PROFIL LITERASI KELAUTAN SISWA SMAN 5 TANJUNGPINANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROFIL LITERASI KELAUTAN SISWA SMAN 5 TANJUNGPINANG"

Transkripsi

1 PROFIL LITERASI KELAUTAN SISWA SMAN 5 TANJUNGPINANG ARTIKEL E-JOURNAL Oleh ELVIS RUNIANTO NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2019

2

3 `

4 PROFIL LITERASI KELAUTAN SISWA SMAN 5 TANJUNGPINANG Elvis Runianto 1, Nur Eka Kusuma Hindrasti 2, Trisna Amelia 3 runianto.elvis19@gmail.com Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil literasi kelautan siswa SMAN 5 Tanjungpinang. Penelitian ini mengunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif dengan subjek penelitian siswa kelas XI IPA SMAN 5 Tanjungpinang Tahun ajaran 2018/2019. Data wawasan kelautan siswa dikumpul melaui tes literasi kelautan yang di ambil pada 7 prinsip dan 45 konsep dasar penting literasi kelautan yang mengacu pada (NOAA, 2013) dan wawancara sebagai instrumen pendukung. Adapun literasi kelautan pada penelitian ini adalah wawasan kelautan siswa. Data dianalisis mengunakan persentase kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa literasi kelautan siswa SMAN 5 Tanjungpinang berada pada kategori cukup dengan persentase 68%. Kata Kunci: Profil, Literasi Kelautan, SMAN 5 Tanjungpinang. PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara kepulauan dengan luas wilayah laut lebih dari 75% yang mencapai 5.8 juta km 2, terdapat lebih dari pulau dengan panjang garis pantai sekitar km (Sara, 2012: 9). Kondisi ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan garis pantai terpanjang di dunia nomor 2 setelah Kanada (Lasabuda, 2013). Pada tahun 2010 populasi penduduk Indonesia mencapai lebih dari 237 juta orang. Lebih dari 80% hidup di kawasan pesisir. Letak wilayah 1

5 Indonesia sangat strategis baik dari politik maupun ekonomi dunia. Indonesia juga memiliki kekayaan laut begitu banyak seperti ikan, terumbu karang, mangrove, pantai, minyak bumi dan lain-lain. Letak yang strategis dan kekayaan laut yang begitu banyak tidak membuat Indonesia menjadi negara kaya. Masih banyak rakyat Indonesia mengalami kemiskinan. Indonesia mempunyai sumber daya alam yang begitu banyak terutama sumber daya laut. Kurangnya pemanfaatan dan peduli terhadap lingkungan laut ini menghambat Indonesia menjadi negara maju. Kepedulian masyarakat Indonesia tentang laut masih kurang sehingga menyebabkan lingkugan laut Indonesia dari hari ke hari semakin memburuk. Lingkungan laut Indonesia semakin tahun semakin memburuk, rusaknya sumber daya laut semakin meningkat seperti rusaknya terumbu karang, mangrove, lamun, krisis perikanan, sampah laut, alat tangkap dan pembuangan limbah ke laut. Pusat penelitian Oseanografi LIPI mengungkanpkan hanya 5% terumbu karang Indonesia sangat baik, 27% baik, 37% cukup dan 31% buruk (Sholihin, dan Ahmad, 2011). Selain rusaknya terumbu karang penelitian itu juga mengungkapkan alat tangkap yang digunakan banyak membuat kerusakan pada laut dan penangkapan ikan berlebihan semakin tahun semakin meningkat. Hal ini membuat banyak spesies hilang. Ilmuan kelautan memprediksi bahwa mayoritas biota laut akan mulai menghilang pada 2048 jika teknik penangkapan ikan secara berlebihan terus berlanjut. Tidak hanya terumbu karang yang rusak dan penangkapan ikan secara berlebihan, Indonesia juga merupakan negara kedua penyumbang sampah terbesar didunia setelah Tiongkok, setidaknya Indonesia telah membuang sampah ke laut sebesar 12.7 ton (Jambeck dkk., 2015). Banyak

6 penduduk Indonesia yang bertempat tinggal di daerah pesisir yang mengakibatkan banyaknya sampah di laut. Kerusakan dan pencemaran lingkungan laut sebagian besar disebabkan ulah manusia, karena kurangnya pengetahuan tentang laut. Pengetahuan tentang laut di Indonesia tidak mendapatkan porsi yang banyak dikalangan pendidikan. Perlu adanya pendidikan khusus agar dapat menambah pengetahuan tentang laut. Sistem pendidikan merupakan salah satunya cara agar menciptakan generasi mempunyai pemahaman laut yang cerdas dan kompeten. Kurikulum kemaritiman perlu diterapkan di Indonesia agar karakter maritim atau kelautan tertanam pada anak-anak usia dini hingga SMA dan sederajat. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman menjalin kerja sama dalam pengembangan dan penerapan kurikulum bermuatan kemaritiman nasional. LIPI juga berkontribusi dalam kurikulum kemaritiman yaitu memberi masukan tentang materi kemaritiman. Tetapi sampai tahun 2018 ini belum diluncurkan ke sekolah-sekolah. Kurikulum kemaritiman secara umum bertujuan untuk mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik tentang kemaritiman menuju kejayaan Indonesia. Kurikulum kemaritiman diharapkan menumbuh kembangkan pemahaman tentang laut dengan baik pada generasi yang akan datang. Pemahaman tentang laut yang baik disepakati oleh para ahli kelautan seluruh dunia sebagai literasi kelautan. Pentingnya literasi kelautan telah diperhatikan pada tingkat kebijakan baik di AS maupun di Eropa. Negara-negara lain mulai memperhatikan pentingnya literasi kelautan seperti Taiwan, Yunani, Jepang, Kanada dan Belgia. Banyak jurnal-jurnal lnternasional telah diterbitkan mengenai literasi kelautan. Untuk itu 3

7 Indonesia segera lebih memperhatikan literasi kelautan untuk kemajuan bangsa ini. Mengigat letak wilayah Indonesia sebagai garis pantai terpanjang kedua di dunia dan juga kekayaan alam yang melimpah. Pengetahuan-pengetahuan laut dapat disisipi di mata pelajaran yang berkaitan, salah satunya mata pelajaran Biologi seperti pernyataan (Hindrasti, 2018) mata pelajaran yang paling dekat dengan ilmu kelautan adalah mata pelajaran sains. Mata pelajaran biologi adalah salah satu mata pelajaran sains yang mempelajari tentang laut yaitu pada materi ekosistem diharapkan siswa dapat menambah pengetahuan tentang literasi kelautan. Literasi kelautan dapat diartikan pemahaman pengaruh lautan terhadap manusia dan pengaruh manusia terhadap lautan (NOAA, 2013). Melihat lingkungan laut Indonesia semakin rusak mungkin dikarenakan kurangnya pemahaman tentang laut. Untuk itu diperlukan pemaham baik tentang laut agar laut tetap terjaga dan bisa dimanfaatkan tanpa merusak ekosistemnya. Profil literasi kelautan merupakan wawasan awal yang dimiliki siswa mengenai laut secara baik. pemahaman yang baik sangat penting bagi siswa kerena siswa sebagai generasi penerus bangsa yang akan manjadi pemimpin dimasa akan datang. Profil literasi kelautan sangat penting untuk diketahui karena sebagai bahan masukan untuk pemerintah daerah maupun pemerintah pusat tentang mata pelajaran laut. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik mengambil judul Profil Literasi Kelautan Siswa SMA Negeri 5 Tanjungpinang. SMAN 5 Tanjungpinang adalah salah satu sekolah yang berada di dekat laut dapat dipastikan setiap harinya berntraksi dengan laut. 4

8 METODE Penelitian ini dilakukan pada 72 siswa XII IPA SMAN 5 Tanjungpiang Tahun ajaran 2018/2019 dengan pendekatan penelitian deskriftif kuantitatifuntuk mendapatkan profil literasi kelautan. Adapun instrumen pada penelitian ini adalah tes literasi kelautan yang berjumlah 15 soal dan wawancara sebagai instrumen pendukung. Data utama tes literasi kelautan mengacu pada ( NOAA, 2013) yang meliputi 7 prinsip dan 45 konsep dasar penting literasi kelautan yang telah di uji coba terlebih dahulu. Adapun prinsip pertama konsep dasarnya adalah A, G, dan H. Prinsip ke- 2 C dan D, Prinsip ke- 3 konsep dasarnya H dan B, Prinsip ke- 4 konsep dasarnya A, Prinsip ke- 5 konsep dasarnya adalah C dan I, Prinsip ke- 6 konsep dasarnya adalah E dan G dan prinsip ke- 7 konsep dasarnya adalah H. Data di analisis secara persentase kuantitatif dengan predikat 0,0% - 20% sangat rendah, 20,1% - 40% rendah, 40,1% - 60% cukup, 60,1% - 80% dan 80,1% - 100% sangat tinggi ( Arikunto, 2010: 375). HASIL 1. Distribusi Literasi Kelautan Siswa XI IPA SMAN 5 Tanjungpinang Literasi kelautan siswa meliputi wawasan kelautan. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan rumus yang telah diuraikan pada teknik analisis data. Kemudian diperoleh persentase wawasan kelautan yang disajikan pada Gambar 1. Di bawah ini: 5

9 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 68% 19% 10% 0% 3% Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah Gambar 1. Diagram Persentase Wawasan Kelautan SMAN 5 Tanjungpinang Pada Gambar. 1 bahwa wawasan kelautan siswa XI IPA SMAN 5 Tanjungpinang dari 72 siswa yang berada pada kriteria sangat rendah 3 siswa dengan persentase 3%, kriteria rendah 14 siswa dengan persentase 19%, kemudian kriteria cukup 49 siswa dengan persentase 68%, diikuti kriteria tinggi 7 siswa dengan persentase 10% dan tidak ada kriteria sangat tinggi atau 0%. Rata-rata wawasan kelautan siswa berada pada kretaria cukup dengan persentase 68 %. Dapat dikatakan literasi kelautan siswa XI IPA SMAN 5 Tanjungpinang dalam katergori cukup. berdasarkan Prinsip-prinsip literasi kelautan sebagai berikut: 6

10 Persentase 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Diagram Wawasan Kelautan Berdasarkan Prinsip 37% 63% 57% Gambar 2. Diagram Wawasan Kelautan Berdasarkan Prinsip Literasi Kelautan Keterangan: 1. Lautan di bumi merupakan satu kesatuan yang memiliki banyak karakteristik 2. Lautan dan kehidupan di dalamnya membentuk karakteristik bumi 3. Lautan adalah faktor penentu iklim 4. Adanya lautan adalah alasan mengapa bumi dapat ditinggali 5. Lautan memiliki kekayaan biodiversitas dan ekosistem yang besar 6. Lautan dan manusia memiliki hubungan yang tak terpisahkan 7. Lautan masih belum banyak tereksplorasi Sementara itu skor literasi kelautan berdasarkan prinsip-prinsip penting pada Gambar. 2 menunjukkan prinsip pertama, lautan di bumi merupakan satu kesatuan yang memiliki banyak karekteristik yang terdiri dari 4 soal tergolong kategori rendah hanya 37% persen siswa yang menjawab benar. Prinsip kedua, lautan dan kehidupan di dalamnya membentuk karakteristik bumi terdiri dari 2 soal, tergolong dalam kategori tinggi dengan persentase 63% siswa menjawab dengan benar. Prinsip ke tiga lautan adalah faktor penentu cuaca, terdiri dari 2 soal tergolong katergori sedang dengan persentase 59% siswa yang menjawab benar. Prinsip ke empat adanya lautan alasan mengapa bumi dapat ditinggali 15% 59% 45% % 7

11 terdiri dari 1 soal tergolong kategori rendah dengan persentase 15% siswa yang menjawab benar. Kemudian prinsip ke lima lautan memiliki kekayaan biodiversitas dan ekosistem yang besar terdiri dari 2 soal tergolong kategori sedang dengan persentase 59% siswa menjawab benar. Prinsip enam lautan dan manusia memiliki hubungan yang tak terpisahkan, terdiri atas 2 soal yang tergolong kategori sedang dengan persentase 45% siswa yang menjawab benar. Dan prinsip ke tujuh terdiri atas 2 soal tergolong dalam kategori rendah dengan persentase 34% siswa yang menjawab benar. Dari 7 prinsip literasi kelautan dapat diketahui prinsip yang tertinggi adalah prinsip ke dua lautan dan kehidupan di dalamnya membentuk karakteristik bumi dan prinsip terendah yaitu prinsip ke empat adanya lautan alasan mengapa bumi dapat ditinggali. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan di atas, secara umum dapat disimpulkan bahwa literasi kelautan siswa SMAN 5 Tanjungpinang berada pada kategori cukup, dengan kata lain literasi kelautan siswa belum dalam kategori baik. Berdasarkan Gambar. 2 menunjukkan bahwa dari 7 prinsip literasi kelautan hanya satu prinsip yang tergolong tinggi yaitu prinsip 2 lautan dan kehidupan di dalamnya membentuk karakteristik bumi, yaitu soal nomor 5 dan 6 membahas tentang bentuk dan karakteristik bumi serta alasanya, selain pada mata pelajaran Biologi prinsip ini juga banyak berkaitan dengan mata pelajaran Geografi. 3 prinsip tergolong cukup yaitu prinsip 3,5 dan 6. Prinsip 3 lautan adalah faktor penentu iklim, yaitu soal 7 dan 8 membahas tentang iklim dan cuaca yang terdapat 8

12 dalam mata pelajaran Biologi dan juga Geografi. Prinsip 5 lautan memiliki kekayaan biodeversitas dan ekosistem yang besar, yaitu pada soal nomor 10 dan 11 membahas tentang bioderversitas dan ekosistem banyak terdapat pada mata pelajaran Biologi apalagi pada ekosistem. Prinsip 6 lautan memiliki hubungan yang tidak terpisahkan, yaitu pada soal nomor 12 dan 13 saol membahas dampak ketidak pedulian pada laut terdapat pada mata pelajaran Biologi dan juga ilmu sosial. 2 prinsip tergolong rendah yaitu prinsip 1 dan 7. prinsip 1 laut di bumi merupakan satu kesatuan yang memiliki banyak karakteristik, yaitu pada soal nomor 1 dan 2 soal ini tergolog sulit karena siswa harus menyebutkan luas laut dan total air laut sementara tidak ada pelajaran khusus tentang laut. Prinsip 7 lautan masih belum banyak tereksplorasi, yaitu pada soal 14 dan 15 membahas tentang laut yang telah di jelajahi manusia dan pemecahan misteri tentang laut soal ini tergolong sulit karena membahas laut secara lebih dalam. Sedangkan 1 prinsip tergolong sangat rendah yaitu prinsip ke 4 adanya lautan adalah alasan mengapa bumi di tinggali, yaitu pada nomor 9 membahas tentang oksigen sebagian besar siswa salah menjawab karena memilih oksigen sebagian besar di darat hal ini membuktikan bahwa perlu adanya mata pelajarab khusus tentang laut. Dari jabaran tersebut tidak ada prinsip yang tergolong sangat tinggi. Ada beberapa hal penyebab wawasan kelautan siswa SMAN 5 Tanjungpinang berada dalam kategori cukup, berdasarkan wawancara dengan guru Biologi SMAN 5 Tanjungpinang adalah Mata pelajaran khusus tentang laut. Di SMAN 5 Tanjungpinang pernah ada mata pelajaran lokal tentang laut, yaitu pada tahun 9

13 2013 tetapi sekarang tidak ada mata pelajaran khusus tentang laut di SMAN 5 Tanjungpinang, dikarenakan belum ada kurikulum berbasis kelautan dan sekolah hanya mengikuti kurikulum berasal dari pusat. Selain itu keterkaitan Materi. Tidak semua materi pembelajaran dapat dikaitkan dengan kelautan hanya beberapa materi. Tetapi guru sudah mengaitkan materi biologi dengan kelautan contohnya materi alga, tentang invertebrata porifera, coelentrata, begitu juga soal vertebrata kelas pisces. Guru juga sudah menggunakan media langsung dari laut contohnya materi alga, memakai sampel langsung dari laut, materi animalia kelas pisces, membedah langsung ikan. Selain itu guru juga setuju dengan di adakan mata pelajaran khusus dengan alasan daerah kepulauan dimana potensi kelautan menjadi topik utama, mulai dari pelestarian sampai pengelohan laut. Dari hasil wawancara tersebut guru mengaitkan pengetahuan laut ke dalam mata pelajaran biologi sesuai dengan materi dan menggunakan media langsung berasal dari laut. Dapat dikatakan guru biologi SMAN 5 Tanjungpinang telah menyadari pentingnya laut untuk kehidupan berlanjut. KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa Literasi kelautan siswa SMAN 5 Tanjungpinang berada dalam kretaria cukup dengan rata-rata 49 siswa dengan persentase 68% hal tersebut mungkin belum ada mata pelajaran khusus tentang laut,namun guru sudah mengaitkan dengan pelajaran Biologi. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik:Edisi revisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Hindrasti, N. E. K., Reorentasi Pembelajaran Sains Literasi Kelsutan. Jurnal Pendidikan Biologi Vol. 11 No

14 Jambeck, Jenna R., dkk Plastic Waste Inputs From Land Into The Ocean. Science347(6223), ANA/Science-2015-Jambeck _.pdf. (19 April). Lasabuda, R Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan dalam Perspektif Negara Kepulauan Republik Indonesia. Jurnal Ilmiah Platax, 1(2), pp. LIPI: Kurikulum Kemaritiman Masuk Dalam Pembelajaran Retrieved from Maolinda, Nisa., Aat Sriati, dan Ida Maryati Hubungan Pengetahuan Dengan sikap Siswa Terhadap Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja di SMAN 1 Margahayati. 19 April 2018). NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration) Ocean Literacy: Essential Princples and Fundamental Concepls of Ocean Sciences for Learners of All Ages. Wanshington. DC : NOAA Sholihin, Ahmad, Dkk Laut Indonesia Dalam Krisis, %20dalam%20Krisis.pdf. 19 April Sara. l Pengelolan Wilayah Pesisir. Bandung: Alfabeta. 11

PROFIL LITERASI KEMARITIMAN GURU BIOLOGI DALAM PEMBELAJARAN IPA SMP NEGERI DI KABUPATEN BINTAN

PROFIL LITERASI KEMARITIMAN GURU BIOLOGI DALAM PEMBELAJARAN IPA SMP NEGERI DI KABUPATEN BINTAN PROFIL LITERASI KEMARITIMAN GURU BIOLOGI DALAM PEMBELAJARAN IPA SMP NEGERI DI KABUPATEN BINTAN Trisna Amelia *), Ernis Erlina *) Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki beragam masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki beragam masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki beragam masalah termasuk permasalahan lingkungan seperti kebersihan lingkungan. Hal ini disebabkan meningkatnya

Lebih terperinci

Kelautan Sebagai Tema dalam Pengembangan Media Pembelajaran Komik. pada Materi Pencemaran Lingkungan untuk Siswa Kelas X

Kelautan Sebagai Tema dalam Pengembangan Media Pembelajaran Komik. pada Materi Pencemaran Lingkungan untuk Siswa Kelas X Kelautan Sebagai Tema dalam Pengembangan Media Pembelajaran Komik pada Materi Pencemaran Lingkungan untuk Siswa Kelas X Sri Wahyuni, Nur Eka Kusuma Hindrasti, Bony Irawan Pendidikan Biologi FKIP universitas

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah teritorial Indonesia yang sebagian besar merupakan wilayah pesisir dan laut kaya akan sumber daya alam. Sumber daya alam ini berpotensi untuk dimanfaatkan bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar dengan jumlah pulaunya yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar dengan jumlah pulaunya yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar dengan jumlah pulaunya yang mencapai 17.508 pulau dengan luas lautnya sekitar 3,1 juta km 2. Wilayah lautan yang luas tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua makhluk baik manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Dari ketiga

BAB I PENDAHULUAN. semua makhluk baik manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Dari ketiga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bumi dan segala isinya yang di ciptakan oleh Allah SWT merupakan suatu karunia yang sangat besar. Bumi diciptakan sangat sempurna diperuntukan untuk semua makhluk baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki luas wilayah lebih dari 7,2 juta km 2 yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki luas wilayah lebih dari 7,2 juta km 2 yang merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki luas wilayah lebih dari 7,2 juta km 2 yang merupakan negara kepulauan dengan hamparan pulau-pulau dan garis pantai yang sepanjang 81.000 km.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentang dari Sabang sampai Merauke yang kesemuanya itu memiliki potensi

BAB I PENDAHULUAN. membentang dari Sabang sampai Merauke yang kesemuanya itu memiliki potensi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki garis pantai yang terpanjang di dunia, lebih dari 81.000 KM garis pantai dan 17.508 pulau yang membentang

Lebih terperinci

LESTARI OCTAVIANI NIM

LESTARI OCTAVIANI NIM Persepsi dan Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas XI Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial pada Mata Pelajaran Lintas Minat Biologi di SMA Negeri 2 Tanjungpinang Tahun Ajaran 2016/2017 ARTIKEL E-JOURNAL LESTARI OCTAVIANI

Lebih terperinci

PENANGGULANGAN MASALAH PENCEMARAN SAMPAH DAERAH PESISIR SEBAGAI UPAYA PELESTARIAN EKOSISTEM PESISIR DAN HUTAN MANGROVE.

PENANGGULANGAN MASALAH PENCEMARAN SAMPAH DAERAH PESISIR SEBAGAI UPAYA PELESTARIAN EKOSISTEM PESISIR DAN HUTAN MANGROVE. PENANGGULANGAN MASALAH PENCEMARAN SAMPAH DAERAH PESISIR SEBAGAI UPAYA PELESTARIAN EKOSISTEM PESISIR DAN HUTAN MANGROVE H.B.A. Jayawardana 1), Mochammad Maulana Trianggono 1) 1) IKIP PGRI Jember hepta2011@gmail.com

Lebih terperinci

VI ANALISIS DPSIR DAN KAITANNYA DENGAN NILAI EKONOMI

VI ANALISIS DPSIR DAN KAITANNYA DENGAN NILAI EKONOMI 55 VI ANALISIS DPSIR DAN KAITANNYA DENGAN NILAI EKONOMI 6.1 Analisis DPSIR Analisis DPSIR dilakukan dalam rangka memberikan informasi yang jelas dan spesifik mengenai faktor pemicu (Driving force), tekanan

Lebih terperinci

2015 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PERUBAHAN LINGKUNGAN BERBASIS REALITAS LOKAL PULAU BANGKA UNTUK MENINGKATKAN LITERASI LINGKUNGAN SISWA

2015 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PERUBAHAN LINGKUNGAN BERBASIS REALITAS LOKAL PULAU BANGKA UNTUK MENINGKATKAN LITERASI LINGKUNGAN SISWA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lingkungan global saat ini sedang menghadapi sejumlah isu-isu sosial, ekonomi, dan lingkungan akibat interaksi aktivitas manusia dengan ekosistem global (NAAEE, 2011).

Lebih terperinci

5.1. Analisis mengenai Komponen-komponen Utama dalam Pembangunan Wilayah Pesisir

5.1. Analisis mengenai Komponen-komponen Utama dalam Pembangunan Wilayah Pesisir BAB V ANALISIS Bab ini berisi analisis terhadap bahasan-bahasan pada bab-bab sebelumnya, yaitu analisis mengenai komponen-komponen utama dalam pembangunan wilayah pesisir, analisis mengenai pemetaan entitas-entitas

Lebih terperinci

Skripsi. Oleh NURFITRIYANA NIM Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Skripsi. Oleh NURFITRIYANA NIM Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Pendidikan (S.Pd.) PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENCEMARAN UDARA KELAS X SMA SANTA MARIA TANJUNGPINANG Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

PROFIL PERTANYAAN SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 6 TANJUNGPINANG PADA MATERI SISTEM PERTAHANAN TUBUH BERDASARKAN QUESTION CATEGORY SYSTEM FOR SCIENCE

PROFIL PERTANYAAN SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 6 TANJUNGPINANG PADA MATERI SISTEM PERTAHANAN TUBUH BERDASARKAN QUESTION CATEGORY SYSTEM FOR SCIENCE PROFIL PERTANYAAN SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 6 TANJUNGPINANG PADA MATERI SISTEM PERTAHANAN TUBUH BERDASARKAN QUESTION CATEGORY SYSTEM FOR SCIENCE DAN TAKSONOMI BLOOM ARTIKEL E-JOURNAL Oleh Fitriyani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimasukan kedalam kelompok Negara mega-biodiversity yang merupakan dasar dari

BAB I PENDAHULUAN. dimasukan kedalam kelompok Negara mega-biodiversity yang merupakan dasar dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan terbesar di dunia. luas wilayah lautnya mencapai 5,8 juta, sedangkan panjang garis pantainya 81.000 km merupakan ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak di daerah beriklim tropis dan merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya perairan. Laut tropis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khatulistiwa karena keanekaragaman hayati dan agroekosistem Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. khatulistiwa karena keanekaragaman hayati dan agroekosistem Indonesia 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.1. Latar Belakang Objek Indonesia adalah negara maritim yang dikatakan sebagai zamrud khatulistiwa karena keanekaragaman hayati dan agroekosistem Indonesia memiliki

Lebih terperinci

PROFIL KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP ILMIAH SISWA DI SMP SATU ATAP PULAU TUNDA

PROFIL KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP ILMIAH SISWA DI SMP SATU ATAP PULAU TUNDA PROFIL KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP ILMIAH SISWA DI SMP SATU ATAP PULAU TUNDA Aditya Rahman, Indria Wahyuni, Ika Rifqiawati Surel : aditya_untirta@yahoo.co.id ABSTRACT This research aims in descripting

Lebih terperinci

Penilaian Tingkat Keberlanjutan Kawasan Pantai Timur Surabaya sebagai Kawasan Konservasi Berkelanjutan

Penilaian Tingkat Keberlanjutan Kawasan Pantai Timur Surabaya sebagai Kawasan Konservasi Berkelanjutan JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-65 Penilaian Tingkat Keberlanjutan Kawasan Pantai Timur sebagai Kawasan Konservasi Berkelanjutan Yani Wulandari dan Rulli Pratiwi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN pulau dengan luas laut sekitar 3,1 juta km 2. Wilayah pesisir dan. lautan Indonesia dikenal sebagai negara dengan kekayaan dan

I. PENDAHULUAN pulau dengan luas laut sekitar 3,1 juta km 2. Wilayah pesisir dan. lautan Indonesia dikenal sebagai negara dengan kekayaan dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Panjang garis pantai di Indonesia adalah lebih dari 81.000 km, serta terdapat lebih dari 17.508 pulau dengan luas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN km dan ekosistem terumbu karang seluas kurang lebih km 2 (Moosa et al

BAB I PENDAHULUAN km dan ekosistem terumbu karang seluas kurang lebih km 2 (Moosa et al BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki garis pantai sepanjang 81.000 km dan ekosistem terumbu karang seluas kurang lebih 50.000 km 2 (Moosa et al dalam

Lebih terperinci

memiliki kemampuan untuk berpindah tempat secara cepat (motil), sehingga pelecypoda sangat mudah untuk ditangkap (Mason, 1993).

memiliki kemampuan untuk berpindah tempat secara cepat (motil), sehingga pelecypoda sangat mudah untuk ditangkap (Mason, 1993). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelecypoda merupakan biota bentik yang digunakan sebagai indikator biologi perairan karena hidupnya relatif menetap (sedentery) dengan daur hidup yang relatif lama,

Lebih terperinci

Pemanfaatan jenis sumberdaya hayati pesisir dan laut seperti rumput laut dan lain-lain telah lama dilakukan oleh masyarakat nelayan Kecamatan Kupang

Pemanfaatan jenis sumberdaya hayati pesisir dan laut seperti rumput laut dan lain-lain telah lama dilakukan oleh masyarakat nelayan Kecamatan Kupang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Kupang adalah salah satu kabupaten dengan ekosistem kepulauan. Wilayah ini terdiri dari 27 pulau dimana diantaranya masih terdapat 8 pulau yang belum memiliki

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ekosistem terumbu karang merupakan bagian dari ekosistem laut yang penting karena menjadi sumber kehidupan bagi beraneka ragam biota laut. Di dalam ekosistem terumbu

Lebih terperinci

JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Volume 1, No 1, JULI 2014 Halaman e-issn :

JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Volume 1, No 1, JULI 2014 Halaman e-issn : JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Volume 1, No 1, JULI 2014 Halaman 33-43 e-issn : 2356-5225 http://ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/jpg PENGETAHUAN GURU IPS TERPADU SMP/SEDERAJAT DI KECAMATAN BANJARMASIN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mahluk hidup memiliki hak hidup yang perlu menghargai dan memandang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mahluk hidup memiliki hak hidup yang perlu menghargai dan memandang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mahluk hidup memiliki hak hidup yang perlu menghargai dan memandang makhluk hidup lain sebagai bagian dari komunitas hidup. Semua spesies hidup memiliki

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Kekayaan hayati tersebut bukan hanya

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Kekayaan hayati tersebut bukan hanya I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, wilayah daratan Indonesia ( 1,9 juta km 2 ) tersebar pada sekitar 17.500 pulau yang disatukan oleh laut yang sangat luas sekitar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan dan maritim terbesar di dunia. Selain

I. PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan dan maritim terbesar di dunia. Selain 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia memiliki wilayah laut sangat luas 5,8 juta km 2 yang merupakan tiga per empat dari keseluruhan wilayah Indonesia. Di dalam wilayah laut tersebut terdapat

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMP N 3 Magelang Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas/Semester : VII/1 Materi Pokok : Manusia, Tempat, Lingkungan Materi pembelajaran : Potensi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa lingkungan laut beserta sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi geografis yang dimiliki Indonesia berpengaruh terhadap pembangunan bangsa dan negara. Data Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun 2011 menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Natuna memiliki potensi sumberdaya perairan yang cukup tinggi karena memiliki berbagai ekosistem laut dangkal yang merupakan tempat hidup dan memijah ikan-ikan

Lebih terperinci

KETERAMPILAN MENULIS RESENSI NOVEL KARYA GOL A. GONG SISWA KELAS XI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 5 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

KETERAMPILAN MENULIS RESENSI NOVEL KARYA GOL A. GONG SISWA KELAS XI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 5 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 KETERAMPILAN MENULIS RESENSI NOVEL KARYA GOL A. GONG SISWA KELAS XI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 5 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 ARTIKEL E-JOURNAL Oleh Zulfitrian NIM 100388201103 JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Kebijakan Pengembangan SDM, Iptek dan Budaya Maritim dalam Mendukung Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia

Kebijakan Pengembangan SDM, Iptek dan Budaya Maritim dalam Mendukung Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia RAPAT KOORDINASI NASIONAL BIDANG KEMARITIMAN TAHUN 2017 Jakarta, 4 Mei 2017 Kebijakan Pengembangan SDM, Iptek dan Budaya Maritim dalam Mendukung Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia Safri Burhanuddin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumberdaya alam adalah unsur lingkungan yang terdiri atas sumberdaya alam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumberdaya alam adalah unsur lingkungan yang terdiri atas sumberdaya alam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumberdaya alam adalah unsur lingkungan yang terdiri atas sumberdaya alam hayati, sumberdaya alam non hayati dan sumberdaya buatan, merupakan salah satu aset pembangunan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa lingkungan laut beserta sumber daya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dengan iklim tropis pada persilangan rute-rute pelayaran internasional antara

I. PENDAHULUAN. dengan iklim tropis pada persilangan rute-rute pelayaran internasional antara I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan sumber daya laut yang melimpah dengan biota didalamnya dan terletak di kawasan khatulistiwa dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mangrove. Sebagai salah satu ekosistem pesisir, hutan mangrove merupakan

I. PENDAHULUAN. mangrove. Sebagai salah satu ekosistem pesisir, hutan mangrove merupakan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah pesisir merupakan daerah pertemuan antara darat dan laut. Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: KEP.10/MEN/2002 tentang Pedoman Umum Perencanaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. negara Indonesia menyebabkan Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat

I. PENDAHULUAN. negara Indonesia menyebabkan Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat 1 I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang memiliki wilayah perairan yang sangat luas. Dengan luasnya wilayah perairan yang dimiliki oleh negara Indonesia

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Indonesia merupakan negara maritim dengan garis pantai sepanjang 81.290 km dan luas laut termasuk Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) seluas 5,8 juta km 2 (Dahuri et al. 2002).

Lebih terperinci

Arif Widiyatmoko Jurusan IPA Terpadu, FMIPA Universitas Negeri Semarang

Arif Widiyatmoko Jurusan IPA Terpadu, FMIPA Universitas Negeri Semarang IMPLEMENTASI MODUL PEMBELAJARAN IPA TEMA KONSERVASI UNTUK MENUMBUHKAN KARAKTER SISWA Arif Widiyatmoko Jurusan IPA Terpadu, FMIPA Universitas Negeri Semarang Email: arif.gnpt@gmail.com Abstrak Pembelajaran

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa lingkungan laut beserta sumber daya

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. b. c. d. bahwa lingkungan laut beserta sumber

Lebih terperinci

KONDISI EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI KEPULAUAN TOGEAN SULAWESI TENGAH

KONDISI EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI KEPULAUAN TOGEAN SULAWESI TENGAH KONDISI EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI KEPULAUAN TOGEAN SULAWESI TENGAH Oleh: Livson C64102004 PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN ( Pertemuan ke-6 ) Disampaikan Oleh : Bhian Rangga Program Studi Pendidikan Geografi FKIP -UNS 2013

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN ( Pertemuan ke-6 ) Disampaikan Oleh : Bhian Rangga Program Studi Pendidikan Geografi FKIP -UNS 2013 PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN ( Pertemuan ke-6 ) Disampaikan Oleh : Bhian Rangga Program Studi Pendidikan Geografi FKIP -UNS 2013 Standar Kompetensi 2. Memahami sumberdaya alam Kompetensi Dasar 2.3. Menjelaskan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa lingkungan laut beserta sumber daya

Lebih terperinci

FORMULIR EKIVALENSI KURIKULUM BARU PENDIDIKAN SARJANA TAHUN 2015

FORMULIR EKIVALENSI KURIKULUM BARU PENDIDIKAN SARJANA TAHUN 2015 PO BOX 155 Tanjungpinang 9100 FORMULIR EKIVALENSI KURIKULUM BARU PENDIDIKAN SARJANA TAHUN 015 Nama Mahasiswa :... NIM :... Tempat/ Tanggal Lahir :... Jurusan/ Prodi :... Nama Dosen PA :... NIP/ NIDN Dosen

Lebih terperinci

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SIDOARJO PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SIDOARJO PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SIDOARJO PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI Nuril Maghfiroh 1, Herawati Susilo 2, Abdul Gofur 3 Pascasarjana Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang No.

Lebih terperinci

92 pulau terluar. overfishing. 12 bioekoregion 11 WPP. Ancaman kerusakan sumberdaya ISU PERMASALAHAN SECARA UMUM

92 pulau terluar. overfishing. 12 bioekoregion 11 WPP. Ancaman kerusakan sumberdaya ISU PERMASALAHAN SECARA UMUM ISU PERMASALAHAN SECARA UMUM Indonesia diposisi silang samudera dan benua 92 pulau terluar overfishing PENCEMARAN KEMISKINAN Ancaman kerusakan sumberdaya 12 bioekoregion 11 WPP PETA TINGKAT EKSPLORASI

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terumbu karang dan asosiasi biota penghuninya secara biologi, sosial ekonomi, keilmuan dan keindahan, nilainya telah diakui secara luas (Smith 1978; Salm & Kenchington

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULU 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULU 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia terdiri atas 13.667 pulau tetapi baru sekitar 6.000 pulau yang telah mempunyai nama, sedangkan yang berpenghuni sekitar 1000 pulau. Jumlah panjang garis

Lebih terperinci

Melestarikan habitat pesisir saat ini, untuk keuntungan di esok hari

Melestarikan habitat pesisir saat ini, untuk keuntungan di esok hari Melestarikan habitat pesisir saat ini, untuk keuntungan di esok hari Kesejahteraan masyarakat pesisir secara langsung terkait dengan kondisi habitat alami seperti pantai, terumbu karang, muara, hutan mangrove

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA PENDIDIKAN NONFORMAL DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 TANJUNGPINANG

KORELASI ANTARA PENDIDIKAN NONFORMAL DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 TANJUNGPINANG KORELASI ANTARA PENDIDIKAN NONFORMAL DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 TANJUNGPINANG ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh

Lebih terperinci

KEMAHIRAN MENULIS PANTUN MENGGUNAKAN OBJEK BENDA BERDASARKAN TEMPAT SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 11 TANJUNGPINANG ARTIKEL E-JOURNAL

KEMAHIRAN MENULIS PANTUN MENGGUNAKAN OBJEK BENDA BERDASARKAN TEMPAT SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 11 TANJUNGPINANG ARTIKEL E-JOURNAL KEMAHIRAN MENULIS PANTUN MENGGUNAKAN OBJEK BENDA BERDASARKAN TEMPAT SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 11 TANJUNGPINANG ARTIKEL E-JOURNAL Oleh ZAKIRIN NIM 100388201367 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV HASIL DAN PEMBAHASAN DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii BERITA ACARA... PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iv PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI... v ABSTRAK... vi ABSTRACT... vii RINGKASAN...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari pulau besar dan kecil dengan panjang garis pantai km

BAB I PENDAHULUAN. dari pulau besar dan kecil dengan panjang garis pantai km BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau besar dan kecil dengan panjang garis pantai 81.000 km dan luas laut 3,1 juta

Lebih terperinci

PERSEPSI SISWA KELAS XI IPA TENTANG KREATIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI.

PERSEPSI SISWA KELAS XI IPA TENTANG KREATIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI. PERSEPSI SISWA KELAS XI IPA TENTANG KREATIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI Leni MAYASARI 1), Jodion SIBURIAN 1), Retni S. BUDIARTI 1) 1) Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepulauan Seribu adalah kawasan pelestarian alam bahari di Indonesia yang terletak kurang lebih 150 km dari pantai Jakarta Utara. Kepulauan Seribu terletak pada 106

Lebih terperinci

PENGARUH AKTIVITAS PARIWISATA TERHADAP KEBERLANJUTAN SUMBERDAYA WISATA PADA OBYEK WISATA PAI KOTA TEGAL TUGAS AKHIR

PENGARUH AKTIVITAS PARIWISATA TERHADAP KEBERLANJUTAN SUMBERDAYA WISATA PADA OBYEK WISATA PAI KOTA TEGAL TUGAS AKHIR PENGARUH AKTIVITAS PARIWISATA TERHADAP KEBERLANJUTAN SUMBERDAYA WISATA PADA OBYEK WISATA PAI KOTA TEGAL TUGAS AKHIR Oleh: MULIANI CHAERUN NISA L2D 305 137 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, terdiri dari lebih 17.000 buah pulau besar dan kecil, dengan panjang garis pantai mencapai hampir

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEBIJAKAN KELAUTAN INDONESIA

RENCANA AKSI KEBIJAKAN KELAUTAN INDONESIA Lampiran Surat Nomor: Tanggal: RENCANA AKSI KEBIJAKAN KELAUTAN INDONESIA 2016 2019 PENANGGUNGJAWAB: KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN NO. SASARAN TARGET/ A. BATAS MARITIM, RUANG LAUT, DAN DIPLOMASI

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2013 di seluruh SMA Negeri

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2013 di seluruh SMA Negeri III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2013 di seluruh SMA Negeri Kabupaten Pringsewu. B. Populasi dan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah

Lebih terperinci

KEMAHIRAN MENULIS CERPEN DITINJAU DARI UNSUR INTRINSIK SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 4 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

KEMAHIRAN MENULIS CERPEN DITINJAU DARI UNSUR INTRINSIK SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 4 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 KEMAHIRAN MENULIS CERPEN DITINJAU DARI UNSUR INTRINSIK SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 4 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 ARTIKEL E-JOURNAL Oleh TISKA SEKAR ALIT MENDROFA NIM 100388201196

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan fakta fisiknya, Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau dengan garis pantai sepanjang 81.000 km (terpanjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dengan garis pantai lebih dari 8.100 km serta memiliki luas laut sekitar 5,8 juta km2 dan memiliki lebih dari 17.508 pulau, sehingga

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DIREKTORAT KONSERVASI DAN TAMAN NASIONAL LAUT

DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DIREKTORAT KONSERVASI DAN TAMAN NASIONAL LAUT DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DIREKTORAT KONSERVASI DAN TAMAN NASIONAL LAUT POTENSI SUMBER DAYA HAYATI KELAUTAN DAN PERIKANAN INDONESIA 17.480

Lebih terperinci

DATA, INFORMASI, KRITERIA, PERTIMBANGAN, PENENTUAN DAN DELIENASI ALOKASI RUANG UNTUK ZONA PERIKANAN TANGKAP DEMERSAL

DATA, INFORMASI, KRITERIA, PERTIMBANGAN, PENENTUAN DAN DELIENASI ALOKASI RUANG UNTUK ZONA PERIKANAN TANGKAP DEMERSAL DATA, INFORMASI, KRITERIA, PERTIMBANGAN, PENENTUAN DAN DELIENASI ALOKASI RUANG UNTUK ZONA PERIKANAN TANGKAP DEMERSAL S. Diposaptono*, Ramses* dan I.K Sudiarta** * Kementerian Kelautan dan Perikanan **

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. didarat masih dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi dilaut seperti

PENDAHULUAN. didarat masih dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi dilaut seperti 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir bukan merupakan pemisah antara perairan lautan dengan daratan, melainkan tempat bertemunya daratan dan perairan lautan, dimana didarat masih dipengaruhi oleh

Lebih terperinci

Korelasi Kualitas Pembelajaran Geografi dan Hasil Belajar terhadap Sikap Peduli Lingkungan Siswa Kelas XII IPS SMAN 1 Ponorogo

Korelasi Kualitas Pembelajaran Geografi dan Hasil Belajar terhadap Sikap Peduli Lingkungan Siswa Kelas XII IPS SMAN 1 Ponorogo 298 JURNAL PENDIDIKAN HUMANIORA, HAL 298-303 Korelasi Kualitas Pembelajaran Geografi dan Hasil Belajar terhadap Sikap Peduli Lingkungan Siswa Kelas XII IPS SMAN 1 Ponorogo Novia Kresnawati Pendidikan Dasar

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

1. PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan luas 49 307,19 km 2 memiliki potensi sumberdaya hayati laut yang tinggi. Luas laut 29 159,04 Km 2, sedangkan luas daratan meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Darda (2009) dijelaskan secara rinci bahwa, Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Darda (2009) dijelaskan secara rinci bahwa, Indonesia merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam Darda (2009) dijelaskan secara rinci bahwa, Indonesia merupakan negara maritim dan kepulauan terbesar di dunia yang memiliki kurang lebih 17.508 pulau dan sekitar

Lebih terperinci

Oleh: Umi Hidayah Sahida 1, Noorhidayati 2, Kaspul 3 Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 1,2,3

Oleh: Umi Hidayah Sahida 1, Noorhidayati 2, Kaspul 3 Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 1,2,3 Jurnal Wahana-Bio Volume XVI Desember 2016 UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X MIA 1 SMA NEGERI 6 BANJARMASIN PADA KONSEP EKOSISTEM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Welly Yulianti, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Welly Yulianti, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki luas sekitar enam juta mil persegi, 2/3 diantaranya berupa laut, dan 1/3 wilayahnya berupa daratan. Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang , 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang , 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara di Asia Tenggara, terletak di daerah khatulistiwa dan berada di antara benua Asia dan Australia serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.

Lebih terperinci

2016 HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN KONSEP EKOSISTEM D AN SIKAP SISWA TERHAD AP KONSERVASI TERUMBU KARANG D I SMK NEGERI KELAUTAN D AN PERIKANAN GARUT

2016 HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN KONSEP EKOSISTEM D AN SIKAP SISWA TERHAD AP KONSERVASI TERUMBU KARANG D I SMK NEGERI KELAUTAN D AN PERIKANAN GARUT BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki terumbu karang terluas di dunia, yakni 15% dari seluruh lautan di bumi. Menurut Viva News 2011 menyatakan bahwa berdasarkan hasil riset Coremap LIPI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena termasuk dalam Zone Ekonomi Ekslusif Indonesia (ZEEI). Namun

BAB I PENDAHULUAN. karena termasuk dalam Zone Ekonomi Ekslusif Indonesia (ZEEI). Namun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari ± 17.504 pulau, dengan panjang garis pantai mencapai 95.181 Km dan luas laut sekitar 3.273.810 Km². Sebagai negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan Tugas Akhir ini adalah membuat

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan Tugas Akhir ini adalah membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan Tugas Akhir ini adalah membuat sebuah video feature ilmu pengetahuan, yang mengenalkan potensi terumbu karang kepada anak-anak.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia dengan kurang lebih 17.508 buah pulau dan mempunyai panjang garis pantai 81.791 km (Supriharyono, 2002).

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Diketahui bahwa Papua diberi anugerah Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah. Sumberdaya tersebut dapat berupa sumberdaya hayati dan sumberdaya non-hayati. Untuk sumberdaya

Lebih terperinci

ANALISIS KETERKAITAN DAYA DUKUNG EKOSISTEM TERUMBU KARANG DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN NELAYAN TRADISIONAL

ANALISIS KETERKAITAN DAYA DUKUNG EKOSISTEM TERUMBU KARANG DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN NELAYAN TRADISIONAL ANALISIS KETERKAITAN DAYA DUKUNG EKOSISTEM TERUMBU KARANG DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN NELAYAN TRADISIONAL (Studi Kasus Kelurahan Pulau Panggang, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Propinsi DKI Jakarta)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang didominasi oleh perairan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang didominasi oleh perairan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang didominasi oleh perairan, sehingga Indonesia memiliki keanekaragaman biota laut yang tinggi. Biota laut yang tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang kaya. Hal ini sesuai dengan sebutan Indonesia sebagai negara kepulauan

BAB I PENDAHULUAN. yang kaya. Hal ini sesuai dengan sebutan Indonesia sebagai negara kepulauan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Indonesia terkenal memiliki potensi sumberdaya kelautan dan pesisir yang kaya. Hal ini sesuai dengan sebutan Indonesia sebagai negara kepulauan (archipelagic

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Tual adalah salah satu kota kepulauan yang ada di Provinsi Maluku dengan potensi sumberdaya kelautan dan perikanan yang cukup melimpah serta potensi pariwisata yang

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 LIMBOTO PADA MATERI LINGKUNGAN HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN METODE OUTDOOR STUDY

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 LIMBOTO PADA MATERI LINGKUNGAN HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN METODE OUTDOOR STUDY MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 LIMBOTO PADA MATERI LINGKUNGAN HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN METODE OUTDOOR STUDY Noktah Suciati, Mohamad Jahja, Ahmad Zainuri Universitas Negeri Gorontalo

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG LARANGAN PENGAMBILAN KARANG LAUT DI WILAYAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Indonesia mempakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari. dapat pulih seperti minyak bumi dan gas mineral atau bahan tambang lainnya

Indonesia mempakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari. dapat pulih seperti minyak bumi dan gas mineral atau bahan tambang lainnya A. Latar Belakang Indonesia mempakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.000 pulau dengan garis pantai sepanjang 81.000 km dan luas laut sekitar 5,s juta km2. Wilayah pesisir dan lautan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara ekologis ekosistem padang lamun di perairan pesisir dapat berperan sebagai daerah perlindungan ikan-ikan ekonomis penting seperti ikan baronang dan penyu, menyediakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan, memiliki 18 306 pulau dengan garis pantai sepanjang 106 000 km (Sulistiyo 2002). Ini merupakan kawasan pesisir terpanjang kedua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan jenis flora dan fauna yang sangat tinggi (Mega Biodiversity). Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan jenis flora dan fauna yang sangat tinggi (Mega Biodiversity). Hal ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki kekayaan jenis flora dan fauna yang sangat tinggi (Mega Biodiversity). Hal ini disebabkan karena Indonesia

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA TENGAH

BUPATI BANGKA TENGAH BUPATI BANGKA TENGAH SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA TENGAH,

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau-pulau kecil memiliki potensi pembangunan yang besar karena didukung oleh letaknya yang strategis dari aspek ekonomi, pertahanan dan keamanan serta adanya ekosistem

Lebih terperinci

Mengenal Teluk Tomini

Mengenal Teluk Tomini Mengenal Teluk Tomini Teluk Tomini merupakan salah satu teluk terbesar di Indonesia dengan luas kurang lebih 6 juta hektar dengan potensi sumberdaya alam yang kaya dan unik, sejatinya perlu mendapatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas terdiri dari

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas terdiri dari I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas terdiri dari beberapa pulau besar antara lain Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.

Lebih terperinci

Untuk peningkatan taraf hidup masyarakat wilayah pesisir, maka harus dilakukan pembangunan. Namun, pembangunan tersebut harus juga

Untuk peningkatan taraf hidup masyarakat wilayah pesisir, maka harus dilakukan pembangunan. Namun, pembangunan tersebut harus juga B A B I P E N D A H U L U A N 1.1 Latar Belakang Indonesia, sebagai negara kepulauan, memiliki wilayah laut yang luas dan potensi sumber daya pesisir dan laut yang besar. Hal ini secara jelas telah dinyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Desa Pesisir di Indonesia dihadapkan pada empat persoalan pokok, yakni: (1) tingginya tingkat kemiskinan masyarakat pesisir; pada tahun 2010 kemiskinan di desa-desa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mencapai pulau dengan panjang pantai sekitar km 2 dan luas

BAB I PENDAHULUAN. yang mencapai pulau dengan panjang pantai sekitar km 2 dan luas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar dengan jumlah pulaunya yang mencapai 17.508 pulau dengan panjang pantai sekitar 81.000 km 2 dan luas laut mencapai 5,8

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GIRING QUESTION AND GETTING ANSWER

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GIRING QUESTION AND GETTING ANSWER PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GIRING QUESTION AND GETTING ANSWER DENGAN BERBANTUAN TAKTIK PENGHASIL PERTANYAAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI PADA SISWA KELAS X SMAN 16 BANDA ACEH Mia Zakian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan yang wilayahnya disatukan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan yang wilayahnya disatukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara kepulauan yang wilayahnya disatukan oleh lautan dengan luas seluruh wilayah teritorial adalah 8 juta km 2. Menurut Puslitbang Geologi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari daratan dan lautan seluas ± 5,8 juta Km 2 dan sekitar 70 %

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari daratan dan lautan seluas ± 5,8 juta Km 2 dan sekitar 70 % PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari daratan dan lautan seluas ± 5,8 juta Km 2 dan sekitar 70 % wilayahnya merupakan perairan laut dengan garis pantai sepanjang

Lebih terperinci