TESIS EFEKTIVITAS PARTOGRAF BERBASIS SISTEM KOMPUTER TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN KLINIK PADA PROSES PERSALINAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TESIS EFEKTIVITAS PARTOGRAF BERBASIS SISTEM KOMPUTER TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN KLINIK PADA PROSES PERSALINAN"

Transkripsi

1 TESIS EFEKTIVITAS PARTOGRAF BERBASIS SISTEM KOMPUTER TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN KLINIK PADA PROSES PERSALINAN EFFECTIVENESS OF PARTOGRAPH BASED ON COMPUTER SYSTEM WITH CLINICAL DECISION MAKING IN LABOR PROCESS PUTRI YAYU P MAGISTER KEBIDANAN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2018 i

2 EFEKTIVITAS PARTOGRAF BERBASIS SISTEM KOMPUTER TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN KLINIK PADA PROSES PERSALINAN Tesis Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Magister Program Studi Kebidanan Disusun dan diajukan oleh PUTRI YAYU P Kepada MAGISTER KEBIDANAN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2018 ii

3 iii

4 iv

5 PRAKATA Alhamdulillah puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah banyak memberikan nikmat kepada kita umatnya. Rahmat beserta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, yakni Nabi Muhammad SAW, sehingga penelitian tesis dengan judul Efektivitas Partograf Berbasis Sistem Komputer Terhadap Pengambilan Keputusan Klinik Pada Proses Persalinan dapat diselesaikan. Hasil penelitian ini akan dibahas untuk mengetahui permasalahan yang sering terjadi di dunia penelitian, tempat pelayanan kesehatan dan institusi kesehatan lainnya, sehingga kita lebih paham dan dapat menerapkan Partograf Berbasis Sistem Komputer Sebagai Alat Pengambilan Keputusan Klinik Pada Proses Persalinan. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, Aplikasi Partograf Sebagai Media Bantu Dalam Proses Pengambilan Keputusan Klinik menjadi hal yang sangat membantu dalam proses persalinan. Aplikasi ini akan mempermudah dan mempercepat penolong persalinan dalam mengisi partograf serta pengambilan keputusan klinik untuk memberikan asuhan dan tindakan selanjutnya. Selanjutnya, Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat karena telah memberikan pengetahuan, ilmu pengetahuan serta memberikan dukungan sehingga Penulis dapat v

6 menyelesaikan tesis ini dengan tepat waktu, khususnya kepada Dosen Pembimbing : 1. Prof.Dr.Ir. Syafruddin Syarif.,MT. sebagai Ketua Komisi Penasehat 2. Dr. Mardiana Ahmad, S.Si.T.,M.Keb. sebagai Anggota Komisi Penasehat. serta orang tua tercinta Efendi dan Jahariah, kakak dan adik adik tercinta yaitu Feriman, Nurbaniy dan Nuyun Nurillah yang telah banyak membantu dalam proses penyelesaian tesis ini. Demikian, semoga tesis ini bermanfaat khususnya bagi Penulis dan umumnya semua yang membaca tesis ini. Makassar, Februari 2018 Putri Yayu vi

7 ABSTRAK PUTRI YAYU, Efektivitas Partograf Berbasis Sistem Komputer Terhadap Pengambilan Keputusan Klinik Pada Proses Persalinan (dibimbing oleh Syafruddin Syarif dan Mardiana Ahmad). Penelitian ini bertujuan menilai dan mengetahui perbedaan efektivitas dari aspek kemudahan, kecepatan dan relevansi data pada partograf berbasis sistem komputer dan partograf konvensional dalam pengambilan keputusan klinik pada proses persalinan. Penelitian ini menggunakan metode comparative study, pengambilan sampel dengan cara purposive sample berjumlah 20 data ibu inpartu dengan menggunakan partograf berbasis komputer dan 20 data ibu inpartu dengan menggunakan partograf konvensional (manual). Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektifitas pada partograf berbasis sistem komputer terhadap pengambilan keputusan klinik pada proses persalinan yaitu untuk aspek kemudahan dengan nilai median 24, aspek kecepatan dengan nilai median 21 dan aspek relevansi data dengan nilai median 15, sedangkan pada partograf konvensional (manual) yaitu untuk aspek kemudahan dengan nilai median 23, aspek kecepatan dengan nilai median 20 dan relevansi data dengan nilai median 13. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Mann Whitney diperoleh nilai p Value < 0,05 (<a=0,05). Artinya terdapat perbedaan efektivitas pada partograf berbasis sistem komputer dan partograf konvensional dalam pengambilan keputusan klinik. Kata Kunci : Partograf, Komputer, Konvensional, Keputusan Klinik. vii

8 ABSTRACT PUTRI YAYU, Effectiveness Of Partograph Based On Computer System With Clinical Decision Making In Labor Process (supervised by Syafruddin Syarif and Mardiana Ahmad). This research aims to assessing the effectiveness of the difference and know the aspects of convenience, speed and relevance of data on the partograf-based computer systems and conventional partograph in clinical decision-making in the process of childbirth. This research method using comparative study, sampling by means of purposive sample amounted to 20 data of inpartu mothers by using computer-based partograph and 20 data of inpartu mothers by using the partograf conventional (manual). Data analysis using univariate and bivariat analysis with Mann Whitney test. The results showed that the effectiveness on partograph-based computer system towards decision-making in the birthing clinic is to ease the median value aspect of 24, the median value of the speed aspect and the aspect of relevance the median value of 15 data, whereas in conventional partograf (manual) to the median value of the convenience aspect of 23, with the median value of the speed aspect and the relevance of the data with the median value of 13. The results of statistical tests by using test Mann Whitney p value obtained Value < 0.05 (a = 0.05 <). This means that there is a difference in the effectiveness of partograph-based computer system and conventional partograph in clinical decision making. Keywords: Making. Partograph, Computers, Conventional, Clinical Decision viii

9 PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN TESIS Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Putri Yayu Nomor Mahasiswa : P Program Studi : Magister Kebidanan Menyatakan dengan sebenarnya bahwa penelitian tesis yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan penelitian tesis ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya. Makassar, Februari 2018 Yang menyatakan, Putri Yayu ix

10 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSTUJUAN... LEMBAR PENGESAHAN... PRAKATA... ABSTRAK... PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN TESIS... ixii DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 7 C. Tujuan Penelitian... 7 D. Manfaat Penelitian... 8 E. Ruang Lingkup Penelitian... 9 F. Daftar Singkatan dan Istilah... 9 G. Sistematika Penulisan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Komputer B. Informasi dan Sistem Informasi C. Partograf D. Pengambilan Keputusan Klinik E. Teori Efektifitas F. Kaitan Sistem Komputer dan Partograf Terhadap Efektivitas Pengambilan Keputusan Klinik pada Proses Persalinan G. Kerangka Pikir H. Kerangka Konseptual i ii iii iv viii x x x

11 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian B. Lokasi dan Waktu C. Alat Penelitian D. Populasi dan Sampel E. Pengumpulan Data F. Alur Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian B. Pembahasan C. Keterbatasan Penelitian BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA xi

12 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Definisi Operasional Tabel 4.1 Hasil Observasi Partograf konvensional dan Partograf Brbasis Sistem Komputer Terhadap Masalah yang Ditemukan Tabel 4.2 Gambaran Efektivitas Dari Aspek Kemudahan, Kecepatan Dan Relevansi Data Terhadap Pengambilan Keputusan Klinik Pada Proses Persalinan Dengan Menggunakan Partograf Konvensional (Manual) Tabel 4.3 Gambaran Efektivitas Dari Aspek Kemudahan, Kecepatan Dan Relevansi Data Terhadap Pengambilan Keputusan Klinik Pada Proses Persalinan Dengan Menggunakan Partograf Berbasis Sistem Komputer Tabel 4.4 Efektivitas Partograf Konvensional (Manual) Dan Partograf Berbasis Sistem Komputer Terhadap Pengambilan Keputusan Klinik Pada Proses Persalinan xii

13 DAFTAR GAMBAR Gambar 2. 1 Perangkat Komputer Gambar 2. 2 (Partograf Lembar Depan dan Belakang) Gambar 2. 3 Identitas Gambar 2. 4 Grafik Denyut Jantung Janin Gambar 2. 5 Kotak Air Ketuban Gambar 2. 6 Kotak Penyusupan (Molase) Gambar 2. 7 Grafik Pembukaan Serviks Gambar 2.8 Grafik Penurunan bagian terbawah janin Gambar 2. 9 Kotak Kontraksi Uterus Gambar Kotak obat-obatan Gambar Grafik Nadi, Tekanan Darah dan Suhu Gambar Kotak Urin Gambar Data Dasar Gambar Kala I Gambar Kala II Gambar 2.16 Kala III Gambar 2.17 Kala IV Gambar 2.18 Pemantauan Kala IV Gambar 2.19 Pengisian Bayi Baru Lahir Gambar Kerangka Pikir Gambar 3. 1 Alur Penelitian xiii

14 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Rekomendasi Persetujuan Etik Lampiran 2. Permntaan Izin Penelitian Lampiran 3. Izin Penelitian Lampiran 4. Balasan Izin Penelitian Lampiran 5. Naskah Penjelasan Mendapatkan Persetujuan Subyek Peneltian Lampiran 6. Formulir Persetujuan Mengikuti Penelitian Lampiran 7. Formulir Kuesioner Partograf Berbasis Sistem Komputer dan Konvensional Lampiran 8. Lembar Observasi Partograf Berbasis Sistem Komputer dan Konvensional lampiran 9. Master Tabel Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 10. Hasil Uji Statistik Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 11. Master Tabel Hasil Penelitian lampiran 12. Hasil Uji Statistik Penelitian xiv

15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partograf adalah catatan grafik kemajuan persalinan untuk memantau keadaan ibu dan janin serta mendeteksi adanya persalinan yang abnormal dan menjadi petunjuk untuk melakukan tindakan bedah kebidanan. Partograf dapat digunakan sebagai sistem peringatan awal yang akan membantu pengambilan keputusan lebih awal kapan seorang ibu harus dirujuk, dipercepat atau diakhiri pemantauan janin dan ibu selama persalinan, serta membantu menemukan adanya masalah janin atau ibu (João Paulo Souza et al., 2015; Markos and Bogale, 2015; Muhammad Sidik, 2012; Bedwell et al., 2017; Osrin, 2014; Engida Yisma, 2013; Renu Meena, 2016; Thomas Obinchemti Egbe, 2016; Samar Dawood Sarsam, 2014; Nagat S. Salama, 2010). Perkembangan partograf dimulai pada tahun 1970, ketika partograf Philpott dikembangkan dari servikograf asli oleh Friedman. Namun penggunaannya hanya berlangsung selama 20 tahun sejak dikenalkan, kemudian pada tahun 1994 World Health Organization (WHO) merancang partograf komposit termasuk dalam fase laten selama 8 jam, ini adalah adaptasi dari yang diformulasikan oeh Phillpot dan rekannya. Dalam perkembangan 1

16 2 selanjutnya yaitu pada tahun 2000, partograf WHO dimodifikasi untuk lebih sederhana dan lebih mudah digunakan, pada partograf yang telah dimodifikasi ini, fase laten dihilangkan dan penggambaran partograf dimulai dari fase aktif yaitu pada saat pembukaan serviks 4 cm (Tina Lavender, 2014; Engida Yisma, 2013; Asibong et al., 2014; Yadav et al., 2016; Okokon et al., 2014; Swamy Mallaiah Kenchaveeriah, 2010; Thomas Obinchemti Egbe, 2016; G. Bossea, 2002; Nyamtema et al., 2008; Jadhao, 2012). Laporan WHO tahun 2013 mengatakan bahwa lebih dari ibu meninggal dunia, 99% diantaranya adalah negara negara berkembang dan di Sub Saharan Afrika sendiri sekitar 62%, lebih dari 70% meninggal terjadi karena persalinan macet dan ruptur perineum. Survei demografi dan kesehatan Ethiopia (EDHS) tahun 2011 melaporkan bahwa rasio kematian ibu melahirkan adalah 676 kematian ibu per kelahiran. Selain itu, Laporan WHO 2013 juga menunjukkan bahwa angka kematian ibu di Ethiopia adalah 420 per % dari kematian ibu adalah disebabkan oleh persalinan macet, diperkirakan 6,5 juta wanita di dunia mengalami persalinan macet setiap tahun (2-15 kasus / 1000 kelahiran). Laporan WHO menunjukkan bahwa secara umum kematian ibu dakibatkan oleh komplikasi kehamilan dan persalinan, terutama di negara-negara berkembang. Dari persalinan spotan setidaknya 8 juta orang mengalami morbiditas serius dan 50 juta

17 3 lebih mengalami komplikasi ringan, dari penyebab kematian, komplikasi, perdarahan obstetrik, dan persalinan macet adalah penyebab umum dan mudah dicegah dengan menggunakan partograf (Zelellw et al., 2016; Wakgari et al., 2015). Penelitian yang dilakukan di Amerika, sekitar 50% dan 26,5% wanita melakukan persalinan spontan dengan pemberian oksitosin dan melakukan operasi sesar yang disebabkan oleh distosia bahu. American College of Obstetricians and Gynecologists memberikan gambaran bahwa diagnosa distosia paling sering terjadi disebabkan oleh keterlambatan tenaga medis dalam mengetahui komplikasi yang terjadi. Sementara itu, penelitian yang dilakukan di negara Kamerun menyatakan bahwa dari 89,9% tenaga kesehatan di Institusi Kesehatan Perkotaan, 29,6% memahami partograf dan hanya 32,4% menggunakan partograf secara rutin, saat ini rasio kematian ibu ( Maternal Mortality Ratio) yaitu 596 kematian per kelahiran hidup, yang merupakan salah satu tertinggi di dunia dengan hasil kegagalan untuk mencapai tujuan pembangunan MDG5 (Jeremy L. Neal, 2013; Carlson Babila Sama and Therence Nwana Dingana, 2017). Hasil penelitian yang dilakukan di Ethiopia menyatakan bahwa penggunaan partograf dalam memantau persalinan sangat rendah baik pada profesi bidan, hal ini dipengaruhi oleh sikap dan

18 4 pengetahuan tenaga kesehatan dalam penggunaan partograf, mengadakan pelatihan untuk tenaga kesehatan akan meningkatkan kualitas penggunaan partograf sehingga kematian maternal dapat dicegah secara dini (Wakgari et al., 2015). Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 angka kematian ibu di Indo nesia masih tinggi yaitu 359/ kelahiran hidup, sedangkan angka kematian bayi baru lahir sebesar 25/1.000 kelahiran hidup. Kematian ibu dan bayi yang terjadi di Indonesia, salah satunya disebabkan oleh komplikasi umum yang dapat diatasi dengan akses cepat terhadap pelayanan obstetrik dan neonatal emergensi yang berkualitas. Berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) tahun 2015 Angka Kematian Ibu (AKI) menunjukkan penurunan menjadi 305 kematian ibu per kelahiran hidup (Profil Kemenkes, 2015). Berdasarkan beberapa penelitian, terdapat 36,4% Bidan Praktek Swasta (BPS) anggota IBI (Ikatan Bidan Indonesia) ranting Surabaya Utara yang patuh dalam mengisi lembar depan maupun belakang partograf untuk tiap pasien yang bersalin. Selain itu di Kabupaten Purworejo Propinsi Jawa Tengah, terdapat 39,4% bidan delima yang melakukan pendataan secara continue dan benar pada lembar partograf. Berdasarkan kedua hasil tersebut dapat diperoleh simpulan bahwa nilai kepatuhan seorang bidan dalam

19 5 konteks penggunaan partograf masih terbilang rendah (Safrida, 2017). Hasil penelitian yang dilakukan di kabupaten Bandung menyatakan bahwa tidak terdapat kaitan/hubungan antara lama kerja dengan kepatuhan bidan saat penggunaan partograf, Hal ini bisa terjadi karena pada kenyataannya bidan menggunakan partograf bukan sebagai alat pemantauan proses persalinan, tetapi lebih banyak digunakan sebagai alat pelaporan (Safrida, 2017). Sementara itu, penelitian yang dilakukan di Puskesmas PONED Kota Manado menyatakan bahwa tingkat pengetahuan bidan tentang penggunaan partograf dalam persalinan Puskesmas PONED Kota Manado umumnya 90,9% baik, 6,1% cukup, 3,0% kurang dan 100% bidan mempunyai sikap positif terhadap penggunaan partograf (Toemandoek et al., 2015). Berkaitan dengan Asuhan Persalinan, telah tertuang dalam Keputusan Menteri Republik Indonesia Nomor 369/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Bidan Menteri Kesehatan Republik Indonesia memutuskan bahwa asuhan selama persalinan dan kelahiran pada kompetensi ke empat yaitu bidan mampu memberikan asuhan bermutu tinggi, menghargai kebudayaan klien selama persalinan, memberikan pelayanan terhadap persalinan yang bersih dan aman, menangani

20 6 keawatdarutan tertentu untuk mengoptimalkan kesejahteraan ibu dan bayi baru lahir (Permenkes 369, 2007). Selama ini analisis pengambilan keputusan oleh bidan didasarkan pada pencatatan dalam partograf, namun demikian berdasarkan beberapa penelitian mengatakan bahwa masih banyak bidan yang tidak melengkapi data dalam partograf dengan baik dan sistematis, oleh karena itu seiring dengan perkembangan teknologi serta beberapa penelitian terkait teknologi informasi yang dapat membantu mempermudah kerja para tenaga kesehatan khususnya bidan serta mempercepat pencacatan, pelaporan dan pengambilan keputusan klinik pada proses persalinan, maka diperlukan suatu sistem informasi berbasis teknologi guna memudahkan dalam menganalisis situasi dan kondisi ibu dalam masa inpartu/persalinan serta membantu mengatasi 3T (Terlambat mengambil keputusan, Terlambat dirujuk, Terlambat mendapat pelayanan). (Lestari et al., 2011; Muhammad Sidik, 2012; Underwood et al., 2012; Heather Underwood and Bennett, 2014; Widiastuti, 2015; Delimayanti, 2007; Vidyashri Kamath, 2015; Opoku and Nguah, 2015; Wakako Fujita, 2014).

21 7 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang ini dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut : a. Apakah partograf berbasis sistem komputer lebih efektif dibandingkan partograf konvensional (manual) dilihat dari aspek kemudahan, kecepatan dan relevansi data terhadap pengambilan keputusan klinik? b. Apakah ada perbedaan efektivitas dari aspek kemudahan, kecepatan dan relevansi data pada partograf berbasis sistem komputer dan partograf konvensional dalam pengambilan keputusan klinik pada proses persalinan? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Menganalisis partograf berbasis sistem komputer untuk pengambilan keputusan klinik pada proses persalinan. 2. Tujuan Khusus. a. Menilai efektifitas dari aspek kemudahan, kecepatan dan relevansi data pada partograf berbasis sistem komputer dalam pengambilan keputusan klinik pada proses persalinan. b. Menilai efektifitas dari aspek kemudahan, kecepatan dan relevansi data pada partograf konvensional dalam pengambilan keputusan klinik pada proses persalinan

22 8 c. Mengetahui perbedaan efektifitas dari aspek kemudahan, kecepatan dan relevansi data pada partograf berbasis sistem komputer dan partograf konvensional dalam pengambilan keputusan klinik pada proses persalinan. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis a. Bagi Pengambil Keputusan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memotivasi pengambil keputusan khususnya Dinas Kesehatan untuk menetapkan kebijakan dalam pencatatan dan pemantauan persalinan menggunakan partograf berbasis sistem komputer sebagai alat pengambilan keputusan klinik dalam rangka membantu menurunkan angka kematian ibu dan bayi. b. Bagi Tempat Pelayanan Kesehatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat diaplikasikan sebagai alat untuk mempermudah pengambilan keputusan klinik dalam proses rujukan untuk program penurunan angka kematian ibu dan bayi khususnya di Puskesmas Bara- Baraya Makassar. c. Bagi Tenaga Kesehatan Dengan adanya partograf berbasis sistem komputer diharapkan dapat mempermudah, mempercepat, serta meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan klinik

23 9 dalam proses rujukan khususnya Bidan di Puskesmas Barabaraya Makassar. 2. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman dalam penerapan pemantauan persalinan dan pengambilan keputusan klinik menggunakan partograf berbasis sistem serta untuk menambah wawasan dan sebagai acuan untuk peneliti selanjutnya. E. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah persalinan normal di Puskesmas Bara-Baraya Makassar yaitu laporan partograf konvensional dan laporan partograf berasis sistem komputer. F. Daftar Singkatan dan Istilah Bradycardia : Denyut jantung kurang dari 100x/menit CPU : Central Processing Unit CPD : Cephalo Pelvic Disporpotion DJJ : Denyut Jantung Janin Meconium : kotoran berwarna hijau atau hitam yang dikeluarkan oleh bayi selama di dalam rahim Molage : Penyusupan

24 10 RAM : Random Access Memory Tachycardia : Denyut jantung lebih dari 100x/menit WHO : World Health Organization G. Sistematika Penulisan BAB I : Pendahuluan menggunakan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, keaslian penelitian/penelitian terkait, sistematika penulisan. BAB II : Tinjauan pustaka berisikan tentang tinjauan umum Sistem Komputer, Sistem Informasi, Partograf, Pengambilan Keputusan Klinik, Teori Efektivitas, dan Kaitan Sistem Komputer, Partograf dan Efektivitas Terhadap Pengambilan Keputusan Klinik pada Proses Persalinan. BAB III : Metode penelitian mencangkup rancangan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, alat penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data dan alur penelitian. BAB IV: Hasil dan pembahasan, berisi tentang tampilan data hasil analisis partograf berbasis sistem komputer dan partograf konvensional. BAB V: Kesimpulan dan saran.

25 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Komputer 1. Pengertian Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Sistem adalah jaringan dari elemen elemen yang saling berhubungan,membentuk satu kesatuan yang melaksanakan suatu tujuan pokok dari suatu sistem tersebut. Komputer adalah alat yang dipakai untuk mengolah data menurut prosedur yang telah dirumuskan. Kata komputer semula dipergunakan untuk menggambarkan orang yang perkerjaannya melakukan perhitungan aritmatika, dengan atau tanpa alat bantu, tetapi arti kata ini kemudian dipindahkan kepada mesin itu sendiri. Sistem Komputer adalah kumpulan perangkat-perangkat komputer yang saling berhubungan dan berinteraksi satu sama lain untuk melakukan proses pengolahan data, sehingga dapat menghasilkan informasi yang diharapkan oleh penggunanya. Perangkat yang terdapat pada sistem komputer diantaranya hardware, software dan brainware. Perangkat-perangkat tersebut memiliki fungsinya masing-masing pada sistem komputer. Namun saat beroperasi perangkat-perangkat komputer tersebut akan 11

26 12 bekerja dan saling mendukung satu sama lain. Hardware tidak akan berfungsi tanpa adanya software dan juga sebaliknya, dan keduanya tidak akan bermanfaat untuk menghasilkan informasi jika tidak ada brainware yang mengoperasikan dan memberikan perintah. Jadi komputer bukan sebagai sebuah alat saja tapi juga merupakan sebuah sistem. 2. Komponen Sistem Komputer Berikut ini komponen-komponen yang terdapat pada sebuah sistem komputer, yang diantaranya : 1) Hardware (Perangkat Keras) Merupakan perangkat komputer yang memiliki wujud fisik, Misalnya seperti Motherboard, processor, harddisk, memory, power supply dan lain-lain. Hardware sendiri umumnya dibagi kedalam 4 (empat) bagian, yang diantaranya : a. Input Device (Perangkat masukan) Merupakan perangkat pada hardware komputer yang fungsinya sebagai alat untuk memasukkan data-data atau perintah pada komputer. Misalnya seperti Keyboard, mouse, web cam, scanner dan lain-lain.

27 13 Gambar 2. 1 Perangkat Komputer b. Output Device (Perangkat Keluaran) Merupakan perangkat pada komputer yang fungsinya untuk menampilkan hasil pemrosesan data-data. Misalnya seperti monitor, printer, projektor dan lain-lain. c. Processing Device (Perangkat Pemeroses) Merupakan perangkat pada hardware komputer yang fungsinya sebagai pusat pengolahan data. Jadi dapat dikatakan perangkat ini adalah otak dari komputer dan sering juga disebut dengan Central Processing Unit (CPU). Processing Device akan melakukan komunikasi dengan perangkat input, output dan storage untuk melaksanakan perintah-perintah yang dimasukkan.

28 14 d. Storage Device (Perangkat penyimpanan) Central Processing Unit (CPU) juga dilengkapi dengan alat penyimpanan data. Terdapat alat penyimpanan data dengan kapasitas yang lebih besar sebagai alat menyimpan utama, yang disebut dengan harddisk, data dapat disimpan dan dihapus sesuai keinginan pengguna. Pada komputer storage device umumnya dibagi menjadi dua bagian yaitu internal dan eksternal. Internal storage misalnya harddisk, harddisk umumnya memiliki kapasitas yang lebih besar karena digunakan sebagai media penyimpanan utama pada komputer, sedangkan untuk media penyimpanan sementara saat melakukan proses pada data yaitu Random Access Memory (RAM). External Storage yaitu perangkat keras untuk melakukan penulisan, pembacaan, dan penyimpanan data diluar dari media penyimpanan utama. Misalnya harddisk external, DVD, flashdisk dan lain-lain.

29 15 2) Software (Perangkat Lunak) Software diartikan juga sebagai perangkat lunak, perangkat ini tidak memiliki bentuk fisik seperti hardware. Software dapat diartikan juga sebagai suatu kumpulan data elektronik yang tersimpan dan diatur oleh komputer, bisa berupa program ataupun koneksi untuk menjalankan berbagai macam instruksi perintah. Jadi software tidak dapat disentuh dan dilihat secara fisik, dan dapat dikatakan juga bahwa software digunakan untuk mengontrol perangkat keras. Software dibedakan menjadi beberapa macam, misalnya seperti : a. Operating System (Sistem Operasi) Sistem Operasi komputer merupakan program dasar pada komputer yang umumnya berfungsi untuk menghubungkan pengguna dengan hardware. Dapat dikatakan juga sistem operasi yaitu perangkat lunak yang bertugas untuk melakukan kontrol dan memanajemen perangkat keras dan operasi-operasi yang dilakukan pada sistem, termasuk juga menjalankan aplikasi-aplikasi yang dapat melakukan pengolahan data. Contoh sistem operasi komputer misalnya seperti Microsoft Windows, Linux, Mac OS, dan lain-lain.

30 16 b. Aplication Program (Program Aplikasi) Program aplikasi merupakan perangkat lunak yang siap untuk dipakai. Program aplikasi ini digunakan untuk membantu pekerjaan pengguna komputer dalam mengolah berbagai macam data. Pada sebuah komputer perangkat lunak ini sering disiapkan sesuai dengan selera dan kebutuhan penggunanya. Misalnya seperti Microsoft Excel, Microsoft Word, Microsoft Access, Photo Shop, Chrome, Mozilla dan lain-lain. c. Utility Program (Program Tambahan ) Merupakan perangkat lunak yang fungsinya untuk menjalankan tugas-tugas tambahan, disebut juga sebagai program dukungan dan memiliki fungsi tertentu. Misalnya seperti program yang disediakan oleh sistem operasi seperti Data recovery, Disk Defragmenter, Sceensever, Backup, dan lain-lain d. Programing Language (Bahasa Pemerograman ) Merupakan bahasa yang dapat digunakan pengguna komputer untuk berkomunikasi dengan komputer, dapat dikatakan juga sebagai standar bahasa instruksi untuk berkomunikasi dan memberikan perintah pada komputer.

31 17 Beberapa contoh bahasa pemrograman diantaranya seperti PHP, Java, Python, C, Perl, visual basic dan lainlain. 3) Brainware (Pengguna Komputer) Brainware yaitu orang yang menjalankan atau mengoperasikan komputer. Brainware sangat penting karena komputer tidak dapat bermanfaat jika tidak dioperasikan oleh manusia. Jadi brainware merupakan setiap orang yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan pemanfaatan komputer. Pengguna komputer umumnya dibagi kedalam 4 (empat) macam, yang diantaranya: a. Programer Merupakan orang yang mempunyai keahlian menguasai banyak ataupun salah satu bahasa pemrograman, beberapa bahasa pemerograman yang sering digunakan misalnya seperti PHP, Java, Phyton, C dan lain-lain. Jadi programer dapat dikatakan juga sebagai orang yang membuat dan bertugas untuk mempersiapkan program yang memang diperlukan pada sistem komputer yang akan digunakan untuk mengolah data.

32 18 b. Sistem Analis Merupakan orang yang memiliki tanggung jawab terhadap penelitian, perencanaan, penkoordinasian dan merekomendasikan pilihan software, hardware dan sistem yang sesuai dengan kebutuhan penggunanya (perorangan, organisasi dan perusahaan). Seorang sistem analis-pun sangat berperan penting dalam proses pengembangan suatu sistem. Seorang sistem analis perlu memiliki 4 (empat) keahlian seperti analisis, teknis, manajerial dan cara berkomunikasi dengan orang lain atau interpersonal. Kemampuan dalam melakukan analisis dapat memungkinkan untuk memahami perilaku organisasi dan juga fungsi-fungsi lainnya, kemampuan tersebut dapat membantu dalam mengidentifikasi berbagai kemungkinan yang terbaik dalam menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Kemampuan teknis dapat memungkinkan untuk memahami berbagai potensi dan keterbatasan dari teknologi informasi. Keahlian dalam manajerial dapat membantu dalam mengelola sumber daya, proyek dan lain-lain. Dan keahlian Interpersonal dapat membantu dalam berinteraksi khususnya dengan pengguna akhir atau user.seorang sistem analis juga harus mampu untuk memahami dan bekerja dengan berbagai jenis bahasa

33 19 pemrograman, sistem operasi, maupun perangkat keras yang digunakan oleh pengguna akhir. c. Administrator Merupakan orang yang tugasnya mengelola suatu sistem operasi dan juga beberapa program yang sedang berjalan pada sistem komputer. d. Operator Merupakan orang yang memanfaatkan sistem komputer yang telah ada atau dia hanya menggunakan aplikasiaplikasi tertentu saja untuk mengolah data. (Jogiyanto,2005) B. Informasi dan Sistem Informasi 1. Pengertian a. Informasi adalah sekumpulan data/ fakta yang diolah dengan cara tertentu sehingga mempunyai arti bagi penerima agar dapat memberikan keterangan atau pengetahuan. Dengan demikian yang menjadi sumber informasi adalah data. Informasi dapat juga di katakan sebuah pengetahuan yang diperoleh dari pembelajaran, pengalaman, atau instruksi. (Indrayani, Humdiana, 2009)

34 20 b. Informasi adalah sekumpulan data yang telah diolah dan diproses sehingga dapat diterima sebagai keterangan oleh penerima 2. Sistem Informasi 1) Pengertian a. Sistem informasi dapat digabungkan antara manusia, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, dan sumber-sumber data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam satu organisasi (Sadoughi et al., 2017) b. Sistem informasi merupakan interasional untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan mendistribuskan informasi untuk membantu manager dalam mengambil keputusan, pengontrolan, dan pengorganisasian, penganalisaan masalah dan memvisualisasikan maslaah yang kompleks dalam satu organisasi (Tapuria et al., 2017) c. Sistem informasi menganjurkan penggunaan tekhnologi komputer didalam organisasi untuk menyajikan informasi bagi pemakai. Sistem informasi merupakan sekelompok perangkat keras dan lunak untuk mengubah data menjadi informasi bermanfaat (Cascao et al., 2016).

35 21 2) Komponen sistem informasi a. Perangkat Keras (hardware) Mencakup piranti-piranti fisik seperti komputer, monitor, printer, dan lainnya. b. Perangkat Lunak (software) Sekumpulan intruksi yang memungkinkan perangkat keras untuk dapat memproses data. c. Prosedur Sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan pemrosesan data dan memunculkan keluaran yang dikehendaki. d. Orang Semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan sistem informasi, pemrosesan dan penggunaan keluaran sistem informasi. e. Basis Data (database) Sekumpulan table, hubungan, dan lain-lain yang berkaitan dengan penyimpanan data. f. Jaringan Data dan Komunitas Data Sistem penghubung yang memungkinkan sumber (resources) dipakai secara bersama atau diakses sejumlah pemakai (Proctor and Goljanek-Whysall, 2017).

36 22 C. Partograf 1. Pengertian Partograf adalah catatan grafik kemajuan persalinan untuk memantau keadaan ibu dan janin serta membantu mendeteksi dini adanya penyimpangan/masalah persalinan, serta menjadi petunjuk untuk melakukan tindakan bedah kebidanan. Partograf dapat digunakan sebagai sistem peringatan awal yang akan membantu pengambilan keputusan lebih awal kapan seorang ibu harus dirujuk, dipercepat atau diakhiri pemantauan janin dan ibu selama persalinan, serta membantu menemukan adanya masalah janin atau ibu. Partograf dianggap sebagai Sistem Peringatan Awal yang akan membantu pengambilan keputusan lebih awal kapan seorang ibu harus dirujuk, dipercepat persalinannya, atau diakhiri persalinannya (João Paulo Souza et al., 2015; Markos and Bogale, 2015; Muhammad Sidik, 2012; Bedwell et al., 2017; Osrin, 2014; Engida Yisma, 2013; Renu Meena, 2016; Thomas Obinchemti Egbe, 2016; Samar Dawood Sarsam, 2014; Nagat S. Salama, 2010). Perkembangan partograf dimulai pada tahun 1970, ketika partograf Philpott dikembangkan dari servikograf asli oleh Friedman pada tahun Banyak peneliti yang menggunakannya sebagai dasar dalam penatalaksanaan persalinan, tahun 1967 Friedman mulai mengembangkan grafik

37 23 analisa statistik dari berbagai tipe persalinan. Philpott (1972), membuat perubahan dalam merancang catatan grafik persalinan yang lebih detail, dengan memasukkan keadaan ibu dan janin pada selembar kertas, dengan membuat dua garis skrining, yaitu garis waspada (Alert Line) dan garis aksi/bertindak (Action Line) yang sejajar dan terpisah empat jam setelah garis waspada. Kemudian pada tahun 1994 World Health Organization (WHO) merancang partograf komposit termasuk dalam fase laten selama 8 jam, ini adalah adaptasi dari yang diformulasikan oeh Phillpot dan rekannya. Dalam perkembangan selanjutnya yaitu pada tahun 2000, partograf WHO dimodifikasi untuk lebih sederhana dan lebih mudah digunakan, pada partograf yang telah dimodifikasi ini, fase laten dihilangkan dan penggambaran partograf dimulai dari fase aktif yaitu pada saat pembukaan serviks 4 cm. Pada fase aktif persalinan, grafik pembukaan dihubungkan dengan waktu yang dimulai disebelah kiri garis waspada, apabila frafiknya memotong garis ini, itu merupaan tanda peringatan bahwa persalinan mungkin akan berlangsung lama. Garis tindakan adalah 4 jam ke sebelah kanan garis waspada, jika grafik mencapai garis tindakan harus diambil keputusn tentang penyebab penyebab persalinan lama dan tindakan yang tepat. Pada akhirnya partograf WHO yang dimodifikasi inilah yang menjadi acuan dari partograf Asuhan

38 24 Persalinan Normal (APN). (Tina Lavender, 2014; Engida Yisma, 2013; Asibong et al., 2014; Yadav et al., 2016; Okokon et al., 2014; Swamy Mallaiah Kenchaveeriah, 2010; Thomas Obinchemti Egbe, 2016; G. Bossea, 2002; Nyamtema et al., 2008; Jadhao, 2012). 2. Tujuan Penggunaan Partograf a. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan b. Memantau proses persalinan normal c. Mendeteksi secara dini adanya masalah persalinan d. Membantu dalam proses pengambilan keputusan klinik 3. Waktu Pengisian Partograf Waktu untuk pengisian partograf adalah dimulai saat proses persalinan telah berada dalam kala I fase aktif yaitu saat pembukaan serviks dari 4 cm sampai 10 cm dan berakhir pada pemantauan kala IV. 4. Komponen Partograf Partograf dikatakan sebagai data yang lengkap bila seluruh informasi ibu, kondisi janin, kemajuan persalinan, waktu dan jam, kontraksi uterus, kondisi ibu, obat-obatan yang diberikan, pemeriksaan laboratorium, keputusan klinik dan asuhan atau tindakan yang diberikan dicatat secara rinci sesuai cara pencatatan partograf.

39 25 Komponen komponen partograf antara lain : 1) Informasi tentang ibu a) Nama dan umur b) Gravida, para, abortus c) Nomor catatan medik/nomor puskesmas d) Tanggal dan waktu mulai dirawat e) Waktu pecahnya selaput ketuban 2) Kondisi janin: a) Denyut jantung janin. b) Warna dan adanya air ketuban. c) Penyusupan(molase) kepala janin. 3) Kemajuan persalinan a) Pembukaan serviks. b) Penurunan bagian terbawah atau presentasi janin. c) Garis waspada dan garis bertindak. 4) Waktu dan jam a) Waktu mulainya fase aktif persalinan. b) Waktu aktual saat pemeriksaan atau penilaian. 5) Kontraksi uterus a) Frekuensi kontraksi dalam waktu 10 menit. b) Lama kontraksi (dalam detik).

40 26 6) Obat-obatan yang diberikan a) Oksitosin. b) Obat-obatan lainnya dan cairan IV yang diberikan 7) Kondisi ibu a) Nadi, tekanan darah dan temperatur tubuh. b) Urin (volume, aseton atau protein).

41 Gambar 2. 2 (Partograf Lembar Depan dan Belakang) 27

42 28

43 29 5. Cara Pengisian Partograf Cara pengisian partograf sesuai dengan pedoman pencatatan partograf menurut buku acuan Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi (JNPK -KR) tahun 2012 adalah sebagai berikut : 1. Lembar depan partograf a) Informasi Tentang Ibu Informasi ibu ditulis sesuai identitas ibu, waktu kedatangan ditulis sebagai jam atau pukul, catat waktu pecahnya selaput ketuban, dan catat waktu merasakan mules, dan perhatikan kemugkinan ibu datang pada fase laten. Contoh : Gambar 2. 3 Identitas b) Kondisi Janin 1) Denyut Jantung Janin (DJJ) Nilai dan catat Denyut Jantung Janin (DJJ) setiap 30 menit (lebih sering jika terdapat tanda -tanda gawat janin). Ada 32 jumlah kotak pada bagian DJJ, setiap

44 30 kotak menunjukkan waktu 30 menit. Kisaran normal DJJ tertera diantara garis tebal angka 180 dan 100. Bidan harus waspada jika DJJ mengarah di bawah 120 per menit ( bradicardi) atau diatas 160 permenit (tachikardi). Beri tanda (tanda titik) pada kisaran angka 180 dan 100, kemudian hubungkan satu titik dengan titik yang lainnya. Contoh : Gambar 2. 4 Grafik Denyut Jantung Janin 2) Warna dan adanya air ketuban Nilai kondisi air ketuban setiap kali melakukan periksa dalam dan nilai warna air ketuban jika selaput ketuban pecah. Catat temuan temuan dalam kotak yang sesuai di bawah lajur DJJ, gunakan lambang lambang sebagai berikut :

45 31 U J : Selaput ketuban Utuh (belum pecah) : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban Jernih. M : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur Mekonium D : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur Darah K : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban tidak mengalir lagi (Kering). Mekonium dalam cairan ketuban tidak selalu menunjukkan adanya gawat janin. Jika terdapat mekonium, pantau DJJ dengan seksama untuk mengenali tanda tanda gawat janin selama proses persalinan. Jika ada tanda tanda gawat janin (denyut jantung janin <100 atau >180 kali per menit) maka ibu harus segera dirujuk. Tetapi jika terdapat mekonium kental, segera rujuk ibu ke tempat yang kemampuan penatalaksanaan gawat daruratan obstetri dan bayi baru lahir. Contoh : Gambar 2. 5 Kotak Air Ketuban

46 32 3) Penyusupan (molase) tulang kepala janin Penyusupan adalah indikator untuk mengetahui seberapa jauh kepala bayi dapat menyesuaikan diri terhadap bagian keras (tulang) panggul ibu. Semakin besar derajat penyusupan atau tumpang tindih antar tulang kepala semakin menunjukkan risiko disproporsi kepala-panggul atau yang disebut Cephalo Pelvic Disproportion (CPD). Ketidakmampuan untuk berakomodasi atau disproporsi ditunjukkan melalui derajat penyusupan atau tumpang tindih (molase) yang berat sehingga tulang kepala yang saling menyusup, sulit untuk dipisahkan. Apabila terdapat dugaan kepala-panggul maka tetap pantau kondisi janin serta kemajuan persalinan. Lakukan tindakan pertolongan awal yang sesuai dan rujuk ibu dengan dugaan proporsi kepala-panggul (CPD) ke fasilitas kesehatan rujukan. Setiap melakukan periksa dalam, nilai penyusupan antar tulang (molase) kepala janin. Catat temuan yang ada di kotak yang sesuai di bawah lajur air ketuban. Gunakan lambang-lambang berikut :

47 33 0 :Tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat dipalpasi 1 :Tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan 2 :Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih tetapi masih dapat dipisahkan 3 :Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih dan tidak dapat dipisahkan. Contoh : Gambar 2. 6 Kotak Penyusupan (Molase) c) Kemajuan Persalinan Angka 0-10 di kolom paling kiri adalah besarnya dilatasi serviks 1) Pembukaan serviks Saat ibu berada dalam fase aktif persalinan, catat pada partograf setiap temuan dari setiap pemeriksaan. Nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4 jam (lebih sering dilakukan jika ada tanda tanda penyulit). Cantumkan tanda X di garis waktu

48 34 yang sesuai dengan lajur besarnya pembukaan serviks. Contoh : Gambar 2. 7 Grafik Pembukaan Serviks 2) Penurunan bagian terbawah janin Untuk menentukan penurunan kepala janin tercantum angka 1-5 yang sesuai dengan metode perlimaan. Tuliskan turunnya kepala janin dengan garis tidak terputus dari 0-5. Berikan tanda 0 pada garis waktu yang sesuai. Contoh : Gambar 2.8 Grafik Penurunan bagian terbawah janin

49 35 3) Garis waspada dan garis bertindak (a) Garis waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm dan berakhir pada titik pembukaan lengkap diharapkan terjadi jika laju pembukaan adalah 1 cm per jam. Pencatatan dimulai pada garis waspada. Jika pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada, maka harus dipertimbangkan adanya penyulit (misalnya : fase aktif memanjang, serviks kaku, inersia uteri hipertonik, dll). (b) Garis bertindak, tertera sejajar dan disebelah kanan (berjarak 4 jam) pada garis waspada. Jika pembukaan serviks telah melampaui dan berada di sebelah kanan garis bertindak maka menunjukkan perlu dilakukan tindakan untuk menyelasaikan persalinan. Sebaiknya ibu harus berada di tempat rujukan sebelum garis bertindak terlampaui. d) Jam dan waktu 1) Waktu mulainya fase aktif persalinan. Setiap kotak menyatakan satu jam sejak dimulainya fase aktif persalinan. 2) Waktu aktual saat pemeriksaan atau persalinan.

50 36 Cantumkan tanda X di garis waspada, saat ibu masuk dalam fase aktif persalinan. e) Kontraksi uterus Terdapat lima kotak kontraksi per 10 menit, setiap kotak menyatakan satu kontraksi. Setiap 30 menit, raba dan catat jumlah kontraksi per 10 menit dan lama kontraksi dalam satuan detik. Nyatakan lama kontraksi dengan : (1) : Beri titik-titik di kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya < 20 detik. (2) / : Beri garis-garis di kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya detik. (3) : Isi penuh kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya > 40 detik. Contoh : Gambar 2. 9 Kotak Kontraksi Uterus

51 37 f) Obat-obatan dan cairan yang diberikan 1) Oksitosin. Jika tetesan drip sudah dimulai, dokumentasikan setiap 30 menit jumlah unit oksitosin yang diberikan per volume cairan dan dalam satuan tetes per menit. 2) Obat lain dan caira IV. Catat semua dalam kotak yang sesuai dengan kolom waktunya Contoh : Gambar Kotak obat-obatan g) Kondisi ibu 1) Nadi, tekanan darah dan suhu tubuh (a) Nadi, dicatat setiap 30 menit (lebih sering jika diduga adanya penyulit). Beri tanda titik ( ) pada kolom yang sesuai (b) Tekanan darah, dicatat setiap 4 jam (lebih sering jika diduga ada penyulit). Beri tanda panah pada partograf pada kolom waktu yang sesuai. (c) Suhu tubuh, diukur dan dicatat setiap 2 jam (lebih sering jika terjadi peningkatan mendadak

52 38 atau diduga ada infeksi). Catat suhu tubuh pada kotak yang sesuai. Contoh : Gambar Grafik Nadi, Tekanan Darah dan Suhu 2) Volume urine, protein dan aseton Ukur dan catat jumlah produksi urine setiap 2 jam (setiap ibu berkemih). Jika memungkinkan, lakukan pemeriksaan aseton dan protein dalam urine. Contoh : Gambar Kotak Urin 2. Pencatatan halaman belakang partograf Lembar belakang partograf merupakan catatan persalinan yang berguna untuk mencatat proses persalinan dan kelahiran bayi, serta tindakan tindakan yang dilakukan sejak kala I sampai kala IV dan bayi baru lahir. Bagian

53 39 belakang partograf disebut juga dengan Catatan Persalinan, asuhan yang diberikan kepada ibu selama masa nifas dicatat dalam catatan persalinan (terutama pada kala IV persalinan) untuk memungkinkan bidan mencegah terjadinya penyulit dan membuat keputusan klinik yang sesuai, selain itu catatan persalinan (lengkap dan benar) dapat digunakan untuk menilai sejauh mana pelaksanaan asuhan persalinan yang aman dan bersih telah dilakukan. a) Data dasar Data dasar terdiri dari tanggal, nama bidan, tempat persalinan, alamat tempat persalinan, catatan, alasan merujuk, tempat rujukan, pendamping saat merujuk dan masalah dalam kehamilan/persalinan ini. Isi data pada masing masing tempat yang telah disediakan atau beri tanda paada kotak jawaban yang sesuai, dan lingkari jawaban yang sesuai dengan beberapa pertanyaan. Contoh :

54 40 Gambar Data Dasar b) Kala I Terdiri dari pertanyaan - pertanyaan tentang temuan selama fase laten, grafik melewati garis waspada, masalah lain yang timbul, penatalaksanaan, dan hasil penatalaksanaannya. Untuk pertanyaan nomor 10 dan nomor 11 hanya ligkari jawaban yang sesuai. Contoh : Gambar Kala I

55 41 c) Kala II Kala II terdiri dari episiotomi, pendamping persalinan, gawat janin, distosia bahu, masalah lain dan penatalaksanaan masalah tersebut dan hasilnya. Beri tanda pada kotak disamping jawaban sesuai. Contoh : Gambar Kala II d) Kala III Kala III terdiri dari lamanya kala III, pemberian oksitosin, penegangan tali pusatterkendali, rangsangan pada fundus, kelengkapan plasenta saat dilahirkan, retensio plasenta yang lebih dari 30 menit, laserasi, atonia uteri, jumlah perdarahan, masalah lain,

56 42 penatalaksanaan dan hasilnya. Isi jawaban pada tempat yang disedakan dan beri tanda pada kotak disamping jawaban yang sesuai, untuk beberapa nomor lingkari jawaban yang benar. Contoh : Gambar 2.16 Kala III e) Kala IV Kala IV berisi data tentang tekanan darah, nadi, suhu tubuh, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, kandung kemih, dan perdarahan. Pemantauan kala IV membantu mendetesi dini komplikasi atau kesiapan

57 43 penolong persalinan mengantisipasi masalah atau penyulit obstetrik segera seperti syok hipovolemik, perdarahan pascapersalinan primer, atau infeksi. Bila timbul masalah selama kala IV, tulis jenis dan tatalaksana masalah secara singkat dan lengkap pada kolom yang tersedia. Contoh : Gambar 2.17 Kala IV Pemantauan kala IV dilakukan setiap 15 menit dalam 1 jam pertama dan setiap 30 menit pada 1 jam berikutnya. Isi hasil pemeriksaan pada kolom yang sesuai pada tabel pemantauan. Tanda vital, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, kondisi kandung kemih, produksi urin dan jumlah darah yang keluar. Bagian yang digelapkan tidak perlu diisi. Contoh : Gambar 2.18 Pemantauan Kala IV

58 44 f) Bayi baru lahir Bayi baru lahir berisi tentang berat badan, panjang badan, jenis kelamin, penilaian bayi baru lahir, pemberian ASI, masalah lain dan hasilnya. Isi jawban pada tempat yang disediakan serta beri tanda pada kotak disamping jawaban yang sesuai. Untuk beberapa pertanyaan lingkari jawaban yang sesuai. Contoh : Gambar 2.19 Pengisian Bayi Baru Lahir

59 45 D. Pengambilan Keputusan Klinik Pengambilan keputusan merupakan proses penyelesaian masalah dan sebegai penentu asuhan yang akan diberikan kepada pasien, keputusan tersebut harus akurat, komperehensif dan aman, baik untuk pasien dan keluarganya maupun petuga yang memberikan pertolongan. Pengambilan keputusan klinik dihasilkan melaluai serangkaian proses dan dipadukan dengan kajian teoritis, intervensi berdasarkan bukti (evidence based), keterampilan dan pengalaman yang dikembangkan melaului tahapan yang logis, serta diperlukan upaya untuk meyelesaikan masalah yang terfokus pada pasien. Tujuh langkah dalam pengambilan keputusan klinik : 1. Pengumpulan data utama dan relevan untuk membuat keputusan Semua pihak yang terlibat mempunyai peranan dalam membuat keputusan klinik. Data utama (misalnya, riwayat persalinan), data subyektif yang diperoleh dari pasien (misalnya, keluhan pasien), dan data obyektif dari pemeriksaan fisik (misalnya, tekanan darah) diperoleh melalui upaya yang sistematik dan terfokus. Pengumpulan data dilakukan dengan cara : a. Anamnesis dan observasi langsung : komunikasi dengan ibu, mengajukan pertanyaan terkait kondisi dan riwayat kesehatan ibu, mengamati sikap atau ekspresi wajah terkait keluhan sakit,

60 46 rasa tidak nyaman, lemah, gangguan kesadaran, sesak ataupun rasa nyaman. b. Pemeriksaan fisik : inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi c. Pemeriksaan penunjang : pemeriksaan laboratorium, USG, rontgen, dan sebagainya. d. Catatan medik 2. Menginterpretasikan Data Dan Mengidentifikasi Masalah Setelah data dikumpulkan, bidan melakukan analisis untuk membuat alur algoritma menuju suatu diagnosis. Suatu diagnosis kerja diuji dan dipertegas/dikaji ulang berdasarkan waktu pengamatan dan pengumpulan data secara terus menerus. Untuk membuat diagnosis dan identifikasi masalah, diperlukan : a. Data lengkap dan akurat b. Kemampuan untuk menginterpretasi/analisis data c. Pengetahuan esensial, intuisi dan pengalaman yang relevan dengan masalah yang ada atau sedang dihadapi. Diagnosis menunjukkan variasi suatu kondisi yang berkisar diantara normal dan patologik serta memerlukan upaya untuk menyelesaikannya. Masalah obstetrik merupakan bagian dari diagnosis sehingga penatalaksanaan masalah tersebut memerlukan upaya tambahan selain upaya korektif terhadap diagnosis yang telah dibuat.

61 47 Contoh : Diagnosis : G2P1A0, hamil 37 minggu, ketuban pecah dini 4 jam Masalah : kehamilan yang tidak diinginkan atau takut menghadapi persalinan 3. Menetapkan Diagnosis Atau Merumuskan Masalah Yang Terjadi Menetapkan diagnosis merupakan membuat satu diagnosis kerja diantara berbagai diagnosis banding. Rumusan masalah yang terkait langsung maupun tidak langsung terhadap diganosis kerja tapi dapat pula merupakan masalah utama yang saling terkait dengan beberapa masalah penyerta atau berbagai faktor lain yang berkontribusi dalam terjadinya masalah utama. Contoh : Ibu hamil dengan hidramnion, bayi makrosomia, kehamilan ganda yang jelas secara diganosis tetapi masih dihadapkan dengan masalah lanjutan walaupun kasus utama diselesaikan. Bayi besar mugkin dapat ditolong oleh bidan tetapi harus tetap waspada dengan masalah potensial. 4. Menilai Adanya Kebutuhan Dan Kesiapan Intervensi Untuk Mengatasi Masalah Bidan tidak hanya terampil dalam membuat keputusan klinik, tetapi juga harus mampu mendeteksi setiap situasi yang dapat mengancam keselamatan ibu dan bayinya. Untuk mengenali situasi tersebut, bidan harus mampu membaca situasi klinik dan

62 48 budaya masyarakat setempat sehingga lebih mudah dalam mengenali kebutuhan terhadap tindakan segera sebagai langkah untuk menyelamatkan ibu dan bayi jika terjadi kondisi gawat darurat selama atau setelah menolong persalinan. Upaya ini disebut juga Birth Preparedness And Complication Readiness (Kesiapan menghadapi persalinan dan tanggap terhadap komplikasi yang mungkin terjadi), bidan harus mengetahui rencana rujukan yang harus selalu disiapkan dan didiskusikan dengan ibu, suami atau keluarga. 5. Menyusun Rencana Pemberian Asuhan Untuk Solusi Masalah Rencana asuhan atau intervensi bagi ibu bersalin dikembangkan melalui kajian data yang telah diperoleh, identifikasi kebutuhan, kesiapan asuhan, dan mengukur sumber daya atau kemampuan yang dimiliki. Tujuannya agar ibu dapat ditangani dengan baik dan bayi lahi selamat. 6. Melaksanakan Asuhan/Intervensi Terpilih Melaksanakan rencana asuhan yang telah dibuat secara tepat waktu dan aman dapat membantu mencegah terjadinya penyulit bagi ibu dan bayi. 7. Memantau Dan Mengevaluasi Efektivitas Asuhan/Intervensi Rencana kerja yang telah dikerjakan dievaluasi kembali untuk menilai efektivitasnya. Proses melingkar (sirkuler) merupakan proses pengumpulan data, membuat diagnosis,

cara mengisi partograf

cara mengisi partograf cara mengisi partograf Cara pengisian partograf yang benar adalah sesuai dengan pedoman pencatatan partograf. Menurut Depkes RI (2008) cara pengisian partograf adalah sebagai berikut: 1) Lembar depan partograf.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PARTOGRAF 1. Pengertian Partograf Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama persalinan (Sarwono, 2010). Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala I persalinan

Lebih terperinci

ASUHAN KALA I PARTOGRAF. By : ADE. R. SST

ASUHAN KALA I PARTOGRAF. By : ADE. R. SST ASUHAN KALA I PARTOGRAF By : ADE. R. SST Pengertian Partograf terdiri dari 2 kata Parto :Partus :melahirkan Graf :grafik Partograf adlah alat bantu berupa grafik untuk membantu memantau kemajuan persalinan

Lebih terperinci

PANDUAN MEDIK BLOK KEHAMILAN DAN MASALAH REPRODUKSI 3.1 PARTOGRAF. Tujuan Belajar : Mahasiswa mampu melakukan pengisian partograf

PANDUAN MEDIK BLOK KEHAMILAN DAN MASALAH REPRODUKSI 3.1 PARTOGRAF. Tujuan Belajar : Mahasiswa mampu melakukan pengisian partograf PANDUAN MEDIK BLOK KEHAMILAN DAN MASALAH REPRODUKSI 3.1 PARTOGRAF Tujuan Belajar : Mahasiswa mampu melakukan pengisian partograf Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama fase aktif persalinan.

Lebih terperinci

PENGISIAN PARTOGRAF. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

PENGISIAN PARTOGRAF. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi PENGISIAN PARTOGRAF Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi Definisi Merupakan pemantauan persalinan yang mudah dan tidak mahal sera dapat di prin ulang. Diagram pemantauan kemajuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penggunaan Partograf 1. Definisi Penggunaan Penggunaan adalah proses, cara, perbuatan menggunakan sesuatu, pemakaian (KBBI, 2005). Penggunaan (penerapan) adalah suatu tindakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Partograf Selama ini pencatatan dan pelaporan persalinan yang dilakukan sehari - hari di tempat pelayanan kesehatan meliputi: Pencatatan dalam Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PARTOGRAF APN 2.1.1. Pengertian Partograf adalah catatan grafik mengenai kemajuan persalinan untuk memantau keadaan ibu dan janin, untuk menentukan adanya persalinan abnormal

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN GOWA PUSKESMAS BONTONOMPO II KEC. BONTONOMPO KAB. GOWA

PEMERINTAH KABUPATEN GOWA PUSKESMAS BONTONOMPO II KEC. BONTONOMPO KAB. GOWA Teakanan Darah Turunnya Serviks (cm), Beri Tanda X Turunnya Kepala, Beri Tanda O Sentimeter (cm) PEMERINTAH KABUPATEN GOWA KEC. BONTONOMPO KAB. GOWA Jln. Bontocaradde, KeL. TamaLLayang, Kec. Bontonompo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan keluarga nantikan selama 9

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. eklampsia, sepsis, dan komplikasi keguguran. Sebagian besar penyebab

BAB I PENDAHULUAN. eklampsia, sepsis, dan komplikasi keguguran. Sebagian besar penyebab BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu di banyak negara berkembang, terutama disebabkan oleh perdarahan pasca persalinan, eklampsia, sepsis, dan komplikasi keguguran.

Lebih terperinci

Asuhan Kebidanan Koprehensif..., Dhini Tri Purnama Sari, Kebidanan DIII UMP, 2014

Asuhan Kebidanan Koprehensif..., Dhini Tri Purnama Sari, Kebidanan DIII UMP, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuhan kebidanan komprehensif merupakan suatu pemeriksaan yang dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium dan konseling. Asuhan kebidanan komprehensif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan berawal dari pembukaan dan dilatasi serviks sebagai akibat

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan berawal dari pembukaan dan dilatasi serviks sebagai akibat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan berawal dari pembukaan dan dilatasi serviks sebagai akibat kontraksi uterus dengan frekuensi, durasi, dan kekuatan yang teratur. Mulamula kekuatan yang muncul

Lebih terperinci

Komplikasi obstetri yang menyebabkan tingginya kasus kesakitan dan kematian neonatus, yaitu : 1. Hipotermia 2. Asfiksia

Komplikasi obstetri yang menyebabkan tingginya kasus kesakitan dan kematian neonatus, yaitu : 1. Hipotermia 2. Asfiksia Pendahuluan Komplikasi obstetri yang menyebabkan tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu di banyak negara berkembang, yaitu : 1. Perdarahan pasca persalinan 2. Eklampsia 3. Sepsis 4. Keguguran 5. Hipotermia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi kesehatan ibu dan anak di Indonesia saat ini masih sangat penting untuk di tingkatkan serta mendapat perhatian khusus. Berdasarkan data terakhir Survei Demografi

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny I GII P I00I INPARTU DENGAN GEMELLI

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny I GII P I00I INPARTU DENGAN GEMELLI ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny I GII P I00I INPARTU DENGAN GEMELLI Kustini Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan ABSTRAK Persalinan gemelli merupakan salah satu penyebab kematian

Lebih terperinci

JADWAL KEGIATAN PENELITIAN PELAKSANAAN DOKUMENTASI KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN OLEH BIDAN DI KECAMATAN MEDAN DELI KOTA MEDANTAHUN 2014

JADWAL KEGIATAN PENELITIAN PELAKSANAAN DOKUMENTASI KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN OLEH BIDAN DI KECAMATAN MEDAN DELI KOTA MEDANTAHUN 2014 Lampiran 1 JADWAL KEGIATA PEELITIA PELAKSAAA DOKUMETASI KEBIDAA PADA IBU BERSALI OLEH BIDA DI KECAMATA MEDA DELI KOTA MEDATAHU 2014 o Kegiatan 1 Pengajuan judul 2 Penyusunan proposal 3 Sidang proposal

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN LEMBAR PARTOGRAF DALAM MEMONITOR PERSALINAN DI RSUD KOTA SURAKARTA

PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN LEMBAR PARTOGRAF DALAM MEMONITOR PERSALINAN DI RSUD KOTA SURAKARTA PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN LEMBAR PARTOGRAF DALAM MEMONITOR PERSALINAN DI RSUD KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Kesehatan Masyarakat Disusun

Lebih terperinci

PENILAIAN PENGGUNAAN PARTOGRAF APN OLEH BIDAN PUSKESMAS PONED KOTA MEDAN

PENILAIAN PENGGUNAAN PARTOGRAF APN OLEH BIDAN PUSKESMAS PONED KOTA MEDAN LAMPIRAN 1 PENILAIAN PENGGUNAAN PARTOGRAF APN OLEH BIDAN PUSKESMAS PONED KOTA MEDAN Identitas Bidan a. Nama : b. Umur : c. Alamat Praktek : d. No telfon/hp : Karakteristik Responden 1. Umur : : 2. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Komprehensif Kebidanan..., Harlina Destri Utami, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Komprehensif Kebidanan..., Harlina Destri Utami, Kebidanan DIII UMP, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ukuran yang digunakan untuk menilai baik buruknya keadaan pelayanan kebidanan dalam suatu negara atau daerah ialah angka kematian ibu. Angka Kematian Ibu (AKI) mencerminkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pecahnya ketuban yang di sebabkan berbagai faktor seperti infeksi yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. pecahnya ketuban yang di sebabkan berbagai faktor seperti infeksi yang terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketuban pecah dini merupakan faktor penyebab terjadinya infeksi karena pecahnya ketuban yang di sebabkan berbagai faktor seperti infeksi yang terjadi secara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap. tahun, dan ini merupakan kehamilan ibu yang pertama.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap. tahun, dan ini merupakan kehamilan ibu yang pertama. digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap Dari data subjektif didapatkan hasil, ibu bernama Ny. R umur 17 tahun, dan ini merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Yunita Tri Setya, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Yunita Tri Setya, Kebidanan DIII UMP, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kematian ibu atau kematian maternal adalah kematian seorang ibu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan, tidak bergantung pada tempat atau usia kehamilan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulai masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan penggunaan KB

BAB I PENDAHULUAN. mulai masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan penggunaan KB 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuhan komprehensif adalah asuhan yang diberikan oleh bidan dari mulai masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan penggunaan KB yang bertujuan untuk memberikan

Lebih terperinci

Pengantar Sistem Komputer

Pengantar Sistem Komputer Pengantar Sistem Komputer Aplikasi Komputer I (Pertemuan Ke 2) Mata Kuliah Universitas Universitas Mercu Buana Yogyakarta Tahun 2013 Sistem Komputer Pengertian Sistem Sistem berasal dari bahasa Latin (systema)

Lebih terperinci

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN Lampiran. LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN Assalamualaikum Wr. Wb / Salam Sejahtera Dengan Hormat, Nama saya Suriyama, sedang menjalani pendidikan di program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dwi Anggun Nugraeni, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dwi Anggun Nugraeni, Kebidanan DIII UMP, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia 359/1000 kelahiran hidup, Angka Kematian Bayi (AKB) 19/1000 kelahiran hidup, dan kematian neonatal sebesar 20/1000 kelahiran hidup.

Lebih terperinci

NORMAL DELIVERY LEOPOLD MANUEVER. Dr.Cut Meurah Yeni, SpOG Bagian Obstetri & Ginekologi FK Unsyiah/RSUD-ZA

NORMAL DELIVERY LEOPOLD MANUEVER. Dr.Cut Meurah Yeni, SpOG Bagian Obstetri & Ginekologi FK Unsyiah/RSUD-ZA NORMAL DELIVERY LEOPOLD MANUEVER Dr.Cut Meurah Yeni, SpOG Bagian Obstetri & Ginekologi FK Unsyiah/RSUD-ZA PERSALINAN NORMAL 3 faktor yang menentukan prognosis persalinan, yaitu : Jalan lahir (passage)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan jumlah Perdarahan yang terjadi karena tercampur dengan air

BAB I PENDAHULUAN. menentukan jumlah Perdarahan yang terjadi karena tercampur dengan air 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa nifas adalah masa yang dimulai setelah partus selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu (42 hari) akan tetapi seluruh alat genital akan pulih kembali seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persallinan, bayi baru lahir, dan masa nifas.

BAB I PENDAHULUAN. persallinan, bayi baru lahir, dan masa nifas. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Varney (2006) dijelaskan bahwa Asuhan Kebidanan Komprehensif merupakan suatu tindakan pemeriksaan pada pasien yang dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. indikator yang digunakan untuk memantau derajat kesehatan sekaligus sebagai

BAB I PENDAHULUAN. indikator yang digunakan untuk memantau derajat kesehatan sekaligus sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan Pembangunan Kesehatan dapat dilihat dari berbagai indikator yang digunakan untuk memantau derajat kesehatan sekaligus sebagai evaluasi keberhasilan pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maternal disebabkan oleh perdarahan post partum dan diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. maternal disebabkan oleh perdarahan post partum dan diperkirakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Data statistik nasional Amerika Serikat menyebutkan sekitar 8% darikematian ibu disebabkan oleh perdarahan post partum. Di Negara industri, perdarahan post partum

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN BIDAN TENTANG PARTOGRAF DI KECAMATAN TAWANGMANGU. Silviana Yanuardi Putri, Luluk Nur Fakhidah 1

TINGKAT PENGETAHUAN BIDAN TENTANG PARTOGRAF DI KECAMATAN TAWANGMANGU. Silviana Yanuardi Putri, Luluk Nur Fakhidah 1 ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN BIDAN TENTANG PARTOGRAF DI KECAMATAN TAWANGMANGU Silviana Yanuardi Putri, Luluk Nur Fakhidah 1 Mahasiswa AKBID Mitra Husada Karanganyar 2 Dosen AKBID Mitra Husada Karanganyar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kematian maternal menurut WHO (World Health Organization) seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG. Definisi kematian maternal menurut WHO adalah kematian seorang

BAB 1 PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG. Definisi kematian maternal menurut WHO adalah kematian seorang 1 BAB 1 PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Definisi kematian maternal menurut WHO adalah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepasnya dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi ibu selama kehamilan, melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi ibu selama kehamilan, melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masih tinggi Angka Kematian Ibu (AKI) mencerminkan risiko yang dihadapi ibu selama kehamilan, melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan sosial ekonomi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan ibu merupakan bagian yang sangat penting dalam. kesehatan reproduksi karena seluruh bagian yang lain sangat dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan ibu merupakan bagian yang sangat penting dalam. kesehatan reproduksi karena seluruh bagian yang lain sangat dipengaruhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan ibu merupakan bagian yang sangat penting dalam kesehatan reproduksi karena seluruh bagian yang lain sangat dipengaruhi oleh kesehatan ibu. Apabila ibu sehat

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN

STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN ASUHAN INTRANATAL ASUHAN INTRANATAL Standar pelayanan kebidanan Persiapan bidan Persiapan rumah dan lingkungan Persiapan alat/bidan kit Persiapan ibu dan keluarga Manajemen ibu intranatal STANDAR PELAYANAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Fatihah Rizqi, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Fatihah Rizqi, Kebidanan DIII UMP, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut definisi WHO, kematian maternal adalah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan World Health Organization (WHO) tahun 2015 Angka. Kematian Ibu (AKI) di dunia khususnya bagian ASEAN yaitu 923 per

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan World Health Organization (WHO) tahun 2015 Angka. Kematian Ibu (AKI) di dunia khususnya bagian ASEAN yaitu 923 per 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut laporan World Health Organization (WHO) tahun 2015 Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia khususnya bagian ASEAN yaitu 923 per 100.000 kelahiran hidup. Loas yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui

BAB I PENDAHULUAN. plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI SEMESTER VI TENTANG PARTOGRAF DI PRODI D III KEBIDANAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI SEMESTER VI TENTANG PARTOGRAF DI PRODI D III KEBIDANAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI SEMESTER VI TENTANG PARTOGRAF DI PRODI D III KEBIDANAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi persyaratan Tugas Akhir Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1. terutama yaitu perdarahan 28%. Sebab lain yaitu eklamsi 24%, infeksi 11%, pelayanan obstetri belum menyeluruh masyarakat dengan layanan yang

BAB 1. terutama yaitu perdarahan 28%. Sebab lain yaitu eklamsi 24%, infeksi 11%, pelayanan obstetri belum menyeluruh masyarakat dengan layanan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tinggi rendahnya kematian ibu dan perinatal menjadi ukuran kemampuan pelayanan obstetri suatu negara. Di Indonesia, pada tahun 2008 penyebab langsung kematian

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENGISIAN PARTOGRAF PADA MAHASISWI TINGKAT II AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA BANJARMASIN ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENGISIAN PARTOGRAF PADA MAHASISWI TINGKAT II AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA BANJARMASIN ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENGISIAN PARTOGRAF PADA MAHASISWI TINGKAT II AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA BANJARMASIN Erni Yuliastuti 1, YP. Rahayu 2, Azizah Yasmin 3 1 Dosen Poltekes Kemenkes Banjarmasin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. Asuhan pada masa nifas diperlukan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSALINAN KALA I MEMANJANG DENGAN KESEJAHTERAAN JANIN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

HUBUNGAN PERSALINAN KALA I MEMANJANG DENGAN KESEJAHTERAAN JANIN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA HUBUNGAN PERSALINAN KALA I MEMANJANG DENGAN KESEJAHTERAAN JANIN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

Lebih terperinci

KEPERAWATAN SELAMA PERSALINAN DAN MELAHIRKAN. ESTI YUNITASARI, S.Kp

KEPERAWATAN SELAMA PERSALINAN DAN MELAHIRKAN. ESTI YUNITASARI, S.Kp ASUHAN KEPERAWATAN SELAMA PERSALINAN DAN MELAHIRKAN. ESTI YUNITASARI, S.Kp TANDA PERSALINAN : KELUAR LENDIR BERCAMPUR DARAH (BLOODY SHOW) TERDAPAT HIS YANG ADEKUAT DAN TERATUR TERDAPAT PEMBUKAAN/DILATASI

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN DENGAN PENGISIAN PARTOGRAF DI DESA WILAYAH KERJA PUSKESMAS PONDOK MEJA TAHUN 2016

HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN DENGAN PENGISIAN PARTOGRAF DI DESA WILAYAH KERJA PUSKESMAS PONDOK MEJA TAHUN 2016 Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat Vol.1 No.2 Edisi November ISSN 2580-0590 HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN DENGAN PENGISIAN PARTOGRAF DI DESA WILAYAH KERJA PUSKESMAS PONDOK MEJA TAHUN 2016 Ika Murtiyarini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan atau masalah dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. AKI juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan

Lebih terperinci

PERSALINAN KALA I. 1. kala 1 persalinan

PERSALINAN KALA I. 1. kala 1 persalinan PERSALINAN KALA I Persalinan normal yaitu proses pengeluaran buah kehamilan cukup bulan yang mencakup pengeluaran bayi, plasenta dan selaput ketuban, dengan presentasi kepala (posisi belakang kepala),

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. Angka Kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB l PENDAHULUAN. Angka Kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk BAB l PENDAHULUAN A. Latar belakang Angka Kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Angka kesehatan ibu juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULAN. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berdasarkan hasil Survei

BAB 1 PENDAHULAN. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berdasarkan hasil Survei BAB 1 PENDAHULAN 1.1 Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 adalah 359 per 100.000 kelahiran hidup. AKI pada hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan dimulai dari terjadinya konsepsi sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan dimulai dari terjadinya konsepsi sampai dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa kehamilan dimulai dari terjadinya konsepsi sampai dengan lahirnya janin. Lamanya hamil normal berkisar 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang berwenang atau berkaitan dengan kegiatan tertentu 1.

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang berwenang atau berkaitan dengan kegiatan tertentu 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pencatatan adalah kegiatan atau proses pendokumentasian suatu aktivitas. Bentuk catatan dapat berupa tulisan, grafik, gambar dan suara kemudian diakhiri dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebidanan dalam suatu negara adalah Kematian Maternal. Kematian

BAB I PENDAHULUAN. kebidanan dalam suatu negara adalah Kematian Maternal. Kematian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ukuran yang digunakan untuk menilai baik-buruknya keadaan pelayanan kebidanan dalam suatu negara adalah Kematian Maternal. Kematian Maternal merupakan kematian seorang

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN BIDAN DI DESA DALAM PEMANFAATAN PARTOGRAF DI KABUPATEN BANJAR TAHUN 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN BIDAN DI DESA DALAM PEMANFAATAN PARTOGRAF DI KABUPATEN BANJAR TAHUN 2013 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN BIDAN DI DESA DALAM PEMANFAATAN PARTOGRAF DI KABUPATEN BANJAR TAHUN 2013 Erni Yuliastuti 1, Rafidah 2, Hapisah 3 ABSTRAK Partograf sebagai alat bantu dalam pemantauan

Lebih terperinci

Lampiran 1 PENGANTAR KUESIONER Kepada Yth: Ibu Pimpinan Bidan Praktik Swasta di Kabupaten Bantul

Lampiran 1 PENGANTAR KUESIONER Kepada Yth: Ibu Pimpinan Bidan Praktik Swasta di Kabupaten Bantul Lampiran 1 PENGANTAR KUESIONER Kepada Yth: Ibu Pimpinan Bidan Praktik Swasta di Kabupaten Bantul Assalamu alaikum Wr. Wb. Dengan hormat, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Sulistyaningsih,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membawa oksigen ke berbagai organ tubuh. trimester III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II.

BAB I PENDAHULUAN. membawa oksigen ke berbagai organ tubuh. trimester III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut lalage (2013) anemia dalam kehamilan adalah kondisi dimana tubuh memiliki sedikit sel-sel darah merah atau sel tidak dapat membawa oksigen ke berbagai organ

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab

BAB I PENDAHULUAN. waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut WHO, kematian maternal ialah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ethiopia (13 000), Indonesia ( 8800), Pakistan (7900), Republik Tanzania

BAB I PENDAHULUAN. Ethiopia (13 000), Indonesia ( 8800), Pakistan (7900), Republik Tanzania 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada tahun 2013, angka kematian ibu global (MMR) adalah 210 kematian ibu per 100 000 kelahiran hidup, turun dari 380 kematian ibu per 100 000 kelahiran hidup pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laporan dari kabupaten/kota Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Jawa

BAB I PENDAHULUAN. laporan dari kabupaten/kota Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Jawa BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Angka Kematian Ibu (AKI) mencerminkan resiko yang dihadapi ibu-ibu selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan sosial ekonomi, keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. per kelahiran hidup, AKI yang dicapai masih jauh dari target

BAB I PENDAHULUAN. per kelahiran hidup, AKI yang dicapai masih jauh dari target 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator kesehatan suatu bangsa. Kematian maternal meliputi ibu hamil, bersalin dan nifas. Kematian maternal merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 9 BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Dasar Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan Menurut Wawan (2011), pengetahuan merupakan hasil ukur dari tahu dan ini terjadi setelah orang menandakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan kelahiran, tersedianya dan penggunaan fasilitas. obstetri yang rendah pula (Profil kesehatan jawa tengah 2015).

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan kelahiran, tersedianya dan penggunaan fasilitas. obstetri yang rendah pula (Profil kesehatan jawa tengah 2015). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) mencerminkan risiko yang dihadapi ibuibu selama kehamilan sampai dengan paska persalinan yang dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat adalah AKI (Angka Kematian Ibu). Berdasarkan SDKI (Survey Demografi Kesehatan Indonesia) tahun 2012

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keadaan pelayanan kebidanan dalam suatu negara (Saifuddin 2009, h.7).

BAB I PENDAHULUAN. keadaan pelayanan kebidanan dalam suatu negara (Saifuddin 2009, h.7). BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Kematian ibu pada umumnya dipakai untuk menilai baik buruknya keadaan pelayanan kebidanan dalam suatu negara (Saifuddin 2009, h.7). Kematan ibu adalah kematian seorang

Lebih terperinci

Lampiran III Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 900/MENKES/SK/VII/2002 Tanggal : 25 Juli 2002

Lampiran III Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 900/MENKES/SK/VII/2002 Tanggal : 25 Juli 2002 Lampiran III Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 900/MENKES/SK/VII/2002 Tanggal : 25 Juli 2002 PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIK BIDAN I. PENDAHULUAN A. UMUM 1. Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maternal (maternal mortality). Menurut definisi World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. maternal (maternal mortality). Menurut definisi World Health Organization BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ukuran yang dipakai untuk menilai baik buruknya keadaan pelayanan kebidanan (maternity care) dalam suatu negara atau daerah ialah kematian maternal (maternal mortality).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi yaitu perdarahan, infeksi dan pre eklampsia ( Saifuddin, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. terjadi yaitu perdarahan, infeksi dan pre eklampsia ( Saifuddin, 2009). BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun kedalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya angka Kematian Ibu yang masih tinggi (AKI) di. berbagai pihak. Terdapat beberapa penyebab yang

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya angka Kematian Ibu yang masih tinggi (AKI) di. berbagai pihak. Terdapat beberapa penyebab yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mencapai kehamilan yang berkualitas harus didukung dengan adanya pelayanan antenatal care yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan klien. Kehamilan di definisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa kehamilan merupakan suatu proses penting yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa kehamilan merupakan suatu proses penting yang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa kehamilan merupakan suatu proses penting yang dapat terjadi dalam masa reproduksi perempuan berumur 15 46 tahun. Proses penting ini diperlukan perhatian khusus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara negara tetangga.

BAB 1 PENDAHULUAN. masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara negara tetangga. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) (yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas) sebesar

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF NY S GIII P2002 TRIMESTER III DENGAN PARTUS LAMA DI RSUD Dr. SOEGIRI LAMONGAN TAHUN Ida Susila* Mukhasanah**

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF NY S GIII P2002 TRIMESTER III DENGAN PARTUS LAMA DI RSUD Dr. SOEGIRI LAMONGAN TAHUN Ida Susila* Mukhasanah** ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF NY S GIII P2002 TRIMESTER III DENGAN PARTUS LAMA DI RSUD Dr. SOEGIRI LAMONGAN TAHUN 2011 Ida Susila* Mukhasanah** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bidan merupakan profesi yang menjalin kemitraan dengan. perempuan dan membantu menyelesaikan permasalahan yang terkait

BAB I PENDAHULUAN. Bidan merupakan profesi yang menjalin kemitraan dengan. perempuan dan membantu menyelesaikan permasalahan yang terkait BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Bidan merupakan profesi yang menjalin kemitraan dengan perempuan dan membantu menyelesaikan permasalahan yang terkait kesehatan reproduksi perempuan. Pelayanan kebidanan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PARTOGRAF DAN HASILNYA DI PUSKESMAS JAGIR SURABAYA TAHUN 2013

PENGGUNAAN PARTOGRAF DAN HASILNYA DI PUSKESMAS JAGIR SURABAYA TAHUN 2013 PENGGUNAAN PARTOGRAF DAN HASILNYA DI PUSKESMAS JAGIR SURABAYA TAHUN 2013 SKRIPSI OLEH : Afni Oktaria Sarining Wulan NRP: 1523011023 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA 2014 i

Lebih terperinci

SOAL KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL NISA RAHAYU NURMUSLIMAH, S.ST

SOAL KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL NISA RAHAYU NURMUSLIMAH, S.ST SOAL OPTION SOAL KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL NISA RAHAYU NURMUSLIMAH, S.ST 1. Ny. F usia 29 tahun G2P1A0 bersalin di tempat Bidan Nina dengan lama persalinan Kala I dan II selama 20 jam, Kala I

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asuhan Persalinan Normal (APN) 2.1.1. Definisi Asuhan persalinan normal adalah mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya,

Lebih terperinci

Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut:

Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut: ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut: a. Menentukan diagnosa kehamilan dan kunjungan ulang. b. Memonitori secara akurat dan cermat tentang kemajuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)

BAB 1 PENDAHULUAN. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu momen istimewa yang dinanti oleh pasangan suami istri. Kehamilan merupakan serangkaian proses alamiah yang dialami seorang wanita yaitu mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat secara mandiri agar pencapaian derajat kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi

Lebih terperinci

Jurusan Kesehatan, Politeknik Negeri Jember Jln Mastrip Kotak Pos 164 Jember 2

Jurusan Kesehatan, Politeknik Negeri Jember Jln Mastrip Kotak Pos 164 Jember 2 EFEKTIFITAS PENCATATAN PEMERIKSAAN FAKTOR RISIKO TINGGI IBU HAMIL DALAM MENEKAN ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) DI WILAYAH PUSKESMAS KARANG DUREN KECAMATAN BALUNG KABUPATEN JEMBER Fikhy Rizky Hapsari 1, Novita

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016) Berdasarkan laporan Countdown bahwa setiap dua menit, disuatu

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016) Berdasarkan laporan Countdown bahwa setiap dua menit, disuatu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ibu dan anak merupakan anggota keluarga yang perlu mendapatkan prioritas dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, karena ibu dan anak merupakan kelompok rentan terhadap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian 1. Gambaran lokasi penelitian Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang terletak di Jalan Sambiroto Semarang. Letak Geografis & Wilayah Kerja terletak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keadaan keluarga dan sekitarnya secara umum. Penilaian status kesehatan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. keadaan keluarga dan sekitarnya secara umum. Penilaian status kesehatan dan 1 BAB 1 PENDAHULUAN I. Latar Belakang Kesehatan ibu dan anak merupakan prioritas dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, karena ibu dan anak merupakan kelompok rentan terhadap keadaan keluarga dan sekitarnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. angka kematian ibu dan angka kematian bayi. Kematian ibu adalah kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. angka kematian ibu dan angka kematian bayi. Kematian ibu adalah kematian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sasaran pembangunan kesehatan Indonesia adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan akses terhadap pelayanan kesehatan yang mencakup: meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang dapat. dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang dapat. dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang dapat dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium sederhana dan konseling atau asuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan suatu negara dapat dilihat dari Angka Kematian

BAB I PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan suatu negara dapat dilihat dari Angka Kematian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indikator keberhasilan pembangunan suatu negara dapat dilihat dari Angka Kematian Ibu (AKI), yang dipengaruhi oleh status kesehatan secara umum, pendidikan dan pelayanan

Lebih terperinci

Prinsip Umum Kegawadaruratan Maternal Neonatal. Sendy Firza Novilia T, S.S.T.Keb

Prinsip Umum Kegawadaruratan Maternal Neonatal. Sendy Firza Novilia T, S.S.T.Keb Prinsip Umum Kegawadaruratan Maternal Neonatal Sendy Firza Novilia T, S.S.T.Keb ANGKA KEMATIAN IBU DI KAB. WONOSOBO ANGKA KEMATIAN BAYI Th. 2012 (12.98/1.000 KH) 15.35 15.84 13.47 13.67 12.98 13.1 TARGET

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu kodrat dari wanita yaitu mengandung, melahirkan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu kodrat dari wanita yaitu mengandung, melahirkan dan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kodrat dari wanita yaitu mengandung, melahirkan dan menyusui. Suami dan istri berperan penting dalam menjaga dan merawat bayinya mulai dari janin agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan persalinan normal, hanya sebagian saja (12-15%) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan persalinan normal, hanya sebagian saja (12-15%) merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan normal adalah proses pengeluaran bayi dengan usia kehamilan cukup bulan, letak memanjang atau sejajar sumbu badan ibu, presentasi belakang kepala, keseimbangan

Lebih terperinci

ID Soal. Pertanyaan soal Menurut anda KPSW terjadi bila :

ID Soal. Pertanyaan soal Menurut anda KPSW terjadi bila : 4 Oksigen / Cairan & Elektrolit / Nutrisi / Eliminasi / Rekreasi / Aman & 5 Promotif / Preventif/ Kuratif/Rehabilitatif 6 Pengkajian/Penentuan Diagnosis/Perencanaan/ Implementasi/Evaluasi/Lainlain 7 Maternitas/Anak/KMB/Gadar/Jiwa/Keluarga/Komunitas/Gerontik/Manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dhihitung dari hari perama haid terakhir. Masalah kematian ibu adalah

BAB I PENDAHULUAN. dhihitung dari hari perama haid terakhir. Masalah kematian ibu adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamannya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dhihitung dari hari perama haid terakhir.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bayi merupakan anugrah terindah yang diberikan oleh sang pencipta kepada manusia. Era globalisasi yang semakin maju diharapkan bangsa Indonesia dapat menciptakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB), dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB), dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komplikasi persalinan pada ibu dan bayi baru lahir sebagai faktor penyebab tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB), dalam pertolongan persalinan

Lebih terperinci

B AB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa

B AB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa B AB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan. Indikator-indikator tersebut pada umumnya tercermin dalam kondisi morbiditas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang

BAB I PENDAHULUAN. jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan persalinan dengan jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang persalinan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan upaya kesehatan ibu, di antaranya dapat dilihat dari indikator Angka Kematian Ibu (AKI). AKI adalah jumlah kematian ibu selama masa kehamilan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan. Sebagian besar ketuban pecah dini yang terjadi pada umur kehamilan diatas 37 minggu, sedangkan

Lebih terperinci