BAB I PENDAHULUAN. kepramukaan dan metode kepramukaan; di alam terbuka (outdoor activities),

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga, dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis, yang dilakukan di alam terbuka dengan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan. Sedangkan Gerakan Pramuka adalah Gerakan (Lembaga) Pendidikan yang komplementer dan suplementer (melengkapi dan memenuhi pendidikan yang diperoleh anak/remaja/pemuda di rumah dan di sekolah), pada segmen yang belum ditangani oleh lembaga pendidikan lain yang pelaksanaannya mengunakan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan; di alam terbuka (outdoor activities), dan yang sekaligus dapat menjadi upaya self education bagi dan oleh anak/remaja/pemuda/pramuka sendiri. Gerakan Pramuka yang berusaha memberikan pendidikan melalui kegiatan kepramukaan sebagai salah satu ekstrakurikuler di sekolah dasar tentu memiliki sebuah tujuan. Saputra (1998:174) menjelaskan bahwa tujuan kegiatan kepramukaan sebagai bagian yang tak terpisahkan untuk mewujudkan tujuan nasional, seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, yaitu...melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial.... 1

2 2 UU No. 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka menjelaskan bahwa Gerakan Pramuka bertujuan untuk membentuk setiap pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan pancasila, serta melestarikan lingkungan hidup. Dalam undang-undang tersebut dijelaskan bahwa pendidikan kepramukaan yang diajarkan dalam Gerakan Pramuka menitikberatkan pada proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan. Nilai-nilai kepramukaan adalah nilai-nilai positif yang diajarkan dan ditanamkan kepada para anggota pramuka. Nilai-nilai ini merupakan nilai moral yang menghiasi perilaku anggota pramuka (Sudrajad, 2012:2). Dalam UU No. 12 Tahun 2010 pasal 11 tentang Gerakan Pramuka menyebutkan nilai-nilai kepramukaan yaitu : 1. Keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Kecintaan pada alam dan sesama manusia 3. Kecintaan pada tanah air dan bangsa 4. Kedisiplinan, keberanian dan kesetiaan 5. Tolong-menolong 6. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya 7. Jernih dalam berpikir, berkata dan berbuat 8. Hemat, cermat dan bersahaja 9. Rajin dan terampil Nilai-nilai kepramukaan bersumber dari Satya Pramuka, Dharma Pramuka, serta kecakapan dan keterampilan yang dikuasai anggota pramuka. Satya Pramuka merupakan kode kehormatan bagi setiap anggota pramuka

3 3 yang menunjukkan nilai ketuhanan, sikap nasionalisme dan sosialisme. Dharma Pramuka merupakan kode moral, janji dan komitmen diri yang wajib dihafal dan diamalkan oleh setiap anggota pramuka agar memiliki kepribadian baik. Sementara itu kecakapan dan keterampilan diajarkan dalam kegiatan kepramukaan agar nantinya dapat berguna ketika hidup di masyarakat dan di alam. Kepramukaan sebagai suatu sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan, perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia mempunyai ciri khas yaitu disiplin. Hal ini juga ditegaskan dalam Dasa Darma Pramuka poin ke-8 yang berbunyi disiplin, berani, dan setia. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, disiplin berarti latihan batin dan watak dengan maksud supaya segala perbuatannya selalu mentaati tata tertib. Tata tertib yang dimaksud bukan hanya dalam kemiliteran, tetapi juga tata tertib di lingkungan sekolah (Poerwadarminta, 1984:254). Slameto (Munawaroh, dkk, 2013:12) juga menyatakan bahwa disiplin merupakan suatu yang berkenaan dengan pengendalian diri seseorang terhadap bentukbentuk aturan. Disiplin dalam kegiatan kepramukaan apabila dikembangkan dan diterapkan dengan baikakan berdampak positif bagi perilaku siswa. Melalui pendidikan kepramukaan, siswa sejak dini dilatih untuk menumbuhkan kedisiplinan yang baik. Rangkaian kegiatan kepramukaan, misalnya kegiatan upacara, Peraturan Baris-Berbaris (PBB) sarat dengan penanaman disiplin. Setiap kegiatan yang dijalani melatih siswa untuk senantiasa mentaati aturan dan tata tertib yang ada. Jadi, kegiatan kepramukaan mempunyaiperan yang penting dalam menata perilaku disiplin

4 4 siswa melalui pembiasaanyang dilakukan pada setiap kesempatan. Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa kepramukaan merupakan salah satu pendidikan ekstrakurikuler yang sangat tepat untuk siswa sekolah dasar. Maka tidaklah mengherankan apabila dalam Permendikbud No. 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler menempatkan pendidikan kepramukaan sebagai ekstrakurikuler wajib di sekolah dasar. Salah satu sekolah dasar yang menerapkan pendidikan kepramukaan adalah Sekolah Dasar (SD) Negeri 99/I Benteng Rendah. SD Negeri 99/I Benteng Rendah merupakan salah satu sekolah dasar yang ada di Desa Benteng, Kecamatan Mersam Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi. Sekolah yang berstatus negeri ini menyelenggarakan beberapa macam kegiatan ekstrakurikuler diantaranya ekstrakurikuler Pramuka. Sebagai ekstrakurikuler wajib, kegiatan kepramukaan diikuti oleh siswa kelas III, IV yang termasuk dalam golongan pramuka Siaga dan siswa kelas V, VI yang termasuk dalam golongan pramuka Penggalang. Untuk kelas VI sendiri hanya mengikuti ekstrakurikuler pramuka pada semester ganjil, karena pada semester genap lebih difokuskan untuk mengikuti les dan persiapan menghadapi ujian nasional. Dengan demikian kelas V merupakan satu-satunya pramuka golongan Penggalang yang mengikuti ekstrakurikuler pramuka. Masa usia sekolah dasar khususnya kelas V dialami siswa pada usia sekitar 11 tahun. Dalam tahapan ini, siswa telah mengalami berbagai pertumbuhan dan perkembangan dalam aspek pengetahuan, keterampilan juga fisiknya telah lebih baik dari tahapan pada usia sebelumnya. Tahapan ini

5 5 merupakan tahapan perkembangan yang penting dan bahkan fundamental bagi kesuksesan perkembangan selanjutnya. Oleh karena itu, pendidik akan selalu dituntut untuk mampu mengembangkan potensi siswa secara optimal. Berdasarkan grand tour ke SD Negeri 99/I Benteng Rendah Kecamatan Mersam pada tanggal 2 Maret 2016, penulis menemukan pelanggaran disiplin yang dilakukan siswa-siswi di sekolah meski telah mendapatkan pendidikan kepramukaan melalui kegiatan ekstrakurikuler. Pelanggaran kedisiplinan yang dilakukan siswa-siswi SD Negeri 99/I Benteng Rendah diantaranya adalah terdapat siswa yang tidak hikmat saat mengikuti upacara bendera, siswa yang tidak mengenakan atribut seragam yang lengkap, siswa yang tidak mengerjakan tugas, siswa yang gaduh saat kegiatan pembelajaran di kelas. Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa terjadinya pelanggaran disiplin yang dilakukan siswa menunjukkan pengamalan nilainilai kepramukaan terutama poin ke-4 yaitu Kedisiplinan, keberanian dan kesetiaan belum dapat dilaksanakan dengan baik oleh siswa. Selain itu, manfaat kegiatan ekstrakurikuler pramuka berupa kemandirian, pribadi yang berkarakter, mencintai lingkungan, menekan keegoisan, kedisplinan, sejatinya jika sungguh-sungguh dilaksanakan, dapat menjadi pagar pengaman agar siswa tidak keluar jalur (tidak melanggar tata tertib sekolah). Sehubungan dengan uraian di atas, maka kegiatan ekstrakurikuler pramuka sebagai salah satu upaya yang dilakukan dalam rangka menanamkan disiplin bagi siswa khususnya siswa sekolah dasar perlu mendapat perhatian. Sebagaimana diungkapkan oleh Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

6 6 Adhyaksa Dault pramuka harus mendapat dukungan penuh dari semua pihak tegas Adhyaksa disela-sela acara Seminar Hasil Penelitian Pusdlitbangnas Gerakan Pramuka tentang Syarat Kecakapan Umum (SKU), Kursus Mahir Dasar (KMD), dan Ekskul Wajib di kantor Kwartir Nasional, Jakarta pada tanggal 5 Februari 2016 ( yang tinggi dari siswa untuk mengikuti kegiatan pramuka seharusnya menjadi gambaran semua pihak untuk berkomitmen penuh mendukung kegiatan pramuka, pungkas kak Adhyaksa Dault. Oleh karenaitu peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai kegiatan ekstrakurikuler pramuka dengan melakukan penelitian yang berjudul Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Dalam Menanamkan Disiplin Pada Siswa SD Negeri 99/I Benteng Rendah Kecamatan Mersam. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian, dapat diidentifikasi beberapa masalah di SD Negeri 99/I Benteng rendah, yaitu: 1. Masih ditemukan pelanggaran disiplin yang dilakukan siswa. 2. Kurangnya kesadaran siswa untuk mentaati tata tertib sekolah. 3. Kurangnya pemahaman nilai-nilai kepramukaan sebagai salah satu upaya memanamkan disiplin pada diri siswa. 1.3 Fokus Penelitian Berdasarkan uraian tentang kepramukaan dan mengingat luasnya ruang lingkup penelitian serta keterbatasan kemampuan yang peneliti miliki, maka dalam penelitian ini peneliti melakukan fokus penelitian kegiatan

7 7 ekstrakurikuler pramuka dalam menanamkan disiplin pada siswa SD Negeri 99/I Benteng Rendah yaitu siswa kelas V melalui disiplin waktu, disiplin dalam berpakaian, dan disiplin dalam mentaati aturan. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan fokus penelitian, maka dalam penelitian ini sebagai rumusan masalah adalah: 1. Bagaimana perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan ekstrakurikuler pramuka pada siswa kelas V di SD Negeri 99/I Benteng Rendah? 2. Apa saja bentuk-bentuk kegiatan ekstrakurikuler pramuka dalam menanamkan disiplin pada siswa kelas V di SD Negeri 99/I Benteng Rendah? 1.5 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, maka sebagai tujuan dari penelitian ini adalah: 1. mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan ekstrakurikuler pramuka pada siswa kelas V di SD Negeri 99/I Benteng Rendah. 2. mendeskripsikan bentuk-bentuk kegiatan ekstrakurikuler pramuka dalam menanamkan disiplin pada siswa kelas V di SD Negeri 99/I Benteng Rendah.

8 8 1.6 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini baik secara teoritis maupun praktis adalah: 1. Secara Teoritis a. Sebagai salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S-1) pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi. b. Menambah pengetahuan tentang kegiatan ekstrakurikuler pramuka. c. Sebagai pembanding, pertimbangan dan pengembangan pada penelitian sejenis untuk masa mendatang. 2. Secara Praktis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian dan pengembangan bagi lembaga pendidikan tingkat sekolah dasar dalam menanamkan disiplin pada siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka. b. Penelitian ini disusun guna membantu kepala sekolah, guru, dan pembina pramuka dalam rangka meningkatkan kualitas disiplin siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka. 1.7 Definisi Operasional Untuk menghindari kemungkinan terjadinya perbedaan tafsir pada masalah yang diteliti, maka penulis perlu menguraikan pengertian kata ekstrakurikuler, pramuka, dan disiplin yang terdapat dalam judul penelitian. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:291) ekstrakurikuler adalah suatu suatu kegiatan yang berada diluar program yang 10 tertulis

9 9 didalam kurikulum seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa. Kegiatan ekstrakurikuler ini dilaksanakan diluar jam pelajaran wajib. Pramuka adalah akronim Praja Muda Karana sebuah organisasi atau wadah yang mendidik para anggotanya dalam berbagai keterampilan, disiplin, kepercayaan pada diri sendiri, saling menolong, dan sebagainya. Sementara disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan (tata tertib).