NILAI MORAL NOVEL KUTITIPKAN AZEL KEPADAMU KARYA ZAYYADI ALWY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "NILAI MORAL NOVEL KUTITIPKAN AZEL KEPADAMU KARYA ZAYYADI ALWY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA"

Transkripsi

1 NILAI MORAL NOVEL KUTITIPKAN AZEL KEPADAMU KARYA ZAYYADI ALWY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Oleh Febri Rizki Ananda NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO 2016 i

2 ii

3 iii

4 MOTO DAN PERSEMBAHAN MOTO Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar (Al-Baqarah :153). Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua (Aristoteles). PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: 1. Bapak Supadi dan Ibu Fatonah tercinta yang selalu memberi doa dan restunya. 2. Kado buat yang tersayang: Septiana Endah Pamuji yang selalu memberi dorongan dan semangat. 3. Keluarga dan saudara tercinta yang selalu memberi dukungan dan pemikiran dewasa baik moral maupun spiritual. 4. Teman-teman PBSI VIII D yang selalu mendukung dan memotivasi. iv

5 PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Febri Rizki Ananda NIM : Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan plagiat orang lain baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila terbukti dapat dibuktikan bahwa skripsi ini adalah hasil plagiat, saya bersedia bertanggungjawab secara hukum dan diperkarakan oleh Universitas Muhammadiyah Purworejo. Purworejo, 5 Maret 2016 Yang memberi pernyataan, Febri Rizki Ananda v

6 PRAKATA Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt., atas limpahan rahmat, karunia, dan hidayah-nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Nilai Moral Novel Kutitipkan Azel Kepadamu karya Zayyadi Alwy dan Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya di kelas XI SMA dengan lancar. Skripsi ini disusun dalam rangka penyelesaian studi program Strata 1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo. Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada: 1. Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan studi di Universitas Muhammadiyah Purworejo; 2. Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan rekomendasi izin penelitian; 3. Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo; 4. Prof. Dr. H. Sukirno, M. Pd. selaku dosen pembimbing I dan Suci Rizkiana, M. Pd. selaku dosen pembimbing II, yang telah memberikan arahan dan bimbingan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan; vi

7 5. Dosen PBSI yang telah memberikan bekal dan dorongan terhadap penulis selama kuliah di Universitas Muhammadiyah Purworejo; 6. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Semoga Allah Swt. selalu melimpahkan hidayah dan inayah-nya atas segala jasa dan bantuan mereka pada penulis. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Meskipun demikian, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan bermanfaat bagi usaha peningkatan kualitas pembelajaran sastra Indonesia, khususnya bagi guru bahasa Indonesia dalam pembelajaran menganalisis karya sastra yang berbentuk novel di Sekolah Menengah Kejuruan. Purworejo, 5 Maret 2016 Penulis, Febri Rizki Ananda vii

8 ABSTRAK Ananda, Febri Rizki Nilai Moral Novel Kutitipkan Azel Kepadamu karya Zayyadi Alwy dan Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya di kelas XI SMA. Skripsi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Universitas Muhammadiyah Purworejo. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan: (1) unsur instrinsik dalam novel Kutitipkan Azel Kepadamu; (2) nilai moral dalam novel Kutitipkan Azel Kepadamu; (3) rencana pelaksanaan pembelajaran novel Kutitipkan Azel Kepadamu sebagai bahan pembelajaran sastra di SMA. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Fokus penelitian ini adalah nilai moral dalam novel Kutitipkan Azel Kepadamu karya Zayyadi Alwy. Data yang digunakan adalah keseluruhan teks novel dan buku tambahan tentang sastra, dan moral. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik studi pustaka. Instrumen penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dibantu dengan kertas pencatat data yang digunakan untuk mencatat data nilai moral. Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi. Teknik penyajian hasil analisis ini dilakukan dengan menggunakan teknik informal. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa (1) unsur instrinsik dalam novel Kutitipkan Azel Kepadamu sebagai berikut: (a) tema mayor novel ini adalah pilihan yang berat. Tema minor novel ini meliputi percintaan, persahabatan, dan pengorbanan; (b) tokoh dan penokohan, tokoh utamanya adalah A yun: taat beribadah, selalu sersyukur, pintar, setia kawan, sopan, dan sabar, sedangkan tokoh tambahannya, yaitu Zaky: rendah hati, pemaaf, sabar, taat agama, Azizah: sabar, bijaksana, sangat sayang dan perhatian kepada Zaky, Indri: setia kawan, bijaksana, dan tegas, Wira: perhatian kepada A yun, tegas, Ibu Nyai: bijaksana; (c) alur yang digunakan adalah alur maju; (d) latar tempat (di pondok pesantren, rumah Ibu Nyai, kampus, masjid, dan rumah sakit), latar waktu (malam hari, pagi hari, sore hari, hari ini, dan setengah jam), dan latar sosial ( bahasa, keyakinan, pandangan hidup tokoh, cara berfikir, dan cara bersikap); (e) sudut pandang dalam novel ini yaitu sudut pandang orang ketiga mahatahu, amanat dalam novel ini yaitu pilihlah dengan bijak jika dihadapkan pada pilihan yang sama-sama berat untuk dipilih. (2) Nilai moral dalam novel Kutitipkan Azel Kepadamu ada empat yaitu: (a) nilai moral hubungan manusia dengan Tuhan meliputi shalat, berdoa, membaca Al-Qur an, dan berserah diri, (b) nilai moral hubungan manusia dengan manusia lain meliputi tolong-menolong, setia kawan, rendah hati, sopan, tanggung jawab, (c) nilai moral hubungan manusia dengan diri sendiri meliputi jujur, tidak putus asa, semangat, sabar, dan rasa ingin tahu, dan (d) nilai moral hubungan manusia dengan alam sekitar meliputi memuji keindahan alam. (3) Rencana pelaksanaan pembelajaran novel Kutitipkan Azel Kepadamu di SMA dengan tahap awal, inti, dan akhir. Pada tahap awal, guru mengondisikan siswa agar siap menerima pelajaran. Pada kegiatan inti, guru menerangkan materi unsur intrinsik dan nilai moral. Kemudian guru menyuruh siswa untuk berdiskusi membahas unsur intrinsik dan nilai moral setelah itu siswa menyampaikan hasil diskusinya, dan pada tahap penutup guru merefleksi kegiatan pembelajaran serta menanamkan nilai moral yang terkandung di dalam novel tersebut. Kata kunci: unsur intrinsik, nilai moral novel Kutitipkan Azel Kepadamu karya Zayyadi Alwy, dan rencana pelaksanaan pembelajaran. viii

9 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii PENGESAHAN... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv PERNYATAAN... v PRAKATA... vi ABSTRAK... viii DAFTAR ISI... ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Identifikasi Masalah... 5 C. Batasan Masalah... 6 D. Penegasan Istilah... 6 E. Rumusan Masalah... 7 F. Tujuan Penelitian... 8 G. Manfaat Penelitian... 8 H. Sistematika Skripsi BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORETIS A. Tinjauan Pustaka Beberapa Kajian Buku yang Relevan Hasil Penelitian yang Relevan B. Kajian Teoretis Unsur Intrinsik Novel Nilai Moral dalam karya Sastra Jenis-jenis Moral dalam Karya Sastra Rencana pelaksanaan Pembelajaraan Sastra di SMA ix

10 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian B. Objek Penelitian C. Fokus Penelitian D. Teknik Pengumpulan Data E. Instrumen Penelitian F. Teknik Analisis Data G. Teknik Penyajian Hasil Analisis BAB IV PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA A. Penyajian Data B. Pembahasan Data Unsur Intrinsik Novel Kutitipkan Azel Kepadamu Nilai Moral dalam Novel Kutitipkan Azel Kepadamu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Novel Kutitipkan Azel Kepadamu di SMA BAB V PENUTUP A. Simpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN x

11 DAFTAR TABEL Tabel 4.1 : Unsur intrinsik novel Kutitipkan Azel Kepadamu karya Zayyadi Alwy Tabel 4.2 : Nilai moral novel Kutitipkan Azel Kepadamu karya Zayyadi Alwy Tabel 4.3 : Rencana pelaksanaan pembelajaran novel Kutitipkan Azel Kepadamu karya Zayyadi Alwy xi

12 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Kartu bimbingan skripsi Lampiran 2 : Biografi pengarang Lampiran 3 : Sinopsis novel Kutitipkan Azel Kepadamu karya Zayyadi Alwy Lampiran 4 : Silabus Lampiran 5 : Rencana pelaksanaan pembelajaran Lampiran 6 : Kartu pencatat data xii

13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan pencerminan, gambaran atau refleksi kehidupan masyarakat. Melalui karya sastra, pengarang berusaha mengungkapkan suka duka kehidupan masyarakat yang mereka rasakan atau mereka alami. Karya sastra berfungsi tidak hanya memberikan hiburan atau keindahan saja terhadap pembacanya, melainkan karya sastra itu dapat memberikan sesuatu yang memang dibutuhkan manusia pada umumnya, yakni berupa nilai-nilai sastra seperti nilai pendidikan, moral, sosial, dan religius. Hal ini terjadi karena karya sastra bersifat multidimensi yang di dalamnya terdapat dimensi kehidupan. Karya sastra adalah karya seni, yaitu suatu karya yang menghendaki kreativitas (Pradopo, 2011: 59). Dalam karya sastra membutuhkan kreativitas agar tercipta karya sastra yang menarik, inovatif serta dapat diterima banyak orang. Karya sastra merupakan untaian perasaan dan realitas sosial (semua aspek kehidupan manusia) yang telah tersusun baik dan indah dalam bentuk benda konkret. Karya sastra itu bersifat imajinatif, yaitu bahwa karya sastra terjadi akibat penanganan dan hasil penanganan tersebut adalah penemuanpenemuan baru, kemudian penanganan baru itu disusun ke dalam suatu sistem dengan kekuatan imaginatif hingga terciptalah suatu dunia baru yang sebelumnya belum ada. 1

14 2 Novel adalah salah satu karya sastra yang di dalamnya berisi sebuah cerita imajinatif, fiktif, mengandung daya cipta, serta keindahan yang dominan. Melalui karyanya tersebut, seorang pengarang akan dapat menuangkan ide dan gagasan yang ada dalam pikiran pengarang ke dalam satuan cerita yang menarik bagi pembaca. Kehidupan sehari-hari, sastra berguna sebagai alat untuk menyatakan perasaan, seperti cinta, marah, dan benci. Sastra juga merupakan media komunikasi yang melibatkan tiga komponen yaitu pengarang sebagai pengirim pesan, karya sastra sebagai pesan itu sendiri, dan pembaca karya sastra sebagai penerima pesan. Prosa fiksi yang berupa novel merupakan jenis karya sastra yang digemari oleh pembacanya. Jenis karya sastra ini menceritakan berbagai masalah kehidupan manusia dalam interaksinya dengan lingkungan dan sesama interaksinya dengan diri sendiri, serta interaksinya dengan Tuhan (Nurgiyantoro, 2010: 3). Novel sebagai sebuah karya fiksi menawarkan sebuah dunia, dunia yang berisi model kehidupan yang diidealkan, dunia imajinatif, yang dibangun melalui berbagai unsur intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh (dan penokohan), latar, sudut pandang, dan lain-lain yang kesemuanya tentu saja juga bersifat imajinatif (Nurgiyantoro, 2010: 4). Sebuah karya sastra di dalamnya terdapat nilai yang berisi tentang suatu hal dan berkaitan dengan ajaran baik buruk yang dimiliki oleh manusia, baik yang ditampilkan melalui tindakan manusia maupun dari pikiran manusia. Darmadi (2009: 50) menyatakan bahwa nilai adalah sesuatu yang disenangi, diinginkan, dicita-citakan, dan disepakati. Nilai berada dalam hati nurani dan

15 3 pikiran sebagai suatu keyakinan atau kepercayaan. Nilai memiliki arti yang sangat luas bila dihubungkan dengan unsur yang ada pada diri manusia berupa akal, pikiran, perasaan, dan keyakinan. Sesuatu dikatakan sebagai nilai apabila sesuatu itu berguna (nilai kegunaan), benar (nilai kebenaran), indah (nilai estetis), baik (moral), dan sebagainya. Nilai bersumber pada budi yang berfungsi mendorong dan mengarahkan sikap dan perilaku manusia, serta menjadi petunjuk bertingkah laku manusia dalam kehidupan sehari-hari. Istilah moral berhubungan dengan sikap yang dimiliki manusia secara langsung dan mengikat pada tindakan serta pola pikir yang ada pada diri manusia. Nilai moral adalah peraturan-peraturan yang berkaitan dengan tingkah laku dan adat istiadat seseorang individu dari suatu kelompok yang meliputi perilaku, tata krama yang menjunjung budi pekerti dan nilai susila (Nurhayati, 2012:5). Berdasarkan uraian di atas, penulis beranggapan bahwa nilai moral dalam karya sastra lebih melihat aspek kelakuan, akhlak, serta kewajiban yang dimiliki oleh manusia yang mencakup perbuatan pribadi secara menyeluruh. Nilai moral hubungan manusia dengan Tuhan meliputi berdoa, beribadah, memuji Tuhan, berpuasa, dan mohon ampunan. Nilai moral hubungan manusia dengan manusia termasuk hubungan manusia dengan lingkungan sekitar meliputi keakraban, memberi semangat, persaudaraan, sikap kekeluargaan, memuji keindahan alam, dan sayang binatang. Nilai moral hubungan manusia dengan dirinya sendiri meliputi rela berkorban, pantang menyerah, dan kasih sayang.

16 4 Novel Kutitipkan Azel Kepadamu karya Zayyadi Alwy merupakan salah satu novel islami yang menaburkan pesan-pesan kepada pembaca. Pengarang mampu membawa pembaca masuk dalam suasana yang diceritakan dalam novel Kutitipkan Azel Kepadamu. Novel ini sebagai novel pembangun jiwa, yang menarik adalah kemampuan pengarang untuk menyisipkan pesan moral dalam ceritanya. Pendidikan moral mempunyai peranan yang sangat penting di sekolah, yaitu untuk mengembangkan kemampuan dan pembentukan watak, serta bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa. Sehingga pembaca dapat memanfaatkan novel Kutitipkan Azel Kepadamu untuk diambil nilai moralnya dan menerapkannya dalam pembelajaran sastra. Novel Kutitipkan Azel kepadamu merupakan salah satu novel karya Zayyadi Alwy. Zayyadi Alwy adalah seorang pengarang baru dalam menulis novel dengan karyanya yang mengandung unsur positif bagi pembaca, salah satu karyanya ialah novel yang berjudul Kutitipkan Azel Kepadamu. Novel Kutitipkan Azel Kepadamu ini pengarang menceritakan tentang seorang tokoh perempun yang memiliki akhlak yang baik dan memiliki moral Islam yang baik. Penelitian terhadap novel Kutitipkan Azel Kepadamu menitikberatkan pada aspek nilai moral. Untuk memahami isinya, perlu dipahami terlebih dahulu cerita yang disajikan dengan mengetahui unsur-unsur strukturnya. Oleh karena itu, dalam penelitian ini digunakan teori struktural sebagai sarana untuk dapat memahami karya sastra sebagai satu kesatuan yang utuh dan menyeluruh. Berkaitan dengan tujuan penelitian, dalam penelitian ini digunakan teori nilai moral sastra.

17 5 Berdasarkan uraian di atas, penulis menulis judul Nilai Moral Novel Kutitipkan Azel Kepadamu Karya Zayyadi Alwy dan Rencana pelaksanaan Pembelajarannya di Kelas XI SMA, sebagai bahan penelitian dengan alasan sebagai berikut ini. 1. Zayyadi Alwy merupakan seorang pengarang baru dengan karyanya mengandung unsur positif bagi pembaca. Salah satunya adalah novel Kutitipkan Azel Kepadamu yang menceritakan seorang perempuan dengan akhlak yang baik dan memiliki moral Islam. 2. Novel Kutitipkan Azel Kepadamu dapat memberikan inspirasi bagi pembaca tentang akhlak yang baik bagi seorang perempuan muslim. 3. Novel Kutitipkan Azel Kepadamu memberikan contoh nyata pada pembaca tentang cara bersikap, berpenampilan, bersosialisasi, serta mengamalkan nilai-nilai moral. 4. Novel Kutitipkan Azel Kepadamu sepengetahuan penulis belum ada yang meneliti pada aspek nilai moral dalam novel tersebut. 5. Novel Kutitipkan Azel Kepadamu menurut penulis baik dan menarik untuk bahan pembelajaran di kelas XI SMA, dan dapat memberikan motivasi kepada siswa agar dapat memiliki moral serta akhlak yang baik. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi masalahmasalah yang terdapat dalam novel Kutitipkan Azel Kepadamu karya Zayyadi Alwy, yaitu:

18 6 1. sastra khususnya novel mengandung pengetahuan tentang sastra, keterampilan bersastra, dan penelaahan nilai-nilai dalam karya sastra; 2. pembelajaran novel sangat luas sehingga dapat dianalisis dari aspek nilai moral yang terkandung dalam novel Kutitipkan Azel Kepadamu karya Zayyadi Alwy; 3. novel yang dipilih sebagai bahan pembelajaran tersebut adalah novel Kutitipkan Azel Kepadamu karya Zayyadi Alwy. Karena novel tersebut merupakan salah satu novel yang mengandung nilai moral dan sangat bagus untuk penanaman nilai-nilai moral bagi pelajar SMA. C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka batasan permasalahan dalam penelitian ini yaitu pada nilai moral yang terkandung dalam novel Kutitipkan Azel Kepadamu karya Zayyadi Alwy dan rencana pelaksanaan pembelajarannya di kelas XI SMA. D. Penegasan Istilah Istilah-istilah yang digunakan dalam judul Nilai Moral Novel Kutitipkan Azel Kepadamu Karya Zayyadi Alwy dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaranya di Kelas XI SMA, diantaranya meliputi: 1. Nilai Moral Nilai moral adalah (ajaran tentang) baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya; akhlak, budi pekerti, susila (Nurgiyantoro, 2010: 320).

19 7 2. Novel Kutitipkan Azel Kepadamu Novel Kutitipkan Azel Kepadamu merupakan salah satu novel karya Zayyadi Alwy. Zayyadi Alwy adalah seorang pengarang baru dalam menulis novel dengan karyanya yang mengandung unsur positif bagi pembaca, salah satu karyanya ialah novel yang berjudul Kutitipkan Azel Kepadamu. Novel Kutitipkan Azel Kepadamu ini menceritakan tentang seorang tokoh perempun yang memiliki akhlak yang baik dan memiliki moral Islam yang baik. 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah rancangan pembelajaran efektif dan bermakna (menyenangkan), mengorganisasikan pembelajaran, memilih pendekatan pembelajaran yang tepat, menentukan prosedur pembelajaran, dan pembentukan kompetensi secara efektif, serta menetapkan kriteria keberhasilan. E. Rumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang di atas, masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimanakah unsur intrinsik pada novel Kutitipkan Azel Kepadamu karya Zayyadi Alwy tersebut? 2. Bagaimanakah nilai moral yang terdapat pada novel Kutitipkan Azel Kepadamu karya Zayyadi Alwy tersebut?

20 8 3. Bagaimanakah rencana pelaksanaan pembelajaran novel Kutitipkan Azel Kepadamu karya Zayyadi Alwy sebagai bahan pembelajaran di kelas XI SMA? F. Tujuan Penelitian Sesuai rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk: 1. mendeskripsikan unsur intrinsik novel Kutitipkan Azel Kepadamu karya Zayyadi Alwy; 2. mendeskripsikan nilai moral yang terdapat pada novel Kutitipkan Azel Kepadamu karya Zayyadi Alwy; 3. mendeskripsikan rencana pelaksanaan pembelajaran novel Kutitipkan Azel Kepadamu karya Zayyadi Alwy sebagai bahan pembelajaran di kelas XI SMA. G. Manfaat Penelitian Penelitian tentang Nilai Moral Novel Kutitipkan Azel Kepadamu Karya Zayyadi Alwy dan Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya di kelas XI SMA, diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis. 1. Segi Teoritis Dari segi teoritis, penelitian ini bermanfaat antara lain: a. menambah khasanah penelitian sastra; b. menerapkan teori dan nilai moral di dalam sebuah novel; dan

21 9 c. dapat memperkaya wawasan di bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, dan hasilnya dapat digunakan untuk mengembangkan teori dan nilai moral yang sebelumnya digunakan sebagai sumber atau bahan pembelajaran. 2. Segi Praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaatmanfaat, antara lain sebagai berikut. a. Manfaat Bagi Siswa Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan dan mengembangkan pemahaman siswa tentang nilai moral karya sastra yang terdapat dalam novel Kutitipkan Azel Kepadamu karya Zayyadi Alwy pada khususnya, dan meningkatkan kreativitas dan keberanian siswa dalam berpikir. b. Manfaat Bagi Guru Penelitian ini untuk memperkaya khasanah metode dan strategi guru dalam pembelajaran tentang penelitian novel, untuk dapat memperbaiki metode mengajar yang selama ini digunakan, agar dapat menciptakan kegiatan belajar mengajar yang menarik dan tidak membosankan, dan dapat mengembangkan keterampilan guru Bahasa dan Sastra Indonesia khususnya dalam menerapkan pembelajaran moral karya sastra novel Kutitipkan Azel Kepadamu karya Zayyadi Alwy.

22 10 c. Manfaat Bagi Sekolah Penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam rangka memajukan dan meningkatkan prestasi sekolah yang dapat disampaikan dalam pembinaan guru ataupun kesempatan lain bahwa pembelajaran struktur karya sastra khususnya novel. H. Sistematika Skripsi Skripsi ini dibagi menjadi lima bab. Pada bagian awal, terdiri dari halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, motto, persembahan, dan abstrak. Bab I berisi pendahuluanyang terdiri dari, latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penulisan, dan manfaat penelitian, serta sistematika skripsi. Bab II berisi tinjauan pustaka dan kajian teoretis. Dalam tinjauan pustaka ini, penulis menyajikan beberapa buku yang dijadikan acuan penelitian diantaranya yaitu buku yang berjudul Teori Pengkajian Fiksi (Burhan Nurgiyantoro, 2010), buku Apresiasi Prosa Fiksi (Nurhayati Ginanjar, 2012), buku Pendidikan Moral & Budi Pekerti dalam Perspektif Perubanah (Dra. Nurul Zuriah, M.Si., 2011), buku Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D (Prof. Dr. Sugiyono, 2011), buku Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, 2013), buku Sistem Membaca Pemahaman yang Efektif (Dr. Sukirno, M. Pd., 2009), buku Teori Fiksi (Robert Stanton, 2012). Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian lain melalui penelitian yang dikemukakan oleh Amifah Rosiyana (2013) dan Nita Wahyuningsih (2013).

23 11 Dalam kajian teoretis peneliti paparkan teori-teori yang digunakan sebagai acuan dalam penulisan skripsi ini meliputi (1) unsur intrinsik novel, (2) nilai moral dalam karya sastra, (3) jenis moral dalam karya sastra, dan (4) rencana pelaksanaan pembelajaran novel Kutitipkan Azel Kepadamu karya Zayyadi Alwy sebagai bahan pembelajaran sastra di kelas XI SMA. Bab III berisi metode penelitian yang meliputi subjek penelitian, objek penelitian, fokus penelitian, teknik pengumpulan, instrumen penelitian, teknik analisis data, dan teknik penyajian hasil analisis. Bab IV berisi penyajian data, pembahasan, dan hasil penelitian. Penelitian ini menyajikan berupa data yang telah peneliti peroleh, selanjutnya dari data tersebut akan peneliti analisis sehingga pada akhirnya peneliti mendapatkan jawaban dari hasil penelitian. Bab V berisi penutup yang terdiri dari simpulan dan saran. Bagian akhir pada skripsi ini berisi daftar pustaka dan lampiran.

24 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORETIS A. Tinjauan Pustaka Banyak buku yang membahas tentang sastra. Dalam tinjauan pustaka ini, penulis menyajikan beberapa buku yang dijadikan acuan penelitian. Setiap buku diklasifikasikan berdasarkan jenis pembahasannya. Selain itu, disajian juga beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini. 1. Beberapa Kajian Buku yang Relevan Buku Teori Pengkajian Fiksi (Nurgiyantoro, 2010) dibahas tentang: (1) fiksi sebuah teks naratif, (2) kajian fiksi, (3) tema, (4) cerita, (5) pemlotan, (6) penokohan, (7) pelataran, (8) penyudut pandangan, (9) bahasa, (10) moral. Permasalahan yang sama dapat dibaca pula pada buku Apresiasi Prosa Fiksi (Ginanjar, 2012) buku ini berisi tentang: (1) apresiasi prosa fiksi, (2) prosa fiksi, (3 prosa fiksi melayu klasik, (4) prosa fiksi periode , (5) prosa fiksi periode , (6) prosa fiksi periode , (7) prosa fiksi periode , (8) prosa fiksi periode , (9) prosa fiksi periode 1990-sekarang. Acuan lainnya dapat ditemukan dalam buku Pendidikan Moral & Budi Pekerti dalam Perspektif Perubanah (Zuriah, 2011) buku ini memuat mengenai: (1) pendahuluan, (2) hakikat pendidikan moral dan budi pekerti, (3) platform pendidikan budi pekerti, (4) urgensi pendidikan moral dan budi pekerti, (5) menurut pasang surut pendidikan moral dan budi pekerti, 12

25 13 (6) pendidikan budi pekerti dan PPKn di masa kini, (7) menggagas pendidikan budi pekerti masa depan, (8) kurikulum berbasis kompetensi pendidikan budi pekerti di lingkungan persekolahan. Selain itu dipakai juga buku Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D (Sugiyono, 2011) buku ini memuat tentang: (1) penelitian kuantitatif dan kualitatif, (2) metode kuantitatif, (3) metode penelitian kualitatif, (4) proposal penelitian, (5) penelitian pengembangan. Buku Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Arikunto, 2013) dibahas tentang: (1) kegiatan penelitian, (2) alur dan ragam penelitian, (3) penelitian evaluatif, (4) cara mengadakan penelitian, (5) memilih masalah, (6) studi pendahuluan, (7) merumuskan masalah, (8) merumuskan anggapan dasar, (9) merumuskan hipotesis, (10) memilih pendekatan, (11) menentukan variabel, (12) menentukan sumber data, (13) menentukan dan menyusun instrumen, (14) pengumpulan data, (15) analisis data, (16) menarik kesimpulan, (17) menulis laporan. Buku Sistem Membaca Pemahaman yang Efektif (Sukirno, 2009) memuat tentang: (1) hakikat membaca, (2) faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca, (3) kebiasaan membaca, (4) metode membaca yang efektif, (5) membaca pemahaman, (6) membaca frasa, (7) mengenal paragraf, (8) membaca paragraf, (9) membaca bab, (10) membaca buku, (11) membaca majalah/jurnal, (12) membaca surat kabar, (13) membaca kritis, (14) pembelajaran membaca pemahaman, (15) pemilihan teks bacaan, (16) pelaksanaan pembelajaran membaca, (17) bacaan latihan.

26 14 Buku Teori Fiksi (Stanton, 2012) dibahas mengenai: (1) fiksi: selayang pandang, (2) membaca fiksi, (3) cerpen, (4) novel, (5) tipe-tipe fiksi, (6) menulis makalah kritik sastra. Buku-buku tersebut banyak memberikan kontribusi bermacammacam wawasan, pengetahuan, yang banyak membantu penulis dalam penyususna pembuatan skripsi yang berjudul Nilai Moral Novel Kutitipkan Azel Kepadamu karya Zayyadi Alwy dan Rencana pelaksanaan Pembelajarannya di kelas XI SMA. 2. Hasil Penelitian yang Relevan Di bawah ini dipaparkan hasil penelitian yang relevan di antaranya yaitu penelitian Amifah Rosiyana (2013) dan Nita Wahyuningsih (2013). Rosiyana (2013) mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo, dengan judul skripsi Nilai Moral dalam Novel Pelangi Di Atas Cinta karya Chaerul Al-Attar dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas XI SMA meliputi: (1) nilai moral yang berhubungan manusia dengan Tuhannya, (2) nilai moral yang berhubungan manusi dengan diri sendiri, (3) nilai moral yang berhubungan manusia dengan manusi lain dalam lingkup sosial, (4) nilai moral yang hubungannya manusia dengan lingkungan alam. Kajian Amifah Rosiyana (2013) dalam novel Pelangi Di Atas Cinta karya Chaerul Al-Attar memiliki persamaan dengan peneliti. Persamaannya adalah mengenai objek penelitiannya, yaitu sama-sama mengkaji nilai

27 15 moral dalam novel. Sedangkan perbedaannya yaitu pada kajian Amifah Rosiyana menggunakan subjek novel Pelangi Di Atas Cinta karya Chaerul Al-Attar, dan menyajikan rencana pelaksanaan pembelajaran di kelas XI SMA, sedangkan peneliti menggunakan novel Kutitipkan Azel Kepadamu karya Zayyadi Alwy, dan menyajikan tentang rencana pelaksanaan pembelajarannya di kelas XI SMA. Penelitian selanjutnya adalah penelitian sastra dalam bentuk jurnal yang diterbitkan Surya Bahtera (Purworejo), yang ditulis oleh Nita Wahyuningsih, jurnal ini diterbitkan pada kolom jurnal penelitian sastra pada tahun 2013 dengan judul Nilai Moral dalam Novel Menembus Impian Karya Abidah El Kahaleqy dan Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya di kelas XI SMA dalam jurnal penelitian sastra yang ditulis oleh Nita ini membicarakan tentang nilai moral yang meliputi nilai religius, nilai kasih sayang, nilai peduli sosial, nilai toleransi, nilai kerja keras, nilai disiplin, dan nilai mandiri. Dalam penelitian Nita (2013) tidak menggunakan model pembelajaran pada skenario pembelajaran tersebut. Teknik analisis data dilakukan dengan metode analisis isi. Teknik penyajian hasil analisis digunakan teknik penyajian informal. Persamaan dan perbedaan peneliti dengan Nita yaitu: Persamaannya adalah mengenai objek penelitiannya, yaitu sama-sama mengkaji nilai moral dalam novel. Sedangkan perbedaannya yaitu pada kajian Nita Wahyuningsih menggunakan subjek novel Menembus Impian karya Abidah El Kahaleqy, dan tidak menggunakan model pembelajaran pada sekenario

28 16 pembelajarannya, sedangkan peneliti menggunakan novel Kutitipkan Azel Kepadamu karya Zayyadi Alwy, dan menyajikan tentang rencana pelaksanaan pembelajaranya di kelas XI SMA. Dari dua penelitian di atas, dapat dipahami bahwa penelitian ini bukan merupakan penelitian yang baru, melainkan penelitian lanjutan dari penelitian-penelitian terdahulu sehingga diharapkan dapat melengkapi dan mendukung penelitian sejenis yang telah dilakukan sebelumnya. Penelitian tersebut banyak memberikan gambaran, wawasan, dan pengetahuan yang banyak membantu penulis dalam penyususnan pembuatan skripsi yang berjudul Nilai Moral Novel Kutitipkan Azel Kepadamu karya Zayyadi Alwy dan Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya di kelas XI SMA. B. Kajian Teoretis Kajian teoretis merupakan suatu penjabaran kerangka teoretis yang membuat beberapa kumpulan materi terpilih dari berbagai sumber untuk digunakan sebagai acuan pokok dalam membahas suatu masalah yang diteliti. Kajian teoretis dalam skripsi ini meliputi (1) unsur intrinsik novel, (2) nilai moral dalam karya sastra (novel), (3) jenis-jenis nilai moral dalam karya sastra (4) rencana pelaksanaan pembelajaran sastra di SMA. Di bawah ini adalah paparan mengenai teori-teori tersebut. 1. Unsur Intrinsik Novel Unsur pembangun fiksi terdiri dari tema, tokoh, alur, latar, sudut pandang, dan amanat.

29 17 a. Tema Tema menurut Stanton dan Kenny (dalam Nurgiyantoro, 2010: 67) adalah makna yang mendasari sebuah cerita. Tema merupakan suatu gagasan sentral, sesuatu yang hendak diperjuangkan dalam satu tulisan atau karya fiksi. Pengertian tema itu tercakup persoalan dan tujuan (amanat) pengarang kepada pembaca. Berdasarka pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tema adalah pokok yang mendasari pada sebuah cerita. Menurut (Nurgiyantoro, 2010: 82-83) tema dibedakan menjadi dua bagian yaitu, (1) tema utama yang disebut tema mayor yang artinya makna pokok yang menjadi dasar atau gagasan dasar umum karya ini. Tema mayor ditentukan dengan cara menentukan persoalan yang paling menonjol, yang paling banyak konflik dan waktu penceritaannya. (2) tema tambahan disebut juga dengan tema minor. Tema minor merupakan tema yang kedua yaitu makna yang hanya terdapat pada bagian-bagian tertentu pada sebuah cerita dan dapat diidentifikasi sebagai makna bagian atau makna tambahan. b. Tokoh dan penokohan Tokoh dalam suatu karya fiksi merupakan sebuah sisi atau gambaran dari suatu struktur cerita. Tokoh adalah pelaku dalam sebuah cerita yang berperan penting dalam menampilkan suatu identitas dalam sebuah cerita. Istilah tokoh digunakan untuk menunjuk pada orangnya atau pelaku cerita (Nurhayati, 2013: 16).

30 18 Menurut Abram dalam Nurgiyantoro (2010: 165) tokoh adalah cerita (character) adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama. Jadi, dapat disarikan tokoh adalah individu rekaan yang memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan lewat dialog yang mampu mengemban sebuah peristiwa manusia, binatang, atau benda yang diinsankan. Ada dua kategori tokoh, yakni berdasarkan tingkatnya tokoh dalam cerita dan peran tokoh dalam pengembangan plot. 1) Berdasarkan Tingkat Pentingnya Tokoh dalam Cerita. Dilihat dari segi peran atau tingkat tokoh dalam sebuah cerita, tokoh ada dua yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan. a) Tokoh Utama Tokoh utama adalah tokoh yang tergolong penting dan ditampilkan terus-menerus sehingga terasa mendominasi sebagian besar cerita. Ia merupakan paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian karena tokoh utama paling banyak diceritakan dan selalu berhubungan dengan tokohtokoh lain, ia sangat menentukan perkembangan plot secara keseluruhan. Ia selalu hadir sebagai pelaku, atau dikenai kejadian dan konflik. b) Tokoh Tambahan Tokoh tambahan adalah tokoh yang hanya dimunculkan sekali atau beberapa kali dalam sebuah cerita, dan itu pun mungkin

31 19 dalam porsi penceritaan yang relatif pendek. Pemunculan tokohtokoh tambahan dalam keseluruhan cerita lebih sedikit, tidak dipentingkan, dan kehadirannya hanya jika ada keterkaitannya dengan tokoh utama, secara langsung maupun tidak langsung. 2) Berdasarkan Peran Tokoh dalam Pengembangan Plot Dilihat dari peran tokoh dalam pengembangan plot, tokoh terbagi menjadi dua yaitu tokoh protagonis dan tokoh antagonis. a) Tokoh Protagonis Tokoh protagonis adalah tokoh yang kita kagumi, yang salah satu jenisnya secara populer disebut tokoh hero yang merupakan pengejawantahan norma-norma, nilai-nilai yang ideal bagi kita (Nurgiyantoro, 2010: 178). b) Tokoh Antagonis Tokoh antagonis adalah tokoh penyebab terjadinya konflik. Tokoh antagonis dapat disebut sebagai tokoh protagonis secara langsung atau tidak langsung, bersifat fisik ataupun batin (Nurgiyantoro, 2010: 179). 3) Tokoh Sederhana dan Tokoh Bulat Tokoh sederhana adalah tokoh yang hanya memiliki satu kualitas pribadi tertentu, satu sifat watak yang tertentu saja (Nurgiyantoro, 2010: ). Tokoh bulat adalah tokoh yang memiliki dan diungkap berbagai kemungkinan sisi kehidupannya, sisi kepribadian, dan jati dirinya (Nurgiyantoro, 2012: 183).

32 20 Cara penggambaran penokohan yaitu menggunakan metode analitik dan metode dramatik. Metode analitik, penokohan memberikan ciri lahir atau fisik maupun lahir tokoh. Metode dramatik, watak tokoh dapat disimpulkan dari pikiran dan lakuan tokoh yang disajikan pengarang. Dari uraian di atas, dapat ditarik simpulan bahwa tokoh cerita sebagai penyampai tema, sedangkan penokohan merupakan penggambaran fisik para tokoh cerita. c. Alur Alur cerita merupakan unsur fiksi yang penting. Staton (2012: 26) mengemukakan bahwa plot adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain. Tarif (dalam Nurgiyantoro, 2010: 194) membedakan tahapan alur menjadi lima bagian yaitu, (1) tahap penyituasian, tahap ini berisi perlukisan dan pengenalan (latar) dan tokoh-tokoh cerita; (2) tahap pemunculan konflik, tahap ini berisi masalah-masalah dan peristiwaperistiwa yang menyulut terjadinya konflik mulai dimunculkan; (3) tahap peningkatan konflik, tahap ini berisi konflik yang telah dimunculkan pada tahap sebelumnya semakin berkembang; (4) tahap klimak, tahap ini berisi konflik atau pertentangan yang terjadi pada

33 21 tokoh cerita mencapai titik puncak; dan (5) tahap penyelesaian, tahap ini berisi penyelesaian dari konflik yang sedang terjadi. Berdasarkan kriteria urutan waktu ada tiga macam alur, yaitu: (1) alur maju berisi peristiwa-peristiwa tersusun secara kronologis, artinya peristiwa pertama diikuti peristiwa kedua, dan selanjutnya. Ceritannya umum dimulai dari tahap awal sampai tahap akhir; (2) alur sorot balik. Berisi peristiwa-peristiwa yang dikisahkan tidak kronologis (tidak runtut ceritanya); (3) alur campuran, berisi peristiwa-peristiwa gabungan dari plot progensif dan regresif. Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa alur merupakan rangkaian cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam cerita, dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita. d. Latar Latar adalah lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam cerita, semesta yang berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung (Stanton, 2012: 35). Menurut Nurgiyantoro (2010: ) membedakan unsur latar ke dalam tiga unsur pokok, yaitu: (1) Latar tempat, menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi, misalnya desa, gunung, kota, rumah dan sebagainya; (2) Latar waktu, menyaran pada kapan terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi, misalnya tahun, siang, malam, dan jam; (3) Latar suasana, menyaran pada hal-hal yang berhungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat

34 22 yang diceritakan dalam karya fiksi, misalnya kebiasaan hidup, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir, dan bersikap. Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik simpulan bahwa latar tempat mengacu pada tempat terjadinya suatu peristiwa di dalam cerita. Latar waktu mengacu pada saat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam cerita, sedangkan latar sosial mengacu pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial. Latar dari suatu cerita dapat menimbulkan efek-efek emosional pada diri tokoh yang dirasakan oleh pembaca, sehingga pembaca larut dalam cerita. Jadi, menonjolkan latar waktu dan latar tempat dalam suatu cerita sangat penting. e. Sudut Pandang Sudut pandang merupakan posisi pengarang dalam sebuah cerita. Abrams mengenai pengertian sudut pandang yang disajikan dalam Nurgiyantoro (2010: 248) bahwa sudut pandang adalah cara yang digunakan oleh pengarang untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan sebagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca. Ada dua metode dalam pusat pengisahan, yaitu (1) metode orang pertama tunggal (aku), pengarang menceritakan kisah aku. Aku berkemungkinan pengarangnya tetapi dapat pula hanya sebagai narator (pencerita), dan (2) metode orang kedua (dia), yaitu pengarang menceritakan kisah dia atau mereka. Dalam hal ini, pengarang menjadi

35 23 seseorang yang serba tahu. Kedudukan pengarang dapat sebagai tokoh utama akan tetapi dapat pula sebagai tokoh tambahan (bukan tokoh utama). Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa sudut pandang merupakan penyebutan kata ganti nama untuk tokoh-tokoh dalam cerita dan posisi narator dalam cerita. f. Amanat Dari sebuah karya sastra dapat diangkat suatu ajaran moral, atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang. Amanat dalam cerita biasanya dimaksudkan sebagai suatu saran yang berhubungan dengan ajaran moral tertentu. Amanat pada sebuah karya sastra ditampilkan secara implisit (tak langsung) ataupun eksplisit (langsung). Amanat atau nilai moral merupakan unsur isi dalam karya fiksi yang mengacu pada nilai-nilai, sikap, tingkah laku, dan sopan santun pergaulan yang dihadirkan pengarang melalui tokoh-tokoh di dalamnya (Nurgiyantoro, 2009: 321). 2. Nilai Moral dalam Karya Sastra Berdasarkan pengamatan dari penulis, karya sastra berfungsi bukan hanya memberikan hiburan atau keindahan saja terhadap pembacanya, melainkan juga dapat memberikan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia pada umumnya. Karya sastra juga dapat dijadikan sebagai media komunikasi oleh pengarang dalam menyampaikan sesuatu kepada pembacanya. Biasanya sesuatu itu dapat berupa pandangan, pendapat,

36 24 petuah, dan penilaian terhadap sesuatu kejadian, peristiwa dalam karya sastra biasanya menceritakan tentang diri sendiri atau bahkan menceritakan tentang perjuangan orang lain yang di dalam cerita itu terdapat unsur-unsur yang negatif dan mengandung nilai-nilai moral yang tinggi supaya pembaca atau penikmat menjadi senang dan menyukai karya-karya sastra. Keberadaan moral dalam karya sastra tidak lepas dari pandangan pengarang tentang nilai-nilai kebenaran yang dianutnya. Karya sastra fiksi senantiasa mewujudkan pesan moral yang berhungan dengan sifat-sifat luhur, kemanusiaan, memperjuangkan hak dan martabat manusia. Sifat-sifat luhur kemanusiaan tersebut pada hakikatnya bersifat universal. Artinya sifat-sifat itu dimiliki dan diyakini kebenarannya oleh manusia sejagad (Nurgiyantoro, 2010: ). 3. Jenis-jenis Moral dalam Karya Sastra Jenis moral dalam karya sastra memiliki banyak persoalan hidup maupun persoalan yang menyangkut harkat dan martabat manusia yang dapat diangkat sebagai suatu ajaran nilai moral dalam sebuah karya sastra. Persoalan hidup manusia itu dapat dibedakan menjadi banyak persoalan yang tentunya banyak terjadi pada diri manusia seperti hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan lingkungan hidup sosial yang termasuk lingkungan alam (Nurgiyantoro, 2010: 323). Nilai moral yang berhubungan dengan Tuhan yaitu meliputi niat, berdoa, beribadah, bersyukur, memohon ampun kepada Allah, dan

37 25 kepatuhan terhadap amal dan perintah serta larangannya. Nilai moral yang berhubungan manusia dengan manusia yaitu bersikap baik dan saling tolongmenolong, berbakti kepada kedua orang tua, kerja sama bersama teman dalam hal yang baik, keakraban, memuji persahabatan, memberi semangat, menasehati, persaudaraan, dan sikap kekeluargaan. Nilai moral yang berkaitan dengan alam yaitu menjaga lingkungan dan seperti sayang kepada binatang dan memuji keindahan alam. Dapat disimpulkan bahwa nilai moral dalam karya sastra (novel) bertujuan untuk memperdalam serta mempermudah hubungan antar sesama. 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sastra di SMA a. Pengertian Pembelajaran Sastra Pembelajaran sastra merupakan suatu proses pendidikan yang kaitannya antara pendidik dan peserta didik di lingkungan belajar. Proses belajar mengajar dilaksanakan di dalam lingkungan sekolah yang di dalamnya terdapat fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling melengkapi antara pengajar dan peserta didik supaya dapat mencapai sebuah tujuan pembelajaran yang baik dan memuaskan (Hamalik, 2011: 57). Skenario pembelajaran adalah rancangan pembelajaran efektif dan bermakna (menyenangkan), mengorganisasikan pembelajaran, memilih pendekatan pembelajaran yang tepat, menentukan prosedur pembelajaran, dan pembentukan kompetensi secara efektif, serta menetapkan kriteria keberhasilan (Mulyasa, 2013: 99).

38 26 Di dalam lingkungan sekolah manusia terlihat penting dalam sebuah pengajaran yang terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya. Bukan hanya itu tapi fasilitas dan kenyamanan juga penting seperti ruang kelas yang memadahi dan penggunaan-penggunaan alat-alat audio visual. Serta material seperti buku, papan tulis, meja, kursi, dan sebagainya. Itu semua merupakan suatu kebutuhan penting yang harus ada dalam sebuah pembelajaran. Bahan ajar yang akan disajikan kepada siswa haruslah sesuai dengan kemampuan siswanya yang berdasarkan pada tahapan pembelajaran tertentu. Guru harus dapat memilih bahan ajar yang tepat sesuai dengan perkembangan siswanya. Dari tujuan pembelajaran sastra, peneliti menggunakan kurikulum KTSP yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, karena kurikulum tersebut menitikberatkan pada siswa yang andil besar dan tampil aktif. Kurikulum adalah kurikulum operasional yang di susun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan/sekolah. Guru pun dapat memilih metode yang dianggap tepat dan sesuai dengan tujuan, bahan, dan keadaan siswa. b. Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tahapan yang paling utama dalam rencana pembelajaran adalah menguasai isi kompetensi silabus dan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) (Sukirno, 2009: 103).

39 27 1) Komponen Silabus Silabus adalah seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas, dan hasil belajar. Silabus berisi komponen pokok, yaitu identitas sekolah, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, pengalaman belajar, indikator pencapaian, penilaian, sumber, dan media belajar (Sukirno, 2009: 103). Berdasarkan silabus, guru dapat mengembangkan menjadi rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan diterapkan pada waktu mengajarkan pada siswa. Silabus berperan penting bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran, seperti pembuatan rencana pembelajaran, pengolahan kegiatan pembelajaran, dan pengembangan sistem penilaian. 2) Identitas Sekolah Identitas sekolah memuat jenjang pendidikan/nama sekolah, mata pelajaran, kelas, dan alokasi waktu. Alokasi waktu digunakan untuk menentukan berapa lama pembelajaran kompetensi dasar itu dapat terselesaikan. Jika 1 pertemuan sama dengan 80 menit, maka 2 pertemuan sama dengan 2x80 menit, 3 pertemuan sama dengan 3x80 menit. Alokasi waktu pembelajaran berlangsung pada panjang/ pendek, atau luas/sempit, atau mudah/sukarnya kompetensi dasar yang dicapai (Sukirno, 2009: ).

40 28 3) Standar Kompetensi Kompetensi adalah kemampuan yang dapat dilakukan peserta didik yang mencakup pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku. Standar adalah arahan atau acuan bagi pendidik tentang kemampuan dan ketrampilan yang menjadi fokus proses pembelajaran dan penilaian. Jadi, standar kompetensi adalah batas dan arah kemampuan yang harus dimiliki oleh peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran mata pelajaran tertentu (Sukirno, 2009: 104). 4) Kompetensi Dasar Kompetensi dasar adalah kemampuan hasil belajar yang harus dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran materi pokok mata pelajaran tertentu. Cakupan materi pada kompetensi dasar lebih sempit dibanding dengan standar kompetensi. Selain itu, kata kerja yang digunakan adalah operasional, seperti menyimak, membaca, membicarakan, menulis, mengapresiasi, menghitung, mengidentifikasi, membedakan, menafsirkan, menganalisis, menerapkan, dan merangkum. Selanjutnya, kompetensi dasar berguna untuk meningkatkan target kompetensi yang harus dicapai oleh siswa (Sukirno, 2009: 104). 5) Indikator Indikator adalah kompetensi dasar yang spesifik. Indikator merupakan acuan dalam menentukan penilaian. Oleh karena itu, rumusan indikator harus dapat diukur dengan berbagai teknik dan

41 29 alat penilaian. Untuk itu, kata kerja yang digunakan pada indikator sepenuhnya harus operasional dan cakupan materinya harus lebih terfokus, atau lebih sempit dibanding dengan kata kerja pada kompetensi dasar. Indikator ini menjadi pedoman tentang tingkat pencapaian hasil belajar peserta didik sesuai kompetensi dasar yang harus dimiliki. Berhasil atau tidaknya pembelajaran dapat dilihat dari tercapai atau tidaknya indikator (Sukirno, 2009: 106). 6) Tujuan Pembelajaran Tujuan dari pembelajaran sastra di sekolah adalah untuk keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan, mengembangkan cipta dan rasa serta menjunjung pembentukan watak. Tujuan pokok yang perlu dicapai dalam pembelajaran novel adalah peningkatan kemampuan membaca secara intensif dan ekstensif. Pembelajaran sastra diarahkan untuk memperbaiki budi pekerti dan mempertajam kepekaan siswa. 7) Materi Pokok Materi pokok adalah bagian dari struktur keilmuan suatu bahan kajian yang dapat berupa pengertian konseptual, gugus isi atau konteks, proses, bidang ajar, pokok bahasan, dan keterampilan. Penempatannya dalam silabus berfungsi sebagai payung dari setiap uraian materi/bahan ajar yang disajikan dalam pengalaman belajar siswa (Sukirno, 2009: 106).

42 30 8) Metode Pembelajaran Dalam mengajarkan suatu karya sastra (novel) guru harus memilih metode pembelajaran yang tepat. Dalam proses belajar mengajar, guru bisa menggunakan metode secara bervariasi, yaitu metode caramah, metode tanya jawab, metode diskusi, dan metode pemberian tugas. a) Metode Ceramah Metode ceramah adalah suatu cara yang dilakukan oleh guru untuk menyampaikan/mengajarkan meteri pelajaran secara langsung terhadap peserta didik (Roestiyah, 1995: 136). Metode ini digunakan jika pembelajaran banyak mengandung informasi baru atau bahan-bahan yang memerlukan penjelasan guru. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyiapkan bahan dengan metode ceramah, yaitu tujuan pembicaraan harus dirumuskan dengan jelas, bahan materi pelajaran harus jelas, siapkan hal-hal yang perlu dijelaskan secara khusus dan siapkan juga media yang diperlukan, guru harus dapat menarik perhatian siswa dalam mengajar, guru menyampaikan bahan materi pelajaran dengan jelas dan dapat dipahami. Metode ceramah memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan metode ceramah, yaitu (1) memungkinkan guru memanfaatkan pengalaman-pengalaman dan kebijaksanaannya, (2) menolong peserta didik agar mampu menyimak dengan teliti

43 31 dan kritis, (3) mudah merangsang dan memperbesar keinginan siswa dalam belajar, (4) waktu yang digunakan lebih ekonomis. Metode ceramah tidak lepas dari kelemahan-kelemahan antara lain, yaitu keberhasilan peserta didik tidak dapat terukur, peranserta peserta didik dalam mengikuti pembelajaran rendah, dan materi yang diajarkan kurang terfokus. Namun, kelemahankelemahan tersebut dapat diatasi dengan cara guru dapat memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk mengukur sampai berapa jauh peserta didik menguasai materi yang dipaparkan, peserta didik hendaknya diikutsertakan dalam pembelajaran, sehingga peserta didik aktif, sebelum pembelajaran dimulai hendaknya guru membuat catatan kecil tentang materi yang akan diajarkan supaya materi tidak keluar dari konteks. b) Metode Tanya Jawab Metode tanya jawab adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan menghasilkan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan peserta didik memahami materi tersebut (Roestiyah, 2001: 129). Metode tanya jawab akan menjadi efektif bila materi yang menjadi topik bahasan menarik, menantang dan memiliki nilai aplikasi tinggi. Pertanyaan yang diajukan bervariasi, meliputi pertanyaan tertutup (pertanyaan yang jawabannya hanya satu kemungkinan) dan pertanyaan terbuka (pertanyaan dengan

44 32 banyak kemungkinan jawaban), serta disajikan dengan cara yang menarik. c) Metode Diskusi Metode diskusi adalah suatu cara penyampaian bahan pelajaran dengan tujuan guru membantu peserta didik menguasai bahan pelajaran melalui wahana diskusi atau pakar pendapat dan informasi berdasarkan pengetahuan dan pengalaman (Roestiyah, 2013: 5). Metode ini merupakan metode yang paling baik dalam pembelajaran sastra karena siswa diberi kesempatan oleh guru untuk mengumpulkan pendapat membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan masalah. Metode ini mempunyai kelebihan dan kelemahan. Kelebihan metode diskusi yaitu memberikan kesempatan peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, memperluas pandangan, menghayati kepemimpinan bersama-sama, peserta didik mendapatkan kesempatan untuk menguji tingkat pengetahuan masing-masing, belajar menghargai pendapat orang lain, mengembangkan cara berpikir dan bersikap ilmiah. Metode diskusi juga tidak lepas dari kelemahan, yaitu (1) sering terjadi perdebatan berlarut-larut dan menyimpang dari pokok persoalan sehingga membutuhkan waktu yang lama, (2) dalam diskusi menghendaki pembuktian logis yang tidak terlepas dari fakta-fakta, (3) mungkin dikuasai oleh siswa yang suka

NILAI MORAL NOVEL KUTITIPKAN AZEL KEPADAMU KARYA ZAYYADI ALWY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL NOVEL KUTITIPKAN AZEL KEPADAMU KARYA ZAYYADI ALWY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI MORAL NOVEL KUTITIPKAN AZEL KEPADAMU KARYA ZAYYADI ALWY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Febri Rizki Ananda Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI MORAL PADA NOVEL BUMI BIDADARI KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS NILAI MORAL PADA NOVEL BUMI BIDADARI KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ANALISIS NILAI MORAL PADA NOVEL BUMI BIDADARI KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh : Basuseno Sugeng Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

NILAI MORAL NOVEL BULAN KARYA TERE LIYE DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DENGAN METODE GROUP INVESTIGATION DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL NOVEL BULAN KARYA TERE LIYE DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DENGAN METODE GROUP INVESTIGATION DI KELAS XI SMA NILAI MORAL NOVEL BULAN KARYA TERE LIYE DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DENGAN METODE GROUP INVESTIGATION DI KELAS XI SMA Oleh: Nur Panca Pramudiyanto Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA Oleh: Anifah Restyana Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Umi Fatonah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI MORAL NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS NILAI MORAL NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ANALISIS NILAI MORAL NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Eka Damayanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL SEE YOU IN UZLIFATUL JANNAH KARYA FERYANTO HADI DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL SEE YOU IN UZLIFATUL JANNAH KARYA FERYANTO HADI DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL SEE YOU IN UZLIFATUL JANNAH KARYA FERYANTO HADI DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Rosiyani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

NILAI MORAL NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI MORAL NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Meyin Mulyanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai objeknya dan bahasa sebagai mediumnya. Menurut Esten (2000: 9), sastra merupakan pengungkapan

Lebih terperinci

NILAI MORAL NOVEL TAHAJUD CINTA DI KOTA NEW YORK KARYA ARUMI EKOWATI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL NOVEL TAHAJUD CINTA DI KOTA NEW YORK KARYA ARUMI EKOWATI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI MORAL NOVEL TAHAJUD CINTA DI KOTA NEW YORK KARYA ARUMI EKOWATI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Tri Sugiarti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan pengungkapan realitas kehidupan masyarakat secara imajiner. Dalam hal ini, pengarang mengemukakan realitas dalam karyanya berdasarkan

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI MORAL NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN KARYA ASMA NADIA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

ANALISIS NILAI MORAL NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN KARYA ASMA NADIA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI SMA ANALISIS NILAI MORAL NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN KARYA ASMA NADIA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Dwi Widiasih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMSA

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMSA NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMSA Oleh: Intani Nurkasanah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

NILAI MORAL DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI MORAL DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Ari Handayani Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud dari pengabdian perasaan dan pikiran pengarang yang muncul ketika ia berhubungan dengan lingkungan sekitar. Sastra dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan cerminan keadaan sosial masyarakat yang dialami pengarang, yang diungkapkan kembali melalui perasaannya ke dalam sebuah tulisan. Dalam tulisan

Lebih terperinci

NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA.

NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA. NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA. Oleh : Gilang Ratnasari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP-Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM FILM CINTA SUCI ZAHRANA SUTRADARA CHAERUL UMAM DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM FILM CINTA SUCI ZAHRANA SUTRADARA CHAERUL UMAM DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM FILM CINTA SUCI ZAHRANA SUTRADARA CHAERUL UMAM DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA Oleh: Rochimah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN NOVEL PAK GURU KARYA AWANG SURYA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN NOVEL PAK GURU KARYA AWANG SURYA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI PENDIDIKAN NOVEL PAK GURU KARYA AWANG SURYA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Rahmat Hidayat Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Dayattwins@gmail.com ABSTRAK: Tujuan

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER NOVEL LAMPAU KARYA SANDI FIRLY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER NOVEL LAMPAU KARYA SANDI FIRLY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI PENDIDIKAN KARAKTER NOVEL LAMPAU KARYA SANDI FIRLY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Anang Famuji Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI-NILAI MORAL NOVEL RAMAYANA KARYA SUNARDI D.M. DAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARANNYA DI SMA

ANALISIS NILAI-NILAI MORAL NOVEL RAMAYANA KARYA SUNARDI D.M. DAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARANNYA DI SMA ANALISIS NILAI-NILAI MORAL NOVEL RAMAYANA KARYA SUNARDI D.M. DAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Yusuf Dwi Wibowo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL ASSALAMUALAIKUM BEIJING! KARYA ASMA NADIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL ASSALAMUALAIKUM BEIJING! KARYA ASMA NADIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL ASSALAMUALAIKUM BEIJING! KARYA ASMA NADIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Laeli Nur Rakhmawati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

NILAI MORAL NOVEL PENGANTIN HAMAS KARYA VANNY CHRISMA W. DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL NOVEL PENGANTIN HAMAS KARYA VANNY CHRISMA W. DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI MORAL NOVEL PENGANTIN HAMAS KARYA VANNY CHRISMA W. DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Patria Endah Safitri Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI BAWAH LANGIT JAKARTA KARYA GUNTUR ALAM DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA

ANALISIS NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI BAWAH LANGIT JAKARTA KARYA GUNTUR ALAM DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA ANALISIS NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI BAWAH LANGIT JAKARTA KARYA GUNTUR ALAM DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA Oleh: Beni Purna Indarta Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI SOSIOLOGI NOVEL RANTAU 1 MUARA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS IX SMA

ANALISIS NILAI SOSIOLOGI NOVEL RANTAU 1 MUARA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS IX SMA ANALISIS NILAI SOSIOLOGI NOVEL RANTAU 1 MUARA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS IX SMA Oleh: Wisanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti baik dan sastra (dari bahasa Sansekerta) berarti tulisan atau karangan. Dari pengertian

Lebih terperinci

Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL SURAT DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA DAN RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN DI SMA Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Ntriwahyu87@gmail.com

Lebih terperinci

NILAI MORAL DALAM NOVEL MENEBUS IMPIAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL DALAM NOVEL MENEBUS IMPIAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI MORAL DALAM NOVEL MENEBUS IMPIAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Nita Wahyuningsih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

NILAI MORAL DALAM NOVEL RINDU KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA

NILAI MORAL DALAM NOVEL RINDU KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA NILAI MORAL DALAM NOVEL RINDU KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA Oleh: Eka Destiani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo Ekadestiani0@gmail.com

Lebih terperinci

NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL GURU PARA PEMIMPI KARYA HADI SURYA DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DI SMA

NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL GURU PARA PEMIMPI KARYA HADI SURYA DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DI SMA NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL GURU PARA PEMIMPI KARYA HADI SURYA DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Wahyu Kartikasari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

NILAI AKIDAH TOKOH UTAMA NOVEL BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA

NILAI AKIDAH TOKOH UTAMA NOVEL BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA NILAI AKIDAH TOKOH UTAMA NOVEL BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA KARYA HANUM SALSABIELA RAIS DAN RANGGA ALMAHENDRA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Prayudi Nursodik Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

NILAI MORAL NOVEL SEPATU DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL NOVEL SEPATU DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI MORAL NOVEL SEPATU DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Nurhaeni Kurniawati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Nur.haeni77@yahoo.com ABSTRAK: Tujuan

Lebih terperinci

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL SEPENGGAL BULAN UNTUKMU KARYA ZHAENAL FANANI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL SEPENGGAL BULAN UNTUKMU KARYA ZHAENAL FANANI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ASPEK SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL SEPENGGAL BULAN UNTUKMU KARYA ZHAENAL FANANI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Kukuh Iman Ujianto Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra bukanlah hal yang asing bagi manusia, bahkan sastra begitu akrab karena dengan atau tanpa disadari terdapat hubungan timbal balik antara keduanya.

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH KARYA TERE-LIYE DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH KARYA TERE-LIYE DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH KARYA TERE-LIYE DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Heni Purwatiningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI MORAL NOVEL HADIAH KECIL DARI TUHAN KARYA ADI RUSTANDI DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS NILAI MORAL NOVEL HADIAH KECIL DARI TUHAN KARYA ADI RUSTANDI DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ANALISIS NILAI MORAL NOVEL HADIAH KECIL DARI TUHAN KARYA ADI RUSTANDI DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Ika Chandra Deviana Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI MORAL PADA NOVEL ORANG MISKIN DILARANG SEKOLAH KARYA WIWID PRASETYO DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

ANALISIS NILAI MORAL PADA NOVEL ORANG MISKIN DILARANG SEKOLAH KARYA WIWID PRASETYO DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI SMA ANALISIS NILAI MORAL PADA NOVEL ORANG MISKIN DILARANG SEKOLAH KARYA WIWID PRASETYO DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Ahmad Zuhri Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang pengarang dalam memaparkan berbagai permasalahan-permasalahan dan kejadian-kejadian dalam kehidupan

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Ady Wicaksono Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Adywicaksono77@yahoo.com Abstrak: Tujuan

Lebih terperinci

ASPEK PENDIDIKAN MORAL DALAM NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

ASPEK PENDIDIKAN MORAL DALAM NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA ASPEK PENDIDIKAN MORAL DALAM NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA Oleh: Fredi Adiansyah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa simpulan penelitian, yaitu: 1. Latar belakang

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER TOKOH UTAMA NOVEL KEMBARA KARYA PRADANA BOY ZTF DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER TOKOH UTAMA NOVEL KEMBARA KARYA PRADANA BOY ZTF DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER TOKOH UTAMA NOVEL KEMBARA KARYA PRADANA BOY ZTF DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA Oleh: Inggar Rahmi Manggali Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : unsur intrinsik, nilai moral, bahan pembelajaran sastra

ABSTRAK. Kata kunci : unsur intrinsik, nilai moral, bahan pembelajaran sastra NILAI MORAL NOVEL TITIAN SANG PENERUS KARYA ALANG-ALANG TIMUR SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA Oleh: Andhina Linda Rakhmawati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dynarahma@rocketmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

NILAI RELIGIUS NOVEL RAMBUT ANNISA KARYA ZAYNUR RIDWAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI RELIGIUS NOVEL RAMBUT ANNISA KARYA ZAYNUR RIDWAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI RELIGIUS NOVEL RAMBUT ANNISA KARYA ZAYNUR RIDWAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Eka Suwandi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan mengekspresikan gagasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi, sastra berasal dari bahasa latin, yaitu literatur

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi, sastra berasal dari bahasa latin, yaitu literatur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologi, sastra berasal dari bahasa latin, yaitu literatur (litera=huruf atau karya tulis). Dalam bahasa Indonesia karya sastra berasal dari bahasa sansakerta,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari kebudayaan. Usianya sudah cukup tua. Kehadiran hampir bersamaan dengan adanya manusia. Karena ia diciptakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan judul Nilai-Nilai Moral dalam Novel Nyanyian Lembayung Karya Sin

BAB II LANDASAN TEORI. dengan judul Nilai-Nilai Moral dalam Novel Nyanyian Lembayung Karya Sin 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sebelumnya yang Relevan Penelitian tentang nilai-nilai moral sudah pernah dilakukan oleh Lia Venti, dengan judul Nilai-Nilai Moral dalam Novel Nyanyian Lembayung Karya

Lebih terperinci

KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL KUBAH DI ATAS PASIR KARYA ZHAENAL FANANI DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA

KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL KUBAH DI ATAS PASIR KARYA ZHAENAL FANANI DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL KUBAH DI ATAS PASIR KARYA ZHAENAL FANANI DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA Oleh: Riris Karisma Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

NILAI AKHLAK TOKOH UTAMA DALAM NOVEL IBUKU TAK MENYIMPAN SURGA DI TELAPAK KAKINYA KARYA TRIANI RETNO A. DAN SKENARIO PEMBELAJRANNYA DI KELAS XII SMA

NILAI AKHLAK TOKOH UTAMA DALAM NOVEL IBUKU TAK MENYIMPAN SURGA DI TELAPAK KAKINYA KARYA TRIANI RETNO A. DAN SKENARIO PEMBELAJRANNYA DI KELAS XII SMA NILAI AKHLAK TOKOH UTAMA DALAM NOVEL IBUKU TAK MENYIMPAN SURGA DI TELAPAK KAKINYA KARYA TRIANI RETNO A. DAN SKENARIO PEMBELAJRANNYA DI KELAS XII SMA Oleh Fatmawati Nurul Ayu R Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

ANALIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN PADA KUMPULAN CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA

ANALIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN PADA KUMPULAN CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA ANALIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN PADA KUMPULAN CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA Oleh: Agung Prasetyo Program StudiPendidikanBahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN NOVEL AIR BASUHAN KAKI IBU KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN NOVEL AIR BASUHAN KAKI IBU KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI PENDIDIKAN NOVEL AIR BASUHAN KAKI IBU KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Maftuhatul Mubarokah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia maftuhatul.mubarokah@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2)

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra yang lahir di tengah-tengah masyarakat merupakan hasil imajinasi atau ungkapan jiwa sastrawan, baik tentang kehidupan, peristiwa, maupun pengalaman

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL EDENSOR KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL EDENSOR KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL EDENSOR KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Ginanjar Subekti Pendidikan Bahasa dan Sastra indonesia ginanjarsubekti10@yahoo.com ABSTRAK:

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN Pada bab ini akan diuraikan empat hal pokok yaitu: (1) kajian pustaka, (2) landasan teori, (3) kerangka berpikir, dan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI UJUNG JALAN SUNYI KARYA MIRA WIJAYA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI

IDENTIFIKASI KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI UJUNG JALAN SUNYI KARYA MIRA WIJAYA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI IDENTIFIKASI KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI UJUNG JALAN SUNYI KARYA MIRA WIJAYA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI Oleh: Ariyadi Kusuma Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

NILAI BUDAYA DALAM NOVEL SINDEN KARYA PURWADMADI ADMADIPURWA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI BUDAYA DALAM NOVEL SINDEN KARYA PURWADMADI ADMADIPURWA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI BUDAYA DALAM NOVEL SINDEN KARYA PURWADMADI ADMADIPURWA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Hendri Wiyono Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo hendriwiyono11@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI RELIGIUS TOKOH NOVEL AYAT SUCI YANG MENARI KARYA GARINA ADELIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

ANALISIS NILAI RELIGIUS TOKOH NOVEL AYAT SUCI YANG MENARI KARYA GARINA ADELIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA ANALISIS NILAI RELIGIUS TOKOH NOVEL AYAT SUCI YANG MENARI KARYA GARINA ADELIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Yuli Lestari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka merupakan kajian terhadap penelitian yang ada sebelumnya dan ada kaitannya dengan masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan, dan pendapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan problematika yang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: unsur intrinsik, nilai religius, bahan pembelajaran sastra.

ABSTRAK. Kata kunci: unsur intrinsik, nilai religius, bahan pembelajaran sastra. NILAI RELIGIUS NOVEL HAFALAN SHALAT DELISA KARYA TERE LIYE SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA Oleh Leny Dhamayanti Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Dhamayanti_cubby@yahoo.com ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan termasuk salah satu dasar pengembangan karakter seseorang. Karakter merupakan sifat alami jiwa manusia yang telah melekat sejak lahir (Wibowo, 2013:

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN TOKOH UTAMA NOVELTAK SEMPURNAKARYA FAHD DJIBRAN BONDAN PRAKOSO DAN FADE2BLACK DAN SKENARIO PEMBELAJARANSASTRA DI SMA

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN TOKOH UTAMA NOVELTAK SEMPURNAKARYA FAHD DJIBRAN BONDAN PRAKOSO DAN FADE2BLACK DAN SKENARIO PEMBELAJARANSASTRA DI SMA ANALISIS NILAI PENDIDIKAN TOKOH UTAMA NOVELTAK SEMPURNAKARYA FAHD DJIBRAN BONDAN PRAKOSO DAN FADE2BLACK DAN SKENARIO PEMBELAJARANSASTRA DI SMA Oleh: Tati Mulyani Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di sekitarnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahirnya sebuah karya sastra tentu tidak akan terlepas dari kehidupan pengarang baik karya sastra yang berbentuk novel, cerpen, drama, maupun puisi. Latar belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan pelbagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sosiologi dan Sastra Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, sedangkan objek ilmu-ilmu kealaman adalah gejala alam. Masyarakat adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya, Sastra merupakan. lukisan ataupun karya lingkungan binaan/arsitektur.

BAB I PENDAHULUAN. dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya, Sastra merupakan. lukisan ataupun karya lingkungan binaan/arsitektur. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra sebagai hasil karya seni kreasi manusia tidak akan pernah lepas dari bahasa yang merupakan media utama dalam karya sastra. Sastra dan manusia sangat erat kaitannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan zaman. Pembelajaran memiliki peran serta mendidik siswa agar menjadi manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan alat pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan hasil kebudayaan yang

Lebih terperinci

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA NOVEL 99 HARI DI PRANCIS KARYA WIWID PRASETIYO DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA NOVEL 99 HARI DI PRANCIS KARYA WIWID PRASETIYO DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA ASPEK SOSIOLOGI SASTRA NOVEL 99 HARI DI PRANCIS KARYA WIWID PRASETIYO DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA Oleh: Evi Tri Purwanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan seni yang bermediumkan bahasa dan dalam proses terciptanya melalui intensif, selektif, dan subjektif. Penciptaan suatu karya sastra bermula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik, dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN PADA NOVEL ORANG CACAT DILARANG SEKOLAH KARYA WIWID PRASETYO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN PADA NOVEL ORANG CACAT DILARANG SEKOLAH KARYA WIWID PRASETYO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI ANALISIS NILAI PENDIDIKAN PADA NOVEL ORANG CACAT DILARANG SEKOLAH KARYA WIWID PRASETYO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI Oleh: Siti Ma rifatul Khoeriah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. Dalam melakukan sebuah penelitian memerlukan adanya kajian pustaka.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. Dalam melakukan sebuah penelitian memerlukan adanya kajian pustaka. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Dalam melakukan sebuah penelitian memerlukan adanya kajian pustaka. Kajian pustaka merupakan pedoman terhadap suatu penelitian sekaligus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya mencapai kedewasaan subjek didik yang mencakup segi intelektual, jasmani dan rohani, sosial maupun emosional. Undang-Undang Sisdiknas

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh Felly Mandasari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati dan dipahami serta dimanfaatkan oleh masyarakat pembaca. Karya sastra memberikan kesenangan dan pemahaman

Lebih terperinci

NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL BUMI CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL BUMI CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL BUMI CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh : Fitria Ningsih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN KARAKTERNOVEL BURLIANKARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBALAJARANNYA DI SMA

NILAI PENDIDIKAN KARAKTERNOVEL BURLIANKARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBALAJARANNYA DI SMA NILAI PENDIDIKAN KARAKTERNOVEL BURLIANKARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBALAJARANNYA DI SMA Oleh: Dwi Erfiana Kurniawati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia erfiana@ymail.com ABSTRAKPenelitian ini bertujuanuntuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut tersebar di daerah-daerah sehingga setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai potret kehidupan masyarakat dapat dinikmati,

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai potret kehidupan masyarakat dapat dinikmati, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra sebagai potret kehidupan masyarakat dapat dinikmati, dipahami, dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Sebuah karya sastra tercipta karena adanya

Lebih terperinci

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM NOVEL AMELIA KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM NOVEL AMELIA KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM NOVEL AMELIA KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: M. Khayatul Khikam Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN NOVEL BUNDA LISA KARYA JOMBANG SANTANI KHAIREN DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA KELAS XI

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN NOVEL BUNDA LISA KARYA JOMBANG SANTANI KHAIREN DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA KELAS XI ANALISIS NILAI PENDIDIKAN NOVEL BUNDA LISA KARYA JOMBANG SANTANI KHAIREN DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA KELAS XI Oleh: Riswanto PendidikanBahasadanSastra Indonesia Riseoneto@gmail.com ABSTRAK:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra sebagai sebuah ungkapan pribadi pengarang berdasarkan kreativitas/ imajinasi pengarang. Sastra juga dapat dijadikan sebagai wadah seorang pengarang untuk

Lebih terperinci

TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL HANIF: ZIKIR DAN PIKIR KARYA REZA NUFA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA

TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL HANIF: ZIKIR DAN PIKIR KARYA REZA NUFA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL HANIF: ZIKIR DAN PIKIR KARYA REZA NUFA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA Oleh: Dewi Pujawati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

Analisis Struktural Novel Rangsang Tuban Karya Padmasusastra dan Pembelajarannya di SMA

Analisis Struktural Novel Rangsang Tuban Karya Padmasusastra dan Pembelajarannya di SMA Analisis Struktural Novel Rangsang Tuban Karya Padmasusastra dan Pembelajarannya di SMA Oleh: Nur Isrofi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Nurisrofi07@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori BAB II LANDASAN TEORI Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori pendukungnya antara lain; hakekat pendekatan struktural, pangertian novel, tema, amanat, tokoh dan penokohan,

Lebih terperinci

N NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA

N NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA N NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA KARYA TERE LIYE: Tinjauan Struktural, Nilai Pendidikan, dan Relevansinya dalam Pembelajaran Sekolah Menengah Atas di Surakarta SKRIPSI Oleh: Yanuri Natalia Sunata K1209075

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam mempelajari bidang sastra tidak terlepas dengan kajian-kajian serta peroses terbentuknya suatu karya sastra. Karya sastra yang dikaji biasanya berkaitan

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM NOVEL RANTAU 1 MUARA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM NOVEL RANTAU 1 MUARA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM NOVEL RANTAU 1 MUARA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Eko Widodo Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra sangat berperan penting sebagai suatu kekayaan budaya bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal, mempelajari adat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan membaca karya sastra pembaca atau masyarakat umum dapat mengetahui kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin dari

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Penelitian ini melibatkan beberapa konsep, antara lain sebagai berikut: 2.1.1 Gambaran Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:435), gambaran

Lebih terperinci