BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian kajian pariwisata berbasis masyarakat di Pantai Iboih, Sabang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian kajian pariwisata berbasis masyarakat di Pantai Iboih, Sabang"

Transkripsi

1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian kajian pariwisata berbasis masyarakat di Pantai Iboih, Sabang dilakukan untuk menemukan peran serta masyarakat Sabang, khususnya di kawasan Pantai Iboih dalam perkembangan pariwisata yang ada di Pantai Iboih dan menemukan potensi pengembangan Pantai Iboih, Sabang menjadi pariwisata yang berbasis masyarakat. Dalam menemukan gambaran keadaan di Pantai Iboih, Sabang membutuhkan jenis penelitian yang objektif, karna penelitian ini juga melibatkan persepsi ataupun pandangan masyarakat lokal. Berdasarkan kajian pustaka terkait metodologi penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka jenis penelitian yang paling tepat diterapkan iyalah penelitian deskriptif. Menurut khotari (2004) penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menemukan gambaran keadaan yang ada didalam lokasi penelitian, sehingga mampu mendeskripsikan kondisi yang ada. Penelitian deskriptif paling tepat diterapkan apabila penelitian yang dilakukan melibatkan persepsi manusia (Frankel, dkk 2012). Dengan menggunakan metoda deskriptif, peneliti akan dapat mendeskripsikan bagaimana keterlibatan masyarakat Sabang dalam perkembangan pariwisata di kawasanpantai Iboih. Penggunaan metoda deskriptif juga mengacu pada penelitian sejenis yang pernah dilakukan oleh (Rusnanda, dkk 2014). 25

2 3.2 Variabel Penelitian Dalam menentukan variabel peneliti terlebih dahulu melakukan literatur terkait Pariwisata, Objek dan Daya Tarik Wisata. PariwisataBerbasis Masyarakat, dan Faktor Pendukung Pengembangan Berbasis Masyarakat. Berdasarkan kajian literatur yang telah dilakukan terdapat dua kelompok variabel, yaitu variabel berbasis masyarakat dan variabel pariwisata. Indikator yang digunakan peneliti dalam penelitian ini merupakan simpulan dari indikator yang didapat dari kajian literatur yang telah dilakukan sebelumnya. Variabel pariwisata berbasis masyarakat dapat dilihat pada tabel 3.1 dan variabel pariwisata dapat dilihat pada tabel 3.2. VARIABEL BERBASIS MASYARAKAT DALAM ASPEK EKONOMI ASPEK VARIABEL INDIKATOR EKONOMI Terbukanya peluang usaha dalam bidang pariwisata Peningkatan pemasukan keluarga Peningkatan kualitas ekonomi daerah Masyarakat mendapatkan keuntungan yang maksimal Sumber pemasukan yang menjanjikan Bisnis, Usaha, Tren Produk, Jasa Sumber daya alam, Potensi, Hasil alam Kepuasan Sumber daya alam, Potensi Tabel 3.1 Variabel berbasis masyarakat dalam aspek ekonomi 26

3 VARIABEL PARIWISATA VARIABEL INDIKATOR Atraksi budaya Atraksi Pemandangan Kegiatan yang menarik Event yang diselenggarakan Lokasi yang mudah dijangkau Aksesibilitas Kondisi jalan Ketersediaan transportasi lokal Penginapan Amenitas Tempat makan Tempat ibadah Toilet Tabel 3.2 Variabel pariwisata 3.3 Populasi/Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berada dikawasan setempat yang tinggal ataupun yang memiliki usaha di sekitar kawasan Pantai Iboih, dan penduduk iboih. Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik Purposive Sampling, yang dimaksud dengan purposive sampling adalah metode pengambilan sampel yang disengaja atau ditentukan dikarenakan sampel tersebut memenuhi kriteria tertentu yang sebelumnya telah ditentukan (Sinulingga, 2011). Dalam menentukan sampel peneliti mengacu pada teori Fraenkel, dkk (2012) yang menyatakan bahwa jumlah sampel minimal dalam sebuah penelitian apabila 27

4 tidak diketahui pasti besar populasinya adalah sebesar 100, maka sampel dalam penelitian ini adalah 100 orang masyarakat sekitar Pantai Iboih Sabang. Pada penelitian ini sampel yang dipilih adalah penduduk Pantai Iboih, Sabang. Karena dengan maraknya perkembangan pariwisata di Pantai Iboih saat ini menandakan bahwa masyarakat akan ikut serta berperan dalam kemajuan pariwisata untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 3.4 Metoda Pengumpulan Data Terdapat dua jenis data sebagai bahan analisis dalam penelitian, yaitu data primer dan data sekunder (Khotari, 2004) peneliti menggunakan dua jenis data tersebut dimana data primer adalah yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti dan data sekunder adalah data pendukung yang didapatkan peneliti dari pihak luar. Data Primer Data primer merupakan data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti, yaitu data yang berupa gambaran pemikiran masyarakat dan kondisi fisik di Pantai Iboih Sabang. Dalam hal ini terdapat dua cara pengumpulan data primer yang dilakukan oleh peneliti, yaitu: Penyebaran Kuesioner Penyebaran Kuesioner dilakukan untuk mengumpulkan data terkait gambaran pemikiran masyarakat terhadap pengembangan pariwisata berbasis masyarakat di Pantai Iboih Sabang. Peneliti melakukan penyebaran kuesioner yang berisi pertanyaan tertutup variabel yang digunakan dalam menentukan 28

5 pertanyaan tertutup mengacu pada variabel pariwisata berbasis masyarakat. Proses penentuan data-data yang diperlukan dalam penyebaran kuesioner, seperti pada tabel 3.3. DATA PENENTUAN PENYEBARAN KUESIONER ASPEK VARIABEL INDIKATOR EKONOMI Terbukanya peluang usaha dalam bidang pariwisata Peningkatan pemasukan keluarga Bisnis, Usaha, Tren Produk, Jasa DATA YANG DIPERLUKAN Peran serta masyarakat dalam memanfaatkan peluang usaha dari pariwisata di Pantai Iboih Sabang Ketertarikan masyarakat terhadap peluang usaha dalam pariwisata yang ada di Pantai Iboih Sabang Gambaran pemikiran masyarakat terkait pengaruh pariwisata dalam peningkatan pemasukan keluarga METODA Menyebar kuesioner Metoda kuantitatif Menyebar kuesioner Metoda kuantitatif Menyebar kuesioner Metoda kuantitatif 29

6 Peningkatan kualitas ekonomi daerah Masyarakat mendapatkan keuntungan yang maksimal Sumber pemasukan yang menjanjikan Sumber daya alam, Potensi, Hasil alam Kepuasan Sumber daya alam, potensi Pandangan masyarakat terhadap pengaruh pariwisata dalam peningkatan kualitas ekonomi di Sabang Gambaran pemikiran masyarakat terkait pihak yang paling banyak menerima manfaat ekonomi dari wisata di Pantai Iboih Sabang Gambaran pemikiran masyarakat terhadap pengaruh ekonomi yang sudah dirasakan Gambaran pemikiran masyarakat terkaitkestabilan ekonomi di Pantai Iboih Sabang Potensi pariwisata Pantai Iboih sebagai sumber mata pencaharian yang menjanjikan Tabel 3.3 Data penentuan kuesioner Menyebar kuesioner Metoda kuantitatif Menyebar kuesioner Metoda kuantitatif Menyebar kuesioner Metoda kuantitatif Menyebar kuesioner Metoda kuantitatif Menyebar kuesioner Metoda kuantitatif 30

7 Observasi Lapangan Observasi lapangan dilakukan langsung oleh peneliti untuk mengamati komponen pembentuk daya tarik wisata yang ada di Pantai Iboih Sabang, komponen yang di observasi peneliti mengacu pada variabel pariwisata (Daya Tarik Wisata). Data yang didapatkan dari hasil observasi peneliti akan di narasikan untuk mendapatkan gambaran tentang objek wisata Pantai Iboih. Datadata yang diperlukan dari pengumpulan data secara observasi lapangan yang dilakukan oleh peneliti dapat dilihat pada tabel 3.4. DATA OBSERVASI LAPANGAN VARIABEL INDIKATOR DATA YANG DIPERLUKAN METODA Atraksi budaya Atraksi budaya di Pantai Iboih yang mampu menarik perhatian wisatawan Observasi Metode Kualitatif Pemandangan Pemandangan di sekitar Pantai Iboih yang mampu menjadi daya tarik wisata Observasi Metode Kualitatif Atraksi Kegiatan yang menarik Gambaran kegiatan menarik yang dapat dilakukan di Pantai Iboih Observasi Metode Kualitatif Event yang diselenggarakan Event yang diselenggarakan dalam mempromosikan Pantai Iboih Observasi Metode Kualitatif 31

8 VARIABEL Aksebilitas INDIKATOR Lokasi yang mudah dijangkau Kondisi jalan DATA YANG DIPERLUKAN Letak Pantai Iboih dan kemudahannya untuk dijangkau wisatawan Gambaran keadaan fasilitas jalan menuju Pantai Iboih Sabang METODA Observasi Metode Kualitatif Observasi Metode Kualitatif Ketersediaan transportasi sosial Gambaran ketersediaan transformasi disekitar Pantai Iboih Observasi Metode Kualitatif Amenitas Penginapan Tempat Makan Tempat Ibadah Tempat Penjualan Souvenir Toilet Ketersediaan penginapan disekitar Pantai Iboih Ketersediaan tempat makan di Pantai Iboih Ketersediaan tempat ibadah disekitar Pantai Iboih Kondisi tempat penjualan souvenir di Pantai Iboih Gambaran keadaan fasilitas toilet di Pantai Iboih Tabel 3.4 Data observasi lapangan Observasi Metode Kualitatif Observasi Metode Kualitatif Observasi Metode Kualitatif Observasi Metode Kualitatif Observasi Metode Kualitatif 32

9 Data Skunder Data sekunder penelitian ini adalah data-data pendukung yang dikumpulkan peneliti dari kajian literatur dan data statistik yang berkaitan dengan Iboih. Data statistik yang berkaitan dengan kota Sabang dan pariwisatanya didapatkan melalui data Pemerintahan Kota Sabang/blog. 3.5 Kawasan Penelitian Gambar 3.1 Peta Pantai Iboih Dalam penentuan kawasan kajian, peneliti memperhatikan tiga unsur, yaitu adanya tempat, masyarakat dan kegiatan pada daerah tersebut. Adanya tempat, masyarakat, dan kegiatan yang dilakukan merupakan unsur yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data yang berkaitan dengan identifikasi sumber daya potensial Pantai Iboih, Sabangyang dapat dikelola dan dikembangkan, agar terciptanya keinginan masyarakat untuk terlibat meningkatkan perkembangan wisata bahari dan menunjang sektor ekonomi masyarakat, serta pemahaman masyarakat mengenai keadaan fisik kawasan Pantai Iboih, Sabang yang mereka 33

10 tempati. Kawasan kajian yang dipilih pada penelitian ini adalah Pantai Iboih. Iboih merupakan desa yang terletak di Kecamatan Sukakarya, dengan luas wilayah Hutan Iboih 2 Ha dan Pantai Iboih 200 m dan jumlah penduduk 937 jiwa berdasarkan data BPS Iboih merupakan daerah favorit untuk berekreasi dan melepas penat. Perairan di sekeliling pulau Sabang merupakan perairan laut lepas yang diapit oleh Selat Malaka dan Samudra Hindia. Disekitar Pantai Iboih juga terdapat keindahan menakjubkan yang membuat siapa saja yang berkunjung terkagum-kagum. 3.6 Metoda Analisi Data Data primer yang didapatkan dari penelitian Kajian Pariwisata Berbasis Mayarakat terdiri dari dua cara, yaitu melalui penyebaran kuesioner dan observasi lapangan. Data yang didapatkan melalui penyebaran kuesioner akan ditabulasi dengan cara frekuensi untuk menghasilkan data yang bersifat objektif (Kothari,2004). Tabulasi data melalui cara frekuensi juga mengacu pada penelitian sejenis yang pernah dilakukan sebelumnya oleh Marpaung (2015). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis 34

11 yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2012:7). Pernyataan yang dijawab oleh responden mendapat nilai sesuai dengan alternatif jawaban yang bersangkutan. Kriteria penilaian dari pernyataan tersebut memiliki 5 alternatif jawaban, yaitu pernyataan mempunyai nilai SS=5, S=4, RR=3, TS=2, TT=1. Dimana SS: sangat setuju, S: setuju, RR: ragu-ragu, TS: tidak setuju, dan TT: tidak tahu. Data yang telah ditabulasi akan dianalisa secara kuantitatif dan dikaitkan dengan data yang didapatkan peneliti melalui penyebaran kuesioner. Data pariwisata berbasis masyarakat yang didapat melalui penyebaran kuesioner yang didapat akan langsung ditabulasi dengan SPSS. Sebelum ditabuasi dengan SPSS terlebih dahulu data di format ke Excel dan setelah itu ditabulasi dengan SPSS 24 berdasarkan tiap variabel. Untuk data daya tarik wisata yang didapatkan melalui observasi lapangan akan dikaitkan dengan data pariwisata berbasis masyarakat. Hasil analisa bertujuan untuk menjawab masalah penelitian, yaitu gambaran keterlibatan masyarakat dan Potensi Pantai Iboih untuk dikembangkan menjadi pariwisata yang berbasis masyarakat secara keseluruhan metoda analisa data dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar

12 METODA ANALISA DATA PARIWISATA BERBASIS MASYARAKAT (Konsep CBT) ( Studi Literatur ) Konsep Penerapan CBT Ekonomi Sosial Budaya PARIWISATA ( Studi Literatur ) Ecotourism ( Studi Literatur ) Wisata Bahari ( Studi Literatur ) Lingkungan Politik ( Studi Literatur ) Komponen Obyek Daya Tarik Atraksi Aksesibilitas Ekonomi ( Kuesioner ) Amenitas (Survei, Observasi, Wawancara) TEMUAN Studi Literatur, Survei, Observasi, Wawancara, Kuesioner Menghubungkan Konsep Ecotourism Pada Wisata Bahari Berbasis Masyarakat ( Studi Kasus Pantai Iboih, Sabang) Gambar 3.2 Diagram Kerangka Penelitian 36

13 BAB IV GAMBARAN UMUM KAWASAN 4.1 KAWASAN PENELITIAN Sabang Kota Sabang adalah salah satu kota di Aceh Indonesia. Kota ini berupa kepulauan di seberang utara pulau sumatera, dengan Pulau Weh sebagai pulau terbesar. Kota Sabang merupakan zona ekonomi bebas Indonesia, yang sering disebut sebagai titik paling utara di Pulau Rondo.Sabang memiliki luas 156, 3 km² dengan puncak tertinggi 617 m di atas permukaan air laut. Saat ini Sabang menjadi destinasi wisata bahari Indonesia yang menawarkan surga bagi para penyelam. Disini dapat menikmati alam bawah laut dengan menyelam untuk menemukan ratusan spesies ikan dan kekayaan terumbu karang alami yang pada awalnya bukan ditanam atau dibudidayakan. Perairan di sabang merupakan tempat bertemunya Samudera Hindia dan SelatMalaka. Gambar 4.1 Peta Sabang 37

14 Sabang merupakan kotakecil yang indah dan struktur tanah berbukit-bukit, Sabang terdiri dari lima pulau besar dan kecil, yakni PulauWeh, sebagai pulau terbesar, Pulau Rubiah, Pulau Klah, Pulau Seulako dan Pulau Rondo. Pulau Pulau Klah (0, 186 km²) Pulau Rondo (0, 650 km²) Pulau Rubiah (0, 357 km²) Pulau Seulako (0, 055 km²) Pulau Weh (121 km²) Sabang terbagi dalam dua kecamatanya itu kecamatan Sukajaya dan Sukakarya dengan 72 desa. Kecamatan Sukajaya Kecamatan Sukakarya Gambar 4.2 Pembagian Wilayah Sabang 38

15 FaktaGeografi Dari segi geografis Indonesia, wilayah kota Sabang berada pada BT, dan LU, merupakan wilayah administrative paling utara, dan berbatasan langsung dengan Negara tetangga yaitu Malasyia, Thailand, dan India. Adapun perbatasan Sabang : Utara : Selat Malaka Selatan : Samudera Hindia Timur : Selat Malaka Barat : Samudera Hindia Topografi Topografinya meliputi dataran rendah, tanah bergelombang, berbukit dan bergunung, serta batu-batuan di sepanjang pantai. Topografi di sebelah timur terdapat sebuah pengunungan yang arahnya dari utara keselatan yang memisahkan Pulau Weh timur dengan bagian lainnya. Gunung Leumo Mate merupakan puncak tertinggi. Di bagian ini terdapat lapisan tuf marina yang lebih besar. Diantara bagian barat dan timur terdapat aliran dua sungai, yaitu sungai Pria Laot dan sungai Raya. Daerah ini merupakan sebuah slenk dari sebuah fleksun (patokan yang tidak sempurna). Kondisi geologis wilayah ini terdiri dari 70% batuan vulkanis (andesite), 27% batuan sedimen (line stone dan sand stone), 3% endapan alluvial (recent deposit). 39

16 Dataran rendah (3%) Bergelombang (10%) Berbukit-bukit (35%) Bergunung (52%) Di sepanjang pantai penuh dengan batu-batuan. PulauWeh Di Pulau Weh terdapat sebuah danau air tawar bernama Danau Aneuk Laot, yang di jadikan sebagai sumber mata air. Pulau Weh merupakan sebuah pulau Vulkanik, sebuah pulau ataol (pulau karang) yang proses terjadinya mengalami pengangkatan dari permukaan laut. Proses terjadinya dalam tiga tahapan, terbukti dari adanya tiga teras yang terletak pada ketinggian yang berbeda. Umumnya Pulau Weh terdiri atas dua jenis batuan, yaitu tuf marina dan batuan inti. Tuf marina dijumpai hampir sepanjang pantai sampai pada ketinggian 40 sampai 50 meter. Lapisan tuf yang terlebar di dapat di sekitar kota Sabang, di bagian pantai berlapis sempit. Batuan sempit adalah batuan vulkanik yang bersifat andestik. Berdasarkan wilayah, tampak bahwa wilayah barat Pulau Weh terdapat topografi paling berat. Mulai dari Sarong Kris sebagai puncak tertinggi di sebelah timur, terdapat tiga barisan punggung yang berjolak menuju ke barat laut, sehingga lembah - lembah yang ada di antara punggung itu sempit. 40

17 4.12 Akses Pencapaian Pelabuhan Balohan Gambar 4.3 Peta Akses Pencapaian Pelabuhan Ulee Lheue Pelabuhan balohan Akses untuk mencapai Pantai Iboih, dapat dimulai dari Pelabuhan Ulee Lheue, Provinsi Aceh. Sesampainya di sana, dapat menggunakan kapal ferry menuju Pelabuhan Balohan, Sabang. Sesampainya di Pelabuhan Balohan, dan bisa menggunakan transportasi umum untuk menuju ke Pantai Iboih. Sabang di Pulau Weh dapat dijangkau dengan kapal feri dari Pelabuhan Ulee Lheue di Kota Banda sekira 14 mil laut. Tersedia dua armada kapal cepat dengan waktu tempuh 45 menit dan feri biasa dengan waktu tempuh 90 menit. 41

18 4.1.3 Pantai Iboih Kawasan Penelitian Gambar 4.3 Peta Sabang dan Kawasan Penelitian Gambar 4.5 Kawasan Penelitian Keterangan : PENGINAPAN RESTORAN/TEMPAT MAKAN TEMPAT USAHA MENENGAH MASJID ATM RUMAH PENDUDUK KANTOR KEPALA DESA 42

19 4.2 ANALISIS KAWASAN Pantai Iboih adalah sebuah desa yang terdapat di kecamatan Sukakarya, Kota Sabang, Aceh, Indonesia. Pantai Iboih merupakan salah satu daerah favorit untuk berekreasi dan melepaskan penat. Perairan di sekeliling pulau Sabang merupakan perairan laut lepas yang diapit oleh Selat Malaka dan Samudera Hindia. Di sekitar Pantai Iboih juga terdapat resort - resort dan restoran untuk para wisatawan yang ingin bermalaman Pantai Iboih Pantai Iboih, juga dikenal sebagai Teupin Layeu, terletak di seberang tepi barat Pulau Weh yang legendaris, atau Pulau Weh, dibagian utara Aceh, provinsi paling utara Sumatera. Pantai Iboih, terletak di Pulau Weh adalah titik paling barat di Indonesia. Pulau Rubiah Jurong Iboih Kawasan Pantai Iboih Jurong Lhout Teupin Layeu Gambar 4.4 Wilayah Kawasan Penelitian 43

20 Sebenarnya Pantai Iboih merupakan pelabuhan untuk menuju ke Pulau Rubiah. Walaupun merupakan pelabuhan, namun Pantai Iboih mempunyai kecantikan yang mengangumkan. Perairan di pantai ini berwarna biru hijau, bening, dan dangkal. Pasirnya yang putih dengan dikelilingi pepohonan hijau yang berada di hutan lindung di tambah dengan suasana yang tenang menjadikan pantai ini semakin mempesona layaknya surga kedamaian yang tersembunyi. Pantai Iboih akan membawa harapanan keindahan alam ketingkat yang baru. Air dangkal laut yang begitu jelas dapat melihat dasar laut, memiliki rona kebiruan - hijau yang memancarkan perasaan damai dan relaksasi. Pantai yang tampaknya melengkung, menyerupai bibir, tersenyum dan menyambut orangorang untuk datang dan mengambil bagian kehangantan dan melihat flora dan fauna yang eksotis dari hutan tropis yang merupakan bagian dari kekayaan alam Indonesia. Pantai Iboih hanya memiliki frekuensi deburan ombak yang sedikit. Hal tersebut menjadikan suasana di pantai ini terasa tenang. Ditambah dengan kecantikan yang luar biasa akan membuat kita semakin tidak ingin beranjak dari pantai ini walau hanya sekedar untuk menikmati sunset. 44

21 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan melalui survey, observasi dan penyebaran kuesioner, pada bagian ini akan membahas data yang telah didapatkan tersebut. Pada bagian ini akan dibahas tentang objek dan daya tarik wisata, dan pariwisata berbasis masyarakat (CBT) dalam perkembangan pariwisata di Pantai Iboih dikaji melalui pemikiran masyarakat dalam aspek Ekonomi. 5.1 Objek dan Daya Tarik Wisata Bahari Pantai Iboih, Sabang Pantai Iboih, Sabang merupakan obyek wisata yang menjadi lokasi dalam penelitian ini. Perkembangan Pantai Iboih sangat berkaitan dengan masyarakat Sabang khususnya penduduk setempat Iboih kecamatan sukakarya. Pantai iboih juga merupakan objek wisata yang potensial dengan posisinya yang berada tidak jauh dari pusat Kota Sabang (Gambar 5.1) 45

22 Gambar 5.1 (1)Kilometer Nol, (2)Pantai Iboih, (3)Danau Aneuk Laot, (4)Pelabuhan Balohan, (5)Bandara Maimun Saleh Pantai iboih, sabang merupakan tempat wisatawan berkunjung untuk menikmati keindahan akan wisata baharinya dan keindahan terumbu karang bawah lautnya, dan juga di pantai iboih tersedia aneka ragam cendramata yang cukup menarik. Harga cendramata khas yang ditawarkan di pantai iboih relatif murah dan terjangkau dan juga bisa di tawar, karena kawasan tersebut merupakan tempat yang memiliki keindahan alam yang sangat menakjubkan (Gambar 5.2). 46

23 1 2 3 Gambar 5.2 (1)Pantai Iboih, (2)Tempat makan dan Souvenir, (3)Pulau Rubiah Kawasan kajian dan batasan observasi yang dilakukan oleh peneliti dapat dilihat pada (Gambar 5.3). PULAU RUBIAH LOKASI PENELITIAN KETERANGAN KAWASAN JURONG IBOIH JURONG IBOIH JURONG TEUPIN LAYEU KAWASAN JURONG TEUPIN LAYEU KAWASAN JURONG LHOUT KAWASAN PENELITIAN JURONG LHOUT LOKASI PENELITIAN Gambar 5.3 Peta Kawasan Penelitian 47

24 Daya Tarik Wisata Pantai Iboih Sabang Atraksi / Budaya yang ditawarkan Pantai iboih Sabang memiliki atraksi wisata yang mampu menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Alasan utama wisatawan datang ke Pantai Iboih dikarenakan keindahan akan wisata baharinya yang menakjubkan, namun pantai iboih sabang memiliki daya tarik yang tidak hanya sekedar menjual keindahan alamnya saja. Selain menikmati keindahan alam yang ditawarkan, atraksi lain yang dapat di tawarkan kepada wistawan di sekitar Pantai Iboih yaitu terkenal dengan kawasan wisata pantai dengan kegiatan olahraga air, seperti berenang, diving dan snorkeling sambil menikmati keanekaragaman terumbu karang, dan ikan yang jarang ditemukan di beberapa taman laut di tempat lain. Pulau weh, termaksud Pantai Iboih, yang terkenal dengan ekosistem bawah air yang beragam. Iboih memiliki banyak titik untuk menyelam dan snorkeling dengan ombak yang tenang. Sedikit ke barat dari Pantai Iboih, wisatan juga dapat menemukan lokasi surfing dimana terdapat gelombang yang jauh lebih besar. Gambar 5.4 Pantai Iboih 48

25 Snorkeling adalah kegiatan favorit dan banyak orang yang tidak sadar untuk menempatkan barang-barang mereka sebelum menyelam ke dalam air laut biru untuk menjelajahi karang di sepanjang dasar laut. Banyak wisatawan menjelaskan bahwa perairan Iboih merupakan akuarium, karena kejelasan dan terdapat berbagai karang dan makhluk laut. Suasana di Pantai Iboih relatif tidak mendapat banyak gelombang, suasana yang umumnya sunyi, memberikan kesan yang sama sekali berbeda dari pantai-pantai lainnya yang menawarkan ombak yang keras. Gambar 5.5 Kondisi Pantai Iboih dan Atraksi Snorkeling di Pantai Iboih Atraksi lain yang paling populer di Iboih adalah menyelam, baik penyelam berpengalaman dan tidak begitu berpengalaman datang dari seluruh dunia untuk menyaksikan keindahan alam yang ada. Menyelam di sekitar Pulau Weh, yang 49

26 memiliki ribuan titik menyelam, salah satunya di Pantai Iboih dikatakan menjadi salah satu tempat terbaik di Indonesia. Pemandangan Gambar 5.6 Atraksi menyelam di Pantai Iboih Daerah wisata bahari iboih didukung dengan sarana dan prasarana juga hutan wisata yang sangat indah dengan keberagaman dan kekayaan flora dan fauna. Kawasan wisata Iboih merupakan daerah tujuan wisata bahari yang memiliki pemandangan alam bawah laut yang sangat indah. Pemandangan ini dapat dinikmati dengan menyelam ataupun dengan menaiki perahu dengan dasar kaca yang telah tersedia disana. Eksplorasi keindahan alam bawah laut di Iboih dapat dilanjut hingga ke Pulau Rubiah. 50

27 Dikawasan Pantai Iboih juga terdapat Pulau Rubiah yang merupakan bagian dari Pantai Iboih. Pulau Rubiah inilah yang menjadi daya tarik bagi wisatawan karna di pulau inilah keanekaragaman flora dan fauna bawah laut yang mengagumkan. Pulau rubiah berada diujung barat pulau sumatera, menawarkan pesona keindahan bawah lautnya. Pulau ini memiliki luas kurang lebih 26 Ha. Karena pesona kekayaan bawah lautnya tersebut Taman Laut Rubiah atau Sea Garden of Rubiah dijuluki sebagai surga para penyelam. Gambar 5.7 Pemandangan lokasi Pulau Rubiah Pulau rubiah dengan taman lautnya menawarkan pesona keindahan alam bawah laut yang dapat memukau bagi siapa saja yang mengunjunginya. Anda akan menemui berbagai macam spesies ikan tropis seperti angel fish, gigantic clams, school of parrot fish, lion fish dan sebagainya. Terdapat juga berbagai jenis terumbu karang. Untuk bisa menikmati keindahan alamnya, anda tidak harus 51

28 memiliki lisensi menyelam. Karena di pulau ini, terdapat banyak spot penyelam yang aman digunakan untuk aktivitas menyelam bagi pemula atau penyelam yang belum memiliki lisensi. Selain sebagai tujuan wisata, Pulau Rubiah merupakan tempat penelitian biota laut. Terdapat 15 jenis biota laut yang dilindungi oleh pemerintah indonesia. Setelah lelah melakukan kegiatan menyelam ataau snorkeling, anda dapat mengisi perut anda di warung makan yang terdapat di pulau ini. Untuk masalah fasilitas dan akomodasi, Pulau Rubiah memang masih sangat minim, karena pulau ini masih belum berpenghuni. Gambar 5.8 Taman laut di Pulau Rubiah 52

29 Kegiatan yang menarik Selain dari keindahan laut lepas, Pantai Iboih juga menawarkan hutan yang menarik wisatawan. Ada banyak spesies eksotis yang mendiami hutan. Hutan rekreasi Iboih berdekatan dengan Taman Laut Rubiah. Hutan ini mencakup sekitar Ha dan juga dilindungi sebagai cagar alam khusus untuk Pulau Weh. Hutan tropis yang luas dan padat agak sulit untuk berjalan-jalan. Karena hutan ini adalah rumah bagi berbagai jenis hewan, seperti monyet liar, segala jenis reptil yang kecil dan besar yang terbilang liar. Namun untuk kegiatan yang menarik untuk dilakukan di pantai iboih ini adalah kegiatan snorkeling, dengan menikmati keindahan alam bawah lautnya. Gambar 5.9 Kawasan hutan lindung di pulau rubiah dan kegiatan snorkeling 53

30 Iboih dilengkapi dengan fasilitas dan akomodasi yang cukup lengkap. Hotel, bungalow, kafe, restoran, sewa perahu, menyelam dan berselancar penyewaan peralatan semua banyak tersedia disini. Sewa kapal dapat ditemukan di Iboih yang menawarkan tur Pulau. Event yang diselenggarakan Sabang Marine Festival adalah event yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat kota Sabang, acara ini diharapkan menggenjot jumlah kunjungan wisatawan ke Indonesia serta menjadikan Sabang sebagai destinasi tujuan wisata yacht dalam rangka meningkatkan devisa negara, sekaligus membuka lapangan kerja pada masyarakat di sektor pariwisata. Perhelatan Sabang Marine Festival tak hanya fokus pada laut. Yachter juga akan diajak berpartisipasi dalam kehidupan lokal Sabang melalui permainan interaktif, interaksi sosial, penampilan kebudayaan, menjelajahi Pulau Weh, dan tsunami tour di Banda Aceh. Kegiatan ini merupakan kerjasama Kementerian Pariwisata RI, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Privinsi Aceh, serta Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang (BPKS). Pemerintah Pusat dan Pemerintah Aceh kini terus berupaya memjukan pariwisata Sabang dengan menarik kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara. Sabang ditargetkaan menjadi salah satu Kawasan Strategis Nasional dan menjadi destinasi utama kapal pesiar dan wisata bahari internasional. 54

31 Gambar 5.10 Sabang Marine Festival Sabang merupakan kota di Pulau Weh sekaligus pintu gerbang di kawasan ujung barat Indonesia. Sabang kini juga menjelma menjadi destinasi wisata bahari Indonesia yang menawarkan surga bagi para penyelam. Di Sabang wisatawan dapat menikmati beragam wisata bahari, wisata benteng bersejarah, menikmati kuliner, atau berkeliling menikmati pemandangan alamnya yang asri. Kegiatan Sabang Marine festival untuk memperkenalkan potensi kelautan dan keindahan sabang pada dunia internasional. Akan diperkenalkan pula dermaga Marina Lhok Weng kepada komunitas pelayar dunia yang menampung sekitar 100 yacht. Dengan marina tersebut ditarget ke depan, Sabang dapat menjadi lokasi tujuan utama para pelayar atau wisata yacht sehingga menambah angka kunjungan wisatawan mancanegara di Indonesia. Sabang Marine Festival juga diharapkan mampu mendorong percepatan pembangunan kawasan perbatasan Negara RI, membuka peluang investasi di sektor pariwisata, serta meningkatkan devisa negara dan membuka lapangan kerja pada masyarakat 55

32 pencari kerja sektor pariwisata.kegiatan ini biasanya dilaksanakan di akhir tahun, ataupun di pertengahan tahun. Gambar 5.11 Acara Sabang Marine Festival Untuk event yang diselenggarakan di daerah Pantai Iboih itu sendiri, event tentang acara pariwisata memang ada dilaksanakan, kegiatan yang dilakukan berupa mengenal lebih jauh lagi wisata bahari, lomba memancing, dan kapal hias, selama dua tahun lalu dan semua masyarakat Iboih berperan serta dalam acara tersebut, namun dikatakan oleh kepala desanya tersendiri setahun belakang ini acara tersebut vakum dikarenakan kurangnya dana pemerintah pusat dalam partisipasi acara tersebut. Maka dari itu acara tersebut vakum untuk sementara waktu. 56

33 5.1.2 Aksesibilitas pada Objek dan Daya Tarik Wisata Pantai Iboih, Sabang Lokasi yang mudah dijangkau Akses pencapaian dari pelabuhan balohan menuju pantai iboih menempuh jarak 26,8 km dengan waktu tempuh -/+ 45 menit, sedangkan akses pencapaian dari bandara maimun saleh menuju pantai iboih menempuh jarak 21,3 km dengan waktu tempuh -/+ 37 menit Gambar 5.12 (1) Pantai Iboih, Akses dari (2)Pelabuhan-Pantai Iboih, (3)Bandara-Pantai Iboih 57

34 Kondisi Jalan Untuk kondisi jalan menuju lokasi Patai Iboih sangat optimal, lebar jalan juga mampu dilalui oleh kendaraan besar seperti bus pariwisata. Pemandangan infrastruktur jalan di kota sabang walaupun terletak ribuan kilometer dari Ibukota Negara, ternyata infrastruktur di kota ini cukup diperhatikan, khususnya jalan. Kondisi jalan disini rata-rata bagus-bagus dan lebar-lebar, terasa bebas kalau mengemudi disini, jauh dari kemacetan dan kotanya terbilang asri. Gambar 5.13 Kondisi jalan menuju Lokasi Pantai Iboih 58

35 Ketersediaan transportasi lokal Untuk sampai ke Pantai Iboih, bisa menyewa kendaraan yang ada disekitar daerah Pelabuhan. Dengan menyewa mobil, motor, ataupun menggunakan angkutan umum seperti taxi dan becak motor. Biaya yang dikenakan perorangannya sekitar Rp ,- dan diantar dari Pelabuhan Balohan menuju Pantai Iboih. Jarak dari pelabuhan Balohan sampai ke Pantai Iboih sekitar 30 km atau sekitar 1 jam perjalanan. Gambar 5.14 Ketersedian Transportasi di Pantai Iboih Amenitas pada Objek dan Daya Tarik Wisata Pantai Iboih, Sabang Sebagai salah satu lokasi tujuan wisata, Sabang harus mampu memenuhi kebutuhan - kebutuhan wisatawan dalam perjalanannya. Fasilitas - fasilitas pendukung yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan juga jadi hal yang sangat diperhitungkan. Dalam hal ini Sabang merupakan kota yang sudah cukup siap dalam menerima wisatawan. Fasilitas fasilitas pendukung yang dibutuhkan oleh wisatawan adalah tempat makan, penginapan, toilet umum serta tempat ibadah. Kawasan wisata Pantai Iboih juga memiliki ketersediaan fasilitas yang mencukupi, seperti halnya : 59

36 Penginapan Pada umumnya penginapan yang berada di sekitar Pantai Iboih merupakan penginapan dengan fasilitas standart dan harga terjangkau. Dan kini sudah lebih dikembangkan lagi maka dari itu di kawasan ini sekarang terdapat sejumlah penginapan mulai dari kelas backpacker sampai yang mewah. Jumlah penginapan di Teupin Layeu ada sekitar 33 Penginapan/Bungalow dan Jumlah kamar 225 unit dan pemilik dari setiap penginapan di pantai iboih ini adalah masyarakat pantai iboih Jurong Teupin Layeu. Gambar 5.15 Penginapan di Pantai Iboih 60

37 Tempat Makan Tempat makan di kawasan Pantai Iboih menyediakan menu yang beragam bagi wisatawan seperti ikan bakar, mie, dsb. Selain wisatawan, tempat makan di Pantai Iboih juga diminati oleh masyarakat sekitar dan para pedagang yang ada dikawasan tersebut. Tempat tempat makan tersebut dikelola langsung oleh masyarakat lokal sehingga dapat meningkatkan ekonomi mereka. Gambar 5.16 Restoran/Tempat Makan di sekitar Pantai Iboih Tempat makan di lokasi Pantai Iboih ini, tidaklah sulit untuk di jangkau, karena tempat makan ataupun restoran berada di sepanjang jalan Pantai Iboih ini. 61

38 Tempat Ibadah Fasilitas tempat ibadah disekitar pantai Iboih, Sabang sudah tersedia. Kawasan Pantai Iboih, Sabang yang berada di permukiman masyarakat menyebabkan fasilitas umum yang biasa digunakan oleh masyarakat seperti rumah ibadah juga dapat di gunakan oleh wisatawan. Rumah ibadah yang terdapat di sekitar Pantai Iboih adalah Masjid. Masyarakat disini dengan mayoritas muslim memiliki Masjid 2 Unit. Untuk 1 unit mesjid berada di sekitar jalan menuju Pantai Iboih dan 1 Unit lagi terdapat di kawasan Pantai Iboih yaitu Masjid Tuha Babul `ibad. Dan untuk dilokasi Pantai Iboih ini, untuk akses menuju tempat ibadah tidaklah sulit karena tempat ibadah tersebut terletak di pinggir jalan kawasan Pantai Iboih. Gambar 5.17 Masjid di kawasan Pantai Iboih 62

39 Toilet Umum Jumlah toilet umum yang berada di kawasan Pantai Iboih sudah terbilang mencukupi, namun masih membutuhkan perhatian lebih dari pemerintah ataupun masyarakat sekitar untuk perbaikannya. Karana lokasi di pantai iboih ini rata rata tempat usaha penginapan dan setiap penginapan pasti memiliki toilet masing masing. Toilet umum yang berada di kawasan Pantai Iboih ini terletak di dekat Masjid. Pada umumnya ketersediaan toilet umum dikelola oleh masyarakat, sehingga penggunaan toilet umum harus membayar untuk menggunakan fasilitas tersebut. Berikut merupakan kondisi toilet umum yang berada di kawasan pantai iboih. Toilet umum tersebut terletak di masjid yang ada dikawasan pantai iboih. Jadi tidak sulit untuk menemukan toilet umum pada kawasan pantai iboih ini, sebab berada di pinggir jalan. Untuk penggunaannya dikenakan biaya Rp 5.000,00 pada setiap penggunaannya. Gambar 5.18 Toilet umum di kawasan Pantai Iboih 63

40 5.2 Pendahuluan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan melalui penyebaran kuesioner dan observasi, pada bab ini akan membahas dan menganalisa data yang telah didapatkan tersebut. Pada bab ini juga dibahas karakteristik masyarakat yang menjadi responden dalam penelitian. Pariwisata berbasis masyarakat dalam perkembangan pariwisata di Pantai Iboih melalui gambaran pemikiran masyarakat dalam aspek ekonomi. 5.3 Karakteristik Responden Penelitian yang ditujukan untuk menemukan gambaran keterlibatan masyarakat terhadap pariwisata di Pantai Iboih, Sabang. Agar menjadi tujuan wisata yang berbasis masyarakat dengan melibatkan gambaran pemikiran masyarakat. Karakteristik dari masyarakat yang menjadi responden didalam penelitian ini terdiri dari jenis kelamin, umur, status kependudukan, pekerjaan, dan penghasilan perbulan. Perbandingan jumlah responden ditinjau berdasarkan jenis kelamin mereka dapat dilihat pada tabel 5.1. Tabel 5.1 Karakteristik Jenis Kelamin Responden karakteristik Jumlah (orang) Persen (%) Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total (Sumber : Data Pribadi) 64

41 Berdasarkan tabel 5.1. selisih presentasi responden perempuan dan lakilaki tidak terlalu signifikan. Responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 58% dan responden perempuan sebanyak 42%. Perempuan dan laki-laki memiliki gambaran permikiran yang berbeda apabila ditinjau dari pandangan mereka terhadap perkembangan pariwisata dilingkungannya (Smith, 2014). Indentifikasi gambaran pemikiran masyarakat yang dilakukan untuk menemukan peran serta masyarakat dalam pengembangan pariwisata Pantai Iboih dan menemukan frekuensi pariwisata objek dan daya tarik wisata tersebut, melibatkan masyarakat yang berasal dari gender yang berbeda. Pemikiran masyarakat yang berasal dari gender berbeda akan memberikan informasi yang lebih menyeluruh. Karakteristik umur responden yang berada di sekitar Pantai Iboih dapat dilihat pada tabel 5.2. Tabel 5.2 Karakteristik Umur Responden Karakteristik Jumlah (Orang) Persen % Umur <20 tahun tahun tahun tahun >51 tahun - - Total ( Sumber : Data Pribadi ) Ditinjau dari umur, pada umumnya responden dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berada pada usia dewasa yang berumur <20 tahun sampai >51 tahun. Responden berada pada usia <20 tahun (4%), tahun (52%), tahun (32%), tahun (12%) dan >51 tahun hanya (0%). Untuk umur < 20 65

42 tahun dan 21-30tahun masuk pada kategori muda, tahun masuk kategori dewasa, sedangkan tahun dan >50 tahun dikategorikan tua. Pengkategorikan umur menjadi tiga bagian dilakukan oleh peneliti mengacu pada penelitian sejenis yang dilakukan oleh Marpaung (2015). Said (2011) dalam penelitian mengemukakan bahwa pada pengambilan gambaran pemikiran masyarakat sebaiknya tidak hanya melibatkan masyarakat yang berusia dewasa. Pandangan dari masyarakat dengan usia berbeda akan menghasilkan gambaran pemikiran yang kompeherensif. Pada penelitian ini peneliti memilih responden yang memiliki umur yang berbeda, namun tetap dibatasi dengan minimal umur responden 17 tahun. Pemilihan responden yang berada pada umur 17 tahun keatas dilakukan peneliti dilakukan agar masyarakat yang menjadi responden lebih paham menjawab pertanyaan pertanyaan yang di diberikan. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa masyarakat yang lebih banyak berada di Pantai Iboih adalah yang berada pada usia dewasa, dimana pada usia tersebut mereka lebih produktif. Pandangan masyarakat tidak hanya dipertimbangkan berdasarkan usia responden, namun juga berdasarkan status kependudukan. Perbandingan presentasinya responden berdasarkan status kependudukan seperti tabel

43 Tabel 5.3 Karakteristik Status Kependudukan Responden Karakteristik Jumlah (Orang) Persen (%) Status kependudukan Daerah setempat Luar daerah 4 4 Luar kota 1 1 Asing - - Total ( Sumber : Data Pribadi ) Berdasarkan tabel 5.3. status kependudukan masyarakat pantai iboih sangat berpengaruh pada penelitian ini, kerena terkait terhadap kawasan yang akan diteliti. Untuk status kependudukan masyarakat daerah setempat (95%), masyarakat luar daerah (4%), masyarakat luar kota (1%) dan untuk status kependudukan asing (0%). Indentifikasi keterlibatan masyarakat terhadap pariwisata pantai iboih sabang, untuk menemukan peran serta masyarakat dalam pengembangan pariwisata pantai iboih melibatkan masyarakat yang memiliki status kependudukan, dan berdasarkan penelitian ini lebih dominan masyarakat yang status kependudukannya adalah daerah setempat. Pemikiran masyarakat yang diketahui dari status kependudukannya akan memberikan informasi lebih menyeluruh. Karakteristik pekerjaan responden yang berada di sekitar pantai iboih dapat dilihat pada tabel

44 Tabel 5.4 Karakteristik Pekerjaan Responden Karakteristik Jumlah (orang) Persen (%) Pekerjaan Wiraswasta Pegawai negri 6 6 Pegawai swasta 9 9 Petani 3 3 Lainnya (Pemandu Snorkeling/Kapal) 7 7 Total ( Sumber : Data Pribadi ) Masyarakat yang menjadi responden dalam penelitian ini pada umumnya memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta (75%), pegawai negri (6%), pegawai swasta (9%), petani (3%), dan lainnya (Pemandu snorkeling/kapal) (7%). Masyarakat yang memahami potensi pariwisata yang ada dilingkungannya akan dapat melihat peluang bisnis baru yang dapat meningkatkan pendapatan keluarga (Jaafar, Bakrie dan Rassolimanesh 2015). Berdasarkan pengertian yang dilakukan, ditemukan bahwa masyarakat dapat melihat peluang usaha yang ada di Pantai Iboih sehingga mereka menjadikan peluang tersebut sebagai mata pencahariannya. Perbandingan persentasinya responden berdasarkan penghasilan per/bulan seperti tabel

45 Tabel 5.5 Karakteristik Penghasilan Per/Bulan Responden Karakteristik Jumlah (Orang) Persen (%) Penghasilan Per/Bulan < Rp , Rp ,00 Rp , Rp ,00 Rp , > Rp , Total ( Sumber : Data Pribadi ) Ditinjau dari penghasilan per/bulan masyarakat yang memiliki penghasilan < Rp ,00 (58%), penghasilan Rp ,00 Rp ,00 (39%), penghasilan Rp ,00 Rp ,00 (3%), dan penghasilan > ,00 (0%). Berdasarkan dari penghasilan per/bulan masyarakat di kawasan pantai iboih ini lebih dominan masyarakat yang memiliki penghasilan < Rp ,00 per/bulannya. Masyarakat yang memahami potensi pariwisata yang ada dilingkungannya akan meningkatkan penghasilannya. Dari penelitian ini, masyarakat pantai iboih harus dapat melihat peluang yang ada di kawasan pantai iboih sehingga mereka dapat menjadikan peluang tersebut untuk meningkatkan penghasilannya. 5.4 Kajian Pariwisata Berbasis Masyarakat Dalam Aspek Ekonomi. Aspek ekonomi merupakan dampak dari pariwisata yang dapat dirasakan secara nyata oleh masyarakat. Kajian pariwisata berbasis masyarakat di Pantai Iboih ditinjau dari aspek ekonomi dipaparkan berdasarkan indikator-indikator yang telah ditentukan melalui beberapa literatur. Pembahasan dalam aspek 69

46 ekonomi menganalisa terkait (1) terbukanya peluang usaha dalam bidang pariwisata terhadap (2) peningkatan pemasukan keluarga, (3) peningkatan kualitas ekonomi daerah ; serta (4) masyarakat mendapatkan keuntungan yang maksimal, (5) sumber pemasukan yang menjanjikan Terbukanya Peluang Usaha Dalam Bidang Pariwisata Pariwisata yang berkelanjutan mampu membuka peluang usaha bagi masyarakat dalam bidang pariwisata, hal tersebut juga terjadi di Pantai Iboih. Peluang usaha yang dapat dimanfaatkan masyarakat sebagai sumber mata pencaharian dari kegiatan pariwista di Pantai Iboih seperti menjual makanan, penginapan, sewa transportasi, serta memproduksi dan menjual barang dan dapat dijadikan oleh oleh bagi wisatawan, menyediakan jasa atraksi seperti alat menyelam, perahu, snorkeling, dan sebagainya. Peluang usaha yang terdapat di Pantai Iboih mampu menarik minat masyarakat untuk memanfaatkannya sebagai cara mereka terlibat pada pariwisata di daerah tersebut. Presentasi masyarakat tentang adakah masyarakat terpikir untuk membuka peluang usaha di Pantai Iboih dapat dilihat pada tabel

47 Tabel 5.6 Peluang usaha terkait pariwisata Karakteristik Jumlah (orang) Persen (%) Adakah anda terpikir untuk membuka peluang usaha yang terkait dengan pariwisata? Ya ada, Ya ada, tapi masih belum yakin Belum terpikir 3 3 Tidak ada 1 1 Tidak tahu - - Total ( Sumber : Data Pribadi ) Pada umumnya masyarakat sebelum memulai suatu usaha akan berpikir bagaimana dampaknya bagi kehidupan mereka, baik dari sisi keuntungan yang diperoleh maupun kerugian yang akan di terima. Dari penelitian berikut, masyarakat menyatakan ya ada (84%), ya ada masih belum terpikir (12%), belum terpikir (3%), tidak ada (1%), dan tidak tahu (0%) dalam pernyataan adakah masyarakat terpikir untuk membuka peluang usaha di bidang pariwisata. Dalam pernyataan tersebut lebih dominan masyarakat menyatakan ya ada alasanya karena peluang usaha dipantai iboih sangat besar, yang kedua ya ada tapi masih belum terpikir, alasanya karena peluang usaha di pantai iboih sangat besar namun masih banyak yang bingung mau terjun bidang usaha apa dan masalah modal dalam memulai usaha, ketiga belum terpikir alasannya masih belum memikirkan tentang usaha, keempat tidak ada alasannya, karena sebagian masyarakat masih takut untuk memulai usaha dikarenakan takut dengan kerugian yang akan diterima, dan yang kelima tidak tahu alasannya jelas disini masyarakat masih 71

48 bingung dan takut untuk memulai suatu usaha.presentasi masyarakat tentang apakah ada usaha masyarakat di bidang pariwisata dapat dilihat pada tabel Tabel 5.7 Usaha di bidang pariwisata Karakteristik Jumlah (orang) Persen % Apakah ada usaha anda di bidang pariwisata? Ya ada, sedang berjalan Ya ada, tapi masih belum berjalan Belum terpikir 7 7 Tidak ada 6 6 Tidak tahu - - Total ( Sumber : Data Pribadi ) Untuk pernyataan apakah ada usaha masyarakat di bidang pariwisata, masyarakat yang menyatakan ya ada sedang berjalan (57%), ya ada tapi masih belum berjalan (30%), belum terpikir (7), tidak ada (6%), dan tidak tahu (0%). Lebih dominan masyarakat menyatakan ya ada sedang berjalan alasannya untuk usaha di bidang pariwisata sangat besar karena pantai iboih merupakan tempat wisata bahari yang sangat diminati wisatawan, kedua ya ada tapi masih belum berjalan alasannya sebagian masyarakat masih memperbaiki ataupun sedang dalam proses dalam menjalankan bidang usahanya, ketiga masyarakat yang menyatakan belum terpikir alasannya mereka belum memikirkan untuk peluang usaha,keempat masyarakat menyatakan tidak ada alasannya sebagian masyarakat lebih memilih bekerja ditempat usaha milik orang lain dari pada untuk memulai suatu usaha baru dan masyarakat yang menyatakan tidak tahu alasannya mereka sibuk dengan perkerjaan yang mereka jalani. Presentasi masyarakat tentang 72

49 apakah masyarakat tertarik dengan peluang usaha yang ada pada kegiatan pariwisata yang ada di pantai iboih dapat dilihat pada tabel Tabel 5.8 Usaha yang dijalankan di Pantai Iboih Karakteristik Jumlah (orang) Persen % Usaha apakah yang anda jalankan di Pantai Iboih? Penginapan Tempat makan/restoran Souvenir Transportasi Lainnya Total ( Sumber : Data Pribadi ) Untuk pernyataan usaha apakah yang masyarakat jalankan di Pantai Iboih. Maka masyarakat menyatakan usaha penginapan di Pantai Iboih sebanyak (27%), Tempat makan/restoran (20%), Souvenir (16%), Transportasi (21%) dan Lainnya(16%). Lebih dominan masyarakat menyatakan usaha di bidang penginapan karena hal ini merupakan fasilitas yang harus dimiliki di suatu daerah wisata sebagai tempat beristirahat nantinya, kedua tempat makan alasannya hal ini merupakan kebutuhan dalam hidup, ketiga, transportasi merupakan hal yang di butuhkan wisatawan dalam menjelajahi daerah tersebut, keempat souvenir hal ini merupakan buah tangan yang khas dari daerah wisata, kelima lainya seperti penyewaan pelampung, guide, penyewaan perahu hal ini merupakan kebutuhan sampingan. Kendala utama bagi masyarakat yang tertarik namun belum memanfaatkan peluang usaha tersebut adalah keterbatasan modal yang dimiliki. Pariwisata berbasis masyarakat juga memungkinkan masyarakat untuk memulai bisnisnya dengan modal yang kecil (Smith, 2014). Pengembangan pariwisata 73

50 berbasis masyarakat di Pantai Iboih akan memungkinkan masyarakat untuk ikut memanfaatkan peluang usaha yang ada dengan mengunakan modal yang kecil. Melalui perkembangan pariwisata yang berbasis masyarakat maka pengelolahan pariwisata di Pantai Iboih akan lebih melibatkan dan memberikan keuntungan bagi masyarakat lokalnya Peningkatan Pemasukan Keluarga Dampak ekonomi dari pariwisata merupakan hal yang dapat dirasakan secara nyata oleh masyarakat. Salah satu dampak yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat adalah pengaruh pariwisata terhadap pemasukan keluarga mereka. Berdasarkan indentifikasi gambaran pemikiran masyarakat ditemukan bahwa pariwisata pasar buah mempengaruhi pemasukan keluarga mereka. Data yang ditemukan seperti tabel

51 Tabel 5.9 Pemasukan keluarga B. Peningkatan pemasukan keluarga Karakteristik Jumlah (orang) Persen % Menurut pandangan anda, apakah pemasukan untuk keluarga sudah tercukupi? Ya sudah, lebih dari cukup Ya sudah, cukup Tidak begitu cukup Belum 3 3 Tidak tahu - - Total ( Sumber : Data Pribadi ) Pada pernyataan menurut masyarakat, apakah pemasukan untuk keluarga sudah tercukupi, masyarakat yang menyatakan ya sudah lebih dari cukup (26%), ya sudah cukup (61%), tidak begitu cukup (10%), belum (3%), dan tidak tahu (0%). Lebih dominan masyarakat yang menyatakan ya sudah cukup alasannya masyarakat berpenghasilan terbilang cukup, kedua masyarakat yang menyatakan ya sudah lebih dari cukup alasannya sebagian masyarakat merasa pemasukan untuk keluarga sudah terbilang lebih dari cukup, dan ketiga masyarakat yang menyatakan tidak begitu cukup alasannya masyarakat merasa pemasukan yang didapat belum begitu cukup, masyarakat yang menyatakan belum alasannya sebagian masyarakat merasa bahwa pemasukan untuk keluarga belum tercukupi, dan masyarakat yang tidak tahu nihil. Presentasi masyarakat tentang pandangan masyarakat, adakah usaha lain yang ingin anda jalankan dalam meningkatkan pemasukan keluarga dapat dilihat pada tabel

52 Tabel 5.10 Usaha selain bidang pariwisata Karakteristik Jumlah (orang) Persen % Menurut pandangan anda, adakah anda terpikir untuk memulai suatu usaha lain, selain bidang pariwisata yang ingin anda jalankan dalam meningkatkan pemasukan keluarga? Ya ada, sudah terpikirkan Ya ada, tapi belum terpikirkan Masih belum yakin Tidak ada 1 1 Tidak tahu 3 3 Total ( Sumber : Data Pribadi ) Untuk pernyataan masyarakat tentang,adakah anda terpikir untuk memulai suatu usaha lain, selain bidang pariwisata yang ingin anda jalankan dalam meningkatkan pemasukan keluarga, masyarakat menyatakan ya ada sudah terpikir sekitar (10%), ya ada tapi belum terpikir (54%), masih belum yakin (32%), tidak ada sekitar (1%), dan tidak tahu (3%). Lebih dominan masyarakat yang menyatakan ya ada tapi belum terpikir alasannya masyarakat masih merasa bingung dalam bidang usaha apa yang harus dijalankan dalam meningkatkan pemasukan keluarga karena sebagian masyarakat merasa untuk penghasilan yang di dapat terbilang cukup, kedua masyarakat menyatakan masih belum yakin alasannya masyarakat merasa usaha di bidang lain belum tentu menjanjikan, ketiga ya sudah terpikirkan alasannya sebagian masyarakat merasa harus memulai usaha lain selain bidang pariwisata, keempat tidak tahu alsannya masyarakat masih bingung, dan tidak ada alasanya sebagian masyarakat tidak memiliki modal untuk menjalankan usaha.presentasi masyarakat tentang pandangan 76

53 masyarakat,tentang bagaimana pengaruh pariwisata di pantai iboih terhadap pemasukan keluarga di sabang dilihat pada tabel Tabel 5.11 Pariwisata berpengaruh terhadap pemasukan keluarga Karakteristik Jumlah (orang) Persen % Menurut pandangan anda, apakah pariwisata di Pantai Iboih berpengaruh terhadap pemasukan keluarga? Pariwisata di Pantai Iboih mampu meningkatkan pemasukan keluarga masyarakat Pariwisata di Pantai Iboih tidak berpengaruh pada pemasukan 8 8 keluarga masyarakat Pariwisata di Pantai Iboih terkadang mampu meningkatkan pemasukan 6 6 keluarga masyarakat Pariwisata di Pantai Iboih tidak ada meningkatkan pemasukan keluarga - - masyarakat Tidak tahu 5 5 Total ( Sumber : Data Pribadi ) Pada umumnya masyarakat memiliki pandangan bahwa aktifitas masyarakat di Pantai iboih mampu meningkatkan pemasukan keluarga masyarakat (81%). Hanya (8%) responden berpandangan bahwa kegiatan pariwisata di Pantai Iboih tidak berpengaruh pada pemasukan keluarga masyarakat, (6%) responden pariwisata di Pantai Iboih terkadang mampu meningkatkan pemasukan keluarga masyarakat, (5%) masyarakat yang menyatakan tidak tahu, dan responden yang menyatakan pariwisata di Pantai Iboih tidak ada meningkatkan pemasukan keluarga masyarakat nihil. Lebih dominan masyarakat menyatakan pariwisata di 77

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan menakjubkan. Kondisi kondisi alamiah seperti letak dan keadaan geografis, lapisan tanah yang subur

Lebih terperinci

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Objek Wisata Pulau Pari merupakan salah satu kelurahan di kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kabupaten Kepulauan Seribu, Jakarta. Pulau ini berada di tengah gugusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang BAB I PENDAHULUAN Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah pembangunan skala nasional, hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang terkenal dengan kekayaan keindahan alam yang beraneka ragam yang tersebar di berbagai kepulauan yang ada di Indonesia dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,7 persen (Tempo.co,2014). hal

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,7 persen (Tempo.co,2014). hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata di Indonesia tetap bertumbuh walaupun pertumbuhan perekonomian global terpuruk, pertumbuhan industri pariwisata di Indonesia tahun 2014 mencapai 9,39 persen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki 17.504 pulau besar dan kecil, tiga perempat wilayahnya terdiri atas laut. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia tidak hanya dikaruniai tanah air yang memiliki keindahan alam yang melimpah, tetapi juga keindahan alam yang mempunyai daya tarik sangat mengagumkan.

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi

I.PENDAHULUAN. Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi 1 I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi bangsa Indonesia, namun migas itu sendiri sifat nya tidak dapat diperbaharui, sehingga ketergantungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN ,05 Juta ,23 Juta ,75 Juta ,31 Juta ,23 Juta

BAB I PENDAHULUAN ,05 Juta ,23 Juta ,75 Juta ,31 Juta ,23 Juta JUTA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Fenomena yang terjadi saat ini yaitu masyarakat Indonesia menunjukkan minat yang semakin besar dalam menjelajah sektor pariwisata global. Berdasarkan

Lebih terperinci

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH Keputusan pemerintah dalam pelaksanaan program Otonomi Daerah memberikan peluang kepada berbagai propinsi di Indonesia

Lebih terperinci

Wisata Alam di Kawasan Danau Buyan,Buleleng, Bali. BAB 1 PENDAHULUAN

Wisata Alam di Kawasan Danau Buyan,Buleleng, Bali. BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai alasan pemilihan judul dalam latar belakang, rumusan masalah dari permasalahan yang ingin dipecahkan, tujuan serta metode penelitian yang digunakan.

Lebih terperinci

SEJARAH SINGKAT KOTA SABANG

SEJARAH SINGKAT KOTA SABANG SABANG-PULAU WEH SEJARAH SINGKAT KOTA SABANG 1881 Didirikan Kolen Station oleh Belanda 1895 Dibuka pelabuhan bebas dan dikelola oleh SabangMactscappij 1942 Sabang diduduki oleh Jepang, mengalami kehancuran

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Sibolga terletak di kawasan pantai Barat Sumatera Utara, yaitu di Teluk Tapian Nauli. Secara geografis, Kota Sibolga terletak di antara 01 0 42 01 0 46 LU dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Pariwisata merupakan kegiatan melakukan perjalanan dengan mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil, disisi lain masyarakat yang sebagian

BAB I PENDAHULUAN. besar sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil, disisi lain masyarakat yang sebagian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan, yang memiliki potensi besar sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil, disisi lain masyarakat yang sebagian besar bertempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam menunjang pembangunan suatu daerah. Pengembangan pariwisata

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bagi pendapatan suatu negara. Pada tahun 2007, menurut World Tourism

I. PENDAHULUAN. bagi pendapatan suatu negara. Pada tahun 2007, menurut World Tourism 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan sektor ekonomi yang memiliki perananan penting bagi pendapatan suatu negara. Pada tahun 2007, menurut World Tourism Organization (WTO) sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kemajuan ekonomi suatu negara adalah sektor pariwisata. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kemajuan ekonomi suatu negara adalah sektor pariwisata. Berdasarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan sektor pariwisata terjadi secara global dalam beberapa tahun belakangan ini. Sektor pariwisata menjadi tulang punggung suatu negara, dalam arti salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara dua benua Asia dan Autralia serta antara Samudera Pasifik dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 JUDUL Menganti Resort Hotel

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 JUDUL Menganti Resort Hotel BAB I 1.1 JUDUL Menganti Resort Hotel PENDAHULUAN 1.2 LATAR BELAKANG Saat ini, berwisata sudah menjadi kebutuhan yang cukup penting dalam kehidupan manusia. Jumlah pengunjung tempat wisata semakin meningkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disamping sektor lainnya seperti migas, perkebunan dan lain-lain. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. disamping sektor lainnya seperti migas, perkebunan dan lain-lain. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan penghasil devisa yang cukup besar untuk negara disamping sektor lainnya seperti migas, perkebunan dan lain-lain. Dalam meningkatkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan

Lebih terperinci

LAPORAN IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI OBYEK WISATA ALAM DI KARANGTEKOK BLOK JEDING ATAS. Oleh : Pengendali EkosistemHutan

LAPORAN IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI OBYEK WISATA ALAM DI KARANGTEKOK BLOK JEDING ATAS. Oleh : Pengendali EkosistemHutan LAPORAN IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI OBYEK WISATA ALAM DI KARANGTEKOK BLOK JEDING ATAS Oleh : Pengendali EkosistemHutan TAMAN NASIONAL BALURAN 2004 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Taman Nasional Baluran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia terdiri dari pulau-pulau dan berbagai macam suku dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia terdiri dari pulau-pulau dan berbagai macam suku dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia terdiri dari pulau-pulau dan berbagai macam suku dengan adat istiadat yang berbeda,yang mempunyai banyak pemandangan alam yang indah berupa pantai,danau,laut,gunung,sungai,air

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pariwisata merupakan salah satu sumber daya yang dapat. dimanfaatkan. Sesuai perkembangannya kepariwisataan bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pariwisata merupakan salah satu sumber daya yang dapat. dimanfaatkan. Sesuai perkembangannya kepariwisataan bertujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia pariwisata merupakan salah satu sumber daya yang dapat dimanfaatkan. Sesuai perkembangannya kepariwisataan bertujuan memberikan keuntungan baik bagi wisatawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses untuk menarik wisatawan dan pengunjung lainnya (McIntosh : 4, 1972). Kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. proses untuk menarik wisatawan dan pengunjung lainnya (McIntosh : 4, 1972). Kepariwisataan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata dapat diartikan sebagai seluruh kejadian dan hubungan yang timbul dari atraksi para wisatawan, penyalur jasa, pemerintah setempat, dan komunitas setempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi wisata di Aceh saat ini sangatlah besar, dan banyak yang belum dimanfaatkan sebagai objek wisata di setiap daerah. Hampir semua kabupaten di Aceh memiliki keunggulan

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA DUKUNG MINAWISATA DI KELURAHAN PULAU TIDUNG, KEPULAUAN SERIBU

ANALISIS DAYA DUKUNG MINAWISATA DI KELURAHAN PULAU TIDUNG, KEPULAUAN SERIBU ANALISIS DAYA DUKUNG MINAWISATA DI KELURAHAN PULAU TIDUNG, KEPULAUAN SERIBU Urip Rahmani 1), Riena F Telussa 2), Amirullah 3) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan USNI Email: urip_rahmani@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Sabang merupakan salah satu daerah di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang wilayahnya berbentuk kepulauan dan berada di wilayah paling barat Negara Kesatuan Republik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk menikmati produk-produk wisata baik itu keindahan alam maupun beraneka ragam kesenian

Lebih terperinci

10 Tempat Wisata di Manado yang Wajib Dikunjungi

10 Tempat Wisata di Manado yang Wajib Dikunjungi 10 Tempat Wisata di Manado yang Wajib Dikunjungi Manado merupakan ibu kota dari Provinsi Sulawesi Utara. Kota ini memiliki semboyan Torang Samua Basudara yang berarti Kita Semua Bersaudara. Masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN [TYPE HERE] [TYPE HERE]

BAB I PENDAHULUAN [TYPE HERE] [TYPE HERE] BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor andalan dalam memperoleh pendapatan negara dan ikut mendorong pertumbuhan ekonomi pada setiap daerah di Indonesia. Termasuk bagi

Lebih terperinci

Berikut obyek wisata yang bisa kita nikmati:

Berikut obyek wisata yang bisa kita nikmati: Daya tarik wisata alam Ujung Genteng memang membuat banyak orang penasaran karena keragaman objek wisatanya yang bisa kita nikmati dalam sekali perjalanan, mulai dari pantai berpasir putih, melihat penyu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya,

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya, dan teknologi, sehingga keadaan ini menjadi sebuah perhatian yang besar dari para

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan terbesar yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan terbesar yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara Kepulauan yang mempunyai pesisir dan lautan yang sangat luas, dengan garis pantai sepanjang 95.181 km dan 17.480 pulau (Idris, 2007). Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya yang berbeda seperti yang dimiliki oleh bangsa lain. Dengan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya yang berbeda seperti yang dimiliki oleh bangsa lain. Dengan melakukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melakukan perjalanan wisata sudah banyak sekali dilakukan oleh masyarakat modern saat ini, karena mereka tertarik dengan hasil kemajuan pembangunan suatu negara, hasil

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR Oleh : BETHA PATRIA INKANTRIANI L2D 000 402 JURUSAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Negara Indonesia merupakan Negara yang memiliki banyak ragam pariwisata dan budaya yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Mulai dari tempat wisata dan objek wisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tourism Organization (2005) dalam WTO Tourism 2020 Vision, memperkirakan jumlah kunjungan wisatawan internasional di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. Tourism Organization (2005) dalam WTO Tourism 2020 Vision, memperkirakan jumlah kunjungan wisatawan internasional di seluruh dunia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri pariwisata merupakan salah satu industri terbesar dan merupakan sektor jasa dengan tingkat pertumbuhan paling pesat di dunia saat ini. World Tourism

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata dewasa ini adalah sebuah Negara bisnis. Jutaan orang mengeluarkan triliunan dollar Amerika, meninggalkan rumah dan pekerjaan untuk memuaskan atau membahagiakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kesempatan berusaha, serta meningkatkan pengenalan dan pemasaran produk

BAB I PENDAHULUAN. dan kesempatan berusaha, serta meningkatkan pengenalan dan pemasaran produk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kepariwisataan pada umumnya diarahkan sebagai sektor potensial untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, peningkatan pendapatan daerah, memberdayakan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini pariwisata sudah menjadi kebutuhan dasar setiap individu, karena dengan berpariwisata seseorang dapat memenuhi kebutuhan jasmani, rohani, psikologis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara harfiah arti kata Boom sama dengan Haven dalam bahasa Belanda atau

BAB I PENDAHULUAN. Secara harfiah arti kata Boom sama dengan Haven dalam bahasa Belanda atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara harfiah arti kata Boom sama dengan Haven dalam bahasa Belanda atau pelabuhan dalam bahasa Indonesia. Orang-orang Tuban setempat mengatakan bahwa boom dibangun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata itu sendiri, tetapi juga lokal eksposur dan advokasi serta membantu membentuk

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata itu sendiri, tetapi juga lokal eksposur dan advokasi serta membantu membentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengalaman terhadap perjalanan wisata secara efektif meningkatkan loyalitas pengunjung terhadap pariwisata. Dalam mendukung ide ini, Huang (2009) menyatakan bahwa

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau-pulau kecil memiliki potensi pembangunan yang besar karena didukung oleh letaknya yang strategis dari aspek ekonomi, pertahanan dan keamanan serta adanya ekosistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah pesisir merupakan wilayah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan di laut yang saling berinteraksi sehingga

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pariwisata merupakan industri perdagangan jasa yang memiliki mekanisme pengaturan yang kompleks karena mencakup pengaturan pergerakan wisatawan dari negara asalnya, di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi perekonomian masyarakatnya. Tidak heran jika dewasa ini banyak masyarakat bersikap positif untuk

Lebih terperinci

Artikel Liburan ke Pulau Pari

Artikel Liburan ke Pulau Pari Artikel Liburan ke Pulau Pari Liburan yang bakal seru bareng keluarga: kakak, adik dan saudara-saudara sepupu ataupun dengan teman-teman, baik teman sekantor sepermainan, sekuliah ataupun teman sekomplex

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman flora, fauna dan gejala alam dengan keindahan pemandangan alamnya merupakan anugrah Tuhan Yang Maha

Lebih terperinci

12 Tempat Wisata di Pulau Lombok yang Indah

12 Tempat Wisata di Pulau Lombok yang Indah 12 Tempat Wisata di Pulau Lombok yang Indah http://tempatwisatadaerah.blogspot.com/2015/01/12-tempat-wisata-terindah-di-lombok.html 12 Tempat Wisata Terindah di Lombok Nusa Tenggara Barat - Lombok merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya banyak yang dihuni oleh manusia, salah satunya adalah Pulau Maratua

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya banyak yang dihuni oleh manusia, salah satunya adalah Pulau Maratua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara maritim yang terdiri dari beberapa gugusan pulau mulai dari yang besar hingga pulau yang kecil. Diantara pulau kecil tersebut beberapa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya alam. Dengan demikian, Indonesia memiliki potensi kepariwisataan yang tinggi, baik

Lebih terperinci

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepariwisataan saat ini sangat ramai dibicarakan karena berkembangnya sektor pariwisata maka pengaruh terhadap sektor lainnya sangat besar, oleh karena itu permintaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Timur. Salah satu obyek wisata yang terkenal sampai mancanegara di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Timur. Salah satu obyek wisata yang terkenal sampai mancanegara di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah salah satu provinsi yang terletak di Indonesia Timur. Salah satu obyek wisata yang terkenal sampai mancanegara di provinsi ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.7 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.7 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.7 Latar Belakang Banda Aceh merupakan salah satu kota yang dilanda bencana alam Tsunami pada Desember Tahun 2004. Pasca bencana Tsunami, kota Banda Aceh kembali di bangun oleh Pemerintah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan data lapangan dan diskusi teoritik, penelitian ini dapat menyimpulkan hal-hal sebagai berikut: Pertama, terdapat dua potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Globalisasi sering diterjemahkan sebagai gambaran dunia yang lebih seragam dan terstandar melalui teknologi, komersialisasi, dan sinkronisasi budaya yang dipengaruhi

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS PELUANG BISNIS PARIWISATA DI KARIMUNJAWA

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS PELUANG BISNIS PARIWISATA DI KARIMUNJAWA KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS PELUANG BISNIS PARIWISATA DI KARIMUNJAWA NAMA NIM KELAS : HANDI Y. : 11.02.8010 : D3 MI 2C SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA ABSTRAKSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya.

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekayaan sumber daya alam Indonesia yang memiliki keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh setiap daerah merupakan modal penting untuk meningkatkan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wisatawan. Tabel 1.1 Jumlah Pengunjung Taman Nasional Ujung Kulon

BAB I PENDAHULUAN. Wisatawan. Tabel 1.1 Jumlah Pengunjung Taman Nasional Ujung Kulon BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Secara administratif, Taman Nasional Ujung Kulon terletak di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten dengan luas wilayah 122.956 Ha, yang terdiri atas 78.619 Ha daratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini pariwisata bukan hal yang asing untuk masyarakat. Banyak wisatawan baik domestik maupun asing yang datang berlibur untuk menghabiskan waktu dan menikmati keindahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan modal dasar bagi pembangunan berkelanjutan untuk kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan modal dasar bagi pembangunan berkelanjutan untuk kesejahteraan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan merupakan salah satu aset penting bagi negara, yang juga merupakan modal dasar bagi pembangunan berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat. Hutan sebagai sumberdaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, JABODETABEK adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, JABODETABEK adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, JABODETABEK adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang tinggi dibandingkan beberapa wilayah lainnya di Pulau Jawa. Tingkat kehidupan Jakarta dan sekitarnya

Lebih terperinci

2016 PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN LOKALTERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE TAMAN KOTA DI KOTA TANGERANG SELATAN

2016 PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN LOKALTERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE TAMAN KOTA DI KOTA TANGERANG SELATAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sektor pariwisata saat ini telah menjadi sektor industri yang sangat besar di dunia. Pertumbuhuan pariwisata saat ini merupakan bentuk nyata dari perjalanan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan bentuk industri pariwisata yang belakangan ini menjadi tujuan dari sebagian kecil masyarakat. Pengembangan industri pariwisata mempunyai peranan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Beberap tahun terakhir ini perkembangan sektor pariwisata di Indonesia telah tumbuh dan berkembang.berbagai usaha telah diupayakan untuk menumbuhkembangkan industri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Propinsi Lampung merupakan wilayah yang memiliki kekayaan alam yang melimpah dan keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan Propinsi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara. Berkembangnya pariwisata pada suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah tempat

Lebih terperinci

LINGKUNGAN. Jakarta. 2 pulau (Besar dan Kecil) 1 jam Speedboat, 2,15 Fery Angke. Homestay AC, NO Hotels, NO Cottages Mengenai Pulau Tidung

LINGKUNGAN. Jakarta. 2 pulau (Besar dan Kecil) 1 jam Speedboat, 2,15 Fery Angke. Homestay AC, NO Hotels, NO Cottages Mengenai Pulau Tidung Jakarta 2 pulau (Besar dan Kecil) 4,148 jiwa *2010 1 jam Speedboat, 2,15 Fery Angke Homestay AC, NO Hotels, NO Cottages Mengenai ini sudah didiami penduduk sejak zaman penjajah Belanda. Dalam buku Sejarah

Lebih terperinci

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa :

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa : V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa : 1. Hipotesis 1 yang menyatakan Kualitas Obyek Wisata berupa Atraksi (Attraction), Fasilitas dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terpanjang kedua di dunia setelah Kanada (Sastrayuda, 2010). Bentang alam yang

BAB I PENDAHULUAN. terpanjang kedua di dunia setelah Kanada (Sastrayuda, 2010). Bentang alam yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari lebih 17.000 pulau dan memiliki panjang garis pantai 81.000 km yang merupakan terpanjang

Lebih terperinci

BAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU. A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu. Kota Sukoharjo. Secara geografis sebagian besar merupakan wilayah

BAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU. A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu. Kota Sukoharjo. Secara geografis sebagian besar merupakan wilayah BAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu Obyek Wisata Batu Seribu terletak di Desa Gentan Kecamatan Bulu Kabupaten Sukoharjo. Letaknya sekitar 20 KM sebelah selatan Kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. II/1999 seluas ha yang meliputi ,30 ha kawasan perairan dan

BAB I PENDAHULUAN. II/1999 seluas ha yang meliputi ,30 ha kawasan perairan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Taman Nasional Karimunjawa (TNKJ) terletak di Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah merupakan Kawasan Pelestarian Alam yang memiliki tingkat keanekaragaman hayati

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Pariwisata Kabupaten Lampung Selatan. ini memiliki luas wilayah 2.109,74 Km 2

BAB III HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Pariwisata Kabupaten Lampung Selatan. ini memiliki luas wilayah 2.109,74 Km 2 BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Pariwisata Kabupaten Lampung Selatan 1. Luas Wilayah dan Letak Geografis Kabupaten Lampung Selatan adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung Ibukota Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terdiri dari 34 provinsi (Data Kemendagri.go.id, 2012). Indonesia memiliki potensi alam yang melimpah sehingga dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam industri pariwisata dan terbukanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam industri pariwisata dan terbukanya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan pariwisata di Indonesia saat ini tumbuh sangat cepat dan memiliki peran yang sangat penting untuk menunjang perekonomian Indonesia. Pencapaian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor pariwisata bagi suatu negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi, sehingga keadaan ini menjadi perhatian besar dari para ahli dan

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi, sehingga keadaan ini menjadi perhatian besar dari para ahli dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya, dan teknologi, sehingga keadaan ini menjadi perhatian besar dari para ahli dan perencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi, produk atau jasa yang bersaing dalam satu pasar semakin banyak dan beragam akibat keterbukaan pasar. Sehingga terjadilah persaingan antar produsen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memiliki peran yang penting dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memiliki peran yang penting dalam perekonomian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pariwisata memiliki peran yang penting dalam perekonomian Indonesia, baik sebagai salah satu sumber penerimaan devisa maupun membuka kesempatan kerja dan kesempatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Maluku dengan kondisi geografis yang terdiri dari pulau-pulau kecil dan tanah yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Maluku dengan kondisi geografis yang terdiri dari pulau-pulau kecil dan tanah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Maluku Tenggara merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Maluku dengan kondisi geografis yang terdiri dari pulau-pulau kecil dan tanah yang berlapis karang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Namun kawasan wisata alam ini masih belum memaksimal potensi

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Namun kawasan wisata alam ini masih belum memaksimal potensi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pantai Plengkung merupakan sebuah wana wisata pantai yang menyimpan banyak potensi alam, yaitu pemandangan yang eksotis dan hamparan ombak yang tinggi. Namun

Lebih terperinci

Ini dia! 4 Pantai Cantik di kota Cilacap

Ini dia! 4 Pantai Cantik di kota Cilacap Ini dia! 4 Pantai Cantik di kota Cilacap Cilacap adalah salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang memiliki kekayaan wisata alam yang mempesona, deratan keindahan alam seperti pantai - pantai yang cantik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata.

I. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka percepatan pembangunan daerah, salah satu sektor yang menjadi andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata. Pariwisata

Lebih terperinci

Oleh Hartika Rhamedia / 2008 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Oleh Hartika Rhamedia / 2008 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Oleh Hartika Rhamedia 05276 / 2008 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas SikuaiIsland Sikuai merupakan salah satu pulau di daerah Minangkabau yang memiliki daya tarik luar biasa indah. Walaupun dikelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari lebih 17.000 Pulau dan memiliki panjang garis pantai 81.000 km yang merupakan terpanjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan kegiatan perekonomian yang telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan kegiatan perekonomian yang telah menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan kegiatan perekonomian yang telah menjadi andalan dan prioritas pengembangan bagi beberapa Negara, terlebih lagi bagi Negara berkembang seperti

Lebih terperinci

PAKET LOMBOK 4D/3N OPTION 1 D1:

PAKET LOMBOK 4D/3N OPTION 1 D1: PAKET LOMBOK 4D/3N OPTION 1 D1: Arr + City tour Setiba di bandara, anda akan dijemput oleh guide kami. Setelah itu, anda akan diantar ke restoran untuk makan siang. Setelah makan siang, anda akan diajak

Lebih terperinci

PENGARUH INTRUSI AIR LAUT TERHADAP AKUIFER PANTAI PADA KAWASAN WISATA PANTAI IBOIH SABANG (187A)

PENGARUH INTRUSI AIR LAUT TERHADAP AKUIFER PANTAI PADA KAWASAN WISATA PANTAI IBOIH SABANG (187A) PENGARUH INTRUSI AIR LAUT TERHADAP AKUIFER PANTAI PADA KAWASAN WISATA PANTAI IBOIH SABANG (187A) Mellisa Saila 1, Muhajjir 1, dan Azmeri 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, FT Universitas Syiah Kuala,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kulinernya banyak orang menyebutkan bahwa Indonesia adalah surga dunia yang

I. PENDAHULUAN. kulinernya banyak orang menyebutkan bahwa Indonesia adalah surga dunia yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia memiliki beraneka ragam wisata dan budaya yang terbentang dari sabang sampai marauke, mulai dari tempat wisata dan obyek wisata yang kaya akan keindahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Peta wilayah Indonesia Sumber:www.google.com, 2011.

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Peta wilayah Indonesia Sumber:www.google.com, 2011. BAB I PENDAHULUAN AQUARIUM BIOTA LAUT I.1. Latar Belakang Hampir 97,5% luas permukaan bumi merupakan lautan,dan sisanya adalah perairan air tawar. Sekitar 2/3 berwujud es di kutub dan 1/3 sisanya berupa

Lebih terperinci

ADA BALI DI KOTA NGAPAK

ADA BALI DI KOTA NGAPAK ADA BALI DI KOTA NGAPAK Cilacap adalah Kabupaten di Jawa Tengah yang berbatasan langsung dengan Jawa Barat yang memiliki luas wilayah sekitar 6,2 % dari wilayah Jawa Tengah. Cilacap terletak di sebelah

Lebih terperinci

BAB VII POLA ADAPTASI NELAYAN

BAB VII POLA ADAPTASI NELAYAN 89 BAB VII POLA ADAPTASI NELAYAN 7.1 Diversifikasi Pekerjaan Nelayan Karimunjawa telah menyadari terjadinya perubahan ekologis di kawasan Karimunjawa. Berbagai macam bentuk perubahan yang terjadi pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor migas yang sangat potensial dan mempunyai andil besar dalam membangun perekonomian yang saat

Lebih terperinci

INTENSITAS DAMPAK LINGKUNGAN DALAM PENGEMBANGAN EKOWISATA (Studi Kasus Pulau Karimunjawa, Taman Nasional Karimunjawa)

INTENSITAS DAMPAK LINGKUNGAN DALAM PENGEMBANGAN EKOWISATA (Studi Kasus Pulau Karimunjawa, Taman Nasional Karimunjawa) INTENSITAS DAMPAK LINGKUNGAN DALAM PENGEMBANGAN EKOWISATA (Studi Kasus Pulau Karimunjawa, Taman Nasional Karimunjawa) TUGAS AKHIR Oleh: LISA AGNESARI L2D000434 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraiakan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sasaran, ruang lingkup, metodologi penelitian, kerangka pemikiran, sistematika pembahasan. Untuk lebih jelasnya

Lebih terperinci

TAMAN REKREASI DAN COTTAGE DI PULAU KARIMUNJAWA

TAMAN REKREASI DAN COTTAGE DI PULAU KARIMUNJAWA P LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TAMAN REKREASI DAN COTTAGE DI PULAU KARIMUNJAWA (Penekanan Desain : Green Architecture) Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM Bujur Timur dan antara Lintang Selatan. Batas wilayah. 19 sampai dengan 162 meter.

V. GAMBARAN UMUM Bujur Timur dan antara Lintang Selatan. Batas wilayah. 19 sampai dengan 162 meter. V. GAMBARAN UMUM 5.1 Lokasi dan Kondisi Geografis Objek Wisata dan merupakan salah satu objek wisata yang berada di Kabupaten Pesawaran. Kabupaten Pesawaran sendiri merupakan kabupaten yang baru terbentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan kepariwisataan di Indonesia tahun terakhir ini makin terus digalakkan dan ditingkatkan dengan sasaran sebagai salah satu sumber devisa andalan di samping

Lebih terperinci