BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kemunculan teori keagenan (agency theory) disebabkan karena adanya
|
|
- Ivan Susanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori Teori keagenan Kemunculan teori keagenan (agency theory) disebabkan karena adanya perbedaan kepentingan yang muncul dan timbulnya konflik yang terjadi berkat hubungan antara prinsipal dan agen. Hubungan antara prinsipal dan agen ini merupakan hubungan antara pihak pemberi wewenang dan pihak yang menerima wewenang. Prinsipal sebagai pihak pemberi wewenang sedangkan agen bertindak sebagai pihak penerima wewenang. Teori ini mengasumsikan bahwa konflik yang terjadi antara prinsipal dan agen ditimbulkan oleh motivasi masing-masing individu terhadap kepentingannya sendiri (Jensen dan Meckling, 1976). Zimmerman (1977) mengatakan bahwa konflik keagenan terjadi dalam semua jenis organisasi. Pada sektor privat, konflik keagenan terjadi diantara pemegang saham dengan manajemen, sedangkan di sektor publik antara pemerintah dengan rakyat. Penelitian ini menyebutkan bahwa masyarakat bertindak sebagai prinsipal dan pemerintah sebagai agen. Peran agen yaitu memanfaatkan sumber daya yang yang diberikan oleh prinsipal. Agen berperan memberikan pertanggungjawaban berupa laporan atas pengelolaan sumber daya yang telah diberikan kepada prinsipal yang terdapat dalam laporan keuangan. Adanya konflik keagenan salah satunya ialah asimetri informasi antara pemerintah dan rakyat, menuntut laporan keuangan pemerintah untuk diaudit oleh pihak yang independen. Selain itu, kecenderungan pemerintah untuk memoles 12
2 laporan keuangannya sehingga membuat kinerjanya terlihat baik menyebabkan perlunya pihak ketiga yang dapat melakukan pengujian bahwa laporan keuangan pemerintah dapat dipercaya. Menurut UU No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, pemeriksaan keuangan negara meliputi pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu. BPKP adalah salah satu lembaga yang bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara. Laporan hasil pemeriksaan BPKP dapat memuat opini, temuan, simpulan dan rekomendasi tergantung lingkup pemeriksaannya. Hasil pemeriksaan yang terkait dengan pembuktian dan perhitungan kerugian keuangan negara akan disampaikan ke aparat penegak hukum. Hasil ini juga merupakan bagian dari pertanggungjawaban politisi dan/atau pemerintah yang bertindak sebagai agen kepada rakyat yang bertindak sebagai prinsipal yang menginginkan transparansi penggunaan anggaran negara. Dengan adanya auditor yang independen diharapkan tidak terjadi kecurangan dalam laporan keuangan yang dibuat oleh pemerintah sebagai pertanggungjawaban hasil kinerja Pengertian auditing Auditing menurut Arens et al. (2011:4) adalah akumulasi suatu evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi dengan kriteria yang telah ditetapkan. Auditing adalah proses sistematis untuk mempelajari dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai kejadian ekonomi untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan 13
3 tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan (Mulyadi, 2008). Halim (2008:1) mengemukakan bahwa auditing merupakan proses sistematis untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi tentang tindakan maupun kejadian ekonomi untuk menentukan apakah asersi tersebut telah sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan dan selanjutnya disampaikan kepada para pengguna laporan yang berkepentingan Tipe-tipe auditor Auditor yang ditugaskan untuk mengaudit tindakan ekonomi atau kejadian untuk entitas individual atau entitas hukum pada umumnya diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok Halim (2008:11), yaitu. 1) Auditor internal Auditor internal merupakan karyawan suatu perusahaan tempat mereka melakukan audit. Tujuan audit internal adalah untuk membantu manajemen dalam melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. Audit internal dapat mendukung audit atas laporan keuangan yang dilakukan auditor independen. 2) Auditor pemerintah Auditor pemerintah adalah auditor yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas utamanya adalah melakukan audit atas pertanggungjawaban keuangan dari berbagai unit organisasi dalam pemerintahan. 14
4 3) Auditor independen (akuntan publik) Auditor independen adalah para praktisi individual atau anggota Kantor Akuntan Publik yang memberikan jasa audit profesional kepada klien. Klien dapat berupa perusahaan bisnis yang berorganisasi laba, organisasi nirlaba, badan-badan pemerintahan, maupun individu perseorangan Pemahaman good governance Governance berarti proses pembuatan kebijakan dan proses implementasinya. Good governance adalah tata kelola yang baik pada suatu usaha yang dilandasi oleh etika profesional dalam berusaha/berkarya. Good governance juga dapat didefinisikan sebagai proses pembuatan kebijakan yang baik sehingga diharapkan akan menghasilkan implementasi kebijakan yang baik pula. Good governance juga dimaksudkan sebagai suatu kemampuan manajerial untuk mengelola sumber daya dan urusan suatu negara dengan cara-cara terbuka, transparan, akuntabel, adil, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat (Wati, 2010). Menurut Pedoman Umum Good Public Governance Indonesia yang diterbitkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance, dalam konteks pemberantasan korupsi, good governance sering diartikan sebagai penyelenggaraan negara yang bersih dari praktek korupsi. Good governance pada umunya diartikan sebagai pengelolaan pemerintah yang baik. Kata baik disini adalah mengikuti kaidah tertentu sesuai dengan prinsip dasar good governance (Mustafa, 2013). 15
5 Mustafa (2013) menyatakan pemahaman terhadap prinsip good governance merupakan kunci utama dalam memahami good governance itu sendiri. Pemahaman good governance menurut Trisnaningsih (2007) merupakan tata kelola organisasi yang baik yang mengatur hubungan, fungsi dan kepentingan pihak-pihak yang terlibat dalam urusan bisnis maupun pelayanan publik. Suatu pemerintahan yang baik hendaknya membuka kesempatan yang luas agar semua pihak yang terkait dalam pemerintahan dapat berpartisipasi secara aktif. Penyelenggaraan pemerintahan harus transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Tolak ukur kinerja suatu pemerintahan bersumber dari prinsip good governance. Baik buruknya pemerintahan bisa dinilai dengan diterapkan atau tidaknya semua prinsip good governance. United Nation Development Program (UNDP, 1997 dalam Mustafa, 2013) mengungkapkan bahwa terdapat sembilan karakteristik atau prinsip yang harus dianut dan dikembangkan demi tercapainya pemerintahan yang baik yaitu. 1) Partisipasi (participation) adalah semua warga masyarakat mempunyai hak suara dalam pengambilan keputusan, baik langsung maupun melalui lembaga perwakilan sah yang mewakili kepentingan dan aspirasi masyarakat. 2) Penegakan Hukum (rule of law) adalah prinsip yang menggambarkan bahwa hukum haruslah ditegakkan dan kerangka hukum haruslah adil. 3) Transparansi (transparency) adalah kebebasan arus informasi terhadap proses dari lembaga-lembaga yang dapat diterima oleh pihak yang membutuhkan. Informasi tersebut harus dapat diterima dan dimonitor. 16
6 4) Daya Tanggap (responsive) adalah prinsip yang menyatakan institusi harus cekatan dan peka dalam melayani semua pihak yang berkepentingan (stakeholders). Faisal (2014) menegaskan bahwa pemerintah harus memahami kebutuhan masyarakatnya. Pemerintah harus secara proaktif mempelajari dan menganalisa kebutuhan masyarakat untuk melahirkan kebijakan strategis yang memenuhi kepentingan umum. 5) Konsesus (consesus) adalah prinsip yang menyatakan bahwa keputusan apapun harus dilakukan melalui proses musyawarah melalui konsesus. Good governance menjadi perantara dari seluruh kepentingan yang berbeda dan diharapkan dengan konsensus, sebagian besar kepentingan dapat dipenuhi. Hal ini dikarenakan model keputusan tersebut akan menjadi keputusan yang mengikat dan milik bersama dan memiliki kekuatan memaksa bagi semua komponen yang terlibat untuk melaksanakan keputusan tersebut. 6) Kesetaraan (equity) adalah kesamaan dalam perlakuan dan pelayanan. Good governance harus memperhatikan asas ini secara sungguh-sungguh karena kenyataan sosiologis bangsa kita sebagai bangsa yang majemuk, baik etnis, agama, dan budaya. 7) Efektivitas dan efisiensi adalah pelaksanaan pemerintahan yang baik dan tepat guna serta mampu memberikan kesejahteraan pada semua pihak. 8) Akuntabilitas (accountability) adalah pertanggungjawaban pemerintah terhadap masyarakat dan lembaga-lembaga stakeholders yang memberinya kewenangan dalam mengurusi urusan pemerintahan. Secara teoritik, 17
7 akuntabilitas menyangkut dua dimensi yakni akuntabilitas vertikal yang memiliki pengertian bahwa setiap pejabat harus mempertanggung jawabkan berbagai kebijakan dan pelaksanaan tugas-tugasnya terhadap atasan yang lebih tinggi, dan akuntabilitas horizontal yaitu pertanggungjawaban pemegang jabatan publik pada lembaga yang setara. 9) Visi strategis adalah pandangan strategis untuk menghadapi masa depan. Selain itu, seseorang yang memiliki jabatan publik atau lembaga profesional lainnya harus memiliki kemampuan menganalisa persoalan dan tantangan yang akan dihadapi Pengalaman kerja Pengalaman kerja adalah proses pembentukan pengetahuan dan keterampilan tentang teknis suatu pekerjaan karena keterlibatan seseorang dalam pelaksanaan tugas pekerjaan dan lamanya seseorang bergelut dalam suatu pekerjaan. Pengalaman dapat memberikan dampak pada pengambilan keputusan yang tepat dalam pelaksanaan audit karena berdasarkan pengalaman audit seorang auditor dapat mengetahui kecurangan yang sering terjadi dalam praktiknya. Salah satu faktor penentu dalam mengidentifikasi kesalahan dalam proses analitis adalah pengalaman auditor (Marchant, 1989). Pengalaman merupakan elemen penting dalam tugas pemeriksaan selain pengetahuan yang dimiliki oleh auditor (Hudiwinarsih, 2010). Carolita (2012) menyatakan pengalaman merupakan cara pembelajaran yang baik bagi auditor internal untuk menjadikan auditor kaya akan teknik audit. Semakin tinggi pengalaman auditor, maka semakin mampu dan mahir auditor mengusai tugasnya sendiri maupun 18
8 aktivitas yang diauditnya. Herliansyah dkk. (2006) dalam Badjuri (2012) menyatakan bahwa secara spesifik pengalaman dapat diukur dengan rentang waktu yang telah digunakan terhadap suatu pekerjaan atau tugas. Pendidikan formal saja tidak cukup untuk menghasilkan auditor yang profesional dan berkualitas tinggi. Dibutuhkan adanya pengalaman kerja dalam mendukung kesuksesan sebagai auditor yang berkualitas. Pengalaman bagi auditor merupakan nilai tambah bagi dirinya dan dapat mendukung terciptanya kualitas audit yang diharapkan (Badjuri, 2011). Menurut Sari (2011) pengalaman kerja seseorang menunjukkan jenisjenis pekerjaan yang pernah dilakukan seseorang dan memberikan peluang yang besar bagi seseorang untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik. Sari (2011) memberikan kesimpulan bahwa seorang karyawan yang memiliki pengalaman kerja yang tinggi akan memiliki keunggulan dalam beberapa hal diantaranya: a) mendeteksi kesalahan, b) memahami kesalahan dan c) mencari penyebab munculnya kesalahan. Auditor yang memiliki pengalaman lebih atas pemahaman laporan keuangan lebih mampu memberikan penjelasan yang masuk akal atas kesalahan kesalahan dalam laporan keuangan, dan dapat mengelompokkan kesalahan berdasar pada tujuan audit (Libby et al., 1985). Choo dan Trotman (1991) memberikan bukti empiris bahwa auditor berpengalaman lebih banyak menemukan item-item yang tidak umum dibandingkan auditor yang kurang berpengalaman, tetapi antara auditor yang berpengalaman dengan yang kurang berpengalaman tidak berbeda dalam menemukan item-item yang umum. Abdolmohammadi dan Wright (1987) menjelaskan bahwa pengalaman merupakan 19
9 atribut penting bagi auditor dan memberikan bukti empiris bahwa dampak pengalaman auditor akan signifikan ketika kompleksitas tugas dipertimbangkan Komitmen Organisasi Komitmen organisasional yang tinggi berarti pemihakan oleh pekerja pada organisasi yang memperkerjakannya. Trisnaningsih (2007) menyatakan bahwa komitmen organisasi memiliki 3 (tiga) faktor karakteristik yaitu: a) keinginan seseorang yang kuat untuk mempertahankan status keanggotaannya dalam suatu organisasi, b) kesiapan kesediaan seseorang untuk meningkatkan partisipasinya demi kepentingan organisasi, c) suatu keyakinan yang kuat terhadap organisasi dan penerimaan terhadap nilai dan tujuan organisasi. Komitmen organisasi menurut Allen Meyer (1990) dalam Yustina (2006) adalah derajat sejauh mana keterlibatan seseorang dalam organisasinya dan kekuatan identifikasinya terhadap suatu organisasi tertentu. Keberhasilan dan kinerja seseorang dalam pekerjaan dapat ditentukan dari tingkat kompetensi, profesionalisme dan juga komitmennya terhadap bidang pekerjaan yang ditekuninya (Pamilih, 2014). Tingginya komitmen organisasi yang dimiliki akan cenderung membuat auditor lebih berkompeten dan independen dalam mengatasi masalah terkait dengan konflik peran dan tetap fokus pada pekerjaan (Lui et al., 2001). Sementara Robbins (2001) dalam Wati, dkk (2010) mengemukakan bahwa komitmen karyawan pada organisasi merupakan salah satu sikap yang mencerminkan perasaan suka atau tidak suka seseorang karyawan terhadap organisasi tempat dia bekerja. Komitmen organisasi menunjukkan suatu daya 20
10 dari dalam diri seseorang dalam mengidentifikasi keterlibatannya dalam suatu organisasi. Berdasarkan berbagai keterbatasan definisi komitmen organisasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya komitmen organisasi merupakan suatu proses dalam diri individu untuk mengidentifikasikan dirinya dengan nilai-nilai, aturan-aturan dan tujuan-tujuan organisasi yang bukan hanya sebagai kesetiaan yang pasif terhadap organisasi, sehingga komitmen menyiratkan hubungan pegawai dan organisasi secara aktif. Tipe komitmen menurut pendapat Allen dan Meyer (1990) dalam Yustina (2006) yaitu. 1) Komitmen yang berpengaruh (affective commitment) meliputi keadaan emosional dari karyawan untuk menggabungkan diri, menyesuaikan diri dan berbaur langsung dalam organisasi. Dengan kata lain, seseorang menjadi anggota organisasi karena ia menginginkannya (want to). 2) Komitmen berkelanjutan (continuance commitment) meliputi komitmen yang didasarkan pada penghargaan yang diharapkan karyawan untuk dapat tetap berada dalam organisasi. Dengan kata lain, seseorang menjadi anggota organisasi karena ia merasa membutuhkannya (need to). 3) Komitmen normatif (normative commitment) meliputi perasaan karyawan terhadap kewajiban untuk tetap tinggal dalam organisasi. Seseorang menjadi anggota organisasi karena ia merasa harus melakukan sesuatu (ought to do) Kualitas Audit 21
11 Kane (2005) mendefinisikan kualitas audit sebagai kapasitas auditor untuk mendeteksi terjadinya kesalahan material dan bentuk penyimpangan lainnya. Watkins et al. (2004) mendefinisikan kualitas audit sebagai kemungkinan bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran dalam sistem akuntansi dengan pengetahuan dan keahlian auditor. Pelaporan pelanggaran tergantung pada dorongan auditor untuk mengungkapkan pelanggaran tersebut. Dorongan ini akan tergantung pada independensi yang dimiliki oleh auditor tersebut. Menurut Dang (2004) dalam Chadegani (2011) berpendapat bahwa laporan keuangan yang diaudit adalah mekanisme pemantauan untuk memberikan jaminan bagi pengguna informasi keuangan. Informasi dan keandalan keuangan tercermin dalam laporan audit (Ghicas, 2007). Kualitas pelaporan hasil pemeriksaan atau laporan audit dijadikan sebagai dasar untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan yang berguna bagi pihakpihak yang berkepentingan (Idowu dan Gabriel, 2013). Penilaian mengenai kualitas audit dapat dilihat dari kualitas keputusan yang diambil. Menurut penelitian Badjuri (2011) kualitas audit biasanya diukur dengan pendapat profesional auditor yang tepat serta didukung oleh bukti dan penilaian objektif. Auditor akan memberikan pelayanan yang berkualitas kepada stakeholders jika auditor memberikan laporan audit yang independen, dapat diandalkan dan didukung dengan bukti audit yang memadai. Menurut Moize (1986) dalam Elfarini (2007), pengukuran kualitas proses audit dapat dilakukan dengan melihat kinerja auditor dan kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan. Yuniarti 22
12 (2011) kualitas audit adalah sesuatu yang abstrak, sulit diukur dan hanya dapat dirasakan oleh pengguna jasa audit. Penelitian (Christiawan, 2002) dalam Badjuri (2012) kualitas audit ditentukan oleh dua hal yaitu kompetensi dan independensi. Menurut penelitian Novrizah (2010) kualitas audit adalah kemampuan seorang auditor dalam memperoleh dan mengevaluasi bukti untuk menemukan apakah terjadi pelanggaran, serta auditor mampu untuk melaporkannya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Coram et al., (2004) menyatakan bahwa dengan melihat tingkat kepatuhan auditor dalam melaksanakan tahapan prosedur audit, maka kita bisa menilai kualitas audit yang dihasilkan. Berdasarkan uraian tersebut maka pengertian kualitas audit dalam penelitian ini adalah kemungkinan seorang auditor dapat menemukan dan melaporkan ketidaksesuaian penyajian laporan keuangan dan sistem akuntansi klien dengan standar yang berlaku. 2.2 Rumusan Hipotesis Penelitian Pengaruh Pemahaman Good Governance pada Kualitas Audit Penelitian dari Faisal (2014) menghasilkan bahwa pemahaman good governance berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor pemerintah. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Trisnaningsih (2007) yang menemukan bahwa pemahaman good governance tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Hasil penelitan Wati, dkk (2010) yaitu pemahaman good governance berpengaruh positif terhadap kinerja auditor. Hasil penelitian Wibowo (2009) membuktikan pemahaman good governance berpengaruh positif terhadap kinerja auditor. Seorang akuntan yang memahami good governance secara benar 23
13 maka akan memengaruhi perilaku profesional akuntan dalam berkarya dengan orientasi pada kinerja yang tinggi untuk mencapai tujuan akhir sebagaimana diharapkan oleh berbagai pihak (Trisnaningsih, 2007). Berdasarkan uraian di atas bahwa seorang auditor pemerintah yang memahami good governance dengan baik maka dia akan bekerja sesuai dengan aturan yang ada, sehingga kinerja auditor pemerintah akan menjadi lebih baik. Kinerja yang baik akan menghasilkan kualitas pekerjaan yang baik pula yang dalam hal ini kualitas auditnya. Jika auditor sudah memiliki pemahaman terhadap good governance, maka kemungkinan untuk diungkapkannya suatu kesalahan dalam sistem akuntansi klien akan meningkat. Hal ini disebabkan karena auditor memahami bagaimana ia harus mengungkapkan temuannya terkait dengan pemahamannya terhadap good governance. Dengan demikian dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut. H1: Pemahaman good governance berpengaruh positif signifikan pada kualitas audit Pengaruh Pengalaman Kerja pada Kualitas Audit Singgih dan Bawono (2010) menyatakan bahwa auditor yang berpengalaman menghasilkan kualitas audit yang lebih baik dibandingkan dengan auditor pemula. Seorang auditor yang dihadapkan dengan pekerjaan yang sama secara terus menerus akan dapat menyelesaikan pekerjaannya lebih cepat dan lebih baik. Hal ini dikarenakan bahwa telah dikuasainya teknik dalam penyelesaian pekerjaannya dan telah banyak menghadapi hambatan serta mengetahui cara mengatasi hambatan yang ditemui. 24
14 Penelitian dari Carolita (2012), menyatakan bahwa pengalaman kerja berpengaruh positif terhadap kualitas hasil audit. Hasil penelitian dari Sukriah, dkk (2009) adalah pengalaman kerja berpengaruh secara positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Sukriah, dkk (2009) menyatakan bahwa semakin banyak pengalaman kerja seorang auditor maka semakin meningkat kualitas hasil pemeriksaan yang dilakukan. Sari dan Ramantha (2015) menyatakan bahwa semakin berpengalaman, auditor akan semakin dapat menghasilkan berbagai macam harapan dalam menjelaskan temuan audit. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian dari Singgih dan Bawono (2010) yaitu pengalaman tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Berdasarkan penjelasan diatas, maka hipotesis yang diajukan adalah: H2: Pengalaman kerja berpengaruh positif signifikan pada kualitas audit Pengaruh Komitmen Organisasi dalam Hubungan antara Pemahaman Good Governance dan Kualitas Audit Hasil penelitian Wibowo (2009) berhasil membuktikan pemahaman good governance berpengaruh positif terhadap kinerja auditor. Seorang akuntan yang memahami good governance secara benar, akan mempengaruhi perilaku profesional akuntan dalam berkarya dengan orientasi pada kinerja yang tinggi untuk mencapai tujuan akhir sebagaimana diharapkan oleh berbagai pihak (Trisnaningsih, 2007). Menurut penelitian Wati, dkk. (2010), pemahaman good governance berpengaruh positif terhadap kinerja auditor pemerintah. Seorang auditor yang memahami good governance secara benar, akan memengaruhi perilakunya dalam melaksanakan pekerjaan dengan orientasi perolehan hasil yang baik 25
15 Seseorang yang memiliki komitmen terhadap organisasi akan menunjukkan kesediaan untuk mempertahankan keanggotannya dalam organisasi. Dirinya pun ikut terlibat aktif karena merasa sebagai bagian dari organisasi. Oleh karena itu, sebuah organisasi dapat tumbuh berkembang jika terdapat komitmen organisasi yang kuat yang terbentuk dari hubungan baik antara organisasi dan masingmasing anggota organisasi. Komitmen organisasi yang kuat dalam diri individu akan menyebabkan individu berusaha keras mencapai tujuan organisasi dan secara sukarela mengungkapkan aktivitasnya kepada publik sehingga berpengaruh pada pemahaman good governance. Pemahaman good governance yang baik dan dibarengi dengan komitmen organisasi akan meningkatkan kinerja seorang auditor. Kinerja yang baik akan menghasilkan kualitas audit yang baik pula. Sebaliknya, apabila anggota organisasi memiliki komitmen organisasi yang rendah, maka dapat pula memengaruhi pemahaman good governance dan berindikasi menurunkan kualitas audit. Berdasarkan penjelasan diatas, maka hipotesis yang diajukan adalah: H3: Komitmen organisasi memperkuat pengaruh pemahaman good governance pada kualitas audit Pengaruh Komitmen Organisasi dalam Hubungan antara Pengalaman Kerja dan Kualitas Audit Mulyadi (2002) dalam Badjuri (2012) yang menyatakan bahwa seorang yang memasuki karir sebagai akuntan, ia harus lebih dulu mencari pengalaman profesi dibawah pengawasan akuntan senior yang lebih berpengalaman. Herliansyah dkk., (2006) dalam Badjuri (2012) menunjukkan bahwa pengalaman mengurangi dampak informasi tidak relevan terhadap 26
16 keputusan auditor. Pengalaman merupakan atribut yang penting yang dimiliki auditor, terbukti dengan tingkat kesalahan yang dibuat auditor, auditor yang sudah berpengalaman biasanya lebih dapat mengingat kesalahan atau kekeliruan yang tidak lazim atau wajar dan lebih selektif terhadap informasi-informasi yang relevan dibandingkan dengan auditor yang kurang berpengalaman (Margeta, 2012). Carolita (2012) menyatakan bahwa pengalaman kerja dan komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kualitas hasil audit Lebih lanjut pula dapat dikatakan bahwa dalam rangka pencapaian keahlian, seorang auditor harus mempunyai pengetahuan yang tinggi dalam bidang audit. Pengetahuan ini bisa didapat dari pendidikan formal yang diperluas dan ditambah melalui pelatihan dan pengalaman-pengalaman dalam praktek audit. Komitmen organisasi berhubungan erat dengan kesediaan individu untuk berusaha keras dalam mewujudkan tujuan organisasi. Adanya komitmen organisasi yang tinggi diperkirakan akan membuat auditor untuk mencoba hal-hal yang baru untuk menambah pengalamannya dalam mengaudit yang nantinya memungkinkan auditor untuk memperoleh keyakinan yang memadai bahwa ia harus menghasilkan audit yang berkualitas. Oleh karena itu, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H4: Komitmen organisasi memperkuat pengaruh pengalaman kerja pada kualitas audit. 27
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Atribusi Teori atribusi merupakan teori yang menjelaskan mengenai perilaku individu. Lebih khususnya, teori ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari sumber daya ekonomi dan sumber daya manusia. Sumber daya ekonomi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan entitas bisnis merupakan ciri adanya lingkungan ekonomi yang tumbuh dan berkembang, dan dalam jangka panjang entitas tersebut bertujuan untuk mempertahankan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. manajemen selaku agen dengan pemilik selaku principal. Jensen dan Meckling
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Keagenan Teori keagenan merupakan teori yang menjelaskan adanya konflik antara manajemen selaku agen dengan pemilik selaku
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. manajemen selaku agen dengan pemilik selaku principal. Jensen dan Meckling
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 1.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori Keagenan (Agency Theory) menjelaskan adanya konflik antara manajemen selaku agen
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori Keagenan (Agency Theory) menjelaskan adanya konflik antara manajemen selaku agen dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk menjamin kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan kebijakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingginya kehidupan demokrasi, menuntut pemerintah sebagai perumus kebijakan berkewajiban untuk transparan dan bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pemerintahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keterpurukan karena buruknya pengelolaan keuangan (Ariyantini dkk,2014).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, terdapat tuntutan sektor publik khususnya pemerintah yaitu terlaksananya akuntabilitas pengelolaan keuangan sebagai bentuk terwujudnya praktik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan (Mulyadi
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik memiliki peranan penting dalam melakukan audit laporan keuangan dalam suatu organisasi dan merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atas kinerja perusahaan melalui pemeriksaan laporan keuangan. Laporan
BAB I PENDAHULUAN Pada bagian pendahuluan menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. A. Latar Belakang Masalah Akuntan publik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perwujudan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Melalui
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Auditing sektor publik memiliki peran penting dan strategis dalam perwujudan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Melalui auditing sektor publik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nepotisme). Banyaknya kasus korupsi yang terjadi akhir-akhir ini menjadikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi saat ini, permasalahan yang sering dihadapi oleh suatu lembaga pemerintahan salah satunya adalah tindakan KKN (Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme). Banyaknya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. entitas bisnis, terutama yang berskala menengah hingga berskala besar. Setiap tahunnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Profesi auditor saat ini memiliki peran yang penting dalam sebuah siklus bisnis. Sebuah entitas bisnis, terutama yang berskala menengah hingga berskala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tujuan organisasi dan sesuai dengan kode etik auditor. Tuntutan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Auditor mampu dikatakan profesional dilihat dari kinerja yang dilakukannya dalam menjalankan perintah atasan yang sesuai dengan tujuan organisasi dan sesuai dengan kode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah organisasi baik swasta maupun pemerintah dapat didukung
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam sebuah organisasi baik swasta maupun pemerintah dapat didukung dengan sistem kontrol yang baik, untuk menetukan apakah kinerja dari perusahaan tersebut berjalan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pada bagian kajian pustaka dan hipotesis penelitian akan diuraikan teoriteori
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Pada bagian kajian pustaka dan hipotesis penelitian akan diuraikan teoriteori yang menjadi landasan dalam penelitian dan ditentukan hipotesis penelitian berdasarkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. hubungan antara agent dengan principal. Hubungan teori keagenan mucul
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keanggenan (Agency Theory) adalah teori yang menjelaskan hubungan antara agent dengan principal.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Auditor merupakan profesi yang mendapat kepercayaan dari publik untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Auditor merupakan profesi yang mendapat kepercayaan dari publik untuk membuktikan kewajaran laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan atau organisasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengenai asersi tentang kegiatan-kegitan dan kejadian-kejadian ekonomi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peran auditor telah menjadi pusat kajian dan riset di kalangan akademisi. Tidak hanya itu, praktisi juga semakin kritis dengan selalu menganalisa kontribusi
Lebih terperinci: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang
Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 : Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang : Kuesioner : Hasil Uji Deskriptif : Hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (2006) menyebutkan bahwa informasi asimetri mempunyai dua tipe. Tipe pertama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Para pemilik perusahaan memberikan kewenangan kepada manajer untuk mengelola perusahaanya dan sebagai bentuk pertanggungjawaban manajer membuat laporan keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan probabilitas melaporkan pelanggaran tergantung pada independensi auditor. Ikatan Akuntan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kualitas audit sebagai probabilitas bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran pada sistem akuntansi klien (De Angelo, 1981). Deis dan Groux
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara mengelola dana yang sangat besar dalam penyelenggaraan pemerintahannya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara mengelola dana yang sangat besar dalam penyelenggaraan pemerintahannya. Pengelolaan Keuangan Negara yang baik akan mensukseskan pembangunan dan mencapai tujuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Beberapa tahun terakhir sangat berarti bagi profesi akuntan khususnya para auditor. Munculnya beberapa kasus mengenai profesi auditor di awal abad ini mempengaruhi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Konsep kinerja auditor dapat dijelaskan dengan menggunakan agency theory.
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Teori Agensi Konsep kinerja auditor dapat dijelaskan dengan menggunakan agency theory. Pihak kepala unit organisasi berperan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meyakini kualitas pekerjaannya. Dalam penyelenggaraanya good governance
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap profesi harus mampu membangun kepervayaan masyarakat agar martabat dan kualitas jasa professionalnya dapat terjaga. Untuk membangun kepercayaan masyarakat, maka
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dalam perkembangan dan kemajuan dunia binis. Akuntan bukan hanya sekedar
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntan profesional mempunyai peran penting dalam dunia bisnis dan perkembangannya. Profesi akuntan kini menjadi salah satu profesi kunci dalam perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan atau para stakeholder.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik sangat dipengaruhi perkembangan perusahaan pada umunya. Akuntan publik tidak akan ada jika tidak ada perusahaan. Semakin
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori Landasan teori adalah teori-teori yang relevan dan dapat digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel penelitian. Landasan teori ini juga
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Bab ini akan menjelaskan tinjauan pustaa baik definisi, konsep atau hasil penelitian yang berkaitan dengan kualitas kerja, serta menentukan teori yang digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu manfaat dari jasa akuntan publik adalah memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan audit terhadap pemerintah. Sedangkan undang-undang No 15 tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akuntansi merupakan ilmu yang terus berkembang sesuai dengan kebutuhan para penggunanya. Tujuan akuntansi diarahkan untuk mencapai hasil dan harus memiliki
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah dalam menyelenggarakan sistem pemerintahannya telah bergeser
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah dalam menyelenggarakan sistem pemerintahannya telah bergeser dari sistem tradisional menjadi sistem yang berbasis kinerja yang dilakukan secara menyeluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penggunaan dana yang dapat dipertanggungjawabkan. Pengawasan bersifat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu negara yang dikelola oleh pemerintahan selalu mencakup penggunaan dana yang cukup besar jumlahnya untuk melaksanakan aktivitas pemerintahan. Pertanggungjawaban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghasilkan audit yang dapat diandalkan (Kurnia, dkk, 2014). Profesi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik memiliki peranan penting dalam melakukan audit laporan keuangan dalam suatu organisasi dan merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. akan dapat bertahan dalam proses seleksi alam ini. non keuangan, bagi para stockholder (pemegang saham) dan stakeholder
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan bisnis saat ini telah menciptakan suatu kompetisi antar perusahaan atau organisasi. Perusahaan atau organisasi yang dapat bertahan di
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis dan usaha sekarang ini sudah sangat pesat. Hal ini membuat profesi akuntan juga semakin berkembang karena para pelaku bisnis dituntut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham, sehingga
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi tidak keselarasan informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham, sehingga perusahaan harus semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dihasilkan juga akan berkualitas tinggi. etik profesi. Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) guna
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan dunia usaha semakin ketat, termasuk persaingan dalam bisnis jasa akuntan publik. Untuk dapat bertahan di tengah persaingan yang ketat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun eksternal perusahaan. Menurut Financial Accounting Standards
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan sebagai saran pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengatur tentang tanggung jawab profesi, kompetensi dan kehati-hatian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian Norma (2012) memamparkan pendapat Mulyadi dan Puradireja, (1998) Profesi akuntan publik memiliki peranan penting dalam melakukan audit laporan keuangan dalam
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORITIS
BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1 Pemahaman Good Governance Menutur pandangan United National Development Program (UNDP) karakteristik governance yaitu legitimasi politik, kerjasama dengan institusi masyarakat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Adapun Teori yang dapat mendukung berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti: 1. Teori Keagenan(Agency Theory) Teori Keagenan (Agency Theory) merupakan teori
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini merupakan tinjauan atas berbagai referensi, literatur, jurnal-jurnal
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini merupakan tinjauan atas berbagai referensi, literatur, jurnal-jurnal penelitian maupun sumber-sumber lainnya yang relevan dengan penelitian yang dilakukan peneliti sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin berkembang, dan dengan berkembangnya perusahaan-perusahaan tersebut membuat permintaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Auditor merupakan profesi yang unik. Auditor dibayar oleh klien (perusahaan) tetapi bertanggung jawab pada publik khususnya pengguna laporan keuangan perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. governance dan penyelenggaraan organisasi sektor publik yang efektif, efisien,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingginya harapan masyarakat akan terwujudnya good corporate governance dan penyelenggaraan organisasi sektor publik yang efektif, efisien, transparan, akuntabel serta
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Auditing Agoes (2008:3), menyatakan bahwa auditing merupakan suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keyakinan yang memadai tentang apakah laporan keuangan tersebut bebas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Auditor adalah pihak yang diyakini berperan sangat penting dalam bidang yang terkait dengan keuangan. Auditor bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kunci dalam perkembangan dan kemajuan dunia bisnis. Profesi akuntan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntan profesional mempunyai peran penting dalam dunia bisnis dan perkembangannya. Profesi akuntan kini menjadi salah satu profesi kunci dalam perkembangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu manfaat dari jasa akuntan publik adalah memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Para pengguna laporan audit mengharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman dan era globalisasi yang begitu pesat menjadi suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jaman dan era globalisasi yang begitu pesat menjadi suatu tantangan baru bagi para pemeriksa inspektorat atau internal auditor. Profesi internal auditor
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai acuan dari penelitian ini dapat disebutkan salah satu hasil penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Penelitian Terdahulu Sebagai acuan dari penelitian ini dapat disebutkan salah satu hasil penelitian yang telah dilakukan, yaitu: Batubara (2008) melakukan penelitian tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam setiap sektor, salah satunya dalam hal pelaporan keuangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap Perusahaan akan saling berkompetisi dalam persaingan usaha yang semakin meningkat ini agar terlihat baik di depan pihak eksternal termasuk juga pesaingnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepatuhan dan audit laporan keuangan (Arens dan Loebbecke, 2003). Akuntan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kantor akuntan publik merupakan sebuah organisasi yang bergerak dibidang jasa. Jasa yang diberikan berupa jasa audit operasional, audit kepatuhan dan audit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan (Mulyadi dan Puradiredja, 1998:3). Akuntan publik merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Profesi Akuntan Publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam melakukan audit (Mulyadi dan Puradiredja, (1998)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik atau auditor merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Masyarakat mengharapkan profesi akuntan publik melakukan penilaian yang bebas dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). tanggungjawab profesionalnya. Standar-standar ini meliputi pertimbangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mazsalah Profesi akuntan publik bertanggungjawab untuk menaikkan tingkat kehandalan laporan keuangan perusahaan sehingga masyarakat memperoleh informasi keuangan yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. perusahaan (principal) dan manajer (agent). Menurut Einsenhardt (1989) teori
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa teori keagenan (agency theory) merupakan teori yang menjelaskan
Lebih terperinciBAB 5 PENUTUP. diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk mencari bukti empiris tentang pengaruh antara due professional care, time budget pressure, pengalaman auditor terhadap kualitas audit. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. accountability dan performance accountability (Pusdiklat, 2010). Dengan pola
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tata kelola pemerintahan yang baik merupakan salah satu tuntutan masyarakat yang harus dipenuhi. Pada dasarnya penyelenggara negara wajib menyampaikan pertanggungjawaban
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. publik. Pemahaman mengenai good governance berbeda-beda, namun sebagian
15 BAB 1 PENDAHULUAN 1.7 Latar Belakang Masalah Konsep good governance muncul karena adanya ketidakpuasan pada kinerja pemerintahan yang selama ini dipercaya sebagai penyelenggara urusan publik. Pemahaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan alat informasi baik bagi pemerintah sebagai manajemen maupun alat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akuntansi sektor publik terkait dengan tiga hal pokok, yaitu : penyediaan informasi, pengendalian manajemen, dan akuntabilitas. Akuntansi sektor publik merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan bertanggungjawab dengan taat pada peraturan dan perundang-undangan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan negara pada dasarnya harus dikelola secara transparan dan bertanggungjawab dengan taat pada peraturan dan perundang-undangan yang telah ditetapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Audit adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam rangka mewujudkan good governance di lingkungan pemerintahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan good governance di lingkungan pemerintahan daerah. Pemerintah harus melakukan reformasi dalam segala aspek pengelolaan keuangan daerah. Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akuntan publik kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu manfaat dari jasa akuntan publik adalah memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. suatu entitas usaha berdasarkan standar yang telah ditentukan.
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang ada di Indonesia. Dari profesi akuntan publik, masyarakat dan pemakai laporan keuangan mengharapkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan agent untuk memberikan
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Agensi Jensen & Meckling (1976) menjelaskan bahwa hubungan keagenan muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengertian audit menurut Mulyadi (2011:9) adalah suatu proses sistematik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengertian audit menurut Mulyadi (2011:9) adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataanpernyataan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. mengoptimalkan keuntungan para pemilik (principal), namun di sisi lain
BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Agensi Teori agensi adalah teori yang mendasari hubungan atau kontak antara principal dan agent (Anthony dan Govindarajan, 2002). Teori agensi mengasumsikan bahwa semua individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan audit laporan keuangan (Arens dan Loebbecke, 2003). Akuntan publik dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kantor akuntan publik merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang jasa. Jasa yang diberikan berupa jasa audit operasional, audit kepatuhan, dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Profesi seorang akuntan publik merupakan salah satu profesi kepercayaan bagi para pihak yang berkepentingan, di antaranya adalah kreditor, investor, pemilik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Atribusi Menurut Fritz Heider sebagai pencetus teori atribusi, teori atribusi merupakan teori yang menjelaskan tentang perilaku seseorang. Teori atribusi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntan memiliki peran yang sangat penting dalam penyajian informasi keuangan yang disajikan secara relevan dan andal oleh sebuah instansi atau perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keputusan. Menurut finally accounting standart board (FASB), laporan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Akuntan publik sangat dibutuhkan dalam menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap aktivitas dan kinerja perusahaan. Jasa akuntan pulik sering digunakan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bersertifikat atau kantor akuntan publik yang melakukan audit atas entitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Auditor independen ialah merupakan suatu akuntan publik yang bersertifikat atau kantor akuntan publik yang melakukan audit atas entitas keuangan komersial maupun non
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dan pemakai laporan keuangan mengharapkan agar auditor dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Profesi akuntan publik diperlukan untuk dapat memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan agar laporan keuangan tersebut tidak memberikan informasi yang menyesatkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang jasa. Jasa yang diberikan berupa jasa audit operasional, audit kepatuhan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Organisasi pemerintahan merupakan salah satu organisasi yang non profit
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi pemerintahan merupakan salah satu organisasi yang non profit yaitu organisasi yang sifatnya tidak mengejar laba. Organisasi pemerintah daerah merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan sarana utama melalui mana informasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sarana utama melalui mana informasi keuangan dikomunikasikan kepada pihak di luar perusahaan. Laporan keuangan mempunyai peranan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. manajemen dengan para pemilik entitas (Astika, 201 1:75). Tujuan yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori Keagenan Teori ekonomi tentang keagenan memprediksikan dan menjelaskan perilaku pihak-pihak yang terkait dengan keberadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diketahui karena banyaknya pemberitaan-pemberitaan di media masa mengenai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja pemerintah saat ini menjadi sorotan masyarakat. Hal tersebut diketahui karena banyaknya pemberitaan-pemberitaan di media masa mengenai demonstran-demonstran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Guna menunjang profesionalisme sebagai akuntan publik, maka auditor dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guna menunjang profesionalisme sebagai akuntan publik, maka auditor dalam melaksanakan tugas auditnya harus berpedoman pada standar audit yang ditetapkan oleh Ikatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi saat ini, tuntutan untuk mengelola suatu entitas adalah dengan akuntabilitas dan transparansi sangat diperlukan. Akuntabilitas dan transparansi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen. Manajemen merupakan pihak yang dikontrak oleh pemegang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kantor Akuntan Publik atas auditor internal di sebuah perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Profesi auditor mengalami banayak kemajuan dan mulai banyak dibutuhkan baik di instansi pemerintah maupun di sektor swasta di Indonesia. Auditor di instansi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ada dalam laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan sebagai sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun pihak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan sebagai sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyajikan laporan hasil audit. Agar pemerintah puas dengan pekerjaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas audit merupakan bagian yang sangat penting dalam menyajikan laporan hasil audit. Agar pemerintah puas dengan pekerjaan seorang auditor maka diperlukan sikap-sikap
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sedangkan pengauditan biasanya tidak menghasilkan data akuntansi, melainkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi menghasilkan laporan keuangan dan informasi penting lainnya, sedangkan pengauditan biasanya tidak menghasilkan data akuntansi, melainkan meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Inspektorat daerah merupakan salah satu unit yang melakukan audit
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inspektorat daerah merupakan salah satu unit yang melakukan audit atau pemeriksaan terhadap pemerintah daerah. Inspektorat dapat menjadi ujung tombak untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. institusi yang dipercaya dapat mewujudkan good corporate & good governance
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI), merupakan lembaga independen yang memiliki tanggung jawab dalam pengawasan pengelolaan keuangan negara.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada pemerintahan sekarang mengharuskan adanya transparansi laporan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada pemerintahan sekarang mengharuskan adanya transparansi laporan keuangan. Pengguna laporan keuangan mengharapkan adanya laporan keuangan yang benar, dapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian suatu negara dibutuhkan informasi
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian suatu negara dibutuhkan informasi keuangan yang andal, didalamnya dibutuhkan seorang yang dapat dipercaya untuk meyakinkan pihak luar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan sejalan dengan berkembangnya berbagai badan usaha atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan profesi akuntan publik di Indonesia semakin berkembang ini dikarenakan sejalan dengan berkembangnya berbagai badan usaha atau perusahaan. Produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melaksanakan penugasan pemeriksaan (examination) secara obyektif atas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kinerja auditor merupakan tindakan atau pelaksanaan tugas pemeriksaan yang telah diselesaikan oleh auditor dalam kurun waktu tertentu. Pengertian kinerja auditor adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan UU No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah selanjutnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja instansi pemerintah kini menjadi sorotan dengan semakin tingginya kesadaran masyarakat terhadap penyelenggaraan administrasi publik. Masyarakat sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Audit merupakan pengumpulan dan evaluasi bukti tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Audit merupakan pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dan kriteria yang telah ditetapkan.audit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pemberian informasi kepada publik dalam rangka pemenuhan hak publik.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good governance di Indonesia semakin meningkat. Akuntabilitas sektor publik berhubungan dengan
Lebih terperinci