BAB(II( TINJAUAN(PUSTAKA( Istilah! dismenore! berasal! dari! kata! Yunani! dis,! yang! berarti! sulit/!

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB(II( TINJAUAN(PUSTAKA( Istilah! dismenore! berasal! dari! kata! Yunani! dis,! yang! berarti! sulit/!"

Transkripsi

1 BABII TINJAUANPUSTAKA 2.1. Definisi Istilah dismenore berasal dari kata Yunani dis, yang berarti sulit/ menyakitkan/abnormalwmeno,bulanwdanre,mengalir.dismenoreadapat terjadibeberapaharisebelummenstruasisertaselamamenstruasidalam reda menstruasi selesai. Disebut dismenorea primer bila tidak adanya kondisipatologiuteruslainyangmendasarisetiapsedangkandismenorea sekunderterjadidimanapatologipelvisditemukan. 6,8 Dismenore primer didefinisikan sebagai kram menstruasi yang menyakitkantanpapatologijelas.halinimengacupadasetiaptingkatnyeri kram yang dirasakan saat menstruasi.dismenore adalah keluhan ginekologiyangpalingumumdiantarawanitadewasaremajadanmuda. Dismenore pada remaja dan dewasa muda biasanya primer fungsional) dengansiklusovulasinormaldantanpapatologipelvis.padasekitar10% dari remaja dan dewasa muda dengan gejala dismenore berat, kelainan panggul seperti endometriosis atau uterus anomali biasanya dapat ditemukan.prostaglandindanleukotrienmemainkanperanpentingdalam menghasilkangejaladismenore. 1, Epidemiologi 50% dari wanita muda. Sebanyak 15% adalah nyeri berat yang dapat

2 menimbulkan absensi sekolah atau bekerja dan sebanyak 30% adalah bentuk ringan tidak memerlukan obat atau analgesik yang bebas dijual. Meskipunterdapatkemajuandalampengobatandismenoreprimer,sebuah penelitianterbarudari1.546wanitamenstruasikanadamenemukanbahwa 60%mengalamigangguan.Limapuluhsatupersenmelaporkangangguan kegiatanataupekerjaandan17%melaporkanabsensi. 1,16 Prevalensidismenoreprimermenurunseiringdenganbertambahnya usia: prevalensi tertinggi pada kelompok usia 20 sampai 24 tahun dan menurun secara progresif setelahnya. Tampaknya tidak ada hubungan dengan paritas ketika usia diperhitungkan. Dismenore meningkat dengan adanyakebiasaanmerokok.dismenoreprimerterjadihanyaselamasiklus ovulasi. Penelitian yang terbatas telah menunjukkan adanya penurunan dismenoredenganlatihanfisik,tetapianalisiskritisdanpenelitianlaintidak mendukung hubungan berbasis bukti antara olahraga dan dismenore primer FaktorRisiko Usia muda dan nulliparitas berhubungan dengan dismenore. Namun, satu studi longitudinal menemukan bahwa usia bukanlah faktor risiko setelah mengendalikan paritas dan faktor lainnya, dan bahwa dismenoremembaiksetelahmelahirkan.aliranmenstruasiberatdikaitkan dengandismenore. 7 Faktor risiko perilaku berpotensi memicu dismenore. Beberapa penelitianobservasional,telahmenemukanhubunganantaramerokokdan

3 dismenore. Pada wanita 14 sampai 20 tahun yang mencoba untuk menurunkan berat badan akan mengalami peningkatan nyeri haid independen dari indeks massa tubuh. Walaupun begitu, bukti hubungan antarakelebihanberatbadandandismenoretidakkonsisten.perilakulain sepertiaktivitasfisikdankonsumsialkoholtidakdikaitkansecarakonsisten dengandismenore. 7 Masalahkesehatanmentalmerupakanfaktorrisikoyangberpotensi dimodifikasilainnya.depresi,kecemasan,dangangguandukungansosial telahdikaitkandengannyerihaid.hubunganantaradiridinilaikesehatan secarakeseluruhanmiskindandismenoretelahdicatat,tetapistatussosial ekonomitidakterkaitsecarakonsistendengandismenore. 7 Meskipun ada kekhawatiran bahwa sterilisasi tuba dapat menjadi faktor risiko untuk dismenore, studi cross@sectional tidak menemukan perbedaannyerihaidpadawanitadengandanperempuantanpasterilisasi tuba. 7 Tabel2.1.FaktorRisikoDismenore 7 Faktorrisikodismenore Usia<20tahun Usahamenurunkanberatbadan Depresiatauansietas Gangguanhubungansosial Aliranmenstruasibanyak Nullipara Merokok 2.4. GejalaKlinis Dismenore primer terjadi segera setelah menarche. Ini mungkin mulaidalamwaktu6bulansetelahmenarchekarenaterjadihanyaselama

4 siklusovulasi,yangmungkintidakselalujelaspadamenarche.meskipun mungkinterjadihinggaakhirtahunsetelahmenarche,itukurangcenderung dimanalebihcenderungkepadakecurigaanadanyadismenoresekunder. 1 Nyeri dismenore ditandai dengan nyeri fluktuasi, spasmodik, nyeri yangdimulaihanyabeberapajamsebelumataudengantimbulnyaaliran menstruasi, gejala dismenore primer berlangsung hanya 2@3 hari. Rasa sakit yang paling intens pada hari pertama atau kedua dari aliran menstruasi, atau lebih tepatnya 24@36 jam pertama, konsisten dengan wakturilisprostaglandinmaksimalkedalamcairanmenstruasi.rasanyeri yangsuprapubikdilokasidenganradiasikedalamaspekdalamdaripaha. Kram sering disertai dengan nyeri punggung, mual, muntah, dan diare dalampersentasekasusyangtinggi.padanyeriparah,penderitamungkin tidakmasuksekolahataubekerjauntuksatuatauduahari.dalambentuk parah, nyeri dapat hadir sebagai episode nyeri perut intens akut dan mungkin meniru presentasi dari kehamilan ektopik akut. Umumnya pemeriksaanpelvikpadadasarnyanormal. 1 Anamnesis yang khas dan tidak adanya temuan positif dalam pemeriksaan fisik fitur diagnostik kunci. Riwayat diagnostik meliputi proksimitasdaritimbulnyadismenoreprimerdenganmenarche,timbulnya gejaladengantimbulnyaaliranmenstruasisertakarakteristikdeskripsidan durasi kram menstruasi. Dengan demikian, dismenore primer harus didiagnosissebagaientitastertentu,tetapitidakadateslaboratoriumuntuk itu. 1

5 Tabel2.2.Gejaladismenore 5 Gejaladismenore Kram Nausea Muntah Nafsumakanberkurang Nyerikepala Nyeripunggung Pegal@pegal Lemas Oyong Diare Pucat Nyeriperut Flushing Mengantuk Nyeriumum Depresi Iritabilitas Panik 2.5. Patofisiologi Kemajuan dalam tiga dekade terakhir dan pemahaman saat ini menunjukkanbahwapadadismenoreprimeradaabnormalitasprostanoid dan peningkatan dan sekresi eikosanoid, yang pada gilirannya menyebabkan kontraksi uterus abnormal. Kontraksi mengurangi aliran darah uterus, menyebabkan hipoksia uterus. 1, 15 Peningkatan sekresi prostanoid vasoaktif bertanggung jawab atas etiologi dismenore primer didukungolehhipotesis: 1 1. Kesamaan mencolok antara gejala klinis dismenorea primer dan kontraksi uterusdanefeksampingdiamatipadaaborsiyangdipicuprostaglandin 2. Bukti substansial menunjukkan dan menghubungkan jumlah prostanoids menstruasi pada wanita dengan dismenorea primer dibandingkan dengan wanitaeumenorea

6 3. BanyakujiklinismenunjukkanefikasiinhibitorsiklooksigenaseCOX)dalam mengurangirasasakitdaridismenoreprimermelaluipenekananprostaglandin danpenurunankuantitatifprostaglandincairanmenstruasi. Gambar2.1.Patofisiologidismenoreprimer Kontraksiuterus Pada wanita eumenorea normal, pola kontraksi yang dipengaruhi oleh steroid seks, prostaglandin, dan zat uterotonika lainnya sepanjang siklus menstruasi dalam batas normal. Rincian dari pola telah dijelaskan dengan baik. Kepentingan tertentu dan relevansi dengan patogenesis dismenoreaprimeradalahpolakontraksiuterusselamamenstruasiketika gejala dismenore terjadi. Selama menstruasi pada wanita normal, nada

7 interval 10 menit dengan tekanan aktif pada puncak kontraksi mencapai hingga 120 mmhg sebanding dengan tekanan intrauterin selama tahap keduapersalinan),dankontraksiyangsinkrondanberirama.padapasien dengan dismenorea primer, empat kelainan kontraksi sendiri atau dalam kombinasi telah dilaporkan. Frekuensi lebih dari 10 mmhg, tekanan aktif tinggi lebih dari 120 mmhg, seringkali lebih dari mmhg), peningkatan jumlah kontraksi per 10 menit lebih dari 4 atau 5), dan kontraksiuterusnonritmikatautdkkoordinatif.kelainaninimenyebabkan reperfusiuterusdanoksigenasirendah,sehinggamenimbulkanrasanyeri. Jikalebihdarisatukontraksikelainanhadir,merekabersinergisatusama lainsehinggaambangnyeriterlampauidenganperubahanyangjauhlebih kecildisetiapparameterdibandingkanjikahanyasatuanomalisajayang ditemukan AliranDarahUterus Penelitianuntukmenentukanalirandarahuteruspadawanitatsulit karenametodeyangsangatinvasifdanpersyaratanteknismenantangyang melibatkan pemanfaatan hidrogen, nitrogen oksida, flowmeters elektromagnetik, dan metode mikrosfer. Rekaman aliran darah termoelektrik berdasarkan termodilusi telah digunakan untuk menilai perubahan tekanan uterus dan variasi dalam aliran darah. Pada wanita eumenorea, kontraksi uterus tidak mempengaruhi aliran darah uterus. Sebaliknya,kontraksiuterusyangkuatdanabnormalpadawanitadengan dismenorea mengurangi aliran darah uterus dan menyebabkan iskemia

8 miometrium, yang mengakibatkan rasa nyeri. Perubahan tersebut dapat diproduksi dengan kontraksi uterus farmakologi induksi yang, jika berlebihan, akan mengurangi aliran darah dan menghasilkan nyeri cramplike. Administrasi dari uterolitik, seperti bloker saluran kalsium atau NSAID, menurunkan hiperkontraktilitas dan mengembalikan aliran darah normal. 1 Studi sebelumnya kini didukung oleh studi aliran Doppler. Indeks pulsasi dan indeks resistensi dari kedua arteri uterina dan arteri arkuata secara signifikan lebih tinggi pada hari pertama menstruasi pada wanita dengan dismenorea primer, menunjukkan peningkatan impedansi aliran darah dan menunjukkan vasokonstriksi uterus sebagai penyebab rasa sakit Prostanoid Prostanoid termsuk superfamili eikosanoid. Adapun prostanoid berasal dari eikosa@all cis@5,8,11,12@asam tetraenoat, atau lebih dikenal sebagai asam arakhidonat. Dalam menjalankan fungsinya, diperlukan kasakdeasamarakhidonatyangmelibatkancoxdanlox. 13

9 Gambar2.2Kaskadeasamarakhidonat 13 Kaskade asam arakidonat menghasilkan sebuah keluarga lipid bioaktif, termasuk prostaglandin, tromboksan dan leukotrien yang memodulasi respon fisiologis dan patofisiologi beragam di saluran reproduksi.telahadabanyakkepentingandalambeberapatahunterakhir di keterlibatan metabolit asam arakidonat dalam patologi. Namun, masih banyakketidakpastiantentangcaradimanamerekamemberikankontribusi untukperubahanselulerfenotipetertentuyangdapatmemicupatofisiologi. Fokus kajian ini adalah untuk memberikan beberapa wawasan ke dalam peransiklooksigenasecox)enzim,prostaglandine2pge2)danpgf2α dan reseptor dalam patofisiologi reproduksi, berkaitan khusus untuk gangguan proliferasi endometrium dan menstruasi disfungsional. 2,10

10 Gambar2.3Biosintesisdanjalursinyalsiklooksigenase 2 Kinetika jalur biosintesis prostaglandin didorong oleh ketersediaan asamarakidonatbebas.ketikadilepaskandarifosfolipidmembranplasma atau asam lemak makanan, setelah aktivasi fosfolipase A2 PLA2) atau PLC,asamarakidonatyangdisiklisasidanoksigenolehenzimCOXdengan penambahan kelompok 15@hydroperoxy untuk membentuk prostaglandin G2PGG2). Kelompok hydroperoxy dari PGG2 berkurang dengan gugus hidroksi dari PGH2. Ini antara berfungsi sebagai substrat untuk terminal enzim sintase prostanoid. Enzim ini diberi nama sesuai dengan prostaglandinyangmerekahasilkan,sehinggaprostaglandind2disintesis oleh prostaglandin@d@synthase PGDS), prostaglandin E2 PGE2) oleh prostaglandin@e@synthasepge)wprostaglandinf2αolehprostaglandin@f@ synthase PGFS), prostasiklin oleh prostaglandin@i@synthase PGIS) dan tromboksan oleh sintase tromboksan TXS). Respon fisiologis terhadap oksigenasi asam arakidonat ditentukan oleh ekspresi enzim sintase

11 terminal dalam sel spesifik dan jaringan, karena prostaglandin memiliki range sendiri kegiatan biologis yang mungkin jenistertentu. 2,11 Gambar2.4NomenklaturProstanoid 4 TigaisoformenzimCOXCOX@1,COX@2danCOX@3)mengkatalisis langkah berkomitmen dalam biosintesis prostanoid. Struktur COX@1 dan COX@2 dari berbagai spesies telah ditandai dengan baik dan beberapa peranfungsionaluntukcox@1dancox@2dalamfisiologidanpatologikini telah dipastikan Morita, 2002). Sebuah peran fungsional untuk COX@3 dalamfisiologimanusiadanpatofisiologimasihharusdidirikan. 2 COX@1 umumnya dianggap terlibat dalam fungsi fisiologis normal. Namun, COX@2 adalah gen awal langsung yang cepat disebabkan oleh faktor@faktorpertumbuhan,onkogen,karsinogendanesterphorboltumor@ mempromosikan, dan peran untuk itu sudah dipastikan pada penyakit rematik, peradangan dan tumorigenesis. Pentingnya COX@1danCOX@2 dalamreproduksitelahdiamatidaripenelitiankosistemmodeltikus.tikus COX@1@kekurangan menunjukkan periode kehamilan lagi, berlarut@larut

12 kelahirandanmemberikansedikithidupmudadibandingkandengantikus tidak penting untuk ovulasi, pembuahan atau implantasi, tetapi sangat penting untuk memulai kerja. Ablasi gen dalam hasil tikus di beberapakegagalanreproduksi,termasukovulasi,pembuahan,implantasi dandesidualisasimengkonfirmasikanbahwaprostaglandindiproduksioleh muncul hipotesis bahwa meskipun kedua isoform COX dasarnya mengkatalisis reaksi yang sama, mereka tetap berbeda dalam distribusi jaringan khusus mereka di saluran reproduksi sehingga ada perbedaan yangjelasdalamprofildanfungsiprostanoid.namun,beberapadatayang tersedia tentang distribusi pada jaringan reproduksi, ataupadadistribusienzimsintasemasingdalamjaringanreproduksitikus knockout dan dan sejauh yang enzim ini bekerja diatur denganenzimcox,enzimsintaseinimungkinpenentuyanglebihpenting dariprofilprostanoid. 2,14 yang dihambat oleh spektrum yang luas dari obat Sebaliknya, tampaknya sensitif terhadap obat yang menunjukkan bahwa berperan dalam biosintesis eicosanoid yang 2

13 2.6.1 Prostaglandin Prostalglandin dibentuk dari asam lemak endogen poliunsaturasi yanginaktifdalamsel.secarakimiawi,gptersusundari20karbonrantai asam lemak tidak tersaturasi yang membentuk cincin siklopentan. Prostaglandin disintesis dari asam arakhidonat, dari hidrolisis membran fosfolipidyangdikatalisolehfosfolipasea2.asamarakhidonatdikonversi ke PGG2 dan PGH2 oleh prostaglandin H sintase COX). PGH2 adalah intermediatpgyangtidakstabildanakansegeradikonversikeprostanoid bioaktif seperti PGD2, PGE2, PGF2, PGI2, dan tromboksan sintase.pg dilepaskan sebagai resepon terhadap rangsangan kimia dan mekanaik. Mediator ini sangat poten dan esensial untuk rangsangan dan respon selular. Waktu aktivitas mereka cenderung singkat akibat inaktiviasi metabolismeyangcepatpadasaatpembentukansel Prostasiklin Prostasiklin PGI2) adalah sebuah prostanoid denganturunan 20@ karbon yang diperoleh dari metabolisme asam arakidonat. PGI2 adalah produk utama siklooksigenase@2 COX@2) yang diproduksi di sel endotel vaskular.prostasiklinmerupakanregulatorendogenpentinghomeostasis vaskular. Mediator ini ditemukan memainkan fungsi penting dalam melindungi pembuluh darah, menghambat agregasi platelet, memicu vasodilatasi, menghambat adhesi leukosit pada sel endotel, dan menghambatproliferasidanmigrasiselepitelototpolosvaskular. 16 PGI2memediasiaktivitasselulerviaproteinGprotein@coupledpada permukaan sel reseptor spesifik jaringan dan reseptor prostasiklin IP. IP

14 diekspresikan pada menyatakan sel epitel otot polos vaskular dan trombosit, terutama yang memiliki protein G heterotrimeric Gs, yang menyebabkan aktivasi adenilat siklase AC), aktivasi second messenger camp,danaktivasiproteinkinasetergantungcamp,proteinkinasea. 17 Prostasiklin,atauPGI2,pertamakalidilaporkanolehNeedlemandan Vanepadatahun1976sebagaiprodukakhiryangberasaldarimetabolisme asam arakidonat berurutan melalui siklooksigenase@2 COX@2) dan prostasiklinsintasepgis).selamatahun1960,sebuahtimpenelitiinggris, yang dipimpin oleh Profesor John Vane, mulai mengeksplorasi peran prostaglandin dalam anafilaksis dan penyakit pernapasan. Bersama dengan tim dari Royal College of Surgeons, Profesor Vane menemukan bahwaaspirindanobatanti@inflamasilainnyabekerjadenganmenghambat sintesis prostaglandin. Temuan penting ini membuka pintu untuk pemahamanyanglebihluastentangperanprostaglandindalamtubuh.sir John dan tim dari Wellcome Foundation, telah mengidentifikasi mediator lipidyangmerekasebutpg@xyangmenghambatagregasiplatelet.pg@x, yangkemudianakanmenjadidikenalsebagaiprostasiklin,memilikiefek30 kalilebihkuatdaripadaagenantiagregraslainnya.padatahun1976,vane dan Moncada, Gryglewski, dan Bunting menerbitkan makalah pertama padaprostasiklin,dalamjurnalilmiahnature.kolaborasiinimenghasilkan molekuldisintesis,yangdiberinamaepoprostenol.namun,sepertidengan prostasiklin asli, struktur molekul epoprostenol terbukti tidak stabil dalam larutankarenaakandegradasicepat. 18

15 Untuk mengatasi tantangan ini, tim peneliti yang menemukan prostasiklinbertekaduntukmelanjutkanpenelitiandalamupayauntuklebih memberhasilaknpenelitianmerekadenganmenelitimolekulprototipe.tim penelitimelakukansintesishampir1.000analog.melaluikaryainovatifyang dilakukanolehpenelitilucieclapp,treprostinilditemukanmemilikiefekunik padappargamma,faktortranskripsipentingdalampatogenesisvaskular sebagai mediator proliferasi, peradangan, dan apoptosis. Mekanisme ini PPARs dan mekanisme lain yang memberikan kontribusi untuk manfaat prostasiklin. 19 PGI2terutamadiproduksidipembuluhdarahmamalia yangdipicu peningkatankadardisegmenarteriparubiladibandingkandengansirkulasi sistemik. Sel endotel mengkonversi PGI2 dari prostaglandin H2 PGH2) yangdimediasienzimsintaseprostasiklin.meskipunprostasiklindianggap sebagai mediator independen, prostasiklin tetap disebut sebagai PGI2 prostaglandini2)dinomenklatureicosanoid,danmerupakananggotadari prostanoid dengan prostaglandin dan tromboksan). Prostaglandin PGH3 juga melalui jalur prostasiklin sintase untuk menghasilkan prostasiklin lain, PGI3. Istilah wajar tanpa pengecualian 'prostasiklin' biasanya mengacu PGI2. PGI 2 berasal dari asam arakidonatω@6sedangkanpgi3berasaldariω@3epa. 20 Ekspresi COX@2 dan PGIS ditemukan dalam berbagai sel seperti fibroblas,seldendritikfolikular,selendotel,selototpolos,dansel@seltimus. Produksi PGI2 ditemukan dihambat oleh inhibitor prostasiklin dan agen

16 tirosin nitrat seperti peroksinitrit dan tetranitrometane ataupun inaktivasi depndensubstrat.hanyasaja,waktuparuhprostasiklincukupsingkatyaitu lemah. 19 Prostasiklin PGI2) dilepaskan oleh sel endotel yang sehat dan melakukan fungsinya secara parakrin melalui sinyal kaskade yang melibatkan reseptor protein Gcoupled pada platelet dan sel endotel di dekatnya.pgi2digabungkandenganproteinguanosinαikatannukleotida Gαs). Ketika diaktifkan oleh PGI2, IP merangsang adelil cyclase yang menyebabkan peningkatan AMP siklik intraseluler camp). Peningkatan camp kemudian menyebabkan aktivasi protein kinase A PKA) dan fosforilasilebihlanjutdariproteinkunci. 21 Efek ini akan menyebabkan relaksasi otot polos, penurunan proliferasisel,danmekanismeinhibitorilainnya.campmenghambatsetiap aktivasitrombosityangtidaksemestinyauntukmeningkatkansirkulasi)dan jugamelawansetiapkenaikankadarkalsiumsitosolyangakandihasilkan dari tromboksan A2 TXA2) yang mengikat yang menyebabkan aktivasi trombosit dan kaskase koagulasi). PGI2 juga mengikat reseptor endotel prostasiklin dan meningkatkan camp dalam sitosol. camp ini kemudian mengaktifkan protein kinase A PKA). PKA akan memicu defosforilasi kinase rantai ringan miosin dengan mediasi fosfodiestrase, yang menghambatkinaserantairinganmiosinyangmenyebabkanrelaksasiotot dan vasodilatasi. Hal ini menunjukkan bahwa PGI2 dan TXA2 bekerja sebagaiantagonisfisiologis. 19

17 Gambar2.5MekanismekerjaPGI2 14 IP ditemukan pada berbagai jenis sel dan menunjukkan efek polos aorta, arteri koroner, arteri paru, dan megakariosit. Reseptor IP manusia ditemukan pada beberapa jenis sel termasuk trombosit, timosit meduler, neutrofil, sel dendritik, eosinofil, sel T regulator, dan sel T yang diaktifkan.reseptoripjugaditemukanpadabanyakjenisseldiparu@paru seperti makrofag, pneumocytes, sel@sel otot polos, dan fibroblas. Selain membran diketahui reseptor IP tunggal, proliferator@diaktifkan reseptor Peroksisom nuklir PPAR) berfungsi sebagai faktor transkripsi setelah aktivasi dengan PGI2. Ada tiga isoform PPAR, α, δ β), dan γ. PPAR, diekspresikan dalam jaringan adiposa, limpa, dan usus besar, dianggap menurunkanreseptoripdandapatdirangsangkembalimelaluianalogpgi2 stabil.pparsresponsifuntuktidakhanyapgi2tetapijugaberbagailigan. 22

18 ProstasiklinPGI2)terutamamencegahpembentukanplaktrombosit yangterlibatdalamhemostasisprimerbagiandaripembentukangumpalan darah).halinidilakukandenganmenghambatagregasiplateletdanefek vasodilatasi yang kuat melalui relaksasi otot polos. Interaksi prostasiklin yang berbeda dengan tromboksan TXA2), eikosanoid lain, sangat menyarankanmekanismehomeostasiskardiovaskularantaraduahormon dalam kaitannya dengan kerusakan pembuluh darah. Oleh karena itu, analog PGI2 telah berhasil digunakan untuk terapi hipertensi arteri pulmonal,penyakitoklusiperifer,komplikasivaskulardiabetesmellitus,dan pengobatan cedera reperfusi. Aktivitas PGI2 yang menurun ditemukan dalam berbagai gangguan kardiovaskular, seperti aterosklerosis, infark miokard, trombosis, dan iskemia miokardial, dan hipertensi pulmonal. Delesi genetik reseptor prostasiklin pada tikus dikaitkan dengan peningkatan cedera yang disebabkan restenosis, trombotik, dan aterosklerosis EfekLokalProstanoidpadaUterus MeskipunPGpertamakalidiisolasidandiidentifikasidarisekresidari saluran reproduksi itu tidak lama sebelum mereka juga diidentifikasi dalam sistem reproduksi wanita, di mana mereka mempengaruhi sejumlah fungsi lokal penting. Temuan kunci termasuk penemuan bahwa cairan menstruasi manusia adalah sumber utama dari PG, terutama PGE2 dan PGF2α, dan bahwa PGF2α selama fase luteal diproduksi selama menstruasi. Selain itu, Eldering dan rekan 1993)

19 melaporkan tingkat produksi yang tinggi dari beberapa PG terutama PGF2α) dari endometrium dari monyet rhesus, terutama selama fase luteal. 4,14 Temuan ini menyebabkan studi ekstensif tentang peran PG di menstruasi normal dan dalam kondisi abnormal seperti dismenore dan menorrhagia.bygdemandanlundstrom1988)menelitiperanpgdalam fisiologi menstruasi. Hal ini didirikan bahwa kelebihan endometrium PG menjelaskangejaladismenorepadawanita.kesimpulaninididukungoleh temuanbahwaberbagainsaidmengurangigejalaklinisdismenorekram uterus)danmenorrhagiakehilangandarahyangberlebihan). 4 Efektivitas NSAID berbeda bervariasi, karena fakta bahwa selain menghalangiaktivitascoxdiuterusdankarenanyaproduksipg,beberapa senyawa ini juga bertindak sebagai antagonis reseptor PG. Intrauterine device IUD) merangsang produksi lokal PG endometrium, yang dapat memediasi mekanisme kerja IUD dalam mencegah konsepsi. Pada beberapaindividu,kehadiranhasiliuddalamkelebihanpgdanterjadinya perdarahandisfungsional,yangseringdapatdikendalikanolehnsaid. 4 Disampingitu,produksiPGIuterusmungkinterlibatdalamrelaksasi otot polosmiometrium, vasodilatasi, dan pencegahan yang pembentukan plak. Faktanya, pada penelitian ditunjukkan bahwa endometrium yang dikumpulkandariwanitamenstruasiyangberlebihanmemilikikemampuan yang lebih besar untuk meningkatkan produksi PGI miometrium dibandingkan endometrium yang dikumpulkan dari wanita dengan menstruasi yang normal. Penelitian sebelumnya juga telah menunjukkan

20 peningkatan ekspresi PGI dan mrna reseptor IP selama menstruasi dibandingkandenganfaseproliferasidansekresi. 22 Remodelling siklik endometrium manusia membutuhkan kontrol ketat dari faktor pertumbuhan angiogenik untuk memicupertumbuhan pembentukan pembuluh darah baru. Penelitian sebelumnya telah dan PGF dapat memodulasi ekspresi gen target angiogenik dalam endometrium manusia. Aktivasi reseptor IP oleh PGI menyebabkan peningkatan ekspresi mrna dari beberapa gen proangiogenik, termasuk dikenaluntukmempromosikanpertumbuhandanproliferasiberbagaijenis seldenganaktivasireseptormembranfgftirosinkinase.selainitu,bfgf dikenal memiliki efek proangiogenik ampuh dan terlibat dalam pro adalah keluarga dari faktor pertumbuhan yang bertindak sebagai ligan untuksebagianbesarreseptortirosinkinasetie2,yangsangatpentingbagi diperlukan untuk perekrutan sel perivaskular, yang mengarah pada pembentukan dan stabilisasi kapiler, pematangan sel, dan kelangsungan hidup sel endotel. dan faktor angiogenik lain, seperti faktor pertumbuhanendotelvaskularvegf)danbfgf,dapatbertindaksinergis untuk meningkatkan pertumbuhan dan percabangan pembuluh darah. Selain itu, interaksi meningkatkan efek mitogenik faktor angiogenik,sepertivegf,padapertumbuhanselendotelulasandiref.

21 32). Sebaliknya, adalah antagonis reseptor alami, mendestabilisasikontakseldansehinggamemungkinkanaksesterhadap faktorangiogenik,sepertivegf. 24 Selanjutnya, dalam penelitian lain ditunjukkan bahwa mekanisme PGI pada reseptor IP tergantung pada EGFR dan fosforilasi ERK1/2. TransaktivasidariEGFRdanfosforilasiERK1/2menyebabkanpeningkatan ekspresi gen angiogenik, termasuk VEGF, sebelumnya telah ditunjukkan untuk reseptor prostanoid yang mengisyaratkan bahwatransaktivasi EGFR transactivation berperan sentral dalam fungsi vaskularpadaendometriummanusia. 24 Pada gangguan menstruasi, ditemukan PGI yang abnormal. PGI meningkatpadakondisisepertimenorrhagiakehilangandarahmenstruasi yang berlebihan). Peningkatan gen proangiogenic, seperti bfgf, dan akibat picuan sinyaling reseptor dapat memicu menorrhagia. Dalam penelitian lain, penyimpangan dari tingkat ekspresi faktor pertumbuhan angiogenik telah dibuktikan dalam endometrium dari wanita dengan menorrhagia dan ditemukan ekspresi mrna dan protein dalam endometrium yang dikumpulkan dari wanita dengan menstruasiberat ProstanoiddenganDismoenore Dalam dismenore primer, terjadi peningkatan kontraktilitas uterus abnormal,miripdengankontraktilitasuterusdiinduksidenganprostaglandin atauanalogmerekatenagakerjaatauaborsi.gejalasepertimual,muntah,

22 dandiareterjadipada60%ataulebihdaripasiendanmiripdenganefek sampingprostaglandin. 1 Efek PG pada endometrium akan menyebabkan vasokontriksi dan iskemia.akibatnyajaringanendometriumnekrosisdanendometriumakan meleleh.tidakheranditemukankonsentrasipgf2alfayangtinggisebelum onset menstruasi dan memicu vasokonstriksi pembuluh darah siklik dan PGI2untukkompensasivasodilatasi.Kosentrasikeduanyadiregulasioleh katabolismeenzimpg@15@dehidrogenaseyangdiregulasiolehprogesteron. Withdrawal progesteron akan menurunkan level enzim ini. Pada periode perimenstrual,adainfluksdramatisselunkyangakanmemicupg.baik iskemiadankumpulansitokinproinflamasiakanmemicudismenorepada wanitayangrentan. 26 Gambar2.6 EfekPGmenimbulkandismenore 27

23 atau prostaglandin meningkat pada ekstrak menstruasi wanita dengan dismenorea primer dibandingkan dengan wanita eumenorea. Dengan ketersediaan radioimmunoassay dan antiserum spesifik, beberapa laboratorium,termasukkita,mampumengukurjumlahkecildariprostanoids di endometrium dan cairan menstruasi dengan lebih presisi. Dalam sebagianbesartapitidaksemuawanitadengandismenoreaprimer,terjadi peningkatansekresiendometriumprostaglandinf2αmenstruasipgf2α) selama fase menstruasi. Pelepasan prostaglandin ke dalam cairan menstruasi adalah proses terputus terus menerus, yaitu, jumlah cairan menstruasi dan prostaglandin bervariasi sepanjang jendela waktu. Intensitaskrammenstruasidangejalaterkaitdismenoreyangberbanding lurusdenganjumlahpgf2αyangkeluar. 1,9 Gambar2.7Korelasiantaraproduksiprostaglandindenganderajat keparahandismenore 1

24 Ketika obat nonsteroid NSAID) seperti ibuprofen digunakan selama menstruasi, prostaglandin cairan menstruasi secara signifikandihambatuntuktingkatyangsamadenganataulebihrendahdari yangditemukanpadawanitaeumenorrheic,danbantuanklinisdiperoleh. Demikian pula, ketika pasien pada kontrasepsi oral kombinasi estrogen danprogestin),prostaglandincairanmenstruasisecarasignifikanditekan, dengan pengurangan yang menyertainya di cairan menstruasi dibandingkandengankontrol. 1 Meskipun terdapat kemajuan dengan diketahuinya keterlibatan prostaglandindalametiologidismenoreprimer,adapasiendengantemuan laparoskopi normal dan dismenore parah yang tidak menunjukkan kadar PGF2α tinggi untuk menjelaskan kram parah. Prevalensi pasien tersebut saat ini tidak diketahui. Peran prostanoids seperti tromboksan A2, prostasiklin, dan leukotrien dalam patogenesis dismenorea primer yang tidaksepenuhnyadipahami.prostasiklin,vasodilatorampuhdanrelaksan uterus, tampaknya berkurang pada dismenore primer. Kondisi ini mempertinggiaktivitasuterusdanvasokonstriksikarenaefekuteronikdan vasokonstriksi dari prostaglandin lain kurang terhambat. Peningkatan leukotriendiproduksiolehenzim5@lipoxygenasedaripadacoxyangdapat menjelaskan beberapa bentuk dismenore primer yang tidak responsif terhadap NSAID. Jalur 5@lipoxygenase untuk biosintesis leukotrien diuraikan dalam Gambar 2. Endometrium dan miometrium dapat mensintesis leukotrien, sehingga mengkonfirmasikan aktivitas fungsional

25 wanita dengan dismenorea primer, ada konsentrasi signifikan lebih tinggi dari leukotrien menstruasi, terutama leukotrien C4 dan leukotrien D4, dibandingkanpadawanitatanpadismenore.karenasitusmengikatkhusus untuk leukotrien C4 yang dibuktikan dalam sel miometrium, ada kemungkinanbahwaleukotrienberkontribusipadahiperkontraktilitasuterus terlihatpadadismenoreprimer. 1 Gambar2.8Biosintesisjalurlipooksigenaseyangberpengaruhpada keluhandismenore 1

26 Prostaglandin dan prostanoids dibiosintesis dari asam arakidonat melaluijalurcoxsetelahproduksiasamarakidonatdarihidrolisisfosfolipid oleh fosfolipase. Ketika kehamilan tidak terjadi, tingkat progesteron menurunselamaakhirfaseluteal.halinimenyebabkanstabilisasilisosom dan pelepasan enzim fosfolipase mereka, yang kemudian menghidrolisis fosfolipid membran sel untuk menghasilkan asam arakidonat serta asam icosatetraenoic.senyawainikemudianberfungsisebagaiprekursoruntuk COXdanjalurlipoxygenase. 1

27 Gambar2.9BiosintesisjalurSiklooksigenaseyangberpengaruh padakeluhandismenore KerangkaTeori Rangsangfisik biokimia Endometriosis Adenomiosis Estrogen Progesteron Rangsangan Mioma Infeksi PGF 2α,PGE 2, di endometrium Menstruasi Fosfolipid Asam Arachidonat Fosfolipase A2 Cyclooxygenase PGFPGI 2α,PGE 2 2, di endometrium KontraksiMiometrium VasokonstriksiPemb.darah RelaksasiMiometrium KontraksiMiometrium VasokonstriksiPemb.darah VasodilatasiPemb.darah

28 HipoksiaJaringanUterus IskemiaUterus Dismenore 2.10.KerangkaKonsep variabelindependent variabeldependent KadarPGF KadarPGI 2α 2 DISMENORE

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Siklus Menstruasi Remaja Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang utuh dari hipotalamus-hipofise-ovarium. Struktur alat reproduksi, status nutrisi,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Dismenore didefinisikan sebagai nyeri perut bagian bawah ketika menstruasi.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Dismenore didefinisikan sebagai nyeri perut bagian bawah ketika menstruasi. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dismenore 2.1.1.Definisi. 1,2,3,4 Dismenore didefinisikan sebagai nyeri perut bagian bawah ketika menstruasi. Istilah dismenore berasal dari bahasa Yunani dys, yang berarti

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. Dismenorea 2.1.1. Pengenalan. Dismenorea primer merupakan nyeri yang yang disebabkan oleh kontraksi uterus saat datangnya haid atau menstruasi tanpa adanya bukti kelainan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dismenore adalah nyeri menstruasi seperti kram pada perut bagian bawah yang terjadi saat menstruasi atau dua hari sebelum menstruasi dan berakhir dalam 72 jam. Terkadang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS) dan sepsis merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di Intensive Care Unit (ICU). Tingginya biaya perawatan,

Lebih terperinci

Proses fisiologis dan biokimiawi yang meregulasi proses persalinan

Proses fisiologis dan biokimiawi yang meregulasi proses persalinan Proses fisiologis dan biokimiawi yang meregulasi proses persalinan Terdiri dari beberapa proses seperti: 1. Perubahan anatomis dan fisiologis miometrium Pertama, terjadi pemendekan otot polos miometrium

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore merupakan suatu gejala rasa sakit atau rasa tidak enak. diperut bagian bawah pada masa menstruasi sampai dapat menggangu

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore merupakan suatu gejala rasa sakit atau rasa tidak enak. diperut bagian bawah pada masa menstruasi sampai dapat menggangu BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dismenore merupakan suatu gejala rasa sakit atau rasa tidak enak diperut bagian bawah pada masa menstruasi sampai dapat menggangu aktifitas sehari-hari yang paling

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kontributor utama terjadinya aterosklerosis. Diabetes mellitus merupakan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. kontributor utama terjadinya aterosklerosis. Diabetes mellitus merupakan suatu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada pasien Diabetes Mellitus tipe 2 adalah insiden kardiovaskuler yang didasari oleh proses aterosklerosis. Peningkatan Agregasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Radang (Inflamasi) adalah suatu mekanisme proteksi dari dalam tubuh terhadap gangguan luar atau infeksi (Wibowo & Gofir, 2001). Pada keadaan inflamasi jaringan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Status Gizi a. Definisi Status Gizi Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat - zat gizi. Status gizi ini menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada beberapa wanita masa menstruasi merupakan masa-masa yang sangat menyiksa. Itu terjadi akibat adanya gangguan-gangguan pada siklus menstruasi. Gangguan menstruasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik, atau gigitan hewan.

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik, atau gigitan hewan. I. PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Luka jaringan lunak rongga mulut banyak dijumpai pada pasien di klinik gigi. Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Keadaan ini dapat disebabkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dismenore atau nyeri haid merupakan gejala yang paling sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dismenore atau nyeri haid merupakan gejala yang paling sering BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 DISMENORE Dismenore atau nyeri haid merupakan gejala yang paling sering dikeluhkan oleh wanita usia reproduktif. Nyeri atau rasa sakit yang siklik bersamaan dengan menstruasi

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Skala Nyeri Sebelum dan Sesudah Pemberian Minuman Jahe. sebagian responden mengatakan bahwa nyeri yang dirasakan berkurang

BAB V PEMBAHASAN. A. Skala Nyeri Sebelum dan Sesudah Pemberian Minuman Jahe. sebagian responden mengatakan bahwa nyeri yang dirasakan berkurang BAB V PEMBAHASAN A. Skala Nyeri Sebelum dan Sesudah Pemberian Minuman Jahe Responden yang mengalami nyeri diberikan minuman jahe 100 ml sebanyak 3 kali sehari selama dua hari pertama periode menstruasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja putri merupakan salah satu bagian dalam program kesehatan reproduksi yang dicanangkan Departemen Kesehatan RI, oleh karena itu harus mandapatkan perhartian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk yang tumbuh dan berkembang. Salah satu tahap pertumbuhan dan perkembangannya adalah masa remaja. Masa remaja merupakan periode peralihan dari

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Temperatur Tubuh Rataan nilai temperatur tubuh ( 0 C) dari setiap perlakuan dan kontrol selama induksi dengan Metil-N-Nitrosourea dapat dilihat pada Tabel 1 dan Gambar 4.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi dikenal luas sebagai penyakit kardiovaskular, merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering ditemukan di masyarakat modern

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Dalam masa kehamilan, tentunya tidak lepas

Lebih terperinci

(G Protein-coupled receptor) sebagai target aksi obat

(G Protein-coupled receptor) sebagai target aksi obat Reseptor terhubung protein G (G Protein-coupled receptor) sebagai target aksi obat merupakan keluarga terbesar reseptor permukaan sel menjadi mediator dari respon seluler berbagai molekul, seperti: hormon,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang yang lebih tua melainkan

Lebih terperinci

Sel melakukan kontak dengan lingkungannya menggunakan permukaan sel, meliputi: 1. Membran plasma, yakni protein dan lipid 2. Molekul-molekul membran

Sel melakukan kontak dengan lingkungannya menggunakan permukaan sel, meliputi: 1. Membran plasma, yakni protein dan lipid 2. Molekul-molekul membran Sel melakukan kontak dengan lingkungannya menggunakan permukaan sel, meliputi: 1. Membran plasma, yakni protein dan lipid 2. Molekul-molekul membran yang menonjol ke luar sel Melalui permukaan sel ini,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Inflamasi atau yang lebih dikenal dengan sebutan radang yang merupakan respon perlindungan setempat yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Inflamasi atau yang lebih dikenal dengan sebutan radang yang merupakan respon perlindungan setempat yang BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Inflamasi atau yang lebih dikenal dengan sebutan radang yang merupakan respon perlindungan setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau kerusakkan jaringan untuk menghancurkan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker telah menjadi masalah kesehatan di dunia, termasuk di Indonesia. Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2014 menunjukkan kanker merupakan penyebab kematian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dismenore 2.1.1 Definisi Dismenore Dismenore berasal dari bahasa Yunani yaitu dys yang berarti sulit atau menyakitkan atau tidak normal. Meno berarti bulan dan rrhea yang berarti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam tahap perkembangan manusia, setiap manusia pasti mengalami masa remaja atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24 tahun, sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. vagina. Terjadi setiap bulan kecuali bila terjadi kehamilan. Siklus menstruasi

BAB I PENDAHULUAN. vagina. Terjadi setiap bulan kecuali bila terjadi kehamilan. Siklus menstruasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menstruasi adalah proses alami pada wanita ditandai dengan proses deskuamasi, atau meluruhnya endometrium bersama dengan darah melalui vagina. Terjadi setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Amerika, nyeri kepala lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. Di Amerika, nyeri kepala lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan BAB I PENDAHULUAN I.1.Latar Belakang Di Amerika, nyeri kepala lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan pada pria (Karli,2012). Sebagai contoh, 18% wanita memiliki migren sedangkan pria hanya 6%. Wanita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Inflamasi adalah suatu respon jaringan terhadap rangsangan fisik atau kimiawi yang merusak. Rangsangan ini menyebabkan lepasnya mediator inflamasi seperti histamin,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Menstruasi A. Pengertian Menstruasi Menstruasi merupakan keadaan fisiologis, yaitu peristiwa keluarnya darah, lendir ataupun sisa-sisa sel secara berkala. Sisa sel tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. pendidikan, perumahan, pelayanan kesehatan, sanitasi dan lingkungan (Shah et al.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. pendidikan, perumahan, pelayanan kesehatan, sanitasi dan lingkungan (Shah et al. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Jumlah penduduk merupakan salah satu masalah terbesar yang dihadapi oleh setiap negara, karena membawa konsekuensi di segala aspek antara lain pekerjaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker merupakan pertumbuhan yang cepat dan abnormal pada sel, tidak terkontrol, dan tidak terlihat batasan yang jelas dengan jaringan yang sehat serta mempunyai sifat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini merupakan uji eksperimental dengan. rancangan one group pretest and posttest design, dimana pada individu

METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini merupakan uji eksperimental dengan. rancangan one group pretest and posttest design, dimana pada individu METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini merupakan uji eksperimental dengan rancangan one group pretest and posttest design, dimana pada individu yang sama dilakukan penilaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat, termasuk pertumbuhan serta kematangan dari fungsi organ reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat, termasuk pertumbuhan serta kematangan dari fungsi organ reproduksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah fase pertumbuhan dan perkembangan saat individu mencapai usia 10-19 tahun. Dalam rentang waktu ini terjadi pertumbuhan fisik yang cepat, termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seksama, prevalensi mioma uteri meningkat lebih dari 70%, karena mioma

BAB I PENDAHULUAN. seksama, prevalensi mioma uteri meningkat lebih dari 70%, karena mioma BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mioma uteri merupakan neoplasma jinak yang berasal dari otot polos uterus dan bersifat monoklonal. 1,2 Prevalensi mioma uteri di Amerika serikat sekitar 35-50%. 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cedera ginjal akut (Acute Kidney Injury / AKI) memiliki insidensi yang terus meningkat setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. Cedera ginjal akut (Acute Kidney Injury / AKI) memiliki insidensi yang terus meningkat setiap tahunnya 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Cedera ginjal akut (Acute Kidney Injury / AKI) memiliki insidensi yang terus meningkat setiap tahunnya (Cerda et al., 2008). Berbagai macam strategi pencegahan telah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan penurunan kadar HsCRP dan tekanan darah antara pemberian

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN 0 BAB 5 HASIL PENELITIAN Berdasarkan pengamatan menggunakan mikroskop dengan pembesaran 4x dan 10x terhadap 60 preparat, terlihat adanya peradangan yang diakibatkan aplikasi H 2 O 2 10%, serta perubahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Asam Asetilsalisilat (AAS) merupakan turunan dari asam salisilat yang ditemukan dari ekstraksi kulit pohon Willow Bark (Miller et al.,1978). AAS diperoleh dengan mereaksikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Endometriosis adalah pertumbuhan jaringan (sel-sel kelenjar dan stroma) abnormal mirip endometrium (endometrium like tissue) diluar kavum uterus. Terutama pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi dalam kehamilan masih merupakan masalah besar. dalam bidang obstetri, dengan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi dalam kehamilan masih merupakan masalah besar. dalam bidang obstetri, dengan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi dalam kehamilan masih merupakan masalah besar dalam bidang obstetri, dengan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi baik pada ibu maupun bayi. Hipertensi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Haid adalah perdarahan dari kemaluan yang terjadi pada seorang wanita yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Haid adalah perdarahan dari kemaluan yang terjadi pada seorang wanita yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Haid adalah perdarahan dari kemaluan yang terjadi pada seorang wanita yang tidak hamil, terjadi secara siklik dan periodik akibat peluruhan dinding endometrium sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Nyeri didefinisikan oleh International Association for Study of Pain (IASP) sebagai suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang kaya akan jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai bahan obat. Bangsa Indonesia telah lama melakukan berbagai penyembuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja (pubertas) merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja (pubertas) merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja (pubertas) merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa dimana terjadi pacu tumbuh (growth spruth), dan pada umumnya belum mencapai tahap kematangan

Lebih terperinci

NONSTEROIDAL ANTI-INFLAMMATORY DRUGS (NSAID S)

NONSTEROIDAL ANTI-INFLAMMATORY DRUGS (NSAID S) NONSTEROIDAL ANTI-INFLAMMATORY DRUGS (NSAID S) RESPON INFLAMASI (RADANG) Radang pada umumnya dibagi menjadi 3 bagian Peradangan akut, merupakan respon awal suatu proses kerusakan jaringan. Respon imun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Luka adalah kasus yang paling sering dialami oleh manusia, angka kejadian luka

BAB I PENDAHULUAN. Luka adalah kasus yang paling sering dialami oleh manusia, angka kejadian luka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Luka jaringan lunak rongga mulut banyak dijumpai pada pasien di klinik gigi. Luka adalah kasus yang paling sering dialami oleh manusia, angka kejadian luka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada periode perkembangan obat telah banyak diberikan perhatian untuk mencari kemungkinan adanya hubungan antara struktur kimia, sifat-sifat kimia fisika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung, stroke, dan penyakit periferal arterial merupakan penyakit yang mematikan. Di seluruh dunia, jumlah penderita penyakit ini terus bertambah. Pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah individu yang berada pada tahap masa transisi yang unik yang ditandai oleh berbagai perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja yaitu masa yang berada

Lebih terperinci

Tugas Biologi Reproduksi

Tugas Biologi Reproduksi Tugas Biologi Reproduksi Nama :Anggun Citra Jayanti Nim :09004 Soal : No.01 Mengkritisi tugas dari: Nama :Marina Nim :09035 Soal: No.05 factor yang memepengaruhi pematangan serviks Sebelum persalinan dimulai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menstruasi merupakan perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi

I. PENDAHULUAN. Menstruasi merupakan perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Menstruasi merupakan perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala yang dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Periode ini penting dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi hiperglikemia pada saat masuk ke rumah. sakit sering dijumpai pada pasien dengan infark miokard

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi hiperglikemia pada saat masuk ke rumah. sakit sering dijumpai pada pasien dengan infark miokard BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi hiperglikemia pada saat masuk ke rumah sakit sering dijumpai pada pasien dengan infark miokard akut (IMA) dan merupakan salah satu faktor risiko kematian dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. kehamilan ektopik yang berakhir dengan keadaan ruptur atau abortus. 12 Kehamilan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. kehamilan ektopik yang berakhir dengan keadaan ruptur atau abortus. 12 Kehamilan 24 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Definisi Kehamilan Ektopik Terganggu Kehamilan ektopik merupakan kehamilan yang terjadi diluar rongga uteri. Lokasi tersering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Nyeri merupakan salah satu aspek yang penting dalam bidang medis, dan menjadi penyebab tersering yang mendorong seseorang untuk mencari pengobatan (Hartwig&Wilson,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Dismenore a. Pengertian Dismenore adalah nyeri kram (tegang) daerah perut mulai terjadi pada 24 jam sebelum terjadinya perdarahan haid dan dapat bertahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik dari uterus, disertai

BAB 1 PENDAHULUAN. Menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik dari uterus, disertai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. Panjang siklus menstruasi yang normal atau dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. rawan terhadap stress (Isnaeni, 2010). World Health Organization (WHO) dan belum menikah (WHO dalam Isnaeni, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. rawan terhadap stress (Isnaeni, 2010). World Health Organization (WHO) dan belum menikah (WHO dalam Isnaeni, 2010). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja dianggap sebagai periode badai dan tekanan atau storm and stress, suatu masa dimana ketegangan emosi meningkat akibat perubahan fisik dan kelenjar yang

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. yang berasal dari implantasi endometriosis dan pertumbuhan jaringan. endometrium yang mencapai rongga peritoneal.

BAB I. Pendahuluan. yang berasal dari implantasi endometriosis dan pertumbuhan jaringan. endometrium yang mencapai rongga peritoneal. BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Penelitian. Endometriosis merupakan penyakit yang timbul pada 10% wanita reproduktif dan memiliki gejala nyeri pelvis, dismenorea, dan infertilitas. 1 Endometriosis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi di seluruh dunia oleh World Health Organization (WHO) dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi di seluruh dunia oleh World Health Organization (WHO) dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) telah dikategorikan sebagai penyakit yang terjadi di seluruh dunia oleh World Health Organization (WHO) dengan jumlah pasien yang terus meningkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. biologis atau fisiologis yang disengaja. Menopause dialami oleh wanita-wanita

BAB I PENDAHULUAN. biologis atau fisiologis yang disengaja. Menopause dialami oleh wanita-wanita 1 BAB I PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang Menopause merupakan salah satu proses dalam siklus reproduksi alamiah yang akan dialami setiap perempuan selain pubertas, kehamilan, dan menstruasi. Seorang perempuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. dengan prevalensi yang masih tinggi di dunia. Menurut WHO tahun 2006,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. dengan prevalensi yang masih tinggi di dunia. Menurut WHO tahun 2006, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Penyakit periodontal merupakan salah satu penyakit rongga mulut dengan prevalensi yang masih tinggi di dunia. Menurut WHO tahun 2006, prevalensi penyakit periodontal

Lebih terperinci

I. Pendahuluan. suatu gejala yang sebagian besar dipicu oleh adanya Coronary Heart. arteri koroner yang merupakan produk dari coronary artery disease

I. Pendahuluan. suatu gejala yang sebagian besar dipicu oleh adanya Coronary Heart. arteri koroner yang merupakan produk dari coronary artery disease 1 I. Pendahuluan a. Latar Belakang Angina pectoris adalah rasa nyeri di bagian dada dan merupakan suatu gejala yang sebagian besar dipicu oleh adanya Coronary Heart Disease (CHD). Coronary heart disease

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasien dewasa dengan penyakit jantung bawaan menunjukkan insidensi

BAB I PENDAHULUAN. Pasien dewasa dengan penyakit jantung bawaan menunjukkan insidensi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasien dewasa dengan penyakit jantung bawaan menunjukkan insidensi yang meningkat. Secara umum sekitar 5 10% dari pasien tersebut berkembang menjadi Hipertensi Arteri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai nyeri berat yang dapat mengganggu aktivitas. Nyeri dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. sampai nyeri berat yang dapat mengganggu aktivitas. Nyeri dapat diartikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semua orang pasti pernah mengalami nyeri, mulai dari nyeri ringan sampai nyeri berat yang dapat mengganggu aktivitas. Nyeri dapat diartikan sebagai tanda adanya kerusakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh perempuan usia produktif. Sebanyak 25% penderita mioma uteri dilaporkan

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh perempuan usia produktif. Sebanyak 25% penderita mioma uteri dilaporkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdarahan uterus abnormal (PUA) menjadi masalah yang sering dialami oleh perempuan usia produktif. Sebanyak 25% penderita mioma uteri dilaporkan mengeluh menoragia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN dan 2000, kelompok umur tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta

BAB I PENDAHULUAN dan 2000, kelompok umur tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sekitar 1 miliyar manusia atau setiap 1 di antara 6 penduduk di dunia adalah remaja. Sebanyak 85% diantaranya hidup di negara berkembang, seperti Indonesia. Di Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut organisasi kesehatan dunia WHO, kematian akibat PTM (Penyakit Tidak Menular) akan meningkat di seluruh dunia. Lebih dari dua per tiga (70%) populasi global

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada alat-alat genital yang nyata. Sifat rasa nyeri ialah kejang berjangkit-jangkit, biasanya terbatas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menstruasi merupakan proses alamiah yang terjadi pada setiap perempuan sebagai tanda bahwa organ reproduksi sudah berfungsi matang (Kusmiran, 2014). Menstruasi adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) atau iskemia miokard, adalah penyakit yang ditandai dengan iskemia (suplai darah berkurang) dari otot jantung, biasanya karena penyakit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusia yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusia yang sering disebut sebagai masa pubertas yaitu masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa. Pada tahap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan 2011 yang memenuhi kriteria inklusi, dismenorea adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dan 2011 yang memenuhi kriteria inklusi, dismenorea adalah salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan lima belas studi utama yang diterbitkan antara tahun 2002 dan 2011 yang memenuhi kriteria inklusi, dismenorea adalah salah satu masalah yang paling umum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mukosa rongga mulut merupakan lapisan epitel yang meliputi dan melindungi

BAB I PENDAHULUAN. Mukosa rongga mulut merupakan lapisan epitel yang meliputi dan melindungi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mukosa rongga mulut merupakan lapisan epitel yang meliputi dan melindungi rongga mulut. Lapisan ini terdiri dari epitel gepeng berlapis baik yang berkeratin maupun

Lebih terperinci

dari inti yang banyak mengandung lemak dan adanya infiltrasi sel makrofag. Biasanya ruptur terjadi pada tepi plak yang berdekatan dengan intima yang

dari inti yang banyak mengandung lemak dan adanya infiltrasi sel makrofag. Biasanya ruptur terjadi pada tepi plak yang berdekatan dengan intima yang Definisi Sindroma koroner akut adalah spektrum manifestasi akut dan berat yang merupakan keadaan kegawatdaruratan dari koroner akibat ketidakseimbangan antara kebutuhan oksigen miokardium dan aliran darah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai aktifitas salah satunya adalah belajar. Seseorang yang dikatakan remaja berada dalam usia 10 tahun sampai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dislipidemia A.1. Definisi Dislipidemia ialah suatu kelainan salah satu atau keseluruhan metabolisme lipid yang dapat berupa peningkatan ataupun penurunan profil lipid, meliputi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dismenore Primer Nyeri haid adalah keluhan ginekologis yang sering terjadi pada wanita. Nyeri saat haid menyebabkan ketidaknyamanan dalam aktifitas fisik sehari-hari. Keluhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. indeks pembangunan manusia suatu Negara. World Health Organization ( WHO )

BAB I PENDAHULUAN. indeks pembangunan manusia suatu Negara. World Health Organization ( WHO ) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Angka kematian ibu ( AKI ) merupakan salah satu indikator yang menggambarkan indeks pembangunan manusia suatu Negara. World Health Organization ( WHO )

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. atau gabungan keduanya (Majid, 2007). Penyakit jantung dan pembuluh darah

BAB 1 PENDAHULUAN. atau gabungan keduanya (Majid, 2007). Penyakit jantung dan pembuluh darah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh penyempitan pada lumen arteri koroner akibat arterosklerosis, atau spasme, atau gabungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dismenorea adalah nyeri selama menstruasi yang disebabkan oleh kejang otot uterus. 1 Pada saat menstruasi terjadi pengeluaran prostaglandin uterus yang menyebabkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hasil Penelitian Terdahulu Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ayu et al (2015), tentang hubungan derajat nyeri dismenorea terhadap penggunaan obat anti inflamasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Preeklamsia a) Definisi Preeklamsia Preeklamsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria akibat kehamilan, setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri haid atau dismenore merupakan keluhan yang sering dialami wanita

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri haid atau dismenore merupakan keluhan yang sering dialami wanita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nyeri haid atau dismenore merupakan keluhan yang sering dialami wanita saat menstruasi. Nyeri dirasakan pada perut bagian bawah, kadang-kadang disertai pusing, lemas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dermatitis alergika adalah suatu peradangan pada kulit yang didasari oleh reaksi alergi/reaksi hipersensitivitas tipe I. Penyakit yang berkaitan dengan reaksi hipersensitivitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Prevalensi penyakit terkait inflamasi di Indonesia, seperti rematik (radang sendi) tergolong cukup tinggi, yakni sekitar 32,2% (Nainggolan, 2009). Inflamasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kolesterol dan lemak dibutuhkan tubuh sebagai penyusun struktur membran sel dan bahan dasar pembuatan hormon steroid seperti progesteron, estrogen dan tetosteron. Kolesterol

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penderita DM di dunia diperkirakan berjumlah > 150 juta dan dalam 25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penderita DM di dunia diperkirakan berjumlah > 150 juta dan dalam 25 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penderita DM di dunia diperkirakan berjumlah > 150 juta dan dalam 25 tahun ini bertambah 2 kali lipat. Penderita DM mempunyai resiko terhadap penyakit kardiovaskular 2 sampai 5

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN 25 BAB 5 HASIL PENELITIAN Preparat jaringan yang telah dibuat, diamati dibawah mikroskop multinokuler dengan perbesaran 4x dan 10x. Semua preparat dapat dibaca berdasarkan tolok ukur skor tingkat peradangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semua perempuan mengalami menstruasi setiap bulan. Ada beberapa gangguan yang dialami oleh perempuan berhubungan dengan menstruasi diantaranya hipermenore, hipomenore,

Lebih terperinci

Istilah-istilah. gangguan MENSTRUASI. Skenario. Menstruasi Normal. Menilai Banyaknya Darah 1/16/11

Istilah-istilah. gangguan MENSTRUASI. Skenario. Menstruasi Normal. Menilai Banyaknya Darah 1/16/11 Skenario gangguan MENSTRUASI Rukmono Siswishanto SMF/Bagian Obstetri & Ginekologi RS Sardjito/ Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta Anita, wanita berumur 24 tahun datang ke tempat praktek karena sejak 3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan pada wanita usia reproduksi berupa implantasi jaringan

BAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan pada wanita usia reproduksi berupa implantasi jaringan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Endometriosis merupakan salah satu penyakit ginekologi yang sering ditemukan pada wanita usia reproduksi berupa implantasi jaringan (sel-sel kelenjar dan

Lebih terperinci

PENGATURAN JANGKA PENDEK. perannya sebagian besar dilakukan oleh pembuluh darah itu sendiri dan hanya berpengaruh di daerah sekitarnya

PENGATURAN JANGKA PENDEK. perannya sebagian besar dilakukan oleh pembuluh darah itu sendiri dan hanya berpengaruh di daerah sekitarnya MAPPING CONCEPT PENGATURAN SIRKULASI Salah satu prinsip paling mendasar dari sirkulasi adalah kemampuan setiap jaringan untuk mengatur alirannya sesuai dengan kebutuhan metaboliknya. Terbagi ke dalam pengaturan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak. menuju masa dewasa. Banyak perubahan-perubahan yang terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak. menuju masa dewasa. Banyak perubahan-perubahan yang terjadi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Banyak perubahan-perubahan yang terjadi dalam masa remaja ini, salah satu diantaranya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ataupun infeksi. Inflamasi merupakan proses alami untuk mempertahankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ataupun infeksi. Inflamasi merupakan proses alami untuk mempertahankan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Proses Terjadinya Inflamasi Inflamasi adalah salah suatu respon terhadap cedera jaringan ataupun infeksi. Inflamasi merupakan proses alami untuk mempertahankan homeostasis tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nyeri merupakan salah satu keluhan yang paling sering dijumpai dalam praktik dokter sehari-hari. Nyeri juga dapat diderita semua orang tanpa memandang jenis kelamin,

Lebih terperinci

[FARMAKOLOGI] February 21, Obat Anti Inflamasi Non Steroid ( OAINS ) Pada th/ sistomatis, tidak u/ th/ kausal. Ibuprofen, asam mefenamat,

[FARMAKOLOGI] February 21, Obat Anti Inflamasi Non Steroid ( OAINS ) Pada th/ sistomatis, tidak u/ th/ kausal. Ibuprofen, asam mefenamat, Obat Anti Inflamasi Non Steroid ( OAINS ) Obat anti inflamasi terbagi 2 : 1. Anti Inflamasi Non Steroid (AINS) Kronis, bekerja di saraf perifer Pada th/ sistomatis, tidak u/ th/ kausal Ex : Ibuprofen,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan jumlah penyandang diabetes cukup besar untuk tahun-tahun

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan jumlah penyandang diabetes cukup besar untuk tahun-tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan angka insidens dan prevalensi diabetes melitus (DM) tipe 2 di berbagai penjuru dunia. WHO

Lebih terperinci

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi.

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi. Nama : Hernawati NIM : 09027 Saya mengkritisi makalah kelompok 9 No 5 tentang siklus menstruasi. Menurut saya makalah mereka sudah cukup baik dan ketikannya juga sudah cukup rapih. Saya di sini akan sedikit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. laesa. 5 Pada kasus perawatan pulpa vital yang memerlukan medikamen intrakanal,

BAB 1 PENDAHULUAN. laesa. 5 Pada kasus perawatan pulpa vital yang memerlukan medikamen intrakanal, laesa. 5 Pada kasus perawatan pulpa vital yang memerlukan medikamen intrakanal, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflamasi pulpa dapat disebabkan oleh iritasi mekanis. 1 Preparasi kavitas yang dalam

Lebih terperinci