PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MELALUI. Supono
|
|
- Susanto Tedjo
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) ISSN (Media Cetak) (Media Online) SMP Negeri 3 Wanayasa, Banjarnegara Abstrak Tujuan Penelitian ini adalah untuk meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPS Terpadu Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Focus Group Discusion (FGD) dengan Media Kartu. Subyek Penelitian ini berjumlah 31 siswa dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pengumpulan data dilakukan dengan cara : observasi, tes dan dokumentasi. Hasil penelitian terbukti dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPS Terpadu pada Materi Memahami Pranata dan Penyimpangan Sosial. Saran yang diberikan yaitu pelaksanaan penelitian baru sampai siklus II, peneliti selanjutnya dapat menambah siklus untuk mendapatkan hasil yang lebih signifikan Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia Kata Kunci: Hasil Belajar; Kartu; Model Focus Group Discusion (FGD); Motivasi Belajar PENDAHULUAN Saat ini bagi Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 3 Wanayasa Semester Genap Tahun Pelajaran 2017/2018 berjumlah 31 siswa dengan perincian laki-laki 19 orang dan perempuan 12 orang. Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran dan hasil kondisi awal pada Materi Memahami Pranata dan Penyimpangan Sosial, KD 6.1. Mendeskripsikan Pranata Sosial dalam Kehidupan Masyarakat, menunjukkan motivasi dan hasil belajar yang rendah. Dari 31 siswa, diketahui 19 siswa (61,29%) yang berhasil mencapai KKM 75. Sisanya 12 siswa (38,87%) belum berhasil mencapai KKM 75. Artinya 38,87% siswa kelas VIII A mengalami masalah atau kesulitan dalam pembelajaran. Keadaan seperti ini bisa mempengaruhi proses pembelajaran IPS Terpadu pada Materi Memahami Pranata dan Penyimpangan Sosial, ke arah yang tidak menguntungkan pembelajaran. Keadaan ini menuntut guru untuk melakukan perbaikan proses pembelajaran. Maka harus dicari solusinya agar motivasi dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan, baik secara individu maupun klasikal. Salah satu upaya guru untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada Materi Memahami Pranata dan Penyimpangan Sosial adalah dengan menerapkan model pembelajaran cooperative learning tipe Focus Group Discusion (FGD) dengan media kartu. Masalah yang harus segera dicarikan solusinya adalah motivasi dan hasil belajar siswa. Ketertarikan penulis untuk melakukan penelitian pada masalah tersebut karena kedua masalah saling terkait satu sama lain. Motivasi belajar akan berbanding lurus dengan hasil belajar. Siswa yang tidak memiliki motivasi, sulit untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Oleh karena itu, peneliti beranggapan bahwa permasalahan yang dialami adalah pada rendahnya motivasi dan hasil belajar. 1
2 METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), terdiri dari dua siklus. Pelaksanaan penelitian ini menggunakan konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kemmis dan Mc Taggart, yaitu menggunakan jenis penelitian tindakan kelas ( Classroom Actioan Research ). Pelaksanaan penelitiannya dilakukan secara siklus berulang di mana banyaknya siklus pada penelitian tindakan kelas (PTK) tergantung pada permasalahan yang perlu dipecahkan. Pelaksanaannya terdiri dari empat komponen, yaitu: a) Planning atau membuat perencanaan, b) Acting atau melaksanakan tindakan, c) Observing atau melakukan pengamatan, d) Reflecting atau mengadakan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran. Subyek Penelitian ini berjumlah 31 siswa dengan perincian laki-laki 19 orang dan perempuan 12 orang. SMP Negeri 3 Wanayasa merupakan tempat di mana peneliti mengajar sehingga tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar. Pada penelitian ini analisis data menggunakan : a. Analisis Data Tes Hasil Belajar Tes hasil belajar dengan analisis statistik deskriptif untuk membandingkan rata-rata hasil tes dengan indikator kinerja, maka digunakan teknik analisis kecenderungan nilai tengah (Central tendency) yaitu mencari nilai rata-rata. Nilai rata-rata = Jumlah nilai seluruh siswa Jumlah siswa b. Analisis Data Pengamatan Analisis data pengamatan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1) Menghitung skor yang diperoleh siswa dengan lembar pengamatan. 2) Menghitung kemampuan motivasi belajar siswa dengan rumus : Kemampuan Motivasi belajar siswa = jumlah aspek yang muncul dari 10 aspek pengamatan. Jumlah aspek pengamatan motivasi belajar siswa sebanyak 10 butir pernyataan, hal ini diasumsikan jika siswa mendapatkan skor 10 20, maka motivasi belajar siswa siswa kategori rendah. Jika skor 21 30, maka kemampuan motivasi belajar siswa siswa kategori sedang. Jika skor 31 40, maka kemampuan motivasi belajar siswa siswa kategori tinggi. c. Analisis Dokumentasi Dokumentasi untuk kemampuan awal menggunakan data nilai ulangan harian pokok bahasan Bentuk bentuk Hubungan Sosial, serta Faktor Pendorong dan Penghambatnya. Tes hasil belajar dengan analisis statistik deskriptif untuk membandingkan rata-rata hasil tes dengan indikator kinerja. Untuk itu digunakan teknis analisis kecenderungan nilai tengah, yaitu mencari nilai rata-rata (mean) atau jumlah nilai seluruh siswa dibagi jumlah siswa. Ketuntasan belajar individu menggunakan kriteria ketuntasan minimal sebesar 75, ketuntasan klasikal 85%. Untuk menghitung ketuntasan klasikal dengan rumus jumlah siswa tuntas dibagi jumlah siswa dikali seratus prosen. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan Tiap dan Antar Pembahasan Siklus I Pada saat Pra siklus, peneliti mendapatkan kenyataan bahwa anak anak tidak menunjukkan motivasi seperti yang diharapkan. Sehingga pembelajaran cenderung monoton. Hal ini bisa dilihat dari hasil pengamatan oleh kolaborator. Kenyataan ini berpengaruh pula terhadap hasil belajar siswa. Pada siklus I ini, guru melakukan tindakan dengan menggunakan panduan perencanaan yang telah dibuat. Pelaksanaan tindakan bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-perubahan dengan memperhatikan situasi dan kondisi siswa dengan mengacu pada tujuan pembelajaran yang 2 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI)
3 sudah ditentukan. Guru melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat dan untuk mengamati selama proses pembelajaran berlangsung dibantu oleh teman sejawat atau kolaborator. Dari data motivasi belajar siswa menunjukkan peningkatan motivasi dari 24,66% pada Pra Siklus (kategori sedang) meningkat menjadi 29,06% pada Siklus I. Pada kategori sedang meningkat lagi menjadi 33,47% dengan kategori tinggi. Berdasarkan data di atas, menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa pada proses pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran Focus Group Discusion (FGD) menunjukkan peningkatan dari motivasi belajar dari Pra Siklus ke Siklus I, Table 1. Deskripsi Hasil Perhitungan aspek Hasil Belajar Siswa secara Klasikal dalam Proses Pembelajaran Pra Siklus dan Siklus I No Uraian Pra Siklus Siklus I 1 Rerata 76,33 79,16 2 Nilai tertinggi 87,69 89,23 3 Nilai terendah 66,15 72,31 4 Rentang nilai 21,54 16,92 5 Modus 78,46 80,00 Dari tabel dan gambar di atas juga dapat dilihat bahwa nilai rerata nilai ulangan harian pada Pra Siklus sebesar 76,33, pada Siklus I sebesar 79,16. Berarti setelah tindakan mengalami kenaikan nilai rerata dibandingkan sebelum tindakan. Untuk nilai tertinggi pada Pra Siklus 87,69, pada Siklus I 89,23. Table 2. Deskripsi Presentasi Ketuntasan Belajar secara Klasikal Kategori Ketuntasan Skor Pra Siklus Siklus I Jumlah Siswa % Jumlah Siswa % Tuntas ,65 Tidak tuntas , ,35 Ketuntasan belajar pada Pra Siklus sebesar 61,29%, pada Siklus I naik menjadi 80,65%, Ini berarti secara keseluruhan pembelajaran dengan nilai rerata, nilai tertinggi, nilai terendah dan ketuntasan pembelajaran dengan menerapkan metode Focus Group Discusion (FGD) dapat meningkatkan hasil belajar. Pembahasan Siklus II Dari data motivasi belajar siswa menunjukkan peningkatan motivasi dari 24,66% pada Pra Siklus dengan kategori sedang meningkat menjadi 29,06%. Pada Siklus I dengan kategori masih sedang dan meningkat lagi menjadi 33,47% dengan kategori tinggi. Berdasarkan data di atas, menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa pada proses pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran Focus Group Discusion (FGD) menunjukkan peningkatan dari motivasi belajar dari Siklus I ke Siklus II. Dari data hasil beljar juga dapat dilihat bahwa nilai rerata nilai ulangan harian pada Siklus I sebesar 79,16 pada Siklus II sebesar 81,84. Berarti setelah tindakan mengalami kenaikan nilai rerata dibandingkan sebelum tindakan. Untuk nilai tertinggi pada Siklus I 89,23, dan pada Siklus II nilai tertinggi naik menjadi sebesar 92,31. Sedangkan untuk nilai terendah pada Pra Siklus sebesar 66,15, pada Siklus I sebesar 72,31, pada Siklus II meningkat menjadi 73,85. Ketuntasan belajar pada Siklus I naik menjadi 80,65%, pada Siklus II naik menjadi 93,35%. Ini berarti secara keseluruhan pembelajaran dengan nilai rerata, nilai tertinggi, nilai terendah dan 3
4 ketuntasan pembelajaran dengan menerapkan metode Focus Group Discusion (FGD) dengan media kartu dapat meningkatkan hasil belajar. Pembahasan Antarsiklus Gambaran hasil belajar dan proses pembelajaran pada Standar Kompetansi 6, yaitu Memahami Pranata dan penyimpangan sosial dengan menerapkan model Focus Group Discusion (FGD) sebagai berikut : Pada keadaan Pra Siklus, proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan penugasan. Pembelajaran pada Siklus I mulai dilaksanakan dengan menerapkan model Focus Group Discusion (FGD) dengan media kartu. Demikian pula pada Siklus II. Pada Siklus I pembentukan kelompok dibuat berdasarkan hasil ulangan harian Pra Siklus, pembentukan kelompok pada Siklus II dibuat berdasarkan hasil ulangan harian Siklus I. Pembagian kelompok yang demikian agar penyebaran siswa yang mempunyai kemampuan akademik menjadi lebih merata. Siswa yang berkemampuan akademik tinggi dan berkemampuan akademik rendah tidak mengelompok. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa yang pandai akan bisa menjadi tutor sebaya, Mereka akan berenang dan tenggelam bersama untuk mencapai tujuan pembelajaran, baik secara individu kelompok. Anita Lie dalam Rumiyati ( 2011:78), menyatakan bahwa : Peneliti dan guru memberikan motivasi agar siswa aktif berdiskusi karena hasil pemikiran beberapa siswa lebih baik daripada pemikiran satu siswa saja. Dibandingkan dengan Pra Siklus, pembelajaran pada Siklus I terjadi kenaikan baik dalam motivasi maupun hasil belajar. Ternyata pada Siklus II terjadi kenaikan pula dalam proses maupun hasil belajar dibanding pada Siklus I. Hasil penelitian pada Pra Siklus sampai dengan Siklus II dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel 3. Deskripsi Hasil Perhitungan Tiap Aspek Motivasi Belajar Secara Klasikal dalam Proses Pembelajaran Pra Siklus s/d Siklus II No Aspek yang Dinilai Pertemuan 1 Kehadiran dalam pembelajaran 66,94 73,39 83,06 2 Kedisiplinan dalam pembelajaran kelompok 62,90 71,77 82,26 3 Minat mengikuti proses pembelajaran 61,29 71,77 80,65 4 Semangat dalam belajar ,55 79,84 5 Keinginan untuk berprestasi 63,71 70,97 79,84 6 Komitmen dalam belajar 56,45 67,74 79,84 7 Semangat dalam diskusi kelompok 69,35 70,16 81,45 8 Tekun dalam memecahkan masalah 60,48 71,77 79,03 9 Ulet dalam menghadapi kesulitan 60,48 69,35 80,65 10 Dapat mempertahankan pendapatnya 66,94 72,58 79,84 Jumlah / Rerata 63,47 70,81 80,65 Gambaran perbandingan hasil motivasi belajar siswa antara Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II disajikan dalam bentuk tabel untuk menentukan besaran dan persentase peningkatannya, serta menafsirkan data dan menyimpulkannya. Berdasarkan data di atas, menunjukkan bahwa proses pembelajaran Materi Memahami pranata dan penyimpangan sosial, KD : 6.2. s.d 6.3. bagi siswa kelas VIII A SMP Negeri 3 Wanayasa semester genap tahun pelajaran 2017/2018 melalui penerapan model pembelajaran FGD dengan media kartu menunjukkan peningkatan dari Pra Siklus ke Siklus I, dan ke Siklus II. 4 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI)
5 Dibandingkan dengan Pra Siklus, pembelajaran pada Siklus I terjadi kenaikan baik dalam motivasi maupun hasil belajar. Ternyata pada Siklus II terjadi kenaikan proses maupun hasil belajar dibanding pada Siklus I dapat digambarkan dalam tabel berikut: Tabel 4. Deskripsi Hasil Belajar Pra Siklus s/d Siklus II No Uraian 1 Rerata 76,33 79,16 81,84 2 Nilai tertinggi 87,69 89,23 92,31 3 Nilai terendah 66,15 72,31 73,85 4 Rentang nilai 21,54 16,92 18,46 5 Modus 78,46 80,00 81,54 Tabel 5. Deskripsi Persentase ketuntasan Belajar Pra Siklus s/d dan Siklus II Kategori Ketuntasan Skor Jml Siswa % Jml Siswa % Jml Siswa % Tuntas , ,35 Tidak tuntas , ,35 2 6,45 Bila dibuat grafik seperti berikut ini : Deskripsi Nilai Ulangan Hari Pra Siklus s/d Siklus II Rerata Tertinggi Terendah Rentang Modus Tuntas Tidak Tuntas Dari tabel dan gambar di atas juga dapat dilihat bahwa nilai rerata nilai ulangan harian pada Pra Siklus sebesar 76,33, pada Siklus I sebesar 79,16 pada Siklus II sebesar 81,84. Berarti setelah tindakan mengalami kenaikan nilai rerata dibandingkan sebelum tindakan. Untuk nilai tertinggi pada Pra Siklus 87,69, pada Siklus I 89,23, dan pada Siklus II nilai tertinggi naik menjadi sebesar 92,31. Sedangkan untuk nilai terendah pada Pra Siklus sebesar 66,15, pada Siklus I sebesar 72,31, pada Siklus II meningkat menjadi 73,85. Ketuntasan belajar pada Pra Siklus sebesar 61,29%, pada Siklus I naik menjadi 80,65%, pada Siklus II naik menjadi 93,35%. Ini berarti secara keseluruhan pembelajaran dengan nilai rerata, nilai 5
6 tertinggi, nilai terendah dan ketuntasan pembelajaran dengan menerapkan metode Focus Group Discusion (FGD) dengan media kartu dapat meningkatkan hasil belajar. Tabel 6. Deskripsi Hasil Belajar Pra Siklus s.d Siklus II Ulangan Harian : Nilai Tertinggi = 87,69 Nilai Terendah = 66,15 Rerata = 76,33 Tuntas Belajar = 19 siswa Tidak Tuntas Belajar = 12 siswa Ulangan Harian : Nilai Tertinggi = 89,23 Nilai Terendah = 72,31 Rerata = 79,16 Tuntas Belajar = 25 siswa Tidak Tuntas Belajar = 6 siswa Ulangan Harian : Nilai Tertinggi = 92,31 Nilai Terendah = 73,85 Rerata = 81,84 Tuntas Belajar = 29 siswa Tidak Tuntas Belajar = 2 siswa Garis besar hasil tindakan Pra Siklus sebelum dilakukan tindakan sampai dilakukan tindakan pada Siklus I dan Siklus II diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Proses pembelajaran Dari Pra Siklus sampai kondisi akhir (Siklus II), terjadi peningkatan motivasi belajar dari 24,66% dalam kategori sedang menjadi 33,47% dalam kategori tinggi, atau meningkat 8,81%. 2. Hasil belajar Dari Pra Siklus sampai kondisi akhir (Siklus II), terjadi peningkatan hasil belajar dari 61,29% menjadi 93,35% atau meningkat 32,06%. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa : 1. Pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu pada Materi Memahami pranata dan penyimpangan sosial dengan menerapkan model pembelajaran Focus Group Discusion (FGD) dengan media kartu terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar IPS Terpadu bagi siswa. Peningkatan motivasi belajar siswa secara klasikal rata-rata mencapai 33,47%. 2. Pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu pada Materi Memahami pranata dan penyimpangan sosial dengan menerapkan model pembelajaran Focus Group Discusion (FGD) dengan media kartu terbukti dapat meningkatkan hasil belajar. Peningkatan rata-rata skor dari 76,33 pada pra siklus menjadi 79,16 pada siklus I, dan meningkat pada siklus II menjadi 81,84 atau naik secara keseluruhan dari kondisi awal hingga siklus II sebesar 7,22%. Ketuntasan belajar juga naik yaitu dari 61,29% pada pra siklus menjadi 80,65% pada siklus I, dan meningkat menjadi 93,35% pada siklus II atau naik secara keseluruhan dari kondisi awal hingga siklus II sebesar 32,06%. 6 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI)
7 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsismi Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta. Arikunto, Suharsismi. 2006, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung, Bumi Aksara Blomm, A.Z, 2007, Model-Model Mengajar, Bandung, CV Diponegoro Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta Rineka Cipta Slameto, 2003, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta Rineka Cipta. Subroto, S. 2002, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta PT Ardi Mahatya 7
BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN
22 BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), yang dilakukan dalam upaya memperbaiki pembelajaran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Setting Penelitian 3.1.1. Setting Waktu Pelaksanaan penelitian direncanakan berlangsung dari bulan Maret sampai dengan bulan April 2012. Adapun jadwal penelitian adalah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. diartikan sebagai prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Bentuk Penelitian 1. Metode Penelitian Metode adalah cara sistematis yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu. Metode yang digunakan dalam
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana
Lebih terperinciYuyun Ambarwanto SD Negeri II Ngadirojo Kabupaten Wonogiri
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PECAHAN BIASA MELALUI METODE INKUIRI BAGI SISWA KELAS VA SDN II NGADIROJO KABUPATEN WONOGIRI SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Yuyun Ambarwanto SD
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik subyek Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas untuk mata pelajaran IPA yang dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penilitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) Suharsimi Arikunto (2012: 3) mengatakan bahwa penelitian tindakan kelas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Oleh sebab
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Oleh sebab itu sesuai dengan penelitian tindakan kelas maka masalah penelitian yang harus dipecahkan
Lebih terperinciKemmis & Mc. Taggart (Basrowi, 2008: 26) memandang PTK sebagai
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian ini dapat
Lebih terperinciPENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TENTANG MAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING. Rochimah
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 4, Juli 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2477-2240 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TENTANG MAKHLUK HIDUP SD Negeri
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Menguneng 01 Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang pada siswa kelas IV semester 2 tahun
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN. menyangkut suatu proses pengumpulan sampai penulisan laporan.
25 BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Sugiono ( 2009 : 48 ) Dalam penelitian metode merupakan faktor yang sangat penting untuk menentukan suatu keberhasilan, karena metode menyangkut
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dimana dalam pelaksanaanya, dilaksanakan dalam 3 siklus
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 3 Sukadadi Kabupaten
BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 3 Sukadadi Kabupaten pasawaran dengan jumlah siswa 22 orang, laki-laki 11 dan perempuan 11 orang. B. Tempat
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIIID SMPN 2 BURAU
Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN 2443-1109 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIIID SMPN 2 BURAU Maryana 1 SMP
Lebih terperinciMENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM SOLVING LEARNING BERBASIS DISCOVERY PADA KELAS VII
MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM SOLVING LEARNING BERBASIS DISCOVERY PADA KELAS VII Puji Sumiati Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email:
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan peneliti adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tindakan Kelas ini adalah mulai bulan November Negeri 1 Pajerukan. Desa Pajerukan, Kecamatan Kalibagor.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester 1 tahun pelajaran 2015/2016. Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan Penelitian Tindakan
Lebih terperinciABSTRAK
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 BANTARKAWUNG Rahma Tisa Nurpratiwi
Lebih terperinciDAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... LEMBAR PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN... PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... LEMBAR PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN... PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... MOTTO DAN PERSEMBAHAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR...
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
69 BAB III METODOLOGI PENELITIAN c) Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK/classroom action research). Suharsimi Arikunto mendefinisikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. berada di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo.
BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Latar dan Karakteristik Penelitian 1.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di SDN III Tolinggula Tengah yang berada di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting Dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas 5 SD Negeri Kutoharjo 01 Pati yang dilaksanakan pada semester 1 tahun 2013/2014. Subjek penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
1 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subyek dari penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VIII E SMP 1 Negeri Lasem tahun pelajaran 2009/2010 dengan jumlah siswa sebanyak 33 anak, terdiri
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan, yang fokusnya pada kegiatan di kelas sehingga penelitiannya berupa penelitian tindakan kelas. Aqib,
Lebih terperinciBab III Metode Penelitian
24 Bab III Metode Penelitian 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Arikunto (2008) penelitian tindakan
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN. Gedongtataan Kabupaten Pesawaran pada semester genap dengan jumlah siswa
BAB III PROSEDUR PENELITIAN 1.1 Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN 1 Sungailangka Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran pada semester genap dengan jumlah siswa 27 orang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Ruang Lingkup, dan Subyek Penelitian a. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 2 Luwuk, Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah, di Kelas XF tahun
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan
22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 3 Panjang Utara Bandar Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan September
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Deskripsi Pra Siklus Sebelum dilakukan Penelitian Tindakan Kelas, peneliti melakukan survei awal. Survei awal ini dimaksudkan untuk mengetahui
Lebih terperinciSujariyah. SD Negeri Pagedangan 01 Adiwerna Tegal
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) ISSN 2477-2240 (Media Cetak). 2477-3921 (Media Online) SD Negeri Pagedangan 01 Adiwerna Tegal Abstrak Selama ini pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI Setting Penelitian 3.2 Subyek Penelitian 3.3 Sumber Data 3.4 Metode Pengumpulan Data
15 BAB III METODOLOGI 3.1 Setting Penelitian Tempat Penelitian Kelas VI SD Negeri Ngabean, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang. Penelitian ini dilakukan selama 3 (tiga) bulan pada semester II tahun ajaran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek penelitian Subjek penelitiannya adalah seluruh peserta didik kelas IV MI Darussalam Ngepreh Sayung tahun ajaran 2015/2016 yang jumlahnya 30 peserta didik, terdiri dari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. bahasa inggris dikenal dengan classroom Action Research. Karakteristik dari
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dalam bahasa inggris dikenal dengan classroom Action Research. Karakteristik dari penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. melakukan penelitian tindakan kelas ini. Peneliti mengacu pada
31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Setting Penelitian Untuk melakukan penelitian tindakan kelas ini. Peneliti mengacu pada beberapa metode penelitian tindakan kelas yang dapat dipergunakan, yaitu metode
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sesuai dengan model Penelitian Tindakan Kelas,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV semester I tahun pelajaran 2011/2012 di SD Kertomulyo 02 Kecamatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Tanjungsari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran yang dilakukan dikelas. PTK berfokus pada kelas atau pada. Sesuai dengan metode penelitian tindakan kelas,
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yaitu penelitian tindakan (Action Research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu pembelajaran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Rejondani Prambanan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN A.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dirancang dan dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas (PTK) atau class room action research (CAR). Hermawan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitianan ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang memiliki peranan yang sangat
Lebih terperinciMENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE KERJA KELOMPOK. Sih Yuwono
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) ISSN 2477-2240 (Media Cetak). 2477-3921 (Media Online) MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE KERJA KELOMPOK SD Negeri Kalilembu,
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) SISWA
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) SISWA KELAS VIID SMP N I SEYEGAN Jundari Universitas PGRI Yogyakarta ndarijun@yahoo.com
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2013 di SD Kertomulyo 02 Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati. Subjek
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif (statistic). Pendekatan
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI BENDA SEKITAR DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI METODE GIVE THE REAL (GTR) Mundasah
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 2, April 2016 ISSN 0854-2172 KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI BENDA SEKITAR DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI SD Negeri
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan
34 BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan bentuk kajian reflektif yang dilakukan peneliti untuk tujuan perbaikan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom
26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action research,
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Oleh: EDI BADRISYEH NIP. 19670501 199212 1 001 ABSTRAK Model Ccoperative Learning adalah suatu model pembelajaran
Lebih terperinci1130 ISSN:
1130 ISSN: 2338-5340 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII-1 SMP NEGERI 9 PEKANBARU Putri Wahyuni a a
Lebih terperinciJurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN 2354-614X Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46) mengemukakan PTK
Lebih terperinciKata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS VII A SMP N 3 SENTOLO Estiningsih Universitas PGRI Yogyakarta
Lebih terperinciWAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :
WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN : 2089-8592 PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PKn SISWA PADA MATERI POKOK HAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION DI
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR) yang dilakukan secara kolaboratif, artinya
Lebih terperinciBAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN
BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana kemampuan awal belajar siswa di kelas kemudian bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan
22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah satu penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar (2008)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian (Penelitian Tidakan Kelas )
45 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian (Penelitian Tidakan Kelas ) Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
19 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilaksanakan di SD Negeri 5 Pringsewu Barat Kabupaten Pringsewu, dengan waktu penelitian mulai bulan Maret sampai dengan bulan
Lebih terperinciEwisahrani Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta,
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VII SMPN 13 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Ewisahrani Universitas Ahmad
Lebih terperinciKhoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2 PTE FT UNNES 1, SMA Negeri 2 Ungaran 2
Dinamika Vol. 4, No. 3, Januari 2014 ISSN 0854-2172 PEMBELAJARAN PROGRAM APLIKASI MICROSOFT WORD MELALUI PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai metode penelitian, model penelitian, lokasi, waktu dan subjek penelitian, prosedur penelitian dan pengolahan analisis data. A. Metode Penelitian
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI TUMBUHAN HIJAU. Etmini
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 3, Juli 2016 ISSN 2477-2240 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Muhammadiyah 2 Kalianda Lampung Selatan. 2. Kelas yang digunakan sebagai subyek penelitian adalah kelas VII 2 yang
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat 1. Lokasi penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti adalah SMP Muhammadiyah 2 Kalianda Lampung Selatan 2. Kelas yang digunakan sebagai subyek penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Mangunsari 02 di Jalan Cakra Gang III Banjaran Sidomukti, Kota Salatiga. 3.2. Subjek penelitian Subyek penelitian adalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian a. Setting Penelitian Penelitian ini termasuk PTK yang dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Kepoh Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi kondisi awal Berdasarkan pengamatan hasil belajar kondisi pra siklus di kelas IV SD Negeri Kalipancur 02 yang berjumlah 30
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research.
27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode, Model dan Alur Penelitian 1. Metode Penelitian Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas 5 SDN Tambaharjo 02 Kecamatan Pati, Kabupaten Pati. Peneliti melakukan penelitian di kelas
Lebih terperinciHerdian, S.Pd., M.Pd. SMAN 1 Pagelaran Kab. Pringsewu,
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) (PTK Pada Siswa Kelas XI SMAN 1 Pagelaran Kab.Pringsewu - Lampung) Herdian, S.Pd.,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting Penelitian dan Karakteristik Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan pada semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014 di kelas 4 SDN Gulangpongge 01 Gunungwungkal
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN
35 BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yaitu sebuah kegiatan penelitian yang
Lebih terperinciPurhandayani SMP Teuku Umar Semarang
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 2, Oktober 2014 ISSN 2087-3557 PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA MATERI AJAR POWER POINT (PPt) SMP Teuku Umar Semarang Abstrak
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. empat komponen, yaitu perencanaan (plan), tindakan (action), observasi, terkait. Siklus PTK dapat digambarkan sebagai berikut;
III. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Dan Prosedur Penelitian. Dalam penelitian ini akan digunakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggart yang terdiri
Lebih terperinciPUBLIKASI ILMIAH DYAH LUSIANA A54F ABSTRAK
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DALAM PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENTS PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 5 KARANGRAYUNG KECAMATAN KARANGRAYUNG KABUPATEN GROBOGAN TAHUN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas Classroom Action Research (CAR) atau sering disebut dengan PTK. PTK merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas 5 SDN Karanggondang 01, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang pada semester 2 Tahun Pelajaran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah satu penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Sedangkan model PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
Lebih terperinciUNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014
UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014 UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII/D SMP N 1 KRETEK BANTUL DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan
Lebih terperinciEka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK
Jurnal Dinamika, September 2011, halaman 74-90 ISSN 2087-7889 Vol. 02. No. 2 Peningkatan Motivasi, Aktivitas, dan Hasil Belajar Biologi Siswa melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Panjang Selatan Kecamatan Panjang
14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Panjang Selatan Kecamatan Panjang Bandar Lampung. Alasan menggunakan lokasi atau tempat ini yaitu
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IX-H SMP NEGERI 1 BALONGBENDO
232 PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IX-H SMP NEGERI 1 BALONGBENDO Oleh: SUSMIATI SMP Negeri 1 Balongbendo Abstrak:
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Setting penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah setting kelas, dimana data diperoleh selama proses pembelajaran berlangsung. Peneliti dibantu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
38 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas (PTK) yang merupakan suatu tindakan reflektif guna untuk memperbaiki
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Tempat Penelitian : Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 2 Karangwangkal Kecamatan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian : Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 2 Karangwangkal Kecamatan Purwokerto Utara Kabupaten Banyumas, karena dari hasil UTS yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis yaitu penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas adalah sebagai suatu bentuk kebijakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian tindakan kelas berasal dari istilah bahasa Inggris Classroom Action Research, yang berarti penelitian tentang tindakan yang dilakukan pada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. IPS sejarah dengan menerapkan model pembelajarankartu Domino. Siswa kelas X-B berjumlah 37 siswa terdiri dari :
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK PGRI 2 Salatiga Semester 2 Tahun Ajaran 2011/2012. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus,
Lebih terperinciJEMBER TAHUN PELAJARAN
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING MODEL PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MATERI MENGIDENTIFIKASIKAN CIRI- CIRI NEGARA BERKEMBANG DAN NEGARA MAJU BAGI
Lebih terperinciABSTRAKSI. Irma Susilowati Guru SMA Negeri 1 Cepiring
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL ( Studi Kasus Pada Kelas XI IPS 3 SMA NEGERI 1
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas II SD 5 Karangbener, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, Siswa kelas II ini berjumlah 24 anak
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas III SDN Sidorejo Lor 06 Salatiga yang beralamatkan di jalan Imam Bonjol Gang Menur
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode Classroom Action
30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode Classroom Action Research ( Penelitian Tindakan Kelas ) yang berarti penelitian yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. terkendali untuk menemukan dan memecahkan masalah pembelajaran di kelas.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan dan menggunakan desain penilitian tindakan kelas (classroom action research),
Lebih terperinci