TUGAS AKHIR SISTEM AKUNTANSI GAJI DAN UPAH PADA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KOTA MEDAN OLEH : MHD. RYAN FADILLAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TUGAS AKHIR SISTEM AKUNTANSI GAJI DAN UPAH PADA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KOTA MEDAN OLEH : MHD. RYAN FADILLAH"

Transkripsi

1 TUGAS AKHIR SISTEM AKUNTANSI GAJI DAN UPAH PADA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KOTA MEDAN OLEH : MHD. RYAN FADILLAH PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2018 Universitas Sumatera Utara

2 Universitas Sumatera Utara

3 Universitas Sumatera Utara

4 KATA PENGANTAR Puji syukur yang tiada terhingga penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan karunia-nya, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan tepat sesuai dengan waktu yang direncanakan. Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Diploma III Akuntansi Universitas Sumatera Utara. Dalam rangka memenuhi kewajiban tersebut maka penulis menyusun tugas akhir ini dengan judul Sistem Akuntansi Gaji dan Upah Pada Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Medan. Dalam penulisan tugas akhir ini tidak mungkin dapat penulis selesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak, baik dukungan moril maupun materil. Untuk itu dari lubuk hati yang paling dalam, penulis menghaturkan rasa hormat dan ucapan terima kasih atas bantuan dan bimbingan yang tiada terkira nilainya, kepada semua pihak yang terlibat. 1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara beserta seluruh Dosen dan Staf pengajar yang telah mencurahkan perhatian dan membekali ilmu serta berbagai pengalaman kepada penulis selama masa perkuliahan. 2. Ibu Mutia Ismail, SE., MM., Ak. CA selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Abdillah Arif Nasution, SE, M.Si, Ak selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara i

5 4. Ibu Dra. Nurzaimah MM, Ak selaku pembimbing yang telah bersedia mengarahkan penulis dalam menyelesaikan tugas akhir. 5. Teristimewa untuk kedua Orang Tua saya tercinta Ayah anda Alm. H. Yusdan Asmui Lubis dan Ibunda Syafrida Nasution yang telah setia, sabar dan tulus mendidik dan membesarkan penulis, terima kasih atas doa, pengertian dan kasih sayang yang tak terhingga serta dukungan baik moril maupun materil yang tidak akan mungkin terbalas, serta kakakku Isty Yusnida Lubis, SE. Hanya Tugas Akhir ini yang penulis persembahkan sebagai awal dari keberhasilan penulis di masa mendatang, Amin. 6. Terima Kasih banyak juga kepada Syarifah Sheila Fahira yang telah membantu dan menemani penulis dalam penyelesaian Tugas Akhir. Medan, 2018 Penulis MHD. Ryan Fadillah NIM: ii

6 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i iii v vi BAB I : PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 3 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 3 D. Rencana Penulisan Jadwal Survei/Observasi Rencana Isi... 5 BAB II : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MEDAN... 7 A. Sejarah Ringkas... 7 B. Struktur Organisasi C. Job Description D. Jaringan Usaha/Kegiatan E. Kinerja Terkini F. Rencana Usaha/Kegiatan iii

7 BAB III : SISTEM AKUNTANSI GAJI DAN UPAH BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MEDAN A. Pengertian Gaji dan Upah B. Unsur Unsur Gaji dan Upah C. Perhitungan Gaji dan Upah D. Prosedur Pencatatan Gaji dan Upah E. Sistem Akuntansi Gaji dan Upah BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

8 DAFTAR TABEL Nomor Judul Halaman 1.1 Jadwal Penelitian dan Penyusunan Tugas Akhir... 4 v

9 DAFTAR GAMBAR Nomor Judul Halaman 2.1 Logo Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Medan Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Medan... 13

10 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Seiring dengan kemajuan zaman, perkembangan badan usaha baik swasta maupun milik negara sangatlah pesat. Sejalan dengan pertumbuhan pembangunan di Indonesia. Pada umumnya perusahaan didirikan dengan tujuan memperoleh laba dari operasi normal perusahaan, pertumbuhan terus menerus (growth) dan kelangsungan hidup (going concern). Dalam rangka pencapaian tujuan ini dibutuhkan dukungan faktor-faktor produksi yang digunakan oleh perusahaan yang biasa disebut dengan 6M yaitu: Man, Money, Material, Machines, Methods, and Market. Bagi perusahaan yang mempunyai skala usaha yang masih kecil penggunaan faktor-faktor produksi tersebut dapat diawasi secara langsung oleh pimpinan perusahaan, karena pemimpin perusahaan masih dapat mengkoordinasikan aktivitas individu pada perusahaan tersebut. Dan untuk perusahaan yang mempunyai skala usaha yang lebih besar, penggunaan faktor-faktor produksi tersebut haruslah secara hati-hati agar dapat diperoleh manfaat yang maksimal. Dalam perusahaan yang bertambah besar, baik dalam ruang lingkup usaha maupun operasi serta pemasarannya, maka perusahaan menuntut kuantitas dan kualitas para tenaga kerjanya sehingga perusahaan dapat mengantisipasi kemajuan yang akan terjadi. Untuk mengatasi hal ini salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah dengan 1

11 mengembangkan sistem penggajian yang sensible (masuk akal) dan dapat dipertahankan. Karena pada hakekatnya, tenaga kerja akan lebih produktif, apabila tenaga kerja tersebut menerima gaji dan upah yang seimbang dengan kontribusinya terhadap perusahaan. Sebaliknya apabila tenaga kerja tersebut merasa gaji dan upah yang diterima tidak sesuai maka tenaga kerja tersebut mengambil berbagai sikap antara lain mogok kerja, yang tentunya memiliki dampak kerugian bagi perusahaan tersebut. Dengan telah adanya peraturan pemerintah tentang pembayaran gaji dan upah, membuat perusahaan tidak semena-mena terhadap pembayaran gaji tersebut kepada karyawan. Seiring terjadi kecurangan dalam pembagian gaji dan upah, apalagi jika jumlah karyawan dalam suatu perusahaan itu cukup besar sehingga pengeluaran ataupun pembayaran gaji dan upah tersebut haruslah diawasi. Untuk itulah perusahaan memerlukan suatu sistem akuntansi yang baik terhadap sistem penggajian dan pengupahan yang berguna baik untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan maupun kelangsungan perusahaan. Badan Pusat Statistik (BPS) merupakan Lembaga Pemerintah Non Departemen yang mempunyai fungsi pokok sebagai penyedia data statistik dasar, baik untuk pemerintah maupun untuk masyarakat umum, secara nasional maupun regional. Di samping itu, BPS juga melakukan pengumpulan data, menerbitkan publikasai statistik nasional maupun daerah, serta melakukan analisis data statistik yang digunakan dalam pengambilan kebijakan pemerintah. Dalam aktivitasnya sehari hari instansi pemerintah ini 2

12 tentu saja tidak terlepas dari peran serta pegawainya, maka instansi pemerintah ini haruslah memiliki sistem akuntansi gaji dan upah yang baik. Dari uraian diatas penulis merasa tertarik untuk membahas masalah gaji dan upah pada Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Medan, sehingga penulis tertarik untuk mengambil judul : Sistem Akuntansi Gaji dan Upah Pada Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Medan B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah Bagaimana Sistem Akuntansi Gaji dan Upah pada Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Medan? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: a. Mempelajari dan menilai sistem akuntansi gaji dan upah yang ada pada Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Medan. b. Mengetahui bagaimana proses penggajian dan pengupahan yang diterapkan Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Medan.. c. Menilai pelaksanaan sistem akuntansi gaji dan upah yang diterapkan dalam usaha mencapai tujuan. 2. Manfaat Penelitian a. Untuk mengembangkan pengetahuan penulis tentang sistem akuntansi penggaji dan pengupah yang diterapkan Badan Pusat Statistik (BPS). 3

13 b. Sebagai analisa dan pertimbangan bagi pimpinan instansi pemerintah dalam menentukan kebijaksanaan besarnya gaji, upah lembur, besarnya bonus dan fasilitas lainnya yang dapat mendukung kelancaran dan peningkatan hasil kerja pada masa kerja yang akan datang, sehingga Badan Pusat Statistik (BPS) dapat berkembang sesuai dengan yang diharapkan. D. RENCANA PENULISAN 1. Jadwal Survei Pelaksanaan dilaksanaan di Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Medan Tabel 1.1 Jadwal Penelitian dan Penyusunan Tugas Akhir Kegiatan November 2017 Desember 2017 I II III IV I II III 1 Pengesahan Tugas Akhir 2 Pengajuan Judul 3 Permohonan Izin Riset 4 Penunjukan Dosen Pembimbing 5 Pengumpulan Data 6 Penyusunan Tugas Akhir 7 Bimbingan Tugas Akhir 8 Penyelesaian Tugas Akhir 4

14 2. Rencana Isi Penulis akan memberikan gambaran rencana isi tugas akhir yang akan mempermudah penulisan tugas akhir, maka penulis membaginya dalam empat bab yaitu : BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan rencana penulisan. BAB II : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MEDAN Pada bab ini diuraikan sejarah ringkas perusahaan, struktur organisasi, jaringan usaha/kegiatan, kinerja usaha terkini, dan rencana kegiatan. BAB III : SISTEM AKUNTANSI GAJI DAN UPAH PADA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KOTA MEDAN Pada bab ini peneliti akan menguraikan mengenai pengertian gaji dan upah, unsur-unsur gaji dan upah, perhitungan gaji dan upah, prosedur pembayaran gaji dan upah, sistem akuntansi gaji dan upah. 5

15 BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN Setelah hasil penelitian dikembangkan, maka penulis mencoba mengambil kesimpulan dan memberikan saran yang dapat menunjang kemajuan perusahaan (Instansi Pemerintah) pada masa yang akan datang. 6

16 BAB II PROFIL BADAN PUSAT STATISTIK A. Sejarah Singkat Badan pusat Statistik (BPS) Masa Pemerintahan Hindia Belanda Pada bulan Februari 1920, Kantor Statistik pertama kali didirikan oleh Direktur Pertanian, Kerajinan dan Perdagangan (Directure Vand Landbow Nijeverheinden Handed) dan berpendudukan di Bogor. Kantor ini diserahi tugas untuk mengelola dan mempublikasikan data statistik. Pada bulan Maret 1923, dibentuk suatu komisi untuk statistik yang anggotanya merupakan wakil dari tiap-tiap departement. Komisi tersebut diberi tugas untuk merencanakan tindakan-tindakan yang mengarah sejauh mungkin untuk mencapai kesatuan dalam kegiatan di bidang statistik di Indonesia. Pada tanggal 24 September 1924, nama lembaga tersebut diganti dengan nama Central Kantor Voor de Statistik (CKS) atau kantor statistik dan dipindahkan ke Jakarta. Bersama dengan itu beralih pula pekerjaan mekanisme Statistik Perdagangan yang semula dilakukan oleh kantor Invelor Vitvoer en Accijnsen (IVA) yang sekarang disebut kantor Bea dan Cukai. Masa Pemerintahan Jepang Pada bulan Juni 1994, pemerintah Jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan Statistik yang utamanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang atau militer. Pada masa ini Central Kantor Voor de Statistik (CKS) diganti namanya menjadi Shomubu Chosasitsu Gunseikanbu. 7

17 Masa Kemerdekaan Republik Indonesia Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia RI tanggal 17 Agustus 1945, kegiatan Statistik ditangani oleh lembaga atau instansi baru sesuai dengan suasanakemerdekaan yaitu KAPPURI (Kantor Penyelidik Perangkaan Umum Republik Indonesia) dipindahkan ke Yogyakarta sebagai sekuens dari perjanjian Linggarjati. Sementara itu pemerintah Belanda (NICA) di Jakarta mengaktifkan kembali Central Kantor Voor de Statistik (CKS). Berdasarkan surat edaran kementrian kemakmuran tanggal 12 Juni 1950 Nomor 219/S.C, KAPPURI (Kantor Penyelidik Perangkaan Umum Republik Indonesia) dan Central Voor de Statistik (CKS) dilebur menjadi Kantor Pusat Statistik (KPS) dan berada dibawah dan bertanggung jawab menteri Kemakmuran. Dengan surat Mentri Perekonomian tanggal 1 Maret 1952 Nomor p/44, Lembaga Kantor Pusat Statistik (KPS) berada dibawah dan bertanggung jawab menteri Perekonomian. Selanjutnya keputusan Menteri Perekonomian Tanggal 24 Desember 1953 Nomor:18.099/M, KPS dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian Research yang disebut Afdeling A dan bagian penyelenggaraan tata usaha yang disebut Afdeling B. Dengan keputusan Presiden RI Nomor 131 tahun 1957, kemerdekaan perekonomian dipecah menjadi Kementrian Perdagangan dan Kementrian Perindustrian. Untuk selanjutnya keputusan Presiden Ri Nomor 172, terhitung tanggal 1 Juni 1957 Kantor Pusat statistik (KPS) diubah menjadi Biro Pusat Statistikyang semula menjadi tanggung jawab dan wewenang berada dibawah perdana menteri. 8

18 Masa Orde Baru Sampai Sekarang Perencanaan dan evaluasi pembangunan maka untuk mendapatkan statistik yang handal, lengkap, tepat, akurat dan terpercaya mulai diadakan pembenahan organisasi Biro Pusat Statistik. Dalam masa orde baru ini Badan Pusat Statistik telah mengalami empat kali perubahan stuktur organisasi. 1. Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 1968 tentang organisasi Badan Pusat Statistik. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 1980 tentang organisasi Badan Pusat Statistik. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun 1992 tentang organisasi Badan Pusat Statistik dan Keputusan Presiden Nomor 6 tahun 1992 tentang kedudukan, fungsi, susunan dan tata kerja Biro Pusat Statistik. 4. Undang-undang Nomor 16 tahun 1917 tentang Statistik. 5. Keputusan Presiden RI Nomor 86 tahun 1998 tentang Badan Pusat Statistik. 6. Keputusan Pemerintah Nomor 51 tahun 1999 tentang penyelenggaraan Statistik. Tahun 1968, ditetapkan peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1968 yaitu tentang mengatur organisasi dan tata kerja di pusat dan di daerah. Tahun 1980 peraturan Pemerintah nomor 6 tahun 1980 tentang organisasi sebagai pengganti peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun Berdasarkan peraturan pemerintah Nomor 6 tahun 1980 di tiap propinsi terdapat perwakilan BPS. 9

19 Pada tanggal 17 Juni 1998 dengan keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 86 tahun 1998 ditetapkan Badan Pusat Statistik sekaligus mengatur tata kerja dan stuktur organisasi BPS yang baru. Logo Instansi BADAN PUSAT STATISTIK Gambar 2.1 Logo Instansi BPS Logo pada Badan Pusat Statistik memiliki warna biru, hijau dan orange dan disetiap warna memiliki arti khusu. Kegiatan pokok yang dilakukan dari setiap warna lambang pada Badan Pusat Statistik adalah: a. Biru melambangkan kegiatan sensus penduduk yaitu gender, index pembangunan manusia, kemiskinan, kependudukan, kesehatan, ketahanan sosial, konsumsi dan pengeluaran, pendidikan, perumahan, sosial budaya, tenaga kerja yang dilakukan sepuluh tahun sekali setiap akhiran tahun dalam angka 0. b. Hijau melambangkan kegiatan sensus pertanian yaitu sensus tanaman pangan, holtikultura, perkebunan, perternakan, perikanan, dan kehutanan yang dilakukan sepuluh tahun sekali setiap akhiran tahun dalam angka 3. c. Orange melambangkan kegiatan sensus ekonomiyang dilakukan sepuluh tahun sekali setiap akhiran tahun dalam angka 6. 10

20 Visi Badan Pusat Statistik Adapun yang menjadi visi dari Badan Pusat Statistik adalah Pelopor data statistik terpercaya untuk semua. Misi Badan Pusat Statistik 1. Memperkuat Landasan konstitusional dan operasional lembaga statistik untuk penyelenggaraan statistik yang efektif dan efisien. 2. Menciptakan insan statistik yang kompeten dan profesional, didukung pemafaatan teknologi informasi mutakhir untuk kemajuan perstatistikan Indonesia. 3. Meningkatkan penerapan standar klasifikasi, konsep dan definisi, pengukuran, dan kode statistik yang bersifat universal dalam setiap penyelenggaraan statistik. 4. Meningkatkan kualitas pelayanan informasi statistik bagi semua pihak. 5. Meningkatkan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi kegiatan statistik yang diselenggarakan pemerintah dan swasta dalam kerangka Sistem Statistik Nasional (SSN) yang efektif dan efisien. B. Struktur Organisasi BPS Kota Medan Struktur organisasi disusun untuk membantu mencapai tujuan organisasi agar lebih efektif. Tujuan organisasi akan menentukan struktur organisasinya yaitu dengan menentukan seluruh pekerjaan, hubungan antar 11

21 tugas, batas wewenang dan tanggung jawab masing masing tugas tersebut. Atas dasar kegiatan ini selanjutnya akan disusun pola tetap hubunganhubungan diantara bidang-bidang keputusan maupun para pelaksana yang mempunyai kedudukan, wewenang dan tanggung jawab tertentu dan semua hal menghasilkan kerangka organisasi. Bentuk struktur yang diterapkan di Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan adalah Struktur Organisasi (Line) dan staff. Bentuk dan Struktur Organisasi (Line) dan staff adalah kekuasaan, wewenang mengenai tugas dan tangung jawab perusahaan dipegang sepenuhnya oleh pejabat staff (Kepala bagian) yang memberikan bahan masukan kepada pimpinan dalam pengambilan keputusan, dan tidak berwenang memberikan perintah kepada pegawai termasuk ke dalam satuan organisasi yang dipimpin oleh seorang pejabat lain. 12

22 13 Kepala Drs.Misfaruddin, M.Si NIP Subbagian Tata Usaha Martua Ponidi Samosir, S.Si NIP Seksi Statistik Sosial Seksi Statistik Produksi Seksi Statistik Distribusi Seksi Neraca Wilayah dan Seksi Integrasi Pengolahan Dan Analisis Statistik Diseminasi Statistik Maryanto, SST Cut Mahani, SE Suharwanto, SE NIP Diana Aulia Adnan, SE Wagiono,SST NIP NIP NIP NIP Tenaga Fungsional Gambar 2.2 Organisasi BPS Kota Medan Universitas Sumatera Utara

23 C. Job Description 1. Kepala Badan Pusat Statistik 1. Memimpin BPS Kota Medan dalam kegiatan statistik dasar. 2. Memimpin kegiatan dalam penyusunan program kerja tahunan yang direncanakan oleh masing-masing seksi/sub bagian. 3. Mengatur pelaksanaan program Badan Pusat Statistik kota Medan. 4. Mengusulkan pegawai, pendidikan dan pelatihan, pensiun dan mutasi pegawai lainnya. 5. Membina aparatur Badan Pusat Statistik Kabupaten/Kota Medan agar berdaya guna. 6. Memberikan saran-saran dan pertimbangan-pertimbangan kepada bawahan dalam melaksanakan tugasnya. 2. Kasubbag Tata Usaha 1. Mengurus administrasi kepegawaian. 2. Mengadministrasikan keuangan kantor. 3. Menyusun program tahunan kantor BPS Kota Medan. 4. Mengadministrasikan barang milik negara. 3. Seksi Statistik Sosial 1. Menyusun program kerja tahunan seksi statistik sosial. 2. Membantu pelaksanaan dan mengatur pembagian dokumen statistik sosial yang diperlukan untuk pelaksanaan di lapangan. 3. Melakukan pencacahan di lapangan. 9

24 4. Mengatur dan mendapatkan dokumen statistik kependudukan yang akan dikirim ke BPS Pusat/Provinsi sesuai dengan jadwal waktu yang sudah ditentukan. 5. Menyusun laporan kegiatan seksi statistik sosial secara berkala dan sewaktu-waktu. 4. Seksi Statistik Produksi 1. Menyusun program kegiatan pada seksi statistikproduksi, antara lain: a) Statistik Pertanian. b) Statistik Industri Pengelolaan. c) Statistik Konstruksi dan Pertambangan Energi. 2. Membuat surat tugas kepada petugas/pencacah. 3. Membuat surat teguran kepada perusahaan. 4. Melakukan editing/coding dokumen hasil pencacahan. 5. Melakukan entry data (input data) dokumen hasil pencacahan. 6. Membuat tabulasi data hasil entri. 7. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait. 5. Seksi Statistik Distribusi 1. Menyusun laporan tahunan. 2. Mengatur dan melaksanakan pembagian tugas dan dokumen yang diperlukan di lapangan. 3. Melakukan penelitian kelengkapan, pemasukan dokumen dari hasil pencacahan. 10

25 4. Melakukan pengiriman dokumen yang telah selesai diperiksa ke BPS Pusa/Provinsi dengan jadwal yang telah ditentukan. 5. Melakukan kerja sama denganinstansi lain dalam rangka tugas koordinasi. 6. Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik 1. Menyusun program kerja tahunan. 2. Melakukan pembagian tugas pencacahan survey bidang neraca. 3. Melakukan pembagian tugas pengawasan. 4. Melakukan penelitian kelengkapan pemasukan dokumen dari hasil pencacahan survey bidang neraca. 5. Membuat naskah publikasi PDRB dan publikasi untuk sektiral lainnya. 6. Membuat tabulasi data untuk publikasi. D. Jaringan Usaha/Kegiatan Jaringan usaha/kegiatan yang dilakukan Kantor Badan Pusat statistik Kota Medan terbagi dua, yaitu : 1. Dengan Pemerintah Kota Medan Kerjasama dalam pembiayaan dalam melakukan berbagai survei/sensus untuk memenuhi kebutuhan data-data statistik dalam rangka pemenuhan bahan perencanaan kota Medan, misalnya: pembuatan buku Medan Dalam Angka, perhitungan PDRB, pembuatan Kecamatan Dalam Angka, survei kawasan kumuh, survei harga-harga, dan lain-lain. 11

26 2. Dengan Pihak Swasta Disamping bekerja sama dengan pemerintah Kota Medan, BPS Kota Medan juga bekerja sama dengan berbagai pihak, antara lain: a. Kerjasama dengan pengelola MUDP (Medan Urban Development Project) dalam rangka survei efektivitas MUDP terhadap kehidupan warga kota Medan. b. Kerjasama dengan media massa dalam rangka sosialisasi hasil dari berbagai sensus dan survei. c. Kerjasama dengan Perguruan Tinggi dan berbagai lembaga swasta lain dalam rangka pembahasan berbagai hasil survei dan sensus baik dalam bentuk seminar, diskusi, dan lain-lain. E. Kinerja Terkini 1. Meningkatkan pelayanan prima dalam rangka mewujudkan sistem statistik nasional yang andal, efektif, dan efisien a) Meningkatkan dan mengembangkan analisis statistik Jumlah judul publikasi Indikator Statistik 4 b) Meningkatkan hubungan dengan penggunaan data Persentase konsumen yang merasa puas terhadap akurasi data 90% Persentase konsumen yang merasa puas terhadap cakupan data 86% Banyaknya penyelenggaraan sosialisasi kegiatan BPS Kota Medan 0 Banyaknya kunjungan pencari data 0 12

27 c) Meningkatkan efektifitas dan efisiensi diseminasi data dan informasi statistik Jumlah pengunjung eksternal yang mengakses data dan informasi statistik melalui website BPS Kota Medan Jumlah pengunjung yang datang ke Perpustakaan BPS Kota Medan Penguatan teknologi informasi dan komunikasi serta sasaran kerja a) Meningkatnya kualitas pengolahan data dan informasi statistik Persentase hasil pengolahan data yang dikirim ke BPS Provinsi tepat waktu 100 % 3. Meningkatkan ketersediaan data dan informasi statistik yang berkualitas a) Tersedianya data dan informasi statistik ekonomi yang lengkap, akurat, dan tepat waktu Jumlah judul publikasi statistik 3 b) Tersedianya data dan informasi statistik sosial dan kesejahteraan rakyat yang lengkap, akurat, dan tepat waktu Jumlah judul publikasi statistik sosial dan kesejahteraan rakyat 0 c) Meningkatkan manajemen survei Persentase pemasukan dokumen/responrate dari kegiatan statistik rumah tangga Persentase pemasukan dokumen/respon rate dari kegiatan statistik perusahaan 100 % 13

28 4. Peningkatan kapasitas SDM dan penataan kelembagaan a) Memperbaiki sumber daya manusia Persentase pegawai berpendidikan minimal Diploma IV atau Strata 1 70% Sistem absensi elektronik 1 Persentase pegawai yang sudah pernah mengikuti diklat prajabatan 100% Persentase pegawai yang sudah pernah diklat kepemimpinan sesuai dengan eselon 100% Jumlah pegawai yang memangku jabatan fungsional tertentu 24 b) Meningkatkan pengawasan dan akuntabilitas kinerja aparatur Opini terhadap laporan keuangan bps kota medan oleh BPK WTP (Waktu Terpenuhi) F. Rencana Kegiatan Rencana kegiatan Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan untuk masa yang akan datang adalah: 1. Meningkatkan pelayanan prima dalam rangka mewujudkan sistem statistik nasional yang andal, efektif, dan efisien a) Meningkatkan dan mengembangkan analisis statistik Jumlah judul publikasi Indikator Statistik 10 b) Meningkatkan hubungan dengan penggunaan data Persentase konsumen yang merasa puas terhadap akurasi data 95% 14

29 Persentase konsumen yang merasa puas terhadap cakupan data 90% Banyaknya penyelenggaraan sosialisasi kegiatan BPS Kota Medan 3 Banyaknya kunjungan pencari data 425 c) Meningkatkan efektifitas dan efisiensi diseminasi data dan informasi statistik Jumlah pengunjung eksternal yang mengakses data dan informasi statistik melalui website BPS Kota Medan Jumlah pengunjung yang datang ke Perpustakaan BPS Kota Medan 0 2. Penguatan teknologi informasi dan komunikasi serta sasaran kerja a) Meningkatnya kualitas pengolahan data dan informasi statistik Persentase hasil pengolahan data yang dikirim ke BPS Provinsi tepat waktu 100 % 3. Meningkatkan ketersediaan data dan informasi statistik yang berkualitas a) Tersedianya data dan informasi statistik ekonomi yang lengkap, akurat, dan tepat waktu Jumlah judul publikasi statistik 6 b) Tersedianya data dan informasi statistik sosial dan kesejahteraan rakyat yang lengkap, akurat, dan tepat waktu Jumlah judul publikasi statistik sosial dan kesejahteraan rakyat 4 22

30 c) Meningkatkan manajemen survey Persentase pemasukan dokumen/responrate dari kegiatan statistik rumah tangga Persentase pemasukan dokumen/respon rate dari kegiatan statistik perusahaan 100 % 4. Peningkatan kapasitas SDM dan penataan kelembagaan a) Memperbaiki sumber daya manusia Persentase pegawai berpendidikan minimal Diploma IV atau Strata 1 85% Sistem absensi elektronik 1 Persentase pegawai yang sudah pernah mengikuti diklat prajabatan 100% Persentase pegawai yang sudah pernah diklat kepemimpinan sesuai dengan eselon 100% Jumlah pegawai yang memangku jabatan fungsional tertentu 24 b) Meningkatkan pengawasan dan akuntabilitas kinerja aparatur Opini terhadap laporan keuangan BPS kota medan oleh BPK WTP (Waktu Terpenuhi) 23

31 BAB III SISTEM AKUNTANSI GAJI DAN UPAH PADA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MEDAN A. PENGERTIAN GAJI DAN UPAH Pengertian antara gaji dan upah adalah sinonim, tetapi upah lebih banyak dipakai untuk para pekerja (buruh) yang diberikan setiap bulan atau kurang dari kurun waktu tersebut, dan sangat dipengaruhi oleh volume output yang dihasilkan oleh setiap individu. Sedangkan gaji biasanya merupakan kompensasi untuk para pegawai/karyawan yang diberikan setiap bulan (bulanan) dalam jumlah pasti. Pengupahan merupakan salah satu bentuk kompensasi yang diberikan oleh perusahaan kepada pekerja/karyawan. Gaji/Upah yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan merupakan salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan pimpinan perusahaan. Gaji/upah yang layak merupakan pendorong bagi karyawan agar lebih giat serta bertanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan yang diberikan kepadanya dalam rangka mereliasasikan tujuan perusahaan. Menurut Mulyadi (2001:373) Gaji umumnya merupakan: pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan yang mempunyai jenjang jabatan manager dan dibayarkan secara tetap/perbulan. Sedangkan upah merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan pelaksanaan atau buruh, umumnya dibayarkan berdasarkan hari, jam kerja/jumlah satuan produk yang dihasilkan oleh karyawan. 24

32 Menurut Robert L. Mathis dan Jhon J. Jackson (2002 : 119) Gaji merupakan: bayaran yang konsisten dari satu periode ke periode lain dengan tidak memandang jumlah jam kerja. Dari kutipan diatas disimpulkan bahwa gaji adalah balas jasa bagi karyawan tetap yang diberikan oleh perusahaan yang masa kerjanya lebih panjang atau lebih lama. Sedangkan upah adalah balas jasa yang diberikan kepada karyawan yang pembayarannya didasarkan oleh waktu kerja atau hasil kerja. Dengan demikian upah yang diterima setiap karyawan bisa berubah dari satu periode ke periode lainnya tergantung pada jumlah hari kerja dan waktu, juga dengan hasil kerja masing-masing. Menurut Heidjrahman Ranupandjoyo (1995: ) Dewan Penelitian Pengupahan Nasional memberikan definisi upah sebagai berikut : Upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pemberi kerja kepada penerima kerja untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah dan akan dilakukan, berfungsi sebagai jaminan kehidupan yang layak bagi kemanusiaan, dan produksi menyatakan menurut suatu persetujuan, undang undang dan peraturan pekerja dan atas dasar penerimaan kerja. Menurut Cowling Alan (1996:112): Upah tidak menimbulkan motivasi dan para majikan harus memusatkan seluruh perhatian pada pencapaian sistem upah yang teradministrasi dengan baik dan menghilangkan penyebab penyebab ketidakpuasan antara para karyawan, sebelum maju ke urutan yang lebih menciptakan tingkat motivasi dan penampilan kerja yang tinggi. Dari definisi diatas, meskipun berbeda beda artinya tetapi tetapi mempunyai maksud yang sama. Dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan upah/gaji adalah sesuatu yang diberikan kepada pihak 25

33 karyawan sebagai pengganti atau jasa yang telah diserahkan kepada pihak lain dalam kurun waktu tertentu. Dengan demikian, perbedaan antara gaji dan upah adalah sebagai berikut: 1. Upah adalah balas jasa yang sifat pekerjaannya tidak tetap, sedangkan gaji diberikan kepada pekerjaan yang sifatnya tetap. 2. Upah diberikan dengan tarif/standart tertentu yang didasarkan pada jumlah jam kerja atau jumlah unit produk yang dihasilkan, dimana tarif upah minimal telah ditetapkan oleh pemerintah, sedangkan gaji tidak didasarkan pada jam kerja atau unit yang dihasilkan. Jadi balas jasa yang diberikan ke dalam bentuk gaji selalu tetap, sedangkan upah dapat berubah sesuai kemampuan kerja. 3. Istilah upah biasanya diberikan kepada buruh, sedangkan gaji diberikan kepada pegawai/staf. 4. Dari segi waktu pembayaran, upah biasanya dibayarkan harian/mingguan, sedangkan gaji dibayarkan secara bulanan. B. UNSUR-UNSUR GAJI DAN UPAH Pada Badan Pusat Statistik Kota Medan unsur-unsur gaji dan upah terdiri dari gaji pokok, tunjangan dan lembur. Pada bagian tunjangan terdiri dari istri/suami, tunjangan anak, tunjangan beras, tunjangan jabatan, tunjangan jabatan struktural, tunjangan jabatan fungsional, tunjangan pajak penghasilan, tunjangan umum, tunjangan wilayah terpencil dan tunjangan papua. 26

34 1. Gaji pokok Gaji pokok adalah gaji yang diberikan kepada PNS/CPNS yang diangkat dalam satu pangkat golongan ruang atau masa kerja sesuai ketentuan yang berlaku. 2. Tunjangan a. Tunjangan istri/suami, yaitu tunjangan yang diberikan kepada PNS/CPNS yang beristri/bersuami yang sah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. b. Tunjangan anak, yaitu tunjangan yang diberikan kepada PNS/CPNS yang mempunyai anak (anak kandung, anak tiri dan anak angkat) yang belum berusia 21 tahun dan tidak atau belum pernah menikah dan tidak mempunyai penghasilan sendiri. c. Tunjangan beras, yaitu tunjangan pangan yang diberikan kepada pegawai negeri sipil dalam bentuk natura (beras) sebesar 10 kg per jiwa dalam bentuk uang. d. Tunjangan jabatan, yaitu tunjangan yang diberikan kepada pegawai negeri sipil yang menjabat dengan jabatan tertentu menurut ketentuan yang berlaku. e. Tunjangan jabatan struktural, yaitu tunjangan yang berdasarkan pada sekretariat daerah, dinas daerah dan lembaga teknis lainnya. f. Tunjangan jabatan fungsional, yaitu tunjangan jabatan yang diberikan kepada pegawai negeri sipil yang menjabat jabatan fungsional sebagaimana yang diatur dalam keputusan menteri yang membidangi pendayagunaan aparatur negara. g. Tunjangan pajak penghasilan, yaitu tunjangan yang disubsidi oleh pemerintah tetapi dimasukkan juga ke dalam potongan. 27

35 h. Tunjangan umum, yaitu tunjangan yang diberikan dalam rangka meningkatkan mutu, prestasi, pengabdian dan semangat kerja bagi calon pegawai negeri sipil yang tidak menerima tunjangan jabatan fungsional atau tunjangan struktural atau tunjangan yang dipersamakan dengan tunjangan jabatan. i. Tunjangan wilayah terpencil, yaitu tunjangan yang diperuntukkan bagi pegawai yang bertugas di wilayah terpencil. j. Tunjangan papua, adalah tunjangan yang diberikan kepada PNS yang bekerja/bertugas pada daerah Provinsi Papua. 3. Lembur (Overtime) Lembur adalah upah yang dibayarkan kepada pegawai yang bekerja melebihi jam kerja biasa (jam kerja normal) yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk jam kerja yang lembur ini diberikan apabila pegawai bekerja melewati delapan jam. Potongan-potongan yang ada pada daftar gaji Badan Pusat Statistik Kota Medan adalah sebagai berikut. PFK beras Simpanan wajib 10% Sewa rumah Tunggakan Bayaran Hutang kelebihan Penghasilan lain-lain Pajak penghasilan Tabungan perumahan 28

36 Menurut Robert L. Malthis, Jhon. H dan Jackson. (dalam Krista,2002: 118) unsur-unsur gaji dan upah dibagi atas kompensasi langsung dan kompensasi tidak langsung. Pada Kompensasi langsung terdiri dari gaji pokok dan gaji variabel. Pada kompensasi tidak langsung terdiri dari asuransi kesehatan, dana pensiun, libur pengganti dan kompensasi pekerja. 1. Kompensasi Langsung a. Gaji Pokok Gaji pokok yaitu kompensasi dasar yang diterima oleh karyawan sebagai gaji, gaji pokok terdiri dari : Gaji yaitu bayaran yang konsisten dari suatu periode ke periode lain dengan tidak memandang jumlah jam kerja. Upah yaitu bayaran yang secara langsung dihitung berdasarkan jumlah waktu jam kerja. b. Gaji variabel Gaji variabel yaitu gaji kompensasi dikaitkan dengan kinerja individual, kelompok atau organisasi, gaji variabel terdiri dari : Bonus yaitu tambahan atas upah biasanya dimana dalam pemberiannya tidak memperhatikan tingkat produktivitas masingmasing karyawan. Insentif yaitu upah tambahan yang diberikan kepada karyawan karena prestasi kerjanya yang baik atau kinerjanya yang baik. Kepemilikan saham yaitu tambahan upah yang diberikan kepada pemilik saham. 29

37 2. Kompensasi Tidak langsung a. Asuransi Kesehatan b. Dana Pensiun c. Libur Pengganti d. Kompensasi Pekerja Sifat gaji pada umumnya 1. Berlaku secara nasional 2. Dikeluarkan oleh pemerintah pusat 3. Biasanya ditinjau lima tahun sekali 4. Ada sistem kenaikan dan jumlah perincian dari pusat pemerintah 5. Dasar pemberian adalah golongan/tingkatan pekerja dan diikuti dengan sistem tunjangan. C. PERHITUNGAN GAJI DAN UPAH Pada Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Medan gaji pegawai dibayarkan setiap awal bulannya sesuai dengan ketetapan yang diperhitungkan setiap hari kerja, hari istirahat, hari libur nasional dan hari besar lainnya, dan cuti. a. Hari Kerja Jam kerja pegawai yaitu 5 hari kerja dalam seminggu atau 40 jam seminggu. Masuknya dari hari Senin-Kamis pukul WIB, Jum at pukul WIB. b. Hari Istirahat Hari istirahat para pegawai dibebaskan dari pekerjaannya dalam batas waktu yang telah ditetapkan, yaitu untuk makan siang hari Senin Kamis 30

38 dari pukul , sedangkan hari Jum at untuk makan siang dan shalat Jum at pukul c. Hari Libur Nasional dan Hari Besar Lainnya Para pegawai berhak libur dengan pembayaran gaji penuh. d. Cuti Pada Badan Pusat Statistik Kota Medan cuti pegawai diatur sebagai berikut : Cuti dalam satu tahun adalah 2 minggu kerja dimana harus disetujui langsung oleh atasan. Cuti hamil yaitu selama 3 bulan. Pada Badan Pusat Statistik Kota Medan Metode Perhitungan gaji yang dibayarkan kepada pagawai didasarkan atas golongan dan jabatannya. RUMUS SECARA SISTEMATIS PERHITINGAN GAJI PADA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MEDAN ADALAH : PENDAPATAN BERSIH = GAJI POKOK + TUNJANGAN POTONGAN Adapun perhitungan gaji yang terdapat pada Badan Pusat Statistik Kota Medan adalah sebagai berikut : a. Gaji pokok besarnya sesuai dengan pangkat dan golongan menurut ketentuan yang berlaku. b. Tunjangan istri/suami sebesar 10% dari gaji pokok. c. Tunjangan anak sebesar 2,5% dari gaji pokok dalam hal kedua-duanya suami/istri, pegawai negeri tunjangan keluarga (istri/suami/anak) dibayarkan kepada pegawai negeri yang gaji pokoknya lebih tinggi. d. Tunjangan jabatan diberikan menurut ketentuan yang berlaku. 31

39 e. Tunjangan pengabdian wilayah terpencil besarnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. f. Tunjangan beras besarnya ditentukan sesuai dengan keputusan menteri keuangan. g. PPh besarnya adalah 15% dari gaji h. Iuran Wajib Pegawai (IWP) sebesar 10% dari gaji i. Taperum (Tabungan Perumahan) dihitung berdasarkan besarnya golongan, Golongan I= Rp Golongan II= Rp Golongan III= Rp Golongan IV= Rp Daftar Perhitungan Gaji Pada Badan Pusat Statistik Kota Medan Penghasilan 1. Gaji Pokok Rp xx 2. Tunjangan Istri/ Suami Rp xx 3. Tunjangan Anak Rp xx 4. Tunjangan lain-lain Rp xx 5. A. Tunjangan Jabatan Struktural Rp xx B. Tunjangan Jabatan Fungsional Rp xx C. Tunjangan Fungsional Lain Rp xx 6. Tunjangan Umum Rp xx 7. Tunjangan Tambahan Umum Rp xx 8. Tunjangan Papua Rp xx 9. Tunjangan Wilayah Terpencil Rp xx 10. Tunjangan Beras Rp xx JUMLAH BRUTO Rp xx 32

40 11. Tunjangan Pajak Penghasilan Rp xx 12. Pembulatan Rp xx JUMLAH KOTOR Rp xx Potongan 1. PFK Beras Rp xx 2. Simpanan Wajib 10% Rp xx 3. Sewa Rumah Rp xx 4. Tungagakn Rp xx 5. Hutang Kelebihan Rp xx 6. Lain-lain Rp xx 7. Pajak Penghasilan Rp xx 8. Tabungan Perumahan Rp xx JUMLAH POTONGAN JUMLAH BERSIH Rp xx Rp xx Dokumen-dokumen penting dalam Badan Pusat Statistik Kota Medan adalah laporan absensi atau buku harian, daftar/ surat keterangan gaji, amplop gaji dan bukti kas keluar. a. Laporan Absensi atau Buku Harian Laporan absensi ini berfungsi sebagai pencatat daftar hadir setiap pegawai Badan Pusat Statistik Kota Medan yang dapat digunakan untuk mempermudah perhitungan gaji pegawai. Buku daftar hadir pegawai ini berupa secara finger atau komputer. b. Daftar/Surat keterangan Gaji Daftar ini digunakan untuk mempermudah perhitungan gaji. Daftar ini berisi jumlah gaji bruto pegawai dikurangi dengan potongan gaji (PPh 21, iuran, dll). 33

41 c. Amplop Gaji Halaman muka amplop ini berisi informasi mengenai nama pegawai, nomor identitas pegawai, dan jumlah gaji yang diterima pegawai dan jumlah tertentu. d. Bukti Kas Keluar Bukti kas keluar merupakan perintah pengeluaran uang yang dibuat Accounting Chief ke bagian Finance Chief, berdasarkan informasi dalam daftar gaji yang diterima dari fungsi pembuatan daftar gaji. D. PROSEDUR PENCATATAN GAJI DAN UPAH Sistem akuntansi gaji dan upah untuk prosedur pencatatan gaji dan upah yang digunakan oleh Badan Pusat Statistik Kota Medan melibatkan bagian pembuatan data dan bendaharawan. 1. Bagian Pembuatan Data Bagian pembuatan data bertugas mengolah data dimana data harus selalu dicek apakah ada perubahan atau tidak. Bila ada perubahan, maka secara otomatis akan berubah oleh database. Setiap bulannya bagian pembuat data mengajukan data tersebut ke bagian kuasa pengguna anggaran dan mengeluarkan Surat Perintah Pembayaran (SPT) setelah itu ke Kantor Perbndaharaan Negara (KPN) supaya dikeluarkan Surat Pencairan Dana (SP2D) untuk disetujui. 2. Bendaharawan Setiap tanggal 1, dana yang sudah dicairkan ditransfer ke rekening bank. Bagian bendaharawan akan mengambil cek setelah itu dana diambil ke bank. 34

42 Menurut S.Hadibroto (1984) arti dari prosedur adalah Prosedur merupakan rangkaian kegiatan administrasi yang biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu perusahaan, untuk mencapai keseragaman tidak dalam melakukan transaksi transaksi yang sedang terjadi. Menurut penulis, prosedur pencatatan gaji yang ada pada Badan Pusat Statistik Kota Medan sudah sesuai dengan prosedur pencatatan gaji yang dijalankan oleh bagian bagian yang terpisah sehingga tidak terjadi penyelewengan. E. SISTEM AKUNTANSI GAJI DAN UPAH BADAN PUSAT STATISTIK Badan Pusat Statitik Kota Medan menerapkan sistem akuntansi gaji dan upah berdasarkan lingkup sistem akuntansi gaji dan upah, yaitu: 1. Dokumen dokumen yang digunakan Pada Badan Pusat Statistik Kota Medan dokumen dokumen yang digunakan adalah : a. Daftar gaji b. Slip gaji c. Surat pengangkatan pegawai 2. Catatan Akuntansi yang digunakan Catatan akuntansi yang digunakan oleh Badan Pusat Statistik Kota Medan adalah dengan menggunakan komputer baik dalam pembuatan laporan keuangan dan lain lain. 3. Fungsi yang terkait Fungsi keuangan dan akuntansi a. Membuat laporan keuangan BPS b. Menyiapkan dan mengajukan anggaran keuangan BPS c. Melaksanakan pencatatan transaksi kas 35

43 4. Jaringan prosedur yang membentuk system Pada Badan Pusat Statistik Kota Medan menerapkan jaringan prosedur pada system akuntansi sebagai barikut : a. Prosedur penerimaan pegawai Dalam penerimaan pegawai pada Badan Pusat Statistik Kota Medan cukup baik dilakukan secara seleksi CPNS, setelah dinyatakan lulus maka CPNS tersebut bersedia ditempatkan dimana saja yang sudah ditentukan dan tidak dapat pindah tugas sebelum masa kerja mencapai 5 tahun. b. Prosedur pembayaran gaji Pada Badan Pusat Statistik Kota Medan Gaji dibayar pada awal bulan, Sebelum awal bulan bagian keuangan mengecek apakah pegawai ada yang lembur atau tidak. Jika ada pegawai yang lembur maka ada penambahan gaji dengan uang lembur yang telah ditentukan. Sebagai bukti pegawai akan diberikan slip gaji dengan adanya penandatanganan terlebih dahulu oleh pegawai saat mengambil gaji. c. Prosedur pencatatan pembayaran gaji Adapun sistem perhitungan gaji dan upah oleh Badan Pusat Statistik Kota Medan adalah dengan menggunakan komputer berdasarkan system gaji perbulan atau secara bulanan. Menurut Mulyadi (2008:3) Sistem akuntansi adalah : organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan. 36

44 Menurut Warren, Carl S, James M. Reeve, dan Philip E.Fess (2008:206) Sistem akuntansi (accounting sistem) adalah : metode dan prosedur untuk mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengiktisarkan, dan melaporkan informasi operasi dan keuangan sebuah perusahaan. Seperti yang diuraikan sebelumnya bahwa suatu sistem terdiri dari berbagai unsur yang berkaitan dan bekerja sama untuk mencapai suatu sistem. Sistem itu dibuat untuk menangani kejadian-kejadian yang sering terjadi atau berulang kali terjadi. Sistem akuntansi memiliki unsur-unsur yakni formulir-formulir, catatan-catatan dan prosedur-prosedur. Dimana unsur-unsur tersebut digunakan untuk mengolah data mengenai suatu kesatuan ekonomis dengan tujuan untuk menghasilkan umpan balik berupa laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak lain seperti kreditur, pemegang saham, dan lembaga-lembaga pemeriuntah. Pembayaran gaji merupakan aktivitas rutin dari instansi. Untuk itu dibutuhkan suatu sistem akuntansi penggajian dan pengupahan. Sistem akuntansi penggajian dan pengupahan dirancang untuk menangani seluruh transaksi yang berkaitan dengan penggajian dan pengupahan. Sistem akuntansi penggajian dan pengupahan adalah kerja sama dari prosedur-prosedur dan catatan-catatan yang dapat menentukan secara tepat berapa jumlah pegawai, berapa potongan yang dikenakan, dan berapa pendapatan bersih yang harus diterima pegawai. Agar sistem akuntansi penggajian dan pengupahan dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan, maka unsur-unsur sistem akuntansi penggajian dan pengupahan harus ada dalam instansi tersebut. 37

45 Unsur unsur sistem akuntansi gaji dan upah tersebut adalah sebagai berikut. 1. Dokumen/formulir 2. Catatan akuntansi 3. Jaringan prosedur yang membentuk sistem 4. Penetapan fungsi Mulyadi (1993:3) Uraian unsur tersebut adalah 1. Dokumen/Formulir Sistem terdiri dari prosedur-prosedur yang membentuk sistem, demikian juga sistem penggajian dan pengupahan terdiri dari tiga prosedur, yaitu: a) Prosedur personalia: 1. Surat permintaan karyawan baru (surat permintaan yang diserahkan ke bagian personalia) 2. Surat lamaran kerja 3. Surat perjanjian kerja 4. Laporan pemberhentian b) Prosedur pencatatan waktu: 1. Catatan waktu hadir 2. Catatan waktu kerja 3. Kombinasi keduanya c) Prosedur penggajian dan pengupahan 1. Daftar gaji dan cek register 2. Cek gaji atau amplop gaji 3. Paystub (formulir yang berisi gaji kotor dan potongan serta gaji bersih/slip gaji) 38

46 4. Employee s Record (kumpulan gaji karyawan selama periode tertentu) Zaki Baridwan (1991:212) Dokumen-dokumen ini sangat penting perannya dalam menjalankan suatu organisasi/perusahaan, karena hampir seluruh transaksi dicatat dalam dokumen-dokumen tersebut. Adapun guna dari dokumen-dokumen tersebut adalah sebagai berikut: a. Menetapkan tanggung jawab timbulnya transaksi-transaksi bisnis perusahaan. b. Untuk mengurangi kemungkinan kesalahan dengan cara menyatakan semua kejadian dalam bentuk tulisan. c. Untuk menyampaikan informasi pokok dari satu orang ke orang lain dalam organisasi yang sama atau organisasi yang lain (Mulyadi:1993:80-82) d. Fungsi distribusi gaji dan upah 1) Menggolongkan dan membuat ringkasan gaji 2) Menggolongkan dan membuat ringkasan gaji mm macam debit 3) Membuat daftar gaji. (Baridwan Zaki:1991:211) 2. Catatan Akuntansi Selain dokumen-dokumen, perusahaan juga menggunakan catatan akuntansi untuk mencatat setiap transaksi/perkiraan sehubungan dengan perjanjian dan pengupahan. Catatan yang digunakan adalah sebagai berikut. a) Jurnal umum untuk mencatat distribusi biaya kerja ke dalam setiap departement. 39

47 b) Kartu penghasilan karyawan untuk mencatat penghasilan dan berbagai potongan yang diterima setiap karyawannya. Mulyadi (1993:386) 3. Jaringan Prosedur Yang Membentuk Sistem Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, bahwa suatu sistem terdiri dari berbagai prosedur yang membentuk sistem itu sendiri. Baik itu sistem akuntansi penjualan, sistem akuntansi pembelian dan sebagainya. Demikian juga halnyan dengan sistem akuntansi penggajian dn pengupahan terdiri dari berbagai prosedur. a. Prosedur penerimaan karyawan 1. bagian-bagian yang membutuhkan tambahan karyawan mengajukan permintaan karyawan kepada kepala bagian personalia. 2. Bagian personalia melakukan kegiatan mencari karyawan baru. 3. Berdasarkan lamaran yang masuk, bagian personalia mengadakan test untuk menilai kemampuan calon-calon karyawan. 4. Berdasarkan hasil test, diumumkan beberapa karyawan yang lulus dan mereka diminta untuk melakukan test kesehatan. 5. Dibuat daftar nama karyawan yang lulus dan diminta untuk mengikuti wawancara. 6. Berdasarkan hasil wawancara ini, diumumkan calon karyawan yang diterima. 7. Bagian personalia membuat kartu pegawai untuk pegawai baru, untuk menunjukkan identitas dan informasi tentang karyawan tersebut. 40

48 b. Prosedur Pencatatan waktu Hadir 1. Menususn kartu, pencatatan waktu menyususn kartu waktu hadir 2. Pengawasan pengecekan kartu 3. Melakukan pemeriksaan 4. Menghitung dan menjumlahkan kartu hadir 5. Pencatatan waktu hadir kebagian gaji yang digunakan sebagai bukti. c. Prosedur Pencatatan Waktu Kerja 1. Mengeluarkan job tiket 2. Mengecek karyawan ketika bekerja 3. Pencatatan jam kerja sesungguhnya untuk masing-masing operasi d. Prosedur penggajian dan pengupahan Setelah seluruh pendapatan karyawan dihitung oleh fungsi bagian gaji, daftar gaji ini kemudian diberikan kepada departemen keuangan atau kasir untuk kemudian kasir yang melakukan pembayran kepada karyawan tersebut. Jaringan prosedur yang merupakan tahapan yang harus dilalui untuk menjamin terdapatnya transaksi yang aman dari kesalahan pencatatan, prosedur dalam sistem akuntansi penggajian dan pengupahan adalah prosedur pencatatan waktu hadir, prosedur pembuatan daftar gaji, prosedur pembayaran gaji, dan lain lain. Zaki Baridwan (1991:212) 4. Penetapan Fungsi Dalam sistem akuntansi penggajian dan pengupahan ini, ada beberapa fungsi yang terkait, fungsi fungsi tersebut antara lain: a. Kepegawaian. Bertanggung jawab untuk mencari karyawan baru, menyeliksi calon karyawan baru, memutuskan penempatan karyawan baru, membuat surat keputusan tarif gaji, kenaikan 41

49 pangkat dan golongan gaji, mitasi karyawan dan pemberhentian karyawan. b. Pencatatan Waktu. Bertanggung jawab menyelenggarakan catatan waktu hadir bagi semua karyawan perusahaan. Sistem pengawasan yang baik mensyaratkan fungsi pencatatan waktu hadir karyawan tidak dilakukan oleh fungsi operasi atau fungsi pembuatan daftar gaji. c. Pembuatan Daftar Gaji dan Upah. Bertanggung jawab untuk membuat daftar gaji dan upah yang berisi penghasilan bruto yang menjadi hak dan berbagai potongan yang menjadi beban setiap karyawan selama jangka waktu pembayaran gaji dan upah. d. Akuntansi. Dalam sistem akuntansi penggajian dan pengupahan, fungsi akuntansi bertanggung jawab untuk mencatat kewajiban yang timbul dalam hubungannya dengan pembayaran gaji dan upah. e. Keuangan. Bertanggung jawab untuk mengisi cek guna pembyaran gaji dan mencairkan cek tersebut ke bank. Uang tersebut kemudian dimasukkan ke dalam amplop gaji setiap karyawan, untuk selanjutnya dibagikan kepada karyawan yang berhak. Mulyadi (1993:386) Fungsi fungsi penggajian dan pengupahan adalah sebagai berikut: a. Fungsi personalia 1) Mencari karyawan baru 2) Mangadakan interview 3) Melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan adanya karyawan baru 4) Melakukan macam-macam fungsi 42

50 b. Fungsi Pencatat Waktu 1) Pencatatan waktu hadir 2) Pencatatan waktu kerja. c. Fungsi Penggajian dan Pengupahan 1) Menghitung gaji dan upah 2) Membuat formulir dan laporan-laporan 3) Menyusun statistik gaji 4) Memelihara arsi-arsip yang perlu d. Fungsi Distribusi Gaji dan Upah 1) Menggolongkan dan membuat ringkasan gaji 2) Menggolongkan dan membuat ringkasan macam-macam debit 3) Membuat daftar gaji Baridwan Zaki (1991:211) Penetapan fungsi di dalam sistem akuntansi penggajian dan pengupahan adalah untuk menjalankan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan oleh instansi. Dalam fungsi tersebut harus ditetapkan dengan jelas wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing fungsi tersebut sehingga tidak terjadi kesalahpahaman. Adapun fungsi-fungsi terkait dalam sistem akuntansi penggajian dan pengupahan adalah fungsi personalia, fungsi akuntansi, fungsi perhitungan gaji dan lain-lain. 43

51 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis kemukakan dengan landasan teori yang berhubungan, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Dengan adanya pengorganisasian menyebabkan timbulnya suatu struktur organisasi pada Badan Pusat Statistik Kota Medan memiliki struktur organisasi yang baik. 2. Unsur unsur gaji dan upah yang terdapat dalam Badan Pusat Statistik adalah: a. Gaji Pokok b. Overtime (Lembur) c. Tunjangan Tunjangan 3. Pemberian gaji pada Badan Pusat Statistik ini sesuai dengan jabatan dan golongan. 4. Sistem pembayaran gaji dan upah yang ada pada instansi ini tidak rumit pelaksanaannya, dan menciptakan efisiensi dan efektivitas bagi instansi, karena sistem pencatatan gaji dan upah pada Badan Pusat Statistik Kota Medan secara terkomputerisasi. Sistem pembayaran gaji dan upah pada Badan Pusat Statistik Kota Medan adalah perbulan ditambah dengan 44

52 lembur, sehingga metode pencatatan yang digunakan lebih ringkas dan mudah dipahami secara lebih efisien dan efektif. B. SARAN Berdasarkan simpulan di atas, penulis mencoba memberikan saran saran yang mungkin bermanfaat kepada pihak instansi untuk kemejuan instansi dimasa yang akan datang mengenai. Adapun saran yang dapat diberikan penulis adalah sebagai berikut: a. Sistem akuntansi gaji dan upah sudah baik, dan sebaiknya dipertahankan terus agar kelangsungan instansi dapat berjalan dengan baik. b. Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada pada pelaksanaan penggajian pada Badan Pusat Statistik Kota Medan, penulis menyarankan peningkatan prestasi, sebaiknya ditentukan periodenya antara satu atau dua tahun, tidak hanya dengan cara kaderisasi, tetapi dilihat dari prestasi yang diberikan pegawai terhadap instansi, sehingga memotivasi pegawai untuk memberikan yang terbaik bagi instansi. 45

BAB II PROFIL BADAN PUSAT STATISTIK. A. Sejarah Singkat Badan pusat Statistik (BPS) oleh Direktur Pertanian, Kerajinan dan Perdagangan (Directure Vand

BAB II PROFIL BADAN PUSAT STATISTIK. A. Sejarah Singkat Badan pusat Statistik (BPS) oleh Direktur Pertanian, Kerajinan dan Perdagangan (Directure Vand BAB II PROFIL BADAN PUSAT STATISTIK A. Sejarah Singkat Badan pusat Statistik (BPS) Masa Pemerintahan Hindia Belanda Pada bulan Februari 1920, Kantor Statistik pertama kali didirikan oleh Direktur Pertanian,

Lebih terperinci

BAB II PROFIL BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MEDAN. A. Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik Kota Medan

BAB II PROFIL BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MEDAN. A. Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik Kota Medan BAB II PROFIL BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MEDAN A. Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik Kota Medan a. Masa Sebelum Kemerdekaan Pada masa sebelum kemerdekaan Republik Indonesia BPS di bawah LandBouw Nisver

Lebih terperinci

BAB III PENGENDALIAN INTERN GAJI DAN UPAH PADA MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 2 MEDAN. yang terampil, cerdas dan ahli dalam bidangnya masing-masing.

BAB III PENGENDALIAN INTERN GAJI DAN UPAH PADA MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 2 MEDAN. yang terampil, cerdas dan ahli dalam bidangnya masing-masing. BAB III PENGENDALIAN INTERN GAJI DAN UPAH PADA MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 2 MEDAN A. Pengertian Gaji dan Upah Berbagai cara yang dilakukan oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya yaitu memperoleh laba

Lebih terperinci

BAB III TOPIK PENELITIAN. Setiap perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya sudah pasti membutuhkan

BAB III TOPIK PENELITIAN. Setiap perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya sudah pasti membutuhkan 25 BAB III TOPIK PENELITIAN Setiap perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya sudah pasti membutuhkan karyawan untuk menjalankan kegiatan operasi. Begitu juga dengan Fakultas Ekonomi yang bergerak dalam

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPS KABUPATEN SERUYAN TAHUN 202 BPS KABUPATEN SERUYAN RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) BPS KABUPATEN SERUYAN TAHUN 202 Tujuan I: Meningkatkan ketersediaan data dan informasi statistik

Lebih terperinci

BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN

BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan Didirikan tahun 1920 dengan tugas mengumpulkan data statistik Bea & Cukai dan bernaung di bawah department Landbouw Nijverheid en Handel. Pada tanggal

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS TAHUN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013

RENCANA STRATEGIS TAHUN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013 RENCANA STRATEGIS TAHUN 2010-2014 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK 2013 RENCANA STRATEGIS TAHUN 2010 2014 BPS KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW 2.1.

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANA KERJA PRAKTEK. keuangan yang ada di Dinas Kesehatan Kota Bandung. Dalam pelaksanaan kerja

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANA KERJA PRAKTEK. keuangan yang ada di Dinas Kesehatan Kota Bandung. Dalam pelaksanaan kerja BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANA KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksana Kerja Praktek Dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Praktek penulis ditempatkan pada bagian keuangan yang ada di Dinas Kesehatan Kota Bandung.

Lebih terperinci

Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik Badan Pusat Statistik KEPUTUSAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 003 TAHUN 2002 TENTANG URAIAN TUGAS BAGIAN, BIDANG, SUBBAGIAN, DAN SEKSI PERWAKILAN BPS DI DAERAH KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. manajemen juga memiliki peranan penting. Prosedur merupakan rangkaian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. manajemen juga memiliki peranan penting. Prosedur merupakan rangkaian BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Prosedur 2.1.1 Pengertian Prosedur Prosedur tidak hanya melibatkan aspek financial saja, tetapi aspek manajemen juga memiliki peranan penting. Prosedur merupakan rangkaian langkah

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Akuntansi Sistem sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan. Sistem biasa dikatakan sebagai jantung perusahaan, karena dengan adanya sistem dalam perusahaan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGAWASAN INTERNAL GAJI PADA BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR WILAYAH SUMBAGUT

BAB III SISTEM PENGAWASAN INTERNAL GAJI PADA BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR WILAYAH SUMBAGUT BAB III SISTEM PENGAWASAN INTERNAL GAJI PADA BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR WILAYAH SUMBAGUT Setiap perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya sudah pasti membutuhkan karyawan untuk menjalankan kegiatan operasi.

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KATINGAN TAHUN ANGGARAN 2013

PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KATINGAN TAHUN ANGGARAN 2013 PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KATINGAN TAHUN ANGGARAN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK 2013 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Pernyataan Penetapan Kinerja Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SOLOK

PENETAPAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SOLOK PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SOLOK TAHUN ANGGARAN 204 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SOLOK 204 DAFTAR ISI Pernyataan Penetapan Kinerja Badan Pusat Statistik Kabupaten Solok... Penetapan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. untuk menjadi dasar pembahasan. Berikut adalah penjabarannya:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. untuk menjadi dasar pembahasan. Berikut adalah penjabarannya: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Bidang Kepegawaian dan menyebarkan kuesioner kepada 50 orang responden yang merupakan pegawai Kementerian Koperasi

Lebih terperinci

Oleh: MARIO SEPLYN MARBUN

Oleh: MARIO SEPLYN MARBUN TUGAS AKHIR PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGGAJIAN DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PENGGAJIAN PADA DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN DELI SERDANG Oleh: MARIO SEPLYN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUN PUSTAKA. dewan komisaris, manajemen, dan personil satuan usaha lainnya, yang

BAB II TINJAUN PUSTAKA. dewan komisaris, manajemen, dan personil satuan usaha lainnya, yang BAB II TINJAUN PUSTAKA 2.1.Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Sistem Pengendalian Intern Pengendalian intern ialah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil satuan usaha

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN DHARMASRAYA TAHUN ANGGARAN 2014

PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN DHARMASRAYA TAHUN ANGGARAN 2014 PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN DHARMASRAYA TAHUN ANGGARAN 14 BADAN PUSAT STATISTIK 14 DAFTAR ISI Pernyataan Penetapan Kinerja Badan Pusat Statistik Kabupaten Dharmasraya... 1 Penetapan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Sistem dan Prosedur

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Sistem dan Prosedur BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori 3.1.1 Pengertian Sistem dan Prosedur Terdapat beberapa definisi atau pengertian mengenai sistem dan prosedur yang diuraikan oleh para ahli, diantaranya adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis terhadap Sistem Informasi Akuntansi Penggajian pada PT. Dwi Naga Sakti Abadi, maka penulis akan mencoba membahas

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PAMEKASAN TAHUN ANGGARAN 2013

PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PAMEKASAN TAHUN ANGGARAN 2013 PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PAMEKASAN TAHUN ANGGARAN 203 BADAN PUSAT STATISTIK 203 DAFTAR ISI Pernyataan Penetapan Kinerja Badan Pusat Statistik Kabupaten Pamekasan... Penetapan Kinerja

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pada bagian ini akan di jelaskan tentang sejarah dibentuknya BPS

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pada bagian ini akan di jelaskan tentang sejarah dibentuknya BPS BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum Badan Pusat Statistik Pada bagian ini akan di jelaskan tentang sejarah dibentuknya BPS dibawah LANDBOUW NISVER IEIDEN HANDEl, CENTRAL KANTOR NOOR DC STATISTIK

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PUSAT STATISTIK

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PUSAT STATISTIK PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PUSAT STATISTIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa statistik mempunyai peranan yang

Lebih terperinci

Badan Pusat Statistik Kabupaten Hulu Sungai Utara PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN ANGGARAN 2012

Badan Pusat Statistik Kabupaten Hulu Sungai Utara PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN ANGGARAN 2012 Badan Pusat Statistik Kabupaten Hulu Sungai Utara PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN ANGGARAN 202 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA 203 Penetapan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Definisi Sistem Akuntansi.1.1 Definisi Sistem Menurut Sujarweni (015:141), Sistem adalah kumpulan elemen yang saling berkaitan dan bekerja sama dalam melakukan kegiatan untuk

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAMBI TAHUN ANGGARAN 2012

PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAMBI TAHUN ANGGARAN 2012 PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAMBI TAHUN ANGGARAN 2012 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAMBI 2013 DAFTAR ISI Pernyataan Penetapan Kinerja Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi... 1 Penetapan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN NIAS TAHUN ANGGARAN 2015 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN NIAS DAFTAR ISI Pernyataan Penetapan Kinerja Badan Pusat Statistik Kabupaten Nias... 1 Penetapan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM BAB II GAMBARAN UMUM 2.1 Gambaran Umum Badan Pusat Statistik Badan Pusat Statistik adalah Lembaga Pemerintah Non-Kementrian yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Sebelumnya, BPS merupakan Biro

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SIKKA TAHUN ANGGARAN 2013

PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SIKKA TAHUN ANGGARAN 2013 PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SIKKA TAHUN ANGGARAN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK 2013 DAFTAR ISI Kata Pengantar...... i Daftar Isi...... ii Pernyataan Penetapan Kinerja Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATIS STIK KABUPATEN JAYAWIJAYA TAHUN ANGGARAN

BADAN PUSAT STATIS STIK KABUPATEN JAYAWIJAYA TAHUN ANGGARAN PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAWIJAYAA TAHUN ANGGARAN 20144 BADAN PUSAT STATISTIK 2014 DAFTAR ISI Pernyataan Penetapan Kinerja Badan Pusat Statistik Kabupaten Jayawijaya... 1 Penetapan

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUDUS BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUDUS 2014

PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUDUS BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUDUS 2014 . PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUDUS TAHUN ANGGARAN 2014 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUDUS 2014 DAFTAR ISI Pernyataan Penetapan Kinerja Badan Pusat Statistik Kabupaten Kudus...

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN CIREBON TAHUN ANGGARAN 2013

PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN CIREBON TAHUN ANGGARAN 2013 PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN CIREBON TAHUN ANGGARAN 203 BADAN PUSAT STATISTIK 203 DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi i ii Pernyataan Penetapan Kinerja Badan Pusat Statistik Kabupaten

Lebih terperinci

BKN. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan.

BKN. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan. No.998, 2014 BKN. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BENGKULU TAHUN ANGGARAN 2013

PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BENGKULU TAHUN ANGGARAN 2013 PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BENGKULU TAHUN ANGGARAN 203 BADAN PUSAT STATISTIK 203 PERNYATAAN PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BENGKULU PENETAPAN KINERJA TAHUN 203 Dalam rangka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUN PUSTAKA

BAB II TINJAUN PUSTAKA BAB II TINJAUN PUSTAKA.1 Pengertian dan Tujuan Sistem Akuntansi.1.1 Pengertian Sistem Definisi sistem menurut Mulyadi (008:5) adalah, suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk

Lebih terperinci

BAB III PENGENDALIAN INTERNAL PENGGAJIAN PEGAWAI PADA KANTORWILAYAH DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARASUMATERA UTARA

BAB III PENGENDALIAN INTERNAL PENGGAJIAN PEGAWAI PADA KANTORWILAYAH DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARASUMATERA UTARA BAB III PENGENDALIAN INTERNAL PENGGAJIAN PEGAWAI PADA KANTORWILAYAH DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARASUMATERA UTARA Setiap perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya sudah pasti membutuhkan karyawan untuk

Lebih terperinci

BAB III TEORI DAN PRAKTIK

BAB III TEORI DAN PRAKTIK BAB III TEORI DAN PRAKTIK 3.1 Tinjauan Teori 3.1.1 Fungsi yang terlibat Fungsi yang terlibat dalam sistem penggajian di dinas perikanan kota semarang adalah sebagai berikut : 1. Fungsi Kepegawaian Bertanggungjawab

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur Penggajian pada RS. Omni Alam Sutera

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur Penggajian pada RS. Omni Alam Sutera BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Penggajian pada RS. Omni Alam Sutera Dalam pelaksanaan penggajian, faktor pengamanan harus diperhatikan sehingga hal-hal yang tidak diinginkan dapat dihindari.

Lebih terperinci

BAB 11 LANDASAN TEORI. setiap departemen tanpa mengesampingkan tanggung jawab masingmasing

BAB 11 LANDASAN TEORI. setiap departemen tanpa mengesampingkan tanggung jawab masingmasing 8 BAB 11 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Penggajian Di dalam perekonomian maju, salah satu faktor yang menunjang keberhasilan sebuah instansi adalah terjalinnya hubungan yang baik antara setiap departemen tanpa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Sistem, Informasi, dan Data

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Sistem, Informasi, dan Data 4 BAB II LANDASAN TEORI A. Sistem Informasi Akuntansi 1. Pengertian Sistem, Informasi, dan Data Akuntan, dan pakar ekonomi telah mengembangkan konsep dan istilah sistem, informasi dan data menurut pendapat

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Untuk memenuhi kebutuhan informasi untuk pihak ektern maupun pihak intern perusahaan, disusun suatu sistem informasi akuntansi. Sistem ini dirancang

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG PENDELEGASIAN KEWENANGAN PENANDATANGANAN NASKAH DINAS KEPEGAWAIAN DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Informasi 1. Pengertian Sistem Mulyadi (2008 : 2) berpendapat bahwa sistem adalah sekelompok unsur atau komponen yang saling berhubungan satu dengan yang

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOMBANA TAHUN ANGGARAN 2013

PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOMBANA TAHUN ANGGARAN 2013 PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOMBANA TAHUN ANGGARAN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOMBANA 2013 KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan kegiatan pemerintahan yang

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI TAHUN ANGGARAN 2014

PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI TAHUN ANGGARAN 2014 PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI TAHUN ANGGARAN 204 BADAN PUSAT STATISTIK 204 DAFTAR ISI Daftar Isi... i Pernyataan Penetapan Kinerja Badan Pusat Statistik Kabupaten

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1231, 2012 KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT. Tunjangan Kinerja. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN ( RKT )

RENCANA KERJA TAHUNAN ( RKT ) RENCANA KERJA TAHUNAN ( RKT ) BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALU TAHUN ANGGARAN 205 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALU 205 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALU TAHUN 205 Tujuan I: Meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keputusan oleh pihak pihak yang memerlukan. melaporkan dalam bentuk laporan keuangan, transaksi transaksi yang telah

BAB I PENDAHULUAN. keputusan oleh pihak pihak yang memerlukan. melaporkan dalam bentuk laporan keuangan, transaksi transaksi yang telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntansi adalah suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari suatu organisasi/entitas yang dijadikan

Lebih terperinci

BAB II PT TASPEN (PERSERO) KANTOR CABANG UTAMA MEDAN

BAB II PT TASPEN (PERSERO) KANTOR CABANG UTAMA MEDAN 7 BAB II PT TASPEN (PERSERO) KANTOR CABANG UTAMA MEDAN A. Sejarah Singkat PT Taspen adalah suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang asuransi yang meliputi, Tabungan Hari Tua (THT) dan

Lebih terperinci

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 98 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. 4.1 Penerapan Akuntansi Penggajian pada PT. Pindad (Persero)

BAB IV ANALISIS. 4.1 Penerapan Akuntansi Penggajian pada PT. Pindad (Persero) BAB IV ANALISIS 4.1 Penerapan Akuntansi Penggajian pada PT. Pindad (Persero) Kebijakan mengenai penggajian yang dikeluarkan oleh perusahaan sangatlah penting karena langsung berhubungan dengan kesejahteraan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN OKU TIMUR TAHUN ANGGARAN

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN OKU TIMUR TAHUN ANGGARAN PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN OKU TIMUR TAHUN ANGGARAN 203 BADAN PUSAT STATISTIK 203 DAFTAR ISI Pernyataan Penetapan Kinerja Badan Pusat Statistik Kabupaten OKU Timur... Penetapan Kinerja

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN PUSAT STATISTIK

INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN PUSAT STATISTIK LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 41 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN PUSAT

Lebih terperinci

pengertian sistem pengendalian intern ada

pengertian sistem pengendalian intern ada 24 BAB II KERANGKA TEORETIS A. Pengertian Sistem Pengendalian Intern Sebelum membahas pengertian sistem pengendalian intern ada baiknya terlebih dahulu diberikan pengertian sistem, pengendalian intern

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Gaji dan Upah Gaji dan upah merupakan bagian dari kompensasi kompensasi yang paling besar yang di berikan pemerintah sebagai balas jasa kepada karyawannya. Dan bagi

Lebih terperinci

Penetapan Kinerja Badan Pusat Statistik Kota Dumai PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA DUMAI TAHUN ANGGARAN 2014

Penetapan Kinerja Badan Pusat Statistik Kota Dumai PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA DUMAI TAHUN ANGGARAN 2014 PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA DUMAI TAHUN ANGGARAN 2014 BADAN PUSAT STATISTIK 2014 i DAFTAR ISI Halaman Judul... i Daftar Isi... ii Pernyataan Penetapan Kinerja Badan Pusat Statistik Kota

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut beberapa pengertian prosedur menurut para ahli, antara lain: a. Pengertian prosedur menurut Mulyadi (2001) adalah:

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut beberapa pengertian prosedur menurut para ahli, antara lain: a. Pengertian prosedur menurut Mulyadi (2001) adalah: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Prosedur Berikut beberapa pengertian prosedur menurut para ahli, antara lain: a. Pengertian prosedur menurut Mulyadi (2001) adalah: Suatu urutan kegiatan klerikal biasannya

Lebih terperinci

ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Sistem Pengendalian Intern At as Gaji dan Upah Sebelum penulis menguraikan lebih lanjut mengenai sistem pengendalian intern atas gaji dan upah, maka lebih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Lokasi BP3AKB Jl. Soekarno Hatta no. 458 Bandung, Telp , Fax

BAB 1 PENDAHULUAN Lokasi BP3AKB Jl. Soekarno Hatta no. 458 Bandung, Telp , Fax BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Penelitian 1.1.1 Profil Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (BP3AKB) Provinsi Jawa Barat Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BIMA TAHUN ANGGARAN 2013

PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BIMA TAHUN ANGGARAN 2013 PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BIMA TAHUN ANGGARAN 203 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BIMA 203 KATA PENGANTAR PenyusunanPenetapanKinerjaBadanPusatStatistikKabupatenBimaProvinsi Nusa

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BONE BOLANGO TAHUN ANGGARAN 2013

PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BONE BOLANGO TAHUN ANGGARAN 2013 PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BONE BOLANGO TAHUN ANGGARAN 203 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BONE BOLANGO 203 DAFTAR ISI Pernyataan Penetapan Kinerja Badan Pusat Statistik Kabupaten

Lebih terperinci

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 38 BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Yoyo Toys Nusa Plasindo merupakan sebuah perusahaan distributor yang bergerak dibidang pembelian, persediaan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN KLATEN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Gaji dan Upah Gaji dan upah merupakan bagian dari kompensasi-kompensasi yang paling besar yang diberikan perusahaan sebagai balas jasa kepada karyawannya.dan bagi karyawan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 14 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Gaji dan Upah Gaji dan upah merupakan bagian dari kompensasi-kompensasi yang paling besar yang diberikan pemerintah sebagai balas jasa kepada karyawannya. Dan bagi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Data Perusahaan 2.1.1. Identitas Perusahaan Badan Pusat Statistik adalah Lembaga Pemerintah Non-Departemen yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Sebelumnya,

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAGELANG

PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAGELANG PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAGELANG BADAN PUSAT STATISTIK 203 KATA PENGANTAR Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel, dan berorientasi kepada

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 97 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 97 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 97 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR ARGA PERMANA PUTRA

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR ARGA PERMANA PUTRA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM DIPLOMA III MEDAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR Diajukan oleh : ARGA PERMANA PUTRA

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 73 TAHUN 2016 Menimbang TENTANG TUGAS POKOK DAN RINCIAN TUGAS UNIT BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH KOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting karena fungsi akuntansi dapat memberikan informasi mengenai

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting karena fungsi akuntansi dapat memberikan informasi mengenai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam setiap entitas/perusahaan, akuntansi memegang peranan yang sangat penting karena fungsi akuntansi dapat memberikan informasi mengenai keuangan dari suatu

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON SALINAN RANCANGAN NOMOR 86 TAHUN 2016, SERI D. 35 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR : 86 Tahun 2016 TENTANG FUNGSI, TUGAS POKOK DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN, DAN PELATIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERNYATAAN PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MERANGIN PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013

PERNYATAAN PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MERANGIN PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 DAFTAR ISI Pernyataan Penetapan Kinerja Badan Pusat Statistik Kabupaten Merangin... 1 Penetapan Kinerja Badan Pusat Statistik Kabupaten Merangin... 2 Pernyataan Penetapan Kinerja Sub Bagian Tata Usaha...

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI GORONTALO TAHUN ANGGARAN 2015 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI GORONTALO

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI GORONTALO TAHUN ANGGARAN 2015 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI GORONTALO RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI GORONTALO TAHUN ANGGARAN 205 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI GORONTALO 2 RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) BPS PROVINSI GORONTALO TAHUN 205 Tujuan I: Meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAGELANG

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAGELANG BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAGELANG 1. 2.1. Profil Singkat Badan Pusat Statistik Kota Magelang BPSadalah Lembaga Pemerintah Non Departemen yang berada di bawah dan bertanggung jawab

Lebih terperinci

LAKIP. Satuan Kerja BPS Kabupaten Kepahiang TAHUN ANGGARAN 2012 BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAKIP. Satuan Kerja BPS Kabupaten Kepahiang TAHUN ANGGARAN 2012 BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH Satuan Kerja BPS Kabupaten Kepahiang TAHUN ANGGARAN 2012 BADAN PUSAT STATISTIK Kabupaten Kepahiang 2012 KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi Informasi suatu perusahaan, terutama informasi keuangan dibutuhkan oleh pihak ekstern dan intern. Pihak

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN KABUPATEN KLATEN

Lebih terperinci

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1 - 2-5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82); 6. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BPS KABUPATEN MURUNG RAYA TAHUN ANGGARAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN BPS KABUPATEN MURUNG RAYA TAHUN ANGGARAN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPS KABUPATEN MURUNG RAYA TAHUN ANGGARAN 205 BPS KABUPATEN MURUNG RAYA RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MURUNG RAYA TAHUN 205 Tujuan I : Meningkatkan

Lebih terperinci

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA KANTOR KETAHANAN PANGAN

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA KANTOR KETAHANAN PANGAN WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA KANTOR KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2015

RENCANA KERJA TAHUNAN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2015 RENCANA KERJA TAHUNAN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2015 Sasaran Strategis TUJUAN 1. Meningkatkan Data dan Informasi Statistik yang berkualitas 1.1 Tersedianya data dan informasi statistik

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA PADA DINAS TENAGA KERJA KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. 4.1 Sejarah Singkat Kedudukan Tugas Pokok Dan Fungsi Badan. Badan Kepegawaian Daerah (BKD) merupakan unsur

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. 4.1 Sejarah Singkat Kedudukan Tugas Pokok Dan Fungsi Badan. Badan Kepegawaian Daerah (BKD) merupakan unsur BAB IV GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Singkat Kedudukan Tugas Pokok Dan Fungsi Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Badan Kepegawaian Daerah (BKD) merupakan unsur pendukung tugas Pemerintah

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 58 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 58 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 58 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BPS Kabupaten Manggarai Timur 2013 KATA PENGANTAR

BPS Kabupaten Manggarai Timur 2013 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Penetapan Kinerja Badan Pusat Statistik Kabupaten Manggarai Timur ini dibuat berdasarkan Inpres Nomor 7 Tahun 999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang merupakan

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD TAHUN ANGGARAN 2014

PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD TAHUN ANGGARAN 2014 PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD TAHUN ANGGARAN 204 BADAN PUSAT STATISTIK 204 KATA PENGANTAR Inpres N0. 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi mewajibkan

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja di Luar Negeri (Lembaran Negara Repu

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja di Luar Negeri (Lembaran Negara Repu No. 183, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNP2TKI. Pemberian Kuasa. Surat Keputusan. Surat Kepegawaian. Pendelegasian. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA

Lebih terperinci

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG -1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM. Badan Pusat Statistik adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang

BAB II GAMBARAN UMUM. Badan Pusat Statistik adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. SEJARAH BPS Badan Pusat Statistik adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Sebelumnya, BPS merupakan Biro Pusat Statistik, yang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 19 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 19 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 19 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG SEKRETARIAT DAERAH

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PADANG PARIAMAN TAHUN ANGGARAN 2014

PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PADANG PARIAMAN TAHUN ANGGARAN 2014 PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PADANG PARIAMAN TAHUN ANGGARAN 204 BADAN PUSAT STATISTIK 204 KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan kegiatan pemerintahan yang lebih berdaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Pengertian Sistem Secara umum peranan sistem pada perusahaan sangatlah penting untuk menunjang kemajuan suatu perusahaan, jika sistemnya tertata dengan baik dan benar, maka

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 25 2004 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH DENGAN MENGHARAP BERKAT DAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHU

Lebih terperinci

SISTEM DAN PROSEDUR PEMBAYARAN GAJI KARYAWAN GUNA MENDUKUNG PENGENDALIAN INTERNAL (Studi pada Rumah Sakit Teja Husada Kepanjen-Malang)

SISTEM DAN PROSEDUR PEMBAYARAN GAJI KARYAWAN GUNA MENDUKUNG PENGENDALIAN INTERNAL (Studi pada Rumah Sakit Teja Husada Kepanjen-Malang) SISTEM DAN PROSEDUR PEMBAYARAN GAJI KARYAWAN GUNA MENDUKUNG PENGENDALIAN INTERNAL (Studi pada Rumah Sakit Teja Husada Kepanjen-Malang) Hesti Dwi Maharani Topowijono Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Profil Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Profil Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Profil Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung Badan Pusat Statistik adalah Lembaga Pemerintah Non-Departemen yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden.

Lebih terperinci