Kualitas dan Nilai Ekonomis Nugget Pada Berbagai Proporsi Penggantian Daging Ayam Dengan Tahu
|
|
- Veronika Johan
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Jurnal Ilmu Peternakan, Juni 2008, hal. 1 7 ISSN Vol. 3 No.1 Kualitas dan Nilai Ekonomis Nugget Pada Berbagai Proporsi Penggantian Daging Ayam Dengan Tahu (The Quality And Economic Value Of Nugget At Various Substitution Proportion Chicken Meat By Tofu) Ira SK Puarada 1), Siti Ch. Chotimah 2) dan Amrih L Killian 3) 1) Alumni Jurusan Produksi Ternak, 2)dan 3) Staf Pengajar Jurusan Produksi Ternak FPPK UNIPA ABSTRACT The aim of the research was observing the effect of substituting chicken meat as main material in nugget production with tofu on nugget quality and its production cost. The research was design in Complete Random Design with four compositions of chicken meat and tofu as nugget production material, i.e., A=100% chicken meat; B= 85% chicken meat and 15% tofu; C=70% chicken meat and 30% tofu; D = 55% chicken meat and 45% tofu. Nugget quality tested based on its water content and cooking loose. The economical value of substituting chicken meat with tofu tested based on its production cost reduction and Break Event Point at each material composition. The result showed that substituting chicken meat with tofu was very significantly affected the nugget water content (P<0.01), and was significantly affected its cooking loose (P<0.05). Moreover, the production cost and break event point was lower with the higher proportion of tofu in material. However, the optimum quality and production cost of the nugget was at 85% chicken meat and 15% tofu. Key words: Nugget, Chicken Meat, Tofu. PENDAHULUAN Sub sektor peternakan yang merupakan bagian dari sektor pertanian bertujuan untuk memenuhi kebutuhan protein hewani dan perbaikan gizi masyarakat Indonesia. Kebutuhan protein hewani dapat dipenuhi dari susu, telur dan daging serta hasil olahannya. Menurut Stadelman, dkk (1988) sumber daging salah satunya adalah ayam, yang merupakan bahan makanan yang paling disukai oleh masyarakat di dunia. Hal ini disebabkan karena daging ayam mempunyai kualitas protein yang baik dengan kandungan asam amino esensial yang tinggi dan mudah dicerna serta sebagai sumber vitamin B dan zat besi. Lebih lanjut dikatakan daging ayam juga memiliki daging yang lembut, warnanya merah terang, bersih, menarik dan mudah diolah. Sama halnya dengan produk peternakan lainnya, daging ayam merupakan salah satu komoditas peternakan yang cepat mengalami kerusakan. Kerusakan ini terutama disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme. Untuk itu, tindakan penanganan guna mencegah terjadinya kerusakan pada daging dilakukan melalui kegiatan pengolahan bahan pangan hewani. Kegiatan pengolahan ditujukan untuk mengurangi aktivitas mikroorganisme. Selain itu pengolahan dimaksudkan untuk menganekaragamkan hasil produksi daging sehingga menjadi daya tarik bagi konsumen (Sudarisman dan Elvira, 1996). Bentuk-bentuk hasil pengolahan daging ayam antara lain adalah; bakso, abon, sosis dan nugget. Nugget merupakan salah satu bentuk olahan dari daging, umumnya daging ayam, yang telah ditambah dengan bumbu-bumbu/bahan tertentu sehingga
2 2 PUARADA, DKK Jurnal Ilmu Peternakan menghasilkan cita rasa yang khas (Anonimous, 2002). Bahan utama nugget adalah daging yang harganya relative mahal, sehingga mengakibatkan harga jual nugget menjadi tinggi, sehingga diperlukan alternative lain untuk menggantikan sebagian daging ayam dengan bahan lain yang harganya relative murah, tetapi mutunya tidak berbeda jauh dengan daging ayam. Winarno (1993) mengemukakan bahwa mutu protein tahu sudah mendekati mutu protein daging ayam dan sapi. Dengan demikian, tahu dapat dijadikan alternative lain untuk menggantikan sebagian daging ayam dalam proses pembuatan nugget. Anonimous (2002) mengemukakan bahwa penggunaan tahu di dalam nugget untuk menggantikan sebagian daging ayam dapat menurunkan biaya produksi, sehingga akan dapat menurunkan harga jual nugget. Dengan demikian diharapkan nugget akan dapat dikonsumsi seluruh lapisan masyarakat. Penggunaan tahu dalam proses pembuatan nugget untuk menggantikan sebagian daging ayam haruslah tetap memperhatikan selera konsumen. Oleh karenanya diperlukan suatu penelitian untuk mengetahui kualitas nugget yang sebagian bahan utamanya digantikan dengan tahu dan berapa besar penurunan biaya produksi sebagai akibat dari penggantian sebagaian bahan utama nugget. BAHAN DAN METODA Penelitian ini dilaksanakan di sub Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan, Perikanan dan Ilmu Kelautan. Bahan yang digunakan adalah: 2kg daging ayam tanpa tulang: 450g tahu; 7% es batu; 2% NaCl; 0,3% STTP; 3% maizena; 10g CMC; 150g terigu; 150g maizena (sebagai bahan pengikat); 500ml air; 0,2% merica; 2% bawang putih; tepung roti; minyak goreng dan minyak tanah. Sedangkan alat yang digunakan berupa; kompor, wajan, kulkas, blender, timbangan, pisau, telenan, kompor, piring kecil, oven, thermometer, vochdoos, desikator, jam, thermometer dab alat tulis menulis. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan sehingga diperoleh 12 satuan percobaan. Perlakuan yang diberikan adalah: A = 100% daging ayam; B = 85% daging ayam dan 15% tahu; C = 70% daging ayam dan 30% tahu; dan D = 55% daging ayam + 45% tahu. Daging ayam yang akan digunakan terlebih dahulu disimpan dalam kulkas selama kurang lebih 12 jam. Setelah itu, daging ayam digiling, kemudian dicampur dengan tahu sesuai perlakuan. Bahan-bahan yang lain (es batu, NaCl, STTP, maizena), setelah ditimbang dimasukkan ke dalam adonan. Cetak adonan dalam loyang persegi dengan ketebalan 1,5cm, kemudian bekukan dalam freezer selama 12 jam. Selanjutnya adonan yang telah beku dipotong-potong dengan ukuran 1 x 3cm, sisihkan. Buat adonan pengikat dengan cara CMC 10% diblender bersama air 300ml kemudian ditambah dengan maizena 150g tepung 150g dan 200 ml air, aduk sampai kental. Celupkan potongan nugget dalam pengikat, kemudian gulingkan ditepung roti, ulang sebanyak 2 kali. Goreng nugget di atas api kecil selama 50 detik, sampai berwarna kecoklatan. Variabel yang diamati adalah Kadar Air, Susut masak serta nilai ekonominya berupa biaya produksi dan titik impas (BEP). Data yang terkumpul akan dianalisa sesuai dengan rancangan yang digunakan dan jika terdapat perbedaan akan dilanjutkan dengan uji BNJ (Beda Nyata Jujur), sedangkan nilai ekonomis dianalisis melalui perhitungan ekonomi dengan menggunakan rumus biaya produksi dan titik impas (BEP).
3 Vol. 3, 2008 KUALITAS DAN NILAI EKONOMIS NUGGET 3 HASIL DAN PEMBAHASAN Kadar Air Hasil penelitian memperlihatkan ratarata persentase kadar air nugget yang diberi perlakuan tersaji pada Tabel 1. Tabel 1. Rata-rata Persentase Kadar Air Nugget dengan Perlakuan Penggantian Sebagian Bahan Utama Nugget dengan Tahu Ulangan Perlakuan A B C D Total Rata-rata 72.06a 72.76a 75.16b 76.19b Ket: Huruf-huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) A : 100% daging ayam B : 85% daging ayam + 15% tahu C : 70% daging ayam + 30% tahu D : 55% daging ayam + 45 % tahu Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penggantian sebagian bahan utama nugget dengan tahu memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0.01) terhadap kadar air nugget yang dihasilkan. Kadar air tertinggi diperoleh pada perlakuan penggantian tahu sebanyak 45% dan terendah diperoleh pada perlakuan tanpa penggantian tahu. Hal ini dikarenakan dalam pembuatan nugget, daging ayam yang digunakan mengalami proses penggilingan sehingga jaringan ikat yang terdapat dalam daging menjadi rusak sehingga daya mengikat airnya menjadi rendah. Akibatnya air di dalam daging menjadi bebas dan mudah menguap sehingga kadar air menjadi rendah (Gunardi, dkk, 2002). Sedangkan kadar air tertinggi yang diperoleh pada perlakuan penggantian tahu 45% disebabkan karena, meskipun tahu tidak memiliki jaringan ikat, tetapi dalam tahu terdapat butiran-butiran pati yang memiliki kemampuan mengikat air, sehingga walaupun mengalami proses pengolahan kadar airnya menjadi lebih tinggi daripada daging. Sutrisno (1995) mengemukakan bahwa tahu memiliki kadar air sebesar 83%. Berdasarkan hasil Uji Beda Nyata Jujur, kadar air antara perlakuan A dan B tidak berbeda, begitu juga dengan perlakuan C dan D, namun antar perlakuan A, B dan C, D menunjukkan perbedaan yang nyata. Hal ini dikarenakan pada perlakuan B taraf tahu yang digunakan untuk menggantikan sebagian daging ayam dalam pembuatan nugget hanya 15% sehingga kadar airnya tidak berbeda nyata dengan perlakuan A. Begitupun pada perlakuan C kadar airnya tidak berbeda dengan perlakuan D masingmasing perlakuan menggunakan taraf tahu yang hampir sama banyak yaitu 30% dan 45%, sehingga kadar airnya tidak berbeda. Susut Masak Hasil penelitian terhadap susut masak nugget karena pengaruh perlakuan penggantian sebagian bahan utama dengan tahu tersaji pada Tabel 2.
4 4 PUARADA, DKK Jurnal Ilmu Peternakan Tabel 2. Rata-rata Persentase Susut Masak Nugget karena Pengaruh Perlakuan Penggantian Sebagian Bahan Utama dengan Tahu. Ulangan Perlakuan A B C D I 7,70 5,15 4,88 3,88 II 6,17 5,86 4,44 4,47 III 7,03 7,45 5,31 4,58 Total 20,90 18,46 14,63 12,93 Rata-rata 6,97a 6,15a 4,88b 4,31b Ket: Huruf-huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05). A : 100% daging ayam B : 85% daging ayam + 15% tahu C : 70% daging ayam + 30% tahu D : 55% daging ayam + 45 % tahu Tabel 2 memperlihatkan bahwa ratarata susut masak nugget tertinggi pada perlakuan A sebesar 6,97% dan yang terendah pada perlakuan D sebesar 4,31%. Hasil analisis ragam memperlihatkan bahwa penggantian sebagian bahan utama nugget dengan tahu memberikan pengaruh yang nyata (P<0.05) terhadap ssut masak nugget, dimana persentase susut masak tertinggi pada perlakuan tanpa penggunaan tahu dan susut masak terendah pada perlakuan dengan penggunaan tahu terbanyak. Menurut Soeparno (1998), susut masak sangat dipengaruhi oleh hilangnya air selama pemasakan. Makin tinggi temperature pemasakan atau makin lama waktu pemasakan, makin besar kadar air produk daging yang hilang. Lama pemasakan dan suhu pemasakan yang digunakan pada setiap perlakuan adalah sama yaitu 50 detik dan C. Selain itu menurut Haris dan Karmas (1989), penurunan kadar air dalam produk daging turut mempengaruhi susut masak produk daging tersebut. Keadaan ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa pada perlakuan 55% daging ayam + 45% tahu kadar airnya sebesar 76,19% susut masaknya 4,31%, pada perlakuan 70% daging ayam + 30% tahu kadar airnya sebesar 72,76% susut masaknya 6,15%. Dan pada perlakuan 100% daging ayam kadar airnya sebesar 72,06% susut masaknya 6,97%. Hasil Uji Beda Nyata menuinjukkan, bahwa susut masak antara perlakuan A dan B tidak berbeda nyata (P>0.05), sama halnya pada perlakuan C dan D. Tapi antara perlakuan A, B dan C, D menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05). Hal ini karena kadar air pada perlakuan A dan B hampir sama begitupun pada perlakuan C dan D, sehingga pada lama pemasakan dan suhu pemasakan yang sama pada setiap perlakuan diperoleh susut masak yang tidak berbeda nyata. Sedangkan pada perlakuan A, B dan C, D berbeda nyata karena taraf tahu yang digunakan pada perlakuan C, D lebih banyak dari pada perlakuan A, B. Menurut Soeparno (1998), produk daging dengan susut masak yang lebih kecil mempunyai kualitas yang lebih baik dari pada produk daging yang susut masaknya lebih besar. Hal ini disebabkan karena produk daging dengan susut masak yang lebih besar kandungan nutrisinya lebih rendah karena hilang selama proses pemasakan. Nilai Ekonomis Nugget Hasil perhitungan biaya (Biaya Variable, Biaya Tetap, Total Biaya Produksi
5 Vol. 3, 2008 KUALITAS DAN NILAI EKONOMIS NUGGET 5 dan Break Event Point) nugget yang diberi perlakuan penggantian sebagian bahan utama nugget dengan tahu disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Perhitungan Biaya (Biaya Variabel, Biaya Tetap, Total Biaya Produksi dan Titik Impas/Break Event Point) Nugget Dengan Perlakuan Penggantian Sebagian Bahan Utama Nugget Dengan Tahu. Perlakuan Biaya Variabel (Rp) Biaya Tetap (Rp) Nilai Ekonomis Total Biaya Produksi (Rp) Break Event Point A , , ,00 1,44 B , , ,00 1,23 C , , ,00 1,07 D , , ,00 0,95 Keterangan: Hasil perhitungan biaya variabel merupakan biaya variabel untuk 1 kg karena 500gr bahan utama yang digunakan dalam pembuatan nugget menghasilkan 1 kg nugget, dengan harga jual di Kota Manokwari yaitu Rp ,00 per kg. A : 100% daging ayam; B : 85% daging ayam + 15% tahu; C : 70% daging ayam + 30% tahu; D : 55% daging ayam + 45 % tahu Hasil perhitungan biaya pada Tabel 3 menunjukkan bahwa apabila dalam pembuatan nugget tanpa penggantian tahu (100% daging ayam) maka biaya variabel yang dibutuhkan adalah sebesar Rp ,00 dan biaya tetapnya sebesar Rp ,00), sehingga total biaya produksi yang dibutuhkan sebesar Rp ,00. Sedangkan nilai BEP untuk 100% daging ayam adalah 1,44, sehingga untuk memperoleh keuntungan maka jumlah produksi nugget per hari harus lebih besar dari 1,44 kg. Apabila daging daging sebanyak 15% digantikan dengan tahu maka biaya variabel yang dibutuhkan adalah sebesar Rp ,00 dan biaya tetapnya sebesar Rp ,00, sehingga total biaya produksi yang dibutuhkan sebesar Rp ,00, dengan nilai BEPnya 1,23, sehingga untuk memperoleh keuntungan maka jumlah produksi nugget per hari harus lebih besar dari 1,23 kg. Apabila daging sebanyak 30% digantikan dengan tahu maka biaya variabel yang dibutuhkan adalah sebesar Rp ,00 dan biaya tetapnya sebesar Rp ,00, sehingga total biaya produksi yang dibutuhkan sebesar Rp ,00 dan nilai BEPnya 1,07, sehingga untuk memperoleh keuntungan maka jumlah produksi nugget harus lebih besar dari 1,07 kg. Apabila daging sebanyak 45% digantikan dengan tahu maka biaya variabel yang dibutuhkan adalah sebesar Rp ,00) dan biaya tetapnya sebesar Rp ,00, sehingga total biaya produksi yang dibutuhkan sebesar Rp ,00 dengan nilai BEPnya 0,95, sehingga untuk memperoleh keuntungan maka jumlah produksi nugget perhari harus lebih besar dari 0,95kg. Berdasarkan nilai ekonomis pada Tabel di atas maka dapat ditentukan produk nugget dari perlakuan mana yang memiliki biaya produksi yang rendah dengan penurunan biaya yang besar, tapi tetap harus memperhatikan selera konsumen. Dari Tabel diketahui bahwa hasil perhitungan biaya produksi terendah (Rp ,00) dihasilkan oleh perlakuan D dengan penurunan biaya sebesar 16,85%. Perlakuan D memiliki kadar air dengan susut masak yang tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan perlakuan D tertinggi dari semua perlakuan (4,31).
6 6 PUARADA, DKK Jurnal Ilmu Peternakan Pada perlakuan C penurunan biayanya sebesar 11,23%, penyusutan biaya ini lebih rendah bila dibandingkan dengan perlakuan D, namun pada perlakuan C kadar air dan susut masaknya tidak berbeda dengan perlakuan D. Pada perlakuan B penurunan biaya tidak sebesar pada perlakuan C dan D yaitu 5,62%, namun perlakuan B memiliki kadar air dan susut masak yang tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan perlakuan A ini adalah keunggulan dari perlakuan B karena walaupun pada perlakuan ini sudah ditambahkan tahu namun kadar air dan susut masaknya tidak berbeda nyata dengan perlakuan A yang tanpa penggunaan tahu. Berdasarkan hasil perhitungan nilai ekonomis dan kualitas dari nugget yang dihasilkan dari setiap perlakuan, maka perlakuan terbaik yang dapat digunakan yaitu perlakuan dengan taraf penggunaan tahu sebanyak 15% di dalam pembuatan nugget dengan jumlah bahan utamanya daging ayam sebanyak 85%, namun ini dikembalikan lagi kepada konsumen (tergantung selera konsumen) karena untuk semua perlakuan memiliki kemungkinan untuk diterima oleh konsumen. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1. Penggunaan tahu untuk menggantikan sebagian bahan utama dalam pembuatan nugget berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar air nugget, dan berpengaruh nyata (P< 0,05) terhadap susut masak nugget, dimana semakin banyak tahu yang digunakan, kadar air nugget yang dihasilkan semakin tinggi dan susut masaknya semakin rendah. 2. Penggantian sebagian daging ayam oleh tahu dalam pembuatan nugget akan menurunkan biaya produksi, dimana semakin banyak tahu yang digunakan maka penurunan biaya produksi semakin besar. 3. Perlakuan terbaik dalam penelitian ini adalah pembuatan nugget dengan komposisi 85% daging ayam + 15% tahu. Saran Dari kesimpulan di atas maka dapat disarankan : 1. Sebaiknya dalam pembuatan nugget digunakan komposisi 85% daging ayam +15% tahu. 2. Perlu dilakukan penelitian lanjut untuk mengetahui nilai gizi dari nugget yang sebagian bahan utamanya telah diganti dengan tahu. DAFTAR PUSTAKA Anonimous, Sedap Sekejap Edisi 2 / III Februari AOAC, Ofificial Methode of Analysis 12 th ed. Association of Official Analytical Chemist. Washington DC. Gunardi E., Rudi P., Komariah., Henny dan Irma I.A., Diktat Kuliah Pengolahan Hasil Ternak Pedaging. Laboratorium Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Besar Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (tidak diterbitkan). Horngren C.T. and G. Foster., Akutansi Biaya. Penterjemah Sinaga M. Penerbit Erlangga. Jakarta Lipsey, Richard G and Steiner., Pengantar Ilmu Ekonomi. Pebnterjemah Wasana A.J. dan Kirbrandoko. Penerbit Erlangga. Jakarta Soeparno, Pilihan Produksi Daging Sapid an Teknologi Prosesing Daging Unggas. Fakultas Peternakan Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (tidak diterbitkan) , Ilmu dan Teknologi Daging. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
7 Vol. 3, 2008 KUALITAS DAN NILAI EKONOMIS NUGGET 7 Sudarisman T., dan Elvina A.R., Petunjuk Memilih Produk Ikan dan Daging. Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta. Winarno F.G., Pangan gizi, Teknologi dan Konsumen. Penerbit Pustaka Sinar Harapan. Jakarta. Woran J dan AL Killian, Bahan Ajar Ilmu Usaha Tani Ternak dan Koperasi. Fakultas Pertanian Universitas Cenderawasih Manokwari (Tidak diterbitkan).
Penuntun Praktikum Teknologi Pengolahan Hasil Ternak Islami
Penuntun Praktikum Teknologi Pengolahan Hasil Ternak Islami Oleh : Prof. Dr. Ir. H. MS. Effendi Abustam, M.Sc LABORATORIUM TEKNOLOGI HASIL TERNAK TERPADU JURUSAN ILMU PETERNAKAN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM
LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM Penyusun: Haikal Atharika Zumar 5404416017 Dosen Pembimbing : Ir. Bambang Triatma, M.Si Meddiati Fajri Putri S.Pd, M.Sc JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN
Lebih terperinciSIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK BEEF NUGGET MENGGUNAKAN TEPUNG YANG BERBEDA (Physic and organoleptic characteristic of beef nugget using different flour)
SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK BEEF NUGGET MENGGUNAKAN TEPUNG YANG BERBEDA (Physic and organoleptic characteristic of beef nugget using different flour) Yulianti 1, Harapin Hafid 2, Astriana Naphirah 2 1.
Lebih terperinciPENGOLAHAN DAGING NUGGET. Materi 6b TATAP MUKA KE-6 Semester Genap
PENGOLAHAN DAGING NUGGET Materi 6b TATAP MUKA KE-6 Semester Genap 2015-2016 BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman REFERENSI
Lebih terperinciMETODE. Waktu dan Tempat
14 METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini berlangsung pada bulan Juni sampai September 2010. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Analisis Pangan, Laboratorium Percobaan Makanan, dan Laboratorium
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan mulai pada bulan Januari 11 hingga Juni 11. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium lapang University Farm Sukamantri, Labolatorium
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap pemenuhan nilai gizi
PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap pemenuhan nilai gizi sudah banyak perubahan dalam pola makan, sebagai dampak dari adanya perubahan tingkat ekonomi dan pendidikan penduduknya.
Lebih terperinciBahan Baku daging ikan 500 g. tepung tapioka 50 g. merica halus 1/2 sendok teh. bawang merah 7,5 g. bawang putih 1,5 g. jahe 0,5 g.
SOSIS IKAN Sosis adalah salah satu produk olahan dari bahan hewani. Secara umum sosis diartikan sebagai makanan yang dibuat dari daging yang telah dicincang, dihaluskan, dan diberi bumbubumbu, dimasukkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat yang dewasa ini sudah banyak dikenal dan dikonsumsi oleh berbagai kalangan
Lebih terperinciTEKNOLOGI PENGOLAHAN NUGGET
TEKNOLOGI PENGOLAHAN NUGGET REFERENSI Barbut, S. 2012. Convenience breaded poultry meat products New developments. Trends in Food Science & Technology 26: 14-20. 1 PRODUK PENGERTIAN DAN ISTILAH Nugget:
Lebih terperinciKADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK NUGGET FORMULAS IKAN TONGKOL DAN JAMUR TIRAM PUTIH YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI. Program studi pendidikan biologi
KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK NUGGET FORMULAS IKAN TONGKOL DAN JAMUR TIRAM PUTIH YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI Program studi pendidikan biologi Disusun oleh: Arif Rachmad Hakim A420100085 PENDIDIKAN BIOLOGI
Lebih terperinciKey words: chicken nuggets, broiler chicken livers, the fat content, elasticity, flavour
Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p 301 308 Online at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj KADAR LEMAK, KEKENYALAN DAN CITA RASA NUGGET AYAM YANG DISUBSTITUSI DENGAN HATI AYAM
Lebih terperinciSifat Kimia dan Palatabilitas Nugget Ayam Menggunakan Jenis dan Konsentrasi Bahan Pengisi yang Berbeda
Sifat Kimia dan Palatabilitas Nugget Ayam Menggunakan Jenis dan Konsentrasi Bahan Pengisi yang Berbeda Chemical Properties and Palatability of Chicken Nugget Using Difference Type and Concentration of
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai gizi dari suatu makanan yang
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai gizi dari suatu makanan yang dikonsumsi semakin meningkat seiring dengan meningkatnya tingkat pendidikan dan kesadaran masyarakat
Lebih terperinciPEMANFAATAN DAUN KELOR (Moringa oleifera Lamk.) SEBAGAI BAHAN CAMPURAN NUGGET IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis C.)
PEMANFAATAN DAUN KELOR (Moringa oleifera Lamk.) SEBAGAI BAHAN CAMPURAN NUGGET IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis C.) NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Lebih terperinciMODUL 2 NUGGET IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu nugget ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang kenyal dan rasa khas ikan.
MODUL 2 NUGGET IKAN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu mengolah nugget ikan yang bertekstur kenyal, lembut dan bercita rasa enak. Indikator Keberhasilan: Mutu nugget
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan
20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Politeknik
Lebih terperinciAnimal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p Online at :
Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p 97 104 Online at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj TINGKAT KEKENYALAN, DAYA MENGIKAT AIR, KADAR AIR, DAN KESUKAAN PADA BAKSO DAGING SAPI
Lebih terperinciIII.MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September - Desember 2014
III.MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September - Desember 2014 di Laboratorium Teknologi Pascapanen (TPP) Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas
Lebih terperinciKADAR PROTEIN DAN BETAKAROTEN BAKSO IKAN TUNA YANG DIPERKAYA JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DAN UMBI WORTEL NASKAH PUBLIKASI
KADAR PROTEIN DAN BETAKAROTEN BAKSO IKAN TUNA YANG DIPERKAYA JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DAN UMBI WORTEL NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : DESTI TRISNANINGSIH A 420 100 128 FAKULTAS KEGURUAN DAN
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Nugget Ayam Bahan pangan sumber protein hewani berupa daging ayam mudah diolah, dicerna dan mempunyai citarasa yang enak sehingga disukai banyak orang. Daging ayam juga merupakan
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN ANGKAK SEBAGAI PEWARNA ALAMI TERHADAP PRODUKSI KORNET DAGING AYAM
PENGARUH PEMBERIAN ANGKAK SEBAGAI PEWARNA ALAMI TERHADAP PRODUKSI KORNET DAGING AYAM Disajikan oleh : Arsidin(E1A007003), dibawah bimbingan Haris Lukman 1) dan Afriani 2) Jurusan Produksi Ternak, Fakultas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya
2.1 Komposisi Kimia Udang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Udang merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya lebih
Lebih terperinciKARAKTERISTIK BAKSO IKAN PATIN (Pangasius hypophthalmus) DENGAN PENAMBAHAN JANTUNG PISANG KEPOK (Musa paradisiaca) TERHADAP PENERIMAAN KONSUMEN
KARAKTERISTIK BAKSO IKAN PATIN (Pangasius hypophthalmus) DENGAN PENAMBAHAN JANTUNG PISANG KEPOK (Musa paradisiaca) TERHADAP PENERIMAAN KONSUMEN Oleh Josua naibaho 1), Ira sari 2), Suparmi 2) Email: chuajion@yahoo.com
Lebih terperinciKAJIAN SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK PENGGUNAAN BEBERAPA JENIS FILLER TERHADAP SOSIS DAGING BABI
KAJIAN SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK PENGGUNAAN BEBERAPA JENIS FILLER TERHADAP SOSIS DAGING BABI Siswosubroto E. Surtijono 1 ; Indyah Wahyuni 1, Arie Dp. Mirah 1 1) Fakultas Peternakan Unsrat Manado, 95115
Lebih terperinciNUGGET BANANA SKIN. Disusun oleh: Arnitya S. P. (X MIA 4/03) Theana Leoma (X MIA 4/27) SMA SANTA ANGELA. Jl. MERDEKA NO 24 BANDUNG
NUGGET BANANA SKIN Disusun oleh: Arnitya S. P. (X MIA 4/03) Theana Leoma (X MIA 4/27) SMA SANTA ANGELA Jl. MERDEKA NO 24 BANDUNG 2014-2015 LEMBAR PENGESAHAN JUDUL: NUGGET BANANA SKIN Menyetujui, Pembimbing
Lebih terperinciPenggunaan Berbagai Bahan Pengisi pada Nugget Itik Air (The Application of Various Voluminous Matter on Waterfowls Nugget)
Penggunaan Berbagai Bahan Pengisi pada Nugget Itik Air (The Application of Various Voluminous Matter on Waterfowls Nugget) Nurzainah Ginting, Namida Umar 1 1) Departemen Peternakan Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG AREN ( Arenga pinnata) TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN AKSEPTABILITAS KORNET IRIS ITIK PETELUR AFKIR
PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG AREN ( Arenga pinnata) TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN AKSEPTABILITAS KORNET IRIS ITIK PETELUR AFKIR Sarah Mayang Surgawi, Wendry Setyadi Putranto, dan Kusmajadi Suradi Fakultas
Lebih terperinciMODUL 5 PIZZA IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut, rasa dan aroma khas ikan.
MODUL 5 PIZZA IKAN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu membuat pizza ikan yang enak, bertekstur lembut dan rasa yang lezat. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan
Lebih terperinciPengaruh Jenis Otot dan Lama Penyimpanan terhadap Kualitas Daging Sapi
Pengaruh dan terhadap Kualitas Daging Sapi Syafrida Rahim 1 Intisari Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Produksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jambi pada tahun 2008. Penelitian bertujuan
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW
JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 3 No.1 ; Juni 2016 ISSN 2407-4624 PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW *RIZKI AMALIA 1, HAMDAN AULI
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan dan
9 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan dan Laboratorium Rekayasa Pangan dan Hasil Pertanian Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro.
Lebih terperinciAnimal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p Online at :
Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p 295 300 Online at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj KADAR PROTEIN DAN KEEMPUKAN NUGGET AYAM DENGAN BERBAGAI LEVEL SUBSTITUSI HATI AYAM BROILER
Lebih terperinciSOSIALISASI DAN PEMBUATAN NUGGET DARI AMPAS TAHU UNTUK MENINGKATKAN EKONOMI MASYARAKAT GAMPONG LENGKONG, KECAMATAN LANGSA BARO, KOTA LANGSA
SOSIALISASI DAN PEMBUATAN NUGGET DARI AMPAS TAHU UNTUK MENINGKATKAN EKONOMI MASYARAKAT GAMPONG LENGKONG, KECAMATAN LANGSA BARO, KOTA LANGSA Nurlaila Handayani 1* Yusnawati 2 Nina Fahriana 3 Fakultas Teknik
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat
I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia karena rasanya disukai dan harganya jauh lebih murah di banding harga daging lainnya. Daging
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian dan Tempat dan Waktu Penelitian. Kg/Kap/Thn, sampai tahun 2013 mencapai angka 35 kg/kap/thn.
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kerangka Penelitian, Hipotesis Penelitian dan Tempat dan Waktu
Lebih terperinciPengaruh Beberapa Level Daging Itik Manila dan Tepung Sagu terhadap Komposisi Kimia dan Sifat Organoleptik Bakso
Pengaruh Beberapa Level Daging Itik Manila dan Tepung Sagu terhadap Komposisi Kimia dan Sifat Organoleptik Bakso Effect of Manila Duck Meat and Cassava Powder on Chemical Composition and Organoleptic Properties
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN SOSIS AYAM
LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN SOSIS AYAM Penyusun: Haikal Atharika Zumar 5404416017 Dosen Pembimbing : Ir. Bambang Triatma, M.Si Meddiati Fajri Putri S.Pd, M.Sc JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN
Lebih terperinciPENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG KEDELAI DAN TEPUNG JAGUNG TERHADAP KADAR AIR, ph, TOTAL KOLONI BAKTERI DAN MASA SIMPAN BAKSO ITIK AFKIR SKRIPSI.
PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG KEDELAI DAN TEPUNG JAGUNG TERHADAP KADAR AIR, ph, TOTAL KOLONI BAKTERI DAN MASA SIMPAN BAKSO ITIK AFKIR SKRIPSI Oleh : WIKE ANA VERMALIDA 06 163 005 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Bidang teknologi pangan terus mengalami perkembangan dari tahun ke
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bidang teknologi pangan terus mengalami perkembangan dari tahun ke tahun, karena pangan merupakan salah satu faktor utama yang dibutuhkan mahluk hidup khususnya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagian besar masyarakat. Sampai saat ini produk-produk sumber protein
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kekurangan konsumsi protein diduga sebagai salah satu penyebab gizi buruk di Indonesia. Hal ini yang diakibatkan oleh rendahnya taraf perekonomian sebagian besar masyarakat.
Lebih terperinciPenambahan Bahan Pengikat pada Nugget Itik Serati (The Addition of Binder Matter on Waterfowls Nugget)
Penambahan Bahan Pengikat pada Nugget Itik Serati (The Addition of Binder Matter on Waterfowls Nugget) Nurzainah Ginting Staf Pengajar Departemen Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Dewasa ini kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai gizi suatu produk
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai gizi suatu produk pangan semakin meningkat, sehingga berdampak pada peningkatan permintaan pangan yang memiliki nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. : Jalan Pemuda I, Rawamangun-Jakarta Timur
1 BAB I PENDAHULUAN Nama Perusahaan Bidang Usaha Jenis Produk Alamat Perusahaan Nomor Telepon : Corp. : Produk Makanan : Nugget Tahu : Jalan Pemuda I, Rawamangun-Jakarta Timur : 083895161xxx A. Identifikasi
Lebih terperinciKata Kunci : Nugget, Uji Organoleptik.
67 UJI ORGANOLEPTIK TERHADAP BERBAGAI BAHAN DASAR NUGGET Selvia Nurlaila, Desi Maharani Agustini, Joko Purdiyanto Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Madura e-mail : selvia.3aca@gmail.com,
Lebih terperinciPEMBUATAN NUGGET IKAN (FISHNUGGET) SEBAGAI SALAH SATU USAHA DEFERENSIASI PENGOLAHAN IKAN DI BANDA ACEH
PKMK-1-1-1 PEMBUATAN NUGGET IKAN (FISHNUGGET) SEBAGAI SALAH SATU USAHA DEFERENSIASI PENGOLAHAN IKAN DI BANDA ACEH Suhendra, Meri syafrianur, Marhaway, Maria Ulfah, Silly Offina B Jurusan Ilmu Kelautan,
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Cobb umur 55 minggu yang di ambil bagian dadanya dan dipisahkan dari
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Peralatan Penelitian 3.1.1 Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari bahan utama dan bahan tambahan. Bahan utama yang digunakan
Lebih terperinciPROPOSAL BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) PEMBANGUNAN MASYARAKAT PESISIR (CCD-IFAD) TAHUN 2014 OLEH KELOMPOK MASYARAKAT PESISIR
PROPOSAL BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) PEMBANGUNAN MASYARAKAT PESISIR (CCD-IFAD) TAHUN 2014 OLEH KELOMPOK MASYARAKAT PESISIR NO PARAMETER URAIAN 1 Kabupaten/Kota Kota Makasaar 2 Kecamatan/Desa Kelurahan
Lebih terperinciPEMANFAATAN JANTUNG PISANG KEPOK KUNING (Musa paradisiaca) TEPUNG KEDELAI DAN TEPUNG TAPIOKA SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN PADA BAKSO DAGING SAPI
PEMANFAATAN JANTUNG PISANG KEPOK KUNING (Musa paradisiaca) TEPUNG KEDELAI DAN TEPUNG TAPIOKA SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN PADA BAKSO DAGING SAPI NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: FARHANA A420090154 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciPENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi
PENDAHULUAN Latar Belakang Daging merupakan salah satu komoditi pertanian yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan protein, karena daging mengandung protein yang bermutu tinggi, yang mampu menyumbangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melimpah. Kekayaan dan keragaman sumber daya laut tersebut telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki sumber daya laut yang melimpah. Kekayaan dan keragaman sumber daya laut tersebut telah dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia
Lebih terperinciPENGARUH PROPORSI TEPUNG TERIGU : PISANG TANDUK KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR TERHADAP KUALITAS CAKE SKRIPSI. Oleh :
PENGARUH PROPORSI TEPUNG TERIGU : PISANG TANDUK KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR TERHADAP KUALITAS CAKE SKRIPSI Oleh : PRAPTI AKHIRININGSIH NPM : 0533010001 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI
Lebih terperinciKAJIAN PENERIMAAN KONSUMEN DAN MUTU NUGGET UDANG REBON (Acetes erythraeus)
Jurnal Penelitian Pertanian BERNAS, Volume 8, No 2 : 55-66 KAJIAN PENERIMAAN KONSUMEN DAN MUTU NUGGET UDANG REBON (Acetes erythraeus) Oleh: Desmelati 2), Sumarto 2) Saputri Meilin 1), Abstract An assessment
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. dikonsumsi khususnya anak anak dalam periode pertumbuhan agar tumbuh
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daging merupakan sumber protein hewani yang bermutu tinggi dan perlu dikonsumsi khususnya anak anak dalam periode pertumbuhan agar tumbuh normal dan sehat, karena bahan
Lebih terperinciPENGARUH SUBSTITUSI DAGING SAPI DENGAN KULIT CAKAR AYAM TERHADAP DAYA IKAT AIR (DIA), RENDEMEN DAN KADAR ABU BAKSO SKRIPSI. Oleh:
PENGARUH SUBSTITUSI DAGING SAPI DENGAN KULIT CAKAR AYAM TERHADAP DAYA IKAT AIR (DIA), RENDEMEN DAN KADAR ABU BAKSO SKRIPSI Oleh: NURUL TRI PRASTUTY H2E 006 035 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian
Lebih terperinciPENGARUH JENIS DAGING DAN TINGKAT PENAMBAHAN TEPUNG TAPIOKA YANG BERBEDA TERHADAP KUALITAS BAKSO
139 Buana Sains Vol 7 No 2: 139-144, 2007 PENGARUH JENIS DAGING DAN TINGKAT PENAMBAHAN TEPUNG TAPIOKA YANG BERBEDA TERHADAP KUALITAS BAKSO Kgs Ahmadi 1), Akhadiyah Afrila 2), Wahyudi Ika Adhi 2) 1)PS Teknologi
Lebih terperinciPengaruh Pencampuran Tepung Ampas Tahu Dan Tepung Sagu Terhadap Mutu Nugget Ayam
Pengaruh Pencampuran Tepung Ampas Tahu Dan Tepung Sagu Terhadap Mutu Nugget Ayam Sahadi Didi Ismanto 1) ; Aisman 1) ;Feriviani 2) 1 )Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, 2 ) Alumni Jurusan Teknologi
Lebih terperinci1 I PENDAHULUAN. Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian, dan (1.7) Waktu
1 I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1.1) Latar Belakang Masalah, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis
Lebih terperinciMeningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi
Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Bawang merah merupakan komoditas hortikultura yang memiliki permintaan yang cukup tinggi dalam bentuk segar. Meskipun demikian, bawang merah
Lebih terperinciTEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN
Page1 TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) merupakan salah satu komoditi sayuran buah yang sangat
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA Nugget Ayam Menurut SNI (2002) nugget merupakan salah satu produk olahan daging
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Nugget Ayam Menurut SNI (2002) nugget merupakan salah satu produk olahan daging yang dicetak, dimasak dan dibekukan serta terbuat dari campuran daging giling yang diberi bahan
Lebih terperinciKUALITAS FISIKOKIMIA NAGET AYAM YANG MENGGUNAKAN FILER TEPUNG SUWEG (Amorphophallus campanulatus B1). Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
Abstrak KUALITAS FISIKOKIMIA NAGET AYAM YANG MENGGUNAKAN FILER TEPUNG SUWEG (Amorphophallus campanulatus B1). Jajang Gumilar, Obin Rachmawan, dan Winda Nurdyanti Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging kelinci, daging
1 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian telah dilaksanakan pada bulan April 2011 di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro Semarang. 3.1. Materi Materi yang digunakan
Lebih terperinciJAGUNG. Bahan Pangan Alternatif SERI BACAAN ORANG TUA
19 SERI BACAAN ORANG TUA JAGUNG Bahan Pangan Alternatif Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional
Lebih terperincib. Bahan pangan hewani bersifat lunak dan lembek sehingga mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar.
pengertian Bahan Pangan Hewani dan Nabati dan pengolahannya Secara garis besar, bahan pangan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu bahan pangan asal tumbuhan (nabati) dan bahan pangan asal hewan (hewani).
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. banyak ditemukan dan dikonsumsi yaitu ikan tongkol. Secara ilmu pengetahuaan,
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciPENGARUH BERBAGAI FILLER (BAHAN PENGISI) TERHADAP KARAKTERISTIK DAN DAYA TERIMA CHICKEN NUGGET SKRIPSI. Oleh MARGI KUSUMANINGRUM
PENGARUH BERBAGAI FILLER (BAHAN PENGISI) TERHADAP KARAKTERISTIK DAN DAYA TERIMA CHICKEN NUGGET SKRIPSI Oleh MARGI KUSUMANINGRUM FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN UNIVERSITAS DIPONEGORO S E M A R A N G
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2014 di Laboratorium Rekayasa
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2014 di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
24 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Peralatan Penelitian 3.1.1. Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1) Daging ayam broiler strain Cobb fillet bagian dada
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan
I. PENDAHULUAN Bab ini akan menjelaskan tentang : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis
Lebih terperinciPENGARUH BERBAGAI FILLER (BAHAN PENGISI) TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK BEEF NUGGET
Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p 247 252 Online at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj PENGARUH BERBAGAI FILLER (BAHAN PENGISI) TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK BEEF NUGGET (The
Lebih terperinciMATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-November 2014 di
II. MATERI DAN METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-November 2014 di Laboratorium Teknologi Pascapanen dan Laboratorium Nutrisi dan Kimia Fakultas Pertanian
Lebih terperinci1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.
1 I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis,
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN TELUR ITIK DENGAN KONSENTRASI BERBEDA TERHADAP MUTU BAKSO BELUT (Monopterus albus) ELITA
PENGARUH PEMBERIAN TELUR ITIK DENGAN KONSENTRASI BERBEDA TERHADAP MUTU BAKSO BELUT (Monopterus albus) ELITA Dosen pada Program Studi Teknologi Hasil Perikanan Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciPENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN. Agus Sutanto
PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN Agus Sutanto PENDAHULUAN Kebutuhan pangan selalu mengikuti trend jumlah penduduk dan dipengaruhi oleh peningkatan pendapatan per kapita serta perubahan pola konsumsi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Sifat Fisik Meatloaf. Hasil penelitian mengenai pengaruh berbagai konsentrasi tepung tulang
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Sifat Fisik Meatloaf 4.1.1 Daya Ikat Air Meatloaf Hasil penelitian mengenai pengaruh berbagai konsentrasi tepung tulang rawan ayam terhadap daya
Lebih terperinciPROPOSAL BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) PEMBANGUNAN MASYARAKAT PESISIR (CCD-IFAD) TAHUN 2014 OLEH KELOMPOK MASYARAKAT PESISIR
PROPOSAL BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) PEMBANGUNAN MASYARAKAT PESISIR (CCD-IFAD) TAHUN 2014 OLEH KELOMPOK MASYARAKAT PESISIR NO PARAMETER URAIAN 1 Kabupaten/Kota Kota Makasaar 2 Kecamatan/Desa Kelurahan
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENINGKATAN NILAI JUAL IKAN NON EKONOMIS MELALUI USAHA CEMILAN CFC CRISPY FISH CARAAGE
LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENINGKATAN NILAI JUAL IKAN NON EKONOMIS MELALUI USAHA CEMILAN CFC CRISPY FISH CARAAGE BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN Disusun oleh: Ketua : Cholifah C34090047
Lebih terperinciPENDAHULUAN. ekonomi yang masih lemah tersebut tidak terlalu memikirkan akan kebutuhan
PENDAHULUAN Latar Belakang Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Indonesia ternyata sampai sekarang konsumsi protein kita masih bisa dikatakan kurang, terutama bagi masyarakat yang mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi makanan beranekaragam yang dapat memberikan sumbangan zat gizi yang cukup bagi tubuh, dengan adanya
Lebih terperinciSTMIK AMIKOM YOGYAKARTA
KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS BISNIS TEMPE MENDOAN BERBAGAI RASA DISUSUN OLEH : NAMA : REENATO GILANG NIM : 11.11.5583 KELAS : 11-S1 TI-14 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012/2013 ABSTRAK Pada saat ini,sedang
Lebih terperinciPengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)
Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher) The Effect of Continued Substitution of Tofu on Basal Feed (BR-2) on The
Lebih terperinciANALISIS ORGANOLEPTIK PADA HASIL OLAHAN SOSIS IKAN AIR LAUT DAN AIR TAWAR
ANALISIS ORGANOLEPTIK PADA HASIL OLAHAN SOSIS IKAN AIR LAUT DAN AIR TAWAR Ridawati Marpaung 1 Asmaida Abstract Penelitian ini bertujuan melakukan analisis organoleptik dari hasil olahan sosis ikan air
Lebih terperinciJajang Gumilar, Obin Rachmawan, dan Winda Nurdyanti Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
JURNAL ILMU TERNAK JUNI 2011, VOL. 11, NO. 1, 1 5 Kualitas Fisikokimia Naget Ayam yang Menggunakan Filer Tepung Suweg (Amorphophallus campanulatus B1) (Physicochemical Quality of Chicken Nugget Using Suweg
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. bahan tambahan. Bahan utama yaitu daging sapi bagian paha belakang (silverside)
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Peralatan Penelitian 3.1.1 Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari bahan utama dan bahan tambahan. Bahan utama yaitu daging
Lebih terperinciM. Yogie Nugraha 1), Edison 2), and Syahrul 2) Abstract
The Effect of Addition of Tempe Powder on Consumer Acceptance, Protein, and NPN Composition of fish Protein Concentrate Prepared from Pangasius Catfish (Pangasiushypopthalmus) By M. Yogie Nugraha 1), Edison
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. yang telah mengalami pemanasan sampai setengah matang (precooked), kemudian
TINJAUAN PUSTAKA Nugget. Nuget merupakan salah satu jenis produk beku siap saji yaitu produk yang telah mengalami pemanasan sampai setengah matang (precooked), kemudian dibekukan. Produk beku siap saji
Lebih terperinciPengolahan Sagu (Metroxylon) sebagai Bahan Baku Pembuatan Es Krim
JURNAL EDUKASI KIMIA e-issn: 2548-7825 p-issn: 2548-4303 Pengolahan Sagu (Metroxylon) sebagai Bahan Baku Pembuatan Es Krim Ainun Mardhiah 1* dan Marlina Fitrika 2 1 Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, sementara pengujian mutu gizi dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan jajanan sudah menjadi kebiasaan yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai golongan apapun
Lebih terperinciMETODE Lokasi dan Waktu Materi Rancangan Percobaan Analisis Data
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Produksi Ternak Ruminansia Besar, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan dan Laboratorium Seafast, Pusat
Lebih terperinciDENDENG PENGASAPAN Dendeng adalah irisan daging yang dikeringkan dan ditambah bumbu. Pembuatan dendeng untuk memperoleh cita rasa khas adalah mengguna
DENDENG PENGASAPAN BERKADAR LEMAK RENDAH DAN PENGARUH PEMASAKAN TERHADAP MUTU DENDENG Azman Balai Pengkajian Teknotogi Pertanian Sumatera Barat ABSTRACK The smoking way to draying of dendeng could make
Lebih terperinciSIFAT ORGANOLEPTIK NUGGET DAGING BROILER MENGGUNAKAN TEPUNG TEMPE. Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi Manado, 95115
SIFAT ORGANOLEPTIK NUGGET DAGING BROILER MENGGUNAKAN TEPUNG TEMPE Ermila Nile, I. Wahyuni *, T. A. Ransaleleh, L. Ch. M. Karisoh Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi Manado, 95115 ABSTRAK Tujuan
Lebih terperinciUJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK DAGING SAPI REBUS YANG DILUNAKKAN DENGAN SARI BUAH NANAS (Ananas comosus) NASKAH PUBLIKASI
UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK DAGING SAPI REBUS YANG DILUNAKKAN DENGAN SARI BUAH NANAS (Ananas comosus) NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: DIAN WIJAYANTI A 420 100 074 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BONGGOL. PISANG ( Musa paradisiaca ) TERHADAP DAYA SERAP AIR DAN DAYA TERIMA BROWNIES
ARTIKEL ILMIAH PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BONGGOL PISANG ( Musa paradisiaca ) TERHADAP DAYA SERAP AIR DAN DAYA TERIMA BROWNIES Disusun Oleh : HANDISKAWATI J 300 090 012 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciPENGARUH CAMPURAN TEPUNG TERIGU DENGAN BEBERAPA JENIS TEPUNG DAN JUMLAH DAGING BELUT TERHADAP MUTU NAGET BELUT
PENGARUH CAMPURAN TEPUNG TERIGU DENGAN BEBERAPA JENIS TEPUNG DAN JUMLAH DAGING BELUT TERHADAP MUTU NAGET BELUT (The Effect of The Mixture of Wheat Flour With Some Kind of Flour and The Amount of Eel Meat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daging merupakan salah satu hasil dari ternak yang memiliki kandungan gizi lengkap yang disukai oleh masyarakat. Daging yang dikonsumsi oleh manusia dapat berasal
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciDEMO MASAK DIES NATALIS KE-35 UNIKA SOEGIJAPRANATA 2017
DEMO MASAK DIES NATALIS KE-35 UNIKA SOEGIJAPRANATA 2017 NUGGET SINGKONG, BAKSO SINGKONG OLEH MAHASISWA : NUTRISI DAN TEKNOLOGI KULINER FAKULTAS TEKONOLOGI PANGAN UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG LATAR BELAKANG
Lebih terperinci