ARTIKEL PENELITIAN SKRIPSI REPRESENTASI EKSPLOITASI PEREMPUAN DALAM IKLAN NEW ERA VERSI BOOTS PADA MEDIA TELEVISI. Oleh: ARIF HIDAYAT ILMU KOMUNIKASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ARTIKEL PENELITIAN SKRIPSI REPRESENTASI EKSPLOITASI PEREMPUAN DALAM IKLAN NEW ERA VERSI BOOTS PADA MEDIA TELEVISI. Oleh: ARIF HIDAYAT ILMU KOMUNIKASI"

Transkripsi

1 ARTIKEL PENELITIAN SKRIPSI REPRESENTASI EKSPLOITASI PEREMPUAN DALAM IKLAN NEW ERA VERSI BOOTS PADA MEDIA TELEVISI Oleh: ARIF HIDAYAT ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM, BANDA ACEH 2018

2 REPRESENTASI EKSPLOITASI PEREMPUAN DALAM IKLAN NEW ERA VERSI BOOTS PADA MEDIA TELEVISI Arif Hidayat 1), Dr. Hamdani M. Syam M.A 2) Program Studi Ilmu Komunikasi,, Universitas Syiah Kuala ABSTRAK - Penelitian ini berjudul Represesntasi Eksploitasi Perempuan dalam Iklan New Era versi Boots pada Media Televisi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk representasi eksploitasi perempuan yang terdapat dalam New Era versi Boots di media televisi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori analisis wacana kritis Sara Mills, analisis Sara Mills menekankan pada bagaimana wanita ditampikan dalam teks serta melihat pada bagaimana posisi-posisi aktor ditampilkan dalam sebuah teks. Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Data penelitian ini diperoleh melalui data primer dan data skunder. Data primer dalam penelitian ini adalah cuplikan iklan New Era versi Boots dan data skunder yang merupakan studi literatur dari sumber tertulis maupun online. Dari hasil penelitian terdapat wacana eksploitasi terhadap perempuan pada scene-scene dalam iklan New Era versi Boots. Dalam iklan tersebut para perempuan memperlihatkan gerakangerakan yang mengarah ke sensualitas dengan mengeksploitasi tubuhnya, yang diperlihatkan dengan gerakan tubuh (dalam iklan ini seperti tarian) dan ekspresi wajah serta narasi yang ada dalam iklan tersebut. Berdasarkan teori Sara Mills, wacana eksploitasi perempuan dalam penelitian ini di analisis berdasarkan empat posisi aktor yang ditampilkan dalam teks. Posisi subjek dalam penelitian ini yaitu KPI (Komisi Penyiaran Indonesia), posisi objek dalam penelitian ini yaitu perempuan dalam iklan New Era versi Boots, dan posisi penulis yaitu permbuat iklan serta posisi pembaca yaitu penonton iklan New Era versi Boots. Kata Kunci : Representasi, Eksploitasi perempuan, Iklan New Era versi Boots, Televisi. Coresponding Author: afhilumos@gmail.com JIM Unsyiah, Vol. 3,.2. Maret 2018: Mahasiswa 2. Dosen Pembimbing 441

3 ABSTRACT - This research was conducted under the title Representation of Women s exploitation on the Boots version of New Era advertisement on Media of Television. The aim of this study was to understand the forms of representation of women s exploitation which was examined from New Era advertisement, particularly its Boots version on the media of television. The theory utilized in this study was socalled critical discourse analysis theory by Sara Mills stressing on how women and the positions of actors were displayed through text. The analysis in this study was using qualitative as well as descriptive, analytical approaches. Moreover, data gained in this research were primary and secondary data. The primary data were derived from the scenes in the Boots version of New Era advertisement meanwhile the secondary data were the literature study from both printed and online resources. The result of this research was that there was the discourse of exploitation towards women which could be seen from the scenes on the Boots version of New Era advertisement. On that ad, those women showed specific movements that led to sensuality by exploiting their bodies through body movements (on this ad it was like dancing) and facial expressions as well as the narrative used within it. Applying Sara Mills theory, the discourse of woman s exploitation in this research was analyzed based on four actors positions which were presented in the text. The subject position in this research was Indonesian Broadcasting Committee Komisi Penyiaran Indonesia, and the object of this study was the women who were performing on the advertisement. The advertisement writer position was the director or advertisement maker meanwhile the reader position was the New Era Boots Version viewers. Key words : Representation, women exploitations, the Boots version of New Era advertisement, television Jurnalilmiahmahasiswa Unsyiah, Vol Maret

4 PENDAHULUAN Iklan merupakan suatu sarana komunikasi yang digunakan komunikator seperti perusahan atau produsen untuk menyampaikan barang atau jasa kepada publik, khususnya pelanggan melalui suatu media massa (Prianto, 2015:1). Menurut Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (2011) Iklan / pariwara adalah salah satu bentuk tranksaksi ekonomi yang pada umumnya melibatkan 3 (tiga) pihak yaitu, produsen (sebagai pemrakarsa), biro iklan dan media massa. Iklan merupakan alat pemasaran yang sangat penting, tidak sedikit orang yang memutuskan untuk membeli suatu barang atau jasa karena pengaruh iklan yang menarik dan atraktif dari sisi tampilan visual. Kecermatan menimbang dan rasionalitas pemikiran seringkali dikalahkan dengan semangat hedonis yang ditawarkan iklan. Iklan mempunyai andil besar dalam menciptakan citra dari brand, perusahaan, atau sponsor yang ada di balik iklan tersebut baik secara positif maupun negatif. Iklan ikut menentukan penilaian masyarakat mengenai baik buruknya kegiatan bisnis. Lebih banyak iklan justru menciptakan citra negatif, ini karena iklan sering atau lebih banyak memberi kesan dan informasi yang berlebihan. Selain itu, banyak iklan dieksekusi sedemikian rupa sehingga melanggar norma-norma atau budaya yang ada di masyarakat (Ridho, 2014:7). Perempuan merupakan salah satu objek atau simbol dalam penawaran barang dan jasa yang gencar digunakan oleh media massa. Sehingga antara media massa dan perempuan adalah dua hal yang hampir selalu berkaitan. Pada umumnya penggambaran perempuan dalam media massa diwarnai oleh stereotype dan komoditisasi alias pelaris produk. Hal tersebut dapat dicermati dari iklan yang banyak mengumbar sosok perempuan hanya dari aspek kecantikan, kemolekan dan keindahan tubuh saja (Prabawati, dkk, 2007:1). Persoalan wanita sejak dahulu hingga kini selalu menjadi isu sosial yang menarik. Sebagian besar iklan menggunakan tubuh perempuan untuk menarik minat konsumen. Tampilan tubuh perempuan dalam dunia iklan diarahkan untuk kepentigan laki-laki, sehingga citra perempuan dikonstruksikan dari perspektif nilai dan hasrat laki-laki (Putri, 2009:27). Jurnalilmiahmahasiswa Unsyiah, Vol Maret

5 Bahtar (2006:276) juga menyebutkan, sebagian keterlibatan wanita dalam media massa sangat memprihatinkan, khususnya yang berkaitan dengan gaya dan hiburan (fashion and fun). Ketika mereka tampil di layar televisi mereka memperlihatkan gaya yang tidak etis bertentangan dengan nilai-nilai Islam dapat dilihat seperti ramai diberitakan, Artika Sari Devi telah dikirim sebagai peserta mewakili Indonesia dalam konteks Miss Universe 2005 yang lalu di Thailand, keikutsertaan itu apalagi setelah yang bersangkutan tampil dengan pakaian sangat minim, ini adalah bagian "komoditisasi perempuan", yakni meletakan wanita sebagai untuk kepentingan bisnis Dalam perkembangannya, pembuatan iklan telah mengesampingkan normanorma yang ada dan lebih mengutamakan kepentingan tertentu, hal tersebut membuat kaum perempuan hanya menjadi objek untuk kepentingankepentingan komersial (Fitriza, 2011:ix). Iklan-iklan yang membuat standar tubuh perempuan ideal membuktikan bagaimana laki-laki (lebih banyak dibagian produksi iklan) menciptakan perempuan untuk sesuai dengan fantasi mereka tentang perempuan sexy atau cantik. Model-model perempuan adalah obyek yang dikreasi untuk mencapai fantasi tersebut, sedangkan laki-laki adalah penciptanya. Tidak hanya iklan, stereotip ini menempatkan perempuan pada posisi yang dirugikan. Fenomena eksplorasi sensualitas dalam iklan khususnya di televisi patut dicermati. Karena saat ini banyak iklan-iklan televisi yang menampilkan adegan, gambar vulgar perempuan khususnya pada iklan produk untuk lakilaki. Seringkali tayangan tersebut menempatkan perempuan hanya sebagai daya tarik semata (Fitriza, 2011:6) New Era merupakan salah satu perusahaan yang menggunakan televisi sebagai media periklanan untuk mempromosikan produk mereka. Iklan New Era versi Boots merupakan salah satu iklan televisi yang ditegur oleh KPI. Seperti yang tercantum di situs resmi Komisi Penyiaran Indonesia ( 2015), bahwa iklan tersebut telah melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran Komisi Penyiaran Indonesia Tahun 2012 Pasal 9, Pasal 14, Pasal 43 serta Standar Program Siaran Pasal 9, Pasal 15 ayat (1), dan Pasal 58 ayat (1). Jurnalilmiahmahasiswa Unsyiah, Vol Maret

6 Berdasarkan pelanggaran tersebut, KPI Pusat memberikan sanksi administrasi Teguran Tertulis. Iklan tersebut menampilkan adegan seorang perempuan dengan pakaian minim dan bergoyang erotis. Selain itu terdapat adegan seorang laki-laki yang bertelanjang dada dan menggerak-gerakkan dadanya. KPI Pusat menilai bahwa muatan tersebut tidak santun karena tidak memperhatikan norma kesopanan dan kesusilaan yang berlaku dalam masyarakat, perlindungan terhadap anak dan remaja, serta ketentuan siaran iklan. Berdasarkan Pasal 43 Pedoman Perilaku Penyiaran dan Pasal 58 Standar Program Siaran KPI Tahun 2012 maka ketentuan siaran iklan harus tunduk pada Etika Pariwara Indonesia ( EPI ). Pada ketentuan EPI huruf A poin 1.7 disebutkan bahwa iklan harus menghormati dan melestarikan nilainilai budaya Indonesia. Budaya Indonesia yang menjunjung norma kesopanan tidak selaras dengan visualisasi wanita yang menari dengan pakaian minim. Hal demikian dapat memberikan pengaruh buruk terhadap khalayak terutama anak dan remaja. KPI juga menyebutkan bahwa adegan sebagaimana dijabarkan di atas berpotensi melanggar Standar Program Siaran KPI Tahun 2012 Pasal 58 ayat (4) huruf d jo. Pasal 18 bahwa siaran iklan dilarang menayangkan gerakan tubuh dan/atau tarian erotis. Pelanggaran terhadap ketentuan tersebut berimplikasi pada sanksi administrasi berupa penghentian sementara mata acara yang bermasalah sesuai dengan ketentuan Pasal 80 jo. Pasal 75 SPS. Dari uraian pendahuluan diatas, terdapat rumusan masalah dari penelitian ini yaitu, bagaimanakah bentuk representasi eksploitasi terhadap perempuan dalam iklan New Era versi Boots pada media Televisi? TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini menggunakan Teori Wacana dengan model Analisis Wacana Kritis Sara Mills yang menekankan pada bagaimana wanita ditampilkan dalam teks. Mills melihat bahwa selama ini wanita selalu dimarjinalkan dalam teks dan selalu berada dalam posisi yang salah. Pada teks, mereka tidak diberikan kesempatan untuk membela diri. Oleh karena itu model wacana ini sering disebut sebagai analisis wacana perepktif feminis. Sara Mills menyebut analisisnya dengan Feminist Stylistics. Ia mengatakan Feminist Jurnalilmiahmahasiswa Unsyiah, Vol Maret

7 Stylistics bertujuan untuk membuat asumsi yang ada dalam stilistika konvensional menjadi lebih jelas, dengan tidak hanya menambahkan topik Gender ke daftar elemen yang dianalisa, namun menggunakan stilistika menjadi sebuah fase baru dalam analisis wacana. Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan stilistika dalam analisis bahasa, tidak lagi bahwa bahasa itu sekedar ada, atau memang harus ada dan dimunculkan (Fauzan, 2014:13). Analisis Sara Mills lebih melihat pada bagaimana posisi-posisi aktor ditampilkan dalam teks. Diartikan, siapa yang menjadi subjek pencitraan dan siapa yang menjadi objek pencitraan akan menentukan bagaimana struktur teks dan bagaimana makna dalam teks secara keseluruhan. Selain posisi aktor, Sara juga menitikberatkan pada bagaimana pembaca dan penulis ditampilkan dalam teks (Eriyantto dalam Kaurrany, 2011:15). TINGKAT Tabel 1 Kerangka Wacana Model Sara Mills YANG INGIN DILIHAT Posisi Subjek Objek Bagaimana peristiwa dilihat, dari kacamata siapa peristiwa itu dilihat. Siapa yang diposisikan sebagai pencerita (subjek) dan siapa yang diposisikan sebagai objek yang diceritakan. Apakah masing-masing aktor dan kelompok sosial mempunyai kesempatan untuk menampilkan dirinya sendiri, gagasannya ataukah kehadirannya, gagasannya ditampilkan oleh kelompok atau orang lain. Posisi Penulis Bagaimana posisi pembaca ditampilkan dalam Pembaca teks. Bagaimana pembaca memposisikan dirinya dalam teks yang ditampilkan. Kepada kelompok manakah pembaca mengidentifikasikan dirinya. (Eriyanto dalam Kaurrany, 2011:15) Jurnalilmiahmahasiswa Unsyiah, Vol Maret

8 METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini menggunakan metode analisis wacana kritis Sara Mills. Model Sara mills memfokuskan penelitiannya pada posisi subjek-objek dan pada posisipenulis-pembaca terutama pada teks yang menempatkan perempuan pada objek. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah iklan New Era versi Boots. Objek dari penelitian ini adalah tokoh perempuan yang ada di dalam iklan tersebut. Unit analisis dalam penelitian ini adalah cuplikan iklan New Era versi boots yang di unduh dari media youtube, dan melihat representasi eksploitasi perempuan di dalam cuplikan iklan tersebut. Iklan New Era versi Boots tediri dari 9 scene dengan durasi iklan 19 detik. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PT New Era Rubberindo memproduksi berbagai produk sepatu dan sandal, seperti sepatu sekolah, sepatu boots dan sandal untuk anak-anak serta orang dewasa. Sepatu boots merupakan salah satu produk yang di produksi oleh PT New Era Rubberindo. Sepatu boots New Era diperuntukan bagi kaum lakilaki pada umumnya, dimana sepatu boots ini dapat digunakan untuk melindungi kaki para penggunanya saat bekerja. Setiap perusahaan menggunakan banyak cara untuk mencapai target penjualan, salah satu cara yang paling sering dilakukan adalah dengan membuat sebuah iklan di TV seperti iklan New Era versi Boots. Peneliti menilai iklan New Era versi Boots merupakan salah satu iklan di Media televisi yang kontroversi, disebabkan iklan tersebut dikenai sanksi oleh KPI (Komisi Penyiaran Indonesia), karena iklan tersebut telah melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran Komisi Penyiaran Indonesia Tahun 2012 Pasal 9, Pasal 14, Pasal 43 serta Standar Program Siaran Pasal 9, Pasal 15 ayat (1), dan Pasal 58 ayat (1). Dalam sebuah iklan digunakan bahasa komunikasi yang terdiri dari bahasa verbal (bahasa) dan visual (gambar) untuk mengkonstruksikan makna dan Jurnalilmiahmahasiswa Unsyiah, Vol Maret

9 pencitraannya. Untuk menemukan signifikansi wacana eksploitasi tubuh perempuan dalam iklan New Era versi Boots, maka pada tahapan analisis teks, peneliti menggunakan metode analisis wacana. Peneliti menginterpretasikan tampilan verbal dan visual dalam iklan New Era versi Boots untuk memperoleh makna tersirat dari wacana eksploitasi tubuh perempuan. Wacana yang di maksud di sini dimaknai sebagai teks dan konteks secara bersama-sama dalam suatu proses komunikasi. Selain itu, analisis wacana menekankan pada kajian bagaimana sebuah realitas sosial dikonstruksi melalui bahasa dan simbol lainnya menurut cara-cara tertentu dan yang dipahami sebagai sebuah usaha sistematis untuk menimbulkan efek yang khusus. Khususnya pada iklan, wacana tampil melalui teks audio dan visual. Wacana merupakan makna yang ditangkap oleh khalayak (Putri, 2009:99). Dalam iklan New Era Versi Boots ini, Eksploitasi tubuh perempuan menjadi suatu permasalahan yang dominan. Hal ini terlihat dari scene-scene yang telah di jabarkan. Dalam iklan tersebut para perempuan memperlihatkan gerakangerakan yang mengarah ke sensualitas dengan mengeksploitasi tubuhnya, yang diperlihatkan dengan gerakan tubuh (dalam iklan ini seperti tarian) serta ekspresi perempuan di dalam iklan tersebut. Wacana eksploitasi tubuh perempuan di iklan New Era Versi Boots ditunjukkan secara fisik dan non fisik. Eksploitasi perempuan secara fisik di iklan tersebut terlihat dari gerakan tubuh perempuan yang berpakaian cat women yang menari-nari secara menggoda seperti menggoyangkan pinggulnya, kakinya dan tangannya. Eksploitasi fisik lainnya dari gerakan tubuh perempuan berbaju merah muda yang menonjolkan dadanya, menonjolkan lengannya serta membuka mulut sambil menggigit jarinya saat melihat lelaki yang bertelanjang dada. Dalam iklan tersebut juga terlihat wacana hasrat perempuan terhadap laki-laki yang bertelanjang dada melalui ekspresi wajah dan gesture (bahasa tubuh) perempuan berbaju merah muda. Eksploitasi secara fisik juga ditunjukkan dengan adanya shot-shot yang mengeksploitir beberapa bagian tubuh tertentu seperti dada, pundak, lengan Jurnalilmiahmahasiswa Unsyiah, Vol Maret

10 dan pinggul serta gerakan tubuh dan ekspresi yang mendukung terbentuknya image sexy pada perempuan-perempuan di iklan New Era versi Boots. Wacana eksploitasi tubuh perempuan secara fisik di iklan New Era versi Boots seperti gerakan-gerakan tubuh para perempuan di iklan, kemudian membentuk suatu wacana eksploitasi perempuan secara non fisik yang selanjutnya membentuk beberapa karakteristik bagi perempuan dalam iklan tersebut, yaitu: karakteristik perempuan yang seksi dan karakteristik sebagai perempuan yang mudah tergoda pada laki-laki. Posisi Subjek-Objek dalam Iklan New Era versi Boots Dalam penelitian ini yang diposisikan sebagai subjek adalah KPI (Komisi Penyiaran Indonesia), hal ini dikarenakan dalam kasus ini KPI yang menegur sekaligus memberhentikan penayangan iklan New Era versi Boots di 5 stasiun TV diantaranya Metro TV, Trans TV, Trans 7, TV One dan Indosiar. Berdasarkan teguran tersebut, KPI adalah pihak yang berkuasa terhadap kebijakan pengawasan dan pengembangan terhadap Struktur Sistem Siaran dan Profesionalisme Penyiaran yang ada di Indonesia. Selanjutnya, perempuan dalam penelitian ini diposisikan sebagai objek, dimana perempuan sebagai alat pemanfataan atau dengan kata lain perempuan adalah objek yang di eksploitasi. Sesuai dengan teori Sara Mills yang memusatkan perhatian pada bagaimana perempuan ditampilkan dalam teks, novel, gambar, foto, video ataupun berita. Posisi Penulis-Pembaca dalam Iklan New Era versi Boots Posisi penulis dalam iklan New Era versi Boots adalah pembuat iklan New Era versi Boots. Posisi penulis dalam iklan tersebut yang dapat menggiring opini para pembaca tentang eksploitasi terhadap perempuan. Pembuat iklan menampilkan framing disertai dengan narasi yang merepresentasikan eksploitasi perempuan dalam iklan New Era versi Boots. Jurnalilmiahmahasiswa Unsyiah, Vol Maret

11 Posisi pembaca yang dalam penelitian ini diartikan sebagai penonton. Posisi pembaca merupakan posisi yang penting dalam wacana Sara Mills, karena secara langsung maupun tidak langsung iklan ditujukan untuk konsumen atau khalayak. Selain itu, Sara Mills juga berfokus pada analisis wacana, yaitu feminisme. Wacana feminisme merupakan wacana yang fokus pada bagaimana perempuan ditampilkan dalam teks, baik dalam cerpen, gambar, foto maupun media. Iklan New Era Versi Boots terlihat ingin menjadikan perempuan sebagai penarik perhatian konsumen dan ditampilkan secara seksi dan menggoda. Posisi pembaca sebagai penonton atau konsumen iklan inilah yang menjadikan si penulis (dalam hal ini pembuat iklan) memilih perempuan sebagai objek yang ditampilkan. Saat ini tubuh perempuan dan seksualitas menjadi hal yang dominan dalam dunia periklanan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat wacana eksploitasi terhadap perempuan dalam iklan New Era versi boots. Iklan tersebut terdiri dari 9 scene dengan durasi keseluruhan 19 detik. Wacana eksploitasi terlihat dalam scene-scene yang telah dijabarkan pada pembahasan sebelumnya. Dalam iklan tersebut para perempuan memperlihatkan gerakan-gerakan yang mengarah ke sensualitas dengan mengeksploitasi tubuhnya. Peneliti juga menarik beberapa kesimpulan terkait representasi eksploitasi perempuan dalam iklan New Era versi Boots sebagai berikut : 1. Pada penelitian ini yang diposisikan sebagai subjek adalah KPI (Komisi Penyiaran Indonesia), hal ini dikarenakan KPI menegur sekaligus memberhentikan penayangan iklan New Era versi Boots di 5 stasiun TV diantaranya Metro TV, Trans TV, Trans 7, TV One dan Indosiar. Karena iklan New Era versi Boots telah melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3 dan SPS) Komisi Penyiaran Indonesia tahun Selanjutnya, perempuan dalam penelitian ini diposisikan sebagai objek, dimana perempuan sebagai alat pemanfataan atau dengan kata lain perempuan adalah objek yang di eksploitasi. Sesuai Jurnalilmiahmahasiswa Unsyiah, Vol Maret

12 SARAN dengan teori Sara Mills yang memusatkan perhatian pada bagaimana perempuan ditampilkan dalam teks, novel, gambar, foto, video ataupun berita. Sesuai dengan penelitian ini, dalam iklan New Era versi Boots, perempuan ditampilkan dengan pakaian yang minim dan mereka diarahkan untuk bergaya dan menari-nari agar menarik konsumen khususnya kaum pria. 3. Posisi penulis dalam penelitian ini adalah pembuat iklan New Era versi Boots. Pembuat iklan menampilkan framing disertai dengan narasi yang merepresentasikan eksploitasi perempuan dalam iklan New Era versi Boots. 4. Posisi selanjutnya adalah posisi pembaca yang dalam penelitian ini diartikan sebagai penonton. Posisi pembaca merupakan posisi yang penting dalam wacana Sara Mills, karena secara langsung maupun tidak langsung iklan ditujukan untuk konsumen atau khalayak. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan hasil yang telah dipaparkan, peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut: 1. Peneliti berharap kedepannya penelitian mengenai media audio visual lebih diperbanyak lagi, khususnya di bidang periklanan yang mengangkat tentang wacana eksploitasi terhadap perempuan. 2. Untuk pembuat iklan khususnya produk New Era haruslah lebih memperhatikan ide serta konten yang ada dalam iklan tersebut, agar tidak terjadi pelanggaran dalam sistem penyiaran yang ada di Indonesia. 3. Untuk lembaga yang punya wewenang dalam hal sistem penyiaran TV seperti pemerintah dan KPI khususnya, agar lebih meningkatkan pengawasan terhadap penyiaran di media televisi. 4. Untuk para penonton televisi, agar lebih kritis dan bijak dalam memilih tayangan yang ditampilkan oleh media. Jurnalilmiahmahasiswa Unsyiah, Vol Maret

13 DAFTAR PUSTAKA Bahtar, (2006). Eksploitasi Wanita di Media Massa (Perspektif Teori Sosial dan Komunikasi Islam) Palu : STAIN Datokarama. Fauzan, Umar. (2014). Analisis Wacana Kritis dari Model Fairclough hingga Mills Jurnal Pendidik, Volume 6, Nomor 1 Fitriza, Ramadhani. (2011). REPRESENTASI EKSPLOITASI PEREMPUAN DALAM IKLAN TOP ONE (Studi Semiotik Representasi Eksploitasi Perempuan dalam Iklan Top1 Action Matic versi Ringgo-Raffi di Media Televisi), Surabaya : Universitas Pembangunan Nasional Veteran. Kaurrany, Ariadne. (2011). Potret Perempuan dalam Berita Kriminal Perkosaan (Analisis Wacana Sara Mills dalam Berita Kriminal Perkosaan Harian Umum Koran Merapi), Yogyakarta : Universitas Atma Jaya. KPI Teguran Tertulis Program Iklan "New Era" Trans 7. Diases pada tanggal 24 Januari 2016 melalui Prabawati, Susanti, sulistyowati. Presepsi Kaum Lelaki terhadap Perempuan sebagai Obyek Seksual dalam Tayangan Iklan di Televisi Prianto, Antonius. (2015). Analisis Semiotika Iklan Air Minum dalam Kemasan Aqua Versi Keluarga Banyu di Media Televisi Skriptorium, Volume 1, Nomor 3. Putri, Anita. (2009). Eksploitasi Tubuh Perempuan dalam Iklan (Studi Analisis Wacana Kritis Iklan Televisi Axe Call Me versi Sauce, Misi, Special Need, Lost ), Surakarta : Universitas Sebelas Maret. Ridho, Muhammad. (2014). Perempuan dan Erotisme dalam Periklanan, Jakarta : Universitas Indonesia. Jurnalilmiahmahasiswa Unsyiah, Vol Maret

BAB I PENDAHULUAN. promosi dalam perdagangan memiliki banyak macam seperti trade allowance, periklanan

BAB I PENDAHULUAN. promosi dalam perdagangan memiliki banyak macam seperti trade allowance, periklanan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia dari waktu ke waktu pasti akan mengalami perubahan menuju kehidupan yang lebih modern. Kebutuhan masyarakat akan sesuatu, baik itu berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media televisi merupakan media massa yang sering digunakan sebagai media

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media televisi merupakan media massa yang sering digunakan sebagai media BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media televisi merupakan media massa yang sering digunakan sebagai media penyampaian informasi. Kekuatan media massa televisi paling mempunyai kekuatan yang

Lebih terperinci

REPRESENTASI PEREMPUAN DEWASA YANG TERBELENGGU DALAM TAYANGAN IKLAN TELEVISI

REPRESENTASI PEREMPUAN DEWASA YANG TERBELENGGU DALAM TAYANGAN IKLAN TELEVISI REPRESENTASI PEREMPUAN DEWASA YANG TERBELENGGU DALAM TAYANGAN IKLAN TELEVISI Analisis Semiotika John Fiske pada Tayangan TVC Tri Always On versi Perempuan SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan teknologi informasi saat ini manusia dimudahkan dalam mencari

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan teknologi informasi saat ini manusia dimudahkan dalam mencari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada perkembangan teknologi informasi saat ini manusia dimudahkan dalam mencari dan mendapatkan kebutuhan informasi, baik sekedar untuk pengetahuan maupun memenuhi

Lebih terperinci

KASUS IKLAN CAT TEMBOK AVIAN DAN POMPA AIR SHIMIZU

KASUS IKLAN CAT TEMBOK AVIAN DAN POMPA AIR SHIMIZU KASUS IKLAN CAT TEMBOK AVIAN DAN POMPA AIR SHIMIZU Saat ini industri periklanan di Indonesia sedang mengalami masa yang besar, seiring dengan bertambahnya jumlah produk yang mulai sadar bahwa iklan menjadi

Lebih terperinci

2016 REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN

2016 REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Parfum Casablanca merupakan produk perawatan tubuh yang berupa body spray. Melalui kegiatan promosi pada iklan di televisi, Casablanca ingin menyampaikan pesan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau majalah, dan juga mendengarkan radio. Perkembangan media yang terjadi saat

BAB I PENDAHULUAN. atau majalah, dan juga mendengarkan radio. Perkembangan media yang terjadi saat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap saat kita dapat melihat orang-orang menonton televisi, membaca koran atau majalah, dan juga mendengarkan radio. Perkembangan media yang terjadi saat

Lebih terperinci

Lembar Fakta. Diskusi tentang Antara Perlindungan dan Pembatasan: Pengawasan Isi Siaran Bermuatan Seksualitas dan Perempuan Jakarta, 18 Desember 2013

Lembar Fakta. Diskusi tentang Antara Perlindungan dan Pembatasan: Pengawasan Isi Siaran Bermuatan Seksualitas dan Perempuan Jakarta, 18 Desember 2013 Lembar Fakta Diskusi tentang Antara Perlindungan dan Pembatasan: Pengawasan Isi Siaran Bermuatan Seksualitas dan Perempuan Jakarta, 18 Desember 2013 Seksualitas dalam Sanksi Administratif KPI Tahun 2012

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seolah-olah hasrat mengkonsumsi lebih diutamakan. Perilaku. kehidupan dalam tatanan sosial masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. seolah-olah hasrat mengkonsumsi lebih diutamakan. Perilaku. kehidupan dalam tatanan sosial masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanpa kita sadari, masyarakat selalu diposisikan sebagai konsumen potensial untuk meraup keuntungan bisnis. Perkembangan kapitalisme global membuat bahkan memaksa masyarakat

Lebih terperinci

BAHASA IKLAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN: SEBUAH KAJIAN KOMUNIKASI DAN BAHASA TERHADAP IKLAN TV PRODUK CITRA

BAHASA IKLAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN: SEBUAH KAJIAN KOMUNIKASI DAN BAHASA TERHADAP IKLAN TV PRODUK CITRA BAHASA IKLAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN: SEBUAH KAJIAN KOMUNIKASI DAN BAHASA TERHADAP IKLAN TV PRODUK CITRA Unika Atma Jaya, Jakarta Memasarkan sebuah produk di media massa bertujuan untuk mencapai target

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti ini, media massa tidak akan mungkin berdiri statis di tengah-tengah, media

BAB I PENDAHULUAN. seperti ini, media massa tidak akan mungkin berdiri statis di tengah-tengah, media BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Semua media massa sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia, tetapi pada saat ini bahwa media massa bukan sesuatu yang bebas, independen, melainkan memeiliki ketertariakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa. Negara Indonesia di masa yang lampau sebelum. masa kemerdekaan media massa belum bisa dinikmati oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa. Negara Indonesia di masa yang lampau sebelum. masa kemerdekaan media massa belum bisa dinikmati oleh semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Masalah Media massa sudah menjadi bagian hidup bagi semua orang. Tidak dikalangan masyarakat atas saja media massa bisa diakses, akan tetapi di berbagai kalangan masyarakat

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Ilmu Komunikasi Pada FISIP UPN Veteran Jawa Timur

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Ilmu Komunikasi Pada FISIP UPN Veteran Jawa Timur REPRESENTASI EKSPLOITASI PEREMPUAN DALAM IKLAN TOP ONE (Studi Semiotik Representasi Eksploitasi Perempuan dalam Iklan Top1 Action Matic versi Ringgo-Raffi di Media Televisi) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ciri khas merupakan tuntutan dalam derasnya persaingan industri media massa yang ditinjau berdasarkan tujuannya sebagai sarana untuk mempersuasi masyarakat. Sebagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, kodrat manusia menjadi tua seolah bisa dihindari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, kodrat manusia menjadi tua seolah bisa dihindari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, kodrat manusia menjadi tua seolah bisa dihindari dengan teknologi yang diciptakan oleh manusia. Kemunculan produkproduk kecantikan masa kini menjanjikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat yang kian berkembang pada dasarnya memiliki rasa ingin tahu yang besar. Mereka ingin tahu apa yang terjadi di tengah-tengah dunia global. Program informasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi berasal dari kata Yunani 'methodologia' yang berarti teknik atau prosedur, yang lebih merujuk kepada alur pemikiran umum atau menyeluruh dan juga gagasan teoritis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu media komunikasi massa yaitu televisi memiliki peran yang cukup besar dalam menyebarkan informasi dan memberikan hiburan kepada masyarakat. Sebagai media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. iklan dalam menyampaikan informasi mengenai produknya. Umumnya,

BAB I PENDAHULUAN. iklan dalam menyampaikan informasi mengenai produknya. Umumnya, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Iklan televisi pada dasarnya diciptakan untuk memenuhi kebutuhan pemasang iklan dalam menyampaikan informasi mengenai produknya. Umumnya, pengiklan juga ingin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era masa kini, topik mengenai perbedaan gender dan jenis kelamin seakan tak pernah usang untuk diperbincangkan. Pembahasan mengenai isu gender yang meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media massa memberikan kesempatan kepada manusia untuk mempublikasikan ide-ide kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. Media massa memberikan kesempatan kepada manusia untuk mempublikasikan ide-ide kreatif, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa merupakan sebuah karya dari peradaban manusia yang sangat bermanfaat. Media massa memberikan kesempatan kepada manusia untuk mempublikasikan ide-ide kreatif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan simbol-simbol, kode-kode dalam pesan dilakukan pemilihan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan simbol-simbol, kode-kode dalam pesan dilakukan pemilihan sesuai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi dikatakan berhasil disaat transmisi pesan oleh pembuat pesan mampu merengkuh para pemakna pesan untuk berpola tingkah dan berpikir seperti si pemberi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu saluran transmisi, yang disebut orang sebagai support iklan itu. 1

BAB I PENDAHULUAN. suatu saluran transmisi, yang disebut orang sebagai support iklan itu. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Iklan dikenal berperan sebagai salah satu sarana komunikasi untuk mengomunikasikan produk yang ditawarkan kepada masyarakat luas melalui berbagai jenis media.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimungkinkan juga sebagai pengguna terbesar media massa. Kedudukan

BAB I PENDAHULUAN. dimungkinkan juga sebagai pengguna terbesar media massa. Kedudukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ini berdasarkan pada fenomena semakin maraknya perempuan menjadi model iklan di media massa elektronik, khususnya televisi. Dilihat dari sisi sosiologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan informasi pada era globalisasi pada zaman ini sangat begitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan informasi pada era globalisasi pada zaman ini sangat begitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan informasi pada era globalisasi pada zaman ini sangat begitu pesat khususnya dalam media yakni, media cetak, media online ataupun media elektronik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk-produk dalam negeri harus bersaing dengan produk-produk dari luar

BAB I PENDAHULUAN. produk-produk dalam negeri harus bersaing dengan produk-produk dari luar BAB I PENDAHULUAN Bangsa Indonesia dalam memasuki pasar bebas, dimana produk-produk dari luar negeri akan dengan mudah keluar masuk ke Indonesia hal ini tentu akan berdampak terhadap barang-barang produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media massa dalam menyuguhkan informasi yang akurat dan faktual semakin dibutuhkan di tengah-tengah masyarakat. Kebutuhan tersebut diiringi dengan semakin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. The Great queen Seondeok dan kemudian melihat relasi antara teks tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. The Great queen Seondeok dan kemudian melihat relasi antara teks tersebut BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Tipe Penelitian ini adalah kualitatif eksploratif, yakni penelitian yang menggali makna-makna yang diartikulasikan dalam teks visual berupa film serial drama

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. mucul dalam tayangan acara Wisata Malam, yaitu kode Appearance

BAB V PENUTUP. mucul dalam tayangan acara Wisata Malam, yaitu kode Appearance BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan penelitian dan menganalisis melalui tahapan kajian pustaka dan analisis data mengenai adanya unsur sensualitas lewat para bintang tamu perempuan dalam tayangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi dan khidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi dan khidupan manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia periklanan memang telah menjadi sejarah panjang dalam peradaban manusia. Sekarang ini periklanan semakin berkembang dengan pesat dan dinamis, berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh banyak kalangan. Perdebatan mengenai batasan antara nilai-nilai moral

BAB I PENDAHULUAN. oleh banyak kalangan. Perdebatan mengenai batasan antara nilai-nilai moral BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Topik mengenai masalah seksualitas, erotika dan pornografi belakangan ini kembali menarik perhatian dan menjadi bahan perbincangan oleh banyak kalangan. Perdebatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien untuk berkomunikasi dengan konsumen sasaran.

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien untuk berkomunikasi dengan konsumen sasaran. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri periklanan belakangan ini menunjukan perubahan orientasi yang sangat signifikan dari sifatnya yang hanya sekedar menempatkan iklan berbayar di media massa menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (komunikator) mampu membuat pemakna pesan berpola tingkah dan berpikir seperti

BAB I PENDAHULUAN. (komunikator) mampu membuat pemakna pesan berpola tingkah dan berpikir seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi dikatakan berhasil disaat transmisi pesan oleh pembuat pesan (komunikator) mampu membuat pemakna pesan berpola tingkah dan berpikir seperti yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana hitam sering identik dengan salah dan putih identik dengan benar. Pertentangan konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan periklanan sangat lekat dalam kehidupan masyarakat terutama di kota kota besar. Dalam satu hari, masyarakat kota selalu berhadapan dengan iklan, dalam tampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya perekonomian. Keadaan inilah yang mendorong perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya perekonomian. Keadaan inilah yang mendorong perusahaanperusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam dunia usaha kian gencar seiring dengan tumbuh dan berkembangnya perekonomian. Keadaan inilah yang mendorong perusahaanperusahaan harus memperhatikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. massa terutama televisi, telah menjadi media penyebaran nilai-nilai dan sangat

BAB I PENDAHULUAN. massa terutama televisi, telah menjadi media penyebaran nilai-nilai dan sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Televisi telah menjadi begitu lazim sehingga hampir tidak pernah memperhatikan apa itu televisi dan apa pengaruhnya. Televisi telah menciptakan sebentuk kemelekan huruf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. medium yang lain seperti menyebarkan hiburan, menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama,

BAB I PENDAHULUAN. medium yang lain seperti menyebarkan hiburan, menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Film pertama kali ditemukan pada abad 19, tetapi memiliki fungsi yang sama dengan medium yang lain seperti menyebarkan hiburan, menyajikan cerita, peristiwa, musik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. calon konsumen membeli atau menggunakan suatu produk atau jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. calon konsumen membeli atau menggunakan suatu produk atau jasa yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Iklan telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Iklan merupakan suatu bentuk komunikasi yang menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kabar yang bersangkutan. Penyajian sebuah isi pesan dalam media (surat

BAB I PENDAHULUAN. kabar yang bersangkutan. Penyajian sebuah isi pesan dalam media (surat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berita merupakan isi utama dalam sebuah media (surat kabar). Isi berita yang baik dan berkualitas akan berdampak baik pula bagi surat kabar yang bersangkutan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Isu tentang gender telah menjadi bahasan analisis sosial, menjadi pokok

BAB I PENDAHULUAN. Isu tentang gender telah menjadi bahasan analisis sosial, menjadi pokok 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Isu tentang gender telah menjadi bahasan analisis sosial, menjadi pokok bahasan dalam perdebatan mengenai perubahan sosial dan juga menjadi topik utama dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang produk baik itu barang, jasa, maupun gagasan oleh sponsor melalui

BAB I PENDAHULUAN. tentang produk baik itu barang, jasa, maupun gagasan oleh sponsor melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Iklan merupakan bentuk kegiatan komunikasi. Hal ini didukung oleh pernyataan Widyatama (2006 : 13) bahwa iklan adalah struktur informasi dan susunan komunikasi non

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan industri periklanan di Indonesia cukup pesat. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari peran penting media iklan dalam mata rantai strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khalayak. Karena menurut McLuhan (dalam Rakhmat,2008:224), media

BAB I PENDAHULUAN. khalayak. Karena menurut McLuhan (dalam Rakhmat,2008:224), media BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, media massa sudah menjadi kebutuhan penting bagi khalayak. Karena menurut McLuhan (dalam Rakhmat,2008:224), media massa adalah perpanjangan alat indra.

Lebih terperinci

Media massa berperon dalam menanamkan false consciousness,

Media massa berperon dalam menanamkan false consciousness, HEGEMONI PATRIARKI DI MEDIA MASSA ABSTRAK Media massa berperon dalam menanamkan false consciousness, atau kesadaran palsu yang oleh Gramsci disebut hegemoni, di mana terjadi pertarungan ideologi. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Film pada dasarnya digunakan sebagai media yang merefleksikan realitas, atau bahkan membentuk realitas. Dalam keberagaman nilai-nilai yang ada film mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sering kita jumpai banyak wanita masa kini yang mengadopsi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sering kita jumpai banyak wanita masa kini yang mengadopsi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sering kita jumpai banyak wanita masa kini yang mengadopsi penuh gaya hidup luar negeri. Pakaian yang terbuka dan minimalis, gaya hidup yang hedonis dan konsumtif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan industri televisi Indonesia berkembang pesat beberapa tahun belakangan ini. Hal ini membuat persaingan industri ini semakin ketat. Menurut Morrisan (2004:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak fenomena mengenai perilaku konsumen yang dapat kita lihat

BAB I PENDAHULUAN. Banyak fenomena mengenai perilaku konsumen yang dapat kita lihat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Banyak fenomena mengenai perilaku konsumen yang dapat kita lihat sehari-hari, salah satunya adalah perilaku membeli. Untuk mendapatkan pasar konsumen, para

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi semakin tinggi, maka beragam upaya dengan teknologi. pendukungnya pun semakin canggih. Manusia untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi semakin tinggi, maka beragam upaya dengan teknologi. pendukungnya pun semakin canggih. Manusia untuk memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan awal manusia untuk mengetahui kebutuhannya, banyak cara untuk berkomunikasi pada saat sekarang ini. Karena kebutuhan komunikasi semakin tinggi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di dunia ini mengalami perkembangan, mulai dari informasi, teknologi, gaya hidup, dan lain sebagainya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah karya kreatif yang bisa bebas berekspresi dan bereksplorasi seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. sebuah karya kreatif yang bisa bebas berekspresi dan bereksplorasi seperti halnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perjalanannya sebagai penggerak industrialisasi, iklan bukanlah sebuah karya kreatif yang bisa bebas berekspresi dan bereksplorasi seperti halnya sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan selalu ingin berkomunikasi dengan manusia lain untuk mencapai tujuannya. Sebagai makhluk sosial, manusia harus taat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Gaya hidup masyarakat saat ini sangat dekat dengan rokok. Tidak hanya orang dewasa, remaja dan anak-anak sekarang juga sudah banyak yang mengkonsumsi rokok. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan. Karena melalui informasi, manusia dapat mengetahui peristiwa yang sedang dan telah terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Melihat isi media saat ini, baik media cetak maupun non cetak, sebagian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Melihat isi media saat ini, baik media cetak maupun non cetak, sebagian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melihat isi media saat ini, baik media cetak maupun non cetak, sebagian besar dipenuhi oleh iklan yang mempromosikan berbagai macam produk atau jasa. Dengan menampilkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis terhadap film Air Terjun Pengantin

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis terhadap film Air Terjun Pengantin BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis terhadap film Air Terjun Pengantin yang diproduksi oleh Maxima Pictures dengan menggunakan pendekatan signifikansi dua tahap dari Roland

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (http://kbbi.web.id/jilbab). Pada zaman orde baru pemerintah melarang

BAB I PENDAHULUAN. (http://kbbi.web.id/jilbab). Pada zaman orde baru pemerintah melarang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk muslim terbanyak di dunia sehingga banyak ditemui perempuan muslim Indonesia menggunakan jilbab,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. dan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul :

KATA PENGANTAR. dan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul : KATA PENGANTAR Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul : Representasi Eksploitasi Tubuh Perempuan

Lebih terperinci

REPRESENTASI FEMINISME DALAM IKLAN "FIESTA ULTRASAFE KONDOM VERSI YESMAN"

REPRESENTASI FEMINISME DALAM IKLAN FIESTA ULTRASAFE KONDOM VERSI YESMAN REPRESENTASI FEMINISME DALAM IKLAN "FIESTA ULTRASAFE KONDOM VERSI YESMAN" (Studi Analisis Semiotika Representasi Feminisme dalam iklan fiesta ultrasafe kondom versi yesman di televisi) SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

semakin majunya teknologi teknologi yang terus ditemukan. Selain itu hal ini juga

semakin majunya teknologi teknologi yang terus ditemukan. Selain itu hal ini juga 1. Latar Belakang Dunia pertelevisian di Indonesia saat ini sangat berkembang pesat di iringi dengan semakin majunya teknologi teknologi yang terus ditemukan. Selain itu hal ini juga selalu berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Iklan secara komprehensif merupakan semua bentuk aktivitas untuk menghadirkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Iklan secara komprehensif merupakan semua bentuk aktivitas untuk menghadirkan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Iklan secara komprehensif merupakan semua bentuk aktivitas untuk menghadirkan dan mempromosikan ide, barang, atau jasa secara nonpersonal yang dibayar oleh sponsor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Film merupakan sebuah media yang dapat digunakan sebagai sarana hiburan. Selain itu, film juga berfungsi sebagai sebuah proses sejarah atau proses budaya suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Masalah Saat ini adalah era di mana orang membeli barang bukan karena nilai manfaatnya, melainkan karena gaya hidup yang disampaikan melalui media massa. Barang yang ditawarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Kata metodologi (methodology) secara garis besar dapat diartikan sebagai keseluruhan cara berpikir yang digunakan peneliti untuk menemukan jawaban atas pertanyaan - pertanyaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pendekatan kualitatif adalah suatu penelitian yang bermaksud untuk

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pendekatan kualitatif adalah suatu penelitian yang bermaksud untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tipe penelitian pendekatan kualitatif adalah suatu penelitian yang bermaksud untuk memahami

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dengan semakin sering munculnya iklan-iklan baru dari merek-merek lama di

I. PENDAHULUAN. dengan semakin sering munculnya iklan-iklan baru dari merek-merek lama di I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Intensitas penayangan iklan melalui media televisi di Indonesia dalam perkembangannya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini ditandai dengan semakin sering munculnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia Broadcasting (penyiaran) adalah dunia yang selalu menarik

BAB I PENDAHULUAN. Dunia Broadcasting (penyiaran) adalah dunia yang selalu menarik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia Broadcasting (penyiaran) adalah dunia yang selalu menarik perhatian bagi masyarakat khususnya di Indonesia. Televisi memiliki keunggulan yang menyebabkan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil, dan tidak dapat dibenarkan, yang disertai dengan emosi yang hebat atau

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil, dan tidak dapat dibenarkan, yang disertai dengan emosi yang hebat atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Mendengar kata kekerasan, saat ini telah menjadi sesuatu hal yang diresahkan oleh siapapun. Menurut Black (1951) kekerasan adalah pemakaian kekuatan yang

Lebih terperinci

REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN KONDOM SUTRA VERSI GOYANG KAMASUTRA JULIA PEREZ SKRIPSI

REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN KONDOM SUTRA VERSI GOYANG KAMASUTRA JULIA PEREZ SKRIPSI REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN KONDOM SUTRA VERSI GOYANG KAMASUTRA JULIA PEREZ ( Studi Semiotika Tentang Representasi Sensualitas Perempuan Dalam Iklan Kondom Sutra Versi Goyang Kamasutra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media elektronik televisi merupakan bagian dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media elektronik televisi merupakan bagian dari perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media elektronik televisi merupakan bagian dari perkembangan teknologi komunikasi yang mampu memberikan berbagai macam informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Lebih terperinci

ETIKA PERIKLANAN. Pokok Bahasan : Penjabaran EPI Bab III.A. Butir Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom. Modul ke:

ETIKA PERIKLANAN. Pokok Bahasan : Penjabaran EPI Bab III.A. Butir Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom. Modul ke: ETIKA PERIKLANAN Modul ke: Pokok Bahasan : Penjabaran EPI Bab III.A. Butir 3.1. 3.12. Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom Program Studi Periklanan (Marcomm) www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Slogan RCTI OK mungkin telah terdengar akrab ditelinga khalayak

BAB I PENDAHULUAN. Slogan RCTI OK mungkin telah terdengar akrab ditelinga khalayak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Slogan RCTI OK mungkin telah terdengar akrab ditelinga khalayak pecinta media massa televisi. Namun tidak jarang, khalayak hanya mendengar slogan tersebut tanpa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Politik menurut Aristoteles yang dikutip dalam Arifin (2011: 1) adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Politik menurut Aristoteles yang dikutip dalam Arifin (2011: 1) adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Politik menurut Aristoteles yang dikutip dalam Arifin (2011: 1) adalah sebuah hakikat keberadaan manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini pun menjelaskan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologi kita. 1. tersebar banyak tempat, anonym dan heterogen.

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologi kita. 1. tersebar banyak tempat, anonym dan heterogen. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain lain (menurut Barelson and Stainer, 1964). Menurut Thomas M. Scheidel mengemukakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat, yang pada masanya

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat, yang pada masanya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat, yang pada masanya saat ini. Mengakibatkan program tayangan di stasiun stasiun televisi mendapatkan tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Media seni-budaya merupakan tempat yang paling banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Media seni-budaya merupakan tempat yang paling banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media seni-budaya merupakan tempat yang paling banyak merepresentasikan perempuan sebagai pihak yang terpinggirkan, tereksploitasi, dan lain sebagainya. Perempuan sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENGARUH STRUKTUR SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP VISUALISASI TUBUH WANITA DALAM POSTER IKLAN MINUMAN ABSINTHE

BAB IV ANALISIS PENGARUH STRUKTUR SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP VISUALISASI TUBUH WANITA DALAM POSTER IKLAN MINUMAN ABSINTHE BAB IV ANALISIS PENGARUH STRUKTUR SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP VISUALISASI TUBUH WANITA DALAM POSTER IKLAN MINUMAN ABSINTHE Pada masa Revolusi Industri muncul fenomena - fenomena sosial dimasyarakat. Dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tahun 2014 lalu merupakan tahun yang cukup penting bagi perjalanan bangsa Indonesia. Pada tahun tersebut bertepatan dengan dilaksanakan pemilihan umum yang biasanya

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. deskriptif dan dengan pendekatan analisis wacana. Dalam melakukan

METODE PENELITIAN. deskriptif dan dengan pendekatan analisis wacana. Dalam melakukan 25 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif dan dengan

Lebih terperinci

#! Beragam peristiwa dan informasi yang diperoleh masyarakat tidak terlepas dari peranan suatu media massa dalam hubungannya dengan penyajian dan inte

#! Beragam peristiwa dan informasi yang diperoleh masyarakat tidak terlepas dari peranan suatu media massa dalam hubungannya dengan penyajian dan inte BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat dewasa ini mulai berkembang ke arah masyarakat informasi. keberadaan sebuah informasi dianggap sangat penting. Sehingga dengan demikian masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hiburan publik. Kesuksesaan film dikarenakan mewakili kebutuhan imajinatif

BAB I PENDAHULUAN. hiburan publik. Kesuksesaan film dikarenakan mewakili kebutuhan imajinatif BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Film merupakan bagian dari komunikasi massa yang sudah menjadi bagian dari kehidupan saat ini. Di akhir abad ke-19, film muncul sebagai hiburan publik. Kesuksesaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Itulah yang kemudian dituangkan dalam media komunikasi, baik berupa media massa cetak

BAB I PENDAHULUAN. Itulah yang kemudian dituangkan dalam media komunikasi, baik berupa media massa cetak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berita atau informasi yang muncul dalam pikiran manusia, sebenarnya, bukanlah suatu peristiwa, melainkan sesuatu yang diserap penulis atau wartawan terhadap peristiwa.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam bahasanya. Bahasa setiap daerah memiliki style atau gaya tersendiri dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam bahasanya. Bahasa setiap daerah memiliki style atau gaya tersendiri dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat penting dalam kehidupan individu untuk berinteraksi dengan orang lain. Bahasa dapat digunakan dalam berkomunikasi dengan yang lain, juga untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Seperti diketahui bahwa setiap produsen, baik itu yang menyediakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Seperti diketahui bahwa setiap produsen, baik itu yang menyediakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seperti diketahui bahwa setiap produsen, baik itu yang menyediakan barang maupun jasa, perlu memperkenalkan produk mereka kepada publik atau konsumen.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Iklan merupakan bentuk komunikasi persuasif yang menyajikan informasi tentang aneka ragam produk, gagasan, serta layanan yang tujuan akhirnya adalah memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persepsi mengenai bagaimana sosok pria dan wanita. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN. persepsi mengenai bagaimana sosok pria dan wanita. Dengan demikian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa memiliki peran signifikan yang besar dalam pembentukkan persepsi mengenai bagaimana sosok pria dan wanita. Dengan demikian tercerminkan wacana dominan tentang

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. barang, dan jasa. Pengusaha tidak hanya menerapkan strategi positioning sebuah

I PENDAHULUAN. barang, dan jasa. Pengusaha tidak hanya menerapkan strategi positioning sebuah I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lahirnya media cetak dan media elektronik tidak saja memunculkan sikap serius dari pengusaha lokal, tetapi juga memaksa mereka untuk memperbaiki kualitas produk, barang,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan media massa di era globalisasi semakin pesat khususnya media elektronik televisi; hal ini dilihat dari munculnya berbagai macam stasiun televisi swasta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Komunikasi adalah ilmu tertua di dunia, karena komunikasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Komunikasi adalah ilmu tertua di dunia, karena komunikasi merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi adalah ilmu tertua di dunia, karena komunikasi merupakan kebutuhan paling mendasar bagi manusia dalam untuk meneruskan segala kehidupan di muka bumi. Manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat informasi yang dibutuhkan dapat diakses dengan cepat, dan memiliki tampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. membuat informasi yang dibutuhkan dapat diakses dengan cepat, dan memiliki tampilan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Masyarakat kian tergantung dengan media massa, yang menjadi salah satu sumber informasi yang sangat dibutuhkan khalayak. Terlebih dengan kecanggihan teknologi di mana

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah melakukan analisa dengan menggunakan analisis framing model Robert N.Entman dan Urs Dahinden terhadap teks berita di okezone.com dan kompas.com pada bab

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1.HASIL PENELITIAN PERAN MEDIA MASSA DALAM MEMPENGARUHI PERSPEKTIF DAN SIKAP MEMILIH PEMILIH PEMULA DALAM PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2014 Dalam bab ini penulis menyampaikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma menurut Nyoman Kutha Ratna (2011:21) adalah seperangkat keyakinan mendasar, pandangan dunia yang berfungsi untuk menuntun tindakantindakan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menjelang pemilihan presiden yang digelar pada 9 Juli 2014, para kandidat

BAB I PENDAHULUAN. Menjelang pemilihan presiden yang digelar pada 9 Juli 2014, para kandidat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menjelang pemilihan presiden yang digelar pada 9 Juli 2014, para kandidat capres mulai berlomba melakukan kampanye dengan berbagai cara dan melalui berbagai media.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau konsumen dari produk mereka. Melalui iklan, produsen berusaha

BAB I PENDAHULUAN. atau konsumen dari produk mereka. Melalui iklan, produsen berusaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Iklan merupakan salah satu bentuk komunikasi karena di dalamnya terdapat elemen elemen komunikasi yang diantaranya terdapat komunikator sebagai pembuat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya serta merta berhubungan dengan seks dan hura-hura saja, namun. sebuah kesenangan juga berhubungan dapat dengan materi.

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya serta merta berhubungan dengan seks dan hura-hura saja, namun. sebuah kesenangan juga berhubungan dapat dengan materi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Hedonisme sudah menjadi bagian dari gaya hidup di kalangan masyarakat Indonesia sekarang ini. Hedonisme merupakan sebuah gaya hidup di mana kesenangan menjadi sebuah

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Dari analisis berita di atas yang disiarkan oleh Metro Tv tentang aksi klaim yang

BAB IV PENUTUP. Dari analisis berita di atas yang disiarkan oleh Metro Tv tentang aksi klaim yang BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Dari analisis berita di atas yang disiarkan oleh Metro Tv tentang aksi klaim yang dilakukan Tim Kemanusiaan Surya Paloh terhadap pembebasan 10 WNI yang disandera oleh Abu Sayyaf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mediator utama dalam mengekspresikan pikiran, mengonseptualisasi, menafsirkan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mediator utama dalam mengekspresikan pikiran, mengonseptualisasi, menafsirkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah aspek penting interaksi manusia. Dengan bahasa, baik itu bahasa lisan, tulisan maupun isyarat, orang akan melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RANTAU TV (RAN TV) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RANTAU TV (RAN TV) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RANTAU TV (RAN TV) Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN, bahwa untuk meningkatkan penyampaian

Lebih terperinci