fungsinya hampir-hampir menyerupai fungsi unbuhan. Morfem penunjuk arah biasanya diucapkan senafas dengan kata kerja dalam struktur kalimat. Itu sebabnya tidak heran apabila Breukink ^ dan penulis tata bahasa BG seperti Kuno Kaluku (karyanya belum dipublikasikan) yang terpengaruh oleh teori Breukink, menggolongkan mor fem penunjuk arah itu ke dalam imbuhan. 2.2 KATA KERJA BG Morfem dasar BG terdiri atas satu sampai empat suku kata. Yang bersuku lima sangat terbatas jumlahnya dan biasanya hanya kita jumpai pada kata benda dan kata sifat. Demikian juga kata yang bersuku satu terbatas pada beberapa kata yang sebagian besar dapat kita golongkan ke dalam apa yang disebut kata tugas. Morfem dasar kata kerja BG pada umumnya terdiri atas dua atau tiga suku. Kata turunan, yaitu morfem dasar yang telah mengalami derivasi, dapat sampai sepuluh suku kata atau lebih. Hal ini mungkin dalam BG, karena morfem dasar dapat sekaligus diberi awalan, sisipan, dan akhiran, dan kata bentukan itu dapat juga mengalami perulangan. Sisipan tidak hanya dapat disisipkan pada morfem dasar, tetapi dapat juga disisipkan pada awalan, dan gabungan awalan-sisipan itu pun dapat mengalami perulangan. Contoh: md. satu suku md. dua suku md. tiga suku : to 'di'; to bele 'di rumah' bo 'hanya'; bo yiqo? 'hanya engkau' li 'penghubung kepunyaan'; bele li paapa 'rumah ayah' : hama; mohama 'mengambil' wohi; fnongohi 'memberi' : balato; motibalato 'berbaring' tuluhu; motuluhu 'tidur' md. empat suku : piaqato; momiaqato 'memanjat' timbalato; molimbalato 'membabat' md. lima suku : buliaqata 'kadal' (kb.) 33

47 hulimayango; mohulimayango 'pening, pusing' (ks.) Contoh berikut ini raemperlihatkan bagaimana kemungkinan bentukan sebuah morfem dasar BG. 3 suku: te-te-qo (morfem dasar) 4 suku: tu-me-te-qo 'lari, berlari' (bersisipan -um-) 5 suku: ti-lu-me-te-qo lari, berlari' (bersisipan -um- dan -Upr. ter.) 6 suku: pi-lo-te-te-qo-qu 'kubawa lari' (berawalan po-, bersisipan -il-, berakhiran persona -qu) 7 suku: pi-lo-po-te-te-qo-qu 'kujadikan berlari'(berawalan popo-, bersisipan il-, berakhiran persona -qu) 8 suku: ti-to-ti-lo-nggo-te-te-qo lari semua' (berawalan tonggo-, bersisipan -il- mengalami perulangan) 9 suku: pi-lo-pi-lo-po-te-te-qo-qu (sama dengan 7 suku, tetapi dengan perulangan) 10 suku: pi-lo-pi-lo-po-te-te-qo-la-mi (sama dengan 9 suku, tetapi dengan akhiran persona lami 'kami') 14 suku: pi-lo-pi-lo-po-te-te-qo-la-mi-a-a-ti-a (bentuk hormat dari yang 10 suku di atas) PERANAN JUMLAH SUKU KATA DALAM BG Pada pasal 1.2.2, sudah disinggung peranan jumlah suku kata dalam pengimbuhan morfem dasar. Perlu diterangkan di sini bahwa jumlah suku kata dalam BG juga menentukan bentuk kata ulang. Secara singkat dijelaskan di sini bahwa hanya morfem dasar bersuku dua yang dapat mengalami perulangan penuh. Morfem dasar bersuku lebih dari dua dalam proses perulangannya, hanya meng alami perulangan sebagian sebagai nyata pada contoh di bawah ini. Hal tersebut akan diuraikan secara terperinci dalam bab khusus kata ulang. Sekedar contoh: md. daha; Daha-daha olio bele boito. 'Rumah itu dalam penjagaannya'. md. dutu; Buku he lolohulio dutu-dutu to meja. 'Buku yang dicarinya terletak di meja'. md. pututo; Diipo putu-pututo boqolio. 'Belum dibungkus bajilnya'. He momutu-mututaa boqolio tio. 'Dia sedang membungkus-bungkus bajunya' IDENTITAS KATA KERJA BG Morfem dasar kata kerja BG terutama yang bersuku dua pada 34

48 umumnya merupakan bentuk terikat. Misalnya, md. hama hanya kita jumpai dalam kalimat sebagai bentuk bebas dalam bentuk paradigma sebagai berikut: mohama 'mengambil' mohama-hama 'mengambil-ambil' hilama 'diambil' hilamalio 'diambilnya' hamawa! (hamaa!) 'ambil!' hamaaqu 'akan kuambil' ohamaaqu 'akan dapat kuambil' ilohamaaqu 'terambu olehku' meihama 'akan terambil' mohaahaamawa 'berambu-ambilan' ki. 'berbantah-bantah' huhama 'pendapat' dan sebagainya. Apabila dalam BI morfem dasar kata kerja pada umumnya dapat dipakai sebagai kata keqa bentuk imperatif tanpa imbuhan misalnya Ambil! Duduk! Buang! Pergi! dan sebagainya, maka da lam BG hal yang seperti itu sangat terbatas. Morfem dasar kata keija yang dapat dipakai sebagai kata kerja bentuk imperatif tanpa imbuhan sangat kecil jumlahnya, misalnya md. huloqo, botulo, dapat dipakai sebagai kk. bentuk imperatif: Huloqo! 'Duduk!', Botulo! 'Naik'I atau 'SUakan naikl' Berdasarkan keterangan di atas, penulis mengambil kesimpulan bahwa morfem dasar kata kerja BG belum dapat dimasukkan ke dalam salah satu kategori kelas kata Girl Morfologis Kata Keija BG Dalam BG tak ada ciri mutlak untuk menandai kelas kata kerja. Namun, melihat struktur morfologinya dapat dikatakan bahwa "Semua morfem dasar yang menjadi kata kerja bentuk imperatif bila diberi akhiran -a adalah kata kerja". Contohnya: md. delo; Deloa! 'Bawal' Deloalo! 'Bawalahl' Deloa mota md. tubu; kadera boito! 'Bawa(ke sana) kursi itu I' Tubua! 'Ma.sa.kl'Tubualo!'MsisaklzhV Tubualo ilaa boito! 'Masaklah nasi itul' md. bintaqo; Bintaqa! 'AngkatI'Bintaqa/o.''Angkatlahl'Bintaqa kado boito! 'Angkat karung itul' Tidak semua morfem dasar kata kerja BG dapat diberi akhiran -a apabila akan dijadikan kk. bentuk imperatif. Ada sejumlah mor fem dasar harus diberi akhiran -i bila akan dijadikan kk. bentuk imperatif. 35

49 md. dambaqo, hequto, dungohu, bentuk imperatifnya bukan dambaqa, hequta, dungohe, melainkan dambaqi, hequti, dungohi. Dalam kalimat: Dambaqi mota tio! 'Tiarapi dial' Hequti mai pintu boito! "Tutupkan pintu itu' Dungohi u he loqiaalio! 'Dengarkan yang dikatakannya!' Namun, ada juga beberapa morfem dasar kata benda dan kata sifat yang dapat juga bertransposisi menjadi kk. bentuk imperatif apabila diberi akbiran -i seperti morfem dasar kata kerja di atas, seperti terlihat pada contoh di bawah ini. md. kb. bala 'pagar', watopo 'atap', talohu 'lantai' Balai la hulapa ileengimu! 'Pagari kebunmu dengan bambu!' Watopi to sengi belento! 'Atapi dengan seng rumah An da!' Talohi la dupi belemu! 'Beri lantai papan rumahmui' md. ks. wopoto; moopoto lambat' wembidu; meembidu 'dekat' Wopoti mota tio bolo waqupa! "Dekati dia lambat-iambat lalu tangkapl' Wembidi mota tei uuti boito bolo modehu! 'Dekati si Buyung itu kalau-kalau jatuh!' Nyatalah pada contoh di atas ini, bahwa ciri morfologis kata kerja BG seperti yang sudah dikemukakan di depan pasal ini tidaklah mutlak sifatnya. Namun, sebagai pegangan, dapatlah pendirian yang sudah disebutkan itu dipakai sebagai ciri pengenal pertama terhadap kata kerja BG. Oleh karena ciri itu tidak mutlak, terpaksalah kita mempergunakan lagi ciri sintaktis. Untuk membedakan mana kata keija, kata benda, dan kata sifat kita pergunakan valensi sintaksis, yaitu kemungkinan (persesuaian) gabungan satu kata de ngan kata yang lain PERBEDAAN ANTARA KATA KERJA, KATA SIFAT, DAN KATA BENDA BG Karena ciri morfologis yang kita pakai untuk menetapkan identitjis kata keija bertumpang tindih dengan kata benda dan kata sifat sebag U sudah diterangkan di atas, maka terpaksalah kita memakai valensi sintaksis untuk membedakan kata-kata itu yang satu de ngan lainnya Perbedaan Kata Keija dengan Kata Benda Pada umumnya morfem dasar kata kerja tak dapat berdiri sendiri 36

50 sebagai sebuah bentuk bebas, sedangkan kata benda dapat. Kata benda dapat dipadankan dengan kata mopiohu 'bagus', kata keija tidak dapat, misalnya: bala mopiohu 'pagar bagus', watopo mopiohu 'atap bagus', talohu mopiohu 'lantai bagus'. Tidak dapat: *delo mopiohu 'bawa bagus' *hama mopiohu 'ambil bagus' *tali mopiohu 'beli bagus' Perbedaan Kata Keqa dengan Kata Sifat Kata sifat dapat dicirikan dengan padanan kata tutu 'sangat', se dangkan kata kerja tidak dapat, misalnya md. uiopoto; moopoto lambat', moopoto tutu 'sangat lambat'; md. wembidu;meembidu 'dekat', meembidu tutu 'sangat dekat'. Tidak dapat: *modelo tutu 'sangat membawa' *mohama tutu 'sangat mengambit *motali tutu 'sangat membeli' Sebagai ciri positif untuk mengenal kata kerja BG dalam valensi sintaksis, kita pakai padanan kata laato atau huqaa dua kata bersinonim yang berarti 'segera', misalnya: laato deloa 'segera bawa, laato hamawa 'segera ambu', laato talia 'segera beli', huqaa tubua 'segera masak', huqaa paqia 'segera lempari', huqaa dilelolio 'sege ra dibawanya', laato potubulo 'segeraldi memasak', dan sebagainya. Tidak dapat: *laato bala 'segera pagar' Haato watopo 'segera atap' *huqaa moopoto 'segera lambat' *huqaa meembidu 'segera dekat' TIPE KATA KERJA BG Berdasarkan sistem pengimbuhannya, kata kerja BG dapat dibagi atas tiga tipe yaitu: (i) kata kerja tipe mo- (ii) kata keija tipe moti- (iii) kata keija tipe -urn- Ada alasan penulis membagi kata kerja BG atas tipe-tipe itu. Morfem dasar kata kerja yang dapat diberi awalan mo-, hams digolongkan ke dalam tipe mo-, walaupun beberapa di antara mor fem dasar itu dapat juga diberi awalan moti- atau diberi sisipan -urn-, oleh karena morfem dasar yang tergolong ke dalam tipe moti- tak dapat diberi awalan mo- atau sisipan -um-. Jadi, di sini seolah-olah tampak adanya distribusi komplementer. 37

51 Suatu morfem dasar yang tergolong ke dalam satu tipe, akan lebih memiliki sifat khas tipe itu daripada tipe yang lain Kata Kerja Tipe mo- Kata kerja tipe mo- harus kita bedakan pula berdasarkan jumlah suku kata morfem dasarnya. Kata keija tipe mo- bersuku dua dapat muncul sebagai kata keija transitif maupun taktransitif, sedangkan yang bersuku lebih dari dua merupakan kata keija tak transitif saja. BUa akan dijadikan bentuk transitif harus diberi akhiran -a. Contoh: md. hama, delo; mohama 'mengambil', modelo 'membawa' taktr. Waqu taa mohama, yiqo taa modelo. 'Aku yang mengambil, engkau yang membawa.' tr. Waqu mohama taluhu. 'Aku mengambil air.' Tio modelo puututa. 'Dia membawa bungkusan.' md. bintaqo, kalaja; momintaqo 'mengangkat', rhokalaja 'bekerja'. taktr. Tio he mohalaja to ileengi. 'Dia sedang bekerja di kebun.' Taatoonu taa momintaqo? 'Siapa yang akan mengangkat?' tr. Tio he mokalajaa ileengilami. 'Dia sedang mengerjakan kebun kami.' Waatia taa momintaqaa bulua boito. 'Saya yang akan mengangkat peti itu.' Dalam BG morfem dasar bersuku tiga atau lebih yang bervokal akhir i tak besar jumlahnya, kecuali kata pinjaman. Morfem dasar bersuku tiga bervokal akhir i dapat muncul baik sebagai kata kerja transitif maupun taktransitif. Untuk menjadikannya transitif tidak diperlukan penambahan akhiran -a seperti pada morfem dasar ber suku tiga bervokal akhir vokal lain dari i. Hanya kadang-kadang harus juga dipakai kata depan sebagai pengantar obyek seperti tampak pada contoh di baw^ ini. md. taawari dari BI tawar (menawar) Owowalimu motaawari! (taktr.) 'Engkau sangat (berlebihlebihan) menawar!' Tio donggo he motaawari kameja boito. (tr.) 'Dia masih sedang menawar kemeja itu.' md. laawani dari BI lawan (melawan) Moqowali molaawani tio. 'Dia suka melawan (membangkang).' Diila mowali molaawani to mongoqudulaqa. (memakai kata 38

52 depan to 'kepada') Tidak boleh melawan kepada orang tua.' Diila buheli ivaqu molaawani olio, (tio 'dia'; olio 'kepadanya') 'Tidak berani aku melawan kepadanya.' Kata Keija Tipe moti- Kata keija tipe moti- terma^uk subkategori taktransitif. Menilik pada arti leksikal yang dinyatakannya, kata kerja tipe moti- dapat digolongkan pada kata keija refleksif, di mana kerja yang dilakukan oleh agens kembali kepada dirinya sendiri. Jadi, agens (pelaku) juga sekaligus menjadi patiens (penderita), misalnya: motituuqo 'bersembunyi', motibalato "berbaring', motiyintili 'memiringkan diri', motitinggaya 'menelentang' atau 'menelentangkan diri', dan sebagainya. Morfem dasar yang dapat diberi awalan moti- (termasuk tipe moti-) pada umumnya tak dapat diberi sisipan -um-. Tidak ada bentuk: Humuuqo *bumalato *umintili Huminggaya Md. Tuluhu (tergolong tipe mo-) dapat juga diberi awalan moti-, tetapi sebagai sudah dikatakan, kasus seperti ini sangat terbatas sehingga dapat dimasukkan ke dalam kasus kecuali, motuluhu 'tidur', motituluhu 'berbuat seperti tidur' Kata Keqa Tipe -um- Kata keija tipe -um- beijumlah kecil saja dari keseluruhan kata kerja BG. Pada umumnya kk. tipe -um- termasuk subkategori taktransitif. Sisipan -um- disisipkan di antara konsonan awal dengan vokal yang mengikuti konsonan itu pada tiap morfem dasar, misalnya: md. teteqo; tumeteqo 'lari, berlari'; md. tomboto; tumumboto 'terbang'; md. lantiqo; lumantiqo 'melompat'; md. lalilo;lumalilo 'pindah, berpindah'. Apabila morfem dasar diawali vokal, maka -um- ditempatkan di depan morfem dasar; jadi, seperti awalan, misalnya: md. iomo; umiomo 'tersenyum'. md. iqito; umiqito 'tegak' (tentang bulji roma). 2.3 IMBUHAN DALAM BG.Dalam BG terdapat tiga macam imbuhan yaitu: (1) awalan (praefix) (2) sisipan (infix) (3) akhiran (suffix) 39

53 Imbuhan-imbuhan itu selain memberikan arti tertentu kepada kata-kata bentukan, juga mempunyai fungsi gramatikal. Satu gejala yang terdapat dalam imbuhan BG yang tidak kita jumpai dalam BI iaiah pengertian waktu (kala). Gejala seperti ini terdapat juga dalam bahasa-bahasa yang dipakai di daerah-daerah yang berdekatan dengan daerah BG yaitu bahasa Bolaang Mongondow, bahasa-bahasa Minahasa, dan bahasa Sangir. Bahasa-bahasa yang sudah disebutkan itu dan bahasa-bahasa di Filipina disebut oleh N. Adriani ^ bahasa-bahasa kelompok Filipina PENGERTIAN WAKTU Imbuhan BG memberikan pengertian waktu, namun hanya waktu akan datang (futurum) dan waktu sudah lampau (praeteritum). Waktu sedang berlangsung (praesens) tidak dinyatakan oleh im buhan, tetapi oleh morfem terikat he atau hi yang mendahului kata kerja dalam frase morfem tersebut dengan kata keqa. Semua awalan yang berkonsonan awal / m / seperti mo-, mopo-, matt-, motiti- dan sisipan -um- mengandung pengertian waktu futurum, sedangkan semua awalan yang berkonsonan awal / / / seperti la-, lopo-, loti-, lotiti- dan sisipan -il- mengandung pengerti an waktu praeteritum. Bentukan-bentukan dengan awalan-awalan dan sisipan itu menyatakan peristiwa sudah lampau ataupun yang dianggap atau dibayangkan sudah teijadi. Contohnya: futurum: Waatia motuluhee toqutoonu? 'Saya akan tidur di mana?' Taatoonu taa motibalataa teeto? 'Siapa yang akan berbaring di situ?' Tumuota ode huali tio. 'Akan masuk ke kamar dia.' Pengertian futurum itu akan lebili terasa apabila kata kerja itu didahului oleh morfem maa 'sudah' sebuah morfem yang dalam BG mengandung pengertian aspek inkoatif (A.A. Fokker, 1951: 45), misalnya: Waqu maa motuluhu. 'Saya sudah akan tidur' Maksudnya: 'Saya segera akan masuk tidur.' Praeteritum: Waatia lotiiluhee to belelio ohui. 'Saya tidur di rumahnya tadi malam.' Taatoonu taa lotibalataa teeto ointi? 'Siapa yang berbaring di situ tadi?' Tilumuotaa ode huali tio, toqu waqu botu-botulaqo. 'Dia masuk ke kamar, ketika saya naik (ke rumahnya).' 40

54 Semua perist'iwa yang disebutkan dalam kalimat-kalimat di atas sudah lampau. Dalam kalimat-kalimat itu, kata kerjanya tak boleh berawalan mo-, atau moti-, atau tanpa sisipan -il-. Kalaupun kata ohui 'tadi malam', ointi 'tadi' tidak disertakan dalam kalimat pertama dan kedua, pendengar tabu bahwa peristiwa yang diceriterakan oleh si pembicara itu sudah teijadi. Dalam bentuk praeteritum ini pun, morfem maa memperkuat pengertian waktu sudah lampau itu. Maa tilumuotaa ode huali tio. 'Sudah masuk ke kam.ar dia.' Maa lotuluhu tei uuti. 'Sudah (pergi) tidur si Buyung.' praesens: Kalimat berita bentuk aktif dan pasif bila kata kerjanya didahului oleh morfem he atau hi ^ menyatakan pengertian waktu sedang berlangsung; hi mengandung pengertian jamak, sedangkan he mengandung pengertian tunggal. Eialimat aktif: Tei Ako he moluladu. 'Ako sedang menulis.' Tei Ako he moluladee tuladu. 'Ako sedang menulis surat.' Ti maama he motubu. 'Ibu sedang memasak.' Ti maama he motubu ila. 'Ibu sedang menanak nasi."' Kalimat pasif: Wolo u he tuladumu Ako? 'Apa yang (sedang) kautulis Ako?' Donggo he kalajaalio ileengi boito. 'Masih (sedang) dikerjakannya kebun itu.' Ila donggo he tubuo li maama. 'Nasi masih (sedang) ditanak Ibu.' Jelas pada contoh-contoh di atas ini bahwa penunjuk waktu (k^a) praesens dinyatakan oleh morfem he. Bentuk jamak tidak hanya dibedakan dari bentuk tunggal oleh morfem hi, tetapi juga oleh bentuk kata kerjanya. Contoh akan penulis berikan kemudian. Walaupun dalam BG imbuhan tidak menyatakan pengertian kala praesens, ada juga bentuk lain kata keija yang menyatakan praesens itu yaitu bentuk perulangan, tetapi terbatas hanya untuk bentuk tunggal. md. balato; Tei Ako donggo bala-balato. 'Aku masih (sedang) berbaring.' 41

55 Tei Ako hala-halataa to amongo. 'Ako (sedang) berbaring di tikar.' md. huloqo; Donggo hulo-huloqo tio, diipo loonaqo. 'Masih duduk dia, belum pergi.' Tio hulo-huloqaa to kadera. 'Dia (sedang) duduk di kursi.' Jadi, ada dua macam bentuk yang menyatakan pengertian kala praesens untuk bentuk tunggal, yaitu frase kata kerja dengan morfem he dan bentuk perulangan morfem dasar kata keqa. Bentuk jamak hanya dinyatakan dengan bentuk frase kata kerja dengan morfem hi. Bandingkan bentuk-bentuk dalam contoh-contoh di bawah ini. tunggal Tio he monga. 'Dia sedang makan,' Tio he moluladu. 'Dia sedang menulis.' Ila dutu-dutu to pingge. 'Nasi terletak di piling.' Pintu huqo-huqo. 'Pintu terbuka.' Tei Ako bala-balato. 'Ako sedang berbaring.' jamah Ti mongolio hi pongaala. 'Mereka sedang makan.' Ti mongolio hi polulade. "Mereka sedang menulis.' Uqaalo hi dutua ti meja. 'Makanan terletak di meja.' Pintu hi huqoa. 'Pintu-pintu terbuka.' Ti mongolio hi balata. 'Mereka sedang berbaring.' PASANGAN AWALAN-AWALAN DALAM EG Jika diperhatikan awalan-awalan dalam BG, akan nyata bahwa sebagian besar merupakan pasangan-pasangan yang memperlihatkan kesejajaran fungsi dan artinya. Berdasarkan pasangan itu awalan-awalan tersebut dapat kita golongkan sebagai berikut: Awalan yang tiga seperangkat, yaitu: mo- lo- pomopo- lopo- popomoqo- loqo- poqomongo- longo- pongomoti- loti- potimotiti- lotiti- potitimeqi- leqi- peqimohi- lohi- pohimolo- lolo- polovalan yang dua seperangkat, mei- leimopohu- lopohu- Awalan yang tidak mempunyai pasangan, yaitu: 42

56 o- topo- tapa- Awalan yang tidak mempunyai pasangan, tetapi dapat digabung dengan awalan mo-, la-, atau pa-, yaitu: tonggo- tohu- tonto- tolomotonggo- motohu- motonto- motololotonggo- lotohu- lotonto- lotolopotonggo- potohu- potonto- potolo- Pada pasal 2.3.1, sudah diterangkan mengenai awalan-awalan yang berkonsonan awal / m / seperti mo-, mopo-, moti-, dan sebagainya dan awalan-awalan yang berkonsonan awal III seperti to-, lopo-, loti-, dan sebagainya. Yang belum diterangkan ialah awalan-awalan yang berkonsonan awal / p / seperti po-, popo-, poti-, potiti-. Awalan-awalEin yang berkonsonan awal / p / itu pada umumnya mempunyai dua fungsi utama, yaitu untuk menyatakan pengertian kausalitas dan untuk membentuk imperatif, misalnya: FUNGSI IMPERATIF; Pohama duluo yiqo! 'Ambillah dua engkau!' Popolanggata mola tohe boito! 'Tinggikan lampu itu!' Potibalataa teeto yiqo! 'Berbaring(lah) di situ engkau!' FUNGSI KAUSALITAS; Pohamalio taluhu bunggo boito. 'Akan dipakainya pengambil air perian itu.' Tohe boito maa popolanggatolio. '(Gantungan) lampu itu akan ditinggikannya.' Potibalatalio amongo boito. 'Akan dipakainya menjadi tempat berbaring tikar itu.' 233 FUNGSI gramahkal imbuhan sebagai pengubah kelas (i) KATA Awalan-awalan mo-, mopo-, moqo-, moti-, motiti-, meqi-, mei-, mohi- dengan pasangannya dapat berfungsi membentuk md. kata benda menjadi kata kerja. Demikian juga awalanawalan topo- dan tapa-, tetapi kedua awalan ini kurang produktif. Beberapa contoh: md. bala 'pagar' Taatoonu taa mobala ileenginto? 'Siapa yang akan memagari kebun Anda?' Hulapa ngoolo putu boito diila moqobala ileenginto. 'Bambu yang hanya sekian potong itu tak cukup mema gari kebun Anda.' Taatoonu taa he meqibala ileengi botia? 'Siapa yang menyuruh memagari kebun ini?' 43

57 (ii) Diipo leibala ileengilio. 'Belum terpagari kebunnya.' md. antongo 'darah beku'; botu 'batu' Duhu boito maa lotiqantongo. 'Daxtih itu sudah membeku.' Maa lotitibotu tio, didu mohuto molameto. 'Dia sudah membatu (diam seperti batu), tak mau lagi menjawab.' md. boqo 'baju', yasi 'jas', kabaya 'kebaya' Mohiboqo lo boqo u toonu yiqo? Akan memakai baju yang mana engkau?' Pohiyasia yasimu u bohu boito! 'Pakailah jasmu yang baru itu!' Yilohikabaya lo kabaya lamuto tio ointi. 'Berkebaya kebaya merah muda dia tadi.' md. tuqo 'muntah' Ohilaa motuqo waqu. 'Ingin muntah aku.' Ilodunggaaqu mota topotuqoa taa hi ngongota boito. "Kudapati orang-orang yang sakit itu sedang muntahmuntah semua.' md. wotuto 'kentut' Diila potitonggo, tapahututo yiqo. 'Jangan beijongkok, terkentut engkau (nzmti).' Yiloolito tio tilapahututo to huungo tau. "Dia menjadi malu, terkentut di tengah orang (banyak).' Awalan-awalan mopo-, moqo-, mongo-, moti-, motiti-, mopohu-, mei- dan pasangannya serta awalan tohu- dapat memben tuk md. kata sifat menjadi kata keija. Beberapa contoh: md. udaqa 'besar' Waajibu olanto mopoqudaqa to mongoqudulaqa. "Wajiblah atas kita membesarkan (memuliakan) orang tua.' Diila potitiqudaqa to lipu lo tau until 'Janganlah membesarkan diri (sombong) di negeri orang^ Buyung!' md. langgato 'tinggi' Popolanggata poqolo tohe boito! 'Tinggikan dahulu (gantungan) lampu itu!' Bo he mopohulanggato tomboto buurungi boito. "Makin meninggi saja terbang burung itu.' 44

58 md. piohu "bagus, baik' Poqopiohe hale alihu otoliqango tau. 'Perbaiki perangai (budi pekerti) supaya orang sayang (kepada kita).' md. pedeto 'pesek', hulodu 'bodoh' He tohupedetalio waqu. 'Disebut-sebutnya pesek aku.' Diila mowali motohuhulodee to taa mohuhula. 'Tak boleh menyebut-nyebut bodoh kepada orang yang lebih tua.' CATATAN: John Lyons, Introduction to Theoretical Linguistics, University Press, Cambridge, 1969^, halaman 194 dan 170. Yang dimaksud dengan morfem dasar di sini ialah root-mo^herne atou tesicmoiheme. Root yang dapat muncul sebagai kata fwordj disebut (1955: 178) "a minimum free form" yang djkatakannya selanjutnya the smallest YMg pw^^m'aksudkan dengan kata dasar ialah ^ee/owi, sedangkan morfem dam boleh sebuah free form boleh juga sebuah bound form. Morfem dasar kata keqa BG hampir semuanya bound form. 3 J Breukink, Biidragen tot eene Gorontalo 'sche Spraakkunst, M.Nijhoff, s'grayenh^e, Pada halaman 20 dia menetapkan morfem penunjuk arah mai sebagai awalan (voorvoegselj. ^ Kata tutu di sini berarti 'sangat' (ks.). Kata ini berhomonim dengan kata tutu (kb.) yang berarti 'susu, tetek'. 5 Pada umumnya kata sifat asli BG suatu bentuk terikat. Jika dipakai^bagai atribut ateu prxtii, hams diberi awalan mo- seperti contoh di atas Kecuataya kata sifat Lta mrsny^ pinjaman seperti: he/e koosongi koosongi 'kosong',kootoro kotor toibi, irnrmirtnari 'mmmi' 'rumflh kosonz kosong',. boao bo,o kootoro -baju T)aju kotor. kotor'. ^ Morfem yang dapat diberi awalan mo-, moti-, dan sisipan -um- sekali^s seperti md. dembingo hams dianggap sebagai kecuali: modembingo melem.mottdembmgo 'melekatkan diri/menempelkan diri', dumembingo melekat. md. dembingo hams digolongkan ke dalam tipe mo- saja. ' N.Adriani, Sangireesche Spraakkunst, A.H.Adriam, Leiden, 1893, halaman 169. Pembicaraan mengenai morfem he atau hi dalam hubungannya dengan kata ketja sudan memasuki bidang sintaksis. 45 \

59 TABEL III Imbuhan-imbuhan BG dan Kemungkinan Gabungannya iwa an sisipan akhiian simulfiks No- moi imbuhan b u 1 1 o o 1 a* 6 o o o o. a. a a Q. a 9 *T 'V o 'B i c 1 9 s ji a o o 1 mo lo po mopo lopo- + 6 popo moqo loqo poqo mongo longo pongo motl- 14 loti- 15 poti motiti- 17 lotiti potiti meqi leqi peqi mohi- + f 23 lohi- 24 pohi molo lolo polo mei lei mopohu lopohu topo tapa tonggo tohu tonto tolo um- + + Keterangan: tanda ( + ) kemungkinan gabungan

60 morfem dasai kata kerja TABELIV PARADIGMA KATA KERJA EG DENGAN MORFEM DASAR KATA KERJA Nomor 1mo- 1 uiodo- 1iuoboitom - O e iqem - kategori 1. daha hama iem - 3. tepa delo /-OJOIU B /-a topo- tonggo- oiotom a-/- 1 -mu-1 5. huqo tubo dutu tahu f tubu tali tapi wohi hile lahe pate kalaja tinanga bintaqo pututo dungohu alapo balato danga huloqo tambango huyongo lantiqo teteqo tihulo tomboto , cc arti pada lajur kiri dengan imbuhan mo-, moti- atau um-, sesuai dengan tipe kk.nya menjaga mengarabil menyepak membawa membuka menyembah meletakkan menyimpan memasak membeli membuang memberi meminta merebus memukul bekerja menggoreng mengangkat membungkus mendengar merayap terbaring merangkak duduk mengangkang menangis melompat berlaii berdiri terbang Keterangan: md. kata kerja di lajur kiri hanya dapat diberi imbuhan yang ditandai dengan ( + ) 47

61 BAB III IMBUHAN DAN PENGIMBUHAN KATA KERJA DALAM BAHASA GORONTALO Dalam Tabel III, dapat dilihat semua imbuhan awalan dalam BG, khususnya awalan-awalan yang terdapat pada kata-kata bentukan kata keqa. Jumlah seluruhnya 38 buah, yaitu: 9 perangkat berpasangan tiga-tiga 2 perangkat berpasangan dua-dua 3 buah tanpa pasangan 4 buah juga tanpa pasangan, namun masing-masing dapat digabungkan dengan awalan mo-, la-, po- Dalam bab ini, akan kita bicarakan semua imbuhan awalan itu satu demi satu baik fungsi gramatikalnya maupun fungsi leksikalnya. Di samping 38 buah imbuhan awalan itu, akan kita bicarakan juga 2 buah sisipan pembentuk kata kerja yaitu sisipan -um- dan -il-, serta 2 buah akhiran, yaitu akhiran -a dan -i. Kemudian kita bicarakan juga akhiran -la dan -pa serta akhiran kata ganti (pronominal suffix). Baik akhiran -lo maupun -po dan akhiran-akhiran kata ganti, tidak penulis masukkan ke dalam tabel nskebab sifat akhiran-akhiran ini lain daripada dua akhiran yang terdahulu yaitu -a dan -i, seperti yang akan dijelaskan nanti dalam pasal tersendiri. Masih ada imbuhan lain dalam BG yang tidak dibicarakan di sini sebab tidak membentuk kata kerja, misalnya sisipan -ol-. Sisip^ -ol- berfungsi membentuk kata benda dari md. kata kerja, misal nya: md. totahu; molotahu 'memupuh' (kk.), sedangkan tolotahu (t-ol-otahu) berarti 'yang'dipupuh' dalam had ini yang dimaksud ialah 'dinding pelupuh'. Apabila kata bentukan (kb.) dengan Si sipan -ol- itu diberi sisipan -il- kelas katanya berub^ kembali menjadi kata kerja tilolotahe (l-il-olotahe) 'dipupuh' (pr.ter.). Katakata seperti ini tidak banyak dalam BG karena sisipan -ol- sangat kecil frekuensi pemakaiannya. Imbuhan lain lagi yang hanya dipakai pada kata benda antara lain ngo- dan mongo-, misalnya: ngobotu 'sebuah, sebiji', ngobele 'serumah, seisi rumah', ngohui 'semalam'. mongo- dipakai untuk 48

62 menyatakan kelompok orang sejenis, misalnya: mongowalaqo 'para anak-anak', mongowombu 'para cucu', mongowutato 'para sanak'. Imbuhan seperangkat seperti mo-, lo-, po-, akan penulis golongkan ke dalam kategori imbuhan yang sama dan akan penulis sebut kategori mo- saja untuk memudahkan penamaan. Demikian juga perangkat imbuhan moti-, loti-, poti- tergolong dalam kategori moti-, dan Iain-lain sebagainya. 3.1 KATEGORI MO- Dalam kategori mo- termasuk awalan-awalan mo-, lo-, dan pa-. Awalan-awalan ini bukan saja produktif, melainkan juga sangat besar frekuensi pemakaiannya. Sebagian terbesar kata keija BG tergolong pada tipe mo- (lihat pasal 2.2.4) AWALANMO- (i) Pada md. kata kerja, awalan mo- mengandung pengertian bahwa agens melakukan keija yang dinyatakan oleh morfem dasar itu. Di samping itu, mo- memberikan pengertian waktu futurum. Apabda kata bentukan dengan awalan mo- didahului oleh morfem maa, maka pengertian futurum lebih menonjol karena morfem maa menyatakan aspek inkoatif. Taatoonu taa modaha bete? 'Siapa yang (akan) menjaga rumah?' Maa mohama taluhu waatia. 'Akan mengambil air saya.' Yiqo taa modelo puututa boito. 'Engkau yang membawa bungkusan itu.' Pada md. kata benda awalan mo- mengandung pengertian 'memberi, memasang, atau melekatkan', misalnya: Ti paapa mobala ileengi. (bala 'pagar' kb.) 'Ayah akan memagari kebun.' Diipo modingingo ami, boheli molalohu. (dingingo 'dinding', talohu lantai' kb.) 'Belum akan memasang dinding kami, baru akan memasang lantai'. Omolua ito mohetopaa belento? (watopo 'atap' kb.) 'Bilakah Anda akan mengatapi rumah Anda?' J. Breukink^ mengatakan, bahwa awalan mo- selain me nyatakan pengertian futurum juga menyatakan pengertian waktu praesens. Menurut penulis praesens tidak dinyatakan oleh awalan mo- itu, tetapi oleh morfem he yang mendahului 49

63 kata keija berawalan mo- itu: he manga 'sedang makan', he moluladu 'sedang menulis!, he moitohu 'sedang bermain' (pasal 2.3.1). Kalimat-kalimat contoh dalam buku Breukink justru mendukung pendapat penulis. Contoh yang diberikannya antara Iain: Ti maama he momuqo huhebu. 'Moeder is bezig de deur open te maken.' 'Ibu sedang membuka pintu.' (pen.) Wutatuu he mololohee olemu. 'Mijn broeder is bezig U te zoeken.' 'Saudaraku sedang mencari Anda.' (pen.) Breukink menterjemabkan kalimat BO itu dengan meniakai kata is bezig. Teijemahan itu memang tepat menunjukkan praesens, karena dalam BG-nya ada morfem he di depan kata kerja bentuk mo-. Jadi, praesens bukan dinyatakan oleh bentuk mo- itu saja, melainkan oleh he mo-. Perhatikanlah ka limat-kalimat berikut: Ti maama momuqo huhebu. (futurum) Ti maama he momuqo huhebu. (praesens) Ti maama lomuqo huhebu. (praeteritum) (ii) Alomarf mo- ^^ P'Hocket memberikan definisi alomorf sebagai ber ikut: When a morpheme is represented sometimes by one phonemic shape and sometimes by another or others, we say that the shapes stand in alternation with each other, or, more briefly, that the morpheme manifests alternation. Each representation is a morph; all the morphs which represent some given morpheme are called allomorphs of that morpheme. Dalam BG, awalan mo- mempunyai alomorf / mo0- ~ mon- ~ mol- ~ moh- ~ mos- /. Di bawah ini akan penulis jelaskan bagaimana masing-masingnya muncul dalam distribusi komplementernya. Benyamin Elson dan Velma Picket^ memberikan keterangan mengenai identifikasi alomorf sebagai berikut: "Two or more phoneme sequences (i.e., morphs) are allo morphs of a single moiq)heme provided they have the same meaning and are never in contrast, i.e., if they are in comple mentary distribution." Sudah jelas bahwa allomorf itu timbul karena pengaruh lingkungan di mana morf itu terdapat. mo0- Bentuk ini penulis namakan bentuk zero karena awal- 50

64 an mo- yang dilekatkan pada morfem dasar, tidak mengalami perubahan bentuk atau tidak mendapat fonem antara. Bentuk mo(j>- kita jumpai apabila awalan mo- kita lekatkan pada morfem dasar yang berkonsonan awal / b, d, g, h, k, 1, m, n, p, r, s, t /. Contohnya: /b/ buyuhuto mobuyuhuto 'gugur, cecer' buqa mobuqa lepas dari rekatan' /d/ daha modaha 'menjaga' delo Igl guru gaarisi /h/ hutu hile /k/ koli kela-kela modelo 'membawa' moguru 'belajar' mogaarisi 'menggaris' mohutu 'membuat' mobile 'minta' mokoli 'bergerak' mokela-kela 'berusaha' /!/ loqia moloqia 'berbicara' laawani molaawani 'melawan' /m/ marosa momarosa 'mengganggu' manyanyi momanyanyi 'menyanyi' jnj niiati moniiati 'berniat' naseehati monaseehati 'menasihati' /p/ pipidu mopiipide 'berdampingan' putu moputu 'patah' /r/ rusa morusa 'rusak' ramba-ramba moramba-ramba 'meramu rempah-rempah untuk gulai' /s/ sabari mosabari 'bersabar' suusungi mosuusungi 'menyusun' /t/ tali motali 'membeli' toliqango motoliqango 'merasa iba' mon- Bentuk mon- kita jumpai apabila awalan mo- dile katkan pada morfem dasar berkonsonan awal / b, p, h, k, y, w / atau pada morfem dasar yang diawali vokal. Konsonan awal/b,p,h/pada morfem dasar luluh digantikan oleh konsonan nasal /m/, sedangkan kon sonan awal /k, y, w/ digantikan oleh konsonan nasal / n /. Demikian juga apabila awalan mo- dilekatkan pada morfem dasar berfonem awal vokal, mo- menjadi mong-, jadi beroleh bunyi antara / Tj /. Contohnya: /b/ bilohu momilohu 'melihat' 51

65 mol- moh- bintaqo /p/ pate putu /h/ huhu huato M kaito koito lyl yili yilu /w/ wuatiqo /a/ /o/ /e/ /u/ /i/ wuoto aqato alupo oqodu otolo eqe entelo ulungo uqudu iqi iqilo momintaqo 'mengangkat' momate 'memukul', 'membunuh' momutu 'mematahkan', 'memotong' momuhu 'mengusir' momuato 'mengangkat' mongaito 'mengait' mongoito 'menggamit' mongili 'berkada hajat' mongilu 'minum' monguatiqo 'berteriak' menguoto 'mengunyah' (tebu) mongaqato 'menyapu' mongalupo 'berburu' mengoqodu 'memeluk' mongotolo 'menuai' mengeqe 'mengebaskan' atau 'merenggangkan' mongentelo 'memarahi' mongulungo 'mengurung' monguqudu 'menyisiki' (ikan) mongiqi 'menggigit' mongiqilo 'mengikir' Bentuk mol- kita jumpai apabila awalan mo- dilekatkan pada morfem dasar berkonsonan awal /t/. Konsonan /t/ itu luluh digantikan oleh konsonan /I/. (Dalam BI /t/ berganti dengan /n/ seperti me- + tarik menarik.) Contohnya: md. tahu molahu 'menyimpan' tapi molapi 'membuang' fyhi moluhi 'menyolok' tunu molunu 'menunjuk' Bentuk moh- kita jumpai apabila awalan mo- dilekatkan pada morfem dasar berkonsonan awal /y,w/. Konsonan /y/ luluh digantikan oleh konsonan /h/, sedangkan morfem dasar berkonsonan awal /w/ mengalami tiga macam proses. Morfem dasar yang suku pertamanya /wu, wo, wa/ berubah menjadi /hu, hu, he/. Jadi, /wu/ yang berubah menjadi /hu/ hanya konsonannya saja yang berubah, sedangkan /wo/ yang berubah menjadi /hu/ juga, mengalami perubahan penuh seperti ju^ suku awal /wa/ yang berubah menja di /he/. Perhatikan contoh-contoh berikut: 52

66 lyl yima mohima 'menunggu' yinta mohinta 'menjamu' yintu mohintu 'bertanya' yimoqo mohimoqo 'mengumpulkan' /w/ /w/ berganti dengan /h/ wuntapo mohuntapo 'memamah' wumbadu mohumbadu'melecut' /wo/ berganti dengan /hu/ wotuto mohututo '(ber)kentut' wolato mohulato 'menunggu, menanti' /wa/ berganti dengan /he/ wapidu mohepidu 'mengalas' waqupo mohequpo 'menangkap' watopo mohetopo 'mengatapi' mos- Bentuk mos- ialah bentuk alomorf awalan mo- yang mengalami proses sandi dengan morfem dasar yang dilekatinya, yaitu md. bersuku awal /wo/ dan /we/. Prosesnya sebagai berikut; mo- + wo > moo, dan mo- + we > mee, misalnya: wolu moolu 'aus, luluh' woli mooli 'hdang' wololo moololo 'rindu' (karena terkenang) wela meela 'merah' wengi meengi 'berkebun' (iii) Penyimpangan daripada bentukan mon- dan mol- Meneliti data yang ada, temyata ada penyimpangan dari aturan-aturan yang sudah dijelaskan di atas tadi. Ada bentuk an yang alih-alih memakai morf mon- atau mol- dip^ai mo<^-. Penyimpangan itu teijadi karena beberapa hal, yaitu. a. Apabila dibutuhkan arti leksikaj yang lain dari bentukan yang seharusnya, misalnya: md. poqo diberi awalan mo- seharusnya menjadi momoqo^ 'memecahkan' (mon-). Untuk memperoleh arti pecah dijadikan mopoqo (mo4)-). ^ ma.putu; momutu 'mematahkan, memotong', moputu 'patah'. Jika diperhatikan, al^ tampak bahwa bentukan dengan nasalisasi (mon-) mengandung arti menyatakan perbuatan', sedangkan tanpa nasalisasi (mo<t>-) cenderung menyata kan 'keadaan'. b. i^)abila meng^indari "pertumbukan" arti leksikal dengan 53

67 kata lain, misalnya: md. tuahu, dijadikan motuahu 'menyahut', yang seharusnya moluahu, tetapi moluahu berarti 'mencret'. md. tuqo, diberi awalan mo- menjadi motuqo 'muntah' (kk.), sebab moluqo berarti mengeluarkan biji-biji jagung dari tongkolnya dengan ibu jari atau alat lain'. c. Apabila morfem dasamya kata benda, pada umumnya dipakai mo(j>-, tanpa nasalisasi, misalnya: md. bala pagar' mobala 'memagari' bite dayung' mobite 'mendayung, berlayar' d. Apabila morfem dasarnya morfem pinjaman, misalnya: md. baca 'baca' mobaca 'membaca' balanja belanja' mobalanja 'berbelanja' belo laelok' mobelo 'membelok' pasiari 'pesiar' mopasiari 'pesiar' e. Apabila suku kedua terdiri atas vokal yang sama dengan vokal penutup suku pertama (sehingga dalam ucapan terdengar bunyi vokal panjang), misalnya: md. peehu 'c2xi' mopeehu 'mencari' pate 'pukul, bunuh' - mopaafea 'berkelahi, berperang' bilohu lihat mobiilohe 'menenggang' biihu "hihir' mobiihu 'mengomel' 3.12 AWALAN LO- Mengenai awalan la- sudah disinggung sedikit pada pasal Awalan to- dimasukkan ke dalam satu kategori dengan awalan mokarena semua yang sudah diterangkan mengenai awalan mo- berlaku juga untuk awalan to-," bedanya terletak pada pengertian waktu yang terkandung di dalamnya. N.Adriani berpendapat, bahwa to- sebenarnya berasal dari miloyaitu awalan mo- yang beroleh sisipan -il- penentu praeteritum. Sebagai akan terlihat nanti dalam keterangan mengenai berbagai awalan, maka semua awalan yang digabung dengan sisipan -i7- menyatakan peristiwa sudah-lampau karena fungsi sisipan -il- terutama meriyatakan praeteritum itu. Adriani membandingkan to- dalam BG dengan bentuk-bentuk yang dianggapnya sejalan dengan itu, yang terdapat dalam bahasa Sangir dan bahasa Parigi. Katanya: De vormen rnet lo- zijn de perfectieven van die met mo- (II, bl. 13). Die zijn namelijk afgeknot uit vormen met milo-, dat is mo- met ingevoegd -il-, op dezelfde wijze dus als in het Sang. 54

68 mangala' is onstaan uit minangala' en in het Parigisch nanggoni uit minanggoni, resp. perfectieve vormen van mangala'' en manggoni. Zo staat ook in Gt. lotali voor milotali, lolihu voor milolihu, lolao voor milolao resp. perfective vormen van motali, molihu, molao. ^» A Pendapat Adriani itu sesuai dengan pendapat W. Dunnebier yang mengatakan, bahwa dalam bahasa Bolaang Mongondow (BM) juga terdapat awalan mo-, no-, po-, yang sejalan dengan mo-, to-, po- dalam BG. Dikatakannya pula, awalan no- dalam BM berasal dari mino- yaitu awalan mo- yang beroleh sisipan -in-. Dia menunjukkan persamaannya dengan bahasa Totemboan (BT), nima- sebagai bentuk lampau daripada ma-. Breukink^ mengatakan, bahwa awalan to- menyatakan onvolmaakt verledentijd dan menterjemahkan lotali, lopotali, lopoqahu, lomate dengan 'kocht, verkocht, gelastte, doodde', sedangkan Adriani mengatakan, kata-kata itu haruslah diteijemahkan de ngan 'gekocht, verkocht, gelast, gedood'. Jadi, menurut Adriani bentuk-bentuk itu haruslah digolongkan ke dalam volmaakt ver ledentijd (plusquamperfectum). Dalam BG awalan lo- ini bervarian dengan yilo- (lohama - yilohama 'sudah mengambil', lotutu - yilotutu 'melahirkan anak', dan sebagainya), dipakai apabila dinyatakan bahwa pekerjaan sudah dilakukan atau dianggap sudah dilakukan, atau peristiwa yang dibicarakan terjadi di masa lampau; dipakai baik dalam kalimat nyata maupun kalimat pengandaian ^, seperti terlihat pada contoh-contoh berikut. Ointii ti maama lotubu ila. 'Tadi ibu menanak nasi.' Ointii ti maama maa lotubu ila. 'Tadi ibu sudah menanak nasi.' (pemyataan masa-lampaunya dieksplisitkan oleh morfem maa 'sudah') Bandingkan kalimat-kalimat berikut: Ti maama diipo motubu ila. 'Ibu belum (akan) menanak nasi.' Ti maama diipo lotubu ila. 'Ibu belum (sudah) menanak nasi.' Ti maama diila motubu ila, bo motubu binte. 'Ibu tidak (akan) menanak nasi, melainkan (akan) menanak jagung.' Ti maama diila lotubu ila, bo lotubu binte. 'Ibu tidak menanak nasi, melainkan menanak jagung.' (peris- 55

69 tiwa sudah lampau) Dalam kalimat pengandaian: Wonu lotubu toolo kati yiqo ointii, tanu debo loqocuukupu. 'Sekiranya engkau menanak tiga kati tadi, barangkali cukup juga-' Mohuli bo lotubu binte yiqo ointii. 'Agaknya lebih baik seandainya engkau tadi menanak jagung (saja).' 3.13 AWALANPO- Sebagaimana awalan to-, awalan po- pun termasuk dalam kategori mo-, dan merupakan seperangkat awalan dengan mo- dan to-. Awalan po- mempunyai dua fungsi gramatikal: a. sebagai pembentuk imperatif b. sebagai pengubah kelas kata Sebagai pembentuk imperatif dapat kita lihat pada contoh di bawah ini: Pohama duluo yiqo! 'Ambil dua untukmu!' Potali mai tola to paatali! 'Beli ikan dari pasar nanti!' Potalia boqo doimu! 'Belikan baju uangmu!' Potuluhulo, maa hui daqa! 'Tidurlah, sudah larut malam!' Dikat^an, bahwa fungsi awalan po- juga mengubah kelas kata, karena md. kata kerja yang berawalan po- menjadi kata bentukan dengan kategori kata benda. Awalan po- pada kata bentukan itu mengandung pengertian 'alat' (instrumental). md. paqi; momaqi 'melempari(i)' pomaqi 'alat untuk melempari' atau 'pelempar' md. putu; momutu 'memotong, mematahkan' pomutu 'pemotong' Botia botu pomaqi apula boito. 'Ini batu pelempar anjing itu.' Tio lohama wamilo pomutulio hulapa. 'Dia mengambil parang pemotong bambu.' Awalan po- mengandung pengertian waktu futurum seperti tampak pada contoh kalimat di atas. Bila awalan po- disisipi sisipan -il-, maka dinyatakan pengertian waktu praeteritum. Bandingkan kalimat-kalimat di bawah ini dengan kalimat di atas tadi. Lohama botu tio pilomaqilio apula boito. 'Dia (sudah) mengambil batu dipakainya pelempar anjing itu.' Lohama wamilo tio pilomutulio hulapa. 'Dia mengambil parang pemotong bambu itu.' (peristiwanya sudah lampau, dinyatakan oleh awalan lo- pada lohama dan awalan pilo- pada pilomutulio). 56

70 Alomorf po- Alomorf po- ialah / pocj) pon- ~ pol poh- /. Jika awalan mo- dan la- mempunyai alomorf /mos-/ dan /los-/, maka bentuk /pos-/ tidak terdapat. Lagi pula karena morfem dasar berawalan po- sifatnya transitif, maka tidak terdapat dua bentuk alomorf untuk satu morfem dasar yang sama seperti yang terlihat pada modan lo-. Bandingkan bentuk-bentuk berikut: mon- momutu lon- lomutu pon- pomutu mo0- moputu lo0- loputu *poputu mon- momoqo lon- lomoqo pon- pomoqo mo0- mopoqo lo0- lopoqo *popoqo 3.2 KATEGORIMOPO- Dalam kategori ini, termasuk awalan mopo-, lopo-, dan popo-. Ketiga awalan ini dapat ditempelkan baik pada md. kata kerja dan kata benda, maupun pada md. kata sifat. Ketiganya memuiki arti kausalitas, yang kurang lebih dapat disamakan dengan arti gabungan imbuhan me kan dalam BI. Yang menarik perhatian di sini ialah bahwa semua morfem dasar berawalan moti- dan bersisipan -um- dengan kata lain kk. tipe moti- dan tipe -um-, dapat diberi awalan mopo-, lopo-, popo-, sedangkan tidak semua morfem dasar tipe mo- dapat diberi awalan-awalan itu. Didasarkan pada data yang sudah penulis kumpulkan^ sukar dapat melihat aturan yang pasti morfem dasar mana yang dapat dan mana yang tidak dapat diberi awalan mopo-,lopo-, popo- itu. Seperti terlihat pada Tabel IV, tabel paradigma kata kerja, hanya sebagian di antara md. tipe mo- yang dapat diberi awalan mopo- (termasuk juga lopo- dan popo-). md. tepa; molepa 'menyepak', mopotepa 'menyepakkan' md. delo,* modelo 'membawa', mopodelo 'menitipkan untuk dibawa' md. tahu; moto/iu'menyimpan', mopotahw'menitipkan' md. kalaya; mokalaja 'bekeija', mopokalaja 'mempekeijakan' Tidak terdapat bentukan: *mopodaha, *mopohama, *mopohuqo, *mopotubo, *mopotubu, *mopowohi SIFAT-SIFAT UMUM AWALAN KATEGORI MOPO- Mengulangi lagi yung sudah dikatakan di atas, maka semua md. tipe moti- dan tipe -um- dapat diberi awalan mopo-, lopo-, popo-, tetapi md. kata keqa tipe mo- tidak. Awalan-awalan mopo-, lopo-, popo-, hanya mempunyai satu bentuk, tidak ada alomorfnya seperti awalan mo-, lo-, po-. 57

71 Kata keija berawalan mopo-,lopo-, popo- tergolong ke dalam subkategori transitif, tetapi berobyek tak langsung dengan kata depan pengantar lo. Bandingkanlah kalimat-kalimat berikut: mo- dan mopo-: Tie molepa bali. 'Dia menendang bola.' Tie he mopotepa lo bali boito. 'Dia menyepakkan bola itu.' Yiqo taa modelo baarangi boito. 'Engkau yang membawa barang itu.' Tio mopodelo lo baarangilio olaqu. 'Dia menitipkan barangnya kepadaku.' moti- dan mopo-: Tio maa motibalato. 'Dia sudah akan berbaring.' Tio mopobalato lo walaqio. 'Dia membaringkan anaknya.' Uuti boheli he motidambaqo, 'Si Buyung baru mulai mencoba menelungkup (tengkurep).' Tio he mopodambaqo lo walaqio. 'Dia menco ba menengkurepkan anaknya.' -um- dan mopo-: Buurungi boito maa tumomboto. 'Burung itu akan terbang.' Tei Adi he mopotomboto lo buahangalio. 'Si Adi sedang (berusaha) membuat kumbangnya terbang.' Dahai, bolo tumeteqo tio. 'Jagalah, iangan sampai dia lari.' Tio mopoteteqo lo wadalalio. 'Dia melarikan kudanya.' Pada md. kata benda dan kata sifat, fungsi gramatikal yang dikandung oleh awdan mopo-, lopo-, dan popo- sama saja dengan pada md. kata keija, misalnya: md. ks. udaqa 'besar'; mopoqudaqa 'membesarkan', ki. 'memuliakan, menghormati' md. ks. langgato; molanggato 'tinggi' mopakmggato 'meninggikari' md. kb. dingingo 'dinding'; mopodingingo 'mendindingkan' md. kb. watopo 'atap'; mopohetopo 'memasangkan atap' AWALAN POPO-, SBSfULFIKS POPO-/-A, PILOPO- AwaLan popo- berfungsi membentuk kata keqa pasif sebagai lawan kata keqa bentuk aktif dengan awalan mopo-. Perhatikan kalimat berikut: 58

72 AKTIF Waqu mopohuloqo olio. 'Aku mendudukkan dia.' Tio mopoteteqo to wadalalio. 'Dia melarikan kudanya.' PASIF Tio popohuloqoqu. 'Dia kududukkan.' Wadalio popoteteqolio. 'Kudanya duarikannya.' Tio he mopodambaqo lo walaqio. Walaqio he popodambaqolio. 'Dia membuat anaknya tengkurep.' 'Anaknya ditengkurepkannya. Simulfiks popo-/-a membentuk kata keq'a bentuk imperatif, misalnya: Popohuloqa teeto tio! Popobalata mota tio! Popotaqea mai tio! Poponaqoa otomu! Popolanggata tohe boito! Popotalohe mota dupi boito! 'Dudukkcin dia di situ!' 'Baringkan dial' 'Naikkan (ke sini) dial' 'Jalankan otomul' 'Tinggikan lampu itul' 'Lantaikan (pasang sebagai lantai) papanitul' Apabila awalan popo- disisipi sisipjui -i7-, maka dinyatakan pengertian waktu praeteritum daripada bentuk pasif popo- sebagai lawan bentuk aktif praeteritum lopo- (yilopo-). Bandingkan kalimat-kalimat di bawah ini. AKTIF FUTURUM waqu mopohuloqo 'aku mendudukkan' tio mopoteteqo 'dia melarikan' ami mopodungohu 'kami memperdengarkan' AKTIF PRAETERITTJM waqu lopohuloqo tio lopoteteqo ami lopodungohu PASIF FUTURUM popohuloqoqu 'kududukkan' popoteteqolio 'dilarikannya' popodungohulami 'kami perdengarkan' PASIF PRAETERITUM pilopohuloqoqu p ilopo teteqolio pilopodungohulami 3.3 KATEGORIMOQO- Dalam kategori moqo-, termasuk awalan-awalan moqo-, loqo-, poqo-. Awalan tiga seperangkat ini masing-masing dapat ditempelkan baik pada md. kata keija, kata benda, maupun kata sifat. Awalan-awalan ini hampir sama fungsinya dengan perangkat mopo", lopo-, popo-. Kedua-duanya mengandung arti kausalitas. Bedanya ialah bahwa pada md. kata kerja, awalan-awalan ini hanya 59

73 dapat dilekatkan pada morfem dasar tipe mo-, dan tidak pada tipe moti- dan tipe -urn-. Hal ini dapat dilihat pada label IV AWALAN MOQO- DAN LOQO- Pada md. kata kerja dan kata benda awalan moqo- dan logo- mengandung pengertian 'dapat me-' atau 'ter-' bergantung kepada konteks kalimatnya, seperti pada contoh berikut: Yiqo diila moqotali oto. 'Kau tak akan dapat membeli oto.' Poqodaha, bale moqotali u mohutodu. 'Hati-hati, jangan terbeli yang busuk.' Opeenu diila boti motota moitohu tio, debo moqotepa ball peqeenta-peqeenta. 'Walaupun dia kurang pandai bermain, dapat juga dia menyepak bola sekali-sekali.' Diilapolibaya moliinto yiqo, bolo moqotepa oqato taa hi tuluhe. 'Jangan lain dari situ engkau, nanti tersepak (olehmu) kaki orang yang sedang tidur.' Pada md. kata sifat, moqo- mengandung pengertian kausalitas. Maa lantingio u moqohulodee olio. 'Kemalasannya justru yang menyebabkan dia bodoh.' Pohutuamu ngoqaaqamila u moqosanangii olio. 'Kaukerjakanlah semua yang dapat membuat dia senang.' Wolo u moqolantingaa olemu? 'Apa yang menyebabkan engkau malas?' 33.2 AWALAN POQO- Awalan poqo- dapat digabungkan dengan awalan mo- dan lo- (mopoqo-, lopoqo-) dan gabungan itu memberikan pengertian kausalitas. Dapat disamakan artinya dengan arti gabungan awalan me- dan per- (memper-) dalam BI. Awalan poqo- mengandung pengertian pasif futurum, bila di gabungkan dengan awalan mo- (mopoqo-) menyatakan pengertian aktif futurum, dan bila digabungkan dengan awalan lo- (lopoqo-) mengandung pengertian aktif praeteritum. Untuk jelasnya perhatikan contoh di bawah ini. AKTIF PUT. AKTIF PR. TER. PASIF PUT. mopoqolanggato akan memperlopoqolanggato 'sudah memperpoqolanggatoqu 'akan kupertinggi' tinggi' tinggi' mopoqotanggalo lopoqotanggalo poqotanggalolio akan memperluas' 'sudah memperluas' 'akan dlperluasnya' Apabila awalan poqo- diberi sisipan -iz-, maka gabungan awalan- 60

74 sisipan itu (piloqo-) memberikan pengertian pasif praeteritum, sebagai lawan bentuk lopoqo-. AKTIF PR. TER. (LOPOQO-) PASIF PR. TER. (PILOQO-) waqu lopoqolanggato piloqolanggatoqu 'aku sudah mempertinggi' 'sudah kupertinggi' waqu lopoqotanggalo piloqotanggaloqu 'aku sudah memperluas' 'sudah kuperluas' 3.4 KATEGORIMONGO- Ke dalam kategori ini, termasuk awalan-awalan mongo-, longo-, pongo-. Frekuensi pemakaian awalan-awalan ini sangat kecil dan hampir tidak terdengar dipakai dalam bahasa percakapan seharihari. Biasanya terdengar dalam bahasa "mi'raj" atau bahasa wejangan oleh pemuka agama yang memberikan fatwa di mesjid atau pada pertemuan tertentu. Mungkin karena pengertian yang terkandung oleh awalan-awalan ini sama saja dengan moqo-, loqo-, poqo-, maka awalan yang tersebut kemudian irulah yang sering terdengar dipakai orang, sedangkan kata bentukan dengan mongo-, longo-, dan pongo-b oleh dimasukkan ke dalam bahasa sastra. ^ Contoh: mongolaboto ~ mogo/oboto'dapat menandin^ mongopiohu = moqopiohu 'dapat memperbaiki' Sama juga dengan awalan-awalan lain yang sudah diterangkan terdahulu, mongo- mengandung juga pengertian waktu futurum, longo- menyatakan praeteritum dan pongo- menyatakan pasif fu turum, pilongo- menyatakan pasif praeteritum. Diaalu maqo u mongolabotaa ilimuulio lo Nabi. 'Tak suatu pun yang dapat menandingi ilmu(nya) Nabi.' Diaalu maqo u longolabotaa ilimu lo Nabi. 'Tak suatu pun yang (sudah) dapat menandingi ilmu Nabi.' Diaalu maqo u mowali pongolabotaa ilimulio lo Nabi. 'Tak suatu pun yang dapat dipakai penanding ilmu(nya)nabi.' 3.5 KATEGORI MOTI- Ke Halam kategori ini, tergolong awalan-awalan tiga seperangkat moti-, loti-, poti-. Perbedaannya yang utama dengan awalan-awalan mo-, lo-, poialah bahwa awalan-awalan ini hanya membentuk subkategori taktransitif. Juga ia tidak mengenal bentuk alomorf. Sudah disinggung di depan, bahwa morfem dasar kata kerja tipe moti- tidak dapat diberi awalan mo-, lo-, po-. Ada morfem dasar kk. tipe moyang dapat juga diberi awalan moti-, loti-, poti-, namun sebaliknya tidaklah mungkin. Contohnya: 61

75 md. tuluhu; md. kalaja; motuluhu 'tidur' motituluhu 'berbuat seolah-olah tidur' mokalaja 'bekerja' motikala-kalaja 'berusaha bekeija' (pelaku jamak) AWALAN MOTI- DAN LOTI- Perbedaan antara moti- dan loti- ialah bahwa moti- menyatakan futurum aktif-taktransitif, sedangkan loti- menyatakan praeteritum aktif-taktransitif, misalnya: AKTIF PUT. Waatia maa motihalato. 'Saya akan berbaring.' AKTIF PR. TER. Waatia mm yilotibalato. 'Saya sudah berbaring' (dimaksudkan: tadi) Tio mm lotihuloqo. 'Dia sudah duduk.' Tic maa motihuloqo. 'Dia akan duduk.' Suatu ciri Iain dari awalan moti- dan loti- ialah bahwa pekerjaan yang dinyatakan oleh kata kerjanya menunjukkan gerakan atau sikap tubuh. Contohnya: motidungu 'menunduk' motidanga merangkak' motidambaqo 'bertiarap' motiyintili 'berbaring merusuk' motilonuhu 'belunjur' motitangga 'mengangkang' motikeadu mengedik' motilanggelo 'menengadah' motiqalapo 'merayap' motitinggaya 'menelentang' motitonggo 'beijongkok' motitambelango 'bersila' motitengge 'beijengket' motibiadu 'mengedikkan badan secara tiba-tiba'. Selain daripada itu, pada awalan moti- dan loti-, terkandung sua tu pcngertian ada usaha' pelaku ke arah tiba pada sikap yang di nyatakan oleh morfem dasar itu. Arti yang diberikan di atas pada kata-kata bentukan dengan moti- sebenarnya tidak tepat benar. Bandingkan arti kalimat berikut: Tio motitonggo. TOa berusaha untuk tiba pada sikap berjong- Tio tonggo-tonggo. 'Dia berjongkok.' (di sini berarti dalam keadaan jongkok) Jadi, ya.ng dalam BI biasanya dinyatakan dengan awalan ber- sebeijongkok, berbaring, dan sebagainya, dalam BG dinyatakan dengan bentuk reduplikasi. Pada md. kata sifat, awalan moti- dan loti- berarti membuat si kap tubuh seperti yang dinyatakan oleh morfem dasar itu. Contohnya: md. kohengo; mokohengo \etas,kaku' 62

76 motikohengo 'berusaha mengejangkan tubuh' md. luqoyoimoluqoyo 'lemas, tak kaku' motiluqoyo 'berusaha membawa tubuh dalam sikap takkaku' md. aaluti 'halus, lemah-lembut' motiqaazuti 'berusaha bersikap lemah-lembut' Pada md. kata benda, moti- dan loti- mengandung pengertian hampir seperti pada md. kata sifat, yaitu menjadi seperti yang disebutkan oleh morfem dasar, tetapi frekuensi pemakaiannya tidak besar. Co'ntoh: md. botu 'batu' motibotu 'diam seperti batu' md. antongo 'darah yang sudah beku' motiqantongo 'membeku' (seperti darah beku) AWALAN POTI- Awalan poti- mempunyai dua fungsi yaitu untuk raembentuk kk. imperatif dan untuk menyatakan pasif futunim, seperti contoh di bawah ini. md. balato; motibalato 'berbaring' Potibalato! 'Berbaring!' Potibalatolo ito! 'Berbaringlah Andal' Potibalataa teeto ito! 'Berbaringlah Anda di situ!' md. huloqo; motihuloqo 'duduk' Potihuloqolo! 'Duduklahl' Potihuloqaa to kadera boito ito! 'Duduklah Anda di kursi itui' Potihuloqai odia mai, Uuti! 'Duduklah ke sini, Nakl' PASIF FUTURUM Angulua boito potibalataau. _, 'Bantal itu akan kutiduri.' (maksudnya; akan kupakai tidur) Pohama mai kadera potihuloqalio. 'Ambilkan kursi (yang) akan didudukinya.' Dengan menyisipkan sisipan -it- pada awalan poti- dinyatakan pengertian waktu praeteritum, misalnya: Angulua boito u pilotibalataqu ointii. 'Bantal itu yang kupakai tidur tadi.' Kadera pilotihuloqalio boito kadera hutia. 'Kursi yang didudukinya itu kursi rotan.' 3.6 KATEGORIMOTITI- Awalan-awalan motiti-, lotiti-, potiti- yang masuk dalam kategori 63

77 ini sangat berdekatan fungsi dan artinya dengan perangkat moti-, loti-, dan poti-. Perulangan suku ti terasa memberikan aspek frekuentatif kepada bentukan dengan motiti- itu. Perbedaan arti kata bentuk moti- dengan bentuk motiti- dapat dirasakan berdasarkan contoh kalimat-kalimat di bawah ini. Mm motihalato waqu, matoqu maa moduyuduto. 'Sudah akan berbaring aku, mataku sudah mengantuk.' Taa laqi kikiqm boito hiyo-hiyongo wau he motitibalataa to huta. 'Anak laki-laki kecil itu menangis dan berbaring-baring (di sini: berguling-guling) di tanah.' Wonu he monga, diila mowaii motitonggo. 'Jika sedang makan, tidak boleh beijongkok.' He motititonggo tio, dabo laito bo he meihuloqo. 'Dia berusaha berjongkok, tetapi selalu terduduk saja.' Pengertian waktu yang dinyatakan oleh awalan-awalan ini sejalan dengan awalan-awalan terdahulu yang sudah diterangkan. Contoh: AKTIF PUT. motitibalato motitihuloqo motitidambaqo motitidanga AKTIF PR. TER. lotitibalato lotitihuloqo lotitidambaqo lotitidanga 3.7 KATEGORIMEQI- Ke dalam kategori.ini, termasuk awalan-awalan meqi-, leqi-, peqi-, yang bervarian dengan moqi-, loqi-, poqi-. Ketiga awalan ini mengandung pengertian 'menyuruh', tetapi secara tidak langsung. Misalnya: Tio meqihile doi olemu 'Dia menyuruh (saya) meminta uang kepadamu.' meqi- mengandung pengertian aktif futurum, leqi- aktif praeteritum, peqi- pasif futurum dan bila diberi sisipan -it- (pileqi-) menyatakan pasif praeteritum. Contoh bentuk AKTIF FUTURUM; Ti maama meqihama tcuuhu olemu. 'Ibu menyuruhmu mengambil air.' Ti pmpa meqitali tabaqa olei Ama. 'Ayah menyuruh membeli tembakau kepada Amat.' Too mongongota boito meqitubu buuburu. 'Orang sakit itu menyuruh (supaya) dimasakkan bubur.' Bentuk PASIF FUTURUM: Kameja boito peqitaliqu oli kaka. 'Kemeja itu akan kusuruh Kakak belikan.' Taatonu taapeqibalaamu ileengimu? 64

78 'Siapa yang akan kausuruh memagari kebunmu?' Peqitubua mai oli Aisa ila boito. 'Suruhlah Aisah menanak nasi itu.' GABUNGAN AW ALAN MEQI- DENGAN AW ALAN PEMBENTUK IMPERATIF YANG LAIN Suatu sifat yang khas awalan ini ialah bahwa ia dapat digabungkan dengan awalan-awalan pembentuk imperatif yang lain, scperti po-, popo-, poqo-, dan peqi-. (Tabel III) Contoh: meqipotum 'menyuruh supaya ditunjukkan(i)' meqipopoqudaqa 'menyuruh supaya dimuliakan' meqipoqolanggato 'menyuruh supaya ditinggikan sekali' meqipeqitaqe 'menyuruh supaya dinaikkan' Bila peristiwanya sudah lampau dipakai awalan leqi-, misalnya Leqipotunu olaqu tio olaango. 'Dia menyuruhku menunjuki (mengajari) dia kemarin.' GABUNGAN AWALAN PEQI- DENGAN AKHIRAN -A ATAU -I Pada contoh berikut, akan kita lihat bahwa awalan peqi-, yaitu awalan yang dipakai untuk membentuk imperatif tak langsung, dapat pula digabungkan dengan akhiran -a atau -i yaitu akhiran yang juga berfungsi sebagai pembentuk imperatif. Contoh; Peqitalii boqo tio! 'Suruh beli baju dial' Peqitalia olio boqo boito! 'Suruh dia beli baju itu!' Peqiwohii doi ton mosikini boito! 'Suruh beri uang orang miskin itu I' Peqiwohia maqo olio doi boito to taa mosikini! 'Suruh dia berikan uang itu kepada orang miskin!' Jika diperhatikan contoh di atas, akan tampak perbedaan pemakaian peqi-/-i (kalimat pertama dan ketiga) dengan peqi-/-a (kalimat kedua dan keempat). Kata keija berakhiran -i langsung diikuti oleh obyek penderita, sedangkan yang berakhiran -a diikuti oleh obyek penyerta, baru kemudian obyek penderita. 3.8 KATEGORIMOHI- Dalam kategori ini, termasuk awalan-awalan mohi-, lohi-, pohi-. Awalan-awalan ini mempunyai sifat yang sangat khusus karena hanya dapat dilekatkan pada md. kata benda yang termasuk jenis pakaian seperti: baju, jas, celana, kebaya, sarung, peci. Arti gramatikal awalan-awalan itu 'memakai'. Seperti juga awalan-awalan tiga seperangkat yang lain, mohimenyatakan futurum, lohi- menyatakan praeteritum dan pohi- rae- 65

79 nyatakan pasif futurum, di samping dapat juga membentuk imperatif. AKTIF FUT. AKTIF PR. TER. mohiboqo lohiboqo 'memakai baju' mohiyasi lohiyasi 'memakai jas' mohikabaya lohikabaya 'memakai kebaya' Bentuk PASIF FUTURUM: Maa pohiyasiqu yasi bohu boito. 'Akan kupakai jas baru itu.' Maa pohitamalio talalamu. 'Akan dipakainya celanamu.' Diipo pohikabayawa kabayamu u moidu. 'Tangan kaupakai dulu kebayamu yang hiiau.' Bentuk PASIF PR. TER.: Ydsi bohu u pilohiyasiqu ointii. 'Jas baru yang kupakai tadi.' Yilongola maa pilohitalalamu talalaqu? 'Mengapa kaupakai celanaku?' Olaango pilohikabayalio kabayalio u moidu. 'Kemarin dipakainya kebayanya yang hijau.' Bentuk IMPERATIF: Pohiboqo lo boqo bohu boito yiqo! 'Pakai baju baru itu engkau!' Pohiboqoamu boqo bohu boito! 'Kaupakailah baju baru itu!' Pada kedua kalimat bentuk imperatif dengan pohi- di atas, kita lihat perbedaan. Kata pohiboqo diikuti oleh lo sebagai kata depan pengantar obyek, sedangkan pohiboqoamu tidak berkata depan pengantar karena akhiran -a pada kata pohiboqoa sudah berfungsi sebagai pengantar obyek. 3.9 KATEGORIMOLO- Ke dalam kategori molo- termasuk tiga seperangkat simulfiks molo-/-a, lolo-/-a, polo-/-a. Awalan-awalan ini tak dapat dipakai tanpa gabungandengan akhiran -a, karena itu'merupakan simulfiks. Arti gramatikalnya 'selalu' atau 'terus-menerus' mengerjakan pekerjaan yang disebutkan oleh morfem dasar yang dilekatinya. FUT. Diila bo he molotubualo oli mongoli kalajaaqu ngohuingohui. 'Bukan hanya terus-menerus memasak untuk kalian kerjaku sehari-hari.' PR.TER. Bo he lolotubualo kalajaaqu oqoolaanga, maa odia wongoluqu. 66

80 'Memasak saja terus-menerus kerjaku sehari-harian, sudah capek benar aku." IMPERATIF: He polohamawa mola uolo tau ti mongoli, alihu maa tanggulalio mai mototaqoa. 'Terus-teruslah kalian ambil milik orang lain supaya kalian disebutnya suka mencuri.' Contoh-contoh di atas ini memperlihatkan pemakaian simulfiks itu pada md. kata kerja. Simulfiks itu dapat juga dilekatkan pada md. kata benda seperti terlihat pada contoh berikut: md. bala 'pagar' molobalawa 'terus-menerus memagar' md. dingingo 'dinding' molodinginga 'terus-menerus mendinding' md. watopo 'atap' molohetopa 'terus-menerus memasang atap' 3.10 KATEGORI MEI- Dalam kategori mei-, hanya ada dua awalan yaitu mei- untuk aktif futurum, dan lei-untuk aktif praeteritum.jadi, tidak seperti perangkat awalan-awalan yang sudah dibicarakan terdahulu, yang semuanya terdiri atas tiga awian seperangkat. Dalam kategori mei-, tidak terdapat bentuk imperatif karena ka ta kerja dengan awalan mei- dan lei- lebih menunjukkan keadaan daripada kerja. Arti gramatikalnya dapat disamakan dengan arti awalan ter- dalam BI. Awalan mei- dan lei- bervarian dengan mai- dan lai-, tetapi menurut pendengaran penulis lebih banyak dipakai orang bentuk meidan lei- daripada mai- dan lai-. Seperti sudah diperlihatkan pada pasal mengenai varian vokal, maka mei- dan lei- bervarian ju ga dengan mee- dan lee-; jadi, meihuluto 'tergelincir' bervarian de ngan maihuluto dan meehuluto; laihuluqo 'terduduk' bervarian dengan leihuloqo dan leehuloqo, dan sebagainya. Selain dapat dilekatkan pada md. kata kerja, awalan-awalan ini dapat juga dilekatkan pada md. kata benda dan kata sifat sebagai tampak pada contoh di bawah ini. md. kata kerja: hama, mohama 'mengambil'; tali, motali 'membeli'; balato, motibalato 'berbaring'. Poqodaha bolo meihama uolo tau. 'Hati-hati jangan terambil punya orang.' Bo soe waqu, leitali oile molotingo. 'Sial aku, terbeli mangga asam.' Diila alintayangi waqu, maa meibalato. 'Jangan gantungi aku, nanti terguling.' md. kata benda: bala 'pagar', dingingo 'dinding' Wonu maa meibala ileengimu, yi didu tuoto lo binaatangi. 67

81 'Jika sudah terpagar kebunmu, maka tidak akan dimasuki binatang lagi.' Maa leidingingo belelio olaango. 'Sudah terdinding mmahnya kemarin.' md. kata sifat: leeto, moleeto 'buruk, jelek', langgato, molanggato 'tinggi' Wonu hale maa meileeto, maa suukali mopoqopiohu. 'Jikalau perangai sudah menjadi jelek, sudah sukar mengubahnya (memperbaikinya).' Wonu maa meilanggato loqialio, yi langga-langgatolo, didu odeehe. 'Jika bicaranya sudah meninggi, teruslah meninggi, tak akan dapat dilawan lagi.' 3.11 KATEGORI MOPOHU- Seperti juga kategori mei-, kategori mopohu- hanya terdiri atas dua butih awalan yaitu mopohu- dan lopohu- yang menyatakan bentuk aktif futurum dan aktif praeteritum. Awalan-awalan ini naasingmasing hanya dapat dilekatkan pada md. kata sifat dan mengandung arti gramatikal 'makin menjadi', misalnya: mopohulanggato 'makin menjadi tinggi', mopohuyitomo 'makin menjadi hitam'. Seperti terlihat pada Tabel III, mopohu- hanya dapat digabungkan dengan sisipan -it- membentuk praeteritum lopohu- (yilopohu-). Digabungkan dengan akhiran -a, awalan-awalan ini memben tuk kata kerja transitif. Bandingkan bentukan kata kerja yang berakhiran -a dengan yang tanpa akhiran -a di bawah ini. TAKTR. Bo mopohungongoto wawaqoqu meqiyapo olio. 'Makin bertambah sakit saja badanku menyuruh pijitkan padanya.' TR. Meqiyapo olio bo mopohungongotaa wawaqo. 'Menyuruh pijit padanya hanya makin mempersakit badan.' 3.12 KATEGORI O- Awalan o- tidak mempunyai pasangan. Awalan ini hanya dapalsdipakai pembentuk kata kerja dedam bentuk simulfiks dengan akhir an -a (o-/a). Di samping tu, bentukan dengan simulfiks o-/-a selalu harus diikuti oleh Shiran pronomina atau diikuti oleh agens berkata-depan lo atau li, misalnya: otaliaqu 'terbeli olehku', otaliamu 'terbeli olehmu', otalialio 'terbeli olehnya', otalia lo tau 'terbeli oleh orang lain', otalia li kaka 'terbeli oleh Abang'. Bentuk-bentuk di atas itu mengandung pengertian pasif futu rum. Bila diberi sisipan -il- menjadi pasif praeteritum, misalnya: 68

82 ilotaliaqu 'sudah terbeli olehku', ilodeloalio 'sudah terbawa olehnya', ilohuloqa lo tau 'terduduki oleh orang'. Seperti terlihat pada contoh bentukan di atas, sisipan -il- dilekatkan di depan kata bentukan dengan awalan o- itu karena fonem awal kata bentukan adalah vokal. Simulfiks o-/-a pada md. kata benda mempunyai arti gramatikal yang sama dengan pada md. kata kerja, misalnya: md. bala 'pagar'; obalaalio 'terpagari olehnya', obalaa li paapa 'terpagari oleh Ayah', obalaa lo taa hi pokalajawa 'terpagari oleh orang yang sedang bekerja'. Seperti terlihat pada Tabel III, awalan o- (sebenarnya simulfiks o-/-a) dapat digabungkan dengan awalan po-, papa-, poqo-, poti-, potiti-, peqi- dan pohi-, misalnya: opohilealio 'akan terminta oleh nya', opoponaqoalio 'akan terjalankan olehnya', opoqohuntualio 'akan terberikan banyak-banyak olehnya', opotibalatalio 'akan terbaringi olehnya', opotitihangatalio 'akan dapat dipergantunginya', opeqinaqoalio 'akan tersuruh pergi olehnya', opohiyasialio 'akan terpakai (jas) olehnya'. Untuk bentuk praeteritum ditambahkan sisipan -il- di depan kata-kata bentukan itu KATEGORI TOPO- Dalam kategori ini, hanya ada satu awalan yaitu tape-. Seperti juga awalan a-, awalan tape- hanya dapat muncul dalam kata bentukan dalam bentuk simulfiks topo-l-a. Berbeda dengan awalan-awalan yang sudah diterangkan terdahulu, simulfiks topo-l-a mengandung pengertian waktu praesens, menyatakan aspek duratif dan frekuentatif dan selalu menunjukkan pelaku jamak. Jadi, simulfiks topo-l-a memberikan arti kala 'sedang' dan 'masih terus berlangsung' atau 'dilakukan berulang-ulang oleh banyak orang'. Simulfiks topo-l-a ini dapat dilekatkan pada md. kata kerja dan kata benda seperti terlihat pada contoh di bawah ini. Ilodunggaaqu mota, topotalia kaaini ti mongolio. 'Kudapati, padamembeli-belikainmereka'. (md. tali 'beli' kk.) Topotuqoa taa hi taqea to kaapali boito sababu odito udaqa lo buqolo. 'Pada muntah-muntah penumpang kapal itu karena ombak sangat besar.' (md. tuqo 'muntah' kb.) Dalam kategori ini, terdapat satu bentuk kecuali yaitu kata topongili dari md. yili. Pada kata ini, awalan topo- dipakai tanpa gabungan dengan akhiran -a, juga pelaku pekerjaan boleh tunggal boleh jamak. Perbedaannya yang lain ialah bentukan topongili me ngandung pengertian waktu futurum, dan bila diberi sisipan -il- dinyatakan waktu praeteritum. Simulfiks topo-l-a tak dapat diberi sisipan -il-. Contoh pemakaiarmya dalam kalimat: 69.

83 Waqu maa topongili, dahaipo maqo tei Uuti! 'Saya sudah akan terberak, jagailah dahulu si Buyung!' Maa topo-topongili ti mongolio wonu he popoheamu. 'Akan terberak-berak mereka kalau (terus) kaupertakut-takuti.' Tei Uuti tilopongili to talala. 'Si Buyung terberak di celana(nya).' 3.14 KATEGORI TAPA- Hanya ada awalan tapa- dalam kategori ini. Awalan tapa- melukiskan suatu keadaan force majeur kira-kira dapat disamakan dengan awalan ter- dalam BI yang menyatakan pengertian 'tak sengaja dan terjadi secara tiba-tiba tanpa dikehendaki.' Berbeda dengan awalan topo- awalan tapa- mengandung penger tian waktu futurum dan bila diberi sisipan -il- dinyatakan waktu praeteritum (tilapa-). FUTURUM PR.TER. tapahuloqo 'terduduk' tilapahuloqo tapahututo 'terkentut' tilapahututo tapawulula 'salah urat tilapawulula di leher waktu tidur' Frekuensi pemakaian awalan tapa- ini sangat kecil. Pada Tabel IV, terlihat bahwa di antara 30 morfem dasar kata kerja hanya satu yang dapat diberi awalan tapa- yaitu md. huloqo. Dari md. yili dapat dibentuk kata tapayili 'terberak' atau 'terkencing'. Jadi, sama artinya dengan kata bentukan topongili de ngan morfem dasar yang sama. Akan tetapi, jika dikatakan secara eksplisit mana yang dimaksud yaitu 'terberak' atau 'terkencing', maka dipakai orang kata topo ngili yang diikuti dengan keterangan seperti di bawah ini. topongili lo bountu 'terberak' (hountu 'tinja') topongili lo loloyili 'terkencing' (loloyili 'kencing') 3.15 KATEGORI TONGGO- Dalam kategori ini, termasuk awalan tonggo-. Walaupun awalan ini awalan tunggal, artinya tanpa pasamgan seperti mo-, lo-, po-, untuk membentuk aktif futurum, aktif praeteritum, dan imperatif ia dapat digabung dengan awalan-awalan mo-, lo-, dan po- menjadi motonggo-, lotonggo-, potonggo-. Di samping itu, awalan tonggodapat diberi sisipan -il- (tilonggo-) untuk membentuk pengertian praeteritum, misalnya: Ami maa tonggonaqo. 'Kami segera akan pergi.' 70

84 Ti mongolio maa tilonggonaqo. 'Mereka sudah pergi semua. Arti gramatikal yang dinyatakan oleh awalan tonggo- ialah 'melakukan kerja yang 'disebut oleh morfem dasar secara serentak oleh banyak orang'. Jadi, pelaku pekerjaan selalu jamak. Dalam gabungan dengan mo-, la-, po-, awalan tonggo- mengandung arti gramatikalnya sendiri dan sekaligus mengandung pengertian mo-, lo- dan po-. Contoh: Tonggohama bulotu makusudulamiaatia loonaqo mai botia. 'Akan datang mengambil perahu maksud kami datang ini.' Nonaqolamiaatia odia mai botia mai motonggohama bulotu. "Kedatangan kami ke sini ini akan mengambil perahu.' Mai lotonggohama bulotu ti mongolio olaango. 'Datang mengambil perahu mereka ke sini kemarin.' Bo potonggoyitohee mola ti mongoli alihu diila lapato kalajaa li mongoli. 'Bermain-main sajalah kalian supaya tak selesai pekeijaan ka lian.' 3.16 KATEGORI TOHU- Dalam kategori ini, hanya ada simulfiks tohu-/-a sebab seperti simulfiks o-/-a dan topo-/-a, maka awalan tohu- hanya dapat berfungsi membentuk kata keija dalam bentuk simulfiks dengan akhiran -a. Satu sifatnya yang khusus ialah bahwa simulfiks ini hanya dapat dilekatkan pada md. kata sifat membentuk pasif futurum. Biasanya didahului oleh morfem he yang menyatakan aspek frekuentatif. Contoh: md. pedeto 'pesek' He tohupedetamu tio tuhetaa tio moingo. "Kausebut-sebut pesek dia, itu sebabnya dia marah.' He tilohupedetamu olo tio, uitolo u loqoingo olio. 'Kauscbut-sebutpesekdia, itulah yang menyebabkan dia marah' Seperti juga awian tonggo-, awalan tohu- dapat digabungkan dengan awdan mo-, lo-, po- dalam fungsi yang sama. Contoh: md. hulodu; mohulodu 'bodoh' Tio he motohuhulodee olaqu. "Dia menyebut-nyebut aku bodoh.' He lotohuhulodee olaqu tio ointii. 'Dia menyebut-nyebut aku bodoh tadi.' Diila potohuhulodee olio yiqo, tio taa mohuhula. 71

85 -'Jangan kausebut-sebut dia bodoh, dia (saudaramu) yang sulung.' Apabila morfem dasar bervokal akhir /i/ seperti bunggili Tcikir', maka akhiran -a hanya muncul apabila awalan tohu- dipakai tanpa gabungan dengan mo-, la-, pa- seperti contoh di bawah ini. He tohubunggiliamu tic? 'Kausebut-sebut dia kikir?' 'Kaukata-katai dia kikir?' Tic he motohubunggili olaqu. 'Dia menyebut-nyebut aku kikir.' He lotohubunggili olaqu tio ointii, uitolo u loqoingo olaqu. 'Dia menyebut-nyebut aku kikir tadi, itu yang menyebabkan aku mar ah.' Diila potohubunggili olio yiqo! 'Jangan engkau menyebut-nyebut dia kikir!' 3.17 KATEGORI TONTO- Dalam kategori ini hanya ada satu awalan yaitu tonto-, yang dipa kai sebagai simulfiks tonto-/-a. Simulfiks ini pun memiliki sifat yang sama dengan simulfiks tohu-/-a yaitu dapat digabung dengan mo-, lo-, dan po-. Awalan gabung motonto- dan lotonto- membentuk kk. taktransitif, bila diberi akhiran -a menjadi transitif, seperti contoh di ba wah ini. md. wolato; mohulato 'menunggu' He tontowolatalio ito. 'Anda ditunggunya terus.' Debo moongolo motontowolato. 'Capek juga terus menunggu.' Debo moongolo motontowolata olio ohiiheolio odia. 'Capek juga menunggu dia terus-menerus berlama-lama seperti ini.' Tanu ngoolo jamu ami lotontowolata olio. 'Entah berapa jam lamanya kami menunggu dia.' Diila potontowolata olio ti mongoli, bolo otolaa lo kaapali. 'Jangan kalian terus menunggu dia, kalau-kalau kalian betinggalan kapal.' 3.18 KATEGORI TOLO- Dalam kategori ini, hanya terdapat satu awalan yaitu tolo-. Kata bentukan dengan tolo- biasanya didahului oleh morfem he dan mengandung arti 'tiap kali di... lagi', dengan kata lain pekerjaan yang dinyatakan oleh kata keqa itu tiap kali diulang lagi. Contoh: he tolohamaalio 'tiap kali diambilnya lagi' 72

86 he tolbtubuolio 'tiap kali dimasaknya lagi' he tolobintaqolio 'tiap kali diangkatnya lagi' Awalan tolo- dapat juga digabungkan dengan mo-, la-, dan pa-, tetapi hams sekaligus dengan akhiran -a; jadi, selalu dalam bentuk simulfiks motolo-/-a, lotolo-/-a. potolo-/-a. Tak pernah muncul da lam bentuk motolo-, lotolo-, dan/atau potolo- saja. Contoh: Tic wambaqo he motolohamawa baarangi lo tau. 'Dia tiap kali mengambil barang orang.' He lotolohamawa doiqu tic, uitolo piloqoingoaqu olio. 'Dia tiap kali mengambil uangku, itulah sebabnya kumarahi dia.' Diila bolo potolahamawa baarangi lo tau Uuti, moqoolitaa to mongoqudulaqa. 'Jangan kiranya mengambil-ambil barang orang, Nak, memalukan orang tua.' 3.19 SISIPAN DALAM BG Sudah dibicarakan secara umum pada awal bab 3 bahwa dalam BG terdapat 3 buah sisipan yaitu -urn-, -il-, dan -o/-. Sisipan -urndan -il- berperanan dalam pembentukan kata keija, sedangkan -oltidak, itu sebabnya tidak ^bicarakan secara tersendiri dalam tulisan ini. Sisipan dalam BG disisipkan di antara dua fonem awal morfem dasar jika morfem dasar itu diawali oleh konsonan. Jika fonem awal morfem dasar itu vokal, maka sisipan ditempatkan di depan morfem dasar, seperti awalan. Selain daripada itu, awalan dalam BG juga dapat diberi sisipan -il- dan aturannya sama dengan yang berlaku pada morfem dasar. Contoh: md. lantiqo lumantiqo 'melompat' teteqo tumeteqo lari' iqito umiqito 'tegalc'(bulu roma) iomo umiomo 'tersenyum' md. delo dilelolio 'dibawanya' hama hilamalio 'diambilnya' aqato ilaqatalio 'disapunya' utu ilutualio 'dikutuinya' Sisipan -il- yang dilekatkan pada awalan, misalnya, pi/opodutualio 'tempat di mana barang dia letakkan' dari popodutualio (awalan popo-j, tilonggonaqo 'pada pergi' dari tonggonaqo (awalan tonggo-). Apabila sisipan -il- dilekatkan pada morfem dasar berkonsonan 73

87 awal II, w/, maka konsonan awalnya itu luluh, tetapi vokal /i/ pada sisipan -il- diucapkan sebagai [^i] untuk membedakannya dengan ucapan [ ^ilo ] yaitxi gabungan awalan o- dengan sisipan -il- (lihat pasal 3.12). Contoh: md. lao; molao 'mengirim', yilaolio 'dikirimnya' md. wohi; mongohi 'memberi', yilohilio 'diberikannya' KATEGORI -UM- Dalam kategori ini, hanya terdapat sisipan -um-, yang hanya dapat dilekatkan pada morfem dasar tertentu, yaitu morfem dasar yang berkonsonan awal /t, d, 1, h/ atau yang berfonem awal vokal. Seperti sudah dijelaskan pada pasal katakeq'atipe-um- ( ), maka sisipan -um- memberikan pengertian waktu futurum pada kata bentukannya. Kata kerja bersisipan -um- tergolong ke dalam subkategori taktransitif. Sisipan -um- dapat digabungkan pula de ngan sisipan -il- untuk menyatakan praeteritum. Sisipan -il- selalu ditempatkan di depan -um- secara berumtan (-Hum-). Contoh: md. berkonsonan awal ftj teteqo tumeteqo 'lari' (fut.) tilumeteqo lari' (pr.ter.) md. berkonsonan awal /d/ dembingo dumembingo 'melekat'(fut.) dilumembingo 'melekat'(pr.ter.) md. berkonsonan awal /I/ lantiqo md. berkonsonan awal /h/ huhelo md. berfonem awal vokal iomo lumantiqo 'melompat' (fut.) yilumantiqo 'melompat' (pr.ter.) humuhelo 'bergetar' (fut.) hilumuhelo 'bergetar' (pr.ter.) umiomo 'tersenyum' (fut.) ilumiomo 'tersenyum' (pr.ter.) Yang perlu diperhatikan pula ialah bahwa pada kata-kata yang morfem dasamya diawali oleh fonem vokal (seperti iomo di atas) sisipan -il- yang ditempatkan di depan morfem dasar sebagai awal an tidak diucapkan / Vil 7, tetapi tetap 7?il 7. Bentuk progresif praesens l^ta keija tipe -um- ini dinyatakan dengan bentuk reduplikasi tanpa -um-, misalnya tumeteqo 'akan lari', tilumeteqo 'sudah lari', tete-teteqo 'sedang lari'. Namun, ben tuk praesens dengan perulangan seperti itu hanya berlaku untiik bentuk tunggal, sedangkan untuk bentuk jamak dinyatakan de- 74

88 ngan morfem hi dalam frase dengan kata kerja berakhiran -a, misalnya: hi teteqa 'sedang lari'. Bandingkan: tio tete-teteqo 'dia sedang lari', ti mongolio hi teteqa 'mereka sedang lari' KATEGORI-IL- Sisipan -il- terutama berfungsi menyatakan bentuk praeterital; dapat dipakai balk untuk bentuk aktif maupun untuk bentuk pasif. Dalam bentuk pasif, sisipan -il- masik terlihat dengan jelas seperti pada hama hilama, delo dilelo. Dalam bentuk aktif, sisipan -il- tak terlihat derigan jelas seperti mohama (aktif fut.) dan lohama (aktif pr.ter.). Sebenarnya seperti sudah disinggung di depan (pasal 3.1.2) lohama berasal dari milohama, yaitu bentuk aktif futurum moha ma yang diberi sisipan -il- menjadi milohama, lalu bentuk ini meng- "aus" menjadi lohama (kehuangan mi-) atau variannya Milohama (kehuangan m-). Dalam bahasa Tontemboan, ada bentuk ni- di samping sisipan -in-, yakni bentuk praeteritum dari bentuk ma-, yang tidak menja di mina-, tetapi nima-. Dalam bahasa Sangir juga, di samping bentuk -in- ada bentuk ni-, misalnya md. deno, donsole, hepese, bila diberi sisipan -intidak menjadi dineno, dinonsole, hinepese, tetapi menjadi nireno, nironsole, nihepese. Mengambil perbandingan dengan uraian di atas, penulis berpendapat bahwa bentuk lo- dalam BG memang berasal dari milo-. Pendapat penulis itu tidak hanya didasarkan pada bentuk vang tampak, tetapi juga pada pembandingan bentuk gramatikalnya serta arti leksikal imbuhan itu. Walaupun Adriani tidak memasukkan BG ke dalam kelompok bahasa-bahasa yang disebutnya kelompok Filipina yaitu bahasa-bahasa di Filipina, bahasa Sangir, Ton temboan, Bolaang Mongondow, namun menurut penelitian pe nulis antara bahasa-bahasa itu dengan BG ada beberapa perseimaan. Dalam bidang morfologi misalnya, ialah adanya kesamaan perangkat awalan dengan fungsi gramatikal menyatakan waktu (kala). Namun, pendirian itu haruslah didasarkan pada penelitian perban dingan antara unsur-unsur bahasa-bahasa itu yang satu dengan yang lain. Sejalan dengan pendapat penulis di atas bahwa bentuk lo- ber asal dari milo-, maka bentuk-bentuk lopo-, loqo-, loti-, lotiti-, leqi-, lohi-, lolo-., lopohu- juga. berasal dari bentuk-bentuk milopo-, miloqo-, miloti-, milotiti-, mileqi-, milohi, milolo-, dan milopohu-. Bandingkanlah bentuk bentuk aktif futurum dengan aktif prae- 75

89 teritum. dan pasif futurum dengan pasif praeteritum di bawah ini. BENTUK AKTIF: Waatia mohama taluhu. (fut.) 'Saya mengambil air.' Waatia lohama taluhu. (pr.ter.) Tei Ako mopotepa to ball, (fut.) 'Si Ako menyepakkan bola.' Tei Ako lopotepa la ball, (pr.ter.) Ti maama man motihuloqo.{hxt.) 'Ibu akan duduk.' Ti maama maa lotihulaqo. (pr.ter.) 'Ibu sudah duduk.' BENTUK PASIF: Buku boito hamaaqu. (fut.) 'Buku itu akan kuambil.' Buku boito hilamaqu. (pr.ter.) 'Buku itu sudah kuambil.' Tohe boito popodutuoqu. (fut.) 'Lampu itu akan kuletakkan.' Tohe boito pilopodutuqu. (pr.ter.) 'Lampu itu sudah kuletakkan.' Hav, peqitali lipaapa.{fut.) 'Rokok disuruh beli oleh Ayah.' Hau pileqitali lipaapa.{pr.tet.) 'Rokok (sudah) disuruh beli oleh Ayah.' 3.20 AKHIRAN DALAM BG Pembicaraan mengenai akhiran yang berperanan dalam pe.mbentukan kata keija BG penulis bagi atas tiga golongan, yaitu: (i) akhiran -a dan -i (ii) akhiran -lo dan -po (iii) akhiran persona (pronominal suffix) Akhiran lo dan -po dan akhiran persona tidak penulis masukkan dalam Tabel III dan IV karena akhiran-akhiran itu tidak menimbulkan banyak masalah dalam pembentukan kata kerja dan dapat dilekatkan pada semua bentukan kata kerja KATEGORI -A Akhiran -a dalam BG memainkan peranan penting dalam pemben tukan kata kerja BG. Seperti terlihat pada Tabel III, hampir semua awalan dan sisipan dalam BG dapat digabungkan dengan akhiran -a, malah beberapa di antaranya hanya dapat berfun^si dalam bentuk simulfiks dengan akhiran -a (o-/-a, topo-/-a, molo-/ -a, motolo-/ -a). Fungsi akhiran -a ada tiga, yaitu: (1) sebagai pembentuk imperatif, (2) sebagai pengantar obyek (pembentuk transitif), (3) sebagai pengantar keterangan Akhiran -a sebagai Pembentuk Imperatif Hampir semua morfem dasar kata keija BG menjadi kk. bentuk 76

90 imperatif bila cliberi akhiran -a. Pada md. bersuku dua akhiran -a ditambahkan di belakang morfem dasar itu, sedangkan pada md. bersuku tiga atau lebih akhiran -a menggantikan vokal akhir mor fem dasar itu, misalnya: md. delo, hama, tali, menjadi: Deloa! 'Bawa!', Hamawa! 'Ambil!', Talia! 'Beli!', tetapi md. bintaqo, pututo, menjadi: Bintaqa! ^, Pututa! 'Bungkus!' Sebagai sudah diterangkan pada pasal sub (iii), bila akhir an -a dilekatkan pada md. bersuku tiga bervokal akhir /u/, maka vokal akhir /u/ itu berubah menjadi /e/; misalnya, md. tuludu menjadi Tulude! Dorong!', md. tuladu menjadi Tulade! 'Tulisl' Akhiran-a sebagai Pengantar Obyek Kata keqa transitif dari md. bersuku tiga atau lebih dalam BG haruslah berakhiran -a. Tanpa akhiran -a kata keija itu hanya dapat dipakai sebagai kata keija taktransitif, misalnya: md. bintaqo dibentuk sebagai berikut: Waqu taa momintaqo, yiqo taa momota. (taktr.) 'Aku yang mengangkat, engkau yang memikul.' Waqu taa momintaqaa kado boito, diila yiqo. (tr.) 'Aku yang mengangkat karung itu, bukan engkau. Ti paapa donggo he mokalaja. (taktr.) 'Ayah masih sedang bekerja.' Ti paapa he mokalajaa ileengi. (tr.) 'Ayah sedang mengerjakan kebun.' Akhiran -a sebagai Pengantar Keterangan Kata keija taktransitif dari md. bersuku tiga atau lebih dalam BG haruslah berakhiran -a apabila diikuti oleh keterangan. Bandingkan kalimat-kalimat berikut. Waqu maa motihuloqo. 'Aku akan duduk.' Waqu maa motihuloqaa to kadera boito. 'Aku akan duduk di kursi itu.' Debo mongolo motihuloqaa ooqoolaanga. 'Capek juga duduk sepanjang hari.' Waqu maa motibalato. 'Aku akan berbaring.' Waqu motibalataa to kaatulu. 'Aku akan berbaring di tikar.' Motibalataa yinti-yintili waqu. 'Akan berbaring miring-miring aku.' Kata to kadera dan to kaatulu merupakan keterangan tempat; kata ooqoolaanga keterangan waktu, dan yinti-yintili keterangan kualitatif. Kata bentukan dengan akhiran -a motihuloqaa dan mo- 77

91 tibalataa membutuhkan keterangan yang melengkapinya Alomorf Akhiran -a -la Alomorf { -a ialah / -a ~ -wa ~ -la ~ -ma ~ -e / seperti terlihat dalam bentuk imperatif di bawah ini. -a Bentuk -a kita jumpai pada dua macam posisi, yaitu yang ditambahkan pada md. bersuku dua dan yang menggantikan posisi vokal akhir md. bersuku tiga atau lebih, misalnya: Deloa! 'Bawa!' (dari md. delo); Talia! 'Beli!'(dari md. tali); Bintaqa! 'Angkat!' (dari md. bintaqo); Pututa! 'Bungkus!' (dari md. pututo). Pada contoh di atas, kita dengar bunyi luncuran (glide) antara vokal akhir morfem dasar dengan akhiran -a. Antara terdengar bunyi luncuran /\v/ seperti deloa / d& 1 O a 7 dan tubua [ tubu^a/, dan antara /e,i/ dan /a/ terdengar bunyi luncuran /y/ seperti bitea [ bitsya J dan talia [ taliva ]. -wa Bentuk -wa kita jumpai pada md. bersuku dua bervokal akhir /a/ seperti pada Hamawa! 'AmbU!(dari md. hama) dan Tepawa! 'Sepak!'(md. tepa). Bentuk hamawa dan tepawa bervarian juga dengan hamaa dan tepaa. -e Bentuk -e seperti sudah disinggung juga pada uraian terdahulu ktta jumpai pada md. bersuku tiga atau lebih yang bervokal akhir /u/ yang diberi akhiran -a. Vokal /u/ itu luluh dan tempatnya digantikan oleh vokal /e/ sebagai bentuk asimilasi danpada /a + u/, misalnya: Tulude! 'Dorong!'(md. tuludu) Totabe! 'Cencang!' (md. totabu). ' Bentuk -/a kita jumpai pada beberapa md. bersuku dua yang diberi akhiran -a dalam bentuk imperatif. Tidak ada aturan yang tetap mengenai ini, dan melihat bahwa frekuensinya sangat kecil, dengan kata lain bentuk -la hanya kita jumpai pa da beberapa kata tertentu, maka gejala ini dapat kita golongkan pada bentuk kecuali. Contohnya dapat dilihat di bawah ini. md. tapi tapu Tapila! 'Buang!' Tapula! 'Terka!' wawo Wawola! TermnV Wawolalo! 'Tenunlah!' Pada beberapa kata bentukan lain, kita lihat gejalanya se bagai berikut: md. ahu mopoqahu 'menyuruh' ahulalio 'disuruhnya!' 78

92 ilahulalio 'disuruhnya'(pr.ter.) Ha./ pada ahulalio dan ilahulalio adalah alomorf daripada I -a I. Demikian juga pada contoh berikut: md. pota momota 'memikul' momotaa ayu 'memikul kayu' Potaala! 'Pikul!' -ma Bentuk -ma mungkin hanya dijumpai pada beberapa contoh yang diberikan di bawah ini, oleh sebab itu juga merupakan bentuk kecuali. md. detu md. dihu md. yilu modetu 'menjahit' Detuma! 'Jahit!' Detumalo boqomu boito! 'Jahitlah bajumu itu!' modiku 'memegang' dihumaqu (variannya dihimaqu) 'akan kupegang' dilihimaqu 'sudah kupegang' /ma/ pada dihimaqu dan dilihimaqu adalah alomorf daripada -a mongilu 'minum' Yiluma! IVIinuml' Yilumalo! 'Minumlahl' KATEGORI-I Dalam kategori ini termasuk akhiran -i saja. Sebagaimana akhiran -a, akhiran -i juga membentuk imperatif, dan ini merupakan fungsi utama akhiran ini. Seperti juga akhiran -a, maka akhiran ini pada md. bersuku dua ditambahkan di belakang morfem dasar itu. Pada md. bersuku tiga atau lebih akhiran -i menggantikan vokal akhir morfem dasar itu, misalnya: Tahui ila tic! 'Simpankan nasi dial' (md. tahu)-,dahai poqolo tei Uuti! 'Jagai dulu si Buyungl' (md. daha). Lahuti mota maluqaa boito! 'Bului ayam itu! (md. lahuto)', Duf^ohi poqolo u loqiaaqu! 'Dengarkan dahulu yang akan kukatakara'{lad. dungohu). Ada morfem dasar yang bentuk imperatifnya dengan akhiran -i saja, tak dapat dengan akhiran -a, misalnya: dahai 'jagai', tunuhi 'susul',. tumbili 'bakar'. Tidak ada bentuk *dahawa, *tunuhe, Humbila (md.nya daha, tunuhu, tumhilo) sebagai bentuk impera tif Ȧda morfem dasar yang bentuk imperatifnya hanya dengan akhiran -a, tidak dengan akhiran -i; tepawa 'sepak', tuboa 'sem- 79

93 bah', talia 'beli', Tidak ada bentuk *tepai, *tuboi, Halii (md.nya tepa, tubo, tali). Ada morfem dasar yang bentuk imperatifnya dapat dengan akhiran -a dan dapat pula dengan -i. Contohnya: Tahui ila tio! 'Simpankan nasi dia!' Tahua ila boito! 'Simpan nasi itu! Wohii doi tio! 'fieri uang dia!' Wohia maqo doilio! 'fierikan uangnyai' Menurut urdan di atas ini kita lihat tiga kemungkinan pembentukan imperatif dengan akhiran -i atau -a. Mana morfem dasar yang hams digolongkan pada kemungkinan pertama, kedua, atau ketiga, sukar menentukannya karena tidak terlihat ciri tetap pada tiap bentukan itu. Pemakaiannya hams dihafalkan saja. fieberapa awalan yang dapat membentuk imperatif, yaitu awalan yang berkonsonan awal /p/, dapat digabung dengan akhiran -i. Awaian-awalan itu ialah po-, poti-, peqi-. "fiandingkan pemakaian nya dalam kalimat-kalimat berikut, bentukan tanpa akhiran -i dan bentukan gabungan awalan dengan akhiran -i. Pdhile doi yiqo olio! 'Minta uang engkau kepadanyal' Pohilei doi tio wonu tio moonaqo mai! 'Mintai uang dia, kalau dia ke sini nanti.' Potibalatolo Uuti! 'fierbaringlah, Nakl' Diila potibalati kaatulu boito! 'Jangan kaubaringi (kautiduri) kasiuritul' Peqitaqelio ito! 'Anda disumhnya naikkanl' Peqitaqeilo tio! 'Sumhlah dia naikl' 3.21 KATEGORI -LO Akhiran -to mempunyai ciri yang agak lain daripada akhiran -a dan -i; -/o dapat dilekatkan pada semua kata bentukan kata keija, seperti juga akhkan -po yang akan dibicarakan nanti. Itu sebabnya kedua akhiran ini tidak penulis masukkan dalam Tabel III FUNGS! -LO PADA KATA KERJA IMPERATIF Pada kata keija bentuk imperatif, -lo dapat berfungsi sebagai pementing atau penegas perintah, namun dapat juga sebagai pengjialus perintah yang sifatnya ajakan. Perbedaannya ditimbulkan bukan oleh bentuk yang tampak, tetapi oleh intonasi, jadi sifatnya suprasegmental (filoch dan Trager, 1942: 41). Pada contoh di bawah ini kita lihat akhiran 4o yang dilekatkan pada kata keija imperatif dengan akhiran -a, dengan awalan po-, poti-, dengan gabungan awalan-akhiran popo-/-a, poqo-/-a, pohi-/ -a, peqi-/-a. 80

94 md. tubu md. tali md. huloqo md. mqo md. dutu md. langgato md. yasi md. tali Berikut ini tuk imperatif md. dutu md. daha Tubualo binte boito! Talialo, bolo opulita! 'Tanaklah jagung itu!' 'Belilah, kalau-kalau kehabisan!' 'Menanak nasilah engkau!' 'Beli bajulah engkau!' 'DuduMah engkau!' Potubulo ila yiqo! Potalilo boqo yiqo! Potihuloqolo yiqo! Potihuloqolo mota teeto yiqo! 'Duduklah di sana engkau!' Poponaqoalo otomu! 'Jalankanlah otomu!' Popodutualo tohe boito to meja! 'Letakkanlah lampu itu di meja!' Poqolanggatalo mota tohe boito! 'Pertinggilah (gantungan) lampu itu! Pohiyasialo yasimu u bohu boito! 'Pakailah jasmu yang baru itu!' Peqitalialo oli Maama kaaini boito! 'Mintalah Ibu membeli kain itu I' contoh pemakaian akhiran -lo pada kata keija benberakhiran -i. Dutuilo watingo u yilahe boito! 'Berilah garam rebusan itu!' Dahailo mota pintu boito alihu diila polualalio. 'Jagailah pintu itu agar dia tak keluar dari situ!' FUNGS! -LO PADA KATA KERJA BENTUKINDIKATIF Akhiran -lo dipakai juga pada kata keija bentuk pasif futurum seperti pada kalimat syarat, misalnya: Wonu bihetolo bongo boito, yi pohutui biihetalio. 'Jika akan dijinjing kelapa itu, buatkan jinjingannya.' Bandingkan dengan: Bihetalo bongo boito! (bentuk imperatif) 'Jinjinglah kelapa itu!' U pilopoqahulio wonu pohutuolo, pohutuola loqu mopiohu. 'Yang disuruhkannya jika akan dikerjakan, kerjakanlah de ngan baik.' Bandingkan: Pohutualo u pilopoqahulio olemu! (bentuk impe ratif) 'Keijakanlah yang disuruhkannya kepadamu!' Melihat contoh kata kerja bentuk imperatif, akhiran -lo dapat kita bandingkan dengan -lah dalam BI, tetapi pada kata kerja ben tuk indikatif akhiran -lo itu tidak lagi menyatakan pengertian yang sama dengan -lah BI. Di sini kita lihat bahwa bentukan dengan -lo itu mcmberikan pengertian yang sejalan dengan awalan di- yang memberikan pengertian umum, artinya tidak ditujukan kepada orang tertentu: wonu bihetolo 'jika akan dijinjing', wonu pohutuo- 81

95 lo 'jika akan dikeijakan'. Jika kata bihetolo dan pohutuolo dijadikan bihetomu dan pohutuomu, maka artinya ditujukan kepada orang kedua 'kaujinjing' dan 'kaukerj^kan'. Apabila kata kerja berakhiran -lo (bentuk indikatif) diikuti oleh frase keterangan (keterangan cara, atau keterangan alat, misalnya) dan tekanan diletakkan pada bagian keterangan itu, maka kata keija berakhiran -lo itu harus diberi lagi akhiran -a (-a sebagai pengantar keterangan). Vokal /o/ pada -lo menjadi /a/ karena joj luluh. Perhatikan contoh berikut: Wonu pututolo, pututa lo kaaini. 'Jika akan dibungkus, bungkus dengan kain.' Wonu pututola lo kaaini, diila mohuqayadu. 'Jika dibungkus dengan kain, tidak akan tumpah.' Wonu hamaala loqu aaluti, debo mohuto tio. 'Jika diambil dengan halus, akan mau juga dia.' hamaalo menjadi hamaala karena diikuti oleh keterangan loqu aaluti 'dengan halus'. Selanjutnya apabila akhiran -lo ditambahkan pada kata kerja infinitif berbentuk aktif futurum dengan awalan mo-, moti-, dan sebagainya, selain pengertian 'penegasan' akhiran -lo memberikan juga pengertian 'pembatasan' seperti terlihat pada contoh berikut. Bolo he mohamalo tio, didu mohiihiintua. 'Langsung mengambil saja dia, tidak lagi meminta-minta izin.' Kaatulu maa buqa-buqadu, bolo motibalatolo. 'Kasur sudah terhampar, tinggal berbaring sajalah.' Bolo he tnotolotubualo karajaalio ngohui-ngohui. 'Memasak saja kerjanya terus-menerus setiap hari.' Pada contoh-contoh di atas, tampak bahwa kata bentukan de ngan akhiran -lo itu selalu didahului oleh morfem bolo. Bolo mengandung pengertian 'membatasi' juga, namun hal itu dapat disamakan dengan BI, misalnya pemakaian hanya dan saja bersamasama untuk menguatkan pengertian. Bandingkan dengan: Bolo uitolo u yiloqialio. 'Hanya itu saja lagi yang dikatakannya.' (maksudnya: tak ada lagi yang lain) KAIEGORI -PO Akhiran -po seperti juga -lo dapat dilekatkan pada hampir semua kata kerja BG, baik pada kk. benluk imperatif maupun bentuk indikatif. Akhiran -po selalu berarti 'dulu, dahulu' (first Inggeris, eerst Belanda). Akhiran -po ini tak ada padanannya Halam BI. 82

96 AKHIRAN -PO PADA KATA KERJA BENTUK IMPERATIF DAN BENTUKINDIKATIF Baik pada bentuk imperatif maupun pada bentuk indikatif arti dan fungsi akhiran -po sama saja seperti terlihat pada contoh di bawah ini. Potuluhupo teeya yiqo ngohui duuhui bolo pohualingo! 'Tidurlah dahulu di sini engkau sehari dua barulah pulang!' Wuloipo atetela boito bolo lahea! 'CucilEih dahulu ubi rambat itu barulah direbus!' Hulo-huloqopo ito, waatia dongge maqo motabia! 'Duduk-duduklah dahulu Anda, saya akan pergi bersembahyang!' Motuluhupo teeya waatia ngohui duuhui. 'Akan tidur (bermalam) di sini saya dahulu semalam dua.' Motibalatopo waatia, potala maa olulia mola ngongoto lunggongaa botia. 'Akan berbaring dahulu saya, barangkali akan hilang rasa sakit kepala ini.' Akhiran -po ini mempunyai arti yang sama dengan poqolo, jadi motuluhupo sama dengan motuluhu poqolo 'akan tidur da hulu', wuloipo sama dengan wuloi poqola 'cuci dahulu' dan sebagainya. Melihat persamaan itu penulis mengira, bahwa akhiran -po itu mungkin dahulu berasal dari poqolo, kemudian disingkatkan menjadi -po, dan karena hanya terdiri atas satu suku kata dan biasanya diucapkan senapas dengan kata yang dilekatinya, dianggap sebagai akhiran saja. 3.23KATEGORI AKHIRAN KATA GANTI (PRONOMINAL SUFFIX) Dalam kategori ini, terdapat 8 buah akhiran kata ganti orang, yaitu 5 buah bentuk biasa dan 3 buah bentuk hormat seperti yang terlihat pada Tabel V. Dalam BI, imbuhan kata ganti orang merupakan awalan karena dilekatkan di depan morfem dasar kata kerja seperti kupukul, kaupukul untuk orang pertama dan kedua, sedangkan untuk orang ketiga dilekatkan di belakang md. kata keria itu sebagai akhiran, tctapi morfem dasar itu diberi awalan diseperti dipukulnya. Dalam BG, semua imbuhan kata ganti orang itu merupakan akhiran; jadi, dilekatkan di belakang md. kata ker ja. Contoh: Bintaqomu ode utoonu didingga botie? 'Akan kauangkat ke mana lesung ini? Didingga botia bintoqoqu ode depula. 83

97 'Lesung ini akan kuangkat ke dapur.' Didingga boito maa bintaqolio ode depula. 'Lesung itu akan diangkatnya ke dapur.' Bentuk bintaqoqu, bintaqomu, bintaqolio adalah bentuk pasif futurum dengan pelaku tunggal (-qu 'ku-', -mu 'kau-', -lio 'di-/ -nya'). Dalam BG, terdapat bentuk hormat (respect form), untuk orang pertama tunggal -laatia (bintaqolaatia) dan untuk orang kedua tunggal -nto (bintaqonto). Bentuk orang pertama jamak -lami (bintaqolami), bentuk hormatnya -lamiaatia (bintaqolamiaatia). Dalam BG, terdapat bentuk jamak untuk orang pertama inklusif orang kedua ito 'kita' dan akhiran kata gantinya idah -nto (bintaqonto 'kita angkat', jadi sama dengan bentuk untuk orang - kedua tunggal bentuk hormat). Dalam BG, tidak terdapat akhiran kata ganti untuk orang kedua dan orang ketiga jamak. Untuk orang ketiga bentuk pasif futurum jamak dengan md. bintaqo menjadi bintaqo li mongolio 'diangkat oleh mereka' dan untuk orang kedua jamak bintaqo li mongoli 'diangkat oleh kalian.' TABELV Akhiran Kata Ganti (pronomial suffix) dalam BG tg/jm bentuk biasa bentuk hormat orang I tg -qu -laatia jm -lami (eksk.) -nto (ink.) -lamiaatia orang 11 tg -miu -nto jm orang III tg -lio jm Keterjmgan tabel: tg tunggal, jm jamak, eksk. eksklusif, ink. inklusif, ( ) tidak terdapat. Semua akhiran kata ganti yang terdapat dalam tabel di atas seleiin dipakai sebagai akhiran yang menyatakan pelaku (agens) pada 84

98 kata keria, juga dipakai untuk menyatakan kepunyaan (possessive; bila ddlekatkan di belakang kata benda, misalnya: belequ rumahku', belemu 'rumahmu', belelio 'rumahnya', belelami rumah kami', belento 'rumah kita' atau'rumah Anda', belelaatia rumah sava', belelamiaatia 'rumah kami'. Perbedaan bentukan dengan akhiran kata ganti antara kata yang bersuku dua dan yang bersuku tiga atau lebih sudah diterangkan pada pasal Kalimat dalam BI Buku itu kubeli di toko harus diteijemah^n ke dalam BG dengan Buku boito tilaliqu to toko, jadi dmyatakan dengan bentuk pasif praeterital dengan sisipan -il- (tilaliqu) sebab kalimat BI di atas. mengandung pengertian bahwa peristiwa yang dinyatakannya telah lampau. Tanpa sisipan -il- kata kerja dengan akhiran kata ganti itu mengandung pengertian pasif futwum. Akhiran kata ganti orang ketiga tunggal dalam BG mengenal bentuk altemasi (Ch.F.Hocket 1965: 272) yaitu -lio (seperti terlihat pada contoh di atas) dengan -io. Bandingkan contoh-contoh berikut: PUT. PR.TER. bintaqolio bilintaqio 'diangkatnya' puduqolio puuduqio 'digendongnya tuladulio tiluladio 'ditulisnya'^ pitodulio pilitodio diperasnya ^ tanggomolio tilanggomio 'ditadahnya Tika diperhatikan bentuk-bentuk di atas, akan tampak bahwa bentuk -lio terdapat pada md. bersuku tiga atau leba dalam beiituk futurum. Jika kata-kata itu diberi sisipan -il- (praetentum), maka bentuk -lio berubah menjadi -io. Di sim terlihat kembali peranan jumlah suku kata. Dengan meluluhkan vokal a^ir modern dasar dan flj pada -lio, maka jumlah suku kata kata-bentukan itu ^^^Sgitu juga kita lihat pada kau-kata bentukan den^n md. ber suku dua. Hanya perbedaannya lalah bahwa di sim akhirm-iio t dak berubah menjadi -io, melainkan morfem dasamya chben fonem tambahan agar menjadi tiga bahkan akhiran -lio di belakangnya. (lihat pasal 1.2.2). Apabda kata bentukan itu diberi sisipan -U-, maka fonem pen^b^ tadi tidak diperlukan lagi sehingga jumlah suku kata tet^-p. Bandmgkan contoh-contoh berikut: PUT. hamaalio PR.TER. hilamalio 'diambilnya' 85

99 deloolio dilelolio 'dibawanya' tiibuolio tilubulio 'dimasaknya' pateelio pilatelio 'dipukulnya' tuhiolio tiluhilio dijoloknya' CATATAN: 190rh^manT8''^^" ^ Sam^ Gorontalo'sche Spraakumt, M. Nijhoff, s-gravenhage, USA-TTie Macmfllan Company, 1965 ^ ^ Benjamin Elson and Velma Picket, An IntroducHon to Morphology and Syntax ^ Summer Institute of Lmguistics Santa Ana, California, 196?Jiakman 27. Bandingkan denpn bentukan dengan awalan pe- dalam BI; pe + tunjuk meniadi penunjuk (pen-j berarti 'alat untuk menunjuk' atau 'orang yang menunjukkin' sedangkan petunjuk (pe<p-) berarti 'ajaran, nasihat'. ' i.^?^7''hakm"an'"^^^ 7 J.Breukink, op.cit., halaman 35. g N.Adriani, loc.cit. Gorontalo'sche Spraakkunst," dalam SKI Bolaang Mongondow," BXI LXXXV, 1929, A.A.Foi^er rnemper^nakan istilah realiteit dan irrealiteit untuk kalimat-kalimat J.B.Wolters-Gronmgen, J rwnit ^ Jakarta, Melding 1951, halaman tot de Studie 44,121,122. van de Indonesische syntaxis J.Alb.Schwarz ffoo/dsftikken uit de Spraakkunst van het Tontemboansch, disusun bersama oleh N.Adriam dan M.L.Adriani-Gunning, M.Nijhoff, 's-gravenhage, 1908 ^ \ N.Adriani. op.cit., halaman 87. Pada kata oontongaqu 'tampak olehku'y77a/ adalah alomorf daripada {-a L Inimerupakan satu-satunya bentuk -nga karena itu dianggap benar-benar bentuk kecuali. md-nya oonto; moqoonto dapat melihat*. 86

100 BAB IV KATA ULANG DALAM BAHASA GORONTALO Kata iilang dapat ditinjau dari dua segi, yaitu: (1) dari segi bentuknya, (2) dari segi fungsi dan artinya. Dalam BG, proses pemlangan kata dapat diperlakukan kepada semua kelas kata, kecuali kata tugas. 4.1 BENTUK PERULANGAN DALAM BG Pada garis besarnya bentuk perulangan dalam BG ada dua macam, yaitu perulangan seluruh kata dan perulangan sebagian kata baik morfem dasar maupun kata bentukan. Sebagai sudah disinggung pada bab-bab terdahulu, jumlah suku kata dalam BG memamkan peranan penting dalam pembentukan kata, demikian juga dalam pembentukan kata ulang. Kita lihat contoh di bawah ini: (1) Diila pake-pake lo pakeeangi lo olongia tio, bo kakaaini loqu biasa. 'Tidak mengenakan pakaian raja dia, melainkan berpakaian biasa saja.' (2) Toqu maa naqo-naqo boito, tnaa lodudunggaaya taa olongia wolo taa wopatota taa mototaqoa. "Ketika sedang berjalan itu, bertemulah Baginda dengan empat orang pencuri.' (3) Kopilio maa buhu-buhuto dutu-dutu to tudu lo meja. 'Kopinya sudah dibuat terletak di atas meja.' Pada kalimat-kalimat di atas, terlibat jelas beberapa bentukan kata ulang. Kata naqo-naqo, pake-pake, dutu-dutu berulang penuh, sedangkan kakaaini, lodudunggaaya, mototaqoa, buhu-buhuto, berulang sebagian. Kata yang berulang penuh semuanya berasal dari morfem dasar bersuku dua. Yang berulang sebagian terbentuk baik dari md. bersuku dua: lodudunggaaya dari md. dungga, mototaqoa dari md. taqo, maupun dari md. bersuku tiga: kakaaini dari md. kaaini, buhubuhuto i^ri md. buhuto. Dalam BG, hanya md. bersuku dua yang dapat mengalami per- 87

101 ulanpn penuh seperti yang tampak pada contoh di atas; namun, ada juga terdapat bentuk kecuali, yaitu perulangan penuh yang terja^ pada md. bersuku tiga kata bilangan, seperti terlihat di bawah im. (4) Deloa duluo-duluo bongo boito! 'Bawa dua-dua (sekali bawa) kelapa itu!' Bentuk perulangan penuh itu mungkin sengaja dibuat orang untuk membedakan artinya dengan perulangan biasa md. bersuku tiga yaitu duuduluo yang mempunyai arti 'kedua-duanya.' (5) Duuduluo dilelolk) bongo boito. 'Kelapa itu dua-duanya dibawanya.' Bandingkan pula: totolu-totolu 'tiga-tiga' toto-totolu 'ketiga-tiganya' wopato-wopato 'empat-empat' wopa-wopato 'keempat-empatnya' Ada lagi perulangan yang menyimpang dari aturan umum tadi, yaitu perulangan kata yang morfem dasamya lebih dari dua suku, tetapi mengalami perulangan penuh juga seperti contoh di bawah im. (6) Toqu loqodungohee too longuatiqaa pulisi, laato teteqio-teteqio too hipotopua boito. 'Setelah mendengar orang berteriak polisi, orang yang berjudi itu masing-masing segera lari.' Pada kalimat (6) itu, kita lihat perulangan kata teteqio-teteqio dm md. teteqo lari', teteqio berarti larinya', tetapi teteqio-tete qio bukan berarti lari-larinya', melainkan 'masing-masing lari menyelamatkan dirinya'. Memang perulangan penuh md. kata kerja dengan akhiran kata ganti -lio (-io) mempunyai arti khusus 'ma sing-masing mengerjakan pekeijaan untuk dirinya sendiri tanpa peduli akan orang lain'. Contoh lain: md. aalo md. hatna md. naqo aalio-aalio 'makan sendiri-sendiri' hamalio-hamalio 'mengambil sendiri-sendiri' naqolio-naqolio 'pergi sendiri-sendiri'. Kata *aalio, *hamalio, *naqolio tak pemah dipakai berdiri sendiri sebagai sebuah bentuk bebas. 4.2 PERULANGAN SEBAGIAN Perulangan sebagian terjadi baik pada md. bersuku dua maupun yang bersuku lebih dari dua. Pada kalimat (2) kita lihat kata ulang lodudunggaaya dari md. dungga dan mototaqoa dari md. taqo. Perulangan pertama mengandung arti 'saling' dan perulangan kedua mengandung pengertian 'biasa melakukan pekeijaan yang disebut- 88

102 kan oleh morfem dasar itu'. Bentukan seperti uii akan kita bicarakan nanti. Pada contoh di bawah ini kita lihat perulangan yang berfungsi membendakan kata kerja. md. hama (mohama 'mengambil') huhama 'pendapat. md. daha (modaha 'menjaga') dudaha 'penjaga' delo (modelo 'membawa') dudelo 'bawaan' detu (modetu'menjahit) dudetu 'jarum (penjahit)' hutu (mohutu 'membuat') huhutu 'perbuatan' dutu (modutu 'membayar mas kawin', mopodutu 'meletakkan') dudutu 'letak' Pada contoh-contoh di atas, tampak bahwa suku awal morfem dasar yang berulang selalu menjadi suku terbuka dengan vokal /u/. Pada umumnya memang seperti itu, namun kadang-kadang suku awal terbuka bunyi /a/ berubah menjadi /oj, seperti pada: md. pati (momati 'memacul') popati 'pacul' pate (mate 'mati') popate 'waktu bulan mati' Dibandingkan dengan bentukan pertama, maka frekuensi ben tukan kedua ini tidak besar. Di samping itu, pada umumnya mor fem dasar dengan suku awal terbuka bunyi /i/ tidak mengalami perubahan, seperti contoh berikut: md. hile (mobile 'minta') hihile 'permintaan' dihu (modihu 'memegang') didihu 'pegangan' (misalnya suatu kepercayaan). Morfem dasar bersuku tiga atau lebih pada umumnya hanya mengalami perulangan sebagian, kecuali bentuk-bentuk yang sudah disinggung di depan seperti yang dicontohkan pada kalimat (4) dan (6). Perulangan sebagian morfem dasar dalam EG dapat dibedakan menjadi dua macam: 0. suku awal yang berulang, b. suku tengah yang berulang PERULANGAN SUKU AWAL (7) Hodutiggaaqu mota donggo bala-balato tie. "Kudapati dia masih berbaring.' (8) Tel Uuti maa tete-teteqo. 'Si Buyung sudah (dapat) berlari-lari.' Pada contoh di atas, kita lihat perulangan md. batata dan teteqo. Yang berulang ialah dua suku awal morfem dasar. Sesuatu yang agak menarik perhatian dalam BG ialah bahwa perulangan suku-suku awal itu tidak hanya berlaku pada morfem dasar seperti terlihat pada contoh di atas, melainkan berlaku juga untuk awalan. 89

103 Bahkan awalan yang bersisipan pun dapat mengalami perulangan, suatu yang tidak kita jumpai dalam BL (9) Maa tonggo-tonggonaqo ti mongolio, laato poqaalalo! 'Sudah akan pergi mereka semua, berilah makan segera!' (10) He mopo-mopobibi lo boqolio tio. 'Dia memperaga-peragakan bajunya.' Pada kalimat (9) kita lihat perulangan awalan tonggo-. Kata bentukan tonggonaqo diulang menjadi tonggo-tonggonaqo dan fungsi perulangan di sini ialah mengintensifkan arti leksikal yang terkandung dalam kata bentukan itu. Demikian juga pada kalimat (10) kata mopobibi dari md. bibi mendapat awalan mopo- menjadi mopobibi 'memperagakan', lalu kata ini mengalami perulangan menjadi mopo-mopobibi 'memperaga-peragakan'. Fungsi perulangannya sama dengan pada kata tonggo-tonggonaqo. Ada juga perulangan yang mengalami penggandaan vokal pada suku pertama morfem dasar, seperti md. bisala menjadi biibiisalawa 'bercakap-cakap. Perulangan seperti ini mengandung pengertian 'saling' atau 'berbalasan'. (11) Lapataqo maa biibiisalawa ti mongolio to biihu butaqio boito. "Kemudian bercakap-cakaplah (= berundinglah) mereka di tepi sungai itu.' (12) Maa aqaantinga ti mongolio, lapataqo maa puupuuayoa. Saling menghardiklah mereka, kemudian mereka saling memaki.' Pembentukan md. kata kerja bersuku tiga atau lebih menjadi ka ta benda dengan jalan perulangan prosesnya sama dengan yang terjadi pada md. bersuku dua, seperti yang sudah diterangkan di depan. Contohnya: md. hebilo mohebilo 'mengungkit' (kk.) huhebilo 'pengungkit'(kb.) md. huntingo mohuntingo 'menggunting'(kk.) huhuntingo 'gunting'(kb.) md. heidu moheidu 'menyisir'(kk.) huheidu 'sisir'(kb.) md. padeqo momadeqo 'membajak'(kk.) popadeqo 'bajak, luku' (kb.) Di samping bentuk perulangan seperti contoh di atas ini ada ju ga bentuk perulangan-sebagian md. kata keija bersuku lebih dari dua yang sekaligus mendapat akhiran -a. Jadi, reduplikasi suku awal terjadi sekaligus dengan pengimbuhan akhiran -a pada mor fem dasar itu. K.edua bentukan itu memperlihatkan adanya per- 90

104 bedaan arti leksikal. Jika perulangan seperti di atas memberikan pengertian 'alat' (huhuntingo 'alat untuk menggunting!), maka peiulangan-sebagian suku awal morfem dasar yang diikuti oleh akhiran -a memberikan pengertian 'tempat' seperti terlihat pada contoh berikut. md. balato md. huloqo md. hutaqo motibalato 'berbaring' bubalata 'pembaringan' motihuloqo 'duduk' huhuloqa 'tempat duduk' motihutaqo 'berinjak, berpijak' huhutaqa 'tempat berinjak' PERULANGAN SUKU TENGAH Bentuk perulangan lodudunggaaya dan mototaqoa pada kalimat (2) memperlihatkan contoh perulangan tengah kata; md. dungga diberi awalan lo- dan akhiran -<1, lalu mengalami perulangan; modudunggaaya berarti 'bertemu' (hit.) dan lodudunggaaya (pr.ter.). Kata ulang mototaqoa dari md. taqo, diberi simulfiks mo-/-a, lalu mengalami perulangan menjadi mototaqoa 'biasa mencuri'; taa mototaqoa 'orang yang biasa mencuri' atau 'pencuri'. Jika awalan dan akhiran kita keluarkan dari kedua kata bentukan itu, maka bagian yang tinggal ialah dudunggaa dan totaqo. Ke dua bentukan ini tidak pemah dipakai dan tak ada artinya. Dari md. lihu, yimbulo, alupo, dibentuk kata ulang: molilihua, mohihimbuloa, mongongalupa, tetapi dari morfem-morfem dasar itu tak ada bentukan: *lilihu, *hihimbulo, *ngongalupo, seperti juga kata totaqo tadi. Berdasarkan keterangan itu, penulis berkesimpulan bahwa bentukan perulangan seperti itu adalah perulangan tengah kata. md. lihu molihu 'mandi. molilihua 'biasa mandi' polilihua 'tempat mandi' md. wuludu momuludu 'meniti' momumulude 'biasa meniti' md. yili pomumulude 'titian' mongili 'berkada hajat' mongingilia 'biasa berak-berak' pongingilia 'tempat berkada hajat; jamban' Ada yang perlu diperhatikan pada bentukan-bentukan yang baru saja dibicarakan di atas, yaitu dalam tuturan, dua suku tengah yang berulang itu terdengar seolah-olah terdiri atas dua konsonan kembar saja, karena vok^ pertama diucapkan sangat lemah, atau karena cepatnya ucapan hampir-hampir tak terdengar. Jadi: molili- 91

105 hua terdengar mollihua, polilihua terdengar pollihua, dan sebagainya. Ada juga bentuk perulangan seperti di atas (dengan awalan po-), tetapi diikuti oleh akhiran kata ganti dengan arti gramatikal yang lain, yaitu yang menyatakan 'cara' seperti: pobibisalalio (pobbisalalio) 'caranya berbicara' pononaqolio (ponnaqolio) 'caranya berjalan' pomimilohio (pommilohio) 'caranya memandang' 4.23 PERULANGAN SEBAGIAN DENGAN SKIPAN Sudah kita bicarakan beberapa kemungkinan bentuk kata ulang dengan awalan dan akhiran. Dalam BG.pemakaian sisipan terutama sisipan -il- sangat besar frekuensinya, dan kata-kata bentukan de. ngan sisipan pun dapat pula mengalami perulangan. (13) Maa hila-hilamalio ngoqaaqamila baarangiqu. 'Sudah diambil-ambilnya semua barangku' md. hama beroleh sisipan -il- menjadi hilama, beroleh akhir an -Ho menjadi hilamalio 'diambilnya', diulang menjadi hila-hilamalio menyatakan intensitas. (14) Pilo-pilomaqilio tootoonulolaa u hi dutua to talulio. 'Dilempax-lemparkannya apa saja yang terletak di ihukanya.' md. paqi, diberi imbuhan po- dan -Ho menjadi pomaqi- Ho (fut.), diberi sisipan -il- menjadi pilomaqilio 'dilemparkarmya' (pr.ter.), diulang menjadi pilo-pilomaqilio menyatakan intensitas. (15) He tumo-tumomboto buurungi boito, diila owaqupalio. 'Terbang-terbang saja burung itu, tak dapat ditangkapnya.' md. tomboto, beroleh sisipan -um- menjadi tumomboto 'terbang' (fut.), mengalami perulangan untuk menyatakan intensitas; he tumomboto (he menyatakan praesens). 4.3 FUNGSI PERULANGAN DALAM BG Fungsi perulangan kata dal^m BG yang bermorfem dasar kata kerja dapat dibeda-bedakan sebagai berikut: a. Untuk menyatakan aspek duratif (16) Doilio bo tahu-tahu diila potalilio woloo-wolo. 'Uangnya disimpan-simpaimya saja tidak dibelikannya apa-apa.' (17) Maa niiniiati olio u mohaji to taaunu talu-talu mai. 'Sudah temiat kepadanya akan naik haji tahun depan.' (18) Ante-antelio, huqalimolio wau alumbenetilio pohu-pohuloqaa to gadea. 92

106 'Antirig-antingnya, cincinnya, dan penitinya ada dalam gadaian di rumah gadai.' b. Untuk menyatakan aspek frekuentatif (19) Karajaalio bo he mohe-mohequpaa ta hipotopua. 'Keqanya hanyalah menangkapi orang-orang yang bermain judi.' (20) He moqile-qile tio modungohee nasiihati li kaali boito. 'Mengangguk-angguk (tanda mengerti) dia mendengar nasihat kadi itu.' (21) Diila he paqi-paqiamu apula modengetaa boito! 'Jangan kaulempar-lempari anjing penggigit itu!' c. Untuk menyatakan aspek timbal-balik (22) Loqaqaantinga ti mongolio, lapataqo maa lopuupuuayoa. 'Mereka hardik-menghardik, sesudah itu saling memaki. (23) Wolo u he polooloohuma li mongolio to modiqoloma boi to? 'Apakah yang saling dibisikkan mereka di dalam gelap itu?' (24) Amu didu mobiibiilohe tio, mongaku loqu kaya. 'Dia tak mau lagi tenggang-menenggang, mentang-mentang sudah kaya.' d. Untuk menyatakan intensitas (25) Pilo-pilomaqilio ngoqaaqamila u hi dutua to tililio. 'Dilempar-lemparkannya semua yang terletak di dekatnya.' (26) Diila he pohi-pohimbulo yiqo, mowali oingoa lo tau. 'Janganlah engkau sering berdusta, marah orang nanti kepadamu.' (27) Poqodaha modiambango, bolo mei-meihuluto ti mongoli. 'Hati-hati melangkah, kalau-kalau pada tergelincir kalian.' e. Perulangan yang berfungsi membendakan kata kerja, mengandung pengertian yang menyatakan: alat: dudetu 'jarum' huheidu 'sisir' popati 'pacul' totobuqo 'tombak' basil: buhutu'perbuatan' huhama 'pendapat' dudelo 'bawaan' hihile 'permintaan' tempat: huhuloqa 'tempat duduk' bubalata 'tempat berbaring' polilihua 'tempat mandi' 93

107 cara: pobibisalalio 'caranya berbicara' pomimilohio 'caranya memandang' podidihulio 'caranya memegang' 4.4 PENGERTIAN JUMLAH DALAM PERUIANGAN BG Sebagian kata ulang dalam BG mengandung pengertian 'jumlah', yaitu menyatakan subyek atau obyek tunggal ataupun jamak. Pada bentuk perulangan seperti bala-balato, hulo-huloqo, tihutihulo, dinyatakan bahwa pelaku (subyek) tunggal. Bentuk ini tak boleh dipakai jika pelaku jamak, sebab untuk menyatakan pengertian jamak ada bentuk lain, bukan bentuk perulangan. Jadi, di sini tampak adanya concord (agreement)]ohn Lyons, 1969^: 239) antara subyek dan predikat dalam pengertian jumlah. Contoh pemakaiannya dalam kalimat: (28) Ti paapa hulo-huloqaa to kadera. 'Ayah sedang duduk di kursi.' (29) Ti mongolio hi huloqa to kadera. 'Mereka sedang duduk di kursi.' Menurut contoh di atas tampak, bahwa perulangan morfem dasar menyatakan pengertian tunggal dan menyatakan aspek progresif (proses sedang berlangsung), sedang bentuk jamalmya dalam aspek yang sama dinyatakan oleh md. kata kerja berakhiran -a ytmg didahului oleh morfem hi. Bandingkan contoh di bawah ini: tunggal jamak hulo-huloqo hi huloqa 'sedang duduk' bala-balato hi balata 'sedang berbaring' tihu-tihulo hi tihula 'sedang berdiri' Bentuk perulangan dengan pengulangan awalan seperti peqipeqihamalio 'disuruhnya ambil', poti-potibalatalio 'akan ditiduripota-potalilio, 'akan dijualnya', mengandung pengertian bahwa obyek banyak, karena kerja yang dinyatakan oleh bentuk perulangan seperti itu mestilah dilakukan berulang-ulang. Di sini obyek jamak itu tidak perlu selalu harus disebutkan secara eksplisit sebab pengertian jamaknya terkandung pada bentukan kata kerja itu. Dapat dibandingkan dengan bentuk ber-an dalam BI: beterbangan, berlarian, bertidur-tiduran, yang selalu menyatakan pengertian jamak, walaupun pelaku pekerjaan itu tidak dinyatakan secara eksplisit banyak. 94

108 BAB V MORFEM PENUNJUK ARAH Meninjau kata keija BG dari segi morfologinya saja, yaitu dari segi pengimbuhan dan perulangan, tidaklah cukup. Dalam BG masih ada aspck lain yang melingkupi kata kerja, yang tak kurang pentingnya dibandingkan dengan penderivasian, yaitu aspek penunjukan arah. Aspek penunjukan arah ini dinyatakan secara eksplisit oleh beberapa morfem tertentu yang dalam hubungannya dengan kata kerja merupakan morfem terikat sintaktis (syntactically bound morpheme). ^ Ada empat buah morfem penunjuk arah dalam BG yaitu mai, maqo, mota, mola. Keempat-empatnya mempunyai f^ungsi yang sama; karena itu yang satu tak dapat dipisahkan dari yang Iain. J.Breukink^ menggolongkan morfem mai ke dalam awalan, jadi menganggapnya sebagai morfem terikat morfologis (morphologically bound morpheme). Pada contoh yang akan dikemukakan nanti akan tampak, bahwa mai bukanlah awalan. Seba gai sudah dikatakan tadi, keempat buah morfem itu mempunyai sifat dan fungsi yang sama. Jadi, jikalau mai digolongkan ke dalam awalan,maka maqo-,mota-, mola-, hams juga dimasukkan ke dalam golongan awalan.'namun, hal ini tidak dilakukan oleh Breukink. 5.1 FUNGSI DAN POSISI MORFEM PENUNJUK ARAH Keempat buah morfem tersebut dapat kita bagi atas dua golon^n. Pertama: mai yang menunjukkan arah menuju kepada si pembicara, dan kedua: maqo, mota, mola, yang menunjukkan arah menjauh dari si pembicara. Pada morfem maqo terkandung pengertian jarak yang agak dekat dari si pembicara ke arah samping, mota ke arah yang agak jauh dan mola ke arah yang lebih jauh dari si pem bicara. Posisi keempat morfem itu dapat mendahului dan dapat juga mengikuti kata keija. Mendahului kata keija, mai dapat diterjemahkan dengan 'datang', sedangkan maqo, mota, mola diterjemahkan dengan 'pergi'. Mengikuti kata kerja, mai dapat diterjemahkan dengan 'ke sini' atau 'ke mari', sedangkan maqo, mota, mola de- 95

109 ngan Ice sana'; namun, kadang-kadang tak perlu dinyatakan secara eksplisit pengertian ke sana dan ke sini itu, seperti akan nyata pada contoh yang akan diberikan. Berdasarkan hal itu, penulis berpendapat bahwa morfem penunjuk arah itu tidak dapat digolongkan ke dalam awalan atau akhiran Ḃerbicara mengenai hubungan morfem-morfem penunjuk arah ini dengan kata keija kita sebenamya telah memasuki bidang sintaksis, yang tidak termasuk bidang garapan tulisan ini, tetapi sebagai sudah penulis katakan tadi, peranan morfem-morfem tersebut terhadap kata kerja sangat pen ting sehingga deskripsi kata kerja BG kurang sempuma tanpa menyinggung juga peranan morfemmorfem itu. Contoh: mai: mai motali buku 'datang membeli buku' mai moloduo olanto 'datang mengundang Anda' mai popohabaria olaqu 'datang(lah) kabarkan kepadaku' motali mai buku akan membeli buku' (bila ke sini nanti) polelea mai olaqu 'katakan kepadaku' popohabaria mai olaqu 'kabarkan kepadaku' maqo: maqo motali buku 'pergi membeli buku' maqo moloduo olanto 'pergi mengundang Anda' maqo polelea olio 'pergi beritahukan kepadanya' motali maqo buku 'akan membeli buku' (jika ke situ nanti) polelea maqo olio 'beritahukan kepadanya' popohabaria maqo olio 'kabarkan kepadanya' Bila morfem maqo dalam kalimat-kalimat di atas diganti dengan mota atau mola, maka terjemahannya sama saja. Perbedaannya hanya terletak pada jarak dan arah yang dinyatakan oleh morfem itu masing-masing. Pemakai BG tidak akan salah memuih mana mor fem penunjuk arah yang harus dipakainya sesuai dengan situasi jarak yang dimaksud dalam pembicaraan. Karena interferensi pemakaian morfem arah dalam bahasa ibunya, tidak jarang pemakai BG mempergunakan kata ke sini atau ke Sana dalam kalimat BI, yang sebenarnya dalam BI sendiri tidak perlu dipakai. Misalnya: Tutup ke maripintu itu! atau Tutup ke Sana pintu itu! Kalimat di atas ini sebenarnya kalimat menurut struktiu* BG de ngan kata-kata BI sebab kalimat-kalimat itu merupakan terjemahan kalimat BG kata demi kata: Hequti mai pintu boito! 96

110 Hequti mota pintu boito! Dalam BG, situasi yang dinyatakan oleh kedua kalimat itu berbeda. Hequti mat pintu boito! dipakai dalam situasi: a. Orang yang disuruh menu tup kan pintu itu sedang berjalan ke arah si pembicara (orang yang menyuruh), b. Daun pintu terbuka ke arah luar (dilihat dari tempat si pemberi perint^); jadi, harus ditutupkan ke arah dalam (ke arah si pem beri perintah itu). Kalimat kedua: Hequti mota pintu boito! mempunyai pengertian situasi yang sebaliknya dari pengertian pada kalimat pertama (dengan morfem mai itu). Dalam BI, dapat dikatakan dengan beberapa cara, tetapi tak harus memakai kata ke mari atau ke sana. Tutup pintu itu! atau: Tutupkan pintu itu! atau: Tolong tutupkan pintu itu! atau: Coba tutup(kan) pintu itu! Demikian juga kalimat BI seperti di bawah ini, biasa kita dengar diucapkan oleh orang Gorontalo. Beli kemari buku itu! Rebus kemari untukku pisang itu! Larang ke sana dia! Marah ke sana dia! Di kalangan orang Gorontalo sendiri, kalimat seperti di atas ini tidak terasa kejanggalannya sebab kalimat-kalimat itu adalah terjemahan kalimat BG: Talia mai buku boito! Lehea mai olaqu Iambi boito! Dinia mota tio! Enteli mota tio! Dalam contoh kalimat BG yang berikut, akan jelas bahwa pemakaian morfem-morfem penunjuk arah itu sangat perlu untuk menentukan arah yang tepat dan posisi si pembicara dengan orang yang dibicarakan. (1) Toqu tio maa moonaqo, donggo lolele mai olaqu tio. (2) Toqu tio maa moonaqo, donggo lolele maqo olaqu tio. (3) Toqu tio maa moonaqo, donggo lolele mota olaqu tio. Arti ^sar yang terkandung dalam ketiga kalimat di atas sama saja, yaitu: "Ketika dia akan pergi (berangkat), dia memberitahukan dahulu kepergiannya itu kepadaku.' Namun, posisi si aku (yang bercerita) dan si dia (orang yang diceritakan) dalam ketiga l^imat itu tidak sama. Kalimat (1): A (yang bercerita) berada di X. Sebelum si D (yang diceritakan) pergi ke Y, dia masih memberitahukan 97

111 kepergiannya itu kepada si A di X, misalnya dengan mengirimkan pesan atau surat. Kalimat (2): Sebelum si D pergi, dia masih sempat mampir di tempat si A di X, untuk memberitahukan kepergiannya itu. Kalimat (3): A tinggal di X, tetapi ketika dia bercerita itu, dia berada di Z. Kata A, ketika D berangkat, dia (si D itu) masih sempat memberitahukan kepergiannya itu ke pada si A, yang ketika itu ada di X. Jadi, hanya pada kalimat (2) diungkapkan si D bertemu dengan si A; pada kalimat (1) dan (3) mereka tidak bertemu. Di sini kita lihat betapa sepatah morfem penunjuk arah itu dapat menggambarkan situasi dan posisi secara tepat. Di antara keempat morfem itu hanya mai yang dapat dipakai sebagai bentuk bebas, juga dapat diberi akhiran -lo, seperti tampak pada contoh di bawah ini. Mai / Uuti! 'Ke sini, Nak! Kemari, Nak!' Nte mailo / Uuti! 'Coba ke sinilah Nak!' 'Ayuh, kemarilah, Nak! 5.2 BENTUK KONTRAKSI MAI DAN MAQO Perhatikan bentuk frase-frase di bawah ini: (1) naqo mota naqo mai 'beijalan ke sana kemari' hile mota hile mai 'minta-minta ke mana-mana' tunu maqo tunu tnai 'menunjuk-nuiyuk ke sana kemari!' (2) teteqaa mota teteqai 'lari ke sana kemari' huloqaa mota huloqai 'duduk berpindah-pindah' balataa mota balatai 'berbaring berpindah-pindah' (3) teteqaqo teteqai 'lari ke sana kemari' huloqaqo huloqai 'duduk berpindah-pindah' balataqo balatai 'berbaring berpindah-pindah' Kata keqa pada frase-frase (1) semuanya terdiri atas morfem dasar bersuku dua. Baik maqo atau mai tidak boleh mengaleuni kontraksi seperti pada kelompok frase (2) dan (3). Pada kelompok (2) kita lihat hanya suku frase kedua yang tnengalami kontraksi: teteqai, huloqai, balatai, dari teteqo mai, huloqo mai, balato mai. Pada kelompok (3) baik suku frase pertama maupun suku kedua mengalami kontraksi: teteqaqo teteqai dari teteqo maqo teteqo mai, dan sebagainya. Yang perlu diperhatikan di sini ialah bahwa bentuk lengkapnya seperti teteqo maqo dan teteqo mai tidak pernah dipakai. Kesimpulan yang diambil penulis adalzih: a. jumlah suku kata memainkan peranan dalam pembentukan kata-kata BG. Karena itu, bentuk pada kelompok (1) sama saja dengan bentuk 98

112 pada kelompok (2) dan (3). Perbedaannya ialah bahwa pada kelompok (2) dan (3) kontraksi terjadi karena md. kata kerjanya bersuku tiga; b. arti yang dinyatakan oleh bentukan lengkap dengan bentukan kontraksi sama saja. 5.3 PERBANDINGAN BG DENGAN BAHASA SAMOA Dalam bahasa Samoa (BSm), terdapat dua buah morfem penunjuk arah yaitu mai dan atu. Oleh Marsack ^, morfem-morfem itu dinamainya directive particles. Dikatakannya bahwa atu menunjukkan arah menjauh dari si pembicara, sedangkan mai menuju kepada si pembicara. Contoh yang diberikannya fa'atau atu 'menjual' dan 'fa'atau mai 'membeli'. Jadi, nyata bahwa fa'atau belum memberikan arti leksikal tertentu. Apakah artinya 'menjual' atau 'membeli' baru jelas apabila kata itu sudah diikuti oleh salah satu dari morfem penunjuk arah itu. Dalam BSm, directive particles sangat besar peranannya dalam menentukan arti leksikal suatu kata. Contoh pemakaian morfem arah dalam kalimat BSm: Pe e te fa^alogo mai 'Apakah Anda mendengarkan saya?' loe, ou te fa'aloqo atu. 'Ya, saya mendengarkan Anda.' Dikatakan pula oleh Marsack: "The use of the verb fa'alogo without directive particle in each case would in Samoa be incor rect." Contoh lain: Tali mai! 'Jawablah!' Ou te fai atu ia te outou. 'Kukatakan itu kepadamu.' O loo afio mai te oe lou Tupu. 'Baginda telah datang.' ^ Dalam BG: motali 'membeli', mopotali 'menjual' motali mai 'akan membeli' (jika ke sini nanti) motali mota 'akan membeli' (jika ke sana nanti) Dungohi mai waqu! 'Dengarkan aku!' Dungohequ yiqo. 'Akan kudengarkan engkau.' Berdasarkan contoh yang diberikan di atas dapat kita ambil kesimpulan sebagai berikut: Baik dalam BG maupun dalam BSm terdapat morfem penunjuk arah, namun penggunaannya tidak sama benar. Arti leksikal sepatah kata dalam BSm baru pasti bila diikuti oleh morfem arah (di rective particle) itu, dalam BG tidak demikian. Dalam BSm morfem penunjuk arah yang menunjukkan arah menjauh dari si pembicara hanya sebuah (atu), dalam BG ada tiga buah (maqo, mota, mola). 99

113 CATATAN: ^ Istilah ini dipakai oleh T-W-KamU dalam kuliah linguistik. Semua jenis imbuhan termasuk morfem terikat morfologis dan morfem yang selalu muncul dalam ikatan frase atau kalimat disebutnya morfem ikat sintaktis, misalnya balau dalam frase kacau balau, atau telah dalam telah makan, telah tidur, dan sebagainya. ^ J. Breukink, Bijdragen tot eene Gorontalo'sche Spraakkunst, M. Nijhoff, s-gravenhage, 1906, halaman 45 ^ C.C.Marsack, Teach Yourself Samoan, tanpa tahun. The Englisch University Press Ltd., London E.C.L, halaman 73. ^ Ketiga buah kalimat contoh di atas diberikan oleh J.C.Anceaux. 100

114 taluhee pilobalanga li Wuni-wunia tulidu.ti mongolio maa lohuheli to biihu taluhee boito to meembehu u hi bisalawa. Toqu taa ngota li mongolio maqo lohama taluhee to butaqio boito, iloontongalio mola to delomo lilo tuwau puusili ngota hulohuloqaa to titaato ayu ngobungo to delomo taluhee boito. Ooqoditolio taqua li mongolio maa loolaqo maqo lopoqota^ to taa olongia u ti mongolio tunggulo dulahee boito diipo loqotapu^^ buqulu. Bo ti mongolio daadaata boito maa maqo loqodungga^^ butaqio ngoongo. To delomo lilo tuwau to butaqio boito ti mongolio maqo loqodungga wau loqoonto puusili ngota luntuluntu to ayu de delomo lilo boito. Ti mongolio moohe wau diila otaawa li mongolio woloolo mohama oli puusili boito. Ti puusili boito laba-labalo molamahu. Maa dilaata taa he peqidulopalio, debo diila modudunggaaya woli puusili boito. Ooqoditolio toqu ti olongia maa loqodungoheqo habari boito maa loolaqo tio wolo taqua lo taa mongongalupa boito. Toqu leidungga mola ti olongia ode taambati boito, maa maqo bililohelio lohihilao ti puusili boito wau maa iloontongalio mola banali, banali tutu ti puusili boito maito to delomo taluhee boito. Ooqoditolio maa didu lomiikiri taa olongia, maa lohinggi makutalio wau tilinulopio^^ ti puusili boito to delomo lilo boito. Poqo-poqodaata taa olangia he motinulopo,^ bo debo diaalu ti puusili odunggaalio.*^ Toqu maa loongolo tio maa loloqia mai tumbihe bilango to tjduhee boito; "Nggaya-ngpiya nggili-nggili dulopa yinti-yintili." Ooqoditolio maa iludaqa pooli hilaalio lo taa olongia, toqu loqodungoheqo loqia lo tumbihee boito. Wau maa he dulopolio pool! yinti-yintilj tohipu loqu pooli maa yiloongolaa taa olongia yiyamua, debo diaalu motapulio^ ti puusili boito. Taa olongia maa lotihuloqo wau maa wunu-wunulaa tutuwau. Maa loqi-loqia delomo hilaalio: "Opi-opiohelio waqu didu mohualingo bele, wonu diila motapuqu ti puusili tii." Toqu tio piki-pikiirangi ooqodito boito, de bolo maa loloqia mai pooli tumbihe laqi to taluhee boito: "Nggili-nggili nggaya-nggaya, dulopa yinti-yintili, dulopa tingga-tinggaya!" Toqu maa loqodungoheqo suala lo tumbihee boito, taa olongia maa lotibiadulo^^ mola to taluhee boito. Ooqoditolio maa iloonto ngalio mola ti puusili taa he dulopolio to delomo taluhee boito, tutuulio maqo tutu diila to delomo taluhu, bo mola hulo-huloqaa 103

115 to wohuto ayu to biihu taluhee boito. Tutuulio tutu bo wolilu li puusili u to delomo taluhee boito. Toqu taa olongia muli yilumantungai ^ bolo ngobotu-ngobotu yilaolio to meembehu tio he moloqia: "Ha..! Ha..! Ha..! Oh..! Oh..! Hi..! Hi..! Hi..! Ngo.. peqe...yilate...waqu.. Jie meimolo.. dulopaa.. olemu. Wau yiqo bo luntu-iuntu to ayu. Hayo, hamaa mai li mongoli olaqu ti puusili to wohuto ayu botii mola!" Ooqoditolio maa lohuuhuumbutalo^^ mola taa daadaata boito, tilunggulaa mola loqu ilohuloqa li puusili. Ti puusili diila mohuto molaahei, delo de mojaanjia wolo taa olongia. Bolo ualo taa olongia maqo: "Tootoonulolaa hihilemu tolimooqu, asali yiqo molaahei. Woloo-wolo hihilemu boito? Dungohequ masaa tia." Bolo uali Mohulintoli maqo: "Diila daadaata hihile lo watotia. Tuweulio maqo, waatia dida molaahei wonu diila mowali u bua loqu lipu. Oluolio, watotia diila molaahei, wonu ti Wuni-wunia didiqu diila mohualingai mowali tau, toqu tio maa lowali tulidee boito. Wau otoliilio maqo, wonu donggo mohualingai mowali tau didiqu ti Wuni-wunia, tio mowali ganti lo taa olongia moomoolilio, toqu diduulu taa olongia. Ooqoditolio, taa olongia wau ulipu maa lololimo hihile li puusili Mohulintoli. Ooqoditolio ti Mohulintoli maa lolaahei to tuqade tau daadaata boito wau maa pilodatuio lo taa olongia, wau maa poti-potihunggu ode yilaidia lo taa olongia. Toqu maa yileidungga maqo ode yilaidia, taa olongia maa leqipotihunggu wopatopulu hui, karana maa modile^^ oli Mohulintoli. Dabo ti Mohulintoli diipo mololimo u tio dilee lo taa olongia, wonu dipoolu ti Wuni-wunia mohualingai, karana bo ti Wuniwunia taa mai mongohi walilio. Ooqoditolio taa olongia maa longambu^^ ulipu taqa-taqa, hulubaalangi-hulubaalangi. Taa olongia maa lohde pikiirangi olo taa daadaata, wonu woloolo akali to meembehu u mopowualingafi^ oli Wuni-wunia tulidu mowali ti Wuni-wunia didi li Mohulintoli. Ti Wuni-wunia tulidu maasa hotia maqo to delomo liango tulidu to ngotuali lo butaqio. Leituwau mota^^ loqia lo taa daadaata, taa olongia alihu meqiyinulaa pitu lo bolinggo. Ooqoditolio toqu maa yiloluo yinulaa pitu lo bolinggo, maa pileqidelolio lo taa olongia ode biihu huango tulidee boito. Ooqodito taa, yinulo boito maa he peqipoloohio^ mola to huangaa boito. Bolinggo ointalio, oluolio, otolulio, bo tulidee kekeeqingo u hi poluala^^ mai. Ooqodito pooli, maa bolinggo oopatio, olimolio, oolomio rnaa pilomuhutio mola. De uito maa yuumualai tulidee biibiintolo yilalota hulawa. 104

116 Bolo uali Mohnlintoli maqo: "Maa taataa botielo tulidee u Wuni-wunia didiqu. Wau maa hilama li Mohulintoli bolinggo u oopitulio wau maa pilomuhutio oli Wuni-wunia tulidu, wau maa loqo-loqia maqo ti Mohulintoli: "Wuni-wunia didiqu pohualingolo^ mai ode olaqu yiqo taa mowali waliqu modile wolo olongiaqu." Ooqodito taa: Bo ngoqinta lo mato maa tilimihelo^^ hapato tulidu ala-alapo lowali tau mopatato. Toqu ti Wuni-wunia maa lohualingai lowali tau, maa mai iloqode^^ li Mohulintoli tio, wau maa hiihiiyonga ti mongolio duulota. Lapataqo ti Wuni-wunia maa lodati-dati wolo taa daadaata. Lapataqo maa loloqia pooli taa olongia: "Taito ulipu botia, mailo ode yilaidia, wolo didiqu Wuni-wunia, mopotuwau^^ loloqia." Toqu maa leidungga ode yilaidia, ulipu maa losadia, maa monika^ taa olangia, woli Mohulintoli botia, odulahe ohuia, tau hipotidia. Toqu maa yilapataqo lonika, loloqia pooli taa olongia to taa daadaata, to ulipu donggo to yilaidia: "Ulipu donggo to yilaidia, to delomo lipu botia, wonu mate^^ olongia, gantilio didiqu Wuni-wunia." Maasa odeehe lo maasa taa olongia liiihiiala woli Mohulintoli diila loqotapu walaqo. Toqu taa olongia maa yilate^^ maqo, yi ti Wunia-wunia taa maa lowali olongia to lipu boito. Informan: A. Buata Pensiunan guru SMP 105

117 Terjemahan: DONGENG SI MOHUUNTOLI Adalah dua orang bersaudara. Tidak lagi beribu dan berbapak. Yang wanita namanya Mohulintoli dan yang laki-laki namanya Wuni-wunia. Mohulintoli yang sulung dan Wunia-wunia yang bungsu. Si Mohulintoli sangat cantik, demikian juga si Wuni-wunia yang laki-laki sangat tampan, seperti juga si Mohulintoli. Si Mohulintoli kerjanya senantiasa hanya menenun. Dan si Wu ni-wunia keijanya hanya menyuruh orang berburu rusa. Karena tampan dan suka berburu, banyaklah gadis yang tertarik (suka) kepada Wuni-wunia sehingga mereka mengundangnya makan. Demikianlah maka gadis-gadis itu menjadi saling cemburu dan bersaingan mengundang makan Wuni-wunia dengan makanan yang enak-enak. Seorang di antara gadis-gadis itu memberi makan Wuniwunia dengan daging ular. Selesai makan, Wuni-wunia mulai berubah rupa menjadi uljir. Karena itu berjalanlah dia mendapatkan Mohulintoli yang sedang menenun dan di sana mensuigislah dia sambil berkata, Kakak Mohulintoli aku sudah akan menjadi aku sudah akan berganti rupa menjadi ular mengembung perutnya memukul kepdanya menepis ekornya Ketika mendengar perkataan si Wuni-wunia, Mohulintoli juga lalu menangis, tetapi sambil terus saja menenun. Maka pergilah si Wuni-wunia. Berkatalah Mohulintoli. Nantikan aku, nantikan, nantikan di hulunya nantikan di datarannya. Sampai tiga kali si Wuni-wunia bolak-balik. Demikian juga Mo hulintoli tetap menyuruh tunggu. Sambil menyuruh tunggu, Mohulintoli mempercepat tenunannya. Dia sedang menenun te- 106

118 1 I nunan emas, akan dililitkannya pada Wuni-wunia, supaya dikendinya juga saudaranya Wuni-wunia, meskipun sudah bercampur dengan ular yang banyak. Ketika sudah tiga kali Wuni-wunia pergi tenunan emas yang ditenun oleh Mohulintoli selesai sudah. Lalu Mohulintoli berteriakteriak, Wuni-wunia adikku Aku tunggu, tunggu tunggu di hulunya tunggu di datarannya Tetapi Wuni-wunia si ular terus saja merayap dan Mohulintoli terus juga mengejar. Ketika Wuni-wunia ular sudah akan terjun ke air, masih sempat Mohulintoli melilitkan ikat pinggang emas itu di pinggangnya. Ketika Mohulintoli sedang melilitkan ikat pinggang itu, dia berdiri mengangkang di atas ekor si Wuni-wunia ular. Seperti kilat ekor si ular Wuni-wunia mengebas dan si Mohulintoli dicampajckannya ke atas pohon kayu, tersangkut di puncaknya. Ketika si Mohulintoli sudah berada di puncak pohon itu, tampak olehnya si Wuni-wunia ular naik dari air ke daratan. Dia dapat mengenal Wuni-wunia, karena dia memakai ikat pinggang emas. Tak jauh dari pohon yang ditempati (di sini: ditenggeri) si Mohu lintoli itu ada sebuah liang yang besar. Di tepi liang besar itu ba nyak ular besar dan kecil datang menyambut si Wuni-wunia ular. Tak lama kemudian, ular yang besar-besar itu mendahului masuk ke dalam liang itu dan disusul oleh si Wuni-wunia ular. Kemu dian barulah ular-ular kecil, yang menyusul di ekor si Wuni-wunia, masuk ke dalam liang besar itu. Setelah itu si Mohulintoli termenung-menung dan menjuigis, iba hatinya adiknya telah menjadi ular itu. Si Mohulintoli ingin kembali ke rumahnya, tetapi dia tak dapat turun dari puncak pohon itu ke tanah. Siang malam, siang malam si Mohulintoli berpikirpikir bagaimana dia dapat turun ke bawah. Raja negeri itu sangat gemar berburu rusa. Tiap-tiap hari diperganti-gantikannya isi negeri disuruhnya berburu rusa. Pada suatu hari Baginda menyuruh pula rakyatnya berburu. Ada yang menuju ke masyrik, ada yang ke magrib, ke daksina dan sebagian ke paksina. Pada suatu hari semua orang yang berburu itu bertemu di tepi air (sungai), tempat Wuni-wunia ular menyeberang. Berhentilah mereka di tepi sungai itu sambil bercakapcakap. Ketika seorang dari antara mereka pergi mengambil air di sungcd itu, tampak olehnya di dalam sebuah lubuk seorang putri sedang 107

119 duduk di puncak sepokok kayu di dalam air itu. Setelah itu pergilah pemimpin mereka memberitahukan kepada Baginda, bahwa mereka sampai hari itu belum mendapat rusa. Hanya mereka (yang banyak) itu telah menemukan sebatang anak sungai. Di dalam sebuah lubuk di sungai itu mereka menemukan dan melihat seorang putri duduk di pohon di dalam lubuk itu. Mereka takut dan tak tabu mereka bagaimana (caranya) mengambil putri itu. Putri itu sangatlah cantiknya. Telah banyak orang yang disuruh menyelaminya, namun tidak juga bertemu dengan putri itu. Setelah baginda mendengar berita itu, pergilahbeliau dengan pe mimpin perburu-perburu itu. Begitu baginda tiba di tempat itu, pergilah beliau sendiri melihat putri itu dan benar, sungguh benar, tampak olehnya ada putri itu ^ dalam air itu. Setelah itu tempa berpikir Baginda menanggalkan mahkotanya, lalu diselaminya putri yang di dalam lubuk itu. Berkali-kali dia menyelam, tetapi tidak juga dijumpainya putri itu. Ketika dia sudah merasa capek, berkatalah seekor katak betina di air itu, "Telentang-telentang miring-miring selam miring-miring." Dengan demikian menjadi besar lagi hati Baginda itu, setelah dia mendengar bicara katak itu. Lalu dia menyelam lagi miringmiring; hingga menjadi lelah lagi Baginda itu, tidak juga didapatnya puiri itu. Maka duduklah baginda termenung-menung sendiri. Berkata hatinya, "Sebaiknya aku tak usah kembali ke rumah, jika tidak kudapat puteri itu." Sedang dia berpikir-pikir demikian, tiba-tiba berkata lagi katak jantan di air itu, "Miring-miring telentang-telentang, selam miring-miring, selam telentang-telentang." Ketika mendengar suara katak itu, maka Baginda pun melemparkan badannya dalam keadaan telentang di air itu. Maka tampak olehnya putri yang diselamnya di dalam air itu, sesungguhnya tidak di dalam air, melainkan sedang duduk di puncak pohon di tepi sungai itu. Sebenarnya hanya bayang-bayang putri itu yang ada dalam air itu. Setelah Baginda timbul kembali dengan napasnya yang terengah-engah dia berkata, "Ha..! Ha...!...Ha...! Oh..! Oh..! Oh..! Hi..! Hi..! Hi.. Hampir mati.. aku... me... nyelamimu... Padahal... kau hanya duduk... duduk di.... pohon. Ayuh, ambillah oleh... kalian putri itu untukku, yang di ujung pohon itu!" 108

120 Maka orang banyak itupun sambung-menyambunglah, sehingga mencapai tempat duduk tuan putri. Putri itu tak mau turun, kecuali bila Bagindamau berjanji dahulu. Maka kata Baginda, "Apa saja permintaanmu akan kukabulkan, asal kau turun. Apa sajakah permintaanmu itu? Akan kudengarkan sekarang." Maka kata Mohulintoli, "Tak banyak permintaan hamba. Pertama: hamba tak akan turun jikalau tidak dijadikan permaisuri (di sini: wanita negara). Kedua: hamba tak akan turun jika adik hamba si Wuni-wunia tidak menjelma menjadi orang kembali sebab dia sudah menjadi ular. Dan ketiga: jikalau masih akan kemba li menjadi manusia adikku Wuni-wunia, dia akan menjadi pengganti raja di kemudian hari, jika baginda telah tiada (mangkat)." Maka Baginda dan isi negeri pun menerima permintaan putri Mohulintoli. Maka turunlah Mohulintoli melalui tangga orangbanyak itu dan dijabatlah tangannya oleh Baginda lalu diaraklah ke istsma oleh Baginda. Ketika tiba di istana, Baginda pun menyuruh mengadakan pesta empat puluh hari karena akan memperistri Mohulintoli. Tetapi Mohulintoli belum mau menerima untuk diperistri oleh Baginda, jika belum kembali adiknya si Wuni-wunia, karena hanya Wuniwunialah yang akan menjadi walinya. Maka Baginda pun mengumpulkan rakyat, hulubalang-hulubalang. Baginda meminta pendapat orang banyak, apa akal untuk mengembalikan Wuni-wunia ular menjadi Wuni-wunia adik Mohu lintoli. Si Wuni-wunia ular sekarang ini ada di dalam liang ular di seberang sungai. Didapatlah kata sepakat di antara orang banyak, supaya baginda menyuruh membuat minyak tujuh tempayan. Demikianlah ketika sudah sedia minyak tujuh tempayan, disuruh Bagindalah bawa ke tepi liang ular itu. Maka minyak itu disuruhnya tuangkan ke dalam liang itu. Tem payan pertama, kedua, ketiga, hanya ular kecil-kecil yang keluar. Sesudah itu lagi, maka isi tempayan yang keempatnya, kelimanya, keenamnya dituangkan pula. Barulah keluar ular yang berlilitkan ikat pinggang emas. Maka kata Mohulintoli, "Inilah dia ular si Wuni-wunia adikku." Maka diambil Mohulintoh tempayan yang ketujuhnya dan dituangkannya ke (badan) si Wuni-wunia ular, sambil berkata Mohulintoli, "Wuni-wunia adikku kembalilah kepadaku engkaulah yang menjadi waliku menikah dengan rajaku." 109

121 Demikian itu, Hanya dalam sckejap mata berdirilah bulu roma ular merayap mcnjadi manusia pastilah sudah. Ketika Wuni-wunia sudah menjelma kembali menjadi manusia, didekaplah dia oleh Mohulintoli dan bertangis-tangisanlah mereka berdua. Kemudian berjabattanganlah Wuni-wunia dengan orang banyak. Setelah itu bertitah pulalah Baginda, "Kalian rakyat sekalian marilah ke istana dengan adikku Wuni-wunia mempersatukan bicara." Ketika tiba di istana, bersiap-siaplah isi negeri akan mendudukkan Baginda dengan Mohulintoli siang dan malam orang menari tidi Ketika pesta nikah selesai berkatalah pula Baginda kepada orang banyak, kepada rakyat yang masih di istana: "Rakyat yang masih di istana, di dalam negeri ini jikalau mangkat Baginda adikku Wuni-wunia penggantinya". Masa berganti masa hiduplah baginda suami istri dengan (permaisurinya) Mohulintoli, tidak mendapat keturunan (putra). Ketika Baginda mangkat, maka si Wuni-wunialah yang menjadi raja di negeri itu. 110

122 CATATAN KATA-KATA KERJA molowawola, artinya 'selalu menenun' (menenun menjadi pekerjaan tetap); md. wawo beroleh simulfiks molo-/-a, akhiran -a menjadi -la ( ). meqimoloqalupa, artinya 'menyuruh orang selalu supaya berburu', dari md. alupo, beroleh simulfiks molo-ha moloqalupa, lalu diberi lagi awalan meqi-. mongongalupa, biasa diucapkan mongngalupa bentukan dengan reduplikasi tengah kata, dari bentuk bebas mongalupo 'berburu'; mpngongalupa 'bia sa berburu' (4.2.2). piloqaa, bentuk pasif pr.ter. artinya 'sudah diberi makan'; bentuk aktif futurumnya mopoqa 'memberi makan', berasal dari md. a satu-satunya kecuali dalam BG. monga 'makan' (akt.fut.), yilonga 'makan' (akt.pr.ter.), mopoqa 'memberi makan', aaloqu 'akan kumakan', ilaaqu 'sudab kumakan' (pasif pr.ter.), uqaalo 'yang dimakan, makanan'. lohiihia, bentuk pr.ter. dari mohiihia 'mengiri'. hi pohilaabota, bentuk jamak, artinya 'saling bersaing'; ben tuk tunggalnya mohilabotaa (uolo tau) 'menandingi, menyaingi' (punya orang lain); md. yilaboto. mopoqa, lopoqaalai, yilonga, lihat catatan (4) di atas. lihat catatan (4) di atas: aaloqu 'akan kuma kan' dari aalo; lopoqaalo 'telah memberi ma kan'; lopoqaalai bentuk kontraksi dari lopo qaalo mai (lihat pasal 5.2). lihat catatan (4) di atas. ill

123 loolaqo, varian dari bentuk loonaqo 'sudah pergi' bentuk pr.ter. dari moonaqo; md. naqo. '' mohewo, 'menenun' dari md. wawo diberi awalan momenjadi mohewo (lihat pasal 3.1.1). 12 hiyo-hiyongo, varian dari huyo-huyongo 'sedang menangis' (bentuk tunggal); bentuk jamaknya hi hiyonga 'sedang menangis' (mereka); md. huyongo termasuk kk. tipe -um-.; humoyongo 'menangis'. I 'I moloqia, 'berbicara', dari md. loqia; he moloqia 'se dang berbicara' (praesens); hi poloqiawa 'se dang berbicara' (bentuk jamak). 14. loqodungoheqo, dari md. dungohu; loqodungohu'da.pa.t mendengar' (akt.pr.ter.); loqodungoheqo bentuk kontraksi daripada loqodungohu maqo (lihat pasal 5.2). hilumoyongo, bentuk pr.ter. dari humoyongo (lihat catatan (12) di atas. wolati, bentuk imperatif dengan akhiran -i dari md. wolato; mohulato 'menunggu'; Wolati waqu! 'Tunggu aku!'. he mohualingai, artinya 'tiap kali kembali' (ke arah si pembicara); md. wualingo, mohualingo 'kembali', mohualingai bentuk kontraksi dengan morfem penunjuk arah mai. meqiwolato, 'menyuruh supaya ditunggu', md. wolato (li hat catatan (16) di atas). meqiwolataa, beroleh tambahan akhiran -a jadi membutuhkan keterangan; jadi frasa itu sebenarnya tidak selesai (lihat pasal mengenai kategori -a). mohiamelaa, dari mo/iiame/o 'memburu supaya segera sele sai ditambah dengan akhiran -a pembentuk transitif; md. yiamelo. popobiintololio, dari md. biintolo 'ikat pinggang dari kain'; popobiintololio 'akan dililitkannya di ping gang' (pasif fut.). uuquulaua, dari md. ulau; perulangan ditambah dengan 112

124 akhiran -a mcnyatakan 'saling'; uuquulaua 'bercampur'; mongulau 'mencampur'. wulu-wuluto, bentuk tunggal; perulangan mcnyatakan aspck progresif 'sedang meluncur'. yila-yilapito, 'terus mengejar', dari md. yi7apito; mofti/apito 'mcngejar'. titi-titidehu, mcnyatakan aspck progresif, perulangan dari md. titidehu; motitidehu 'mcnjatuhkan diri' atau 'tcrjun'. ^ ilobiintolalio, md. biintolo diberi simulfiks o-/-a lalu dibcri sisipan -il- mcnyatakan pr.tcr. artinya 'tcrpakaikan olchnya ikat pinggang itu' (lihat catatan (20) di atas). he mopobiintolaa, scharusnya di sini he mopobiintolo, jadi tidak bcrakhiran -a scbab tidak diikuti olch obyck atau kctcrangan. Bandingkan: Toqu tio he mopobiintolo boito,... "Kctika dia sedang mclilitkan (di pinggang) itu,.. Toqu tio he mopobiintolaa lo biintolo boito,... 'Kctika dia sedang mclilitkan ikat pinggang itu,.. tamba-tambangaa, dari md. tambango, kk. tipc moti-; motitambango 'mengangkang'; tamba-tambango 'sedang mengangkang' (bentuk tunggal); tamba-tambangaa to 'sedang mengangkang di...' 28- leitambe, bentuk pr.tcr. dari me/tambe'tersangkut'(li hat pasal 3.10). maa lobutulaqo, 'sudah naik ke', dari md. botulo; mobotulo 'naik'; bentuk lobotulaqo bentuk kontraksi daripada lobotulo maqo (pasal 5.2). biibiintolo, reduplikasi ini mcnyatakan 'dalam keadaan memakai', dalam BI dinyatakan dengan awalan ber-, berarti 'berikat pinggang' atau 'me makai ikat pinggang'. Contoh lain: upi-upia 'berkopiah', tala-talala haya-hayaqo 'bercelana panjang', kaba-kabaya 'memakai kebaya'. 113

125 mai lololimo, di sini berarti 'datang menyambut' (bentuk pr.ter.); md. tolimo, mo/o/imo Wnerima, me nyambut' (aktif fut.). tilumuotaa. md. tuoto, termasuk kk. tipe -urn-, tumuoto 'masuk', tilumuoto bentuk pr.ter.; fi/umuofca beroleh akhiran -a karena diikuti keterangan tempat. tilunuhe. dari md. tunuhu; molunuhe oli W. 'menyusul W.' (aktif fut.); tilunuhe li 'disusul oleh' (pasif fut.). hi tunuhe. bentuk jamak 'menyusul'; bentuk tunggalnya tunu-tunuhu 'menyusul, mengiringi'. (lihat pasal 4.21). hi tuota. sama dengan bentuk (34)'sedang masuk'. hi tuota mota ode... 'sedang masuk ke...'. huyo-huyongo,hcn\.uk bervarian dengan hiyo-hiyongo (lihat catatan (12) di atas). popobuubuulotolio, 'diperganti-gantikannya'; dari md. buloto; mobuloto 'meminjam', mopobuuloto mempergantikan. Contoh lairi: md. tuloqo; mopotuuloqo 'mempertukarkan'; popotuutuuloqolio 'dipertukartukarkannya' peqiqalupalio 'disuruhnya berburu' (lihat catatan (2)). leqiqalupo bentuk pr.ter. dari meqiqalupo 'menyuruh berburu'. lopoqota, bentuk pr.ter. dari mopoqota 'memberitahukan', dari md. ota; otaawaqu 'saya t ihu'; maa ilotaawalio 'sudah diketahuinya'. loqotapu, bentuk pr.ter. dari moqotapu 'mendapat'; diipo loqotapu buqulu 'belum mendapat ruloqodungga, tilinulopio, bentuk futurumnya moqodungga 'mendapati' dari md. dungga; meidungga leidungga 'tiba' modudunggaaya lodudunggaaya 'bertemu' ilodunggaa lo susa 'kena susah' atau 'ditimpa kesusahan'. dari md. tinulopo; motinulopo 'menyelam' tilinulopio 'diselamnya' bentuk pasif pr.ter. 114

126 , motinulopo, odunggaalio, motapulio, lotibiadulo, lihat catatan di atas. bentuk pasif fut. 'dijumpainya, didapatinya' (lihat catatan (42) di atas). dari md. tapu; beroleh awalan mo- dan akhiran -Ho berarti 'didapatnya'. bentuk pr.ter. dari motibiadu 'mengedik dan melemparkan badan ke arah belakang'; -lo sama dengan -lah dalam BI. di sini lotibiadulo ti olongia berarti 'raja menjatuhkan dirinya dalam keadaan telentang, punggungnya lebih dahulu tiba di air'. yilumantungai, bentuk pr.ter. dari lumantungo 'timbul' dan kontraksi dengan morfem mai 'timbul ke atas permukaan air kembali'. lohuuhuumbutalo, darimd. wumbuto; mohumbuto 'menyambung'; mohuuhuumbuta bentuk reduplikasi 'sambung-menyambung'; lohuuhuumbuta bentuk pr-ter.-nya. modile, longambu, dari md. dile 'istri' atau 'suami'; modile di si ni berarti 'memperistri'. bentuk pr.ter. dari mongambu 'mengumpulkan' dari md. ambu; moqaambua 'berkumpul'. moqambu 'bekerja rodi'; ambu-ambu 'terkumpul'. mopowualingai, dari mopowualingo 'mengembalikan, memulangkan' dan morfem penunjuk arah mai yang mengalami kontraksi. leituwau mota, bentuk pr. ter. dari meituwau 'menjadi satu' dari md. tuwau 'satu'; leituwau loqia 'telah menjadi satu pendapat' atau 'telah didapat kata sepakat' tutuwau 'scndiri, seorang diri'; tuutuwau 'sama'. peqipoloohio, 'disuruhnya siramkan' dari md. toohu; moloohu 'menyiram'; poloohu 'penyiram' poloohio 'dipakainya untuk menyiram'. hipoluala 'pada kcluar' (bentuk jamak); bentuk tunggalnya lua-lualo; hi /ua/a juga merupakan bentuk jamak. Bedanya: hi poluala 'keluarnya seakanakan dengan paksa'. 115

127 , pohualingolo, bentuk imperatif dengan akhiran -lo sebagai penegas, artinya 'pulanglah!' dari md. wualingo (lihat catatan (52) di atas). tilimihelo, bentuk pr.tcr. dari timihelo 'tegak' dari md. tihelo, beroleh sisipan -Mm- menjadi tumihelo, lalu berasimilasi regresif u-i menjadi i-i, sehingga menjadi timihelo; tilimihelo hapato 'tegak bulu roma'. iloqode, dari md. oqodu beroleh simulfiks o-/-a oqode, lalu mendapat sisipan -il- menjadi iloqode 'dipeluk'. mopotuwau, 'menyatukan'(lihat catatan (53)). monika. mate. yilate. 'nikah' kata pinjaman dari bahasa Arab melalui BI. moponika 1. mengawinkan; 2. mengadakan pesta kawin. Taatoonu taa nilikalio? 'Siapa yang dikawininya?' to nika lo walaqio 'pada pesta perkawinan anaknya'. 'mati', mungkin kata pinjaman sebab tak pernah diberi berawalan mo- atau moti-. Dalam EG ada md. pate; momate 1. memukul; 2. membunuh. pilate lo tau 1. dipukul orang, 2. dibunuh orang. bentuk pr.ter. daripada mate (catatan (61) di atas) milate 'mayat, jenazah'. 116

128 TEKS II WUNGGULI LO TAA MOHUTATO To lipu tuwau woluo taa mohutato, mohutataa duluo. Taa mohuhula olongia lo lipu bo mosikini, wau ta wali-yali taa kaya daqa tolipuboito. v 1 To huilio tuwau odelo dia sana-sanangi maqo hilaalio h olongia boito. Lapataqo laalaahulo^ tio ohila mopasiali^ wau diila pakepake^ lo pakeeangi lo olongia tio, bo kakaaini^ loqu biasa. Toqu maa naqo-naqo boito maa lodudunggaaya taa olongia botia wolo taa wopatota taa mototaqoa. Maa lohintu taa olongia botia olo taa wopatota boito, Ei, maa ode utoonu ti mongoli wopatota botie?" Dabo diila otaawa li mongolio taa he mohintu^ botia olongia lo lipu. Bolo ualo taa ngota maqo li mongolio, "Ami botia hi pololohe^^ bele lo taa kaya. Toqutoonu maqo bele lo taa kaya to lipu botia? Bolo tametaqo^ li olongia, "Tccto mota." "Nte potunua mai olami." "Yi, diila mowali naqoolo^, sababu oqapula ngohuntualo teeto wau modengeto.". "Ah, diila mongola, ami hi deloa u popoqa apula, deendengi. Lapataqo maa hi naqoa ti mongolio limolota ode bele lo taa I'^.ya boito. Leidungga^ mota ode bele boito laato maa lotiwalungaa to walungo bele boito ti mongolio. Taa motolidile hi bisalawa. Bolo ualo taa bua maqo, "Kaka, yiqo botii kaya, dabo bilehequ mai diaalu taa mopoqudaqa, meaalo mohurumati olemu. Ti kakamu boito mosikini he po-^ huuhurumatia lo tau}^ Debo mopiohu amu u mowali olongia. Loqia lo dilelio boito diipo tilametalio lo taa lolaqi, maa loloqia pooli dile taa bua ualio,. "Diila mowali bo peedianto" tio? Wonu maa yilate tio tantu deiso yiqo taa pogantilio olio, maa mowali olongia yiqo, sababu yiqo wutatio." Bolo ua maqo lo dile taa lolaqi, "Ooqo/' Lapataqo ti mongolio maa leituluhu. Maa pilopoduloti mongolio^^ taa tuutuluhee boito, lapataqo ti mongolio limolota maa lobotulaa mola wau maqo biloonggarp^ li mongolio hulawa u 117

129 tahu-tahu ngoqaaqamila. Ilodeloa" mai lo hulawa boito bola meela. Maa hi pohiintua ti mongolio limolota botia woloolo taayade lo hulawa boito to woolota li mongolio. Bolo ua maqo lo taa olongia, "Tapilapo^^ maqo to ali hulawa botie! Wonu diilalolohu lo ohuquolio de gaambangi muli hamaanto. Wau bola meela boti pohutunto^^ tuoto, polihutonto^ to tonuliqitanto alihu otaawanto taa tihu-tihuto^^ lo bola meela donggo ngotaamania." Toqu maa yilapataqo lolapi^ mola hulawa boito to ali, maa lohualingo ti mongolio. Looloombulio mola maa he lolohulio hulawalio lo taa kaya boito, sababu maa ilotaawalio^^ u hulawa tahutahu boito, maa biloonggari lo tau wau maa tilaqo^ li mongolio. Maa laato mola pilodulohulio^ to taa olongia hale loqu tio pilotaqoa boito wau taa buaalio maa deedelo peedi pomeedilio^ olo taa olongia odelo u maa ilosaatujua li mongolio'^'^ motolidile ohui. Ilodunggaa maqo li mongolio taa olongia he molihu, wau kopilio maa buhu-buhuto^ dutu-dutu to tudu lo meja. Lapataqo taa bua boito maa lotihuloqo to tili lo meja u okopi boito wau laa to tiluangalio^ peedi kopi boito. Toqu taa olongia lonto polihua mai iloontongalio taa bua yipahio botia maa hulo-huloqaa to tili lo kopilio boito. Bo laato tilumuotopo taa olongia botia ode hualilio, wau maa pilohilelio mai kopilio ode huali. Bo tilaqubelio maqo kopi boito, sababu otaawalio maa opeedi. Lapataqo taa olongia maa yilumualai^^ maa mai lotihuloq^ peqe-peqeenta wolo wutatio wau yipahio boito. Lapataqo muli maa lohile kopi ngomanggo tio. Maa heheerani yipahio botia, sababu kopi opeedi diila ilorasaalio. Maa lohintu taa olongia botia to meembihu u ilonaqoa mai lo wutataa wolo yipahee botia, "Maa hinta wolo u ilonaqoamu mai donggo t^modupaa odia?" Bolo ualo yipahee botia, "Amiaatia pilotaqoa ^ hulawa ohui. Pohileelamiaatia^^ peqilolohunto taa maa yilotaqo boito." 'Ooqo, de maa peqilolohuqu mai^, peqiwaqupoqu wau peqidelooqu mai odia mai. Dabo modaantiapo ito. Wonu motapu mai hulawa boito motaayade duluo ito." Yi maa silatujua li mongolio hihile lo taa olongia boito. Lapataqo maa pileqilolohu lo taa olongia taa lotaqo hulawa boito wau tuotio tihu-tihutaa lo bola meela tinuliqita li mongolio. Lapataqo maa ilodunggaa lo taa he mololohee boito to paatali woluo taa tihu-tihutaa lo bola meela tinuliqitalio he mopotaalia^^ Maa yilaqupio wau maa deloolio ode taa olongia, bo dia mohuto tio sababu ualio ti mongolio ngoqaaqamila limolota. Lapataqo maa maqo yilolohio tamaniilio bo toulota taa yilota- 118

130 pulio. Maa dilelolio lo taa ilahula lo taa olongia boito ti mongolio wopatota mota popotaaluolio^ to taa olongia lo lipu boito. Toqu maa leidungga mota ode talu lo taa olongia boito ti mongolio botia maa he palakisaalio. Ualo taa olongia maqo, Dia oohe ti mongoli, asali ti mongoli moloqia loqu banali. Wonu moloqia loqu banali ti mongoli salaamati." Lapataqo taa olongia botia maa longahu}^ mola danggulio to talu lo taa wopatota he pala kisaalio boito. Iloontonga U mongolio^ tihu-tihuto bola meela tinuliqita lo taa olongia boito. Maa laato losujudulo ti mongolio wau maa he mobile aambungu, sababu otutuulio tutu diduulu u mowali loqia li mongolio momatataa huhutu li mongolio. Taa olongia lohintu, "Woloolo mola wunggulilio sambe ti mongoli maa maqo lohama hulawa lo wutatuqu boito? Maa loloqia taa ngota to woolota lo taa wopatota boito, "Amiaatia to walungo bele. Loqodungohee taa motolidile hi bisalawa momeedi to taa olongia. Wau maa yilunggulilio^^ mola bisala u ilodungohe li mongolio boito. Loqodungoheqo loqia lo taa mototaqoa boito maa bolo poqopoqooyo taa motolidile boito, wolo wohe wau woliti mongolio to taa olongia de u leeto wau hutodu hale li mongolio. Bolo ualo taa olongia maqo, "Waqu diila moingo li mongoli, dabo hulawa li mongoli boito maa tayaduqu duluo, u ngotayadu wohiqu oli mongolio wopatota, sababu wonu dia ti mongolio maa yilate waqu. Waqu diila mongolaa oli mongoli, bo pohileequ mo wali pongaajari oli mongoli u maa yilowali dulahee botia. Bo odito wungguli lo taa mohutataa boito. Informan: L. Kadir, 55 tahun Dari Kp. Buhe-Suwawa 119

131 Terjemahan Teks II: CERITA DUA ORANG BERSAUDARA Pada sebuah negeri adalah dua orang bersaudara. Yang sulungraja negeri itu, tetapi miskin, sedangkan adiknya orang yang sangat kaya di negeri itu. Pada suatu malam, hati Baginda seperti gelisah saja. Kemudian tumnlah beliau ingin beijalan-jalan. Beliau tidak mengenakan pakaian kerajaan, melainkan memakai pakaian biasa saja. Ketika sedang berjalan itu, beijumpalah Baginda dengan empat orang pencuri. Bertanyalah Baginda kepada keempat orang itu, "Hai, hendak ke mana kalian berempat ini?" Tetapi mereka (orang-orang itu) tak tabu bahwa yang bertanya itu adalah raja negeri itu. Maka kata yang seorang di antara mereka, "Kami ini sedang mencari rumah orang kaya. Di manakah gerangan rumah orang kaya di negeri ini?" Maka jawab Baginda, "Di sana." "Cobalah tunjukkan kepada kami." "Oh, tidak dapat didatangi karena banyak anjing di sana, lagi pula (anjing-anjing itu) menggigit." Aaah, tak mengapa, kami membawa makanan anjing, dendeng." Kemudian berjalanlah mereka berlima menuju rumah orang kaya itu. Setiba di rumah itu menyuruklah mereka ke kolong ru mah itu. Suami istri sedang bercakap<akap. Maka kata yang perempuan, "Abang, engkau kaya, tetapi menurut penglihatanku tak ada orang yang memuliakan ataupun menghormatimu. Abangmu itu miskin, (tetapi) dihormat-hormati orang. Enak juga rasanya menjadi raja." Kata-kata istrinya itu belum lagi dijawab oleh sang suami, telah berbicara pula si istri; katanya, "Tak dapatkah kita racuni dia? Jikalau dia telah mati, tentu kamu juga yang akan menggantikannya; akan menjadi raja kamu, karena kamu saudaranya." Maka kata sang suami, "Ya," dan kemudian (ter)tidurlah me reka (keduanya). Dibiarkan oleh pencuri-pencuri (di sini: mereka) 120

132 itu orang yang tidur itu tertidur nyenyak dahulu, barulah mereka naik, lalu dibongkar merekalah emas yang tersimpan, semuanya. Bersama emas itu terbawa benang merah. Saling bertanyalah mereka berlima itu, bagaimana caranya membagi emas itu di antara mereka. Maka kata sang raja, "Campakkanlah dahulu emas ini ke dalam sumur. Jika tidak (juga) dicari oleh pemiliknya, maka mudahlah kita mengambilnya kembali. Dari benang merah ini kita buat sebagai tanda, kita ikatkan di jari kelingking kita, supaya kita tabu, bahwa orang yang (jarinya) berikat benang merah itu teman kita." Setelah emas itu mereka buangkan ke dalam sumur, pulanglah mereka. Keesokan harinya dicarilah emas itu oleh orang kaya itu sebab dia tabu emas yang disimpan-simpannya telah dibongkar orang dan telah dicuri mereka. Segeralah dia pergi mengadukannya kepada raja bahwa dia kecurian itu dan istrinya sudah membawa racun yang akan dipakainya meracuni Baginda seperti yang telah disepakati mereka berdua semalam. Didapati mereka Baginda sedang mandi dan kopinya telah disiram (dibuat) terletak di atas meja. Setelah itu yang perempuan duduk di dekat meja di mana kopi itu terletak dan segeralah dimasukkannya racun ke dalam kopi itu (di sini: segeralah diisinya racun kopi itu). Setelah Baginda kembali dari mandi, tampak olehnya perempu an iparnya ini duduk dekat kopinya itu. Baginda langsung masuk ke kamamya dahulu, lalu dimintanya supaya kopinya dibawakan ke kamar. Ditutupnya saja dahulu kopi itu, sebab dia tabu telah beracvm. Kemudian Baginda keluar datang duduk bersama-sama dengan saudara dan iparnya itu. Lalu dimintanya lagi kopi secangkir. Heranlah iparnya ini, sebab kopi yang beracun tak ada pengaruhnya terhadap Baginda (di sini: tak terasa olehnya). Bertanyalah Baginda tentang maksud kedatangan saudara dan iparnya ini, "Apakah kiranya maksud kedatangan anda ke sini sepagi ini?" Maka jawab iparnya, "Kami kecurian emas semalam. Kami mohon anda suruh carilah pencuri itu." "Baiklah, akan kusuruh cari, kusuruh tangkap dan kusuruh bawa ke sini. Tetapi berjanjilah dahulu kita. Jika emas itu ditemukan, kita bagi dua." Mereka setujuilah permintaan Baginda itu. Kemudian disuruh Bagindalah cari orang yang mencuri emas itu dan tandanya jari kelingking mereka berikat dengan benang me rah. Ditemukanlah akhirnya oleh orang yang mencari itu, ada orang bequalan di pasar jari kelingkingnya berikat benang mer^. Maka ditangkapnyalah (dia) dan akan dibawanya menghadap raja, tetapi orang itu membangkang (tak mau) karena menurut katanya mereka semua berlima. 121

133 Kemudian dicarilah orang itu (di sini: dicarinyalah) temannya, hanya tiga orang yang ditemukannya. Oleh suruhan raja itu dibawanyalah keempat orang itu akan diperhadapkannya kepada baginda (di sini: raja negeri itu). Ketika tiba di hadapan Baginda, mereka pun diperiksanyalah. I^ta Baginda, "Janganlah kamu takut, asal kamu berkata benar. Jika kamu berkata benar akan selamat." Lalu Baginda menggaruk dagunya di hadapan keempat orang yang sedang diperiksanya itu. Tampak oleh mereka berikat benang merah jari kelingkingbaginda. Seketika itu juga sujudlah mereka memohonkan ampun, sebab sesungguhnya tak ada lagi yang dapat dikatakan mereka untuk menyangkal perbuatan mereka. Bertanyalah Baginda, "Bagaimana ceriteranya maka sampai ka mu pergi mengambil emas saudaraku itu?" Berkatdah seorang di antara keempat orang itu, "Hamba sekalian ada di kolongrumah. Mendengar dua orang suami isteri sedang bercakap<akap akan meracuni raja." Lalu diceriterakannyalah pembicaraan yang mereka dengar itu. Mendengar bicara pencuri itu terdiamlah (kedua) suami isteri itu, disebabkan oleh takut dan malunya karena jahat dan busuk hatinya terhadap Baginda. Maka kata Baginda lagi, "Aku tak marah kepada kalian, tetapi emas kalian itu akan kubap dua, separuh akan kuberikan kepada mereka berempat, sebab jika bukan mereka, tentulah aku telah mati. Kalian tak akan kuapa-apakan, hanya kuminta supaya yang telah terjadi hari ini akan menjadi pengajaran bagi kalian Demikianlah ceritera dua orang bersaudara itu. 122

134 CATATAN KATA-KATA KERJA laalaahulo, mopasiali. langsung turun'; reduplikasi dari md. laahu; molaahu 'turun' (akt.fut.); reduplikasi + akhiran -lo memberikan pengertian 'langsung dikerjakan ketika itu juga'. Contoh Iain: Hama-hamalo pito tio wau pilolobuqio. 'Langsung diambilnya pisau dan ditik inikannya.' dari md. pasiali 'pesiar' pinjaman dari BL mopasiali (akt.fut.); pasi-pasiali 'sedang pe siar, beijalan-jalan' (aspek progresif bentuk tunggal). pake-pake. di sini berarti 'memakai'; pake-pake lo pakeeangi lo olongia 'memakai pakaian kerajaan'; jikalau reduplikasi seperti itu md.nya kata benda nama pakaian, artinya memakai pakaian itu, misalnya boqo-boqo 'memakai baju', yasi-yasi 'memakai jas', kaba-kabaya 'memakai kebaya', dan sebagainya. kakaaini, sama dengan bentuk di atas; di sini berarti 'memakai pakaian'. he mohintu, 'bertanya' atau 'menanyakan',bentukpraesens karena didahului morfem he (bentuk tunggal); md. yintu; mo- + yintu > mohintu (bentuk moh- lihat alomorf [ mo- ]). hipololohe, 'sedang mencari' (bentuk jamak); he mololohu (bentuk tunggal); md. lolohu. tametaqo, bentuk kontraksi daripada tameto 'jawab' dan maqo (morfem penunjuk arah); tametaqo lo taa olongia 'jawab Baginda'. naqoolo, 'dijalani', tetapi di sini berarti 'didatangi'. Akhiran -lo di sini membentuk pasif: md. 123

135 naqo bersuku dua beroleh fonem antara /o/; tanpa fonem antara itu bentuknya menja^ naqolo 'pergilah!' (bentuk imperatif); lihat pasal leidungga, bentuk pr.ter. dari meidungga 'tiba' (lihat catatan kata pada Teks I No. 42 dan 45). lotiwalungaa, dari bentuk fut. motiwalungo 'masuk ke kolong' atau 'menyuruk ke bawah'; lo- menyatakan pr.ter. dan akhiran -a pengantar keterangan tempat; lotiwalungaa to walungo bele 'ma suk ke kolong rumah'. mopoqudaqa, 'memuliakan' atau 'menghormati', dari md. udaqa "besar'; taa udaqa 'orang besar, mulia'. he pohuuhurumatia lo tau, 'dihormat-hormati oleh banyak orang', dari md. hurumati; mohurumati 'menghormat(i); mohuurumatia 'saling meng hormati' mohuuhuurumatia reduplikasi yang menyatakan aspek frekuentatif. peedianto, '(akan) kita racuni', dari md. peedi 'racun' bentuk pasif fut.: peedi + a (fonem antara) + nto (kata ganti orang pertama inklusif orang leituluhu, kedua (kita dalam BI)); lihat Tabel V. bentuk pr.ter. dari meituluhu 'tertidur'.(lihat pasal 3.10). ilodeloa, tapilapo, pilopoduloti mongolio, 'dibiarkan mereka sampai nyenyak tidurnya' dari md. duloto; dulo-duloto tuluhio 'nyenyak tidurnya' popoduloto li mongo lio (bentuk fut. pasii)-, pilopoduloti mongolio (bentuk pr.ter. pasif) (lihat pasal 3.23 mengenai -Ho dan -io). biloonggari, dari md. boonggari; momoonggari 'membongkar'; biloonggari 'dibongkar' (pasif pr.ter.). dari md. delo, diberi simulfiks o-/-a, lalu diberi sisipan -il- 'terbawa'; ilodeloaqu 'terbawa olehku'; ilodeloalio 'terbawa olehnya', dan sebagainya. dari md. tapi, diberi berakhiran -a (di sini alomorf /-la/ tapila, 'buang!' (bentuk impera tif), lalu diberi akhiran -po 'buang(lah) dahulu' (lihat pasal ). 124

136 pohutunto, 'akan kita buat' (pasif fut.); -nto 'kita'; pohutunto tuoto 'akan kita jadikan tanda'. 2 * polihutonto, sama dengan catatan (19), dari md. tihuto; polihutonto 'akan kita pakai pengikat'. tihu-tihuto, reduplikasi dengan aspek duratif 'dalam keadaan terikat' (bentuk tunggal); hi tihuta 'banyak yang terikat' (bentuk jamak). 22. lolapi, bentuk pr.ter. dari molapi 'membuang', dari md. tapi. (lihat catatan (18)). 23. ilotaawalio, dari md. ota beroleh simulfiks o-/-a, dan akhiran -Ho, lalu diberi sisipan -il- artinya 'diketahuinya'; (lihat Teks I catatan (40) ). 24. tilaqo, bentuk pasif pr.ter. dari md. taqo, berarti 'dicuri'; motaqo 'mencuri' (aktif fut.) taqooqu 'akan kucuri', tilaqoqu 'sudah kucuri'; taqoo li mongolio 'akan dicuri oleh mereka'. 25 pilodulohulio, '(sudah) diadukannya'; dari md. dulohu; mopodulohu 'mengadukan'. 26 pomeedilio, '(akan) dipakainya meracuni'; awalan pa- di sini menyatakan alat; poluhi 'penjolok', pomaqi 'pelempar',pomeedi 'peracun'. 27. ilosatujua li mongolio, 'yang telah disetujui oleh mereka' dari md. satuju 'setuju' kata pinjaman dari BI. 28 buhu-buhuto, dari md. buhuto; momuhuto 'menyiram' arti lain 'mengikat', tetapi bukan untuk kalimat ini; momuhutaa u pilomulo 'menyirami tanam-tanaman. Karena pengertian seperti ini orang Gorontalo juga mengatakan momuhu taa kopi 'menyiram kopi' maksudnya 'menyedu atau membuat kopi dengan menuangkan air panas ke serbuk kopi dalam gelas atau Ccmgkir. buhu-buhoto menyatakan aspek duratif 'kopi sudah (dalam keadaan) dibuat. 29. tiluangalio, dari md. tuango; moluango 'mengisi'; tuangalio 'akan diisinya', tiluangalio 'sudah diisinya'. Bentuk -il- selalu dipakai dalam BG da lam gaya cerita karena menyatakan peristiwa masa larapau. 30. tilumuotopo, md. tuoto; tumuoto 'akan masuk'; tilumuoto 125

137 yilumualai, pilotaqoa, 'sudah masuk'; tilumuotopo '(telah) masuk dahulu'. bentuk pr.ter. dari lumualai bentuk kontraksi daripada lumualo 'keluar' dan morfem penunjuk arah mai. dari md. taqo (lihat catatan (24) di atas); po- dan -a menyatakan tempat, misalnya. To utoonu potaqoanto? 'Di mana tempat kita akan mclakukan pencurian? = Di mana kita akan mencuri?' Amiaatia pilotaqoa. 'Kami, di tempat kami terjadi pencurian. = Kami kecurian.' pohileelamiaatia, 'kami minta' (bentuk pasif pohileequ 'kuminta'; pohileelami 'kami minta'; bentuk hormatnya: pohileelamiaatia. peqilolohuqu, 'akan kusuruh cari' dari md. lolohu; mololohu 'mencari'. he mopotaalia, di sini taa he mopotaalia, 'orang yang berjualan' atau 'orang yang biasa berjualan'; mopota- 11 'menjual', md. potali; motali 'membeli', md. tali. popotaaluolio, 'akan diperhadapkannya' md. talu; to talu 'di hadapan'; motaalua 'berhadapan' reduplikasi menyatakan saling; mopotaaluo 'memperhadapkan, membuat saling berhadapan'. longahu, bentuk pr.ter. dari mongahu 'menggaruk' dari md. kahu atau ahu (varian). iloontonga li mongolio, 'tampak oleh mereka'dari md. oonto; moqoonto 'dapat melihat'; oontonga 'tampak' md. oonto beroleh akhiran -a sebagai alomorf /-nga/ satu-satunya kecuali. (lihat catatan kaki 12 pada pasal ); mungkin bentuk -nga timbul karena berdekatan sekali artinya dengan tontongo; molontongo 'memandang terus-menerus, menentang, menatap'. Dia mowali molontongaa taa hi pongaala. 'Tak boleh menatap muka orang yang sedang makan.' yilunggulilio, 'diceriterakannya' dari md. wungguli 'cerita' atau 'dongeng'; mohungguli 'mendongeng'. 126

138 TEKS III BOTU LIODU LEI LAHILOTE Woluo wungguli tuwau. Toqu muloolo mai woluo taa mohutata pitu. Taa opitulio meaalo taa wali-yali li mongolio tanggulio tei Lahilote. Tio botia laqi kikiqo, wau diila molotolaa to miimbihu karaja u hi tuwe-tuweua.mongowutatio boito maa hi diilea. To dulahee tuwau lohile loonaqo tei Lahilote botia ode mato lo dulahu. Patujulio ode butu. Donggo toqu molamingo tei Lahilote maa iloohea wau maa yinggo-yinggolabu. U he moqoyinggolabe olio de uito tio loqoonto mota u hi puti-putiqa to butu boito. Toqu maa wembi-wembidee mota, maa lopatataa olio de u hi putiputiqa eengonti boito bo mongodulahu pitu lota wolo u maa odia lamahu laku li mongolio wau hi polihua} to butu. Hilaalio maa loqi-loqia wau maa yinggo-yinggolabu, "Mowalilio maa taa botibotielo tilanggulalio^ mongodulahu lo oqabu meaalo bidadaari." Ooqoditolio tei Lahilote diila lolamemetaa mota ode butu, maa piloqoopotk)^ didiambangio wolo u daha-daha bolo mokeleaqata. Toqu tio loqoonto maqo polipiqaa hi huntua maa lolamingai ngopeqe lo butu pilolihua li mongolio, tei Lahilote maa laato lohama polipiqaa ngotuali wau maa tiluuqio^ to huqoyota hi humbuhumbuyunga wau tio maa wadu-wadupaa mota ode mongodulahu pitu lota boito. Toqu maa ilorasaa li mongolio^ boito tutuulio tutu maa woluo maanusia he mohedupaa oli mongolio^ maa laato lotibotu-botulai wolo u maa bolo hi lahu-lahuta, wau maa mota tilonggohama polipiqi mongolio ngotaa-ngota. Muujuru diila mowali tonapatalo wau meedungga diila mowali lantobulo. Ngotaalio li mongolio botia diaalu polipiqio ngotuali, tilunggulaa u taa ngota botia maa tilolaa lo mongowutatio. Ti bua botia maa susuukali to miimbihu tio maa didu mowali tumomboto. Teeto tei Lahilote maa yilumualai toqu pilotituuqalio^. Maa lohembidei tio ode li buaa boito, wau maa lohintu, Maa wolo boti u he moqohiongaa olemu^^ mbuuqi?" "Haa, yiqo taa loluuqaa polipiqu}^ aliheqo wohia mai!" "Woluo polipiqaa boito, asali maa tolimoomu poqolo u banta- 127

139 bantalaa to duheloqu botia. Taatoonu tanggulumu botie? Tangguluqu tei Lahilote." "Wonu odjto mopiohu. Yiqo maa hamaaqu mowali dilequ, asali pohualingapo mai^^ polipiqu." Toqu ooqoditolio polipiqaa botia maa hilama mai lei Lahilote, wan maa yilohilio^^ maqo ode li buaa botia. Toqu maa leiwohi^^ maqo polipiqaa botia, laato pilopopasiliolo^^ mola wau lapataqo tombo-tombotolo tio. Maa tilolaalio maqo tei Lahilote, maa susuukali wolo u maa hiyo-hiyongo.totili maqo lei Lahilote boito, woluo hutia momala ngowuaqata. De bolo maa lohutu mai suala hutia boito, "Nte, maa wolo u he moqosuukali^^ olemu botie Lahilote?" Ualo tametio maqo lei Lahilote, "Bolo taatoonu taa diila suukali wonu maa tilolaa lo taa pohutu dile?" Maa loloqia hutia botia, "Diila maqo potitisuukali^'^ yiqo Lahilote. De tuulungiaqu}^ mai yiqo. Taqelo mai yiqo to wohutaqu." Toqu ooqodito taqe-taqelo tei Lahilote, wau lapataqo maa pilottiotiqio mola lo hutia boito tio. Bohulio ode mato lo dulahu, diaalu ti puutili, ode otolopa, ode salaatani, ode utaala, debo diaqa. Puulitalio maa ode hulunga opitulio. Mola to hulungaa boito tei Lahilote lodudunggaaya wolo taa ma pohutulio dile de uito-yito di puutili engontii. Teeto tei Lahilote laato maa lotaalua^ woli paapa lo mongodulahu boito. Ti paapa li mongolio maa lohintu, "Taatonu yiqo, wau lonto u toonu, wau maa ode u toonu?" Ualo tametio maqo lei Lahilote, "Waatia botia tei Lahilote, wau waatia botia lonto dunia." "Maa wolo patujumu botie?" "Waatia rnopotunggulafl^ loqu banta-bantalo to duhelo lo waatia. De uito-yito waatia maa lojaanjia mai wolo ngotaalio lo walaqonto. Amiaatia duulota maa opatuju maa modiilea." "Wonu odito patujumu, yi maa tolimooqup-. Bo to muloololio toqu diipo monika yiqo maa mokalaja tootoonulalaa u pomalentaaqv?^. "Waatia maa mololimo tootoonulalaa u maa pomalentaanto." "Pintalio, yiqo musi moposadia lo taluhu. Mota polime mai yiqo to butu mota boito taluhee limo lo pulu lo kalanji." Ooqodito tei Lahilote maa yilohialio mai kalanji, wau maa naqo-naqolo tei Lahilote ode butu boito. Maa susuukali tei Lahi lote. Woloolo laku loqu mohama taluhee to kalanji? De bolo maa loqi-loqia mai otili to delomo butu boito. "Maa wolo u he moqosuukali olemu Lahilote? De waqu taa motuulungi mai." 128

140 Lapataqo otili boito tilumayangai^ ode delomo kalanji boito, wau maa liiliiqohe to delomio tilunggulo u lopolodu kalanji boito 10 diniohu. Taluhee boito maa ilowalialio lei Lahilote. Bolo maa palentaa oluolio. "Lahilote. Taluhu maa woluo. Pale dipooluo. Nte mota lobuqa mai pale ngohudungu boito, wau diila mowali mopuupuutu".^ Poli teeto tei Lahilote maa susuukali. Yi poll de bolo woluo suala lonto tolomaa ngobotu. Tiongohio odia mola, "Wu Lahilote, maa wolo u he moqosuukali olemu botie?" "Uhhh, paya daqa waqu. Waqu peqilobuqalio^ pale ngohu dungu, wau diila mowali mopuupuutu." "Wonu odito mopiohu. De ami taa motuulungi mai olemu." Toloma eengonti maa longambu mai tamaniilio, wau lapataqo pilalentaalio ode hudungu. Timi-timiqidu toloma ngobotu haalusi mongalipaa pale ngobotu. Diila lohiiheo mola pale ngohudungu boito maa hi alipa?^ Tei Lahilote maa wenga-wengahu, lapataqo mota pilopoqotaalio oli paapa li puutili. Bolo uali paapa li mongolio maqo, "Mopiohu. Taluhu maa woluo, pale maa woluo, bo dipooluo ayu pohunggu. Nte mota bunggata mai ayu ngobungo be, wau diua mowali tango-tangoomu." Yi poli tei Lahilote maa susuukali. Poli debo yilumualai suala tuwau. Suala boito lonto gaja. Odia mola tingohio, "Wuu Lahilote, maa wolo u he moqosuukali olemu botie?" Bolo tametio maqo lei Lahilote, "Nte bo diila moqosuukali, waqu peqibunggatalio ayu wau diila mowali tango-tangoolo. "Wonu odito mopiohu. De waqu taa momonggatai, wau de waqu taa modelo mota." Lapataqo ayu boito maa bilunggataqo lo gaja wau maa duelolio mota ode maalihe li yamolio li puutili. Tiyamo li puutili maa loqi-loqia, "Lahilote, maa momata yiqo modiilea wolo walaqu." Toqu maa leidungga mai dulahu nika, yi tei Lahilote pooli maa susuukali. He moqosuukali olio boito, de uito didu mopatataa olio toonu timantahu taa lojaanjia mai wolio to dunia, sababu laku 11 mongolio pitu-pitu boito tuutuwau. Toqu ooqodito tei Lahilote pooli tiluulungia^ lo wolipopo. Dequ wolipopo boito mota lotitiqombito^ to bayalio li puutili taa maa mowali dilelio lei Lahilote. Toqu maa leihuloqafi^ ti mongolio botia pitu-pitu to puqade, yi tei Lahilote maa lolunu maqo taa iloqombitalio lo wolipopo. Taa botia taa dilee lo waatia. Yi maa lodiilea pooli ti mongolio. To dulahe tuwau tei Lahilote he utualio^^ lo dilelio wau balabalato to bungolopaalio li puutili. Ti puutili dilelio botia maa 129

141 iloohea^^ loqoonto maqo huwoqaa moputiqa to lunggongei Lahilote. Dilelio lohintu, "Yilongola huwoqumaa maa duulo rupa?" Bolo tametio lei Lahilote, "Olami to dunia, wonu maa duulo rupa huwoqolami uito tuotio ami maa panggola wau yimbiyimbidu u mate." Ti puutili iloohea. Lapataqo tio maa loloqia, "Yingonti botia ito maa mobubuqaaya. Sababu teeya diila opanggolawa, wau diila opatea. Wonu otaawa maqo lo mongodulaqaqu utie, yi tantu tombateelio yiqo. Lapataqo woloolo pikiiranginto?" Ti puutili pooli loloqia, "Bo pohualingolo^ yiqo ode dunia." "Waqu diilk motota tumomboto." "Gambangi uito." Ti puutili maa lohama mai huoqio pitu lo pata, wau pilopowuuwuumbutio^^. "Yiqo potitidihu mai to uujungi lo huwoqaa botia, wau lapataqo maa loloqoqu^ mola ode dunia. Wonu maa leidungga mola yiqo ode dunia heula mai huwoqaa botie, sababu uito tuotio yiqo maa leidungga." Tei Lahilote maa lotitidihu to uujungi lo huwoqaa boito. Lapa taqo maa yiloloqio mai li puutili. Yi maa he pohaya-hayangio mai tei Lahilote tilunggulo maa ilohulialio^'' li puutili. Tei Lahilote maa dehu-dehu mai lo hilaalio sambe mai ode dunia. Ualo wungguli, oqatio ngotuali leitambangaa to Pohe wau u ngotuali to huqidu Boliohutu-Pohuayama. Uito sababuulio ualo wungguli botu to Pohe boito maa tilanggula lo tau Botu Liodu Lei Lahilote. Informan: Tuna Kasim, 55 tahun 130

142 Terjemahan Teks III: BATU (BER)BEKAS KAKI SI LAHILOTE Adalah sebuah ceritera. Dahulu kala adalah tujuh orang bersaudara. Yang ketujuhnya atau yang bungsu di antara mereka namanya si Lahilote. Dia berperawakan kecil dan tidak kuat dalam mengerjakan sesuatu. Saudara-saudaranya semua sudah bemmah tangga. Pada suatu hari Lahilote minta izin untuk pergi menuju arah matahziri terbit (timur). Maksudnya akan ke mata air. Masih agak jauh (dari mata air itu) Lahilote sudah terkejut dan merasa heran. Yang menyebabkan rasa herannya iaiah melihat benda yang keputih-putihan di mata air itu. Setelah dekat, jelaslah kepadanya, bahwa benda-benda yang keputih-putihan yang tampak kepada nya tadi hanyalah tujuh orang gadis; mereka sangat cantik parasnya dan sedang mandi-mandi di mata air itu. Dalam kekagumannya, hatinya berkata, "Mungkin inilah yang namanya gadis-gadis kayangan atau bidadari." Dengan begitu Lahilote tidak segera pergi ke mata air itu, melainkan diperlambatnya langkahnya sambil menjaga supaya tak ada bunyi kedengaran. Ketika dia melihat ada sayap yang bertumpuk tak jauh dari mata air tempat gadis-gadis itu mandi, Lahilote segera mengambil sayap sebelah dan disembunyikannya di semak-semak (di sini: rumput) yang rimbun, lalu dia mengintipi ke tujuh orang gadis itu. Takkala gadis-gadis itu merasa bahwasanya ada manusia yang sedang mengintip mereka, segeralah mereka naik dengan rupa tiada selesai, dan pergi mengambil sayapnya masing-masing. Mujur tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Seorang dari antara mereka kehuangan sayapnya sebelah sehingga dia ditinggalkan oleh sauda ra-saudaranya. Perempuan ini bersedih hati, karena dia tak dapat lagi terbang. Waktu itu keluarlah Lahilote dari tempat persembunyiannya. Mendekatlah dia kepada perempuan itu, lalu bertanya, "Apakah yang menyebabkan engkau menangis, sayang?" "Ha, engkaulah yang menyembunyikan sayapku, ayuh segera lah kembalikan!" 131

143 "Sayap itu ada padaku, tetapi kauterima (kaudengarkan) dahulu yang tersimpan di dalam dadaku ini. Siapakah namamu? Namaku Lahilote." "Kalau demikian baiklah. Engkau akan kuambil menjadi suamiku, asal kaukembalikan dahulu sayapku." Dengan demikian sayap itu diambillah oleh Lahilote lalu diberikannya kepada perempuan ini. Setelah diterimanya (di sini: terserahkan) sayap itu, segeralah dikenakannya dan setelah itu terbanglah dia. Ditinggalkannya Lahilote, bersedih hati dan menangis. Di dekat Lahilote itu ada rotan momala (sejenis rotan yang besar) serumpun. Tiba-tiba bersuaralah rotan itu. "Apakah kiranya yang membuat hatimu sedih ini Lahilote?" Maka jawab Lahilote, "Siapakah yang tidakkan sedih, jika ditinggalkan oleh calon istri(nya)?" Maka berkatalah rotan itu, "Janganlah kaurisaukan hal itu La hilote. Akulah yang akan menolongmu. Naiklah engkau ke punggungku." Segeralah lahilote naik dan kemudian dilentingkanlah dia oleh rotan itu. Mulanya ke timur, namun tak ditemukan tuan putri, ke barat, ke selatan, ke utara, juga tidak ada. Akhirnya ke langit yang ketujuh. Di langit itu Lahilote bertemu dengan bakal istrinya yaitu putri tadi. Di Sana Lahilote segera menghadap ayah gadis-gadis itu. Ayah gadis-gadis itu bertanya, "Siapakah engkau dan dari mana dan akan ke mana?" Maka jawab Lahilote, "Saya ini Lahilote dan saya ini dari dunia." "Apakah maksudmu (datang) ini?" "Saya akan menyampaikan apa yang terbuhul di dalam dada saya, yaitu bahwa saya sudah membuat janji dengan salah seorjing di antara anak Anda. Kami telah bersepakat akan menikah." "Kalau demikian kehendakmu, akan kukabulkan. Tetapi sebelum engkau melangsungkan perkawinan itu hendaklah engkau mengerjakan segala yang akan kuperintahkan kepadamu." "Akan saya jalankan segala yang Anda perintahkan." "Pertama, engkau harus menyediakan air. Pergilah engkau menimba air dari mata air itu lima puluh keranjang." Dengan begitu,diberinya Lahilote keranjang, lalu berjalanlah dia menuju mata air itu. Lahilote bersedih hati. Bagaimana cara mengambil air dengan keranjang? Maka tiba-tiba bersuaralah seekor belut yang ada di dalam batu. "Apakah yang kaususahkan Lahi lote? Akulah yang akan menolongmu." 132

144 Kemudian melompatlah belut itu ke dalam keranjang, lalu rnelingkar-lingkarkan badannya di dalamnya, sehingga tertutuplah lubang-lubang keranjang itu dengan lendir badannya. Maka dapatlah air itu diambil oleh Lahilote. Datanglah (lagi) perintah yang kedua. "Lahilote. Air sudah ada. Beras belum. Cobalah kautumbukkan padi segudang itu, tetapi tak boleh (ada yang) patah-patah. Di situ Lahilote bersusah hati. Dengan tak disangka-sangka(nya) terdengar pulalah suara seekor semut. Begini bunyinya, "Hai Lahilote, apakah yang merusuhkan hatimu ini?" "Waah payah deh aku. Aku disuruhnya menumbuk padi segudang, tetapi tak boleh ada yang patah." "Kalau hanya itu, baiklah. Kamilah yang akan menolongmu." Semut tadi lalu mengumpulkan kawan-kawannya, kemudian disu ruhnya pergi ke gudang. Tiap seekor semut harus mengupas padi sebutir. Tidak berapa lama antaranya padi segudang itu telah berkupas. Lahilote sangat gembira, lalu disampaikannya (hal itu) kepada ayah sang putri. Maka kata ayah mereka itu lagi, "Baik, air sudah ada, beras juga sudah, tetapi belum ada kayu pemasak. Cobalah kaucabutkan pokok kayu sebatang itu, tetapi tidak boleh kaupotong-potong cabangnya." Bersedih hati pulalah Lahilote. Terdengarlah (di sini: keluarlah) lagi suatu suara. Suara itu dari seekor gajah. Begini bunyinya: "Hai Lahilote, apakah yang menyusahkan hatimu?" Maka jawab Lahilote, "Bagaimana hati tak akan susah, aku di suruhnya mencabut pokok kayu, tetapi tak boleh ada cabangnya yang dipotong." "Kalau hanya begitu, baiklah. Akulah yang mencabutnya dan akulah juga yang membawanya ke sana." Kemudian pohon itu dicabut oleh gajah itu, lalu dibawanya ke istana ayah putri itu. "Lahilote, jadilah engkau memperistri anakku." Setelah tiba hari pernikahan, bersedih hati pulalah Lahilote. Yang menyusahkan hatinya itu ialah tidak lagi jelas kepadanya, yang mana putri yang berjanji dengan dia di dunia, sebab wajah mereka sama ketujuh-tujuhnya. Setelah begitu Lahilote ditolong pulalah oleh kunang-kunang. Adapun kunang-kunang itu hinggaplah di wajah Tuan Putri yang akan menjadi istri Lahilote. Setelah ketujuh puteri itu duduk di puadai, menunjuklah Lahi lote kepada putri yang dihinggapi kunang-kunang. Yang inilah istri saya. Lalu kawinlah mereka. Pada suatu hari Lahilote sedang dikutui oleh istrinya, berbaring 133

145 di paha (putri itu). Putri isterinya ini terkejut melihat ada uban di kepala Lahilote. Bertanyalah sang istri itu, "Mengapa wama rambutmu duamacam?" Maka jawab Lahilote, "Bagi kami di dunia, jika telah dua macam warna rambut kami, itu tandanya kami sudah tua dan hari kematian sudah mendekat." Tuan puteri terkejut. Lalu dia berkata, "Saat ini juga kita akan bercerai, sebab di sini tak ada yang menjadi tua dan tak ada yang mati. Jikalau hal ini sampai diketahui oleh orang tuaku, tentulah Anda dideranya. Lalu bagaimanakah pikiranmu?" Berkata lagi Tuan Putri, "Pulanglah Anda ke dunia." - "Aku tak dapat terbang." "Itu mudah." Putri itu mengambil rambutnya tujuh helai, lalu dipersambungsambungkannya. Berpegan^ah Anda di ujung rambut ini dan sesudah itu akan kuulurkan ke dunia. Jikalau Anda telah tiba di dunia, goyanglah rambut ini, sebab itu tandanya Anda telah tiba." Berpeganglah Lahilote di ujung rambut itu, lalu diulurkanlah oleh Tuan Putri. Maka diempas-empaskan (anginlah) si Lahilote, sehingga terlepas rambut itu dari pegangan Tuan Putri. Maka jatuhlah Lahilote lalu tiba di dunia. Menurut cerita orang kakinya yang sebelah berjejak di Pohe dan yang scbelah lagi berjejak di gunung Boliohutu-Pohuayama. Itulah sebabnya menurut cerita orang - batu di Pohe itu dinamakan orang Batu Berbekas Kaki Si Lahilote. 134

146 CATATAN KATA-KATA KERJA hipolihua, tilanggulalio, 'sedang mandi' (bentuk jamak); he molihu 'sedang mandi' (bentuk tunggal), dari md. lihu. Ti mongolio hi polihua to dutula. 'Mereka se dang mandi di sungai' Tic he molihu to polilihua. 'Dia sedang mandi di tempat man di' 'dinamainya' (bentuk pasif pr.ter.), dari md. tanggulo 'nama'(kb.). maa piloqoopotio, 'dilambatkannya' dari md. wopoto; moopoto 'lambat' (ks.) tiluuqio, 'disembunyikannya', dari md. tuuqo; moluuqo 'menyembunyikan* (aktif fut.); tiluu qio proses bentukannya: t-il-uuqo-lio; tuuqolio 'akan disembunyikannya' (pasif fut.); tiluuqio (pasif pr.ter.). ilorasaa li mongolio, 'sudah terasa oleh mereka'; md. rasa, beroleh simulfiks o-/-a, lalu beroleh sisipan -il- (pr.ter.); orasaaqu 'terasa olehku' (pasif fut.)iilorasaaqu 'idem'(pasif pr.ter.). he mohedupaa oli mongolio, 'sedang mengintip mereka' (bentuk aktif transitif praesens), dari md. wadupo; mohedupo 'mengintip' (lihat halaman 71). lotibotu-botulai, bentuk pr.ter. dari motibotu-botulai; juga merupakan kontraksi daripada lotibotu-botulo dan mai 'pada berusaha untuk naik'. tilonggohama, 'sudah pada mengambil' dari md. hama, diberi awalan tonggo-, lalu diberi sisipan -i7- (pr.ter.) 135

147 toqu pilotituuqalio, 'di tempatnya bersembunyi'; atau: 'di tempat di mana dia sudah bersembunyi'; dari md. tuuqo; motituuqo 'bersembunyi'; potituuqalio 'tempat di mana bersembunyi' (bentuk futurum, tanpa -U-). u he moqohiongaa olemu, 'yang menyebabkan engkau menangis' dari md. huyongo atau hiongo; humoyongo (aktif fut.); huyo-huyongo atau hio-hiongo (bentuk praesens tunggal), hi hiyonga (bentuk praesens jamak) 'sedang menangis'. loluuqaa polipiqu, 'menyembunyikan sayapku'; md. tuuqo; moluuqo 'menyembunyikan' (akf. fut.); loluuqo (bentuk pr.ter.nya), diberi berakhiran -a karena diikuti obyck polipiqu, menjadi loluuqaa polipiqu. pohualingapo mai, dari md. wualingo; mohualingo 'kembali, pulang'; pohualingo bentuk imperatif; pohualingolo yiqo 'kembalilah engkau!' pohualinga uito 'kembalikan barang itul' pohuali ngapo mai poliliqu 'kembalikan dahulu sa yapku (kepadaku)'. yilohilio, leiwohi 'diberikannya' (bentuk pasif pr.ter.) dari md. wohi; mongohi 'memberi'; lohi atau yilohi 'diberi'; yilohilio 'diberikannya'; longohi ben tuk aktif pr.ter. dari mongohi. 'sudah diberikan dengan tak sengaja' atau 'terberikan', sebagai bentuk pr.ter. dari meiwohi. pilopopasiliolo, 'dikenakannyalah' dari md. pasi; mopopasi 'mengenakan, mencocokkan (pakaian), popopasioqu 'akan kukenakan'; pilopopasilio 'dikenakannya' (pasif pr.ter.); pilopopasiliolo 'dikenakannyalah'. he moqosuukali, '(yang)menyusahkan' dari md. suukali 'sukar atau susah'; wolo u he moqosuukali olemu? 'apa yang menyusahkan hatimu?' diila potitisuukali 'janganlah hati dipersusah'; motitisuukali 'membuat diri sendiri susah' atau 'menyusah kan hati sendiri'. 136

148 tuulungiaqu, 'akan kutolong' (pasif fut.) dari md. tuulungi; motuulungi 'menolong'. pilomotiqio, 'dilentingkannya' dari md. potiqo; momotiqo 'melentingkan, menjentik keras-keras (sehingga barang terlempar)'; pomotiqio 'dilen tingkannya' (pasif fut.); pilomotiqio (bentuk pasif pr.ter.). 20- maa lotaalua, 'sudah berhadapan'; md. talu; motitalu 'menghadap'; mopotalu 'menghadapkan'; motaalua 'berhadap-hadapan' (bentuk ulang); lotaalua (bentuk pr.ter.nya). mopotunggulai, 'menyampaikan' dari md. tunggulo 'sampai'; bentuk -ai di akhir kata kontraksi dari morfem mai (penunjuk arah). tolimooqu, 'akan kuterima' (pasif fut.) dari md. tolimo; mololimo 'menerima'(aktif. fut.); tilolimoqu 'kuterima'(pasif pr.ter.) u pomalentaaqu, 'yang akan kuperintahkan' dari md. parenta 'perintah'; momalenta 'memerintah, menyuruh'; pomalentaaqu 'akan kuperintahkan' didahului oleh morfem u 'yang' sebagai pembentuk benda; wolo u pomalentaalio olemu? 'apa yang disuruhkannya kepadamu?' tilumayangai 'melompat' (menuju arah si pembicara), ben tuk kontraksi daripada tumayango 'melom pat' dengan morfem mai (penunjuk arah), lalu diheri sisipan -il- menjadi t-il-umayang-ai. mopuupuutu, 'patah-patah' dari md. putu; moputu 'patah'; momutu 'mematahkan'; mopuupuutu adalah bentuk reduplikasi, mengandung pengertian kualitatif dan kuantitatif sekaligus. pale boito diila mowali mopuupuutu 'padi (beras) itu tak boleh patah-patah' (artinya semua harus utuh). 26. peqilobuqalio, 'akan disuruhnya menumbuk' dari md. lobuqo; molobuqo 'menumbuk'; meqilobuqo 'menyuruh tumbuk'; meqilobuqaa pale 'menyuruh tumbuk padi'. maa hi alipa, 'sudah dzdam keadaan berkupas semua' maa 'sudah'; hi alipa (bentuk jamak, hi md. + -a) 137

149 'dalam keadaan terkupas'; ali-alipo (bentuk tunggal); md. alipo. tango-tangoolo, 'dipotong-potong cabangnya' dari md. tango 'cabang'; akhiran -la di sini berarti 'di-...' balaalo 'dipagar'; dingingolo 'di dinding'; diila mowali tango-tangoolo 'tak boleh dipotong-potong cabangnya'. tiluulungia, 'ditolong' (bentuk pasif pr.ter.); tiluulungia to wolipopo 'ditolong oleh kunang-kunang' (lihat catatan (18) ). lotitiqombito, arti sebenarnya 'melekatkan diri'; di sini 'hinggap'; bentuk pr.ter. dari motitiqombito; ombi-ombitaa to lasipede 'membonceng' di sepeda'; leihuloqai, he utualio, iloohea, bentuk pr.ter. dari meihuloqai 'setelah duduk' bentuk kontraksi dari meihuloqo + mai (penunjuk arah). '(akan) dikutuinya' dari md. utu 'kutu'(kb.). he utualio, 'sedang dikutuinya' (dicari kutu yang terdapat dalam rambut). 'terkejut' bentuk pr.ter. dari oohea, dari md. wohe 'takut'; jadi oohea dan iloohea dipakai dalam arti yang lain sedikit dari arti morfem dasar. pohualingolo, lihat catatan (12). pilopowuuwuumbutio, 'disambung-sambungnya' dari md. wumbuto; mohumbuto 'menyambung'; popowumbutolio 'disambungnya'; popowuuwuumbutolio red. menyatakan obyek banyak; tambahan sisipan -il- membentuk pr.ter. loloqoqu 'kuulurkan', bentuk pasif fut. dari md. loloqo; mopololoqo 'mengulurkan'(misalnya tali diulurkan ke bawah dari lubang); lolo-loloqo 'dalam keadaan terulur'; huwoqaa boito yiloloqio mola ode dunia 'rambut itu diulurkannya ke dunia' (dari kayangan.). 138

150 ^7 ilohulialio, 'terlepas daxi pegangannya' dari md. huli; moqohuli 'terlepas' (bentuk aktif fut.); poqodaha bolo moqohuli wadala boito 'hati-hati kalau-kalau kuda itu terlepas dari peganganmu,' poqodoha bolo ohuliamu 'hatihati kalau terlepas dari peganganmu.' 139

151 TEKS IV SIPATI LO NABI (dari Mi'raj Nabi Muhammad saw. dalam bahasa Gorontalo) Molumula lo tanggulo Allahu Taqaala, taa laba-labalo mura to toonulalaa mahaluku-lio wau laba-iabalo momonu^ to wato-lio paracaya mola to lipu lo aaherati. "Wa bihi nastaqiinu bi 'Ilahi 'alaa." De bolilio maqo odelo bo tio Eeya taa pohilealaa^ tuulungi duqola toqu mohungguli lo wungguli botia. Wau Allahu Taqaala yito osipati rahmaani wau taa osipati rahiimu. Wau sipati rahmaani yito pilomonu-lio to toonulalaa u pilopowali-lio^ moloqopaa to taa Majuusi, Yahuudi, Nasaara, to taa Isilamu wolo mahduku ngoqaaqamila to tudulio wau to auhu donggo to dunia botia. Wau sipati rahiimu boito sipati momonu to wato-lio taa pilaracaya u puomarentaa-lio to wato-lio mola to lipu lo aaherati. Utia wungguli li Ali Ibnu Abi Thalib radia '1 Laahu anhu, to miimbihu tio lohungguli lo sipati lo Rasulullah saw. ooqodia tingohio, "Wu Ali, bolo titaalotita wato lo Allahu Taqaala u laqi meaalo u bua, wonu tio paracaya loqu mohungguli meaalo moluladu, meaalo modungohee wungguli lo sipatiiqu botia monto bungolio tunggulo pulitio wau maqo tahuolio, yiyo belelio diilalo mowali dudula lo lati.^ V<Ja.u diilalo mowali alinayaalio^ lo toonu lalaa maanusia, wau diualo mowali oingoa li mongolio wau diilalo sihiriolio lo taa duruhaka, wau diilalo mopobu, wau diilalo moontoqaa, wau diilalo moqahumo wonu tio taqe-taqe^ to bulotu meaalo kaapali, wau diilalo suukari, wau maa lailaitaa motoduo u sanangi. Batangalio to dunia tunggulaa mola lo aaherati, karana barakati loqu dutu-dutu sipati lo Nabi saw. to delomo belelio. Wau bolo titaalotita taa mohungguli lo sipatiiqu botia meaalo dungohelio hamaa maqo to bungolio tunggulo pulitio, yiyo maa aambunguo mai lo Allahu Taqaala toonulalaa dusalio. Wau pohumayaa mai odelo taa maqo lo haju umura. Wau pooli loqia lo Nabi saw., "Wonu sipatiiqu botia maqo pohungguli to taa mongongoto, insyaallah maa moluli ngongotaa boito, karana barakati lo Nabi saw. " Wau pilopohabari li Muham- 140

152 \i madi walaqi Husaini bangusaalio Ansaari maqo to lipu makahulu. Yilunggulf li Abi Hurairahu r.a. tutuulio tutu tic lohintu oli Ali karrama 1 Laahu wajhahu, to miimbihu sipati lo Nabi Mu hammad saw. Bolo ua maqo li Ali, ualio, "Wu Abi Hurairahu, tutuulio tutu Nabi Muhammad saw. yito taa iloponu wau ilahula lo Allahu Taqaala ode toonulolaa aalamu ngoqaaqamila. Wau tio yito taa ola-olapataa u toonulolaa tabi, wau he duduqa lo toonu lolaa nabi, wolo toonulolaa uumatilio, toqu dipo-dipoolu NabiyuUah Adamu. Wau NabiyuUah Adamu boito to butoqo bayahio bo pilowali mai lo Allahu Taqaala loll woolota lo huta wau taluhu. Wau Nabi Muhammadi saw. yito laba-labalo moponu lo uumati lio, wau laba-labalo motuulungi to uumatilio u paracaya. Wau tio-tiolo Nabi okulamu polu-polu laita taluhio wau ohuquo lo tilihula molanggataa wau boli deola. Wau tio-tiolo Nabi he duduqa lo toonulolaa mahaluku, wau tio-tiolo Nabi lowali to huta mohelu duluo de uito-yito bo "Makkati '1 musyarrafah" wau "Madiinati 1 munawwarah". Wau asaliilio Adamu, wau banguseialio tahmiyyu wau Bani Ismaaqiila, bahasaalio Arabi wau pototottibiilulio^ kaaumu lo Masiiri. Pohuwawaqalio eeya Rasulullah saw. laba-labalo motinelo mongolabotaqo^ lo hulalo mopulu hui wau wopa hui. Wau ilopoqooyongalio^^ to huta to Hijazi, wau nyawalio bo rahmaani. Wau tio-tiolo Nabi ilahula lo Allahu Taqaala ode toonulolaa jini wau maanusia, wau motinelaa hilaalio. Wau tio-tiolo Nabi lololaalaaita^^ ponulio wau naseehatilio toli wombulio duluo oli Hasani Husaini, wau ohuquo lo kiblati mohelu duluo, wau de uito-yito baitullahi wau baitulmukaddas. Wau tiotiolo Nabi ohuquo lo tabia Jumaqati wau dulahu buka duluo, wau de uito-yito buka lo puasa ngohui lo hulalo Syauwali, wau buka daqa toqu mopulu hui lo hulalo Haji. Wau tio-tiolo Nabi laita lolaqolio ode tihi mohelu duluo, de uito-yito masjidi 1 haraami wau masjidi '1 aqsha, wolo u molamemeto pololaqolio odelo walaqo pala butiolo. Wau tio-tiolo Nabi maa diluhenga^^ lo Allahu Taqaala rahmatilio wolo sojahtoraalio wolo kosonaanganilio tuoto paladio, wau pilopowali mai lo Allahu Taqaala lunggongio barakati, wau huoqio bo huqoyoto soroga, wau bayalio motinelo, wau buntungo matolio odelo mangiti to karatasi moputiqo. Wau motuutuuyuhe tinelo pomomantoqalio, wau motutuqaa wulingio, wau mohulintapo poqoontolio, wau tiotiolo nabi odelo u maa yide-yidetolo^^ lo cila tibawa lo biihu matolio. Wau bulongalio bo aambari, wau biihio yito bo tasbiihi, wau dilalio bo jikiri. Wau maapade dungitio, wau bo dunggilatala odelo mutiara to beebeelealio. Wau mobialuto putongilio, wau 141

153 f / maalutaa butiotio, wau tio-tiolo nabi odelo u pilopota huungo lo oluqulio, wau huungo lo oqatio mohu-mohualia, wau motinela ngoputuu-ngoputu oluqulio wau oqatio, karana bakasi lo taluhu tabia, wau popo-popo huoqio, wau molipa danggulio, wau motolale buloqolio odelo biiloqo lo huti talaqa. Wau duhelio bo sabari wau sukuru. Wau ombongio bo polupolu lo ilimu. Wau bungolopalio bo taaqati, wau paladu oqatio bo hudumati, wau tapulio bo kasituuri, wau tulalio bo kaapuru baarusi, wau pohuwawaqalio bo tuutuuqude lo maqo. Wau labalabalo motinela lanta-lantaqai u meela. Wau hilaalio bo ihilasi. Wau tio-tiolo nabi wonu meetihulaa^^ wolo taa haya-haya meaalo taa limbu-limbuqo tuutuwau samalata tio eeya RasuluUah saw Wau ohuquo loqu mototombiilua lo toonulola buuraki. Wau tiotiolo nabi molumboyotaa suaraalio wolo toonulola maanusia. Wau molalitaa akalilio odelo diaalu maqo loqodingingaa^^ akali tuwau maqo to miimbihu tontongio to Allahu Taqaala. Wau tio-tiolo nabi maa pilongilabutio mai to nabi mursali ngohetutaa wau mopulu wau totolu wopata limo. Wau tiotiolo nabi he moponaqo^^ lo aagama Isilamu diila/oqoto/u'^ olio. Wau mulo-mulo loqu mosalamu to toonulolaa maanusia, wau mololoqiawa^^ wolo taa to ombongo. Wau tio-tiolo nabi mai lopoqopatataa okokaayaqani lo Allahu Taqaala maa bolo hi inta-intawala, wau laba-labalo ulintapo hilaa lio toqu puopoqahu lo Allahu Taqaala mai lopobayahu aagama Isilamu, wau moingo lo taa mopoito-yitohu^^ aagama Isilamu. Wau tio-tiolo nabi momomatea^o to taa IsUamu tumuotaa to aagama ngopohiia, wau he meqilohuhubee^^ lipu lo taa kaapiru majuusi. Wau tio-tiolo nabi ohuquo lo rahasia to toonulola akalilio wau ilohuntua lo piohe daadaata wohelio. Wau diila pantala to ilimuulio. Wau tio-tiolo nabi poluluneta^^ lo taluhee to tingoongoa lo oluqulio to tonggadu maa mokahaandaki tio, wau yinao moqoqaambua wolo taa u kekeeqi basarta wolo naseehatilio. Wau tiotiolo nabi diila loqolipataa jaanjialio, wolo Allahu Taqaala, basarta wolo taaqatilio wolo u ihilasi hilaalio ode Allahu Taqaala. Wau tio-tiolo nabi moluuluuqa^ wolo u moqoolitaa to tau, wau yinao motuulungi to tau, wau laba-labalo tutu hilaalio motaahangi u ohilao moingo, wau mongongaamhungua^ totala lo uumatilio. Wau tio-tiolo nabi daadaatala puasalio to u dulahu, wau daadaatala tabialio tou hui. Wau moluuluuqa ngongota to batangalio Ẇau tio-tiolo nabi aadili pomomotoqio,wau buheli tutu mopaatea toqu mopolanggataa butoqo Allahu Taqaala. Wau tio-tiolo nabi 142

154 ngopeqe iqilio, wau daadaatalo iomio, wau pali-palilingaa bayalio, wau ohapata to woolotabinggungio mohu-mohuiia tuotio loqu tic taa haatamannabi. Wau tio-tiolo nabi wonu meidaatid^ maqo lo maanusia pitu hui diipo moqoqataa^ wonu lo nabiyyu saw. to taa yilodati maqo wolio boito. Wau wonu meidaatia maqo wolo taa kaapiru duruhaka, yiyo maa mowali paracaya tau boito. Wau tio-tiolo nabi motohilao moleapu yimbupulu lo taa yatiimu. Wau tio-tiolo nabi o u tula-tuladee "Laa ilaaha ilia 1 Lah, Muhammada 'r Rasulullah" to delomo batangalio wau diua lotoduo lo nabi-nabiaala u oqoonto boito. Wau diaalu maqo ngota taa logoonto tuladee boito. Wau to moomoolilio maqo Allahu Taqaala maa loduhengai loqu diladaatala tanggulio lo Rasulullah saw. Tuwaulio Hamiidun, de bolilio maqo taa mola lolotaalua?^ mai wolo Allahu Taqaala. Wau tanggulaa Aakibu, de bolilio maqo nabi "awaluzzamaani akkhiruzzamaani". Wau tanggulaa Kaasimu, de bolilio maqo taa mototaayade okokaayaqani lo Allahu Taqaala to delomo soroga. Wau tanggulaa Haasyimu, de bolilio maqo taa mongongaambua toonulola maanusia ode padengo mahasari to dulahu kiaama. Wau tanggulo Raasidiin u riiola popotunuolio to toonulola maanusia ode u mopio to dunia tunggulo aaherati. Wau tanggulaa Baiduun uito u mola pomutiqio^ baya lo wato lo Allahu Taqaala moitomaa lonto naaraka. Wau tanggulaa Mubaarakun, de bolilio maqo taa mongongohia barakati huna mopio to wato lo Allahu Taqaala lohutu parenta lo Allahu Taqaala. Wau pilolanggulo taa to hulungo Ahamadi. De bolilio maqo taa torpuji to toonulola karaja^io. Wau pilolanggulo taa to dunia ti Muhammadi, de boli lio maqo taa dilelo lo toonulola malaaqikati to tuiwolude lo hulungaa wau huta. Wau tanggulo Basiirun, de bolilio maqo taa mohuhunggulixi^ pipiohu lo soroga, wau tanggula Naziir, de bolilio maqo taa mai mohuhunggulia leeto lo naaraka. Wau tanggula Siraajun, de bolilio maqo tio tohe lo toonulola uumati ngoqaaqamilala. Wau tanggula Murtaduun, de bolilio maqo taa rela motohilao motuulungi uumatilio to naaraka jahannama to dulahu kiaama. Wau tanggula lo kitabi taurati, tai Hamdi, de bolilio maqo taa mololopataa uumatilio to tulu lo naaraka. Wau tanggula to kitabi injiili, tai Mubdi Mubda, wau tanggulo to delomo huta tai Karkalita, wau tanggula iloheheluma lo taa to delomo hulungo tai Ahamadi. Wau pilolanggulo taa to soraga^ tai Kaasimu. Wau pilo langgulo taa to naaraka tai Zabiihu. Wau pilolanggulo malaaqikati Abdulgiaasi. Wau pilolanggulo 143

155 jini Abduljabbar. Wau puolanggulo taa to tudu lo huta tai Muhammadi saw. Wau maa tiluhutaa mai lo Allahu Taqaala kuruqani mai piloqopatatio mai aagama IsUamu. Wau pilomoqalalio u banari wau u batali, u haramu wau u halale, wau mai leqilohuhubee buqibuqiaala u he tuboo lo taa kaapiru majuusi. Wau tutumulo eeya Rasulullah saw. yito wolomo pulu wau tolo taaunu. Wau tio-tiolo nabi laba-labalo taqatilio, wau ibaadatilio ode Allahu Taqaala. Wau pilotutualio^^ olio eeya Rasulullah saw. to hui lo Isinini toqu mopulu wau duuhui lo hulalo rabbiqil awwali. Wau puopobayahio mai lo Allahu Taqaala maa bolo hi taya-tayadela muqujizatilio to maasa loqu pilotutualio olio. Wau uweewolio lo muqujizatilio yito wopato hetutaa to delomo belelio, wau mopulu wau duulo lihu muquijizatilio tila-tilayadio^^ mota ode toonulola mahalukulio. Wau poqo-poqohayaqo^^ mai kataraanganilio lo muqujizatilio boito, diaalu taa motota wambaqo Allahu Taqaala taa motota. Karana muqujizatilio lo eeya Rasulullah saw. boito ngoqiapo toonulola mahaluku. Wau to muloololio loqu wopato pulu lo taaunu tutumulio toqu tio pasi-pasiali to "Makkati '1 Musyarrafah", yiyo toonulola taa modaatia maqo wolio eeya Rasulullah saw. pitu hui mola bolo mooqata wonu to oluqulio. Wau toqu tio pilotutulio maa Isi-isilamu mai. Wau pooli wonu de u tio eeya Rasulullah maa moqorasa biti, bo maa maqo mohama taluhu tabia, wau maa maqo motuluhu. Wau toqu mobongu mai tio moqorasa u sanangi. Ooqodito ponu lo Allahu Taqaala olio eeya Rasulullah saw. Wau sabdalio eeya Rasulullah saw., "Tutuulio tutu Allahu Taqaala taa he mongohi mai uqaalo wau u yilumoqu, wau wapatilio eeya Rasulullah saw. to dulahu Isinini to wakutu duha, odelo bo toqu mopulu wau duuhui lo hulalo Rabiiqu 1 awwali, boli maa diluhenga mai lo Allahu Taqaala rahamatilio. Wau toqu tio mai to dunia botia bo toolo dalala tiitiidu otohuaalio. Ointalio bo u moonu, oluolio bo dilelio, otolulio bo u mohama taluhu tabia wau motabia subu. Wau huuheolio eeya Rasulullah saw. ngongo-ngongotaa yito bo mopulu hui wau ngohui ilongongota lo taqulio. Wau to tonggadu u maa haadiri tio eeya loqu maa wapati, yiyo maa loduqa mola lo: "AUahumma 'g firli wa arhamni wa 1 haqni hi 'r rafiiqi '1 ala." de bolilio maqo, wu Eeyaaqu, aambungua mai watotia, wau oponua mai watotia, wau popowumbuta mai watotia wolo hiihiilinga wolo taa poopoonua 144

156 I wolo watotia, laba-labalo molanggato. Teeto de bolo maa mai dutu-dutu ginti tuwau to talulio. Yiyo maa pilolomolio^ maqo oluqulio lo eeya RasuluUah saw. to delomo ginti boito. Wau piloleapulio mola to bayalio. To moomoolilio eeya RasuluUah saw. pooli maa loduqa loqu: Allahumma hawwan 'alaina fi sakarati 1 mauti,'; de boluio maqo wu Eeyaaqu, mudai mai ami watotia to miimbihu huqoalaa loqu mate. "Wa salla 1 Lahu 'ala khari khalquii sayyidina wa nabiyyina... Informan: Igiasi Matulu 55 tahun. Kp. Wonggaditi Kodya Gorontalo. 145

157 Terjemahan Teks IV: SIFAT NABI Bermula dengan naina Allah Yang Mahatinggi, yang amat sangat pemurah terhadap segalamakhluk-nyadan yang teramat mengasihi hamba-hamba-nya yang percaya kepada-nya di negeri akhirat. "Wa bihi nastaqiinu bi '1 Labi 'ala." Yang artinya, hanya Dialah Tuhan tempat meminta tolong perlindungan (kl^ menceriterakan ceritera ini. Dan Allah Ta'ala itu mempunyai sifat rahman dan mempunyai sifat rahim. Dan sifat rahman itu dilimpahkan-nya kepada segala yang diciptakan-nya meliputi orang Majusi, Yahudi, dan Nasrani, kepada orang Islam dengan semua makhluk di daratan dan di lautan di dunia ini. Sifat rahim itu adalah sifat mengasihi hamba-hamba-nya yang percaya terhadap apa yang diperintahkan-nyakepadahamba-nyadi akhirat. Inilah cerita Ali Ibnu Abi Thalib r.a. tentang sifat Rasulullah saw., sehingga Ali menjadi kesayangan Allah Ta'ala- (dirinya). Sesungguhnya dia mendengar perkataan Nabi Muhammad saw. seperti ini bunyinya, "Hai M, barangsiapa hamba Allah Ta'ala laki-laki maupun perempuan, jika dia percaya untuk menceritera- Imn atau menuliskan atau mendengarkan ceritera tentang sifatsifatku ini dari awal hingga akhirnya dan disimpannya, maka rumahnya tak akan didekati lagi oleh setan. Dan tak lagi dia dapat dianiaya oleh segda manusia dan tidaklah mereka akan bisa marah kepadanya, dan tidak lagi akan disihir oleh orang-orang durhaka, takkan (mengalami) kebakaran dan takkan masuk ke dalam buml dan takkan tenggelam jika, dia sedang berperahu atau naik kapal, takkan lagi mengalami kesukaran dan seterusnya akan mengecap kesenangan. Dirinya (selamat) di dunia sampai ke akhirat, berkat adanya sifat Nabi yang tersimpan di dalam ^mahnya. Dan barangsiapa yang berceritera tentang sifat(ku) ini atau didengarkannya dari awal hingga akhirnya, maka akan diampunkan Tuhan segala dosadosanya dan adalah ibarat orang yang pergi naik haji umura. Dan kemudian kata Nabi sa\y., "Jikalau sifatku ini diceriterakan kepada orang yang dalam keadaan sakit, Insyaallah akan sem- 146

158 buhlah penyakit itu, karena adanya berkat Nabi saw." Dan diberitakan oleh Muhammad anak Husain bangsanya Ansari di negeri Mekkah. (kalimat ini kurang jelas maksudnya, pen.) Diceriterakan oleh Abi Hurairah r.a. sesungguhnya dia bertanya kepada All karrama 'I Lahu wajhahu, tentang sifat Nabi Muham mad saw. Maka kata All, ujamya, "Hai Abi Hurair^, sesung guhnya Nabi Muhammad itu orang yang dikasihi dan disuruh oleh Allah Ta'ala ke segenap penjuru alam. Dan dialah orang yang padanya terpaut cinta (rindu) yang ditiru oleh semua nabi dan semua umatnya, sebelum adanya Nabi Adam. Dan Nabi Adam itu dengan kehendak Tuhan hanydah dijadikan dari antara tanah dan air. Dan Nabi Muhammad saw. itu sangatlah kasihnya akan umat nya dan sangatlah menolong kepada umatnya yang percaya. Dan dialah nabi yang memiliki kolam yang sewu penuh aimya dan memiliki kedudukan yang tinggi dan mulia. Dan dialah nabi yang dijadikan di antara dua tanah yaitu "Makkati 1 musyarrafah" dan "Madinati 1 munawwarah". Dan asalnya Adam dan bangsanya tahmiyu dan Bani Ismail, bahasanya Arab dan caranya berbicara seperti kaum Mesir. Perawakan (tubuh) RasuluUah saw. sangatlah berseri-seri melebihi bulan empat belas hari. Dan tempat diamnya di negeri Hejaz dan nyawanya hanyalah rahman. Dan dialah nabi yang disuruh oleh Allah Ta'ala (datang) kepada semua Jin dan manusia dan terang hatinya. Dan dialah nabi yang terus-menerus kasihnya dan nasihatnya kepada cucunya dua orang Hasan dan Husain dan pemilik kiblat yang dua yaitu baitullah dan baitulmukaddas. Dan dialah nabi pemilik sembahyang Jumat dan dua hari raya yaitu lebaran puasa hari pertama bulan Syawal dan hari raya agung pada sepuluh hari bulan Haji (Zulhijjah). Dto dialah nabi yang mendatangi mesjid dua buah yaitu mesjidilharam dan mesjidilaqsha dan cepat jalarmya seperti biji pala direndang. Dan dialah nabi yang telah dilebihkan Allah Ta'ala rahmatnya dengan sejahteranya dan kesenangannya bukti nasib baiknya dan dijadikan Allah Ta'ala kepalanya berto dan rambutnya rumput surga dan wajahnya berseri-seri dan alis matanya seperti dawat pada kertas yang putih. Dan terus-menerus (tampak) cahaya pada dahinya dan mancung hidungnya dan teduh pandangan matanya dan dialah nabi yang bibir bawah matanya seperti selalu bergosok cila. Dan telinganya seperti "ambar" dan bibirnya hanyalah tasbih (artinya selalu mengucapkan doa dengan membilang tasbih) dan lidahnya hanyalah zikir. Giginya rata dan tiap-tiapnya bercahaya seperti mutiara. Pipinya licin dan halus betisnya dan dialah nabi 147

159 yang perut telapak tangannya dan kakinya seperti (lilin) dituang kedua belahnya dan tangan dan kakinya itu bercahaya sepotongsepotong bekas air sembahyang (wuduk); rambutnya berpotong rata, tipis dagunya dan jenjang lehernya seperti rotan perak. Dadanya hanyalah (berisi) sabar dan syukur. Perutnya penuh berisi ilmu. Pahanya hanyalah ketaatan, telapak kakinya hanyalah kekhidmatan, daging (tubuh)nya hanyalah kesturi dan tulangnya hanyalah kapur barus; perawakannya sangatlah bersesuaian ukurannya. Dan sangatlah bercahaya bercak merah besar pada kulitnya (lanta Gor.). Hatinya hanydah (dipenuhi) keikhlasan. Dialah nabi yang jika berdiri di samping orang jangkung atau yang pendek tubuhnya tampak sama tingginya Rasulullah saw. itu. Dialah yang biasa bercakap-cakap dengan burak yang man;; saja. Dialah nabi yang lemah-lembut suaranya bila bercakap-cakap dengan segala orang. Tajam akalnya seperti tak ada suatu apa pun yang mendindingi akalnya dalam melihat Allah Ta'ala. Dialah nabi yang memintas nabi mursalin seratus tiga belas, empat belas, lima belas. Dialah nabi yang menyebarkan agama Is lam, tak pernah membosankan dia. Selalu mendahului siapa saja dalam memberi salam dan dapat bercakap-cakap dengan jabang bayi yang masih dalam kandungan. Dialah nabi yang telah menjelaskan semua kekayaan Tuhan Yang Mahatin^i, terang-benderang dan sangatlah terang hatinya terhadap semua yang diperintahkan Allah Ta'ala kepadanya, menyebarluaskan agama Islam dan sangatlah murka terhadap orang yang mempermain-mainkan agama Islam, Dialah nabi yang biasa mendera orang Islam yang memasuki aga ma lain dan yang menyuruh menghancurkan negeri orang kafir dan kaum majusi. Dialah nabi yang memiliki kunci sebarang rahasia, yang ditumpuki akal dan kebaikan serta sangat banyak takutnya (kepada Allah). Dialah pula yang tak kikir akan ilmunya. Dialah nabi yang daxi sela-sela jari-jarinya keluar air jikalau dikehendakinya dan suka berkumpul-kumpul dengan kanak-kanak disertai dengan nasihat-nasihatnya. Dialah nabi yang tak (pernah) lupa akan janjinya terhadap AJllah Ta'ala beserta dengan taatnya dan ibadatnya dengan keikhlasan hatinya terhadap Allah Ta'ala. Dialah nabi yang suka merahasiakan semua yang memalukan orang dan suka menolong orang dan sangatlah dia mengekang keinginan untuk menjadi marah serta suka mengampuni kesaljdiankesalahan umatnya. Dialah nabi yang sangat banyak berpuasa pada siang hari dan banyak bersembahyang pada malam hari. Dia juga suka merahasiakan sakit yang dideritanya. Didah nabi yang sangat adil pengadilannya dan sangat berani 148

160 bertempur dilam memuliakan hukum Allah Ta'ala. Dialah nabi yang sangat kurang tertawanya, tetapi banyak senyumnya dan di dahinya tampak seperti ada bulatan (karena kebanyakan sujud) dan antara kedua belah bahunya tumbuh bulu tanda bahwa dialah nabi yang terakhir dan dialah yang jika berjabatan tangan dengan orang maka tujuh hari belumlah hilang ban harum yang melekat di tangan orang yang menjabat tangannya itu. Dan jikalau beliau berjabatan tangan dengan orang-orang kafir dan durhaka maka orang itu akan menjadi percaya (akan menerima agama Islam sebagai agamanya). Dialah nabi yang suka mengusap ubun-ubun anak yatim. Dialah nabi yang bertuliskan "La ilaha ilia '1 Lah, Muhammada 'r Rasulullah" di dalam tubuhnya dan tidaklah nabi-nabi yang lam mendapat seperti apa yang tampak kepadanya. Dan tak ada seorang pun yang telah melihat tulisan itu. Dahulu Allah Ta'ala telah memberikan kepadanya nama y^g banyak. Pertama Hamid, axtinya orang yang telah pemah berhadapan muka dengan Allah Ta'ala. Nama Aldb, artinya nabi awal zaman dan akhir zaman". Dan nama Kasim yang artinya orang yang suka membagi-bagikan kekayaan Allah Ta ala di dalam surga. Dan nama Hasyim artinya orang yang mengumpulkan semua manusia ke padang mahsyar pada hari kiamat. Dan nama Rasyidin yaitu yang akan menunjukkan segala yang baik di dunia sampai ke akhirat kepada semua manusia. Dan nama Baidun jirtinya yang akan memutihkan wajah yang hitam dari orang-orang dari neraka. Nama Mubarak artinya orang yang suka memberikan berkat, guna dan kebaikan kepada hamba Tuhan yang telah menjalankan segala perintah Allah Ta'ala. Dan nama yang diberikan oleh orang-orang di langit ialah Ahmad. Artinya terpuji sebarang pekeijaannya. Dan nama yang diberikan oleh orang-orang di dunia ialah Muhammad artinya orang yang dihormati oleh semua malaikat di lapisan-lapisan langit dan bumi. Dan nama Basir artinya orang yang suka menceriterakan hal-hal yang baik tentang surga, dan nama Nasir artinya menceriterakan kejelekannya neraka. Dan nama Siraj yang artinya dia obor segala umat. Dan nama Murtadun artinya orang yang rela dan suka menolong kepada umatnya yang ada di neraka jahanam pada hari kiamat.., t. tt j- Dan nama yang diberikan oleh kitab suci taurat ialah rlamcli artinya orang yang melepaskan umatnya dari api neraka. Dan na ma dalam kitab suci Injil ialah Mubdi Mubda dan nama di dalam bumi iaiab Karkalita dan nama yang disetujui.bersama oleh orangorang di langit ialah Ahmad. Dan nama yang diberikan oleh orang- 149

161 orang di surga iaiah Kasim. Dan nama yang diberikan oleh orangorang di neraka ialah Zabih. Dan nama yang diberikan oleh malaikat ialah Abdulgias. Dan nama yang diberikan oleh jin ialah Abduljabbar. Nama yang diberikan oleh orang-orang di muka bumi ialah Muhammad saw. Dan telah diturunkan oleh Allah Ta'ala Quran dan telah ditetapkan-nyaagama Islam. Telah diterang-jelaskan-nyamana yang benar dan mana yang batil, yang haram yang halal dan datang merobohhancurkan (segala) patung-patung yang biasa disembah oleh orang- orang kafir dan majus. Usia Rasulullah saw. itu enam puluh tiga tahun. Dialah Nabi yang amat sangat taatnya dan ibadatnya kepada Allah Ta'ala Dan hari diperanakkannya RasuluUah saw. itu ialah hari Senin pada dua belas Rabiul aw^. Telah diberikan Tuhan pertama dengan bermacam-macam mukjizatnya pada waktu beliau dilahirkan Itu. Sebagian lain daripada mukjizatnya itu empat ratus di dalam rumahnya dan dua belas ribu dibagi-bagikannya kepada semua makhluknya. Jikalau direntang panjang keterangan mengenai mukjizat nabi Itu, maka tak adalah orang yang tabu selain daripada Allah Ta'ala. karena mukjizat Rasulullah saw. itu melebihi sekalian makhluk. Dan sebelum usianya mencapai empat puluh tahun ketika be liau sedang beijalan-jalan di "Makkati '1 musyarrafah", maka semua orang yang beijabatan tangan dengan beliau Rasulullah saw., maka mjuh hari baru hilang bau harum di tangannya. Ketika beliau dilahirkan, beliau sudah Islam (diislamkan). Jika beliau Rasulullah sud^ merasa lapar, beliau hanyalah mengambil air wuduk, lalu pergi tidur.jika beliau bangun dari tidurnya, beliau akan merasa segar. Begitulah kasih Allah Ta'ala kepadanya, Ra sulullah saw. Maka sabda RasuluUah saw., "Sesungguhnya Allah Ta'ala yang memberikan kepadaku makanan dan minuman." Dan hari wafatnya RasuluUah saw. ialah pada hari Senin di waktu duha juga pada dua belas Rabiurawal, lagi pula duebihkan Allah Ta'ala rahmat-nya. Ketika beliau hidup hanya tiga hal yang disukai beliau. Pertama: yang harum (wangi-wangian), kedua ialah istri beliau, ketiga ialah mengambu air wuduk dan bersembahyang subuh. Dan lamanya RasuluUah saw. dalam keadaan sakit itu hanya- ^ sebelas hari Yang sakit ialah kepalanya. Dan ketika telah siap ^sulullah merighadapi kematiannya, maka berdoalah beliau, AUahurna 'g firli wa arhamni wa '1 haqni bi 'r rafiiqi 1 ala " yang artinya, "Wahai Tuhanku, ampunuah hamba-mu ini dan kasuianuah hamba-mu ini dan teruskanlah hubungan hamba dengan 150

162 semua orang yang berkasih-kasihan dengan hamba, sungguh (Tuhan) Mahamulia." Maka tiba-tiba terletaklah sebuah kendi di hadapan beliau. Maka dicelupkannya tangannya oleh Rasulullah saw. ke dalam ken di itu. Lalu diusapkannya ke wajahnya. Kemudian berdoalah lagi Rasulullah saw., katanya, ^ "AUahumma hawwan alaiha fi sakrati '1 mauti," artinya, "Wahai Tuhanku, mudahkanlah bagihamba-mu(di sini tertulis: mudahkanlah atas kami) menghadapi saat-saat ketika nyawa akan meninggalkan jasad (sakratilmaut). "Wa salla 1 La^u 'alaa khari khalqihi sayyidina wa nabiyyina " 151

163 CATATAN KATA-KATA KERJA 1. 2, momonu, 'mengasihi', dari md. ponu; poopoonua 'saling mengasihi atau berkasih-kasihan';ponw sebagai kata benda berarti 'air mata'. pohilealaa, 'tempat meminta' dari md. hile; mohile 'minta'; pohilea! 'Minta!'(bentuk imperatif); taa pohilealo 'orang yang dimintai' di sini menjadi taa pohilealaa (beroleh akhiran -a) karena diikuti obyek: taa pohilealaa tuulungi 'orang yang dimintai tolong atau pertolongan'. pilopowali-lio, 'dijadikannya' atau 'diciptakannya'; -Lio di sini dituliskan dengan huruf besar karena ber arti 'Dia' yaitu 'Tuhan'; mopowali 'menjadikan'; popowaliolio 'dijadikannya'(bentuk pasif futurum), dengan tambahan sisipan -ilmenjadi bentuk praeteritum, fonem antara /o/ pada walio hilang, dudula lo lati, 'didekati setan'; dari md. dudulo; modudulo 'mendekati'; dudulo menjadi dudula (berakhiran -a) karena diikuti oleh obyek pelaku. alinayaalio, taqe-taqe, 'dianiayanya' (pasif fut.) dari md. alinaya ka ta pinjaman dari BI 'aniaya'. bentuk reduplikasi yang menyatakan aspek duratif 'sedang naik' (bentuk tunggal). yilungguli, 'diceriterakan' (bentuk pr.ter.) md.nya wungguli 'ceritera' atau 'dongeng' (kb.); mohungguli 'berceritera' (aktif fut.) pototombiilulio, 'caranya berkata atau memberi nasihat' dari md. tombiilu; motombiilu 'berkata, bersabda'; reduplikasi menyatakan cara (lihat pasal 4.3). 152

164 mongolabotaqo, bentuk kontraksi daripada mongolaboto 'dapat menandingi' dan maqo (penunjuk arah). ilopoqooyongalio, di sini berarti 'tempat diamnya'; sedangkan md.nya poqooyo artinya 'diam, tak bergerak'; motipoqooyo, 'berdiam diri, tidak berkata atau berbuat apa-apa'. Pemakaian seperti di atas dalam arti 'diam, tinggal', jarang terdengar dalam kehidupan sehari-hari. lololaalaaita, 'terus-menerus, tak putus-putus'; laito 'selalu'; laalaaita 'terus-menerus'; awalan lolo- bentuk pr.ter. dari molo- juga mengandung pengertian leksikal 'selalu, terus-menerus', jadi bentuk reduplikasi + awalan lolo- merupakan bentuk pleonastis. diluhenga lo, 'ditambah oleh...' dari md. duhengo; moduhengo 'menambah' (aktif fut.); duhenga (pasif fut.), diluhenga menjadi pasif pr.ter. karena tambahan sisipan -il-. yide-yidetolo, dari md. yideto; mohideto 'menyentuh' di si ni lain artinya dari pemakaian biasa yideyidetolo lo cila tibawa lo biiku matolio, 'bagian bawah bibir matanya selalu digosok (bergosok) dengan cila'. meetihulaa, md. tihulo; timihulo (varian dari tumihulo) 'berdiri'; meetihulo '(ter)berdiri, tertegak, mendapat akhiran -a karena diikuti frase keterangan. loqodingingaa, dari moqodingingo 'dapat mendinding' loqodingingaa bentuk pr.ter.nya dengan tambah an akhiran -a, karena diikuti frase keterangan; di sini bukan berarti 'mendindingi' tetapi 'membatasi';/oqodingingaa akali 'dapat membatasi akal'. moponaqo. 'menjalankan' dari md. naqo; moonaqo 'pergi, akan berjalan'; moponaqo lo aagama 'men jalankan agama'. loqotolu, dari md. tolu; motolu; 'bosan'; moqotolu 'membosankan'; loqotolu 'membosankan' (pr.ter.). mololoqiawa, dari loqia 'bicara' beroleh simulfiks molo-l-a 153

165 berarti Tbiasa' jadi berarti "biasa berbicara'. mopoito-yitohu, 'mempermain-mainkan' dari md. yitohu; moitohu 'bermain'; mopoitohu 'mempermainkan'; fungsi reduplikasi di sini menyatakan aspek frekuentatif. momomatea, dari md. pate; momate 'membunuh'(1) dan 'memukul' (2), tetapi di sini berarti "biasa membunuh'; reduplikasi di sini memberikan pengertian "biasa'(lihat pasal 4.3). meqilohuhubee, 'menyuruh robohkan, menyuruh hancurkan'; dari md. lohuhubu; 'roboh, ambruk'; beroleh awalan moqi- (meqi-) dan akhiran -a karena transitif. (lihat alomorf { -a I pasal ). ' ' poluluneta, 'tempat keluamya, munculnya' dari md. luneto; lumuneto 'muncul, keluar'; polunetalio 'tempat keluamya'; red. menyatikan 'biasa' jadi 'tempat di mana biasanya keluar'. moluuluuqa, dari md. tuuqo; moluuqo 'menyembunyikan'; moluuluuqa 'biasa menyembunyikan atau merahasiakan'; akhiran, berfungsi mengantar obyek. mongongaambungua, 'biasa memberi ampun' dari md. aambungu 'ampun'; mongaambungu 'mengampunkan'. fneidaatia, 'sudah beqabatan tangan'; red. menyatakan saling; md. dati; modati 'beijabat tangan'. moqoqataa, dari moqoqato 'keluar, hilang, lepas'; pitu hui diipo moqoqataa wonulio 'tujuh hari belum hilang-lulang hammnya.' lolotaalua, bentuk pr.ter. dari molotaalua, md. talu, ber oleh simulfiks molo-/-a menyatakan 'sering' dan bentuk reduplikasi menyatakan saling; lolotaalua 'sudah sering saling berhadapan' (lihat catatan (20) Teks III). pomutiqio, 'yang dipakai imtuk memutihkan... olehnya' (di sini: memutihkan mukanya); md. putiqo 'putih'(ks.). mohuhunggulia 'biasa menceriterakan' dari md. wungguli 154

166 'dongeng, ceritera' (kb.); mohungguli 'men-, dongeng, berceritera'. pilolanggulo taa to soroga 'nama yang diberikan oleh penghuni surga', dari md. tanggulo 'nama'(kb.); molanggulo 'menyebut, menamakan'; tanggulio 'namanya'; tanggu-tanggulaa tei Uolo 'dinamai si Anu'. puotutualio, 'diperanakkannya dia' dari md. tutu; motutu (di sini berarti) "beranak, bersalin, melahirkan'; taambati potutualio olio 'tempat di mana dia diperanakkan' (bentuk futurum); diberi sisipan -it-(puotutualio) menyatakan pr-ter. tila-tilayadio, 'dibagi-bagikannya', dari md. tayadu; molayadu 'membagi'; man taya-tayadu 'sudah terbagi'; tilayadio 'dibaginya', red. menyatakan aspek frekuentatif. poqo-poqohayaqo(qu), 'akan kupanjang-panjangkan'dari md. hayaqo -panjang'(ks.); mopohayaqo 'memanjangfean'; mopoqohayaqo 'memperpanjang' (aktif fut.); poqohayaqoqu 'kuperpanjang' (pasif fut.) puolomolio 'direndamkannya, dicelupkannya'; dari md. lomo; mopolomo 'mencelupkan, merendam'; popolomoolio 'akan dicelupkannya' (pasif fut.); pilopolomolio bentuk pr.ter.nya (fonem antara /o/ pada lomoo hilang karena tambahan sisipan -il-). 155

167 DAFTAR KATA KERJA BAHASA GORONTALO - BAHASA INDONESIA A a. aajari, aakali, aanjamu, aaota, aato, aaturu, abuto. antadu. antango, antongo, antumo, amango, amo, ahu (I), ahu (II), ahumo, aito, aladu, alapo, alipo, mong, makan; il, l.dimakan; 2.nasi; ilaalio, dimakannya; mopo~, memberi makan; pilo~, diberi makan; u alo, makanan. mong, mengajar(i); il, diajar(i). mong, menipu, mengecoh; il lio, ditipunya; moti, berpura-pura. mong, mengancam; il lio, diancamnya. mo, bergaul. mong, mencapai, menjangkau; ilaatio, dicapainya, dijangkaunya. mong, mengatur;a, teratur. mong, memanggil (seseorang yang agak jauh dari kita dengan menyerunya); he lio, dipanggil-panggilnya, diserunya. mong, membidik; ki. memilih seseorang atau sesuatu di antara yang banyak; yiqo taa he antadelio, engkau yang diincemya. mong, menyobek; hi anta a, compang-camping. moti, membeku (seperti darah beku). mong, menisik atau menjahit sobekan-sobekan baju, dan sebagainya. mong, menjahit lubang kancing. mong, mengamuk (dengan senjata); taa ngil, orang yang diamuk. mon#,menggaruk; il lio, digaruknya. mopo, menyuruh; il-lalio, disuruhnya; u pilopo- lio, yang disuruhkannya. mo, tenggelam; mopo, menenggelamkan. mong, mengait; ilaitio, dikaitnya; aaqaaita, berkait-kaitan. mong, menyayat; hi ala e, tersayat-sayat. moti, merayap. mong, l.mengelupas; 2.berganti kulit (seperti 156

168 alito, alupo, aqato, aqudu, auhu, awadu, awato, ayabu, ayango, ayo, B baalasi, baayari, baqaja, baca, badaqa, baya (I), baya (II), balango, balanja, balato, bale, banti, bantu, bataru, batata, belequto, belo, biadu, biahu, bibi (I), ular); mong aa Iambi, mengupas pisang; maa hi a sudah dikupas. mong, l.menguliti (sapi, kambing, dan sebagainya; 2.melecut dengan cemeti. mong, berburu; mongongalupa, biasa berburu. mong, menyapu; alto, akan disapunya; aaqato, sapu (kb.). mong, menggali; ilaqudio, digalinya. mong, mengarung(i), melayari lautan. moti, membelit, meluitj awa dalam keadaan membelit, sedang membelit moti, berpaut, memautkan diri. mong, mengipas; il elio, dikipasnya. mopo, mengayunkan;/le pppo /io, diayun-ayunkannya. mong,,melambaikan tangan memanggil, menghimbau mo(m), membalas; alio, akan dibalasnya; ba a, balas-membalas. mo(m), membayar. mo, membual, beromong kosong. mo, membaca. mohi, memakai bedak, berbedak. mo(m), mengabdi, menghambakan diri; moqo, meniru, menjadi seperti; moqo ohamolio, meniru ayahnya. mo, menyeberang; ki. lari ke pihak musuh. mo, berbelanja. moti, berbaring; mopo, membaringkan. mo, berbalik, membelok. mopo, membantingkan; mei, terbanting, terempas. mofm>-, membantu, menolong. mo, bertaruh (dalam permainanjudi). mo(m), membantah, menyangkal perkataan orang. mohi, memakai cadar atau penutup muka. mo, membelok, menyimpang (jalan). moti, mengedikkan badan dengan tiba-tiba ke belakang. mo(m), memelihara. mopo, memperagakan dengan bangga, sombong; 157

169 bibi (II), bibidu, pemberat (kb.); i lo botu, berati dengan batu. Tno(m), memilin (lengan, leher); menjewer (ku- Ping). biheto, mo(m), menjinjing, menjinjit. bilaqo, moqo, mengguna-gunai seseorang, sehin^a ia menjadi gila, sakit, dan sebagainya. bilohu, mo(m), melihat, memandang; mobiilohe, saling menenggang. bibito, mo(m)-~, menyerang (khusus dikatakan kepada induk ayam). biihu, bibir (kb.); mo, mengomel. biintolo, mopo, memasangkan ikat pinggang, stagen. bi^la, mo,, berbicara; biibiisalawa, bercakap-cakap. bite, mo, l.mendayung; 2.berlayar. bituqo, keris (kb.); mo(m), menikam dengan keris. boqidu, mo, berapat, berunding; bantayo po e, bangsal boliqo, tempat bermusyawarah. mo(m), mengubah; mo, berubah; diila boliboliqa, jangan diubah-ubah. bonggohuqu, moti, berlutut; berdiri dengan bertopang pada lutut. bongolo, mo(m), mengganjal. bonelo, moti, bersandar. boolo, mo, bersin. boonggari, mo(m), membongkar. boorongi, botulo, boowo, buboqo, buqa, mo(m), memborong; b-il ilio, diborongnya. mo, naik (ke rumah, dan sebagainya); mopo, menaikkan, mempersilakan naik. moti, berdukung, naik di punggung. mo(m)o, membasuh (pakaian); alio, akan dicucinya. mo, lepas tentang dua benda yang berlekatan; mobu aya, bercerai (suami-istri). bubuqaaya, lihat buqa ^ atas. buhuto (I), mo(m) menyiram; alio, akan disiramnya. buhuto (II), mo(m), mengikat; lio, akan diikatnya. bulangato, mo(m), mandi (dialek Tilamuta); mo(m) a milate, memandikan jenazah. buli, bulato, mo(m), memintas, melintas (di hadapan orangorang yang sedang duduk). bulemengo, moti, membelakangi, memunggungi; buubuulemenga, punggung-memunggungi, bertolak belakang. mo, berutang, mengutang; oqu, akan kuutang. 158

170 boliahu, mo(m), beserdawa (mengeluarkan bunyi dari tenggorokan sesudah makan). buloto, mo, meminjam; mopo, meminjamkan. buntato, mo(m)o, memutuskan dengan paksa (tjdi) dengan merenggutkannya keras-keras. bunto, mo(m), memutuskan; oqu, akan kuputuskan; mo, putus (ks.). buntungo, mo(m), meninju; b-il io, ditinjunya; tinju (kb.). bunggato, mo(m)o, mencabut; /io, akan dicabutnya. bunggu, bungkuk (ks.); moti, membungkuk. butaqo, mo(m)o, membelah; Wo, akan dibelahnya. butoqo, mo(m)o, mengadili, memutuskan perkara. butu (I), mopo, meledakkan (bedil, petasan, dan sebagainya); mo meledak (ks.); butu (II), mo, terbit (matahari, bulan); timbul (gigi). buuhunga, mo, melawan, membangkang. buunggusi, mo(m), membungkus; olio, akan dibungkusnya. buuru, mo, mengebor, melubangi dengan gurdi. buutola, mo, membangkang, membantah. buyuhuto, mo, cecer, berhamburan (ks); mo(m), menghamburkan, menaburkan. D daahangi, mo, berdagang. daantia, mo, beijanji, saling berjanji. dadai, mo, berdandan. daha, mo, menjaga, mengawal; mopoqo, berhati-hati, berjaga-jaga. dambaqo, moti, bertiarap, menelungkup. danga, moti, merangkak. dangapo, mo, menerkam. dangganggo, mo, mencakar; mo a, saling mencakar. dangita, mo, berdansa. dantalangi, mo, meronta-ronta, memencak-mencak. dapato, mopo, 1. menyelesaikan, menyiapkan; 2. menghidangkan makanan. dati, mo, berjabat tangan. dayango, mo, menari-nari dan memencak-mencak dalam upacara adat; mopo, mempermziinkan (seseorang yang kiurang ahli oleh orang yang ahli dalam permainan silat). dedeqo, mo, menarik, menyeret, menuntun. 159

171 dehu, mo, jatuh; mopo, menjatuhkan, menurunkan (tirai);/noiiti, teijun. deehu, mo, menindih, menghimpit; ki. menyusul, misalnya A lahir menyusul B, jadi A adik B. delito, mo, menjilat. delo, mo, membawa; mopo, menyuruh bawakan. dembingo, mo, melem, merekat; mopo, melekatkan; d-um, melekat (terlem); moti, melekat, mele katkan diri, menempelkan diri. dengengo, moti, berdiang. deqopo, mo, menangkap (burung, kupu-kupu, dan sebagainya). depito, mo, mengantar(kan). depuhu, mo, menutup (sajian), merahasiakan, menutupnutup (rahasia, kejelekan, dan sebagainya); mopo, menutupkan (tutup saji). detohu, mo, memuat; mopo, memuatkan. detu, mo, menjahit. diambango, mo, melangkah. dihu, mo, memegang; dihimalio, akan dipegangnya. diidiki, mo, mendidik. diilo, mo, mencmmi diliilio, diciumnya. dile, mo, beristri/bersuami, menikah, kawin. dinda, mo, mendenda; olio, akan didenda. dini, mo, melarang. dioto, mo, melangkah cepat-cepat. dudayahu, mo, menangguk (ikan). dudulo, mo, mendekat, menghampiri; mopo, mendekatkan. duduqo, mo, ikut, turut; menim; mopo, mengikutsertakan. dulopo, mo, menyelam. duloto, mopo, membiarkan nyenyak (tidur). dulu (I), dulu (II), mo, memeram (buah-buahan); moduulua, memihak pada seseorang (dalam pertengkaran atau perkel^ian). dumango, mo, bertandang, bertamu. dumamango, mo, menyongsong. dumbato, mo, mengasah. dungalo, mo, merongrong. dungga, met, tiba; modu aya, bersua, berjumpa; mogo, mendapati; menemukan (seseorang) sedang.,. (ti dur, makan, dan sebagainya). 160

172 dungohu, dungui dupa, dupito, duqa, duqota, dutongo, dutu, duuaita, duuduqa, duuluhu, E eela, entelo, eqe, G gaarisi, ganti, garapu, guru, H haalusi, haapali, haarapu, haayato, habari, hala, halahadi, halantui, hama, hanti, hangato, hapa, hebilo, mo, mendengar, patuh; mopo, memperdengarkan. moti, tunduk, menundukkan kepala. mo, menempa. mo, mengepit dengan paha seperti mengepit bantal guling. mo, berdoa, mendoa. mo, menutup rapat-rapat dengan selimut, kain, dan sebagainya. mo, menekan, menumpu; moti, bertelekan, bertumpu. mopo, meletakkan; mo, menyerahkan mas kawin kepada pihak wanita. mo, berkawan, berteman. mo, meniru, ikut-ikutan. mopo, bebenah. mo, mengingat, mengenang(kan). mong, memarahi. mong, merenggangkan (misalnya padi yang dijemur supaya lekas kering); mo, terlepas dari ikatan sehingga berhamburan. mo, menggaris. mo mengganti(kan). mo, melucu-lucu, melawak. mo, belajar; mopo--, mengajar(i). mo, mengabaikan. mo, menghafal. mo, mengharap, berharap. mo, berlaga; mopo, memperlagakan. mo, bertanyakan kabar; mopo, mengabarkan. mo, menangkap ikan (dengan alat apa saja). mo, menggergaji, moti, menukik dengan kepala ke bawah pantat ke atas; mohaalantuia, terbalik (kepala ke bawah). mo, mengambil. mo, menyoraki orang yang celaka (jatuh, kalah, dan sebagainya). moti, menumpangkan diri; mopo, menitipkan. mo, bersiap untuk menyergap atau menerkam. mo, l.mengungkit dengan pengungkit; 2.mendayung, merengkuh dayung. 161

173 heheto, hei, helili, heluto, hengu, heqodu, hequto, heuango, hiala, hiango, hianta, hidi, hihilinga, hiidu, hiihita, hiipo, hile, hio, hua, hualo, huaqo, huato (I), huato (II), huheli, huheto, huhu (I), huhu (II), hulahu, h-um menetes; hehe, terus menetes. mo, beranjak dari tempat duduk, berdiri; bergeser; mope, menyuruh pindah, bergeser. mo, berjalan, berlari, dan sebagainya berkeliling; mopo, mengelilingkan, membawa berkeliling. mo, merenggut. mopo, mengeringkan; mo, kering (ks.). mo, menyabung; moheeqodu, bersabung, berlaga (ayam) mopoheeqodu, memperlagakan. mo, tutup (toko, kantor, dan sebagainya); mopo, menutupkan (pintu, jendela, dan sebagai nya); moti, mengurung diri (dalam kamar, misalnya). mo, melolong (anjing). mo, makan lebih banyak ikan atau daging daripada nasi. mo menyisipkan tanaman (misalnya jagung) di antara tanaman yang sudah ada (ubi, kacang). mo, bertindak sembrono. moti, bermanja-manja; mopo, memanjakan. kawan (kb); mohiihilinga, bergaul rapat dengan seseorang, berteman akrab. mo, menggesek (biola). mo, bersaing, bertanding siapa lebih. mo berembus tentang angin; membunyikan seruling tentang kapal. mo, minta', pohileelio, dimintanya. mo, membantu (orang bekeija). mo lo duhu, muntah darah; pilo lio, dimuntahkaimya. mo, mencuci tangan dalam kobokan; pohu a, tempat mencuci tangan, kobokan. mo, meneriaki; he alio, diteriakinya (dengan maksud memanggil). mo, mengangkat; /io, akan diangkatnya; mo berangkat, bertolak (perahu, kapal). mo, berhenti untuk beristirahat; mopo, mengistirahatkan, menghentikan (orang bekerja). mo, mencuci (piring, gelas, dan sebagainya). mo(m), mengusir, menghalau; h-i7 //o, diusimya; la! goyang! goncang! (seperti menggoncang cabang yang lebat buahnya). mo(m), tidak tidur karena berjaga-jaga pada ma- 162

174 lam hari. huli (I), mo~, merahasiakan; he olio, dirahasiakannya, ditutup-tutupnya (tentang suatu hal); huli (II), mopo, memasang, melekatkan (kancing, dan sebagainya). huli (III), mo, lepas; ilo alio, terlepas dari pegangannya. hulihu, mo, mengusung (jenazah, misalnya); huhulihe, usungan (kb.). hulimamango, mo, mengigau (dalam tidur). hulimengo, mo, terjaga dari tidur karena kaget. huloqo, moti, duduk; mopo, mendudukkan. huyongo, h-um, menangis; alio, akan ditangisinya. huntingo, mo, menggunting; ftu, gunting (kb.). huntu, mo, membanyakkan; mopo, melonggokkan. hupaqo, moqo, menabrak; mei, tertabrak; mohuupaqa, bertabrakan. hupeto, mo, menjepit; mei, terjepit. huqo, mo(m), membuka; mo~, terbuka. hutaqo, moti, berinjak, berpijak; mei, terinjak, terpijak; mopo, menginjakkan. huto, mo, suka, mau. hutoqo, moti mengerutkan muka, dahi; huto, muka berkerut karena kesal, marah. hutu, mo, membuat, mengeijakan. hutulo, mopo, membuhul, menyimpul (benang, tali). huuhu, mopo, mempertunangkan. huuyula, mo, bekeija gotong-royong. ibaadati, iibodu, iidu, Halo, ilapo, He, ilito, iqi (I), iqi (II), iqihu, iqilo, iqito, mo, beribadat. mo, memanggil, menyeru; ki. meminta pertolongan ketika sfcdang ditimpa kecelakaan. mo, mengingsut; moti, beringsut. mong, menisik. mopoqila mato, mengejap-ngejapkan mata. mopoqile, mengangguk-angguk. mong, mengiris, menyayat. mo, tertawa; ~/io, tertawanya. mong, menggigit; o lo apula, digigit anjing. mong, mengikis. mong, mengikir; iiqilo, kikir (kb.). 1. mong, mengikis (misalnya: mengikis arang yang sudah mengeras di pantat kuali); 2. um hapato, tegak bulu roma (= imiqito). 163

175 *\ intopo, iomo, -ipito, J jaanjia, ;Yna, K kaato, kahu, kaidingo, kakudu, kalaja, kalubebe, kantango, karao, keekeri, kela-kela, koli, kokoqo, kubingo, L laahu (I), laahu (II), laaqo, lahi, laiqo, laito, lalilo, lambato, lami, langga, langgelo, lantato, lantiqo, lantungo. lapato, laqito, laqo, lahayu, mong~, mengisap, menghirup. um (= im ), tersenyum. mong, mengepit. mo, berjanji; lihat daantia. mo, berzinah. mo(ng), mengais. mong, menggaruk. mong, mengoyak, menyobek; mo, koyak(ks.) mong, menggali. mo, bekeija, mengerjakan. mo, cerewet, mengomel terus-terusan. mo(ng), mengoyak; mo, koyak (ks.). mo(ng), mengerawang (sapu tangan, dan Iainlain). mo, mengeker, meneropong. mo, bemsaha mencari nafkah. mo, bergerak; kookoolioqa, bergerak-gerak., mengetuk, memdu. mo(ng), mencubit. mo, turun; mopo, menuninkan. moqo, dapat mengalahkan. mopo, melayangkan; laa, sedang melayang (di udara). mo, minggat; mopo, mengusir; lahi, selalu menghindar. mopo, l.memajukan (bangsa); 2.mengangkat (derajat, kedudukan); 3.memuliakan. mopo, meneruskan, melanjutkan. l-um, pindah; mopo, memindahkan. mo, merebut, merampas. mo, menghalau. mo, memencak, bermeun silat. l-um, menengadah, melihat ke atas. mo, merenggutkan tali yang tcrentang sehingga putus. l-um, melompat, meloncat. l-um, timbul, mengapung. lantu, terapung. mopo, menyelesaikan; maa yil, sudah selesai. mo, menyala; mopo, menyalakan. moo, pergi, beqalan; mopo, menjalankan. l-um, berlayar; laya, sedang berlayar. 164

176 layango, mopo, melayangkan, melemparkan (benda pipih yang dapat melayang). leeqe, mo, menyesal; mopo, merajuk. lehito, l-um, lewat, lalu; lehi, sedang lewat (tentang orang yang beq'alan). lekadu, moti, bersandar dengan sikap santai. lele, mo--, memberitahukan, meminta izin. leleeyangi, mo, mengembara. libudu, mo, melilit; moti, melilitkan diri; mopo, melilitkan. lihu, mo, mandi; mopo, memandikan. lilibu, mo, menggulung; lilt, dalam keadaan tergulung (layar, kere, dan sebagainya). limato, mo, melimas (merimas) (air dalam lambung perahu). linulo, mo, mengumpat. loqadu, mo, lepas dari rekatannya (ks.), atau: melepaskan dari rekatannya. lobuqo, mo, menumbuk (padi, tepung, dan sebagainya). loduqo, l-um, tenggelam. lohidu, mo, bersenandung, berdendang. lohudu, mo--, menunda (pekerjaan); mopo, menjulang, mengangkat ke atas lebih tinggi dari yang Iain. lohulo, mo, menekan perut dengan napas (supaya berak atau anak yang akan dilahirkan segera keluar (persen, Bel.)). lohumo, mo, berbisik; mopo, membisikkan. lolohu (I), mo, mencari; lolohu (II), mopo, menjajakan (kue, dagangan, dan sebagainya). lombingo, mo, mandi (dikatakan kepada anak kecil); mopo, memandikan. lombula, mopo,mendidihkan (air); lombu, sedang mendidih, lombuli, mo, membalikkan (baju, dan sebagainya). lomelo, mo, batal (ks.); mo a puasa, membatalkan puasa yang sedang dijalani. lomo, mo, mencelup; mopo, mencelupkan, merendam(kan). longgalo, mo a, merombak (rumah, dan sebagainya); lio, akan dirombaknya. lontuango, mopo, mengayun-ayunkan ke atas (misalnya anak kecil). 165

177 loontulo, lopato, mopo, menyuruh pergi. mo a..., melepaskan... dari sangkutannya; yilo, terlepas. loqia, bicara (kb.); mo, berbicara; mo to tau, ki. mencela orang, loqopo, mo, menyebar; mopo, menyebarkan. luahu, mo, mencret, berak-berak (cair). lualo, l-um, keluar; lio, akan dikeluarkannya; mopo, mengeluarkan. lubingo, lihat kubingo. luboqo, mopo, mengendurkan (tali, dan sebagainya). luhu, mo, berkeramas. Me, mo, menggilas, melumat (lombok, terasi, dan luli (I), sebagainya) pada batu cobek. mo alanggaya, melepas layang-iayang, menaikkan layang-layang; Mi (II), mopo, membiarkan; ^ Mi (III), mo, sembuh. Muto, mo, terhapus (tentang gambar, tulisan); luntur (tentang warna). luneto, l-um, timbul, muncul. lunggelo, mo, membuai (bayi pada bueiian); lu a, buaian luntu, (kb.). moti, naik, bertengger (pada dahan, dan sebagai nya). luodu, mo, menebang. M maju, mo, maju (kk.); mopo, memajukan. mama, mo, makan sirih pinang. manyanyi, mo, menyanyi, bernyanyi. mulo, mo, menanam; mopo, menanam(kan). muunduru, mopo, memundurkan. N naqo, nika, niiyati, ntayango, O olabu, olongo, oloto, ombito, ontopo, bervarian dengan laqo (lihat laqo). mo, menikah, kawin; mopo, mengawinkan. mo, bemiat, meniatkan. mo, menggantungkan; moti, bergantung mong e..., mengebaskan (sesuatu). mong, mengerat; hi olo, berkerat-kerat. mong, menyembelih. moti, 1.menempel, melekatkan diri; 2.membonceng (misalnya di sepeda). um, mengkemt. 166

178 oonggosi, oonto, oonuhu, Ota, otongo, oyodu, mong, mengongkosi, membiayai. mo dapat melihat; ngalio, dapat dilihatnya, terlihat olehnya. mo, dapat mengenal; elio, dapat dikenalnya. mopo, memberitahu(kan); awalio, diketahuinya. mong, menahan, mengekang (kekang kuda, hati atau keinginan, dan sebagainya). mong, mengiris. P paahati, mo(m), memahat. paahu, mo(m), menyangkal. paalo, mengumpan, memancing. padeqo, mo(m), membajak, meluku. padeto, mo(m), menggosok, membalur. padungo, moti, menukik, pahuto, mo(m), menghunus, mencabut (keris, belati). paidu, mo(m), menyeka. pake, mo(m), memakai, menggunakan; mohi, mengenakan pakaian. palihara, mo(m), memelihara. palongo, mo(m), melengah (anak); merintang-rintang (ha ti, hari, waktu). pambolo, mo(m), menambal. panggalo, mo(m), memasang berpasangan (seperti dua ekor sapi pada gerobak). pangge, mo(m), memetik (dengan mematahkan tangkai; bunga, dan sebagainya). panggito, mo(m), menoel, menggamit. panggulio, mo(m), memalu, menokok (dengan palu). pani, mo(m), mennkangi. pantango, mo(m), merentang (tali, benang, dan sebagainya). pantongo, mopo, menancapkan (sengat, kuku, dan sebagainya). papadu, mopo, menderetkan; hi ~e, berderet. paqi, mo(m), melenipar(i). parenta, mo(m), memerintah, mengatur negeri;pizarentaalio, diperintahnya. pasiari, mo, pesiar, beijalan-jalan. patato, mopo, mempeijelas; mo, jelas (ks.). pate (I), mo(m), memukul; pate (II), mo(m), membunuh; mopaatea, bertempur, berperang. 167

179 patoqo, peedi, peehu, penguto, pepato, piaqato, pidelo, piilu, pio, pipiqo, pitilo, mo(m)~-, memancang, memasang pancang, tiang (untuk mendirikan rumah). mo(m), meracuni. mo, mencari nafkah; pa, mata pencarian (kb.). mo(m), mendengkus. mo(m), menepis(kan). mo, memanjat. mo(m), mematri. mo(m), mendongeng, berceritera. mo(m), membujuk. mopopipi, menggelepar-gelepar, mo(m), memijit, mengurut; meqi, minta supaya dipijit. mo, hangus (ks.); mo(m), membakar. pobu, pomahulo, mo v membuang, mencampakkan. pontulo (I), mo(m), mengembalikan uang kelebihan pembayaran. pontulo (II), mo, terkentut dengan mengeluarkan bunyi keras. ponu, mo(m), mengasihi, mencintai; poopoonua, berkasih-kasihan. popoto, mo(m), memangkas. poqo, mo(m), memecahkan; mo, pecah (ks.). poqooyo, moti, berdiam diri, tidak berkata-kata. porobani, mo(m), membalut dengan perban. pota (I), mo(m), memikul; ala! pikul! pota (II), mo(m), memecahkan dengan jalan memijit (bisul, dan sebagainya); mo, pecah (ks.). potali, mo, menjual; Ho, akan dijualnya. potihunggu, poti, berusung, diusung. potiqo, mo(m), menjentik, melentingkan; mo, terlenting (ks.). puayo, pulito, puluto, pungga, punggulo, pungu, punguto, puqo, putato, mo(m), memaki, menista. mopoqo, menghabiskan; mo, habis (ks.). mo(m), menjemput (dengan ujungjari). moti, bersikap menukik (kepala ke-feawah pantat ke atas). mo(m), memotong rata ujung sesuatu, memang kas, mengudung. mo(m), membelenggu; pungu, terbelenggu. mo(m), menyanggul rambut. mo(m), membangunkan (orang tidur); mo, bangun. mo(m), menyembur; mopoputa, menyembur- 168

180 putu, pu tu to, puupuru, puyu, R ragai, rasa, reekeni, rukuqu, S sadixi, sanangi, satuju, seuwa, sikisa, sirita, sopu, sujudu, suliki, suusungi, T taahangi taalo, taalaki, taambali, taawari, tabi, tabia, tabodu, tadengo, tadia, tadu, tahu, talabu, tali, nyemburjmemancar-mancaxjmofmj, ki. mencret. mo(m)-~, memotong, mematahkan; mo, patah (ks.). mo(m), membungkus. mohi, memakai bedak, berbedak, berpupur. mo(m)~, mengganggu (orang bekerja, dansebagainya). mo, memencak-mencak. mo, merasa; moqo, berasa. mo, menghitung, membilang. mo, rukuk (kk.). mo, bersiap-siap; mopo, menyiapkan, menyediakan. moti, bersenang-senang; mopo, mempersenang. setuju; mosaatujua, bersepakat. mo, menyewa; mopo, menyewakan. mo, menyiksa, menganiaya; moqo, menyusahkan diri sendiri. mo, bercerita. mo, menyepuh (cincin, gelang, dan sebagainya). mo, bersujud. mo, suka menyelidiki perkara atau rahasia orang. mo, menyusun. mo(l), menahan; moqo, dapat bertahan. mo(l), menjaga (supaya barang awet, dan sebagai nya). mo, mentalak, menceraikan istri dengan memberikan talak kepadanya. mo(l), menampar, menempeleng. mo, menawar; taa a, tawar-menawar. moqo, menambat hati. mo, bersembahyang. mo(l), mengadang, mencegat (di jalan). mopo, mengarahkan mulut meriam dan sebagai nya ke arah sasaran. mo, bersumpah, mengucapkan sumpah. mo(l), menetak, memancung; t-il alio, ditetaknya, dipancungnya. mo(l), menyimpan; tahu, tersimpan. mopo, membiarkan api menyala besar. mo, membeli; olio, akan dibelinya. 169

181 1 talu, taluqo, tambalo. tamhulo, tame. tamelo, tameqo, tameto. tangga, tanggomo. tanggu, tanggulo, tanggungo, tapi, tapo, tani, tapu (I), tapu (II), taputo. taqapo, taqe. taqilo. taqo, taqodu, taqu, taqubu. tayadu, tayango. teyapu, temba. tembedu. moti, menghadap (ke...); mopo lo, menghadapkan sesuatu (ke.. talu ode, menghadap ke. mo(l), menyauk, menangguk. mo(l), memotong-motong tubuh binatang yang sudah disembelih (sapi, kambing, dan sebagainya). mo(l), menimbuni, menimbus. mo(l), l.menangkis; 2.menolong orang yang celaka (pada pertolongan pertama). mo(l)~, santap, bersantap. mo(l)~-, memburu waktu karena takut terlambat. mo(l)~, menjawab; motaameta, menjawab dalam arti membantah. moti, mengangkang. mo(l)~-, menuturkan ceritera dengan bahasa bersajak. moti, mengalang (jalan atau pandangan orang). mo(l), menyebut, menyebut nama (orang). mo(l), memikul dengan kayu penggalas. mo(l), membuang; mopo, membubuhkan. mo(l), mengasapi, menyalai. mo(l), meletakkan makanan ke dalam piring. mo, mendapat; mo doi, mendapat uang; mo(l), menebak, menerka; nte la! cobalah terka! mo(l), mengafanijenazah; mopo, membungkuskan kain kafan. mo(l), menepuk. mo(l), membawa naik; moti, naik (ke mobil, perahu, dan sebagainya); mopo, menaikkan. mo(l), sengaja memakai, makan atau minum, milik orang lain agar milik sendiri tetap utuh. mo, mencuri; moto a, biasa mencuri. mo, menanjak, berjalan mendaki. moti, menghadap ke... (kepala). mo(l), menutup dengan penutup (makanan, dan sebagainya). mo(l) membagi-bagi. t-um, melompat, meloncat; moti, berusaha melompat. mo(l), mengusap, mengelus-elus. pilo lo buqolo, dilemparkan ombak, didamparkan ombak (ke karang, dan sebagainya). mo(l), batuk (kk.), mendeham. 170

182 tengge, moti, berjengket. tenggelo, mo(l)~, memantikkan geretan; mo(l) a tdhe, memasang lampu. tepa, mo(l), menyepak, menendang; mopo, menyepakkan, tepu, mo, mengetik, mentik. teteqo, t-um, lari; mopo, melarikan. tiboto, mo(l), menebas (semak-semzik, hutan). tidi, mo, menari tidi. tihelo, t-um hapato, tegak bulu roma (= timihelo). tihuto, mo(l), mengikat, menambat; mopo, menambatkan (kambing, kuda, perahu, dan sebagainya). tiidu, mo(l), menyendok; ti, sendok (kb.) tiimbangi, mo, menimbang; olio, ajcan ditimbangnya. tile, mo(l), menengok, menjenguk. tilibu, mopo. jelus, menuduh atau mencemburui suarai (istri) bermain cinta dengan orang lain. timbalato mo(l), membabat (rumput). time, mo('0, menimba (air). tinanga, mo(l), menggoreng. tinelo, mo(l), menerangi (dengan obor, senter, dan se bagainya). tinggaya, moti, menelentang. tinggodu,, menerjang (dengan tumit). tingohu, mopo, membunyikan. tinilo, mo(l), mengganjal. tinipo, mopo, menyematkan (di dinding). tintilo, mo(l), merintis jalan. tiqopo, mo(l), menyungkup, menangkap dengan sungkup. titihu, mo(l), menampi; tiitihe, nyiru (kb.). tobongo, mo(l), mematuk, mencotok. toboqo, mo(l), mencolok, menusuk. tobuqo, mo(l), menombak; to, tombak, lembing. todulo, mo(l), mengisak-isak. toduo (I), mo(l), mengundang, mempersilakan; toduo (II), mo, mendapat, menemukan (kebahagiaan, dan sebagainya). tohiilopo, mo, bermimpi. tohilao, mo, suka, man. tohu, mo(l), menakbirkan mimpi. tohuale, mo, 1.menterjemahkan; 2.menganjak tanaman. tola, mo(l), meninggalkan. 171

183 tolobalango, mo, meminang, melamar. tolohu. mopo- mengalirkan; tola, dalam keadaan meng- alir. mo(l) menelan. t-um, terbenam. tololo, tolopo, toloto, mo, menebus (gadaian), tombaahu, mo menyangkal berulang-ulang (lihat paahu) tombaango, mo, memberikan penerangan. tombate, mo(l), memukul berulang-ulang. tombali, mo(l), melukai (pali, luka). tombiilu, mo, bersabda (nabi). tomboto, t-um, terbang. tombolu. mo, menggerutu, mengomel sendiri karena bosan atau kesal. tombulaqo, mo, berkata dengan memakai kata-kata yang tak sopan terhadap orang lain. tomele, mo, berumah {bele, rumah). tomequ, mo, membawa bekal. tomongo, ilo a lo..., terpengaruh oleh... tomungo, mo(l), menyampaikan bingkisan kepada kekasih. tonalo. mo, membuat jalur di tanah yang sudah dibajak atau disiangi (untuk ditan^i jagung, kacang, ^n sebagainya). toneqo, mo(l), menduga, mengukur. tonggadu, mo(l), menakar. tonggo, moti, berjongkok. tonggobu. moti, berlutut dengan lutut sebelah. tongguqumo, mo, memasang berangus di moncong anjing, tonguto, tontalo, tontolo, tontongo, tontoqadu. agar tak bisa mcnggigit, memberangus. mo(l), membuang ingus. mo(l), meraba. mo(l), memijit, mencekik (leher). mo(l), menatap, menentang terus muka orang. mo, menakik batang untuk membuat injak-injsik (kelapa, pinang), menatar. tontulengo, mo, bermain-main saja tidak bekeija. tontuli, mo, membangkit-bangkit pemberian misalnya ketika timbul pertengkaran. toohu, mo(l), menyiram (misalnya: nasi dengan kuah). tooqo, mo(l), menindik cuping telinga untuk tempat an ting-anting. topango, mo(l), mematuk. topole, moti, bertopang dagu, 172

184 topu, toqopu, toroso, totabu, totapo, totaqo, totodu touli, towodu, towohu, toyongo, tuahu, tuali, tuango, tuato, tubo, tubohu, tubu, tude, tudu, tuhi, tuhelo, tuhu, tuhuto, tui, tuito, tulahu, tuladu, tuuna, tuuntu, tuuqo, mo, bermainjudi. mo(l), memangku, meriba; motipangkuan. duduk di mo, mengganggu (orang bekeija, bermain). mo(l), mencencang (daging), mengeping kecil-kecil (kayu). mo(l), mengeping kecil-kecu (kayu), menatah kayu untuk dibuat balok. moc/), menghentakkan (kaleng, dan sebagainya) supaya isinya menjadi padat. mo(l), menggeliat. mo, balik, kembali (ke tempat semula); mopo, memundurkan (oto). t-um, timbul, menjadi lagi (misalnya: gilanya, tingkahnya, dan s^againya). mo(l), memukul (gendang, tong-tong, dan seba gainya). mo(l), memusing (gasing, dan sebagainya); toyo sedang berpusing. mo, menyahut (ketika dipanggil). mo('/i~, melawan, menjadi penantang. mo('/), mengisi;--a/io, akan diisinya. mo(l), menuangkan minuman (ke dalam gelas, cangkir, dan sebagainya). mo(l), menyembah. mo(l), menyalak, menggonggong (anjing). mo, menanak, memasak. mo(l), menugal. mopo, menjerangkan (ke atas tungku). mo(l), menjolok; mopotuhi, mengentak-entak (luka, sakit kepala). mo(l), bertanam benih (di ladang), menugal. mo(l), menyerang. (lihat juga/u/iua mo, turun (dari gunung ke kota). mo(l), beristinjak. mo(l), mencukil, mencungkil. mo(l), l.mengisi bagian tanah yang benihnya tak tumbuh; 2.menanami antara-antara tanaman yang sudah ada dengan tanaman lain. mo(l), menulis; mo(l) e tuladu, menulis surat. mo(l), menyunat, mengkhitan. mo(l), menimba iir (dengan timba). moti, bersembunyi; mo(l), menyembunyikan. 173

185 tuuruti, tuutuwau, tuwau, U udaqa, uji, ulau, uleqe, uluhu, uluto, unggungo, unti, upito, uqudu, utu, uukiri, uukuru, uulangi, uurusi, uyuto, W waheqo, wahu, walamo, wali, walito, walungo. waluto, wami, wanelo, wanteqo, wantobu, wantolo. mo, menurut, patuh; mopo, menurutkan, mengabulkan. mopo, menyamakan, membandingkan. mopo, menyatukan (pendapat, dan sebagainya). mopo, l.menghormati, memuliakan; 2.mementingkan, mengutamakan. mong, menguji. mong, mencampur; moquulam, bercampur (benda), bergaul (orang). mong, membongkar, mengaduk-aduk. mong, mencukur; ulu, bercukur. moti, l.mengerut; 2.mengerutkan muka; ulu lo bay a, muka berkerut (karena marah, kesal). mong, mengocok, mengguncang. mong mengunci. mong, mengepit; ki. mengambil barang orang (barang kecil-kecil) dengan diam-diam. mong, menyisiki (ikan). alio, akan dikutuinya. mong, mengukir. mong, mengukur. mong, mengulang. mong, mengurus. um kisut, mengisut. mo(he), mengajak (kepada hal yang kurang haik); moheeheqa, saling mengajak. mo(he), merampas, merampok. mo(h), menganyam; lio, akan dianyamnya. mo, jadi, menjadi. mo(he), menguliti (kambing, dan sebagainya). mo(he), menaungi supaya tak kepanasan/layu misalnya terhadap tanaman muda; moti, menyuruk misalnya ke kolong rumah. mo(he), melengah (anak-anak, dengan bermainmain dan sebagainya). mo(he), menyalin tulisan; memindahkan.(makanan, dan sebagainya) dari satu wadah ke wadah lain. mo(he), mengejar, memburu. mo(he), mengejek, mencemoohkan. mo(he), menuduh. mo(he), menyumbat. 174

186 wapidu, wawo, wayahu, wayu, wengito, wiwi, wobubu, wohi, wohuto, woli, woloto, woludu, woluo, wombato, wombo, wontolo, wontoqo. woqopo. wmbu, wotuto, wuale, wuatiqo, wubodu, wulangato. mo(he), mengalas, melapis(i). mo(he), menenun; lolio, akan ditenunnya. mo(h)~, mengajak; ~lio, akan diajaknya. moheu, mengangkut, memindahkan barang-barjing misalnya bila akan pindah rumah. mopeengito, menyuapi. mopo, memisahkan, menyendirikan; moti, menyendiri, mengasingkan diri. mo(hu), mengeram. mo(ng), memberi; /io, akan diberikannya. mo(ng), menyadap. mooli, hilang, lenyap; ilo a, kehjlangan. mopo, memperganti-gantikan, misalnya A lain B, kemudian A lagi; wolo a ngohui, berantara-antara sehari. mo(hu), melapis(i); juga berarti: memakai pakjuan dalam. ada; mopo, mengadakan; diaaluo, tidak ada; dipooluo, belum ada; diduuluo, tidak ada lagi (sudah habis). mo(hu), mengalas (dengan tikar, permadani, dan Iain-lain); mopo, membentangkan untuk alas. moti, membungkuk-bungkuk seperti orang berjalan mengendap-endap; mowoomboa, mengadakan perundingan dalam jual-beli bjurang gelap. mo(hu), mengambil banyak-banyak, misalnya karena takut kehabisan; mopo, memadatkan supaya barang yang banyak muat dalam tempat yang kecil. mo(hu), Lmenjejalkan (misalnya, makanan ke dalam mulut); 2.menekan (seseorang, misalnya da lam kedudukannya); moti, mengecdkan diri (mi? salnya, dalam tempat persembunyian, supaya tak tampal^ oleh orang). mo(ng), meletakkan di bawah sayap atau badan untuk melindungi atau memanasi, seperti induk ayam terhadap anaknya. mo(h), menguap (kjirena mengantuk). mo(hu), kentut (kk.); tapa, terkentut. mo(h), menganjak, memindahkan (tanaman). mo(ng), berteriak, memekik. mo(h), menolong seseorang (pada saat dia benarbenar membutuhkan pertolongan). mopo, memandikan (jenazah). 175

187 wulo, wuloto, wuludu, wuluto, wumbuto, wunemo, wungguli, wuntapo, wuntu, wunttlo, wutulo, Y yakini, yihede, yiladu, yilapito, yili (I), yili (II), yilu, yima, yimbala, yimbulo, yimelu, yimumuto, yinggadu, yinggala, yinggi, yinggile, yinggolabu. yingo (I), yingo (II), yinta, yintili. mo(ng), mencuci, membasuh (tangan, kaki). mo(h), berselimut, memakai selimut. mo(m), meniti; u;u/w, sedang meniti. mo(h), meluncurkan (perahu); mei(h)~-, tergelincir. mo(h), menyambung. mo(h), mengobati. mo(h), bercerita, mendongeng. mo(h), memamah, mengunyah. mo(h)~, menjunjung; wuntu, sedang dijunjung. moti, bermenung; wunu, dalam keadaan termenung. mo(h), membuhul, menyimpul (tali, dan sebagainya). moqo, meyakinkan (diri sendiri); mopo, meyakinkan (orang lain). mo(h), berselisih panjang; tak sama panjang dua benda. mo(h), menjemur; mopo, menjemur (tr.). mo(h), mengejar. mo(ng), berak, berkada hajat; mo(ng) lo loloyili, kencing (kk.). mo, berpaling, menoleh, mo(ng), minum; molio, akan diminumnya. mo(h), menunggu, menanti. mo(h), menggenibala(kan). mo(h), berbohong, berdusta. mo(h), menyapa, menegur. mo(h), menggenapkati, mencukupkan; mopo, menambahkan supaya genap, cukup. mo(h), membatasi, memberi limit. mo(h), meminta dengan paksa supaya diberi. mo(h), mengeluarkan (noda di baju); meenggi, keluar, hilang. mo(h), menuntut janji. mo(h), mengucapkan kata-kata kekaguman atas sesuatu yang tiba-tiba dilihat (dalam.kepercayaan takhyul anak negeri, itu tak baik). mo, marah; mopo, menawarkan sesuatu kepada orang. mo(h), menjamu. moti, berbaring miring, merusuk. 176

188 yintingo, yintu, yio, mo(h)~, mengganggu, mengusik orang supaya marah atau sehingga dia menjadi marah. Biasanya dipakai bentuk reduplikasi: mohiintinga. mo(h), bertanya, menanyakan (sesuatu); meminta izin. mo(h), membantu orang bekeija. 177

189 DAFTAR KATA KERJA BAHASA INDONESIA - BAHASA GORONTALO A acu, dia; meng kan tinju, mopodia lo baaqalo. acuh, paduli; meng kan, momaduli. ada, woluo; tak diaaluo; belum, dipooluo; meng kan, mopowoluo. adu (I), haayato; meng ayam, mopohaayato lo maluqo; adu (II), dulohu; meng kan (seseorang), mopodulohu. aduk, vdeqe;me«g^, monguieqe. ajak, l.tiango; 2.waheqo (kepada yang kurang baik); meng, motiango, moheheqo. ajar, aajari; meng, mongaajari. ajuk, toneqo; meng, moloneqo. aku, meng, raongaku. alang, meng i, moqotanggu, tan^u-tanggu; ter i, l.ilotanggua (pemandangan, dan sebagainya); 2. ilolabuta (oleh suatu hal). alih, meng kan, mopolalilo; ber (pindah), lumaulo. alir, tolohu; meng, tumolohu, tolo-tolohu. ambil, hama; meng, mohama; di nya, hilamalio. amuk, l.amo (dengan senjata); meng, mongamo; 2. dantalangi; meng (meronta-ronta), modantalangi. angguk, ile; meng, mopoqile. angkat, bintaqo; meng, momintaqo. aniaya, alin^iya; meng, mongdinaaya. ancam, aanjamu;/ncn^, mongaanjamu. anyam, walamo; meng, mohalamo. apal, haapali; meng, mohaapali. arung, meng i lautan, mongauhu (md. auhu, samudra). asah, dumbato; meng, modumbato. atur, aaturu; meng, mongaaturu; ter, aaqaaturu. ayak, meng, mongayahu; an, waayahe (kb.). ayun, ayango; meng kan, mopoqayango. B babat, timbalato; mem rumpuf, molimbalataa huqoyoto. 178

190 baca, bacok, bagi, bakar, balas, balik, balut, banding, bangun, bantah, banting, bantu, bantun, baring, baris, basuh, bawa, belah, belai, belajar, beli, belit, belok, beri, bersin, bicara, bikin, bilang, bisik, bonceng, bongkar, baca; mem, mobaca. mem, momituqo (md. bituqo 'kens'). mem, molayadu (md. tayadu 'bagi' atau 'bagian' kb.). l.pobu; mem (sampai menjadi arang), momobu; 2.talabu; mem pisang, mopotalabu lo Iambi; 3.baakari;mem~ feue, momaakari kuukisi. baalasi; mem, momaalasi. bale; mem kan, mopobale; ber, mobale. mem luka, momorobani pali (md. porobani 'perban' kb.). baandingi; mem kan, mopobeiandingi. bongu; dari tidur, mobongu lonto otuluhe; mem rumah, momongu bele. butolo; ber, mobuutola; di nya, he butolalio. banti; mem kan, mopobanti. mem (orang bekerja), mohio (md. yio); mem (dengan uang, dan sebagainya), momantu (md. bantu), atau motuulungi (md. tuulungi).. lihat cabut. balato; ber, motibalato, bala-balato; mem kan, mopobalato. baarisi; ber, mobaarisi; mem kan, mopobaarisi. l.mem paaaian,momoboqaa kaaini (md.buboqo); 2.mem tang^an,monguio oluqu (md.wulo). delo;mem, modelo; mem fean, mopodelo. butaqo; mem kay u, mom otaqaa ayu. lihat usap. balaajari; mobalaajari. tali; mem, motali. libudu; mem (ber ), libu-iibudu; mem kan, mopolibudu. belo; mem (ber ), mobelo; mem kan, mopobelo. wohi; mem, mongohi; di nya, yilohilio. moboolo. bisala; ber, mobisala; ber 2, biibiisalawa. hutu; mem, mohutu. mem, moreekeni. lohumo; ber, molohumo; mem kan, mopolohumo. mem, motibooncengi. buunggari; mem, momoonggari. 179

191 bor, borong, buai, bual (I), bual II), buang. buat, buhul, bujuk, buka. bungkus, bunuh, bum. C cabik, cabut, cakar, cambuk, campak, campur, cangkung, capai, catat, cebok, cedok, cekik, cela. buuru; mem, mobuuru. boorongi; mem, momoorongi. lunggelo; mem (anak), molunggelo; an, lulunggela. mem, mobaqaja (md. baqaja); air mem 2, taluhu moliiliimbuqea. 1.tapi; mem, molapi; 2.pomahulo; mem (mencampakkan), mopomahulo. hutu;mem, mohutu;per an, huhutu. hutulo; mem, mohutulo. pio; mem, momio. huqo; mem, momuqo; mem kan (pintu, dan sebagainya), mopohuqo; ter, mohuqo, huqohuqo. l.pututo; 2.buunggusi; mem, momututo, momuunggusi. pate; mem, momate. 1.mem (pekerjaan, supaya segera selesai), mopolamemeto (md. lamemeto). 2.mem (untuk menyusul seseorang), mohilapito (md. yilapito); 3.mem (dalam arti mengejar), mohenelo (md. wanelo). 4.mem (binatang buruan), mongalupo (md. alupo). lihat sobek, robek. bunggato; men, momonggato. danggango; men, modanggango. alito; men, mongalito; di nya dengan cemeti, he alitalio lowuumbadu. men kan, mopomahulo (md. pomahulo). ulau; men, mongulau; ber, uuquulaua. tonggo; men, motitonggo, tonggo-tonggo. aato; men, mongaato; ter olehnya, iloqaatalio. men, moceiatati. tui; molui. men, molaluqo. men leher, momitilaa buloqo (md. pitilo 'pijit', di sini berarti 'cekik'). men, moloqi-loqia to tau (md. loqia 'bicara' di sini dipakai dalam arti seperti itu). 180

192 celup, cencang, cerai, cerita, cetak, cibir, cinta, cicip, cium, coba, colek, congkel, copet, cotok, cubit, cuil, cukur, culik, cumbu, curah. curi, cud. cucup, D dagang, daki, dakwa, dandan, dansa, dapat, datang, dayung, dengar. lomo; men kan, mopolomo. totabu; men, molotabu. ber, mobubuqaaya (md. buqa). Lsirita, silita; ber, mosirita, mosilita; 2.wungguli; ber (mendongeng), mohungguli. ceetaki; men, moceetaki. ebi; men kan bibir, mopoebi lo biihu. toliqango; ber 2an, tootooliqanga, tootoohilaoa. men i, molamito (md. lamito 'rasa'). diilo;men~, modiilo. yimontalo;men~, mohimontalo. panggito;men, momanggito. tuqito;men, moluqito. upito;men, mongupito. 1.topango;me/;, molopango; 2.tobongo; men, molobongo. kubingo; men, mengubingo (= molubingo). oito; men, mongoito. uluhu; men, monguluhu. men, mopoteteqo (md. teteqo 'lari'). ber an, mohiihiyohe. men kan air, mohunggangaa taluhu (md. hunggango); men kan (kopra, dan sebagainya), mopocura (md. cura). taqo; men, motaqo. 1.men (pakaian), momoboqo; (md. buboqo); 2.men (tangan, kaki), mongulo; (md. wulo); 3.men (piring, dan sebagainya), mohuheto; (md. huheto). intopo; men, mongintopo. daahangi; ber, modaahangi. taqodu; men, motaqodu. l.daqua; men, modaqua; 2.dulohu; men, mopodulohu (= mengadukan). l.dadai; 2.pake; ber, l.modadai; 2.mohipake. dangita; ber, modangita. tapu; men, motapu. lihat pergi. bite; men, mobile. {mobite juga mempunyai arti 'berlayar). dungohu; men, modungohu (juga berarti 'patuh'); memper kan, mopodungohu. 181

193 dera, diang, didik, doa, dongeng, dorong, duduk, duga, dusta, bubohu; men, momobohu. dengengo; her, motidengengo. diidiki; men, modiidiki. duqa; her, moduqa. piilu; men, momiilu. l.tuludu; 2.wuntudu; men, moluludu, mohuntudu. huloqo; motihuloqo (aktif). toneqo; men, moloneqo. yimbulo; her, mohimbulo. E. edar, her, mohelili, heli-helili. ejek, wanteqo; men^, mohenteqo. elus, teyapu; meng, moleyapu. embus, hiipo; her-, mohiipo (juga berjirti 'bersiul' bagi kapal, kereta api, dan sebagainya); angin sedang her, dupoto hiihiipo. endap, meng (ampas kopi), molaahu. eram, wobubu; meng, mohububu. F firman, fitnah, pilimaani; pilimaanu; her-, mopilimaani. pitana; mem, momitana, G gadai, gade; meng kan, mopogade. gaet, aito; meng, mongaito. gali, kakudu; meng, mongakudu. gamit, oito; meng, mongoito. gandeng, gaandengi; meng, mogaandengi. ganggu, puyu; meng, momuyu. ganti, l.tuloqo; 2.ganti; meng, moluloqo; moganti. gantung, ntayango; meng, montayango; her, motintayango; ter, ntaya-ntayango. gapai, ayo; meng, mongayo. garuk, ahu, kahu; meng, mongahu. gaul, aota; her, moqaaota. geleng, meng 2, mopomili-mili. gelepar, pipiqo; meng 2, mopopipi-pipiqo. geliat, totodu; meng, molotodu. gelitik, (k)uyuqo; meng, monguyuqo. genggam, onggomo; meng, mongonggomo. gerak, (k)olioqo; her, mo(k)olioqo; 6er 2, kookoolioqa. gerendeng, meng, molagai (seperti ayam jantan terhadap ayam betina); (md. lagai). gesek, hiidu; meng hiola, mohiide biola. / 182

194 geser, yinggi; ber, mohinggi; meng~~(kan), mopoyinggi. gigit, dengeto; meng, modengeto. gilas, lihito; men^, molihito. giling, hilingo; meng--, mohilingo. giring, lami; meng, molami (ayam, itik). goda, goda; meng, mogoda. godok, lahe; meng, molahe. gonggong, tubohu; men^, molubohu (anjing). goreng, tinanga; meng, molinanga. gosok, Lhuhedu; meng, mohuhedu (badan); 2Jiihito; meng, mohihito (piring, belanga); 3.goso; meng, mogoso (pakaian, dengan sabun). goyang, heulo; meng, moheulo. guling, lilidu; ber, motililidu; meng kan, mopolilidu. gulung, l.wululo; meng benang, mohululaa bola; 2.1ilibu; meng tikar, molilibee amongo. guncang, unggungo; meng, mongunggungo. gunting, huntingo; meng, mohuntingo. H hadang, meng, momubulo {md.bubulo 'rintangan'). hadap, meng fee, motitalo ode; ber 2an, taataalua (md. talu 'muka, depan'). hadir, haadiri; haahaadiri. hafal, lihat apal. halang, lihat along, halau, huhu; meng, momuhu. hambur, pulepe; ber an, mopulepe; hi pule-pulepea. hampar, buqadu; meng kan, momoqadu; ter, buqabuqadu. hantam, haantamu; meng, mohaantamu. hapus, luluto;meng, molulutaa.... ter, loluluto (= luntur). harap, haarapu; meng, ber, mohaarapu. (haarapuqu, sangkaku, kusangka). hardik, antingo; meng, mongantingo. hela, l.bantango; 2.biantango; meng, momantango, momiantango. henti, ber, l.moberenti; 2.mohuheli (= istirahat). hias, meng i rumah, motonulahee bele; (md. tonulahu, '(per)hiasan'). hidup, tumulo; meng i (orang), mopotumulo; masih, donggo tumu-tumulo. 183

195 himbau, himpun, hindar, hirup, hitung, hubung, hukum, hunus, lihat gapai. lihat kumpul. hei; meng, mohei. lihat isap. meng, moreekeni. meng kan, mohumbuto, mopowumbuto (md. wumbuto). meng, mohukuumani; dalam -^-an, huku-hukuumani. meng keris, momahutaa bituqo (md. pahuto 'cabut'). I igau, meng, mohulimamango. ikat, l.buhuto; meng, momuhuto (tangan, kayu api, dan sebagainya); 2.tihuto; meng (= menambat), molihuto (kambing, sapi, perahu, dan sebagainya). ikut, duduqo; men^, moduduqo. impit, deehu, meng, modeehu. inj'ak, hutaqo; meng kan kaki, mopohutaqa lo oqato; ber, huta-hutaqo. ingat, eela, moqeela. ingin motohilao (= suka). ingsut, iidu; ber, motiqiidu. intip, wadupo; meng, mohedupo. iris, ilito; meng, mongilito. isap, intopo; meng, mongintopo. isi, tuango; meng, moluango; nya, tuangio. J jadi, jaga, jahit, jaja, jalan, jalar, jambak, jamu, jangkau, janji, jatuh, jawab, jelujur, jelus, wali, mowali; lowali; bagaimana nya, woloolo walilio. daha; men, modaha. detu; men, modetu. men kan hue, mopololohu kuukisi. ber, moonaqo, naqo-naqo; men kan, moponaqo. (naqo bervarian dengan laqo). alapo; men, motiqalapo, ala-alapo. lahuto; men (rambut orang), molahutaa. men orang, mohinta to tau (md. yinta). aato;men, mongaato. janji; ber, mojaanjia;vari2m: modaantia. dehu; modehu; men kan, mopodehu. tameto; men, molameto. men (tepi kain), motolontalo. tilibu; mop otilibu. 184

196 jemur, jengket, jentik, jepit, jerang, jerit, jewer, jilat, joget, jolok, jual, judi, jumpa, junjung, K kabar, kail, kais, kait, kaji, karang, kejar, kelahi, keliling, keluar, kembali, kepit, kerat, kerja, kerling, ketuk, kibar, kikir, kikis, kipas, kirim, kisah, kuap, yiladu; men, mopoyiladu. her, tengge-tengge; mopotengge-tengge. potiqo; men, momotiqo. tupito; men, molupito (dengan alat); ter, leihupeto. men kan (kuali, dan sebagainya), mopotudu; belanga ter, ulongo tndu-tudu. men, monguatiqo. men kuping, momibidee bulonga. delito; men, modelito. joge; ber, mojoge. tuhi; men, moluhi. potali; men, mopotali. topu; ber, motopu. ber, modudunggaaya (md. dungga). wuntu; men, wuntu-wuntu (dalam keadaan). di nya, wuntu-waintu olio. habari; meng kan, mopohabari. ailo; me(ng), mongailo. (kail (kb.)= uqailo). aato; mefngj, mongaato. aito; mefnirj, mongaito. ngadi; me('n rj, mongadi. me(ng), mongalaangani; an, kalaangani (kb.). l.me(ng), mohenelo (md. wanelo); 2.me(ng), mohilapito (md.yilapito). ber, moloohulua. ber, mohelili. lualo; lumualo; me(ng) kan, mopolualo. mohualingo; me(ng) kan, mopowualingo. (md. wualingo). ipito; me(n fj, mongipito. olongo; me(ng), mongolongo. kalaja, karaja; be, mokalaja. t)loqo;me(ng), moliloqo. kokoqo; me(ng), mongokoqo. olabu; me(ng) kan bendera, mopoqolabu bandera. iqtlo;me(ng), mongiqilo. iqihu; me('n^), mongiqihu. kiipasi; me('ng^, mokiipasi. lao; me('ngj, molao. lihat cerita. me(ng), mohuabu. 185

197 kukur, me(ng), mod ingato (md. dangato); an, dudangata (kb.). kukus, kuukusi; me(^ngj~, monguukusi. kumpul, ambu; her, motiqambu, aaqaambua; me(ng) kan, mopoqambu. kumur, her 2, mongalimumuhu (md. alimumuhu). kunyah, wuntapo;, mohuntapo. kupas, me(ng), mongalipo (md. alipo 'kulit'). kurung, ulungo;, mongulungo. L laga, lahir, layang, layar, laku, lalu, larai, larang, lari, lawan, lempar, lepas, letak, lewat, lihat, lilit, lipat, lirik, lolong, lompat, loncat, lumat, luncur, lupa, M main, maju, makan, maki, haayato; her, mohaayata (ayam). me kan (anak), motutu; di kan, pilotutidio. laaqo; me fean, mopolaaqo. her, mobile; sedang her, l.bite-bite; 2.1ayalayahu. me kan, mohutu (lihat buat, kerja). \\i.xadiodx!i(= lewat);sedang, lao-laodu. me (perkelahian), momontolo (md. pontolo). dini;me, modini. teteqo; tumetego; me kan, mopoteteqo. me, molaawani (md. laawani). paqi; me fij, momaqi. huli; ter, lohuli; huli-huli. dutu; ter, dutu-dutu (tunggal), hi dutua (jamak); me kan, mopodutu. lihat lalu. buohu;me, momdohu. lihat belit. lupi; me, molupi. lihat kerling. heuango; anjing me, apula moheuango. lantiqo;me, lumantiqo. lihat lompat di atas. me, molule. me, motihuluto; me kan perahu, mohulutaa bulotu. lipato; olipata, ilolipata. yitohu; ber, moitohu; memper kan, mopoitohu, maju; me fean, mopomaju. monga; ku, aaloqu; memberi, mopoqa; df nya, ilaalio. puayo;me momuayo. 186

198 malu, mamah, mandi, mar ah, masak, masuk, mau, mengerti, minta, minum, mohon, muat, mudik, mundur, muntah, N naik. nanti, naung, niat, O obrol, omel, among, oper, P pagar, pahat, pakai, paksa, paku, paling, palu, panah, pandang, pancang. wolito; me kan, moqoolito; memper kan, mopoqoolito. lihat kunyah. Llihu; molihu; 2.1ombingo; molombingo (untuk anak kecil); me kan jenazah, mopolihu lo milate. moingo (md. yingo); me i, mongentelo (md. entelo). tubu; me, motubu. tuoto; tumuoto; me kan, mopotuoto. l.yinao; 2.mohuto. mongarati. bile; mobile; feu--, pobileequ. yilu; mongilu; feu yuumoqu. libat minta. me (i), modetobu (md. detohu 'muatan' kb.). ode taqualio (taqualio 'udik'). muunduru; momuunduru. motuqo; (md. tuqo 'muntab' kb.). 1.botulo;,mobotulo (naik ke rumab); 2.taqe; motitaqe (naik kapal, mobil, dan sebagainya; S.piaqato; mopiaqato (naik pobon = memanjat). me, mobulato (md. wolato); mobima (md. yima). wolungo; ber, motiwolungo; me i, mopowolungo. niiyati; ber, me kan, moniiyati. meng, biibiisalawa (md. bisala 'obrolan'). meng, mobiibu (md. biihu "bibir'). libat bicara. ooporo; meng, mongooporo. me(m), mobala (md. bala 'pagar' kb.). me(m), momaabati {md.paahati'pabat' kb.). pake;7necmj, momake. pakusa;, momakusa. me(m), momaku (md. pafeu 'paku' kb.). ber, moili (md. yili). me(m), mongokoqo (md. kokoqo 'ketuk, palu'). me(m), momana (md. pana 'panab' kb.). bilobu; mecmj, momilobu (= melibat). me(m), momatoqo (md. patoqo 'pancang' kb.). 187

199 pancar, pancing, pancung, panen, panggang, putato; me(m), momutato; me(m) kan, mopoputato. lihat kail. tadu;me(m), moladu; di nya, tiladualio. otolo; mengotolo. me(m), momaanggangi {md. paanggangi); ay am maluqaa pilaanggangi. panggul, pota;me(m) bedil, momotaa sinaapangi. pangku, toqopu; mefmj, moloqopu. pantik, tenggelo; me(m), molenggelo; me(m) kan (geretan, batu api, dan sebagainya), mopotenggelo. pantis, me(m) alts, monganingo (md. aningo 'alis'). parang, me(m), momontodee lo wamilo (wamilo 'parang' kb.). parut, me(m), mongiqihu (md. iqihu 'sisik'). pasang, me(m) (taruhan), momaasangi; lampu, molumbilaa tohe (md. tumbilo). patah, putu; moputu (ks.); me(m) kan, momutu. patok, me(m), momatoqo (md. patoqo 'patok' kb.). patri, pidelo; me(m), momidelo. pacul, pati; momati. patuk, tobongo; mefmj--, molobongo. pecah, poc{o',me(m) fean, momoqo. pegang, dihu; mei'mj, modihu. pegat, tabodu; me(m), molabodu. pejam, me(m) kan mata, mopopitoqo lo mate [pitoqo'bu- ta' ks.). pekik, wuatiqo;me('mj, monguatiqo. pelihara, palihara; me(m), momalihara; biahu; momiahu. peluk, oqodu; mefmj, mongoqodu. pencak, langga; bermain, molangga; me(m) 2, molanggalangga. pencar, pulepe; mefmj, motipulepe. pencet, l.pitilo; 2.t'ontolo; mecm), momitilo; molontolo. perah, tontolo; me(m) susu, molontolaa tutu. perang, ber, mopaatea;pe an, popaatea (kb.). peras, pitodu;me(mj, momitodu. pergi, naqo (laqo); moonaqo (moolaqo). pergoh, te, ilotahualio. percik, puiotiqo;me('mj, pulo-pulotiqo. periksa, parakisa;7ne(mj, momarakisa. pesan, tahuli; ber, molahuli. 188

200 petik, pijit, pikir, tipu; mefmj, molipu. l.pitilo; mef'mj, momitilo; 2.tanungo; me(m), molanungo (dengan suatu cara yang khas); S.tontolo; me(m), molontolo (seperti memijit bisul, supaya nanahnya keluar). piikiri; ber-~, momiikiri; ber 2, piipiikiri; an, pikiirangi. pikul, pota;, momota; tanggungo; me(m), molanggungo (dengan kayu pemikul). pilih, tulaoto; mefmj, molulaoto. pilin, 1.pitolo; mefmj benang, momitolaa bola; 2.bibidu; me(m) lengan, momibidee oluqu. pimpin, piimpini; mefmj--, momiimpini. pindah, lalilo; 1-um-alilo; ten, mopolalilo. pindang, buluhu; mefmj, momuluhu. pingit, lihat kurung. pinta, lihat minta. pintal, pitolo; lihat pilin. pipis, lule;me(m), molule (lada). pisah, me(m) kan (orang berkelahi), momontolo (md. pontolo); me(m) kan (barang), mopowiwi (md. wiwi). potong, putu;me(mj, momutu. puji, puji;me('mj momuji. pukul, pate; me(m), momate; me(m) (dengan rotan, dan sebagainya), mohumbadu (md. wumbadu). pulang, l.wualingo; mohualingo; 2.touli; motouli (kembali ke tempat dari mana datang). punya, mempunyai, dinyatakan dengan awalan o- di depan kata pusing, putus, R raba, raih, rajut, ramas, rampas, benda: rumah, obele; uang, odoi. me(m) {g2lsmg), molohungo (md. tohungo); moloyongo (md. toyongo). me(m) ten, momunto (md.bunto). l.tontalo; me, molontalo; 2.oqapo; me (di dalam gelap), mongoqapo. wembelo; me, mohembelo. haki; me, mohaki. pitodu;me, momitodu. l.hehu; me, mohehu; 2.1ambato; me, molambato. 189

201 rampok, lihat rampas (1). rangkak, danga; me, motidanga. rangkul, lihat peluk. rasa, rasa, lasa; me, morasa; be, moqorasa. rasuk, di setan, ilotuanga lo lati (md. tuango), raung, lihat lolong. raut, waluto; me rotan, mehelutaa hutia. rawat, raawati; me, moraawati. rayap, alapo; me, motiqalapo, ala-alapo. rebus, lahe;me molahe. rekat, me kan, l.molemu (md.zemuj; 2.mopodembingo (md. dembingo); S.mopoqaito {md.aito). remas, lihat ramas. rembuk, renang, rendam, renggut, rengkuh, rentang, rintis, robek, l.boqidu; be, mobooqide; 2.wombo; be secara rahasia (gelap), mowoomboa. lolangi; be, mololangi. lomo; me (kan), molomo, mopolomo; be (diri), motilomo. me, l.moheluto (md. heluto); 2.molahuto (md. lahuto). me dayung, mohebilaa huhebilo (md. hebilo). pantangojme, momantango. tin tile; me jalan, molintilaa dalalo. l.kaidingqi 2.kantango; me, l.mongaidingo; 2.mongantango. me, molotopo (md. totopo). rukuqu; morukuqu. be, l.moheeluma {xad.helumo); 2.moduulohupa rokok, rukuk, runding, (md. dulohupo); 3.mobooqide (md. boqidu). rusak, me (kan), morusa (md. rusa). S. sabung, me(ny) kan ay am, mop oheeqodu lo maluqo (md. sadap, sahut, salak, salin, samar, sambar, sambung, sandar, sanding, heqodu). me(ny) (mra),mongohuto(nid. wohuto 'pucuk'). me(ny), motuahu (md. tuahu). tubohu;me('ny>-, molubohu. wami; me(nyj, mohemi. me(ny), motililingo (md. lilingo). dehito; mefnyj, modehito. wumbuto; mecny>-, mohumbuto. denelo; ber, motidenelo. pipidu; ber, mopiipide, piipiipide; memper kan, mopopiipidu. 190

202 sanjung, sanggama, sangkal, sangkut, santap, sapa, sapu, sank, sebar, seberang, sebut, sedia, seka, selam, selang, selesai, selip. semai. la.iqo;me(ny), mopolaiqo. hule; ber, mohule. mefnyj, momatato; di nya, he batatalio. aito; me(ny) kan, mopoqaito; ter, leiqaito. tamelo; ber, molamelo. yimelu; me(ny), mohimelu. aqato; mefnyj, mongaqato. taluqo; mefnyj--, molaluqo. IJoladu; me(ny) kan (misalnya: padi yang dijemur), mopololadu; 2.1oqopo; me(ny)-~kan (kabar berita), mopoloqopo. me(ny), mobalango (md. balango). me(ny), molanggulo (md. tanggulo). sadia; me(ny) kan, moposadia; ter-~, sadi-sadia. seka; mefnyj, moseka. tinulopo;, motinulopo. biango; me(ny) (= mengisi antara-antara), mobiango. me(ny) kan, mopolapato {md. lapato). me(ny) kan, mopotipilo (md. tipilo). me(ny)-~(kan), momulayadu. siar, sikut, sila(i), sila (II), sembahyang, tabia; motabia. sembelih, o\oto;me(ny), mongoloto. sembunyi, tuuqo; ber, motituuqo; me(ny) kan, moluuqo. sembur, putato; mefnyj, momutato; mefnyj kan, momutataa lo, mopoputato lo.. semprot, libat sembur. senggol, me(ny), moliqu; di nya, tiliqulio (md. tiqu 'siku'). sentuh, dedeto; mefnyj, modedeto. sepak, tepa; me(ny), molepa; me(ny) kan, mopotepa. sepit, tupito;me(ny), molupito. seret, dedeqo;me(ny) modedeqo. serobot, lambato; me('uy, molambato. seru, ibodu; mefnyj, moqibodu. seterika, isiliki; mef'uyj, mongisiliki. seiva, seuwa; me(ny), moseuwa; me(ny) kan, moposeuwa. loqopo; me(ny) kan, mopoloqopo; sudah ter, maa loqo-loqopo. libat senggol. (duduk) ber, motitambelango (md. tambe/ango); memper kan, moloduo (md. toduo). 191

203 silat, simbur, simpan, simpul, singgah, singgung, singkir, siram, sisik, sisip, sisir, siul, sobek, sodor, sorong, sua, snap, suji, sujud, suguh, suka, sumbat, sumpah, sunat, sundut, suntik, surat, suruk, surut, susul, susun, T tabal, tabrak, tabur. bermain, molangga. tangguto; mefnyj, molangguto; ber--2an, hi potaangguta. tahu; me(ny), molahu; ter, tahu-tahu. lihat buhul. wapito; mohepito. tenggulo; ter olehnya, ilotenggulalio. ying^; me(ny) kan, mopoyinggi. iduhuto; mefnyj, momuhuto. me(ny) i ikan, monguqudee tola (md. uqudu). tipilo; me(ny)~-, mopotipilo; ter, tipi-tipho. heidu; me(ny) rambut, moheidee huoqo. ber, mohintuolo. lihat robek. wudu; me(ny) kan, mopohudu; di--feannya, yiludulio; di mya, yiludualio. soorongi; ber, mosoorongi; me(ny) kan, moposoorongi. ber, modudunggaaya (md. dungga). me(ny) i, mopopeengito (md. wengito). suji; me(ny), mosuji. sujudu; ber, mosujudu. me(ny) i, l.mohinta {ma..yinta); 2.moposiliiwiri (mdsiliiwiri). motohilao; makan, ohilaa monga; yang ku i, u tohilaaqu. me(ny), mohentolo (md. wantolo kb.). tadia; ber, motadia; di inya, tiladiaalio. tuuna.; me(ny), moluuna. me(ny), momobu (md.pobu). tunggiqo; me(ny), molunggiqo. tuladu;/ne('ny>~, moluladuj menulis, moluladee tuladu. me(ny), motiwalungo (md. walungo 'kolong'). woti (md.); mooti (tentang air laut). tunuhu; me(ny) kepada, molunuhee oli. suusungi; me(ny), mosuusungi; ber 2, suusuusungia. me(n) fean raja, moloqopu olongia (md. toqopu 'pangku'). hupaqo; ter, leihupaqo; ber an, lohuupaqa. me(n) kan (benih), momulayadu. 192

204 tadah, tahan, tahu, takar, takik, taksir, tanggomo; mefnj--, molanggomo. taahangijmef'nj, molaahangi. Ota; memberi kan, mopoqota; kuketahui, otaawaqu. tonggadu; mefnj, molonggadu. me(n) (batang kelapa), motontaqadu; me(n) (pohon enau), mongohuto. takusiri; me(n), motakusiri; kau lah, takusiriamu. talak, taalaki;me('nj, motaalaki. tambah, duhengo; me(n)-~, moduhengo. tambal, pambolo;me(n)~-, momambolo. tambat, tihuto; me(n) (kan), molihuto, mopotihuto. tampak, oonto; me(n), moqoonto; ~ olehnya, iloontongalio. tampar, taambali; molaambali. tampi, me(n) beras, molaapa pale (md. taapo 'dedak'). tamu, ber-~, modumango (md. dumango). tanak, lihat masak. tanam, pomulo; me(n), mopomulo; an, pilomulo. tangguk, me(n) udang, molaluqaa hele (md. taluqo 'sauk, cedok'). tanggung, taanggungi; me(n), motaanggungi (biaya hidup seseorang, misalnya). tangis, me(n), humoyongo (md. huyongo). tangkap, l.waqupo; me(n) (pencuri, dan sebagainya), mohequpo; 2. dcqopo-,men(n) (burung, dan se bagainya), modoqopo. tangkis, me(n), molame. tanya, yintu; ber, mohintu, tarik, l.biantango; me(n), momiantango; 2.dedeqo; me(n) (= menyeret), modedeqo; 3.heluto; me(n) (= merenggutkan), moheluto. taruh (I), data;me(n) kan, mopodutu; taruh (II), ber, mobataru (md. bataru). tatap, tontongoime(n), molontongo. tawa, iqi; ter, moqiqi. tawar, taawari; mefn), motaawari. tebak, tapulo;, molapulo. tebang, luodu; me(n), moluodu. tebas, tiboto; mecn>-, moliboto. tebus, toloto; motoloto. tegur, yimelu; me(n) (= menyapa), mohimelu. 193

205 tekan, telan, tembak, tempo, temp el. tempeleng, temu. tendang, tengadah. tenggelam, tengger, tengkar. tengok, tenteng, tenun, tepis, tepuk, terbang, terbit, terjun, teriak. terima, terkam, teropong, tertawa, tetak, tiba, tidur, tikam, timbang, timbun, tindih, tindik, tinju, tinggal, tipu, tiru, tisik, titi. dutongo;me(n), modutongo. tololo;me(n)-~, molololo. butah\i;me('n;, momotahu. dupa, mefnj, modupa. dembiego; me(n) kan, mopodembingo; me(n), dembi-dembingo. lihat tarnpar. lihat sue, bersua. lihat sepak. me(n), motilanggelo (md. langgelo), atau lumanggelo. loduqo; lumoduqo. luntu; ber, motiluntu, luntu-luntu. ber, 1. mohaamawa {md.hama); 2.motaameta (md. tameto). bilohu; me(n), momilohu. biheto; me(n)~- (= menjinjing), momiheto. wa.wo;me(n), mohewo. pepato; di kannya tanganku, pilepatio oluququ. taqapo; mefnj, molaqapo. tomboto; tumomboto. butu; mobutu (khusus matahari, bulan). motitidehu (md. dehu). l.wuatiqo; ber, monguatiqo; 2.huaqo; ber (memanggil), mohuaqo. tolimo-, me(n), mololimo. dangapo;, modangapo. keekerijmefnj, mongeekeri. lihat tawa. tadu; me(n), moladu; di nya, tiladualio. mei-/leidungga (md. dungga). tuluhu; motuluhu;sedan^, tuutuluhu. me(n), momituqo (md. bituqo 'keris'). tiimbangi;me('«>- motiimbangi. tambulo;me('n>-, molambulo. dee]m-,me(n), modeehu. tooqo;me(n), molooqo. buntungo; mefnj, momuntungo. me(n) kan, molola (md. tola). me(n), mongaakali (md. aakali 'akal'). tuqudu;me('nj, moloqudu. antumo;mefnj, mongantumo. wuludu; mefnj momuludu. i'lel 194

206 titip, tiup, tolak, tolong, tombak, tonton, topang, tuai, tuang, tubruk, tuding, tuduh, tukar, tulis, tumbuh, tumbuk, tumpang, tumpu, tunjang, tunjuk, tunduk, tunggang, tunggu, tuntun, tuntut, turun, turut, tusuk, tutup, U ubah, uber, ubrak. me(n) kan, mopohangato (md. hangato). lihat embus. me(n)-~, l.motoolaki (md. toolaki); 2.mohuntudu (md. wuntudu 'dorong'. tuulungi; mefnj, motuulungi. tobuqo; mefnj, molobuqo. sama dengan lihat. tnmudu; me(n), molumudu. otolo; mel'nj, mongotolo. tuato; me(n) air, moluataa taluhu. lihat tabrak. tunu; me(n), molunu; di nya saya, he tunu-tunuolio waatia. wantobu; mef'nj, mohentobu. tuloqo; me(n), moluloqo; memper kan, mopotuuloqo; ber, motuuloqa. tuladu, me(n), moluladu. tumulo; tumumulo; me(n) kan, mopotumulo. lobuqo; molobuqo. hangato; me(n), motihangato; hanga-hangato. dutongo; ber motidutongo; duto-dutongo. lihat topang. tunu; me(n)~-, molunu; me(n) i (me(n)~-kan), mopotunu;pe, potunu (kb.). dungu; motidungu; dungu-dungu. me(n) kuda, taqe-taqe to wadala (md. taqe). 1.wolato; me(n), mohulato; 2.yima; me(n), mohima. dedeqo; me(n) orang buta, modedeqaa taa pitoqo. tuuntuti; me(n), motuuntuti; akan ku dia, tuuntutioqu tio. laahu; molaahu. tuuruti; me(n), motuuruti. lihat tikam, tombak. Lhequto; me(n) kan pintu, mopohequto pintu; 2.taqubu; me(n) makanan, molaqubee uqaalo; S.duqoto; me(n) rapat-rapat (misalnya dengan selimut), moduqoto. boliqo; me(ng)~-, momoliqo; ber, moboliqo. lihat kejar, bum. abrik, pulatiqo; meng, mopomula-mulatiqo. 195

207 uji, uji; meng, monguji. ukir, uukiri; meng, monguukiri. ukur, uukuru; meng, monguukuru. ulang, uulangi; meng, monguulangi; ber 2, uuquulangia. undang, l.toduo; meng,moloduo; 2.hama; meng, mohama, mohama-hama (untuk pesta). undi, undi; akan di, undiolio. unjur, onuhu; ber, motiqonuhu, onu-onuhu; meng kan kaki, mopoqonuhu lo oqato. undur, muunduru; momuunduru. ungkit, hebilo; mohebilo. urus, uurusi; meng, monguurusi. urut, wapo; menjf, mohepo. usap, teyapu; meng, moleyapu; di 2nya, he teyateyapuolio. usir, huhu; meng, momuhu. usung, hulihu;di, huli-hulihu. utang, buli; meng, mobuli; meng kan, mopobuli, Z ziarah, jiara; ber, mojiara. zikir, diikili; ber, modiikili. zinah, jina; ber, mojina. 196

208 LAMPIRAN I PULAU SULAWESI Yale Antropological Studies I^wif^SA-GORONTALO roala WILAYAH KABUPATEN GORONTALO Fig. 4 Map of Celebes Sumber: Bibliography of Indonesian Peoples and Culture. Raymond Kennedy. Yale Univ.Press, London: Humphrey MHford, Oxford Univ. Press 1945, halaman 106.

209 LAMPIRANII PETA WILAYAH KABUPATEN dan KOTAMADYA GORONTALO skala 1 : LAUT SULAWESI -A A. <0 TELUK TOMINI atau GORONTALO Sumber: Peta Kabupaten dan Kotamadya Gorontalo Tanda (+++) batas Kabupaten ( batas Kecamatan iis:- BOLAANG MONGONDOW A xvv *?+. ^ X xt ^ ^ :^5X' >c KJ^ X X. xk'^

210 KETERANGAN PETA WILAYAH KABUPATEN DAN KOTAMADYA GORONTALO Batas: sebelah utara dengan Laut Sulawesi; sebelah timur dengan Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow; sebelah selatan dengan Teluk Tomini (Gorontalo); sebelah barat dengan Daerah Kabupaten Buol (termasuk wilayah Provinsi Sula wesi Tengah). Daerah Kabupaten Gorontalo terbagi atas 16 kecamatan: (Perhatikan nomor-nomor pada peta). I. Kecamatan Limboto II. Kecamatan Talaga III. IV. Kecamatan Tapa Kecamatan Kabila V. Kecamatan Suwawa VI. VII. VIII. IX. Kecamatan Bonepante Kecamatan Atinggola Kecamatan Kuandang Kecamatan Tibawa X. Kecamatan Botudaqa XI. Kecamatan Paguyaman XII. Kecamatan Sumalata Xni. Kecamatan Tilamuta XIV. Kecamatan Paguat XV. Kecamatan Marisa ibukotanya: ibukotanya: ibukotanya: ibukotanya: ibukotanya: ibukotanya: ibukotanya: ibukotanya: ibukotanya: ibukotanya: ibukotanya: ibukotanya: ibukotanya: ibukotanya: ibukotanya: ibukotanya: Limboto Talaga Tapa Kabila Suwawa Bilungala Atinggola Kuandang Isimu Botudaqa Paguyaman Sumalata Tilamuta Bumbulan Marisa (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) XVI. Kecamatan Popayato Popayato Kotamadya Gorontalo terbagi atas 3 kecamatan (tidak tampak dalam peta): Kecamatan Kota Utara, Kecamatan Kota Selatan, Kecamatan Kota Barat. 199

211

212 DAFTARPUSTAKA Adriani, N., 1893 SangireescheSpraakkunst, proefschrift;uitg. A.H.Adriaiii, Leiden "Breukinks bijdragen tot eene Gorontalo'sche Spraakkunst," BKI no.60. Anceaux, J.C., 1952 The Wolio Language (Outline and Grammatical description and Texts), De Nederlandse Boek- en Steendrukkerij vii.h.l. Smits, 's-gravenhage The Nimboran Language (Phonology and Morphology), Martinus- Nijhoff, 's-gravenhage. Bastiaans, J., 1939 "Het verbond tussen Limboto en Gorontalo," Tijdschrift voor Indische taal-, Land-en Volkenkunde, Batavia. Bloch, B. & Trager, G.L., * 1942 Outline of Linguistic Analysis, Linguistic Society of America at the Waverly Press, Inc., Baltimore, Md. Bloomfield, Leonard, 1955 Language, Ruskin House, George Allen & Unwin Ltd., London. Breukink, J., 1906 Bijdragen tot eene Gorontalo'sche Spraakkunst, M.Nijhoff, 's-gravenhage. Capel, Arthur, 1964 "Verbal systems in PhUipine Languages," ThePhilipine journal of science. Volume 93, Jan. to December. Dunnebier, W., 1929 "Spraakkunst van het Bolaang Mongondow," BKI no "Spraakkunst van het Bolaang Mongondow," BKI no.86. Elson, Benjamin & Picket, Vilma, 1969 An Introduction to Morphology and Syntax, Summer Institute of Linguistics, Santa Ana, California. Fokker, A.A., 1950 Beknopte Grammatica van de Bahasa Indonesia, J.B.Wolters, Groningen-Jakarta Melding tot de studie van de Indonesische Syntaxis, J.B.Wolters, Groningen-J akarta. 201

213 Gleason, H.A., 1970 An introduction to descriptive linguistics (revised edition), Holt, Rinehart and Winston, London-New York-Sydney-Toronto. Groot, A.W.de, 1948 "Structural Linguistics and Word Classes," Lingua, Volume I, halaman Haga, B.J., 1931 "De Lima-pahalaa (Gorontalo): volksordening, adatrecht en bestuurpolitiek," Tijdschrift voor Indische taal-, Land- en Volkenkunde, no. 71. Rocket, Charles F., 1965 A Course in Modern Linguistics, (eighth printing). The Macmillan Company, New York. Hoff, B.J., 1968 The Carib Language (Phonology,_ Morphology, Texts and Word Index), Martinus-Nijhoff, 's-gravenhage. Joest, Wilhelm, 1883 Zur HolontaloSprache, Inaugural-Dissertation, Zur Erlangung der Philosophischen Doctorwiirde an der Universitat Leipzig, Berlin. Kaluku, Kuno, 1968 Sekuntum Bunga, Kebudayaan Limo lo Pohalaa, Gorontalo, Rumah Sangkar Gelatik, Talaga-Gorontalo. Kern, H., 1887 "Klankverwisseling in de Maleisch-Polynesische Talen," BKI no.36, halaman Liputo, M., 1940-an Sejarah Gorontalo, jilid I - XIII, M.Liputo, Gorontalo Lopez, Cecilio, 1950 "Reduplication in Tagalog," BKI no.l06, halaman Lyons, John, 1969 Introduction to theoretical linguistics. University Press, Cam bridge. Marsaek, C.C., tanpa Teach yourself SAMOAN, The English University Press Ltd., tahun London E.C.I. Mees, C.A., 1955 Tatabahasa Indonesia, cetakan 5, J.B.Wolters, Groningen-Jakarta. Nida, Eugene A., 1970 Morphology, the descriptive analysis of words, (second edition), The University of Michigan Press, Ann Arbor. Padt-Bmgge, R., 1867 "Het journaal van Padt-Bmgge's reis naar Noord-Celebes en de Noordereilanden (16 Augustus - 23 Desember 1677)," BKI no.l4, halaman

214 Pei, Mario, 1965 Invitation to Linguistics (A basic introduction to the science of language), George Allen & Unwin Ltd, London. Pike, Kenneth L., 1968 Phonemics: a technique for reducing languages to writing, eleventh printing. The University of Michigan Press, Ann Arbor. Riedel, J.G.F., 1869 "De bekentenis van eenen Holontaloschen Ponggoh," Tijd. no.17, halaman "Holontalo, Limoeto, Bone, Boalemo en Kattinggola of Andagile, geographische, statistische, historische en ethnografische aantekeningen," Tijd. no.19, halaman "Bijdrage tot de kennis van de Holontalosche volksliederen," Tijdschrift voor Ned.-lndie, 3 s, V4i, halaman , Zalt- Bommel, Nijmegen-Bussum-Den Haag-Amsterdam "De Pateda., Hulawa of De Gouden Armband," Tijd. no.21, halaman "De oorsprong en de vestiging der Boalemoers of Noord-Celebes," no. 34, halaman , dan Schroder, E.E.W.G., 1908 Gorontalosche Woordenlijst, Martinus-Nijhoff, 's-gravenhage. Schwarz, J.Alb.T., 1908 Hoofdstukken uit de Spraakkunst van het Tontemboansch, Martinus-Nijhoff, 's-gravenhage. Tacco, Richard, 1956 Kebudayaan suku bangsa Gorontalo (Tomiyahu Kebudayaan Lolipu), Gorontalo. Uhlenbeck, EJri., 1941 Beknopte Javaansche Grammatica, Volkslectuur, Batavia-C De structuur van het Javaansche Morpheem, (proefschrift), A.C.Nix &Co., Bandung 'The study of wordclasses in Javanese," Lingua 3, halaman "Woordverdubbeling in het Javaans," BKI no. 109, halaman "Verdubbeling procede's bij het Javaanse werkwoord," BKI no.l 10, halaman The verb structure in Javanese, For Roman Jacobson, The Hague. Jawatan Penerangan Gorontalo, 1968 Asal-usul Kota Gorontalo. 203

215 INDEKS Adriani affixation 2.1 agens ,3.12, 3.23 agreement 4.3 A.LAnasiru 0.4 akhiran persona 1.2.2, 1.2.3,3.12 akhiran pronomina 3.12 aktif 23.1, 3.3, aktif futurum 3.3, 3.3.2, 3.7.1, 3.7.2,3.10, aktif praeteritum 3.3, 3.3.2, 3.5, 3.7.1, 3.8, 3.10, alomorf alveolar altemasi alveopalatal AJMonoarfa Ampana Ampebabo apicodental arti gramatikal arti leksikal asimilasi asimilasi regresif asimilasi vokal aspek duratif aspekfrekuentatif3.6, 3.13 aspek inkoatif aspek progresif 4.4 Atingola 0.1,0.2 bahasa Bolaang Mongondow 3.12 bahasaparigi bahasa Samoa 5.3 bahasa Sangir 3.1.2, bahasa Tontemboan 3.1.2, bahasa vokalis Bantayo Pobo'ide 0.1 Batak 0.2 Batudaa Belanda Benjamin Elson bentuk indikatif bentuk zero bifonemis bilabial Bintauna 0.1 Bolaang Mongondow 0.1 Bone 0.1 Bonepante 0.2 Bone-Suwawa , ,3.22, , bound morpheme 0.3 Breukink 3.1.1, 3.1.2, 5.1 Bualemo Bugis Bulango Buol Ch.F.Hocket cluster concord , derivasi deskripsi 5.1 directive particles 5.3 distribusi komplementer dorsovelar 1.1.2, Dunnebier ekafonemis eksplisit elisitasi ,

216 J external sandhi Manado 0.2 field work 0.3 Marisa 0.2 fonem 1.1 Marsack 5.3 fonemis marsaole 0.2 fonologi 1.1 morfem penunjuk arah 5.1 force majeur 3.13 morfem terikat morfologis 5.1 free morpheme 0.3 morfem terikat sintaktis 5.1 frikatif morfofonemik 0.3,1.1 function word 03 morfologis 2.1 futurum 2.3.1, 3.1, morphologically bound mor 3.5,3.15 pheme 5.1 Gorontalo 0.1 morphology 2.1 glottal 1.1.2, nasal 1.1.2, Gunung Tellu 0.1 Oost Indische Compagnie 0.1 H.M.Liputo 0.1 onvolmaakt verledentijd 3.13 hulontdangi 0.1 Padtbrugge 0.1 Hulontalo 0.1 Paguat 0.2 IKIP Gorontalo 0.3 Paguyaman 0.2 imperatif 2.3.1, 3.1.3, 33, paradigma ,3.72 Parigi 0.1 infix pasif 2.3.1,3.3,3.19.2, informan 03, instrumental pasif futurum 3.3, 3.3.2, 3.5, intensitas , 3.7.1, 3.7.2, interferensi internal sandhi pasif praeterital 3.23 Jawa 0.2 pasif praeteritum 3.3, 3.3.2, 3.5, Jawatan Penerangan Daerah ,3.7.2, jogugu 0.2 patiens Kabila 0.2 pelipur lara 0.3 kalimat pengandaian 3.1.2, kalimat sy arat kata keija infinitif 3.22 kata keija refleksif kata ulang 4.1 klasinkasi konsonan klasifikasi vokal 1.1.1, klaster konsonan kontraksi korpus Kuno Kaluku Kwandang lateral Limboto , , ,0.2 Lipu limo lo Pohala'a 0.1 Luwuk 0.1 pengantar keterangan pengantar obyek penultima 1.3 plusquamperfectum pogulatalo Popayato, Poso possesive praefix praesens praeterital praeteritum , 3.1.1, , 2.3.1, 3.1.1, 3.1.2, 3.1.3, 3.5, 3.15 progresif praesens pronominal suffix 3.20,3.23 pseudomorfologis

217 ;[ i - reduplication 2.1 transitif ,3.12, reduplikasi suku awal , respect form sandi dalam Ternate 0.1 sandi luar Tibawa 0.2 semivokal 1.1.2, Tilamuta 0.2 sintaksis I Tinombo 0.1 stress 1.3 Tojo 0.1 suffix Toli-toli 0.1 Sulawesi Tengah 0.2 Tomini 0.1 Sulawesi Utara 0.2 Uduluo limo lo Pohala'a 0.1 Sumalata 0.2 Ujung Pandang 0.2 suprasegmental valensi morfologis 0.3 Surabaya 0.2 valensi sintaksis , Suwawa 0.2 varian syntactically bound morpheme 5.1 varian fonem syntax 2.1 varian konsonan taktransitif ,3.5.1, varian vokal , 3.18, Velma Picket vokal 1.1 Talaga 0.2 vokal panjang tanggomo 0.3 volmaakt verledentijd Tapa

218 KOLOFON Disertasi Dr. Jusuf Syarif Badudu diterbitkan sebagai buku ketiga Seri ILDEP, atas prakaisa Indonesian Linguistics Development Project (ILDEP), disubsidi oleh Progiam Studi Indonesia dalam langka keija sama Indonesia-Belanda untuk Pengembangan Studi Indonesia, yang masing-masing diwakili oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan Jurusan Bahasa dan Kebudayaan Asia Tenggaia dan Oceania, Universitas Negeri Leiden. Dipimpin Penerbit Djambatan, Jakarta, buku ini disusun memakai jenis huruf Baskerville, dicetak di atas kertas HVO 80 gram, oleh Percetakan Pertja dan dijilid oleh Pertja, dengan gambar sampul ciptaan Prasiddha Multi Artwork Studio, dice tak di atas kertas Art Paper 310 gram. Cetakan pertama berjumlah 3000 eksemplar 207

219 f.11. \ i

220

2. Undang-undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik

2. Undang-undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BONE BOLANGO DAN KABUPATEN POHUWATO DI PROVINSI GORONTALO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRASTIS BAHASA JAWA DENGAN BAHASA INDONESIA. Riris Tiani Fakultas Ilmu Budaya Undip

ANALISIS KONTRASTIS BAHASA JAWA DENGAN BAHASA INDONESIA. Riris Tiani Fakultas Ilmu Budaya Undip ANALISIS KONTRASTIS BAHASA JAWA DENGAN BAHASA INDONESIA Riris Tiani Fakultas Ilmu Budaya Undip tiani.riris@gmail.com Abstrak Bahasa Jawa dan bahasa Indonesia dapat diketahui struktur fonologi, morfologi,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BONE BOLANGO DAN KABUPATEN POHUWATO DI PROVINSI GORONTALO

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BONE BOLANGO DAN KABUPATEN POHUWATO DI PROVINSI GORONTALO UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BONE BOLANGO DAN KABUPATEN POHUWATO DI PROVINSI GORONTALO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BONE BOLANGO DAN KABUPATEN POHUWATO DI PROVINSI GORONTALO

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BONE BOLANGO DAN KABUPATEN POHUWATO DI PROVINSI GORONTALO 1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BONE BOLANGO DAN KABUPATEN POHUWATO DI PROVINSI GORONTALO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Bab 4 Kecakapan Komunikasi Dasar

Bab 4 Kecakapan Komunikasi Dasar Bab 4 Kecakapan Komunikasi Dasar Orang biasanya berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata atau isyarat. Tetapi anak-anak mulai berkomunikasi jauh sebelum mereka mempelajari kecakapan-kecakapan ini. Komunikasi

Lebih terperinci

HUMANIKA Vol. 21 No. 1 (2015) ISSN Analisis Kontrastis Bahasa Jawa Dengan Bahasa Indonesia Riris Tiani

HUMANIKA Vol. 21 No. 1 (2015) ISSN Analisis Kontrastis Bahasa Jawa Dengan Bahasa Indonesia Riris Tiani HUMANIKA Vol. 21 No. 1 (2015) ISSN 1412-9418 ANALISIS KONTRASTIS BAHASA JAWA DENGAN BAHASA INDONESIA Oleh : Fakultas Ilmu Budaya Undip ABSTRACT Dari pemaparan dalam bagian pembahasan di atas, dapat disimpulkan

Lebih terperinci

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BONE BOLANGO DAN KABUPATEN POHUWATO DI PROVINSI GORONTALO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

YUNUS. 1 7/15/15 Yunus 1. Yunus menolak perintah Allah untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe

YUNUS. 1 7/15/15 Yunus 1. Yunus menolak perintah Allah untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe 1 7/15/15 Yunus 1 YUNUS Yunus menolak perintah Allah untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe 1 Pada jaman dahulu, ada seorang nabi di Israel yang bernama Yunus. Ayahnya bernama Amitai. ALLAH memberi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang afiks dalam bahasa Banggai di Kecamatan Labobo

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang afiks dalam bahasa Banggai di Kecamatan Labobo BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian yang Relevan Kajian tentang afiks dalam bahasa Banggai di Kecamatan Labobo Kabupaten Banggai Kepulauan Provinsi Sulawesi Tengah belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh

Lebih terperinci

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA Tata bentukan dan tata istilah berkenaan dengan kaidah pembentukan kata dan kaidah pembentukan istilah. Pembentukan kata berkenaan dengan salah satu cabang linguistik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang selalu membuka diri terhadap perkembangan. Hal ini terlihat pada perilakunya yang senantiasa mengadakan komunikasi dengan bangsa

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Landasan Teori 2.1.1 Konsep Morfologi adalah ilmu yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata

Lebih terperinci

Kunci Jawaban. Evaluasi Bab 2 A. Pilihan Ganda 2. d 8. a 4. a 10. c

Kunci Jawaban. Evaluasi Bab 2 A. Pilihan Ganda 2. d 8. a 4. a 10. c Kunci Jawaban BAB 1 Ayo Berlatih 1.1 2. Hewan berkembang biak dengan cara beranak dan bertelur. Contoh hewan yang beranak kucing, sapi, dan kelinci. Hewan yang berkembang biak dengan cara bertelur adalah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Ngango lo huwayo pada upacara adat di Bulango Kabupaten Bone Bolango

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Ngango lo huwayo pada upacara adat di Bulango Kabupaten Bone Bolango 17 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Ngango lo huwayo pada upacara adat di Bulango Kabupaten Bone Bolango Ngango lo huwayo merupakan salah satu kelengkapan adat dalam pelaksanaan upacara adat. Ngango lo huwayo digunakan

Lebih terperinci

YUNUS. 1 Yunus 1. Yunus menolak perintah ALLAH untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe

YUNUS. 1 Yunus 1. Yunus menolak perintah ALLAH untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe 1 Yunus 1 YUNUS 1P Yunus menolak perintah ALLAH untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe ada zaman dulu ada seorang nabi di Israel bernama Yunus. Bapak dari Yunus bernama Amitai. ALLAH memberikan

Lebih terperinci

Rangkuman Kata Mutiara Tentang Waktu

Rangkuman Kata Mutiara Tentang Waktu Rangkuman Kata Mutiara Tentang Waktu Ambillah waktu untuk berfikir, itu adalah sumber kekuatan. Ambillah waktu untuk bermain, itu adalah rahasia dari masa muda yang abadi. Ambillah waktu untuk berdoa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam tradisi mereka. Budaya dan sumber-sumber sejarah tersebut dari generasi

BAB I PENDAHULUAN. dalam tradisi mereka. Budaya dan sumber-sumber sejarah tersebut dari generasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia menyimpan limpahan budaya dan sumber sejarah dalam tradisi mereka. Budaya dan sumber-sumber sejarah tersebut dari generasi ke generasi

Lebih terperinci

MODUL 25 TYPE A UMUR 4 6 BULAN (3 BULAN 16 HARI 6 BULAN 15 HARI)

MODUL 25 TYPE A UMUR 4 6 BULAN (3 BULAN 16 HARI 6 BULAN 15 HARI) MODUL 25 TYPE A UMUR 4 6 BULAN (3 BULAN 16 HARI 6 BULAN 15 HARI) G25.1 NAMA ANAK: NO ART:[ ] [ ] G25.1B G25.2 G25.3 G25.4 G25.5 G25.6 Apakah [ANAK] lahir lebih Berapa minggu [ANAK] lahir lebih awal HITUNG

Lebih terperinci

Standar Kompetensi 1. Memahami bunyi bahasa, perintah, dan dongeng yang dilisankan.

Standar Kompetensi 1. Memahami bunyi bahasa, perintah, dan dongeng yang dilisankan. pelajaran 8 kegiatan sehari hari Standar Kompetensi 1. Memahami bunyi bahasa, perintah, dan dongeng yang dilisankan. Kompetensi Dasar 1.1 Membedakan berbagai bunyi bahasa. 1.2. Melaksanakan sesuatu sesuai

Lebih terperinci

Kegemaran 15. Bab 2. Kegemaran

Kegemaran 15. Bab 2. Kegemaran Kegemaran 15 Bab 2 Kegemaran Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini kamu diharapkan mampu: 1) membuat kipas dari kain sisa berdasarkan penjelasan guru; 2) menanggapi cerita pengalaman dengan kalimat

Lebih terperinci

ANIS SILVIA

ANIS SILVIA ANIS SILVIA 1402408133 4. TATANAN LINGUISTIK (1) : FONOLOGI Kalau kita nmendengar orang berbicara, entah berpidato atau bercakap-cakap, maka akan kita dengar runtutan bunyi bahasa yang terus menerus, kadang-kadang

Lebih terperinci

Penulis : Yohanes Tema : Yesus, Putra Allah. Tanggal Penulisan: M Latar Belakang

Penulis : Yohanes Tema : Yesus, Putra Allah. Tanggal Penulisan: M Latar Belakang SUPLEMEN MATERI KHOTBAH PELKAT 10 11 MARET 2017 Penulis : Yohanes Tema : Yesus, Putra Allah Tanggal Penulisan: 80-95 M Latar Belakang YOHANES 4 : 27 54 Injil Yohanes adalah unik di antara keempat Injil.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan mediator utama dalam mengekspresikan segala bentuk gagasan, ide, visi, misi, maupun pemikiran seseorang. Bagai sepasang dua mata koin yang selalu beriringan,

Lebih terperinci

Kurikulum Asas Membaca

Kurikulum Asas Membaca Kurikulum Asas Membaca Kandungan *1. Mengenal dan Menyebut Huruf-huruf a-z dan A-Z Aktiviti Menunjukkan video a-z dengan lagu Menggunakan kad imbasan a-z dan alat konga (bunyi asas) Pelajar (sekadar mengenal)

Lebih terperinci

Belajar Memahami Drama

Belajar Memahami Drama 8 Belajar Memahami Drama Menonton drama adalah kegiatan yang menyenangkan. Selain mendapat hiburan, kamu akan mendapat banyak pelajaran yang berharga. Untuk memahami sebuah drama, kamu dapat memulainya

Lebih terperinci

Pasang Surut Ombak Segare Sopianus Sauri XII IPA

Pasang Surut Ombak Segare Sopianus Sauri XII IPA BAGIAN I. 1 Pasang Surut Ombak Segare Sopianus Sauri XII IPA Hidup, apa itu hidup? Dan apa tujuan kita hidup di dunia ini? Menurutku hidup adalah perjuangan dan pengorbanan, di mana kita harus berjuang

Lebih terperinci

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Rencana Allah Kehidupan Kristus Teladan Orang-orang Kristen yang Mula-mula

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Rencana Allah Kehidupan Kristus Teladan Orang-orang Kristen yang Mula-mula Ikuti Polanya Bila saudara mau membangun sebuah rumah, apakah yang pertama-tama saudara lakukan? Sebelum saudara dapat memulai pembangunan itu, saudara harus mempunyai suatu rencana. Saudara harus menentukan

Lebih terperinci

Trainers Club Indonesia Surabaya Learning Forum episode 28. Rabu 29 Juli 2009 WILLEM ISKANDAR

Trainers Club Indonesia Surabaya Learning Forum episode 28. Rabu 29 Juli 2009 WILLEM ISKANDAR WILLEM ISKANDAR Willem Iskandar adalah penulis terkenal dari Sumatra Utara, Indonesia. Ia menulis puisi dan buku-buku sekolah. Ia tertarik untuk mengajar dan belajar. Ia adalah seorang Sumatra pertama

Lebih terperinci

Mempertimbangkan Pendekatan Saudara

Mempertimbangkan Pendekatan Saudara Mempertimbangkan Pendekatan Saudara Di negara saya ada pepatah yang berbunyi, "Dengan satu tongkat orang dapat menggembalakan 100 ekor domba, tetapi untuk memimpin 100 orang dibutuhkan 100 tongkat." Semua

Lebih terperinci

Latihan untuk Modul 1, 2, dan 3

Latihan untuk Modul 1, 2, dan 3 Latihan untuk Modul 1, 2, dan 3 1. Penulisan tanda baca yang tidak benar terdapat dalam kalimat... (A) Banyak karyawan yang di-phk karena melakukan aksi unjuk rasa. (B) Pak Anwar, guru adik, akan pergi

Lebih terperinci

Eliora. orang yang sedang menjalaninya. 1 Artinya, seberat-berat kami melihat sesuatu terjadi, lebih menyakitkan lagi bagi

Eliora. orang yang sedang menjalaninya. 1 Artinya, seberat-berat kami melihat sesuatu terjadi, lebih menyakitkan lagi bagi 1 Nadia Eliora Yuda Putri Bahasa Indonesia 7 13 September 2012 Pelarian Jauh Di Hutan Duarr! Bunyi ledakan bom tentara-tentara Jepang. Setelah ledakan pertama itu, orang-orang di desaku menjadi kalang

Lebih terperinci

Orang Kristen Dan Dirinya Sendiri

Orang Kristen Dan Dirinya Sendiri Orang Kristen Dan Dirinya Sendiri Negara kecil itu sedang dilanda perang saudara dan kaum gerilya bertempur di mana-mana. Seorang pemuda ditangkap dan nyawanya terancam jika ia tidak mau melepaskan agama

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SD Mata Pelajaran : Seni Budaya dan Keterampilan Kelas/Semester : 1/1 Tema : Diri Sendiri Standar Kompetensi : Seni Rupa 1. Mengapresiasi karya seni rupa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi yang sangat dibutuhkan manusia dalam menyampaikan suatu maksud

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi yang sangat dibutuhkan manusia dalam menyampaikan suatu maksud BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa, masyarakat, dan budaya adalah tiga entitas yang erat berhubungan. Ketiadaan yang satu menyebabkan ketiadaan yang lainnya. Bahasa merupakan alat komunikasi

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Wr. Kelompok 6 : 1. Novi Yanti Senjaya 2. Noviana Budianty 3. Nurani amalia

Assalamu alaikum Wr. Kelompok 6 : 1. Novi Yanti Senjaya 2. Noviana Budianty 3. Nurani amalia Assalamu alaikum Wr. Wb Kelompok 6 : 1. Novi Yanti Senjaya 2. Noviana Budianty 3. Nurani amalia TATA BAHASA BAKU BAHASA INDONESIA KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA Bahasa yang terpenting di kawasan Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DESA TELUK BATIL KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK. Sungai Apit Kabupaten Siak yang memiliki luas daerah 300 Ha.

BAB II GAMBARAN UMUM DESA TELUK BATIL KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK. Sungai Apit Kabupaten Siak yang memiliki luas daerah 300 Ha. BAB II GAMBARAN UMUM DESA TELUK BATIL KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK A. Letak Geografis dan Demografis 1. Geografis Desa Teluk Batil merupakan salah satu Desa yang terletak di Kecamatan Sungai Apit

Lebih terperinci

IQBAL AR. Nyanyian. Sebuah Kumpulan Puisi. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com NYANYIAN. Oleh: IQBAL AR. Copyright 2018 by IQBAL AR

IQBAL AR. Nyanyian. Sebuah Kumpulan Puisi. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com NYANYIAN. Oleh: IQBAL AR. Copyright 2018 by IQBAL AR IQBAL AR Nyanyian Sebuah Kumpulan Puisi Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com NYANYIAN Oleh: IQBAL AR Copyright 2018 by IQBAL AR NYANYIAN Sebuah Kumpulan Puisi Karya Iqbal AR Perancang Sampul

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM KKS PENGABDIAN LEMBAGA PENGABDIAN MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO TAHUN 2015

LAPORAN AKHIR PROGRAM KKS PENGABDIAN LEMBAGA PENGABDIAN MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO TAHUN 2015 LAPORAN AKHIR PROGRAM KKS PENGABDIAN LEMBAGA PENGABDIAN MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO TAHUN 2015 PENINGKATAN HASIL PRODUKSI DAN STRATEGI PEMASARAN DODOL DURIAN DI DESA BINTANA KECAMATAN ATINGGOLA

Lebih terperinci

Setelah para penyamun pergi, Alibaba memberanikan diri keluar dari tempat

Setelah para penyamun pergi, Alibaba memberanikan diri keluar dari tempat Dahulu kala, dikota Persia, hidup 2 orang bersaudara yang bernama Kasim dan Alibaba. Alibaba adalah adik Kasim yang hidupnya miskin dan tinggal didaerah pegunungan. Ia mengandalkan hidupnya dari penjualan

Lebih terperinci

C. Pengindahan D. Keindahan 8. Majelis Permusyawaratan Rakyat dapat disingkat menjadi... A. M.P.R. B. MPR

C. Pengindahan D. Keindahan 8. Majelis Permusyawaratan Rakyat dapat disingkat menjadi... A. M.P.R. B. MPR 1. Pemakaian tanda baca yang benar terdapat pada kalimat... A. "Sudah selesai, Man?" tanya Saleh B. "Sudah selesai, Man!" tanya Saleh C. "Sudah selesai, Man?," tanya Saleh D. "Sudah selesai, Man" tanya

Lebih terperinci

ODA DAN KANKER YANG MENYEMBUHKAN. Aku membayangkan wajahmu buah dada yang terjangkit kanker

ODA DAN KANKER YANG MENYEMBUHKAN. Aku membayangkan wajahmu buah dada yang terjangkit kanker Ibe S. Palogai ODA DAN KANKER YANG MENYEMBUHKAN Oleh: Ibe S. Palogai Aku membayangkan wajahmu buah dada yang terjangkit kanker stadium wafat sedang aku adalah seorang oda yang diasingkan oleh orang-orang

Lebih terperinci

BUPATI BOALEMO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOALEMO NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN

BUPATI BOALEMO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOALEMO NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN BUPATI BOALEMO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOALEMO NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN 2011-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOALEMO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PEMAKAIAN BAHASA GAUL PENYIAR RADIO JPI FM DALAM ACARA POPIKU PADA BULAN FEBRUARI MINGGU PERTAMA

PEMAKAIAN BAHASA GAUL PENYIAR RADIO JPI FM DALAM ACARA POPIKU PADA BULAN FEBRUARI MINGGU PERTAMA PEMAKAIAN BAHASA GAUL PENYIAR RADIO JPI FM DALAM ACARA POPIKU PADA BULAN FEBRUARI MINGGU PERTAMA NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa,

Lebih terperinci

HUKUM KEKERABATAN A. PENDAHULUAN

HUKUM KEKERABATAN A. PENDAHULUAN HUKUM KEKERABATAN A. PENDAHULUAN Hukum adat kekerabatan adalah hukum adat yang mengatur tentang bagaimana kedudukan pribadi seseorang sebagai anggota kerabat, kedudukan anak terhadap orangtua dan sebaliknya

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015/2016. Tema 8 : Bumi dan Alam Semesta Nama :... Kelas : III (tiga)

LATIHAN SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015/2016. Tema 8 : Bumi dan Alam Semesta Nama :... Kelas : III (tiga) LATIHAN SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015/2016 a. museum b. planetarirum c. auditorium d. podium 5. Daerah yang dekat dengan laut atau pantai adalah dataran... a. rendah b. tinggi

Lebih terperinci

rentangkan tiap bagian

rentangkan tiap bagian Kegiatan Semester 2 Pada setiap awal semester, kamu akan mendapatkan Kegiatan Semester. Di Semester 2 Kelas IV ini, kamu akan mempelajari salah satu materi mengenai pemanfaatan energi alternatif. Angin

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. 1. Ada 81 buah idiom yang digunakan dalam novel Ayah karya Andrea

BAB IV PENUTUP. 1. Ada 81 buah idiom yang digunakan dalam novel Ayah karya Andrea BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis data, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan. 1. Ada 81 buah idiom yang digunakan dalam novel Ayah karya Andrea Hirata, yaitu 1) gurat nasib, 2) kucing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang biasanya diperoleh dari orang tuanya. Nama tersebut merupakan pertanda

BAB I PENDAHULUAN. yang biasanya diperoleh dari orang tuanya. Nama tersebut merupakan pertanda 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang yang hidup ditengah-tengah masyarakat pasti mempunyai nama, yang biasanya diperoleh dari orang tuanya. Nama tersebut merupakan pertanda eksistensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat berkomunikasi yang sangat penting bagi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat berkomunikasi yang sangat penting bagi manusia. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat berkomunikasi yang sangat penting bagi manusia. Manusia mengungkapkan keinginan, pesan, ide, gagasan, dan perasaan kepada orang lain

Lebih terperinci

ANALISIS MAKNA AFIKS PADA TAJUK RENCANA KOMPAS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA

ANALISIS MAKNA AFIKS PADA TAJUK RENCANA KOMPAS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA ANALISIS MAKNA AFIKS PADA TAJUK RENCANA KOMPAS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA Fitri Megawati, Tri Mahajani, Sandi Budiana ABSTRAK Fitri Megawati, Analisis Makna Afiks pada

Lebih terperinci

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Definisi Keselamatan Permulaan Memasuki Keselamatan Akibat-akibat Keselamatan

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Definisi Keselamatan Permulaan Memasuki Keselamatan Akibat-akibat Keselamatan Keselamatan Saya sedang duduk di rumahnya yang kecil, ketika Amelia, yang berusia 95 tahun, menceritakan apa sebabnya ia menerima Yesus sebagai Juruselamatnya. Bertahun-tahun yang lalu ia berdiri di depan

Lebih terperinci

Tabel Reliabilitas Instrumen Pola Asuh Otoriter. Keterangan Item

Tabel Reliabilitas Instrumen Pola Asuh Otoriter. Keterangan Item LAMPIRAN Item Tabel Reliabilitas Instrumen Pola Asuh Otoriter Corrected Item- Total Correlation Keterangan Item Corrected Item- Total Correlation Keterangan O1 0,459 Valid O9 0,492 Valid O2 0,667 Valid

Lebih terperinci

Tahap Pemrolehan Bahasa

Tahap Pemrolehan Bahasa Tahap Pemrolehan Bahasa Setelah Anda mempelajari KB 2 dengan materi teori pemerolehan bahasa, Anda dapat melanjutkan dan memahami materi KB 3 mengenai tahapan pemerolehan bahasa. Tahapan ini biasa disebut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tentang pemertahanan bahasa Bali di Universitas Airlangga, dan pemertahanan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tentang pemertahanan bahasa Bali di Universitas Airlangga, dan pemertahanan 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian yang Relevan Sebelumnya Penelitian yang mengangkat masalah Pemertahanan Bahasa Bali belum ada yang melakukan di daerah Gorontalo, namun peneliti menemukan di internet

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau

I. PENDAHULUAN. berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi, digunakan baik sebagai bahasa pengantar sehari-hari ataupun bahasa pengantar di lingkungan formal seperti bahasa pengantar sekolah,

Lebih terperinci

Anam Rufisa. Catatan Anak Kelinci. Penerbit. Ana Monica Rufisa

Anam Rufisa. Catatan Anak Kelinci. Penerbit. Ana Monica Rufisa Anam Rufisa Catatan Anak Kelinci Penerbit Ana Monica Rufisa Catatan Anak Kelinci Oleh: Anam Rufisa Copyright 2010 by Anam Rufisa Penerbit Ana Monica Rufisa Website: http://anamrufisa.tumblr.com/ Email:

Lebih terperinci

.satu. yang selalu mengirim surat

.satu. yang selalu mengirim surat .satu. yang selalu mengirim surat Bunyi klakson motor berwarna oranye, dengan teriakan khas Pos! setiap hari selalu aku nantikan. Mata tak lepas dari balik pagar besi lusuh bewarna coklat tua. Ketika pagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia dan pada undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia dan pada undang-undang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa adalah bahasa yang terpenting di kawasan republik kita. Pentingnya peranan bahasa itu antara lain bersumber pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang

Lebih terperinci

Nyai Ontosoroh. Heny Marwati. Anak-Anak Bumi Manusia 3

Nyai Ontosoroh. Heny Marwati. Anak-Anak Bumi Manusia 3 Nyai Ontosoroh Heny Marwati Pagi yang terasa panas. Matahari sepertinya terlalu cepat memunculkan sinarnya. Kulihat ayam jantan mulai malas untuk mengumandangkan suaranya membangunkan warga Boerderij Buitenzorg.

Lebih terperinci

TEORI PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA MENURUT MOODY

TEORI PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA MENURUT MOODY TEORI PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA MENURUT MOODY Sebelum kita sampai pada pembicaraan mengenai teori pembelajaran apresiasi sastra menurut Moody, ada baiknya Anda terlebih dahulu mengetahui prinsip ganda

Lebih terperinci

Mula Kata, Bismillah

Mula Kata, Bismillah Mula Kata, Bismillah Karena berangkat bukan hanya pergi. Basmalah memilihkan yang tepat dari kebaikan Ada banyak orang pergi ke pasar. Ada yang membeli sayur di pojokan tepat sebelah toko kain. Ada yang

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA 3 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data 2.1.1 Literatur Data yang informasi yang dipakai untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari beberapa sumber, antara lain: 1. Buku Permainan Tradisional

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Yang Relevan Sebelumnya Penelitian tentang gejala zeroisasi dan anaptiksis dalam tuturan bahasa Gorontalo di

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Yang Relevan Sebelumnya Penelitian tentang gejala zeroisasi dan anaptiksis dalam tuturan bahasa Gorontalo di BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Yang Relevan Sebelumnya Penelitian tentang gejala zeroisasi dan anaptiksis dalam tuturan bahasa Gorontalo di lingkungan masyarakat desa Tabumela belum pernah dilakukan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA

PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA Roely Ardiansyah Fakultas Bahasa dan Sains, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Abstrak Deiksis dalam bahasa Indonesia merupakan cermin dari perilaku seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia dahulu dikenal dengan bahasa melayu yang merupakan bahasa penghubung antar etnis yang mendiami kepulauan nusantara. Selain menjadi bahasa penghubung

Lebih terperinci

Kejahatan Terhadap Harta Kekayaan. Surastini Fitriasih

Kejahatan Terhadap Harta Kekayaan. Surastini Fitriasih Kejahatan Terhadap Harta Kekayaan Surastini Fitriasih Dalam Buku II KUHP: Bab XXII : Pencurian Bab XXIII: Pemerasan & Pengancaman Bab XXIV: Penggelapan Barang Bab XXV : Perbuatan Curang Bab XXVI: Merugikan

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.6

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.6 SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.6 1. Merpati, Elang, dan Bangau akan pamer kecepatan. Setelah semua siap, Rajawali memberi aba-aba. Tapi belum hitungan ketiga,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hak dan kewajiban yang baru atau ketika individu telah menikah, status yang

BAB I PENDAHULUAN. hak dan kewajiban yang baru atau ketika individu telah menikah, status yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam masyarakat, perkawinan adalah ikatan sosial atau ikatan perjanjian hukum antar pribadi yang membentuk hubungan kekerabatan dan merupakan suatu pranata dalam

Lebih terperinci

MATERI KELAS 1. B. Indonesia

MATERI KELAS 1. B. Indonesia MATERI KELAS 1 TEMA 1 SUB TEMA 1 : Diriku : Aku dan Teman Baru B. Indonesia 1. Mengenal huruf a-z melalui lagu. a. Mengenal dan melafalkan huruf vokal : a, i, u, e, o b. Mengenal dan melafalkan huruf konsonan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Islam datang selalu mendapat sambutan yang baik. Begitu juga dengan. kedatangan Islam di Indonesia khususnya di Samudera Pasai.

I. PENDAHULUAN. Islam datang selalu mendapat sambutan yang baik. Begitu juga dengan. kedatangan Islam di Indonesia khususnya di Samudera Pasai. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang damai, dimana agama ini mengajarkan keharusan terciptanya keseimbangan hidup jasmani maupun rohani sehingga dimanapun Islam datang selalu

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KEILMUAN PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

KARAKTERISTIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KEILMUAN PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG KARAKTERISTIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KEILMUAN PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG Anggota Kelompok A.Khoirul N. Khoirunnisa M. J. Fida Adib Musta in Sub Pokok Bahasan EYD DIKSI KEILMUAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan, yakni yang pertama Penerapan EYD pada Surat Dinas Keluar di Pondok

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan, yakni yang pertama Penerapan EYD pada Surat Dinas Keluar di Pondok BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya Kajian tentang penggunaan EYD pada surat pribadi untuk saat ini belum ada. Namun, penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini telah

Lebih terperinci

MEDAN MAKNA GERAK ORGAN TUBUH BAGIAN KEPALA MANUSIA DALAM BAHASA GORONTALO

MEDAN MAKNA GERAK ORGAN TUBUH BAGIAN KEPALA MANUSIA DALAM BAHASA GORONTALO 1 MEDAN MAKNA GERAK ORGAN TUBUH BAGIAN KEPALA MANUSIA DALAM BAHASA GORONTALO Sry Inggriani Lakoro Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Negeri Gorontalo,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makna bagi dunianya melalui adaptasi ataupun interaksi. Pola interaksi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. makna bagi dunianya melalui adaptasi ataupun interaksi. Pola interaksi merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia pada hakekatnya adalah makhluk yang mampu menciptakan makna bagi dunianya melalui adaptasi ataupun interaksi. Pola interaksi merupakan suatu cara, model, dan

Lebih terperinci

BAHASA INDONESIA FUNGSI DAN KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA. Drs. SUMARDI, M. Pd. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS

BAHASA INDONESIA FUNGSI DAN KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA. Drs. SUMARDI, M. Pd. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS BAHASA INDONESIA Modul ke: FUNGSI DAN KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Drs. SUMARDI, M. Pd Program Studi MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id A. SEJARAH PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA Kerajaan

Lebih terperinci

Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali:

Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali: Noand Hegask Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali: Kisah-kisah pendek dan sajak rumpang Diterbitkan melalui: Nulisbuku.com Darah Biasanya keluar rumah Saat tengah malam Sambil menangis Hanya

Lebih terperinci

Kura-kura dan Sepasang Itik

Kura-kura dan Sepasang Itik Kura-kura dan Sepasang Itik Seekor kura-kura, yang kamu tahu selalu membawa rumahnya di belakang punggungnya, dikatakan tidak pernah dapat meninggalkan rumahnya, biar bagaimana keras kura-kura itu berusaha.

Lebih terperinci

Pengalaman Sahabatku. Belajar Apa di Pelajaran 4? Menjelaskan urutan petunjuk penggunaan sesuatu melalui kegiatan membaca

Pengalaman Sahabatku. Belajar Apa di Pelajaran 4? Menjelaskan urutan petunjuk penggunaan sesuatu melalui kegiatan membaca 4 Pengalaman Sahabatku Pepatah mengatakan, Pengalaman adalah guru kehidupan. Setiap pengalaman baik dan buruk akan tetap bernilai dan menjadi pemicu agar kita lebih hatihati melangkah atau lebih giat lagi

Lebih terperinci

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Manusia Api

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Manusia Api Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Manusia Api Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh : Lazarus Disadur oleh: E. Frischbutter Diterjemahkan oleh: Widi Astuti

Lebih terperinci

SAMPEL IMBUHAN. Imbuhan Awalan cakap = bercakap Adik Min sudah boleh bercakap. ber. me (me, men, mem, meng, menge)

SAMPEL IMBUHAN. Imbuhan Awalan cakap = bercakap Adik Min sudah boleh bercakap. ber. me (me, men, mem, meng, menge) IMBUHAN Kata imbuhan ada pelbagai jenis. membentuk perkataan baru daripada kata dasar ber me (me, men, mem, meng, menge) di pe ter an kan me kan Imbuhan Awalan cakap = bercakap Adik Min sudah boleh bercakap.

Lebih terperinci

Panduan CINTA. AyahBunda. untuk. Puskesmas Kecamatan Cilincing. Puskesmas Kecamatan Cilincing

Panduan CINTA. AyahBunda. untuk. Puskesmas Kecamatan Cilincing. Puskesmas Kecamatan Cilincing Cara INdah merangsang Tumbuh kembang Anak Panduan CINTA untuk AyahBunda 1 PENDAHULUAN 1 Latar Cerita Masa depan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas generasi penerusnya yaitu anak. Indonesia menghadapi

Lebih terperinci

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016 p-issn: e-issn:

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016 p-issn: e-issn: PENGARUH BAHASA GAUL TERHADAP PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA MAHASISWA UNSWAGATI Ratna Prasasti Suminar (Universitas Swadaya Gunung Jati) Abstrak Bahasa adalah identitas dari suatu negara sebagai alat untuk

Lebih terperinci

Ibadah Suatu Permata Rohaniah

Ibadah Suatu Permata Rohaniah Ibadah Suatu Permata Rohaniah Hari itu sangat dingin. Di daerah Pegunungan Andes yang tinggi seorang pemuda sedang menelusuri jalan setapak yang berkerikil. Tiba-tiba perhatiannya tertarik oleh sebuah

Lebih terperinci

SURAT PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Fakultas Kedokteran dan Ilmu

SURAT PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Lampiran 1 Surat Pernyataan Menjadi Responden SURAT PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN Nama : Usia : Jenis Kelamin : Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia untuk turut berpartisipasi menjadi

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BIDANG MORFOLOGI PADA MADING DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA JURNAL ILMIAH

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BIDANG MORFOLOGI PADA MADING DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA JURNAL ILMIAH ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BIDANG MORFOLOGI PADA MADING DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA JURNAL ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra

Lebih terperinci

Nama saya Andy. Saya lahir dan besar di Kota

Nama saya Andy. Saya lahir dan besar di Kota Sekapur Sirih 1 1 Nama saya Andy. Saya lahir dan besar di Kota Tanjungpinang yang merupakan Ibu Kota Provinsi Kepulauan Riau. Darah saya percampuran antara Medan dan Tanjungpinang. Kepulauan Riau adalah

Lebih terperinci

ANALISIS MORFOLOGI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII D SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA. Naskah Publikasi Ilmiah

ANALISIS MORFOLOGI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII D SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA. Naskah Publikasi Ilmiah ANALISIS MORFOLOGI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII D SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA Naskah Publikasi Ilmiah Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Lebih terperinci

Pelajaran 09: KATA KOTOR YANG TERKUTUK Hati-hati dengan Kata-katamu! 31 Agustus 2013

Pelajaran 09: KATA KOTOR YANG TERKUTUK Hati-hati dengan Kata-katamu! 31 Agustus 2013 Pelajaran 09: KATA KOTOR YANG TERKUTUK Hati-hati dengan Kata-katamu! 31 Agustus 2013 Hati-hati dengan kata-katamu! (Apa kira-kira hubungan ilustrasi berikut dengan ayat-ayat Alkitab di pelajaran hari Rabu?)

Lebih terperinci

Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) pada Makalah Mahasiswa Non-PBSI 1 Nuryani 2

Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) pada Makalah Mahasiswa Non-PBSI 1 Nuryani 2 Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) pada Makalah Mahasiswa Non-PBSI 1 Nuryani 2 Abstrak Bahasa Indonesia menjadi mata kuliah wajib di seluruh universitas, termasuk UIN Syarif Hidyatullah Jakarta.

Lebih terperinci

BAB 11 KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain ( KBBI,2007:588).

BAB 11 KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain ( KBBI,2007:588). BAB 11 KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (

Lebih terperinci

SJK ( C ) PU SZE BAHASA MELAYU (PEMAHAMAN) TAHUN 2 PENTAKSIRAN BERASASKAN SEKOLAH ( 3 ) Nama: ( ) Markah: % Kelas :1 ( ) Tarikh : /8/2017

SJK ( C ) PU SZE BAHASA MELAYU (PEMAHAMAN) TAHUN 2 PENTAKSIRAN BERASASKAN SEKOLAH ( 3 ) Nama: ( ) Markah: % Kelas :1 ( ) Tarikh : /8/2017 SJK ( C ) PU SZE BAHASA MELAYU (PEMAHAMAN) TAHUN 2 PENTAKSIRAN BERASASKAN SEKOLAH ( 3 ) Nama: ( ) Markah: % Kelas :1 ( ) Tarikh : /8/2017 T/tangan ibu bapa: A. Padankan gambar dengan pantun yang paling

Lebih terperinci

Putri Sinar Alam dan Putri Sinar Kaca (Cerita Rakyat dari daerah Jabung)

Putri Sinar Alam dan Putri Sinar Kaca (Cerita Rakyat dari daerah Jabung) Putri Sinar Alam dan Putri Sinar Kaca (Cerita Rakyat dari daerah Jabung) Ditulis kembali oleh : Iin Muthmainnah Teruntuk Sekolah Alam Mutiara Lampung Bandarlampung 2005 Judul Naskah : Putri Sinar Alam

Lebih terperinci

Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia

Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia Rentang Perkembangan Manusia UMBY 1. Neonatus (lahir 28 hari) Pada tahap ini, perkembangan neonatus sangat memungkinkan untuk dikembangkan sesuai keinginan. 2. Bayi (1

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa konsep seperti pemerolehan bahasa, morfologi, afiksasi dan prefiks, penggunaan konsep ini

Lebih terperinci

Siapakah Yesus Kristus? (4/6)

Siapakah Yesus Kristus? (4/6) Siapakah Yesus Kristus? (4/6) Nama Kursus : SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Nama Pelajaran : Yesus adalah Juru Selamat dan Tuhan Kode Pelajaran : SYK-P04 Pelajaran 04 - YESUS ADALAH JURU SELAMAT DAN TUHAN DAFTAR

Lebih terperinci

Raja Langit, Raja Bumi, dan Putri Bulan Kisah dari Sulawesi Selatan

Raja Langit, Raja Bumi, dan Putri Bulan Kisah dari Sulawesi Selatan Raja Langit, Raja Bumi, dan Putri Bulan Kisah dari Sulawesi Selatan Kisah ini mengajarkan dua hal: Pertama, bahwa setiap peperangan yang dikobarkan oleh rasa iri dan benci hanya akan menghancurkan semua

Lebih terperinci

INJIL YESUS KRISTUS BAGI DUNIA. melainkan beroleh hidup yang kekal Yohanes 3:16. (Bahasa Indonesian)

INJIL YESUS KRISTUS BAGI DUNIA. melainkan beroleh hidup yang kekal Yohanes 3:16. (Bahasa Indonesian) (Bahasa Indonesian) INJIL BAGI DUNIA Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-nya tidak binasa, melainkan

Lebih terperinci

2 Petrus. 1 1 Dari Simon Petrus, hamba dan

2 Petrus. 1 1 Dari Simon Petrus, hamba dan 354 2 Petrus 1 1 Dari Simon Petrus, hamba dan rasul Yesus Kristus kepadamu semua yang telah menerima iman yang sama harganya dengan yang kami telah terima. Kamu menerima iman itu karena Allah dan Juruselamat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. kekuatan. Seseorang dikatakan mampu apabila bisa atau sanggup melakukan. sebagai kesanggupan seseorang dalam melakukan kegiatan.

BAB II KAJIAN TEORI. kekuatan. Seseorang dikatakan mampu apabila bisa atau sanggup melakukan. sebagai kesanggupan seseorang dalam melakukan kegiatan. 12 BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan Membaca 1. Pengertian Kemampuan Membaca Kemampuan berasal dari kata mampu yang berarti adalah sanggup melakukan sesuatu. Sedangkan kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan,

Lebih terperinci

Mengerti Akan Tugasnya

Mengerti Akan Tugasnya Mengerti Akan Tugasnya Di negara saya ada suatu kisah sebagai berikut: Peristiwa IDI terjadi setelah rakyat membanting tulang di ladangladang selama tiga bulan. Pada tahun itu curah hujan cukup banyak,

Lebih terperinci