PENURUNAN KANDUNGAN BOD DAN COD AIR SUNGAI GAJAH WONG MENGGUNAKAN SINAR ULTRAVIOLET. Cuti Winarti, Warniningsih INTISARI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENURUNAN KANDUNGAN BOD DAN COD AIR SUNGAI GAJAH WONG MENGGUNAKAN SINAR ULTRAVIOLET. Cuti Winarti, Warniningsih INTISARI"

Transkripsi

1 PENURUNAN KANDUNGAN BOD DAN COD AIR SUNGAI GAJAH WONG MENGGUNAKAN SINAR ULTRAVIOLET Cuti Winarti, Warniningsih INTISARI Sungai gajah wong mengalami pencemaran akibat pembuangan sampah organik dan anorganik yang tercecer dan menggunung di sepanjang sungai. Melihat kondisi sungai yang kurang terawat seperti itu, semestinya pemerintah mampu menegaskan kembali para warga Yogya khususnya sekitar sungai Gajah Wong untuk tidak membuang sampah dan limbah di sepanjang sungai Gajah Wong. Melihat kondisi yang semacam itu penulis ingin mengetahui lebih jauh bagaimana kualitas air sungai Gajah Wong ditinjau dari konsentrasi BOD dan COD dengan menggunakan sinar ultra violet. Salah satu supaya untuk menurunkan kandungan BOD dan COD di sungai Gajah Wong adalah melakukan penelitian dengan penyinaran menggunakan sinar ultra violet 15 watt panjang gelombang 253,7 nm dengan variasi waktu 3 menit, 6 menit dan 9 menit. Berdasarkan hasil analisis Laboratorium,kandungan COD air sungai Gajah Wong dengan variasi waktu 3 menit pada ulangan pertama mengalami penurunan sebesar 94,99 dari hasil analisis air baku ( kontrol) sebesar 103,06, pengulangan kedua 89,61, pengulangan ketiga 96,73. Pengulangan pertama pada variasi waktu 6 menit mengalami penurunan sebesar 76,14, pengulangan kedua mengalami penurunan sebesar 84,53 dan pada pengulangan ketiga mengalami penurunan sebesar 81,50. Demikian pula pengulangan pertama pada variasi waktu 9 menit mengalami penurunan sebesar 70,76, pengulangan kedua mengalami penurunan sebesar 68,06 dan pada pengulangan ketiga mengalami penurunan sebesar 73,80. Kata kunci :Penurunan, BOD dan COD, Sungai Gajah Wong, Ultra Violet DECREASE CONTENT OF BOD AND COD IN GAJAH WONG RIVER WATER USING ULTRAVIOLET RAYS ABSTRACT Gajah Wong River experienced pollution due to the disposal of organic and inorganic waste which is scattered and piled up along the river. The government, on the other hand, should reaffirm the residents of Yogyakarta, especially around the river Gajah Wong not to throw rubbish and waste along the Gajah Wong River.Seeing such conditions, this research is conducted to find out more on how the Gajah Wong River water quality in terms of BOD and COD concentration level using ultraviolet.one effort to reduce the content of BOD and COD in Gajah Wong water was by doing research usingultraviolet irradiation of 15 watt, nm wavelengths,and time variations of respectively 3 minutes, 6 minutes and 9 minutes. Page 1

2 Based on the results of laboratory analysis, COD content of Gajah Wong River water with 3 minutes time variation in the first repetition decreased by from the analysis of raw water103.06, the second repetition decreased by 89.61, and the third repetition decreased by 96,73.The first repetition of the 6 minutes time variation decreased by 76.14, the second repetition decreased by and in the third repetition decreased by The 9 minutes time variations in the first repetition decreased by 70.76, the second repetition decreased by and the third repetition decreased by Keyword:Reduction, BOD and COD, Gajah Wong river, Ultra Violet A. PENDAHULUAN Wilayah propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang berada di bagian selatan lereng gunung Merapi dilalui oleh banyak sungai. terdapat tujuh sungai utama yang banyak pemanfaatannya dan telah ditetapkan peruntukannya, antara lain : Sungai Serang, Sungai Bedok, Sungai Winongo, Sungai Code, Sungai Gajah wong, Sungai Opak dan Sungai Oya. Sungai Gajah wong sebagai salah satu sungai utama di Kotamadya Yogyakarta ternyata merupakan sarana penting, karena keberadaannya banyak dimanfaatkan, baik untuk keperluan penduduk sehari-hari, peternakan maupun industri serta berlangsungnya kehidupan makhluk hidup didalam perairan sungai Gajah Wong Kenyataan Sungai Gajah wong juga merupakan tempat untuk menampung buangan limbah organik dari Merapi, rumah tangga, kota, industri dan rumah sakit. Dengan kondisi seperti ini tidak mustahil kalau kualitas sungai Gajah wong, semakin menurun dan tentunya pencemaran dapat terjadi Sehingga dapat membahayakan kehidupan makhluk hidup didalam air sungai tersebut. Di sekitar sungai Gajah wong terdapat pemukiman warga yang mayoritas dijadikan tempat kost untuk kalangan mahasiswa sebagian besar adalah mahasiswa yang kuliah di UIN Sunan Kalijaga. Alasan mereka kost di sana harganya murah terjangkau dan lokasinya dekat dengan kampus. Sungai idaman kebanyakan orang adalah sungai yang bersih terhindar dari polutan. Kebetulan Kampus 2 ITY terletak di sekitar Sungai Gajah Wong. Sungai gajah wong mengalami pencemaran akibat pembuangan sampah organik dan anorganik yang tercecer dan menggunung di sepanjang sungai. Melihat kondisi sungai yang kurang terawat seperti itu, semestinya pemerintah mampu menegaskan kembali para warga Yogya khususnya sekitar sungai Gajah Wong untuk tidak membuang sampah dan limbah di sepanjang sungai Gajah Wong. Melihat kondisi yang semacam itu penulis ingin mengetahui lebih jauh bagaimana kualitas air sungai Gajah Wong ditinjau dari konsentrasi BOD dan Page 2

3 COD dengan menggunakan sinar ultra violet. Kemampuan radiasi sinar ultra violet, dalam membunuh bakteri dan kuman, terutama sinar ultra violet 15 watt dengan panjang gelombang 253,7 nm. Sinar ultra violet dengan panjang gelombang tersebut mempunyai daya bunuh yang efektif dibandingkan dengan sinar ultra violet dengan panjang gelombang yang lebih panjang atau lebih pendek (Tchobanoglous, 1991). Oleh karena itu berdasarkan pernyataan tersebut di atas maka salah satu upaya untuk menurunkan kandungan BOD dan COD di sungai Gajah Wong adalah melakukan penelitian dengan penyinaran menggunakan sinar ultra violet 15 watt panjang gelombang 253,7 nm dengan variasi waktu 3 menit, 6 menit dan 9 menit. B. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian sungai menurut pengertian pemerintah No. 35 tahun 1991 tentang sungai yaitu tempattempat dan wadah-wadah serta jaringan pengaliran air mulai dari mata air sampai muara dengan dibatasi kanan dan kirinya serta sepanjang pengalirannya oleh garis sempadan. Secara sederhana alur sungai dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu : 1. Bagian Hulu Bagian hulu merupakan daerah sumber erosi karena pada umumnya alur sungai melalui daerah pegunungan, perbukitan atau lereng gunung api yang kadang-kadang mempunyai cukup ketinggian dari muka laut. Sebagai akibat keadaan ini maka bentuk kontur relative lebih rapat yang menunjukan miringnya permukaan tanah cukup besar. Apabila hujan turun, sebagian dari air akan meresap ke dalam tanah dan sebagian lagi akan mengalir kebawah partikel-partikel tanah sebagai erosi. Alur sungai yang terjadi biasanya mempunyai lembah yang curam dan biasanya melalui banyak terjunan dan jeram. Penampang melintang berbentuk V dengan materi alur sungai terdiri dari batu cadas, kerikil dan tanah. Bentuk penampang panjangnya tidak beraturan karena ada yang curam dan ada yang datar tergantung dari jenis batuan yang dilewati oleh alur sungainya. Alur sungai dibagian hulu mempunyai kecepatan aliran lebih besar daripada bagian hilir. 2. Bagian Tengah Ini sebagai daerah peralihan dari bagian hulu dan hilir. Kemiringan dasar sungai lebih landai sehingga kecepatan aliran relative kecil daripada bagian hulu. Umumnya bagian penampang sungai berbentuk peralihan V dan bentuk U, sehingga daya tampungnya biasanya masih mampu menerima aliran banjir. Daerah ini merupakan keseimbangan antara proses erosi dan pengendapan yang sangat bervariasi dari musim ke musim. Page 3

4 3. Bagian Hilir Bagian ini biasanya melalui daerah datar yang terbentuk dari endapan pasir halus sampai kasar, lumpur, endapan organik dan jenis endapan lainnya yang sangat labil. Alur sungai berbelok-belok yang disebut meander. Endapan ini pada umumnya mempunyai sifat lembek. alur sungai yang melalui daerah dataran mempunyai kemiringan dasar sungai yang landai sehingga kecepatan alirannya lambat, keadaan ini memungkinkan lebih mudah proses pengendapan. Apabila bentuk alur sungainya berbelok-belok dapat menyebabkan terjadinya erosi pad sisi luar palung sungai dan daerah endapan terjadi pada sisi dalam. Kedua proses tersebut akan menyebabkan perpindahan alur sungai sehingga alur lama akan menjadi danau kecil. Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (PP No. 20 tahun 1990). BOD (Biological Oxygen Demand) yaitu banyaknya oksigen yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk memecahkan bahan-bahan organik yang terdapat di dalam air. Pemeriksaan BOD diperlukan untuk menentukan beban pencemaran akibat air buangan penduduk atau industri, dan untuk mendesain sistem pengolahan biologis bagi air yang tercemar tersebut. Pemecahan bahan organik diartikan bahwa bahan organik ini digunakan oleh organisme sebagai bahan makanan dan energinya diperoleh dari proses oksidasi (Alaerts dan Santika, 1984). Pengukuran kekuatan limbah dengan COD adalah pengukuran kebutuhan oksigen dalam limbah. COD adalah sejumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat zat anorganis dan organis sebagaimana pada BOD. Semakin dekat nilai BOD terhadap COD menunjukkan bahwa semakin sedikit bahan anorganik yang dapat dioksidasi dengan bahan kimia. Pada limbah yang mengandung logam pemeriksaan terhadap BOD tidak memberi manfaat karena tidak ada bahan organik dioksida. Hal ini karena logam merupakan racun bagi bakteri. Pemeriksaan COD lebih cepat dan sesatannya lebih mudah mengantisipasinya. C. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan secara eksperimen meng-gunakan rancangan alat desain prototipe pengolahan air. Lokasi Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Institut Teknologi Lingkungan STTL-YLH Kampus II, Winong, Prenggan, Kotagede Yogyakarta. Obyek penelitian ini adalah air sungai Gajah Wong di dekat permukiman kampus 2 Winong, Prenggan, Kotagede, Yogyakarta. Page 4

5 1. Variabel Penelitian a. Variabel terikat : Konsentrasi BOD, COD. b. Variabel bebas : Penyinaran dengan ultraviolet 15 watt (panjang gelombang 253,7 nm) dengan variasi waktu 3 menit, 6 menit, 9 menit 2. Alat dan bahan penelitian a. Bahan pembuat tabung penyinaran UV Tabel 1. Bahan-Bahan Membuat Tabung Penyinaran UV Nama Barang Ukuran Jumlah Pipa PVC Ø 4, Ø 1 buah, 1 buah 1/2 Pipa Ø 1/2 2 buah knee/elbow Pipa knee drat Ø 1/2 1 buah dalam Shock dratluarpolos Ø 1 2 buah Shock drat luar Ø 3/4 2 buah Shock drat Ø 1/2 1 buah dalam BautPlastik Ø 1/2 2 buah Lampu Neon 15 watt 1 buah UV Travo TL - 1 buah Lampuindicator - 1 buah Dop pipa PVC Ø 4 2 buah Keran Ø 1/2 1 buah Stop kran Ø 1/2 4 buah Lem pipa - 1 buah Gergaji - 1 buah Bor - 1 buah Kabel terminal - 1 buah Stiker - 1buah b. Alat alat yang dibutuhkan adalah: 1) Tempat penampung air 2) Stop Watch 3) Jerigen Plastik 4) Selang air 5) Botol sampel 6) Bak Penampung air 7) Ph meter 8) Termometer c. Cara Merangkai Alat Tabung Penyinaran 1) Menyiapkan seluruh alat dan bahan yang akan dirangkai. 2) Pipa PVC 4 dipotong dengan ukuran 35 cm. 3) Melubangi pipa PVC diameter 4 pada setiap ujung tabung dengan ukuran diameter pipa PVC diameter ½ sebagai inlatedanoutlate. 4) Melubangi Dop pipa PCV 4 sesuai dengan ukuran shock drat 1 sebagai lubanguntuk memasukkan lampu UV. 5) Memotong pipa PVC ½ sebagai aliran masuk air limbah. 6) Memasukkan lampu UV ke dalam tabung pipa PCV 4. 7) Pada ujung lampu disambungkan dengan baut plastik dengan rapat agar aliran air tidak keluar. Page 5

6 8) Menyambungkan soket pada ujung lampu neon UV. 9) Selanjutnya lampu dapat dinyalakan. d. Penentuan Waktu kontak, diameter tabung, volume air Diketahui : Waktu kontak Diameter tabung Jari jari tabung Tinggi tabung (T1) (T2) (T3) (T4) (d) (r) (t) = 0 menit = 3 menit = 6 menit = 9 menit = 4 = 2 = 2 x2,54 cm = 5,08 cm 2 = 35cm e. Bahan Sampel Air Sungai Gajah Wong yang berfungsi sebagai media cair f. Tahap Penelitian 1) Pengambilan sampel air Sungai Gajah Wong di dekat kampus II Winong, Prenggan Kotagede, Yogyakarta 2) Air sungai Gajah Wong dimasukkan ke dalam bak penampung yang telah dipersiapkan sesuai dengan kebutuhan. 3) Alat UV dipasang seperti pada gambar terlampir 4) Mengatur aliran air agar sesuai dengan variabel waktu kontak 5) Alat UV dinyalakan selama 4-5 menit (sterilisasi tabung) 6) Air sungai Gajah Wong dialirkan ke dalam tabung penyinaran sesuai variabel waktu yang ditentukan yaitu; 3 menit, 6 menit, 9 menit. 7) Setelah mencapai waktu yang dikehendaki outlate dibuka air hasil penyinaran akan ditampung di botol steril kemudian dianalisis di laboratorium. 3. Analisis Data Data yang dianalisis adalah data air sungai Gajah Wong sebelum perlakuan (kontrol) dan hasil data setelah penyinaran dengan sinar UV yang telah dinalisis di laboratorium. Data tersebut disajikan dalam bentuk tabel dan grafik kemudian dilakukan analisis secara deskriptif. Sedangkan untuk menghitung efisiensi digunakan persamaan efisiensi sebagai berikut: C awal C akhir Ef = C awal x 100% Ef = Efisiensi C awal = Konsentrasi BOD dan COD sebelum penyinaran Cakhir = Konsentrasi BOD dan COD setelah penyinaran Page 6

7 D. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis laboratorium air sungai Gajah Wong dengan menggunakan sinar Ultra Violet Tabel 2. Hasil Analisis COD dalam penurunan kandungan BOD dan COD dengan variasi waktu 3 menit, 6 menit, 9 menit dapat disajikan pada tabel sebagai berikut: (Sumber : Data Primer, 2016) Hasil analisis Laboratorium air sungai Gajah Wong pada Tabel 2 dengan variasi waktu 3 menit pada ulangan pertama kandungan COD mengalami penurunan sebesar 94,99 dari hasil analisis air baku (kontrol) sebesar 103,06, pengulangan kedua 89,61, pengulangan ketiga 96,73. Variasi waktu 6 menit pengulangan 1 penurunan sebesar 76,14, pengulangan ke- 2 mengalami penurunan sebesar 84,53 dan pada pengulangan ke - 3 mengalami penurunan sebesar 81,50. Demikian pula variasi waktu 9 menit pada pengulangan 1 penurunan sebesar 70,76, pengulangan ke -2 mengalami penurunan sebesar 68,06 dan pada pengulangan ke- 3 mengalami penurunan sebesar 73,80. Berikut dapat ditunjukkan grafik hasil analisis BOD dengan variasi waktu. Gambar 1. Grafik Hasil Analisis COD (Mg/L) Berikut efisiensi penurunan kandungan COD dapat ditunjukan pada perhitungan di bawah ini: 1. Perhitungan efisiensi Penurunan Kandungan COD Tabel 3. Hasil Analisis BOD Page 7

8 2. Perhitungan Efisiensi Penurunan Kandungan BOD Sumber : Data Primer, 2016 Hasil analisis Laboratorium air sungai Gajah Wong dengan variasi waktu 3 menit pada pengulangan pertama kandungan BOD mengalami penurunan sebesar 50,34 dari hasil analisis air baku ( kontrol) sebesar 61,31, pengulangan kedua 43,57, pengulangan ketiga 40,48. Variasi waktu 6 menit pengulangan 1 mengalami penurunan sebesar 43,57, pengulangan ke-2 mengalami penurunan sebesar 47,50, dan pengulangan ke-3 mengalami penurunan sebesar 45,94. Demikian pula variasi waktu 9 menit pada pengulangan 1 mengalami penurunan 40,48, pengulangan ke - 2 mengalami penurunan sebesar 38,18 dan pengulangan 3 mengalami penurunan sebesar 41,60. Berikut dapat ditunjukkan grafik hasil analisis BOD dengan variasi waktu Hasil Analisis BOD (Mg/l) I II III Gambar 2. Grafik Hasil Analisis BOD (Mg/L) 0 men 3 men Berdasarkan hasil analisis laboratorium bahwa sinar ultra violet 15 watt (panjang gelombang 253,7nm) mampu menurunkan kandungan COD dan BOD air sungai Gajah Wong, hal tersebut dapat dilihat pada tabel 6.1, dan dapat dilihat dari kondisi air sungai Gajah wong sebelum penyinaran kandungan COD sebesar 103,06. Penurunan itu dapat dilihat pada variasi waktu 3 menit rerata penurunan mencapai 93,77, variasi waktu 6 menit rerata penurunan mencapai 80,72, variasi waktu 9 menit rerata penurunan mencapai 70,87. Golongan sinar UV dengan panjang gelombang sekitar 253,7 nm mempunyai daya bunuh yang efektif terhadap mikroorganisme (bakteri, alga, spora dan virus). Penelitian menggunakan sinar Ultra Violet dengan panjang gelombang sekitar 253,7 nm dan perbedaan debit serta variasi kontak dapat menurunkan kandungan BOD dan COD yaitu untuk variasi waktu kontak 3 menit dengan debit 943 ml/menit, waktu 6 menitdengan debit 472 ml/menit, waktu 9 menit dengan debit 314 ml/menit. Sedangkan dari Page 8

9 hasil analisis laboratorium penurunan kandungan BOD dapat dilihat pada Tabel 4 yang mengilustrasikan bahwa sebelum penyinaran kandungan BOD sebesar 61,31. Setelah penyinaran menggunakan sinar Ultra Violet pada variasi waktu 3 menit rerata penurunan sebesar 50,53, variasi waktu 6 menit rerata penurunan mencapai 45,67, sedangkan pada variasi waktu 9 menit rerata penurunan mencapai 40,08. Tabel 4. Perbandingan Baku mutu air sungai dan kondisi air sungai Gajah Wong Sebelum dan sesudah Pelakuan dengan Sinar Ultra Violet Sumber: Pergub No.20, 2008 /Mutu Air Kelas II Berdasarkan hasil analisis laboratorium dengan menggunakan sinar Ultra Violet 15 watt, panjang gelombang sekitar 253,7 nm, hasilnya menunjukkan bahwa dengan menggunakan system ini efisiensi penurunan kandungan BOD yang paling baiksekitar 34,63 % dari variasi waktu kontak 9 menit, sedangkan efisiensi penurunan kandungan COD yang terbaik dari variasi waktu kontak 9 menit sekitar 31,23%. Hasil analisis COD maupun BOD yang masih di atas baku mutu mengindikasikan bahwa kualitas air sungai Gajah Wong tercemar. Sumber sumber pencemaran secara langsung yang menyebabkan pencemaran di sungai Gajah Wong adalah adanya buangan (effluent) yang berasal dari pencemarnya yaitu limbah domestik dari pemukiman di sekitar sungai, adanya limbah hasil pabrik di sekitar sungai Gajah Wong, ditambah lagi adanya rumah sakit di dekat bantaran sungai yang tentu saja limbahnya dibuang di sungai Gajah Wong. Melihat tumpukan sampah di sekitar bantaran sungai akan menambah kualitas air sungai tercemar terutama sampah organik. Melihat kondisi tersebut di atas bahwa makin besar kandungan BOD dan COD mengindikasikan bahwa perairan tersebut telah tercemar. Hasil pemeriksaan ph setelah dilakukan penyinaran adalah 6,0 sedangkan suhu mencapai 26 o. Air limbah dan bahan buangan industri akan mengubah ph air yang akhirnya akan mengganggu kehidupan biota akuatik. Sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahan ph, dan menyukai ph antara 7 8,5. Nilai ph sangat mempengaruhi proses bio-kimiawi perairan, misalnya proses nitrifikasi akan berakhir pada ph yang rendah. Pengaruh nilai ph terhadap komunitas Biologi perairan, dari hasil pemeriksaan Ph sekitar 6,0 akan berpengaruh terhadap Page 9

10 keanekaragaman plankton dan bentos sedikit menurun. E. KESIMPULAN DAN SARAN 1. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa: a. Bahwa Penyinaran menggunakan lampu Ultra Violet 15 Watt dengan panjang gelombang 253,7 nm mampu menurunkan kandungan COD dan BOD pada air sungai Gajah Wong. b. Variasi penyinaran menggunakan lampu Ultra Violet 15 Watt dengan panjang gelombang 253,7 nm yang mampu menurunkan kandungan COD dan BOD pada air sungai Gajah Wong adalah variasi waktu 3 menit, 6 menit, dan 9 menit c. Efisiensi penurunan kandungan BOD yang paling baik dengan penyinaran menggunakan lampu Ultra Violet 15 Watt, panjang gelombang 253,7 nm adalah 34,63 % dari variasi waktu kontak 9 menit, sedangkan Efisiensi penurunan kandungan COD yang paling baik dengan penyinaran menggunakan lampu Ultra Violet 15 Watt, panjang gelombang 253,7 nm adalah 31,23% dari variasi waktu kontak 9 menit. 2. SARAN Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut: a. Perlu adanya penelitian lanjutan bahwa waktu kontak yang lebih lama akan lebih mampu menurunkan kandungan BOD dan COD pada air sungai sampai dibawah baku mutu. b. Perlu adanya penelitian lebih lanjut menggunakan lampu Ultra Violet untuk penyinaran air limbah industri dengan konsentrasi selain BOD dan COD. c. Penggunaan sinar Ultra Violet untuk pengolahan air sungai merupakan salah satu alternatif proses desinfektan dengan biaya murah (low Cost). F. DAFTAR PUSTAKA Alaerts G., & S. S Santika. (1984). Metode Penelitian Air. Surabaya: Usaha Nasional. Ginting Perdana, Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah Industri, Bandung : CV. Yrama Widya. Gordon, 1968, Water and Waswater Engineering, Volume 2, New York /2012/11/sungai-gajah-wongd.html?m=1 diunduh tanggal 14 November 2016 pukul Jurusan teknik lingkungan ITB, 1988, laporan akhir karya ilmiah,, Bandung: jurusan teknik lingkungan ITB Mahida, 1991, pencemaran air dan pemanfaatan limbah industri, Page 10

11 Jakarta Utara, PT Raja Grafindo Persada McGhee, 1991, Water Supply and Sewarage, Mc Graw-Hill Sixt Edition, New York. Peraturan Gubernur Nomor 20, (2008), Baku Mutu Air Sungai Potter, C. Soeparwadi, M & Gani A. (994. Limbah Cair Berbagai Industri di Indonesia. Sumber Pengendalian dan Baku Mutu. Environmental Management Development in Indonesia (EMDI). Ronald, 1997, Theory and Practice of Water and wastwater Treatment, John Wiley & Sons Inc, New York. Slamet, Juli Soemirat. 1996, KesehatanLingkungan,Yogy akarta: Gajah Mada University Press. Sudarto Adi, 1999, Pengaruh Lama Waktu Penyinaran Dengan Neon Ultra Violet Terhadap Penurunan Bakteri Colitinja Dalam Media Cair, Yogyakarta, Prodi Teknik Lingkungan, Sekolah Tinggi Tekik Lingkungan. Tchobanoglous, 1991, Wastewater Engineering Treatment, Disposal, and Reuse/Metcalf & Eddy,Inc.,3rd Edition, McGraw-Hill, Inc.New York. Tchobanoglous, (1983), Environmental Engineering, New York : Mc Graw-Hill. Tjokrokusumo, 1999, Pengantar Enjiniring Lingkungan, Yogyakarta, Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan YLH Suprihatin, dan Suparno, 2013, Teknologi proses pengolahan air, Bogor: IPB Press. Sutapa D.AI Lumpur Aktif : Alternatif Pengolah Limbah Cair, Jurnal Studi Pembangunan, Kemasyarakatan & Lingkungan, No. 3; Tchobanglous, G Wastewater, Engineering Treatment, Disposal AndReuse, Third Edition. New York: Mc Graw-Hill Inc. Page 11

12 Page 12

13 LEMBAR HASIL PENILAIAN SEJAWAT SEBIDANG ATAU PEER REWEW KARYA ILMIAH : JURNAL ILMIAH Judul Karya Ilmiah (Artikel) : Penurunan Kandungan BOD dan COD Air Sungai Gajah Wong MenggUnakan Sinar Ultraviolet. Penulis Jumal Ilmiah : Cuti Winarti, Warniningsih Identitas Jurnal Ilmiah : a. Nama Jumal : Jurnal Rekayasa Lingkungan ISSN : b. Nomor/Volume : No.l Vol. 17 c. Edisi (bulan/tahun) : April2017 d. Penerbit e. url dokumen d : ITY Yogyakarta : httn://eiurnal.itv.ac.id./berkas/ I iah Wons Men Hasil Penilaiat Peer Review : Komponen Yang Dinilai Komentar Peer $o.yoryakarta Juli20l7 Reviewer 1 NIKNIDN Jabatan Unit kerja : 88036/ : I-ektor : Prodi T.Lingkungan ITY

14 HASIL Judul Karya Ilmiah (Artikel) : Penulis Jurnal Ilmiah : Identitas Jurnal Ilmiah : LEMBAR PENILAIAN SEJAWAT SEBIDAIIG ATAU PEER REWEW KARYA ILMIAH : JURNAL ILMIAH Penurunan Kandungan BOD dan COD Air Sungai Gajah Wong Menggunakan Sinar Ultraviolet. Cuti Winarti, Waminingsih a. Nama Jurnal : Jurnal Rekayasa Lingkungan b. NomorA/olume c. Edisi (bulan/tahun) d. Penerbit ISSN :l4ll-3244 : No.i Vol. 17 : April2017 : ITY Yogyakarta e. url dokumen : Penurunan_Kandungan_BoD_dan_CODJir Sunsai_Gajah Wong_Menggunakan_Sinar_ Ultraviolet.pdf. Hasil Penilaiat Peer Review '. Komponen Yang Dinilai Komentar Peer Review.Yoryakarta, Juli2017 *""m^ (Ir. Warsiy NIK/NIDN :90055/ Jabatan : Lektor IInit keria : Prodi T-T.inslornsan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi. Manusia menggunakan air untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak, bahkan oleh semua mahkluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air

BAB I PENDAHULUAN. banyak, bahkan oleh semua mahkluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua mahkluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar

Lebih terperinci

HIDROSFER III. Tujuan Pembelajaran

HIDROSFER III. Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 Kelas X Geografi HIDROSFER III Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami jenis sungai berdasarkan formasi batuan dan

Lebih terperinci

Sungai berdasarkan keberadaan airnya dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu (Reid, 1961):

Sungai berdasarkan keberadaan airnya dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu (Reid, 1961): 44 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekologi Sungai Aspek ekologi adalah aspek yang merupakan kondisi seimbang yang unik dan memegang peranan penting dalam konservasi dan tata guna lahan serta pengembangan untuk

Lebih terperinci

STUDI EFEKTIFITAS PENURUNAN KADAR BOD, COD DAN NH 3 PADA LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT DENGAN ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR

STUDI EFEKTIFITAS PENURUNAN KADAR BOD, COD DAN NH 3 PADA LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT DENGAN ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR STUDI EFEKTIFITAS PENURUNAN KADAR BOD, COD DAN NH 3 PADA LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT DENGAN ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR Rini Wahyu Sayekti, Riyanto Haribowo, Yohana Vivit, Agung Prabowo Jurusan Teknik Pengairan

Lebih terperinci

Polusi. Suatu zat dapat disebut polutan apabila: 1. jumlahnya melebihi jumlah normal 2. berada pada waktu yang tidak tepat

Polusi. Suatu zat dapat disebut polutan apabila: 1. jumlahnya melebihi jumlah normal 2. berada pada waktu yang tidak tepat Polusi Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI KONAWEHA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI KONAWEHA PROVINSI SULAWESI TENGGARA ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI KONAWEHA PROVINSI SULAWESI TENGGARA Umar Ode Hasani Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan UHO Email : umarodehasani@gmail.com Ecogreen Vol. 2 No. 2, Oktober

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN

EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN Rizal 1), Encik Weliyadi 2) 1) Mahasiswa Jurusan Manajemen Sumberdaya

Lebih terperinci

Jurusan. Teknik Kimia Jawa Timur C.8-1. Abstrak. limbah industri. terlarut dalam tersuspensi dan. oxygen. COD dan BOD. biologi, (koagulasi/flokulasi).

Jurusan. Teknik Kimia Jawa Timur C.8-1. Abstrak. limbah industri. terlarut dalam tersuspensi dan. oxygen. COD dan BOD. biologi, (koagulasi/flokulasi). KINERJA KOAGULAN UNTUK PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU KETUT SUMADA Jurusan Teknik Kimia Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur email : ketutaditya@yaoo.com Abstrak Air

Lebih terperinci

Pengaturan Debit Seragam terhadap Kualitas Effluent pada Pengolahan Limbah Cair di PT. XYZ

Pengaturan Debit Seragam terhadap Kualitas Effluent pada Pengolahan Limbah Cair di PT. XYZ Pengaturan Debit Seragam terhadap Kualitas Effluent pada Pengolahan Limbah Cair di PT. XYZ Laksmita Nararia Dewi *1), Retno Wulan Damayanti *2) 1,2) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

adanya gangguan oleh zat-zat beracun atau muatan bahan organik yang berlebih.

adanya gangguan oleh zat-zat beracun atau muatan bahan organik yang berlebih. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencemaran air dapat menyebabkan kerugian ekonomi dan sosial, karena adanya gangguan oleh zat-zat beracun atau muatan bahan organik yang berlebih. Keadaan ini akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem merupakan suatu interaksi antara komponen abiotik dan biotik

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem merupakan suatu interaksi antara komponen abiotik dan biotik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang merupakan suatu interaksi antara komponen abiotik dan biotik yang saling terkait satu sama lain. di bumi ada dua yaitu ekosistem daratan dan ekosistem perairan. Kedua

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Sudah banyak yang melakukan penelitian mengenai analisis kualitas air dengan alat uji model filtrasi buatan diantaranya; Eka Wahyu Andriyanto, (2010) Uji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Keberadaan industri dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat namun juga tidak jarang merugikan masyarakat, yaitu berupa timbulnya pencemaran lingkungan

Lebih terperinci

BAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK

BAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK BAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK 286 12.1 PENDAHULUAN 12.1.1 Permasalahan Masalah pencemaran lingkungan di kota besar misalnya di Jakarta, telah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Air Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat di daratan, perairan lepas pantai (off shore water) dan perairan laut. Ekosistem air yang terdapat

Lebih terperinci

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Rumah Sakit Makna, Ciledug; maka dapat disimpulkan :

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Rumah Sakit Makna, Ciledug; maka dapat disimpulkan : 84 V. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Rumah Sakit Makna, Ciledug; maka dapat disimpulkan : Hasil analisa karakteristik limbah cair Rumah Sakit Makna mempunyai nilai ph

Lebih terperinci

PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA PADA LAHAN SEMPIT

PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA PADA LAHAN SEMPIT PRO S ID IN G 20 11 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA PADA LAHAN SEMPIT Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10Tamalanrea

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Limbah merupakan sisa suatu kegiatan atau proses produksi yang antara lain dihasilkan dari kegiatan rumah tangga, industri, pertambangan dan rumah sakit. Menurut Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air buangan merupakan limbah yang dihasilkan oleh kegiatan yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Jenis limbah cair ini dibedakan lagi atas sumber aktifitasnya,

Lebih terperinci

Evaluasi Tingkat Pencemaran Air Pembuangan Limbah Cair Pabrik Kertas di Sungai Klinter Kabupaten Nganjuk

Evaluasi Tingkat Pencemaran Air Pembuangan Limbah Cair Pabrik Kertas di Sungai Klinter Kabupaten Nganjuk Evaluasi Tingkat Pencemaran Air Pembuangan Limbah Cair Pabrik Kertas di Sungai Klinter Kabupaten Nganjuk Dwi Fajar Wicaksono, Bambang Rahadi W, Liliya Dewi Susanawati Jurusan Keteknikan Pertanian - Fakultas

Lebih terperinci

PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA SKALA INDIVIDUAL

PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA SKALA INDIVIDUAL BAB VI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA SKALA INDIVIDUAL TANGKI SEPTIK - FILTER UP FLOW 132 Nusa Idaman Said VI.1 PENDAHULUAN Masalah pencemaran lingkungan di kota besar misalnya di Jakarta, telah menunjukkan

Lebih terperinci

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS 13.1. Pendahuluan Tepung beras merupakan bahan baku makanan yang sangat luas sekali penggunaannya. Tepung beras dipakai sebagai bahan pembuat roti, mie dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Definisi banjir ialah aliran air sungai yang tingginya melebih muka air normal, sehinga melimpas dari palung sungai menyebabkan adanya genangan pada lahan rendah di

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mandi, mencuci, dan sebagainya. Di sisi lain, air mudah sekali terkontaminasi oleh

I. PENDAHULUAN. mandi, mencuci, dan sebagainya. Di sisi lain, air mudah sekali terkontaminasi oleh I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan, karena selain dikonsumsi, juga digunakan dalam berbagai aktivitas kehidupan seperti memasak, mandi, mencuci, dan

Lebih terperinci

IMPROVING THE QUALITY OF RIVER WATER BY USING BIOFILTER MEDIATED PROBIOTIC BEVERAGE BOTTLES CASE STUDY WATER RIVER OF SURABAYA (SETREN RIVER JAGIR)

IMPROVING THE QUALITY OF RIVER WATER BY USING BIOFILTER MEDIATED PROBIOTIC BEVERAGE BOTTLES CASE STUDY WATER RIVER OF SURABAYA (SETREN RIVER JAGIR) UPAYA PENINGKATAN KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN BIOFILTER BERMEDIA BOTOL BEKAS MINUMAN PROBIOTIK STUDI KASUS AIR KALI SURABAYA (SETREN KALI JAGIR) IMPROVING THE QUALITY OF RIVER WATER BY USING

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Unit Operasi IPAL Mojosongo Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Mojosongo di bangun untuk mengolah air buangan dari kota Surakarta bagian utara, dengan

Lebih terperinci

UJI KINERJA MEDIA BATU PADA BAK PRASEDIMENTASI

UJI KINERJA MEDIA BATU PADA BAK PRASEDIMENTASI UJI KINERJA MEDIA BATU PADA BAK PRASEDIMENTASI Edwin Patriasani dan Nieke Karnaningroem Jurusan Teknik Lingungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember ABSTRAK Pada umumnya,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup, karena selain dibutuhkan oleh seluruh makhluk hidup, juga dibutuhkan untuk kebutuhan rumah tangga, pertanian, industri

Lebih terperinci

STUDI LAJU DEOKSIGENASI PADA SUNGAI CIKAPUNDUNG UNTUK RUAS SILIWANGI - ASIA AFRIKA, BANDUNG

STUDI LAJU DEOKSIGENASI PADA SUNGAI CIKAPUNDUNG UNTUK RUAS SILIWANGI - ASIA AFRIKA, BANDUNG INFOMATEK Volume 19 Nomor 1 Juni 2017 STUDI LAJU DEOKSIGENASI PADA SUNGAI CIKAPUNDUNG UNTUK RUAS SILIWANGI - ASIA AFRIKA, BANDUNG Yonik Meilawati Yustiani, Astri Hasbiah *), Muhammad Pahlevi Wahyu Saputra

Lebih terperinci

Uji Kinerja Media Batu Pada Bak Prasedimentasi

Uji Kinerja Media Batu Pada Bak Prasedimentasi Uji Kinerja Media Batu Pada Bak Prasedimentasi Edwin Patriasani 1, Nieke Karnaningroem 2 Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) 1 ed_win1108@yahoo.com,

Lebih terperinci

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA BAB. II TINJAUAN PUSTAKA A. Keadaan Teluk Youtefa Teluk Youtefa adalah salah satu teluk di Kota Jayapura yang merupakan perairan tertutup. Tanjung Engros dan Tanjung Hamadi serta terdapat pulau Metu Debi

Lebih terperinci

STUDI KINERJA BOEZEM MOROKREMBANGAN PADA PENURUNAN KANDUNGAN NITROGEN ORGANIK DAN PHOSPAT TOTAL PADA MUSIM KEMARAU.

STUDI KINERJA BOEZEM MOROKREMBANGAN PADA PENURUNAN KANDUNGAN NITROGEN ORGANIK DAN PHOSPAT TOTAL PADA MUSIM KEMARAU. STUDI KINERJA BOEZEM MOROKREMBANGAN PADA PENURUNAN KANDUNGAN NITROGEN ORGANIK DAN PHOSPAT TOTAL PADA MUSIM KEMARAU. OLEH : Angga Christian Hananta 3306.100.047 DOSEN PEMBIMBING : Prof. Ir. Joni Hermana,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Way Keteguhan, yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Way Keteguhan, yang III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Way Keteguhan, yang merupakan salah satu DAS pada DAS di Kota Bandar Lampung. Lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua makhluk hidup. Maka, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia, seperti untuk minum, memasak, mandi, mencuci, dan kebutuhan lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat vital bagi

BAB I PENDAHULUAN. Air sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat vital bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat vital bagi pemenuhan kebutuhan hidup manusia sehingga kualitas airnya harus tetap terjaga. Menurut Widianto

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS AIR BAKU PDAM DENGAN MEMODIFIKASI UNIT BAK PRASEDIMENTASI (STUDI KASUS: AIR BAKU PDAM NGAGEL I)

PENINGKATAN KUALITAS AIR BAKU PDAM DENGAN MEMODIFIKASI UNIT BAK PRASEDIMENTASI (STUDI KASUS: AIR BAKU PDAM NGAGEL I) PENINGKATAN KUALITAS AIR BAKU PDAM DENGAN MEMODIFIKASI UNIT BAK PRASEDIMENTASI (STUDI KASUS: AIR BAKU PDAM NGAGEL I) Dian Paramita 1 dan Nieke Karnaningroem 2 Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

Mukhlis dan Aidil Onasis Staf Pengajar Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Padang

Mukhlis dan Aidil Onasis Staf Pengajar Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Padang OP-18 REKAYASA BAK INTERCEPTOR DENGAN SISTEM TOP AND BOTTOM UNTUK PEMISAHAN MINYAK/LEMAK DALAM AIR LIMBAH KEGIATAN KATERING Mukhlis dan Aidil Onasis Staf Pengajar Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Tahapan dalam simulasi Penelitian ini merupakan kegiatan monitoring pengembanganan digester biogas digunakan. Metode kegiatan yang telah dilakukan yaitu : a. Demontrasi yaitu

Lebih terperinci

UJI KINERJA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI PARTIKEL BOARD SECARA AEROBIK

UJI KINERJA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI PARTIKEL BOARD SECARA AEROBIK PROSIDING SEMINAR NASIONAL REKAYASA KIMIA DAN PROSES 4 ISSN : 1411-4216 UJI KINERJA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI PARTIKEL BOARD SECARA AEROBIK Henny Ambar, Sumarno, Danny Sutrisnanto Jurusan Magister

Lebih terperinci

PENURUNAN KADAR BOD, COD, TSS, CO 2 AIR SUNGAI MARTAPURA MENGGUNAKAN TANGKI AERASI BERTINGKAT

PENURUNAN KADAR BOD, COD, TSS, CO 2 AIR SUNGAI MARTAPURA MENGGUNAKAN TANGKI AERASI BERTINGKAT PENURUNAN KADAR BOD, COD, TSS, CO 2 AIR SUNGAI MARTAPURA MENGGUNAKAN TANGKI AERASI BERTINGKAT Oleh : Agus Mirwan, Ulfia Wijaya, Ade Resty Ananda, Noor Wahidayanti Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB VI HASIL. Tabel 3 : Hasil Pre Eksperimen Dengan Parameter ph, NH 3, TSS

BAB VI HASIL. Tabel 3 : Hasil Pre Eksperimen Dengan Parameter ph, NH 3, TSS 6.1 Pre Eksperimen BAB VI HASIL Sebelum dilakukan eksperimen tentang pengolahan limbah cair, peneliti melakukan pre eksperimen untuk mengetahui lama waktu aerasi yang efektif menurunkan kadar kandungan

Lebih terperinci

Anis Artiyani Dosen Teknik Lingkungan FTSP ITN Malang ABSTRAKSI

Anis Artiyani Dosen Teknik Lingkungan FTSP ITN Malang ABSTRAKSI Kadar N dan P Limbah Cair Tahu Anis Artiyani PENURUNAN KADAR N-TOTAL DAN P-TOTAL PADA LIMBAH CAIR TAHU DENGAN METODE FITOREMEDIASI ALIRAN BATCH DAN KONTINYU MENGGUNAKAN TANAMAN HYDRILLA VERTICILLATA Anis

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekosistem Sungai Batang Toru Sungai Batang Toru merupakan salah satu sungai terbesar di Tapanuli Selatan. Dari sisi hidrologi, pola aliran sungai di ekosistem Sungai Batang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Perairan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Perairan 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Perairan Menurut Odum (1971), pencemaran adalah perubahan sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak dikehendaki pada udara, tanah dan air. Sedangkan menurut Saeni

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KUALITAS PERAIRAN DI SUNGAI KAHAYAN DARI KEBERADAAN SISTEM KERAMBA STUDI KASUS SUNGAI KAHAYAN KECAMATAN PAHANDUT KALIMANTAN TENGAH

IDENTIFIKASI KUALITAS PERAIRAN DI SUNGAI KAHAYAN DARI KEBERADAAN SISTEM KERAMBA STUDI KASUS SUNGAI KAHAYAN KECAMATAN PAHANDUT KALIMANTAN TENGAH IDENTIFIKASI KUALITAS PERAIRAN DI SUNGAI KAHAYAN DARI KEBERADAAN SISTEM KERAMBA STUDI KASUS SUNGAI KAHAYAN KECAMATAN PAHANDUT KALIMANTAN TENGAH Rezha Setyawan 1, Dr. Ir. Achmad Rusdiansyah, MT 2, dan Hafiizh

Lebih terperinci

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 2 PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 2 PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH BAB 2 PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH 5 2.1 Proses Pengolahan Air Limbah Domestik Air limbah domestik yang akan diolah di IPAL adalah berasal dari kamar mandi, wastavel, toilet karyawan, limpasan septik tank

Lebih terperinci

PERENCANAAN ULANG INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) PG TOELANGAN, TULANGAN-SIDOARJO

PERENCANAAN ULANG INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) PG TOELANGAN, TULANGAN-SIDOARJO PERENCANAAN ULANG INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) PG TOELANGAN, TULANGAN-SIDOARJO Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2010

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Waduk adalah genangan air besar yang sengaja dibuat dengan membendung aliran sungai, sehingga dasar sungai tersebut yang menjadi bagian terdalam dari sebuah waduk. Waduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia, namun keberadaannya pada sumber-sumber air mempunyai risiko

BAB I PENDAHULUAN. manusia, namun keberadaannya pada sumber-sumber air mempunyai risiko BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang paling dibutuhkan oleh manusia, namun keberadaannya pada sumber-sumber air mempunyai risiko mudah tercemar, jika pengelolaan

Lebih terperinci

SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN

SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN (1)Yovi Kurniawan (1)SHE spv PT. TIV. Pandaan Kabupaten Pasuruan ABSTRAK PT. Tirta Investama Pabrik Pandaan Pasuruan

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS KIMIA AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DI RSUD DR. SAM RATULANGI TONDANO TAHUN

ANALISIS KUALITAS KIMIA AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DI RSUD DR. SAM RATULANGI TONDANO TAHUN ANALISIS KUALITAS KIMIA AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DI RSUD DR. SAM RATULANGI TONDANO TAHUN 2016 Selomita Lamato*, Odi Pinontoan*, Woodford Baren Solaiman Joseph* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini merupakan hasil temuan dan hasil analisa terhadap kawasan Kampung Sindurejan yang berada di bantaran sungai

Lebih terperinci

Analisa BOD dan COD ANALISA BOD DAN COD (BOD AND COD ANALYSIST) COD (Chemical Oxygen Demand) BOD (Biochemical Oxygen Demand)

Analisa BOD dan COD ANALISA BOD DAN COD (BOD AND COD ANALYSIST) COD (Chemical Oxygen Demand) BOD (Biochemical Oxygen Demand) Analisa BOD dan COD ANALISA BOD DAN COD (BOD AND COD ANALYSIST) COD (Chemical Oxygen Demand) COD atau kebutuhan oksigen kimia (KOK) adalah jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi, baik industri maupun domestik, yang kehadirannya pada suatu saat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi, baik industri maupun domestik, yang kehadirannya pada suatu saat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Limbah adalah zat atau bahan buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi, baik industri maupun domestik, yang kehadirannya pada suatu saat tertentu tidak dikehendaki

Lebih terperinci

Pengolahan Air Gambut sederhana BAB III PENGOLAHAN AIR GAMBUT SEDERHANA

Pengolahan Air Gambut sederhana BAB III PENGOLAHAN AIR GAMBUT SEDERHANA Pengolahan Air Gambut sederhana BAB III PENGOLAHAN AIR GAMBUT SEDERHANA 51 Nusa Idaman Said III.1 PENDAHULUAN Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu

Lebih terperinci

BIOFISIK DAS. LIMPASAN PERMUKAAN dan SUNGAI

BIOFISIK DAS. LIMPASAN PERMUKAAN dan SUNGAI BIOFISIK DAS LIMPASAN PERMUKAAN dan SUNGAI SUNGAI Air yang mengalir di sungai berasal dari : ALIRAN PERMUKAAN ( (surface runoff) ) ALIRAN BAWAH PERMUKAAN ( (interflow = subsurface flow) ALIRAN AIR TANAH

Lebih terperinci

Mengapa Air Sangat Penting?

Mengapa Air Sangat Penting? Mengapa Air Sangat Penting? Kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya sangat bergantung pada air. Kita banyak menggunakan air untuk keperluan sehari-hari seperti untuk minum, memasak, mencuci, 1 mandi

Lebih terperinci

Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 3, Nomor 1, Januari 2011, Halaman ISSN:

Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 3, Nomor 1, Januari 2011, Halaman ISSN: Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 3, Nomor 1, Januari 2011, Halaman 073 079 ISSN: 2085 1227 Penurunan Logam Timbal (Pb) pada Limbah Cair TPA Piyungan Yogyakarta dengan Constructed Wetlands Menggunakan

Lebih terperinci

PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH MAKAN (RESTORAN) DENGAN UNIT AERASI, SEDIMENTASI DAN BIOSAND FILTER

PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH MAKAN (RESTORAN) DENGAN UNIT AERASI, SEDIMENTASI DAN BIOSAND FILTER PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH MAKAN (RESTORAN) DENGAN UNIT AERASI, SEDIMENTASI DAN BIOSAND FILTER Afry Rakhmadany 1, *) dan Nieke Karnaningroem 2) 1)Jurusan Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PENCEMARAN LINGKUNGAN AKIBAT PEMBUANGAN LIMBAH DOMESTIK DI PERMUKIMAN KUMUH DI SEKITAR KANAL KOTA MAKASSAR

IDENTIFIKASI PENCEMARAN LINGKUNGAN AKIBAT PEMBUANGAN LIMBAH DOMESTIK DI PERMUKIMAN KUMUH DI SEKITAR KANAL KOTA MAKASSAR P R O S I D I NG 2 01 2 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK IDENTIFIKASI PENCEMARAN LINGKUNGAN AKIBAT PEMBUANGAN LIMBAH DOMESTIK DI PERMUKIMAN KUMUH DI SEKITAR KANAL KOTA MAKASSAR Jurusan Arsitektur Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Taman Nasional Way Kambas (TNWK) dengan luas ,30 ha. Tujuan penetapan kawasan ini untuk melindungi dan melestarikan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Taman Nasional Way Kambas (TNWK) dengan luas ,30 ha. Tujuan penetapan kawasan ini untuk melindungi dan melestarikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor 670/Kpts-II/1999 telah mengukuhkan kawasan register 9 dan sekitarnya sebagai Taman Nasional Way Kambas

Lebih terperinci

Evaluasi Instalasi Pengolahan Air Limbah Hotel X di Surabaya

Evaluasi Instalasi Pengolahan Air Limbah Hotel X di Surabaya F144 Evaluasi Instalasi Pengolahan Air Limbah Hotel X di Surabaya Hutomo Dwi Prabowo dan Ipung Fitri Purwanti Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air

TINJAUAN PUSTAKA. penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air TINJAUAN PUSTAKA Sungai Sungai merupakan suatu bentuk ekositem aquatik yang mempunyai peran penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air (catchment area) bagi daerah di sekitarnya,

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN. rata-rata nilai BOD dapat dilihat pada Gambar 5.1. Gambar 5.1. Nilai BOD dari tahun 2007 sampai 2014.

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN. rata-rata nilai BOD dapat dilihat pada Gambar 5.1. Gambar 5.1. Nilai BOD dari tahun 2007 sampai 2014. BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Parameter Kualitas Air Limbah BOD 5.1.1. Parameter BOD Analisa terhadap nilai BOD pada instalasi pengolahan air limbah pada tahun 2007-2014 dilakukan dengan menganalisa

Lebih terperinci

ADSORPSI ZAT WARNA DAN ZAT PADAT TERSUSPENSI DALAM LIMBAH CAIR BAIK

ADSORPSI ZAT WARNA DAN ZAT PADAT TERSUSPENSI DALAM LIMBAH CAIR BAIK ADSORPSI ZAT WARNA DAN ZAT PADAT TERSUSPENSI DALAM LIMBAH CAIR BAIK Sumarni Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri IST AKPRIND Yogyakarta E-mail: marni_tekim@yahoo.com INTISARI Dalam proses pembuatan

Lebih terperinci

PENGARUH LIMBAH INDUSTRI TAHU TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI DI KABUPATEN KLATEN. Darajatin Diwani Kesuma

PENGARUH LIMBAH INDUSTRI TAHU TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI DI KABUPATEN KLATEN. Darajatin Diwani Kesuma PENGARUH LIMBAH INDUSTRI TAHU TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI DI KABUPATEN KLATEN Darajatin Diwani Kesuma daradeka@gmail.com M.Widyastuti m.widyastuti@geo.ugm.ac.id Abstract The amis of this study are to

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. JenisPenelitian, Rancangan Penelitian atau Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah quasi experiment (eksperimen semu) dengan rancangan penelitian non randomized pretest-postest

Lebih terperinci

PEMANTAUAN KUALITAS AIR SUNGAI CIBANTEN TAHUN 2017

PEMANTAUAN KUALITAS AIR SUNGAI CIBANTEN TAHUN 2017 PEMANTAUAN KUALITAS AIR SUNGAI CIBANTEN TAHUN 2017 1. Latar belakang Air merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Air diperlukan untuk minum, mandi, mencuci pakaian, pengairan dalam bidang pertanian

Lebih terperinci

Pengaruh Aktifitas Warga di Sempadan Sungai terhadap Kualitas Air Sungai Winongo

Pengaruh Aktifitas Warga di Sempadan Sungai terhadap Kualitas Air Sungai Winongo Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan ISSN: 2085-1227 Volume 7, Nomor 1, Januari 2015 Hal. 41-50 Pengaruh Aktifitas Warga di Sempadan Sungai terhadap Kualitas Air Sungai Winongo Ekha Yogafanny Prodi Teknik

Lebih terperinci

STUDI OPTIMASI PERBANDINGAN PERANCANGAN SEWAGE TREATMENT PLANT UNTUK KAPAL CORVETE UKURAN 90 METER, DENGAN MENGGUNAKAN METODE BIOLOGI DAN KIMIAWI

STUDI OPTIMASI PERBANDINGAN PERANCANGAN SEWAGE TREATMENT PLANT UNTUK KAPAL CORVETE UKURAN 90 METER, DENGAN MENGGUNAKAN METODE BIOLOGI DAN KIMIAWI STUDI OPTIMASI PERBANDINGAN PERANCANGAN SEWAGE TREATMENT PLANT UNTUK KAPAL CORVETE UKURAN 90 METER, DENGAN MENGGUNAKAN METODE BIOLOGI DAN KIMIAWI Pendahuluan PENCEMARAN AIR masuknya atau dimasukkannya

Lebih terperinci

PENENTUAN STATUS MUTU AIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE INDEKS PENCEMARAN (STUDI KASUS: SUNGAI GARANG, SEMARANG)

PENENTUAN STATUS MUTU AIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE INDEKS PENCEMARAN (STUDI KASUS: SUNGAI GARANG, SEMARANG) PENENTUAN STATUS MUTU AIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE INDEKS PENCEMARAN (STUDI KASUS: SUNGAI GARANG, SEMARANG) Gessy Asocadewi, Wiharyanto Oktiawan, Mochtar Hadiwidodo *) ABSTRACT Segment 5 th in Garang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya aktivitas industri akan memberikan dampak terhadap kondisi

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya aktivitas industri akan memberikan dampak terhadap kondisi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas air sungai dipengaruhi oleh kualitas pasokan air yang berasal dari daerah tangkapannya sedangkan kualitas pasokan air dari daerah tangkapan berkaitan dengan

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS SISTEM RBC PADA IPAL PEKAPURAN RAYA PD.PAL BANJARMASIN TERHADAP PENURUNAN KADAR BOD

EFEKTIFITAS SISTEM RBC PADA IPAL PEKAPURAN RAYA PD.PAL BANJARMASIN TERHADAP PENURUNAN KADAR BOD EFEKTIFITAS SISTEM RBC PADA IPAL PEKAPURAN RAYA PD.PAL BANJARMASIN TERHADAP PENURUNAN KADAR BOD Fidyan Hifzhani., Syarifudin A., Arifin Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Jurusan Kesehatan Lingkungan Jl. H.

Lebih terperinci

PEMODELAN PREDIKSI ALIRAN POLUTAN KALI SURABAYA

PEMODELAN PREDIKSI ALIRAN POLUTAN KALI SURABAYA PEMODELAN PREDIKSI ALIRAN POLUTAN KALI SURABAYA oleh : Arianto 3107 205 714 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah Sungai Kali Brantas mempunyai luas cacthment area sebesar 14.103 km 2. Potensi air permukaan

Lebih terperinci

ANALISA KEKERUHAN DAN KANDUNGAN SEDIMEN DAN KAITANNYA DENGAN KONDISI DAS SUNGAI KRUENG ACEH

ANALISA KEKERUHAN DAN KANDUNGAN SEDIMEN DAN KAITANNYA DENGAN KONDISI DAS SUNGAI KRUENG ACEH ANALISA KEKERUHAN DAN KANDUNGAN SEDIMEN DAN KAITANNYA DENGAN KONDISI DAS SUNGAI KRUENG ACEH Nurmalita, Maulidia, dan Muhammad Syukri Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Syiah Kuala, Darussalam-Banda Aceh

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini, data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Penyajian grafik dilakukan berdasarkan variabel konsentrasi terhadap kedalaman dan disajikan untuk

Lebih terperinci

PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA DENGAN PROSES ELEKTROLFOKULATOR SECARA BATCH

PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA DENGAN PROSES ELEKTROLFOKULATOR SECARA BATCH PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA DENGAN PROSES ELEKTROLFOKULATOR SECARA BATCH Soemargono, Endang ismiati, dan Lazuardi *) Jurusan Teknik Kimia, UPN Veteran Jatim ABSTRACT The principle of process electro-flocculator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, menjelaskan bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota besar, semakin banyak didirikan Rumah Sakit (RS). 1 Rumah Sakit sebagai sarana upaya perbaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan mendasar bagi kehidupan manusia, dan manusia selama hidupnya selalu membutuhkan air. Dewasa ini air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian

Lebih terperinci

TEKNIK PENYEDIAAN AIR MINUM TL 3105 SLIDE 04. Yuniati, PhD

TEKNIK PENYEDIAAN AIR MINUM TL 3105 SLIDE 04. Yuniati, PhD TEKNIK PENYEDIAAN AIR MINUM TL 3105 SLIDE 04 Yuniati, PhD KOMPONEN SPAM Materi yang akan dibahas : 1.Komponen SPAM 2.Air baku dan bangunan intake KOMPONEN SPAM Sumber air baku Pipa transimisi IPAM Reservoar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan pada penelitian ini secara garis besar terbagi atas 6 bagian, yaitu : 1. Analisa karakteristik air limbah yang diolah. 2.

Lebih terperinci

PENENTUAN KARAKTERISTIK AIR WADUK DENGAN METODE KOAGULASI. ABSTRAK

PENENTUAN KARAKTERISTIK AIR WADUK DENGAN METODE KOAGULASI.   ABSTRAK PENENTUAN KARAKTERISTIK AIR WADUK DENGAN METODE KOAGULASI Anwar Fuadi 1*, Munawar 1, Mulyani 2 1,2 Jurusan Teknik kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe Email: arfirosa@yahoo.co.id ABSTRAK Air adalah elemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dimilikinya selain faktor-faktor penentu lain yang berasal dari luar. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dimilikinya selain faktor-faktor penentu lain yang berasal dari luar. Hal ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aliran permukaan adalah air yang mengalir di atas permukaan. Aliran permukaan sendiri memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas air yang dimilikinya selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin besarnya laju perkembangan penduduk dan industrialisasi di Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan. Padatnya pemukiman dan kondisi

Lebih terperinci

Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pakuan Bogor ABSTRAK

Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pakuan Bogor ABSTRAK Efektivitas Eceng Gondok Terhadap Penurunan Kadar COD dan BOD pada Limbah Cair Industri Kembang Gula Lunak Mega Masittha, Dra. Ani Iryani, M.Si dan Farida Nuraeni, M.Si. Program Studi Kimia, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN BITTERN PADA LIMBAH CAIR DARI PROSES PENCUCIAN INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN

PENGARUH PENAMBAHAN BITTERN PADA LIMBAH CAIR DARI PROSES PENCUCIAN INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN PENGARUH PENAMBAHAN BITTERN PADA LIMBAH CAIR DARI PROSES PENCUCIAN INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN ABSTRACT Dian Yanuarita P 1, Shofiyya Julaika 2, Abdul Malik 3, Jose Londa Goa 4 Jurusan Teknik Kimia, Fakultas

Lebih terperinci

Bab V Hasil dan Pembahasan

Bab V Hasil dan Pembahasan biodegradable) menjadi CO 2 dan H 2 O. Pada prosedur penentuan COD, oksigen yang dikonsumsi setara dengan jumlah dikromat yang digunakan untuk mengoksidasi air sampel (Boyd, 1988 dalam Effendi, 2003).

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Komunitas Makrozoobenthos

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Komunitas Makrozoobenthos 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Komunitas Makrozoobenthos Odum (1993) menyatakan bahwa benthos adalah organisme yang hidup pada permukaan atau di dalam substrat dasar perairan yang meliputi organisme

Lebih terperinci

Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia

Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia PENYEDIAAN AIR BERSIH 1. Pendahuluan Air bersih merupakan kebutuhan yang tidak dapat dilepaskan dari kegiatan di rumah sakit. Namun mengingat bahwa rumah sakit

Lebih terperinci

dua benua dan dua samudera. Posisi unik tersebut menjadikan Indonesia sebagai

dua benua dan dua samudera. Posisi unik tersebut menjadikan Indonesia sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang dilewati oleh garis katulistiwa di apit oleh dua benua dan dua samudera. Posisi unik tersebut menjadikan Indonesia sebagai daerah pertemuan

Lebih terperinci

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL PENDAHULUAN 1. AIR Air merupakan sumber alam yang sangat penting di dunia, karena tanpa air kehidupan tidak dapat berlangsung. Air juga banyak mendapat

Lebih terperinci

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DENGAN KANDUNGAN AMONIAK TINGGI SECARA BIOLOGI MENGGUNAKAN MEMBRANE BIOREACTOR (MBR)

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DENGAN KANDUNGAN AMONIAK TINGGI SECARA BIOLOGI MENGGUNAKAN MEMBRANE BIOREACTOR (MBR) PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DENGAN KANDUNGAN AMONIAK TINGGI SECARA BIOLOGI MENGGUNAKAN MEMBRANE BIOREACTOR (MBR) Marry Fusfita (2309105001), Umi Rofiqah (2309105012) Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Tri Widjaja, M.Eng

Lebih terperinci

UJI TOKSISITAS LIMBAH CAIR BATIK SEBELUM DAN SESUDAH DIOLAH DENGAN TAWAS DAN SUPER FLOK TERHADAP BIOINDIKATOR (Cyprinus carpio L)

UJI TOKSISITAS LIMBAH CAIR BATIK SEBELUM DAN SESUDAH DIOLAH DENGAN TAWAS DAN SUPER FLOK TERHADAP BIOINDIKATOR (Cyprinus carpio L) UJI TOKSISITAS LIMBAH CAIR BATIK SEBELUM DAN SESUDAH DIOLAH DENGAN TAWAS DAN SUPER FLOK TERHADAP BIOINDIKATOR (Cyprinus carpio L) Yuli Pratiwi 1*, Sri Hastutiningrum 2, Dwi Kurniati Suyadi 3 1,2,3 Jurusan

Lebih terperinci

Prestasi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2011 ISSN

Prestasi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2011 ISSN STUDI PENURUNAN KADAR BOD, COD, TSS DAN ph LIMBAH PABRIK TAHU MENGGUNAKAN METODE AERASI BERTINGKAT Fajrin Anwari, Grasel Rizka Muslim, Abdul Hadi, dan Agus Mirwan Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

KOMBINASI PROSES AERASI, ADSORPSI, DAN FILTRASI PADA PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI PERIKANAN

KOMBINASI PROSES AERASI, ADSORPSI, DAN FILTRASI PADA PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI PERIKANAN 79 Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol.1 No. 2 KOMBINASI PROSES AERASI, ADSORPSI, DAN FILTRASI PADA PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI PERIKANAN Luluk Edahwati dan Suprihatin Program Studi Teknik Kimia Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pencemaran Organik di Muara S. Acai, S. Thomas, S. Anyaan dan Daerah Laut yang Merupakan Perairan Pesisir Pantai dan Laut, Teluk Youtefa. Bahan organik yang masuk ke perairan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebut molekul. Setiap tetes air yang terkandung di dalamnya bermilyar-milyar

BAB I PENDAHULUAN. disebut molekul. Setiap tetes air yang terkandung di dalamnya bermilyar-milyar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air adalah zat di alam yang dalam kondisi normal di atas permukaan bumi ini berbentuk cair, akan membeku pada suhu di bawah nol derajat celcius dan mendidih pada suhu

Lebih terperinci