PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN IMPROVE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN IMPROVE"

Transkripsi

1 PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN IMPROVE PADA SISWA KELAS VIII-D MTs NEGERI LOANO TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Oleh Yulia Khayatul Mahmudah NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO 2017 i

2 ii

3 iii

4 MOTTO DAN PERSEMBAHAN iv

5 MOTTO Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai dari suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. (Qs. Al-Insyirah: 6-8) PERSEMBAHAN Ku persembahkan skripsi ini kepada: 1. Ibuku (Isnaiani Khayatun) dan bapakku (Gutomo) yang selalu memberikan kasih sayang, membesarkan, mendidik, senantiasa memberikan dorongan, semangat, dan do a yang tiada henti; 2. Nenek (Murtinah) dan Kakek (Alm. Muhyidin) yang membesarkan, mendidik dengan penuh kesabaran dan kasih sayang.. v

6 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, karunia, dan hidayah-nya sehingga skripsi yang berjudul Peningkatan Pemahaman Konsep dan Komunikasi Matematis dengan Model Pembelajaran IMPROVE Pada Siswa Kelas VIII-D MTs Negeri Loano Tahun Pelajaran 2017/2018 ini dapat diselesaikan. Keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penyusun menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada: 1. Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan izin dan rekomendasi kepada penulis mengadakan penelitian untuk penyusunan skripsi ini. 2. Ketua program studi Pendidikan Matematika, yang telah memberikan perhatian dan dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 3. Drs. H. Supriyono, M.Pd., selaku Pembimbing I yang telah banyak membimbing dan mengarahkan, memotivasi dengan penuh kesabaran dan mengoreksi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 4. Erni Puji Astuti, M.Pd., selaku Pembimbing II yang telah banyak membimbing dan mengarahkan, memotivasi dengan penuh kesabaran dan tidak mengenal lelah, serta mengoreksi skripsi ini dengan penuh ketelitian sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. vi

7 vii

8 ABSTRAK Yulia Khayatul Mahmudah Peningkatan Pemahaman Konsep dan Komunikasi Matematis Siswa dengan Model Pembelajaran IMPROVE Pada Siswa Kelas VIII-D MTs Negeri Loano Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi. Pendidikan Matematika. FKIP, Universitas Muhammadiyah Purworejo Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan: (1) pemahaman konsep siswa; (2) Komunikasi matematis siswa dengan menggunakan model pembelajaran IMPROVE. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Tahap penelitian ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Tindakan pelaksanaan dalam 2 siklus dengan masing-masing siklus terdiri dari 3 pertemuan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-D MTs Negeri Loano tahun pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 32 siswa. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, tes, dan dokumentasi. Teknik analisis data deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan model pembelajaran IMPROVE dapat meningkatkan 1) pemahaman konsep ditunjukkan dengan perolehan hasil tes evaluasi pemahaman konsep pada siklus I dengan rerata persentase yaitu 41,9% dalam kategori kurang sekali, dengan memberikan latihan-latihan soal tentang fungsi kemudian meningkat menjadi 80,6% dalam kategori baik pada siklus II. 2) komunikasi matematis siswa ditunjukkan dengan perolehan hasil observasi komunikasi matematis pada siklus I sebesar 44,5% dalam kategori kurang sekali, dengan membimbing siswa menggunakan pertanyaan yang membangun pengetahuan agar siswa berani mengungkapkan pendapatnya atau menjawab pertanyaan. Kemudian meningkat menjadi 79,5% dalam kategori baik pada siklus II Dengan demikian model pembelajaran IMPROVE dapat meningkatkan pemahaman konsep dan komunikasi matematis siswa. Kata kunci: pemahaman konsep, komunikasi matematis, IMPROVE viii

9 DAFTAR ISI Halaman JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii PERNYATAAN... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v PRAKATA... vi ABSTRAK... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah... 5 C. Batasan Masalah... 6 D. Rumusan Masalah... 7 E. Tujuan Penelitian... 7 F. Manfaat Penelitian... 7 BAB II KAJIAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA... 9 A. Kajian Teori... 9 B. Penelitian Yang Relevan C. Kerangka Berpikir D. Hipotesis Tindakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Tempat dan Waktu Penelitian C. Subjek dan Objek Penelitian D. Desain Penelitian E. Teknik Pengumpulan Data F. Teknik Uji Validitas Data G. Teknis Analisis Data H. Indikator Keberhasilan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data B. Analisis Data C. Pembahasan Hasil Penelitian BAB V PENUTUP A. Simpulan B. Saran-saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ix

10 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Jadwal Waktu Penelitian Tabel 2. Kriteria Analisis Data Hasil Observasi Komunikasi Matematis Siswa Menggunakan Model Pembelajaran IMPROVE Tabel 3. Kriteria Analisis Data Hasil Tes Pemahaman Konsep Menggunakan Model Pembelajaran IMPROVE Tabel 4. Hasil Observasi Komunikasi Matematis Siklus I Tabel 5. Hasil Tes Pemahaman Konsep Siklus I Tabel 6. Hasil Observasi Komunikasi Matematis Siklus II Tabel 7. Hasil Tes Pemahaman Konsep Siklus II Tabel 8. Persentase Setiap Indikator Pemahaman Konsep Siklus I dan Siklus Ii Tabel 9. Persentase Hasil Observasi Komunikasi Matematis Siklus I dan Siklus Ii x

11 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Hasil pekerjaan siswa... 3 Gambar 2. Bagan kerangka berpikir Gambar 3. Alur pelaksanaan tindakan kelas Gambar 4. Suasana kelas ketika peneliti menyampaikan materi Gambar 5. Siswa saat berdiskusi Gambar 6. Hasil diskusi siswa Gambar 7. Siswa menuliskan dan mempresentasikan jawabannya Gambar 8. Hasil diskusi siswa Gambar 9. Peneliti menyampaikan materi Gambar 10. Siswa berdiskusi Gambar 11. Siswa menulis dan mempresentasikan hasil diskusinya Gambar 12. Hasil pekerjaan siswa Gambar 13. Siswa mempresentasikan hasil diskusinya Gambar 14. Hasil diskusi siswa Gambar 15. Diagram persentase peningkatan komunikasi matematis siswa Gambar 16. Diagram persentase peningkatan pemahaman konsep xi

12 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Perangkat Pembelajaran Silabus Pembelajaran RPP Siklus I RPP Siklus II Lampiran 2. Instrumen Penelitian Kisi-kisi Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran IMPROVE Kisi-kisi Lembar Observasi Komunikasi Matematis Uji Validasi Observasi Komunikasi Matematis Siswa Kisi-kisi Soal Tes Siklus I Validator Instrumen Soal Pemahaman Konsep Siklus I Soal dan Kunci Jawaban Tes Siklus I Pedoman Penilaian Tes Pemahaman Konsep Siklus I dan Siklus II Kisi-kisi Soal Tes Siklus II Validator Instrumen Soal Pemahaman Konsep Siklus II Soal dan Kunci Jawaban Tes Siklus II Lampiran 3. Data Hasil Penelitian Analisis Komunikasi Matematis Siswa Siklus I Pertemuan Analisis Komunikasi Matematis Siswa Siklus I Pertemuan Rekapitulasi Hasil Observasi Komunikasi Matematis Siswa Analisis Komunikasi Matematis Siswa Siklus II Pertemuan Analisis Komunikasi Matematis Siswa Siklus II Pertemuan Rekapitulasi Hasil Observasi Komunikasi Matematis Siswa Analisis Tes Pemahaman Konsep Siklus I Analisis Tes Pemahaman Konsep Silkus II Lampiran 4. Dokumentasi Daftar Nama Siswa Daftar Hadir Siswa Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika dengan Penerapan Model Pembelajaran IMPROVE Lembar Observasi Komunikasi Matematis Lembar Jawaban Soal Tes Siswa Siklus I Lembar Jawaban Soal Tes Siswa Siklus II Dokumentasi Foto Lampiran 5. Administrasi Surat Izin Penelitian Surat Keterangan xii

13 Surat Penetapan Dosen Pembimbing Kartu Bimbingan xiii

14 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sesuatu yang penting dan mendasar yang dimiliki setiap individu guna memajukan kehidupan suatu Bangsa. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang diberikan di setiap jenjang pendidikan. Untuk itu diperlukan penguasaan matematika sejak dini, sehingga dapat membekali peserta didik untuk meningkatkan kemampuan berpikir logis, analisis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Hal ini disebabkan karena matematika sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu dari tujuan pendidikan matematika adalah siswa mampu memahami konsep matematika sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Dengan pemahaman siswa maka dapat mengerti suatu konsep yang diajarkan. Pemahaman konsep merupakan salah satu kemampuan matematis yang harus dimiliki siswa. Dalam pembelajaran matematika siswa tidak hanya menghafal rumus tetapi siswa harus memahami konsepnya. Jika siswa paham konsep maka siswa dapat mengkaitkan antar konsep dan mengaplikasikanya dalam suatu pemecahan masalah. Pemahaman konsep yang baik dapat dicapai dengan cara aktif belajar dan mengerjakan soal-soal latihan. Kurangnya pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran matematika dapat mengakibatkan prestasi belajar yang rendah. 1

15 2 Selain pemahaman konsep ada aspek lain yang harus dimiliki siswa untuk menunjang keberhasilan matematika, yaitu komunikasi matematis. Greenes dan Schulman (1996) mengatakan, komunikasi matematik merupakan: (1) kekuatan sentral bagi siswa dalam merumuskan konsep dan strategi matematik, (2) modal keberhasilan bagi siswa terhadap pendekatan dan penyelesaian dalam eksplorasi dan investigasi matematik, (3) wadah bagi siswa dalam berkomunikasi dengan temannya untuk memperoleh informasi, membagi pikiran dan penemuan, curah pendapat, menilai dan mempertajam ide. Melalui komunikasi matematis siswa dapat mengajukan pertanyaan, menyatakan gagasan dan menyampaikan pendapat. Komunikasi matematis mempunyai peranan penting dalam membangun pengetahuan matematika serta mengembangkan pemahaman konsep. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran matematika di MTs Negeri Loano pada kelas VIII-D, siswa mengalami berbagai masalah. Metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran adalah metode langsung. Proses pembelajaran diawali dengan menyampaikan kompetensi atau tujuan pembelajaran yang harus dicapai, selanjutnya guru menjelaskan materi. Setelah semua materi selesai, guru memberikan beberapa contoh soal yang dibahas bersama-sama. Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya jika ada yang belum paham. Sebagai akhir pembelajaran guru memberikan soal latihan kepada siswa.

16 3 Gambar 1. Hasil Jawaban Siswa Dari jawaban tersebut terlihat bahwa siswa belum paham materi pra syarat. Dalam soal tersebut materi pra sayaratnya adalah operasi bilangan bulat. Siswa masih bingung mengaplikasikan konsep yang telah dipelajari, ketelitian dan penyampaian ide atau gagasan baik secara lisan maupun tertulis dalam pemecahan masalah juga masih rendah. Kemampuan siswa masih kurang dalam hal mengkaitkan antar konsep yang digunakan untuk menyelesaikan soal-soal yang diberikan. Siswa tidak berinisiatif mencoba menyelesaikan soal sendiri, dan siswa mengulur-ulur waktu sampai akhir jam pelajaran sehingga soal latihan yang diberikan tidak diselesaikan sebagaimana mestinya. Hal ini menandakan bahwa pemahaman konsep matematika siswa masih kurang. Lemahnya kemampuan siswa dalam mengemukakan ide dan mengungkapkan gagasan baik secara lisan maupun tertulis menandakan bahwa komunikasi matematis siswa masih rendah. Kurangnya pemahaman konsep dan komunikasi matematis berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk

17 4 mengadakan penelitian tentang pembelajaran matematika untuk meningkatkan pemahaman konsep dan kemampuan matematis siswa. Berdasarkan permasalahan tersebut upaya yang dapat dilakukan untuk menyikapinya adalah dengan melalui pemilihan model atau strategi yang tepat dalam pembelajaran matematika. Salah satunya yaitu menggunakan model IMPROVE. Salah satu strategi yang didasarkan pada teori kognisi dan metakognisi sosial. Model IMPROVE (Introducing the new concept, Metacognitive questioning, Practicing, Reviewing and reducing difficulties, Obtaining Mastery, Verification, and Enrichment). Model ini memiliki tiga komponen independen, yaitu aktivitas metakognitif, interaksi dengan teman sebaya, dan kegiatan sistematik dari umpan-balik-perbaikan-pengayaan. Model IMPROVE merupakan model yang setiap kata dalam akronimnya merupakan langkah pembelajaran. Menurut Mevarech dan Kramarsky (Miftakhul Huda: 2013) penjabaran dari akronim tersebut mempresentasikan semua tahap dalam model ini, yaitu: mengantarkan konsep baru, pertanyaan metakognitif, latihan, mereview dan mengurangi kesulitan, penguasaan materi, melakukan verifikasi dan pengayaan. Dengan model tersebut diharapkan pemahaman konsep dan komunikasi matematis siswa meningkat dari sebelumnya, maka perlu diadakan penelitian untuk mengetahui hal tersebut. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah di MTs Negeri Loano, diantaranya:

18 5 1. Pemilihan pendekatan pembelajaran yang kurang tepat, karena proses pembelajaran yang dilakukan masih berpusat pada guru. 2. Siswa kurang kreatif dalam memecahkan masalah matematika, hal ini ditunjukkan dengan siswa tidak bisa menghasilkan pemecahan masalah yang sesuai dengan soal, hanya mengikuti contoh-contoh penyelesaian yang diberikan guru. 3. Kesulitan siswa dalam mengerjakan soal, dimungkinkan karena siswa enggan memahami soal-soal latihan terlebih dahulu. 4. Kesulitan siswa dalam mengkomunikasikan pengetahuannya mengenai rumus, simbol matematis maupun penyelesaian masalah matematika. 5. Kesulitan siswa untuk mengkaitkan antar konsep dan mengaplikasikan konsep dalam pemecahan masalah, disebabkan karena kurangnya pemahaman konsep. C. Batasan Masalah Batasan masalah yang dijadikan acuan dalam penelitian ini : 1. Pemahaman konsep yang akan diteliti merupakan pemahaman konsep siswa dalam mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam pemecahan masalah. 2. Komunikasi matematis dalam penelitian ini dibatasi pada penyampaian ide atau gagasan matematika secara lisan maupun tertulis. 3. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembalajaran IMPROVE.

19 6 4. Subjek yang menjadi pembahasan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-D MTs Negeri Loano. Dari batasan masalah yang telah diuraikan, maka peneliti dalam penelitian ini mengambil judul Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Komunikasi Matematis Siswa dengan Model IMPROVE. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana peningkatan pemahaman konsep melalui model IMPROVE siswa kelas VIII-D MTs Negeri Loano? 2. Bagaimana peningkatan komunikasi matematis melalui model IMPROVE siswa kelas VIII-D MTs Negeri Loano? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui bagaimana proses peningkatan pemahaman konsep dengan model IMPROVE pada siswa kelas VIII-D MTs Negeri Loano. 2. Mengetahui bagaimana proses peningkatan komunikasi matematis dengan model IMPROVE pada siswa kelas VIII-D MTs Negeri Loano. F. Manfaat Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka manfaat penelitian ini sebagai berikut:

20 7 1. Bagi siswa a. Memberi pengalaman kepada siswa tentang pembelajaran yang tidak hanya berpusat pada guru dan memberikan pengalaman belajar siswa dengan menggunakan model IMPROVE yang dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa. b. Meningkatkan pemahaman konsep dan komunikasi matematis siswa dalam pembelajaran matematika. 2. Bagi guru a. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman konsep dan komunikasi matematis siswa. b. Memotivasi guru untuk melakukan inovasi terhadap kegiatan pembelajaran. 3. Bagi sekolah a. Memberikan sumbangan yang baik bagi lembaga pendidikan dalam rangka perbaikan pembelajaran matematika dan peningkatan mutu sekolah. b. Dapat dijadikan sebagai masukan dan motivasi para guru dalam meningkatkan kualitas siswa pada pemahaman konsep matematika dan komunikasi matematis. 4. Bagi peneliti Untuk mengetahui kontribusi pembelajaran matematika dengan model IMPROVE terhadap pemahaman konsep dan komunikasi matematis siswa.

21 8 BAB II KAJIAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pemahaman Konsep Pemahaman adalah ketika seseorang dapat mengerti sesuatu yang sedang dipelajari atau diamati. Pemahaman menurut Bloom dalam Ahmad Susanto (2013: 6) diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman menurut Bloom adalah seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang sering ia rasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan. Rosser dalam Syaiful Sagala (2014: 73) menyatakan bahwa konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili satu kelas objek-objek, kejadiankejadian, kegiatan-kegiatan, atau hubungan-hubungan yang mempunyai atribut-atribut yang sama. Konsep ini merupakan suatu hal yang abstrak untuk mewakili suatu keadaan ataupun kejadian. Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa, dan pengalaman yang di abstraksi. Sedangkan menurut Dorothy J. Skeel dalam Ahmad Susanto (2016: 8) konsep merupakan suatu yang tergambar dalam pikiran, suatu pemikiran, gagasan, atau suatu pengertian. Berarti konsep merupakan suatu yang telah melekat di dalam hati dan pikiran seseorang sebagai suatu 8

22 9 gagasan atau pengertian. Jadi, konsep adalah suatu abstraksi yang melekat dalam hati dan pikiran yang mewakili satu kelas objek-objek, suatu pengertian atau hubungan- hubungan yang mempunyai atribut yang sama. Hamzah B. Uno dalam Finanda Rizki Sahati (2015) pemahaman konsep merupakan kompetensi yang ditunjukkan oleh siswa dalam memahami konsep dan dalam melakukan prosedur (algoritma) secara luwes, akurat, efisien, dan tepat. Maka dari itu siswa harus memiliki kemampuan pemahaman konsep yang baik. Agar siswa mampu memahami setiap konsep dalam materi pembelajaran dan mampu mengungkapkan kembali konsep tersebut. Sehingga dapat meningkatkan prestasi siswa. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa pemahaman konsep adalah kompetensi siswa dalam memahami berbagai konsep dalam pembelajaran matematika dan mampu mengemukakan kembali konsep tersebut dalam bentuk yang lebih mudah dimengerti dengan bahasanya sendiri serta mampu mengaplikasikan konsep tersebut. Keberhasilan pembelajaran matematika tidak terlepas dari kemampuan pemahaman konsep. Dalam pembelajaran matematika sebagai prasyarat memahami konsep adalah memahami materi sebelumnya. Jika siswa memahami konsep, maka siswa mampu mengemukakan kembali konsep tersebut dengan bahasanya sendiri. Pemahaman konsep merupakan salah satu indikator penting yang harus dikuasai siswa untuk mempelajari materi selanjutnya.

23 10 Sebagai indikator bahwa siswa dapat dikatakan paham terhadap konsep matematika, menurut Salimi dalam Ahmad Susanto (2015: 209) sebagai berikut. a. Mendefinisikan konsep secara verbal dan tulisan b. Membuat contoh dan noncontoh penyangkal c. Mempresentasikan suatu konsep dengan model, diagram, dan simbol d. Mengubah suatu bentuk representasi ke bentuk lain e. Mengenal berbagai makna dan interpretasi konsep f. Mengidentifikasi sifat-sifat suatu konsep dan mengenal syaratsyarat yang menentukan suatu konsep g. Membandingkan dan membedakan konsep-konsep Kilpatrik, dkk dalam Lestari & Yudhanegara (2016: 83) pemahaman konsep ialah kemampuan berkenaan dengan memahami ide-ide matematika yang menyeluruh dan fungsional. Indikator pemahaman konsep yaitu: a. Menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari; b. Mengklasifikasikan objek- objek berdasarkan konsep matematika c. Menerapkan konsep secara algoritma d. Memberikan contoh atau kontra contoh dari konsep yang dipelajari e. Menyajikan konsep dalam berbagai representasi f. Mengaitkan berbagai konsep matematika secara internal atau eksternal Dalam penelitian ini, indikator kemampuan pemahaman konsep yang akan digunakan, antara lain: a. Menyatakan ulang sebuah konsep: menyatakan kembali konsep yang dipelajari menurut bahasa siswa; b. Mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan konsepnya): siswa belajar suatu materi dimana siswa mampu

24 11 mengelompokkan suatu objek dari materi tersebut dengan sifat-sifat yang ada pada konsep; c. Membuat contoh dan non-contoh penyangkal: siswa dapat mengerti suatu contoh yang benar dari suatu materi dan dapat mengerti mana contoh yang kurang tepat. d. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis: menyajikan konsep kedalam bentuk matematis, diagram, dan tabel; e. Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu: siswa mampu menyelesaikan soal dengan tepat sesuai dengan langkah-langkah yang benar. 2. Komunikasi Matematis Komunikasi merupakan pesan yang disampaikan oleh seseorang melalui media ke orang lain dan terjadi timbal balik. Menurut Ahmad Susanto (2016: 213) Komunikasi, secara umum dapat diartikan sebagai suatu cara untuk menyampaikan suatu pesan ke penerima pesan untuk memberitahu, pendapat, atau perilaku baik langsung secara lisan maupun tak langsung melalui media. Adapun komunikasi matematis dapat diartikan sebagai suatu peristiwa dialog atau saling berhubungan yang terjadi di lingkungan kelas, dimana terjadi pengalihan pesan, dan pesan yang dialihkan berisikan tentang materi matematika yang dipelajari siswa. Cara pengalihan pesan dapat secara lisan maupun tertulis. Kramarski dalam Ansari (2016: 15) menyebutkan komunikasi matematik sebagai penjelasan verbal dari penalaran matematik yang

25 12 diukur melalui tiga dimensi yaitu kebenaran (correctness), kelancaran dalam memberikan bermacam-macam jawaban benar dan representasi matematik, dalam bentuk formal, visual, persamaan aljabar, dan diagram. Dalam pembelajaran matematika kemampuan komunikasi perlu ditumbuhkembangkan pada siswa. Karena melalui komunikasi yang baik dapat mengkondisikan siswa untuk memperoleh informasi yang diperlukan. Sullivan & Mousley dalam Ansari (2016: 16) mempertegas bahwa komunikasi matematik bukan hanya sekedar menyatakan ide melalui tulisan tetapi lebih luas lagi yaitu kemampuan siswa dalam hal bercakap, menjelaskan, menggambarkan, mendengar, menanyakan, klarifikasi, bekerja sama (sharing), menulis, dan akhirnya melaporkan. Komunikasi matematis yang harus dimiliki siswa adalah kemampuan komunikasi tertulis dan kemampuan komunikasi lisan. Komunikasi tertulis siswa mampu menyatakan ide atau konsep dalam bentuk tulisan, sedangkan komunikasi matematis lisan siswa mampu mempresentasikan ide atau konsep. Matematika sebagai alat komunikasi merupakan pengembangan bahasa dan simbol untuk mengkomunikasikan ide matematik, sebagaimana dikemukakan oleh NCTM dalam Ansari (2016: 14) sebagai berikut: a. Mengungkapkan dan menjelaskan pemikiran mereka tentang ide matematik dan hubungannya, b. Merumuskan definisi matematik dan membuat generalisasi yang diperoleh melalui investigasi (penemuan), c. Mengungkapkan ide matematik secara lisan dan tulisan, d. Membaca wacana matematika dengan pemahaman,

26 13 e. Menjelaskan dan mengajukan serta memperluas pertanyaan terhadap matematika yang telah dipelajarinya, dan f. Menghargai keindahan dan kekuatan notasi matematik, serta perannya dalam mengembangkan ide/gagasan matematik. Lestari & Yudhanegara (2016: 81) kemampuan komunikasi matematis adalah kemampuan menyampaikan gagasan atau ide matematis, baik secara lisan maupun tulisan serta kemampuan memahami dan menerima gagasan atau ide orang lain secara cermat, analitis, kritis, dan evaluative untuk mempertajam pemahman. Menurut Lestari & Yudhanegara (2016: 81) indikator kemampuan komunikasi matematis di antaranya: a. Menghubungkan benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide matematika. b. Menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika secara lisan atau tulisan, dengan benda, gambar, grafik, dan aljabar. c. Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa matematika. d. Mendengarkan, diskusi, dan menulis tentang matematika. e. Membaca dengan pemahaman suatu presentasi matematika tertulis. f. Menyusun pertanyaan matematika yang relevan dengan situasi masalah. g. Membuat konjektur, menyusun argument, merumuskan definisi dan generalisasi. Berdasarkan teori di atas tentang komunikasi matematis, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa komunikasi matematis siswa adalah suatu kegiatan dialog, menjelaskan, menggambarkan, mendengarkan, menanyakan, klarifikasi, bekerja sama, dan menulis tentang materi matematika yang dipelajari siswa. Komunikasi matematis merupakan aspek dasar matematika yang sangat diperlukan agar siswa mampu mengkomunikasikan pemikirannya dengan baik dengan guru maupun

27 14 siswa lainnya. Adapun indikator kemampuan komunikasi matematis yang akan digunakan peneliti untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa adalah sebagai berikut : a. Menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika secara lisan atau tulisan, dengan benda, gambar, grafik, dan aljabar. b. Menjelaskan dan mengajukan serta memperluas pertanyaan terhadap matematika yang telah dipelajarinya. c. Merumuskan definisi matematik dan membuat generalisasi yang diperoleh melalui investigasi (penemuan). d. Mengungkapkan dan menjelaskan pemikiran mereka tentang ide matematik dan hubungannya. 3. Model Pembelajaran IMPROVE a. Pengertian Aris Sohimin (2014: 83) model pembelajaran IMPROVE merupakan singkatan dari Introducing the new concept, Metacognitive questioning, Practicing, Reviewing and reducing difficulties, Obtaining Mastery, Verification, and Enrichment. Model ini memiliki tiga komponen independen, yaitu aktivitas metakognitif, interaksi dengan teman sebaya, dan kegiatan sistematik dari umpan-balik-perbaikanpengayaan. b. Langkah-langkah Aris Sohimin (2014: 83) langkah-langkah model pembelajaran IMPROVE dijabarkan melalui tujuh tahapan sebagai berikut:

28 15 1) Introducing the new concept. Guru memberikan konsep baru melalui pertanyaan-pertanyaan yang membangun pengetahuan siswa. 2) Metacognitive questioning. Guru memberikan pertanyaanpertanyaan metakognitif kepada siswa terkait materi. 3) Practicing. Siswa berlatih memecahkan permasalahan yang diberikan oleh guru. 4) Reviewing and reducing difficulties. Guru memberikan review terhadap kesalahan-kesalahan yang dihadapi siswa pada saat latihan. 5) Obtaining Mastery. Melakukan tes pada pertemuan berikutnya untuk mengetahui penguasaan materi siswa. 6) Verification. Melakuka verifikasi untuk mengetahui siswa mana yang mencapai batas kelulusan dan siswa mana yang belum mencapai batas kelulusan. 7) Enrichment. Pengayaan terhadap siswa yang belum mencapai batas kelulusan. Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran menggunakan model pembelajaran IMPROVE, langkah-langkah pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut. 1) Guru membimbing siswa menemukan suatu konsep dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada penemuan suatu konsep. 2) Guru menggunakan pertanyaan tipe metakognisi agar siswa menemukan suatu konsep baru secara mandiri. 3) Guru memberikan latihan kepada siswa secara individu dan siswa berlatih menjawab pertanyaan metakognisi dalam menyelesaikan soal. 4) Guru melakukan pengulasan atau pembahasan terhadap kesulitankesulitan yang dialami siswa sewaktu memahami materi atau menjawab soal-soal.

29 16 5) Guru memberikan tes untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa. 6) Guru mengevaluasi dan mengidentifikasi siswa yang menguasai materi dan siswa yang belum menguasai materi dengan melihat hasil tes yang telah diberikan pada tahap sebelumnya. 7) Guru memberikan respon terhadap hasil verifikasi yaitu dengan sehingga memberikan soal pengayaan kepada siswa. c. Kelebihan dan kekurangan Adapun kelebihan dan kekurangan penggunaan model pembelajaran IMPROVE menurut Aris Shoimin (2014: 84) adalah B. Tinjuan Pustaka 1) Kelebihan a) Peserta didik lebih aktif karena terdapat latihan-latihan sehingga leluasa untuk mengeksploitasi ide-idenya. b) Suasana pembelajaran tidak membosankan karena banyak tahapan yang dilakukan peserta didik. c) Adanya penjelasan di awal dan latihan-latihan membuat peserta didik lebih memahami materi. 2) Kekurangan a) Guru harus mempunyai strategi khusus agar semua peserta didik dapat mengikuti langkah-langkah yang ada dalam model pembelajaran ini. b) Kemampuan peserta didik tidak sama dalam menyelesaikan permasalahan ataupun menjawab pertanyaan yang diberikan sehingga diperlukan bantuan dan bimbingan khusus oleh guru. c) Tidak semua peserta didik mempunyai kemampuan dalam mencatat informasi yang didengarkan secara lisan. Suatu penelitian akan lebih akurat jika berorientasi pada pengalaman penelitian yang serupa dengan penelitian tersebut. Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dikemukakan beberapa hasil penelitian yang berkaitan dengan model pembelajaran IMPROVE dan

30 17 variabel yang ditingkatkan adalah pemahaman konsep dan komunikasi matematis. Yuli Suryanto (2014) melakukan penelitian tentang Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep Dan Komunikasi Belajar Matematika Siswa Melalui Strategi Pembelajaran Concept Mapping Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 03 Colomadu, jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, menyatakan ada peningkatan pemahman konsep dan komunikasi matematis siswa pada siklus II. Pada pemahaman konsep belajar matematika siswa terjadi peningkatan setelah diterapkannya strategi pembelajaran Concept Mapping. Terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II sesuai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Kemampuan siswa memberikan contoh dan bukan contoh dari suatu konsep ada 5 siswa setelah tindakan putaran II ada 20 siswa. Kemampuan siswa dalam menuliskan rumus dengan tepat ada 7 siswa setelah tindakan putaran II ada 25 siswa. Kemampuan siswa dalam mengaplikasikan rumus dengan tepat ada 6 siswa setelah tindakan putaran II ada 25 siswa. Dari penelitian ini peneliti terinspirasi untuk melakukan penelitian tentang variabel pemahaman konsep. Sedangkan pada komunikasi matematis siswa terjadi peningkatan setelah diterapkannya strategi pembelajaran Concept Mapping. Kemampuan siswa dalam mengemukakan ide matematika dengan berbicara ada 5 siswa setelah tindakan putaran II ada 24. Kemampuan siswa dalam mengungkapkan gagasan melalui symbol, tabel, diagram atau gambar ada 6 siswa setelah tindakan putaran II ada 22 siswa dengan kategori baik, pada komunikasi

31 18 matematis tertulis terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 15,92% dengan kategori baik. Dari penelitian ini peneliti terinspirasi untuk melakukan penelitian tentang variabel komunikasi matematis. Syelfia Dewimarni (2017) melakukan penelitian tentang Kemampuan Komunikasi Dan Pemahaman Konsep Aljabar Linier Mahasiswa Universitas Putra Indonesia YPTK Padang. Bentuk penelitian Syelfia adalah penelitian deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian bahwa untuk kemampuan komunikasi 63,58% mahasiswa secara keseluruhan, 50,05% mahasiswa yang berkemampuan tinggi, dan 50% mahasiswa berkemampuan rendah mampu membuat sajian visual atau gambar untuk memperjelas permasalahan dan memfasilitasi penyelesaiannya. Untuk pemahaman konsep mahasiswa secara keseluruhan 65,44%, mahasiswa yang berkemampuan tinggi 81,34%, mahasiswa berkemampuan rendah 46,29% mempunyai pemahaman konsep mampu menjelaskan konsep dengan benar dan menggunakan konsep dengan benar. Dari penelitian ini peneiti terinspirasi untuk melakukan penelitian tentang variabel pemahaman konsep. Hawa Liberna (2012) melakukan penelitian tentang Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Melalui Penggunaan Metode Improve Pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Di Kelas VIII SMPN 248 Jakarta. Penelitian Hawa Liberna adalah penelitian quasi eksperimen. Hasil dari penelitian Hawa Liberna diperoleh nilai t hitung adalah dan taraf nyata 0.05 diperoleh nilai t tabel adalah maka t hitung lebih besar dari t tabel. Hasil ini menunjukkan bahwa penerapan metode improve

32 19 lebih baik dengan metode konvensional. Dari penelitian ini peneliti terinspirasi menggunakan metode improve untuk meningkatkan pemahman konsep dan komunikasi matematis siswa. C. Kerangka Berpikir Untuk meningkatkan prestasi belajar matematika yang baik salah satunya dengan meningkatkan pemahaman konsep dan komunikasi matematis. Dalam pemahaman konsep tidak terlepas dari komunikasi matematis, karena pemahaman konsep secara individu maupun berkelompok digunakan komunikasi matematis untuk memaparkan hasil pemahaman konsep baik secara lisan maupun tertulis. Dalam berkomunikasi akan terjadi pertukaran ide dan pemikiran antarsiswa. Hal ini akan memberikan kesempatan siswa untuk membangun pemahaman konsep dan menghindari kesalahan konsep siswa dalam pembelajaran matematika. Percakapan antarsiswa dan guru juga akan mendorong atau memperkuat pemahaman yang mendalam akan konsep-konsep matematika. Indikator pemahaman konsep yaitu menyatakan ulang sebuah konsep, mengklasifikasikan objek-objek, memberi contoh dan non-contoh penyangkal dari konsep, menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis, mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep, mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam pemecahan masalah. Sedangkan indikator komunikasi matematis yaitu mengungkapkan ide matematik secara lisan dan tulisan, menjelaskan dan mengajukan serta memperluas pertanyaan terhadap matematika yang telah dipelajarinya,

33 20 merumuskan definisi matematik dan membuat generalisasi yang diperoleh melalui investigasi (penemuan), mengungkapkan dan menjelaskan pemikiran mereka tentang ide matematik dan hubungannya. Berdasarkan indikator di atas, untuk meningkatkan pemahaman konsep dan komunikasi matematis maka diperlukan model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran IMPROVE adalah salah satu model pembelajaran yang mendorong siswa dapat menemukan sendiri suatu konsep. Siswa diberikan pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada penemuan suatu konsep, dengan ini diharapkan pemahaman siswa terhadap suatu konsep dapat bertahan lebih lama karena siswa turut aktif menemukan dan memahami konsep baru. Merumuskan definsi dan membuat generalisasi yang diperoleh melalui investigasi (penemuan). Kemudian melakukan pengulasan atau pembahasan terhadap kesulitan-kesulitan yang dialami siswa sewaktu memahami materi atau menjawab soal-soal, hal ini dapat dilakukan dengan diskusi kelas. Model pembelajaran ini memiliki kelebihan yaitu Peserta didik lebih aktif karena terdapat latihan-latihan sehingga leluasa untuk mengeksploitasi ide-idenya, suasana pembelajaran tidak membosankan karena banyak tahapan yang dilakukan peserta didik dan adanya penjelasan di awal dan latihanlatihan membuat peserta didik lebih memahami materi. Diharapkan dengan menggunakan model pembelajaran IMPROVE siswa ikut terlibat aktif dalam pembelajaran matematika. Dengan demikian pemahaman konsep dan komunikasi matematis meningkat. Adanya peningkatan pemahaman konsep

34 21 dan komunikasi matematis maka diharapkan prestasi belajar siswa juga akan meningkat. Gambar 2.Bagan Kerangka Berpikir D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan tinjauan pustaka, pendapat para ahli dan kerangka berpikir yang telah dikemukakan, maka hipotesis penelitian ini yaitu. 1. Penerapan model pembelajaran IMPROVE dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa pada kelas VIII D MTs Negeri Loano tahun pelajaran 2017/2018.

35 22 2. Penerapan model pembelajaran IMPROVE dapat meningkatkan komunikasi matematis siswa pada kelas VIII D MTs Negeri Loano tahun pelajaran 2017/2018.

36 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitan ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). PTK tertuju mengenai hal-hal yang terjadi dalam kelas. Suharsimi Arikunto (2008:3) menjelaskan Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. PTK disebut sebagai penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran dan hasil yang diharapkan. Tindakan yang direncanakan dalam penelitian ini berupa penerapan model IMPROVE untuk meningkatkan pemahaman konsep dan komunikasi matematis siswa kelas VIII-D MTs N Loano. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII-D MTs N Loano yang terletak di Kelurahan Banyuasin Kembaran Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo. 2. Waktu Penelitian Waktu dilaksanakannya penelitian ini yaitu mulai dari bulan Maret sampai dengan bulan Agustus Rincian waktu sebagai berikut. 23

37 24 No Tabel 1. Jadwal Penelitian Kegiatan 1. Tahap persiapan a. Observasi di sekolah yang bersangkutan b. Memilih masalah, merumuskan masalah dan pengajuan judul c. Penyusunan proposal d. Penyusunan instrumen penelitian. 2. Tahap pelaksanaan penelitian, pengumpulan data dan analisis data. Waktu Maret 2017 Maret 2017 April Mei 2017 Juni 2017 Juli Agustus Tahap penyelesaian Penyusunan laporan hasil penelitian Agustus 2017 C. Subjek Dan Objek Penelitian Subjek yang diteliti adalah siswa kelas VIII-D semester I MTs N Loano Tahun Pelajaran 2017/2018. Jumlah siswa 32 terdiri dari 26 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan. Objek penelitian ini adalah keseluruhan proses dan hasil pembelajaran matematika dengan menggunakan penerapan model pembelajaran IMPROVE untuk meningkatkan pemahaman konsep dan komunikasi matematis siswa kelas VIII-D MTs N Loano tahun pelajaran 2017/2018. D. Desain Penelitian Penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) ini merupakan penelitian yang dilakukan secara langsung oleh peneliti. Kegiatan penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kolaboratif dan parsipatif karena

38 25 adanya kerjasama antara peneliti dengan guru dan partisipasi dari pengamat. Dalam penelitian ini tindakan yang direncanakan yaitu untuk meningkatan pemahaman konsep dan komunikasi matematis siswa kelas VIII-D MTs N Loano tahun pelajaran 2017/2018. Pembelajaran yang direncanakan yaitu melalui penerapan model pembelajaran IMPROVE untuk meningkatkan pemahaman konsep dan komunikasi matematis siswa. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model action research spiral yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc.Taggart. Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa siklus, yang setiap siklusnya meliputi tahapan perencanaan (planning), pelaksanaan (action), observasi (observation), dan refleksi (reflection). Menurut Suharsimi Arikunto (2008: 16) alur PTK yang di kembangkan oleh Kemmis dan Mc.Taggart setiap siklusnya digambarkan seperti berikut: Gambar 3. Alur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

39 26 Rancangan tahapan penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan setiap siklusnya dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Menyusun Rancangan Tindakan (Planning) a. Mempersiapkan perangkat pembelajaran (Silabus, RPP) yaitu materi lingkaran. RPP yang disusun oleh peneliti dengan pertimbangan dari dosen pembimbing dan guru yang bersangkutan. a. Menyusun kisi-kisi dan mempersiapkan lembar observasi komunikasi matematis lisan. b. Menyusun kisi-kisi dan mempersiapkan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran IMPROVE. c. Menyusun kisi-kisi dan soal tes evaluasi pemahaman konsep dan komunikasi matematis yang akan diberikan pada siswa. d. Mempersiapkan peralatan untuk mendokumentasikan kegiatan selama proses pembelajaran berlangsung. e. Untuk instrumen tes disusun dan dikonsultasikan terlebih dahulu kepada dosen pembimbing dan guru mata pelajaran matematika kelas VIII-D MTs N Loano, serta dilakukan uji validasi terhadap instrumen tersebut. Untuk instrumen lembar keterlaksanaan pembelajaran dan lembar observasi dikonsultasikan dan divalidasi oleh validator. 2. Pelaksanaan Tindakan (Acting) Pada tahap ini diterapkan model pembelajaran IMPROVE sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman konsep dan komunikasi matematis

40 27 dalam pembelajaran matematika. Pelaksanaan pembelajaran disesuaikan dengan RPP yang telah disiapkan peneliti. 3. Pengamatan (Observing) Pada tahap ini guru bertugas sebagai observer yaitu mengamati kinerja peneliti sebagai guru. Observasi mengamati setiap proses pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran IMPROVE dengan menggunakan lembar keterlaksanaan pembelajaran. Selain itu observer teman sejawat juga mengamati komunikasi matematis lisan siswa dengan menggunakan lembar observasi komunikasi matematis lisan. Tahap pengamatan ini sebenarnya merupakan tahap yang tidak lepas dari pelaksanaan, karena tahap ini dilakukan saat proses tindakan. 4. Refleksi (Reflecting) Menurut Suharsimi Arikunto (2008: 19) tahap refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Dalam penelitian ini refleksi yang dilakukan yaitu didasarkan pada hasil pengamatan pada lembar observasi, lembar keterlaksanaan, dan tes pada pembelajaran kemudian dilakukan analisis dan evaluasi oleh peneliti, sebagai tindakan refleksi untuk mengetahui tercapainya indikator keberhasilan siswa dan apabila belum tercapai dilanjutkan ke siklus selanjutnya. E. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan langkah yang penting dalam penelitian, karena tujuan dari penelitian adalah mendapatkan data.

41 28 Pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan lembar observasi, tes, dan dokumentasi. 1. Lembar observasi Menurut S. Eko Putro Widoyoko, (2015: 46) Pengamatan atau observasi merupakan salah satu metode pengumpulan data dimana pengumpul data mengamati secara visual gejala yang diamati serta menginterpretasikan hasil pengamatan tersebut dalam bentuk catatan sehingga validitas data sangat tergantung pada kemampuan observer. Lembar observasi dalam penelitian ini ada dua yaitu lembar keterlaksanaan pembelajaran dan lembar kemampuan komunikasi matematis lisan siswa. 2. Tes Menurut S. Eko Putro Widoyoko, (2015: 50) Tes merupakan alat untuk melakukan pengukuran, yaitu alat untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek. Dalam penelitian ini jenis tes yang digunakan berbentuk essay. Tes ini dilakukan untuk mengukur pemahaman konsep matematika siswa dan untuk mengukur komunikasi matematis tertulis siswa setelah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran IMPROVE. 3. Dokumentasi Menurut Sugiyono (2010: 329) Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang digunakan

42 29 dalam penelitian ini adalah data-data nama siswa, hasil evaluasi siswa tiap siklus dan foto siswa pada saat kegiatan belajar sedang berlangsung. F. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Lembar Observasi komunikasi matematis lisan siswa Lembar observasi ini berisi butir-butir pertanyaan yang disusun berdasarkan indikator-indikator komunikasi matematis siswa yang telah ditetapkan oleh peneliti. Lembar observasi ini berfungsi untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis lisan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi diisi dengan tanda checklist oleh peneliti dan observer. Observasi dilakukan setiap pertemuan melalui pengamatan langsung peristiwa atau kegiatan yang terjadi selama pembelajaran berlangsung. 2. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran matematika digunakan untuk mengevaluasi kegiatan mengajar selama tindakan pada setiap siklus dan untuk mengetahui apakah pada proses pembelajaran dengan menggunakan model IMPROVE dapat terlaksana dengan baik atau tidak. Lembar keterlaksanaan model pembelajaran IMPROVE dalam peneliatan berupa lembar observasi yang berisi tentang langkah-langkah proses pembelajaran menggunakan model IMPROVE.

43 30 3. Tes Tertulis Soal tes ini berupa soal tes essay yang diberikan kepada siswa pada setiap akhir siklus, di mana tes tersebut digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep dan komunikasi matematis tertulis yang telah dimiliki oleh siswa. Soal tes mengacu pada kurikulum yang berlaku dan sesuai dengan silabus. Sebelum soal tersebut digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji validitas soal. G. Teknik Analisis Data Data yang dianalisis adalah semua data yang dikumpulkan dalam penelitian. Data dalam penelitian ini berupa data hasil observasi proses pembelajaran dan hasil evaluasi pembelajaran. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif dirancang untuk mengumpulkan informasi atau data tentang fenomena yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 2008: 26). Teknik analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Analisis Data Hasil Observasi komunikasi matematis siswa dengan penerapan model pembelajaran IMPROVE. Data komunikasi matematis yang diperoleh ada dua yaitu komunikasi matematis secara lisan dan tertulis. Data komunikasi matematis secara lisan diperoleh dari hasil pengamatan melalui lembar observasi. Data komunikasi matematis secara tertulis diperoleh dari hasil tes. Untuk menganalisis hasil komunikasi matematis siswa dengan menggunakan teknik persentase. Ngalim Purwanto (2010: 102) rumus

44 31 percentages correction (hasil yang dicapai setiap siswa dihitung dari persentase jawaban yang benar) (Ngalim Purwanto, 2010: 102) Keterangan: NP = Nilai persen yang dicari atau diharapkan R = Skor mentah yang diperoleh siswa SM = Skor maksimum ideal dari pengamatan 100 = Bilangan tetap Dari pesrentase untuk komunikasi matematis secara lisan dan tertulis yang diperoleh kemudian dicari rerata dari hasil tersebut dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut : Keterangan: = Rerata (mean) = Jumlah semua skor = Bilangan tetap Selanjutnya nilai-nilai persen itu ditransfer ke dalam nilai huruf yang terdapat dalam tabel. Tabel. 2 Kriteria Analisis Data Lembar Observasi Komunikasi Matematis Siswa Menggunakan Model Pembelajaran IMPROVE Tingkat Penguasaan Nilai Huruf Bobot Predikat 85% < x 100% A 4 Sangat Baik 75% < x 85% B 3 Baik 59 % < x 75% C 2 Cukup 54 % < x 59% D 1 Kurang Baik x 54% TL 0 Kurang Sekali (Ngalim Purwanto, 2010: 103)

45 32 b. Analisis Data Hasil Tes Pemahaman Konsep dengan Penerapan Model Pembelajaran IMPROVE Peningkatan pemahaman konsep siswa dapat dilihat dan dianalisis dengan menggunakan data tes essay. Untuk mengukur atau menghitung hasil yang diperoleh setiap siswa dihitung dari skor jawaban yang benar dengan menggunakan rumus: (Ngalim Purwanto, 2010: 112) Keterangan: S R N = Nilai yang diharapkan = Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar = Skor maksimum dari tes tersebut Selanjutnya nilai-nilai persen itu ditransfer ke dalam nilai huruf yang terdapat dalam tabel. Tabel. 3 Kriteria Analisis Data Hasil Tes Pemahaman Konsep Menggunakan Model Pembelajaran IMPROVE Tingkat Nilai Penguasaan Huruf Bobot Predikat 85% < x 100% A 4 Sangat Baik 75% < x 85% B 3 Baik 59 % < x 75% C 2 Cukup 54 % < x 59% D 1 Kurang Baik x 54% TL 0 Kurang Sekali (Ngalim Purwanto, 2010: 103) H. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan penelitian ini adalah apabila meningkatnya.

46 33 1. Rerata persentase hasil tes pemahaman konsep kelas VIII-D MTs N Loano dengan penerapan model pembelajaran IMPROVE sekurang-kurangnya dengan predikat baik. Hal ini ditunjukkan dengan siswa mampu menyatakan ulang sebuah konsep, siswa mampu mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan konsepnya), siswa mampu memberi contoh dan non-contoh penyangkal dari konsep, siswa mampu menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis, dan siswa mampu menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu. 2. Persentase hasil komunikasi matematis siswa kelas VIII-D MTs N Loano dengan penerapan model pembelajaran IMPROVE sekurang-kurangnya dengan predikat baik. Hal ini ditunjukkan dengan siswa mampu menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika secara lisan atau tulisan, dengan benda, gambar, grafik, dan aljabar. Siswa mampu menjelaskan dan mengajukan serta memperluas pertanyaan terhadap matematika yang telah dipelajarinya. Siswa mampu merumuskan definisi matematik dan membuat generalisasi yang diperoleh melalui investigasi (penemuan). Siswa mampu mengungkapkan dan menjelaskan pemikiran mereka tentang ide matematik dan hubungannya.

47 34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Hasil observasi awal menjadi dasar peneliti untuk melaksanakan penelitian dengan menerapkan model pembelajaran IMPROVE yang menjadi solusi rendahnya pemahaman konsep dan komunikasi matematis siswa. Peneliti melaksanakan penelitian ini dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan proses pembelajaran dan satu kali pertemuan untuk tes evaluasi dengan jumlah alokasi waktu 5 40 menit. Setiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu perencanaan (planing), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Penjabaran hasil penelitian setiap siklus pada kelas VIII-D di MTs Negeri Loano sebagai berikut: 1) Deskripsi Data Tindakan Siklus Pertama Penelitian yang dilakukan peneliti adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman konsep dan komunikasi matematis siswa. Berikut ini adalah tahapan pada siklus I yaitu: a. Tahap Perencanaan Rencana tindakan yang dilakukan pada siklus I adalah sebagai berikut. 1) Menyiapkan silabus pembelajaran 34

48 35 2) Menyusun dan mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan model pembelajaran IMPROVE pada pokok bahasan Fungsi 3) Mempersiapkan instrumen lembar observasi komunikasi matematis siswa dalam model pembelajaran IMPROVE 4) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran untuk mengetahui bagaimana keterlaksanaan selama tahap tindakan dalam proses pembelajaran dengan model pembelajaran IMPROVE. 5) Menyusun soal tes yang akan diberikan pada akhir siklus. Soal tes siklus I berupa soal essay 6) Mengadakan pembagian tugas antara peneliti dan observer. Peneliti sebagai pelaksana tindakan dan observer pada penelitian ini adalah teman sejawat. b. Tahap Tindakan Pada tahap ini dilakukan penerapan tindakan yang telah direncanakan pada tahap perencanaan. Pelaksanaan tindakan pada siklus I terbagi menjadi 3 kali pertemuan. 1) Pertemuan Pertama Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari selasa 25 Juli 2017 selama 2 40 menit pada jam ke- 5-6 pukul WIB.

49 36 a) Kegiatan Awal Kegiatan pendahuluan dimulai dengan guru membuka pelajaran dengan salam dan berdoa bersama. Setelah itu guru memperkenalkan peneliti dan observer kepada siswa serta menginformasikan kepada siswa bahwa untuk pembelajaran hari ini dan beberapa pertemuan selanjutnya mata pelajaran matematika akan diampu oleh peneliti dan observer. Setelah itu, pembelajaran dilakukan oleh peneliti dan observer mengamati jalannya pembelajaran. Peneliti memeriksa kehadiran siswa, dalam pertemuan pertama ini ada dua siswa yang tidak hadir dengan jumlah siswa yang hadir 30 siswa. Kemudian peneliti memberikan penjelasan tentang model pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu model pembelajaran IMPROVE. Peneliti selanjutnya memberikan nomor yang harus dipakai siswa. Pemberian nomor tersebut dimaksudkan agar observer mudah untuk mengamati komunikasi matematis siswa dan pengamatan tersebut dapat berjalan lancar. Peneliti kemudian menyampaikan bahwa materi pada hari ini adalah fungsi. Selanjutnya peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yang diharapkan yaitu setelah selesai pembelajaran diharapkan siswa dapat memahami ciri-ciri fungsi serta dapat membedakan antara relasi dan fungsi.

50 37 b) Kegiatan Inti Pembelajaran Pada kegiatan ini, peneliti menyampaikan materi tentang fungsi. Sebelum masuk ke materi peneliti memberikan pertanyaan tentang materi yang berkaitan dengan fungsi, pertanyaanya adalah "Apa yang kalian ketahui tentang himpunan? (Introducing the new concept). Kemudian siswa ditanya bagaimana agar suatu aturan bisa disebut fungsi dari himpunan A ke himpunan B, apa saja syarat yang harus dipenuhi (Metacognitive questioning). Selama proses pembelajaran beberapa siswa tidak memperhatikan penjelasan dari peneliti dan tidak menjawab pertanyaan dari peneliti. Hal ini berarti siswa belum memiliki sikap tanggung jawab saat melaksanakan pembelajaran. Sehingga belum terlihat adanya komunikasi matematis siswa dalam pembelajaran. Berikut gambar siswa yang sedang mengikuti pelajaran : Gambar 4. Suasana Siswa Ketika Peneliti Menyampaikan Materi

51 38 Peneliti membagi kelompok secara heterogen. Setiap kelompok beranggotakan 5 siswa. Pada siswa kelas VIII D, karena jumlahnya ada 30 maka terbentuk menjadi 6 kelompok. Setelah siswa siap melaksanakan pembelajaran siswa ditugaskan untuk mengerjakan lembar diskusi (Practicing). Diskusi pada pertemuan pertama ini membahas tentang contoh fungsi dan bukan fungsi. Saat pembentukan kelompok ruang pembelajaran menjadi ramai. Pada pertemuan pertama ini, belum terlihat adanya diskusi dalam beberapa kelompok. Masih terlihat banyak siswa yang ramai, mengobrol sendiri, ada yang diam saja dan sebagian siswa cenderung tidak mau bertanya jika ada kesulitan sehingga menyebabkan komunikasi matematis siswa masih kurang. Hal ini ditunjukkan dengan gambar sebagai berikut : Gambar 5. Siswa Saat Berdiskusi

52 39 Peneliti berkeliling ke setiap kelompok untuk mengamati jalannya diskusi, kemudian membimbing jalannya diskusi dan memberikan arahan karena masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan. Dalam pertemuan ini terlihat bahwa kegiatan pembelajaran belum sepenuhnya berpusat pada siswa. Selanjutnya, siswa diminta menuliskan jawaban tentang permasalahan yang diberikan pada lembar diskusi. Berikut hasil diskusi siswa : Gambar 6. Hasil Diskusi Dari hasil diskusi siswa dapat dilihat bahwa indikator kemampuan pemahaman konsep siswa belum tercapai. Hal ini terlihat dari beberapa siswa belum mampu menyatakan ulang sebuah konsep untuk menyelesaikan soal. Dari jawaban b) terlihat siswa belum bisa menjelaskan jawaban a). Siswa belum optimal dalam mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat tertentu dalam menyelesaikan soal. Hal ini terlihat dari

53 40 hasil jawaban siswa belum bisa membedakan antara fungsi dan bukan fungsi. Setelah menuliskan jawaban, kemudian peneliti memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin mempresentasikan hasil pekerjaannya, namun siswa masih malu-malu untuk maju ke depan kelas. Berikut gambar siswa menulis dan mempresentasikan jawabannya: Gambar 7. Siswa Menulis Dan Mempresentasikan Jawabannya Setelah selesai menulis dan mempresentasikan, peneliti meminta siswa lain untuk menanggapi hasil pekerjaan temannya. Kemudian peneliti bersama-sama dengan siswa mengoreksi jawaban (Reviewing and reducing difficulties). Setelah jawaban siswa yang maju sudah tepat, kemudian siswa menyalin jawaban di buku tulis masing-masing. Peneliti menanyakan kepada siswa tentang hal-hal yang belum dipahami.

54 41 c) Kegiatan Akhir Pada akhir pembelajaran untuk mengetahui penguasaan materi siswa, peneliti memberikan soal untuk dikerjakan secara individu (Obtaining Maestry). Setelah itu dikoreksi bersamasama dengan saling menukar jawaban dengan teman sebangku, tujuannya untuk mengetahui siswa mana yang sudah menguasai materi dan siswa mana yang belum menguasai materi (Verification). Kemudian peneliti memberikan tugas untuk dikerjakan dirumah (Enrichment). Sebelum pembelajaran selesai peneliti menyimpulkan pembelajaran hari ini. Peneliti menutup pembelajaran dengan salam. 2) Pertemuan kedua Pertemuan kedua berlangsung 2 40 menit pada hari Rabu, 26 Juli 2017 pada jam 5-6 sekitar pukul Materi yang dibahas pada pertemuan ini masih melanjutkan pertemuan sebelumnya, yaitu mengenai relasi dan fungsi dan bentuk penyajian fungsi. Adapun kegiatan yang dilaksanakan terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. a) Kegiatan Awal Kegiatan awal berisi beberapa kegiatan rutin seperti pembukaan (salam), berdoa, dan mengecek kehadiran siswa. Pada pertemuan ini, ada 3 siswa yang tidak mengikuti pembelajaran. Kegiatan awal yang dilaksanakan hampir sama

55 42 dengan kegiatan awal pada pertemuan pertama. Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran dan apa saja yang akan diajarkan dan diharapkan dapat dicapai oleh semua siswa. Peneliti juga memberikan motivasi kepada siswa sebelum pembelajaran dimulai. Peneliti mengecek dan meminta siswa memakai nomor yang sudah diberikan sebelumnya. Peneliti memberikan apersepsi kepada siswa dengan memberikan pertanyaan tentang materi fungsi. b) Kegiatan Inti Secara keseluruhan, proses atau langkah-langkah pembelajaran pada pertemuan kedua sama seperti langkahlangkah yang dilakukan pada pertemuan pertama. Materi pembelajaran pada pertemuan kedua ini yaitu tentang bentuk penyajian fungsi. Kemudian, peneliti mengajak siswa mengingat kembali materi tentang relasi dan fungsi untuk dikaitkan dengan materi bentuk penyajian fungsi (Introducting the new concept). Peneliti memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yaitu apakah setiap relasi pasti fungsi (Metacognitive questioning). Siswa masih terlihat pasif tidak ada yang tunjuk jari menjawab. Kemudian siswa berkelompok secara heterogen. Setiap kelompok beranggotakan 4-5 siswa. Setelah siswa siap melaksanakan pembelajaran siswa ditugaskan untuk

56 43 mengerjakan lembar diskusi (Practicing). Siswa diberi suatu permasalahan untuk didiskusikan kemudian dipresentasikan di depan kelas. Ketika berdiskusi peneliti selalu memberikan kesempatan kepada kelompok yang ingin bertanya. Namun belum ada kelompok yang bertanya terkait kesulitan yang dialami. Setelah selesai berdiskusi kemudian siswa menuliskan di papan tulis dan mempresentasikan hasil diskusinya. Setelah selesai menulis dan mempresentasikan, peneliti meminta siswa lain untuk menanggapi hasil pekerjaan temannya. Namun belum ada siswa yang bertanya atau menyampaikan pendapatnya terkait hasil pekerjaan temannya. Kemudian peneliti bersama-sama dengan siswa mengoreksi jawaban (Reviewing and reducing difficulties). Setelah jawaban siswa yang maju sudah tepat, kemudian siswa menyalin jawaban di buku tulis masing-masing. menanyakan kepada siswa tentang hal-hal yang belum dipahami. Berikut hasil diskusi siswa : Gambar 8. Hasil Diskusi

57 44 Dari hasil diskusi sudah mulai terlihat ada peningkatan. Hal ini terlihat dari beberapa siswa sudah mulai mampu menyatakan ulang sebuah konsep, yaitu dari jawaban, siswa mampu membuat relasi yang merupakan fungsi. Mampu mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu, yaitu siswa mampu menentukan relasi yang merupakan suatu fungsi. Menyajikan konsep dalam bentuk representasi matematis, yaitu dari jawaban, siswa mampu menyatakan fungsi dalam bentuk diagram panah dan pasangan berurut. 3) Kegiatan Akhir Pada akhir pembelajaran untuk mengetahui penguasaan materi siswa, peneliti memberikan soal untuk dikerjakan secara individu (Obtaining Maestry). Setelah itu dikoreksi bersamasama dengan saling menukar jawaban dengan teman sebangku, tujuannya untuk mengetahui siswa mana yang sudah menguasai materi dan siswa mana yang belum menguasai materi (Verification). Kemudian peneliti memberikan tugas untuk dikerjakan dirumah (Enrichment). Sebelum pembelajaran selesai peneliti menyimpulkan pembelajaran hari ini. Kemudian peneliti menyampaikan kepada siswa bahwa pertemuan selanjutnya akan diadakan evaluasi tentang fungsi dan bentuk penyajian fungsi. Oleh karena itu, siswa diharapkan

58 45 belajar terlebih dahulu agar hasilnya memuaskan. Peneliti menutup pembelajaran dengan salam. 3) Pertemuan ketiga Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 27 Agustus 2017 pada jam ke 4. Peneliti masuk ke dalam ruang kelas, kemudian dipimpin ketua kelas untuk berdoa bersama. Peneliti memulai pembelajaran dengan salam dan memeriksa kehadiran siswa. Peneliti kemudian memberikan motivasi kepada siswa agar percaya diri dalam mengerjakan soal tes dan tidak mencontek temannya maupun membuka buku. Peneliti membagikan soal dan lembar jawaban kepada siswa. Tes akhir siklus I ini dilaksanakan selama 80 menit. Setelah siswa selesai mengerjakan soal, peneliti meminta siswa untuk mengumpulkan lembar jawaban ke depan. Kegiatan pembelajaran ditutup dengan doa bersama dan mengucapkan salam. c. Pengamatan Tahap pengamatan dilakukan pada siswa selama proses pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pada proses pembelajaran. Berikut ini adalah hasil lembar observasi komunikasi matematis siswa dalam pembelajaran matematika dan hasil dari tes siklus I. 1) Hasil Observasi komunikasi matematis siswa

59 46 Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan ketika proses pembelajaran diketahui presentase aspek-aspek komunikasi matematis pada pertemuan pertama dan kedua sebagai berikut : Tabel 4. Hasil observasi komunikasi matematis siklus I Dari hasil tersebut persentase pada pertemuan pertama sebesar 40,6% siswa dalam kategori baik dan pada pertemuan kedua menghasilkan persentase sebesar 48,4% siswa dalam kategori baik.

60 47 Sehingga rata-rata persentase dari keduanya pada siklus I adalah 44,5% siswa dalam kategori baik. 2) Kemampuan pemahaman konsep Kemampuan soal siswa terdiri dari 5 indikator pemahaman konsep. Hasil tes evaluasi pada siklus I disajikan dengan tabel sebagai berikut: Tabel 5. Hasil Tes Pemahaman Konsep Siklus I Indikator Persentase a. Menyatakan ulang sebuah konsep. 58% b. Mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan konsepnya). 59% c. Membuat contoh dan non-contoh penyangkal. 71% d. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis. 64% e. Menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi tertentu. 45% Dari hasil tersebut diperoleh rata-rata sebesar 41,9% siswa dalam kategori baik. Hal ini menunjukan bahwa kemampuan pemahaman konsep masih rendah. Sehingga perlu adanya perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya. d. Tahap Refleksi Setelah melaksanakan tindakan dan observasi pada siklus I, peneliti melakukan tahap refleksi. Tujuan refleksi adalah untuk mengevaluasi keberhasilan atau kegagalan dari tindakan yang dilakukan. Dalam tahap refleksi ini peneliti melakukan pembahasan data yang diperoleh dari tahap pelaksanaan, menyimpulkan bagaimana keberhasilan tindakan ditinjau dari indikator keberhasilan peneliti dan

61 48 merumuskan rencana perbaikan pembelajaran untuk siklus berikutnya. Pembelajaran mengenai materi pokok bahasan pengertian relasi dan fungsi, ciri-ciri fungsi, perbedaan fungsi dan penyajian fungsi dalam bentuk diagram panah dan pasangan berurutan dua kali pertemuan berjalan dengan lancar sesuai dengan RPP. Dari pelaksanaan atau tindakan pada siklus I, ada beberapa hal yang perlu diperbaiki untuk rencana tindakan pada siklus berikutnya. Dari siklus I dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut: 1) Beberapa siswa tidak memperhatikan ketika peneliti menjelaskan. 2) Suasana ruang pembelajaran ramai saat siswa dibentuk kelompok. 3) Tidak semua siswa aktif dalam diskusi kelompoknya. Beberapa siswa bercerita dengan sesama anggota kelompoknya. 4) Siswa belum terbiasa bertanya ketika mengalami kesulitan atau menyampaikan pendapatnya. 5) Siswa masih malu-malu untuk mempresentasikan hasil diskusinya. 6) Waktu yang dibutuhkan kurang saat tindakan pembelajaran dengan model pembelajaran IMPROVE. Berdasarkan hasil pembelajaran pada siklus I, dapat diketahui bahwa hasil yang diperoleh belum sesuai dengan harapan. Oleh karena itu peneliti melanjutkan pembelajaran pada siklus II. Agar tidak terjadi masalah yang sama, maka peneliti melakukan upaya berikut. 1) Untuk mensiasati agar semua siswa memperhatikan saat guru mengajar yaitu menukar posisi tempat duduk siswa yang kurang

62 49 memperhatikan dan memberikan peringatan kepada siswa jika siswa tidak memperhatikan siswa disuruh maju untuk menjelaskan. 2) Untuk mengurangi kegaduhan dan agar semua siswa aktif dalam diskusi dengan mengingatkan dan berkeliling untuk mengecek apakah siswa benar-benar berdiskusi atau malah sama sekali tidak membahas permasalahan yang diberikan peneliti. 3) Saat diskusi dengan kelompoknya, peneliti berkeliling dan mengingatkan kepada setiap kelompok untuk selalu berdiskusi dengan anggota kelompoknya. Peneliti juga mengecek hasil diskusi siswa. 4) Siswa diberikan arahan supaya tidak malu untuk bertanya kepada guru dan berani menyampaikan pendapatnya. 5) Peneliti memberikan motivasi supaya siswa berani mempresentasikan hasil diskusinya 6) Untuk mensiasati kekurangan waktu maka pertanyaan diajukan kepada setiap kelompok dan salah satu siswa mewakili kelompok untuk menjawab pertanyaan tersebut dan pada setiap pertemuan ada pergantian siswa yang mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. 2) Deskripsi Data Tindakan Siklus kedua Pada siklus II dilaksanakan berdasarkan refleksi siklus I. Pembelajaran pada siklus II dimulai pada 1 Agustus 2017 sampai 3 Agustus 2017 pada materi pelajaran bentuk penyajian fungsi dengan

63 50 rumus, tabel dan grafik. Pada siklus kedua menggunakan model pembelajaran IMPROVE. Setiap tahapan siklus ke II diuraikan sebagai berikut: a. Perencanaan Perencanaan pada siklus II dikembangkan berdasarkan siklus I dan dari hasil refleksi siklus I. Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berpedoman pada permasalahan yang dialami peneliti di siklus I dan membuat solusi dari permasalahan yang telah dialami peneliti. Perencanaaan yang dilaksanakan pada siklus II adalah sebagai berikut: 1) Pada tahap perencanaan dimulai dengan menentukan materi yang akan diajarkan yaitu bentuk penyajian fungsi dengan rumus, tabel dan grafik.. Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran IMPROVE pada siklus II diberikan refleksi. 2) Menyusun lembar diskusi yang akan digunakan selama proses pembelajaran. 3) Menyusun rencana perbaikan atau refleksi agar pada siklus II terjadi peningkatan. 4) Menyiapkan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran IMPROVE yang akan digunakan selama proses pembelajaran.

64 51 5) Menyusun kisi-kisi dan pedoman observasi untuk mengukur komunikasi matematis siswa. 6) Menyusun kisi-kisi dan soal essay untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep siswa. 7) Menyiapkan alat bantu mengajar dan peralatan dokumentasi yang digunakan selama penelitian. Dalam penyusunan rencana pembelajaran, peneliti berupaya agar permasalahan yang dialami oleh peneliti pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan siklus II juga dilakukan seperti siklus I dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan. Pertemuan pertama dan kedua membahas materi, sedangkan pertemuan ketiga digunakan untuk melakukan tes evaluasi siklus II. 1) Pertemuan Pertama Pertemuan pertama dilaksanakan hari Selasa tanggal 1 Agustus 2017 selama 2 40 menit pada pada jam terakhir. Materi yang akan diajarkan yaitu bentuk penyajian fungsi dengan rumus. Adapun kegiatan yang dilaksanakan terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. a) Kegiatan Awal Peneliti membuka kegiatan pembelajaran dengan berdoa bersama dilanjutkan dengan salam dan mengecek kehadiran

65 52 siswa, pada pertemuan pertama siklus II ada dua siswa yang tidak mengikuti pembelajaran. Peneliti sedikit meriview hasil tes pada siklus I dan menanyakan kepada siswa kesulitan yang dihadapi. Ada sebagian siswa yang mengatakan bahwa soal tersebut terlalu sulit dan ada yang mengatakan soal tersebut sedang, jawaban dari siswa berbagai macam. Peneliti memberikan motivasi untuk selalu belajar dan lebih memahami konsep-konsep agar dalam mengerjakan soal dapat lebih teliti dan benar dalam mengerjakanya. Kemudian peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran dan apa saja yang akan diajarkan dan diharapkan dapat dicapai oleh semua siswa. Peneliti memberikan apersepsi tentang materi sebelumnya yaitu tentang bentuk penyajian fungsi dengan pasanagn berurutdan diagram panah. Peneliti juga memberikan motivasi kepada siswa untuk selalu rajin belajar sebelum pembelajaran dimulai. Peneliti mengecek dan meminta siswa memakai nomor yang sudah diberikan sebelumnya. b) Kegiatan Inti Pembelajaran Pada kegiatan ini, peneliti mengajak siswa mengingat kembali materi tentang bentuk penyajian fungsi dan peneliti memberikan pertanyaan yang membangun pengetahuan siswa yaitu ada berapa bentuk penyajian fungsi? (Introducing the

66 53 new concept). Kemudian siswa di minta menyebutkan apa saja bentuk penyajian fungsi (Metacognitive questioning). Berikut gambar peneliti menyampaikan materi : Gambar 9. Peneliti menyampaikan materi Ketika peneliti memberikan pertanyaan ada siswa yang menjawab pertanyaan dengan mengacungkan tangan. Hal ini terlihat pada gambar di atas. Siswa sudah mulai berani menjawab pertanyaan dari peneliti, dan beberapa siswa lain berani menyampaikan pendapatnya tanpa ditunjuk terlebih dahulu. Hal ini menandakan bahwa pada siklus II terdapat peningkatan komunikasi matematis siswa. Selanjutnya siswa berkelompok secara heterogen. Setiap kelompok beranggotakan 4-5 siswa. Setelah siswa siap melaksanakan pembelajaran siswa ditugaskan untuk mengerjakan lembar diskusi. Kemudian siswa mengerjakan lembar diskusi yang berkaitan dengan bentuk penyajian fungsi

67 54 dengan rumus (Practicing). Berikut gambar siswa sedang berdiskusi : Gambar 10. Siswa Sedang Berdiskusi Pada pertemuan ini, sudah terlihat adanya komunikasi matematis siswa. Siswa sudah tidak ada yang ramai, mengobrol sendiri dan mulai aktif berdiskusi. Siswa yang tadinya diam saja hanya mengandalkan temannya sekarang sudah berani menyampaikan pendapatnya. Saat peneliti berkeliling ke setiap kelompok untuk mengamati jalannya diskusi, setiap kelompok sudah dapat memahami lembar diskusi dan berbagi pendapat dengan kelompoknya. Selanjutnya, siswa diminta menuliskan jawaban tentang permasalahan yang ada pada lembar diskusi. Setelah menuliskan jawaban, kemudian peneliti memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin mempresentasikan hasil

68 55 pekerjaannya. Berikut adalah gambar siswa saat menuliskan dan mempresentasikan hasil diskusinya : Gambar 11. Siswa Menulis Dan Mempresentasikan Hasil Diskusinya Pada pertemuan ini, siswa sudah berani maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusi. Terbukti banyak siswa yang menawarkan diri untuk maju ke depan kelas menulis dan menjelaskan hasil pekerjaanya. Setelah siswa selesai menuliskan hasil jawabannya dan mempresentasikannya peneliti meminta teman lain untuk menanggapi hasil pekerjaannya. Kemudian peneliti bersamasama dengan siswa mengoreksi jawaban (Reviewing and reducing difficulties). Ini dilakukan secara berulang dengan pertanyaan yang berbeda. Pada siklus II ini, banyak siswa yang sudah mulai berani untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Untuk melatih kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal, peneliti memberikan tugas untuk dikerjakan (Obtaining

69 56 Mastery). Setelah itu dikoreksi bersama dengan saling menukar jawaban dengan teman sebangku (Verification). Hasil pekerjaan individu siswa sudah mulai sesuai dengan langkahlangkah yang diajarkan, yaitu siswa sudah menuliskan apa yang diketahui, ditanya dan jawaban. Hal ini menandakan komunikasi matemtis siswa sudah ada peningkatan. Indikator pemahaman konsep siswa sudah mulai terlihat. Hal ini ditunjukkan dengan siswa sudah mampu menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu, yaitu pada jawaban b). Akan tetapi pada jawaban a) siswa terlihat masih bingung dengan operasi bilangan bulat yaitu pada penjumlahan bilangan negatif dan positif. Berikut gambar hasil pekerjaan siswa : Gambar 12. Hasil pekerjaan siswa

70 57 c) Kegiatan Akhir Pada akhir pembelajaran, peneliti menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini dan memberikan tugas untuk dikerjakan dirumah (Enrichment). Peneliti memberikan pesan kepada siswa untuk mempelajari materi selanjutnya yaitu bentuk penyajian fungsi dengan tabel dan grafik dan menutup pertemuan pada hari itu dengan mengucapkan salam. 2) Pertemuan kedua Pelaksanaan kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran IMPROVE pada pertemuan kedua dilaksanakan hari Rabu 2 Agustus 2017 selama 2 40 menit dari jam WIB. Materi pada pembelajaran ini masih bentuk penyajian fungsi yaitu dengan tabel dan grafik. Adapun kegiatan yang dilaksanakan terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. a) Kegiatan Awal Kegiatan awal berisi beberapa kegiatan rutin seperti pembukaan (salam), berdoa, dan mengecek kehadiran siswa. Kegiatan awal yang dilaksanakan hampir sama dengan kegiatan awal pada pertemuan pertama. peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran dan apa saja yang akan diajarkan dan diharapkan dapat dicapai oleh semua siswa. Peneliti juga memberikan motivasi kepada siswa sebelum pembelajaran dimulai. Peneliti mengecek dan meminta siswa

71 58 memakai nomor yang sudah diberikan sebelumnya. Peneliti memberikan apersepsi dengan menanyakan kepada siswa tentang materi pada pertemuan sebelumya. b) Kegiatan Inti Secara keseluruhan, proses atau langkah-langkah pembelajaran pada pertemuan kedua sama seperti langkahlangkah yang dilakukan pada pertemuan pertama. Yang membedakan adalah materi pembelajaran. Materi pembelajaran pada pertemuan kedua ini yaitu menyajikan fungsi dengan tabel dan grafik. Kemudian peneliti menyampaikan materi tentang fungsi dan relasi yang berkaitan dengan bentuk penyajian fungsi tabel dan grafik (Introducing the new concept). Peneliti menanyakan seperti apakah bentuk tabel dan grafik (Metacognitive questioning) dan siswa diminta untuk membuat contoh tabel dan grafik. Seperti pertemuan sebelumnya siswa berkelompok secara heterogen. Setiap kelompok beranggotakan 4-5 siswa. Setelah siswa siap melaksanakan pembelajaran siswa ditugaskan untuk mengerjakan lembar diskusi (Practicing). Pada pertemuan ini, sudah terlihat diskusi dalam kelompok. Pada saat diskusi siswa sudah bisa memahami dan mengerjakan lembar diskusi tanpa bimbingan peneliti. Selanjutnya, peneliti meminta siswa untuk mempresentasikan

72 59 hasil diskusinya. Berikut gambar siswa mempresentasikan hasil diskusinya: Gambar 13. Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusinya Setelah selesai melakukan diskusi dengan kelompoknya, banyak siswa yang bersedia maju tanpa di tunjuk dan siswa mampu mempresentasikan hasil diskusinya serta menjawab pertanyaan dan temannya. Tetapi peneliti menunjuk siswa yang sekiranya belum pernah maju ke depan pada pertemuan sebelumnya. Kemudian peneliti menunjuk siswa secara acak untuk memberi tanggapan apa yang telah disampaikan/ dikerjakan temannya di depan kelas tersebut (Reviewing and reducing difficulties). Setelah selesai peneliti meminta siswa untuk menyalin jawaban yang dikerjakan di papan tulis oleh temannya di buku tulis masing-masing.

73 60 Gambar 14. Hasil diskusi siswa Dari hasil diskusi terlihat bahwa kemampuan pemahaman konsep siswa sudah terlihat. Siswa mampu mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifatnya, yaitu terlihat pada gambar bahwa sudah mampu memasangkan pada grafik antara x dan y. Menyajikan konsep dalam bentuk representasi, yaitu siswa mampu menyajikan dalam bentuk grafik. Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu, yaitu siswa mampu mengoprasikan bilangan bulat. Selanjutnya siswa diberi tugas untuk dikerjakan secara individu (Obtaining mastery). Setelah jawaban dari tugas yang dikerjakan secara individu selesai dibahas (Verification). Peneliti memberikan tugas untuk dikerjakan dirumah sebagai latihan (Enrichment).

74 61 c) Kegiatan Akhir Sebelum pembelajaran selesai peneliti menyampaikan kepada siswa untuk mempelajari materi yang sudah diajarkan dan memberitahu siswa bahwa untuk pertemuan selanjutnya akan diadakan tes siklus II dengan materi bentuk penyajian fungsi dnegan rumus, tabel dan grafik. Peneliti memotivasi siswa untuk belajar agar tidak kesulitan dalam mengerjakan tes. Kemudian peneliti mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam. 3) Pertemuan Ketiga Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 3 Agustus Peneliti masuk ke dalam ruang kelas, kemudian dipimpin ketua kelas berdoa bersama. Peneliti memulai pembelajaran dengan salam dan memeriksa kehadiran siswa. Peneliti kemudian memberikan motivasi agar siswa percaya kepada diri sendiri dalam mengerjakan soal dan tidak mencontek temannya. Selanjutnya peneliti membagikan soal dan lembar jawaban kepada siswa. Tes akhir siklus II ini dilaksanakan selama 80 menit dan diikuti siswa kelas VIII-D. Setelah selesai mengerjakan soal, peneliti meminta siswa mengumpulkan lembar jawaban ke depan dan kegiatan pembelajaran ditutup dengan mengucapkan salam. Peneliti mengucapkan terimakasih kepada siswa atas

75 62 partisipasinya selama pembelajaran dan permintaan maaf apabila banyak kesalahan selama menyampaikan pembelajaran di kelas. Kegiatan ditutup dengan doa bersama dan mengucapkan salam. c. Pengamatan Pengamatan dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Proses yang diamati adalah komunikasi matematis siswa. Pengamatan dilaksanakan oleh observer dengan mengisi lembar observasi yang disediakan. Dari hasil observasi siklus II dapat dilihat adanya peningkatan siswa yang mau mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh peneliti. Siswa lebih aktif dan saling membantu sesama anggota kelompok dalam berdiskusi. Siswa juga tidak malu untuk bertanya kepada peneliti maupun kepada anggota kelompok. Siswa mampu mengungkapkan pendapat mereka tentang materi yang disampaikan. Secara keseluruhan siswa mampu merumuskan definisi matematis dan membuat kesimpulam setiap materi pembelajaran. Ketika peneliti meminta siswa mempresentasikan hasil jawabannya di depan, siswa langsung maju menjelaskan hasil diskusinya. 1) Hasil Observasi Komunikasi Matematis Siswa Dari lembar observasi komunikasi matematis diperoleh hasil persentase aspek-aspek komunikasi matematis siswa yang disajikan pada tabel sebagai berikut :

76 63 Tabel 6. Hasil observasi komunikasi matematis siklus II Pada pertemuan pertama persentase komunikasi matematis sebesar 75% siswa masuk dalam kategori baik. Sedangkan persentase komunikasi matematis siswa pada pertemuan ke-2

77 64 sebesar 83,9% siswa masuk dalam kategori baik. Sedangkan ratarata persentase komunikasi matematis siswa pada siklus II sebesar 79,5% siswa masuk dalam kategori baik. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi matematis siswa pada siklus II sudah dapat dikatakan baik, karena persentase komunikasi matematis siswa sudah mencapai indikator keberhasilan yang sudah ditentukan yaitu persentase hasil observasi komunikasi matematis sekurang-kurangnya 75% siswa dengan predikat baik. 2) Hasil Tes Siklus II Berikut ini tabel hasil tes evaluasi pemahaman konsep pada siklus II : Tabel 7. Hasil Tes Pemahaman Konsep Siklus II Berdasarkan hasil tes pada siklus II, diperoleh rata-rata skor tes pemahman konsep siswa adalah 80,6% masuk dalam kategori baik. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemahaman konsep matematis sudah memenuhi indikator keberhasilan yang sudah ditetapkan yaitu rerata persentase hasil tes

78 65 pemahaman konsep matematis siswa sekurang-kurangnya dengan predikat baik. d. Refleksi Secara umum pelaksanaan tindakan pada siklus II sudah lebih baik daripada siklus I. Berikut hasil pelaksanaan tindakan siklus II : 1) Siswa yang mendengarkan penjelasan dari peneliti sudah meningkat. 2) Suasana ruang pembelajaran sudah kondusif ketika dibentuk kelompok. 3) Siswa yang berani bertanya kepada peneliti juga sudah meningkat. 4) Siswa yang sudah berani mempresentasikan hasil pekerjaannya dan menanggapi pendapat dari siswa lain juga meningkat. 5) Dalam mengerjakan kumpulan soal dan tes pada siklus II siswa mengerjakan sendiri latihan soal yang ada. 6) Waktu yang dibutuhkan sudah sesuai dengan model pembelajaran IMPROVE, tidak kekurangan waktu. Pada siklus II ini diperoleh rata-rata persentase komunikasi matematis siswa sebesar 79,5% dalam kategori baik. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan dari 44,5% pada siklus I menjadi 79,5% pada siklus II. Artinya komunikasi matematis siswa dalam pembelajaran semakin meningkat. Pada siklus II ini siswa juga

79 66 mengalami peningkatan dalam kemampuan pemahaman konsep siswa. Rata-rata kemampuan pemahaman konsep siswa dari 41,9% menjadi 80,6% dalam kategori baik. Dengan demikian, siklus II dinyatakan berhasil karena sudah memenuhi indikator keberhasilan jadi tidak perlu diadakan siklus selanjutnya. B. Analisis Data Hasil Penelitian Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data tentang pemahaman konsep dan komunikasi matematis. Data yang terkumpul berupa data hasil observasi, dokumentasi, dan tes. Kemudian data tersebut dianalisis secara deskriptif dan kuantitatif. Hasil analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Analisis data deskriptif Analisis data deskriptif pada penelitian ini dilakukan melalui lembar observasi. Hasil lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran IMPROVE yang telah dilaksnakan oleh peneliti sudah sesuai dengan rencana pelaksnaan pembelajaran (RPP) dengan baik. Pada siklus I dengan model pembelajaran IMPROVE sedikit mengalami kendala. Kendala yang dialami yaitu ketika peneliti menjelaskan ada beberapa siswa yang ngobrol sendiri tidak memperhatikan, jika peneliti memberikan pertanyaan siswa hanya diam. Ada yang menjawab tetapi jawabannya tidak ada kaitannya dengan pertanyaan. Ketika dibentuk kelompok suasananya jadi gaduh banyak siswa yang bercanda. Dalam diskusi kelompok ada beberapa siswa yang ngobrol

80 67 sendiri tidak ikut diskusi, mereka hanya mengandalkan temannya yang pandai. Saat presentasi siswa masih malu-malu untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Ketika ditanya ada beberapa siswa yang tidak bisa menjawab. Tidak ada siswa yang bertanya ketika mengalami kesulitan. Hal ini berarti siswa belum memiliki kemampuan komunikasi matematis. Waktu yang dibutuhkan kurang saat tindakan pembelajaran dengan model IMPROVE. Kemudian pada pertemuan kedua sedikit ada peningkatan. Beberapa siswa sudah berani menjawab pertanyaan dari peneliti. Ketika ada kesulitan siswa bertanya kepada peneliti. Terlihat beberapa siswa sudah benar-benar berdiskusi. Siswa terlihat saling berpendapat dalam diskusi. Siswa sudah tidak malu-malu maju ke depan untuk presentasi. Dari hasil pekerjaan siswa pada siklus I terhadap pemahaman konsep terlihat bahwa beberapa indikator pemahaman konsep belum tercapai. Siswa belum mampu menyatakan ulang sebuah konsep. Siswa kurang teliti dalam mengerjakan soal. Siswa hanya asal menjawab tidak sesuai dengan soal. Kemudian siswa juga belum mampu mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu. Dari kendala yang dialami pada siklus I maka peneliti melakukan perbaikan pada siklus II yaitu peneliti memberikan peringatan siswa disuruh maju menjelaskan jika ada siswa yang tidak memeperhatikan. Memberikan arahan dan bimbingan agar siswa berani menjawab pertanyaan maupun bertanya serta menyampaikan pendapatnya. Untuk

81 68 mengurangi kegaduhan dan agar semua siswa aktif dalam diskusi peneliti mengingatkan dan berkeliling untuk mengecek siswa benar-benar diskusi dengan anggota kelompoknya. Peneliti juga mengecek hasil diskusi siswa. Peneliti memberikan motivasi supaya siswa berani mempresentasikan hasil diskusinya. Untuk mensiasati kekurangan waktu saat pelaksanaan pembelajaran dengan model IMPROVE, maka untuk presentasi perwakilan hanya dua kelompok setiap kali pertemuan dan ada pergantian kelompok untuk presentasi kedepan disetiap pertemuan. Untuk memperbaiki kendala pada pemahman konsep siswa yaitu siswa diberi lebih banyak latihan. Peneliti membahas kesulitan-kesulitan yang dialami siswa. Setelah dilakukan perbaikan pada siklus II terjadi peningkatan yaitu ketika peneliti menjelaskan hampir semua siswa memperhatikan. Siswa berani bertanya jika dirasa ada kesulitan. Siswa terlihat sudah benar-benar diskusi dengan anggota kelompoknya. Siswa saling berpendapat dalam berdiskusi. Kemudian juga siswa sudah berani maju presentasi tanpa ditunjuk. Dari hasil pekerjaan siswa terhadap pemahaman konsep terjadi peningkatan. Sebelumnya siswa belum mampu menyatakan ulang sebuah konsep meningkat menjadi mampu menyatakan ulang sebuah konsep. Siswa sudah lebih teliti dalam mengerjakan soal. Siswa mampu mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu. Siswa menjawab soal sudah sesuai dengan soal meskipun ada beberapa siswa yang jawabannya belum benar.

82 69 Terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II. Dari segi komunikasi matematis siswa maupun pemahaman konsep. Suasana kelas juga terlihat lebih kondusif. Pelaksanaan tindakan pembalajaran dengan model pembelajaran IMPROVE, sebelumnya kekurangan waktu saat pelaksnaan tindakan. Kemudian setelah adanya perbaikan tidak ada kekurangan waktu. 2. Analisis data kuantitatif a. Pemahman Konsep Setelah menerapkan model pembelajaran IMPROVE pada pembelajaran matematika, ada peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa kelas VIII D MTs Negeri Loano. Pada pertemuan ketiga pada siklus I dilakukan tes evaluasi pemahaman konsep. Hasil tes siklus I memperoleh persentase dengan kategori baik yaitu 41,9% dari jumlah siswa. Ini berarti indikator keberhsilan penelitian belum tercapai. Hal ini dikarenakan pada hasil tes siklus I terdapat indikator yang rendah, sehingga perlu adanya perbaikan. Indikator pemahaman konsep yang masih rendah yaitu menyatakan ulang sebuah konsep, mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu, serta menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi tertentu. Penelitian yang dilakukan pada siklus I masih memiliki kekurangan sehingga terdapat beberapa indikator pemahaman konsep yang belum mencapai indikator keberhasilan penelitian. Untuk

83 70 meningkatkan pemahaman konsep siswa dilakukan perbaikan pada siklus II. Perbaikan yang dilakukan yaitu menambah latihan soal agar siswa lebih banyak berlatih menyelesaikan soal. Peneliti menjelaskan kesulitan-kesulitan siswa. Peneliti berkeliling memberikan arahan, bimbingan dan lebih memperjelas langkah-langkah dalam menyelesaikan persoalan pada setiap kelompok. Dengan perbaikan tersebut dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa. Karena pada siklus I belum mencapai indikator keberhasilan penelitian. Sehingga terjadi peningkatan pemahaman konsep pada siswa kelas VIII D MTs Negeri Loano. Berikut hasil tes siklus I dan siklus II untuk setiap indikator. Tabel 8. Persentase Setiap Indikator Pemahaman Konsep Siklus I dan Siklus II Dengan adanya perbaikan pada siklus II ini dapat diperoleh peningkatan. Menyatakan ulang sebuah konsep yaitu 88%. Mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu yaitu 76%.

84 71 Menyajikan konsep dalam bentuk representasi matematis yaitu 78%. Menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi tertentu. b. Komunikasi matematis Penerapaan model pembelajaran IMPROVE pada materi fungsi untuk meningkatkan komunikasi matematis. Pada siklus I persentase komunikasi matematis yang dikategorikan yaitu 44,5%. Hal tersebut menunjukkan bahwa penerapan model IMPROVE pada siklus I untuk meningkatkan komunikasi matematis siswa belum mencapai indikator keberhasilan penelitian, sehingga perlu perbaikan. Hasil observasi komunikasi matematis siswa pada siklus I terdapat aspek yang masih rendah yaitu siswa belum mampu menyajikan strategi atau konsep baru yang ditemukan berdasarkan apa yang diketahui, siswa belum mampu memberikan atau melengkapi informasi, dan siswa belum mampu mengungkapkan suatu uraian atau paragraf dengan menggunakan bahasa sendiri secara lisan. Penelitian yang dilakukan pada siklus I masih memiliki kekurangan sehingga terdapat beberapa indikator komunikasi matematis yang belum mencapai indikator keberhasilan penelitian. Hal ini disebabkan adanya beberapa kendala pada siklus I. Untuk meningkatkan komunikasi matematis siswa diperlukan perbaikan pada siklus II. Perbaikan yang dilakukan yaitu peneliti memberikan penjelasan yang lebih. Memberikan arahan siswa supaya lebih banyak

85 72 membaca. Kemudian memberi bimbingan mengungkapkan suatu konsep dengan bahasanya sendiri serta memberikan pertanyaan supaya siswa terbiasa menjawab pertanyaan atau mengungkapkan pendapatnya. Dengan perbaikan tersebut menyebabkan komunikasi matematis siswa meningkat pada siklus II. Peningkatan tersebut ditandai dengan adanya peningkatan di setiap aspek-aspek komunikasi matematis. Aspek komunikasi matematis yang masih rendah pada siklus I mengalami peningkatan pada siklus II. Siswa mampu menyajikan strategi atau konsep baru yang ditemukan berdasarkan apa yang dipelajari 72,26%. Siswa mampu memberikan informasi atau melengkapi informasi 70,31%. Siswa mampu mengungkapkan suatu uraian atau paragraf dengan menggunakan bahasa sendiri secara lisan 69,53%. Berikut ini disajikan persentase aspek-aspek komunikasi matematis pada siklus I dan siklus II. Tabel. 9 Persentase Setiap Aspek Komunikasi Matematis Pada Siklus I Dan Siklus II

86 73 C. Pembahasan Hasil Penelitian a. Komunikasi matematis siswa Berdasarkan pengamatan pada siklus I dan siklus II, dapat diketahui bahwa ada peningkatan komunikasi matematis siswa. Berikut adalah grafik yang menunjukkan peningkatan komunikasi matematis siswa pada siklus I dan II. Gambar 15. Diagram Persentase Peningkatan Komunikasi Matematis Siswa Pada gambar di atas terlihat bahwa rata-rata persentase komunikasi matematis siswa pada siklus I belum memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Rata-rata persentase komunikasi matematis siswa pada siklus I sebesar 44,5% siswa masuk dalam kategori sangat kurang. Sedangkan pada siklus II rata-rata persentase komunikasi matematis siswa

87 74 sudah mencapai 79,5% masuk dalam kategori baik yang berarti telah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan. Komunikasi matematis siswa pada siklus I belum memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan. Salah satu faktor yang menyebabkan komunikasi matematis siswa masih rendah karena siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan. Siswa terbiasa dengan metode langsung yang berpusat pada guru. Di awal pertemuan masih banyak siswa yang pasif, saat peneliti bertanya pada siswa kebanyakan dari mereka diam. Jika menjawab, siswa memberikan jawaban secara bersama-sama dengan teman yang lain. Siswa diberikan latihan soal yang dituliskan peneliti dipapan tulis dan harus dikerjakan secara individu namun banyak siswa mengerjakannya masih bekerja sama dengan teman sebangkunya. Sebagian siswa masih ramai saat peneliti menjelaskan materi. Jika ada yang belum paham mengenai materi hanya beberapa siswa saja yang berani bertanya kepada peneliti. Ketika mendekati jam pelajaran selesai siswa sudah terlihat bosan mengikuti pelajaran. Pada pertemuan kedua walaupun masih ada 1 atau 2 anak yang masih belum fokus dalam menyelesaikan latihan soal, kegiatan berjalan lebih baik. Beberapa siswa sudah berani bertanya kepada peneliti. Peneliti tetap berkeliling memantau siswa saat mengerjakan latihan soal. Secara umum interaksi antara siswa dengan peneliti sudah cukup baik.

88 75 Kekurangan pada siklus I diperbaiki pada siklus II agar komunikasi matematis siswa dapat meningkat. Pada siklus II peneliti memberikan motivasi agar siswa mau mendengarkan penjelasan yang disampaikan, berani bertanya dan agar siswa tidak merasa bosan. Siswa boleh bertanya kepada peneliti jika mengalami kesulitan mengerjakan latihan soal. Pada siklus II siswa sudah terbiasa dengan model pembelajaran IMPROVE. Jadi mereka sudah lebih siap untuk melaksanakan pembelajaran. Berdasarkan pengamatan, kebanyakan siswa sudah mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh peneliti. Dalam menyelesaikan latihan soal siswa sudah tidak segan bertanya kepada peneliti. Walaupun hanya memastikan pekerjaan mereka sudah benar atau belum. Siswa yang sudah berani mengungkapkan ataupun menanggapi dari siswa lain sudah meningkat. Walaupun masih ada siswa yang enggan berpendapat maupun menanggapi pendapat dari siswa lain. Kebanyakan siswa juga terlihat lebih bersemangat dan tidak bosan sampai pembelajaran selesai. Ketika peneliti memilih acak siswa untuk menuliskan dan menjelaskan di depan, siswa langsung berani maju ke depan. Peningkatan yang terlihat dari hasil pengamatan sesuai lembar observasi antara lain ditunjukkan pada keterlibatan fisik yaitu siswa yang maju dan menjelaskan pekerjaanya di depan meningkat, yang tadinya hanya diam sudah mulai berani bertanya kepada peneliti saat mengalami kesulitan mengerjakan latihan soal ataupun belum paham materi yang disampaikan oleh peneliti. Peningkatan lain terjadi pada keterlibatan

89 76 mental yaitu siswa lebih mampu mengingat kembali materi yang telah disampaikan atau dipelajari. Siswa juga sudah terbiasa memberikan tanggapan atas pendapat temannya. Selain peningkatan pada keterlibatan fisik dan mental juga terjadi peningkatan dalam keterlibatan emosi, yaitu siswa sudah tidak terlihat bosan lagi sampai pembelajaran selesai. Komunikasi matematis siswa pada siklus II dinilai lebih baik dari siklus I. Interaksi siswa sudah berjalan dengan baik. Siswa mulai percaya diri mengerjakan sendiri dan berani menjelaskan jawabannya di depan kelas, menyampaikan pendapat, bertanya, dan tidak gelisah ketika diberikan permasalahan. Berdasarkan keterangan di atas diperoleh kesimpulan bahwa terjadi peningkatan komunikasi matematis siswa kelas VIII D MTs Negeri Loano tahun pelajaran 2017/2018 setelah menerapkan model pembelajaran IMPROVE. b. Kemampuan Pemahaman Konsep Berdasarkan pengamatan pada siklus I dan siklus II, dapat diketahui bahwa ada peningkatan kemampuan pemahaman konsep. Hal ini karena dengan diterapkannya model pembelajaran IMPROVE, siswa termotivasi untuk berfikir aktif, sehingga mengembangkan keberanian dan ketrampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat. Berikut adalah grafik yang menunjukkan peningkatan pemahaman konsep matematika siswa pada siklus I dan siklus II:

90 77 Gambar 16. Diagram Hasil penelitian Persentase menunjukkan Peningkatan adanya Pemahaman peningkatan Konsep kemampuan pemahaman konsep. Pada siklus I kemampuan pemahaman konsep belum memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Rerata kemampuan pemahaman konsep siklus I sebesar 41,9% dengan kategori kurang sekali. Pada siklus II rerata kemampuan pemahaman konsep siswa sudah mencapai 80,6% dengan kategori baik yang berarti telah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan. Kemampuan pemahaman konsep pada siklus I belum memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan. Salah satu faktor yang menyebabkan kemampuan pemahaman konsep masih rendah karena siswa belum mampu menyatakan ulang konsep, siswa belum mampu mengklasifikasikan objek menurut sifat tertentu. Akibatnya terdapat siswa masih belum bisa mengerjakan tugas yang diberikan. Siswa belum bisa memahami maksud soal. Pada siklus II peneliti memberikan lembar kegiatan dimana peneliti memberikan informasi agar dicantumkan Diketahui, Ditanya sehingga

91 78 akan memancing siswa untuk menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu. Dengan perbaikan tersebut terlihat adanya pengaruh baik terhadap siswa. Siswa menjadi lebih mengetahui tentang apa yang dimaksud dari setiap soal. Walaupun hasilnya belum memuaskan karena masih ada siswa yang mengerjakannya salah, namun ketika siswa mengerjakan soal, siswa sudah mulai terbiasa menuliskan model matematika dan rumus yang akan digunakan. Berdasarkan keterangan di atas diperoleh kesimpulan bahwa terjadi peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa setelah menerapkan model pembelajaran IMPROVE. Peningkatan pemahaman konsep diikuti peningkatan komunikasi matematis siswa. Hal ini menunjukkan bahwa hasil penelitian sudah mencapai indikator keberhasilan penelitian. Sehingga tidak perlu diadakan siklus selanjutnya.

92 79 BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran matematika dengan model pembelajaran IMPROVE pada siswa kelas VIII D MTs Negeri Loano, sebagai berikut. 1. Siswa kelas VIII D MTs Negeri Loano menunjukkan peningkatan pemahaman konsep siswa dengan menggunakan model pembelajaran IMPROVE. Peningkatan pemahaman konsep siswa ditunjukkan dengan perolehan hasil tes evaluasi pemahaman konsep pada siklus I sebesar 41,9% dalam kategori kurang sekali, dengan memberikan latihan-latihan soal tentang fungsi kemudian meningkat menjadi 80,6% dalam kategori baik pada siklus II. Hasil dari siklus II ditunjukkan dengan siswa mampu menyatakan ulang sebuah konsep, siswa mampu mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat tertentu, siswa mampu membuat contoh dan noncontoh penyangkal, siswa mampu menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis, siswa mampu menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu. 2. Siswa kelas VIII D MTs Negeri Loano menunjukkan peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa dengan menggunakan model pembelajaran IMPROVE. Peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa ditunjukkan dengan perolehan hasil observasi komunikasi matematis pada siklus I sebesar 44,5% dalam kategori kurang sekali, dengan membimbing siswa menggunakan pertanyaan yang 79

93 80 membangun pengetahuan agar siswa berani mengungkapkan pendapatnya atau menjawab pertanyaan kemudian meningkat menjadi 79,5% dalam kategori baik pada siklus II. Hasil dari siklus II ditunjukkan dengan siswa dapat menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematis secara lisan, siswa mampu menjelaskan dan mengajukan serta memperluas pertanyaan, siswa mampu merumuskan definisi matematik dan membuat generalisasi yang diperoleh melalui investasi (penemuan), serta siswa mampu mengungkapkan dan menjelaskan pemikiran mereka tentang ide matematik dan hubungannya. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis menyampaikan saran-saran antara lain sebagai berikut. 1. Guru sebaiknya mencoba menerapkan model pembelajaran IMPROVE sebagai alternatif untuk meningkatkan pemahaman konsep dan kemampuan komunikasi matematis siswa, karena dengan model pembelajaran yang menarik siswa akan lebih aktif dalam pelajaran matematika. 2. Mengaplikasikan model pembelajaran IMPROVE pada mata pelajaran yang berbeda. 3. Dengan melihat hasil pembelajaran dengan model pembelajaran IMPROVE, diharapkan dapat dikembangkan lagi dengan media pembelajaran lainnya.

94 81 DAFTAR PUSTAKA Ahmad Susanto Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia grup Aris Shoimin Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum Yogyakarta: AR-Ruzz Media. Bansu I. Ansari Komunikasi Matematik, Strategi Berpikir dan Manajemen Belajar: Konsep Dan Aplikasi. Banda Aceh: PeNA. Finanda Rizki Sahati Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Melalui Model Pembelajaran Advance Organizer Siswa Kelas VIIC SMP Negeri 11 Yogyakarta. hati.pdf. Di unduh pada tanggal 16 November Fitria Marlina Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Melalui Strategi Pembelajaran Cooperative Script Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Di unduh pada tanggal 29 Maret Hawa Liberna Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Melalui Penggunaan Metode IMPROVE Pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Di Kelas VIII SMPN 248 Jakarta. Jurnal Formatif 2(3): ISSN: X. Di unduh pada tanggal 21 Maret Kurnia Eka Lestari, Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan Matematika. Jakarta: Refika aditama Lilis Sumarni Peningkatan Komunikasi Dan Pemahaman Konsep Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Model Learning Cycle 5E siswa Kelas VII Semester Genap SMP Muhammadiyah 07 Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. Di unduh pada tanggal 29 Maret Miftakhul, Huda Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Puustaka Pelajar. Ngalim Purwanto Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

95 82 S.Eko Putro Widoyoko Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Syaiful Sagala Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Syelfia Dewimarni Kemampuan Komunikasi Dan Pemahaman Konsep Aljabar Linier Mahasiswa Universitas Putra Indonesia YPTK Padang. UPI YPTK Padang. Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 8, No.1, 2017, Hal ISSN Di unduh pada tanggal 30 Agustus 2017 Yuli Suryanto Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep Dan Komunikasi Belajar Matematika Siswa Melalui Strategi Pembelajaran Concept Mapping Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 03 Colomadu. Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. Di unduh pada tanggal 30 Maret 2017.

96 LAMPIRAN 83

97 84 LAMPIRAN 1 PERANGKAT PEMBELAJARAN

98 85

99 86

100 87

101 88 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS 1 Satuan Pendidikan : MTs Negeri Loano Mata Pelajaran : MATEMATIKA Kelas/Semester : VIII / 1 Materi Pokok : FUNGSI Alokasi Waktu : 6 x 40 menit A. Kompetensi Inti 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. B. Kompetensi Dasar 1.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2.1 Menunjukkan sikap logis, kritis, analitik, dan teliti, bertanggung jawab, responsive, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah. 2.2 Memiliki rasa ingin tahu, percaya diri, dan ketertarikan pada matematika, serta memiliki rasa percaya pada daya dan kegunaan matematika yang terbentuk melalui pengalaman belajar.

102 Memiliki sikap terbuka, santun, objektif, menghargai pendapat dan karya teman dalam interaksi kelompok maupun aktifitas sehari-hari. 3.5 Menyajikan fungsi dalam berbagai bentuk relasi, pasangan berurutan, rumus fungsi, table, grafik, dan diagram. C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1.1 Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri fungsi 1.2 Siswa dapat membedakan antara relasi dan fungsi 1.3 Siswa dapat menyajikan fungsi dalam bentuk himpunan pasangan berurutan 1.4 Siswa dapat menyajikan fungsi dalam bentuk diagram panah D. Tujuan Pembelajaran Melalui kegiatan berdiskusi dan tanya jawab peserta didik dapat: 1. Memiliki sikap ingin tahu yang ditandai dengan bertanya kepada siswa lain dan atau guru. 2. Bekerjasama dengan anggota kelompok. 3. Menyebutkan relasi antar dua himpunan 4. Membedakan fungsi dan bukan fungsi 5. Menyebutkan ciri-ciri fungsi E. Materi Pembelajaran Pertemuan 1 A. Ciri ciri Fungsi Fungsi adalah relasi khusus yang memasangkan setiap anggota himpunan A tepat satu di anggota B. Pada fungsi terdapat domain yaitu himpunan/daerah asal, kodomain yaitu himpunan/daerah kawan, dan range yaitu himpunan/daerah hasil. Fungsi umumnya disajikan dengan tiga cara: diagram panah, diagram cartesius, dan himpunan pasangan berurutan.

103 90 Fungsi f yang menghubungkan anggota himpunan A dan himpunan B dinotasikan f: A B. Jika adalah anggota himpunan A, dan adalah anggota himpunan B, maka fungsinya dinotasikan: atau B. Perbedaan Antara Relasi dan Fungsi Relasi adalah hubungan antara anggota suatu himpunan dengan anggota himpunan yang lain. Sedangkan Fungsi adalah relasi khusus yang memasangkan setiap anggota himpunan A tepat satu di anggota B. Setiap relasi belum tentu fungsi, tetapi setiap fungsi pasti relasi. Pertemuan 2 Memahami Bentuk Penyajian Fungsi 1. Dengan himpunan pasangan berurutan. Misalkan fungsi f dari P = {1, 2, 3, 4, 5} ke Q = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10}. Relasi yang didefinisikan adalah dua kali dari Permasalahan ini dapat dinyatakan dengan 5 cara, yaitu sebagai berikut. Cara : Himpunan Pasangan Berurutan Diketahui fungsi f dari P = {1, 2, 3, 4, 5} ke Q = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10}. Relasi yang didefinisikan adalah dua kali dari. Relasi ini dapat dinyatakan dengan himpunan pasangan berurut, yaitu berikut: {(1, 2), (2, 4), (3, 6), (4, 8), (5, 10)} 2. Dengan diagram panah. Diketahui fungsi f dari P = {1, 2, 3, 4, 5} ke Q = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10}. Relasi yang didefinisikan adalah dua kali dari. Relasi ini dapat dinyatakan dengan diagram panah, yaitu berikut:

104 91 P Q Gambar 1. Diagram panah Pertemuan 3 Soal Tes Siklus 1 Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut! 1. Jika diketahui himpunan dan, tentukanlah relasi yang sesuai dengan kedua himpunan tersebut! 2. Diketahui himpunan dan. Relasi antara himpunan A dan himpunan B adalah satu lebihnya dari. Apakah relasi dari A ke B merupakan fungsi? Jelaskan! 3. Buatlah contoh fungsi dan bukan fungsi serta jelaskan mengapa fungsi dan mengapa bukan fungsi! 4. Untuk, tentukan nilai fungsi jika domainnya adalah dan gambarkan semuanya dalam diagram panah! 5. Diketahui K= dan L=. Buatlah semua pasangan berurutan dari himpunan A ke himpunan B yang membentuk fungsi!

105 92 F. Metode Pembelajaran Model pembelajaran IMPROVE G. Media Pembelajaran 1. Spidol 2. Papan tulis H. Sumber Belajar Buku Paket Matematika untuk SMP Kelas VIII dan sumber belajar lain yang terkait. I. Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan 1 (2 x 40 menit ) Kegiatan Pendahuluan Deskripsi 1. Guru memberi salam dan mengajak siswa berdoa, dilanjutkan menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa; 2. Siswa mendengarkan dan menanggapi cerita tentang manfaat belajar Fungsi dalam kehidupan sehari-hari; 3. Siswa menyimak tujuan belajar dan hasil belajar yang diharapkan akan dicapai dalam pertemuan; 4. Siswa menyimak informasi tentang cara belajar yang akan ditempuh 5. Guru mengecek kemampuan prasyarat siswa dengan tanya jawab 1. Guru memberikan pertanyaan yang membangun pengetahauan siswa. Secara klasikal siswa mengamati dan mencermati Alokasi Waktu 10 menit

106 93 Inti contoh permasalahan sehari-hari yang berhubungan dengan fungsi. 1.1 Apa yang kalian ketahui tentang himpunan? 1.2 Cewek cantik di kelas, apakah bisa disebut himpunan? 1.3 Permasalahan : (1) Disediakan sebuah himpunan, yaitu Himpunan A = Himpunan B = 10 menit Dari kedua himpunan tersebut bagaimana caranya agar membentuk sebuah fungsi? 1.4 Permasalahan :(2) Himpunan P = Himpunan Q= Siswa diajak untuk memasangkan Himpunan P ke Himpunan Q.

107 94 2. Guru menggunakan pertanyaan tipe metakognisi agar siswa menemukan konsep secara mandiri. Dan siswa didorong untuk mengajukan pertanyaan. a. Agar suatu aturan bisa disebut fungsi dari himpunan A ke Himpunan B, apa saja syarat yang harus dipenuhi? b. Jika suatu aturan merupakan fungsi dari himpunan A kepada himpunan B, Apakah kebalikannya juga merupakan fungsi? c. Agar suatu aturan bisa disebut fungsi dari himpunan P ke Himpunan Q, apa saja syarat yang harus dipenuhi? d. Jika suatu aturan merupakan fungsi dari himpunan P kepada himpunan Q, Apakah kebalikannya juga merupakan fungsi? Secara berkelompok siswa mengerjakan LKS yang terkait dengan pertanyaanpertanyaan pada permasalahan yang ada. Melalui diskusi dalam kelompok siswa menganalisis, menalar, menyimpulkan informasi yang telah diperoleh/dikumpulkan melalui LKS dalam rangka memahami cirri-ciri fungsi dan membedakan antara relasi dan fungsi. Siswa mengembangkan sikap bertanggung jawab Secara klasikal siswa, wakil kelompok 20 menit

108 95 mengkomunikasikan pemahamannya dengan bahasa sendiri tentang ciri-ciri fungsi dan perbedaan relasi dan fungsi. Umpan balik dan penegasan diberikan terhadap hal-hal yang dikomunikasikan siswa. 3. Guru memberikan latihan kepada siswa secara individu. 5 menit 1) Misalkan A = {1, 2, 3, 4, 5} dan B = {2, 3, 5, 7} Relasi yang didefinisikan adalah satu lebihnya dari Apakah relasi dari A ke B termasuk fungsi? 4. Guru melakukan pengulasan atau pembahasan terhadap kesuliatn yang dialami siswa sewaktu memahami atau menjawab soal. 5 menit 5. Guru memberikan tes untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa. 1) Andaikan x anggota himpunan C yaitu himpunan bilangan asli ganjil yang kurang dari 10 dan himpunan D yaitu himpunan bilangan asli genap yang kurang dari 19. Relasi yang menghubungkan himpunan C dan D adalah setengah dari. 10 menit a. Sebutkan anggota-anggota himpunan C dan anggota-anggota himpunan D. b. Sebutkan semua pasangan berurutan

109 96 dari relasi tersebut. c. Apakah relasi di atas merupakan fungsi? Penutup 6. Guru mengevaluasi dan mengidentifikasi siswa yang menguasai materi dan siswa yang belum menguasai materi dengan melihat hasil tes yang diberikan pada tahap sebelumnya. 7. Guru memberikan respon terhadap hasil verifikasi yaitu dengan memberikan soal pengayaan kepada siswa. 1. Secara klasikal dan melalui tanya jawab siswa dibimbing untuk merangkum materi pembelajaran. 2. Guru memeberikan PR. 3. Guru menyampaikan garis besar materi pada pertemuan berikutnya yaitu menyajikan bentuk fungsi. 5 menit 5 menit 10 menit Pertemuan 2 (2 x 40 menit) Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu Pendahuluan 1. Guru memberi salam dan mengajak siswa berdoa, dilanjutkan menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa; 2. Siswa mendengarkan dan menanggapi cerita tentang manfaat belajar memahami bentuk penyajian fungsi; 10 menit

110 97 Inti 3. Siswa menyimak tujuan belajar dan hasil belajar yang diharapkan akan dicapai dalam pertemuan; 4. Siswa menyimak informasi tentang cara belajar yang akan ditempuh; 5. Guru mengecek kemampuan prasyarat siswa dengan tanya jawab; 1. Guru memberikan pertanyaan yang membangun pengetahauan siswa. Secara klasikal siswa mengamati dan mencermati contoh permasalahan seharihari yang berhubungan dengan bentuk penyajian fungsi. Pernahkah kamu merasakan rasa gula, garam, lada dan berbagai bahan dapur yang lainnya? Coba rasakan bagaimanakah rasa gula? Pasti manis. Bagaimanakah rasanya garam? Pasti asin, tidak ada garam yang rasanya manis. Bagaimanakah rasanya lada? Adakah lada yang rasanya tidak pedas? Adakah rasa cuka yang tidak asam? Jika bahan-bahan dapur dikumpulkan dalam satu himpunan yaitu A dan rasa dari bahan-bahan dapur dikumpulkan dalam himpunan B, maka relasi apa yang dapat digunakan untuk menghubungkan himpunan A dan B? Jika relasi yang digunakan untuk menghubungkan anggota-anggota 10 menit

111 98 himpunan A dengan anggota-anggota himpunan B adalah rasanya, maka relasi tersebut dapat dinyatakan dengan diagram panah. 2. Guru menggunakan pertanyaan tipe metakognisi agar siswa menemukan konsep secara mandiri. Dan siswa didorong untuk mengajukan pertanyaan. a. Apakah setiap anggota himpunan A mempunyai hubungan dengan anggota himpunan B? b. Apakah setiap anggota himpunan A mempunyai hubungan dengan hanya satu anggota himpunan B? Secara berkelompok siswa mengerjakan LKS yang terkait dengan pertanyaanpertanyaan pada permasalahan yang ada. Melalui diskusi dalam kelompok siswa menganalisis, menalar, menyimpulkan informasi yang telah diperoleh/dikumpulkan melalui LKS dalam rangka memahami bentuk penyajian fungsi, himpunan pasangan berurutan dan diagram panah. Siswa mengembangkan sikap bertanggung jawab Secara klasikal siswa, wakil kelompok mengkomunikasikan pemahamannya dengan bahasa sendiri tentang himpunan pasangan berurutan dan diagram panah. Umpan balik dan penegasan diberikan 20 menit

112 99 terhadap hal-hal yang dikomunikasikan siswa. 3. Guru memberikan latihan kepada siswa secara individu. 1. Diketahui himpunan A adalah himpunan kuadrat sempurna antara 1 Sampai dengan 50 dan himpunan B adalah himpunan bilangan kelipatan tiga antara 1 sampai dengan 25. Relasi yang menghubungkan himpunan A ke B adalah akar dari: a. Sebutkan anggota-anggota himpunan bilangan A dan anggotaanggota himpunan B! b. Sebutkan semua pasangan berurutan dari relasi tersebut! c. Apakah relasi diatas merupakan fungsi? 4. Guru melakukan pengulasan atau pembahasan terhadap kesuliatn yang dialami siswa sewaktu memahami atau menjawab soal. 5 menit 5 menit 5. Guru memberikan tes untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa. 1) Diketahui A = {2, 5, 7, 9} dan B = {7, 10, 12, 14, 16}. Jika hubungan anggota A dengan anggota B ditunjukkan dengan 2 7, 5 10, 7 12, dan 9 14, maka : 10 menit

113 100 a. Gambarlah diagram panah relasi dari himpunan A ke B. b. Sebutkan relasi yang mungkin dari himpunan A ke B. c. Apakah relasi tersebut merupakan fungsi? Jelaskan! 2) Diketahui suatu relasi dari himpunan P ke himpunan Q yang dinyatakan dengan himpunan pasangan berurutan {(-1, 2), (1, 4), (3, 6), (5, 8), (7, 10)}. a. Sebutkan anggota-anggota himpunan P dan Q. b. Sebutkan dua relasi lain yang mungkin dari himpunan P ke himpunan Q. Penutup 6. Guru mengevaluasi dan mengidentifikasi siswa yang menguasai materi dansiswa yang belum menguasai materi dengan melihat hasil tes yang diberikan pada tahap seelumnya. 7. Guru memberikan respon terhadap hasil verifikasi yaitu dengan memberikan soal pengayaan kepada siswa. 1. Secara klasikal dan melalui tanya jawab siswa dibimbing untuk merangkum materi pembelajaran yaitu tentang bentuk penyajian fungsi dengan himpunan pasangan berurutan dan diagram panah. 2. Guru memberikan PR. 5 menit 5 menit 10 menit

114 Guru menyampaiakan garis besar materi pada pertemuan berikutnya Pertemuan 3 (2 x 40 menit) Kegiatan Pendahuluan Inti Penutup Deskripsi 1. Guru memberi salam dan mengajak siswa berdoa, dilanjutkan menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa; 2. Siswa mendengarkan dan menanggapi cerita tentang manfaat belajar Fungsi dalam kehidupan sehari-hari; 3. Siswa menyimak tujuan belajar dan hasil belajar yang diharapkan akan dicapai dalam pertemuan; 4. Siswa menyimak informasi tentang cara belajar yang akan ditempuh 5. Guru mengecek kemampuan prasyarat siswa dengan tanya jawab 1. Guru membagikan lembar soal dan lembar jawab. 2. Guru mempersilahkan siswa untuk mengerjakan soal dengan mandiri, tenang dan jujur. 3. Siswa mulai mengerjakan tes. 1. Guru memberitahu kepada siswa bahwa waktu mengerjakan sudah habis. 2. Siswa mengumpulkan lembar jawab. Alokasi Waktu 10 menit 60 menit 10 menit

115 Guru menutup pelajaran dengan do a dan salam J. Penilaian Teknik : tertulis Bentuk : uraian Guru Mata Pelajaran MTs Negeri Loano Purworejo, 20 Juli 2017 Peneliti Agung Dwi Raharjo, S.Pd. NIP Yulia Khayatul Mahmudah NIM

116 103 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS 1I Satuan Pendidikan : MTs Negeri Loano Mata Pelajaran : MATEMATIKA Kelas/Semester : VIII / 1 Materi Pokok : FUNGSI Alokasi Waktu : 6 x 40 menit A. Kompetensi Inti 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 4. Mencoba, mengolah, dan menyajikan dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. B. Kompetensi Dasar 1.2 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2.4 Menunjukkan sikap logis, kritis, analitik, dan teliti, bertanggung jawab, responsive, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah. 2.5 Memiliki rasa ingin tahu, percaya diri, dan ketertarikan pada matematika, serta memiliki rasa percaya pada daya dan kegunaan matematika yang terbentuk melalui pengalaman belajar.

117 Memiliki sikap terbuka, santun, objektif, menghargai pendapat dan karya teman dalam interaksi kelompok maupun aktifitas sehari-hari. 3.6 Menyajikan fungsi dalam berbagai bentuk relasi, pasangan berurutan, rumus fungsi, table, grafik, dan diagram. C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1.5 Siswa dapat menyajikan fungsi dalam bentuk rumus 1.6 Siswa dapat menyajikan fungsi dalam bentuk tabel 1.7 Siswa dapat menyajikan fungsi dalam bentuk grafik D. Tujuan Pembelajaran Melalui kegiatan berdiskusi dan tanya jawab peserta didik dapat: 1. Memiliki sikap ingin tahu yang ditandai dengan bertanya kepada siswa lain dan atau guru. 2. Bekerjasama dengan anggota kelompok. 3. Menyebutkan penyajian fungsi 4. Menghitung nilai fungsi E. Materi Pembelajaran Pertemuan 1 Memahami Bentuk Penyajian Fungsi Fungsi dapat disajikan dalam bentuk, yaitu : dengan rumus, tabel, dan grafik. Dengan rumus fungsi : Misal ada himpunan P = { 1, 2, 3, 4, 5} ke Q = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10} yang di definisikan dengan himpunan pasangan berurut berikut : {(1, 2), (2, 4), (3, 6), (4, 8), (5, 10)}. Maka dapat di lihat polanya sebagai berikut : (1, 2) (1, 2 1) (2, 4) (2, 2 2) (3, 6) (3, 2 3) (4, 8) (4, 2 4)

118 105 (5, 10) (5, 2 5) Jadi, untuk setiap x P = {1, 2, 3, 4, 5} maka (x, 2 x) merupakan anggota fungsi tersebut. Bentuk ini bisa ditulis dengan f(x) = 2x untuk setiap x P. Inilah yang dinyatakan dengan rumus fungsi. Pertemuan 2 Cara lain penyajian fungsi adalah dengan menggunakan tabel. Contohnya : fungsi dari P = {1, 2, 3, 4, 5}, ke Q = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10} yang didefiniskan dengan pasangan berurut berikut:{(1, 2), (2, 4), (3, 6),(4, 8), (5, 10)} nyatakan dengan menggunakan tabel X f(x) Selain menggunakan rumus fungsi dan tabel, penyajian fungsi juga dapat menggunakan dengan grafik. Contohnya : diketahui fungsi f dari P ={1, 2, 3, 4, 5} ke Q {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10}. Relasi yang didefinisikan adalah dua kali dari. Relasi ini dapat dinyatakan dengan grafik berikut :

119 106 Pertemuan 3 Soal Tes Siklus 2 1. Suatu fungsi f dengan rumus f(x) = x2 5x. Tentukan nilai fungsi f(-1)! 2. Diketahui h adalah suatu fungsi dari himpunan A ke himpunan B yang di definisikan dengan diagram panah berikut A B a i u i Nyatakan fungsi tersebut dalam bentuk tabel! 3. Diketahui P = {1, 2} dan Q = {a, b, c}. Berapa banyaknya fungsi yang dapat dibuat dari himpunan P ke himpunan Q? 4. Dikethaui X f(x) = x Buatlah gambar grafiknya dan jelaskan! 5. Suatu fungsi g dengan rumus g(x) = ax 5. Nilai fungsi g untuk x = -1 adalah 3. Tentukan nilai a yang memenuhi! F. Metode Pembelajaran Model pembelajaran IMPROVE G. Media Pembelajaran 1. Spidol 2. Papan tulis H. Sumber Belajar Buku Paket Matematika untuk SMP Kelas VIII dan sumber belajar lain yang terkait. I. Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan 1 (2 x 40 menit)

120 107 Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu 1. Guru memberi salam dan mengajak siswa berdoa, dilanjutkan menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa; 2. Sebagai apersepsi untuk mendorong pemahaman konsep dan komunikasi matematis, peserta didik diajak untuk mengingat kembali materi yang sudah pernah dipelajari yang Pendahuluan berkaitan dengan materi fungsi, yaitu tentang fungsi. 3. Siswa mendengarkan dan menanggapi cerita tentang manfaat belajar Fungsi dalam kehidupan sehari-hari; 4. Siswa menyimak tujuan belajar dan hasil belajar yang diharapkan akan dicapai dalam pertemuan; 5. Siswa menyimak informasi tentang cara belajar yang akan ditempuh 6. Guru mengecek kemampuan prasyarat siswa dengan tanya jawab 1. Guru memberikan pertanyaan yang membangun pengetahauan siswa. Guru juga memberikan arahan agar menjawab pertanyaan dan menyampaikan pendapatnya. a. Ada berapa bentuk penyajian fungsi? b. Contohnya, untuk mencari nilai suatu fungsi bisa menggunakan rumus fungsi. 2. Guru menggunakan pertanyaan tipe metakognisi agar siswa menemukan konsep secara mandiri. Guru memberi arahan agar siswa berani bertanya, misal : 10 menit 10 menit

121 108 Inti e. Sebutkan macam-macam bentuk penyajian fungsi! f. Bagaimana cara mencari nilai dari suatu fungsi? g. Diketahui suatu fungsi f dengan daerah asal A = {7, 9, 11, 13} dengan rumus fungsi f(x) = 2x 3. Tentukan f(7)! Secara berkelompok siswa mengerjakan LKS yang terkait dengan pertanyaan-pertanyaan pada permasalahan yang ada. Guru selalu melakukan pengecekan pada setiap kelompok agar kelompok tersebut benar-benar melakukan diskusi. Melalui diskusi dalam kelompok siswa menganalisis, menalar, menyimpulkan informasi yang telah diperoleh/dikumpulkan melalui LKS dalam rangka memahami bentuk penyajian fungsi menggunakan rumus fungsi. Siswa mengembangkan sikap bertanggung jawab. Secara klasikal siswa, wakil kelompok mengkomunikasikan pemahamannya dengan bahasa sendiri tentang ciri-ciri fungsi dan perbedaan relasi dan fungsi. Umpan balik dan penegasan diberikan terhadap hal-hal yang dikomunikasikan siswa Untuk menyingkat waktu hanya beberapa siswa saja yang maju mempresentasikan ke depan. 20 menit

122 Guru memberikan latihan kepada siswa secara individu 1. Diketahui suatu fungsi f dengan daerah asal A = {7, 9, 11, 13} dengan rumus fungsi f(x) = 2x 3. Tentukan f(9), f(11), f(13)! 5 menit 4. Guru melakukan pengulasan atau pembahasan terhadap kesuliatn yang dialami siswa sewaktu memahami atau menjawab soal. 5 menit 5. Guru memberikan tes untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa a. Diketahui suatu fungsi f dengan rumus f(x) = -x + 3 dengan daerah asal K = {-3, -1, 1, 3, 5, 7}. Tentukan nilai fungsi f untuk x = -3, x = 5! 10 menit Guru memberikan lebih banyak latihan untuk meningkatkan pemahaman konsep. 6. Guru mengevaluasi dan mengidentifikasi siswa yang menguasai materi dan siswa yang belum menguasai materi dengan melihat hasil tes yang diberikan pada tahap sebelumnya. 7. Guru memberikan respon terhadap hasil verifikasi yaitu dengan memberikan soal pengayaan kepada siswa. 5 menit 5 menit Penutup 1. Secara klasikal dan melalui Tanya jawab siswa dibimbing untuk merangkum dan menyimpulkan materi pelajaran. 2. Siswa diberi PR pada buku siswa 3. Siswa mencermati informasi garis besar isi 10 menit

123 110 kegiatan pada pertemuan berikutnya yaitu menyajikan fungsi dengan tabel dan grafik. Pertemuan 2 (2 x 40 menit) Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu 1. Guru memberi salam dan mengajak siswa berdoa, dilanjutkan menanyakan kabar dan mengecek Pendahuluan Inti kehadiran siswa; 2. Sebagai apersepsi untuk mendorong pemahaman konsep dan komunikasi matematis, peserta didik diajak untuk mengingat kembali materi yang sudah pernah dipelajari yang berkaitan dengan materi fungsi, yaitu bentuk penyajian fungsi. 3. Siswa mendengarkan dan menanggapi cerita tentang manfaat belajar Fungsi dalam kehidupan sehari-hari; 4. Siswa menyimak tujuan belajar dan hasil belajar yang diharapkan akan dicapai dalam pertemuan; 5. Siswa menyimak informasi tentang cara belajar yang akan ditempuh 6. Guru mengecek kemampuan prasyarat siswa dengan tanya jawab 1. Guru memberikan pertanyaan yang membangun pengetahauan siswa. Guru juga memberikan arahan agar menjawab pertanyaan dan menyampaikan pendapatnya Fungsi dengan relasi berat badan siswa. Apakah bisa dinyatakan menggunakan tabel dan grafik? 10 menit 10 menit

124 Guru menggunakan pertanyaan tipe metakognisi agar siswa menemukan konsep secara mandiri. Guru memberi arahan agar siswa berani bertanya, misal : a. Bagaimana cara membuat grafik pada kasus 1.1? Secara berkelompok siswa mengerjakan LKS yang terkait dengan pertanyaan-pertanyaan pada permasalahan yang ada. Guru selalu melakukan pengecekan pada setiap kelompok agar kelompok tersebut benar-benar melakukan diskusi. Melalui diskusi dalam kelompok siswa menganalisis, menalar, menyimpulkan informasi yang telah diperoleh/dikumpulkan melalui LKS dalam rangka memahami penyajian fungsi dalam bentuk tabel dan grafik. Siswa mengembangkan sikap bertanggung jawab Secara klasikal siswa, wakil kelompok mengkomunikasikan pemahamannya dengan bahasa sendiri tentang ciri-ciri fungsi dan perbedaan relasi dan fungsi. Umpan balik dan penegasan diberikan terhadap hal-hal yang dikomunikasikan siswa Untuk menyingkat waktu hanya beberapa siswa saja yang maju mempresentasikan ke depan. 3. Guru memberikan latihan kepada siswa secara individu a. Gambarlah grafik fungsi. 20 menit 5 menit

125 112 Dengan daerah asal. 4. Guru melakukan pengulasan atau pembahasan terhadap kesulitan yang dialami siswa sewaktu memahami atau menjawab soal. 5 menit 5. Guru memberikan tes untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa a. Diketahui suatu fungsi f dengan rumus f(x) = -x + 3 dengan daerah asal K = {-3, -1, 1, 3, 5, 7}. Tentukan nilai fungsi f untuk x = -3. Buatlah tabelnya! 10 menit Untuk meningkatkan pemahaman konsep guru memberikan lebih banyak latihan. 6. Guru mengevaluasi dan mengidentifikasi siswa yang menguasai materi dan siswa yang belum menguasai materi dengan melihat hasil tes yang diberikan pada tahap sebelumnya. 7. Guru memberikan respon terhadap hasil verifikasi yaitu dengan memberikan soal pengayaan kepada siswa. 5 menit 5 menit Penutup 1. Secara klasikal dan melalui Tanya jawab siswa dibimbing untuk untuk merangkum dan menyimpulkan materi pelajaran. 2. Siswa diberi PR pada buku siswa 3. Siswa mencermati informasi garis besar isi kegiatan pada pertemuan berikutnya yaitu menyajikan bentuk fungsi. 10 menit

126 113 Pertemuan 3 (2 x 40 menit) Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu Pendahuluan Inti Penutup 1. Guru memberi salam dan mengajak siswa berdoa, dilanjutkan menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa; 2. Siswa menyimak informasi tentang cara belajar yang akan ditempuh 3. Guru membagikan lembar soal dan lembar jawab. 4. Guru mempersilahkan siswa untuk mengerjakan soal dengan mandiri, tenang dan jujur. 5. Siswa mulai mengerjakan tes. 6. Guru memberitahu kepada siswa bahwa waktu mengerjakan sudah habis. 7. Siswa mengumpulkan lembar jawab. 8. Guru menutup pelajaran dengan do a dan salam 80 menit K. Penilaian Teknik : tertulis Bentuk : uraian Guru Mata Pelajaran MTs Negeri Loano Purworejo, 20 Juli 2017 Peneliti Agung Dwi Raharjo, S.Pd. NIP Yulia Khayatul Mahmudah NIM

127 114 LAMPIRAN 2 INSTRUMEN PENELITIAN

128 115 KISI-KISI LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN IMPROVE Pokok Bahasan Kelas/Semester : Fungsi : VIII/1 No. Aspek yang diamati Uraian Nomor Butir I Pra pembelajaran Kesiapan pembelajaran 1.1 II Kegiatan awal 1. Memberikan apersepsi 2. Mengkomunikasikan tujuan dan model pembelajaran 3. Memberi motivasi III Kegiatan inti 1. Guru membimbing siswa menemukan suatu konsep dengan memberikan pertanyaanpertanyaan yang mengarah pada penemuan suatu konsep. 2. Guru memberikan pertanyaan tipe metakognisi agar siswa menemukan suatu konsep baru secara mandiri. 3. Guru memberikan latihan kepada siswa secara individu dan siswa berlatih menjawab pertanyaan metakognisi dalam menyelesaikan soal. 4. Guru melakukan pengulasan atau pembahasan terhadap kesulitankesulitan yang dialami siswa sewaktu memahami materi atau menjawab soal-soal. 5. Guru memberikan tes untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa. 6. Guru mengevaluasi dan mengidentifikasi siswa yang menguasai materi dan siswa yang belum menguasai materi dengan melihat hasil tes yang telah diberikan pada tahap sebelumnya. 7. Guru memberikan respon terhadap hasil verifikasi yaitu

129 116 dengan sehingga memberikan soal pengayaan kepada siswa. IV Penutup 1. Memberi kesempatan siswa untuk bertanya 2. Menyampaikan pembelajaran yang akan datang 3. Menutup kegiatan pembelajaran

130 117

131 118

132 119

133 120

134 121

135 122

136 123

137 124 SOAL TES PEMAHAMAN KONSEP SIKLUS I Mata Pelajaran Materi Kelas Waktu : Matematika : Fungsi : VIII : 2 x 40 menit Petunjuk: 1. Tuliskan nama, no. absen dan kelas pada lembar jawab! 2. Berdoalah sebelum mengerjakan! 3. Bacalah soal dengan teliti! 4. Kerjakan terlebih dahulu soal yang menurut anda mudah! Jawablah soal-soal dibawah ini dengan benar! 1. Jika diketahui himpunan dan, tentukanlah relasi yang sesuai dengan kedua himpunan tersebut! 2. Diketahui himpunan dan. Relasi antara himpunan A dan himpunan B adalah satu lebihnya dari. Apakah relasi dari A ke B merupakan fungsi? Jelaskan! 3. Buatlah contoh fungsi dan bukan fungsi serta jelaskan mengapa fungsi dan mengapa bukan fungsi! 4. Untuk, tentukan nilai fungsi jika domainnya adalah dan gambarkan semuanya dalam diagram panah! 5. Diketahui K = {p,q} dan L = {2,3,4}. Buatlah pasangan berurutan dari himpunan A ke himpunan B yang membentuk fungsi!

138 125 KUNCI JAWABAN TES PEMAHAMAN KONSEP SIKLUS I 1. Indikator 1 Siswa mampu menyatakan ulang sebuah konsep Diketahui : himpunan dan, Ditanya : tentukan relasi yang sesuai antara himpunan P dan Q? Jawab : relasi yang sesuai antara himpunan P dan Q adalah relasi faktor dari 2. Indikator 2 Siswa dapat mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan konsepnya). Diketahui : himpunan dan. Relasi antara himpunan A dan himpunan B adalah satu lebihnya dari. Ditanya : apakah relasi satu lebihnya dari adalah fungsi? Jawab : relasi satu lebihnya dari antara himpunan A dan B bukan fungsi karena ada anggota himpunan A yang tidak mempunyai pasangan di himpunan B. 3. Indikator 3 Siswa mampu membuat contoh dan non contoh penyangkal Contoh fungsi: Himpunan danau di Provinsi Jawa Timur dan himpunan nama-nama kota di Provinsi Jawa Timur dengan relasi terletak di Karena setiap danau mempunyai 1 lokasi. Contoh bukan fungsi: Himpunan merk handphone dan himpunan nama-nama siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah dengan relasi kepunyaan dari Karena setiap merk mempunyai pemilik lebih dari satu siswa. 4. Indikator 4 a b c

139 126 Siswa mampu menyajikan konsep dalam bentuk representasi matematis Diketahui: Domain Ditanya : nilai fungsinya dan buat gambar dalam diagram panah Jawab : A B c, d Jadi, nilai fungsinya adalah {-1, 0, 1, 2}. 5. Indikator 5 Siswa dapat menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi tertentu. Diketahui : K = {p,q} dan L = {2,3,4}. Ditanya Jawab : Buatlah semua pasangan berurutan dari himpunan A ke himpunan B yang membentuk fungsi! : Pasangan berurutan yang membentuk fungsi adalah {(p,2), (q,2)}, {(p,3), (q,3)}, {(p,4), (q,4)} d Keterangan : a. Menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika dengan benda, gambar, grafik, dan aljabar.

140 127 b. Menjelaskan dan mengajukan pertanyaan serta memperluas pertanyaan terhadap matematika yang telah dipelajarinya. c. Merumuskan definisi matematik dan membuat generalisasi yang diperoleh melalui investigasi (penemuan). d. Mengungkapkan dan menjelaskan pemikiran mereka tentang ide matematik dan hubungannya.

141 128

142 129

143 130

144 131

145 132

146 133 SOAL TES KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SIKLUS II Mata Pelajaran : Matematika Materi Kelas Waktu : Fungsi : VIII : 2 x 40 menit Petunjuk: 1. Tuliskan nama, no. absen dan kelas pada lembar jawab! 2. Berdoalah sebelum mengerjakan! 3. Bacalah soal dengan teliti! 4. Kerjakan terlebih dahulu soal yang menurut anda mudah! Jawablah soal-soal dibawah ini dengan benar! 1. Suatu fungsi f dengan rumus f(x) = x2 5x. Tentukan nilai fungsi f(-1)! 2. Diketahui h adalah fungsi dari himpunan A ke himpunan B yang di definisikan dengan diagram panah berikut : A B a i 12 3 u Nyatakan fungsi tersebut dalam bentuk tabel! 3. Diketahui P = {1, 2} dan Q = {a, b, c}. Berapa banyaknya fungsi yang dapat dibuat dari himpunan P ke himpunan Q? 4. Dikethaui X f(x) = x Buatlah gambar grafiknya dan jelaskan!

147 Suatu fungsi g dengan rumus g(x) = ax 5. Nilai fungsi g untuk x = -1 adalah 3. Tentukan nilai a yang memenuhi!

148 135 KUNCI JAWABAN TES PEMAHAMAN KONSEP SIKLUS II 1. Indikator 2 Siswa dapat mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan konsepnya). Diketahui : f(x) = x 2 5x Ditanaya : f(-1) =...? Jawab : f(x) = x 2 5x f(-1) = (-1) 2 5 (-1) = = 6 Jadi nilai f(-1) adalah Indikator 1 Siswa mampu menyatakan ulang sebuah konsep. Diketahui : A = { a, i, u} dan B = {1, 2, 3} Buatlah tabelnya! A a I U B Indikator 3 Siswa mampu membuat contoh dan non-contoh penyangkal. Diketahui : P = {1, 2} dan Q = {a, b, c} Banyaknya fungsi yang bisa dibuat? Ada 9 fungsi yang bisa dibuat 4. Indikator 4 Siswa dapat menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis. Gambar grafik y c, d a c a, b x

149 136 X merupakan domain dan y merupakan kodomain. 5. Indikator 5 Siswa dapat menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi tertentu. Diketahui : g(x) = ax 5, g(-1) = 3 Ditanyakan : nilai a =... Jawab : g(x) = ax 5 g(-1) = a = 3 g(-1) = -a 5 = 3 a = 5 3 = -8 jadi, nilai a nya adalah -8 d keterangan : a. Menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika dengan benda, gambar, grafik, dan aljabar. b. Menjelaskan dan mengajukan pertanyaan serta memperluas pertanyaan terhadap matematika yang telah dipelajarinya. c. Merumuskan definisi matematik dan membuat generalisasi yang diperoleh melalui investigasi (penemuan). d. Mengungkapkan dan menjelaskan pemikiran mereka tentang ide matematik dan hubungannya.

150 137 LAMPIRAN 3 DATA HASIL PENELITIAN

151 138 ANALISIS KOMUNIKASI MATEMATIS SIKLUS I PERTEMUAN I Hal Yang Persentase No. Nama Siswa Diamati Rerata Kategori Lisan Tertulis Lisan Tertulis 1 Agus Ariza Kurang Sekali 2 Ahmad Nawawi Cukup 3 Ahmad Ngali Kurang ,5 Rossid Sekali 4 Amat Royani , ,75 Kurang Sekali 5 Ashar Maulana , ,25 Kurang Sekali 6 Deni Ariyansah Cukup 7 Fakih Hufron ,5 Cukup 8 Fatkhan Munib Cukup 9 Munajib Ferdiyanto Ananda Muchlisin ,5 Baik 10 Ibnu Arif Afifi , ,25 Kurang Sekali 11 Khomsatun ,5 Baik 12 Khusnudin , ,25 Kurang Sekali 13 Lailatush Shofiyah , ,75 Baik 14 Latiful Asror ,5 Baik 15 Lisa Triyunitiya ,5 Baik 16 Maulidiyah , ,75 Baik 17 Miftachul Arifin ,5 Baik 18 Miftakhul Hidayat ,5 Cukup 19 Muchamad Rizqi ,5 Kurang Sekali 20 Muhamad Adib Santoso Cukup 21 Muhamad Agus Kurang ,5 Wahyudi Sekali 22 Muhammad Kurang Tafrikhan Sekali 23 Muhamad Gufron , ,25 Kurang 24 Mukhlis Nawawi , ,25 Cukup 25 Nailul Huda ,5 Cukup 26 Nur Qurrotun Baik

152 139 Nabila 27 Nuril Ahyar Cukup 28 Nuril Fatmawati , ,75 Cukup 29 Sulis Nurul Khasan , ,75 Cukup 30 Sulistiawan Cukup 31 Taufik Hidayat ,5 Baik 32 Wahid Nurohman Kurang Rata-rata 62,4375 Presentase Indikator Keberhasilan 28,125

153 140 ANALISIS KOMUNIKASI MATEMATIS SIKLUS I PERTEMUAN 2 Hal Yang Persentase No. Nama Siswa Diamati Rerata Kategori Lisan Tertulis Lisan Tertulis 1 Agus Ariza Kurang Sekali 2 Ahmad Nawawi ,5 Baik 3 Ahmad Ngali Rossid Kurang Sekali 4 Amat Royani ,5 Cukup 5 Ashar Maulana Kurang Sekali 6 Deni Ariyansah , ,75 Kurang 7 Fakih Hufron ,5 Cukup 8 Fatkhan Munib Munajib , ,75 Cukup 9 Ferdiyanto Ananda Muchlisin , ,25 Baik 10 Ibnu Arif Afifi Kurang 11 Khomsatun , ,75 Cukup 12 Khusnudin Cukup 13 Lailatush Shofiyah ,5 Baik 14 Latiful Asror ,5 Baik 15 Lisa Triyunitiya , ,25 Baik 16 Maulidiyah , ,75 Cukup 17 Miftachul Arifin , ,75 Baik 18 Miftakhul Hidayat , ,75 Kurang Sekali 19 Muchamad Rizqi , ,75 Kurang Sekali 20 Muhamad Adib Santoso ,5 Baik 21 Muhamad Agus Kurang , ,75 Wahyudi Sekali 22 Muhammad Kurang Tafrikhan Sekali 23 Muhamad Gufron ,5 Kurang Sekali 24 Mukhlis Nawawi , ,25 Baik 25 Nailul Huda ,5 Cukup 26 Nur Qurrotun Nabila ,5 Baik 27 Nuril Ahyar ,5 Baik

154 28 Nuril Fatmawati Cukup 29 Sulis Nurul Khasan ,5 Baik 30 Sulistiawan , ,75 Baik 31 Taufik Hidayat , ,75 Baik 32 Wahid Nurohman Cukup Rata-rata 63,49219 Presentase Indikator Keberhasilan 40,

155 142 REKAPITULASI HASIL OBSERVASI KOMUNIKASI MATEMATIS SIKLUS I No Nama Siswa Pertemuan 1 Rata-rata Pertemuan 2 Rata-rata Siklus I Kategori 1 Agus Ariza 0,00 0,00 0,00 Kurang Sekali 2 Ahmad Nawawi 63,00 75,50 69,25 Cukup 3 Ahmad Ngali Rossid 52,50 20,00 36,25 Kurang Sekali 4 Amat Royani 46,75 60,50 53,63 Kurang Sekali 5 Ashar Maulana 51,25 40,00 45,63 Kurang Sekali 6 Deni Ariyansah 61,00 54,75 57,88 Kurang 7 Fakih Hufron 72,50 62,50 67,50 Cukup 8 Fatkhan Munib Munajib 66,00 69,75 67,88 Cukup 9 Ferdiyanto Ananda Muchlisin 75,50 79,25 77,38 Baik 10 Ibnu Arif Afifi 53,25 57,00 55,13 Kurang 11 Khomsatun 75,50 66,75 71,13 Cukup 12 Khusnudin 53,25 67,00 60,13 Cukup 13 Lailatush Shofiyah 80,75 79,50 80,13 Baik 14 Latiful Asror 75,50 75,50 75,50 Baik 15 Lisa Triyunitiya 75,50 79,25 77,38 Baik 16 Maulidiyah 76,75 66,75 71,75 Cukup 17 Miftachul Arifin 75,50 76,75 76,13 Baik 18 Miftakhul Hidayat 72,50 53,75 63,13 Cukup 19 Muchamad Rizqi 45,50 51,75 48,63 Kurang Sekali 20 Muhamad Adib Santoso 74,00 76,50 75,25 Baik 21 Muhamad Agus Kurang 53,50 49,75 51,63 Wahyudi Sekali 22 Muhammad Kurang 38,00 38,00 38,00 Tafrikhan Sekali 23 Muhamad Gufron 56,25 47,50 51,88 Kurang Sekali 24 Mukhlis Nawawi 69,25 79,25 74,25 Cukup 25 Nailul Huda 72,50 72,50 72,50 Cukup

156 Nur Qurrotun Nabila 77,00 84,50 80,75 Baik 27 Nuril Ahyar 60,00 77,50 68,75 Cukup 28 Nuril Fatmawati 63,75 65,00 64,38 Cukup 29 Sulis Nurul Khasan 61,75 75,50 68,63 Cukup 30 Sulistiawan 64,00 77,75 70,88 Cukup 31 Taufik Hidayat 79,50 80,75 80,13 Baik 32 Wahid Nurohman 56,00 71,00 63,50 Cukup Persentase Indikator Keberhasilan 28,13 40,63 34,38

157 144 ANALISIS KOMUNIKASI MATEMATIS SIKLUS II PERTEMUAN 1 Hal Yang Persentase No Nama Siswa Diamati Rerata Kategori Lisan Tertulis Lisan Tertulis 1 Agus Ariza Kurang Sekali 2 Ahmad Nawawi Baik 3 Ahmad Ngali Kurang Rossid Sekali 4 Amat Royani , ,75 Baik 5 Ashar Maulana , ,75 Kurang 6 Deni Ariyansah , ,75 Kurang 7 Fakih Hufron ,5 Baik 8 Fatkhan Munib Munajib Baik 9 Ferdiyanto Ananda Muchlisin ,5 Baik 10 Ibnu Arif Afifi , ,75 Baik 11 Khomsatun ,5 Baik 12 Khusnudin , ,75 Baik 13 Lailatush Shofiyah Baik 14 Latiful Asror ,5 Baik 15 Lisa Triyunitiya ,5 Baik 16 Maulidiyah Baik 17 Miftachul Arifin , ,75 Baik 18 Miftakhul Hidayat ,5 0 36,25 Kurang Sekali 19 Muchamad Rizqi ,5 Cukup 20 Muhamad Adib Santoso Cukup 21 Muhamad Agus Wahyudi , ,25 Baik 22 Muhammad Tafrikhan , ,25 Baik 23 Muhamad Gufron Kurang 24 Mukhlis Nawawi , ,75 Baik 25 Nailul Huda Baik 26 Nur Qurrotun Nabila , ,75 Baik 27 Nuril Ahyar , ,75 Baik 28 Nuril Fatmawati , ,25 Baik

158 Sulis Nurul Khasan , ,25 Baik 30 Sulistiawan , ,75 Baik 31 Taufik Hidayat ,5 Sangat Baik 32 Wahid Nurohman Cukup Rata-rata 71,85156 Presentase Indikator Keberhasilan 71,875

159 146 ANALISIS KOMUNIKASI MATEMATIS SIKLUS II PERTEMUAN 2 N o Nama Siswa Hal Yang Diamati Lisa n Tertuli s Persentase Lisa n Tertulis Rerata 1 Agus Ariza Ahmad Nawawi , ,75 3 Ahmad Ngali Rossid Kategor i Kurang Sekali Sangat Baik , ,25 Baik 4 Amat Royani , ,75 Sangat Baik 5 Ashar Maulana ,5 Cukup 6 Deni Ariyansah , ,75 Cukup 7 Fakih Hufron Baik 8 Fatkhan Munib Munajib , ,25 Baik 9 Ferdiyanto Ananda Sangat Muchlisin Baik 10 Ibnu Arif Afifi Baik 11 Khomsatun , ,25 Baik 12 Khusnudin Kurang Sekali 13 Lailatush Shofiyah Sangat Baik 14 Latiful Asror ,5 Baik 15 Lisa Triyunitiya , ,75 Sangat Baik 16 Maulidiyah ,5 Baik 17 Miftachul Arifin , ,25 Baik 18 Miftakhul Hidayat Kurang Sekali 19 Muchamad Rizqi Cukup 20 Muhamad Adib Santoso , ,75 Baik 21 Muhamad Agus Wahyudi Baik 22 Muhammad Tafrikhan Baik 23 Muhamad Gufron , ,75 Cukup 24 Mukhlis Nawawi ,5 Sangat

160 147 Baik 25 Nailul Huda Sangat Baik 26 Nur Qurrotun Sangat ,5 Nabila Baik 27 Nuril Ahyar , ,75 Sangat Baik 28 Nuril Fatmawati , ,75 Sangat Baik 29 Sulis Nurul Khasan ,5 Baik 30 Sulistiawan Baik 31 Taufik Hidayat ,5 Sangat Baik 32 Wahid Nurohman , ,25 Baik Rata-rata 75,2109 Presentase Indikator Keberhasilan 78,125

161 148 REKAPITULASI HASIL OBSERVASI KOMUNIKASI MATEMATIS SIKLUS II No Nama Siswa Pertemuan 1 Rata-rata Pertemuan 2 Rata-rata Siklus I Kategori 1 Agus Ariza 0,00 0,00 0,00 Kurang Sekali 2 Ahmad Nawawi 82,00 85,75 83,88 Baik 3 Ahmad Ngali Rossid 38,00 84,25 61,13 Cukup 4 Amat Royani 75,75 85,75 80,75 Baik 5 Ashar Maulana 54,75 63,50 59,13 Cukup 6 Deni Ariyansah 57,75 62,75 60,25 Cukup 7 Fakih Hufron 75,50 83,00 79,25 Baik 8 Fatkhan Munib Munajib 78,00 79,25 78,63 Baik 9 Ferdiyanto Ananda Sangat 84,50 87,00 85,75 Muchlisin Baik 10 Ibnu Arif Afifi 80,75 82,00 81,38 Baik 11 Khomsatun 75,50 79,25 77,38 Baik 12 Khusnudin 76,75 38,00 57,38 Kurang 13 Lailatush Shofiyah 82,00 87,00 84,50 Baik 14 Latiful Asror 79,50 84,50 82,00 Baik 15 Lisa Triyunitiya 79,50 85,75 82,63 Baik 16 Maulidiyah 82,00 84,50 83,25 Baik 17 Miftachul Arifin 80,75 83,25 82,00 Baik 18 Miftakhul Hidayat 36,25 0,00 18,13 Kurang Sekali 19 Muchamad Rizqi 61,50 74,00 67,75 Cukup 20 Muhamad Adib Santoso 73,00 81,75 77,38 Baik 21 Muhamad Agus Wahyudi 79,25 83,00 81,13 Baik 22 Muhammad Tafrikhan 78,25 82,00 80,13 Baik 23 Muhamad Gufron 56,00 59,75 57,88 Kurang 24 Mukhlis Nawawi 79,75 88,50 84,13 Baik 25 Nailul Huda 82,00 87,00 84,50 Baik 26 Nur Qurrotun Nabila 84,75 88,50 86,63 Sangat Baik

162 Nuril Ahyar 80,75 85,75 83,25 Baik 28 Nuril Fatmawati 78,25 85,75 82,00 Baik 29 Sulis Nurul Khasan 78,25 84,50 81,38 Baik 30 Sulistiawan 80,75 82,00 81,38 Baik 31 Taufik Hidayat 93,50 93,50 93,50 Sangat Baik 32 Wahid Nurohman 74,00 75,25 74,63 Cukup Persentase Indikator Keberhasilan 71,88 78,13 75,00

163 150 ANALISIS TES PEMAHAMAN KONSEP SIKLUS I No Nama Siswa Skor Jumlah Nilai Kategori 1 Agus Ariza ,00 KS 2 Ahmad Nawawi B 3 Ahmad Ngali Rossid KS 4 Amat Royani KS 5 Ashar Maulana KS 6 Deni Ariyansah KS 7 Fakih Hufron KS 8 Fatkhan Munib Munajib KS 9 Ferdiyanto Ananda Muchlisin B 10 Ibnu Arif Afifi KS 11 Khomsatun B 12 Khusnudin KS 13 Lailatush Shofiyah B 14 Latiful Asror B 15 Lisa Triyunitiya B 16 Maulidiyah B 17 Miftachul Arifin B 18 Miftakhul Hidayat C 19 Muchamad Rizqi KS 20 Muhamad Adib Santoso B 21 Muhamad Agus Wahyudi KS 22 Muhammad Tafrikhan C 23 Muhamad Gufron KS 24 Mukhlis Nawawi B 25 Nailul Huda C 26 Nur Qurrotun Nabila B 27 Nuril Ahyar C 28 Nuril Fatmawati C 29 Sulis Nurul Khasan B 30 Sulistiawan C

164 31 Taufik Hidayat B 32 Wahid Nurohman KS Jumlah Persentase 58,1 59,4 70,6 64, ,5 61,

165 152 ANALISIS TES PEMAHAMAN KONSEP SIKLUS II No Nama Siswa Skor Jumlah Nilai Kategori 1 Agus Ariza ,00 KS 2 Ahmad Nawawi B 3 Ahmad Ngali Rossid B 4 Amat Royani B 5 Ashar Maulana C 6 Deni Ariyansah C 7 Fakih Hufron B 8 Fatkhan Munib Munajib B 9 Ferdiyanto Ananda Muchlisin B 10 Ibnu Arif Afifi B 11 Khomsatun B 12 Khusnudin B 13 Lailatush Shofiyah B 14 Latiful Asror B 15 Lisa Triyunitiya B 16 Maulidiyah B 17 Miftachul Arifin B 18 Miftakhul Hidayat KS 19 Muchamad Rizqi C 20 Muhamad Adib Santoso B 21 Muhamad Agus Wahyudi B 22 Muhammad Tafrikhan B 23 Muhamad Gufron C 24 Mukhlis Nawawi SB 25 Nailul Huda B 26 Nur Qurrotun Nabila SB 27 Nuril Ahyar B 28 Nuril Fatmawati B 29 Sulis Nurul Khasan B 30 Sulistiawan B

166 Taufik Hidayat SB 32 Wahid Nurohman C Jumlah Rata-rata ,5 74,75 79,73 3

167 154 LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI

168 155 DAFTAR NAMA SISWA Sekolah : MTs Negeri Loano Mata Pelajaran : Matematika Kelas : VIIID Tahun Pelajaran :2017/2018 No. Nama L/P 1. Agus Ariza L 2. Ahmad Nawawi L 3. Ahmad Ngali Rossid L 4. Amat Royani L 5. Ashar Maulana L 6. Deni Ariyansah L 7. Fakih Hufron L 8. Fatkhan Munib Munajib L 9. Ferdiyanto Ananda Muchlisin L 10. Ibnu Arif Afifi L 11. Khomsatun P 12. Khusnudin L 13. Lailatush Shofiyah P 14. Latiful Asror L 15. Lisa Triyunitiya P 16. Maulidiyah P 17. Miftachul Arifin L 18. Miftakhul Hidayat L 19. Muchamad Rizqi L 20. Muhamad Adib Santoso L 21. Muhamad Agus Wahyudi L 22. Muhammad Tafrikhan L 23. Muhamad Gufron L 24. Mukhlis Nawawi L 25. Nailul Huda L 26. Nur Qurrotun Nabila P 27. Nuril Ahyar L 28. Nuril Fatmawati P 29. Sulis Nurul Khasan L 30. Sulistiawan L 31. Taufik Hidayat L 32. Wahid Nurohman L

169 156

170 157

171 158

172 159

173 160

174 161

175 162

176 163

177 164

178 165

179 166

180 167

181 168

182 169

183 170

184 171

185 172

186 173

187 174

188 175

189 176

190 177

191 178

192 179

193 180

194 HASIL PEKERJAAN SISWA 181

195 182

196 183

197 184

198 185

199 LEMBAR JAWABAN SOAL TES SIKLUS I 186

200 187

201 188

202 189

203 LEMBAR JAWABAN SOAL TES SIKLUS II 190

204 191

205 192

206 193 DOKUMENTASI FOTO Peneliti Menyampaikan Materi

207 Siswa Ketika Berdiskusi 194

208 Suasana Siswa Ketika Mengerjakan Tes 195

209 196 LAMPIRAN 5 ADMINISTRASI

210 197

211 198

212 199

213 200

214 201

215 DAFTAR PUSTAKA Ahmad Susanto Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia grup Aris Shoimin Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum Yogyakarta: AR-Ruzz Media. Bansu I. Ansari Komunikasi Matematik, Strategi Berpikir dan Manajemen Belajar: Konsep Dan Aplikasi. Banda Aceh: PeNA. Finanda Rizki Sahati Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Melalui Model Pembelajaran Advance Organizer Siswa Kelas VIIC SMP Negeri 11 Yogyakarta. hati.pdf. Di unduh pada tanggal 16 November Fitria Marlina Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Melalui Strategi Pembelajaran Cooperative Script Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Di unduh pada tanggal 29 Maret Hawa Liberna Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Melalui Penggunaan Metode IMPROVE Pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Di Kelas VIII SMPN 248 Jakarta. Jurnal Formatif 2(3): ISSN: X. Di unduh pada tanggal 21 Maret Kurnia Eka Lestari, Mokhammad Ridwan Yudhanegara Penelitian Pendidikan Matematika. Jakarta: Refika aditama Lilis Sumarni Peningkatan Komunikasi Dan Pemahaman Konsep Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Model Learning Cycle 5E siswa Kelas VII Semester Genap SMP Muhammadiyah 07 Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. Di unduh pada tanggal 29 Maret Miftakhul, Huda Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Puustaka Pelajar. Ngalim Purwanto Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

216 S.Eko Putro Widoyoko Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Syaiful Sagala Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Syelfia Dewimarni Kemampuan Komunikasi Dan Pemahaman Konsep Aljabar Linier Mahasiswa Universitas Putra Indonesia YPTK Padang. UPI YPTK Padang. Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 8, No.1, 2017, Hal ISSN Di unduh pada tanggal 30 Agustus 2017 Yuli Suryanto Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep Dan Komunikasi Belajar Matematika Siswa Melalui Strategi Pembelajaran Concept Mapping Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 03 Colomadu. Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. Di unduh pada tanggal 30 Maret 2017.

217 84 LAMPIRAN 1 PERANGKAT PEMBELAJARAN

218 85

219 86

220 87

221 88 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS 1 Satuan Pendidikan : MTs Negeri Loano Mata Pelajaran : MATEMATIKA Kelas/Semester : VIII / 1 Materi Pokok : FUNGSI Alokasi Waktu : 6 x 40 menit A. Kompetensi Inti 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. B. Kompetensi Dasar 1.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2.1 Menunjukkan sikap logis, kritis, analitik, dan teliti, bertanggung jawab, responsive, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah. 2.2 Memiliki rasa ingin tahu, percaya diri, dan ketertarikan pada matematika, serta memiliki rasa percaya pada daya dan kegunaan matematika yang terbentuk melalui pengalaman belajar.

222 Memiliki sikap terbuka, santun, objektif, menghargai pendapat dan karya teman dalam interaksi kelompok maupun aktifitas sehari-hari. 3.5 Menyajikan fungsi dalam berbagai bentuk relasi, pasangan berurutan, rumus fungsi, table, grafik, dan diagram. C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1.1 Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri fungsi 1.2 Siswa dapat membedakan antara relasi dan fungsi 1.3 Siswa dapat menyajikan fungsi dalam bentuk himpunan pasangan berurutan 1.4 Siswa dapat menyajikan fungsi dalam bentuk diagram panah D. Tujuan Pembelajaran Melalui kegiatan berdiskusi dan tanya jawab peserta didik dapat: 1. Memiliki sikap ingin tahu yang ditandai dengan bertanya kepada siswa lain dan atau guru. 2. Bekerjasama dengan anggota kelompok. 3. Menyebutkan relasi antar dua himpunan 4. Membedakan fungsi dan bukan fungsi 5. Menyebutkan ciri-ciri fungsi E. Materi Pembelajaran Pertemuan 1 A. Ciri ciri Fungsi Fungsi adalah relasi khusus yang memasangkan setiap anggota himpunan A tepat satu di anggota B. Pada fungsi terdapat domain yaitu himpunan/daerah asal, kodomain yaitu himpunan/daerah kawan, dan range yaitu himpunan/daerah hasil. Fungsi umumnya disajikan dengan tiga cara: diagram panah, diagram cartesius, dan himpunan pasangan berurutan.

223 90 Fungsi f yang menghubungkan anggota himpunan A dan himpunan B dinotasikan f: A B. Jika adalah anggota himpunan A, dan adalah anggota himpunan B, maka fungsinya dinotasikan: atau B. Perbedaan Antara Relasi dan Fungsi Relasi adalah hubungan antara anggota suatu himpunan dengan anggota himpunan yang lain. Sedangkan Fungsi adalah relasi khusus yang memasangkan setiap anggota himpunan A tepat satu di anggota B. Setiap relasi belum tentu fungsi, tetapi setiap fungsi pasti relasi. Pertemuan 2 Memahami Bentuk Penyajian Fungsi 1. Dengan himpunan pasangan berurutan. Misalkan fungsi f dari P = {1, 2, 3, 4, 5} ke Q = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10}. Relasi yang didefinisikan adalah dua kali dari Permasalahan ini dapat dinyatakan dengan 5 cara, yaitu sebagai berikut. Cara : Himpunan Pasangan Berurutan Diketahui fungsi f dari P = {1, 2, 3, 4, 5} ke Q = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10}. Relasi yang didefinisikan adalah dua kali dari. Relasi ini dapat dinyatakan dengan himpunan pasangan berurut, yaitu berikut: {(1, 2), (2, 4), (3, 6), (4, 8), (5, 10)} 2. Dengan diagram panah. Diketahui fungsi f dari P = {1, 2, 3, 4, 5} ke Q = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10}. Relasi yang didefinisikan adalah dua kali dari. Relasi ini dapat dinyatakan dengan diagram panah, yaitu berikut:

224 91 P Q Gambar 1. Diagram panah Pertemuan 3 Soal Tes Siklus 1 Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut! 1. Jika diketahui himpunan dan, tentukanlah relasi yang sesuai dengan kedua himpunan tersebut! 2. Diketahui himpunan dan. Relasi antara himpunan A dan himpunan B adalah satu lebihnya dari. Apakah relasi dari A ke B merupakan fungsi? Jelaskan! 3. Buatlah contoh fungsi dan bukan fungsi serta jelaskan mengapa fungsi dan mengapa bukan fungsi! 4. Untuk, tentukan nilai fungsi jika domainnya adalah dan gambarkan semuanya dalam diagram panah!

225 92 5. Diketahui K= dan L=. Buatlah semua pasangan berurutan dari himpunan A ke himpunan B yang membentuk fungsi! F. Metode Pembelajaran Model pembelajaran IMPROVE G. Media Pembelajaran 1. Spidol 2. Papan tulis H. Sumber Belajar Buku Paket Matematika untuk SMP Kelas VIII dan sumber belajar lain yang terkait. I. Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan 1 (2 x 40 menit ) Kegiatan Pendahuluan Deskripsi 1. Guru memberi salam dan mengajak siswa berdoa, dilanjutkan menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa; 2. Siswa mendengarkan dan menanggapi cerita tentang manfaat belajar Fungsi dalam kehidupan sehari-hari; 3. Siswa menyimak tujuan belajar dan hasil belajar yang diharapkan akan dicapai dalam pertemuan; 4. Siswa menyimak informasi tentang cara belajar yang akan ditempuh 5. Guru mengecek kemampuan prasyarat siswa dengan tanya jawab Alokasi Waktu 10 menit

226 93 1. Guru memberikan pertanyaan yang membangun pengetahauan siswa. Secara klasikal siswa mengamati dan mencermati contoh permasalahan sehari-hari yang berhubungan dengan fungsi. 1.1 Apa yang kalian ketahui tentang himpunan? 1.2 Cewek cantik di kelas, apakah bisa disebut himpunan? 1.3 Permasalahan : (1) Disediakan sebuah himpunan, yaitu Himpunan A = Himpunan B = Dari kedua himpunan tersebut bagaimana caranya agar membentuk sebuah fungsi? Inti 1.4 Permasalahan :(2) Himpunan P = Himpunan Q= Siswa diajak untuk memasangkan Himpunan P ke Himpunan Q. 10 menit

227 94 2. Guru menggunakan pertanyaan tipe metakognisi agar siswa menemukan konsep secara mandiri. Dan siswa didorong untuk mengajukan pertanyaan. a. Agar suatu aturan bisa disebut fungsi dari himpunan A ke Himpunan B, apa saja syarat yang harus dipenuhi? b. Jika suatu aturan merupakan fungsi dari himpunan A kepada himpunan B, Apakah kebalikannya juga merupakan fungsi? c. Agar suatu aturan bisa disebut fungsi dari himpunan P ke Himpunan Q, apa saja syarat yang harus dipenuhi? d. Jika suatu aturan merupakan fungsi dari himpunan P kepada himpunan Q, Apakah kebalikannya juga merupakan fungsi? Secara berkelompok siswa mengerjakan LKS yang terkait dengan pertanyaanpertanyaan pada permasalahan yang ada. Melalui diskusi dalam kelompok siswa menganalisis, menalar, menyimpulkan informasi yang telah diperoleh/dikumpulkan melalui LKS dalam rangka memahami cirri-ciri fungsi dan membedakan antara relasi dan fungsi. Siswa mengembangkan sikap bertanggung jawab Secara klasikal siswa, wakil kelompok 20 menit

228 95 mengkomunikasikan pemahamannya dengan bahasa sendiri tentang ciri-ciri fungsi dan perbedaan relasi dan fungsi. Umpan balik dan penegasan diberikan terhadap hal-hal yang dikomunikasikan siswa. 3. Guru memberikan latihan kepada siswa secara individu. 5 menit 1) Misalkan A = {1, 2, 3, 4, 5} dan B = {2, 3, 5, 7} Relasi yang didefinisikan adalah satu lebihnya dari Apakah relasi dari A ke B termasuk fungsi? 4. Guru melakukan pengulasan atau pembahasan terhadap kesuliatn yang dialami siswa sewaktu memahami atau menjawab soal. 5 menit 5. Guru memberikan tes untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa. 1) Andaikan x anggota himpunan C yaitu himpunan bilangan asli ganjil yang kurang dari 10 dan himpunan D yaitu himpunan bilangan asli genap yang kurang dari 19. Relasi yang menghubungkan himpunan C dan D adalah setengah dari. 10 menit a. Sebutkan anggota-anggota himpunan C dan anggota-anggota himpunan D. b. Sebutkan semua pasangan berurutan

229 96 dari relasi tersebut. c. Apakah relasi di atas merupakan fungsi? Penutup 6. Guru mengevaluasi dan mengidentifikasi siswa yang menguasai materi dan siswa yang belum menguasai materi dengan melihat hasil tes yang diberikan pada tahap sebelumnya. 7. Guru memberikan respon terhadap hasil verifikasi yaitu dengan memberikan soal pengayaan kepada siswa. 1. Secara klasikal dan melalui tanya jawab siswa dibimbing untuk merangkum materi pembelajaran. 2. Guru memeberikan PR. 3. Guru menyampaikan garis besar materi pada pertemuan berikutnya yaitu menyajikan bentuk fungsi. 5 menit 5 menit 10 menit Pertemuan 2 (2 x 40 menit) Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu Pendahuluan 1. Guru memberi salam dan mengajak siswa berdoa, dilanjutkan menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa; 2. Siswa mendengarkan dan menanggapi cerita tentang manfaat 10 menit

230 97 Inti belajar memahami bentuk penyajian fungsi; 3. Siswa menyimak tujuan belajar dan hasil belajar yang diharapkan akan dicapai dalam pertemuan; 4. Siswa menyimak informasi tentang cara belajar yang akan ditempuh; 5. Guru mengecek kemampuan prasyarat siswa dengan tanya jawab; 1. Guru memberikan pertanyaan yang membangun pengetahauan siswa. Secara klasikal siswa mengamati dan mencermati contoh permasalahan seharihari yang berhubungan dengan bentuk penyajian fungsi. Pernahkah kamu merasakan rasa gula, garam, lada dan berbagai bahan dapur yang lainnya? Coba rasakan bagaimanakah rasa gula? Pasti manis. Bagaimanakah rasanya garam? Pasti asin, tidak ada garam yang rasanya manis. Bagaimanakah rasanya lada? Adakah lada yang rasanya tidak pedas? Adakah rasa cuka yang tidak asam? Jika bahan-bahan dapur dikumpulkan dalam satu himpunan yaitu A dan rasa dari bahan-bahan dapur dikumpulkan dalam himpunan B, maka relasi apa yang dapat digunakan untuk menghubungkan himpunan A dan 10 menit

231 98 B? Jika relasi yang digunakan untuk menghubungkan anggota-anggota himpunan A dengan anggota-anggota himpunan B adalah rasanya, maka relasi tersebut dapat dinyatakan dengan diagram panah. 2. Guru menggunakan pertanyaan tipe metakognisi agar siswa menemukan konsep secara mandiri. Dan siswa didorong untuk mengajukan pertanyaan. a. Apakah setiap anggota himpunan A mempunyai hubungan dengan anggota himpunan B? b. Apakah setiap anggota himpunan A mempunyai hubungan dengan hanya satu anggota himpunan B? Secara berkelompok siswa mengerjakan LKS yang terkait dengan pertanyaanpertanyaan pada permasalahan yang ada. Melalui diskusi dalam kelompok siswa menganalisis, menalar, menyimpulkan informasi yang telah diperoleh/dikumpulkan melalui LKS dalam rangka memahami bentuk penyajian fungsi, himpunan pasangan berurutan dan diagram panah. Siswa mengembangkan sikap bertanggung jawab Secara klasikal siswa, wakil kelompok mengkomunikasikan pemahamannya dengan bahasa sendiri tentang himpunan 20 menit

232 99 pasangan berurutan dan diagram panah. Umpan balik dan penegasan diberikan terhadap hal-hal yang dikomunikasikan siswa. 3. Guru memberikan latihan kepada siswa secara individu. 1. Diketahui himpunan A adalah himpunan kuadrat sempurna antara 1 Sampai dengan 50 dan himpunan B adalah himpunan bilangan kelipatan tiga antara 1 sampai dengan 25. Relasi yang menghubungkan himpunan A ke B adalah akar dari: a. Sebutkan anggota-anggota himpunan bilangan A dan anggotaanggota himpunan B! b. Sebutkan semua pasangan berurutan dari relasi tersebut! c. Apakah relasi diatas merupakan fungsi? 4. Guru melakukan pengulasan atau pembahasan terhadap kesuliatn yang dialami siswa sewaktu memahami atau menjawab soal. 5. Guru memberikan tes untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa. 5 menit 5 menit 10 menit 1) Diketahui A = {2, 5, 7, 9} dan B = {7,

233 100 10, 12, 14, 16}. Jika hubungan anggota A dengan anggota B ditunjukkan dengan 2 7, 5 10, 7 12, dan 9 14, maka : a. Gambarlah diagram panah relasi dari himpunan A ke B. b. Sebutkan relasi yang mungkin dari himpunan A ke B. c. Apakah relasi tersebut merupakan fungsi? Jelaskan! 2) Diketahui suatu relasi dari himpunan P ke himpunan Q yang dinyatakan dengan himpunan pasangan berurutan {(-1, 2), (1, 4), (3, 6), (5, 8), (7, 10)}. a. Sebutkan anggota-anggota himpunan P dan Q. b. Sebutkan dua relasi lain yang mungkin dari himpunan P ke himpunan Q. Penutup 6. Guru mengevaluasi dan mengidentifikasi siswa yang menguasai materi dansiswa yang belum menguasai materi dengan melihat hasil tes yang diberikan pada tahap seelumnya. 7. Guru memberikan respon terhadap hasil verifikasi yaitu dengan memberikan soal pengayaan kepada siswa. 1. Secara klasikal dan melalui tanya jawab siswa dibimbing untuk merangkum materi pembelajaran yaitu tentang bentuk 5 menit 5 menit 10 menit

234 101 penyajian fungsi dengan himpunan pasangan berurutan dan diagram panah. 2. Guru memberikan PR. 3. Guru menyampaiakan garis besar materi pada pertemuan berikutnya Pertemuan 3 (2 x 40 menit) Kegiatan Pendahuluan Inti Deskripsi 1. Guru memberi salam dan mengajak siswa berdoa, dilanjutkan menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa; 2. Siswa mendengarkan dan menanggapi cerita tentang manfaat belajar Fungsi dalam kehidupan sehari-hari; 3. Siswa menyimak tujuan belajar dan hasil belajar yang diharapkan akan dicapai dalam pertemuan; 4. Siswa menyimak informasi tentang cara belajar yang akan ditempuh 5. Guru mengecek kemampuan prasyarat siswa dengan tanya jawab 1. Guru membagikan lembar soal dan lembar jawab. 2. Guru mempersilahkan siswa untuk mengerjakan soal dengan mandiri, tenang dan jujur. 3. Siswa mulai mengerjakan Alokasi Waktu 10 menit 60 menit

235 102 tes. Penutup 1. Guru memberitahu kepada siswa bahwa waktu mengerjakan sudah habis. 2. Siswa mengumpulkan lembar jawab. 3. Guru menutup pelajaran dengan do a dan salam 10 menit J. Penilaian Teknik : tertulis Bentuk : uraian Guru Mata Pelajaran MTs Negeri Loano Purworejo, 20 Juli 2017 Peneliti Agung Dwi Raharjo, S.Pd. NIP Yulia Khayatul Mahmudah NIM RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS 1I Satuan Pendidikan : MTs Negeri Loano Mata Pelajaran : MATEMATIKA Kelas/Semester : VIII / 1 Materi Pokok : FUNGSI

236 103 Alokasi Waktu : 6 x 40 menit A. Kompetensi Inti 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 4. Mencoba, mengolah, dan menyajikan dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. B. Kompetensi Dasar 1.2 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2.4 Menunjukkan sikap logis, kritis, analitik, dan teliti, bertanggung jawab, responsive, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah. 2.5 Memiliki rasa ingin tahu, percaya diri, dan ketertarikan pada matematika, serta memiliki rasa percaya pada daya dan kegunaan matematika yang terbentuk melalui pengalaman belajar. 2.6 Memiliki sikap terbuka, santun, objektif, menghargai pendapat dan karya teman dalam interaksi kelompok maupun aktifitas sehari-hari. 3.6 Menyajikan fungsi dalam berbagai bentuk relasi, pasangan berurutan, rumus fungsi, table, grafik, dan diagram. C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1.5 Siswa dapat menyajikan fungsi dalam bentuk rumus 1.6 Siswa dapat menyajikan fungsi dalam bentuk tabel

237 Siswa dapat menyajikan fungsi dalam bentuk grafik D. Tujuan Pembelajaran Melalui kegiatan berdiskusi dan tanya jawab peserta didik dapat: 1. Memiliki sikap ingin tahu yang ditandai dengan bertanya kepada siswa lain dan atau guru. 2. Bekerjasama dengan anggota kelompok. 3. Menyebutkan penyajian fungsi 4. Menghitung nilai fungsi E. Materi Pembelajaran Pertemuan 1 Memahami Bentuk Penyajian Fungsi Fungsi dapat disajikan dalam bentuk, yaitu : dengan rumus, tabel, dan grafik. Dengan rumus fungsi : Misal ada himpunan P = { 1, 2, 3, 4, 5} ke Q = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10} yang di definisikan dengan himpunan pasangan berurut berikut : {(1, 2), (2, 4), (3, 6), (4, 8), (5, 10)}. Maka dapat di lihat polanya sebagai berikut : (1, 2) (1, 2 1) (2, 4) (2, 2 2) (3, 6) (3, 2 3) (4, 8) (4, 2 4) (5, 10) (5, 2 5) Jadi, untuk setiap x P = {1, 2, 3, 4, 5} maka (x, 2 x) merupakan anggota fungsi tersebut. Bentuk ini bisa ditulis dengan f(x) = 2x untuk setiap x P. Inilah yang dinyatakan dengan rumus fungsi. Pertemuan 2

238 105 Cara lain penyajian fungsi adalah dengan menggunakan tabel. Contohnya : fungsi dari P = {1, 2, 3, 4, 5}, ke Q = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10} yang didefiniskan dengan pasangan berurut berikut:{(1, 2), (2, 4), (3, 6),(4, 8), (5, 10)} nyatakan dengan menggunakan tabel X f(x) Selain menggunakan rumus fungsi dan tabel, penyajian fungsi juga dapat menggunakan dengan grafik. Contohnya : diketahui fungsi f dari P ={1, 2, 3, 4, 5} ke Q {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10}. Relasi yang didefinisikan adalah dua kali dari. Relasi ini dapat dinyatakan dengan grafik berikut : Pertemuan 3 Soal Tes Siklus 2 1. Suatu fungsi f dengan rumus f(x) = x2 5x. Tentukan nilai fungsi f(-1)! 2. Diketahui h adalah suatu fungsi dari himpunan A ke himpunan B yang di definisikan dengan diagram panah berikut A B

239 106 a i u i Nyatakan fungsi tersebut dalam bentuk tabel! 3. Diketahui P = {1, 2} dan Q = {a, b, c}. Berapa banyaknya fungsi yang dapat dibuat dari himpunan P ke himpunan Q? 4. Dikethaui X f(x) = x Buatlah gambar grafiknya dan jelaskan! 5. Suatu fungsi g dengan rumus g(x) = ax 5. Nilai fungsi g untuk x = -1 adalah 3. Tentukan nilai a yang memenuhi! F. Metode Pembelajaran Model pembelajaran IMPROVE G. Media Pembelajaran 1. Spidol 2. Papan tulis H. Sumber Belajar Buku Paket Matematika untuk SMP Kelas VIII dan sumber belajar lain yang terkait. I. Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan 1 (2 x 40 menit) Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu 1. Guru memberi salam dan mengajak siswa berdoa, dilanjutkan menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa;

240 107 Pendahuluan 2. Sebagai apersepsi untuk mendorong pemahaman konsep dan komunikasi matematis, peserta didik diajak untuk mengingat kembali materi yang sudah pernah dipelajari yang berkaitan dengan materi fungsi, yaitu tentang fungsi. 3. Siswa mendengarkan dan menanggapi cerita tentang manfaat belajar Fungsi dalam kehidupan sehari-hari; 4. Siswa menyimak tujuan belajar dan hasil belajar yang diharapkan akan dicapai dalam pertemuan; 5. Siswa menyimak informasi tentang cara belajar yang akan ditempuh 6. Guru mengecek kemampuan prasyarat siswa dengan tanya jawab 1. Guru memberikan pertanyaan yang membangun pengetahauan siswa. Guru juga memberikan arahan agar menjawab pertanyaan dan menyampaikan pendapatnya. a. Ada berapa bentuk penyajian fungsi? b. Contohnya, untuk mencari nilai suatu fungsi bisa menggunakan rumus fungsi. 2. Guru menggunakan pertanyaan tipe metakognisi agar siswa menemukan konsep secara mandiri. Guru memberi arahan agar siswa berani bertanya, misal : e. Sebutkan macam-macam bentuk penyajian fungsi! f. Bagaimana cara mencari nilai dari suatu fungsi? 10 menit 10 menit 15 menit

241 108 Inti g. Diketahui suatu fungsi f dengan daerah asal A = {7, 9, 11, 13} dengan rumus fungsi f(x) = 2x 3. Tentukan f(7)! Secara berkelompok siswa mengerjakan LKS yang terkait dengan pertanyaan-pertanyaan pada permasalahan yang ada. Guru selalu melakukan pengecekan pada setiap kelompok agar kelompok tersebut benar-benar melakukan diskusi. Melalui diskusi dalam kelompok siswa menganalisis, menalar, menyimpulkan informasi yang telah diperoleh/dikumpulkan melalui LKS dalam rangka memahami bentuk penyajian fungsi menggunakan rumus fungsi. Siswa mengembangkan sikap bertanggung jawab. Secara klasikal siswa, wakil kelompok mengkomunikasikan pemahamannya dengan bahasa sendiri tentang ciri-ciri fungsi dan perbedaan relasi dan fungsi. Umpan balik dan penegasan diberikan terhadap hal-hal yang dikomunikasikan siswa Untuk menyingkat waktu hanya beberapa siswa saja yang maju mempresentasikan ke depan. 3. Guru memberikan latihan kepada siswa secara individu 1. Diketahui suatu fungsi f dengan daerah asal A = {7, 9, 11, 13} dengan rumus fungsi f(x) = 2x 3. Tentukan f(9), f(11), f(13)! 20 menit 5 menit

242 Guru melakukan pengulasan atau pembahasan terhadap kesuliatn yang dialami siswa sewaktu memahami atau menjawab soal. 5 menit 5. Guru memberikan tes untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa a. Diketahui suatu fungsi f dengan rumus f(x) = -x + 3 dengan daerah asal K = {-3, -1, 1, 3, 5, 7}. Tentukan nilai fungsi f untuk x = -3, x = 5! 10 menit Guru memberikan lebih banyak latihan untuk meningkatkan pemahaman konsep. 6. Guru mengevaluasi dan mengidentifikasi siswa yang menguasai materi dan siswa yang belum menguasai materi dengan melihat hasil tes yang diberikan pada tahap sebelumnya. 7. Guru memberikan respon terhadap hasil verifikasi yaitu dengan memberikan soal pengayaan kepada siswa. 5 menit 5 menit Penutup 1. Secara klasikal dan melalui Tanya jawab siswa dibimbing untuk merangkum dan menyimpulkan materi pelajaran. 2. Siswa diberi PR pada buku siswa 3. Siswa mencermati informasi garis besar isi kegiatan pada pertemuan berikutnya yaitu menyajikan fungsi dengan tabel dan grafik. 10 menit Pertemuan 2 (2 x 40 menit) Kegiatan Deskripsi Alokasi

243 110 Pendahuluan Inti 1. Guru memberi salam dan mengajak siswa berdoa, dilanjutkan menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa; 2. Sebagai apersepsi untuk mendorong pemahaman konsep dan komunikasi matematis, peserta didik diajak untuk mengingat kembali materi yang sudah pernah dipelajari yang berkaitan dengan materi fungsi, yaitu bentuk penyajian fungsi. 3. Siswa mendengarkan dan menanggapi cerita tentang manfaat belajar Fungsi dalam kehidupan sehari-hari; 4. Siswa menyimak tujuan belajar dan hasil belajar yang diharapkan akan dicapai dalam pertemuan; 5. Siswa menyimak informasi tentang cara belajar yang akan ditempuh 6. Guru mengecek kemampuan prasyarat siswa dengan tanya jawab 1. Guru memberikan pertanyaan yang membangun pengetahauan siswa. Guru juga memberikan arahan agar menjawab pertanyaan dan menyampaikan pendapatnya Fungsi dengan relasi berat badan siswa. Apakah bisa dinyatakan menggunakan tabel dan grafik? Waktu 10 menit 10 menit

244 Guru menggunakan pertanyaan tipe metakognisi agar siswa menemukan konsep secara mandiri. Guru memberi arahan agar siswa berani bertanya, misal : a. Bagaimana cara membuat grafik pada kasus 1.1? Secara berkelompok siswa mengerjakan LKS yang terkait dengan pertanyaan-pertanyaan pada permasalahan yang ada. Guru selalu melakukan pengecekan pada setiap kelompok agar kelompok tersebut benar-benar melakukan diskusi. Melalui diskusi dalam kelompok siswa menganalisis, menalar, menyimpulkan informasi yang telah diperoleh/dikumpulkan melalui LKS dalam rangka memahami penyajian fungsi dalam bentuk tabel dan grafik. Siswa mengembangkan sikap bertanggung jawab Secara klasikal siswa, wakil kelompok mengkomunikasikan pemahamannya dengan bahasa sendiri tentang ciri-ciri fungsi dan perbedaan relasi dan fungsi. Umpan balik dan penegasan diberikan terhadap hal-hal yang dikomunikasikan siswa Untuk menyingkat waktu hanya beberapa siswa saja yang maju mempresentasikan ke depan. 3. Guru memberikan latihan kepada siswa secara individu a. Gambarlah grafik fungsi. 20 menit 5 menit

245 112 Dengan daerah asal. 4. Guru melakukan pengulasan atau pembahasan terhadap kesulitan yang dialami siswa sewaktu memahami atau menjawab soal. 5 menit 5. Guru memberikan tes untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa a. Diketahui suatu fungsi f dengan rumus f(x) = -x + 3 dengan daerah asal K = {-3, -1, 1, 3, 5, 7}. Tentukan nilai fungsi f untuk x = -3. Buatlah tabelnya! 10 menit Untuk meningkatkan pemahaman konsep guru memberikan lebih banyak latihan. 6. Guru mengevaluasi dan mengidentifikasi siswa yang menguasai materi dan siswa yang belum menguasai materi dengan melihat hasil tes yang diberikan pada tahap sebelumnya. 7. Guru memberikan respon terhadap hasil verifikasi yaitu dengan memberikan soal pengayaan kepada siswa. 5 menit 5 menit Penutup 1. Secara klasikal dan melalui Tanya jawab siswa dibimbing untuk untuk merangkum dan menyimpulkan materi pelajaran. 2. Siswa diberi PR pada buku siswa 3. Siswa mencermati informasi garis besar isi kegiatan pada pertemuan berikutnya yaitu menyajikan bentuk fungsi. 10 menit

246 113 Pertemuan 3 (2 x 40 menit) Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu Pendahuluan Inti Penutup 1. Guru memberi salam dan mengajak siswa berdoa, dilanjutkan menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa; 2. Siswa menyimak informasi tentang cara belajar yang akan ditempuh 3. Guru membagikan lembar soal dan lembar jawab. 4. Guru mempersilahkan siswa untuk mengerjakan soal dengan mandiri, tenang dan jujur. 5. Siswa mulai mengerjakan tes. 6. Guru memberitahu kepada siswa bahwa waktu mengerjakan sudah habis. 7. Siswa mengumpulkan lembar jawab. 8. Guru menutup pelajaran dengan do a dan salam 80 menit K. Penilaian Teknik : tertulis Bentuk : uraian Purworejo, 20 Juli 2017

247 114 Guru Mata Pelajaran MTs Negeri Loano Peneliti Agung Dwi Raharjo, S.Pd. NIP Yulia Khayatul Mahmudah NIM LAMPIRAN 2 INSTRUMEN PENELITIAN

248 115 KISI-KISI LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN IMPROVE Pokok Bahasan Kelas/Semester : Fungsi : VIII/1 No. Aspek yang diamati Uraian Nomor Butir I Pra pembelajaran Kesiapan pembelajaran 1.1 II Kegiatan awal 1. Memberikan apersepsi 2. Mengkomunikasikan tujuan dan model pembelajaran 3. Memberi motivasi III Kegiatan inti 1. Guru membimbing siswa menemukan suatu konsep dengan memberikan pertanyaanpertanyaan yang mengarah pada penemuan suatu konsep. 2. Guru memberikan pertanyaan tipe metakognisi agar siswa menemukan suatu konsep baru secara mandiri. 3. Guru memberikan latihan kepada siswa secara individu dan siswa berlatih menjawab pertanyaan metakognisi dalam menyelesaikan soal. 4. Guru melakukan pengulasan atau pembahasan terhadap kesulitankesulitan yang dialami siswa sewaktu memahami materi atau menjawab soal-soal. 5. Guru memberikan tes untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa. 6. Guru mengevaluasi dan

249 116 mengidentifikasi siswa yang menguasai materi dan siswa yang belum menguasai materi dengan melihat hasil tes yang telah diberikan pada tahap sebelumnya. 7. Guru memberikan respon terhadap hasil verifikasi yaitu dengan sehingga memberikan soal pengayaan kepada siswa. IV Penutup 1. Memberi kesempatan siswa untuk bertanya 2. Menyampaikan pembelajaran yang akan datang 3. Menutup kegiatan pembelajaran

250 117

251 118

252 119

253 120

254 121

255 122

256 123

257 124 SOAL TES PEMAHAMAN KONSEP SIKLUS I Mata Pelajaran Materi Kelas Waktu : Matematika : Fungsi : VIII : 2 x 40 menit Petunjuk: 1. Tuliskan nama, no. absen dan kelas pada lembar jawab! 2. Berdoalah sebelum mengerjakan! 3. Bacalah soal dengan teliti! 4. Kerjakan terlebih dahulu soal yang menurut anda mudah! Jawablah soal-soal dibawah ini dengan benar! 1. Jika diketahui himpunan dan, tentukanlah relasi yang sesuai dengan kedua himpunan tersebut! 2. Diketahui himpunan dan. Relasi antara himpunan A dan himpunan B adalah satu lebihnya dari. Apakah relasi dari A ke B merupakan fungsi? Jelaskan! 3. Buatlah contoh fungsi dan bukan fungsi serta jelaskan mengapa fungsi dan mengapa bukan fungsi! 4. Untuk, tentukan nilai fungsi jika domainnya adalah dan gambarkan semuanya dalam diagram panah! 5. Diketahui K = {p,q} dan L = {2,3,4}. Buatlah pasangan berurutan dari himpunan A ke himpunan B yang membentuk fungsi!

258 125 KUNCI JAWABAN TES PEMAHAMAN KONSEP SIKLUS I 1. Indikator 1 Siswa mampu menyatakan ulang sebuah konsep Diketahui : himpunan dan, Ditanya : tentukan relasi yang sesuai antara himpunan P dan Q? Jawab : relasi yang sesuai antara himpunan P dan Q adalah relasi faktor dari 2. Indikator 2 Siswa dapat mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan konsepnya). Diketahui : himpunan dan. Relasi antara himpunan A dan himpunan B adalah satu lebihnya dari. Ditanya : apakah relasi satu lebihnya dari adalah fungsi? Jawab : relasi satu lebihnya dari antara himpunan A dan B bukan fungsi karena ada anggota himpunan A yang tidak mempunyai pasangan di himpunan B. 3. Indikator 3 Siswa mampu membuat contoh dan non contoh penyangkal Contoh fungsi: Himpunan danau di Provinsi Jawa Timur dan himpunan nama-nama kota di Provinsi Jawa Timur dengan relasi terletak di Karena setiap danau mempunyai 1 lokasi. Contoh bukan fungsi: a b c

259 126 Himpunan merk handphone dan himpunan nama-nama siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah dengan relasi kepunyaan dari Karena setiap merk mempunyai pemilik lebih dari satu siswa. 4. Indikator 4 Siswa mampu menyajikan konsep dalam bentuk representasi matematis Diketahui: Domain Ditanya : nilai fungsinya dan buat gambar dalam diagram panah Jawab : A B c, d Jadi, nilai fungsinya adalah {-1, 0, 1, 2}. 5. Indikator 5 Siswa dapat menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi tertentu. Diketahui : K = {p,q} dan L = {2,3,4}. Ditanya Jawab : Buatlah semua pasangan berurutan dari himpunan A ke himpunan B yang membentuk fungsi! : Pasangan berurutan yang membentuk fungsi adalah {(p,2), (q,2)}, {(p,3), (q,3)}, {(p,4), (q,4)} d

260 127 Keterangan : a. Menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika dengan benda, gambar, grafik, dan aljabar. b. Menjelaskan dan mengajukan pertanyaan serta memperluas pertanyaan terhadap matematika yang telah dipelajarinya. c. Merumuskan definisi matematik dan membuat generalisasi yang diperoleh melalui investigasi (penemuan). d. Mengungkapkan dan menjelaskan pemikiran mereka tentang ide matematik dan hubungannya.

261 128

262 129

263 130

264 131

265 132

266 133 SOAL TES KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SIKLUS II Mata Pelajaran : Matematika Materi Kelas Waktu : Fungsi : VIII : 2 x 40 menit Petunjuk: 1. Tuliskan nama, no. absen dan kelas pada lembar jawab! 2. Berdoalah sebelum mengerjakan! 3. Bacalah soal dengan teliti! 4. Kerjakan terlebih dahulu soal yang menurut anda mudah! Jawablah soal-soal dibawah ini dengan benar! 1. Suatu fungsi f dengan rumus f(x) = x2 5x. Tentukan nilai fungsi f(-1)! 2. Diketahui h adalah fungsi dari himpunan A ke himpunan B yang di definisikan dengan diagram panah berikut : A B a i 12 3 u Nyatakan fungsi tersebut dalam bentuk tabel!

267 Diketahui P = {1, 2} dan Q = {a, b, c}. Berapa banyaknya fungsi yang dapat dibuat dari himpunan P ke himpunan Q? 4. Dikethaui X f(x) = x Buatlah gambar grafiknya dan jelaskan! 5. Suatu fungsi g dengan rumus g(x) = ax 5. Nilai fungsi g untuk x = -1 adalah 3. Tentukan nilai a yang memenuhi!

268 135 KUNCI JAWABAN TES PEMAHAMAN KONSEP SIKLUS II 1. Indikator 2 Siswa dapat mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan konsepnya). Diketahui : f(x) = x 2 5x Ditanaya : f(-1) =...? Jawab : f(x) = x 2 5x f(-1) = (-1) 2 5 (-1) = = 6 Jadi nilai f(-1) adalah Indikator 1 Siswa mampu menyatakan ulang sebuah konsep. Diketahui : A = { a, i, u} dan B = {1, 2, 3} Buatlah tabelnya! A a I U B Indikator 3 Siswa mampu membuat contoh dan non-contoh penyangkal. Diketahui : P = {1, 2} dan Q = {a, b, c} Banyaknya fungsi yang bisa dibuat? Ada 9 fungsi yang bisa dibuat 4. Indikator 4 Siswa dapat menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis. y Gambar grafik c, d a c

269 136 a, b X merupakan domain dan y merupakan kodomain. 5. Indikator 5 Siswa dapat menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi tertentu. Diketahui : g(x) = ax 5, g(-1) = 3 Ditanyakan : nilai a =... Jawab : g(x) = ax 5 g(-1) = a = 3 g(-1) = -a 5 = 3 a = 5 3 = -8 jadi, nilai a nya adalah -8 d keterangan : a. Menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika dengan benda, gambar, grafik, dan aljabar. b. Menjelaskan dan mengajukan pertanyaan serta memperluas pertanyaan terhadap matematika yang telah dipelajarinya. c. Merumuskan definisi matematik dan membuat generalisasi yang diperoleh melalui investigasi (penemuan). d. Mengungkapkan dan menjelaskan pemikiran mereka tentang ide matematik dan hubungannya.

270 137 LAMPIRAN 3 DATA HASIL PENELITIAN

271 138 ANALISIS KOMUNIKASI MATEMATIS SIKLUS I PERTEMUAN I Hal Yang Persentase No. Nama Siswa Diamati Rerata Kategori Lisan Tertulis Lisan Tertulis 1 Agus Ariza Kurang Sekali 2 Ahmad Nawawi Cukup 3 Ahmad Ngali Kurang ,5 Rossid Sekali 4 Amat Royani , ,75 Kurang Sekali 5 Ashar Maulana , ,25 Kurang Sekali 6 Deni Ariyansah Cukup 7 Fakih Hufron ,5 Cukup 8 Fatkhan Munib Cukup 9 Munajib Ferdiyanto Ananda Muchlisin ,5 Baik 10 Ibnu Arif Afifi , ,25 Kurang Sekali 11 Khomsatun ,5 Baik 12 Khusnudin , ,25 Kurang Sekali 13 Lailatush Shofiyah , ,75 Baik 14 Latiful Asror ,5 Baik 15 Lisa Triyunitiya ,5 Baik 16 Maulidiyah , ,75 Baik 17 Miftachul Arifin ,5 Baik 18 Miftakhul Hidayat ,5 Cukup 19 Muchamad Rizqi ,5 Kurang Sekali 20 Muhamad Adib Santoso Cukup 21 Muhamad Agus ,5 Kurang

272 139 Wahyudi Sekali 22 Muhammad Kurang Tafrikhan Sekali 23 Muhamad Gufron , ,25 Kurang 24 Mukhlis Nawawi , ,25 Cukup 25 Nailul Huda ,5 Cukup 26 Nur Qurrotun Nabila Baik 27 Nuril Ahyar Cukup 28 Nuril Fatmawati , ,75 Cukup 29 Sulis Nurul Khasan , ,75 Cukup 30 Sulistiawan Cukup 31 Taufik Hidayat ,5 Baik 32 Wahid Nurohman Kurang Rata-rata 62,4375 Presentase Indikator Keberhasilan 28,125

273 140 ANALISIS KOMUNIKASI MATEMATIS SIKLUS I PERTEMUAN 2 Hal Yang Persentase No. Nama Siswa Diamati Rerata Kategori Lisan Tertulis Lisan Tertulis 1 Agus Ariza Kurang Sekali 2 Ahmad Nawawi ,5 Baik 3 Ahmad Ngali Rossid Kurang Sekali 4 Amat Royani ,5 Cukup 5 Ashar Maulana Kurang Sekali 6 Deni Ariyansah , ,75 Kurang 7 Fakih Hufron ,5 Cukup 8 Fatkhan Munib Munajib , ,75 Cukup 9 Ferdiyanto Ananda Muchlisin , ,25 Baik 10 Ibnu Arif Afifi Kurang 11 Khomsatun , ,75 Cukup 12 Khusnudin Cukup 13 Lailatush Shofiyah ,5 Baik 14 Latiful Asror ,5 Baik 15 Lisa Triyunitiya , ,25 Baik 16 Maulidiyah , ,75 Cukup 17 Miftachul Arifin , ,75 Baik 18 Miftakhul Hidayat , ,75 Kurang Sekali 19 Muchamad Rizqi , ,75 Kurang Sekali 20 Muhamad Adib Santoso ,5 Baik 21 Muhamad Agus Kurang , ,75 Wahyudi Sekali 22 Muhammad Kurang

274 141 Tafrikhan Sekali 23 Muhamad Gufron ,5 Kurang Sekali 24 Mukhlis Nawawi , ,25 Baik 25 Nailul Huda ,5 Cukup 26 Nur Qurrotun Nabila ,5 Baik 27 Nuril Ahyar ,5 Baik 28 Nuril Fatmawati Cukup 29 Sulis Nurul Khasan ,5 Baik 30 Sulistiawan , ,75 Baik 31 Taufik Hidayat , ,75 Baik 32 Wahid Nurohman Cukup Rata-rata 63,49219 Presentase Indikator Keberhasilan 40,625

275 142 REKAPITULASI HASIL OBSERVASI KOMUNIKASI MATEMATIS SIKLUS I No Nama Siswa Pertemuan 1 Rata-rata Pertemuan 2 Rata-rata Siklus I Kategori 1 Agus Ariza 0,00 0,00 0,00 Kurang Sekali 2 Ahmad Nawawi 63,00 75,50 69,25 Cukup 3 Ahmad Ngali Rossid 52,50 20,00 36,25 Kurang Sekali 4 Amat Royani 46,75 60,50 53,63 Kurang Sekali 5 Ashar Maulana 51,25 40,00 45,63 Kurang Sekali 6 Deni Ariyansah 61,00 54,75 57,88 Kurang 7 Fakih Hufron 72,50 62,50 67,50 Cukup 8 Fatkhan Munib Munajib 66,00 69,75 67,88 Cukup 9 Ferdiyanto Ananda Muchlisin 75,50 79,25 77,38 Baik 10 Ibnu Arif Afifi 53,25 57,00 55,13 Kurang 11 Khomsatun 75,50 66,75 71,13 Cukup 12 Khusnudin 53,25 67,00 60,13 Cukup 13 Lailatush Shofiyah 80,75 79,50 80,13 Baik 14 Latiful Asror 75,50 75,50 75,50 Baik 15 Lisa Triyunitiya 75,50 79,25 77,38 Baik 16 Maulidiyah 76,75 66,75 71,75 Cukup 17 Miftachul Arifin 75,50 76,75 76,13 Baik 18 Miftakhul Hidayat 72,50 53,75 63,13 Cukup 19 Muchamad Rizqi 45,50 51,75 48,63 Kurang Sekali 20 Muhamad Adib Santoso 74,00 76,50 75,25 Baik

276 Muhamad Agus Kurang 53,50 49,75 51,63 Wahyudi Sekali 22 Muhammad Kurang 38,00 38,00 38,00 Tafrikhan Sekali 23 Muhamad Gufron 56,25 47,50 51,88 Kurang Sekali 24 Mukhlis Nawawi 69,25 79,25 74,25 Cukup 25 Nailul Huda 72,50 72,50 72,50 Cukup 26 Nur Qurrotun Nabila 77,00 84,50 80,75 Baik 27 Nuril Ahyar 60,00 77,50 68,75 Cukup 28 Nuril Fatmawati 63,75 65,00 64,38 Cukup 29 Sulis Nurul Khasan 61,75 75,50 68,63 Cukup 30 Sulistiawan 64,00 77,75 70,88 Cukup 31 Taufik Hidayat 79,50 80,75 80,13 Baik 32 Wahid Nurohman 56,00 71,00 63,50 Cukup Persentase Indikator Keberhasilan 28,13 40,63 34,38

277 144 ANALISIS KOMUNIKASI MATEMATIS SIKLUS II PERTEMUAN 1 Hal Yang Persentase No Nama Siswa Diamati Rerata Kategori Lisan Tertulis Lisan Tertulis 1 Agus Ariza Kurang Sekali 2 Ahmad Nawawi Baik 3 Ahmad Ngali Kurang Rossid Sekali 4 Amat Royani , ,75 Baik 5 Ashar Maulana , ,75 Kurang 6 Deni Ariyansah , ,75 Kurang 7 Fakih Hufron ,5 Baik 8 Fatkhan Munib Munajib Baik 9 Ferdiyanto Ananda Muchlisin ,5 Baik 10 Ibnu Arif Afifi , ,75 Baik 11 Khomsatun ,5 Baik 12 Khusnudin , ,75 Baik 13 Lailatush Shofiyah Baik 14 Latiful Asror ,5 Baik 15 Lisa Triyunitiya ,5 Baik 16 Maulidiyah Baik 17 Miftachul Arifin , ,75 Baik 18 Miftakhul Hidayat ,5 0 36,25 Kurang Sekali 19 Muchamad Rizqi ,5 Cukup 20 Muhamad Adib Santoso Cukup 21 Muhamad Agus Wahyudi , ,25 Baik

278 Muhammad Tafrikhan , ,25 Baik 23 Muhamad Gufron Kurang 24 Mukhlis Nawawi , ,75 Baik 25 Nailul Huda Baik 26 Nur Qurrotun Nabila , ,75 Baik 27 Nuril Ahyar , ,75 Baik 28 Nuril Fatmawati , ,25 Baik 29 Sulis Nurul Khasan , ,25 Baik 30 Sulistiawan , ,75 Baik 31 Taufik Hidayat ,5 Sangat Baik 32 Wahid Nurohman Cukup Rata-rata 71,85156 Presentase Indikator Keberhasilan 71,875

279 146 ANALISIS KOMUNIKASI MATEMATIS SIKLUS II PERTEMUAN 2 N o Nama Siswa Hal Yang Diamati Lisa n Tertuli s Persentase Lisa n Tertulis Rerata 1 Agus Ariza Ahmad Nawawi , ,75 3 Ahmad Ngali Rossid Kategor i Kurang Sekali Sangat Baik , ,25 Baik 4 Amat Royani , ,75 Sangat Baik 5 Ashar Maulana ,5 Cukup 6 Deni Ariyansah , ,75 Cukup 7 Fakih Hufron Baik 8 Fatkhan Munib Munajib , ,25 Baik 9 Ferdiyanto Ananda Sangat Muchlisin Baik 10 Ibnu Arif Afifi Baik 11 Khomsatun , ,25 Baik 12 Khusnudin Kurang Sekali 13 Lailatush Shofiyah Sangat Baik 14 Latiful Asror ,5 Baik 15 Lisa Triyunitiya , ,75 Sangat Baik 16 Maulidiyah ,5 Baik 17 Miftachul Arifin , ,25 Baik 18 Miftakhul Hidayat Kurang

280 147 Sekali 19 Muchamad Rizqi Cukup 20 Muhamad Adib Santoso , ,75 Baik 21 Muhamad Agus Wahyudi Baik 22 Muhammad Tafrikhan Baik 23 Muhamad Gufron , ,75 Cukup 24 Mukhlis Nawawi ,5 Sangat Baik 25 Nailul Huda Sangat Baik 26 Nur Qurrotun Sangat ,5 Nabila Baik 27 Nuril Ahyar , ,75 Sangat Baik 28 Nuril Fatmawati , ,75 Sangat Baik 29 Sulis Nurul Khasan ,5 Baik 30 Sulistiawan Baik 31 Taufik Hidayat ,5 Sangat Baik 32 Wahid Nurohman , ,25 Baik Rata-rata 75,2109 Presentase Indikator Keberhasilan 78,125

281 148 REKAPITULASI HASIL OBSERVASI KOMUNIKASI MATEMATIS SIKLUS II No Nama Siswa Pertemuan 1 Rata-rata Pertemuan 2 Rata-rata Siklus I Kategori 1 Agus Ariza 0,00 0,00 0,00 Kurang Sekali 2 Ahmad Nawawi 82,00 85,75 83,88 Baik 3 Ahmad Ngali Rossid 38,00 84,25 61,13 Cukup 4 Amat Royani 75,75 85,75 80,75 Baik 5 Ashar Maulana 54,75 63,50 59,13 Cukup 6 Deni Ariyansah 57,75 62,75 60,25 Cukup 7 Fakih Hufron 75,50 83,00 79,25 Baik 8 Fatkhan Munib Munajib 78,00 79,25 78,63 Baik 9 Ferdiyanto Ananda Sangat 84,50 87,00 85,75 Muchlisin Baik 10 Ibnu Arif Afifi 80,75 82,00 81,38 Baik 11 Khomsatun 75,50 79,25 77,38 Baik 12 Khusnudin 76,75 38,00 57,38 Kurang 13 Lailatush Shofiyah 82,00 87,00 84,50 Baik 14 Latiful Asror 79,50 84,50 82,00 Baik 15 Lisa Triyunitiya 79,50 85,75 82,63 Baik 16 Maulidiyah 82,00 84,50 83,25 Baik 17 Miftachul Arifin 80,75 83,25 82,00 Baik 18 Miftakhul Hidayat 36,25 0,00 18,13 Kurang Sekali 19 Muchamad Rizqi 61,50 74,00 67,75 Cukup 20 Muhamad Adib Santoso 73,00 81,75 77,38 Baik

282 Muhamad Agus Wahyudi 79,25 83,00 81,13 Baik 22 Muhammad Tafrikhan 78,25 82,00 80,13 Baik 23 Muhamad Gufron 56,00 59,75 57,88 Kurang 24 Mukhlis Nawawi 79,75 88,50 84,13 Baik 25 Nailul Huda 82,00 87,00 84,50 Baik 26 Nur Qurrotun Sangat 84,75 88,50 86,63 Nabila Baik 27 Nuril Ahyar 80,75 85,75 83,25 Baik 28 Nuril Fatmawati 78,25 85,75 82,00 Baik 29 Sulis Nurul Khasan 78,25 84,50 81,38 Baik 30 Sulistiawan 80,75 82,00 81,38 Baik 31 Taufik Hidayat 93,50 93,50 93,50 Sangat Baik 32 Wahid Nurohman 74,00 75,25 74,63 Cukup Persentase Indikator Keberhasilan 71,88 78,13 75,00

283 150 ANALISIS TES PEMAHAMAN KONSEP SIKLUS I No Nama Siswa Skor Jumlah Nilai Kategori 1 Agus Ariza ,00 KS 2 Ahmad Nawawi B 3 Ahmad Ngali Rossid KS 4 Amat Royani KS 5 Ashar Maulana KS 6 Deni Ariyansah KS 7 Fakih Hufron KS 8 Fatkhan Munib Munajib KS 9 Ferdiyanto Ananda Muchlisin B 10 Ibnu Arif Afifi KS 11 Khomsatun B 12 Khusnudin KS 13 Lailatush Shofiyah B 14 Latiful Asror B 15 Lisa Triyunitiya B 16 Maulidiyah B 17 Miftachul Arifin B 18 Miftakhul Hidayat C 19 Muchamad Rizqi KS 20 Muhamad Adib Santoso B 21 Muhamad Agus Wahyudi KS 22 Muhammad Tafrikhan C 23 Muhamad Gufron KS

284 Mukhlis Nawawi B 25 Nailul Huda C 26 Nur Qurrotun Nabila B 27 Nuril Ahyar C 28 Nuril Fatmawati C 29 Sulis Nurul Khasan B 30 Sulistiawan C 31 Taufik Hidayat B 32 Wahid Nurohman KS Jumlah Persentase 58,1 59,4 70,6 64, ,5 61,4194

285 152 ANALISIS TES PEMAHAMAN KONSEP SIKLUS II No Nama Siswa Skor Jumlah Nilai Kategori 1 Agus Ariza ,00 KS 2 Ahmad Nawawi B 3 Ahmad Ngali Rossid B 4 Amat Royani B 5 Ashar Maulana C 6 Deni Ariyansah C 7 Fakih Hufron B 8 Fatkhan Munib Munajib B 9 Ferdiyanto Ananda Muchlisin B 10 Ibnu Arif Afifi B 11 Khomsatun B 12 Khusnudin B 13 Lailatush Shofiyah B 14 Latiful Asror B 15 Lisa Triyunitiya B 16 Maulidiyah B 17 Miftachul Arifin B 18 Miftakhul Hidayat KS 19 Muchamad Rizqi C 20 Muhamad Adib Santoso B 21 Muhamad Agus Wahyudi B 22 Muhammad Tafrikhan B 23 Muhamad Gufron C

286 Mukhlis Nawawi SB 25 Nailul Huda B 26 Nur Qurrotun Nabila SB 27 Nuril Ahyar B 28 Nuril Fatmawati B 29 Sulis Nurul Khasan B 30 Sulistiawan B 31 Taufik Hidayat SB 32 Wahid Nurohman C Jumlah Rata-rata ,5 74,75 79,73 3

287 154 LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI

288 155

289 156 DAFTAR NAMA SISWA Sekolah : MTs Negeri Loano Mata Pelajaran : Matematika Kelas : VIIID Tahun Pelajaran : 2017/2018 No. Nama L/P 1. Agus Ariza L 2. Ahmad Nawawi L 3. Ahmad Ngali Rossid L 4. Amat Royani L 5. Ashar Maulana L 6. Deni Ariyansah L 7. Fakih Hufron L 8. Fatkhan Munib Munajib L 9. Ferdiyanto Ananda Muchlisin L 10. Ibnu Arif Afifi L 11. Khomsatun P 12. Khusnudin L 13. Lailatush Shofiyah P 14. Latiful Asror L 15. Lisa Triyunitiya P 16. Maulidiyah P 17. Miftachul Arifin L 18. Miftakhul Hidayat L 19. Muchamad Rizqi L 20. Muhamad Adib Santoso L 21. Muhamad Agus Wahyudi L 22. Muhammad Tafrikhan L 23. Muhamad Gufron L 24. Mukhlis Nawawi L 25. Nailul Huda L 26. Nur Qurrotun Nabila P 27. Nuril Ahyar L 28. Nuril Fatmawati P 29. Sulis Nurul Khasan L 30. Sulistiawan L 31. Taufik Hidayat L 32. Wahid Nurohman L

290 157

291 158

292 159

293 160

294 161

295 162

296 163

297 164

298 165

299 166

300 167

301 168

302 169

303 170

304 171

305 172

306 173

307 174

308 175

309 176

310 177

311 178

312 179

313 180

314 181

315 182

316 183

317 HASIL PEKERJAAN SISWA 184

318 185

319 186

320 187

321 188

322 LEMBAR JAWABAN SOAL TES SIKLUS I 189

323 190

324 191

325 192

326 LEMBAR JAWABAN SOAL TES SIKLUS II 193

327 194

328 195

329 196 DOKUMENTASI FOTO Peneliti Menyampaikan Materi

330 Siswa Ketika Berdiskusi 197

331 Suasana Siswa Ketika Mengerjakan Tes 198

332 199 LAMPIRAN 5 ADMINISTRASI

333 200

334 201

335 202

336 203

337 204

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Awal Data hasil belajar pada kondisi awal diperoleh dari pengamatan hasil ulangan harian pada kompetensi dasar operasi hitung

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMANDIRIAN BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING

PENINGKATAN KEMANDIRIAN BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING PENINGKATAN KEMANDIRIAN BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 36 PURWOREJO TAHUN AJARAN 2016/2017 SKRIPSI Diajukan sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bilangan, (b) aljabar, (c) geometri dan pengukuran, (d) statistika dan peluang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bilangan, (b) aljabar, (c) geometri dan pengukuran, (d) statistika dan peluang 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemahaman Konsep Matematika Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP), disebutkan bahwa standar kompetensi mata pelajaran

Lebih terperinci

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION BERBASIS PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIS PADA SISWA MTs

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION BERBASIS PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIS PADA SISWA MTs PENERAPAN GROUP INVESTIGATION BERBASIS PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIS PADA SISWA MTs Marliani Utami Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas atau yang lebih dikenal dengan classroom action

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas atau yang lebih dikenal dengan classroom action 74 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian tindakan kelas atau yang lebih dikenal dengan classroom action research merupakan suatu bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). PTK dilakukan berdasar

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). PTK dilakukan berdasar 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan dilaksanakan merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). PTK dilakukan berdasar dari adanya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau classroom action research. PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar (2008)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 18 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Setting Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Setting Penelitian menjelaskan tentang lokasi berlangsungnya penelitian, pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dimana dalam pelaksanaanya, dilaksanakan dalam 3 siklus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut Kemmis. pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut Kemmis. pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang diungkapkan dalam penelitian ini, maka jenis penelitian yang cocok dan relevan adalah penelitian tindakan kelas (classroom

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di SD Negeri Kebumen yang beralamat di Jalan Kaswari nomer 2 Kelurahan Kebumen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Tamanwinangun yang beralamat di Jalan Bocor Nomor 54, Kelurahan Tamanwinangun,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas

Lebih terperinci

Prosedur penelitian dilaksanakan dengan menggunakan siklus-siklus

Prosedur penelitian dilaksanakan dengan menggunakan siklus-siklus 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini direncanakan dengan menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK), atau Classroom Action Research (CAR), yaitu sebuah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) atau Classroom Action Research yang dilakukan peneliti secara

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) atau Classroom Action Research yang dilakukan peneliti secara 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research yang dilakukan peneliti secara langsung.

Lebih terperinci

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL SFE PADA SISWA KELAS VIII D SMP N 15 PURWOREJO

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL SFE PADA SISWA KELAS VIII D SMP N 15 PURWOREJO PENINGKATAN PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL SFE PADA SISWA KELAS VIII D SMP N 15 PURWOREJO Hibati Wafiroh Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. belajar matematika, maka guru perlu tahu bagaimana sebenarnya jalan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. belajar matematika, maka guru perlu tahu bagaimana sebenarnya jalan atau BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembelajaran matematika dapat dipandang sebagai usaha guru, dosen, dalam membantu siswa, mahasiswa, dan peserta didik untuk memahami atau terampil matematika. Oleh karena

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH STRATEGI IMPROVE TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA SMP KELAS VIII

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH STRATEGI IMPROVE TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA SMP KELAS VIII ARTIKEL ILMIAH PENGARUH STRATEGI IMPROVE TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA SMP KELAS VIII OLEH SOLEHA NIM RRA1C210094 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian mengenai pembelajaran matematika di kelas IV A SDN 2 Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan media grafis. Melalui penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V tahun 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V tahun pelajaran 2015-2016 dengan jumlah siswa sebanyak 22 orang yang terbagi atas 11

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang berusaha menerapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Cocroft (1982:1-5) mengatakan bahwa matematika perlu diajarkan kepada siswa karena,

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Cocroft (1982:1-5) mengatakan bahwa matematika perlu diajarkan kepada siswa karena, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan di setiap Negara. Pendidikan di Indonesia bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dirancang dan dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas (PTK) atau class room action research (CAR). Hermawan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas 5 SDN Karanggondang 01, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang pada semester 2 Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SUPERITEM SECARA KOOPERATIF

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SUPERITEM SECARA KOOPERATIF MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SUPERITEM SECARA KOOPERATIF Multiana Riyaningsih Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammaiyah

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh Indah Kristina W. NIM.

SKRIPSI. Untuk Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh Indah Kristina W. NIM. PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPS DAMPAK GLOBALISASI SISWA KELAS 4 SEMESTER 2 SD NEGERI PESAREN 01 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG 2011/2012 SKRIPSI Untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Tempat Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Jepon yang terletak di Kelurahan Jepon, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian 3.1.1 Desain Penelitian Penelitian ini tergolong penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang pelaksanaannya direncanakan dalam dua siklus.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau CAR (Classroom Action Research) yaitu penelitian yang pada hakikatnya merupakan rangkaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam suatu pembelajaran terdapat dua aktivitas inti yaitu belajar dan mengajar. Menurut Hermawan, dkk. (2007: 22), Belajar merupakan proses perubahan perilaku

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 1 UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KOMUNIKASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN CONCEPT MAPPING (PTK Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 03 Colomadu Tahun 2013/2014) NASKAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang memiliki peran sangat penting dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. A. Metode Improve, Metode Pembelajaran Konvensional, Kemampuan. Representasi Matematis, dan Teori Sikap

BAB II KAJIAN TEORITIS. A. Metode Improve, Metode Pembelajaran Konvensional, Kemampuan. Representasi Matematis, dan Teori Sikap BAB II KAJIAN TEORITIS A. Metode Improve, Metode Pembelajaran Konvensional, Kemampuan Representasi Matematis, dan Teori Sikap 1. Metode Improve a. Pengertian Metode Improve Salah satu strategi pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian tindakan ( classroom action research) yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian tindakan ( classroom action research) yang bersifat BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan ( action research) merupakan penelitian pada upaya pemecahan masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Helen Martanilova, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Helen Martanilova, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu pengetahuan universal yang mendasari perkembangan teknologi modern dan memiliki peranan penting yang dapat diterapkan dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pelajaran 2013/2014 selama 3 (tiga) bulan mulai dari bulan Juli sampai

BAB III METODE PENELITIAN. pelajaran 2013/2014 selama 3 (tiga) bulan mulai dari bulan Juli sampai BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Waktu dan tempat penelitian Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014 selama 3 (tiga) bulan mulai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Purwantoro tahun ajaran 2012/2013 semester genap. Alasan pemilihan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan di kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian dengan menggunakan teknik dan alat tertentu. Metode penelitian adalah suatu cara untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas, atau yang dikenal dengan classroom action research.

Lebih terperinci

Siti Chotimah Pendidikan Matematika, STKIP Siliwangi Bandung

Siti Chotimah Pendidikan Matematika, STKIP Siliwangi Bandung UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA SMP DI KOTA BANDUNG DENGAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATIONS PADA SISWA SMP DI KOTA BANDUNG Siti Chotimah chotie_pis@yahoo.com Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pengertian Metode dan Penelitian Metode adalah cara atau prosedur yang digunakan untuk menganalisa suatu masalah dalam penelitian (Ratna, 2004:34). Kualitas penelitian tergantung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan classroom action research atau sering disebut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan classroom action research atau sering disebut BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan classroom action research atau sering disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, dengan pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), informasi bukanlah suatu hal yang sulit untuk didapatkan. Tidak dicari pun,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan membahas metode yang digunakan dalam penelitian, desain penelitian, lokasi dan subjek penelitian, prosedur penelitian, instrumen yang digunakan dalam penelitian,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan 35 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Motode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Metode penelitian tindakan kelas dalam bahasa Inggris

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAAN BAB III METODOLOGI PENELITIAAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pecahan di kelas IV. Adapun metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III Metode Penelitian

BAB III Metode Penelitian BAB III Metode Penelitian 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Arikunto (2008) penelitian tindakan kelas adalah

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan- tindakan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan- tindakan BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memecahkan masalah pembelajaran keterampilan membaca yang ada di kelas VA SD Negeri 2 Metro Utara. Penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Prosedur Penelitian Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan kelas (PTK), artinya penelitian ini berbasis pada masalah di kelas

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan kelas (PTK), artinya penelitian ini berbasis pada masalah di kelas BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penilitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan kelas (PTK), artinya penelitian ini berbasis pada masalah di kelas tersebut. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran matematika yang dirumuskan dalam Kurikulum Tingkat

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran matematika yang dirumuskan dalam Kurikulum Tingkat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peran matematika sebagai ilmu dasar memiliki nilai-nilai strategis dalam menumbuhkembangkan cara berfikir logis, bersikap kritis dan bertindak rasional. Peran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK. dapat memperjelas suatu pemahaman. Melalui komunikasi, ide-ide

BAB II KAJIAN TEORITIK. dapat memperjelas suatu pemahaman. Melalui komunikasi, ide-ide BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Komunikasi Matematis Komunikasi merupakan salah satu kemampuan penting dalam pendidikan matematika sebab komunikasi merupakan cara berbagi ide

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research,

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research, 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah tindakan kelas yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research, yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian Pada bagian ini akan diuraikan mengenai seting tempat, seting waktu, dan karakteristik subjek penelitian. Seting tempat akan membahas

Lebih terperinci

PEMAHAMAN KONSEP DAN KOMUNIKASI MATEMATIK DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF CO-OP CO-OP

PEMAHAMAN KONSEP DAN KOMUNIKASI MATEMATIK DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF CO-OP CO-OP PEMAHAMAN KONSEP DAN KOMUNIKASI MATEMATIK DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF CO-OP CO-OP Mardiana Abstraksi Pembelajaran kooperatif Co-op Co-op. Model pembelajaran ini pada dasarnya menekankan pentingnya siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeni Febrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeni Febrianti, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu ilmu yang universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, dan matematika mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang berusaha menerapkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dimaksudkan sebagai suatu kajian, refleksi diri, serta tindakan terhadap proses pembelajaran IPA untuk meningkatkan hasil belajar siswa

Lebih terperinci

(Class Room Action Research) atau Penelitian Tindakan Kelas. CAR (Class. Room Action Research) atau Penelitian Tindakan Kelas menurut Suharsimi

(Class Room Action Research) atau Penelitian Tindakan Kelas. CAR (Class. Room Action Research) atau Penelitian Tindakan Kelas menurut Suharsimi BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Berdasarkan permasalahan yang diajukan dalam penelitian, penelitian ini dapat digolongkan dalam penelitian kualitatif dengan menggunakan CAR (Class Room Action

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58) 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) atau dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58) mengemukakan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dimaksudkan sebagai kajian, refleksi diri, dan tindakan terhadap proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan kognisi siswa kelas III

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Untuk II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Komunikasi matematis Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2005: 585) disebutkan bahwa komunikasi merupakan pengiriman dan penerimaan pesan atau atau berita antara

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERKALIAN CARA SUSUN PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL THINK PAIR AND SHARE (TPS)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERKALIAN CARA SUSUN PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL THINK PAIR AND SHARE (TPS) UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERKALIAN CARA SUSUN PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL THINK PAIR AND SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS IV SDN PLUMBUNGAN GABUS KABUPATEN PATI SEMESTER I TAHUN 2011/2012 SKRIPSI

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. kolaboratif. Menurut Wardhani (2009: 1.4) penelitian tindakan kelas adalah. aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat.

METODE PENELITIAN. kolaboratif. Menurut Wardhani (2009: 1.4) penelitian tindakan kelas adalah. aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat. 48 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas merupakan jenis penelitian yang pada umumnya digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar (2011: 46) PTK adalah suatu

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TTW PADA SISWA KELAS VII A

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TTW PADA SISWA KELAS VII A PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TTW PADA SISWA KELAS VII A Feri Ambar Wati, Supriyono Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian secara umum diartikan sebagai cara ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting Dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas 5 SD Negeri Kutoharjo 01 Pati yang dilaksanakan pada semester 1 tahun 2013/2014. Subjek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kelas(classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kelas(classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas(classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting. Manusia tidak

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting. Manusia tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting. Manusia tidak dapat menghindari berbagai macam bentuk komunikasi karena dengan komunikasi manusia dapat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. (2006:10) mengemukakan, Belajar matematika merupakan suatu perubahan. praktis bersikap positif, bertindak aktif dan kreatif.

BAB II KAJIAN TEORETIS. (2006:10) mengemukakan, Belajar matematika merupakan suatu perubahan. praktis bersikap positif, bertindak aktif dan kreatif. 12 BAB II KAJIAN TEORETIS A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Matematika Suatu pendidikan yang berlangsung di sekolah yang paling penting adalah kegiatan belajar. Ini berarti berhasil atau tidaknya pencapaian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar Belajar sering diartikan sebagai aktivitas untuk memperoleh pengetahuan. Menurut Aunurrahman (2009: 38) Belajar adalah proses orang memperoleh

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG LUAS SEGITIGA MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BENDA RIIL

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG LUAS SEGITIGA MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BENDA RIIL Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 4, Agustus 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG LUAS SEGITIGA MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BENDA RIIL SD

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu penelitian 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat berperan dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat berperan dalam upaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat berperan dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dengan adanya peningkatan sumber daya manusia

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Strategi Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) Felder (1994: 5) menjelaskan bahwa dalam strategi TAPPS siswa mengerjakan

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Strategi Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) Felder (1994: 5) menjelaskan bahwa dalam strategi TAPPS siswa mengerjakan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Strategi Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) Felder (1994: 5) menjelaskan bahwa dalam strategi TAPPS siswa mengerjakan permasalahan yang mereka jumpai secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian

Lebih terperinci

problem-problem praktis masyarakat dalam situasi problematik dan pada Defenisi menurut Stephen Kemmis (1983) :

problem-problem praktis masyarakat dalam situasi problematik dan pada Defenisi menurut Stephen Kemmis (1983) : BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Kegiatan ini dilakukan tehadap sejumlah siswa dalam satu kelas. Penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian dapat dipahami sebagai tata cara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. Sugiono (2009, h.6) mendefinisikan, Metode penelitian adalah cara-cara

Lebih terperinci

, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan kemajuan zaman, bidang pendidikan terus diperbaiki dengan berbagai inovasi didalamnya. Hal ini dilakukan supaya negara dapat mencetak Sumber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan (action research) merupakan upaya pemecahan masalah atau suatu perbaikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Candiwulan, UPT Kecamatan Adimulyo, Kabupaten Kebumen, tepatnya di jalan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Metode, Bentuk dan Rancangan Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Metode, Bentuk dan Rancangan Penelitian 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Metode, Bentuk dan Rancangan Penelitian a. Metode Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau classroom

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan PTK, guru dapat menemukan

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan PTK, guru dapat menemukan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang berjudul; Peningkatan hasil Belajar Matematika Materi Bilangan Romawi Dengan Menggunakan Metode Inquiry Kelas IV MI Al- Hidayah Margorejo

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI SMP N 2 SEDAYU YOGYAKARTA

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI SMP N 2 SEDAYU YOGYAKARTA UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI SMP N 2 SEDAYU YOGYAKARTA Dhian Arista Istikomah FKIP Universitas PGRI Yogyakarta E-mail: dhian.arista@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas VII B SMP Negeri 14 Surakarta tahun ajaran 2015/2016 semester genap.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang dipilih adalah Penelitian Tindakan atau Classroom Action Research maksudnya adalah kegiatan penelitian untuk mendapatkan kebenaran dan manfaat

Lebih terperinci

Maningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Melalui Model Pembelajaran Connected Mathematics Project (CMP) Berbantu Media Gambar

Maningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Melalui Model Pembelajaran Connected Mathematics Project (CMP) Berbantu Media Gambar Maningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Melalui Model Pembelajaran Connected Mathematics Project (CMP) Berbantu Media Gambar Mawar Sari, Bambang Priyo Darminto Program Studi Pendidikan Matematika Universitas

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI DAUR AIR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI DAUR AIR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR i UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI DAUR AIR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jika akar permasalahan sudah diketahui, alternatif berikutnya adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jika akar permasalahan sudah diketahui, alternatif berikutnya adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Tindakan yang mungkin dilakukan oleh guru terkait dengan permasalahan dalam proses pembelajaran adalah mencari akar permasalahan. Jika akar permasalahan sudah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal classroom action research. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal classroom action research. Arikunto,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sri Asnawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sri Asnawati, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang dipelajari oleh siswa dari siswa tingkat sekolah dasar, menengah hingga mahasiswa perguruan tinggi. Pada tiap tahapan

Lebih terperinci

Skripsi UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA PENDIDIKAN PADA UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA. oleh Sutarni Nim

Skripsi UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA PENDIDIKAN PADA UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA. oleh Sutarni Nim UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK SISWA KELAS V SD NEGERI BLADO 02 KEC. BLADO BATANG SEMESTER 1 TAHUN 2013/201 /2014 Skripsi UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA

Lebih terperinci