Analisis Resepsi terhadap Kekerasan dan Seksualitas dalam Fanfiction SasuSaku

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisis Resepsi terhadap Kekerasan dan Seksualitas dalam Fanfiction SasuSaku"

Transkripsi

1 Analisis Resepsi terhadap Kekerasan dan Seksualitas dalam Fanfiction SasuSaku SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar SarjanaIlmu Komunikasi pada Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Oleh: BALQIS FALLAHNDA PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2019 i

2 ii

3 iii

4 iv

5 MOTTO Happy ending is mine PERSEMBAHAN Karya ini kupersembahkan kepada: 1. Emak dan bapakku tercinta, my support system, alasanku untuk terus maju. 2. Bapakku yang berada di surganya. Keep watch me from above Dad. 3. Datuk, nenek, etek, bunda,uwak-uwakku, mak waw, pak waw, endah, pak endah, bu, bucik, paman, anya, uncu, wan, oom, serta keluarga besarku yang telah memberikan dukungan moril dan materil. 4. Wa Yayang, Tina, Wa Rika, Inga Yaya, Embun, Inga Yosi, Habib, Abang Oval, Caca, Tesa, Fina, Tata, Adzilah, Aqila, Ghaly, Thalitha, Abi, Wawa, Habbil, Puji, Akbar, Gangga, Gilang, Riyu, Arya, Gandhi, Aliya, Baim, Ari. Kalian semua sepupu-sepupu yang luar biasa, aku beruntung memiliki kalian. 5. Jemi Kurniawan yang selalu mendampingiku dari awal. 6. Alemong Squadku, Hapsa, Salma, Rizka, Wulan, Sorlihah, Orita, Vivi, Iist. Kalian rezeki dari Allah yang dikirimkannya padaku. 7. Keluarga kos 46. Ibu kos, bapak kos, Rizka, Olifa, Mbak Ema, Siti, Luluk, Desi. Garda terdepan yang selalu membantuku. 8. Kedelapan narasumber Syauqi, Diah, Handry, Zulfa, Shifak, Meutiara, Ari, dan Ghifary. Tanpa kesediaan kalian, skripsi ini tidak akan bisa rampung tepat pada waktunya. v

6 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Warahmatullah Wabarakatuh Syukur Alhamdulillah, segala puji atas kehadirat Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, yang telah melimpahkan nikmat yang tiada tara kepada peneliti dan telah memberikan daya pikir yang luar biasa sehingga peneliti dapat merampungkan penelitian ini. Sholawat dan salam selalu tercurah untuk junjungan umat manusia, nabi besar Rasulullah Muhammad SAW yang telah menjadi penerang dan penuntun umat manusia. Peneliti pada kesempatan ini telah menyelesaikan penelitian skripsi yang berjudul Analisis Resepsi terhadap Kekerasan dan Seksualitas dalam Fanfiction SasuSaku. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom) di Unversitas Islam Indonesia. Peneliti dalam hal ini sangat menyadari bahwa masih banyak kekurangan di sana-sini, namun demikian, ini merupakan salah satu bagian dari proses belajar yang tidak akan pernah berhenti. Rampungnya skripsi ini tidak lepas dari dukungan, dorongan, motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak. Maka dari itu, peneliti mengucapkan terimaksih dan memberikan penghargaan kepada: 1. Kedua orang tua yang selalu dan tidak berhenti memberikan dorongan, motivasi, dan do a untuk merampungkan studi S1 ini. Serta selalu memberikan kasih sayang yang tak berujung. Mereka adalah alasan dan motivasi untuk segera menyelesaikan karya tulis ini. 2. Ibu Puji Hariyanti, S.Sos., M.I.Kom selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi. 3. Ibu Ratna Permata Sari, S.I.Kom., M.A selaku dosen pembimbing akademik dan dosen pembimbing skripsi, yang telah memberikan masukan, motivasi, kritik dan saran selama berada dibangku kuliah dan dalam proses pengerjaan skripsi. 4. Segenap staff dan dosen Ilmu Komunikasi yang telah memberikan bekal berupa ilmu selama duduk dibangku perkuliahan. 5. Seluruh keluarga besar, teman-teman, dan orang terdekat yang telah memberikan dukungan secara moral dan materil. 6. Serta, pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu yang turut membantu penyusunan skripsi ini. vi

7 Peneliti menyadari masih banyak kekurangan di sana-sini. Maka dari itu, peneliti mengucapkan mohon maaf dengan segenap kerendahan hati. Demikian, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Wassalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatu Yogyakarta, 22 Mei 2019 Peneliti Balqis Fallahnda vii

8 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN AKADEMIK... iii MOTTO... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR BAGAN... ix DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x ABSTRAK... xi ABSTRACT... xii BAB I PENDAHULUAN... 1 A.Latar Belakang... 1 B. Rumusan masalah... 5 C. Tujuan Penelitian... 5 D. Manfaat Penelitian... 5 E. Tinjauan Pustaka Penelitian Terdahulu... 5 F. Kerangka Teori Analisis Audiens Resepsi Penggemar Fanfiction Kekerasan Seksualitas G. Metode Penelitian Teknik Pengumpulan Data Responden Metode Penelitian viii

9 BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Sejarah Serial Naruto B. SasuSaku dan Penggemar Chapter satu Chapter Dua Chapter Tiga Chapter Empat Chapter Lima BAB III TEMUAN PENELITIAN A. Penggemar Naruto dan SasuSaku B. Pembaca Fanfiction Jenis Fanfiction yang Dibaca Platform yang Digunakan C. Kekerasan dan Seksualitas BAB IV PEMBAHASAN A. Resepsi Penggemar terhadap Kekerasan dalam Fanfiction SasuSaku Audiens Dominan Hegemoni Audiens Negosiasi Audiens Oposisi B. Resepsi Penggemar terhadap Seksualitas dalam Fanfiction SasuSaku Audiens Dominan Hegemoni Audiens Negosiasi Audiens Oposisi C. Ideologi Narasumber Handri Meutiara Ghifari Rodita Shifak Zulfa Syauqi ix

10 8. Ari BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Keterbatasan Penelitian C.Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Bagan 1. 1 DAFTAR BAGAN Model Encoding/Decoding Stuart Hall... 9 DAFTAR GAMBAR Gambar 2. 1 Poster Naruto Original Gambar 2. 2 Poster Naruto Shippuden Gambar 2. 3 Boruto: Naruto Next Generations Gambar 2. 4 Karakter-Karakter Serial Anime Naruto Gambar 2. 5 Adegan SasuSaku dalam Naruto Original Gambar 2. 6 Adegan SasuSaku dalam Naruto Shippuden Gambar 2. 7 Poster Adegan SasuSaku dalam Boruto Gambar 2. 8 Sakura, Sarada, Sasuke Gambar 2. 9 Pencarian dengan kata kunci SasuSaku pada fanfiction.net Gambar x

11 Pencarian dengan kata kunci SasuSaku pada akun instagram Gambar Pencarian kata kunci SasuSaku pada tags instagram Gambar Pencarian dengan kata kunci SasuSaku pada twitter.com Gambar Pencarian dengan kata kunci SasuSaku pada youtube.com Gambar Pencarian kata kunci SasuSaku pada wattpad.com Gambar Sampel fanfiction DAFTAR LAMPIRAN A. Draft Wawancara B. Transkrip Wawancara xi

12 ABSTRAK Balqis Fallahnda Analisis Resepsi terhadap Kekerasan dan Seksualitas dalam Fanfiction SasuSaku. (Skripsi Sarjana). Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam Indonesia. Anime Naruto merupakan salah satu anime yang banyak diminati di Indonesia. Anime Naruto memiliki banyak tokoh-tokoh dengan berbagai karakter didalamnya. Tokohtokoh tersebut memiliki penggemarnya masing-masing. Dua diantara tokoh-tokoh tersebut yang banyak digemari adalah Sasuke dan Sakura. Kedua tokoh tersebut terkenal di kalangan penggemarnya karena alur cerita cinta mereka yang berliku. Penggemar memberikan julukan kepada pasangan ini dengan sebutan SasuSaku. Pasangan SasuSaku adalah pasangan yang memiliki paling banyak penggemar dibandingkan pasanganpasangan lain dalam serial anime Naruto, bahkan lebih banyak dibandingkan pasangan Naruto dan Hinata yang merupakan pasangan tokoh utama dalam serial anime tersebut. Penggemar SasuSaku yang banyak tersebut merupakan audiens aktif yang menghasilkan karya berupa fiksi penggemar atau fanfiction dengan berbagai jenis dan genre. Diantara banyaknya jenis dan genre yang ada dalam fanfiction SasuSaku, ternyata banyak ditemui unsur kekerasan dan seksualitas di dalamnya. Adanya unsur kekerasan dan seksualitas inilah yang melatar belakangi peneliti membahas pemaknaan penggemar dalam fanfiction SasuSaku. Peneliti memberikan sampel kepada narasumber berupa fanfiction SasuSaku yang berjudul Little Secret (End) pada capter 1-5 yang ditulis oleh Rina Afna dan diterbitkan di Wattpad. Penelitian ini menggunakan metode analisis resepsi milik Stuart Hall yang melihat audiens aktif dalam memaknai teks berdasarkan pengalaman mereka pribadi. Audiens dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan pemaknaan mereka, yaitu audiens dominan hegemoni, audiens negosiasi, dan audiens oposisi. Peneliti mewawancarai secara langsung narasumber yang dipilih melalui teknik purposive sampling. Dimana, kategori yang ditetapkan adalah narasumber merupakan penggemar SasuSaku yang berlokasi di Yogyakarta. Setelah melakukan penelitian, peneliti menemukan hasil bahwa penggemar membenarkan adanya unsur kekerasan dan seksualitas pada fanfiction SasuSaku. Namun, penggemar menempatkan diri pada posisi yang berbeda-beda dalam memaknai unsur kekerasan dan seksualitas. Narasumber menempatkan diri pada posisi dominan hegemoni menyetujui dan tidak mempermasalahkan dengan adanya kedua unsur tersebut karena menganggap hal tersebut sebagai penguat dinamika dan bumbu alur cerita. Pada posisi negosiasi narasumber bernegosiasi dengan batas ideal usia pembaca fanfiction, kesesuaian dengan cerita asli, dan edukasi seksualitas. Sedangkan, pada posisi oposisi narasumber menolak unsur kekerasan dan seksualitas karena dianggap tidak memiliki nilai positif dan tidak pantas untuk dikonsumsi. Peneliti juga menjelaskan ideologi yang melatar belakangi narasumber dalam memaknai dan memposisikan diri terhadap fanfiction SasuSaku. Kata Kunci: Anime, Naruto, SasuSaku, Fanfiction, Kekerasan, Seksualitas,Resepsi xii

13 ABSTRACT Balqis Fallahnda Analysis of Reception on Violence and Sexuality in Fanfiction SasuSaku. (Bachelor Thesis).Department of Communication Science, Faculty of Psychology and Socio-Cultural Sciences, Universitas Islam Indonesia. Naruto anime is one of the most popular anime in Indonesia. Naruto anime has various characters in it.these characters have their own fans. Two of the most popular characters are Sasuke and Sakura.Both characters are famous among fans because of their winding love storyline.fans gave nicknames to this couple as SasuSaku.The SasuSaku couple is the couple who has the most fans compared to the other couples in the Naruto anime series, even more than the pair Naruto and Hinata who are the main characters in the anime series. The many SasuSaku fans are active audiences who produce works in the form of fan fiction of various types and genres.among the many types and genres that exist in the SasuSaku fanfiction, there are many elements of violence and sexuality found in them.this element of violence and sexuality in fanfiction SasuSaku is the background of the researchers to discussing the meaning of fans in fanfiction SasuSaku.The researcher gave a sample to the resources consisting of SasuSaku fiction entitled "Little Secret (End)" on the 1-5 capter written by Rina Afna and published in Wattpad. This study uses Stuart Hall's reception analysis method which sees the audience active in interpreting the text based on their personal experience.the audience was divided into three groups based on their meanings, namely the dominant audience of hegemony, negotiation audience, and opposition audience.the researcher directly interviewed the sources selected through purposive sampling technique.where, the assigned category is the resource person who is a fan of SasuSaku located in Yogyakarta. After doing the research, the researchers found results that fans justified the existence of elements of violence and sexuality in the SasuSaku fanfictions.however, fans put themselves in different positions in interpreting the elements of violence and sexuality.the resource person placed himself in the dominant position of hegemony agreeing and not questioning the existence of these two elements because their considered it to be a reinforcement of the dynamics storyline.at the negotiating position the resource person negotiates with the ideal limit of the age of the fanfiction reader, conformity with the original story, and sexuality education. Whereas, in the opposition position the resource person rejects the elements of violence and sexuality because they are considered to have no positive value and are not suitable for consumption. The researcher also explained the ideology behind the speakers in giving the meaning and positioning themselves against fanfiction SasuSaku. Keywords: Anime, Naruto, SasuSaku, Fanfiction, Violence, Sexuality, Reception xiii

14 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anime merupakan salah satu budaya popular dan hiburan yang berasal dari Jepang. Anime erat kaitannya dengan Manga, dimanaanime merupakan produk versi animasi dari Manga (komik Jepang) dimana penggambaran tokoh, alur cerita, serta detail lainnya disesuaikan dengan versi Manga. Perkembangan manga mulai terbentuk selama periode pascaperang. Kemudian, industri Jepang mengalami kemajuan dalam bidang teknologi, dan terbentuklah anime. Melalui animelah khalayak global secara luas menjadi sadar akan budaya visual Jepang yang khas. Secara garis besar anime terdiri dari tiga bentuk utama: (1) film panjang; (2) Acara TV; dan (3) video dan DVD versi anime yang ditayangkan di film dan TV, dan diproduksi hanya untuk format video dan DVD.Industri anime Jepang besar dan terus berkembang di luar negeri. Misalnya pendapatan yang diperoleh dari produk anime seperti, film, game, dan barang dagangan saja telah diperkirakan lebih dari 20 miliar per tahun. (Norris,Jurnal The Cambridge Companion to Modern Japanese Culture (Cambridge Companions to Culture),ISBN: , 2009: 236). Kepopuleran Manga dan Anime di Indonesia mulai terasa pada tahun 90-an sebagaimana disebutkan pada buku Generasi 90an bahwa berbagai halberbaujepangsangat popular pada era 1990an. Kepopuleraninidapatdilihatmelaluibanyaknyasaluran televisipada masa itu yang menayangkan anime. Soundtrack anime yang menjadilagufavorit, buku, komik, ataupunmainanjepang juga menjadifavoritanak-anak pada masa itu. (Permana,JurnalCommonline Departemen Komunikasi,Vol. 3, No. 3,2014: ). Salah satu anime yang popular adalah anime Naruto karya Masashi Kishimoto. Selama lebih kurang enam belas tahun penayangannya Anime ini mendapat rating 8,2/10 dari (Naruto, akses pada 15 Januari 2018).Anime ini mulai tayang di Jepang pada Stasiun televisi TV Tokyo dari tahun 2002 sampai saat ini dan telah memiliki dua sekuel yaitu : Naruto Shippuden dan Naruto Next Generation. Sedangkan di Indonesia Anime Naruto ditayangkan pertama kali pada 1

15 stasiun televisi Trans TV, namun kemudian berhenti dan ditayangkan oleh GTV. Selain televisi anime Naruto juga bisa ditonton online ataupun di download secara gratis dengan subtitle berbahasa Indonesia pada website dan animeindo.video. Penayangan anime Naruto di layar kaca dan website membuat anime ini dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. (Naruto Global TV Bikin Group Trans TV Meradang!, 2015, akses pada 15 Januari 2018.). Anime Naruto menceritakan perjalanan seorang anak laki-laki bernama Uzumaki Naruto yang tinggal di desa Ninja yang bernama Konoha. Naruto tinggal tanpa kedua orangtuanya karena kedua orangtuanya meninggal di hari saat dia lahir demi melindunginya dari Iblis Rubah Ekor Sembilan yang menyerang desa mereka. Demi melindungi anak dan warga desa, kedua orangtua Naruto menyegel Rubah Ekor Sembilan itu kedalam tubuh Naruto, sehingga Naruto hidup dengan iblis yang terkunci di dalam tubuhnya. Hal inilah yang membuat warga desa membenci Naruto karena dianggap pembawa sial bagi Desa, kendati demikian Naruto tetap menjadi anak yang baik dan ceria. Dia memiliki tekad untuk menjadi Ninja yang hebat dan menjadi Hokage (pemimpin desa) dan melampaui hokage sebelumnya. Demi mewujudkan cita-citanya Naruto belajar di Akademi Ninja Konoha dan menjadi anggota tim tujuh yang beranggotakan tiga orang siswa akademi. Teman satu tim Naruto adalah Uchiha Sasuke dan Haruno Sakura. Uchiha Sasuke adalah Rival sejati Naruto, dia berasal dari Klan Elit Konoha yaitu klan Uchiha, memiliki kepribadian dingin disebabkan oleh pembantaian klan yang dilakukan oleh kakak kandungnya sendiri. Tujuan hidup Sasuke adalah membalaskan dendam Klannya kepada kakaknya. Anggota satu tim lainnya adalah Haruno Sakura gadis yang Naruto sukai, namun sebaliknya Sakura sangat menyukai Sasuke. Sakura merupakan gadis yang baik dan periang. Walaupun, anime ini menyoroti perjalanan hidup tokoh utamanya seorang ninja bernama Uzumaki Naruto, namun dalam perjalanannya Anime ini memiliki banyak karakter, dan karakter-karakter tersebut memiliki penggemarnya masingmasing. Dalam hal ini penggemar adalahindividu yang memaknai suatu budaya. Dimanapemaknaantersebutakanberbedatergantungpadasetiapindividu yang memaknai, didasaridenganintelektual dan emosinya. (Puspitasari& Hermawan,SOSIALITAS: Jurnal Ilmiah Pendidikan Sosiologi Antropologi. Vol. 3, No. 1, 2013:4). 2

16 Diantara banyaknya karakter tersebut. Karakter di dunia Naruto yang paling banyak memiliki penggemar adalah pasangan Uchiha Sasuke dan Haruno Sakura atau penggemar menyingkat katanya menjadi SasuSaku. Alur cerita perjalanan cinta Sasuke dan Sakura sebenarnya tidaklah romantis seperti pasangan yang seharusnya, karena pada awalnya menjadi cinta bertepuk sebelah tangan bagi Sakura dimana dalam episode 214 Naruto Shippuden, Sasuke pernah berniat untuk membunuh Sakura. Namun, pada akhir episode Naruto Shippuden, Sasuke menunjukkan rasa cintanya kepada Sakura, dan pada Boruto : Naruto Next Generation, Sasuke dan Sakura telah menikah dan memiliki seorang putri bernama Uchiha Sarada. Menjadi menarik ketika sebenarnya perjalanan cinta Sasuke dan Sakura tidaklah banyak ditampilkan, dan adegan kebersamaan mereka juga bisa dibilang sedikit jika dibanding dengan pasangan lain pada anime ini, misal seperti pasangan Naruto dan Hinata atau yang sering disingkat dengan pasangan NaruHina yang detail diceritakan bahkan anime movie Naruto : The Last, dibuat khusus untuk menceritakan perjalanan cinta NaruHina. Tentu. hal ini tidaklah mengejutkan karena Naruto merupakan tokoh utama dalam anime Naruto. Namun, walaupun demikian penggemar SasuSaku tetap berkembang dan aktif dalam mendukung tokoh fiksi idola mereka. Keaktifan penggemar dapat dibuktikan dengan banyaknya fans account atau akun penggemar SasuSaku di Instagram. Akun tersebut antara Konten postingan akun penggemar SasuSaku di Instagram secara garis besar adalah berisi fanfiction. Fanfictionadalah hasil produksi kreatif dari penggemar yang dibuat berdasarkan ketidakpuasaan pada jalan cerita original yang ditulis penulis asli dari sebuah komik(manga), anime, film, novel, ataupun musik yang digemari.penggemarakanmerekaulangalur original denganalur yang merekakehendaki, akantetapitokohdan setting ceritasertalatarceritamengikutikaryaasli. (Fulamah,JurnalPsikologi Pendidikan dan Perkembangan,Vol. 4, No. 3,2015: 378). Alasan dari banyaknya konten fanfiction SasuSaku adalah karena penggemar SasuSaku menganggap Studio Pierrot telah membuat alur cerita anime berbeda dari manga Naruto, khususnya di bagian SasuSaku. Studio Pierrot diklaim telah banyak menghilangkan bagian-bagian penting SasuSaku. Hal ini membuat rasa ketidakpuasaan penggemar SasuSaku, yang menginginkan bagian ataupun scene yang lebih atau setidaknya sesuai dengan apa yang ada pada Manga Naruto. 3

17 Ketidakpuasan inilah yang membuat penggemar SasuSaku mengekspresikan diri mereka dengan cara membuat alur cerita SasuSaku sesuai dengan yang mereka inginkan dan idam-idamkan dengan cara membuat fanfiction berupa gambar berupa komik dan fanart ataupun cerita berupa cerpen, cerbung, dan novel. Ekspresi dari ketidakpuasan penggemar SasuSaku telah menghasilkan banyak fanfiction dan membuat SasuSaku sebagai pasangan yang menjadi trending topic di website Dimana dengan kata kunci pencarian SasuSaku didapati hasil fanfiction. (SasuSaku, ory, diakses pada 27 Maret 2018). Sedangkan, dengan kata kunci pencarian Sasuke dan Sakura didapati hasil 2,287 Fanfiction. (Sasuke dan Sakura, =story, diakses pada 27 Maret 2018.) Jumlah ini mengungguli pasangan Naruto dan Hinata yang hanya mendapati hasil 11,062 fanfiction pada kata kunci pencarian NaruHina. (NaruHina, ready=1&type=story, diakses pada 27 Maret 2018). Selanjtnya,1,113 fanfiction dari hasil dengan kata kunci Naruto dan Hinata. (Naruto dan Hinata, =story,diakses pada 27 Maret 2018.). Alur cerita dari fanfiction tentu banyak berbeda dari cerita aslinya karena sesuai dengan imajinasi penggemar. Selain itu, genre dari fanfiction juga beragam. Diantara banyaknya genre fanfiction SasuSaku, yang menarik perhatian adalah adanya genre kekerasan dan seksualitas pada fanfiction SasuSaku. Menjadi menarik karena pada Manga maupun Anime cerita cinta Sasuke dan Sakura tidaklah merujuk kepada sesuatu yang berbau seksualitas. Walaupun, untuk genre kekerasan tidak dapat dipungkiri adegan kekerasan antara Sakura dan Sasuke pernah terjadi di salah satu adegan pada episode 214, dimana Sasuke mencoba membunuh Sakura yang merupakan gadis yang mencintainya selama ini. Disini peneliti akan fokus pada unsur kekerasan dan seksualitas yang digambarkan pada fanfiction SasuSaku. Pada penelitian ini, peneliti akan memilih Yogyakarta sebagailokasipenelitian. PenelitiakanmencaripenggemarSasuSaku yang ada di Yogyakarta dengan rentang usia 20 hingga 25 tahun sebagairespondenpenelitian. Pemelihan Disampingitupeneliti memilih salah satu sampel cerita bersambung (cerbung) fanfiction SasuSaku yang berjudul Little Secret (End) pada capter 1-5 4

18 yang ditulis oleh Rina Afina dan diterbitkan di Wattpad yang telah dibaca sebanyak kali.sample dipilih dengan alasan untuk menyamakan resepsi pada semua responden. Pada penelitian ini, peneliti akan melakukan penelitian untuk melihat resepsi penggemar di Yogyakarta terhadap kekerasan dan seksualitas pada fanfiction SasuSaku. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana resepsi penggemar SasuSakuterhadap kekerasan dan seksualitas pada fanfiction SasuSaku. C. Tujuan Penelitian Untuk melihat bagaimana kekerasan dan seksualitas pada fanfiction SasuSaku dimaknai oleh penggemar SasuSaku. D. Manfaat Penelitian 1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan terhadap pembaca tentang resepsi penggemar SasuSaku dalam memaknai fanfiction yang berunsur kekerasan dan seksualitas. 2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti yang akan meneliti bidang minat yang sama, yaitu penggemar dan fanfiction. E. Tinjauan Pustaka 1. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Elga Andina dari Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI) Sekretariat Jenderal DPR pada tahun 2014 dengan judul Anime dan Persepsi Budaya Kekerasan pada Anak Usia Sekolah. kekhawatiran. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dimana peneliti mengumpulkan data dan menganalisisnya. Penelitian ini menyimpulkan bahwa anime tidak selalu menampilkan adegan agresi namun juga menyisipkan nilai-nilai positif yang perlu ditiru oleh anak-anak. Namun, sebagai hiburan yang digemari anak-anak, anime harus ditonton sesuai dengan kelompok umur yang tepat, dan diperlukan kehadiran orang dewasa untuk memberikan pengertian mengenai pesan yang disampaikan dalam tayangan anime. Persamaan dan konstribusi penelitian terdapat pada samanya subjek penelitian yaitu mengenai anime, persepsi, dan kekerasan, serta anime Naruto sebagai contoh kasus yang dibahas, sedangkan peneliti akan 5

19 melakukan penelitian pada sub tokoh dari anime Naruto tersebut. Perbedaan penelitian terletak pada fokus penelitian dimana pada penelitian Elga memfokuskan hubungan anime dan persepsi budaya kekerasan pada anak usia dini berkaitan dengan tayangan televisi. Sedangkan peneliti memfokuskan tentang perspektif pada penggemar pada kekerasan dan seksualitas dalam fanfiction SasuSaku. Penelitian terdahulu oleh Furi Nur Fulamah dari Universitas Airlangga pada tahun 2015 berjudul Konstruksi Identitas Kelompok Penggemar (Fandom) Fanfiction di Kalangan Remaja Urban. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan perspektif cultural studies. Dalam penelitian ini Fulamah menyimpulkan bahwa hasildarirepresentasidanmaknamenghasilkantigakelompokpenggemarfanfict ionpadaremaja urban di Surabaya. Pertamaadalahtipe fandom identitas virtual (virtual identity) yang memilikikecendrunganaktif di duniamaya. Keduaadalahtipe fandom identitasnyata (real identity) memilikikecendrunganaktif di dunianyata. SedangkanKetigaadalahtipe multiple identity yang aktif di duniamayamaupundunianyata. Persamaan dan konstribusi penelitian terletak pada studi penggemar fanfiction dan metode yang penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian kualitatif. Sedangkan perbedaannya adalah dimana Fulamah meneliti tentang konstruksi Identitas Kelompok Penggemar (Fandom) Fanfiction sedangkan peneliti akan meneliti perspektif penggemar pada kekerasan dan seksualitas dalam fanfiction SasuSaku. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nadya Syaharani dan Adi Bayu Mahadian dari Universitas Telkom pada tahun 2017 dengan judul Perilaku Menulis Fanfiction oleh Penggemar KPOP di Wattpad. Pada penelitian ini pencarian data dilakukan dengan cara wawancara offline dan online. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan adanya motivasi dari dalam dan luar diri penggemar Kpop dan proses penciptaan yang terdiri dari tiga tahapan, yaitu proses kreatif, proses menulis, serta proses editing dan posting. Persamaan dan konstribusi penelitian terletak pada metode pencarian data dengan cara wawancara. Disamping itu penelitian ini 6

20 memiliki subjek yang sama yaitu pembahasan mengenai fanfiction. Perbedaan penelitian terletak pada bedanya objek teliti dimana pada penelitian terdahulu milik Syahrani dan Madian memiliki objek penelitian yaitu penggemar k-pop di Wattpad sedangkan peneliti akan meneliti penggemar SasuSaku (anime) di Instagram. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Putri Selvia dari Universitas Airlangga pada Tahun 2013 dengan judul Korean Idol Rated Fanfiction (Studi Deskriptif tentang Kecenderungan Tindakan Sosial Remaja Usia Sekolah Menengah Atas Pembaca Korean Idol Rated Fanfiction di Surabaya dalam hal Perilaku Seksualnya). Penelitian ini mendapati simpulan bahwamulanyaremaja yang menjadipembacakorean idol rated fanfiction merupakanpenggemar yang dikenalkanolehlingkungansosialatau orang terdekatnya. Sedangkankecendrunganprilakuseksualmerekalebihkepadatindakanafektif yang berlandaskanperasaan. Selviamendapatipadapenelitiannyaperilakusekstersebutdapatberupa petting, masturbasi, bercumbu, dan lain-lain. Persamaan dan konstribusi pada penelitian adalah metode penelitian menggunakan deskriptif kualitatif dan kesamaan subjek yaitu pembahasan mengenai fanfiction dan seksualitas. Namun, memiliki perbedaan dimana pada penelitian terdahulu meneliti pembaca korean idol rated fanfiction dari kalangan anak sekolah menengah atas, sedangkan peneliti akan meneliti penggemar fanfiction SasuSaku (anime), lebih dari itu peneliti akan meneliti perspektif penggemar terhadap kekerasan dan seksualitas yang terdapat dalam fanfiction SasuSaku yang sangat berbeda dari penelitian terdahulu. Penelitian terdahulu yang dilakukan Dita Kesuma Wardani dari Universitas Gadjah Mada pada tahun 2014 dengan judul Resepsi Pembaca terhadap Teks Homoerotika dalam Slash Fanfiction dalam penelitian terdahulu ini, peneliti melihat proses pemaknaan audiens terhadap teks homoerotika dalam slash fanfiction. Dinamika yang dilihat adalah pertentangan dalam diri audiens saat mengkonsumsi teks yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang diaplikasikan di lingkungan sosio-kultural audiens. Penelitian ini melihat sejauh mana resepsi yang dilakukan audiens terhadap 7

21 teks homoerotika dalam slash fanfiction. Penelitian ini menggunakan analisis resepsi audiens. Konstribusi dan persamaan penelitian terdahulu terhadap penelitian ini adalah persamaan subjek yang membahas mengenai fanfiction dan seksualitas namun dalam hal ini penelitian terdahulu membahas seksualitas dalam konteks homoseksualitas. Bila penelitian terdahulu membahas tentang resepsi penggemar maka pada penelitian ini peneliti akan membahas tentang persepsi penggemar. Disamping itu juga perbedaan terdapat pada objek penelitian, dimana pada penelitian terdahulu objek penelitiannya adalah penggemar K- POP sedangkan pada pada penelitian ini adalah penggemar SasuSaku (anime). F. Kerangka Teori 1. Analisis Audiens Audiens merupakan istilah kolektif dari penerima pesan dalam model proses komunikasi massa.audiens adalah komunikan dalam proses komunikasi massa.(mcquail, 2011: 144). Audiens adalah produk dari konteks sosial yang menjadi ujung tombak pertukaran budaya, pemahaman, dan kebutuhan informasi. Seiring dengan perubahan bentuk media dan perubahan waktu maka karakteristik dari audiens juga berubah. Ada empat tipe baru audiens, antara lain : 1. Audiens sebagai bentuk kesatuan dari khalayak, audiens memiliki ciri memberikan perhatian terhadap produk media. Audiens tipe ini dikenal sebagai penonton. 2. Audiens sebagai tujuan, mengacu pada sekelompok orang yang dibayangkan oleh komunikator dan untuk siapa konten itu dibentuk. Audiens tipe ini biasa disebut dengan penulis. 3. Audiens sebagai kejadian yang sedang happening. Pengalaman resepsi individu atau bersama dengan orang lain pada peristiwa dalam kehidupan sehari-hari. 4. Audiens sebagai pendengar dan pencoba. Mengacu pada partisipasi pengalaman audiens. Ketika audiens tidak diperbolehkan atau diperbolehkan berpartisipasi pada sebuah tayangan melalui sebuah remote. Pada saat yang bersamaan, hal ini membuktikan respon aktif dari audiens. (Nightingle, 2003 dalam McQuail, 2011: 145). Macam-macam tujuan riset audiens yang berpusat pada audiens, meliputi : 1. Menemukan tanggung jawab untuk melayani audiens. 2. Mengevaluasi 8

22 tampilan media dari perspektif audiens. 3. Memetakan alasan audiens dalam memilih dan menggunakan. 4. Membongkar interpretasi audiens terhadap makna. 5. Mengeksplorasi konteks dalam penggunaan media. (McQuail, 2011: 150). Ringkasan mengenai tradisi riset audiens membahas Effects; uses and gratifications; kritik; studi tentang budaya; dan analisis resepsi. Pada masa sekarang, langkah yang tepat adalah mengadopsi tipe yang lebih praktis, dengan cara mengidentifikasi tiga varian utama secara garis besar dengan menggunakan pendekatan struktural, behavioral, dan kultur sosial. (Jensen dan Rosengren, 1990 dalam McQuail, 2011: ). 2. Resepsi Teori resepsi berangkat dari teori encoding/decoding yang dikemukakan oleh Stuart Hall dimana Hall menyatakan bahwa pesan yang dikirimkan oleh encoder akan diterima oleh decoder namun dalam penerimaan pesan tersebut, pemaknaan yang ditangkap oleh decoder tidak akan selamanya bersifat sama. Program sebagai wacana yang bermakna Encoding Makna Structures 1 Encoding Makna Structures 2 Kerangka Pengetahuan Hubungan produksi Infrastruktur teknis Kerangka Pengetahuan Hubungan produksi Infrastruktur teknis Bagan 1. 1: Model Encoding/Decoding Stuart Hall Sehingga, Hall membagi kelompok audiens (decoder) dalam memproses makna atas pesan yang disampaikan (decoding) menjadi tiga bagian, yaitu : pertama, kelompok dominan hegemoni, dimana audiens pada kelompok ini memaknai pesan sesuai dengan apa yang dimaksud dengan media yang memproduksi pesan. Kedua, kelompok posisi negosiasi, dimana audiens pada kelompok ini 9

23 dapat menerima makna yang diberikan oleh media namun juga memberikan pemaknaan tersendiri terhadap pesan media. Ketiga, Posisi Oposisi, audiens pada kelompok ini memaknai pesan secara berlawanan dari yang media harapkan, secara singkat posisi oposisi adalah antitesis kelompok dominan hegemoni. (During, 2007: ). Resepsi seperti telah dijelaskan erat kaitannya dengan tahapan encoding/decoding pesan yang dikemukakan oleh Stuart Hall. Dimana pemaknaan yang dihasilkan oleh audiens terhadap suatu pesan atau teks media sangat dipengaruhi oleh ideology atau cara berpikir dan sosial budaya yang dimiliki oleh masing-masing audiens. Perbedaan ini kemudian akan menempatkan audiens pada ketiga posisi pemaknaan yang berbeda. Adaupun ketiga posisi itu adalah satu, posisi domninan hegemoni yang menyetuji atau tidak kontradiksi dengan pesan yang disampaikan media.dua, posisi negosiasi, posisi ini merupakan hasil campuran dari dominan hegemoni dan posisi oposisi dimana pada posisi ini audiens memaknai pesan dengan menimbang baik dan buruknya, sehingga posisi ini berada ditengah-tengah. Ketiga, posisi oposisi adalah posisi kontradiksi dari dominan hegemoni, dimana audiens menolak pesan atau teks yang ada. (Durham& Kellner, 2001: ). Reception Theory referse to a diverse body of work that neverthless commonly stresses audience interpretations as a primary source of meaning in the media.berangkat dari teori encoding/decoding yang dikemukakan oleh Hall. Teori resepsi menekankan bahwa audiens tidaklah pasif dalam menerima makna dalam sebuah karya, namun sebaliknya aktif dalam memaknai sebuah karya. Pemaknaan dari audiens tersebut berdasarkan posisi audiens dalam masyarakat dan pengalaman hidup mereka. (Ott & Mack, 2014: ). 3. Penggemar Kata fan (penggemar) yang merupakan singkatan dari kata fanatic, yang berasal dari kata Latin fanaticus. Secara harfiah, fanaticus berarti pemuja, pengikut, atau pelayan kuil. Namun, secara singkat arti tersebut memiliki konotasi negatif bagi orang-orang yang terinspirasi dengan ritual keagamaan dengan antusias yang gila (Oxford Latin Dictionary). Dalam perkembangannya, fanatic dapat bermakna sebagai suatu bentuk kepercayaan religius yang berlebihan dan menyembah kepada setiap antusiasme yang salah dan berlebihan, yang pada akhirnya kegilaan tersebut banyak menimbulkan 10

24 kritik karena melawan norma dan kepercayaan, dimana identic dengan suatu posesi atas dewa atau iblis (Oxford English Dictionary). (Jenkins, 1992: 12). Penggemar juga diartikan sebagai Individu yang tengah melakukan pemaknaan atas suatu produk budaya.dimana setiap pemaknaan akan berbeda tergantung pada setiap individu yang melakukan pemaknaan, hal tersebut dikarenakan intelektualitas dan emosiindividu berbeda-beda. (Jenkins, 1992: 18). Penggemar adalah audiens yang memiliki kesetiaan pada media atau teks budaya tertentu. Penggemar tidak hanya menerima teks dari media, namun mereka mengolah lagi teks tersebut menjadi sesuatu yang sangat menyenangkan bagi mereka dan sangat memuaskan untuk mereka konsumsi. (Ott & Mack, 2014:300). Penggemar sebagai individu cenderung akan mencari individu lain yang memiliki ketertarikan yang sama. Mereka akan berinteraksi satu sama lain dan membuat kelompok ataupun jaringan yang kemudian sering disebut dengan fandom. Fandom adalah singkatan dari fan kingdom (kerajaan penggemar) atau secara ringkas bisa diartikan sebagai kelompok penggemar. Pembentukan sebuah fandom tidak lain adalah demi kepentingan bersama dalam membaca dan menonton teks tertentu yang mereka senangi. (Fauziah, Skripsi, 2015:9). Penggemar juga dapat diartikan sebagai individu yang terobsesi terhadap suatu hal yang terkenal bisa berupa artis, selebriti, acara TV, band, dan sebagainya. Obsesi tersebut membuat penggemar dapat memproduksi berbagai informasi mengenai objek kegemarannya.penggemar dapat mengartikan teksteks media dalam berbagai hal menarik danmungkin dengan cara yang tidak terduga. (Hills, 2002:8). 4. Fanfiction Fanfictionadalah hasil produksi kreatif dari penggemar yang dibuat berdasarkan ketidakpuasaan pada jalan cerita original yang ditulis penulis asli dari sebuah komik(manga), anime, film, novel, ataupun musik yang digemari.penggemarakanmerekaulangalur original denganalur yang merekakehendaki, akantetapitokohdan setting ceritasertalatarceritamengikutikaryaasli. (Fulamah, JurnalPsikologi Pendidikan dan Perkembangan.Vol. 4, No. 3,2015: 382) Fanfictiondapat disebut juga sebagai sebagai ekspresi kreatif penggemar. 11

25 Dimana seiring berkembangnya zaman fanfiction semakin berkembang pula, yang didukung oleh media dan internet. (Fachrazi, Skripsi, 2016: 14). Fanfiction hanyalah bagian kecil dari produksi kreatif fandom ada fanvid, fanart, grafik, daftar putar musik, dll. Fanfiction merupakan penggabungan hiburan dengan analisis dari cerita yang melibatkan para penulis fanfiction. (McCain, Thesis, 2015: 59). Fanfiction atau biasa disingkat dengan fanfic adalah genre sastra yang ditulis oleh penggemar berdasarkan karya sastra yang telah ada. Seperti novel, film, atau acara televisi, tanpa izin dari penulis asli sastra tersebut. Dalam hal ini penggemar memperluas cerita asli baik karakter maupun setting ceritanya. Penggemar menulis fanfiction untuk membuat cerita yang mereka sukai tersebut sesuai dengan keinginan mereka. (Ott & Mack, 2014: ). Fanfiction atau dalam bahasa Indonesia disebut fiksi penggemar adalah suatu fenomena yang mematahkan anggapan bahwa penggemar adalah pasif, sebaliknya penggemar adalah aktif, tidak hanya mengkonsumsi teks yang telah ada, namun juga mampu mengahsilkan karya sastra kreatif berdasarkan text tersebut. Lebih dari itu, fanfiction juga merupakan suatu bentuk kritik penggemar terhadap teks asli dengan mereproduksi teks sesuai dengan yang mereka inginkan. (Jenkins, 1992:289). 5. Kekerasan Webster mendefinisikan kekerasan sebagai pengerahan kekuatan fisik yang dapat melukai atau mencenderai, melecehkan,pelanggaran, atau pencemaran nama baik. Tindakan yang intens yang menyebabkan gangguan, keresahan, marah, ataupun tindakan yang merusak perasaan. (Eller, 2006: 4). Gagasan tentang kekerasan meliputi tindakan menyimpang, berupa: tindakan yang merusak, pelanggaran yang melampaui batas,perbuatan tidak adil,mencela, perlakuan tidak hormat, menghina, mencemarkan nama baik, melemahkan, perlakuan kasar, menyerang, dan mengganggu. (Bowman, 2001: 25 dalam Eller, 2006: 4). Kekerasan memiliki arti yang luas. Adapun jenis-jenis kekerasan meliputi, kekerasan fisik, merupakan kekerasan yang menyakiti atau mencinderai fisik korban.kekerasan emosional, kekerasan yang menyerang psikis korban, instrumennya dapat berupa kekerasan verbal. (Eller, 2006:4). 12

26 Menurut kamus Oxford, kekerasan adalah perilaku yang melibatkan kekuatan fisik dimaksudkan untuk melukai, merusak, atau membunuh seseorang atau sesuatu. (Nurhajarini, dkk, 2005: 8). Kekerasan (termasuk bentrok, kersusuhan, dan perkelahian) dalammanifestasinyamerupakansesuatu yang bersifatmenghancurkan. (Rahmawati, dkk, 2006:11). Sedang menurut daring kbbi kekerasan merupakan perbuatan seseorang atau kelompok yang menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain. (Keras, diakses pada 13 April 2018). Kekerasan memiliki ruang lingkup yang luas, antara lain kekerasan di media, kekerasan kolektif, kekerasan dalam rumah tangga, dan kekerasan seksual. Pada media, kekerasan merupakan fitur menonjol yang terdapat dalam film, program televisi, dan permainan komputer. Dimana cukup banyak waktu yang dihabiskan setiap hari oleh seseorang dari semua kelompok umur untuk menkonsumsi konten yang bermuatan kekerasan. Muatan kekerasan di media sangat mungkin mempengaruhi kecenderungan agresif pemirsanya bila kekerasan itu digambarkan sebagai tindakan yang sukses atau tidak menyebabkan pelakunya dihukum, atau bila ditujukan sebagai tindakan yang dapat dibenarkan dan tidak menyebabkan kesakitan atau kerugian pada korbannya. Kekerasan kolektif merupakan kekerasan yang dilakukan bersama-sama atau secara berkelompok. Kekerasan secara kelompok seringkali diarahkan pada kelompok lain dan bukan pada sasaran individual. Contohnya adalah kekerasan antar geng. Kekerasan dalam rumah tangga mengacu pada ragam perilaku yang dilakukan dengan niat menyakiti atau mencederai salah seorang anggota keluarga. Fitur khas tindakan ini adalah bahwa tindakan itu jarang merupakan tindakan tunggal, tetapi cenderung tindakan yang berulang, kadang-kadang terus-menerus, dalam jangka waktu yang lama. (Krahe, 2005:25). Kekerasan seksual adalah pemaksaan baik berupa tindakan atau pun ucapan kepada orang lain untuk melakukan aktivitas bernuansa seksual. Adapun 15 bentuk kekerasan menurut komnas perempuan, sebagai berikut : 1. Perkosaan, 2. Intimidasi seksual, 3. Pelecehan seksual, 4. Eksploitasi seksual, 5. Perdagangan perempuan untuk tujuan seksual, 6. Prostitusi paksa, 7. 13

27 Perbudakan seksual, 8. Pemaksaan perkawinan, 9. Pemaksaan kehamilan, 10. Pemaksaan aborsi, 11. Pemaksaan kontrasepsi dan sterilisasi, 12. Penyiksaan seksual, 13. Penghukuman tidak manusiawi dan bernuansa seksual, 14. Praktek tradisi bernuansa seksual yang membahayakan atau mendiskriminasi perempuan, dan 15. Kontrol seksual. (Komnas Perempuan,15 Bentuk Kekerasan Seksual, 2017:4). 6. Seksualitas Seksualitas memiliki makna yang sangat luas. Seksualitas adalah aspek kehidupan yang menyeluruh mencakup seks, gender, orientasi seksual, erotisme, kesenangan (pleasure), keintiman dan reproduksi. Seksualitas dialami dan diekspresikan dalam pikiran, fantasi, hasrat, kepercayaan/ nilai-nilai, tingkah laku, kebiasaan, peran dan hubungan. Walaupun seksualitas mencakup keseluruhan dimensi yang disebutkan, tidak semuanya selalu dialami atau diekspresikan. MenurutWHO (World Health Organization)Seksualitas dipengaruhi oleh banyakaspek, antara lain: interaksi faktor-faktor biologis, sosial,psikologis, ekonomi, politik, sejarah, agama dan spiritual. (Jaringan Gaya Warna Lentera Indonesia, Buku Kesehatan dan Hak Seksual serta Reproduksi GWLmuda, 2016: 4). Seksualitas adalah realitas yang dibangun secara sosial dan sama pada setiap orang. Seksualitas diciptakan oleh budaya dengan mendefinisikan beberapa perilaku yang berhubungan dengan seksual serta dipelajari dari skrip yang ada di masyarakat. Seksualitas adalah sebagai identitas seseorang (simbol). Individu belajar menginterpretasikan perilaku seksual dengan konteks sosiokultural (diperoleh dari simbol bahasa dan percakapan). (Demartoto,Jurnal Sosiologi Universitas Negeri Surakarta, 2010: 4-6). Seksualitas juga diartikan sebagai penyatuan dua unsur yang berbeda, antara lelaki dan wanita: sperma dan ovum. (Haryatmoko, 2007: 93 dalam Junaedi dkk, 2010:63). Lebih lanjut Seksualitas menyangkut berbagai dimensi yang sangat luas, yaitu dimensi biologis, sosial, psikologis, dan kultural.seksualitas dari dimensi biologis berkaitan dengan organ reproduksi dan alat kelamin, termasuk bagaimana menjaga kesehatan dan memfungsikan secara optimal organ reproduksi dan dorongan seksual.seksualitas dari dimensi psikologis erat kaitannya dengan bagaimana menjalankan fungsi sebagai makhluk seksual, identitas peran atau jenis, serta bagaimana dinamika aspek-aspek psikologis 14

28 (kognisi, emosi, motivasi, perilaku) terhadap seksualitas itu sendiri. Dari dimensi sosial, seksualitas dilihat pada bagaimana seksualitas muncul dalam hubungan antar manusia, bagaimana pengaruh lingkungan dalam membentuk pandangan tentang seksualitas yang akhirnya membentuk perilaku seksual.dimensi kultural menunjukkan perilaku seks menjadi bagian dari budaya yang ada di masyarakat. (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta /PKBI DIY, diakses pada 29 Januari 2019). G. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode analisis resepsi. Analisis ini bertujuan untuk menganalisis proses berlangsungnya suatu fenomena sosial dan memperoleh suatu gambaran yang tuntas terhadap proses tersebut. (Bungin, 2009:146). Dalam hal ini penelitian ini akan membahas resepsi penggemar terhadap kekerasan dan seksualitas dalam fanfiction SasuSaku. Sejalan dengan pernyataan McQuailmengenai teori resepsi, maka penelitian ini akan menganalisis bagaimana proses pemaknaan penggemar berdasarkan sudut pandang, pengalaman, maupun konteks budaya. Penelitian kualitatif mencakup penggunaan subjek yang dikaji dan kumpulan berbagai data empiris studi kasus, pengalaman pribadi, introspeksi, perjalanan hidup, wawancara, teks-teks hasil pengamatan, historis, interaksional, dan visual yang menggambarkan saat-saat dan makna keseharian dan problematis dalam kehidupan seseorang. (Denzin dan Lincoln, 2009:2). 1. Teknik Pengumpulan Data Data kualitatif adalah data yang berupa informasi kenyataan yang terjadi di lapangan. Penelitian ini,akanmenggunakan teknik pengumpulan data dengan dua cara yaitu wawancara mendalam dan pengamatan partisipasi/pengamatan partisipan. Wawancara mendalam secara umum adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau menggunakan pedoman (guide) wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. (Bungin, 2009:108). Wawancara yang dilakukan adalah wawancara yang terstruktur dimana 15

29 Wawancara yang dilakukan pada penelitian ini bertujuan mencari tahu dan menggali pengalaman penggemar terhadap kekerasan dan seksualitas pada fanfiction SasuSaku. Peneliti akan menanyakan bagaimana pengetahuan dan posisi penggemar dalam memaknai kekerasan dan seksualitas pada fanfiction SasuSaku. Wawancara akan dilakukan secara informal sehingga membuat partisipan lebih leluasa dalam mengemukakan pendapat dan pengalaman mereka. Pengamatan partisipan diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap suatu gejala yang tampak pada objek penelitian. (Hadi, 1987:136 dalam Prastowo, 2010:27). Observasi merupakan pengamatan hasil kerja indera. Pengamatan merupakan proses kompleks yang tersusun dari proses biologis dan psikologis. Pengamatan menjadi salah satu teknik pengumpulan data yakni jika : 1. Sesuai dengan tujuan penelitian 2. Direncanakan dan dicatat secara sistematis. 3. Dapat dikontrol reliabilitas dan kebenarannya. (Usman & Akbar, 1996:54 dalam Prastowo,2010:28). 2. Responden Responden penelitian akan diambil melalui proses purposive sample. Akan ada beberapa partisipan yang akan menjadi responden yang dipilih karena memenuhi kriteria penelitian. Dimana sudah barang tentu penggemar SasuSaku adalah subjek pada penelitian ini. Sasaran responden yang akan peneliti ambil adalah penggemar SasuSaku yang berlokasi di Yogyakarta.Peneliti melakukan wawancara mendalam terhadap delapan responden tersebut. 3. Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian analisis resepsi, yang menitik beratkan pada kenyataan bahwa audiens adalah aktif. Disamping itu juga analisis resepsi ini akan sejalan dengan teori encoding dan decoding Struat Hall dan teori resepsi McQuail. Kedua teori tersebut berjalan beriringan menyatakan bahwa pemaknaan audiens terhadap sesuatu akan berbeda tergantung dengan latar belakang sudut pandang, pengalaman, maupun konteks budaya yang dimiliki masing-masing audiens. Pada konteks penelitian ini audiens adalah penggemar SasuSaku. Dimana pada penelitian ini peneliti akan menganalisis pemaknaan penggemar terhadap kekerasan dan seksualitas pada fanfiction SasuSaku berdasarkan sudut 16

30 pandang, pengalaman, maupun konteks budaya dari masing-masing penggemar. Pada penelitian ini penggemar dikategorisasikan menjadi tiga posisi, yaitu : pertama, kelompok dominan hegemoni, dimana audiens pada kelompok ini memaknai pesan sesuai dengan apa yang dimaksud dengan media yang memproduksi pesan. Kedua, kelompok posisi negosiasi, dimana audiens pada kelompok ini dapat menerima makna yang diberikan oleh media namun juga memberikan pemaknaan tersendiri terhadap pesan media. Ketiga, Posisi Oposisi, audiens pada kelompok ini memaknai pesan secara berlawanan dari yang media harapkan, secara singkat posisi oposisi adalah antitesis kelompok dominan hegemoni. (During, 2007: ). Pada penelitian ini, peneliti akan mewawancari responden dengan mendalam. Peneliti akan berpegang dengan draft wawancara yang sudah disediakan sebelum wawancara dimulai. Hal ini sangat berguna, demi menghindari pembahasan yang terlalu melebar. Setiap wawancara yang dilakukan akan direkam dan ditranskrip dengan teliti, sehingga peneliti akan dapat menginterpretasi informasi yang didapat dari responden. Peneliti akan mempersiapkan sampel fanfictionyang sesuai dengan fokus penelitian, yaitu fanfictionyang mengandung unsur kekerasan dan seksualitas berupa cerita bersambung (cerbung).sampel tersebut berjudulberjudul Little Secret (End) capter satu sampai lima yang ditulis oleh Rina Afina dan diterbitkan di Wattpad yang telah dibaca sebanyak kali. 17

31 BAB II Gambaran Umum Penelitian A. Sejarah Serial Naruto Kisah Naruto oleh Masashi Kishimoto dikenal publik diawali dengan dirilisnya manga dengan judul yang sama pada 21 September 1999 hingga 10 November 2014 yang berisi 72 volume dan 700 capter yang diterbitkan oleh majalah Weekly Shonen Jump. Manga ini kemudian diadaptasi kedalam anime menjadi dua musim, yaitu musim pertama dengan judul Narto atau lebih dikenal dengan Naruto Original dan musim kedua dengan judul Naruto Shippuden. Serial Anime Naruto Original mulaiditayangkan pada tanggal 03 Oktober 2002 hingga 08 Februari 2007 di TV Tokyo dengan jumlah 220 episode, dengan durasi 24 menit per episode. Sedangkan lanjutan dari serial anime ini diberi judul Naruto Shippuden mulai ditayangkan pada 15 Februari 2007 hingga 23 Maret 2017 dan masih ditayangkan di saluran TV yang sama yaitu TV Tokyo dengan jumlah total 500 episode, dan dengan durasi yang sama, 24 menit per episode. 18

32 Gambar 2. 1: Poster Naruto Original (diambil dari _Naruto_volumes, tanggal 10/03/19) Gambar 2. 2: Poster Naruto Shippuden (diambil dari 24/, tanggal 10/3/19) Cerita yang mengisahkan perjalanan seorang Shinobi bernama Naruto untuk menjadi Hokage(pemimpin desa) memang sudah usai, namun alur cerita tidak berakhir sampai disitu saja, cerita ini kemudian dilanjutkan dengan generasi selanjutnya dari anak Naruto yang diberi nama Boruto, perjalanan generasi Boruto ini dilanjutkan dengan Manga berjudul Boruto: Naruto Next Generation, dikarang oleh Ukyo Kodachi dengan Ilustrator Mikio Ikemoto. Manga Boruto diterbitkan mulai dari 09 Mei 2016 hingga sekarang, di majalah yang sama, yaitu Weekly Shonen Jump. Gambar 2.3: Boruto: Naruto Next Generations (diambil dari NARUTO-NEXT-GENERATIONS-Vol BOX- 25-Box-Set-New-/ , tanggal 10/03/19) Manga dari Boruto: Naruto Next Generation juga diadaptasi menjadi anime dengan judul yang sama. Episode pertama mulai ditayangkan pada 05 April 2017 hingga sekarang di saluran TV yang sama juga yaitu TV Tokyo. Dimana per tanggal 07 Februari 2019 serial anime ini telah mencapai episode ke 92, dengan durasi 24 menit per episode. B. SasuSaku dan Penggemar 19

33 Serial anime Naruto banyak memunculkan tokoh-tokoh yang banyak dan beragam dalam segi karakter. Dua diantara mereka adalah Sasuke dan Sakura yang merupakan tokoh vital dalam serial anime Naruto, dimana kedua tokoh ini adalah tokoh yang berpengaruh penting dalam perjalanan hidup tokoh utama yaitu Naruto. Sehingga, dalam alur cerita anime ini, Sakura dan Sasuke banyak mendapat porsi dan perhatian para penonton. Disamping kehebatan perjalanan ketiga ninja tokoh utama yaitu Naruto, Sasuke dan Sakura. Gambar 2. 4: Karakter-Karakter Serial Anime Naruto (diambil dari oocqhhjvmxg/vjg_mwba4ci/aaaaaaaaave/6tjyqpokrgq/s1600/naruto%2bshippud en.jpg, tanggal 17/04/19) Hal yang menjadi menarik adalah cerita cinta bertepuk sebelah tangan Sakura terhadap Sasuke yang menjadi salah satu kisah cinta utama dalam perjalanan anime Naruto. Kisah perjalanan Sasuke dan Sakura ini banyak mendapat sambutan positif dari penonton anime Naruto. Sambutan yang positif tentang cerita cinta Sasuke dan Sakura ini membuat kedua tokoh ini memiliki penggemar sendiri, penggemar biasa menyebut pasangan Sasuke dan Sakura ini dengan Sebutan SasuSaku. Perjalanan cinta SasuSaku tidaklah mulus. Sepanjang serial Sakura digambarkan sebagai sosok pengejar cinta Sasuke, dimana Sasuke tidak pernah menaggapi perasaan dan perhatian yang diberikannya kepada Sasuke dari mereka masih kanak-kanak. Keadaan semakin diperburuk dengan keputusan Sasuke melarikan diri dari desa untuk menambah kekuatan demi membalas dendam kepada kakaknya yang telah membantai seluruh klan Uciha dan hanya menyisahkan 20

34 Sasuke. Tekad inilah yang membuat kepribadian Sasuke berubah dingin dan hanya mementingkan kekuatan sebagai orientasi hidupnya. Niat Sasuke untuk meninggalkan desa sempat dicegah oleh Sakura yang memeluknya dari belakang dan memohon kepada Sasuke supaya tetap tinggal di desa, sebagai gantinya dia akan berada disamping Sasuke sampai kapanpun. Namun, Sasuke tetap tidak bergeming dan meninggalkan Sakura dan teman-temannya. Cerita beranjak pada saat mereka beranjak remaja, cerita berkutat pada pengejaran Sasuke untuk menjemputnya pulang ke Konoha. Pada titik ini Sasuke dilabeli penjahat kelas berat oleh berbagai desa atas keterlibatannya dalam organisasi jahat. Beberapa kali Sakura, Naruto, dan Kakashi guru mereka bertemu Sasuke, pada pertemuan-pertemuan tersebut Sasuke tetap tidak bergeming dan tidak mengindahkan kata-kata gurunya dan teman-temannya, dan lebih memilih untuk menempuh jalan ninjanya sendiri. Pada titik ini perasaan Sakura kepada Sasuke tidak pernah berubah sedikitpun namun dalam pengekspresian perasaan Sakura semakin dewasa, tidak menggebu-gebu seperti saat dia masih kanak-kanak. Singkatnya, pada puncak cerita Sasuke memutuskan untuk bergabung dan membela Konoha dalam perang dunia shinobi. Hal ini menjadi reuni kembali antara Naruto, Sasuke, Sakura, dan Kakashi. Kemudian, dipenghujung cerita Naruto Shippuden Sasuke dan Sakura terlihat berbincang. Sasuke berpamitan kepada Sakura untuk melakukan perjalanan penebus dosa, sakura meminta ikut dalam perjalanan tersebut, namun Sasuke menolak, karena menurutnya dosa-dosanya tidak ada hubungannya dengan Sakura. Sasuke mengucapkan terimakasih dan sampai berjumpa lagi kepada Sakura sembari menepuk dahi Sakura. Adegan menepuk dahi adalah hal yang sering dilakukan kakaknya yang sangat mencintai Sasuke dan kemudian dilakukannya kepada Sakura. Setelah kejadian perginya Sasuke, Sakura dan Sasuke diperlihatkan kerap berkirim surat. Hal yang menjadi pertanyaan dan misteri bagi sebagian besar penggemar SasuSaku adalah saat Naruto Shippuden telah tamat, cerita mereka dilanjutkan kepada generasi berikutnya atau anak-anak mereka yang diberi judul Boruto:Naruto Next Generations. Sasuke dan Sakura diceritakan telah menikah dan memiliki anak gadis bernama Sarada. Padahal, belum ada cerita bagaimana dan kapan kedekatan Sasuke dan Sakura dapat menjadi begitu intens hingga terjadi pernikahan dan telah menghasilkan seorang anak. 21

35 Gambar 2. 5: Adegan SasuSaku dalam Naruto Original (diambil dari tanggal 17/04/19) Gambar 2. 6: Adegan SasuSaku dalam Naruto Shippuden (diambil dari tanggal 17/04/19) Gambar 2.7: Adegan SasuSaku dalam Boruto (diambil dari tanggal 17/04/19) Gambar 2. 8: Sakura, Sarada, Sasuke (diambil dari tanggal 17/04/19). Seiring berjalannya kisah SasuSaku dari waktu ke waktu, penggemar SasuSaku semakin banyak, dan menunjukkan eksistensi mereka melalui fanspage diberbagai platform sosial media dan internet. Penggemar disini juga memproduksi karya berupa fanfiction dengan berbagai jenis. Seperti, komik, gambar (fanart), video, novel, dan cerbung. Berikut hasil pencarian pada berbagai platform dengan kata kunci pencarian SasuSaku. 22

36 Gambar 2. 9: Pencarian dengan kata kunci SasuSaku pada fanfiction.net(diambil dari aku&ready=1&type=story, tanggal 17/04/19). Gambar 2.10: Pencarian dengan kata kunci SasuSaku pada akun instagram (diambil dari tanggal 17/04/19). Gambar 2.11: Pencariankata kunci SasuSaku pada tags instagram (diambil dari tanggal 17/04/19) Gambar 2.12: Pencarian dengan kata kunci SasuSaku pada twitter.com (diambil dari yped_query, tanggal 17/04/19) 23

37 Gambar 2. 13: Pencarian dengan kata kunci SasuSaku pada youtube.com (diambil dari y=sasusaku, tanggal 17/04/19) Gambar 2.14Pencarian dengan kata kunci SasuSaku pada wattpad.com (diambil dari ku, tanggal 17/04/19) karya-karya yang diproduksi tersebut biasanya memiliki tema ataupun genre yang beragam sesuai dengan keinginan penggemar sebagai penulis fanfiction. Diantara tema dan genre yang ada, ada genre kekerasan dan seksualitas. Hal ini kemudian menginspirasi peneliti untuk melakukan penelitian tentang resepsi atau pemaknaan para penggemar SasuSaku terhadap fanfiction SasuSaku yang mengandung unsur kekerasan dan seksualitas. Peneliti menyasar penggemar dengan rentang usia tahun di Yogyakarta. Rentang usia tersebut dipilih karena pada rentang usia tersebut, narasumber dapat dianggap sudah cukup umur dan dewasa serta bijak dalam menyikapi konten yang mengandung unsur kekerasan dan seksualitas. Demi mendapatkankesamaan bacaan dalam proses resepsi, peneliti menyuguhi narasumber sample fanfiction SasuSaku yang berjudul Little Secret (End) capter satu sampai lima yang ditulis oleh Rina Afina dan diterbitkan di Wattpad yang telah dibaca sebanyak kali. Rina Afina merupakan penulis yang berasal dari kota Pekalongan, dia aktif menjadi penulis cerita bersambung di Wattpad mulai dari 30 September 2016, dan telah membuahkan sepuluh judul cerita, adapun karya-karyanya, yaitu: Happines, I m InLuv, Pink Moon, Let s Say In 24

38 Love????, CENTER, Kage University, Little Secret (End), Sarada and Her Destiny, COME BACK TO ME, dan Again. Menariknya delapan dari sepuluh judul yang dia tulis semuanya adalah fanfiction SasuSaku. Aktifnya Rina menulis membuat akun Wattpadnya memiliki dua ribu pengikut.adapun sinopsis dari sample fanfiction Little Secret (End) adalah sebagai berikut: Gambar 2.15: Sampel fanfiction(diambil dari little-secret-end, tanggal 17/04/19). 1. Chapter Satu Sasuke merupakan pria tampan dan mapan idaman semua wanita. Memiliki sahabat bernama Naruto yang sebentar lagi akan melangsungkan pernikahan dengan kekasihnya Hinata. Suatu malam Naruto memaksa Sasuke atau lebih tepatnya menyeret Sasuke ke pub mewah milik keluarga Namikaze (Keluarga Naruto) untuk bersenang-senang menghadiri pesta bujangan Naruto sebelum dia menikah. Walaupun sebenarnya Sasuke sangat tidak menyukai suasana kebisingan, namun dia tetap duduk didalam pub itu demi menghormati sahabatnya, dia memutuskan untuk menikmati pesta tersebut dengan minumminum. Apalagi ditambah dengan banyaknya wanita-wanita yang mencoba 25

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam rangka 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam rangka penyebarluasan informasi, pendidikan dan hiburan. Hampir setiap rumah tangga saat ini memiliki sarana

Lebih terperinci

BAB I. dalam dialog komik membuat pembaca secara langsung mampu. mengintepretasikan gambaran perasaan yang sedang di alami tokoh.

BAB I. dalam dialog komik membuat pembaca secara langsung mampu. mengintepretasikan gambaran perasaan yang sedang di alami tokoh. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehadiran komik dalam ranah komunikasi dan seni visual sudah bukan menjadi hal yang asing. Komik merupakan bentuk komunikasi visual yang memiliki kekuatan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini tampaknya komik merupakan bacaan yang digemari oleh para anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun tempat persewaan buku

Lebih terperinci

PEMAKNAAN REMAJA SURABAYA MENGENAI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM VIDEO KLIP STELLAR MARIONETTE SKRIPSI

PEMAKNAAN REMAJA SURABAYA MENGENAI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM VIDEO KLIP STELLAR MARIONETTE SKRIPSI PEMAKNAAN REMAJA SURABAYA MENGENAI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM VIDEO KLIP STELLAR MARIONETTE SKRIPSI Disusun Oleh: Cindy Eugene NRP. 1423012064 FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Dalam penelitian ini, peneliti meneliti mengenai pemaknaan pasangan suami-istri di Surabaya terkait peran gender dalam film Erin Brockovich. Gender sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media Televisi adalah salah satu media massa elektronik yang digemari

BAB I PENDAHULUAN. Media Televisi adalah salah satu media massa elektronik yang digemari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media Televisi adalah salah satu media massa elektronik yang digemari masyarakat karena memiliki daya tarik berupa program audio visualnya yang mampu menjangkau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Media massa cetak dan elektronik merupakan salah satu unsur penting dalam proses komunikasi. Setiap media mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kekurangan surat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berkembang secara pesat, selain media hiburan dan media

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berkembang secara pesat, selain media hiburan dan media BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada zaman sekarang ini industri pertelevisian khususnya di Indonesia berkembang secara pesat, selain media hiburan dan media informasi, televisi juga bisa menjadi media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Siaran televisi saat ini telah menjadi suatu kekuatan yang sudah masuk ke dalam kehidupan masyarakat. Televisi sebagai media massa memiliki karakteristik tersendiri

Lebih terperinci

Interpretasi Pembaca Terhadap Materi Pornografi dalam. Komik Hentai Virgin Na Kankei

Interpretasi Pembaca Terhadap Materi Pornografi dalam. Komik Hentai Virgin Na Kankei Interpretasi Pembaca Terhadap Materi Pornografi dalam Komik Hentai Virgin Na Kankei SKRIPSI Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan Strata I Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setiap media, didalamnya mengandung sebuah pesan akan makna tertentu. Pesan tersebut digambarkan melalui isi dari media tersebut, bisa berupa lirik (lagu), alur cerita (film),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dewasa ini penyimpangan sosial di Indonesia marak terjadi dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dewasa ini penyimpangan sosial di Indonesia marak terjadi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini penyimpangan sosial di Indonesia marak terjadi dengan munculnya berbagai konflik yang berujung kekerasan karena berbagai aspek seperti politik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tayangan yang menampilkan adegan-adegan kekerasan kini menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. Tayangan yang menampilkan adegan-adegan kekerasan kini menjadi salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tayangan yang menampilkan adegan-adegan kekerasan kini menjadi salah satu tayangan yang dikhawatirkan dapat mempengaruhi sikap penontonnya, karena media televisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN yang dikutip dalam Majalah Online Perpustakaan Nasional Republik

BAB I PENDAHULUAN yang dikutip dalam Majalah Online Perpustakaan Nasional Republik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hampir setiap hari khalayak mengakses televisi. Menurut data BPS tahun 2006 yang dikutip dalam Majalah Online Perpustakaan Nasional Republik Indonesia menunjukkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari kejadian atau peristiwa di masa lalu yang sungguh-sungguh terjadi. Dalam sejarah, terkandung nilai-nilai yang dijadikan

Lebih terperinci

dapat dilihat bahwa media massa memiliki pengaruh yang besar dalam

dapat dilihat bahwa media massa memiliki pengaruh yang besar dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang- Undang No 33 tahun 2009 dalam pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa film adalah karya seni budaya yang merupakan pranata sosial dan media komunikasi massa yang dibuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan hal di luar teks sastra seperti pembaca dan pengarang. Sebuah karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan hal di luar teks sastra seperti pembaca dan pengarang. Sebuah karya sastra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian sastra tidak hanya menyangkut penelitian mengenai teks sastra, tetapi juga berkaitan dengan hal di luar teks sastra seperti pembaca dan pengarang. Sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi adalah penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Komunikasi merupakan bagian yang penting yang tidak

Lebih terperinci

POLIGAMI DALAM FILM (Analisis Resepsi Audience Terhadap Alasan Poligami Dalam Film Indonesia Tahun )

POLIGAMI DALAM FILM (Analisis Resepsi Audience Terhadap Alasan Poligami Dalam Film Indonesia Tahun ) POLIGAMI DALAM FILM (Analisis Resepsi Audience Terhadap Alasan Poligami Dalam Film Indonesia Tahun 2006-2009) NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Gelar S-1 Ilmu Komunikasi Oleh :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan film terhadap masyarakat, hubungan antara televisi, film dan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dan film terhadap masyarakat, hubungan antara televisi, film dan masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa seperti halnya televisi dan film mempunyai dampak tertentu bagi para penontonnya. Dalam banyak penelitian tentang dampak serial televisi dan film

Lebih terperinci

POLIGAMI DALAM FILM (ANALISIS RESEPSI AUDIENS TERHADAP ALASAN POLIGAMI DALAM FILM INDONESIA TAHUN )

POLIGAMI DALAM FILM (ANALISIS RESEPSI AUDIENS TERHADAP ALASAN POLIGAMI DALAM FILM INDONESIA TAHUN ) Poligami Dalam Film 37 ABSTRAK POLIGAMI DALAM FILM (ANALISIS RESEPSI AUDIENS TERHADAP ALASAN POLIGAMI DALAM FILM INDONESIA TAHUN 2006-2009) Rahmalia Dhamayanti Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi

Lebih terperinci

PENJAJAHAN TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK

PENJAJAHAN TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK PENJAJAHAN TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK Oleh : Lukman Aryo Wibowo, S.Pd.I. 1 Siapa yang tidak kenal dengan televisi atau TV? Hampir semua orang kenal dengan televisi, bahkan mungkin bisa dibilang akrab

Lebih terperinci

BAB V. Refleksi Hasil Penelitian

BAB V. Refleksi Hasil Penelitian BAB V Refleksi Hasil Penelitian 5.2.1 Implikasi Teoritis Implikasi teoritis yang didapatkan dalam penelitian ini yaitu media menciptakan pesan yang disampaikan kepada khalayak dan khalayak memaknai pesan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media massa memberikan kesempatan kepada manusia untuk mempublikasikan ide-ide kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. Media massa memberikan kesempatan kepada manusia untuk mempublikasikan ide-ide kreatif, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa merupakan sebuah karya dari peradaban manusia yang sangat bermanfaat. Media massa memberikan kesempatan kepada manusia untuk mempublikasikan ide-ide kreatif,

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. elektronik. Media hiburan ini yang sering disebut dengan dorama atau serial televisi

Bab 1. Pendahuluan. elektronik. Media hiburan ini yang sering disebut dengan dorama atau serial televisi Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang seperti yang banyak kita ketahui adalah negara maju dan modern hampir di segala bidang. Kemajuan di segala bidang ini tidak terkecuali media hiburan. Media hiburan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. tertua di dunia seperti budaya Mesir, Cina, Babilonia, hingga kebudayaan yang termuda.

Bab 1. Pendahuluan. tertua di dunia seperti budaya Mesir, Cina, Babilonia, hingga kebudayaan yang termuda. Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Ada begitu banyak kebudayaan dalam dunia tempat kita tinggal. Mulai dari budaya tertua di dunia seperti budaya Mesir, Cina, Babilonia, hingga kebudayaan yang termuda.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. media elektronik televisi; hal ini dapat diamati dari munculnya berbagai macam stasiun

BAB 1 PENDAHULUAN. media elektronik televisi; hal ini dapat diamati dari munculnya berbagai macam stasiun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan industri media massa di era globalisasi semakin pesat khususnya media elektronik televisi; hal ini dapat diamati dari munculnya berbagai macam stasiun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu bagian terpenting dalam kehidupan bermasyarakat adalah interaksi atau komunikasi. Komunikasi memiliki peran yang sangat pnting pada era sekarang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi dapat dipahami sebagai proses penyampaian pesan, ide, atau informasi kepada orang lain dengan menggunakan sarana-sarana tertentu guna untuk mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu kebutuhan pokok setiap manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu kebutuhan pokok setiap manusia, karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan suatu kebutuhan pokok setiap manusia, karena manusia merupakan mahluk sosial yang membutuhkan manusia lain untuk dapat berlangsung hidup.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membawa perubahan masyarakat dengan ruang pergaulan yang sempit atau lokal

BAB I PENDAHULUAN. membawa perubahan masyarakat dengan ruang pergaulan yang sempit atau lokal BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Globalisasi adalah proses di mana manusia akan bersatu dan menjadi satu masyarakat tunggal dunia, masyarakat global (Albrow, 1990: 9). Globalisasi telah membawa perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Film merupakan sebuah media yang dapat digunakan sebagai sarana hiburan. Selain itu, film juga berfungsi sebagai sebuah proses sejarah atau proses budaya suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Effendy (2003: 254), dalam teori Stimulus-Organism-Responses (S-

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Effendy (2003: 254), dalam teori Stimulus-Organism-Responses (S- BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Menurut Effendy (2003: 254), dalam teori Stimulus-Organism-Responses (S- O-R), efek atau respon yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini Korean Wave atau Demam Korea sangat digemari di Indonesia, popularitas budaya Korea di luar negeri dan menawarkan hiburan Korea yang terbaru yang mencakup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil, dan tidak dapat dibenarkan, yang disertai dengan emosi yang hebat atau

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil, dan tidak dapat dibenarkan, yang disertai dengan emosi yang hebat atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Mendengar kata kekerasan, saat ini telah menjadi sesuatu hal yang diresahkan oleh siapapun. Menurut Black (1951) kekerasan adalah pemakaian kekuatan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini film dan kebudayaan telah menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Film pada dasarnya dapat mewakili kehidupan sosial dan budaya masyarakat tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan masyarakat. Sekarang ini, media memiliki andil yang. budaya yang bijak untuk mengubah prilaku masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan masyarakat. Sekarang ini, media memiliki andil yang. budaya yang bijak untuk mengubah prilaku masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Media massa berperan sebagai sumber rujukan di bidang pendidikan dan penyebaran informasi yang cepat. Dalam hal ini, media dapat meningkatkan tingkat pengetahuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam proses kehidupan manusia mengalami tahap-tahap perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam proses kehidupan manusia mengalami tahap-tahap perkembangan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam proses kehidupan manusia mengalami tahap-tahap perkembangan yang akan di laluinya, dan salah satu adalah periode masa remaja. Masa remaja ini di sebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Televisi menampilkan gambar yang menarik dan menghibur, gambar televisi terkadang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode analisis resepsi. Metode analisis resepsi menurut Street adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion,

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media telah menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, bahkan kita tidak akan pernah terlepas dari media. Seiring dengan perkembangan peradaban

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. dengan sesama kita, manusia. Bahasa merupakan salah satu sarana yang

Bab 1. Pendahuluan. dengan sesama kita, manusia. Bahasa merupakan salah satu sarana yang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Banyak cara yang dapat digunakan untuk berhubungan atau berkomunikasi dengan sesama kita, manusia. Bahasa merupakan salah satu sarana yang digunakan manusia untuk berkomunikasi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERSEPSI TERHADAP PERILAKU DEVIASI SEKSUAL PADA REMAJA

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERSEPSI TERHADAP PERILAKU DEVIASI SEKSUAL PADA REMAJA HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERSEPSI TERHADAP PERILAKU DEVIASI SEKSUAL PADA REMAJA SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Menempuh Derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh

Lebih terperinci

KONSTRUKSI IDENTITAS KELOMPOK PENGGEMAR (FANDOM) FANFICTION DI KALANGAN REMAJA URBAN

KONSTRUKSI IDENTITAS KELOMPOK PENGGEMAR (FANDOM) FANFICTION DI KALANGAN REMAJA URBAN KONSTRUKSI IDENTITAS KELOMPOK PENGGEMAR (FANDOM) FANFICTION DI KALANGAN REMAJA URBAN Furi Nur Fulamah Program Studi Ilmu Informasi dan Perpustakaan Departemen Informasi dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial

Lebih terperinci

PENERIMAAN PENONTON DI SURABAYA TERHADAP PENGGUNAAN BAHASA SUROBOYOAN DALAM PROGRAM ACARA POJOK KAMPUNG PT. JAWA POS MEDIA TELEVISI (JTV) SURABAYA

PENERIMAAN PENONTON DI SURABAYA TERHADAP PENGGUNAAN BAHASA SUROBOYOAN DALAM PROGRAM ACARA POJOK KAMPUNG PT. JAWA POS MEDIA TELEVISI (JTV) SURABAYA PENERIMAAN PENONTON DI SURABAYA TERHADAP PENGGUNAAN BAHASA SUROBOYOAN DALAM PROGRAM ACARA POJOK KAMPUNG PT. JAWA POS MEDIA TELEVISI (JTV) SURABAYA SKRIPSI Disusun Oleh : Mercy Junaidi NRP. 1423013021 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. film video laser setiap minggunya. Film lebih dahulu menjadi media hiburan

BAB I PENDAHULUAN. film video laser setiap minggunya. Film lebih dahulu menjadi media hiburan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film adalah bentuk dominan dari komunikasi massa visual di belahan dunia. Lebih dari ratusan juta orang menonton film di bioskop, film televisi dan film video laser

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Film merupakan salah satu media yang berfungsi menghibur penonton

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Film merupakan salah satu media yang berfungsi menghibur penonton BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Film merupakan salah satu media yang berfungsi menghibur penonton atau pemirsanya. Namun fungsi film tidak hanya itu. Film juga merupakan salah satu media untuk berkomunikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah tentang sistem pendidikan nasional, dirumuskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah tentang sistem pendidikan nasional, dirumuskan bahwa: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian terpenting dalam hidup manusia, pendidikan dapat dilakukan secara formal maupun non formal. Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam kebudayaannya. Situmorang (1995: 3) menjelaskan bahwa kebudayaan adalah sebuah jaringan makna yang dianyam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Remaja adalah mereka yang berusia diantara tahun dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Remaja adalah mereka yang berusia diantara tahun dan merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Remaja adalah mereka yang berusia diantara 10-24 tahun dan merupakan salah satu kelompok populasi terbesar yang apabila dihitung jumlahnya berkisar 30% dari jumlah

Lebih terperinci

a. Tidak sekolah b. SD c. SMP d. SMU e. Perguruan tinggi II. Pertanyaan tentang Pengetahuan 1. Menurut anda apakah yang dimaksud dengan internet?

a. Tidak sekolah b. SD c. SMP d. SMU e. Perguruan tinggi II. Pertanyaan tentang Pengetahuan 1. Menurut anda apakah yang dimaksud dengan internet? No. Responden : Umur : tahun Kelas/jurusan : Jenis kelamin : L/P Tempat tinggal : Uang saku : Rp. Perhari Pendidikan terakhir Orangtua : Pendidikan terakhir Ayah Ibu Pekerjaan Orangtua : Penghasilan Orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diah Rosmayanti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diah Rosmayanti, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena di masyarakat khususnya bagi warga yang tinggal di perkotaan, aksiaksi kekerasan baik individual maupun massal mungkin sudah merupakan berita harian.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setiap teks mengandung makna yang sengaja disisipkan oleh pembuat teks, termasuk teks dalam karya sastra. Meski sebagian besar karya sastra berfungsi sebagai media rekreatif

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu

I. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial, oleh sebab itu manusia pasti berinteraksi dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu secara langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rosyadi (2006) menjelaskan bahwa kebudayaan Cina banyak memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Rosyadi (2006) menjelaskan bahwa kebudayaan Cina banyak memberikan HALAMAN JUDUL BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rosyadi (2006) menjelaskan bahwa kebudayaan Cina banyak memberikan pengaruh di kalangan penduduk di Indonesia umumnya (hlm. 213). Tradisi sebagai salah

Lebih terperinci

stand up comedy, perlu diketahui terlebih dahulu definisi stand up comedy. Secara definisonal oleh Greg Dean, stand up comedy adalah

stand up comedy, perlu diketahui terlebih dahulu definisi stand up comedy. Secara definisonal oleh Greg Dean, stand up comedy adalah BAB I PENDAHULUAN Penelitian ini meneliti bagaimana penerimaan pasangan remaja tentang romantic relationship di video stand up comedy Raditya Dika di Youtube. Selama ini, produk-produk media baik film,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU ASERTIF DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA PUTRI. Skripsi

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU ASERTIF DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA PUTRI. Skripsi HUBUNGAN ANTARA PERILAKU ASERTIF DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA PUTRI Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh : Putri Nurul Falah F 100

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. daripada karya fiksi (Wellek & Warren, 1995:3-4). Sastra memiliki fungsi sebagai

BAB 1. Pendahuluan. daripada karya fiksi (Wellek & Warren, 1995:3-4). Sastra memiliki fungsi sebagai BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Karya sastra merupakan karya imajinatif yang dipandang lebih luas pengertiannya daripada karya fiksi (Wellek & Warren, 1995:3-4). Sastra memiliki fungsi sebagai hiburan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada keberhasilan khalayak dalam proses negosiasi makna dari pesan yang

BAB I PENDAHULUAN. pada keberhasilan khalayak dalam proses negosiasi makna dari pesan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Film sebagai bagian dari media massa dalam kajian komunikasi masa modern dinilai memiliki pengaruh pada khalayaknya. Munculnya pengaruh itu sesungguhnya sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai budaya terdapat di Indonesia sehingga menjadikannya sebagai negara yang berbudaya dengan menjunjung tinggi nilai-nilainya. Budaya tersebut memiliki fungsi

Lebih terperinci

RESEPSI SISWA TERHADAP PUISI CINTAKU JAUH DI PULAU KARYA CHAIRIL ANWAR. Oleh Buyung Munaris Kahfie Nazaruddin

RESEPSI SISWA TERHADAP PUISI CINTAKU JAUH DI PULAU KARYA CHAIRIL ANWAR. Oleh Buyung Munaris Kahfie Nazaruddin RESEPSI SISWA TERHADAP PUISI CINTAKU JAUH DI PULAU KARYA CHAIRIL ANWAR Oleh Buyung Munaris Kahfie Nazaruddin Email: buyunga50@gmail.com ABSTRACT The problem in this research was the reception of students

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Kebutuhan tersebut tidak hanya secara fisiologis

Lebih terperinci

INTISARI BAB I PENDAHULUAN

INTISARI BAB I PENDAHULUAN INTISARI Novel teenlit menjadi fenomena menarik dalam perkembangan dunia fiksi di Indonesia. Hal itu terbukti dengan semakin bertambahnya novel-novel teenlit yang beredar di pasaran. Tidak sedikit pula

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Harmon dalam buku yang ditulis oleh Moleong 22, paradigma

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Harmon dalam buku yang ditulis oleh Moleong 22, paradigma BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Menurut Harmon dalam buku yang ditulis oleh Moleong 22, paradigma adalah cara mendasar untuk mempersepsi, berpikir, menilai dan melakukan yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kartun Jepang atau biasanya disebut anime sangat digemari saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kartun Jepang atau biasanya disebut anime sangat digemari saat ini. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kartun Jepang atau biasanya disebut anime sangat digemari saat ini. Anime adalah animasi khas Jepang yang biasanya dicirikan melalui gambargambar berwarna-warni yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak permasalahan yang terjadi di dalam kehidupan dan salah satunya adalah permasalahan sosial. Masalah sosial selalu dijadikan topik pembicaraan di kalangan masyarakat

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 6.1 Perempuan Berdaya Bukanlah Mitos Belaka

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 6.1 Perempuan Berdaya Bukanlah Mitos Belaka BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Perempuan Berdaya Bukanlah Mitos Belaka Ada sebuah lagu klise yang sudah lama bergema di Indonesia. Wanita dijajah pria sejak dulu kala 1, begitu penggalan liriknya. Saat

Lebih terperinci

Modul ke: Produksi Berita TV. Daya Pengaruh Siaran TV. Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Broadcasting.

Modul ke: Produksi Berita TV. Daya Pengaruh Siaran TV. Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Broadcasting. Modul ke: 11 Syaifuddin, Fakultas Ilmu Komunikasi Produksi Berita TV Daya Pengaruh Siaran TV S.Sos, M.Si Program Studi Broadcasting http://www.mercubuana.ac.id Daya Pengaruh Siaran TV Televisi saat ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai adanya proses perubahan pada aspek fisik maupun psikologis

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai adanya proses perubahan pada aspek fisik maupun psikologis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak menuju dewasa, yang ditandai adanya proses perubahan pada aspek fisik maupun psikologis (Hurlock, 1988:261).

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat sekarang ini. Hampir di setiap daerah di Indonesia televisi

I. PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat sekarang ini. Hampir di setiap daerah di Indonesia televisi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi merupakan media komunikasi massa yang sangat dekat dengan kehidupan masyarakat sekarang ini. Hampir di setiap daerah di Indonesia televisi menjadi primadona

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. mengenai bagaimana khalayak meresepsi tayangan tragedi Mina 2015.

BAB VI PENUTUP. mengenai bagaimana khalayak meresepsi tayangan tragedi Mina 2015. BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Ada beberapa catatan yang patut ditambahkan terkait dengan seluruh temuan dalam penelitian ini, yang selanjutnya akan merangkai utuh tesis yang berjudul Tayangan Tragedi Mina

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian reception analysis yang menggunakan model encodingdecoding

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian reception analysis yang menggunakan model encodingdecoding BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan Penelitian reception analysis yang menggunakan model encodingdecoding milik Stuart Hall ini melihat bagaimana penerimaan penonton remaja mengenai adegan kekerasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. waktunya untuk menonton acara yang beragam ditelevisi. Televisi sebagai media

BAB 1 PENDAHULUAN. waktunya untuk menonton acara yang beragam ditelevisi. Televisi sebagai media 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pertelevisian adalah dunia yang selalu menarik perhatian banyak masyarakat. Hampir setiap hari dan setiap waktu, banyak orang menghabiskan waktunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana hitam sering identik dengan salah dan putih identik dengan benar. Pertentangan konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menimbulkan konflik, frustasi dan tekanan-tekanan, sehingga kemungkinan besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menimbulkan konflik, frustasi dan tekanan-tekanan, sehingga kemungkinan besar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan kelompok yang sangat berpotensi untuk bertindak agresif. Remaja yang sedang berada dalam masa transisi yang banyak menimbulkan konflik, frustasi

Lebih terperinci

Oleh: RIZKI AMALIA MIZA D SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Mencapai

Oleh: RIZKI AMALIA MIZA D SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Mencapai MEDIA MASSA & BUDAYA POP (Studi Penerimaan Pesan Khalayak Terhadap Rubrik Busana Pada Tabloid NOVA Edisi September-Desember 2016 di Kalangan Pembaca NOVA di Surakarta) Oleh: RIZKI AMALIA MIZA D1215047

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian ini membahas tentang bagaimana praktek resepsi iklan yang dilakukan oleh pelajar perokok di lingkungan geng di Daerah Istimewa Yogyakarta terhadap pesan iklan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mudah untuk dicerna. Televisi secara universal juga mampu untuk menjangkau audiens

BAB I PENDAHULUAN. yang mudah untuk dicerna. Televisi secara universal juga mampu untuk menjangkau audiens 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi merupakan salah satu jenis media massa yang paling diminati oleh masyarakat karena keunggulannya dalam memanjakan masyarakat melalui kemampuan audio

Lebih terperinci

2015 EFEKTIVITAS DRAMA CD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK

2015 EFEKTIVITAS DRAMA CD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan bahasa Jepang di Indonesia cukup pesat dari tahun ke tahun, hal ini bisa dilihat dari survei yang dilakukan oleh The Japan Foundation yang berpusat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada empat macam golongan media, antara lain media antarpribadi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan selalu ingin berkomunikasi dengan manusia lain untuk mencapai tujuannya. Sebagai makhluk sosial, manusia harus taat

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN IDENTITAS TOKOH IAN DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA

PEMBENTUKAN IDENTITAS TOKOH IAN DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA PEMBENTUKAN IDENTITAS TOKOH IAN DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Sastrawan itu sendiri adalah anggota masyarakat, ia terikat

Lebih terperinci

Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu

Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu Oleh: Esa Putri Yohana 1 Abstrak Skripsi ini berjudul Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu. Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. : STUDI MENGENAI FAKTOR-FAKTOR PREFERENSI KONSUMSI TELEVISI LOKAL DI KOTA SEMARANG : Brian Stephanie : D2C005143

ABSTRAKSI. : STUDI MENGENAI FAKTOR-FAKTOR PREFERENSI KONSUMSI TELEVISI LOKAL DI KOTA SEMARANG : Brian Stephanie : D2C005143 ABSTRAKSI Judul Tugas Akhir Nama NIM : STUDI MENGENAI FAKTOR-FAKTOR PREFERENSI KONSUMSI TELEVISI LOKAL DI KOTA SEMARANG : Brian Stephanie : D2C00543 Televisi lokal memiliki kekuatan pada kedekatannya dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Setiap usaha dan tindakan manusia selalu berlandaskan motif. Motif menjadi alasan untuk mengerjakan atau melakukan sesuatu, seperti kegiatan belajar, bekerja,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Pendidikan merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia, prosesnya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Pendidikan merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia, prosesnya BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia, prosesnya dapat dilakukan baik secara formal maupun non formal. Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya sering kali berhasil memukau banyak orang, baik dari negara

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya sering kali berhasil memukau banyak orang, baik dari negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang adalah negara yang terkenal karena banyak hal, salah satunya adalah bidang hiburan. Baik budaya tradisional maupun modern yang dihasilkannya sering kali berhasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi oleh komunikator kepada komunikan, dengan perantara media sebagai alat yang menjembatani untuk sampainya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kewarganegaraan (PKn) adalah program pendidikan berdasarkan nilainilai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kewarganegaraan (PKn) adalah program pendidikan berdasarkan nilainilai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan kewarganegaraan (PKn) adalah program pendidikan berdasarkan nilainilai pancasila sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pesan yang ingin disampaikan kepada masyarakat. Menurut John Vivian, film bisa

BAB 1 PENDAHULUAN. pesan yang ingin disampaikan kepada masyarakat. Menurut John Vivian, film bisa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cinta merupakan ekspresi jiwa yang terwujud dalam cara cara hidup dan berpikir, pergaulan hidup, seni kesastraan, agama, rekreasi, dan hiburan. Sebagai salah satu sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi oleh 1 BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi oleh komunikator kepada komunikan, dengan perantara media sebagai alat yang menjembatani untuk sampainya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. stasiun televisi lokal maupun luar negeri. Setiap harinya stasiun televisi

BAB I PENDAHULUAN. stasiun televisi lokal maupun luar negeri. Setiap harinya stasiun televisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini televisi telah berkembang secara pesat dan menjadi media yang dibutuhkan oleh masyarakat. Berbagai acara televisi dapat disaksikan baik dari stasiun televisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di dalamnya baik itu pendidikan dasar maupun pendidikan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di dalamnya baik itu pendidikan dasar maupun pendidikan tingkat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa salah satunya dipengaruhi oleh perkembangan pendidikan di dalamnya baik itu pendidikan dasar maupun pendidikan tingkat tinggi. Tentunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Seorang pengarang bebas untuk mengeksplorasi pikiran, perasaan, dan imajinasinya untuk dituangkan dalam sebuah karya sastra. Karya sastra lahir karena adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Televisi merupakan salah satu media komunikasi massa yang sangat penting dan menjadi salah satu kebutuhan hidup masyarakat. Televisi memiliki kelebihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan suatu karya yang lahir dari hasil perenungan pengarang terhadap realitas yang ada di masyarakat. Karya sastra dibentuk

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. Pertama, poligami direpresentasikan oleh majalah Sabili, Syir ah dan NooR dengan

BAB VI KESIMPULAN. Pertama, poligami direpresentasikan oleh majalah Sabili, Syir ah dan NooR dengan BAB VI KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan Hasil analisa wacana kritis terhadap poligami pada media cetak Islam yakni majalah Sabili, Syir ah dan NooR ternyata menemukan beberapa kesimpulan. Pertama, poligami direpresentasikan

Lebih terperinci