JTM.Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JTM.Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014,"

Transkripsi

1 JTM.Volume 3 Nomor 2 Tahun 214, UJI KINERJA MESIN MOTOR HONDA SUPRA-X 125 TAHUN 212 DENGAN BAHAN BAKAR BIOPREMIUM DARI UMBI SENTE (Alocasia macrorrhiza) Rivan Sayyidul Umam S1 Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya Rivandangklik@gmail.com Marsudi Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya marsudi_rizky@yahoo.com Abstrak Perkembangan otomotif semakin meningkat seiring dengan naiknya jumlah permintaan masyarakat akan kendaraan bermotor dari tahun ke tahun. Sejalan dengan bertambahnya kendaraan bermotor semakin meningkat jumlah konsumsi bahan bakar minyak minyak (BBM). Sedangkan jumlah bahan baku BBM yaitu minyak bumi terbatas dan semakin berkurang keadaanya, bahkan diperkirakan akan habis dalam 12 tahun lagi cadangan minyak bumi di Indonesia. Oleh sebab itu untuk mendukung kebijakan energi nasional menggunakan energi yang terbarukan dengan menggunakan bahan bakar alternatif salah satunya yaitu biopremium yang merupakan campuran antara bioethanol dan premium. Pada penelitian ini bioethanol yang digunakan adalah berbahan baku dari umbi sente (Alocasia macrorrhiza) yang diteliti oleh Machrus Afif Romdloni (214). Untuk mendapatkan campuran dengan hasil yang optimal maka diperlukan pengkajian penggunaan biopremium dari umbi sente terhadap torsi, daya efektif, konsumsi bahan bakar, dan tekanan efektif rata-rata. Jenis penelitian ini adalah eksperimen yaitu menguji Motor Honda Supra-X 125 Tahun 212 dengan menggunakan bahan bakar biopremium E, E 5, E 1, E 15, dan E 2. Metode pengujian performa mesin berdasarkan SAE J1349. Pengujian ini dilakukan pada kondisi bukaan throttle kontinyu mulai dari idle sampai bukaan throttle maksimum (akselerasi). Data sensor putaran roller dengan pembebanan inersia dan putaran mesin secara otomatis akan terbaca data acquisition dan dikalkulasi oleh program komputer. Sehingga didapat data yang kemudian diolah dan diperoleh hasil dari torsi, daya efektif, konsumsi bahan bakar, konsumsi bahan bakar spesifik dan tekanan efektif rata-rata. Berikutnya dapat diketahui hasil campuran biopremium yang optimal pada pengujian Motor Honda Supra-X 125 Tahun 212. Hasil penelitian torsi optimal 1,1 kgf.m pada 55 rpm dihasilkan oleh E 1, daya efektif optimal sebesar 8,82 PS pada 7 rpm dihasilkan oleh E 15, konsumsi bahan bakar paling rendah sebesar,271 Kg/Jam pada 35 rpm dihasilkan oleh E 15, konsumsi bahan bakar spesifik paling rendah sebesar,59 PS/Kg.Jam pada 35 rpm dihasilkan oleh E 15, dan tekanan efektif optimal sebesar 1,2 Kg/cm 2 dihasilkan oleh E 1. E 15 terbaik diantara E 5, E 1, dan E 2 daya yang dihasilkan paling tinggi dan konsumsi bahan bakar yang rendah. Jika dibandingkan dengan E, E 15 juga menghasilkan daya efektif tertinggi dan konsumsi bahan bakar lebih rendah. Kata kunci: Sepeda motor, bioethanol, biopremium, dan kinerja mesin. Abstract The development of the automotive up along with the increase in the number of requests the community will vehicles fom year to year. In line with increasing the number of motor vehichles has increased of consumption fuel petroleum. Meanwhile the of raw materials fuel namely petroleum limited and dwindling is it going, even is expected to be discharged in 12 years petroleum deposit in indonesia. Therefore for supporting a national energy policy using renewable energy using the alternative fuel one exception namely biopremium that is a mixture ao betwen bioethanol and premium. On this research bioethanol used from a tuber sente (Alocasia macrorrhiza) who researched by Machrus Afif Romdloni (214). To get mix with optimally results then required for the assessments the use of biopremium from tuber sente againts torque, effective power, fuel consumption, specific fuel consumption, and effective mean pressure. The kind of research this experiments namely engine performance test Honda Supra-X 125 year 212 by the use of fuel biopremium E, E 5, E 1, E 15, and E 2. A method of testing engine performance based on SEA J1349. This testing is done on the conditions of opening throttle continues start from idle until the opening of throttle maximm (acceleration). Sensor data round roller with load inertia and round the engine will automatically read data acquisition and calculated by a computer program. So that the data gleaned the processed and the result is obtained torque, effective power, fuel consumption, specific fuel consumption, and mean effective pressure. Next can be known result of mix biopremium optimal in testing motorcycle Honda Supra-X 125 year 212. Results of research torque optimally 1,1 kgf.m at 55 rpm produced by E 1, effective power optimally 8,82 PS at 7 rpm produced by E 15, fuel consumption was lowest,271 Kg/Jam at 35 rpm produced by E 15, specific fuel consumption was lowest,59 PS/Kg.Jam at 35 rpm produced by E 15, and effective mean pressure optimally 1,2 Kg/cm 2 produced by E 1. E 15 best of E 5, E 1, E 15, and E 2 effective power produced the most high and low fuel consumption. If compared with E, E 15 also produce effective highest power and fuel consumption is lower. Keywords: Motorcycle, bioethanol, biopremium, Engine performance

2 Uji Kinerja Mesin Motor Honda Supra-X 125 Tahun 212 Dengan Bahan Bakar Dari Umbi Sente PENDAHULUAN Perkembangan otomotif semakin meningkat seiring dengan naiknya jumlah permintaan masyarakat akan kendaraan bermotor. Berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) menyebutkan jumlah penjualan sepeda motor akan meningkat ditahun-tahun yang akan datang berdasarkan data produksi sepeda motor lima tahun terakhir. Pada tahun 29 sepeda motor yang diproduksi sejumlah unit kendaraan. Tahun 21 sepeda motor yang diproduksi sejumlah unit kendaraan. Berikutnya tahun 211 sepeda motor yang diproduksi sejumlah unit kendaraan. Selanjutnya pada tahun 212 produksi sepeda motor sempat mengalami penurunan jumlah produksi, yaitu sejumlah unit kendaraan. Pada tahun 213 produksi sepeda motor kembali naik menjadi sejumlah unit kendaraan. (sumber: diakses pada 16 Pebruari 214). Dari data AISI 1 jenis sepeda motor bebek terlaris di pasar domestik pada tahun peringkat teratas adalah Honda Supra X 125 sebagai motor bebek paling laris dengan penguasaan pasar sekitar 17,84%. Berikutnya disusul Yamaha Vega ZR New dengan penguasaan pasar 12,61%. Terpaut sedikit Yamaha Jupiter MX sebagai pemegang ketiga penguasaan pasar sebanyak 11,8%.(sumber: press.com/212/6/24/1-besar-motor-bebek/, diakses pada 16 Pebruari 214). Sejalan dengan semakin bertambahnya kendaraan bermotor yang diproduksi tingkat konsumsi BBM (Bahan Bakar Minyak) juga semakin meningkat. Sedangkan jumlah bahan baku BBM yaitu minyak bumi yang terbatas dan terus berkurang keadaanya. Menurut Kurtubi bahwa cadangan minyak Indonesia saat ini sekitar 3,7 miliar barel atau sekitar,2 persen cadangan minyak dunia. Dengan produksi minyak rata-rata 83 ribu barel per hari dan tanpa menemukan cadangan baru, maka cadangan minyak Indonesia akan habis dalam 12 tahun. (sumber: 3/Pengamat-Cadangan-Minyak-Indonesia-Tinggal-12- Tahun, diakses pada 11 Januari 214). Arah dari kebijakan energi nasional sangat jelas. Kedepan, ketergantungan terhadap minyak akanpelanpelan dikurangi yang satt ini mencapai 5% akan dikurangi menjadi kira-kira 23%. Ketergantungan terhadap gas dari 2% naik menjadi 22% lebih tahaun 225. Batubara akan naik perannya dari 2% menjadi 3%. Paling besar pertumbuhannya yaitu energi baru terbarukan yang sekarang 6% menjadi 23%. (sumber: rpp-kebijakan-energi-nasional-disetujui. html, diakses pada 3 Pebruari 214). Ketersediaan bensin tanpa timbal (unleaded gasoline) dan minyak solar yang dapat diperbarui (renewable) merupakan salah satu upaya untuk mendukung kebijakan energi nasional. Dalam menyikapi hal ini diperlukan adanya bahan bakar alternatif untuk mengatasinya. Salah satu upaya adalah beralih ke penggunaan bahan bakar alternatif yang dapat diperbarui yaitu bioethanol. Ethanol atau ethyl alcohol (C 2 H 5 OH) berupa cairan bening tidak berwarna, terurai secara biologis (biodegradable), toksisitas rendah dan tidak menimbulkan polusi udara yang besar apabila bocor. Ethanol yang terbakar menghasilkan karbondioksida (CO 2 ) dan air. Bioethanol merupakan cairan hasil proses fermentasi gula dari sumber karbohidrat (pati) menggunakan bantuan mikroorganisme (Marques et all, 27). Pemanfaatan bioethanol sebagai bahan bakar dapat melalui pencampuran dengan bahan bakar yang berasala dari bahan bakar fosil (bensin) ataupun dipakai langsung dalam komposisi 1% untuk penggunaan tertentu. Dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Abdullah Karim (212), tentang Uji Kinerja Mesin 4 Langkah Berbahan Bakar Bioethanol Dari Limbah Kulit Jerami Nangka Sebagai Campuran Premium. Dapat disimpulkan bahwa hasil terbaik dari penelitian tersebut adalah E15 (15% bioethanol dan 85% premium). E15 didapatkan torsi sebesar 2,24 kgf.m dengan persentase peningkatan 3,7% pada 2 rpm. Daya efektif didapat 7,1 PS dengan persentase peningkatan 11,57% pada 65 rpm. Presentase penurunan konsumsi bahan bakar spesifik mengalami penurunan 41,83% pada 5 rpm. Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh Sulaksmono Aji Waskito (212), tentang Uji Kinerja Mesin 4 Langkah Dengan Bahana Bakar Bioethanol Dari Polong Trembesi Sebagai Campuran Premium. Didapat hasil terbaik dari penelitian tersebut adalah E15 (15% bioethanol dan 85% premium). E15 didapat torsi sebesar 8,29 kgf.m dengan persentase peningkatan 6,91% pada 1 rpm. Daya efektif didapat 13,18 PS dengan persentase peningkatan sebesar 7,13% pada 9 rpm. Penurunan konsumsi bahan bakar spesifik 1,47 kg/ps.jam dengan persentase penurunan 38,36% pada 95 rpm. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan campuran bahan bakar premium dengan bioethanol berpengaruh terhadap kinerja mesin 4 langkah. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui pengaruh penggunaan campuran bahan bakar premium dengan bioethanol yang terbuat dari umbi terhadap kinerja mesin. Penelitian ini adalah penelitian lanjutan dari penelitian yang dilakukan oleh Machrus Afif Romdloni (214). Dalam hal ini peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan umbi sente (Alocasia maccrorhiza) yang akan diubah menjadi bahan bakar alternatif yaitu bioethanol dan selanjutnya akan di uji pengaruhnya terhadap kinerja mesin 4 langkah khususnya motor Honda Supra-X 125 tahun

3 JTM.Volume 3 Nomor 2 Tahun 214, Berdasarkan penjelasan dan penjabaran di atas, maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul Uji Kinerja Motor Honda Supra-X 125 Tahun 212 Dengan Bahan Bakar Dari Umbi Sente (Alocasia macrorrhiza). Rumusan masalah yang dibahas oleh peneliti dari penelitian ini adalah: Berapa perbandingan campuran bioethanol dengan premium yang optimal pada mesin motor Honda Supra-X125 Tahun 212? Bagaimana hasil perbandingan campuran bioethanol dan premium yang optimal terhadapa torsi, daya efektif, konsumsi bahan bakar, konsumsi bahan bakar spesifik, dan tekanan efektif rata-rata pada mesin motor Honda Supra-X 125 tahun 212? Tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti dari penelitian ini adalah: Mengetahui berapa perbandingan campuran bioethanol dengan premium yang optimal pada mesin motor Honda Supra-X 125 tahun 212. Mengetahui bagaimana hasil perbandingan campuran bioethanol dan premium yang optimal terhadap torsi, daya efektif, konsumsi bahan bakar, konsumsi bahan bakar spesifik, dan tekanan efektif rata-rata pada mesin motor Honda Supra-X 125 tahun 212. Manfaat yang hendak diperoleh dalam penelitian ini nantinya diharapkan mempunyai nilai guna bagi peneliti dan pembaca pada umumnya, yaitu: Manfaat teoritis - Dari penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman pembuatan bioethanol yang berbahan baku dari umbi sente (Alocasia macrorrhiza) untuk peneliti dan masyarakat pada umumnya. - Dari penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk memperluas wawasan tentang teori pemanfaatan bioethanol yang dicampur dengan premium dapat menghasilkan biopremium. Manfaat praktis - Bagi peneliti, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman dan pengetahuan yang luas tentang bahan bakar nabati berupa bioethanol yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif. - Bagi lembaga pendidikan, menambah ilmu pengetahuan dan kepustakaan sebagai salah satu media pembelajaran mengenai cara pemanfaatan bioethanol dari umbi sente (Alocasia macrorrhiza) sebagai bahan bakar alternatif di Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya. - Bagi pemerintah, membantu mencari sumbersumber bahan bakar nabati yang ramah lingkungan guna mengatasi krisis energi. METODE Rancangan Penelitian Mulai Topik: Uji Kinerja Motor Honda Supra-X 125 Tahun 212 Dengan Bakar Dari Umbi Sente Tidak Diterima E Studi pendahuluan Penyusunan proposal skripsi: Bab I, Bab II, dan Bab III Seminar Proposal Skripsi Diterima Pengujian bahan bakar pada engine E5 E1 Data hasil penelitian Analisis data dan pembahasan Simpulan Selesai Gambar 1. Rancangan Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian Didukung: Literatur Penelitian sebelumn Saran E15 E2 Waktu Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni- Oktober 214 Tempat Penelitian eksperimen ini dilakukan di PT. Banyuwangi Motor Jl. Undaan Kulon Surabaya dan Laboratorium Performa Mesin Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya. Pengujian karakteristik dilakukan di UPPS Pertamina Surabaya, Laboratorium Motor Bakar Universitas Brawijaya, dan Laboraturium Bahan Bakar Alternatif dan Pelumas Universitas Negeri Surabaya.

4 Uji Kinerja Mesin Motor Honda Supra-X 125 Tahun 212 Dengan Bahan Bakar Dari Umbi Sente Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen (experimental research). Bertujuan untuk mengetahui kinerja mesin sepeda motor Supra-X 125 tahun 212 dengan bahan bakar dari umbi sente (Alocasia macrorrhiza). Penelitian ini berusaha untuk membandingkan hasil penelitian antara kelompok standar dengan kelompok eksperimen (yang dimanipulasikan). Objek Penelitian Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah mesin sepeda motor Honda Supra-X 125 tahun perakitan 212 yang masih standar. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau suatu sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel yang termasuk dalam penelitian eksperimen ini adalah sebagai berikut: Variabel Bebas (stimulus variable) Variabel bebas pada penelitian ini adalah variasi perbandingan campuran antara premium dengan bioethanol dengan variasi bahan bakar biopremium E, E 5, E 1, E 15, dan E 2. Variabel Terikat (dependent variable) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja mesin motor Honda Supra-X 125 tahun 212 akibat perbandingan campuran bahan bakar premium dengan bioethanol yaitu torsi, daya efektif, konsumsi bahan bakar, konsumsi bahan bakar spesifik, dan tekanan efektif rata-rata. Variabel Kontrol Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah kendaraan Honda Supra-X 125 tahun 212 dengan variasi putaran mesin 35 rpm sampai 95 rpm, dengan range putaran 5 rpm, Temperatur oli mesin saat pengujian 6 o C (temperatur kerja mesin). Transmisi posisi top gear. Metode Pengujian Untuk mendapatkan data penelitian yang akurat, maka pengujian hendaknya dilakukan berdasarkan standar pengujian yang ada. Metode pengujian performa mesin berdasarkan SAE J1349 yaitu Engine Power Test Code-Spark Ignition and Compression Ignition-Net Power Rating. Pengujian ini dilakukan pada kondisi bukaan throttle kontinyu mulai dari idle sampai bukaan throttle maksimum (akselerasi). Data sensor putaran roller dengan pembebanan inersia dan putaran mesin secara otomatis akan terbaca data acquisition dan dikalkulasi oleh program komputer. Setelah itu hasil kalkulasi torsi, daya, kecepatan, waktu, dan jarak tempuh ditunjukkan melalui monitor. Teknik Analisis Data Analisa data dilakukan dengan metode deskriptif, yaitu dengan mendeskripsikan atau menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai realita yang diperoleh selama pengujian. Data hasil penelitian yang diperoleh dimasukkan dalam tabel dan ditampilkan dalam bentuk grafik. Selanjutnya dideskripsikan dengan kalimat sederhana sehingga mudah dipahami untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan yang diteliti. Prosedur Pengujian Gambar 2. Rancangan peralatan dan Instrumen Eksperimen Berikut dibawah ini merupakan langkah-langkah proses pengujian performa mesin: Menghidupkan mesin. Memanaskan mesin untuk mencapai kondisi operasional dari engine tersebut sehingga temperatur oli 6 o C. Menghidupkan blower. Memposisikan transmisi top gear. Menaikkan putaran mesin hingga mencapai 35 rpm. Membuka throttle valve secara cepat hingga terbuka penuh dan meneka tombol start warna hijau. Ketika mesin sudah mencapai putaran mesin maksimum maka segera menekan tombol hijau untuk menghentikan perekaman data. Pengemudi menurunkan putaran mesin. 287

5 Torsi (Kgf.m) JTM.Volume 3 Nomor 2 Tahun 214, Menyimpan pengujian ke komputer. Mengulangi langkah pengambilan data. Pengambilan data dilakukan minimal tiga kali baik kelompok standar (E ) maupun eksperimen (E 5, E 1, E 15, dan E 2 ). Langkah-langkah pengujian konsumsi bahan bakar adalah sebagai berikut: Menghidupkan mesin. Memanaskan mesin untuk mencapai kondisi operasional dari engine tersebut sehingga temperatur oli 6 o C. Menghidupkan blower. Memasukkan bahan bakar premium pada gelas ukur. Melakukan pengukuran waktu konsumsi bahan bakar. Melakukan pencatatan data meliputi waktu konsumsi bahan bakar yang dibutuhkan untuk pemakaian bahan bakar sebanyak 5 ml. Melakukan pengukuran waktu konsumsi bahanbakar pada putaran 1 rpm, 15 rpm, 2 rpm, 25 rpm, 3 rpm, 35 rpm, 4 rpm, 45 rpm, 5 rpm, 55 rpm, 6 rpm, 65 rpm, 7 rpm, 75 rpm, 8 rpm, 85 rpm, 9 rpm, 95 rpm dengan menahan throttle valve agar tetap terbuka sampai menunjukkan putaran mesin konstan. Mesin dimatikan sampai temperatur mesin kembali normal. Untuk pengujian pada bahan bakar biopremium E 5 sampai E 2 dilakukan seperti pengujian bahan bakar premium murni (E ). Pengujian dilakukan dengan range 5 rpm. Data perhitungan untuk tekanan efektif rata-rata menggunakan rumus. Akhir Pengujian Prosedur yang harus dilakukan pada tahap akhir pengujian adalah menurunkan putaran engine secara perlahan sampai idle, mematikan engine,dan mematikan blower. HASIL DAN PEMBAHASAN Data Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengujian Performa Mesin Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya dan di Bengkel Banyuwangi Motor Surabaya. Pengujian karakteristik bioethanol dilakukan di Laboratorium Unit Produksi Pelumas Pertamina Surabaya, Laboratorium Motor Bakar Universitas Brawijaya Malang, dan Laboraturium Bahan Bakar Alternatif dan Pelumas Universitas Negeri Surabaya. Analisis dan Pembahasan Torsi 1,2 1,8,6,4,2 Terhadap Torsi (Kgf.m) Gambar 3. Hubungan Antara Putaran Mesin Terhadap Torsi Secara umum, torsi yang dihasilkan oleh motor Supra X-125 tahun 212 meningkat ketika menggunakan biopremium E 5, E 1, E 15, dan E 2. Torsi optimal yang dihasilkan dengan bahan bakar E (premium) sebesar,95 Kgf.m pada putaran 5 rpm. Torsi optimal yang dihasilkan motor ini mengalami peningkatan ketika menggunakan bahan bakar biopremium E 5 torsi yang dihasilkan sebesar 1,1 Kgf.m pada putaran 55 rpm, biopremium E 1 torsi yang dihasilkan sebesar 1,1 Kgf.m pada putaran 55 rpm, biopremium E 15 torsi yang dihasilkan sebesar 1,1 Kgf.m pada putaran 55 rpm, dan biopremium E 2 torsi yang dihasilkan sebesar 1,1 Kgf.m pada putaran 55 rpm. Torsi optimal E pada 5 rpm sedangkan E 5, E 1, E 15, dan E 2 seluruhnya pada 55 rpm lebih tinggi dibandingkan hasil torsi standar yang diuji oleh pabrikan yang hanya sebesar 4 rpm. Hal ini dikarenakan saat pengujian standar pabrik kondisi kendaraan masih baru termasuk pada bagian-bagian mesin seperti gigi transmisi, permukaan silinder, draf gear, pegas kopling, dll. sehingga gesekan yang ditimbulkan lebih besar serta mesin masih belum bisa bekerja optimal dan perlu waktu penyesuaian. Berdasarkan gambar di atas, grafik torsi cenderung mengalami peningkatan pada rentang putaran 35 rpm sampai 55 rpm. Hal ini disebabkan E E 5 E 1 E 15 E 2

6 Daya (PS) Uji Kinerja Mesin Motor Honda Supra-X 125 Tahun 212 Dengan Bahan Bakar Dari Umbi Sente karena dengan putaran mesin yang semakin tinggi, maka efisiensi volumetrik semakin meningkat pula. Peningkatan efisiensi volumetrik ini mengakibatkan bahan bakar yang dikompresikan lebih banyak, sehingga ledakan yang terjadi pada saat pembakaran lebih besar. Ledakan tersebut menghasilkan gaya dorong yang besar pada kepala piston. Gaya dorong inilah yang mengakibatkan torsi menjadi meningkat. Selain itu peningkatan torsi yang menggunakan bahan bakar biopremium pada mesin ini disebabkan oleh angka oktan yang meningkat. Angka oktan bioethanol adalah 123, sedangkan angka oktan premium adalah 88. Pada rentang 55 rpm sampai 95 rpm, grafik torsi cenderung menurun. Hal ini disebabkan karena putaran mesin semakin tinggi sehingga gesekan pada dinding silinder semakin besar, proses pembakaran pun menjadi tidak sempurna dan piston tidak memiliki cukup waktu untuk mengisi volume ruang bakar secara penuh. Bahan bakar yang masuk ke dalam ruang bakar mulai berkurang sehingga tekanan kompresi menurun, torsi yang dihasilkan semakin kecil pula. Dari hasil penelitian ditunjukkan bahwa penggunaan bahan bakar biopremium dapat meningkatkan torsi yang dihasilkan mesin Honda Supra-X 125 tahun 212 dari pada menggunakan bahan bakar E (premium). Dari semua bahan bakar, torsi optimal yang paling tinggi dihasilkan dari biopremium E 1 yaitu sebesar 1,1 Kgf.m pada putaran 55 rpm dengan persentase peningkatan 7,15%. Analisis dan Pembahasan Daya Terhadap Daya (PS) E E 5 E 1 E 15 E 2 Secara umum, daya efektif yang dihasilkan oleh motor Supra X-125 tahun 212 meningkat ketika menggunakan biopremium E 5, E 1, E 15, dan E 2. Daya efektif optimal yang dihasilkan dengan bahan bakar E (premium) sebesar 8,21 PS pada putaran 7 rpm. Daya efektif optimal dengan menggunakan bahan bakar premium dihasilkan pada putaran 7 rpm sebesar 8,21 PS. Daya optimal yang dihasilkan ketika bahan bakar diganti dengan biopremium E 5 mengalami peningkatan menjadi sebesar 8,69 PS pada 7 rpm, biopremium E 1 daya yang dihasilkan menjadi sebesar 8,75 PS pada putaran 7 rpm, biopremium E 15 daya yang dihasilkan menjadi sebesar 8,82 PS pada 7 rpm, dan biopremium E 2 daya yang dihasilkan menjadi sebesar 8,79 PS pada 7 rpm. Daya optimal E, E 5, E 1, E 15, dan E 2 umumnya lebih rendah dibandingkan hasil daya standar yang diuji oleh pabrikan yaitu sebesar 9,2 PS. Hal ini dikarenakan kondisi kendaraan mengalami penurunan kinerja akibat dari beberapa hal seperti kurangnya servis berkala dan perlu penggantian spare part yang sudah aus. Berdasarkan gambar di atas, grafik daya efektif cenderung mengalami peningkatan pada rentang putaran 35 rpm sampai 7 rpm. Hal ini disebabkan karena dengan putaran mesin yang semakin tinggi, maka efisiensi volumetrik semakin meningkat pula. Peningkatan efisiensi volumetrik ini mengakibatkan bahan bakar yang dikompresikan lebih banyak, sehingga ledakan yang terjadi pada saat pembakaran lebih besar. Ledakan tersebut menghasilkan gaya dorong yang besar pada kepala piston. Gaya dorong inilah yang mengakibatkan daya menjadi meningkat. Pada rentang 7 rpm sampai 95 rpm, grafik daya cenderung menurun. Hal ini disebabkan karena pada putaran tinggi pembakaran berlangsung sangat cepat yang mengakibatkan campuran bahan bakar dan udara didalam ruang bakar tidak habis terbakar. Jika campuran bahan bakar dan udara hanya sedikit yang terbakar maka akan mengakibatkan daya efektif yang dihasilkan menurun. Dari hasil penelitian ditunjukkan bahwa penggunaan bahan bakar biopremium dapat meningkatkan daya efektif yang dihasilkan mesin Honda Supra-X 125 tahun 212 dari pada menggunakan bahan bakar E (premium). Dari semua bahan bakar, daya efektif optimal yang paling tinggi dihasilkan dari biopremium E 15 yaitu sebesar 8,82 PS pada putaran 7 rpm dengan persentase kenaikan 7,41%. Gambar 4. Hubungan Antara Putaran Mesin terhadap Daya 289

7 Konsumsi Bahan Bakar (Kg/Jam) Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (Kg/PS.Jam) JTM.Volume 3 Nomor 2 Tahun 214, Analisis dan Pembahasan Konsumsi Bahan Bakar 1,2 Terhadap Konsumsi Bahan Bakar (Kg/Jam) Analisis dan Pembahasan Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (Sfc) Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (Kg/PS.Jam),25 1 E,2,8 E 5 E,6,4 E 1 E 15 E 2,15,1 E5 E1 E15,2,5 E2 Gambar 5. Hubungan Antara Putaran Mesin terhadapkonsumsi Bahan Bakar Secara umum, penggunaan biopremium E 5, E 1, E 15, dan E 2 pada motor Honda Supra-X 125 Tahun 212 dapat menurunkan konsumsi bahan bakar. Hal ini dikarenakan campuran udara dan bahan bakar yang masuk ke ruang bakar mendekati campuran sempurna dan ruang bakar semakin dingin karena adanya unsur molekul oksigen pada bahan bakar biopremium E 5, E 1, E 15, dan E 2. Waktu proses pembakaran menjadi lebih lama sehingga konsumsi bahan bakarnya menjadi irit. Selain itu biopremium mempunyai densitas yang tinggi. Hal ini juga menyebabkan waktu konsumsi bahan bakar tersebut lebih lama. Konsumsi bahan bakar yang menggunakan bahan bakar biopremium cenderung lebih rendah daripada konsumsi bahan bakar yang menggunakan bahan bakar premium murni. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan biopremium dapat mereduksi konsumsi bahan bakar pada kendaraan Honda Supra-X 125 tahun 212 secara signifikan. Penurunan tertinggi konsumsi bahan bakar yang dihasilkan mesin sebesar 24,26 % dicapai dengan penggunaan bahan bakar biopremium E15 pada putaran 35 rpm. Gambar 6. Hubungan Antara Putaran Mesin terhadap Konsumsi Bahan Bakar Secara umum, penggunaan biopremium E 5, E 1, E 15, dan E 2 pada motor Honda Supra-X 125 Tahun 212 dapat menurunkan konsumsi bahan bakar spesifik. Konsumsi bahan bakar spesifik paling rendah biopremium E 5 sebesar,77 kg/ps.jam dengan persentase penurunan 3,58% pada putaran 35 rpm, biopremium E 1 sebesar,69 kg/ps.jam dengan persentase penurunan sebesar 37,35% pada putaran 35 rpm, biopremium E 15 sebesar,59 kg/ps.jam dengan persentase penurunan sebesar 46,65% pada putaran 35 rpm, biopremium E 2 sebesar,72 kg/ps.jam dengan persentase penurunan sebesar 34,76%. Dari semua bahan bakar, konsumsi bahan bakar spesifik yang paling rendah dihasilkan dari campuran E 15 bahan bakar yaitu sebesar,59 kg/ps.jam dengan persentase penurunan sebesar 46,65% pada putaran 35 rpm. Semakin kecil nilai Sfc suatu mesin maka menunjukkan mesin Supra-X 125 Tahun 212 semakin efisien konsumsi bahan bakar.

8 Tekanan Efektif Rata-rata (Kg/cm 2 ) Uji Kinerja Mesin Motor Honda Supra-X 125 Tahun 212 Dengan Bahan Bakar Dari Umbi Sente Analisis dan Pembahasan Tekanan Efektif Ratarata (Bmep) Grafik Terhadap Tekanan Efektif Rata-rata (Kg/Cm 2 ) Gambar 7. Hubungan Antara Putaran Mesin terhadap Tekanan Efektif Rata-rata Tekanan Efektif Rata-rata optimal terjadi pada E sebesar 9,61 Kg/cm 2 pada 5 rpm, kemudian mengalami peningkatan pada biopremium E5 sebesar 1,19 Kg/cm 2 dengan persentase peningkatan sebesar 6,88%, biopremium E1 sebesar 1,28 Kg/cm 2 dengan persentase peningkatan sebesar 7,84%, biopremium E15 sebesar 1,18 Kg/cm 2 dengan persentase peningkatan sebesar 6,1%, biopremium E2 sebesar 1,4 Kg/cm 2 dengan persentase peningkatan sebesar 4,5%. Peningkatan terjadi karena adanya faktor daya yang dihasilkan dan putaran mesin. Pada putaran awal, putaran mesin membagi daya dengan nilai yang lebih sedikit, sehingga nilai dari tekanan efektif rata-rata meningkat. Sedangkan pada putaran tinggi, daya yang dihasilkan juga meningkat. Akan tetapi, putaran dari mesin naik dengan signifikan, sehingga nilai dari tekanan efektif rata-rata cenderung menurun. Tekanan efektif rata-rata paling tinggi adalah biopremium E1 yaitu sebesar 1,28 Kg/cm 2 pada 55 rpm dengan persentase peningkatan 7,84%. Hal ini disebabkan karena nilai oktan biopremium yang bertambah dibandingkan dengan premium standar. Sehingga membuat pembakaran lebih sempurna dengan kompresi yang di hasilkan semakin tinggi, selain itu memberikan gaya dorong yang lebih pada piston saat langkah usaha. Hal ini mengakibatkan E E5 E1 E15 E2 tekanan efektif rata-rata yang dihasilkan kendaraan akan meningkat juga. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, analisa, dan pembahasan yang telah dilakukan tentang Uji Kinerja Mesin Sepeda Motor Supra-X 125 tahun 212 Dengan Bahan Bakar Dari Umbi Sente (Alocasia macrorrhiza) dapat disimpulkan sebagai berikut: Penggunaan bahan bakar biopremium yang optimal adalah E 15 lebih baik dibandingkan dengan bahan bakar biopremium E 5, E 1, E 2 dan lebih baik juga dibandingkan E (premium murni) pada motor Honda Supra X-125 tahun 212. Hasil penelitian torsi optimal dihasilkan dengan menggunakan bahan bakar biopremium E 1 sebesar 1,1 kgf.m dengan persentase peningkatan sebesar 7,15% pada 55 rpm dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar premium yang sebesar,94 kgf.m pada 55 rpm. Daya efektif optimal dihasilkan dengan menggunakan bahan bakar biopremium E15 sebesar 8,82 PS dengan persentase peningkatan sebesar 7,41% pada 7 rpm dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar premium yang sebesar 8,21 PS pada 7 rpm. Konsumsi bahan bakar yang optimal dihasilkan dengan menggunakan bahan bakar biopremium E15 sebesar,271 Kg/Jam dengan persentase peningkatan sebesar 24,26% pada putaran 35 rpm dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar premium sebesar,358 Kg/Jam pada 35 rpm. Konsumsi bahan bakar spesifik yang optimal dihasilkan dengan menggunakan bahan bakar biopremium E15 sebesar,59 kg/ps.jam dengan persentase 46,65% pada putaran 35 rpm dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar premium sebesar,11 kg/ps.jam pada 35 rpm. Tekanan efektif rata-rata optimal dihasilkan dengan menggunakan bahan bakar biopremium E1 sebesar 1,28 kg/cm 2 dengan persentase 7,84% pada putaran 55 rpm dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar premium sebesar 9,53 Kg/cm 2 55 rpm. Saran Dari serangkaian pengujian, perhitungan dan analisa data serta pengambilan simpulan yang telah dilakukan, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut: Penelitian ini dilakukan di Dynotest sehingga perlu pengujian di jalan raya (on the road). Untuk penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan kadar bioethanol 99,5% dengan cara memperbaiki proses distilasi. 291

9 JTM.Volume 3 Nomor 2 Tahun 214, DAFTAR PUSTAKA Aji, Sulaksmono W. (212). Uji Kinerja Mesin 4 Langkah Dengan Bahan Bakar Biethanol Dari Polong Trembesi Sebagai Campuran Premium. Skripsi. Jurusan Teknik Mesin FT UNESA. Anonim Motorcycle Production Wholesales Domestic and Exports, (Online), diakses 16 Pebruari 214. Anonim Besar Motor Bebek, (Online), besar-motor-bebek/, diakses 16 Pebruari 214. Anonim Motorcycle Production Whosales Domestic and Exports, (Online), diakses 16 Pebruari 214. Anonim RPP Kebijakan Nasional Disetujui, (Online), umum/6679-rpp-kebijakanenergi-nasional-disetu jui.html, diakses pada 3 Pebruari 214. Karim, Abdullah Uji Kinerja Mesin 4 Langkah Berbahan Bakar Bioethanol Dari Limbah Kulit Jerami Nangka Sebagai Campuran Premium. Skripsi. Jurusan Teknik Mesin FT UNESA. Kurtubi Pengamat: Cadangan Minyak Indonesia Tinggal 12 Tahun, (Online), / Pengamat-Cadangan-Minyak-Indonesia- Tinggal-12-Tahun, diakses pada 11 Januari 214. Marques,S., Alves,L., Roserio,J.C., Girio,F.M Conversion of Recycledpaper sludge to etanol SHF and SSF Ucing Pichia Stipitis (Biomass And Bioenergy 32 (28) 4-46). Journal. Departamento de Biotechnologia, Lisboa, Portugal. Romdloni, Machrus A Pembuatan Bioetanol Dari Sente Hijau (Alocasia macrorrhiza) Sebagai Bahan Bakar Alternatif. Skripsi. Jurusan Teknik Mesin FT UNESA.

Kinerja Mesin Motor Supra X 125 Berbahan Bakar Biopremium Dari Biskuit Afkir PT. UBM Waru Sidoarjo

Kinerja Mesin Motor Supra X 125 Berbahan Bakar Biopremium Dari Biskuit Afkir PT. UBM Waru Sidoarjo KINERJA MESIN SEPEDA MOTOR SUPRA X 125 TAHUN 2012 BERBAHAN BAKAR BIOPREMIUM DARI BISKUIT AFKIR PRODUKSI PT. UBM WARU SIDOARJO Azis Gilang Pradana S1 Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

JTM. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014, PENGARUH PEMANFAATAN GAS BUANG SEBAGAI PEMANAS INTAKE MANIFOLD TERHADAP PERFORMA MESIN SUPRA X TAHUN 2002

JTM. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014, PENGARUH PEMANFAATAN GAS BUANG SEBAGAI PEMANAS INTAKE MANIFOLD TERHADAP PERFORMA MESIN SUPRA X TAHUN 2002 JTM. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014, 158-165 PENGARUH PEMANFAATAN GAS BUANG SEBAGAI PEMANAS INTAKE MANIFOLD TERHADAP PERFORMA MESIN SUPRA X TAHUN 2002 Ahmad Choirul Huda S1 Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

JTM. Volume 02 Nomor 02 Tahun 2014,

JTM. Volume 02 Nomor 02 Tahun 2014, JTM. Volume 02 Nomor 02 Tahun 2014, 110-117 Uji Kinerja Mesin 4 Langkah Berbahan Bakar Bioethanol Dari Limbah Pabrik Wafer Mix Snack Wringin Anom Gresik Sebagai Campuran Premium Endra kurniawan S1 Pendidikan

Lebih terperinci

JTM. Volume 03 Nomor 02 Tahun

JTM. Volume 03 Nomor 02 Tahun PENGARUH PENGUNAAN BAHAN BAKAR PERTAMAX DAN WAKTU PENGAPIAN (IGNITION TIMING) TERHADAP PERFORMA MESIN DAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR SUPRA X 125cc TAHUN 2008 Rizki Yoga Nur Pratama S1 Pendidikan Teknik

Lebih terperinci

Penambahan Pemanas Campuran Udara dan Bahan Bakar

Penambahan Pemanas Campuran Udara dan Bahan Bakar Penambahan Pemanas Campuran Udara dan Bahan Bakar PENAMBAHAN PEMANAS CAMPURAN UDARA DAN BAHAN BAKAR TERHADAP PERFORMA DAN EMISI MESIN 1 SILINDER Alfian Syahri Romadlon S1 Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beracun dan berbahaya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. kendaraan bermotor dan konsumsi BBM (Bahan Bakar Minyak).

BAB I PENDAHULUAN. beracun dan berbahaya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. kendaraan bermotor dan konsumsi BBM (Bahan Bakar Minyak). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi otomotif sebagai alat transportasi, baik di darat maupun di laut, sangat memudahkan manusia dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Selain mempercepat

Lebih terperinci

PENGARUH CAMPURAN BIODIESEL DARI MINYAK BIJI KAPAS PADA SOLAR TERHADAP KINERJA DAN EMISI GAS BUANG PADA MESIN DIESEL. Budi Tanuhita.

PENGARUH CAMPURAN BIODIESEL DARI MINYAK BIJI KAPAS PADA SOLAR TERHADAP KINERJA DAN EMISI GAS BUANG PADA MESIN DIESEL. Budi Tanuhita. PENGARUH CAMPURAN BIODIESEL DARI MINYAK BIJI KAPAS PADA SOLAR TERHADAP KINERJA DAN EMISI GAS BUANG PADA MESIN DIESEL Budi Tanuhita S1 Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

Lebih terperinci

Studi Komparasi Performa Motor Yamaha

Studi Komparasi Performa Motor Yamaha Studi Komparasi Performa Motor Yamaha STUDI KOMPARASI PERFORMA MOTOR YAMAHA JUPITER MX 2010 BERBAHAN BAKAR BIOPREMIUM DENGAN PERTAMAX INDAH PUSPITASARI S1 Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH PEMAKAIAN VARIASI PEGAS SLIDING SHEAVE TERHADAP PERFORMANCE MOTOR HONDA BEAT 2011

PENGARUH PEMAKAIAN VARIASI PEGAS SLIDING SHEAVE TERHADAP PERFORMANCE MOTOR HONDA BEAT 2011 JTM. Volume 02 Nomor 01 Tahun 2013, 126-131 PENGARUH PEMAKAIAN VARIASI PEGAS SLIDING SHEAVE TERHADAP PERFORMANCE MOTOR HONDA BEAT 2011 Gilang Apriliyan Dharma S1 Pendidikan Teknik Mesin Otomotif, Fakultas

Lebih terperinci

JTM. Volume 02 Nomor 01 Tahun 2013,88-95

JTM. Volume 02 Nomor 01 Tahun 2013,88-95 JTM. Volume 02 Nomor 01 Tahun 2013,8895 STUDI KOMPARASI PERFORMA MESIN BERBAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN CAMPURAN PREMIUM DAN VOLATILE FATTY ACID DEGRADED (VFAD) PADA SEPEDA MOTOR SUPRA X 125 TD Wahyu Agung

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK GAS BUANG YANG DIHASILKAN DARI RASIO PENCAMPURAN ANTARA GASOLINE DAN BIOETANOL

KARAKTERISTIK GAS BUANG YANG DIHASILKAN DARI RASIO PENCAMPURAN ANTARA GASOLINE DAN BIOETANOL KARAKTERISTIK GAS BUANG YANG DIHASILKAN DARI RASIO PENCAMPURAN ANTARA GASOLINE DAN BIOETANOL Laporan Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat Menyelesaikan pendidikan S1 Terapan Jurusan Teknik Kimia

Lebih terperinci

Performansi Sepeda Motor Empat Langkah Menggunakan Bahan Bakar dengan Angka Oktan Lebih Rendah dari Yang Direkomendasikan

Performansi Sepeda Motor Empat Langkah Menggunakan Bahan Bakar dengan Angka Oktan Lebih Rendah dari Yang Direkomendasikan Performansi Sepeda Motor Empat Langkah Menggunakan Bahan Bakar dengan Angka Oktan Lebih Rendah dari Yang Direkomendasikan Ainul Ghurri 1)*, Ketut Astawa 1), Ketut Budiarta 2) 1) Jurusan Teknik Mesin, Universitas

Lebih terperinci

Pengujian Kinerja Mesin Dan Konsumsi Bahan Bakar Pada Sepeda Motor Dengan Rasio Kompresi Dan Bahan Bakar Yang Berbeda

Pengujian Kinerja Mesin Dan Konsumsi Bahan Bakar Pada Sepeda Motor Dengan Rasio Kompresi Dan Bahan Bakar Yang Berbeda Pengujian Kinerja Mesin Dan Konsumsi Bahan Bakar Pada Sepeda Motor Dengan Rasio Kompresi Dan Bahan Bakar Yang Berbeda Oleh Dosen Pembimbing : Tegar Putra Kirana : Ainul Ghurri, ST,MT,Ph.D Dr. Ir. I Ketut

Lebih terperinci

Pengaruh Penggunaan Turbo Cyclone dan Busi Iridium Terhadap Performa Sepeda Motor

Pengaruh Penggunaan Turbo Cyclone dan Busi Iridium Terhadap Performa Sepeda Motor Pengaruh Penggunaan Turbo Cyclone dan Busi Iridium Terhadap Performa Sepeda Motor PENGARUH PENGGUNAAN TURBO CYCLONE DAN BUSI IRIDIUM TERHADAP PERFORMA SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA X 125 CC TAHUN PERAKITAN

Lebih terperinci

Ahmad Nur Rokman 1, Romy 2 Laboratorium Konversi Energi, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Riau 1

Ahmad Nur Rokman 1, Romy 2 Laboratorium Konversi Energi, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Riau 1 Studi Eksperimen Optimasi Sudut Pengapian Terhadap Daya pada Motor Bakar 4 Langkah 1 Slinder dan Rasio Kompresi 9,5:1 dengan Variasi Campuran Bensin Premium dan Bioetanol Ahmad Nur Rokman 1, Romy 2 Laboratorium

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC Riza Bayu K. 2106.100.036 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. H.D. Sungkono K,M.Eng.Sc

Lebih terperinci

PENGARUH BESAR LSA (LOBE SEPARATION ANGLE) PADA CAMSHAFT TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH

PENGARUH BESAR LSA (LOBE SEPARATION ANGLE) PADA CAMSHAFT TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH Pengaruh Besar LSA (Lobe Separation Angle) PENGARUH BESAR LSA (LOBE SEPARATION ANGLE) PADA CAMSHAFT TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH ARIF SUSILO S1 Pendidikan Teknik Mesin Otomotif, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. data tersebut dapat dilihat dari tabel dibawah ini : Tabel 1.1 Tabel Jumlah Kendaraan Bermotor. Tahun Sepeda Mobil

BAB I PENDAHULUAN. data tersebut dapat dilihat dari tabel dibawah ini : Tabel 1.1 Tabel Jumlah Kendaraan Bermotor. Tahun Sepeda Mobil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini pemakaian kendaraan bermotor dari tahun ketahun semakin meningkat. Menurut Badan Pusat Statistik Republik Indonesia pada tahun 2008 jumlah kendaraan bermotor

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

LEMBAR PERSETUJUAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PENGESAHAN... i LEMBAR PERSETUJUAN... ii ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1

Lebih terperinci

PENGUJIAN TRANSMISI OTOMATIS CVT MESIN SEPEDA MOTOR SUZUKI SKYDRIVE TAHUN 2010

PENGUJIAN TRANSMISI OTOMATIS CVT MESIN SEPEDA MOTOR SUZUKI SKYDRIVE TAHUN 2010 PENGUJIAN TRANSMISI OTOMATIS CVT MESIN SEPEDA MOTOR SUZUKI SKYDRIVE TAHUN 2010 Mochammad Khafid Kurniawan D3 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya E-mail: kkhafid@gmail.com Dwi Heru

Lebih terperinci

Andik Irawan, Karakteristik Unjuk Kerja Motor Bensin 4 Langkah Dengan Variasi Volume Silinder Dan Perbandingan Kompresi

Andik Irawan, Karakteristik Unjuk Kerja Motor Bensin 4 Langkah Dengan Variasi Volume Silinder Dan Perbandingan Kompresi KARAKTERISTIK UNJUK KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH DENGAN VARIASI VOLUME SILINDER DAN PERBANDINGAN KOMPRESI Oleh : ANDIK IRAWAN dan ADITYO *) ABSTRAK Perbedaan variasi volume silinder sangat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB V ANALISA AKHIR. pengujian Dynotest dan Uji Konsumsi Bahan Bakar Pada RPM Konstan untuk

BAB V ANALISA AKHIR. pengujian Dynotest dan Uji Konsumsi Bahan Bakar Pada RPM Konstan untuk BAB V ANALISA AKHIR Ada dua jenis analisa pokok pada bab ini yang didasari dari hasil pengujian Dynotest dan Uji Konsumsi Bahan Bakar Pada RPM Konstan untuk disain mesin yang telah diterapkan berdasarkan

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Jember 2 Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Jember

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Jember 2 Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Jember Pengaruh Sudut Pengapian Terhadap Unjuk Kerja Motor Bensin 4 Langkah Berbahan Bakar E-0 (The Effect Ignition Angle On Perrformance 4 Stroke Gasoline Engine With E-0 ) Bisatya Irsan P, 2 Hary Sutjahjono,

Lebih terperinci

JTM. Volume 02 Nomor 02 Tahun 2014, 44-52

JTM. Volume 02 Nomor 02 Tahun 2014, 44-52 STUDI KOMPARASI PERFORMA MESIN BERBAHAN BAKAR SOLAR DAN CAMPURAN SOLAR DENGAN VOLATILE FATTY ACID DEGRADED (VFAD) PADA MESIN DIESEL NISSAN D-22 WINARTO S1 Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

UJI EMISI PENGGUNAAN BIOETANOL DARI LIMBAH NANAS SEBAGAI CAMPURAN PREMIUM PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA VEGA-R

UJI EMISI PENGGUNAAN BIOETANOL DARI LIMBAH NANAS SEBAGAI CAMPURAN PREMIUM PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA VEGA-R UJI EMISI PENGGUNAAN BIOETANOL DARI LIMBAH NANAS SEBAGAI CAMPURAN PREMIUM PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA VEGA-R SKRIPSI Oleh : INDRA IRAWAN NIM. 075524046 UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN

Lebih terperinci

PENGARUH CAMPURAN METANOL TERHADAP PRESTASI MESIN

PENGARUH CAMPURAN METANOL TERHADAP PRESTASI MESIN PENGARUH CAMPURAN METANOL TERHADAP PRESTASI MESIN Arif Setyo Nugroho 1* 1 Jurusan Teknik Mesin Akademi Teknologi Warga Surakarta Jl Raya Solo Baki KM 2, Kwarasan, Solobaru, Sukoharjo * Email: arif.snug@yahoo.co.id

Lebih terperinci

ANALISA KINERJA MESIN OTTO BERBAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN PENAMBAHAN ADITIF OKSIGENAT DAN ADITIF PASARAN

ANALISA KINERJA MESIN OTTO BERBAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN PENAMBAHAN ADITIF OKSIGENAT DAN ADITIF PASARAN Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin, SNTTM-VI, 2007 Jurusan Teknik Mesin, Universitas Syiah Kuala ANALISA KINERJA MESIN OTTO BERBAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN PENAMBAHAN ADITIF OKSIGENAT DAN ADITIF PASARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berjalannya waktu semakin bertambah pula jumlah populasi manusia di bumi, maka dengan demikian kebutuhan energi akan semakin bertambah. Untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

Unjuk Kerja Mesin Motor Honda Vario CBS 2011 Dengan Menggunakan Bioethanol Dari Tetes Tebu Sebagai Campuran Premium Dengan Octane Booster

Unjuk Kerja Mesin Motor Honda Vario CBS 2011 Dengan Menggunakan Bioethanol Dari Tetes Tebu Sebagai Campuran Premium Dengan Octane Booster Unjuk Kerja Mesin Motor Honda Vario CBS 2011 Dengan Menggunakan Bioethanol Dari Tetes Tebu Sebagai Campuran Premium Dengan Octane Booster M. Ajib Zakaria 085524207 ABSTRAK Peningkatan jumlah kendaraan

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR PERTALITE TERHADAP AKSELERASI DAN EMISI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR BERTRANSMISI OTOMATIS

SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR PERTALITE TERHADAP AKSELERASI DAN EMISI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR BERTRANSMISI OTOMATIS SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR PERTALITE TERHADAP AKSELERASI DAN EMISI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR BERTRANSMISI OTOMATIS Oleh : ANAK AGUNG WIRA KRESNA NINGRAT NIM : 1104305040 JURUSAN TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

UJI PERFORMA PENGARUH IGNITION TIMING TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN BERBAHAN BAKAR LPG

UJI PERFORMA PENGARUH IGNITION TIMING TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN BERBAHAN BAKAR LPG UJI PERFORMA PENGARUH IGNITION TIMING TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN BERBAHAN BAKAR LPG Nana Supriyana Program Studi Teknik Mesin Sekolah Tinggi Teknik Wiworotomo Purwokerto Email: Nana.sttw@gmail.com Taufiq

Lebih terperinci

Studi Komparasi Performa Mesin Berbahan Bakar Solar Dan Biodiesel Dari Crude Oil Nyamplung

Studi Komparasi Performa Mesin Berbahan Bakar Solar Dan Biodiesel Dari Crude Oil Nyamplung Studi Komparasi Performa Mesin Berbahan Bakar Solar Dan Biodiesel Dari Crude Oil Nyamplung STUDI KOMPARASI PERFORMA MESIN BERBAHAN BAKAR SOLAR DAN BIODIESEL DARI CRUDE OIL NYAMPLUNG DENGAN PROSES DEGUMMING

Lebih terperinci

PEMBUATAN BIOETANOL DARI BUAH SALAK DENGAN PROSES FERMENTASI DAN DISTILASI

PEMBUATAN BIOETANOL DARI BUAH SALAK DENGAN PROSES FERMENTASI DAN DISTILASI TUGAS AKHIR PEMBUATAN BIOETANOL DARI BUAH SALAK DENGAN PROSES FERMENTASI DAN DISTILASI (Production of Bioethanol from Snake Fruit with Fermentation and Distillation) Diajukan sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

Disusun Oleh : IBNU WIBOWO

Disusun Oleh : IBNU WIBOWO PENGGUNAAN GASOHOL DENGAN KOMPOSISI ETANOL SAMPAI DENGAN 20% SEBAGAI BAHAN BAKAR PADA MOTOR BENSIN 2 LANGKAH TUGAS AKHIR Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Mencapai Derajat Sarjana Strata-1 Pada

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap analisis pengaruh jenis bahan bakar terhadap unjuk kerja

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap analisis pengaruh jenis bahan bakar terhadap unjuk kerja BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Observasi terhadap analisis pengaruh jenis bahan bakar terhadap unjuk kerja mesin serta mencari refrensi yang memiliki relevansi terhadap judul

Lebih terperinci

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI DAN KARBURATOR

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI DAN KARBURATOR PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI DAN KARBURATOR Untoro Budi Surono, Syahril Machmud, Dwi Anto Pujisemedi Jurusan Teknik Mesin, Universitas Janabadra Jalan T.R.

Lebih terperinci

PENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX

PENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX THE INFLUENCE OF INDUCT PORTING INTAKE AND EXHAUST FOR THE 4 STROKES 200 cc PERFORMANCE

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan dan pembahasan dimulai dari proses pengambilan dan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan meliputi data dan spesifikasi obyek penelitian dan hasil pengujian. Data-data

Lebih terperinci

diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mengatasi ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan bahan bakar minyak yang ketersediaannya semakin

diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mengatasi ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan bahan bakar minyak yang ketersediaannya semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini zaman sudah semakin berkembang dan modern. Peradaban manusia juga ikut berkembang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia terus berpikir bagaimana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Didalam melakukan pengujian diperlukan beberapa tahapan agar dapat berjalan lancar, sistematis dan sesuai dengan prosedur dan literatur

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN POWERPLAN PADA KENDARAAN HYBRID RODA TIGA SAPUJAGAD

RANCANG BANGUN POWERPLAN PADA KENDARAAN HYBRID RODA TIGA SAPUJAGAD 1 RANCANG BANGUN POWERPLAN PADA KENDARAAN HYBRID RODA TIGA SAPUJAGAD Hangga Dwi Perkasa dan I Nyoman Sutantra Jurusan Teknik Mesin, FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri khususnya dunia otomotif memang sudah sangat maju dan pesat. Berbagai produk otomotif dihasilkan dengan beraneka jenis dan variasi baik dari

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR PERTALITE TERHADAP UNJUK KERJA DAYA, TORSI DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR BERTRANSMISI OTOMATIS

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR PERTALITE TERHADAP UNJUK KERJA DAYA, TORSI DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR BERTRANSMISI OTOMATIS iii iv v PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR PERTALITE TERHADAP UNJUK KERJA DAYA, TORSI DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR BERTRANSMISI OTOMATIS Oleh Dosen Pembimbing : I Wayan Budi Ariawan : Prof.

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI TINGKAT PANAS BUSI TERHADAP PERFORMA MESIN DAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR 4 TAK

PENGARUH VARIASI TINGKAT PANAS BUSI TERHADAP PERFORMA MESIN DAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR 4 TAK PENGARUH VARIASI TINGKAT PANAS BUSI TERHADAP PERFORMA MESIN DAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR 4 TAK Indrawan Nurdianto S1 Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya e-mail: indrawan.nurdianto@gmail.com

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Katakunci : Electronic Control Unit, Injection Control, Maximum Best Torque (MBT), Ignition Timing, Bioetanol E100.

I. PENDAHULUAN. Katakunci : Electronic Control Unit, Injection Control, Maximum Best Torque (MBT), Ignition Timing, Bioetanol E100. Studi Eksperimen Pengaruh Mapping Ignition Timing Dan Durasi Penginjeksian Bahan Bakar Terhadap Unjuk Kerja Dan Emisi Gas Buang Engine Honda CB150R Berbahan Bakar Bioetanol E100 Gayuh Agung Pamuji dan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Identifikasi Kendaraan Gambar 4.1 Yamaha RX Z Spesifikasi Yamaha RX Z Mesin : - Tipe : 2 Langkah, satu silinder - Jenis karburator : karburator jenis piston - Sistem Pelumasan

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian BAB III METODOLOGI PENGUJIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi Pengujian MULAI STUDI PUSTAKA PERSIAPAN MESIN UJI PEMERIKSAAN DAN PENGESETAN MESIN KONDISI MESIN VALIDASI ALAT UKUR PERSIAPAN PENGUJIAN PEMASANGAN

Lebih terperinci

Pengaruh Pemanasan Bahan Bakar terhadap Unjuk Kerja Mesin

Pengaruh Pemanasan Bahan Bakar terhadap Unjuk Kerja Mesin Pengaruh Pemanasan Bahan Bakar terhadap Unjuk Kerja Mesin I Gusti Ngurah Putu Tenaya 1), I Gusti Ketut Sukadana 1), I Gusti Ngurah Bagus Surya Pratama 1) 1) Jurusan Teknik Mesin, Universitas Udayana Kampus

Lebih terperinci

Seminar Nasional (PNES II), Semarang, 12 Nopember 2014

Seminar Nasional (PNES II), Semarang, 12 Nopember 2014 1 UNJUK KERJA DAN EMISI GAS BUANG MESIN SINJAI SISTEM INJEKSI BERBAHAN BAKAR CAMPURAN PREMIUM BIOETHANOL (E-50) DENGAN PENGATURAN WAKTU PENGAPIAN DAN DURASI INJEKSI. Bambang Junipitoyo 1,*, Bambang Sudarmanta

Lebih terperinci

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS ANDITYA YUDISTIRA 2107100124 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. H D Sungkono K, M.Eng.Sc Kemajuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN BAB III METODOLOGI PENGUJIAN 3.1 Mesin-mesin dan Alat Uji Untuk mengetahui Perbandingan atau Pengaruh Pegas Katup Standar Dengan Pegas Katup XR dan EDR Terhadap Laju Aliran Bahan Bakar dan Kecepatan maka

Lebih terperinci

PENGARUH PEMASANGAN SIRIP PENGARAH PADA BUFFER TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN. Muh Nurkoyim Kustanto 1 ABSTRACT

PENGARUH PEMASANGAN SIRIP PENGARAH PADA BUFFER TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN. Muh Nurkoyim Kustanto 1 ABSTRACT Muh Nurkoyim Kustanto, Jurnal ROTOR, Volume 4 Nomor1, Januari 2011 9 PENGARUH PEMASANGAN SIRIP PENGARAH PADA BUFFER TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN Muh Nurkoyim Kustanto 1 ABSTRACT Perfect combustion

Lebih terperinci

Uji Performansi Motor bakar Bensin (On Chassis) Menggunakan Campuran Premium dan Etanol

Uji Performansi Motor bakar Bensin (On Chassis) Menggunakan Campuran Premium dan Etanol Uji Performansi Motor bakar Bensin (On Chassis) Menggunakan Campuran Premium dan Etanol Fintas Afan Agrariksa, Bambang Susilo, dan Wahyunanto Agung Nugroho Jurusan Keteknikan Pertanian - Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

PENGARUH MODIFIKASI PENAMBAHAN UKURAN DIAMETER SILINDER PADA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH TERHADAP DAYA YANG DIHASILKAN ABSTRAK Sejalan dengan pesatnya persaingan dibidang otomotif banyak orang berpikir untuk

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN Pengujian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui fenomena yang terjadi dalam proses pembakaran mesin otto pada kendaraan bermotor yang di uji melalui alat Chassis Dynamometer.

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK KINERJA SEPEDA MOTOR DENGAN VARIASI JENIS BAHAN BAKAR BENSIN

STUDI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK KINERJA SEPEDA MOTOR DENGAN VARIASI JENIS BAHAN BAKAR BENSIN EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol. No.1 Januari 2015, 1 - STUDI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK KINERJA SEPEDA MOTOR DENGAN VARIASI JENIS BAHAN BAKAR BENSIN Nazaruddin Sinaga 1) ; Mulyono 2) 1) Magister Teknik

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN KOIL DAN BUSI RACING DENGAN JENIS BAHAN BAKAR BENSIN TERHADAP UNJUK KERJA MOBIL SUZUKI VITARA TIPE JLX 1994

PENGARUH PENGGUNAAN KOIL DAN BUSI RACING DENGAN JENIS BAHAN BAKAR BENSIN TERHADAP UNJUK KERJA MOBIL SUZUKI VITARA TIPE JLX 1994 PENGARUH PENGGUNAAN KOIL DAN BUSI RACING DENGAN JENIS BAHAN BAKAR BENSIN TERHADAP UNJUK KERJA MOBIL SUZUKI VITARA TIPE JLX 1994 Aria Sidiq Laksana Adi, Husin Bugis., Basori Prodi Pendidikan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

Pengaruh Penggunaan Enviropurge Kit

Pengaruh Penggunaan Enviropurge Kit Pengaruh Penggunaan Enviropurge Kit PENGARUH PENGGUNAAN ENVIROPURGE KIT TERHADAP PERFORMA MESIN SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH Wahyu Supriyadi S-1 Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

Lebih terperinci

ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL

ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL FLYWHEEL: JURNAL TEKNIK MESIN UNTIRTA Homepage jurnal: http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jwl ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL Sadar Wahjudi 1

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN JENIS PEMBERAT (ROLLER) TERHADAP PERFORMA MESIN YAMAHA MIO SOUL TAHUN 2010

PENGARUH PENGGUNAAN JENIS PEMBERAT (ROLLER) TERHADAP PERFORMA MESIN YAMAHA MIO SOUL TAHUN 2010 PENGARUH PENGGUNAAN JENIS PEMBERAT (ROLLER) TERHADAP PERFORMA MESIN YAMAHA MIO SOUL TAHUN 21 Achmad Al Farobi S1 Pendidikan Teknik Mesin Otomotif, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya email: achmadalfarobi@gmail.com

Lebih terperinci

PENGARUH IGNITION TIMING DENGAN BAHAN BAKAR LPG TERHADAP UNJUK KERJA MESIN BENSIN EMPAT LANGKAH SATU SILINDER

PENGARUH IGNITION TIMING DENGAN BAHAN BAKAR LPG TERHADAP UNJUK KERJA MESIN BENSIN EMPAT LANGKAH SATU SILINDER PENGARUH IGNITION TIMING DENGAN BAHAN BAKAR LPG TERHADAP UNJUK KERJA MESIN BENSIN EMPAT LANGKAH SATU SILINDER I Made Mara, Made Wirawan, Towilan Ma bud Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitiannya adalah tentang perbandingan premium etanol dengan pertamax untuk mengetahui torsi daya, emisi gas buang dan konsumsi bahan bakar untuk

Lebih terperinci

ANALISA VARIASI BAHAN BAKAR TERHADAP PERFORMA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

ANALISA VARIASI BAHAN BAKAR TERHADAP PERFORMA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH ANALISA VARIASI BAHAN BAKAR TERHADAP PERFORMA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Oleh

Lebih terperinci

Setiawan M.B., et al., Pengaruh Molaritas Kalium Hidroksida Pada Brown Hasil Elektrolisis Terhadap.

Setiawan M.B., et al., Pengaruh Molaritas Kalium Hidroksida Pada Brown Hasil Elektrolisis Terhadap. 1 Pengaruh Molaritas Kalium Hidroksida Pada Brown Gas Hasil Elektrolisis Terhadap Unjuk Kerja Dan Emisi (Pada Motor Bakar 4 Langkah) (The Influence of Potassium Hydroxide Molarity on Brown's Gas from the

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini sumber energi yang paling banyak digunakan di dunia adalah energi fosil yang berupa bahan bakar minyak. Indonesia sendiri saat ini masih sangat tergantung

Lebih terperinci

PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK BIJI KARET DENGAN PENGUJIAN MENGGUNAKAN MESIN DIESEL (ENGINE TEST BED)

PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK BIJI KARET DENGAN PENGUJIAN MENGGUNAKAN MESIN DIESEL (ENGINE TEST BED) PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK BIJI KARET DENGAN PENGUJIAN MENGGUNAKAN MESIN DIESEL (ENGINE TEST BED) Dwi Ardiana Setyawardhani 1), Sperisa Distantina 1), Anita Saktika Dewi 2), Hayyu Henfiana 2), Ayu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGUJIAN. Standarisasi Nasional Indonesia (SNI) seperti Uji emisi, Akselerasi, dan. Kendaraan uji yang disiapkan adalah :

BAB III METODE PENGUJIAN. Standarisasi Nasional Indonesia (SNI) seperti Uji emisi, Akselerasi, dan. Kendaraan uji yang disiapkan adalah : BAB III METODE PENGUJIAN 3.1 Mesin - mesin dan Alat Uji Sebelum melakukan pengujian emisi kita harus mengetahui standarisasi yang akan kita gunakan. Standarisaisi yang akan saya gunakan disini adalah Standarisasi

Lebih terperinci

Pengaruh Penggunaan dan Perhitungan Efisiensi Bahan Bakar Premium dan Pertamax Terhadap Unjuk Kerja Motor Bakar Bensin

Pengaruh Penggunaan dan Perhitungan Efisiensi Bahan Bakar Premium dan Pertamax Terhadap Unjuk Kerja Motor Bakar Bensin Pengaruh Penggunaan dan Perhitungan Efisiensi Bahan Bakar Premium dan Pertamax Terhadap Unjuk Kerja Motor Bakar Bensin Sugeng Mulyono 1) Gunawan 2) Budha Maryanti 3) Program Studi Teknik Mesin Fakultas

Lebih terperinci

KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW

KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW Suliono 1) dan Bambang Sudarmanta 2) 1) Program Studi Magister Rekayasa Energi, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. DisusunOleh: MHD YAHYA NIM

TUGAS AKHIR. DisusunOleh: MHD YAHYA NIM TUGAS AKHIR KAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH KOMPONEN DAN SETTING PENGAPIAN TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 113 CC BERBAHAN BAKAR CAMPURAN PREMIUM ETHANOL DENGAN KANDUNGAN ETHANOL 30% Diajukan Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang sarana transportasi.sektor transportasi merupakan salah satu sektor

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang sarana transportasi.sektor transportasi merupakan salah satu sektor 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya laju pertumbuhan perekonomian masyarakat Indonesia menyebabkan kebutuhan masyarakat juga semakin tinggi. Salah satunya adalah dalam bidang sarana transportasi.sektor

Lebih terperinci

UNJUK KERJA MOBIL BERTRANSMISI MANUAL MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR LIQUIFIED GAS FOR VEHICLE (LGV)

UNJUK KERJA MOBIL BERTRANSMISI MANUAL MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR LIQUIFIED GAS FOR VEHICLE (LGV) Jurnal METTEK Volume 2 No 2 (2016) pp 75 82 ISSN 2502-3829 ojs.unud.ac.id/index.php/mettek UNJUK KERJA MOBIL BERTRANSMISI MANUAL MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR LIQUIFIED GAS FOR VEHICLE (LGV) I Dewa Gede Ari

Lebih terperinci

Selenoid valve 12 volt, suhu, torsi maksimum, daya maksimum, dan emisi gas buang

Selenoid valve 12 volt, suhu, torsi maksimum, daya maksimum, dan emisi gas buang SELENOID VALVE 12 VOLT SEBAGAI PENGAMAN PADA SEPEDA MOTOR BERBAHAN BAKAR GAS SEBAGAI KONVERSI ENERGI ALTERNATIF YANG RAMAH LINGKUNGAN 1 Jusnita, Arifin 2, Suwandi 2 1 Dosen Fakultas Teknik Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitiannya adalah tetang perbandingan Premium ethanol dengan Pertalite untuk mengetahui perbandingan torsi, daya, emisi gas buang dan konsumsi bahan

Lebih terperinci

ANALISA ZAT ADITIF (FFI POWER BOOSTER) TERHADAP BAHAN BAKAR DAN PROSES PEMBAKARAN DI MOTOR EMPAT LANGKAH

ANALISA ZAT ADITIF (FFI POWER BOOSTER) TERHADAP BAHAN BAKAR DAN PROSES PEMBAKARAN DI MOTOR EMPAT LANGKAH m fm ', Vf/ ANALISA ZAT ADITIF (FFI POWER BOOSTER) TERHADAP BAHAN BAKAR DAN PROSES PEMBAKARAN DI MOTOR EMPAT LANGKAH Edi Priyanto, Moh. Arif Batutah email: arif.btth@gmail.com Jurusan Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

Variasi Panjang Pegas Kopling (Spring Compression)

Variasi Panjang Pegas Kopling (Spring Compression) PENGARUH VARIASI PANJANG PEGAS KOPLING (SPRING COMPRESSION) TERHADAP PERFORMANCE MOTOR YAMAHA JUPITER Z 2006 Sandi Ardiansyah S1 Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya Email:

Lebih terperinci

UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENAMBAHAN BIOETANOL PADA BAHAN BAKAR PERTALITE TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR BENSIN

UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENAMBAHAN BIOETANOL PADA BAHAN BAKAR PERTALITE TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR BENSIN UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENAMBAHAN BIOETANOL PADA BAHAN BAKAR PERTALITE TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR BENSIN Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik M. HAFIZ

Lebih terperinci

KAJIAN TENTANG PERBANDINGAN PREMIUM-ETHANOL DENGAN PERTAMAX PLUS PADA MOTOR 4 LANGKAH 225 CC

KAJIAN TENTANG PERBANDINGAN PREMIUM-ETHANOL DENGAN PERTAMAX PLUS PADA MOTOR 4 LANGKAH 225 CC KAJIAN TENTANG PERBANDINGAN PREMIUM-ETHANOL DENGAN PERTAMAX PLUS PADA MOTOR 4 LANGKAH 225 CC Oleh : Ganang Puguh Satria (20140130162) Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Lebih terperinci

Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Premium, Pertamax, Pertamax Plus Dan Spiritus Terhadap Unjuk Kerja Engine Genset 4 Langkah

Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Premium, Pertamax, Pertamax Plus Dan Spiritus Terhadap Unjuk Kerja Engine Genset 4 Langkah JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (3) ISSN: 337-339 (3-97 Print) B-8 Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar,, Plus Dan Terhadap Unjuk Kerja Engine Genset 4 Langkah Rapotan Saragih dan Djoko Sungkono Kawano Jurusan

Lebih terperinci

UJI EMISI PENGGUNAAN BIOETANOL DARI LIMBAH PERMEN BLASTER POP SEBAGAI CAMPURAN PREMIUM PADA SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA X 125 TAHUN 2012

UJI EMISI PENGGUNAAN BIOETANOL DARI LIMBAH PERMEN BLASTER POP SEBAGAI CAMPURAN PREMIUM PADA SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA X 125 TAHUN 2012 JTM. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014, 332-341 UJI EMISI PENGGUNAAN BIOETANOL DARI LIMBAH PERMEN BLASTER POP SEBAGAI CAMPURAN PREMIUM PADA SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA X 125 TAHUN 2012 Abdulloh S1 Pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN BIODIESEL DARI VIRGIN COCONUT OIL PADA BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL EMPAT LANGKAH

PENGARUH PENAMBAHAN BIODIESEL DARI VIRGIN COCONUT OIL PADA BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL EMPAT LANGKAH Pengaruh Pembahan Biodiesel VCO pada Bahan Bakar Solar terhadap Unjuk Kerja Mesin Diesel 4 Langkah PENGARUH PENAMBAHAN BIODIESEL DARI VIRGIN COCONUT OIL PADA BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dengan semakin banyaknya pengguna kendaraan sebagai sarana transportasi,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dengan semakin banyaknya pengguna kendaraan sebagai sarana transportasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin banyaknya pengguna kendaraan sebagai sarana transportasi, industri serta alat-alat stasioner lainnya mengakibatkan semakin meningkatnya konsumsi bahan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN KNALPOT MODEL FREE FLOW DAN BUSI RACING TERHADAP TORSI, DAYA DAN TINGKAT KEBISINGAN SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH

ANALISIS PENGGUNAAN KNALPOT MODEL FREE FLOW DAN BUSI RACING TERHADAP TORSI, DAYA DAN TINGKAT KEBISINGAN SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH ANALISIS PENGGUNAAN KNALPOT MODEL FREE FLOW DAN BUSI RACING TERHADAP TORSI, DAYA DAN TINGKAT KEBISINGAN SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH Ridho Akhya., Husin Bugis., Basori Program Studi Pendidikan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

PRESTASI MOTOR BENSIN HONDA KARISMA 125 CC TERHADAP BAHAN BAKAR BIOGASOLINE, GAS LPG DAN ASETILEN

PRESTASI MOTOR BENSIN HONDA KARISMA 125 CC TERHADAP BAHAN BAKAR BIOGASOLINE, GAS LPG DAN ASETILEN Jakarta, 26 Januari 2013 PRESTASI MOTOR BENSIN HONDA KARISMA 125 CC TERHADAP BAHAN BAKAR BIOGASOLINE, GAS LPG DAN ASETILEN Nama : Gani Riyogaswara Npm : 20408383 Fakultas : Teknologi Industri Jurusan :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Studi komparansi kinerja..., Askha Kusuma Putra, FT UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. Studi komparansi kinerja..., Askha Kusuma Putra, FT UI, 2008 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Semakin meningkatnya kebutuhan minyak sedangkan penyediaan minyak semakin terbatas, sehingga untuk memenuhi kebutuhan minyak dalam negeri Indonesia harus mengimpor

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR TM Ari Budi Santoso NRP : Dosen Pembimbing Dr. Bambang Sudarmanta, ST. MT.

TUGAS AKHIR TM Ari Budi Santoso NRP : Dosen Pembimbing Dr. Bambang Sudarmanta, ST. MT. TUGAS AKHIR TM091486 Ari Budi Santoso NRP : 2106100132 Dosen Pembimbing Dr. Bambang Sudarmanta, ST. MT. JURUSAN TEKNIK MESIN Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2012

Lebih terperinci

BAB 4 PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 4.1. Data Hasil Penelitian Mesin Supra X 125 cc PGM FI yang akan digunakan sebagai alat uji dirancang untuk penggunaan bahan bakar bensin. Mesin Ini menggunakan sistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah banyak, mudah dibawa dan bersih. Untuk bahan bakar motor gasoline. mungkin belum dapat memenuhi persyaratan pasaran.

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah banyak, mudah dibawa dan bersih. Untuk bahan bakar motor gasoline. mungkin belum dapat memenuhi persyaratan pasaran. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Semakin berkembangnya teknologi dewasa ini, maka kebutuhan akan bahan bakar minyak semakin banyak karena lebih ekonomis, tersedia dalam jumlah banyak, mudah dibawa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat 3.1.1. Bahan Penelitian a. Bahan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah sepeda motor 4 langkah 110 cc seperti dalam gambar 3.1 : Gambar 3.1. Sepeda

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI SUDUT ELBOW INTAKE MANIFOLD TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR SUPRA X TAHUN 2002

PENGARUH VARIASI SUDUT ELBOW INTAKE MANIFOLD TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR SUPRA X TAHUN 2002 JTM. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014, 140-147 PENGARUH VARIASI SUDUT ELBOW INTAKE MANIFOLD TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR SUPRA X TAHUN 2002 Eka Wahyunidatul Hijjah S1Pendidikan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Liquefied Gas for Vehicle (LGV) terhadap Konsumsi Bahan Bakar, SFC dan Emisi Gas Buang Pada Mobil

Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Liquefied Gas for Vehicle (LGV) terhadap Konsumsi Bahan Bakar, SFC dan Emisi Gas Buang Pada Mobil Jurnal METTEK Volume 2 No 2 (2016) pp 83 92 ISSN 2502-3829 ojs.unud.ac.id/index.php/mettek Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Liquefied Gas for Vehicle (LGV) terhadap Konsumsi Bahan Bakar, SFC dan Emisi Gas

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. 1. Mean Effective Pressure. 2. Torque And Power. 3. Dynamometers. 5. Specific Fuel Consumption. 6. Engine Effeciencies

PEMBAHASAN. 1. Mean Effective Pressure. 2. Torque And Power. 3. Dynamometers. 5. Specific Fuel Consumption. 6. Engine Effeciencies PEMBAHASAN 1. Mean Effective Pressure 2. Torque And Power 3. Dynamometers 4. Air-Fuel Ratio (AFR) and Fuel-Air Ratio (FAR) 5. Specific Fuel Consumption 6. Engine Effeciencies 7. Volumetric Efficiency 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas lingkungan yang baik merupakan hal penting dalam menunjang kehidupan manusia di dunia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas lingkungan yang baik merupakan hal penting dalam menunjang kehidupan manusia di dunia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas lingkungan yang baik merupakan hal penting dalam menunjang kehidupan manusia di dunia. Dewasa ini, penurunan kualitas lingkungan menjadi bahan petimbangan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN BUAH NANAS SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOETANOL

PEMANFAATAN BUAH NANAS SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOETANOL TUGAS AKHIR PEMANFAATAN BUAH NANAS SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOETANOL ( Pineapple fruit use as raw material manufacturing bioethanol ) Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian untuk menguji pengaruh jenis larutan elektrolit pada Hydrogen Eco Booster tipe Wet Cell terhadap konsumsi bahan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN CAMPURAN TOP ONE OCTANE BOOSTER DENGAN PREMIUM TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MOTOR BENSIN 4 TAK

PENGARUH PENGGUNAAN CAMPURAN TOP ONE OCTANE BOOSTER DENGAN PREMIUM TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MOTOR BENSIN 4 TAK PENGARUH PENGGUNAAN CAMPURAN TOP ONE OCTANE BOOSTER DENGAN PREMIUM TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MOTOR BENSIN 4 TAK Khairul Muhajir 1 Jurusan Teknik Mesin, Institut Sains &Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Lebih terperinci

Uji Kinerja Mesin Diesel Nissan D-22` PROSES PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK BIJI NYAMPLUNG DAN UJI KINERJA PADA MESIN DIESEL

Uji Kinerja Mesin Diesel Nissan D-22` PROSES PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK BIJI NYAMPLUNG DAN UJI KINERJA PADA MESIN DIESEL Uji Kinerja Mesin Diesel Nissan D-22` PROSES PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK BIJI NYAMPLUNG DAN UJI KINERJA PADA MESIN DIESEL Awaludin Priyo Hutomo S1 Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

Jurnal Teknik Mesin UMY

Jurnal Teknik Mesin UMY PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI 3 JENIS BUSI TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR HONDA BLADE 110 CC BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX 95 Erlangga Bagus Fiandry 1 Jurusan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Motor Bakar. Motor bakar torak merupakan internal combustion engine, yaitu mesin yang fluida kerjanya dipanaskan dengan pembakaran bahan bakar di ruang mesin tersebut. Fluida

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin cepat mendorong manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin cepat mendorong manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin cepat mendorong manusia untuk selalu mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi (Daryanto, 1999: 1). Sepeda motor, seperti juga

Lebih terperinci