BAB I PENDAHULUAN. kesegaran semata namun lebih dari itu, olahraga dapat dijadikan sebagai sarana

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan salah satu sarana penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia. Olahraga bukan hanya untuk meningkatkan kesegaran semata namun lebih dari itu, olahraga dapat dijadikan sebagai sarana untuk meningkatkan martabat suatu bangsa dan sebagai ajang pengukur prestasi. Diperlukan pembinaan yang terprogram dan terarah, serta didukung dengan penunjang yang memadai untuk mencapai prestasi atlet secara maksimal. Guna mencapai prestasi optimal atlet, juga diperlukan latihan intensif dan berkesinambungan yang kadang-kadang menimbulkan rasa bosan bagi atlet. Hal ini dapat menjadi penyebab penurunan prestasi, oleh karena itu diperlukan pencegahan yaitu dengan merencanakan dan melakukan latihanlatihan yang bervariasi. Berlatih secara intensif belum cukup untuk menjamin tercapainya peningkatan prestasi hal ini karena peningkatan prestasi tercapai bila selain intensif, latihan dilakukan dengan bermutu dan berkualitas (Tohar 2002: 10). Latihan yang bermutu dan berkualitas tentu akan diperoleh melalui sistem pembinaan yang baik. Menurut Lutan, et al. (2000: 11) sistem pembinaan olahraga di Indonesia berlandaskan pada (1) pendidikan jasmani dan organisasi olahraga nasional, yang mencakup program pendidikan di sekolah, rekreasi dan klub-klub olahraga, dan struktur organisasi dalam kepemerintahan, dan (2) sistem latihan olahraga. 1

2 2 Program pembinaan prestasi olahraga melalui pendidikan di sekolah dilaksanakan secara intensif dengan kegiatan ekstrakurikuler olahraga, karena pada kegiatan intrakurikuler pendidikan jasmani meliputi berbagai macam aktivitas gerak yang bertujuan untuk kebugaran. Menurut Syarifudin (1997: 4) pendidikan jasmani adalah proses interaksi antara peserta didik dan lingkungan yang dikelola melalui aktivitas jasmani dalam upaya pembentukan manusia indonesia seutuhnya. Jadi pendidikan jasmani bertujuan membantu siswa dalam usaha perbaikan tingkat kesehatan dan kesegaran jasmani. Seperti yang terdapat di SD Negeri Surodadi 1 Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang, kegiatan ekstrakurikuler atletik secara intensif dilaksanakan setiap hari Selasa, Kamis, dan Sabtu. Kegiatan ekstrakurikuler atletik yang dilaksanakan tiga kali dalam satu minggu tersebut terbukti membawa hasil prestasi yang positif pada nomor lari di tingkat Kecamatan Candimulyo. Metode latihan atletik nomor lari yang digunakan oleh pelatih adalah metode drill dan metode interval. Digunakan variasi metode dengan tujuan agar siswa tidak mengalami kebosanan dalam mengikuti latihan yang intensif. Memperhatikan potensi yang ada saat ini pada kegiatan ekstrakurikuler atletik khususnya untuk nomor lari di SD Negeri Surodadi 1, perlu dilakukan peningkatan kualitas sistem latihan demi melaksanakan pembinaan prestasi yang lebih tinggi. Menurut Lutan, dkk (2000: 12) kualitas sistem latihan dipengaruhi baik secara langsung dan tidak langsung. Komponen yang langsung mempengaruhi kualitas sistem latihan diantaranya adalah

3 3 pelaksanaan latihan, penilaian, dan komponen tidak langsung diantaranya adalah administrasi dan kondisi ekonomi, dan profesionalisme. Cabang olahraga atletik merupakan cabang olahraga yang berkembang di Indonesia dan memberikan peluang pada generasi anak bangsa untuk berprestasi. Cabang olahraga atletik terdiri atas beberapa nomor yaitu: jalan, lari, lompat, dan lempar. Lari merupakan salah satu nomor yang dilombakan dalam cabang olahraga atletik, baik yang bertaraf nasional maupun Internasional. Teknik untuk melakukan nomor-nomor lari tersebut pada dasarnya sama, yaitu melakukan suatu bentuk gerakan dengan cara memindahkan badan ke depan melalui gerakan-gerakan langkah kaki. Menurut Corn et al, (2003: 73) secara mekanis bahwa kecepatan berlari dapat didefinisikan sebagai hasil dari frekuensi langkah (stride rate) dan panjang langkah (stride length). Sehingga rasio panjang tungkai dengan tinggi badan seorang atlet akan mempengaruhi panjang langkah. Namun dengan adanya perbedaan jarak yang ditempuh dalam perlombaan lari, tekniknya pun harus disesuaikan dengan jarak yang akan ditempuh, baik mengenai kecondongan badan, gerakan kaki, ayunan lengan atau tangan maupun cara pengaturan pernafasan. Menurut Sidik (2009: 5) lari sprint dapat dibagi ke dalam beberapa bagian atau fase yang mewakili setiap gerakan per jaraknya. Fase tersebut adalah (1) kecepatan reaksi pada saat keluar dari balok start, (2) acceleration atau percepatan pada jarak 0-30 meter, (3) kecepatan maksimal pada jarak meter (4) perlambatan dan pemeliharaan kecepatan pada jarak

4 4 meter. Berdasarkan pendapat tersebut, untuk nomor lari yang dilombakan pada kelompok usia sekolah dasar yaitu 50 meter maka fase yang sangat penting adalah kecepatan reaksi, percepatan, dan kecepatan maksimal. Metode drill dan metode interval memiliki tujuan yang sama yaitu untuk meningkatkan kecepatan lari. Secara spesifik, metode latihan drill untuk meningkatkan percepatan positif, sedangkan metode interval untuk meningkatkan kecepatan maksimal. Dengan penerapan metode latihan yang bervariasi, maka akan timbul pertanyaan tentang metode latihan manakah yang lebih tepat diterapkan untuk meningkatkan kecepatan lari 50 meter. Dalam hal ini yaitu latihan atletik nomor lari, yang menjadi fokus peneliti adalah metode latihan dan rasio panjang tungkai dengan tinggi badan. Karena selama ini pelatih ekstrakurikuler atletik di SD Negeri Surodadi 1 Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang kurang memperhatikan metode latihan manakah yang lebih tepat digunakan apabila ditinjau dari rasio panjang tungkai dengan tinggi badan siswa. Berdasarkan penerapan metode latihan yang tepat sesuai dengan karakteristik siswa diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan program latihan yang efektif untuk mencapai prestasi maksimal. Dengan melihat uraian di atas, maka peneliti bermaksud mengadakan penelitian dengan judul Pengaruh Metode Latihan Drill dan Interval Terhadap Kecepatan Lari 50 Meter Ditinjau dari Rasio Panjang Tungkai dengan Tinggi Badan Siswa Ekstrakurikuler Atletik SD Negeri Surodadi 1 Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang.

5 5 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai beikut: 1. Siswa ekstrakurikuler atletik SD Negeri Surodadi 1 Candimulyo Magelang mempunyai rasio panjang tungkai dengan tinggi badan yang berbeda-beda. 2. Pelatih menggunakan metode latihan drill dan interval untuk semua siswa, belum disesuaikan dengan karakteristik siswa yang berbeda-beda. 3. Perlu diketahui metode latihan yang tepat dalam meningkatkan kecepatan lari 50 meter siswa ekstrakurikuler atletik SD Negeri Surodadi 1 Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang yang mempunyai karakteristik rasio panjang tungkai dengan tinggi badan yang berbeda-beda. C. Pembatasan Masalah Agar masalah yang diteliti tidak terlampau luas dan pembahasan menjadi lebih fokus serta dengan mempertimbangkan keterbatasan, maka penelitian ini dibatasi pada: 1. Kecepatan lari 50 meter pada siswa ekstrakurikuler atletik SD Negeri Surodadi 1 Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang perlu ditingkatkan. 2. Pemilihan metode latihan untuk meningkatkan kecepatan lari 50 meter pada siswa ekstrakurikuler atletik SD Negeri Surodadi 1 Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang.

6 6 D. Perumusan Masalah 1. Adakah perbedaan pengaruh metode latihan drill dan metode latihan interval terhadap kecepatan lari 50 meter siswa ekstrakurikuler atletik? 2. Adakah perbedaan pengaruh kecepatan lari 50 meter siswa ekstrakurikuler atletik yang memiliki rasio panjang tungkai tinggi dan rasio panjang tungkai rendah? 3. Adakah interaksi antara metode latihan dan rasio panjang tungkai terhadap kecepatan lari 50 meter siswa ekstrakurikuler atletik? E. Tujuan Penelitan Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Mengetahui perbedaan pengaruh metode latihan drill dan metode latihan interval terhadap kecepatan lari 50 meter siswa ekstrakurikuler atletik. 2. Mengetahui perbedaan pengaruh kecepatan lari 50 meter siswa ekstrakurikuler atletik yang memiliki rasio panjang tungkai tinggi dan rasio panjang tungkai rendah. 3. Mengetahui interaksi antara metode latihan dan rasio panjang tungkai terhadap kecepatan lari 50 meter siswa ekstrakurikuler atletik. F. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini, diharapkan dapat bermanfaat untuk: 1. Teoritis a. Mengetahui metode latihan yang tepat dalam meningkatkan kecepatan lari 50 meter siswa ekstrakurikuler atletik.

7 7 b. Memberikan sumbangan perkembangan pengetahuan, khususnya bagi rekan-rekan sejawat di kependidikan dan kepelatihan olahraga atletik. 2. Praktis a. Memberikan masukan kepada pelatih dan pembina, khususnya bagi pelatih di ekstrakurikuler maupun klub atletik agar dapat memperhatikan metode latihan sehingga bermanfaat terhadap siswa ataupun atlet untuk mencapai prestasi optimal. b. Dapat dijadikan pertimbangan bagi suatu lembaga khususnya pada bidang kepelatihan untuk meningkatkan perannya dalam memberikan materi pelatihan yang efisien bagi para siswa atau atlet lari.