Saringan Rumah Tangga ( SARUT )

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Saringan Rumah Tangga ( SARUT )"

Transkripsi

1

2 Modul Diseminasi Hasil Litbang Bidang Permukiman Saringan Rumah Tangga ( SARUT ) Tim Penyusun : Ir.Ida Yudiarti,M.Si Moh.Tohir,ST,MT Medawati,ST,MT Tim Penyunting : Ir.Rahim Siahaan,CES Lia Yulia Iriani,SH,MSi Rani Widyahantari,ST i

3 KATA PENGANTAR Penyusunan modul Saringan Rumah Tangga atau dapat disingkat menjadi SARUT merupakan upaya untuk memberikan informasi dan panduan pelaksanakan pembinaan pengelolaan air minum berbasis masyarakat. Modul ini disusun berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan serta hasil evaluasi best practices di lapangan. Air yang layak diminum, mempunyai standar persyaratan tertentu yakni persyaratan fisik, kimiawi dan bakteriologis. Syarat-syarat tersebut merupakan satu kesatuan sehingga jika ada satu saja parameter yang tidak memenuhi syarat maka air tersebut tidak layak untuk diminum. Modul ini berkonsep pada optimasi pengelolaan air minum berbasis masyarakat yang dapat berperan dalam menurunkan angka penderita penyakit khususnya penyakit yang berkaitan dengan air (waterborne disease), dan meningkatkan standar hidup (living standard) masyarakat. Semoga modul ini dapat bermanfaat terutama bagi para pengguna, instansi pemerintah daerah yang terkait, kader, tim penyuluh lapangan, pengelola dan tim penggerak PKK, serta masyarakat luas. Bandung, 2011 Dr.Ir.Anita Firmanti NIP ii

4 DAFTAR ISI 1. DESKRIPSI UMUM 1 2. Uraian Materi Sumber-Sumber Air Baku Air Baku yang dapat diolah dengan Sarut Saringan Rumah Tangga ( SARUT ) Persyaratan umum Persyaratan teknis Ketentuan Teknis Bahan Cara Pengerjaan Persiapan Bak Penampung Air Baku dan Bak Penyaring Pembuatan Bak Penyaring Contoh Penerapan Model Cara Pembuatan Karbon Aktif Tempurung Kelapa Cara Pembuatan Dudukan Sarut Pengoperasian dan Pemeliharaan Pengoperasian Pemeliharaan Materi Tugas Kelompok Pengujian Kualitas Air Sederhana Analisa Kualitas Air Secara Fisik Analisa kualitas air secara kimia Analisa Kualitas air secara biologi Pengukuran Kuantitas Air (Debit) Praktek Saringan Rumah Tangga Lembar Kerja Saringan Rumah Tangga Cara Pengerjaan Rangkuman Glosarium 21 iii

5 1. DESKRIPSI UMUM Pembinaan pengelolaan air minum diarahkan guna mewujudkan peningkatan derajat kesehatan dan ketersediaan air minum serta menumbuh kembangkan peran aktif dan perilaku hidup sehat bagi masyarakat. Pengelolaan air minum berbasis masyarakat memainkan peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dan lingkungan, yakni berperan dalam menurunkan angka penderita penyakit khususnya penyakit yang berkaitan dengan air (waterborne disease), dan berperan dalam meningkatkan standar hidup (living standard) masyarakat. Air yang layak diminum, mempunyai standar persyaratan tertentu yakni persyaratan fisik, kimiawi dan bakteriologis, dan syarat tersebut merupakan satu kesatuan. Jadi jika ada satu saja parameter yang tidak memenuhi syarat maka air tersebut tidak layak untuk diminum. Pengembangan sistem penyediaan air minum berbasis masyarakat membutuhkan proses transfer knowledge,salah satu metode adalah melalui dialog dan pembelajaran langsung antara masyarakat sebagai praktisi dan pemerintah sebagai pihak fasilitator. Pemerintah berperan dalam membantu masyarakat dalam menyediakan prasarana air minum agar masyarakat lebih mudah dan lebih murah untuk mendapatkan air yakni dengan sistem saringan rumah tangga ( SARUT ). 2. URAIAN MATERI 2.1 Sumber-Sumber Air Baku a. Air baku adalah air yang berasal dari sumber air yang perlu atau tidak perlu diolah menjadi air bersih/air minum b. Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum sesudah dimasak. c. Air permukaan adalah sumber air baku yang berasal dari sungai, saluran irigasi, danau, waduk, kolam, rawa, embung, dll. d. Mata Air adalah air tanah yang muncul ke permukaan secara alami. e. Air Tanah Dangkal adalah air tanah bebas yang terdapat di dalam tanah dengan kedalaman muka air tanah lebih kecil atau sama dengan 20 meter. f. Air Tanah Dalam adalah air tanah bebas yang terdapat di dalam tanah dengan kedalaman muka air tanah lebih dari 20 meter atau air tanah yang terdapat di dalam akifer tertekan, dimana akifer ini berada pada kedalaman lebih dari 20 meter. g. Air kekeruhan tinggi adalah air yang mempunyai kekeruhan > 101 mg/l 1

6 h. Air kekeruhan sedang adalah air yang mempunyai kekeruhan mg/l i. Air kekeruhan rendah adalah air yang mempunyai kekeruhan > 5 25 mg/l 2.2 Air Baku yang dapat diolah dengan Sarut a. Air permukaan dengan kekeruhan rendah hingga sedang b. Air tanah yang berasal dari air tanah bebas yang mengandung Besi (Fe) dan Mangan (Mn) 2.3 Saringan Rumah Tangga ( SARUT ) Persyaratan umum Pembuatan SARUT harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : a. Wadah SARUT harus dari bahan yang tidak bocor b. Penempatan SARUT diusahakan dekat dengan sumber air c. Lokasi tempat SARUT harus bersih dari semak-semak dan tumbuhan lain d. Penggunaan peralatan dan bahan-bahan sesuai dengan peraturan yang berlaku e. Ada partisipasi masyarakat untuk dan melaksanakan pembuatan, pengoperasian dan pemeliharaan SARUT f. Pemilihan jenis SARUT sesuai dengan karakteristik sumber air baku (kuantitas dan kualitas) Persyaratan teknis a. Peralatan Peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan pembuatan SARUT adalah sebagai berikut : 1) Kunci pipa sebanyak 1 buah digunakan untuk memasang socket draft dan kran 2) Gergaji kayu untuk memotong kayu (pembuatan penyangga) 3) Alat ukur digunakan untuk mengukur benda-benda atau bahan 4) Gergaji besi digunakan untuk memotong pipa-pipa 5) Palu digunakan untuk memaku (pembuatan penyangga) 6) Peralatan pembersih untuk membersihkan tempat sekitar SARUT. b. Bahan-Bahan Bahan yang diperlukan untuk pembuatan SARUT meliputi : 1) Dua buah drum berdiameter 60 centimeter dan tinggi 90 cm (kapasitas sekitar 200 liter). Drum pertama digunakan sebagai bak penampung air baku dan bak pembubuh koagulan dan drum kedua sebagai bak penyaring 2) 100 liter pasir halus yang bersih bergradasi 1 sampai 2 mm 2

7 3) 25 liter kerikil halus yang bersih bergradasi 4-6 mm 4) 15 liter kerikil kasar yang bersih bergradasi 10 mm 5) 15 liter arang batok kelapa sebagai karbon aktip sebanyak 6) Pipa PVC diameter ¾ atau 20 mm sepanjang 2 meter 7) Perlengkapan pipa yang sesuai dengan spesifikasi SARUT kapasitas 200 liter c. Tipe Saringan Rumah Tangga SARUT. Tipe Saringan Rumah Tangga, terdiri dari 4 tipe sebagai berikut: 1) Tipe I digunakan bila air baku yang dipilih berasal dari air permukaan dengan tingkat kekeruhan rendah, faktor kecepatan filtrasi berkisar 0,03 sampai 0,11 milimeter per detik atau 30,5 sampai dengan 120 liter per jam sesuai gambar pada lampiran; 2) Tipe II digunakan bila air baku yang dipilih berasal dari air permukaan dengan tingkat kekeruhan sedang, sesuai gambar pada lampiran; 3) Tipe III dibunakan bila air baku yang dipilih berasal dari air permukaan dengan tingkat kekeruhan tinggi, sesuai gambar pada lampiran; 4) Tipe IV digunakan bila air baku yang dipilih berasal dari air tanah yang mengandung zat besi atau Fe dan Mn atau mangan, sesuai gambar pada lampiran; 2.4 Ketentuan Teknis Bahan Jenis ukuran dan jumlah bahan SARUT saperti pada Tabel 1 Tabel 1 Jenis, Ukuran, Jumlah Bahan Untuk Sarut No. Jenis Pekerjaan Tipe Sarut Tipe I Tipe II 1 Tabung/drum diameter 60 cm 200 liter 2 buah 2 buah 2 Pasir halus t : 30 cm t : 25 cm v : 84 liter v : 70 liter 3 Kerikil halus tebal 5 cm v = 14 liter v = 14 liter 4 Kerikil kasar tebal 10 cm 28 liter 28 liter 5 Arang batok kelapa tebal 5 cm dibungkus kasa nyamuk plastik - 14 liter 6 Pipa PVC diameter 3/4" 2 meter 2 meter 7 Pipa PVC diameter 1" 2 meter 2 meter 8 Perlengkapan Pipa (accessories) - Ball Valve diameter 3/4" dan 1" 1 buah 1 buah - Ball Valve Kran diameter 1/2" 1 buah 1 buah - Socket draft luar PVC diamater 3/4" 4 buah 4 buah - Socket draft luar PVC diameter 1" 3 buah 3 buah - Socket draft dalam PVC diameter 1/2" 1 buah 1 buah - Socket draft dalam PVC diameter 3/4" 2 buah 2 buah - Socket draft dalam PVC diameter 1" 1 buah 1 buah - Knee/Bend PVC diameter 3/4" 2 buah 2 buah 3

8 No. Jenis Pekerjaan Tipe Sarut Tipe I Tipe II - Knee/Bend PVC diameter 1" 3 buah 3 buah - Reducer PVC diameter 3/4" x 1/2" 1 buah 1 buah - Tee PVC diameter 3/4" 5 buah 5 buah - Dop PVC diameter 3/4" 7 buah 7 buah - Ring Karet PVC diameter 3/4" 1 buah 1 buah - Ring Karet PVC diameter 1" 1 buah 1 buah - Pompa Karet Penyangga - Tinggi penyangga atas 120 cm 120 cm - Tinggi penyangga bawah 20 cm 20 cm - Lantai atas 60 x 120 cm 60 x 120 cm - Lantai bawah 60 x 120 cm 60 x 120 cm - Balok kayu 8/12 cm 20 m 20 m - Balok kayu 5/7 cm 15 m 15 m - Paku 70 buah 70 buah Keterangan : t = tebal lapisan v = volume 2.5 Cara Pengerjaan Persiapan Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai harus diperhatikan persiapan-persiapan sebagai berikut : a. Pilih lokasi lahan yang dekat dengan sumber air baku b. Tentukan tipe SARUT yang akan dipilih sesuai dengan karakteristik air baku, sebagai contoh adalah SARUT Arang Kelapa (Tipe II) c. Tempatkan bahan-bahan dan peralatan yang akan digunakan disekitar lahan tempat SARUT d. Bahan-bahan untuk media penyaring harus telah dicuci dan dalam keadaan bersih Bak Penampung Air Baku dan Bak Penyaring a. Bak Penampung Pembuatan bak penampung dapat dilakukan sebagai berikut : 1) Siapkan drum atau tabung berdiameter 60 cm berkapasitas 200 liter dan tidak bocor, seperti gambar 1 4

9 Gambar 1. Siapkan drum kapasitas 200 liter 2) Buat dua buah lubang di sisi drum yang mempunyai diameter ¾ ". Lubang pertama terletak pada dasar drum akan berfungsi sebagai pipa pembuang dan lubang kedua terletak sekitar 20 cm dari dasar drum digunakan sebagai pipa keluar air baku ke bak penyaring, seperti gambar 2 Gambar 2. Penyiapan Drum & Pembuatan Lubang 3) Rakit socket dan pipa sesuai dengan spesifikasi SARUT kapasitas 200 ltr, kemudian pasang pada bak penampung, seperti gambar 3 Gambar 3. Perakitan Pipa Dan Soket 4) Tempatkan drum bak penampung di atas panggung (dari kayu) dengan ketinggian sekitar 100 cm dari atas tanah, seperti gambar 4. 5

10 Gambar 4. Merakit perpipaan dan socket Pembuatan Bak Penyaring a. Siapkan drum atau tabung berdiameter 60 centimeter berkapasitas 200 liter dan tidak bocor b. Buat d buah lubang di sisi bawah drum yang terletak segaris dengan diameter ¾ " atau 20 mm. Lubang pertama terletak pada dasar drum akan digunakan untuk pipa keluar air bersih dan penguras bak, lubang kedua terletak sekitar 40 cm dari dasar drum digunakan sebagai pipa pembuang, dan lubang ketiga terletak sekitar 80 cm dari dasar drum berfungsi sebagai pipa peluap seperti gambar 5 Gambar 5. Drum kapasitas 200 c. Rakit pipa penangkap air bersih yang akan diletakkan di dasar bak penyaring yang akan dihubungkan dengan pipa keluar air bersih pada bagian dasar bak penyaring. Rakit pipa pembuang dan pipa peluap beserta kelengkapan pipa (belokan dan valve) sesuai dengan spesifikasi SARUT kapasitas 200 liter, kemudian pasang pada bak penyaring seperti gambar 6. 6

11 d. Tempatkan drum bak penyaring di atas wadah yang terletak di atas tanah di sebelah bak penampung. Perbedaan tinggi antara bak penampung dengan bak penyaring sekitar 1 m, seperti gambar 6. Gambar 6. Perakitan Asesoris perpipaan e. Masukkan media penyaring ke dalam bak penyaring sesuai dengan ketentuan. Petama kerikil kasar (tebal 5 cm), kerikil halus (tebal 10 cm), dan pasir (tebal 40 cm), seperti gambar 7. f. Air baku siap dimasukkan kedalam bak penampung yang akan dialirkan ke bak penyaring untuk disaring, seperti pada gambar 8. Gambar 7. Penyusunan Media Saringan 7

12 2.5.4 Contoh Penerapan Model 8

13 9

14 10

15 11

16 2.6 Cara Pembuatan Karbon Aktif Tempurung Kelapa Pembuatan karbon aktif tempurung kelapa dapat dilakukan sebagai berikut : a. Bersihkan tempurung kelapa dari kotoran yang masih melekat pada sisi permukaan tempurung b. Cuci dengan air bersih, kemudian hancurkan menjadi ukuran sesuai yang diperlukan c. Rendam dalam air bersih selama 11 sampai 24 jam, angkat dan keringkan, seperti pada gambar 9. d. Buat lubung pembakaran dengan kedalam 30 mm, seperti pada gambar 10. Gambar 9. Penyiapan Bahan Karbon Aktif Gambar 10. Lubang Pembakaran e. Bakar tempurung kelapa dalam lubang pembakaran sampai tidak terdapat asap lagi, seperti pada gambar 11. f. Tutup dengan karung goni basah tempurung kelapa hasil pembakaran, seperti gambar 12. g. Biarkan sampai dingin kembali untuk menjadi karbon aktif seperti pada gambar 9, karbon aktif siap untuk digunakan Gambar 11 Pembakaran Tempurung Kelapa Gambar 12 Penyiraman Arang Kelapa 12

17 2.7 Cara Pembuatan Dudukan Sarut 2.8 Pengoperasian dan Pemeliharaan Pengoperasian a. Persiapan Pengoperasian 1) Cek instalasi SARUT dari kebocoran 2) Bersihkan dan cuci seluruh bahan dan peralatan sampai benar-benar bersih 3) Cat drum bagian luar dan dalam b. Pelaksanaan Pengoperasian 1) Untuk air baku denga kekeruhan rendah (Tipe 1) Tuangkan air baku dalam drum I Pancarkan air melalui kran I ke drum II Gunakan air yang keluar dari kran II setelah didiamkan selama 5 menit 2) Untuk air baku denga kekeruhan sedang (Tipe 2) Tuangkan air baku dalam drum I Pancarkan air melalui kran I ke drum II Gunakan air yang keluar dari kran II setelah didiamkan selama 15 menit 13

18 3) Untuk air baku denga kekeruhan tinggi (Tipe 3) Isi drum dengan air baku Bubuhkan dua sendok makan poly alumunium chlorida (PAC), aduk rata dan cepat pada satu menit pertama, aduk lambat pada menit berikutnya Tambahkan larutan kapur satu sendok makan jika terjadi penggumpalan Diamkan 5 menit sampai kotoran mengendap di drum I Buka kran kalau air akan digunakan 4) Untuk sumber air dari air tanah Isi drum I dengan air tanah Pancarkan air dari bak I dan dak II Buka kran kalau air akan digunakan Pemeliharaan a. Pemeliharaan harian atau mingguan 1) Hindarkan saringan dari kontak langsung dari sinar matahari 2) Jaga kebersihan dan keamanan sekitar bangunan saringan rumah tangga 3) Lakukan terhadap Tipe 1, 2, 4 sebagai berikut: Kuras dengan membuka kran III secara periodik setiap 2 minggu Kupas bagian permukaan pasir setebal 5 cm dan cuci hasil kupasan sampai bersih, kemudian masukan hasil cucian ke dalam bak semula Kuras saringan jika terjadi penyumbatan filter 4) Lakukan terhadap Tipe 3 Kuras drum I dengan membuka kran 3 secara periodik setiap 5 kali pengolahan b. Pemeliharaan Bulanan 1) Terhadap Sarut Tipe 1 dan 4 Pencucian setiap 4 bulan atau tergantung terjadinya penyumbatan filter 2) Terhadap Tipe 2 Angkat atau ganti batok arang kelapa (karbon aktif) setiap 2 bulan Lakukan pencucian setiap 4 bulan atau tergantung terjadinya penyumbatan filter 3) Lakukan terhadap Tipe 3 Lakukan pencucian setiap 4 bulan atau tergantung terjadinya penyumbatan filter c. Pemeliharaan Tahunan 1) Cuci dan perbaiki drum apabila terjadi kebocoran 2) Perbaiki atau ganti apabila pipa dan atau penyangga rusak 14

19 3) Jaga kebersihan lokasi SARUT 4) Buat kelengkapan cara pemeliharaan dan pasang di dekat instalasi SARUT, sesuai tabel berikut: Perlengkapan Sistem 1.Media penyaring (tipe 1,2 dan 4) Drum (tipe 3) Tabel 2 Kelengkapan cara pemeliharaan Pemeliharaan Harian/ Bulanan Tahunan Mingguan v Keterangan - Pengupasan pasir,pengurasan - Pengurasan drum 2.Filter,carbon aktif v - Pencucian filter,penggantian carbon aktif 3. Drum, pipa PVC, lokasi SARUT v v - Pengecatan dan pencucian drum, penggantian/perbaikan pipa dan penyangga, pembersihan lokasi d. Perbaikan SARUT 1) Perbaiki kebocoran pada drum, kran, retakan pada kayu penyangga baik pada drum I maupun II. 2) Ganti drum dengan yang baru jika kebocoran cukup besar e. Pelaporan SARUT 1) Catat dan simpan data kerusakan yang terjadi pada SARUT 2) Catat perbaikan yang telah dilaksanakan 3) Catat pergantian batok arang untuk persiapan pembuatan pereode berikutnya 4) Laporkan catatan ini kepada penanggung jawab untuk perbaikan SARUT selanjutnya 3. MATERI TUGAS KELOMPOK 3.1 Pengujian Kualitas Air Sederhana Sifat fisik air dapat dianalisa secara visual dengan pancaindra, yaitu melalui tahapan sebagai berikut : Analisa Kualitas Air Secara Fisik a. Kekeruhan Pengukuran kualitas air untuk paramater kekeruhan dapat dilakukan sebagai berikut : 1) Kekeruhan rendah (< 50 NTU) adalah air baku yang pada kedalaman lebih besar dari 50 centimeter (60 cm sampai dengan 100 cm) dicelupkan 15

20 lempengan berwarna putih ukuran 10 centimeter kali 10 centimeter masih dapat terlihat dengan kapasitas 0,25 l/dt 2) Kekeruhan sedang ( NTU) adalah air baku yang pada kedalaman 50 centimeter dicelupkan lempengan berwarna putih ukuran 10 centimeter kali 10 centimeter masih dapat terlihat dengan kapasitas 0,25 l/dt 3) Kekeruhan tinggi ( NTU) adalah air baku yang pada kedalaman kurang dari 50 centimeter dicelupkan lempengan berwarna putih ukuran 10 centimeter kali 10 centimeter tidak dapat terlihat, dengan kapasitas 0,25 l/dt. b. Rasa, warna dan rasa 1) Disedikan botol kecil, gelas, corong serta air yang akan dianalisis 2) Segelas air yang kan dianalisis dimasukkan de dalam botol. Sebelumnya dicium bau dan rasanya serta dilihat kekeruhannya. 3) Segelas air bersih ditambahkan kedalam botol kemudian dikocok. Air ini dianalisis bau, warna dan kekeruhan. Jika tidak berwarna, tidak keruh dan tidak berbau lagi berarti derajatnya rendah. 4) Jika masih berbau, ditambahkan lagi dua gelas air aqua kemudian dianalisis. Jika tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna, berarti derajatnya sedang. Jika air masih berwarna, berbau dan berasa berarti derajatnya tinggi. Air yang mempunyai derajat tinggi ini kurang baik digunakan sebagai air minum. Gambar 13. Analisa derajat bau, warna dan rasa secara sederhana Analisa kualitas air secara kimia Analisa secara sederhana untuk zat besi dan mangan dapat dilakukan seperti prosedur berikut ini : a. Zat besi adalah suatu unsur kimia yang ada dalam air baku dan apabila kontak dengan udara akan menyebabkan kekeruhan serta warna kuning, dapat dilihat apabila dimasukkan kedalam air teh berubah warna 16

21 b. Zat mangan adalah suatu unsur kimia yang ada dalam air baku dan bila kontak dengan udara akan menyebabkan kekeruhan serta warna kuning, dapat dilihat apabila dimasukkan kedalam air teh berubah warna Secara sederhana, analisis kualitas air secara kimia dilakukan melalui kegiatan sebagai berikut : a. Setengah gelas air yang akan diperiksa dicampurkan dengan setengah air teh b. Selanjutnya didiamkan dalam keadaan terbuka selama satu malam c. Keesokannya diperiksa. Apabila ada perubahan warna, lendir dan lapisan seperti minyak dipermukaan berarti air ini kurang baik. Air yang mengandung tingkat kesadahan dan mengandung logam tinggi akan berwarna hitam, ungu atau biru. Bila air tetap berwarna seperti air teh maka secara kimia kualitas air tersebut baik. Gambar 14. Analisa Sifat Kimia Air Secara Sederhana Analisa Kualitas air secara biologi Pemeriksaan air secara biologis dapat dilakukan dengan cara berikut : a. Air dimasukkan ke dalam gelas kemudian ditutup b. Air tersebut dibiarkan sampai lima hari c. Setelah lima hari, air diperiksa. Apabila ada perubahan warna atau gumpalan warna atau gumpalan gumpalan putih, hitam atau hijau, maka air kurang baik secara biologis. Air yang baik akan tetap jernih meskipun disimpan selama lima hari. 17

22 Gambar 15. Analisa Sifat Biologi Air Secara Sederhana 3.2 Pengukuran Kuantitas Air (Debit) 1) Cek kuantitas air sungai, jika tidak ada air atau kering pada musim kemarau panjang, maka sungai tidak dapat digunakan sebagai sumber air. 2) Cek kuantitas air sungai, jika sungai tidak pernah kering dan tersedianya data hasil pengukuran debit minimum pada musim kemarau panjang, maka sungai dapat digunakan sebagai sumber air. Cara pengukuran debit air sungai secara sederhana, seperti dijelaskan berikut ini : Siapkan alat pelampung (kayu dan sejenisnya) untuk mengukur debit sungai. Siapkan pita ukur. Siapkan pengukur waktu (jam/stopwatch). Tentukan lokasi pengukuran pada bagian sungai yang lurus dan permukaannya relatif datar. Tentukan jarak pengukuran (m). Tentukan luas penampang aliran dengan mengukur kedalaman (tinggi muka air) dikalikan dengan lebar penampang(m 2 ) di daerah lokasi pengukuran yang telah ditetapkan. Perhitungan kecepatan aliran air sungai : 18

23 Hanyutkan pelampung (kayu dan sejenisnya) ke dalam aliran sungai sampai sebagiannya tenggelam untuk mengetahui waktu tempuh sesuai dengan jarak yang sudah ditentukan, hitung kecepatan aliran dengan cara membagi jarak pengukuran dengan waktu pengukuran. Kecepatan Aliran (V) = Jarak Tempuh (L) Waktu Tempuh (t) Lakukan tahapan pengukuran tersebut beberapa kali untuk mendapatkan hasil pengukuran kecepatan aliran rata-rata. Perhitungan debit air sungai : Debit Air (Q) = Kecepatan Aliran Rata-Rata (V) x Luas Penampang Aliran (A) 3.3 Praktek Saringan Rumah Tangga Lembar Kerja Saringan Rumah Tangga Buatlah kelompok kecil 5-10 orang per kelompok Lamanya praktek menit a. Tipe Saringan Rumah Tangga Tipe Saringan Rumah Tangga, terdiri dari 4 tipe sebagai berikut: 1. Tipe I digunakan bila air baku yang dipilih berasal dari air permukaan dengan tingkat kekeruhan rendah, faktor kecepatan filtrasi berkisar 0,03 sampai 0,11 milimeter per detik atau 30,5 sampai dengan 120 liter per jam 2. Tipe II digunakan bila air baku yang dipilih berasal dari air permukaan dengan tingkat kekeruhan sedang,; 3. Tipe III digunakan bila air baku yang dipilih berasal dari air permukaan dengan tingkat kekeruhan tinggi,; 4. Tipe IV digunakan bila air baku yang dipilih berasal dari air tanah yang mengandung zat besi atau Fe dan Mn atau mangan; b. Pembuatan Pembuatan SARUT harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : 1. Wadah SARUT harus dari bahan yang tidak bocor 2. Penempatan SARUT diusahakan dekat dengan sumber air 3. Lokasi tempat SARUT harus bersih dari semak-semak dan tumbuhan lain 19

24 4. Penggunaan peralatan dan bahan-bahan sesuai dengan peraturan yang berlaku 5. Ada partisipasi masyarakat untuk dan melaksanakan pembuatan, pengoperasian dan pemeliharaan SARUT 6. Pemilihan jenis SARUT sesuai dengan karakteristik sumber air baku (kuantitas dan kualitas). Peralatan : 1. Kunci pipa sebanyak 1 buah digunakan untuk memasang socket draft dan kran 2. Gergaji kayu untuk memotong kayu (pembuatan penyangga) 3. Alat ukur digunakan untuk mengukur benda-benda atau bahan 4. Gergaji besi digunakan untuk memotong pipa-pipa 5. Palu digunakan untuk memaku (pembuatan penyangga) Peralatan pembersih untuk membersihkan tempat sekitar SARUT. Bahan-Bahan : Bahan yang diperlukan untuk pembuatan SARUT meliputi : 1) Dua buah drum berdiameter 60 centimeter dan tinggi 90 cm (kapasitas sekitar 200 liter). Drum pertama digunakan sebagai bak penampung air baku dan bak pembubuh koagulan dan drum kedua sebagai bak penyaring 2) 100 liter pasir halus yang bersih bergradasi 1 sampai 2 mm 3) 25 liter kerikil halus yang bersih bergradasi 4-6 mm 4) 15 liter kerikil kasar yang bersih bergradasi 10 mm 5) 15 liter arang batok kelapa sebagai karbon aktip sebanyak 6) Pipa PVC diameter ¾ atau 20 mm sepanjang 2 meter Perlengkapan pipa yang sesuai dengan spesifikasi SARUT kapasitas 200 liter Cara Pengerjaan Persiapan a. Pilih lokasi lahan yang dekat dengan sumber air baku b. Tentukan tipe SARUT yang akan dipilih sesuai dengan karakteristik air baku, sebagai contoh adalah SARUT Arang Kelapa (Tipe II) c. Tempatkan bahan-bahan dan peralatan yang akan digunakan disekitar lahan tempat SARUT d. Bahan-bahan untuk media penyaring harus telah dicuci dan dalam keadaan bersih 20

25 4. RANGKUMAN Pengelolaan air minum memainkan peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dan lingkungan. Dengan terciptanya air yang layak minum maka dapat menurunkan angka penderita penyakit khususnya penyakit yang berkaitan dengan air (waterborne disease), dan berperan dalam meningkatkan standar hidup (living standard) masyarakat. sistem saringan rumah tangga ( SARUT ) merupakan sarana pengolahan air baku menjadi air bersih dengan menggunakan teknologi sederhana. teknologi yang mudah dalam pembuatan, murah dalam pembangunan, serta mudah dan murah dalam pengoperasian serta pemeliharaannya diharapkan dapat meningkatkan peran serta masayarakat dalam menyediakan prasarana air minum dan berperilaku hidup sehat 5. GLOSARIUM Air baku : Air yang berasal dari sumber air yang perlu atau tidak perlu diolah menjadi air bersih/air minum. Air bersih : Air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum sesudah dimasak. Teknologi : Teknologi yang mudah dalam pembuatan, murah dalam sederhana pembangunan, serta mudah dan murah dalam pengoperasian serta pemeliharaannya. Saringan Rumah Tangga : Sarana pengolahan air baku menjadi air bersih dengan menggunakan teknologi penyaringan sederhana, sekala rumah tangga. Penyediaan air : Kegiatan penyediaan air minum untuk memenuhi kebutuhan minum masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat, bersih dan produktif. 21

26

Pengolahan Air Gambut sederhana BAB III PENGOLAHAN AIR GAMBUT SEDERHANA

Pengolahan Air Gambut sederhana BAB III PENGOLAHAN AIR GAMBUT SEDERHANA Pengolahan Air Gambut sederhana BAB III PENGOLAHAN AIR GAMBUT SEDERHANA 51 Nusa Idaman Said III.1 PENDAHULUAN Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu

Lebih terperinci

PENYARINGAN (FILTRASI) AIR DENGAN METODE SARINGAN PASIR CEPAT

PENYARINGAN (FILTRASI) AIR DENGAN METODE SARINGAN PASIR CEPAT MODUL: PENYARINGAN (FILTRASI) AIR DENGAN METODE SARINGAN PASIR CEPAT I. DESKRIPSI SINGKAT A ir dan sanitasi merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia, karena itu jika kebutuhan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat di antaranya tingkat ekonomi, pendidikan, keadaan lingkungan, dan kehidupan sosial budaya. Faktor yang penting

Lebih terperinci

PRAKARYA. by F. Denie Wahana

PRAKARYA. by F. Denie Wahana PRAKARYA by F. Denie Wahana Kompetensi Inti (KI) 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong

Lebih terperinci

Mengapa Air Sangat Penting?

Mengapa Air Sangat Penting? Mengapa Air Sangat Penting? Kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya sangat bergantung pada air. Kita banyak menggunakan air untuk keperluan sehari-hari seperti untuk minum, memasak, mencuci, 1 mandi

Lebih terperinci

PENJERNIHAN AIR DENGAN CARA PENYARINGAN I

PENJERNIHAN AIR DENGAN CARA PENYARINGAN I PENJERNIHAN AIR DENGAN CARA PENYARINGAN I 1. PENDAHULUAN Kebutuhan akan air bersih di daerah pedesaan dan pinggiran kota untuk air minum, memasak, mencuci dan sebagiannya harus diperhatikan. Cara penjernihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN % air. Transportasi zat-zat makanan dalam tubuh semuanya dalam

BAB I PENDAHULUAN % air. Transportasi zat-zat makanan dalam tubuh semuanya dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Fungsinya bagi kehidupan tidak akan dapat digantikan oleh senyawa lainnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demikian, masyarakat akan memakai air yang kurang atau tidak bersih yang

BAB I PENDAHULUAN. demikian, masyarakat akan memakai air yang kurang atau tidak bersih yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan yang pertama bagi terselenggaranya kesehatan yang baik adalah tersedianya air yang memadai dari segi kuantitas dan kualitasnya yang memenuhi syarat kebersihan

Lebih terperinci

Rekayasa. Edited by F. Denie Wahana, S.Kom SMP Negeri 1 Salatiga. Prakarya

Rekayasa. Edited by F. Denie Wahana, S.Kom SMP Negeri 1 Salatiga. Prakarya Rekayasa Edited by F. Denie Wahana, S.Kom SMP Negeri 1 Salatiga Prakarya 55 Peta Materi III Alat Penjernih Air Membuat Alat Penjernihan Air dengan Bahan Alami Membuat Alat Penjernihan Air dengan Bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk memajukan kesejahteraan umum sehingga

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai BAB IV METODE PENELITIAN A. Tahap Penelitian Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai Studi pustaka / studi literator Persiapan : 1. Survey lapangan 2. Lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN Metode penelitian disusun untuk mengarahkan langkah-langkah penelitian agar tujuan penelitian dapat dicapai dengan benar. Garis besar dari metode penelitian adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Tahap Penelitian Tahapan penelitian pengolahan kualitas air dimulai dengan studi pustaka/study literatur mencari data dan informasi yang berkaitan dengan penelitian, dilanjutkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-harinya yang memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-harinya yang memenuhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan zat paling dibutuhkan bagi kehidupan manusia. Air yang dimaksud adalah air tawar atau air bersih yang akan secara langsung dapat dipakai di kehidupan.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai BAB IV METODE PENELITIAN A. Tahap Penelitian Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai Studi pustaka / studi literator Persiapan : 1. Survey lapangan 2. Lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian, Rancangan Penelitian atau Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah quasi experiment (eksperimen semu) dengan rancangan penelitian non randomized pretest-postest

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Sudah banyak yang melakukan penelitian mengenai analisis kualitas air dengan alat uji model filtrasi buatan diantaranya; Eka Wahyu Andriyanto, (2010) Uji

Lebih terperinci

Peningkatan Kualitas Air Bersih Desa Makamhaji Dengan Alat Penjernih Air

Peningkatan Kualitas Air Bersih Desa Makamhaji Dengan Alat Penjernih Air Peningkatan Kualitas Air Bersih Desa Makamhaji Dengan Alat Penjernih Air Ernawati Sri Sunarsih Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan JPTK FKIP, Universitas Sebelas Maret Surakarta Jl. Jend. Ahmad Yani

Lebih terperinci

PENGOLAHAN AIR BERSIH. PENGOLAHAN UNTUK MENGURANGI KONSENTRASI ZAT Kandungan Fe, CO2 agresif, bakteri yang tinggi

PENGOLAHAN AIR BERSIH. PENGOLAHAN UNTUK MENGURANGI KONSENTRASI ZAT Kandungan Fe, CO2 agresif, bakteri yang tinggi PENGOLAHAN AIR BERSIH PENGOLAHAN UNTUK MENGURANGI KONSENTRASI ZAT Kandungan Fe, CO2 agresif, bakteri yang tinggi PENGOLAHAN LENGKAP Dilaksanakan pada air permukaan, air sungai), Diperlukan unt menjernihkan

Lebih terperinci

PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT IPALS

PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT IPALS PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT IPALS (Instalasi Pengolahahan Air Laut Sederhana): Transformasi Air Laut Menjadi Air Tawar dengan Pemisahan Elektron Cl - Menggunakan Variasi Batu Zeolit sebagai Upaya Penyediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dan semua makhluk hidup butuh air. Air merupakan material

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dan semua makhluk hidup butuh air. Air merupakan material BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dan semua makhluk hidup butuh air. Air merupakan material yang membuat kehidupan terjadi di bumi. Menurut dokter dan ahli kesehatan manusia wajib minum air putih

Lebih terperinci

Arang Tempurung Kelapa

Arang Tempurung Kelapa Arang Tempurung Kelapa Mengapa harus arang tempurung? Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), terutama minyak tanah, membuat masyarakat mencari alternatif lain untuk keperluan memasak. Salah satu yang

Lebih terperinci

APLIKASI TEKNOLOGI FILTRASI UNTUK MENGHASILKAN AIR BERSIH DARI AIR HASIL OLAHAN IPAL DI RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA

APLIKASI TEKNOLOGI FILTRASI UNTUK MENGHASILKAN AIR BERSIH DARI AIR HASIL OLAHAN IPAL DI RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA APLIKASI TEKNOLOGI FILTRASI UNTUK MENGHASILKAN AIR BERSIH DARI AIR HASIL OLAHAN IPAL DI RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA Damiyana Krismayasari**) dan Sugito*) Abstrak : Peningkatan jumlah pasien dan pelayanan

Lebih terperinci

BAK PENAMPUNGAN AIR BAMBU SEMEN (KAPASITAS LITER)

BAK PENAMPUNGAN AIR BAMBU SEMEN (KAPASITAS LITER) BAK PENAMPUNGAN AIR BAMBU SEMEN (KAPASITAS 2.500 LITER) 1. PENDAHULUAN Untuk daerah tropis seperti Indonesia, sebuah keluarga akan membutuhan puluhan liter air bersih per hari untuk minum, membasuh mulut,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Tahap Penelitian Kegiatan penelitian ini bertujuan untuk mengolahan kualitas air dimulai dengan studi pustaka/study literature mencari data dan informasi yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

GENTONG PENAMPUNGAN CARA CETAKAN (KAPASITAS 250 LITER)

GENTONG PENAMPUNGAN CARA CETAKAN (KAPASITAS 250 LITER) GENTONG PENAMPUNGAN CARA CETAKAN (KAPASITAS 250 LITER) 1. PENDAHULUAN Untuk daerah tropis seperti Indonesia, sebuah keluarga akan membutuhan puluhan liter air bersih per hari untuk minum, membasuh mulut,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Akses terhadap air

I. PENDAHULUAN. makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Akses terhadap air I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan pokok makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Akses terhadap air bersih masih menjadi salah satu persoalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat. Kebutuhan air bersih di daerah pedesaan dan pinggiran kota untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting bagi kehidupan terutama bagi makhluk hidup, makhluk hidup tidak dapat hidup tanpa air, terutama

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1. Ruang Lingkup Acuan Normatif Istilah dan Definisi Ketentuan Umum KetentuanTeknis...2. Lampiran A...

DAFTAR ISI. 1. Ruang Lingkup Acuan Normatif Istilah dan Definisi Ketentuan Umum KetentuanTeknis...2. Lampiran A... DAFTAR ISI 1. Ruang Lingkup...1 2. Acuan Normatif...1 2.1 Produk Statuter...1 2.2 Produk Standar...1 3. Istilah dan Definisi...1 4. Ketentuan Umum...2 5. KetentuanTeknis...2 5.1 Sarana Pengambilan Air

Lebih terperinci

Petunjuk Pengunaan Saringan Air Nazava Nazava Tulip sipon

Petunjuk Pengunaan Saringan Air Nazava Nazava Tulip sipon Nazava saringan air Petunjuk Pengunaan Saringan Air Nazava Nazava Tulip sipon Kami mengucapkan dan terima kasih atas kepercayaan anda membeli Saringan Air Nazava. Dengan Saringan Air Nazava anda bisa dapat

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Hasil Uji Lab BBTKLPP Yogyakrta. Hasil

BAB V ANALISIS PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Hasil Uji Lab BBTKLPP Yogyakrta. Hasil BAB V ANALISIS PEMBAHASAN A. Hasil Pengujian Hasil pengujian sampel air yang berasal dari air di Masjid K.H.A. Dahlan UMY yang dilakukan oleh BBTKLPP Yogyakarta didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air adalah kebutuhan pokok bagi semua makhluk hidup di dunia. Air dapat berbentuk padat, cair, dan gas. Air di bumi digolongkan menjadi 3 bagian pokok, yaitu air hujan,

Lebih terperinci

Air menjadi kebutuhan utama bagi makhluk hidup, tak terkecuali bagi manusia. Setiap hari kita mengkonsumsi dan memerlukan air

Air menjadi kebutuhan utama bagi makhluk hidup, tak terkecuali bagi manusia. Setiap hari kita mengkonsumsi dan memerlukan air LEMBAR KERJA SISWA 1 Air menjadi kebutuhan utama bagi makhluk hidup, tak terkecuali bagi manusia. Setiap hari kita mengkonsumsi dan memerlukan air Apakah air yang kamu gunakan dalam memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

PROSEDUR MOBILISASI DAN PEMASANGAN PIPA AIR MINUM SUPLEMEN MODUL SPAM PERPIPAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN POLA KKN TEMATIK

PROSEDUR MOBILISASI DAN PEMASANGAN PIPA AIR MINUM SUPLEMEN MODUL SPAM PERPIPAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN POLA KKN TEMATIK PROSEDUR MOBILISASI DAN PEMASANGAN PIPA AIR MINUM SUPLEMEN MODUL SPAM PERPIPAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN POLA KKN TEMATIK A. DEFINISI - Pengangkutan Pekerjaan pemindahan pipa dari lokasi penumpukan ke

Lebih terperinci

PENJERNIHAN AIR DENGAN MEDIA TUMBUHAN

PENJERNIHAN AIR DENGAN MEDIA TUMBUHAN MODUL: PENJERNIHAN AIR DENGAN MEDIA TUMBUHAN I. DESKRIPSI SINGKAT A ir dan sanitasi merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia, karena itu jika kebutuhan tersebut belum tercukupi maka

Lebih terperinci

Uji Kinerja Alat Penjerap Warna dan ph Air Gambut Menggunakan Arang Aktif Tempurung Kelapa Suhendra a *, Winda Apriani a, Ellys Mei Sundari a

Uji Kinerja Alat Penjerap Warna dan ph Air Gambut Menggunakan Arang Aktif Tempurung Kelapa Suhendra a *, Winda Apriani a, Ellys Mei Sundari a Uji Kinerja Alat Penjerap Warna dan ph Air Gambut Menggunakan Arang Aktif Tempurung Kelapa Suhendra a *, Winda Apriani a, Ellys Mei Sundari a a Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Sambas Jalan Raya

Lebih terperinci

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PENGIKAT PARTIKEL - PARTIKEL LOGAM YANG TERKANDUNG DALAM PELUMAS AKIBAT GESEKAN PADA MESIN

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PENGIKAT PARTIKEL - PARTIKEL LOGAM YANG TERKANDUNG DALAM PELUMAS AKIBAT GESEKAN PADA MESIN 1 PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PENGIKAT PARTIKEL - PARTIKEL LOGAM YANG TERKANDUNG DALAM PELUMAS AKIBAT GESEKAN PADA MESIN Dani Nurdarojat (2010013005) Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lebih cepat meninggal karena kekurangan air dari pada kekurangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lebih cepat meninggal karena kekurangan air dari pada kekurangan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Air adalah sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia akan lebih cepat meninggal karena kekurangan air dari pada kekurangan makanan. Di dalam

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2016 Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Dr. Ir. M Basuki Hadimoeljono, MSc

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2016 Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Dr. Ir. M Basuki Hadimoeljono, MSc KATA PENGANTAR Guna menunjang program pemerintah dalam penyediaan infrastruktur perdesaan, Puslitbang Perumahan dan Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan rancangan eksperimental ulang non random atau disebut juga non-randomized

Lebih terperinci

Promotif, Vol.5 No.2, April 2016 Hal PENGARUH JUMLAH KARBON AKTIF PADA FILTER AIR TERHADAP TEKANAN KELUARAN HASIL FILTER

Promotif, Vol.5 No.2, April 2016 Hal PENGARUH JUMLAH KARBON AKTIF PADA FILTER AIR TERHADAP TEKANAN KELUARAN HASIL FILTER PENGARUH JUMLAH KARBON AKTIF PADA FILTER AIR TERHADAP TEKANAN KELUARAN HASIL FILTER 1) Arief Muliawan, 2) Finta Amalinda 1) Sekolah Tinggi Ilmu Teknologi Bontang 2) Bagian Biostatistik Dan kependudukan

Lebih terperinci

Kalau anda punya masalah, pertanyaan, atau saran, silahkan hubungi kami di

Kalau anda punya masalah, pertanyaan, atau saran, silahkan hubungi kami di Petunjuk Pengunaan Saringan Air Nazava Nazava Tulip Siphon Kami ucapkan terima kasih atas kepercayaan anda membeli Saringan Air Nazava. Dengan Saringan Air Nazava anda bisa dapat air minum yang 100% aman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian, Rancangan Penelitian atau Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah Quasi Experiment (eksperimen semu) dengan rancangan penelitian non equivalent control

Lebih terperinci

Metodologi penelitian disusun berdasarkan diagram alir penelitian seperti terlihat

Metodologi penelitian disusun berdasarkan diagram alir penelitian seperti terlihat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Metodologi penelitian disusun berdasarkan diagram alir penelitian seperti terlihat dibawah ini : Ide Studi Penurunan Fe total dan Mn dengan Saringan

Lebih terperinci

METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI

METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI 03-1968-1990 RUANG LINGKUP : Metode pengujian ini mencakup jumlah dan jenis-jenis tanah baik agregat halus maupun agregat kasar. RINGKASAN

Lebih terperinci

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian Penelitian biofiltrasi ini targetnya adalah dapat meningkatkan kualitas air baku IPA Taman Kota Sehingga masuk baku mutu Pergub 582 tahun 1995 golongan B yakni

Lebih terperinci

MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL SPESIFIKASI IPA TIPE CIKAPAYANG

MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL SPESIFIKASI IPA TIPE CIKAPAYANG MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL SPESIFIKASI IPA TIPE CIKAPAYANG MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL SPESIFIKASI IPA TIPE CIKAPAYANG Atang Sarbini, ST.

Lebih terperinci

RANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR. Oleh DEDY BAHAR 5960

RANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR. Oleh DEDY BAHAR 5960 RANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR Oleh DEDY BAHAR 5960 PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 (STM PEMBANGUNAN) TEMANGGUNG PROGRAM STUDY KEAHLIAN TEKNIK KIMIA KOPETENSI KEAHLIAN KIMIA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. JenisPenelitian, Rancangan Penelitian atau Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah quasi experiment (eksperimen semu) dengan rancangan penelitian non randomized pretest-postest

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat sebagian besar. menggunakan air sungai / air sumur untuk kegiatan sehari-hari seperti

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat sebagian besar. menggunakan air sungai / air sumur untuk kegiatan sehari-hari seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat sebagian besar menggunakan air sungai / air sumur untuk kegiatan sehari-hari seperti mencuci, dan mandi. Jenis air yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga tidak akan ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Ada tiga

BAB I PENDAHULUAN. sehingga tidak akan ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Ada tiga 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan utama dalam proses kehidupan di bumi, sehingga tidak akan ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Ada tiga jenis sumber air di bumi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Adapun alat dan bahan yang digunakan didalam penelitian ini adalah sebagai

III. METODOLOGI PENELITIAN. Adapun alat dan bahan yang digunakan didalam penelitian ini adalah sebagai 19 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Penelitian Adapun alat dan bahan yang digunakan didalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pipa PVC 3 Digunakan sebagai tempat atau wadah spesimen

Lebih terperinci

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Ekstraksi Tepung Karaginan Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : 1. Sortasi dan Penimbangan Proses sortasi ini bertujuan untuk memisahkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERCOBAAN

BAB 3 METODE PERCOBAAN BAB 3 METODE PERCOBAAN 3.1 Waktu dan Lokasi Percobaan Sampel air diambil dari danau yang berada di kompleks kampus Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta sebelah selatan Fakultas Pertanian. Pengambilan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air 1. Pengertian air a. Pengertian air minum Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. 8) b. Pengertian air bersih Air bersih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh manusia itu sendiri (Mulia, 2005). fungsi tersebut dengan sempurna. Konsumsi air rata-rata setiap orang adalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh manusia itu sendiri (Mulia, 2005). fungsi tersebut dengan sempurna. Konsumsi air rata-rata setiap orang adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan mahkluk hidup di bumi. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Perencanaan Alat Alat pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi bahan bakar minyak sebagai pengganti minyak bumi. Pada dasarnya sebelum melakukan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Umum Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Beton Fakultas Teknik Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara. Metode campuran beton yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian yang membahas mengenai kualitas air dengan menggunakan metode filtrasi atau dengan mencari parameter kadar lumpur, kadar Fe, dan kadar ph dengan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Material Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam campuran beton dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Agregat halus yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Tahapan dalam simulasi Penelitian ini merupakan kegiatan monitoring pengembanganan digester biogas digunakan. Metode kegiatan yang telah dilakukan yaitu : a. Demontrasi yaitu

Lebih terperinci

TATA CARA PEMANFAATAN AIR HUJAN

TATA CARA PEMANFAATAN AIR HUJAN Lampiran Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 12 Tahun 2009 Tanggal : 15 April 2009 TATA CARA PEMANFAATAN AIR HUJAN I. Pendahuluan Dalam siklus hidrologi, air hujan jatuh ke permukaan bumi,

Lebih terperinci

SNI Standar Nasional Indonesia. Bahan olah karet ICS. Badan Standardisasi Nasional

SNI Standar Nasional Indonesia. Bahan olah karet ICS. Badan Standardisasi Nasional Standar Nasional Indonesia Bahan olah karet ICS Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Standar Nasional Indonesia...i No...4 Parameter...4 No...5 Parameter...5 i Prakata Standar Nasional Indonesia (SNI)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di 26 BAB III METODE PENELITIAN Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di Laboratorium Bahan dan Konstruksi Fakultas Teknik Universitas Lampung. Benda uji dalam penelitian

Lebih terperinci

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di III. TATA LAKSANA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di laboratorium fakultas pertanian UMY. Pengamatan pertumbuhan tanaman bawang merah dan

Lebih terperinci

Pasal 6 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Pasal 6 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PEMANFAATAN AIR HUJAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa air hujan merupakan sumber air yang dapat dimanfaatkan

Lebih terperinci

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 6 PERAWATAN DAN PERMASALAHAN IPAL DOMESTIK

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 6 PERAWATAN DAN PERMASALAHAN IPAL DOMESTIK BAB 6 PERAWATAN DAN PERMASALAHAN IPAL DOMESTIK 59 6.1 Perawatan Yang Perlu Diperhatikan Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC Perawatan unit IPAL yang perlu diperhatikan antara lain : Hindari sampah

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pengujian air sungai, menggunakan alat uji filtrasi buatan dengan media filtrasi pasir kuarsa, zeolit dan arang batok yang dianalisis di Laboraturium Teknik Lingkungan Universitas

Lebih terperinci

Kalau anda punya masalah, pertanyaan, atau saran, silahkan hubungi kami di

Kalau anda punya masalah, pertanyaan, atau saran, silahkan hubungi kami di Petunjuk Pengunaan Saringan Air Nazava Nazava Keran Tanpa Kaki 3 Kami ucapkan terima kasih atas kepercayaan anda membeli Saringan Air Nazava. Dengan Saringan Air Nazava anda bisa dapat air minum yang 100%

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI 3.1 Penelitian Secara Umum

BAB 3 METODOLOGI 3.1 Penelitian Secara Umum BAB 3 METODOLOGI 3.1 Penelitian Secara Umum Dalam bab ini menjelaskan cara penelitian yang dilakukan untuk menaikkan kualitas air hujan dengan batu kapur, baru kapur yang dipanaskan 400 C, karbon aktif

Lebih terperinci

TEKNOLOGI TEPAT GUNA Mentri Negara Riset dan Teknologi

TEKNOLOGI TEPAT GUNA Mentri Negara Riset dan Teknologi TEKNOLOGI TEPAT GUNA Mentri Negara Riset dan Teknologi TTG - PENGELOLAAN AIR DAN SANITASI PENJERNIHAN AIR MENGGUNAKAN ARANG SEKAM PADI I. PENDAHULUAN Kebutuhan akan air bersih di daerah pedesaan dan pinggiran

Lebih terperinci

Kajian Efektivitas Aerator dan Penambahan Kapur serta Slow Sand Filter dalam menurunkan kadar Besi air tanah.

Kajian Efektivitas Aerator dan Penambahan Kapur serta Slow Sand Filter dalam menurunkan kadar Besi air tanah. Kajian Efektivitas Aerator dan Penambahan Kapur serta Slow Sand Filter dalam menurunkan kadar Besi air tanah. Oleh Bambang Prayitno NRP. 3309201008. Latar belakang. Kebutuhan sehari-hari air minum penduduk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN BAB IV HASIL & PEMBAHASAN A. Hasil Pengujian Sampel Hasil pengujian sampel air yang berasal dari tandon Masjid K. H. Ahmad Dahlan UMY yang dilakukan oleh BBTKLPP Yogyakarta adalah sebagai berikut : Parameter

Lebih terperinci

DRUM AIR CARA KERANGKA KAWAT (KAPASITAS 300 LITER)

DRUM AIR CARA KERANGKA KAWAT (KAPASITAS 300 LITER) DRUM AIR CARA KERANGKA KAWAT (KAPASITAS 300 LITER) 1. PENDAHULUAN Untuk daerah tropis seperti Indonesia, sebuah keluarga akan membutuhan puluhan liter air bersih per hari untuk minum, membasuh mulut, mencuci,

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM MATERIAL KONSTRUKSI

MODUL PRAKTIKUM MATERIAL KONSTRUKSI MODUL PRAKTIKUM MATERIAL KONSTRUKSI FERDINAND FASSA, S.T., M.T. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA 2016 1 I. PEMERIKSAAN KANDUNGAN LUMPUR DALAM PASIR A. Pendahuluan Pasir adalah butiran butiran mineral yang

Lebih terperinci

1. Ketentuan Pasal 1 ditambahkan 2 (dua) angka yakni angka 5 dan angka 6, sehingga Pasal 1 berbunyi sebagai berikut:

1. Ketentuan Pasal 1 ditambahkan 2 (dua) angka yakni angka 5 dan angka 6, sehingga Pasal 1 berbunyi sebagai berikut: - 2 - c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika tentang Perubahan atas Peraturan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pengujian air sungai, menggunakan alat uji filtrasi buatan dengan media filtrasi pasir, zeolit dan arang yang dianalisis di laboraturium rekayasa lingkungan UMY, pengujian

Lebih terperinci

BAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK

BAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK BAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK 286 12.1 PENDAHULUAN 12.1.1 Permasalahan Masalah pencemaran lingkungan di kota besar misalnya di Jakarta, telah

Lebih terperinci

PENGOLAHAN AIR SUNGAI/GAMBUT SEDERHANA

PENGOLAHAN AIR SUNGAI/GAMBUT SEDERHANA PENGOLAHAN AIR SUNGAI/GAMBUT SEDERHANA Oleh Kelompok Teknologi Pengelolaan Air Bersih dan Limbah Cair Direktorat Teknologi Lingkungan, Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi, Material dan Lingkungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Air merupakan kebutuhan vital makhluk hidup. Tanpa adanya air, metabolisme dalam tubuh makhluk hidup tidak dapat berjalan dengan sempurna. Manusia membutuhkan air, terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup lebih dari 4 5 hari tanpa minum air dan sekitar tiga perempat bagian tubuh

BAB I PENDAHULUAN. hidup lebih dari 4 5 hari tanpa minum air dan sekitar tiga perempat bagian tubuh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia di bumi, air sangat penting bagi pemeliharaan bentuk kehidupan. Tidak seorang pun dapat bertahan hidup lebih dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itu air berperan penting dalam berlangsungnya sebuah kehidupan. Air

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itu air berperan penting dalam berlangsungnya sebuah kehidupan. Air BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air adalah salah satu elemen atau unsur yang berdiri sebagai pemegang tonggak kehidupan makhluk hidup, seperti manusia, hewan, dan tumbuhan, oleh karena itu air berperan

Lebih terperinci

Cara Membuat Alat Untuk Membakar Sekam Padi (Cerobong)

Cara Membuat Alat Untuk Membakar Sekam Padi (Cerobong) Arang sekam padi memiliki banyak kegunaan baik di dunia pertanian maupun untuk kebutuhan industri. Para petani memanfaatkan arang sekam sebagai penggembur tanah. Arang sekam dibuat dari pembakaran tak

Lebih terperinci

Kajian Pengolahan Air Gambut Dengan Upflow Anaerobic Filter dan Slow Sand Filter. Oleh: Iva Rustanti Eri /

Kajian Pengolahan Air Gambut Dengan Upflow Anaerobic Filter dan Slow Sand Filter. Oleh: Iva Rustanti Eri / Kajian Pengolahan Air Gambut Dengan Upflow Anaerobic Filter dan Slow Sand Filter Oleh: Iva Rustanti Eri / 3307201001 Senyawa Dominan Air Gambut Tujuan Penelitian Melakukan kajian terhadap: 1. kondisi lingkungan

Lebih terperinci

dengan kemiringan yang cukup landai yaitu 2 % dan untuk panjang aliran permukaan

dengan kemiringan yang cukup landai yaitu 2 % dan untuk panjang aliran permukaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kampus Terpadu Universitas Islam Indonesia beratempat di Jalan Kaliurang Km. 14,4 Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Jogyakarta Kawasan kampus terpadu berada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transportasi baik di sungai maupun di laut. Air juga dipergunakan untuk. meningkatkan kualitas hidup manusia (Arya W., 2001).

BAB I PENDAHULUAN. transportasi baik di sungai maupun di laut. Air juga dipergunakan untuk. meningkatkan kualitas hidup manusia (Arya W., 2001). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia di bumi ini. Sesuai dengan kegunaannya, air dipakai sebagai air minum, mandi, mencuci, sanitasi, transportasi

Lebih terperinci

Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia.

Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia. Karena itu jika kebutuhan akan air tersebut belum tercukupi maka akan memberikan dampak yang sangat

Lebih terperinci

UJI & ANALISIS AIR SEDERHANA

UJI & ANALISIS AIR SEDERHANA MODUL: UJI & ANALISIS AIR SEDERHANA I. DESKRIPSI SINGKAT A ir dan kesehatan merupakan dua hal yang saling berhubungan. Kualitas air yang dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memenuhi syarat kesehatan. Kualitas air dapat ditinjau dari segi fisika,

BAB I PENDAHULUAN. yang memenuhi syarat kesehatan. Kualitas air dapat ditinjau dari segi fisika, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan salah satu komponen pembentuk lingkungan sehingga tersedianya air yang berkualitas mengindikasikan lingkungan yang baik. Bagi manusia, air berperan dalam

Lebih terperinci

menumnkan konsentrasi besi total dan mangan. Serta untuk mengetahui

menumnkan konsentrasi besi total dan mangan. Serta untuk mengetahui BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian untuk pengukuran parameter besi total dan mangan adalah: a. Dusun Salakan, Desa Bangunharjo, Bantul. Mempakan tempat untuk survei dan

Lebih terperinci

BAB 3 INSTRUKSI KERJA (IK)

BAB 3 INSTRUKSI KERJA (IK) BAB 3 INSTRUKSI KERJA (IK) 3.1. Start-Up IPAL Sebelum IPAL dioperasikan seluruh peralatan mekanik dan elektrik harus dipastikan dalam keadaan berjalan dengan baik dan siap untuk dioerasikan. Peralatan-peralatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan, baik itu kehidupan manusia maupun kehidupan binatang dan tumbuh-tumbuhan. Air adalah merupakan bahan yang sangat vital

Lebih terperinci

TEKNIK PENYEDIAAN AIR MINUM TL 3105 SLIDE 04. Yuniati, PhD

TEKNIK PENYEDIAAN AIR MINUM TL 3105 SLIDE 04. Yuniati, PhD TEKNIK PENYEDIAAN AIR MINUM TL 3105 SLIDE 04 Yuniati, PhD KOMPONEN SPAM Materi yang akan dibahas : 1.Komponen SPAM 2.Air baku dan bangunan intake KOMPONEN SPAM Sumber air baku Pipa transimisi IPAM Reservoar

Lebih terperinci

T E M P E 1. PENDAHULUAN

T E M P E 1. PENDAHULUAN T E M P E 1. PENDAHULUAN Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang sangat

Lebih terperinci

SNI Standar Nasional Indonesia. Lada hitam. Badan Standardisasi Nasional ICS

SNI Standar Nasional Indonesia. Lada hitam. Badan Standardisasi Nasional ICS SNI 01-0005-1995 Standar Nasional Indonesia Lada hitam ICS Badan Standardisasi Nasional i SNI 01 0005-1995 Daftar Isi 1. Ruang lingkup... 2 2. Acuan Normatif... 2 3. Istilah dan definisi... 2 4. Klasifikasi/penggolongan...

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi penelitian

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi penelitian BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi penelitian Penelitian dilakukan di kawasan rawan bencana (KRB) Gunung Merapi di DAS Pabelan. Pemilihan lokasi DAS Pabelan karena merupakan salah satu jalur yang terkena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mau tidak mau menambah pengotoran atau pencemaran air (Sutrisno dan

BAB I PENDAHULUAN. yang mau tidak mau menambah pengotoran atau pencemaran air (Sutrisno dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Dengan perkembangan peradaban serta semakin bertambahnya jumlah penduduk di dunia,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. menguji kadar air nilam dengan metode Bindwell-Sterling

III. METODOLOGI. menguji kadar air nilam dengan metode Bindwell-Sterling III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Nilam kering yang berasal dari Kabupaten Kuningan. Nilam segar yang terdiri dari bagian daun dan batang tanaman

Lebih terperinci

DESAIN PROTOTIPE INSTALASI KOAGULASI DAN KOLAM FAKULTATIF UNTUK PENGOLAHAN AIR LINDI (STUDI KASUS TPA BAKUNG BANDAR LAMPUNG)

DESAIN PROTOTIPE INSTALASI KOAGULASI DAN KOLAM FAKULTATIF UNTUK PENGOLAHAN AIR LINDI (STUDI KASUS TPA BAKUNG BANDAR LAMPUNG) DESAIN PROTOTIPE INSTALASI KOAGULASI DAN KOLAM FAKULTATIF UNTUK PENGOLAHAN AIR LINDI (STUDI KASUS TPA BAKUNG BANDAR LAMPUNG) Ahmad Herison 1 Abstrak Air lindi adalah cairan yang timbul sebagai limbah akibat

Lebih terperinci