I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sektor perkebunan terutama dalam perkebunan kelapa sawit.

Transkripsi

1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki luas lahan yang luas dan tenaga kerja yang melimpah. Salah satu sektor yang berkembang pesat di Indonesia adalah sektor perkebunan terutama dalam perkebunan kelapa sawit. Indonesia memiliki luas lahan perkebunan kelapa sawit yang terluas di dunia. Luas lahan perkebunan di Indonesia dimiliki oleh pemerintah, pengusaha dan petani plasma. Dari tahun ke tahun luas lahan perkebunan kelapa sawit di Indonesia makin meningkat dengan dibukanya lahan baru di Kalimatan, Sulawesi dan Papua. Pada tahun 2005 luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia Ha meningkat menjadi Ha pada tahun Terjadi kenaikan luas lahan perkebunanan kelapa sawit sekitar 30% dari tahun 2005 (Ditjenbun, 2008). Dalam hal produksi minyak kelapa sawit Indonesia pada tahun 2003 produksi sebesar Ton dengan luas areal lahan kelapa sawit yang dimiliki sebesar Ha sedangkan pada tahun 2009 produksi minyak kelapa sawit Indonesia mencapai Ton dengan luas areal kelapa sawit yang dimiiliki sebesar Ha (Ditjenbun, 2009). Kenaikan produksi kelapa sawit Indonesia dari tahun 2003 sampai tahun 2009 mencapai 76.81%, kenaikan ini cukup signifikan. Peningkatan produksi cukup besar terjadi pada tahun 2005 ke 2006 dan terjadi kenaikan yang cukup signifikan dalam hal luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia seperti terlihat dalam Tabel 1. 1

2 Konsumsi minyak kelapa sawit dari tahun ke tahun terus tumbuh. Pertumbuhan tersebut disebabkan oleh pertumbuhan industri yang membutuhkan bahan baku minyak kelapa sawit seperti kosmetik, health care, olechemicals dan biodiesel. Konsumsi Crude Palm Oil (CPO) dunia sampai tahun 2025 diperkirakan akan berkisar antara juta Ton. Peluang peningkatan produksi sampai tahun 2025 berkisar antara juta Ton. Indonesia diperkirakan memperoleh peluang terbesar dengan memanfaatkan sekitar 40% atau sekitar ,51 juta Ton atau setara dengan peluang perluasan antara juta Ha (Susila, 2005). Tabel 1. Luas Area dan Produksi Minyak Kelapa Sawit di Indonesia Tahun Luas Areal (Ha) Produksi (Ton) ,283,557 10,440, ,284,723 10,830, ,453,817 11,861, ,594,914 17,350, ,766,836 17,664, *) 7,007,876 18,089, **) 7,077,207 18,461,240 Sumber : Ditjenbun 2009 *) sementara **) sangat sementara Selain hal tersebut industri kelapa sawit Indonesia mengalami beberapa kendala seperti permintaan pasar dunia tentang minyak sawit lestari, harga CPO yang kurang bersaing dan masalah produktivitas dalam industri kelapa sawit dan regulasi pemerintah. Salah satu perusahaan di bidang kelapa sawit adalah PT.Bumitama Gunajaya Agro (BGA). Perusahaan ini memiliki kebun sawit dan pengolahan kelapa sawit yang terletak di Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, 2

3 Kalimantan Barat dan Riau. Perusahaaan mempunyai andil dalam menyumbangkan devisa negara dan membantu perekonomian daerah setempat. PT BGA juga membina para petani plasma untuk pasokan produksi pengolahan kelapa sawit untuk dikonsumsi dalam negeri. Dalam rangka mendukung usaha pemerintah untuk meningkatkan industri kelapa sawit yang merupakan salah satu sub sektor unggulan, maka perlu adanya strategi bersaing di pasar internasional sehingga dapat sustain. Ada beberapa masalah umum yang dihadapi PT BGA yaitu masalah mengenai harga CPO yang fluktuatif, isu perkebunan sawit yang merusak lingkungan, peningkatan produksi yang rendah karena kurangnya produktivitas, pengembangan areal dan belum adanya produksi hilir dari minyak sawit. Masalah khusus yang dialami perusahaan PT. Bumitama Gunajaya Agro yaitu mengenai transparasi perizinan karena belum jelasnya RTRWP (Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi) terutama di wilayah Kalimantan, keaslian bibit kelapa sawit dengan masih ditemukannya bibit palsu pada petani kemitraan, penggunaan tenaga kerja lokal yang masih sedikit karena rendahnya kualitas tenaga kerja lokal dibandingkan dengan tenaga kerja dari wilayah pulau Jawa, rendemen CPO yang dihasilkan belum maksimal, kemitraan dengan masyarakat lokal dan masalah sosial dengan masyarakat sekitarnya. Hal ini dibuktikan dengan masih adanya klaim lahan dari penduduk sekitar. Ada banyak faktor dalam aktivitas nilai industri kelapa sawit Indonesia. Ada beberapa kendala yang menyebabkan komoditas kelapa sawit Indonesia kurang unggul dibandingkan dengan Malaysia. Malaysia mempunyai keunggulan dalam beberapa aktivitas nilainya dibanding Indonesia antara lain dalam bidang 3

4 peningkatan produktivitas tanaman, adanya nilai tambah pada produk olahannya, distribusi fisik yang lebih modern, aktivitas promosi yang lebih gencar serta memberikan berbagai fasilitas pelayanan (Yusliana, 2003). Untuk itu perlu menjadikan industri kelapa sawit lebih kompetitif dengan dilakukan analisis rantai nilai dalam industri kelapa sawit. 1.2 Rumusan Masalah Ada beberapa masalah umum yang dihadapi PT Bumitama Gunajaya Agro yaitu masalah mengenai harga Crude Palm Oil (CPO) yang fluktuatif di tingkat perantara, isu perkebunan sawit yang merusak lingkungan karena penggunaan lahan gambut dan hutan, produksi yang rendah karena produktivitas rendah, pengembangan areal dan pengembangan produk hilir. Masalah khusus yang dialami perusahaan PT Bumitama Gunajaya Agro yaitu mengenai transparasi perizinan karena belum jelasnya RTRWP (Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi) terutama di wilayah Kalimantan, keaslian bibit kelapa sawit yang masih ditemukan pada petani kemitraan, penggunaan tenaga kerja lokal yang masih rendah karena kualitas tenaga kerja lokal lebih rendah dibandingkan dengan kualitas tenaga kerja dari pulau Jawa, rendemen CPO yang dihasilkan belum maksimal, kemitraan dengan masyarakat lokal dan masalah sosial dengan masyarakat sekitarnya dengan masih adanya klaim lahan dari masyarakat sekitar. Persaingan di industri kelapa sawit yang semakin ketat, dimana semakin banyaknya pemain baik pemain lokal maupun pemain dari negara lain, belum maksimalnya produktivitas dan efisiensi dalam perusahaan kelapa sawit, sehingga perlu adanya strategi yang tepat agar dapat bersaing di industri kelapa sawit 4

5 dengan meningkatkan competitive advantage di industri kelapa sawit PT. Bumitama Gunajaya Agro. Pada saat ini PT.Bumitama Gunajaya Agro berupaya meningkat competitive advatage melalui manusia yang berkualitas dan teknologi yang tepat guna. Pertanyaan penelitian yang diajukan: 1. Bagaimana rantai nilai pada PT.Bumitama Gunajaya Agro? 2. Apa saja yang menjadi peluang dan ancaman yang dihadapi PT.Bumitama Gunajaya Agro? 3. Apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan PT.Bumitama Gunajaya Agro? 4. Strategi bersaing apa yang dapat digunakan PT.Bumitama Gunajaya Agro dalam persaingan di industri kelapa sawit? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis rantai nilai PT.Bumitama Gunajaya Agro 2. Menganalisa peluang dan ancaman dalam rantai nilai yang dihadapi oleh PT.Bumitama Gunajaya Agro 3. Menganalisa kekuatan dan kelemahan dalam rantai nilai yang ada pada PT.Bumitama Gunajaya Agro 4. Merumuskan strategi bersaing yang dapat digunakan oleh PT.Bumitama Gunajaya Agro dalam bersaing. 5

6 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai berikut: 1. Manfaat untuk akademis untuk memahami dan mengerti penerapan strategi untuk meningkatkan usaha serta dapat menjadi sarana latihan menangani permasalahan bisnis dan dunia nyata dengan kajian ilmiah. 2. Manfaat untuk perusahaan adalah sebagai suatau bahan analisis dalam menerapkan strategi perusahaannya sehingga mampu bersaing. 1.5 Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian ini membatasi pada rantai nilai yang terdapat perusahan PT.Bumitama Gunajaya Agro dari proses penanaman sampai proses pengolahan menjadi minyak kelapa sawit berupa CPO (Crude Palm Oil). 6

7 Untuk Selengkapnya Tersedia di Perpustakaan MB-IPB