STUDI ATAS KINERJA KEUANGAN PADA BANK SYARIAH PEMERINTAH DAN BANK SYARIAH SWASTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STUDI ATAS KINERJA KEUANGAN PADA BANK SYARIAH PEMERINTAH DAN BANK SYARIAH SWASTA"

Transkripsi

1 STUDI ATAS KINERJA KEUANGAN PADA BANK SYARIAH PEMERINTAH DAN BANK SYARIAH SWASTA Ihda Qarina Hasan 1, Muhammad Yassir Fahmi 2, Gati Anjaswari 3 Alumni Program Studi D4 Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah 1,3 ihdaqarinahasan95@gmail.com 1, gatianjaswari@gmail.com 3 Staff Pengajar Program Studi D4 Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah 2 myassirfahmi@gmail.com 2 ABSTRAK Sebagai salah satu lembaga keuangan syariah, bank syariah perlu menjaga kinerjanya agar dapat beroperasi secara optimal. Terlebih peran pemilik bank juga menjadi sangat penting dalam konstribusi penentuan manajemen yang baik serta diharapkan dapat berdampak positif terhadap kinerja bank. Penelitian ini bertujuan untuk melihat trend kinerja keuangan antara bank syariah pemerintah dan swasta selama lima tahun terakhir kemudian mengukur dan membandingkan kinerja keduanya. Jenis penelitian komparatif dengan pendekatan kualitatif. Data yang digunakan berupa data bank yang mempublikasikan laporan keuangan tahunan yaitu bank syariah pemerintah (BNI Syariah, Bank Syariah Mandiri, BRI Syariah, BJB Syariah) dan bank syariah swasta (Bank Muamalat Indonesia, Bank Mega Syariah, BCA Syariah, Bank Syariah Bukopin, Bank Panin Syariah, Bank Victoria Syariah dan Maybank Syariah) dari tahun 2012 s.d Teknik analisis yang digunakan dengan mengacu pada metode Grounded Theory. Hasil penelitian ini menemukan bahwa tidak ada perbedaan kinerja pada rasio CAR, FDR, ROA, ZPR, dan Islamic Income vs Non-Islamic Income. Bank Syariah Pemerintah memiliki kinerja yang lebih baik pada rasio NPF dan Bank Syariah Swasta memiliki kinerja lebih baik pada rasio PSR. Dapat disimpulkan bahwa kinerja Bank Umum Syariah antara pemerintah dan swasta memiliki kinerja yang sama baik dari segi keuangan dan penerapan prinsip syariah tetapi hanya pada beberapa aspek penilaian terdapat perbedaan kinerja. Kata Kunci : Rasio Keuangan, Kinerja Keuangan Bank Syariah, Perbandingan Kinerja Keuangan. PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan perbankan di Indonesia semakin meningkat ditandai dengan semakin kuat persaingan antar bank. Sebagai salah satu lembaga keuangan syariah, bank syariah perlu menjaga kinerjanya agar dapat beroperasi secara optimal. Kinerja suatu bank sangat berhubungan erat dengan peran dan fungsi manajemen. Manajemen yang baik dan benar dapat menghasilkan profitabilitas bank secara optimal sehingga hal itu menjadi prestasi dan pencapaian bagi manajemen bank. Oleh karena itu, peran pemilik bank juga menjadi sangat penting karena pemilik berperan dalam memberikan konstribusi untuk menentukan manajemen yang baik untuk suatu bank yang diharapkan dapat berdampak positif terhadap kinerja bank Bank Syariah Pemerintah dan Swasta menarik dibahas karena secara keseluruhan persaingan antara keduanya sangat ketat dimana selain bersaing di pangsa pasar 193

2 industri perbankan nasional tetapi juga pada perkembangan jaringan kantor dan pertumbuhan aset antara kedua jenis bank syariah tersebut. Tabel 1. Jaringan Kantor Bank Syariah Pemerintah dan Bank Syariah Swasta menurut Otoritas Jasa Keuangan Bank Syariah KPO/ KC KCP/ UPS Bank Syariah Pemerintah BNI Syariah Bank Syariah Mandiri BRI Syariah BJB Syariah Jumlah Bank Syariah Swasta Bank Muamalat Indonesia Bank Mega Syariah BCA Syariah Bank Syariah Bukopin Bank Panin Syariah Bank Victoria Syariah Maybank Syariah Jumlah Keterangan: KPO : Kantor Pusat Operasional KC : Kantor Cabang KCP : Kantor Cabang Pembantu UPS : Unit Pelayanan Syariah KK : Kantor Kas Sumber: Statistik Perbankan Syariah Desember (diolah) 2016 Tabel 2. Jumlah Aset Bank Syariah Pemerintah dan Bank Syariah Swasta Bank Syariah Tahun (dalam miliar rupiah) Bank Pemerintah BNI Syariah Bank Syariah Mandiri BRI Syariah BJB Syariah Rata-rata Bank Swasta Bank Muamalat Indonesia KK Bank Mega Syariah BCA Syariah Bank Syariah Bukopin Panin Dubai Syariah

3 Bank Victoria Syariah Maybank Syariah Rata-rata Sumber : annual report, bursa efek Indonesia (diolah) 2016 Berdasarkan Tabel 1 jumlah kantor Bank Syariah Pemerintah jauh lebih banyak dibandingkan Bank Syariah Swasta. Hal itu menunjukkan bahwa jaringan kantor Bank Syariah Pemerintah lebih luas dan kuat dibandingkan Bank Syariah Swasta. Di samping itu, pada Tabel 2 jumlah aset Bank Syariah Pemerintah jauh lebih tinggi dibandingkan Bank Syariah Swasta dan pertumbuhan aset pada lima tahun terakhir Bank Syariah Pemerintah mampu meningkatkan jumlah aset dibandingkan Bank Syariah Swasta sempat terjadi penurunan pada tahun Selain itu, belum ada penelitian yang menggunakan Bank Syariah Pemerintah dan Bank Syariah Swasta sebagai subjek penelitian untuk membandingkan kinerja keuangan keduanya. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan trend dan membandingkan kinerja keuangan Bank Syariah Pemerintah dan Bank Syariah Swasta. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja keuangan adalah analisis yang dilakukan yang bertujuan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan peraturan-peraturan dalam pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Fahmi (2012:239) Kinerja secara keseluruhan merupakan gambaran prestasi yang telah dicapai perusahaan dalam melaksanakan kegiatan operasional, baik menyangkut aspek keuangan, pemasaran, penghimpunan dan penyaluran dana, dan teknologi maupun sumber daya manusia. Jumingan (2005:239) Berdasarkan pemaparan tersebut mengenai kinerja keuangan, penulis menyimpulkan bahwa kinerja keuangan adalah gambaran prestasi dan pencapaian suatu manajemen serta mengukur sejauh mana perusahaan melaksanakan aturan-aturan dengan baik dan benar. Analisis rasio keuangan merupakan salah satu cara untuk menilai kinerja keuangan. Menurut Hery (2015:139), analisis rasio adalah analisis yang dilakukan dengan menghubungkan berbagai perkiraan yang ada pada laporan keuangan dalam bentuk rasio keuangan. Analisis rasio keuangan adalah teknik yang menunjukkan hubungan antara dua unsur accounting (elemen laporan keuangan) yang memungkinkan pelaku bisnis menganalisis posisi dan kinerja keuangan perusahaan. Rasio keuangan merupakan barometer kesehatan keuangan perusahaan dan dapat menunjukkan potensi masalah sebelum berkembang menjadi krisis yang serius. Najmudin (2011:85) Selain analisis rasio keuangan, cara untuk mengukur kinerja organisasi adalah melalui indeks. Islamicity Performance Index adalah indeks yang dikembangkan oleh Hameed (2004) untuk mengukur kinerja dari lembaga keuangan syariah dalam hal penerapan prinsip syariah. 195

4 Penulis menggunakan acuan Surat Edaran Bank Indonesia No.9/24/DPbS Tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah sebagai tolok ukur kinerja keuangan dalam masing-masing rasio. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian ini yaitu komparatif dengan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini penulis membandingkan kinerja keuangan pada Bank Syariah Pemerintah dan Bank Syariah Swasta yang dilihat dari berbagai aspek penilaian untuk menemukan perbandingan kinerja keduanya dan penyebab jika terdapat perbedaan atau persamaan. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini pada sebelas Bank Umum Syariah yang telah Go Publik, empat Bank Syariah Milik Pemerintah yaitu BNI Syariah, BRI Syariah, Bank Syariah Mandiri, Bank Jabar dan Banten Syariah, dan tujuh Bank Syariah Swasta yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Mega Syariah, BCA Syariah, Bank Syariah Bukopin, Bank Panin Syariah, Bank Victoria Syariah dan Maybank Indonesia Syariah. METODE PENGUMPULAN DATA Jenis Dan Sumber Data Sumber data untuk penelitian ini yaitu data sekunder. Jenis data pada penelitian ini adalah Data kuantitatif meliputi rasio-rasio keuangan dari laporan tahunan yang menjadi alat ukur analisis rasio keuangan bank dan jumlah rupiah dari laporan keuangan untuk menghitung rasio yang menjadi alat ukur metode penilaian Islamicity Performance Index. Dan Data kualitatif meliputi sejarah singkat dan struktur permodalan masing-masing Bank Umum Syariah. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan dokumentasi. Data dikumpulkan dari laporan keuangan perusahaan yang diunggah lewat internet pada web resmi perusahaan, web resmi Bank Indonesia, web resmi Otoritas Jasa Keuangan dan situs Indonesia Stock Exchange (IDX). Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang dilakukan pada penelitian ini yaitu sebagai berikut: (1) Mengidentifikasi data yaitu rasio keuangan bank dan jumlah rupiah di laporan keuangan yang dibutuhkan untuk menghitung rasio PSR, ZPR, dan Islamic Income vs Non-Islamic. (2) Menuangkan data yang diperoleh ke dalam bentuk salinan tertulis. (3) Mengelompokkan data berdasarkan kemiripan data. Penulis mengelompokkan data-data dari Bank Syariah Pemerintah dan Bank Syariah Swasta berdasarkan rasio-rasio yang menjadi alat analisis yaitu CAR, NPF, FDR, ROA, PSR, ZPR, dan Islamic Income vs Non-Islamic Income. (4) Menghitung ratarata rasio Bank Syariah Pemerintah dan Bank Syariah Swasta setiap tahun dari 2012 sampai dengan 2016 sehingga terlihat trend rasio antara keduanya (5) Menganalisis 196

5 kinerja keuangan dengan metode penilaian Rasio Keuangan yaitu dengan cara membandingkan tingkat kinerja Bank Syariah Pemerintah dan Bank Syariah Swasta sesuai dengan standar dalam Surat Edaran Bank Indonesia No.9/24/DPbS tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Pada bagian ini penulis memaparkan hasil penelitian terkait trend kinerja keuangan pada lima tahun terakhir yaitu tahun 2012 sampai dengan tahun Berikut ini beberapa aspek penilaian kinerja keuangan bank syariah dengan metode penilaian analisis rasio keuangan dan Islamicity Performance Index: Tabel 3. Aspek Penilaian Kinerja Keuangan Metode Penilaian Aspek Penilaian Alat Ukur Analisis Rasio Permodalan Capital Adequacy Ratio (CAR) Keuangan Kualitas Aset Non Performing Financing (NPF) Likuiditas Financing to Deposit Ratio (FDR) Rentabilitas Return on Asset (ROA) Islamicity Penyaluran Akad Profit Sharing Ratio (PSR) Performance Index Bagi Hasil Penyaluran Zakat Zakat Performance Ratio (ZPR) Pendapatan Halal Islamic Income vs Non-Islamic Income Sumber: Diolah oleh Penulis A. Analisis Rasio Keuangan dengan metode rasio antara lain : 1. Capital Adequacy Ratio (CAR) Rasio CAR merupakan merupakan perbandingan antara modal dan penyertaan dengan aktiva tertimbang menurut risiko. Rasio ini bertujuan mengukur kinerja Bank Syariah dalam mengantisipasi kerugian dari aktiva produktif yang berisiko melalui kecukupan modal yang tersedia Bank Syariah Pemerintah Bank Syariah Swasta Gambar 1. Trend Kinerja Rasio CAR 197

6 Tabel 4. Hasil Penilaian Permodalan melalui Rasio CAR Bank Syariah Tahun Rata-rata Hasil Penilaian Bank Syariah Pemerintah ,53% Peringkat ,78% Peringkat ,39% Peringkat ,87% Peringkat ,68% Peringkat 1 Rata-rata 16,45% Peringkat 1 Bank Syariah Swasta ,65% Peringkat ,74% Peringkat ,38% Peringkat ,31% Peringkat ,60% Peringkat 1 Rata-rata 24,54% Peringkat 1 Sumber: Diolah oleh Penulis Berdasarkan hasil penilaian rata-rata rasio CAR selama lima tahun terakhir, Bank Syariah Pemerintah dengan rasio 16,45% berada di Peringkat 1 begitu juga dengan Bank Syariah Swasta dengan rasio yang lebih tinggi 24,54% dibandingkan Bank Syariah Pemerintah juga berada di Peringkat 1 yang artinya tingkat modal secara signifikan berada lebih tinggi dari ketentuan yang berlaku. Jadi, tidak ada perbedaan kinerja dalam aspek permodalan antara Bank Syariah Pemerintah dan Bank Syariah Swasta namun dari besarnya rasio Bank Syariah Swasta tergolong lebih baik dibandingkan Bank Syariah Pemerintah dalam hal memenuhi kecukupan modal minimum yang ditetapkan. 2. Non Performing Financing (NPF) Rasio NPF merupakan perbandingan antara pembiayaan yang bermasalah terhadap total seluruh pembiayaan. Rasio ini bertujuan untuk menilai kinerja bank dalam menyalurkan pembiayaan Bank Syariah Pemerintah Bank Syariah Swasta Gambar 2. Trend Kinerja Rasio NPF 198

7 Tabel 5. Hasil Penilaian Kualitas Aset melalui Rasio NPF Bank Syariah Tahun Rata-rata Hasil Penilaian Bank Syariah Pemerintah ,58% Peringkat ,60% Peringkat ,55% Peringkat ,85% Peringkat ,24% Peringkat 3 Rata-rata 4,96% Peringkat 2 Bank Syariah Swasta ,19% Peringkat ,78% Peringkat ,90% Peringkat ,93% Peringkat ,19% Peringkat 4 Rata-rata 5,40% Peringkat 3 Sumber: Diolah oleh Penulis Berdasarkan hasil penilaian rata-rata rasio NPF selama lima tahun terakhir, Bank Syariah Pemerintah dengan rasio 4,96% berada di peringkat 2 yang artinya kualitas aset baik namun terdapat kelemahan yang tidak signifikan sedangkan Bank Syariah Swasta berada di peringkat 3 yang artinya kualitas aset cukup baik namun diperkirakan akan mengalami penurunan apabila tidak dilakukan perbaikan. Jadi, kinerja Bank Syariah Pemerintah dan Bank Syariah Swasta pada aspek kualitas aset berbeda yang mana Bank Syariah Pemerintah tergolong lebih baik dalam menjaga kualitas aset untuk mengantisipasi risiko pembiayaan bermasalah dibandingkan Bank Syariah Swasta yang harus melakukan perbaikan kinerja dalam mengantisipasi risiko pembiayaan bermasalah. 3. Financing to Deposit Ratio (FDR) Rasio FDR merupakan perbandingan antara jumlah pembiayaan yang diberikan dengan jumlah dana yang dihimpun dari pihak ketiga. Rasio ini bertujuan untuk menilai kinerja keuangan dalam memelihara tingkat likuiditas bank terutama kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dan pelaksanaan fungsi bank sebagai intermediaris dalam mengelola keuangan masyarakat. 199

8 Bank Syariah Pemerintah Bank Syariah Swasta Gambar 3. Trend Kinerja Rasio FDR Tabel 6. Rasio FDR Bank Syariah Pemerintah dan Bank Syariah Swasta Bank Syariah Tahun Rata-rata Hasil Penilaian Bank Syariah Pemerintah ,61% Peringkat ,39% Peringkat ,16% Peringkat ,71% Peringkat ,98% Peringkat 3 Rata-rata 89,97% Peringkat 3 Bank Syariah Swasta ,58% Peringkat ,72% Peringkat ,85% Peringkat ,14% Peringkat ,33% Peringkat 3 Rata-rata 97,52% Peringkat 3 Sumber: Diolah oleh Penulis Berdasarkan hasil penilaian rata-rata rasio FDR selama lima tahun terakhir, Bank Syariah Pemerintah dengan rasio 89,97% berada di Peringkat 3 begitu juga dengan Bank Syariah Swasta dengan rasio yang lebih tinggi 97,52% juga berada di Peringkat 3 yang artinya kemampuan likuiditas bank untuk mengantisipasi kebutuhan likuiditas dan penerapan manajemen risiko likuiditas memadai. Jadi, tidak ada perbedaan kinerja dalam aspek likuiditas keduanya. Keduanya memiliki kinerja yang cukup baik dalam menghimpun dan menyalurkan dana sehingga likuiditas keduanya terpelihara cukup baik pula namun dari segi ukuran rasio antara keduanya, rasio FDR Bank Syariah Pemerintah lebih baik dibandingkan Bank Syariah Swasta karena jumlah pembiayaan terhadap Dana Pihak Ketiga lebih kecil sehingga kemampuan likuiditas Bank Syariah Pemerintah sedikit lebih kuat dibandingkan Bank Syariah Swasta. 200

9 4. Return On Asset (ROA) Rasio ROA merupakan perbandingan antara laba atau keuntungan yang dihasilkan dengan rata-rata total aset. Rasio ini bertujuan untuk menilai kinerja bank dalam menghasilkan laba atau keuntungan Bank Syariah Pemerintah Bank Syariah Pemerintah Bank Syariah Swasta Gambar 4. Trend Kinerja Rasio ROA Tabel 7. Hasil Penilaian Permodalan melalui Rasio ROA Bank Syariah Tahun Rata-rata Hasil Penilaian ,01% Peringkat ,24% Peringkat ,51% Peringkat ,75% Peringkat ,28% Peringkat 5 Rata-rata 0,45% Peringkat 4 Bank Syariah Swasta ,07% Peringkat ,27% Peringkat ,75% Peringkat ,72% Peringkat ,95% Peringkat 5 Rata-rata 0,09% Peringkat 4 Sumber: Diolah oleh Penulis Berdasarkan hasil penilaian rata-rata rasio ROA selama lima tahun terakhir, Bank Syariah Pemerintah dengan rasio 0,45% berada di Peringkat 4 begitu juga dengan Bank Syariah Swasta dengan rasio 0,09% juga berada di Peringkat 4 yang artinya kemampuan rentabilitas rendah untuk mengantisipasi potensi kerugian dan meningkatkan modal. Jadi, tidak ada perbedaan kinerja dalam aspek rentabilitas antara Bank Syariah Pemerintah dan Bank Syariah Swasta namun dalam segi ukuran rasio ROA, Bank Syariah Pemerintah sedikit lebih unggul dapat dilihat bahwa rasio ROA Bank Syariah Pemerintah sedikit lebih banyak menghasilkan keuntungan dibandingkan Bank Syariah Swasta tetapi kondisi kinerja keduanya di bawah kondisi baik untuk mendukung kegiatan operasional dan permodalan. 201

10 B. Analisis Kinerja Keuangan dengan Metode Penilaian Islamicity Performance Index antara lain : 1. Profit Sharing Ratio (PSR) Profit Sharing Ratio merupakan rasio yang membandingkan jumlah pembiayaan dengan prinsip bagi hasil yaitu mudharabah dan musyarakah dengan total seluruh pembiayaan yang diberikan. Rasio ini bertujuan menilai kinerja Bank Syariah dalam melaksanakan fungsi intermediaris dalam penyaluran pembiayaan dengan prinsip bagi hasil yang merupakan tujuan utama Bank Syariah Bank Syariah Pemerintah Bank Syariah Swasta Gambar 5. Trend Kinerja Rasio PSR Tabel 8. Rata-rata PSR Bank Syariah Pemerintah dan Bank Syariah Swasta Bank Syariah Tahun Rata-rata Bank Syariah Pemerintah ,95% ,73% ,12% ,45% ,82% Rata-rata 26,01% Bank Syariah Swasta ,33% ,99% ,91% ,43% ,16% Rata-rata 38,36% Sumber: Diolah oleh Penulis Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata rasio PSR selama lima tahun terakhir, dapat dilihat bahwa Bank Syariah Swasta menyalurkan akad bagi hasil memiliki rata-rata hampir mencapai 40% dengan porsi 38,36% yang berarti kinerja bank tergolong baik dalam menyalurkan pembiayaan akad bagi hasil yaitu mudharabah dan musyarakah apabila dibandingkan dengan akad pembiayaan lain yang dominan dengan jual beli. Bank Syariah Swasta dalam lima tahun terakhir mengutamakan akad Natural Uncertainty Contract (NUC) yaitu akad bagi hasil tidak memberikan kepastian pendapatan tidak seperti akad jual beli yang termasuk dalam Natural Certainty Contract (NCC) yang pasti mendapatkan margin. Oleh karena itu, kinerja 202

11 Bank Syariah Swasta dalam mengutamakan NUC dinilai baik mengingat akad NCC seperti jual beli murabahah yang cenderung diutamakan bank syariah dalam memberikan pembiayaan kepada nasabah. Bank Syariah Pemerintah dengan ratarata porsi 26,01% lebih rendah dalam menyalurkan akad bagi hasil yang mana perbedaan rasio PSR keduanya sebesar 12,35%. Dengan demikian dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan kinerja antara Bank Syariah Pemerintah dan Swasta dalam menjaga pembiayaan akad bagi hasil yang mana Bank Syariah Swasta memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan Bank Syariah Pemerintah. 2. Zakat Performance Ratio (ZPR) Zakat Performance Ratio merupakan rasio yang membandingkan jumlah zakat yang dibayar dengan kekayaan bersih yang merupakan hasil dari total asset dikurangkan dengan total liabilitas. Rasio ini bertujuan untuk menilai kinerja bank syariah dalam mengeluarkan zakat yang dibandingkan dengan kekayaan bersih yang dimiliki Bank Syariah Bank Syariah Pemerintah Bank Syariah Swasta Gambar 6. Trend Kinerja Rasio ZPR Tabel 8. Rata-rata ZPR Bank Syariah Pemerintah dan Bank Syariah Swasta Bank Syariah Tahun Rata-rata Bank Syariah Pemerintah ,04% ,04% ,06% ,03% ,04% Rata-rata 0,04% Bank Syariah Swasta ,01% ,02% ,02% ,02% ,01% Rata-rata 0,02% Sumber: Diolah oleh Penulis Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata ZPR di atas, dapat dilihat bahwa Bank Syariah Pemerintah mengeluarkan zakat dengan porsi 0,04% lebih banyak 203

12 dibandingkan Bank Syariah Swasta dengan porsi 0,02% dari kekayaan bersih namun secara keseluruhan kinerja keduanya masih belum memuaskan mengingat porsi zakat tersebut berada jauh di bawah 2,5% dari kekayaan bersih. Jadi, tidak ada perbedaan kinerja dalam melaksanakan pembayaran zakat hanya saja dalam ukuran rasio Bank Syariah Pemerintah tergolong lebih baik karena jumlah zakat yang dibayarkan lebih banyak dibandingkan Bank Syariah Swasta. 3. Islamic Income vs Non-Islamic Income Islamic Income vs Non-Islamic Income merupakan rasio yang membandingkan antara pendapatan halal yang diterima dari transaksi Islam dengan seluruh pendapatan termasuk pendapatan non halal. Rasio ini bertujuan untuk menilai kinerja bank syariah dalam menghasilkan pendapatan yang berasal dari transaksi Islam Bank Syariah Pemerintah Bank Syariah Swasta Gambar 7. Trend Kinerja Rasio Islamic Income vs Non-Islamic Income Tabel 9. Rata-rata Rasio Islamic Income vs Non-Islamic Income Bank Syariah Pemerintah dan Bank Syariah Swasta Bank Syariah Tahun Rata-rata Bank Syariah Pemerintah ,99% ,99% % ,99% % Rata-rata 99,99% Bank Syariah Swasta ,98% ,99% ,99% ,97% ,98% Rata-rata 99,98% Sumber: Diolah oleh Penulis Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata Islamic Income vs Non-Islamic Income di atas, dapat dilihat bahwa porsi pendapatan halal yang diterima Bank Syariah Pemerintah menunjukkan 99,99% dan Bank Syariah Swasta menunjukkan 204

13 99,98% yaitu hampir keseluruhan pendapatan keduanya merupakan pendapatan yang berasal dari transaksi Islam. Dengan demikian kinerja keduanya dalam menghasilkan pendapatan halal tergolong sangat baik itu berarti bank konsisten untuk menghindari penerimaan pendapatan dari transaksi-transaksi yang dilarang. Jadi, tidak ada perbedaan kinerja Bank Syariah Pemerintah dan Swasta dalam menghasilkan pendapatan dari sumber yang halal namun dalam ukuran rasio porsi pendapatan halal Bank Syariah Pemerintah sedikit lebih banyak yaitu sebesar 0,01% dibandingkan Bank Syariah Swasta. Analisis Keseluruhan Mengenai Perbedaan dan Persamaan Kinerja Keuangan Pada aspek permodalan dengan rasio CAR, tidak ada perbedaan kinerja Bank Syariah Pemerintah dan swasta dalam memenuhi kecukupan modal. Tingkat modal keduanya secara signifikan berada lebih tinggi dari ketentuan yang berlaku. Hal itu disebabkan keduanya memiliki struktur pemegang saham yang sangat kuat yaitu Bank Syariah Pemerintah merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Bank Syariah Swasta dimiliki oleh perusahaan-perusahaan besar. Dalam segi rasio, rasio CAR Bank Syariah Swasta lebih tinggi dibandingkan Bank Syariah Pemerintah karena pada umunya sebagian besar nasabah Bank Syariah Swasta merupakan kalangan perusahaan, pengusaha, dan masyarakat menengah ke atas sedangkan nasabah Bank Syariah Pemerintah rata-rata di kalangan pegawai dan masyarakat menengah ke bawah. Pada aspek kualitas aset dengan rasio NPF, kinerja bank syariah pemerintah lebih baik dibandingkan bank syariah swasta dalam menjaga kualitas aset terhadap risiko pembiayaan bermasalah. Hal itu disebabkan pembiayaan bermasalah bank syariah swasta pada dua tahun terakhir dalam kondisi kurang baik sehingga hal tersebut terjadi dapat juga disebabkan oleh manajemen risiko bank syariah swasta yang kurang baik dalam mengantisipasi pembiayaan bermasalah. Pada aspek likuiditas dengan rasio FDR, tidak ada perbedaan kinerja dalam memelihara likuiditas dalam menghimpun dan menyalurkan dana dari masyarakat antara Bank Syariah Pemerintah dan Bank Syariah Swasta. Hal itu disebabkan strategi keduanya dalam mencapai rencana penghimpunan dan penyaluran selalu dilakukan dengan baik. Dalam segi rasio, rasio FDR Bank Syariah Swasta lebih tinggi dibandingkan Bank Syariah Pemerintah karena Bank Syariah Swasta lebih banyak menyalurkan pembiayaan dengan akad bagi hasil dibandingkan Bank Syariah Pemerintah hal itu dapat dilihat dari rasio PSR keduanya. Pada aspek rentabilitas dengan rasio ROA, tidak ada perbedaan kinerja bank syariah pemerintah dan swasta dalam menghasilkan keuntungan yaitu kemampuan keduanya tergolong rendah dalam menghasilkan keuntungan dan mengantisipasi potensi kerugian. Hal ini disebabkan pada jangka dua tahun terakhir keduanya mengalami kerugian. Pada jangka waktu tersebut NPF keduanya juga dalam kondisi kurang baik dan mengakibatkan pembengkakan biaya atas risiko pembiayaan bermasalah sehingga keuntungan yang dihasilkan untuk menutupi biaya tersebut. 205

14 Pada aspek penerapan prinsip bagi hasil dengan rasio PSR, kinerja bank syariah swasta dalam menyalurkan pembiayaan dengan akad bagi hasil lebih baik dibandingkan bank syariah pemerintah. Hal itu disebabkan perbedaan rasio CAR Bank Syariah Swasta yang lebih tinggi dibandingkan bank syariah pemerintah. Kinerja dalam aspek permodalan keduanya yang mana memiliki kategori penilaian yang sama namun dalam ukuran rasio Bank Syariah Swasta lebih tinggi 8,09%. Hal tersebut berarti semakin tinggi modal atau dana yang dihimpun oleh bank maka semakin banyak juga dana yang akan disalurkan kepada masyarakat. Pada aspek pembayaran zakat dengan rasio rasio ZPR, kinerja bank syariah pemerintah dan swasta dalam menyalurkan zakat belum memuaskan. Hal itu disebabkan tidak ada peraturan bagi Bank Umum Syariah yang diwajibkan untuk mengeluarkan zakat sehingga keduanya tidak terlalu memperhatikan baik dari pengukuran maupun pengoptimalan pembayaran zakat sesuai dengan ketentuan syariah. Pada aspek penerimaan pendapatan dari sumber yang halal dengan rasio Islamic Income vs Non-Islamic Income, kinerja dalam menghasilkan pendapatan dari transaksi halal kedua bank telah dilakukan dengan optimal. Kedua bank syariah berusaha memberikan kepercayaan kepada nasabah dalam mengelola dana sehingga kedua bank meminimalkan pendapatan dari transaksi non halal dan mengoptimalkan pengeluaran pendapatan non halal tersebut. SIMPULAN 1. Trend kinerja keuangan pada kedua bank syariah cenderung fluktuatif yang mana rasio keuangan menunjukkan angka tidak stabil, tidak selalu mengalami kenaikan atau penurunan kinerja. 2. Kinerja Bank Umum Syariah antara pemerintah dan swasta memiliki kinerja yang sama baik dari segi keuangan dan penerapan prinsip syariah tetapi hanya pada beberapa aspek penilaian terdapat perbedaan kinerja. Perbandingan kinerja keduanya ialah sebagai berikut: a. Pada aspek permodalan dengan rasio CAR, tidak ada perbedaan kinerja Bank Syariah Pemerintah dan Swasta dalam memenuhi kecukupan modal dengan rasio CAR Bank Syariah Swasta lebih baik dibandingkan Bank Syariah Pemerintah tetapi tingkat modal keduanya secara signifikan berada lebih tinggi dari ketentuan yang berlaku. Hal itu disebabkan keduanya memiliki struktur pemegang saham yang sangat kuat yaitu Bank Syariah Pemerintah merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Bank Syariah Swasta dimiliki oleh perusahaan-perusahaan besar. Dalam segi rasio, CAR Bank Syariah Swasta lebih tinggi dibandingkan Bank Syariah Pemerintah karena pada umunya sebagian besar nasabah Bank Syariah Swasta merupakan kalangan perusahaan, pengusaha, dan masyarakat menengah ke atas sedangkan nasabah Bank Syariah Pemerintah rata-rata di kalangan pegawai dan masyarakat menengah ke bawah. b. Pada aspek kualitas aset dengan rasio NPF, kinerja Bank Syariah Pemerintah lebih baik dibandingkan Bank Syariah Swasta dalam menjaga kualitas aset terhadap risiko pembiayaan bermasalah. Hal itu disebabkan pembiayaan 206

15 bermasalah Bank Syariah Swasta pada dua tahun terakhir dalam kondisi kurang baik sehingga hal tersebut terjadi dapat juga disebabkan oleh manajemen risiko Bank Syariah Swasta yang kurang baik dalam mengantisipasi pembiayaan bermasalah. c. Pada aspek likuiditas dengan rasio FDR, tidak ada perbedaan kinerja dalam memelihara likuiditas dalam menghimpun dan menyalurkan dana dari masyarakat antara Bank Syariah Pemerintah dan Bank Syariah Swasta dengan rasio FDR Bank Syariah Pemerintah lebih baik dibandingkan Bank Syariah Swasta. Hal itu disebabkan strategi keduanya dalam mencapai rencana penghimpunan dan penyaluran selalu dilakukan dengan baik. d. Pada aspek rentabilitas dengan rasio ROA, tidak ada perbedaan kinerja dalam aspek rentabilitas antara Bank Syariah Pemerintah dan Bank Syariah Swasta dengan rasio ROA Bank Syariah Pemerintah sedikit lebih unggul dapat dilihat bahwa rasio ROA Bank Syariah Pemerintah sedikit lebih banyak menghasilkan keuntungan dibandingkan Bank Syariah Swasta tetapi kondisi kinerja keduanya di bawah kondisi baik untuk mendukung kegiatan operasional dan permodalan. Hal ini disebabkan pada jangka dua tahun terakhir keduanya mengalami kerugian. Pada jangka waktu tersebut NPF keduanya juga dalam kondisi kurang baik dan mengakibatkan pembengkakan biaya atas risiko pembiayaan bermasalah sehingga keuntungan yang dihasilkan untuk menutupi biaya tersebut. e. Pada aspek penerapan prinsip bagi hasil dengan rasio PSR, kinerja Bank Syariah Swasta dalam menyalurkan pembiayaan dengan akad bagi hasil lebih baik dibandingkan Bank Syariah Pemerintah. Hal itu disebabkan perbedaan rasio CAR Bank Syariah Swasta yang lebih tinggi dibandingkan Bank Syariah Pemerintah. Kinerja dalam aspek permodalan keduanya yang mana memiliki kategori penilaian yang sama namun dalam ukuran rasio Bank Syariah Swasta lebih tinggi 8,09%. Hal tersebut berarti semakin tinggi modal atau dana yang dihimpun oleh bank maka semakin banyak juga dana yang akan disalurkan kepada masyarakat. f. Pada aspek pembayaran zakat dengan rasio rasio ZPR, tidak ada perbedaan kinerja dalam melaksanakan pembayaran zakat hanya saja dalam ukuran rasio Bank Syariah Pemerintah tergolong lebih baik karena jumlah zakat yang dibayarkan lebih banyak dibandingkan Bank Syariah Swasta tetapi kinerja Bank Syariah Pemerintah dan swasta dalam menyalurkan zakat belum memuaskan. Hal itu disebabkan tidak ada peraturan bagi Bank Umum Syariah yang diwajibkan untuk mengeluarkan zakat sehingga keduanya tidak terlalu memperhatikan baik dari pengukuran maupun pengoptimalan pembayaran zakat sesuai dengan ketentuan syariah. g. Pada aspek penerimaan pendapatan dari sumber yang halal dengan rasio Islamic Income vs Non-Islamic Income, tidak ada perbedaan kinerja Bank Syariah Pemerintah dan Swasta dalam menghasilkan pendapatan dari sumber yang halal namun dalam ukuran rasio porsi pendapatan halal Bank Syariah Pemerintah sedikit lebih banyak yaitu sebesar 0,01% dibandingkan Bank Syariah Swasta. Namun kinerja dalam menghasilkan pendapatan dari transaksi halal kedua bank telah dilakukan dengan optimal. Kedua bank 207

16 syariah berusaha memberikan kepercayaan kepada nasabah dalam mengelola dana sehingga kedua bank meminimalkan pendapatan dari transaksi non halal dan mengoptimalkan pengeluaran pendapatan non halal tersebut. SARAN 1. Bagi Bank Umum Syariah: a. Bagi Bank Syariah Pemerintah dan swasta agar mejaga dengan baik dan lebih meningkatkan kinerja yang telah dicapai yaitu pada kinerja permodalan dengan rasio CAR yang sudah sangat baik, likuiditas dengan rasio FDR yang cukup baik, rentabilitas dengan rasio ROA yang perlu lebih ditingkatkan, penyaluran zakat dengan rasio ZPR yang masih belum memuaskan, serta porsi pendapatan halal yang diterima dengan rasio Islamic Income vs Non- Islamic Income yang mana secara keseluruhan sudah sangat baik. b. Bagi Bank Syariah Swasta melakukan perbaikan kinerja kualitas aset dengan menjaga jumlah pembiayaan bermasalah atau rasio NPF memperbaiki manajemen risiko antara lain dapat dilakukan penilaian prospek usaha nasabah dan jaminan aset perusahaan, memonitor nasabah baik dari segi kelancaran pengembalian pembiayaan, kelancaran usaha nasabah, dan mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami nasabah. c. Bagi Bank Syariah Pemerintah dan swasta agar memperbaiki kinerja rentabilitas khususnya rasio ROA dengan menghasilkan keuntungan secara maksimal dan mengantisipasi kerugian dan segala risiko yang berpengaruh terhadap kinerja ROA. Untuk dapat menghasilkan keuntungan secara maksimal, bank syariah dapat meningkatkan margin atau meminimalisasi biaya-biaya yang tidak terlalu berpengaruh terhadap pertumbuhan aset bank syariah, meningkatkan penyaluran pembiayaan dengan margin atau bagi hasil baik jangka pendek maupun jangka panjang, dan mengelola aktiva produktif untuk meingkatkan pendapatan operasional. d. Bagi Bank Syariah Pemerintah dan Swasta agar mengoptimalkan jumlah penyaluran akad bagi hasil sehingga tidak hanya penyaluran akad jual beli saja yang selalu mengalami pertumbuhan. e. Bagi Bank Syariah Pemerintah dan swasta agar mengoptimalkan zakat entitas dari segi pengukuran zakat yang disalurkan karena kinerja penyaluran zakat keduanya belum memuaskan. 2. Bagi regulator yaitu pemerintah dan atau Dewan Pengawas Syariah (DPS) agar mengeluarkan peraturan kewajiban zakat entitas khususnya untuk perbankan syariah mengingat potensi zakat entitas pada bank syariah sangat besar. DAFTAR PUSTAKA Bank Indonesia Surat Edaran Bank Indonesia No.9/24/DPbS Tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah Bank Indonesia Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Kelembagaan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank. Pusat Riset dan Edukasi Bank Sentral Bank Indonesia Surat Edaran Bank Indonesia No.6/ 23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 Tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum 208

17 Efferin, Sujoko, Stevanus Hadi Darmadji, dan Yuliawati Tan Metode Penelitian Akuntansi; Mengungkap Fenomena dengan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta:Graha Ilmu Fahmi, Irham Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta Hameed, dkk Alternative Disclosure dan Performance for Islamic Bank s. Proceeding of The Second Conference on Administrative Science: Meeting The Challenges of The Globalization Age. Dahran, Saudi Arabia. Hery Analisis Laporan Keuangan. Jakarta:Grasindo Hery Analisis Kinerja Manajemen. Jakarta:Grasindo Najmudin Manajemen Keuangan dan Akuntansi Syar iyyah Modern. Yogyakarta:ANDI Otoritas Jasa Keuangan Statistik Perbankan Syariah. 209

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk membandingkan suatu kondisi dengan kondisi lainnya, pada penelitian ini yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk membandingkan suatu kondisi dengan kondisi lainnya, pada penelitian ini yang III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian komparatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk membandingkan suatu kondisi dengan kondisi lainnya, pada penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi masyarakat ekonomi asean, perbankan Indonesia harus memiliki daya saing yang komparatif dan tidak mudah ditiru oleh para kompetitor sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bank itu sendiri berasal dari kata banque dalam bahasa prancis dan banco dalam

BAB I PENDAHULUAN. bank itu sendiri berasal dari kata banque dalam bahasa prancis dan banco dalam i BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank adalah lembaga keuangan yang memiliki fungsi menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masayarakat. Kata bank itu sendiri berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak sepuluh tahun terakhir di Indonesia telah diperkenalkan suatu sistem perbankan dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

BAB I PENDAHULUAN. jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut UU Nomor 21 Tahun 2008 pasal 1 ayat (7) bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. statistik deskriptif. Menurut Moleong penelitian kualitatif sebagai penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. statistik deskriptif. Menurut Moleong penelitian kualitatif sebagai penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menggunakan analisis statistik deskriptif. Menurut Moleong penelitian kualitatif sebagai penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti memilih Bank Umum Syariah (BUS) yang ada di Indonesia. Data tersebut dapat diakses melalui web masing-masing perusahaan.

Lebih terperinci

2015 PENGARUH PEMBIAYAAN BAGI HASIL TERHADAP PROFITABILITAS

2015 PENGARUH PEMBIAYAAN BAGI HASIL TERHADAP PROFITABILITAS A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Bank syariah merupakan bank yang secara operasional berbeda dengan bank konvensional. Bank syariah tidak membebankan bunga kepada nasabah, akan tetapi menerima

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian 3.1.1 Sampel dan Data Penelitian 3.1.1.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Syariah yang terdaftar di Bursa Efek

Lebih terperinci

2015 PENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA TAHUN

2015 PENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA TAHUN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang memiliki peranan penting dalam perekonomian suatu negara. Sampai saat ini roda perekonomian tidak dapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bank Umum Syariah (BUS) Nasional di Indonesia dengan tahun amatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bank Umum Syariah (BUS) Nasional di Indonesia dengan tahun amatan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Jumlah populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Syariah (BUS) Nasional di Indonesia dengan tahun amatan 2011-2016.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana telah diubah dengan Bank dalam Pasal 1 ayat (2) UU Nomor 10

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana telah diubah dengan Bank dalam Pasal 1 ayat (2) UU Nomor 10 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan Bank dalam Pasal 1 ayat (2) UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. triwulan I dan II 2012, dimana ekonomi tumbuh secara berturut turut sebesar

BAB I PENDAHULUAN. triwulan I dan II 2012, dimana ekonomi tumbuh secara berturut turut sebesar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Perekonomian Indonesia triwulan III 2012 tumbuh solid 6,17%. Pertumbuhan yang tetap berada pada kisaran 6% ini melanjutkan kinerja positif triwulan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001).

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem ekonomi syariah atau biasa disebut dengan Ekonomi Islam, semakin popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negaranegara barat. Banyak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (2010:27) metode kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut

BAB III METODE PENELITIAN. (2010:27) metode kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Merujuk pada rumusan masalah, maka jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif. Menurut Arikunto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri perbankan sangat penting peranannya dalam perekonomian suatu negara, tidak terkecuali di Indonesia. Dalam industri perbankan sendiri, bank memiliki peranan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Perbankan Syariah Bank Umum Syariah adalah bank syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Menurut Undang-Undang No. 21 Tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. keuangan Bank Umum Syariah yang lahir melalui proses spin off. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. keuangan Bank Umum Syariah yang lahir melalui proses spin off. Metode BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sesuai dengan masalah yang diteliti, maka jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan menggunakan analisis terhadap laporan keuangan Bank Umum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Eksistensi perbankan syariah di Indonesia saat ini semakin meningkat sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah yang memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. syariah Indonesia adalah tercapainya market share sebesar 5%. Namun hingga

BAB I PENDAHULUAN. syariah Indonesia adalah tercapainya market share sebesar 5%. Namun hingga 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak tahun 2011 target dari Bank Indonesia terkait perkembangan bank syariah Indonesia adalah tercapainya market share sebesar 5%. Namun hingga akhir tahun 2013

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Banking atau disebut juga Interest Free Banking. Menurut Muhammad. produknya dikembangkan berdasarkan Al-Qur an dan Hadist.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Banking atau disebut juga Interest Free Banking. Menurut Muhammad. produknya dikembangkan berdasarkan Al-Qur an dan Hadist. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Bank Syariah Perbankan syariah dalam dunia internasional dikenal sebagai Islamic Banking atau disebut juga Interest Free Banking. Menurut Muhammad

Lebih terperinci

A. KESEHATAN BANK 1. Pengertian 2. Dasar Hukum Penilaian Tingkat Kesehatan Bank 3. Pentingnya Tingkat Kesehatan Bank

A. KESEHATAN BANK 1. Pengertian 2. Dasar Hukum Penilaian Tingkat Kesehatan Bank 3. Pentingnya Tingkat Kesehatan Bank A. KESEHATAN BANK 1. Pengertian Kesehatan bank merupakan kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dan sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kurangnya inisiatif perbankan. Perkembangan bank yang makin pesat

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kurangnya inisiatif perbankan. Perkembangan bank yang makin pesat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan Indonesia telah menjadi industri yang hampir seluruh aspek kegiatannya diatur oleh pemerintah dan Bank Indonesia. Regulasi tersebut menyebabkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia selama periode Hal-hal

BAB III METODE PENELITIAN. Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia selama periode Hal-hal BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bank Indonesia (BI). Penelitian ini meneliti Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia selama periode 2010-2012.

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah di Indonesia (Analysis of Financial Performance of Islamic Commercial Banks in Indonesian)

Analisis Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah di Indonesia (Analysis of Financial Performance of Islamic Commercial Banks in Indonesian) Marina Ainur, et al., Analisis Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah... 1 Analisis Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah di Indonesia (Analysis of Financial Performance of Islamic Commercial Banks in Indonesian)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, banyak bank konvensional yang bermasalah akibat negative spread,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, banyak bank konvensional yang bermasalah akibat negative spread, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini, selain membuka peluang bisnis yang kian mendunia, pelaku bisnis juga dihadapkan dengan permasalahan yang semakin kompleks dan dinamis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank dalam kehidupan masyarakat modern merupakan lembaga yang sulit untuk dihindari keberadaannya, sehingga menimbulkan ketergantungan bagi masyarakat. Bank

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA A. Rasio CAMELS Pada Bank Syariah Mandiri 1. Capital Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan, nilai rasio CAR (Capital Adequacy Rasio) Bank Syariah Mnadiri tahun 2011 sebesar 14,57%,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam (Islamic Bank) adalah bank yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain untuk pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (mudharabah),

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain untuk pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (mudharabah), A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bank syariah melakukan kegiatan operasionalnya dengan menghimpun dana dari masyarakat, dana yang telah dihimpun kemudian akan disalurkan kembali kepada nasabah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat dan stabil. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri dari tiga

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat dan stabil. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri dari tiga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi suatu negara pada umumnya tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhan dan perkembangan dari para pelaku ekonomi yang menjalankan kegiatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia perbankan merupakan salah satu institusi yang sangat berperan dalam bidang perekonomian suatu Negara, khususnya di bidang pembiayaan perekonomian. Berdasarkan

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH. Yudiana Febrita Putri 1. Isti Fadah 2

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH. Yudiana Febrita Putri 1. Isti Fadah 2 Suwandi, Sularso, Suroso, Pengaruh Kualitas Layanan... ISSN : 1412-5366 e-issn : 2459-9816 ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH Yudiana Febrita Putri 1 Isti Fadah 2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Kasmir, 2012:2) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 31 tentang Akuntansi Perbankan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Kasmir, 2012:2) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 31 tentang Akuntansi Perbankan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap badan usaha, baik badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT), yayasan, maupun bentuk-bentuk badan usaha lainnya, pasti memiliki tujuan utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank umum syariah dan juga unit-unit usaha syariah. Tumbuhnya perbankan syariah tersebut memberikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan.

BAB III METODE PENELITIAN. data tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan. 52 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu dari berbagai literatur, catatan, artikel, penelitian terdahulu dari dokumen,

Lebih terperinci

ANALISIS TREND KECUKUPAN MODAL, KUALITAS ASET, RENTABILITAS, DAN LIKUIDITAS DI PERBANKAN SYARIAH TAHUN

ANALISIS TREND KECUKUPAN MODAL, KUALITAS ASET, RENTABILITAS, DAN LIKUIDITAS DI PERBANKAN SYARIAH TAHUN ANALISIS TREND KECUKUPAN MODAL, KUALITAS ASET, RENTABILITAS, DAN LIKUIDITAS DI PERBANKAN SYARIAH TAHUN 2011-2015 TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi sebagaian persyaratan mencapai derajat Ahli Madya Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian banyak pihak akhir-akhir ini. Tidak sedikit kajian dilakukan di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. perhatian banyak pihak akhir-akhir ini. Tidak sedikit kajian dilakukan di berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bank syariah di dunia merupakan fenomena yang menyita perhatian banyak pihak akhir-akhir ini. Tidak sedikit kajian dilakukan di berbagai tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup besar dalam

Lebih terperinci

I. Pendahuluan. optimal dalam industri perbankan nasional. Paska terbitnya Undang-Undang

I. Pendahuluan. optimal dalam industri perbankan nasional. Paska terbitnya Undang-Undang I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Perbankan syariah di Indonesia muncul pada tanggal 1 Mei 1992, yaitu sejak berdirinya PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI). Pada awalnya bank yang menggunakan prinsip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah peningkatan, menurut data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kini sudah ada 12 Bank Umum Syariah (BUS),

Lebih terperinci

2016 PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAH DAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH BERMASALAH TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH

2016 PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAH DAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH BERMASALAH TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH 1 1. 1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Saat ini, masyarakat memiliki pilihan untuk memilih perbankan yang dapat menghimpun dana dan penyaluran dana dengan baik untuk melaksanakan pemutaran dana yang ada,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang akan dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utamanya menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan giro, tabungan

BAB I PENDAHULUAN. utamanya menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan giro, tabungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada umumnya, bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan giro, tabungan dan deposito serta menyalurkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan memiliki peranan yang sangat strategis dalam menunjang berjalannya roda perekonomian dan pembangunan nasional mengingat fungsinya sebagai lembaga

Lebih terperinci

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian tentang bagaimana perbandingan antara kinerja perbankan syariah

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian tentang bagaimana perbandingan antara kinerja perbankan syariah V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian tentang bagaimana perbandingan antara kinerja perbankan syariah Indonesia dengan perbankan syariah Malaysia pada tahun 2010 2013 telah dilakukan analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, bank syariah telah muncul semenjak awal tahun 1990-an dengan

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, bank syariah telah muncul semenjak awal tahun 1990-an dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Mengacu pada latar belakang dan rumusan masalah yang telah dirumuskan pada bab satu juga berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada bab empat dan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sistem keuangan dunia. perkembangan perekonomian dunia

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sistem keuangan dunia. perkembangan perekonomian dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran perbankan telah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari perkembangan sistem keuangan dunia. perkembangan perekonomian dunia dipengaruhi oleh perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. No.7 Tahun 1992 Bank Syariah berdiri ditengah-tengah krisis ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. No.7 Tahun 1992 Bank Syariah berdiri ditengah-tengah krisis ekonomi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada tahun 90an atau lebih tepat setelah ada peraturan pemerintah No.7 Tahun 1992 Bank berdiri ditengah-tengah krisis ekonomi yang melanda Indonesia. Terjadinya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut : 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian tentang Pengaruh Rasio Kesehatan Bank Terhadap Kinerja Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut : 2.1.1 Pengertian Perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam beberapa tahun terakhir ini. Praktek perbankan Islam sebagai alternatif

BAB I PENDAHULUAN. dalam beberapa tahun terakhir ini. Praktek perbankan Islam sebagai alternatif BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perbankan Islam merupakan fenomena yang menarik dalam beberapa tahun terakhir ini. Praktek perbankan Islam sebagai alternatif sistem keuangan Internasional

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan Financing to Deposit Ratio terhadap Return On Assets pada Sektor Bank Umum

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan Financing to Deposit Ratio terhadap Return On Assets pada Sektor Bank Umum BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari penelitian pengaruh Non Performing Financing, Dana Pihak Ketiga, dan Financing to Deposit Ratio terhadap Return On Assets pada Sektor Bank Umum Syariah BUMN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islamic Banking atau juga disebut dengan interest-free banking. Peristilahan

BAB I PENDAHULUAN. Islamic Banking atau juga disebut dengan interest-free banking. Peristilahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan syariah dalam peristilahan internasional dikenal sebagai Islamic Banking atau juga disebut dengan interest-free banking. Peristilahan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi pada saat ini. Bank berfungsi sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi pada saat ini. Bank berfungsi sebagai lembaga 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor perbankan di Indonesia memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi pada saat ini. Bank berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan yakni sebagai

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan analisis laporan keuangan Bank BUMN selama periode 2010 sampai tahun 2014 maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Devisa periode dengan menggunakan metode RGEC adalah sebagai

BAB V PENUTUP. Devisa periode dengan menggunakan metode RGEC adalah sebagai BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah, hasil penelitian, pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa tingkat kesehatan Bank Umum Syariah Devisa periode 2011-2015 dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konvensional yang tumbuh berkisar 8%. (Otoritas Jasa Keuangan, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. konvensional yang tumbuh berkisar 8%. (Otoritas Jasa Keuangan, 2015). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis perbankan syariah pada tahun 2015 memasuki fase menurun. Pertumbuhan aset yang sempat mencapai 49% pada tahun 2013 mengalami penurunan drastis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karolina, 2014 Pengaruh Kecukupan Modal Terhadap Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karolina, 2014 Pengaruh Kecukupan Modal Terhadap Profitabilitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bank merupakan jantung dan urat nadi perdagangan dan pembangunan ekonomi suatu negara, oleh karena itu bank menjadi salah satu lembaga keuangan yang mempunyai

Lebih terperinci

Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa thitung sebesar berada pada

Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa thitung sebesar berada pada Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa thitung sebesar 2.648 berada pada daerah penolakan H o, yang berarti bahwa variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) secara parsial mempunyai pengaruh signifikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Indonesia ada dua macam yaitu bank konvensional dan bank syariah.

III. METODE PENELITIAN. Indonesia ada dua macam yaitu bank konvensional dan bank syariah. 31 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran, dan yang tidak kalah pentingnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia dengan mengakses website Bank Indonesia yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia dengan mengakses website Bank Indonesia yaitu BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini dilakukan di Bank Umum Syariah di Indonesia dengan mengakses website Bank Indonesia yaitu www.bi.go.id. 3.2 Jenis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Kinerja Maqashid Sharia Index I : Pendidikan Individu

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Kinerja Maqashid Sharia Index I : Pendidikan Individu BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kinerja Maqashid Sharia Index I : Pendidikan Individu Berdasarkan tujuan maqashid sharia yang pertama yang dapat diukur melalui hibah pendidikan, penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bank yang sehat dan dapat beroperasi secara optimal. syariah atau bank yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil, sebenarnya

BAB I PENDAHULUAN. bank yang sehat dan dapat beroperasi secara optimal. syariah atau bank yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil, sebenarnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada prinsipnya bank merupakan industri yang bergerak dibidang kepercayaan. Oleh karena itu, dalam suatu negara sangat dibutuhkan bank yang benar-benar bisa menjalankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana. Pada dasarnya bank syariah sebagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan perbankan syariah di Indonesia telah muncul pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan perbankan syariah di Indonesia telah muncul pada tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan perbankan syariah di Indonesia telah muncul pada tahun 1991. Seiring diberlakukannya Undang-undang No.7 tahun 1992, yang mengizinkan operasional bank dengan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pengaruh Simpanan dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Kinerja. Muamalat dalam menerapkan sistem bagi hasil Mudharabah

BAB IV PEMBAHASAN. Pengaruh Simpanan dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Kinerja. Muamalat dalam menerapkan sistem bagi hasil Mudharabah BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Pengaruh Simpanan dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Kinerja keuangan Bank Muamalat Bank Muamalat dalam menerapkan sistem bagi hasil Mudharabah menggunakan akad Mudharabah Mutlaqah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan masyarakat Indonesia akan keberadaan bank sudah sangat dirasakan saat ini, bagaimana tidak karena bank dijadikan sebagai tempat untuk melakukan transaksi

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA BANK SYARIAH DI INDONESIA (Studi Empiris Bank Umum Syariah)

ANALISIS KINERJA BANK SYARIAH DI INDONESIA (Studi Empiris Bank Umum Syariah) ANALISIS KINERJA BANK SYARIAH DI INDONESIA (Studi Empiris Bank Umum Syariah) S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen pada Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada Bank Umum Syariah di Indonesia pada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) periode 2012-2015. Data laporan keuangan diperoleh melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan ekonomi yang dilaksanakan oleh. masyarakat dan negara kita adalah mencapai keadilan dan kemakmuran

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan ekonomi yang dilaksanakan oleh. masyarakat dan negara kita adalah mencapai keadilan dan kemakmuran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan pembangunan ekonomi yang dilaksanakan oleh masyarakat dan negara kita adalah mencapai keadilan dan kemakmuran berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud.

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu negara dapat dilihat dari kinerja dan tingkat perekonomian yang dihasilkan, dimana salah satu faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi suatu

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SYARIAH DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA. Oleh Endah Triwahyuningtyas 1 Ismail 2

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SYARIAH DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA. Oleh Endah Triwahyuningtyas 1 Ismail 2 ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SYARIAH DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Oleh Endah Triwahyuningtyas 1 Ismail 2 Fakultas Ekonomi, Universitas Nahdhatul Ulama Surabaya Abtract Perkembangan jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan yang mampu bertahan dalam situasi yang rumit tersebut hal ini

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan yang mampu bertahan dalam situasi yang rumit tersebut hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1997 tepatnya bulan Juni terjadi krisis ekonomi yang menggoncang Negara di Asia, khususnya di Indonesia.Dengan adanya musibah ekonomi tersebut menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian suatu negara terutama Indonesia diharapkan akan lebih maju dengan keberadaan perbankan syariah sebagai bagian dari sistem perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1992, perbankan Indonesia menjadi maju dengan munculnya

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1992, perbankan Indonesia menjadi maju dengan munculnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak tahun 1992, perbankan Indonesia menjadi maju dengan munculnya bank berbasis syariah. Disusul lahirnya Undang-Undang No. 10 tahun 1998, pengembangan sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dasarkan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa Sistem

BAB I PENDAHULUAN. dasarkan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa Sistem 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Praktik perbankan di Indonesia saat ini menganut dual banking system, yaitu adanya bank konvensional dan bank syariah. Sistem ini di dasarkan atas Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank Islam atau yang lazim disebut sebagai bank syariah keberadaannya relatif baru di Indonesia Menurut catatan, bank syariah yang pertama kali memperoleh ijin usaha

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini lokasi yang dipilih adalah website masing-masing bank

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini lokasi yang dipilih adalah website masing-masing bank BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini lokasi yang dipilih adalah website masing-masing bank umum syariah yang terdaftar di Indonesia yaitu www.syariahmandiri.co.id, dan www.muamalatbank.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Konsep bank syariah muncul pertama kali pada tahun 1940-an. Namun, secara resmi atau secara institusional bank syariah baru dapat berdiri tahun 1963

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Pembiayaan Dua fungsi utama bank syariah adalah menghimpun dana dan menyalurkan dana. Penyaluran dana yang dilakukan bank syariah adalah pemberian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perbankan menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perbankan menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan berperan dalam mempermudah proses pengalihan dana dari pihak yang kelebihan dana pada pihak yang membutuhkan dana, untuk melakukan proses tersebut, perbankan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN BAB IV HASIL & PEMBAHASAN A. GambaranUmum Objek dari penelitian ini adalah Bank Umum Syariah yang ada di Indonesia periode 2011-2013. Dari seluruh populasi yang ada, diambil beberapa bank sebagai sampel

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE RGEC PADA BANK UMUM BUMN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE RGEC PADA BANK UMUM BUMN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE RGEC PADA BANK UMUM BUMN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013-2015 RINGKASAN SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediaries) yang menyalurkan dana dari pihak yang berkelebihan dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi suatu negara pada umumnya tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhan dan perkembangan dari para pelaku ekonomi yang menjalankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang memiliki peran penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara dimana bank berfungsi sebagai lembaga perantara (intermediary)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dimana sektor ekonomi selalu menjadi fokus pemerintah dalam

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dimana sektor ekonomi selalu menjadi fokus pemerintah dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tolak ukur pembangunan nasional adalah pembangunan ekonomi dimana sektor ekonomi selalu menjadi fokus pemerintah dalam melaksanakan pembangunan baik jangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan tingkat perekonomian yang terjadi di Indonesia, peningkatan pertumbuhan pada sektor ekonomi perbankan juga terjadi. Saat ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Bank Bank didefinisikan oleh Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan prinsip Islam, yaitu aturan perjanjian (akad) antara bank dengan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan prinsip Islam, yaitu aturan perjanjian (akad) antara bank dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bank syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip Islam, yaitu aturan perjanjian (akad) antara bank dengan pihak lain (nasabah) berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pihak yang kekurangan dana. Kelebihan dana tersebut dapat disalurkan

BAB I PENDAHULUAN. dan pihak yang kekurangan dana. Kelebihan dana tersebut dapat disalurkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Keberadaan perbankan syariah menjadi salah satu sektor yang mempunyai peran besar dalam perekonomian suatu negara, karena fungsi dari bank adalah sebagai perantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kegiatan ekonomi baik di negara maju maupun negara berkembang. Negara

BAB I PENDAHULUAN. pada kegiatan ekonomi baik di negara maju maupun negara berkembang. Negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tahun 2009 merupakan tahun terjadinya krisis global mulai berdampak pada kegiatan ekonomi baik di negara maju maupun negara berkembang. Negara maju pada

Lebih terperinci

BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN

BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif komparatif. Penelitian komparatif adalah penelitian yang bersifat membandingkan. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Indikator Utama Perbankan Syariah (dalam milyar rupiah)

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Indikator Utama Perbankan Syariah (dalam milyar rupiah) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Titik kulminasi regulasi perbankan syariah terjadi pada tahun 1998. Pada tahun itu diberlakukan UU No. 10 Tahun 1998. Undang-undang tersebut merupakan perubahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perbankan syariah itu sendiri. Data-data sekunder ini berupa data time series

BAB III METODE PENELITIAN. perbankan syariah itu sendiri. Data-data sekunder ini berupa data time series BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang dikumpulkan dari web resmi Bank Indonesia dan web resmi yang dimiliki oleh perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan keuangan syariah. Namun demikian, hingga saat ini market share

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan keuangan syariah. Namun demikian, hingga saat ini market share BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia dan mayoritas penduduk yang beragama Islam, Indonesia menjadi pasar yang potensial dalam pengembangan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. independen yang berupa Return On Asset (ROA), BOPO, Financing to Deposit Ratio

BAB V PENUTUP. independen yang berupa Return On Asset (ROA), BOPO, Financing to Deposit Ratio BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan mengenai pengaruh variabel independen yang berupa Return On Asset (ROA), BOPO, Financing to Deposit Ratio (FDR), Non Performing Financing

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Bank Syariah Menurut Undang undang nomor 10 Tahun 1998, Bank Umum adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai financial intermediary atau lembaga perantara antara pihak yang kelebihan dana (surplus) dan

Lebih terperinci