BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. melakukan pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada agen (Jensen
|
|
- Erlin Harjanti Agusalim
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori Teori Keagenan Teori keagenan merupakan suatu kontrak antara satu atau lebih prinsipal dengan agen untuk melaksanakan beberapa layanan bagi prinsipal dengan melakukan pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada agen (Jensen dan Meckling,1976 dalam Pebi, 2010). Baik prinsipal maupun agen diasumsikan sebagai orang ekonomi rasional dan semata-mata termotivasi oleh kepentingan pribadi. Agen bertanggungjawab kepada prinsipal dengan membuat laporan pertanggungjawaban setiap periode tertentu. Hubungan antara prinsipal dan agen pada hakekatnya sulit tercipta dikarenakan terdapat kepentingan masing-masing individu yang saling bertentangan (Conflict of Interest). Kepentingan individu yang bertentangan tersebut menyebabkan munculnya keragu-raguan yang dirasakan oleh prinsipal kepada agen terkait kewajaran laporan pertanggungjawaban yang dibuat akibat manipulasi. Untuk meminimalisir dampak dari konflik kepentingan dapat dilakukan dengan adanya monitoring dari pihak ketiga yaitu auditor independen (Surya Antari, 2007 dalam Satwika, 2015). Teori keagenan dapat membantu seorang auditor sebagai pihak ketiga untuk memahami permasalahan yang terjadi antara prinsipal dan agen (Sanjiwani, 2016). Dengan adanya seorang auditor independen, diharapkan tidak akan terdapat kecurangan dalam laporan keuangan 17
2 yang dibuat oleh manajemen atau agen. Auditor melakukan fungsi monitoring pekerjaan manajer atau agen melalui sarana laporan pertanggungjawaban. Auditor memiliki tugas memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan perusahaan tersebut Pengertian Audit Menurut Jusup (2014:10) pengauditan merupakan suatu proses sistematis yang digunakan untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi secara objektif untuk menentukan tingkat kepatuhan antara asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Agoes (2004:3) mengatakan bahwa auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen dengan tujuan memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan perusahaan dengan memeriksa laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya. Audit merupakan suatu proses sistematis yang digunakan untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti secara objektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersiasersi tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan (Halim, 2008). Menurut Whittington, et. al. (2001) dalam Susiana dan Arleen Herawaty (2007) audit merupakan pemeriksaan laporan keuangan perusahaan oleh 18
3 perusahaan akuntan publik independen. Definisi tersebut dapat diuraikan menjadi 7 elemen yang harus diperhatikan di dalam melaksanakan audit, yaitu: 1) Proses yang sistematis; 2) Menghimpun dan mengevaluasi bukti secara objektif; 3) Asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi; 4) Menentukan tingkat kesesuaian (degree of correspondence); 5) Kriteria yang ditentukan; 6) Menyampaikan hasil-hasilnya; dan 7) Para pemakai yang berkepentingan Jenis Audit Jusup (2014:14) menyatakan terdapat 3 jenis audit yaitu: 1) Audit laporan keuangan Audit laporan keuangan digunakan untuk menentukan apakah suatu laporan keuangan sebagai keseluruhan yaitu informasi kuantitatif yang akan diperiksa dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu. 2) Audit Kepatuhan Audit kepatuhan memiliki tujuan untuk menentukan apakah pihak yang telah diaudit telah mengikuti prosedur atau aturan tertentu yang telah ditetapkan oleh pihak yang berwenang. 19
4 3) Audit Operasional Audit operasional merupakan pengkajian (review) atas setiap bagian dari prosedur dan metode yang diterapkan pada suatu entitas dengan tujuan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas Jenis Auditor Menurut Jusup (2014:16) auditor dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: auditor pemerintah, auditor internal, dan auditor independen (akuntan publik). Adapun penjelasan dari masing-masing jenis auditor tersebut adalah sebagai berikut. 1) Auditor pemerintah Auditor pemerintah adalah auditor yang memiliki tugas untuk melakukan audit atas keuangan negara pada instansi-instansi pemerintah. Di Indonesia audit ini dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang dibentuk sebagai perwujudan dari Pasal 23 ayat 5 Undang-Undang Dasar Selain BPK, di Indonesia juga mengenal adanya Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang merupakan internal auditor pemerintah yang independen terhadap jajaran organisasi pemerintahan. 2) Auditor internal Auditor internal merupakan seorang auditor yang bekerja pada suatu entitas atau perusahaan dan berstatus sebagai pegawai pada entitas tersebut. Tugas audit yang dilakukan ditunjukkan untuk membantu manajemen entitas tempat dimana auditor tersebut bekerja. 20
5 3) Auditor independen Tanggungjawab utama yang harus dilakukan auditor independen atau lebih umum disebut akuntan publik adalah melakukan fungsi pengauditan atas laporan keuangan yang diterbitkan entitas seperti perusahaan dan organisasi lainnya. Pengauditan ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan terbuka (perusahaan yang menjual sahamnya kepada masyarakat melalui pasar modal), perusahaan-perusahaan besar maupun kecil, serta organisasiorganisasi yang tidak bertujuan mencari laba Kinerja Auditor Mangkunegara (2005:67) mengemukakan bahwa istilah kinerja berasal dari kata actual performance atau job performance (prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang atau prestasi kerja), yaitu hasil kerja secara kuantitas dan kualitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Gibson, et. al. (1996), menyatakan bahwa kinerja karyawan merupakan suatu ukuran yang dapat digunakan untuk menetapkan perbandingan hasil pelaksanaan tugas, tanggung jawab yang diberikan oleh organisasi pada periode tertentu dan relatif dapat digunakan untuk mengukur prestasi kerja atau kinerja organisasi. Beberapa peneliti terdahulu percaya bahwa karyawan yang dapat mengontrol dan mengelola stres dengan baik ketika bekerja, kinerja karyawan tersebut di perusahaan akan lebih tinggi (Ciarrochi et al., 2002). Menurut Mahsun dkk (2007) istilah kinerja sering digunakan untuk menyebut prestasi atau tingkat keberhasilan seorang individu maupun kelompok 21
6 individu. Pengertian kinerja auditor menurut Ristio dkk (2014) dalam Heny (2015) adalah kinerja auditor merupakan hasil dari kerja auditor dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab auditor tersebut. Mulyadi dan Kanaka (1998:116) menyatakan bahwa pengertian kinerja auditor adalah auditor yang melaksanakan penugasan pemeriksaan (examination) secara objektif atas laporan keuangan suatu entitas (perusahaan atau organisasi lain) dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan. Menurut Kalbers dan Forgarty (1995) kinerja auditor merupakan evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh atasan, rekan kerja, diri sendiri, dan bawahan langsungnya. Kinerja (prestasi kerja) auditor merupakan pencapaian hasil karya seorang auditor dalam melaksanakan tugastugas ataupun kewajiban-kewajiban yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan waktu yang diukur dengan mempertimbangkan kuantitas, kualitas, dan ketepatan waktu. Menurut Fanani dkk (2008), pencapaian kinerja seorang auditor yang lebih baik harus sesuai dengan standar dan kurun waktu tertentu, yaitu: 1) Kualitas kerja Mutu penyelesaian pekerjaan dengan bekerja berdasar pada seluruh kemampuan dan keterampilan, serta pengetahuan yang dimiliki auditor tersebut. 22
7 2) Kuantitas kerja Jumlah hasil kerja yang dapat diselesaikan dengan target yang menjadi tanggungjawab pekerjaan auditor, serta kemampuan untuk memanfaatkan sarana dan prasarana yang menunjang pekerjaan. 3) Ketepatan Waktu Ketepatan penyelesaian pekerjaan sesuai dengan waktu yang disediakan Komitmen Organisasi Pamilih (2014) mengemukakan bahwa keberhasilan maupun kinerja seseorang dalam pekerjaannya dapat ditentukan dari beberapa hal, yaitu tingkat kompetensi, profesionalisme dan juga komitmen terhadap bidang pekerjaan yang ditekuninya. Sementara Robbins (2006) dalam Wati dkk (2010) menyebutkan bahwa komitmen seorang karyawan pada suatu organisasi merupakan salah satu sikap yang mencerminkan perasaan suka maupun tidak suka seorang karyawan terhadap organisasi atau entitas tempat ia bekerja. Misbah (2010:28) menyebutkan bahwa komitmen organisasi adalah sikap kerja seseorang yang merupakan hasil dari identifikasi diri dengan tujuan dan nilainilai organisasi yang mempengaruhi keputusan seorang pekerja atau karyawan untuk tetap mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi. Menurut Wibowo (2009:33) komitmen auditor terhadap organisasinya merupakan kesetiaan auditor terhadap organisasinya sehingga menumbuhkan loyalitas serta mendorong keterlibatan diri auditor dalam mengambil berbagai keputusan. 23
8 Komitmen organisasi merupakan hal yang sangat penting yang harus dimiliki oleh setiap anggota organisasi demi menciptakan kelangsungan hidup sebuah organisasi. Terdapat 3 faktor karakteristik di dalam komitmen organisasi, yaitu keinginan seseorang yang kuat untuk mempertahankan status keanggotannya dalam suatu organisasi, kesiapan maupun kesediaan seseorang untuk meningkatkan partispiasinya demi kepentingan organisasi, suatu keyakinan yang kuat terhadap organisasi dan penerimaan terhadap nilai dan tujuan organisasi (Trisnaningsih, 2007). Komitmen organisasi merupakan sebuah proses dari dalam diri individu untuk mengidentifikasikan dirinya dengan berbagai aturan, nilai dan tujuan organisasi yang bukan hanya sebagai kesetiaan yang pasif terhadap organisasi, sehingga komitmen mencerminkan hubungan pegawai dan organisasi secara aktif. Menurut Allen dan Meyer (1990) dalam Yustina (2006) komitmen organisasi dapat dibedakan menjadi 3 tipe yaitu 1) Komitmen yang berpengaruh (affective commitment) yaitu keadaan emosional dari seorang karyawan untuk menyesuaikan diri, menggabungkan diri dan berbaur langsung dalam organisasi. 2) Komitmen berkelanjutan (continuance commitment) yaitu komitmen yang didasarkan pada sebuah penghargaan yang diharapkan oleh karyawan untuk dapat tetap berada dalam organisasi. 3) Komitmen normatif (normative commitment) yaitu perasaan seorang karyawan terhadap kewajiban untuk tetap tinggal dalam suatu organisasi. 24
9 2.1.7 Gaya Kepemimpinan Uman (2010:270) menyebutkan bahwa kepemimpinan merupakan suatu proses dalam mengerahkan segala keahlian seseorang untuk mempengaruhi, membimbing, menggerakkan dan mengarahkan orang lain dengan cara memanfaatkan dana, sarana, dan tenaga yang tersedia untuk mencapai tujuan tertentu. Kepemimpinan adalah kekuasaan seseorang untuk mempengaruhi perilaku manusia, baik perseorangan maupun kelompok. Gaya kepemimpinan merupakan cara seorang pimpinan untuk mempengaruhi orang lain atau bawahannya yang telah di persepsikan pimpinan sedemikian rupa sehingga bawahannya mau melakukan kehendak pimpinan untuk mencapai tujuan organisasi meskipun secara pribadi hal tersebut mungkin tidak disenangi (Ginanjar, 2009). Menurut James Mac Gregor Burns (1979:141) dalam Uman (2010:278) dalam matriks gaya kepemimpinan dapat dibedakan menjadi 5 bagian, yaitu: 1) Gaya kepemimpinan autokratis Gaya kepemimpinan autokratis dapat dibedakan menjadi dua model, yaitu model garis keras dan model paternalistik. Model garis keras bersifat menuntut dan mengharapkan kepatuhan. Jika tidak, akan terdapat sanksi tertentu yang telah disepakati. Sementara model paternalistik juga menuntut dan mengharapkan kepatuhan dari anggota-anggotanya, namun kepatuhan ini didasarkan atas hubungan yang bersifat pribadi yaitu berdasarkan ketergantungan bawahan dan berdasarkan pada penghargaan dan rasa aman. 25
10 2) Gaya kepemimpinan birokratis Gaya kepemimpinan ini adalah gaya kepemimpinan yang dijalankan dengan menginformasikan kepada seluruh anggota atau bawahannya mengenai apa dan bagaimana segala sesuatu harus dilaksanakan. Dasar-dasar dari perintah gaya kepemimpinan ini hampir seluruhnya dipengaruhi oleh berbagai kebijakan, prosedur, dan peraturan yang terkandung di dalam sebuah organisasi. 3) Gaya kepemimpinan diplomatis Seorang pemimpin yang diplomat dapat juga dikatakan sebagai seorang seniman, karena melalui seninya ia berusaha melakukan persuasi secara pribadi. Biasanya sekalipun ia memiliki wewenang dan kekuasaan yang jelas, pemimpin yang bersifat diplomat jarang menggunakan kekuasaannya tersebut. Pemimpin yang memiliki sifat diplomatis ini biasanya akan lebih banyak memberi motivasi kepada bawahannya sehingga mereka mengerjakan tugas dengan baik. 4) Gaya kepemimpinan partisipatif Pemimpin dengan gaya partisipatif biasanya selalu mengikutsertakan bawahannya dalam berpartisipasi atau mengambil bagian secara aktif dalam mencari keputusan maupun menentukan metode-metode operasionalnya baik secara luas ataupun dalam batasan-batasan tertentu. 5) Gaya kepemimpinan free rein leader Gaya kepemimpinan ini biasanya dilakukan pimpinan dengan menetapkan tujuan yang harus dicapai oleh anggota atau bawahannya untuk bebas 26
11 bekerja dan bertindak tanpa pengarahan atau kontrol lebih lanjut dari pimpinan. Meskipun demikian, pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan ini tidak benar-benar memberikan kebebasan kepada anggota atau bawahannya untuk bekerja tanpa pengawasan sama sekali Pelatihan profesi Pelatihan merupakan salah satu media yang penting di dalam mengembangkan sumber daya manusia (SDM), terutama dalam hal pengetahuan (knowledge), kemampuan (ability), keahlian (skill) dan sikap (attitude). Pelatihan merupakan bagian dari suatu proses pendidikan yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kemampuan dan keahlian khusus seseorang atau sekelompok orang (Notoatmodjo, 1998 dalam Ayuni, 2008). Mangkunegara (2005) menyatakan pelatihan adalah suatu proses pendidikan dengan kurun waktu yang relatif singkat yang menggunakan prosedur sistematis dan teroganisir dimana staf atau karyawan mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis dalam tujuan yang terbatas. Pelatihan di tempat kerja dapat membantu auditor dalam melakukan kerja di lapangan. Pelatihan bisa diselenggarakan oleh organisasi profesi atau dapat juga dilakukan secara mandiri oleh kantor akuntan publik terhadap staf auditor. Pelatihan tersebut harus mencakup aspek teknis maupun pendidikan umum. Program pelatihan yang dianggap efektif adalah program pelatihan yang membawa hasil positif sehingga mampu meningkatkan kinerja, baik itu kinerja individu maupun kinerja organisasi. Pelatihan yang dimaksud dapat berupa kegiatankegiatan, seperti seminar, symposium, lokakarya pelatihan itu sendiri maupun 27
12 kegiatan penunjang keterampilan lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja auditor. 2.2 Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara dari pokok permasalahan penelitian yang diuji kebenarannya (Sugiyono, 2014:93). Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, kajian teori dan hasil penelitian sebelumnya, maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut Pengaruh komitmen organisasi pada kinerja auditor. Komitmen organisasi merupakan suatu hubungan antara anggota dengan organisasi. Komitmen organisasinal menunjukkan adanya suatu daya dari seseorang dalam mengidentifikasikan keterlibatannya dalam suatu bagian organisasi (Mowday, et. al., 2007). Komitmen organisasi dapat dibangun atas dasar kepercayaan pekerjaan atas nilai-nilai organisasi, kerelaan anggota organisasi dalam membantu mewujudkan tujuan organisasi dan loyalitas yang tinggi untuk tetap menjadi anggota organisasi. Akan terjalin hubungan yang baik apabila auditor memiliki rasa kesetiaan yang tinggi dan dapat mengidentifikasikan dirinya terhadap tempat ia bekerja. Dengan adanya komitmen organisasi yang dimiliki oleh auditor akan berdampak pada kinerja auditor. Hasil penelitian Yuskar dan Selly Devisia (2011) menyatakan bahwa komitmen organisasi berpengaruh pada kinerja auditor. Rendy (2012), dalam 28
13 penelitiannya menyebutkan bahwa komitmen organisasi berpengaruh signifikan pada kinerja auditor. Siders et al. (2001) menyatakan bahwa komitmen internal foci berhubungan dengan kinerja untuk reward secara organisasional, sedangkan komitmen eksternal foci berpengaruh pada kinerja relevan dengan reward oleh para konsumen. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H1 : Komitmen organisasi berpengaruh positif pada kinerja auditor Pengaruh gaya kepemimpinan pada kinerja auditor. Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seorang manajer pada saat ia mempengaruhi perilaku bawahannya. Menurut Trisnaningsih (2007) apabila kepemimpinan tersebut terjadi pada suatu organisasi formal tertentu, dimana para manajer diharuskan mengembangkan karyawan, membangun iklim motivasi, menjalankan fungsi-fungsi manejerial dalam rangka menghasilkan kinerja yang tinggi dan meningkatkan kinerja perusahaan, maka manajer harus menyesuaikan gaya kepemimpinannya. Pemimpin merupakan pemeran utama yang akan menentukan arah keberhasilan dari suatu perusahaan. Gaya kepemimpinan yang dimiliki oleh seorang pemimpin dapat memberikan pengaruh dalam menanamkan kedisiplinan bekerja kepada para auditor sehingga dapat mempengaruhi kreatifitas kinerja auditor dalam melaksanakan tugasnya sebagai anggota organisasi. Semakin baik cara memimpin seorang pimpinan dimana auditor bekerja, maka akan semakin mempengaruhi kinerja dari seorang auditor. 29
14 Hasil penelitian yang dilakukan Wibowo (2009) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh positif pada kinerja, hasil penelitian ini selaras dengan hasil penelitian Elya, dkk (2010) yang menyebutkan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh pada kinerja auditor. Kemudian menurut Adeyeme dan Fagbemi (2010) kepemimpinan memiliki dampak positif pada kinerja auditor. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H2 : Gaya kepemimpinan berpengaruh positif pada kinerja auditor Pengaruh pelatihan profesi pada kinerja auditor. Seorang auditor professional harus memenuhi persyaratan dengan menjalani berbagai pelatihan. Pelatihan-pelatihan yang dimaksud dapat berupa mengikuti seminar atau symposium. Pelatihan ini berfungsi untuk meningkatkan pengalaman auditor sehingga diharapkan dapat meningkatkan ketelitian masingmasing auditor dalam melakukan pemeriksaan audit. Ketelitian yang tinggi di dalam pemeriksaan audit akan menghasilkan laporan audit yang berkualitas dan menunjukkan kinerja auditor yang baik. Adinda (2008) menyatakan bahwa pelatihan berpengaruh secara signifikan pada kinerja auditor junior dan penelitian yang dilakukan Satwika (2015) menunjukkan bahwa variabel pelatihan berpengaruh positif pada kinerja auditor. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H3: Pelatihan Profesi berpengaruh positif pada kinerja auditor 30
BAB II. Theory) Jensen dan Meckling (1976) dalam Pebi (2010:9) menggambarkan teori
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Jensen dan Meckling (1976) dalam Pebi (2010:9) menggambarkan teori keagenan sebagai suatu
Lebih terperinciABSTRAK. Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan, Pelatihan Profesi, Kinerja Auditor
Judul : Pengaruh Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan dan Pelatihan Profesi Pada Kinerja Auditor Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali Nama : Ni Made Regina Amandani Nim : 1315351153 ABSTRAK Kinerja
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN MASALAH. praktik bisnis perusahaan yang dipakai selama ini. Menurut Jensen dan Meckeling
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN MASALAH 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan Teori keagenan (agency teori) merupakan basis teori yang mendasari praktik bisnis perusahaan yang dipakai selama ini. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan audit laporan keuangan (Arens dan Loebbecke, 2003). Akuntan publik dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kantor akuntan publik merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang jasa. Jasa yang diberikan berupa jasa audit operasional, audit kepatuhan, dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan sebuah organisasi yang bergerak dibidang jasa. Jasa yang diberikan berupa jasa audit operasional, audit kepatuhan, dan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. sebaiknya kita perlu mengetahui definisi auditing terlebih dahulu. Ada
BAB II LANDASAN TEORI A. Auditing Sebelum mempelajari auditing dan profesi akuntan publik dengan mendalam, sebaiknya kita perlu mengetahui definisi auditing terlebih dahulu. Ada beberapa pengertian auditing
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kemunculan teori keagenan (agency theory) disebabkan karena adanya
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori keagenan Kemunculan teori keagenan (agency theory) disebabkan karena adanya perbedaan kepentingan yang muncul dan timbulnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saat ini adalah menghadapi tantangan kompetensi global. Dengan begitu,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara atau BUMN merupakan salah satu pelaku ekonomi dengan misi dan peran yang dimilikinya saat ini adalah menghadapi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Prinsipal ingin mengetahui segala informasi termasuk aktivitas manajemen, yang terkait
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan yang dikembangkan oleh Jensen dan Meckling (1976) dalam Mardiyah (2005:35) mencoba
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. budaya organisasi, etos kerja, independensi auditor serta kinerja auditor.
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Bab ini akan menguraikan pengertian integritas auditor, gaya kepemimpinan, tingkat pendidikan, pengalaman auditor, komitmen organisasi, budaya organisasi,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Atribusi Teori atribusi merupakan teori yang menjelaskan mengenai perilaku individu. Lebih khususnya, teori ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnis dituntut untuk lebih produktif dan memiliki kinerja yang baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di dalam dunia kerja saat ini, di mana persaingan menjadi semakin ketat dan bersifat global, maka organisasi maupun perusahaan yang terlibat dalam persaingan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini merupakan tinjauan atas berbagai referensi, literatur, jurnal-jurnal
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini merupakan tinjauan atas berbagai referensi, literatur, jurnal-jurnal penelitian maupun sumber-sumber lainnya yang relevan dengan penelitian yang dilakukan peneliti sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan audit terhadap pemerintah. Sedangkan undang-undang No 15 tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akuntansi merupakan ilmu yang terus berkembang sesuai dengan kebutuhan para penggunanya. Tujuan akuntansi diarahkan untuk mencapai hasil dan harus memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melaksanakan penugasan pemeriksaan (examination) secara obyektif atas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kinerja auditor merupakan tindakan atau pelaksanaan tugas pemeriksaan yang telah diselesaikan oleh auditor dalam kurun waktu tertentu. Pengertian kinerja auditor adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang membahas mengenai kinerja auditor yang dapat dijadikan sebagai referensi peneliti dalam melakukan penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kinerja KAP yang berkualitas sangat ditentukan oleh kinerja
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja KAP yang berkualitas sangat ditentukan oleh kinerja auditor. Kinerja auditor menjadi perhatian utama, baik bagi klien maupun publik dalam menilai hasil audit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nepotisme). Banyaknya kasus korupsi yang terjadi akhir-akhir ini menjadikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi saat ini, permasalahan yang sering dihadapi oleh suatu lembaga pemerintahan salah satunya adalah tindakan KKN (Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme). Banyaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah organisasi baik swasta maupun pemerintah dapat didukung
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam sebuah organisasi baik swasta maupun pemerintah dapat didukung dengan sistem kontrol yang baik, untuk menetukan apakah kinerja dari perusahaan tersebut berjalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepatuhan dan audit laporan keuangan (Arens dan Loebbecke, 2003). Akuntan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kantor akuntan publik merupakan sebuah organisasi yang bergerak dibidang jasa. Jasa yang diberikan berupa jasa audit operasional, audit kepatuhan dan audit
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. hubungan antara agent dengan principal. Hubungan teori keagenan mucul
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keanggenan (Agency Theory) adalah teori yang menjelaskan hubungan antara agent dengan principal.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen. Manajemen merupakan pihak yang dikontrak oleh pemegang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori Landasan teori adalah teori-teori yang relevan dan dapat digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel penelitian. Landasan teori ini juga
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dan yang lain tidak. Dalam praktiknya, manajer yang tidak berpengalaman sering
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Motivasi Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. teoritis dalam penelitian ini terdiri dari grand theory dan supporting theori.grand
BAB II KAJIAN PUSTAKA Penelitian ini menggunakan kajian teoritis dan kajian empiris. Kajian teoritis dalam penelitian ini terdiri dari grand theory dan supporting theori.grand theory yang digunakan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan dipengaruhi oleh lingkungan tempat bekerja, baik dari atasan, bawahan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber Daya Manusia dalam suatu organisasi merupakan penentu yang sangat penting bagi keefektifan berjalan kegiatan di dalam organisasi. Keberhasilan dan kinerja seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditetapkan serta untuk menjamin bahwa tujuan akan tercapai secara hemat,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntan profesional mempunyai peran penting dalam dunia bisnis dan dalam perkembangannya akuntan dapat menjamin bahwa pelaksanaan kegiatan bisnis telah sesuai
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Secara etimologi, kinerja berasal dari kata prestasi kerja (performance).
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Landasan Teori II.1.1 Teori Kinerja Secara etimologi, kinerja berasal dari kata prestasi kerja (performance). Sebagaimana dikemukakan oleh Mangkunegara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah dalam menyelenggarakan sistem pemerintahannya telah bergeser
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah dalam menyelenggarakan sistem pemerintahannya telah bergeser dari sistem tradisional menjadi sistem yang berbasis kinerja yang dilakukan secara menyeluruh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. entitas bisnis, terutama yang berskala menengah hingga berskala besar. Setiap tahunnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Profesi auditor saat ini memiliki peran yang penting dalam sebuah siklus bisnis. Sebuah entitas bisnis, terutama yang berskala menengah hingga berskala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di dalam bidang bisnis. Ada dua tanggung jawab akuntan publik dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kantor akuntan publik merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang jasa. Akuntan dalam konteks profesi bidang bisnis, bersama-sama dengan profesinya lainnya,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. manajemen selaku agen dengan pemilik selaku principal. Jensen dan Meckling
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 1.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori Keagenan (Agency Theory) menjelaskan adanya konflik antara manajemen selaku agen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan bertanggungjawab dengan taat pada peraturan dan perundang-undangan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan negara pada dasarnya harus dikelola secara transparan dan bertanggungjawab dengan taat pada peraturan dan perundang-undangan yang telah ditetapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. auditor yang berkualitas, dapat diandalkan, dipercaya dan mampu menghasilkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya perekonomian di dunia bisnis saat ini berdampak pada pesatnya persaingan yang semakin sulit dan kompetitif di kalangan auditor dan menuntut auditor
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pada bagian kajian pustaka dan hipotesis penelitian akan diuraikan teoriteori
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Pada bagian kajian pustaka dan hipotesis penelitian akan diuraikan teoriteori yang menjadi landasan dalam penelitian dan ditentukan hipotesis penelitian berdasarkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka Salah satu fungsi dari akuntan publik adalah menghasilkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan agent untuk memberikan
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Agensi Jensen & Meckling (1976) menjelaskan bahwa hubungan keagenan muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perusahaan go public di Indonesia berkembang dengan sangat cepat, hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perusahaan go public di Indonesia berkembang dengan sangat cepat, hal tersebut dapat terlihat berdasarkan data statistik di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. perusahaan (principal) dan manajer (agent). Menurut Einsenhardt (1989) teori
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa teori keagenan (agency theory) merupakan teori yang menjelaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian-kejadian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Mardisar dkk (2007), secara umum auditing merupakan suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan dalam sebuah perusahaan sangat dibutuhkan untuk mencapai prestasi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Pegawai 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan tingkat pencapaian hasil ataas pelaksanaan tugas tertentu. Dalam konteks pengembangan sumber daya manusia kinerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan disamping berfungsi sebagai alat. pemilik juga digunakan oleh investor dan kreditor sebagai acuan dalam
1 BAB I PENDAHULUAN Penelitian pada bagian pendahuluan ini memaparkan latar belakang yang menjadi masalah penelitian yang disertai alasan mengapa masalah ini perlu diteliti. Rumusan masalah disusun dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemerintah; 3. Memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola. penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi Daerah yang mulai diberlakukan sejak tahun 2001 telah memberikan kewenangan bagi Pemerintah Daerah untuk mengurus keuangannya sendiri dan sejalan dengan kewenangan
Lebih terperinciKEBUTUHAN EKONOMIS akan AUDITING
KEBUTUHAN EKONOMIS akan AUDITING Penyebab Resiko Informasi Kecenderungan : Pembuat keputusan menerima informasi yang tidak dapat dipercaya Jauhnya sumber informasi Bias dan motif penyedia informasi Jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kunci dalam perkembangan dan kemajuan dunia bisnis. Profesi akuntan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntan profesional mempunyai peran penting dalam dunia bisnis dan perkembangannya. Profesi akuntan kini menjadi salah satu profesi kunci dalam perkembangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Profesi sebagai akuntan publik memainkan peranan sosial yang sangat penting berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab yang diemban oleh auditor. Tugas seorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Financial Accounting Standard Board, terdapat dua karakteristik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi akuntansi yang disajikan dalam laporan keuangan menjadi hal yang sangat dibutuhkan oleh para pengelola perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnis pada
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi secara obyektif untuk
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Pengertian Auditing Menurut Haryono (2010:11) auditing adalah suatu proses sistimatis untuk mendapatkan dan mengevaluasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lainnya untuk menjalankan praktik akuntan publik (Sukrisno Agoes, 2009: 52).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kantor akuntan publik (KAP) merupakan sebuah organisasi yang bergerak dibidang jasa. Jasa yang diberikan berupa jasa audit operasional, audit kepatuhan (compliance
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dalam perkembangan dan kemajuan dunia binis. Akuntan bukan hanya sekedar
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntan profesional mempunyai peran penting dalam dunia bisnis dan perkembangannya. Profesi akuntan kini menjadi salah satu profesi kunci dalam perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan seseorang dalam suatu bidang pekerjaan banyak ditentukan oleh
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberhasilan seseorang dalam suatu bidang pekerjaan banyak ditentukan oleh berbagai hal, diantaranya komitmen, profesionalisme, dan tingkat kompetensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jasa audit di Indonesia pun meningkat. Faktor-faktor yang menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Seiring dengan perkembangan perusahaan di Indonesia, permintaan jasa audit di Indonesia pun meningkat. Faktor-faktor yang menjadi pendorong tingginya permintaan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Jensen dan Meckling (1976) dalam Pebi (2010:9) menggambarkan teori keagenan sebagai suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Bisnis dan perekonomian di negara Indonesia telah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Perkembangan tersebut sejalan dengan perkembangan profesi akuntan publik
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Mathis dan Jackson (2006:3), Manajemen Sumber Daya Manusia adalah rancangan sistem-sistem formal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kinerja seseorang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kinerja seseorang dalam suatu bidang pekerjaan yang ditentukan oleh tingkat kompetensi, profesionalisme dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bekerja berdasarkan pada seluruh kemempuan dan keterampilan serta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kinerja auditor adalah Akuntan publik yang melaksanakan penugasan pemeriksaan (examination) secara obyektif atas laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi (Arens, 2011). Profesi berasal dari kata latin profess yang berarti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Profesi auditor merupakan suatu profesi yang dimiliki pertumbuhan yang sangat pesat pada masa modern, seperti sekarang ini, yang disebabkan semakin banyaknya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan pemeriksa atau auditor. Pada mulanya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis a. Pengertian Auditing dan Internal Auditing Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang artinya mendengar. Orang yang melaksanakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Kinerja Istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance yang berarti prestasi kerja atau prestasi yang sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melaksanakan audit atas laporan keuangan tidak semata mata bekerja untuk. dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin meluasnya kebutuhan jasa profesional akuntan publik sebagai pihak yang dianggap independen, menuntut profesi akuntan publik untuk meningkatkan kinerjanya agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari sumber daya ekonomi dan sumber daya manusia. Sumber daya ekonomi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan entitas bisnis merupakan ciri adanya lingkungan ekonomi yang tumbuh dan berkembang, dan dalam jangka panjang entitas tersebut bertujuan untuk mempertahankan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian suatu negara dibutuhkan informasi
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian suatu negara dibutuhkan informasi keuangan yang andal, didalamnya dibutuhkan seorang yang dapat dipercaya untuk meyakinkan pihak luar
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (negatif) dan teori Y (positif) (Robbins, 2008:225). Individu yang bertipe X
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori motivasi X dan Y McGregor McGregor mengemukakan dua pandangan mengenai manusia yaitu teori X (negatif) dan teori
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori keagenan dikembangkan oleh Jensen dan Meckling (1976) dan Ng
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Keagenan (agency theory) Teori keagenan dikembangkan oleh Jensen dan Meckling (1976) dan Ng (1978) dalam Kharismatuti
Lebih terperinciPiagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk
Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk Pendahuluan Piagam Audit Internal ( Internal Audit Charter ) adalah dokumen formal yang berisi pengakuan keberadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. profesi. Di Indonesia dikenal dengan nama Kode Etik Akuntan Indonesia. etika yang telah ditetapkan oleh profesinya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kantor akuntan publik merupakan sebuah organisasi yang bergerak dibidang jasa. Jasa yang diberikan berupa jasa audit operasional, audit kepatuhan, dan audit laporan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja auditor merupakan perwujudan kerja yang dilakukan untuk mencapai hasil kerja yang lebih baik untuk pencapaian tujuan organisasi. Pencapaian kinerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akuntan publik memiliki peran penting dalam dunia bisnis dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntan publik memiliki peran penting dalam dunia bisnis dan perkembangannya. Dalam menjalankan profesinya, auditor dituntut profesional dalam menjalankan segala pengelolaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). tanggungjawab profesionalnya. Standar-standar ini meliputi pertimbangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mazsalah Profesi akuntan publik bertanggungjawab untuk menaikkan tingkat kehandalan laporan keuangan perusahaan sehingga masyarakat memperoleh informasi keuangan yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kontrak yaitu pihak (principal) mengikat pihak lain (agent) untuk melalukan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan merupakan teori yang menjelaskan mengenai hubungan antara dua pihak yaitu manajer dengan pemilik modal dalam suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab auditor. Tugas Auditor yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik memiliki peranan penting bagi masyarakat yang berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab auditor. Tugas Auditor yaitu mengevaluasi,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kejelasan Sasaran Anggaran Menurut Halim & Syam Kusufi (2012) mengatakan bahwa anggaran memiliki peranan penting dalam organisasi sektor publik, terutama organisasi pemerintahan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai acuan dari penelitian ini dapat disebutkan salah satu hasil penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Penelitian Terdahulu Sebagai acuan dari penelitian ini dapat disebutkan salah satu hasil penelitian yang telah dilakukan, yaitu: Batubara (2008) melakukan penelitian tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis dan usaha sekarang ini sudah sangat pesat. Hal ini membuat profesi akuntan juga semakin berkembang karena para pelaku bisnis dituntut
Lebih terperinciPENGARUH KOMITMEN AUDITOR TERHADAP KEPUASAN KERJA: MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
PENGARUH KOMITMEN AUDITOR TERHADAP KEPUASAN KERJA: MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Survey pada Kantor Akuntan Publik di Surakarta dan Yogyakarta) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat
Lebih terperinciPERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan
PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Menurut Arens, Elder dan Beasley dalam buku berjudul Auditing dan Jasa Assurance (2011:4) audit adalah pengumpulan data dan evaluasi bukti tentang informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. FASB yaitu relevan dan dapat diandalkan (Tjun et al., 2012). Lebih lanjut Tjun et
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan adalah laporan yang menyediakan informasi kuantitatif yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak internal maupun pihak eksternal.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha saat ini yang ditandai dengan era globalisasi, menuntut perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia untuk dapat bersaing agar tetap
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan go public harus memberikan informasi berupa laporan keuangan yang sudah diaudit oleh jasa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan go public harus memberikan informasi berupa laporan keuangan yang sudah diaudit oleh jasa auditor independen, yang umumnya disebut akuntan publik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesi auditor telah menjadi sorotan masyarakat dalam beberapa tahun terakhir, terutama pada perusahaan go public yang harus memberikan informasi berupa laporan keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. bidang jasa. Jasa yang diberikan berupa jasa audit operasional, audit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kantor akuntan publik merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang jasa. Jasa yang diberikan berupa jasa audit operasional, audit kepatuhan (compliance
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. variabel kompetensi, independensi, dan profesionalisme memiliki pengaruh
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Agusti dan Pratistha (2013) membuktikan melalui penelitiannya bahwa variabel kompetensi, independensi, dan profesionalisme memiliki pengaruh signifikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Internal Audit State of the Profession 2013 survey yang digelar oleh PwC AS
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Internal Audit State of the Profession 2013 survey yang digelar oleh PwC AS menunjukkan hasil yang menarik. Berkaca pada perkembangan pasar, kompleksitas bisnis, dinamika
Lebih terperinciKOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI MEDIASI PENGARUH PEMAHAMAN GAYA KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA AUDITOR
KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI MEDIASI PENGARUH PEMAHAMAN GAYA KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA AUDITOR SKRIPSI Disusun dan Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham, sehingga
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi tidak keselarasan informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham, sehingga perusahaan harus semakin
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan sebagai saran dalam pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan. Menurut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Auditor merupakan profesi yang unik. Auditor dibayar oleh klien (perusahaan) tetapi bertanggung jawab pada publik khususnya pengguna laporan keuangan perusahaan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mereka yang memiliki komitmen tinggi cenderung lebih bertahan dan rendah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komitmen Organisasi Komitmen organisasi merupakan loyalitas individu terhadap organisasi. Mereka yang memiliki komitmen tinggi cenderung lebih bertahan dan rendah absensinya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori keagenan (agency theory) Hubungan keagenan (agency relationship) terjadi ketika satu atau lebih individu, yang disebut sebagai
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Definisi Audit Internal Perkembangan suatu perusahaan ditandai dengan semakin banyaknya unitunit operasi perusahaan, jenis usaha, meluasnya
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional Definisi Gaya kepemimpinan Transaksional
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional 2.1.1 Definisi Gaya kepemimpinan Transaksional Menurut Bass dalam Robbins & Judge (2009:90) gaya kepemimpinan transaksional adalah model kepemimpinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang didirikan, baik besar maupun kecil pada umumnya mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh laba. Laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. tingkat pendidikan, pengalaman kerja dan kinerja auditor.
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori Pada kajian pustaka ini akan menguraikan mengenai landasan teori yang berkaitan dengan skripsi. Teori-teori tersebut meliputi pengertian auditing,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. negara serta pemberlakuan ASEAN Economic Community (AEC) atau masyarakat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dinamika bisnis yang telah melesat begitu cepat dan melewati tapal batas antar negara serta pemberlakuan ASEAN Economic Community (AEC) atau masyarakat ekonomi
Lebih terperinciBAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
7 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia sebagai salah satu unsur dalam organisasi dapat diartikan sebagai manusia
Lebih terperinciINDEPENDENSI AUDITOR SEBAGAI MEDIASI PENGARUH PEMAHAMAN GOOD GOVERNANCE, DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA AUDITOR
INDEPENDENSI AUDITOR SEBAGAI MEDIASI PENGARUH PEMAHAMAN GOOD GOVERNANCE, DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA AUDITOR (Studi Empiris di KAP Wilayah Surakarta & Yogjakarta) SKRIPSI Disusun dan Diajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa. Keuangan pasal 6 ayat (1) menyebutkan bahwa Badan Pemeriksa Keuangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan pasal 6 ayat (1) menyebutkan bahwa Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) bertugas
Lebih terperinci