DAFTAR ISI. Pengaruh Pelayanan dan Fasilitas terhadap Kepuasan Mahasiswa 1 Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Sriwijaya Tangeran Banten Heriyanto

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR ISI. Pengaruh Pelayanan dan Fasilitas terhadap Kepuasan Mahasiswa 1 Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Sriwijaya Tangeran Banten Heriyanto"

Transkripsi

1

2 DAFTAR ISI Pengaruh Pelayanan dan Fasilitas terhadap Kepuasan Mahasiswa 1 Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Sriwijaya Tangeran Banten Heriyanto Pentingnya Kompetensi Sosial Bagi Dosen 15 Muawanah Exelent Service Management di Sekolah Buddhis 29 I ketut Damana Praktik Hidup Berkesadaran Untuk Anak Usia Dini 37 Waluyo Budaya Pembuatan Jubah Bhikkhu Menurut Buddhisme Theravada 49 di Indonesia Sugianto Kesejahteraan Masyarakat Sebagai Keniscayaan 59 Dalam Tinjauan Mahasudassana Sutta dan Dasa Raja Dhamma. Sapardi Cinta dan Perdamaian Dalam Perspektif Buddha 69 Tejo Ismoyo Pengaruh Pengalaman Mengajar terhadap 77 Kompetensi Kepribadian Guru Tri Amiro vii

3 Pengaruh Pengalaman Mengajar terhadap Kompetensi Kepribadian Guru Tri Amiro Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Sriwijaya Abstract The purpose of this study is to describe the effect of teaching experience on teacher personality competence. As an educator, teachers have a primary teaching task in which personality traits are a highly developed factor in the development of human resources. The method used in this research is ex post facto with descriptive quantitative approach. The result of this research shows that the teaching experience on teacher personality competence is not significant, that is 1.5%. Keyword: pengalaman mengajar, kompetensi kepribadian A. Pendahuluan Masa depan suatu bangsa terletak dan dipercayakan pada generasi muda. Generasi muda merupakan generasi yang akan menggantikan genarasi masa lalu dengan berbagai sejarahnya. Maka dengan demikian, posisi strategis suatu bangsa maupun agama, diakui ataupun tidak, memang berada ditangan anakanak tersebut. Negara dan agama membutuhkan generasi muda yang tangguh dan cerdas. Kemajuan suatu Negara dan agama, akan tetap lestari apabila generasi mudanya dapat dijadikan tulang punggung yang siap untuk mengabdi. Sedangkan dalam kehidupan nyata dapat kita lihat masih sangat banyak anak-anak dan remaja yang belum bias mematuhi dan menjalankan norma-norma dan aturan. Tanggung jawab generasi muda sangat berat untuk membawa bangsa ini pada sebuah kemajuan. Oleh karena itu generasi muda hasrus benar-benar dipersiapkan agar tiba saatnya nanti melaksanakan tanggung jawab, dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Anak-anak dan remaja perlu diarahkan dan mendapatkan perhatian yang cukup dari berbagai pihak agar mereka tumbuh dan berkembang menjadi generasi yang berbudaya baik serta memiliki budi pekerti luhur. Seorang manusia tumbuh dan besar dalam lingkungan masyarakat, bukan hanya dibesarkan dalam lingkungan keluarga saja. Salah satu pihak yang memiliki tanggung jawab dalam mempersiapkan generasi di masa yang akan datang adalah guru. Guru sebagai pendidik harus dapat mempengaruhi ke arah proses itu sesuai dengan tata nilai yang dianggap baik dan berlaku dalam masyarakat. Sebagai seorang tenaga pendidik, memiliki ciri khas kepribadian yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pengembangan generasi bangsa. ~ 77 ~

4 Guru Pendidikan Agama Buddha, dalam hal ini juga memiliki peranan yang sangat strategis, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses pendidikan di Indonesia. Oleh karenanya, guru Pendidikan Agama Buddha juga harus memiliki kepribadian yang sama dengan guru-guru bidang studi lainnya. Pada dasarnya kepribadian memang susah untuk diukur karena bersifat abstrak, tidak dapat dilihat dengan nyata. Tetapi hanya dapat dilihat melalui performance, ucapan dan perbuatan pada saat menghadapi sebuah persoalan atau masalah. Peningkatan kualitas pendidikan akan berkaitan erat dengan peningkatan kompetensi guru. Baik kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi professional dan kompetensi sosial. Bukan hanya kompetensi professional saja yang harus diutamakan dan dan ditingkatkan oleh seorang guru. Akan tetapi kompetensi kepribadian juga merupakan bagian penting yang harus diperhatikan dalam rangka melaksanakan proses transformasi ilmu dari guru kepada siswanya. Kepribadian seorang guru akan ikut menentukan apakah guru tersebut dapat dikatakan sebagai pendidik baik atau bahkan sebaliknya. Seorang guru harus menghindari sikap dan perbuatan yang bisa menimbulkan citra negative bagi dirinya. Seorang guru harus bisa menjaga wibawa agar dihormati oleh anak didik dan masyarakat secara luas. Guru yang merupakan ujung tombak tenaga kependidikan belum sepenuhnya menerapkan semua kompetensi yang dimilikinya. Terutama kompetensi kepribadian untuk mendidik dalam arti yang sebenarnya. Seorang guru tidak hanya memiliki tugas untuk mengajar saja, tetapi sekaligus sebagai seorang pendidik. Selain menyampaikan materi pelajaran agar dapat dimengerti oleh siswa, seorang guru masih memiliki tugas lain yang tidak kalah pentingnya, yaitu proses pendewasaan siswa. Agar kelak di kemudian hari mereka mampu memaknai materi sebuah pelajaran yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, memiliki kepribadian yang baik, dan berbudi luhur. Pencapaian kompetensi kepribadian seorang guru tidak dapat terlepas dari pengalaman mengajar seorang guru. Berapa lama seorang guru telah mengajar ikut menentukan kompetensi kepribadian guru tersebut. Namun senioritas juga bukan merupakan jaminan bahwa seorang guru memiliki kompetensi yang baik. Karena tidak menutup kemungkinan juga seorang guru yang masih baru pun bisa memiliki dan mencapai kompetensi yang baik pula. Masih sering dijumpai guru yang terlambat masuk kelas, memberikan tugas kepada siswa dan dibiarkan siswa belajar sendiri sementara guru tersebut pergi ke kantor untuk melakukan pekerjaan yang mungkin kurang bermanfaat. Fenomena yang demikian juga terjadi dengan beberapa guru pendidikan Agama Buddha. Sedangkan guru sebagai contoh atau teladan bagi siswa-siswanya harus memiliki sikap dan kepribadian yang utuh agar dapat dijadikan panutan dalam berbagai bidang kehidupan. Melihata keadaan yang demikian dapat membuat atau memicu menurunnya moral siswa tau peserta didik. Meskipun bukan merupakan satu-satunya factor namun perlu disadari oleh para guru. ~ 78 ~

5 Oleh karena itu seyogyanya seorang guru khususnya guru pendidikan Agama Buddha harus selalu berusaha memilih dan melakukan perbuatan yang positif. B. Kerangka Teori Kompetensi Guru Kompetensi dapat diartikan sebagai kekuasaan (kewenangan) untuk menentukan atau memutuskan sesuatu hal (Usaman, 1995: 14). Sedangkan dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1 ayat (10), dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Kompetensi berarti suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun kuantitatif (Usaman, 1995:4). Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, meniali, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dadar pendidikan menengah (Rahmat, 2009:15). Sedangkan menurut Usman menyatakan bahwa guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusu sebagai guru dan tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai guru (1995:6). Kompetensi guru merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab dan layak (Usman, 1995:14). Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru merupakan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang harus dihayati, dimiliki dan dikuasai oleh seorang guru dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan. Kompetensi guru dapat dimaknai sebagai gambaran tentang apa yang idealnya dilakukan oleh seorang guru dalam melaksanakan tugasnya, baik berwujud kegiatan, perilaku maupun hasil yang dapat ditunjukkan. Jenis-jenis Kompetensi Guru Kompetensi yang dimiliki guru merupakan satu kesatuan kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru. Apabila diuraikan, kompetensi dapat dibagi atau diklasifikasikan menjadi beberapa jenis. Menurut Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat (1) dan PP Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat (3), dijelaskan bahwa kompetensi guru meliputi Kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesi. Kompetensi Pedagogik adalah seperangkat kemampuan dan keterampilan yang berkaitan dengan interaksi belajar dan mengajar anatara guru dan siswa dalam kelas. Kompetensi kepribadian adalah seperangkat kemampuan dan karakteristik ~ 79 ~

6 personal yang mencerminkan realitas sikap dan perilaku guru dalam melaksnaakn tugas-tugasnya dalam kehidupan sehari-sehari. Kompetensi professional seperangkat kemampuan dan keterampilan terhadap penguasaan materi pelajaran secara mendalam, utuh dan komprehensif. Kompetensi sosial adalah seperangkat kemampuan dan keterampilan yang terkait dengan hubungan atau interaksi dengan orang lain. Artinya, guru harus dituntut memiliki keterampilan berinteraksi dengan masyarakat khususnya dalam mengidentifikasi, menganalisis, dan menyelesaikan problem masyarakat. Kompetensi Kepribadian Guru Adalah kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru dinyatakan tentang Sub kompetensi dalam kompetensi kepribadian adalah sebagai berikut: a. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia. Merupakan kepribadian yang mantap dimana seorang guru harus menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang dianut, suku, adat-istiadat daerah asal dan gender. Selain itu juga harus bersikap sesuai dengan agama yang dianut, hokum dan norma social yang berlaku dalam masyarakat serta kebudayaan nasional yang beragam. b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat. Merupakan kepribadian yang dewasa, seorang guru harus berperilaku jujur dan manusiawi, berperilaku yang mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia, berperilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik dan anggota masyarakat di sekitarnya. c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa. Merupakan kepribadian yang arif yang didasarkan pada kemamfaatan peserta didik, sekolah dan masyarakat dan menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak. d. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri. Merupakan kepribadian yang berwibawa meliputi memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani dan mampu bekerja mandiri secara professional. e. Menjunjung tinggi kode etik guru, yaitu bahwa seorang guru harus mampu memahami dan menerapkan serta berperilaku sesuai dengan kode etik profesi guru. Seorang guru harus memiliki akhlak yang mulia dan dapat menjadi teladan meliputibertindak sesuai dengan norma religius (imtaq, jujur, ikhlas, suka menolong) dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik. ~ 80 ~

7 Perlunya Kompetensi Kepribadian Guru Sebagai tenaga pendidik, guru memiliki tugas utama mengajar dimana ciri khas kepribadian merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap pengembangan sumber daya manusia. Selain sebagai pengajar guru memiliki tugas untuk mendidik, yaitu menanamkan nilai-nilai yang dianggap baik yang berlaku di masyarakat. Nilai-nilai yang dimaksud antara norma, moral, estetika, dan ilmu pengetahuan yang mempengaruhi perilaku anak didik sebagai bagian anggota masyarakat. Penerapan disiplin yang baik akan membentuk watak dan sikap mental serta kepribadian yang kuat dalam diri siswa. Seorang guru harus mampu mengajarkan siswanya untuk disiplin dalam segala hal. Siswa yang demikian akan terwujud apabila guru juga memiliki disiplin dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Dalam Lohicca Sutta, Digha Nikaya dijelaskan tentang ciri-ciri guru yang berhasil, yaitu sebagai berikut: guru yang apabila sedang mengajar didengarkan dan diperhatikan oleh siswanya serta mampu membuat siswanya menguasai pelajaran yang diberikan serta siswa tersebut memiliki budi pekerti yang baik dan mampu menerapkan ilmu yang diperolehnya untuk kebaikan dan kebahagiaan semua makhluk (Walshe, 2009:146). Pendidik dan subjek didik (siswa) melakukan pemanusiaan diri ketika mereka terlihat di dalam masyarakat profesional yang dinamakan keguruan; hanya tahap proses pemanusiaan saja yang berbeda. Pihak pendidik maupun anak didik harus melihat transasksi personal sebagai kesempatan belajar, khususnya untuk guru dan tenaga kependidikan, tertumpang tanggung jawab tambahan menyediakan serta mengatur kondisi untuk membelajarkan subjek didik, mengoptimalkan kesempatan bagi subjek didik untuk menemukan menjadi dirinya sendiri (Rahmat, 2009: 23). Guru sebagai satu pribadi merupakan model atau teladan bagi siswa-siswanya dan semua orang yang menganggapnya sebagai guru. Menjadi teladan merupakan sifat dasar kegiatan pembelajaran, dan ketika seorang guru tidak mau menerima ataupun menggunkannya secara konstruktif maka akan mengurangi keefektifan pembelajaran. Peran dan fungsi ini patut dipahami dan jangan sampai menjadi sebuah beban yang memberatkan sehingga dengan keterampilan dan kerendahan hati akan memperkaya arti pembelajaran. Dalam ajaran agama Buddha, dalam kaitannya dengan kompetensi kepribadian guru, maka seorang guru yang baik yang bisa menjadi teladan bagi siswa-siswanya adalah seorang gutu yang menjalan sila dengan baik. Sila atau moral yang baik dapat ditunjukkan dengan bagaimana seorang guru berperilaku dalam kehidupan sehari-hari, menjalankan Pancasila Buddhis dengan baik atau tidak. Salah satu bagian dari Pancasila Buddhis adalah selalu berusaha untuk selalu mengucapkan ucapan benar. Dalam Sutta Pitaka, Anguttara Nikaya, Pancaka Nipata 198, Vaca Sutta dinyatakan tentang syaratsyarat atau kriteria sebuah ucapan dikatakan sebagai ucapan yang benar yaitu: a) ucapan tersebut tepat waktu, b) ucapan tersebut benar, c) ucapan tersebut ~ 81 ~

8 lembut, d) ucapan tersebut bertujuan, dan e) ucapan tersebut diucapkan dengan pikiran yang dipenuhi cinta kasih (Nyanaponika & Bodhi, 2003: 359). Guru Pendidikan Agama Buddha Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan dosen, bahwa yang dimkasud dengan guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi pada jalur pendidikan formal, pendikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru memiliki peranan sebagai agen pembelajaran, yaitu bahwa seorang guru berperan sebagai fasilitator, motivator, pemacu, dan pemberi inspirasi belajar bagi peserta didiknya. Sebagai motivator guru harus mampu membangkitkan motivasi belajar anak. Penguasaan guru terhadap materi pelajaran Pendidikan Agama Buddha mencakup komponen yang hendak dikembangkan dalam Pendidikan Agama Buddha yang terdiri dari: 1. Mengintepretasikan materi, struktur, konsep, dan pola pikir ilmu-ilmu yang relevan dengan pembelajaran Pendidikan Agama Buddha. 2. Menganalisis materi, struktur, konsep, dan pola pikir ilmu-ilmu yang relevan dengan pembelajaran Pendidikan Agama Buddha. Menurut salah satu kitab suci agama Buddha yaitu Sutta Pitaka, seorang guru memiliki tugas dan tanggung jawab yang sangat besar terhadap muridnya. Buddha bersabda dalam Digha Nikaya (31), Patika Vagga, Sigalaka Sutta bahwa kewajiban seorang guru adalah sebagai berikut: memberikan instruksi yang menyeluruh, memastikan semua murid menangkap seluruh materi yang diajarkan, memberikan landasan menyeluruh terhadap semua keterampilan, merekomendasikan murid-murid mereka kepada teman dan rekan mereka, memberikan keamanan di segala penjuru setiap saat (Walshe, 2009: 491). Pengalaman Mengajar Setiap kegiatan, apapun wujudnya sangat membutuhkan pengalaman. Experience is the best teacher, pengalaman adalah guru yang terbaik. Pengalaman adalah guru yang tidak berjiwa dan tidak pernah marah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indoensia pengalaman diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami (dijalani, dirasai, ditanggung dan sebagainya) (Depdiknas, 2008:34). Pengalaman juga dapat diartikan sebagai hasil persentuhan alam dangan panca indera manusia. Pengalaman memungkinkan seseorang menjadi tahu ( Mengajar adalah segala upaya yang disengaja dalam rangka memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar sesuai dengan tujuan yang dirumuskan. Menurut Sardiman mengajar diartikan sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi proses belajar. Atau dikatakan, ~ 82 ~

9 mengajar sebagai upaya menciptakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya kegiatan belajar bagi para siswa. Jadi, mengajar pada prinsipnya adalah merupakan usaha mengorganisasikan lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran, sehingga terjadi proses belajar mengajar untuk membantu siswa dalam proses menuju dewasa. Sebagai pelaksana proses belajar mengajar, seorang guru pasti pernah mengalami masalah dalam mengajar. Selama mengajar seorang guru akan menemukan hal-hal yang baru, akan memberikan pelajarn yang berarti bagi dirinya dan akan dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Setiap guru menghadapi berbagai macam keadaan yang berbeda-beda pada saat mengajar. Segala macam keadaan yang dihadapi akan mendorong guru untuk mencari jalan keluar untuk mengatasinya. Semakin lama guru mengajar maka seharusnya guru akan lebih banyak mendapatkan pengalaman yang memberikan manfaat baginya. Pengalaman mengajar dapat didefinisikan sebagai masa kerja yang dapat dilihat dari berapa lama seseorang melaksanakan tugasnya (mengajar) sebagai seorang guru. Faktor yang paling penting yang harus diperhatikan oleh guru adalah bahwa ia harus senantiasa meningkatkan pengalamannya sehingga memiliki pengalaman yang berkualitas. C. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode ex post facto. Pada penelitian ini tidak ada manipulasi langsung terhadap variable bebas yaitu pengalaman mengajar. Karena peniliti tidak memberikan perlakuan atau memanipulasi perubahan khusus terhadap subjek penelitian. Data yang berhasil dikumpulkan setelah semua kejadian yang dipermasalahkan berlangsung (lewat). Penelitian tentang pengaruh pengalaman mengajar terhadap pencapaian kompetensi guru termasuk penelitian dengan pendekatan kuantitatif deskriptif dan analisis regresi. Analisis data dengan mengunakan data-data numerical atau angka yang diolah dengan meted statistik, setelah diperoleh hasil kemudian dideskripsikan dengan menguraikan kesimpulan yang berdasarkan pada angka-angka yang diolah dengan metode statistic tersebut. Penelitian ini menjelaskan pengaruh pengalaman mengajar terhadap pencapaian kompetensi kepribadian guru. D. Pembahasan Deskripsi data yang akan disajikan dari hasil penelitian ini alah untuk memberikan gambaran secara umum mengenai penyebaran data yang diperoleh di lapangan. Data yang disajikan berupa data mentah yang diolah dengan menggunakan teknik statistik deskriptif dengan bantuan software SPSS Deskripsi data yang disajikan berebntuk rerata (mean), pemusatan data atau varian (median), simpangan baku atau penyimpangan data (standard deviation), ~ 83 ~

10 dan rentang (range). Berdasarkan judul dan perumusan masalah penelitian dimana penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas dan satu varibel terikat, yaitu meliputi kompetensi kepribadian guru Pendidikan Agama Buddha (Y), pengalaman mengajar (X). Berdasarkan hasil analisis diperoleh rerata skor kompetensi kepribadian guru sebesar 230,34 dengan simpangan baku 20,87 dan varian 435,44. Skor minimum sebesar 184,00 skor maksimum 294,00 dan rentang 110,00. Untuk menguji hipotesis, penelitian ini menggunakan uji F dengan program SPSS. Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap varibel terikat. Jika F hitung lebih besar dari F tabel atau probabilitasnya kurang dari 0,05 maka H0 ditolak, artinya ada pengaruh yang signifikan variabel pengalaman mengajar terhadap kompetensi kepribadian guru. Apabila probabilitas lebih dari 0,05 maka H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh variabel pengalaman mengajar terhadap kompetensi kepribadian guru. Tabel Uji Regresi Linear Sederhana ANOVA b Sum of Model Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression a Residual Total a. Predictors: (Constant), Pengalamanmengajar b. Dependent Variable: Kompetensikepribadian Untuk melihat berapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat menggunakan tabel ANOVAb. menunjukkan bahwa dari analisis regresi sederhana diperoleh harga F sebesar 1,550 dengan Sig (probabilitas/p) 0,216. Probabilitasnya lebih besar dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa H0 diterima atau H1 ditolak yang berarti bahwa tidak ada pengaruh pengalaman mengajar terhadap kompetensi kepribadian guru. Besarnya pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) memiliki nilai sebesar R Square (R2) sebesar 0,015. Nilai ini menunjukkan pengaruh varibel pengalaman mengajar terhadap kompetensi kepribadian guru hanya sebesar 1,5%. Angka 1,5% menyatakan tingkat pengaruh pengalaman mengajar terhadap kompetensi kepribadian guru, pengaruh ini sangat kecil. Sedangkan sisanya 98,5% dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dilibatkan dalam penelitian ini. Untuk melihat hubungan antara variable bebas (X) dengan variable bebas (Y) menggunakan tabel Correlation. Besarnya korelasi atau hubungan antara pengalaman mengajar dan kompetensi kepribadian adalah (-0,123) yang berarti bahwa perubahan variabel pengalaman mengajar diikuti oleh perubahan variabel kompetensi kepribadian secara berlawanan. ~ 84 ~

11 Tabel Hubungan Pengalaman Mengajar dengan Kompetensi Kepribadian Guru Correlati ons Kompetensi Pengalama kepribadian nmengajar Pearson Correlation Kompetensikepribadian Pengalamanmengajar Sig. (1-tailed) Kompetensikepribadian..108 Pengalamanmengajar.108. N Kompetensikepribadian Pengalamanmengajar Berdasarkan analisis regresi linear sederhana diperoleh persamaan regresi. Persamaan regresi linear sederhana ini didasarkan pada koefisien regresi. Diperoleh persamaan regresi untuk meramalkan atau memprediksi variabel terikat (Y) jika variabel bebas (X) diketahui. Diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Y = 234,682 2,405 X Dimana : Y = Kompetensi Kepribadian Guru X = Pengalaman Mengajar Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Terdapat pengaruh antara pengalaman mengajar terhadap kompetensi kepribadian guru Pendidikan Agama Buddha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan diterima, artinya bahwa terdapat pengaruh antara pengalaman mengajar terhadap kompetensi kepribadian guru Pendidikan Agama Buddha. Besarnya pengaruh pengalaman mengajar terhadap kompetensi kepribadian guru yaitu sebesar 0,015 atau 1,5% (sangat kecil atau hampir tidak ada). Pengalaman mengajar memiliki pengaruh yang berlawanan terrhadap kompetensi kepribadian guru. Peningkatan atau penurunan pengalaman mengajar akan diikuti perubahan naik atau turunya kompetensi kepribadian guru. Pengaruh variable bebas (X) terhadap varibel terikat (Y) sebesar 1,5%. Artinya pengalaman mengajar memiliki pengaruh yang sangat kecil atau tidak signifikan terhadap kompetensi kepribadian guru. E. Penutup Simpulan dari penelitian ini yaitu terdapat pengaruh antara pengalaman mengajar terhadap kompetensi kepribadian guru Pendidikan Agama Buddha. Besarnya pengaruh pengalaman mengajar terhadap kompetensi kepribadian guru yaitu sebesar 0,015 atau 1,5% (sangat kecil atau hampir tidak ada). Pengalaman mengajar memiliki pengaruh yang berlawanan terrhadap kompetensi kepribadian guru. Peningkatan atau penurunan pengalaman mengajar akan diikuti perubahan naik atau turunya kompetensi kepribadian ~ 85 ~

12 guru. Pengaruh variable bebas (X) terhadap varibel terikat (Y) sebesar 1,5%. Artinya pengalaman mengajar memiliki pengaruh yang sangat kecil atau tidak signifikan terhadap kompetensi kepribadian guru. Daftar Pustaka Cervone, Daniel & Pervin, Lawrence A Personality: Theory and Research, 10th ed (Kepribadian: Teori dan Penelitian, Edisi 10). Diterjemahkan oleh Alya Tusyan, Evelyn Ridha Manulu, dkk. Jakarta: Penerbit Salemba Humanika. Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia: Pusat Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Friedman, Howard. & Schustack, Miriam W Personality Theoric and Modern Research (Kepribadian: Teori Klasik dan Modern). Diterjemahkan oleh Benedictine Widyasinta. Jakarta: Penerbit Erlangga Mulyasa, E Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nyanaponika Thera and Bhikkhu Bodhi Numerical Disources of Buddha: An Anthology from Anguttara Nikaya. Sri Lanka: Buddhist Publication Society (Diterjemahkan oleh Cintiawati, Wena dan Anggawati, Lanny. 2003) Petikan Anguttara Nikaya. Klaten: Vihara Bodhivamsa. Rahmat, Abdul Super Teacher. Bandung: MQS Publishing. Sugiyono Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Usman, Moh. Uzer Menjadi Guru Profesional. Edisi Kedua. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Walshe, Maurice The Long Disources of the Buddha A Translation of the Digha Nikaya (Kotbah-kotbab Panjang Sang Buddha Digha Nikaya). Diterjemahkan oleh Team Giri Mangala Publication. Jakarta: Dhammacitta Press. Waluyo Tingkat Kepuasan Mahasiswa Terhadap Kualitas Layanan STABN Sriwijaya Tahun Penelitian tidak diterbitkan. Tangerang: Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Sriwijaya. ~ 86 ~

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia merupakan perguruan tinggi yang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia merupakan perguruan tinggi yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Universitas Pendidikan Indonesia merupakan perguruan tinggi yang menghasilkan tenaga pendidik profesional yaitu guru. Guru memiliki tugas utama mendidik,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Permendiknas No. 16 Tahun 2007, guru harus memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Permendiknas No. 16 Tahun 2007, guru harus memiliki BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Permendiknas No. 16 Tahun 2007, guru harus memiliki empat kompetensi yaitu pertama kompetensi paedagogik yaitu menguasai karakteristik peserta didik

Lebih terperinci

A. KUALIFIKASI PEMBIMBING

A. KUALIFIKASI PEMBIMBING LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 41 TAHUN 2009 TANGGAL 30 JULI 2009 A. KUALIFIKASI PEMBIMBING STANDAR PEMBIMBING PADA KURSUS DAN PELATIHAN Standar kualifikasi pembimbing pada kursus

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PEMBIMBING PADA KURSUS DAN PELATIHAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PEMBIMBING PADA KURSUS DAN PELATIHAN SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PEMBIMBING PADA KURSUS DAN PELATIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Lebih terperinci

MOTIVASI BELAJAR, PERSEPSI SISWA ATAS KEMAMPUAN PEDAGOGIK GURU, DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA SD

MOTIVASI BELAJAR, PERSEPSI SISWA ATAS KEMAMPUAN PEDAGOGIK GURU, DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA SD MOTIVASI BELAJAR, PERSEPSI SISWA ATAS KEMAMPUAN PEDAGOGIK GURU, DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA SD oleh : Konstantinus Dua Dhiu STKIP Citra Bakti Nusa Tenggara Timur ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung atau tidak langsung dipersiapkan untuk menopang dan

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung atau tidak langsung dipersiapkan untuk menopang dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas setiap individu, baik secara langsung atau tidak langsung dipersiapkan untuk menopang dan mengikuti laju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah berdasarkan kurikulum yang disusun oleh lembaga pendidikan. Menurut undang-undang sistem pendidikan

Lebih terperinci

PERAN PENDIDIK DALAM SISTEM PENDIDIKAN

PERAN PENDIDIK DALAM SISTEM PENDIDIKAN PERAN PENDIDIK DALAM SISTEM PENDIDIKAN Fahmawati Isnita Rahma dan Ma arif Jamuin Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jl. Ahmad Yani, Tromol Pos I, Pabelan Kartasura, Surakarta 57102

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN METTA DAN KHANTI DENGAN UPAYA MENGATASI STRES PADA ANAK ASUH LEMBAGA BEASISWA DHARMA PEMBANGUNAN JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN METTA DAN KHANTI DENGAN UPAYA MENGATASI STRES PADA ANAK ASUH LEMBAGA BEASISWA DHARMA PEMBANGUNAN JAKARTA HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN METTA DAN KHANTI DENGAN UPAYA MENGATASI STRES PADA ANAK ASUH LEMBAGA BEASISWA DHARMA PEMBANGUNAN JAKARTA Yogi Nopriyanto gigii_riyanto@yahoo.co.id Pendahuluan Manusia merupakan

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. kinerja guru. Dengan adanya setifikasi guru, kinerja guru menjadi lebih baik

BAB l PENDAHULUAN. kinerja guru. Dengan adanya setifikasi guru, kinerja guru menjadi lebih baik BAB l PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sertifikasi guru banyak dibicarakan oleh masyarakat Indonesia saat ini, banyak yang menulis tentang bagaimana pengaruh sertifikasi guru terhadap kinerja guru.

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBINAAN PENGAWAS SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN) SE KECAMATAN BOYOLANGU KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENGARUH PEMBINAAN PENGAWAS SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN) SE KECAMATAN BOYOLANGU KABUPATEN TULUNGAGUNG PENGARUH PEMBINAAN PENGAWAS SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN) SE KECAMATAN BOYOLANGU KABUPATEN TULUNGAGUNG THE EFFECT OF SUPERVISON OF SCHOOL S SUPERVISORS TOWARDS THE COMPETENCIES

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. santri di Pondok Pesantren Al-Itqon Kota Semarang merupakan pendapat

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. santri di Pondok Pesantren Al-Itqon Kota Semarang merupakan pendapat BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian Data intensitas mengikuti Kajian Kitab Al-Hikam dan kontrol diri santri di Pondok Pesantren Al-Itqon Kota Semarang merupakan pendapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Magelang terletak di tengah-tengah Kabupaten Magelang,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Magelang terletak di tengah-tengah Kabupaten Magelang, BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Kota Magelang terletak di tengah-tengah Kabupaten Magelang, wilayah provinsi Jawa Tengah dan memiliki posisi strategis karena berada di tengah-tengah

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KOMUNIKASI TERHADAP KINERJA GURU AGAMA BUDDHA

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KOMUNIKASI TERHADAP KINERJA GURU AGAMA BUDDHA PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KOMUNIKASI TERHADAP KINERJA GURU AGAMA BUDDHA Oleh: Tri Amiro, S.Ag. Abstract This study aimed to determine the effect of school leadership and communication on

Lebih terperinci

Permendiknas No.16 Tahun 2007 Standar Kualifikasi Akademik Dan Kopetensi Guru

Permendiknas No.16 Tahun 2007 Standar Kualifikasi Akademik Dan Kopetensi Guru Permendiknas No.16 Tahun 2007 Standar Kualifikasi Akademik Dan Kopetensi Guru DIREKTORAT PEMBINAAN SMA DITJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL KUALIFIKASI AKADEMIK

Lebih terperinci

PENGARUH SIKAP SISWA PADA MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI PERSAMAAN KUADRAT

PENGARUH SIKAP SISWA PADA MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI PERSAMAAN KUADRAT 207 PENGARUH SIKAP SISWA PADA MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI PERSAMAAN KUADRAT Lestariningsih 1, Baqiyatus Sholichah 2 1,2 STKIP PGRI Sidoarjo e-mail: 1) lestariningsih@stkippgri-sidoarjo.ac.id,

Lebih terperinci

2 Menetapkan : Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas P

2 Menetapkan : Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas P BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1314, 2014 KEMENDIKBUD. Instruktur. Kursus Dan Pelatihan. Kompetensi. Kualifikasi. Standar. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN

Lebih terperinci

DEVELOPPING OF TEACHERS HP

DEVELOPPING OF TEACHERS HP DEVELOPPING OF TEACHERS PROFESSIONALLITY By R. Gunawan S. Drs., S.E., M.M. M HP 08127922967 Tujuan Pembelajaran 1. Mengetahui pengertian guru, profesional, kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikasi

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI GURU (Permendiknas No. 16 Tahun 2007)

STANDAR KOMPETENSI GURU (Permendiknas No. 16 Tahun 2007) STANDAR KOMPETENSI (Permendiknas No. 16 Tahun 2007) Standar Kompetensi Guru Mata Pelajaran di SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK* KOMPETENSI INTI Kompetensi Pedagodik 1. Menguasai karakteristik peserta

Lebih terperinci

STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI INSTRUKTUR

STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI INSTRUKTUR SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 90 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI DAN KOMPETENSI INSTRUKTUR PADA KURSUS DAN PELATIHAN STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI

Lebih terperinci

ISSN: Vol. 3, No. 1, MARET 2016

ISSN: Vol. 3, No. 1, MARET 2016 Kontribusi Motivasi Belajar dan Persepsi Siswa Atas Kemampuan Pedagogik Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Pada Siswa SMP Kelas VIII di Wilayah Kecamatan Golewa

Lebih terperinci

kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.

kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Kompetensi Guru Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak sebagai alat ampuh untuk melakukan perubahan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak sebagai alat ampuh untuk melakukan perubahan terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan satu istilah yang sering dilontarkan oleh berbagai pihak sebagai alat ampuh untuk melakukan perubahan terhadap kehidupan suatu masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melalui penyebaran angket adalah melakukan perhitungan menggunakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melalui penyebaran angket adalah melakukan perhitungan menggunakan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Langkah selanjutnya setelah data penelitian terkumpul dari responden melalui penyebaran angket adalah melakukan perhitungan menggunakan statistik yang telah ditentukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kountur (Wiwid, 2006:48) Penelitian deskriftif adalah jenis penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kountur (Wiwid, 2006:48) Penelitian deskriftif adalah jenis penelitian yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Ronny Kountur (Wiwid, 2006:48) Penelitian deskriftif adalah jenis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas tentang hasil penelitian yang telah diperoleh sekaligus pembahasannya. Hasil penelitian ini menjawab masalah penelitian pada Bab I yaitu bagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia tersebut maka

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia tersebut maka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk yang paling mulia, karena manusia diciptakan dalam bentuk yang paling sempurna. Di samping manusia mempunyai potensi untuk tumbuh dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketakwaan, kecerdasan, dan keterampilan. Untuk dapat menghasilkan produk

BAB I PENDAHULUAN. ketakwaan, kecerdasan, dan keterampilan. Untuk dapat menghasilkan produk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar mengajar di sekolah yang bertujuan untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan kemampuan dasar sehingga siswa memiliki ketakwaan, kecerdasan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. kependidikan kompetensi merupakan pengetahuan, sikap-perilaku dan

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. kependidikan kompetensi merupakan pengetahuan, sikap-perilaku dan BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Kompetensi Guru Istilah kompetensi merupakan istilah turunan dari bahasa inggris competence yang berarti kecakapan, kemampuan dan wewenang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa, tidaklah cukup dengan hanya memiliki kecerdasan saja, tetapi harus disertai dengan kesehatan mental dan

Lebih terperinci

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar Sasaran dan Pengembangan Sikap Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami Sasaran dan Pengembangan Sikap Indikator: Pengertian Sikap Guru Pengertian Kinerja Guru Sasaran Sikap Guru Pengembangan Sikap Kinerja

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Data penelitian ini diperoleh dari siswa kelas V SD Islam Al Madina Semarang tahun pelajaran 2015/2016 sebagai subyek penelitian dan merupakan populasi

Lebih terperinci

KOMPETENSI ALUMNI PG PAUD FIP UNNES DI LEMBAGA PENDIDIKAN

KOMPETENSI ALUMNI PG PAUD FIP UNNES DI LEMBAGA PENDIDIKAN Penelitian KOMPETENSI ALUMNI PG PAUD FIP UNNES DI LEMBAGA PENDIDIKAN Edi Waluyo, Lita Latiana, & Decik Dian Pratiwi e-mail: waluyowulan@gmail.com PG PAUD FIP Universitas Negeri Semarang Abstrak: Pendidikan

Lebih terperinci

A. KUALIFIKASI PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN

A. KUALIFIKASI PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 40 TAHUN 2009 TANGGAL 30 JULI 2009 STANDAR PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN A. KUALIFIKASI PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN 1. Kualifikasi Penguji

Lebih terperinci

APRIANI. MANGASOK Dra. Hj. Salma Bowtha. M.Pd (Pembimbing I) Agil Bachsoan. S.Ag, M.Ag (Pembimbing II)

APRIANI. MANGASOK Dra. Hj. Salma Bowtha. M.Pd (Pembimbing I) Agil Bachsoan. S.Ag, M.Ag (Pembimbing II) PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TINANGKUNG KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN PROVINSI SULAWESI TENGAH APRIANI. MANGASOK Dra. Hj. Salma Bowtha. M.Pd

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan regresi linier sederhana dan regresi linier berganda. Tujuan analisis penelitian ini adalah menjawab

Lebih terperinci

DEFINISI DI ATAS MELIPUTI ASPEK

DEFINISI DI ATAS MELIPUTI ASPEK Nama BIODATA : Bero Usada, S.Kom TTL : Boyolali, 22 Januari 1987 Alamat : Perum Swarna Bsd Blok A 9. Jl. Beringin Pekanbaru Pendidikan : SDN 2 Jeruk lulus tahun 1999 Profesi & Organisasi Email : SMPN 2

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN MUATAN LOKAL KABUPATEN BANJARNEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KOMPETENSI PENDIDIK (GURU PAUD, GURU PENDAMPING, GURU PENDAMPING MUDA) 1 KOMPETENSI GURU PAUD

KOMPETENSI PENDIDIK (GURU PAUD, GURU PENDAMPING, GURU PENDAMPING MUDA) 1 KOMPETENSI GURU PAUD LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI KOMPETENSI PENDIDIK (GURU PAUD, GURU PENDAMPING, GURU

Lebih terperinci

KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PENJAS SMA NEGERI SE-KABUPATEN BANTUL HIGH SCHOOL PHYSICAL EDUCATION TEACHER PERSONALITY COMPETENCE OF BANTUL REGENCY

KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PENJAS SMA NEGERI SE-KABUPATEN BANTUL HIGH SCHOOL PHYSICAL EDUCATION TEACHER PERSONALITY COMPETENCE OF BANTUL REGENCY Kompetensi Kepribadian (Isman Wiratmadi) KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PENJAS SMA NEGERI SE-KABUPATEN BANTUL HIGH SCHOOL PHYSICAL EDUCATION TEACHER PERSONALITY COMPETENCE OF BANTUL REGENCY Oleh: Isman Wiratmadi

Lebih terperinci

MOTIVASI MAHASISWA ANGKATAN JURUSAN HUKUM DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MALANG TERHADAP PROFESI GURU PKN

MOTIVASI MAHASISWA ANGKATAN JURUSAN HUKUM DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MALANG TERHADAP PROFESI GURU PKN MOTIVASI MAHASISWA ANGKATAN 2008-2011 JURUSAN HUKUM DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MALANG TERHADAP PROFESI GURU PKN Dedi Handriyanto Dra. Arbaiyah Prantiasih, M.Si Yuni Astuti,

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASILPENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASILPENELITIAN BAB IV PELAKSANAAN DAN HASILPENELITIAN Pengumpulan data penelitian ini di lakukan pada tanggal 18 Mei 2014 sampai tanggal 21 Mei 2014. Sampel yang digunakan adalah mahasiswa Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Adapun metode penelitian yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Adapun metode penelitian yang digunakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian tentang pengaruh kompetensi guru terhadap motivasi belajar siswa ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Adapun metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan mengalami perubahan yang sangat cepat yang memberikan dampak sangat signifikan terhadap kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut menuntut

Lebih terperinci

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TK

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TK KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TK Oleh : Rita Mariyana, M.Pd UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010 APA ITU KOMPETENSI? Istilah kompetensi (competence) dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai kecakapan atau

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PROFESI GURU SD/MI. Udin S. Sa ud, Ph.D

PENGEMBANGAN PROFESI GURU SD/MI. Udin S. Sa ud, Ph.D PENGEMBANGAN PROFESI GURU SD/MI Oleh: Udin S. Sa ud, Ph.D UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA PENGERTIAN PROFESI Suatu pekerjaan tertentu (a particular business) yang menuntut persyaratan khusus dan istimewa

Lebih terperinci

Pengaruh Kinerja Guru dan Peran Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Siswa SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Nirva Diana

Pengaruh Kinerja Guru dan Peran Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Siswa SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Nirva Diana Abstrak Pengaruh Kinerja Guru dan Peran Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Siswa SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Nirva Diana Banyaknya upaya yang dilakukan guru, orang tua maupun para siswa itu sendiri

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Deskripsi Subjek Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang diteliti (sejauh mana pengaruh intensitas mengikuti pengajian selapanan terhadap peningkatan akhlak

Lebih terperinci

No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/ PAUD Kompetensi Pedagodik

No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/ PAUD Kompetensi Pedagodik STANDAR KOMPETENSI GURU PAUD/TK/RA No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/ PAUD Kompetensi Pedagodik Menguasai karakteristik peserta 1. Memahami karakteristik peserta didik usia didik dari aspek fisik,

Lebih terperinci

PEMETAAN PROFIL DAN KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN TINGKAT SEKOLAH DASAR DI KOTA BENGKULU

PEMETAAN PROFIL DAN KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN TINGKAT SEKOLAH DASAR DI KOTA BENGKULU Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia Volume 10, Nomor 1, April 2014 Dian Pujianto & Bayu Insanistyo Diterbitkan Oleh: Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012,

BAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu permasalahan yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Proses pendidikan diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar dan

Lebih terperinci

Hasil Output SPSS 16.0 For Windows

Hasil Output SPSS 16.0 For Windows Hasil Output SPSS 16.0 For Windows Correlations Ling.Keluarga Prestasi Belajar Motivasi Ling.Keluarga Pearson Correlation 1.116.341 ** Sig. (2-tailed).242.000 N 104 104 104 Prestasi Belajar Pearson Correlation.116

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Surabaya. Universitas ini beralamatkan di jl. Ketintang Surabaya.

BAB IV HASIL PENELITIAN. Surabaya. Universitas ini beralamatkan di jl. Ketintang Surabaya. 57 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Subjek Universitas Negeri Surabaya merupakan sebuah kampus yang berdiri pada tahun 1964. Universitas ini berfokus pada bidang pendidikan. Universitas ini berfokus

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh NIO WICAK KUNCORO BAHARUDDIN RISYAK RIYANTO M.

HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh NIO WICAK KUNCORO BAHARUDDIN RISYAK RIYANTO M. 1 HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL Oleh NIO WICAK KUNCORO BAHARUDDIN RISYAK RIYANTO M.TARUNA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 82 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1 Hasil Penelitian 5.1.1 Karakteristik Responden Penelitian Unit analisis dalam penelitian ini adalah guru-guru SMA Negeri di Kota Administrasi Jakarta Barat,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. yang hendak dicapai dari penelitian ini.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. yang hendak dicapai dari penelitian ini. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian Persiapan yang dilakukan sebelum pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut: a. Merumuskan masalah

Lebih terperinci

BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU. Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar

BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU. Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar Profesi Keguruan Rulam Ahmadi BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU A. Kompetensi Dasar Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar kompetensi guru yang meliputi guru PAUD/TK/RA, guru SD/MI,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci

Persepsi Guru Pamong Tentang Kemampuan Mahasiswa S1 Tata Boga dalam Kegiatan Program Pengalaman Lapangan Kependidikan di SMK Pariwisata Sumbar

Persepsi Guru Pamong Tentang Kemampuan Mahasiswa S1 Tata Boga dalam Kegiatan Program Pengalaman Lapangan Kependidikan di SMK Pariwisata Sumbar 2 3 Persepsi Guru Pamong Tentang Kemampuan Mahasiswa S1 Tata Boga dalam Kegiatan Program Pengalaman Lapangan Kependidikan di SMK Pariwisata Sumbar Ayu Prastika Dewi 1, Elida 2, Wiwik Gusnita 2 Program

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data SD Nasima Semarang terletak di Jl. Puspanjolo Selatan No. 53 (024) 7601322, Semarang 50141, Jawa Tengah. Waktu penelitian dilakukan pada tahun 2016. Setelah melakukan

Lebih terperinci

Standard Guru Penjas Nasional (Rumusan BSNP)

Standard Guru Penjas Nasional (Rumusan BSNP) Standar Guru Penjas Standard Guru Penjas Nasional (Rumusan BSNP) 1. Kompetensi Pedagogik 2. Kompetensi Kepribadian 3. Kompetensi Sosial 4. Kompetensi Profesional Kompetensi Pedagogik Menguasai karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diantara elemen tersebut adalah instruktur atau pendidik, materi ajar, metode, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Diantara elemen tersebut adalah instruktur atau pendidik, materi ajar, metode, tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Sisdiknas No 20 tahun 2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Mengukur Kecenderungan Umum Skor Responden. a. Variabel X (Profesionalisme Guru)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Mengukur Kecenderungan Umum Skor Responden. a. Variabel X (Profesionalisme Guru) 93 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penyajian Pengolahan Data 1. Mengukur Kecenderungan Umum Skor Responden a. Variabel X (Profesionalisme Guru) Angket penelitian yang didapat kemudian diklasifikasikan

Lebih terperinci

keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kaffah membentuk pengembangan pribadi dan profesional. 1

keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kaffah membentuk pengembangan pribadi dan profesional. 1 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Kompetensi Guru. E. Mulyasa menjelaskan bahwa kompetensi adalah komponen utama dari standar profesi di samping kode etik sebagai regulasi perilaku

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PROSES PEMBELAJARAN DALAM MENCAPAI KOMPETENSI GURU BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN PERKANTORAN

IMPLEMENTASI PROSES PEMBELAJARAN DALAM MENCAPAI KOMPETENSI GURU BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN PERKANTORAN IMPLEMENTASI PROSES PEMBELAJARAN DALAM MENCAPAI KOMPETENSI GURU BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN PERKANTORAN Drs. Uep Tatang Sontani, M.Si 1 Dr. Suwatno, M.Si. Drs. Ade Sobandi, M.Si. Rasto, S.Pd., M.Pd. ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terhadap variabel-variabel dalam penelitian ini yaitu kepribadian guru (X) dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terhadap variabel-variabel dalam penelitian ini yaitu kepribadian guru (X) dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penyajian Data Hasil Penelitian Pada bagian ini dijelaskan mengenai distribusi jawaban responden terhadap variabel-variabel dalam penelitian ini yaitu kepribadian

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA SERTIFIKASI GURU DENGAN KINERJA GURU SD NEGERI DI KECAMATAN MANDIRAJA KABUPATEN BANJARNEGARA

KORELASI ANTARA SERTIFIKASI GURU DENGAN KINERJA GURU SD NEGERI DI KECAMATAN MANDIRAJA KABUPATEN BANJARNEGARA KORELASI ANTARA SERTIFIKASI GURU DENGAN KINERJA GURU SD NEGERI DI KECAMATAN MANDIRAJA KABUPATEN BANJARNEGARA Ade Setiawan Pendidikan Ekonomi, FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo awan_ades@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PEMETAAN KOMPETENSI, SIKAP, TANGGUNG JAWAB, DAN JUMLAH JAM GURU BERSERTIFIKAT PENDIDIK DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN DI SMK

PEMETAAN KOMPETENSI, SIKAP, TANGGUNG JAWAB, DAN JUMLAH JAM GURU BERSERTIFIKAT PENDIDIK DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN DI SMK TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 36, NO. 1, PEBRUARI 2013:1-8 PEMETAAN KOMPETENSI, SIKAP, TANGGUNG JAWAB, DAN JUMLAH JAM GURU BERSERTIFIKAT PENDIDIK DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN DI SMK Hari Amanto Amat Mukhadis

Lebih terperinci

ABSTRAK. PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PPKn

ABSTRAK. PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PPKn ABSTRAK PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PPKn (Ni Wayan Sayuwaktini, Hermi Yanzi, Berchah Pitoewas) The objective of this research is to explain the

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data 1. Deskripsi Data Umum Hasil Penelitian MTs Negeri 1 Sragen berdiri pada tahun 1983 dengan NSS 121133140003. Terletak di Jl. Letjend Suprapto No. 47

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai

BAB VI HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai BAB VI HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Statistik deskriptif ini digunakan sebagai dasar untuk menguraikan kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai kompetensi personal (kepribadian)

Lebih terperinci

BAB I GURU DALAM FROFESINYA

BAB I GURU DALAM FROFESINYA 1 BAB I GURU DALAM FROFESINYA Tujuan Pembelajaran Khusus: Peserta diklat mampu: 1. menjelaskan tugas sebagai profesi; 2. menyebutkan persyaratan profesional guru; 3. menjelaskan kompetensi yang harus dimiliki

Lebih terperinci

HUBUNGAN SUPERVISI AKADEMIK DAN INTENSITAS MENGIKUTI PELATIHAN DENGAN KINERJA GURU SMPN SE-KECAMATAN BERMANI ULU KABUPATEN REJANG LEBONG

HUBUNGAN SUPERVISI AKADEMIK DAN INTENSITAS MENGIKUTI PELATIHAN DENGAN KINERJA GURU SMPN SE-KECAMATAN BERMANI ULU KABUPATEN REJANG LEBONG HUBUNGAN SUPERVISI AKADEMIK DAN INTENSITAS MENGIKUTI PELATIHAN DENGAN KINERJA GURU SMPN SE-KECAMATAN BERMANI ULU KABUPATEN REJANG LEBONG Raden Tita Suhartati SMPN 1 Bermani Ulu, Jl. Ds. Kampung Melayu-Kec.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Bahri (2002: 73) Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PROSES PEMBELAJARAN DALAM MENCAPAI KOMPETENSI GURU BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN PERKANTORAN

IMPLEMENTASI PROSES PEMBELAJARAN DALAM MENCAPAI KOMPETENSI GURU BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN PERKANTORAN IMPLEMENTASI PROSES PEMBELAJARAN DALAM MENCAPAI KOMPETENSI GURU BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN PERKANTORAN Suwatno, A. Sobandi, Rasto 1 ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis (1) tingkat implementasi

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI GURU KELAS SD/MI

STANDAR KOMPETENSI GURU KELAS SD/MI STANDAR KOMPETENSI GURU KELAS SD/MI Disajikan pada kegiatan PPM Di UPTD BALEENDAH KAB BANDUNG Oleh BABANG ROBANDI JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Makna Kompetensi

Lebih terperinci

PEMETAAN KOMPETENSI, SIKAP, TANGGUNG JAWAB, DAN JUMLAH JAM GURU BERSERTIFIKAT PENDIDIK DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN DI SMK SE-MALANG RAYA

PEMETAAN KOMPETENSI, SIKAP, TANGGUNG JAWAB, DAN JUMLAH JAM GURU BERSERTIFIKAT PENDIDIK DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN DI SMK SE-MALANG RAYA Hari Amanto, Amat Mukhadis & Mardji, Pemetaan Kompetensi... 49 PEMETAAN KOMPETENSI, SIKAP, TANGGUNG JAWAB, DAN JUMLAH JAM GURU BERSERTIFIKAT PENDIDIK DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN DI SMK SE-MALANG RAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan pendidikan merupakan kegiatan antar manusia, oleh manusia dan untuk manusia. Oleh karena itu pendidikan tidak pernah lepas dari unsur manusia. Para ahli pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kehidupan tersebut maka seseorang harus banyak belajar. Proses belajar yang

I. PENDAHULUAN. kehidupan tersebut maka seseorang harus banyak belajar. Proses belajar yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia melalui proses hidup yang terus berubah seiring dengan bertambahnya usia dan tuntutan kehidupannya. Oleh karena itu untuk membekali diri agar semakin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif korelasional. penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan angka,

Lebih terperinci

PROSEDUR DAN MEKANISME SERTIFIKASI GURU

PROSEDUR DAN MEKANISME SERTIFIKASI GURU 5 PROSEDUR DAN MEKANISME SERTIFIKASI GURU 1. Bagaimana mekanisme pelaksanaan sertifikasi guru? Ada dua macam pelaksanaan sertifikasi guru, yaitu: a. melalui penilaian portofolio bagi guru dalam jabatan,

Lebih terperinci

Persepsi Kompetensi Sosial Guru

Persepsi Kompetensi Sosial Guru BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Uji Asumsi Klasik Untuk mengetahui apakah suatu data dapat dianalisa lebih lanjut diperlukan suatu uji asumsi klasik agar hasil dan analisa nantinya efisien

Lebih terperinci

PENGARUH KREATIVITAS DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

PENGARUH KREATIVITAS DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika (SESIOMADIKA) 2017 ISBN: 978-602-60550-1-9 Pembelajaran, hal. 154-161 PENGARUH KREATIVITAS DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR

Lebih terperinci

KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG)

KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG) KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG) MATA PELAJARAN JENJANG PENDIDIKAN : BIOLOGI : SMK Standar Guru Standar Isi Indikator Esensial Inti Guru Mapel Standar Pedagodik 1. Menguasai karakteristik peserta didik

Lebih terperinci

KOMPETENSI GURU SOSIOLOGI DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH. Ulpah SMAN Negeri 1 Barabai

KOMPETENSI GURU SOSIOLOGI DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH. Ulpah SMAN Negeri 1 Barabai KOMPETENSI GURU SOSIOLOGI DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH Ulpah SMAN Negeri 1 Barabai dewisri1048@yahoo.com Abstract: Teachers competence consists of pedagogical competence, personality competence,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Subjek yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah karyawan atau pegawai divisi fashion pada PT. Mitra Adiperkasa, tbk sebanyak 52 karyawan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP SERTIFIKASI AKADEMIK DENGAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP SERTIFIKASI AKADEMIK DENGAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP SERTIFIKASI AKADEMIK DENGAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Psikologi

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FISE UNY TERHADAP PROFESIONALITAS GURU BERDASARKAN UNDANG- UNDANG GURU DAN DOSEN NO 14 TAHUN

PERSEPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FISE UNY TERHADAP PROFESIONALITAS GURU BERDASARKAN UNDANG- UNDANG GURU DAN DOSEN NO 14 TAHUN 1 PERSEPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FISE UNY TERHADAP PROFESIONALITAS GURU BERDASARKAN UNDANG- UNDANG GURU DAN DOSEN NO 14 TAHUN 2005 Abstraks Oleh Sukanti, Sumarsih, Siswanto, Ani

Lebih terperinci

JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI INDONESIA Vol. VI. No. 2 Tahun 2008 Hal

JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI INDONESIA Vol. VI. No. 2 Tahun 2008 Hal JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI INDONESIA Vol. VI. No. 2 Tahun 2008 Hal. 70-81 PERSEPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FISE UNY TERHADAP PROFESIONALITAS GURU BERDASARKAN UNDANG- UNDANG GURU DAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Profil Responden 4.1.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian

Lebih terperinci

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application IJGC 3 (2) (2014) Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk PERSEPSI GURU BK TENTANG KOMPETENSI KONSELOR DI SEKOLAH DASAR SWASTA

Lebih terperinci

THE INFLUENCE OF TEACHER COMPETENCE ON STUDENT ACHIEVEMENT IN IPS SUBJECT AT SMPN 13 PEKANBARU

THE INFLUENCE OF TEACHER COMPETENCE ON STUDENT ACHIEVEMENT IN IPS SUBJECT AT SMPN 13 PEKANBARU THE INFLUENCE OF TEACHER COMPETENCE ON STUDENT ACHIEVEMENT IN IPS SUBJECT AT SMPN 13 PEKANBARU 1 Lusi Yolanda Putri 1, Sumarno 2, Hardisem Syabrus 3 Email. lusiyolanda20@gmail.com, sumarno@yahoo.com, hardisem_545@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam penyelenggaraan pendidikan dapat dipengaruhi oleh berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam penyelenggaraan pendidikan dapat dipengaruhi oleh berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam penyelenggaraan pendidikan dapat dipengaruhi oleh berbagai komponen pendukung di antaranya adalah komponen guru, peserta didik, sarana dan prasarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dimilikinya. Sumber daya manusia yang berkualitas

Lebih terperinci

IV HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN. Untuk perhitungan validitas dan reliabilitas instrumen item masing-masing

IV HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN. Untuk perhitungan validitas dan reliabilitas instrumen item masing-masing 41 IV HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Validitas dan Reliabilitas. Untuk perhitungan validitas dan reliabilitas instrumen item masing-masing variabel pada penelitan yang dilakukan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suatu masyarakat karena dapat menjadi suatu rambu-rambu dalam kehidupan serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suatu masyarakat karena dapat menjadi suatu rambu-rambu dalam kehidupan serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Moral merupakan suatu peraturan yang sangat penting ditegakkan pada suatu masyarakat karena dapat menjadi suatu rambu-rambu dalam kehidupan serta pelindung bagi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. mengenai gambaran sampel berdasarkan usia, intensitas membeli dan jenis. a. Pengelompokan Subyek Berdasarkan Usia

BAB IV PEMBAHASAN. mengenai gambaran sampel berdasarkan usia, intensitas membeli dan jenis. a. Pengelompokan Subyek Berdasarkan Usia BAB IV PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subyek Sampel dalam penelitian ini adalah 72 di PT. Arunee Inti Selaras Tour and Travel di kota Batam. Selanjutnya akan dijelaskan mengenai gambaran sampel

Lebih terperinci

PERBEDAAN PRODUKTIVITAS KERJA GURU ANTARA YANG SUDAH DAN BELUM SERTIFIKASI PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) DI KOTA MALANG

PERBEDAAN PRODUKTIVITAS KERJA GURU ANTARA YANG SUDAH DAN BELUM SERTIFIKASI PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) DI KOTA MALANG PERBEDAAN PRODUKTIVITAS KERJA GURU ANTARA YANG SUDAH DAN BELUM SERTIFIKASI PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) DI KOTA MALANG THE DIFFERENCES OF WORK PRODUCTIVITY BETWEEN SERTIFIED AND UNSERTIFIED TEACHER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional memiliki peranan yang sangat penting bagi warga negara. Pendidikan nasional bertujuan untk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan

Lebih terperinci