GAMBARAN PERILAKU KONSUMSI SAYUR BUAH DAN INDEKS MASA TUBUH PADA WANITA PASCA MELAHIRKAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "GAMBARAN PERILAKU KONSUMSI SAYUR BUAH DAN INDEKS MASA TUBUH PADA WANITA PASCA MELAHIRKAN"

Transkripsi

1 GAMBARAN PERILAKU KONSUMSI SAYUR BUAH DAN INDEKS MASA TUBUH PADA WANITA PASCA MELAHIRKAN Tilawaty Aprina. Imam Waluyo. Akbid Aisyiyah Pontianak. Binawan Jakarta. Jl. Ampera No.9, Pontianak, Indonesia. Jl.Kalibata Raya No 25-30, Jakarta ABSTRAK Latar Belakang Di Indonesia angka obesitas pada 2010 adalah 21,7%, sedangkan prevalensinya di Jawa Barat adalah 22,8%. Dan prevalensi overweight dan obesitas pada wanita di Jawa Barat adalah 29,7% (Riskesdas, 2010). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Sukabumi bahwa banyaknya bayi lahir sebanyak anak pada Tahun Dari data tersebut menunjukkan jumlah ibu yang melahirkan cukup banyak di Kota Sukabumi, dan meningkatkan risiko obesitas pada wanita (Dinas Kesehatan Jawa Barat, 2011). Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku konsumsi sayur dan buah dan Indeks Masa Tubuh (IMT) pada wanita pasca melahirkan di Kota Sukabumi Tahun Metode Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi target penelitian adalah wanita yang melakukan persalinan di Kota Sukabumi Jawa Barat. Teknik sampling menggunakan teknik simple random sampling. Jumlah keseluruhan sampel adalah 243 orang. Pengambilan data menggunakan data primer dan data skunder. Analisis data menggunakan uji chi-square. Hasil Distribusi berdasarkan pola konsumsi buah dan sayuran didapatkan sebanyak 189 responden (94,5%) wanita pasca melahirkan di Kota Sukabumi Tahun 2014 kurang mengkonsumsi buah dan sayuran. Distribusi berdasarkan IMT didapatkan persentase gambaran IMT adalah terdapat 1 responden atau 0,4% tergolong underweight, 100 responden atau 41,2% tergolong normal, 54 responden atau 22.2% tergolong overweight dan 88 responden atau 36,2% tergolong obesitas. Kesimpulan Keterkaitan antara kecukupan konsumsi buah dan sayur dengan Indeks Masa Tubuh (IMT) tidak dapat dianalisa dikarenakan jumlah responden yang memenuhi kriteria cukup konsumsi buah dan sayur tidak mencukupi, hanya 11 responden (5,5 % ). Kata Kunci Perilaku, Indeks Massa Tubuh, Sayur, Buah. 81

2 GAMBARAN PERILAKU KONSUMSI SAYUR BUAH DAN INDEKS MASA TUBUH PADA WANITA PASCA MELAHIRKAN Tilawaty Aprina. Imam Waluyo. Akbid Aisyiyah Pontianak. Binawan Jakarta. Jl. Ampera No.9, Pontianak, Indonesia. Jl.Kalibata Raya No 25-30, Jakarta ABSTRACT Background In Indonesia, the rates of obesity in 2010 was 21.7%, while the prevalence in West Java was 22.8%. Moreover, the prevalence of overweight and obesity in women in West Java was 29.7% (Riskesdas, 2010). Based on the data from Sukabumi City Health Department, the number of babies born as many as 7,270 children in From these data, the number of mothers who gave birth in the city of Sukabumi was in the sufficient number and increased the risk of obesity in women (West Java Health Office, 2011). The purpose This study aimed to describe the behavior of fruit and vegetable consumption and body mass index (BMI) in women after childbirth in the city of Sukabumi Methodology This study used an analytical method with cross sectional approach. The target of population was the women that delivered their baby in the city of Sukabumi, West Java. The sampling technique used simple random sampling with the total number of samples was 243 people. Retrieving data used primary data and secondary data. Data analysis used chi-square test. Results The distribution was based on fruit and vegetable consumption patterns that obtained with 189 respondents (94.5%) postpartum women in the city of Sukabumi 2014 that consume less fruit and vegetables. Distribution percentage was obtained by IMT. IMT picture was 1 or 0.4% of respondents that classified as underweight, 100 respondents or 41.2% that classified as normal, 54 respondents or 22.2% that classified as overweight and 88 respondents or 36.2% that classified as obese. Conclusions The association between fruit and vegetable consumption sufficiency with body mass index (BMI) can not be analyzed because the number of respondents who meet the criteria of sufficient consumption of fruits and vegetables are not good enough percentages, which are only 11 respondents (5.5%). Keywords: Behavior, Body Mass Index, Vegetables, Fruits. 82

3 Pendahuluan Fase kehamilan merupakan transisi kehidupan yang berkontribusi dalam meningkatnya angka obesitas pada wanita. Di Amerika Serikat, rata-rata kenaikan berat badan wanita sebanyak 4.9 pounds (2.2 kg) pada setiap kelahiran (Keller et al. 2006). Dalam beberapa studi mengatakan bahwa terjadi perubahan berat badan setelah melahirkan sampai dengan bulan post partum (Gunderson, 2009). Faktor-faktor yang mempengaruhi pertambahan berat badan ibu selama kehamilan adalah status gizi ibu sebelum hamil, etnik, umur dan jumlah kelahiran, aktivitas fisik, status sosial ekonomi dan kebiasaan konsumsi selama kehamilan (merokok dan minum alkohol) (Skouteris et al. 2012). Untuk wanita pada usia produktif, risiko kenaikan berat badan setelah melahirkan sangat signifikan. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa terjadi penambahan berat badan pada wanita ketika hamil dan juga terjadi penambahan berat badan sebanyak lebih dari 5 kg pada post partum sampai 6-18 bulan sebanyak % (Gunderson et al. 2009; Keller et al. 2006; Maturi et al. 2011; Krummel et al. 2004). Faktor yang mempengaruhi retensi berat badan dan penambahan berat badan saat periode post partum yaitu sosial ekonomi, status perkawinan, pendidikan, jumlah kelahiran, interval menyusui, interval antara melahirkan, cara melahirkan dan lama kehamilan. Sedangkan wanita yang makan lebih banyak, dan aktifitas fisik yang sedikit akan mempengaruhi kenaikan berat badan (Keller et. al, 2006). Di Amerika Serikat dilaporkan 25% orang dewasa mengalami obesitas. Dari tahun ke tahun kejadian obesitas semakin meningkat, prevalensi obesitas pada wanita meningkat tiga kali sejak tahun 1960 sampai pada tahun Sebanyak 7% wanita yang berumur tahun mengalami obesitas pada tahun 1960, dan pada tahun 2000 meningkat jadi 26%. Dan prevalensi meningkat tajam pada wanita yang menjalani masa kehamilan dari 16% pada tahun 1980 menjadi 36% pada tahun 1999 (Choi et al. 2011; Krummel et al. 2004). Status gizi dan kesehatan seorang ibu baik sebelum dan selama kehamilan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil keturunannya. Berat lahir seorang bayi, tingkat pertumbuhan postnatal dan kemungkinan bertahan hidup semua dipengaruhi oleh ibu kesehatan dan asupan makanan, termasuk konsumsi sayur dan buah-buahan. Status gizi yang baik sebelum, selama dan setelah kehamilan mengoptimalkan kesehatan ibu dan mengurangi risiko kehamilan komplikasi, cacat lahir dan penyakit kronis pada anak-anaknya nanti dewasa (The American College of Obstetricians and Gynecologists, 2005). Setiap hari manusia membutuhkan energi untuk beraktivitas. Makanan merupakan sumber utama energi bagi tubuh (Cameron et. al, 2006). Makanan yang dikonsumsi sebaiknya mengandung kalori, asam amino, asam lemak, mineral, dan vitamin agar dapat memenuhi kebutuhan tubuh (Institute of Medicine. 2009). Makanan mengandung gizi 83

4 yang merupakan zat hara yang bernilai dan diperlukan oleh makhluk hidup untuk pertumbuhan, pemeliharaan, dan kegiatan hidupnya. Gizi yang lengkap diperoleh dari makanan yang sehat (Nenggala, 2006). Banyak ibu baru yang khawatir tentang kehilangan berat badan kehamilan mereka. Tingkat penurunan berat badan postpartum bervariasi dengan setiap individu, namun secara umum yang paling baru ibu dapat berharap untuk kehilangan 10 sampai 12 pound pengiriman. Sisa berat badan harus hilang secara bertahap dengan cara diet seimbang dan fisik secara teratur aktivitas. Penurunan berat badan tidak lebih dari 1 sampai 2 pound per minggu harus didorong. Hal ini penting untuk mengingatkan semua ibu untuk bersabar dan mendorong lambat, penurunan berat badan secara bertahap (The American College of Obstetricians and Gynecologists, 2005). Wanita menyusui dapat menurunkan berat badan lebih cepat karena mereka menggunakan kalori untuk menghasilkan susu. Mereka masih perlu mengkonsumsi lebih banyak kalori daripada yang mereka lakukan sebelum kehamilan. Konsumsi kalori setelah melahirkan jauh lebih penting untuk mendapatkan nutrisi adekuat dan kalori yang memadai untuk ASI daripada menahan pada nutrisi untuk mempercepat penurunan berat badan. Postpartum dan menyusui mendorong untuk memperoleh nutrisi dari makanan. Makanan diet seimbang dan mendapatkan porsi yang direkomendasikan dari akan memastikan bahwa perempuan mendapatkan semua nutrisi yang dia butuhkan seperti makanan yang mengandung banyak zat besi, kalsium dan asam folat. Bagi perempuan yang memiliki kesulitan mendapatkan semua nutrisi yang mereka butuhkan dari diet mereka seharihari multivitamin dianjurkan. Kebanyakan wanita didorong untuk terus mengambil vitamin prenatal sampai enam minggu setelah melahirkan. Kecukupaan nutrisi postpartum sangat dibutuhkan untuk kembali ke berat badan sehat berat, mencegah masalah pada kehamilan berikutnya dan mengurangi risiko penyakit kronis di kemudian hari. Wanita postpartum disarankan untuk terus makan dengan kualitas gizi seperti diet yang mereka lakukan selama kehamilan (The American College of Obstetricians and Gynecologists, 2005). Informasi frekuensi dan porsi asupan sayur dan buah dikumpulkan dengan menghitung jumlah hari konsumsi dalam seminggu dan jumlah porsi rata-rata dalam sehari. Ibu menyusui dikategorikan cukup mengonsumsi sayur dan/atau buah apabila makan sayur dan/atau buah minimal 5 porsi per hari selama 7 hari dalam seminggu. Dikategorikan kurang apabila konsumsi sayur dan/atau buah kurang dari ketentuan di atas (Riskesdas, 2013). Di Indonesia angka obesitas pada 2010 adalah 21,7%, sedangkan prevalensinya di Jawa Barat adalah 22,8%. Dan prevalensi overweight dan obesitas pada wanita di Jawa Barat adalah 29,7% (Riskesdas, 2010). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Sukabumi bahwa banyaknya bayi lahir sebanyak anak pada Tahun Dari data tersebut menunjukkan jumlah ibu yang melahirkan cukup banyak di Kota Sukabumi, 84

5 dan meningkatkan risiko obesitas pada wanita (Dinas Kesehatan Jawa Barat, 2011). Standar indeks massa tubuh menurut World Health Organozation (WHO) untuk populasi orang Asia adalah <18.5 untuk underweight, 18.5 sampai <23 untuk normal, 23 sampai <25 untuk overweight dan > 25 untuk obesitas (Choi et al. 2011). The Institute of Medicine (IOM) Amerika merekomendasikan pertambahan berat badan selama kehamilan. Untuk indeks massa tubuh (IMT) normal maka pertambahan berat badan dianjurkan yaitu kg ketika kehamilan, overweight 7-11 kg, obesitas 5-9 kg. Sedangkan untuk wanita dengan IMT underweight, maka harus menaikkan kg selama kehamilan. (Skouteris et al. 2012). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku konsumsi sayur dan buah dan Indeks Masa Tubuh (IMT) pada wanita pasca melahirkan. Metode Jenis penelitian ini adalah penelitian survei dengan menggunakan metode Cross Sectional. Populasi penelitian adalah wanita yang melakukan persalinan di Kota Sukabumi Jawa Barat. Dari rumus didapatkan jumlah sampel survey untuk penelitian berjumlah 240 orang. Dengan mempertimbangkan untuk distribusi normal dan drop out maka sampel survey penelitian sampel sebanyak 243 orang. a. Kriteria Inklusi 1. Wanita pasca melahirkan tanpa komplikasi 2. Wanita yang melahirkan di Kota atau pelayanan kesehatan masyarakat di Sukabumi Jawa Barat. 3. Persalinan kedua atau seterusnya. b. Kriteria Eksklusi 1. Kelahiran pertama atau primi fara. 2. Dalam kondisi sakit parah pasca melahirkan (sakit pinggang yang menyebabkan tidak bisa beraktivitas, demam pasca persalinan, idiopathic intracranial hipertensi, preeclamsia, kardiomiopati postpartum) Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu random sampling. Penelitian ini menggunakan tiga macam formulir. Ketiga formulir itu terdiri dari formulir inform consent, formulir identitas individu dan antropometri, dan dan indeks massa tubuh. Teknik analisis data penelitian ini menggunakan chi-square. Hasil Tabel 1 Distribusi Frekuensi Subyek Menurut Kategori Jenis Persalinan, Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur Berdasarkan Frekuensi Per Minggu dan Porsi Per Hari Jenis Persalinan Caesar Normal Variabel N % ,5 69,5 85

6 Frequensi Konsumsi Buah dalam satu minggu 7 hari 5-6 hari 1-4 hari 0 hari/ tidak mengkonsumsi Porsi Konsumsi Buah /hari 5porsi 1-4 porsi 0 porsi Frequensi Konsumsi Sayur dalam satu minggu 7 hari 5-6 hari 1-4 hari 0 hari/tidak mengkonsumsi Porsi Konsumsi Sayur/hari 5 porsi 1-4 porsi 0 porsi ,8 55, ,4 28,7 2,9 0,4 96,7 2,9 Berdasarkan tabel 1, dapat dilihat jumlah sampel perilaku konsumsi sayur dan buah dan IMT adalah 243 sampel. Menurut tabel tersebut, karakteristik individu berdasarkan jenis persalinan terakhir secara persalinan normal n = 169 (69.5%) dan persalinan caesar n = 74 (30.5 %). Untuk melihat jumlah buah dan sayuran yang dikonsumsi perminggu di Kota Sukabumi Tahun 2014 yang dikategorikan menjadi cukup jika mengkonsumsi buah dan atau sayuran 5 porsi sehari dalam seminggu, sedangkan dikategorikan kurang jika mengkonsumsi buah dan atau sayuran <5 porsi sehari dalam seminggu (Riskesdas, 2013). Sesuai dengan rujukan dari Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, Informasi frekuensi dan porsi asupan sayur dan buah dikumpulkan dengan menghitung jumlah hari konsumsi dalam seminggu dan jumlah porsi rata-rata dalam sehari. Ibu menyusui dikategorikan cukup mengonsumsi sayur dan/atau buah apabila makan sayur dan/atau buah minimal 5 porsi per hari selama 7 hari dalam seminggu. Dikategorikan kurang apabila konsumsi sayur dan/atau buah kurang dari ketentuan di atas. Dari tabel 1 didapatkan 51 atau 21% subyek penelitian mengkonsumsi buah selama 7 hari dalam seminggu, namun tidak ada yang memenuhi kriteria kecukupan porsi yaitu 5 porsi sehari atau lebih. Dan untuk konsumsi sayur didapatkan 153 atau 63 % subyek penelitian mengkonsumsi sayur selama 7 hari dalam seminggu, dan 1 subyek penelitian atau 0,4 persen yang memenuhi kriteria kecukupan porsi yaitu 5 porsi atau lebih sehari. Tabel 2 Distribusi Frekuensi Subyek Penelitian Menurut Kategori Jumlah Konsumsi Buah dan atau Sayur yang Dikonsumsi Selama 7 Hari dalam seminggu dengan Jumlah Porsi per hari VARIABEL CUKUP KURANG KONSUMSI BUAH N % N % DAN SAYURAN 11 5, ,5 86

7 Berdasarkan tabel 2 didapatkan 11 atau 5,5% subyek penelitian mengkonsumsi sayur dan buah selama 7 hari dalam seminggu dengan porsi 5 porsi sehari atau lebih, 189 subyek penelitian atau 94,5% wanita pasca melahirkan di Kota Sukabumi Tahun 2014 tidak tercukupi konsumsi buah dan sayuran per minggunya. Untuk melihat level IMT pada wanita pasca melahirkan di Kota Sukabumi Tahun Standar indeks massa tubuh menurut World Health Organozation (WHO) untuk populasi orang Asia adalah <18.5 untuk underweight, 18.5 sampai <23 untuk normal, 23 sampai <25 untuk overweight dan 25 untuk obesitas (Choi et al. 2011). Tabel 3 Distribusi Frekuensi Subyek Penelitian Menurut Kategori IMT Wanita Pasca Melahirkan di Kota Sukabumi Tahun 2013 OVER OBESITAS VARIABEL UNDERWEIGHT NORMAL WEIGHT N % N % N % N % IMT 1 0, , ,2 Berdasarkan tabel 3 didapatkan persentase gambaran IMT adalah terdapat 1 subyek penelitian atau 0,4% tergolong underweight, 100 subyek penelitian atau 41,2% tergolong normal, 54 subyek penelitian atau 22.2% tergolong overweight dan 88 subyek penelitian atau 36,2% tergolong obesitas. Pembahasan Jenis Persalinan Terakhir Pada tabel 1 dijelaskan bahwa jenis persalinan terakhir pada wanita di Kota Sukabumi pada Tahun 2014 adalah jenis persalinan normal dengan jumlah responden n = 169 (69.5%) dan dan responden persalinan caesar n = 74 (30.5 %). Hal ini sesuai dengan negara berkembang, proporsi kelahiran dengan cara caesar berkisar 21,1% dari total kelahiran yang ada, sedangkan di negara maju hanya 2% (Betrán, et.al, 2007). Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan Srinivas dkk (2007) usia ibu dapat digunakan sebagai faktor prediktor dilakukan atau tidaknya persalinan pervaginam pasca bedah sesar. Dalam penelitian tersebut didapatkan sampel ibu yang tidak menjalani persalinan pervaginam (persalinan normal) dengan yang menjalani persalinan bedah caesar hanya selisih 1% pada usia tahun (persalinan normal orang atau 72%; persalinan caesar sebanyak orang atau 71%). Walaupun cenderung menjadi suatu pilihan, namun harus dipahami bahwa operasi caesar tetap merupakan prosedur pembedahan disertai dengan sayatan perut dan rahim yang dilakukan karena indikasi medis yang nantinya akan ada peluang terjadi peningkatan masalah pada kehamilan 87

8 berikutnya baik untuk ibu dan bayinya (Suryati, 2012). Perilaku Konsumsi Sayur dan Buah Berdasarkan tabel 2 di atas didapatkan 51 atau 21 % responden mengkonsumsi buah selama 7 hari dalam seminggu, namun tidak ada yang memenuhi kriteria kecukupan porsi yaitu 5 porsi sehari atau lebih. Dan untuk konsumsi sayur didapatkan 153 atau 63% responden mengkonsumsi buah selama 7 hari dalam seminggu, dan 1 responden atau 0,4 persen yang memenuhi kriteria kecukupan porsi yaitu 5 porsi perhari. Berdasarkan tabel 3 di atas didapatkan 11 atau 5,5% responden mengkonsumsi sayur dan buah selama 7 hari dalam seminggu dengan porsi 5 porsi sehari atau lebih, 189 responden atau 94,5% wanita pasca melahirkan di Kota Sukabumi Tahun 2014 tidak tercukupi konsumsi buah dan sayuran per minggunya. Ibu menyusui dikategorikan cukup mengonsumsi sayur dan/atau buah apabila makan sayur dan/atau buah minimal 5 porsi per hari selama 7 hari dalam seminggu. Dikategorikan kurang apabila konsumsi sayur dan/atau buah kurang dari ketentuan di atas (Riskesdas 2013). Setiap hari manusia membutuhkan energi untuk beraktivitas. Makanan merupakan sumber utama energi bagi tubuh (Cameron et. al, 2006). Makanan yang dikonsumsi sebaiknya mengandung kalori, asam amino, asam lemak, mineral, dan vitamin agar dapat memenuhi kebutuhan tubuh (Institute of Medicine. 2009). Makanan mengandung gizi yang merupakan zat hara yang bernilai dan diperlukan oleh makhluk hidup untuk pertumbuhan, pemeliharaan, dan kegiatan hidupnya. Gizi yang lengkap diperoleh dari makanan yang sehat (Nenggala, 2006). Indeks Massa Tubuh Berdasarkan tabel 3 di atas didapatkan persentase gambaran IMT adalah terdapat 1 responden atau 0,4% tergolong underweight, 100 responden atau 41,2% tergolong normal, 54 responden atau 22.2% tergolong overweight dan 88 responden atau 36,2% tergolong obesitas. Standar indeks massa tubuh menurut World Health Organozation (WHO) untuk populasi orang Asia adalah <18.5 untuk underweight, 18.5 sampai <23 untuk normal, 23 sampai <25 untuk overweight dan > 25 untuk obesitas (Choi et al. 2011). The Institute of Medicine (IOM) Amerika merekomendasikan pertambahan berat badan selama kehamilan. Untuk indeks massa tubuh (IMT) normal maka pertambahan berat badan dianjurkan yaitu kg ketika kehamilan, overweight 7-11 kg, obesitas 5-9 kg. Sedangkan untuk wanita dengan IMT, maka harus menaikkan kg selama kehamilan. (Skouteris et al. 2012). Overweight pada wanita hamil adalah suatu kondisi dimana seorang wanita memiliki 110% dan 120% dari berat badan idealnya, atau diukur dengan indeks massa tubuh (Bernier et. al, 2012). Di Indonesia angka obesitas pada 2010 adalah 21,7%, sedangkan prevalensinya di Jawa Barat adalah 22,8%. Dan prevalensi overweight dan obesitas pada wanita di Jawa Barat adalah 29,7% (Riskesdas, 2010). Subyek penelitian sebaiknya mengkonsumsi sayur dan buah dalam jumlah 88

9 yang cukup, untuk menjaga kesehatan pasca melahirkan, serta menjaga penampilan fisik karena indeks masa tubuh yang normal. Agar di daerah tersebut mempunyai kesadaran yang tinggi akan konsumsi sayur dan buah dengan jumlah yang cukup, maka perlu di bentuk tim penyuluh kesehatan nutrisi dari puskesmas atau dinas kesehatan dengan program Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE). Keterbatasan Penelitian Setelah diidentifikasi, terdapat keterbatasan dalam penelitian ini. Berikut penjelasan mengenai keterbatasan yang mempengaruhi hasil penelitian. Kondisi kesehatan dan suasana hati dari responden dan kerjasama peneliti dengan responden dalam mengikuti penelitian ini baik dalam wawancara maupun pengukuran dimana sangat mempengaruhi penilaian. Selain itu untuk variabel-variabel tertentu yang bersifat recall seperti kuesioner pola konsumsi kemungkinan akan mendapat validitas yang kurang baik, karena rentan terjadinya bias atau penyimpangan informasi. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada wanita pasca melahirkan di Kota Sukabumi Tahun 2014, dapat diambil kesimpulan bahwa hasil distribusi berdasarkan pola konsumsi buah dan sayuran didapatkan persentase sebanyak 189 responden atau 94,5% wanita pasca melahirkan di Kota Sukabumi Tahun 2014 kurang mengkonsumsi buah dan sayuran dan 11 responden atau 5,5% wanita pasca melahirkan di Kota Sukabumi Tahun 2014 tercukupi konsumsi buah dan sayuran per minggunya. Hasil distribusi berdasarkan IMT didapatkan persentase gambaran IMT adalah terdapat 1 responden atau 0,4% tergolong underweight, 100 responden atau 41,2% tergolong normal, 54 responden atau 22.2% tergolong overweight dan 88 responden atau 36,2% tergolong obesitas. Keterkaitan antara kecukupan konsumsi buah dan sayur dengan Indeks Masa Tubuh (IMT) tidak dapat dianalisa dikarenakan jumlah responden yang memenuhi kriteria cukup konsumsi buah dan sayur tidak mencukupi, hanya 5,5 % atau 11 responden dari 200 responden. Saran Adapun saran yang dapat diberikan oleh peneliti setelah melihat hasil dari penelitian ini. Disarankan untuk memberikan edukasi pada wanita pasca persalinan bagaimana pola diet baik pasca melahirkan agar tercukupi kebutuhan konsumsi sayur dan buah. Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) dapat dilakukan oleh dinas kesehatan atau puskesmas berupa penyuluhan ke masyarakat sebagai upaya promotif kesehatan. Daftar Rujukan Cameron, J. R., Skofronick, J. G., and Grant, R. M. (2006). Fisika Tubuh Manusia Edisi 2.Penerjemah: dr. Brahm U. Pendit. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Choi S, Park I, Shin J. (2011). The Effects of Pre-Pregnancy Body Mass Index and Gestational Weight Gain on Perinatal Outcomes in Korean Women. Reproductive Biology and Endocrinology ; 9:6. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat. (2011). 89

10 Gunderson E. (2009). Childbearing and Obesity in Women-Weight Before, During, and after pregnancy. Obstet Gynecol Clin North Am. June ; 36(2). Institute of Medicine. (2009). Weight Gain During Pregnancy: Reexamining the Guidelines. Washington, DC: National Academy Press Keller C, Allan J, Tinkle M. (2006). Stages of Change, Processes of Change, and Social Support for Exercise and Weight Gain in Postpartum Women. Association of Women s Health, Obstetric and Neonatal Nurses. Vol. 35, No. 2. Krummel D, Semmens E, Boury J, Gordon P, Larkin K. (2004). Stages of Change for Weight Management in Postpartum Women. J Am Diet Assoc. 2004;104: Maturi M, Afshary P, Abedi P. (2011). Effect of physical activity intervention based on a pedometer on physical activity level and anthropometric measures after childbirth: A Randomized Controled Trial. BMC Pregnancy and Childbirth 2011, 11:103. Nenggala, A. K. (2006). Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Sekolah Menengah Pertama, Jilid 1. Bandung: PT Grafindo Media Pratama Riset Kesehatan Dasar. (2010) Riset Kesehatan Dasar. (2013) Skouteris H, McCabe M, Milgrom J, Kent B, Bruce L, Mihalopoulos C et al. (2012). Protocol for a randomized controlled trial of a specialized health coaching intervention to prevent excessive gestational weight gain and postpartum weight retention in women. BMC Public Health 2012, 12:78. Suryati. (2012). The Baby Blues and Postnatal Depression. Jurnal Kesehatan Masyarakat The American College of Obstetricians and Gynecologists, (2005). Your Pregnancy and Birth (4thed.). Washington, DC: Meredith Books. 90

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas didefinisikan sebagai akumulasi abnormal atau berlebihnya lemak

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas didefinisikan sebagai akumulasi abnormal atau berlebihnya lemak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obesitas didefinisikan sebagai akumulasi abnormal atau berlebihnya lemak yang dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan. Ukuran yang menentukan obesitas adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Overweight dan obesitas merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapatkan perhatian yang serius karena merupakan peringkat kelima penyebab kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)

BAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Enam dari sepuluh penyebab utama kematian di Indonesia adalah penyakit degeneratif. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2009, proporsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas adalah salah satu faktor yang paling umum menyebabkan umur harapan hidup (UHH) lebih pendek dan beberapa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas adalah salah satu faktor yang paling umum menyebabkan umur harapan hidup (UHH) lebih pendek dan beberapa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas adalah salah satu faktor yang paling umum menyebabkan umur harapan hidup (UHH) lebih pendek dan beberapa penyakit. Strategi untuk mencegah kenaikan berat badan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obesitas merupakan masalah yang banyak dijumpai baik di negara maju maupun di negara berkembang. Obesitas merupakan suatu masalah serius pada masa remaja seperti

Lebih terperinci

ABSTRAK HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) PADA ANAK SD X KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015

ABSTRAK HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) PADA ANAK SD X KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015 ABSTRAK HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) PADA ANAK SD X KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015 Steven Juanda, 2015 Pembimbing I : Grace Puspasari, dr., M.Gizi Pembimbing II : Cindra

Lebih terperinci

PREVALENSI PENYAKIT HIPERTENSI PENDUDUK DIINDONESIA DAN FAKTOR YANG BERISIKO

PREVALENSI PENYAKIT HIPERTENSI PENDUDUK DIINDONESIA DAN FAKTOR YANG BERISIKO PREVALENSI PENYAKIT HIPERTENSI PENDUDUK DIINDONESIA DAN FAKTOR YANG BERISIKO Sarwanto, Lestari Kanti Wilujeng, dan Rukmini*) ABSTRACT Background: The analysis of hypertension prevalence for Indonesia citizen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan masalah yang masih terjadi pada wanita khusunya ibu hamil. Prevalensi anemia pada ibu hamil di seluruh dunia adalah 41,8%. Kejadian anemia diseluruh

Lebih terperinci

Kata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol

Kata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK, INDEKS MASSA TUBUH DAN KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT TK.III R. W. MONGISIDI MANADO Pretisya A. N. Koloay*, Afnal Asrifuddin*, Budi T. Ratag*

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWI-SISWI OQ MODELLING SCHOOL

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWI-SISWI OQ MODELLING SCHOOL ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWI-SISWI OQ MODELLING SCHOOL DAN MALIK MOESTARAM MODELLING SCHOOL BANDUNG PERIODE JULI SEPTEMBER 2010 TERHADAP POLA DIET Nyssa Jualim, 2010. Pembimbing:

Lebih terperinci

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan gaya hidup masyarakat menjadi pola hidup tidak sehat telah mendorong terjadinya berbagai penyakit yang mempengaruhi metabolisme tubuh. Penyakit akibat

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI Media Gizi Pangan, Vol. X, Edisi, Juli Desember 00 HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI A.Esse Puji ), Sri Satriani ), Nadimin

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DAN MORBIDITAS TERHADAP STATUS GIZI SISWA SISWI DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DAN MORBIDITAS TERHADAP STATUS GIZI SISWA SISWI DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DAN MORBIDITAS TERHADAP STATUS GIZI SISWA SISWI DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA Karya Tulis Ilmiah ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah

Lebih terperinci

Relationship of Food Intake, Physical Activity with Weight Gain of Pregnant Women in The City of Makassar

Relationship of Food Intake, Physical Activity with Weight Gain of Pregnant Women in The City of Makassar HUBUNGAN ASUPAN MAKANAN, AKTIVITAS FISIK DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN IBU HAMIL DI KOTA MAKASSAR Relationship of Food Intake, Physical Activity with Weight Gain of Pregnant Women in The City of Makassar

Lebih terperinci

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2016

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2016 ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2016 Chetrine Andiani, 2016, Pembimbing I : Cindra Paskaria, dr., MKM. Pembimbing II

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA POLA KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI DENGAN RESIKO OBESITAS PADA SISWA KELAS X DAN XI DI SMA KRISTEN KALAM KUDUS SUKOHARJO

HUBUNGAN ANTARA POLA KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI DENGAN RESIKO OBESITAS PADA SISWA KELAS X DAN XI DI SMA KRISTEN KALAM KUDUS SUKOHARJO HUBUNGAN ANTARA POLA KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI DENGAN RESIKO OBESITAS PADA SISWA KELAS X DAN XI DI SMA KRISTEN KALAM KUDUS SUKOHARJO THE RELATION BETWEEN FAST FOOD CONSUMPTION WITH OBESITY RISK FOR 10

Lebih terperinci

1998, WHO telah merekomendasikan penambahan suplemen asam folat sebesar 400 µg (0,4 mg) per hari bagi ibu hamil untuk mencegah kelainanan tabung

1998, WHO telah merekomendasikan penambahan suplemen asam folat sebesar 400 µg (0,4 mg) per hari bagi ibu hamil untuk mencegah kelainanan tabung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia defisiensi besi ialah suatu kondisi anemia dan terdapat bukti yang jelas akan kehilangan zat besi. Anemia defisiensi besi merupakan tahap berat dari defisiensi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANEMIA DAN KEK PADA IBU HAMIL AKHIR TRIMESTER III DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember)

HUBUNGAN ANEMIA DAN KEK PADA IBU HAMIL AKHIR TRIMESTER III DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember) HUBUNGAN ANEMIA DAN KEK PADA IBU HAMIL AKHIR TRIMESTER III DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember) SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi

Lebih terperinci

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TUMBUH KEMBANG BALITA USIA 3-5 TAHUN DI TK PERMATA HATI TAHUN 2015 Sun Aidah Andin Ajeng Rahmawati Dosen Program Studi DIII Kebidanan STIKes Insan Cendekia Husada Bojonegoro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Besarnya masalah overweight dan obesitas telah diakui sebagai masalah kesehatan global oleh Badan Kesehatan Dunia yaitu World Health Organization (WHO). Dalam beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sepuluh tahun terakhir, obesitas menjadi. masalah global (WHO, 2015). Prevalensi obesitas didunia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sepuluh tahun terakhir, obesitas menjadi. masalah global (WHO, 2015). Prevalensi obesitas didunia BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam sepuluh tahun terakhir, obesitas menjadi masalah global (WHO, 2015). Prevalensi obesitas didunia telah meningkat hampir dua kali lipat antara tahun 1980 dan 2008.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas telah menjadi masalah di dunia, World Health Organization (WHO) memperkirakan sejak tahun 2008 sebanyak 2,8 juta penduduk meninggal setiap tahun terkait overweight

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja, sebagai kelompok umur terbesar struktur penduduk Indonesia merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi pembangunan sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegemukan atau obesitas telah menjadi masalah kesehatan global di dunia. Masalah kesehatan ini tidak hanya terjadi di negara-negara maju tetapi juga di negara berkembang.

Lebih terperinci

Secara umum seluruh keluarga contoh termasuk keluarga miskin dengan pengeluaran dibawah Garis Kemiskinan Kota Bogor yaitu Rp. 256.

Secara umum seluruh keluarga contoh termasuk keluarga miskin dengan pengeluaran dibawah Garis Kemiskinan Kota Bogor yaitu Rp. 256. ABSTRACT ERNY ELVIANY SABARUDDIN. Study on Positive Deviance of Stunting Problems among Under five Children from Poor Family in Bogor City. Under direction of IKEU TANZIHA and YAYAT HERYATNO. The objectives

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK, RIWAYAT KELUARGA DAN UMUR DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI DESA TARABITAN KECAMATAN LIKUPANG BARAT KABUPATEN MINAHASA UTARA Gloria J. Tular*, Budi T. Ratag*, Grace D. Kandou**

Lebih terperinci

PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS

PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS ABSTRAK Shella Monica Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung Latar belakang Tidur yang cukup merupakan faktor penting bagi

Lebih terperinci

METODE. Zα 2 x p x (1-p)

METODE. Zα 2 x p x (1-p) 16 METODE Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study. Pemilihan tempat dilakukan secara purposif dengan pertimbangan kemudahan akses dan perolehan izin. Penelitian

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN An Nadaa, Vol 1 No.2, Desember 2014, hal 72-76 ISSN 2442-4986 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN The Associated

Lebih terperinci

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG Dewi Susanti, Yefrida Rustam (Poltekkes Kemenkes Padang ) ABSTRACT The aim of research

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sampai saat ini hipertensi masih menjadi masalah utama di dunia, baik di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data American Heart Association

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan oleh ibu. Salah satu pemenuhan kebutuhan gizi bayi ialah

BAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan oleh ibu. Salah satu pemenuhan kebutuhan gizi bayi ialah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan gizi bayi sampai berusia 2 tahun sangat penting sehingga harus diperhatikan oleh ibu. Salah satu pemenuhan kebutuhan gizi bayi ialah dengan pemberian Air Susu

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA STATUS ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HALMAHERA, SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA STATUS ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HALMAHERA, SEMARANG HUBUNGAN ANTARA STATUS ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HALMAHERA, SEMARANG Hillary Meita Audrey 1, Aryu Candra 2 1 Mahasiswa Program Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah untuk menyejahterakan kehidupan bangsa. Pembangunan suatu bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah untuk menyejahterakan kehidupan bangsa. Pembangunan suatu bangsa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan masyarakat Indonesia merupakan usaha yang dilakukan pemerintah untuk menyejahterakan kehidupan bangsa. Pembangunan suatu bangsa dapat berhasil dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lahir adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka tersebut merupakan indikator

BAB I PENDAHULUAN. lahir adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka tersebut merupakan indikator BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu indikator angka kematian yang berhubungan dengan bayi baru lahir adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka tersebut merupakan indikator yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan kesehatan terutama beban ganda masalah gizi (double burden

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan kesehatan terutama beban ganda masalah gizi (double burden BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki permasalahan kesehatan terutama beban ganda masalah gizi (double burden of malnutrition) yaitu kekurangan

Lebih terperinci

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN USIA MENARCHE DI SMPN 7 BANJARMASIN. Erni Yuliastuti

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN USIA MENARCHE DI SMPN 7 BANJARMASIN. Erni Yuliastuti HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN USIA MENARCHE DI SMPN 7 BANJARMASIN Erni Yuliastuti Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Email : yuliastutierni @ ymail.com Abstrak Masa remaja merupakan masa transisi

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi kurang banyak dihubungkan dengan penyakit-penyakit infeksi, maka masalah gizi lebih dianggap

Lebih terperinci

ABSTRAK PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS

ABSTRAK PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS ABSTRAK PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS Shella Monica, 2013 Pembimbing : Rita Tjokropranoto, dr.,m.sc. Latar belakang Tidur yang cukup merupakan faktor penting bagi kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas merupakan salah satu faktor utama penyebab pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas merupakan salah satu faktor utama penyebab pencapaian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas merupakan salah satu faktor utama penyebab pencapaian kesehatan umum pada populasi dunia, jauh dari target yang diharapkan di tahun 2020 (Balaban, 2011). Sekitar

Lebih terperinci

GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PETUGAS AVIATION SECURITY BANDARA JUWATA TARAKAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH kg/m 2

GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PETUGAS AVIATION SECURITY BANDARA JUWATA TARAKAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH kg/m 2 GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PETUGAS AVIATION SECURITY BANDARA JUWATA TARAKAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH 17-27 kg/m 2 Agung Setiyawan MahasiswaPeminatanEpidemiologidanPenyakitTropik FakultasKesehatanMasyarakatUniversitasDiponegoro

Lebih terperinci

ABSTRAK. Angelia Diah Rani A., 2008; Pembimbing I: Dr,dr. Felix Kasim. M.Kes. Pembimbing II: dr. Rimonta F.G, Sp.OG.

ABSTRAK. Angelia Diah Rani A., 2008; Pembimbing I: Dr,dr. Felix Kasim. M.Kes. Pembimbing II: dr. Rimonta F.G, Sp.OG. ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU IBU HAMIL TERHADAP ANEMIA DEFISIENSI FE DI KELURAHAN JATIHANDAP WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANDALA MEKAR KOTA BANDUNG Angelia Diah Rani A., 2008; Pembimbing

Lebih terperinci

Rizqi Mufidah *), Dina Rahayuning P **), Laksmi Widajanti **)

Rizqi Mufidah *), Dina Rahayuning P **), Laksmi Widajanti **) HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI, TINGKAT AKTIVITAS FISIK DAN KARAKTERISTIK KELUARGA DENGAN RISIKO KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DAWE, KUDUS Rizqi Mufidah *), Dina

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keduanya menyatu membentuk sel yang akan tumbuh. Lama kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. keduanya menyatu membentuk sel yang akan tumbuh. Lama kehamilan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehamilan adalah proses yang diawali dengan keluarnya sel telur matang pada saluran telur yang kemudian bertemu dengan sperma, lalu keduanya menyatu membentuk sel

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG THE CORRELATION BETWEEN HUSBAND S SUPPORT WITH FREQUENCY OF PUERPERIAL REPEATED VISITATION IN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cukup beragam. Menurut Soekirman (2000) definisi dari masalah gizi adalah

BAB I PENDAHULUAN. cukup beragam. Menurut Soekirman (2000) definisi dari masalah gizi adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mempunyai masalah gizi yang cukup beragam. Menurut Soekirman (2000) definisi dari masalah gizi adalah adanya gangguan pada perorangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kurang dari 70/ kelahiran hidup. 1. Secara global, Maternal mortality Ratio (MMR) selama 25 tahun terakhir terjadi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kurang dari 70/ kelahiran hidup. 1. Secara global, Maternal mortality Ratio (MMR) selama 25 tahun terakhir terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sustainable Development Goals (SDG) tahun 2015-2030 terdiri dari 17 tujuan yang terbagi menjadi 169 target dan sekitar 300 indikator. Terjaminnya kehidupan yang sehat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PENELITIAN. SMA Raksana Medan Tahun Oleh : RISHITHARAN DORAISAMY

LAPORAN HASIL PENELITIAN. SMA Raksana Medan Tahun Oleh : RISHITHARAN DORAISAMY LAPORAN HASIL PENELITIAN Gambaran Pengetahuan Tentang Diet Seimbang pada Siswa SMA Raksana Medan Tahun 2011 Oleh : RISHITHARAN DORAISAMY 080100424 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011

Lebih terperinci

SIKAP IBU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL

SIKAP IBU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL SIKAP IBU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL Arifah Istiqomah, Ari Sulistyawati, Dianata Nikmah Akademi Kebidanan Ummi Khasanah, Jl. Pemuda Gandekan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor penyebab terjadinya beberapa penyakit kronis sehingga mengakibatkan umur harapan hidup (UHH) seseorang menurun adalah obesitas. World Health Organization

Lebih terperinci

Kata kunci: Body Mass Index (BMI), Underweight, Overweight, Obesitas, Indeks DMF-T, Karies.

Kata kunci: Body Mass Index (BMI), Underweight, Overweight, Obesitas, Indeks DMF-T, Karies. ABSTRAK Status gizi yang kurang maupun berlebihan akan berpengaruh terhadap kesehatan organ tubuh lain, salah satunya adalah kesehatan gigi dan mulut. Skor karies pada anak malnutrisi tinggi karena kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan selama siklus hidup manusia. Gangguan gizi pada awal kehidupan akan mempengaruhi kualitas kehidupan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

GAMBARAN KONSUMSI BUAH, SAYUR DAN KECUKUPAN SERAT PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI SD NEGERI MEDAN SKRIPSI. Oleh ANGGI RARA NIM.

GAMBARAN KONSUMSI BUAH, SAYUR DAN KECUKUPAN SERAT PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI SD NEGERI MEDAN SKRIPSI. Oleh ANGGI RARA NIM. GAMBARAN KONSUMSI BUAH, SAYUR DAN KECUKUPAN SERAT PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI SD NEGERI 060870 MEDAN SKRIPSI Oleh ANGGI RARA NIM. 121021024 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014

Lebih terperinci

UNIVERSITAS UDAYANA. Skripsi ini diajukan sebagai Salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS UDAYANA. Skripsi ini diajukan sebagai Salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS UDAYANA Hubungan Status Gizi Ibu Saat Hamil, Berat Badan Lahir dan Status Gizi Balita dengan Erupsi Gigi Sulung Balita usia 6-24 bulan di UPT. Puskesmas Petang II DEWI SULANDARI PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

OLEH: RUTH MUTIARA ANGELINA MANULLANG

OLEH: RUTH MUTIARA ANGELINA MANULLANG HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN 2014 DI MEDAN TAHUN 2015 OLEH: RUTH MUTIARA ANGELINA MANULLANG 12010017

Lebih terperinci

UNIVERSITAS UDAYANA HUBUNGAN STATUS ANEMIA DAN INDEKS MASSA TUBUH MENURUT UMUR (IMT/U) DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWI SMK KESEHATAN GANA HUSADA

UNIVERSITAS UDAYANA HUBUNGAN STATUS ANEMIA DAN INDEKS MASSA TUBUH MENURUT UMUR (IMT/U) DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWI SMK KESEHATAN GANA HUSADA UNIVERSITAS UDAYANA HUBUNGAN STATUS ANEMIA DAN INDEKS MASSA TUBUH MENURUT UMUR (IMT/U) DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWI SMK KESEHATAN GANA HUSADA LUH PUTU JULIANI 1320015007 PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG Anni Suciawati* *Fakultas Kesehatan Prodi Kebidanan Universitas Nasional Email Korespodensi:

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv. ABSTRAK... v. ABSTRACT... vi. RINGKASAN... vii. SUMMARY...

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv. ABSTRAK... v. ABSTRACT... vi. RINGKASAN... vii. SUMMARY... DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN.... iv ABSTRAK... v ABSTRACT... vi RINGKASAN... vii SUMMARY... ix KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas pada saat ini telah menjadi masalah kesehatan dan berhubungan dengan terjadinya peningkatan penyakit tidak menular (Bener, 2006). Prevalensi obesitas meningkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak sekolah merupakan generasi penerus dan modal pembangunan. Oleh karena itu, tingkat kesehatannya perlu dibina dan ditingkatkan. Salah satu upaya kesehatan tersebut

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS HALMAHERA SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS HALMAHERA SEMARANG FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS HALMAHERA SEMARANG ANGGIANI NURHASNA FURQI D11.2012.01525 PEMINATAN EPIDEMIOLOGI PEMBIMBING : KRISWIHARSI

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN TERJADINYA ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS DAWE KECAMATAN DAWE KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN TERJADINYA ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS DAWE KECAMATAN DAWE KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013 HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN TERJADINYA ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS DAWE KECAMATAN DAWE KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013 Suranto, Sri Karyati, Sholihah Hasil penelitian sebagian besar ibu hamil yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH Liza Salawati Abstrak. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas

Lebih terperinci

PENGARUH AKTIFITAS FISIK TERHADAP KEJADIAN OBESITAS PADA MURID

PENGARUH AKTIFITAS FISIK TERHADAP KEJADIAN OBESITAS PADA MURID ABSTRAK PENGARUH AKTIFITAS FISIK TERHADAP KEJADIAN OBESITAS PADA MURID Ekowati Retnaningsih dan Rini Oktariza Angka kejadian berat badan lebih pada anak usia sekolah di Indonesia mencapai 15,9%. Prevalensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini menjadikan seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini menjadikan seseorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini menjadikan seseorang dengan mudah mengakses segala media elektronik. Hal itu juga menjadikan seseorang tidak asing lagi dengan

Lebih terperinci

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT VOLUME 4 Nomor 01 Maret 2013 Artikel Penelitian HUBUNGAN STATUS GIZI (PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA KEHAMILAN DAN UKURAN LINGKAR LENGAN ATAS) DENGAN BERAT BADAN BAYI

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 32 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak divisi Gastroenterologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Meningkatnya berbagai fasilitas dan pelayanan kesehatan serta kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan hidup (UHH) yang

Lebih terperinci

STATUS GIZI REMAJA, POLA MAKAN DAN AKTIVITAS OLAH RAGA DI SLTP 2 MAJAULENG KABUPATEN WAJO

STATUS GIZI REMAJA, POLA MAKAN DAN AKTIVITAS OLAH RAGA DI SLTP 2 MAJAULENG KABUPATEN WAJO STATUS GIZI REMAJA, POLA MAKAN DAN AKTIVITAS OLAH RAGA DI SLTP 2 MAJAULENG KABUPATEN WAJO Agustian Ipa 1 1 Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan, Makassar ABSTRACT Background : Physical growth and maturation

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk usia lanjut di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. penduduk usia lanjut di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Struktur penduduk dunia saat ini menuju proses penuaan yang ditandai dengan meningkatnya jumlah dan proporsi penduduk usia lanjut. Proporsi penduduk usia lanjut di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

BAB I PENDAHULUAN. Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.

Lebih terperinci

ENERGI DARI SUSU BERDASARKAN STATUS KEGEMUKAN PADA BALITA USIA BULAN

ENERGI DARI SUSU BERDASARKAN STATUS KEGEMUKAN PADA BALITA USIA BULAN PERBEDAAN INTAKE ENERGI DARI SUSU BERDASARKAN STATUS KEGEMUKAN PADA BALITA USIA 24-59 BULAN (Studi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Cigeureung Kota Tasikmalaya Tahun 2013) Maya Nurmalasari 1) Nurlina, SKM.,

Lebih terperinci

ABSTRAK TINGKAT DEPRESI POSTPARTUM PADA IBU MENYUSUI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR I

ABSTRAK TINGKAT DEPRESI POSTPARTUM PADA IBU MENYUSUI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR I DAFTAR ISI SAMPUL DEPAN... i SAMPUL DALAM... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... v KATA PENGANTAR... vi ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii RINGKASAN...

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KELEBIHAN BERAT BADAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA PEREMPUAN PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEKSTILE SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KELEBIHAN BERAT BADAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA PEREMPUAN PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEKSTILE SURAKARTA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KELEBIHAN BERAT BADAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA PEREMPUAN PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEKSTILE SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : Nurlathifah N. Yusuf

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : Nurlathifah N. Yusuf PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN LEAFLET TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL MENGENAI POLA HIDUP SEHAT SELAMA KEHAMILAN DI PUSKESMAS MERGANGSAN TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Nurlathifah

Lebih terperinci

SKRIPSI SENAM JANTUNG SEHAT DAPAT MENURUNKAN PERSENTASE LEMAK TUBUH PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

SKRIPSI SENAM JANTUNG SEHAT DAPAT MENURUNKAN PERSENTASE LEMAK TUBUH PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA SKRIPSI SENAM JANTUNG SEHAT DAPAT MENURUNKAN PERSENTASE LEMAK TUBUH PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA I NYOMAN AGUS PRADNYA WIGUNA KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap proses kehidupan manusia agar dapat tumbuh dan berkembang sesuai

BAB I PENDAHULUAN. setiap proses kehidupan manusia agar dapat tumbuh dan berkembang sesuai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah gizi merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang belum pernah tuntas ditanggulangi di dunia. 1 Gizi merupakan kebutuhan utama dalam setiap proses

Lebih terperinci

INTISARI HUBUNGAN UMUR DAN PENDIDIKAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ASAM FOLAT DI POLI KANDUNGAN RSUD DATU SANGGUL RANTAU

INTISARI HUBUNGAN UMUR DAN PENDIDIKAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ASAM FOLAT DI POLI KANDUNGAN RSUD DATU SANGGUL RANTAU INTISARI HUBUNGAN UMUR DAN PENDIDIKAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ASAM FOLAT DI POLI KANDUNGAN RSUD DATU SANGGUL RANTAU Siti Zulaeha 1 ; Erna Prihandiwati 2 Fransiska Noorgawati 3 Neural

Lebih terperinci

GAMBARAN STATUS GIZI IBU HAMIL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD WONOSARI TAHUN 2014

GAMBARAN STATUS GIZI IBU HAMIL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD WONOSARI TAHUN 2014 142 Media Ilmu Kesehatan Vol. 4, No. 3, Desember 2015 GAMBARAN STATUS GIZI IBU HAMIL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD WONOSARI TAHUN 2014 1 Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Choirul

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes Mellitus (DM) di dunia. Angka ini diprediksikan akan bertambah menjadi 333 juta orang pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menstruasi adalah suatu proses yang normal, yang terjadi setiap bulannya pada hampir semua wanita. Menstruasi terjadinya pengeluaran darah, dalam jangka waktu 3-5 hari

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana Strata-1

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR

ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR Gizi memegang peranan penting dalam menciptakan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Perbaikan

Lebih terperinci

Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru

Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Correlation Of Energy Consumption Level, Protein and Food Consumerism With Nutritional Status

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas adalah akumulasi lemak abnormal atau berlebih yang dapat mengganggu kesehatan. Hal ini disebabkan oleh ketidakseimbangan energi antara kalori yang dikonsumsi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. perhitungan pengukuran langsung dari 30 responden saat pre-test.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. perhitungan pengukuran langsung dari 30 responden saat pre-test. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Penelitian a. Pre Test Data yang terkumpul merupakan datalingkar Lengan Atas, Lingkar Panggul dan Lingkar Pinggul yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi merupakan sebuah masalah keluarga yang sifatnya jangka panjang dan kebisaan makan yang sehat harus dimulai sejak dini. Masalah gizi pada anak di Indonesia akhir-akhir

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Rabiatunnisa 1610104257 PROGRAM STUDI BIDAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI ASI IBU POST PARTUM

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI ASI IBU POST PARTUM HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI ASI IBU POST PARTUM Tuti Meihartati STIKES Darul Azhar Batulicin Email : riestie_fun@yahoo.co.id Abstract: The purpose of this study was to determine

Lebih terperinci

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012 HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012 Mulinatus Saadah 1. Mahasiswa Peminatan Gizi Kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang ini, kelebihan berat badan (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah kesehatan dunia yang semakin sering ditemukan di berbagai

Lebih terperinci

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT Puji Hastuti Poltekkes Kemenkes Semarang E-mail: pujih75@gmail.com Abstract: The purpose of this cross-sectional research

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap satu diantara enam penduduk dunia adalah remaja. Di Indonesia, jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World Health Organization (WHO)

Lebih terperinci

ABSTRAK. Moch Erwin Jaya Sanjaya, Pembimbing: Evi Yuniawati, dr, MKM.

ABSTRAK. Moch Erwin Jaya Sanjaya, Pembimbing: Evi Yuniawati, dr, MKM. ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU IBU POST PARTUM TERHADAP PENTINGNYA PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI YANG DILAHIRKANNYA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SERANG PERIODE SEPTEMBER-OKTOBER 2008

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Obesitas Obesitas adalah kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbun lemak yang melebihi 25 % dari berat tubuh, orang yang kelebihan berat badan biasanya karena kelebihan

Lebih terperinci

DIABETES MELITUS (TIPE 2) PADA USIA PRODUKTIF DAN FAKTOR-FAKTOR RESIKO YANG MEMPENGARUHINYA (STUDI KASUS DI RSUD Dr. SOEROTO KABUPATEN NGAWI)

DIABETES MELITUS (TIPE 2) PADA USIA PRODUKTIF DAN FAKTOR-FAKTOR RESIKO YANG MEMPENGARUHINYA (STUDI KASUS DI RSUD Dr. SOEROTO KABUPATEN NGAWI) DIABETES MELITUS (TIPE 2) PADA USIA PRODUKTIF DAN FAKTOR-FAKTOR RESIKO YANG MEMPENGARUHINYA (STUDI KASUS DI RSUD Dr. SOEROTO KABUPATEN NGAWI) Dyah Surya Kusumawati (Prodi S1 Keperawatan) Stikes Bhakti

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4. 1. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang menggunakan metode deskriptif analitik dengan desain cross sectional karena pengambilan data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian menggunakan rancangan penelitian kuantitatif pendekatan analitik dengan menggunakan desain cross sectional study. Cross sectional study yaitu

Lebih terperinci