LUKISAN TERAKHIR. Written by. Anggi Zamzam Nurjaman

Transkripsi

1 LUKISAN TERAKHIR Written by Anggi Zamzam Nurjaman Final Draft Desember 9, INT.GARASI RUMAH - EVENING Cast: Hendro, Moko Tampak tumpukan-tumpukan barang terserak di mana-mana. Di sudut ruangan berdiri dua orang menjelang tua saling berhadapan. Seorang berdiri di samping sebuah meja kayu yang di atasnya terdapat sesuatu yang tertutup oleh tudung dari kain. Seorang yang lain berdiri dengan tidak sabar dan muka masam mengamati sesuatu yang terbungkus tudung di atas meja tersebut. Hingga seorang yang berdiri di samping meja dengan antusias kemudian membuka tudung kain yang menutupi barang di atas meja. Senyumannya dilanjutkan dengan tawa-tawa kecil. Perkenalkan karya terbesarku ini (dengan raut bangga, kedua tangannya meliuk di seputar benda berbentuk peregi dengan ukuran besar).

2 MOKO Apa itu? Lukisan biasa. Jadi? Aku tak mengerti maksudmu. Untuk apa kau perlihatkan padaku sebuah lukisan itu? Mendekatlah, lihat baik baik. Bagaimana? MOKO (Mendekat dan melihat lukisan) Sebuah lukisan, tetap saja lukisan. Tak ada bedanya. Ayolah lebih dekat lagi. Sentuhlah. MOKO Menyentuhnhya?? Aku tak mau menyentuhnya! (Suara tinggi) Sentuh. Atau! MOKO Baiklah baiklah. Dasar gila, buat apa aku menentuh lukisan ini (Bergerak untuk menyentuh tangan ke lukisan).

3 Nah sentuh, usap. Ketukkan sedikit genggamanmu, lalu cium! MOKO Apa! Mencium lukisan. Apa kau benar-benar telah kehilangan akal sehat? Kau tahu kabar burung tentangmu dari tetangga nampak ada benarnya Sudah cukup. Biar ku tegaskan. Semua ini bukan tanpa alasan. Mau tau alasanya? Benda depan mu inilah alasanya! 2. EXT.HALAMAN KOS - MORNING Cast: Edi, Karno, Riko Edi menunggu Karno keluar dari kamar. 3.INT. KAMAR KOS - CONTINUE Riko (tidak menjawab. Sibuk membolak balikan buku diktat, dan membenrakan kaca matanya). 4.EXT. TERAS KOS - CONTINUE Karno keluar dari kamarnya. (Tertawa melihat Karno membawa tas besar)

4 Lihatlah ko, adikmu ini seperti hendak pergi ke gunung saja. Banyak sekali bawaannya. Apakah tak ketinggalan popokmu no? Apakah kau tak punya sopan santun! Berteriak seperti di rumahmu sendiri. Tirulah Karno dan kebisuanya. (Berdiri terusik aktivitasnya) Apa? Aku tak percaya. Merebut? Apa yang aku rebut darimu? Harusnya kau lebih miris dengan orang-orang yang menggunakan kekerasan otot-ototnya yang menonjol tak karuan untuk memikat gadis - gadis (memandang ke arah edi). Cukup! Aku tak ingin ada ribut-ribut lagi. Masih saja kalian meributkan masalah gadis. Jangan melihat ke belakang. Hah! Siapa yang paling rinbiut disini Tetaplah jadi pendiam No, oke. Sekarang adakah diantara kalian yang tahu, ada urusan apa ini sebenarnya. Siapa kali ini yang berbuat ulah.

5 Pakai nanya lagi? Paling-paling kau menghamili seorang gadis lagi. Kalian menuduhku? Apa yang kuperbuat? Aku hanya menerima sepucuk surat dari Ayah. Sama seperti kalian. Surat terakhir katanya. Ya, ia juga mengatakan hal yang sama dalam suratnya untukku. Ayah pasti sangat kesal pada kita hingga mengharuskan aku satu mobil bersama kalian. 5.EXT GARASI MOBIL - NOON Sambil berdebat, ketiganya menuju garasi mobil. Dan ketiganya berangkat menuju rumahnya. 6.EXT PINGGIR HUTAN - AFTERNOON Terdengar bunyi mobil yang mengerem mendadak. Suaranya mencicit diakhiri suara debu. Karno memapah Riko ke tengah panggung. Di sana ia menyandarkan Riko ke batu besar. Kita terjebak di sini. Tak ada yang bakal menolong untuk mengeluarkan mobil kita yang terperosok begitu dalam. Mobil-mobil tak bakal ada yang mau berhenti di tengah hutan ini. Kita terpaksa menunggu sampai fajar.

6 Kita bisa mati kedinginan Bukan mati kedinginan, tapi kau mati ketakutan No. (tertawa kecil). Baik. Semua dalam kendali yang sempurna jika diperbandingkan dengan keadaan mobil kita sekarang. Benar, bukan? Kau benar. Aku tak bisa membayangkan reaksi Ayah ketika melihat lekukan-lekukan tak lazim di mobil kesayangannya yang seksi ini. Belum lagi goresan-goresan yang artistik di sana. Wow, pffuuihh... Tapi tak usah khawatir, semua dapat kita serahkan pada calon ahli bedah kita. Lihat sikumu berdarah Ko. No, papah kakakmu masuk mobil, cari sesuatu untuk membersihkan lukanya, lalu balut. Tak apa, biar kubalut sendiri, sudah biasa. Terima kasih. Aku bersyukur dalam

7 keadaan seperti ini ada kalian di sampingku. Aku akan baik-baik saja. (Hening). 7. INT.MOBIL NIGHT Edi mencari kayu bakar untuk membuat perapian. Sementara Riko membawa Karno kedalam mobil untuk di obati. Mereka bermalam di mobil hingga keesokan hariya. 8. EXT.HALAMAN RUMAH - MORNING Edi, Karno dan Riko sudah sampai di halaman rumah ayah mereka. Ah, akhirnya kita sampai juga Ah, akhirnya, rumahku istanaku, kasur empukku, apakah masih ada ya? (Menggeliat) Ah pegal sekali. Ayo lekas masuk, jangan biarkan Ibu menunggu, lagipula jangan membuat Ayah

8 keluar. Aku tak mau melihat reaksinya melihat mobilnya yang kita bawa. Hei, lihat ayah memasang lukisan baru! Benar benar indah...!!! lukisan ini sangat elegan, begitu kokoh. Teksturnya sangat halus. Sempurna. Benar-benar lukisan yang bagus. Hei lihatlah dengan seksama, lukisan ini terbuat dari bahan apa??? (terheran - heran). 9.EXT TERAS RUMAH - MORNING mereka berpandang-pandangan heran. tapi tak lama mereka kemudian berpaling ke arah pintu rumah. bersama-sama mereka berteriak. Edi, Riko dan Karno berteriak. Ayah ibu... kami pulang... THE END