Kata Kunci: terapi musik klasik, penurunan tekanan darah, lansia
|
|
- Ari Susman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Jurnal
2 JURNAL 2
3 3
4 PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO Ade Lastia Tangahu, Rini F. Zees, S.Kep, Ns., M.Kep, dr. Sitti Rahma, M.Kes lastiaade@yahoo.co.id ABSTRAK Ade Lastia Tangahu Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Bone Bolango. Skripsi, Jurusan Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Rini F. Zees, S.Kep, Ns., M.Kep dan Pembimbing II dr. Sitti Rahma, M.Kes. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang melebihi normal dan diukur paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Salah satu terapi nonfarmakologi untuk menurunkan tekanan darah yaitu terapi musik klasik. Musik klasik termasuk dalam musik alkaline, yaitu musik yang membuat pendengarnya rileks sehingga bisa menurunkan tekanan darah. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh terapi musik klasik terhadap penurunan tekanan darah pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Kabila Kabupaten Bone Bolango. Desain penelitian pre eksperimental dengan rancangan One Group Pretest-Posttest. Sampel penelitian berjumlah 30 lansia dengan purposive sampling. Data dikumpul melalui lembar observasi dan dianalisis dengan uji wilcoxon. Didapatkan hasil sebagian besar lansia mengalami penurunan tekanan darah. Hasil statistik didapatkan signifikansi 0,001. Disimpulkan ada pengaruh terapi musik klasik terhadap penurunan tekanan darah pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Kabupaten Bone Bolango. Disarankan agar pihak puskesmas melakukan intervensi dengan memutar lagu-lagu klasik di ruang tunggu pasien. Kata Kunci: terapi musik klasik, penurunan tekanan darah, lansia PENDAHULUAN Hipertensi sering disebut sebagai penyakit silent killer karena pada sebagian besar kasus, tidak menunjukkan gejala apa pun hingga pada suatu hari hipertensi menjadi stroke dan serangan jantung yang menjadikan penderita meninggal (Nurrahmi, 2012). Wijaya & Putri (2013) menjelaskan bahwa hipertensi adalah keadaan terjadinya peningkatan tekanan darah secara abnormal dan terus menerus pada beberapa kali pemeriksaan yang disebabkan oleh beberapa faktor risiko. Berdasarkan hasil pengukuran pada umur 18 tahun, prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 25,8 persen. Provinsi Bangka Belitung (30,9%), Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur (29,6%), Jawa Barat (29,4%) dan Gorontalo (29,0%) menduduki urutan 5 teratas prevalensi hipertensi berdasarkan hasil Riskesdas Pada lansia wanita, hipertensi menduduki peringkat kedua tertinggi sebagai penyebab dari kematian lansia di atas usia 65 tahun dengan presentase sebesar 11,2%. Sedangkan pada lansia laki-laki, penyakit hipertensi menduduki peringkat ke-4 dengan presentase sebesar 7,7% 1. 1 Departemen Kesehatan RI. (Juli 2013). Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia. Diakses 2 Maret 2015, dari Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan: 4
5 Jumlah lansia pada bulan April 2015 yang berada dalam cakupan wilayah Puskesmas Kabila Kabupaten Bone Bolango dari 6 desa tercatat ada 839 lansia. Sedangkan jumlah lansia yang memiliki penyakit hipertensi sebanyak 62 orang. Pengobatan hipertensi secara non farmakologi biasanya dengan menggunakan terapiterapi alternatif seperti terapi musik klasik. Beberapa penelitian yang dilakukan di India maupun Italia menunjukkan bahwa terapi musik efektif untuk mengurangi nyeri, kecemasan maupun hipertensi 2. Pembelajaran dari neuroimaging menemukan korelasi saraf dari proses dan persepsi akan musik. Rangsangan musik tampak mengaktivasi jalur-jalur spesifik di dalam beberapa area otak, seperti sistem limbik yang berhubungan dengan perilaku emosional yang menjadikan individu rileks. Saat keadaan rileks inilah tekanan darah menurun 3. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Suherly, Ismonah, & Meikawati (2011) yang meneliti tentang perbedaan tekanan darah pada pasien hipertensi sebelum dan sesudah pemberian musik klasik di RSUD Tugurejo Semarang mendapatkan hasil bahwa ada perbedaan antara tekanan darah sebelum mendengar musik klasik dengan sesudah mendengar musik klasik dengan nilai p=0,000 (p<0,05) 2. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada tanggal 27 Maret 2015 pada seorang lansia yang mengalami hipertensi, pasien mengatakan hanya mengkonsumsi obat antihipertensi dan belum pernah mendapatkan terapi musik klasik sebagai terapi untuk menurunkan tekanan darah. Penanganan hipertensi pada lansia di Puskesmas Kabila Kabupaten Bone Bolango selama ini hanya diberikan terapi farmakologis saja. Selain itu, alasan peneliti memilih Puskesmas Kabila Kabupaten Bone Bolango sebagai tempat penelitian karena kondisi dan situasi yang cukup kondusif dan memungkinkan bagi peneliti untuk melakukan terapi musik klasik pada lansia. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yaitu Pengaruh Terapi Musik Klasik terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Kabila Kabupaten Bone Bolango. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Kabila Kabupaten Bone Bolango dan waktu penelitian tanggal Mei Penelitian yang dilakukan adalah penelitian Pre Eksperimental dengan rancangan One Group Pretest-Posttest.. Dalam Penelitian ini yang menjadi populasi adalah lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Kabila Kabupaten Bone Bolango yang berjumlah 62 orang yang menderita hipertensi dan sampel sebanyak 54 orang dengan menggunakan Purposive Sampling. Kriteria inklusi yaitu lansia yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Kabila Kabupaten Bone Bolango, berusia 45 sampai 90 tahun, memiliki tekanan darah 140 mmhg, bersedia menjadi responden. Kriteria eksklusi yaitu lansia yang memiliki gangguan pendengaran dan yang mengalami penurunan kesadaran. Instrumen yang digunakan yaitu sfigmomanometer (merek One Med), stetoskop, mp3, headset/headphone, musik klasik, dan lembar observasi. 2 Suherly, dkk. Perbedaan Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi Sebelum dan Sesudah Pemberian Terapi Musik Klasik di RSUD Tugurejo Semarang. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan V ol. 1, No. 1, U. Nurrahmi. Stop! Hipertensi. Yogyakarta: Familia
6 HASIL PENELITIAN Karakteristik Responden 1. Jenis Kelamin Karakteristik responden berdasarkan kelompok usia disajikan pada tabel 1. Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi (n) Persentase (%) Laki-Laki 4 13,3 Perempuan 26 86,7 Total Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 30 responden, responden laki-laki berjumlah 4 orang (13,3%) dan responden perempuan berjumlah 26 orang (86,7%). 2. Umur Karakteristik responden berdasarkan kelompok usia disajikan pada tabel 2. Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Umur Frekuensi (n) Persentase (%) tahun 10 33, tahun tahun 5 16,7 Total Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa responden yang berusia tahun berjumlah 10 orang (33,3%), responden yang berusia tahun berjumlah 15 orang (50%), dan responden yang berusia tahun berjumlah 5 orang (16,7%). Analisa Univariat 1. Tekanan Darah Sebelum Diberikan Terapi Musik Klasik pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Kabila Kabupaten Bone Bolango Pada penelitian ini, distribusi responden berdasarkan tekanan darah sebelum diberikan terapi musik klasik adalah sebagai berikut: Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Tekanan Darah Sebelum Diberikan Terapi Musik Klasik Tekanan Darah Frekuensi Persentase Normal 0 0 Hipertensi Derajat I 11 36,7 Hipertensi Derajat II 6 20 Hipertensi Derajat III 13 43,3 Total Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa sebelum dilakukan terapi musik klasik dari 30 responden, 0 responden tekanan darah normal, 11 responden hipertensi derajat I (36,7%), 6 responden hipertensi derajat II (20%), dan 13 responden hipertensi derajat III (43,3%). 2. Tekanan Darah Sesudah Diberikan Terapi Musik Klasik pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Kabila Kabupaten Bone Bolango Pada penelitian ini distribusi responden berdasarkan tekanan darah sesudah diberikan terapi musik klasik adalah sebagai berikut: 6
7 Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Tekanan Darah Sesudah Diberikan Terapi Musik Klasik Tekanan Darah Frekuensi Persentase Normal 1 3,3 Hipertensi Derajat I 16 53,3 Hipertensi Derajat II 6 20 Hipertensi Derajat III 7 23,3 Total Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa sesudah melakukan terapi musik klasik, 1 responden tekanan darah normal (3,3%), 16 responden hipertensi derajat I (53,3%), 6 responden hipertensi derajat II (20%), dan 7 responden hipertensi derajat III (23,3%). 3. Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Diberikan Terapi Musik Klasik Pada penelitian ini distribusi responden berdasarkan tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan terapi musik klasik adalah sebagai berikut: Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Diberikan Terapi Musik Klasik Kode Resp TD Sebelum (mmhg) TD Sesudah (mmhg) Ket 1 180/ /120 Turun 2 150/80 140/80 Turun 3 150/80 150/80 Tidak Turun 4 150/80 140/80 Turun 5 160/90 150/80 Turun 6 220/ /110 Turun 7 180/ /90 Turun 8 210/ /90 Turun 9 160/80 150/80 Turun / /90 Turun /90 140/80 Turun /80 150/80 Tidak Turun /90 170/90 Turun /90 140/90 Turun /90 190/90 Tidak Turun / /110 Tidak Turun / /100 Tidak Turun / /100 Turun / /90 Turun /90 150/80 Turun /90 140/80 Turun / /100 Turun / /80 Turun /90 180/90 Turun / /110 Tidak Turun /90 140/90 Tidak Turun /90 140/80 Turun / /100 Turun / / /90 170/100 Turun Turun 7
8 Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa sesudah diberikan terapi musik klasik, dari 30 responden, 23 responden mengalami penurunan tekanan darah dan 7 responden tidak mengalami penurunan tekanan darah. Analisa Bivariat Analisa bivariat menggunakan statistik parametrik (Uji T Berpasangan). Syarat menggunakan uji data harus berdistribusi normal. Setelah dilakukan uji normalitas data, didapatkan hasil data tidak berdistribusi normal. Karena data tidak berdistribusi normal maka digunakan uji alternatif atau uji nonparametrik yaitu analisis Wilcoxon. Tabel 6 Pengaruh Terapi Musik Terhadap Penurunan Tekanan Darah Tekanan Median p N Darah (Min-Max) value Sebelum Terapi 160 ( ) 0, Sesudah Terapi 150 ( ) Berdasarkan tabel 6 menunjukkan pada tekanan darah sebelum terapi, median 160, nilai minimum 140 dan nilai maksimum 220. Pada tekanan darah sesudah terapi, median 150, nilai minimum 120 dan nilai maksimum 210. Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, yang menyatakan adanya perubahan tekanan darah secara signifikan dengan intervensi mendengarkan musik klasik =0,001 (< = 0,05). PEMBAHASAN Tekanan Darah Sebelum Terapi Musik Klasik pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Kabila Kabupaten Bone Bolango Berdasarkan penelitian pada tabel 3 menunjukkan bahwa tekanan darah responden sebelum menerima terapi musik klasik yang paling banyak yaitu responden yang mengalami hipertensi derajat III dengan jumlah 13 responden (43,3%). Wolff (2006) yang menyatakan bahwa banyak orang terutama wanita menunjukkan peningkatan tekanan sistolik di atas 160 mmhg setelah mencapai usia 60 tahun, sedangkan tekanan diastolik mereka tetap normal 4. Kondisi yang berkaitan dengan usia ini bukanlah hipertensi sejati tetapi produk samping dari keausan arteriosklerosis dari arteri-arteri utama, terutama aorta, dan akibat dari berkurangnya kelenturan. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Sigarlaki (2006) yang mendapatkan hasil distribusi terbanyak penderita hipertensi berada pada kelompok umur tahun 5. Teori yang dikemukakan oleh Dalmartha, dkk (2008) yang menyatakan bahwa peningkatan risiko hipertensi pada perempuan terjadi setelah masa menopause (sekitar 45 tahun) 6. Nurrahmi (2012) juga menyebutkan bahwa laki-laki mempunyai risiko lebih tinggi menderita hipertensi lebih awal, sedangkan di atas umur 50 tahun hipertensi lebih banyak terjadi pada perempuan 2. Berdasarkan hal di atas, peneliti berasumsi bahwa penderita hipertensi dipengaruhi oleh umur, semakin tua umur seseorang semakin tinggi tekanan darah yang dimiliki. Dalam penelitian, penderita hipertensi derajat III paling banyak ditemukan pada kelompok umur tahun dari pada kelompok umur <60 tahun. Tidak hanya itu, peneliti juga berasumsi bahwa penderita hipertensi dipengaruhi oleh jenis kelamin. Lansia perempuan lebih berisiko menderita hipertensi daripada lansia laki-laki. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan peneliti, ditemukan jumlah responden perempuan sebanyak 86,7%. 4 H. P. Wolff. Hipertensi Cara Mendeteksi dan Mencegah Tekanan Darah Tinggi Sejak Dini. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer H. J. Jigarlaki. Karakteristik dan Faktor Berhubungan dengan Hipertensi di Desa Bocor, Kecamatan Bulus Pesantren, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Tahun Makara, Dalmartha, dkk. Hipertensi. Care Y our Self, hal
9 Tekanan Darah Sesudah Terapi Musik Klasik pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Kabila Kabupaten Bone Bolango Berdasarkan penelitian pada tabel 4 menunjukkan bahwa tekanan darah setelah terapi musik klasik mengalami perubahan yaitu 16 responden mengalami hipertensi derajat I (53,3%). Soenanto (2009) menyebutkan bahwa tekanan darah akan berubah-ubah sesuai dengan aktivitas, dalam suasana stres tekanan darah akan meningkat, sebaliknya dalam suasana istirahat, santai atau rileks, tekanan darah cenderung turun 7. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Nafilasari, dkk (2013) yang membuktikan bahwa ada perbedaan tekanan darah pada lansia sebelum dan sesudah diberikan terapi musik instrumental karena para lansia rileks saat mendengarnya 8. Berdasarkan hal di atas, peneliti berasumsi bahwa penyebab tekanan darah responden mengalami penurunan karena setelah mendengarkan musik klasik, responden mengalami penurunan stres karena musik klasik adalah musik yang dapat membuat rileks siapa saja yang mendengarnya, termasuk lansia. Dalam penelitian, didapatkan sebagian besar responden terlihat rileks dan tenang saat mendengarkan musik klasik. Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Kabila Kabupaten Bone Bolango Berdasarkan pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa ada perubahan tekanan darah sebelum dan sesudah mendengarkan musik klasik yang terjadi pada responden dengan hasil =0,001 (< = 0,05). Hasil penelitian pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa dari 30 responden sebagian besar mengalami penurunan tekanan darah sebanyak 23 responden. Sebuah studi yang terkait dengan efek terapi musik menyatakan bahwa terapi musik yang berirama lambat efektif untuk menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik saat suara musik diperdengarkan 9. Musik yang menenangkan mengurangi tekanan darah sistolik 10. Teori lain dari Bonewit-West (2015) menyatakan bahwa tekanan diastolik (yang diukur selama diastol) menjadi lebih rendah saat jantung dalam keadaan rileks 11. Saat tubuh kita rileks karena musik, tubuh akan mengeluarkan gelombang delta yang tinggi. Gelombang inilah yang membantu tubuh bisa sembuh atau mencegah lahirnya suatu penyakit, terutama stres, karena berawal dari stres penyakit-penyakit lain mulai bermunculan 12. Teori ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Bekiroglu, et al (2013) yang mendapatkan hasil bahwa baik tekanan sistolik maupun diastolik memiliki penurunan pada kelompok intervensi setelah mendengarkan musik klasik Turki 13. Hal yang sama juga terjadi pada penelitian yang dilakukan oleh Siritunga, et al (2013) yang mendapatkan hasil tekanan sistolik turun sebesar 8,6 mmhg dan diastolik turun sebesar 5,8 mmhg H. Soenanto. 100 Resep Sembuhkan Hipertensi, Asam Urat, dan Obesitas. Jakarta: PT Elex Media Komputindo 8 Nafilasari, dkk. (2013). Perbedaan Tekanan Darah pada Lansia Hipertensi Sebelum dan Sesudah Diberikan Terapi Musik Instrumental di Panti Werda Pengayoman Pelkris Kota Semarang. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol. 1 No. 3, L. Lingga. Bebas Hipertensi Tanpa Obat. Jakarta: AgroMedia Pustaka D. G. Campbell. Efek Mozart. Jakarta: Gramedia K. Bonewit-West. Clinical Procedures for Medical Assistants Ninth Eddition. Missouri: Elsevier Saunders S. N. Hidayati. Terapi Alternatif dan Gaya Hidup Sehat. Yogyakarta: Pradipta Publishing Bekiroglu, et al. Effect of Turkish Classical Music on Blood Pressure: A Randomized Controlled Trial in Hypertensive Elderly Patiens. Complement Ther Med No. 21 Vol. 3, Siritunga, et al. Effect of Music on Blood Pressure, Pulse Rate and Respiratory of Asymptomatic Individuals: A Randomized Controlled Trial. Health V ol. 5, No. 4A,
10 Pemberian terapi musik dapat menurunkan hormon adrenokortikotropik (ACTH) yang merupakan hormon stres (Djohan, 2006) 15. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Sarayar, dkk (2013), yang membuktikan bahwa intervensi dengan mendengarkan musik klasik dapat mengubah secara efektif ambang otak yang dalam keadaan stress menjadi lebih relaks yang mengakibatkan penurunan tekanan darah dan denyut nadi 16. Menurut asumsi peneliti, sebagian besar responden yang mengalami penurunan tekanan darah karena responden tersebut menikmati musik klasik yang didengarkan dan menyebabkan responden rileks sehingga terjadi penurunan tekanan darah. Hasil penelitian pada tabel 4.5 menunjukkan 7 responden tidak mengalami penurunan tekanan darah. Waluyo (2009) menyatakan musik bisa mempengaruhi emosi dan berdampak pada detak jantung, dan detak jantung ini mampu meningkatkan kesehatan jantung. Tentu saja musiknya harus yang disukai oleh orang yang bersangkutan 17. Menurut asumsi peneliti, responden yang tidak menunjukkan perubahan tekanan darah adalah responden yang tidak menyukai jenis musik klasik yang didengarkan sehingga tidak terjadi penurunan tekanan darah. Musik yang dapat menurunkan tekanan darah adalah musik alkaline diantaranya musik klasik yang lembut, instrumental, musik meditatif, dan musik yang menimbulkan rileks dan bahagia. Sistem limbik berhubungan dengan perilaku emosional seseorang. Mendengarkan musik alkaline, membuat sistem limbik teraktivasi dan individu tersebut pun menjadi rileks. Dari limbik, jaras pendengaran dilanjutkan ke hipokampus, tempat salah satu ujung hipokampus berbatasan dengan nuklei amigdala. Amigdala yang merupakan area perilaku kesadaran yang bekerja pada tingkat bawah sadar, menerima sinyal dari korteks limbik lalu menjalarkannya ke hipotalamus (Pedak, 2009) 18. Hipotalamus merupakan pengaturan sebagian fungsi vegetatif dan fungsi endokrin tubuh seperti halnya banyak aspek perilaku emosional. Jaras pendengaran meneruskan serat saraf otonom. Serat saraf tersebut mempunyai dua sistem saraf, yaitu sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis. Kedua sistem saraf ini memengaruhi kontraksi dan relaksasi organ-organ. Dengan musik maka sistem saraf otonom ini dapat memerintahkan tubuh untuk melakukan relaksasi sehingga timbullah kenyamanan (Pedak, 2009) 18. Musik memiliki kekuatan untuk mengobati penyakit dan ketidakmampuan yang dimiliki oleh tiap orang. Musik dapat meningkatkan, memulihkan, dan memelihara kesehatan fisik, mental, emosional, sosial dan spiritual. Menurut Suryana (2012), mengemukakan bahwa studi dari University of California menyatakan bahwa mendengarkan musik klasik bisa menurunkan tekanan darah 19. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Pujiyanto, dkk. (2012) di Desa Gunung Wungkal Kabupaten Pati tentang pengaruh terapi musik klasik terhadap penurunan tekanan darah ditemukan adanya pengaruh yang signifikan dengan =0,001 ( <0,05). Pengaruh musik klasik terhadap penurunan tekanan darah sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suherly (2011) yang membuktikan bahwa ada perbedaan tekanan darah pada lansia sebelum dan sesudah diberikan terapi musik klasik 20. Berdasarkan teori-teori di atas, peneliti berasumsi bahwa terapi musik, khususnya musik klasik, dapat menurunkan tekanan darah pada lansia yang menderita hipertensi. 15 Djohan. Terapi Musik Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Galangpress Sarayar, dkk. Pengaruh Musik Klasik Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Pasien Pra-Hemodialisis di Ruang Dahlia BLU RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. ejournal Keperawatan (e-kp) Vol. 1, No. 1, S. Waluyo. 100 Questions & Answers Stroke. Jakarta: PT Elex Media Komputindo M. Pedak. Metode Supernol Menaklukan Stres. Jakarta: Hikmah D. Suryana. Terapi Musik. Jakarta: CreateSpace Independent Publishing Suherly, dkk. Perbedaan Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi Sebelum dan Sesudah Pemberian Terapi Musik Klasik di RSUD Tugurejo Semarang. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan V ol. 1, No. 1,
11 Penurunan tekanan darah ini disebabkan karena responden menyukai jenis musik klasik yang dipakai dalam terapi musik sehingga menimbulkan perasaan nyaman dan rileks bagi responden. Saat keadaan rileks inilah yang menyebabkan tekanan darah turun. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh terapi musik klasik terhadap penurunan tekanan darah pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Kabila Kabupaten Bone Bolango yang telah dilakukan oleh peneliti maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Tekanan darah sebelum diberikan terapi musik klasik pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Kabila Kabupaten Bone Bolango, yang paling banyak diderita oleh lansia hipertensi derajat III (43,3%), hipertensi derajat I (36,7%), hipertensi derajat II (20%), dan normal (0%). 2. Tekanan darah sesudah diberikan terapi musik klasik pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Kabila Kabupaten Bone Bolango, yang paling banyak diderita oleh lansia hipertensi derajat I (53,3%), hipertensi derajat III (23,3%), hipertensi derajat II (20%), dan normal (3,3%). 3. Terdapat pengaruh terapi musik klasik terhadap penurunan tekanan darah pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Kabila Kabupaten Bone Bolango pada tekanan sistolik ( =0,001, =0,05) dan pada tekanan diastolik ( =0,001, =0,05). SARAN Berdasarkan kesimpulan diatas peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut : 1. Bagi Tempat Penelitian Diharapkan agar pihak puskesmas dapat mempertimbangkan terapi musik klasik sebagai terapi alternatif untuk para lansia dalam menurunkan hipertensi dengan cara memutar lagu-lagu klasik di ruang tunggu pasien agar pasien dapat mendengarnya sambil menunggu antrian. 2. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan untuk institusi pendidikan dapat dijadikan dasar dalam mengembangkan dan mengaplikasikan terapi musik terhadap pasien hipertensi. 3. Bagi Responden Diharapkan bagi responden agar dapat menerapkan terapi musik klasik dalam kehidupan sehari-hari untuk menjaga kestabilan tekanan darah, yaitu dengan mendengar musik klasik setiap hari selama 30 menit sehingga dapat menjaga kestabilan tekanan darah. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melanjutkan penelitian tentang terapi musik dan kiranya penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi dan informasi dan dapat meneliti tentang pengaruh musik lain, seperti pengaruh musik suara alam terhadap penurunan tekanan darah. DAFTAR PUSTAKA Bekiroglu, et al. (2013). Effect of Turkish Classical Music on Blood Pressure: A Randomized Controlled Trial in Hypertensive Elderly Patiens. Complement Ther Med No. 21 Vol. 3, Bonewit-West, K. (2015). Clinical Procedures for Medical Assistants Ninth Eddition. Missouri: Elsevier Saunders. Campbell, D. G. (2002). Efek Mozart. Jakarta: Gramedia. Dalmartha, dkk. (2008). Hipertensi. Care Y our Self, hal
12 Departemen Kesehatan RI. (14 Desember 2013). Hipertensi Menurut Riskesdas Diakses 3 Maret 2015, dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia: Departemen Kesehatan RI. (Juli 2013). Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia. Diakses 2 Maret 2015, dari Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan: Djohan. (2006). Terapi Musik Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Galangpress. Hidayati, S. N. (2005). Terapi Alternatif dan Gaya Hidup Sehat. Yogyakarta: Pradipta Publishing. Lingga, L. (2012). Bebas Hipertensi Tanpa Obat. Jakarta: AgroMedia Pustaka. Nafilasari, dkk. (2013). Perbedaan Tekanan Darah pada Lansia Hipertensi Sebelum dan Sesudah Diberikan Terapi Musik Instrumental di Panti Werda Pengayoman Pelkris Kota Semarang. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol. 1 No. 3, Nurrahmi, U. (2012). Stop! Hipertensi. Yogyakarta: Familia. Pedak, M. (2009). Metode Supernol Menaklukan Stres. Jakarta: Hikmah. Sarayar, dkk. (2013). Pengaruh Musik Klasik Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Pasien Pra-Hemodialisis di Ruang Dahlia BLU RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. ejournal Keperawatan (e-kp) Vol. 1, No. 1, 1-7. Sigarlaki, H. J. (2006). Karakteristik dan Faktor Berhubungan dengan Hipertensi di Desa Bocor, Kecamatan Bulus Pesantren, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Tahun Makara, Siritunga, et al. (2013). Effect of Music on Blood Pressure, Pulse Rate and Respiratory of Asymptomatic Individuals: A Randomized Controlled Trial. Health Vol. 5, No. 4A, Soenanto, H. (2009). 100 Resep Sembuhkan Hipertensi, Asam Urat, dan Obesitas. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Suherly, dkk. (2011). Perbedaan Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi Sebelum dan Sesudah Pemberian Terapi Musik Klasik di RSUD Tugurejo Semarang. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol. 1, No. 1, 1-6. Suryana, D. (2012). Terapi Musik. Jakarta: CreateSpace Independent Publishing. Waluyo, S. (2009). 100 Questions & Answers Stroke. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Widayati, dkk. (2014). Efektifitas Pemberian Terapi Musik terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Ibu dengan Hipertensi dalam Kehamilan. JOM PSIK Vol. 1 No. 2, 1-8. Wijaya, A. S., & Putri, Y. M. (2013). KMB 1 Keperawatan Medikal Bedah (Keperawatan Dewasa). Yogyakarta: Nuha Medika. Wolff, H. P. (2006). Hipertensi Cara Mendeteksi dan Mencegah Tekanan Darah Tinggi Sejak Dini. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer. Yanuarita, F. A. (2012). Memaksimalkan Otak Melalui Senam Otak (Brain Gym). Yogyakarta: Teranova Books. 12
BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi sering disebut sebagai penyakit silent killer karena pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi sering disebut sebagai penyakit silent killer karena pada sebagian besar kasus, tidak menunjukkan gejala apa pun hingga pada suatu hari hipertensi menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, karena dalam jangka panjang peningkatan tekanan darah yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi menjadi salah satu prioritas masalah kesehatan di Indonesia maupun di seluruh dunia, karena dalam jangka panjang peningkatan tekanan darah yang berlangsung
Lebih terperinciAbstrak. Abstract. Kata Kunci: Hipertensi, musik klasik, relaksasi autogenik
PERBANDINGAN PERUBAHAN TEKANAN DARAH LANSIA PENDERITA HIPERTENSI SETELAH DILAKUKAN TERAPI MUSIK KLASIK DAN RELAKSASI AUTOGENIK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEMBINA PALEMBANG 1 Dewi Ismarina, 2* Herliawati,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Lansia mengalami proses menua (aging process) secara alami yang tidak dapat dihindari (Hawari, 2007). Namun pengaruh proses menua sering menimbulkan bermacam-macam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Definisi Hipertensi adalah apabila tekanan sistoliknya diatas 140 mmhg dan tekanan diastolik diatas 90 mmhg. Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Hipertensi merupakan penyakit asimptomatik yaitu seringnya tidak menunjukkan tanda gejala sebelum menyerang organ lain seperti serangan jantung atau stroke. Hal ini
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Di era globalisasi sekarang ini penyakit yang berhubungan dengan penyakit
I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Di era globalisasi sekarang ini penyakit yang berhubungan dengan penyakit degeneratif telah menjadi suatu masalah besar di dalam dunia kesehatan. Terutama gangguan jantung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendapatkan kesempatan untuk melewati masa ini. tahun 2014, jumlah lansia di Provinsi Jawa Tengah meningkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) (2014), menyebut usia yang telah lanjut atau lebih dikenal dengan istilah lanjut usia (lansia)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang memompa dengan kuat dan arteriol yang sempit sehinggga darah mengalir
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan suatu meningkatnya tekanan darah di dalam arteri. Hipertensi dihasilkan dari dua faktor utama yaitu jantung yang memompa
Lebih terperinciKata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.
PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI RENDAM KAKI AIR HANGAT PADA LANSIA DI UPT PANTI SOSIAL PENYANTUNAN LANJUT USIA BUDI AGUNG KUPANG Yasinta Asana,c*, Maria Sambriongb, dan Angela M. Gatumc
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Musik adalah segala sesuatu yang memberikan efek menyenangkan, keceriaan, dan mempunyai irama (ritme) melodi, timbre tertentu untuk membantu tubuh dan pikiran saling
Lebih terperinciPROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016
PENGARUH TERAPI RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI POSYANDU DUSUN JELAPAN SINDUMARTANI NGEMPLAK SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: INDAH RESTIANI
Lebih terperincimemberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat
2 Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang memberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, penyakit jantung koroner, pembuluh darah jantung dan otot jantung.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang digunakan yaitu tahun. Penelitian ini menggunakan. tiap panti tersebut mengalami hipertensi.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Partisipan Penelitian Partisipan pada penelitian ini yaitu para lanjut usia (lansia) yang ada di Panti Wredha Salib Putih Salatiga sebagai kelompok
Lebih terperinciMike Yevie Nafilasari* )., Ns. Suhadi, M.Kep; Sp.Kep.Kom** ), Mamat Supriyono, SKM, M.Kes. (Epid)*** )
PERBEDAAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI SEBELUM DAN SESUDAH DI BERIKAN TERAPI MUSIK INSTRUMENTAL DI PANTI WERDA PENGAYOMAN PELKRIS KOTA SEMARANG Mike Yevie Nafilasari* )., Ns. Suhadi, M.Kep; Sp.Kep.Kom**
Lebih terperinciThe 7 th University Research Colloqium 2018 STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta
Perbedaan Pengaruh Pemberian Meditasi Sederhana Dan Latihan Deep Breathing Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Posyandu Lansia Mentari Senja Semanggi Surakarta Nur Annisa 1, Maryatun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cara infasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pembedahan merupakan semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara infasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani (Sjamsuhidajat & Win de
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat terlepas dari aktivitas dan pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari. Tuntutan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ditandai oleh penduduk dunia yang mengalami pergeseran pola pekerjaan dan aktivitas. Dari yang sebelumnya memiliki pola kehidupan agraris berubah menjadi
Lebih terperinciPERBEDAAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK DI RSUD TUGUREJO SEMARANG
PERBEDAAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK DI RSUD TUGUREJO SEMARANG Muhammad Suherly*) Ismonah**) Wulandari Meikawati***) *) Alumni Program Studi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu kondisi medis yang ditandai dengan meningkatnya konstraksi pembuluh darah arteri sehingga terjadi resistensi aliran
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI MUROTTAL SURAH AR
NASKAH PUBLIKASI PENGARUH TERAPI MUROTTAL SURAH AR-RAHMAN TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANJUT USIA (LANSIA) PENDERITA HIPERTENSI DI POSYANDU LANSIA KENANGA WILAYAH KERJA UPK PUSKESMAS SIANTAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan secara alamiah. Hal ini akan menimbulkan masalah fisik, mental, sosial, ekonomi dan psikologi. Perubahan
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG
PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG Siti Romadoni, Aryadi, Desy Rukiyati PSIK STIKes Muhammadiyah Palembang Rumah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses menua merupakan kombinasi bermacam-macam faktor yang saling berkaitan. Proses menua dapat diartikan sebagai perubahan yang terkait waktu, bersifat universal,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah diatas normal terjadi pada seseorang yang ditunjukkan oleh systolic dan diastolic pada pemeriksaan tekanan darah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kanan/left ventricle hypertrophy (untuk otot jantung). Dengan target organ di otak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi adalah keadaan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang akan berlanjut ke suatu organ target seperti stroke (untuk otak), penyakit jantung koroner
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi, dimana dua pertiganya terdapat di negara berkembang. Hipertensi menyebabkan 8 juta penduduk di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam waktu mendatang jumlah golongan usia lanjut akan semakin bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang, termasuk Indonesia. Bertambahnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis. Maslow (1970) mengatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai
Lebih terperinciYecy Anggreny, Armansyah, Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Respon Fisiologis pada Pasien yang Mengalami Kecemasan Praoperatif Ortopedi
Pengaruh Terapi Musik Klasik terhadap Respon Fisiologis pada Pasien yang Mengalami The Influence of Classical Music Therapy at Physiological Response to Patients Who Have Orthopedics Praoperatif Anxiety
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berbagai hal yang menyusahkan, bahkan membahayakan jiwa. Namun di era
BAB 1 PENDAHULUAN 1.I. LATAR BELAKANG Penyakit hipertensi termasuk penyakit yang banyak diderita orang tanpa mereka sendiri mengetahuinya. Penyakit hipertensi dapat mengakibatkan berbagai hal yang menyusahkan,
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI MUSIK TRADISIONAL KECAPI SULING SUNDA TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI
ARTIKEL PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK TRADISIONAL KECAPI SULING SUNDA TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI THE EFFECT OF SUNDANESE TRADITIONAL KECAPI SULING MUSIC THERAPY ON BLOOD PRESSURE
Lebih terperinciPERBEDAAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI ESENSIAL SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN RELAKSASI OTOT PROGRESIF DI RSUD TUGUREJO SEMARANG
PERBEDAAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI ESENSIAL SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN RELAKSASI OTOT PROGRESIF DI RSUD TUGUREJO SEMARANG Tri Murti * )., Ismonah** ), Wulandari M. *** ) * ) Alumni Program
Lebih terperinciejournal keperawatan (e-kp) Volume I. Nomor 1. Agustus 2013
PENGARUH MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN PRA-HEMODIALISIS DI RUANG DAHLIA BLU RSUP. PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO Christiane Sarayar Mulyadi Henry Palandeng Program Studi Ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu (Dinkes, 2011).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah lansia meningkat di seluruh Indonesia menjadi 15,1 juta jiwa pada tahun 2000 atau 7,2% dari seluruh penduduk dengan usia harapan hidup 64,05 tahun. Tahun 2006
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang umum terjadi di negara berkembang dan merupakan penyebab kematian tertinggi kedua di Indonesia. Tekanan darah
Lebih terperinciPengaruh Pendidikan Kesehatan 1
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG HIPERTENSI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DEMANGAN KOTA MADIUN Hariyadi,S.Kp.,M.Pd (Prodi Keperawatan) Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Fadhil Al Mahdi STIKES Cahaya Bangsa Banjarmasin *korespondensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat dewasa ini. Di tengah jaman yang semakin global,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai macam penyakit akibat gaya hidup yang tidak sehat sangat sering terjadi di masyarakat dewasa ini. Di tengah jaman yang semakin global, banyak stresor dan
Lebih terperinciIJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 5 No. 1 Januari 2018
Penatalaksanaan Terapi Musik Klasik dengan Masalah Keperawatan Gangguan Penurunan Curah Jantung pada Pasien Hipertensi di RSUD Dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri Eva Pratama Sari 1,, Novi Indah Aderita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membutuhkannya. Bila kondisi tersebut berlangsung lama dan menetap, maka dapat menimbulkan penyakit hipertensi.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmhg dan tekanan darah diastolik lebih dari 80 mmhg. 1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diastolic (Agrina, et al., 2011). Hipertensi sering dijumpai pada orang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan tekanan darah seseorang berada di atas batas normal atau optimal yaitu 120
Lebih terperinciPENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012
PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Penelitian Keperawatan Jiwa SITI FATIMAH ZUCHRA BP. 1010324031
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. beradaptasi dengan strres lingkungan (Pudjiastuti & Utomo, 2003). Proses. menua dapat mempengaruhi perubahan fisik dan mental yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lansia (lanjut usia) merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan strres lingkungan (Pudjiastuti
Lebih terperinciGeneral Relaxation Effect On Blood Pressure Of Hypertension Patients In The Department Of Healthy City Madiun
PENGARUH GENERAL RELAXATION TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI Desi Kusumawati*, Novi Ayuwardani**, Anita Diah**, 1. Program D3 Akademi Keperawatan dr. Soedono Madiun, Jawa Timur 63117, Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi di Indonesia rata-rata meliputi 17% - 21% dari keseluruhan populasi orang dewasa artinya, 1 di antara 5 orang dewasa menderita hipertensi. Penderita hipertensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lansia merupakan bagian dari anggota keluarga dan anggota masyarakat yang semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan peningkatan usia harapan hidup. Jumlah lansia meningkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja, yang dapat menimbulkan kerugian materiel dan imateriel bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia secara geografis terletak di wilayah yang rawan bencana. Bencana alam sebagai peristiwa alam dapat terjadi setiap saat, di mana saja, dan kapan saja,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai bangsa yang sedang berkembang, Indonesia sangat memerlukan anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan pembangunan kelak di kemudian
Lebih terperinciTOUCH THERAPY PADA KAKI DENGAN ESSENSIAL OIL LAVENDER DALAM MENURUNKAN TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI PADA USIA TAHUN
TOUCH THERAPY PADA KAKI DENGAN ESSENSIAL OIL LAVENDER DALAM MENURUNKAN TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI PADA USIA 50-75 TAHUN Yuli Widyastuti dan Anik Enikmawati STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta Jl.
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG
BAB I LATAR BELAKANG A. Pendahuluan Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular. Saat ini penyakit kardiovaskuler sudah merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pola penyakit sekarang ini telah mengalami perubahan dengan adanya transisi epidemiologi. Proses transisi epidemiologi adalah terjadinya perubahan pola penyakit dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan akhir-akhir
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan akhir-akhir ini menjadi salah satu faktor peningkatan permasalahan kesehatan fisik dan mental/spiritual
Lebih terperinciHUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN
Dinamika Kesehatan, Vol. 7 No.1 Juli 2016 Basit, e.t al., Hubungan Lama Kerja dan Pola Istirahat HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross
III. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross sectional. Dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh musik instrumental dalam menurunkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi atau yang dikenal dengan sebutan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang mencapai lebih dari 140/90 mmhg. Penyakit
Lebih terperinciPENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR II TAHUN 2014
PENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR II TAHUN 2014 Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan OLEH : I KETUT ERI DARMAWAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. satu sasaran dalam pembangunan di Indonesia. Hal ini ditandai dengan salah satu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kesejahteraan sosial yang diarahkan pada peningkatan kualitas hidup manusia dan masyarakat, termasuk kelompok lanjut usia (lansia) merupakan salah satu sasaran
Lebih terperinciPENGARUH SENAM ERGONOMIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA YANG MENGALAMI HIPERTENSI DI UPT PANTI SOSIAL PENYANTUN BUDI AGUNG KOTA KUPANG
PENGARUH SENAM ERGONOMIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA YANG MENGALAMI HIPERTENSI DI UPT PANTI SOSIAL PENYANTUN BUDI AGUNG KOTA KUPANG Ananda D.S Thei a, Maria Sambriong b, dan Angela Gatum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan dengan prevalensi yang tinggi, yaitu sebesar 25,8%. Hipertensi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer sampai saat ini. Berdasarkan data dari Riskesdas (Pusdatin Kemenkes RI 2013), hipertensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional dapat dilihat dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional dapat dilihat dari kemajuan ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama dalam bidang medis, ilmu kedokteran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang berbahaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang berbahaya dan dapat menyebabkan terjadinya disfungsi motorik dan sensorik yang berdampak pada timbulnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menyebabkan komplikasi dan kematian terbesar di dunia (Kristina, 2012). Hipertensi adalah penyakit kardiovaskuler
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat karena banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ringan (TD diastole ), sedang (TD diastole ), dan berat (Td
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi adalah peningkatan tekanan sistole, yang tingginya tergantung umur individu yang terkena. Hipertensi juga dapat digolongkan menjadi hipertensi ringan (TD
Lebih terperinciDisusun Oleh : MIA JIANDITA
PENGARUH PEMBERIAN JUS ALPUKAT DAN MADU TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI POSYANDU EDELWEIS DUSUN SERUT PALBAPANG BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan gangguan kesehatan yang mematikan. Hipertensi dijuluki sebagai silent killer, karena klien sering tidak merasakan adanya gejala dan baru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kasus yang belum terselesaikan. Disisi lain juga telah terjadi peningkatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi ini masalah kesejahteraan kesehatan di Indonesia dihadapkan pada situasi beban ganda, dimana pada satu sisi penyakit menular masih merupakan masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diastolik diatas 90 mmhg (Depkes, 2007).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan tekanan darah persisten atau terus menerus sehingga melebihi batas normal, dimana tekanan sistolik diatas 140 mmhg dan tekanan diastolik diatas
Lebih terperinciPENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI
PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI Rofli Marlinda *)Rosalina, S.Kp.,M.Kes **), Puji Purwaningsih, S.Kep., Ns **) *) Mahasiswa PSIK
Lebih terperinciHUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: IKSAN ISMANTO J300003 PROGRAM STUDI GIZI DIII FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat. World Health Organization (WHO) memperkirakan akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan tekanan darah seseorang berada di atas batas normal atau optimal yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent killer karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmhg pada dua kali pengukuran selang waktu lima
Lebih terperinciPELAKSANAAN SENAM JANTUNG SEHAT UNTUK MENURUNKAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WHERDA KASIH SAYANG IBU BATUSANGKAR
PELAKSANAAN SENAM JANTUNG SEHAT UNTUK MENURUNKAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WHERDA KASIH SAYANG IBU BATUSANGKAR Liza Merianti, Krisna Wijaya Abstrak Hipertensi disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah telah mewujudkan hasil yang positif diberbagai bidang dalam Pembangunan Nasional, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu
Lebih terperinciPENGARUH SENAM HIPERTENSI LANSIA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI PANTI WREDA DARMA BHAKTI KELURAHAN PAJANG SURAKARTA
PENGARUH SENAM HIPERTENSI LANSIA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI PANTI WREDA DARMA BHAKTI KELURAHAN PAJANG SURAKARTA Totok Hernawan 1, Fahrun Nur Rosyid 2 1,2 Program Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi tekanan darah didalam pembuluh darah yang meningkat secara kronis. Hal ini disebabkan oleh kerja jantung
Lebih terperinciHASIL PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN TEKANAN DARAH PADA NELAYAN DI KELURAHAN BITUNG KARANGRIA KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO
HASIL PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN TEKANAN DARAH PADA NELAYAN DI KELURAHAN BITUNG KARANGRIA KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO Oleh: dr. Budi T. Ratag, MPH, dkk. Dipresentasikan dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. ini menggunakan quasy eksperiment pre-test & post-test with control group
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Jenis penelitian ini menggunakan quasy eksperiment pre-test & post-test with control group design.
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN AKTUVITAS SEHARI-HARI DI DESA TUALANGO KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN AKTUVITAS SEHARI-HARI DI DESA TUALANGO KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO THE RELATIONSHIP BETWEEN FAMILY SUPPORT AND THE ELDERLY
Lebih terperinciThe 6 th University Research Colloquium 2017 Universitas Muhammadiyah Magelang. Wahyuni, Ferti Estri Suryani 1) 1 STIKES Aisyiyah Surakarta
Pengaruh Pemberian Terapi Jus Buah Tomat terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Primer Stage 1 di Desa Monggot Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Wahyuni, Ferti Estri Suryani 1) 1 STIKES Aisyiyah
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA STROKE NON HEMORAGI DENGAN TERAPI MUSIK
PENELITIAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA STROKE NON HEMORAGI DENGAN TERAPI MUSIK Arini Rukmana*, Giri Udani** Terapi musik diyakini memiliki potensi untuk penyembuhan diri yang dimiliki oleh klien sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi dapat diartikan sebagai tekanan darah presisten dimana tekanan darah nya diatas 140/90 mmhg. Pada manula hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistoliknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional, telah mewujudkan hasil yang positif diberbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI RENDAM KAKI DENGAN AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN DENGAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS BAHU MANADO
PENGARUH TERAPI RENDAM KAKI DENGAN AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN DENGAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS BAHU MANADO Nurul Solechah Gresty N. M. Masi Julia V. Rottie Program Studi Ilmu
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara berkembang seperti Indonesia, masyarakat lebih banyak menghabiskan waktu untuk berkerja dan memiliki waktu yang sangat sedikit untuk melakukan pola hidup sehat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 2011, pada tahun UHH adalah 66,4
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan di bidang ekonomi, perbaikan lingkungan hidup dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak pada peningkatan usia harapan hidup (life expectancy) seseorang.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah penelitian korelasi yang menunjukkan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain pada penelitian ini adalah penelitian korelasi yang menunjukkan hubungan antara tingkat kebugaran jasmani dengan tekanan darah sistolik pada mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penyakit degeneratif merupakan penyakit kronik menahun yang banyak mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit degeneratif tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi alam dan masyarakat yang sangat kompleks, menyebabkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi alam dan masyarakat yang sangat kompleks, menyebabkan munculnya berbagai masalah kesehatan. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan bahwa
Lebih terperinciKORELASI PERILAKU MEROKOK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN BANJARBARU
KORELASI PERILAKU MEROKOK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN BANJARBARU Yeni Mulyani 1, Zaenal Arifin 2, Marwansyah 3 ABSTRAK Penyakit degeneratif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aspek psikologis, biologis, fisiologis, kognitif, sosial, dan spiritual yang akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan usia harapan hidup menyebabkan terjadinya perubahan pada aspek psikologis, biologis, fisiologis, kognitif, sosial, dan spiritual yang akan menjadikan lansia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyebab utama kematian di dunia, yang bertanggung jawab atas 68% dari 56 juta kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nutrisi yang diangkut oleh darah. Penyakit ini bukan merupakan. penyakit syaraf namun merupakan salah satu penyakit yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan gangguan pada pembuluh darah yang dapat mengganggu suplai oksigen dan nutrisi yang diangkut oleh darah. Penyakit
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. Sukoharjo dengan luas wilayah Ha yang merupakan 9,40% dari luas. dataran rendah dan sebagian merupakan dataran tinggi.
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Bulu merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Sukoharjo dengan luas wilayah 4.106 Ha yang merupakan 9,40% dari luas Kabupaten Sukoharjo.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan darah yang memberi gejala berlanjut pada suatu target organ tubuh sehingga timbul kerusakan lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah hipertensi. Dampak ini juga diperjelas oleh pernyataan World Health
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pembangunan nasional yang berlangsung beberapa tahun terakhir telah menimbulkan pergeseran pola penyebab kematian dan masalah kesehatan. Sunaryo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan salah satu penyakit berbahaya yang menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan salah satu penyakit berbahaya yang menjadi permasalahan serius yang sangat penting. Karena merupakan salah satu penyakit degeneratif yang paling
Lebih terperinci