UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS AKSARA JAWA MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI I SADANG KEBUMEN TAHUN AJARAN 2011/2012

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS AKSARA JAWA MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI I SADANG KEBUMEN TAHUN AJARAN 2011/2012"

Transkripsi

1 UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS AKSARA JAWA MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI I SADANG KEBUMEN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Oleh Erik Puji Lestari NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA JAWA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO 2012

2

3

4 PERNYATAAN Yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Erik Puji Lestari NIM : Progam Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Judul Skripsi : Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Aksara Jawa Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas VIII C SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahun Ajaran 2011/2012 menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini adalah benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan plagiat dari karya tulis orang lain, kecuali bagian tertentu yang saya ambil sebagai landasan teori atau acuan teori dengan mengikuti tata penulisan dan etika penulisan karya ilmiah yang lazim. Apabila ternyata terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar, hal tersebut menjadi tanggung jawab saya. Kebumen, 29 Agustus 2012 Yang membuat pernyataan, Erik Puji Lestari

5 MOTO DAN PERSEMBAHAN MOTO Hidup itu butuh perjuangan dengan niat dan usaha Jangan pantang menyerah walaupun kita dibawah, seperti pepatah mengatakan lebih baik tangan di atas dari pada tangan di bawah Ajining diri gumantung saka lati, ajining raga gumantung saka busana, ajining awak gumantung saka kelakuan PERSEMBAHAN 1. Bapak Ibu tersayang (Mukhlasin dan Siti Sumarni), terima kasih atas keihklasan dan kasih sayangnnya, aku yakin aku akan selalu ada dalam tulang rusukmu. 2. Tunanganku tersayang Teguh Priya Pambudi yang selalu mendukung, menemani, dan memotivasi saya dalam kesukaran. 3. Kakak-kakakku tersayang (Puji Suryono, Siti Nur Fatma Asih, Fitri Setiani), yang selalu membuatku senang dan semangat dalam harihariku. 4. Temanku terlugu (Wiji Astuti dan Siti Alfiah), yang selalu membuat saya senang saat mengerjakannya.

6 KATA PENGANTAR Saya mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Atas limpahan rahmat dan hidayah-nya serta kerja keras saya akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Saya sadar dengan sepenuh hati bahwa uluran tangan dari berbagai pihak telah memungkinkan selesainya skripsi ini. Itulah sebabnya, penulis menyampaikan terima kasih tering doa tulus kepada semu insan berjasa berikut ini. Dengan setulus-tulusnya saya menyampaikan terima kasih kepada : 1. Drs. H. Supriyono, M. Pd. selaku rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo. 2. Drs. H. Hartono, M. M. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo. 3. Bapak Yuli Widiyono, M.Pd. selaku ketua progam studi bahasa dan sastra Jawa dan dosen pembimbing I dan Bapak Aris Hidayat, S.Pd. dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan dan motivasi sampai penyusunan skripsi ini selesai. 4. Seluruh dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat. 5. Bapak Prof. Dr. Sukirno, M.Pd., dosen pembimbing media yang telah menyediakan waktunya untuk saya. 6. Bapak Toto Prabowo, kepala SMP Negeri 1 Sadang Kebumen, yang telah mengizinkan penulis untuk melaksanakan penelitian.

7 7. Agus Purwidodo, guru bahasa Jawa SMP Negeri 1 Sadang Kebumen, yang membimbing dan membantu terlaksananya penelitian ini. 8. Teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dalam proses penulisan skripsi ini. Mudah-mudahan semua amal baik dari berbagai pihak tersebut memperoleh balasan dari Allah Swt. Selain hal tersebut di atas, penulis juga menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin. Purworejo, 29 Agustus 2012 Penyusun, Erik Puji Lestari

8 ABSTRAK Erik Puji Lestari. Upaya Peningkatan Menulis Aksara Jawa Melalui Media Audio Visual Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa. Universitas Muhammadiyah Purworejo. Perkawisan ingkang wonten panaliten ingkang sapisan njlentrehaken urutaning pasinaon nyerat aksara Jawa ingkang ngginaaken media audio visual ngagem murid kelas VIII C SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahun 2011/2012; kaping kalih njlentrehaken paningkatan kesinggihan nyerat aksara Jawa murid kelas VIII C SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahun 2011/2012 ingkang sampun pikantuk pasinaon ngginaaken media audio visual; kaping tiga njlentrehaken paningkatan minat nyerat aksara Jawa murid kelas VIII SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahun 2011/2012 sampun pikantuk pasinaon ngginaaken media audio visual. Panaliten ingkang digunaaken yaiku Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Teori ingkang didadosaken acuan yaiku teori Arikunto (2008) ingkang njlentrehaken menawi PTK yaiku panaliten tindakan ingkang dipunlaksanaaken kagem perkawis mbiyantu mutu praktik pasinaon ngagem kelas. Pangumpulan data inggih menika ngginaaken instrumen tes yaiku menehi tes ngagem murid saben akhir pasinaonan sarta ngginaaken instrumen nontes yaiku ngginaaken lembar observasi lan dokumentasi foto. Teknik analisis data ingkang digunaaken yaiku teknik statistik deskriptif komparatif, kagem ngginaaken rumus ngitang rata-rata (mean). Urutaning pasinaonan ngginaaken media audio visual yaiku (a) kagiyatan prasiklus inggih menika pasinaonan nyerat aksara Jawa mboten ngginaaken media; (b) kagiyatan siklus I, pasinaonan ngginaaken media audio visual kalih materi aksara carakan, sandhangan swara, sandhangan panyigeging wanda, lan sandhangan wyanjana; (c) kagiyatan siklus II, pasinaonan ngginaaken media audio visual ingkang materi siklus I dipuntambahi pasangan aksara Jawa. Kasil tes kaprigelan nyerat aksara Jawa ing kagiyatan prasiklus nunjukaken rata-rata biji kelas dumugi 61.6%, ngalami paningkatan rata-rata kelas dumugi 72,8% ing kagiyatan siklus I. Rata-rata murid ngalami paningkatan inggih punika dumugi 77.1% ing kagiyatan siklus II. Sedangkan saking kasil minat murid nyerat aksara Jawa dipunpirsani saking segi perhatian sae wonten 5 murid, dipunpirsani saking segi keaktifan sae namung wonten 4 murid saking kagiyatan prasiklus. Salajengipun paningkatan minat murid ing kagiyatan siklus I yaiku saking segi perhatian sae wonten 14 murid, lan saking segi keaktifan sae wonten 13 murid. Minat murid saged dipun paningkatan malih ing kagiyatan siklus II, saking segi perhatian sae wonten 26 murid, lan keaktifan sae wonten 24 murid. Dados, saged kadudut wiwit menawi ngagem ngginaaken media audio saged ningkataken kesinggihan lan minat pasinaon murid SMP Negeri I Sadang Kebumen. Kata Kunci : nyerat aksara Jawa ngagem media Audio Visual

9 ABSTRAK Erik Puji Lestari. Upaya Peningkatan Menulis Aksara Jawa Melalui Media Audio Visual Pada Siswa Kelas VIII C SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa. Universitas Muhammadiyah Purworejo. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan: (1) mendeskripsikan langkahlangkah pembelajaran menulis aksara Jawa dengan menggunakan media audio visual pada siswa kelas VIII C SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahun 2011/2012; (2) mendeskripsikan peningkatan kemampuan menulis aksara Jawa siswa kelas VIII C SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahun 2011/2012 setelah mendapat pembelajaran menggunakan media audio visual? (3) mendeskripsikan peningkatan minat menulis aksara Jawa siswa kelas VIII C SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahun 2011/2012 setelah mendapat pembelajaran menggunakan media audio visual. Penelitian yang dilakukan adalah jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Teori yang dijadikan acuan adalah teori Arikunto (2008) yang menjelaskan bahwa PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan instrumen tes yaitu memberikan tes kepada siswa setiap akhir pembelajaran serta menggunakan instrumen nontes yaitu menggunakan lembar observasi dan dokumentasi foto. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik statistik deskriptif komparatif, dengan menggunakan rumus perhitungan rata-rata (mean). Langkah-langkah pembelajaran menggunakan media audio visual yaitu (a) kegiatan prasiklus merupakan pembelajaran menulis aksara Jawa tanpa menggunakan media; (b) kegiatan siklus I, pembelajaran menggunakan media audio visual dengan materi aksara carakan, sandhangan swara, sandhangan panyigeging wanda, dan sandhangan wyanjana; (c) kegiatan siklus II, pembelajaran menggunakan media audio visual dengan materi siklus I ditambah dengan pasangan aksara Jawa. Hasil tes kemampuan menulis aksara Jawa pada kegiatan prasiklus menunujukan rata-rata nilai kelas sebesar 61.6%, mengalami peningkatan rata-rata kelas sebesar 72,8% pada kegiatan siklus I. Rata-rata siswa meningkat kembali menjadi 77.1% pada kegiatan siklus II. Selanjutnya dari hasil minat siswa menulis aksara Jawa dilihat dari segi perhatian baik hanya ada 5 siswa, dilihat dari segi keaktifan baik hanya ada 4 siswa pada kegiatan prasiklus. Terdapat peningkatan minat siswa pada kegiatan siklus I yaitu dari segi perhatian baik ada 14 siswa, dan dari segi keaktifan baik ada 13 siswa. Minat siswa mendapat peningkatan kembali pada kegiatan siklus II, dari segi perhatian baik ada 26 siswa, dan keaktifan baik ada 24 siswa. Jadi, dapat diperoleh kesimpulan bahwa dengan menggunakan media audio visual mampu meningkatkan kemampuan dan minat belajar siswa SMP Negeri I Sadang Kebumen. Kata Kunci : menulis aksara Jawa melalui media Audio Visual

10 DAFTAR ISI halaman HALAMAN JUDUL i PERSETUJUAN PEMBIMBING PENGESAHAN PERNYATAAN MOTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR DIAGRAM DAFTAR LAMPIRAN ii iii iv v vi vii viii ix x xi xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Identifikasi Masalah C. Pembatasan Masalah D. Rumusan Masalah E. Tujuan Penelitian F. Manfaat Penelitian G. Sistematika Skripsi

11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KAJIAN TEORETIS, DAN HIPOTESIS 9 A. Tinjauan Pustaka B. Kajian Teoretis Menulis a. Pengertian Menulis b. Tujuan Menulis c. Jenis-jenis Menulis d. Aksara Jawa Media Pembelajaran a. Pengertian Media Pembelajaran b. Fungsi Media Pembelajaran c. Jenis-jenis Media d. Media Audio Visual Motivasi Belajar C. Hipotesis BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian B. ObjekPenelitian C. Rancangan Penelitian D. Langkah-langkah Penelitian Kegiatan Prasiklus Kegiatan Siklus I Kegiatan Siklus II

12 E. Tahap Pengumpulan Data Penetapan Instrumen Data Data Penelitian Sumber Data Teknik Pengumpulan Data F. Teknik Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Langkah-langkah Pembelajaran Menulis Aksara Jawa dengan Menggunakan Media Audio Visual Peningkatan Kemampuan Menulis Aksara Jawa Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahun Ajaran 2011/2012 Setelah Mendapat Pembelajaran Menggunakan Media Audio Visual Peningkatan Minat Menulis Aksara Jawa Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahu Ajaran 2011/2012 Setelah Mendapat Pembelajaran Menggunakan Media Audio Visual B. Pembahasan Langkah-langkah Pembelajaran Menulis Aksara Jawa dengan Menggunakan Media Audio Visual Peningkatan Kemampuan Menulis Aksara Jawa Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahun Ajaran 2011/2012 Setelah Mendapat Pembelajaran Menggunakan Media Audio Visual Peningkatan Minat Menulis Aksara Jawa Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahu Ajaran 2011/2012 Setelah Mendapat Pembelajaran Menggunakan Media Audio Visual C. Kelebihan dan Kelemahan Media audio visual

13 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

14 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 4.1 Hasil Kemampuan Siswa Menulis Aksara Jawa pada Kegiatan Prasiklus Tabel 4.2 Hasil Kemampuan Siswa Menulis Aksara Jawa pada Kegiatan Siklus I Tabel 4.3 Hasil Kemampuan Siswa Menulis Aksara Jawa pada Kegiatan Siklus II Tabel 4.4 Peningkatan Minat Siswa terhadap Pembelajaran Menulis Aksara Jawa pada Kegiatan Prasiklus Tabel 4.5 Peningkatan Minat Siswa terhadap Pembelajaran Menulis Aksara Jawa pada Kegiatan Prasiklus Tabel 4.6 Peningkatan Minat Siswa terhadap Pembelajaran Menulis Aksara Jawa pada Kegiatan Prasiklus Tabel 4.7 Hasil Kemampuan Menulis Aksara Jawa pada Kegiatan Prasiklus Tabel 4.9 Hasil Peningkatan Kemampuan Menulis Aksara Jawa pada Kegiatan Prasiklus dengan Kegiatan Siklus I Tabel 4.9 Hasil Peningkatan Kemampuan Menulis Aksara Jawa pada Kegiatan Prasiklus, Siklus I, Siklus II Tabel 4.13 Peningkatan Kemampuan yang terjadi dari beberapa Siswa setelah Pembelajaran Menulis Aksara Jawa dengan menggunakan Media Audio Visual Tabel 4.17 Peningkatan Minat dilihat darisegi Keaktifan dan Perhatian yang terjadi dari beberapa Siswa

15 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 3.1 Prosedur Siklus Penelitian

16 DAFTAR DIAGRAM Halaman Diagram 4.8 Hasil Kemampuan Menulis Aksara Jawa pada Kegiatan Prasiklus Diagram 4.10 Hasil Perbandingan Kemampuan Siswa Menulis Aksara Jawa pada Kegiatan Prasiklus dengan Siklus I Diagram 4.10 Hasil Perbandingan Kemampuan Siswa Menulis Aksara Jawa pada Kegiatan Prasiklus, Siklus I, Siklus II Diagram 4.14 Minat Siswa terhadap Pembelajaran Menulis Aksara Jawa pada Kegiatan Prasiklus Diagram 4.14 Minat Siswa terhadap Pembelajaran Menulis Aksara Jawa pada Kegiatan Siklus I Diagram 4.14 Minat Siswa terhadap Pembelajaran Menulis Aksara Jawa pada Kegiatan Prasiklus

17 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Lampiran 3. Lembar Observasi Siklus I Lampiran 4. Lembar Observasi Siklus II Lampiran 5. Jurnal Siswa Siklus I Lampiran 6. Jurnal Siswa Siklus II Lampiran 7. Daftar Nilai Siswa Kelas VIII C pada Siklus I Lampiran 8. Daftar Nilai Siswa Kelas VIII C pada Siklus II Lampiran 9. Daftar Nama Siswa Kelas VIII C Lampiran 10. Soal Siklus I Lampiran 11. Hasil Tes Penulisan Aksara Jawa Siswa Siklus I Lampiran 12. Soal Siklus II Lampiran 13. Hasil Tes Penulisan Aksara Jawa Siswa Siklus II Lampiran 14. Gambar Pembelajaran Menulis Aksara Jawa pada Siklus I dan Siklus II Lampiran 15. Surat Penetapan Dosen Pembimbing Lampiran 16. Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 17. Surat keterangan Izin Penelitian dari Sekolah Lampiran 18. Kartu Bimbingan Skripsi

18 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi adalah hal utama yang membuat kebudayaan Jawa mengalami penurunan ke arah yang negatif. Sebagai contoh generasi muda dalam menggunakan bahasa untuk berkomunikasi. Padahal di dalam kebudayaan Jawa, nilai kesopanan anak-anak (orang yang lebih muda) terhadap orang yang lebih tua bisa juga dinilai dari cara dia bertutur dengan menggunakan bahasa Jawa krama ataupun krama inggil. Namun pada kenyataanya, generasi muda sekarang ini banyak yang kurang bisa berbahasa krama ataupun krama inggil, bahkan banyak yang sama sekali tidak mengerti apa itu bahasa krama dan krama inggil. Mereka lebih senang menggunakan bahasa Indonesia dan terkadang justru menggunakan bahasa Inggris untuk berkomunikasi. Itulah salah satu faktor yang membuat kebudayaan Jawa semakin hari mengalami penurunan. Sejalan dengan permasalahan yang ada, pemerintah akhirnya berusaha untuk menghidupkan kembali kebudayaan Jawa dengan cara memasukkan kurikulum bahasa Jawa dalam pendidikan formal untuk menjadi mata pelajaran wajib di semua jenjang pendidikan bukan hanya sebagai mata pelajaran muatan lokal yaitu bertujuan untuk menumbuhkan minat dari generasi muda untuk lebih memperdalam tentang kebudayaan Jawa khususnya bahasa Jawa. Semua itu dikarenakan pendidikan merupakan bagian dari pembangunan. Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan. Pada umumnya pembangunan diarahkan dan bertujuan untuk

19 mengembangkan sumber daya yang berkualitas, diantaranya adalah mengembangkan manusia yang berkualitas. Pendidikan memegang peranan penting dalam pencapaian manusia yang seutuhnya. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan peserta didik. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 20 (2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa : Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan, membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar mampu menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab. Pendidikan dikembangkan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis dan berhitung bagi segenap warga masyarakat. Segenap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang mempunyai peran yang sangat penting dan mendasar. Menulis bukan merupakan keterampilan yang datang dengan sendirinya maupun bakatnya, melainkan harus melalui latihan praktik yang banyak dan teratur. Dapat dikatakan bahwa menulis merupakan suatu ketrampilan berbahasa yang kompleks. Kemampuan menulis lebih sukar dikuasai dibandingkan dengan ketiga aspek kebahasaan lainnya yaitu kemampuan mendengarkan, kemampuan berbicara, dan kemampuan membaca. Hal ini menghendaki penguasaan berbagai unsur diluar bahasa itu sendiri. Kemampuan menulis harus terjalin

20 sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu tulisan yang baik (Henry Guntur Tarigan, 2008; 16). Hal itu sesuai dengan kurikulum mata pelajaran muatan lokal (Bahasa Jawa) untuk jenjang pendidikan SMP/SMPLB/MTs Negeri dan Swasta Provinsi Jawa Tengah kelas VIII semester dua, pada kompetensi menulis dengan standar kompetensi mampu mengungkapkan pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan secara tertulis dalam berbagai bentuk tulisan dan ragam bahasa Jawa sesuai dengan unggahungguh basa yang benar. Sedangkan kompetensi dasarnya menulis dua paragraf berhuruf Jawa. Berdasarkan observasi dan wawancara, siswa pada umumnya menulis paragraf berhuruf Jawa dianggap kompetensi yang paling sukar. Karakteristik menulis paragraf berhuruf jawa merupakan konsep penulisan dari aksara Jawa yang harus dipahami sehingga diperlukan banyak latihan soal untuk memahaminya. Berdasarkan uraian di atas, maka harus dilakukan upaya-upaya perbaikan metode ataupun sistem untuk menumbuhkan minat siswa tehadap pelajaran bahasa Jawa, khususnya pada materi aksara Jawa yang lambat laun banyak yang sudah tidak bisa menulis aksara Jawa dengan alasan penulisan aksaranya yang sulit-sulit. Maka dari itu, guru harus bisa mengatasi masalah-masalah tersebut. Seorang guru yang baik akan selalu berusaha untuk menyampaikan materinya dengan cara-cara yang kreatif, misalkan dengan menggunakan media yang bermacam-macam, sehingga siswa akan lebih tertarik dan tidak bosan untuk menerima materi-materi yang disampaikan oleh guru. Kemungkinan media yang digunakan untuk mengatasi permasalahan adalah penggunan media audio visual. Dipilihnya media ini dengan upaya untuk

21 meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis aksara Jawa. Penggunaan media ini juga memiliki tujuan membuat pembelajaran menulis aksara Jawa menjadi menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa, karena media audio visual adalah media dalam bentuk video yang diisi dengan aksara Jawa yang kemudian dalam pembelajarannya guru menunjukkan video dan suara dan siswa akan melihat bagaimana cara menulis Aksara Jawa dengan pasangan dan sandangannya. Dengan cara seperti itu, peneliti berharap siswa akan lebih mudah menghafal dan memahami pembelajaran menulis aksara Jawa, sehingga siswa akan lebih terampil dalam menulis aksara Jawa dan akan berpengaruh pada hasil pembelajarannya. Peneliti memilih sekolah SMP Negeri I Sadang Kebumen siswa kelas VIII untuk dijadikan tempat penelitian. Peneliti mendeskripsikan penggunaan media audio visual dalam pembelajaran menulis aksara Jawa dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hal tersebut yang melatar belakangi pemilihan judul Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Aksara Jawa Melalui Media Audio Visual Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahun Ajaran 2011/2012. B. Identifikasi masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut ini. 1) Masih rendahnya kemampuan siswa untuk menulis aksara jawa pada kelas VIII SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahun Ajaran 2011/2012.

22 2) Masih rendahnya minat siswa untuk menulis aksara Jawa pada kelas VIII SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahun Ajaran 2011/ ) Kurang efektifnya penggunaan media pembelajaran yang ada di SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahun Ajaran 2011/ ) Kurangnya keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis aksara Jawa 5) Kurangnya perhatian siswa dalam kegiatan mengikuti pembelajaran menulis aksara Jawa, 6) Guru hanya menggunakan metode konvensional atau ceramah. C. Pembatasan Masalah Dalam penulisan ini, peneliti bermaksud mendeskripsikan langkah-langkah pembelajaran menulis aksara Jawa dengan menggunakan media audio visual pada siswa kelas VIII SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahun 2011/2012; mendeskripsikan peningkatan kemampuan menulis aksara Jawa siswa kelas VIII SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahun 2011/2012 setelah mendapat pembelajaran menggunakan media audio visual; mendeskripsikan peningkatan minat menulis aksara Jawa siswa kelas VIII SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahun 2011/2012 setelah mendapat pembelajaran menggunakan media audio visual. D. Rumusan Masalah Sesuai dengan deskripsi masalah di atas, rumusan masalah yang diajukan peneliti adalah sebagai berikut.

23 1) Bagaimanakah langkah-langkah pembelajaran menulis aksara Jawa dengan menggunakan media audio visual pada siswa kelas VIII SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahun 2011/2012? 2) Bagaimanakah peningkatan kemampuan menulis aksara Jawa siswa kelas VIII SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahun 2011/2012 setelah mendapat pembelajaran menggunakan media audio visual? 3) Bagaimanakah peningkatan minat menulis aksara Jawa siswa kelas VIII SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahun 2011/2012 setelah mendapat pembelajaran menggunakan media audio visual? E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan masalah-masalah yang ada, tujuan yang ingin dicapai peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Mendeskripsikan langkah-langkah pembelajaran menulis aksara Jawa dengan menggunakan media audio visual pada siswa kelas VIII SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahun Ajaran 2011/ ) Mendeskripsikan peningkatan kemampuan menulis aksara Jawa siswa kelas VIII SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahun Ajaran 2011/2012 setelah mendapat pembelajaran menggunakan media audio visual. 3) Mendeskripsikan peningkatan minat menulis aksara Jawa siswa kelas VIII SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahun Ajaran 2011/2012 setelah mendapat pembelajaran menggunakan media audio visual.

24 F. Manfaat Penelitian Penelitian kependidikan sangat bermanfaat bagi perkembangan sistem maupun kepentingan praktis dalam menyelenggarakan pendidikan. Penelitian ini sangat bermanfaat bagi siswa, guru, sekolah, dan peneliti. a) Bagi Siswa Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat membantu meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis aksara Jawa. Selain itu, peneliti mengharapkan siswa bisa menghafal semua jenis aksara Jawa sehingga dapat mempermudah dalam pembelajarannya. b) Bagi Guru Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat dijadikan masukkan dan pertimbangan untuk pembelajaran selanjutnya pada mata pelajaran bahasa Jawa, khususnya pada materi aksara Jawa bagi guru bahasa Jawa. c) Bagi Sekolah Dengan adanya penelitian ini, diharapkan sekolah dapat menambah referensi model pembelajaran bahasa Jawa, khususnya dalam materi menulis aksara Jawa dengan menggunakan media audio visuai. d) Bagi Peneliti Untuk memperoleh pengalaman dalam melaksanakan penelitian selanjutnya atau penelitian serupa di masa yang akan datang dan untuk mengetahui

25 kemampuan menulis aksara Jawa pada siswa kelas VIII SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahun 2011/2012. G. Sistematika Skripsi Skripsi ini terbagi menjadi lima bab dan tiap bab yang dibagi menjadi beberapa subbab. Untuk memberikan kemudahan para pembaca dalam memahami isi skripsi ini, peneliti akan mencantumkan sistematika skripsi di bawah ini. Bab I merupakan pendahuluan yang terdiri dari lima subbab, yaitu (a) latar belakang masalah; (b) permasalahan; (c) tujuan penelitian dan manfaat penelitian; (d) sistematika skripsi. Bab II merupakan tinjauan pustaka dan kajian teoretis yang terdiri dari tiga subbab, yaitu (a) tinjauan pustaka; (b) kajian teoretis; dan (c) hipotesis. Bab III merupakan metode penelitian yang terdiri dari enam subbab, yaitu (a) subjek penelitian; (b) objek penelitian; (c) rancangan penelitian; (d) prosedur penelitian; (e) tahap pengumpulan data; (f) teknik analisis data. Bab IV merupakan penyajian dan pembahasan data hasil penelitian yang terdiri dari dua subbab, yaitu (a) penyajian data; (b) pembahasan data penelitian. Bab V merupakan penutup yang terdiri dari dua subbab, yaitu (a) simpulan; dan (b) saran. Bagian akhir dari skripsi ini yaitu memuat daftar pustaka.

26 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KAJIAN TEORETIS, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka merupakan kajian secara kritis terhadap kajian terdahulu, sehingga dapat diketahui perbedaan dan persamaan yang khas antara bagian terdahulu dengan kajian yang dilakukan oleh penulis. Peneliti mengambil contoh skripsi milik Kaswanto (2008) dan milik Ningsih (2011) sebagai acuan dalam mengerjakan skripsi ini. Kaswanto (2008) menulis skripsi dengan judul Peningkatan Kemampuan Menulis Aksara Jawa Melalui Media Teka-teki Silang Beraksara Jawa Pada Siswa Kelas VIII SMP N 2 Jetis Bantul. Antara penelitian ini dengan penelitian Eko Budi Kaswanto (2008), terdapat persamaan dan perbedaan. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sama-sama meneliti tentang pembelajaran menulis aksara Jawa. Perbedaannya dengan Kaswanto (2008), yaitu (a) dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitiannya dengan menggunakan media audio visual untuk meningkatkan kemampuan menulis aksara Jawa, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Kaswanto menggunakan media teka-teki silang beraksara Jawa; (b) perbedaan yang lain adalah yang dijadikan objek dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah siswa kelas VIII SMP Negeri I Sadang Kebumen, sedangkan objek dalam penelitian yang dilakukan oleh Eko Budi Kaswanto adalah siswa kelas VIII SMP N 2 Bantul.

27 Penelitian yang lain adalah penelitian yang dilakukan oleh Ningsih (2011) dalam skripsinya yang berjudul Penggunaan Media Flash Card Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Aksara Jawa Pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah I Kebumen. Antara penelitian yang peneliti lakukan dengan penelitian Ningsih (2011) terdapat persamaan dan perbedaan. Persamaannya adalah sama-sama meneliti pembelajaran menulis aksara Jawa. Perbedaan penelitian yang dilakukan yaitu (a) dalam penelitian ini, menggunakan media audio visual, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Ningsih (2011) menggunakan media flash card ;(b) subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri I Sadang Kebumen, sedangkan yang dilakukan oleh Ningsih adalah siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Kebumen. B. Kajian Teoretis Kajian teoretis merupakan beberapa kumpulan materi yang dipilih dari berbagai sumber untuk dijadikan acuan pokok dalam membahas masalah yang diteliti. Kajian-kajian yang akan dibahas adalah sebagai berikut. 1. Menulis a. Pengertian Menulis Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain (Tarigan, 2008: 3). Menurut pendapat lain, menulis kreatif adalah aktifitas menuangkan gagasan secara tertulis atau melahirkan daya cipta berdasarkan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan atau karangan (Sukirno, 2009: 3).

28 Sedangkan menurut Lado (dalam Tarigan, 2008: 22), menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut. Keterampilan menulis merupakan suatu ciri orang terpelajar atau bangsa terpelajar, maka sehubungan dengan hal itu, jika seorang penulis ingin tulisannya dapat dipergunakan dengan baik untuk melaporkan suatu peristiwa dan juga untuk mempengaruhi pembacanya, maka penulis harus bisa mengutarakannya dengan jelas yaitu dengan memikirkan, mengorganisasikan, memilih pemakaian kata, dan struktur kalimat dengan baik (Morsey dalam Tarigan, 2008: 4). Jadi dapat disimpulkan dengan kegiatan menulis seseorang dapat mengekspresikan pikiran atau perasaan dengan menggunakan lambang atau grafik tertentu, dan menulis juga merupakan salah satu cara untuk berkomunikasi dengan orang lain secara tidak langsung. b. Tujuan Menulis Tujuan menulis menurut Tarigan (2008: 24) dalam bukunya yang berjudul Menulis Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa, dijelaskan bahwa tujuan menulis ada empat, yaitu (a)memberitahukan atau mengajar; (b) meyakinkan atau mendesak; (c) menghibur atau meyakinkan; (d) mengutarakan atau mengekspresikan perasaan dan emosi yang berapi api. Tujuan menulis kreatif juga dijelaskan oleh Sukirno (2009: 4) dalam bukunya yang berjudul Pembelajaran Menulis Kreatif dengan Strategi Belajar

29 Akselerasi, menjelaskan bahwa tujuan menulis kreatif yaitu memberikan informasi kepada orang lain atau pembaca, menceritakan sesuatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan tindak-tanduk manusia pada sebuah peristiwa yang menimbulkan daya khayal/imajinasi pembacanya dan menarik suatu makna baru di luar apa yang diungkapkan secara tersurat. Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan menulis, yaitu untuk memberitahukan sesuatu peristiwa kepada orang lain (pembaca) supaya orang yang membaca mempunyai gambaran tentang peristiwa tersebut. c. Jenis-jenis Menulis Pada dasarnya tulisan terwujud karena dua hal. Pertama, ada informasi yang ingin disampaikan kepada orang lain. Kedua, karena orang itu, ada hal lain yang hendak diberikan orang lain untuk mendukung informasi tersebut, yakni tanda, gambar, atau (kini disebut) tulisan dalam bukunya Wahyu Wibowo (2005; 12). Dalam menulis dikenal bermacam-macam jenis menulis, diantaranya adalah: (1) deskripsi adalah penggambaran untuk melukiskan perasaan dari penulis, (2) narasi yang bersifat imajinasi, (3) eksposisi bertujuan untuk memberikan informasi kepada pembaca, dan (4) argumentasi bertujuan meyakinkan pembaca untuk membuktikan pendapat pribadi (Kurniawan,2007:10). Pada intinya menulis digunakan untuk memberikan informasi tentang hal baru, pendapat, maupun tentang pribadi penulis kepada pembaca. Deskripsi adalah suatu bentuk tulisan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar, mencium, dan merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai dengan citra

30 penulisnya (Suparno, 2006: 4.6). Jadi, menulis deskripsi adalah, menulis dengan menceritakan keadaan sesuai dengan aslinya sehingga pembaca dapat merasakan apa yang dirasakan oleh penulis. Menulis deskripsi digunakan jika penulis ingin menggambarkan bentuk, sifat, dan rasa dari hal yang diamatinya. Deskripsi juga digunakan untuk menggambarkan perasaan penulis seperti, bahagia, takut, sedih, dan sebagainya. Untuk memahami tulisan deskripsi, pembaca dituntut untuk menggunakan pancainderanya. Menulis deskripsi harus didasarkan pada pengamatan yang cermat dan penyusunan kalimat yang tepat. Tujuan deskripsi adalah membentuk, melalui ungkapan bahasa, imajinasi pembaca agar dapat membayangkan suasana, orang, peristiwa, dan agar mereka dapat memahami suatu sensasi atau emosi (Kurniawan, 2007:10). Pada umumnya, menulis deskripsi jarang berdiri sendiri. Bentuk tulisan tersebut selalu menjadi bagian dalam bentuk tulisan lainnya dan saling berkaitan. Menurut Suparno (2006: 4.14), menulis deskripsi ada dua macam, yaitu karangan deskripsi orang dan karangan deskripsi tempat. Dalam penelitian ini, peneliti memilih karangan deskripsi tempat, karena tema yang dibahas adalah Pengalaman jadi melalui karangan deskripsi ini, siswa akan mendeskripsikan tempat secara jelas. Hal-hal yang perlu dikembangkan dan dideskripsikan secara jelas adalah mengenai suasana hati, kelengkapan penggambaran, dan keruntutan penulisan. Semua itu akan menjadi acuan penilaian dalam mengarang deskripsi. Narasi adalah tulisan yang menyajikan serangkaian peristiwa (Suparno, 2006: 4.54). Karangan narasi berisi penyampaian rangkaian peristiwa menurut urutan kejadiannya, dengan maksud memberi arti pada suatu kejadian tersebut.

31 Tujuan menulis narasi ada dua, yaitu (1) hendak memberikan informasi atau memberi wawasan dan memperluas pengetahuan kepada pembaca, (2) hendak memberikan pengalaman estetis kepada pembaca. Eksposisi adalah tulisan yang bertujuan untuk memberitahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu (Suparno, 2006: 5.29). Dalam eksposisi masalah yang dikomunikasikan adalah informasi yang berupa data faktual, suatu analisis, dan bisa juga berupa fakta dari pendirian teguh seseorang. Argumentasi adalah tulisan yang berisi atas paparan alasan dan pendapat untuk membuat suatu kesimpulan (Suparno, 2006: 5.56). Argumentasi ditulis untuk memberikan alasan, memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. Jadi, setiap karangan argumentasi selalu terdapat alasan atau argumen tentang bantahan terhadap suatu pendapat atau penguatan terhadap pendapat tersebut. Jadi, jenis-jenis menulis mempunyai banyak pengertian seperti yang sudah dijelaskan. Jenis-jenis menulis juga harus dilihat dari segi keadaan, perasaan dan tingkat atau pola penulisannya. d. Aksara Jawa Kemampuan menulis aksara Jawa adalah kemampuan yang dimiliki para siswa dalam mengorganisasi gagasan yang berupa aksara Jawa secara sistematik, sehingga pembaca dapat memahaminya. Dalam menulis aksara Jawa dibutuhkan adanya pemahaman, ketelitian, dan keterampilan-keterampilan khusus supaya bisa menulis aksara Jawa dengan baik dan benar (Kaswanto,2008:15).

32 Menurut Darusuprapta (2002: 5), dalam buku Pedoman Aksara Jawa menjelaskan macam-macam aksara Jawa, adalah sebagai berikut. 1) Aksara Carakan dan Pasangannya Darusuprata (1996: 5) menjelaskan bahwa aksara carakan (abjad Jawa) yang digunakan di dalam ejaan bahasa Jawa pada dasarnya terdiri atas dua puluh aksara pokok yang bersifat silabik (bersifat kesukukataan). Masing-masing aksara pokok mempunyai aksara pasangan, yakni aksara yang berfungsi untuk menghubungkan suku kata tertutup konsonan dengan suku kata berikutnya, kecuali suku kata yang tetutup wignyan, layar, dan cecak. Aksara carakan dan pasangannya yang berjumlah 20, yaitu: (1) ha =.. ; (2) na=...; (3) ca = ; (4) ra =.. ; (5) Ka =...; (6) da= ; (7) ta=...; (8) sa = ; (9) wa = ; (10) la= (11) pa=.. ; (12) dha = ; (13) ja = ; (14) ya = ; (15) nya=.. ; (16) ma= (17) ga= ; (18) ba= ; (19) tha=. ; (20) nga= 2) Aksara Murda dan Pasangannya Aksara murda adalah aksara yang digunakan untuk menuliskan nama gelar dan nama geografi, nama lembaga pemerintahan, dan nama lembaga hukum yang kebanyakan digunakan untuk penghormatan. Aksara murda yang terdiri dari delapan, yaitu: (1)... = na Contoh : Nabi Nuh =

33 (2)... = ka Contoh : Kali Krasak = (3)... = ta Contoh : Tawangmangu = (4)... = sa Contoh : Kota Sala = (5) = pa Contoh : Pangéran Pugêr = (6) = ga Contoh : Radén Gandamana = (7) = ba Contoh : Bupati Banyumas = 3) Aksara Swara Aksara swara adalah aksara yang digunakan untuk menuliskan aksara vokal yang menjadi suku, yang berasal dari bahasa asing, dan untuk mempertegas pelafalannya. Aksara swara tidak dapat dijadikan aksara pasangan sehingga aksara sigegan yang ada di depannya harus dimatikan dengan pangkon. Aksara swara yang tediri dari lima, yaitu: (1) = a

34 Contoh : Kitab Alquran = (2) = i Contoh : Ibnu Majah = (3) = u Contoh : urbanisasi = (4) = é Contoh : wêton Eropa = (5) = o Contoh : organisasi = 4) Aksara Rekan Aksara rekan dipakai untuk menuliskan aksara konsonan pada kata-kata asing yang masih dipertahankan seperti aslinya. Aksara rekaan terdiri dari lima macam, yaitu: (1) = kha Contoh : Khatib arêp khutbah = (2) = dza Contoh : Budi kaé wong dzalim = (3) = va/fa Contoh : fungsine vitamin tumrap kasarasa =

35 (4) = za Contoh : zakat iku wajib = (5) = gha Contoh : Ghazali lunga pasar= 5) Sandangan Sandangan adalah tanda diakretik yang dipakai sebagai pengubah bunyi di dalam tulisan Jawa. Sandangan dalam aksara Jawa dibagi menjadi dua, yaitu : sandangan bunyi vokal (sandhangan swara) dan sandangan penanda konsonan penutup suku kata (sandhangan panyigeging wanda). a) Sandangan Bunyi Vokal (Sandhangan Swara) Sandangan bunyi vokal terdiri dari lima macam, yaitu: (a) Sandhangan wulu ( ) Sandangan ini dipakai untuk melambangkan bunyi vokal i. Contoh : wingi = (b) Sandhangan suku ( ) Sandangan ini dipakai untu melambangkan bunyi vokal u, yang selain ditulis dengan aksara swara. Contoh : tuku = (c) Sandhangan pêpêt (...) Sandangan ini dipakai untuk melambangkan bunyi vokal ê. Contoh : ênêm = (d) Sandhangan taling (..)

36 Sandangan ini dipakai untuk melambangkan bunyi vokal é atau è, yang selain ditulis dengan aksara swara. Contoh : réné dhéwé = (e) Sandhangan taling tarung (. ) Sandangan ini dipakai untuk melambangkan bunyi vokal o, yang selain ditulis dengan aksara swara. Contoh : toko loro = b) Sandangan Penanda Konsonan Penutup Suku Kata (Sandhangan Panyigeging Wanda) Sandangan penanda konsonan penutup suku kata (sandhangan panyigeging wanda). (a) Sandhangan wignyan (... ) Sandangan ini merupakan pengganti sigegan ha ( ), dan dipakai untuk melambangkan konsonan h penutup suku kata. Contoh : gagah = (b) Sandhangan layar ( / ) Sandangan ini merupakan pengganti sigegan ra ( ), dan dipakai untuk melambangkan konsonan r penutup suku kata. Contoh : pagêr -= (c) Sandhangan cecak (.) Sandangan ini merupakan pengganti sigegan nga ( ), dan dipakai untuk melambangkan konsonan ng penutup suku kata. Contoh : mangsi =

37 (d) Sandhangan pangkon ( ) Sandangan ini merupakan penanda aksara mati, aksara konsonan penutup suku kata, atau aksara panyigeging wanda. Contoh : tangan = 6) Penanda Gugus Konsonan (Sandhangan Wyanjana) Penanda gugus konsonan merupakan penanda aksara konsonan yang dilekatkan pada aksara konsonan lain di dalam suatu suku kata. Penanda gugus konsonan ini dibagi menjadi lima macam, yaitu: a) Cakra (.. ) Tanda ini merupakan penanda gugus konsonan yang unsur terakhirnya berwujud konsonan r. Contoh : Prajurit = b) Keret (.. ) Tanda ini merupakan penanda gugus konsonan yang unsur terakhirnya berwujud konsonan r yang diikuti vokal ê. Contoh : krêtêg = c) Pêngkal (. ) Tanda ini merupakan penanda konsonan y yang bergabung dengan konsonan lain di dalam suku kata. Contoh : pyan = d) Panjingan wa (..) Tanda ini merupakan penanda konsonan w yang bergabung dengan konsonan lain di dalam suku kata.

38 Contoh : kwaci = e) Panjingan la ( ) Tanda ini merupakan penanda konsonan l yang bergabung dengan konsonan lain di dalam suku kata. Contoh : slamêt = 7) Aksara pengganti Aksara pengganti terdiri dari dua, yaitu: a) Aksara pa cerek ré = Contoh : cérék = b) Aksara nga lelet lê = Contoh : lêgi = 8) Angka dan lambang bilangan Angka Jawa dapat dipakai untuk menuliskan ukuran panjang, waktu, nilai uang, dan masih banyak lagi. Untuk menuliskan angka jawa diapit oleh pada pangkat (;..;). Angka Jawa terdiri dari 10 macam, yaitu: (a) 0 = ; (b) 1 = ; (c) 2 = ; (d) 3 = ; (e) 4 = ; (f) 5 = ; (g) 6 = ; (h) 7 = ; (i) 8 = ; (j) 9 = Contoh: Tamu sing rawuh ana 42 = 2. Media Pembelajaran a. Pengertian Media Pembelajaran Pengertian media berasal dari bahasa latin medius dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar.

39 Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman dkk, 1986: 6). Menurut Gagne (dalam Latif dkk, 1997: 10), dijelaskan bahwa media adalah beberapa jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Sedangkan pengertian pengajaran adalah sikap dan cara tertentu yang ditampilkan oleh pendidik atau pengajar dalam memberikan materi pelajaran pada siswanya sehingga terjadi proses kegiatan pembelajaran. Gagne dan Briggs (dalam Arsyad, 2002: 3), juga menyatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran. Media yang digunakan dalam pembelajaran, antara lain: buku, tape recorder, video kamera, video recorder, film, slide, foto, gambar grafik, televisi, dan komputer. Jadi dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala bentuk yang digunakan oleh pendidik atau guru untuk menyampaikan materi-materi untuk menarik minat atau merangsang siswa supaya lebih mudah memahami materi yang disampaikan. Semua macam media yang digunakan dalam bidang pendidikan biasa disebut dengan media pengajaran. Dalam penelitian ini, yang digunakan adalah media audio visual. Media audio visual dalam pembuatannya bisa ditulis atau digambar pada progam di komputer dengan menggunakan suara atau slide, bisa juga memutar tulisan aksara Jawa(film) menggunakan progam dalam komputer dan dicetak menggunakan komputer dengan disesuaikan materi yang akan diajarkan kepada siswa. b. Fungsi Media Pembelajaran

40 Menurut Hamalik (1986) dalam Arsyad (2009;15) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahp orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, dan memadatkan informasi. Fungsi dari media pembelajaran menurut pendapat Levie dan Lentz dalam Arsyad (2002;16-17) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media Audio Visual yaitu (a) fungsi atensi yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitn dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran; (b) fungsi afektif dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar; (c) fungsi kognitif terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar; (d) fungsi kompensatoris untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal. Dale (1969; 180) dalam Arsyad (2009; 23) mengemukakan bahwa bahanbahan audio-visual dapat memberikan banyak manfaat asalkan guru berperan aktif

41 dalam proses pembelajaran. Hubungan guru-siswa tetap merupakan elemen paling penting dalam sistem pendidikan moderen saat ini. Guru harus selalu hadir untuk menyajikan materi pelajaran dengan bantuan media apa saja agar manfaat berikut ini dapat terealisasi : (a) meningkatkan rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas; (b) membuahkan perubahan signifikan tingkah laku siswa; (c) menunjukan hubungan antara mata pelajaran dan kebutuhan dan minat siswa dengan meningkatnya motivasi belajar siswa; (d) membawa kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar siswa; (e) membuat hasil belajar lebih bermakna bagu berbagai kemampuan siswa; (f) mendorong pemanfaatan yang bermakna dari mata pelajaran dengan jalan melibatkan imajinasi dan partisipasi aktif yang mengakibatkan meningkatnya hasil belajar. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan, bahwa fungsi media pembelajaran adalah untuk menarik perhatian siswa, sehingga siswa akan lebih mudah memahami dan menerima setiap materi yang disampaikan oleh guru dan pada akhir pembelajaran akan mendapat hasil yang maksimal, serta siswa tidak hanya pasif selama mengikuti pembelajaran dan mempermudah kerja guru. Fungsi dari penggunaan media audio visual dalam pembelajaran menulis aksara Jawa yaitu untuk menarik perhatian siswa dengan harapan siswa akan lebih aktif dalam pembelajaran dan bisa sedikit demi sedikit menghafal dan memahami penulisan serta penggunaan macam-macam aksara Jawa, sehingga akan diperoleh hasil yang maksimal dari pembelajaran tersebut.

42 c. Jenis jenis Media Media pembelajaran banyak jenis dan macamnya. Dari yang paling sederhana dan murah hingga yang canggih dan mahal. Ada yang dapat dibuat oleh guru sendiri dan ada yang diproduksi oleh pabrik. Ada yang sudah tersedia di lingkungan untuk langsung dimanfaatkan dan ada yang sengaja dirancang oleh para ahlinya. Jenis-jenis dari media pembelajaran menurut pendapat Leshin (1992) dalam Arsyad (2008 ; ), media akan dibagi menjadi : 1) media berbasis manusia merupakan media tertua yang digunakan mengirimkan dan mengkomunikasikan pesan atau informasi. Salah satu yang terkenal adalah gaya Tutorial Socrates. Sistim ini tentu dapat menggabungkannya dengan media visual lainnya. Media ini bermanfaat khususnya bila tujuan kita adalah mengubah sikap atau ingin secara langsung terlibat dengan pemantauan pembelajaran siswa; 2) media berbasis cetakan, materi pembelajaran berbasis cetakan yang paling umum dikenal adalah bulu teks, buku penuntun, jurnal, majalah, dan lembaran lepas. Teks berbasis cetakan menunutut enam elemen yang perlu diperhatikan pada saat merancang, yaitu konsistensi, format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf, dan penggunaan spasi kosong; 3) media berbasis visual (image atau perumpamaan) memegeng peran yang sangat penting dalam proses belajara. Media visual dpat memperlancar pemahaman (misalnya melalui elaborasi struktur dan organisasi) dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif, visual

43 sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual (image) itu untuk meyakinkan terjadinya proses informasi. Bentuk visual bisa berupa gambar representasi seperti gambar, lukisan, atau foto yang menunjukan bagaimanaa tampaknya suatu benda, diagram, peta, grafik; 4) media berbasis audio-visual, media visual yang mengggabungkan penggunaan suara memerlukan pekerjaan tambahan untuk memproduksinya. Salah satu pekerjaan penting yang diperlukan dalam media audio visual adalah penulisan naskah dan storyboard yang memerlukan persiapan yang banyak rancangan, dan penelitian. 5) media berbasis komputer memiliki fungsi yang berbeda-beda dalam bidang pendidikan dan latihan. Komputer berperan sebagai manajer dalam proses pembelajaran yang dikenal dengan nama Computer-Managed Instruction (CMI). Ada pula peran komputer sebagai pembantu tambahan dalam belajar; pemanfaatannya meliputi penyajian informasi isi materi pelajaran, latihan atau kedua-duanya. d. Media Audio Visual Menurut Sudjana dan Rivai (1997;58) istilah audio visual adalah peralatan yang dipakai oleh para guru dalam menyampaiakan konsep, gagasan dan pengalaman yang ditangkap oleh indera pandang dan indera pendengar. Penekanan utama dalam pengajaran audio visual adalah pada nilai belajar yang diperoleh melalui pengalaman yang konkret tidak hanya berdasarkan kata-kata belaka. Peralatan audio visual tidak harus digolongkan sebagai pengalaman belajar yang

44 diterima dari penginderaan pandang dan dengar, tetapi sebagai alat teknologis yang bisa memperkaya serta memberikan pengalaman konkret kepada siswa. Salah satu bagian dari media audio visual adalah video. Video merupakan salah satu produk teknologi yang berfungsi sebagai hiburan yang mengasikan dan dapat dijadikan sumber pengajaran yang berharga. Penggunaan video meningkatkan pengembangan ketrampilan berbahasa tetapi juga menyampaikan featur bahasa dan culture secara kontekstual yang penting dalam menunjang kemampuan berbahasa. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan audio visual yang dalam penelitian ini menggunakan video yang tulisan aksara Jawa. 3. Motivasi Belajar Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterprestasikan dalam tingkah lakunya yang berupa rangsangan, dorongan atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu dan mempunyai tujuan tertentu. Motivasi akan muncul dengan adanya berbagai macam kebutuhan, seperti: (a) keinginan yang hendak dipenuhinya; (b) tingkah laku; (c) tujuan; (d) umpan balik. Motivasi dalam bidang pendidikan terdiri dari dua yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik berisi : (a) penyesuaian tugas dengan minat; (b) perencanaan yang penuh variasi; (c) umpan balik atau respon siswa; (d) kesempatan respons peserta didik yang aktif; (e) kesempatan peserta didik untuk menyesuaikan dengan tugas pekerjaannya. Motivasi ekstrinsik berisi: (a) penyesuaian tugas dengan minat; (b) perencanaan yang penuh variasi; (c)

45 respon siswa; (d) kesempatan respons peserta didik yang aktif; (e) kesempatan peserta didik untuk menyesuaikan tugas pekerjaannya; (f) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, seperti pendidik menggunakan berbagai metode dalam melaksanakan kegiatan pendidikannya. Pengertian belajar menurut Uno (2006: 22) adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Jadi motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (a) adanya hasrat dan keinginan untuk behasil; (b) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar: (c) adanya harapan dan cita-cita masa depan; (d) adanya penghargaan dalam belajar; (e) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; (f) adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik. Brophy (dalam Uno, 2006: 8) mengemukakan suatu daftar strategi motivasi yang digunakan guru untuk memberikan stimulus siswa agar produktif dalam belajar, yaitu (a) keterkaitan dengan kondisi lingkungan, yang berisi kondisi lingkungan sportif, kondisi tingkat kesukaran, kondisi belajar yang bermakna, dan pengganggu strategi makna; (b) harapan untuk berhasil, berupa kesuksesan program, tujuan pengajaran, remedial sosialisasi penghargaan dari luar dapat berisi hadiah, kompetensi yang positif, nilai hasil belajar.

46 Peranan penting dari motivasi dalam belajar dan pembelajaran, yaitu (a) menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar; (b) memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai; (c) menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar; (d) menentukan ketekunan belajar. Peneliti akan menggunakan media audio visual dalam penelitian ini dengan tujuan memotivasi siswa agar tertarik pada materi menulis aksara Jawa dan akan mampu mendapatkan nilai yang maksimal. Siswa yang termotivasi akan memberikan respon yang baik pada saat pembelajaran menulis aksara Jawa, diantaranya yaitu: berani bertanya, berani mengerjakan soal di depan kelas, mencatat hal-hal yang penting, mengerjakan setiap tugas yang diberikan guru, dan lain-lain. Dalam hal ini, peneliti akan mengamati seberapa besar siswa bisa termotivasi dengan penggunaan media audio visual pada saat pembelajaran menulis aksara Jawa dengan cara mengamati tingkah laku siswa yang difokuskan pada segi perhatian serta keaktifan siswa selama mengikuti pelajaran tersebut. C. Hipotesis Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini yaitu penggunaan media audio visual dapat meningkatkan kemampuan dan minat siswa dalam pembelajaran menulis aksara Jawa.

47 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sadang Kebumen. Pada dasarnya sekolah ini mempunyai kemampuan yang cukup baik dibandingkan sekolah negeri lain di daerah Karang Sambung kecamatan Sadang, namun menurut informasi yang diperoleh dari guru bahasa Jawa di sekolah tersebut, nilai siswa dalam mata pelajaran bahasa Jawa khususnya dalam menulis aksara Jawa masih rendah. Berdasarkan alasan itu, penulis bermaksud melakukan penelitian di SMP Negeri 1 Sadang Kebumen. Menurut Arikunto (2002: 112), apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua, tetapi jika jumlah subjeknya besar atau lebih dari 100 maka diambil antara 10-15% atau 20-25%. Jadi yang akan dijadikan subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sadang Kebumen yang jumlahnya 320 siswa, maka yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini diambil satu kelas yaitu kelas VIII C dengan jumlah 38 yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan. B. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah hasil kemampuan dan minat siswa kelas VIII C SMP Negeri 1 Sadang Kebumen yang berjumlah 38 siswa dalam mengerjakan soal bermaterikan aksara carakan, sandhangan swara, sandhangan

48 panyigeging wanda, sandhangan wyanjana, dan pasangan aksara Jawa sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan media audio visual. C. Rancangan Penelitian Pelaksanaan penelitian ini adalah menggunakan penelitian tindakan kelas atau yang sering disebut PTK. Penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar yang berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan guru yang dilakukan oleh siswa yang bertujuan untuk memecahkan masalah yang ada serta untuk meningkatkan mutu pembelajaran (Sarjiwi Suwandi, 2010: 10) Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam beberapa siklus. Masingmasing siklus terdapat empat tahapan, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting) (Arikunto dkk, 2008: 16). Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut. Keterangan: 1. Kondisi awal/ prasiklus 2. Perencanaan siklus I 3. Pelaksanaan siklus I 4. Observasi siklus I 5. Refleksi siklus I 6. Perencanaan siklus II 7. Pelaksanaan siklus II 8. Observasi siklus II

49 9. Refleksi siklus II Gambar 3. 1 Prosedur Siklus Penelitian (Arikunto, 2008 ; 16) Gambar di atas menunjukkan bahwa pertama, sebelum peneliti melaksanakan tindakan, terlebih dahulu harus direncanakan secara seksama jenis tindakan yang akan dilakukan. Kedua, setelah rencana disusun secara mantap, barulah tindakan itu dilakukan. Ketiga, bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan, peneliti mengamati proses pelaksanaan tindakan itu sendiri dan akibat yang ditimbulkannya. Keempat, berdasarkan hasil pengamatan tersebut, peneliti kemudian melakukan refleksi atas tindakan yang telah dilakukan (Kasbolah, 2001: 39).

50 D. Langkah-langkah Penelitian Langkah-langkah dalam prosedur tindakan kelas ini dibagi menjadi empat tahap dalam setiap siklusnya yang akan dijelaskan di bawah ini. 1. Kegiatan Prasiklus Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah melakukan pembelajaran tanpa menggunakan media, kemudian dilakukan pengamatan dan memberikan tes dalam bentuk isian pengubahan latin menjadi aksara Jawa yang di dalamnya berisi materi aksara carakan, sandhangan swara, sandhangan panyigeging wanda, sandhangan wyanjana, dan pasangan aksara Jawa kepada siswa. Pengamatan dilakukan dengan tujuan mengetahui keadaan kelas dan siswa yang sebenarnya pada saat pembelajaran menulis aksara Jawa berlangsung. Kemudian peneliti mengamati reaksi apa yang diberikan siswa pada saat guru menjelaskan materi tentang menulis aksara Jawa berlangsung. Setelah itu siswa diberikan tes dengan tujuan mengetahui kemampuan siswa dalam menulis aksara Jawa sebelum diberi tindakan. 2. Kegiatan Siklus I a. Tahap perencanaan tindakan (planning) Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil tes pada tahap prasiklus, dapat diperoleh data hasil kemampuan siswa dalam menulis aksara Jawa, serta informasi bagaimana kemampuan dan minat siswa pada saat menerima materi menulis aksara Jawa dari gurunya, dari hal itu akan ditemukan masalah-masalah yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung. Kemudian peneliti berusaha mendiagnosis kemungkinan-kemungkinan penyebab permasalahan itu terjadi yang

51 kemudian bisa menentukan tindakan-tindakan perbaikan yaitu dengan menggunakan media audio visual untuk meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran menulis aksara Jawa. Setelah itu, pada tahap ini peneliti menyusun rencana pembelajaran, mempersiapkan rancangan instrument, dan menyiapkan lembar observasi aktivitas belajar siswa. b. Tahap pelaksanaan tindakan (acting) Pada tahap pelaksanaan tindakan ini, yang diberikan adalah melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan yang sudah direncanakan pada tahap perencanaan, yakni penggunaan media audio visual pada kegiatan pembelajaran menulis aksara Jawa. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut. Pada kegiatan awal tindakan yang dilakukan adalah memotivasi siswa pada situasi dan materi pembelajaran yang berupa apresepsi tentang macammacam aksara Jawa. Setelah itu langsung dilakukan pembelajaran menggunakan media audio visual yang masih berpusat pada materi aksara Jawa (carakan) yang disertai dengan penggunaan sandhangan swara/vokal, sandhangan panyigeging wanda, dan sandhangan wyanjana. Pada tahap pembelajaran ini, guru langsung menggunakan media audio visual untuk membantu siswa mengingat kembali aksara Jawa (carakan), sandhangan swara/vokal, sandhangan panyigeging wanda, dan sandhangan wyanjana. Mulai dari menunjukkan video aksara Jawa satu aksara, kemudian kata, dan merangkai kata menjadi kalimat. Pada tahap ini, siswa diharapkan mampu mengingat tentang dasar-dasar dalam penulisan aksara Jawa, kemudian guru menerapkan dengan memberi contoh-contohnya supaya siswa benar-benar memahami. Setelah itu sesekali siswa

52 diminta mencoba maju untuk mengubah tulisan latin menjadi aksara Jawa untuk menambah pemahaman siswa. Setelah siswa memahami, kemudian guru menunjukkan gambar aksara Jawa dengan media audio visual dan meminta siswa menebak atau menjawab tulisan aksara Jawa yang diputar oleh guru dalam bentuk gambar aksara Jawa. Kegiatan terakhir pada tahap ini adalah memberikan tes untuk mengukur kemampuan siswa setelah mendapatkan pembelajaran menulis aksara Jawa dengan media audio visual, dan tentunya masih terbatas pada materi aksara Jawa (carakan) yang disertai dengan penggunaan sandhangan swara/vokal, sandhangan panyigeging wanda, dan sandhangan wyanjana. c. Tahap pengamatan atau observasi (observing) Tahap ini dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan. Peneliti harus melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan pada saat pembelajaran berlangsung, serta mencatat semua kejadian selama pembelajaran saat diberi tindakan berlangsung. Tahap pengamatan atau observasi dilakukan dengan menggunakan format observasi atau penilaian yang telah disusun sebelumnya. Data yang dikumpulkan berupa data yang berupa hasil tes yang sudah diperoleh pada kegiatan sebelumnya dan data penggambaran keaktifan siswa, antusias siswa pada saat pembelajaran menulis aksara Jawa dengan menggunakan media audio visual berlangsung. Pada tahap inilah akan diketahui seberapa besar pengaruh penggunaan media audio visual dalam pembelajaran menulis aksara Jawa.

53 d. Tahap refleksi (reflecting) Pada tahap ini, peneliti melakukan pengkajian secara menyeluruh terhadap tindakan yang telah diberikan dengan berdasarkan data-data yang sudah terkumpul. Pada tahap inilah peneliti harus memikirkan kembali seberapa besar pengaruh penggunaan media audio visual dalam pembelajaran menulis aksara Jawa, serta melakukan evaluasi terhadap masalah-masalah yang terjadi pada saat proses pembelajaran, guna menyempurnakan tindakan selanjutnya. 3. Kegiatan Siklus II Pelaksanaan siklus II ini, pada dasarnya hampir sama dengan siklus I, namun pada siklus II ini sudah direncanakan lebih baik setelah mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran pada siklus I. Pada siklus II ini juga terdiri dari empat tahap, yaitu sebagai berikut. a. Tahap perencanaan tindakan (planning) Tahap awal pada siklus II ini, pada dasarnya hampir sama dengan tahap awal pada siklus I, yaitu peneliti menyusun rencana pembelajaran, mempersiapkan rancangan instrument, dan menyiapkan lembar observasi aktivitas belajar siswa. Tetapi terdapat perbedaan yaitu pada tahap ini sudah dilakukan perbaikan dan materi yang diberikan lebih bevariasi yaitu materi yang ada pada siklus I ditambah dengan pasangan aksara Jawa. b. Tahap pelaksanaan tindakan (acting) Pada tahap awal pelaksanaan tindakan ini siswa diberikan lagi motivasi dalam menulis aksara Jawa, serta diberikan apresepsi tentang materi yang sudah diberikan pada siklus I.

54 Setelah cukup memberikan apresepsi langsung memulai pembelajaran dengan menggunakan media audio visual dengan materi yang lebih bervariasi yaitu materi yang ada pada siklus I ditambah dengan pasangan aksara Jawa. Kegiatan yang dilakukan hampir sama dengan tindakan pada siklus I, namun langsung masuk pada pembelajaran aksara pasangan. Untuk membantu siswa mengingat bentuk-bentuk dari pasangan aksara Jawa, guru juga menggunakan media audio visual. Setelah itu guru memberikan contoh gambar penerapan pasangan supaya siswa lebih memahami penulisan pasangan tersebut. Untuk menambah pemahaman siswa, guru meminta beberapa siswa untuk maju di depan kelas mencoba mengubah tulisan latin menjadi aksara Jawa. Setelah siswa memahami guru menunjukkan audio visual kepada siswa dalam bentuk gambar dan suara. Diharapkan siswa akan termotivasi untuk menjawab secepat mungkin dan berlomba-lomba dengan temannya. Kegiatan yang selanjutnya adalah siswa mencermati gambar pada media audio visual dan nanti guru akan memutar gambar tulisan aksara Jawa beserta pasangan atau sandangannya dan siswa disuruh mentranslit gambar yang telah diputar dengan ucapan. Kegiatan terakhir pada tahap ini adalah memberikan tes untuk mengukur kemampuan siswa setelah mendapatkan pembelajaran menulis aksara Jawa dengan media audio visual dan dengan materi yang lebih bervariasi, yaitu materi yang ada pada siklus I ditambah dengan pasangan aksara Jawa. c. Tahap pengamatan atau observasi (observing) Tahap pengamatan atau observasi (observing) pada siklus II ini, pada dasarnya juga sama dengan tahap pengamatan atau observasi (observing) pada

55 siklus I. Tahap pengamatan atau observasi dilakukan dengan menggunakan format observasi atau penilaian yang telah disusun sebelumnya, yaitu dengan tes yang sudah dilakukan pada tahap sebelumnya serta mengamati keaktifan siswa, antusias siswa pada saat pembelajaran menulis aksara Jawa dengan menggunakan media audio visual berlangsung. Pada tahap inilah akan diketahui seberapa besar pengaruh penggunaan media audio visual dalam pembelajaran menulis aksara Jawa pada siklus II ini yang diharapkan lebih ada peningkatan dibandingkan siklus I. d. Tahap refleksi (reflecting) Tahap refleksi (reflecting) pada siklus II ini, pada dasarnya juga sama dengan Tahap refleksi (reflecting) pada siklus I, yaitu peneliti melakukan pengkajian secara menyeluruh terhadap tindakan yang telah diberikan dengan berdasarkan data-data yang sudah terkumpul. Pada tahap inilah peneliti juga harus memikirkan kembali seberapa besar pengaruh penggunaan media audio visual dalam pembelajaran menulis aksara Jawa setelah melewati siklus II ini, serta melakukan evaluasi terhadap masalahmasalah yang terjadi pada saat proses pembelajaran, guna membuat kesimpulan mengenai pengaruh penggunaan media audio visual dalam pembelajaran menulis aksara Jawa. E. Tahap Pengumpulan Data Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini adalah penetapan instrumen pengumpulan data, penentuan jenis data, sumber data, dan teknik

56 pengumpulan data. 1. Penetapan Instrumen Data Instrumen data yang digunakan adalah jenis tes dan non tes. a. Instrumen Tes Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, kemampuan intelegensi, kemampuan bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2002: 127). Pada instrumen tes ini, siswa diminta untuk mengerjakan soal dalam bentuk isian pada pengubahan dari latin ke aksara Jawa dan sebaliknya dari aksara Jawa ke latin. Tes ini diberikan kepada siswa diakhir pembelajaran disetiap akhir siklus. Hasil dari tes tersebut digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menulis aksara Jawa sebelum dan sesudah mendapatkan pembelajaran menggunakan media audio visual. b. Instrumen Nontes Instrumen nontes yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi atau pengamatan dan dokumentasi foto. 1) Lembar observasi atau pengamatan Observasi atau pengamatan adalah kegiatan pemusatan perhatian secara langsung terhadap suatu objek yang diteliti dengan menggunakan alat indra (Arikunto, 2002:133). 2) Dokumentasi foto Dokumentasi foto digunakan sebagai pelengkap untuk menganalisis data dan sebagai bukti bahwa peneliti benar-benar melakukan penelitian tersebut.

57 Foto-foto yang diambil berupa aktifitas siswa pada saat pembelajaran menulis aksara Jawa dengan menggunakan media audio visual. 2. Data Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian adalah kemampuan dan minat belajar siswa pada awal siklus I dan setiap akhir pembelajaran setiap siklus. Data ini berupa hasil tes kemampuan siswa dalam menulis aksara Jawa setelah mendapatkan pembelajaran menggunakan media audio visual. 3. Sumber Data Sumber data dapat diperoleh dari siswa, hasil tes, dan dokumen-dokumen. Masing-masing dapat dijelaskan di bawah ini. a. Siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sadang Kebumen Data ini berupa hasil tes kemampuan siswa dalam menulis aksara Jawa sebelum dan sesudah mendapatkan pembelajaran menggunakan media audio visual. b. Dokumen Data ini berupa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMP yang berupa pemahaman materi, metode pembelajaran, pendekatan pembelajaran, dan sistem penilaian yang digunakan dalam pembelajaran menggunakan media audio visual. c. Hasil Tes Data ini berupa nilai siswa dalam mengerjakan tes sebelum dan sesudah pembelajaran menulis aksara Jawa dengan menggunakan media audio visual.

58 d. Hasil Nontes Data ini berupa lembar pengamatan atau observasi dan dokumentasi foto pada saat kegiatan pembelajaran menulis aksara Jawa dengan menggunakan media audio visual. 4. Teknik Pengumpulan Data sebagai berikut. a. Teknik Tes Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal isian bermaterikan aksara carakan, sandhangan swara, sandhangan panyigeging wanda, sandhangan wyanjana, dan pasangan. Soal itu terdiri dari 10 soal esai pengubahan latin menjadi aksara Jawa dan pengubahan aksara Jawa menjadi Latin. Instrument tes ini diberikan setiap akhir pembelajaran pada kegiatan prasiklus, siklus I, dan siklus II. Teknik tes ini sangat berfungsi dalam menentukan keberhasilan siswa dalam pembelajaran menulis aksara Jawa. Pedoman penilaian yang digunakan oleh guru adalah sebagai berikut. Tabel 3.2. Pedoman Penilaian Dalam Pembelajaran Menulis Aksara Jawa (Guru Mata Pelajaran Bahasa Jawa) No Pedomen Penilaian Skor Skor Maksimal 1. Pengubahan dari latin ke aksara Jawa 25 dengan jumlah 5 soal, cara penilaiannya, yaitu: a. penulisan aksara Jawa sempurna disertai dengan adeg-adeg dan pada lingsa; 5

59 b. penulisan aksara Jawa sempurna tetapi tidak disertai dengan adeg-adeg dan pada lingsa; c. penulisan aksara Jawa kurang sempurna tetapi sudah bisa dibaca; d. penulisan aksara Jawa sudah bisa sedikit terbaca; e. sama sekali tidak terbaca/ salah tetapi sudah diisi b. Teknik Nontes Jumlah skor maksimal 25 Nilai = jumlah skor maksimal X Teknik nontes yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi atau pengamatan dan dokumentasi foto. 1) Teknik Pengamatan atau Observasi Penelitian ini dilakukan dengan sistem kategori (category system). Sistem kategori (category system) adalah sistem pengamatan yang membatasi sejumlah variabel yang dalam hal ini pengamat hanya memperhatikan kejadiankejadian yang masuk dalam kategori keaktifan atau partisipasi serta perhatian siswa, yang diantaranya adalah: siswa bertanya, siswa mencatat hal-hal yang dianggapnya penting, dan sebagainya (Arikunto, 2002:134). Observasi atau pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan observasi sistematis karena pengamatan dilakukan dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan. Pedoman observasi ini

60 berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang akan diamati pada saat pembelajaran menulis aksara Jawa berlangsung yaitu perhatian serta keaktifan siswa, jadi selama proses observasi atau pengamatan berlangsung, pengamat hanya perlu memberikan tanda check list pada kolom tempat peristiwa muncul sesuai dengan nama siswa. Apabila ada sesuatu hal yang terjadi di luar itu, maka akan dimasukkan dalam keterangan. Lembar observasi atau pengamatan ini juga dibuat untuk mempermudah dan mengefektifkan pengamat dalam mengamati tingkah laku siswa. 2) Dokumentasi Foto Dokumentasi foto digunakan sebagai pelengkap untuk menganalisis data dan sebagai bukti bahwa peneliti benar-benar melakukan penelitian tersebut. Fotofoto yang diambil berupa aktifitas siswa pada saat pembelajaran menulis aksara Jawa berlangsung. Teknik dokumentasi foto ini semua kegiatan dapat terlihat secara visual, sehingga pembaca dapat melihat suasana pembelajaran menulis aksara Jawa secara visual. F. Teknik Analisis Data Menganalisis data dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif komparatif. Teknik analisis statistik deskriptif komparatif adalah teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yeng telah terkumpul, kemudian membandingkan nilai tes antar siklus. Data dalam penelitian ini adalah nilai siswa

61 yang akan dianalisis dengan dihitung rata-rata nilainya. Rumus perhitungan ratarata nilai (mean) yang digunakan adalah menurut Sugiyono, 2003: 43. Me = X 1 n Keterangan: Me X 1 n = rata-rata (mean) = epsilon (baca jumlah) = Nilai X ke I sampai ke n = jumlah individu Rumus perhitungan dalam persen (%) Me = X 1 n X 100% Keterangan: Me X 1 n = rata-rata (mean) = epsilon (baca jumlah) = Nilai X ke I sampai ke n = jumlah individu 100% = dalam persen

62 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bagian ini, akan disajikan tiga data, yaitu (a) langkah-langkah pembelajaran menulis aksara Jawa dengan menggunakan media audio visual pada siswa kelas VIII SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahun Ajaran 2011/2012; (b) peningkatan kemampuan menulis aksara Jawa siswa kelas VIII SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahun Ajaran 2011/2012 setelah mendapat pembelajaran menggunakan media audio visual; (c) peningkatan minat menulis aksara Jawa siswa kelas VIII SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahun Ajaran 2011/2012 setelah mendapat pembelajaran menggunakan media audio visual. 1. Langkah-langkah Pembelajaran Menulis Aksara Jawa dengan Menggunakan Media Audio Visual. Langkah-langkah pembelajaran menulis aksara Jawa dengan menggunakan media audio visual terdapat tiga pertemuan yaitu kegiatan prasiklus, siklus I, siklus II. a. Kegiatan Prasiklus Kegiatan prasiklus dilaksanakan pada : Hari, tanggal : Senin, 02 April 2012 Waktu : Kegiatan prasiklus merupakan kegiatan awal untuk mengetahui keadaan kelas dan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis aksara Jawa. Pada

63 kegiatan pembelajaran ini, tidak menggunakan media (konvensional). Pelaksanaan kegiatan prasiklus meliputi tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan atau observasi, dan refleksi. 1) Tahap perencanaan Tindakan Kegiatan perencanaan pada kegiatan prasiklus ini, yaitu : a) Menyiapkan dan menetapkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang mencakup beserta skenario pembelajaran yang mencakup materi aksara Jawa, sandangan, dan pasangan serta langkah-langkah kegiatan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh guru dan siswa. b) Menyediakan lembar pengamatan atau observasi, pengamatan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan dengan sistem kategori (category system). Sistem kategori (category system) adalah sistem pengamatan yang membatasi sejumlah variabel yang dalam hal ini pengamat hanya memperhatikan kejadiankejadian yang masuk dalam kategori perhatian dan keaktifan atau partisipasi siswa, yang diantaranya adalah siswa bertanya, siswa mencatat hal-hal yang di anggapnya penting, dan sebagainya. Lembar pengamatan atau observasi ini digunakan dengan tujuan mempermudah peneliti untuk mengamati suasana kelas, serta mewngamati kegiatan siswa dari segi perhatian dan keaktifan pada saat pembelajaran menulis aksara Jawa berlangsung. Jadi, selama proses observasi atau pengamatan berlangsung, pengamat hanya perlu memberikan tanda check list pada kolom tempat peristiwa muncul sesuai dengan nama siswa.

64 c) Menyediakan lembar kerja untuk siswa, untuk mengukur kemampuan siswa setelah pembelajaran menulis aksara Jawa pada kegiatan prasiklus ini, siswa dibagikan soal dalam bentuk pengubahan latin menjadi aksara Jawa sebanyak 5 soal. Siswa diminta langsung mengerjakan di lembar kerja yang sudah disiapkan oleh guru. 2) Tahap Pelaksanaan Tindakan Kelas Pada tahap ini, guru menceritakan sejarah aksara Jawa secara singkat dan dapat dipahami oleh siswa kemudian menjelaskan jumlah seluruh aksara Jawa, sandangan dan pasangannya. Setelah itu guru memberikan contoh dalam penerapan penulisannya dalam bentuk kata dan kalimat. Beberapa siswa disuruh maju untuk mencoba mengerjakan di depan kelas. Kegiatan terakhir pada tahap ini adalah siswa mengerjakan tes yang diberikan oleh guru. 3) Pengamatan atau observasi Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan pada saat proses pembelajaran. Hal yang diamati adalah suasana kelas, perhatian, dan keaktifan siswa pada saat pembelajaran menulis aksara Jawa berlangsung, serta hasil kemampuan siswa dalam mengerjakan tes menulis aksara Jawa. Diperoleh data bahwa keadaan kelas masih sangat kurang baik karena masih banyak yang berbicara sendiri (ramai) dan bermain sendiri, hal itu menjadikan perhatian serta keaktifan siswa sangat rendah. Hasil kemampuan siswa juga masih banyak yang di bawah batas nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dimana batas nilai KKM di SMP Negeri I Sadang Kebumen untuk mata pelajaran bahasa Jawa adalah 65. 4) Refleksi

65 Pada tahap pengamatan atau observasi, peneliti bersama guru melakukan pengkajian secara menyeluruh terhadap pembelajaran yang sudah diberikan berdasarkan hasil pengamatan dan hasil tes siswa. Kemudian peneliti bersama gurumenganalisis kesalahan dan kekurangan yang terjadi pada kegiatan prasiklus ini. Untuk menangani masalah-masalah yang ada, peneliti akan menggunakan media audio visual pada siklus I dan siklus II. b. Kegiatan Siklus I Kegiatan siklus I dilaksanakan pada : Hari, tanggal : Senin, 16 April 2012 Waktu : Pelaksanaan kegiatan siklus I meliputi tahap perencanaan tondakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan atau observasi, dan refleksi. Kegiatan pada siklus I ini didasari pada hasil kegiatan prasiklus yaitu masih rendahnya minat dan kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri I Sadang Kebumen terhadap pembelajaran menulis aksara Jawa. Jadi, untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, peneliti menggunakan media audio visual dalam pembelajaran menulis aksara Jawa dengan tujuan untuk meningkatkan minat dan kemampuan siswa terhadap pembelajaran menulis aksara Jawa, sehingga akan bisa berpengaruh pada hasil kemampuan menulis aksara Jawa siswa kelas VII SMP Negeri I Sadang Kebumen. 1) Tahap Perencanaan Tindakan Kegiatan perencanaan pada siklus I ini, yaitu :

66 a) Menyiapkan dan menetapkan rencana pelaksanaan pembelajaran beserta skenario pembelajaran yang mencakup materi aksara Jawa, sandangan vokal (sandangan swara), sandhangan panyigeging wanda, dan penanda gugus konsonan (sandangan wyanjaya) serta langkah-langkah kegiatan yang akan dilaksanakan oleh guru dan siswa. b) Menyediakan media audio visual sesuai materi yang akan diajarkan. Sebelum kegiatan pembelajaran menulis aksara Jawa dengan menggunakan media audio visual pada siklus I ini, peneliti atau guru terlebih dahulu mempersiapkan peralatan media audio visual seperti sound system (pengeras suara), layar untuk memperlihatkan gambarnya, dan komputer dalam bentuk gambar dan suara aksara Jawa ataupun dari macam-macam sandhangan swara, sandhangan panyigeging wanda, dan sandhangan wyanjaya yang digunakan untuk mengingatkan siswa terhadap macam-macam aksara Jawa. Kemudian, peneliti atau guru juga mempersiapkan media audio visual dalam bentuk suara dan gambar dan siswa diminta untuk mengamati, mencermati dan mendengarkan beberapa contoh cara penulisan aksara Jawa dalam bentuk satu kata yang didalamnya tentu mengandung materi sandhangan swara, sandhangan panyigeging wanda, dan sandhangan wyanjaya. c) Menyediakan lembar pengamatan atau observasi. Lembar pengamatan atau observasi ini digunakan untuk tujuan mempermudah peneliti untuk mengamati suasana kelas, serta mengamati kegiatan siswa dari segi perhatian dan keaktifan pada saat pembelajaran menulis aksara Jawa berlangsung. Jadi, selama proses observasi atau pengamatan berlangsung, pengamat hanya perlu memberikan

67 tanda check list pada kolom tempat peristiwa muncul sesuai dengan nama siswa. d) Menyediakan lembar kerja untuk siswa. Untuk mengukur kemampuan siswa setelah pembelajaran menulis aksara Jawa pada kegiatan Siklus I ini, siswa dibagikan soal dalam bentuk pengubahan latin menjadi aksara Jawa sebanyak 5 soal. Siswa diminta langsung mengerjakana pada lembar kerja yang sudah disiapkan oleh guru. 2) Tahap Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini, guru memberikan materi yang terdiri dari : (a) sandangan vokal (sandhangan swara), seperti: wulu, pepet, suku, taling, taling tarung; (b) sandhangan panyigeging wanda, seperti: wignyan, layar, cecak, pangkon; (c) penenda gugus konsonan (sandhangan wyanjaya), seperti: cakra, keret, pengkal, panjingan wa, pamjingan la. Dalam pembelajaran, guru sudah menggunakan media audio visual untuk membantu siswa mengungat kembali tentang sandhangan vokal (sandangan swara), sandhangan panyigeging wanda, dan penanda gugus konsona (sandhangan wyanjaya). Setelah itu guru memberikan contoh penerapan serta penulisannya dalam bentuk kata dan kalimat yang disertai suara dan gambar. Kemudian guru memanggil beberapa siswa untuk maju didepan kelas dan mencoba mengerjakan soal mengubah latin menjadi aksara Jawa. Setelah selesai guru menggunakan media audio visual kembali dalam bentuk suara dan gambar yang berisikan contoh kata dan kalimat. Kegiatan yang terakhir adalah siswa mengerjakan tes untuk mengetahui kemampuan, minat, dan perbedaan

68 penggunaan media audio visual dengan konvensional dalam pembelajaran aksara Jawa. 3) Tahap Pengamatan atau Observasi Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan pada saat proses pembelajaran. Hal yang diamati adalah suasana kelas, perhatian serta keaktifan siswa pada saat pembelajaraan menulis aksara Jawa berlangsung, dan hasil kemampuan siswa dalam mengerjakan tes menulis aksara Jawa. Tahap pengamatan atau observasi pada siklus I ini pada dasarnya sama dengan tahap pengamatan pada kegiatan prasiklus. Hasil pengamatan terhadap suasana kelas, perhatian serta keaktifan siswa pada tahap pengamatan atau observasi sudah menunjukan adanya peningkatan yang baik diabndingkan dengan kegiatan prasiklus. Nilai siswapun ikut meningkat. Hal itu dapat dilihat dari banyaknya siswa yang nilainya dibawah batas nilai KKM sudah menurun dibandingkan pada kegiatan prasiklus. 4) Tahap Refleksi Tahap refleksi pada siklus I ini juga pada dasarnya sama dengan tahap refleksi pada kegiatan prasiklus, yaitu peneliti bersama guru melakukan pengkajian secara menyeluruh terhadap tindakan yang sudah diberikan berdasarkan hasil pengamatan dan hasil tes siswa. diperoleh data bahwa suasana kelas, perhatian siswa serta keaktifan siswa, dan nilai siswa sudah menunjukan adanya peningkatan yang baik dibandingkan dengan kegiatan prasiklus. Walaupun sudah terjadi peningkatan namun hasil yang didapatkan belum maksimal. Oleh

69 karena itu, peneliti kemudian menganalisis kesalahan dan kekurangan yang terjadi pada kegiatan siklus I guna mengadakan perbaikan pada siklus II. c. Kegiatan Siklus II Kegiatan siklus II dilaksanakan pada : Hari, tanggal : Senin, 30 April 2012 Waktu : Pelaksanaan kegiatan siklus II meliputi tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan atau observasi, dan refleksi. Kegiatan siklus II didasari pada hasil kegiatan siklus I yaitu belum terjadi peningkatan yang maksimal pada nilai siswa, kemampuan, dan minat siswa kelas VII SMP Negeri I Sadang Kebumen terhadap pembelajaran menulis aksara Jawa. 1) Tahap Perencanaan Tindakan Kegiatan perencanaan pada siklus II, yaitu : a) Menyiapkan dan menetapkan rencana pelaksanaan pembelajaran serta skenario yang mencakup materi tentang aksara Jawa dan materi pada siklus I serta langkah-langkah kegiatan yang akan dilaksanakan oleh guru dan siswa. b) Menyediakan media audio visual sesuai materi yang akan diajarkan. Sebelum kegiatan pembelajaran menulis aksara Jawa menggunakan media audio visual pada siklus II, peneliti atau guru mempersiapkan peralatan media audio visual dalam bentuk contoh kata dan kalimat aksara Jawa yaitu pasangan aksara Jawa yang digunakan untuk mengingatkan siswa terhadap macam aksara Jawa yang cara pemutarannya dengan suara dan gambar. Peneliti dan guru juga mempersiapkan media audio visual dalam bentuk kata yang nantinya akan

70 ditunjukan guru kepada siswa dengan bentuk per kata, siswa diminta juga untuk mengamati dan menebak contoh kata yang sudah peneliti siapkan dalam media audio visual yang didalamnya tentu mengandung materi pasangan aksara jawa beserta materi yang ada pada kegiatan siklus I. c) Menyediakan lembar pengamatan atau observasi. Lembar pengamatan atau observasi digunakan dengan tujuan mempermudah peneliti untuk mengamati suasana kelas, serta mengamati kegiatan siswa dari segi perhatian dan keaktifan pada saat pembelajaran menulis aksara Jawa berlangsung. Jadi, selama proses observasi atau pengamatan berlangsung, pengamat hanya perlu memberikan tanda check list pada kolom tempat peristiwa muncul sesuai nama siswa. d) Menyiapkan lembar kerja untuk siswa. untuk mengukur kemampuan siswa setelah pembelajaran menulis aksara Jawa pada kegaiatan siklus II, siswa dibagikan soal dalam bentuk pengubahan latin menjadi aksara Jawa sebanyak 5 soal. Siswa diminta langsung mengerjakan di lembar kerja yang sudah disiapkan oleh guru. 2) Tahap Pelaksanaan Tindakan Pada tahp ini, guru memberikan materi pasangan aksara Jawa yang ditambah dengan materi yang ada pada siklus I. Untuk membantu siswa mengingat bentuk atau tulisan dari semua pasangan aksara Jawa, guru juga menggunakan media audio visual. Guru memberikan contoh penerapan dan penulisan yang mengandung pasangan aksara Jawa dalam bentuk kata dan kalimat dengan menggunakan suara dan gambar. Kemudian guru memanggil beberapa siswa untuk

71 maju di depan kelas dan mencoba mengerjakan soal dari pengubahan latin menjadi aksara Jawa. Setelah siswa memahami, guru menggunakan media audio visual kembali yaitu dalam bentuk kata dan murid disuruh mencermati atau mengamati contoh kata atau kalimat yang sedang diputar oleh guru, lalu siswa disuruh menebak kata yang didalamnya berisi aksara Jawa dan pasangannya. Kegiatan yang terakhir siswa mengerjakan tes untuk mengetahui penagruh kemampuan, dan minat siswa menggunakan media audio visual dalam pembelajaran menulis aksara Jawa dan untuk mengetahui peningkatan yang terjadi pada kegiatan siklus II. 3) Tahap Pengamatan atau Observasi Tahap pengamatan atau observasi pada siklus II, pada dasarnya sama dengan tahap pengamatan pada kegiatan-kegiatan sebelumnya. Pada tahap siklus II, peneliti melakukan pengamatn pada saat proses pembelajaran menulis aksara Jawa berlangsung. Hal yang diamati adalh suasana kelas, perhatian serta keaktifan siswa pada saat pembelajaran menulis aksara Jawa, dan hasil kemampuan siswa dalam mengerjakan tes menulis aksara Jawa. Hasil pengamatn yang diperoleh pada tahap siklus II sudah menunjukan adanya peningkatan yang maksimal, sesuai hasil pengamatan yang diperoleh menunjukan suasana kelas yang mudah untuk dikendalikan, perhatian serta keaktifan siswa yang meningkat, dan hanya tinggal beberapa siswa yang nilainya dibawah batas nilai KKM. 4) Tahap Refleksi Tahap refleksi pada siklus II juga pada dasarnya sama dengan tahap refleksi pada kegiatan-kegiatan sebelumnya., yaitu peneliti bersama guru melakukan pengkajian secara menyeluruh terhadap tindakan yang sudah diberikan

72 berdasarkan hasil pengamatan dan hasil tes siswa. Jika pada tahap refleksi II sudah selesai, maka peneliti menganalisis perbandingan dengan hasil refleksi pada kegiatan-kegiatan sebelumnya yang digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam membuat kesimpulan mengenai pembelajaran menulis aksara Jawa dengan menggunakan media audio visual. 2. Peningkatan Kemampuan Menulis Aksara Jawa Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahun Ajaran 2011/2012 Setelah Mendapat Pembelajaran Menggunakan Media Audio Visual. Peningkatan kemampuan menulis aksara Jawa siswa kelas VIII SMP Negeri I Sadang Kebumen setelah pembelajaran menggunakan media audio visual dapat dilihat dari kegiatan prasiklus, siklus I, siklus II. a. Kegiatan Prasiklus Pelaksanaan pembelajaran menulis aksara Jawa pada kegiatan prasiklus mencakup materi menulis : (a) sandhangan vokal (sandhangan swara); (b) sandhangan panyigeging wanda, (c) penanda gugus konsonan (sandhangan wyanjaya); dan (d) pasangan aksara Jawa. Batas nilai KKM di SMP Negeri I Sadang Kebumen untuk mata pelajaran bahasa Jawa adalah 65. Hasil tes pada kegiatan prasiklus masih banyak yang dibawah batas standar KKM yaitu mencapai 27 (71%) siswa, dan hanya ada 11 (29%) siswa yang nilainya sama atau di atas batas KKM. Nilai rata-rata kelas hanya mencapai 61,6%. Berikut ini adalah tabel mengenai hasil kemampuan siswa.

73 Tabel 4.1 Hasil Kemampuan Siswa Menulis Aksara Jawa pada Kegiatan Prasiklus No Nilai Banyak siswa Presentase (%) Jumlah ,6 61,6 Nilai ratarata kelas Keterangan : Batas nilai KKM = 65 b. Kegiatan Siklus I Pelaksanaan pembelajaran menulis aksara Jawa pada kegiatan siklus I mencakup materi menulis aksara carakan yang disertai : (a) sandhangan vokal (sandhangan swara); (b) sandhangan panyigeging wanda, dan (c) penanda gugus konsonan (sandhangan wyanjaya). Hasil tes pada siklus I sudah mengalami peningkatan yang cukup baik dibandingkan pada pembelajaran prasiklus, yaitu nilai siswa yang yang masih di bawah batas KKM ada 10 (25%) siswa dan ada 28 (75%) siswa yang nilainya sudah mencapai batas KKM. Nilai rata-rata kelasd juga ikut meningkat dan mencapai 72,8%. Berikut ini adalah tabel mengenai hasil kemampuan siswa.

74 Tabel 4.2 Hasil Kemampuan Siswa Menulis Aksara Jawa pada Kegiatan Siklus I No Nilai Banyak siswa Presentase (%) Jumlah Nilai rata-rata 72,8 72,8 kelas Keterangan : Batas nilai KKM = 65 c. Kegiatan Siklus II Pelaksanaan pembelajaran menulis aksara Jawa pada kegiatan siklus II mencakup materi menulis pasangan aksara Jawa yang disertai : (a) sandhangan vokal (sandhangan swara); (b) sandhangan panyigeging wanda, (c) penanda gugus konsonan (sandhangan wyanjaya); (d) aksara murda; (e) aksara rekaan; (f) sandhangan; (g) angka atau lambang bilangan. Hasil tes pada siklus II sudah mengalami peningkatan yang signifikan. Siswa yang nilainya sudah mencapai batas KKM hanya tinggal 4 (10%) siswa. Nilai rata-rata kelas juga meningkat di bandingkan pembelajaran sebelumnya yaitu mencapai 77,1%. Berikut ini adalah tabel mengenai hasil kemampuan siswa.

75 4.3 Hasil Kemampuan Siswa Menulis Aksara Jawa pada Kegiatan Siklus II No Nilai Banyak siswa Presentase (%) Jumlah Nilai rata-rata 77,1 77,1 kelas Keterangan : Batas nilai KKM = Peningkatan Minat Menulis Aksara Jawa Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahun Ajaran 2011/2012 Setelah Mendapat Pembelajaran Menggunakan Media Audio Visual. Peningkatan minat pada penggunaan media audio visual dalam pembelajaran menulis aksara Jawa terhadap pembelajaran siswa meliputi tiga pertemuan yaitu kegiatan prasiklus, siklus I, siklus II. a. Kegiatan Prasiklus Pada kegiatan prasiklus, pembelajaran menulis aksara Jawa masih sangat rendah, hal ini bisa dilihat dari kurangnya perhatian siswa pada saat guru menjelaskan materi aksara Jawa dengan materi aksara carakan yang disertai dengan sandhangan, dan pasangan aksara Jawa. Sesuai dengan hasil pengamatan yang diperoleh selama proses pembelajaran menulis aksara Jawa berlangsung, dapat diperoleh data dari segi perhatian hanya 5 siswa yang mempunyai perhatian baik, 9 siswa mempunyai perhatian cukup, dan 24 siswa mempunyai perhatian kurang. Sedangkan dari segi keaktifan, siswa yang mempunyai keaktifan baik hanya 4 siswa, 8 siswa mempunyai keaktifan cukup, dan 26 siswa mempunyai keaktifan kurang. Situasi yang terjadi di kelas masih

76 tergolong kurang. Berikut ini adalah tabel mengenai peningkatan minat siswa terhadap pembelajaran menulis aksara Jawa. Tabel 4.4 Peningkatan Minat Siswa Terhadap Pembelajaran Menulis Aksara Jawa pada Kegiatan Prasiklus No. Perihal Baik Cukup Kurang Perhatian Keaktifan Situasi Kurang b. Kegiataan Siklus I Pada pembelajaran menulis aksara Jawa siklus I sudah mengalami peningkatan minat pada perhatian dan keaktifan siswa dibandingkan pada kegiatan prasiklus, walaupun masih ada sebagian siswa yang kurang memperhatikan dan bermain sendiri. Hal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari segi perhatian, siswa yang mempunyai perhatian baik ada 14 siswa, 12 siswa mempunyai perhatian cukup, dan 12 siswa yang mempunyai perhatian kurang. Dilihat dari keaktifan, siswa yang mempunyai keaktifan baik ada 13 siswa, 14 siswa mempunyai keaktifan cukup, dan 11 siswa mempunyai keaktifan kurangf. Berikut ini adalah tabel mengenai peningkatan minat siswa terhadap pembelajaran menulis aksara Jawa. Tabel 4.5 Peningkatan Minat Siswa Terhadap Pembelajaran Menulis Aksara Jawa pada Kegiatan Siklus I No. Perihal Baik Cukup Kurang Perhatian Keaktifan Situasi Cukup

77 c. Kegiatan Siklus II Pada pembelajaran menulis aksara Jawa siklus II, sudah terjadi peningkatan minat saiswa yang signifikan terhadap perhatian dan keaktifan siswa dibandingkan pada kegitan-kegiatan sebelumnya, walaupun masih ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan dan bermain sendiri. Sesuai data yang diperoleh yaitu dari segi perhatian, siswa yang mempunyai perhatian baik mencapai 26 siswa, yang mempunyai perhatiasn cukup ada 8 siswa, dan yang mempunyai perhatian kurang hanya ada 4 siswa. Dilihat dari segi keaktifan, siswa yang mempunyai keaktifan baik 24 siswa, 8 siswa mempunyai keaktifan cukup, dan hanya ada 6 siswa mempunyai keaktifan kurang. Berikut ini adalah tabel mengenai peningkatan minat siswa terhadap pembelajaran menulis aksara Jawa. Tabel 4.6 Peningkatan Minat Siswa Terhadap Pembelajaran Menulis Aksara Jawa pada Kegiatan Siklus II No. Perihal Baik Cukup Kurang Perhatian Keaktifan Situasi Baik B. Pembahasan Pada bagian pembahasan ata penelitian, akan dibahas tiga dari penyajian data, yaitu (a) langkah-langkah pembelajaran menulis aksara Jawa dengan menggunakan media audio visual pada siswa kelas VIII SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahun 2011/2012; (b) peningkatan kemampuan menulis aksara Jawa siswa kelas VIII SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahun 2011/2012 setelah

78 mendapat pembelajaran menggunakan media audio visual; (c) peningkatan minat menulis aksara Jawa siswa kelas VIII SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahun 2011/2012 setelah mendapat pembelajaran menggunakan media audio visual. 4) langkah-langkah pembelajaran menulis aksara Jawa dengan menggunakan media audio visual pada siswa kelas VIII SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahun 2011/2012. Langkah-langkah pembelajaran menulis aksara Jawa dengan menggunakan media audio visual terdapat tiga pertemuan yaitu kegiatan prasiklus, siklus I, siklus II. a. Kegiatan Prasiklus Pelaksanaan kegiatan prasiklus meliputi tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan atau observasi, dan refleksi. 1) Tahap Perencanaan Tindakan Kegiatan perencanaan pada kegiatan Prasiklus, yaitu : a) Menyiapkan dan menetapkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang mencakup beserta skenario pembelajaran yang mencakup materi aksara Jawa, sandangan, dan pasangan serta langkah-langkah kegiatan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh guru dan siswa. b) Menyediakan lembar pengamatan atau observasi. Lembar pengamatan atau observasi digunakan dengan tujuan mempermudah peneliti untuk mengamati suasana kelas, serta mengamati kegiatan siswa dari segi perhatian dan keaktifan pada saat pembelajaran menulis aksara Jawa berlangsung. Jadi, selama proses observasi atau pengamatan berlangsung, pengamat hanya perlu memberikan

79 tanda check list pada kolom tempat peristiwa muncul sesuai dengan nama siswa. c) Menyediakan lembar kerja untuk siswa. Untuk mengukur kemampuan siswa setelah pembelajaran menulis aksara Jawa pada kegiatan prasiklus,. Siswa dibagikan soal dalam bentuk pengubahan latin menjadi aksara Jawa sebanyak 5 soal. Siswa diminta langsung mengerjakan di lembar kerja yang sudah disiapkan oleh guru. 2) Tahap Pelaksanaan Tindakan Kegiatan prasiklus dilaksanakan pada tanggal 02 April 2012 dimulai jam setelah guru masuk kelas, pembelajaran diawali dengan salam dan doa bersama. Sebagai kegiatan pembuka, guru memberikan apresepsi tentang aksara Jawa. Setelah itu guru menceritakan sejarah aksara Jawa secara singkat. Kemudian menjelaskan jumlah seluruh aksara Jawa, dan dilanjutkan menjelaskan dan memberi contoh dalam penulisannya, yang disertai sandangan aksar Jawa yang terdiri dari : (a) sandangan vokal (sandhangan swara), (b) sandhangan panyigeging wanda; (c) penanda gugus konsonan (sandhangan wyanjaya). Kemudian yang terakhir menjelaskan pasangan aksara Jawa dan penerapannya dalm penulisan kata dan kalimat. Setelah selesai guru memberikan contoh penulisan dan penerapan dalam kata dan kalimat. Kata-kata dan kalimat yang digunakan sebagai contoh antara lain :

80 (1) ketok palu = ; (2) turu = ; (3) dolan = ; (4) bapak dhahar kula nedha = ; (5) adik urung adus =. Setelah itu guru menunjukan beberapa siswa untuk mencoba mengubah tulisan latin ke aksara Jawa dengan tujuan menambah pemahaman siswa, siswa yang diberikan antara lain: (1) larė; (2) gadhah; (3) wetengku kruyuk-kruyuk; (4) ngantuk; (5) kepriye. Kegiatan terakhir adalah memberikan tes dalam bentuk pengubahan latin menjadi aksara Jawa. Sebelum tes siswa diberikan kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas. Setelah siswa selesai mengerjakan tes, guru menyimpulkan materi dan kemudian diakhiri dengan salam. 3) Tahap Pengamatan atau Observasi Peneliti melakukan pengamatn terhadap proses pembelajaran, perhatian dan keaktifan siswa serta hasil kemampuan siswa dalam mengerjakan tes menulis aksara Jawa. Tahap pengamatn atau obserasi pada kegiatan prasiklus bertujuan untuk mengetahu kemampuan dan minat siswa dalam menulis aksara Jawa sebelum menggunakan media audio visual. Hasilm pengamatan pada tahap prasiklus diperoleh data bahwa situasi kelas masih ramai dan sangat sulit dikendalikan, sehingga perhatian dan keaktifan siswa masih sangat rendah. Siswa yang selalu mengikuti dan memperhatikan penjelasan dari guru hanya siswa yang menurut data yang diperoleh adalah siswa yang mendapat ranking di kelas tersebut. Selain itu, nilai yang didapatkan siswa juga masih banyak yang di bawah batas nilai KKM.

81 4) Tahap Refleksi Pada tahap prasiklus, peneliti bersama guru melakukan pengkajian secara menyeluruh terhadap pembelajaran yang sudah diberikan sesuai hasil pengamatan dan hasil tes siswa. Kemudian peneliti menganalisis kesalahan dan kekurangan yang terjadi pada kegiatan prasiklus. Semua data yang sudah diperoleh dari tahap pengamatan atau observasi kemudian dievaluasi dan dapat diperoleh kesimpulan tentang hasil pembelajaran menulis aksara Jawa pada kegiatan prasiklus masih sangat kurang dilihat dari hasil kemampuan dan minat siswa. Kemudian dari hasil refleksi, peneliti menganalisis penyebab kurangnya kemampuan dan minat siswa dalam pembelaran menulis aksara Jawa, diantaranya yaitu karena bentuk penulisan aksara Jawa yang sangat sulit untuk dipahami dan dihafal. Selain itu, guru hanya menggunakan metode ceramah dalam setiap pembelajaran menulis aksarajawa yang menyebabkan siswa semakin tidak berminat dan hanya bersikap pasif saat mengikuti pembelajaran menulis aksara Jawa. Beberapa hal tersebut yang menjadikan kemampuan dan minat siswa dalam menulis aksara Jawa juga ikut menurun. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut di atas maka akan digunakan media audio visual dengan tujuan meningkatkan kemampuan dan minat siswa dalam memperoleh hasil yang maksimal dalam pembelajaran menulis aksara Jawa. b. Kegiatan Siklus I Pelaksanaan kegiatan siklus I meliputi tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan atau observasi, dan refleksi. Kegiatan diawali dengan salam. Kegiatan siklus I didasari pada hasil kegiatan prasiklus yaitu masih

82 rendahnya kemampuan dan minat siswa kelas VIII SMP Negeri I Sadang Kebumen terhadap pembelajaran menulis aksara Jawa. Jadi untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, pada siklus I peneliti menggunakan media audio visual. 1) Tahap Perencanaan Tindakan Kegiatan perencanaan pada kegiatan siklus I, yaitu : a) Menyiapkan dan menetapkan rencana pelaksanaan pembelajaran beserta skenario pembelajaran yang mencakup materi aksara Jawa, sandangan vokal (sandangan swara), sandhangan panyigeging wanda, dan penanda gugus konsonan (sandangan wyanjaya) serta langkah-langkah kegiatan yang akan dilaksanakan oleh guru dan siswa. b) Menyediakan media audio visual sesuai materi yang akan diajarkan. Sebelum kegiatan pembelajaran menulis aksara Jawa dengan menggunakan media audio visual pada siklus I, peneliti atau guru terlebih dahulu mempersiapkan peralatan media audio visual seperti sound system (pengeras suara), layar untuk memperlihatkan gambarnya, dan komputer dalam bentuk gambar dan suara aksara Jawa ataupun dari macam-macam sandhangan swara, sandhangan panyigeging wanda, dan sandhangan wyanjaya yang digunakan untuk mengingatkan siswa terhadap macam-macam aksara Jawa. Kemudian, peneliti atau guru juga mempersiapkan media audio visual dalam bentuk suara dan gambar dan siswa diminta untuk mengamati, mencermati dan mendengarkan beberapa contoh cara penulisan aksara Jawa dalam bentuk satu kata yang didalamnya tentu mengandung materi sandhangan swara, sandhangan panyigeging wanda, dan sandhangan wyanjaya.

83 c) Menyediakan lembar pengamatan atau observasi. Lembar pengamatan atau observasi ini digunakan untuk tujuan mempermudah peneliti untuk mengamati suasana kelas, serta mengamati kegiatan siswa dari segi perhatian dan keaktifan pada saat pembelajaran menulis aksara Jawa berlangsung. Jadi, selama proses observasi atau pengamatan berlangsung, pengamat hanya perlu memberikan tanda check list pada kolom tempat peristiwa muncul sesuai dengan nama siswa. d) Menyediakan lembar kerja untuk siswa. Untuk mengukur kemampuan siswa setelah pembelajaran menulis aksara Jawa pada kegiatan Siklus I ini, siswa dibagikan soal dalam bentuk pengubahan latin menjadi aksara Jawa sebanyak 5 soal. Siswa diminta langsung mengerjakana pada lembar kerja yang sudah disiapkan oleh guru. 2) Tahap Pelaksanaan Tindakan Kegiatan siklus I dilaksanakan pada tanggal 16 April 2012 dimulai jam setelah guru masuk kelas, pembelajaran di awali dengan salam dan doa bersama. Pada tahap pelaksanaan tindakan guru memulai dengan memberikan apresepsi tentang aksara Jawa. Setelah itu siswa diminta untuk mengingat tentang macam-macam sandhangan dalam aksara Jawa, yaitu: (a) sandangan vokal (sandhangan swara), seperti: wulu, pepet, suku, taling, taling tarung; (b) sandhangan panyigeging wanda, seperti: wignyan, layar, cecak, pangkon; (c) penenda gugus konsonan (sandhangan wyanjaya), seperti: cakra, keret, pengkal, panjingan wa, panjingan la. Untuk mengingat kembali lambang dari semua jenis sandangan tersebut guru menggunakan media audio visual.

84 Kemudian guru memberikan contoh penerapan penulisannya dalam kata dan kalimat. Kata-kata dan kalimat yang digunakan sebagai berikut : (1) byar = ; (2) sastra = ; (3) lenggah = ; (4) siti maem iwak = ; (5) motor motoran =. Kemudian guru menunjukan beberapa siswa untuk mencoba mengubah tulisan latin menjadi aksara Jawa untuk menambah pemahaman siswa, soal yang diberikan antara lain: (1) turonan; (2) jeng-jengan; (3) nonton TV; (4) glewean; (5) nangis gara-gara digetak Adi. Setelah itu guru menggunakan media audio visual kembali untuk melatih siswa berfikir cepat dan supaya sedikit demi sedikit mampu menghafal dan memahami penjelasan yang sudah diberikan oleh guru. Pada contoh soal tersebut siswa disuruh maju untuk mengerjakannya. Setelah selesai, guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya jika ada yang perlu ditanyakan tentang materi yang sudah di ajarkan. Kegiatan terakhir adalah memberikan tes untuk mengukur kemampuan siswa dalam menulis aksara Jawa setelah pembelajaran menggunakan media audio visual. Setelah siswa selesai mengerjakan tes, guru menyimpulkan materi dan diakhiri dengan salam. 3) Tahap Pengamatan atau Observasi Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan pada saat proses pembelajaran dengan menggunakan media audio visual, mengamati perhatian dan keaktifan siswa pada saat pembelajaran menulis aksara Jawa berlangsung, serta hasil kemampuan dan minat siswa dalam mengerjakan tes menulis aksara Jawa.

85 Kegiatan pengamatan atau observasi dilaksanakan dengan tujuan memperoleh data untuk mengetahui pengaruh penggunaan media audio visual terhadap kemampuan dan minat serta perhatian dan keaktifan siswa. Hasil pengamatan atau obervasi pada tahap ini menunjukan adanya peningkatan. Dari data yang diperoleh diketahui bahwa siswa sudah mulai aktif walaupun masih ada sebagian yang masih kurang memperhatikan dan bermain sendiri. Selain itu, hasil tes siswa pada siklus I sudah mengalami peningkatan yang cukup baik dibandingkan pada kegiatan prasiklus. 4) Tahap Refleksi Tahap refleksi juga pada dasarnya sama dengan tahap refleksi pada kegiatan prasiklua, yaitu peneliti bersama guru melakukan pengkajiansecara menyeluruh terhadap tindakan yang sudah diberikan berdasarkan hasil pengamatan dan hasil tes. Pada kegiatan siklus I dapat disimpulkan bahwa sudah terjadi peningkatan dilihat dari motivasi siswa, keaktifan siswa, serta dilihat dari kemampuan dan minat siswa yang juga ikut meningkat dibandingkan pada kegiatan prasiklus, karena kegiatan siklus I suah banyak siswa yang memperhatikan penjelasan dari guru, dan mencatat contoh-contoh penilisan aksara Jawa yang diberikan oleh guru, siswa juga berani bertanya jika ada hal yang kurang jelas sehingga kemampuan dab minat siswa dalam menulis aksara Jawa juga ikut meningkat. Namun, dalam kegiatan siklus I juga masih ada sebagian siswa yang terlihat kurang berminat dalam pembelajran menulis aksara Jawa, hal itu terlihat dari pengamatan yang diperoleh bahwa masih da siswa yang bermain sendiri dan berbicara dengan temannya, sehingga hasil tes ysng diperoleh juga

86 masih rendah. Walaupun secara keseluruhan pada kegiatan ini sudah mengalami peningkatan baik minat siswa ataupun nilai siswa, namun yang didapat belum maksimal. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah yang ada, dalam pembelajaran siklus II akan menggunakan media audio visual kembali, dengan tujuan memperoleh hasil yang maksimal baik dari segi kemampuan dan prhatian siswa ataupun minat siswa dalam menulis aksara Jawa. c. Kegiatan Siklus II Pelaksanaan kegiatan siklus II meliputi tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan atau observasi. Dan refleksi. Kegiatansiklus II didasarkan pada hasil kegiatan siklu I walaupun sudah ada peningkatan namun hasil yang dicapai siswa belum maksimal. Jadi, peneliti menggunakan media audio visual kembali dengan tujuan mendapatkan hasil yang maksimal. 1) Tahap Perencanaan Tindakan Kegiatan perencanaan pada kegiatan siklus II, yaitu: a) Menyiapkan dan menetapkan rencana pelaksanaan pembelajaran beserta skenario pembelajaran yang mencakup materi tentang aksara Jawa pada siklus I serta langkah-langkah kegiatan yang akan dilaksanakan oleh guru dan siswa. b) Menyediakan media audio visual sesuai materi yang akan diajarkan. Sebelum kegiatan pembelajaran menulis aksara Jawa menggunakan media audio visual pada siklus II, peneliti atau guru mempersiapkan peralatan media audio visual dalam bentuk contoh kata dan kalimat aksara Jawa yaitu pasangan aksara Jawa yang digunakan untuk mengingatkan siswa terhadap macam aksara Jawa yang cara pemutarannya dengan suara dan gambar. Peneliti dan guru juga

87 mempersiapkan media audio visual dalam bentuk kata yang nantinya akan ditunjukan guru kepada siswa dengan bentuk per kata, siswa diminta juga untuk mengamati dan menebak contoh kata yang sudah peneliti siapkan dalam media audio visual yang didalamnya tentu mengandung materi pasangan aksara jawa beserta materi yang ada pada kegiatan siklus I. c) Menyediakan lembar pengamatan atau observasi. Lembar pengamatan atau observasi digunakan dengan tujuan mempermudah peneliti untuk mengamati suasana kelas, serta mengamati kegiatan siswa dari segi perhatian dan keaktifan pada saat pembelajaran menulis aksara Jawa berlangsung. Jadi, selama proses observasi atau pengamatan berlangsung, pengamat hanya perlu memberikan tanda check list pada kolom tempat peristiwa muncul sesuai nama siswa. d) Menyiapkan lembar kerja untuk siswa. untuk mengukur kemampuan siswa setelah pembelajaran menulis aksara Jawa pada kegaiatan siklus II, siswa dibagikan soal dalam bentuk pengubahan latin menjadi aksara Jawa sebanyak 5 soal. Siswa diminta langsung mengerjakan di lembar kerja yang sudah disiapkan oleh guru. 2) Tahap Pelaksanaan Tindakan Kegiatan siklus II dilaksanakan pada tanggal 29 April 2012 dimulai jam Guru masuk kelas, pembelajaran diawali dengan salam dan doa bersama. Guru memulai dengan memberikan apresepsi tentang materi yang diajarkan pada siklus I. Setelah itu siswa diminta untuk mengingat tentang pasangan aksara Jawa dan bentuk atau lambang dari semua pasangan aksara Jawa. Untuk membantu siswa mengingat, guru menggunakan media audio visual.

88 Kemudian guru memberikan contoh dalam bentuk kata dan kalimat. Kata dan kalimat yang digunakan sebagai cpntoh antara lain: Al quran = ; (2) fatimah = ; (3) organisasi= (4) khutbah = ; (5) adi pancen gagah =. Kemudian guru menunjuk beberapa siswa untuk maju di depan kelas dan mencoba mengerjakan soal dari latin di ubah menjadi aksara Jawa untuk menambah pemahaman siswa. Soal yang diberikan antara lain; (1) siti khotijah; (2) bencana alam; (3) orang dzolim; (4) pak lik gadhah pitik 150; (5) aku ngelus dhadha. Setelah itu guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya jia ada yang perlu ditanyakan tentang materi yang sudah di ajarkan. Kegiatan yang terakhir adalah memberikan tes untuk mengukur kemampuan siswa dalam menulis aksara Jawa setelah pembelajaran menggunakan media audio visual pada siklus II. Siswa selesai mengerjakan tes, guru menyimpulkan materi dan diakhiri dengan salam. 3) Tahap Pengamatan atau Observasi Melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan media audio visual, mengamati perhatian serta keaktifan siswa pada saat pembelajaran menulis akara Jawa berlangsung serta hasil kemampuan dan minat siswa dalam mengerjakan tes menulis aksara Jawa. Kegiatan pengamatan atau observasi dilaksanakan dengan tujuan memperoleh data untuk mengetahui kembali minat siswa dalam penggunaan media audio visual terhadap kemampuan dan minat siswa. Hasil pengamatan atau

89 observasi menunjukan adanya peningatan yng signifikan, data yang diperoleh menunjuan bahwa siswa sudah banyak yang aktif walaupun masih ada beberapa yang masih kurang memperhatikan. Hasil tes sswa pada siklus II, juga mengalami peningkatan yang sangat baik dibandingkan pada kegiatan-kegiatan pembelajaran sebelumnya. 4) Tahap Refleksi Tahap refleksi pada siklus II pada dasarnya sama dengan tahap refleksi sebelumnya, yaitu peneliti bersama guru melakukan pengkajian secara menyeluruh terhadap tindakan yang sudah diberikan berdasarkan hasl pengamatan dan hasil tes. Dilihat dari hasil refleksi pada kegiatan siklus II, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media audio visual dalam pembelajaran menulis aksara Jawa dapat meningkatkan minat,motivasi serta kemampan siswa dibandingkan pembelajaran tanpa menggunakan media audio visual. Hal itu dapat dilihat dari peningkatan-peningkatan yang terjadi dari siklus ke siklus yang dilihat dari segi perhatian dan keaktifan siswa, serta dilihat dari hasil tes kemampuan siswa yang tersus meningkat. Jika pada tahap refleksi II sudah selesai, kemudian peneliti menganalisis perbandingkan dengan hasil refleksi pada kegiatan-kegiatan sebelumnya yang digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam membuat kesimpulan. 5) Peningkatan Kemampuan Menulis Aksara Jawa Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahun 2011/2012 Setelah Mendapat Pembelajaran Menggunakan Media Audio Visual

90 Peningkatan kemampuan menulis aksara Jawa siswa kelas VIII SMP Negeri I Sadang Kebumen setelah pembelajaran menggunakan media audio visual dapat dilihat dari kegiatan prasiklus, kegiatan siklus I, kegiatan siklus II. a. Kegiatan Prasiklus Pelaksanaan kegiatan prasiklus merupakan kegiatan pembelajaran menulis aksara Jawa tanpa menggunakan media, dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan dan minat awal siswa. Hasil tes siswa pada kegiatan prasiklus menunjukan bahwa kemampuan siswa dalam menulis aksara Jawa masih sangat rendah, yaitu terdapat 27 (71%) siswa yan g masih di bawah nilai KKM dan hanya ada 11 (29%) siswa yang nilainya sudah mencapai batas KKM. Nilai rata-rata siswa hanya mencapai 61,6%. Agar lebih jelas perhatika tabel dibawah ini. Tabel 4.7 Hasil Kemampuan Menulis Aksara Jawa pada Kegiatan Prasiklus No Interval Nilai Frekuensi Jumlah 38 Rata-rata 61,6

91 (frekuensi) Diagram 4.8 Hasil Kemampuan Menulis Aksara Jawa pada Kegiatan Prasiklus (Nilai Tengah) Keterangan: = Kegiatan Prasiklus b. Kegiatan Siklus I Kegiatan siklus I ini merupakan kegiatan perbaikan dan dilaksanakan dengan melihat masalah dan kekurangan yang terjadi pada kegiatan prasiklus. Hasil tes siswa pada kegiatan siklus I ini menunjukkan bahwa ada peningkatan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis aksara Jawa dibandingkan pada kegiatan prasiklus. Pada kegiatan ini terdapat 10 (25%) siswa yang belum mencapai nilai KKM, hal itu menunjukkan adanya peningkatan yang terjadi dibandingkan pada kegiatan prasiklus yang nilainya masih di bawah nilai KKM yaitu ada 27 (71%) siswa. Siswa yang nilainya sudah mencapai batas KKM ada 11 (29%), itu menunjukkan terjadi peningkatan yang sangat baik karena pada kegiatan prasiklus hanya ada 11 (29%) siswa yang nilainya mencapai batas KKM. Nilai rata-rata siswa pada kegiatan ini juga ikut meningkat yaitu mencapai 72,8% dibandingkan kegiatan sebelumnya yang hanya 61,6%. Agar lebih jelas perhatikan tabel dan diagram di bawah ini.

92 (frekuensi) Tabel 4.9 Hasil Peningkatan Kemampuan Siswa Menulis Aksara Jawa pada Kegiatan Prasiklus dengan Kegiatan Siklus I No Interval Nilai Frekuensi Prasiklus Siklus I Jumlah Rata-rata 61,6 72,8 Diagram 4.10 Hasil Perbandingan Kemampuan Siswa Menulis Aksara Jawa pada Kegiatan Prasiklus dengan Siklus I c. Kegiatan Siklus II (nilai tengah) Keterangan : = Kegiatan Prasiklus = Kegiatan Siklus I Kegiatan siklus II ini merupakan kegiatan perbaikan dari kegiatan-kegiatan sebelumnya. Pada kegiatan siklus II ini hasil yang diperoleh siswa lebih meningkat dibandingkan pada kegiatan-kegiatan sebelumnya. Hal ini bisa dilihat dari nilai

93 siswa yang masih di bawah KKM hanya terdapat 4 (10%) siswa, hal itu menunjukkan adanya peningkatan yang sangat baik dibandingkan pada kegiatan sebelumnya karena pada kegitan prasiklus ada 27 (71%) siswa dan pada kegiatan siklus I masih terdapat 10 (25%) siswa yang nilainya masih di bawah KKM. Siswa yang nilainya sudah mencapai batas KKM pada kegiatan siklus II ini ada 24 (90%) siswa, itu menandakan terjadi peningkatan yang sangat baik karena pada kegiatan prasiklus ada 11 (29%) dan pada kegiatan siklus I ada 28 (75%). Dan nilai ratarata pada siklus II ini meningkat dan bisa mencapai 77,1% dibandingkan dengan kegiatan siklus I yang hanya mecapai 72,8%. Agar lebih jelas perhatikan tabel dan diagram di bawah ini. Tabel 4.11 Hasil Peningkatan Kemampuan Siswa Menulis Aksara Jawa pada Kegiatan Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II No Interval Nilai Frekuensi Prasiklus Siklus I Siklus II Jumlah Rata-rata 61,6 72,8 77.1

94 (frekuensi) Diagram 4.12 Hasil Perbandingan Kemampuan Siswa Menulis Aksara Jawa pada Kegiatan Prasiklus,Siklus I, dan Siklus II (nilai tengah) Keterangan : = Kegiatan Prasiklus = Kegiatan Siklus I = Kegiatan Siklus II Tabel 4.13 Peningkatan Kemampuan yang Terjadi dari Beberapa Siswa Setelah Pembelajaran Menulis Aksara Jawa dengan Menggunakan Media Audio Visual pada kegiatan Prasiklus, Siklus I, Siklus II No Nama Prasiklus Siklus I Siklus II 1. Aldy Satrio Pambudi Alfi Rizki Rahmadan Aris Bahrul Ulum Dewi Laraswati Dina fadhilah Dona Wijayanto Eka Nurlela , Eka Setiawan Erin Ratnadila Fathurohman Fauzan Fikri Faiq Galuh Rakeamong Gustiara Paresi Haefah Ihran Zuhri Isnia Septiani Latifah Qori wardani Listieni

95 20. Maftul Khotun Miftahudin Mujiono Musrifah Nanik Suprapti Resti Ria septiana Ringga Ardiantoro Rosi Rafik Kristiawan Santi Sarif Hidayatulloh Siti Halimah Sri Mulyani rahayu Susilorini Syahril Sidiq Tiya Widia Tri Widiarti Tutut Fidianingsih Wawan Adi Saputro Jumlah Nilai Kelas Rata-rata Siswa 61,6 72,8 77,01 Peningkatan kemampuan menulis pada pembelajaran aksara Jawa. Ada siswa yang belum mendapat peningkatan nilai di atas batas nilai KKM, ada pula yang dari siklus I ke siklus II mengalami penurunan nilai, dan ada yang sselalu mendapat peningkatan nilai dari kegiatan prasiklus, siklus I, siklus II, seperti: a) Fathurohman Fauzan, pada kegiatan prasiklus mendapat nilai 74, kegiatan siklus I nilainya 80, dan kegiatan siklus II nilainya 85. Ringga Ardiantoro. Pada kegiatan prasiklus mendapatkan nilai 75, kegiatan siklus I nilainya 80, dan pada kegiatan siklus II nilainya 86. Sarif Hidayatulloh, pada kegiatan prasiklus mendapatkan nilai 71, kegiatan siklus I nilainya 78, dan pada kegiatan siklus II nilainya 82. Ketiga anak tersebut pada kegiatan prasiklus memang sudah begitu memahami cara penulisan aksara Jawa beserta pasangannya, namun mereka belum begitu bisa

96 bagaimana cara menerapkan sandangan, padha lingsa dan adeg-adeg. Setelah mendapatkan pembelajaran melalui media audio visual anak tersebut sudah begitu faham bagaimana menerapkannya walaupun kadang masih ada yang lupa, sering kali anak tersebut mau disuruh maju untuk mengerjakan di depan kelas. Dan pada kegiatan siklus II ketiga anak tersebut mendapatkan nilai yang signifikan, tulisan aksara Jawa beserta pasangan dan sandangannya sudah pada tahap baik dan penulisan aksara Jawa sudah sempurna disertai dengan adeg-adeg dan pada ligsa; b) Aris, pada kegiatan prasiklus mendapatkan nilai 68 karena penulisan aksara Jawa sudah bisa sedikit terbaca, kegiatan siklus I nilainya 74 karena penulisan aksara Jawa kurang sempurna tetapi sudah bisa terbaca, mendapat peningkatan nilai pada kegiatan siklus II yaitu nilainya 78 karena penulisan aksara Jawa sempurna tetapi tidak disertai dengan adeg-adeg dan pada lingsa; c) Syahril Sidiq, kegiatan prasiklus nilainya sudah diatas batas KKM yaitu 79 karena penulisan aksara Jawa kurang sempurna tetapi sudah bisa dibaca, kegiatan siklus I nilainya 76 karena penulisan aksara Jawa sempurna tetapi tidak disertai dengan adeg-adeg dan pada lingsa, dan pada kegiatan siklus II mendapatkan peningkatan nilai menjadi 82 karena penulisan aksara Jawa sempurna disertai dengan adegadeg dan pada ligsa; d) Tri Widiarti, kegiatan prasiklus mendapatkan nilai 69 karena penulisan aksara Jawa beserta pasangan dan sandangannya kurang sempurna tetapi sudah bisa terbaca, kegiatan siklus I nilainya 78 karena penulisan aksara Jawa sempurna tetapi tidak disertai adeg-adeg dan pada lingsa, kegiatan siklus II nilainya 84

97 mendapatkan peningkatan nilai yang sifnifikan itu dikarenakan penulisan aksara Jawa sempurna disertai dengan adeg-adeg dan pada lingsa; e) Rafik Kristiawan, kegiatan prasiklus mendapatkan nilai 70 karena penulisan aksara Jawa beserta pasangan dan sandangannya sudah bisa sedikit terbaca tetapi tidak disertai pada lingsa dan adeg-adeg, kegiatan siklus I nilainya tetap sama 70 karena penulisan aksara Jawa beserta pasangan dan sandangannya sudah bisa sedikit terbaca tetapi tidak disertai pada lingsa dan adeg-adeg, kegiatan siklus II mendapatkan peningkatan nilai yaitu 80 karena penulisan aksara Jawa sudah bisa terbaca; f) Dewi Laraswati, kegiatan prasiklus mendapatkan nilai 58 karena anak tersebut belum bisa memahami penulisan aksara Jawa apalagi disuruh menulis juga belum begitu faham, kegiatan siklus I nilainya 63 dan sudah ada peningkatan nilai dibanding pada kegiatan prasiklus karena anak ini begitu antusias untuk mengikuti pelajaran menulis aksara Jawa dengan menggunakan media audio visual, kegiatan siklus II nilainya 80 peningkatan yang sangat bagus dan anak ini sudah begitu faham dengan penulisan aksara Jawa beserta sandangan dan pasangannya dibandingkan pada kegiatan prasiklus; g) Haefah, kegiatan prasiklus mendapatkan nilai 65, kegiatan siklus I mendapatkan nilai 62 karena pada waktu proses belajar mengajar siswa tersebut belum begitu hafal dengan penulisan aksara jawa beserta pasangan dan sandangannya, kegiatan siklus I nilainya meningkat menjadi 70 dan ini sudah menunjukan kemantapan siswa untuk mengerjakan dan memahami penulisan aksara Jawa, namun pada

98 kegiatan siklus II anak tersebut mengalami penurunan nilai lagi dikarenakan badan sedang sakit dan kegiatan belajarnya menjadi tidak konsentrasi; h) Maftul Khotun, kegiatan prasiklus siswa tersebut mendapat nilai 60 itu dikarenakan anak tersebut belum bisa menulis aksara Jawa beserta pasangan dan sandangannya, kegiatan siklus I nilainya 62 mendapatkan peningkatan nilai tetapi belum mencapai batas nilai KKM siswa tersebut sudah mulai bisa menulis aksara Jawa namun masih belum begitu bisa dibaca atau masih ada yang kurang cara penulisannya, kegiatan siklus II anak tersebut sudah meningkat nilainya diatas batas KKM yaitu 65 itu dikarenakan cara penulisannya sudah agak rapi dan bisa dibaca; i) Eka Nurlela, kegiatan prasiklus mendapatkan nilai 60, kegiatan siklus I nilainya 64, kegiatan siklus II nilainya 60 karena pada kegiatan belajar mengajar anak ini selalu pasif dalam kegiatan dan hanya diam bila ditanya dan disuruh maju, siswa ini juga belum begitu bisa memahami penulisan aksara Jawa beserta sandangan dan pasangannya; j) Aldy Satrio Pambudi pada kegiatan prasiklus mendapatkan nilai 51 karena sama sekali tidak terbaca atau salah tetapi sudah didisi, kegiatan siklus I nilainya 61 karena penulisan aksara Jawa sudah bisa sedikit terbaca tetapi tidak diserta pada lingsa dan adeg-adeg, dan pada kegiatan siklus II tetap sama nilainya 61 karena penulisan aksara Jawa sudah bisa sedikit terbaca tetapi tidak diserta pada lingsa dan adeg-adeg.

99 6) Peningkatan Minat Menulis Aksara Jawa Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahun 2011/2012 Setelah Mendapat Pembelajaran Menggunakan Media Audio Visual. Pengaruh penggunaan media audio visual dalam pembelajaran menulis aksara Jawa terhadap motivasi belajar siswa meliputi tiga pertemuan yaitu kegiatan prasiklus, siklus I, dan siklus II. b. Kegiatan Prasiklus Dilihat dari hasil pengamatan yang didapatkan bahwa dalam proses pembelajaran menulis aksara Jawa pada kegiatan prasiklus diperoleh data bahwa keadaan kelas masih sangat pasif dan siswa masih banyak yang berbicara sendiri, selain itu suasana kelas sulit untuk dikendalikan. Siswa yang selalu mengikuti dan memperhatikan penjelasan dari guru hanya siswa yang menurut data yang diperoleh adalah siswa yang mendapat ranking di kelas. Berdasarkan data yang diperoleh dilihat dari segi perhatian, siswa yang mempunyai perhatian baik ada 5 siswa, yang mempunyai perhatian cukup ada 9 siswa, dan ada 24 siswa yang mempunyai perhatian kurang. Dilihat dari segi keaktifan, siswa yang mempunyai keaktifan baik ada 4 siswa, yang mempunyai keaktifan cukup ada 8 siswa, dan ada 26 siswa yang mempunyai keaktifan kurang. Hasil kemampuan siswa dalam menulis aksara Jawa masih banyak yang di bawah batas nilai KKM. Agar lebih jelas perhatikan diagram di bawah ini.

100 (jumlah anak) Diagram 4.14 Minat Siswa Terhadap Pembelajaran Menulis Aksara Jawa pada Kegiatan Prasiklus B C K (kriteria) Keterangan : = Perhatian B = Baik K = Kurang = Keaktifan C = Cukup c. Kegiatan Siklus I Pada pembelajaran siklus I sudah terjadi peningkatan perhatian dan keaktifan siswa dibandingkan pada kegiatan prasiklus, walaupun masih ada sebagian siswa yang kurang memperhatikan dan bermain sendiri. Pada kegiatan siklus I, kelas sudah bisa sedikit dikendalikan, sehingga situasi di kelas sudah tidak terlalu ramai dibandingkan dengan kegiatan prasiklus. Berdasarkan data yang sudah diperoleh dari hasil pengamatan dilihat dari segi perhatian, siswa yang mempunyai perhatian baik ada 14 siswa, yang mempunyai perhatian cukup ada 12 siswa, dan ada 12 siswa yang mempunyai perhatian kurang. Dilihat dari segi keaktifan, siswa yang mempunyai keaktifan baik ada 13 siswa, yang mempunyai keaktifan cukup ada 14 siswa, dan ada 11 siswa yang mempunyai keaktifan

101 (jumlah anak) kurang. Hasil kemampuan siswa sudah menunjukkan peningkatan yang cukup baik dibandingkan dengan kegiatan prasiklus. Agar lebih jelas perhatikan diagram di bawah ini. Diagram 4.15 Minat Siswa Terhadap Pembelajaran Menulis Aksara Jawa pada Kegiatan Siklus I B C K (kriteria) Keterangan : = Perhatian B = Baik K = Kurang = Keaktifan C = Cukup d. Kegiatan Siklus II Hasil pengamatan yang didapatkan selama proses pembelajaran siklus II berlangsung menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dilihat dari kondisi kelas yang sudah baik dan siswa mudah untuk dinasehati. Dilihat dari segi perhatian dan keaktifan serta kemampuan siswa juga meningkat dibandingkan kegiatan sebelumnya, walaupun masih ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan dan bermain sendiri. Berdasarkan informasi yang diperoleh, siswa tersebut dalam keseharian dan pelajaran lain juga selalu berisik dan tidak pernah memperhatikan pada saat pembelajaran.

102 (jumlah anak) Berdasarkan data yang sudah diperoleh, dilihat dari segi perhatian, siswa yang mempunyai perhatian baik ada 26 siswa, yang mempunyai perhatian cukup ada 8 siswa, dan ada 4 siswa yang mempunyai perhatian kurang. Dilihat dari segi keaktifan, siswa yang mempunyai keaktifan baik ada 24 siswa, yang mempunyai keaktifan cukup ada 8 siswa, dan ada 6 siswa yang mempunyai keaktifan kurang. Hasil kemampuan siswa sudah menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan kegiatan-kegiatan sebelumnya. Agar lebih jelas perhatikan diagram di bawah ini. Diagram 4.16 Minat Siswa Terhadap Pembelajaran Menulis Aksara Jawa pada Kegiatan Siklus II B C K (kriteria) Keterangan : = Perhatian B = Baik K = Kurang = Keaktifan C = Cukup

103 mencatat halhal saat dia yang mendengar penting, namun penjelasan dari masih bersikap guru, dan pasif siswa tersebut berani mengerjakan soal di depan kelas Perhatian Perhatian Tabel 4.17 Peningkatan Minat Dilihat dari Segi Keaktifan dan Perhatian yang Terjadi dari Beberapa Siswa Nama Sikap atau tingkah laku siswa No Siswa Prasiklus Siklus I Siklus II 1. Mujiono Perhatian serta Perhatian Perhatian serta keaktifan sangat sudah sedikit keaktifan sudah sangat baik kurang, siswa meningkat, tersebut lebih sudah mau,dilihat pada 2. Dina Fadhilah senang berbicara sendiri dibandingkan memperhatikan penje-lasan guru Perhatian serta keaktifan sangat sudah sedikit sudah sangat kurang, siswa meningkat, baik, karena tersebut lebih walaupun siswa tersebut memilih bercanda terkadang sudah mau dengan temannya masih dibandingkan mengikuti pembelajaran. bercanda dengan temantemannya. Keaktifan masih kurang mencatat halhal yang penting pada saat pembelajaran, dan sesekali ikut menjawab pertanyaan

104 yang dilontarkan dari guru 3. Galuh Pada dasarnya Perhatian Perhatian sa- Rakeoamo siswa ini sudah sangat ngat baik. ng mempunyai baik. Keaktifan Keaktifanpun kemampuan yang siswa tersebut juga meningkat baik tetapi juga sudah se- sangat baik, pendiam, walupun dikit mening- yaitu dilihat perhatian sudah kat yaitu dari dia selalu baik tapi keaktifan dengan berani ingin bisa maju ma-sih sangat ku- menjawab per- di depan kelas rang tanyaan yang untuk menger- dilontarkan jakan soal yang oleh guru diberikan guru C. Kelebihan dan Kelemahan Media Pembelajaran Audio-Visual 1. Kelebihan Kelebihan media Audio Visual dalam Pembelajaran Menulis aksara Jawa yaitu : a) memotivasi siswa dalam penyajian pesan gambar dan suara pada materi aksara Jawa agar tidak terlalu bersifat verbalistis atau membosankan (dalam bentuk kata-kata, tertulis atau lisan belaka); b) dapat mengukur dan mengevaluasi sejauh mana perkembangan kemampuan siswa mendengar, memahami materi aksara Jawa melalui media audio visual;

105 c) membantu guru untuk mempermudah dalam mengingatkan siswa tentang semua jenis aksara Jawa dan pasangannya. 2. Kelemahan Pengajaran audio-visual mempunyai beberapa kelemahan yang sama dengan media pembelajaran, yaitu : a) terlalu menekankan pada penguasaan materi aksara Jawa dari pada proses pengembangannya dan tetap memandang materi audio visual sebagaialat bantu guru dalam proses pembelajaran; b) media audio visual cenderung menggunakan model komunikasi satu arah; c) Media audio-visual tidak dapat digunakan dimana saja dan kapan saja, karna media audio-visual cenderung tetap di tempat.

106 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan rumusan masalah, kajian teoretis, metode penelitian, dan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa penerapan media audio visual sebagai upaya peningkatan kemampuan menulis aksara jawa pada siswa kelas VIII C SMP Negeri I Sadang Kebumen terbukti efektif, kesimpulannya sebagai berikut : 1. Langkah-langkah pembelajaran menulis aksara Jawa dengan menggunakan media audio visual, yaitu: (a) diawali dengan kegiatan prasiklus yaitu pembelajaran tanpa menggunakan media audio visual; (b) dilanjutkan dengan kegiatan siklus I, guru sudah menggunakan media audio visual dengan materi aksara Jawa (carakan) yang diberi sandangan vokal (sandhangan swara), sandhangan panyigeging wanda, dan penanda gugus konsonan (sandhangan wyanjana); (c) yang terakhir adalah kegiatan siklus II, guru menggunakan media audio visual kembali dengan materi yang lebih bervariasi yaitu materi pada siklus I dan ditambah dengan pasangan aksara Jawa. 2. Peningkatan kemampuan siswa menulis aksara Jawa setelah mendapat pembelajaran menggunakan media audio visual meningkat, hal itu dapat dilihat dari hasil kemampuan siswa, yaitu (a) pada kegiatan prasiklus hanya ada 11 (39%) siswa yang nilainya sudah mencapai batas KKM, ada 27 (71%) siswa yang nilainya di bawah batas KKM, dan rata-rata kelas hanya mencapai 61,6%; (b) pada kegiatan siklus I hasil kemampuan siswa mengalami peningkatan yaitu siswa yang

107 nilainya sudah mencapai batas KKM ada 28 (75%), siswa yang nilainya di bawah batas KKM ada 10 (25%), dan rata-rata kelas sudah mencapai 72,8%; (c) pada kegiatan siklus II hasil kemampuan siswa mengalami peningkatan yang signifikan yaitu siswa yang nilainya mencapai batas KKM bisa mencapai 24 (90%) siswa dan hanya tinggal 4 (10%) siswa yang nilainya belum mencapai batas KKM. Rata-rata kelas pada siklus II ini juga bisa mencapai 77,1%. 3. Peningkatan minat menulis aksara Jawa siswa kelas VIII SMP Negeri I Sadang Kebumen dapat dilihat dari setiap siklusnya, yaitu (a) pada kegiatan prasiklus diketahui bahwa siswa masih sangat pasif dan masih banyak yang berbicara sendiri, kondisi kelas juga masih sulit dikendalikan; (b) pada kegiatan siklus I siswa sudah banyak yang memperhatikan penjelasan guru dan kondisi kelas sudah bisa sedikit dikendalikan, hal itu dapat dilihat dari segi perhatian, siswa yang mempunyai perhatian baik ada 14 siswa, 12 siswa mempunyai perhatian cukup, dan 12 siswa yang mempunyai perhatian kurang. Dilihat dari segi keaktifan, siswa yang mempunyai keaktifan baik ada 13 siswa, 14 siswa mempunyai keaktifan cukup, dan 11 siswa mempunyai keaktifan kurang; (c) pada kegiatan siklus II sudah terjadi peningkatan yang signifikan, hal itu dapat dilihat dari segi perhatian, siswa yang mempunyai perhatian baik mencapai 26 siswa, yang mempunyai perhatian cukup ada 8 siswa, dan yang mempunyai perhatian kurang hanya 4 siswa. Dilihat dari segi keaktifan, siswa yang mempunyai keaktifan baik ada 24 siswa, 8 siswa mempunyai keaktifan cukup, dan hanya 6 siswa mempunyai keaktifan kurang. B. Saran

108 Penerapan media audio visual sebagai upaya peningkatan kemampuan dan minat siswa dalam menulis aksara Jawa siswa kelas VIII C SMP Negeri I Sadang Kebumen terbukti efektif. Berdasarkan hasil penelitian, maka dalam kesempatan ini penulis menyampaikan beberapa saran sebagai berikut. 1. Pembelajaran dengan media audio visual dapat menjadi salah satu alternatif pembelajaran bahasa dan sastra Jawa, khususnya pembelajaran menulis aksara Jawa karena mampu memotivasi siswa untuk belajar lebih aktif dan mudah di fahami. 2. Dalam kegiatan belajar mengajar khususnya pembelajaran bahasa Jawa guru hendaknya menyampaikan materi harus lebih berusaha untuk dapat menanamkan konsep, sehingga dapat mempermudah siswa untuk memahami materi-materi yang ada pada standar kompetensi. 3. Dalam proses belajar mengajar hendaknya guru mulai lebih meningkatkan dalam menggunakan sarana dan prasarana seiring dengan kemajuan zaman.

109 DAFTAR PUSTAKA ` Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi dkk Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Arsyad, Azhar Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Rajagravindo. Danusuprapta Pedoman Penulisan Aksara Jawa. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusantara. Danusuprapta Pedoman Aksara Jawa. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusantara. Hamalik, Oemar Media Pendidikan. Bandung. Penerbit Alumni Kaswanto, Eko Budi Peningkatan Kemampuan Menulis aksara Jawa Melalui Media Teka-teki Silang Beraksara Jawa Pada Siswa Kelas VIII SMPN 2 Jetis Bantul. Universitas Negeri Yogyakarta. Leshin. (1992). Media Pembelajaran. Jakarta: Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam. Nurgiyantoro, Burhan Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta ; BPFE. Yogyakarta. Rahayu, Ida Ningsih Penggunaan Media Flash Card Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Aksara Jawa Pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah I Kebumen. Rivai, Sudjana Audio Visual. Jakarta : Bumi Aksara Sukirno, Pembelajaran Menulis Kreatif dengan Strategi Belajar Akselerasi. Yogyakarta. Suparno Menulis Deskripsi Orang dan Deskripsi Tempat. Yogyakarta. Suwandi, Sarjiwi Peningkatan Mutu Pembelajaran. Jakarta Tarigan, Henry Guntur Menulis Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung.

110 Uno, Hamzah B Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Wibowo, Wahyu Jenis-jenis Menulis. Yogyakarta. http;//edukasi.kompasiana.com/2010/04/11/media-audio-visual-slideersuara/11-april-2010-pukul-10.00

111 LAMPIRAN

112

113

114

115

116

117 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester Alokasi Waktu : Bahasa Jawa : SMP Negeri I Sadang : VIII/II : 2 x 40 menit I. Standar Kompetensi Menulis Menuliskan kata dan kalimat dengan menggunakan huruf atau aksara Jawa. II. Kompetensi Dasar Menulis kata dan kalimat menggunakan huruf atau aksara Jawa yang mengandung sandhangan swara, sandhangan panyigeging wanda, dan sandhangan wyanjana. III. Indikator a. Menuliskan bentuk dari sandhangan swara, sandhangan panyigeging wanda, dan sandhangan wyanjana. b. Memahami fungsi atau kegunaan sandhangan swara, sandhangan panyigeging wanda, dan sandhangan wyanjana. c. Menghafal semua jenis dan bentuk tulisan dari sandhangan swara, sandhangan panyigeging wanda, dan sandhangan wyanjana. d. Menulis kata dan kalimat yang mengandung sandhangan swara, sandhangan panyigeging wanda, dan sandhangan wyanjana. IV. Tujuan Pembelajaran a. Siswa mampu menuliskan lambang dari sandhangan swara, sandhangan panyigeging wanda, dan sandhangan wyanjana. b. Siswa mampu memahami fungsi atau kegunaan sandhangan swara, sandhangan panyigeging wanda, dan sandhangan wyanjana. c. Siswa mampu menghafal semua jenis dan bentuk tulisan dari sandhangan swara, sandhangan panyigeging wanda, dan sandhangan wyanjana.

118 d. Siswa mampu menulis kata dan kalimat yang mengandung sandhangan swara, sandhangan panyigeging wanda, dan sandhangan wyanjana. V. Materi Pembelajaran Kata dan kalimat yang mengandung sandhangan swara, sandhangan panyigeging wanda, dan sandhangan wyanjana. VI. Metode Pembelajaran 1. Tanya jawab 2. Inquiri 3. Refleksi 4. Tugas VII. Langkah-langkah pembelajaran 1. Kegiatan Awal a. Doa/ absensi b. Memotivasi siswa dengan mengarahkan pada situasi pembelajaran dan materi pelajaranberupa apresepsi tentang aksara Jawa. 2. Kegiatan Inti a. Guru menerangkan macam-macam sandhangan swara, sandhangan panyigeging wanda, dan sandhangan wyanjana. b. Guru menggunakan audio visual untuk mengingatkan kembali pada siswa tentang lambang dari macam-macam sandhangan swara, sandhangan panyigeging wanda, dan sandhangan wyanjana. c. Siswa diminta mengamati dan menjawab atau menerka semua yang ditunjukkan oleh guru dengan audio visual. d. Guru memberikan contoh penulisan kata dan kalimat yang mengandung sandhangan swara, sandhangan panyigeging wanda, dan sandhangan wyanjana. e. Guru menggunakan audio visual yang berisikan kata dan kalimat yang mengandung sandhangan swara, sandhangan panyigeging wanda, dan sandhangan wyanjana.

119 f. Siswa diminta mengamati dan menjawab atau menerka semua yang ditunjukkan oleh guru melalui media audio visual. 3. Kegiatan Akhir a. Siswa memahami semua contoh penulisan kata dan kalimat yang mengandung sandhangan swara, sandhangan panyigeging wanda, dan sandhangan wyanjana yang diberikan oleh guru. b. Siswa mengerjakan evaluasi materi pembelajaran menulis aksara Jawa. VIII. Sumber Belajar 1. Media : audio visual 2. Sumber : - Pedoman Penulisan Aksara Jawa karya Darusuprapta, Yayasan Pustaka Nusantara - Piwulang Basa Jawa karya Sujatno dkk, CV. Sahabat IX. Penilaian 1. Bentuk Instrumen a. Esai pengubahan latin menjadi aksara Jawa 2. Instrumen (terlampir) X. Norma Penilaian No. Jenis soal Jumlah soal Penilaian 1. Esai pengubahan latin menjadi aksara Jawa 5 5 Jumlah 25 Nilai / skor maksimal 25 X 4 = 100

120 Kebumen, 16 April 2012 Mengetahui, Kepala SMP Negeri I Sadang Guru Pembimbing Mapel Toto Prabowo Agus Purwidodo NIP NIP

121 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester Alokasi Waktu : Bahasa Jawa : SMP Negeri I Sadang : VIII/II : 2 x 40 menit I. Standar Kompetensi Menulis Menuliskan kata dan kalimat dengan menggunakan huruf atau aksara Jawa. II. Kompetensi Dasar Menulis kata dan kalimat menggunakan huruf atau aksara Jawa yang mengandung sandhangan swara, sandhangan panyigeging wanda, sandhangan wyanjana, dan pasangan aksara Jawa. III. Indikator a. Menuliskan bentuk dari sandhangan swara, sandhangan panyigeging wanda, sandhangan wyanjana, dan pasangan aksara Jawa. b. Memahami fungsi atau kegunaan sandhangan swara, sandhangan panyigeging wanda, sandhangan wyanjana, dan pasangan aksara Jawa. c. Menghafal semua jenis dan bentuk tulisan dari sandhangan swara, sandhangan panyigeging wanda, sandhangan wyanjana, dan pasangan aksara Jawa. d. Menulis kata dan kalimat yang mengandung sandhangan swara, sandhangan panyigeging wanda, sandhangan wyanjana, dan pasangan aksara Jawa. IV. Tujuan Pembelajaran a. Siswa mampu menuliskan bentuk dari sandhangan swara, sandhangan panyigeging wanda, sandhangan wyanjana, dan pasangan aksara Jawa. b. Siswa mampu memahami fungsi atau kegunaan sandhangan swara, sandhangan panyigeging wanda, dan sandhangan wyanjana. c. Siswa mampu menghafal semua jenis dan bentuk tulisan dari sandhangan swara, sandhangan panyigeging wanda, sandhangan wyanjana, dan

122 pasangan aksara jawa. d. Siswa mampu menulis kata dan kalimat yang mengandung sandhangan swara, sandhangan panyigeging wanda, sandhangan wyanjana, dan pasangan aksara Jawa. V. Materi Pembelajaran Kata dan kalimat yang mengandung sandhangan swara, sandhangan panyigeging wanda, sandhangan wyanjana, dan pasangan aksara Jawa. VI. Metode Pembelajaran 1. Tanya jawab 2. Inquiri 3. Refleksi 4. Tugas VII. Langkah-langkah pembelajaran 1. Kegiatan Awal a. Doa/ absensi b. Memotivasi siswa dengan mengarahkan pada situasi pembelajaran dan materi pelajaran berupa apresepsi tentang aksara Jawa. 2. Kegiatan Inti a. Guru menerangkan macam-macam sandhangan swara, sandhangan panyigeging wanda, sandhangan wyanjana, dan pasangan aksara Jawa. b. Guru menggunakan audio visual untuk mengingatkan kembali pada siswa tentang lambang dari macam-macam sandhangan swara, sandhangan panyigeging wanda, sandhangan wyanjana, dan pasangan aksara Jawa. c. Siswa diminta mengamati dan menjawab atau menerka semua yang ditunjukkan oleh guru dengan audio visual. d. Guru memberikan contoh penulisan kata dan kalimat yang mengandung sandhangan swara, sandhangan panyigeging wanda, sandhangan wyanjana, dan pasangan aksara Jawa.

123 e. Guru menggunakan audio visual yang berisikan kata dan kalimat yang mengandung sandhangan swara, sandhangan panyigeging wanda, sandhangan wyanjana, dan pasangan aksara Jawa. f. Siswa diminta mengamati dan menjawab atau menerka semua yang ditunjukkan oleh guru dengan audio visual. 3. Kegiatan Akhir a. Siswa memahami semua contoh penulisan kata dan kalimat yang mengandung sandhangan swara, sandhangan panyigeging wanda, sandhangan wyanjana, dan pasangan aksara Jawa.yang diberikan oleh guru. b. Siswa mengerjakan evaluasi materi pembelajaran menulis aksara Jawa VIII. Sumber Belajar 1. Media : audio visual 2. Sumber : - Pedoman Penulisan Aksara Jawa karya Darusuprapta, Yayasan Pustaka Nusantara - Piwulang Basa Jawa karya Sujatno dkk, CV. Sahabat IX. Penilaian 1. Bentuk Instrumen a. Esai pengubahan latin menjadi aksara Jawa 2. Instrumen (terlampir) X. Norma Penilaian No. Jenis soal Jumlah soal Penilaian 1. Esai pengubahan latin menjadi aksara Jawa 5 25 Jumlah 25 Nilai / skor maksimal 25x4 = 100

124 Mengetahui, Kepala Sekolah Kebumen, 30 April 2012 Guru Pembimbing Mapel Toto Prabowo Agus Purwidodo NIP NIP

125 Lembar Observasi Siklus I Hari / Tanngal : Senin, 16 April 2012 Kelas Sekolah : VIII C : SMP Negeri I Sadang Kebumen No Nama Aspek Observasi Keterangan Perilaku Positif : Aldy Satrio Pambudi Alfi Rizki Rahmadan - V - V - V V V - - V - V V - 1. Memperhatikan saat guru memberi materi 2. Merespon tawaran 3. Aris V V - V V guru saat guru 4. Bahrul Ulum V V memberikan 5. Dewi V V - - V - - kesempatan Laraswati bertanya 6. Dina fadhilah V V V Aktif dalam 7. Dona V - V - V - V - V - kegiatan tanya Wijayanto jawab 8. Eka Nurlela V V V - V Berpartisipasi 9, Eka Setiawan V - - V V V - V - - dalam kegiatan 10. Erin Ratnadila V V - V V berdiskusi 11. Fathurohman V V V V V Antusias saat Fauzan mengikuti pelajaran 12. Fikri Faiq V V V V V Galuh V V V V V Rakeamong Perilaku negatif : 14. Gustiara Paresi V - - V V Haefah V - V V V V Ihran Zuhri V - - V V V Isnia Septiani V - V V V Latifah Qori V - - V V wardani 19. Listieni V V V V V Maftul Khotun V - - V V Miftahudin V V V V V Mujiono V V V V V Musrifah V - V V V Nanik Suprapti V - V V V Resti Ria V - - V V - - V - - septiana 26. Ringga V V V V V Bergurau atau berbicara dengan teman saat guru memberikan materi. 7. Bertanya pada guru diluar materi pelajaran 8. Pasif dalam kegiatan. 9. Melakukan kegiatan diluar kegiatan diskusi 10. Enggan mengikuti pelajaran

126 Ardiantoro 27. Rosi V V - V V Rafik V V V V V Kristiawan 29. Santi V - V V V Sarif V V V V V Hidayatulloh 31. Siti Halimah V - V V V - - V Sri Mulyani V - V V V rahayu 33. Susilorini V - V V V Syahril Sidiq V - V V V Tiya Widia V V - V V Tri Widiarti V V V V V Tutut V V V V V Fidianingsih 38. Wawan Adi V V V V V Saputro Ket. V : melakukan - : tidak melakukan

127 Lembar Observasi Siklus II Hari / Tanngal : Senin, 30 April 2012 Kelas Sekolah : VIII C : SMP Negeri I Sadang Kebumen No Nama Aspek Observasi Keterangan Perilaku Positif : 1. Aldy Satrio V - V V V 11. Memperhatikan 2. Pambudi Alfi Rizki V V V V V saat guru memberi materi Rahmadan 12. Merespon 3. Aris V V V V V tawaran guru saat 4. Bahrul Ulum V V V V V guru memberikan 5. Dewi V V V V V kesempatan Laraswati bertanya 6. Dina fadhilah V V V V V Aktif dalam 7. Dona V - V V V - V kegiatan tanya Wijayanto jawab 8. Eka Nurlela V - - V V V - V Berpartisipasi 9, Eka Setiawan V V V V V dalam kegiatan 10. Erin Ratnadila V V V V V berdiskusi 11. Fathurohman V V V V V Antusias saat Fauzan mengikuti pelajaran 12. Fikri Faiq V V V V V Galuh V V V V V Rakeamong Perilaku negatif : 14. Gustiara Paresi V V V V V Haefah V - V V V Ihran Zuhri V - V V V Isnia Septiani V V V V V Latifah Qori V V V V V wardani 19. Listieni V V V V V Maftul Khotun V V V V V Miftahudin V V V V V Mujiono V V V V V Musrifah V V V V V Nanik Suprapti V V V V V Resti Ria V V V V V septiana 26. Ringga V V V V V Bergurau atau berbicara dengan teman saat guru memberikan materi. 17. Bertanya pada guru diluar materi pelajaran 18. Pasif dalam kegiatan. 19. Melakukan kegiatan diluar kegiatan diskusi 20. Enggan mengikuti pelajaran

128 Ardiantoro 27. Rosi V V V V V Rafik V V V V V Kristiawan 29. Santi V V V V V Sarif V V V V V Hidayatulloh 31. Siti Halimah V - V V V - - V Sri Mulyani V V V V V rahayu 33. Susilorini V V V V V Syahril Sidiq V V V V V Tiya Widia V - V V V Tri Widiarti V V V V V Tutut V V V V V Fidianingsih 38. Wawan Adi V V V V V Saputro Ket. V : melakukan - : tidak melakukan

129 JURNAL SISWA SIKLUS I Nama : No. : Tanggapan dan Penilaian. 1. Bagaimana pendapatmu mengenai kegiatan pembelajaran menulis aksara Jawa pada hari ini? Hal-hal apa saja yang kamu sukai dari kegiatan pembelajaran hari ini? Apakah hambatan kamu dalam mengikuti pembelajaran menulis aksara Jawa? Berikan kesan Anda mengenai pembelajaran menulis aksara Jawa pada hari ini? Berikan saranmu terhadap pembelajaran menulis aksara Jawa pada hari ini?

130 JURNAL SISWA SIKLUS II Nama : No. : Tanggapan dan Penilaian. 1. Bagaimana pendapatmu mengenai kegiatan pembelajaran menulis aksara Jawa melalui media audio visual pada hari ini? Hal-hal apa saja yang kamu sukai dari kegiatan pembelajaran hari ini? Apakah hambatan kamu dalam mengikuti pembelajaran menulis aksara Jawa yang dilakukan melalui media audio visual pada hari ini? Berikan kesan Anda mengenai pembelajaran menulis aksara Jawa melalui media audio visual pada hari ini? Berikan saranmu terhadap pembelajaran menulis aksara Jawa melalui media audio visual pada hari ini?

131 HASIL TES PENULISAN MENULIS AKSARA JAWA SISWA SIKLUS I No Nama Nilai Siswa 1. Aldy Satrio Pambudi Alfi Rizki Rahmadan Aris Bahrul Ulum Dewi Laraswati Dina fadhilah Dona Wijayanto Eka Nurlela 64 9, Eka Setiawan Erin Ratnadila Fathurohman Fauzan Fikri Faiq Galuh Rakeamong Gustiara Paresi Haefah Ihran Zuhri Isnia Septiani Latifah Qori wardani Listieni Maftul Khotun Miftahudin Mujiono Musrifah Nanik Suprapti Resti Ria septiana Ringga Ardiantoro Rosi Rafik Kristiawan Santi Sarif Hidayatulloh Siti Halimah Sri Mulyani rahayu Susilorini Syahril Sidiq Tiya Widia Tri Widiarti Tutut Fidianingsih Wawan Adi Saputro 77 Jumlah semua nilai : 2767 Nilai Rata-rata Kelas : 72,8

132 HASIL TES PENULISAN MENULIS AKSARA JAWA SISWA SIKLUS II No Nama Nilai Siswa 1. Aldy Satrio Pambudi Alfi Rizki Rahmadan Aris Bahrul Ulum Dewi Laraswati Dina fadhilah Dona Wijayanto Eka Nurlela 60 9, Eka Setiawan Erin Ratnadila Fathurohman Fauzan Fikri Faiq Galuh Rakeamong Gustiara Paresi Haefah Ihran Zuhri Isnia Septiani Latifah Qori wardani Listieni Maftul Khotun Miftahudin Mujiono Musrifah Nanik Suprapti Resti Ria septiana Ringga Ardiantoro Rosi Rafik Kristiawan Santi Sarif Hidayatulloh Siti Halimah Sri Mulyani rahayu Susilorini Syahril Sidiq Tiya Widia Tri Widiarti Tutut Fidianingsih Wawan Adi Saputro 81 Jumlah semua nilai : 2932 Nilai Rata-rata kelas : 77,01

133 DAFTAR NAMA SISWA SMP NEGERI I SADANG KEBUMEN KELAS VIII C No NAMA SISWA L/P 1. Aldy Satrio Pambudi L 1. TANDA TANGAN 2. Alfi Rizki Rahmadan L Aris L Bahrul Ulum L Dewi Laraswati P Dina fadhilah P Dona Wijayanto L Eka Nurlela P 8. 9, Eka Setiawan L Erin Ratnadila P Fathurohman Fauzan L Fikri Faiq L Galuh Rakeamong L Gustiara Paresi P Haefah P Ihran Zuhri L Isnia Septiani P Latifah Qori wardani P Listieni P Maftul Khotun P Miftahudin L Mujiono L Musrifah P Nanik Suprapti P 24.

134 25. Resti Ria septiana P Ringga Ardiantoro L Rosi P Rafik Kristiawan L Santi P Sarif Hidayatulloh L Siti Halimah P Sri Mulyani rahayu P Susilorini P Syahril Sidiq L Tiya Widia P Tri Widiarti P 37. Tutut Fidianingsih P Wawan Adi Saputro L 37. L:17 P: 21 JML: 38

135 Soal Siklus I 1. Saben dina rebo pasar Kali Krasak rame banget, gedhe cilik, tuwa anom, lanang lan wadon. 2. Raden Ajeng Nurmalita nyuwun donga marang barang ghaib. 3. Fatimah maca Al-Qur an ayat ; 21, lan dzikir 100 kali. 4. Wulan oktober prawiro krungu pitik kluruk gone Bulik Yena sing pancen trengginas. 5. Aku tepuk dhadha mrisani Paklik Eka uripe rekasa lan ekonomi kurang.

136 Soal Siklus II 1. Mbah Maridjan katimbalan Gusti Maha Agung. Gubernur Jawa Tengah H.Bibit Waluto sampun dhawuh dateng para panguwaos sintena kemawon ingkang kajiban ing karya ing babagan redi Merapi supados enggal-enggal ngungsekaken para warga ing wilayah ingkang mbebayani (+_ radius 6 km). 2. Kangge warga ing wilayah wau boten perlu ribet lan kemrungsung, jalaran sedaya sarana sampun dipun cawisaken dening para pangembat praja ing papan ngriku. 3. Kanthi serat kekancingan saking BPPTK (Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian) Nomer:2048/45/BGL/V/2010 tanggal 25 oktober 2010 status redi Merapi saking SIAGA dan AWAS. 4. Cacahipun warga ing wilayah bebaya kapetang wonten dumunung ing kecamatan: Srumbung, Dhukun, Sawangan, Salam, Munthilan, Mungkid. 5. Ing saindenging bawana sampun kondhang menawi Merapi kalebet redi ingkang Superaktif lan asring sanget njeblug. Tandha yektinipun ngantos wekdal samangke kapetang sampun njeblug sekedhikipun kaping 19: antawisipun.

137 GAMBAR PEMBELAJARAN MENULIS AKSARA JAWA PADA KEGIATAN PRASIKLUS

138 GAMBAR PEMBELAJARAN MENULIS AKSARA JAWA PADA SIKLUS I

139 GAMBAR PEMBELAJARAN MENULIS AKSARA JAWA PADA SIKLUS II

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia atau peserta didik dengan cara mendorong kegiatan belajar.

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS HURUF JAWA DENGAN MEDIA TEKA-TEKI SILANG PADA SISWA KELAS XI TKR 4 SMK N 2 KEBUMENTAHUN AJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS HURUF JAWA DENGAN MEDIA TEKA-TEKI SILANG PADA SISWA KELAS XI TKR 4 SMK N 2 KEBUMENTAHUN AJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS HURUF JAWA DENGAN MEDIA TEKA-TEKI SILANG PADA SISWA KELAS XI TKR 4 SMK N 2 KEBUMENTAHUN AJARAN 2013/2014 Oleh: Eprilia Cahyaningtyas program studi pendidikan bahasa dan

Lebih terperinci

Oleh : Iin Septi Anggraeni Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Oleh : Iin Septi Anggraeni Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Berhuruf Jawa Menggunakan Metode Talking Stick pada Siswa Kelas VIII B SMP Purnama Sumpiuh Kabupaten Banyumas Tahun Ajaran 2015/2016 Oleh : Iin Septi Anggraeni

Lebih terperinci

PASANGAN DAN SANDHANGAN DALAM AKSARA JAWA 1. oleh: Sri Hertanti Wulan Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah FBS UNY

PASANGAN DAN SANDHANGAN DALAM AKSARA JAWA 1. oleh: Sri Hertanti Wulan Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah FBS UNY PASANGAN DAN SANDHANGAN DALAM AKSARA JAWA 1 oleh: Sri Hertanti Wulan hertanti_wulan@uny.ac.id Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah FBS UNY Aksara nglegena yang digunakan dalam ejaan bahasa Jawa pada dasarnya

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI BERBAHASA JAWA DENGAN MEDIA GAMBAR

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI BERBAHASA JAWA DENGAN MEDIA GAMBAR UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI BERBAHASA JAWA DENGAN MEDIA GAMBAR Nur Asiyah ekasetya 27@yahoo.co.id Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK Asiyah, Nur. Upaya Peningkatan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Fitria Damayanti Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia phiethriedamaya@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Analisis Kesalahan Menulis Aksara Jawa pada Siswa Kelas XI SMK Muhammadiyah KebumenTahun Pelajaran 2013/2014

Analisis Kesalahan Menulis Aksara Jawa pada Siswa Kelas XI SMK Muhammadiyah KebumenTahun Pelajaran 2013/2014 Analisis Kesalahan Menulis Aksara Jawa pada Siswa Kelas XI SMK Muhammadiyah KebumenTahun Pelajaran 2013/2014 Oleh: Sri Widyaningsih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa sriwidya13@gmail.com

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin maju serta peradaban manusia yang semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas belajar siswa sesuai

Lebih terperinci

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan dasar bagi pengetahuan manusia. Bahasa juga dikatakan sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh setiap manusia dengan yang lain. Sebagai alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja dengan melibatkan siswa secara aktif mengembangkan potensi yang dimiliki, mengubah sikap,

Lebih terperinci

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH PENGERTIAN MEDIA Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar Media

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada hakikatnya setiap manusia membutuhkan pendidikan dalam. hidupnya. Oleh karena itu, semua manusia di bumi pasti sangat

I. PENDAHULUAN. Pada hakikatnya setiap manusia membutuhkan pendidikan dalam. hidupnya. Oleh karena itu, semua manusia di bumi pasti sangat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya setiap manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Adanya pemberian pendidikan sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan akademis dan psikologis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting karena menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting karena menjadi salah satu Lampiran 18. Peningkatan Hasil Tes Kemampuan Membaca Permulaan Siswa pada Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II 162 Lampiran 19. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran Sintetik (SAS)

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN PEMANFAATAN LAGU RELIGI CIPTAAN LETTO PADA SISWA KELAS X MA SALAFIYAH PENJALINAN MAGELANG

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN PEMANFAATAN LAGU RELIGI CIPTAAN LETTO PADA SISWA KELAS X MA SALAFIYAH PENJALINAN MAGELANG PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN PEMANFAATAN LAGU RELIGI CIPTAAN LETTO PADA SISWA KELAS X MA SALAFIYAH PENJALINAN MAGELANG Oleh: Wahyu Uji Lestari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Disusun dan Diajukan Guna Memenuhi Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bisa diartikan sebagai sebuah proses kegiatan pelaksanaan kurikulum suatu lembaga pendidikan yang telah ditetapkan (Sudjana, 2001: 1). Pembelajaran

Lebih terperinci

STANDAR ISI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL BAHASA JAWA SD/SDLB/MI PROVINSI JAWA TENGAH

STANDAR ISI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL BAHASA JAWA SD/SDLB/MI PROVINSI JAWA TENGAH STANDAR ISI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL BAHASA JAWA SD/SDLB/MI PROVINSI JAWA TENGAH A. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN Sikap Pengetahuan Keterampilan Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan menulis merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari kegiatan belajar mengajar siswa di sekolah. Kegiatan menulis menjadikan siswa aktif dalam kegiatan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN TEKNIK BRAINWRITING PADA SISWA KELAS X SMK MA ARIF 4 KEBUMEN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN TEKNIK BRAINWRITING PADA SISWA KELAS X SMK MA ARIF 4 KEBUMEN PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN TEKNIK BRAINWRITING PADA SISWA KELAS X SMK MA ARIF 4 KEBUMEN Oleh: Arif Pratomo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan satu-satunya bahasa yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan satu-satunya bahasa yang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia adalah bahasa yang terpenting dalam komunikasi di Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan satu-satunya bahasa yang dapat digunakan untuk berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan dan bahasa tulis. Melalui bahasa seseorang dapat mengemukakan pikiran dan keinginannya kepada orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan bangsa Indonesia. Di samping itu, pendidikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SUGESTIF MELALUI MEDIA FILM KARTUN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 43 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SUGESTIF MELALUI MEDIA FILM KARTUN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 43 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SUGESTIF MELALUI MEDIA FILM KARTUN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 43 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Risma Setyarini Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh setiap individu dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa adalah sarana atau media yang digunakan manusia

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. berkaitan dengan indera pendengar, dimana pesan yang disampaikan

BAB V PEMBAHASAN. Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. berkaitan dengan indera pendengar, dimana pesan yang disampaikan BAB V PEMBAHASAN A. Keterampilan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Menggunakan Media Pembelajaran Audio untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. Dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan berbahasa yang harus dipelajari dan dikuasai yaitu keterampilan mendengarkan, keterampilan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI JETIS 4 NUSAWUNGU CILACAP TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Indiarti Purnamasari Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa dampak secara global, seperti persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, salah satu diantaranya

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN TEKNIK PEMBELAJARAN WORD FLOW PADA SISWA KELAS XI SMK MA ARIF 9 KEBUMEN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN TEKNIK PEMBELAJARAN WORD FLOW PADA SISWA KELAS XI SMK MA ARIF 9 KEBUMEN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN TEKNIK PEMBELAJARAN WORD FLOW PADA SISWA KELAS XI SMK MA ARIF 9 KEBUMEN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh: Muslimah Kurniawati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Mathias dan Habein (Mathias & Habein, 2000:15), mempelajari huruf kanji

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Mathias dan Habein (Mathias & Habein, 2000:15), mempelajari huruf kanji Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Pembelajaran Kanji Menurut Mathias dan Habein (Mathias & Habein, 2000:15), mempelajari huruf kanji berarti mempelajari bentuk, arti dan cara baca dari sebuah kanji. Kanji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menempuh pendidikan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. menempuh pendidikan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Pendidikan merupakan aspek penting bagi

Lebih terperinci

JURNAL PENELITIAN. Oleh. MARTEN MOKO NIM (SDN 6 Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango)

JURNAL PENELITIAN. Oleh. MARTEN MOKO NIM (SDN 6 Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango) 1 JURNAL PENELITIAN MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI MEDIA VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN 6 SUWAWA TENGAH KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh MARTEN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS RINGKASAN TEKS YANG DIDENGAR MELALUI MEDIA AUDIO PADA KELAS VI SDN 02 WANARATA SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS RINGKASAN TEKS YANG DIDENGAR MELALUI MEDIA AUDIO PADA KELAS VI SDN 02 WANARATA SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2016/2017 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS RINGKASAN TEKS YANG DIDENGAR MELALUI MEDIA AUDIO PADA KELAS VI SDN 02 WANARATA SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2016/2017 1 Mualif Siswanto *) mualifsiswanto@gmail.com Abstrak:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat penting untuk meningkatkan kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, dan mempertebal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lain-lain. Perubahan itu merupakan kecakapan baru yang terjadi karena adanya

I. PENDAHULUAN. lain-lain. Perubahan itu merupakan kecakapan baru yang terjadi karena adanya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar merupakan suatu proses perubahan dalam diri seseorang yang ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan pengetahuan,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA N 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA N 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA N 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Oleh: Eka Susilowati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ataupun tinta hitam tergantung yang menuliskannya. No. 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. ataupun tinta hitam tergantung yang menuliskannya. No. 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa : 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan landasan utama dalam kehidupan manusia, karena dengan pendidikan manusia dapat membentuk kehidupan dan jati diri seutuhnya. Anak adalah

Lebih terperinci

KAJIAN FILOLOGI SÊRAT SÊKAR WIJÅYÅKUSUMÅ SKRIPSI

KAJIAN FILOLOGI SÊRAT SÊKAR WIJÅYÅKUSUMÅ SKRIPSI KAJIAN FILOLOGI SÊRAT SÊKAR WIJÅYÅKUSUMÅ SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, yang bunyinya sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembukaan UUD 1945 menyatakan dengan tegas bahwa mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembukaan UUD 1945 menyatakan dengan tegas bahwa mencerdaskan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembukaan UUD 1945 menyatakan dengan tegas bahwa mencerdaskan bangsa merupakan salah satu cita-cita luhur dari perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara guru dengan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting terhadap kemajuan suatu bangsa di dunia. Pendidikan diproses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan zaman. Pembelajaran memiliki peran serta mendidik siswa agar menjadi manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya selalu seiring dengan perkembangan manusia. Melalui pendidikan pula berbagai aspek kehidupan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Relevan Sebelum melakukan penelitian ini, peneliti terlebih dahulu meninjau penelitian sebelumnya. Peninjauan pada penelitian lain sangat penting dilakukan. Hal ini

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR SERI DI KELAS IV SDN 5 BILUHU KABUPATEN GORONTALO

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR SERI DI KELAS IV SDN 5 BILUHU KABUPATEN GORONTALO MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR SERI DI KELAS IV SDN 5 BILUHU KABUPATEN GORONTALO RUSMIN HUSAIN Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri

Lebih terperinci

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia yang dilaksanakan seumur hidup. Pendidikan ini harus terus dilaksanakan untuk menjaga keberlangsungan hidup manusia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran di sekolah. Pembelajaran menulis

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran di sekolah. Pembelajaran menulis 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang termasuk ke dalam ruang lingkup mata pelajaran bahasa indonesia dan tidak dapat terpisahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa itu sendiri terbagi menjadi empat komponen, yaitu: menyimak, berbicara, membaca,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai suatu pandangan hidup untuk mengembangkan karakterkarakter

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai suatu pandangan hidup untuk mengembangkan karakterkarakter BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan suatu proses untuk memberikan pengaruh, bantuan, atau tuntunan yang diberikan kepada setiap orang ketika sejak lahir pada umumnya. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di tingkat dasar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. di tingkat dasar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan di bidang pendidikan dewasa ini dapat dilihat dari peningkatan sistem pelaksanaan pendidikan dan pengembangan pembelajaran yang selalu diusahakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar yang diarahkan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang kreatif, inovatif, berkepribadian mandiri dan bertanggung jawab

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA BERITA SURAT KABAR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 37 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA BERITA SURAT KABAR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 37 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA BERITA SURAT KABAR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 37 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Astuti Riawardani Progam Studi Pendidikan Bahasa Dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi merupakan institusi yang mendidik para mahasiswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi merupakan institusi yang mendidik para mahasiswa untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi merupakan institusi yang mendidik para mahasiswa untuk meningkatkan sumber daya manusia seutuhnya yang mampu membangun dirinya dan bertanggung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Victoria Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Victoria Febriani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbahasa adalah kebutuhan setiap manusia untuk berkomunikasi. Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan maupun bahasa tulisan. Dalam kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM). Pendidikan seyogyanya menyiapkan generasi yang berkualitas

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA TEKS NASKAH DRAMA UNTUK PENINGKATAN MENULIS NARASI PADA SISWA KELAS X SMK PN 2 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGGUNAAN MEDIA TEKS NASKAH DRAMA UNTUK PENINGKATAN MENULIS NARASI PADA SISWA KELAS X SMK PN 2 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PENGGUNAAN MEDIA TEKS NASKAH DRAMA UNTUK PENINGKATAN MENULIS NARASI PADA SISWA KELAS X SMK PN 2 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Oleh: Asih Purwasih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam usahanya meningkatkan kualitas dan martabat hidupnya, ia akan selalu berusaha meningkatkan kemampuan dirinya. Usaha terpenting yang dilakukan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah memotivasi dan memberikan fasilitas kepada peserta didik agar dapat belajar sendiri. Akan tetapi, proses pembelajaran tersebut nyatanya sulit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan diartikan sebagai suatu proses belajar berupa aktivitas yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Manusia tidak dapat lepas

Lebih terperinci

Oleh : Peny Widiyarti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Oleh : Peny Widiyarti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI PENERAPAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VIII B SLB BUDI ASIH GOMBONG, KABUPATEN KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Oleh : Peny Widiyarti Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk mempersiapkan kesuksesan masa depan pada zaman globalisasi. Manusia tidak bisa lepas dari pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan memegang peranan yang sangat penting bagi kemajuan suatu bangsa. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Tugas Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pendidikan dan kemampuan yang baik. Dengan pendidikan maka

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pendidikan dan kemampuan yang baik. Dengan pendidikan maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pondasi yang penting bagi setiap individu bahkan Negara. Dalam kehidupan yang penuh persaingan saat ini, seseorang diperhitungkan kedudukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik, dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pada tanggal 22 s.d. 26 Oktober 1996 di Batu, Malang, Jawa Timur. Salah satu

BAB II LANDASAN TEORI. pada tanggal 22 s.d. 26 Oktober 1996 di Batu, Malang, Jawa Timur. Salah satu BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Aksara Jawa Dasar dan cara penulisan aksara jawa didasarkan pada hasil Kongres Bahasa Jawa I pada tanggal 15 s.d. 20 Juli 1991 di Semarang dan Kongres Bahasa Jawa II pada tanggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menganalisis diajarkan dengan tujuan agar siswa mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menganalisis diajarkan dengan tujuan agar siswa mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan menganalisis diajarkan dengan tujuan agar siswa mampu menganalisis dengan baik dan benar, oleh karena itu menganalisis disebut kegiatan produktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan aspek penting untuk membangun suatu bangsa dan negara yang maju. Peran penting pendidikan di Indonesia terletak pada upaya peningkatan mutu dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar 1 I. PENDAHULUAN Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar belakang belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan pengembangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbahasa adalah proses interaktif komunikatif yang menekankan pada aspek-aspek bahasa. Kemampuan memahami aspek-aspek tersebut Sebagai salah satu keterampilan yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN Pada bab ini akan diuraikan empat hal pokok yaitu: (1) kajian pustaka, (2) landasan teori, (3) kerangka berpikir, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di masyarakat, pengaruh informasi

Lebih terperinci

RETNO INDAR WATI A

RETNO INDAR WATI A PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGUASAAN EYD DALAM MENULIS LAPORAN PERJALANAN MELALUI PENDEKATAN VAK (VISUAL, AUDITORY, DAN KINESTETIC) SISWA KELAS VIII C SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. informasi kepada siswa. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. informasi kepada siswa. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Media Media adalah suatu sarana yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi kepada siswa. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting dalam mewujudkan suatu negara yang maju, maka dari itu orang-orang yang ada di dalamnya baik pemerintah itu sendiri atau masyarakatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan manusia sebagai upaya untuk memajukan peradaban dan mengembangkan ilmu pengetahuan seiring dengan kemajuan zaman.

Lebih terperinci

Analisis Kesalahan Menulis Karangan Narasi Ragam Krama pada Siswa Kelas XI SMA Islam Sudirman Kaliangkrik Kabupaten Magelang

Analisis Kesalahan Menulis Karangan Narasi Ragam Krama pada Siswa Kelas XI SMA Islam Sudirman Kaliangkrik Kabupaten Magelang Analisis Kesalahan Menulis Karangan Narasi Ragam Krama pada Siswa Kelas XI SMA Islam Sudirman Kaliangkrik Kabupaten Magelang Oleh: Amelinda Putri Widya Sony Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE COPY THE MASTER PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SRUWENG TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE COPY THE MASTER PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SRUWENG TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE COPY THE MASTER PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SRUWENG TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016 Oleh: Resti Yulianita Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan kebudayaan masyarakat. Implikasinya, jika tuntutan zaman. harus diarahkan pada pencapaian kompetensi tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan kebudayaan masyarakat. Implikasinya, jika tuntutan zaman. harus diarahkan pada pencapaian kompetensi tersebut. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan upaya pengembangan sumber daya manusia yang harus dilakukan secara terus menerus dan berlangsung seumur hidup. Isi dan proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran bagi setiap individu yang bisa didapat dari pengajaran, pelatihan maupun pengalaman yang didapat untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maulida Zahara, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maulida Zahara, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tujuan pendidikan adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan negara. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Pasal 3 Tahun tentang tujuan pendidikan nasional yaitu;

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan negara. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Pasal 3 Tahun tentang tujuan pendidikan nasional yaitu; 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan dalam perkembangan untuk mewujudkan diri individu terutama bagi perkembangan bangsa dan negara. Undang-Undang Republik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengarungi kehidupannya di dunia. Pendidikan bahasa Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mengarungi kehidupannya di dunia. Pendidikan bahasa Indonesia merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu titik berat pembangunan nasional Indonesia adalah pendidikan. Hal ini didasari pemikiran bahwa pendidikan merupakan penunjuk arah atau pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan masalah yang penting, sebab maju atau tidaknya suatu bangsa tergantung pada pendidikan. Siapa pun yang mendapat pendidikan yang baik akan

Lebih terperinci

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SAPURAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SAPURAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SAPURAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Khanisatul Mila Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat kemajuan suatu negara berbeda antara negara yang satu dengan

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat kemajuan suatu negara berbeda antara negara yang satu dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tingkat kemajuan suatu negara berbeda antara negara yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari tingkat kesejahteraan, perekonomian,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Pemahaman Pemahaman terhadap suatu pelajaran diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA

PEMBELAJARAN MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA PEMBELAJARAN MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA Oleh Novita Tabelessy Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pattimura Abstrak:

Lebih terperinci

Oleh: Teguh Priyambodo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadaiyah Purworejo

Oleh: Teguh Priyambodo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadaiyah Purworejo PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE KUANTUM MELALUI MEDIA TEKS WAWANCARA PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Teguh Priyambodo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia karena dengan bahasa manusia dapat berkomunikasi, terutama berkomunikasi dalam bahasa asing. Dalam mempelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses yang sangat penting bagi manusia. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya. Peningkatan mutu pendidikannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu perantara untuk memperoleh ilmu sehingga menjadi manusia berguna. Ilmu yang berguna tidak hanya bersifat teoritis atau hanya mengutamakan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPLANASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KEPIL TAHUN AJARAN 2015/2016

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPLANASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KEPIL TAHUN AJARAN 2015/2016 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPLANASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KEPIL TAHUN AJARAN 2015/2016 Oleh: Anisa Khusnawati Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu

I. PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu (knowing) ataupun menghafal (memorizing) tetapi dituntut untuk memahami konsep biologi. Untuk kurikulum

Lebih terperinci

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KROYA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KROYA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KROYA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Khozin Amin Sutiknyo Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan, sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir manusia. Dilain sisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin jelas dan terstruktur pula pikirannya. Keterampilan hanya dapat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh 5 BAB II KAJIAN TEORI A. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh Media Pembelajaran Film Dokumenter terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI

Lebih terperinci