BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu pada

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu pada"

Transkripsi

1 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Rancangan Di dalam perancangan Pusat Konservasi Penyu Hijau terdapat beberapa input yang dijadikan dalam acuan perancangan. Aplikasi yang diterapkan dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu pada peniruan sistem, proses dan fungsi yang dimiliki penyu hijau yang telah dijelaskan pada bab konsep perancangan Prinsip Biomimetic Pada Rancangan Prinsip-prinsip Biomimetic Architecture yang dipakai di dalam perancangan pusat konservasi penyu hijau yaitu: Meniru sistem yang ada pada penyu hijau Meniru fungsi yang ada pada penyu hijau Meniru proses yang ada pada penyu hijau Penyu Hijau memiliki banyak sistem yang dapat digunakan, namun dalam perancangan pusat konservasi penyu ini hanya menggunakan lima sistem penyu hijau yang terdiri dari: a. Sistem Pencernaan Selektifitas dalam jenis lamun yang di makan Efisiensi sistem pencernaan 198 P a g e

2 Memaksimalkan protein (zat baik) dan meminimalkan selulosa dan lignin (zat jahat) dari makanan Sensor kimiawi untuk mengetahui jenis makanan Pengaruh bolak-balik yang positif terhadap tanaman lamun (Grazing) b. Sistem Ekskresi Proses pengeluaran air yang mengandung garam pada mata untuk mengurangi kadar garam pada tubuh Saluran kemih yang menyalurkan kemih ke kloaka tidak langsung menuju kandung kemih c. Sistem Respirasi Pernapasan dengan paru-paru menggunakan sistem anaerobik Proses pernapasan yang menggunakan satu saluran yang kemudian bercabang-cabang di dalam paru-paru d. Sistem Skeleton Tulang rusuk dan sebagian besar vertebrae bersatu dengan karapaks Memiliki dua lapisan pelindung yang terdiri dari lapisan atas (karapaks) dan lapisan bawah (plastron) e. Sistem Reproduksi Simbiosis penyu hijau dengan sumber pangan di dalam kehidupan Proses kopulasi di perairan dengan cara timbul tenggelam 199 P a g e

3 6.2 Hasil Rancangan Tapak dan Kawasan Di dalam perancangan tapak dan kawasan Pusat Konservasi Penyu Hijau menerapkan prinsip biomimetic penyu hijau yang bertujuan untuk menjaga lingkungan di Pulau Derawan Zoning Dalam Pusat Konservasi Penyu Hijau ini dibutuhkan penzoningan yang tepat antara area konservasi, area pengelola dan area edukasi agar aktivitas yang terjadi didalam kawasan dapat berjalan dengan baik dan tidak mengganggu kehidupan penyu hijau yang terdapat di pantai peneluran dan kolam penangkaran. 200 P a g e

4 Gambar 6.1 Hasil Rancangan Zoning Kawasan Tata Massa Pola tatanan massa Pusat Konservasi Penyu Hijau di Pulau Derawan mengambil dari susunan organ pencernaan penyu hijau. Tatanan massa dibuat sesuai dengan RDTRK Pulau Derawan pada area konservasi yaitu 60% lahan hijau dan 40% bangunan yang bertujuan untuk melestarikan vegetasi yang ada di Pulau Derawan yang berfungsi untuk mengikat struktur tanah dan merangsang penyu hijau untuk naik ke pantai peneluran. 201 P a g e

5 Gambar 6.2 Hasil Rancangan Tata Massa 202 P a g e

6 Gambar 6.3 Hasil Rancangan Tata Massa Aksesibilitas Pusat Konservasi Penyu Hijau dapat dicapai melalui 2 jalur yaitu jalur laut bagi pengunjung yang berada di luar Pulau Derawan dan jalur darat bagi pengunjung yang berada di Pulau Derawan. 203 P a g e

7 Gambar 6.4 Hasil Rancangan Aksesibilitas Sirkulasi Sirkulasi pejalan kaki setiap menuju bangunan pada Pusat Konservasi Penyu Hijau terdiri dari beberapa jalur yang bertujuan untuk memecah jalur sirkulasi pejalan kaki agar tidak terjadi penumpukan pada satu area tertentu. 204 P a g e

8 Gambar 6.5 Hasil Rancangan Sirkulasi Vegetasi Jenis vegetasi yang digunakan pada Pusat Konservasi Penyu Hijau merupakan vegetasi yang banyak tumbuh di Pulau Derawan. Vegetasi tersebut terdiri dari: Canavalia maritima, Pongamia pinnata, Scaevola taccada, Terminalia cattapa dan 205 P a g e

9 Seaweed. Vegetasi yang digunakan memiliki fungsi antara lain untuk mengikat struktur tanah, merangsang naiknya penyu hijau ke pantai peneluran dan sumber makanan penyu hijau. Gambar 6.6 Hasil Rancangan Vegetasi 206 P a g e

10 Gambar 6.7 Hasil Rancangan Vegetasi 207 P a g e

11 6.2.6 Kebisingan Penyu hijau yang akan bertelur atau yang seang berada di pantai peneluran sangat sensitive terhadap suara sehingga sumber kebisingan pada Pusat Konservasi Penyu Hijau dibuat agar tidak menggangu proses peneluran penyu hijau. Gambar 6.8 Hasil Rancangan Kebisingan 208 P a g e

12 Gambar 6.9 Hasil Rancangan Kebisingan View Pembatasan view pada Pusat Konservasi Penyu Hijau bertujuan agar tidak mengganggu proses peneluran penyu hijau dan membantu pemantauan pengunjung dan pengelola untuk melihat pantai peneluran. 209 P a g e

13 Gambar 6.10 Hasil Rancangan View 210 P a g e

14 6.3 Hasil Rancangan Ruang dan Bentuk Bangunan Rancangan bangunan ini merupakan perancangan yang diterapkan kepada bangunan, baik itu mulai dari susunan ruang, visual bangunan, dan fungsi dari setiap bangunan. Ada beberapa jenis bangunan yang terdapat dalam Pusat Konservasi Penyu Hijau di Pulau Derawan, berikut jenis bangunan yang telah dirancang dan penjelasan dari perancangan setiap bangunan tersebut Massa Bangunan Gedung Konservasi Bangunan ini merupakan bangunan tempat penangkaran dan pengembangbiakan penyu hijau mulai dari telur hingga menjadi penyu dewasa. Bangunan konservasi ini terdiri dari ruang-ruang untuk penanganan penyu hijau seperti kolam penangkaran penyu dewasa, kolam penangkaran penyu remaja, kolam penangkaran tukik, tempat penetasan telur penyu hijau semi alamai (hatchery), laboratorium dan klinik penyu. 211 P a g e

15 Gambar 6.11 Denah Gedung Konservasi 212 P a g e

16 Berikut ini gambaran mengenai suasana ruang dari gedung konservasi yang dapat dilihat dalam gambar potongan bangunan. Gambar 6.12 Potongan Gedung Konservasi Bentuk bangunan dari gedung konservasi mengambil dari proses pernapasan penyu hijau dimana udara masuk melalui satu saluran dan kemudian disebarkan ke seluruh paru-paru dengan membuat bentuk atap yang terbuka pada bagian tengahnya 213 P a g e

17 yang bertujuan untuk memasukkan sinar matahari ke dalam bangunan yang kemudian dipencarkan ke seluruh ruangan dalam bangunan. Bangunan juga di buat dengan dua lapisan atap yang mengambil dari sistem skeleton penyu hijau yang terdiri dari dua lapisan pelindung yaitu karapaks dan plastron. Gambar 6.13 Tampak Gedung Konservasi 214 P a g e

18 Interior gedung konservasi dibuat senyaman mungkin untuk pengunjung dengan kesan terbuka pada area kolam penangkaran untuk mempermudah pengunjung dalam mengamati dan berinteraksi dengan penyu hijau yang berada di kolam penangkaran. Gambar 6.14 Interior Kolam Penangkaran Penyu Hijau 215 P a g e

19 6.3.2 Massa Bangunan Kolam Penanaman Rumput Laut Bangunan kolam penanaman rumput laut merupakan bangunan yang bersifat publik dimana pengunjung dapat belajar cara penanaman rumput laut. Fungsi dari bangunan ini sebagai tempat penanaman rumput laut yang digunakan sebagai sumber makanan penyu hijau yang berada di kolam penangkaran. Gambar 6.15 Denah Kolam Penanaman Rumput Laut 216 P a g e

20 Berikut ini gambaran mengenai suasana ruang dari kolam penanaman rumput laut yang dapat dilihat dalam gambar potongan bangunan. Gambar 6.16 Potongan Kolam Penanaman Rumput Laut Bentuk bangunan kolam rumput laut mengambil dari proses pernapasan penyu hijau yang membagi udara kedalam lbus-lobus yang berada didalam kantong paru-paru dengan membuat gazebo yang terpisah-pisah untuk membagi pengunjung yang berkunjung. 217 P a g e

21 Gambar 6.17 Tampak Kolam Penanaman Rumput Laut Massa Bangunan Gedung Edukasi Fungsi dari bangunan gedung edukasi yaitu sebagai tempat belajar mengenai kehidupan penyu hijau bagi pengunjung di Pusat Konservasi Penyu Hijau di Pulau Derawan. Bangunan ini terdiri daru ruangan seperti perpustakaan, galeri, dan ruang seminar. 218 P a g e

22 Gambar 6.18 Denah Gedung Edukasi Berikut ini gambaran mengenai suasana ruang dari gedung edukasi yang dapat dilihat dalam gambar potongan bangunan. 219 P a g e

23 Gambar 6.19 Potongan Gedung Edukasi Bentuk bangunan dari gedung edukasi mengambil dari proses pernapasan penyu hijau dimana udara masuk melalui satu saluran dan kemudian disebarkan ke seluruh paru-paru dengan membuat bentuk atap yang terbuka pada bagian tengahnya yang bertujuan untuk memasukkan sinar matahari ke dalam bangunan yang kemudian dipencarkan ke seluruh ruangan dalam bangunan. Bangunan juga di buat dengan dua lapisan atap yang mengambil dari sistem skeleton penyu hijau yang terdiri dari dua lapisan pelindung yaitu karapaks dan plastron. 220 P a g e

24 Gambar 6.20 Tampak Gedung Edukasi Interior galeri dan perpustakaan di dalam gedung edukasi dibuat terbuka dan dengan penerangan yang baik agar memudahkan pengunjung dalam mengamati alat peraga yang berada didalam ruang galeri dan belajar di perpustakaan. 221 P a g e

25 Gambar 6.21 Interior Galeri 222 P a g e

26 Gambar 6.22 Interior Perpustakaan 223 P a g e

27 6.3.4 Massa Bangunan Cottage/Penginapan Fungsi dari bangunan cottage/penginapan yaitu sebagai tempat menginap bagi pengunjung yang bermalam di Pusat Konservasi Penyu Hijau di Pulau Derawan. Bangunan ini terdiri daru ruangan seperti kamar, lobby, ruang makan dan ruang karyawan. Gambar 6.23 Denah Gedung Cottage/Penginapan Berikut ini gambaran mengenai suasana ruang dari cottage/penginapan yang dapat dilihat dalam gambar potongan bangunan. 224 P a g e

28 Gambar 6.24 Potongan Cottage/Penginapan Bentuk bangunan dari cottage/penginapan mengambil dari proses pernapasan penyu hijau dimana udara masuk melalui satu saluran dan kemudian disebarkan ke seluruh paru-paru dengan membuat bentuk atap yang terbuka pada bagian tengahnya yang bertujuan untuk memasukkan sinar matahari ke dalam bangunan yang kemudian dipencarkan ke seluruh ruangan dalam bangunan. Bangunan juga di buat dengan dua lapisan atap yang mengambil dari sistem skeleton penyu hijau yang terdiri dari dua lapisan pelindung yaitu karapaks dan plastron. 225 P a g e

29 Gambar 6.25 Tampak Cottage/Penginapan Interior lobby dari cottage/penginapan dibuat nyaman bagi pengunjung yang akan menginap dengan memberikan kesan terbuka. 226 P a g e

30 Gambar 6.26 Interior Lobby Massa Bangunan Gedung Rapat & Workshop Bangunan gedung rapat dan workshop merupakan bangunan yang bersifat privat dimana pengunjung khusus LSM penyu hijau yang mengadakan pertemuan 227 P a g e

31 untuk membahas perkembangan penyu hijau di Pulau Derawan. Bangunan ini terdiri dari 2 ruangan utama yaitu ruang rapat dan ruang workshop. Gambar 6.27 Denah Gedung Rapat dan Workshop Berikut ini gambaran mengenai suasana ruang dari gedung rapat dan workshop yang dapat dilihat dalam gambar potongan bangunan. 228 P a g e

32 Gambar 6.28 Potongan Gedung Rapat dan Workshop Berikut ini gambaran mengenai bentuk dari gedung rapat dan workshop yang dapat dilihat dalam gambar tampak bangunan. 229 P a g e

33 Gambar 6.29 Tampak Gedung Rapat dan Workshop Massa Bangunan Kantor Pengelola Bangunan kantor pengelola bersifat semi publik yang berfungsi sebagai tempat bekerja bagi pengelola Pusat Konservasi Penyu Hijau di Pulau Derawan. Bangunan kantor pengelola terdiri dari beberapa ruang seperti ruang karyawan, lobby, dan ruang rapat. 230 P a g e

34 Gambar 6.30 Denah Gedung Kantor Pengelola Berikut ini gambaran mengenai suasana ruang dari gedung kantor pengelola yang dapat dilihat dalam gambar potongan bangunan. 231 P a g e

35 Gambar 6.31 Potongan Gedung Kantor Pengelola Berikut ini gambaran mengenai bentuk dari gedung kantor pengelola yang dapat dilihat dalam gambar tampak bangunan. 232 P a g e

36 Gambar 6.32 Tampak Gedung Kantor Pengelola Massa Bangunan Masjid Bangunan masjid bersifat publik yang berfungsi sebagai tempat ibadah bagi pengelola dan pengunjung Pusat Konservasi Penyu Hijau di Pulau Derawan. Bangunan masjid terdiri dari ruang sholat, tempat wudhu dan kamar mandi. 233 P a g e

37 Gambar 6.33 Denah Masjid Berikut ini gambaran mengenai suasana ruang dari gedung kantor pengelola yang dapat dilihat dalam gambar potongan bangunan. 234 P a g e

38 Gambar 6.34 Potongan Masjid Berikut ini gambaran mengenai bentuk dari masjid yang dapat dilihat dalam gambar tampak bangunan. 235 P a g e

39 Gambar 6.35 Tampak Masjid Massa Bangunan Restoran Bangunan restoran bersifat publik yang berfungsi sebagai tempat makan bagi pengelola dan pengunjung Pusat Konservasi Penyu Hijau di Pulau Derawan. Bangunan restoran terdiri dari ruang makan, kasir, dan dapur. 236 P a g e

40 Gambar 6.36 Denah Restoran Berikut ini gambaran mengenai suasana ruang dari restoran yang dapat dilihat dalam gambar potongan bangunan. 237 P a g e

41 Gambar 6.37 Potongan Restoran Berikut ini gambaran mengenai bentuk dari restoran yang dapat dilihat dalam gambar tampak bangunan. 238 P a g e

42 Gambar 6.38 Potongan Restoran Massa Bangunan Toko Souvenir Bangunan toko souvenir bersifat publik yang berfungsi sebagai tempat yang menyediakan barang-barang souvenir khas tentang penyu hijau dan Pulau Derawan bagi pengunjung Pusat Konservasi Penyu Hijau di Pulau Derawan. 239 P a g e

43 Gambar 6.39 Denah Toko Souvenir Berikut ini gambaran mengenai suasana ruang dari toko souvenir yang dapat dilihat dalam gambar potongan bangunan. 240 P a g e

44 Gambar 6.40 Potongan Toko Souvenir Berikut ini gambaran mengenai bentuk dari toko souvenir yang dapat dilihat dalam gambar tampak bangunan. 241 P a g e

45 Gambar 6.41 Tampak Toko Souvenir Massa Bangunan Loket dan Pos Jaga Bangunan loket dan pos jaga berfungsi sebagai tempat menyeleksi pengunjung yang masuk dan keluar pada Pusat Konservasi Penyu Hijau di Pulau Derawan. 242 P a g e

46 Gambar 6.42 Denah Loket Berikut ini gambaran mengenai suasana ruang dari loket yang dapat dilihat dalam gambar potongan bangunan. 243 P a g e

47 Gambar 6.43 Potongan Loket Berikut ini gambaran mengenai bentuk dari loket yang dapat dilihat dalam gambar tampak bangunan. 244 P a g e

48 Gambar 6.44 Tampak Loket Pos jaga sebagai tempat pemeriksaan barang bawaan pengunjung ketika masuk dan keluar dari Pusat Konservasi Penyu Hijau untuk menghindari pencurian dan perusakan pada habitat penyu hijau. 245 P a g e

49 Gambar 6.45 Denah Pos Jaga Berikut ini gambaran mengenai suasana ruang dari pos jaga yang dapat dilihat dalam gambar potongan bangunan. 246 P a g e

50 Gambar 6.46 Potongan Pos Jaga Berikut ini gambaran mengenai bentuk dari pos jaga yang dapat dilihat dalam gambar tampak bangunan. 247 P a g e

51 Gambar 6.47 Tampak Pos Jaga Massa Bangunan Dermaga Bangunan dermaga bersifat pubik yang memiliki fungsi sebagai tempat bersandarnya kapal atau perahu pengunjung yang akan masuk maupun yang akan keluar dari Pusat Konservasi Penyu Hijau di Pulau Derawan. 248 P a g e

52 Gambar 6.48 Denah Dermaga Berikut ini gambaran mengenai suasana ruang dari dermaga yang dapat dilihat dalam gambar potongan bangunan. 249 P a g e

53 Gambar 6.49 Potongan Dermaga Berikut ini gambaran mengenai bentuk dari dermaga yang dapat dilihat dalam gambar tampak bangunan. 250 P a g e

54 Gambar 6.50 Tampak Dermaga 6.4 Struktur Pemilihan struktur yang digunakan pada Pusat Konservasi Penyu Hijau di Pulau Derawan berdasarkan pertimbangan keadaan lingkungan sekitar. Dengan lokasi tapak yang berada di pantai maka pondasi yang digunakan berupa pondasi tiang pancang agar bangunan tidak mudah berubah posisi. 251 P a g e

55 Gambar 6.51 Hasil Rancangan Struktur 252 P a g e

56 6.5 Utilitas Utilitas Air Bersih Sumber air bersih pada Pusat Konservasi Penyu Hijau berasal dari air PDAM dan air laut. Air PDAM digunakan untuk pengguna bangunan dan air laut digunakan untuk penyu hijau dan tanaman rumput laut. Gambar 6.52 Utilitas Air Bersih 253 P a g e

57 Gambar 6.53 Utilitas Air Bersih Utilitas Air Hujan Intensitas hujan yang tinggi di Pulau Derawan dimanfaatkan sebagai air untuk menyiram tanaman dan memadamkan api ketika terjadi kebakaran dengan cara ditampung di kolam penampungan air hujan. 254 P a g e

58 Gambar 6.54 Utilitas Air Hujan Gambar 6.55 Utilitas Air Hujan 255 P a g e

59 6.5.3 Utilitas Air Kotor Untuk sisa penggunaan air tawar pada setiap bangunan dibuatkan saluran untuk pembuangan air kotor, yang kemudian di saluran-saluran air kotor dari setiap bangunan tersebut dipertemukan dengan saluran air kotor utama pada kawasan. Saluran utama air kotor kawasan ini tidak dibuang ke laut, melainkan di arahkan ke kolam buatan. Sebelum air kotor memasuki ke kolam, air kotor tersebut melewati sebuah saluran filterisasi. Air yang sudah di filter secara otomatis akan mengalir ke kolam, yang nantinya air tersebut bisa di manfaatkan untuk penyiraman tanaman dan menanggulangi bahaya kebakaran. Sedangkan sisa penggunaan air laut pada kolam penangkaran penyu hijau dan kolam penanaman rumput laut menerapkan sistem grazing penyu hijau dimana air sisa kolam penangkaran di manfaatkan untuk kolam penanaman rumput laut. Kemudian sisa air dari kolam rumput laut dapat di manfaatkan untuk sumber air tawar dengan menggunakan filter reverse osmosis yang digunakan sebagai cadangan air untuk kebutuhan pengguna bangunan. 256 P a g e

60 Gambar 6.56 Utilitas Air Kotor Utilitas Listrik Sumber energi listrik pada Pusat Konservasi Penyu Hijau di Pulau Derawan memanfaatkan energi listrik dari PLN dengan pembangkit listrik tenaga surya yang ada di Pulau Derawan. 257 P a g e

61 Gambar 6.57 Utilitas Listrik Utilitas Pengolahan Sampah Pengolahan sampah pada perancangan menerapkan proses respirasi pada penyu hijau yang mengikat oksigen dengan lobus kemudian mengeluarkannya melalui 1 jalur laring dengan cara membuat tempat sampah di setiap titik tertentu yang kemudian dikeluarkan melalui jalur dermaga untuk kemudian dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir di pulau yang lebih besar. 258 P a g e

62 Gambar 6.58 Pengolahan Sampah Utilitas Penanggulangan Kebakaran Sistem untuk menanggulangi bahaya kebakaran yaitu setiap bangunan diberikan mesin pompa air. Kemudian apabila terjadi kebakaran disalah satu bangunan, mesin pompa air tersebut secara otomatis akan menyerap air yang berada pada kolam, lalu air langsung dikeluarkan untuk meredamkan api. Sistem ini 259 P a g e

63 termasuk langkah awal untuk menanggulangi kebakaran dan agar api tidak merambat kebangunan yang lain. Gambar 6.59 Penanggulangan Kebakaran Utilitas Jalur Evakuasi Jalur evakuasi dibuat untuk penanganan bencana seperti kebakaran untuk membantu dan mempercepat proses evakuasi pengunjung menuju tempat yang aman. 260 P a g e

64 Gambar 6.60 Jalur Evakuasi 261 P a g e

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Hijau ini adalah mencakup tiga aspek yang terdiri dari prinsip-prinsip yang ada

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Hijau ini adalah mencakup tiga aspek yang terdiri dari prinsip-prinsip yang ada BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Konsep dasar yang digunakan dalam Perancangan Pusat Konservasi Penyu Hijau ini adalah mencakup tiga aspek yang terdiri dari prinsip-prinsip yang ada dalam

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu 153 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Rancangan Di dalam perancangan Sekolah Seni Pertunjukan Tradisi Bugis terdapat beberapa input yang dijadikan dalam acuan perancangan. Aplikasi yang diterapkan dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. Analisis fungsi digunakan untuk mengetahui fungsi-fungsi apa saja yang

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. Analisis fungsi digunakan untuk mengetahui fungsi-fungsi apa saja yang BAB IV ANALISIS PERANCANGAN Dalam analisis perancangan Pusat Konservasi Penyu Hijau berisi tentang analisis yang diperlukan dalam perancangan yang terdiri dari analisis fungsi, analisis aktivitas, analisis

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Konsep dasar yang digunakan dalam Perancangan Pusat Seni Teater mencakup tiga aspek yaitu: Prinsip-prinsip yang ada di dalam Architecture As Literature Empat

Lebih terperinci

BAB V I KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dari permasalahan Keberadaan buaya di Indonesia semakin hari semakin

BAB V I KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dari permasalahan Keberadaan buaya di Indonesia semakin hari semakin BAB V I KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat pembudidayaan dan wisata penangkaran buaya dirancang berangkat dari permasalahan Keberadaan buaya di Indonesia semakin hari semakin menurun. Hal

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep yang terdapat

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep yang terdapat BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep yang terdapat pada Bab V yaitu, konsep from nature to nature yang sesuai dengan prinsip prinsip green

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan kawasan wisata Pantai Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik mengaplikasikan konsep metafora gelombang yang dicapai dengan cara mengambil karakteristik dari gelombang

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Kawasan Perancangan Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di Kabupaten Tuban ini memakai konsep Sequence (pergerakan dari satu tempat ketempat lain sepanjang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Batu adala Trade Eco Tourism (TET). Trade Eco Tourism (TET) market merupakan

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Batu adala Trade Eco Tourism (TET). Trade Eco Tourism (TET) market merupakan BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Perancangan Konsep dasar yang digunakan pada Perancangan Pasar Wisata Holtikultura Batu adala Trade Eco Tourism (TET). Trade Eco Tourism (TET) market merupakan penurunan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar perancangan Hasil perancangan sentra industri batu marmer adalah penerapan dari tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, Social dan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini memiliki sebuah konsep berasal dari obyek yang dihubungkan dengan baju muslim yaitu Libasuttaqwa (pakaian taqwa)

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman Hidroponik ini adalah Arsitektur Ekologis. Adapun beberapa nilai-nilai Arsitektur Ekologis

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. konsep dasar yang digunakan dalam Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di

BAB V KONSEP PERANCANGAN. konsep dasar yang digunakan dalam Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar konsep dasar yang digunakan dalam Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di Kabupaten Tuban ini adalah Sequence (pergerakan dari satu tempat ketempat lain sepanjang

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan 6.1.1 Bentuk Tata Massa Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Museum Anak-Anak di Kota Malang ini merupakan suatu wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, serta film untuk anak-anak. Selain sebagai

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Kawasan Kompleks kawasan smart masjid terbagi atas beberapa massa yang terdiri dari bangunan masjid, penitipan anak, kantin dan bussiness center. Dalam penataan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini menggunakan pendekatan sustainable design sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep pada Hasil Rancangan. sebelumnya didasarkan pada sebuah tema historicism sejarah Singosari masa

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep pada Hasil Rancangan. sebelumnya didasarkan pada sebuah tema historicism sejarah Singosari masa BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep pada Hasil Rancangan Konsep Perancangan Museum Sejarah Singosari pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema historicism sejarah Singosari masa Kertanegara

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. dapat digunakan ialah metode deskriptif analisis. Metode deskriptif merupakan

BAB III METODE PERANCANGAN. dapat digunakan ialah metode deskriptif analisis. Metode deskriptif merupakan BAB III METODE PERANCANGAN Untuk mengembangkan ide rancangan dalam proses perancangan, dibutuhkan sebuah metode yang memudahkan perancang. Salah satu metode yang dapat digunakan ialah metode deskriptif

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar tradisional di Kabupaten Jember menggunakan konsep extending tradisional. Pada bab-bab sebelumnya telah dijelaskan

Lebih terperinci

BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN. memproduksi, memamerkan dan mengadakan kegiatan atau pelayanan yang

BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN. memproduksi, memamerkan dan mengadakan kegiatan atau pelayanan yang BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Kabupaten Pamekasan paling berpotensi untuk membangun sentra batik di Madura. Sentra batik di pamekasan ini merupakan kawasan yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB III. Ide Rancangan. pengganti material kayu yang semakin susah diperoleh dan semakin mahal harga

BAB III. Ide Rancangan. pengganti material kayu yang semakin susah diperoleh dan semakin mahal harga BAB III Ide Rancangan 3.1 Ide Rancangan Ide rancangan pusat pengelolaan bambu di Kota Malang adalah, untuk menunjukkan bahwa Kota Malang mampu mengelolah bambu menjadi alternatif pengganti material kayu

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya 165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Rancangan Kawasan Setelah beberapa proses sebelumnya rancangan kawasan adalah salah satu hasil yang didapat dari proses perumusan masalah, analisis, dan konsep. Rancangan kawasan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil Rancangan menggunakan konsep Serenity in Fluidity yang dijelaskan

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil Rancangan menggunakan konsep Serenity in Fluidity yang dijelaskan BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Hasil Rancangan Kawasan Hasil Rancangan menggunakan konsep Serenity in Fluidity yang dijelaskan dalam bab sebelumnya, yaitu dengan menggunakan lingkungan yang tenang dengan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil perancangan merupakan aplikasi dari konsep ekowisata pada pengembangan kawasan agrowisata sondokoro yang meliputi bebera aspek, diantaranya: 6.1. Dasar Pengembangan Dasar

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Griya seni dan Budaya Terakota ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Re-Inventing Tradition

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan merupakan proses pengambilan keputusan dalam melakukan desain pengembangan kawasan Agrowisata berdasarkan analisis perancangan. Konsep perancangan tersebut di

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian BAB VI HASIL RANCANGAN Hasil perancangan yang menggunakan konsep dasar dari prinsip teritorial yaitu privasi, kebutuhan, kepemilikan, pertahanan, dan identitas diaplikasikan dalam perancangan tapak dan

Lebih terperinci

Gambar 5.1. Zoning Ruang (sumber:konsep perancangan.2012)

Gambar 5.1. Zoning Ruang (sumber:konsep perancangan.2012) BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar Konsep dasar mengambil dari prinsip tema yang telah dipertajam sehingga mendapatkan sebuah konsep dasar yaitu save the land surface. Save the land surface mempunyai

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep perancangan Rumah Susun Sederhana Sewa ini adalah hasil analisis pada bab sebelumnya yang kemudian disimpulkan. Konsep ini merupakan konsep turunan dari

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Fasilitas Pendukung Kawasan Kampung Inggris Pare

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Fasilitas Pendukung Kawasan Kampung Inggris Pare BAB VI HASIL PERANCANGAN Perancangan Fasilitas Pendukung Kawasan Kampung Inggris Pare berdasarkan tema ekowisata, konsep belajar dan bermain bersama alam dan wawasan keislaman menghasilkan perancangan

Lebih terperinci

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG V. KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam merancang sebuah sekolah mengengah luar biasa tunanetra ialah dengan cara membuat skenario perancangan pada desain yang

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Konsep Makro Konsep makro merupakan konsep dasar perancangan bangunan secara makro yang bertujuan untuk menentukan garis besar hotel bandara yang akan dirancang. Konsep makro

Lebih terperinci

Sampit. Desain Shopping Arcade ini juga merespon akan natural setting, Dalam aktivitas urban, desain Shopping Arcade dapat menjadi

Sampit. Desain Shopping Arcade ini juga merespon akan natural setting, Dalam aktivitas urban, desain Shopping Arcade dapat menjadi ZDhoppinq Arcade Mahendrata - 015 12131 X BAB IV LAPORAN PERANCANGAN 4.1 Perkembangan desain 4.1.1 Kriteria Desain Shopping Arcade Desain Shopping Arcade yang dirancang di kota Sampit ini merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar yang digunakan dalam Perancangan Kembali Terminal Bus. Tamanan Kota Kediri mencangkup tiga aspek yaitu:

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar yang digunakan dalam Perancangan Kembali Terminal Bus. Tamanan Kota Kediri mencangkup tiga aspek yaitu: BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Perancangan Konsep dasar yang digunakan dalam Perancangan Kembali Terminal Bus Tamanan Kota Kediri mencangkup tiga aspek yaitu: Standar Perancangan Objek Prinsip-prinsip

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. produksi gula untuk mempermudah proses produksi. Ditambah dengan

BAB VI HASIL RANCANGAN. produksi gula untuk mempermudah proses produksi. Ditambah dengan BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Kawasan Revitalisasi Kawasan Pabrik Gula Krebet ini dibagi menjadi 3 yaitu bangunan primer, sekunder dan penunjang yang kemudian membentuk zoning sesuai fungsi,

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN BAB 6 HASIL RANCANGAN Perancangan Komplek Pesantren Modern di Bugul Kidul Pasuruan ini menerapkan konsep Geometri Islami, dengan membuat modul gabungan antara lingkaran dengan kotak. kemudian dari modul

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN 160 BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar yang di gunakan dalam perancangan ini adalah konsep yang berlandaskan pada tema sustainable building. Perancangan ini mengambil prinsip sustainable

Lebih terperinci

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa OUT Sekolah Pembelajaran Terpadu SMP-SMA 45 BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk dari sebuah pendekatan dari arsitektur

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum BAB V KONSEP 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan sentra industri batu marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum dalam Three Dimension Sustainability:

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. 5.1 Konsep Tapak Bangunan Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin Industri Zoning

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. 5.1 Konsep Tapak Bangunan Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin Industri Zoning Handrail diperlukan di kedua sisi tangga dan harus ditancapkan kuat ke dinding dengan ketinggian 84.64 cm. 6. Pintu Ruangan Pintu ruang harus menggunakan panel kaca yang tingginya disesuaikan dengan siswa,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut : BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Bangunan Untuk mendukung tema maka konsep dasar perancangan yang digunakan pada Pasar Modern adalah mengutamakan konsep ruang dan sirkulasi dalam bangunannya,

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Perancangan Wisata Bahari Di Pantai Boom Tuban ini merupakan sebuah rancangan arsitektur yang didasarkan oleh tema Extending Tradition khususnya yaitu dari

Lebih terperinci

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep perancangan mengacu pada karakteristik arsitektur organik, yaitu 1. Bukan meniru bentuk dari alam tapi mengembangkan prinsip yang ada di alam Mengembangkan

Lebih terperinci

TEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG

TEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG TEMA DAN KONSEP T E M A Trend dalam berpakaian dari tahun ke tahun akan TEMA terus berputar, dan akan berkembang lagi seiring berjalannya waktu eksplorasi tentang suatu pergerakan progressive yang selalu

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Yang menjadi dasar dari perencanaan dan perancangan Mesjid di Kebon Jeruk adalah : Jumlah kapasitas seluruh mesjid pada wilayah

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan. BAB III METODE PERANCANGAN Pada perancangan hotel resort dalam seminar ini merupakan kajian berupa penjelasan dari proses perancangan yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang didapat dari studi

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep BAB VI HASIL PERANCANGAN Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep Representasi Citra High Tech Architecture yang berkaitan erat dengan aspek teknologi kekinian atau modernisasi. konsep

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo di Kabupaten Trenggalek menggunakan tema Organik yang merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

Lebih terperinci

Pengembangan RS Harum

Pengembangan RS Harum BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. KONSEP DASAR PENINGKATAN DENGAN GREEN ARCHITECTURE Dari penjabaran prinsi prinsip green architecture beserta langkahlangkah mendesain green building menurut: Brenda dan Robert

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Untuk mendukung tema maka konsep dasar perancangan yang di gunakan pada Sekolah Tinggi Musik di Jakarta ini adalah perjalanan dari sebuah lagu, dimana

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang. BAB V KONSEP V. 1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di awal, maka konsep dasar perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Menciptakan sebuah ruang

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil rancangan adalah output dari semua proses dalam bab sebelumnya

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil rancangan adalah output dari semua proses dalam bab sebelumnya BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Hasil rancangan adalah output dari semua proses dalam bab sebelumnya yang telah dijelaskan, sebuah hasil yang menjawab permasalahan dalam suatu perancangan melalui

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN 5.1 Program Dasar Perencanaan Program dasar perencanaan Tempat Istirahat KM 166 di Jalan Tol Cipoko-Palimanan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Sentra Agrobisnis tersebut. Bangunan yang tercipta dari prinsip-prinsip Working

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Sentra Agrobisnis tersebut. Bangunan yang tercipta dari prinsip-prinsip Working BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Sentra Agrobisnis Anjuk Ladang menggunakan konsep Power of Climate, dengan konsep tersebut diharapkan dapat mengoptimalkan tema dari Working With Climate

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil Perancangan Tata Masa dalam tapak. mengambil objek Candi Jawa Timur (cagar budaya)sebagai rujukannya, untuk

BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil Perancangan Tata Masa dalam tapak. mengambil objek Candi Jawa Timur (cagar budaya)sebagai rujukannya, untuk BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1. HasilPerancanganTapak 6.1.1 Hasil Perancangan Tata Masa dalam tapak Pada PerancanganPusat Industri Jajanan di Sanan Kota Malang ini mengambil objek Candi Jawa Timur (cagar

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SAKIT JIWA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SAKIT JIWA BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SAKIT JIWA V.1. Konsep Pengolahan Site Hal yang dibahas pada konsep pengolahan site adalah mengenai konsep penzoningan kelompok-kelompok ruang yang telah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Berdasarkan latar belakang dan masalah yang dihadapi oleh Green Park Mall ini, maka konsep Ramah Lingkungan digunakan sebagai dasar perancangannya. Seperti diketahui

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep diambil dari tema Re-

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep diambil dari tema Re- BAB 6 HASIL PERANCANGAN A. Hasil Rancangan Kawasan Konsep yang digunakan dalam perancangan Griya Seni dan Budaya Terakota ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep diambil dari tema Re- Inventing Tradition

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. daksa yang dapat menerima segala umur dan kelas sosial, memudahkan

BAB III METODE PERANCANGAN. daksa yang dapat menerima segala umur dan kelas sosial, memudahkan BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Ide Perancangan Ide rancangan pada Pusat Rehabilitasi Tuna Daksa di Surabaya berawal dari fakta di lapangan, yaitu fasilitas-fasilitas umum yang kurang memberikan kemudahan

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa BAB 6 HASIL PERANCANGAN 6.1. Hasil Perancangan Hasil perancangan Pusat Seni dan Kerajinan Arek di Kota Batu adalah penerapan konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab

BAB VI HASIL RANCANGAN. ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Rancangan Hasil rancangan pada Perancangan Kompleks Gedung Bisnis Multimedia di Malang ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Penjelasan konsep dibagi menjadi dua bagian yaitu: A. Konsep Tapak yang meliputi: a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi b. Sirkulasi e. Orientasi c. Lingkungan f. Skyline

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP TAPAK DAN RUANG LUAR IV.1.1 Pengolahan Tapak dan Ruang Luar Mempertahankan daerah tapak sebagai daerah resapan air. Mempertahankan pohon-pohon besar yang ada disekitar

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. rancangan terdapat penambahan terkait dengan penerapan tema Arsitektur

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. rancangan terdapat penambahan terkait dengan penerapan tema Arsitektur BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Taman Pintar dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang publik yang semakin menurun, salah satunya adalah Taman Senaputra di kota Malang. Seperti

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar yang digunakan dalam Perancangan Sekolah Seni

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar yang digunakan dalam Perancangan Sekolah Seni 128 BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar yang digunakan dalam Perancangan Sekolah Seni Pertunjukan Tradisi Bugis ini adalah mencakup tiga aspek yaitu Konsep kosmologis rumah bugis, beserta

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Jenis musik biasanya didasarkan pada karakter dominan pada sebuah karya

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Jenis musik biasanya didasarkan pada karakter dominan pada sebuah karya BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Jenis musik biasanya didasarkan pada karakter dominan pada sebuah karya musik, ditinjau dari berbagai aspek mulai dari jenis alat yang digunakan, secara

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Program Dasar Perencanaan Konsep dasar pada perencanaan Pangkalan Pendaratan Ikan Tambak Mulyo Semarang ini didasari dengan pembenahan fasilitas

Lebih terperinci

Structure As Aesthetics of sport

Structure As Aesthetics of sport 154 BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan merupakan area olahraga dengan tema yang dipakai adalah Structure as Architecture, dengan dasar perancangan mengacu pada sebuah sistem struktur

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Sumber : KAK Sayembara Arsitektur Museum Batik Indonesia Gambar 40 Lokasi Museum Batik Indonesia 1. Data Tapak - Lokasi : Kawasan Taman Mini Indonesia

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. digunakan adalah menggabungkan dari aspek-aspek mendasar seperti tema,

BAB VI HASIL PERANCANGAN. digunakan adalah menggabungkan dari aspek-aspek mendasar seperti tema, BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Zoning Ruang Perancangan sekolah kejuruan desain grafis ini merupakan, konsep yang digunakan adalah menggabungkan dari aspek-aspek mendasar seperti tema, integrasi keislaman,

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Kembali Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong di

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Kembali Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong di BAB VI HASIL PERANCANGAN Perancangan Kembali Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong di Probolinggo ini menggunakan konsep Ma iyyah (Kebersamaan) yang berkaitan erat dengan aspek yang terdapat dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1. Dasar Perencanaan Dalam perencanaan rumah susun bersubsidi kriteria utama yang diterapkan adalah : Dapat mencapai kenyamanan di dalam ruang bangunan yang berada pada iklim

Lebih terperinci

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar 5.1.1 Konsep Site Plan Dalam standarnya, area parkir pengunjung harus berada di bagian depan site agar terlihat langsung dari jalan. Untuk itu, area parkir diletakkan

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1 Konsep Utama Perancanaan Youth Center Kota Yogyakarta ini ditujukan untuk merancang sebuah fasilitas pendidikan non formal untuk menghasilkan konsep tata ruang dalam dan luar

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Hasil perancangan Sekolah Dasar Islam Khusus Anak Cacat Fisik di Malang memiliki dasar konsep dari beberapa penggambaran atau abstraksi yang terdapat pada

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Desain Kawasan 6.1.1 Rancangan Obyek Dalam Tapak Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena kesesuian dengan fungsi dan kriteria obyek perancangan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Konsep dari akuarium terumbu karang ini didasari dari karakteristik laut. Dalam perancangan akuarium terumbu karang ini diharapkan mampu menyampaikan kekayaan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Umum Perancangan V.1.1. Dasar Perancangan Asrama Mahasiswa Binus University merupakan bangunan hunian yang bersifat sosial, edukatif dan tidak komersial.

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4.1. Konsep Perencanaan Berbasis Pendekatan Desain Ekologis 4.1.1. Konsep Kawasan Kawasan yang akan dipakai yaitu kawasan Sriwedari yang terletak di jalan arteri

Lebih terperinci

BAB V. Konsep. bangunan. memaksimalkan potensi angin yang dapat mengembangkan energi

BAB V. Konsep. bangunan. memaksimalkan potensi angin yang dapat mengembangkan energi BAB V Konsep 5.1 Konsep Perancangan Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan sekolah kejuruan desain grafis adalah Optimalisai hemat energi terhadap bangunan dan tapak, yang merupakan pengembangan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang kemudian disintesis. Sintesis diperoleh berdasarkan kesesuaian tema rancangan yaitu metafora

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis 185 BAB VI HASIL PERANCANGAN Bab enam ini akan menjelaskan tentang desain akhir perancangan apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis tapak dan objek. 6.1 Tata Massa

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG. Tabel 5.1. Besaran Program Ruang

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG. Tabel 5.1. Besaran Program Ruang BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG 5.1 Program Dasar Perencanaan Program dasar perencanaan Rest Area Tol Semarang - Batang ini berisi mengenai hasil perhitungan program

Lebih terperinci

Hotel Resor dan Wisata Budidaya Trumbu Karang di Pantai Pasir Putih Situbondo

Hotel Resor dan Wisata Budidaya Trumbu Karang di Pantai Pasir Putih Situbondo JURNAL edimensi ARISTEKTUR Vol. 1, No. 1 (2012) 1-6 1 Hotel Resor dan Wisata Budidaya Trumbu Karang di Pantai Pasir Putih Situbondo Penulis: Yusak Budianto, dan Dosen Pembimbing: Ir. Irwan Santoso, M.T.

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Umum Dalam melakukan perancangan membutuhkan metode untuk mempermudah dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi survey obyek komparasi,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PROGRAM DASAR PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PROGRAM DASAR PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PROGRAM DASAR PERANCANGAN 5.1 Tujuan Perencanaan Dan Perancangan Tanjung Kelayang Beach Resort merupakan resort hotel berbintang empat di Kabupaten Belitung yang direncanakan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP. Langkah-langkah untuk menerapkan Konsep Green Hospital, yaitu :

BAB IV KONSEP. Langkah-langkah untuk menerapkan Konsep Green Hospital, yaitu : BAB IV KONSEP IV.1. Konsep Dasar Green Hospital merupakan rumah sakit yang berwawasan lingkungan dan jawaban atas tuntutan kebutuhan pelayanan dari pelanggan rumah sakit yang telah bergeser ke arah pelayanan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. mengacu pada tema dasar yaitu Sustainable architecture, dengan tiga unsur

BAB VI HASIL RANCANGAN. mengacu pada tema dasar yaitu Sustainable architecture, dengan tiga unsur BAB VI HASIL RANCANGAN Pada bab sebelumnya telah dijelaskan tentang konsep perancangan yang mengacu pada tema dasar yaitu Sustainable architecture, dengan tiga unsur pokoknya yaitu keberlanjutan lingkungan,

Lebih terperinci

CATATAN DOSEN PEMBIMBING...

CATATAN DOSEN PEMBIMBING... DAFTAR ISI JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN ii CATATAN DOSEN PEMBIMBING... iii HALAMAN PERNYATAAN iv KATA PENGANTAR v HALAMAN PERSEMBAHAN. vii DAFTAR ISI.... ix DAFTAR GAMBAR.. xiii DAFTAR TABEL... xvi ABSTRAK...

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. mengacu pada tema dasar yaitu high-tech architecture, dengan tujuh prinsip tema

BAB VI HASIL RANCANGAN. mengacu pada tema dasar yaitu high-tech architecture, dengan tujuh prinsip tema BAB VI HASIL RANCANGAN Pada bab sebelumnya telah dijelaskan tentang konsep perancangan yang mengacu pada tema dasar yaitu high-tech architecture, dengan tujuh prinsip tema yang terkandung antara lain celebration

Lebih terperinci

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1. Hasil Rancangan Tapak Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN. tempat atau fasilitas yang memadai. Banyaknya masyarakat Kota Pasuruan yang

BAB 3 METODE PERANCANGAN. tempat atau fasilitas yang memadai. Banyaknya masyarakat Kota Pasuruan yang BAB 3 METODE PERANCANGAN 3.1 Ide Perancangan Ide perancangan Pusat Pemasaran Mebel di Kota Pasuruan diperoleh dari permasalahan terhadap usaha mebel di Kota Pasuruan yang kurang mendapatkan tempat atau

Lebih terperinci