PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI"

Transkripsi

1 ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM Studi Kasus di PDAM Kabupaten Purworejo S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Oleh: Fenike Aprilia Putri NIM: PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013

2 ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM Studi Kasus di PDAM Kabupaten Purworejo S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Oleh: Fenike Aprilia Putri NIM: PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013 i

3 ii

4 iii

5 MOTTO DAN PERSEMBAHAN Karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya. (Matius 7:14) Janganlah gelisah hatimu, percayalah kepada Allah, percayalah juga kepadaku. (Yohanes 14:1) Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil! Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu. (Lukas 12:32) Karya ini kupersembahkan untuk mereka yang selalu mengasihi, mendukung, mendokan dan menjadi inspirasi dalam hidupku: Tuhan Yesus dan Bunda Maria atas kasih dan berkat yang melimpah kepadaku Papa dan Mamaku tercinta Kakak dan Adikku tersayang iv

6 UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM STUDI AKUNTANSI PERNYATAAN KEASILAN KARYA TULIS SKRIPSI Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: Analisis Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum Studi Kasus di PDAM Kabupaten Purworejo. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya. Apabila saya melakukan hal tersebut diatas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh Universitas batal saya terima. Yogyakarta,31 Juli 2013 Yang membuat pernyataan, (Fenike Aprilia Putri) v

7 LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Fenike Aprilia Putri NIM : Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (Studi Kasus di PDAM Kabupaten Purworejo) beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 31 Juli 2013 Yang menyatakan ( Fenike Aprilia Putri ) vi

8 KATA PENGANTAR Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma. Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Romo Dr. Ir. Paulus Wiryono Wiryotamtama, S.J.,M.Sc. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesepatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis. 2. Dr. H. Herry Maridjo, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi yang telah memberikan dukungan dalam penulisan skripsi ini. 3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA selaku Kepala Program Studi Akuntansi yang telah memberikan dukungan dalam penulisan skripsi ini. 4. Ibu M. Trisnawati Rahayu, S.E., M.Si., Akt., QIA selaku Pembimbing yang telah membantu serta membimbing penulis dengan sabar dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Dewan Penguji skripsi yang telah menguji skripsi saya dengan bijaksana. 6. Ibu Hesti Lilianti, S.H selaku Direktur PDAM Kabupaten Purworejo yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian. Ibu Purwanti selaku vii

9 bagian umum yang telah banyak membantu penelitian dengan mencarikan data yang dibutuhkan. Ibu Hidayatiningsih selaku bagian keuangan dan Bapak Supadi selaku kepala bagian teknik yang telah memberikan waktu serta pengumpulan data. 7. Papaku Antonius Wuryadi dan Mamaku Dwi Retno Tauris Santy tercinta atas segala dukungan, perhatian dan doanya. 8. Kakakku Fenicko Aditya Putra dan Adikku Fenandre Ascaryan Putra yang telah sangat membantu dengan perhatian dan doanya. 9. Eustatius Yuge Agung Heliawan yang telah memberikan doa, dukungan serta motivasi hidup yang sangat berguna. Om Yanu dan Tante Rini yang telah memberikan fasilitas sehingga skripsi ini dapat selesai. 10. Sahabat seperjuangan MPT dan Skripsi Fransisca Bastiani Primi Putri yang selalu memberikan dukungan. 11. Teman-teman Akuntansi Universitas Sanata Dharma angkatan 2009 yang selalu menciptakan kebersamaan dan dukungan. 12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Yogyakarta, 31 Juli 2013 Fenike Aprilia Putri viii

10 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS... v HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vi HALAMAN KATA PENGANTAR... vii HALAMAN DAFTAR ISI... ix HALAMAN DAFTAR TABEL... xi HALAMAN DAFTAR GAMBAR... xv ABSTRAK... xvi ABSTRACT... xvii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 2 C. Tujuan Penelitian... 3 D. Manfaat Penelitian... 3 E. Sistematika Penulisan... 4 BAB II LANDASAN TEORI... 5 A. Laporan Keuangan... 5 B. Analisis Laporan Keuangan... 9 C. Rasio Keuangan D. Analisis Kinerja E. Perusahaan Daerah F. Kinerja PDAM BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Tempat dan Waktu Penelitian C. Subjek dan Objek Penelitian D. Sumber Data E. Teknik Pengumpulan Data F. Teknik Analisa Data BAB IV GAMBARAN UMUM A. Sejarah PDAM Purworejo B. Tujuan dan Fungsi Perusahaan C. Struktur Organisasi D. Cakupan Pelayanan E. Sumber Air F. Jasa Pelayanan Air Minum G. Denda BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data B. Analisis Data ix

11 C. Pembahasan BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan B. Keterbatasan Penelitian C. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Lampiran 1 : Surat Keterangan Penelitian Lampiran 2 : Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 47 tahun Lampiran 3 : Petunjuk Penggolongan Tingkat Keberhasilan dan Perhitungan Nilai Kinerja PDAM Lampiran 4 : Neraca Tanggal 31 Desember 2011 dan Lampiran 5 : Neraca Tanggal 31 Desember 2010 dan Lampiran 6 : Laba Rugi Tanggal 31 Desember 2012 dan Lampiran 7 : Laba Rugi Tanggal 31 Desember 2010 dan Lampiran 8 : Laporan Bidang Teknik Tanggal 31 Desember Lampiran 9 : Laporan Bidang Teknik Tanggal 31 Desember x

12 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Petunjuk Perhitungan Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif.. 24 Tabel 3.2 Petunjuk Perhitungan Nilai Bonus Peningkatan Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif Tabel 3.3 Petunjuk Perhitungan Rasio Laba terhadap Penjualan Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 3.6 Petunjuk Perhitungan Nilai Bonus Peningkatan Rasio Laba terhadap Penjualan Petunjuk Perhitungan Rasio Aktiva Lancar terhadap Utang Lancar Petunjuk Perhitungan Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Total Utang Tabel 3.7 Petunjuk Perhitungan Rasio Total Aktiva terhadap Total Utang 28 Tabel 3.8 Tabel 3.9 Tabel 3.10 Petunjuk Perhitungan Rasio Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi Petunjuk Perhitungan Rasio Aktiva Produktif terhadap Penjualan Air Petunjuk Perhitungan Petunjuk perhitungan Aktiva Produktif terhadap Penjualan Air Tabel 3.11 Petunjuk Perhitungan Jangka Waktu Penagihan Piutang Tabel 3.12 Petunjuk Perhitungan Efektivitas Penagihan Tabel 3.13 Petunjuk Perhitungan Cakupan Pelayanan Tabel 3.14 Petunjuk Perhitungan Nilai Bonus Peningkatan Cakupan Pelayanan Tabel 3.15 Petunjuk Perhitungan Kualitas Air Distribusi Tabel 3.16 Petunjuk Perhitungan Penilaian Kontinuitas Air Tabel 3.17 Petunjuk Perhitungan Produktifitas Pemanfaatan Instansi Produksi Tabel 3.18 Petunjuk Perhitungan Tingkat Kehilangan Air xi

13 Tabel 3.19 Petunjuk Perhitungan Nilai Bonus Penurunan Tingkat Kehilangan Air Tabel 3.20 Petunjuk Perhitungan Peneraan Meter Air Tabel 3.21 Tabel 3.22 Petunjuk Perhitungan Penilaian Kecepatan Penyambungan Baru Petunjuk Perhitungan Kemampuan Penanganan Pengaduan Rata-rata per Bulan Tabel 3.23 Petunjuk Perhitungan Penilaian Kemudahan Pelayanan Tabel 3.24 Petunjuk Perhitungan Rasio Karyawan per 1000 pelanggan Tabel 3.25 Petunjuk Perhitungan Rencana Jangka Panjang Tabel 3.26 Petunjuk Penilaian Rencana Organisasi dan Uraian Tugas Tabel 3.27 Petunjuk Penilaian Prosedur Operasi Standar Tabel 3.28 Petunjuk Penilaian Gambar Nyata Laksana Tabel 3.29 Petunjuk Penilaian Pedoman Penilaian Kerja Karyawan Tabel 3.30 Petunjuk Penilaian Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan 44 Tabel 3.31 Petunjuk Penilaian Tertib Laporan Internal Tabel 3.32 Petunjuk Penilain Tertib Laporan Eksternal Tabel 3.33 Petunjuk Penilain Opini Auditor Independen Tabel 3.34 Petunjuk Penilaian Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Tahun Terakhir Tabel 3.35 Klasifikasi Kinerja PDAM Tabel 4.1 Kondisi Personalia Tabel 4.2 Sumber Air PDAM Kabupaten Purworejo Tabel 5.1 Laba sebelum Pajak Tabel 5.2 Aktiva Produktif Tabel 5.3 Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif Tabel 5.4 Perubahan Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif dan Perhitungan Bonus xii

14 Tabel 5.5 Rasio Laba terhadap Penjualan Tabel 5.6 Perubahan Rasio Laba terhadap Penjualan dan Perhitungan Bonus Tabel 5.7 Rasio Aktiva Lancar terhadap Utang Lancar Tabel 5.8 Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Ekuitas Tabel 5.9 Rasio Total Aktiva terhadap Total Utang Tabel 5.10 Rasio Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi Tabel 5.11 Rasio Laba Operasi sebelum Biaya Penyusutan terhadap Angsuran Pokok dan Bunga Jatuh Tempo Tabel 5.12 Rasio Aktiva Produktif terhadap Penjualan Air Tabel 5.13 Piutang Usaha Tabel 5.14 Penjualan per Hari Tabel 5.15 Jangka Waktu Penagihan Tabel 5.16 Efektivitas Penagihan Tabel 5.17 Nilai Aspek Keuangan untuk periode 2010 dan Tabel 5.18 Nilai Kinerja dari Aspek Keuangan untuk Periode 2010 dan Tabel 5.19 Rasio Cakupan Pelayanan Tabel 5.20 Perubahan Rasio Cakupan Pelayanan dan Perhitungan Bonus 71 Tabel 5.21 Kualitas Air Distribusi Tabel 5.22 Kontinuitas Air Tabel 5.23 Rasio Produktifitas Pemanfaatan Instalasi Produksi Tabel 5.24 Rasio Tingkat Kehilangan Air Tabel 5.25 Perubahan Rasio Tingkat kehilangan Air dan Perhitungan Bonus Tabel 5.26 Rasio Peneraan Air Meter Tabel 5.27 Kecepatan Penyambungan Baru Tabel 5.28 Rasio Kemampuan Penanganan Pengaduan Rata-rata per Bulan 77 xiii

15 Tabel 5.29 Kemudahan Pelayanan Tabel 5.30 Rasio Karyawan per 1000 Pelanggan Tabel 5.31 Nilai Aspek Operasional untuk Periode 2010 dan Tabel 5.32 Nilai Kinerja dariaspek Operasional untuk Periode 2010 dan Tabel 5.33 Rencana Jangka Panjang Tabel 5.34 Rencana Organisasi dan Uraian Tugas Tabel 5.35 Prosedur Operasi Standar Tabel 5.36 Gambar Nyata Laksana Tabel 5.37 Pedoman Penilaian Kerja Karyawan Tabel 5.38 Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tabel 5.39 Tertib Laporan Internal Tabel 5.40 Opini Laporan Eksternal Tabel 5.41 Opini Auditor Independen Tabel 5.42 Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Tahun Terakhir Tabel 5.43 Nilai Aspek Administrasi untuk Periode 2010 dan Tabel 5.44 Tabel 5.45 Nilai Kinerja dari Aspek Administrasi untuk Periode 2010 dan Klasifikasi Tingkat Keberhasilan Kinerja PDAM Kabupaten Purworejo untuk Periode 2010 dan Tabel 5.46 Klasifikasi Kinerja xiv

16 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kabupaten Purworejo xv

17 ABSTRAK ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM Studi Kasus di PDAM Kabupaten Purworejo Fenike Aprilia Putri NIM : Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2013 Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja PDAM Kabupaten Purworejo selama dua tahun dari tahun 2010 sampai dengan Jenis Penelitian ini adalah studi kasus pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Purworejo. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pencatatan langsung terhadap data yang diperoleh dari hasil wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data deskriptif digunakan untuk menjawab masalah, dengan acuan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum. Berdasarkan analisis data dan pembahasan menurut Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 menunjukkan bahwa kinerja PDAM Kabupaten Purworejo pada tahun 2010 memiliki total nilai kinerja sebesar 58,3 dengan klasifikasi kinerja PDAM cukup, dan tahun 2011 memiliki total nilai kinerja sebesar 61,17 dengan klasifikasi kinerja PDAM baik. xvi

18 ABSTRACT AN ANALYSIS OF THE PERFOMANCE OF MUNICIPAL WATERWORKS A Case Study at Municipal Waterworks of Purworejo Regency Fenike Aprilia Putri NIM : Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2013 The purpose of this research is to determine the performance of Municipal Waterworks for the year This type of research is a case study at Municipal Waterworks of Purworejo Regency. Data collection is done by documentation and interview. Descriptive analysis data is based on The Minister for Internal Affairs Decree Number 47 in 1999 related with the Municipal Waterworks performance evaluation criteria. The result showed that the total performance value of Municipal Waterworks in the year 2010 was 58,3 which is categorized as sufficient, and in the year 2011 was 61,17 which is categorized as good. xvii

19 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Pembangunan yang dilaksanakan di Negara kita saat ini bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan seluruh rakyat atau disebut juga pembangunan di bidang ekonomi. Salah satu usaha pembangunan ekonomi adalah meningkatkan kemampuan berusaha bagi pengusaha dalam mengelola usahanya atau kegiatan membutuhkan modal untuk membiayai usaha yang dijalankan. Konsep pembangunan secara umum adalah usaha untuk memperbaiki kondisi sosial ekonomi masyarakat, melalui pembangunan diusahakan ada perbaikan dari kondisi pasif statis dan tertinggal menjadi aktif, dinamis, serta masyarakat yang lebih maju. Salah satu kebijakan pembangunan adalah peningkatan sarana air bersih. Usaha dalam mengelola air bersih memerlukan organisasi yang handal dan profesional. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) adalah Perusahaan Daerah yang bergerak di bidang pengelolaan dan pelayanan air bersih. Sebagai perusahaan yang bertugas melayani kebutuhan manusia yang sangat mendasar yaitu air bersih, maka PDAM berkewajiban untuk meningkatkan cakupan pelayanan seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan kenaikan taraf hidup masyarakat. Sebagai perusahaan yang melayani sektor publik dan juga diharapkan menjadi salah satu sumber pendapatan daerah maka PDAM dalam 1

20 2 menjalankan operasionalnya dituntut untuk menerapkan prinsip-prinsip ekonomi perusahaan yang biasa digunakan yaitu memperhitungkan pendapatan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan. Rencana anggaran PDAM dibuat untuk menjaga kestabilan usaha, sehingga PDAM tidak hanya menjadi sumber pendapatan daerah tetapi dapat meningkatkan dan mengembangkan pelayanan kepada masyarakat dengan melakukan investasi pengembangan jaringan air bersih, dengan demikian tujuan PDAM dapat tercapai. Oleh karena itu sangat penting bagi PDAM untuk dapat meningkatkan kinerjanya dari tahun ke tahun. Untuk mengetahui keberhasilan direksi dalam mengelola PDAM dilakukan penilaian terhadap kinerja pada setiap akhir tahun buku sebagaimana ditetapkan dalam Pedoman Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum dengan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum. B. Rumusan Masalah Bagaimana kinerja PDAM Kabupaten Purworejo selama dua tahun dari tahun 2010 sampai dengan 2011 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 tahun 1999?

21 3 C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja PDAM Kabupaten Purworejo selama dua tahun dari tahun 2010 sampai dengan 2011 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 tahun D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai keadaan dan kemampuan PDAM Kabupaten Purworejo serta dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi PDAM Kabupaten Purworejo untuk menilai perkembangan kinerja PDAM sebagai bahan masukan Pemerintah Daerah Kabupaten Purworejo dalam mengambil langkah pengembangan PDAM Kabupaten Purworejo. 2. Bagi Universitas Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi, wawasan, dan pengetahuan baik bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma. 3. Bagi Penulis Penelitian ini dapat sebagai sarana untuk menerapkan teori-teori yang diperoleh selama kuliah serta menambah pengalaman bagi penulis.

22 4 E. Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab II Landasan Teori Bab ini berisi teori-teori yang dijadikan dasar untuk penelitian, pembahasan serta sebagai dasar untuk mengolah data. Bab III Metode Penelitian Bab ini berisi tentang jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data. Bab IV Gambaran Umum Perusahaan Bab ini berisi gambaran umum PDAM, tujuan dan fungsi perusahaan, struktur organisasi, dan kebijakan akuntansi. Bab V Analisis Data dan Pembahasan Bab ini berisi analisis data yang dilakukan penulis dan pembahasannya. Bab VI Penutup Bab ini berisi kesimpulan dan saran serta keterbatasan penulisan.

23 BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu.bagi para analis, laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Menurut Munawir (2001: 5), akuntansi adalah seni daripada pencatatan, penggolongan dan peringkasan daripada peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang setidak-tidaknya sebagian bersifat keuangan dengan cara yang setepat-tepatnya dan dengan penunjuk atau dinyatakan dalam uang, serta penafsiran, terhadap hal-hal yang timbul daripadanya. Menurut Myer dalam bukunya Financial Statement Analysis mengatakan bahwa yang dimaksud dengan laporan keuangan adalah : Dua daftar yang disusun oleh Akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan.kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugi-laba. Pada waktu akhirakhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar lba yang tak dibagikan (laba yang ditahan) Menurut Zaki Baridwan (2004: 17), laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari 5

24 6 transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selamatahun buku yang bersangkutan. 2. Tujuan Laporan Keuangan Menurut Dwi Prastowo (2005:5), laporan keuangan disusun dengan tujauan menyediakan informasi menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. 3. Unsur unsur Laporan Keuangan a. Neraca Menurut Munawir (2001:13-20), neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu.tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu di mana buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun kalender, sehingga neraca sering disebut dengan Balance Sheet.Demikian Neraca terdiri dari tiga bagian utama yaitu aktiva, hutang, modal. 1) Aktiva Dalam pengertian aktiva tidak terbatas pada kekayaan perusahaan yang berwujud saja, tetapi juga termasuk pengeluaranpengeluaranyang belum dialokasikan atau biaya yang masih harus dialokasikan pada penghasilan yang akan datang, serta aktiva tidak

25 7 berwujud lainnya misalnya goodwill, hak paten, hak menerbitkan dan sebagainya. 2) Hutang Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang beelum terpenuhi, di mana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor. 3) Modal Modal merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditunjukkan dalam pos modal (modal saham), surplus dan laba yang ditahan. b. Laporan Laba Rugi Menurut Zaki Baridwan (2004: 29), laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menunjukkan pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk suatu periode tertentu.selisih antara pendapatanpendapatan dan biaya merupakan laba yang diperoleh atau rugi yang diderita oleh perusahaan. Menurut Munawir (2001:26), laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, rugi-laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu.

26 8 c. Laporan Perubahan Modal Laporan perubahan modal yaitu suatu laporan yang berisi ikhtisar perubahan modal suatu perusahaan yang terjadi selama suatu jangka waktu tertentu. 4. Pihak pihak yang Membutuhkan Laporan Keuangan Menurut Sofyan Syafri Harahap (2007: ), para pemakai laporan keuangan beserta kegunaannya: a. Pemegang Saham Pemegang saham ingin mengetahui kondisi keuangan perusahaan, aset, utang, modal, hasil, biaya, dan laba. Pemegang saham juga mengetahui perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu, perbandingan dengan usaha sejenis, dan perusahaan lainnya. b. Investor Investor dalam hal tertentu juga sama seperti pemegang saham. Bagi investor potensial ia akan melihat kemungkinan potensi keuntungan yang akan diperoleh dari perusahaan yang dilaporkan. c. Analis Pasar Modal Analis pasar modal selalu melakukan baik analisis tajam dan lengkapbterhadap laporan keuangan perusahaan yang go public maupun yang berpotensi masuk pasar modal. Ia ingin mengetahui nilai perusahaan, kekuatan dan posisi keuangan perusahaan.

27 9 d. Manajer Manajer ingin mengetahui situasi ekonomis perusahaan yang dipimpinnya. e. Karyawan dan Serikat Pekerja Karyawan perlu mengetahui kondisi keuangan perusahaan untuk menetapkan apakah ia masih terus bekerja atau pindah. f. Instansi Pajak Semua kewajiban pajak akan tergambar dalam laporan keuangan, dan juga sebagai dasar pengenaan pajak. g. Pemberi Dana (kreditur) Kreditur dapat menilai kemampuan keuangan bagi calon penerima kredit. h. Supplier Supplier dapat melihat apakah perusahaan layak diberikan fasilitas kredit. i. Pemerintah Pemerintah dapat melihat apakah perusahaan telah mengikuti peraturan yang telah ditetapkan. B. Analisis Laporan Keuangan 1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan Menurut Munawir (2001: 64), untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analisis laporan keuangan memerlukan beberapa tolok ukur yang sering dipakai adalah rasio. Rasio menggambarkan suatu hubungan

28 10 atau pertimbangan antara jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio dapat memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya suatu keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan, terutama apabila angka-angka rasio tersebut diperbandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar. Menurut Dwi Prastowo (2005: 56), secara harfiah analisis laporan keuangan terdiri atas dua kata, yaitu analisis dan laporan keuangan. Ini berarti juiga bahwa analisis laporan keuangan merupakan suatu kegiatan menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan.menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata analisis sendiri didefinisikan sebagai berikut: Penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian untuk memperoleh pengertiaqn yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. Menurut pengertian ini, analisis laporan keuangan tidak lain merupakan suatu proses untuk membedah laporan keuangan ke dalam unsurunsurnya, menelaah masing-masing unsur tersebut, dan menelaah hubungan diantara unsur-unsur tersebut, dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan itu sendiri. Ini berarti para analis laporan keuangan dituntut mempunyai pengertian yang cukup tentang unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan.

29 11 2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan Menurut John J. Wild, K.R. Subramanyam dan Robert F. Halsey (2005: 118), kebutuhan informasi pemakai berbeda berdasarkan tujuan dan analisa mereka. Pada analisa ekuitas, informasi akuntansi harus memberikan gambaran yang tidak bias mengenai posisi keuangan dan kinerja perusahaan. Menurut Dwi Prastowo (2005: 57), analisis laporan keuangan dilakukan untuk mencapai beberapa tujuan. Misalnya dapat digunakan sebagai alat screening awal dalam memilih alternatif investasi atau merger; sebagai alat forecasting mengenai kondisi dan kinerja keuangan di masa datang, sebagai proses diagnosis terhadap masalah-masalah manajemen operasi atau masalah lainnya, atau sebagai alat evaluasi terhadap manajemen. 3. Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan Menurut Dwi Prastowo (2005:59), secara umum metode analisis keuangan dapat diklasifikasikan menjadi dua klasifikasi, yaitu metode analisis horizontal(dinamis) dan metode analisis vertical(statis). a. Metode analisis horizontal adalah metode analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk beberapa tahun (periode), sehingga dapat diketahui perkembangan dan kecenderungannya. b. Metode analisis vertikal adalah metode analisis yang dilakukan dengan cara menganalisis laporan keuangan pada tahun (periode) tertentu, yaitu dengan membandingkan antara pos yang satu dan pos lainnya pada laporan keuangan yang sama untuk tahun (periode) yang sama. Teknik-

30 12 teknik analisis yang termasuk pada klasifikasi metode ini antara lain teknik analisis persentase perkomponen (Common Size), analisis rasio, dan analisis impas. C. Rasio Keuangan 1. Pengertian Rasio Keuangan Menurut S. Munawir (2001: 64), rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar. Menurut Sofyan Syafri Harahap (2007: 297), rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan.rasio keuangan sangat penting dalam melakukan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan.rasio keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Menurut Toto Prihadi (2010: 113), tujuan analisis rasio digunakan secara khusus oleh investor dan kreditor dalam keputusan investasi atau

31 13 penyaluran dana. Keputusan tersebut dilakukan antara lain dengan membandingkan antara rasio perusahaan dengan industri. 2. Manfaat Rasio Keuangan Menurut Irham Fahmi (2011: 47), manfaat rasio keuangan, yaitu : a. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat untuk dijadikan sebagai alat menilai kinerja dan prestasi perusahaan. b. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat bagi pihak manajemen sebagai rujukan untuk membuat perencaan. c. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai alat untuk mengevaluasi kondisi suatu perusahaan dari perspektif keuangan. d. Analisis rasio keuangan juga bermanfaat bagi para kreditor dapat digunakan untuk memperkirakan potensi resiko yang akan dihadapi dikaitkan dengan adanya jaminan kelangsungan pembayaran bunga dan pengembalian pokok pinjaman. e. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai penilaian bagi pihak stakeholder organisasi. 3. Penggolongan Rasio Keuangan dalam Laporan Keuangan Menurut S. Munawir (2001: 68), berdasarkan sumber datanya maka angka rasio dapat dibedakan antara : a. Rasio-rasio Neraca (balance sheet rasios) yang tergolong dalam kategori ini adalah rasio yang semua datanya diambil atau bersumber pada neraca, misalnya current rasio, acid test rasio.

32 14 b. Rasio-rasio laporan rugi-laba (income statement rasios) yaitu angkaangka rasio yang dalam penyusunannya semua datanya diambil dari laporan rugi-laba, misalnya gross profit margin, net operating margin, operating rasio dan lain sebagainya. c. Rasio-rasio antar laporan (interstatement rasios) ialah semua angka rasio yang penyusunannya datanya berasal dari neraca dan data lainnya dari laporan rugi-laba, misalnya tingkat perputaran persediaan (account receivable turn over), sales to inventory, sales to fixed assets dan lain sebagainya. Menurut Dwi Prastowo (2005: 64), beberapa jenis angka rasio dikelompokkan ke dalam kelompok sebagai berikut: a. Rasio Likuiditas yang mengukur kemampuan suatu perusahan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. b. Rasio Solvabilitas yang mengukur tingkat perlindungan para kreditor jangka panjang. c. RasioReturn on Investment yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, relatif dibandingkan dengan aktiva (investasi) yang digunakan. d. Rasio Pemanfaatan Aktiva yang mengukur efisiensi dan efektivitas penggunaan aktiva dalam mendukung penjualan perusahaan. e. Rasio Kinerja Operasi yang mengukur efisiensi operasi perusahaan. f. Investor umumnya tertarik pada kelompok rasio profitabilitas tertentu.

33 15 D. Analisis Kinerja 1. Pengertian Kinerja Kinerja mengandung pengertian kemampuan untuk menghasilkan keuntungan secara efisien dan efektif. Dalam suatu badan usaha tinggi rendahnya kinerja diukur dengan laba yang dihasilkan. 2. Pengertian Penilaian Kinerja Menurut Mulyadi (2001: ), penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan. Menurut Mulyadi (2001:416), manfaat penilaian kinerja adalah: a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara maksimum. b. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan, seperti: promosi, transfer, dan pemberhentian. c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan.

34 16 d. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka. e. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan. 3. Pengertian Kinerja Keuangan Menurut Irham Fahmi (2011: 2), kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. E. Perusahaan Daerah 1. Pengertian Perusahaan Daerah Menurut Manulang (1991:42), perusahaan daerah adalah suatu perusahaan yang di dirikan dengan suatu peraturan daerah, dimana modal seluruhnya atau sebagianmerupakan kekayaan daerah yang dipisahkan, kecuali ditentukan lain dengan atau berdasarkan undang-undang. 2. Tujuan Perusahaan Daerah Menurut Manulang (1991:42), tujuan perusahaan daerah adalah untuk turut serta melaksanakan pembangunan daerah khususnya dan pembangunan ekonomi nasional umumnya.perusahaan Daerah memenuhi kebutuhan rakyat dan ketentraman serta kesenangan kerja dalam perusahaan menuju masyarakat adil dan makmur.

35 17 3. Pengertian Perusahaan Daerah Air Minum Menurut SK Mendagri (1999), Perusahaan Daerah Air Minum selanjutnya disingkat PDAM adalah Perusahaan milik Daerah Propinsi atau Daerah Kabupaten dan atau Daerah Kota. F. Kinerja PDAM Menurut SK Mendagri (1999), kinerja adalah tingkat keberhasilan pengelolaan PDAM dalam satu tahun buku tertentu.indikator adalah tolok ukur tingkat keberhasilan dari suatu aspek.penilaian Kinerja dilakukan untuk mengetahui keberhasilan Direksi dalam mengelola Perusahaan Daerah Air Minum. Dasar untuk menilai kinerja PDAM adalah Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 tahun 1999 tentang Pedoman Penilaian Kinerja PDAM.Berikut adalah Aspek-aspek dalam penilaian kinerja PDAM menurut SK Mendagri No. 47 tahun Tingkat Keberhasilan PDAM adalah: a. Baik Sekali, bila memperoleh nilai kinerja diatas 75; b. Baik, bila memperoleh nilai kinerja diatas 60 sampai dengan 75; c. Cukup, bila memperoleh nilai kinerja diatas 45 sampai dengan 60; d. Kurang, bila memperoleh nilai kinerja diatas 30 sampai dengan 45; e. Tidak Baik, bila memperoleh nilai kinerja kurang dari atau sama dengan 30.

36 18 2. Bobot untuk masing-masing aspek adalah: a. Aspek Keuangan 45; b. Aspek Operasional 40; c. Aspek Administrasi Indikator setiap aspek terdiri atas: a. Aspek Keuangan: 1) Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif; 2) Rasio Laba terhadap Penjualan; 3) Rasio Aktiva Lancar terhadap Utang Lancar; 4) Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Total Utang; 5) Rasio Total Aktiva terhadap Total Utang ; 6) Rasio Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi; 7) Rasio Laba Operasi sebelum Biaya Penyusutan terhadap Angsuran Pokok dan Bunga Jatuh Tempo; 8) Rasio Aktiva Prodiktif terhadap Penjualan Air; 9) Jangka Waktu Penagihan Piutang; 10) Efektivitas Penagihan. b. Aspek Operasional 1) Cakupan Pelayanan; 2) Kualitas Air Distribusi; 3) Kontinuitas Air; 4) Produktifitas Pemanfaatan Instalasi Produksi;

37 19 5) Tingkat Kehilangan Air; 6) Penerapan Meter Air; 7) Kecepatan Penyambungan Baru; 8) Kemampuan Penanganan Pengaduan Rata-rata per bulan; 9) Kemudahan Pelayanan; 10) Rasio Karyawan per 1000 pelanggan. c. Aspek Administrasi 1) Rencana Jangka Panjang (Corporate Plan); 2) Rencana Organisasi dan Uraian Tugas; 3) Prosedur Operasi Standar; 4) Gambar Nyata Laksana (As Built Drawing); 5) Pedoman Penilaian Kerja Karyawan; 6) Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP); 7) Tertib Laporan Internal; 8) Tertib Laporan Eksternal; 9) Opini Auditor Independen; 10) Tindak lanjut hasil pemeriksaan tahun terakhir. 4. Perbaikan terhadap indikator: a. Peningkatan Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif; b. Peningkatan Rasio Laba terhadap Penjualan; c. Peningkatan Cakupan Pelayanan; d. Penurunan Tingkat Kehilangan Air;

38 20 Diberikan nilai tambah berupa bonus dengan memperbandingkan hasil tahun buku saat ini dan sebelumnya. 5. Jumlah nilai indikator maksimum pada masing-masing aspek adalah: a. Aspek Keuangan 60; b. Aspek Operasional 47; c. Aspek Administrasi 36.

39 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis merupakan studi kasus yaitu penelitian tentang objek tertentu pada perusahaan yang akan dilakukan pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Purworejo. Kesimpulan yang dibuat dari hasil penelitian hanya berlaku bagi perusahaan yang dianalisis. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di PDAM TIRTA PERWITASARI Kabupaten Purworejo, Jl. Jend. Sudirman No Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari-Maret, tahun C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian : Pihak-pihak yang terlibat sebagai pemberi informasi dalam penelitian. Pihak-pihak yang terlibat diantaranya adalah direksi, bagian keuangan, bagian umum, dan bagian bidang teknik. 21

40 22 2. Objek Penelitian : a. Laporan Keuangan PDAM Kabupaten Purworejo tahun 2010 dan b. Laporan Bidang teknik PDAM Kabupaten Purworejo tahun 2010 dan D. Sumber Data Data Sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Sumber data yang dibutuhkan penulis sebagai berikut: 1. Gambaran Umum Perusahaan 2. Neraca tahun Laporan Laba/Rugi tahun Laporan bidang teknik tahun E. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara Teknik pengumpulan data dengan tanya jawab langsung kepada subyek penelitian. Teknik ini digunakan untuk mencari data mengenai gambaran umum perusahaan.

41 23 2. Dokumentasi Teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan dan mempelajari data-data perusahaan seperti laporan keuangan dan catatancatatan lain yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. F. Teknik Analisa Data Untuk mengetahui kinerja keuangan PDAM Kabupaten Purworejo dari tahun yang berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 yang berisi petunjuk penggolongan tingkat keberhasilan dan perhitungan kinerja PDAM, maka langkah-langkah yuang digunakan sebagai berikut: 1. Aspek Keuangan a. Menghitung 10 indikator aspek keuangan. 1) Menghitung Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari jumlah aktiva produktif yang dikelola.

42 24 Tabel 3.1 Petunjuk Perhitungan Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999 Menghitung bonus peningkatan Rasio laba terhadap Aktiva Produktif: Nilai bonus = Peningkatan Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif tahun ini dibandingkan Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif tahun lalu. Rasio Nilai >10% 5 >7%-10% 4 >3%-7% 3 >0%-3% 2 0% 1 Rumus = Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif tahun ini Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif tahun lalu. Tabel 3.2 Petunjuk Perhitungan Nilai Bonus Peningkatan Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif Rasio Nilai >12% 5 >9%-12% 4 >6%-9% 3 >3%-6% 2 >0%-3% 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999

43 25 2) Menghitung Rasio Laba terhadap Penjualan Rasio ini digunakan untuk mengukur laba yang dapat diperoleh dari jumlah penjualan dalam tahun berjalan. Tabel 3.3 Petunjuk Perhitungan Rasio Laba terhadap Penjualan Rasio Nilai >20% 5 >14%-20% 4 >6%-14% 3 >0%-6% 2 0% 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999 Menghitung bonus peningkatan Rasio Laba terhadap Penjualan Nilai bonus = Peningkatan rasio Laba terhadap penjualan air tahun ini dibandingkan dengan rasio laba terhadap penjualan air tahun lalu. Rumus = Rasio laba terhadap penjualan air tahun ini rasio laba terhadap penjualan air tahun lalu. Tabel 3.4 Petunjuk Perhitungan Nilai Bonus Peningkatan Rasio Laba terhadap Penjualan Rasio Nilai >12% 5 >9%-12% 4 >6%-9% 3 >3%-6% 2 >0%-3% 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999

44 26 3) Menghitung Rasio Aktiva Lancar terhadap Utang Lancar Rasio ini untuk menilai ketersediaan aktiva lancar untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dalam rangka membiayai kegiatan operasi maupun pembayaran hutang dan bunga jatuh tempo jika ada. Tabel 3.5 Petunjuk Perhitungan Rasio Aktiva Lancar terhadap Utang Lancar Rasio Nilai >1,75-2,00 5 >1,50-1,75 atau >2,00-2,30 4 >1,25-1,50 atau >2,00-2,30 3 >1,00-1,25 atau >2,70-3,00 2 1,00 atau >3,00 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun ) Menghitung Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Ekuitas Rasio ini digunakan untuk menilai keseimbangan antara dua sumber pendanaan yang digunakan untuk membiayai aset perusahaan, yaitu modal dan hutang.

45 27 Tabel 3.6 Petunjuk Perhitungan Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Total Utang Rasio Nilai 0,5 5 >0,5-0,7 4 >0,7-0,8 3 >0,8-1,00 2 >1,00 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun ) Menghitung Rasio Total Aktiva terhadap Total Utang Rasio ini merupakan tolak ukur untuk menilai tingkat kecukupan dari seluruh aktiva yang tersedia kemampuan untuk membayar utang yang harus segera dipenuhi. Tabel 3.7 Petunjuk Perhitungan Rasio Total Aktiva terhadap Total Utang Rasio Nilai >2,0 5 >1,7-2,0 4 >1,3-1,7 3 >1,0-1,3 2 1,0 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999

46 28 6) Menghitung Rasio Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi Rasio ini merupakan tolak ukur yang digunakan untuk menilai penghematan dalam penggunaan sumber dana dan daya untuk menjalankan kegiatan operasional perusahaan. Tabel 3.8 Petunjuk Perhitungan Rasio Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi Rasio Nilai 0,50 5 >0,50-0,65 4 >0,65-0,85 3 >0,85-1,00 2 >1,00 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun ) Menghitung Rasio Laba Operasi Sebelum Biaya Penyusutan terhadap Angsuran Pokok dan Bunga Jatuh Tempo Rasio ini digunakan untuk mengukur potensi laba yang dihasilkan dapat memenuhi kewajiban pembayaran angsuran pokok dan bunga yang jatuh tempo.

47 29 Tabel 3.9 Petunjuk Perhitungan Rasio Aktiva Produktif terhadap Penjualan Air Rasio Nilai >2,0 5 >1,7-2,0 4 >1,3-1,7 3 >1,0-1,2 2 1,0 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun ) Menghitung Rasio Aktiva Produktif terhadap Penjualan Air Rasio ini digunakan untuk menunjukkan berapa besar aktiva produktif yang digunakan dalam memperoleh pendapatan atas penjualan air. Tabel 3.10 Petunjuk Perhitungan Rasio Aktiva Produktif terhadap Penjualan Air Rasio Nilai 2,0 5 >2,0-4,0 4 >4,0-6,0 3 >6,0-8,0 2 >8,0 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999

48 30 9) Menghitung Jangka Waktu Penagihan Piutang Jangka waktu penagihan piutang merupakan tolak ukur menilai efektivitas dari upaya manajemen dalam pengendalian piutang yaitu menilai waktunya rata-rata piutang tertagih menjadi kas. Tabel 3.11 Petunjuk Perhitungan Jangka Waktu Penagihan Piutang Rasio Nilai 60 5 > > > >180 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun ) Menghitung Efektivitas Penagihan Efektivitas penagihan merupakan tolak ukur untuk menilai efektivitas dari upaya manajemen dalam pengendalian piutang. Tabel 3.12 Petunjuk Perhitungan Efektivitas Penagihan Rasio Nilai >90% 5 >85%-90% 4 >80%-85% 3 >75%-80% 2 75% 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999

49 31 b. Menghitung total nilai aspek keuangan dengan menjumlahkan nilai dari sepuluh indikator pada aspek keuangan. c. Menghitung jumlah nilai yang diperoleh pada aspek keuangan, dengan nilai bobot 45 dan maksimum nilai 60, yaitu: 2. Aspek Operasional Adalah tingkat keberhasilan yang dicapai atas pengelolaan aspek operasional PDAM dalam satu tahun buku tertentu. a. Menghitung dan memberikan nilai 10 indikator aspek operasional: 1) Menghitung Cakupan Pelayanan Cakupan pelayanan adalah perbandingan yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada penduduk.

50 32 Tabel 3.13 Petunjuk Perhitungan Cakupan Pelayanan Kota Kabupaten Rasio Nilai Rasio Nilai >80% 5 >60% 5 >60%-80% 4 >45%-60% 4 >40%-60% 3 >30%-45% 3 >20%-40% 2 >15%-30% 2 20% 1 15% 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999 Menghitung bonus Peningkatan Cakupan Pelayanan Nilai Bonus = Perhitungan cakupan pelayanan tahun ini dibandingkan dengan cakupan pelayanan tahun lalu. Rumus = cakupan pelayanan tahun ini cakupan pelayanan tahun lalu. Tabel 3.14 Petunjuk Perhitungan Nilai Bonus Peningkatan Cakupan Pelayanan Kota Kabupaten Rasio Nilai Rasio Nilai >12% 5 >8% 5 >9%-12% 4 >6%-8% 4 >6%-9% 3 >4%-6% 3 >3%-6% 2 >2%-4% 2 0%-3% 1 0%-2% 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun ) Memberikan Penilaian Kualitas Air Distribusi Adalah pemenuhan syarat yang telah ditetapkan instansi berwenang mengenai kualitas air yang dikonsumsi masyarakat berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.

51 33 Tabel 3.15 Petunjuk Perhitungan Kualitas Distribusi Air Kualitas Air Nilai Memenuhi syarat air minum 3 Memenuhi syarat air bersih 2 Tidak memenuhi syarat 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun ) Memberikan Penilaian Kontinuitas Air Indikator ini digunakan untuk mengetahui apakah pelanggan mendapat aliran air secara penuh atau tidak yaitu selama 24 jam per hari. Tabel 3.16 Petunjuk Perhitungan Penilaian Kontinuitas Air Kualitas Air Nilai semua pelanggan mendapat aliran air 24 jam 2 belum semua pelanggan mendapat aliran air 24 jam 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun ) Menghitung Produktifitas Pemanfaatan Instalansi Produksi Merupakan perbandingan antara kapasitas produksi dengan kapasitas terpasang. Tabel 3.17 Petunjuk Perhitungan Produktifitas Pemanfaatan Instansi Produksi Rasio Nilai >90% 4 >80%-90% 3 >70%-80% 2 70% 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999

52 34 5) Menghitung Tingkat kehilangan air Merupakan perbandingan antara jumlah air m 3 didistribusikan yang terjual dengan jumlah m 3 air yang air yang didistribusikan. Rasio ini menunjukkan bagaimana tingkat kehilangan air yang dialami. Tabel 3.18 Petunjuk Perhitungan Tingkat Kehilangan Air Rasio Nilai 20% 4 >20%-30% 3 >30%-40% 2 >40% 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999 Nilai Bonus = Penurunan tingkat kehilangan air dihitung dengan cara membandingkan penurunan kehilangan air tahun ini dengan tahun lalu. Rumus = rasio tingkat kehilangan air tahun ini rasio tingkat kehilangan air tahun lalu. Tabel 3.19 Petunjuk Perhitungan Nilai Bonus Penurunan Tingkat Kehilangan Air Tahun lalu Tahun ini Nilai >60% 20% 10 >60% >20%-21% ; atau 9 >50%-60% 20% >60% >21%-22% ; atau 8 >50%-60% >20%-21% ; atau Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999

53 35 Tabel 3.19 Petunjuk Perhitungan Nilai Bonus Penurunan Tingkat Kehilangan Air (lanjutan) Tahun lalu Tahun ini Nilai >40%-50% 20% >60% >22%-23% ; atau 7 >50%-60% >21%-22% ; atau >40%-50% >20%-21% ; atau >30%-40% 20% >60% >23%-24% ; atau 6 >50%-60% >22%-23% ; atau >40%-50% >21%-22% ; atau >30%-40% >20%-21% ; atau >27%-30% 20% >60% >24%-25% ; atau 5 >50%-60% >23%-24% ; atau >40%-50% >22%-23% ; atau >30%-40% >21%-22% ; atau >27%-30% >20%-21% ; atau >24%-27% 20% >60% >25%-27% ; atau 4 >50%-60% >24%-25% ; atau >40%-50% >23%-24% ; atau >30%-40% >22%-23% ; atau >27%-30% >21%-22% ; atau >24%-27% >20%-21% ; atau >23%-24% 20% >60% >27%-30% ; atau 3 >50%-60% >25%-27% ; atau >40%-50% >24%-25% ; atau >30%-40% >23%-24% ; atau >27%-30% >22%-23% ; atau >24%-27% >21%-22% ; atau >23%-24% >20%-21% ; atau >22%-23% 20% Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999

54 36 Tabel 3.19 Petunjuk Perhitungan Nilai Bonus Penurunan Tingkat Kehilangan Air (lanjutan) Tahun lalu Tahun ini Nilai >60% >30%-40% ; atau 2 >50%-60% >27%-30% ; atau >40%-50% >25%-27% ; atau >30%-40% >24%-25% ; atau >27%-30% >23%-24% ; atau >24%-27% >22%-23% ; atau >23%-24% >21%-22% ; atau >22%-23% >20%-21% ; atau >21%-22% 20% >60% >40%-50%; atau 1 >50%-60% >30%-40% ; atau >40%-50% >27%-30% ; atau >30%-40% >25%-27% ; atau >27%-30% >24%-25% ; atau >24%-27% >23%-24% ; atau >23%-24% >22%-23% ; atau >22%-23% >21%-22% ; atau >21%-22% >20%-21% ; atau 21% 20% Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun ) Menghitung Peneraan Meter Air Meter air adalah alat ukur air yang digunakan oleh pelanggan. Untuk menjamin kebenaran angka yang ditunjukkan maka harus dipastikan bahwa selama terpasang meter air tersebut dalam kondisi baik dan akurat. Maka perlu adanya pemeliharaan seluruh meter air yang dipasang dan ditera secara periodik dan

55 37 menggantinya bila kedapatan rusak atau bila sudah tiba penggantiannya. Tabel 3.20 Petunjuk Perhitungan Peneraan Meter Air Rasio Nilai >20%-25% 3 >10%-20% 2 >0%-10% atau >25% 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun ) Memberikan Penilaian Kecepatan Penyambungan Baru Kecepatan penyambungan baru menunjukkan berapa kecepatan pelayanan yang diberikan kepada pelanggan dalam proses pemasangan sambungan baru. Tabel 3.21 Petunjuk Perhitungan Penilaian Kecepatan Penyambungan Baru Lamanya Nilai 6 hari kerja 2 > 6 hari kerja 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun ) Menghitung Kemampuan Penanganan Pengaduan Rata-rata per Bulan Kemampuan penanganan pengaduan rata-rata perbulan adalah kemampuan PDAM menyelesaikan pengaduan-pengaduan pelanggan. Aspek ini diukur dengan cara membandingkan antara

56 38 jumlah pengaduan yang telah selesai ditangani dengan jumlah seluruh pelanggan. Tabel 3.22 Petunjuk Perhitungan Kemampuan Penanganan Pengaduan Rata-rata per Bulan Rasio Nilai 80% 2 <80% 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun ) Memberikan Penilaian Kemudahan Pelayanan Yaitu tersedianya sarana penunjang dalam rangka memberikan kemudahan pelayanan baik untuk melakukan pembayaran maupun pengaduan. Dalam hal ini yang dimaksud tersedianya sarana penunjang yakni tersedianya service point diluar kantor pusat. Tabel 3.23 Petunjuk Perhitungan Penilaian Kemudahan Pelayanan Ketersediaan Nilai Tersedia 2 Tidak tersedia 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun ) Menghitung Rasio Karyawan per 1000 pelanggan Rasio ini merupakan perbandingan antara jumlah karyawan dengan jumlah pelanggan.

57 39 Tabel 3.24 Petunjuk Perhitungan Rasio Karyawan per 1000 pelanggan Kota Kabupaten Rasio Nilai Rasio Nilai >6-7 4 > >7-9 3 > > > >10 1 >18 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999 b. Menghitung total nilai aspek operasional dengan menjumlahkan nilai dari sepuluh indikator pada aspek operasional. c. Menghitung jumlah nilai yang diperoleh pada aspek operasional, dengan nilai bobot 40 dan maksimum nilai 47, yaitu : 3. Aspek Administrasi Adalah tingkat keberhasilan yang dicapai atas pengelolaan aspek administrasi PDAM dalam satu tahun buku tertentu. a. Memberikan penilaian 10 indikator aspek administrasi 1) Rencana Jangka Panjang Adalah rencana strategis yang mencakup rumusan mengenai tujuan dan sasaran yang hendak dicapai perusahaan dalam jangka waktu lima tahun mendatang.

58 40 Tabel 3.25 Petunjuk Perhitungan Rencana Jangka Panjang Pelaksanaan Nilai Sepenuhnya dipedomani 4 Dipedomani sebagian 3 Memiliki, belum dipedomani 2 Tidak memiliki 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun ) Rencana Organisasi dan Uraian Tugas Adalah struktur organisasi dan tata cara kerja organisasi yang dimiliki oleh PDAM dan disahkan oleh kepala daerah. Tabel 3.26 Petunjuk Penilaian Rencana Organisasi dan Uraian Tugas Pelaksanaan Nilai Sepenuhnya dipedomani 4 Dipedomani sebagian 3 Memiliki, belum dipedomani 2 Tidak memiliki 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun ) Prosedur Operasi Standar Prosedur operasi standar adalah panduan yang mencakup prosedur dan penanganan operasi perusahaan. Tabel 3.27 Petunjuk Penilaian Prosedur Operasi Standar Pelaksanaan Nilai Sepenuhnya dipedomani 4 Dipedomani sebagian 3 Memiliki, belum dipedomani 2 Tidak memiliki 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999

59 41 4) Gambar Nyata Laksana (as built drawing) Merupakan ukuran untuk melihat sampai sejauh mana gambar nyata laksana disediakan dan dipedomani sebagai alat manajemen. Gambar nyata laksana untuk seluruh sistem distribusi adalah ukuran pelaksanaan manajemen produksi dan distribusi secara baik. Gambar nyata laksana adalah gambar diatas kertas yang memvisualisasikan setiap bangunan dan peralatan yang digunakan dalam sistem penyediaan air bersih, mulai dari unit produksi, distribusi, peralatan-peralatan dan bangunan. Tabel 3.28 Petunjuk Penilaian Gambar Nyata Laksana Pelaksanaan Nilai Sepenuhnya dipedomani 4 Dipedomani sebagian 3 Memiliki, belum dipedomani 2 Tidak memiliki 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun ) Pedoman Penilaian Kerja Karyawan Untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan pedoman penilaian kerja karyawan dalam rangka penentuan karir dan gaji dipedomani. Pedoman tersebut merupakan media untuk menilai prestasi kerja karyawan perusahaan.

60 42 Tabel 3.29 Petunjuk Penilaian Pedoman Penilaian Kerja Karyawan Pelaksanaan Nilai Sepenuhnya dipedomani 4 Dipedomani sebagian 3 Memiliki, belum dipedomani 2 Tidak memiliki 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun ) Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Untuk mengetahui sejauh mana Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) dipedomani. RKAP adalah penjabaran dari rencana jangka panjang secara tahunan yang mencakup rencana kerja dan anggaran perusahaan. Tabel 3.30 Petunjuk Penilaian Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan Pelaksanaan Nilai Sepenuhnya dipedomani 4 Dipedomani sebagian 3 Memiliki, belum dipedomani 2 Tidak memiliki 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun ) Tertib Laporan Internal Dilaksanakannya pelaporan dibidang keuangan, operasi dan administrasi secara berkala dari pelaksana kepada pengambil keputusan. Laporan tersebut antara lain laporan kas harian, laporan keuangan bulanan, dan lain-lain.

61 43 Tabel 3.31 Petunjuk Penilaian Tertib Laporan Internal Pelaksanaan Nilai Dibuat tepat waktu 2 Tidak tepat waktu 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun ) Tertib Laporan Eksternal Penyampaian laporan-laporan untuk pihak ekstern secara periodik, tepat waktu, laporan tersebut antara lain laporan keuangan tahunan untuk badan pengawas dan laporan untuk keperluan pajak. Tabel 3.32 Petunjuk Penilaian Tertib Laporan Eksternal Pelaksanaan Nilai Dibuat tepat waktu 2 Tidak tepat waktu 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun ) Opini Auditor Independen Opini pemeriksa independen mengenai kewajaran laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen. Tabel 3.33 Petunjuk Penilaian Opini Auditor Independen Opini Nilai Wajar tanpa pengecualian 4 Wajar dengan pengecualian 3 Tidak memberikan pendapat 2 Pendapat tidak wajar 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999

62 44 10) Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Tahun Terakhir Hasil pencapaian upaya tindak lanjut temuan atau rekomendasi oleh instansi pemeriksa. Tabel 3.34 Petunjuk Penilaian Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Tahun Terakhir Tindak Lanjut Nilai Tidak ada temuan 4 Ditindaklanjuti, seluruhnya selesai 3 Ditindaklanjuti, sebagian selesai 2 Tidak ditindaklanjuti 1 Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999 b. Menghitung total nilai aspek administrasi dengan menjumlahkan nilai dari sepuluh indikator pada aspek administrasi c. Menghitung jumlah nilai yang diperoleh pada aspek administrasi, dengan nilai bobot 15 dan maksimum nilai 36, yaitu : 4. Menentukan klasifikasi tingkat keberhasilan kinerja yang diperoleh dari penjumlahan nilai kinerja perusahaan yang terdiri dari Aspek Keuangan, Aspek Operasional, dan Aspek Administrasi. Nilai kinerja = aspek keuangan + aspek operasional + aspek administrasi

63 45 5. Menentukan tingkat klasifikasi kinerja PDAM. Tabel 3.35 Klasifikasi Kinerja PDAM Nilai Kinerja Kinerja >75 Baik sekali >60-75 Baik >45-60 Cukup >30-45 Kurang 30 Tidak Baik Sumber: SK. Mendagri No. 47 tahun 1999

64 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran PDAM Purworejo Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Perwitasari Kabupaten Purworejo merupakan Badan Usaha milik Pemerintah Kabupaten Purworejo yang bergerak dalam bidang penyediaan dan pelayanan air bersih bagi kepentingan umum. PDAM Tirta Perwitasari Kabupaten Purworejo didirikan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 85 tahun 1974 dan telah beberapa kali diperbaharui terakhir dengan Perda Nomor 4 tahun 2004 sekaligus pemberian nama PDAM Tirta perwitasari Kabupaten Purworejo. B. Tujuan dan Fungsi Perusahaan Tujuan didirikannya Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Perwitasari Kabupaten Purworejo adalah : 1. Memberikan pelayanan air minum bagi seluruh masyarakat secara adil dan merata serta terus menerus yang memenuhi syarat kesehatan. 2. Turut serta mengembangkan kegiatan perekonomian daerah pada khususnya dan kegiatan perekonomian nasional pada umumnya guna memenuhi kebutuhan masyarakat serta sebagai salah satu sarana bagi sumber Pendapatan Asli Daerah. 46

65 47 Tugas Pokok PDAM Tirta Perwitasari Kabupaten Purworejo adalah: 1. Mengusahakan penyedia air minum yang memenuhi syarat kesehatan untuk keperluan masyarakat. 2. Menghimpun dana guna pengembangan dan menjaga kelangsungan hidup PDAM. 3. Sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah dan sebagai sarana pengembangan perekonomian dalam rangka pembangunan daerah. Fungsi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Perwitasari Kabupaten Purworejo adalah: 1. Pelayanan Umum 2. Penyelenggaraan Kemanfaatan Umum 3. Pendukung Pendapatan Asli Daerah meliputi: Dalam rangka menjalankan fungsi tersebut kegiatan perusahaan 1. Mengolah sumber air untuk memperoleh air bersih dan menyalurkannya kepada pelanggan. 2. Membangun jaringan distribusi dan transmisi dalam rangka untuk mengoptimalkan penyaluran air bersih kepada masyarakat di wilayah kerjanya. 3. Melakukan pemeliharaan jaringan distribusi dan transmisi untuk menekan kebocoran / kehilangan air.

66 48 Janji pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Perwitasari Kabupaten Purworejo adalah: 1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Menghormati hak hak pelanggan. 3. Bekerja dengan penuh kecepatan, ketepatan, dan keramahan. 4. Mengutamakan kepuasan pelanggan. 5. Bekerja dengan penuh tanggung jawab sesuai yang ada di perusahaan. 6. Selalu berusaha meningkatkan pengetahuan dalam bidang pelayanan pelanggan. C. Struktur Organisasi Struktur organisasi PDAM Tirta Perwitasari Kabupaten Purworejo ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur Nomor : 690/PAM/010/2009 tanggal 1 Oktober 2009 tentang Susunan organisasi dan tata kerja PDAM Tirta Perwitasari Kabupaten Purworejo. Susunan organisasi PDAM Tirta Perwitasari Kabupaten Purworejo adalah sebagai berikut : Direktur Kabag. Administrasi Kebid. Teknik : Hesti Lilianti, SH : Muslih Sujarwo, SE : Supadi

67 49 Hesti Lilianti, SH ditunjuk sebagai Direktur PDAM Tirta Perwitasari Kabupaten Purworejo sesuai SK Bupati Purworejo No /224/2011 tanggal 31 Maret 2011, tentang pengangkatan kembali Direktur PDAM Tirta Perwitasari Kabupaten Purworejo masa jabatan Susunan Badan Pengawas PDAM Tirta Perwitasari Kabupaten Purworejo ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Bupati Purworejo Nomor /200.1/2010 tanggal 30 Maret 2010 dan Nomor 188.4/653/2011 tanggal 10 November 2011 dan Nomor 188.4/654/2011 tanggal 10 November 2011 dengan susunan sebagai berikut: Ketua Anggota Anggota : Ir. Akhmad Fauzi, MA : Drs. Slamet Sriyono : Sukono D.M, Spd Kondisi personalia PDAM Tirta Perwitasari Kabupaten Purworejo per tanggal 31 Desember 2010 dan 2011 adalah sebagai berikut : Tabel 4.1: Kondisi Personalia Status Kepegawaian Per Tambah Kurang Per PNS Diperbantukan Pegawai Tetap Calon Pegawai Pegawai Kontrak Jumlah Sumber: PDAM Kabupaten Purworejo tahun 2011

68 50 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kabupaten Purworejo Sumber: PDAM Kabupaten Purworejo tahun 2011

69 51 D. Cakupan Pelayanan Cakupan pelayanan PDAM Kabupaten Purworejo sampai pada tahun 2011 adalah jiwa atau 17,32 % dari total penduduk Kabupaten Purworejo yang berjumlah jiwa. E. Sumber Air Sumber air baku PDAM Tirta Perwitasari Kabupaten Purworejo adalah mata air, sumur dangkal, sumur dalam dan air permukaan dengan tingkat pemanfaatan yang sudah maksimal. Adapun sistem pendistribusian air dengan cara mengalirkan air melalui pompa kemudian dialirkan ke pelanggan melalui sambungan ke rumah-rumah penduduk di seluruh wilayah pelayanan yang ada di Kabupaten Purworejo. Sumber air PDAM Kabupaten Purworejo sebagai berikut : Tabel 4.2: Sumber Air PDAM Kabupaten Purworejo PURWOREJO Mata Air Kalinongko Sumur Dangkal Tuksongo I Sumur Dangkal Tuksongo II Mata Air Simbarjoyo I Mata Air Simbarjoyo II Sumur Dalam Pangenjurutengah Sumur Dalam Sibak Bendung Boro II KUTOARJO Kutoarjo I Kutoarjo II BENER Medono LOANO Ngrau PURWODADI Bending Boro II BANYUURIP Condongsari Demangan Pelahan Sumber: PDAM Kabupaten Purworejo tahun 2011

70 52 F. Jasa Pelayanan Air Minum PDAM dapat memberikan jasa pelayanan kepada pelanggan maupun bukan pelanggan yang terdiri dari : 1. Jasa survey 2. Jasa pelayanan sambungan baru 3. Jasa pengetesan meter air 4. Jasa pindah golongan tarif 5. Jasa balik nama pelanggan 6. Jasa tutup sementara 7. Jasa buka kembali 8. Jasa pemindahan jaringan 9. Jasa perbaikan instalasi persil 10. Jasa penjualan air dengan mobil tangki G. Denda Pelanggan yang melaksanakan pembayaran rekening air minum PDAM maupun non air minum PDAM setelah tanggal yang telah ditentukan dikenakan denda keterlambatan sebesar Rp dari tiap-tiap rekening. Berikut denda yang diberlakukan oleh PDAM : 1. Pelanggan yang melakukan penyambungan langsung tanpa persetujuan PDAM ke pipa transmisi, pipa distribusi dan/atau pipa dinas milik PDAM dikenakan denda yang nilainya sama dengan 450m 3 (empat ratus

71 53 lima puluh meter kubik) sesuai jenis tariff air minum yang berlaku bagi pelanggan. 2. Denda sebagaimana dimaksud pada nomor 1 ditambah biaya perbaikkan pipa transmisi, pipa distribusi dan/atau pipa dinas sebesar biaya yang dikeluarkan oleh PDAM apabila terjadi kerusakan atau tidak berfungsinya pipa transmisi, pipa distribusi dan/atau pipa dinas dengan baik akibat tindakan sebagaimana dimaksud pada nomor Pelanggan yang melakukan tindakan dengan sengaja untuk mempengaruhi jalannya meter air, melepas meter air dan/atau memindahkan meter air tanpa izin tertulis dari Direktur PDAM dikenakan denda yang nilainya sama dengan 300m 3 (tiga ratus meter kubik) sesuai jenis tarif air minum yang berlaku bagi pelanggan. 4. Denda sebagaimana dimaksud pada nomor 3 ditambah biaya perbaikan meter air sebesar biaya yang dikeluarkan oleh PDAM apabila terjadi kerusakan atau tidak berfungsinya meter air dengan baik akibat tindakan sebagaimana dimaksud nomor Pelanggan yang dengan sengaja menggunakan pompa air untuk menyedot air secara langsung dari pipa persil PDAM dikenakan denda yang nilainya sama dengan 200m 3 (dua ratus meter kubik) sesuai jenis tarif air minum yang berlaku bagi pelanggan. 6. Denda sebagaimana dimaksud pada nomor 5 ditambah biaya perbaikan pipa persil sebesar biaya yang dikeluarkan oleh PDAM apabila terjadi

72 54 kerusakan atau tidak berfungsinya pipa persil dengan baik akibat tindakan sebagaimana dimaksud pada nomor Kerusakan, atau kehilangan meter air akibat kesalahan/kelalaian pelanggan, maka pelanggan dikenakan biaya penggantian meter air sebesar harga meter air dan/atau ditambah biaya perbaikan/pemasangan meter air sebesar yang dikeluarkan oleh PDAM. 8. Dikecualikan dari pengenaan biaya sebagaimana dimaksud pada nomor 7, apabila meter air yang digunakan oleh pelanggan telah berfungsi/berumur lebih dari 5 (lima) tahun sejak pemasangan meter air tersebut.

73 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Analisis data yang diperoleh dari hasil penelitian akan diuraikan pada bab ini untuk menjawab rumusan masalah yang ada. Data terlampir di lampiran nomor 4-9, yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang berasal dari laporan keuangan PDAM Tirta Perwitasari, Kabupaten Purworejo selama 2(dua) tahun yaitu tahun Laporan keuangan yang secara khusus digunakan dalam penelitian ini adalah neraca, laporan laba-rugi, serta laporan bidang teknik. Dari data yang diperoleh tersebut diklasifikasikan ke dalam rumus yang relevan dengan permasalahan. Kemudian dilanjutkan mengetahui kinerja PDAM Tirta Perwitasari, Kabupaten Purworejo. B. Analisis Data Penilaian kinerja PDAM Kabupaten Purworejo pada Aspek Keuangan, Aspek Operasional, dan Aspek Administrasi menurut Peraturan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum dapat dilakukan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: 55

74 56 1. Aspek Keuangan a. Perhitungan dan hasil perhitungan 10 indikator kinerja Aspek Keuangan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Purworejo untuk tahun buku 2010 dan 2011 adalah sebagai berikut: 1) Adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari jumlah aktiva produktif yang dikelola. Laba sebelum pajak = pendapatan operasi (pendapatan penjualan air + pendapatan non air) + pendapatan non operasi biaya operasi biaya non operasi. Tabel 5.1 Laba sebelum Pajak Pendapatan Operasi + Tahun Pendapatan Non Operasi (1) Biaya Operasi + Biaya Non Operasi (2) Laba sebelum Pajak (3=1-2) , , , ,11 Sumber: Data Laporan Keuangan PDAM Pendapatan operasi = pendapatan usaha Pendapatan non operasi = pendapatan non usaha/pendapatan lain-lain Biaya operasi = biaya usaha Biaya non operasi = biaya non usaha/biaya lain-lain Pendapatan operasi + pendapatan non operasi tahun 2010 = Rp Rp = Rp (lampiran 7)

75 57 Pendapatan operasi + pendapatan non operasi tahun 2011 = Rp Rp = Rp (lampiran 6) Biaya operasi + biaya non operasi tahun 2010 = Rp ,6 + Rp = Rp ,66 (lampiran 7) Biaya operasi + biaya non operasi tahun 2011 = Rp Rp ,89 = Rp ,89 (lampiran 6) Aktiva Produktif = aktiva lancar + investasi jangka panjang + aktiva tetap (nilai buku) tidak termasuk aktiva tetap dalam penyelesaian Aktiva Produktif adalah kemampuan modal diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva produktif yang digunakan dalam kegiatan produksi. Aktiva lancar = Aset lancar Aktiva tetap = Aset tidak lancar Tabel 5.2 Aktiva Produktif Tahun Aktiva Lancar (1) Investasi Jangka Panjang (2) Aktiva Tetap (3) Aktiva Produktif (4=1+2+3) , , Sumber: Data Laporan Keuangan PDAM

76 58 Tabel 5.3 Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif Tahun Laba sebelum Pajak Aktiva Produktif (1) (2) Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif (3=1:2) , ,18% , ,03% 3 Sumber: Data Laporan Keuangan PDAM Nilai Tabel 5.4 Perubahan Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif dan Perhitungan Bonus Tahun Bonus Rasio Tahun Ini (1) Rasio Tahun Lalu (2) Peningkatan (3=1-2) ,03% 6,18% (0,15) 0 Sumber: Data Laporan Keuangan PDAM 2) Rasio laba terhadap aktiva produktif digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari jumlah aktiva produktif yang dimiliki oleh perusahaan. Selama dua tahun yaitu dari tahun 2010 dan 2011 rasio laba terhadap aktiva produktif bernilai positif karena pada tahun tersebut perusahaan memperoleh keuntungan. Hal ini dikarenakan meningkatnya penjualan sebesar Rp dan penambahan aktiva tetap produktif sebesar Rp Rasio ini digunakan untuk mengukur laba yang dapat diperoleh dari jumlah penjualan dalam tahun berjalan. a) Penjualan = pendapatan operasi

77 59 b) Pendapatan operasi = pendapatan penjualan air + pendapatan non air c) Pendapatan penjualan air terdiri dari: harga air, jasa administrasi, sewa meter. d) Pendapatan non air terdiri dari: pendaptan sambungan baru, pendapatan sewa instalasi, pendapatan denda. Tabel 5.5 Rasio Laba terhadap Penjualan Tahun Laba sebelum Penjualan Rasio Laba Nilai Pajak (1) (2) terhadap Penjualan (3=1:2) , ,58% , ,41% 3 Sumber: Data Laporan Keuangan PDAM Tabel 5.6 Perubahan Rasio Laba terhadap Penjualan dan Perhitungan Bonus Tahun Rasio Tahun Ini Rasio Tahun Lalu Peningkatan Bonus (1) (2) (3=1-2) ,41% 8,58% 0,83% 1 Sumber: Data Laporan Keuangan PDAM Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa untuk tahun 2010 dan 2011 rasio laba terhadap penjualan bernilai positif yaitu 8,58% untuk tahun 2010 dan 9,14% untuk tahun 2011, hal ini dikarenakan PDAM mengalami keuntungan. Keuntungan ini disebabkan karena menigkatnya penjualan dari tahun sebesar Rp

78 60 3) Rasio ini untuk menilai ketersediaan aktiva lancar untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dalam rangka membiayai kegiatan operasi maupun pembayaran hutang dan bunga jatuh tempo jika ada. a) Aktiva Lancar adalah aktiva yang tingkat likuiditasnya paling lama satu tahun. Aktiva lancar terdiri atas : Kas dan Bank, Investasi jangka pendek, Piutang usaha, Piutang lainnya, Persediaan, Pembayaran dimuka, Aktiva Lancar lainnya. b) Utang Lancar = kewajiban lancar/kewajiban jangka pendek adalah kewajiban yang harus dibayar dalam jangka waktu paling lama satu tahun. Utang Lancar terdiri atas: Utang usaha, Utang lainnya, Biaya yang belum dibayar, Pendapatan diterima dimuka, Pinjaman jangka pendek. Tabel 5.7 Rasio Aktiva Lancar terhadap Utang Lancar Aktiva Lancar Hutang Lancar Rasio Lancar Tahun (1) (2) (3=1:2) , ,77 7, ,04 1 Sumber: Data Laporan Keuangan PDAM Nilai Dari tabel diatas dapat diketahui besar ketersediaan aktiva lancar untuk memenuhi kewajiban jangka pendek perusahaan dalam rangka membiayai kegiatan operasi maupun pembayaran hutang.

79 61 4) Rasio ini digunakan untuk menilai keseimbangan antara dua sumber pendanaan yang digunakan untuk membiayai aset perusahaan, yaitu modal dan hutang. a) Utang jangka panjang adalah kewajiban yang harus dibayar dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Utang jangka panjang terdiri dari: Pinjaman pemerintah pusat, Pinjaman luar negeri, Kredit jangka panjang. b) Ekuitas = Modal dan cadangan Modal Cadangan terdiri dari: Penyertaan pemerintah yang belum ditetapkan statusnya, Kekayaan PEMDA yang dipisahkan, Penyertaan pemerintah pusat, Modal hibah, Selisih penilaian kembali aktiva tetap, Cadangan umum, Laba yang belum dibagikan, Laba (rugi) tahun berjalan. Tabel 5.8 Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Ekuitas Utang Jangka Ekuitas Rasio Utang Jangka Tahun Panjang Panjang terhadap Ekuitas Nilai (1) (2) (3=1:2) , , Sumber: Data Laporan Keuangan PDAM Rasio ini digunakan untuk mengetahui keseimbangan antara modal dan utang yang digunakan untuk membiayai aset perusahaan. Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa untuk tahun rasio

80 62 utang jangka panjang terhadap ekuitas bernilai 0, hal ini dikarenakan PDAM tidak memiliki utang jangka panjang. 5) Rasio ini merupakan tolak ukur untuk menilai tingkat kecukupan dari seluruh aktiva yang tersedia kemampuan untuk membayar utang yang harus segera dipenuhi. a) Total Aktiva = Aktiva lancar + Investasi jangka panjang + Aktiva tetap + Aktiva lain-lain. b) Total Utang = Utang lancar + Utang jangka panjang + Utang lainlain. Tabel 5.9 Rasio Total Aktiva terhadap Total Utang Tahun Total Aktiva Total Utang Rasio Total Aktiva Nilai (1) (2) terhadap Total Utang (3=1:2) , , , ,68 21,95 5 Sumber: Data Laporan Keuangan PDAM Total utang tahun 2010 = jumlah kewajiban lancar + jumlah kewajiban lainlain = Rp ,77 + Rp ,56 = Rp (lampiran 5) Dari tabel diatas dapat diketahui rasio total aktiva terhadap total utang untuk tahun 2010 dan 2011 adalah sebesar 4,96 dan 21,95. Tingginya rasio pada tahun 2011 disebabkan oleh penurunan total

81 63 utang dari tahun 2010 sebesar Rp dan tahun 2011 menjadi Rp ,68. 6) Rasio ini merupakan tolak ukur yang digunakan untuk menilai penghematan dalam penggunaan sumber dana dan daya untuk menjalankan kegiatan operasional perusahaan. a) Biaya Operasi = Biaya langsung + Biaya Administrasi dan Umum Biaya langsung terdiri dari: biaya sumber air, biaya pengolahan air, biaya transmisi dan distribusi. Biaya administrasi dan umum terdiri dari: biaya pegawai, biaya kantor, biaya hubungan langganan, biaya penelitian dan pengembangan, biaya keuangan, biaya pemeliharaan, biaya penyisihan/penghapusan piutang, rupa-rupa biaya umum, biaya penyusutan dan amortisasi non pabrik air. b) Pendapatan operasi = Pendapatan penjualan air + Pendapatan non air Pendapatan penjualan air terdiri dari: harga air, jasa administrasi, sewa meter.

82 64 Pendapatan non air terdiri dari: pendapatan sambungan baru, pendapatan sewa instalasi, pendapatan denda. Tabel 5.10 Rasio Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi Tahun Biaya Operasi Pendapatan Rasio Biaya Operasi Nilai (1) Operasi (2) terhadap Pendapatan Operasi (3=1:2) , , Sumber: Data Laporan Keuangan PDAM Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa rasio biaya operasi terhadap pendapatan operasi tahun 2010 dan 2011 mengalami kenaikkan. Semakin besar rasio ini menunjukkan bertambahnya biaya operasi perusahaan. 7) Rasio Laba Operasi sebelum Penyusutan terhadap Angsuran Pokok dan Bunga Jatuh Tempo Rasio ini digunakan untuk mengukur potensi laba yang dihasilkan dapat memenuhi kewajiban pembayaran angsuran pokok dan bunga yang jatuh tempo. a) Laba operasi sebelum penyusutan = Pendapatan operasi Biaya operasi sebelum biaya penyusutan b) Angsuran pokok adalah angsuran pokok utang jangka panjang yang jatuh tempo termasuk tunggakan.

83 65 c) Bunga jatuh tempo adalah kewajiban pembayaran utang jangka panjang termasuk tunggakan. Tabel 5.11 Rasio Laba Operasi sebelum Biaya Penyusutan terhadap Angsuran Pokok dan Bunga Jatuh Tempo Tahun Laba Operasi sebelum Penyusutan (1) Angsuran Pokok + Bunga Jatuh Tempo (2) Rasio Laba Operasi sebelum Penyusutan terhadap Angsuran Pokok dan Bunga Jatuh Tempo (3=1:2) Sumber: Data Laporan Keuangan PDAM 8) Nilai Dari data di atas dapat diketahui nilai rasio laba operasi sebelum penyusutan, terhadap angsuran pokok dan bunga jatuh tempo tahun 2010 dan 2011 adalah 0. Hal ini disebabkan karena angsuran pokok + bunga jatuh tempo bernilai 0. Rasio ini digunakan untuk menunjukkan berapa besar aktiva produktif yang digunakan dalam memperoleh pendapatan atas penjualan air. Aktiva Produktif = Aktiva lancar + Investasi jangka panjang + Aktiva tetap (nilai buku) tidak termasuk aktiva tetap dalam penyelesaian Tabel 5.12 Rasio Aktiva Produktif terhadap Penjualan Air Tahun Aktiva Produktif (1) Penjualan Air (2) Rasio Aktiva Produktif terhadap Penjualan Air (3=1:2) , ,74 5 Sumber: Data Laporan Keuangan PDAM Nilai

84 66 Dari data di atas diketahui bahwa rasio aktiva produktif terhadap penjualan pada tahun 2011 mengalami peningkatan, hal ini disebabkan karena meningkatnya penjualan air. 9) Jangka waktu penagihan piutang merupakan tolak ukur menilai efektivitas dari upaya manajemen dalam pengendalian piutang yaitu menilai waktunya rata-rata piutang tertagih menjadi kas. Piutang Usaha = Piutang air + Piutang non air + Piutang ragu-ragu Penyisihan piutang usaha. Tabel 5.13 Piutang Usaha Tahun Piutang Usaha (1) Penyisihan Piutang Usaha (2) Nilai Buku (3=1-2) , Sumber: Data Laporan Keuangan PDAM Tabel 5.14 Penjualan per Hari Tahun Pendapatan Operasi (1) Jumlah Hari (2) Penjualan per Hari (3=1:2) , ,29 Sumber: Data Laporan Keuangan PDAM

85 67 Tabel 5.15 Jangka Waktu Penagihan Tahun Nilai Buku Piutang Usaha (1) Jumlah Penjualan per Hari (2) Jangka Waktu Penagihan (3=1:2) ,89 45 hari ,29 41 hari 5 Sumber: Data Laporan Keuangan PDAM Jangka waktu rata-rata piutang tertagih menjadi kas untuk tahun 2010 dan 2011 adalah 45 hari dan 41 hari. Nilai 10) Efektivitas penagihan merupakan tolak ukur untuk menilai efektivitas dari upaya manajemen dalam pengendalian piutang yaitu menilai berapa persen piutang tertagih menjadi kas. Rekening tertagih adalah jumlah penerimaan dari rekening penjualan air yang diterbitkan selama satu tahun. Tabel 5.16 Efektivitas Penagihan Tahun Rekening Tertagih (1) Penjualan Air (2) Efektifitas Penagihan Air (3=1:2) ,81% ,15% 5 Sumber: Data Laporan Keuangan PDAM Rekening tertagih = penjualan air + pendapatan denda administrasi Tahun 2010 = Rp Rp (lampiran 7) Tahun 2011 = Rp Rp (lampiran 6) Nilai

86 68 b. Jumlah nilai yang diperoleh pada aspek keuangan Tabel 5.17 Nilai Aspek Keuangan untuk periode 2010 dan 2011 No Indikator Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif Bonus: Rasio Laba terhadap Penjualan Bonus: Rasio Aktiva Lancar terhadap Utang Lancar Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Ekuitas Rasio Total Aktiva terhadap Total Utang Rasio Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi Rasio Laba Operasi Sebelum Biaya Penyusutan 1 1 terhadap Angsuran Pokok dan Bunga Jatuh Tempo 8 Rasio Aktiva Produktif terhadap Penjualan Air Jangka Waktu Penagihan Piutang Efektivitas Penagihan 5 5 Total Nilai c. Menghitung jumlah nilai yang diperoleh pada Aspek Keuangan, dengan nilai bobot 45 dan maksimum nilai 60, yaitu: Tabel 5.18 Nilai Kinerja dari Aspek Keuangan untuk Periode 2010 dan 2011 Tahun Jumlah Nilai yang Nilai Bobot diperoleh maksimum , Nilai Kinerja

87 69 2. Aspek Operasional a. Perhitungan dan hasil perhitungan 10 indikator Aspek Operasional Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Purworejo untuk tahun buku 2010 dan 2011 adalah sebagai berikut: 1) Cakupan pelayanan adalah perbandingan yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada penduduk. a) Jumlah penduduk terlayani adalah jumlah orang yang sudah mendapat pelayanan air bersih di wilayah administrasi PDAM. b) Jumlah penduduk adalah jumlah penduduk dalam wilayah administrasi PDAM. Tabel 5.19 Rasio Cakupan Pelayanan Tahun Jumlah Penduduk Terlayani (1) Jumlah Penduduk (2) Rasio Cakupan Pelayanan (3=1:2) ,66% ,32% 2 Sumber: Data PDAM Kabupaten Purworejo Nilai Tabel 5.20 Perubahan Rasio Cakupan Pelayanan dan Perhitungan Bonus Tahun Rasio Tahun Ini (1) Rasio Tahun Lalu (2) Peningkatan (3=1-2) Bonus ,32 14,66 2,66 2 Sumber: Data PDAM Kabupaten Purworejo

88 70 Rasio cakupan pelayanan untuk yaitu sebesar 14,66% dan 17,32%. Rasio cakupan pelayanan pada tahun 2011 mengalami peningkatan sehingga mendapat bonus 2. 2) Kualitas Air Distribusi Kualitas air distribusi adalah pemenuhan syarat yang telah ditetapkan instansi berwenang mengenai kualitas air yang dikonsumsi masyarakat berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan Tabel 5.21 Kualitas Air Distribusi Tahun Kualitas Air Distribusi Nilai 2010 Memenuhi syarat air bersih Memenuhi syarat air bersih 2 Sumber: Data PDAM Kabupaten Purworejo Sebagai perusahaan penyedia air minum PDAM harus bisa menyediakan air yang memenuhi standar kesehatan dan standar kualitas air minum. Standar kesehatan dan standar kualitas air minum ditentukan oleh Departemen Kesehatan. Secara umum kualitas air yang diproduksi oleh PDAM Kabupaten Purworejo telah memenuhi syarat sebagai air bersih.

89 71 3) Kontinuitas Air Indikator ini digunakan untuk mengetahui apakah pelanggan mendapat aliran air secara penuh atau tidak yaitu selama 24 jam per hari. Tabel 5.22 Kontinuitas Air Tahun Kontinuitas Air Distribusi Nilai 2010 Belum semua pelanggan mendapat aliran air 24 jam Belum semua pelanggan mendapat aliran air 24 jam 1 Sumber: Data PDAM Kabupaten Purworejo Kontinuitas air adalah kesinambungan air mengalir di rumah pelanggan. Kontinuitas air yang didistribusikan oleh PDAM Kabupaten Purworejo berkisar 23,83 jam perhari, hal ini dikarenakan tingkat elevasi tanah yang tidak merata pada beberapa lokasi dan masih tingginya tingkat kehilangan air serta keterbatasan air baku yang dimiliki PDAM Tirta Perwitasari Kabupaten Purworejo. 4) Merupakan perbandingan antara kapasitas produksi dengan kapasitas terpasang. a) Instalasi produksi adalah bangunan beserta peralatannya yang menjadi satu kesatuan untuk memproduksi air yang dapat berupa pengolahan air, sumur bor, unit pengambilan mata air beserta pengolahannya.

90 72 b) Kapasitas produksi adalah kapasitas yang dioperasikan/ dimanfaatkan dalam memproduksi air. c) Kapasitas terpasang adalah kapasitas yang sesuai dengan desain pompa terpasang. Tabel 5.23 Rasio Produktifitas Pemanfaatan Instalasi Produksi Tahun Kapasitas Produksi (1) Kapasitas terpasang (2) Rasio Produktifitas Pemanfaatan Instalasi Produksi (3=1:2) , ,89% , ,86% 2 Sumber: Data PDAM Kabupaten Purworejo Nilai Dari tabel di atas dapat diketahui rasio produktifitas pemanfaatan instalasi produksi untuk tahun 2010 dan 2011 adalah sebesar 88,89% dan 74,86%. 5) Merupakan perbandingan antara jumlah air m 3 air yang didistribusikan yang terjual dengan jumlah m 3 air yang didistribusikan. Rasio ini menunjukkan bagaimana tingkat kehilangan air yang dialami. a) Jumlah m 3 air yang didistribusikan adalah jumlah air yang tercatat di meter induk yang dipasang pada pipa keluaran bak penampungan air hasil produksi yang akan didistribusikan.

91 73 b) Jumlah m 3 air yang terjual adalah jumlah m 3 air terjual yang tercatat di meter air pelanggan melalui rekening air yang ditagihkan. Tabel 5.24 Rasio Tingkat Kehilangan Air Tahun Jumlah m 3 Air yang Didistribusikan Air terjual (1) Jumlah m 3 yang Didistribusikan (2) Rasio Tingkat Kehilangan Air (3=1:2) ,82% ,18% 2 Sumber: Data PDAM Kabupaten Purworejo Jumlah m 3 Air yang Didistribusikan Air terjual Tahun 2010 = Rp Rp (lampiran 9b) Tahun 2011 = Rp Rp (lampiran 8b) Nilai Tabel 5.25 Perubahan Rasio Tingkat Kehilangan Air dan Perhitungan Bonus Tahun Rasio Tahun Ini (1) Rasio Tahun Lalu (2) Penurunan (3=1-2) Bonus ,18 37,82 3,64 - Jumlah kehilangan air tahun 2010 dan 2011 adalah sebesar 37,82% dan 34,18%. Walaupun mengalami penurunan tetapi tingkat kehilangan air masih sangat tinggi. 6) Meter air adalah alat ukur air yang digunakan oleh pelanggan. Untuk menjamin kebenaran angka yang ditunjukkan maka harus dipastikan

92 74 bahwa selama terpasang meter air tersebut dalam kondisi baik dan akurat. Maka perlu adanya pemeliharaan seluruh meter air yang dipasang dan ditera secara periodik dan menggantinya bila kedapatan rusak atau bila sudah tiba penggantiannya. Tabel 5.26 Rasio Peneraan Air Meter Tahun Juamlah Pelanggan yang Meter Airnya Ditera (1) Jumlah Seluruh Pelanggan (2) Rasio Peneraan (3=1:2) ,36% ,46% 2 Sumber: Data PDAM Kabupaten Purworejo Nilai Dari tabel diatas dapat diketahui rasio peneraan air meter tahun 2010 dan 2011 adalah sebesar 15,36% dan 10,46%. 7) Kecepatan Penyambungan Baru Kecepatan penyambungan baru menunjukkan berapa kecepatan pelayanan yang diberikan kepada pelanggan dalam proses pemasangan sambungan baru. Pengukuran aspek ini dimulai dari ditandatanganinya kontrak sambungan baru antara PDAM dengan pemohon sampai dengan pemasangan sambungan baru selesai. Tabel 5.27 Kecepatan Penyambungan Baru Tahun Waktu Nilai 2010 >6 hari kerja >6 hari kerja 1 Sumber: Data PDAM Kabupaten Purworejo

93 75 PDAM untuk tahun 2010 dan 2011 membutuhkan lebih dari 6 hari kerja untuk melakukan penyambungan baru. 8) Kemampuan penanganan pengaduan rata-rata perbulan adalah kemampuan PDAM menyelesaikan pengaduan-pengaduan pelanggan. Aspek ini diukur dengan cara membandingkan antara jumlah pengaduan yang telah selesai ditangani dengan jumlah seluruh pengaduan. Tabel 5.28 Rasio Kemampuan Penanganan Pengaduan Rata-rata per Bulan Tahun Jumlah Pengaduan Jumlah Rasio Kem Kemampuan Nilai yang telah selesai ditangani (1) Seluruh Pengaduan (2) Penanganan Pengaduan Rata-rata per Bulan (3=1:2) % % 2 Sumber: Data PDAM Kabupaten Purworejo Selama dua tahun yaitu tahun 2010 dan 2011 rasio kemampuan penanganan pengaduan rata-rata per bulan mencapai 100%. Hal ini berarti semua pengaduan dapat ditangani seluruhnya.

94 76 9) Kemudahan Pelayanan Yaitu tersedianya sarana penunjang dalam rangka memberikan kemudahan pelayanan baik untuk melakukan pembayaran maupun pengaduan. Dalam hal ini yang dimaksud tersedianya sarana penunjang yakni tersedianya service point diluar kantor pusat. Tabel 5.29 Kemudahan Pelayanan Tahun Tersedianya Pelayanan Nilai 2010 Tersedianya service point diluar kantor pusat Tersedianya service point diluar kantor pusat 2 Sumber: Data PDAM Kabupaten Purworejo PDAM Kabupaten Purworejo menyediakan sarana penunjang dalam rangka memberikan kemudahan pelayanan, baik untuk melakukan pembayaran maupun pengaduan (service point) 10) Rasio ini merupakan perbandingan antara jumlah karyawan dengan jumlah pelanggan. a) Jumlah karyawan adalah jumlah karyawan yang aktif pada akhir tahun buku, yang terdiri dari karyawan PDAM. b) Jumlah pelanggan adalah jumlah pelanggan sambungan aktif pada akhir tahun buku.

95 77 Tabel 5.30 Rasio Karyawan per 1000 Pelanggan Tahun Jumlah Karyawan (1) Jumlah Pelanggan (2) Rasio Karyawan per 1000 Pelanggan (3=1:2) , ,51 5 Sumber: Data PDAM Kabupaten Purworejo Nilai Jumlah karyawan tahun 2010 dan 2011 adalah sebanyak 110 orang dibandingkan dengan jumlah pelanggan tahun 2010 dan 2011 sebanyak dan , maka rasio jumlah pegawai untuk tahun 2010 dan 2011 adalah rata-rata 6 orang untuk setiap 1000 pelanggan. b. Jumlah Nilai yang diperoleh pada Aspek Operasional Tabel 5.31 Nilai Aspek Operasional untuk Periode 2010 dan 2011 No Indikator Cakupan Pelayanan Bonus: Kualitas Air Distribusi Kontinuitas Air Produktifitas Pemanfaatan Instalasi Produksi Tingkat Kehilangan Air Rasio Peneraan Meter Air Kecepatan Penyambungan Baru Kemampuan Penaganan Pengaduan Rata-rata 2 2 per Bulan 9 Kemudahan Pelayanan Rasio Karyawan per 1000 Pelanggan 5 5 Total Nilai 22 24

96 78 c. Menghitung jumlah nilai yang diperoleh pada Aspek Operasional dengan nilai bobot 40 dan maksimum nilai 47, yaitu: Tabel 5.32 Nilai Kinerja dari Aspek Operasional untuk Periode 2010 dan 2011 Tahun Jumlah Nilai yang Nilai Bobot Nilai Kinerja diperoleh Maksimum , ,42 3. Aspek Administrasi a. Penilaian rasio-rasio Aspek Administrasi PDAM Kabupaten Purworejo tahun 2010 dan 2011 adalah sebagai berikut: 1) Rencana Jangka Panjang Adalah rencana strategis yang mencakup rumusan mengenai tujuan dan sasaran yang hendak dicapai perusahaan dalam jangka waktu lima tahun mendatang. Penilaian Rencana Jangka Panjang (RPJ) untuk menilai sejauh mana RPJ PDAM dilaksanakan. Tabel 5.33 Rencana Jangka Panjang Tahun Pelaksanaan Nilai 2010 Dipedomani sebagian Dipedomani sebagian 3 Sumber: Data PDAM Kabupaten Purworejo

97 79 2) Rencana Organisasi dan Uraian Tugas Adalah struktur organisasi dan tata cara kerja organisasi yang dimiliki oleh PDAM dan disahkan oleh kepala daerah. Tabel 5.34 Rencana Organisasi dan Uraian Tugas Tahun Pelaksanaan Nilai 2010 Dipedomani sebagian Dipedomani sebagian 3 Sumber: Data PDAM Kabupaten Purworejo 3) Prosedur Operasi Standar Prosedur operasi standar adalah panduan yang mencakup prosedur dan penanganan operasi perusahaan. Bisa juga disebut sebagai standar operasi dan prosedur (SOP). SOP terdiri dari pedoman di bidang teknik meliputi produksi, distribusi, peneraan meter, penyambungan baru, penggantian meter, yang bukan hanya tahapan tetapi menjelaskan juga teknis pelaksanaannya. Sedangkan di bidang administrasi meliputi sistem akuntansi, sistem penggajian, sistem penilaian pegawai, sistem pelaporan, sistem pemerikasaan, sisem penganggaran. Menilai sejauh mana pelaksanaan prosedur operasi standar dipedomani. Tabel 5.35 Prosedur Operasi Standar Tahun Pelaksanaan Nilai 2010 Dipedomani sebagian Dipedomani sebagian 3 Sumber: Data PDAM Kabupaten Purworejo

98 80 4) Gambar Nyata Laksana (as built drawing) Gambar nyata laksana adalah gambar diatas kertas yang memvisualisasikan setiap bangunan dan peralatan yang digunakan dalam sistem penyediaan air bersih, mulai dari unit produksi, distribusi, peralatan-peralatan dan bangunan. Gambar nyata laksana merupakan ukuran untuk melihat sampai sejauh mana gambar nyata laksana disediakan dan dipedomani sebagai alat manajemen. Gambar nyata laksana untuk seluruh sistem distribusi adalah ukuran pelaksanaan manajemen produksi dan distribusi secara baik. Tabel 5.36 Gambar Nyata Laksana (as built drawing) Tahun Pelaksanaan Nilai 2010 Dipedomani sebagian Sepenuhnya dipedomani 4 Sumber: Data PDAM Kabupaten Purworejo 5) Pedoman Penilaian Kerja Karyawan Untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan pedoman penilaian kerja karyawan dalam rangka penentuan karir dan gaji dipedomani. Pedoman tersebut merupakan media untuk menilai prestasi kerja karyawan perusahaan. Tabel 5.37 Pedoman Penilaian kerja Karyawan Tahun Pelaksanaan Nilai 2010 Sepenuhnya dipedomani Sepenuhnya dipedomani 4 Sumber: Data PDAM Kabupaten Purworejo

99 81 6) Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Untuk mengetahui sejauh mana Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) dipedomani. RKAP adalah penjabaran dari rencana jangka panjang secara tahunan yang mencakup rencana kerja dan anggaran perusahaan. Tabel 5.38 Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun Pelaksanaan Nilai 2010 Sepenuhnya dipedomani Sepenuhnya dipedomani 4 Sumber: Data PDAM Kabupaten Purworejo 7) Tertib Laporan Internal Dilaksanakannya pelaporan dibidang keuangan, operasi dan administrasi secara berkala dari pelaksana kepada pengambil keputusan. Laporan tersebut antara lain laporan kas harian, laporan keuangan bulanan, dan tahunan. Tabel 5.39 Tertib Laporan Internal Tahun Pelaksanaan Nilai 2010 Dibuat tepat waktu Dibuat tepat waktu 2 Sumber: Data PDAM Kabupaten Purworejo 8) Tertib Laporan Eksternal Penyampaian laporan-laporan untuk pihak ekstern secara periodik, tepat waktu, laporan tersebut antara lain laporan keuangan tahunan untuk badan pengawas dan laporan untuk keperluan pajak.

100 82 Tabel 5.40 Opini Laporan Eksternal Tahun Pelaksanaan Nilai 2010 Dibuat tepat waktu Dibuat tepat waktu 2 Sumber: Data PDAM Kabupaten Purworejo 9) Opini Auditor Independen Opini pemeriksa independen mengenai kewajaran laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen. Opini atau pendapat auditor independen ini mencerminkan tingkat keyakinan yang memadai bahwa apakah laporan keuangan tersebut bebas dari salah saji materi. Tabel 5.41 Opini Auditor Independen Tahun Pelaksanaan Nilai 2010 Wajar tanpa pengecualian Wajar tanpa pengecualian 4 Sumber: Data PDAM Kabupaten Purworejo 10) Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Tahun Terakhir Tindak lanjut hasil pemeriksaan tahun lalu merupakan hasil pencapaian upaya tindak lanjut temuan atau rekomendasi oleh instansi pemeriksa dimana rekomendasi dari instansi pemeriksa merupakan saran yang harus dilakukan dan ditindak lanjuti secara konkrit sebagai upaya perbaikkan. Indikator ini menilai sejauh mana efektivitas perbaikan terhadap praktek-praktek yang tidak lazim dari ketentuan (penyimpangan).

101 83 Tabel 5.42 Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Tahun Terakhir Tahun Pelaksanaan Nilai 2010 Tidak ada temuan Tidak ada temuan 4 Sumber: Data PDAM Kabupaten Purworejo b. Jumlah nilai yang diperoleh pada Aspek Administrasi Tabel 5.43 Nilai Aspek Administrasi untuk Periode 2010 dan 2011 No Indikator Rencana Jangka Panjang Rencana Organisasi dan Uraian Tugas Prosedur Operasi Standar Gambar Nyata Laksana (as built drawing) Pedoman Penilaian Kerja Karyawan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan 4 4 (RKAP) 7 Tertib Laporan Internal Tertib Laporan Eksternal Opini Auditor Independen Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Tahun 4 4 Terakhir Total Nilai c. Menghitung jumlah nilai yang diperoleh pada Aspek Administrasi dengan nilai bobot 15 dan maksimum nilai 36, yaitu: Tabel 5.44 Nilai Kinerja dari Aspek Administrasi untuk Periode 2010 dan 2011 Tahun Jumlah Nilai yang diperoleh Nilai Maksimum Bobot Nilai Kinerja , ,75

102 84 4. Menentukan Klasifikasi tingkat keberhasilan kinerja yang diperoleh dari penjumlahan nilai kinerja perusahaan yang terdiri dari Aspek Keuangan, Aspek Operasional, dan Aspek Administrasi: Tabel 5.45 Klasifikasi Tingkat Keberhasilan Kinerja PDAM Kabupaten Purworejo untuk Periode 2010 dan Aspek Penilaian Aspek Keuangan 26,25 27 Aspek Operasional 18,72 20,42 Aspek Administrasi 13,33 13,75 Nilai Kinerja 58, Menentukan tingkat klasifikasi kinerja PDAM. Tabel 5.46 Klasifikasi Kinerja Tahun Nilai kinerja Kinerja ,3 Cukup ,17 Baik C. Pembahasan Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa pada tahun buku 2010 dan 2011 PDAM Kabupaten Purworejo memiliki kinerja sebagai berikut: 1. Kinerja PDAM Kabupaten Purworejo Tahun Buku Berdasarkan kriteria menurut SK. Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 kinerja PDAM Kabupaten Purworejo untuk tahun 2010 tergolong Cukup dengan total nilai 58,3.

103 85 a. Aspek Keuangan Pencapaian nilai aspek keuangan tahun 2010 adalah sebesar 26,25 dari nilai bobot 45. Pada tahun 2010 PDAM Purworejo memiliki keuntungan yang besar, kemudian PDAM Purworejo juga memiliki total utang yang rendah. Rasio yang secara langsung terpengaruh adalah: 1) Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif sebesar 6,18% dengan nilai 3, berarti bahwa setiap Rp 1,- aktiva produktif menghasilkan laba sebesar Rp 0,0618. Sehingga PDAM Kabupaten Purworejo perlu meningkatkan laba sebelum pajak untuk memperoleh laba yang maksimal. 2) Rasio Laba terhadap Penjualan adalah sebesar 8,58% dengan nilai 3, berarti bahwa setiap Rp 1,- penjualan menghasilkan laba sebesar Rp0,0858. Sehingga PDAM Kabupaten Purworejo perlu meningkatkan laba sebelum pajak untuk memperoleh laba yang maksimal. 3) Rasio Aktiva Lancar terhadap Utang Lancar sebesar 7,19 dengan nilai 1, hal ini berarti PDAM Kabupaten Purworejo memiliki ketersediaan aktiva lancar sebesar 719% untuk memenuhi kewajiban jangka pendek perusahaan dalam rangka membiayai kegiatan operasi maupun pembayaran hutang. Setiap Rp 1,- utang lancar dijamin Rp 7,- aktiva lancar.

104 86 4) Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Ekuitas sebesar 0 dengan nilai 5. PDAM Purworejo tidak memiliki utang jangka panjang dan total ekuitas yang cukup rendah. Semakin kecil rasio maka nilai yang di dapat maksimal. 5) Rasio Total Aktiva terhadap Total Utang sebesar 4,96 dengan nilai 5, hal ini berarti PDAM Kabupaten Purworejo memiliki kemampuan sebesar 4,96 dalam menjamin setiap hutang yang dimiliki perusahaan. Setiap Rp 1,- jumlah utang dapat dijamin Rp 4,96,- jumlah aktiva 6) Rasio Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi sebesar 0,9 dengan nilai 2. Pada tahun 2010 pendapatan lebih besar dari biaya, hal ini berarti PDAM Kabupaten Purworejo mampu melakukan penghematan dalam penggunaan sumber dana dan daya untuk menjalankan kegiatan operasional perusahaan. Setiap Rp1,- pendapatan yang dihasilkan mengeluarkan Rp 0,9,- biaya operasi. 7) Rasio Laba Operasi sebelum Biaya Penyusutan terhadap Angsuran Pokok dan Bunga Jatuh Tempo adalah 0 dengan nilai 1. Hal ini dikarenakan PDAM Kabupaten Purworejo tidak memiliki angsuran pokok dan bunga jatuh tempo. Semakin kecil rasio maka menghasilkan nilai yang tidak maksimal. 8) Rasio Aktiva Produktif terhadap Penjualan Air sebesar 1,53 dengan nilai 5, berarti PDAM Kabupaten Purworejo memiliki aktiva produktif sebesar 153% untuk digunakan dalam memperoleh pendapatan atas

105 87 penjualan air. Semakin tinggi rasio menghasilkan nilai yang maksimal. Setiap Rp1,- penjualan air memperoleh aktiva produktif sebesar Rp 1,53,-. 9) Jangka Waktu Penagihan Piutang adalah sebesar 45 hari dengan nilai 5. Hal ini berarti PDAM Kabupaten Purworejo mempunyai jangka waktu rata-rata piutang tertagih menjadi kas adalah 45 hari. 10) Efektifitas Penagihan adalah sebesar 101,81% dengan nilai 5. Hal ini berarti 101,81% piutang tertagih menjadi kas. Hal ini menunjukkan semakin tinggi rasio menghasilkan nilai yang maksimal. Setiap Rp 1,- penjualan air dapat ditagih menjadi kas sebesar Rp1,01,- b. Aspek Operasional Pencapaian nilai aspek operasional tahun 2010 adalah sebesar18,72 dari nilai bobot sebesar 40. Rasio yang secara langsung terpengaruh : 1) Cakupan Pelayanan sebesar 14,66% dengan nilai 1, berarti penduduk yang terlayani sebesar 14,66% dari total penduduk sebanyak jiwa. Hal ini berarti jangkauan pelayanan PDAM Kabupaten Purworejo masih rendah. Rendahnya jangkauan pelayanan karena terbatasnya suplai air dan kurangnya kesadaran penduduk terutama di pedesaan akan pentingnya air bersih untuk kesehatan serta biaya pemakaian air yang dirasa cukup berat bagi sebagian besar penduduk

106 88 yang pendapatannya tidak tetap, sehingga permintaan sambungan baru masih relatif rendah. 2) Kualitas Air Distribusi adalah memenuhi syarat air bersih dengan nilai 2. Hal ini berarti air PDAM Kabupaten Purworejo telah memenuhi syarat air bersih dari Departemen Kesehatan. 3) Kontinuitas Air dengan nilai 1 yaitu belum semua pelanggan mendapat aliran air 24 jam. Pada PDAM Kabupaten Purworejo pelanggan hanya menerima aliran 23,82 jam. Hal ini dikarenakan keterbatasan air baku yang dimiliki PDAM Kabupaten Purworejo, tingkat elevasi tanah yang tidak merata pada beberapa lokasi, dan penekanan pada tingkat kehilangan air belum berhasil sebagaimana diharapkan. 4) Produktifitas Pemanfaatan Instalasi Produk sebesar 88,89% dengan nilai 3, bahwa kapasitas produksi sebesar 88,9% dari total kapasitas terpasang sebanyak 266 unit. Hal ini berarti kapasitas produksi yang telah dibangun hampir semuanya dapat dimanfaatkan. 5) Tingkat Kehilangan Air adalah 37,82% dengan nilai 2, bahwa setiap Rp 1,- air yang didistribusikan hilang sebesar Rp 0,37,-. Hal ini berarti tingkat kehilangan air masih sangat tinggi. Hal ini dikarenakan jaringan perpipaan yang relatif tua, bahkan pipa jaman Belanda (tahun 1925) masih banyak yang dimanfaatkan dan meter air pelanggan yang relatif tua dan tingkat sensitivitas rendah.

107 89 6) Rasio Peneraan Air Meter sebesar 15,36% dengan nilai 2, bahwa jumlah pelanggan yang meter airnya ditera sebesar 15,36% dari total seluruh pelanggan sebanyak jiwa. Hal ini berarti PDAM Kabupaten Purworejo telah melakukan peneraan pada sebagian pelanggannya, untuk mengurangi kerusakan dan kehilangan air. 7) Kecepatan Penyambungan Baru adalah lebih dari 6 hari kerja dengan nilai 1. Hal ini berarti PDAM Kabupaten Purworejo masih lamban dalam melayani penyambungan baru. 8) Kemampuan Penanganan Pengaduan Rata-rata per Bulan sebesar 100% dengan nilai 2. Hal ini terjadi karena seluruh pengaduan dapat ditangani tepat waktu. 9) Kemudahan Pelayanan adalah tersedianya service point diluar kantor pusat dengan nilai 2. Hal ini berarti PDAM Kabupaten Purworejo telah menyediakan pelayanan diluar kantor sehingga lebih memudahkan masyarakat dalam melakukan pembayaran maupun pengaduan. 10) Rasio Karyawan per 1000 Pelanggan sebesar 6,76 dengan nilai 5. Berarti PDAM Kabupaten Purworejo memiliki karyawan rata-rata 6 orang untuk setiap 1000 pelanggan.

108 90 c. Aspek Administrasi Pencapaian nilai aspek Administrasi tahun 2010 adalah sebesar 13,33 dari nilai bobot sebesar 15. Nilai maksimal didapat dari Indikator Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) dan Opini Audit Independen, dan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Tahun Terakhir. 1) Rencana Jangka Panjang adalah dipedomani sebagian dengan nilai 3. Hal ini berarti Rencana Jangka Panjang PDAM Kabupaten Purworejo telah dipedomani sebagian dalam jangka waktu lima tahun. 2) Rencana Organisasi dan Uraian Tugas adalah dipedomani sebagian dengan nilai 3. Hal ini Rencana Organisasi dan Uraian Tugas PDAM Kabupaten Purworejo yang telah ditetapkan belum sepenuhnya dipedomani. 3) Prosedur Operasi Standar adalah dipedomani sebagian dengan nilai 3. Hal ini berarti Prosedur Operasi Standar PDAM Kabupaten Purworejo belum tertib di dalam prosedur dan penanganan operasi perusahaan. 4) Gambar Nyata Laksana adalah dipedomani sebagian dengan nilai 3. 5) Pedoman Penilaian Kerja Karyawan adalah sepenuhnya dipedomani dengan nilai 4. 6) Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) dengan nilai 3. Hal ini dikarenakan PDAM Kabupaten Purworejo telah memenuhi aspek sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri Negara Otonomi Daerah Nomor 8 tahun 2000 tentang Pedoman Akuntansi Perusahaan

109 91 Daerah Air Minum yaitu telah memuat Proyeksi Neraca dan Proyeksi Rencana Investasi yang menggunakan metode akrual, sejalan dengan dasar akuntansi yang dianut dalam penyusunan Laporan Keuangan. 7) Tertib Laporan Internal adalah dibuat tepat waktu dengan nilai 2. Hal ini berarti PDAM Kabupaten Purworejo telah membuat laporan kas harian, laporan keuangan bulanan, dan tahunan tepat waktu. 8) Tertib Laporan Eksternal adalah dibuat tepat waktu dengan nilai 2. Hal ini berarti PDAM Kabupaten Purworejo telah menyampaikan laporan keuangan tahunan untuk badan pengawas dan laporan untuk keperluan pajak. 9) Opini Audit Independen nilai 4 yang menunjukkan bahwa Laporan Keuangan PDAM Kabupaten Purworejo disajikan wajar tanpa pengecualian, hal ini dikarenakan PDAM Kabupaten Purworejo telah menyusun Laporan Keuangan tahun 2010 sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). 10) Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Tahun Terakhir dengan nilai 4. Hal ini dikarenakan tidak adanya temuan yang perlu ditindak lanjuti pada hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh instansi pemeriksa.

110 92 2. Kinerja PDAM Kabupaten Purworejo Tahun Buku Berdasarkan kriteria menurut SK. Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 kinerja PDAM Kabupaten Purworejo untuk tahun 2011 tergolong Baik dengan total nilai 61,17. a. Aspek Keuangan Pada tahun 2011 PDAM Kabupaten Purworejo memperoleh laba sebesar Rp ,11. Hal ini dikarenakan adanya kenaikkan jumlah pendapatan usaha menjadi Rp dari Rp yang disebabkan oleh adanya penyambungan baru pada tahun 2011 dan pendapatan lain-lain sebesar Rp Pencapaian nilai aspek keuangan tahun 2011 adalah sebesar 27,75 dari nilai bobot 45. Rasio yang secara langsung terpengaruh adalah: 1) Rasio laba terhadap aktiva produktif sebesar 6,03% dengan nilai 3, berarti bahwa setiap Rp 1,- aktiva produktif menghasilkan laba sebesar Rp 0, ) Rasio laba terhadap penjualan sebesar 9,41% dengan nilai 3, berarti berarti bahwa setiap Rp 1,- penjualan menghasilkan laba sebesar Rp0, ) Rasio Aktiva Lancar terhadap Utang Lancar sebesar 12,04% dengan nilai 1. Hal ini berarti PDAM Kabupaten Purworejo memiliki ketersediaan aktiva lancar sebesar 1204% untuk memenuhi kewajiban

111 93 jangka pendek perusahaan dalam rangka membiayai kegiatan operasi maupun pembayaran hutang. Setiap Rp 1,- utang lancar dijamin Rp 12,- aktiva lancar. 4) Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Ekuitas sebesar 0 dengan nilai 5. PDAM Purworejo tidak memiliki utang jangka panjang dan total ekuitas yang cukup rendah. Semakin kecil rasio maka nilai yang di dapat maksimal. 5) Rasio Total Aktiva terhadap Total Utang sebesar 21,95 dengan nilai 5. Hal ini berarti PDAM Kabupaten Purworejo memiliki kemampuan sebesar 21,95 dalam menjamin setiap hutang yang dimiliki perusahaan. Setiap Rp 1,- jumlah utang dapat dijamin Rp 21,95,- jumlah aktiva. 6) Rasio Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi sebesar 1% dengan nilai 2, berarti PDAM Kabupaten Purworejo mampu melakukan penghematan dalam penggunaan sumber dana dan daya untuk menjalankan kegiatan operasional perusahaan. Setiap Rp1,- pendapatan yang dihasilkan mengeluarkan Rp 1,- biaya operasi. 7) Rasio Laba Operasi sebelum Biaya Penyusutan terhadap Angsuran Pokok dan Bunga Jatuh Tempo sebesar 0 dengan nilai 1. Hal ini dikarenakan PDAM Kabupaten Purworejo tidak memiliki angsuran pokok dan bunga jatuh tempo. Semakin kecil rasio maka menghasilkan nilai yang tidak maksimal.

112 94 8) Rasio Aktiva Produktif terhadap Penjualan Air sebesar 1,74 dengan nilai 5, berarti PDAM Kabupaten Purworejo memiliki aktiva produktif sebesar 174% untuk digunakan dalam memperoleh pendapatan atas penjualan air. Semakin tinggi rasio menghasilkan nilai yang maksimal. Setiap Rp1,- penjualan air memperoleh aktiva produktif sebesar Rp 1,74,-. 9) Jangka Waktu Penagihan Piutang adalah sebesar 41 hari dengan nilai 5. Dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar 45 pada tahun ini PDAM Kabupaten Purworejo mempunyai jangka waktu rata-rata piutang tertagih menjadi kas adalah 41 hari. 10) Efektifitas Penagihan adalah sebesar 107,15% dengan nilai 5. Hal ini berarti 107,15% piutang tertagih menjadi kas. Hal ini menunjukkan semakin tinggi rasio menghasilkan nilai yang maksimal. Setiap Rp 1,- penjualan air dapat ditagih menjadi kas sebesar Rp 1,07,-. b. Aspek Operasional Pencapaian nilai aspek operasional tahun 2011 adalah sebesar 20,42 dari nilai bobot sebesar 40. Rasio yang secara langsung terpengaruh: 1) Cakupan Pelayanan sebesar 17,32% dengan nilai 2, bahwa jumlah penduduk yang terlayani sebesar 17,32% dari total penduduk sebanyak jiwa. Kenaikkan rasio cakupan pelayanan dikarenakan pada

113 95 tahun 2011 adanya penambahan pelanggan. Sehingga mendapat bonus sebesar 2 poin. Hal ini dikarenakan kendala-kendala sebagai berikut: a) Terdapat wilayah-wilayah kecamatan yang tidak mudah dijangkau oleh jaringan pipa PDAM karena tidak ada sumber air baku yang memadai dan faktor geografi (daerah perbukitan). b) Keterbatasan ketersediaan air baku dan belum optimalnya pemanfaatan kapasitas produksi yang ada. c) Tidak tersedianya dana untuk investasi insalasi produksi/transmisi yang memadai. d) kurangnya kesadaran penduduk terutama di pedesaan akan pentingnya air bersih untuk kesehatan serta biaya pemakaian air yang dirasa cukup berat bagi sebagian besar penduduk yang pendapatannya tidak tetap, sehingga permintaan sambungan baru masih relatif rendah. 2) Kualitas Air dengan nilai 2 yaitu memenuhi syarat air bersih. Kualitas air disebabkan PDAM Kabupaten Purworejo masih berproduksi pada tingkat pengolahan air baku menjadi air bersih. Hal ini berdampak pula pada kegiatan pengawasan secara internal terhadap kualitas air yang juga hanya dilakukan terhadap kualitas air bersih belum terhadap kualitas air minum.

114 96 3) Kontinuitas Air dengan nilai 1 yaitu belum semua pelanggan mendapat aliran air 24 jam. Pada PDAM Kabupaten Purworejo pelanggan hanya menerima aliran 23,83 jam. Pada indikator ini mengalami peningkatan dengan adanya upaya memasang pompa boster di daerah dengan elevasi tinggi sehingga dapat menambah tekanan air. 4) Produktifitas Pemanfaatan Instalasi Produksi sebesar 74,86% dengan nilai 2, bahwa kapasitas produksi sebesar 74,86% dari total kapasitas terpasang sebanyak 266 unit. Pada tahun ini mengalami penurunan dibanding tahun lalu, hal ini disebabkan sebagian kapasitas produksi yang tidak dioperasikan. 5) Tingkat Kehilangan Air sebesar 34,18% dengan nilai 2, bahwa setiap Rp 1,- air yang didistribusikan hilang sebesar Rp 0,34,-. Walaupun telah mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2010, tetapi tahun ini tidak mendapat bonus karena penurunan yang masih kecil. 6) Rasio Peneraan Meter Air sebesar 10,46% dengan nilai 2, bahwa jumlah pelanggan yang meter airnya ditera sebesar 10,46% dari total seluruh pelanggan sebanyak jiwa. Hal ini berarti PDAM Kabupaten Purworejo telah melakukan peneraan pada sebagian pelanggannya, untuk mengurangi kerusakan dan kehilangan air.

115 97 7) Kecepatan Penyambungan Baru adalah lebih dari 6 hari kerja dengan nilai 1. Hal ini berarti PDAM Kabupaten Purworejo masih lamban dalam melayani penyambungan baru. 8) Kemampuan Penanganan pengaduan rata-rata per bulan sebesar 100% dengan nilai 2. Hal ini terjadi karena seluruh pengaduan dapat ditangani tepat waktu. 9) Kemudahan Pelayanan adalah tersedianya service point diluar kantor pusat dengan nilai 2. Hal ini berarti PDAM Kabupaten Purworejo telah menyediakan pelayanan diluar kantor sehingga lebih memudahkan masyarakat dalam melakukan pembayaran maupun pengaduan. 10) Rasio Karyawan per 1000 Pelanggan sebesar 6,51 dengan nilai 5. Berarti PDAM Kabupaten Purworejo memiliki karyawan rata-rata 6 orang untuk setiap 1000 pelanggan. c. Aspek Administrasi Pencapaian nilai aspek Administrasi tahun 2011 adalah sebesar 13,75 dari nilai bobot sebesar 15. Nilai maksimal didapatkan dari Indikator Gambar Nyata Laksana, Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan, Opini Audit Independen, dan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Tahun Terakhir.

116 98 1) Rencana Jangka Panjang adalah dipedomani sebagian dengan nilai 3. Hal ini berarti Rencana Jangka Panjang PDAM Kabupaten Purworejo telah dipedomani sebagian dalam jangka waktu lima tahun. 2) Rencana Organisasi dan Uraian Tugas adalah dipedomani sebagian dengan nilai 3. Hal ini Rencana Organisasi dan Uraian Tugas PDAM Kabupaten Purworejo yang telah ditetapkan belum sepenuhnya dipedomani. 3) Prosedur Operasi Standar dipedomani sebagian dengan nilai 3. Hal ini berarti Prosedur Operasi Standar PDAM Kabupaten Purworejo belum tertib di dalam prosedur dan penanganan operasi perusahaan. 4) Gambar Nyata Laksana dengan nilai 4. Nilai kinerja pada aspek ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu telah sepenuhnya dipedomani. 5) Pedoman Penilaian Kerja Karyawan adalah sepenuhnya dipedomani dengan nilai 4. 6) Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) dengan nilai 3. Hal ini dikarenakan PDAM Kabupaten Purworejo telah memenuhi aspek sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri Negara Otonomi Daerah Nomor 8 tahun 2000 tentang Pedoman Akuntansi Perusahaan Daerah Air Minum yaitu telah memuat Proyeksi Neraca dan Proyeksi Rencana Investasi yang menggunakan metode akrual, sejalan dengan dasar akuntansi yang dianut dalam penyusunan Laporan Keuangan.

117 99 7) Tertib Laporan Internal adalah dibuat tepat waktu dengan nilai 2. Hal ini berarti PDAM Kabupaten Purworejo telah membuat laporan kas harian, laporan keuangan bulanan, dan tahunan tepat waktu. 8) Tertib Laporan Eksternal adalah dibuat tepat waktu dengan nilai 2. Hal ini berarti PDAM Kabupaten Purworejo telah menyampaikan laporan keuangan tahunan untuk badan pengawas dan laporan untuk keperluan pajak. 9) Opini Audit Independen dengan nilai 4 yang menunjukkan bahwa Laporan Keuangan PDAM Kabupaten Purworejo disajikan wajar tanpa pengecualian, hal ini dikarenakan PDAM Kabupaten Purworejo telah menyusun Laporan Keuangan tahun 2010 sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). 10) Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Tahun Terakhir dengan nilai 4. Hal ini dikarenakan tidak adanya temuan yang perlu ditindak lanjuti pada hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh instansi pemeriksa.

118 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dapat dibuat kesimpulan, bahwa kinerja PDAM Kabupaten Purworejo tahun 2010 dan 2011 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 tahun 1999 tanggal 31 Mei 1999 meliputi 3 aspek yaitu Aspek Keuangan, Aspek Operasional, dan Aspek Administrasi adalah Penilaian kinerja tahun 2010 sebesar 58,3 dengan nilai kinerja dikategorikan CUKUP. Penilaian kinerja tahun 2011 terdapat peningkatan sebesar 2,87 menjadi 61,17 dengan nilai kinerja dikategorikan BAIK. B. Keterbatasan Penelitian Penelitian mengenai kinerja PDAM Kabupaten Purworejo hanya dibatasi 2 periode yaitu tahun 2010 dan 2011 dan adanya keterbatasan data, dimana sebagian data operasional dan data administrasi tidak dapat ditelusur lebih lanjut karena dilakukan dengan wawancara. 100

119 101 C. Saran Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terhadap PDAM Kabupaten Purworejo, penulis memberikan masukkan kepada PDAM Tirta Perwitasari Kabupaten Purworejo sebagai berikut: a. PDAM Kabupaten Purworejo perlu meningkatkan usaha-usaha perluasan pasar/promosi kepada pelanggan baru dan peningkatan kepuasan pelanggan PDAM untuk memacu pertumbuhan pelanggan sehingga bisa mengoptimalkan pemanfaatan kapasitas produksi yang ada dan meningkatkan cakupan pelayanan. b. PDAM Kabupaten Purworejo harus memperhatikan angka kehilangan air dengan melakukan pembacaan meter air induk secara rutin, meningkatkan kegiatan pemeriksaan pada seluruh jaringan transmisi dan distribusi, melakukan pemeriksaan dan peneraan secara berkala terhadap meter pelanggan terhadap indikasi pencurian air atau kerusakan meter air, mengupayakan rehabilitasi pipa saluran transmisi dan distribusi secara bertahap terutama yang berumur relatif tua.

120 DAFTAR PUSTAKA Baridwan, Zaki Intermediate Accounting.Edisi 8. Yogyakarta: BPFE Harahap, Sofyan Syafri Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Edisi I. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Fahmi, Irham Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Penerbit Alfabeta Manulang. M Pengantar Ekonomi Perusahaan Edisi Revisi Yogyakarta: Penerbit Liberty Menteri Dalam Negeri, Surat Keputusan No. 47 Tahun 1999 tentang Pedoman Penilaian kinerja PDAM Mulyadi Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat dan Rekayasa. Yogyakarta: STIE YKPN Munawir, S Analisa Laporan Keuangan. Edisi IV. Yogyakarta: Liberty Prastowo, Dwi Analisis Laporan Keuangan : Konsep dan Aplikasi. Edisi Kedua. Yogyakarta: UPP AMP YKPN Prihadi, Toto Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PPM Puspitasari, Ria Analisis Kinerja Badan Usaha Milik Daerah (Studi kasus pada PDAM Kabupaten Bantul). Skripsi S1, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta Supardiyono, YP., YFM. Gien Agustinwansari, Yusef Widya Karsana Panduan Penulisan dan Ujian Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma 102

121 103 Utami, Erni Analisis Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 tahun 1999 (Studi kasus pada PDAM Kabupaten Wonosobo tahun ). Skripsi S1, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta Wild, John J; Subramanyam, K.R; dan Halsey, Robert F., Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba Empat

122 104 LAMPIRAN

123 105 Lampiran 1 Surat Keterangan Penelitian Lampiran 2

124 106 Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 47 tahun 199

125 107 Lampiran 2 (a) Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 47 tahun 1999

126 108 Lampiran 2 (b) Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 47 tahun 1999

127 109 Lampiran 2 (c) Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 47 tahun 1999

128 110 Lampiran 3 Petunjuk Penggolongan Tingkat Keberhasilan dan Perhitungan Nilai Kinerja PDAM

129 111 Lampiran 3 (a) Petunjuk Penggolongan Tingkat Keberhasilan dan Perhitungan Nilai Kinerja PDAM

130 112 Lampiran 3 (b) Petunjuk Penggolongan Tingkat Keberhasilan dan Perhitungan Nilai Kinerja PDAM

131 113 Lampiran 3 (c) Petunjuk Penggolongan Tingkat Keberhasilan dan Perhitungan Nilai Kinerja PDAM

132 114 Lampiran 3 (d) Petunjuk Penggolongan Tingkat Keberhasilan dan Perhitungan Nilai Kinerja PDAM

133 115 Lampiran 3 (e) Petunjuk Penggolongan Tingkat Keberhasilan dan Perhitungan Nilai Kinerja PDAM

134 116 Lampiran 3 (f) Petunjuk Penggolongan Tingkat Keberhasilan dan Perhitungan Nilai Kinerja PDAM

135 117 Lampiran 3 (g) Petunjuk Penggolongan Tingkat Keberhasilan dan Perhitungan Nilai Kinerja PDAM

136 118 Lampiran 4 Neraca Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011

137 119 Lampiran 4 (a) Neraca Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011

138 120 Lampiran 5 Neraca Tanggal 31 Desember 2010 dan 2009

139 121 Lampiran 6 Laba Rugi Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011

140 122 Lampiran 7 Laba Rugi Tanggal 31 Desember 2010 dan 2009

141 123 Lampiran 8 Laporan Bidang Teknik Tanggal 31 Desember 2011

142 124 Lampiran 8 (a) Laporan Bidang Teknik Tanggal 31 Desember 2011

143 125 Lampiran 8 (b) Laporan Bidang Teknik Tanggal 31 Desember 2011

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM Studi Kasus di PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Kinerja keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LAPORAN KEUANGAN 1. Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi adalah proses identifikasi, pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, pengikhtisaran transaksi dan kejadian keuangan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Sebuah perusahaan pastilah memerlukan pencatatan keuangan atas transaksi-transaksi bisnis yang telah dilakukan agar perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. a. Data primer yaitu data tentang kondisi internal dan eksternal perusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. a. Data primer yaitu data tentang kondisi internal dan eksternal perusahaan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Data primer yaitu data tentang kondisi internal dan eksternal perusahaan yang diteliti. yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan sebagai alat yang cukup penting untuk memperoleh informasi sehubungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Latar Belakang ISO 9000 ISO merupakan suatu rangkaian dari lima standar mutu internasional yang dikembangkan oleh The International Organization for Standarization (ISO) di Geneva,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Didalam mengamati perkembangan suatu perusahaan salah satu aspek yang paling penting adalah bidang keuangannya, Dengan melihat aspek keuangan suatu perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan keuangan Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari pembuatan ringkasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Salah satu bentuk informasi untuk melihat dan menilai perkembangan kinerja perusahaan ialah laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Kasmir (2012:7), laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan memerlukan laporan keuangan perusahaan, Laporan keuangan yang dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Hasil akhir dari proses pencatatan akuntansi disebut dengan laporan keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak. internal maupun pihak eksternal perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak. internal maupun pihak eksternal perusahaan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Menurut Sawir (2005), kinerja adalah kemampuan perusahaan untuk mendapatkan penghasilan atau meraih keuntungan (laba) dan kemampuan dalam mengelola perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian, Tujuan dan Karakteristik Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan unsur yang sangat penting dalam menilai kinerja keuangan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi-transaksi tersebut dapat mengakibatkan perubahan terhadap aktiva, hutang,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada hakekatnya laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukomunikasikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian Bab 1 Pasal 1 ayat 1, koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI ALAT UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PT SARI HUSADA TBK TAHUN Abstrak

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI ALAT UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PT SARI HUSADA TBK TAHUN Abstrak ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI ALAT UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PT SARI HUSADA TBK TAHUN 2004-2006 Abstrak PT Sari Husada Tbk adalah perusahaan go public yang bergerak dalam industri makanan dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi. II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi. II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi 6 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi Akuntansi adalah suatu sistem untuk mengumpulkan dan memproses, termasuk melakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian dan Karakteristik Laba Setiap perusahaan pasti menginginkan memproleh laba yang maksimal atas usaha yang dikelolanya sehingga perusahaan dapat terus maju

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Segala macam kegiatan terorganisir untuk mencapai tujuan pasti membutuhkan manajemen. Jadi orang-orang dalam kegiatan tersebut akan membutuhkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Kinerja Pengukuran kinerja adalah instrumen yang digunakan untuk menilai hasil akhir pelaksanaan kegiatan terhadap target dan tujuan kegiatan yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Didalam mengamati perkembangan suatu perusahaan salah satu aspek yang paling penting adalah bidang keuangannya. Dengan melihataspek keuangan suatu perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan antara elemen satu dengan elemen lain dalam suatu laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan dalam laporan keuangan terutama disediakan dalam neraca. Posisi keuangan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Penggabungan Usaha Penggabungan usaha merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan menegmbangkan perusahaan. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawir (2010:2) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawir (2010:2) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu : 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Secara Umum dapat dikatakan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan, Landasan dan Asas, serta Nilai dan Prinsip- Prinsip Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Pengertian Koperasi menurut Hendar dan Kusnadi (2005:18) adalah :

Lebih terperinci

1. Pengertian dan Jenis Laporan Keuangan 2. Manfaat, Tujuan dan Skema ALK

1. Pengertian dan Jenis Laporan Keuangan 2. Manfaat, Tujuan dan Skema ALK 1 1. General Overview 2. Dasar dasar Analisis laporan Keuangan 1. Pengertian dan Jenis Laporan Keuangan 2. Manfaat, Tujuan dan Skema ALK 3. Analisis Komparatif Laporan Keuangan 4. Analisis Common Size

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Harahap (2011:105) mendefinisikan laporan keuangan sebagai suatu laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi sebuah perusahaan yang memberikan informasi keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Fungsi Akuntansi Keuangan 2.1.1 Pengertian Akuntansi Keuangan Data akuntansi merupakan salah satu sumber pokok analisis keuangan, oleh karena itu pemahaman terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berkembangnya dunia usaha yang ditandai dengan dibukanya pasar bebas, membuat setiap pelaku bisnis harus semakin cermat dalam menyikapinya. Hal ini juga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan Laba 1. Pengertian dan Karakteristik Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu 50 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu perusahaan. Salah satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian Laba Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN MALINAU TAHUN 2013

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN MALINAU TAHUN 2013 ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN MALINAU TAHUN 0 Bayu Imam Prakoso, L.C.A. Robin Jonathan, Elfreda A Lau, Fakultas Ekonomi, Universitas 7 Agustus 9 Samarinda ABSTRAKSI Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Baridwan (2000 : 17), laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, suatu ringkasan dari transaksi

Lebih terperinci

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain: Analisis Rasio Laporan Keuangan Perusahaan Rasio Keuangan atau Financial Ratio adalah merupakan suatu alat analisa yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data perbandingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini telah menjadi negara yang mengarah ke basis industri.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini telah menjadi negara yang mengarah ke basis industri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia saat ini telah menjadi negara yang mengarah ke basis industri. Sumbangan sektor industri pengolahan (migas dan non-migas) memberikan kontribusi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Laporan Keuangan Bagian akuntansi merupakan bagian yang sangat berjasa dalam menyajikan sebuah laporan keuangan sektor usaha. Laporan keuangan yang dimaksud terdiri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. merupakan suatu ringkassan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi

BAB II LANDASAN TEORITIS. merupakan suatu ringkassan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkassan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya karena ingin mengetahui posisi keuangan perusahaan saat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2012): laporan keuangan meliputi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Didalam penelitian ini, adapun teori teori yang mendukung atas judul

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Didalam penelitian ini, adapun teori teori yang mendukung atas judul BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Didalam penelitian ini, adapun teori teori yang mendukung atas judul penelitian tersebut. 2.1. Pengertian Laporan Keuangan. Setiap perusahaan mempunyai laporan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Analisa Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Analisa Laporan Keuangan Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai alat penguji

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Laporan Keuangan Di dalam mengamati perkembangan suatu perusahaan, salah satu aspek yang paling penting adalah Bidang Keuangannya. Dengan melihat aspek keuangan suatu perusahaan,

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS LAPORAN KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA Dwi Setia Wati, Kusni Hidayati, Achmad Usman Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Kondisi keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan yang terdiri atas neraca,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian merupakan hak pemegang saham biasa (common stock) untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Jika perusahaan memutuskan untuk membagi keuntungan dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan Keuangan 1) Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:1), laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Rasio Keuangan Rasio yang menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Pos Indonesia (Persero)

Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Pos Indonesia (Persero) Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-01-08 Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Pos Indonesia

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan yang bertujuan untuk menyediakan informasi

Lebih terperinci

Analisis rasio keuangan. perusahaan daerah aneka karya. Kabupaten Boyolali. tahun Yulaika Dyah Iswandari F BAB I PENDAHULUAN

Analisis rasio keuangan. perusahaan daerah aneka karya. Kabupaten Boyolali. tahun Yulaika Dyah Iswandari F BAB I PENDAHULUAN Analisis rasio keuangan perusahaan daerah aneka karya Kabupaten Boyolali tahun 1998 2000 Yulaika Dyah Iswandari F 3300040 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan alat yang penting

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja merupakan

II. LANDASAN TEORI. Istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja merupakan II. LANDASAN TEORI A. Kinerja Keuangan Istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai perusahaan dimanapun, karena kinerja merupakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan

Lebih terperinci

BAB 1I TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1I TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB 1I TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan antara elemen yang satu dengan elemen yang lainnya dalam suatu laporan keuangan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Menurut Sawir (2000), kinerja keuangan adalah kemampuan perusahaan untuk mendapatkan penghasilan atau untuk meraih keuntungan (laba) dan kemampuan dalam mengelola

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan.

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan. Kinerja keuangan adalah suatu alat analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. satunya Prof. Dr. Ridwan S. Sundjaja, Drs., M.S.B.A., & Dra. Inge Berlian, Ak,

BAB II LANDASAN TEORI. satunya Prof. Dr. Ridwan S. Sundjaja, Drs., M.S.B.A., & Dra. Inge Berlian, Ak, BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Definisi laporan keuangan banyak dikemukakan beberapa ahli dan salah satunya Prof. Dr. Ridwan S. Sundjaja, Drs., M.S.B.A., & Dra. Inge Berlian, Ak,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Menurut pendapat Darsono (2010: 47), Kinerja Keuangan adalah hasil kegiatan perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka

Lebih terperinci

MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keuangan ANALISIS RASIO KEUANGAN : PT. HOLCIM tbk

MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keuangan ANALISIS RASIO KEUANGAN : PT. HOLCIM tbk MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keuangan ANALISIS RASIO KEUANGAN : PT. HOLCIM tbk Disusun oleh Nama : AdhiPrasetyo NPM : 06320005872 Kelas/Nomer Absen : 2D Adm. Perpajakan / 03 DEPARTEMEN KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan

BAB II LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kinerja Keuangan Menurut Fahmi (2012), Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana perusahaan telah melaksanakan dengan

Lebih terperinci

RASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT. KALBE FARMA BEKASI

RASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT. KALBE FARMA BEKASI RASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT. KALBE FARMA BEKASI Aprilia Puspasari Abstrak: Analisis perusahaan diperlukan guna mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengatasi masalah masalah perusahaan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Hamidullah (2004) melakukan penelitian dengan judul Analisis Rasio Keuangan Sebagai Dasar Untuk Memprediksi Kondisi Keuangan Perusahaan Pada PT. Agro Max

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO SEBAGAI DASAR PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS RASIO SEBAGAI DASAR PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI ANALISIS RASIO SEBAGAI DASAR PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan memerlukan laporan keuangan perusahaan, laporan keuangan yang dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Likuiditas 2.1.1 Pengertian Likuiditas Likuiditas merupakan salah satu aspek keuangan yang penting untuk dianalisis. Hal tersebut dikarenakan likuiditas merupakan salah satu

Lebih terperinci

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

Bab 9 Teori Rasio Keuangan D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 123 Bab 9 Teori Rasio Keuangan Mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai jenis dan pembagian laporan keuangan serta mengerti tentang perhitungan tentang rasio

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan keterangan mengenai data ekonomi untuk pengambilan keputusan bagi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Laporan Keuangan 2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesi (IAI) dalam PSAK no. 1 (2004:7) adalah tentang kerangka dasar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Perkembangan dunia usaha di Indonesia yang semakin kompetitif menuntut setiap perusahaan untuk dapat mengolah dan melaksanakan manajemen perusahaan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Munawir (2010; 96) menjelaskan bahwa salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi- transaksi tersebut dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K

Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K Analisis Laporan Keuangan adalah suatu kegiatan penilaian, penelahaan atas laporan keuangan perusahaan dengan mendasarkan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian oleh Simbolon (2006) Analisis Laporan Keuangan dengan

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian oleh Simbolon (2006) Analisis Laporan Keuangan dengan BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Simbolon (2006) Analisis Laporan Keuangan dengan Menggunakan Metode Du Pont System pada PT Intraco Penta Tbk Medan bertujuan untuk menganalisis

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu dari sistem manajemen secara keseluruhan. Manajemen yang baik dan

Lebih terperinci

Kata kunci : Rasio Aktivitas, Rasio Leverage, Rasio Likuiditas

Kata kunci : Rasio Aktivitas, Rasio Leverage, Rasio Likuiditas iv ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGEVALUASI KINERJA KEUANGAN PT PAN BROTHERS Tbk. PERIODE 2004 2006 Abstrak PT Pan Brothers Tbk merupakan salah satu jenis perusahaan yang bergerak di bidang industri

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori A. Kinerja Keuangan a. Pengertian Kinerja Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dikatakan bahwa kinerja adalah (a) sesuatu yang dicapai, (b) prestasi yang diperlihatkan,

Lebih terperinci

samping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan

samping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan BAB II TIJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Definisi Laporan Keuangan Laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi

Lebih terperinci