PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI"

Transkripsi

1 GAMBARAN PENGGUNAAN OBAT DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT FATIMAH CILACAP PERIODE JUNI 2007 MEI 2008 BERDASARKAN INDIKATOR PERESEPAN WHO (1993) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh : Fetri Rosa Dewi NIM : FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2009

2 GAMBARAN PENGGUNAAN OBAT DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT FATIMAH CILACAP PERIODE JUNI 2007 MEI 2008 BERDASARKAN INDIKATOR PERESEPAN WHO (1993) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh : Fetri Rosa Dewi NIM : FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2009 ii

3

4

5 Hidup harus dijalani dengan tegar.. Bagaikan matahari yang selalu terbit walaupun mengalami masa-masa terbenamnya.. Seperti roda yang terus menerus berputar.. Terkadang kita berada di atas dan terkadang kita berada di bawah.. Tidak peduli apabila kita berada di atas atau pun bawah.. hendaknya kita tidak lupa akan Allah yang jauh berada di atas kita.. akan orang-orang yang berada di sekitar kita.. Hidup tidak dapat dijalani seorang diri Ada banyak orang-orang yang membutuhkan kita.. Ada banyak orang-orang yang menyayangi dan mencinta kita.. Hendaknya kita dapat menjadikan hidup menjadi bermakna.. Untuk kemuliaan Allah.. Untuk keluarga..sahabat..teman..bahkan orang-orang yang tidak kita kenal sekalipun.. Saya persembahkan karya ini untuk: Tuhan Yesus, Terang dan Pembimbing jalanku Keluargaku tercinta Sahabat dan teman-temanku tersayang Almamaterku v

6

7 PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Yesus Kristus atas segala kelimpahan rahmat, karunia, dan bimbingan-nya sehingga pada akhirnya penyusunan skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Keberhasilan penyusunan skripsi tidak lepas dari doa, dukungan, bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan dosen penguji atas kritik dan saran yang telah diberikan untuk kemajuan penyusunan skripsi. 2. Bapak Drs. Riswaka Sudjaswadi, S. U., Apt. selaku dosen pembimbing dan dosen penguji atas bimbingan, bantuan, kesabaran, kritik dan saran yang diberikan selama penyusunan skripsi. 3. Bapak Drs. Mulyono, Apt., selaku dosen penguji atas kritik dan saran yang telah diberikan untuk kemajuan penyusunan skripsi. 4. Bapak Amoroso Katamsi, Sp.KJ selaku Direktur Rumah Sakit Fatimah Cilacap atas ijin yang diberikan untuk mengadakan penelitian di Rumah Sakit Fatimah Cilacap. 5. Ibu Marina selaku kepala instalasi farmasi Rumah Sakit Fatimah Cilacap atas bantuan dan kerjasama yang diberikan selama pengambilan data skripsi. 6. Keluargaku tercinta, mama, papa, Ceni, Cia, Po atas dukungan, bantuan dan semangat yang diberikan hingga terselesaikannya skripsi. vi

8 7. Sahabat dan rekan seperjuanganku Dina atas persahabatan, dukungan, bantuan, kerjasamanya. 8. Sahabatku Anni atas doa, dukungan, kerjasama dan semangat yang telah diberikan. 9. Teman-temanku di kos Dewi dan mantannya: Siska Suryanto alias Cing2, Virginia Permatasari alias Oma, Eva Lusiana alias Chubby, Nana Vania alias Cici dan Elisabeth Eskaria Chandra Kusuma alias Puz Miaw atas semua doa, persahabatan, dukungan, dan bantuannya selama ini. 10. Beruang atas doa, dukungan, dan semangat yang telah diberikan hingga terselesaikannya skripsi. 11. Bondan alias Muchan atas dukungan dan kesetiaannya untuk menemani dan membantu selama penyusunan skripsi serta kesediaannya menjadi seksi sibuk. 12. Topix atas bantuannya dalam mengkoreksi abstract. 13. Segenap karyawan instalasi farmasi Rumah Sakit Fatimah Cilacap yang telah banyak membantu dalam proses pengambilan data skripsi. 14. Karyawan sekretariat farmasi dan sekretariat (bagian administrasi) Rumah Sakit Fatimah Cilacap atas bantuan dan kerjasamanya dalam surat menyurat. 15. Teman-temanku di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma angkatan 2005 atas doa, kebersamaan, dukungan, dan semangat yang telah diberikan. 16. Orang-orang yang namanya tidak bisa disebutkan satu per satu dalam skripsi. vii

9 Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi masih mempunyai banyak kekurangan. Harapan penulis semoga hasil skripsi dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan ilmu pengetahuan. Yogyakarta, 14 Juli 2009 Penulis viii

10 PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

11 INTISARI Indikator peresepan WHO telah lama digunakan di berbagai negara untuk mengetahui masalah-masalah penggunaan obat yang sangat rawan dan penting di saat itu. Dalam indikator tersebut, terdapat berbagai parameter, yaitu : rata-rata jumlah item obat per lembar resep, persentase peresepan obat dengan nama generik, persentase peresepan antibiotik, persentase peresepan sediaan injeksi, dan persentase peresepan obat yang sesuai dengan Formularium Rumah Sakit atau Daftar Obat Esensial Nasional. Telah dilakukan observasi mengenai gambaran penggunaan obat di instalasi rawat jalan Rumah Sakit Fatimah periode Juni 2007 Mei Penelitian merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan menggunakan rancangan deskriptif. Pengumpulan data penelitian dilakukan secara retrospektif dan teknik sampling berupa systematic random sampling. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa rata-rata jumlah item obat per lembar resep sebesar 3,2, persentase peresepan obat dengan nama generik sebesar 31,15%, persentase peresepan antibiotik sebesar 20,05%, persentase peresepan sediaan injeksi sebesar 0,62%, persentase peresepan obat yang sesuai dengan Formularium Rumah Sakit sebesar 60,26%. Kata kunci : penggunaan obat, indikator peresepan WHO, pasien rawat jalan x

12 ABSTRACT WHO prescribing indicators had been used in many countries to investigate the crucial problems in the drug use. There are some parameters of the indicator, namely: average number of drug per encounter, percentage of drugs prescribed by generic name, percentage of encounters with an antibiotic prescribed, percentage of encounters with an injection prescribed, and percentage of drugs prescribed from formulary or essential drugs list. Observation about drug use was done for outpatients at the pharmacy installation of Fatimah Hospital in the period of June 2007 May Based on the non experimental, descriptive design, the study was carried out. Data was collected retrospectively and based on the systematic random sampling. The results showed that the average number of drug per encounter is 3.2, percentage of drugs prescribed by generic name is 31.15%, percentage of encounters with an antibiotic prescribed is 20.05%, percentage of encounters with an injection prescribed is 0.62%, percentage of drugs prescribed from formulary is 60.26%. Keywords : drug use, WHO prescribing indicators, outpatients xi

13 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL.. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING. HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN. PRAKATA. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA. INTISARI ABSTRACT.. DAFTAR ISI.. DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR LAMPIRAN... ii iii iv v vi ix x xi xii xv xvii xviii BAB I. PENGANTAR 1 A. Latar Belakang Permasalahan Keaslian Penelitian 3 3. Manfaat Penelitian. 4 a. Manfaat Teoritis.. 4 b. Manfaat Praktis 4 B. Tujuan Penelitian Tujuan Umum 5 xii

14 2. Tujuan Khusus... 5 BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA 6 A. Penggunaan Obat Rasional.. 6 B. Indikator Penggunaan Obat WHO C. Rata-rata Jumlah Obat Per Lembar Resep.. 10 D. Obat Generik 11 E. Antibiotik. 13 F. Sediaan Injeksi. 14 G. Formularium Rumah Sakit (FRS) 15 H. Profil Rumah Sakit Fatimah Cilacap (RSFC).. 16 I. Keterangan Empiris. 17 BAB III. METODE PENELITIAN 18 A. Jenis dan Rancangan Penelitian.. 18 B. Definisi Operasional Penelitian C. Bahan Penelitian.. 19 D. Alat Penelitian. 19 E. Teknik Sampling. 19 F. Tata Cara Penelitian Analisis Situasi Pengumpulan Data Penelitian Pengolahan Data Penelitian Analisis Data Penelitian. 21 G. Keterbatasan Penelitian 24 xiii

15 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Rata-rata Jumlah Item Obat Per Lembar Resep. 26 B. Persentase Peresepan Obat dengan Nama Generik 30 C. Persentase Peresepan Antibiotik. 32 D. Persentase Peresepan Sediaan Injeksi. 35 E. Persentase Peresepan Obat yang Sesuai dengan Formularium Rumah Sakit 38 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 41 A. Kesimpulan.. 41 B. Saran 41 DAFTAR PUSTAKA. 43 LAMPIRAN 45 BIOGRAFI PENULIS 109 xiv

16 DAFTAR TABEL Halaman Tabel I. Rincian Pengambilan Sampel Resep pada Peresepan Pasien Rawat Jalan Rumah di Sakit Fatimah Cilacap Periode Juni 2007 Mei Tabel II. Rincian Persentase Peresepan oleh Dokter yang Bekerja di Rumah Sakit Fatimah Cilacap Periode Juni 2007 Mei Tabel III. Rincian Jumlah Item Obat pada Peresepan Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Fatimah Cilacap Periode Juni 2007 Mei Tabel IV. Hasil Penelitian Rata-rata Jumlah Item Obat Per Lembar Resep yang telah Dilakukan di Indonesia dan Beberapa Rumah Sakit Swasta Sebelumnya Tabel V. Rincian Jumlah Obat Per Lembar Resep pada Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Fatimah Cilacap Periode Juni 2007 Mei Tabel VI. Hasil Penelitian Persentase Peresepan Obat dengan Nama Generik yang telah Dilakukan di Indonesia dan Beberapa Rumah Sakit Swasta Sebelumnya Tabel VII. Hasil Penelitian Persentase Peresepan Antibiotik yang telah Dilakukan di Indonesia dan Beberapa Rumah Sakit Swasta Sebelumnya xv

17 Tabel VIII. Rincian Penggolongan Antibiotik pada Peresepan Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Fatimah Cilacap Periode Juni 2007 Mei Tabel IX. Hasil Penelitian Persentase Peresepan Sediaan Injeksi yang telah Dilakukan di Indonesia dan Beberapa Rumah Sakit Swasta Sebelumnya Tabel X. Rincian Penggolongan Injeksi yang Digunakan pada Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Fatimah Cilacap Periode Juni Mei Tabel XI. Hasil Penelitian Persentase Peresepan Obat yang Sesuai dengan FRS yang telah Dilakukan di Indonesia dan Beberapa Rumah Sakit Swasta Sebelumnya xvi

18 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Faktor-faktor yang Mendorong Terjadinya Pengobatan yang Tidak Rasional... 7 Gambar 2. Alur Pelaksanaan Penelitian. 23 Gambar 3. Diagram Persentase Peresepan Obat dengan Nama Generik pada Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Fatimah Cilacap Periode Juni 2007 Mei Gambar 4. Diagram Persentase Peresepan Antibiotik pada Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Fatimah Cilacap Periode Juni 2007 Mei Gambar 5. Diagram Persentase Peresepan Sediaan Injeksi pada Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Fatimah Cilacap Periode Juni 2007 Mei Gambar 6. Diagram Persentase Peresepan Obat yang Sesuai dengan FRS pada Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Fatimah Cilacap Periode Juni 2007 Mei xvii

19 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Penelitian.. 46 Lampiran 2. Surat Jawaban Permohonan Ijin Penelitian Lampiran 3. Surat Keterangan telah Selesai Melaksanakan Penelitian. 48 Lampiran 4. Data Sampel Penelitian. 49 xviii

20 BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Pengobatan yang rasional dapat bermanfaat, baik bagi fasilitas pelayanan kesehatan maupun bagi pasien. Manfaat itu antara lain adalah tercapainya peningkatkan mutu pelayanan kesehatan, peningkatan akses terhadap obat esensial dan dapat mencegah pemborosan sumber dana (terkait dengan faktor keuangan/ekonomi pasien), menurunkan resiko terjadinya efek samping obat, kegagalan pengobatan, dan resistensi antimikroba (Anonim, 2003). Berbagai studi telah mengungkapkan berbagai bentuk ketidaktepatan penggunaan obat, misalnya polifarmasi, penggunaan antibiotik sembarangan, dan penggunaan suntikan berlebihan (Anonim, 2003). Indikator penggunaan obat WHO 1993 telah lama dikembangkan sebagai salah alat ukur awal dalam mendorong terciptanya pengobatan yang rasional di fasilitas pelayanan kesehatan. Indikator peresepan merupakan salah satu bagian indikator penggunaan obat WHO yang dapat digunakan untuk mengetahui ketepatan penggunaan obat dalam memantau terjadinya tendensi polifarmasi, banyaknya penggunaan obat generik, antibiotik, sediaan injeksi dan obat yang sesuai dengan formularium rumah sakit (Anonim, 1993). Tujuan penelitian adalah untuk melihat gambaran praktek pengobatan yang berlangsung pada periode dilakukannya penelitian dan membandingkan hasilnya dengan penelitian yang sudah pernah dilakukan. Penelitian tersebut 1

21 2 meliputi penelitian mengenai gambaran penggunaan obat yang pertama kali dilakukan oleh WHO di Indonesia dan berbagai penelitian sejenis yang dilakukan di beberapa rumah sakit swasta. Penelitian pada rumah sakit swasta tersebut dilakukan pada tahun 2007 (2 penelitian), tahun 2008 (2 penelitian) dan tahun 2009 (1 penelitian). Dengan mengacu tujuan penelitian tersebut, maka diadakan penelitian di Rumah Sakit Fatimah Cilacap. Rumah Sakit Fatimah Cilacap merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang terkenal di pusat kota Cilacap. Kepemilikan rumah sakit tersebut bersifat swasta. Rumah sakit tersebut menjadi tempat pilihan bagi banyak pasien untuk melakukan pengobatan dan pemeriksaan kesehatan dikarenakan kualitas dan profesionalitas para tenaga kerjanya serta ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai. Berdasarkan alasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Rumah Sakit Fatimah Cilacap dapat digunakan sebagai tempat dilakukannya penelitian, disamping karena ketersediaan data yang memadai. Pemilihan data pasien rawat jalan disebabkan karena diasumsikan pada pasien rawat jalan tersebut, monitoring pasien lebih lemah daripada pasien rawat inap. Oleh karena itu, data pasien rawat jalan dipilih untuk digunakan sebagai dasar untuk melihat gambaran penggunaan obat pada periode dilakukannya penelitian. Pada penelitian, gambaran penggunaan obat di Rumah Sakit Fatimah Cilacap dilakukan dengan melihat lembar resep. Hal itu disebabkan karena penggunaan obat oleh pasien bermula dari peresepan yang ditulis oleh dokter.

22 3 Dari lembar resep tersebut, maka indikator penggunaan obat yang dapat diamati hanyalah pada indikator peresepan, disamping karena keterbatasan waktu penelitian. Penelitian dilakukan untuk mengetahui ada/tidaknya permasalahan mengenai pengobatan yang dilakukan di Rumah Sakit Fatimah Cilacap dengan membandingkannya dengan penelitian indikator peresepan WHO Interpretasi data dalam penelitian selanjutnya dapat digunakan sebagai masukan dalam melakukan pengobatan demi mendukung terciptanya pengobatan rasional. 1. Permasalahan Permasalahan yang dapat diangkat adalah: seperti apakah gambaran penggunaan obat di instalasi rawat jalan Rumah Sakit Fatimah Cilacap periode Juni 2007 Mei 2008 yang meliputi: a. Berapakah rata-rata jumlah item obat per lembar resep? b. Berapakah persentase peresepan obat dengan nama generik? c. Berapakah persentase peresepan antibiotik? d. Berapakah persentase peresepan sediaan injeksi? e. Berapakah persentase peresepan obat yang sesuai dengan Formularium Rumah Sakit? 2. Keaslian penelitian Penelitian serupa yang pernah dilakukan, antara lain mengenai gambaran penggunaan obat di 20 fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia (Quick dkk, 1997), di Rumah Sakit Swasta Semarang periode 2006 (Sudarmono, 2007), di Rumah Sakit Swasta Surakarta periode 2006 (Utami,

23 4 2007), di Rumah Sakit Swasta Sleman periode 2007 (Kristanto, 2008), di Rumah Sakit Swasta Yogyakarta periode 2007 (Sindudisastra, 2008), dan di Rumah Sakit Swasta Yogyakarta periode Desember 2006 November 2007 (Santoso, 2009). Adapun perbedaannya adalah lokasi rumah sakit dan periode dilakukannya penelitian. 3. Manfaat penelitian a. Manfaat teoritis Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai kesesuaian penggunaan obat di instalasi rawat jalan Rumah Sakit Fatimah Cilacap Periode Juni 2007 Mei 2008 dengan indikator peresepan WHO 1993 dan rumah sakit lain, sebagai sarana untuk mengidentifikasi masalah yang harus diselesaikan lebih dahulu, sehingga dapat mendorong tercapainya penggunaan obat yang rasional. b. Manfaat praktis Manfaat praktis penelitian diharapkan dapat memberikan masukan pada Rumah Sakit Fatimah Cilacap sebagai wujud nyata dalam meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian untuk mencapai penggunaan obat yang rasional.

24 5 B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Tujuan umum penelitian adalah untuk membandingkan gambaran penggunaan obat di instalasi rawat jalan Rumah Sakit Fatimah Cilacap periode Juni 2007 Mei 2008 dengan hasil penelitian sejenis di beberapa rumah sakit swasta lain. 2. Tujuan khusus Penelitian bertujuan khusus untuk membandingkan hasil penelitian tentang masalah berikut dengan hasil-hasil penelitian sejenis yang lain : a. rata-rata jumlah item obat per lembar resep untuk pasien rawat jalan. b. persentase peresepan obat dengan nama generik untuk pasien rawat jalan. c. persentase peresepan antibiotik untuk pasien rawat jalan. d. persentase peresepan sediaan injeksi untuk pasien rawat jalan. e. persentase peresepan obat yang sesuai dengan Formularium Rumah Sakit untuk pasien rawat jalan.

25 BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Penggunaan Obat Rasional Dalam konferensi para pakar Rational Use of Drugs yang diselenggarakan oleh WHO di Nairobi pada 1985, disebutkan bahwa penggunaan obat rasional terjadi jika pasien mendapatkan pengobatan sesuai dengan kebutuhan klinis mereka, dalam dosis yang dibutuhkan secara individu, pada jangka waktu yang mencukupi, dan pada harga terendah bagi pasien dan komunitasnya (Quick dkk, 1997). Menurut Quick dkk (1997), dalam konteks biomedik, penggunaan obat rasional meliputi kriteria sebagai berikut : 1. Obat benar; 2. Tepat indikasi, penulisan resep sesuai dengan pertimbangan medis; 3. Tepat obat, dengan mempertimbangkan kemanjuran, keamanan, kesesuaian, dan harga; 4. Tepat dosis, jalur pemberian, dan durasi terapi; 5. Tepat pasien, yaitu tidak terdapat kontraindikasi dan efek samping minimal; 6. Tepat peracikan dan penyaluran obat, termasuk pemberian informasi yang tepat bagi pasien mengenai obat yang diresepkan; 7. Pasien taat terhadap terapi. Pengobatan yang tidak rasional akan berdampak buruk pada sisi medik (efek samping, resistensi dan penyakit iatrogenik), pada sisi ekonomi 6

26 7 (pemborosan sumber daya), dan pada sisi psikososial di masyarakat yaitu ketergantungan masyarakat pada obat tertentu (injeksi) (Anonim, 1999). Menurut Quick dkk (1997), ada beberapa faktor yang mendorong terjadinya pengobatan yang tidak rasional. Faktor-faktor tersebut dapat dilihat dari empat segi, yaitu sistem kesehatan, penulis resep (prescriber), peracik obat (dispenser), dan pasien serta komunitasnya. Penjabaran dari faktor-faktor tersebut dapat dilihat pada gambar sebagai berikut : Gambar 1. Faktor-faktor yang Mendorong Terjadinya Pengobatan yang Tidak Rasional

27 8 B. Indikator Penggunaan Obat WHO 1993 Indikator penggunaan obat WHO 1993 digunakan untuk melihat gambaran penggunaan obat dan perilaku peresepan (prescribing behaviour) pada fasilitas pelayanan kesehatan. Indikator ini dapat digunakan secara cepat dan efisien untuk mengetahui masalah yang berpotensi terjadi dalam penggunaan obat dan mendorong menyelesaikan masalah yang harus diutamakan terlebih dahulu (Anonim, 1993). Indikator penggunaan obat WHO dikenal sebagai alat ukur awal (firstline measures) terbaik untuk menstimulasi pertanyaan lebih lanjut dan untuk memandu tindakan yang dapat dilakukan selanjutnya (Anonim, 1993). 1. Tujuan studi penggunaan obat Menurut Anonim (1993), pada dasarnya tujuan studi penggunaan obat terbagi menjadi empat kategori : a. Menggambarkan praktek pengobatan yang sedang berlangsung. b. Membandingkan hasil penelitian fasilitas pelayanan kesehatan atau peresepan yang didapat. c. Memonitor secara periodik dan melakukan pengawasan terhadap perilaku penggunaan obat. d. Menilai pengaruh yang muncul dari suatu interverensi. 2. Penggolongan indikator penggunaan obat Indikator penggunaan obat WHO (Anonim, 1993) dibagi menjadi 2 kategori: a. Indikator inti penggunaan obat (core drug use indicators), meliputi :

28 9 1) Indikator peresepan, meliputi : a) rata-rata jumlah item obat per lembar resep b) persentase peresepan obat dengan nama generik c) persentase peresepan antibiotik d) persentase peresepan sediaan injeksi e) persentase peresepan obat yang sesuai dengan formularium rumah sakit 2) Indikator pelayanan pasien, meliputi : a) rata-rata lamanya waktu konsultasi b) rata-rata lamanya waktu peracikan obat c) persentase obat-obatan yang berhasil diracik d) persentase obat-obatan yang berhasil diberi label dengan benar e) pengetahuan pasien tentang ketepatan dosis 3) Indikator fasilitas kesehatan, meliputi : a) ketersediaan daftar obat esensial atau formularium b) ketersediaan obat-obat penting b. Indikator pelengkap penggunaan obat (complementary drug use indicators), meliputi : 1) persentase pasien yang diterapi tanpa obat 2) rata-rata biaya obat per lembar resep 3) persentase biaya obat yang dikeluarkan untuk antibiotik 4) persentase biaya obat yang dikeluarkan untuk injeksi

29 10 5) peresepan yang sesuai dengan pedoman pengobatan 6) persentase kepuasan pasien terhadap perawatan yang diterima 7) persentase fasilitas kesehatan yang menyediakan informasi obat C. Rata-Rata Jumlah Item Obat Per Lembar Resep Rata-rata jumlah item obat per lembar resep merupakan jumlah item obat per bulan dibagi dengan jumlah total sampel yang telah ditentukan. Rata-rata jumlah item obat per lembar resep ini digunakan untuk mengukur besarnya tendensi polifarmasi (Anonim, 1993). Polifarmasi yaitu suatu keadaan yang menunjukkan bahwa konsumen kesehatan mengkonsumsi beberapa obat sekaligus. Dapat juga diasosiasikan mengkonsumsi berdasarkan resep dan juga menggunakan terlalu banyak obatobatan yang tidak perlu pada dosis dan frekuensi yang lebih banyak daripada esensi terapinya (Anonim, 2007). Pemberian polifarmasi pada pasien tidak saja menjadi problem di negara-negara yang sedang berkembang, tapi juga merupakan masalah yang cukup serius di negara yang telah maju. Banyak obat yang tidak ada hubungannya dengan penyakit pasien diberikan pada pasien, yang tentu saja merupakan pemborosan dan meningkatkan insiden penyakit karena obat (Aman, 2008). Namun, beberapa penggunaan pengobatan sekaligus juga ada yang penting dan merupakan perawatan terbaik untuk konsumen kesehatan (Anonim, 2007).

30 11 D. Obat Generik 1. Penggolongan obat-obat berdasarkan merek dagangnya (Anonim, 2008 b), yaitu: a. Obat Paten/Original Obat paten merupakan obat yang dipasarkan pertama kali oleh produsen yang menemukan senyawa atau zat aktif obat tersebut melalui proses riset. Obat-obat ini umumnya dilindungi oleh paten yang berkisar tahun sejak senyawa obatnya ditemukan dan dipatenkan. Sebelum dipasarkan, senyawa/zat aktif obat yang baru ditemukan harus melewati berbagai uji klinik yang memakan waktu 8-10 tahun. Selama dalam perlindungan paten, obat jenis ini tidak boleh dibuat oleh produsen lain, kecuali ada perjanjian khusus. Umumnya obat paten/original masih didominasi oleh perusahaan-perusahaan asing. b. Obat Generik Bermerek (Branded Generic) Obat Generik bermerek atau secara singkat disebut obat bermerek adalah obat yang dibuat sesuai dengan komposisi obat paten setelah masa patennya berakhir. Obat Generik bermerek dipasarkan dengan merek dagang yang ditentukan oleh masing-masing produsennya dan telah disetujui oleh BPOM. Umumnya harga produk lebih murah dibandingkan harga obat patennya. c. Obat Generik Berlogo Obat Generik Berlogo (OGB) merupakan obat yang memiliki komposisi yang sama dengan obat patennya, namun tidak memiliki merek

31 12 dagang. OGB dipasarkan dengan menggunakan nama zat aktif atau nama senyawa obatnya sebagai nama produknya. OGB mudah dikenali, dari logonya yaitu berupa lingkaran hijau berlapis-lapis dengan tulisan GENERIK ditengahnya. Logo OGB terdapat di kemasan luar, di strip obat atau di label botol obat. OGB memiliki harga yang sangat terjangkau oleh masyarakat, karena kebijakan harganya ditetapkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2. Standar Mutu OGB Obat Generik Berlogo (OGB) dibuat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap obat-obatan yang terjangkau harganya, dengan kualitas yang terjamin. Sebab setiap produsen yang memproduksi OGB harus memiliki sertifikat CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) yang diterbitkan oleh pemerintah. Dengan demikian, setiap obat yang diproduksi memenuhi standar mutu sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan (Anonim, 2008 b). Setiap obat memiliki spesifikasi yang sama, baik obat paten, obat bermerek maupun OGB, yaitu berdasarkan farmakope. Farmakope mengatur mulai dari standar mutu bahan baku sampai dengan mutu obat jadi sehingga baik obat paten, obat bermerek, maupun OGB memiliki standar mutu yang sama yaitu mulai dari pemilihan bahan baku sampai diproses menjadi obat jadi (Anonim, 2008 b). Obat generik adalah obat jadi dengan nama generik, nama resmi yang telah ditetapkan dalam Farmakope Indonesia dan International Non-proprietary Names (INN) WHO untuk zat berkhasiat yang dikandungnya. Nama generik

32 13 tersebut ditempatkan sebagai judul monografi sediaan-sediaan obat yang mengandung nama generik tersebut sebagai zat tunggal (Anonim, 2005). Obat generik dipasarkan berdasarkan nama bahan aktifnya, tanpa ada biaya pemasaran sebesar obat bermerek dagang. Idealnya obat tersebut mempunyai standar keamanan, kemurnian, dan efektivitas yang sama dengan obat bermerek dagang (Simarcx, 2008). Kebijakan obat generik adalah salah satu kebijakan untuk mengendalikan harga obat, yaitu obat dipasarkan dengan nama bahan aktifnya. Kebijakan tersebut sering mendapatkan hambatan dari para dokter karena keraguan akan mutu produk. Untuk itu hasil pemeriksaan mutu dan informasi mengenai obat generik harus selalu dikomunikasikan kepada pemberi pelayanan maupun kepada masyarakat luas (Anonim, 2003). E. Antibiotik Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi, yang dapat menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis lain. Antibiotik diharapkan mempunyai toksisitas selektif setinggi mungkin. Artinya, obat tersebut haruslah bersifat toksik untuk mikroba, tetapi relatif tidak toksik untuk hospes (Setiabudy, R. dan Gan, V.H.S., 1999). Menurut Anonim (2003), penggolonggan antibiotik berdasarkan diklasifikasikan sebagai berikut : penisilin, sefalosporin, tetrasiklin, aminoglikosida, makrolida, kuinolon, antibiotik kombinasi (sulfonamida dan trimetropim), dan antibiotik lain.

33 14 Setiap antibiotik sangat beragam efektivitasnya dalam melawan berbagai mikroba, yang juga bergantung pada lokasi infeksi dan kemampuan antibiotik mencapai lokasi tersebut (Anonim, 2008 a). Umumnya antibiotika bekerja sangat spesifik pada suatu proses, mutasi yang terjadi pada bakteri memungkinkan munculnya strain bakteri yang 'kebal' terhadap antibiotika. Dengan demikian, pemberian antibiotika harus dalam dosis yang menyebabkan bakteri segera mati dan dalam jangka waktu yang agak panjang agar mutasi tidak terjadi. Penggunaan antibiotika yang 'tanggung' hanya membuka peluang munculnya tipe bakteri yang 'kebal' (Anonim, 2008 a). Halloway dalam Technical Briefing Seminar WHO 2004 di Geneva menyebutkan, dari 30 hingga 60 persen pasien yang mengonsumsi antibiotik, hanya 10 hingga 25 persen saja yang memerlukannya. Pemakaian obat yang tidak tepat akan menimbulkan efek samping (cit. Pitaloka, 2008). F. Sediaan Injeksi Injeksi atau obat suntik didefinisikan secara luas sebagai sediaan steril bebas pirogen yang dimaksudkan untuk diberikan secara parenteral. Pada umumnya pemberian dengan cara parenteral dilakukan bila diinginkan kerja obat yang cepat seperti pada keadaan gawat, bila penderita tidak dapat diajak bekerja sama dengan baik, tidak sadar, tidak dapat atau tidak tahan menerima pengobatan melalui mulut (oral) atau bila obat itu sendiri tidak efektif dengan cara pemberian lain. Kecuali suntikan insulin yang umumnya dapat dilakukan sendiri oleh penderita setelah mendapatkan konseling, hampir semua suntikan dilakukan oleh

34 15 dokter atau asisten dokter atau perawat dalam pemberian pengobatan (Ansel, 1989). Penggunaan sediaan injeksi yang berlebihan dapat berdampak pada meningkatnya resiko efek samping dan mahalnya biaya pengobatan yang harus dikeluarkan oleh pasien (Anonim, 1993). G. Formularium Rumah Sakit (FRS) Formularium Rumah Sakit (FRS) pada hakekatnya merupakan daftar produk obat yang telah disepakati untuk dipakai di rumah sakit yang bersangkutan beserta informasi yang relevan mengenai indikasi, cara penggunaan dan informasi lain mengenai tiap produk. Adapun tujuan utama pengembangan dan penerapan FRS adalah untuk meningkatkan mutu pelayanan melalui pengunaan obat yang aman, efektif, rasional, dan juga dalam rangka efisiensi biaya pengobatan (Anonim, 2003). Pada tempat-tempat pelayanan kesehatan yang tidak memiliki FRS, umumnya digunakan Daftar Obat Essensial Nasional (DOEN) sebagai pedoman pengobatan. DOEN merupakan daftar yang berisi nama obat yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terbanyak. Kebijakan obat esensial merupakan penerapan konsep pemilihan obat. Dari sisi kesehatan masyarakat, kebijakan tersebut merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan dan upaya pemerataan obat bagi masyarakat luas. Dari sisi medis, obat esensial sedikit banyak dapat dikaitkan dengan obat pilihan utama (drug of choice). Dalam hal itu hanya obat yang terbukti memberikan manfaat klinik paling besar, paling aman,

35 16 paling ekonomis dan paling sesuai dengan sistem pelayanan kesehatan yang ada yang dimasukkan sebagai obat esensial (Anonim, 2003). Tujuan kebijakan obat esensial adalah untuk meningkatkan ketepatan, keamanan, kerasionalan penggunaan, dan pengelolaan obat yang sekaligus meningkatkan daya guna dan hasil guna biaya yang tersedia sebagai salah satu langkah untuk memperluas, memeratakan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat (Anonim 2003). H. Profil Rumah Sakit Fatimah Cilacap (RSFC) Rumah Sakit Fatimah Cilacap (RSFC) merupakan rumah sakit swasta yang telah berdiri sejak 10 September Rumah sakit tersebut adalah rumah sakit tipe C non pendidikan (mempunyai tempat tidur sebanyak ± tempat tidur) atau apabila digolongkan dalam klasifikasi rumah sakit swasta termasuk rumah sakit golongan madya. Rumah sakit tersebut terletak di pusat kota Cilacap, yaitu Jalan Ir. H. Juanda No. 20 Kelurahan Kebonmanis Kecamatan Cilacap Utara, dengan luas area m 2. Adapun fasilitas yang disediakan Rumah Sakit Fatimah Cilacap (RSFC) meliputi: IGD, unit rawat jalan, unit tindakan medik, unit pelayanan penunjang, dan unit rawat inap. Saat ini, Rumah Sakit Fatimah Cilacap (RSFC) dikepalai oleh Dr. H. Amoroso Katamsi, S.KJ., MM. selaku direktur rumah sakit. Rumah sakit tersebut mempekerjakan beberapa dokter dengan rincian sebagai berikut : 12 orang dokter umum, 3 orang dokter spesialis anak, 3 orang dokter spesialis obstetrik dan

36 17 ginekologi, 3 orang dokter spesialis bedah, 2 orang dokter spesialis penyakit dalam, 2 orang dokter spesialis saraf, 1 orang dokter spesialis kedokteran jiwa, 1 orang dokter spesialis mata, 1 orang dokter spesialis radiologi, 1 orang dokter spesialis mata, 1 orang dokter spesialis THT dan 1 orang dokter gigi. Pada instalasi farmasi, rumah sakit ini mempunyai 1 orang apoteker, 6 orang asisten apoteker, 3 orang tenaga administrasi umum, 3 orang petugas gudang, 6 orang kasir dan 1 orang office boy. I. Keterangan Empiris Penelitian bertujuan untuk mengetahui gambaran penggunaan obat pasien rawat jalan di instalasi rawat jalan Rumah Sakit Fatimah Cilacap pada periode Juni 2007 Mei 2008 berdasarkan indikator peresepan WHO 1993, meliputi: 1. rata-rata jumlah item obat per lembar resep. 2. persentase peresepan obat dengan nama generik. 3. persentase peresepan antibiotik. 4. persentase peresepan sediaan injeksi. 5. persentase peresepan obat yang sesuai dengan Formularium Rumah Sakit Fatimah Cilacap.

37 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Merupakan penelitian noneksperimental dengan menggunakan rancangan deskriptif, karena pada penelitian yang bersangkutan tidak melakukan kontrol dan perlakuan terhadap data. Menurut Best (1982), rancangan penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan obyek sesuai apa adanya (cit. Hartoto, 2009). Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif dengan menggunakan data yang telah lalu. B. Definisi Operasional Penelitian 1. Resep adalah resep dari dokter praktek yang bekerja di Rumah Sakit Fatimah Cilacap dan masuk ke instalasi farmasi Rumah Sakit Fatimah Cilacap. 2. Pasien rawat jalan adalah pasien yang melakukan pengobatan pada rumah sakit yang bersangkutan yaitu pasien yang tidak menginap di rumah sakit (termasuk pasien yang dirawat di Instalasi Gawat Darurat selama 2-6 jam yang kemudian keadaaannnya membaik dan diperbolehkan pulang). 3. Obat adalah semua zat baik dari alam atau kimiawi yang dalam dosis yang tepat atau layak dapat menyembuhkan, meringankan atau mencegah penyakit atau gejala-gejalanya. Obat yang masuk dalam resep racikan dihitung sebagai 1 obat. 4. Obat generik adalah obat jadi dengan nama zat aktif yang dikandungnya. 18

38 19 5. Antibiotik adalah antibiotik yang sesuai dengan klasifikasi yang tercantum dalam IONI Formularium Rumah Sakit yang digunakan adalah Formularium Rumah Sakit Fatimah Cilacap periode C. Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian berupa lembar resep yang masuk ke instalasi farmasi rawat jalan Rumah Sakit Fatimah Cilacap periode Juni 2007 Mei D. Alat Penelitian Alat yang digunakan berupa Formularium Rumah Sakit, ISO Indonesia (2006), dan IONI 2000 (2003). E. Teknik Sampling Penelitian menggunakan teknik sampling berupa pengambilan sampel secara systematic random sampling. Jumlah sampel per bulan ditentukan oleh perbandingan jumlah resep per bulan dengan jumlah total resep selama 1 tahun, kemudian dikalikan dengan jumlah sampel yang ditentukan (600 lembar resep).

39 20 F. Tata Cara Penelitian 1. Analisis situasi Dalam analisis situasi dilakukan pendekatan dengan pihak rumah sakit terkait mengenai kemungkinan diadakannya penelitian sehubungan dengan ijin melakukan penelitian dan jumlah lembar resep pasien rawat jalan yang tersedia. Namun sebelum melakukan pendekatan dengan pihak rumah sakit, telah dilakukan pertimbangan untuk melakukan penelitian dengan mengacu pada penelitian sebelumnya yang telah dilakukan dan dengan berbagai referensi. 2. Pengumpulan data penelitian Data yang digunakan dalam penelitian diperoleh dengan cara mengumpulkan dan menyalin resep yang masuk ke instalasi farmasi rawat jalan Rumah Sakit Fatimah Cilacap periode Juni 2007 Mei Dari penelitian diketahui resep yang masuk sebanyak lembar resep. Dari jumlah tersebut, diambil 600 lembar resep sebagai sampel penelitian. Pengambilan data dilakukan menggunakan systematic random sampling. Sampel diambil berdasarkan nomor urut dengan menggunakan interval tertentu. Nilai interval diperoleh dari rasio jumlah lembar resep per bulan dengan jumlah sampel per bulan yang telah ditentukan. Pengambilan sampel pertama dilakukan dengan menggunakan nilai tengah interval. Untuk pengambilan sampel selanjutnya adalah nomor urut sampel setelah ditambah nilai interval yang ditentukan, dan seterusnya.

40 21 3. Pengolahan data penelitian Pengolahan data dilakukan dengan menyusun data dan mengelompokkannya dalam beberapa golongan sesuai dengan kategori obat tersebut. Penggolongan obat dilakukan berdasarkan ISO Indonesia 2006, IONI 2000, FRS Fatimah Cilacap Setelah obat tersebut digolongkan dalam kategori-kategori tertentu, maka hasil data tersebut diinterpretasikan. Untuk mendukung data yang diperlukan, juga dilakukan wawancara dengan pihak Rumah Sakit Fatimah Cilacap. 4. Analisis data penelitian Dari hasil data yang telah diolah dalam penelitian ini kemudian dilakukan perhitungan rata-rata jumlah item obat per lembar resep, persentase peresepan obat dengan nama generik, persentase peresepan antibiotik, persentase peresepan sediaan injeksi dan persentase peresepan obat yang sesuai dengan Formularium Rumah Sakit. Setelah mendapatkan hasil perhitungan, maka hasil penelitian ini dibandingkan dengan hasil penelitian menggunakan indikator peresepan WHO 1993 yang telah dilakukan sebelumnya di 20 tempat pelayanan kesehatan di Indonesia. Perhitungan hasil penelitian dilakukan sebagai berikut : a. Rata-rata jumlah item obat per lembar resep merupakan perbandingan antara jumlah obat yang diresepkan dan jumlah lembar resep. N = jumlah item obat yang diresepkan R = jumlah lembar resep sampel Perhitungannya = N R

41 22 b. Persentase peresepan obat dengan nama generik merupakan perbandingan jumlah item obat generik yang diresepkan dengan jumlah item obat keseluruhan yang diresepkan dikalikan 100%. G = jumlah item obat dengan nama generik yang diresepkan N = jumlah item obat keseluruhan yang diresepkan Perhitungannya = G N 100% c. Persentase peresepan antibiotik merupakan perbandingan jumlah item obat antibiotik yang diresepkan dengan jumlah item obat keseluruhan yang diresepkan dikalikan 100%. A = jumlah item obat antibiotik yang diresepkan N = jumlah item obat keseluruhan yang diresepkan Perhitungannya = A N 100% d. Persentase peresepan sediaan injeksi merupakan perbandingan jumlah item obat injeksi yang diresepkan dengan jumlah item obat keseluruhan yang diresepkan dikalikan 100%. I = jumlah item obat dengan sediaan injeksi yang diresepkan N = jumlah item obat keseluruhan yang diresepkan Perhitungannya = I N 100% e. Persentase peresepan obat yang sesuai dengan Formularium Rumah Sakit merupakan perbandingan jumlah masing-masing item obat yang sesuai dengan Formularium Rumah Sakit dengan jumlah item obat keseluruhan yang diresepkan dikalikan 100%. F = jumlah item obat yang sesuai dengan Formularium Rumah Sakit

42 23 N = jumlah item obat keseluruhan yang diresepkan Perhitungannya = F N 100% Analisis Situasi 1. Pengumpulan resep yang masuk ke instalasi farmasi rawat jalan Rumah Sakit Fatimah Cilacap periode Juni 2007 Mei Penetapan jumlah sampel dan pengambilan sampel berdasarkan systematic random sampling. 3. Penyalinan resep, berupa : nomor, tanggal resep, umur pasien, isi resep dan jumlah obat tiap lembar resep. Pengumpulan Data Penelitian Penyusunan obat berdasarkan sesuai dengan kategori obat sebagai berikut : 1. Obat dengan nama generik 2. Antibiotik dan golongannya 3. Injeksi 4. Obat yang sesuai dengan Formularium Rumah Sakit Pengolahan Data Penelitian Penyusunan obat berdasarkan sesuai dengan kategori obat sebagai berikut : 1. Obat dengan nama generik 2. Antibiotik dan golongannya 3. Injeksi 4. Obat yang sesuai dengan Formularium Rumah Sakit Analisis Data Penelitian Perhitungan : 1. rata-rata jumlah item obat per lembar resep, 2. persentase peresepan obat dengan nama generik, 3. persentase peresepan antibiotik, 4. persentase peresepan injeksi, dan 5. persentase peresepan obat yang sesuai dengan Formularium Rumah Sakit Gambar 2. Alur Pelaksanaan Penelitian

43 24 G. Keterbatasan Penelitian Penelitian mempunyai keterbatasan yaitu penggunaan obat lebih lanjut pada pasien tidak dapat diketahui karena peresepan yang diperoleh hanya berdasarkan lembar resep, tidak berdasarkan rekam medis.

44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini, dilakukan analisis peresepan berdasarkan indikator peresepan WHO dari peresepan Rumah Sakit Fatimah Cilacap yang masuk pada Juni 2007 hingga Mei Dalam periode tersebut, terdapat lembar resep. Dari lembar resep tersebut, diambil 600 lembar resep untuk menjadi sampel. Sampel diambil dengan menggunakan systematic random sampling, dengan interval 18. Berikut adalah rincian pengambilan sampel yang dibagi dalam 12 bulan selama periode penelitian : Tabel I. Rincian Pengambilan Sampel pada Peresepan Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Fatimah Cilacap Periode Juni 2007 Mei 2008 No. Periode Jumlah Lembar Resep yang Masuk Jumlah Sampel 1. Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Total Dari hasil data peresepan dapat diketahui bahwa sebagian besar obat diresepkan oleh dokter umum. Hal ini dapat disebabkan karena jumlah dokter umum yang lebih banyak dan jam praktek yang lebih besar pada dokter umum 25

45 26 dibandingkan dengan dokter spesialis. Berikut adalah rincian persentase peresepan oleh dokter : Tabel II. Rincian Persentase Peresepan oleh Dokter yang Bekerja di Rumah Sakit Fatimah Cilacap Periode Juni 2007 Mei 2008 No. Dokter Jumlah Peresepan Persentase Jumlah (Lembar Resep) (%) Obat Purata 1. Umum , ,3 2. Sp. Anak 79 13, ,6 3. Sp. Obstetrik dan Ginekologi 41 6, ,1 4. Sp. Penyakit Dalam 41 6, ,0 5. Gigi 40 6, ,6 6. Sp.Bedah 24 4, ,7 7. Sp. THT 18 3, ,4 8. Sp. Kedokteran Jiwa 7 1, ,8 9. Sp. Mata 2 0,33 5 2,5 10. Sp. Radiologi 2 0,33 6 2,5 Total , ,2 A. Rata-rata Jumlah Item Obat Per Lembar Resep Di Indonesia, dalam hal ini khususnya Rumah Sakit Fatimah Cilacap, tingkat peresepan obat sebagai racikan cukup besar. Oleh sebab itu, dalam penelitian, perhitungan data pada obat dalam racikan dihitung sebagai 1 obat. Dari perhitungan tersebut, maka diperoleh jumlah total item obat sebesar 1920 item dan rata-rata jumlah item obat per lembar resep sebesar 3,2 item. Menurut WHO, sebaiknya rata-rata item obat yang diresepkan adalah 2 item untuk setiap diagnosisnya. Hal itu dikarenakan obat yang digunakan untuk terapi penyakit dan tingkat keparahan tertentu, harus diberikan dalam bentuk obat kombinasi (paling sedikit terdiri dari 2 item obat). Berikut adalah rincian jumlah item obat per bulan pada peresepan pasien rawat jalan di Rumah Sakit Fatimah:

46 27 Tabel III. Rincian Jumlah Item Obat pada Peresepan Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Fatimah Cilacap Periode Juni 2007 Mei 2008 No. Periode Jumlah Jumlah Item Obat Lembar Resep Purata 1. Juni ,1 2. Juli ,3 3. Agustus ,1 4. September ,3 5. Oktober ,3 6. November ,1 7. Desember ,3 8. Januari ,3 9. Februari ,6 10. Maret ,1 11. April ,4 12. Mei ,6 Total ,2 Tabel IV. Hasil Penelitian Rata-rata Jumlah Item Obat Per Lembar Resep yang telah Dilakukan di Indonesia dan Beberapa Rumah Sakit Swasta Sebelumnya Penelitian Sebelumnya Rata-rata Jumlah Item Obat Per Lembar Resep Quick dkk (1997) 3,30 Santoso (2009) 2,83 Utami (2007) 2,80 Sudarmono (2007) 2,71 Sindudisastra (2008) 2,59 Kristanto (2008) 2,33 Dari tabel IV, dapat dilihat bahwa hasil penelitian di RSFC berada di antara hasil penelitian Quick dkk dan Santoso, menduduki peringkat 2 teratas. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa rata-rata jumlah item obat per lembar resep relatif tinggi dan dapat menimbulkan kecenderungan terjadinya polifarmasi, meningkatnya efek samping obat maupun interaksi obat yang merugikan dan juga biaya berobat pasien.

47 28 Secara keseluruhan besarnya rata-rata jumlah item obat juga dipengaruhi oleh adanya lingkaran setan (vicious circle) antara dokter (prescriber) dan pasien, yaitu lingkaran yang tidak berujung pangkal (Quick dkk., 1997). Misalnya, di satu sisi pasien bersikap pasif dalam menerima semua obat (pengobatan) yang diresepkan oleh dokter karena pasien mengganggap bahwa semakin banyak obat, maka obat tersebut akan semakin manjur. Di lain pihak, dokter (prescriber) berasumsi bahwa pasienlah yang menginginkan begitu banyak obat karena banyaknya keluhan pasien, bahkan terkadang pengobatan hanya dilakukan untuk mengatasi keluhan (gejala-gejala) yang muncul, bukan pada penyakit itu sendiri. Padahal dalam kenyataannya, meningkatnya jumlah obat akan sebanding dengan kemungkinan terjadinya polifarmasi. Oleh karena itu, butuh pertimbangan yang bijak dalam peresepan obat bagi pasien dan hendaknya pasien memperoleh manfaat yang maksimal serta resiko yang seminimal mungkin. Jika dilihat dari tabel II (Rincian Persentase Peresepan oleh Dokter yang Bekerja di Rumah Sakit Fatimah Cilacap), maka diketahui bahwa rata-rata jumlah item obat per lembar resep (purata) keempat terbanyak dilakukan oleh dokter spesialis penyakit dalam (4,0 item obat), spesialis anak (3,6 item obat), spesialis THT (3,4 item obat) dan dokter umum (3,3 item obat). Dari hasil tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat kecenderungan terjadinya polifarmasi. Namun ada tidaknya polifarmasi dalam peresepan tidak dapat diketahui secara jelas karena membutuhkan analisis lebih lanjut yang mengacu pada rekam medis pasien yang bersangkutan.

48 29 Secara keseluruhan, besarnya rata-rata jumlah item obat per lembar resep yang diresepkan oleh para dokter spesialis tersebut dapat dikarenakan beberapa pertimbangan, antara lain obat untuk diagnosis utama, obat untuk mengatasi komplikasi atau efek samping obat utama, obat untuk mengatasi penyakit penyerta dan juga suplemen penambah daya tahan tubuh. Rata-rata jumlah item obat per lembar resep yang diresepkan oleh dokter spesialis penyakit dalam (4,0 item obat) dapat dimengerti mengingat banyaknya diagnosis penyakit pada pasien, yang biasanya merupakan penyakit komplikasi sehingga membutuhkan cukup banyak obat untuk menanganinya. Dari tabel II dapat dilihat bahwa rata-rata jumlah item obat per lembar resep yang diresepkan oleh dokter spesialis anak cukup besar (3,6 item obat). Hal itu disebabkan karena banyak terdapat resep yang berupa racikan (sebagai puyer) yang mengandung antibiotik dan vitamin-vitamin. Bentuk sediaan puyer tersebut sangat efektif untuk meningkatkan kepatuhan pasien anak untuk minum obat. Namun, di luar resep racikan tersebut terkadang juga ditambahkan suplemen lain. Rata-rata jumlah item obat per lembar resep yang diresepkan oleh dokter spesialis THT adalah 3,4 item obat. Hal itu disebabkan karena tingginya peresepan antibiotik dan antiinflamasi. Dari indikasi obat yang diresepkan, sebagian besar pasien mengalami peradangan sehingga dibutuhkan obat-obat tersebut. Rata-rata jumlah item obat per lembar resep yang diresepkan oleh dokter umum adalah 3,3 item obat. Jumlah item obat ini cukup besar untuk peresepan oleh dokter umum.

49 30 Tabel V. Rincian Jumlah Obat Per Lembar Resep pada Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Fatimah Cilacap Periode Juni 2007 Mei 2008 No. Jumlah Obat Jumlah Jumlah Persentase Per Lembar Resep Item Obat Total Obat Jumlah Item Obat (%) , ,79 17, , , , ,13 82, , , ,47 Total ,00 B. Persentase Peresepan Obat dengan Nama Generik Perhitungan persentase peresepan obat dengan nama generik bertujuan untuk mengukur tendensi peresepan obat dengan nama generik. Dari hasil penelitian, diketahui persentase peresepan obat dengan nama generik adalah sebesar 31,15%. Obat Generik 31,15% Obat Non Generik 68,85% Gambar 3. Diagram Persentase Peresepan Obat dengan Nama Generik pada Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Fatimah Cilacap Periode Juni 2007 Mei 2008

50 31 Tabel VI. Hasil Penelitian Persentase Peresepan Obat dengan Nama Generik yang telah Dilakukan di Indonesia dan Beberapa Rumah Sakit Swasta Sebelumnya Penelitian Sebelumnya Persentase Peresepan Obat dengan Nama Generik Quick dkk (1997) 59,00% Utami (2007) 38,10% Sindudisastra (2008) 24,33% Santoso (2009) 22,78% Kristanto (2008) 22,32% Sudarmono (2007) 15,22% Jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya, maka hasil penelitian di RSFC cukup tinggi, yaitu berada di antara hasil penelitian Utami dan Sindudisastra, menduduki peringkat 3 teratas. Namun, jika mengacu pada kepentingan pasien kelas ekonomi menengah ke bawah, persentase tersebut masih rendah. Sebenarnya pemerintah telah mengatur kebijakan mengenai harga obat generik, yang menyebabkan harga obat generik dapat jauh berada di bawah harga obat bermerek dagang yang membutuhkan promosi lebih besar. Tujuan penetapan harga obat generik tidak lain adalah agar harga obat dapat terjangkau oleh masyarakat. Bahkan pemerintah juga telah mengatur penggunaan obat generik pada rumah sakit. Namun, penetapan penggunaan obat generik hanya berlaku untuk rumah sakit pemerintah. Hal itu mungkin dapat menjadi salah satu penyebab rendahnya peresepan obat generik sehubungan dengan kepemilikan Rumah Sakit Fatimah Cilacap yang merupakan rumah sakit swasta. Sebagian besar pasien Rumah Sakit Fatimah Cilacap merupakan masyarakat kelas ekonomi menengah ke atas. Oleh sebab itu, rendahnya peresepan obat generik tidak berpengaruh pada terapi yang diberikan dan

51 32 diasumsikan pasien tidak akan terbebani biaya pengobatan. Namun, pada rumah sakit yang sebagian besar pasiennya merupakan pasien kelas ekonomi menengah ke bawah, rendahnya persentase peresepan obat generik sangat berpengaruh pada besarnya biaya pengobatan yang dikeluarkan oleh pasien. Hal itu tentu saja sangat merugikan pasien, terutama bagi pasien dengan kelas ekonomi yang kurang mampu. Jika hal ini tidak ditangani dengan baik, maka dapat dimungkinkan efek terapi yang diinginkan untuk tercapainya pengobatan yang optimum kurang dapat tercapai. C. Persentase Peresepan Antibiotik Tujuan perhitungan persentase peresepan antibiotik adalah untuk mengetahui adanya penggunaan antibiotik yang berlebihan yang juga berdampak pada besarnya biaya pengobatan yang harus dikeluarkan oleh pasien. Jika persentase peresepan antibiotik tinggi, maka dibutuhkan perhatian khusus untuk mencegah terjadinya efek samping yang merugikan, kemungkinan resistensi dan meningkatnya biaya pengobatan.hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase peresepan antibiotik sebesar 20,05%.

52 33 Antibiotik 20,05% Non Antibiotik 79,95% Gambar 4. Diagram Persentase Peresepan Antibiotik pada Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Fatimah Cilacap Periode Juni 2007 Mei 2008 Tabel VII. Hasil Penelitian Persentase Peresepan Antibiotik yang telah Dilakukan di Indonesia dan Beberapa Rumah Sakit Swasta Sebelumnya Penelitian Sebelumnya Persentase Peresepan Antibiotik Quick dkk (1997) 43,00% Sudarmono (2007) 24,42% Utami (2007) 20,12% Sindudisastra (2008) 16,96% Kristanto (2008) 15,44% Santoso (2009) 15,35% Dari tabel VII, dapat diketahui bahwa hasil penelitian di RSFC berada di antara hasil penelitian Utami dan Sindudisastra, menduduki peringkat 4 teratas. Hal itu berarti persentase peresepan antibiotik di RSFC relatif cukup tinggi. Namun apabila dibandingkan dengan nilai estimasi terbaik hasil penelitian WHO yang sebelumnya telah dilakukan (22,70%), hasil penelitian di RSFC ini lebih rendah. Oleh karena itu, dapat diasumsikan bahwa peresepan antibiotik di RSFC sudah melalui berbagai pertimbangan yang matang.

53 34 Tabel VIII. Rincian Penggolongan Antibiotik pada Peresepan Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Fatimah Cilacap Periode Juni 2007 Mei 2008 No. Golongan Antibiotik Jumlah Total Jenis Persentase Item Persentase Antibiotik (%) Obat (%) 1. Penisilin Amoksisilin 105 5,47 Sultamisilin 2 0,10 5,57 Sefadroksil 59 3,07 generasi I 2. Sefalosporin Sefapirin 1 0,05 4,68 generasi III Sefiksim 30 1,56 Siprofloksasin 53 2,76 Levofloksasin 4 0,21 3. Kuinolon Ofloksasin 3 0,16 3,23 Pefloksasin 1 0,05 Asam pipemidat 1 0,05 Tiamfenikol 26 1,35 4. Antibiotik lain Klindamisin 22 1,15 Linkomisin 9 0,47 3,18 Kloramfenikol 4 0,21 5. Aminoglikosida Gentamisin 33 1,72 1,72 6. Antibiotik kombinasi Sulfonamid dan Trimetoprim 15 0,78 0,78 7. Makrolida Eritromisin 7 0,37 Roksitromisin 4 0,21 0,58 Doksisiklin 4 0,21 8. Tetrasiklin Tetrasiklin 1 0,05 0,31 Oksitetrasiklin 1 0,05 Total ,05 20,05 N 1920 Dari lampiran data dapat dilihat bahwa peresepan antibiotik banyak dijumpai pada peresepan obat yang diindikasikan untuk batuk dan flu. Padahal sebagian besar kasus batuk dan flu ternyata disebabkan oleh infeksi virus, yang tentu saja tidak dapat disembuhkan dengan antibiotik. Bahkan, sebuah lembaga di Inggris yang bernama Specialist Advisory Committee on Antimicrobial Resistance (SACAR) menghimbau masyarakat, juga kalangan kedokteran untuk tidak selalu menggunakan antibiotik ketika mengobati batuk dan flu (Anonim, 2008 c).

54 35 Pertimbangan peresepan antibiotik dilakukan dengan melihat kondisi pasien. Di beberapa negara, peresepan antibiotik baru dilakukan setelah dokter mendapatkan hasil pemeriksaan penunjang berupa uji kepekaan kuman. Hal itu bertujuan untuk mencegah terjadinya resistensi dan efek samping yang merugikan pasien. Namun dalam prakteknya, tidak mungkin melakukan pemeriksaan mikrobiologis untuk setiap pasien yang dicurigai menderita suatu infeksi. Pemberian antibiotik tanpa pemeriksaan mikrobiologis dapat didasarkan pada dugaan infeksi yang muncul (educated guess) (Anonim, 2003). Dari keseluruhan peresepan antibiotik, amoksisilin merupakan antibiotik golongan penisilin yang paling banyak diresepkan. Hal itu karena amoksisilin merupakan antibiotik yang mempunyai spektrum luas, yang dapat bekerja baik pada bakteri gram positif maupun bakteri gram negatif, dengan efek samping ringan. D. Persentase Peresepan Sediaan Injeksi Peresepan sediaan injeksi bertujuan untuk mendapatkan efek yang lebih cepat, kadar obat yang tepat (tidak mengalami degradasi kadar). Penyuntikan sediaan injeksi umumnya dilakukan oleh tenaga medis, namun dapat juga dilakukan oleh pasien untuk alasan tertentu, misalnya setelah diberi konseling dan latihan yang cukup. Hal itu bertujuan untuk memastikan tercapainya efek terapi optimum obat tersebut dan mencegah terjadinya efek yang tidak diinginkan. Dari hasil penelitian, besarnya persentase peresepan sediaan injeksi adalah sebesar 0,62%.

55 36 Injeksi 0,62% Non Injeksi 99,38% Gambar 5. Diagram Persentase Peresepan Sediaan Injeksi pada Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Fatimah Cilacap Periode Juni 2007 Mei 2008 Tabel IX. Hasil Penelitian Persentase Peresepan Sediaan Injeksi yang telah Dilakukan di Indonesia dan Beberapa Rumah Sakit Swasta Sebelumnya Penelitian Sebelumnya Persentase Peresepan Sediaan Injeksi Quick dkk (1997) 17,00% Santoso (2009) 1,77% Utami (2007) 1,46% Sudarmono (2007) 0,55% Sindudisastra (2008) 0,35% Kristanto (2008) 0,21% Hasil penelitian di RSFC jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya berada di antara hasil penelitian Utami dan Sudarmono, menduduki peringkat 4 teratas. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa persentase peresepan sediaan injeksi di RSFC sudah cukup rendah. Dari keseluruhan peresepan, pemberian obat dengan sediaan injeksi dapat dimengerti karena pemberian dengan sediaan tersebut benar-benar diperlukan dan persentasenya kecil. Oleh karena itu, tidak terdapat permasalahan

56 37 mengenai penggunaan obat yang berlebihan (overuse) yang dapat menyebabkan efek samping dan pengeluaran biaya berobat yang terlalu besar. Berikut adalah rincian penggolongan sediaan injeksi yang terdapat dalam peresepan Rumah Sakit Fatimah Cilacap : Tabel X. Rincian Penggolongan Sediaan Injeksi yang Digunakan pada Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Fatimah Cilacap Periode Juni Mei 2008 No. Jenis Injeksi Jumlah Item Obat Persentase (%) N 1. Cyclofem injeksi 6 0,31 2. Humulin injeksi 3 0,16 3. Epinefrin injeksi 1 0,05 4. Ephedrin HCl injeksi 1 0, Primperan injeksi 1 0,05 Total 12 0,62 Dari tabel X, dapat dilihat bahwa persentase peresepan sediaan injeksi yang terbanyak adalah Cyclofem injeksi. Hal itu disebabkan karena jumlah wanita yang mengikuti anjuran program KB cukup besar. Selain itu, pemberian Cyclofem injeksi tiap bulan cukup efektif sebagai kontrasepsi. Penyuntikan Cyclofem dilakukan di rumah sakit oleh dokter atau tenaga ahli yang lain. Peresepan Humulin injeksi untuk pasien penderita diabetes melitus tipe 1 (IDDM) sehingga membutuhkan asupan insulin dari luar. Untuk alasan kepraktisan, pasien yang menderita diabetes melitus tipe 1 diperbolehkan untuk menyuntik insulin sendiri, setelah diberikan konseling dan latihan yang cukup. Epinefrin injeksi dalam peresepan diberikan bersama dengan lidokain injeksi oleh dokter gigi untuk tindakan pembiusan sebelum dilakukan pencabutan gigi. Penyuntikan epinefrin dan lidokain digunakan sebagai prosedur standar

57 38 untuk anestesi lokal. Lidokain tidak tercantum dalam peresepan dikarenakan menurut keterangan instalasi, permintaan lidokain melalui jalur khusus. Peresepan ephedrin HCl injeksi pada pasien rawat jalan bertujuan untuk mengatasi obstruksi jalan nafas yang reversibel. Pada pasien dengan kondisi tersebut, pemberian ephedrin HCl injeksi sesegera mungkin sangat diperlukan sebelum pasien mendapatkan bantuan medis yang memadai. Setelah kondisi pasien membaik, maka pasien diperbolehkan pulang. Hal itu juga dilakukan dalam tindakan kegawatdaruratan, seperti sesak nafas/kesulitan pernafasan. Peresepan Primperan ditujukan untuk mengatasi gangguan pencernaan seperti mual dan muntah pada pasien. Pertimbangan pemberian bentuk sediaan injeksi pada pasien rawat jalan tersebut berkaitan dengan kesulitan pasien untuk dapat mengkonsumsi obat melalui jalur per oral. Oleh karena itu, pemberian Primperan injeksi dirasa lebih efektif. E. Persentase Peresepan Obat yang Sesuai dengan Formularium Rumah Sakit Persentase obat yang sesuai dengan FRS bertujuan untuk mengetahui tingkat kepatuhan dokter dalam meresepkan obat yang tercantum dalam FRS. Hasil penelitian menunjukkan persentase obat yang sesuai dengan FRS adalah sebesar 60,26%.

58 39 Peresepan Tidak Sesuai FRS 39,74% Peresepan Sesuai FRS 60,26% Gambar 6. Diagram Persentase Peresepan Obat yang Sesuai dengan FRS pada Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Fatimah Cilacap Periode Juni 2007 Mei 2008 Tabel XI. Hasil Penelitian Persentase Peresepan Obat yang Sesuai dengan FRS yang telah Dilakukan di Indonesia dan Beberapa Rumah Sakit Swasta Sebelumnya Penelitian Sebelumnya Persentase Peresepan Obat yang Sesuai dengan FRS Utami (2007) 98,00% Kristanto (2008) 90,83% Santoso (2009) 90,15% Sudarmono (2007) 38,27% Quick dkk (1997) - Sindudisastra (2008) - Jika dibandingkan dengan hasil penelitian sebelumnya, maka hasil penelitian di RSFC berada di antara hasil penelitian Santoso dan Sudarmono, menduduki peringkat 4 teratas. Hal itu menunjukkan peresepan obat yang sesuai dengan FRS masih relatif tinggi.

59 40 Kesesuaian antara obat yang diresepkan dengan yang terdapat dalam FRS bertujuan untuk menjamin kualitas pelayanan rumah sakit, terutama pelayanan kefarmasian. Persentase peresepan obat yang sesuai dengan FRS tersebut sebenarnya dapat ditingkatkan apabila para dokter benar-benar menggunakan pedoman pengobatan yang tercantum dalam FRS. Namun karena di Rumah Sakit yang bersangkutan peranan FRS kurang mendapatkan perhatian yang serius, FRS hanya merupakan formalitas dan tidak digunakan sebagai pedoman dalam pengobatan, maka persentase peresepan obat yang sesuai dengan FRS hanya 60,26%. Formularium Rumah Sakit (FRS) sebaiknya disusun tiap tahun dengan mempertimbangan segi manfaat dan resiko bagi pasien (patient oriented), termasuk kualitas dan harga obat itu sendiri. Keberadaan FRS dapat memberikan manfaat bagi pasien, berupa meningkatnya kualitas pelayanan kefarmasian dalam hal tersedianya obat saat dibutuhkan (obat pasti ada). Di samping itu, obat yang disediakan merupakan obat dengan kemanjuran dan keamanan yang terjamin, sesuai dan biaya yang terjangkau. Formularium Rumah Sakit (FRS) tidak hanya bermanfaat dari sisi pasien, namun juga bagi rumah sakit terkait, sehubungan dengan biaya operasional dalam stok obat yang disediakan rumah sakit sehingga tidak semua obat dalam pasaran masuk dalam stok obat rumah sakit. Hal itu akan mempermudah sirkulasi masuk-keluarnya obat dari stok rumah sakit, jadi obat yang tersedia pasti digunakan sehingga tidak melewati masa kadaluwarsanya atau hanya terbuang percuma.

60 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Rata-rata jumlah item obat per lembar resep sebesar 3,20 item. 2. Persentase peresepan obat dengan nama generik sebesar 31,15%. 3. Persentase peresepan antibiotik sebesar 20,05%. 4. Persentase peresepan sediaan injeksi sebesar 0,62% 5. Persentase peresepan obat yang sesuai dengan Formularium Rumah Sakit sebesar 60,26%. B. Saran Berdasarkan penelitian, maka dapat disampaikan saran sebagai berikut: 1. Untuk peneliti selanjutnya : a. perlu dilakukan penelitian menggunakan indikator pelayanan pasien dan indikator fasilitas kesehatan, b. perlu dilakukan penelitian berkelanjutan untuk mengetahui tingkat perbaikan peresepan obat di Rumah Sakit Fatimah demi pencapaian tingkat kerasionalan pengobatan yang lebih baik. 41

61 42 2. Untuk Rumah Sakit Fatimah Cilacap : a. perlu dilakukan pemilihan obat yang lebih selektif untuk menurunkan jumlah obat pada peresepan dan persentase peresepan antibiotik. b. perlu dikembangkan penggunaan obat dengan nama generik. c. perlu disosialisasikan penggunaan Formularium Rumah Sakit yang telah ada, atau dapat dilakukan penyusunan Formularium Rumah Sakit yang baru dengan sosialisasi yang lebih baik.

62 DAFTAR PUSTAKA Aman, G.M., 2008, Masalah Pemberian Polifarmasi, diakses tanggal 1 Juni 2008 Anonim, 1993, How to Investigate Drug Use In Health Facilities : Selected Drug Use Indicators, World Health Organization, Geneva Anonim, 1999, Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Obat Tidak Rasional di Puskesmas Se Kabupaten Sambas Kalimantan Barat Tahun 1999, =lokal, diakses tanggal 2 Juni 2008 Anonim, 2003, Informatorium Obat Nasional Indonesia 2000, Cetakan kedua, 1-6, , CV. Sagung Seto, Jakarta Anonim, 2005, Mengenal Penggolongan Obat (Bagian 2), diakses tanggal 5 Juni 2008 Anonim, 2007, Apa itu Polifarmasi?, es/nps_news/news13, diakses tanggal 1 Juni 2008 Anonim, 2008 a, Antibiotika, diakses tanggal 2 Juni 2008 Anonim, 2008 b, Mengenal Lebih Dekat Obat Generik Berlogo, diakses tanggal 2 Agustus 2009 Anonim, 2008 c, Waspada Antibiotik, diakses tanggal 2 Agustus 2009 Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Cetakan Pertama, Edisi Keempat, , Universitas Indonesia, Jakarta Setiabudy, R., dan Gan, V.H.S., 1999, Pengantar Antimikroba dalam Ganiswara, Farmakologi dan Terapi, Edisi keempat, Cetakan ketiga, 571, Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta 43

63 44 Hartoto, 2009, Penelitian Deskriptif, diakses tanggal 20 April 2009 Kristanto, Y. B. C., 2008, Gambaran Penggunaan Obat Untuk Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Panti Nugroho Sleman Periode 2007 Berdasarkan Indikator Peresepan WHO 1993, Skripsi, 20-26, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta Pitaloka, G., 2008, Hindari Praktik Pengobatan Tak Rasional, &rbrk=&id=49176&detail=kesehatan, diakses tanggal 26 Juni 2008 Quick dkk, 1997, Managing Drug Supply, The Selection, Procurement, Distribution, and Use of Pharmaceuticals, 2 nd Ed., Revised and Expanded, , Kumarin Press Inc., Connecticut Santoso, A.E., 2009, Gambaran Penggunaan Obat Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Desember 2006 November 2007 Berdasarkan Indikator Peresepan WHO 1993, Skripsi, 19-30, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta Simarcx, 2008, Obat Generik vs Obat Paten, diakses tanggal 15 Juni 2008 Sindudisastra, C. I., 2008, Gambaran Penggunaan Obat Untuk Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode 2007 Berdasarkan Indikator Peresepan WHO 1993, Skripsi, 18-29, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta Sudarmono, C. A., 2007, Gambaran Penggunaan Obat Untuk Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit St. Elisabeth Semarang Periode 2006 Berdasarkan Indikator Peresepan WHO 1993, Skripsi, 26-38, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Utami, P., 2007, Tinjauan Penggunaan Obat Untuk Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Surakarta Periode 2006 Berdasarkan Indikator WHO 1993, Skripsi, 22-33, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

64 LAMPIRAN 45

65 46 Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Penelitian

66 47 Lampiran 2. Surat Jawaban Permohonan Ijin Penelitian

67 48 Lampiran 3. Surat Keterangan telah Selesai Melaksanakan Penelitian

68 No. Tanggal resep Dokter Umur pasien Isi resep Jumlah R/* Jumlah R/ Lampiran 4. Data Sampel Penelitian Generik Antibiotik Golongan Antibiotik Injeksi FRS DOEN 1 2/6/07 Umum - Comtusi kapsul 3 3 Prome exp. sirup Simbado 2 3/6/07 Umum 3 tahun Nymiko drops /6/07 Umum 36 tahun Urotractin kapsul 3 3 Kuinolon Renax Gitas Plus kaplet 4 4/6/07 Umum - Lapimox kaplet 2 2 Penisilin Intunal F 5 4/6/07 Umum - Kotrimoksazol 4 4 Antibiotik Racikan Generik Antibiotik Injeksi FRS DOEN kombinasi Papaverin New Diatab Parasetamol 6 5/6/07 Sp.A 4 tahun *Cefixime 3 8 Sefalosporin *CTM *Dextafen kaplet *Heptasan *Vitamin C *Elkana Inadryl exp.sirup Imunos sirup 7 6/6/07 Umum - Cefadroxil 3 3 Sefalosporin Ambroksol OBH Nellco sirup 8 7/6/07 Umum - *Interzol krim 4 5 *Digenta krim Aminoglikosida Mycoral Bufamoxy kapsul Penisilin Alegi 9 7/6/07 Sp.A 4 tahun Rifampisin

69 TB vit 6 Imunos sirup 10 8/6/07 Umum - Amoksisilin 4 4 Penisilin Intunal Neurosanbe Asam mefenamat 11 9/6/07 Umum - Cyclofem injeksi /6/07 Sp.B - Amoksisilin 2 2 Penisilin Pondex sirup 13 11/6/07 Sp.Og - Nonemi 3 3 Calsium lactate Sanmol 14 11/6/07 Sp.A 9 bulan Alco drops /6/07 Umum - Cefadroxil sirup 2 2 Sefalosporin Intunal sirup 16 13/6/07 Sp.PD - Fenilbutason 2 2 Metil prednisolon 17 13/6/07 Sp.A 3 bulan Amoxsan drops 3 3 Penisilin Alco drops Nife drops 18 14/6/07 Gigi - Analsik kaplet 2 2 Indexon 19 15/6/07 Gigi - Clinium kapsul 3 3 Antibiotik lain Analsik kaplet Indexon 20 16/6/07 Umum - Cefixime 4 4 Sefalosporin Tuzalos Prome exp.sirup Meloxicam kapsul 21 17/6/07 Umum - Intunal sirup 4 4 Cefadroxil sirup Sefalosporin Prome exp.sirup Parasetamol 50

70 22 18/6/07 Sp.Og - Biosanbe kapsul 2 2 Elkana 23 19/6/07 Sp.PD 70 tahun Captopril 2 2 Digoxin 24 19/6/07 Gigi - Clinium 4 4 Antibiotik lain Dansera Analsik kaplet Indexon 25 20/6/07 Sp.Og - Ilusemin 3 3 Neurobion ATP 26 20/6/07 Sp.A 7,5 tahun *Colsancetine 4 7 Kloramfenikol kapsul *CTM *Vitamin B6 *Elkana Vomitas sirup Antasida DOEN sirup Intunal sirup 27 21/6/07 Umum - Lapimox kaplet 3 3 Penisilin Lapistan kaplet Gentamisin krim Aminoglikosida 28 22/6/07 Sp.A 9 bulan Sagestan Eye 1 1 Aminoglikosida drops 29 23/6/07 Sp.Og - Ferofort 2 2 Elkana 30 23/6/07 Sp.A 3 bulan Ophitrocin sirup 4 4 Makrolida Alco oral drops Dextamine sirup Sagestam eye drops Aminoglikosida 31 25/6/07 Sp.Og 44 tahun Ilusemin 4 4 Bartolium Acitral sirup Sanmol 51

71 32 25/6/07 Sp.A 7 tahun Cefspan sirup 3 3 Sefalosporin Inadryl exp. sirup Dextamine sirup 33 26/6/07 Umum dewasa Rifampisin kapsul 4 4 INH Pirazinamid Neurosanbe 34 27/6/07 Sp.PD - Amaryl 6 6 Lapibion Amoksisilin Penisilin Celebrex kapsul Ranitidine kaplet Calsium lactate 35 27/6/07 Umum - Unalium 5 5 Mertigo Neurosanbe Captopril Lapibal 36 28/6/07 Umum 51 tahun Propanolol 2 2 CTM 37 29/6/07 Umum 29 tahun Omeprazole 4 4 Musin Braxidin Acitral sirup 38 29/6/07 Sp.A 6 tahun Kotrimoksazol 3 3 Antibiotik sirup kombinasi Tilidon sirup Intunal sirup 39 30/6/07 Sp.Og - Maltofer chewing /7/07 Sp.Og - Fetavita 3 3 Biosanbe kapsul Bioneuron 41 2/7/07 Sp.A 2 bulan Ottopan drops /7/07 Gigi - Sanmol sirup

72 43 3/7/07 Umum - *Cefadroxil 2 3 Sefalosporin *Parasetamol Gentamisin krim Aminoglikosida 44 4/7/07 Sp.A 6 tahun *Acyclovir 1 2 *CTM 45 5/7/07 Sp.PD - Unalium 8 8 Calcium lactate Enzyplex Vermox Ranitidin Vitamin B1 Tilcotil Herbesser 46 5/7/07 Sp.A 1 tahun 2 Opithrocin sirup 3 8 Makrolida bulan *Dextafen *CTM *Heptasan *Vitamin C *Elkana *Trifed Digenta krim Aminoglikosida 47 6/7/07 Umum 2 tahun Cefadroxil 2 2 Sefalosporin Intunal sirup 48 7/7/07 Umum 53 tahun Unalium 6 6 Mertigo Lapibal Neurosanbe Aspilet Polidemisin eye drops 49 8/7/07 Umum - Ciprofloxacin 3 3 Kuinolon New Diatab 53

73 Papaverin 50 9/7/07 Sp.Og - Opimox kaplet 1 1 Penisilin 51 9/7/07 Sp.B - Calsium lactate 2 2 Meloxicam kapsul 52 10/7/07 Umum - *Cefixime 2 4 Sefalosporin *Flavin *Lameson Anadex sirup 53 11/7/07 Umum - Amoxillin sirup 2 5 Penisilin *Gliseril guaiakolat *CTM *Deksametason *Parasetamol 54 11/7/07 Umum - Lapicef 3 3 Sefalosporin Lapimuc OBH Nelco sirup 55 12/7/07 Umum - Antasida DOEN 3 3 Ranitidine Diazepam 56 13/7/07 Umum 15 tahun Cefixime 4 4 Sefalosporin Intunal Prome exp. sirup Meloxicam kapsul 57 14/7/07 Umum 3,5 tahun Dexacef sirup 1 1 Sefalosporin 58 15/7/07 Sp.A - Rifampisin kaplet 2 2 TB vit /7/07 Umum 41 tahun Amoksisilin 2 2 Penisilin Asam mefenamat 60 17/7/07 Sp.B 6 tahun Excelase kapsul 2 2 Thrombophob 54

74 salep 61 17/7/07 Sp.A Erysanbe sirup 2 2 Makrolida Alco drops 62 18/7/07 Umum 40 tahun Cyclofem injeksi /7/07 Umum - Cefadroxil 3 3 Sefalosporin Comtusi sirup Scabicid krim 64 19/7/07 Sp.A 2 tahun *Cefadroxil 3 8 Sefalosporin *CTM *Deksametason *Trifed *Vitamin C *Elkana Inadryl exp. sirup Antasida DOEN sirup 65 20/7/07 Sp.A 14 bulan Sanprima sirup 3 6 Antibiotik kombinasi Imunos sirup *Vitamin B6 *Vomitas *Elkana *Heptasan 66 21/7/07 Gigi dewasa Mefinter kapsul 5 5 Cataflam Interflox Kuinolon Transamin kapsul Epinefrin injeksi 67 23/7/07 Umum - Amoksisilin 4 4 Penisilin Intunal Neurosanbe Asam mefenamat 68 23/7/07 Sp.A 3,5 tahun Merimac 2 2 Inha 55

75 69 24/7/07 Umum 16 tahun Uplores kapsul 4 4 Makrolida Tuzalos kaplet Prome exp. sirup Meloxin 70 24/7/07 Sp.A 2 bulan Sanmol drops /7/07 Sp.PD - Bisoprolol 3 3 Lanzoprazol Alprazolam 72 25/7/07 Gigi - Amoksisilin 3 3 Penisilin Antalgin kaplet CTM 73 26/7/07 Umum - Ciprofloxacin 2 2 Kuinolon Lapibion 74 26/7/07 Umum 31 tahun Piroksikam 3 3 Cefadroxil Sefalosporin Myonep 75 27/7/07 Umum - Biothicol kapsul 2 2 Kloramfenikol Danalgin kaplet 76 28/7/07 Sp.A 4 tahun *Tiamfenikol kapsul 2 7 Kloramfenikol *CTM *Trifed *Heptasan *Vitamin C *Elkana Dextamine sirup 77 30/7/07 Umum 6 tahun Amoksisilin sirup 2 2 Penisilin Comtusi sirup 78 30/7/07 Umum - Lapibal 3 3 Neurosanbe Aspilet 79 31/7/07 Sp.A 4 tahun Rifampisin 3 3 Ihna Pirazinamid 80 31/7/07 Gigi - Klindamisin 4 4 Antibiotik lain 56

76 kapsul Analsik kaplet Asam mefenamat Deksametason 81 1/8/07 Sp.A 7 bulan Sanprima sirup 3 6 Antibiotik kombinasi Arcapec sirup *CTM *Vomitas *Elkana *Vitamin B6 82 2/8/07 Umum - Cyclofem injeksi /8/07 Umum 6 tahun *Cefixime 3 6 Sefalosporin *Trifed *Ocuson *Flavin Prome exp. sirup Parasetamol sirup 84 3/8/07 Umum - Lapibion 3 3 Danalgin kaplet Elkana 85 4/8/07 Sp.A 9 bulan Sanmol drops /8/07 Umum 3,5 tahun Sanadryl exp.sirup /8/07 Gigi - Clinium kapsul 2 2 Antibiotik lain Analsik kaplet 88 7/8/07 Sp.PD - Rifampisin kapsul 4 4 INH Vitamin B6 Humulin R injeksi 89 7/8/07 Sp.A 6 tahun Merimac 2 2 TB vit 6 B 90 8/8/07 Umum 7 tahun Intunal sirup 2 2 Stimuno sirup 91 8/8/07 Sp.Og - Preabor

77 Nerva plus 92 8/8/07 Umum - Lapimox sirup 2 2 Penisilin Intunal sirup 93 9/8/07 Gigi - Clinium kapsul 3 3 Antibiotik lain Heptasan Nonflamin kapsul 94 10/8/07 Umum - Amoksisilin 3 3 Penisilin Intunal F Solcoseryl pasta gigi (salep mulut) 95 11/8/07 Umum - Lapimox kaplet 8 8 Penisilin Pamol Dextamine Trifed Interpec Salbutamol Codein Comtusi sirup 96 12/8/07 Umum - Intermoxyl kapsul 3 3 Penisilin Antalgin kaplet Becom C kaplet 97 13/8/07 Sp.B - Ciprofloxacin 3 3 Kuinolon Deksametason Asam mefenamat 98 13/8/07 Umum 52 tahun Meloxicam 3 3 Kolkatriol kapsul Lapibion 99 14/8/07 Umum - Fosicol kapsul 4 4 Kloramfenikol Intunal Ranitidine Neurosanbe /8/07 Sp.PD - *Lexotan 5 6 *Frisium 58

78 Natrium diklofenak Ranitidine Maintate Norvask /8/07 Sp.A 1 tahun Erysanbe sirup 3 3 Makrolida Trifed sirup Imunos sirup /8/07 Umum - Amoksisilin sirup 3 3 Penisilin Dextamine sirup Antithromb gel /8/07 Sp.A - *Amoksisilin 2 5 Penisilin *CTM *Deksametason *Vitamin C Inadryl exp.sirup /8/07 Umum - Intunal 4 4 Prome exp.sirup Klindamisin kapsul Antibiotik lain Meloxicam kapsul /8/07 Umum - Captopril 3 3 Mecox Elkana /8/07 Umum - Thiamycin sirup 2 2 Kloramfenikol Intunal sirup /8/07 Umum 26 tahun Alegi 6 6 Lapimox kaplet Penisilin Lapifed Lapimuc Intunal F Hidrokortison krim /8/07 Sp.PD - Humulin injeksi 2 2 Vitamin B6 59

79 109 21/8/07 Gigi - Klindamisin 3 3 Antibiotik lain kapsul Kalium diklofenak Deksametason /8/07 Umum 31 tahun New Diatab 3 3 Tetrasiklin kapsul Tetrasiklin Motilex /8/07 Sp.Og - Bionemi 2 2 Elkana /8/07 Umum 42 tahun Allopurinol 3 3 Piroksikam Parasetamol /8/07 Umum - Prome exp.sirup /8/07 Sp.Og - Nerva plus kaplet /8/07 Umum 51 tahun *Cefixime 2 6 Sefalosporin *Trifed *Lameson *Flavin *Heptasan Prome exp.sirup /8/07 Sp.B 11 tahun Cefadroxil 2 2 Sefalosporin Asam mefenamat /8/07 Sp.A 4 tahun Cefspan sirup 3 3 Sefalosporin Intunal sirup Imunos sirup /8/07 Umum 4 tahun *Lapimox kaplet 2 3 Penisilin *Alegi Rhelafen sirup /8/07 Umum - Gentamisin krim 2 2 Aminoglikosida Oksitetrasiklin Tetrasiklin salep /8/07 Umum - Simvastatin 3 3 Norvask 60

80 Moxic /8/07 Sp.A 8 tahun Inha 2 2 Lycalvit sirup /8/07 Umum - Gentamisin krim 3 3 Aminoglikosida Amoksisilin sirup Penisilin Dextamine sirup /8/07 Umum 38 tahun Tequinol 3 3 Kuinolon Lapistan kaplet Ostelox 124 1/9/07 Umum 18 tahun Omevell kapsul 4 4 Pridesia Acitral sirup Mefinal 125 3/9/07 Sp.THT - Loratadine 2 2 Ephedrin HCl injeksi 126 3/9/07 Sp.A 6 bulan Sanmol drops /9/07 Umum 15 tahun Intermoxyl kapsul 4 4 Penisilin Matsunaflam Ossopan Bexicom Z kaplet 128 4/9/07 Umum 41 tahun Cendo Xitrol tetes mata /9/07 Umum - Zeniflox kaplet 4 4 Kuinolon Intunal Lipitor Teamic 130 5/9/07 Umum - Inclarin 3 3 Lapisiv sirup Combantrin 131 6/9/07 Sp.B 12 tahun Venosmil kapsul 3 3 Opilax sirup Excelase kapsul 132 6/9/07 Sp.A 9 tahun *Supramox 2 5 Penisilin *CTM *Dextafen kaplet 61

81 *Vitamin C Inadryl exp. sirup 133 7/9/07 Umum - Ilusemin 3 3 Triaminic batuk sirup Combantrin 134 7/9/07 Umum - Lapimox kaplet 3 3 Penisilin Pamol Lapibion 135 9/9/07 Umum 16 tahun Amoksisilin sirup 2 2 Penisilin Anadex sirup /9/07 Umum 31 tahun Clinmas 5 5 Antibiotik lain Tuzalos Movix Tantum verde obat kumur Braxidin /9/07 Sp.PD - Asam mefenamat /9/07 Sp.KJ - Zypraz 3 3 Kalxetin kapsul Dogmatil kapsul /9/07 Sp.Og - Folamil 3 3 Anvomer B6 Cetirizine /9/07 Gigi 52 tahun Biolincom kapsul 3 3 Antibiotik lain Cataflam Metaneuron /9/07 Umum 20 tahun Lapimox kaplet 3 3 Penisilin Analsik Bioplacenton gel /9/07 Sp.A 3 tahun Merimac kaplet 3 3 TB vit 6 Trifed sirup /9/07 Umum - *Teofilin serbuk 2 4 *Salbutamol 62

82 *Metil prednisolon Prome exp. sirup /9/07 Umum - *Miconazole krim 2 4 *Gentamisin krim Aminoglikosida *Betametason krim Ketokonazol /9/07 Umum 43 tahun Opixime kapsul 4 4 Sefalosporin Prome exp.sirup Teosal Lameson /9/07 Mata - Cendo Xitrol tetes 2 2 mata Lameson /9/07 Umum 50 tahun Cefat kapsul 3 3 Sefalosporin Analsik Gentamisin krim Aminoglikosida /9/07 Sp.PD - Rifampisin kaplet 6 6 INH Etambutol Pirazinamid Vitamin B6 Captopril /9/07 Umum 43 tahun Gerdilium 3 3 Pankreoflat Antasida DOEN sirup /9/07 Umum - Cefixime 5 5 Sefalosporin Prome exp. sirup Meloxicam kapsul Tuzalos Neurosanbe /9/07 Sp.Og - Bionemi 2 2 Elkana /9/07 Umum - OBH Nellco sirup

83 Amoksisilin Penisilin Intunal /9/07 Umum 28 tahun Unalium 3 3 Mertigo Lapibion /9/07 Umum 12 tahun Ciprofloxacin 4 4 Kuinolon Parasetamol Papaverin Deksametason /9/07 Umum - Rifampisin kapsul 4 4 Pehadoxin F Etambutol Pirazinamid /9/07 Sp.PD - Lanzoprazol 4 4 Bisoprolol Primperan injeksi Alprazolam /9/07 Umum - Vosedon sirup 3 5 Cefadroxil sirup Sefalosporin *CTM *Deksametason *Vitamin B /9/07 Umum - Opicef kapsul 3 3 Sefalosporin Antasida DOEN Lapibion /9/07 Umum 54 tahun Myonep 3 3 Antasida DOEN New Skelan kapsul /9/07 Umum - Amoksisilin 4 4 Penisilin Prome exp. sirup Dextafen kaplet 64

84 Gentamisin krim Aminoglikosida /9/07 Sp.Og - Bionemi 2 2 Elkana /9/07 Umum - *New Diatab 1 5 *Kotrimoksazol Antibiotik kombinasi *Papaverin *Parasetamol *Heptasan 163 1/10/07 Sp.KJ - Nifedipine 3 3 Zolmia Dogmatil kapsul 164 2/10/07 Sp.A 2,5 tahun Rifampisin kaplet 3 3 Inha Curvit CL emulsi 165 3/10/07 Umum 30 tahun Meloxicam 3 3 Neurosanbe Natrium diklofenak 166 4/10/07 Sp.PD - Captopril 7 7 Maintate Aspilet Lipanthyl Dalfarol kapsul Vitamin B6 Tensivask 167 4/10/07 Umum - Lapibion 2 2 Metil prednisolon 168 5/10/07 Sp.A 9 bulan *CTM 2 5 *Dextrosin *Vitamin C *Elkana Imunos sirup 169 6/10/07 Sp.A 7,5 bulan Lapicef sirup 4 4 Sefalosporin 65

85 Anadex sirup Imboost sirup Sagestam krim Aminoglikosida 170 6/10/07 Umum - Venaron kapsul 3 3 Borraginol suppositoria Strocain 171 8/10/07 Umum - *Cefadroxil 2 5 Sefalosporin *Parasetamol *Bromhexine *Heptasan Triadex exp.sirup 172 8/10/07 Umum 12 tahun Acyclovir 5 5 Intunal F Lapimuc Alegi Acyclovir krim 173 9/10/07 Umum - Ketokonazol 3 4 *Miconazole krim *Betason N krim Dextafen kaplet 174 9/10/07 Sp.A 1 tahun 3 bulan Merimac 2 2 TB Vit /10/07 Sp.Og - Folavit 3 3 Anvomer B6 Premaston /10/07 Umum - Lapiflox 2 2 Kuinolon Becom C kaplet /10/07 Umum 27 tahun Clinium 4 4 Antibiotik lain Intunal F Prome exp. sirup Ostelox /10/07 Umum 10 tahun *Acyclovir

86 *CTM Acyclovir krim Stimuno sirup /10/07 Umum 40 tahun Lapimox kaplet 2 2 Penisilin Kaltrofen kapsul /10/07 Umum - *Amoksisilin 1 3 Penisilin *Antalgin *Meloxicam kapsul /10/07 Umum - Urticef kapsul 3 3 Sefalosporin Exabetin Pamol /10/07 Umum 36 tahun Lapiflox 3 3 Kuinolon Neurosanbe Profilas /10/07 Umum - Asam mefenamat 2 2 Neurosanbe /10/07 Umum - *Cefadroxil 2 5 Sefalosporin *Parasetamol *Lapimuc *Deksametason Anadex sirup /10/07 Umum 2 tahun Parasetamol sirup 3 3 Cefadroxil sirup Sefalosporin Antasida DOEN /10/07 Gigi 5 tahun Amoksisilin sirup 2 2 Penisilin Parasetamol sirup /10/07 Sp.A 10 bulan Sagestam topikal 1 1 Aminoglikosida krim /10/07 Umum 44 tahun Captopril 4 4 OBH Nellco sirup 67

87 Amoksisilin Penisilin Meloxicam /10/07 Umum 1 tahun *Cefixime 2 5 Sefalosporin *Trifed *Lameson *Flavin Prome exp. sirup /10/07 Umum - Mertigo 4 4 Ranitidine Primperan Intunal /10/07 Sp.PD - Famotidin 2 2 Lesipar kapsul /10/07 Sp.Og - Cyclofem injeksi /10/07 Umum - Amoksisilin sirup 3 3 Penisilin Dextamine sirup Kenalog in oral base salep /10/07 Gigi - Amoksisilin sirup 2 2 Penisilin Rhelafen sirup /10/07 Umum 32 tahun Cefixime 5 5 Sefalosporin Tuzalos Metil prednisolon Prome exp. sirup Neurosanbe /10/07 Gigi - Klindamisin 3 3 Antibiotik lain Datan F kaplet Deksametason /10/07 Sp.Og - Bionemi 2 2 Elkana /10/07 Umum 3 tahun Opicef sirup 1 1 Sefalosporin /10/07 Umum 9 tahun Thiamycin F sirup 2 4 Kloramfenikol *Anadex 68

88 *Deksametason *Trifed /10/07 Umum - Unalium 4 4 Asam mefenamat Meloxicam Inerson krim /10/07 Sp.Og - Tiamfenikol 2 2 Kloramfenikol kapsul Asam mefenamat /10/07 Sp.KJ - Dogmatil kapsul 3 3 Kalxetin kapsul Neuralgin /10/07 Sp.PD - Domperidon 3 3 Lanzoprazol Inpepsa sirup /10/07 Sp.THT - *Parasetamol 3 7 *Trifed *Lameson *Mucopect *Cataflam Betadin solution Biothicol kapsul Kloramfenikol /10/07 Umum - Moxic 3 3 Betrion Torasic /10/07 Umum - Lapimox kaplet 4 4 Penisilin Lacoldin Lapibion OBH Nellco sirup 207 1/11/07 Umum 15 tahun Lapiflox 3 3 Kuinolon Analsik kaplet Salticin krim Aminoglikosida 69

89 208 2/11/07 Umum 11 tahun Uplores kapsul 3 3 Makrolida Tuzalos Prome exp. sirup 209 3/11/07 Sp.Og - Sagestam topikal krim 3 3 Aminoglikosida Vocefa kapsul Sefalosporin Bionemi 210 3/11/07 Sp.A 12 tahun Antasida DOEN 3 3 sirup Dextafen kaplet Vomitas 211 4/11/07 Umum - Sanprima 4 4 Antibiotik kombinasi Sanmag Domperidon Ibuprofen 212 5/11/07 Sp.B - Rifampisin kapsul 2 2 Pehadoxin F 213 5/11/07 Sp.A 4,5 tahun Ophitrocin sirup 3 3 Makrolida Dextamine sirup Imunos sirup 214 5/11/07 Sp.A 2 tahun Sanprima sirup 3 3 Antibiotik kombinasi Antasida DOEN sirup Lycalvit sirup 215 6/11/07 Umum - Zeniflox kaplet 3 3 Kuinolon Dextafen kaplet Teamic 216 7/11/07 Sp.PD - Tensivask 3 3 Allopurinol HCT 217 7/11/07 Sp.PD - Rifampisin kapsul 5 5 Pehadoxin F Etambutol Pirazinamid 70

90 Vitamin B /11/07 Sp.A 4 bulan Sanmol drops /11/07 Sp.THT - Prolic kapsul 3 3 Antibiotik lain Dexanta sirup Tramal kapsul 220 8/11/07 Sp.A 3 tahun Lycalvit sirup 2 2 Imunos sirup 221 8/11/07 Gigi - Clinium 3 3 Antibiotik lain Cataflam Indexon 222 9/11/07 Umum - Neurindo 2 2 Lapibion /11/07 Umum 60 tahun Neurobion 4 4 Glibenklamide Captopril Antasida DOEN /11/07 Umum 14 tahun Plantacid F sirup 3 3 Braxidin Scopamin /11/07 Umum - Valemia 3 3 Zegavit kaplet Teamic /11/07 Sp.THT - Prolic kapsul 3 3 Antibiotik lain Cataflam Dexanta sirup /11/07 Umum 47 tahun Meloxicam 2 2 Lapibion /11/07 Sp.KJ - Haloperidol 3 3 Triheksifenidil Zypraz /11/07 Sp.A - Broncholit sirup /11/07 Umum - OBH Nellco sirup 3 3 Amoksisilin Penisilin 71

91 Neurosanbe /11/07 Sp.THT - Biolincom sirup 2 4 Antibiotik lain *Cataflam *Parasetamol *Lameson /11/07 Gigi - Amoksisilin 3 3 Penisilin Asam mefenamat Deksametason /11/07 Umum - Mecox 4 4 Allopurinol Lapibion Antasida DOEN /11/07 Umum 3 tahun *Cefat kapsul 1 3 Sefalosporin *Pamol *Vitamin C /11/07 Umum - Amoksisilin 3 3 Penisilin Lacoldin OBH itrasal sirup /11/07 Umum - Interflox 3 3 Kuinolon Exabetin Datan F /11/07 Sp.A 5 tahun Pirazinamid 3 3 Rifampisin kaplet Inha /11/07 Sp.Og - Vocefa 2 2 Sefalosporin Bionemi /11/07 Sp.A 1 tahun *Supramox 1 6 Penisilin *CTM *Dextafen kaplet *Vitamin C *Heptasan *Elkana 72

92 240 18/11/07 Umum 49 tahun Opicef kapsul 4 4 Sefalosporin Antasida DOEN Enzyplex Sesden kapsul /11/07 Umum - Stimuno sirup 3 7 *Cefixime Sefalosporin *Dextafen kaplet *Vitamin B1 *Papaverin *Parasetamol Prome exp. sirup /11/07 Umum 7 tahun *Cefadroxil 2 4 Sefalosporin *Pamol *Heptasan Triadex exp. sirup /11/07 Sp.PD - Pletaal /11/07 Umum - *Cefixime 2 5 Sefalosporin *Dextafen kaplet *Vitamin B6 *Papaverin Intunal sirup /11/07 Sp.PD - Tylonic 6 6 Bioneuron Rifampisin kapsul Pehadoxin F Etambutol Etaphyllin /11/07 Umum - Ciprofloxacin 1 1 Kuinolon /11/07 Umum - Ciprofloxacin 2 2 Kuinolon Exabetin /11/07 Umum 10 tahun *Cefixime 3 6 Sefalosporin *Teofilin serbuk 73

93 *Salbutamol *Metil prednisolon Prome exp. sirup Trifed /11/07 Sp.B - Ciprofloxacin 2 2 Kuinolon Vitamin B Complex /11/07 Sp.Og - Bexicom Z /11/07 Umum - Amoksisilin 2 2 Penisilin Antalgin /11/07 Umum - Ciprofloxacin 3 3 Kuinolon Dextafen kaplet OBH Nellco sirup /11/07 Umum - Cefixime 3 3 Sefalosporin Dextafen kaplet Inadryl exp. sirup /11/07 Umum 4 tahun Merimac 2 2 TB Vit /11/07 Sp.PD - Lanzoprazol 4 4 Ratinal Glurenorm Vitamin B /11/07 Umum - Elkana 2 2 Pondex kaplet /11/07 Sp.PD - Ofloxacin 3 3 Kuinolon Vitamin B6 Curcuma /11/07 Umum - Betason N krim 3 3 Cefadroxil sirup Sefalosporin Comtusi sirup /11/07 Gigi - Klindamisin 4 4 Antibiotik lain Kalium Asam mefenamat 74

94 Deksametason /11/07 Umum - Lapimox kaplet 3 3 Penisilin Lapistan Meloxicam /11/07 Umum - Interflox 4 4 Kuinolon Renax Gitas plus Eflagen /11/07 Gigi - Klindamisin 3 3 Antibiotik lain Analsik kaplet CTM 263 2/12/07 Umum - New Diatab 5 5 Nonemi Plantacid Forte sirup Cimetidin Flagyl 264 3/12/07 Sp.Og - Tequinol 3 3 Kuinolon Asam mefenamat Cyclofem injeksi 265 3/12/07 Umum - *Cefadroxil 2 4 Sefalosporin *Parasetamol *Heptasan Gentamisin krim Aminoglikosida 266 4/12/07 Sp.PD - Humulin injeksi 4 4 Rifampisin kapsul INH Vitamin B /12/07 Umum - Cefixime 4 4 Sefalosporin Prome exp. Sirup Intunal Betason N krim 268 5/12/07 Umum - Lapiflox 3 3 Kuinolon 75

95 Lapistan Nonflamin kapsul 269 5/12/07 Sp.PD - Myonep 4 4 Gastran H2Bloc Dogmatil kapsul 270 5/12/07 Sp.A 3,5 tahun *Sporetic 3 7 Sefalosporin *Eflagen *Lameson *Crofed *Lysagor Vitacur sirup Pyravit sirup 271 6/12/07 Umum - Cravox 2 2 Kuinolon Danalgin kaplet 272 6/12/07 Umum - *Acyclovir 2 4 *Pamol *CTM Acyclovir krim 273 7/12/07 Umum - Etaphyllin 3 3 Lapimuc CTM 274 8/12/07 Umum - Tripanzym 4 4 Stomacain Benoxuric Biothicol kapsul Kloramfenikol 275 9/12/07 Umum - Braxidin 3 3 Diagit Oralit /12/07 Sp.PD - *CTM 4 5 *Parasetamol Alprazolam OMZ kapsul Cimetidin /12/07 Sp.Og - Ferofort 3 3 Elkana 76

96 Fetavita /12/07 Umum - Ciprofloxacin 2 2 Kuinolon Asam mefenamat /12/07 Sp.B - Osteocare kapsul 2 2 Oscal kapsul /12/07 Sp.Og - Siclidon 1 1 Tetrasiklin /12/07 Gigi - Klindamisin 3 3 Antibiotik lain Kalium diklofenak CTM /12/07 Umum 40 tahun Acyclovir 4 4 Amoksisilin Penisilin Neurosanbe Gentamisin krim Aminoglikosida /12/07 Umum - * Lapimox kaplet 2 3 Penisilin *Alegi Rhelafen sirup /12/07 Sp.Og - Ciprofloxacin 1 1 Kuinolon /12/07 Umum 18 tahun Biothicol kapsul 5 5 Kloramfenikol Sanmol Plantacid Forte sirup Unalium Neurosanbe /12/07 Umum - Uplores kapsul 5 5 Makrolida Intunal Prome exp. sirup Lameson Teosal /12/07 Umum - OBH Nellco sirup 5 5 Antasida DOEN Cefadroxil kapsul Sefalosporin 77

97 Parasetamol Neurosanbe /12/07 Sp.B 27 tahun Ciprofloxacin 1 1 Kuinolon /12/07 Umum 4,5 tahun *Cefadroxil kapsul 1 3 Sefalosporin *Antalgin *Vitamin C /12/07 Umum - Cefadroxil sirup 1 1 Sefalosporin /12/07 Umum 25 tahun Opixime 5 5 Sefalosporin Dansera Intunal Prome exp. sirup Acitral /12/07 Umum 15 tahun Intermoxyl kapsul 2 2 Penisilin Teamic /12/07 Sp.PD - Spirola 6 6 Maintate Tanapres Vitamin B1 Calsium lactate Digoxin /12/07 Gigi - Parasetamol 2 2 CTM /12/07 Umum - Cefadroxil 4 4 Sefalosporin Asam mefenamat Deksametason Ambroxol /12/07 Umum - Lapiflox 3 3 Kuinolon Lapibion Neurindo /12/07 Umum 24 tahun *Xanax 1 2 *Fenobarbital 78

98 298 23/12/07 Umum 11 bulan Kaopectat sirup 3 7 Sanmol sirup *Sanprima Antibiotik kombinasi *Papaverin *Antasida DOEN *CTM *Vitamin B /12/07 Sp.Og - Vocefa 3 3 Sefalosporin Bexicom Z Sagestam krim Aminoglikosida /12/07 Umum - Amoksisilin 4 4 Penisilin Prome exp. sirup Teosal Metil prednisolon /12/07 Umum 44 tahun Ciprofloxacin 4 4 Kuinolon Metronidazol Motilex Tomit /12/07 Umum 19 tahun Opimox 2 2 Penisilin Primadol /12/07 Sp.Og - Siclidon 1 1 Tetrasiklin /12/07 Umum 58 tahun Glibenklamide 2 2 Lapibion /12/07 Sp.PD - Metformin 2 2 Vitamin B /12/07 Umum - Intunal 2 2 OBH Nellco sirup /12/07 Umum 37 tahun Ciprofloxacin Calcusol kapsul 4 4 Kuinolon 79

99 Gastran Sesden /12/07 Umum - Neurotam 4 4 Brainact Bufamoxy kapsul Penisilin Unalium /12/07 Umum - Acyclovir 3 3 Gentamisin krim Aminoglikosida Amoksisilin sirup Penisilin /12/07 Sp.Og - Bionemi 2 2 Elkana /12/07 Umum 40 tahun Acyclovir 3 3 Acyclovir krim Neurosanbe /12/07 Umum 48 tahun Metronidazol 4 4 Parasetamol Antasida DOEN Ranitidine /12/07 Umum 9 tahun Cefadroxil 4 4 Sefalosporin Ambroxol Comtusi sirup Alegi /12/07 Umum 24 tahun Cefadroxil 4 4 Sefalosporin Ambroxol Parasetamol OBH Nellco sirup /12/07 Sp.KJ - Prozac 2 2 Haloperidol /12/07 Umum - Norvask 2 2 HCT 317 2/1/08 Sp.PD - Gastran 4 4 Enzyplex Prosogan FD kapsul 80

100 Aspar K 318 2/1/08 Umum - Cefadryl 5 5 Sefalosporin Intunal Deksametason Prome exp. sirup Neurosanbe 319 2/1/08 Umum - Mecox 3 3 Lapibion Oste 320 3/1/08 Sp.PD dewasa Ofloxacin kapsul 3 7 Kuinolon *Teofilin *CTM *Gliseril guaiakolat *Lameson *Salbutamol Neurobion 321 4/1/08 Umum 14 tahun Interzol krim 2 2 Interzol 322 4/1/08 Gigi - Clinium kapsul 3 3 Antibiotik lain Analsik kaplet Heptasan 323 5/1/08 Gigi dewasa Asam mefenamat 3 3 Deksametason Intermoxyl Penisilin 324 5/1/08 Umum 53 tahun Thiamycin kapsul 3 3 Kloramfenikol Mefinal kaplet Dansera 325 6/1/08 Umum 8 tahun Intermoxyl sirup 3 4 Penisilin *Ibuprofen *Pamol Enchephabol sirup 326 7/1/08 Umum - Ciprofloxacin 5 5 Kuinolon 81

101 Meloxicam Asam mefenamat Vitamin B1 Gentamisin krim Aminoglikosida 327 7/1/08 Umum - Trimoxsul Forte 4 4 Antibiotik kombinasi Diagit Braxidin Pamol 328 7/1/08 Umum 40 tahun Ciprofloxacin 4 4 Kuinolon Meloxicam Analsik kaplet OBH Nellco sirup 329 8/1/08 Sp.PD - Rifampisin kapsul 3 3 INH Vitamin B /1/08 Gigi - Amoxsan sirup 2 2 Penisilin Sanmol sirup 331 9/1/08 Sp.B - Lanakeloid E krim /1/08 Umum 25 tahun Tylonic 4 4 Gastran Gastridin Lapibion /1/08 Umum - Sagestam tetes 3 3 Aminoglikosida mata Bufamoxy kapsul Penisilin Exabetin /1/08 Sp.THT - Loratadine 4 4 Lameson Linkomisin kapsul Antibiotik lain Dexanta sirup /1/08 Umum - Meloxicam 4 4 Xepaneuron 82

102 Asam mefenamat Parasetamol /1/08 Umum - OBH itrasal sirup 3 3 Cefadroxil Sefalosporin Neurosanbe /1/08 Sp.A 5 tahun *Cefadroxil kapsul 3 7 Sefalosporin *CTM *Deksametason *Trifed *Vitamin C Inadryl sirup Imunos sirup /1/08 Umum - *Acyclovir krim 1 2 *Gentamisin krim Aminoglikosida /1/08 Sp.B - Oscal kapsul /1/08 Umum 4 tahun Trifed sirup 2 2 Cefadroxil sirup Sefalosporin /1/08 Umum 35 tahun Lapiflox 3 3 Kuinolon Sanmol Analsik kaplet /1/08 Sp.THT - Clavamox 4 4 Penisilin Dexanta sirup Mucopect Telfast OD kapsul /1/08 Umum 6 tahun Alegi 2 2 Bedak salicyl /1/08 Sp.PD - Maltofer chew 4 4 Enzyplex Lesipar kapsul Vitamin B /1/08 Umum - Sulcolon 3 3 Metronidazol 83

103 Vitamin B /1/08 Umum - Doksisiklin 3 3 Tetrasiklin Dextafen kapsul Ketoconazole /1/08 Umum - Cefadroxil 4 4 Sefalosporin Lapimuc Lapibion OBH Nellco sirup /1/08 Sp.B - Bactesyn 1 1 Penisilin /1/08 Umum - Metiprednisolon 3 3 CTM Neurosanbe /1/08 Sp.B - Kenacort krim 2 2 Cravit kapsul Kuinolon /1/08 Umum 48 tahun Captopril 3 6 HCT *Ibuprofen *Aspilet *Ativan *Zitanid /1/08 Umum - Mestamox 4 4 Penisilin Exabetin Torasic Bioplacenton gel /1/08 Umum - Cefadroxil 4 4 Sefalosporin Ambroxol OBH Nellco sirup Lacoldin /1/08 Sp.A 4 bulan Sanmol drops /1/08 Sp.PD - Ascardia 2 2 Vitamin B /1/08 Umum - Asam mefenamat 2 2 Neurosanbe 84

104 357 22/1/08 Gigi - Clinium 2 2 Antibiotik lain Analsik kaplet /1/08 Sp.THT - Clinmas 3 3 Antibiotik lain Dexanta sirup Cataflam /1/08 Mata - Ciprofloxacin 3 3 Kuinolon Asam mefenamat Cendo Xitrol tetes mata /1/08 Sp.B - Meloxicam kapsul 2 2 Calsium lactate /1/08 Umum - Lapimox 3 3 Penisilin Lapistan Frego /1/08 Umum 33 tahun Lacophen kapsul 5 5 Kloramfenikol Diagit Gestamag Pamol Oralit /1/08 Sp.A 1 tahun Cefspan drops 3 6 Sefalosporin *Dextafen kapsul *CTM *Trifed *Vitamin C Vomitas sirup /1/08 Umum - Thiamfenicol kapsul Primadol Antasida DOEN 3 3 Kloramfenikol /1/08 Sp.PD - Furosemide 6 6 Aspar K Digoxin 85

105 ISDN Spirola Tanapres /1/08 Sp.B - Amoksisilin 1 1 Penisilin /1/08 Umum 62 tahun Unalium 3 3 Analsik kaplet Meloxicam /1/08 Umum 23 tahun Intermoxyl kapsul 4 4 Penisilin Meloxin Zitanid Neurobat /1/08 Umum 51 tahun Sanprima Forte 4 4 Antibiotik Gestamag sirup /1/08 Umum - Cendo Xitrol tetes mata kombinasi Braxidin Diagit 3 3 Intunal Forte Ranitidine /1/08 Sp.PD - Thrombo Aspilet 5 5 H2Bloc tabelet Dogmatil kapsul Vitamin B1 Transbroncho sirup /1/08 Sp.A 43 tahun FG Troches 2 2 Dextafen kapsul /1/08 Sp.PD - Venosmil 3 3 Borraginol S suppositoria Captopril /1/08 Sp.A 4 tahun TB Vit /2/08 Sp.A 12 tahun Opiphen kapsul 3 3 Kloramfenikol Dextafen 86

106 Anadex 376 2/2/08 Umum - Cefadroxil sirup 3 3 Sefalosporin Pamol sirup Prome exp. sirup 377 2/2/08 Gigi dewasa Interflox 2 2 Kuinolon Riflam 378 3/2/08 Umum - Antasida DOEN 4 4 Cimetidin Papaverin Neurosanbe 379 4/2/08 Sp.THT - Biothicol kapsul 4 4 Kloramfenikol Dexanta sirup Nutriflam Trifed 380 4/2/08 Umum - OBH Nellco sirup 2 2 Curcuma Plus sirup 381 4/2/08 Umum 24 tahun Amoxilin 3 3 Penisilin Parasetamol Deksametason 382 5/2/08 Umum 27 tahun Meflosin 2 2 Kuinolon Lapistan 383 6/2/08 Umum 25 tahun Sanprima 4 4 Antibiotik kombinasi New Diatab Domperidon Sanmag tab 384 6/2/08 Umum 45 tahun Ciprec 2 2 Kuinolon Mefinal 385 6/2/08 Gigi - Sanmol sirup /2/08 Umum - Ossopan 3 3 Calcit Laserin sirup 387 8/2/08 Sp.A 11 bulan *Opiphen kapsul 4 9 Kloramfenikol 87

107 *CTM *Dextafen *Heptasan *Vitamin C *Elkana Intunal sirup Imboost sirup Prome exp. sirup 388 9/2/08 Umum - Lapicef 5 5 Sefalosporin FG Troches Pamol Imunos kapsul Sanmetidin 389 9/2/08 Umum - *Rifampisin kapsul 2 8 *Pehadoxin F *Pirazinamid *Etambutol *Heptasan *Cobazym kapsul *Lapibion Provital Plus kapsul /2/08 Umum - OBH Itrasal sirup 4 4 Cefadroxil Sefalosporin Intunal F Neurosanbe /2/08 Sp.PD - Ketosteril 4 4 Folavit Amilodipin CaCO /2/08 Sp.Og - Klindamisin kapsul 2 2 Antibiotik lain Ciprofloxacin Kuinolon /2/08 Umum - Norvask

108 Heptasan Curliv Plus kapsul Primperan /2/08 Sp.A 6 bulan Amoxsan drops 2 2 Penisilin Nipe drops /2/08 Umum 31 tahun Cravox 3 3 Kuinolon Kalmethasone Analsik kaplet /2/08 Gigi 21 tahun Analsik kaplet 2 2 Milanta sirup /2/08 Umum - Lapimox kaplet 5 5 Penisilin Cataflam Ranitidine Gastran Lapibal /2/08 Umum - Cefadroxil 4 4 Sefalosporin OBH Itrasal sirup Parasetamol CTM /2/08 Umum - Transamin kapsul 2 2 Lapiflox Kuinolon /2/08 Sp.THT - Biolincom sirup 2 2 Antibiotik lain Imunos kaplet /2/08 Umum - Lapistan 2 2 Ostelox /2/08 Umum 24 tahun Amoxsan kapsul 2 2 Penisilin Mefinal /2/08 Umum - Amoxilin 4 4 Penisilin Intunal F Trifed Comvita C /2/08 Umum 31 tahun New Diatab 5 5 Flagyl kaspul Scopamin Vometa 89

109 Neurodex /2/08 Sp.THT - Thiamycin kapsul 3 3 Kloramfenikol Dexanta sirup Tradosik kapsul /2/08 Sp.A 11 bulan *Opiphen kapsul 2 6 Kloramfenikol *CTM *Dextafen *Vitamin C *Elkana Inadryl exp. sirup /2/08 Umum - Amoksisilin 3 3 Penisilin Intunal F FG Troches /2/08 Umum 18 tahun Roksicap 3 3 Sefalosporin Mefinter Becom C kapsul /2/08 Umum - Thiamfenikol 4 4 Kloramfenikol kapsul Intunal Bexicom Z Ranitidine /2/08 Umum 3,5 tahun Triamic drops 3 3 Sanmol sirup Colme sirup Kloramfenikol /2/08 Sp.PD - Rifampisin kapsul 6 6 Etambutol H2Bloc Enzyplex Vitamin B1 Etaphyllin /2/08 Umum - Amoksisilin 4 5 Penisilin OBH Itrasal sirup *Miconazole krim *Betason N krim Intunal /2/08 Umum - Betason N krim

110 Amoksisilin Penisilin Alegi /2/08 Umum - Bufamoxy kapsul 4 4 Penisilin Metronidazol Teamic Primperan /2/08 Umum - Analsik kaplet 3 3 Pronalges Antithrom gel /2/08 Sp.A 8 bulan *Amoxsan 3 7 Penisilin *CTM *Dextafen *Mucopect *Vitamin C Nipe drops Alco oral drops /2/08 Sp.Og - Ferofort 2 2 Calcidin /2/08 Sp.A 3 tahun *Opiphen kapsul 3 7 Kloramfenikol *CTM *Dextafen *Vitamin C *Elkana Inadryl exp. sirup Intunal sirup /2/08 Umum 13 tahun Lapiflox 4 4 Kuinolon Ambroksol Sanmol Lameson /2/08 Sp.Og - Lapicef 2 2 Sefalosporin Becom Zet kapsul /2/08 Sp.KJ - Kalxetin kapsul 2 2 Xanax /2/08 Sp.THT - Lacophen kapsul 4 4 Kloramfenikol Dexanta sirup 91

111 Tremenza Betadin solution /2/08 Umum - Neurosanbe 2 2 Kenalog salep /2/08 Umum - Mertigo 4 4 Simvastatin Antasida DOEN Ranitidine /2/08 Sp.PD - Enzyplex 4 4 Hepamax Lapibion H2Bloc /2/08 Sp.A 3 tahun Imunos sirup /2/08 Sp.PD - Metformin 3 3 Vitamin B6 Captopril /2/08 Umum - Aminoral 4 4 CaCO 3 Calcit Normoten /2/08 Umum 30 tahun Ciprofloxacin 4 4 Kuinolon Motilex Pamol New Diatab /2/08 Umum - Parasetamol sirup 3 5 *Acyclovir *Vitamin B1 *Calsium lactate Acyclovir krim 431 1/3/08 Gigi Dewasa Intermoxyl kapsul 2 2 Penisilin Cataflam 432 2/3/08 Umum - Meloxicam 3 3 Neurosanbe 92

112 Asam mefenamat 433 3/3/08 Umum 10 tahun Sanprima 5 5 Antibiotik kombinasi Dextafen kapsul Diagit Motilex Vomitas FDT 434 3/3/08 Umum - *Cefixime 2 5 Sefalosporin *Lameson *Vectrine kapsul *Flavin Anadex sirup 435 3/3/08 Gigi 4 tahun Amoxsan sirup 2 2 Penisilin Rhelafen sirup 436 4/3/08 Umum 15 tahun Roksicap 3 4 Sefalosporin *Dextamine *Asam mefenamat OBH Combi sirup 437 4/3/08 Sp.A 8 tahun Sanprima sirup 3 5 Antibiotik kombinasi Neo Kaolana sirup *Dextafen kapsul *Elkana *Vitamin B Complex 438 5/3/08 Sp.PD - Gastran 2 2 H2Bloc 439 5/3/08 Umum - Ciprofloxacin 2 2 Kuinolon Asam mefenamat 440 6/3/08 Umum - Asam mefenamat

113 Neurosanbe Ranitidine Amoxsan Penisilin Intunal 441 6/3/08 Sp.A 1 tahun *Cefspan 1 5 Sefalosporin *CTM *Dextafen kapsul *Vitamin C *Elkana 442 7/3/08 Umum 39 tahun Kotrimoksazol 3 3 Antibiotik kombinasi Gitas Plus Calcusol kapsul 443 8/3/08 Umum 40 tahun Dextamine 2 2 Heptasan 444 8/3/08 Sp.A - *Sporetic 2 6 Sefalosporin *Eflagen *Lameson *Crofed *Sanmol Xanda sirup 445 9/3/08 Umum - Nipe drops /3/08 Sp.THT - Biolincom sirup 4 4 Antibiotik lain Parasetamol sirup Tremenza sirup Betadin solution /3/08 Sp.A 16 bulan Pirazinamid kaplet 3 3 Merimac TB Vit /3/08 Sp.A 6 tahun Trifed sirup 2 2 Comtusi sirup /3/08 Umum 46 tahun Lapiflox 3 3 Kuinolon New Diatab Motilex /3/08 Umum 9 bulan *Cefixime 2 7 Sefalosporin *Interpec 94

114 *Trifed *Lameson *Flavin *Gentamisin krim Aminoglikosida *Benoson N krim /3/08 Umum - Amoksisilin 6 6 Penisilin Metil prednisolon Neo Diaform Intunal Antasida DOEN Neurosanbe /3/08 Umum - Ranitidine 4 4 Curcuma Scopamin Amoxsan Penisilin /3/08 Umum 4 tahun *Broncholit sirup 3 4 *Toplexyl sirup Cefadroxil sirup Sefalosporin Cortamine sirup /3/08 Sp.Og - Lapimox 1 1 Penisilin /3/08 Sp.THT 14 tahun Linkomisin 4 4 Antibiotik lain Tramadol Dexanta sirup Tantum Verde Lozenges /3/08 Sp.A 1 tahun *Opiphen 2 7 Kloramfenikol *CTM *Dextafen *Trifed *Vitamin C *Elkana Inadryl sirup /3/08 Sp.Og - Neurosanbe 3 3 Prenamia kapsul 95

115 Calcidin /3/08 Umum 43 tahun Mertigo 3 3 Lapibion Antasida DOEN /3/08 Sp.A 8 bulan Noocephal sirup 2 2 Lycalvit sirup /3/08 Umum 50 tahun Metformin 3 3 Glibenklamide Captopril /3/08 Sp.Og - Cetirizine 4 4 Nonemi kapsul Elkana Erysanbe kapsul Makrolida /3/08 Umum 28 tahun Cendo Xitrol tetes 1 1 mata /3/08 Umum 70 tahun Meloxicam 2 2 Oste /3/08 Sp.THT - Tarivid Otic 2 2 Kuinolon Biolincom sirup Antibiotik lain /3/08 Umum - Metformin 3 3 New Diatab Tomit /3/08 Umum - Meflosin 2 2 Kuinolon Lapistan /3/08 Sp.PD - Calsium lactate 4 4 Gastran H2Bloc Tilcotil /3/08 Sp.R - Bufamoxy kapsul 4 4 Penisilin Metronidazol Primperan Teamic 96

116 469 19/3/08 Gigi - Prolic kapsul 3 3 Antibiotik lain Analsik kaplet Cortidex /3/08 Umum 50 tahun Cendo Xitrol tetes 3 3 mata Lapimox kaplet Penisilin Analsik kaplet /3/08 Umum - OBH Nellco sirup 3 3 Tuzalos Neurosanbe /3/08 Sp.Og - Folavit /3/08 Gigi - Amoxillin 2 2 Penisilin Asam mefenamat /3/08 Umum - Lapimox kaplet 3 3 Penisilin Lapistan Nonflamin /3/08 Sp.Og - Cefadroxil 3 3 Sefalosporin Faktu suppositoria Lasix /3/08 Umum - Ketokonazol /3/08 Sp.KJ - Haloperidol 4 4 Triheksifenidil Chlorpromazin Enervon C /3/08 Gigi - Parasetamol sirup /3/08 Umum - Gastran 3 3 Ranitidine Lapibion /3/08 Umum - Digenta krim 2 2 Aminoglikosida Sagestam tetes Aminoglikosida mata /3/08 Umum 19 tahun Opimox 2 2 Penisilin Mefinal 97

117 482 26/3/08 Umum - Myonep 2 2 Lameson /3/08 Sp.A 6,5 tahun Opiphen kapsul 3 3 Kloramfenikol Dextafen Inadryl exp.sirup /3/08 Umum 33 tahun Amoksisilin 3 3 Penisilin Lapifed Neurosanbe /3/08 Umum - Vioquin 4 4 Kuinolon Intunal Unalium Xepaneuron /3/08 Umum 32 tahun Frisium 5 5 Lameson Sanadryl exp.sirup Codein Imunos kapsul /3/08 Umum - OBH Nellco sirup 3 3 Ocuson Osteokom kaplet /3/08 Umum - Omeprazole kapsul 2 2 Neurosanbe /3/08 Umum - Cefadroxil sirup 2 2 Sefalosporin Intunal sirup /3/08 Sp.B - Ciprofloxacin 2 2 Kuinolon Meloxicam kapsul /3/08 Sp.A 2 bulan Amoxsan 3 3 Penisilin Alco drops Nipe drops 492 1/4/08 Gigi - Mestamox 4 4 Penisilin Opineuron Heptasan Mylanta sirup 493 2/4/08 Umum - Intunal 5 5 Thiamfenicol Kloramfenikol 98

118 kapsul Antasida DOEN Cimetidin Neurosanbe 494 2/4/08 Umum 22 tahun Meflosin 3 3 Kuinolon OBH Nellco sirup Primadol 495 2/4/08 Umum - Cefadroxil 4 4 Sefalosporin Lacoldin Rhinofed Vitamin C 496 3/4/08 Umum - Cefadroxil 4 4 Sefalosporin Intunal Becom C kapsul Deksametason 497 4/4/08 Gigi - Mestamox 3 3 Penisilin Sanmol Heptasan 498 5/4/08 Umum 16 tahun Lapimox kaplet 3 3 Penisilin Mefinter Salticin krim Aminoglikosida 499 5/4/08 Sp.B - Ciprofloxacin 2 2 Kuinolon Harnal kapsul 500 6/4/08 Umum 1 tahun Sanmol drops 3 6 *Amoxsan Penisilin *CTM *Deksametason *Elkana Imunos sirup 501 7/4/08 Sp.THT - Lincomycin 2 2 Antibiotik lain Nutriflam 502 7/4/08 Sp.PD - Furosemide

119 Aspar K Digoxin ISDN Captopril Vitamin B /4/08 Sp.A 4 tahun *Amoxsan 3 7 Penisilin *CTM *Dextafen kapsul *Vitamin C *Elkana Anadex sirup Inadryl exp. sirup 504 8/4/08 Umum - Uplores 2 2 Makrolida OBH Itrasal sirup 505 8/4/08 Gigi - Mestamox 3 3 Penisilin Cataflam Cortidex 506 9/4/08 Sp.B - Oscal kapsul 2 2 Meloxicam kapsul 507 9/4/08 Gigi - Mestamox 3 3 Penisilin Opineuron Heptasan /4/08 Sp.A 10 tahun Colsacetine kapsul 4 4 Kloramfenikol Cortaminee sirup Anadex sirup Imboost /4/08 Umum - Noflexin 4 4 Kuinolon Renax Torasic Xepaneuron /4/08 Sp.A 9 bulan Lycalvit sirup 3 3 Alco oral drops Amoxsan Forte Penisilin sirup /4/08 Umum 45 tahun Cravox 4 4 Kuinolon Imunos kapsul 100

120 Sanmol Dansera /4/08 Umum - Aspilet 3 3 Venaron kapsul Borraginol S suppositoria /4/08 Umum 60 tahun Baquinor Forte 2 2 Kuinolon kapsul Analsik kaplet /4/08 Umum - Ciprofloxacin 4 4 Kuinolon Deksametason OBH Itrasal sirup Parasetamol /4/08 Sp.A 6 tahun TB vit *Amoxsan Penisilin *Dextafen kapsul *CTM *Elkana *Vitamin C /4/08 Gigi - Mestamox 3 3 Penisilin Sanmol Heptasan /4/08 Gigi - Mestamox 2 2 Penisilin Cortidex /4/08 Umum 4 tahun Amoxsan sirup 2 2 Penisilin Pondex sirup /4/08 Umum - *Sanprima 2 6 Antibiotik kombinasi *Ocuson *Primperan *Vitamin B6 *Parasetamol Dialac sachet 101

121 520 17/4/08 Umum - Cefixime 4 4 Sefalosporin Deksametason Prome exp. sirup Xepaneuron /4/08 Umum 20 tahun Ciprofloxacin 2 2 Kuinolon Lapistan /4/08 Umum - New Diatab 3 3 Rantin Gastran /4/08 Umum 3 tahun Amoksisilin sirup 3 3 Penisilin Cortamine sirup Antikun sirup /4/08 Umum 46 tahun Adona AC 3 3 Ardium kapsul Lapibion /4/08 Sp.A 3 tahun *Supramox 3 6 Penisilin *CTM *Dextafen kapsul *Vitamin C Comtusi siruip Imunos sirup /4/08 Umum 20 tahun Thiamycin kapsul 6 6 Kloramfenikol Gitas plus Damaben FG Troches Anadex Lasal exp. sirup /4/08 Umum - Cefadroxil sirup 2 2 Sefalosporin Prome exp. sirup /4/08 Umum 39 tahun Antalgin 2 2 Pamol /4/08 Umum 18 tahun Lapiflox kapsul 3 3 Kuinolon Etaphyline Lameson 102

122 530 22/4/08 Umum 53 tahun Adona Forte 2 2 Transamin kapsul /4/08 Umum 41 tahun Captopril 4 4 Asam mefenamat CTM Neurosanbe /4/08 Umum - Interflox 4 4 Kuinolon Dextafen kapsul Ponsamic Neurotam /4/08 Umum - Mestamox 3 3 Penisilin Ponsamic Dextafen kapsul /4/08 Umum - Ranitidine 3 3 Norit Amoksisilin Penisilin /4/08 Umum 17 tahun Meflosin 3 3 Kuinolon Lameson Analspec /4/08 Sp.B - Qidrox 1 1 Sefalosporin /4/08 Umum - Clinium 3 4 Antibiotik lain *Sagestam krim Aminoglikosida *Lanakeloid E krim Neurosanbe /4/08 Umum 49 tahun Roksicap 4 4 Sefalosporin Notritis Mefinter Calcidin /4/08 Sp.Og - Opimox 2 2 Penisilin Becom Zet kapsul /4/08 Sp.A 2,5 tahun Intunal sirup 2 2 Trifed sirup /4/08 Umum 38 tahun Lapimox kaplet 4 4 Penisilin Lacoldin 103

123 Trifed Ambroxol /4/08 Sp.A - Lesipar kapsul 3 3 Becefort kapsul Tylonic /4/08 Umum - Ulpraz 3 3 Vomitas FDT Pervita kaplet /4/08 Umum - Acyclovir 3 3 Xepaneuron Acyclovir krim /4/08 Umum - Movix 3 3 Tylonic Gestamag 546 2/5/08 Umum - Tuzalos 3 3 Ostelox Vectrine 547 2/5/08 Umum 7,5 tahun *Sevila 2 3 *Deksametason Lacoldin sirup 548 3/5/08 Umum - Dextamine 5 5 Erysanbe kapsul Makrolida Stimuno kapsul Lapibion Hidrokortison krim 549 3/5/08 Sp.Og - Fetavita 2 2 Ferofort 550 4/5/08 Umum 40 tahun Cefixime 3 3 Sefalosporin Kaltrofen kapsul Dextamine 551 5/5/08 Umum - Cefixime 4 4 Sefalosporin Deksametason Prome exp. sirup 104

124 Aminophyllin 552 5/5/08 Sp.B - Erlamycetin salep 1 1 Kloramfenikol mata 553 5/5/08 Sp.A 7 tahun Sagestam tetes 2 2 Aminoglikosida mata Sagestam krim Aminoglikosida 554 6/5/08 Sp.B 40 tahun Bactesyn 1 1 Penisilin 555 6/5/08 Sp.A 4 tahun Lapicef sirup 3 3 Sefalosporin Cortaminee sirup Inadryl sirup 556 7/5/08 Umum 30 tahun Cendo Xitrol tetes 3 3 mata Opimox Penisilin Teamic 557 7/5/08 Umum - Cefadroxil 4 4 Sefalosporin Lacoldin Metil prednisolon Pharmaton Formula kapsul 558 7/5/08 Sp.A 9 bulan Ottopan drops /5/08 Umum - Amoxsan sirup 2 2 Penisilin Cortamine sirup 560 8/5/08 Gigi - Opineuron /5/08 Umum 18 tahun Baquinor kapsul 3 3 Kuinolon Lapistan Gentamisin krim Aminoglikosida 562 9/5/08 Sp.R - Dulcolax 2 2 Dulcolax suppositoria /5/08 Umum 36 tahun Sanmol 5 5 Biothicol Kloramfenikol Damaben Cimetidin Lapibion 105

125 564 10/5/08 Umum 40 tahun Lotasbat salep 4 4 Interzol krim Interzol Ocuson /5/08 Umum 30 tahun Roksicap 4 4 Sefalosporin Gitas Plus Notritis Gastridin /5/08 Sp.THT - Linkomisin 3 3 Antibiotik lain Trifed Dexanta sirup /5/08 Sp.A 7 tahun Cefixime 3 3 Sefalosporin Imunos sirup Anadex sirup /5/08 Sp.THT - Telfast OD kapsul 3 3 Encephabol Bio ATP /5/08 Umum - Cefadroxil 3 3 Sefalosporin Prome exp. sirup Intunal /5/08 Umum 5 tahun Intunal sirup 3 3 Cefadroxil sirup Sefalosporin Curcuma sirup /5/08 Umum - OA Plus kapsul /5/08 Umum - Plantacid Forte 2 2 sirup Gastridin /5/08 Sp.A 6 tahun Merimac 2 2 TB Vit /5/08 Umum 26 tahun Calcidin 2 2 Nonemi kapsul /5/08 Umum 47 tahun Ciprofloxacin 2 2 Kuinolon Asam mefenamat /5/08 Umum - Meflosin 2 2 Kuinolon 106

126 Dansera /5/08 Umum 7 tahun Opimox sirup 3 3 Penisilin Prome exp. sirup Pondex sirup /5/08 Sp.B 1 tahun Garamycin salep 1 1 Aminoglikosida /5/08 Umum 17 tahun Prozac 3 3 Zypraz Zolmia /5/08 Umum 48 tahun Cefadroxil 3 4 Sefalosporin *CTM *Deksametason Ultravita kapsul /5/08 Umum 26 tahun Vomerin 3 3 Acran Lagesil sirup /5/08 Umum - *Betason N krim 1 2 *Miconazole krim /5/08 Gigi - Sanmol sirup /5/08 Sp.A 4,5 tahun Merimac 2 2 TB Vit /5/08 Umum - Thiamfenikol kapsul 4 4 Kloramfenikol Parasetamol Fundamin E Caltopril /5/08 Sp.Og - Kalnex 3 3 Mefinal Siclidon Tetrasiklin /5/08 Umum 17 tahun Lapimox kaplet 3 3 Penisilin Analsik kaplet Salticin krim Aminoglikosida /5/08 Umum - *Ketokonazol krim 1 2 *Hidrokortison krim /5/08 Umum - Renax

127 Torasic /5/08 Sp.B - Calcit /5/08 Umum 25 tahun Lapimox kaplet 5 5 Penisilin Mertigo Neurotam Ranitidine Primperan Comp /5/08 Sp.Og - Cyclofem injeksi /5/08 Sp.A 2,5 bulan Amoxsan drops 2 2 Penisilin Vometa drops /5/08 Sp.Og - Tequinol 2 2 Kuinolon Mefinal /5/08 Umum - *Gentamisin krim 3 4 Aminoglikosida *Betametason krim Cetirizine Ocuson /5/08 Sp.PD - Rifampisin kapsul 3 3 INH Vitamin B /5/08 Umum - Rantin 3 3 Enzyplex Gastran /5/08 Umum - Opixime sirup 3 3 Sefalsoporin Cortamine sirup Intunal sirup /5/08 Umum - Intunal sirup 2 2 Curcuma sirup /5/08 Umum 21 tahun Diazepam Keterangan : Sp. A = Spesialis Anak Sp. Og = Spesialis Obstetrik dan Ginekologi Sp. PD = Spesialis Penyakit Dalam Sp. B = Spesialis Bedah Sp. KJ = Spesialis Kedokteran Jiwa Sp. R = Spesialis Radiologi Sp. THT = Spesialis Telinga Hidung dan Tenggorokan 108

128 BIOGRAFI PENULIS Penulis bernama lengkap Fetri Rosa Dewi. Putri ketiga dari pasangan Setiawan dan Siti Aminah ini dilahirkan di Cilacap pada tanggal 13 Februari Penulis menempuh pendidikan taman kanakkanak di TK Maria Immaculata Cilacap ( ), pendidikan dasar di SD Maria Immaculata Cilacap ( ). Jenjang sekolah lanjutan tingkat pertama penulis tempuh di SLTP Pius Cilacap ( ). Setelah itu penulis melanjutkan pendidikan di sekolah menengah umum SMU Yos Sudarso Cilacap ( ). Pendidikan terakhir yang ditempuh penulis adalah pendidikan sarjana S-1 di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ( ). Selama menempuh perkuliahan, penulis mengikuti kegiatan kemahasiswaan seperti HGT (Herbal Garden Team) dan kegiatan ilmiah seperti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2008 dan sebagai penyaji tingkat nasional dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS)

BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dengan menyediakan pelayanan

BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dengan menyediakan pelayanan digilib.uns.ac.id BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Rumah Sakit Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dengan

Lebih terperinci

DRUG USAGE DESCRIPTION FOR OUTPATIENT IN PKU MUHAMMADIYAH UNIT II OF YOGYAKARTA IN 2013 BASED ON WHO PRESCRIBING INDICATOR

DRUG USAGE DESCRIPTION FOR OUTPATIENT IN PKU MUHAMMADIYAH UNIT II OF YOGYAKARTA IN 2013 BASED ON WHO PRESCRIBING INDICATOR DRUG USAGE DESCRIPTION FOR OUTPATIENT IN PKU MUHAMMADIYAH UNIT II OF YOGYAKARTA IN 2013 BASED ON WHO PRESCRIBING INDICATOR GAMBARAN PERESEPAN OBAT PASIEN RAWAT JALAN DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Pengelolaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan menegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Indikator WHO 1993 Indikator WHO 1993 adalah suatu metode untuk melihat pola penggunaan obat dan dapat secara langsung menggambarkan tentang penggunaan obat yang tidak sesuai.

Lebih terperinci

Analisis Penggunaan Obat di RSUD Kota Yogyakarta Berdasarkan Indikator WHO

Analisis Penggunaan Obat di RSUD Kota Yogyakarta Berdasarkan Indikator WHO Jurnal Farmasi Indonesia, Maret 2011, hal 43-49 Vol. 8 No. 1 ISSN: 1693-8615 Analisis Penggunaan Obat di RSUD Kota Yogyakarta Berdasarkan Indikator WHO The Analysis of Drug Uses in RSUD Kota Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang nomor 36 tahun 2009 menyebutkan bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PANTI NUGROHO SLEMAN PERIODE OKTOBER 2008

ANALISIS PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PANTI NUGROHO SLEMAN PERIODE OKTOBER 2008 ANALISIS PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PANTI NUGROHO SLEMAN PERIODE OKTOBER 2008 ANALYSIS OF DRUG USAGE TOWARD OUT PATIENT IN PANTI NUGROHO HOSPITAL SLEMAN IN OCTOBER 2008 Charles

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT DENGAN INDIKATOR PRESCRIBING PADA PUSKESMAS WILAYAH KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE TAHUN 2016

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT DENGAN INDIKATOR PRESCRIBING PADA PUSKESMAS WILAYAH KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE TAHUN 2016 17 EVALUASI PENGGUNAAN OBAT DENGAN INDIKATOR PRESCRIBING PADA PUSKESMAS WILAYAH KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE TAHUN 2016 EVALUATION OF DRUGS USE WITH PRESCRIBING INDICATORS AT PUSKESMAS AREA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan suatu obat dapat berpengaruh terhadap kualitas pengobatan, pelayanan dan biaya pengobatan. Penggunaan obat merupakan tahap akhir manajemen obat. Penggunaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penggunaan obat ketika pasien mendapatkan obat sesuai dengan kebutuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penggunaan obat ketika pasien mendapatkan obat sesuai dengan kebutuhan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Penggunaan obat yang rasional Menurut WHO penggunaan obat yang rasional diartikan sebagai penggunaan obat ketika pasien mendapatkan obat sesuai dengan kebutuhan

Lebih terperinci

EVALUASI KESESUAIAN PERESEPAN OBAT PADA PASIEN UMUM RAWAT JALAN DENGAN FORMULARIUM RSUI YAKSSI GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN PERIODE JANUARI-MARET 2016

EVALUASI KESESUAIAN PERESEPAN OBAT PADA PASIEN UMUM RAWAT JALAN DENGAN FORMULARIUM RSUI YAKSSI GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN PERIODE JANUARI-MARET 2016 EVALUASI KESESUAIAN PERESEPAN OBAT PADA PASIEN UMUM RAWAT JALAN DENGAN FORMULARIUM RSUI YAKSSI GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN PERIODE JANUARI-MARET 2016 SKRIPSI Oleh: ZAKIYAH NURUL HANIFA K.100120030 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup layak, baik dalam kesehatan pribadi maupun keluarganya, termasuk

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup layak, baik dalam kesehatan pribadi maupun keluarganya, termasuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak azasi manusia, dimana setiap orang berhak untuk hidup layak, baik dalam kesehatan pribadi maupun keluarganya, termasuk didalamnya hak untuk

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH BANTUL PERIODE JANUARI DESEMBER 2013

KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH BANTUL PERIODE JANUARI DESEMBER 2013 KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH BANTUL PERIODE JANUARI DESEMBER 2013 BERDASARKAN INDIKATOR PERESEPAN WHO 1993 Disusun untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsekuensi terutama dalam proses penyembuhan penyakit atau kuratif (Isnaini,

BAB I PENDAHULUAN. konsekuensi terutama dalam proses penyembuhan penyakit atau kuratif (Isnaini, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi dituntut adanya perubahan berbagai aspek, termasuk perubahan dalam dunia kesehatan. Adanya ketimpangan kualitas di negara maju dan negara berkembang

Lebih terperinci

Monitoring Pola Peresepan Obat Pasien Usia 0 2 Tahun Menggunakan Indikator WHO

Monitoring Pola Peresepan Obat Pasien Usia 0 2 Tahun Menggunakan Indikator WHO Monitoring Pola Peresepan Obat Pasien Usia 0 2 Tahun Menggunakan Indikator WHO Ahmad Priyadi 1, Dika P. Destiani 2 1 Akademi Farmasi Bumi Siliwangi, Bandung, Indonesia 2 PT. Kimia Farma Apotek, Bandung,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan dan pengobatan penyakit (Depkes RI, 2009). yang tidak rasional bisa disebabkan beberapa kriteria sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan dan pengobatan penyakit (Depkes RI, 2009). yang tidak rasional bisa disebabkan beberapa kriteria sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengobatan adalah ilmu dan seni penyembuhan dalam bidang keilmuan ini mencakup berbagai praktek perawatan kesehatan yang secara kontinu terus berubah untuk mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kesehatan yang memadai di kalangan masyarakat. Kesehatan harus

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kesehatan yang memadai di kalangan masyarakat. Kesehatan harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas pelayanan kesehatan menjadi penunjang penting tercapainya tingkat kesehatan yang memadai di kalangan masyarakat. Kesehatan harus dipandang sebagai suatu

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT DENGAN INDIKATOR PRESCRIBING PADA PUSKESMAS JAKARTA UTARA PERIODE TAHUN 2016

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT DENGAN INDIKATOR PRESCRIBING PADA PUSKESMAS JAKARTA UTARA PERIODE TAHUN 2016 23 EVALUASI PENGGUNAAN OBAT DENGAN INDIKATOR PRESCRIBING PADA PUSKESMAS JAKARTA UTARA PERIODE TAHUN 2016 Rahayu Wijayanti, Okpri Meila, Annisa Septiyani Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Pembangunan kesehatan pada dasarnya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGESAHAN SKRIPSI iii PERNYATAAN...v DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii INTISARI...

DAFTAR ISI PENGESAHAN SKRIPSI iii PERNYATAAN...v DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii INTISARI... DAFTAR ISI PENGESAHAN SKRIPSI iii PERNYATAAN....v DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii INTISARI... xiv ABSTRACT...xv BAB I PENDAHULUAN... 1 A. LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT DI POLI ANAK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. DORIS SYLVANUS PALANGKARAYA, KALIMANTAN TENGAH

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT DI POLI ANAK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. DORIS SYLVANUS PALANGKARAYA, KALIMANTAN TENGAH EVALUASI PENGGUNAAN OBAT DI POLI ANAK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. DORIS SYLVANUS PALANGKARAYA, KALIMANTAN TENGAH REZQI HANDAYANI 1, SULANTO SALEH DANU 2, RUSTAMADJI 2, NUNUNG PRIYATNI 2 1 PascaSarjana

Lebih terperinci

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obat merupakan komponen penting dalam pelayanan kesehatan. Pengelolaan obat yang efisien diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi rumah sakit dan pasien

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Strategi pemerintah dalam pembangunan kesehatan nasional 2015-2019 bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang. Peningkatan

Lebih terperinci

Evaluasi Perencanaan Obat Antibiotik Berdasarkan Metode ABC di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Tahun 2013

Evaluasi Perencanaan Obat Antibiotik Berdasarkan Metode ABC di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Tahun 2013 Evaluasi Perencanaan Obat Antibiotik Berdasarkan Metode ABC di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Tahun 2013 TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan

Lebih terperinci

dalam terapi obat (Indrasanto, 2006). Sasaran terapi pada pneumonia adalah bakteri, dimana bakteri merupakan penyebab infeksi.

dalam terapi obat (Indrasanto, 2006). Sasaran terapi pada pneumonia adalah bakteri, dimana bakteri merupakan penyebab infeksi. BAB 1 PENDAHULUAN Infeksi pada Saluran Nafas Akut (ISPA) merupakan penyakit yang umum terjadi pada masyarakat. Adapun penyebab terjadinya infeksi pada saluran nafas adalah mikroorganisme, faktor lingkungan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai obat generik menjadi faktor utama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai obat generik menjadi faktor utama 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obat generik sering diasumsikan sebagai obat dengan kualitas yang rendah. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai obat generik menjadi faktor utama yang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/068/I/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/068/I/2010 TENTANG PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/068/I/2010 TENTANG KEWAJIBAN MENGGUNAKAN OBAT GENERIK DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. jenis, jumlah dan harga perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. jenis, jumlah dan harga perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan BAB TINJAUAN PUSTAKA Perencanaan adalah pekerjaan yang menyangkut penyusunan konsep serta kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan demi masa depan yang lebih baik (Le

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Antibiotik merupakan golongan obat yang paling banyak digunakan di dunia terkait dengan banyaknya kejadian infeksi bakteri. Sekitar 10-40% anggaran kesehatan di dunia

Lebih terperinci

PENETAPAN EFEKTIVITAS PEMANFAATAN PENGGUNAAN OBAT PADA 10 APOTEK DI SURABAYA TAHUN 1997

PENETAPAN EFEKTIVITAS PEMANFAATAN PENGGUNAAN OBAT PADA 10 APOTEK DI SURABAYA TAHUN 1997 ABSTRACT PENETAPAN EFEKTIVITAS PEMANFAATAN PENGGUNAAN OBAT PADA 10 APOTEK DI SURABAYA TAHUN 17 Sriana Azis*, Sarjaini ~amal*, Herman M.J.* DETERMINA TION OF EFFECTIVENESS VALUE FOR DRUG UTILIZA TION AT

Lebih terperinci

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA KAJIAN PERESEPAN BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1197/MENKES/SK/X/2004 PADA RESEP PASIEN RAWAT JALAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. efisiensi biaya obat pasien JKN rawat jalan RS Swasta

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. efisiensi biaya obat pasien JKN rawat jalan RS Swasta BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran umum Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar efisiensi biaya obat pasien JKN rawat jalan RS Swasta Yogyakarta melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya rumah sakit atau pihak asuransi kesehatan memiliki suatu formularium atau daftar obat, tetapi pemanfaatan formularium tersebut sebagai salah satu alat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Data Profil Kesehatan Indonesia menyebutkan bahwa penyakit infeksi dan parasit tertentu menempati urutan kedua dari data 10 penyakit utama penyebab kematian di rumah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepatuhan Kepatuhan menyatakan kesesuaian perilaku dan pelaksanaan kegiatan terhadap ketentuan atau standar yang berlaku. Kepatuah dokter menulis resep dipengaruhi faktor-faktor

Lebih terperinci

EVALUASI PENGELOLAAN PERBEKALAN FARMASI DI RUMAH SAKIT BANYUMANIK SEMARANG TAHUN 2013 SKRIPSI. Disusun oleh : Ekawati Sri Wulandari

EVALUASI PENGELOLAAN PERBEKALAN FARMASI DI RUMAH SAKIT BANYUMANIK SEMARANG TAHUN 2013 SKRIPSI. Disusun oleh : Ekawati Sri Wulandari EVALUASI PENGELOLAAN PERBEKALAN FARMASI DI RUMAH SAKIT BANYUMANIK SEMARANG TAHUN 2013 SKRIPSI Disusun oleh : Ekawati Sri Wulandari 105010599 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG 2016 EVALUASI

Lebih terperinci

The Analysis of Jamkesmas Drug Planning Using Combination Methods ABC and VEN in Pharmacy Installation of RSUD Dr. M. M. Dunda Gorontalo 2013

The Analysis of Jamkesmas Drug Planning Using Combination Methods ABC and VEN in Pharmacy Installation of RSUD Dr. M. M. Dunda Gorontalo 2013 Analisis Perencanaan Obat Jamkesmas dengan Metode Kombinasi ABC dan VEN di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. M. Dunda Kabupaten Gorontalo Tahun 2013 The Analysis of Jamkesmas Drug Planning

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1. Defenisi Rumah Sakit Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan dengan memberdayakan berbagai kesatuan personel terlatih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. bermutu serta pemerataan pelayanan kesehatan yang mencakup tenaga, sarana dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. bermutu serta pemerataan pelayanan kesehatan yang mencakup tenaga, sarana dan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sejalan dengan meningkatnya kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, tuntutan dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang bermutu serta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Obat, merupakan zat atau bahan yang digunakan untuk permasalahan kesehatan masyarakat antara lain digunakan untuk menyembuhkan penyakit dan mencegah komplikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Semua usaha yang dilakukan dalam upaya kesehatan tentunya akan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Semua usaha yang dilakukan dalam upaya kesehatan tentunya akan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan menyatakan bahwa upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang

Lebih terperinci

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN RAWAT INAP PENDERITA INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSD Dr. SOEBANDI JEMBER (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009)

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN RAWAT INAP PENDERITA INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSD Dr. SOEBANDI JEMBER (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009) STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN RAWAT INAP PENDERITA INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSD Dr. SOEBANDI JEMBER (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009) SKRIPSI Oleh : Raden Yudho Pramono NIM. 042210101033 BAGIAN

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PNEUMONIA DI INSTALASI RAWAT INAP BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA PADA TAHUN 2010 SKRIPSI

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PNEUMONIA DI INSTALASI RAWAT INAP BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA PADA TAHUN 2010 SKRIPSI EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PNEUMONIA DI INSTALASI RAWAT INAP BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA PADA TAHUN 2010 SKRIPSI Oleh : OKTAVIANI HIDAYATUNNUZAHA K I00060191 FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAKPATUHAN DOKTER DALAM PENULISAN RESEP SESUAI DENGAN FORMULARIUM RUMAH SAKIT UMUM R.A.

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAKPATUHAN DOKTER DALAM PENULISAN RESEP SESUAI DENGAN FORMULARIUM RUMAH SAKIT UMUM R.A. ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAKPATUHAN DOKTER DALAM PENULISAN RESEP SESUAI DENGAN FORMULARIUM RUMAH SAKIT UMUM R.A. KARTINI JEPARA TAHUN 2006 TESIS Program Studi Magister Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN...38 A. Rancangan Penelitian...38 B. Subjek Penelitian...38 C. Definisi Operasional...38 D. Alat dan Bahan...40 E.

BAB III METODE PENELITIAN...38 A. Rancangan Penelitian...38 B. Subjek Penelitian...38 C. Definisi Operasional...38 D. Alat dan Bahan...40 E. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING...ii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI...iii HALAMAN PERNYATAAN...iv MOTTO...v HALAMAN PERSEMBAHAN...vi KATA PENGANTAR...vii DAFTAR ISI...ix DAFTAR TABEL...xii

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah Sakit Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah Institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif menggunakan desain cross sectional. Desain cross sectional digunakan untuk menentukan angka prevalensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Community Acquired Pneumonia (CAP) adalah penyakit saluran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Community Acquired Pneumonia (CAP) adalah penyakit saluran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Community Acquired Pneumonia (CAP) adalah penyakit saluran pernafasan yang sering dialami oleh masyarakat dan berpotensi menjadi serius yang berhubungan dengan morbiditas

Lebih terperinci

DRUG RELATED PROBLEMS

DRUG RELATED PROBLEMS DRUG RELATED PROBLEMS KATEGORI DOSIS LEBIH, DOSIS KURANG DAN OBAT SALAH DI INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT UMUM ISLAM KUSTATI SURAKARTA PERIODE TAHUN 2007 SKRIPSI Oleh: AMALIA FATIMAH K 100 040 178 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang jasa kesehatan dimana Rumah Sakit selalu dituntut untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. bidang jasa kesehatan dimana Rumah Sakit selalu dituntut untuk memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit merupakan salah satu Industri yang bergerak pada bidang jasa kesehatan dimana Rumah Sakit selalu dituntut untuk memiliki pelayanan yang baik, efisien,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan suatu indikator yang menggambarkan tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan suatu indikator yang menggambarkan tingkat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan suatu indikator yang menggambarkan tingkat keberhasilan pembangunan suatu negara. Tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk mencapai derajat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan 2.1 Rumah Sakit 2.1.1 Defenisi Rumah Sakit BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara umum, obat terbagi menjadi dua yaitu obat paten dan obat generik.

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara umum, obat terbagi menjadi dua yaitu obat paten dan obat generik. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum, obat terbagi menjadi dua yaitu obat paten dan obat generik. Obat paten adalah obat jadi dengan nama dagang yang sudah terdaftar dan hanya diproduksi oleh

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA PROFESI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI TERHADAP PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI RSGMP UNSRAT MANADO

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA PROFESI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI TERHADAP PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI RSGMP UNSRAT MANADO TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA PROFESI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI TERHADAP PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI RSGMP UNSRAT MANADO 1 Juwita Purnamasari 2 Pemsy M. Wowor 3 Elita Tambunan 1 Kandidat Skripsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1. Definisi Rumah Sakit Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan dengan memberdayakan berbagai kesatuan personel terlatih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pasien dengan kasus infeksi dan penggunaannya dapat bersifat empiris atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pasien dengan kasus infeksi dan penggunaannya dapat bersifat empiris atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penggunaan Antibiotik Berdasarkan penggunaannya, antibiotik dibagi menjadi dua yaitu antibiotik terapi dan antibiotik profilaksis. Antibiotik terapi digunakan pada pasien dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengobatan Sendiri 1. Definisi dan Peran Pengobatan sendiri atau swamedikasi yaitu mengobati segala keluhan pada diri sendiri dengan obat-obat yang dibeli bebas di apotik atau

Lebih terperinci

EVALUASI DOSIS PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT ASSALAM GEMOLONG SRAGEN TAHUN

EVALUASI DOSIS PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT ASSALAM GEMOLONG SRAGEN TAHUN EVALUASI DOSIS PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT ASSALAM GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2008-2009 SKRIPSI Oleh : AFRILIA NUR KHASANAH K 100 060 041

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit 1. Definisi dan Fungsi Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Obat Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi, yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG TAHUN 2007 ABSTRACT

EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG TAHUN 2007 ABSTRACT EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG TAHUN 2007 Muhammad Djatmiko, Eny Rahayu Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang 39 ABSTRACT Drug management in

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat yang penting, khususnya di negara berkembang. Obat-obat andalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat yang penting, khususnya di negara berkembang. Obat-obat andalan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting, khususnya di negara berkembang. Obat-obat andalan untuk mengatasi masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di Indonesia penyakit infeksi menjadi masalah utama dalam bidang kesehatan, sebab penyakit ini mempunyai angka kejadian yang cukup tinggi menyerang masyarakat

Lebih terperinci

EVALUASI KESESUAIAN PERESEPAN ANALGETIK PADA PASIEN PASCA BEDAH ORTOPEDI DENGAN FORMULARIUM RUMAH SAKIT ORTOPEDI (RSO) PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA

EVALUASI KESESUAIAN PERESEPAN ANALGETIK PADA PASIEN PASCA BEDAH ORTOPEDI DENGAN FORMULARIUM RUMAH SAKIT ORTOPEDI (RSO) PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA EVALUASI KESESUAIAN PERESEPAN ANALGETIK PADA PASIEN PASCA BEDAH ORTOPEDI DENGAN FORMULARIUM RUMAH SAKIT ORTOPEDI (RSO) PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA PERIODE OKTOBER DESEMBER 2012 TUGAS AKHIR Diajukan

Lebih terperinci

Volume 5 Nomor 1 Bulan Oktober 2017 E-ISSN:

Volume 5 Nomor 1 Bulan Oktober 2017 E-ISSN: Evaluasi Rasionalitas Penggunaan Obat Ditinjau dari Indikator Peresepan Menurut World Health Organization (WHO) di Seluruh Puskesmas Kota Kendari Tahun 2016 1 Sunandar Ihsan, 1 Sabarudin, 1 Mesi Leorita,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. Instalasi Farmasi Rumah Sakit

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. Instalasi Farmasi Rumah Sakit BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. Instalasi Farmasi Rumah Sakit Menurut Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna (promotif, preventif, kuratif,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah sakit Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 983/Menkes/SK/XI/1992 Rumah Sakit merupakan salah satu tempat dari sarana kesehatan menyelenggarakan kesehatan, bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional yaitu jenis pendekatan penelitian

Lebih terperinci

OBAT SALAH, KETIDAKTEPATAN DOSIS DAN INTERAKSI OBAT PADA PASIEN PNEUMONIA PEDIATRI DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD

OBAT SALAH, KETIDAKTEPATAN DOSIS DAN INTERAKSI OBAT PADA PASIEN PNEUMONIA PEDIATRI DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMs KATEGORI OBAT SALAH, KETIDAKTEPATAN DOSIS DAN INTERAKSI OBAT PADA PASIEN PNEUMONIA PEDIATRI DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

KAJIAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN DEMAM TYPHOID DEWASA DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI

KAJIAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN DEMAM TYPHOID DEWASA DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI KAJIAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN DEMAM TYPHOID DEWASA DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI Oleh : HIDAYATUL FITRIYAH K 100 070 038 Oleh : HIDAYATUL

Lebih terperinci

Peresepan Obat Pasien Penyakit Dalam Menggunakan Indikator Peresepan World Health Organization

Peresepan Obat Pasien Penyakit Dalam Menggunakan Indikator Peresepan World Health Organization Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 2, Nomor 4, Desember 203 Peresepan Obat Pasien Penyakit Dalam Menggunakan Indikator Peresepan World Health Organization Dika P. Destiani, Susilawati 2 PT. Kimia Farma

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS CILEDUG

KERANGKA ACUAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS CILEDUG KERANGKA ACUAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS CILEDUG a. PENDAHULUAN Pelayanan kefarmasian merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan termasuk didalamnya pelayanan kefarmasian di Puskesmas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sejalan dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sejalan dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi akan pelayanan kesehatan yang bermutu, maka sebuah pelayanan kesehatan harus mampu memberikan pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna (pelayanan kesehatan yang meliputi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit 2.1.1 Definisi Rumah Sakit Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah Institusi pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. upaya kesehatan dengan memfungsikan berbagai kesatuan personel terlatih dan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. upaya kesehatan dengan memfungsikan berbagai kesatuan personel terlatih dan BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah Sakit Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan dengan memfungsikan berbagai kesatuan personel terlatih

Lebih terperinci

Ragil Setia Dianingati, Septimawanto Dwi Prasetyo*) Bagian Farmasetika Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada

Ragil Setia Dianingati, Septimawanto Dwi Prasetyo*) Bagian Farmasetika Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada Ragil Setia Dianingati, Septimawanto Dwi Prasetyo ANALISIS KESESUAIAN RESEP UNTUK PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DENGAN INDIKATOR PERESEPAN WHO 1993 PADA INSTALASI FARMASI RAWAT JALAN DI RSUD UNGARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945, sistem jaminan kesehatan di Indonesia saat ini mulai memasuki fase baru. Sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Prevalensi penyakit infeksi memiliki kecenderungan yang masih cukup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Prevalensi penyakit infeksi memiliki kecenderungan yang masih cukup 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prevalensi penyakit infeksi memiliki kecenderungan yang masih cukup tinggi meskipun terapi pengobatan dan pencegahan terhadap kejadian infeksi semakin berkembang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi saluran pernafasan adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia. Hampir empat juta orang meninggal akibat infeksi saluran nafas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Apotek sebagai sarana pelayanan kesehatan dapat menyediakan obat bagi pasien melalui pelayanan resep. Resep merupakan perwujudan akhir kompetensi dokter dalam medical

Lebih terperinci

INDIKATOR PERESEPAN OBAT PADA ENAM APOTEK Dl KOTA BANDUNG, SURABAYA DAN MAKASSAR

INDIKATOR PERESEPAN OBAT PADA ENAM APOTEK Dl KOTA BANDUNG, SURABAYA DAN MAKASSAR INDIKATOR PERESEPAN OBAT PADA ENAM APOTEK Dl KOTA BANDUNG, SURABAYA DAN MAKASSAR Yuyun Yuniar1, Rini Sasanti Handayani1 ABSTRACT Irrational use of drugs is still a problem in Indonesia. Therefore since

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan kasus per penduduk per tahun, atau kurang lebih

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan kasus per penduduk per tahun, atau kurang lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Demam tifoid dijumpai secara luas di berbagai negara berkembang (Riyatno dan Sutrisna, 2011). Perkiraan angka kejadian demam tifoid bervariasi dari 10 sampai

Lebih terperinci

SKRIPSI NURUL AGUSTINA HADI KUSUMA K

SKRIPSI NURUL AGUSTINA HADI KUSUMA K EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PASIEN ANAK TUBERKULOSIS PARU DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI PERIODE JANUARI-AGUSTUS 2010 SKRIPSI

Lebih terperinci

TINJAUAN ASPEK KLINIS PADA RESEP DI TIGA APOTEK DI KOTA SURAKARTA PERIODE JANUARI-JUNI 2008 SKRIPSI

TINJAUAN ASPEK KLINIS PADA RESEP DI TIGA APOTEK DI KOTA SURAKARTA PERIODE JANUARI-JUNI 2008 SKRIPSI TINJAUAN ASPEK KLINIS PADA RESEP DI TIGA APOTEK DI KOTA SURAKARTA PERIODE JANUARI-JUNI 2008 SKRIPSI Oleh : HAPSARI MIFTAKHUR ROHMAH K 100 050 252 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA

Lebih terperinci

EVALUASI DISTRIBUSI DAN PENGGUNAAN OBAT PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI

EVALUASI DISTRIBUSI DAN PENGGUNAAN OBAT PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi EVALUASI DISTRIBUSI DAN PENGGUNAAN OBAT PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI EVALUATION OF DRUG DISTRIBUTION AND USE ON ORTHOPEDIC OUTPATIENT Heru Sasongko

Lebih terperinci

PEMILIHAN OBAT DAN OUTCOME

PEMILIHAN OBAT DAN OUTCOME PEMILIHAN OBAT DAN OUTCOME TERAPI GASTROENTERITIS AKUT PADA PASIEN PEDIATRI DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2008 SKRIPSI Oleh : ARIF RAHMAN K 100 050 030 FAKULTAS

Lebih terperinci

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT) PADA PASIEN ANAK TB PARU RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT HAJI MEDAN PERIODE JANUARI - JUNI 2012

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT) PADA PASIEN ANAK TB PARU RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT HAJI MEDAN PERIODE JANUARI - JUNI 2012 POLA PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT) PADA PASIEN ANAK TB PARU RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT HAJI MEDAN PERIODE JANUARI - JUNI 2012 SKRIPSI OLEH: ZAFIRAH RUMALIA NASUTION NIM 111524043 PROGRAM EKSTENSI

Lebih terperinci

INTISARI KESESUAIAN PERESEPAN OBAT PASIEN BPJS KESEHATAN DENGAN FORMULARIUM NASIONAL DI RSUD BANJARBARU PERIODE OKTOBER SAMPAI DESEMBER 2015

INTISARI KESESUAIAN PERESEPAN OBAT PASIEN BPJS KESEHATAN DENGAN FORMULARIUM NASIONAL DI RSUD BANJARBARU PERIODE OKTOBER SAMPAI DESEMBER 2015 INTISARI KESESUAIAN PERESEPAN OBAT PASIEN BPJS KESEHATAN DENGAN FORMULARIUM NASIONAL DI RSUD BANJARBARU PERIODE OKTOBER SAMPAI DESEMBER 2015 Hiliyanti 1, Erna Prihandiwati 1, Asny Waty 2 Formularium Nasional

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Instalasi farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit, merupakan suatu unit atau bagian yang menyelenggarakan

Lebih terperinci

ABSTRAK FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG OBAT GENERIK DI PUSKESMAS KAYU TANGI BANJARMASIN

ABSTRAK FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG OBAT GENERIK DI PUSKESMAS KAYU TANGI BANJARMASIN ABSTRAK FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG OBAT GENERIK DI PUSKESMAS KAYU TANGI BANJARMASIN Endah Agustia Pratiwi 1 ; Noor Aisyah 2 ; Akhmad Fakhriadi 3 Obat

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: PUJI UTAMI K

SKRIPSI. Oleh: PUJI UTAMI K TINJAUAN KELENGKAPAN RESEP DAN EVALUASI DOSIS PADA PASIEN ANAK RAWAT JALAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUKOHARJO PERIODE BULAN OKTOBER-DESEMBER 2010 SKRIPSI Oleh: PUJI UTAMI K 100 070

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP DI RSUD

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP DI RSUD EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP DI RSUD Dr. R.GOETENG TARUNADIBRATA PURBALINGGA TAHUN 2010 MENGGUNAKAN METODE ATC/DDD SKRIPSI Oleh: Oleh : GARDENIA AGNU GENENDHITASARI

Lebih terperinci

KAJIAN PERESEPAN BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NO

KAJIAN PERESEPAN BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NO KAJIAN PERESEPAN BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NO. 1197/MENKES/ SK/X/2004 PADA RESEP PASIEN RAWAT JALAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH WONOGIRI BULAN JUNI 2008

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Infeksi saluran napas bawah masih tetap merupakan masalah utama dalam bidang kesehatan, baik di negara yang sedang berkembang maupun yang sudah maju. Data

Lebih terperinci