PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI"

Transkripsi

1 EVALUASI KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM Studi Kasus di PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Oleh: Robertus Ardita Angga Kusuma NIM : PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015

2 VALUASI KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM Studi Kasus di PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Oleh: Robertus Ardita Angga Kusuma NIM : PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 i

3

4

5 MOTTO DAN PERSEMBAHAN Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu (Markus 11:24) Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. (Filipi 4:6) Janganlah lari dari masalah, karena masalah akan selalu mengikutimu. Hadapilah, karena itu yang akan membuatmu menjadi pribadi yang lebih kuat. (Hitam Putih) Karya kecil ini kupersembahkan untuk : Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan berkat yang melimpah Bapakku yang sudah disurga dan Ibuku tercinta Kakak dan adikku tersayang iv

6 UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM STUDI AKUNTANSI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: Evaluasi Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum Studi Kasus di PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 21 Januari 2015 adalah hasil karya sekarang. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya. Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima. Yogyakarta, 30 Januari 2015 Yang membuat pernyataan (Robertus Ardita Angga Kusuma) v

7 LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Robertus Ardita Angga Kusuma NIM : Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: Evaluasi Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum Studi Kasus di PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 30 Januari 2015 Yang menyatakan, (Robertus Ardita Angga Kusuma) vi

8 KATA PENGANTAR Puji syukur dan terima kasih kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma. Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis. 2. Dr. H. Herry Maridjo M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma, yang telah memberikan dukungan dalam penulisan skripsi ini 3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA. CA selaku Kepala Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma, yang telah memberikan dukungan dalam penulisan skripsi ini. 4. M. Trisnawati Rahayu, S.E., M.Si., Akt., QIA. CA selaku Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dengan sabar, masukan, perhatian dan dorongan semangat dalam penyelesaian skripsi ini. vii

9 5. Seluruh dosen dan staf karyawan Fakultas Ekonomi yang telah banyak membanttu penulis selama menyelesaikan kuliah. 6. Isnawan Fibriyanto, S.E selaku Direktur Utama PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian. Bapak Mustofa selaku bagian keuangan, Bapak Robby selaku bagian teknik, dan Ibu Asih selaku bagian administrasi yang telah banyak membantu penelitian dengan mencarikan data yang dibutuhkan. 7. Bapakku Valentinus Subardi yang sudah di sisi Bapa dan Ibuku Theresia Renik Srimulatsih atas segala doa, dukungan dan perhatian. 8. Kakakku Flabianus Wahyu Dwi Untoro dan Adikku Alfonsus Rendi Bagus Pamungkas yang telah mendukung, perhatian dan doanya. 9. Teman-teman kelas MPT dan teman-teman Akuntansi Universitas Sanata Dharma angkatan 2009 untuk kebersamaan dan dukungannya. 10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Yogyakarta, 30 Januari 2015 Robertus Ardita Angga Kusuma viii

10 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS... HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... i ii iii iv v vi HALAMAN KATA PENGANTAR... vii HALAMAN DAFTAR ISI... ix HALAMAN DAFTAR TABEL... xii HALAMAN DAFTAR GAMBAR... xvi ABSTRAK... xvii ABSTRACT... xviii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 2 C. Tujuan Penelitian... 3 D. Manfaat Penelitian... 3 E. Sistematika penulisan... 4 ix

11 BAB II LANDASAN TEORI... 6 A. Laporan Keuangan... 6 B. Analisis Laporan Keuangan B. Perusahaan Daerah C. Kinerja Perusahaan D. Penilaian Kinerja PDAM F. Hasil Penelitian Sebelumnya BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Tempat dan Waktu Penelitian C. Subjek dan Objek Penelitian D. Teknik Pengumpulan Data E. Teknik Analisa Data BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Kondisi Umum Daerah Studi B. Sejarah Berdirinya PDAM C. Lokasi Perusahaan D. Visi, Misi dan Tujuan PDAM E. Sumber Daya Manusia dan Struktur Organisasi F. Cakupan Pelayanan BAB V ANALISIS DATA A. Perhitungan dan Hasil Perhitungan Aspek Keuangan B. Perhitungan dan Hasil Perhitungan Aspek Operasional x

12 C. Perhitungan dan Hasil Perhitungan Aspek Administrasi D. Penentuan Nilai Kinerja E. Penilaian Kinerja PDAM setiap aspek BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan B. Keterbatasan Penelitian C. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Lampiran 1 : Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 47 tahun Lampiran 2 : Petunjuk Penggolongan Tingkat Keberhasilan dan Perhitungan Nilai Kinerja PDAM Lampiran 3 : Neraca Tanggal 31 Desember 2010 dan Lampiran 4 : Neraca Tanggal 31 Desember 2011 dan Lampiran 5 : Neraca Tanggal 31 Desember 2012 dan Lampiran 6 : Laporan Laba Rugi Tanggal 31 Desember 2010 dan Lampiran 7 : Laporan Laba Rugi Tanggal 31Desember 2011 dan Lampiran 8 : Laporan Laba Rugi Tanggal 31 Desember 2012 dan Lampiran 9 : Laporan Aspek Operasional Lampiran 10 : Laporan Aspek Administrasi Lampiran 11 : Daftar Pertanyaan xi

13 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Petunjuk Perhitungan Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif Tabel 3.2 Petunjuk Perhitungan Nilai Bonus Peningkatan Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif Tabel 3.3 Petunjuk Perhitungan Rasio Laba terhadap Penjualan Tabel 3.4 Petunjuk Perhitungan Nilai Bonus Peningkatan Rasio Laba terhadap Penjualan Tabel 3.5 Petunjuk Perhitungan Rasio Aktiva Lancar terhadap Utang Lancar Tabel 3.6 Petunjuk Perhitungan Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Utang lancar Tabel 3.7 Petunjuk Perhitungan Rasio Total Aktiva terhadap Total Utang. 34 Tabel 3.8 Petunjuk Perhitungan Rasio Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi Tabel 3.9 Petunjuk Perhitungan Rasio Laba Operasi sebelum Biaya Penyusutan terhadap Angsuran Pokok dan Bunga Jatuh Tempo.. 35 Tabel 3.10 Petunjuk Perhitungan Rasio Aktiva Produktif terhadap Penjualan Air Tabel 3.11 Petunjuk Perhitungan Jangka Waktu Penagihan Piutang Tabel 3.12 Petunjuk Perhitungan Rasio Efektivitas Penagihan Tabel 3.13 Petunjuk Perhitungan Cakupan Pelayanan Tabel 3.14 Petunjuk Perhitungan Bonus Peningkatan Cakupan Pelayanan.. 37 xii

14 Tabel 3.15 Petunjuk Penilaian Kualitas Air Distribusi Tabel 3.16 Petunjuk Penilaian Kontinuitas Air Tabel 3.17 Petunjuk Perhitungan Rasio Produktivitas Pemanfaatan Instalasi Produksi Tabel 3.18 Petunjuk Perhitungan tingkat Kehilangan Air Tabel 3.19 Petunjuk Perhitungan Bonus Tingkat Kehilangan Air Tabel 3.20 Petunjuk Perhitungan Peneraan Meter Air Tabel 3.21 Petunjuk Perhitungan Penilaian Kecepatan Penyambungan Baru 41 Tabel 3.22 Petunjuk Perhitungan Kemampuan Penanganan Pengaduan Rata-rata per Bulan Tabel 3.23 Petunjuk Perhitungan Kemampuan Penanganan Pengaduan Rata-rata per Bulan Tabel 3.24 Petunjuk Perhitungan Rasio Karyawan per 1000 pelanggan Tabel 3.25 Petunjuk Penilaian Aspek Administrasi Tabel 3.26 Penetuan bobot dan nilai maksimum Tabel 3.27 Perhitungan Nilai Kinerja Tabel 3.28 Penggolongan Tingkat Kinerja PDAM Tabel 5.1 Perhitungan Laba (Rugi) Sebelum Pajak Tabel 5.2 Perhitungan Aktiva Produktif Tabel 5.3 Perhitungan dan Nilai Laba Terhadap Aktiva Produktif Tabel 5.4 Perhitungan Nilai Bonus Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif 56 Tabel 5.5 Perhitungan dan Nilai Laba terhadap Penjualan Tabel 5.6 Perhitungan Nilai Bonus Rasio Laba terhadap Penjualan xiii

15 Tabel 5.7 Perhitungan dan Nilai Aktiva Lancar terhadap Utang Lancar Tabel 5.8 Perhitungan dan Nilai Utang Jangka Panjang terhadap Ekuitas.. 61 Tabel 5.9 Perhitungan total Aktiva Tabel 5.10 Perhitungan Total Utang Tabel 5.11 Perhitungan dan Nilai Total Aktiva terhadap Total Nilai Utang.. 62 Tabel 5.12 Perhitungan dan Nilai Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi Tabel 5.13 Perhitungan dan Nilai Laba Operasi sebelum Biaya Penyusutan Terhadap Angsuran Pokok dan bunga Jatuh tempo Tabel 5.14 Perhitungan dan nilai aktiva Produktif terhadap penjualan Air Tabel 5.15 Perhitungan Penjualan per hari Tabel 5.16 Perhitungan dan Nilai Jangka Waktu Penagihan Tabel 5.17 Perhitungan dan Nilai Jangka Waktu Penagihan Tabel 5.18 Perhitungan dan Nilai Cakupan Pelayanan Tabel 5.19 Perhitungan Nilai Bonus Cakupan Pelayanan Tabel 5.20 Nilai Kualitas Air Distribusi Tabel 5.21 Nilai Kontinuitas Air Distribusi Tabel 5.22 Perhitungan dan Nilai Produktivitas Pemanfaatan Instalasi Produksi Tabel 5.23 Perhitungan dan Nilai Tingkat Kehilangan Air Tabel 5.24 Perhitungan Nilai Bonus Tingkat Kehilangan Air Tabel 5.25 Perhitungan dan Nilai Peneraan Meter Air Tabel 5.26 Nilai Kecepatan Penyambungan Baru xiv

16 Tabel 5.27 Perhitungan dan Nilai Kemampuan Penanganan Pengaduan Rata-rata perbulan Tabel 5.28 Nilai Kemudahan Pelayanan Tabel 5.29 Perhitungan dan Nilai Karyawan Per-1000 Pelanggan Tabel 5.30 Nilai Rencana Jangka Panjang Tabel 5.31 Nilai Rencana Organisasi dan Uraian Tugas Tabel 5.32 Nilai Prosedur Operasi Standar Tabel 5.33 Nilai Gambar Nyata Laksana Tabel 5.34 Nilai Pedoman Penilaian Kerja Karyawan Tabel 5.35 Nilai Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan Tabel 5.36 Nilai Tertib Laporan Internal Tabel 5.37 Nilai Tertib Laporan Eksternal Tabel 5.38 Nilai Opini Auditor Independen Tabel 5.39 Nilai Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Tahun Terakhir Tabel 5.40 Hasil Analisis Penilaian Kinerja Aspek Keuangan Tabel 5.41 Hasil Analisis Penilaian Kinerja Aspek Operasional PDAM Tabel 5.42 Hasil Analisis Penilaian Kinerja Aspek Administrasi PDAM Tabel 5.43 Hasil Kinerja dari Aspek Keuangan Tabel 5.44 Nilai Kinerja dari Aspek Operasional Tabel 5.45 Nilai Kinerja dari Aspek Administrasi Tabel 5.46 Hasil Penilaian Kinerja PDAM xv

17 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 4.1 Struktur Organisasi PDAM Tirta Handayani xvi

18 ABSTRAK EVALUASI KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM Studi Kasus di PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta Robertus Ardita Angga Kusuma NIM : Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2015 Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kinerja PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul selama tiga tahun dari tahun Kinerja PDAM Tirta Handayani di nilai berdasarkan aspek keuangan, aspek operasional, aspek administrasi. Jenis Penelitian ini adalah studi kasus pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pencatatan langsung terhadap data yang diperoleh dari hasil wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data deskriptif digunakan untuk menjawab masalah dengan acuan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum. Hasil analisis data dan pembahasan menunjukkan bahwa kinerja PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2010 memiliki total nilai kinerja sebesar 59,4 dengan klasifikasi kinerja PDAM cukup. Tahun 2011 perusahaan memiliki total nilai kinerja sebesar 68,36 dengan klasifikasi kinerja PDAM baik. Tahun 2012 perusahaan memiliki total nilai kinerja sebesar 59,16 dengan klasifikasi kinerja PDAM cukup. Kata kunci: Kinerja perusahaan, aspek keuangan, aspek opersaional, aspek administrasi. xvii

19 ABSTRACT THE PERFORMANCE ASSESSMENT OF MUNICIPAL WATERWORKS A Case Study at Tirta Handayani Municipal Waterworks Gunungkidul Regency of Yogyakarta Robertus Ardita Angga Kusuma Sanata Dharma University Yogyakarta 2015 The purpose of this research is to determine the performance of Tirta Handayani Municipal Water Work at Gunungkidul in the year 2010 until Performance of Tirta Handayani Municipal Water Work is valued based on financial, operational, and administration aspects. This type of research is a case study. Data collecting technique was documentation and interview. Data was analyzed based on performance evaluation criteria for the Municipal Waterworks issued by The Minister for Internal Affairs Decree Number 47 in The result showed that the performance of Municipal Waterworks in the year 2010 was 59,4 which was categorized as sufficient. The performance in the year 2011 was 68,36 which was categorized as good. The performance in the year 2012 was 59,16 which was categorized as sufficient. Keywords: Company performance, financial aspect, operational aspect, administration aspect. xviii

20 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan kebutuhan pokok bagi setiap makhluk hidup di dunia ini termasuk manusia. Tanpa air, manusia akan mengalami kesulitan dalam melangsungkan hidupnya, maka dari itu pengelolaanya harus diatur sedemikian rupa agar dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Air adalah sumber daya nasional yang menyangkut hajat hidup orang banyak, maka pengolahannya dipegang oleh pemerintah. Sebagai bentuk penyerahan sebagian urusan pemerintah di bidang pekerjaan umum kepada daerah, maka pelayanan air minum diserahkan kepada Pemerintah Daerah. Selanjutnya, melalui Peraturan Daerah pelaksanaannya diserahkan kepada sebuah instansi. Dalam hal ini instansi yang menangani adalah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), dimana PDAM merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa penyediaan air bersih. Salah satu tujuan dibentuknya PDAM adalah mencukupi kebutuhan masyarakat air bersih, meliputi penyediaan, pengembangan pelayanan sarana dan prasarana serta distribusi air bersih, sedang tujuan lainnya adalah ikut serta mengembangkan perekonomian guna menunjang pembangunan daerah dengan memperluas lapangan pekerjaan, serta mencari laba sebagai sumber utama pembiayaan bagi daerah. PDAM Tirta Handayani Kabupaten 1

21 2 Gunungkidul sebagai salah satu BUMD diharapkan mampu memberikan kontribusi yang memadai. Kinerja PDAM adalah tingkat keberhasilan PDAM dalam satu tahun buku tertentu untuk dapat mengukur kinerja PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul maka perlu diketahui indikator indikator kinerja sebagai dasar penilaian kinerja. Indikator adalah tolak ukur tingkat keberhasilan dari suatu aspek. Indikator kinerja PDAM dibedakan berdasarkan aspek keuangan, aspek operasional dan aspek administrasi, indikator dari masing masing aspek ini, ditentukan berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 tentang pedoman penilaian kinerja Perusahan Daerah Air Minum. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian berjudul Evaluasi Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum Studi Kasus di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang permasalahan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana kinerja PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul periode tahun ditinjau dari Aspek Keuangan, Aspek Operasional, Aspek Administrasi berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999?

22 3 C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengevaluasi kinerja PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul periode tahun ditinjau dari aspek keuangan, aspek operasional, aspek administrasi berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun D. Manfaat Penelitian Manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengevaluasi kinerja PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul dan sebagai bahan pertimbangan keputusan untuk pengembangan perusahaan. 2. Bagi Universitas Sanata Dharma Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi perpustakaan Universitas Sanata Dharma dan menambah pengetahuan tentang kinerja perusahaan. 3. Bagi Penulis Penelitian ini digunakan sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang kinerja sesuai dengan apa yang telah diperoleh selama menempuh perkuliahan dan dapat menerapkan ilmu yang didapat selama studi.

23 4 E. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan penelitian ini disusun sebagai berikut : Bab I Pendahuluan Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Landasan Teori Bab ini berisi tentang landasan teori yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti mengenai evaluasi kinerja PDAM sebagai dasar untuk menganalisis data dan mengolah data. Bab III Metode Penelitian Bab ini berisi tentang jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subyek dan obyek penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab IV Gambaran Umum Perusahaan Bab ini berisi tentang sejarah berdirinya PDAM, lokasi perusahaan, visi dan misi, tujuan perusahaan, struktur organisasi, sumber daya manusia dan cakupan pelayanan. Bab V Analisis Data dan Pembahasan Bab ini berisi tentang proses penganalisaan data-data yang berhubungan dengan penilaian kinerja perusahaan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999.

24 5 Bab VI Penutup Bab ini berisi tentang kesimpulan yang dapat diperoleh dari analisis data serta pembahasaannya, keterbatasan penelitian dan saran sebagai bahan pertimbangan bagi pihak perusahaan.

25 BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2004:2), laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Menurut Zaki Baridwan (2004: 17), laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. 2. Tujuan Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (Dwi Prastowo, 2005: 5). 6

26 7 3. Komponen Laporan Keuangan a. Neraca Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu di mana buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun kalender, sehingga neraca sering disebut dengan Balance Sheet. Dengan demikian neraca terdiri dari tiga bagian utama yautu aktiva, hutang dan modal (Munawir, 2001:13). 1) Aktiva Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan (IAI, 2004: 13). Dalam pengertian aktiva tidak terbatas pada kekayaan perusahaan yang berwujud saja, tetapi juga termasuk pengeluaranpengeluaran yang belum dialokasikan atau biaya yang masih harus dialokasikan pada penghasilan yang akan datang, serta aktiva tidak berwujud lainnya misalnya goodwill, hak paten, hak menertibkan dan sebagainya.

27 8 2) Hutang Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, di mana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor. 3) Modal Modal merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditunjukkan dalam pos modal (modal saham), surplus dan laba yang ditahan. b. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, rugi-laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu.(munawir 2001:26) Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menunjukkan pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dan suatu unit usaha untuk suatu periode tertentu. Selisih antara pendapatan-pendapatan dan biaya merupakan laba yang diperoleh atau rugi yang diderita oleh perusahaan. (Zaki Baridwan 2004:29) Laporan laba rugi memuat unsur-unsur sebagai berikut: 1. Penghasilan (Income) Menurut PSAK kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan definisi penghasilan meliputi pendapatan (revenues) maupun keuntungan (gains). Pendapatan timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa dan dikenal dengan sebutan yang

28 9 berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, deviden, royalty, dan sewa (IAI, 2004: 18). 2. Beban (Expense) Menurut PSAK kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan, beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal. (IAI, 2004: 19) c. Laporan Arus Kas Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas, pengeluaran kas, dan perubahan bersih kas, baik yang berasal dari aktivitas operasi, investasi, maupun pendanaan. Laporan arus kas terbagi menjadi tiga tipe: operasi, investasi, dan keuangan. Bagian terpenting dari laporan arus kas adalah aliran kas yang berasal dari aktivitas operasi. Aliran kas yang berasal dari aktivitas ini melaporkan kas bersih yang disediakan atau digunakan oleh aktivitas utama bisnis, atau oleh pusat usaha kemakmuran. 4. Manfaat Laporan Keuangan Menurut Munawir (2001: 2), bahwa laporan keuangan bermanfaat bagi pihak internal maupun pihak eksternal. Adapun pihak-pihak yang berkepentingan tersebut yaitu:

29 10 a. Pemilik perusahaan: bermanfaat untuk menilai sukses tidaknya manajer dalam memimpin perusahaannya dan kesuksesan seorang manajer biasanya diukur dengan laba yang diperoleh perusahaan. b. Manajer atau pemimpin perusahaan: bermanfaat untuk menyusun rencana yang lebih baik, memperbaiki sistem pengawasannya dan menentukan kebijakan-kebijakan yang lebih tepat dan juga merupakan alat untuk mempertanggungjawabkan kepada pemilik perusahaan atas kepercayaan yang telah diberikan. c. Para investor: bermanfaat untuk mengetahui prospek keuntungan di masa mendatang dan perkembangan perusahaan selanjutnya, mengetahui jaminan investasinya dan kondisi kerja atau kondisi keuangan jangka pendek perusahaan tempat di mana mereka menanamkan modalnya. d. Kreditur dan bankers: memberi atau menolak permintaan kredit dari suatu perusahaan, perlu mengetahui terlebih dahulu posisi keuangan dari perusahaan yang bersangkutan. e. Pemerintah: bermanfaat untuk menentukan besarnya pajak yang harus ditanggung oleh perusahaan juga sangat diperlukan oleh Biro Pusat Statistik, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Tenaga Kerja untuk dasar perencanaan pemerintah. f. Karyawan atau buruh: untuk menilai apakah pemberian bonus atau premi tersebut sudah cukup layak dibandingkan dengan tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan pada periode yang bersangkutan.

30 11 B. Analisis Laporan Keuangan 1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan Menurut Munawir (2001: 64), analisis laporan keuangan adalah untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analisis laporan keuangan memerlukan beberapa tolok ukur yang sering dipakai adalah rasio. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio dapat memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya suatu keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan, terutama apabila angka-angka rasio tersebut diperbandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar. Menurut Dwi Prastowo (2005: 56), secara harfiah analisis laporan keuangan terdiri atas dua kata, yaitu analisis dan laporan keuangan. Ini berarti juiga bahwa analisis laporan keuangan merupakan suatu kegiatan menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan. 2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan Menurut John J. Wild, K.R. Subramanyam dan Robert F. Halsey (2005: 118), kebutuhan informasi pemakai berbeda berdasarkan tujuan dan analisa mereka. Pada analisa ekuitas, informasi akuntansi harus memberikan gambaran yang tidak bias mengenai posisi keuangan dan kinerja perusahaan. Menurut Dwi Prastowo (2005: 57), analisis laporan keuangan dilakukan untuk mencapai beberapa tujuan. Misalnya dapat digunakan

31 12 sebagai alat screening awal dalam memilih alternatif investasi atau merger; sebagai alat forecasting mengenai kondisi dan kinerja keuangan di masa datang, sebagai proses diagnosis terhadap masalah-masalah manajemen operasi atau masalah lainnya, atau sebagai alat evaluasi terhadap manajemen. 3. Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan Menurut Dwi Prastowo (2005:59), secara umum metode analisis keuangan dapat diklasifikasikan menjadi dua klasifikasi, yaitu metode analisis horizontal (dinamis) dan metode analisis vertical (statis). a. Metode analisis horizontal adalah metode analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk beberapa tahun (periode), sehingga dapat diketahui perkembangan dan kecenderungannya. b. Metode analisis vertikal adalah metode analisis yang dilakukan dengan cara menganalisis laporan keuangan pada tahun (periode) tertentu, yaitu dengan membandingkan antara pos yang satu dan pos lainnya pada laporan keuangan yang sama untuk tahun (periode) yang sama. Teknik-teknik analisis yang termasuk pada klasifikasi metode ini antara lain teknik analisis persentase perkomponen (Common Size), analisis rasio, dan analisis impas.

32 13 4. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Menurut S. Munawir (2001: 64), rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar. Menurut Sofyan Syafri Harahap (2007: 297), rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Rasio keuangan sangat penting dalam melakukan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan. Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. b. Manfaat Rasio Keuangan Menurut Irham Fahmi (2011: 47), manfaat rasio keuangan, yaitu : 1) Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat untuk dijadikan sebagai alat menilai kinerja dan prestasi perusahaan.

33 14 2) Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat bagi pihak manajemen sebagai rujukan untuk membuat perencaan. 3) Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai alat untuk mengevaluasi kondisi suatu perusahaan dari perspektif keuangan. 4) Analisis rasio keuangan juga bermanfaat bagi para kreditor dapat digunakan untuk memperkirakan potensi resiko yang akan dihadapi dikaitkan dengan adanya jaminan kelangsungan pembayaran bunga dan pengembalian pokok pinjaman. 5) Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai penilaian bagi pihak stakeholder organisasi. c. Penggolongan Rasio Keuangan dalam Laporan Keuangan Menurut S. Munawir (2001: 68), berdasarkan sumber datanya maka angka rasio dapat dibedakan antara: 1) Rasio-rasio Neraca (balance sheet ratio) yang tergolong dalam kategori ini adalah rasio yang semua datanya diambil atau bersumber pada neraca, misalnya current rasio, acid test rasio. 2) Rasio-rasio laporan rugi-laba (income statement ratio) yaitu angkaangka rasio yang dalam penyusunannya semua datanya diambil dari laporan rugi-laba, misalnya gross profit margin, net operating margin, operating rasio dan lain sebagainya. 3) Rasio-rasio antar laporan (interstatement ratio) ialah semua angka rasio yang penyusunannya datanya berasal dari neraca dan data lainnya dari laporan rugi-laba, misalnya tingkat perputaran

34 15 persediaan (account receivable turn over), sales to inventory, sales to fixed assets dan lain sebagainya. Menurut Dwi Prastowo (2005: 64), beberapa jenis angka rasio dikelompokkan ke dalam kelompok sebagai berikut: 1) Rasio Likuiditas yang mengukur kemampuan suatu perusahan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. 2) Rasio Solvabilitas yang mengukur tingkat perlindungan para kreditor jangka panjang. 3) Rasio Return on Investment yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, relatif dibandingkan dengan aktiva (investasi) yang digunakan. 4) Rasio Pemanfaatan Aktiva yang mengukur efisiensi dan efektivitas penggunaan aktiva dalam mendukung penjualan perusahaan. 5) Rasio Kinerja Operasi yang mengukur efisiensi operasi perusahaan. 6) Investor umumnya tertarik pada kelompok rasio profitabilitas tertentu. 7) Rasio Rentabilitas perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut.

35 16 C. Perusahaan Daerah 1. Pengertian Perusahaan Daerah Perusahaan Daerah adalah suatu perusahaan yang didirikan dengan suatu Peraturan Daerah, di mana modal seluruhnya atau sebagian merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan, kecuali ditentukan lain dengan atau berdasarkan undang-undang (Manulung, 1991: 42). 2. Tujuan Perusahaan Daerah Tujuan Perusahaan Daerah adalah untuk turut serta melaksanakan pembangunan Daerah khususnya dan pembangunan ekonomi nasional umumnya. Perusahaan Daerah memenuhi kebutuhan rakyat dan ketentraman serta kesenangan kerja dalam perusahaan menuju masyarakat adil dan makmur (Manulung, 1991: 42). D. Kinerja Perusahaan 1. Pengertian Kinerja Kinerja perusahaan adalah prestasi yang dicapai perusahaan dalam periode tertentu (Cahyono, 1999: 5). Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan / program / kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi (Mahsun, 2006: 25). Dalam Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 tahun 1999 bab I pasal 1(d) menjelaskan kinerja adalah tingkat keberhasilan

36 17 pengelolaan PDAM dalam suatu tahun buku tertentu (SK. Mendagri, 1999: 1). 2. Pengertiaan Penilaian Kinerja Penilaian kinerja adalah menentukan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 1997: 416). Seluruh kinerja perusahaan hendaknya di evaluasi setelah periode waktu tertentu, misalnya setiap bulan atau periode lain yang lebih pendek waktunya seperti setiap minggu, atau periode yang lebih lama seperti setiap kuartal evaluasi seharusnya menghasilkan informasi penting yang berguna. Jika terjadi penyimpangan, untuk menghindari agar penyimpangan tidak terjadi lagi (Husein, 2002:11). 3. Tujuan Penilaian Kinerja Tujuan penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standard dan perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan (Mulyadi, 1997: 417) Menurut Mahmudi (2005: 14), tujuan dilakukan penilaian kinerja di sektor publik adalah: a. Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi b. Menyediakan sarana pembelajaran pegawai c. Memperbaiki kinerja periode berikutnya

37 18 d. Memberikan pertimbangan yang sistematik dalam pembuatan keputusan pemberian reward dan punishment e. Memotivasi pegawai f. Menciptakan akuntabilitas publik Sesuai Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 tahun 1999 bahwa penilaian kinerja untuk mengetahui keberhasilan Direksi dalam mengelola Perusahaan Daerah Air Minum. PDAM dikelola oleh direksi yang profesional dalam rangka meningkatkan pelayanan air minum kepada masyarakat baik secara kwantitas dan kualitas (SK. Mendagri, 1999: 1). 4. Manfaat Penilaian Kerja Penilaian kinerja dalam suatu perusahaan pada akhirnya tidak terlepas dari keterkaitannya untuk mencapai tujuan perusahaan yang utama yaitu untuk meningkatkan nilai yang dimiliki perusahaan. Dengan melakukan penilaian kinerja akan dapat memperoleh beberapa manfaat (Mulyadi, 1997:420), diantaranya: a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara maksimum. b. Membantu mengambil keputusan yang bersangkutan dengan karyawan, seperti transfer, promosi, dan pemberhentian. c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan.

38 19 d. Untuk menyediakan umpan balik dari karyawan mengenai bagaimana atasan menilai kinerja mereka. e. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan. Menurut Mardiasmo (2005: 122) manfaat pengukuran kinerja adalah sebagai berikut: a. Memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk menilai kinerja manajemen. b. Memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan. c. Untuk memonitor dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan membandingkannya dengan target kinerja serta melakukan tindakan korektif untuk memperbaiki kinerja. d. Sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman (reward & punishment) secara obyektif atas pencapaian prestasi yang diukur sesuai dengan system pengukuran kinerja yang telah disepakati. e. Sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam rangka memperbaiki kinerja organisasi. f. Membantu mengidentifikasikan apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi. g. Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah. h. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif.

39 20 E. Penilaian Kinerja PDAM 1. Konsep Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 tahun 1999 Pedoman Penilaian Kinerja PDAM yang dimaksud dengan Perusahaan Daerah Air Minum selanjutnya disingkat PDAM adalah perusahaan milik Daerah Propinsi atau Daerah Kabupaten atau Kota. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) merupakan salah satu BUMD bergerak dibidang penyediaan air bersih untuk kebutuhan masyarakat. Meskipun tetap dituntut untuk mendapatkan laba yang kemudian masuk kedalam APBD, namun PDAM tetap memiliki fungsi sosial. Hal ini dapat dilihat dari penentuan harga jual air per meter kubik yang ditentukan oleh pemerintah daerah atas persetujuan DPRD. Hal ini dilandasi dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun Kepmendagri Nomor 690 Tahun 1992 tentang Pola Petunjuk Teknis ditegaskan bahwa PDAM mempunyai fungsi pokok pelayanan umum kepada masyarakat, sehingga dalam menjalankan fungsinya tersebut, maka PDAM harus mampu membiayai dirinya sendiri dan harus berusaha mengembangkan tingkat pelayanan umum dan diharapkan mampu memberikan sumbangan kepada Pemerintah Daerah sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Oleh karena itu perlu adanya pengelolaan PDAM yang didasarkan pada asas ekonomi yang sangat sehat Evaluasi PDAM didasarkan pada keputusan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 tentang pedoman penilaian

40 21 kinerja Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Dalam rangka meningkatkan pelayanan air minum kepada masyarakat baik secara kuantitas dan kualitas PDAM harus dikelola oleh direksi yang profesional. Dan untuk keberhasilan direksi dalam mengelola PDAM dilakukan penilaian terhadap kinerja pada setiap akhir tahun buku. Penilaian keadaan tingkat keberhasilan PDAM digolongkan menurut Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999, sebagai berikut: a. Baik sekali, bila memperoleh nilai kinerja di atas 75 b. Baik, bila memperoleh nilai kinerja di atas 60 sampai dengan 75 c. Cukup, bila memperoleh nilai kinerja di atas 45 sampai dengan 60 d. Kurang, bila memperoleh nilai kinerja di atas 30 sampai dengan 45 e. Tidak baik, bila memperoleh nilai kinerja kurang dari atau sama dengan 30 Menurut Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999, Badan Pengawas pada setiap akhir tahun buku melakukan penilaian kinerja PDAM meliputi aspek keuangan, aspek operasional, dan aspek administrasi. Dimana penilaian atas bobot dari masing-masing aspek adalah sebagai berikut: a. Aspek Keuangan 45 b. Aspek Operasional 40 c. Aspek Administrasi 15

41 22 Dalam Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999, dijelaskan indikator-indikator dari aspek keuangan, aspek operasional, dan aspek administrasi. Indikator adalah tolak ukur tingkat keberhasilan dari suatu aspek. Indikator dari setiap aspek tersebut adalah: a. Aspek Keuangan 1) Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari jumlah aktiva produktif yang dikelola. 2) Rasio Laba terhadap Penjualan Rasio ini digunakan untuk mengukur laba yang dapat diperoleh dari jumlah penjualan dalam tahun berjalan. 3) Rasio Aktiva Lancar terhadap Utang Lancar (Likuiditas) Rasio ini untuk menilai ketersediaan aktiva lancar untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dalam rangka membiayai kegiatan operasi maupun pembayaran hutang dan bunga yang jatuh tempo jika ada. 4) Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio) Rasio ini digunakan untuk menilai keseimbangan antara dua sumber pendanaan yang digunakan untuk membiayai asset perusahaan, yaitu modal dan hutang.

42 23 5) Rasio Total Aktiva terhadap Total Utang (Solvabilitas) Rasio ini merupakan tolak ukur untuk menilai tingkat kecukupan dari seluruh aktiva yang tersedia kemampuan untuk membayar utang harus segera dipenuhi. 6) Rasio Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi (Operating Ratio) Rasio ini merupakan tolak ukur yang digunakan untuk menilai penghematan dalam penggunaan sumber data dan daya untuk menjalankan kegiatan operasional 7) Rasio Laba Operasi sebelum Biaya Penyusutan terhadap Angsuran Pokok dan Bunga Jatuh Tempo Rasio ini digunakan untuk mengukur potensi dari laba yang dihasilkan dapat memenuhi kewajiban pembayaran angsuran pokok dan bunga yang jatuh tempo. 8) Rasio Aktiva Produktif terhadap Penjualan Air Rasio ini digunakan untuk menunjukkan berapa besar aktiva produktif yang digunakan dalam memperoleh pendapatan atas penjualan air. 9) Jangka Waktu Penagihan Piutang Tolak ukur untuk menilai efektivitas dari upaya manajemen dalam pengendalian piutang yaitu menilai waktunya rata-rata piutang tertagih menjadi kas.

43 24 10) Efektivitas Penagihan Tolak ukur untuk menilai efektivitas dari upaya manajemen dalam pengendalian piutang b. Aspek Operasional 1) Cakupan Pelayanan Kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada penduduk. 2) Kualitas Air Distribusi Pemenuhan syarat yang telah ditetapkan instansi berwenang mengenai kualitas air yang dikonsumsi masyarakat berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. 3) Kontinuitas Air Untuk mengetahui apakah pelanggan mendapat aliran air secara penuh atau tidak yaitu selama 24 jam per hari. 4) Produktivitas Pemanfaatan Instalasi Produksi Perbandingan antara kapasitas produksi dengan kapasitas terpasang. 5) Tingkat Kehilangan Air Perbandingan antara jumlah m 3 air yang didistribusikan yang terjual dengan jumlah m 3 air yang didistribusikan. Rasio ini menunjukkan bagaimana tingkat kehilangan air yang dialami.

44 25 6) Peneraan Meter Air Untuk menjamin kebenaran angka yang ditunjukkan maka harus dipastikan bahwa selama terpasang meter air tersebut dalam kondisi baik dan akurat. Maka perlu adanya pemeliharaan seluruh meter air yang dipasang dan ditera secara periodik dan menggantinya bila rusak atau bila sudah tiba waktu pengantiannya. 7) Kecepatan Penyambungan Baru Menunjukan berapa kecepatan pelayanan yang diberikan kepada pelanggan dalam proses pemasangan sambungan baru. 8) Kemampuan Penanganan Pengaduan Rata-rata per bulan Kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan pengaduanpengaduan pelanggan. 9) Kemudahan Pelayanan Tersedianya sarana penunjang dalam rangka memberikan kemudahan pelayanan baik untuk melakukan pembayaran maupun pengaduan. 10) Rasio Karyawan per 1000 Pelanggan Perbandingan antara jumlah karyawan dengan jumlah pelanggan.

45 26 c. Aspek Administrasi 1) Rencana Jangka Panjang ( Corporate Plan ) Rencana strategis yang mencakup rumusan mengenai tujuan dan sasaran yang hendak dicapai perusahaan dalam jangka waktu lima tahun mendatang. 2) Rencana Organisasi dan Uraian Tugas Struktur organisasi dan tata cara kerja organisasi yang dimiliki oleh perusahaan dan disahkan oleh Kepala Daerah. 3) Prosedur Operasi Standar Pelaksanaan prosedur operasi standar sejauh mana dipedomani. Prosedur operasi standar adalah panduan (manual) yang mencakup prosedur dan penanganan operasi perusahaan. 4) Gambar Nyata Laksana (as Built Drawing) Ukuran untuk melihat sampai sejauh mana gambar nyata laksana disediakan dan dipedomani sebagai alat manajemen. Gambar nyata laksana untuk seluruh system distribusi adalah ukuran pelaksanaan manajemen produksi dan distribusi secara baik. 5) Pedoman Penilaian Kinerja Karyawan Mengetahui sejauh mana pelaksanaan pedoman penilaian kerja karyawan dalam rangka penentuan karir dan gaji dipedomani. Pedoman tersebut merupakan media untuk menilai prestasi kerja karyawan perusahaan.

46 27 6) Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Mengetahui sejauh mana Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) dipedomani. RAKP adalah penjabaran dari rancana jangka panjang secara tahunan yang mencakup rencana kerja dan anggaran perusahaan. 7) Tertib Laporan Internal Dilaksanakannya pelaporan di bidang keuangan, operasi dan administrasi secara berkala dari pelaksana kepada pengambil keputusan. Laporan tersebut antara lain laporan kas harian, laporan keuangan bulanan, dan lain-lain. 8) Tertib Laporan Eksternal Penyampaian laporan-laporan untuk pihak ekstern secara periodok, tepat waktu, laporan tersebut antara lain laporan keuangan tahunan kepada Badan Pengawas dan laporan untuk keperluan pajak. 9) Opini Auditor Independen Opini pemeriksa independen mengenai kewajaran laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen. 10) Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Tahun Terakhir Hasil pencapaian upaya tindak lanjut temuan atau rekomendasi oleh instansi pemeriksa.

47 28 F. Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya dalam hal evaluasi kinerja Perusahaan Daerah Air Minum dilakukan oleh Farid (2003) melakukan penelitian dengan judul Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Donggala Periode Teknik analisis data yang digunakan adalah Kepmendagri No. 47 Tahun Rumusan masalah dari penelitian ini adalah Bagaimana kinerja Perusahaan Daerah Air Minum tahun berdasarkan Kepmendagri No. 47 tahun Dari penelitian ini, penulis berkesimpulan dari ketiga aspek yang meliputi aspek keuangan, aspek operasional, dan aspek administrasi menunjukkan bahwa kinerja PDAM Kabupaten Donggala ratta-rata masih mendapat nilai cukup refektif, berdasarkan perhitungan KepMendagri No. 47 tahun 1999 tentang Penilaian Kinerja PDAM dari aspek keuangan, aspek operasional dan aspek administrasi pada tahun memperoleh nilai sebesar 42,52, 42,52 dan 42,22 sehingga dikategorikan kinerjanya kurang. Namun pada tahun nilai kinerja naik menjadi 49,42 dan 48,85 dengan kategori kinerja cukup. Keadaan ini menunjukkan bahwa PDAM dalam keadaan rugi, sehingga belum bisa memberikan kontribusi terhadap peningkatan PAD. Fenike (2013) melakukan penelitian dengan judul Analisis Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum Studi Kasus di PDAM Kabupaten Purworejo. Teknik analisis data yang digunakan adalah Kepmendagri No. 47 Tahun 1999 tentang Pedoman Penilaian Kinerja PDAM. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah Bagaimana kinerja PDAM selama dua tahun dari tahun 2010 sampai

48 29 dengan 2011 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 tahun Dari penelitian ini, penulis berkesimpulan tahun 2010 sebesar 58,3 dengan nilai kinerja dikategorikan cukup. Penilaian kinerja tahun 2011 terdapat peningkatan sebesar 2,87 menjadi 61,17 dengan nilai kinerja dikategorikan baik. Dalam penelitian Farid Rifai dan Fenike Aprilia yang membedakan dengan penelitian penulis hanya terletak dalam tempat dan periode penelitian. Farid Rifai tempat penelitiannya di Kabupaten Donggala, periode Fenike Aprilia tempat penelitiannya di Kabupaten Purworejo, periode Sedangkan penulis tempat penelitiannya di Kabupaten Gunung Kidul, periode

49 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus di PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul sehingga hasil kesimpulan yang diambil dari penelitian ini hanya berlaku bagi PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul dan berlaku pada waktu tertentu. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul yang berlokasi di jalan Ki Ageng Giring No. 12 Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2013 Desember C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Pihak-pihak yang terlibat sebagai pemberi informasi dalam penelitian. Pihak-pihak yang terlibat diantaranya adalah direksi, bagian keuangan, bagian umum, dan bagian bidang teknik. 30

50 31 2. Objek Penelitian Objek penelitian dari penelitian ini adalah data laporan keuangan dan non keuangan PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul periode D. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara Teknik untuk memperoleh data dengan melakukan tanya jawab pada subjek penelitian. 2. Dokumentasi Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati serta mencatat data-data yang diperlukan dalam penelitian. E. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul dari aspek keuangan, aspek operasional, aspek administrasi berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 tahun 1999 tentang Pedoman Penilaian Kinerja PDAM. Langkah langkah yang dilakukan dalam analisis data adalah sebagai berikut: 1. Aspek Keuangan a. Menghitung dan memberikan nilai 10 indikator aspek keuangan

51 32 1) Menghitung Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai : Tabel 3.1 Petunjuk Perhitungan Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif Rasio Nilai > 10% 5 > 7% - 10% 4 > 3% - 7% 3 > 0% - 3% 2 < 0% 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999 Menghitung bonus peningkatan Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif Nilai Bonus : Peningkatan Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif tahun ini dibanding Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif tahun lalu. Rumus = Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif tahun ini Rasio Laba terhadap aktiva Produktif tahun lalu. Tabel 3.2 Petunjuk Perhitungan Nilai Bonus Peningkatan Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif Rasio Nilai > 12% 5 > 9% - 12% 4 > 6% - 9% 3 > 3% - 6% 2 > 0% - 3% 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999

52 33 2) Menghitung Rasio Laba terhadap Penjualan Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai : Tabel 3.3 Petunjuk Perhitungan Rasio Laba terhadap Penjualan Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999 Menghitung bonus peningkatan Rasio Laba terhadap Aktiva Penjualan Rasio Nilai > 20% 5 > 14% - 20% 4 > 6% - 14% 3 > 0% - 6% 2 < 0% 1 Nilai Bonus = Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif tahun ini Rasio Laba terhadap aktiva Produktif tahun lalu Tabel 3.4 Petunjuk Perhitungan Nilai Bonus Peningkatan Rasio Laba terhadap Penjualan Rasio Nilai > 12% 5 > 9% - 12% 4 > 6% - 9% 3 > 3% - 6% 2 > 0% - 3% 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999

53 34 3) Menghitung Rasio Aktiva Lancar terhadap Utang Lancar Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai : Tabel 3.5 Petunjuk Perhitungan Rasio Aktiva Lancar Terhadap Utang Lancar Rasio Nilai > 1,75 2,00 5 > 1,50 1,75 atau > 2,00 2,30 4 > 1,25 1,50 atau > 2,30 2,70 3 > 1,00 1,25 atau > 2,70 3,00 2 < 1,00 atau > 3,00 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun ) Menghitung Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Ekuitas Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai : Tabel 3.6 Petunjuk Perhitungan Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Utang Lancar Rasio Nilai < 0,5 5 > 0,5 0,7 4 > 0,7 0,8 3 > 0,8 1,00 2 > 1,0 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun ) Menghitung Rasio Total Aktiva terhadap Total Utang

54 35 Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai : Tabel 3.7 Petunjuk Perhitungan Rasio Total Aktiva terhadap Total Utang Rasio Nilai > 2,0 5 > 1,7 2,0 4 > 1,3 1,7 3 > 1,0 1,3 2 < 1,0 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun ) Menghitung Rasio Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai : Tabel 3.8 Petunjuk Perhitungan Rasio Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi Rasio Nilai < 0,50 5 > 0,50 0,65 4 > 0,65 0,85 3 > 0,85 1,00 2 > 1,0 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun ) Menghitung Rasio Laba Operasi sebelum Biaya Penyusutan terhadap Angsuran Pokok dan Bunga Jatuh Tempo

55 36 Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai : Tabel 3.9 Petunjuk Perhitungan Rasio Laba Operasi sebelum Biaya Penyusutan terhadap Angsuran Pokok dan Bunga Jatuh Tempo Rasio Nilai > 2,0 5 > 1,7 2,0 4 > 1,3 1,7 3 > 1,0 1,3 2 < 1,0 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun ) Menghitung Rasio Aktiva Produktif terhadap Penjualan Air Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai : Tabel 3.10 Petunjuk Perhitungan Rasio Aktiva Produktif Terhadap Penjualan Air Rasio Nilai < 2,0 5 > 2,0 4,0 4 > 4,0 6,0 3 > 6,0 8,0 2 > 8,0 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999

56 37 9) Menghitung Jangka Waktu Penagihan Piutang Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai : Tabel 3.11 Petunjuk Perhitungan Jangka Waktu Penagihan Piutang Rasio Nilai < 60 5 > > > > Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun ) Menghitung Efektivitas Penagihan Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai : Tabel 3.12 Petunjuk Perhitungan Rasio Efektivitas Penagihan Rasio Nilai > 90% 5 > 85% 90% 4 > 80% 85% 3 > 75% 80% 2 < 75% 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999

57 38 2. Aspek Operasional a. Menghitung dan memberikan nilai 10 indikator aspek operasional 1) Menghitung Cakupan Pelayanan Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai Tabel 3.13 Petunjuk Perhitungan Cakupan Pelayanan Kota Kabupaten Rasio Nilai Rasio Nilai > 80% 5 > 60% 5 > 60% 80% 4 > 45% 60% 4 > 40% 60% 3 > 30% 45% 3 > 20% 40% 2 > 15% 30% 2 < 20% 1 < 15% 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999 Menghitung bonus Peningkatan Cakupan Pelayanan Nilai Bonus : Peningkatan cakupan pelayanan tahun ini dibandingkan cakupan pelayanan tahun lalu Rumus = Cakupan pelayanan tahun ini cakupan pelayanan tahun lalu Tabel 3.14 Petunjuk Perhitungan Bonus Peningkatan Cakupan Pelayanan Kota Kabupaten Rasio Nilai Rasio Nilai > 12% 5 > 8% 5 > 9% 12% 4 > 6% 8% 4 > 6% 9% 3 > 4% 6% 3 > 3% 6% 2 > 2% 4% 2 > 0% - 3% 1 > 0% - 2% 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999

58 39 2) Memberikan penilaian Kualitas Air Distribusi Hasil penilaian dinilai sebagai berikut : Tabel 3.15 Petunjuk Penilaian Kualitas Air Distribusi Kualitas Air Nilai - Memenuhi syarat air minum 3 - Memenuhi syarat air bersih 2 - Tidak memenuhi syarat 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun ) Memberikan Penilaian Kontinuitas Air Hasil penilaian dinilai sebagai berikut : Tabel 3.16 Petunjuk Penilaian Kontinuitas Air Kontinuitas Air Nilai - Semua pelanggan mendapat aliran air 24 jam 2 - Belum semua pelanggan mendapat aliran air 24 jam 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun ) Menghitung Produktifitas Pemanfaatan Instalasi Produksi Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai : Tabel 3.17 Petunjuk Perhitungan Rasio Produktivitas Pemanfaatan Instalasi Produksi Rasio Nilai > 90% 4 > 80% 90% 3 > 70% 80% 2 < 70% 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999

59 40 5) Menghitung Tingkat Kehilangan Air Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai : Tabel 3.18 Petunjuk Perhitungan Tingkat Kehilangan Air Rasio Nilai < 20% 4 > 20% 30% 3 > 30% 40% 2 > 40% 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999 Nilai Bonus : Penurunan tingkat kehilangan air dihitung dengan cara membandingkan penurunan kehilangan air tahun ini dengan tahun lalu. Rumus = Rasio tingkat kehilangan air tahun ini - Rasio tingkat kehilangan air tahun lalu Tabel 3.19 Petunjuk Perhitungan Bonus Tingkat Kehilangan Air Tahun Lalu Tahun Ini Nilai >60% <=20% 10 >60% >50% >60% >50% - 60% >40% - 50% >60% >50% - 60% >40% - 50% >30% - 40% > 20% - 21% ; atau < 20% > 21% - 22% ; atau >20% - 21% ; atau < 20% > 22% - 23% ; atau > 21% - 22% ; atau > 20% - 21% ; atau < 20% 9 8 7

60 41 >60% >50% - 60% >40% - 50% >30% - 40% >27% - 30% >60% >50% - 60% >40% - 50% >30% - 40% >27% - 30% >24% - 27% >60% >50% - 60% >40% - 50% >30% - 40% >27% - 30% >24% - 27% >23% - 24% >60% >50% - 60% >40% - 50% >30% - 40% >27% - 30% >24% - 27% >23% - 24% >22% - 23% >60% >50% - 60% >40% - 50% >30% - 40% >27% - 30% >24% - 27% >23% - 24% >22% - 23% >21% - 22% >60% >50% - 60% >40% - 50% >30% - 40% >27% - 30% > 23% - 24% ; atau > 22% - 23% ; atau > 21% - 22% ; atau > 20% - 21% ; atau < 20% > 24% - 25% ; atau > 23% - 24% ; atau > 22% - 23% ; atau > 21% - 22% ; atau > 20% - 21% ; atau < 20% > 25% - 27% ; atau > 24% - 25% ; atau > 23% - 24% ; atau > 22% - 23% ; atau > 21% - 22% ; atau > 20% - 21% ; atau < 20% > 27% - 30% ; atau > 25% - 27% ; atau > 24% - 25% ; atau > 23% - 24% ; atau > 22% - 23% ; atau > 21% - 22% ; atau > 20% - 21% ; atau < 20% > 30% - 40% ; atau > 27% - 30% ; atau > 25% - 27% ; atau > 24% - 25% ; atau > 23% - 24% ; atau > 22% - 23% ; atau > 21% - 22% ; atau > 20% - 21% ; atau < 20% > 40% - 50% ; atau > 30% - 40% ; atau > 27% - 30% ; atau > 25% - 27% ; atau > 24% - 25% ; atau

61 42 >24% - 27% > 23% - 24% ; atau >23% - 24% > 22% - 23% ; atau >22% - 23% > 21% - 22% ; atau >21% - 22% > 20% - 21% ; atau <21 < 20% Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun ) Menghitung Peneraan meter air Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai : Tabel 3.20 Petunjuk Perhitungan Peneraan Meter Air Rasio Nilai > 20% - 25% 3 > 10% 20% 2 > 0% 10% atau >25% 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun ) Penilaian Kecepatan penyambungan baru Hasil penilaian dinilai sebagai berikut : Tabel 3.21 Petunjuk Perhitungan Penilaian Kecepatan Penyambungan Baru Waktu Nilai - < 6 hari kerja 2 - > 6 hari kerja 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999

62 43 8) Menghitung Kemampuan penanganan pengaduan rata-rata perbulan Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai : Tabel 3.22 Petunjuk Perhitungan Kemampuan Penanganan Pengaduan Rata-rata per Bulan Rasio Nilai > 80% 2 < 80% 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun ) Memberikan Penilaian Kemudahan Pelayanan Hasil penilaian dinilai sebagai berikut : Tabel 3.23 Petunjuk Perhitungan Kemampuan Penanganan Pengaduan Rata-rata per Bulan Ketersediaan Nilai - Tersedia 2 - Tidak tersedia 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun ) Menghitung Rasio Karyawan per 1000 pelanggan Hasil perhitungan rasio di atas selanjutnya dinilai

63 44 Tabel 3.24 Petunjuk Perhitungan Rasio Karyawan per 1000 pelanggan Kota Kabupaten Rasio Nilai Rasio Nilai < 6 5 < 6 5 > > > > > > > 10 1 > 18 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun Aspek Administrasi a. Memberikan penilaian 10 indikator aspek administrasi Tabel 3.25 Petunjuk Penilaian Aspek Administrasi No Keterangan Pelaksanaan Nilai 1 Rencana jangka panjang (Corporate Plan) 2 Rencana organisasi dan uraian tugas - Sepenuhnya dipedomani - Dipedomani sebagian - Memiliki, belum dipedomani - Tidak memiliki - Sepenuhnya dipedomani - Dipedomani sebagian - Memiliki, belum dipedomani - Tidak memiliki 3 Prosedur operasi standar - Sepenuhnya dipedomani - Dipedomani sebagian - Memiliki, belum dipedomani - Tidak memiliki 4 Gambar nyata laksana (As Built Drawing) 5 Pedoman penilaian kerja karyawan - Sepenuhnya dipedomani - Dipedomani sebagian - Memiliki, belum dipedomani - Tidak memiliki - Sepenuhnya dipedomani - Dipedomani sebagian - Memiliki, belum dipedomani

64 45 6 Rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) - Tidak memiliki 1 - Sepenuhnya dipedomani 4 - Dipedomani sebagian 3 - Memiliki, belum dipedomani 2 - Tidak memiliki Tidak tepat waktu Tidak tepat waktu 1 7 Tertib laporan internal - Dibuat tepat waktu 8 Tertib laporan eksternal - Dibuat tepat waktu 9 Opini auditor independen - Wajar tanpa pengecualian - Wajar dengan pengecualian - Tidak memberikan pendapat - Pendapat tidak wajar 10 Tindak lanjut hasil - Tidak ada temuan pemeriksaan tahun - Ditindaklanjuti, seluruhnya terakhir selesai - Ditindaklanjuti, sebagian selesai - Tidak ditindaklanjuti Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun Menjumlahkan nilai-nilai seluruh indikator dari masing-masing aspek penilaian kinerja. 5. Penentuan bobot dan nilai maksimal pada tiap aspek. Langkahnya sebagai berikut : a. Menghitung nilai kinerja masing-masing aspek sesuai dengan rumus menurut Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 47 Tahun 1999 Tabel 3.26 Penentuan bobot dan nilai maksimum Aspek Bobot Indikator Nilai Maksimum Keuangan Operasional Administrasi Total Sumber : SK. Mendagri No. 47 Tahun

65 46 Tabel 3.27 Perhitungan Nilai Kinerja Aspek Perhitungan Nilai Kinerja Keuangan Operasional Administrasi Total nilai kinerja Sumber : SK. Mendagri No. 47 Tahun 1999 b. Mengklasifikasikan kinerja sesuai dengan total nilai kinerja Tabel 3.28 Penggolongan Tingkat Kinerja PDAM Nilai Kinerja Kinerja > 75 Baik sekali > Baik > Cukup > Kurang <= 30 Tidak baik Sumber : SK. Mendagri No. 47 Tahun 1999

66 BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Kondisi Umum Daerah Studi 1. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Gunungkidul Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu di antara lima kabupaten/kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak di sebelah timur. Kabupaten Gunungkidul berbatasan dengan wilayah administrasi kabupaten dan provinsi lainnya, yaitu : Sebelah Utara : Kabupaten Klaten dan Sukoharjo, Jawa Tengah Sebelah Timur : Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah Sebelah Selatan : Samudera Hindia Sebelah Barat : Kabupaten Bantul dan Sleman Secara umum Kabupaten Gunungkidul beriklim tropis dengan curah hujan yang relatif rendah, dengan jumlah hari hujan tercatat 122 kali dan curah hujan rata-rata per tahun mm. Suhu udara rata-rata 29 o C suhu udara maksimum 32 0 C dan suhu udara minimum 26 o C. Bentuk topografi pada umumnya berbukit-bukit, di sebelah utara dengan ketinggian ± 600 m, tengah dan barat dengan ketinggian ± 200 m kea rah selatan dengan ketinggian ± 400 m di atas permukaan laut dengan kondisi tanah berupa perbukitan kapur. Kondisi tanah jenis batuan tidak dapat menyimpan air, sehingga air hujan banyak yang lolos melalui celah-celah batu kapur. 47

67 48 2. Kependudukan Jumlah penduduk Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2010 sebanyak jiwa dengan jumlah rumah tangga Jumlah penduduk perempuan Kabupaten Gunungkidul lebih banyak dibanding penduduk laki-laki yaitu sebesar 51,03 % dan 48,97% penduduk laki-laki. Kepadatan penduduk 500 jiwa/km2. Secara proporsional jumlah penduduk mengalami penurunan, disebabkan keberhasilan Keluarga Berencana (KB) serta tingginya angka migrasi penduduk keluar wilayah. B. Sejarah Berdirinya PDAM Untuk mengatasi kekurangan air di Kabupaten Gunungkidul, Pemerintah Daerah telah melakukan berbagai upaya yang dilaksanakan melalui Satuan Koordinasi Pelaksanaan Air Bersih (Satkorlak PAB) yang kegiatannya antara lain melakukan pembagian air minum kepada masyarakat. Kegiatan ini tidak dapat dilakukan untuk jangka waktu lama karena memerlukan biaya operasi yang tinggi. Oleh sebab itu pada tahun 1982, Departemen Pekerjaan Umum bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Gunungkidul membentuk Badan Pengelolaan Air Minum (BPAM) dengan memanfaatkan air sungai bawah tanah. Hal ini dapat mengatasi atau mengurangi kekurangan air bersih bagi masyarakat, khususnya pada kawasan air di daerah selatan Kabupaten Gunungkidul. Pada tahun 1989, BPAM berubah statusnya menjadi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), yaitu dengan diterbitkannya Peraturan Daerah

68 49 Nomor 5 Tahun 1987, terakhir diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2009 tentang Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul Sistem pengambilan sumber air baku yang dikelola oleh PDAM Kabupaten Gunungkidul berasal dari sumber mata air, sungai, dan air tanah. Sistem pengambilan air minum terus dilakukan penyempurnaan, penambahan kapasitas produksi maupun pengembangan jumlah sambungan rumahnya, disamping itu juga dilakukan unit-unit produksi baru. C. Lokasi Perusahaan Lokasi PDAM berada di jalan Ki Ageng Giring nomor 12 Wonosari, Gunungkidul dengan nomor telepon (0274) nomor fax (0274) D. Visi, Misi dan Tujuan PDAM 1. Visi PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul sebagai Badan Usaha Milik Daerah berusaha meningkatkan kinerja dan pelayanan kepada masyarakat sehingga menjadi perusahaan yang akan mencapai penerapan pelayanan prima, sehat, dan terpercaya.

69 50 Visi PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul adalah Profesionalisme kerja untuk mewujudkan Perusahaan Daerah Air Minum yang sehat dan mandiri dalam melayani kebutuhan air minum kepada masyarakat Kabupaten Gunungkidul. 2. Misi Misi PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul adalah a. Pengelolaan perusahaan berdasarkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. b. Pemenuhan kebutuhan air bersih yang berkualitas dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat. c. Peningkatan pelayanan kepada pelanggan d. Peningkatan efisiensi proses produksi dan distribusi, e. Peningkatan kompetensi dan kualitas Sumber Daya Manusia dalam pengelolaan perusahaan. 3. Tujuan Ukuran keberhasilan utama dan tujuan perusahaan yang ingin dicapai adalah a. Kemampuan perusahaan menutup seluruh biaya operasi (Full Cost Recovery) sehingga mencapai laba perusahaan. b. Meningkatnya jumlah dan kepuasan pelanggan. c. Meningkatnya efektivitas dan inovasi manajemen pelanggan. d. Meningkatnya efektivitas dan efisiensi manajemen operasi. e. Meningkatnya profesionalisme dan dedikasi karyawan.

70 51 E. Sumber Daya Manusia Dan Struktur Organisasi Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Gunungkidul masing-masing dengan Nomor: 96/KPTS/2011, 97/KPTS/2011, dan 98/KPTS/2011 tanggal 30 Maret 2011, ditetapkan susunan Direksi Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul adalah sebagai berikut: Direktur Utama Direktur Bidang Umum Direktur Bidang Teknik : Isnawan Fibriyanto, SE : Wastana, ST : Pratomohadi, ST Dalam pelaksaan tugasnya Direksi dibantu oleh 150 staf dengan rincian sebagai berikut : Bagian Umum Bagian Keuangan : 9 Orang : 8 Orang Bagian Hubungan Langganan : 6 Orang Bagian Pemeliharaan Bagian Produksi : 4 Orang : 15 Orang Bagian Transmisi dan Distribusi : 7 Orang Bagian Perencanaan Teknik : 3 Orang Kepala Unit : 9 Orang Staf Teknik Unit Staf Administrasi Unit Jumlah : 72 Orang : 18 Orang : 150 Orang

71 52 Sedangkan susunan Dewan Pengawas periode sesuai dengan Keputusan Bupati Gunungkidul Nomor 27/KPTS/2011, tanggal 20 Januari 2011 adalah sebagai berikut: Ketua merangkap anggota Sekretaris merangkap anggota Anggota : Drs. M. Joko Sasono : Drs. Sumedi : Sumediyono, ST Selanjutnya melalui Keputusan Dewan Pengawas PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul Nomor 01/DP-PDAM.GK/VII/2011 tanggal 26 Agustus 2011 susunan Sekretariat Dewan Pengawas periode yaitu: Sekretaris Anggota : Drs. Wahyu Nugroho, M. Si : Asih Budiarti, SE Gambar 4.1 Struktur Organisasi PDAM Tirta Handayani

72 53 F. Cakupan Pelayanan Cakupan wilayah pelayanan PDAM di masing-masing kecamatan bervariasi, baik ditinjau dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Dari segi kuantitas dapat dihitung dengan dua metode, yaitu: 1. Rasio antara jumlah KK yang telah terlayani oleh penyediaan air sistem perpipaan dengan jumlah total KK yang ada di kecamatan 2. Rasio antara jumlah kecamatan yang telah terlayani oleh penyediaan air sistem perpipaan dengan jumlah kecamatan yang ada di Kabupaten Gunungkidul Wilayah pelayanan air minum system perpipaan dirinci menurut cabang/unit dapat dilihat pada table berikut ini: No. Cabang/Unit Luas Wilayah Administrasi Pelayanan (Km 2 ) Luas Wilayah Pelayanan (Km 2 ) Wilayah Yang Sudah Dilayani PDAM (%) Wilayah Yang Belum Dilayani PDAM (%) 1. Wonosari 75,51 49,37 65,38 34,62 2. Semanu 233,90 234,55 100,28 0,00 3. Paliyan 58,07 30,12 51,87 48,13 4. Playen 177,30 48,06 27,11 72,89 5. Karangmojo 80,12 22,01 27,47 72,89 6. Ponjong 104,49 16,71 15,99 84,01 7. Baron 71,63 30,54 42,64 57,36 8. Nglipar 73,87 43,58 59,00 41,00 9. Rongkop 83,46 44,22 52,98 47, Tepus 104,91 16,04 15,29 84, Panggang 171,56 34,40 20,05 79, Bribin 94,57 338,75 358,20 0, Ngobaran 87,83 248,41 282,83 0,00 Total 1.417, ,76 81,62 18,38 Rata-rata 81,62 18,38 Sumber Data : Hasil Analisis (diolah dari PDAM Tirta Handayani)

73 54 PDAM sebagai penyedia air minum di Kabupaten Gunungkidul, berdasarkan data teknis PDAM Kabupaten Gunungkidul bulan Juni 2011 terdapat tiga belas cabang/unit (dengan wilayah sebanyak 16 kecamatan) dengan jumlah sambungan rumah sebanyak sambungan. Air baku yang dipergunakan berasal dari mata air, air permukaan maupun air dalam. Dalam melakukan pelayanan selain menggunakan system gravitasi juga menggunakan system pemompaan. Struktur pelanggan PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul secara umum dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi yang meliputi : 90% Pelanggan adalah Rumah Tangga 10% Pelanggan adalah usaha/industri

74 BAB V ANALISIS DATA Sebelum kegiatan analisis dilakukan, pengukuran kinerja PDAM Tirta Handayani berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 Tentang Pedoman Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum. Dalam pengukurannya menggunakan tiga aspek pengukuran kinerja yaitu aspek keuangan, aspek operasional, dan aspek administrasi, pada setiap aspek terdapat 10 (sepuluh) macam indikator kinerja. Adapun data-data yang diperlukan untuk melakukan pengukuran kinerja PDAM Tirta Handayani yaitu neraca, laporan laba-rugi, laporan aspek operasional dan laporan aspek administrasi. Penilaian kinerja PDAM Tirta Handayani dapat dilakukan menggunkan langkah-langkah sebagai berikut: A. Perhitungan dan Hasil Perhitungan Kinerja Aspek Keuangan PDAM Tirta Handayani tahun Rasio Laba terhadap Akiva Produktif Rasio laba terhadap aktiva produktif adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari jumlah asset produktif yang dikelola. 55

75 56 Laba sebelum pajak = Pendapatan operasi (pendapatan penjualan air + pendapatan non air) + pendapatan non operasi biaya non operasi Tabel 5.1 Perhitungan Laba (Rugi) Sebelum Pajak Tahun Pendapatan operasi + Pendapatan non operasi (Rp) (1) Biaya operasi + Biaya non operasi (Rp) (2) Laba (Rugi) Sebelum Pajak (Rp) (3=1-2) (3) , ,75 ( ,71) , , , ,63 ( ,63) Sumber: Data Laporan Keuangan PDAM Tirta Handayani Aktiva produktif = Aktiva lancar + investasi jangka panjang + aktiva tetap (nilai buku). Aktiva Produktif adalah kemampuan modal diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva produktif yang digunakan dalam kegiatan produksi. Tabel 5.2 Perhitungan Aktiva Produktif Tahun Aktiva Lancar (Rp) (1) Investasi Jangka Panjang (Rp) (2) Aktiva Tetap (Rp) (3 Aktiva Produktif (Nilai Buku) (Rp) (4=1+2+3) , , , , , , , , ,47 Sumber: Data Laporan Keuangan PDAM Tirta Handayani (4)

76 57 Tabel 5.3 Perhitungan dan Nilai Laba Terhadap Aktiva Produktif Laba Sebelum Aktiva Produktif Rasio Laba terhadap Aktiva Tahun Pajak Produktif Nilai (%) (Rp) (1) (Rp) (2) (3=(1:2)x100%) (3) 2010 ( ,71) ,18-13,81% , ,11 1,37% ( ,63) ,47-6,49% 1 Sumber: Data Laporan Keuangan PDAM Tirta Handayani Nilai Bonus Peningkatan Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif Rumus = Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif tahun ini Rasio Laba terhadap aktiva Produktif tahun lalu Tabel 5.4 Perhitungan Nilai Bonus Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif Tahun Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif tahun ini (%) (1) Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif tahun lalu (%) (2) Hasil Perhitungan (%) (3=1-2) ,81-25,28 11,47% ,37-13,81 15,18% ,48 1,37-7,85% 1 Sumber: Tabel Rasio laba terhadap penjualan Rasio laba terhadap penjualan digunakan untuk mengukur laba yang dapat diperoleh dari jumlah penjualan dalam tahun berjalan. (3) Nilai

77 58 a. Penjualan = Pendapatan Operasi b. Pendapatan Operasi = Pendapatan penjualan air + Pendapatan non air c. Pendapatan Penjualan air, terdiri dari : 1. Harga air 2. Jasa Administrasi 3. Sewa meter 4. Pendapatan penjualan air lainnya d. Pendapatan non air, terdiri dari : 5. Sewa instalasi 6. Sambungan baru 7. Denda administrasi Tabel 5.5 Perhitungan dan Nilai Laba terhadap Penjualan Laba Sebelum Pajak Penjualan Produk Rasio Laba terhadap Penjualan Nilai Tahun (%) (Rp) (1) (Rp) (2) (3=(1:2)x100%) (3) (4) 2010 ( ,71) ,04-15,53% , ,08 0,97% ( ,63) % 1 Sumber : Data Laporan Keuangan PDAM

78 59 Nilai bonus Peningkatan Rasio Laba terhadap Penjualan Rumus = Rasio Laba terhadap Penjualan tahun ini Rasio Laba terhadap Penjualan tahun lalu Tabel 5.6 Perhitungan Nilai Bonus Rasio Laba terhadap Penjualan Tahun Rasio Laba terhadap Penjualan tahun ini (%) (1) Rasio Laba terhadap Penjualan tahun lalu (%) (2) Hasil Perhitungan (%) (3=1-2) ,53-30,60 15,07% ,97-15,53 16,5% ,97-5,48% 1 Sumber: Tabel Rasio Aktiva Lancar terhadap Utang Lancar (Likuiditas) Rasio ini merupakan tolak ukur untuk menilai ketersediaan aktiva lancar untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dalam rangka membiayai kegiatan operasi maupun pembayaran hutang dan bunga yang jatuh tempo jika ada. (3) Nilai a. Aktiva lancar adalah aktiva yang tingkat likuiditasnya paling lama satu tahun. Aktiva Lancar terdiri atas : 8. Kas dan Bank 9. Investasi jangka pendek

79 Piutang usaha 11. Piutang lainnya 12. Persediaan 13. Pembayaran dimuka 14. Aktiva lancar lainnya b. Utang lancar adalah kewajiban yang harus dibayar dalam jangka waktu paling lama satu tahun. Utang lancar terdiri atas : 15. Utang usaha 16. Utang lainnya 17. Biaya yang belum dibayar 18. Pendapatan diterima dimuka 19. Pinjaman jangka pendek Tabel 5.7 Perhitungan dan Nilai Aktiva Lancar terhadap Utang Lancar Aktiva Lancar Utang Lancar Rasio Aktiva Tahun Lancar terhadap Utang Lancar Nilai (Rp) (1) (Rp) (2) (3=1:2) (3) , ,00 8, , ,00 10, , ,00 13,18 1 Sumber: Data Laporan Keuangan PDAM

80 61 4. Rasio utang jangka panjang terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio) Rasio utang jangka panjang terhadap ekuitas digunakan untuk menilai keseimbangan antara dua sumber pendanaan yang digunakan untuk membiayai asset perusahaan, yaitu modal dan hutang. a. Utang jangka panjang adalah kewajiban yang harus dibayar dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Utang jangka panjang terdiri dari: 20. Pinjaman pemerintah pusat 21. Pinjaman luar negeri 22. Kredit bank jangka panjang b. Ekuitas = Modal dan cadangan, terdiri dari : 23. Penyertaan pemerintah yang belum ditetapkan statusnya 24. Kekayaan PEMDA yang dipisahkan 25. Penyertaan pemerintah pusat 26. Modal hibah 27. Selisih penilaian kembali aktiva tetap 28. Cadangan umum 29. Laba yang belum dibagikan 30. Laba (rugi) tahun berjalan

81 62 Tabel 5.8 Perhitugan dan Nilai Utang Jangka Panjang terhadap Ekuitas Tahun Utang Jangka Panjang Ekuitas Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Ekuitas (3=1:2) (3) Nilai (Rp) (1) (Rp) (2) , ,49 0, , ,02 0, , ,39 0,02 5 Sumber: Data Laporan Keuangan PDAM 5. Rasio total aktiva terhadap total utang (Solvabilitas) Rasio total aktiva terhadap total utang merupakan tolak ukur untuk menilai tingkat kecukupan dari seluruh aktiva yang tersedia dibandingkan dengan seluruh hutang perusahaan yang sekaligus mencerminkan jumlah aktiva netto. a. Total Aktiva = Aktiva lancar +Investasi jangka panjang + aktiva tetap (nilai buku) + aktiva lain-lain b. Total utang = Utang lancar + Utang jangka panjang + Utang lain-lain Tahun Tabel 5.9 Perhitungan Total Aktiva Aktiva Lancar Investasi Jangka Panjang (Rp) (2) Aktiva Tetap (nilai buku) Aktiva Lain-lain Total Aktiva (Rp) (5= ) (5) (Rp) (1) (Rp) (3) (Rp) (4) , , , , , , , , , , ,39 Sumber : Data Laporan Keuangan PDAM

82 63 Tabel 5.10 Perhitungan Total Utang Tahun Utang Lancar Utang Jangka Panjang (Rp) (2) Utang Lain-lain Total Utang (Rp) (4=1+2+3) (4) (Rp) (1) (Rp) (3) , , , , , , ,00 Sumber :Data Laporan Keuangan PDAM Tabel 5.11 Perhitungan dan Nilai Total Aktiva terhadap Total Nilai Utang Tahun Total Aktiva (Rp) (1) Total Utang (Rp) (2) Rasio Total Aktiva terhadap Total Utang (3=1:2) (3) , ,60 6, , ,00 60, , ,00 67,65 5 Sumber : Data Laporan Keuangan PDAM dan data sekunder yang telah diolah Nilai (4) 6. Rasio Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi (Operating Ratio) Rasio biaya operasi terhadap pendapatan operasi merupakan tolak ukur yang digunakan untuk menilai penghematan dalam penggunaan sumber dana dan daya untuk menjalankan kegiatan operasional perusahaan. a. Biaya Operasi = Biaya Langsung + Biaya Administrasi dan Umum 1) Biaya langsung terdiri dari : - Biaya sumber air

83 64 - Biaya pengolahan air - Biaya transimisi dan distribusi 2) Biaya administrasi dan umum terdiri dari : - Biaya pegawai - Biaya kantor - Biaya hubungan langganan - Biaya penelitian dan pengembangan - Biaya keuangan - Biaya pemeliharaan - Biaya penyisihan/penghapusan piutang - Rupa-rupa biaya umum - Biaya penyusutan dan amortisasi instalasi non pabrik air b. Pendapatan Operasi = Pendapatan penjualan air + pendapatan non air 1) Pendapatan penjualan terdiri dari : - Harga air 31. Jasa administrasi 32. Sewa meter 33. Pendapatan penjualan air lainnya 2) Pendapatan non air terdiri dari : - Pendapatan sambungan baru - Pendapatan sewa instalasi - Pendapatan denda, dan lain-lain

84 65 Tabel 5.12 Perhitungan dan Nilai Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi Tahun Biaya Operasi (Rp) (1) Pendapatan (Rp) (2) Rasio Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi (3=1:2) (3) , ,5 1, , ,5 0, , ,05 1 Sumber: Data Laporan Keuangan PDAM 7. Rasio laba sebelum biaya penyusutan terhadap angsuran pokok bunga Nilai Rasio ini digunakan untuk mengukur besar potensi dari laba yang dihasilkan untuk dapat memenuhi kewajiban pembayaran angsuran pokok dan bunga yang jatuh tempo. a. Laba Operasi sebelum penyusutan = pendapatan operasi biaya operasi sebelum biaya penyusutan. b. Angsuran pokok adalah angsuran pokok utang jangka panjang yang jatuh tempo termasuk tunggakan. c. Bunga jatuh tempo adalah kewajiban pembayaran utang jangka panjang termasuk tunggakan.

85 66 Table 5.13 Perhitungan dan Nilai Laba Operasi sebelum Biaya Penyusutan Terhadap Angsuran Pokok dan bunga Jatuh tempo Tahun Laba Operasi sebelum Biaya Penyusutan Angsuran dan Bunga Pinjaman Rasio Laba Operasi sebelum Biaya Penyusutan terhadap Angsuran Pokok dan Bunga Jatuh Tempo (3=1:2) (3) Nilai (Rp) (1) (RP) (2) 2010 ( ) , ( ,38) Sumber : Data Laporan Keuangan PDAM 8. Rasio Aktiva Produktif terhadap Penjualan Air Rasio aktiva produktif terhadap penjualan air digunakan untuk menunjukan berapa besar aktiva produktif yang digunakan dalam memperoleh pendapatan atas penjualan air. Aktiva produktif = Aktiva lancar + investasi jangka panjang + aktiva tetap (nilai buku), tidak termasuk aktiva tetap dalam penyelesaian. Tabel 5.14 Perhitungan dan nilai aktiva Produktif terhadap penjualan Air Tahun Aktiva Produktif (Rp) (1) Penjualan Air (Rp) (2) Rasio Aktiva Produktif terhadap Penjualan Air (3=1:2) (3) Nilai , ,00 1, , ,00 0, , ,00 0,74 5 Sumber : Data Laporan Keuangan PDAM

86 67 Dari hasil perhitungan rasio Aktiva Produktif Penjualan Air dapat dilihat besar kemapuan dari Aktiva Produktif yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan setiap rupiah penjualan air. 9. Jangka Waktu Penagihan Piutang Jangka waktu penagihan piutang merupakan tolak ukur untuk menilai efektifitas dari upaya manajemen dalam pengendalian piutang yaitu menilai waktu rata-rata piutang tertagih menjadi kas. Piutang usaha = Piutang air + Piutang non air + Piutang ragu ragu Penyisihan piutang usaha. Tabel 5.15 Perhitungan Penjualan per hari Tahun Pendapatan Operasi Jumlah hari ( 1 tahun ) Jumlah Penjualan per hari (3 = 1:3) (3) (1) (2) , , , , ,91 Sumber : Data Laporan Keuangan PDAM

87 68 Tabel 5.16 Perhitungan dan Nilai Jangka Waktu Penagihan Tahun Piutang Usaha (Rp) (1) Jumlah Penjualan Perhari (Rp) (2) Rasio Jangka Waktu Penagihan (3=1:2) (3) , ,17 47, , ,49 44, , ,91 42,43 5 Sumber : Data Laporan Keuangan PDAM Dari hasil perhitungan rasio Jangka Waktu Penagihan dapat dilihat jangka waktu perusahaan dalam mengubah piutang tertagih menjadi kas. 10. Efektifitas Penagihan Efektifitas penagihan merupakan tolak untuk menilai efektivitas dari upaya manajemen dalam pengendalian piutang yaitu menilai berapa persen piutang tertagih menjadi kas Nilai Rekening tertagih adalah jumlah penerimaan dari rekening penjualan air yang diterbitkan selama 1 (satu) tahun buku. Tabel 5.17 Perhitungan dan Nilai Jangka Waktu Penagihan Rekening Tertagih Penjualan Air Tahun Rasio Efektivitas Penagihan (%) (3=(1:2)x100%) (3) Nilai (Rp) (1) (Rp) (2) , , % , , % , ,00 85,06% 4 Sumber : Data Laporan Keuangan PDAM

88 69 Dari hasil perhitungan rasio Efektivitas Penagihan dapat dilihat besar prosentase perusahaan dalam mengubah piutang tertagih menjadi kas. B. Perhitungan dan Hasil Perhitungan Kinerja Aspek Operasional PDAM Tirta Handayani tahun Cakupan Pelayanan Cakupan pelayanan PDAM adalah perbandingan yang menunjukkan kemampuan PDAM untuk menjalankan fungsi pelayanan yaitu seberapa banyak penduduk yang dilayani oleh PDAM. a. Jumlah penduduk terlayani adalah jumlah orang yang sudah mendapat pelayanan air bersih di wilayah administratif PDAM. b. Jumlah Penduduk adalah jumlah penduduk dalam wilayah administrasi PDAM. Tabel 5.18 Perhitungan dan Nilai Cakupan Pelayanan Tahun Jumlah Penduduk terlayani (Orang) (1) Jumlah Penduduk (Orang) Rasio Cakupan Pelayanan (%) (3=(1:2)x100%) Nilai (2) (3) ,17% ,29% ,04% 5 Sumber: Data sekunder dari PDAM Tirta Handayani

89 70 Nilai Bonus Perhitungan Cakupan Pelayanan Rumus = cakupan pelayanan tahun ini cakupan pelayanan tahun lalu Tabel 5.19 Perhitungan Nilai Bonus Cakupan Pelayanan Tahun Cakupan Pelayanan tahun ini (%) (1) Cakupan Pelayanan tahun lalu (%) (2) Hasil Perhitungan (%) (3=1-2) (3) Nilai ,17 67,00 0,17% ,29 67,17 14,12% ,04 81,29 4,75% 3 Sumber: Data sekunder yang telah diolah 2. Kualitas Air Distribusi Kualitas air distribusi adalah pemenuhan syarat yang telah ditetapkan instansi berwenang mengenai kualitas air yang dikonsumsu masyarakat berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Tabel 5.20 Nilai Kualitas Air Distribusi Tahun Kualitas Nilai 2010 Memenuhi syarat air bersih Memenuhi syarat air bersih Memenuhi syarat air bersih 2 Sumber: Data sekunder dari PDAM Tirta Handayani 3. Kontinuitas Air Distribusi Kontinuitas air adalah indikator yang digunakan untuk mengetahui apakah pelanggan mendapat aliran air secara penuh atau tidak yaitu selama 24 jam per hari

90 71 Tabel 5.21 Nilai Kontinuitas Air Distribusi Tahun Kontinuitas Nilai 2010 Belum semua pelanggan mendapat aliran air 24 jam Belum semua pelanggan mendapat aliran air 24 jam Belum semua pelanggan mendapat aliran air 24 jam 1 Sumber: Data sekunder dari PDAM Tirta Handayani 4. Produktivitas Pemanfaatan Instalasi Produksi Perbandingan antara kapasitass produksi dengan kapasitas terpasang. Semakin tinggi prosentase (%) menunjukkan produktivitas yang baik, namun sebaliknya semakin rendah/kecil prosentase menunjukkan produktivitas yang rendah/kurang baik. a. Instalasi Produksi adalah bangunan beserta peralatannya yang menjadi satu kesatuan untuk memproduksi air yang dapat berupa pengolahan air, sumur bor, unit pengambilan mata air serta pengolahannya. b. Kapasitas Produksi adalah kapasitas yang dioperasikan/dimanfaatkan dalam memproduksi air. c. Kapasitas terpasang adalah kapasitas yang sesuai dengan desain pompa terpasang

91 72 Tabel 5.22 Perhitungan dan Nilai Produktivitas Pemanfaatan Instalasi Produksi Tahun Kapasitas Kapasitas Rasio produktivitas Nilai produksi (liter/detik) (1) terpasang (liter/detik (2) pemanfaatan instalasi produksi (%) (3=(1:2)x100%) (3) , ,5 67,32% , ,85% , ,85% 2 Sumber : Data sekunder dari PDAM Tirta Handayani 5. Tingkat Kehilangan Air Tingkat kehilangan air merupakan perbandingan antara jumlah m3 air yang didistribusikan yang terjual dengan jumlah m3 air yang didistribusikan. Rasio ini menunjukkan bagaimana tingkat kehilangan air yang dialami. a. Jumlah m 3 air yang didistribusikan adalah jumlah air yang tercatat di meter induk yang dipasang pada pipa keluaran bak penampungan air hasil produksi yang didistribusikan. b. Jumlah m 3 air yang terjual adalah jumlah m 3 air yang terjual yang tercatat di meter air pelanggan melalui rekening yang ditagihkan.

92 73 Tabel 5.23 Perhitungan dan Nilai Tingkat Kehilangan Air Tahun Jumlah m 3 air yang didistribusikan yang terjual (m 3 ) (1) Jumlah m 3 yang didistribusikan Rasio Tingkat Kehilangan Air (%) (3=(1:2)x100%) (3) (m 3 ) (2) ,91% ,89% ,51% 1 Sumber : Data sekunder dari PDAM Tirta Handayani yang telah diolah Nilai Nilai Bonus Penurunan Tingkat Kehilangan Air Rumus = Penurunan tingkat kehilangan air tahun ini - Penurunan tingkat kehilangan air tahun lalu Tabel 5.24 Perhitungan Nilai Bonus Tingkat Kehilangan Air Tahun Tingkat Kehilangan Air tahun ini Tingkat Kehilangan Air tahun lalu (%) (2) Hasil Perhitungan (%) (3 = 1-2) (3) Nilai (%) (1) ,91 64,71 1,2% ,89 65,91-9,02% ,51 56,89 9,62% 0 Sumber : Tabel Peneraan Meter Air Meter air adalah alat ukur air yang digunakan oleh pelanggan untuk menjamin kebenaran angka yang ditunjukkan maka harus dipastikan bahwa selama terpasang meter air tersebut dalam kondisi baik dan akurat.

93 74 Maka perlu adanya pemeliharaan seluruh meter air yang dipasang dan ditera secara periodik dan menggantinya bila kedapatan rusak atau bila sudah tiba penggantiannya. Tabel 5.25 Perhitungan dan Nilai Peneraan Meter Air Tahun Jumlah Pelanggan yang meter airnya ditera (Orang) (1) Jumlah seluruh pelanggan (Orang) (2) Rasio Peneraan Meter Air (%) (3=(1:2)x100%) (3) ,18% ,30% ,80% 3 Sumber : Data sekunder PDAM 7. Kecepatan Penyambungan Baru Kecepatan penyambungan baru menunjukkan berapa kecepatan pelayanan yang diberikan kepada pelanggan dalam proses pemasangan sambungan baru. Tabel 5.26 Nilai Kecepatan Penyambungan Baru Tahun Waktu Nilai 2010 Kurang dari 6 hari Kurang dari 6 hari Kurang dari 6 hari 2 Sumber : Data sekunder PDAM 8. Kemampuan Penanganan Pengaduan Rata-rata Perbulan Kemampuan penanganan pengaduan rata-rata perbulan adalah kemampuan PDAM menyelesaikan pengaduan-pengaduan pelanggan tiap bulannya. Nilai

94 75 Tabel 5.27 Perhitungan dan Nilai Kemampuan Penanganan Pengaduan Rata-rata perbulan Tahun Jumlah Pengaduan yang telah selesai ditangani (Pelanggan) (1) Jumlah seluruh pengaduan (Pelanggan) (2) Rasio Kemampuan Penanganan Pengaduan Rata rata perbulan (%) (3=(1:2)x100%) (3) % , % % 2 Sumber : Data sekunder PDAM 9. Kemudahan Pelayanan Yaitu tersedianya sarana penunjang dalam rangka memberikan kemudahan pelayanan baik untuk melakukan pembayaran maupun pengaduan. Dalam hal ini yang dimaksud tersediannya sarana penunjang yakni tersedianya service point diluar kantor pusat. Tabel 5.28 Nilai Kemudahan Pelayanan Tahun Tersedianya Pelayanan / Service Point Nilai 2010 Tersedia Tersedia Tersedia 2 Sumber : Data sekunder PDAM 10. Rasio Karyawan per 1000 Pelanggan Rasio ini merupakan perbandingan antara jumlah karyawan dengan jumlah pelanggan, semakin rendah rasionya semakin baik nilainya. Nilai

95 76 a. Jumlah karyawan adalah jumlah karyawan yang aktif pada akhir tahun buku, yang terdiri dari karyawan PDAM, honorer dan lain-lain. b. Jumlah pelanggan adalah jumlah pelanggan sambungan aktif pada akhir tahun buku. Tabel 5.29 Perhitungan dan Nilai Karyawan Per-1000 Pelanggan Tahun Jumlah Jumlah Rasio Karyawan Nilai Karyawan (Orang) (1) pelanggan (Orang) (2) per-1000 pelanggan (3=(1:2)x1000) (3) Sumber : Data sekunder PDAM C. Perhitungan dan Hasil Perhitungan Kinerja Aspek Administrasi PDAM Tirta Handayani tahun Rencana Jangka Panjang (Corporate Plan) Perencanaan jangka panjang (Corporate Plan) adalah rencana strategis yang mencakup rumusan mengenai tujuan dan sasaran yang hendak dicapai perusahaan dalam jangka waktu 5 tahun mendatang. Tabel 5.30 Nilai Rencana Jangka Panjang Tahun Pelaksanaaan Nilai 2010 Dipedomani sebagian Dipedomani sebagian Dipedomani sebagian 3 Sumber : Data primer dari PDAM

96 77 2. Rencana Organisasi dan Uraian Tugas Rencana Organisasi dan uraian tugas ini menggambarkan adanya pengelompokkan dari berbagai kegiatan yang perlu dilakukan secara terarah untuk mencapai tujuan perusahaan. Rencana organisasi mencakup urutan pembagian pekerjaan, wewenang dan tanggungjawab masingmasing tingkatan organisasi dan setiap karyawan harus mempunyai uraian tugas yang jelas. Tabel 5.31 Nilai Rencana Organisasi dan Uraian Tugas Tahun Pelaksanaan Nilai 2010 Dipedomani sebagian Dipedomani sebagian Dipedomani sebagian 3 Sumber : Data primer dari PDAM 3. Prosedur Operasi Standar Prosedur operasi standar adalah panduan (manual) yang mencakup prosedur dan penanganan operasi perusahaan. Bisa juga disebut sebagai standar operasi dan prosedur (SOP). SOP terdiri dari dari pedoman dibidang teknik yang meliputi produksi, distribusi, peneraan meter, penyambungan baru, penggantian meter dan lain-lain, yang bukan hanya tahapannya tetapi menjelaskan juga teknis pelaksanannya. Sedangkan dibidang administrasi meliputi sistem akuntansi, sistem penggajian, sistem penilaian pegawai, sistem pelaporan, sistem pemeriksaan, sistem penganggaran dan lain-lain. Menilai sejauh mana pelaksanaan prosedur standar dipedomani.

97 78 Tabel 5.32 Nilai Prosedur Operasi Standar Tahun Pelaksanaan Nilai 2010 Dipedomani sebagian Dipedomani sebagian Dipedomani sebagian 3 Sumber : Data primer dari PDAM 4. Gambar Nyata Laksana (As Built Drawing) Gambar nyata laksana adalah gambar diatas kertas yang memvisualisasikan setiap bangunan dan peralatan yang digunakan dalam sistem penyediaan air bersih, mulai dari unit produksi, distribusi, peralatan-peralatan dan bangunan. Tabel 5.33 Nilai Gambar Nyata Laksana Tahun Pelaksanaan Nilai 2010 Sepenuhnya dipedomani Sepenuhnya dipedomani Sepenuhnya dipedomani 4 Sumber: Data primer dari PDAM 5. Pedoman Penilaian Kerja Karyawan Dalam rangka produktifitas tenaga kerja perlu adanya suatu penilaian atas kinerja karyawan. Penilaian tersebut meliputi kedisiplinan, kemampuan dan prestasi. Dimana hasilnya dapat digunakan sebagai acuan dalam penetuan karir, gaji, kompensasi lainnya. Untuk itu perlu adanya pedoman penilaian kerja karyawan yang dapat dijadikan suatu alat untuk menilai prestasi pegawai. Indikator ini menilai sejauh mana pelaksanaan pedoman penilaian kerja karyawan dalam rangka penentuan karir dan gaji dipedomani.

98 79 Tabel 5.34 Nilai Pedoman Penilaian Kerja Karyawan Tahun Pelaksanaan Nilai 2010 Sepenuhnya dipedomani Sepenuhnya dipedomani Sepenuhnya dipedomani 4 Sumber : Data primer dari PDAM 6. Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) adalah penjabaran dari rencana jangka panjang secara tahunan yang mencakup rencana kerja dan anggaran perusahaan. Untuk mengetahui sejauh mana Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) dipedomani oleh PDAM Tabel 5.35 Nilai Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan Tahun Pelaksanaan Nilai 2010 Dipedomani sebagian Dipedomani sebagian Dipedomani sebagian 3 Sumber : Data primer dari PDAM 7. Tertib Laporan Internal Laporan Internal merupakan media penyampaian informasi bagi manajemen terhadap informasi perusahaan, oleh karenannya harus dibuat untuk kepentingan analisa pengendalian dan pengambilan keputusan. Laporan internal meliputi laporan harian, bulanan dan tahunan.

99 80 Tabel 5.36 Nilai Tertib Laporan Internal Tahun Tertib Laporan Nilai 2010 Tidak tepat waktu Tidak tepat waktu Tidak tepat waktu 1 Sumber : Data primer dari PDAM 8. Tertib Laporan Eksternal Laporan eksternal merupakan media penyampaian informasi manajemen kepada pihak luar sebagai dasar pengambilan keputusan. Laporan eksternal antara lain laporan keuangan tahunan yang meliputi neraca, laporan rugilaba, laporan arus kas kepada badan pengawas, laporan untuk keperluan pajak dan lain-lain. Tabel 5.37 Nilai Tertib Laporan Eksternal Tahun Tertib Laporan Nilai 2010 Tidak tepat waktu Tidak tepat waktu Tidak tepat waktu 1 Sumber : Data primer dari PDAM 9. Opini Auditor Independen Untuk setiap tahun buku laporan keuangan yang disajikan manajemen harus diperiksa kewajarannya oleh auditor independen. Opini atau pendapat auditor independen ini mencerminkan tingkat keyakinan yang memadai bahwa apakah laporan keuangan tersebut bebas dari salah saji materi.

100 81 Tabel 5.38 Nilai Opini Auditor Independen Tahun Opini Nilai 2010 Wajar tanpa pengecualian Wajar tanpa pengecualian Wajar tanpa pengecualian 4 Sumber : Data primer dari PDAM 10. Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Tahun terakhir Tindak lanjut hasil pemeriksaan tahun lalu merupakan hasil pencapaian upaya tindak lanjut temuan atau rekomendasi oleh instansi pemeriksa. Dimana rekomendasi dari instansi pemeriksa merupakan saran yang harus dilakukan dan ditindak lanjuti secara konkrit sebagai upaya perbaikan.. Indikator ini menilai sejauh mana efektivitas perbaikan terhadap praktekpraktek yang tidak lazim dari ketentuan (penyimpangan). Tabel 5.39 Nilai Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Tahun Terakhir Tahun Tindak Lanjut Nilai 2010 Ditindak lanjuti, seluruhnya selesai Ditindak lanjuti, seluruhnya selesai Ditindak lanjuti, seluruhnya selesai 3 Sumber : Data primer dari PDAM D. Penentuan Nilai Kinerja Aspek Keuangan, Aspek Operasional dan Aspek Administrasi Perusahaan. Dari perhitungan nilai kinerja perusahaan berdasarkan SK Mendagri No 47 tahun 1999 diperoleh hasil penilaian sebagai berikut :

101 82 Tabel 5.40 Hasil Analisis Penilaian Kinerja Aspek Keuangan PDAM No Indikator Nilai Rasio laba terhadap aktiva produktif Nilai Bonus Rasio laba terhadap penjualan Nilai Bonus Rasio aktiva lancar terhadap utang lancar Rasio utang jangka panjang terhadap ekuitas Rasio total aktiva terhadap total utang Rasio biaya operasi terhadap pendapatan operasi Rasio laba operasi sebelum biaya penyusutan terhadap angsuran pokok dan bunga jatuh tempo Rasio aktiva produktif terhadap penjualan air Jangka waktu penagihan piutang Efektifitas penagihan TOTAL Sumber : Ringkasan nilai dari seluruh aspek keuangan Tabel 5.41 Hasil Analisis Penilaian Kinerja Aspek Operasional PDAM No Indikator Nilai Cakupan pelayanan Nilai Bonus Kualitas distribusi Kontinuitas air Produktivitas pemanfaatan instalasi produksi Tingkat kehilangan air Nilai Bonus Peneraan meter air Kecepatan penyambungan baru Kemampuan penanganan pengaduan rata-rata perbulan Kemudahan pelayanan Rasio karyawan per-1000 karyawan TOTAL Sumber : Ringkasan nilai dari seluruh aspek operasional

102 83 Tabel 5.42 Hasil Analisis Penilaian Kinerja Aspek Administrasi PDAM No Indikator Nilai Rencana jangka panjang Rencana organisasi dan uraian tugas Prosedur operasi standar Gambar nyata laksana Pedoman penilaian kerja karyawan Rencana kerja dan anggaran perusahaan Tertib laporan internal Tertib laporan eksternal Opini auditor independen Tindak lanjut hasil pemerikasaan tahun terakhir TOTAL Sumber : Ringkasan nilai dari seluruh aspek administrasi E. Penilaian Kinerja PDAM setiap aspek Sistem penilaian kinerja PDAM yang didasarkan pada SK. Mendagri No. 47 tahun 1999 ditentukan berdasarkan perhitungan total nilai kinerja aspek keuangan, aspek operasional dan aspek administrasi. Rumus Penilaian Kinerja : Aspek Keuangan Menghitung jumlah nilai yang diperoleh pada aspek keuangan, dengan nilai bobot 45 dan maksimum nilai 60, yaitu

103 84 Tabel 5.43 Nilai Kinerja dari Aspek Keuangan Tahun Jumlah nilai yang diperoleh (1) Nilai maksimum (2) Bobot (3) Nilai kinerja (4=(1:2)x3) , , ,25 Aspek Operasional Menghitung jumlah nilai yang diperoleh pada aspek operasional, dengan nilai bobot 40 dan maksimum nilai 47, yaitu Tabel 5.44 Nilai Kinerja dari Aspek Operasional Tahun Jumlah nilai yang diperoleh (1) Nilai maksimum (2) Bobot (3) Nilai kinerja (3=(1:2)x3) , , ,83 Aspek Administrasi

104 85 Menghitung jumlah nilai yang diperoleh pada aspek administrasi, dengan nilai bobot 15 dan maksimum nilai 36, yaitu Tabel 5.45 Nilai Kinerja dari Aspek Administrasi Tahun Jumlah nilai yang diperoleh (1) Nilai maksimum (2) Bobot (4) Nilai kinerja (3=(1:2)x3) , , ,08 Menentukan klasifikasi tingkat keberhasilan kinerja yang diperoleh dari penjumlahan nilai kinerja yang terdiri dari aspek keuangan, aspek operasional, dan aspek administrasi: Tabel 5.46 Hasil Penilaian Kinerja PDAM Tahun Hasil Penilaian Kinerja Keuangan Operasional Administrasi Total Jumlah Penilaian Kinerja Nilai Kinerja ,75 19,57 12,08 59,4 Cukup ,75 25,53 12,08 68,36 Baik ,25 23,83 12,08 59,16 Cukup Keterangan : Klasifikasi Kinerja PDAM > 75 > > > < 30 : Baik sekali : Baik : Cukup : Kurang : Tidak Baik

105 86 Pembahasan 1. Kinerja PDAM Tirta Handayani Tahun 2010 Dari hasil perhitungan nilai kinerja tahun 2010 sebesar 59,4 yang berarti bahwa kinerja PDAM adalah CUKUP. Kategori tersebut diperoleh dari perincian sebagai berikut : a. Aspek keuangan Pencapaian nilai aspek keuangan tahun 2010 sebesar 27,75 dan aspek ini yang memberikan kontribusi nilai terbesar untuk kinerja tahun 2010 dibandingkan dengan aspek aspek lain. Rasio-rasio dari aspek keuangan yaitu : 1. Rasio laba terhadap aktiva produktif Rasio laba terhadap aktiva produktif digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari jumlah aktiva produktif yang dimiliki oleh perusahaan. Pada tahun 2010 menghasilkan rasio sebesar -13,81% dan menghasilkan nilai kinerja 1. Hal ini dikarenakan biaya operasi + biaya non operasi lebih besar daripada pendapatan operasi + pendapatan non operasi sehingga mengalami kerugian sebesar Rp ,71. Pendapatan yang diperoleh tidak dapat menutup biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Biayabiaya yang jumlahnya cukup signifikan yang mempengaruhi perhitungan laba adalah beban sumber air sebesar Rp ,74: beban transmisi dan distribusi sebesar Rp ,96; beban umum dan administrasi (tunjangan, iuran pensiun, lembur, insentif karyawan,

106 87 pembinaan karyawan dan pakaian dinas, bantuan dan sumbangan, pendidikan dan pelatihan) sebesar Rp , Rasio laba terhadap penjualan Rasio yang dihasilkan tahun ini sebesar -15,53% dan menghasilkan nilai kinerja 1. Hal ini disebabkan karena PDAM mengalami kerugian Rp ,71. PDAM Tirta Handayani mengalami kerugian karena hasil penjualan yang diperoleh pada tahun ini belum mampu menutup seluruh biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. 3. Rasio aktiva lancar terhadap utang lancar Rasio yang dihasilkan 8,59 dengan nilai 1, hal ini berarti PDAM Tirta Handayani memiliki ketersediaan aktiva lancar sebesar 8,59 untuk memenuhi kewajiban jangka pendek perusahaan dalam rangka membiayai kegiatan operasi maupun pembayaran hutang. Setiap Rp 1,- utang lancar dijamin Rp 8,- aktiva lancar. 4. Rasio utang jangka panjang terhadap ekuitas Rasio yang dihasilkan 0,19 dengan nilai 5. PDAM Tirta Handayani tidak memiliki utang jangka panjang dan total ekuitas yang cukup rendah. Semakin kecil rasio maka nilai yang di dapat maksimal. 5. Rasio total aktiva terhadap total utang Rasio yang dihasilkan 6,40 dengan nilai 5, hal ini berarti PDAM Tirta Handayani memilik kemampuan sebesar 6,40 dalam menjamin setiap hutang yang dimiliki perusahaan. Setiap Rp. 1,- jumlah utang dapat dijamin Rp 6.40,- jumlah aktiva.

107 88 6. Rasio biaya operasi terhadap pendapatan operasi Rasio yang dihasilkan tahun ini sebesar 1,16 sehingga menghasilkan nilai kinerja 1 berarti bahwa setiap Rp 1,- pendapatan yang dihasilkan mengeluarkan Rp 1,16,- biaya operasi. Hal ini karena pendapatan operasi perusahaan tidak dapat menutup biaya operasi. 7. Rasio laba operasi sebelum biaya penyusutan terhadap angsuran pokok dan bunga jatuh tempo Rasio yang dihasilkan sebesar 0 menghasilkan nilai kinerja 1. Hal ini karena PDAM tidak memiliki angsuran dan bunga pinjaman jatuh tempo. Semakin kecil rasio maka menghasilkan nilai yang tidak maksimal. 8. Rasio aktiva produktif terhadap penjualan air Rasio yang dihasilkan 1,19 dengan nilai 5, berarti PDAM Tirta Handayani memiliki aktiva produktif sebesar 119% untuk digunakan dalam memperoleh pendapatan atas penjualan air. Semakin tinggi rasio menghasilkan nilai yang maksimal. Setiap Rp. 1,- penjualan air memperoleh aktiva produktif sebesar 1,19,-. 9. Jangka waktu penagihan piutang Jangka waktu penagihan sebesar 48 hari dengan nilai 5. Hal ini berarti PDAM Tirta Handayani mempunyai jangka waktu rata-rata piutang tertagih menjadi kas adalah 48 hari.

108 Efektifitas penagihan Efektifitas penagihan sebesar 83,70% dengan nilai 3. Hal ini berarti 83,70% piutang tertagih menjadi kas menunjukkan semakin tinggi rasio menghasilkan nilai yang maksimal. Setiap Rp 1,- penjualan air dapat ditagih menjadi kas sebesar Rp. 8,37,- b. Aspek operasional Pencapaian nilai aspek operasional tahun 2010 sebesar 19,57 memberikan kontribusi terbesar kedua setelah kinerja dari aspek keuangan. Rasio-rasio dari aspek operasional yaitu : 1. Cakupan pelayanan Cakupan pelayanan sebesar 67,17% dengan nilai 5, berarti penduduk yang terlayani sebesar 67,17% dari total penduduk sebanyak jiwa. Hal ini berarti jangkauan pelayanan PDAM Tirta Handayani sudah tinggi. Permintaan sambungan baru PDAM Tirta Handayani relatif tinggi. 2. Kualitas air distribusi Kualitas air distribusi pada PDAM Tirta Handayani memenuhi syarat air bersih dengan nilai 2. Hal ini berarti air PDAM Tirta Handayani telah memenuhi syarat air bersih dari Departemen Kesehatan. 3. Kontinuitas air distribusi Pada tahun 2010 ini PDAM Tirta Handayani belum mampu memberikan fasilitas pengaliran air selama 24 jam sehingga hanya mendapatkan nilai

109 90 1. Hal ini dikarenakan keterbatasan sumber mata air yang dimiliki PDAM, faktor tingkat tanah yang tidak merata banyak dataran tinggi pada beberapa lokasi, dan penekanan pada tingkat kehilangan air belum berhasil sebagaimana diharapkan. 4. Produktivitas Pemanfaatan Instalasi Produksi Pada tahun 2010 ini PDAM Tirta Handayani kapasitas produksi masih rendah dibandingkan dengan kapasitas terpasangnya yaitu sebesar 67,32%.mendapatkan nilai 1. (Batas nilai <= 70% = 1). Hal ini berarti kapasitas produksi yang telah dibangun belum dapa dimanfaatkan secara maksimal. 5. Tingkat Kehilangan Air Tingkat kehilangan air adalah 65,91% dengan nilai 1, bahwa setiap Rp 1,- air yang didistribusikan hilang sebesar Rp 0,65,-. Tingginya rasio tingkat kehilangan air di PDAM Tirta Handayani disebabkan banyaknya pipa yang sudah tua. Sehingga pipa distribusi ada yang bocor tetap dan meter air pelanggan yang relatif tua. 6. Peneraan meter air Pada tahun 2010 rasio peneraan meter air masih rendah karena rendahnya PDAM Tirta Handayani dalam melakukan peneraan kembali dari jumlah pelanggan yang meter airnya ditera 425 dengan jumlah seluruh pelanggan sehingga mendapat hasil sebesar 1,18% memperoleh nilai kinerja yang diperoleh adalah 1.

110 91 7. Kecepatan penyambungan baru Kecepatan penyambungan baru adalah kurang dari 6 hari kerja dengan nilai 2. Hal ini berarti PDAM Tirta Handayani relatif cepat dalam melayani penyambungan baru. 8. Kemampuan penanganan pengaduan rata-rata per bulan Kemampuan penanganan pengaduan rata-rata per bulan sebesar 100% dengan nilai 2. Hal ini terjadi karena seluruh pengaduan dapat ditangani tepat waktu. 9. Kemudahan pelayanan Kemudahan Pelayanan adalah tersedianya service point diluar kantor pusat dengan nilai 2. Hal ini berarti PDAM Tirta Handayani telah menyediakan pelayanan diluar kantor sehingga lebih memudahkan masyarakat dalam melakukan pembayaran maupun pengaduan. 10. Rasio karyawan per 1000 pelanggan Rasio Karyawan per 1000 Pelanggan sebesar 4,28 dengan nilai 5. Berarti PDAM Tirta Handayani memiliki karyawan rata-rata 4 orang untuk setiap 1000 pelanggan. c. Aspek Administrasi Pencapaian nilai aspek administrasi tahun 2010 adalah sebesar 12,08. Hampir setiap indikator memberikan hasil maksimal.

111 92 Rasio-rasio dari aspek operasional yaitu : 1. Rencana jangka panjang Rencana jangka panjang adalah dipedomani sebagian dengan nilai 3. Hal ini berarti rencana jangka panjang PDAM Tirta Handayani telah dipedomani sebagian dalam jangka waktu lima tahun. 2. Rencana organisasi dan uraian tugas Rencana organisasi dan uraian tugas adalah dipedomani sebagian dengan nilai 3. Hal ini rencana organisasi dan uraian tugas PDAM Tirta Handayani yang telah ditetapkan belum sepenuhnya dipedomani. 3. Prosedur operasi standar Prosedur operasi standar adalah dipedomani sebagian dengan nilai 3. Hal ini berarti prosedur operasi standar PDAM Tirta Handayani belum tertib di dalam prosedur dan penanganan operasi perusahaan. 4. Gambar nyata laksana Gambar nyata laksana adalah sepenuhnya dipedomani dengan nilai Pedoman penilaian kerja karyawan Pedoman penilaian kerja karyawan adalah sepenuhnya dipedomani dengan nilai Rencana kerja dan anggaran perusahaan Rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) dengan nilai 3. Hal ini dikarenakan PDAM Tirta Handayani telah memenuhi aspek sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri Negara Otonomi Daerah Nomor 8 tahun 2000 tentang Pedoman Akuntansi Perusahaan

112 93 Daerah Air Minum yaitu telah memuat Proyeksi Neraca dan Proyeksi Rencana Investasi yang menggunakan metode akrual, sejalan dengan dasar akuntansi yang dianut dalam penyusunan Laporan Keuangan. 7. Tertib laporan internal Tertib laporan internal di PDAM Tirta Handayani tidak tepat waktu dengan nilai 1. Hal ini disebabkan PDAM terlambat menyerahkan laporan-laporannya kepada pihak internal. 8. Tertib lapora eksternal Tertib laporan eksternal di PDAM Tirta Handayani tidak tepat waktu dengan nilai 1. Hal ini disebabkan PDAM terlambat menyerahkan laporan-laporannya kepada pihak eksternal yang memiliki hak dan kewenangan untuk meminta laporan perusahaan tersebut. 9. Opini auditor independen Opini auditor independen nilai 4 yang menunjukkan bahwa Laporan Keuangan PDAM Tirta Handayani disajikan wajar tanpa pengecualian, hal ini dikarenakan PDAM Tirta Handayani telah menyusun Laporan Keuangan tahun 2010 sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). 10. Tindak lanjut hasil pemeriksaan tahun terakhir Tindak lanjut hasil pemeriksaan tahun terakhir dengan nilai 3. Hal ini dikarenakan tidak adanya temuan yang perlu ditindak lanjuti pada hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh instansi pemeriksa.

113 94 2. Kinerja PDAM Tirta Handayani tahun 2011 Dari hasil perhitungan nilai kinerja tahun 2010 sebesar 68,36 yang berarti bahwa kinerja PDAM adalah BAIK. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 8,96 dari 59,4 pada tahun 2010 menjadi 68,36. Kategori tersebut diperoleh dari perincian sebagai berikut : a. Aspek Keuangan Pencapaian nilai aspek keuangan tahun 2011 sebesar 30,75. Rasio-rasio dari aspek keuangan yaitu : 1. Rasio laba terhadap aktiva produktif Pada tahun 2011 menghasilkan rasio sebesar 1,37 dan menghasilkan nilai kinerja 2 mengalami kenaikan 1 poin dibandingkan dengan tahun 2010 sehingga perusahaan mendapatakan nilai bonus sebesar 5 poin. Hal ini karena PDAM Tirta Handayani memperoleh laba, pendapatan operasi + pendapatan non operasi lebih besar daripada biaya operasi + biaya non operasi. 2. Rasio laba terhadap penjualan Rasio yang dihasilkan tahun ini sebesar 0,97% dan menghasilkan nilai kinerja 2. PDAM Tirta Handayani mengalami kenaikan sebesar 16,5% dibandingkan dengan pencapaian nilai tahun 2010 yang hanya sebesar - 15,53%, hal ini dikarenakan adanya kenaikan penjualan. 3. Rasio aktiva lancar terhadap utang lancar Rasio yang dihasilkan 10,83 dengan nilai 1, hal ini berarti PDAM Tirta Handayani memiliki ketersediaan aktiva lancar sebesar 10,83 untuk

114 95 memenuhi kewajiban jangka pendek perusahaan dalam rangka membiayai kegiatan operasi maupun pembayaran hutang. Setiap Rp 1,- utang lancar dijamin Rp 10,- aktiva lancar. 4. Rasio utang jangka panjang terhadap ekuitas Rasio yang dihasilkan 0,02 dengan nilai 5. PDAM Tirta Handayani tidak memiliki utang jangka panjang dan total ekuitas yang cukup rendah. Semakin kecil rasio maka nilai yang di dapat maksimal. 5. Rasio total aktiva terhadap total utang Rasio yang dihasilkan 60,87 dengan nilai 5, hal ini berarti PDAM Tirta Handayani memilik kemampuan sebesar 60,87 dalam menjamin setiap hutang yang dimiliki perusahaan. Setiap Rp. 1,- jumlah utang dapat dijamin Rp 60.87,- jumlah aktiva. 6. Rasio biaya operasi terhadap pendapatan operasi Rasio yang dihasilkan tahun ini sebesar 0,99 sehingga menghasilkan nilai kinerja 2, mengalami kenaikan sebesar 1 poin dibandingkan dengan tahun Hal ini dikarenakan adanya kenaikan penjualan. 7. Rasio laba operasi sebelum biaya penyusutan terhadap angsuran pokok dan bunga jatuh tempo Rasio yang dihasilkan masih sama dengan tahun 2010 sebesar 0 menghasilkan nilai kinerja 1. Hal ini karena PDAM tidak memiliki angsuran dan bunga pinjaman jatuh tempo. Semakin kecil rasio maka menghasilkan nilai yang tidak maksimal.

115 96 8. Rasio aktiva produktif terhadap penjualan air Rasio yang dihasilkan 0,94 dengan nilai 5, berarti PDAM Tirta Handayani memiliki aktiva produktif sebesar 0,94% untuk digunakan dalam memperoleh pendapatan atas penjualan air. Semakin tinggi rasio menghasilkan nilai yang maksimal. Setiap Rp. 1,- penjualan air memperoleh aktiva produktif sebesar 0,94,-. 9. Jangka waktu penagihan piutang Jangka waktu penagihan sebesar 45 hari dengan nilai 5. Hal ini berarti PDAM Tirta Handayani mempunyai jangka waktu rata-rata piutang tertagih menjadi kas adalah 45 hari. 10. Efektifitas penagihan Efektifitas penagihan sebesar 84,43% dengan nilai 3. Hal ini berarti 84,43% piutang tertagih menjadi kas menunjukkan semakin tinggi rasio menghasilkan nilai yang maksimal. Setiap Rp 1,- penjualan air dapat ditagih menjadi kas sebesar Rp. 8,44,- b. Aspek operasional Pencapaian nilai aspek operasional tahun 2011 sebesar 22,13 terjadi peningkatan sebesar 5,96 dari tahun Rasio-rasio dari aspek operasional yaitu : 1. Cakupan pelayanan Cakupan pelayanan sebesar 81,29% dengan nilai 5, berarti penduduk yang terlayani sebesar 81,29% dari total penduduk sebanyak

116 97 jiwa. Hal ini berarti jangkauan pelayanan PDAM Tirta Handayani sudah tinggi. Permintaan sambungan baru PDAM Tirta Handayani relatif tinggi. 2. Kualitas air distribusi Kualitas air distribusi pada PDAM Tirta Handayani memenuhi syarat air bersih dengan nilai 2. Hal ini berarti air PDAM Tirta Handayani telah memenuhi syarat air bersih dari Departemen Kesehatan. 3. Kontinuitas air Pada tahun 2011 ini PDAM Tirta Handayani masih belum mampu memberikan fasilitas pengaliran air selama 24 jam sehingga hanya mendapatkan nilai 1 sama seperti tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan keterbatasan sumber mata air yang dimiliki PDAM, faktor tingkat tanah yang tidak merata banyak dataran tinggi pada beberapa lokasi, dan penekanan pada tingkat kehilangan air belum berhasil sebagaimana diharapkan. 4. Produktivitas Pemanfaatan Instalasi Produksi Pada tahun 2011 ini PDAM Tirta Handayani produktivitas pemanfaatan instalasi produksi adalah sebesar 71,85% mengalami peningkatan sebesar 4,53% dari tahun sebelumnya dan mendapatkan nilai Tingkat Kehilangan Air Tingkat kehilangan air di PDAM Tirta Handayani adalah 56,89% masih sama dengan tahun lalu mendapatkan nilai 1. Tingginya rasio tingkat kehilangan air di PDAM Tirta Handayani disebabkan banyaknya pipa

117 98 yang sudah tua. Sehingga pipa distribusi ada yang bocor dan meter air pelanggan yang relatif tua. 6. Peneraan meter air Pada tahun 2011 rasio peneraan meter air sebesar 77,30% dengan nilai kinerja 3, mengalami kenaikan sebesar 2 poin dibandingkan tahun Hal ini karena jumlah pelanggan yang meter airnya ditera meningkat. 7. Kecepatan penyambungan baru Kecepatan penyambungan baru adalah kurang dari 6 hari kerja dengan nilai 2. Hal ini berarti PDAM Tirta Handayani relatif cepat dalam melayani penyambungan baru. 8. Kemampuan penanganan pengaduan rata-rata per bulan Kemampuan penanganan pengaduan rata-rata per bulan sebesar 100% dengan nilai 2. Hal ini terjadi karena seluruh pengaduan dapat ditangani tepat waktu. 9. Kemudahan pelayanan Kemudahan Pelayanan adalah tersedianya service point diluar kantor pusat dengan nilai 2. Hal ini berarti PDAM Tirta Handayani telah menyediakan pelayanan diluar kantor sehingga lebih memudahkan masyarakat dalam melakukan pembayaran maupun pengaduan. 10. Rasio karyawan per 1000 pelanggan Rasio Karyawan per 1000 Pelanggan sebesar 4,18 dengan nilai 5. Berarti PDAM Tirta Handayani memiliki karyawan rata-rata 4 orang untuk setiap 1000 pelanggan.

118 99 c. Aspek Administrasi Pencapaian nilai aspek administrasi tahun 2011 adalah sebesar 12,08 masih sama seperti tahun Hampir setiap indikator memberikan hasil maksimal. Rasio-rasio dari aspek operasional yaitu : 1. Rencana jangka panjang Rencana jangka panjang adalah dipedomani sebagian dengan nilai 3. Hal ini berarti rencana jangka panjang PDAM Tirta Handayani telah dipedomani sebagian dalam jangka waktu lima tahun. 2. Rencana organisasi dan uraian tugas Rencana organisasi dan uraian tugas adalah dipedomani sebagian dengan nilai 3. Hal ini rencana organisasi dan uraian tugas PDAM Tirta Handayani yang telah ditetapkan belum sepenuhnya dipedomani. 3. Prosedur operasi standar Prosedur operasi standar adalah dipedomani sebagian dengan nilai 3. Hal ini berarti prosedur operasi standar PDAM Tirta Handayani belum tertib di dalam prosedur dan penanganan operasi perusahaan. 4. Gambar nyata laksana Gambar nyata laksana adalah sepenuhnya dipedomani dengan nilai Pedoman penilaian kerja karyawan Pedoman penilaian kerja karyawan adalah sepenuhnya dipedomani dengan nilai 4.

119 Rencana kerja dan anggaran perusahaan Rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) dengan nilai 3. Hal ini dikarenakan PDAM Tirta Handayani telah memenuhi aspek sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri Negara Otonomi Daerah Nomor 8 tahun 2000 tentang Pedoman Akuntansi Perusahaan Daerah Air Minum yaitu telah memuat Proyeksi Neraca dan Proyeksi Rencana Investasi yang menggunakan metode akrual, sejalan dengan dasar akuntansi yang dianut dalam penyusunan Laporan Keuangan. 7. Tertib laporan internal Tertib laporan internal di PDAM Tirta Handayani tidak tepat waktu dengan nilai 1. Hal ini disebabkan PDAM terlambat menyerahkan laporan-laporannya kepada pihak internal. 8. Tertib lapora eksternal Tertib laporan eksternal di PDAM Tirta Handayani tidak tepat waktu dengan nilai 1. Hal ini disebabkan PDAM terlambat menyerahkan laporan-laporannya kepada pihak eksternal yang memiliki hak dan kewenangan untuk meminta laporan perusahaan tersebut. 9. Opini auditor independen Opini auditor independen nilai 4 yang menunjukkan bahwa Laporan Keuangan PDAM Tirta Handayani disajikan wajar tanpa pengecualian, hal ini dikarenakan PDAM Tirta Handayani telah menyusun Laporan Keuangan tahun 2010 sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP).

120 Tindak lanjut hasil pemeriksaan tahun terakhir Tindak lanjut hasil pemeriksaan tahun terakhir dengan nilai 3. Hal ini dikarenakan tidak adanya temuan yang perlu ditindak lanjuti pada hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh instansi pemeriksa. 3. Kinerja PDAM Tirta Handayani tahun 2012 Dari hasil perhitungan nilai kinerja tahun 2012 sebesar 59,16 yang berarti bahwa kinerja PDAM adalah CUKUP. Jumlah ini mengalami penurunan sebesar 9,2 poin yaitu dari 68,36 pada tahun 2011 menjadi 59,16. Kategori tersebut diperoleh dari perincian sebagai berikut : a. Aspek Keuangan Pencapaian nilai aspek keuangan tahun 2012 sebesar 23,25. Jumlah ini mengalami penurunan sebesar 7,5 poin yaitu dari 30,75 pada tahun 2011 menjadi 23,25. Rasio-rasio dari aspek keuangan yaitu : 1. Rasio laba terhadap aktiva produktif Pada tahun 2012 menghasilkan rasio sebesar -6,49 dan menghasilkan nilai kinerja 1 mengalami penurunan 1 poin dibandingkan dengan tahun Hal ini dikarenakan biaya operasi + biaya non operasi lebih besar daripada pendapatan operasi + pendapatan non operasi sehingga mengalami kerugian sebesar Rp ,63. Pendapatan yang diperoleh tidak dapat menutup biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Biaya-biaya yang jumlahnya cukup signifikan yang

121 102 mempengaruhi perhitungan laba adalah beban sumber air sebesar Rp ,94: beban transmisi dan distribusi sebesar Rp ; beban umum dan administrasi (tunjangan, iuran pensiun, lembur, insentif karyawan, pembinaan karyawan dan pakaian dinas, bantuan dan sumbangan, pendidikan dan pelatihan) sebesar Rp , Rasio laba terhadap penjualan Rasio yang dihasilkan tahun ini sebesar -5,48% dan menghasilkan nilai kinerja 1. Hal ini dikarenakan adanya penurunan penjualan PDAM mengalami kerugian Rp ,63. PDAM Tirta Handayani mengalami kerugian karena hasil penjualan yang diperoleh pada tahun ini belum mampu menutup seluruh biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. 3. Rasio aktiva lancar terhadap utang lancar Rasio yang dihasilkan 13,18 dengan nilai 1, hal ini berarti PDAM Tirta Handayani memiliki ketersediaan aktiva lancar sebesar 13,18 untuk memenuhi kewajiban jangka pendek perusahaan dalam rangka membiayai kegiatan operasi maupun pembayaran hutang. Setiap Rp 1,- utang lancar dijamin Rp 13,- aktiva lancar. 4. Rasio utang jangka panjang terhadap ekuitas Rasio yang dihasilkan 0,02 dengan nilai 5. PDAM Tirta Handayani tidak memiliki utang jangka panjang dan total ekuitas yang cukup rendah. Semakin kecil rasio maka nilai yang di dapat maksimal.

122 Rasio total aktiva terhadap total utang Rasio yang dihasilkan 67,65 dengan nilai 5, hal ini berarti PDAM Tirta Handayani memilik kemampuan sebesar 67,65 dalam menjamin setiap hutang yang dimiliki perusahaan. Setiap Rp. 1,- jumlah utang dapat dijamin Rp 67.65,- jumlah aktiva. 6. Rasio biaya operasi terhadap pendapatan operasi Rasio yang dihasilkan tahun ini sebesar 1,05 sehingga menghasilkan nilai kinerja 1, mengalami penurunan sebesar 1 poin dibandingkan dengan tahun Hal ini dikarenakan adanya penurunan penjualan, pendapatan operasi perusahaan tidak dapat menutup biaya operasi. 7. Rasio laba operasi sebelum biaya penyusutan terhadap angsuran pokok dan bunga jatuh tempo Rasio yang dihasilkan masih sama dengan tahun 2011 sebesar 0 menghasilkan nilai kinerja 1. Hal ini karena PDAM tidak memiliki angsuran dan bunga pinjaman. Semakin kecil rasio maka menghasilkan nilai yang tidak maksimal. 8. Rasio aktiva produktif terhadap penjualan air Rasio yang dihasilkan 0,74 dengan nilai 5, berarti PDAM Tirta Handayani memiliki aktiva produktif sebesar 0,74 untuk digunakan dalam memperoleh pendapatan atas penjualan air. Semakin tinggi rasio menghasilkan nilai yang maksimal. Setiap Rp. 1,- penjualan air memperoleh aktiva produktif sebesar 0,74,-.

123 Jangka waktu penagihan piutang Jangka waktu penagihan sebesar 42 hari dengan nilai 5. Hal ini berarti PDAM Tirta Handayani mempunyai jangka waktu rata-rata piutang tertagih menjadi kas adalah 42 hari. 10. Efektifitas penagihan Efektifitas penagihan sebesar 85,06% dengan nilai 3. Hal ini berarti 85,06% piutang tertagih menjadi kas menunjukkan semakin tinggi rasio menghasilkan nilai yang maksimal. Setiap Rp 1,- penjualan air dapat ditagih menjadi kas sebesar Rp. 8,50,- b. Aspek operasional Pencapaian nilai aspek operasional tahun 2012 sebesar 20,43 terjadi penurunan sebesar 1,7 dari 22,13 tahun 2011 menjadi 20,43. Rasio-rasio dari aspek operasional yaitu : 1. Cakupan pelayanan Cakupan pelayanan sebesar 86,04% dengan nilai 5, berarti penduduk yang terlayani sebesar 86,04% dari total penduduk sebanyak jiwa. Hal ini berarti jangkauan pelayanan PDAM Tirta Handayani sudah tinggi. Permintaan sambungan baru PDAM Tirta Handayani relatif tinggi.

124 Kualitas air distribusi Kualitas air distribusi pada PDAM Tirta Handayani memenuhi syarat air bersih dengan nilai 2. Hal ini berarti air PDAM Tirta Handayani telah memenuhi syarat air bersih dari Departemen Kesehatan. 3. Kontinuitas air Pada tahun 2012 ini PDAM Tirta Handayani masih belum mampu memberikan fasilitas pengaliran air selama 24 jam sehingga hanya mendapatkan nilai 1 sama seperti tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan keterbatasan sumber mata air yang dimiliki PDAM, faktor tingkat tanah yang tidak merata banyak dataran tinggi pada beberapa lokasi, dan penekanan pada tingkat kehilangan air belum berhasil sebagaimana diharapkan. 4. Produktivitas Pemanfaatan Instalasi Produksi Pada tahun 2012 ini PDAM Tirta Handayani produktivitas pemanfaatan instalasi produksi adalah sebesar 71,85% sama dari tahun sebelumnya. 5. Tingkat Kehilangan Air Tingkat kehilangan air adalah 66,51% dengan nilai 1, bahwa setiap Rp 1,- air yang didistribusikan hilang sebesar Rp 0,66,-. Tingginya rasio tingkat kehilangan air di PDAM Tirta Handayani disebabkan banyaknya pipa yang sudah tua. Sehingga pipa distribusi ada yang bocor tetap dan meter air pelanggan yang relatif tua.

125 Peneraan meter air Pada tahun 2012 rasio peneraan meter air sebesar 77,80% dengan nilai kinerja 3, mengalami peningkatan 0,5 dari 77,30 tahun 2011 menjadi 77,80. Hal ini karena jumlah pelanggan yang meter airnya ditera meningkat. 7. Kecepatan penyambungan baru Kecepatan penyambungan baru adalah kurang dari 6 hari kerja dengan nilai 2. Hal ini berarti PDAM Tirta Handayani relative cepat dalam melayani penyambungan baru. 8. Kemampuan penanganan pengaduan rata-rata per bulan Kemampuan penanganan pengaduan rata-rata per bulan sebesar 100% dengan nilai 2. Hal ini terjadi karena seluruh pengaduan dapat ditangani tepat waktu. 9. Kemudahan pelayanan Kemudahan Pelayanan adalah tersedianya service point diluar kantor pusat dengan nilai 2. Hal ini berarti PDAM Tirta Handayani telah menyediakan pelayanan diluar kantor sehingga lebih memudahkan masyarakat dalam melakukan pembayaran maupun pengaduan. 10. Rasio karyawan per 1000 pelanggan Rasio Karyawan per 1000 Pelanggan sebesar 4,02 dengan nilai 5. Berarti PDAM Tirta Handayani memiliki karyawan rata-rata 4 orang untuk setiap 1000 pelanggan.

126 107 c. Aspek Administrasi Pencapaian nilai aspek administrasi tahun 2012 adalah sebesar 12,08 masih sama seperti tahun Hampir setiap indikator memberikan hasil maksimal. Rasio-rasio dari aspek operasional yaitu : 1. Rencana jangka panjang Rencana jangka panjang adalah dipedomani sebagian dengan nilai 3. Hal ini berarti rencana jangka panjang PDAM Tirta Handayani telah dipedomani sebagian dalam jangka waktu lima tahun. 2. Rencana organisasi dan uraian tugas Rencana organisasi dan uraian tugas adalah dipedomani sebagian dengan nilai 3. Hal ini rencana organisasi dan uraian tugas PDAM Tirta Handayani yang telah ditetapkan belum sepenuhnya dipedomani. 3. Prosedur operasi standar Prosedur operasi standar adalah dipedomani sebagian dengan nilai 3. Hal ini berarti prosedur operasi standar PDAM Tirta Handayani belum tertib di dalam prosedur dan penanganan operasi perusahaan. 4. Gambar nyata laksana Gambar nyata laksana adalah sepenuhnya dipedomani dengan nilai Pedoman penilaian kerja karyawan Pedoman penilaian kerja karyawan adalah sepenuhnya dipedomani dengan nilai 4.

127 Rencana kerja dan anggaran perusahaan Rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) dengan nilai 3. Hal ini dikarenakan PDAM Tirta Handayani telah memenuhi aspek sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri Negara Otonomi Daerah Nomor 8 tahun 2000 tentang Pedoman Akuntansi Perusahaan Daerah Air Minum yaitu telah memuat Proyeksi Neraca dan Proyeksi Rencana Investasi yang menggunakan metode akrual, sejalan dengan dasar akuntansi yang dianut dalam penyusunan Laporan Keuangan. 7. Tertib laporan internal Tertib laporan internal di PDAM Tirta Handayani tidak tepat waktu dengan nilai 1. Hal ini disebabkan PDAM terlambat menyerahkan laporan-laporannya kepada pihak internal. 8. Tertib lapora eksternal Tertib laporan eksternal di PDAM Tirta Handayani tidak tepat waktu dengan nilai 1. Hal ini disebabkan PDAM terlambat menyerahkan laporan-laporannya kepada pihak eksternal yang memiliki hak dan kewenangan untuk meminta laporan perusahaan tersebut. 9. Opini auditor independen Opini auditor independen nilai 4 yang menunjukkan bahwa Laporan Keuangan PDAM Tirta Handayani disajikan wajar tanpa pengecualian, hal ini dikarenakan PDAM Tirta Handayani telah menyusun Laporan Keuangan tahun 2010 sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP).

128 Tindak lanjut hasil pemeriksaan tahun terakhir Tindak lanjut hasil pemeriksaan tahun terakhir dengan nilai 3. Hal ini dikarenakan tidak adanya temuan yang perlu ditindak lanjuti pada hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh instansi pemeriksa.

129 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dapat diambil kesimpulan, bahwa kinerja PDAM Tirta Handayani Gunungkidul pada tahun 2010 sampai dengan 2012 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 tahun 1999 tanggal 31 Mei 1999 meliputi 3 aspek yaitu aspek keuangan, aspek operasional, dan aspek administrasi adalah penilaian kinerja tahun 2010 sebesar 59,4 dengan nilai kinerja dikategorikan CUKUP. Penilaian kinerja tahun 2011 terdapat peningkatan sebesar 8,96 menjadi 68,36 dengan nilai kinerja dikategorikan BAIK. Penilaian kinerja tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 9,2 menjadi 59,16 dengan nilai kinerja dikategorikan CUKUP. B. Keterbatasan Penelitian Penelitian mengenai kinerja PDAM Tirta Handayani Gunungkidul hanya dibatasi untuk tiga periode yaitu tahun 2010, 2011 dan 2012 dan adanya keterbatasan data, dimana sebagian data operasional dan data administrasi tidak dapat ditelusur lebih lanjut karena dilakukan dengan wawancara serta keterbatasan perincian data. 110

130 111 C. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul, penulis memberikan saran sebagai berikut : 1. Aspek keuangan a. Pada rasio laba terhadap aktiva produktif, PDAM Tirta Handayani meningkatkan produksi air. Dengan melakukan pembacaan meter air induk secara rutin, meningkatkan kegiatan pemeriksaan pada seluruh jaringan transmisi dan distribusi kemudian mengupayakan rehabilitasi pipa saluran transmisi dan distribusi secara bertahap terutama yang berumur relatif tua. Melakukan pemeriksaan dan peneraan secara berkala terhadap meter pelanggan terhadap indikasi pencurian air atau kerusakan meter air. Dengan cara tersebut produksi air akan maksimal dan menghasilkan laba dengan maksimal sehingga PDAM tidak mengalami kerugian. Pendapatan yang diperoleh PDAM bisa untuk mencukupi biaya-biaya yang dikeluarkan PDAM. b Pada rasio laba terhadap penjualan, PDAM Tirta Handayani meningkatkan hasil penjualan dengan cara menambah sumber mata air dengan cara pembuatan sumur bor agar pelanggan terlayani 24 jam sehingga PDAM Tirta Handayani dapat menutup seluruh biaya perusahaan. c. Pada rasio biaya operasi terhadap pendapatan operasi, PDAM Tirta Handayani melakukan penghematan dalam sumber dana dan daya

131 112 untuk menjalankan kegiatan operasional perusahaan. Menerapkan tarif harga jual air yang tepat agar dapat menutup komponen biaya produksi yang berlebihan. 2. Aspek operasional a. Pada kontinuitas air, PDAM Tirta Handayani perlu meningkatkan pelayanan terhadap para pelanggan dengan meningkatkan produktivitas pemanfaatan instalasi produksi sehingga dapat menambah jumlah produksi air. Misalnya dengan pembuatan sumur bor dan mencari sumber mata air. Dengan demikian akan menambah jumlah pelanggan yang dapat memperoleh pelayanan air bersih selama 24 jam karena belum semua pelanggan mendapat aliran air 24 jam. b. Pada tingkat kehilangan air, PDAM Tirta Handayani tingkat kehilangan air masih sangat tinggi dari tahun hanya mendapat nilai 1. Hal ini ini dikarenakan jaringan pipa relatif tua untuk menekan tingkat kehilangan air dengan melakukan perbaikan atau penggantian jaringan yang sudah tua dan melakukan peneraan kembali atau penggantian meter air yang sudah berumur. Tetapi harus tetap memperhatikan kecukupan kas sehingga tidak mengganggu operasional perusahaan. PDAM bisa melakukannya dengan bertahap terutama yang berumur relatif tua sesuai anggaran yang dimiliki PDAM.

132 Aspek administrasi a. Pada tertib laporan internal, pelaporan di bidang keuangan, operasi dan administrasi secara berkala dari pelaksana kepada pengambil keputusan. Laporan tersebut antara lain: laporan kas harian, laporan keuangan bulanan sebaiknya PDAM Tirta Handayani dalam pembuatan laporan dan pelaporannya harus tepat waktu. b. Pada tertib laporan eksternal, PDAM Tirta Handayani dalam penyampaian laporan-laporan untuk pihak ekstern secara periodik harus tepat waktu, laporan tersebut antara lain: laporan keuangan tahunan kepada Badan Pengawas dan laporan untuk keperluan pajak.

133 114 Daftar Pustaka Baridwan, Zaki Intermediate Accounting. Edisi 8. Yogyakarta: BPFE Cahyono, Andik Budi Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Fahmi, Irham Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Penerbit Alfabeta Harahap, Sofyan Syafri Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Edisi I. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Husein, Umar Evaluasi Kinerja Perusahaan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Ikatan Akuntan Indonesia Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Penerbit Salemba Empat Mahmudi Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: UPP AMP YKPN Mahsun, Mohamad Pengukuran Kinerja Sektor Publik, Edisi Pertama Yogyakarta: BPFE Manulang. M Pengantar Ekonomi Perusahaan Edisi Revisi Yogyakarta: Penerbit Liberty Mardiasmo Akuntansi Sektor Publik, Edisi Kedua Yogyakarta: Penerbit ANDI Menteri Dalam Negeri, Surat Keputusan No. 47 Tahun 1999 tentang Pedoman Penilaian kinerja PDAM. Mulyadi Akuntansi Manajemen Konsep, Manfaat dan Rekayasa. Yogyakarta: STIE YKPN Munawir, S Analisa Laporan Keuangan: Konsep dan Aplikasi. Edisi Kedua. Yogyakarta: UPP AMP YKPN

134 115 Prastowo, Dwi Analisis Laporan Keuangan : Konsep dan Aplikasi. Edisi Kedua. Yogyakarta: UPP AMP YKPN Putri, Fenike Aprilia Analisis Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum (Studi Kasus di PDAM Kabupaten Purworejo tahun ). Skripsi. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Rifai, Farid Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Donggala periode Skripsi. Universitas Gajah Mada Yogyayakarta Supardiyono, YP., YFM. Gien Agustinwansari, Yusef Widya Karsana Panduan Penulisan dan Ujian Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Wahyuni, Maria Magdalena Ika Isti Evaluasi Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum (Studi Kasus pada pemerintah Kabupaten Sleman tahun ). Skripsi. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Wild, John J; Subramanyam, K.R; dan Halsey. Robert F Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba Empat

135 116 LAMPIRAN

136 117 Lampiran 1 Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomer 47 tahun 1999

137 118 Lampiran 1 (a) Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomer 47 tahun 1999

138 119 Lampiran 1 (b) Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomer 47 tahun 1999

139 120 Lampiran 2 Petunjuk Penggolongan Tingkat Keberhasilan dan Perhitungan Nilai Kinerja PDAM

140 121 Lampiran 2 (a) Petunjuk Penggolongan Tingkat Keberhasilan dan Perhitungan Nilai Kinerja PDAM

141 122 Lampiran 2 (b) Petunjuk Penggolongan Tingkat Keberhasilan dan Perhitungan Nilai Kinerja PDAM

142 123 Lampiran 2 (c) Petunjuk Penggolongan Tingkat Keberhasilan dan Perhitungan Nilai Kinerja PDAM

143 124 Lampiran 2 (d) Petunjuk Penggolongan Tingkat Keberhasilan dan Perhitungan Nilai Kinerja PDAM

144 125 Lampiran 2 (e) Petunjuk Penggolongan Tingkat Keberhasilan dan Perhitungan Nilai Kinerja PDAM Lampiran 2 (f)

145 126 Petunjuk Penggolongan Tingkat Keberhasilan dan Perhitungan Nilai Kinerja PDAM Lampiran 2 (g)

146 127 Petunjuk Penggolongan Tingkat Keberhasilan dan Perhitungan Nilai Kinerja PDAM

147 Lampiran 3 Neraca Tanggal 31 Desember 2010 dan LAPORAN POSISI KEUANGAN POSISI KEUANGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA HANDAYANI KABUPATEN GUNUNGKIDUL POSISI KEUANGAN KOMPARATIF PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 ASET Uraian catatan 31 Desember Desember 2009 Rp Rp ASET LANCAR - Kas/Bank 3.1) , ,32 - Investasi Jangka Pendek 3.2) , ,00 - Piutang Usaha 3.3) , ,00 - Penyisihan Piutang Usaha ( ,00) ( ,00) - Nilai Buku Piutang Usaha , ,00 - Piutang Lain-lain 3.4) , ,00 - Pendapatan Yg Akan Diterima 3.5) , ,01 - Persediaan 3.6) , ,67 - Akumulasi Penurunan Nilai Pembayaran Dimuka 3.7) , ,00 Jumlah Aset Lancar , ,00 ASET TIDAK LANCAR ASET TETAP - Aset Tetap Produktif 3.8). - Nilai Perolehan Aset Tetap , ,90 - Ak. Penyusutan Aset Tetap ( ,49) ( ,87) Nilai Buku Aset Tetap Produktif , Aset Belum Fungsi 3.9) , ,97 - Aset Tidak Fungsi 3.10) , ,07 - Akum. Peny. Aset Tidak Fungsi ( ,74) ( ,17) - Nilai Buku Aset Tidak Fungsi , ,76 - Uang Jaminan listrik 3.11) , ,00 JUMLAH ASET TIDAK LANCAR , ASET LAIN-LAIN - Pembayaran Dimuka kpd Pemda 3.12) , Bahan instalasi lainnya 3.13) , Biaya Ditangguhkan 3.14) , Amortisasi ( ,00) - - Nilai Buku ,00 - Jumlah Aset Lain-lain ,00 - TOTAL ASET , Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan secara keseluruhan

148 129 Lampiran 3 (a) Neraca Tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 LAPORAN POSISI KEUANGAN POSISI KEUANGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA HANDAYANI KABUPATEN GUNUNGKIDUL POSISI KEUANGAN KOMPARATIF PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 KEWAJIBAN DAN EKUITAS Uraian catatan 31 Desember Desember 2009 Rp Rp KEWAJIBAN JK PENDEK - Utang Usaha 3.15) , ,00 - Beban Yang Masih Harus Dibayar 3.16) , ,00 - Utang PPn 3.17) , ,00 Jumlah Kewajiban Jk Pendek , ,00 KEWAJIBAN JK PANJANG - - KEWAJIBAN LAIN-LAIN - Jaminan Langganan 3.18) , ,00 - Cadangan Dana Meter 3.19) , ,89 Jumlah Kewajiban Lain-Lain , ,929,044,89 TOTAL KEWAJIBAN , ,89 EKUITAS - Kekayaan Pemda yg dipisahkan 3.20) , ,91 - Penyertaan Pemerintah Yg. Blm. Ditetapkan Statusnya 3.21) , ,76 - Modal Hibah 3.22) , ,12 - Selisih Likuidasi 3.23). ( ,76) ( ,98) - Akumulasi Kerugian 3.24). ( ,84) ( ,00) - Laba/Rugi Tahun Berjalan 3.25). ( ,70) ( ,98) JUMLAH EKUITAS , ,87 TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS , Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan secara keseluruhan

149 Lampiran 4 Neraca Tanggal 31 Desember 2011 dan LAPORAN POSISI KEUANGAN POSISI KEUANGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA HANDAYANI KABUPATEN GUNUNGKIDUL POSISI KEUANGAN KOMPARATIF PER 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 ASET Uraian catatan 31 Desember Desember 2010 Rp Rp ASET LANCAR - Kas/Bank 3.1) , ,62 - Investasi Jangka Pendek 3.2) , ,00 - Piutang Usaha 3.3) , ,00 - Penyisihan Piutang Usaha ( ,00) ( ,00) - Nilai Buku Piutang Usaha , ,00 - Piutang Lain-lain 3.4) , ,00 - Pendapatan Yg Akan Diterima 3.5) , ,42 - Persediaan 3.6) ,02 672, ,02 - Akumulasi Penurunan Nilai Pembayaran Dimuka 3.7) , ,00 Jumlah Aset Lancar , ,06 ASET TIDAK LANCAR ASET TETAP - Aset Tetap Produktif 3.8). - Nilai Perolehan Aset Tetap , ,61 - Ak. Penyusutan Aset Tetap ( ,14) ( ,49) Nilai Buku Aset Tetap Produktif , ,12 - Aset Belum Fungsi 3.9) , ,63 - Aset Tidak Fungsi 3.10) , ,02 - Akum. Peny. Aset Tidak Fungsi ( ,74) ( ,74) - Nilai Buku Aset Tidak Fungsi , ,28 - Uang Jaminan listrik 3.11) ,00 JUMLAH ASET TIDAK LANCAR ,03 ASET LAIN-LAIN - Pembayaran Dimuka kpd Pemda 3.12) ,00 - Bahan instalasi lainnya 3.13) ,00 - Biaya Ditangguhkan 3.14) ,00 - Amortisasi - ( ,00) - Nilai Buku ,00 Jumlah Aset Lain-lain ,00 TOTAL ASET , ,09 Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan secara keseluruhan

150 131 Lampiran 4 (a) Neraca Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 LAPORAN POSISI KEUANGAN POSISI KEUANGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA HANDAYANI KABUPATEN GUNUNGKIDUL POSISI KEUANGAN KOMPARATIF PER 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 KEWAJIBAN DAN EKUITAS Uraian catatan 31 Desember Desember 2010 Rp Rp KEWAJIBAN JK PENDEK - Utang Usaha 3.15) , ,00 - Beban Yang Masih Harus Dibayar 3.16) , ,00 - Utang PPn 3.17) ,00 Jumlah Kewajiban Jk Pendek , ,00 KEWAJIBAN JK PANJANG - - KEWAJIBAN LAIN-LAIN - Jaminan Langganan 3.18) ,00 - Cadangan Dana Meter 3.19) ,60 Jumlah Kewajiban Lain-Lain ,60 TOTAL KEWAJIBAN , ,60 EKUITAS - Kekayaan Pemda yg dipisahkan 3.20) , ,82 - Penyertaan Pemerintah Yg. Blm. Ditetapkan Statusnya 3.21) , ,47 - Modal Hibah 3.22) , ,50 - Selisih Likuidasi 3.23). ( ,76) ( ,76) - Akumulasi Kerugian 3.24). ( ) ( ,84) - Laba/Rugi Tahun Berjalan 3.25) ,93 ( ,70) JUMLAH EKUITAS , ,49 TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS , ,09 Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan secara keseluruhan

151 Lampiran 5 Neraca Tanggal 31 Desember 2012 dan LAPORAN POSISI KEUANGAN POSISI KEUANGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA HANDAYANI KABUPATEN GUNUNGKIDUL POSISI KEUANGAN KOMPARATIF PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 ASET Uraian catatan 31 Desember Desember 2011 Rp Rp ASET LANCAR - Kas/Bank 3.1) , ,37 - Investasi Jangka Pendek 3.2) , ,00 - Piutang Usaha 3.3) , ,00 - Penyisihan Piutang Usaha ( ,00) ( ,00) - Nilai Buku Piutang Usaha , ,00 - Piutang Lain-lain 3.4) , ,00 - Pendapatan Yg Akan Diterima 3.5) , ,00 - Persediaan 3.6) , ,02 - Akumulasi Penurunan Nilai Pembayaran Dimuka 3.7) , ,00 Jumlah Aset Lancar , ,39 ASET TIDAK LANCAR ASET TETAP - Aset Tetap Produktif 3.8). - Nilai Perolehan Aset Tetap , ,86 - Ak. Penyusutan Aset Tetap ( ,88) ( ,14) Nilai Buku Aset Tetap Produktif , ,72 - Aset Belum Fungsi 3.9) , ,63 - Aset Tidak Fungsi 3.10) , ,02 - Akum. Peny. Aset Tidak Fungsi ( ,76) ( ,74) - Nilai Buku Aset Tidak Fungsi , ,28 - Uang Jaminan listrik - - Jumlah Aset Lain-lain , ,91 JUMLAH ASET TIDAK LANCAR , TOTAL ASET , ,02 Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan secara keseluruhan

152 107 Lampiran 5 (a) Neraca Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 LAPORAN POSISI KEUANGAN POSISI KEUANGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA HANDAYANI KABUPATEN GUNUNGKIDUL POSISI KEUANGAN KOMPARATIF PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 KEWAJIBAN DAN EKUITAS Uraian catatan 31 Desember Desember 2011 Rp Rp KEWAJIBAN JK PENDEK - Utang Usaha 3.11) , ,00 - Utang Non Usaha 3.12) , Beban Yang Masih Harus Dibayar 3.13) ,00 - Utang PPn - - Jumlah Kewajiban Jk Pendek , ,00 KEWAJIBAN JK PANJANG - - KEWAJIBAN LAIN-LAIN - Jaminan Langganan Cadangan Dana Meter - - Jumlah Kewajiban Lain-Lain - - TOTAL KEWAJIBAN , ,00 EKUITAS - Kekayaan Pemda yg dipisahkan 3.14) , ,82 - Penyertaan Pemerintah Yg. Blm. Ditetapkan Statusnya 3.15) , ,47 - Penyertaan Pemerintah Yg. Telah Ditetapkan Statusnya Modal Hibah 3.16) , ,50 - Selisih Likuidasi 3.17). ( ,76) ( ,76) - Akumulasi Kerugian 3.18). ( ,01) ( ) - Laba/Rugi Tahun Berjalan 3.19). ( ,63) ,93 JUMLAH EKUITAS , ,02 TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS , ,02 Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan secara keseluruhan

153 108 Lampiran 6 Laporan Laba Rugi Tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 LAPORAN LABA RUGI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA HANDAYANI KABUPATEN GUNUNGKIDUL LAPORAN LABA RUGI KOMPARATIF PERIODE 1 JANUARI 2011 S.D. 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 Uraian catatan Tahun 2010 Tahun 2009 Rp Rp PENDAPATAN USAHA - Pendapatan Air 4.1) , ,78 - Pendapatan Non Air 4.2) , ,865,03 - Pendapatan Lain-lain 4.3) , ,00 Jumlah Pendapatan Usaha , ,09 BEBAN USAHA - Beban Sumber Air 4.4) , ,09 - Beban Pengolahan Air 4.5) , ,73 - Beban Transmisi dan Distribusi 4.6) , , ,02 - Beban Umum dan Administrasi 4.7) , ,00 - Beban Lain-lain 4.8) , ,32 Jumlah Beban Usaha , ,16 LABA/(RUGI) KOTOR USAHA ( ,71) ( ,07) - PPh Badan - - LABA (RUGI) BERSIH ( ,71) ( ,07) Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

154 109 Lampiran 7 Laporan Laba Rugi Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 LAPORAN LABA RUGI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA HANDAYANI KABUPATEN GUNUNGKIDUL LAPORAN LABA RUGI KOMPARATIF PERIODE 1 JANUARI 2011 S.D. 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 Uraian catatan Tahun 2011 Tahun 2010 Rp Rp PENDAPATAN USAHA - Pendapatan Air 4.1) , ,00 - Pendapatan Non Air 4.2) , ,50 - Pendapatan Lain-lain 4.3) , ,54 Jumlah Pendapatan Usaha , ,04 BEBAN USAHA - Beban Sumber Air 4.4) , ,74 - Beban Pengolahan Air 4.5) , ,20 - Beban Transmisi dan Distribusi 4.6) , ,96 - Beban Umum dan Administrasi 4.7) , ,60 - Beban Lain-lain 4.8) , ,25 Jumlah Beban Usaha , ,75 LABA/(RUGI) KOTOR USAHA ,93 ( ,71) - PPh Badan - - LABA (RUGI) BERSIH ,93 ( ,71) Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

155 136 Lampiran 8 Laporan Laba Rugi Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 LAPORAN LABA RUGI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA HANDAYANI KABUPATEN GUNUNGKIDUL LAPORAN LABA RUGI KOMPARATIF PERIODE 1 JANUARI 2012 S.D. 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 Uraian catatan Tahun 2012 Tahun 2011 Rp Rp PENDAPATAN USAHA - Pendapatan Air 4.1) , ,00 - Pendapatan Non Air 4.2) , ,50 - Pendapatan Lain-lain 4.3) , ,58 Jumlah Pendapatan Usaha , ,08 BEBAN USAHA - Beban Sumber Air 4.4) , ,62 - Beban Pengolahan Air 4.5) , ,20 - Beban Transmisi dan Distribusi 4.6) ,98 - Beban Umum dan Administrasi 4.7) , ,60 - Beban Lain-lain 4.8) , ,75 Jumlah Beban Usaha , ,15 LABA/(RUGI) KOTOR USAHA ( ,63) ,93 - PPh Badan - - LABA (RUGI) BERSIH ( ,63) ,93 Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

156 137 Lampiran 9 Laporan Aspek Operasional

157 138 Lampiran 10 Laporan Asperk Administrasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM Studi Kasus di PDAM Kabupaten Purworejo S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Oleh:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Kinerja keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LAPORAN KEUANGAN 1. Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi adalah proses identifikasi, pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, pengikhtisaran transaksi dan kejadian keuangan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. a. Data primer yaitu data tentang kondisi internal dan eksternal perusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. a. Data primer yaitu data tentang kondisi internal dan eksternal perusahaan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Data primer yaitu data tentang kondisi internal dan eksternal perusahaan yang diteliti. yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Didalam mengamati perkembangan suatu perusahaan salah satu aspek yang paling penting adalah bidang keuangannya, Dengan melihat aspek keuangan suatu perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Sebuah perusahaan pastilah memerlukan pencatatan keuangan atas transaksi-transaksi bisnis yang telah dilakukan agar perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Latar Belakang ISO 9000 ISO merupakan suatu rangkaian dari lima standar mutu internasional yang dikembangkan oleh The International Organization for Standarization (ISO) di Geneva,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Kinerja Pengukuran kinerja adalah instrumen yang digunakan untuk menilai hasil akhir pelaksanaan kegiatan terhadap target dan tujuan kegiatan yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan yang bertujuan untuk menyediakan informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Hasil akhir dari proses pencatatan akuntansi disebut dengan laporan keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada hakekatnya laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukomunikasikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan keuangan Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari pembuatan ringkasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini telah menjadi negara yang mengarah ke basis industri.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini telah menjadi negara yang mengarah ke basis industri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia saat ini telah menjadi negara yang mengarah ke basis industri. Sumbangan sektor industri pengolahan (migas dan non-migas) memberikan kontribusi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan dalam laporan keuangan terutama disediakan dalam neraca. Posisi keuangan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Didalam mengamati perkembangan suatu perusahaan salah satu aspek yang paling penting adalah bidang keuangannya. Dengan melihataspek keuangan suatu perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi-transaksi tersebut dapat mengakibatkan perubahan terhadap aktiva, hutang,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Salah satu bentuk informasi untuk melihat dan menilai perkembangan kinerja perusahaan ialah laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan, Landasan dan Asas, serta Nilai dan Prinsip- Prinsip Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Pengertian Koperasi menurut Hendar dan Kusnadi (2005:18) adalah :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Kasmir (2012:7), laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak. internal maupun pihak eksternal perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak. internal maupun pihak eksternal perusahaan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu 50 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu perusahaan. Salah satu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Fungsi Akuntansi Keuangan 2.1.1 Pengertian Akuntansi Keuangan Data akuntansi merupakan salah satu sumber pokok analisis keuangan, oleh karena itu pemahaman terhadap

Lebih terperinci

Analisis rasio keuangan. perusahaan daerah aneka karya. Kabupaten Boyolali. tahun Yulaika Dyah Iswandari F BAB I PENDAHULUAN

Analisis rasio keuangan. perusahaan daerah aneka karya. Kabupaten Boyolali. tahun Yulaika Dyah Iswandari F BAB I PENDAHULUAN Analisis rasio keuangan perusahaan daerah aneka karya Kabupaten Boyolali tahun 1998 2000 Yulaika Dyah Iswandari F 3300040 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan alat yang penting

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Baridwan (2000 : 17), laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, suatu ringkasan dari transaksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan

BAB II LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kinerja Keuangan Menurut Fahmi (2012), Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana perusahaan telah melaksanakan dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca,

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca, BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Laporan Keuangan Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Manajemen Keuangan 1.1.1 Pengertian Manajemen keuangan Manajemen keuangan sangat penting bagi semua jenis usaha atau organisasi, selain itu manajemen keuangan juga berperan penting

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori A. Kinerja Keuangan a. Pengertian Kinerja Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dikatakan bahwa kinerja adalah (a) sesuatu yang dicapai, (b) prestasi yang diperlihatkan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh modal yang semurah murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan sebagai alat yang cukup penting untuk memperoleh informasi sehubungan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu dari sistem manajemen secara keseluruhan. Manajemen yang baik dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS KINERJA BERDASARKAN MODEL KEMAPANAN. Kinerja keuangan perusahaan adalah prestasi kerja suatu perusahaan di

BAB II ANALISIS KINERJA BERDASARKAN MODEL KEMAPANAN. Kinerja keuangan perusahaan adalah prestasi kerja suatu perusahaan di BAB II ANALISIS KINERJA BERDASARKAN MODEL KEMAPANAN II.1 Kinerja Keuangan II.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Kinerja keuangan perusahaan adalah prestasi kerja suatu perusahaan di bidang keuangan ( Munawir,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Laporan Keuangan Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 2012 dikemukakan laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Penggabungan Usaha Penggabungan usaha merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan menegmbangkan perusahaan. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawir (2010:2) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawir (2010:2) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu : 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Menurut Sawir (2005), kinerja adalah kemampuan perusahaan untuk mendapatkan penghasilan atau meraih keuntungan (laba) dan kemampuan dalam mengelola perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUN PUSTAKA BAB 2 TINJAUN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Undang-undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat (1) menyatakan bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan Keuangan 1) Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:1), laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam dunia bisnis, tingginya tingkat persaingan membuat setiap perusahaan akan senantiasa meningkatkan kinerjanya agar dapat bertahan. Oleh karena itu, setiap perusahaan akan selalu berusaha memperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian dan Karakteristik Laba Setiap perusahaan pasti menginginkan memproleh laba yang maksimal atas usaha yang dikelolanya sehingga perusahaan dapat terus maju

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian Bab 1 Pasal 1 ayat 1, koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian Laba Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan memerlukan laporan keuangan perusahaan, laporan keuangan yang dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian, Tujuan dan Karakteristik Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan unsur yang sangat penting dalam menilai kinerja keuangan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk

Lebih terperinci

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

Bab 9 Teori Rasio Keuangan D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 123 Bab 9 Teori Rasio Keuangan Mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai jenis dan pembagian laporan keuangan serta mengerti tentang perhitungan tentang rasio

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Secara Umum dapat dikatakan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Segala macam kegiatan terorganisir untuk mencapai tujuan pasti membutuhkan manajemen. Jadi orang-orang dalam kegiatan tersebut akan membutuhkan

Lebih terperinci

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain: Analisis Rasio Laporan Keuangan Perusahaan Rasio Keuangan atau Financial Ratio adalah merupakan suatu alat analisa yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data perbandingan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan keterangan mengenai data ekonomi untuk pengambilan keputusan bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi di suatu Negara dapat dilihat dan diukur dari kinerja perusahaan, yaitu melihat perkembangan dan pertumbuhan perusahaan tersebut melalui

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan Laba 1. Pengertian dan Karakteristik Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Perkembangan dunia usaha di Indonesia yang semakin kompetitif menuntut setiap perusahaan untuk dapat mengolah dan melaksanakan manajemen perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian di Indonesia salah satunya dipengaruhi oleh transaksi saham yang berlaku dalam lantai bursa pasar modal. Hal ini dimungkinkan karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses pencatatan, penggolongan dan peringkasan daripada peristiwa-peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. proses pencatatan, penggolongan dan peringkasan daripada peristiwa-peristiwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yaitu proses pencatatan, penggolongan dan peringkasan daripada peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan antara elemen satu dengan elemen lain dalam suatu laporan keuangan

Lebih terperinci

Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K

Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K Analisis Laporan Keuangan adalah suatu kegiatan penilaian, penelahaan atas laporan keuangan perusahaan dengan mendasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari kebutuhan informasi dalam bentuk laporan keuangan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari kebutuhan informasi dalam bentuk laporan keuangan. Laporan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap entitas usaha baik badan maupun perseorangan tidak dapat terlepas dari kebutuhan informasi dalam bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan salah

Lebih terperinci

BAB 4 KINERJA PDAM KABUPATEN PONOROGO TAHUN

BAB 4 KINERJA PDAM KABUPATEN PONOROGO TAHUN BAB 4 KINERJA PDAM KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2007-2009 Penilaian kinerja PDAM Kabupaten Ponorogo tahun 2007-2009 berdasarkan Kepmendagri No.47 Tahun 1999 Tentang Pedoman Penilaian Kinerja PDAM. Kinerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Laporan Keuangan Di dalam mengamati perkembangan suatu perusahaan, salah satu aspek yang paling penting adalah Bidang Keuangannya. Dengan melihat aspek keuangan suatu perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Secara umum dapat dikatakan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS. Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya

BAB II KERANGKA TEORITIS. Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Teori Tentang Laporan Laporan Keuangan 2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akutansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Analisa Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Analisa Laporan Keuangan Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai alat penguji

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Price Earnig Ratio Price Earning Ratio merupakan salah satu ukuran paling besar dalam analisis saham secara fundamental dan bagian dari rasio penilaian untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan keputusan yang tepat dan cepat. Dalam bisnis setiap

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan keputusan yang tepat dan cepat. Dalam bisnis setiap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kegiatan bisnis selalu di hadapkan berbagai persoalan yang memerlukan keputusan yang tepat dan cepat. Dalam bisnis setiap permasalahan akan berdampak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Laporan Keuangan Bagian akuntansi merupakan bagian yang sangat berjasa dalam menyajikan sebuah laporan keuangan sektor usaha. Laporan keuangan yang dimaksud terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang berorientasi pada profit selalu memiliki tujuan jangka

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang berorientasi pada profit selalu memiliki tujuan jangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan yang berorientasi pada profit selalu memiliki tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek pada umumnya adalah untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS 7 BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan atau Financial Statement adalah merupakan ikhtisar yang menggambarkan suatu keadaan keuangan perusahaan pada suatu saat tertentu. Informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan memerlukan laporan keuangan perusahaan, Laporan keuangan yang dimaksudkan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT EVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA PT. SURYAINTI PERMATA Tbk SKRIPSI. Oleh : Lilian Widi S /FE/EA

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT EVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA PT. SURYAINTI PERMATA Tbk SKRIPSI. Oleh : Lilian Widi S /FE/EA ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT EVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA PT. SURYAINTI PERMATA Tbk SKRIPSI Oleh : Lilian Widi S 0513010211/FE/EA Kepada FEKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO SEBAGAI DASAR PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS RASIO SEBAGAI DASAR PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI ANALISIS RASIO SEBAGAI DASAR PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI ALAT UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PT SARI HUSADA TBK TAHUN Abstrak

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI ALAT UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PT SARI HUSADA TBK TAHUN Abstrak ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI ALAT UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PT SARI HUSADA TBK TAHUN 2004-2006 Abstrak PT Sari Husada Tbk adalah perusahaan go public yang bergerak dalam industri makanan dan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Hamidullah (2004) melakukan penelitian dengan judul Analisis Rasio Keuangan Sebagai Dasar Untuk Memprediksi Kondisi Keuangan Perusahaan Pada PT. Agro Max

Lebih terperinci

BAB 1I TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1I TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB 1I TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan antara elemen yang satu dengan elemen yang lainnya dalam suatu laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem ekonomi yang semakin kompetitif menuntut perusahaan untuk bisa bersaing dan meningkatkan efisiensinya agar bisa tetap bertahan. Perusahaan yang berada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, bidang keuangan menjadi bidang yang sangat penting bagi perusahaan. Perekonomian yang semakin kompleks

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. Kata kunci: sektor publik, kinerja, balance scorecard, PDAM

ABSTRAKSI. Kata kunci: sektor publik, kinerja, balance scorecard, PDAM NASKAH PUBLIKASI ANALISIS KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCE SCORECARD (Studi Kasus PDAM TirtaDharmaKabupaten Klaten ) Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja merupakan

II. LANDASAN TEORI. Istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja merupakan II. LANDASAN TEORI A. Kinerja Keuangan Istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai perusahaan dimanapun, karena kinerja merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Rasio Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisis rasio adalah suatu metode Analisis untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Munawir (2010; 96) menjelaskan bahwa salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi- transaksi tersebut dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Modal Kerja II.1.1 Pengertian Modal Kerja Dalam aktivitas sebuah perusahaan tidak dipungkiri bahwa dibutuhkan dana untuk menjalankan operasinya, mulai dari membeli bahan baku

Lebih terperinci

samping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan

samping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan BAB II TIJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Definisi Laporan Keuangan Laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2012): laporan keuangan meliputi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. merupakan suatu ringkassan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi

BAB II LANDASAN TEORITIS. merupakan suatu ringkassan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkassan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama

Lebih terperinci