PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA MELALUI METODEPEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA MELALUI METODEPEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE"

Transkripsi

1 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA MELALUI METODEPEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS VIII B DI SMP NEGERI 1 SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagai Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: YOGA ADHI BASKORO PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO 2016 i

2

3

4 MOTO DAN PERSEMBAHAN MOTO : 1. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.(qsal-insyiraah: 005). 2. Mengangkat kepala tegak adalahp enawar kegagalanp aling mujarab. (John Savique Capone). 3. Visi tanpa tindakan adalah lamunan. Tindakan tanpa visi adalah mimpi buruk. (Peribahasa Jepang). 4. Jika anda tak pernah memutuskan berhenti, anda tak akan pernah terkalahkan. (Ted Tuner). PERSEMBAHAN : Skripsi ini penulis persembahkan kepada : 1. Ayahku Nurohman dan Ibuku Siti Fatimahyang sangat aku cintai, terima kasih atas cinta, doa, serta dukungan baik secara moral maupun material, sehingga memotivasi untuk terselesaikannya skripsi ini. 2. Kakakku, Mas Taufan Wahyu Wijanarko dan adikku, Ilham Setya Darmawan yang aku sayangi, yang selalu mendoakan, mendukung, dan menanti keberhasilanku. 3. Untuk yang pernah mengisi hatiku selama aku kuliah di Universitas Muhammadiyah Purworejo. iv

5

6 PRAKATA Alhamdulillahirobbil alamin, penulis panjatkan kehadirat Allah Swt.yang telah melimpahkan rahmat, berkah, serta hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Peningkatkan Keterampilan Menyimak Cerita Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif TipeThink Pair Share (TPS) Pada Siswa Kelas VIII B Di SMP Negri 1 Susukan Kabupaten Banjarnegara Tahun Ajaran 2014/2015. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, serta motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo, yang telah memberi kesempatan kepada kami untuk menuntut ilmu di Universitas Muhammadiyah Purworejo. 2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo, yang telah memberikan izin penelitian. 3. Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo. 4. Bapak Drs. H. Bagiya, M. Hum selaku pembimbing I serta Ibu Umi Faizah, M. Pd selaku pembimbing II yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. Semoga segala kebaikan dan dukungan yang diberikan kepada penulis mendapatkan balasan berlimpah dari Allah Swt. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan wawasan dan vi

7 pengetahuan penulis serta bermanfaat bagi rekan-rekan mahasiswa maupun pihak yang membutuhkannya. Penulis Yoga Adhi Baskoro vii

8 ABSTRAK Yoga Adhi Baskoro. Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita dengan Metode Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada Siswa Kelas VIII B di SMP Negeri 1 Susukan Kabupaten Banjarnegara Periode Ajaran 2014/2015. Skripsi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Purworejo Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) keterampilan menyimak cerita Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 1 Susukan Kabupaten Banjarnegara tahun ajaran 2014/2015, (2) pengaruh penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dalam peningkatkan keterampilan menyimak cerita pada Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 1 Susukan Kabupaten Banjarnegara tahun 2014/2015., dan (3) pengaruh positif dan signifikan penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dalam peningkatkan keterampilan menyimak cerita pada Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 1 Susukan Kabupaten Banjarnegara tahun 2014/2015. Subjek penelitian ini adalah kelas VIII yang keseluruhan kelasnya berjumlah dua kelas. Dalam penelitian ini digunakan desain penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam dua tahap, yaitu Siklus I dan Siklus II. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Susukan Kabupaten Banjarnegara. Dalam pengumpulan data penelitian ini digunakan teknik tes dan nontes. Instrumen berupa tes dan lembar pengamatan. Dalam analisis data penelitian ini menggunakan teknik analisis statistik. Dalam penyajian data penelitian ini digunakan penyajian informal maupun formal. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan: (1) keterampilan menyimak cerita pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Susukan Kabupaten Banjarnegara tahun 2014/2015 memiliki tingkat kemampuan masih rendah. Beberapa masalah yang dihadapi dalam kegiatan belajar mengajar, salah satunya yaitu kesulitan siswa dalam menerima maupun menguasai materi menyimak cerita, (2) adanya penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dalam peningkatkan keterampilan menyimak cerita pada Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 1 Susukan Kabupaten Banjarnegara tahun 2014/2015 mengalami pengaruh yang baik, yaitu: (1) pada tahap prasiklus nilai rata-rata yaitu 13 siswa mendapat nilai di atas KKM atau 38.23%. Pada tindakan siklus I terjadi peningkatan dibandingkan prasiklus. Pada siklus perolehan nilai siswa pada kompetensi dasar Menyimak Cerita cukup baik. Dari 34 siswa kelas VIII B yang mendapatkan nilai di atas KKM sejumlah 20 siswa dengan ketuntasan 58.82% dengan nilai rata-rata dan (2) pada siklus II, perolehan nilai siswa meningkat dari siklus sebelumnya. Jika pada siklus I jumlah siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM hanya 20 siswa, pada siklus II jumlah siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM sebanyak 28 siswa dengan ketuntasan 82.35% dengan nilai rata-rata 82.70, dan (3) dengan penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dalam peningkatkan keterampilan menyimak cerita pada Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 1 Susukan Kabupaten Banjarnegara tahun 2014/2015 terdapat pengaruh positif dan signifikan. Dikatakan positif, sebab pada prasiklus, siklus pertama dan kedua, penggunaan metode ini selalu memberikan peningkatan nilai. Kata Kunci : Peningkatan kemampuan menyimak cerita, Think Pair Share (TPS). viii

9 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN...iii HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN... iv PERNYATAAN...v PRAKATA... vi ABSTRAK... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...1 B. Identifikasi Masalah...4 C. Batasan Masalah...4 D. Rumusan Masalah...4 E. Tujuan Penelitian...5 F. Manfaat Penelitian...6 G. Sistematika Penulisan...6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA,KAJIAN TEORETIS,DAN RUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka...8 B. Kajian Teoretis C. Hipotesis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian B. Subjek Penelitian C. Data dan Sumber Data D. Teknik Pengumpulan Data E. Prosedur Penelitian BAB IV PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. DeskripsiKondisi Awal (Pre-Test) B. Deskripsi Siklus I C. Deskripsi Siklus II ix

10 D. Perbandingan Pre-Test, Post-Test Siklus I, dan Post-Test Siklus II E. Pembahasan Hasil Penelitian BAB V PENUTUP A. Simpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN x

11 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Hasil Pre-test Tabel 2. Hasil Post-test (Siklus I) Tabel 3. Hasil Post-test (Siklus II) Tabel 4. Perbandingan Pre-test, Siklus I, dan Siklus II xi

12 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Tahap Penelitian Tindakan Kelas Gambar 2. Nilai Rata-Rata Pre-test, Siklus I, dan Siklus II Gambar 3. Kriteria Ketuntasan Minimal xii

13 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Siswa Lampiran 2. SK Penetapan Dosen Pembimbing, Surat Ijin Penelitian, Surat Ket. Telah Melakukan Penelitian Lampiran 3. RPP Lampiran 4. Nilai Sikap Lampiran 5 Nilai Akademik Pre-Test Lampiran 6 Nilai Akademik Post-Test (Siklus I) Lampiran 7 Nilai Akademik Post-Test (Siklus II) Lampiran 8 Nilai Perbandingan Pre-Test, Siklus I, Siklus II Lampiran 9 Lembar Jawab Lampiran 10 Tabel Pengamatan Kegiatan Lampiran 11 Dokumentasi Kegiatan Lampiran 12 Cerpen Tempat yang Bersih dan Lampunya Terang Lampiran 13 Cerpen Kacamata Persahabatan Lampiran 14 Warung Sayur di Dekat Rumahku Lampiran 15 Kartu Bimbingan Skripsi xiii

14 BAB I PENDAHULUAN Pada bagian ini penulis memaparkan enam poin yang berisi Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan. A. Latar Belakang Masalah Kegiatan menyimak adalah salah satu kegiatan yang memiliki tujuan untuk memperoleh informasi. Sering kali orang beranggapan bahwa orang yang sedikit memperoleh informasi maka sedikit pula wawasannya. Hal tersebut memang benar, salah satu kegiatan memperoleh informasi yaitu dengan menyimak, seperti dalam kehidupan sehari-hari menyimak juga terjadi pada saat kita bercakap-cakap dengan teman. Selain itu, dalam kegiatan belajar mengajar juga terdapat kegiatan menyimak. Telah diketahui bahwa keterampilan berbahasa terdiri dari empat segi yang secara keseluruhan saling berkaitan dan saling mempengaruhi. Hal tersebut menuntut peserta didik untuk memiliki keterampilan menyimak yang baik. Tarigan (1994:2) mengatakan Keterampilan berbahasa tersebut mencakup empat segi yaitu menyimak (listening), berbicara (speaking), membaca (reading), dan menulis (writing). Menyimak adalah keterampilan berbahasa yang pertama yang dikuasai oleh manusia dan merupakan dasar dalam keterampilan berbahasa yang lain. Pada dasarnya manusia belajar bahasa berawal dari menyimak, kemudian berbicara, dan diikuti membaca dan menulis. Kemampuan menguasai keterampilan menyimak 1

15 2 sangat berpengaruh terhadap kemampuan penguasaan keterampilan berbahasa yang lain. Hal tersebut dibuktikan bahwa dalam proses menyimak seseorang dapat menguasai kata dan kalimat yang pastinya sangat membantu seseorang dalam berbicara, membaca, maupun menulis. Hampir setiap pembelajaran baik belajar berbicara, membaca, maupun menulis selalu disampaikan melalui bahasa lisan. Kenyataan itu menunjukkan bahwa menyimak sangat menunjang keterampilan berbicara, membaca, dan menulis. Ada banyak faktor yang mempengaruhi menurunnya kemampuan menyimak siswa, antara lain kurangnya perhatian siswa, kurang antusias dengan proses pembelajaran, guru yang kurang kreatif dalam menyampaikan materi pembelajaran, waktu yang terbatas, suasana belajar yang tidak kondusif, serta sarana dan lingkungan yang tidak mendukung. Metode pembelajaran juga sangat berperan penting dalam proses peningkatan pembelajaran. Keterampilan menyimak juga telah diajarkan di SMP Negeri 1 Susukan. Terkait dengan pembelajaran menyimak, menurut hasil wawancara dan pengamatan peneliti bahwa keterampilan menyimak cerita siswa kelas VIII B masih rendah. Masalah tersebut semakin nampak setelah peneliti mendapat kesempatan untuk mengajar di SMP Negeri 1 Susukan. Bermula dari hal tersebut peneliti memahami beberapa masalah yang dihadapi dalam kegiatan belajar mengajar, salah satunya yaitu kesulitan siswa dalam menerima maupun menguasai materi menyimak cerita. Hal tersebut di atas yang akhirnya mendorong peneliti untuk mengangkat permasalahan menyimak tersebut untuk diteliti. Di SMP Negeri 1 Susukan, Kriteria Ketuntasan

16 3 Minimal (KKM) untuk materi Menyimak Cerita yaitu 68, sementara nilai rata-rata keterampilan Menyimak Cerita siswa kelas VIII B masih di bawah KKM yaitu 60,65. Rendahnya prestasi belajar siswa ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang selama ini dilakukan kurang berhasil. Kendala yang menyebabkan kurang berhasilnya pembelajaran tersebut yaitu karena pembelajarannya yang masih monoton, sehingga siswa kurang memahami keterampilan menyimak dan kurang termotivasi untuk belajar. Peneliti menyimpulkan bahwa penggunaan metode pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran Menyimak Cerita diharapkan mampu membangkitkan minat siswa untuk belajar dan mempermudah siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru. Dalam Silabus Bahasa Indonesia SMP Semester 2, terdapat standar kompetensi mendengarkan yaitu memahami unsure instrinsik novel remaja. Dalam karya fiksi dapat berupa novel, dongeng, cerita, dan film. Penyampaian cerita yang mengandung nilai-nilai positif dalam pembelajaran, diharapkan mampu memberikan manfaat bagi siswa, untuk itu dibutuhkan strategi pembelajaran yang dapat memudahkan siswa dalam menyimak. Melihat kemampuan siswa terhadap materi kemampuan menyimak cerita yang masih rendah, maka dalam penelitian ini peneliti memilih model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). Dengan model pembelajaran ini siswa menempati posisi yang sangat dominan dalam proses pembelajaran, dimana siswa dituntut untuk berfikir, berpasangan, dan berbagi dengan teman satu kelasnya. Dengan pemilihan model ini diharapkan pembelajaran yang

17 4 terjadi nanti dapat lebih bermakna dan member kesan yang kuat pada siswa sehingga siswa akan lebih cepat memahami materi. Berdasarkan pemikiran di atas, peneliti melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul Peningkatan Keterampilanan Menyimak Cerita dengan Metode Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada Siswa Kelas VIII B di SMP Negeri 1 Susukan Kabupaten Banjarnegara 2014/2015. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, penulis dapat mengidentifikasi masalah yang ada, yaitu metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dapat peningkatkan keterampilan menyimak cerita pada siswa kelas VIII B di SMP Negeri 1 Susukan Kabupaten Banjarnegara tahun 2014/2015. C. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka penelitian hanya terbatas pada metode pembelajaran kooperatiftipe Think Pair Share (TPS) pada siswa kelas VIII B di SMP Negeri 1 Susukan Kabupaten Banjarnegara tahun 2014/2015. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar balakang dan batasan masalah di atas maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah keterampilan menyimak cerita pada siswa kelas VIII B di SMP Negeri 1 Susukan Kabupaten Banjarnegara tahun 2014/2015?

18 5 2. Adakah pengaruh penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dalam peningkatkan keterampilan menyimak cerita pada Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 1 Susukan Kabupaten Banjarnegara tahun 2014/2015? 3. Adakah pengaruh positif dan signifikan penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dalam peningkatkan keterampilan menyimak cerita pada Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 1 Susukan Kabupaten Banjarnegara tahun 2014/2015? E. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mendeskripsikan : 1. Keterampilan menyimak cerita Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 1 Susukan Kabupaten Banjarnegara tahun 2014/ Pengaruh penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dalam peningkatkan keterampilan menyimak cerita pada Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 1 Susukan Kabupaten Banjarnegara tahun 2014/ Pengaruh positif dan signifikan penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dalam peningkatkan keterampilann menyimak cerita pada Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 1 Susukan Kabupaten Banjarnegara tahun 2014/2015.

19 6 F. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini dikemukakan secara teoretis dan manfaat secara praktis. 1. Manfaat Teoretis bagi Keilmuan Manfaat secara teoretis bagi keilmuan yaitu memberkan kontribusi kepada siswa tentang bagaimana cara peningkatkan kemampuannya dalam menyimak cerita melalui metode Think Pair Share (TPS), selain itu juga memberikan kontribusi kepada seluruh guru mata pelajaran Bahasa Indonesia tentang bagaimana meningkatkan kemampuan menyimak cerita melalui metode Think Pair Share (TPS). 2. Manfaat Praktis bagi Peneliti a. Sebagai pedoman bagi peneliti dalam melaksanakan pembelajaran kompetensi dasar menyimak cerita. b. Sebagai acuan bagi guru untuk menciptakan kegiatan belajar dan mengajar yang menarik dan tidak membosankan. c. Menambah pengetahuan dalam materi menyimak cerita. d. Meningkatkan minat siswa dalam materi menyimak cerita. e. Sebagai acuan untuk membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajar menyimak cerita. G. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN Pada bagian ini penulis memaparkan enam poin yang berisi Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Batasan

20 7 Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan. BAB II : KAJIAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA, DAN RUMUSAN HIPOTESIS Pada bagian ini penulis memaparkan Kajian Teori, Tinjauan Pustaka, dan Rumusan Hipotesis. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Pada bagian Metodologi Penelitian penulis memaparkan Setting Penelitian, Subjek Penelitian, Data dan Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, dan Prosedur Penelitian. BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini penulis memaparkan Deskripsi Data, Analisis Data, dan Pembahasan Hasil Penelitian. BAB V : PENUTUP Pada bagian Penutup penulis menutup penelitian ini dengan Kesimpulan yang mengacu kepada isi penelitian, serta menuliskan Saran untuk seluruh pihak terkait.

21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KAJIAN TEORETIS, DAN RUMUSAN HIPOTESIS Pada bagian ini penulis memaparkan tiga poin yang berisi Tinjauan Pustaka, Kajian Teoretis, dan Rumusan Hipotesis. A. Tinjauan Pustaka Penelitian tindakan kelas saat ini berkembang begitu pesat. Untuk materi Bahasa Indonesia sendiri banyak penelitian yang mengangkat judul upaya peningkatan keterampilan menyimak. Telah diketahui bahwa keterampilan menyimak yang dimiliki setiap orang akan sangat bermanfaat dalam kehidupan. Oleh karena itu penelitian ini masih menarik untuk diteliti. Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu meninjau penelitian sebelumnya. Peninjauan pada penelitian lain dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam penelitian ini. Peninjauan pada penelitian yang lain sangat penting dilakukan untuk mengetahui relevansi antara penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan datang. Penelitian menggunakan media telah dilakukan sebelumnya, penelitian tersebut antara lain: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Ika Mardiana Rahayu (2009) Dengan judul Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyimak Cerita Pendek Bahasa Jawa (Cerkak) Melalui Media Rekaman pada Siswa Kelas VIII SMPN 2 Kroya Kabupaten Cilacap. 8

22 9 Hal tersebut menunjukkan hasil yang serupa yaitu peningkatan hasil tes. Dari hasil penelitian diperoleh data hasil nilai rata-rata pratindakan 59,90, pada siklus I rata-rata 63,88, dan siklus II 69,90. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Ika Mardiana Rahayu tersebut di atas yaitu pada upaya penulis untuk meningkatkan kemampuan menyimak cerita pada siswa. Sedangkan perbedaan penelitian terletak pada media yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan menyimak cerita, pada penelitian ini yaitu menggunakan media TPS (Think Pair Share) sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Ika Mardiana Rahayu media yang digunakan adalah melalui media rekaman. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Wahyuni (2010) Dengan judul Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyimak Cerita melalui Media Audio Visual Siswa Kelas VIII C SMP Sokaraja. Hasil tersebut mununjukkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan menyimak setelah diterapkan pembelajaran dengan berbagai teknik dan media. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri Wahyuni tersebut di atas yaitu pada upaya penulis untuk meningkatkan kemampuan menyimak cerita pada siswa. Sedangkan perbedaan penelitian terletak pada media yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan menyimak cerita, pada penelitian ini yaitu menggunakan media TPS (Think Pair Share) sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Ika Mardiana Rahayu media yang digunakan adalah melalui media audio visual.

23 10 Berdasarkan tinjauan pustaka tersebut di atas, penelitian terhadap keterampilan menyimak masih perlu untuk dilakukan. Penelitian ini mempunyai kedudukan sebagai pelengkap terhadap penelitian sebelumnya. Dalam penelitian ini peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif, sehingga yang membedakan dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan menyimak, yaitu metode Think Pair Share (TPS). B. Kajian Teoretis Berkaitan dengan pembahasan usulan skripsi yang berjudul Peningkatkan Keterampilan Menyimak Cerita melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) pada Siswa Kelas VIII B di SMP Negeri 1 Susukan Kabupaten Banjarnegara 2014/2015, peneliti menggunakan sejumlah rujukan sebagai bahan referensi. Referensi tersebut meliputi: 1. Menyimak Menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa di antara empat keterampilan bahasa lain seperti menulis, membaca, dan berbicara. Kegiatan menyimak ini berperan penting dalam pengembangan kemampuan berbahasa seseorang terutama para siswa. Pembelajaran menyimak pada dasarnya bukan hanya merupakan penyajian materi dengan mendengarkan segala sesuatu informasi, melainkan ada proses pemahaman yang harus dikembangkan.

24 11 a. Pengertian Menyimak Pengertian menyimak dipaparkan oleh Tarigan, yang menjelaskan bahwa menyimak merupakan suatu proses kegiatan mendengarkan lambanglambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apersepsi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Seseorang dapat melakukan kegiatan menyimak melalui bunyi bahasa atau lambang-lambang lisan yang didengar. Kegiatan menyimak dilakukan manusia apabila ada penutur dan lawan tutur (Tarigan, 1994:28). Hermawan (2012:30) menyatakan bahwa pengertian menyimak adalah merupakan sebuah keterampilan yang kompleks yang memerlukan ketajaman perhatian, konsentrasi, sikap mental yang aktif, dan kecerdasan dalam mengasimilasi serta menerapkan setiap gagasan. Keterangan tersebut menunjukkan bahwa menyimak tidak hanya mendengar bunyi-bunyi bahasa dan lambang-lambang lisan. Menyimak juga menuntut seorang penyimak mendengarkan dengan pemahaman sehingga pesan atau maksud yang disampaikan oleh pembicara dapat ditangkap secara baik dan benar, untuk itu diperlukan perhatian dari seorang penyimak. Menyimak mempunyai makna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian, serta apresiasi. Tarigan (1994:2-3) mendeskripsikan bahwa keterampilan bahasa mencakup empat segi yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak merupakan keterampilan berbahasa awal yang dikuasai manusia.

25 12 Keterampilan menyimak sebagai dasar bagi keterampilan berbahasa lain. Pada awal kehidupan manusia lebih dulu belajar menyimak, setelah itu berbicara, kemudian membaca, dan menulis. Penguasaan keterampilan menyimak akan berpengaruh pada keterampilan bahasa lain, khususnya keterampilan berbicara. Meningkatkan keterampilan menyimak berarti pula membantu meningkatkan kualitas berbicara seseorang. Keterampilan menyimak sangatlah berarti bagi seseorang, terutama yang berkaitan dengan profesinya dan bagi siswa. Keterampilan menyimak juga dapat menentukan keberhasilan dalam belajarnya. Menyimak merupakan awal dari manusia memperoleh bahasa. Di lingkungan keluarga, sekolah, maupun di masyarakat diperlukan keterampilan menyimak sebagai sarana berinteraksi dan berkomunikasi. Seorang penyimak tidak hanya mengerti, namun juga menyusun penafsiran dan juga berusaha melakukan apa yang dimaksudkan oleh pembicara itu. Russell & Russell menyatakan bahwa menyimak bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi (Tarigan, 1994:28). Hal tersebut juga diungkapkan oleh Anderson, yakni menyimak merupakan proses besar mendengarkan, mengenal serta menginterpretasikan lambang-lambang lisan (Tarigan, 1994:28). Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa menyimak adalah proses mendengarkan dengan penuh penghayatan untukmemahami maksud serta menangkap informasi.

26 13 b. Tujuan Menyimak Tujuan menyimak dikemukakan oleh Logan, antara lain sebagai berikut: 1) menyimak bertujuan agar penyimak memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara. 2) menyimak untuk menikmati keindahan audial dari materi yang diujarkan atau yang diperdengarkan atau dipagelarkan (terutama dalam bidang seni). 3) menyimak untuk mengevaluasi agar si penyimak dapat menilai apa-apa yang dia simak itu (baik-buruk, indah-jelek, logis-tidak logis, dan lainlain). 4) menyimak untuk mengapresiasi materi simakan agar si penyimak dapat menikmati serta menghargai apa-apa yang disimak (pembacaan cerita, pembacaan puisi, musik dan lagu, dialog, diskusi panel, perdebatan). 5) menyimak agar si penyimak dapat mengkomunikasikan ide-ide, gagasan, maupun perasaan-perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat. 6) menyimak untuk dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat, mana bunyi yang membedakan arti (distingtit) mana bunyi tidak membedakan arti. Biasanya ini terlihat nyata pada seseorang yang sedang belajar bahasa asing yang asyik mendengarkan ujaran pembicara asli. 7) menyimak untuk memecahkan masalah secara kreatif dan analitis, sebab dari sang pembicara, penyimak mungkin memperoleh banyak masukkan berharga.

27 14 8) menyimak untuk dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yangselama ini diragukan, dengan perkataan lain menyimak secara persuasif (Tarigan, 1994:56). Secara keseluruhan tujuan utama menyimak adalah untuk menangkap, memahami atau menghayati pesan, ide, gagasan yang tersirat pada bahan simakan. Hal tersebut dapat diperoleh melalui media baik secara langsung maupun tidak langsung. Pembelajaran menyimak cerita dalam penelitian ini memiliki tujuan agar siswa dapat belajar memperoleh nilai-nilai yang terkandung dari dalam cerita yang disimak. c. Tahap-Tahap Menyimak Logan mengemukakan bahwa tahap-tahap menyimak meliputi: 1) Tahap Mendengar Tahap mendengar merupakan tahap awal dalam menyimak. Dalam tahap ini kita hanya mendengar segala sesuatu yang dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran atau dalam pembicaraannya, sehingga kita masih berada dalam tahap hearing. Dalam tahap ini kita masih belum memahami maksud yang dikemukakan pembicara. 2) Tahap Memahami Usai kita mendengar maka ada keinginan bagi kita untuk mengerti atau memahami dengan baik isi pembicaraan yang disampaikan oleh sang pembicara. Maka dari itu, tahap selanjutnya adalah tahap understanding. Tahap memahami yaitu tahap dimana penyimak mengulas makna atau maksud yang disampaikan oleh pembaca.

28 15 3) Tahap Menginterpretasi Seorang penyimak yang baik, cermat dan teliti belum puas kalau hanya mendengar dan memahami isi ujaran sang pembicara. Seseorang tersebut ingin menafsirkan atau menginterpretasikan isi, butirbutir pendapat yang terdapat dan tersirat dalam ujaran itu. Dengan demikian sang penyimak telah tiba pada tahap interpreting. 4) Tahap Mengevaluasi Setelah penyimak, memahami, serta dapat menafsirkan atau menginterpretasikan isi pembicaraan, penyimak mulai menilai dan mengevaluasi pendapat serta gagasan pembicara, dimana letak keunggulan dan kelemahan, serta kebaikan dan kekurangan pembicara. Dengan demikian, dia sudah sampai pada tahap evaluating. 5) Tahap Menanggapi Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam kegiatan menyimak. Penyimak menyambut, mencamkan, menyerap, serta menerima gagasan atau ide yang dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran atau pembicaraannya, maka penyimak sampai pada tahap menanggapi. Penyimak dalam mendapatkan bahan simakan harus melakukan tahapan menyimak. Jika tahapan itu dilakukan dengan sungguh-sungguh maka akan didapatkan bahan simakan yang baik. Dalam penelitian ini tahapan menyimak yang digunakan yaitu tahapan mendengar, memahami, menginterpretasi, mengevaluasi, dan menanggapi (Tarigan, 1994:58-58).

29 16 d. Jenis-Jenis Menyimak Menyimak memiliki jenis yang dapat diklasifikasikan. Klasifikasi menyimak dijelaskan oleh Tarigan, yaitu sebagai berikut : 1) Menyimak Ekstensif Menyimak ekstensif merupakan kegiatan menyimak yang berhubungan dengan hal-hal yang bersifat umum dan bebas terhadap suatu bahasa. Dalam prosesnya di sekolah tidak perlu langsung di bawah bimbingan guru. Dalam pelaksanaannya siswa tidak terlalu dituntut untuk memahami isi bahan simakan. Bahan simakan perlu dipahami secara sepintas, umum, garis besarnya saja atau butir-butir yang penting saja. Jenis menyimak ekstensif dapat dibagi empat yaitu: a) Menyimak Sekunder Menyimak sekunder adalah sejenis mendengar secara kebetulan, maksudnya menyimak dilakukan sambil mengerjakan sesuatu. Dalam menyimak sekunder penyimak tidak hanya melakukan kegiatan menyimak, tetapi juga sambil melakukan aktivitas yang lain, sehingga penyimak dapat melakukan dua kegiatan sekaligus. b) Menyimak Estetik Menyimak estetik yaitu penyimak duduk terpaku menikmati suatu pertunjukkan, misalnya lakon drama, cerita, dongeng baik secara langsung maupun melalui radio. Secara imajinatif penyimak ikut mengalami dan merasakan karakter dari setiap pelaku.

30 17 c) Menyimak Pasif Menyimak pasif merupakan penyerapan suatu ujaran tanpa upaya sadar yang biasanya ditandai dengan upaya penyimak pada saat belajar dengan tidak teliti, tergesa-gesa, menghafal luar kepala, berlatih santai, serta menguasai sesuatu bahasa. d) Menyimak Sosial Menyimak ini berlangsung dalam situasi sosial, misalnya orang mengobrol, bercengkrama mengenai hal-hal menarik perhatian semua orang dan saling menyimak satu dengan yang lainya, untuk merespon yang pantas, mengikuti bagian-bagian yang menarik dan memperlihatkan perhatian yang wajar terhadap apa yang dikemukakan atau dikatakan orang. 2) Menyimak Intensif Menyimak intensif mengharuskan penyimak memahami secara rinci, serta diteliti lebih mendalam setiap bahan-bahan simakannya. Oleh sebab itu dibutuhkan pengawasan dan bimbingan dari guru. Adapun jenis menyimak intensif ada enam yaitu: a) Menyimak Kritis Menyimak dengan cara ini bertujuan untuk memperoleh fakta yang diperlukan. Penyimak menilai gagasan, ide, informasi dari pembaca. Dalam menyimak kritis, penyimak mencoba memahami maksud atau informasi secara rinci sesuai dengan yang terkandung dalam simakan yang disampaikan oleh pembaca.

31 18 b) Menyimak Konsentratif Menyimak konsentratif merupakan kegiatan menyimak untuk menelaah pembicaraan atau hal yang disimaknya, maka dari itu dibutuhkan kosentrasi yang penuh dari penyimak agar ide dari pembicaraan dapat diterima dengan baik. c) Menyimak Kreatif Menyimak kreatif mempunyai hubungan erat dengan imajinasi seseorang. Penyimak dapat menerima makna yang terkandung dalam simakan dengan baik karena penyimak berimajinasi dan berapresiasi terhadap simakan tadi. d) Menyimak Eksplorasif Menyimak eksplorasif sama halnya dengan menyimak penyelidikan yaitu sejenis menyimak dengan tujuan menemukan hal hal baru yang menarik, informasi tambahan mengenai suatu topik, isu, perguncingan atau buah bibir yang menarik. e) Menyimak Interogatif Menyimak interogatif merupakan kegiatan menyimak yang menuntut konsentrasi dan selektifitas, pemusatan perhatian karena penyimak akan mengajukan pertanyaan setelah selesai menyimak. Dalam menyimak ini penyimak mencari sesuatu yang kurang dipahami untuk ditanyakan. f) Menyimak Selektif Menyimak selektif merupakan kegiatan menyimak untuk menginterpretasikan kembali semua yang telah kita dengar dengan

32 19 bantuan bahasa yang telah kita kuasai. Pembelajaran menyimak di sekolah memang harus ada pengawasan dan bimbingan dari guru (Tarigan, 1994:35). Setelah kita mengetahui jenis-jenis menyimak yang ada, maka pembelajaran menyimak di sekolah tergolong ke dalam jenis menyimak intensif, karena perlu adanya bimbingan dari guru. Pembelajaran menyimak cerita bisa juga masuk dalam menyimak ekstensif jenis estetik, dengan demikian pembelajaran menyimak cerita secara ekstensif maka siswa akan menjadi lebih bersemangat dalam belajar menyimak. 2. Cerita Bahasa Indonesia memegang peranan sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat, begitu pula dalam pendidikan anak. Pada umumnya, anak memperoleh masukan bahasa Indonesia dengan dikenalkan melalui karya dalam bentuk cerita, baik itu cerita dongeng, cerita daerah, dan jenis certa lainnya. a. Pengertian Cerita Cerita merupakan bagian dari hidup. Setiap orang adalah bagian dari cerita. Kelahiran, kesehatan, keberhasilan, kematian, dimana, kapan, dan seterusnya, semuanya adalah sebuah rentetan kejadian dari kisah kemanusiaan yang amat menarik (Sarumpaet, 2002:155). Cerita juga bisa dikatakan sebagai narasi pribadi setiap orang. Otak manusia adalah alat narasi yang bergerak dalam dunia cerita. Dengan otak, manusia mampu merekam berbagai peristiwa yang kemudian mampu dikeluarkan dalam bentuk cerita.

33 20 Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa cerita adalah karangan sederhana yang ditulis oleh seseorang tentang suatu peristiwa yang dialami pengarang maupun hasil karya imajinasi yang mampu dipahami oleh pembaca. b. Unsur-Unsur Cerita Unsur-unsur instrinsik yang membangun cerita terdiri dari, tema, alur, penokohan, dan latar. 1) Tema Tema adalah satu unsur dari sejumlah unsur pembangun ceritayang secara bersama membentuk sebuah makna dalam cerita (Nurgiyantoro, 1998:74). Tema di dalam cerita tidak disampaikan secara langsung tetapi secara implisit melalui cerita. Menurut Stanton dan Kenny tema adalah makna yang dikandung oleh sebuah cerita. Tema adalah makna cerita, gagasan sentral, atau dasar cerita (Nurgiyantoro, 1998:67). Dari penjelasan tentang tema di atas, dapat disimpulkan bahwa tema adalah inti sari sebuah cerita yang berada dalam cerita itu sendiri. 2) Plot atau Alur Menurut Stanton, plot atau alur adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebabakibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain (Nurgiyantoro, 1998:113).

34 21 Sayuti (2000:30) mengemukakan bahwa alur merupakan penyusunan yang dilakukan oleh penulisnya mengenai peristiwaperistiwa yang terjadi berdasarkan hubungan-hubungan kausalitasnya. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa alur adalah urutan peristiwa yang terjadi dalam cerita. 3) Penokohan (Karakter Tokoh) Menurut Jones, penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita (Nurgiyantoro, 1998:165). Dalam cerita, setiap tokoh memiliki karakter sesuai dengan penggambaran pengarang, karakter dapat berarti pelaku cerita dan dapat pula berarti perwatakan. Menurut Abrams, dalam buku karya Nurgiyantoro, mengatakan bahwa Tokoh cerita adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan (Nurgiyantoro, 1998:165). Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penokohan adalah penggambaran watak tokoh dalam cerita.

35 22 4) Latar atau Setting Menurut Abrams latar atau setting yang disebut sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan (Nurgiyantoro, 1998:216). Pendapat lain dikemukakan oleh Sayuti, yaitu latar merupakan penggambaran keadaan tokoh dalam cerita. Latar fiksi dapat dikategorikan dalam tiga bagian, yakni latar tempat, waktu, dan latar social (Sayuti, 2000:126). Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa latar atau setting adalah penggambaran tempat, waktu, dan keadaan sosial dalam cerita. 3. Metode Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS ) a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran yang beraneka ragam merupakan upaya pendidik untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam belajar. Pembelajaran kooperatif adalah salah satu dari sekian banyak upaya yang dilakukan pendidik, dimana dalam pembelajaran ini siswa dibagi dalam kelompok, seperti yang dikemukakan Eggen and Kauchak bahwa pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama (Trianto, 2010:58).

36 23 Tujuan pembelajaran kooperatif pada dasarnya agar peserta didik dapat belajar secara berkelompok sehingga dalam belajar peserta didik dapat saling menghargai teman satu sama lainya. Berdasarkan penjelasan di atas dapat kita ketahui bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran secara berkelompok yang diupayakan pendidik guna mencetak suasana belajar yang menarik sehingga pembelajaran akan tercapai dengan baik. b. Kooperatif Tipe Think Pair Share Model pembelajaran think pair share dikembangkan oleh Frank Lyman dkk dari Universitas Maryland pada tahun Model pembelajaran Think Pair Share merupakan model pembelajaran kooperatif sederhana. Menurut Trianto strategi Think Pair Share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa (Trianto 2010:81). Langkah-langkah metode Think Pair Share menurut Trianto adalah sebagai berikut: 1) Langkah 1: Berpikir (Thinking) Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan pelajaran dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir sendiri mengenai jawaban atau masalah. Siswa membutuhkan penjelasan bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian berpikir. 2) Langkah 2: Berpasangan (Pairing)

37 24 Selanjutnya guru meminta kepada siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan mengenai apa yang telah mereka peroleh. Interaksi selama waktu yang disediakan dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan telah diajukan atau gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasikan. Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan. 3) Langkah 3: Berbagi (Sharing) Pada langkah akhir, guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas mengenai hal yang telah mereka bicarakan. Guru berkeliling ruangan dari pasangan satu ke pasangan lainnya, dan melanjutkan sampai sekitar sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk melaporkan. Langkah selanjutnya, guru membacakan cerita yang berbeda, kemudian meminta seluruh siswa untuk menyimak dengan baik serta menemukan unsur instrinsik dalam cerita. Setelah selesai siswa mengumpulkan hasil pekerjaanya untuk dikoreksi. Hasil nilai tersebut digunakan peneliti untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan penggunaan metode Think Pair Share dalam pembelajaran menyimak cerita (Trianto, 2010:81-82). C. Hipotesis Penelitian Hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian ini adalah metode Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan keterampilan menyimak cerita pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Susukan Kabupaten Banjarnegara 2014/2015.

38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua setting, setting tempat dan setting waktu. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Susukan, Kabupaten Banjarnegara. SMP Negeri 1 Susukan terletak di Desa Susukan, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan April pada semester 2 tahun pelajaran 2014/2015. B. Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VIII. Peneliti memilih subjek seluruh siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Susukan Kabupaten Banjarnegara 2014/2015. Hal itu disebabkan munculnya fenomena dan permasalahan pada kelas VIII B. Siswa kelas VIII B berjumlah 34 siswa yang terdiri atas 18 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. C. Data dan Sumber Data Data dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer berupa hasil menyimak siswa, sedangkan data sekunder berupa hasil observasi kegiatan siswa dan guru. Dalam penelitian ini, siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Susukan Kabupaten Banjarnegara 2014/2015 adalah sebagai 25

39 26 sumber data primer. Data tersebut diperoleh dari hasil nilai kemampuan siswa dalam menyimak cerita. Dalam penelitian ini selain memperoleh data dari subjek penelitian, peneliti juga memperoleh data sekunder yang berasal dari observer atas hasil observasi kegiatan siswa dan kegiatan guru serta dokumentasi penting selama proses pembelajaran. D. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data menggunakan teknik tes dan non tes (observasi). 1. Teknik Tes (Ujian) Test adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur pemahaman, keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan aatau bakat yang dimiliki oleh individu. (Arikunto, 2002:157) Teknik tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data atau mengukur kemampuan siswa dalam menyimak cerita. Tes berupa soal esai yang harus diisi oleh siswa setelah mereka menyimak cerita. Teknik yang digunakan peneliti dalam mendapatkan data yaitu siswa diberi soal untuk mengetahui pemahaman mereka terhadap isi cerita yang telah diperdengarkan. Soal yang diberikan disesuaikan dengan indikator yang ingin dicapai, mencakup kemampuan menemukan tokoh utama dan tokoh sampingan dalam cerita, mengidentifikasi karakter tokoh cerita, menentukan alur, tema, serta pesan dalam cerita. Hasil tes tersebut digunakan sebagai data hasil menyimak siswa. Dalam hal ini soal berikut pedoman penilaian keterampilan menyimak dapat dilihat dalam lampiran.

40 27 2. Teknik Non Tes Secara umum, observasi atau pengamatan berarti setiap kegiatan untuk melakukan pengukuran. Observasi merupakan upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan itu berlangsung, dengan atau tanpa alat bantu. (Ruswandi, 2007:151). Keterangan lebih jelas dapat dilihat dalam tabel 5 pada lampiran Analisis Data Supardi (2008:131) mengatakan bahwa dalam pelaksanaan tindakan kelas, ada dua jenis data yang dapat dikumpulkan peneliti yaitu, data kuantitatif dan kualitatif. Peneliti menggunakan taknik analisis statistik sederhana dengan mencari nilai rata-rata dan persentase keberhasilan belajar siswa, sedangkan data kuantitatif yang dianalisis dalam penelitian tindakan ini adalah hasil Pre-Test dan Post-Test. Hasil analisis nilai pre-test digunakan sebagai dasar kegiatan pada siklus satu dan hasil analisis pada siklus satu digunakan sebagai dasar pada siklus dua. Dengan pre-test dan pots-test, maka akan diketahui ketuntasan siswa dalam menyimak cerita. Menurut Sudijono (2009:43) untuk menghitung persentase ketuntasan belajar siswa digunakan rumus sebagai berikut: Keterangan: Persentase (%) = 100% F n P = Jumlah siswa yang sudah tuntas belajar = Jumlah siswa seluruhnya = Angka Persentase

41 28 Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang aktivitas guru dan ekspresi siswa berkaitan dengan tingkat pemahaman siswa terhadap pembelajaran menyimak cerita, dan pandangan atau sikap siswa terhadap pendekatan belajar yang baru. Dalam penelitian ini data diperoleh dari observasi, dan dokumentasi selama pembelajaran menyimak cerita. 4. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila terjadi peningkatan sikap, nilai rata-rata, dan persentase ketuntasan belajar siswa berdasarkan pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk materi menyimak cerita pada siswa kelas VIII B di SMP Negeri 4 Susukan dengan nilai 68. Apabila ketuntasan belajar siswa sudah mencapai 75% dari seluruh siswa, maka penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dalam pembelajaran menyimak cerita telah berhasil. E. Prosedur Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, prosedur penelitian meliputi empat tahapan (Arikunto, 2008:16), yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Empat tahapan tersebut dilaksanakan dalam setiap siklus dan setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Keempat tahapan penelitian tindakan kelas tersebut terinci sebagai berikut:

42 29 SIKLUS I Perencanaan Refleksi Pelaksanaan Pengamatan SIKLUS II Perencanaan Refleksi Pelaksanaan Pengamatan? Berdasarkan alur pikir tersebut, langkah-langkah penelitian ini akan berlangsung dengan tahap-tahap sebagai berikut: 1. Perencanaan Perencanaan awal dalam penelitian ini menggunakan rencana pembelajaran dan lembar pengamatan. Dalam perencanaan ini peneliti mencoba merencanakan satu siklus terlebih dahulu, setelah hasil siklus satu direfleksikan peneliti baru merencanakan tindakan selanjutnya atau siklus berikutnya.

43 30 2. Pelaksanaan Tindakan Tindakan yang akan dilaksananakan dalam penelitian ini berupa: a. penyajian materi pembelajaran sesuai dengan pedoman rencana pembelajaran, b. mengadakan penilaian terhadap hasil pembelajaran, c. mengadakan refleksi, d. memberikan tugas terstruktur. 3. Pengamatan Pada penelitian tindakan kelas ini, guru kelas bertindak sebagai pengamat, sedangkan peneliti bertindak sebagai guru. Pengamat mencatat seluruh aktivitas siswa. Selain itu pengamat juga mengamati tindakan guru dalam menyajikan materi pelajaran. 4. Penyajian Hasil Analisis Metode penyajian hasil analisis ini menggunakan penyajian informal maupun secara formal. Metode penyajian informal adalah perumusan dengan kata-kata biasa walaupun dengan terminologi yang sangat teknik sifatnya. Penyajian hasil analisis secara formal adalah perumusan hasil analisis dengan menggunakan tanda-tanda atau lambang-lambang. (Sudaryanto,1993: 145) Teknik penyajian informal menyajikan hasil analisis dengan cara naratif. Teknik penyajian formal menyajikan hasil analisis dalam bentuk foto, gambar, bagan, peta, dan tabel. Pemuatan foto, gambar, bagan, peta, dan tabel bertujuan untuk memperkuat deskripsi atau narasi dari sajian informal.

44 BAB IV PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini penulis memaparkan lima poin yang berisi Deskripsi Kondisi Awal (Pre-Test), Deskripsi Siklus I, Deskripsi Siklus II, Perbandingan Pre-Test, Post-Test Siklus I, dan Post-Test Siklus II, serta Pembahasan. A. Deskripsi Kondisi Awal (Pre-Test) Sebelum dilakukan pembelajaran menyimak cerita dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share, terlebih dahulu penulis memberikan pre-test kepada siswa untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyimak cerita. Pre-test dilakukan sebelum siklus I dilaksanakan dalam bentuk tugas menyimak cerita dengan kemampuan masing-masing siswa. Pre-test dilaksanakan pada tanggal 30 Maret Hasil pre-test dapat kita lihat pada tabel data hasil pre-test sebagai berikut: 31

45 32 Hasil Pre-Test Menyimak Cerita Kelas : VIII B Mapel : Bahasa Indonesia Sem : Genap KKM : 3,08 No. Nama Nilai Nilai (Skala 4) 35 Ades Ifadanissa Azzura 72 2,88 36 Anisa Setia Ningsih 64 2,56 37 Desi Putri Safitri 68 2,72 38 Hafidz Sheyela Al Fira 84 3,36 39 Indah Lestari 80 3,2 40 Kholifatusnisa Nur Afifah 68 2,72 41 Khomsyatun Nafi'ah 64 2,56 42 Lutfiana Nur Khamidah 80 3,2 43 Niken Marseli 80 3,2 44 Nur Arifah Utami 80 3,2 45 Puji Tiara Mukti Lestari 64 2,56 46 Runi Atsni Allathifa 80 3,2 47 Silvi Rahmadina Putri 68 2,72 48 Tiara Wulan Anggraeni 64 2,56 49 Wafiq Nur Azizah 60 2,4 50 Yonisca Kusdwiari 60 2,4 51 Afdilah Anggit Al Mufarif 56 2,24 52 Ahmad Zaenudin 72 2,88 53 Anbi Aziz 80 3,2 54 Bima Saputra 52 2,08 55 Dewa Setiawan 64 2,56 56 Eka Rahayu 80 3,2 57 Farhan Doni Nur Yuda 68 2,72 58 Febriansyah 64 2,56 59 Ihfan Dwi Pramudian 60 2,4 60 Jeky Helen Romansyah 68 2,72 61 Manshur Fauzi 80 3,2 62 Muhammad Farkhan Maulana 64 2,56 63 Reza Tri Yulianto 80 3,2 64 Rifki Ardiansyah 76 3,04 65 Rizal Efendi Saputra 68 2,72 66 Sakti Widadi 80 3,2 67 Wahyu Muchammad Ardianto 80 3,2 68 Wiwid Alma Suseno 80 3,2 Jumlah Nilai ,32 Rata-Rata 70, , Nilai Tertinggi 84 3,36 Nilai Terendah 52 2,08

46 33 Berdasarkan hasil pre-test, kemampuan siswa dalam menyimak cerita masih rendah dan masih banyak yang belum memenuhi nilai KKM yaitu 77.00, dari jumlah 34 siswa. Dari hasil analisis awal siklus diketahui nilai terendah 52.00, nilai tertinggi 84.00, dengan rata-rata kelas yaitu 70.82, dan pencapaian KKM sebanyak 13 siswa atau 38.23%. Pada saat pre-test, siswa masih kesulitan menentukan unsur instrinsik cerita karena pemahaman siswa yang masih rendah. Selain itu siswa juga belum mendapat penjelasan mengenai materi menyimak cerita secara rinci. Masalah ini menjadi alasan peneliti untuk membantu meningkatkan ketuntasan siswa dalam menyimak cerita dengan menggunakan metode kooperatif Think Pair Share. B. Deskripsi Siklus I Tindakan pada siklus I merupakan tindak lanjut dan usaha dari penulis untuk menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi pada siswa kelas VIII B di SMP Negeri 1 Susukan Kabupaten Banjarnegara berkaitan dengan kemampuan menyimak cerita. Siklus I dilakukan satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 40 menit. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 7 April Kemudian langkah-langkah yang dilakukan pada siklus I yaitu melalui perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan tindakan, dan refleksi hasil tindakan, dijelaskan sebagai berikut: 1. Perencanaan Tindakan Hal-hal yang dilakukan peneliti dalam perencanaan siklus I adalah sebagai berikut: a. peneliti menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),

47 34 b. peneliti menyiapkan lembar observasi guru dan siswa, c. peneliti menyiapkan materi pembelajaran yang akan disampaikan mengenai materi menyimak cerita melalui metode Think Pair Share. 2. Pelaksanaan Tindakan Kegiatan pembelajaran dalam siklus I yaitu Pendahuluan, Kegiatan Inti, serta Penutup, dijelaskan sebagai berikut: a. Pendahuluan Pada awal pembelajaran guru menyampaikan salam pembuka dan mendata daftar hadir siswa, kemudian guru melakukan apersepsi yaitu dengan memberikan pertanyaan kepada siswa yang berhubungan dengan materi yang akan dibahas. Selanjutnya, guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai agar siswa mengetahui materi yang akan dikuasai setelah pembelajaran selesai. Keterangan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. b. Kegiatan Inti Pada kegiatan ini guru memberikan penjelasan materi menyimak cerita dan metode Think Pair Share. Untuk mengetahui pemahaman siswa, guru memberikan latihan yaitu tentang menyimak cerita dengan metode pembelajaran Think Pair Share. pada saat menyimak siswa berpikir (think) tentang unsur instrinsik yang ada dalam cerita, setelah selesai siswa berpasangan (pair) dengan teman sebangkunya untuk mendiskusikan hasil berpikir pada saat menyimak cerita. Setelah berdiskusi, siswa berbagi (share) dengan teman sekelasnya mengenai

48 35 hal yang telah mereka dapat dari hasil diskusi dengan teman sebangkunya. Guru kemudian memberikan tugas kepada siswa untuk menyimak cerita yang berjudul Kacamata Persahabatan karya Heru Kurniawan melalui metode Think Pair Share, masing-masing siswa mencari unsur instrinsik yang ada dalam cerita. Hasil nilai menyimak cerita tersebut digunakan peneliti sebagai hasil post-test siklus I. Keterangan nilai selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. c. Penutup Pada akhir kegiatan guru memberikan apresiasi terhadap hasil menyimak cerita siswa. Selanjutnya, guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dilaksanakan dan mengakhiri kegiatan belajar mengajar dengan menyampaikan salam penutup. Setelah kegiatan pada siklus I selesai, dilakukan evaluasi untuk mengetahui hasil setelah dilakukan tindakan. 3. Pengamatan Tindakan Pengamatan dilakukan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui respon siswa melalui perilaku mereka dalam menerima pembelajaran yang disampaikan oleh guru melalui metode TPS. Selain itu, pengamatan ini juga bertujuan untuk mengetahui perilaku guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Pada kegiatan ini peneliti dibantu guru mapel yang bertindak sebagai pengamat, sedangkan peneliti bertindak sebagai guru. Pada saat siklus I suasana kelas relatif kondusif, siswa tampak sudah siap mengikuti kegiatan

49 36 belajar mengajar. Selanjutnya, guru memulai kegiatan belajar mengajar, sementara pengamat duduk di belakang untuk mengamati kegiatan siswa dan guru. Pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, sesekali pengamat berkeliling untuk melakukan pengamatan dan mendokumentasikan proses kegiatan belajar mengajar dengan melakukan pemotretan. Dokumentasi dapat dilihat pada lampiran. a. Pengamatan Kegiatan Guru Berdasarkan data diketahui pada kegiatan awal, inti, dan penutup, guru sudah menyampaikan secara runtut dan jelas kepada siswa sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Sebelum pembelajaran dimulai guru juga memberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa. Hal ini dilakukan guru agar siswa mengetahui materi yang akan dipelajari. Dalam kegiatan pembelajaran menyimak cerita melalui metode Think Pair Share (TPS) ini, guru masih kesulitan menerapkannya. Kekurangan ini terjadi karena guru belum pernah menggunakan metode tersebut sebelumnya, sehingga ada kendala kecil dalam proses kegiatan pembelajaran. Selain itu, guru juga belum membimbing siswa yang mengalami kesulitan sehingga masih banyak siswa yang bingung dalam menyelesaikan tugasnya. Berdasarkan hasil pengamatan secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa masih terdapat kekurangan-kekurangan yang terjadi selama proses pembelajaran. Selain itu, dalam menjelaskan langkahlangkah dengan metode Think Pair Share kepada siswa guru terlihat

50 37 masih banyak kekurangan. Hal ini terjadi karena model pembelajaran Think Pair Share merupakan hal baru yang dilakukan guru dalam mengajar tentang materi menyimak cerita. Keadaan ini merupakan masalah bagi peneliti dan guru yang harus dipecahkan. Kekurangankekurangan yang terjadi pada siklus I, harus diperbaiki pada siklus berikutnya agar kegiatan pembelajaran menyimak cerita melalui metode pembelajaran Think Pair Share akan tercapai hasil yang maksimal sesuai yang diharapkan guru dan peneliti. b. Pengamatan Kegiatan Siswa Berdasarkan hasil observasi, pada siklus I terlihat bahwa sikap siswa selama mengikuti proses pembelajaran masih kurang. Melalui kegiatan observasi dapat dideskripsikan beberapa perilaku siswa selama mengikuti proses pembelajaran menyimak cerita. Selama melakukan kegiatan pembelajaran menyimak cerita dengan metode Think Pair Share, tidak semua siswa antusias mengikuti pembelajaran dengan baik. Terdapat beberapa siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru. Kebanyakan dari mereka masih bingung dan asing dengan metode tersebut, mereka cenderung lebih suka berbicara sendiri dengan teman sebangkunya atau teman di depan dan di belakangnya. Hal itu dilakukan kebanyakan oleh siswa yang berada pada barisan belakang. Meskipun masih terdapat beberapa siswa yang kurang memperhatikan guru, hal tersebut tidak menjadikan penghambat berlangsungnya proses belajar karena peneliti dapat

51 38 mengkondisikan kelas dengan baik. Namun, setelah kelas dapat dikondisikan, ternyata masih banyak siswa yang cenderung pasif selama pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa masih terdapat kekurangan-kekurangan yang terjadi, yang dapat mengganggu berlangsungnya proses pembelajaran. Keadaan ini merupakan masalah besar yang harus dipecahkan peneliti. Rencana pembelajaran pada siklus berikutnya tentunya harus lebih dimatangkan lagi agar perilaku belajar yang negatif bergeser menjadi perilaku belajar yang positif, dan siswa lebih aktif lagi pada saat menerima pelajaran sehingga pembelajaran pada tahap selanjutnya lebih baik lagi. 4. Refleksi Hasil Tindakan Refleksi hasil tindakan pada siklus I merupakan sebuah usaha untuk memperbaiki dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi pada tahap pre-test. Pada saat pre-test siswa masih kesulitan dalam menemukan unsur instrinsik dalam cerita. Pada siklus I, secara keseluruhan siswa sudah cukup merasa senang mengikuti pembelajaran dengan adanya metode pembelajaran Think Pair Share. Namun, masih ada kendala baru dalam siklus ini, yaitu siswa kurang konsentrasi dalam mengikuti pembelajaran menyimak cerita melalui metode Think Pair Share. Di bawah ini dipaparkan tabel dan deskripsi dari hasil menyimak cerita pada siklus I, yaitu sebagai berikut:

52 39 Hasil Post-Test Menyimak Cerita (Siklus I) Kelas : VIII B Mapel : Bahasa Indonesia Sem : Genap KKM : 3,08 No Nama Nilai Nilai (Skala 4) 35 Ades Ifadanissa Azzura 76 3,04 36 Anisa Setia Ningsih 68 2,72 37 Desi Putri Safitri 80 3,2 38 Hafidz Sheyela Al Fira 88 3,52 39 Indah Lestari 84 3,36 40 Kholifatusnisa Nur Afifah 72 2,88 41 Khomsyatun Nafi'ah 80 3,2 42 Lutfiana Nur Khamidah 84 3,36 43 Niken Marseli 84 3,36 44 Nur Arifah Utami 84 3,36 45 Puji Tiara Mukti Lestari 84 3,36 46 Runi Atsni Allathifa 84 3,36 47 Silvi Rahmadina Putri 64 2,56 48 Tiara Wulan Anggraeni 68 2,72 49 Wafiq Nur Azizah 64 2,56 50 Yonisca Kusdwiari 80 3,2 51 Afdilah Anggit Al Mufarif 60 2,4 52 Ahmad Zaenudin 80 3,2 53 Anbi Aziz 84 3,36 54 Bima Saputra 52 2,08 55 Dewa Setiawan 60 2,4 56 Eka Rahayu 84 3,36 57 Farhan Doni Nur Yuda 72 2,88 58 Febriansyah 68 2,72 59 Ihfan Dwi Pramudian 80 3,2 60 Jeky Helen Romansyah 72 2,88 61 Manshur Fauzi 84 3,36 62 Muhammad Farkhan Maulana 68 2,72 63 Reza Tri Yulianto 92 3,68 64 Rifki Ardiansyah 80 3,2 65 Rizal Efendi Saputra 64 2,56 66 Sakti Widadi 84 3,36 67 Wahyu Muchammad Ardianto 84 3,36 68 Wiwid Alma Suseno 84 3,36 Jumlah Nilai ,84 Rata-Rata 76, , Nilai Tertinggi 92 3,68 Nilai Terendah 52 2,08 Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus I, hasil post-test kemampuan menyimak cerita yang berjudul Kacamata Persahabatan

53 40 karya Heru Kurniawan melalui metode Think Pair Share pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Susukan dengan jumlah 34 siswa mencapai nilai ratarata 76,35 dan yang mencapai tuntas belajar sebanyak 20 siswa atau 58.82%. Dari deskripsi data tersebut di atas diketahui terjadi peningkatan yang cukup baik dibandingkan dengan hasil pre-test. Pada siklus I nilai terendah adalah Bima Saputra dengan nilai Dari hasil pengamatan, siswa dengan nilai terendah tersebut tidak memperhatikan penjelasan guru dan tidak aktif bertanya ketika mengalami kesulitan. Nilai tertinggi adalah Reza Tri Yulianto dengan nilai 92.00, nilai tertinggi dicapai karena siswa ini memperhatikan penjelasan guru meskipun belum aktif bertanya ketika pelajaran berlangsung. Adapun siswa yang mengalami penurunan pada saat siklus I adalah Silvi Rahmadina Putri pada saat pre-test mendapat nilai sedangkan pada saat siklus I mendapat nilai 64.00, kemudian Dewa Setiawan pada saat pre-test mendapat nilai sedangkan pada saat siklus I mendapat nilai 60.00, dan Rizal Efendi Saputra pada saat pre-test mendapat nilai sedangkan pada saat siklus I mendapat nilai Penurunan tersebut terjadi karena siswa masih merasa asing dan belum memahami metode Think Pair Share. Keterangan nilai lebih lanjut dapat dilihat pada lampiran. Pada saat masuk siklus I, guru menerapkan teknik menyimak cerita dengan menggunakan metode Think Pair Share dalam proses pembelajaran. Siswa memberikan perhatian lebih terhadap materi yang disampaikan, tetapi

54 41 siswa masih merasa asing dengan metode pembelajaran menyimak cerita menggunakan Think Pair Share, sehingga banyak siswa yang nilainya meningkat akan tetapi belum mencapai KKM. Setelah guru menjelaskan mengenai menyimak cerita dengan metode Think Pair Share, sebagian besar siswa mulai tertarik dan paham. Dengan menggunakan metode Think Pair Share siswa mulai merasa lebih mudah dalam menemukan unsur-unsur dalam cerita. Kemampuan guru dalam hal penyampaian materi juga menjadi faktor penting dalam proses pembelajaran. Pada siklus I guru dalam menyampaikan materi kurang menarik, masih terlalu cepat dan belum secara rinci sehingga siswa tidak maksimal menerima materi pelajaran, bahkan masih ada beberapa siswa yang tampak kurang antusias memperhatikan penjelasan guru. Berdasarkan hasil analisis dan refleki siklus I, langkah selanjutnya pada siklus II guru lebih memotivasi siswa, guru lebih banyak berdialog dengan siswa, dan memberitahukan kekurangan dan kelebihan pada siklus I. Dengan demikian, diharapkan pada siklus II hasil pembelajaran akan lebih baik lagi dibandingkan dengan siklus I.

55 42 C. Deskripsi Siklus II Tindakan pada siklus II merupakan tindak lanjut dan usaha dari peneliti untuk menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi pada siklus I. Pada siklus II kegiatan juga dilakukan satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 40 menit. Siklus II dilaksanakan tanggal 13 April Perencanaan Tindakan Secara umum perencanaan siklus II ini dilakukan sama dengan siklus I yaitu: a. peneliti menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), b. mempersiapkan lembar observasi yang berupa observasi guru dan observasi siswa, c. peneliti menyiapkan materi pembelajaran yang akan disampaikan mengenai menyimak cerita dengan menggunakan metode Think Pair Share. Keterangan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. 2. Pelaksanaan Tindakan Kegiatan pembelajaran dalam siklus II yaitu Pendahuluan, Kegiatan Inti, serta Penutup, dijelaskan sebagai berikut: a. Pendahuluan Prinsip dasar awal kegiatan pada siklus II ini sama dengan kegiatan pada siklus I yaitu, pada awal pembelajaran guru menyampaikan salam pembuka dan mendata daftar hadir siswa,

56 43 kemudian guru melakukan apersepsi yaitu mengadakan tanya jawab mengenai materi yang sudah dibahas pada pertemuan sebelumnya atau siklus I. Selanjutnya, guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai agar siswa mengetahui materi yang akan dikuasai setelah pembelajaran selesai. Keterangan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. b. Kegiatan Inti Pada kegiatan ini guru memberikan penjelasan materi menyimak cerita dan metode Think Pair Share. Untuk mengetahui pemahaman siswa, guru memberikan latihan yaitu tentang menyimak cerita dengan metode pembelajaran Think Pair Share. Pada saat menyimak, siswa berpikir (think) tentang unsur instrinsik yang ada dalam cerita, setelah selesai siswa berpasangan (pair) dengan teman sebangkunya untuk mendiskusikan hasil berpikir pada saat menyimak cerita. Setelah berdiskusi, siswa berbagi (share) dengan teman sekelasnya mengenai hal yang telah mereka dapat dari hasil diskusi dengan teman sebangkunya. Guru kemudian memberikan tugas kepada siswa untuk menyimak cerita rakyat Banjarnegara berjudul Warung Sayur Di Dekat Rumahku, masing-masing siswa mencari unsur instrinsik yang ada dalam cerita. Hasil nilai menyimak cerita siswa digunakan peneliti sebagai hasil post-test siklus II. Keterangan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

57 44 c. Penutup Pada tahap penutup, peneliti melaksanakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Pada akhir pembelajaran guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan mengakhiri kegiatan belajar mengajar dengan menyampaikan salam penutup. 3. Pengamatan Pengamatan dilakukan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, sama pada saat pengamatan pada siklus I. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui respon siswa melalui perilaku siswa dalam menerima pembelajaran yang disampaikan yaitu mengenai menyimak cerita dengan metode Think Pair Share, selain itu pengamatan ini juga bertujuan untuk mengetahui perilaku guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. a. Pengamatan Kegiatan Guru Berdasarkan data observasi tindakan guru secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa kekurangan-kekurangan yang terjadi selama proses pembelajaran pada siklus I sudah terpecahkan pada siklus II. Keterangan lebih jelas dapat dilihat pada lampiran. Proses pembelajaran dengan metode Think Pair Share pada siklus II, penguasaan guru sudah lebih baik jika dibandingkan pada siklus I. Guru sudah menguasai metode Think Pair Share dengan baik sehingga proses pembelajaran berlangsung dengan baik dan lancar.

58 45 Kendala yang dihadapi guru selama proses pembelajaran pada siklus I sudah diperbaiki pada siklus II. Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus II juga sudah dilaksanakan secara matang melalui tahapan perbaikan yang dilakukan dengan kerjasama antara guru dengan peneliti. b. Pengamatan Kegiatan Siswa Berdasarkan data yang diketahui, sebagian besar siswa sudah bersungguh-sungguh dalam menerima pelajaran dan mengikuti penjelasan guru, tetapi tetap ada siswa yang kurang merespon penjelasan guru, mereka asik berbicara sendiri dengan temannya. Beberapa siswa yang memperhatikan guru menanggapi pertanyaan yang diberikan guru dalam kegiatan apersepsi, siswa juga ada yang bertanya tentang materi yang belum jelas. Pada siklus II ini siswa yang aktif bertanya sebagian besar meningkat dibandingkan siklus I. Dalam mendengarkan penjelasan guru tentang metode Think Pair Share, siswa dengan antusias dan sungguh-sungguh membuat catatan kecil mengenai hal-hal penting yang mereka temukan. Melalui kegiatan ini dapat diketahui bahwa seluruh siswa memberikan respon positif dan memperhatikan hal-hal yang disampaikan oleh guru. Dalam kegiatan inti pembelajaran, siswa mempraktikkan metode Think Pair Share. Dari hasil pengamatan, seluruh siswa sudah berkonsentrasi dan bersungguh-sungguh selama kegiatan berlangsung. Berdasarkan pengamatan secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa

59 46 perilaku negatif sudah tergeser dan tergantikan dengan perilaku positif. Merupakan hal yang sangat diharapkan, karena kerja keras secara maksimal dalam merubah pola pembelajaran. Namun, perubahan pola pembelajaran itu tentunya masih dalam konteks pembelajaran menyimak cerita dengan metode Think Pair Share. Rencana pembelajaran pada siklus II ini dilakukan dengan perencanaan matang serta melalui tahapan perbaikan tindakan yang sekiranya dapat diikuti oleh siswa. 4. Refleksi Hasil Tindakan Tindakan siklus II merupakan tindak lanjut dan usaha memperbaiki kekurangan-kekurangan dan masalah-masalah pada siklus I. Pada siklus II ini banyak terjadi perubahan yang positif, yaitu guru sudah lebih baik dalam hal penyampaikan materi. Guru dalam menyampaikan materi sudah menarik, tidak terlalu cepat dan lebih rinci lagi sehingga siswa lebih fokus dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Kemudian, semua siswa tampak antusias memperhatikan penjelasan guru. Guru juga membimbing dan memandu siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran. Pada siklus II sebagian besar siswa merasa terbantu dalam menyimak cerita Warung Sayur di Dekat Rumahku karya Heru Kurniawan dengan menggunakan metode Think Pair Share, siswa jadi mudah dalam menemukan unsur-unsur instrinsik dalam cerita yang disimak. Dengan meningkatnya prestasi hasil belajar siswa, maka hipotesis yang diajukan pada penelitian ini berhasil, yaitu metode Think Pair Share

60 47 dapat meningkatkan kemampuan menyimak cerita pada siswa kelas VIII B di SMP Negeri 1 Susukan Kabupaten Banjarnegara. Hal itu terlihat dari pemaparan data dan deskripsi data di bawah ini: Hasil Post-Test Menyimak Cerita (Siklus II) Kelas : VIII B Mapel : Bahasa Indonesia Sem : Genap KKM : 3,08 No Nama Nilai Nilai (Skala 4) 35 Ades Ifadanissa Azzura 80 3,2 36 Anisa Setia Ningsih 80 3,2 37 Desi Putri Safitri 88 3,52 38 Hafidz Sheyela Al Fira 92 3,68 39 Indah Lestari 84 3,36 40 Kholifatusnisa Nur Afifah 80 3,2 41 Khomsyatun Nafi'ah 84 3,36 42 Lutfiana Nur Khamidah 88 3,52 43 Niken Marseli 84 3,36 44 Nur Arifah Utami 92 3,68 45 Puji Tiara Mukti Lestari 88 3,52 46 Runi Atsni Allathifa 92 3,68 47 Silvi Rahmadina Putri 64 2,56 48 Tiara Wulan Anggraeni 80 3,2 49 Wafiq Nur Azizah 72 2,88 50 Yonisca Kusdwiari 84 3,36 51 Afdilah Anggit Al Mufarif 80 3,2 52 Ahmad Zaenudin 88 3,52 53 Anbi Aziz 88 3,52 54 Bima Saputra 60 2,4 55 Dewa Setiawan 64 2,56 56 Eka Rahayu 88 3,52 57 Farhan Doni Nur Yuda 68 2,72 58 Febriansyah 80 3,2 59 Ihfan Dwi Pramudian 84 3,36 60 Jeky Helen Romansyah 84 3,36 61 Manshur Fauzi Muhammad Farkhan Maulana 80 3,2 63 Reza Tri Yulianto 96 3,84 64 Rifki Ardiansyah 84 3,36 65 Rizal Efendi Saputra 72 2,88 66 Sakti Widadi 88 3,52 67 Wahyu Muchammad Ardianto 88 3,52 68 Wiwid Alma Suseno 88 3,52 Jumlah Nilai ,48 Rata-Rata 82, , Nilai Tertinggi Nilai Terendah 60 2,4

61 48 Dengan adanya perbaikan pada siklus II di atas, berdampak positif pada ketuntasan belajar siswa yang telah memenuhi target yang diharapkan yakni dengan jumlah siswa 34, yang mencapai tuntas belajar 28 siswa atau 82.35% dengan nilai rata-rata Dari 34 siswa, 6 siswa yang tidak tuntas adalah Silvi Rahmadina Putri, Wafiq Nur Azizah, Bima Saputra, Dewa Setiawan, Farhan Doni Nur Yuda, dan Rizal Efendi Saputra. Berdasarkan pengamatan, keenam siswa tersebut dari mulai pre-test sampai dengan siklus II perolehan nilainya belum pernah mencapai KKM. Keenam siswa tersebut memang selalu kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Siklus II nilai tertinggi diraih oleh Manshur Fauzi yang naik dari siklus I mendapat nilai menjadi Siswa ini memang terlihat paling menonjol dibandingkan dengan teman yang lain. Dia selalu aktif bertanya dan memperhatikan penjelasan guru saat pembelajaran. Untuk nilai terendah diperoleh Bima Saputra yaitu Nilai Silvi Rahmadina Putri tidak mengalami perubahan, pada siklus I mendapat nilai 64.00, pada siklus ini tetap yaitu Nilai Farhan Doni Nur Yuda menurun jika dibandingkan dengan siklus I yaitu menurun pada siklus II menjadi Sementara Wafiq Nur Azizah, Rizal Efendi Saputra, termasuk Bima Saputra dengan nilai terendah pada siklus ini, nilainya meningkat meskipun belum mencapai KKM. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa metode Think Pair Share yang diterapkan dalam pembelajaran menyimak cerita dapat

62 49 memberikan dampak positif, baik dalam peningkatan hasil belajar siswa dan juga dalam perubahan positif dalam bentuk tingkah laku siswa dan guru. Hal itu terlihat dari pemaparan data dan deskripsi data di bawah ini: D. Perbandingan Pre-Test, Post-Test Siklus I, dan Post-Test Siklus II Kelas : VIII B Mapel : Bahasa Indonesia Sem : Genap KKM : 3,08 Pre-Test Post-Test Siklus I Post-Test Siklus II No. Nama Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai (Skala 4) (Skala 4) (Skala 4) 35 Ades 72 2, , ,2 36 Anisa 64 2, , ,2 37 Desi 68 2, ,2 88 3,52 38 Hafidz 84 3, , ,68 39 Indah 80 3,2 84 3, ,36 40 Kholifatusnisa 68 2, , ,2 41 Khomsyatun 64 2, ,2 84 3,36 42 Lutfiana 80 3,2 84 3, ,52 43 Niken 80 3,2 84 3, ,36 44 Nur 80 3,2 84 3, ,68 45 Puji 64 2, , ,52 46 Runi 80 3,2 84 3, ,68 47 Silvi 68 2, , ,56 48 Tiara 64 2, , ,2 49 Wafiq 60 2,4 64 2, ,88 50 Yonisca 60 2,4 80 3,2 84 3,36 51 Afdilah 56 2, ,4 80 3,2 52 Ahmad 72 2, ,2 88 3,52 53 Anbi 80 3,2 84 3, ,52 54 Bima 52 2, , ,4 55 Dewa 64 2, ,4 64 2,56 56 Eka 80 3,2 84 3, ,52 57 Farhan 68 2, , ,72 58 Febriansyah 64 2, , ,2 59 Ihfan 60 2,4 80 3,2 84 3,36 60 Jeky 68 2, , ,36 61 Manshur 80 3,2 84 3, Muhammad 64 2, , ,2 63 Reza 80 3,2 92 3, ,84 64 Rifki 76 3, ,2 84 3,36 65 Rizal 68 2, , ,88 66 Sakti 80 3,2 84 3, ,52 67 Wahyu 80 3,2 84 3, ,52 68 Wiwid 80 3,2 84 3, ,52 Jumlah Nilai , , ,48 Rata-Rata 70, , , , , , Nilai Tertinggi 84 3, , Nilai Terendah 52 2, , ,4

63 50 Nilai rata-rata pada saat pre-test atau sebelum dilakukan tindakan adalah dengan ketuntatasan hanya mencapai 38.23%. Hal tersebut menjadi alasan bagi peneliti untuk membantu memberikan solusi terhadap rendahnya tingkat ketuntasan siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Susukan dalam materi menyimak cerita. Peneliti mencoba menerapkan metode Think Pair Share dalam menyimak cerita. Terbukti pada tindakan siklus I sudah dapat dilihat adanya peningkatan nilai rata-rata mencapai dengan tingkat ketuntasan meningkat mencapai 58.82%. Hasil tersebut masih jauh dari harapan peneliti, untuk itu peneliti melanjutkan lagi kegiatan pada siklus II dengan perbaikan dan penyempurnaanpenyempurnaan. Hasilnya cukup baik, nilai rata-rata siswa mampu mencapai dengan ketuntasan belajar mencapai 82.35%. Perbandingan nilai rata-rata dan pencapaian KKM pada Pre-Test, Post-Test Siklus I, dan Post-Test Siklus II, disajikan dengan gambar diagram sebagai berikut : Nilai Rata-Rata ,82 76,35 82,7 60 Nilai Rata-Rata Pre-Test Siklus I Siklus II Berdasarkan data dan diagram tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan rata-rata hasil belajar atau nilai dari evaluasi awal (pre-test) ke Siklus I sebesar 5.53 angka. Selanjutnya, terdapat peningkatan rata-rata hasil belajar atau nilai dari Siklus I ke Siklus II sebesar 6.35 angka.

64 51 KKM 100,00% 50,00% 38,23% 58,82% 82,35% 0,00% Pre-Test Siklus I Siklus II KKM Ketuntasan belajar siswa semakin bertambah, ketuntasan belajar menyimak cerita di evaluasi awal (pre-test) hanya 13 siswa (38.23%), kemudian evaluasi Siklus I menjadi 20 (58.82%), dan pada Siklus II bertambah menjadi 28 (82.35%) dari jumlah 34 siswa. E. Pembahasan Hasil Penelitian Pembahasan terdiri dari tiga poin, yaitu tahap Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II, dipaparkan sebagai berikut: Penelitian tindakan ini berjudul Peningkatan Kemampuan Menyimak Cerita dengan Metode Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada Siswa Kelas VIII B di SMP Negeri 1 Susukan Kabupaten Banjarnegara Pembelajaran melalui metode Think Pair Share merupakan suatu pendekatan belajar yang mengaitkan antara berfikir, berpasangan dan berbagi dengan teman sekelasnya. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus. Sebelum masuk ke siklus I terlebih dahulu peneliti mengadakan pre-test. Pretest dilaksanakan pada tanggal 11 Mei Dalam kegiatan pre-test siswa belum diberi materi tentang menyimak cerita dengan menggunakan metode

65 52 Think Pair Share, akan tetapi siswa secara langsung diminta untuk menyimak cerita dengan tema yang berbeda. 1. Prasiklus (Pre-Test) Dari hasil pre-test yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa kemampuan siswa dalam menyimak cerita masih rendah dan masih banyak yang belum memenuhi nilai KKM yaitu 77.00, dari jumlah 34 siswa. Dari hasil analisis awal siklus diketahui nilai terendah 52.00, nilai tertinggi 84.00, dengan rata-rata kelas yaitu 70.82, dan pencapaian KKM sebanyak 13 siswa atau 38.23%. Pada saat pre-test, siswa masih kesulitan menentukan unsur instrinsik cerita karena pemahaman siswa yang masih rendah. Selain itu siswa juga belum mendapat penjelasan mengenai materi menyimak cerita secara rinci. Masalah ini menjadi alasan peneliti untuk membantu meningkatkan ketuntasan siswa dalam menyimak cerita dengan menggunakan metode kooperatif Think Pair Share. Berdasarkan data tersebut siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Susukan memiliki kemampuan menyimak cerita yang masih rendah, dilihat dari masih banyaknya siswa yang belum mampu mencapai KKM yaitu 77 atau dengan skala 4 yaitu Untuk itu, berdasarkan nilai persentase kiranya perlu ditingkatkan lagi kemampuan menyimak cerita yaitu dengan menggunakan metode Think Pair Share yang dilaksanakan pada siklus I dan siklus II.

66 53 2. Siklus I Berdasarkan data pada siklus I, hasil post-test kemampuan menyimak cerita yang berjudul Kacamata Persahabatan karya Heru Kurniawan melalui metode Think Pair Share pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Susukan dengan jumlah 34 siswa mencapai nilai rata-rata 76,35 dan yang mencapai tuntas belajar sebanyak 20 siswa atau 58.82%. Terjadi peningkatan yang cukup baik dibandingkan dengan hasil pre-test. Pada siklus I nilai terendah yaitu 52.00, dan nilai tertinggi yaitu Peningkatan tersebut terjadi karena setelah guru menyampaikan materi menyimak cerita dengan metode Think Pair Share, siswa mulai merasa lebih mudah untuk menyimak cerita dengan baik. Peneliti dan pengamat merasa peningkatkan tersebut belum maksimal. Hal tersebut dikarenakan pada siklus I guru dalam menyampaikan materi kurang menarik, terlalu cepat dan belum secara rinci, sehingga siswa tidak maksimal menerima materi pelajaran bahkan masih ada beberapa siswa yang kurang antusias memperhatikan penjelasan guru. Masalah-masalah tersebut menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti untuk dilakukan perbaikan pada siklus II. 3. Siklus II Berdasarkan penyajian data di atas, dapat disimpulkan bahwa pada siklus II telah memenuhi target yang diharapkan yakni dengan jumlah siswa 34, yang mencapai tuntas belajar 28 siswa atau 82.35% dengan nilai rata-

67 54 rata 81.70, dengan nilai tertinggi yaitu , dan nilai terendah yaitu Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa metode Think Pair Share yang diterapkan dalam pembelajaran menyimak cerita dapat memberikan dampak positif, baik dalam peningkatan hasil belajar siswa dan juga dalam perubahan positif dalam bentuk tingkah laku siswa dan guru. Nilai rata-rata dan ketuntasan belajar semakin meningkat. Peningkatan siklus II ini dikarenakan aktivitas siswa yang semakin membaik dibanding siklus I. Siswa pada siklus II mempunyai semangat yang tinggi untuk belajar, siswa juga bisa bekerja sama dengan kelompok dan siswa juga mengajukkan pertanyaan yang berkaitan dengan materi pembelajaran sehingga pada pembelajaran pada siklus II berjalan dengan baik. Berdasarkan data pre-test, post-test siklus I, dan post-test siklus II dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Think Pair Share (TPS) efektif meningkatkan kemampuan menyimak cerita pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Susukan Kabupaten Banjarnegara

68 BAB V PENUTUP Pada bagian penutup, penulis memaparkan dua poin yang berisi Simpulan dan saran. A. Simpulan 1. Keterampilan menyimak cerita pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Susukan Kabupaten Banjarnegara tahun 2014/2015 memiliki tingkat kemampuan masih rendah. Masalah tersebut semakin nampak setelah peneliti mendapat kesempatan untuk mengajar di SMP Negeri 1 Susukan. Bermula dari hal tersebut peneliti memahami beberapa masalah yang dihadapi dalam kegiatan belajar mengajar, salah satunya yaitu kesulitan siswa dalam menerima maupun menguasai materi menyimak cerita. Hal tersebut di atas yang akhirnya mendorong peneliti untuk mengangkat permasalahan menyimak tersebut untuk diteliti. Di SMP Negeri 1 Susukan, Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk materi Menyimak Cerita yaitu 68, sementara nilai rata-rata keterampilan Menyimak Cerita siswa kelas VIII B masih di bawah KKM yaitu 60,65. Rendahnya prestasi belajar siswa ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang selama ini dilakukan kurang berhasil. Kendala yang menyebabkan kurang berhasilnya pembelajaran tersebut yaitu karena pembelajarannya yang masih monoton, sehingga siswa kurang memahami keterampilan menyimak dan kurang termotivasi untuk belajar. 2. Adanya penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share 55

69 56 (TPS) dalam peningkatkan keterampilan menyimak cerita pada Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 1 Susukan Kabupaten Banjarnegara tahun 2014/2015 mengalami pengaruh yang baik, yaitu: (1) pada siklus I mengalami peningkatan dibandingkan prasiklus. Pada siklu perolehan nilai siswa pada kompetensi dasar Menyimak Cerita cukup baik. Dari 34 siswa kelas VIII B yang mendapatkan nilai di atas KKM sejumlah 20 siswa dengan ketuntasan 58.82% dengan nilai rata-rata dan (2) pada siklus II, perolehan nilai siswa meningkat dari siklus sebelumnya. Jika pada siklus I jumlah siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM hanya 20 siswa, pada siklus II jumlah siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM sebanyak 28 siswa dengan ketuntasan 82.35% dengan nilai rata-rata Dengan hasil tersebut, proses pembelajaran Menyimak Cerita melalui pembelajaran metode Think Pair Share (TPS) pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Susukan Kabupaten Banjarnegara tahun berhasil. Hal ini dikarenakan siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM telah mencapai 82.35%. 3. Dengan penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dalam peningkatkan keterampilan menyimak cerita pada Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 1 Susukan Kabupaten Banjarnegara tahun 2014/2015 terdapat pengaruh positif dan signifikan. Dikatakan positif, sebab pada setiap siklus baik siklus pertama dan kedua, penggunaan metode ini selalu memberikan peningkatan nilai. Dikatakan signifikan, sebab peningkatan siklus baik siklus pertama maupun kedua peningkatanya sangat besar sekali. Pada prasiklus jumlah siswa yang lulus kkm 38.23%. meningkat pada silus

70 57 pertama menjadi 58.82%. Pada silus kedua jumlah siswa yang lulus kkm 58.82%. meningkat pada siklus kedua menjadi 82.35%. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan tersebut di atas, dalam upaya meningkatkan kemampuan menyimak cerita pada siswa SMP Negeri 1 Susukan Kabupaten Banjarnegara, penulis memberikan saran sebagai berikut : 1. Saran bagi guru, model pembelajaran Think Pair Share (TPS) yang diterapkan pada pelaksanaan pembelajaran Menyimak Cerita pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Susukan Kabupaten Banjarnegara tahun berhasil. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan keterampilan menyimak cerita. dengan model pembelajaran Think Pair Share (TPS). Siswa tidak kesulitan dalam menyimak cerita karena model pembelajaran ini dilakukan secara berkelompok. Untuk itu, dengan diselesaikannya penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan serta motivasi guru dalam peningkatkan kualitas keterampilan menyimak pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Susukan Kabupaten Banjarnegara tahun 2014/2015 khususnya. Dalam pembelajaran ini guru harus menciptakan lingkungan kelas yang hidup agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik, karena tugas guru di sini adalah sebagai pemberi rangsangan, pembimbing kegiatan siswa, dan penentu arah belajar siswa. 2. Selanjutnya, saran bagi siswa yaitu diharapkan siswa bisa bekerja sama antar anggota dan mereka saling bertukar pikiran untuk mencari pemecahan masalah.

71 DAFTAR PUSTAKA Anonim Tempat yang Bersih dan Lampunya Terang. Diakses dari pada tanggal 24 Maret Arikunto, Suharsimi, dkk Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi, dkk Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Arsyad, Ashar Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hermawan, Herry Menyimak, Keterampilan Berkomunikasi yang Terabaikan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Mardiana Ika Rahayu Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyimak Cerita Pendek Bahasa Jawa (Cerkak) Melalui Media Rekaman pada Siswa Kelas VIII SMPN 2 Kroya Kabupaten Cilacap. Skripsi. Purwokerto: UMP. Nurgiyantoro, Burhan Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UGM. Sarumpaet, Riris K. Toha Sastra Masuk Sekolah. Magelang: Indonesiatera. Sayuti, A, Suminto Berkenalan dengan Prosa Fiksi. Yogyakarta: Gama Media. Sudijono, Anas Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Tarigan, Guntur Henri Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Trianto Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana. Wahyuni Sri Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyimak Cerita melalui Media Audio Visual Siswa Kelas VIII C SMP Sokaraja. Skripsi. Purwokerto: UMP. 58

72 59 Lampiran 1

73 Lampiran 2

74

75

76 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Pretest Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester : SMP Negeri 1 Susukan Kab. Banjarnegara : Bahasa Indonesia : VIII/2 Standar Kompetensi : Mendengarkan (Memahami Unsur Instrinsik Cerpen yang dibacakan) Kopetensi Dasar : Mengidentifikasi karakter tokoh cerpen yang dibacakan Indikator : 1) Mampu menemukan tokoh utama dan sampingan dalam cerpen yang dibacakan. 2) Mampu menyebutkan karakter tokoh dengan disertai bukti yang logis dari cerpen. 3) Mampu menyebutkan latar dalam cerpen disertai dengan bukti yang logis dari cerpen. 4) Mampu menentukan alur dalam cerpen disertai dengan bukti. 5) Mampu menentukan tema dan amanat dalam cerpen. Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 x pertemuan) A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu menemukan tokoh utama dan sampingan dalam cerpen yang dibacakan. 2. Siswa mampu menyebutkan karakter tokoh dengan disertai bukti yang logis dari cerpen. 3. Siswa mampu menyebutkan latar dalam cerpen disertai dengan bukti yang logis dari cerpen. 4. Siswa mampu menentukan alur dalam cerpen disertai dengan bukti.

77 5. Siswa mampu menentukan tema dan amanat dalam cerpen. B. Materi Pembelajaran UNSUR-UNSUR INSTRINSIK KARYA SASTRA Unsur instrinsik karya sastra fiksi meliputi tema, alur, tokoh, penokohan (karakter), latar/setting, amanat. 1. Tema adalah titik tolak pengarang dalam menyusun sebuah cerita. Pengarang menentukan tema sebelum mengarang, pembaca akan menemukan tema setelah membaca dari keseluruhan cerita. 2. Alur adalah rangkaian kejadian atau peristiwa yang disusun berdasarkan hokum sebab akibat. Jenis alur meliputi, alur maju, alur mundur, dan alur campuran. 3. Tokoh dan Penokohan (perwatakan) adalah proses pengarang dalam menampilkan tokoh. Cara pengarang menampilkan perwatakan tokoh dalam sebuah cerita yaitu ciri-ciri fisik tokoh, percakapan antar pelaku, lingkungan sosial, gambar tempat tinggal tokoh, pemaparan sifat tokoh. Jenis-jenis tokoh meliputi, tokoh protagonis (mendukung cerita), tokoh antagonis (penentang cerita), tokoh tritagonis (tokoh pembantu, baik protagonis / antagonis). 4. Latar (setting) adalah tempat, waktu, suasana yang terdapat dalam cerita. Sebuah cerita harus jelas dimana berlangsungnya, kapan terjadi dan suasana serta keadaan ketika cerita berlangsung. Latar ada 3 jenis, yaitu latar tempat, latar waktu, latar suasana. 5. Nilai (amanat) adalah pesan atau nasihat yang ingin disampaikan pengarang melalui cerita. C. Metode Pembelajaran

78 Tanya jawab, penugasan, dan Kooperatif Think Pair Share atau berpikir, berpasangan, berbagi. D. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Tahap Kegiatan guru Kegiatan siswa Pembuka (Apersepsi) Inti a Guru mengkondisikan siswa untuk siap menerima pelajaran. b Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Siswa mempersiapkan diri untuk belajar. Siswa mendengarkan dan memahami. c Guru memberikan motivasi. Siswa mendengarkan dan memperhatikan. d Guru memberikan beberapa Siswa menjawab pertanyaan yang mengarah pertanyaan guru. pada materi. e Guru menjelaskan metode pembelajaran yang akan digunakan. a. GuruMenjelaskan materi tentang menyimak cerita. b Guru memberikan kesempatan siswa bertanya tentang materi yang diajarkan. c Guru menugaskan Siswa untuk menyimak cerita yang diperdengarkan. d Guru memberikan kesempatan siswa untuk menemukan tokoh utama dan sampingan dalam cerita, mengidentifikasi karakter tokoh dalam cerita, menentukan alur, tema, serta pesan dalam cerita. Siswa memahami metode pembelajaran yang akan digunakan. Siswa mendengarkan penjelasan guru. Siswa bertanya tentang materi menyimak cerita. Siswa mendengarkan cerita yang diperdengarkan. Siswa menemukan tokoh utama dan sampingan dalam cerita, mengidentifikasi karakter tokoh dalam cerita, menentukan alur, tema, serta pesan dalam cerita. Alokasi Waktu 1 menit 2 menit 2 menit 5 menit 5 menit 5 menit 5 menit 10 menit 10 menit e Guru menugaskan siswa untuk menuliskan kedalam selembar kertas. Siswa mengerjakan perintah guru. 5 menit f Guru menugaskan kepada siswa untuk membaca hasil Siswa mengerjakan perintah guru. 10 menit

79 Penutup pekerjaan siswa. g Guru menanggapi hasil kerjaan siswa h Guru membahas hasil diskusi secara bersamasama. i Guru mengambil hasil menyimak j Guru menyimpulkan materi pelajaran, menjelaskan kekurangan dankelebihan siswa dalam pembelajaran. a Melakukan refleksi dan menyimpulkan hasil pembelajaran. Siswa Mendengarkan penjelasan guru Siswa ikut menyimpulkan hasil diskusi. Menyerahkan hasil menyimak Siswa mendengarkan penjelasan guru. Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran. 10 menit 5 menit 2 menit 2 menit 1 menit E. Sumber Pembelajaran 1. Tim Abdi Guru Seribu Pena Bahasa Indonesia untuk SMP / MTs Kelas VIII. Jakarta: ERLANGGA. 2. Kurniawan, Heru Sastra Anak. Yogyakarta: GRAHA ILMU. F. Penilaian 1. Teknik : Tes tertulis 2. Bentuk instrument : Unjuk kerja 3. Soal/Instrumen : Tes 4. Contoh Soal

80 Soal Essay 1) Sebutkan tokoh yang ada dalam cerita Tempat yang Bersih dan Lampunya Terang yang telah diperdengarkan! 2) Sebutkan tokoh utama dan sampingan yang ada dalam cerita Tempat yang Bersih dan Lampunya Terang, serta tentukan karakter masing-masing tokoh! 3) Tentukan latar dan alur cerita Tempat yang Bersih dan Lampunya Terang yang telah diperdengarkan! 4) Tentukan tema cerita Tempat yang Bersih dan Lampunya Terang yang telah diperdengarkan! 5) Tentukan amanat yang ada dalam cerita Tempat yang Bersih dan Lampunya Terang yang telah kalian dengar! Jawaban 1) Tokoh dalam cerita meliputi Orang Tua, Jongos Muda dan Jongos tua. 2) Tokoh Utama, dalam cerita yaitu Orang Tua yang memiliki sifat mudah putus asa, dibuktikan dengan niatnya untuk bunuh diri, tokoh sampingan adalah Jongos Muda yang berwatak setia, ditunjukkan dengan melayani Orang Tua sampai pagi, Jongos Tua bersifat acuh dibuktikan dengan duduk di meja pojok. 3) Latar tempat yaitu di sebuah Cafe dan terjadi pada malam hari dalam suasana sedih. Alur cerita tersebut adalah alur mundur, ditunjukkan Orang Tua yang putus asa karena tidak bisa memecahkan masalahnya sendiri. 4) Tema cerita tersebut hadapi semua masalah dengan penuh kesabaran. 5) Jangan pernah putus asa dalam menghadapi cobaan hidup. 5. Pedoman Penskoran

81 No. Aspek Penilaian 1. Kelengkapan tokoh Deskriptor Skor Bobot a. Siswa menjawab 3 tokoh dalam 3 1 cerita. b. Siswa menjawab 2 tokoh dalam cerita. 2 c. Siswa menjawab 1 tokoh dalam cerita 1 2. Ketepatan a. Siswa menjawab dengan tepat 3 1 karakter tokoh karakter masing-masing tokoh utama dan sampingan. b. Siswa menjawab kurang tepat 2 karakter masing-masing tokoh utama dan sampingan. c. Siswa menjawab tidak tepat 1 karakter masing-masing tokoh utama dan sampingan 3. Ketepatan a. Siswa menjawab latar dan alur 3 1 latar dan alur dengan tepat cerita b. Siswa menjawab latar dan alur 2 kurang tepat c. Siswa menjawab latar dan alur 1 tidak tepat 4. Kesesuaian a. Siswa menjawab tema dengan 3 1 tema tepat b. Siswa menjawab tema kurang 2 tepat c. Siswa menjawab tema tidak 1 tepat 5. Ketepatan a. Siswa menjawab amanat dengan 3 1

82 amanat tepat b. Siswa menjawab amanat kurang tepat c. Siswa menjawab amanat tidak tepat 2 1 Skor Maksimal Pedoman Penilaian Jumlah Skor Maksimum = 15 Nilai perolehan siswa Skor Perolehan = 100 Skor Maksimum Mengetahui, Peneliti Banjarnegara, 7 Maret 2015 (Yoga Adhi Baskoro) NIM

83 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Siklus I Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester : SMP Negeri 1 Susukan Kab. Banjarnegara : Bahasa Indonesia : VIII/2 Standar Kompetensi : Mendengarkan (Memahami Unsur Instrinsik Cerpen yang dibacakan) Kopetensi Dasar : Mengidentifikasi karakter tokoh cerpen yang dibacakan Indikator : 1) Mampu menemukan tokoh utama dan sampingan dalam cerpen yang dibacakan. 2) Mampu menyebutkan karakter tokoh dengan disertai bukti yang logis dari cerpen. 3) Mampu menyebutkan latar dalam cerpen disertai dengan bukti yang logis dari cerpen. 4) Mampu menentukan alur dalam cerpen disertai dengan bukti. 5) Mampu menentukan tema dan amanat dalam cerpen. Alokasi Waktu : 2 x 40 menit ( 1 x pertemuan ) A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu menemukan tokoh utama dan sampingan dalam cerpen yang dibacakan. 2. Siswa mampu menyebutkan karakter tokoh dengan disertai bukti yang logis dari cerpen. 3. Siswa mampu menyebutkan latar dalam cerpen disertai dengan bukti yang logis dari cerpen.

84 4. Siswa mampu menentukan alur dalam cerpen disertai dengan bukti. 5. Siswa mampu menentukan tema dan amanat dalam cerpen. B. Materi Pembelajaran Unsur instrinsik karya sastra fiksi meliputi tema, alur, tokoh, penokohan (karakter), latar/setting, amanat. 1. Tema adalah titik tolak pengarang dalam menyusun sebuah cerita. Pengarang menentukan tema sebelum mengarang, pembaca akan menemukan tema setelah membaca dari keseluruhan cerita. 2. Alur adalah rangkaian kejadian atau peristiwa yang disusun berdasarkan hokum sebab akibat. Jenis alur meliputi, alur maju, alur mundur, dan alur campuran. 3. Tokoh dan Penokohan (perwatakan) adalah proses pengarang dalam menampilkan tokoh. Cara pengarang menampilkan perwatakan tokoh dalam sebuah cerita yaitu ciri-ciri fisik tokoh, percakapan antar pelaku, lingkungan sosial, gambar tempat tinggal tokoh, pemaparan sifat tokoh. Jenis-jenis tokoh meliputi, tokoh protagonis (mendukung cerita), tokoh antagonis (penentang cerita), tokoh tritagonis (tokoh pembantu, baik protagonis / antagonis). 4. Latar (setting) adalah tempat, waktu, suasana yang terdapat dalam cerita. Sebuah cerita harus jelas dimana berlangsungnya, kapan terjadi dan suasana serta keadaan ketika cerita berlangsung. Latar ada 3 jenis, yaitu latar tempat, latar waktu, latar suasana. 5. Nilai (amanat) adalah pesan atau nasihat yang ingin disampaikan pengarang melalui cerita.

85 C. Metode Pembelajaran Tanya jawab, penugasan, dan Kooperatif Think Pair Share atau berpikir, berpasangan, berbagi. D. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Tahap Kegiatan guru Kegiatan siswa Pembuka (Apersepsi) Inti a Guru mengkondisikan siswa untuk siap menerima pelajaran. b Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Siswa mempersiapkan diri untuk belajar. Siswa mendengarkan dan memahami. c Guru memberikan motivasi. Siswa mendengarkan dan memperhatikan. d Guru memberikan beberapa Siswa menjawab pertanyaan yang mengarah pertanyaan guru. pada materi. e Guru menjelaskan metode pembelajaran yang akan digunakan. a. GuruMenjelaskan materi tentang menyimak cerita. b Guru memberikan kesempatan siswa bertanya tentang materi yang diajarkan. c Guru menugaskan Siswa untuk menyimak cerita yang diperdengarkan. d Guru memberikan kesempatan siswa untuk menemukan tokoh utama dan sampingan dalam cerita, mengidentifikasi karakter tokoh dalam cerita, menentukan alur, tema, serta pesan dalam cerita. Siswa memahami metode pembelajaran yang akan digunakan. Siswa mendengarkan penjelasan guru. Siswa bertanya tentang materi menyimak cerita. Siswa mendengarkan cerita yang diperdengarkan. Siswa menemukan tokoh utama dan sampingan dalam cerita, mengidentifikasi karakter tokoh dalam cerita, menentukan alur, tema, serta pesan dalam cerita. Alokasi Waktu 1 menit 2 menit 2 menit 5 menit 5 menit 5 menit 5 menit 10 menit 10 menit e Guru menugaskan siswa untuk menuliskan kedalam selembar kertas. Siswa mengerjakan perintah guru. 5 menit

86 Penutup f Guru menugaskan kepada siswa untuk membaca hasil pekerjaan siswa. g Guru menanggapi hasil kerjaan siswa h Guru membahas hasil diskusi secara bersamasama. i Guru mengambil hasil menyimak j Guru menyimpulkan materi pelajaran, menjelaskan kekurangan dankelebihan siswa dalam pembelajaran. a Melakukan refleksi dan menyimpulkan hasil pembelajaran. Siswa mengerjakan perintah guru. Siswa Mendengarkan penjelasan guru Siswa ikut menyimpulkan hasil diskusi. Menyerahkan hasil menyimak Siswa mendengarkan penjelasan guru. Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran. 10 menit 10 menit 5 menit 2 menit 2 menit 1 menit E. Sumber Pembelajaran 1. Tim Abdi Guru Seribu Pena Bahasa Indonesia untuk SMP / MTs Kelas VIII. Jakarta: ERLANGGA. 2. Kurniawan, Heru Sastra Anak. Yogyakarta: GRAHA ILMU. F. Penilaian 1. Teknik : Tes tertulis 2. Bentuk instrument : Unjuk kerja 3. Soal/Instrumen : Tes

87 4. Contoh Soal Soal Essay 1) Sebutkan tokoh yang ada dalam cerita Kaca Mata Persahabatan yang telah diperdengarkan! 2) Sebutkan tokoh utama dan sampingan yang ada dalam cerita Kaca Mata Persahabatan, serta tentukan karakter masing-masing tokoh! 3) Tentukan latar dan alur cerita Kaca Mata Persahabatan yang telah diperdengarkan! 4) Tentukan tema cerita Kaca Mata Persahabatan yang telah diperdengarkan! 5) Tentukan amanat yang ada dalam cerita Kaca Mata Persahabatan yang telah kalian dengar! Jawaban 1) Tokoh Aku, Puspa, dan Bu Guru. 2) Tokoh Utama, Aku yang baik hati dan Puspa yang sayang terhadap ibunya, tokoh sampingan, Bu Guru yang bijaksana. 3) Latar tempat yaitu di sekolah atau di kelas dan di luar kelas serta di luar sekolah yaitu optik. Latar waktu yaitu siang hari, latar suasana sedih. Alur cerita tersebut adalah alur maju, dibuktikan dengan tokoh Aku yang mengharapkan menjadi juara agar dapat membantu Puspa membeli kacamata. 4) Tema cerita tersebut adalah perjuangan seorang sahabat. 5) Dalam kehidupan sehari-hari hendaknya kita menanamkan sikap saling tolong menolong.

88 5. Pedoman Penskoran No. Aspek Penilaian Deskriptor Skor Bobot 1. Kelengkapan a. Siswa menjawab 3 tokoh dalam 3 1 tokoh cerita. b. Siswa menjawab 2 tokoh dalam cerita. 2 c. Siswa menjawab 1 tokoh dalam cerita 1 2. Ketepatan a. Siswa menjawab dengan tepat 3 1 karakter tokoh karakter masing-masing tokoh utama dan sampingan. b. Siswa menjawab kurang tepat karakter masing-masing tokoh utama dan sampingan. 2 c. Siswa menjawab tidak tepat karakter masing-masing tokoh utama dan sampingan 1 3. Ketepatan a. Siswa menjawab latar dan alur 3 1 latar dan alur dengan tepat cerita b. Siswa menjawab latar dan alur kurang tepat 2 c. Siswa menjawab latar dan alur tidak tepat 1 4. Kesesuaian tema a. Siswa menjawab tema dengan tepat 3 1 b. Siswa menjawab tema kurang tepat 2 c. Siswa menjawab tema tidak tepat 1

89 5. Ketepatan a. Siswa menjawab amanat dengan 3 1 amanat tepat b. Siswa menjawab amanat kurang 2 tepat c. Siswa menjawab amanat tidak 1 tepat Skor Maksimal Pedoman Penilaian Jumlah Skor Maksimum = 15 Nilai perolehan siswa Skor Perolehan = 100 Skor Maksimum Mengetahui, Peneliti Banjarnegara, 7 Maret 2015 (Yoga Adhi Baskoro) NIM

90 Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Siklus II : SMP Negeri 1 Susukan Kab. Banjarnegara : Bahasa Indonesia : VIII/2 Standar Kompetensi : Mendengarkan (Memahami Unsur Instrinsik Cerpen yang dibacakan) Kopetensi Dasar : Mengidentifikasi karakter tokoh cerpen yang dibacakan Indikator : 1) Mampu menemukan tokoh utama dan sampingan dalam cerpen yang dibacakan. 2) Mampu menyebutkan karakter tokoh dengan disertai bukti yang logis dari cerpen. 3) Mampu menyebutkan latar dalam cerpen disertai dengan bukti yang logis dari cerpen. 6) Mampu menentukan alur dalam cerpen disertai dengan bukti. 7) Mampu menentukan tema dan amanat dalam cerpen. Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 x pertemuan) A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu menemukan tokoh utama dan sampingan dalam cerpen remaja yang dibacakan. 2. Siswa mampu menyebutkan karakter tokoh dengan disertai bukti yang logis dari cerpen. 3. Siswa mampu menyebutkan latar dalam cerpen disertai dengan bukti yang logis dari cerpen. 4. Siswa mampu menentukan alur dalam cerpen disertai dengan bukti.

91 5. Siswa mampu menentukan tema dan amanat dalam cerpen. B. Materi Pembelajaran UNSUR-UNSUR INSTRINSIK KARYA SASTRA Unsur instrinsik karya sastra fiksi meliputi tema, alur, tokoh, penokohan (karakter), latar/setting, amanat. 1. Tema adalah titik tolak pengarang dalam menyusun sebuah cerita. Pengarang menentukan tema sebelum mengarang, pembaca akan menemukan tema setelah membaca dari keseluruhan cerita. 2. Alur adalah rangkaian kejadian atau peristiwa yang disusun berdasarkan hokum sebab akibat. Jenis alur meliputi, alur maju, alur mundur, dan alur campuran. 3. Tokoh dan Penokohan (Perwatakan) adalah proses pengarang dalam menampilkan tokoh. Cara pengarang menampilkan perwatakan tokoh dalam sebuah cerita yaitu ciri-ciri fisik tokoh, percakapan antar pelaku, lingkungan sosial, gambar tempat tinggal tokoh, pemaparan sifat tokoh. Jenis-jenis tokoh meliputi, tokoh protagonis (mendukung cerita), tokoh antagonis (penentang cerita), tokoh tritagonis (tokoh pembantu, baik protagonis / antagonis). 4. Latar (setting) adalah tempat, waktu, suasana yang terdapat dalam cerita. Sebuah cerita harus jelas dimana berlangsungnya, kapan terjadi dan suasana serta keadaan ketika cerita berlangsung. Latar ada 3 jenis, yaitu latar tempat, latar waktu, latar suasana. 5. Nilai (amanat) adalah pesan atau nasihat yang ingin disampaikan pengarang melalui cerita.

92 C. Metode Pembelajaran Tanya jawab, penugasan, dan Kooperatif Think Pair Share atau berpikir, berpasangan, berbagi. D. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Tahap Kegiatan guru Kegiatan siswa Pembuka (Apersepsi) Inti a Guru mengkondisikan siswa untuk siap menerima pelajaran. b Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Siswa mempersiapkan diri untuk belajar. Siswa mendengarkan dan memahami. c Guru memberikan motivasi. Siswa mendengarkan dan memperhatikan. d Guru memberikan beberapa Siswa menjawab pertanyaan yang mengarah pertanyaan guru. pada materi. e Guru menjelaskan metode pembelajaran yang akan digunakan. a. GuruMenjelaskan materi tentang menyimak cerita. b Guru memberikan kesempatan siswa bertanya tentang materi yang diajarkan. c Guru menugaskan Siswa untuk menyimak cerita yang diperdengarkan. d Guru memberikan kesempatan siswa untuk menemukan tokoh utama dan sampingan dalam cerita, mengidentifikasi karakter tokoh dalam cerita, menentukan alur, tema, serta pesan dalam cerita. Siswa memahami metode pembelajaran yang akan digunakan. Siswa mendengarkan penjelasan guru. Siswa bertanya tentang materi menyimak cerita. Siswa mendengarkan cerita yang diperdengarkan. Siswa menemukan tokoh utama dan sampingan dalam cerita, mengidentifikasi karakter tokoh dalam cerita, menentukan alur, tema, serta pesan dalam cerita. Alokasi Waktu 1 menit 2 menit 2 menit 5 menit 5 menit 5 menit 5 menit 10 menit 10 menit e Guru menugaskan siswa untuk menuliskan kedalam selembar kertas. Siswa mengerjakan perintah guru. 5 menit

93 Penutup f Guru menugaskan kepada siswa untuk membaca hasil pekerjaan siswa. g Guru menanggapi hasil kerjaan siswa h Guru membahas hasil diskusi secara bersamasama. i Guru mengambil hasil menyimak j Guru menyimpulkan materi pelajaran, menjelaskan kekurangan dankelebihan siswa dalam pembelajaran. a Melakukan refleksi dan menyimpulkan hasil pembelajaran. Siswa mengerjakan perintah guru. Siswa Mendengarkan penjelasan guru Siswa ikut menyimpulkan hasil diskusi. Menyerahkan hasil menyimak Siswa mendengarkan penjelasan guru. Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran. 10 menit 10 menit 5 menit 2 menit 2 menit 1 menit E. Sumber Pembelajaran 1. Tim Abdi Guru Seribu Pena Bahasa Indonesia untuk SMP / MTs Kelas VIII. Jakarta: ERLANGGA. 2. Kurniawan, Heru Sastra Anak. Yogyakarta: GRAHA ILMU. F. Penilaian 1. Teknik : Tes tertulis 2. Bentuk instrument : Unjuk kerja 3. Soal/Instrumen : Tes

94 4. Contoh Soal Soal Essay 1) Sebutkan tokoh yang ada dalam cerita Warung Sayur di Dekat Rumahku yang telah diperdengarkan! 2) Sebutkan tokoh utama dan sampingan yang ada dalam cerita Warung Sayur di Dekat Rumahku, serta tentukan karakter masing-masing tokoh! 3) Tentukan latar dan alur cerita Warung Sayur di Dekat Rumahku yang telah diperdengarkan! 4) Tentukan tema cerita Warung Sayur di Dekat Rumahku yang telah diperdengarkan! 5) Tentukan amanat yang ada dalam cerita Warung Sayur di Dekat Rumahku yang telah kalian dengar! Jawaban 1) Tokoh Lita, Ayah Lita, Ibu Lita, Kak Rino, dan Mbok Besah. 2) Tokoh utama, Lita yang memiliki sifat pemarah, Ibu Lita yang baik hati dan selalu memberi nasihat pada anaknya. Tokoh sampingan, Kak Rino, Ayah Lita yang bijaksana, dan Mbok Besah yang pantang menyerah. 3) Latar dalam cerita yaitu di rumah Lita, di kamar tidur, ruang TV, ruang makan, warung sayur, waktu pagi hari, malam hari, setiap pukul lima pagi. Alur cerita tersebut adalah alur maju. 4) Tema cerita tersebut adalah manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, dalam hal ini dibuktikan oleh tokoh Lita yang membutuhkan Mbok Besah dalam kesehariannya. 5) Dalam kehidupan kita sehari-hari hendaknya kita sabar dan menanamkan sikap saling tolong-menolong.

95 5. Pedoman Penskoran No. Aspek Penilaian Deskriptor Skor Bobot 1. Kelengkapan tokoh a. Siswa menjawab 3 tokoh dalam cerita. 3 1 b. Siswa menjawab 2 tokoh dalam cerita. 2 c. Siswa menjawab 1 tokoh dalam cerita 1 2. Ketepatan a. Siswa menjawab dengan tepat 3 1 karakter tokoh karakter masing-masing tokoh utama dan sampingan. b. Siswa menjawab kurang tepat 2 karakter masing-masing tokoh utama dan sampingan. c. Siswa menjawab tidak tepat 1 karakter masing-masing tokoh utama dan sampingan 3. Ketepatan a. Siswa menjawab latar dan alur 3 1 latar dan alur dengan tepat cerita b. Siswa menjawab latar dan alur 2 kurang tepat c. Siswa menjawab latar dan alur 1 tidak tepat 4. Kesesuaian a. Siswa menjawab tema dengan 3 1 tema tepat b. Siswa menjawab tema kurang 2 tepat c. Siswa menjawab tema tidak 1 tepat

96 5. Ketepatan a. Siswa menjawab amanat dengan 3 1 amanat tepat b. Siswa menjawab amanat kurang 2 tepat 1 c. Siswa menjawab amanat tidak tepat Skor Maksimal Pedoman Penilaian Jumlah Skor Maksimum = 15 Nilai perolehan siswa Skor Perolehan = 100 Skor Maksimum Mengetahui, Peneliti Banjarnegara, 7 Maret 2015 (Yoga Adhi Baskoro) NIM

97 Lampiran 4 DAFTAR NILAI SIKAP Pre-Test Kelas : VIII B Mapel : Bahasa Indonesia Sem : Genap KKM : 3,08 No. Nama Nilai Sikap Pre-Test Nilai Sikap (Skala 4) 35 Ades Ifadanissa Azzura 78 3,12 36 Anisa Setia Ningsih 72 2,88 37 Desi Putri Safitri 74 2,96 38 Hafidz Sheyela Al Fira 80,75 3,23 39 Indah Lestari 81 3,24 40 Kholifatusnisa Nur Afifah Khomsyatun Nafi'ah Lutfiana Nur Khamidah 80 3,2 43 Niken Marseli 80 3,2 44 Nur Arifah Utami 80 3,2 45 Puji Tiara Mukti Lestari 74 2,96 46 Runi Atsni Allathifa 78,75 3,15 47 Silvi Rahmadina Putri 78 3,12 48 Tiara Wulan Anggraeni Wafiq Nur Azizah Yonisca Kusdwiari 80 3,2 51 Afdilah Anggit Al Mufarif 72 2,88 52 Ahmad Zaenudin 74 2,96 53 Anbi Aziz 78,75 3,15 54 Bima Saputra 78 3,12 55 Dewa Setiawan 77 3,08 56 Eka Rahayu 80 3,2 57 Farhan Doni Nur Yuda 72 2,88 58 Febriansyah 74 2,96 59 Ihfan Dwi Pramudian 78,75 3,15 60 Jeky Helen Romansyah 78 3,12 61 Manshur Fauzi 79 3,16 62 Muhammad Farkhan Maulana 76 3,04 63 Reza Tri Yulianto 79,5 3,18 64 Rifki Ardiansyah 80 3,2 65 Rizal Efendi Saputra 78 3,12 66 Sakti Widadi 80 3,2 67 Wahyu Muchammad Ardianto 78,75 3,15 68 Wiwid Alma Suseno 78 3,12 Jumlah Nilai 2628,25 105,13 Rata-Rata 77,30 3,09 Nilai Tertinggi 81 3,24 Nilai Terendah 72 2,88

98 DAFTAR NILAI SIKAP SIKLUS I Kelas : VIII B Mapel : Bahasa Indonesia Sem : Genap KKM : 3,08 No. Nama Nilai Sikap Siklus I Nilai Sikap (Skala 4) 35 Ades Ifadanissa Azzura 80 3,2 36 Anisa Setia Ningsih 80,5 3,22 37 Desi Putri Safitri 80,25 3,21 38 Hafidz Sheyela Al Fira 80,5 3,22 39 Indah Lestari 83 3,32 40 Kholifatusnisa Nur Afifah 77 3,08 41 Khomsyatun Nafi'ah 82,25 3,29 42 Lutfiana Nur Khamidah 82 3,28 43 Niken Marseli 80 3,2 44 Nur Arifah Utami 81,75 3,27 45 Puji Tiara Mukti Lestari 80,5 3,22 46 Runi Atsni Allathifa 83 3,32 47 Silvi Rahmadina Putri 77 3,08 48 Tiara Wulan Anggraeni 77 3,08 49 Wafiq Nur Azizah 77 3,08 50 Yonisca Kusdwiari 81,25 3,25 51 Afdilah Anggit Al Mufarif 77 3,08 52 Ahmad Zaenudin 81,75 3,27 53 Anbi Aziz 80,5 3,22 54 Bima Saputra 77 3,08 55 Dewa Setiawan 77 3,08 56 Eka Rahayu 82,5 3,3 57 Farhan Doni Nur Yuda 77 3,08 58 Febriansyah 77 3,08 59 Ihfan Dwi Pramudian 79 3,16 60 Jeky Helen Romansyah 78 3,12 61 Manshur Fauzi 82 3,28 62 Muhammad Farkhan Maulana 77 3,08 63 Reza Tri Yulianto 83,5 3,34 64 Rifki Ardiansyah 82,25 3,29 65 Rizal Efendi Saputra 78 3,12 66 Sakti Widadi 81,75 3,27 67 Wahyu Muchammad Ardianto 80,5 3,22 68 Wiwid Alma Suseno 83 3,32 Jumlah Nilai 2717,75 108,71 Rata-Rata 79,93 3,19 Nilai Tertinggi 83,5 3,34 Nilai Terendah 77 3,08

99 DAFTAR NILAI SIKAP SIKLUS II Kelas : VIII B Mapel : Bahasa Indonesia Sem : Genap KKM : 3,08 No. Nama Nilai Sikap Siklus II Nilai Sikap (Skala 4) 35 Ades Ifadanissa Azzura 81 3,24 36 Anisa Setia Ningsih 80,5 3,22 37 Desi Putri Safitri 81,5 3,26 38 Hafidz Sheyela Al Fira 82,25 3,29 39 Indah Lestari 83 3,32 40 Kholifatusnisa Nur Afifah 77 3,08 41 Khomsyatun Nafi'ah 81,5 3,26 42 Lutfiana Nur Khamidah 80,5 3,22 43 Niken Marseli 80 3,2 44 Nur Arifah Utami 80,5 3,22 45 Puji Tiara Mukti Lestari 80,5 3,22 46 Runi Atsni Allathifa 82 3,28 47 Silvi Rahmadina Putri 77 3,08 48 Tiara Wulan Anggraeni 77 3,08 49 Wafiq Nur Azizah 77 3,08 50 Yonisca Kusdwiari 82,75 3,31 51 Afdilah Anggit Al Mufarif 77 3,08 52 Ahmad Zaenudin 81,25 3,25 53 Anbi Aziz 81,5 3,26 54 Bima Saputra 77 3,08 55 Dewa Setiawan 77 3,08 56 Eka Rahayu 81,75 3,27 57 Farhan Doni Nur Yuda 77 3,08 58 Febriansyah 77 3,08 59 Ihfan Dwi Pramudian 80 3,2 60 Jeky Helen Romansyah 80 3,2 61 Manshur Fauzi 85 3,4 62 Muhammad Farkhan Maulana 77 3,08 63 Reza Tri Yulianto 83,5 3,34 64 Rifki Ardiansyah 82,25 3,29 65 Rizal Efendi Saputra 78 3,12 66 Sakti Widadi 80,75 3,23 67 Wahyu Muchammad Ardianto 82,25 3,29 68 Wiwid Alma Suseno 83 3,32 Jumlah Nilai 2725,25 109,01 Rata-Rata 80,15 3,20 Nilai Tertinggi 85 3,4 Nilai Terendah 77 3,08

100 Lampiran 5 Hasil Pre-Test Menyimak Cerita Kelas : VIII B Mapel : Bahasa Indonesia Sem : Genap KKM : 3,08 No. Nama Nilai Nilai (Skala 4) 35 Ades Ifadanissa Azzura 72 2,88 36 Anisa Setia Ningsih 64 2,56 37 Desi Putri Safitri 68 2,72 38 Hafidz Sheyela Al Fira 84 3,36 39 Indah Lestari 80 3,2 40 Kholifatusnisa Nur Afifah 68 2,72 41 Khomsyatun Nafi'ah 64 2,56 42 Lutfiana Nur Khamidah 80 3,2 43 Niken Marseli 80 3,2 44 Nur Arifah Utami 80 3,2 45 Puji Tiara Mukti Lestari 64 2,56 46 Runi Atsni Allathifa 80 3,2 47 Silvi Rahmadina Putri 68 2,72 48 Tiara Wulan Anggraeni 64 2,56 49 Wafiq Nur Azizah 60 2,4 50 Yonisca Kusdwiari 60 2,4 51 Afdilah Anggit Al Mufarif 56 2,24 52 Ahmad Zaenudin 72 2,88 53 Anbi Aziz 80 3,2 54 Bima Saputra 52 2,08 55 Dewa Setiawan 64 2,56 56 Eka Rahayu 80 3,2 57 Farhan Doni Nur Yuda 68 2,72 58 Febriansyah 64 2,56 59 Ihfan Dwi Pramudian 60 2,4 60 Jeky Helen Romansyah 68 2,72 61 Manshur Fauzi 80 3,2 62 Muhammad Farkhan Maulana 64 2,56 63 Reza Tri Yulianto 80 3,2 64 Rifki Ardiansyah 76 3,04 65 Rizal Efendi Saputra 68 2,72 66 Sakti Widadi 80 3,2 67 Wahyu Muchammad Ardianto 80 3,2 68 Wiwid Alma Suseno 80 3,2 Jumlah Nilai ,32 Rata-Rata 70, , Nilai Tertinggi 84 3,36 Nilai Terendah 52 2,08

101 Lampiran 6 Hasil Post-Test Menyimak Cerita (Siklus I) Kelas : VIII B Mapel : Bahasa Indonesia Sem : Genap KKM : 3,08 No Nama Nilai Nilai (Skala 4) 35 Ades Ifadanissa Azzura 76 3,04 36 Anisa Setia Ningsih 68 2,72 37 Desi Putri Safitri 80 3,2 38 Hafidz Sheyela Al Fira 88 3,52 39 Indah Lestari 84 3,36 40 Kholifatusnisa Nur Afifah 72 2,88 41 Khomsyatun Nafi'ah 80 3,2 42 Lutfiana Nur Khamidah 84 3,36 43 Niken Marseli 84 3,36 44 Nur Arifah Utami 84 3,36 45 Puji Tiara Mukti Lestari 84 3,36 46 Runi Atsni Allathifa 84 3,36 47 Silvi Rahmadina Putri 64 2,56 48 Tiara Wulan Anggraeni 68 2,72 49 Wafiq Nur Azizah 64 2,56 50 Yonisca Kusdwiari 80 3,2 51 Afdilah Anggit Al Mufarif 60 2,4 52 Ahmad Zaenudin 80 3,2 53 Anbi Aziz 84 3,36 54 Bima Saputra 52 2,08 55 Dewa Setiawan 60 2,4 56 Eka Rahayu 84 3,36 57 Farhan Doni Nur Yuda 72 2,88 58 Febriansyah 68 2,72 59 Ihfan Dwi Pramudian 80 3,2 60 Jeky Helen Romansyah 72 2,88 61 Manshur Fauzi 84 3,36 62 Muhammad Farkhan Maulana 68 2,72 63 Reza Tri Yulianto 92 3,68 64 Rifki Ardiansyah 80 3,2 65 Rizal Efendi Saputra 64 2,56 66 Sakti Widadi 84 3,36 67 Wahyu Muchammad Ardianto 84 3,36 68 Wiwid Alma Suseno 84 3,36 Jumlah Nilai ,84 Rata-Rata 76, , Nilai Tertinggi 92 3,68 Nilai Terendah 52 2,08

102 Lampiran 7 Hasil Post-Test Menyimak Cerita (Siklus II) Kelas : VIII B Mapel : Bahasa Indonesia Sem : Genap KKM : 3,08 No Nama Nilai Nilai (Skala 4) 35 Ades Ifadanissa Azzura 80 3,2 36 Anisa Setia Ningsih 80 3,2 37 Desi Putri Safitri 88 3,52 38 Hafidz Sheyela Al Fira 92 3,68 39 Indah Lestari 84 3,36 40 Kholifatusnisa Nur Afifah 80 3,2 41 Khomsyatun Nafi'ah 84 3,36 42 Lutfiana Nur Khamidah 88 3,52 43 Niken Marseli 84 3,36 44 Nur Arifah Utami 92 3,68 45 Puji Tiara Mukti Lestari 88 3,52 46 Runi Atsni Allathifa 92 3,68 47 Silvi Rahmadina Putri 64 2,56 48 Tiara Wulan Anggraeni 80 3,2 49 Wafiq Nur Azizah 72 2,88 50 Yonisca Kusdwiari 84 3,36 51 Afdilah Anggit Al Mufarif 80 3,2 52 Ahmad Zaenudin 88 3,52 53 Anbi Aziz 88 3,52 54 Bima Saputra 60 2,4 55 Dewa Setiawan 64 2,56 56 Eka Rahayu 88 3,52 57 Farhan Doni Nur Yuda 68 2,72 58 Febriansyah 80 3,2 59 Ihfan Dwi Pramudian 84 3,36 60 Jeky Helen Romansyah 84 3,36 61 Manshur Fauzi Muhammad Farkhan Maulana 80 3,2 63 Reza Tri Yulianto 96 3,84 64 Rifki Ardiansyah 84 3,36 65 Rizal Efendi Saputra 72 2,88 66 Sakti Widadi 88 3,52 67 Wahyu Muchammad Ardianto 88 3,52 68 Wiwid Alma Suseno 88 3,52 Jumlah Nilai ,48 Rata-Rata 82, , Nilai Tertinggi Nilai Terendah 60 2,4

103 Lampiran 8 Perbandingan Pre-Test, Post-Test Siklus I, dan Post-Test Siklus II Kelas : VIII B Mapel : Bahasa Indonesia Sem : Genap KKM : 3,08 Pre-Test Post-Test Siklus I Post-Test Siklus II No. Nama Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai (Skala 4) (Skala 4) (Skala 4) 35 Ades 72 2, , ,2 36 Anisa 64 2, , ,2 37 Desi 68 2, ,2 88 3,52 38 Hafidz 84 3, , ,68 39 Indah 80 3,2 84 3, ,36 40 Kholifatusnisa 68 2, , ,2 41 Khomsyatun 64 2, ,2 84 3,36 42 Lutfiana 80 3,2 84 3, ,52 43 Niken 80 3,2 84 3, ,36 44 Nur 80 3,2 84 3, ,68 45 Puji 64 2, , ,52 46 Runi 80 3,2 84 3, ,68 47 Silvi 68 2, , ,56 48 Tiara 64 2, , ,2 49 Wafiq 60 2,4 64 2, ,88 50 Yonisca 60 2,4 80 3,2 84 3,36 51 Afdilah 56 2, ,4 80 3,2 52 Ahmad 72 2, ,2 88 3,52 53 Anbi 80 3,2 84 3, ,52 54 Bima 52 2, , ,4 55 Dewa 64 2, ,4 64 2,56 56 Eka 80 3,2 84 3, ,52 57 Farhan 68 2, , ,72 58 Febriansyah 64 2, , ,2 59 Ihfan 60 2,4 80 3,2 84 3,36 60 Jeky 68 2, , ,36 61 Manshur 80 3,2 84 3, Muhammad 64 2, , ,2 63 Reza 80 3,2 92 3, ,84 64 Rifki 76 3, ,2 84 3,36 65 Rizal 68 2, , ,88 66 Sakti 80 3,2 84 3, ,52 67 Wahyu 80 3,2 84 3, ,52 68 Wiwid 80 3,2 84 3, ,52 Jumlah Nilai , , ,48 Rata-Rata 70, , , , , , Nilai Tertinggi 84 3, , Nilai Terendah 52 2, , ,4

104 Lampiran 9

105

106

107

108

109

110 TABEL PENGAMATAN KEGIATAN Lampiran 10 Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus I No. Objek Pengamatan Ya Tidak 1. Apakah guru memberikan apersepsi sebelum pelajaran dimulai 2. Apakah guru menyampaikan model pembelajaran yang akan digunakan 3. Apakah guru menjelaskan materi secara urut 4. Apakah guru terampil menggunakan metode Think Pair Share 5. Apakah guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan 6. Apakah guru menyimpulkan dan menutup pelajaran Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Siklus I No Objek Pengamatan Ya Tidak 1. Apakah siswa memperhatikan penjelasan guru. 2. Apakah siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran menyimak cerita dengan metode Think Pair Share 3. Apakah siswa aktif dalam kelas untuk bertanya terkait dengan materi pembelajaran menyimak cerita 4. Apakah siswadapat bekerjasama dalam kelompok. 5. Apakah siswa mengerjakan tugas 6. Apakah siswa antusias memperhatikan penjelasan guru Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus II No. Objek Pengamatan Ya Tidak 1. Apakah guru memberikan apersepsi sebelum pelajaran dimulai 2. Apakah guru menyampaikan model pembelajaran yang akan digunakan 3. Apakah guru menjelaskan materi secara runtut 4. Apakah guru terampil menggunakan metode Think Pair Share 5. Apakah guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan 6. Apakah guru menyimpulkan dan menutup pelajaran Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Siklus II No. Objek Pengamatan Ya Tidak 1. Apakah siswa memperhatikan penjelasan guru 2. Apakah siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran menyimak cerita dengan metode Think Pair Share 3. Apakah siswa aktif dalam kelas untuk bertanya terkait dengan materi pembelajaran menyimak cerita 4. Apakah siswa dapat bekerjasama dalam kelompok 5. Apakah siswa mengerjakan tugas 6. Apakah siswa antusias memperhatikan penjelasan guru

111 DOKUMENTASI KEGIATAN Lampiran 11 Foto 1 dan 2. Keadaan awal

112 Foto 3 dan 4. Siswa menyimak cerita secara berpasangan

113 Foto 5 dan 6. Siswa menyimak cerita pada siklus II

114 Terjemahan Clean Well Lighted Place - Hemingway Oleh: Chairil Anwar Lampiran 12 Tempat yang Bersih dan Lampunya Terang Malam sudah sangat larut dan semua orang sudah meninggalkan kafe kecuali seorang kakek yang duduk di bayang-bayang daun-daun yang terbentuk oleh pohon yang berada di depan lampu. Pada siang hari jalan berdebu, tapi setelah malam tiba embun meredakan debu dan kakek itu suka duduk di sana hingga larut malam karena dia tuli dan sekarang pada malam hari jalan itu sepi dan dia bisa merasakan bedanya. Dua orang pelayan di dalam kafe itu tahu bahwa kakek itu sedikit mabuk, dan walaupun dia seorang pelanggan yang baik mereka tahu dia akan pergi tanpa membayar bila terlalu mabuk, jadi mereka terus mengawasinya. Minggu lalu dia coba bunuh diri, kata salah satu pelayan. Kenapa? Dia merasa putus asa. Apa sebabnya? Tidak ada. Bagaimana kamu tahu tidak ada? Dia punya banyak uang. Mereka duduk bersama-sama di meja di sebelah tembok dekat pintu kafe yang menghadap teras yang terdapat meja-meja kosong kecuali yang ditempati kakek itu di bawah bayang-bayang daun-daun pohon yang bergeser-geser karena angin. Seorang wanita muda dan seorang tentara melewati jalan itu. Lampu jalan menerangi lencana kuningan di kerahnya. Wanita muda itu tidak mengenakan penutup kepala dan buruburu menyusul ke sebelah dia. Penjaga akan menahan dia, kata salah satu pelayan. Apa salahnya kalau dia mendapatkan apa yang dia inginkan? Lebih baik dia menyingkir dari jalan itu sekarang. Penjaga akan menemukan dia. Mereka lewat lima menit lalu.

115 Si kakek yang sedang duduk di bawah bayangan mengetuk-ngetuk piring dengan gelasnya. Pelayan yang lebih muda menghampiri dia. Apa maumu? Si kakek melihat dia. Segelas brandy lagi, katanya. Kamu akan mabuk, kata pelayan. Si kakek hanya melihat dia. Pelayan itu pergi. Dia akan di sini semalaman, katanya ke rekannya. Saya ngantuk. Saya tidak pernah tidur sebelum jam 3. Mustinya dia bunuh diri minggu lalu. Pelayan itu mengambil botol brandy dan piring dari konter di dalam kafe dan bergegas mendatangi meja si kakek. Dia menaruh piring dan menuang brandy ke gelas hingga penuh. Harusnya kamu bunuh diri minggu lalu, katanya kepada tuna rungu itu. Si kakek membuat isyarat dengan jarinya. Sedikit lagi, katanya. Pelayan itu menuang lagi ke gelas hingga brandy-nya tumpah dan mengalir melalui tungkai gelas ke piring di tumpukan paling atas. Dia sudah mabuk, katanya. Dia mabuk tiap malam. Apa sebabnya dia mau bunuh diri? Bagaimana mungkin saya tahu. Bagaimana dia melakukannya? Di gantung dirinya dengan tali. Siapa yang menurunkan dia? Keponakannya. Kenapa mereka menurunkannya? Kuatir akan nasibnya di akhirat. Berapa banyak uang yang dia milliki?

116 Banyak. Umurnya pasti sudah 80 tahun. Saya lupa bilang tadi bahwa dia sudah berumur 80 tahun. Saya harap dia segera pulang. Saya tidak pernah tidur sebelum jam tiga. Mana ada orang tidur jam segitu? Dia bergadang karena dia suka. Dia kesepian. Saya tidak. Istri saya di ranjang menunggu saya pulang. Dulu dia punya istri juga. Sekarang lebih baik dia tidak punya istri. Siapa tahu. Mungkin dia lebih baik kalau punya istri. Keponakannya merawat dia kan. Kamu bilang dia yang menurunkannya. Saya tahu. Saya tidak mau hidup sampai setua itu. Orang tua jorok. Tidak selalu. Kakek ini bersih. Dia minum tanpa tumpahan. Bahkan sekarang, ketika mabuk. Lihat dia. Saya tidak mau melihat dia. saya harap dia segera pulang. Dia tidak perduli dengan orang-orang yang harus kerja. pelayan. Si kakek berpaling dari gelasnya di seberang teras dan melihat ke para Segelas brandy lagi, katanya sambil menunjuk ke gelasnya. Pelayan yang ingin cepat pulang mendatangi dia. Habis, katanya, menyingkat kalimatnya seperti yang orang-orang bodoh lakukan ketika berbicara dengan orang-orang mabuk atau orang-orang asing. Cukup malam ini. Sekarang tutup. Segelas lagi, kata si kakek. Tidak. Habis. Pelayan itu mengelap pinggir meja dengan handuk dan menggelengkan kepalanya.

117 Si kakek berdiri, perlahan-lahan menghitung jumlah piring, mengambil dompet kulit berisi uang logam dan membayar minumannya, meninggalkan tip setengah peseta. Pelayan itu melihat dia menyusuri jalanan, orang tua yang berjalan sempoyongan tapi dengan harga diri tinggi. Kenapa kamu tidak mengizinkan dia tetap di sini dan minum? tanya pelayan yang tidak terburu-buru. Mereka sedang memasang pagar penutup. Sekarang belum jam setengah dua. Saya mau pulang dan tidur. Apalah artinya satu jam? Lebih berarti bagi saya daripada dia. Satu jam sama saja. Kamu juga bicara seperti orang tua. Dia bisa beli satu botol dan minum di rumah. Itu tidak sama. Ya, tidak sama, kata pelayan yang berisitri, menyetujui. Dia tidak bermaksud tidak adil. Dia hanya sedang terburu-buru. Dan kamu? Kamu tidak takut pulang lebih pagi dari biasanya? Kamu meledek saya? Tidak, hombre, cuma bercanda saja. Tidak, kata pelayan yang sedang terburu-buru, bangkit setelah menarik turun pagar penutup. Saya percaya diri. Saya sangat percaya diri. Kamu masih muda, percaya diri dan punya pekerjaan, kata pelayan yang lebih tua. Kau punya semuanya. Dan kamu kekurangan apa? Semuanya kecuali kerjaan. Kamu punya semua yang saya punya. Tidak. Saya tidak pernah percaya diri dan saya tidak muda. Ayolah. Jangan bicara yang tidak-tidak dan kuncilah. Saya salah seorang yang suka bergadang di kafe, kata pelayan yang lebih tua.

118 Dengan semua yang tidak mau tidur. Dengan semua yang butuh cahaya di malam hari. Saya mau pulang dan tidur. Kita berbeda jenis, kata pelayan yang lebih tua. Dia sudah mengganti pakaiannya dan siap untuk pulang. Ini bukan hanya masalah usia dan kepercayaan diri walaupun dua hal itu sangat indah. Tiap malam saya merasa enggan untuk tutup karena mungkin ada orang yang membutuhkan kafe ini. Hombre, banyak bodega yang buka sepanjang malam. Kamu tidak mengerti. Kafe ini bersih dan menyenangkan. Cahayanya terang. Sinarnya sangat bagus dan juga sekarang ada bayangan daun-daun. Selamat malam, kata pelayan yang lebih muda. Selamat malam, kata pelayan satu lagi. Sambil mematikan lampu dia melanjutkan percakapan itu dengan dirinya sendiri. Tentunya cahayanya, tapi tempatnya juga harus bersih dan menyenangkan. Jangan ada musik. Pastinya tidak boleh ada musik. Juga tidak mungkin berdiri di depan meja bar dengan harga diri walaupun hal itu adalah satu-satunya yang ada pada jam-jam begini. Apa yang dia takutkan? Bukan rasa takut atau cemas. Yang ditakutkan adalah ketiadaan yang sangat dia kenal. Semuanya hanyalah ketiadaan dan seorang manusia pun hanyalah ketiadaan. Hanya itu saja dan cahaya adalah satusatunya yang dibutuhkan dan sedikit kebersihan dan kerapihan. Beberapa hidup di dalamnya dan tak pernah merasakannya tapi dia tahu bahwa semuanya itu nada y pues nada y nada y pues nada. Nada kami yang ada di dalam nada, nada-lah namamu. Nada-lah kerajaanmu. Jadilah nada. Di atas nada seperti di dalam nada. Berilah kami pada nada ini nada. Nada-kan kami nada kami seperti kami pun nada-kan nada kami. Dan janganlah nada-kan kami ke dalam nada tapi bebaskan lah kami dari nada; pues nada. Salam tiada penuh ketiadaan, ketiadaan sertamu. Dia tersenyum dan berdiri di depan sebuah bar dengan mesin kopi tekanan uap yang mengkilap. Mau pesan apa? tanya penjaga bar. Nada.

119 Otro loco mas, kata penjaga bar dan pergi dari dia. Satu gelas kecil, kata pelayan itu. Penjaga bar itu menuangkan dia. Cahayanya terang dan menyenangkan, tapi meja barnya tidak terpoles, kata pelayan itu. Penjaga bar menatap dia tapi tidak menjawabnya. Sudah terlalu malam untuk mengobrol. Mau copita lagi? tanya penjaga bar. Tidak, terima kasih, kata pelayan itu dan dia pergi keluar. Dia tidak menyukai bar dan bodega. Sangat berbeda dengan kafe yang bersih dan terang. Sekarang, tanpa banyak berpikir lagi, dia akan pulang ke kamarnya. Dia akan berbaring di ranjang, dan akhirnya, ketika matahari terbit, dia akan tertidur lelap. Mungkin hanya insomnia saja, katanya kepada dirinya sendiri. Pasti banyak yang mengalami hal yang sama. Sumber :

120 Lampiran 13

121

122

123

124 Lampiran 14

125

126

127

BAB II LANDASAN TEORI. Berkaitan dengan pembahasan usulan skripsi yang berjudul Meningkatkan

BAB II LANDASAN TEORI. Berkaitan dengan pembahasan usulan skripsi yang berjudul Meningkatkan 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori Berkaitan dengan pembahasan usulan skripsi yang berjudul Meningkatkan Kemampuan Menyimak Cerita melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)

Lebih terperinci

2 PENERAPAN METODE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI BERITA YANG DIBACAKAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VII 2 SMPN TELAGA TAH

2 PENERAPAN METODE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI BERITA YANG DIBACAKAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VII 2 SMPN TELAGA TAH 1 2 PENERAPAN METODE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI BERITA YANG DIBACAKAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VII 2 SMPN TELAGA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 OLEH Hasnia Lundeto Fatma

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN. yakni mencari penelitian yang relevan dengan judul Penelitian sebagai referensi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN. yakni mencari penelitian yang relevan dengan judul Penelitian sebagai referensi 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Penelitian yang Relevan Sebelum melaksanakan penelitian ini, langkah yang ditempuh peneliti yakni mencari penelitian yang relevan dengan judul

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. (PTK). PTK merupakan suatu bentuk penelitian reflektif diri yang secara kolektif

BAB 3 METODE PENELITIAN. (PTK). PTK merupakan suatu bentuk penelitian reflektif diri yang secara kolektif BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). PTK merupakan suatu bentuk penelitian reflektif diri yang secara kolektif dilakukan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK SISWA KELAS V SDN BULAK 1 BENDO MAGETAN. Cerianing Putri Pratiwi 1

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK SISWA KELAS V SDN BULAK 1 BENDO MAGETAN. Cerianing Putri Pratiwi 1 PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK SISWA KELAS V SDN BULAK 1 BENDO MAGETAN Cerianing Putri Pratiwi 1 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk (1) meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA DENGAN METODE DRILLPADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1KALIBAWANG TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA DENGAN METODE DRILLPADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1KALIBAWANG TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA DENGAN METODE DRILLPADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1KALIBAWANG TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh: Rizky Adhya Herfianto Program Studi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sering melaksanakan tugas-tugas menyimak, disertai kondisi fisik dan mental yang prima,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sering melaksanakan tugas-tugas menyimak, disertai kondisi fisik dan mental yang prima, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Kemampuan Kemampuan menyimak manusia sangat terbatas. Manusia yang sudah terlatih baik dan sering melaksanakan tugas-tugas menyimak, disertai kondisi fisik dan mental

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN Pada bab ini akan diuraikan empat hal pokok yaitu: (1) kajian pustaka, (2) landasan teori, (3) kerangka berpikir, dan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN CERITA RAKYAT KAMANDAKA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK PADA SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 1 GOMBONG

PEMANFAATAN CERITA RAKYAT KAMANDAKA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK PADA SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 1 GOMBONG PEMANFAATAN CERITA RAKYAT KAMANDAKA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK PADA SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 1 GOMBONG Oleh: Widji Setiowati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia, sebagai salah satu identitas atau pembeda dari bangsa lain, selain sebagai bahasa persatuan juga berkedudukan sebagai bahasa negara dan sebagai

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN PEMANFAATAN LAGU RELIGI CIPTAAN LETTO PADA SISWA KELAS X MA SALAFIYAH PENJALINAN MAGELANG

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN PEMANFAATAN LAGU RELIGI CIPTAAN LETTO PADA SISWA KELAS X MA SALAFIYAH PENJALINAN MAGELANG PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN PEMANFAATAN LAGU RELIGI CIPTAAN LETTO PADA SISWA KELAS X MA SALAFIYAH PENJALINAN MAGELANG Oleh: Wahyu Uji Lestari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Mashura SMP Negeri 2 ToliToli, Kab. ToliToli, Sulteng ABSTRAK Strategi

Lebih terperinci

Oleh: Prihatini Mualifah Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Oleh: Prihatini Mualifah Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS MELALUI MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 43 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Prihatini Mualifah Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA ANAK MELALUI PENDEKATAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, INTELEKTUAL) DAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI NGADIREJO 01 KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bersifat sangat penting demi terwujudnya kehidupan pribadi yang mandiri dengan taraf hidup yang lebih baik. Sebagaimana pengertiannya menurut Undang-undang

Lebih terperinci

Oleh: Rini Subekti Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Oleh: Rini Subekti Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo PENERAPAN TEKNIK MENIRU MENGOLAH MENGEMBANGKAN (3M) DALAM PENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP MA ARIF KALIBAWANG WONOSOBO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Rini Subekti Program

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE SCRIPT SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG SISWA SMP

MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE SCRIPT SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG SISWA SMP MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE SCRIPT SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG SISWA SMP Heru Susanto, Eti Sunarsih Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, STKIP Singkawang,

Lebih terperinci

Oleh: Liana Sulistiana Program Studi Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Oleh: Liana Sulistiana Program Studi Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo PENERAPAN METODE LATIHAN TERBIMBING DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 5 KALIWIRO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh: Liana Sulistiana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan

BAB II LANDASAN TEORI. Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Menyimak Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apersepsi serta interpretasi untuk memperoleh informasi,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Fitria Damayanti Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia phiethriedamaya@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi sosial yang bersifat konvensional dan arbitreir.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi sosial yang bersifat konvensional dan arbitreir. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi sosial yang bersifat konvensional dan arbitreir. Manusia menggunakan bahasa untuk berinteraksi dengan orang lain, sehingga dapat saling

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BUDIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

BUDIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK DENGAN TEKNIK THINK PAIR SHARE SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2012/2013 BUDIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Kurikulum Bahasa dan Sastra Indonesia disebutkan, Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek, yaitu keterampilan mendengarkan, keterampilan berbicara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan dalam pembelajaran berpengaruh pada tingkat pencapaian hasil belajar. Hasil belajar yang dicapai tentu harus melalui proses pembelajaran secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERDISKUSI MENGGUNAKAN METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 33 PURWOREJO TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERDISKUSI MENGGUNAKAN METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 33 PURWOREJO TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KETERAMPILAN BERDISKUSI MENGGUNAKAN METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 33 PURWOREJO TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh: Trio Marta Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE KOLABORASI PADA SISWA KELAS X SEMESTER II SMA N 9 PURWOREJO

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE KOLABORASI PADA SISWA KELAS X SEMESTER II SMA N 9 PURWOREJO 1 UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE KOLABORASI PADA SISWA KELAS X SEMESTER II SMA N 9 PURWOREJO Oleh: Siti Nurhidayah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 02 Papahan, pada kelas IV. Lokasi penelitian tersebut berada di Kecamatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis dan Hipotesis Tindakan a. Landasan Teoritis 1. Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Dalam setiap kegiatan belajar memiliki suatu tujuan yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. PTK. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. PTK. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan peneliti sebagai observer dan berkolaborasi dengan guru sebagai pengajar dalam penelitian. Sebelum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Pendekatan Penelitian 1. Metode Penelitian Penggunaan metode penelitian ini termasuk kedalam kelompok Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dengan gabungan antara data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Siswa Sekolah Dasar mulai mengembangkan keterampilan yang dimilikinya

BAB I PENDAHULUAN. Siswa Sekolah Dasar mulai mengembangkan keterampilan yang dimilikinya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Dasar merupakan lembaga pendidikan dasar untuk anak. Siswa Sekolah Dasar mulai mengembangkan keterampilan yang dimilikinya yang tersimpan rapat dalam

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA N 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA N 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA N 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Oleh: Eka Susilowati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia. Hal ini tercermin dalam undang-undang nomor 20

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu alat komunikasi untuk saling berinteraksi dalam kehidupan manusia baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Indonesia merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yang dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berbicara dan kepercayaan diri peserta didik kelas IV SDN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam meningkatkan hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam meningkatkan hal tersebut, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014 PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI THINK PAIR SHARE PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI JETIS 1 YOGYAKARTA Khamid Guru Kelas VIA SD Negeri Jetis 1 Yogyakarta Abstrak Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis adalah kegiatan pembelajaran yang mengedepankan proses dan hasil. Menulis merupakan suatu keterampilan yang kompleks dan unik yang menuntut sejumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sarana interaksi sosial karena memiliki peran sentral dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sarana interaksi sosial karena memiliki peran sentral dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bahasa adalah sarana interaksi sosial karena memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual dan emosional peserta didik. Bahasa juga merupakan penunjang keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) ke Kurikulum Tingkat Satuan

BAB I PENDAHULUAN. dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) ke Kurikulum Tingkat Satuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum di Indonesia terus mengalami pembaharuan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Sama seperti perubahan yang terjadi dari Kurikulum Berbasis

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN (PAKEM) DALAM MENYIMAK PUISI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI SASTRA

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN (PAKEM) DALAM MENYIMAK PUISI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI SASTRA PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN (PAKEM) DALAM MENYIMAK PUISI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI SASTRA Dra. Isnaeni Praptanti, M.Pd., dan Drs. Karma Iswasta

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENYIMAL BERITA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 15 KABUPATEN TEBO. Rasdawita dan Musanif. FKIP Universitas Jambi

KEMAMPUAN MENYIMAL BERITA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 15 KABUPATEN TEBO. Rasdawita dan Musanif. FKIP Universitas Jambi KEMAMPUAN MENYIMAL BERITA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 15 KABUPATEN TEBO Rasdawita dan Musanif FKIP Universitas Jambi ABSTRACT Artikel ini memberikan hasil penelitian dari Kemampuan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR-UNSUR CERITA PENDEK MELALUI METODE JIGSAW

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR-UNSUR CERITA PENDEK MELALUI METODE JIGSAW inamika Vol. 3, No. 3, Januari 2013 ISSN 0854-2172 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR-UNSUR ERITA PENEK MELALUI METOE JIGSAW S Negeri Kasimpar Kecamatan Petungkriyono Kabupaten Pekalongan Abstrak Tujuan

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KREATIF NASKAH DRAMA SATU BABAK DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VIII RKBI SMP MUHAMMADIYAH 7 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action Research). Menurut Kunandar

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action Research). Menurut Kunandar BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action Research). Menurut Kunandar (2008:41) Penelitian

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013-2014 Helmi Susanti Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:Prestasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan agar siswa terampil berkomunikasi, baik lisan maupun lisan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Bahasa digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lain. Bahasa mempunyai fungsi intelektual,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA WIDYA KUTOARJO

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA WIDYA KUTOARJO PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA WIDYA KUTOARJO Oleh: Eni Kustanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejauh pengetahuan peneliti, penelitian tentang pengajaran satra telah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejauh pengetahuan peneliti, penelitian tentang pengajaran satra telah 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya Sejauh pengetahuan peneliti, penelitian tentang pengajaran satra telah banyak dilakukan salah satunya, penelitian pengajaran sastra dapat peneliti

Lebih terperinci

Oleh: Mame Bagja Melani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh: Mame Bagja Melani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN TEKNIK LATIHAN TERBIMBING BERDASARKAN ILUSTRASI TOKOH IDOLA SISWA KELAS IX SMP VIP AL-HUDA KEBUMEN TAHUN AJARAN 2013/2014 Oleh: Mame Bagja Melani Program

Lebih terperinci

Oleh: Angga Prastyo Nugroho Program Studi pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Oleh: Angga Prastyo Nugroho Program Studi pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN ORANG LAIN DENGAN METODE KUANTUM PADA SISWA KELAS X.4 SMA NEGERI 1 BULUSPESANTREN TAHUN AJARAN 2013/2014 Oleh: Angga Prastyo Nugroho Program

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMA SMA Negeri 1 Wonogiri Mata Pelajaran/Tema : Bahasa Indonesia/ Kelas/Semester Waktu : XI / Ganjil : 1 x Pertemuan (2 x 45 menit) Hari : Kamis, 23 Desember

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sendiri memiliki kedudukan yang penting serta utama dalam kehidupan sehari-hari. Pada dasarnya bahasa berlaku sebagai alat komunikasi antara orang satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Mangkuyudan No.2. Lokasi sekolah berada di jalan Samanhudi No.32 Kelurahan Purwosari,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 1 Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan waktu penelitian

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INSTRINSIK PADA CERPEN MELALUI MEDIA AUDIOVISUAL. Yuni Setiarini

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INSTRINSIK PADA CERPEN MELALUI MEDIA AUDIOVISUAL. Yuni Setiarini Didaktikum : Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 4, Agustus 2015 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INSTRINSIK SMP Negeri 7 Pemalang, Jawa Tengah Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan potensi diri manusia dalam berekspresi, menyampaikan pendapat, ide, gagasan, dan menuangkan hasil karya

Lebih terperinci

Peningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Dengan Model Cooperative Think Pair Sahre Pada Siswa Kelas XI Ipa 3 MAN Model Singkawang

Peningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Dengan Model Cooperative Think Pair Sahre Pada Siswa Kelas XI Ipa 3 MAN Model Singkawang Peningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Dengan Model Cooperative Think Pair Sahre Pada Siswa Kelas XI Ipa 3 MAN Model Singkawang Safitri 1), Eti Sunarsih 2) 1) Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari bahasa. Bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi antarsesama manusia. Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS XI SMK SETIA KARYA DEPOK

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS XI SMK SETIA KARYA DEPOK PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS XI SMK SETIA KARYA DEPOK Oleh: Arum Bariani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA PENDEK. Widayati

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA PENDEK. Widayati PENGGUNAAN MEDIA WAYANG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA PENDEK Widayati Kepala SDN Kepuharum Kec. Kutorejo Kab. Mojokerto Email: waidayatiwidayati260@gmail.com Tersedia Online di http://www.jurnal.unublitar.ac.id/

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nanda Mahesa, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nanda Mahesa, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu jenis sastra yang diajarkan kepada peserta didik di sekolah adalah menulis prosa. Salah satu jenis prosa tersebut adalah cerita pendek atau cerpen. Seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berkaitan erat dengan proses belajar mangajar. Seperti di sekolah tempat pelaksanaan pendidikan, peserta didik dan pendidik saling melaksanakan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu hal yang terpenting dalam kehidupan manusia adalah bahasa. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan. Pengajaran

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TEBAK KATA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMP N 3 SEWON SKRIPSI

PENINGKATAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TEBAK KATA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMP N 3 SEWON SKRIPSI PENINGKATAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TEBAK KATA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMP N 3 SEWON SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka merupakan kajian terhadap penelitian yang ada sebelumnya dan ada kaitannya dengan masalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pratindakan Penggambaran kondisi awal sebelum dilaksanakannya sebuah penelitian tindakan, diperlukan untuk mengetahui gambaran nyata kondisi kelas yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Pemecahan Masalah Pada dasarnya tujuan akhir pembelajaran adalah menghasilkan siswa yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memecahkan masalah yang dihadapi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena kehidupan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pra Siklus Kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di Kelas 5 SDN

Lebih terperinci

PENGARUH METODE BERCERITA TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK USIA 4-5 TAHUNDI TK

PENGARUH METODE BERCERITA TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK USIA 4-5 TAHUNDI TK PENGARUH METODE BERCERITA TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK USIA 4-5 TAHUNDI TK. NEGERI PEMBINA KI HADJAR DEWANTORO KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO ERTIWI MAMONTO Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan dan bahasa tulis. Melalui bahasa seseorang dapat mengemukakan pikiran dan keinginannya kepada orang

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN Lalfakhiroh, Atmadji, Implementasi Metode Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Teknik Komputer dan Jaringan IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah mempertinggi kemahiran siswa dalam menggunakan bahasa meliputi kemahiran menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI WACANA CERKAK MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI WACANA CERKAK MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI WACANA CERKAK MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW Heni henipoenya990@yahoo.com Universitas Muhammmadiyah Purworejo ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Candiwulan, UPT Kecamatan Adimulyo, Kabupaten Kebumen, tepatnya di jalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan aspek berbahasa yang tidak dapat dipisahkan dari aspek lain dalam proses belajar yang dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeyen Yeni Aminah, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeyen Yeni Aminah, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa perkembangan bahasa dan bicara anak yang paling intensif terletak pada lima tahun pertama dari hidupnya, yakni suatu periode dimana otak manusia berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dicapai siswa yaitu menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, mengapa,

BAB I PENDAHULUAN. dicapai siswa yaitu menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, mengapa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menyimak merupakan proses menangkap pesan atau gagasan yang disajikan melalui ujaran. Keterampilan menyimak merupakan dasar keterampilan dalam komunikasi lisan. Apabila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran di sekolah. Pembelajaran menulis

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran di sekolah. Pembelajaran menulis 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang termasuk ke dalam ruang lingkup mata pelajaran bahasa indonesia dan tidak dapat terpisahkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam penelitian diperlukan suatu metode dan teknik penelitian yang sesuai dengan masalah yang diteliti sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi negara Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat dimaknai sebagai bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi

Lebih terperinci

Kata Kunci: Kemampuan Membaca, Permainan Bahasa Melengkapi Cerita, Kartu Bergambar

Kata Kunci: Kemampuan Membaca, Permainan Bahasa Melengkapi Cerita, Kartu Bergambar Jurnal PGSD : FKIP UMUS ISSN : 2442-3432 e-issn : 2442-3432 Vol. 2, no 1 April 2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI TEKNIK PERMAINAN BAHASA MELENGKAPI CERITA DAN PENGGUNAAN KARTU KATA BERGAMBAR

Lebih terperinci

Kata Kunci: menulis, cerpen, metode kuantum

Kata Kunci: menulis, cerpen, metode kuantum PENINGKATAN MINAT MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN PRIBADI DENGAN METODE KUANTUM PADA SISWA KELAS IX B SMP NEGERI 2 SUMBERLAWANG SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016 Anies Khusnul Varia 1) 1) SMP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keterampilan berbahasa berhubungan erat dan saling melengkapi dengan pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di sekolah berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan penting dalam suatu perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik sebagai penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan sesama manusia dalam kehidupan sehari-hari. Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indoneia melalui Metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) Yamini 1

Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indoneia melalui Metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) Yamini 1 Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indoneia melalui Metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) Yamini 1 1 SD Negeri 1 Pandean Trenggalek Email: 1 yamini@gmail.com Tersedia Online di http://www.jurnal.unublitar.ac.id/

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE COCOA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGOMENTARI TOKOH CERITA/ DONGENG ANAK

PENERAPAN METODE COCOA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGOMENTARI TOKOH CERITA/ DONGENG ANAK Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN METODE COCOA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGOMENTARI TOKOH CERITA/ DONGENG ANAK Tia Sri Lestari 1, Ani Nur Aeni 2, Prana Dwija Iswara 3 123 Program

Lebih terperinci

Oleh: Nurwahidah program studi pendidikan bahasa dan sastrajawa

Oleh: Nurwahidah program studi pendidikan bahasa dan sastrajawa PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF BERHURUF JAWA MENGGUNAKAN MEDIA KARTU BERGAMBAR PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 2 BUAYAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Nurwahidah program studi pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

RAHAYUNINGSIH SMP NEGERI 3 AMBARAWA Surat elektronik: Abstrak

RAHAYUNINGSIH SMP NEGERI 3 AMBARAWA Surat elektronik: Abstrak Peningkatan Kompetensi Menulis Puisi Melalui Three Fun Diksi Berbasis Film Dokumenter Kelas VIIId SMP Negeri 3 Ambarawa Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 RAHAYUNINGSIH SMP NEGERI 3 AMBARAWA Surat elektronik:

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, Mei 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN SD Negeri 02 Kebonsari, Karangdadap, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah Kemampuan Menulis Cerpen Siswa

BAB 3 METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah Kemampuan Menulis Cerpen Siswa BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X.4 SMA Pasundan 3 Cimahi. Kelas ini merupakan salah satu kelas dari empat kelas di

Lebih terperinci