Karaoke Asyik Ijin Melejit. (Kampanye dan promosi kreatif perijinan)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Karaoke Asyik Ijin Melejit. (Kampanye dan promosi kreatif perijinan)"

Transkripsi

1 Karaoke Asyik Ijin Melejit (Kampanye dan promosi kreatif perijinan) Kategori : Tata Kelola Penyelenggaraan Pelayanan Publik Yang Efektif, Efisien, dan Berkinerja Tinggi Ringkasan Proposal Inovasi "KARAOKE ASIK IJIN MELEJIT" merupakan media promosi kreatif yang mengakomodir budaya lokal / musik dangdut dengan menggunakan pendekatan emosional dan psikologis masyarakat dan pelaku usaha. Pendekatan head to head atau one on one terbukti efektif dan bermanfaat bagi masyarakat dan pelaku usaha. Pendekatan ini mampu menjawab masalah sulitnya akses akibat jarak jauh dan waktu tempuh yang relatif lama, yang menimbulkan banyaknya keluhan dari masyarakat dan pelaku usaha yang tinggal di wilayah pinggiran/terpencil. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Musi Banyuasin membuka gerai layanan di lokasi yang sulit dijangkau, serta mengembangkan pola pendekatan yang persuasif dan edukatif kepada masyarakat. Gerai layanan dibuka di lokasi strategis, seperti di pasar tradisional, kantor lurah ataupun kantor desa, petugas menyediakan karaoke gratis dengan lagu dangdut "Jaran Goyang" yang liriknya diganti dengan lirik tentang perijinan dan non perijinan. Selain karaoke gratis, di tenda pelayanan disediakan souvenir, snack ringan dan games-games menarik untuk para pemohon ijin. Petugas pelayanan dengan sigap memberikan informasi dan edukasi serta membagikan Leaflet, brosur dan flyer. Menggunakan musik dangdut sebagai musik asli Indonesia terbukti menjadi senjata ampuh untuk membuat masyarakat tertarik untuk datang dan memanfaatkan layanan dari DPMPTSP. 1

2 Manfaat dari inovasi ini adalah terciptanya suasana akrab, bersahabat dan nyaman antara masyarakat dan Petugas Pelayanan DPMPTSP sehingga meningkatkan jumlah kepemilikan ijin secara signifikan, yakni sebesar 13%. Inovasi ini berjalan lancar atas dukungan multi stakeholder, yakni masyarakat, pelaku usaha sebagai pengguna layanan, pihak kecamatan, desa dan kelurahan sebagai pemerintah daerah setempat, Diskominfo sebagai leading sector Radio Gema Randik yang mempublikasikan dan menginformasikan layanan keliling, serta pihak swasta yang menyediakan tenda kerucut melalui dana CSR. DPMPTSP Kab Muba mendapatkan penghargaan sebagai Role Model Unit Penyelenggara Pelayanan Publik Tahun 2017, termasuk di dalamnya inovasi KARAOKE ASIK IJIN MELEJIT yang merupakan model edukasi masyarakat dan promosi perijinan yang inovatif. A. Analisis Masalah 1. Apa masalah yang dihadapi sebelum inisiatif ini dilaksanakan? Kabupaten Musi Banyuasin terletak di sebelah timur Kota Palembang, dengan luas wilayah ,96 km² atau sekitar 15% dari luas Propinsi Sumatera Selatan. Jarak tempuh dari kecamatan perbatasan dengan ibukota Kabupaten Muba relatif jauh dan memerlukan waktu tempuh sekitar 6-7 jam perjalanan. Jarak jauh dan waktu tempuh yang relatif lama, menimbulkan banyaknya keluhan dari masyarakat dan pelaku usaha terkait sulitnya mengakses layanan perijinan dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Musi Banyuasin. Masalah lain yang dihadapi sebelum inovasi ini diterapkan adalah: 1. Jumlah perijinan dan non perijinan yang terbit relatif sedikit 2. Perijinan dan non perijinan yang terbit hanya jenis tertentu saja 3. Nilai Survey Kepuasan Masyarakat semakin menurun. 2

3 4. Pengetahuan masyarakat yang kurang tentang manfaat perijinan dan non perijinan. 5. Kurangnya edukasi kepada masyarakat akan pentingnya perijinan dan non perijinan. 6. Rendahnya kepemilikan ijin yang diperlukan, khususnya ijin usaha dan ijin praktek, yang dapat beresiko terhadap kualitas jasa atau produk 7. Merebaknya penggunaan calo akibat jarak tempuh pengurusan dan prosedur perizinan dan non perizinan yang panjang. 8. Lemahnya koordinasi akibat letak instansi yang berjauhan. Edukasi kepada masyarakat umumnya dilaksanakan melalui pelayanan keliling, yang selama ini hanya mendatangi kantor kecamatan, menggelar meja pelayanan dengan blanko dan leaflet saja. Tidak ada yang menarik dari meja pelayanan keliling ini sehingga masyarakat segan walau hanya mendatangi meja pelayanan apalagi untuk sekedar bertanya. Lokasi di kantor kecamatan pun membuat masyarakat malas untuk datang, dikarenakan mereka takut dan ngeri untuk mendekat. Karena dalam pikiran mereka, pasti aparatur di kecamatan akan memberikan jawaban yang tidak memuaskan atau bahkan ketus. Sehingga meja pelayanan yang digelar oleh petugas pelayanan DPMPTSP seringkali sepi. Sampai meja pelayanan ditutup pun tidak ada masyakarat yang mendekat atau bertanya. Untuk merespon keluhan masyarakat dan mendapatkan solusi permasalahan yang ada, DPMPTSP Kabupaten Musi Banyuasin mencoba menciptakan terobosan terbaru dalam mengurus perijinan dan non perijinan sehingga dapat menjangkau seluruh masyarakat pelaku usaha yang ada di Kabupaten Musi Banyuasin mulai dari yang ada di Desa, Ibukota Kecamatan hingga Ibukota Kabupaten, melalui inovasi Karaoke Asyik Ijin Melejit B. Pendekatan Strategis 2. Siapa Yang Telah Mengusulkan Pemecahannya Dan Bagaimana Inisiatif Ini Telah Memecahkan Masalah Yang Dihadapi? 3

4 Kepala Bidang Pengaduan, Kebijakan dan Pelaporan pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Musi Banyuasin, bersama tim melakukan pendekatan untuk memecahkan permasalahan yang ada, dengan inisiatif Karaoke Asyik Ijin Melejit. Inovasi ini sejalan dengan konsep yang ditawarkan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dengan Easy on Doing Bussiness, yang menggagas segala kemudahan berusaha melalui penyediaan layanan prima perijinan. Dengan demikian, telah terpupuk sebinar asa perlahan namun pasti apa yang ditawarkan DPMPTSP Kabupaten Musi Banyuasin melalui revolusi pelayanan yang telah dapat memikat hati masyarakat di Kabupaten Musi Banyuasin. Pendekatan strategis inovasi ini ditujukan bagi masyarakat dan pelaku usaha yang ingin membuat izin tetapi terkendala jarak dan waktu. Inovasi dilaksanakan dengan membuka gerai pelayanan di wilayah-wilayah yang jauh secara berkala, dengan media promosi dan kampanye perijinan yang kreatif, mampu menarik minat masyarakat untuk datang ke gerai pelayanan, baik untuk mengurus ijin atau untuk sekedar ingin tahu kegiatan yang sedang dilaksanakan. Pelayanan disampaikan dengan menggunakan pendekatan psikologis kepada masyarakat dan pelaku usaha di Kabupaten Musi Banyuasin, dengan media karaoke musik dan lagu dangdut yang lagi ngetop, mampu menarik perhatian masyarakat untuk hadir. Kehadiran masyarakat ini dimanfaatkan oleh petugas DPMPTSP untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya dan manfaat perijinan, serta mendorong masyarakat agar segera mengurus perijinan dan non perijinan. Masih terdapatnya pikiran sempit dari kalangan masyarakat sendiri, yang maunya cepat selesai namun tidak memenuhi segala persyaratan yang berlaku. Untuk itu, diperlukan edukasi yang penuh bagi masyarakat. Tentu kita ingin masyarakat kita tertib, dengan mengurus setiap kebutuhan perizinannya sendiri tanpa menggunakan pihak ketiga (calo). Dan, kerapkali dibutuhkan kejelasan dan kepastian setiap prosedur pelayanan sehingga masyarakat memahami apa yang dapat diperoleh. Terutama mengenai 4

5 tenggang waktu perizinan dan non perizinan yang dapat diperoleh ataupun pula kepastian biaya yang dikeluarkan jika memang terdapat retribusi di dalamnya. Dengan demikian, akan terputus setiap aliran pungutan liar/suap, yang memang tidak diperlukan dalam mengurus perizinan dan non perizinan. Harapan itu memang panjang dan kita tidak boleh menyerah. Membutuhkan kerjasama yang sinergi, antara aparatur/birokrat yang memberikan perizinan dan non perizinan. Harapan itu jelas nyata, bukan sekedar keruwetan semata. Yang jelas, kepercayaan merupakan gerbang utama. Melalui kepercayaan masyarakat akan terus menerus kembali ke tempat yang sama. Tentunya dengan wajah yang penuh dengan senyuman di depan aparatur pelayanan. Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) yang cepat, murah, mudah, transparan dan pasti serta terjangkau berorientasi pada kebutuhan dan kepuasan masyarakat dan pelaku usaha untuk memperoleh kepastian hukum dalam melakukan usaha dan kegiatan yang mempunyai efek di bidang sosial, ekonomi, politik, budaya dan sebagainya. Setelah masyarakat memahami pentingnya perijinan, bagi yang akan mengurus ijin dapat langsung dilayani oleh petugas DPMPTSP yang bertugas di gerai layanan, dan ijin segera dapat diproses. Pendekatan ini dirasakan efektif dan mampu meningkatkan jumlah pemohon ijin secara signifikan, dan telah berhasil memperbaiki kualitas pelayanan publik. 3. Dalam Hal Apa Inisiatif Ini Kreatif Dan Inovatif? Inisiatif ini kreatif dan inovatif karena: 1. Gerai pelayanan menggunakan tenda bentuk kerucut yang menarik perhatian masyarakat, dan dipasang di pasar tradisional atau pasar kalangan. 2. Menggunakan kesenian asli Indonesia yang merakyat dan digemari masyarakat, yaitu karaoke musik dangdut disertai sound system yang membuat suasana meriah untuk menarik perhatian masyarakat agar datang ke gerai pelayanan 3. Mengubah lirik lagu dangdut Jaran Goyang dengan lirik yang mengajak masyarakat untuk berbondong-bondong mengurus ijin dan non ijin. 5

6 4. Mengajak masyarakat untuk berkaraoke bersama aparatur pelayanan sehingga masyarakat merasa nyaman, akrab dan tanpa segan untuk berkomunikasi dengan petugas tentang produk-produk perijinan 5. Memberi snack atau makanan kecil untuk masyarakat yang datang. 6. Memberi souvenir dan games menarik kepada masyarakat dan pelaku usaha yang mendatangi tenda/gerai pelayanan. 7. Permohonan ijin dapat diproses di gerai pelayanan. C. Pelaksanaan dan Penerapan 4. Bagaimana Strategi Ini Dilaksanakan? Inisiatif Karaoke Asik Ijin Melejit, di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Musi Banyuasin, dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut: Tahap Persiapan: 1. Survey kepuasan terhadap pelayanan, sarana dan prasarana Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Musi Banyuasin, dilakukan akhir tahun 2015 untuk mengetahui tingkat kepuasan masyarakat. 2. Mengadakan rapat evaluasi semua aparatur di DPMPTSP. Rapat evaluasi menyajikan data perijinan dan non perijinan yang terbit, jenis ijin dan non ijin yang terbit, nilai SKM untuk Tahun Bidang Pengaduan, Kebijakan dan Pelaporan bekerjasama dengan Bidang Penyelenggara Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan melakukan monitoring dan evaluasi menyeluruh dari apa yang kurang dari Pelayanan Keliling yang selama ini dilakukan. Monev ini juga melibatkan stakeholder eksternal yaitu perangkat daerah terkait rekomendasi, bagian hukum dan satuan polisi pamong praja. 4. Pengkajian hasil monev, dan perancangan pelayanan keliling yang efektif dan efisien dengan memperhatikan berbagai masukan-masukan dari masyarakat, perangkat daerah, Bagian Hukum Setda dan Satpol PP. 6

7 Tahap Pelaksanaan: 1. Pertemuan awal, dengan mengadakan pertemuan dengan stakeholder internal di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Musi Banyuasin untuk memulai inovasi ini dan pembentukan tim yang akan mengevaluasi. 2. Penentuan Jadwal Kunjungan Pelaksanaan Layanan dan Lokasi Layanan, jadwal kunjungan dan lokasi layanan yang ditetapkan menjadi pedoman bagi petugas pelayanan untuk turun ke lapangan. 3. Pemberitahuan ke Aparat Kecamatan, Lurah dan Desa, pemberitahuan melalui surat telah dikirimkan terlebih dahulu. 4. Pencarian Lokasi Pasar atau Pasar Kalangan, petugas pelayanan mencari lokasi keramaian yang mudah diakses masyarakat dan pelaku usaha dan giat perekonomiannya ramai. 5. Menginformasikan Jadwal Pelaksanaan Layanan dan Lokasi Layanan melalui radio local dan media sosial, agar masyarakat luas dapat mengetahui kapan akan dan dimana akan dibuka gerai pelayanan perijinan, dan bagi yang akan mengurus perijinan dapat mempersiapkan dokumen yang dibutuhkan 6. Pendirian Tenda Kerucut, petugas pelayanan mendirikan tenda kerucut pelayanan. 7. Pemasangan Sound System Karaoke, sound system disiapkan dengan memakai genset atau meminta daya listrik dengan masyarakat yang ada di sekitar tenda pelayanan. 8. Mengundang Masyarakat untuk berpartisipasi, petugas pelayanan bertindak sebagai MC mengajak masyarakat untuk mendekat. Memakai pengeras suara sehingga masyarakat tertarik untuk datang. 9. Pemberian souvenir dan games menarik tentang perizinan dan non perizinan, souvenir dan games disiapkan untuk menarik masyarakat datang. 10. Mengundang Masyarakat untuk berkaraoke dengan musik JARAN GOYANG yang liriknya telah diganti tentang perijinan dan non perijinan, masyarakat dan pelaku usaha diberi kesempatan untuk berkaraoke sehingga ada kedekatan psikologis. 7

8 11. Memberi Kesempatan Masyarakat untuk bertanya, masyarakat dan pelaku usaha diberi edukasi tentang pentingnya perijinan dan non perijinan. Leaflet, brosur dan blangko permohonan diberikan secara gratis untuk masyarakat dan pelaku usaha. 12. Memberikan Pelayanan untuk Pemrosesan Berkas Perijinan dan Non Perijinan, untuk masyarakat dan pelaku usaha yang telah membawa berkas perijinan dan non perijinan mereka, petugas pelayanan akan dengan cepat membantu proses pembuatan perijinan dan non perijinan. Jika berkas yang dibawa lengkap dan benar petugas pelayanan akan memberi tanda terima berkas, berkas akan dibawa ke kantor DPMPTSP untuk diproses pembuatan ijin dan non ijinnya. 13. Memberikan kesempatan masyarakat untuk Penilaian Pelayanan melalui Kotak Kepuasan Masyarakat, sebelum masyarakat meninggalkan tenda pelayanan, masyarakat dan pelaku usaha yang datang diminta untuk memberikan hasil penilaian atas pelayanan yang diberikan petugas pelayanan, dan memasukkan ke dalam kotak kepuasan masyarakat, Puas atau Tidak Puas, yang ditempatkan di dekat lokasi parkir. 14. Laporan Perijinan dan Non Perijinan yang terbit, Laporan Bulanan ijin dan non ijin terbit dibuat secara periodik oleh Bidang Penyelenggara Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan. 15. Laporan Survey Kepuasan Masyarakat (SKM), untuk keberhasilan inisiatif ini, Seksi Pengaduan dan Informasi Layanan Bidang Pengaduan, Kebijakan dan Pelaporan Layanan melakukan Survey 2 (dua) periode untuk satu tahun. 8

9 Rencana Aksi 9

10 5. Siapa Saja Pemangku Kepentingan Yang Terlibat Dalam Pelaksanaan? Pihak yang terlibat dalam pelaksanaan Inovasi Karaoke Asik Ijin Melejit adalah sebagai berikut: Pihak Pemerintah: 1. Pimpinan dan staf Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Musi Banyuasin, Kepala Bidang, Kepala Seksi, Kepala Sub Bagian 2. Bagian Organisasi dan Tata Laksana (Ortala) Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin yang memfasilitasi untuk membangun konsep ini dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik 3. Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Musi Banyuasin sebagai leading sector pembuatan video dan pengelola radio gema randik berguna sebagai media publikasi berjalannya inovasi ini. 4. Perangkat Daerah terkait Rekomendasi memberikan dukungan dan berperan dalam pengurusan perizinan dan non perizinan. 5. Pihak Kecamatan/Kelurahan, pihak kecamatan sebagai penguasa daerah memfasilitasi antara masyarakat dan pelaku usaha dengan petugas pelayanan. Pihak Non Pemerintah: 10

11 1. Masyarakat dan pelaku usaha di lingkungan Kabupaten Musi Banyuasin. Masyarakat dan pelaku usaha yang berasal dari 15 Kecamatan berperan atas keberhasilan inovasi dengan menggunakan pendekatan psikologis dan emosional. 2. Perusahaan Swasta yang memberikan dana Corporate Social Responsibility (CSR) mereka untuk pengadaan tenda kerucut, PT. Hindoli Cargill berkontribusi untuk peningkatan kualitas dan mutu layanan dengan memberikan bantuan barang tenda kerucut. 3. Kepala desa, yang memberikan informasi lokasi yang dapat dipergunakan untuk pelayanan perijinan 4. Media massa : radio lokal, yang menginformasikan jadwal dan lokasi pelayanan perijinan 6. Sumber Daya Apa Saja Yang Digunakan Untuk Inisiatif Ini Dan Bagaimana Sumber Daya Itu Dimobilisasi? Sumber Daya adalah suatu nilai potensi yang dimiliki oleh suatu materi atau unsur tertentu dalam kehidupan, tidak selalu bersifat fisik tetapi juga non fisik, dapat berubah baik menjadi semakin besar maupun hilang. Sumber Daya yang dibutuhkan dalam inisiatif ini adalah: 1. Sumber Daya Keuangan. Sumber daya keuangan berasal dari APBD Kab MUBA sebesar Rp. 40 juta, yang dipergunakan untuk: Pembiayaan pertemuan. Diperlukan pembiayaan untuk mengadakan pertemuan-pertemuan. Pembiayaan pertemuan bisa menggunakan anggaran pendapatan dan belanja daerah dokumen pelaksanaan anggaran Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Musi Banyuasin. Pembiayaan monitoring dan evaluasi. Setelah ujicoba inisiatif ini, monev diperlukan untuk keefektifan dari inisiatif ini, apakah berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana yang ditetapkan. Monev melibatkan pihak 11

12 internal dan eksternal dari DPMPTSP, sehingga diperlukan biaya untuk menghadirkan pihak-pihak ini. Pembiayaan perjalanan dinas petugas pelayanan ke lokasi dan survey awal. Survey awal diperlukan untuk meminta izin dari penguasa setempat sebelum menentukan lokasi. Jika langsung mendatangi lokasi sering terjadi penolakan dari masyarakat yang berkeberatan tempat mereka didirikan tenda pelayanan. Pembelian snack dan souvenir. Sebelum melakukan pelayanan keliling, petugas pelayanan biasanya telah membawa snack dan souvenir. Hal ini dilakukan, karena lokasi dan kondisi geografis yang berbeda dari semua kecamatan terkadang di lokasi tidak warung. Sumber keuangan lain adalah dari Dana CSR PT HIndoli Cargil, berupa tenda kerucut 2. Sumber Daya Teknis. Sarana dan prasarana yang disiapkan untuk terjun ke lapangan merupakan keharusan. Karena sarana dan prasarana inilah yang bisa mencairkan suasana dan mengajak masyarakat untuk mendekati sumber suara dengan memanfaatkan musik dangdut Karaoke Asik Ijin Melejit sebagai media pendekatan. Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk inovasi ini adalah sebagai berikut : Mobil Pelayanan Keliling Double Gardan Tenda Kerucut Sound System Karaoke Souvenir Snack Leaflet/Brosur Perizinan dan Non Perizinan Blangko Perizinan dan Non Perizinan Kotak Kepuasan Masyarakat 3. Sumber Daya Manusia. Sumber Daya Manusia yang diberdayakan dalam inovasi ini adalah: 12

13 - Petugas pelayanan perijinan, Petugas pelayanan harus memiliki pengetahuan yang baik atas produk pelayanan perizinan dan non perizinan yang ditawarkan. - MC, yang menghidupkan suasana menjadi akrab, santai dan nyaman bagi masyarakat. - Penyanyi, sebagai pemandu musik dangdut yang dipilih oleh masyarakat dan pelaku usaha yang mendatangi gerai pelayanan. - Petugas edukasi, bertugas untuk mengedukasi para masyarakat dan pelaku usaha tentang pentingnya kepemilikan ijin dan non ijin bagi usaha mereka 7. Apa Saja Keluaran Yang Paling Berhasil? Keluaran yang paling berhasil dari inisiatif ini adalah sebagai berikut: 1. Jumlah izin dan non izin terbit meningkat. Kenaikan jumlah izin dan non izin yang terbit sepanjang Tahun 2016 dan Tahun 2017 menunjukkan jumlah yang signifikan. Jumlah izin dan non izin yang terbit Tahun 2017 adalah izin dan non izin dari Tahun 2016 yang berjumlah izin dan non izin (13%) sedangkan jenis izin dan non ijin yang terbit semakin banyak, tidak cuma izin yang itu-itu saja. Dari 60 (enam puluh) jenis izin dan non izin di Tahun 2017, untuk Tahun 2017 total jenis izin dan non izin 17 (tujuh belas) ijin terbit dari Tahun 2016 hanya 12 (dua belas) ijin terbit (42 %). 2. Tingkat kepuasan masyarakat semakin meningkat. Berdasarkan Survey Kepuasan Masyarakat (SKM) yang diambil dari kuesioner oleh Bidang Pengaduan, Kebijakan dan Pelaporan Layanan didapat nilai 82,15 di tahun 2017, lebih tinggi dibandingkan hasil SKM tahun 2016, yaitu 82, Surat Keputusan Kepala DPMPTSP Kabupaten Musi Banyuasin tentang Tim Pelaksana Kegiatan Pelayanan Keliling Kecamatan. 4. Berkurangnya ketidakpuasan/pengaduan ataupun keluhan masyarakat atas pelayanan publik yang dilakukan oleh Dinas Penanaman Modal dan 13

14 Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Musi Banyuasin melalui Laporan Pengaduan Masyarakat. 5. Kerjasama yang harmonis antara DPMPTSP dan Perusahaan Swasta dalam hal ini PT. Hindoli Cargill untuk dana CSR benar-benar dimanfaatkan untuk kepentingan pelayanan publik kepada masyarakat dan pelaku usaha di Muba. 8. Sistem Apa Yang Diterapkan Untuk Memantau Kemajuan Dan Mengevaluasi Kegiatan? Untuk memantau dan mengevaluasi apakah inovasi ini berjalan dengan baik dan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat dan pelaku usaha di Kabupaten Musi Banyuasin, maka telah dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya melalui beberapa sistem. Sistem yang diterapkan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Musi Banyuasin sebagai berikut: 1. Laporan Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan. Laporan ini disajikan secara bulanan. Rekapitulasi ijin dan non ijin yang terbit disajikan dalam bentuk tabel. 2. Monitoring dan Evaluasi Perizinan dan Non Perizinan oleh Tim Satgas Percepatan Berusaha Kabupaten Musi Banyuasin. Tim Satgas Percepatan Berusaha berdasarkan Surat Keputusan Bupati Musi Banyuasin Nomor 1010/KPTS-DPMPTSP/2017 bertugas salah satunya dengan melakukan penyelesaian hambatan atas seluruh perijinan berusaha yang menjadi kewenangan Kabupaten Musi Banyuasin, membentuk layanan pengaduan, melaksanakan inventarisasi perijinan dan non perijinan. 3. Monitoring dan Evaluasi Perijinan dan Non Perijinan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Musi Banyuasin dengan Perangkat Daerah terkait rekomendasi. Monitoring ini dilakukan secara berkala di seluruh kecamatan di Kabupaten Musi Banyuasin. Dengan turun ke 14

15 lapangan Tim Monitoring Gabungan memantau apa yang menjadi kendala dalam perijinan dan non perijinan. 4. Monitoring dengan menggunakan Survey Kepuasan Masyarakat (SKM). Kuesioner diberikan kepada pemohon izin dengan segala transparansinya. Nilai SKM menjadi alat pemantau untuk menilai kepuasan dari layanan yang diberikan. SKM dilakukan 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun dengan 300 (tiga ratus) responden. Pemohon izin disodorkan 10 (sepuluh) pertanyaan. Dari jawaban pemohon itulah yang dihitung dan akhirnya mendapat nilai akhir. 5. Kotak Kepuasan Masyarakat. Pada saat melakukan inisiatif ini, masyarakat dan pemohon izin disodorkan Kotak Kepuasan Masyarakat. Masyarakat dan pelaku usaha memberi respon atas pelayanan yang diberikan oleh petugas pelayanan di tenda pelayanan. Puas dan Tidak Puas menjadi indikator pelayanan keliling masyarakat di lapangan. 6. Laporan Pengaduan Semester. Laporan Pengaduan yang ditujukan ke DPMPTSP ditindaklanjuti oleh Seksi Pengaduan dan Informasi Layanan. Pengaduan bisa melalui Website, , Kotak Saran, Petugas Pengaduan, Nomor Telepon, dan Whatsapp. Setiap pengaduan direspon dengan cepat, dan dievaluasi setiap akhir pekan langsung disampaikan kepada masyarakat dan pelaku usaha. Sistem ini diterapkan secara langsung mengenai pelayanan publik yang diberikan dan komen terhadap pelayanan publik. Pengunjung pada awalnya belum terbiasa dengan pelayanan publik. Berdasarkan evaluasi dan kritik dari pengunjung didapat bahwa Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Musi Banyuasin telah memberikan pelayanan publik yang cepat dan responsif. Sehingga pengusaha dan masyarakat merasa senang dan puas datang ke kantor Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Musi Banyuasin. 9. Apa Saja Kendala Utama Yang Dihadapi Dan Bagaimana Kendala Tersebut Dapat Diatasi? 15

16 berikut: INOVASI PELAYANAN PUBLIK (KARAOKE ASIK IJIN MELEJIT) Kendala utama yang dihadapi untuk melaksanakan inisiatif ini adalah sebagai 1. Kondisi infrastruktur pun menjadi kendala dalam pencapaian inovasi ini. Jalan yang banyak berlobang dan rusak sering menghambat perjalanan petugas pelayanan. Solusi untuk menyelesaikannya adalah dengan memakai kendaraan Double Cabin sebagai kendaraan operasional sehingga jalan yang berlobang dan rusak tidak menjadi kendala dalam memberikan pelayanan. 2. Jaringan listrik di kecamatan di Kabupaten Musi Banyuasin sering sekali tidak stabil. Peralatan sound system karaoke kadang tidak bisa optimal dipergunakan. Atau kondisi pasar kalangan tidak terdapat jaringan listrik, sehingga solusi penyelesaiannya dengan membawa genset atau meminta izin untuk memakai jaringan listrik masyarakat yang terdekat dengan lokasi pendirian tenda pelayanan. Dengan konsekuensi petugas pelayanan memberikan kompensasi dana kepada masyarakat yang dipakai atau diminta jaringan listriknya. 3. Kendala lainnya adalah masih ada masyarakat belum mengetahui adanya pelaksanaan informasi dari inovasi ini, sehingga DPMPTSP Kabupaten Musi Banyuasin sebelum melakukan kegiatan ini secara berkala dan terus menerus memberikan informasi melalui berbagai media massa dan elektronik diantaranya memberitahukan jadwal kunjungan melalui media sosial Facebook, Radio Lokal Gema Randik dan koran terbitan daerah di Kabupaten Musi Banyuasin. Secara perlahan dan pasti masyarakat mengetahui dan datang berkunjung ke lokasi pelayanan. 4. Stigma masyarakat bahwa mengurus izin itu susah, berbelit-belit dan menghabiskan waktu, selain itu juga ada sebagian masyarakat kurang menyadari dengan adanya izin mereka bisa meminjam dana ke bank atau lembaga keuangan lainnya tujuan akhirnya meningkatkan perekonomian mereka. Solusi menyelesaikan kendala tersebut dengan memberikan pelatihan kepada aparatur pelayanan untuk bisa memberikan penjelasan yang memadai tentang manfaat perizinan dan non perizinan sehingga masyarakat memperoleh informasi yang dipahami dengan bahasa mereka. 16

17 5. Keuangan juga menjadi kendala. Kecilnya anggaran membuat inovasi ini belum bisa menjangkau 15 (lima belas) Kecamatan di Kabupaten Musi Banyuasin. Solusi penyelesaiannya dengan membuat telaah tentang pentingnya inovasi ini dan dipaparkan di hadapan Tim Anggaran Pemerintah Daerah. D. Dampak Sebelum dan Sesudah 10. Apa Saja Manfaat Utama Yang Dihasilkan Inisiatif Ini? Secara umum penerapan inovasi ini terbukti telah memberi dampak positif bagi peningkatan pelayanan investasi di daerah. Semakin cepat, mudah dan murah perizinan menggerakkan roda perekonomian daerah, terbukti dengan adanya peningkatan jumlah ijin dan non ijin yang terbit. Kenaikan jumlah ijin dan non ijin terbit ini tidak hanya karena peningkatan pelayanan saja tetapi juga sebagai dampak penerapan pelayanan publik kepada masyarakat yang akhirnya membawa multiplier effects terhadap meningkatnya kesempatan kerja dan meningkatnya pendapatan daerah. Dari data hasil wawancara terlihat bahwa penerapan inovasi ini telah dapat memberikan dampak yang positif terhadap emosi/psikologis masyarakat sehingga menciptakan pelayanan perizinan yang lebih baik, transparan, cepat dan murah.setelah dilakukan inisiatif ini maka tampak perubahan nyata yang dapat dinikmati oleh masyarakat sebagai pengguna layanan, petugas sebagai pemberi layanan dan pemangku kepentingan lain. Dampak positif atau manfaat bagi pengguna layanan adalah sebagai berikut: 1. Sosial: Meningkatnya pengetahuan masyarakat dan pelaku usaha tentang izin dan non izin. Masyarakat dan pelaku usaha yang tidak tahu tentang mekanisme, prosedur, persyaratan dan biaya perizinan dan non perizinan menjadi tahu dan jelas tentang hal tersebut. 17

18 Terpenuhinya kebutuhan dan harapan pelayanan yang optimal. Masyarakat disodorkan pelayanan yang prima dan optimal, sehingga masyarakat dan pelaku usaha merasa dipuaskan dan memperoleh ilmu yang bermanfaat. Menyebarnya informasi yang merata tentang perizinan dan non perizinan. Informasi perizinan dan non perizinan merata sampai ke beberapa Kecamatan bahkan ke pelosok-pelosok desa dan kelurahan di Kabupaten Musi Banyuasin. Meningkatnya kemauan masyarakat untuk mengurus izin dan non izin. Dengan adanya inovasi ini, masyarakat dan pelaku usaha berkeinginan untuk melegalkan usaha mereka karena dari segi positifnya masyarakat dan pelaku usaha dapat memudahkan penambahan modal untuk usaha mereka. 2. Kultural: Makin terlestarikannya musik dangdut sebagai musik asli Indonesia. Musik dangdut sebagai media dalam menjalin komunikasi dengan masyarakat dan pelaku usaha. Menggunakan judul lagu Jaran Goyang tetapi liriknya dimodifikasi dengan lirik tentang pelayanan perizinan dan non perizinan membuat masyarakat lebih mudah dalam memahami peran Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Musi Banyuasin sebagai leading sector dari perizinan dan penanaman modal. Mempertemukan berbagai suku, ras, agama, adat istiadat dan budaya. Dari banyaknya masyarakat dan pelaku usaha yang datang ke tenda pelayanan keliling yang berasal dari suku, ras, agama, adat istiadat yang berbeda-beda bersatu dalam tenda pelayanan keliling di setiap kecamatan. Menjadi ajang silahturahmi dan saling mengenal antara masyarakat yang satu dengan lainnya. Masyarakat dan pelaku usaha bisa saling mengenal dan berbagi informasi tentang perijinan dan non perijinan dengan dampak jangka panjang untuk pengembangan usaha mereka. 3. Ekonomi 18

19 Meningkatnya perekonomian masyarakat dengan banyaknya masyarakat dan pelaku usaha yang meminjam dana ke bank dan lembaga keuangan lainnya. Menghemat pengeluaran mereka untuk datang ke ibukota kabupaten. Efisiensi waktu dari para masyarakat dan pelaku usaha. Masyarakat dan pelaku usaha bisa menghemat waktu mereka untuk datang ke Ibukota Kabupaten hanya untuk pengurusan ijin. Menumbuhkan minat untuk berusaha. Dampak positif dan manfaat yang didapat dari DPMPTSP sebagai pemberi layanan adalah: 1. Lebih efisien. Layanan keliling ini dirasakan lebih efisien karena dengan hanya mendirikan tenda layanan keliling, pemberi layanan tidak harus menunggu berjam-jam untuk melakukan layanan keliling. Yang tidak seperti biasanya, layanan keliling membutuhkan waktu seharian sedangkan masyarakat dan pelaku usaha terkadang tidak datang sama sekali. 2. Lebih mudah dalam memberikan layanan. Layanan ini dirasakan lebih mudah dalam artiannya, masyarakat dan pelaku usaha langsung mendekati tenda layanan. Dengan sound system musik dangdut, masyarakat dan pelaku usaha dengan tidak diminta kehadirannya langsung mendekati tenda layanan. 3. Lebih praktis. Layanan inovasi ini memberikan manfaat yang praktis dikarenakan sosialisasi model lama dulu, untuk mengumpulkan masyarakat dan pelaku usaha sangat susah walaupun undangan telah disebar terkadang peserta sosialisasi sangat minim kehadirannya. 4. Bisa mendengar secara langsung keluhan dari masyarakat dan pelaku usaha dengan cara berkomunikasi dan berdialog secara langsung terhadap prosedur, mekanisme, biata dan tata cara pengurusan perizinan dan non perizinan. 5. Lebih tepat sasaran. Dalam hal ini, objek yang dituju langsung ke masyarakat dan pelaku usaha dari berbagai profesi. Pendekatan one on one lebih nyata manfaatnya. 6. Peningkatan dan perbaikan kualitas pelayanan dari DPMPTSP sehingga tugas pokok dan fungsi Pelayanan Publik dari DPMPTSP dapat terlaksanakan dengan 19

20 baik sesuai peraturan perundang-undangan tentang penyelenggaraan pelayanan publik. 11. Apa Bedanya Sebelum dan Sesudah Inovasi? Inovasi adalah sebuah hal yang positif, karena dengan adanya inovasi inilah sesuatu akan terus berkembang, Mengenai tujuan inovasi tentu saja untuk membuat atau menemukan sesuatu yang lebih baik, lebih fungsional dan lain sebagainya. Manfaat yang dihasilkan sebelum dan setelah pelaksanaan inovasi adalah: 1. Sebelum inovasi kurang koordinasi antar instansi terkait menyebabkan terhambatnya pelayanan perizinan setelah inovasi koordinasi meningkat. - Sebelum inovasi, Kurangnya koordinasi dengan pihak kecamatan, desa dan kelurahan sebelum inisiatif ini membuat terkadang miskomunikasi dan komunikasi yang deadlock dengan pihak kecamatan, desa dan kelurahan. Terkadang petugas pelayanan keliling datang tanpa ada surat pemberitahuan kepada pihak kecamatan, desa dan kelurahan. Akibatnya jumlah peserta atau pengguna layanan yang memanfaatkan layanan keliling ini sangat minim. - Setelah inovasi, Setelah dilaksanakan inisiatif ini, koordinasi dengan pihak kecamatan, desa dan kelurahan semakin meningkat. Petugas pelayanan keliling sebelum turun ke lapangan mengirimkan surat pemberitahuan terlebih dahulu kepada pihak kecamatan, desa dan kelurahan sehingga pihak kecamatan, desa dan kelurahan bisa mengkomunikasikan dengan masyarakat dan pelaku usaha di wilayah kerja mereka. Komunikasi yang lancar dan efektif antara pihak kecamatan, desa dan lurah dengan petugas pelayanan keliling membuat inisiatif ini makin banyak manfaat dan dampaknya. 2. Sebelum inovasi lokasi jauh sehingga menyebabkan tidak efisien dalam waktu dan biaya, setelah inovasi lokasi dekat dan pemohon dapat melakukan pengurusan secara mandiri. 20

21 - Sebelum inovasi, Masyarakat dan pelaku usaha karena kondisi geografis malas melakukan pengurusan izin dan non izin. Untuk ibukota kabupaten, mereka berpikir akan menghabiskan waktu dan biaya untuk pengurusan itu. Belum lagi proses yang berbelit-belit sehingga seharusnya mereka cuma menghabiskan 1 (satu) hari saja tetapi karena banyak berkas yang belum lengkap terpaksa mereka harus mengulang keesokan harinya. - Setelah inovasi, Petugas pelayanan keliling senantiasa selalu mendatangi masyarakat dan pelaku usaha sesuai jadwal kunjungan. Masyarakat dan pelaku usaha bisa memanfaatkan radio gema randik, media sosial facebook DPMPTSP. Dari kedua media tersebut, DPMPTSP selalu mempublikasikan dan menginformasikan jadwal kunjungan. Masyarakat dan pelaku usaha tinggal mendatangi tenda pelayanan, semua informasi bisa didapat melalui leaflet, brosur dan flyer. Atau jika masyarakat dan pelaku usaha ingin langsung mengurus izin, petugas pelayanan keliling juga menyiapkan blanko surat permohonan. 3. Sebelum inovasi banyak digunakan jasa calo, setelah inovasi waktu, biaya, dan tenaga yang digunakan lebih sedikit karena tidak menggunakan jasa calo. - Sebelum inovasi, pengurusan izin banyak menggunakan jasa calo. Masyarakat dan pelaku usaha karena kondisi geografis malas melakukan pengurusan izin dan non izin. Untuk ibukota kabupaten, mereka berpikir akan menghabiskan waktu dan biaya untuk pengurusan itu. Belum lagi proses yang berbelit-belit sehingga seharusnya mereka cuma menghabiskan 1 (satu) hari saja tetapi karena banyak berkas yang belum lengkap terpaksa mereka harus mengulang keesokan harinya. Untuk itu masyarakat dan pelaku usaha sering menggunakan jasa calo untuk mengurus izin mereka sehingga biaya yang seharusnya gratis menjadi membengkak karena untuk membayar jasa calo. - Setelah inovasi, pengurusan izin dan non izin tidak lagi menggunakan jasa calo. Petugas pelayanan keliling dengan sabar melayani para pemohon. Memberi penjelasan dan informasi yang detail tentang mekanisme, syarat, prosedur dan biaya dari pengurusan izin dan non izin. Untuk masyarakat yang telah membawa berkas yang lengkap dan benar, petugas dengan sigap 21

22 membantu proses pengurusannya. Dengan membawa berkas mereka ke DPMPTSP, masyarakat dan pelaku usaha tinggal menunggu telepon atau sms dari DPMPTSP bila izin dan non izin mereka telah selesai. 4. Sebelum inovasi masyarakat kurang sadar dan peduli setelah inovasi masyarakat dan pelaku usaha semakin dekat dengan produk perizinan dan non perizinan yang dikeluarkan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Musi Banyuasin. - Sebelum inovasi, masyarakat dan pelaku usaha kurang sadar dan peduli dengan produk-produk dari DPMPTSP. Mereka tidak diberi informasi yang jelas tentang produk-produk perizinan dan non perizinan. - Setelah inovasi, masyarakat dan pelaku usaha diberi edukasi tentang produkproduk perizinan dan non perizinan. Masyarakat lebih tahu berapa jenis izin dan non izin yang ada di DPMPTSP. Izin dan non izin apa yang mesti mereka urus untuk keperluan berusaha mereka. Mekanisme pelayanan dan mekanisme pengaduan pun diberikan kepada masyarakat dan pelaku usaha. Menggunakan pendekatan musik dangdut ini, masyarakat tersentuh untuk mendekati dan mendatangi tenda pelayanan. Tambahan adanya souvenir dan snack membuat masyarakat dan pelaku usaha dimanjakan dengan fasilitas tersebut. Games-games menarik juga diberikan petugas pelayanan untuk menarik masyarakat dan pelaku usaha untuk mendekati. Pendekatan yang sederhana tapi berkesan yang dilakukan oleh petugas pelayanan keliling. No Aspek Pembeda Sebelum Sesudah 1. Jumlah penerbitan ijin Jenis ijin Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) 82,14 82,15 4. Pengaduan Masyarakat Pelayanan bagi wilayah terpencil Pelayanan keliling Gerai Pelayanan 6. Kehadiaran di posko layanan Rendah tinggi 22

23 Sebelum Sesudah 23

24 Sebelum Sesudah 24

25 Sebelum Sesudah 25

26 Sebelum Sesudah 12. Apa Saja Dari Kegiatan Inovasi Tersebut Yang Sejalan Dengan Satu Atau Lebih Dari 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)? Tujuan pembangunan berkelanjutan yang bisa diambil dari inisiatif ini adalah sebagai berikut: a. Point 8: Decent Work and Economic Growth (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi). Target mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif untuk semua dengan penyediaan akses pelayanan sampai ke pelosok kecamatan di Kabupaten Musi Banyuasin, juga sejalan dengan tujuan pembangunan nasional dalam sektor ketenagakerjaan, terkait hal ini pemerintah telah mengeluarkan beberapa paket kebijakan ekonomi 26

27 yang bertujuan untuk penciptaan kesempatan kerja yang lebih layak bagi semua. Semakin banyak perijinan dan non perijinan yang terbit semakin menunjukkan giat perekonomian di suatu kecamatan. Perusahaanperusahaan tumbuh dan berkembang, toko dan warung bermunculan, dan tempat praktek tenaga kesehatan. Investasi semakin meningkat dan investor asing pun berdatangan. Masyarakat dan pelaku usaha memerlukan pinjaman dana keuangan. Dengan memiliki izin usaha proses pinjaman masyarakat ke Bank/Lembaga Keuangan pun bisa diproses sehingga masyarakat dan pelaku usaha semakin meningkatkan perekonomian di Kabupaten Musi Banyuasin dan tenaga kerja semakin banyak terserap jika perekonomian di suatu kecamatan meningkat. Hunian hotel, wisata kuliner dan pusat oleholeh bermunculan. Pembuatan izin yang semakin mudah, cepat dan murah menjadikan masyarakat dan pelaku usaha berbondong-bondong membuat izin dan non izin. Ijin dan non ijin yang terbit, contohnya Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) menjadikan nilai jual rumah juga meningkat. Semakin tinggi nilai jual tanah dan rumah menjadikan perekonomian kecamatan semakin meningkat dan investasi juga semakin tinggi. b. Point 17: Partnerships for the goals (Kerjasama Global untuk Mencapai Tujuan) Target Memperkuat kerjasama dengan berbagai pihak dengan kemitraan masyarakat, sipil, perusahaan, swasta untuk mendukung Muba Maju Berjaya 2022, Masyarakat sipil mendorong pemerintah pemerintah indonesia melibatkan partisipasi masyrakat dalam menjalankan agenda pembangunan berkelanjutan. 27

28 E. Keberlanjutan INOVASI PELAYANAN PUBLIK (KARAOKE ASIK IJIN MELEJIT) 13. Apa Saja Pembelajaran Yang Dapat Dipetik? Edukasi kepada masyarakat dengan menggunakan pendekatan budaya lokal yang akrab dengan masyarakat akan memberikan hasil yang maksimal bagi pengetahuan dan kemampuan masyarakat akan pentingnya pengurusan ijin dan non ijin untuk jasa dan produk yang dihasilkan msayarakat dalam Kabupaten Musi Banyuasin. Layanan perijinan untuk wilayah yang terpencil perlu dilakukan dengan mendekatkan akses pelayanan kepada masyarakat melalui berbagai metode yang menarik dan promosi kreatif sehingga masyarakat dengan tidak dipaksa mendatangi gerai layanan. Kreatifitas dan inovasi sangat dibutuhkan untuk meyakinkan masyarakat tentang kinerja pelayanan publik yang diberikan DPMPTSP Kab Muba sehingga masyarakat sebagai pengguna layanan terlayani dengan baik dan berdampak kuat untuk peningkatan kualitas layanan publik di Kabupaten Musi Banyuasin. Dukungan dari perangkat daerah terkait, media cetak, media elektronik dan media sosial sangat diperlukan untuk keberhasilan inovasi ini sehingga inovasi ini dapat berjalan dengan baik dan bermanfaat bagi pelayanan publik. Perlunya komunikasi langsung yang efektif antara DPMPTSP dengan pihak kecamatan, Desa dan Kelurahan. Komunikasi langsung diperlukan untuk keberhasilan inovasi ini. Komunikasi dibangun dengan efektif dengan pihak terkait. Adanya pemberitahuan awal dari DPMPTSP membuat pihak kecamatan, desa dan kelurahan bisa mempersiapkan diri dan memberitahukan kegiatan ini untuk masyarakat dan pelaku usaha di wilayah kerja mereka. Komunikasi tidak langsung bisa menggunakan sarana kotak pengaduan/saran, telepon pengaduan, whatsapp, dan menggunakan media sosial facebook, dan website untuk keberhasilan inovasi ini. Komunikasi tidak langsung ini juga bermanfaat untuk keberlanjutan inovasi ini. Pemberi layanan jadi 28

29 lebih mengetahui apa yang menjadi keluhan dan unek-unek masyarakat dan pelaku usaha atas pelayaanan yang selama ini diberikan. Selain untuk keluhan dan pengaduan, keberadaan media sosial dari DPMPTSP juga bisa memberikan informasi dan kegiatan dari pelayanan perizinan dan non perizinan. 14. Apakah Inovasi Ini Berkerkelanjutan dan Direplikasi? Keberlanjutan: 1. Telah ada dukungan anggaran rutin yang dialokasikan melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran DPMPTSP. 2. Adanya regulasi berupa Surat Keputusan Nomor 1010/KPTS-DPMPTSP/2017 tentang Satuan Tugas Percepatan Pelaksanaan Berusaha Kabupaten Musi Banyuasin. 3. Kesepakatan/MoU dengan pihak radio lokal GEMA RANDIK untuk mempublikasikan kapan dan dimana gerai layanan perijinan dan non perijinan dilaksanakan. Replikasi: 1. Penghargaan sebagai Role Model Unit Penyelenggara Pelayanan Publik yang termasuk didalamnya inovasi KARAOKE ASIK IJIN MELEJIT merupakan model edukasi masyarakat dan promosi perijinan yang inovatif. 2. Pernah dipublikasikan oleh radio lokal, media cetak koran dan media sosial sehingga banyak pihak yang akan dapat mereplikasi inovasi ini. 3. Inovasi ini sederhana, murah dan mudah direplikasi. 29

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RETRIBUSI PERSAMPAHAN. Uraikan situasi yang ada sebelum inovasi pelayanan publik ini dimulai

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RETRIBUSI PERSAMPAHAN. Uraikan situasi yang ada sebelum inovasi pelayanan publik ini dimulai PROPOSAL SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RETRIBUSI PERSAMPAHAN Tanggal pelaksanaan inovasi pelayanan publik Wednesday, 01 February 2017 Kategori inovasi pelayanan publik Pelayanan langsung kepada masyarakat

Lebih terperinci

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : ( berada pada nilai interval 1,76-2,50 mutu pelayanan C ) yang berarti

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : ( berada pada nilai interval 1,76-2,50 mutu pelayanan C ) yang berarti BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Kinerja pelayanan publik pada Dinas

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dengan pembangunan nasional, yang pelaksanaannya tetap dan senantiasa memperhatikan kondisi, potensi dan sumber daya daerah

Lebih terperinci

LAPORAN TINDAK LANJUT ATAS HASIL INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) TAHUN 2015 PADA KANTOR PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KOTA BANDA

LAPORAN TINDAK LANJUT ATAS HASIL INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) TAHUN 2015 PADA KANTOR PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KOTA BANDA LAPORAN TINDAK LANJUT ATAS HASIL INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) TAHUN 2015 PADA KANTOR PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KOTA BANDA Tugas utama pemerintah terhadap rakyatnya adalah memberikan pelayanan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI INSTANSI

BAB III DESKRIPSI INSTANSI BAB III DESKRIPSI INSTANSI A. Sejarah Singkat Diterbitkannya Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 8 Tahun 2014 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 4 Tahun 2008

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar dinyatakan sebagai kumpulan pembeli dan penjual yang melakukan

I. PENDAHULUAN. Pasar dinyatakan sebagai kumpulan pembeli dan penjual yang melakukan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara tradisional menurut Kotler (2007) pasar merupakan tempat fisik dimana para pembeli dan penjual berkumpul untuk membeli dan menjual barang. Pasar dinyatakan sebagai

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan terhadap Kebijakan Nasional Rencana program dan kegiatan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pemalang mendasarkan pada pencapaian Prioritas

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SALATIGA TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SALATIGA TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SALATIGA TAHUN 2016 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SALATIGA 2017 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO,

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI GARUT, : a. bahwa penanaman modal merupakan salah

Lebih terperinci

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN TERPADU SATU PINTU BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN SUKOHARJO

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN SUKOHARJO BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. bahwa penanaman

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT LD. 14 2012 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS KECAMATAN KABUPATEN WONOSOBO

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS KECAMATAN KABUPATEN WONOSOBO SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS KECAMATAN KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO, Menimbang

Lebih terperinci

Rencana Kinerja Bagian Pembangunan Tahun 2015 RENCANA KINERJA

Rencana Kinerja Bagian Pembangunan Tahun 2015 RENCANA KINERJA RENCANA KINERJA BAGIAN PEMBANGUNAN SETDA KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2015 1 KATA PENGANTAR Dengan Mengucap puji syukur Kehadirat Allah SWT. Atas segala rahmatnya akhirnya dapat disusun Rencana Kinerja Bagian

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) IZIN TRAYEK PADA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) IZIN TRAYEK PADA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) PADA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU TAHUN 2012 BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) Nomor : 3/SOP/429.207/2012 Tanggal : 11 Agustus

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 97 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU

Lebih terperinci

BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN JEPARA

BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN JEPARA SALINAN BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, Menimbang : a. bahwa penanaman modal

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN GEDEBAGE KOTA BANDUNG 2.1. TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN GEDEBAGE KOTA BANDUNG 2.1. TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN GEDEBAGE KOTA BANDUNG 2.1. TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI KECAMATAN GEDEBAGE 2.1.1. TUGAS POKOK Tugas Pokok Kecamatan Gedebage mengacu kepada Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pelayanan publik merupakan suatu kewajiban aparatur negara untuk

I. PENDAHULUAN. Pelayanan publik merupakan suatu kewajiban aparatur negara untuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan publik merupakan suatu kewajiban aparatur negara untuk melayani masyarakat. Hal tersebut senada dengan Surjadi (2012:7), bahwa pelayanan publik merupakan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang : a. bahwa penanaman modal merupakan

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Program Utama Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya sesuai visi misi Kantor Pelayanan Perizinan dan Penanaman Modal maka ditentukan oleh ketersedian anggaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LAPORAN SURVEY KEPUASAN MASYARAKAT TAHUN 2016 A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LAPORAN SURVEY KEPUASAN MASYARAKAT TAHUN 2016 A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Undang-Undang Dasar 95 telah mengamanatkan, bahwa Negara wajib melayani setiap warga negara dan penduduk untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dalam rangka pelayanan umum

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT Menimbang WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TATA RUANG, TATA BANGUNAN, DAN PERUMAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS, SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB 8 KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

BAB 8 KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN BAB 8 KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 8.1 Kesimpulan Dari kegiatan pemetaan Perda dan pelaksanaan survey persepsi terhadap 900 UMKM yang dilakukan di 10 Kabupaten/Kota dapat disimpulkan hal-hal sebagai

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 37/2016 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DENGAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 97 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 2 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 97 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 2 TAHUN 2009 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 97 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 2 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA KECAMATAN KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENANAMAN MODAL DI PROVINSI JAWA TENGAH

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENANAMAN MODAL DI PROVINSI JAWA TENGAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENANAMAN MODAL DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. Pintu yang diselenggarakan oleh BPMPTSP Kabupaten Purwakarta belum

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. Pintu yang diselenggarakan oleh BPMPTSP Kabupaten Purwakarta belum BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan dari hasil penyajian data dan pembahasan, maka kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Proses atau tahapan Implementasi Penyelenggaraan

Lebih terperinci

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN WONOGIRI

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN WONOGIRI 1 BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN WONOGIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOGIRI, Menimbang : a. bahwa penanaman

Lebih terperinci

BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN KEDIRI

BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN KEDIRI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN KEDIRI 1. VISI BPM-P2TSP KAB. KEDIRI Visi merupakan cara pandang jauh ke depan dari suatu lembaga/institusi yang harus dibawa

Lebih terperinci

BOKS RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PENELITIAN ANALISIS DAMPAK PENERAPAN ONE STOP SERVICE (OSS) TERHADAP PENINGKATAN INVESTASI DI JAWA TENGAH

BOKS RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PENELITIAN ANALISIS DAMPAK PENERAPAN ONE STOP SERVICE (OSS) TERHADAP PENINGKATAN INVESTASI DI JAWA TENGAH BOKS RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PENELITIAN ANALISIS DAMPAK PENERAPAN ONE STOP SERVICE (OSS) TERHADAP PENINGKATAN INVESTASI DI JAWA TENGAH Sejak UU Otonomi Daerah diberlakukan tahun 1999, pemerintah daerah

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA TAHUN 2017 1 PERENCANAAN KINERJA 2.1. PERENCANAAN STRATEGIS

Lebih terperinci

- Dasar Hukum Peraturan Daerah ini adalah :

- Dasar Hukum Peraturan Daerah ini adalah : PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA 2016 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA 12 HLM, LD Nomor 5 SERI D ABSTRAK : - bahwa

Lebih terperinci

E-voting SITANDI Solusi Pilkades Cepat dan Akurat

E-voting SITANDI Solusi Pilkades Cepat dan Akurat E-voting SITANDI Solusi Pilkades Cepat dan Akurat 1. Apa masalah yang melatarbelakangi munculnya inovasi ini? Terlaksananya inovasi e-voting SITANDI di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan berawal dari

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) IZIN USAHA HOTEL PADA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) IZIN USAHA HOTEL PADA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) PADA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU TAHUN 2012 BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) Nomor : 4/SOP/429.207/2012 Tanggal : 11 Agustus

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN, Menimbang

Lebih terperinci

VI. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pembahasan mengenai pelayanan publik bidang

VI. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pembahasan mengenai pelayanan publik bidang VI. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan mengenai pelayanan publik bidang perizinan pada Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Metro yang dianalisis dengan

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 064 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 064 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 064 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

(Laporan Kinerja Instansi Pemerintah) LKIP 2016 BAB I PENDAHULUAN

(Laporan Kinerja Instansi Pemerintah) LKIP 2016 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Singkat Organisasi Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten Sumedang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2014 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) merupakan salah satu instansi pemerintah yang mempunyai peranan penting dalam memberikan pelayanan publik terkait dengan penanaman

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 61 TAHUN2016

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 61 TAHUN2016 PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 61 TAHUN2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

Lebih terperinci

FIVE IN ONE LAHIRKAN CAKMAN CEPAT AKURAT AMAN

FIVE IN ONE LAHIRKAN CAKMAN CEPAT AKURAT AMAN FIVE IN ONE LAHIRKAN CAKMAN CEPAT AKURAT AMAN FIVE IN ONE LAHIRKAN CAKMAN Ringkasan Singkat Layanan publik merupakan sebuah proses untuk memenuhi harapan masyarakat pengguna yang sifatnya dinamis. Karena

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KOTA BANJAR DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN SIDOARJO

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU

Lebih terperinci

Uraikan situasi yang ada sebelum inovasi pelayanan publik ini dimulai

Uraikan situasi yang ada sebelum inovasi pelayanan publik ini dimulai PROPOSAL Dongkel With Mobile Library Tanggal pelaksanaan inovasi pelayanan publik Monday, 18 January 2016 Kategori inovasi pelayanan publik Pelayanan langsung kepada masyarakat RINGKASAN PROPOSAL Perpustakaan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2005 T E N T A N G PERIZINAN USAHA OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA ALAM DI KABUPATEN BANTUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2005 T E N T A N G PERIZINAN USAHA OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA ALAM DI KABUPATEN BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2005 T E N T A N G PERIZINAN USAHA OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA ALAM DI KABUPATEN BANTUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DI KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,

Lebih terperinci

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI JABATAN STRUKTURAL PADA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI JABATAN STRUKTURAL PADA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI JABATAN STRUKTURAL PADA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU BUPATI KARANGANYAR, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan. Data Capaian pada Tahun Awal Perencanaan. Indikator Kinerja Program (outcomes) dan Kegiatan (output)

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan. Data Capaian pada Tahun Awal Perencanaan. Indikator Kinerja Program (outcomes) dan Kegiatan (output) Tabel 5.1. Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif Kantor Pelayanan Perijinan dan Penanaman Modal Kabupaten Provinsi Sulawesi Selatan Tujuan Sasaran Indikator

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL, PELAYANAN

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 11 TAHUN 2007 SERI PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Pasal 28 Anggaran Dasar Badan Perfilman Indonesia, merupakan rincian atas hal-hal yang telah

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN SELAYAR, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU Salinan NO : 22/LD/2012 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 22 TAHUN 2012 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 22 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 22 TAHUN 2012 TENTANG

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU Berdasarkan analisis serta pembahasan sebelumnya, pada dasarnya kawasan studi ini sangat potensial untuk di kembangkan dan masih

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. disebut sebagai desentralisasi. Haris dkk (2004: 40) menjelaskan, bahwa

I. PENDAHULUAN. disebut sebagai desentralisasi. Haris dkk (2004: 40) menjelaskan, bahwa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Otonomi daerah adalah salah satu bentuk nyata dari praktek demokrasi. Pelaksanaan otonomi daerah ditandai dengan penyerahan kewenangan yang disebut sebagai

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH

BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH Perencanaan dan implementasi pelaksanaan rencana pembangunan kota tahun 2011-2015 akan dipengaruhi oleh lingkungan strategis yang diperkirakan akan terjadi dalam 5 (lima)

Lebih terperinci

BAB II PERKEMBANGAN DAN PERMASALAHAN

BAB II PERKEMBANGAN DAN PERMASALAHAN BAB II PERKEMBANGAN DAN PERMASALAHAN 2.1. Kondisi Umum SKPD 2.1.1 Dasar Hukum Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang baik perlu memperhatikan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik, dan dalam

Lebih terperinci

PADA KECAMATAN : TEGALDLIMO KABUPATEN BANYUWANGI

PADA KECAMATAN : TEGALDLIMO KABUPATEN BANYUWANGI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) TANDA DAFTAR PERUSAHAAN (TDP) PADA KECAMATAN : TEGALDLIMO KABUPATEN BANYUWANGI PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI KECAMATAN TEGALDLIMO Jalan Koptu Ruswadi No. 12 Tegaldlimo

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN AKSES INFORMASI DAN KOMUNIKASI PUBLIK DI KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI

Lebih terperinci

QANUN KABUPATEN PIDIE NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG

QANUN KABUPATEN PIDIE NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN QANUN KABUPATEN PIDIE NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN IZIN GANGGUAN DI KABUPATEN PIDIE BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH

Lebih terperinci

Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu BAB I PENDAHULUAN

Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Yang menjadi dasar hukum dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi serta penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) B PMPT Provinsi Jawa Barat sebagai

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan dan

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan dan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan dan dijelaskan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa Kualitas Pelayanan Badan Perizinan Terpadu dan Penanaman

Lebih terperinci

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN GORONTALO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN, PEMANFAATAN, DAN PENDAYAGUNAAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS

Lebih terperinci

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana kerja adalah dokumen rencana yang memuat program dan kegiatan yang diperlukan untuk mencapai sasaran pembangunan, dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka

Lebih terperinci

Pelayanan Antidiskriminasi

Pelayanan Antidiskriminasi Pelayanan Antidiskriminasi 07 Jan 2015 Perbaikan Pemberian Pelayanan Kepada Masyarakat Memperkenalkan Pendekatan Baru Meningkatkan Efisiensi Keadilan dan Kemudahan akses pelayanan bagi kelompok rentan

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa penanaman modal merupakan

Lebih terperinci

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA BARAT NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 33 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, INFORMATIKA DAN KOMUNIKASI

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 33 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, INFORMATIKA DAN KOMUNIKASI BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 33 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, INFORMATIKA DAN KOMUNIKASI BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS DINAS PERDAGANGAN, KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

2 masyarakat hukum serta keserasian dan sinergi dalam pelaksanaan pengaturan dan kebijakan mengenai desa; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaiman

2 masyarakat hukum serta keserasian dan sinergi dalam pelaksanaan pengaturan dan kebijakan mengenai desa; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaiman LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.157, 2015 PEMERINTAHAN. Desa. Penyelenggaraan. Pembangunan. Pembinaan. Pemberdayaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717). PERATURAN

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Perilaku Layanan Terhadap Tingkat Kepuasan Masyarakat

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Perilaku Layanan Terhadap Tingkat Kepuasan Masyarakat BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Perilaku Layanan Terhadap Tingkat Kepuasan Masyarakat Perilaku layanan merupakan aktualisasi sikap seseorang atau suatu kelompok dalam bentuk interaksi atau hubungan antara penyedia

Lebih terperinci

WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH

WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : bahwa dalam

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kediri, Januari Kepala DPM-PTSP Kabupaten Kediri. Drs. INDRA TARUNA. ttd.

KATA PENGANTAR. Kediri, Januari Kepala DPM-PTSP Kabupaten Kediri. Drs. INDRA TARUNA. ttd. KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat Rahmat dan Hidayah-Nya, Laporan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Pemerintah Kabupaten Kediri Tahun

Lebih terperinci

1. BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU

1. BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU 1 1. BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU Sesuai dengan Surat Tugas dari Sekretaris Daerah Kota Magelang Nomor 061/227/113 Tanggal 19 Agustus 2015, Survey Indeks Kepuasan Masyarakat dilakukan pada tanggal

Lebih terperinci

2018, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 2. Peraturan Pemerintah Republik Indo

2018, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 2. Peraturan Pemerintah Republik Indo BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.37, 2018 KEMENPAN-RB. Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2018

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANAMAN MODAL

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANAMAN MODAL SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa air minum

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG KOMPETISI INOVASI PELAYANAN PUBLIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN/LEMBAGA, PEMERINTAH DAERAH,

Lebih terperinci

BUPATI JEMBER PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI JEMBER PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI JEMBER PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN MODAL LEMBAGA KEUANGAN MIKRO MASYARAKAT DAN KOPERASI PEDESAAN KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi, BAB VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien.

Lebih terperinci