BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini Indonesia telah mengalami pertumbuhan penduduk dengan pesat, seiring dengan pesatnya tingkat pertumbuhan sehingga hunian menjadi kebutuhan dasar dan mempunyai fungsi yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Akan tetapi, masih banyak anggota masyarakat yang belum memiliki rumah khususnya bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah. Dalam memenuhi kebutuhan terhadap rumah, masyarakat yang berpenghasilan rendah sangat sulit memiliki rumah secara tunai. Oleh sebab itu, pemerintahan menyediakan suatu program sejuta rumah, hal ini dilakukan demi memenuhi kebutuhan hunian pribadi bagi masyarakat berpenghasilan rendah yaitu program Kredit Pemilikan Rumah (KPR) salah satunya masyarakat yang berada di Tasikmalaya. Di Indonesia terdapat dua jenis KPR yaitu Kredit Pemilikan Rumah Subsidi dan Non Subsidi. Kredit Pemilikan Rumah Subsidi merupakan kredit yang diperuntukan kepada masyarakat berpenghasilan menengah kebawah dalam rangka memenuhi kebutuhan perumahan atau perbaikan rumah yang telah dimiliki. Sedangkan Kredit Pemilikan Rumah Non Subsidi adalah suatu KPR yang diperuntukan bagi seluruh masyarakat, artinya Kredit Pemilikan Rumah Non Subsidi adalah kredit bagi seluruh masyarakat selama ia sanggup untuk melunaskan kreditnya kepada bank. Saat ini kebutuhan KPR di Tasikmalaya meningkat signifikan. Seiring dengan tinginya pertumbuhan tersebut maka kebutuhan masyarakat terhadap rumah pun semakin besar. Berdasarkan proyeksi pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kota Tasikmalaya tahun , Kota Tasikmalaya memerlukan unit rumah. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

2 Tabel 1.1 Perkembangan Kebutuhan Rumah Kota Tasikmalaya Tahun No. Kecamatan Jumlah KK Tahun 2003 (KK) Sumber : BAPPEDA Kota Tasikmalaya Kebutuhan Rumah (Unit) Kawalu Tamansari Cibeureum Purbaratu Tawang Cihideung Mangkubumi Indihiang Bungursari Cipedes Tasikmalaya Berdasarkan tabel 1.1 tersebut dapat diketahui bahwa kebutuhan rumah mengalami pertumbuhan. Maka diperlukan beberapa perusahaan penunjang kebutuhan bahan baku komponen bangunan perumahan. Adanya persaingan yang semakin ketat antar perusahaan mendorong setiap perusahaan untuk menetapkan pengendalian terhadap persediaan bahan baku secara tepat sehingga perusahaan dapat tetap maju untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkannya. Setiap perusahaan baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur pasti mempunyai tujuan yang sama yaitu mencapai tingkat efektifitas dan efisiensi suatu perusahaan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut tidaklah mudah karena hal itu dipengaruhi oleh beberapa faktor, dan perusahaan harus mampu untuk menangani faktor-faktor tersebut. Salah satu faktor yang mempengaruhi yaitu mengenai masalah kelancaran produksi. Masalah produksi merupakan masalah yang sangat penting bagi perusahaan karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap laba yang diperoleh perusahaan. Apabila proses produksi berjalan dengan lancar maka tujuan perusahaan dapat tercapai, tetapi apabila proses produksi tidak berjalan dengan lancar maka tujuan perusahaan

3 tidak akan tercapai. Sedangkan kelancaran proses produksi itu sendiri salah satunya dipengaruhi oleh ada atau tidaknya bahan baku yang akan diolah dalam produksi. Semua perusahaan baik perusahaan-perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur selalu memerlukan bahan baku untuk keperluan produksinya, barang tersebut bisa berupa barang jadi, barang setengah jadi, atau barang mentah yang digunakan untuk memelihara fasilitas perusahaan atau untuk melakukan proses produksi. Barang tersebut biasanya diperoleh dengan cara memesan dari pemasok dan harus selalu tersedia setiap saat maka dari itu setiap perusahaan pasti memerlukan adanya persediaan dari barang-barang tersebut. Tanpa adanya persediaan,para pengusaha akan dihadapkan pada risiko bahwa perusahaan pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan para konsumen. Kemajuan atau keberhasilan suatu industri salah satunya dipengaruhi oleh pengendalian persediaan (inventory). Pengendaliaan persediaan merupakan salah satu aktivitas manajerial yang sangat penting karena dengan metode pengendalian persediaan yang tepat akan memperlancar proses produksi dan menekan biaya produksi. Ada tiga jenis persediaan yang sangat penting dalam proses produksi di perusahaan yaitu persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan persediaan produk jadi. Pada dasarnya semua perusahaan mengadakan perencanaan dan pengendalian bahan dengan tujuan pokok menekan (meminimumkan) biaya dan untuk memaksimumkan laba dalam waktu tertentu. Dalam perencanaan dan pengendalian bahan baku yang terjadi masalah utama adalah menyelenggarakan persediaan bahan yang paling tepat agar kegiatan produksi tidak terganggu dan dana yang ditanam dalam persediaan bahan tidak berlebihan. Masalah tersebut berpengaruh terhadap penentuan : (1) berapa kuantitas yang akan dibeli dalam periode akuntansi tertentu, (2) berapa jumlah atau kuantitas yang akan dibeli dalam setiap kali dilakukan pembelian, (3) kapan pemesanan bahan harus dilakukan, (4) berapa jumlah minimum kuantitas bahan yang harus selalu ada dalam persediaan pengaman (safety stock) agar perusahaan terhindar dari

4 kemacetan produksi akibat keterlambatan bahan, dan berapa jumlah maksimum kuantitas bahan dalam persediaan agar dana yang ditahan tidak berlebihan. Upaya dalam menyelesaikan masalah ini adalah dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ), yang diperkenalkan pertama kali pada tahun 1951 dan masih populer hingga saat ini. EOQ digunakan untuk menentukan tingkat pemesanan yang paling ekonomis. Menurut Heizer dan Render (2008:68) EOQ adalah salah satu teknik pengendalian persediaan yang paling tua dan terkenal secara luas, untuk menjawab pertanyaan, kapan harus memesan dan berapa unit yang harus di pesan. CV.RIZKI PUTRA KS merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri komponen bahan bangunan, yang kegiatan utamanya adalah memproduksi furniture (kusen, jendela, pintu) dan kebutuhan primer yang dikonsumsi masyarakat terutama dalam rumah tangga, perkantoran, hotel, perumahan, dan kos-kosan. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi ini adalah kayu mahoni yang di peroleh dari beberapa supplier dan developer yang dalam pelaksanaan proses produksinya bahan baku tersebut tidak selalu tersedia untuk kelancaran proses produksi. Oleh sebab itu perlu dilaksanakan perencanaan dan pengendalian bahan baku. Perusahaan harus bisa mengelola persediaan dengan baik agar dapat memiliki persediaan yang seoptimal mungkin demi kelancaran operasi perusahaan dalam jumlah, waktu, mutu yang tepat serta dengan biaya yang serendah rendahnya. Namun berdasarkan observasi awal ternyata persediaan bahan baku pada CV.RIZKI PUTRA KS belum direncanakan dengan baik sehingga persediaan bahan baku yang di perusahaan kurang optimal dan proses produksi tidak dapat berjalan dengan lancar. Hal ini disebabkan karena kurangnya persediaan bahan baku yang ada di gudang. Hal tersebut dapat dilihat dalam pembelian bahan baku kayu dan pesanan yang diterima oleh perusahaan pada tahun 2016 sebagai berikut :

5 Tabel 1.2 Jumlah persediaan bahan baku kayu CV.RIZKI PUTRA KS Tahun 2016 No Bulan Pembelian (m 3 ) Permintaan (m 3 ) Selisih (m 3 ) 1 Januari 3.595, ,25-104,8 2 Februari 4.673, ,75 160,58 3 Maret 3.202, ,24 251,87 4 April 3.341, ,66-495,77 5 Mei 2.028, ,22 3,29 6 Juni 6.025, , ,81 7 Juli 5.196, , ,90 8 Agustus 4.113, , ,27 9 September 3.850, ,72 738,44 10 Oktober 3.928, ,13-895,46 11 November , , ,09 12 Desember , , ,74 Jumlah , , ,24 Sumber : CV.RIZKI PUTRA KS Stockout yang terjadi pada perusahaan CV.RIZKI PUTRA KS dapat dilihat dari adanya selisih antara jumlah permintaan bahan baku yang tersedia. Selisih tersebut sebesar 5.450,24 m 3. Dalam memenuhi kebutuhan bahan bakunya, perusahaan menggunakan metode konvensional berdasarkan intuisi dan pengalaman pemilik. Sehingga sering terjadi stockout yang berakibat pada terhambatnya kelancaran proses produksi. Persoalan pengendalian persediaan (inventory problem) yang timbul adalah bagaimana caranya mengatur persediaan tidak terjadi kelebihan persediaan dan biaya pesan yang tinggi, untuk dapat mengatur persediaan ini bukan hal yang mudah karena jumlah persediaan terlalu besar maka akan mengakibatkan timbulnya biaya persediaan yang besar pula, tingginya dana menganggur yang tertanam dalam persediaan, meningkatnya biaya penyimpanan, selain itu risiko kerusakan barang akan lebih besar. Namun apabila jumlah persediaan terlalu kecil akan mengakibatkan kekurangan persediaan (stockout), terhambatnya jalan produksi, atau dapat terjadinya kehilangan penjualan (shortage cost).

6 Pelaksanaan pengendaliaan persediaan tidak berarti dapat menghilangkan semua risiko-risikonya, namun dapat mengurangi atau meminimalkan terjadinya risiko tersebut sekecil mungkin dengan total biaya yang seminimal mungkin, sehingga aktifitas produksi dapat dilaksanakan secara optimal. Salah satu metode persediaan yang akan dipakai dalam penelitian ini menggunakan metode EOQ (Economic Order Quantity) dengan tujuan mengefisiensikan total biaya persediaan dan menghitung ROP sehingga dapat ditentukan waktu yang tepat untuk melakukan pemesanan kembali. Dari latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk mengangkat topik dalam skripsi mengenai pengendalian bahan baku di perusahaan tersebut dengan judul ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAYU DENGAN METODELOGI EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) PADA CV.RIZKI PUTRA KS 1.2 Identifikasi Masalah Kegiatan pengendalian persediaan yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam pelaksanaannya tidak semudah yang tercantum dalam teori. Dalam menentukan tingkat persediaan yang optimal perusahaan harus dapat merencanakan dan menetapkan cara pelaksanaan kegiatan tersebut hingga tujuan dari menentukan tingkat persediaan dapat mengurangi biaya-biaya produksi. Permasalahaan yang dihadapi adalah bagaimana mengendalikan persediaan bahan baku yang tepat agar biaya yang timbul minimum yaitu berapakah ukuran persediaan bahan baku yang optimal dan kapan pemesanan dilakukan agar tidak terjadi kekurangan atau kelebihan persediaan. Adapun yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah kebijakan penyediaan bahan baku yang dilakukan oleh CV.RIZKI PUTRA KS? 2. Berapa besaran persediaan menurut EOQ agar dapat dihitung frekuensi dalam satu tahun pembelian bahan baku yang dilakukan CV.RIZKI PUTRA KS?

7 3. Berapa total biaya persediaan bahan baku bila perusahaan menetapkan kebijakan Economic Order Quantity(EOQ)? 4. Berapa persediaan pengaman (safety stock) dan titik pemesanan bahan baku yang dibutuhkan oleh CV.RIZKI PUTRA KS selama masa tenggang (reorder point)? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam rangka penelitian ini secara garis besar adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui kebijakan penyediaan bahan baku yang dilakukan CV.RIZKI PUTRA KS. 2. Memprediksi tingkat pemesanan kebutuhan bahan baku menggunakan metode EOQ agar dapat menentukan frekuensi pembeliaan bahan baku di CV.RIZKI PUTRA KS. 3. Menghitung total biaya persediaan di CV.RIZKI PUTRA KS. 4. Menghitung persediaan pengaman (safety stock) dan titik pemesanan kembali (reorder point) bahan baku pada CV.RIZKI PUTRA KS selama masa tenggang. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperoleh manfaat dan memberikan kegunaan sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Bagi Akademisi Untuk menambah perbendaharaan perpustakaan bagi Universitas Widyatama pada umumnya dan fakultas bisnis dan manajemen pada khususnya.

8 b. Bagi Penulis Penelitian ini dapat menambah pengetahuan serta mempraktekkan teori- teori yang didapat dibangku kuliah agar dapat melakukan riset ilmiah dan menyajikan dalam bentuk tulisan dengan baik. 2. Manfaat Praktis Memberikan masukan kepada pihak manajemen perusahaan agar dalam menentukan kebijakan menetapkan metode EOQ dapat berpengaruh posistif tehadap perusahaan. 1.5 Sistematika Penulisan Untuk memudahkan pembahasannya, penulis skripsi ini dibagi menjadi beberapa bab sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Bab ini pembahasan secara garis beras mengenai penyusunan skripsi yang meliputi latar belakang masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan BAB II : TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Bab ini berisi konsep konsep dan teori-teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dirumuskan dan kerangka berpikir yaitu alur atau urutan berpikir penulis. BAB III : OBJEK DAN METODE PENELITIAN Bab ini berisi deskripsi tentang bagaimana penelitian akan dilaksanakan secara operasional. Oleh karena itu pada bagian ini akan menguraikan sejarah perusahaan, rumus-rumus yang mendukung penelitian penulis serta metode pengumpulan ata yang digunakan BAB IV : HASIL PENETIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini berisi pengolahan data-data yang telah didapat pada pengumpulan data sebelumnya lalu dianalisa dengan metode yang akan digunakan. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini hasil dari penelitian untuk menarik kesimpulan dan saran.