KONDISI EKONOMI PEDAGANG PASAR RAYA PADANG PASCA PINDAHNYA TERMINAL LINTAS ANDALAS TAHUN JURNAL FIRGIE ANGGRAINI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KONDISI EKONOMI PEDAGANG PASAR RAYA PADANG PASCA PINDAHNYA TERMINAL LINTAS ANDALAS TAHUN JURNAL FIRGIE ANGGRAINI"

Transkripsi

1 KONDISI EKONOMI PEDAGANG PASAR RAYA PADANG PASCA PINDAHNYA TERMINAL LINTAS ANDALAS TAHUN JURNAL FIRGIE ANGGRAINI PROGRAM PENDIDIKAN SEJARAH SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STKIP (PGRI) SUMATERA BARAT PADANG 2015

2

3 PENDAHULUAN Pasar merupakan sebuah tempat yang berfungsi sebagai transaksi antara penjual dan pembeli. Mengkaji perkembangan pasar tidak hanya mengkaji perkembangan pasar secara fisik, tetapi aktifitas yang terjadi di dalamnya yakni antara penjual dan pembeli, Artinya penjual yang dalam hal ini disebut pedagang memiliki peranan yang penting bagi perkembangan pasar. Pasar menjadi lokasi utama bagi masyarakat yang menggantungkan hidup di sektor perdagangan. Pasar Raya Padang merupakan pasar pusat Kota Padang. 1 Keberadaan Pasar Raya Padang ditunjang dengan keberadaan dua buah terminal yang berada di lokasi dekat dengan Pasar Raya Padang diantaranya terminal Goan Hoat sebagai terminal angkutan Kota dan terminal Lintas Andalas sebagai terminal Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) dan Antar Kota Antar Propinsi (AKAP). Keberadaa pasar dan terminal seperti hubungan simbiosis mutualisme yang saling menguntungkan, sehingga pasar ramai di kunjungi tidak hanya pengunjung dalam kota, tetapi juga luar kota karena akses transportasi yang lancar dengan adanya terminal. Kondisi tersebut berpengaruh terhadap pendapatan pedagang. Kondisi tersebut mulai berubah ketika keluarnya kebijakan pemerintah dengan mematikan fungsi terminal Goan Hoat (terminal untuk angkutan kota) dan terminal Lintas Andalas (terminal untuk AKDP dan AKAP) pada tahun Ketiadaan terminal ternyata tidak hanya berpengaruh terhadap kondisi transportasi di sekitar Pasar raya Padang, tetapi juga dirasakan oleh pedagang di Pasar Raya Padang terutama pedagang yang berlokasi di Blok A Pasar Raya dan pedagang di belakang Terminal Lintas Andalas. Sejak tidak adanya kedua terminal tersebut, pendapatan pedagang relatif menurun karena pedagang-pedagang dari luar daerah yang membeli barang dalam jumlah yang besar, menjadi enggan untuk datang ke Pasar Raya karena transportasi dari Pasar Raya ke terminal sangat jauh sehingga membutuhkan tambahan biaya yang cukup besar, ditambah lagi pada tahun 1999 masyarakat belum terbiasa dengan transportasi cepat (travel). Akibat dari situasi tersebut pedagang dari luar daerah banyak yang beralih ke Bukittinggi dan daerah lain karena disamping harganya murah, akses transportasi juga cukup mudah. Sejak pindahnya 1 Sebelum bernama Pasar Raya, Pasar ini bernama Pasar Djawa. Pasar Djawa ini pada awalnya merupakan Pasar milik Cina, tetapi kemudian diambil alih oleh pemerintah kota terminal, banyak pedagang yang menempati toko di belakang Terminal Lintas Andalas yang juga pindah meninggalkan toko mereka dan ada yang menyewakannya kepada orang lain. Batasan penelitian ini adalah Batasan Spasial dari penelitian ini adalah Pasar Raya Padang tetapi lebih hanya fokus kepada pedagang di dua tempat yakni pedagang di Blok A dan pedagang di Belakang Terminal Lintas Andalas. Batasan temporal untuk penelitian ini tahun Tahun 1999 dijadikan sebagai batas awal penelitian karena pada tahun dipindahkannya terminal Goan Hoat dan Terminal Lintas Andalas. Tahun 2005 dijadikan batasan akhir penelitian karena pada tahun ini dibangun pusat perbelanjaan Plaza Andalas di bekas lokasi Terminal Lintas Andalas dan dibangunnya Sentral Pasar Raya (SPR) di bekas Terminal Goan Hoat. Berdasarkan pada pokok persoalan yang sudah dijelaskan di sub bab penelitian, maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan yakni: bagaimana pengaruh dipindahkannya terminal Goan Hoat dan Terminal Lintas Andalas terhadap pedagang Pasar Raya yang menempati lokasi di Blok A dan pedagang di belakang bekas Terminal Lintas Andalas? Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh dipindahkannya terminal Goan Hoat dan Terminal Lintas Andalas terhadap pedagang Pasar Raya yang menempati lokasi di Blok A dan pedagang di belakang bekas Terminal Lintas Andalas. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: a. Dapat menambah perbendaharaan dan khasanah ilmu pengetuhuan khususnya mengenai kehidupan sosial-ekonomi Pedagang di Pasar Raya Padang Tahun b. Dapat dijadikan bahan informasi sekaligus sebagai bahan masukan bagi dinas dan instansi terkait erat hubunganya dengan penelitian sejarah khususnya yang berkaitan dengan penulisan sejarah kehidupan sosial ekonomi Pedagang di Pasar Raya Padang Tahun c. Dapat kiranya dijadikan sebagai masukan sekaligus acuan bagi mahasiswa yang sedang melaksanakan penelitian sejarah khususnya mengenai sosial ekonomi Pedagang di Pasar Raya Padang Tahun

4 Studi yang relevan diantaranya tulisan Meri Erawati dengan judul Pasar Raya Padang Pasca Gempa dan dampaknya terhadap PKL. 2 Hal yang membedakan adalah penelitian tersebut lebih memfokuskan pada kondisi Pasar Raya Padang Pasca terjadinya gempa sedangkan penelitian ini mengkaji kondisi pedagang Pasar Raya sejak tahun Kemudian dalam Jurnal Kharles yang berjudul Pedagang Kaki Lima dan Pasar Kota Padang Pasca Gempa 30 September Tulisan ini juga mengkaji kondisi PKL Pasca Gempa 30 September Skripsi Dessi Susanti (2006) tentang Pedagang Ikan Pasar Sungai Tunu Kecamatan Ranah Pesisir Kabupaten Pesisir Selatan, penelitian ini yang membahas tentang pedagang yang ada di daerah tersebut yang mengalami transformasi dari pedagang keliling ke pedagang tetap. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah Tahap pertama adalah pengumpulan data atau Heuristik, data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder, yang dikelompokan menjadi sumber tulisan dan lisan. Tahap kedua yaitu Kritik Sumber atau pengelolaan data. Setelah primer dan sekunder di dapat, langkah selanjutnya adalah untuk sumber yaitu melakukan pengujian sumber yang didapat melalui kritik ekstern dan kritik intern. Tahap ketiga adalah Interpretasi, menurut kuntowijoyo, Interpretasi itu ada dua macam, yaitu analisis dan sintesis. Menurutnya, analisis berarti sementara sintesis berarti menyatukan. Hal ini berarti menguraikan dan menyatukan sumber yang sudah di kritik. 4 Tahap ke empat adalah Historiografi merupakan cara penulisan, pemaparan,atau pelaporan hasil penelitian sejarah yang telah dilakukan. Penulisan laporan penelitian di masukan sebagai bagian dari langkah-langkah metode sejarah. 2 Meri Erawati, Pasar Raya Padang Pasca Gempa dan DampaknyaTerhadap PKL.Lporan Penelitian. Padang Kharles, Pedagang Kaki Lima dan Pasar raya Padang Pasca Gempa 30 September 2009 Sulvah. Vol. 10 No.12, Juni Basri, Metodologi Penelitian Sejarah (Pendekatan, Teori Dan Praktik), (Jakarta :Restu Agung,2006),hlm GAMBARAN UMUM PASAR RAYA PADANG TAHUN 1990-AN A. Gambaran Lokasi Pasar Raya Padang 1. Sejarah Singkat Pasar Raya Padang Ditinjau dari sisi historisnya Pasar Raya Padang telah memasuki periode yang sangat panjang. Cikal bakal Pasar Raya Padang telah ada semenjak zaman Kolonial Belanda. Pada masa Kolonial Belanda, pasar yang ada di Padang adalah pasar-pasar milik pengusaha swasta terutama orang-orang Cina. Beberapa pasar yang ada antara lain Pasar Gadang, Pasar Hilir, Pasar Mudik, dan Pasar Djawa. Pasar Gadang merupakan pasar yang penting di pertengahan abad ke-19. Pasar Gadang yang artinya pasar besar, telah berkembang berangsur-angsur dan terdiri atas tiga pasar, yakni: Pasar Hilir, Pasar Mudik, Pasar Batipuh. Di akhir abad ke-18 dibuat peta sebuah pasar yang lokasinya diperkirakan di tempat yang sama. Pasar Gadang dekat dengan dermaga dan mudah sekali dicapai oleh orang Minangkabau dari daratan tinggi. Pasar Gadang dimiliki oleh perusahaan Badu Ata dan Co, yang merupakan perusahaan Minangkabau pertama yang mengambil bentuk perusahaan gaya Barat dengan pola perseroan terbatas. Pada paruh kedua abad ke-19 sebuah kongsi atau kelompok pedagang Cina membuka pasar yang kedua di wilayah pemukiman mereka, Kampung Cina. Setelah tempat itu terbakar suatu nasib yang sering menimpa pasar, mereka membuka lagi pasar yang baru, Tanah Kongsi. 5 Pada akhir abad ke-19 Lie Saay dan keluarganya adalah pemimpin pasar yang sukses. Eksploitasi Pasar Jawa dan Pasar Miskin diserahkan kepada NV Goan Hoat. Karena sifatnya mendekati monopoli, NV Goan Hoat meminta sewa tinggi kepada pedagang yang ingin berkedai dan hanya sedikit memperhatikan aspek kebersihan. Pemerintah Kota memutuskan untuk mengambil alih pasar untuk kepentingan umum, namun tentu saja tak lupa dengan keuntungan mereka. 6 1.Pasar Raya Padang hingga tahun 1990-an Sejak pengambil alihan pasar Djawa oleh pemerintah Kota Padang, Pasar Djawa terus dibenahi terutama dari segi fisik bangunan, apalagi bangunan pasar yang masih 5 Freek Colombijn, Paco-Paco (Kota) Padang. (Padang: Universitas Bung Hatta). Hal Ibid

5 banyak yang belum permanen sehingga sangat rentan terhadap kebakaran. Pemerintah Kota Padang semakin memprioritaskan pada perkembangan untuk penyediaan untuk memenuhi fasilitas pasar secara bertahap. Pada tahun 1950-an keadaan fasilitas pasar Djawa di Kota Padang umumnya masih berupa los-los yang terbuat dari kayu dan beratap seng yang dihuni oleh pedagang-pedagang kelontong, 7 namun ada juga pedagang yang menempati lokasi depan los, depan gang dan depan toko sebagai pedagang kaki lima. Dalam proses pembangunan dan perbaikan sarana pasar, Pasar Djawa berubah nama menjadi Pasar Raya. 8 Oleh karena aktivitas pergerakan masyarakat yang semakin meningkat dan mulai menyebarnya aktivitas masyarakat ke beberapa lokasi di Kota Padang, maka dibangunlah pasar-pasar distrik dan pasar pembantu. Tabel berikut ini merupakan lokasilokasi pasar distrik di Kota Padang. Tabel 1. Lokasi Pasar, Luas Pasar dan Jumlah Petak Toko di Kota Padang hingga Tahun 1978 Lokasi Pasar Lubuk Buaya Ulak Karang Alai Simpang Haru Tanah Kongsi Bandar Buat Gaung Teluk Bayur Luas Pasar (m²) Jumlah Petak Toko Jumlah Sumber: Monografi Kotamadya Padang Tahun hal. 81 dan Padang Pintu Gerbang Pantai Barat Indonesia. hal. 52 Beberapa blok dan toko yang telah dibangun diperuntukkan untuk pedagang dengan jenis dagangan tertentu. Masing-masing jenis pedagang memiliki lokasi sendiri di pasar. Lokasi bagian tengah diperuntukkan bagi pedagang tekstil dan barang-barang lain yang tahan lama. Lokasi di sebelah barat untuk tokotoko yang menjual barang mahal seperti perhiasan, perabot, dan di Blok A, untuk peralatan listrik. Perluasan pasar di bagian barat 7 Mardanas Safwan. Op. Cit.hal Freek Colombijn. Log..Cit. 10 Ibid. terminal toko-tokonya banyak yang kosong. Pasar raya timur merupakan tempat penjualan bahan makanan mentah. 9 Pasar-pasar sekunder lama sudah diperbaharui dan pasar yang sama baru di bangun seperti siteba dibangun pada tahun 1970-an. Beberapa pasar ini, seperti pasar lama Pasar Tanah Kongsi dan Pasar Simpang Haru, Pasar Siteba, Pasar Lubuk Buaya dan Pasar Bandar Buat merupakan tempat perdagangan yang sibuk. Pasar-pasar lain didukung oleh pemerintah karena pasar tersebut sesuai dengan rencana induk kota, namun sesungguhnya tidak kunjung berkembang seperti Pasar Ulak Karang, Pasar Alai, Pasar Teluk Bayur, dan Pasar Bungus. Pelanggan yang berada disekitar pasar tersebut tidak terlalu banyak, dan hampir semua angkutan umum yang berkumpul di Terminal Pasar Raya sehingga membuat orang-orang mudah pergi ke Pasar Raya. 10 B. Pedagang Pasar Raya Padang (Belakang Terminal Lintas Andalas) Pedagang tetap di Pasar Raya Padang merupakan pedagang yang memiliki tempat yang sifatnya tidak berpindah-pindah yang memiliki modal yang besar dan tenaga yang besar pula. Pasar Raya Padang terdapat beberapa macam pedagang baik pedagang yang memiliki toko atau ruko dan pedagang kaki lima atau disebut PKL yang hanya menjual barang daganganya dibahu-bahu jalan saja. Pedagang tetap atau memiliki toko ini di Pasar Raya Padang memiliki beragam jenis barang yang dijual seperti barang elektronik, pakaian dan emas. Pedagang ini memiliki modal yang besar dan resiko yang besar pula. Terjadinya perpindahan Terminal angkot di Pasar Raya Padang pedagang tetap atau toko sangat merasa tidak nyaman dengan berpindahnya terminal tersebut. Keadaan ekonomi pedagang pada tahun 1999 melambat dan bahkan ada yang gulung tikar karena tidak sanggup bersaing dengan pedagang besar lainnya, situasi yang terus memburuk dengan cepat dan semakin merosotnya pendapatan pedagang-pedagang khususnya yang berada dibelakang Terminal Lintas Andalas, dengan keadaan seperti ini sempat memunculkan ketegangan untuk menstabilkan kembali dalam sektor perdagangan dan pedagang juga sulit 9 Meri Erawati, Terminal Lintas Andalas di Kota Padang Tahun , Skripsi. Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Sastra Universitas Andalas

6 untuk mengelola dan berusaha untuk bertahan dalam melakukan berbagai upaya. Dampak lain dari pemindahan terminal ini terjadi terhadap para pedagang kaki lima yang terjadinya memanfaatkan ruang di Terminal Lintas Andalas, setelah Terminal Lintas Andalas di tutup, para pedagang tersebut beralih kejalan-jalan di sekitar pasar raya, akibatnya Pasar Raya tak nyaman dikunjungi warga, warga memilih berbelanja dipasar-pasar kaget yang bermunculan hampir disetiap simpang jalan. 11 C.Kondisi Ekonomi Pedagang Pedagang Pasar Raya Padang semenjak tahun 1999 hingga tahun 2005 mengalami perubahan terhadap perekonomian masyarakat, tahun 1959 pemerintah kota padang mulai berbenah dan membangun fasilitas-fasilitas penting yang dapat membantu perkembangan kota. 12 Perkembangan Kota Padang memunculkan minat masyarakat dari luar daerah Kota Padang untuk berurbanisasi ke Kota Padang yang terus meningkat dari tahun ketahun, sehingga berdampak terhadap laju pertumbuhan penduduk. Urbanisasi ini mengakibatkan keadaan kota semakin sempit sehingga tidak sebanding lagi dengan luas Kota Padang. Terminal Lintas Andalas mulai dioperasikan pada tahun Selama aktifnya Terminal Lintas Andalas, eksistensi terminal tersebut telah banyak memberikan kontribusi bagi masyarakat, tidak hanya dalam bidang transportasi tetapi terutama dalam aspek ekonomi, karena terminal menjadi sumber perekonomian bagi masyarakat seperti sopir angkot, pedagang toko, pedagang kaki lima dan buruh. Pendapatan pedagang-pedagang khususnya yang berada di Blok A sangatlah melonjak tinggi karena begitu banyaknya para pembeli yang datang ke Pasar Raya Padang. Terminal Lintas Andalas juga sebagai simpul roda perekonomian di sektor informal di Kota Padang seperti memberikan peluang usaha bagi orang-orang yang beraktifitas di sekitar terminal. Kebaradaan Terminal Lintas Andalas dimanfaatkan oleh masyarakat yang bermukim disekitar terminal seperti Kampung Jawa 11 Realitas Padang Semakin Terang Dalam Harian Haluan Edisi 26 september Padang Kota Tercinta Pintu Gerbang Pantai Barat Indonesia, Hal Meri Erawati, Terminal Lintas Andalas di Kota Padang Tahun Skripsi, Padang: Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Sastra Universitas Andalas, 2009 Dalam, Koto Marapak dan Olo Ladang sebagai lokasi lapangan kerja baru. Adapun jenis pekerjaan yang bergerak disektor informal tersebut masuk kedalam kategori industri kecil seperti pedagang kaki lima, pedagang toko, buruh angkot, pengamen dan agen. Dikatakan keberadaan Terminal Lintas Andalas dapat menunjang perekonomian masyarakat karena mereka mendapat wadah atau lahan baru untuk menambah pendapatan mereka sehari-hari seperti berdagang maupun menjual jasa dikawasan terminal. 14 PINDAHNYA TERMINAL LINTAS ANDALAS DAN PENGARUHNYA TERHADAP EKONOMI PEDAGANG A. Awal Mula Pindahnya Terminal Lintas Andalas. Pembangunan Terminal Lintas Andalas dilakukan sehubungan dengan makin meningkatnya jumlah kendaraan penumpang di Kota Padang, sehingga tidak tertampung lagi di Terminal Goan Hoat. Terminal Lintas Andalas dioperasikanlah tahun 1972 di bawah pengawasan Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya, dulunya tempat ini merupakan kawasan kuburan orang-orang Belanda, Terminal Lintas Andalas menjadi lahan perekonoman baru bagi masyarakat yang bergerak di sektor informal seperti kelompok pedagang, buruh angkat dan agen. Situasi terminal yang sangat padat memicu munculnya permasalahan sosial di terminal seperti premanisme, kriminalitas dan pengamen jalanan. Awal mula dengan berpindahnya terminal Lintas Andalas dan terminal Goan Hoat yang menjadi terminal angkot, antar kota dan antar provinsi dijadikan (SPR) Sentral Pasar Raya Padang babak kisruh Pasar Raya Padangpun dimulai, disamping itu masalah sosial juga semakin bertambah dikalangan masyarakat. Dilihat dari sejarahnya terminal Goan Hoat, dan Pasar Raya Padang keduanya tak terpisahkan saling mendukung dan saling kerja sama, di mana pedagang yang berada di Pasar Raya Padang bisa menikmati berkah dari keberadaan terminal angkot maupun sebaliknya para sopir juga memanfaatkan ramainya pengunjung pasar sebagai sarana transportasi. Para pengunjung pasar raya banyak yang datang dari luar daerah baik dari daerah manapun, mereka datang berkunjung kepasar untuk membeli barang-barang yang dibutuhkan, keadaan ramainya pasar ini para pedagangpedagang toko khususnya yang berada di Blok A mendapatkan keuntungan sangat tinggi dari 14 Ibid. Hal 55

7 jual beli barang mereka, namun dengan berpindahnya terminal angkot kondisi pasar juga mengalami kemerosotan, dampaknya terhadap pedagang sangat berpengaruh terhadap jual beli barang mereka. Dari mendapatkan keuntungan yang cukup tinggi sampai jual beli barang ditoko-toko menjadi menurun. 15 B. Kondisi Ekonomi Pedagang Blok A dan Belakang Bekas Terminal 1. Berkurangnya Pembeli Dari Luar Daerah Semenjak terjadinya krisis moneter tahun 1997 hingga pindahnya terminal Andalas tahun 1998 harga barang melonjak naik, orang yang berdagang di pasar malah berkurang dari hari ke hari. Distribusi tiap bulannya juga harus dibayar, untuk mengantisipasinya harga barang juga dicocokkan dengan harga yang bisa terjangkau oleh pembeli. Sekarang Terminal Goan Hoat juga dijadikan mal, ini berarti pasar tak lagi memiliki terminal dan angkutan kota tak lagi bisa berhenti di Pasar Raya. Akibatnya, para pembeli akan merasa kesulitan transportasi menuju Pasar Raya yang akhirnya akan mengurangi orang ke pasar. Jelas ini menjadi pukulan kedua bagi kami, apa jadinya pasar tanpa terminal. Sejak dipindahkannya Terminal Lintas Andalas berdampak serius terhadap sektor informal Kota Padang seperti para pedagang dikota padang, karena sulitnya transportasi dalam Kota Padang sehingga pedagang luar daerah mengalihkan aktifitasnya ke Bukittinggi. 16 Para pedagang yang berada di Kota Padang mengalami kerugian yang sangat besar. Seperti pendapat dari salah seorang pedagang yang berasal dari luar daerah yang bernama Eko kepada penulis, setelah pemindahan Terminal Lintas Andalas ke Terminal Regional Bingkuang (TRB) dia tidak lagi membeli barang di Kota Padang. Dia beralasan bahwa jauhnya lokasi Terminal Regional Bingkuang menjadi penyebabnya, hal tersebut mengakibatkan bertambahnya operasional untuk menuju terminal Wawancara dengan Wandi, (50 tahun). Pedagang Elektronik Menengah di Pasar Raya Padang. Tgl 14 agustus Pedagang Pasar Raya Padang Protes Pendirian Mal Dalam Harian Tempo Edisi Jum at 4 Februari Wawancara dengan Eko (42 tahun). Pedagang Toko baju di Pasar Raya Padang. Tanggal 4 oktober 2015 Sejak Terminal Lintas Andalas berpindah funsi ke Aie Pacah, bagi masyarakat yang berdagang di pasar khususnya di Blok A berdampak negatife bagi pedagang-pedagang toko sebab tidak adanya terminal penghasilan yang didapat melonjak turun, kondisi pasar saat itu juga sangat sepi pengunjung, selain itu pemindahan terminal juga sangat berpengaruh besar terhadap masyarakat itu sendiri seperti agen, buruh, dan pengamen, sebagian besar dari mereka akan kehilangan pekerjaan mereka dan sebagian mereka ketidak sanggupan untuk pindah keterminal yang baru lantaran sewa toko yang sangat mahal di Terminal Regional Bingkuang. 2. Berkurangnya Pendapatan Pedagang Semenjak pindahnya Terminal Lintas Andalas ke Terminal Regional Bingkuang sangat berdampak serius bagi semua pedagang yang berada diareal terminal bahkan seluruh pedagang blok A. dengan pindahnya terminal tersebut seluruh pendapatan pedaganag berkurang. Pedagang Pasar Raya Padang ratarata mengeluh karena pengunjung yang biasanya ramai sebelum pindahnya terminal sekarang sepi pengunjung. Pada tahun 2003, Terminal Lintas Andalas yang menjadi terminal bus antar kota dipindahkan ke lokasi baru sekitar 12 Km dari Pasar Raya Padang bernama Terminal Regional Bingkuang (TRB). Saat itu Pemerintah Kota Padang beralasan untuk pemekaran kota dan akan menjadikan Terminal Lintas Andalas sebagai terminal angkutan kota (bus kota dan mikrolet). Adapun pendapat pedagang pasar menurut seorang pedagang Toko Jam Dinding, bernama Yus tanggal 14 agustus 2015 mengungkapkan: ambo mulai badagang dipasa ko sajak tahun 1994, sabalun terminal lintas ko pindah ambo alah badagang juo disiko. Waktu terminal ko ado panghasilan nan didapek Alhamdulillah perbulannyo mencapai tigo puluah juta (30jt) kalau perharinyo labiah kurang sajuta (1jt), sabek penghasilan nan didapek ko sangaik bapangaruah bana adonyo terminal ko. Samanjak ado terminal urang nan mambalipun banyak, urang nan bakunjuang kapasapun banyak, jalan-jalan ko panuah dek urang sajo. Urang nan datang dari lua daerahpun banyak pai balanjo ka pasa raya ko, iyo bapangaruah bana jua bali barang dek adonyo terminal ko. Tapi samanjak indak adonyo terminal urang nan pai bakunjuang kapasa alah bakurang, urang nan pai balanjopun alah langang indak sarami katiko ado terminal dulu lai do, iyo

8 memang alah jauah bana marosotnyo. Panghasilanpun baitu pulo nan didapek tiok bulannyo hanyo labiah kurang sambilan juta (9jt), panghasilan tiok hari sabanyak limo ratuih ribu (500rb) itupun alah payah-payah pulo untuak kabutuhan sahari-hari, iyo indak sarancak ado terminal dulu do. Dulu yo sanang ambo manggaleh dek raminyo urang pambali batambah samangaik pulo ambo manggaleh dipasa ko. 18 PENUTUP A.Kesimpulan Pasar merupakan sebuah tempat yang berfungsi sebagai transaksi antara penjual dan pembeli. Mengkaji perkembangan pasar tidak hanya mengkaji perkembangan pasar secara fisik tetapi aktifitas yang terjadi di dalamnya yakni: 1. Awal pindahnya Terminal Lintas Andalas di Kota Padang ke Terminal Regional Bingkuang pada tahun 1998 sangat berpengaruh terhadap ekonomi pedagang Pasar Raya Padang. Dampak yang dirasakan oleh seluruh pedagang pasar raya padang yaitu sepi pengunjung yang dapat mengurangi jumlah pendapatan jual beli pedagang. 2. Kondisi ekonomi pedagang dari tahun mengalami berbagai perubahan dari awal pindahnya Terminal Lintas Andalas pendapatan seluruh pedagang mengalami penurunan. Pedagang sulit untuk mengelola dan berusaha untuk bertahan dalam melakukan berbagai upaya, selain itu pedagangpedagang dari luar daerah yang membeli barang dalam jumlah yang besar, menjadi enggan untuk datang ke Pasar Raya karena transportasi dari Pasar Raya ke terminal sangat jauh sehingga membutuhkan tambahan biaya yang cukup besar. B. Saran penulis dalam membuat skripsi ini adalah sesuai dengan tuntutan dan perkembangan Pasar Raya Padang yang selalu meningkat setiap tahun maka pihak pengelola pasar raya diharapkan untuk terus ditingkatkan dan dibenahi baik sarana dan prasarana maupun pengelolaan pasar tersebut. Dari keterangan informan yang penulis dapatkan, bahwa kawasan untuk pedagang kaki lima di Pasar Raya Padang belum tersedia, sehingga pedagang kaki lima (PKL) atau yang sering disebut dengan bunga trotoar yang tumbuh 18 Wawancara dengan Yus, (61 tahun). Pedagang Jam Dinding di Pasar Raya Padang. Tgl 14 agustus 2015 dan bersemi ditempat-tempat yang biasanya ramai dilalui orang banyak menyebabkan pemandangan yang kurang menyenangkan dan membuat kondisi Pasar Raya Padang menjadi tidak nyaman dan sesak, karena mereka (PKL) yang sudah berjualan sampai ketengah-tengah badan jalan sehingga menghalangi jalan pengunjung. Maka dari itu dengan pengelolaan Pasar Raya Padang agar dengan segera menyediakan tempat khusus untuk pedagang kaki lima tersebut. DAFTAR KEPUSTAKAAN A. Arsip Arsip Dinas Pasar Kota Padang Tahun 2007 Tentang Rekapitulasi Data Petak Toko, Kios, Meja Batu dan PKL masingmasing Pasar. Arsip Badan Pusat Statistik Kota Padang B. Buku Basri, Metodologi Penelitian Sejarah (Pendekatan, Teori Dan Praktik), (Jakarta :Restu Agung,2006). Freek Colombijn, Paco-Paco (Kota) Padang. (Padang: Unifersitas Bung Hatta). Gilang Permadi, Pedagang Kaki Lima Riwayatmu Dulu, Nasibmu Kini (Jakarta : Yudhistira, 2007). H.M.N Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia, Jilid 1Pengertian Dasar Hukum Dagang. (Jakarta : Djambatan, 19999). Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, (Jakarta : Universitas (UI-PRESS),1986). Mestika Zed, Metodologi Sejarah, (Padang : Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Social Universitas Negeri Padang, 1991). -Mestika Zed,M.A. Emizal Amri, M.Pd. Sejarah Sosial dan Ekonomi Jilid 1. Laboratorium Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS IKIP PADANG, Mardanas Syafwan, dkk. Sejarah Kota Padang. Jakarta: Depdikbud. Dirjen Sejarah Dan Nilai Tradisional Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional Hal Nazar Sidin. Informasi Bisnis dan Infestasi Sumatera Barat. Jakarta: Sarana Karya Indah, Hal. 103 Pemda Tingkat 1 Sumatera Barat. Rencana Pembangunan Lima Tahun Kelima 1989/ /1994: Pemda Jilid V. hal 223. Padang Kota Trcinta Pintu Gerbang Panta Barat Indonesia, Hal 30

9 WJS. Poerdarwinta, Kamus Besar Bahasa Indonesia (1976). Yusniar Ilyas. Pengaruh Resesi Ekonomi Terhada Perkembangan Perekonomian Sumatera Barat.Padang: Pusat Penelitian Unifersitas Andalas, 1985, hal C. Karya Ilmiah/Skripsi Kharles Pedagang Kaki Lima dan Pasar Kota Padang Pasca Gempa 30 September Meri Erawati, Pasar Raya Padang Pasca Gempa dan Dampaknya Terhadap PKL. Laporan Penelitian. Padang Meri Erawati, Terminal Lintas Aandalas di Kota Padang Tahun , Skripsi. Padang: Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Sastra Unifersitas Andalas,2009.

10

DAFTAR PUSTAKA. BAPPEDA Kota Padang, tentang Penyusunan Masterplan Pasar raya dan Pasar Tradisonal Kota Padang, 2012.

DAFTAR PUSTAKA. BAPPEDA Kota Padang, tentang Penyusunan Masterplan Pasar raya dan Pasar Tradisonal Kota Padang, 2012. 79 DAFTAR PUSTAKA A. Arsip dan Dokumen BAPPEDA Kota Padang, tentang Penyusunan Masterplan Pasar raya dan Pasar Tradisonal Kota Padang, 2012. Data UPTD Pasar Bandar Buat. Padang : UPTD, 2014. Dinas Pasar

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Jakarta dahulu dikenal dengan nama Batavia yang merupakan salah satu kota kolonial di Indonesia, selanjutnya berkembang menjadi kota Metropolitan seperti saat ini.

Lebih terperinci

DINAMIKA KEBERADAAN TERMINAL BAREH SOLOK ( ) Oleh: Risa Amelia

DINAMIKA KEBERADAAN TERMINAL BAREH SOLOK ( ) Oleh: Risa Amelia DINAMIKA KEBERADAAN TERMINAL BAREH SOLOK (1994-2004) Oleh: Risa Amelia 06 181 010 JURUSAN ILMU SEJARAH FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2011 ABSTRAK Skripsi ini berjudul Dinamika Keberadaan Terminal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi kota adalah perdagangan. Sektor ini memiliki peran penting dalam mendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini karena aktivitas ekonomi semacam ini menjadi tempat di mana masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. ini karena aktivitas ekonomi semacam ini menjadi tempat di mana masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perdagangan oleh Pedagang kaki lima merupakan aktivitas ekonomi sektor informal yang mempunyai posisi strategis dalam pengembangan ekonomi daerah. Hal ini karena aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila. Salah satu cara mencapai keadaan tersebut diprioritaskan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila. Salah satu cara mencapai keadaan tersebut diprioritaskan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Pembangunan Nasional mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Salah satu cara mencapai keadaan tersebut diprioritaskan pada sektor ekonomi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan primer masyarakat seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan primer masyarakat seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan primer masyarakat seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi untuk kelangsungan hidup masyarakat.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian diperoleh dari survei primer dan sekunder terhadap ketersediaan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian diperoleh dari survei primer dan sekunder terhadap ketersediaan 66 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Hasil penelitian diperoleh dari survei primer dan sekunder terhadap ketersediaan dan kebutuhan prasarana dan sarana transportasi perkotaan di empat kelurahan di wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Klewer Solo merupakan sebuah pasar tradisional di kota Solo dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Klewer Solo merupakan sebuah pasar tradisional di kota Solo dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar Klewer Solo merupakan sebuah pasar tradisional di kota Solo dengan aktivitas yang sangat padat. Pasar ini merupakan pusat batik dan tekstil yang menjadi tempat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Sosiologi Masyarakat Pesisir. (Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia), hal. 1 2 Ibid, hal Arif Satria

PENDAHULUAN. Sosiologi Masyarakat Pesisir. (Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia), hal. 1 2 Ibid, hal Arif Satria PENDAHULUAN Bangsa Indonesia merupakan negara kepulauan, yang lautnya mencapai 70 persen dari total wilayah. Kondisi laut yang demikian luas dan sumber daya alam yang begitu besar pada kenyataannya belum

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. aksesibilitas dan mobilitas di daerah tersebut yang sebaliknya akan dapat

I. PENDAHULUAN. aksesibilitas dan mobilitas di daerah tersebut yang sebaliknya akan dapat 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingkat perkembangan suatu kota dapat diukur oleh semakin banyaknya sarana dan prasarana penunjang perkembangan kota, (Tamin, 2000). Salah satu laju perkembangan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Letak Kota Payakumbuh yang strategis menjadikannya sebagai salah satu kota yang memainkan peran penting di Propinsi Sumatera Barat. Kota Payakumbuh merupakan gerbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tahun 1945 yang menyatakan bahwa: Bumi, air, dan kekayaan. dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tahun 1945 yang menyatakan bahwa: Bumi, air, dan kekayaan. dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Pasal 33 ayat 3 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang menyatakan bahwa: Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang banyak dan tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi. Tercatat pada tahun 2005, jumlah

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN JALAN PADANG BY PASS DAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI BAGI MASYARAKAT SEKITAR ( ) Oleh : NURMANSYAH

PEMBANGUNAN JALAN PADANG BY PASS DAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI BAGI MASYARAKAT SEKITAR ( ) Oleh : NURMANSYAH PEMBANGUNAN JALAN PADANG BY PASS DAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI BAGI MASYARAKAT SEKITAR (1991-2003) Oleh : NURMANSYAH 04 1 8 1 0 2 2 JURUSAN ILMU SEJARAH FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2011 A B

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tempat hidup setiap warga kota. Oleh karena itu, kelangsungan dan kelestarian kota

I. PENDAHULUAN. tempat hidup setiap warga kota. Oleh karena itu, kelangsungan dan kelestarian kota I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan kota sebagai pusat pemerintahan, perdagangan, pendidikan dan kesehatan berpengaruh terhadap kebutuhan transportasi yang semakin meningkat. Dari fakta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM Pembangunan di segala bidang yang dilaksanakan pemerintah Republik Indonesia merupakan usaha untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan terutama di bidang ekonomi. Pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. angkutan. Terminal mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. angkutan. Terminal mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan peningkatan ekonomi, sosial dan pendidikan biasanya terjadi begitu pesat di kota-kota besar. Sejalan dengan pertumbuhan dan peningkatan yang terjadi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengangkut atau mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain. 1 Ditinjau

BAB I PENDAHULUAN. mengangkut atau mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain. 1 Ditinjau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transportasi merupakan unsur yang penting dan berfungsi sebagai urat nadi kehidupan masyarakat yang tidak memiliki kendaraan pribadi pada saat sekarang ini. Secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plaza,

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plaza, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar merupakan pusat kegiatan jual beli antara pedagang dan pembeli. Dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 112 tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan sebuah kota, merupakan topik yang selalu menarik untuk dikaji, karena memiliki berbagai permasalahan kompleks yang menjadi ciri khas dan membedakan antara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kebijakan di kawasan tertentu. Kawasan tersebut adalah wilayah yang berada

I. PENDAHULUAN. kebijakan di kawasan tertentu. Kawasan tersebut adalah wilayah yang berada I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah adalah organisasi yang memiliki kewenangan untuk membuat kebijakan di kawasan tertentu. Kawasan tersebut adalah wilayah yang berada dibawah kekuasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari lima Kota Besar di Indonesia adalah Kota Medan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari lima Kota Besar di Indonesia adalah Kota Medan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu dari lima Kota Besar di Indonesia adalah Kota Medan dengan luas wilayah 265 km 2 dan jumlah penduduk 2.602.612 pada tahun 2013. Pertumbuhan Kota Medan yang

Lebih terperinci

Perda No. 13 / 2003 Tentang Perub. Pertama Perda 18/2001 ttg Retribusi dan Penyeleng. Terminal Busi / Non Bus.

Perda No. 13 / 2003 Tentang Perub. Pertama Perda 18/2001 ttg Retribusi dan Penyeleng. Terminal Busi / Non Bus. PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 18 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI DAN PENYELENGGARAAN TERMINAL BUS / NON BUS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan penduduk yang pesat sebagai akibat dari faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan penduduk yang pesat sebagai akibat dari faktor-faktor BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kota-kota besar di negara-negara berkembang umumnya mengalami laju pertumbuhan penduduk yang pesat sebagai akibat dari faktor-faktor alami yaitu kelahiran

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Abstrak... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar...

DAFTAR ISI. Abstrak... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... DAFTAR ISI Abstrak... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... i ii iii vi vii BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Permasalahan... 5 1.3 Tujuan dan Sasaran...

Lebih terperinci

BAB VI DATA DAN ANALISIS

BAB VI DATA DAN ANALISIS BAB VI DATA DAN ANALISIS 4.1 Analisa Kawasan Pemilihan tapak dikawasan Cicadas tidak lepas dari fakta bahwa Kawasan Cicadas termasuk kedalam salah satu kawasan terpadat didunia dimana jumlah penduduk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melihat hubungan masyarakat dengan aktivitas ekonomi. 1. pembeli bertemu untuk menawarkan hasil perdagangan di pasar.

BAB I PENDAHULUAN. melihat hubungan masyarakat dengan aktivitas ekonomi. 1. pembeli bertemu untuk menawarkan hasil perdagangan di pasar. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar sebagai salah satu kegiatan ekonomi merupakan sarana untuk melihat hubungan masyarakat dengan aktivitas ekonomi. 1 Para pedagang dan pembeli bertemu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara, yang ibukotanya Gunungsitoli. Bersama pulau-pulau lain yang

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara, yang ibukotanya Gunungsitoli. Bersama pulau-pulau lain yang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Kabupaten Nias merupakian salah satu dari 17 kabupaten di Propinsi Sumatera Utara, yang ibukotanya Gunungsitoli. Bersama pulau-pulau lain yang mengelilinginya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan semakin modernnya teknologi yang berkembang di sektor

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan semakin modernnya teknologi yang berkembang di sektor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjalanan pembangunan di Indonesia membawa banyak kemajuan disegala sektor kehidupan, baik itu bidang sosial, ekonomi, pendidikan, pertanian, teknologi dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Permasalahan di sektor transportasi merupakan permasalahan yang banyak terjadi

I. PENDAHULUAN. Permasalahan di sektor transportasi merupakan permasalahan yang banyak terjadi I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan di sektor transportasi merupakan permasalahan yang banyak terjadi di berbagai kota. Permasalahan transportasi yang sering terjadi di kota-kota besar adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat, di samping berbagai indikator sosial ekonomi lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat, di samping berbagai indikator sosial ekonomi lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat pendapatan masih menjadi indikator utama tingkat kesejahteraan masyarakat, di samping berbagai indikator sosial ekonomi lainnya. Perkembangan tingkat pendapatan

Lebih terperinci

Citra Lokal Pasar Rakyat pada Pasar Simpang Aur Bukittinggi

Citra Lokal Pasar Rakyat pada Pasar Simpang Aur Bukittinggi TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Citra Lokal Pasar Rakyat pada Pasar Simpang Aur Bukittinggi Gina Asharina, Agus S. Ekomadyo Program Studi Sarjana Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan DKI Jakarta yang menjadi pusat perekonomian negara.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan DKI Jakarta yang menjadi pusat perekonomian negara. 45 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kota Bandar Lampung merupakan sebuah kota yang menjadi ibukota provinsi Lampung, Indonesia. Kota Bandar Lampung pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini layak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan wilayah dan interaksi Kota Desa secara berimbang dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan wilayah dan interaksi Kota Desa secara berimbang dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota telah ditetapkan sebagai pusat pembangunan wilayah dengan segala konsekuensinya, maka tidak ada alasan apabila perencanaan dan pembangunan Kota berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM Pembangunan di segala bidang yang dilaksanakan pemerintah Republik Indonesia merupakan usaha untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan terutama di bidang ekonomi. Dengan

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan I-1

BAB I Pendahuluan I-1 I-1 BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi dan perkembangan transportasi mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling ketergantungan. Perbaikan dalam transportasi pada umumnya akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang terus membenahi dirinya melalui pembangunan di segala bidang agar dapat menjadi negara yang makmur setara dengan negara-negara maju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang yang merupakan Ibukota Jawa Tengah adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang yang merupakan Ibukota Jawa Tengah adalah salah satu BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Kota Semarang yang merupakan Ibukota Jawa Tengah adalah salah satu kota besar di Indonesia yang sedang berkembang. Secara geografis kota ini terletak di sebelah utara

Lebih terperinci

TERMINAL TERPADU AMPLAS BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TERMINAL TERPADU AMPLAS BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terminal sebagai simpul transportasi membantu peningkatan pelayanan operasi transportasi jalan raya. Dengan adanya terminal sebagai tempat keberangkatan, pemberhentian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. membantu kemajuan perekonomian bagi masyarakat disekitarnya.

BAB V KESIMPULAN. membantu kemajuan perekonomian bagi masyarakat disekitarnya. 77 BAB V KESIMPULAN Stasiun kereta api Padangpanjang menjadi salah satu bagian asset pemerintah yang bernilai dalam sejarah transportasi perkeretaapian Indonesia. Kontribusinya dalam memberikan pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya mewujudkan pembangunan pemerintah kota pekanbaru

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya mewujudkan pembangunan pemerintah kota pekanbaru BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya mewujudkan pembangunan pemerintah kota pekanbaru Tahun 2012-2017 kota pekanbaru telah ditetapkan sebagai pusat pembangunan wilayah dengan segala konsekuensinya,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK AKTIVITAS PEDAGANG KAKI LIMA DI PASAR YAIK SEMARANG (Studi Kasus : Persepsi Pengunjung Dan Pedagang) TUGAS AKHIR

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK AKTIVITAS PEDAGANG KAKI LIMA DI PASAR YAIK SEMARANG (Studi Kasus : Persepsi Pengunjung Dan Pedagang) TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK AKTIVITAS PEDAGANG KAKI LIMA DI PASAR YAIK SEMARANG (Studi Kasus : Persepsi Pengunjung Dan Pedagang) TUGAS AKHIR O l e h : R.B. HELLYANTO L 2D 399 247 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TERMINAL BANDAR RAYA PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU. A. Sejarah dan Perkambangan Terminal Bandar Raya Payung Sekaki

BAB II GAMBARAN UMUM TERMINAL BANDAR RAYA PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU. A. Sejarah dan Perkambangan Terminal Bandar Raya Payung Sekaki 17 BAB II GAMBARAN UMUM TERMINAL BANDAR RAYA PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU A. Sejarah dan Perkambangan Terminal Bandar Raya Payung Sekaki Kota Pekanbaru adalah ibu kota dan kota terbesar di provinsi Riau,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah tempat terjadinya transaksi jual beli yang dilakukan oleh penjual dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah tempat terjadinya transaksi jual beli yang dilakukan oleh penjual dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar merupakan suatu tempat dimana penjual dan pembeli dapat bertemu untuk melakukan transaksi jual beli barang. Penjual menawarkan barang dagangannya dengan harapan

Lebih terperinci

BAB I TINJAUAN PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN

BAB I TINJAUAN PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Umum Kota Semarang disamping sebagai ibu kota provinsi Jawa Tengah, telah berkembang menjadi kota metropolitan. Dengan pertumbuhan penduduk rata-rata di Semarang pada tahun

Lebih terperinci

BAB III KONSEP UMUM TENTANG JALAN. diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di bawah

BAB III KONSEP UMUM TENTANG JALAN. diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di bawah 36 BAB III KONSEP UMUM TENTANG JALAN A. Pengertian dan Jenis-Jenis Jalan 1. Pengertian Jalan Menurut Peraturan Pemerintah No. 34 tahun 2006 tentang Jalan bahwa jalan adalah prasarana transportasi darat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan pendidikan. menunjang kelancaran pergerakan manusia, pemerintah berkewajiban

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan pendidikan. menunjang kelancaran pergerakan manusia, pemerintah berkewajiban BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan pendidikan menyebabkan meningkatnya tuntutan manusia terhadap sarana transportasi. Untuk menunjang kelancaran pergerakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan tidak lain merupakan suatu proses perubahan yang berlangsung secara sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

dilengkapi dengan bangunan-bangunan untuk pelayanan muatan dan penumpang kapal samudera dan antar pulau. Sebagai akibatnya pelabuhan ini mempunyai

dilengkapi dengan bangunan-bangunan untuk pelayanan muatan dan penumpang kapal samudera dan antar pulau. Sebagai akibatnya pelabuhan ini mempunyai m-m BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan 1.1.1.Terminal Penumpang Kapal Laut Kegiatan peiayaran sangat diperlukan untuk menghubungkan antar pulau dan peiayaran niaga. Maka, pelabuhan sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang pendahuluan yang merupakan bagian

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang pendahuluan yang merupakan bagian 1 BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas tentang pendahuluan yang merupakan bagian awal dari penelitian. Pendahuluan adalah awal suatu cara untuk mengetahui suatu masalah dengan cara mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Transportasi pada zaman sekarang ini bukanlah sesuatu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Transportasi pada zaman sekarang ini bukanlah sesuatu hal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi pada zaman sekarang ini bukanlah sesuatu hal yang baru, karena hampir setiap hari kita menggunakannya. Transportasi merupakan alat/teknik/cara untuk melawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. unsur sosial budaya yaitu: bahasa, sistem ilmu pengetahuan, sistem organisasi sosial, sistem

BAB I PENDAHULUAN. unsur sosial budaya yaitu: bahasa, sistem ilmu pengetahuan, sistem organisasi sosial, sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejarah adalah peristiwa yang ada hubungannya dengan kegiatan manusia sehingga terjadi berbagai dimensi perubahan baik politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat kemajuan pembangunan suatu daerah salah satunya sangat

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat kemajuan pembangunan suatu daerah salah satunya sangat BAB I PENDAHULUAN 1.I. Latar Belakang Masatah. Tingkat kemajuan pembangunan suatu daerah salah satunya sangat dipengaruhi oleh adanya sarana dan prasarana perhubungan. Pengembangan pada sektor perhubungan

Lebih terperinci

Keywords: Padang Market, Development, Rehabilitation, Government

Keywords: Padang Market, Development, Rehabilitation, Government 1 PERKEMBANGAN PASAR RAYA PADANG TAHUN 1955-1990 Cindy Yulia 1, Refni Yulia 2, Kharles 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen program Studi Pendidikan Sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam wilayah suatu negara akan ada kota yang sangat besar, ada kota

BAB I PENDAHULUAN. Dalam wilayah suatu negara akan ada kota yang sangat besar, ada kota BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam wilayah suatu negara akan ada kota yang sangat besar, ada kota yang cukup besar, ada kota sedang dan ada kota kecil. Kota Medan merupakan salah satu kota di Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari suatu keadaan ke keadaan yang lain dalam waktu yang berbeda. Soroton

BAB 1 PENDAHULUAN. dari suatu keadaan ke keadaan yang lain dalam waktu yang berbeda. Soroton BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ruang perkotaan merupakan suatu proses perubahan perkotaan dari suatu keadaan ke keadaan yang lain dalam waktu yang berbeda. Soroton perubahan keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu wilayah. Menurut bentuk fisik, pusat perdagangan dibagi menjadi dua yaitu

BAB I PENDAHULUAN. suatu wilayah. Menurut bentuk fisik, pusat perdagangan dibagi menjadi dua yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian Indonesia pada saat ini bisa diukur oleh maraknya pembangunan pusat perdagangan. Keberadaan pusat perdagangan merupakan salah satu indikator

Lebih terperinci

POLA PERSEBARAN KUALITAS UDARA AMBIENT KAWASAN PERMUKIMAN DI SEKITAR INDUSTRI CILEGON SEBAGAI ACUAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA CILEGON TUGAS AKHIR

POLA PERSEBARAN KUALITAS UDARA AMBIENT KAWASAN PERMUKIMAN DI SEKITAR INDUSTRI CILEGON SEBAGAI ACUAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA CILEGON TUGAS AKHIR POLA PERSEBARAN KUALITAS UDARA AMBIENT KAWASAN PERMUKIMAN DI SEKITAR INDUSTRI CILEGON SEBAGAI ACUAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA CILEGON TUGAS AKHIR Oleh : WAHYU WARDANI L2D 098 471 JURUSAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

TERMINAL TOPIK KHUSUS TRANSPORTASI

TERMINAL TOPIK KHUSUS TRANSPORTASI TERMINAL Terminal merupakan titik dimana penumpang dan barang masuk atau keluar dari sistem jaringan transportasi. Ditinjau dari sistem jaringan transportasi secara keseluruhan, terminal merupakan simpul

Lebih terperinci

BAB II FIRST LINE. ditinggalkan dan diabaikan oleh masyarakatnya sendiri. pada tahun yang berisi pengembangan Transit Oriented Development

BAB II FIRST LINE. ditinggalkan dan diabaikan oleh masyarakatnya sendiri. pada tahun yang berisi pengembangan Transit Oriented Development BAB II FIRST LINE Sesuai dengan proses perancangan, pengetahuan dan pengalaman ruang sangat dibutuhkan untuk melengkapi dan mendapatkan data-data yang berkaitan dengan kasus yang ditangani. Karena itu

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA SALINAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 17 TAHUN 2003 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Oleh: RICO CANDRA L2D

TUGAS AKHIR. Oleh: RICO CANDRA L2D STUDI KONTRIBUSI PLAZA CITRA MATAHARI DAN TERMINAL BUS MAYANG TERURAI TERHADAP KEMACETAN LALU LINTAS DI PENGGAL RUAS JALAN TUANKU TAMBUSAI KOTA PEKANBARU TUGAS AKHIR Oleh: RICO CANDRA L2D 301 330 JURUSAN

Lebih terperinci

ANALISIS KESELAMATAN DAN KENYAMANAN PEMANFAATAN TROTOAR BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PEJALAN KAKI DI PENGGAL JALAN M.T. HARYONO KOTA SEMARANG

ANALISIS KESELAMATAN DAN KENYAMANAN PEMANFAATAN TROTOAR BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PEJALAN KAKI DI PENGGAL JALAN M.T. HARYONO KOTA SEMARANG ANALISIS KESELAMATAN DAN KENYAMANAN PEMANFAATAN TROTOAR BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PEJALAN KAKI DI PENGGAL JALAN M.T. HARYONO KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh : Arif Rahman Hakim L2D 303 283 JURUSAN

Lebih terperinci

PENENTUAN PRIORITAS PENYEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PASAR BATIK SETONO SEBAGAI OBJEK WISATA BELANJA DI KOTA PEKALONGAN TUGAS AKHIR

PENENTUAN PRIORITAS PENYEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PASAR BATIK SETONO SEBAGAI OBJEK WISATA BELANJA DI KOTA PEKALONGAN TUGAS AKHIR PENENTUAN PRIORITAS PENYEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PASAR BATIK SETONO SEBAGAI OBJEK WISATA BELANJA DI KOTA PEKALONGAN TUGAS AKHIR Oleh: Yunandini Galih Prastyani L2D303307 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH

Lebih terperinci

ABSTRAK Perkembangan Pasar Inpres Painan: Studi Kasus Setelah Kebakaran Tahun

ABSTRAK Perkembangan Pasar Inpres Painan: Studi Kasus Setelah Kebakaran Tahun iv ABSTRAK Skripsi ini berjudul Perkembangan Pasar Inpres Painan: Studi Kasus Setelah Kebakaran Tahun 2007-2013. Penulisan dari skripsi ini menjelaskan tentang perkembangan yang terjadi di Pasar Inpres

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi (2005) Evaluasi adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi (2005) Evaluasi adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Evaluasi penilaian. Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi (2005) Evaluasi adalah 2.2 Angkutan Undang undang Nomer 22 Tahun 2009 pasal 1 ayat 1 tentang Lalu Lintas dan Angkutan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Terminal Terminal dapat dianggap sebagai alat pemroses, dimana suatu urutan kegiatan tertentu harus dilakukan untuk memungkinkan suatu lalu lintas (kendaraan, barang,

Lebih terperinci

EVALUASI PELETAKAN TERMINAL BANYUMANIK DAN TERMINAL PENGGARON DALAM MENDUKUNG SISTEM AKTIVITAS SEKITAR TUGAS AKHIR

EVALUASI PELETAKAN TERMINAL BANYUMANIK DAN TERMINAL PENGGARON DALAM MENDUKUNG SISTEM AKTIVITAS SEKITAR TUGAS AKHIR EVALUASI PELETAKAN TERMINAL BANYUMANIK DAN TERMINAL PENGGARON DALAM MENDUKUNG SISTEM AKTIVITAS SEKITAR TUGAS AKHIR Oleh : NITA MARLINA L2D 001 444 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PROPOSAL PENGAJUAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) KHUSUS BIDANG SARANA PERDAGANGAN TAHUN ANGGARAN 2017

PROPOSAL PENGAJUAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) KHUSUS BIDANG SARANA PERDAGANGAN TAHUN ANGGARAN 2017 PROPOSAL PENGAJUAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) KHUSUS BIDANG SARANA PERDAGANGAN TAHUN ANGGARAN 2017 Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kota Pasuruan Jl. Pahlawan No. 28 A 67155, Pasuruan Telp.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. raya adalah untuk melayani pergerakan lalu lintas, perpindahan manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. raya adalah untuk melayani pergerakan lalu lintas, perpindahan manusia dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah transportasi darat yang menyangkut dengan masalah lalu lintas merupakan masalah yang sulit dipecahkan, baik di kota - kota besar maupun yang termasuk dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan sehari-hari adalah sektor jasa transportasi. Transportasi

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan sehari-hari adalah sektor jasa transportasi. Transportasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu sektor jasa yang memiliki peranan yang cukup vital dalam menunjang kegiatan sehari-hari adalah sektor jasa transportasi. Transportasi merupakan sarana mobilitas

Lebih terperinci

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR : 15 TAHUN 2016 TENTANG PERUNTUKAN KAWASAN PASAR MENURUT JENIS USAHA, FASILITAS UMUM PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DAN PEMANFAATAN TANAH

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya, pembangunan jalan diharapkan mampu untuk memenuhi

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya, pembangunan jalan diharapkan mampu untuk memenuhi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, pembangunan jalan diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atas angkutan barang dan jasa (orang) yang aman, nyaman, dan berdaya guna.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

Kata Kunci : Transposrtasi, Bandara, Terminal Penumpang Bandara Pusako Anak Nagari, Ikon Daerah

Kata Kunci : Transposrtasi, Bandara, Terminal Penumpang Bandara Pusako Anak Nagari, Ikon Daerah TERMINAL PENUMPANG BANDARA PUSAKO ANAK NAGARI KAB. PASAMAN BARAT TERMINAL PENUMPANG BANDARA PUSAKO ANAK NAGARI KAB. PASAMAN BARAT Oleh : Ricky Masri, Abdul Malik, Bharoto Keberadaan Bandar Udara Pusako

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan suatu kota dapat dilihat salah satunya dari sektor perekonomiannya. Secara umum, dapat diperhatikan bahwa suatu kota yang berkembang dan maju, memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang murah untuk mencari oleh oleh dan menjadi tujuan utama bagi pengunjung

BAB I PENDAHULUAN. yang murah untuk mencari oleh oleh dan menjadi tujuan utama bagi pengunjung BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu kota besar yang memiliki banyak potensi untuk dikembangkan adalah kota Yogyakarta. Dengan jumlah penduduk yang cukup padat dan banyaknya aset wisata yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Brebes yang merupakan wilayah paling barat dari Propinsi Jawa

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Brebes yang merupakan wilayah paling barat dari Propinsi Jawa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kabupaten Brebes yang merupakan wilayah paling barat dari Propinsi Jawa Tengah mempunyai potensi yang tidak kalah pentingnya dengan daerah-daerah lain di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan negara. Hal ini tercermin semakin meningkatnya kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan negara. Hal ini tercermin semakin meningkatnya kebutuhan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor transportasi memiliki peranan yang cukup penting dalam peningkatan mobilitas warga, baik dari segi kepentingan umum maupun pelayanan perdagangan barang dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Pasar Bandar Buat awal berdirinya merupakan sebuah pasar nagari, pasar

BAB V KESIMPULAN. Pasar Bandar Buat awal berdirinya merupakan sebuah pasar nagari, pasar 74 BAB V KESIMPULAN Pasar Bandar Buat awal berdirinya merupakan sebuah pasar nagari, pasar ini diperkirakan sudah ada sejak zaman belanda namun hanya sebatas untuk pasar untuk kebutuhan masyarkat nagari

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PADANG

PEMERINTAH KOTA PADANG 409 PEMERINTAH KOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KELURAHAN KOTA PADANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Banyaknya masalah komunikasi disebabkan oleh adanya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Banyaknya masalah komunikasi disebabkan oleh adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Banyaknya masalah komunikasi disebabkan oleh adanya pemahaman yang kurang mengenai faktor-faktor penting dan sangat diperlukan dalam berkomunikasi. Seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebutuhan akan transportasi merupakan kebutuhan turunan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebutuhan akan transportasi merupakan kebutuhan turunan yang 1 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kebutuhan akan transportasi merupakan kebutuhan turunan yang muncul akibat permintaan atas komoditas lain. Permintaan untuk bekerja, bersekolah, berbelanja atau

Lebih terperinci

`BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pada dasarnya pembangunan dalam sektor permukiman adalah

`BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pada dasarnya pembangunan dalam sektor permukiman adalah 1 `BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memperhatikan arti penting permukiman yang tidak dapat dipisahkan dari ruang yang harus dimanfaatkannya, maka lingkup permukiman meliputi masalah-masalah yang menyangkut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan masyarakat dengan aktivitas ekonomi. 1 Pasar merupakan tempat

BAB I PENDAHULUAN. hubungan masyarakat dengan aktivitas ekonomi. 1 Pasar merupakan tempat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar sebagai salah satu kegiatan ekonomi merupakan sarana untuk melihat hubungan masyarakat dengan aktivitas ekonomi. 1 Pasar merupakan tempat bertemunya antara

Lebih terperinci

PADANG PADA MASA PEMERINTAHAN SYAHRUL UDJUD TAHUN Abstrak

PADANG PADA MASA PEMERINTAHAN SYAHRUL UDJUD TAHUN Abstrak PADANG PADA MASA PEMERINTAHAN SYAHRUL UDJUD TAHUN 1983-1993 Vicky Suzie Mirella 1 Kharles 2 Kaksim 3 Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PASAR GAUNG TAHUN SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1)

PERKEMBANGAN PASAR GAUNG TAHUN SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) PERKEMBANGAN PASAR GAUNG TAHUN 1978-2014 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) YUDI HENDRAWAN 11020115 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH SEKOLAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lalu lintas untuk mempermudah mobilitas masyarakat kota melalui sistem dan. maupun berpindah tempat untuk memenuhi kebutuhannya.

BAB I PENDAHULUAN. lalu lintas untuk mempermudah mobilitas masyarakat kota melalui sistem dan. maupun berpindah tempat untuk memenuhi kebutuhannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan dan perkembangan sebuah kota harus ditunjang dengan kelancaran lalu lintas untuk mempermudah mobilitas masyarakat kota melalui sistem dan pelayanan transportasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan pembangunan di segala bidang. Pelaksanaan pembangunan tersebut bertujuan untuk mewujudkan masyarakat

Lebih terperinci

REVIEW PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI KAWASAN SANGKURUN KOTA KUALA KURUN

REVIEW PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI KAWASAN SANGKURUN KOTA KUALA KURUN REVIEW PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI KAWASAN SANGKURUN KOTA KUALA KURUN Alderina 1) Fransisco HRHB 2) ABSTRAKSI Tujuan penelitian ; mengetahui karakteristik dan potensi Pedagang Kaki Lima di kawasan

Lebih terperinci

ANALISIS KONDISI SARANA DAN PRASARANA PASAR TRADISIONAL KAMPUNG LALANG DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL KOTA MEDAN.

ANALISIS KONDISI SARANA DAN PRASARANA PASAR TRADISIONAL KAMPUNG LALANG DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL KOTA MEDAN. ANALISIS KONDISI SARANA DAN PRASARANA PASAR TRADISIONAL KAMPUNG LALANG DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL KOTA MEDAN Rosni 1, Muhammad Arif 1, Herdi 2 1 Dosen Jurusan Pendidikan Geografi FIS Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. tersebut dapat menjadi landasan untuk menilai bagaimana Fungsi Terminal

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. tersebut dapat menjadi landasan untuk menilai bagaimana Fungsi Terminal 85 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasrkan dari hasil penelitian dan pembahasaan yang dilakukan oleh penulis mendapatkan berbagai informasi, dimana dari informasi dan data-data tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi bertambah banyaknya kebutuhan akan sarana dan prasarana

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi bertambah banyaknya kebutuhan akan sarana dan prasarana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama ini kita mengenal bahwa Yogyakarta adalah daerah yang terkenal sebagai kota pelajar, dari tahun ke tahun semakin bertambah jumlah penduduknya, terutama

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Posisi Makro terhadap DKI Jakarta. Jakarta, Ibukota Indonesia, berada di daerah dataran rendah, bahkan di bawah permukaan laut yang terletak antara 6 12 LS and 106 48 BT.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 35 TAHUN 2003 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN UMUM

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 35 TAHUN 2003 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN UMUM KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 35 TAHUN 2003 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN UMUM MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa dalam Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

UKDW PENDAHULUAN BAB 1 1 UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA YOGYAKARTA BAB 1 PENDAHULUAN

UKDW PENDAHULUAN BAB 1 1 UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA YOGYAKARTA BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN Terminal adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan memuat dan menurunkan orang dan atau barang serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum yang merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. JUDUL Terminal Bus Tipe A di Surakarta, dengan penekanan pada tampilan arsitektur modern.

BAB I PENDAHULUAN. A. JUDUL Terminal Bus Tipe A di Surakarta, dengan penekanan pada tampilan arsitektur modern. BAB I PENDAHULUAN A. JUDUL Terminal Bus Tipe A di Surakarta, dengan penekanan pada tampilan arsitektur modern. B. PENGERTIAN JUDUL v Terminal : Perhentian (bus, kereta api, dan sebagainya) penghabisan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM Pembangunan di segala bidang yang dilaksanakan pemerintah Republik Indonesia merupakan usaha untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan terutama di bidang ekonomi. Pembangunan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 12 TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 12 TAHUN BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang BUPATI SIAK, a. bahwa peningkatan jumlah

Lebih terperinci