RANCANG BANGUN PENGUAT DAYA RF GROUNDED GRID ¼- λ UNTUK SIKLOTRON PROTON 13 MeV

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RANCANG BANGUN PENGUAT DAYA RF GROUNDED GRID ¼- λ UNTUK SIKLOTRON PROTON 13 MeV"

Transkripsi

1 RANCANG BANGUN PENGUAT DAYA RF GROUNDED GRID ¼- λ UNTUK SIKLOTRON PROTON 13 MeV Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan, BATAN Jl.Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb, Yogyakarta ABSTRAK RANCANG BANGUN PENGUAT DAYA RF GROUNDED GRID ¼-λ UNTUK SIKLOTRON PROTON 13 MeV. Telah dilakukan pembuatan penguat daya RF untuk siklotron proton 13 MeV menggunakan tabung tunggal trioda 3CX15000A7 dengan mode grounded grid. Daya RF akan digunakan sebagai sumber tegangan pemercepat bolak-balik siklotron DECY-13 rancangan PTAPB-BATAN. Penalaan (tuning) keluaran daya RF menggunakan teknik RF cavity ¼ λ, bagian inner dari cavity dibuat dari bahan tembaga yang besarnya menyesuaikan diameter tabung 3CX15000A7 yaitu 7. Untuk menekan munculnya frekuensi kelipatan (2f o ) pada keluaran daya RF, penguat daya RF dilengkapi rangkaian low pass filter pasif order 3 yang diharapkan dapat menekan frekuensi harmonik sampai dengan 20 db. Pengujian penguat daya RF telah dilakukan menggunakan beban dummy rersistor 50Ω/10kW. Hasil pengujian pada frekuensi 78 MHz., dengan tegangan anode 5180 V dc dan tegangan filamen 6,0 V ac diperoleh hasil: keluaran daya RF 4860 Watt, pada kondisi arus anode 1,40 A, arus grid 115 ma, daya RF masukan 133 watt dan suhu ruang pengujian 39,6 C. Kata Kunci: RF cavity, radio frekuensi, tabung trioda ABSTRACT DESIGN AND CONSTRUCTION RF POWER AMPLIFIER GROUNDED GRID ¼-λ FOR PROTON CYCLOTRON 13 MEV. A RF power amplifier for 13MeV proton cyclotron using 3CX15000A7 triode tube with grounded grid mode has been constructed. RF power will be used as a source of accelerating alternating voltage for the proton cyclotron DECY-13 designed by PTAPB-BATAN. RF power output tuning using RF cavity technique ¼ λ, the inner of the cavity made of copper which size equal to the diameter of the tube 3CX15000A7 is 7". To suppress the emergence of the second harmonic frequency (2f c ) at the output, the RF power amplifier is equipped with a passive low pass filter circuit of 3 rd order which is expected to suppress harmonic frequency up to 20 db. RF power amplifier has been tested using dummy load resistor 50Ω/10kW. The test results on the frequency of 78 MHz, with anode voltage 5180 Vdc and filament voltage V ac 6.0, are: RF power output 4860 watt, anode current 1.40 A conditioned, grid current 115 ma, RF power input 133 watt and temperature of testing room 39.6 C. Keywords : RF cavity, radio frequency, triode tube PENDAHULUAN P ET/CT (Positron Emission Tomography/ Computerized Tomography) adalah gabungan dari dua teknologi peralatan diagnosa yaitu PET-Scan dan CT-Scan. Gabungan alat ini mampu menghasilkan tingkat akurasi diagnosa lebih tinggi dibandingkan Gamma Camera. Untuk mendukung PET/CT diperlukan suatu siklotron yaitu alat yang digunakan untuk memproduksi fluorodeoxyglucose (FDG) yang fungsinya sebagai penelusur pada pemeriksaan PET/CT scan[1]. PTAPB (Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan) BATAN mempunyai tugas dan fungsi mengembangkan teknologi akselerator, salah satu kegiatannya adalah melakukan rancang bangun siklotron proton 13 MeV untuk produksi radio isotop. Tujuan dari pengembangan ini adalah guna meningkatkan kemampuan sumber daya manusia di BATAN dalam penguasaan teknologi siklotron agar mampu memberikan dukungan rumah sakit pengguna PET/CT dalam permasalahan siklotron. Salah satu bagian siklotron yang perannya penting adalah sumber daya RF (Radio Frequency). Daya RF berfungsi sebagai tegangan pemercepat bolak-balik untuk mempercepat ion secara periodik. Untuk mendukung bekerjanya siklotron 13 MeV diperlukan daya RF kurang lebih 10 kw. Oleh karena itu dalam rangka penguasaan teknologi sumber daya RF, dalam makalah ini dibahas kegiatan penelitian yang berkaitan dengan rancang bangun penguat daya RF menggunakan tabung elektron jenis trioda yang diharapkan mampu mengeluarkan daya RF sesuai kebutuhan. Penguat daya RF menggunakan tabung trioda 3CX15000A7[2] yang dikerjakan dalam mode grounded grid dan sebagai penala (tuning) keluaran digunakan teknik RF cavity ¼ panjang gelombang (λ). RANCANG BANGUN PENGUAT DAYA RF GROUNDED GRID ¼λ UNTUK SIKLOTRON PROTON 13 MEV 31

2 Untuk menekan frekuensi harmonika kelipatan dua (2f c ), pada keluaran penguat daya RF ditambah rangkaian pasif low pass filter (LPF) order 3. Pengujian keluaran daya RF menggunakan beban resistor dummy 50 Ω sehingga daya RF yang dipantulkan balik (reflected) sangat rendah. Apabila panjang fisik saluran tersebut kurang dari ¼ λ, impedansi akan lebih rendah dan pada saluran yang muncul induktif, seperti digambarkan pada Gambar 2. Induktansi ini digunakan untuk beresonansi dengan reaktansi kapasitif dalam tabung dan sirkuit sekitarnya. TEORI Sistem Penguat RF Cavity Tabung power grid secara ideal cocok untuk digunakan sebagai elemen pembangkit daya dalam penguat cavity. Karena melibatkan dimensi fisik, desain cavity biasanya terbatas untuk frekuensi sangat tinggi (VHF) dan di atasnya. RF generator yang frekuensi lebih rendah, untuk membuat kebutuhan rangkaian tangki (tank circuit) biasanya menggunakan perangkat diskrit L dan C. Dua jenis cavity amplifier yang umum digunakan adalah: sistem ¼ dan ½- panjang gelombang (λ)[3]. Cavity ¼-λ adalah yang paling umum digunakan dikarenakan desainnya yang sederhana dan mudah. Banyak variasi dapat ditemukan dalam penguat daya yang berbeda, namun teori yang mendasari operasi adalah sama. Tujuan dari setiap penguat cavity adalah untuk mensimulasikan rangkaian tangki resonansi pada frekuensi operasi dan menyediakan sarana untuk pasangan energi dalam cavity ke jalur transmisi. Dalam penguat cavity, tabung menjadi bagian dari resonan saluran transmisi. Stray antar elektroda dan kapasitansi terdistribusi dan induktansi tabung digunakan untuk kepentingan sebagai bagian dari saluran resonansi. Saluran resonansi ini secara fisis lebih besar dari ekivalen rangkaian resonansi LRC pada frekuensi yang sama, dan ukuran fisis yang lebih besar membantu dalam memecahkan tantangan operasi daya tinggi, kerugian efek kulit, dan masalah tegangan tinggi. Saluran transmisi ¼-λ yang salah satu ujungnya dihubung singkat memiliki impedansi masukan resistif murni tinggi. Secara elektrik, tampak sebagai rangkaian resonansi paralel, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. Gambar 2. Saluran kurang dari ¼ panjang gelombang dihubung singkat a. Rangkaian fisik b. Ekivalen elektrik. Penguat Daya RF Untuk menahan terjadinya daya RF dipantulkan balik (reflected) yang tinggi, penguat daya RF dipilih menggunakan tabung elektron dibandingkan solidstate. Dengan pertimbangan kemudahan dalam penalaan dan harga yang murah, dipilih tabung elektron jenis trioda tipe 3CX15000A7 yang dioperasikan dalam mode grounded grid. Diagram elektronik dari penguat daya RF grounded grid seperti ditampilkan pada Gambar 3. Gambar 3. Diagram penguat daya RF grounded grid. Perhitungan RF Cavity Gambar 1. Saluran ¼ panjang gelombang dihubung singkat a. Rangkaian fisik b. Ekivalen elektrik. Perhitungan panjang RF cavity diperlukan karena kebutuhan panjang agar cavity dapat beresonansi pada frekuensi yang diharapkan kurang dari ¼-λ, hal ini karena dipengaruhi oleh Direct Interelectrodes Capacitance grounded grid[2] dari tabung trioda 3CX15000A7 yaitu: C in = 56 pf dan C out = 36 pf. Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Teknologi Akselerator dan Aplikasinya Vol. 15, Oktober 2013:

3 X = Z tg α (7) L c D1 Z c = 138 log (1,08 ) (8) D 2 D1 µ H L = 0,14 log( ) (9) D ft. 2 Gambar 4. Rangkaian padanan penguat daya RF grounded grid. Rangkaian padanan penguat daya RF seperti ditampilkan pada Gambar 4. P in I a = (1) Va Po P in = (2) η R X V (3) 1 I a o =, 57 cout min = c a 1 (4) 2π f C cp ctunr out X = X + X + X (5) R c( p) o X L = (6) QL dengan : P o : Keluaran Daya RF V a : Tegangan Anode (plate) η : Efisiensi f : Frekuensi Klas operasi = B TATA KERJA Bahan dan Alat Penelitian Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian pembuatan penguat daya RF ini adalah sebagai berikut : 1. Tool Kit 2. Prototip DDS exciter 3. Prototip Penguat RF pendorong LDMOS 4. Frequency Counter 5. Spectrum Analyzer GW Instek GSP Digital Multimeter Sanwa PC SWR analyzer MFJ 269 pro 8. Diconex Forced Air Load 10 kw 9. Coaxial cable dan flange connector 1-5/8 Diagram blok penguat daya RF seperti ditampilkan pada Gambar 6. Plate dari tabung elektron 3CX15000A7 yang mempunyai diameter 7 langsung dihubungkan dengan inner conductor dari RF cavity. Gambar 5. Bentuk pandangan atas RF cavity. Bentuk koaksial kotak (square coaxial) seperti pada Gambar 5, dapat dihitung menggunakan persamaan : Gambar 6. Blok diagram penguat daya RF. RANCANG BANGUN PENGUAT DAYA RF GROUNDED GRID ¼λ UNTUK SIKLOTRON PROTON 13 MEV 33

4 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Panjang RF Cavity Pengujian penentuan panjang RF cavity dilakukan dengan diagram pengujian seperti pada Gambar 7. Pada plate dihubungkan dengan resistor 1,5 kω yang mana nilai resistor ini sesuai dengan perhitungan impedansi keluaran tabung elektron. Filament tabung elektron 3CX15000A7 pada saat pengujian dicatu tegangan 6,3 Vac sesuai dengan spesifikasi teknis tabung elektron tersebut. Pengujian panjang RF cavity (Gambar 7) dilakukan dengan memberikan masukan sinyal yang berasal dari SWR Analyzer MFJ-269 dengan cara mengatur frekuensi keluaran pada 78 MHz., selanjutnya cavity shorting deck diatur sampai SWR pada analyzer menunjuk pada posisi minimum dengan mengubah nilai kapasitan C tune. Pada posisi inilah diperoleh panjang RF cavity. Pada bagian atas dari RF cavity terpasang shorting deck yang digunakan untuk mengatur panjang cavity yang sama dengan induktan. Gambar 9. Bagian bawah RF cavity. Pada bagian RF cavity terdapat dua kapasitor yang digunakan untuk menala keluaran daya RF yaitu C- load dan C-tune. Dengan mengatur posisi kedua kapasitor ini maka keluaran daya RF akan dapat maksimum dan efisien. Blower Pendingin Gambar 7. Blok diagram pengujian RF cavity. Dari hasil pengukuran panjang RF cavity, diperoleh panjang optimum pada frekuensi 78 MHz adalah 34 cm. Persyaratan agar tabung elektron 3CX15000A7 dapat dioperasikan sesuai dengan spesifikasi, diperlukan hembusan udara pada sirip-sirip pendingin anoda. Oleh karena itu pada bagian bawah tabung elektron dipasang Mini centrifugal fan DE dengan kapasitas hembusan udara 1237 cfm. Kapasitas ini sudah memenuhi syarat, karena sesuai dengan spesifikasi[2] pada disipasi daya 10 kw hanya diperlukan ~500 cfm. Catu Daya Tegangan Tinggi Catu daya tegangan tinggi menggunakan 3 buah transformator, koneksi bagian primer dengan konfigurasi star dan dihubungkan catu tegangan AC tiga fasa. Koneksi bagian sekunder dengan konfigurasi delta dan dihubungkan dengan penyearah tiga-fasa gelombang penuh dengan dioda hubungan jembatan (bridge). Gambar 8. Bagian atas dari RF cavity. Diode penyearah menggunakan tipe A12F120 dan A12FR120, seperti ditampilkan pada Gambar 10. Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Teknologi Akselerator dan Aplikasinya Vol. 15, Oktober 2013:

5 diinginkan. Percobaan pengujian yang telah dilakukan dengan umpan daya RF 133 W diperoleh keluaran daya RF 4860 W. Pada kondisi ini arus anoda I a =1,40 A, arus grid I g = 115 ma, dan suhu ruang = 39,6 o C. Gambar 10. Penyerah 3 fase gelombang penuh. Catu daya tegangan tinggi belitan bagian primer dihubungkan ke catu tegangan AC tiga fasa dengan konfigurasi star, sedangkan koneksi bagian sekunder digunakan konfigurasi delta. Bagian sekunder disambungkan dengan rangkaian penyearah jembatan (bridge) 3 fasa. Keluaran tegangan dc dengan konfigurasi delta[5] adalah 3 3 Vdc = Vm = 1, 654 V π Low pass filter (LPF) Untuk menekan frekuensi harmonika terutama frekuensi kelipatan dua (2f c ), keluaran penguat daya RF dilewatkan rangkaian pasif low pass filter (LPF) order 3 (Gambar 11) dengan f c = 78 MHz.. m KESIMPULAN Dari data hasil pengujian yang telah dilakukan, penguat daya RF sudah dapat berfungsi sesuai dengan rancangan. Pengujian belum dilakukan sampai keluaran daya RF maksimum (10 kw) karena ruangan yang digunakan untuk menguji belum memenuhi syarat, terutama berkaitan dengan sirkulasi udara untuk pendingin tabung elektron. Untuk mencapai daya 10 kw dapat dilakukan dengan menaikkan tegangan anoda sampai 7000 V dc sesuai dengan spesifikasi 3CX15000A7. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penguat daya RF yang telah selesai dibuat dapat mendukung kebutuhan sumber daya RF siklotron 13 MeV yang sedang dibangun di PTAPB-BATAN. UCAPAN TERIMA KASIH Dengan selesainya pembuatan penguat daya RF grounded grid ¼-λ ini disampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Saudara Wardhana N. dalam memberikan ide-ide dan merealisasikan menjadi prototip. DAFTAR PUSTAKA [1] Pramudita Anggraita, BATAN Accelerator School, PTAPB-BATAN Yogyakarta, Agustus [2] Technical Data 3CX15000A7, EIMAC division of varian, California 94070, USA. [3] Whitaker, Jerry C., Power Vacuum Tubes Handbook, 2nd Edition. Ed. Jerry C. Whitaker, Boca Raton: CRC Press LLC, [4] D.Li, T.Hu, J. Huang, K. Liu, J.Yang, Proceeding of IPAC2012, New Orleans, Louisiana, USA, THPPC056 hal [5] Power Electronics Handbook, Editor in Chief, Muhammad H. Rasyid, Second Edition, Copyright 2007, Elsevier Inc., Gambar 11. Rangkaian LPF Chebyshev order 3. Pengujian Penguat Daya RF Pengujian penguat daya RF telah dilakukan dengan memberi catu tegangan anoda V a = 5,18 kv dan tegangan filamen V f = 6,0 V ac. Pada bagian keluaran RF dipasang beban dummy 50 Ω/10kW. Selanjutnya pada bagian masukan RF diberi umpan daya RF dan daya dinaikkan secara perlahan-lahan sampai indikator keluaran daya RF menunjukkan daya sesuai yang TANYA JAWAB Darsono Bagaimana cara menentukan panjang cavity, apa secara simulasi atau empiris? RANCANG BANGUN PENGUAT DAYA RF GROUNDED GRID ¼λ UNTUK SIKLOTRON PROTON 13 MEV 35

6 Dilakukan secara simulasi menggunakan software APPCAD Ver dari Agilent Technologies. Dilakukan secara eksperimen menggunakan Standing Wave Ratio analyzer, dengan mengatur panjang/ pendek Cavity. Suprapto Jenis klas osilator yang digunakan dan mohon dijelaskan alasannya? Penguat daya RF menggunakan klas AB, karena dioperasikan dalam grounded-grid dan linear antara daya masukan dan daya keluaran. Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Teknologi Akselerator dan Aplikasinya Vol. 15, Oktober 2013:

PEMBUATAN SISTEM KONTROL DAN PROTEKSI UNTUK PENGUAT DAYA RF SIKLOTRON PROTON 13 MeV

PEMBUATAN SISTEM KONTROL DAN PROTEKSI UNTUK PENGUAT DAYA RF SIKLOTRON PROTON 13 MeV P r a j i t n o Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan, BATAN Jl.Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb, Yogyakarta 55281 e-mail: prajit@batan.go.id ABSTRAK PENGUAT DAYA RF SIKLOTRON PROTON 13 MeV. Telah

Lebih terperinci

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PUSAT TEKNOLOGI AKSELERATOR DAN PROSES BAHAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb, Yogyakarta 55281

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PUSAT TEKNOLOGI AKSELERATOR DAN PROSES BAHAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb, Yogyakarta 55281 BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PUSAT TEKNOLOGI AKSELERATOR DAN PROSES BAHAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb, Yogyakarta 55281 Page 2 Telah dilakukan pembuatan penguat pendorong generator RF untuk siklotron

Lebih terperinci

RANCANGAN SISTEM CATU DAYA DC 2 kv/2 A UNTUK KATODA SUMBER ION SIKLOTRON 13 MeV BERBASIS TRANSFORMATOR

RANCANGAN SISTEM CATU DAYA DC 2 kv/2 A UNTUK KATODA SUMBER ION SIKLOTRON 13 MeV BERBASIS TRANSFORMATOR RANCANGAN SISTEM CATU DAYA DC 2 kv/2 A UNTUK KATODA SUMBER ION SIKLOTRON 13 MeV BERBASIS TRANSFORMATOR Heri Sudarmanto, Untung Margono -BATAN, Babarsari, Yogyakarta 55281 E-mail: ptapb@batan.go.id ABSTRAK

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM RF UNTUK SUMBER ION GENERATOR NEUTRON SAMES J-25

RANCANG BANGUN SISTEM RF UNTUK SUMBER ION GENERATOR NEUTRON SAMES J-25 Taufik, dkk. ISSN 016-318 7 RANCANG BANGUN SISTEM RF UNTUK SUMBER ION GENERATOR NEUTRON SAMES J-5 Taufik, Slamet Santosa Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN ABSTRAK RANCANG BANGUN SISTEM

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENGUAT DAYA RF

RANCANG BANGUN PENGUAT DAYA RF Berkala Fisika ISSN : 141-966 Vol. 6, No. 3, Juli 3, hal. 55-6 RANCANG BANGUN PENGUAT DAYA RF Sapto Nugroho 1, Dwi P. Sasongko, Isnaen Gunadi 1 1. Lab. Elektronika dan Instrumentasi, Jurusan Fisika, UNDIP

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distribusi daya Beban yang mendapat suplai daya dari PLN dengan tegangan 20 kv, 50 Hz yang diturunkan melalui tranformator dengan kapasitas 250 kva, 50 Hz yang didistribusikan

Lebih terperinci

RESONANSI PADA RANGKAIAN RLC

RESONANSI PADA RANGKAIAN RLC ESONANSI PADA ANGKAIAN LC A. Tujuan 1. Mengamati adanya gejala resonansi dalam rangkaian arus bolaik-balik.. Mengukur resonansi pada rangkaian seri LC 3. Menggambarkan lengkung resonansi pada rangkaian

Lebih terperinci

09. Pengukuran Besaran Listrik JEMBATAN ARUS BOLAK BALIK

09. Pengukuran Besaran Listrik JEMBATAN ARUS BOLAK BALIK 09. Pengukuran Besaran Listrik JEMBATAN ARUS BOLAK BALIK 9.1 Pendahuluan Jembatan arus bolak balik bentuk dasarnya terdiri dari : - empat lengan jembatan - sumber eksitasi dan - sebuah detektor nol Pada

Lebih terperinci

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) DAYA ELEKRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. Daya Sesaat Daya adalah energi persatuan waktu. Jika satuan energi adalah joule dan satuan waktu adalah detik, maka satuan daya adalah joule per detik yang disebut

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI

RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI Renny Rakhmawati, ST, MT Jurusan Teknik Elektro Industri PENS-ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya Phone 03-5947280

Lebih terperinci

CIRCUIT DASAR DAN PERHITUNGAN

CIRCUIT DASAR DAN PERHITUNGAN CIRCUIT DASAR DAN PERHITUNGAN Oleh : Sunarto YB0USJ ELEKTROMAGNET Listrik dan magnet adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, setiap ada listrik tentu ada magnet dan sebaliknya. Misalnya ada gulungan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pembangkit Harmonisa Beban Listrik Rumah Tangga. Secara umum jenis beban non linear fasa-tunggal untuk peralatan rumah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pembangkit Harmonisa Beban Listrik Rumah Tangga. Secara umum jenis beban non linear fasa-tunggal untuk peralatan rumah 24 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembangkit Harmonisa Beban Listrik Rumah Tangga Secara umum jenis beban non linear fasa-tunggal untuk peralatan rumah tangga diantaranya, switch-mode power suplay pada TV,

Lebih terperinci

STUDI PENGGUNAAN PENYEARAH 18 PULSA DENGAN TRANSFORMATOR 3 FASA KE 9 FASA HUBUNGAN SEGIENAM

STUDI PENGGUNAAN PENYEARAH 18 PULSA DENGAN TRANSFORMATOR 3 FASA KE 9 FASA HUBUNGAN SEGIENAM ISSN: 1693-693 21 STUDI PENGGUNAAN PENYEARAH 18 PULSA DENGAN TRANSFORMATOR 3 FASA KE 9 FASA HUBUNGAN SEGIENAM Ahmad Saudi Samosir Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung Gedung H-FT

Lebih terperinci

Sheet1. Prosedur & konvensi standard untuk memanggil, menjawab dan berbicara. Memulai dan memutuskan hubungan / kontak. Teknik Pertukaran callsign.

Sheet1. Prosedur & konvensi standard untuk memanggil, menjawab dan berbicara. Memulai dan memutuskan hubungan / kontak. Teknik Pertukaran callsign. Sylabus Amatir Radio Peraturan radio Peraturan lingkungan regulasi, PP, UU, KEPMEN ijin amatir radio biaya / fee callsign batasan power / daya pancar Sheet1 YB YC YD/YH batasan 3 rd party traffic operasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 2 BAB III METODE PENELITIAN Pada skripsi ini metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen (uji coba). Tujuan yang ingin dicapai adalah membuat suatu alat yang dapat mengkonversi tegangan DC ke AC.

Lebih terperinci

DIODA SEBAGAI PENYEARAH (E.1) I. TUJUAN Mempelajari sifat dan penggunaan dioda sebagai penyearah arus.

DIODA SEBAGAI PENYEARAH (E.1) I. TUJUAN Mempelajari sifat dan penggunaan dioda sebagai penyearah arus. DIODA SEBAGAI PENYEARAH (E.1) I. TUJUAN Mempelajari sifat dan penggunaan dioda sebagai penyearah arus. II. DASAR TEORI 2.1 Pengertian Dioda Dioda adalah komponen aktif bersaluran dua (dioda termionik mungkin

Lebih terperinci

Pengkondisian Sinyal. Rudi Susanto

Pengkondisian Sinyal. Rudi Susanto Pengkondisian Sinyal Rudi Susanto Tujuan Perkuliahan Mahasiswa dapat menjelasakan rangkaian pengkondisi sinyal sensor Mahasiswa dapat menerapkan penggunaan rangkaian pengkondisi sinyal sensor Pendahuluan

Lebih terperinci

ANALISIS TEGANGAN TINGGI PADA PESAWAT SINAR-X

ANALISIS TEGANGAN TINGGI PADA PESAWAT SINAR-X ABSTRAK ANALISIS TEGANGAN TINGGI PADA PESAWAT SINAR-X Sujatno, Sigit Bachtiar PRPN-BATAN Kawasan Puspiptek - Serpong ANALISIS TEGANGAN TINGGI PADA PESAWAT SINAR-X, Telah dilakukan analisis terhadap tegangan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana kinerja hasil perancangan yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Blok Diagram dan Alur Rangkaian Blok diagram dan alur rangkaian ini digunakan untuk membantu menerangkan proses penyuplaian tegangan maupun arus dari sumber input PLN

Lebih terperinci

DAFTAR GAMBAR. 1. Gambar 2.1. Prinsip Kerja Kapasitor Gambar 2.2. Prinsip Dasar Proses Tomography... 10

DAFTAR GAMBAR. 1. Gambar 2.1. Prinsip Kerja Kapasitor Gambar 2.2. Prinsip Dasar Proses Tomography... 10 DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1. Gambar 2.1. Prinsip Kerja Kapasitor... 8 2. Gambar 2.2. Prinsip Dasar Proses Tomography... 10 3. Gambar 2.3. Sistem Kerja ECVT... 11 4. Gambar 2.4. Rangkaian Charge/discharege...

Lebih terperinci

Perancangan Penyesuai Impedansi antara RF Uplink dengan Antena Pemancar pada Portable Transceiver Satelit Iinusat-01

Perancangan Penyesuai Impedansi antara RF Uplink dengan Antena Pemancar pada Portable Transceiver Satelit Iinusat-01 Perancangan Penyesuai Impedansi antara RF Uplink dengan Antena Pemancar pada Portable Transceiver Satelit Iinusat-01 Adib Budi Santoso 1), Prof. Ir. Gamantyo H., M.Eng, Ph.D 2), Eko Setijadi, ST., MT.,

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PEMBUATAN PROGRAM KOMPUTER UNTUK KENDALI PEMBANGKIT SINYAL RF SIKLOTRON PROTON 13 MeV DENGAN TEKNIK DDS

ANALISIS DAN PEMBUATAN PROGRAM KOMPUTER UNTUK KENDALI PEMBANGKIT SINYAL RF SIKLOTRON PROTON 13 MeV DENGAN TEKNIK DDS ANALISIS DAN PEMBUATAN PROGRAM KOMPUTER UNTUK KENDALI PEMBANGKIT SINYAL RF SIKLOTRON PROTON 13 MeV DENGAN TEKNIK DDS Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan, BATAN Jl.Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb,

Lebih terperinci

Prosedur & konvensi standard untuk memanggil, menjawab dan berbicara. Memulai dan memutuskan hubungan / kontak. Teknik Pertukaran callsign.

Prosedur & konvensi standard untuk memanggil, menjawab dan berbicara. Memulai dan memutuskan hubungan / kontak. Teknik Pertukaran callsign. Sylabus Materi Penegak Peraturan radio Peraturan lingkungan regulasi, PP, UU, KEPMEN ijin amatir radio biaya / fee callsign batasan power / daya pancar batasan 3 rd party traffic operasi emergency chipher

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Catu Daya Listrik dan Distribusi Daya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Catu Daya Listrik dan Distribusi Daya 9 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Catu Daya Listrik dan Distribusi Daya Pada desain fasilitas penunjang Bandara Internasional Kualanamu adanya tuntutan agar keandalan sistem tinggi, sehingga kecuali

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SALURAN TRANSMISI RF PERCOBAAN 1

LAPORAN PRAKTIKUM SALURAN TRANSMISI RF PERCOBAAN 1 LAPORAN PRAKTIKUM SALURAN TRANSMISI RF PERCOBAAN 1 OLEH: CHASAN BISRI 1041160028/08 KELAS 2B JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PROGRAM STUDI JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL POLITEKNIK NEGERI MALANG 2012 L a p o r

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahap Proses Perancangan Alat Perancangan rangkaian daya Proteksi perangkat daya Penentuan strategi kontrol Perancangan rangkaian logika dan nilai nominal Gambar 3.1 Proses

Lebih terperinci

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian TEORI DASAR 2.1 Pengertian Dioda adalah piranti elektronik yang hanya dapat melewatkan arus/tegangan dalam satu arah saja, dimana dioda merupakan jenis VACUUM tube yang memiliki dua buah elektroda. Karena

Lebih terperinci

Rangkaian Arus Bolak Balik. Rudi Susanto

Rangkaian Arus Bolak Balik. Rudi Susanto Rangkaian Arus Bolak Balik Rudi Susanto Arus Searah Arahnya selalu sama setiap waktu Besar arus bisa berubah Arus Bolak-Balik Arah arus berubah secara bergantian Arus Bolak-Balik Sinusoidal Arus Bolak-Balik

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Radio Frequency sebagai Sumber Ion

Rancang Bangun Sistem Radio Frequency sebagai Sumber Ion Rancang Bangun Sistem Radio Frequency sebagai Sumber Ion WILDAN PANJI TRESNA Pusat Penelitian Fisika LIPI, Komplek PUSPIPTEK Tangerang, Indonesia Email : wildanpanji@gmail.com MUHAMAD NUR Jurusan Fisika

Lebih terperinci

Nama : Taufik Ramuli NIM :

Nama : Taufik Ramuli NIM : Nama : Taufik Ramuli NIM : 1106139866 Rangkaian RLC merupakan rangkaian baik yang dihubungkan dengan paralel pun secara seri, namun rangkaian tersebut harus terdiri dari kapasitor; Induktor; dan resistor.

Lebih terperinci

Simulasi ADCRC (Active Disturbance Rejection Controller) dan kendali PD pada Model Cavity Siklotron DECY 13

Simulasi ADCRC (Active Disturbance Rejection Controller) dan kendali PD pada Model Cavity Siklotron DECY 13 Simulasi ADCRC (Active Disturbance Rejection Controller) dan kendali pada Model Cavity Siklotron DECY 13 Agus Dwiatmaja, Adha Imam Cahyadi, Prapto Nugroho Program Studi Pascasarjana S2 Teknik Elektro,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Arus Transien, Ketahanan Transformator, Jenis Beban. ABSTRACT. Keywords : Transient Current, Transformer withstand, load type.

ABSTRAK. Kata kunci : Arus Transien, Ketahanan Transformator, Jenis Beban. ABSTRACT. Keywords : Transient Current, Transformer withstand, load type. Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Januari 2013 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.1 No.1 Analisis Arus Transien Transformator Setelah Penyambungan Beban Gedung Serbaguna PT

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERFORMA PERANGKAT Efisiensi dan Evaluasi Kerugian daya

BAB IV ANALISA DAN PERFORMA PERANGKAT Efisiensi dan Evaluasi Kerugian daya BAB IV ANALISA DAN PERFORMA PERANGKAT 4. 1 Efisiensi dan Evaluasi Kerugian daya Transfer daya nirkabel adalah proyek yang sangat efisien. Namun perhatian utama dengan paparan teknologi baru ini adalah

Lebih terperinci

PERHITUNGAN ORBIT AWAL BERKAS PROTON PADA CENTRAL REGION SIKLOTRON

PERHITUNGAN ORBIT AWAL BERKAS PROTON PADA CENTRAL REGION SIKLOTRON ISSN 1411-1349 Volume 13, Januari 2012 Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Jln. Babarsari Kotak Pos 6101 ykbb Yogyakarta 55281 Email : pramudita@batan.go.id ABSTRAK. Telah dilakukan perhitungan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Filter Secara umum, filter berfungsi untuk memisahkan atau menggabungkan sinyal informasi yang berbeda frekuensinya. Mengingat bahwa pita spektrum elektromagnetik adalah

Lebih terperinci

BAB I FILTER I. 1. Judul Percobaan. Rangkaian Band Pass Filter. 2. Tujuan Percobaan

BAB I FILTER I. 1. Judul Percobaan. Rangkaian Band Pass Filter. 2. Tujuan Percobaan BAB I FILTER I 1. Judul Percobaan Rangkaian Band Pass Filter 2. Tujuan Percobaan - Menentukan Frekuensi Cut Off dari suatu rangkaian Band Pass Filter. - Menentukan besar Induktansi dari suatu kumparan.

Lebih terperinci

PEMBUATAN DAN ANALISIS EXCITER GENERATOR RF UNTUK SIKLOTRON PROTON DECY-13

PEMBUATAN DAN ANALISIS EXCITER GENERATOR RF UNTUK SIKLOTRON PROTON DECY-13 Pembuatan dan Analisis Exciter Generator RF Untuk Siklotron Proton DECY-13. (Prajitno) PEMBUATAN DAN ANALISIS EXCITER GENERATOR RF UNTUK SIKLOTRON PROTON DECY-13 Prajitno Pusat Teknologi Akselerator dan

Lebih terperinci

DASAR TEORI. Kata kunci: Kabel Single core, Kabel Three core, Rugi Daya, Transmisi. I. PENDAHULUAN

DASAR TEORI. Kata kunci: Kabel Single core, Kabel Three core, Rugi Daya, Transmisi. I. PENDAHULUAN ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA KABEL TANAH SINGLE CORE DENGAN KABEL LAUT THREE CORE 150 KV JAWA MADURA Nurlita Chandra Mukti 1, Mahfudz Shidiq, Ir., MT. 2, Soemarwanto, Ir., MT. 3 ¹Mahasiswa Teknik

Lebih terperinci

RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER) OLEH: SRI SUPATMI,S.KOM

RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER) OLEH: SRI SUPATMI,S.KOM RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER) OLEH: SRI SUPATMI,S.KOM RANGKAIAN PENYEARAH (RECTIFIER) Rangkaian penyearah gelombang merupakan rangkaian yang berfungsi untuk merubah arus bolak-balik (alternating

Lebih terperinci

Desain Konverter DC/DC Zero Voltage Switching dengan Perbaikan Faktor Daya sebagai Charger Baterai untuk Kendaraan Listrik

Desain Konverter DC/DC Zero Voltage Switching dengan Perbaikan Faktor Daya sebagai Charger Baterai untuk Kendaraan Listrik Desain Konverter DC/DC Zero Voltage Switching dengan Perbaikan Faktor Daya sebagai Charger Baterai untuk Kendaraan Listrik BAGUS PRAHORO TRISTANTIO, MOCHAMAD ASHARI, SOEDIBJO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO, FAKULTAS

Lebih terperinci

MODUL FISIKA. TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) DISUSUN OLEH : NENIH, S.Pd SMA ISLAM PB. SOEDIRMAN

MODUL FISIKA. TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) DISUSUN OLEH : NENIH, S.Pd SMA ISLAM PB. SOEDIRMAN MODUL ISIKA TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) DISUSUN OLEH : NENIH, S.Pd SMA ISLAM PB. SOEDIRMAN TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. SUMBER TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK Sumber tegangan bolak-balik

Lebih terperinci

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT Hendrickson 13410221 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma 2010 Dosen Pembimbing : Diah Nur Ainingsih, ST., MT. Latar Belakang Untuk

Lebih terperinci

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PUSAT TEKNOLOGI AKSELERATOR DAN PROSES BAHAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb, Yogyakarta 55281

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PUSAT TEKNOLOGI AKSELERATOR DAN PROSES BAHAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb, Yogyakarta 55281 BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PUSAT TEKNOLOGI AKSELERATOR DAN PROSES BAHAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb, Yogyakarta 55281 Telah dilakukan analisis dan pembuatan program komputer untuk mengendalikan

Lebih terperinci

PEMBUATAN PENGUAT PENDORONG GENERATOR RF SIKLOTRON PROTON DECY-13 MENGGUNAKAN LDMOS BLF578

PEMBUATAN PENGUAT PENDORONG GENERATOR RF SIKLOTRON PROTON DECY-13 MENGGUNAKAN LDMOS BLF578 Volume 13, Januari 2012 ISSN 1411-1349 SIKLOTRON PROTON DECY-13 MENGGUNAKAN LDMOS BLF578 Prajitno, Slamet Santosa Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan, BATAN Jl.Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb, Yogyakarta

Lebih terperinci

Rancangan Awal Prototipe Miniatur Pembangkit Tegangan Tinggi Searah Tiga Tingkat dengan Modifikasi Rangkaian Pengali Cockroft-Walton

Rancangan Awal Prototipe Miniatur Pembangkit Tegangan Tinggi Searah Tiga Tingkat dengan Modifikasi Rangkaian Pengali Cockroft-Walton Rancangan Awal Prototipe Miniatur Pembangkit Tegangan Tinggi Searah Tiga Tingkat dengan Modifikasi Rangkaian Pengali Cockroft-Walton Waluyo 1, Syahrial 2, Sigit Nugraha 3, Yudhi Permana JR 4 Program Studi

Lebih terperinci

Gambar 3. (a) Diagram fasor arus (b) Diagram fasor tegangan

Gambar 3. (a) Diagram fasor arus (b) Diagram fasor tegangan RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK Arus bolak-balik atau Alternating Current (AC) yaitu arus listrik yang besar dan arahnya yang selalu berubah-ubah secara periodik. 1. Sumber Arus Bolak-balik Sumber arus bolak-balik

Lebih terperinci

BAB II PENYEARAH DAYA

BAB II PENYEARAH DAYA BAB II PENYEARAH DAYA KOMPETENSI DASAR Setelah mengikuti materi ini diharapkan mahasiswa memiliki kompetensi: Menguasai karakteristik penyearah setengah-gelombang dan gelombang-penuh satu fasa dan tiga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS Pada bab ini akan dibahas teori yang menunjang perancangan sistem. Pada bab ini juga akan dibahas secara singkat komponen - komponen yang digunakan serta penjelasan mengenai metoda

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen murni. Eksperimen dilakukan untuk mengetahui pengaruh frekuensi medan eksitasi terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rangkaian RLC merupakan suatu rangkaian elektronika yang terdiri dari Resistor, Kapasitor dan Induktor yang dapat disusun seri ataupun paralel. Rangkaian RLC ini merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS RANGKAIAN RLC ARUS BOLAK-BALIK

ANALISIS RANGKAIAN RLC ARUS BOLAK-BALIK ANALISIS RANGKAIAN RLC ARUS BOLAK-BALIK 1. Tujuan Menera skala induktor variabel, mengamati keadaan resonansi dari rangkaian seri RLC arus bolak-balik, dan menera kapasitan dengan metode jembatan wheatstone.

Lebih terperinci

Latihan soal-soal PENGHANTAR

Latihan soal-soal PENGHANTAR Latihan soal-soal PENGHNTR 1 1. Isilah tabel berikut untuk kawat tembaga : Ø (mm) (mm) R untuk 100m (Ω) 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 ρ tembaga = 0,0175 Ωmm 2 /m 2. Pada rangkaian gambar di bawah ini,

Lebih terperinci

tuned filter dan filter orde tiga. Kemudian dianalisa kesesuaian antara kedua filter

tuned filter dan filter orde tiga. Kemudian dianalisa kesesuaian antara kedua filter tuned filter dan filter orde tiga. Kemudian dianalisa kesesuaian antara kedua filter tersebut. 1.5. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini dapat memberikan konsep mengenai penggunaan single

Lebih terperinci

JEMBATAN SCHERING. Cx C 3 Rx

JEMBATAN SCHERING. Cx C 3 Rx JEMBATAN SHEING x x Jembatan Schering, salah satu jembatan arus bolak-balik yang paling penting, di pakai secara luas untuk pengukuran kapasitor. Dia memberikan beberapa keuntungan nyata atas jembatan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Beban non linier pada peralatan rumah tangga umumnya merupakan peralatan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Beban non linier pada peralatan rumah tangga umumnya merupakan peralatan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber Harmonisa Beban non linier pada peralatan rumah tangga umumnya merupakan peralatan elektronik yang didalamnya banyak terdapat penggunaan komponen semi konduktor pada

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK LABORATORIUM TTPL DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2014 PERCOBAAN I BRIEFING PRAKTIKUM Briefing praktikum dilaksanakan hari Selasa

Lebih terperinci

PRAKTIKUM RANGKAIAN RLC DAN FENOMENA RESONANSI

PRAKTIKUM RANGKAIAN RLC DAN FENOMENA RESONANSI PRAKIKUM RANGKAIAN RC DAN FENOMENA RESONANSI (Oleh : Sumarna, ab-elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY) E-mail : sumarna@uny.ac.id 1. UJUAN Praktikum ini bertujuan untuk menyelidiki terjadinya fenomena resonansi

Lebih terperinci

DESAIN DAN IMPLEMENTASI INVERTER SATU PHASA 500 V.A. Habibullah 1 Ari Rizki Ramadani 2 ABSTRACT

DESAIN DAN IMPLEMENTASI INVERTER SATU PHASA 500 V.A. Habibullah 1 Ari Rizki Ramadani 2 ABSTRACT DESAIN DAN IMPLEMENTASI INVERTER SATU PHASA 500 V.A Habibullah 1 Ari Rizki Ramadani 2 ABSTRACT This research aims to create a single phase inverter which serves to complement the performance of a hybrid

Lebih terperinci

BAB 8 HIGH FREQUENCY ANTENNA. Mahasiswa mampu menjelaskan secara lisan/tertulis mengenai jenis-jenis frekuensi untuk

BAB 8 HIGH FREQUENCY ANTENNA. Mahasiswa mampu menjelaskan secara lisan/tertulis mengenai jenis-jenis frekuensi untuk BAB 8 HIGH FREQUENCY ANTENNA Kompetensi: Mahasiswa mampu menjelaskan secara lisan/tertulis mengenai jenis-jenis frekuensi untuk komunikasi, salah satunya pada rentang band High Frequency (HF). Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan perancangan alat, yaitu perancangan perangkat keras dan perancangan perangkat lunak. Perancangan perangkat keras terdiri dari perangkat elektronik

Lebih terperinci

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKSELERATOR PARTIKEL BERMUATAN. Pusat Sains dan Teknologi Akselerator Badan Tenaga Nuklir Nasional

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKSELERATOR PARTIKEL BERMUATAN. Pusat Sains dan Teknologi Akselerator Badan Tenaga Nuklir Nasional PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKSELERATOR PARTIKEL BERMUATAN Pusat Sains dan Teknologi Akselerator Badan Tenaga Nuklir Nasional Alasan dikembangkan AKSELERATOR: Partikel akselerator diteliti dan dikembangkan

Lebih terperinci

1. Pengertian Penguat RF

1. Pengertian Penguat RF 1. Pengertian Penguat RF Secara umum penguat adalah peralatan yang menggunakan tenaga yang kecil untuk mengendalikan tenaga yang lebih besar. Dalam peralatan elektronik dibutuhkan suatu penguat yang dapat

Lebih terperinci

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM KOMUNIKASI RADIO SEMESTER V TH 2013/2014 JUDUL REJECTION BAND AMPLIFIER GRUP 06 5B PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI JAKARTA PEMBUAT

Lebih terperinci

PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 1 / RANGKAIAN LISTRIK / 2015 PERATURAN PRAKTIKUM. 1. Peserta dan asisten memakai kemeja pada saat praktikum

PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 1 / RANGKAIAN LISTRIK / 2015 PERATURAN PRAKTIKUM. 1. Peserta dan asisten memakai kemeja pada saat praktikum PERATURAN PRAKTIKUM 1. Peserta dan asisten memakai kemeja pada saat praktikum 2. Peserta dan asisten memakai sepatu tertutup (untuk perempuan diizinkan menggunakan flat shoes) 3. Peserta mengerjakan dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bandpass Filter Filter merupakan blok yang sangat penting di dalam sistem komunikasi radio, karena filter menyaring dan melewatkan sinyal yang diinginkan dan meredam sinyal yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pembagi Daya 2.1.1 Definisi Pembagi Daya Pembagi daya merupakan komponen pasif microwave yang digunakan untuk membagi daya karena baik port input maupun port output nya match.

Lebih terperinci

Perancangan Dan Realisasi Converter Satu Fasa untuk Baterai Menjalankan Motor AC 1 Fasa 125 Watt

Perancangan Dan Realisasi Converter Satu Fasa untuk Baterai Menjalankan Motor AC 1 Fasa 125 Watt Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Januari 2016 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.4 No.1 Perancangan Dan Realisasi Converter Satu Fasa untuk Baterai Menjalankan Motor AC 1

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI FILTER

BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI FILTER BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI FILTER Pada bab ini akan dibahas mengenai bagaimana proses perancangan dan realisasi band pass filter square open-loop, mulai dari perhitungan matematis, perancangan ukuran,

Lebih terperinci

PERANCANGAN CATU DAYA DC TERKONTROL UNTUK RANGKAIAN RESONANSI BERBASIS KUMPARAN TESLA

PERANCANGAN CATU DAYA DC TERKONTROL UNTUK RANGKAIAN RESONANSI BERBASIS KUMPARAN TESLA PERANCANGAN CATU DAYA DC TERKONTROL UNTUK RANGKAIAN RESONANSI BERBASIS KUMPARAN TESLA Heru Pujiyatmoko*), Mochammad Facta, and Agung Warsito Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

Rancang Bangun Dan Analisis Antena Yagi 11 Elemen Dengan Elemen Pencatu Folded Dipole Untuk Jaringan VOIP

Rancang Bangun Dan Analisis Antena Yagi 11 Elemen Dengan Elemen Pencatu Folded Dipole Untuk Jaringan VOIP Rancang Bangun Dan Analisis Antena Yagi 11 Elemen Dengan Elemen Pencatu Folded Dipole Untuk Jaringan VOIP Fandy Himawan [1], Aad Hariyadi [2], Moch.Taufik [3] Program Studi Jaringan Telekomunikasi Digital,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada alat ini. Dimulai dari uraian perangkat keras lalu uraian perancangan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERACAGA SISTEM Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perencanaan modul pengatur mas pada mobile x-ray berbasis mikrokontroller atmega8535 yang meliputi perencanaan dan pembuatan rangkaian

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika Listrik Arus Bolak-balik - Soal Doc. Name: RK13AR12FIS0401 Version: 2016-12 halaman 1 01. Suatu sumber tegangan bolak-balik menghasilkan tegangan sesuai dengan fungsi

Lebih terperinci

MODUL 1 PRINSIP DASAR LISTRIK

MODUL 1 PRINSIP DASAR LISTRIK MODUL 1 PINSIP DASA LISTIK 1.Dua Bentuk Arus Listrik Penghasil Energi Listrik o o Arus listrik bolak-balik ( AC; alternating current) Diproduksi oleh sumber tegangan/generator AC Arus searah (DC; direct

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS 4.1. Modul Sumber Pada modul ini ada 2 output yang tersedia, yaitu output setelah LM7815 dan output setelah LM7805. Saat dilakukan pengujian menggunakan multimeter, output

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ini terlihat dengan semakin banyaknya penggunaan peralatan elektronik baik pada

BAB 1 PENDAHULUAN. ini terlihat dengan semakin banyaknya penggunaan peralatan elektronik baik pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini peralatan elektronika daya cukup berkembang dengan pesat. Hal ini terlihat dengan semakin banyaknya penggunaan peralatan elektronik baik pada rumah tangga,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Harmonisa Dalam sistem tenaga listrik dikenal dua jenis beban yaitu beban linier dan beban tidak linier. Beban linier adalah beban yang memberikan bentuk gelombang keluaran

Lebih terperinci

ANALISA UJI TRANSFORMATOR 350 V/20 A UNTUK CATU DAYA NITRIDASI PLASMA DOUBLE CHAMBER

ANALISA UJI TRANSFORMATOR 350 V/20 A UNTUK CATU DAYA NITRIDASI PLASMA DOUBLE CHAMBER 244 ISSN 0216-3128 Saefurrochman., dkk. ANALISA UJI TRANSFORMATOR 350 V/20 A UNTUK CATU DAYA NITRIDASI PLASMA DOUBLE CHAMBER Saefurrochman dan Suprapto Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan-BATAN,

Lebih terperinci

VERONICA ERNITA K. ST., MT. Pertemuan ke - 5

VERONICA ERNITA K. ST., MT. Pertemuan ke - 5 VERONICA ERNITA K. ST., MT Pertemuan ke - 5 DIODA SEMIKONDUKTOR Resistor merupakan sebuah piranti linear karena grafik arus terhadap tegangan merupakan garis lurus. Berbeda dengan dioda. Dioda merupakan

Lebih terperinci

Adaptor/catu daya/ Power Supply

Adaptor/catu daya/ Power Supply Adaptor/catu daya/ merupakan sumber tegangan DC. Sumber tegangan DC ini dibutuhkan oleh berbagai macam rangkaian elektronika untuk dapat dioperasikan. Rangkaian inti dari catu daya / Power Supply ini adalah

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG PERCOBAAN OSILATOR. Disusun Oleh : Kelompok 2 DWI EDDY SANTOSA NIM

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG PERCOBAAN OSILATOR. Disusun Oleh : Kelompok 2 DWI EDDY SANTOSA NIM LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG PERCOBAAN OSILATOR Disusun Oleh : Kelompok 2 DWI EDDY SANTOSA NIM. 1141160049 JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL 2011/2012 POLITEKNIK NEGERI MALANG jl.soekarno

Lebih terperinci

ANTENA YAGI. Oleh : Sunarto YBØUSJ

ANTENA YAGI. Oleh : Sunarto YBØUSJ ANTENA YAGI Oleh : Sunarto YBØUSJ UMUM Sebelum kita berbicara tentang antena Yagi atau antena pengarah marilah kita menengok terlebih dahulu antena isotropic. Antena isotropic adalah antena yang memancarkan

Lebih terperinci

I Wayan Rinas. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran, Bali, *

I Wayan Rinas. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran, Bali, * Simulasi Penggunaan Filter Pasif, Filter Aktif dan Filter Hybrid Shunt untuk Meredam Meningkatnya Distorsi Harmonisa yang Disebabkan Oleh Munculnya Gangguan Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

APLIKASI TEKNOLOGI MICROSTRIP PADA ALAT UKUR KOEFISIEN PANTUL

APLIKASI TEKNOLOGI MICROSTRIP PADA ALAT UKUR KOEFISIEN PANTUL ORBITH VOL. 11 NO. JULI 015 : 86 91 APLIKASI TEKNOLOGI MICROSTRIP PADA ALAT UKUR KOEFISIEN PANTUL Oleh: Budi Basuki Subagio Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. Soedarto,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai adalah tegangan dan arus bolak-balik ( AC). Sedangkan tegangan dan arus

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai adalah tegangan dan arus bolak-balik ( AC). Sedangkan tegangan dan arus BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam istilah elektro, transformator adalah suatu alat yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi listrik dengan frekuensi yang sama. Perubahan energi

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Induksi Elektromagnet Nama : Kelas/No : / - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS BOLAK-BALIK Induksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Prosedur Penelitian Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa langkah, antara lain studi literatur, kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret - Mei 2015 dan tempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret - Mei 2015 dan tempat III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret - Mei 205 dan tempat pelaksanaan penelitian ini di Laboratorium Elektronika Jurusan Fisika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

1. PRINSIP KERJA CATU DAYA LINEAR

1. PRINSIP KERJA CATU DAYA LINEAR 1. PRINSIP KERJA CATU DAYA LINEAR Perangkat elektronika mestinya dicatu oleh suplai arus searah DC (direct current) yang stabil agar dapat bekerja dengan baik. Baterai atau accu adalah sumber catu daya

Lebih terperinci

UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY MENGGUNAKAN INVERTER PWM 3 LEVEL. oleh Roy Kristanto NIM :

UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY MENGGUNAKAN INVERTER PWM 3 LEVEL. oleh Roy Kristanto NIM : UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY MENGGUNAKAN INVERTER PWM 3 LEVEL oleh Roy Kristanto NIM : 612007004 Skripsi Untuk melengkapi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Elektro

Lebih terperinci

Universitas Bina Darma; Jl. A. Yani No. 03 Palembang 1. Program Studi Teknik Elektro, Universitas Bina Darma 2

Universitas Bina Darma; Jl. A. Yani No. 03 Palembang 1. Program Studi Teknik Elektro, Universitas Bina Darma 2 HARMONISA PENYEBAB PENURUNAN ARUS PADA BEBAN NONLINEAR Ali Kasim* 1, Tamsir Ariyadi 2 1,2 Universitas Bina Darma; Jl. A. Yani No. 03 Palembang 1 Program Studi Teknik Elektro, Universitas Bina Darma 2 Program

Lebih terperinci

MAKALAH KELOMPOK 2. Converter AC to DC

MAKALAH KELOMPOK 2. Converter AC to DC MAKALAH KELOMPOK 2 Converter AC to DC PENYUSUN No NRM Nama Mahasiswa 1 5215141100 Egy Nuralamsyah 2 521514 Dea Nurrohma Satriawan 3 5215144162 Muhammad Rizal Fahlevi PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Lebih terperinci

TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1)

TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1) TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1) DASAR ELEKTRONIKA KOMPONEN ELEKTRONIKA SISTEM BILANGAN KONVERSI DATA LOGIC HARDWARE KOMPONEN ELEKTRONIKA PASSIVE ELECTRONIC ACTIVE ELECTRONICS (DIODE

Lebih terperinci

Berikut ini rumus untuk menghitung reaktansi kapasitif dan raktansi induktif

Berikut ini rumus untuk menghitung reaktansi kapasitif dan raktansi induktif Resonansi paralel sederhana (rangkaian tank ) Kondisi resonansi akan terjadi pada suatu rangkaian tank (tank circuit) (gambar 1) ketika reaktansi dari kapasitor dan induktor bernilai sama. Karena rekatansi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Inverter dan Aplikasi Inverter daya adalah sebuah perangkat yang dapat mengkonversikan energi listrik dari bentuk DC menjadi bentuk AC. Diproduksi dengan segala bentuk dan ukuran,

Lebih terperinci

Rancang Bangun Rangkaian AC to DC Full Converter Tiga Fasa dengan Harmonisa Rendah

Rancang Bangun Rangkaian AC to DC Full Converter Tiga Fasa dengan Harmonisa Rendah Rancang Bangun Rangkaian AC to DC Full Converter Tiga Fasa dengan Harmonisa Rendah Mochammad Abdillah, Endro Wahyono,SST, MT ¹, Ir.Hendik Eko H.S., MT ² 1 Mahasiswa D4 Jurusan Teknik Elektro Industri Dosen

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN ARUS BOLAK BALIK

SOAL DAN PEMBAHASAN ARUS BOLAK BALIK SOAL DAN PEMBAHASAN ARUS BOLAK BALIK Berikut ini ditampilkan beberapa soal dan pembahasan materi Fisika Listrik Arus Bolak- Balik (AC) yang dibahas di kelas 12 SMA. (1) Diberikan sebuah gambar rangkaian

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM INVERTER DAN SWITCHING PADA UPS (UNINTERUPTABLE POWER SUPPLY) BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51

DESAIN SISTEM INVERTER DAN SWITCHING PADA UPS (UNINTERUPTABLE POWER SUPPLY) BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51 DESAIN SISTEM INVERTER DAN SWITCHING PADA UPS (UNINTERUPTABLE POWER SUPPLY) BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51 LAPORAN PROYEK AKHIR Oleh : FIKRY KHARIZMY ANNASRY NIM 031903102061 PROGRAM STUDI DIPLOMA III

Lebih terperinci