BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah observational analitik dengan rancangan penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah observational analitik dengan rancangan penelitian"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah observational analitik dengan rancangan penelitian case control study karena penelitian kasus kontrol merupakan satu-satunya cara yang relatif murah, mudah dan cepat untuk mencari asosiasi antara faktor risiko dengan penyakit yang jarang ditemukan (Suradi, 2002). Dalam penelitian ini sebagai kasus yaitu perdarahan postpartum primer yang merupakan kasus yang sudah jarang terjadi namun merupakan penyebab utama kematian ibu. Paritas (+) Kasus (Ibu yang Mengalami Paritas (-) Perdarahan Postpartum Primer) Paritas (+) Paritas (-) Kontrol (Ibu yang Tidak Mengalami Perdarahan Postpartum) Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian Kasus-Kontrol

2 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. Pirngadi Medan dikarenakan RSUD Dr. Pirngadi Medan adalah salah satu rumah sakit rujukan yang besar di Kota Medan sehingga memiliki data jumlah kasus perdarahan postpartum primer yang cukup besar Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai dari survei pendahuluan, penelusuran pustaka, seminar proposal, pengumpulan dan pengolahan data serta seminar akhir yang dilakukan dari bulan Agustus Tahun 2010 sampai Maret Tahun Populasi dan Sampel Penelitian Populasi Penelitian Populasi penelitian adalah seluruh ibu bersalin yang dirawat di RSUD Dr. Pirngadi Medan dari tahun 2007 sampai tahun 2010 yang tercatat dalam rekam medis sebanyak 3678 orang Sampel Penelitian Sampel dalam penelitian ini terdiri dari kasus yaitu ibu bersalin yang mengalami perdarahan postpartum primer dan kontrol yaitu ibu bersalin yang tidak mengalami perdarahan postpartum.

3 Definisi Kasus Kasus adalah ibu bersalin yang mengalami perdarahan postpartum primer dengan kriteria inklusi: 1. Bukan ibu yang melahirkan untuk pertama kali (bukan primipara) 2. Mengalami perdarahan pervaginam melebihi 500 ml setelah bersalin 3. Perdarahan terjadi dalam 24 jam pertama kelahiran 4. Tercatat lengkap dalam rekam medis RSUD Dr. Pirngadi Medan dari tahun 2007 sampai tahun Definisi Kontrol Kontrol adalah ibu bersalin yang tidak mengalami perdarahan postpartum dengan kriteria inklusi: 1. Bukan ibu yang melahirkan untuk pertama kali (bukan primipara) 2. Melahirkan dengan persalinan normal atau partus spontan 3. Tercatat lengkap dalam rekam medis RSUD Dr. Pirngadi Medan dari tahun 2007 sampai tahun Besar Sampel Penelitian Besar sampel diambil dengan rumus studi kasus kontrol untuk pengujian hipotesis terhadap Odds Ratio (Lemeshow, 1990) :

4 Keterangan : n = Besar sampel minimum pada kasus dan kontrol Z 1-α = Nilai baku normal berdasarkan α yang ditentukan (α = 0,10) 1,282 Z 1-β = Nilai baku normal berdasarkan β yang ditentukan (β = 0,20) 0,842 P 1 P 2 = Proporsi efek pada kelompok dengan faktor risiko = Proporsi efek pada kelompok tanpa faktor risiko P = (P 1 +P 2 )/2 OR = Odds Ratio yang dianggap bermakna secara klinis Penentuan besar sampel berdasarkan variabel paritas dengan OR = 3 dan P 1 = 0,69 diambil dari penelitian terdahulu (Milaraswati, 2008), sehingga didapat P 2 :

5 Berdasarkan perhitungan besar sampel maka besar sampel minimal yang dibutuhkan adalah 32 kasus dan 32 kontrol. Dari 85 kasus perdarahan postpartum primer tahun 2007 sampai tahun 2010 data yang tercatat lengkap ada 41 kasus. Jadi besar sampel yang diteliti sebanyak 41 kasus dan 41 kontrol yang diambil dengan cara purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu dari peneliti. Dalam penelitian ini pertimbangan tertentu tersebut berdasarkan kriteria inklusi dimana kasus dan kontrol yang memenuhi kriteria inklusi diambil sebagai sampel penelitian. 3.4 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan mengumpulkan data sekunder yang diperoleh dari status kebidanan rekam medis RSUD Dr. Pirngadi Medan dari tahun 2007 sampai tahun Definisi Operasional 1. Perdarahan Postpartum Primer adalah ada atau tidak adanya ibu mengalami perdarahan postpartum primer yaitu perdarahan pervaginam melebihi 500 ml setelah bersalin dalam 24 jam pertama kelahiran yang tercatat pada kartu status, dikategorikan menjadi : 0 = Tidak, jika ibu tidak mengalami perdarahan postpartum primer (kontrol) 1 = Ya, jika ibu mengalami perdarahan postpartum primer (kasus). 2. Paritas adalah jumlah persalinan hidup atau mati yang pernah dialami oleh ibu tercatat pada kartu status, dikategorikan menjadi :

6 0 = Paritas 2 dan 3 dianggap kurang berisiko mengalami perdarahan postpartum primer 1 = Paritas lebih dari 3 dianggap berisiko mengalami perdarahan postpartum primer. 3. Umur ibu adalah umur ibu pada saat melahirkan yang dinyatakan dalam tahun tercatat pada kartu status, dikategorikan menjadi : 0 = 20 tahun sampai 35 tahun, merupakan kelompok umur yang kurang berisiko mengalami perdarahan postpartum primer 1 = Lebih dari 35 tahun, merupakan kelompok umur yang berisiko mengalami perdarahan postpartum primer. 4. Pendidikan ibu adalah tingkat pendidikan formal terakhir yang pernah diikuti ibu tercatat pada kartu status, dikategorikan menjadi : 0 = Pendidikan tinggi meliputi SMA dan Akademik/PT 1 = Pendidikan rendah meliputi Tidak Sekolah, SD, dan SMP. 5. Jarak antar kelahiran adalah waktu sejak kelahiran sebelumnya sampai terjadinya kelahiran berikutnya yang tercatat pada kartu status, dikategorikan menjadi : 0 = Jarak antar kelahiran 2 tahun dan lebih dari 2 tahun dianggap kurang berisiko mengalami perdarahan postpartum primer 1 = Jarak antar kelahiran kurang dari 2 tahun dianggap berisiko mengalami perdarahan postpartum primer. 6. Riwayat persalinan buruk sebelumnya adalah ada tidaknya ibu mengalami persalinan buruk pada persalinan sebelumnya yang tercatat pada kartu status, dikategorikan menjadi :

7 0 = Tidak ada, jika ibu tidak mengalami riwayat persalinan buruk sebelumnya 1 = Ada, jika ibu mempunyai riwayat persalinan buruk sebelumnya. 7. Status anemia adalah ada atau tidak adanya anemia pada ibu sebelum bersalin yang tercatat pada kartu status, dikategorikan menjadi : 0 = Tidak anemia yaitu bila kadar Hb ibu > 11,0 gr% 1 = Anemia yaitu bila kadar Hb ibu < 11,0 gr%. 3.6 Variabel Penelitian dan Aspek Pengukuran Variabel penelitian dan aspek pengukuran dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.1 Variabel Penelitian dan Aspek Pengukuran Variabel Kategori Skala Pengukuran Variabel Dependen Perdarahan Postpartum Primer 0 = tidak 1 = ya Ordinal Variabel Independen Paritas Variabel Confounder Umur Pendidikan Jarak Antar Kelahiran Riwayat Persalinan Buruk Sebelumnya Status Anemia 0 = 2 dan 3 1 = >3 0 = thn 1 = >35 thn 0 = tinggi 1 = rendah 0 = >2 thn 1 = <2 thn 0 = tidak ada 1 = ada 0 = tidak anemia 1 = anemia Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal

8 3.7 Analisis Data Analisis data dilakukan secara bertahap, yaitu dengan analisis univariat, analisis bivariat, dan analisis multivariat dengan menggunakan public domain software yaitu Epi Info versi a. Analisis Univariat Analisis univariat dimaksudkan untuk mendeskripsikan kejadian perdarahan postpartum primer berdasarkan faktor utama (paritas) dan faktor pengganggu (umur, pendidikan, jarak antar kelahiran, riwayat persalinan buruk sebelumnya dan status anemia) antara kasus dan kontrol dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi. b. Analisis Bivariat Analisis bivariat dimaksudkan untuk melihat pengaruh faktor utama (paritas) dan faktor pengganggu (umur, pendidikan, jarak antar kelahiran, riwayat persalinan buruk sebelumnya dan status anemia) terhadap perdarahan postpartum primer menggunakan uji Chi Square untuk hipotesis satu sisi dan mengetahui besar risiko (Odds Ratio) paparan terhadap kasus pada tingkat kepercayaan 95% dengan menggunakan tabel 2x2. Nilai besarnya Odds Ratio ditentukan dengan rumus OR= ad/bc, dimana : 1. Bila OR > 1 menunjukkan bahwa faktor yang diteliti merupakan faktor risiko (kausatif). 2. Bila OR = 1 menunjukkan bahwa faktor yang diteliti bukan merupakan faktor risiko. 3. Bila OR < 1 menunjukkan bahwa faktor yang diteliti merupakan faktor protektif.

9 c. Analisis Multivariat Analisis multivariat menggunakan analisis regresi logistik ganda yang bertujuan untuk mendapatkan model faktor risiko yang paling baik (fit) dan sederhana (parsinomy) yang dapat menggambarkan pengaruh paritas setelah dikontrol variabel umur, pendidikan, paritas, jarak antar kelahiran, riwayat persalinan buruk sebelumnya, dan status anemia terhadap perdarahan postpartum primer. Analisis multivariat tidak memerlukan asumsi-asumsi seperti pada regresi linier ganda, yaitu : eksistensi, independensi, linearitas, homosedasitas dan normalitas. Pemodelan multivariat menggunakan model faktor risiko karena satu variabel independen telah diyakini mempunyai hubungan dengan variabel dependen dengan mengontrol beberapa variabel confounding. Dimulai dengan memasukkan semua variabel yang mempunyai nilai p<0,25 pada analisis bivariat dengan menggunakan metode backward. Jika ada kovariat yang menurut substansi keilmuan harus masuk ke dalam model multivariat, kovariat tersebut tetap dimasukkan ke dalam model multivariat walaupun nilai p>0,25. Variabel yang masuk ke dalam model harus mempunyai p-wald<0,05, bila tidak variabel tersebut dikeluarkan dari model dimulai dari p-wald yang terbesar dengan memperhatikan logika substansi sampai didapatkan model akhir yang paling sederhana (semua variabel mempunyai nilai p-wald<0,05). Setelah memproleh model yang fit dan mempunyai p-wald yang signifikan, selanjutnya memeriksa kemungkinan adanya interaksi ke dalam model. Penilaian ada tidaknya variabel interaksi dimulai dengan menciptakan perkalian multiplikatif variabel-variabel yang mungkin berinteraksi. Kemudian menilai kemaknaannya

10 dengan melihat nilai p-wald, bila variabel interaksi mempunyai nilai p-wald yang bermakna maka variabel interaksi penting untuk dimasukkan ke dalam model. Kemudian melakukan pemeriksaan confounding dengan cara mengeluarkan variabel confounder yang dipertimbangkan untuk keluar model satu persatu dimulai dari variabel yang memiliki nilai p-wald yang terbesar. Variabel kovariat tersebut dapat dievaluasi dengan membandingkan koefisien atau OR masing-masing kovariat pada model dengan dan tanpa kovariat tersebut. Jika perbedaan tersebut besar (>10%), berarti kovariat tersebut tidak dapat dikeluarkan dari model karena akan mengganggu estimasi koefisien kovariat lainnya. Dengan kata lain variabel tersebut merupakan confounder untuk variabel lainnya. Model yang digunakan untuk interpretasi adalah : (Murti, 1997): Log (p / 1 p) = α + β 1 X 1 + β 2 X β i X i Untuk probabilitas kejadian suatu penyakit dapat ditulis sebagai berikut dimana : p = probabilitas kejadian suatu penyakit α = konstanta β i = koefisien regresi X i = variabel independen e = bilangan natural (2,71828)

11 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan didirikan pada tanggal 11 Agustus 1928 yang berlokasi di Jl. Prof. HM. Yamin SH No. 47 Medan. Pemilik rumah sakit ini adalah Pemerintah Kota Medan sejak 27 Desember 2001, dengan kualifikasi Kelas B Pendidikan, status rumah sakit Swadana pada tanggal 11 Februari 1998, penilaian Akreditasi Dasar tanggal 14 April 2000 dan Akreditasi Lengkap tanggal 16 Desember RSUD Dr. Pirngadi Medan resmi menjadi Rumah Sakit Pendidikan pada tanggal 10 April 2007 berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 433/Menkes/SK/IV/2007. Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan memiliki luas m 2 dengan ruang rawat inap berjumlah 29 ruangan dan rawat jalan (klinik rawat jalan) berjumlah 58 klinik. Dalam usaha pelayanan medis Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan terdiri dari beberapa unit, yaitu: 1. Penyakit Dalam 2. Bedah 3. Kebidanan dan Penyakit Kandungan 4. Kesehatan Anak 5. Penyakit Mata 6. Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan

12 7. Penyakit Kulit dan Kelamin 8. Penyakit Paru-Paru 9. Penyakit Jiwa 10. Penyakit Saraf 11. Patologi Klinik 12. Rehabilitasi Medis 13. Kedokteran Kehakiman 14. Anestesi Dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan mempunyai : a. Motto Aegroti Salus Lex Suprema (kepentingan penderita adalah yang utama). b. Visi RSPM MANTAP 2010 yaitu Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan Mandiri, Tanggap dan Profesional Tahun c. Misi 1. Meningkatkan upaya kesehatan paripurna kepada semua golongan masyarakat secara merata dan terjangkau sesuai dengan tugas pokok, fungsi serta peraturan yang berlaku 2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bersifat spesialistik dan subspesialistik yang bermutu 3. Meningkatkan upaya pelayanan kesehatan secara profesional dan etis agar timbul kepercayaan dan harapan serta rasa aman dan kenyamanan bagi penderita

13 4. Meningkatkan peran rumah sakit sebagai tempat pendidikan, penelitian dan pengembangan IPTEK di bidang kesehatan. d. Tugas Pokok Melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan, yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan serta pencegahan, dan melaksanakan upaya rujukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. e. Fungsi 1. Menyelenggarakan pelayanan medis 2. Menyelenggarakan pelayananan penunjang medis dan nonmedis 3. Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan 4. Menyelenggarakan pelayanan rujukan 5. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan 6. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan 7. Mengelola administrasi dan keuangan 8. Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang tugasnya 9. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi RSUD Dr. Pirngadi Medan dipimpin oleh seorang direktur, 3 wakil direktur, 3 kepala bagian, 6 kepala bidang, 9 subbagian, 12 seksi, dan kelompok jabatan fungsional.

14 DIREKTUR Wakil Direktur Bid. Administrasi Umum Wakil Direktur Bid. Pel. Medis & Keperawatan Wakil Direktur Bid. SDM & Pendidikan Bag. Umum Bag. Keuangan Bag. Perlengkapan Pemeliharaan Bid. Pelayanan Medis Bid. Pelayanan Keperawatan Bid. Pelayanan Penunjang Medis Bid. Pendidikan & Pelatihan Bid. Penelitian & Pngmbngn Bid. Pngolhn Data & Rkm Medis Subbag. Tata Usaha Subbag. Perbenda haraan Subbag. Inventaris RS Seksi Prncnaan & Pngmbngn Pel. Medis Seksi Prncnaan & Pgmbngn Pel. Kprwtn Seksi Pel. Penunjang Sarana Medis Seksi Pndidikan & Platihan Pegawai Seksi Pnelitian Seksi Pengolahan Data R. Jalan & R. Inap Subbag. Kepega waian Subbag. Hukum/ Humas Subbag. Mobilisa si Dana Subbag. Akntansi & Vrifikasi Subbag. Pengadaan Baranga Subbag. Perguda ngan Seksi Monitoring & Evaluasi Pel. Medis Seksi Monitoring & Evaluasi Pel. Kprwtn Seksi Pelayanan Penunjang Sarana Non Medis Seksi Pndidikan & Platihan Non Pgwai Seksi Perpusta kaan Seksi Rekam Medik Gambar 4.1 Struktur Organisasi RSUD Dr. Pirngadi Medan

15 4.2 Analisis Univariat Analisis univariat bertujuan untuk memperoleh gambaran distribusi atau besarnya proporsi variabel-variabel yang diteliti dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi. Analisis ini dilakukan dengan cara mendistribusikan frekuensi subjek penelitian ke dalam variabel-variabel yang diamati untuk menilai kesebandingan karakteristik yang diteliti antara kasus dan kontrol. Penyebab utama perdarahan postpartum primer di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2007 sampai 2010 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.1 Distribusi Kasus Berdasarkan Berdasarkan Penyebab Perdarahan Postpartum Primer di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun Penyebab f % Atonia Uteri 6 14,6 Inversio Uteri 1 2,4 Laserasi Jalan Lahir 12 29,3 Retensio Plasenta 22 53,7 Total ,0 Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa penyebab utama perdarahan postpartum primer dalam penelitian ini dalah retensio plasenta yaitu sebesar 53,7%, diikuti laserasi jalan lahir sebesar 29,3%, atonia uteri 14,6%, dan inversio uteri 2,4%. Distribusi kasus dan kontrol berdasarkan paritas dan faktor pengganggu yang memengaruhi perdarahan postpartum primer dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.2 Distribusi Kasus dan Kontrol Berdasarkan Paritas dan Faktor Pengganggu yang Memengaruhi Perdarahan Postpartum Primer di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun Paritas >3 2 dan 3 Faktor Kasus Kontrol Total n % n % n % ,5 58, ,7 68, ,6 63,4

16 Tabel 4.2 (Lanjutan) Faktor Kasus Kontrol Total n % n n % Umur >35 thn thn Pendidikan Rendah Tinggi Jarak Antar Kelahiran <2 thn 2 thn Riwayat Persalinan Buruk Sebelumnya Ada Tidak Ada Status Anemia Anemia Tidak Anemia ,8 73,2 46,3 53,7 19,5 80,5 48,8 51,2 90,2 9, ,6 63,4 12,2 87,8 22,0 78,0 22,0 78,0 53,7 46, ,7 68,3 29,3 70,7 20,7 79,3 35,4 64,6 72,0 28,0 Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa kelompok kasus dengan faktor risiko paritas >3 berjumlah 17 orang (41,5%), berumur >35 tahun berjumlah 11 orang (26,8%), memiliki pendidikan rendah berjumlah 19 orang (46,3%), memiliki jarak antar kelahiran <2 tahun berjumlah 8 orang (19,5%), memiliki riwayat persalinan buruk sebelumnya berjumlah 20 orang (48,8%), dan mengalami anemia berjumlah 37 orang (90,2%). Kelompok kontrol dengan faktor risiko paritas >3 berjumlah 13 orang (31,7%), berumur >35 tahun berjumlah 15 orang (36,6%), memiliki pendidikan rendah berjumlah 5 orang (12,2%), memiliki jarak antar kelahiran <2 tahun berjumlah 9 orang (22,0%), memiliki riwayat persalinan buruk sebelumnya berjumlah 9 orang (22,0%), dan mengalami anemia berjumlah 22 orang (53,7%).

17 4.3 Analisis Bivariat Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui kemaknaan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Analisis ini dideteksi dengan menggunakan uji Chi Square untuk hipotesis satu sisi pada tingkat kepercayaan 95% (α=0,05) dari tabel silang 2x2 kasus kontrol dengan ada tidaknya faktor risiko dan faktor pengganggu yang memengaruhi perdarahan postpartum primer. Pengaruh paritas dan faktor pengganggu terhadap perdarahan postpartum primer dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel. 4.3 Pengaruh Paritas dan Faktor Pengganggu terhadap Perdarahan Postpartum Primer di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun Faktor Kasus Kontrol p-value OR n % n % (uji 1 sisi) (95% CI) Paritas >3 2 dan ,5 58, ,7 68,3 0,246 1,53 (0,62;3,77) Umur >35 thn thn Pendidikan Rendah Tinggi Jarak Antar Kelahiran <2 thn 2 thn Riwayat Persalinan Buruk Sebelumnya Ada Tidak Ada Status Anemia Anemia Tidak Anemia ,8 73,2 46,3 53,7 19,5 80,5 48,8 51,2 90,2 9, ,6 63,4 12,2 87,8 22,0 78,0 22,0 78,0 53,7 46,3 0,238 0,64 (0,25;1,62) 0,001 6,22 (2,03;19,04) 0,500 0,86 (0,30;2,51) 0,010 3,39 (1,30;8,84) 0,001 7,99 (2,40;26,53)

18 Berdasarkan Tabel 4.3 bahwa paritas tidak signifikan memengaruhi perdarahan postpartum primer. Meskipun tidak bermakna secara statistik, risiko perdarahan postpartum primer 2 kali lebih besar pada ibu yang memiliki paritas >3 dibandingkan ibu yang memiliki paritas 2 dan 3 (OR=1,53 ; 95% CI 0,62;3,77). Umur tidak signifikan memengaruhi perdarahan postpartum primer dimana umur >35 tahun bukan merupakan faktor risiko perdarahan postpartum primer (OR=0,64 ; 95% CI 0,25;1,62). Risiko perdarahan postpartum primer pada ibu yang berpendidikan rendah 6 kali lebih besar dibandingkan ibu yang berpendidikan tinggi (OR=6,22 ; 95% CI 2,03;19,04) Jarak antar kelahiran tidak signifikan memengaruhi perdarahan postpartum primer dimana jarak antar kelahiran <2 tahun bukan merupakan faktor risiko perdarahan postpartum primer (OR=0,86 ; 95% CI 0,30;2,51). Sedangkan risiko perdarahan postpartum primer pada ibu yang memiliki riwayat persalinan buruk sebelumnya 3 kali lebih besar dibandingkan ibu yang tidak memiliki riwayat persalinan buruk sebelumnya (OR=3,39 ; 95% CI 1,30;8,84) Begitu juga dengan status anemia dimana risiko perdarahan postpartum primer pada ibu yang anemia 8 kali lebih besar dibandingkan ibu yang tidak anemia (OR=7,99 ; 95% CI 2,40;26,53).

19 4.4 Analisis Multivariat Analisis multivariat bertujuan untuk menganalisis hubungan beberapa variabel independen terhadap satu variabel dependen secara bersama-sama. Analisis multivariat yang digunakan adalah analisis regresi logistik ganda yang bertujuan untuk mendapatkan model faktor risiko yang paling baik (fit) dan sederhana (parsinomy) yang menggambarkan hubungan antara variabel dependen dan variabel independen. Variabel yang menjadi kandidat model multivariat adalah variabel independen dengan nilai p<0,25 dalam analisis bivariat. Variabel-variabel yang masuk ke dalam model multivariat dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.4 Variabel-Variabel Kandidat Model Multivariat Variabel p-value Paritas 0,246* Umur 0,238* Pendidikan 0,001* Jarak Antar Kelahiran 0,500 Riwayat Persalinan Buruk Sebelumnya 0,010* Status Anemia 0,001* Ket : * = Kandidat Model Multivariat Berdasarkan Tabel 4.4 bahwa dari hasil analisis bivariat maka variabel dengan nilai p-value<0,25 yang masuk ke dalam model multivariat yaitu paritas, umur, pendidikan, riwayat persalinan buruk sebelumnya dan status anemia. Kemudian dilakukan analisis regresi logistik ganda dengan metode backward, yaitu memasukkan semua variabel independen ke dalam model, tetapi kemudian satu per satu variabel independen dikeluarkan dari model berdasarkan kriteria kemaknaan statistik tertentu. Variabel yang dapat masuk dalam model regresi

20 logistik adalah variabel yang mempunyai nilai p-value<0,05 pada uji Wald. Hasil analisis regresi logistik ganda dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi Logistik Ganda Variabel B Exp(B) SE p-wald 95% CI Paritas 0,919 2,506 0,790 0,245 0,53;11,78 Umur -1,194 0,303 0,809 0,140 0,06;1,48 Pendidikan 1,648 5,194 0,661 0,013 1,42;18,96 Riwayat Persalinan 0,862 2,369 0,570 0,130 0,78;7,24 Buruk Sebelumnya Status Anemia 1,908 6,743 0,660 0,004 1,85;24,60 Constant -2,110 0,675 0,002-2 Log Likelihood=84,089 Likelihood Ratio=29,588 p-value=0,001 Berdasarkan Tabel 4.5 terlihat signifikansi log likelihood (0,001) < α(0,05) mengindikasikan bahwa model adalah signifikan. Berdasarkan uji Wald maka variabel yang masuk ke dalam model regresi logistik adalah pendidikan dan status anemia. Walaupun tidak bermakna, variabel paritas tetap dimasukkan ke dalam model karena merupakan variabel utama sebagai faktor risiko yang memengaruhi perdarahan postpartum primer. Kemudian dilakukan analisis regresi logistik ganda kembali sampai menghasilkan variabel-variabel penting dalam model regresi logistik ganda yang dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.6 Variabel-Variabel Penting Hasil Analisis Regresi Logistik Ganda Variabel B Exp(B) SE p-wald 95% CI Paritas 0,117 1,124 0,551 0,832 0,38;3,31 Pendidikan 1,767 5,850 0,637 0,006 1,68;20,38 Status Anemia 2,056 7,812 0,657 0,002 2,16;28,29 Constant -2,062 0,650 0,002-2 Log Likelihood=89,337 Likelihood Ratio=24,339 p-value=0,001

21 Berdasarkan Tabel 4.6 terlihat signifikansi log likelihood (0,001) < α(0,05) mengindikasikan bahwa model adalah signifikan. Berdasarkan uji Wald maka variabel-variabel penting yang masuk dalam model regresi logistik ganda adalah pendidikan dan status anemia. Walaupun tidak bermakna, variabel paritas tetap dimasukkan ke dalam model karena merupakan variabel utama sebagai faktor risiko yang memengaruhi perdarahan postpartum primer. Kemudian dilakukan uji kolinearitas untuk mengetahui adanya hubungan yang kuat antar variabel independen dengan melihat nilai p pada uji Chi Square. Bila nilai p<0,05, maka terjadi kolinearitas sehingga variabel tidak dapat bersama dalam satu model. Tabel 4.7 Uji Kolinearitas Variabel Independen Paritas Pendidikan Status Anemia Paritas Pendidikan 0,033 Status Anemia 0,832 0,140 Dari Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa terdapat gejala kolinearitas antara paritas dengan pendidikan (p=0,033 < α=0,05) sehingga tidak dapat bersama dalam satu model multivariat. Maka alternatif model yaitu : 1. Log p (PPP) = f(paritas, status anemia) 2. Log p (PPP) = f(pendidikan, status anemia) Kemudian dilakukan pemeriksaan kemungkinan adanya interaksi antar variabel utama dengan variabel pengganggu, yaitu dengan memeriksa kemaknaan hubungan antara variabel interaksi dengan variabel dependen.

22 Tabel 4.8 Pemeriksaan Interaksi terhadap Variabel Dependen Variabel B Exp(B) SE p-wald 95% CI Paritas 2,128 8,400 1,267 0,093 0,70;100,57 Status Anemia 3,135 23,000 1,089 0,004 2,72;194,42 Paritas*Status Anemia -2,065 0,127 1,384 0,136 0,01;1,91 Constant -2,639 1,035 0,011-2 Log Likelihood=95,856 Likelihood Ratio=17,820 p-value=0,001 Berdasarkan Tabel 4.8 di atas terlihat signifikansi log likelihood (0,001) < α(0,05) mengindikasikan bahwa model adalah signifikan. Interaksi paritas dengan status anemia memiliki p-wald=0,136 > α=0,05, sehingga variabel interaksi tersebut dikeluarkan dari model. Dengan demikian model akhir regresi logistik ganda adalah model tanpa interaksi yang dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.9 Model Akhir Regresi Logistik Ganda Variabel B Exp(B) SE p-wald 95% CI Paritas 0,460 1,585 0,508 0,365 0,58;4,29 Status Anemia 2,089 8,077 0,616 0,001 2,41;27,02 Constant -1,734 0,591 0,003-2 Log Likelihood=98,359 Likelihood Ratio=15,317 p-value=0,001 Berdasarkan Tabel 4.11 di atas terlihat signifikansi log likelihood (0,001) < α(0,05) mengindikasikan bahwa model adalah signifikan. Maka model akhir regresi logistik ganda terdiri dari paritas dan status anemia. Kemudian dilakukan pemeriksaan confounding yaitu mengevaluasi variabel status anemia yang diduga sebagai variabel confounder dengan membandingkan koefisien atau OR variabel paritas pada model regresi logistik dengan atau tanpa variabel status anemia. Jika perbedaan koefisien tersebut besar (>10%) berarti variabel tersebut merupakan konfounder untuk variabel paritas.

23 Tabel 4.10 Pemeriksaan Confounding Persamaan Exp(B) 95% CI Exp (B) PPP = -0, ,526 (Paritas) 1,526 0,62;3,77 PPP = -1, ,585 (Paritas) + 8,077 (Status Anemia) 1,585 0,58;4,29 3,87% Berdasarkan Tabel 4.10 perbedaan OR variabel paritas pada model regresi logistik dengan atau tanpa variabel status anemia sebesar 3,87% < 10%, maka variabel status anemia bukan merupakan variabel confounder. Walaupun variabel status anemia bukan merupakan confounder tetapi tetap dimasukkan ke dalam model regresi logistik ganda karena secara substansi ilmu status anemia memengaruhi perdarahan postpartum primer, sehingga model akhir regresi logistik ganda dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.11 Model Akhir Regresi Logistik Ganda Pengaruh Faktor Paritas terhadap Perdarahan Postpartum Primer di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun Variabel B Exp(B) SE p-wald 95% CI Paritas 0,460 1,585 0,508 0,365 0,58;4,29 Status Anemia 2,089 8,077 0,616 0,001 2,41;27,02 Constant -1,734 0,591 0,003-2 Log Likelihood=98,359 Likelihood Ratio=15,317 p-value=0,001 Berdasarkan Tabel 4.11 di atas terlihat signifikansi log likelihood (0,001) < α(0,05) mengindikasikan bahwa model adalah signifikan. Persamaan model regresi logistik di atas adalah : Log p (PPP) = -1, ,460(Paritas) + 2,089(Status Anemia) Jadi, meskipun tidak bermakna secara statistik risiko perdarahan postpartum primer 2 kali lebih besar pada ibu yang memiliki paritas >3 dibandingkan dengan ibu

24 yang memiliki paritas 2-3 setelah dikontrol status anemia (OR=1,59 ; 95% CI 0,58;4,29). Probabilitas (risiko) individu untuk mengalami perdarahan postpartum primer berdasarkan nilai-nilai prediktor dihitung dengan persamaan : Maka probabilitas terjadinya perdarahan postpartum primer jika ibu memiliki paritas >3 dan mengalami anemia adalah : Artinya, risiko perdarahan postpartum primer pada ibu yang memiliki paritas >3 dan mengalami anemia sebesar 69%.

25 BAB V PEMBAHASAN 5.1 Penyebab Perdarahan Postpartum Primer di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun Dalam penelitian ini penyebab utama perdarahan postpartum primer di RSUD Dr. Pirngadi Medan adalah retensio plasenta yaitu sebesar 53,7%, diikuti laserasi jalan lahir 29,3%, atonia uteri 14,6%, dan inversio uteri 2,4%. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Ajenifuja (2010) di Obafemi Awolowo University Teaching Hospital Nigeria, yang menemukan bahwa penyebab utama perdarahan postpartum primer adalah retensio plasenta (71,05%) diikuti atonia uteri (15,79%), laserasi jalan lahir (11,84%) dan coagulopathy (1,32%). Menurut hasil penelitian, retensio plasenta merupakan penyebab utama perdarahan postpartum primer. Sedangkan menurut Mochtar (1995) bahwa atonia uteri merupakan penyebab utama perdarahan postpartum primer dengan proporsi 50% - 60%. Kecilnya proporsi perdarahan postpartum primer akibat atonia uteri menggambarkan penurunan kasus perdarahan postpartum primer akibat atonia uteri. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen aktif kala III sudah terlaksana dengan baik di rumah sakit, karena manajemen aktif kala III bertujuan menurunkan insiden perdarahan pasca persalinan akibat atonia uteri (Shane, 2002). Retensio plasenta terjadi karena kelainan pada dinding uterus ibu sendiri. Plasenta tidak lepas dari dinding uterus sehingga tidak lahir dalam waktu setengah jam setelah janin lahir. Kontraksi uterus kurang kuat ataupun plasenta merekat erat

26 pada dinding uterus sehingga plasenta tidak dapat lahir. Memijat uterus dan mendorongnya ke bawah secara paksa padahal plasenta belum terlepas dari dinding uterus dapat menyebabkan atonia uteri. Usaha untuk mengeluarkan plasenta ditunggu sampai 30 menit. Bila plasenta belum lahir, maka dilakukan manual plasenta (Wiknjosastro, 2005). 5.2 Pegaruh Paritas terhadap Perdarahan Postpartum Primer di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun Berdasarkan analisis bivariat paritas tidak signifikan memengaruhi perdarahan postpartum primer. Meskipun tidak bermakna secara statistik, risiko perdarahan postpartum primer 2 kali lebih besar pada ibu yang memiliki paritas >3 dibandingkan ibu yang memiliki paritas 2 dan 3 (OR=1,53 ; 95% CI 0,62;3,77). Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Herianto (2003) di RS Sardjito Yogyakarta yang menyatakan bahwa paritas lebih dari 3 bermakna sebagai faktor risiko yang memengaruhi perdarahan postpartum primer (OR=2,87; 95% CI 1,23;6,73). Paritas tinggi memengaruhi keadaan uterus ibu, karena semakin sering ibu melahirkan maka fungsi reproduksi mengalami penurunan, otot uterus terlalu regang dan kurang dapat berkontraksi dengan normal sehingga kemungkinan terjadi perdarahan postpartum primer lebih besar. Dalam penelitian ini pada kelompok kasus proporsi ibu dengan paritas >3 sebesar 41,5% sedangkan pada kelompok kontrol proporsi ibu dengan paritas >3 sebesar 31,7%. Proporsi pada kelompok kasus lebih besar dibandingkan kelompok

27 kontrol yang menyebabkan paritas diduga sebagai faktor risiko perdarahan postpartum primer. Hal ini sesuai dengan penelitian Milaraswati (2008) di RSUD Gambiran Kota Kediri yang menemukan bahwa proporsi paritas >3 pada ibu yang mengalami perdarahan postpartum primer cukup besar yaitu 68,97%. Paritas tidak bermakna secara statistik memengaruhi perdarahan postpartum primer dikarenakan besar sampel penelitian terlalu kecil sehingga tidak dapat menggambarkan pengaruh paritas terhadap perdarahan postpartum primer. 5.3 Pegaruh Umur terhadap Perdarahan Postpartum Primer di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun Berdasarkan analisis bivariat umur tidak signifikan memengaruhi perdarahan postpartum primer dimana umur >35 tahun bukan merupakan faktor risiko perdarahan postpartum primer (OR=0,64 ; 95% CI 0,25;1,62). Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Najah (2004) di RSUD Dr. H. Soewondo Kendal yang menyatakan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% umur ibu <20 tahun dan >35 tahun bermakna sebagai faktor risiko yang memengaruhi perdarahan postpartum. Wanita yang melahirkan anak pada <20 tahun atau >35 tahun merupakan faktor risiko terjadinya perdarahan pasca persalinan yang dapat mengakibatkan kematian maternal. Hal ini dikarenakan pada usia <20 tahun fungsi reproduksi seorang wanita belum berkembang dengan sempurna, sedangkan pada usia >35 tahun fungsi reproduksi seorang wanita sudah mengalami penurunan dibandingkan fungsi

28 reproduksi normal sehingga kemungkinan untuk terjadinya komplikasi pasca persalinan terutama perdarahan akan lebih besar (Faisal, 2008). Umur tidak bermakna secara statistik memengaruhi perdarahan postpartum primer disebabkan tingginya proporsi kasus perdarahan postpartum primer pada kelompok umur reproduksi normal yaitu umur tahun dimana kebanyakan ibu melahirkan pada kelompok umur tersebut. Selain itu, besar sampel penelitian terlalu kecil sehingga tidak dapat menggambarkan pengaruh umur terhadap perdarahan postpartum primer. 5.4 Pegaruh Pendidikan terhadap Perdarahan Postpartum Primer di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun Berdasarkan analisis bivariat risiko perdarahan postpartum primer pada ibu yang berpendidikan rendah 6 kali lebih besar dibandingkan ibu yang berpendidikan tinggi (OR=6,22 ; 95% CI 2,03;19,04). Menurut Depkes RI (2002), pendidikan yang dijalani seseorang memiliki pengaruh pada peningkatan kemampuan berfikir, dimana seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan dapat mengambil keputusan yang lebih rasional, umumnya terbuka untuk menerima perubahan atau hal baru dibandingkan dengan individu yang berpendidikan lebih rendah. Tingkat pendidikan formal seorang ibu berkaitan dengan pengetahuan dan kesadarannya dalam mengantisipasi kesulitan kehamilan dan persalinannya sehingga termotivasi untuk melakukan pengawasan kehamilan secara berkala dan teratur. Wanita dengan pendidikan lebih tinggi cenderung untuk menikah pada usia yang

29 lebih tua, menunda kehamilan, mau mengikuti Keluarga Berencana (KB), memilih makanan yang bergizi dan mencari pelayanan antenatal. 5.5 Pegaruh Jarak Antar Kelahiran terhadap Perdarahan Postpartum Primer di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun Berdasarkan analisis bivariat Jarak antar kelahiran tidak signifikan memengaruhi perdarahan postpartum primer dimana jarak antar kelahiran <2 tahun bukan merupakan faktor risiko perdarahan postpartum primer (OR=0,86 ; 95% CI 0,30;2,51). Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Yuniarti (2004) di Rumah Bersalin Kasih Ibu Pekalongan yang menyatakan jarak antar kelahiran kurang dari 2 tahun berisiko 2,82 kali mengalami perdarahan postpartum. Hal ini membuktikan bahwa ibu yang memiliki jarak antar kelahiran >2 tahun bisa saja berisiko tinggi mengalami perdarahan postpartum primer karena ibu juga harus memperhatikan faktor lain seperti paritas dan batas umur reproduksi normal. Ibu yang memiliki jarak antar kelahiran >2 tahun tetapi bila terlalu sering melahirkan dan melewati batas umur reproduksi sehat maka akan mempengaruhi kondisi uterus ibu untuk melahirkan. Jarak antar kelahiran yang terlalu dekat dapat menyebabkan terjadinya komplikasi kehamilan. Menurut Moir dan Meyerscough (1972) yang dikutip Suryani (2008) menyebutkan jarak antar kelahiran sebagai faktor predisposisi perdarahan postpartum karena persalinan yang berturut-turut dalam jangka waktu yang singkat akan mengakibatkan kontraksi uterus menjadi kurang baik. Otot-otot uterus menjadi

30 kaku dapat menyebabkan partus lama yang potensial menyebabkan perdarahan. Selama kehamilan berikutnya dibutuhkan 2-4 tahun agar kondisi tubuh ibu kembali seperti kondisi sebelumnya. Pada penelitian ini jarak antar kelahiran tidak bermakna sebagai faktor risiko yang memengaruhi perdarahan postpartum pimer karena adanya kesetaraan proporsi jarak antar kelahiran antara kasus dan kontrol. 5.6 Pegaruh Riwayat Persalinan Buruk Sebelumnya terhadap Perdarahan Postpartum Primer di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun Berdasarkan analisis bivariat risiko perdarahan postpartum primer pada ibu yang memiliki riwayat persalinan buruk sebelumnya 3 kali lebih besar dibandingkan ibu yang tidak memiliki riwayat persalinan buruk sebelumnya (OR=3,39 ; 95% CI 1,30;8,84). Penelitian ini sesuai dengan penelitian Sulistiowati (2001) dikutip Suryani (2008) yang menyatakan bahwa ibu yang memiliki riwayat persalinan buruk berisiko 2,4 kali mengalami perdarahan postpartum. Riwayat persalinan di masa lampau sangat berhubungan dengan hasil kehamilan dan persalinan berikutnya. Bila riwayat persalinan yang lalu buruk petugas harus waspada terhadap terjadinya komplikasi dalam persalinan yang akan berlangsung. Riwayat persalinan buruk ini dapat berupa abortus, kematian janin, eklampsi dan preeklampsi, sectio caesarea, persalinan sulit atau lama, janin besar, infeksi dan pernah mengalami perdarahan antepartum dan postpartum.

31 5.7 Pengaruh Status Anemia terhadap Perdarahan Postpartum Primer di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun Berdasarkan analisis bivariat risiko perdarahan postpartum primer pada ibu yang anemia 8 kali lebih besar dibandingkan ibu yang tidak anemia (OR=7,99 ; 95% CI 2,40;26,53). Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi ibu yang mengalami anemia pada kelompok kasus sangat besar yaitu 90,2% lebih besar dibanding kelompok kontrol yaitu 53,7%. Penelitian ini sesuai dengan penelitian Herianto (2003) di RS Sardjito Yogyakarta yang menyatakan bahwa anemia bermakna sebagai faktor risiko yang memengaruhi perdarahan postpartum primer. Ibu yang mengalami anemia berisiko 3 kali mengalami perdarahan postpartum primer dibanding ibu yang tidak mengalami anemia (OR= 2,76; 95%CI 1,25;6,12). Anemia dapat mengurangi daya tahan tubuh ibu dan meninggikan frekuensi komplikasi kehamilan serta persalinan. Anemia juga menyebabkan peningkatan risiko perdarahan pasca persalinan. Rasa cepat lelah pada penderita anemia disebabkan metabolisme energi oleh otot tidak berjalan secara sempurna karena kekurangan oksigen. Selama hamil diperlukan lebih banyak zat besi untuk menghasilkan sel darah merah karena ibu harus memenuhi kebutuhan janin dan dirinya sendiri dan saat bersalin ibu membutuhkan hemoglobin untuk memberikan energi agar otot-otot uterus dapat berkontraksi dengan baik. Pemeriksaan darah sebaiknya dilakukan minimal dua kali selama kehamilan, yaitu pada trimester I dan trimester III untuk mengetahui kadar hemoglobin ibu selama hamil. Bila kadar hemoglobin rendah dapat dicegah dengan pemberian

32 makanan kaya zat besi. Kegiatan pencegahan dan penanggulangan masalah anemia sangat penting untuk dilakukan yaitu berupa pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama masa kehamilan untuk mencegah perdarahan postpartum primer yang dapat mengakibatkan kematian ibu dan janin (Depkes RI, 2002). 5.8 Pengaruh Paritas terhadap Perdarahan Postpartum Primer setelah Dikontrol Faktor Pengganggu di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa paritas tidak bermakna secara statistik memengaruhi perdarahan postpartum primer tetapi tetap dimasukkan ke dalam model multivariat karena telah diyakini sebagai faktor risiko perdarahan postpartum primer sesuai penelitian Herianto (2003) di RS Sardjito Yogyakarta yang menyatakan bahwa paritas lebih dari 3 bermakna sebagai faktor risiko yang memengaruhi perdarahan postpartum primer (OR=2,87; 95% CI 1,23;6,73). Paritas tidak bermakna secara statistik memengaruhi perdarahan postpartum primer dikarenakan keterbatasan penelitian yang menyebabkan faktor risiko yang diuji tidak berhubungan secara statistik dengan kejadian penyakit, antara lain keterbatasan besar sampel, keterbatasan data sekunder dan keterbatasan studi kasus kontrol. Faktor pengganggu yang terbukti memengaruhi perdarahan postpartum primer secara statistik yaitu variabel status anemia, sedangkan faktor pengganggu yang tidak terbukti memengaruhi perdarahan postpartum primer secara statistik yaitu umur, pendidikan, jarak antar kelahiran, dan riwayat persalinan buruk sebelumnya. Hal ini

33 disebabkan variabel tidak bermakna dalam analisis bivariat dan mengingat variabel yang berpengaruh dianalisis sekaligus sehingga pengaruh paritas terhadap perdarahan postpartum primer dikontrol variabel yang lebih besar pengaruhnya. Dari uji confounding variabel status anemia bukan merupakan variabel pengganggu bagi hubungan paritas dengan perdarahan postpartum primer tetapi tetap dipertahankan dalam model multivariat karena secara substansi ilmu dan pengujian statistik multivariat membuktikan bahwa status anemia merupakan faktor risiko perdarahan postpartum primer. Berdasarkan analisis regresi logistik ganda disimpulkan meskipun tidak bermakna secara statistik risiko perdarahan postpartum primer 2 kali lebih besar pada ibu yang memiliki paritas >3 dibandingkan dengan ibu yang memiliki paritas 2-3 setelah dikontrol status anemia (OR=1,59 ; 95% CI 0,58;4,29). Persamaan model regresi yang didapat adalah : Log p (PPP) = -1, ,460(Paritas) + 2,089(Status Anemia) Pada ibu dengan paritas tinggi akan mempengaruhi keadaan uterus ibu, karena semakin sering ibu melahirkan maka fungsi reproduksi mengalami penurunan, otot uterus terlalu regang dan kurang dapat berkontraksi dengan normal sehingga kemungkinan terjadi perdarahan postpartum primer lebih besar. Paritas tinggi bukan saja berhubungan dengan fungsi reproduksi yang telah menurun, tetapi juga riwayat perdarahan pada persalinan sebelumnya atau riwayat anemia yang bisa menambah risiko perdarahan postpartum primer. Oleh karena itu, pada ibu dengan paritas tinggi dan memiliki riwayat kehamilan dan persalinan yang buruk harus dirujuk ke rumah

34 sakit untuk mendapatkan fasilitas dan pengawasan yang optimal sehingga persalinannya dapat berjalan dengan baik. Probabilitas terjadinya perdarahan postpartum primer jika ibu memiliki paritas >3 dan mengalami anemia adalah : Artinya, risiko perdarahan postpartum primer pada ibu yang memiliki paritas >3 dan mengalami anemia sebesar 69% 5.9 Keterbatasan Penelitian Keterbatasan dalam penelitian ini antara lain : 1. Keterbatasan besar sampel yang menyebabkan paritas sebagai faktor risiko tidak berhubungan secara statistik dengan perdarahan postpartum primer. 2. Keterbatasan data sekunder yang menyebabkan sampel lain yang benar-benar dapat menggambarkan pengaruh faktor risiko tidak diteliti karena catatan mediknya tidak lengkap. 3. Data mengenai sampel yang diteliti diperoleh dengan mengandalkan data sekunder dimana catatan medik yang ada kurang akurat menggambarkan pajanan faktor risiko terhadap pasien sehingga menimbulkan bias informasi.

35 4. Kemungkinan ada faktor lain yang tidak diprediksi tetapi justru berpengaruh besar terhadap penyakit yang diteliti yang dapat menimbulkan bias perancu. 5. Tidak dapat memberikan Incidence Rate. 6. Variabel yang diteliti terbatas.

36 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 1. Penyebab utama perdarahan postpartum primer dalam penelitian ini adalah retensio plasenta yaitu sebesar 53,7%, diikuti laserasi jalan lahir sebesar 29,3%, atonia uteri sebesar 14,6%, dan inversio uteri sebesar 2,4% Risiko perdarahan postpartum primer 2 kali lebih besar pada ibu yang memiliki paritas >3 dibandingkan ibu yang memiliki paritas 2 dan 3 meskipun tidak bermakna secara statistik (OR=1,53 ; 95% CI 0,62;3,77). - Umur >35 tahun bukan merupakan faktor risiko perdarahan postpartum primer (OR=0,64 ; 95% CI 0,25;1,62). - Risiko perdarahan postpartum primer pada ibu yang berpendidikan rendah 6 kali lebih besar dibandingkan ibu yang berpendidikan tinggi (OR=6,22 ; 95% CI 2,03;19,04) - Jarak antar kelahiran <2 tahun bukan merupakan faktor risiko perdarahan postpartum primer (OR=0,86 ; 95% CI 0,30;2,51). - Risiko perdarahan postpartum primer pada ibu yang memiliki riwayat persalinan buruk sebelumnya 3 kali lebih besar dibandingkan ibu yang tidak memiliki riwayat persalinan buruk sebelumnya (OR=3,39 ; 95% CI 1,30;8,84) - Risiko perdarahan postpartum primer pada ibu yang anemia 8 kali lebih besar dibandingkan ibu yang tidak anemia (OR=7,99 ; 95% CI 2,40;26,53).

37 3. Meskipun tidak bermakna secara statistik risiko perdarahan postpartum primer 2 kali lebih besar pada ibu yang memiliki paritas >3 dibandingkan dengan ibu yang memiliki paritas 2-3 setelah dikontrol status anemia (OR=1,59 ; 95% CI 0,58;4,29). 6.2 Saran 1. Kepada ibu hamil dengan faktor risiko paritas tinggi dan anemia secara rutin memeriksakan kehamilannya kepada petugas kesehatan agar kesehatan ibu dapat dikontrol dalam upaya mencegah perdarahan postpartum primer. 2. Kepada pihak rumah sakit agar melakukan pencatatan rekam medis pasien dengan lengkap. 3. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan sampel penelitian yang lebih besar agar dapat menggambarkan pengaruh faktor risiko terhadap perdarahan postpartum primer.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat antara lain dengan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat antara lain dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu sasaran strategis dalam pembangunan kesehatan tahun 2010-2014 yaitu meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat antara lain dengan meningkatkan umur

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Laela Yusriana 1610104358 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Kariadi yang berdiri pada tahun 1925 merupakan salah satu rumah sakit di Semarang yang pengelolaannya dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di bagian Rekam Medik RSUP dr. Kariadi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di bagian Rekam Medik RSUP dr. Kariadi 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Obstetri dan Ginelkologi. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian akan dilakukan di bagian Rekam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observational dengan menggunakan metode penelitian case-control dimana penelitian dimulai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik retrospektif menggunakan data rekam medis.

BAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik retrospektif menggunakan data rekam medis. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik retrospektif menggunakan data rekam medis. 3.2. Waktu dan tempat Penelitian dilakukan di Departemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perdarahan postpartum adalah perdarahan pervaginam 500 cc atau lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perdarahan postpartum adalah perdarahan pervaginam 500 cc atau lebih BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perdarahan Postpartum 2.1.1 Pengertian Perdarahan Postpartum Perdarahan postpartum adalah perdarahan pervaginam 500 cc atau lebih setelah kala III selesai (setelah plasenta

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN NASKAH PUBLIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2013-2014 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : SALSABIL ZATIL ALWAN AL HAZMI 201410104256 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan studi kasus-kontrol (case control) yaitu suatu penelitian untuk menelaah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang lingkup keilmuan : Ilmu Obstetri dan Ginekologi 2. Ruang lingkup tempat : RSUD Tugurejo Semarang 3. Ruang lingkup waktu : Periode Januari-Desember

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan case control

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan case control 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan case control yang dilakukan dengan menggunakan desain studi observasional analitik. B. Lokasi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian maternal (maternal mortality) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian maternal (maternal mortality) merupakan salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Angka kematian maternal (maternal mortality) merupakan salah satu indikator untuk menilai derajat kesehatan masyarakat. Angka kematian maternal di Indonesia menempati

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Obstetri dan Ginekologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di bagian Obstetri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian A.1. Ruang Lingkup Keilmuan Ruang lingkup keilmuan penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak dan Ilmu Kebidanan dan Kandungan. A.2 Waktu Penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain penelitian cross sectional dimana data penelitian menggunakan data sekunder

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di Puskesmas Limba B Kota Selatan Tahun 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di Puskesmas Limba B Kota Selatan Tahun 2012. BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian 1.1.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di Puskesmas Limba B Kota Selatan Tahun 2012. 1.1.2. Waktu Penelitian Penelitian ini di

Lebih terperinci

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN Khotijah, Tri Anasari, Amik Khosidah Akademi Kebidanan YLPP Purwokerto Prodi D3 Kebidanan Email : dindaamik@yahoo.com Abstract:

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSALINAN LAMA DENGAN KEJADIAN ATONIA UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA 2009

HUBUNGAN PERSALINAN LAMA DENGAN KEJADIAN ATONIA UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA 2009 HUBUNGAN PERSALINAN LAMA DENGAN KEJADIAN ATONIA UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA 2009 Wiwin Rohmawati 1), Aisyiana Sari Karlita 2) Abstrak : Penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan, terutama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. retrospektif yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan

BAB III METODE PENELITIAN. retrospektif yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian survei analitik retrospektif yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan masalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Poliklin ik Saraf RSUD Dr. Moewardi pada

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Poliklin ik Saraf RSUD Dr. Moewardi pada digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan desain kohort retrospektif. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Dalam sub bagian Infeksi Tropis. Bagian /SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang mulai 1

BAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Dalam sub bagian Infeksi Tropis. Bagian /SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang mulai 1 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Disiplin ilmu yang terkait dengan penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Infeksi Tropis 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kabupaten Bonebolango dengan batas-batas sebagai berikut:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kabupaten Bonebolango dengan batas-batas sebagai berikut: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum RS Toto Kabila RS Toto Kabila Kabupaten Bonebolango terletak di desa permata kecamatan tilongkabila memiliki luas tanah

Lebih terperinci

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Atik Purwandari, Freike Lumy, Feybe Polak Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Manado, Jl. R.W. Mongisidi Malalayang II Manado ABSTRAK Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada 15 Agustus 20 Oktober 2015 di RSUD Panembahan Senopati Bantul, Yogyakarta. B. Jenis Penelitian Jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang berbasis rumah sakit ( hospital based). Rancangan yang digunakan adalah studi kasus

Lebih terperinci

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA. Dwika Suryaningdyah. Abstrak

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA. Dwika Suryaningdyah. Abstrak HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA Dwika Suryaningdyah Abstrak Partus yang berulang kali dan terjadi terlampau sering merupakan faktor utama terjadinya prolapsus

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK RESPONDEN YANG MENGALAMI ATONIA UTERI DI RSUD SUKOHARJO

KARAKTERISTIK RESPONDEN YANG MENGALAMI ATONIA UTERI DI RSUD SUKOHARJO KARAKTERISTIK RESPONDEN YANG MENGALAMI ATONIA UTERI DI RSUD SUKOHARJO Enny Yuliaswati STIKES Aisyiyah Surakarta e-mail: qis_yuliaswati@yahoo.co.id ABSTRAK Latar belakang: Data WHO menunjukan 25% kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia pada kehamilan merupakan salah satu masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Gresik karena ibu hamil yang mengalami KEK dan bayi dengan berat lahir rendah masih tinggi. Waktu pengambilan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. RUANG LINGKUP PENELITIAN 1. Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini mencakup bidang ilmu Obstetrik dan Ginekologi. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD ROKAN HULU TAHUN 2010

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD ROKAN HULU TAHUN 2010 ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD ROKAN HULU TAHUN 2010 SYAFNELI, SST SRI MASYUNI DAULAY ABSTRAK Perdarahan setelah anak lahir melebihi 500 ml yang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. panjang badan 50 cm (Pudjiadi, 2003). Menurut Depkes RI (2005), menyatakan salah satu faktor baik sebelum dan saat hamil yang

BAB I PENDAHULUAN. panjang badan 50 cm (Pudjiadi, 2003). Menurut Depkes RI (2005), menyatakan salah satu faktor baik sebelum dan saat hamil yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayi dilahirkan setelah dikandung kurang lebih 40 minggu dalam rahim ibu. Pada waktu lahir bayi mempunyai berat badan sekitar 3 Kg dan panjang badan 50 cm (Pudjiadi,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi RSUP Dr.Kariadi/FK Undip Semarang 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan kerangka teori dan sesuai dengan tujuan dalam penelitian ini, maka variabel bebasnya adalah senam nifas dan mobilisasi dini, sedangkan

Lebih terperinci

Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Perlengketan Plasenta (Retensio Placenta)

Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Perlengketan Plasenta (Retensio Placenta) Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Perlengketan Plasenta (Retensio Placenta) di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih: Sebuah Studi Kasus Kontrol Fenny Apriana Permatasari 1), Sarah Handayani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010), BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anemia pada kehamilan merupakan masalah yang umum karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN PARTUS LAMA DAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RUANG VK BERSALIN RSUD. DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

HUBUNGAN PARTUS LAMA DAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RUANG VK BERSALIN RSUD. DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN HUBUNGAN PARTUS LAMA DAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RUANG VK BERSALIN RSUD. DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN Dwi Rahmawati* 1, Susanti Suhartati 1,Ema Sulistiani 1, 1 STIKES Sari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga. 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Peneitian Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga. B. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan November 2015 dan selesai pada bulan Desember

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan kehamilan yang dapat menyebabkan kematian (Dinana,

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan kehamilan yang dapat menyebabkan kematian (Dinana, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu hal yang menjadi dambaan setiap pasangan suami istri. Kehamilan sebagai hal yang fisiologis akan dapat menjadi patologis jika terdapat kelainankelainan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita yang ada didunia. Dalam melewati proses kehamilan seorang wanita harus mendapatkan penetalaksanaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. seorang wanita yang melahirkan bayi yang dapat hidup pada setiap

I. PENDAHULUAN. seorang wanita yang melahirkan bayi yang dapat hidup pada setiap I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Paritas merupakan suatu istilah untuk menunjukkan jumlah kehamilan bagi seorang wanita yang melahirkan bayi yang dapat hidup pada setiap kehamilan. Prevalensi grande-multiparitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional di mana data yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA PERIODE Lestrina *, Eny **

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA PERIODE Lestrina *, Eny ** HUBUNGAN ANTARA PARITAS DAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA PERIODE 2007 2012 Lestrina *, Eny ** Prodi Kebidanan STIKES William Booth Surabaya. Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang 17 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama di negara berkembang termasuk Indonesia dan merupakan penyebab kematian ibu dan anak

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER PADA IBU BERSALIN DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL-DIY TAHUN 2012

FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER PADA IBU BERSALIN DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL-DIY TAHUN 2012 FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER PADA IBU BERSALIN DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL-DIY TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Fika Nurul Hidayah NIM:

Lebih terperinci

PENELITIAN ANEMIA DAN KONTRAKSI RAHIM DALAM PROSES PERSALINAN. Novita Rudiyanti*, Diana Metti*

PENELITIAN ANEMIA DAN KONTRAKSI RAHIM DALAM PROSES PERSALINAN. Novita Rudiyanti*, Diana Metti* PENELITIAN ANEMIA DAN KONTRAKSI RAHIM DALAM PROSES PERSALINAN Novita Rudiyanti*, Diana Metti* Abstrak : Kejadian anemia di Indonesia relatif tinggi yaitu 63,5%. Pada wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akibat dari berbagai perubahan anatomik serta fisiologik yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. akibat dari berbagai perubahan anatomik serta fisiologik yang terjadi dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan kondisi alamiah yang unik karena meskipun bukan merupakan suatu penyakit tetapi sering kali menyebabkan komplikasi akibat dari berbagai perubahan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR RISIKO USIA KEHAMILAN DAN PARITAS TERHADAP KEJADIAN ABORTUS. La Ode Ali Imran Ahmad Universitas Haluoleo Kendari.

ANALISIS FAKTOR RISIKO USIA KEHAMILAN DAN PARITAS TERHADAP KEJADIAN ABORTUS. La Ode Ali Imran Ahmad Universitas Haluoleo Kendari. ANALISIS FAKTOR RISIKO USIA KEHAMILAN DAN PARITAS TERHADAP KEJADIAN ABORTUS Abstract: La Ode Ali Imran Ahmad Universitas Haluoleo Kendari ali_imran@gmail.com his article is to determine the risk factors

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode case control dilakukan terlebih dahulu kemudian pengambilan data

BAB III METODE PENELITIAN. metode case control dilakukan terlebih dahulu kemudian pengambilan data BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan studi analitik observasional dengan menggunakan metode case control. Pengambilan data variabel dependen pada metode

Lebih terperinci

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA Sri Hartatik*, Henny Juaria* *Akademi Kebidanan Griya Husada, Jl. Dukuh Pakis Baru II no.110 Surabaya Email

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persalinan Persalinan atau Partus adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui jalan lahir vagina ke dunia luar ( Wiknjosastro,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian ibu (AKI) sebagai salah satu indikator kesehatan ibu

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian ibu (AKI) sebagai salah satu indikator kesehatan ibu BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Angka kematian ibu (AKI) sebagai salah satu indikator kesehatan ibu masih tinggi di Negara Indonesia dibandingkan di ASEAN. Data AKI menurut survey demografi kesehatan

Lebih terperinci

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin Stella Pasiowan 1, Anita Lontaan 2, Maria Rantung 3 1. RSJ.Prof.Dr.V.L.Ratumbuysang Manado 2,3, Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menantikannya selama 9 bulan. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi

BAB I PENDAHULUAN. menantikannya selama 9 bulan. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal. Kelahiran seseorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan keluarga menantikannya

Lebih terperinci

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSHARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2014

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSHARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2014 HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSHARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2014 Laurensia Yunita 1, Faizah Wardhina 2, Husnun Fadillah 3 1 AKBID Sari

Lebih terperinci

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN 2012-2014 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: Wahyuni Kartika Sari 201410104317 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian a. Gambaran Karakteristik Responden Penelitian yang dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juni 2016 di RSUD dr. Iskak Tulungagung. Data hasil penelitian didapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di negara-negara berkembang termasuk di Indonesia terdapat banyak kasus yang berkaitan dengan kesehatan, salah satunya adalah munculnya penyakit, baik menular

Lebih terperinci

FAKTOR DETERMINAN KEJADIAN PERDARAHAN POST PARTUM DI RSUD MAJENE KABUPATEM MAJENE

FAKTOR DETERMINAN KEJADIAN PERDARAHAN POST PARTUM DI RSUD MAJENE KABUPATEM MAJENE FAKTOR DETERMINAN KEJADIAN PERDARAHAN POST PARTUM DI RSUD MAJENE KABUPATEM MAJENE DETERMINAN FACTORS INCIDENT POST PARTUM HEMORRHAGE IN RSUD MAJENEN KABUPATEN MAJENE Darmin Dina 1, Arifin Seweng ² dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membawa oksigen ke berbagai organ tubuh. trimester III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II.

BAB I PENDAHULUAN. membawa oksigen ke berbagai organ tubuh. trimester III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut lalage (2013) anemia dalam kehamilan adalah kondisi dimana tubuh memiliki sedikit sel-sel darah merah atau sel tidak dapat membawa oksigen ke berbagai organ

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah kelahiran hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi AKB

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah kelahiran hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi AKB BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Situasi derajat kesehatan di suatu wilayah digambarkan dalam berbagai indikator derajat kesehatan. Indikator yang dinilai dan telah disepakati secara nasional sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sectio Caesaria (SC), dimana SC didefinisikan sebagai proses lahirnya janin

BAB 1 PENDAHULUAN. Sectio Caesaria (SC), dimana SC didefinisikan sebagai proses lahirnya janin 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu jenis pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah Sectio Caesaria (SC), dimana SC didefinisikan sebagai proses lahirnya janin melalui insisi di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berat badan kurang dari 2500 gram pada saat lahir (Hasan & Alatas, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. berat badan kurang dari 2500 gram pada saat lahir (Hasan & Alatas, 2005). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu penyebab kematian pada bayi dan anak ialah BBLR (Berat Badan Bayi Lahir Rendah) selain gangguan selama perinatal. BBLR (Berat Badan Bayi Lahir Rendah) adalah

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia Berdasarkan laporan Biro Pusat Statistik (2008), pada hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 menunjukkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian kuantitatif. Menggunakan desain penelitian Metode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian kuantitatif. Menggunakan desain penelitian Metode BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimen dengan jenis penelitian kuantitatif. Menggunakan desain penelitian Metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian (survei) analitik, yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian (survei) analitik, yang 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian (survei) analitik, yang menyangkut bagaimana faktor risiko dipelajari dengan menggunakan pendekatan restropective.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan di. kesehatan meluncurkan upaya terobosan berupa Jaminan Persalinan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan di. kesehatan meluncurkan upaya terobosan berupa Jaminan Persalinan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) maupun masih rendahnya jumlah ibu yang melakukan persalinan di fasilitasi kesehatan disebabkan kendala biaya sehingga diperlukan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Persalinan sectio caesaria adalah proses melahirkan janin melalui insisi pada

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Persalinan sectio caesaria adalah proses melahirkan janin melalui insisi pada BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Persalinan Sectio caesaria Persalinan sectio caesaria adalah proses melahirkan janin melalui insisi pada dinding abdomen (laparatomi) dan dinding uterus (histerektomi).(william,

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA PENELITIAN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA Sutarmi*, Mardiana Zakir** WHO memperkirakan resiko klematian akibat kehamilan dan persalinandi usia 15 sampai 19 tahun 2 kali

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. maternal di Kabupaten Bantul tahun didapatkan hasil sebagai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. maternal di Kabupaten Bantul tahun didapatkan hasil sebagai BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan analisis deskriptif pada penelitian faktor risiko kematian maternal di Kabupaten Bantul tahun 2010-2014 didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RSUD Dr.H.Moch.ANSARI SALEH BANJARMASIN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RSUD Dr.H.Moch.ANSARI SALEH BANJARMASIN An Nadaa, Vol 1 No.2, Deseber 2014, hal 77-81 ISSN 2442-4986 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RSUD Dr.H.Moch.ANSARI SALEH BANJARMASIN Factors Associated with the Incidence

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asuhan kebidanan meliputi Kehamilan dan persalinan adalah peristiwa yang alamiah atau natural bagi perempuan. Meskipun alamiah, kehamilan, persalinan dan masa setelah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. observasional cross sectional, dimana data yang menyangkut variabel bebas

BAB III METODE PENELITIAN. observasional cross sectional, dimana data yang menyangkut variabel bebas BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan observasional analitik karena peneliti hanya mengobservasi tanpa melakukan perlakuan terhadap obyek yang akan diteliti. Desain penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Telinga

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Telinga BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Bedah Kepala Leher, Ilmu Kesehatan Anak, serta Ilmu Kebidanan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. Pada analisis ini, variabel yang akan dieksplorasi adalah variabel kejadian

BAB V HASIL PENELITIAN. Pada analisis ini, variabel yang akan dieksplorasi adalah variabel kejadian 73 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Analisis univariat Pada analisis ini, variabel yang akan dieksplorasi adalah variabel kejadian kehamilan tidak diinginkan, variabel kegagalan kontrasepsi termasuk jenis metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan pada 2007 sebesar 228 per kelahiran hidup. Kenyataan

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan pada 2007 sebesar 228 per kelahiran hidup. Kenyataan digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Millennium Development Goals (MDGs) pada tujuan yang kelima yaitu meningkatkan kesehatan ibu dengan target menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) pada

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. obstetri dan ginekologi. analisis data dilakukan sejak bulan Maret Juni menggunakan pendekatan retrospektif.

BAB IV METODE PENELITIAN. obstetri dan ginekologi. analisis data dilakukan sejak bulan Maret Juni menggunakan pendekatan retrospektif. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini, disiplin ilmu yang dipakai adalah obstetri dan ginekologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dari

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dari derajat kesehatan masyarakat. Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun 2007

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN PENELITIAN HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN Diana Metti* *Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang Insiden atau kejadian plasenta previa di dunia adalah

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1 Ruang lingkup keilmuan Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah bidang ilmu Mikrobiologi Klinik dan ilmu penyakit infeksi. 4.1.2 Ruang

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG TAHUN 2009

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG TAHUN 2009 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG TAHUN 2009 Teti Herawati, Rosyati Pastuty, Desi Setyawati Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN. n % n % Total % %

BAB 5 HASIL PENELITIAN. n % n % Total % % 31 BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Kelengkapan Imunisasi di Jawa Barat dan Jawa Tengah Pada penelitian ini, terdapat 521 orang ibu yang memiliki anak usia 12-23 bulan yang berhasil diwawancara, terdiri dari

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam. Waktu: Waktu penelitian dilaksanakan pada Maret-Juli 2013.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam. Waktu: Waktu penelitian dilaksanakan pada Maret-Juli 2013. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat: Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Millenium Development Goals (MDGs) merupakan suatu deklarasi hasil kesepakatan kepala-kepala negara dan perwakilan dari 191 negara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kehamilan dan persalinan pada primigravida dan atau wanita dengan umur 35 tahun atau lebih, diberi prioritas bersalin di rumah sakit dan diperlakukan pelayanan sama

Lebih terperinci

BAB IV METODELOGI PENELITIAN Ruang Lingkup Ilmu Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Obstetri dan Ginekologi.

BAB IV METODELOGI PENELITIAN Ruang Lingkup Ilmu Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Obstetri dan Ginekologi. BAB IV METODELOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1 Ruang Lingkup Ilmu Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Obstetri dan Ginekologi. 4.2Ruang Lingkup Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL PADA FAKTOR-FAKTOR BERPENGARUH TERHADAP PENYAKIT MATA KATARAK BAGI PASIEN PENDERITA DI KLINIK MATA UTAMA GRESIK

ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL PADA FAKTOR-FAKTOR BERPENGARUH TERHADAP PENYAKIT MATA KATARAK BAGI PASIEN PENDERITA DI KLINIK MATA UTAMA GRESIK LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL PADA FAKTOR-FAKTOR BERPENGARUH TERHADAP PENYAKIT MATA KATARAK BAGI PASIEN PENDERITA DI KLINIK MATA UTAMA GRESIK Latar Belakang Katarak Indonesia Klinik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain case control. Kasus kontrol adalah suatu penelitian (survei) analitik

BAB III METODE PENELITIAN. desain case control. Kasus kontrol adalah suatu penelitian (survei) analitik BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Desain penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan desain case control. Kasus kontrol adalah suatu penelitian (survei) analitik yang menyangkut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian A.. Ruang Lingkup Keilmuan Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Obstetri Ginekologi. A.2. Ruang Lingkup Wilayah dan Waktu Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Perinatologi RSUP Dr. Kariadi / FK Undip Semarang.

BAB IV METODE PENELITIAN. Perinatologi RSUP Dr. Kariadi / FK Undip Semarang. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi RSUP Dr. Kariadi / FK Undip Semarang. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menganalisis data sekunder dari hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia ( SDKI) tahun 2007, dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Obstetri dan Ginekologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. partum.dari data WHO menunjukan 25% kematian maternal disebabkan. oleh perdarahan post partum dan di perkirakan 100.

BAB 1 PENDAHULUAN. partum.dari data WHO menunjukan 25% kematian maternal disebabkan. oleh perdarahan post partum dan di perkirakan 100. 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kematian maternatal kebanyakan terdapat pendarahan post partum.dari data WHO menunjukan 25% kematian maternal disebabkan oleh perdarahan post partum dan di perkirakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi yaitu perdarahan, infeksi dan pre eklampsia ( Saifuddin, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. terjadi yaitu perdarahan, infeksi dan pre eklampsia ( Saifuddin, 2009). BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun kedalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, observasional dengan

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, observasional dengan III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, observasional dengan pendekatan cross sectional yaitu dengan variabel independen dan dependen dinilai sekaligus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan metode survei (non eksperimen) analitik. Penelitian suvei analitik adalah suatu penelitian yang mencoba menggali bagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Fatihah Rizqi, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Fatihah Rizqi, Kebidanan DIII UMP, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut definisi WHO, kematian maternal adalah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang telah dirancang (Sugiyono, 2009). Sedangkan rancangan penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. yang telah dirancang (Sugiyono, 2009). Sedangkan rancangan penelitian ini 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik yang mencoba menggali seberapa pengaruhnya faktor risiko menyebabkan masalah kesehatan tersebut.

Lebih terperinci