BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
|
|
- Liana Agusalim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Kariadi yang berdiri pada tahun 1925 merupakan salah satu rumah sakit di Semarang yang pengelolaannya dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang. Rumah sakit ini terletak di Kecamatan Semarang Tengah, tepatnya di Jl. Dr. Sutomo No.16. RSUP Dr. Kariadi menempati areal tanah seluas m 2 yang meliputi bangunan rumah sakit dan bangunan kelengkapan lainnya termasuk gedung fakultas kedokteran Universitas Diponegoro. RSUP Dr. Kariadi Semarang merupakan Rumah Sakit terbesar sekaligus berfungsi sebagai Rumah Sakit rujukan bagi wilayah Jawa Tengah. Saat ini RSUP Dr. Kariadi adalah Rumah Sakit kelas A. Secara struktural, RSUP dr. Kariadi merupakan Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Departemen Kesehatan dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan yang mempunyai tugas menyelenggarakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu, dan berkesinambungan dengan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan dan upaya lain sesuai kebutuhan. RSUP Dr. Kariadi juga berfungsi sebagai Rumah sakit Pendidikan maupun penelitian bagi dokter, dokter spesialis,dan sub spesialis dari Fakultas Kedokteran UNDIP,dan Institusi Pendidikan lain serta tenaga kesehatan lainnya oleh sebab itu peneliti menggunakan RSUP Dr. Kariadi sebagai tempat penelitian khususnya dibagian Rekam Medik. 39
2 B. Hasil 1. Analisis Deskriptif Analisis data mencakup variabel usia, paritas, jarak kehamilan, hipertensi, anemia, riwayat perdarahan, riwayat seksio sesarea dengan kejadian perdarahan pasca persalinan. Diskripsi masing-masing variabel berdasarkan kejadian perdarahan pasca persalinan tercantum dalam tabeltabel di bawah ini. a. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Usia responden dalam penelitian ini berkisar antara 15 tahun sampai 47 tahun dengan rerata 28,70 tahun ± 6,466 tahun. Hasil tersebut menunjukkan bahwa rerata usia responden tidak termasuk dalam usia berisiko. Distribusi frekuensi responden berdasarkan kelompok usia dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Usia Responden Usia Frekuensi Persentase Usia aman (20-35 th) 82 78,8 Usia terlalu muda (< 20 th) Usia terlalu tua (> 35 th) ,7 12,5 Total ,0 Berdasarkan Tabel 4.1 diperoleh gambaran bahwa mayoritas responden termasuk dalam usia aman (20-35 tahun) untuk melahirkan yaitu sebanyak 82 responden (78,8%) dan hanya 9 responden (8,7%) yang termasuk usia terlalu muda (< 20 tahun) untuk melahirkan. Distribusi frekuensi kategori usia antara kasus dan kontrol ditunjukkan pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kategori Usia antara Kasus dan Kontrol Tidak Usia Frekuensi % Frekuensi % usia aman (20-35 th) 41 78, ,8 terlalu muda (< 20 th) 5 9,6 4 7,7 terlalu tua(> 30 th) 6 11,6 7 13,5 Total , ,0 40
3 Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa pada usia aman untuk melahirkan (20-35 th) yang tidak mengalami perdarahan pasca persalinan dan yang mengalami perdarahan pasca persalinan sama besarnya yaitu 78,8%. b. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Paritas Paritas responden dalam penelitian ini berkisar antara 1 anak sampai 6 anak dengan rerata 2,36 anak ± 1,321 anak. Hasil tersebut menunjukkan bahwa rerata pada paritas responden tidak termasuk dalam paritas berisiko. Distribusi frekuensi responden berdasarkan kelompok paritas dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Paritas Paritas Frekuensi Persentase Primipara 37 35,6 Multiparitas Grande Multipara ,5 1,9 Total ,0 Berdasarkan Tabel 4.3 diperoleh gambaran bahwa sebagian besar responden termasuk dalam multiparitas (2-5 anak) sebanyak 65 resonden (62,5%) dan hanya ada 2 responden (1,9%) yang termasuk grande multipara (> 5 anak). Distribusi frekuensi kategori paritas antara kasus dan kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kategori Paritas antara Kasus dan Kontrol Tidak Paritas Frekuensi % Frekuensi % Primipara (1 anak) 20 38, ,7 Multiparitas (2-5 anak) 32 61, ,5 Grande Multipara (> 5 anak) 0 0,0 2 3,8 Total , ,0 41
4 Tabel 4.4 menunjukkan bahwa terdapat 2 responden pada kelompok kasus dengan paritas lebih dari 5 (grande multipara) semuanya mengalami perdarahan pasca persalinan. c. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jarak Kehamilan Jarak kehamilan responden dalam penelitian ini berkisar antara 0 tahun sampai 19 tahun dengan rerata 3,293 tahun ± 3,7731 tahun. Hasil tersebut menunjukkan bahwa rata-rata responden berada pada jarak kehamilan yang tidak berisiko. Distribusi frekuensi responden berdasarkan jarak kehamilan dapat dilihat pada Tabel 4.5. Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jarak Kehamilan Jarak Kehamilan Frekuensi Persentase Tidak berisiko (> 2th) 93 89,4 Berisiko ( 2th) 11 10,6 Total ,0 Berdasarkan Tabel 4.5 diperoleh gambaran bahwa mayoritas reponden mempunyai jarak kehamilan lebih dari 2 tahun sebanyak 93 responden (89,42%). Distribusi frekuensi jarak kehamilan antara kasus dan kontrol ditunjukkan pada Tabel 4.6. Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Jarak Kehamilan antara Kasus dan Kontrol Tidak Jarak Kehamilan Frekuensi % Frekuensi % Jarak 3-19 th 27 51, ,2 Jarak 0 th 21 40, ,4 Jarak 1-1,5 th 0 0,0 2 3,8 Jarak 1,6-2 th 4 7,7 5 9,6 Total , ,0 Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa terdapat 2 responden pada kelompok kasus yang mempunyai jarak kehamilan 1-1,5 tahun seluruhnya mengalami perdarahan pasca persalinan. 42
5 d. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tekanan Darah Tekanan darah responden dalam penelitian ini berkisar antara 90/60 mmhg sampai 220/110 mmhg dengan rerata 122,33 mmhg ± 19,283 pada sistole sedangkan rerata pada diastole menunjukkan angka 77,07 mmhg ± 10,717. Hasil tersebut menunjukkan bahwa rata-rata responden mempunyai tekanan darah dalam batas normal. Distribusi frekuensi berdasarkan tekanan darah responden dapat dilihat pada Tabel 4.7 dan Tabel 4.8. Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tekanan Darah (Sistole) Tekanan Darah Sistole Frekuensi Persentase Normal (< 120 mmhg) 36 34,6 Prehipertensi ( mmhg) Tahap 1 hipertensi ( mmhg) Tahap 2 hipertensi ( 160 mmhg) ,0 6,7 7,7 Total ,0 Berdasarkan Tabel 4.7 diperoleh gambaran bahwa sebagian besar responden mempunyai tekanan darah sistole prehipertensi ( mmhg) sebanyak 53 responden (51%) dan hanya 7 responden (6,7%) yang termasuk dalam tekanan darah sistole tahap 1 hipertensi ( mmhg). Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tekanan Darah (Diastole) Tekanan Darah Diastole Frekuensi Persentase Normal (< 80 mmhg) 52 50,0 Prehipertensi (80-89 mmhg) Tahap 1 hipertensi (90-99 mmhg) Tahap 2 hipertensi ( 100 mmhg) ,6 5,8 9,6 Total ,0 Berdasarkan Tabel 4.8 diperoleh gambaran bahwa sebagian besar responden mempunyai tekanan darah diastole normal (< 80 mmhg) dan 43
6 hanya 6 responden (5,8%) yang termasuk dalam tekanan darah diastole tahap 1 hipertensi (90-99 mmhg). Kategori tekanan darah sistole responden antara kasus dan kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.9 dan tekanan darah sistole antara kasus dan kontrol dapat dilihat pada Tabel Tabel 4.9 Kategori Sistole antara Kasus dan Kontrol Tidak Tekanan Darah Sistole Frekuensi % Frekuensi % Normal (< 120 mmhg) 17 32, ,5 Prehipertensi ( mmhg) 29 55, ,2 Tahap 1 hipertensi ( mmhg 4 7,7 3 5,8 Tahap 2 hipertensi ( 160 mmhg) 2 3,8 6 11,5 Total , ,0 Tabel 4.9 menunjukkan bahwa pada sebagian besar responden pada kelompok kontrol dan kelompok kasus memiliki tekanan sistole mmhg (Prehipertensi). Tabel 4.10 Kategori Diastole antara Kasus dan Kontrol Tidak Tekanan Darah Diastole Frekuensi % Frekuensi % Normal (< 80 mmhg) 23 44, ,8 Prehipertensi (80-89 mmhg) 23 44, ,0 Tahap 1 hipertensi (90-99 mmhg 2 3,8 4 7,7 Tahap 2 hipertensi ( 100 mmhg) 4 7,7 6 11,5 Total , ,0 Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden dengan perdarahan pasca persalinan memiliki tekanan darah diastole normal (< 80 mmhg). e. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kadar Haemoglobin Kadar haemoglobin (Hb) responden dalam penelitian ini berkisar antara 4,72 gr% sampai 15,60 gr% dengan rerata 11,0414 gr% ± 1,80769 gr%. 44
7 Hasil tersebut menunjukkan bahwa rata-rata responden mempunyai nilai Kadar Hb normal. Distribusi frekuensi responden berdasarkan kadar Hb dapat dilihat pada Tabel Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kadar Hb Kadar Hb Frekuensi Persentase Tidak Anemia ( 11 gr%) 61 58,7 Anemia Ringan (10-10,9 gr%) Anemia Sedang (7-9,9 gr%) Anemia Berat (< 7 gr%) ,3 23,1 1,9 Total ,0 Berdasarkan Tabel 4.11 menggambarkan bawah sebagian besar responden tidak mengalami anemia sebanyak 61 responden (58,65%) dan hanya 2 responden (1,9%) yang mengalami anemia berat. Kategori kadar Hb antara kasus (tidak perdarahan pasca persalinan) dan kontrol (perdarahan pasca persalinan) dapat dilihat pada Tabel Tabel 4.12 Kategori Hb antara Kasus dan Kontrol Tidak Kadar Hb Frekuensi % Frekuensi % Tidak Anemia ( 11 gr%) 39 75, ,3 Anemia Ringan (10-10,9 gr%) 9 17,3 8 15,4 Anemia Sedang (7-9,9 gr%) 4 7, ,5 Anemia Berat (< 7 gr%) 0 0,0 2 3,8 Total , ,0 Tabel 4.12 menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol mayoritas responden tidak menderita anemia sebesar 39 (75%) dan pada kelompok kasus menunjukkan bahwa terdapat 2 responden dengan anemia berat semuanya mengalami perdarahan pasca persalinan. f. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Riwayat Perdarahan Riwayat perdarahan pasca persalinan antara kasus dan kontrol dapat dilihat pada Tabel
8 Tabel 4.13 Riwayat antara Kasus dan Kontrol Tidak Riwayat Frekuensi % Frekuensi % Tidak , ,2 Ya 0 0,0 2 3,8 Total , ,0 Berdasarkan Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa 2 responden yang mempunyai riwayat perdarahan pasca persalinan seluruhnya mengalami perdarahan pasca persalinan. Riwayat perdarahan merupakan salah satu faktor risiko terjadinya perdarahan pasca persalinan. Distribusi frekuensi responden berdasarkan riwayat perdarahan responden dapat dilihat pada Tabel Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Riwayat Perdarahan Riwayat Perdarahan Frekuensi Persentase Tidak ,1 Ya 2 1,9 Total ,0 Berdasarkan Tabel 4.14 dapat dilihat bahwa mayoritas responden tidak mempunyai riwayat perdarahan pasca persalinan sebanyak 102 responden (98,1%). g. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Riwayat SC Riwayat perdarahan pasca persalinan antara kasus dan kontrol dapat dilihat pada Tabel Tabel 4.15 Riwayat SC antara Kasus dan Kontrol Tidak Riwayat SC Frekuensi % Frekuensi % Tidak 51 98, ,3 Ya 1 1,9 4 7,7 Total , ,0 46
9 Tabel 4.15 menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol hanya terdapat 1 responden yang memiliki riwayat SC dan pada kelompok kasus terdapat 4 responden yang memiliki riwayat SC. Distribusi frekuensi responden berdasarkan riwayat SC responden pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel Tabel 4.16 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Riwayat SC Riwayat SC Frekuensi Persentase Tidak 99 95,2 Ya 5 4,8 Total ,0 Berdasarkan Tabel 4.16 dapat dilihat bahwa mayoritas responden tidak mempunyai riwayat seksio sesarea sebanyak 99 responden (95,19%). 2. Analisis Bivariat Analisis hubungan faktor risiko dengan kejadian BBLR mencakup variabel paritas, usia, jarak kehamilan, distensi uterus, hipertensi, anemia, riwayat perdarahan, riwayat seksio sesarea dengan kejadian perdarahan pasca persalinan. Hubungan masing-masing variabel tercantum dalam tabel-tabel di bawah ini : a. Hubungan antara Paritas dengan Kejadian Perdarahan Pasca Persalinan Kejadian perdarahan pasca persalinan berdasarkan paritas responden yang terdiri dari primipara, multiparitas dan grande multipara dapat dilihat pada Tabel No Tabel 4.17 Kejadian Berdasarkan Paritas Responden Paritas Tidak Ya Total n % n % n % 1 Primipara 20 54, , ,0 2 Multiparitas 32 49, , ,0 3 Grande Multipara 0 0, , ,0 Total 52 50, , ,0 47
10 No 1 2 Bedasarkan Tabel 4.17 dapat dilihat bahwa 2 responden yang memiliki paritas lebih dari 5 (grande multiparitas) seluruhnya mengalami perdarahan pasca persalinan, pada multiparitas (2-5 anak) 33 dari 65 responden (50,8%) mengalami perdarahan pasca persalinan. Analisis hubungan antara paritas dengan kejadian perdarahan pasca persalinan pada variabel paritas yang sudah dikategorikan menjadi paritas tidak berisiko dan paritas berisiko dapat dilihat pada Tabel Tabel 4.18 Hubungan antara Paritas dengan Kejadian Paritas Tidak Berisiko ( 3 anak) Berisiko (> 3 anak) Tidak Ya Total n % n % n % 48 60, , ,0 4 16, , ,0 Total 52 50, , ,0 ρ 0,000 OR 8,129 2,547-25,949 Hasil analisis hubungan antara paritas dengan kejadian perdarahan pascapersalinan diperoleh bahwa ada sebanyak 31 dari 79 (79%) responden dengan paritas tidak berisiko ( 3 anak) mengalami perdarahan pasca persalinan, sedangkan diantara responden dengan paritas berisiko (> 3 anak) yaitu 21 dari 25 (84%) mengalami perdarahan pasca persalinan. Hasil uji statistik Chi Square diperoleh nilai p = 0,000 (lebih kecil dari α 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara paritas dengan kejadian perdarahan pasca persalinan. Hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 8,129 artinya : responden yang termasuk dalam paritas berisiko mempunyai peluang 8,129 kali mengalami perdarahan pascapersalinan. b. Hubungan antara Usia dengan Kejadian Perdarahan Pasca Persalinan Kejadian perdarahan pasca persalinan berdasarkan usia respondendapat dilihat pada Tabel
11 Tabel 4.19 Kejadian Berdasarkan Usia Responden No Usia Tidak Ya Total n % n % n % 1 Usia Aman (20-35 th) 41 50, , ,0 2 Usia Terlalu Muda (<20th) 5 55,6 4 44, ,0 3 Usia Terlalu Tua (> 35 th) 6 46,2 7 53, ,0 Total 52 50, , ,0 No 1 2 Bedasarkan Tabel 4.19 menunjukkan bahwa 7 dari 13 responden (53,8%) dengan usia terlalu tua (> 35 tahun) mengalami perdarahan pasca persalinan dan pada usia aman untuk melahirkan (20-35 tahun) separuhnya mengalami perdarahan pasca persalinan. Analisis hubungan antara usia dengan kejadian perdarahan pasca persalinan yang telah dikategorikan menjadi usia tidak berisiko dan berisiko dapat dilihat pada Tabel Tabel 4.20 Hubungan antara Usia dengan Kejadian Usia Tidak Berisiko (20th- 35th) Berisiko (<20th dan > 35 th) Tidak Ya Total n % n % n % 41 50, , , , , ,0 Total 52 50, , ,0 ρ 1,000 OR 1,000 0,390-2,563 Hasil analisis hubungan antara usia dengan kejadian perdarahan pascapersalinan sebagian (50%) responden tidak termasuk dalam usia berisiko mengalami perdarahan pasca persalinan. Hasil uji statistik Chi Square diperoleh nilai p = 1,000 (lebih besar dari α 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara usia dengan kejadian perdarahan pasca persalinan. Hasil analisis diperoleh pula nilai 49
12 OR = 1,000 yang artinya : usia bukan merupakan faktor risiko terjadinya perdarahan pasca persalinan. c. Hubungan antara Jarak Kehamilan dengan Perdarahan Pascapersalinan Kejadian perdarahan pasca persalinan berdasarkan jarak kehamilan dapat dilihat pada Tabel jarak persalinan dibagi menjadi jarak kehamilan lebih dari 3 tahun, responden yang baru pertama kali melahirkan (0 tahun), jarak kehamilan 1-1,5 tahun dan jarak kehamilan lebih dari 1,5-2 tahun. Tabel 4.21 Kejadian Berdasarkan Jarak Kehamilan Responden No Jarak Kehamilan Tidak Ya Total n % n % n % 1 > 3 th 27 52, , ,0 2 0 th 21 50, , , ,5 th 0 0, , ,0 3 1,5 2 th 4 44,4 5 55, ,0 Total 52 50, , ,0 Tabel 4.21 menunjukkan bahwa responden yang memiliki jarak kehamilan 1-1,5 tahun antara anak yang akan dilahirkan dengan anak sebelumnya seluruhnya mengalami perdarahan pasca persalinan dan perdarahan pasca persalinan terjadi sebesar 55,6% pada responden yang memiliki jarak kehamilan lebih dari 1,5-2 tahun. Analisis hubungan antara jarak kehamilan dengan kejadian perdarahan pasca persalinan dapat dilihat pada Tabel Tabel 4.22 Hubungan antara Jarak Kehamilan dengan Kejadian No Jarak Kehamilan Tidak Ya Total n % n % n % 1 Tidak Berisiko (> 2 th) 27 52, , ,0 2 Berisiko ( 2 th) 4 36,4 7 63, ,0 Total 31 50, , ,0 ρ 0,508 OR 1,969 0,512-7,563 50
13 Hasil analisis hubungan antara jarak kehamilan pada multiparitas dan grande multipara dengan kejadian perdarahan pasca persalinan diperoleh bahwa ada sebanyak 24 dari 51 (47,1%) responden termasuk dalam kategori tidak berisiko (jarak kehamilan > 2 tahun) mengalami perdarahan pasca persalinan, sedangkan diantara responden yang berisiko (jarak kehamilan dari 2 tahun) yaitu 7 dari 11 (63,6%) responden mengalami perdarahan pasca persalinan. Hasil uji statistik Chi Square diperoleh nilai p = 0,508 (lebih besar dari α 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara jarak kehamilan dengan kejadian perdarahan pasca persalinan. Hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 1,969 artinya : responden mempunyai jarak kehamilan 2 tahun mempunyai peluang 1,969 kali mengalami perdarahan pasca persalinan. d. Hubungan antara Hipertensi dengan Kejadian Perdarahan Pasca Persalinan Kejadian perdarahan pasca persalinan berdasarkan tekanan darah responden yang dibagi menjadi 4 klasifikasi tekanan darah orang dewasa yang dibagi menjadi tekanan darah normal, prehipertensi, tahap 1 hipertensi dan tahap 2 hipertensi dapat dilihat pada Tabel 4.23 (Kejadian berdasarkan tekanan darah sistole responden) dan Tabel 4.24 (Kejadian berdasarkan tekanan darah diastole responden). Tabel 4.23 Kejadian Berdasarkan Sistole Responden No Tekanan Darah Tidak Ya Total n % n % n % 1 Normal (< 120 mmhg) 17 47, , ,0 2 Prehipertensi ( mmhg) 29 54, , ,0 3 Tahap 1 Hipertensi ( mmhg) 4 57,1 3 42, ,0 4 Tahap 2 Hiperetensi ( 160 mmhg) 2 25,0 6 75, ,0 Total 52 50, , ,0 51
14 Berdasarkan Tabel 4.23 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki tekanan darah sistole 160 mmhg (Tahap 2 hipertensi) 6 dari 8 (75%) responden mengalami perdarahan pasca persalinan. Tabel Kejadian Berdasarkan Diastole Responden No Tekanan Darah Tidak Ya Total n % n % n % 1 Normal (< 80 mmhg) 23 44, , ,0 2 Prehipertensi (80-89 mmhg) 23 63, , ,0 3 Tahap 1 Hipertensi (90-99 mmhg) 2 33,3 4 66, ,0 4 Tahap 2 Hiperetensi ( 100 mmhg) 4 40,0 6 60, ,0 Total 52 50, , ,0 No 1 2 Tabel 4.24 menunjukkan bahwa responden yang memiliki tekanan darah diastole mmhg (tahap 1 hipertensi) 4 dari 6 (66,7%) responden mengalami perdarahan pasca persalinan. Analisis hubungan antara hipertensi dengan kejadian perdarahan pasca persalinan setelah dikategorikan menjadi tidak hipertensi dan hipertensi dapat dilihat pada Tabel Tabel 4.25 Hubungan antara Hipertensi dengan Kejadian Tekanan Darah Tidak Hipertensi (< 140/90 mmhg) Hipertensi ( 140/90 mmhg) Tidak Ya Total n % n % n % 46 51, , ,0 6 40,0 9 60, ,0 Total ,0 ρ 0,577 OR 1,605 0,527-4,886 Hasil analisis hubungan antara hipertensi dengan kejadian perdarahan pasca persalinan diperoleh bahwa ada sebanyak 43 dari 89 (48,3%) responden yang tidak hipertensi mengalami perdarahan pasca persalinan. Sedangkan diantara responden yang mengalami hipertensi yaitu 9 dari 15 52
15 (50%) responden mengalami perdarahan pasca persalinan. Hasil uji statistik Chi Square diperoleh nilai p = 0,577 (lebih besar dari α 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara hipertensi dengan kejadian perdarahan pasca persalinan. Hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 1,605 artinya : responden yang mengalami hipertensi mempunyai peluang 1,605 kali mengalami perdarahan pasca persalinan. e. Hubungan antara Anemia dengan Perdarahan Pasca Persalinan Kejadian perdarahan pasca persalinan berdasarkan kadar Hb dapat dilihat pada Tabel Tabel 4.26 Kejadian Berdasarkan Kadar Hb Responden No Kadar Hb Tidak Ya Total n % n % n % 1 Tidak Anemia ( 11 gr%) 39 63, , ,0 2 Anemia Ringan (10-10,9 gr%) 9 52,9 8 47, ,0 3 Anemia Sedang (7-9,9 gr%) 4 33, , ,0 4 Anemia Berat (< 7 gr%) 0 100, , ,0 Total 52 50, , ,0 Tabel 4.26 menunjukkan bahwa 2 responden dengan anemia berat seluruhnya mengalami perdarahan pasca persalinan dan perdarahan pasca persalinan terjadi pada 20 dari 24 (83,3%) responden dengan kadar Hb 7-9,9 gr% (anemia sedang). Analisis hubungan antara kadar Hb (anemia) dengan kejadian perdarahan pasca persalinan setelah dikategorikan tidak anemia ( 11 gr%) dan anemia (< 7 gr%) dapat dilihat pada Tabel
16 No 1 2 Tabel 4.27 Hubungan antara Anemia dengan Kejadian Kadar Hb Tidak Anemia ( 11 gr%) Anemia (< 11 gr%) Tidak Ya Total n % n % n % 39 63, , , , , ,0 Total 52 50, , ,0 ρ 0,001 OR 4,091 1,776-9,426 Hasil analisis hubungan anemia dengan kejadian perdarahan pasca persalinan diperoleh bahwa ada sebanyak 22 dari 61 (36,1%) responden yang tidak anemia mengalami perdarahan pasca persalinan, sedangkan diantara responden yang anemia yaitu 30 dari 43 (69,8%) responden mengalami perdarahan pasca persalinan. Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p = 0,001 (lebih kecil dari α 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara anemia dengan kejadian perdarahan pasca persalinan. Hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 4,091 artinya : responden anemia mempunyai peluang 4,091 kali mengalami perdarahan pasca persalinan. f. Hubungan antara Riwayat Perdarahan dengan Perdarahan Pasca Persalinan No Analisis hubungan antara riwayat perdarahan dengan kejadian perdarahan pasca persalinan dapat dilihat pada Tabel Tabel 4.28 Hubungan antara Riwayat Perdarahan dengan Kejadian Riwayat Perdarahan Tidak Ya Total n % n % n % 1 Tidak Ya Total ρ 0,495 OR 0,490 0,402-0,597 Hasil analisis hubungan antara riwayat perdarahan dengan kejadian perdarahan pasca persalinan diperoleh bahwa ada sebanyak 50 54
17 dari 102 (49%) responden yang tidak memiliki riwayat perdarahan mengalami perdarahan pasca persalinan dan 2 responden (100%) yang memiliki riwayat perdarahan seluruhnya mengalami perdarahan pasca persalinan. Hasil uji statistik Fisher Exact diperoleh nilai p = 0,495 (lebih besar dari α 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara riwayat perdarahan dengan kejadian perdarahan pasca persalinan. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 0,490 artinya : riwayat perdarahan merupakan faktor protektif dari faktor risiko perdarahan pasca persalinan. g. Hubungan antara Riwayat Seksio Sesarea dengan Perdarahan Pasca Persalinan Analisis hubungan antara riwayat SC dengan kejadian perdarahan pasca persalinan dapat dilihat pada Tabel Tabel 4.29 Hubungan antara Riwayat SC dengan Kejadian No Riwayat SC Tidak Ya Total n % n % n % 1 Tidak 51 51, , Ya Total ρ 0,363 OR 4,250 0,459-39,385 Hasil analisis hubungan antara riwayat SC dengan kejadian perdarahan pasca persalinan diperoleh bahwa ada sebanyak 48 dari 99 (48,5%) responden yang tidak mempunyai riwayat SC mengalami perdarahan pasca persalinan, sedangkan diantara responden yang mempunyai riwayat SC yaitu 4 dari 5 (80%) responden mengalami perdarahan pasca persalinan. Hasil uji statistik Fisher Exact diperoleh nilai p = 0,363 (lebih besar dari α 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara riwayat SC dengan kejadian perdarahan pasca persalinan. Hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 4,250 55
18 artinya : responden dengan riwayat SC mempunyai peluang 4,250 kali mengalami perdarahan pasca persalinan. 3. Analisis Multivariat Berdasarkan hasil uji bivariat terdapat 2 variabel yang memiliki hubungan signifikan dengan perdarahan pasca persalinan, variabel tersebut adalah paritas dan anemia yang kemudian akan dianalisis secara multivariat. Analisis multivariat ditujukan untuk mengestimasi hubungan antara paritas dan anemia terhadap kejadian perdarahan pasca persalinan. Analisis yang digunakan adalah regresi logistik multivariat dengan tingkat kepercayaan 95% (95% CI). a. Regresi logistik multivariat hubungan paritas dan anemia dengan perdarahan pasca persalinan 1) Pemilihan variabel kandidat Pemilihan covariat yang akan diikutsertakan dalam analisa multivariat melalui seleksi pada analisis bivariat dengan uji regresi logistik sederhana. Kandidat ditentukan berdasarkan variabel yang memiliki nilai p < 0,25. Setelah dilakukan uji regresi logistik sederhana diperoleh variabel yang memenuhi syarat nilai p < 0,25 yaitu variabel paritas dan variabel anemia setelah diuji regresi logistik multivariat hasil dapat dilihat pada tabel 4.8. Tabel 4.30 Hasil pemilihan variabel kandidat yang akan diikutkan dalam analisis multivariat No Variabel Wald p keterangan 1. Paritas 12,520 0,000 (+) 2. Anemia 10,943 0,001 (+) Keterangan : (-) Variabel yang tidak diikutsertakan dalam analisis multivariat (+) Variabel yang diikutsertakan dalam analisis multivariat 56
19 2) Analisis hubungan antara variabel (collinearity) Analisis ini digunakan untuk menilai kemungkinan adanya hubungan collinearity antara variabel independen. Jika terdapat nilai Correlation Coefficient (r) > 0,8 artinya terdapat variabel independen berhubungan koliner dengan variabel independen lainnya, maka variabel tidak masuk kandidat model dalam analisis multivariat. Setelah dilakukan uji collinearitas, ternyata tidak terdapat hubungan antar variabel paritas dan variabel anemia dengan nilai r = -0,015 lebih kecil dari r = 0,8. 3) Penilaian interaksi Pada tahapan ini dilakukan uji regresi logistik multivariat dengan variabel utama (perdarahan pasca persalinan) dan covariat (variabel anemia dan paritas). Jika nilai p variabel interaksi antar variabel tidak signifikan (p > 0,05) maka dikeluarkan dari model. Dari hasil uji variabel anemia diperoleh p-value 0,000 dan pada variabel paritas diperoleh p-value 0,000, nilai dari masing-masing variabel lebih besar dari 0,05 sehingga signifikan dan diikutsertakan dalam model. Interaksi paritas dan anemia memiliki p-value = 0,441 (p > 0,05) sehingga model tanpa variabel interaksi. 4) Regresi Logistik Multivariat Hasil uji regresi logistik multivariat pada kandidat variabel yang terpilih dapat dilihat pada Tabel Tabel 4.31 Uji Regresi Logistik Multivariat B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Step 1 a kat_paritas kat_hb Constant a. Variable(s) entered on step 1: kat_hb, kat_paritas. 57
20 Berdasarkan tabel 4.29 dapat dilihat bahwa hasil analisis regresi logistik pada variabel anemia diperoleh p-value = 0,000 (pvalue lebih kecil dari α 0,05) maka kesimpulannya ada hubungan antara anemia dengan perdarahan pasca persalinan. Dari hasil uji juga diperoleh OR 5,567 yang artinya responden dengan anemia mempunyai peluang terjadinya perdarahan pasca persalinan sebesar 5,567 kali dibandingkan dengan responden yang tidak anemia. Variabel anemia mempunyai nilai B sebesar 1,717 dan Wald 12,897. Hasil analisis regresi logistik pada variabel paritas diperoleh p-value = 0,000 (p-value lebih kecil dari α 0,05), maka kesimpulannya ada hubungan antara paritas dengan perdarahan pasca persalinan. Dari hasil tabel juga diperoleh OR 11,195 yang artinya responden dengan paritas berisiko (> 3 anak) mempunyai peluang. terjadinya perdarahan pasca persalinan sebesar 11,195 kali dibandingkan dengan responden dengan paritas tidak berisiko ( 3 anak). Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor paritas inilah yang paling mempengaruhi kejadian perdarahan pasca persalinan. Variabel paritas mempunyai nilai B 2,415 dan Wald Logit perdarahan pasca persalinan berdasarkan Tabel 4.29 yaitu : Logit () = -1, ,415 kat_paritas + 1,717 kat_hb artinya jika responden mempunyai paritas berisiko dan anemia maka responden memiliki peluang 2,912 untuk terjadinya perdarahan pasca persalinan. Berdasarkan rumus P (Z) = 1 maka 1 + e -(β0+β1kat_paritas+β2kat_anemia) dapat disimpulkan bahwa: a) Jika responden tidak anemia dan tidak memiliki paritas yang berisiko maka responden memiliki peluang terjadinya perdarahan pasca persalinan sebesar 22,79%. 58
21 b) Jika responden anemia dan tidak memiliki paritas berisiko maka responden memiliki peluang terjadinya perdarahan pasca persalinan sebesar 64,49%. c) Jika responden tidak anemia tetapi responden termasuk dalam paritas berisiko maka responden memiliki peluang terjadinya perdarahan pasca persalinan sebesar 76,76%. d) Jika responden anemia dan termasuk dalam paritas berisiko maka responden memiliki peluang terjadinya perdarahan pasca persalinan sebesar 94,84%. C. Pembahasan 1. Hubungan Anemia dengan Kejadian Perdarahan Pasca Persalinan Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p = 0,001 (lebih kecil dari α 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara anemia dengan kejadian perdarahan pasca persalinan. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 4,091 artinya : responden anemia mempunyai peluang 4,091 kali mengalami perdarahan pasca persalinan. Kejadian perdarahan pasca persalinan di RSUP Dr. Kariadi berdasarkan kadar Hb responden menunjukkan hasil bahwa responden dengan kadar Hb < 7 gr% (anemia berat) seluruhnya mengalami perdarahan pasca persalinan dan perdarahan pasca persalinan terjadi pada responden dengan kadar Hb 7-9,9 gr% (anemia sedang) sebanyak 83,3%. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan di RSUD Rokan Hulu pada tahun 2010 yang menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan antara kadar Hb dengan kejadian pasca persalinan primer. 21 Ibu anemia memiliki risiko 2,9 kali lebih besar terhadap kejadian perdarahan pasca persalinan. 15 Penelitian yang dilakukan di Tanzania pada tahun 2008 juga menunjukkan hasil bahwa keparahan anemia pada ibu sangat berhubungan dengan peningkatan kehilangan darah saat melahirkan 59
22 dan anemia secara signifikan menyebabkan kehilangan darah yang lebih besar dibandingkan ibu yang tidak anemia. 16 Hal ini dikarenakan kondisi kurangnya sel darah merah yang ditandai dengan rendahnya kadar Hb, membuat proses oksigenasi ke rahim atau janin jadi tidak lancar. Padahal kadar Hb inilah yang menentukan jumlah oksigen yang diangkut oleh darah. Pada ibu hamil yang anemia dengan Hb di bawah 10 risiko terjadi perdarahan akibat hipotoni ataupun atonia besar sekali, sekitar persen. 18 Anemia juga berkaitan dengan debilitas yang merupakan penyebab langsung atonia uterus. 13 Hal ini dikarenakan anemia dapat melemahkan kekuatan otot rahim sehingga anemia berkontribusi terhadap perdarahan pasca persalinan. 16 Hal yang sama diungkapkan oleh Sarwono bahwa pengaruh anemia kehamilan pada masa nifas adalah perdarahan postpartum karena atonia uteri Hubungan Paritas dengan Kejadian Perdarahan Pasca Persalinan Hasil uji statistik Chi Square diperoleh nilai p = 0,000 (lebih kecil dari α 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara paritas dengan kejadian perdarahan pasca persalinan. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 8,129 artinya : responden yang termasuk dalam paritas berisiko mempunyai peluang 8,129 kali mengalami perdarahan pascapersalinan. Kejadian perdarahan pasca persalinan di RSUP Dr. Kariadi berdasarkan paritas responden menunjukkan hasil bahwa responden dengan paritas lebih dari 5 (grandemultipara) seluruhnya mengalami perdarahan pasca persalinan. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Babinszki, dkk (1999) melaporkan insiden perdarahan postpartum sebesar 0,3 persen pada wanita dengan paritas rendah, tetapi 1,9 persen pada mereka dengan para 4 atau lebih. 17 Lebih tinggi paritas, lebih tinggi pula kematian maternalnya, salah satunya diakibat oleh perdarahan pasca persalinan. 7 Hal ini 60
23 dikarenakan ibu yang pernah melahirkan sebanyak lima kali atau lebih, mengalami peningkatan risiko terjadinya perdarahan pasca persalinan dikarenakan pada setiap kehamilan, jaringan fibrosa menggantikan serat otot di dalam uterus, hal ini akan menurunkan kontraktilitas uterus dan pembuluh darah menjadi lebih sulit dikompresi. 13 Paritas tinggi juga akan mempengaruhi keadaan uterus ibu, karena semakin sering ibu melahirkan dapat mempengaruhi kekuatan kontraksi rahim, sehingga menyebabkan terjadinya perdarahan pasca persalinan Hubungan Usia dengan Kejadian Perdarahan Pasca Persalinan Hasil uji statistik Chi Square diperoleh nilai p = 1,000 (lebih besar dari α 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara usia dengan kejadian perdarahan pasca persalinan. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 1,000 artinya : usia bukan merupakan faktor risiko terjadinya perdarahan pasca persalinan. Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan di RSUD Majene pada tahun 2013 juga menunjukkan hasil bahwa umur < 20 tahun dan > 35 tahun memiliki risiko 3,1 kali besar dibandingkan dengan ibu yang berusia tahun. 15 Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Ruang Delima RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Propinsi Lampung pada Tahun 2009 menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara usia dengan kejadian perdarahan pasca persalinan. 26 Hal ini dikarenakan rata-rata usia responden dalam penelitian ini adalah 28,70 tahun, usia tersebut tidak termasuk dalam usia berisko terjadinya perdarahan pasca persalinan dan dapat dikatakan bahwa ibu dengan usia tersebut sudah matang dalam faktor fisik (fungsi rahim) dan mental untuk menghadapi persalinan dan mengambil perannya sebagai seorang ibu. 14 Kejadian perdarahan pasca persalinan di RSUP Dr. Kariadi berdasarkan usia responden menunjukkan hasil bahwa 61
24 responden dengan usia lebih dari 35 tahun (terlalu tua) mengalami perdarahan pasca persalinan sebesar 53,8%. 4. Hubungan Jarak Kehamilan dengan Kejadian Perdarahan Pasca Persalinan Hasil uji statistik Chi Square diperoleh nilai p = 0,508 (lebih besar dari α 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara jarak kehamilan dengan kejadian perdarahan pasca persalinan. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 1,969 artinya : responden mempunyai jarak kehamilan 2 tahun mempunyai peluang 1,969 kali mengalami perdarahan pasca persalinan. Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan di Rumah Bersalin Kasih Ibu Pekalongan pada tahun 2004 menunjukkan hasil bahwa ada hubungan jarak lahir (jarak < 2 tahun) dengan perdarahan pasca persalinan dan memiliki risiko 2,82 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu yang memiliki jarak lahir > 2 tahun. 29 Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di RSUD dr. H. Soewondo pada tahun 2004 yang menunjukkan hasil bahwa jarak persalinan tidak mempunyai hubungan bermakna dengan kejadian perdarahan pasca persalinan. 30 Penelitian yang dilakukan peneliti tidak ada hubungan yang signifikan antara jarak kehamilan dengan kejadian perdarahan pasca persalinan namun jarak kehamilan yang berisiko mempunyai peluang 1,867 kali mengalami perdarahan pasca persalinan. Hal ini dikarenakan rata-rata jarak kehamilan responden tidak termasuk dalam jarak kehamilan yang berisiko yaitu 3,293 tahun. Jarak kehamilan 36 tahun atau 3 tahun merupakan jarak kehamilan yang optimal karena rahim ibu sudah dalam keadaan pulih kembali. 14 Walaupun jarak kehamilan tidak menunjukkan hubungan yang signifikan dengan kejadian perdarahan pasca persalinan tetapi kejadian 62
25 perdarahan pasca persalinan 100% terjadi pada responden yang memiliki jarak kehamilan 1-1,5 tahun. 5. Hubungan Hipertensi dengan Kejadian Perdarahan Pasca Persalinan Hasil uji statistik Chi Square diperoleh nilai p = 0,577 (lebih besar dari α 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara hipertensi dengan kejadian perdarahan pasca persalinan. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 1,605 artinya : responden yang mengalami hipertensi mempunyai peluang 1,605 kali mengalami perdarahan pasca persalinan. Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan di Ruang Delima RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Propinsi Lampung pada Tahun 2009 menunjukkan hasil bahwa hipertensi (preeklampsia atau eklampsia) memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian perdarahan pasca persalinan. 26 Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di RSUD Sukadana Kabupaten Lampung Timur pada tahun yang menunjukkan hasil bahwa hipertensi (pre eklampsia atau eklampsia) tidak terbukti bermakna dengan perdarahan pasca persalinan. 19 Walaupun penelitian yang dilakukan peneliti tidak ada hubungan yang signifikan antara hipertensi dengan kejadian perdarahan pasca persalinan namum hipertensi mempunyai peluang 1,605 kali mengalami perdarahan pasca persalinan. Hal ini disebabkan karena rata-rata responden penelitian tidak menderita hipertensi dengan rerata sistole 122,33 mmhg dan diastole 77,07 mmhg, sehingga kecil kemungkinan gangguan pembekuan darah terjadi. Kejadian perdarahan pasca persalinan di RSUP Dr. Kariadi menunjukkan bahwa responden dengan tekanan darah sistole 160 mmhg (tahap 2 hipertensi) mengalami perdarahan pasca persalinan sebesar 75% dan perdarahan pasca persalinan terjadi pada responden dengan tekanan darah diastole mmhg (tahap 1 hipertensi) sebanyak 66,7%. 63
26 6. Hubungan Riwayat Perdarahan dengan Kejadian Perdarahan Pasca Persalinan Hasil uji statistik Fisher Exact diperoleh nilai p = 0,495 (lebih besar dari α 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara riwayat perdarahan dengan kejadian perdarahan pasca persalinan. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 0,490 artinya : riwayat perdarahan merupakan faktor protektif dari faktor risiko perdarahan pasca persalinan. Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan di di RSUD Majene tahun 2013 menunjukkan hasil bahwa ibu yang memiliki riwayat persalinan buruk memiliki risiko 3,1 kali lebih besar untuk mengalami perdarahan pasca persalinan dibandingkan dengan ibu yang tidak memiliki riwayat persalinan buruk. 15 Hasil yang sama menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara riwayat perdarahan pasca persalinan dengan kejadian perdarahan pasca persalinan di RSIA Bunda Arif Purwokerto tahun Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan di RSUD Dr. Syaiful Anwar Malang pada tahun 2011 menunjukkan hasil bahwa riwayat persalinan buruk tidak mempengaruhi kejadian perdarahan pasca persalinan. 31 Penelitian yang dilakukan tidak ada hubungan yang signifikan antara riwayat perdarahan dengan kejadian perdarahan pasca persalinan dan riwayat perdarahan hanya merupakan faktor protektif tetapi dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa responden yang mempunyai riwayat perdarahan seluruhnya (100%) mengalami perdarahan pasca persalinan. Hal ini dikarenakan riwayat perdarahan pasca persalinan memiliki risiko untuk kambuh kembali pada kehamilan berikutnya
27 7. Hubungan Riwayat Seksio Sesarea dengan Kejadian Perdarahan Pasca Persalinan Hasil uji statistik Fisher Exact diperoleh nilai p = 0,363 (lebih besar dari α 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara riwayat SC dengan kejadian perdarahan pasca persalinan, tetapi dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 4,250 artinya : responden dengan riwayat SC mempunyai peluang 4,250 kali lebih besar mengalami perdarahan pasca persalinan dibandingkan dengan responden yang tidak memiliki riwayat SC. Penelitian tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan pada tahun 2012 yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara riwayat seksio sesarea dengan kejadian perdarahan perdarahan pasca persalinan. 32 Walaupun penelitian yang dilakukan peneliti tidak ada hubungan yang signifikan antara riwayat SC dengan kejadian perdarahan pasca persalinan namum riwayat SC mempunyai peluang 4,250 kali mengalami perdarahan pasca persalinan. Perdarahan pasca persalinan khususnya yang dikarenakan retensio plasenta (plasenta akreta, inkreta dan perkreta) terjadi pada seperempat pasien yang pernah menjalani seksio sesarea. 18 Hal ini juga dikarena mayoritas responden di RSUP Dr. Kariadi tidak mempunyai riwayat SC sebanyak 99 responden (95,19%) dan sebanyak (80%) yang mempunyai riwayat SC mengalami perdarahan pasca persalinan. 8. Faktor yang Paling Berpengaruh Terhadap Kejadian Perdarahan Pasca Persalinan Hasil analisis regresi logistik pada variabel anemia diperoleh p- value = 0,000 (p-value lebih kecil dari α 0,05) maka kesimpulannya ada hubungan antara anemia dengan perdarahan pasca persalinan. Dari hasil uji juga diperoleh OR 5,567 yang artinya responden dengan anemia mempunyai peluang terjadinya perdarahan pasca persalinan sebesar 5,567 kali 65
28 dibandingkan dengan responden yang tidak anemia. Pada variabel anemia hasil uji multivariat nilai OR meningkat bila dibandingkan dengan nilai OR pada uji bivariat (OR multivariat 5,567 sedangkan OR bivariat 4,091). Hasil analisis regresi logistik pada variabel paritas diperoleh p- value = 0,000 (p-value lebih kecil dari α 0,05), maka kesimpulannya ada hubungan antara paritas dengan perdarahan pasca persalinan. Dari hasil uji juga diperoleh nilai OR 11,195) yang artinya responden dengan paritas berisiko (> 3 anak) mempunyai peluang. terjadinya perdarahan pasca persalinan sebesar 11,195 kali dibandingkan dengan responden dengan paritas tidak berisiko ( 3 anak). Pada variabel paritas hasil uji multivariat nilai OR meningkat bila dibandingkan dengan nilai OR pada uji bivariat (OR multivariat 11,195 sedangkan OR bivariat 8,129). Dari hasil uji multivariat maka dapat disimpulkan bahwa faktor paritas inilah yang paling mempengaruhi kejadian perdarahan pasca persalinan karena memiliki nilai OR tertinggi bila dibandingkan dengan variabel anemia. D. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini meneliti tentang perdarahan pasca persalinan yang sebenarnya masih bersifat umum karena perdarahan pasca persalinan bukan merupakan suatu diagnosa sehingga diagnosa perdarahan pasca persalinan yang peneliti gunakan dibatasi pada diagnosa atonia uteri, retensio plasenta, sisa plasenta atau plasenta restan, laserasi jalan lahir, hematoma dan pembekuan darah. Jadi masih ada diagnosa lain yang dapat menyebabkan perdarahan pasca masih belum diikutsertakan dalam penelitian ini. 66
BAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observational dengan menggunakan metode penelitian case-control dimana penelitian dimulai dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di bagian Rekam Medik RSUP dr. Kariadi
21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Obstetri dan Ginelkologi. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian akan dilakukan di bagian Rekam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Angka kematian maternal (maternal mortality) merupakan salah satu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Angka kematian maternal (maternal mortality) merupakan salah satu indikator untuk menilai derajat kesehatan masyarakat. Angka kematian maternal di Indonesia menempati
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN NASKAH PUBLIKASI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2013-2014 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : SALSABIL ZATIL ALWAN AL HAZMI 201410104256 PROGRAM
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik retrospektif menggunakan data rekam medis.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik retrospektif menggunakan data rekam medis. 3.2. Waktu dan tempat Penelitian dilakukan di Departemen
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
33 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian a. Gambaran Karakteristik Responden Penelitian yang dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juni 2016 di RSUD dr. Iskak Tulungagung. Data hasil penelitian didapatkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang lingkup keilmuan : Ilmu Obstetri dan Ginekologi 2. Ruang lingkup tempat : RSUD Tugurejo Semarang 3. Ruang lingkup waktu : Periode Januari-Desember
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Laela Yusriana 1610104358 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat antara lain dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu sasaran strategis dalam pembangunan kesehatan tahun 2010-2014 yaitu meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat antara lain dengan meningkatkan umur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serius di negara berkembang. Menurut laporan World Health Organization
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kematian dan kesakitan ibu masih merupakan masalah kesehatan yang serius di negara berkembang. Menurut laporan World Health Organization (WHO) tahun 2014 Angka Kematian
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Obstetri dan Ginekologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di bagian Obstetri
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. obstetri dan ginekologi. analisis data dilakukan sejak bulan Maret Juni menggunakan pendekatan retrospektif.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini, disiplin ilmu yang dipakai adalah obstetri dan ginekologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di bagian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. RUANG LINGKUP PENELITIAN 1. Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini mencakup bidang ilmu Obstetrik dan Ginekologi. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. kandungan khususnya berhubungan dengan kedokteran ginekologi.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah di bidang ilmu kebidanan dan kandungan khususnya berhubungan dengan kedokteran ginekologi. 4.2 Tempat dan waktu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian A.1. Ruang Lingkup Keilmuan Ruang lingkup keilmuan penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak dan Ilmu Kebidanan dan Kandungan. A.2 Waktu Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun diperkirakan wanita di dunia meninggal sebagai akibat. per kelahiran hidup (Wiknjosastro, 2006).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini dalam setiap menit setiap hari, seorang ibu meninggal disebabkan oleh komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan. Setiap tahun diperkirakan 585.000 wanita
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Obstetri dan Ginekologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah observational analitik dengan rancangan penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah observational analitik dengan rancangan penelitian case control study karena penelitian kasus kontrol merupakan satu-satunya cara
Lebih terperinciHUBUNGAN PERSALINAN LAMA DENGAN KEJADIAN ATONIA UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA 2009
HUBUNGAN PERSALINAN LAMA DENGAN KEJADIAN ATONIA UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA 2009 Wiwin Rohmawati 1), Aisyiana Sari Karlita 2) Abstrak : Penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan, terutama
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD ROKAN HULU TAHUN 2010
ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD ROKAN HULU TAHUN 2010 SYAFNELI, SST SRI MASYUNI DAULAY ABSTRAK Perdarahan setelah anak lahir melebihi 500 ml yang merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kehamilan dan persalinan pada primigravida dan atau wanita dengan umur 35 tahun atau lebih, diberi prioritas bersalin di rumah sakit dan diperlakukan pelayanan sama
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. seorang wanita yang melahirkan bayi yang dapat hidup pada setiap
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Paritas merupakan suatu istilah untuk menunjukkan jumlah kehamilan bagi seorang wanita yang melahirkan bayi yang dapat hidup pada setiap kehamilan. Prevalensi grande-multiparitas
Lebih terperinciHUBUNGAN PARITAS DAN RIWAYAT SC DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN DI RSUD ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016
HUBUNGAN PARITAS DAN RIWAYAT SC DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN DI RSUD ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG ABSTRAK TAHUN 2016 Lismiati Akademi Kebidanan Wira Buana herry.sakha@gmail.com
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas bayi karena rentan terhadap kondisi-kondisi infeksi saluran
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BBLR penting diperhatikan karena sangat erat berkaitan dengan kelangsungan hidup bayi tersebut selanjutnya. BBLR akan meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas
Lebih terperinciKARAKTERISTIK RESPONDEN YANG MENGALAMI ATONIA UTERI DI RSUD SUKOHARJO
KARAKTERISTIK RESPONDEN YANG MENGALAMI ATONIA UTERI DI RSUD SUKOHARJO Enny Yuliaswati STIKES Aisyiyah Surakarta e-mail: qis_yuliaswati@yahoo.co.id ABSTRAK Latar belakang: Data WHO menunjukan 25% kematian
Lebih terperinciBAB IV Hasil dan Pembahasan 4.1 Hasil Penelitian Gambaran umum lokasi penelitian Karakteristik sampel
BAB IV Hasil dan Pembahasan 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran umum lokasi penelitian Peneliitian ini dilakukan di RSI Yarsi Kota Pontianak yang terletak di jalan Tanjung Raya 1 Kota Pontianak dengan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RSUD Dr.H.Moch.ANSARI SALEH BANJARMASIN
An Nadaa, Vol 1 No.2, Deseber 2014, hal 77-81 ISSN 2442-4986 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RSUD Dr.H.Moch.ANSARI SALEH BANJARMASIN Factors Associated with the Incidence
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. cross sectional (potong lintang) dengan menggunakan data sekunder berupa rekam
1 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang dipakai adalah studi retrospektif dengan pendekatan cross sectional (potong lintang) dengan menggunakan data sekunder berupa rekam
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain penelitian cross sectional dimana data penelitian menggunakan data sekunder
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER PADA IBU BERSALIN DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL-DIY TAHUN 2012
FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER PADA IBU BERSALIN DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL-DIY TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Fika Nurul Hidayah NIM:
Lebih terperinciHUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN
HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN Khotijah, Tri Anasari, Amik Khosidah Akademi Kebidanan YLPP Purwokerto Prodi D3 Kebidanan Email : dindaamik@yahoo.com Abstract:
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. observasional cross sectional, dimana data yang menyangkut variabel bebas
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan observasional analitik karena peneliti hanya mengobservasi tanpa melakukan perlakuan terhadap obyek yang akan diteliti. Desain penelitian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perdarahan postpartum adalah perdarahan pervaginam 500 cc atau lebih
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perdarahan Postpartum 2.1.1 Pengertian Perdarahan Postpartum Perdarahan postpartum adalah perdarahan pervaginam 500 cc atau lebih setelah kala III selesai (setelah plasenta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita yang ada didunia. Dalam melewati proses kehamilan seorang wanita harus mendapatkan penetalaksanaan
Lebih terperinciBAB IV METODELOGI PENELITIAN Ruang Lingkup Ilmu Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Obstetri dan Ginekologi.
BAB IV METODELOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1 Ruang Lingkup Ilmu Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Obstetri dan Ginekologi. 4.2Ruang Lingkup Tempat dan Waktu Penelitian
Lebih terperinciFaktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD) Elvi Nola Gerungan 1, Meildy Pascoal 2, Anita Lontaan 3 1. RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado 2. Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang merupakan rumah sakit islam yang terletak di Jl. Wonodri 22 Semarang. Rumah sakit ini didirikan pada tanggal
Lebih terperinciHUBUNGAN USIA DAN PARITAS IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN ANTEPARTUM DI RSUD ABDOEL MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013
JURNAL KEBIDANAN Vol 1, No 1, Februari 2015: 13-17 HUBUNGAN USIA DAN PARITAS IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN ANTEPARTUM DI RSUD ABDOEL MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013 Sunarsih (1), Priska Susanaria
Lebih terperinciPrevalensi Kejadian Asfiksia Neonatorum Ditinjau Dari Faktor Risiko Intrapartum Di PONEK RSUD Jombang
Prevalensi Kejadian Asfiksia Neonatorum Ditinjau Dari Faktor Risiko Intrapartum Di PONEK RSUD Jombang ABSTRAK Niken Grah Prihartanti 1, Rini Hayu Lestari 2 1,2 Program Studi Diploma III Kebidanan STIKES
Lebih terperinciBAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Kerangka konsep penelitian ini adalah prevalensi seksio sesarea dengan indikasi disproporsi fetopelvik yang juga akan meninjau karakteristik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan agenda baru 2030 yang meliputi 17 tujuan pembangunan berkelanjutan dengan 169 kelompok sasaran yang terintegrasi dan
Lebih terperinciPENELITIAN ANEMIA DAN KONTRAKSI RAHIM DALAM PROSES PERSALINAN. Novita Rudiyanti*, Diana Metti*
PENELITIAN ANEMIA DAN KONTRAKSI RAHIM DALAM PROSES PERSALINAN Novita Rudiyanti*, Diana Metti* Abstrak : Kejadian anemia di Indonesia relatif tinggi yaitu 63,5%. Pada wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi
Lebih terperinciPenelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2013.
34 III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan menggunakan metode analitik korelatif yang bersifat retrospektif. Pada penelitian ini seluruh variabel yang diamati, diukur dalam
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PRE-EKLAMPSIA BERAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG 2013
ANALISIS FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PRE-EKLAMPSIA BERAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG 2013 Dewi Yuliasari *) ABSTRAK Jumlah kematian ibu dan bayi
Lebih terperinciHUBUNGAN GRAVIDITAS DAN RIWAYAT ABORTUS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RSUD
HUBUNGAN GRAVIDITAS DAN RIWAYAT ABORTUS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RSUD dr. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA PERIODE BULAN JANUARI MARET TAHUN 2015 AI KURNIASARI MA 0712001 ABSTRAK
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kabupaten Bonebolango dengan batas-batas sebagai berikut:
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum RS Toto Kabila RS Toto Kabila Kabupaten Bonebolango terletak di desa permata kecamatan tilongkabila memiliki luas tanah
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PARITAS DAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA PERIODE Lestrina *, Eny **
HUBUNGAN ANTARA PARITAS DAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA PERIODE 2007 2012 Lestrina *, Eny ** Prodi Kebidanan STIKES William Booth Surabaya. Abstrak
Lebih terperinciHUBUNGAN USIA DAN ANEMIA TERHADAP KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD UNGARAN PADA BULAN MEI 2014 MEI 2015
HUBUNGAN USIA DAN ANEMIA TERHADAP KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD UNGARAN PADA BULAN MEI 2014 MEI 2015 Mulya Cunda Ratu Reso *), Nova Hasani F. **), Zumrotul Choiriyah ***) *) Alumnus Program Studi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di Puskesmas Limba B Kota Selatan Tahun 2012.
BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian 1.1.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di Puskesmas Limba B Kota Selatan Tahun 2012. 1.1.2. Waktu Penelitian Penelitian ini di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2014 mencapai 214 per
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kematian ibu dapat menjadi salah satu indikator derajat kesehatan. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2014 mencapai 214 per 100 ribu kelahiran hidup
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi RSUP Dr. Kariadi/FK Undip Semarang 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seorang wanita, dimana kehamilan merupakan proses fertilisasi atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan proses fisiologis yang terjadi dalam tubuh seorang wanita, dimana kehamilan merupakan proses fertilisasi atau menyatunya spermatozoa dan ovum yang
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin. Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin ini sebagai Satuan
Lebih terperinciHubungan antara Umur dan Paritas Ibu dengan Kejadian Retensio Plasenta Eufrasia Zau, Endang BS Akbid Griya Husada Surabaya
Hubungan antara Umur dan Paritas Ibu dengan Kejadian Retensio Plasenta Eufrasia Zau, Endang BS Akbid Griya Husada Surabaya ABSTRAK Retensio plasenta adalah keadaan dimana plasenta belum lahir dalam waktu
Lebih terperinciHUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN INVOLUSIO UTERUS PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN
HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN INVOLUSIO UTERUS PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN Rini Purnamasari *, Sarkiah 1, Nordiansyah Firahmi 2 1 AKBID Sari Mulia Banjarmasin 2 Universitas
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN
PENELITIAN HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN Diana Metti* *Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang Insiden atau kejadian plasenta previa di dunia adalah
Lebih terperinciKUESIONER PENDATAAN FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA PERDARAHAN POST PARTUM PADA IBU BERSALIN DI RSUD DELI SERDANG LUBUK PAKAM
KUESIONER PENDATAAN FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA PERDARAHAN POST PARTUM PADA IBU BERSALIN DI RSUD DELI SERDANG LUBUK PAKAM A. Data Umum Nama Reponden : Umur : Pendidikan : Pekerjaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah descriptive correlative research, atau
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah descriptive correlative research, atau penelitian uji hubungan, dengan studi observasional untuk mengetahui bagaimana hubungan
Lebih terperinciPENELITIAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN TERHADAP HASIL LUARAN JANIN. Idawati*, Mugiati*
PENELITIAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN TERHADAP HASIL LUARAN JANIN Idawati*, Mugiati* Hipertensi dalam kehamilan merupakan penyebab utama kematian ibu di Indonesia sekitar 25% dan menjadi penyulit kehamilan
Lebih terperinciGAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PREEKLAMPSI PADA IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS BATURADEN I BANYUMAS
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PREEKLAMPSI PADA IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS BATURADEN I BANYUMAS Devita Elsanti 1, Happy Dwi Aprilina 2 Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciHUBUNGAN SEKSIO SESAREA DAN PARITAS DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD AHMAD YANI KOTA METRO
HUBUNGAN SEKSIO SESAREA DAN PARITAS DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD AHMAD YANI KOTA METRO Wahyu Asih Winda Firdawanti 1) dan Herlina 2) 1) Alumni Program Studi Kebidanan Metro Poltekkes Tajungkarang
Lebih terperinciHUBUNGAN UMUR, PARITAS DAN MANAJEMEN AKTIF KALA III DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA. Abstrak
HUBUNGAN UMUR, PARITAS DAN MANAJEMEN AKTIF KALA III DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA Akademi Kebidanan Sari Mulia Banjarmasin Akademi Kebidanan Martapura e-mail : viraflov@yahoo.com ISSN :086-3454 Anggrita
Lebih terperinciSISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG
SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG Dian Hanifah Prodi D III Kebidanan STIKes Kendedes Malang Jalan R. Panji Suroso No. 6 Malang Telp. 0341-488 762
Lebih terperinciHUBUNGAN ANEMIA SAAT HAMIL DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEMUH 01 KECAMATAN GEMUH KABUPATEN KENDAL ABSTRAK
HUBUNGAN ANEMIA SAAT HAMIL DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEMUH 01 KECAMATAN GEMUH KABUPATEN KENDAL Kunsianah ABSTRAK postpartum adalah perdarahan atau hilangnya darah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menantikannya selama 9 bulan. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal. Kelahiran seseorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan keluarga menantikannya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 2.1 Perdarahan Postpartum Perdarahan postpartum ialah perdarahan yang masif berasal dari tempat implantasi plasenta, robekan dari
Lebih terperinciFAKTOR RISIKO IBU HAMIL KUNJUNGAN PERTAMA DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PAJANGAN KABUPATEN BANTUL Ayu Cahyaningtyas 1, Sujiyatini 2,Nur Djanah 3
FAKTOR RISIKO IBU HAMIL KUNJUNGAN PERTAMA DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PAJANGAN KABUPATEN BANTUL Ayu Cahyaningtyas 1, Sujiyatini 2,Nur Djanah 3 1 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta 2 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta,
Lebih terperinciJurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume IV No.1 Edisi Juni 2011, ISSN: X
HUBUNGAN INDUKSI OKSITOSIN DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ATONIA UTERI PADA IBU BERSALIN YANG MENGALAMI PERDARAHAN POST PARTUM DI RSUD A. YANI METRO TAHUN 2010 Novia Ledy Kristi *), Suprihatiningsih, Prasetyowati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira
Lebih terperinciStudi Korelasi Anemia pada Ibu Hamil dengan Kejadian Perdarahan Post Partum pada Persalinan Spontan
Studi Korelasi Anemia pada Ibu Hamil dengan Kejadian Perdarahan Post Partum pada Persalinan Spontan M. Sudiat 1, Afiana Rohmani 1, Okie Ayu A. 1 1 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang.
Lebih terperinciPerdarahan Post Partum Akibat Anemia pada Ibu Hamil di RSUD Tugurejo Semarang
Perdarahan Post Partum Akibat Anemia pada Ibu Hamil di RSUD Tugurejo Semarang Diana Handaria 1, Andra Novitasari 1, Anada Kaporina 1 1 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang ABSTRAK Latar
Lebih terperinciBAB I. sel darah normal pada kehamilan. (Varney,2007,p.623) sampai 89% dengan menetapkan kadar Hb 11gr% sebagai dasarnya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia didefinisikan sebagai penurunan jumlah sel darah merah atau penurunan konsentrasi hemoglobin di dalam sirkulasi darah. Perubahan fisiologis alami yang terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk
Lebih terperinciHUBUNGAN SEKSIO SESAREA DAN PARITAS DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD AHMAD YANI KOTA METRO
HUBUNGAN SEKSIO SESAREA DAN PARITAS DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD AHMAD YANI KOTA METRO Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume IX No 2 Edisi Desember 2015 ISSN: 19779-469X HUBUNGAN SEKSIO SESAREA
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Muhammadiyah Gamping Yogyakarta pada pasien yang tercatat sejak bulan Januari
1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data penelitian diambil dari Sub Bagian Rekam Medis RS PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta pada pasien yang tercatat sejak bulan Januari 2012 sampai dengan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Kariadi / FK UNDIP Semarang. 4.2 Tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan setiap pasangan suami istri. Dari setiap kehamilan yang diharapkan adalah lahirnya bayi yang sehat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besi sering terjadi pada masa kehamilan (Cunningham, 2006; h.1465).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan masalah kesehatan yang sering dijumpai di Negara berkembang termasuk di Indonesia, salah satu penyebab anemia adalah defisiensi zat besi (Arisman,2010;h.172),
Lebih terperinciHUBUNGAN PARITAS DENGAN LAMANYA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI BPS SARWO ENDAH KADIPATEN, ANDONG, BOYOLALI JANUARI APRIL TAHUN 2011.
HUBUNGAN PARITAS DENGAN LAMANYA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI BPS SARWO ENDAH KADIPATEN, ANDONG, BOYOLALI JANUARI APRIL TAHUN 2011 Oleh Gita Kostania 1) Desty Eka Purnamasari 2) 1) Dosen Akademi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian 1.1.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo bertempat di jalan Prof. Dr. H. Aloei Saboe Nomor 91 RT 1 RW 4 Kelurahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maternal disebabkan oleh perdarahan post partum dan diperkirakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Data statistik nasional Amerika Serikat menyebutkan sekitar 8% darikematian ibu disebabkan oleh perdarahan post partum. Di Negara industri, perdarahan post partum
Lebih terperinciHUBUNGAN PELAKSANAAN SENAM HAMIL TERHADAP KEJADIAN KALA II LAMA DI RSUD dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2015 ABSTRAK
HUBUNGAN PELAKSANAAN SENAM HAMIL TERHADAP KEJADIAN KALA II LAMA DI RSUD dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2015 1 Akbid Sari Mulia Banjarmasin 2 Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan *E-mail
Lebih terperinciFaktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Haemoragic Post Partum di Rumah Bersalin Wijaya Kusuma Tahun 2014
Kes Mas: Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 10, No. 1, March 2016, pp. 18 ~ 24 ISSN: 1978-0575 18 Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Haemoragic Post Partum di Rumah Bersalin Wijaya Kusuma Putri
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG TAHUN 2009
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG TAHUN 2009 Teti Herawati, Rosyati Pastuty, Desi Setyawati Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Organisasi kesehatan dunia yaitu Worid Health Organization (WHO) telah membuat program-program untuk meningkatkan derajat kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi kesehatan dunia yaitu Worid Health Organization (WHO) telah membuat program-program untuk meningkatkan derajat kesehatan manusia. Salah satu program
Lebih terperinciHUBUNGAN STATUS PEKERJAANDENGAN PEMANFAATAN BUKU KIA WILAYAH KERJA PUSKESMAS BINTUHAN KABUPATEN KAUR. Oleh:
HUBUNGAN STATUS PEKERJAANDENGAN PEMANFAATAN BUKU KIA WILAYAH KERJA PUSKESMAS BINTUHAN KABUPATEN KAUR Oleh: Nuril absari Program Studi Kebidanan STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu email :Ulil_absari@yahoo.com
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
8 BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Pengertian Prematur Persalinan merupakan suatu diagnosis klinis yang terdiri dari dua unsur, yaitu kontraksi uterus yang frekuensi dan intensitasnya semakin
Lebih terperinciHUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014
HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014 Wachyu Amelia Dosen STIKES Al-Ma arif Baturaja Program Studi DIII Kebidanan Email: amelia.wachyu@yahoo.com
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kematian ibu masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia, hal ini
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kematian ibu masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia, hal ini merupakan salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat pada suatu negara. Angka kematian ibu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami hambatan dalam persalinan. 1. interaksi secara sinkron antara kekuatan his dan mengejan (power), jalan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan merupakan suatu proses fisiologis dimana uterus mengeluarkan hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang dapat hidup ke dunia luar melalui vagina baik dengan
Lebih terperinciPARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN Sri Handayani, Umi Rozigoh
PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN 2008 Sri Handayani, Umi Rozigoh Program Studi DIII Kebidanan STIKES Muhammadiyah Klaten email:
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN
PENELITIAN HUBUNGAN PERSALINAN PRESENTASI BOKONG DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR DI RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMPUNG UTARA Yeyen Putriana* *Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang Pada persalinan
Lebih terperinciFaktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Atik Purwandari, Freike Lumy, Feybe Polak Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Manado, Jl. R.W. Mongisidi Malalayang II Manado ABSTRAK Latar Belakang
Lebih terperinciHUBUNGAN IBU HAMIL PEROKOK PASIF DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RSU MEURAXA BANDA ACEH
HUBUNGAN IBU HAMIL PEROKOK PASIF DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RSU MEURAXA BANDA ACEH NURLAILA RAMADHAN 1 1 Tenaga Pengajar Pada STiKes Ubudiyah Banda Aceh Abtract
Lebih terperinciFaktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin Stella Pasiowan 1, Anita Lontaan 2, Maria Rantung 3 1. RSJ.Prof.Dr.V.L.Ratumbuysang Manado 2,3, Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Lebih terperinciRelationships between Parity and Age of Pregnant Women with Infant Birth Weight in Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung in 2012
Relationships between Parity and Age of Pregnant Women with Infant Birth Weight in Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung in 2012 Tirta A, Dewiarti AN, Wahyuni A Medical Faculty of Lampung University Abstract
Lebih terperinciHUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA. Endang Wahyuningsih, Saifudin Zukhri 1
HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA Endang Wahyuningsih, Saifudin Zukhri 1 Depresi pernafasan bayi baru lahir dikarenakan faktor kehamilan dam faktor persalinan. Faktor
Lebih terperinciFaktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Preeklampsi Di Ruang Bersalin BLU-RSUP. Prof. Dr. R.D. Kandou Manado Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2013
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Preeklampsi Di Ruang Bersalin BLU-RSUP. Prof. Dr. R.D. Kandou Manado Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2013 Iyam Manueke 1, Martha D. Korompis 2, Puradin Nurfitria
Lebih terperinciDinamika Kebidanan vol. 1 no.2. Agustus 2011 FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA MOLLA HIDATIDOSA DI RSUP DR.
Dinamika Kebidanan vol. 1 no.2. Agustus 2011 FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA MOLLA HIDATIDOSA DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG A`idina Lailatul Mukharomah Sri Endang Wahyuningsih *) *) Akademi
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM PADA IBU BERSALIN DI RSUD PRINGSEWU TAHUN 2016
Midwifery Journal Kebidanan ISSN 2503-4340 e-issn 2614-3364 Vol. 3 No. 1 Januari 2018, hal. 63-68 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM PADA IBU BERSALIN DI RSUD PRINGSEWU TAHUN
Lebih terperinci