BAB I PENDAHULUAN. statistik ( ) menunjukkan bahwa rata-rata pemanfaatan airtanah

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Airtanah merupakan air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah (UU No. 7/2004). Airtanah merupakan air bersih yang utama yang menopang kehidupan manusia karena keterdapatannya di bawah permukaan sehingga akan lebih terlindung dari proses pencemaran sehingga kualitasnya akan lebih baik dari pada air permukaan. Sehubungan dengan itu, semakin banyak pihak yang memanfaatkan airtanah untuk memenuhi kebutuhannya. Banyaknya pihak yang memanfaatkan airtanah, mengakibatkan perubahan kondisi airtanah itu sendiri baik secara kualitas maupun kuantitasnya. Badan pusat statistik ( ) menunjukkan bahwa rata-rata pemanfaatan airtanah setiap tahunnya pada daerah sumatera selatan adalah sebesar 60,77% dan diperkirakan akan terus meningkat. Penurunan kualitas dan kuantitas di satu sisi dan pemenuhan kebutuhan akan air bersih di sisi lain akan menimbulkan pertentangan kepentingan, yaitu adanya potensi perusakan lingkungan dan kelangkaan akan air bersih. Oleh sebab itu, dipandang perlu untuk melakukan penelitian tentang permasalahan ini. Penelitian mengenai hidrogeologi di Kabupaten Musi banyuasin relatif jarang dilakukan. Beberapa penelitian mengenai hidrogeologi pada daerah tersebut lebih menjelaskan kepada kualitas airtanahnya sehingga informasi mengenai perubahan muka airtanah pada daerah tersebut sulit untuk diprediksi. Oleh sebab itu, peneliti memandang 1

2 2 perlu dilakukan analisa untuk mengetahui kondisi aliran airtanah pada daerah penelitian yaitu dengan melakukan pemodelan air tanah. Penelitian yang dimaksud mencakup identifikasi lapisan tanah jenuh air, identifikasi geometri akuifer, menetapkan parameter parameter fisik maupun hidrolik dari akuifer, menetapkan sistem akuifer yang dilanjutkan dengan pemodelan aliran airtanah serta prediksi kedudukan muka airtanah pada masa yang akan datang. I.2 Rumusan Masalah Permasalahan pada penelitian ini dapat dirumuskan menjadi beberapa pertanyaan, antara lain: 1. Bagaimana kondisi sistem hidrogeologi alamiah pada daerah penelitian? 2. Bagaimana model konseptual yang ideal untuk mewakili sistem alamiah pada daerah penelitian? 3. Bagaimana dampak perubahan muka airtanah pada daerah penelitian apabila laju pemompaan terus meningkat di masa mendatang? I.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah membuat model aliran airtanah Kecamatan Babat Toman dan Kecamatan Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui kondisi hidrogeologi alamiah pada daerah penelitian 2. Menentukan model konseptual yang ideal dari sistem hidrogeologi pada daerah penelitian

3 3 3. Mengetahui dampak perubahan muka airtanah pada daerah penelitian apabila dilakukan pemompaan secara terus menerus. I.4 Manfaat Penelitian Penyusun mengharapkan penelitian ini dapat memberikan wawasan atau pengetahuan mendasar kepada para pembaca mengenai kondisi geologi, hidrogeologi, dan sistem akuifer daerah penelitian. Selain itu penelitian ini dapat menjadi tambahan acuan bagi mahasiswa yang membahas topik yang terkait dengan penelitian ini. Bagi pihak luar (perusahaan), penyusun mengharapkan penelitian ini dapat menjadi acuan dalam memprediksi dampak eksploitasi CBM sehingga dapat dilakukan pengambilan langkah-langkah agar pemanfaatan airtanah di daerah penelitian dapat dilakukan dengan efektif, efisien, serta berkelanjutan. I.5 Lokasi Penelitian Lokasi daerah penelitian berada di lapangan Suban bagian selatan, cekungan Sumatera Selatan. Secara administratif, daerah penelitian terletak di Kecamatan Babat Toman dan Kecamatan Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Lokasi daerah penelitian berada pada koordinat UTM 48S (sumbu Y) dan UTM 48S (sumbu X). Lokasi daerah penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.1.

4 Gambar 1.1 Lokasi daerah penelitian di Kecamatan Babat Toman dan Kecamatan Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan 4

5 5 I.6 Peneliti Terdahulu Beberapa hasil penelitian geologi dan hidrogeologi yang dilakukan pada daerah penelitian tercantum pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 Peneliti Terdahulu Peneliti Masagus Achmad Masagus Achmad Tahun Penelitian Judul Penelitian 1992 Penyelidikan Airtanah di Kabupaten Musi Banyuasin Propinsi Sumatera Selatan 1995 Pemboran Eksplorasi Airtanah Desa Lankan, Kecamatan Banyuasin III Kabupaten Musi Banyuasin Propinsi Sumatera Selatan Robert Heri 2000 Pengawasan Pengambilan Air Bawah Tanah di Kabupaten Musi Banyuasin Propinsi Sumatera Selatan Hasil Penelitian Terdapat unsur-unsur kimia CO 2, NO 2, dan NO 3 pada sumur gali yang seharusnya tidak boleh ada. Air tersebut tidak layak dipergunakan sebagai air umum dalam standar kesehatan. Arah aliran airtanah daerah penyelidikan keutara dan sebagian keselatan dengan kambuhan airtanah yang kecil sekali (lapisan akuifer pembawa air kecil/tidak ada) Sumur gali penduduk umumnya kering pada musim kemarau. Hasil analisis laboratorium terhadap contoh airtanah yang diambil baik dari sumur bor ataupun dari cek dam menunjukkan air tersebut harus diolah sebelum dipergunakan sebagai air minum Pada saat penyelidikan semua sumur2 penduduk sudah kering (tidak ada airnya) Secara hidrogeologi daerah kabupaten Musi Banyuasin terletak pada cekungan airtanah sekayu dan palembang. Potensi cekungan airtanah sekayu sebanyak 19 juta m 3 /tahun dengan kualitas air sedang sampai rendah. Sedangkan cekungan airtanah palembang 47 juta m 3 /tahun dengan kualitas umumnya rendah. Pengambilan air bawah tanah oleh PT. DJARUM EMAS UNGGUL dan PT. TIRTA OSMOSIS SAMPURNA belum mengganggu kuantitas airtanah terutama dalam hal penurunan muka airtanah

6 6 Tabel 1.1 Peneliti Terdahulu (lanjutan) Donatus Hendra Amijaya 2014 Studi Geologi, Geofisika, Reservoar, Geomekanika Dan HidrogeologI Wilayah Kerja Gas Metana Batubara Suban Pada wilayah kerja terdapat dua daerah tangkapan air atau daerah aliran sungai yaitu sungai batanghari leko dan anak sungai musi. Pola aliran airtanah berarah relatif tenggara. Kedalaman airtanah daerah ini relatif dangkal yaitu berkisar antara 2-9 meter dengan indikasi bahwa zona pengisian airtanah (recharge area) berada dibagian selatan. Berdasarkan beberapa penelitian yang berkaitan dengan permasalahan hidrogeologi daerah penelitian, dapat diketahui bahwa: 1. Kabupaten Musi Banyuasin terletak pada cekungan Sekayu yang memiliki potensi cekungan airtanah sebesar 19 juta m 3 /tahun dan cekungan Palembang yang memiliki potensi cekungan airtanah sebesar 47 juta m 3 /tahun dengan kualitas yang relatif rendah (Heri, 2000). 2. Pola aliran airtanah di daerah penelitian umumnya mengalir ke tenggara dengan kedalaman muka airtanah berkisar antara 2-9 meter (Amijaya, 2014). Pemodelan airtanah oleh Lembaga kerjasama Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (Amijaya, 2014) membahas model airtanah di wilayah kerja Suban I dan II secara regional dan menekankan pada aktivitas pengembangan coal bed methane pada daerah tersebut. Pemodelan airtanah yang akan dilakukan oleh peneliti kali ini akan lebih terfokus pada daerah yang lebih kecil yaitu pada bagian selatan wilayah kerja Suban dan tidak menekankan pada aktivitas pengembangan coal bed methane melainkan pada aktivitas kependudukan sehingga hasil yang diperoleh akan lebih akurat. Oleh sebab itu, pemodelan ini berbeda dari pemodelan terdahulu dan menjadi penelitian yang belum pernah dilakukan sebelumnya.