BAB 2. Landasan Teori

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2. Landasan Teori"

Transkripsi

1 7 BAB 2 Landasan Teori 2.1 Pemasaran Pengertian Pasar Menurut Kotler (p10, 2006), pasar adalah tempat dimana para penjual dan pembeli berkumpul untuk menjual dan membeli produk Pengertian Pemasaran Menurut Kotler (p6, 2006), pemasaran adalah proses sosial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan keinginan untuk menciptakan, menawarkan, dan dengan bebas mengubah nilai produk dan jasa dengan yang lain Pengertian Strategi Pemasaran Menurut Cravens (2003, p31), strategi pemasaran adalah pengembangan strategi dari proses penggerak pasar yang dapat mengubah lingkungan bisnis secara terus menerus dan kebutuhan menyampaikan nilai konsumen yang lebih tinggi. Strategi pemasaran terdiri dari analisis, strategi pengembangan dan implementasi aktivitas dalam pengembangan sebuah visi mengenai pasar-pasar yang diminati oleh organisasi, strategi memilih target pasar, menetapkan sasaran, dan mengembangkan, mengimplementasi, dan mengatur strategi penempatan program pemasaran yang dirancang untuk memenuhi syarat penilaian konsumen dalam setiap target pasar.

2 Proses Strategi Pemasaran Menurut Craven (2003,p30), proses strategi pemasaran dibagi menjadi : Strategic Situation Analysis Mempertimbangkan pasar dan analisa kompetitor, segmentasi pasar, dan terus mempelajari tentang pasar Designing Marketing Strategy Memeriksa target konsumen dan target positioning, strategi relationship, dan perencanaan untuk produk baru Marketing Program Development Terdiri dari produk, distribusi harga, dan perancangan strategi promosi dan implementasi untuk menemukan kebutuhan value dari target pembeli Implementing and Managing Marketing Strategy Mempertimbangkan perancangan yang berhubungan dengan organisasi dan implementasi strategi marketing dan pengawasan Targeting Menurut Craven (2003, p ) sebuah proses ketertarikan setiap segmen pasar dan memilih satu atau lebih segmen untuk dimasuki. Pada umumnya target marketing dapat dibedakan menjadi beberapa level : Undifferentiated Marketing (Mass)

3 9 Sebuah strategi pasar dimana sebuah perusahaan memutuskan untuk mengabaikan perbedaan segmen dan masuk kedalam sebuah pasar dengan satu penawaran Differential Marketing (Segmented) Sebuah strategi pasar dimana sebuah perusahaan memutuskan untuk menargetkan beberapa segmen pasar dan merancang beberapa penawaran untuk setiap pasarnya Concentrated Marketing (Niche) Sebuah strategi pasar dimana perusahaan masuk kedalam sebuah pasar yang memiliki segmen sedikit dan sempit Micromarketing Sebuah penyesuaian produk terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen dan kelompok konsumen lokal. Termasuk marketing lokal dan marketing individual Positioning Menurut Craven (2003, p208) adalah pengaturan sebuah produk untuk menempati sebuah tempat yang tepat dan diinginkan untuk berkompetisi pada pikiran atau ingatan dari target konsumen.

4 Bauran Pemasaran Bauran pemasaran menurut Kotler (p49, 2001) adalah seperangkat alatalat pemasaran taktis yang dipadukan perusahaan untuk menanggapi keinginannya terhadap target pasar. Bauran pasar terdiri dari semua hal yang dapat dilakukan perushaan untuk mempengaruhi permintaan (demand) terhadap produk yang dihasilkannya. Beberapa kemungkinan dapat dikelompokkan dalam 4 variabel, yaitu : Product, Price, Place, dan Promotion. Menurut Schewe (1998, p17-18), beberapa kemungkinan dapat dikelompokkan kedalam 4P, yaitu : 1. Product Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan untuk menarik, kegunaan dan konsumen pasar untuk memenuhi suatu keinginan atau kebutuhan. Sebuah produk termasuk lebih dari sebuah barang atau jasa yang diracang, diproduksi, dan ditawarkan untuk dijual, tetapi juga mencakup semua perencanaan yang mendahului produksi sebenarnya, termasuk penelitian dan pengembangan serta semua jasa-jasa yang ada pada produk tersebut, seperti pemasangan dan pemeliharaan. Penampilan sebuah produk dapat mencerminkan kekuatan dari brand yang dimilikinya.

5 11 2. Price Harga yang dibebankan untuk produk dengan brand tertentu merupakan pesan yang menunjukkan bagaimana brand tersebut dapat bersaing dalam hal kualitas dan status suatu produk. 3. Place Tempat atau distribusi, meliputi kepastian tersedianya suatu produk diperlukan kapanpun dan dimanapun produk tersebut dibutuhkan. Pemasar dapat memilihi berbagai cara untuk menyalurkan produk mereka ke konsumen. Mereka mungkin memilih cara berbeda dalam penempatan lokasi outlet dan toko mereka. Distribusi juga melibatkan pengambilan keputusan seperti seberapa banyak inventori yang dibutuhkan, bagaimana mengangkut barang-barang dan dimana menempatkan gudang. 4. Promotion Promosi adalah perluasan istilah untuk mendeskripsikan keseluruhan bidang dari komunikasi penjualan iklan, personal selling, promosi penjualan dan public relations Pembagian Pasar Konsumen Sebelum menyusun suatu strategi marketing, perusahaan harus mengidentifikasi pembagian pasar konsumen yang akan mempengaruhi perkembangan perusahaan. Menurut Kotler (p.231-p.241, 2006) pembagian pasar konsumen dibagi menjadi empat yaitu :

6 12 1. Segmentasi Geografik Segmentasi geografik untuk membagi pasar dalam unit yang berbeda meliputi : daerah geografik, kota, kepadatan penduduk, iklim, usia penduduk, jumlah keluarga, cara hidup, pekerjaan, pendidikan, generasi. 2. Segmentasi Demografis Segmentasi demografis dibagi menjadi : 1. Usia : keinginan konsumen dan kemampuan berubah seiring dengan usia 2. Taraf kehidupan : Orang dengan siklus kehidupan yang sama mungkin saja berbeda tingkat kehidupannya 3. Jenis kelamin : Laki-laki dan wanita cenderung mempunyai kebiasaan yang berbeda dan orientasi kelakuan yang berdasarkan pada lingkungan sosialisasi mereka 4. Pendapatan : Segmentasi pendapatan tidak selalu mencerminkan apa yang diberikan konsumen terhadap produk. 5. Generasi : Setiap generasi berbeda dalam kebutuhan akan produk. 6. Kelas sosial : Kelas sosial mempunyai pengaruh yang besar bagi kebutuhan akan baju, mobil, kebiasan membaca, retailer.

7 13 3. Segmentasi Psycographic Physographic adalah ilmu yang digunakan dalam psychology dan demografis untuk lebih mengerti konsumen. 4. Segmentasi Perilaku Segmentasi perilaku pembeli biasanya dibagi menjadi : 1. Peraturan keputusan (Decision Rules) Mudah untuk mengidentifikasi pembeli untuk banyak produk. 2. Variabel kebiasaan (Behavioral Variabels) Banyak pemasar percaya kalau variabel kebiasaan adalah point yang terbaik untuk merekonstruksi segmen pasar. 3. Perubahan model (Conversion Model) Perubahan model telah dikembangkan untuk mengukur kekuatan dari psikologi komitmen konsumen terhadap merek dan kesiapan konsumen untuk berubah. 4. Bertambahnya peraturan mengenai perubahan teknologi Membuat pasar dan konsumen menjadi semakin meragukan produk, sehingga pemerintah ikut campur dan mengambil tindakan untuk produk yang tidak cukup tingkat keamanannya.

8 Brand Pengertian Brand Menurut Kotler (p256, 2006), brand adalah sebuah nama, istilah, tanda, simbol atau desain, atau kombinasi dari semuanya ini yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan produk atau jasa dari seorang penjual atau kelompok penjual serta membedakannya dari produk atau jasa dari pesaing. Konsumen melihat brand sebagai bagian penting dari sebuah produk, dan branding dapat menambah nilai suatu produk. Brand akan menggambarkan sekumpulan kegunaan, kelebihan dan layanan yang diberikan penjual kepada pembeli secara konsisten. Produk yang baik akan memberikan jaminan kualitas kepada pembeli. Brand berbeda dengan asset lain seperti hak paten atau hak milik yang memiliki batas waktu. Sebuah brand adalah simbol yang kompleks yang terdiri dari tingkatan arti, seperti atribut, keuntungan, nilai, budaya, personil, dan pengguna Pengertian Branding Menurut Duncan (p71, 2005), branding merupakan suatu proses penciptaan image brand yang mengajak konsumen untuk menggunakan hati dan pikiran mereka, membedakan produk yang sejenis satu dengan yang lainnya. Menurut Belch (p59, 2005), memilih nama brand untuk sebuah produk sangat penting dari sebuah produk.

9 15 Salah satu faktor penting dari strategi periklanan adalah dengan menciptakan dan menjaga brand equity, yang merupakan asset intangible sebagai nilai tambah dari image, kesan atau kekuatan tambahan bagi konsumen unuk mengingat nama brand, nama perusahaan, ataupun merek dagang suatu produk. Tangible Attributes Intangible Attributes Design Performance Ingredients/components Size/Shape Value Brand Image Image of stores where sold Perceptions of users of the brand Price Marketing Comunication Tabel 2.1. Karakteristik Brand (Sumber Duncan, 2005) Brand Equity Brand equity menurut Kotler (p.258, 2006) adalah nilai yang diberikan pada produk dan jasa, nilai tersebut dapat mempengaruhi bagaimana cara konsumen berpikir, merasakan, dan merespek merek, sama baiknya dengan harga dan keuntungan yang diberikan merek kepada perusahaan.

10 16 Menurut David A.Aaker dalam Kotler (p.261, 2006), brand equity dapat dikelompokkan menjadi lima kategori, yaitu : 1. Brand Loyalty (Loyalitas Merek) 2. Brand Awareness (Kesadaran Merek) 3. Perceived (Persepsi Kualitas) 4. Brand Asociation (Asosiasi Merek) 5. Other Proprietary Brand Assets (Aset-aset merek lain) David Aaker dalam Kotler (p.261, 2006), membagi perilaku konsumen terhadap sebuah brand menjadi lima hal dari yang rendah hingga yang tertinggi : 1. Konsumen akan mengganti brand, terutama untuk alasan harga 2. Konsumen akan puas, tidak ada alasan untuk mengganti brand 3. Konsumen akan puas dan bersedia mengeluarkan biaya untuk mengganti brand 4. Konsumen menilai brad dan menganggapnya sebagai hal penting 5. Konsumen bersedia melakukan apapun untuk sebuah brand Brand equity berhubungan erat dengan berapa banyak konsumen yang berada dikelas poin tiga, empat, dan lima dan juga berhubungan dengan derajat pengenalan nama brand, kualitas brand, hubungan mental dan emosional yang

11 17 kuat dan aset lain. Konsumen akan bersedia membayar lebih untuk sebuah brand yang kuat. Klasifikasi elemen ekuitas merek dapat dijabarkan kedalam lima kategori, yakni loyalitas merek, brand awareness, perceived quality, brand association, dan proprietary brand assets lainnya. Gambar 2.1 Model Brand Equity Brand Awareness Brand awareness menurut Kotler (p.268, 2006) adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori produk tertentu. Peran brand awareness pada brand equity tergantung pada tingkat pencapaian kesadaran di benak konsumen, dan tingkatan brand awareness dapat digambarkan sebagai berikut :

12 18 a. Puncak Pikiran (Top of Mind) Top of Mind merupakan merek yang pertama kali disebut atau diingat oleh responden ketika yang bersangkutan ditanya tentang suatu kategori produk. Jawaban untuk pertanyaan Top of Mind hanya boleh satu seperti : Sebutkan satu merek tempat berbelanja kebutuhan sehari-hari yang muncul di benak anda. b. Pengingat Kembali Merek (Brand Recall) Brand recall atau pengingatan kembali merek menggambarkan merekmerek yang dibilang responden setelah menyebutkan merek yang pertama kali disebut jawaban untuk pertanyaan brand recall bisa lebih dari satu tanpa diberikan bantuan, seperti : sebutkan tempat perbelanjaan kebutuhan sehari-hari yang anda ketahui selain tempat yang anda baru sebutkan. c. Pengenalan Merek (Brand Recognition) Brand recognition merupakan pengukuran brand awareness responden dimana kesadarannya diukur dengan memberikan bantuan. Pertanyaan untuk brand recognition memberikan bantuan dengan menyebutkan ciriciri dari produk merek tersebut. d. Tidak menyadari merek (Brand Unaware) Pengukuran brand unaware merupakan pengukuran brand awareness responden dimana responden tidak mengenal sama sekali atau tidak tahu

13 19 mengenai suatu produk, seperti jawaban dari responden untuk pertanyaan di atas adalah pilihan c (tidak mengetahuinya sama sekali) Brand Association Segala sesuatu baik secara langsung maupun tidak yang terkait dengan memori konsumen terhadap suatu merek. Akumulasi pengalaman yang menyenangkan dengan suatu merek akan menciptakan brand image yang baik bagi brand tersebut. Brand association berkaitan dengan brand image yang didefinisikan sebagai serangkaian asosiasi merek dengan makna tertentu Brand Extension Pengertian Brand Extension Menurut Kotler (p278, 2006), Brand extension adalah penggunaan dari merek yang sudah ada dipasaran untuk memperkenalkan merek baru. Ketika brand baru tersebut dikombinasikan dengan brand yang sudah ada di pasaran, brand extension tersebut dapat disebut pula dengan sub brand Keuntungan dan Kerugian Menurut Kotler (p , 2006), Ada beberapa keuntungan dari strategi branding dengan menggunakan brand extension antara lain produk baru yang akan sukses di pasaran, hal ini disebabkan karena brand lama sudah terkenal terlebih dahulu oleh masyarakat, jadi akan ada ekspektasi dari konsumen bahwa kualitas produk baru kurang lebih akan setara dengan yang sudah ada di pasaran.

14 20 Akan tetapi juga ada kekurangannya bila produk baru yang dipasarkan kualitasnya tidak sebaik produk pendaulu maka otomatis image produk lama akan ikut menurun Empat Langkah Membangun Merek Menyusun identitas merek yang tepat. (Who are you?) Menciptakan makna merek yang sesuai (What are you?) Menstimulasi respon merek yang diharapkan (What about you?) Menjalin relasi merek yang tepat dengan pelanggan (What about you and me?) Enam Building Block Merek Menurut Kotler (p.262, 2006), proses implementasi keempat tahap di atas membutuhkan enam building blocks, yakni : Brand Salience Berhubungan dengan aspek-aspek awareness dari sebuah merek, seperti seberapa sering dan mudah sebuah merek diingat dan dikenali dalam berbagai situasi

15 21 Brand Performance Berhubungan dengan kemampuan produk dan jasa dalam memenuhi kebutuhan konsumen Brand Imagery Menyangkut ekstinsic property produk dan jasa yaitu kemampuan brand dalam memenuhi kebutuhan psikologis atau sosial pelanggan Brand Judgements Berfokus pada pendapat dan penilaian konsumen terhadap merek berdasarkan kinerja merek dan asosiasi citra yang dipersepsikannya Brand Feelings Respon dan reaksi emosional konsumen terhadap merek Brand Resonance Memicu pada karakteristik relasi yang dirasakan pelanggan terhadap merek spesifik Model Kompetisi Five-Forces Porter Michael Porter mengidentifaski 5 kekuatan yang menentukan daya tarik laba di jangka panjang dari suatu pasar atau segmen pasar. Lima kekuatan tersebut dijelaskan dalam Thompson (p54, 2008), kompetisi dalam industri dibagi menjadi 5 area dalam pasar, kompetisi tersebut adalah :

16 22 1. Ancaman pesaingan segmen yang ketat Suatu segmen menjadi tidak menarik jika ia telah memiliki pesaing yang banyak, kuat dan agresif. Dan bahkan menjadi tidak menarik jika segmen tersebut stabil atau menurun, penambahan kapasitas pabrik dilakukan dalam jumlah yang bedar, atau jika pesaing memiliki kepentingan yang besar untuk tinggal di dalam segmen tersebut. Kondisi itu akan menyebabkan sering terjadinya perang harga, perang iklan dan pengenalan produk baru, sehingga akan menjadi sangat mahal bagi perusahaan untuk bersaing 2. Ancaman yang berasal dari pendatang baru Daya tarik suatu segmen berbeda-beda menurut tingginya penghalang untuk masuk dan keluarnya. Segmen yang paling menarik adalah segmen yang memiliki penghalang untuk masuk yang tinggi dan penghalang keluar yang rendah. Sedikit perusahaan baru yang dapat memasuki industri dan perusahaan yang berkinerja buruk dapat dengan mudah keluar.

17 23 3. Ancaman yang berasal dari barang subtitusi Suatu segmen menjadi tidak menarik jika terdapat subtitusi aktual atau potensial dari suatu produk. Subtitusi membatasi harga dan laba yang dihasilkan perusahaan. Perusahaan harus mengamati dari dekat kecenderungan harga produk subtitusi. Jika kemajuan teknologi atau persaingan meningkat di industri subtitusi tersebut, maka harga dan laba dalam segmen tersebut mungkin menurun. 4. Kompetisi yang berasal dari kekuatan tawar menawar pembeli Suatu segmen menjadi tidak menarik jika pembeli memiliki kekuatan posisi tawar menawar yang kuat atau semakin meningkat. Pembeli akan berusaha memaksa agar harga diturunkan, meminta lebih banyak mutu dan pelayanan, serta membuat para pesaing saling beradu, yang semuanya menjadi beban profitabilitas penjual Untuk melindungi diri, penjual dapat memilih pembeli yang memiliki kekuatan posisi tawar yang paling rendah atau yang sulit menggantikan pemasok.

18 24 5. Kompetisi yang berasal dari kekuatan tawar menawar pemasok Pemasok cenderung menjadi kuat jika mereka terkonsentrasi atau terorganisasi, terdapat sedikit substansi, produk yang dipasok adalah produk masukan yang penting, biaya berpindah pemasok tinggi, dan jika pemasok dapat melakukan intergrasi ke hilir. Pertahanan yang terbaik adalah dengan membangun hubungan win win solution dengan pemasok atau memakai beberapa sumber pemasok.

19 GAMBAR 2.2 THE COMPETITIVE FORCES MODEL 25

20 SWOT Menurut Thompson (2008, p102), Analisis SWOT adalah daftar dari faktor yang penting, perbandingan dan identifikasi dari langkah-langkah yang dibutuhkan untuk memperkuat posisi kompetitif dari organisasi. Dalam keadaan yang diperlukan, analisis SWOT lebih merupakan review dari masa lalu, dan sekarang daripada untuk masa yang akan datang Konsep dari analisa SWOT dapat membantu mengklarifikasi apa yang mungkin menjadi isu penting dan situasi yang akan terjadi, atau seharusnya dikoreksi dan dihindari. Strength (S) Weakness (W) IPAS Tentukan 5-10 Tentukan 5-10 EPAS faktor kekuatan faktor kelemahan internal internal Opportunities (O) Strategi SO Strategi WO Tentukan 5-10 Ciptakan strategi Ciptakan strategi faktor peluang yang menggunakan yang meminimalkan eksternal kekuatan untuk kelemahan untuk mendatangkan memanfaatkan peluang peluang

21 27 Threats (T) Strategi ST Strategi WT Tentukan 5-10 Ciptakan strategi Ciptakan strategi faktor ancaman yang menggunakan yang meminimalkan eksternal kekuatan untuk kelemahan dan mengatasi ancaman menghindari ancaman TABEL 2.2 DIAGRAM MATRIX SWOT GAMBAR MATRIX HUBUNGAN ANTARA ANALISIS SWOT DENGAN PILIHAN STRATEGI Berbagi Peluang Kelemahan Internal Kekuatan Internal Berbagai Ancaman GAMBAR 2.3 MATRIX HUBUNGAN ANTARA ANALISIS SWOT DENGAN PILIHAN STRATEGI

22 Analisis SWOT Analisis SWOT menyediakan informasi yang membantu untuk menyamakan sumber daya perusahaan dan kemampuan terhadap lingkungan yang kompetitf dimana perusahaan beroperasi. 1. Strengths (Kekuatan) Kekuatan suatu perusahaan adalah terdapat pada sumber daya dan kemampuan yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan sebuah competitive advantage. Contoh kekuatan termasuk : - Hak Paten - Merek dagang / brand name yang kuat - Reputasi bagus - Memiliki akses ekslusif ke sumber daya alam - Mempunyai akses yang menguntungkan untuk jaringan distribusi 2. Weakness (Kelemahan) Kekurangan kekuatan tertentu dapat dilihat sebagai kelemahan. Contohnya adalah sepeeti dibawah ini : - Kekurangan proteksi hak paten

23 29 - Merek dagang yang lemah - Reputasi buruk - Struktur biaya tinggi - Kurangnya akses ke sumber daya alam - Kurang akses ke saluran-saluran distribusi Kekuatan dan kelemahan perusahaan merupakan aset dan kemampuan yang berhubungan dengan para kompetitornya, termasuk sumber-sumber keuangan, teknologi, indentifikasi brand, dan sebagainya. 3. Opportunities (Kesempatan) Analisis lingkungan eksternal ini dapat membuka kesempatan-kesempatan baru untuk mendapatkan keuntungan (profit) dan pertumbuhan (growth). Contoh kesempatan adalah : - Kebutuhan konsumen yang tidak terpenuhi - Masuknya teknologi baru - Longgarnya peraturan/regulasi - Pemindahan batas dagang international (International trade barriers)

24 30 4. Threats (Ancaman) Perubahan dalam lingkungan eksternal juga dapat membawa ancaman bagi perusahaan. Beberapa contoh ancaman termasuk diantaranya : - Perubahan selera konsumen yang berbeda dengan produk yang dihasilkan perusahaan - Munculnya produk pengganti / subtitute product - Regulasi baru Matriks SWOT 1. Strategi S-O mengikuti kesempatan yang sesuai dengan kekuatan perusahaan. 2. Strategi W-O mengatasi kelemahan untuk mengikuti kesempatan 3. Strategi S-T mengidentifikasi cara yang dapat digunakan perusahaan untuk mengurangi serangan dari luar dan ancaman eksternal 4. Strategi W-T menentukan rencana defensif untuk rencana rahasia yang dibuat untuk melindungi perusahaan dari kesalahan

25 Analisis Industri Merek menurut Kotler adalah sebuah simbol yang kompleks yang memiliki enam arti, yaitu : (Kotler, 2003, p ) 1. Atribut (Atrributes) Sebuah merek mampu memberikan gambaran mengenai atribut yang terdapat di dalam merek itu sendiri kepada konsumen, contoh : merek Rolls Royce memberikan gambaran mewah mahal, berkualitas tinggi, tahan lama serta ekslusif. 2. Manfaat (Benefits) Atribut yang dimiliki oleh sebuah merek harus dapat diterjemahkan ke dalam bentuk manfaat baik fungsional maupun emosional. Contoh : atribut well engineered dapat duasumsikan bahwa produk tersebut dibuat secara presisi dan berkualitas baik. 3. Nilai (Values) Merek dapat juga memberitahukan nilai yang dimiliki oleh si pembuatnya, contoh : Ferrari selalu identik dengan mobil berperforma tinggi, kencang, mewah, prestius dan ekslusif.

26 32 4. Budaya (Culture) Sebuah merek dapat juga mewakili kebudayaan tertentu. Contoh : Mercedes mewakili kebudayaan jerman, yang terorganisir. 5. Kepribadian (Personality) Sebuah merek dapat mencerminkan kepribadian dari penggunanya. Contoh : mobil BMW menggambarkan pemiliknya sebagai ekslusif yang berjiwa sportif. 6. Pemakai (Users) Sebuah merek dapat memberikan gambaran tipe konsumen yang membeli atau menggunakan produk. Contoh : Mercedes cocok untuk tipe konsumen yang sudah mapan dari segi usia maupun pekerjaan. Perusahaan perlu melakukan penelitian untuk mengetahui posisi merek dari produk atau jasa mereka di dalam benak konsumen. Menurut Kevin Keller, yang membedakan sebuah merek adalah persepsi konsumen dan perasaan mengenai atribut yang dimiliki produk serta bagaimana performa dari produk.

27 33 Ada 3 cara pendekatan riset yang biasa dilakukan untuk memperoleh arti dari sebuah merek, yaitu : (Kotler, 2003, p.419) 1. Asosiasi kata (Word Assosiations) Konsumen dapat ditanya apa yang terlintas dalam benaknya setelah mendengar sebuah nama atau merek. 2. Perwujudan dari merek (Personifying the brand) Konsumen dapat ditanya untuk menggambarkan jenis manusia atau hewan apa yang terlintas dalam benak mereka ketika sebuah merek disebutkan. 3. Melangkah lebih tinggi menemukan intisari merek (Laddering up to find the brand essense) Esensi sebuah merek terhubung dengan tujuan yang lebih dalam dan abstrak dari harapan konsumen mengenai merek tersebut dalam memuaskan keinginannya. Konsumen dapat membantu para pemasar untuk mengetahui motivasi dari konsumen ketika memilih produk tersebut.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. semakin mengembangkan potensinya untuk dapat bersaing dan merebut market

BAB II KAJIAN PUSTAKA. semakin mengembangkan potensinya untuk dapat bersaing dan merebut market BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Definisi Merek Dalam era globalisasi saat ini persaingan dalam sektor industri minuman semakin mengembangkan potensinya untuk dapat bersaing dan merebut market

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Marketing Definisi Marketing menurut Kotler & Keller (2006, p. 6), adalah sebuah fungsi dari organisasi dan merupakan proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyampaikan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan

KERANGKA PEMIKIRAN. dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Perilaku Konsumen Menurut Engel et al. (1994), perilaku konsumen adalah suatu tindakan yang terlibat langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidup untuk berkembang dan mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Definisi Pemasaran Pemasaran adalah salah satu kegiatan dalam perekonomian yang membantu dalam menciptakan nilai ekonomi. Nilai ekonomi itu sendiri menentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan, Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan, mulai dari kebutuhan dasar yang harus dipenuhi secara rutin atau disebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keputusan Pembelian Sebuah tindakan yang dilakukan konsumen untuk membeli suatu produk merupakan keputusan pembelian. Setiap produsen pasti menjalankan berbagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gambar, nama, kata, huruf, angka-angka, susunan atau kombinasi. digunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gambar, nama, kata, huruf, angka-angka, susunan atau kombinasi. digunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Merek dan Perspektif Merek 1. Definisi Merek Menurut UU No.15 Tahun 2001 merek adalah tanda berupa gambar, nama, kata, huruf, angka-angka, susunan atau kombinasi dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam setiap perusahaan yang semakin, membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam setiap perusahaan yang semakin, membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam setiap perusahaan yang semakin, membutuhkan penempatan orientasi dalam pemenuhan dan kepuasan konsumen sebagai tujuan perusahaan yang utama.

Lebih terperinci

F o c u s. On Marketing. The Way to Boost Your Marketing Performance. Marketing Quotient Community. Dheni Haryanto

F o c u s. On Marketing. The Way to Boost Your Marketing Performance. Marketing Quotient Community. Dheni Haryanto B R A N D E Q U I T Y The Way to Boost Your Marketing Performance Dheni Haryanto dheni_mqc@yahoo.com Marketing Quotient Community http://www.mqc.cjb.net F o c u s On Marketing Hakekat suatu bisnis industri

Lebih terperinci

Brand adalah identitas tambahan dari suatu produk yang tak hanya. membedakannya dari produk pesaing, namun merupakan janji produsen atau

Brand adalah identitas tambahan dari suatu produk yang tak hanya. membedakannya dari produk pesaing, namun merupakan janji produsen atau CHAPTER 12 BRANDING A. Definisi Merek (Brand) Brand adalah identitas tambahan dari suatu produk yang tak hanya membedakannya dari produk pesaing, namun merupakan janji produsen atau kontrak kepercayaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. produk para penjual dan membedakannya dari produk pesaing.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. produk para penjual dan membedakannya dari produk pesaing. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Landasan Teori A. Definisi Merek Menurut Durianto, dkk (2001:1) Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, desain, ataupun kombinasinya yang mengidentifikasikan suatu produk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Merek Kotler (1997) mengemukakan bahwa definisi merek adalah nama, istilah, tanda, symbol, rancangan atau kombinasi dari ketiganya yang bertujuan untuk mengidentifikasi barang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 1.1. Pemasaran 1.1.1. Pengertian Pasar Menurut Kotler & Amstrong (2008, p7), pasar adalah seperangkat aktual dan potensial pembeli dari sebuah produk. 1.1.2. Pengertian Pemasaran

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Sebagian besar produk konsumen dan industrial memiliki merek. Merek-merek

II. LANDASAN TEORI. Sebagian besar produk konsumen dan industrial memiliki merek. Merek-merek II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Merek (Brand) Sebagian besar produk konsumen dan industrial memiliki merek. Merek-merek dibubuhkan pada produk yang dijual untuk memberikan identifikasi khusus pada suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Salah satu produk olahan kacang adalah roti kacang. Tekstur kuenya yang lembut merupakan khas roti kacang Tebing Tinggi. Roti kacang ini terbuat dari tepung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Menurut Kotler (2008:58), strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Sebuah merek (brand) mempunyai kekuatan untuk memikat hati UKDW

Bab I PENDAHULUAN. Sebuah merek (brand) mempunyai kekuatan untuk memikat hati UKDW Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah merek (brand) mempunyai kekuatan untuk memikat hati konsumen agar mau membeli produk maupun jasa yang diwakilinya. Merek juga diibaratkan sebagai sebuah nyawa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pada bab sebelumnya, telah dijabarkan tentang latar belakang dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pada bab sebelumnya, telah dijabarkan tentang latar belakang dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Pendahuluan Pada bab sebelumnya, telah dijabarkan tentang latar belakang dari penelitian ini. Dalam bab ini akan dijabarkan landasan teori yang menjadi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pasar Pasar dapat didefinisikan dengan berbagai cara. Awalnya, sebuah pasar didefinisikan sebagai sebuah tempat fisik di mana pembeli dan penjual bertemu.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau jasa dari seseorang atau penjual dan untuk membedakannya dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau jasa dari seseorang atau penjual dan untuk membedakannya dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Definisi Merek (Brand) Merek (Brand) adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan untuk mengenali produk atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Merek (Brand) Asosiasi pemasaran Amerika mendefinisikan merek sebagai sebuah nama, tanda, istilah, simbol, atau desain, atau kombinasi dari semuanya, dengan tujuan untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

Marcomm Management. Perancangan Strategi Komunikasi Pemasaran Merek. Berliani Ardha, SE, M.Si

Marcomm Management. Perancangan Strategi Komunikasi Pemasaran Merek. Berliani Ardha, SE, M.Si Modul ke: Marcomm Management Perancangan Strategi Komunikasi Pemasaran Merek Fakultas Komunikasi Program Studi Advertising & Marketing communication Berliani Ardha, SE, M.Si In Chinese symbolism, the sunflower

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Pasta Gigi Pasta gigi adalah sejenis pasta atau gel yang digunakan untuk membersihkan dan menambah penampilan serta kesehatan dari sebuah gigi. Menjaga kebersihan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, konsep pemasaran mengalami perkembangan dan penerapannya nyata dalam aktivitas perekonomian sehari-hari di semua jenis atau macam jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selalu invoatif dalam mengembangkan usahanya. Salah satu kegiatan pokok

BAB I PENDAHULUAN. selalu invoatif dalam mengembangkan usahanya. Salah satu kegiatan pokok 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan pemasaran perusahaan dalam bersaing kini semakin ketat terutama memasuki abad 21 ini, hal inilah yang pada akhirnya menuntut perusahaan untuk selalu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia bisnis menghadapi era baru persaingan global yang makin ketat yang disebabkan oleh globalisasi. Globalisasi didorong oleh kemajuan pesat dalam bidang teknologi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Citra Merek 2.1.1 Pengertian Citra Merek Brand image atau citra merek merupakan serangkaian sifat tangible dan intangible, seperti ide, keyakinan, nilai-nilai, kepentingan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar dan mempertahankan konsumen yang sudah ada. Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi ini turut memicu

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar dan mempertahankan konsumen yang sudah ada. Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi ini turut memicu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan informasi saat ini membuat persaingan dalam dunia bisnis menjadi semakin sengit. Para pelaku bisnis dituntut untuk melakukan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan disektor penjualan sepeda motor semakin melesat naik tajam UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan disektor penjualan sepeda motor semakin melesat naik tajam UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan disektor penjualan sepeda motor semakin melesat naik tajam khususnya perusahaan sepeda motor keluaran Jepang. Persaingan terletak pada model, kepraktisan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perilaku Konsumen 2.1.1 Definisi Perilaku konsumen adalah kegiatan kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang barang dan jasa, termasuk

Lebih terperinci

BAB II Landasan Teori

BAB II Landasan Teori BAB II Landasan Teori 2.1 Pemasaran 2.1.1 Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan Pembahasan konsep pemasaran dimulai dari adanya kebutuhan manusia. Kebutuhan dasar manusia bisa dibedakan berupa fisik seperti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Brand Brand menurut Kotler (2002:63) adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Konsep Strategis Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan dan dalam perkembangannya konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan

Lebih terperinci

Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC)

Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC) Modul ke: Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC) KONSEP BRAND Fakultas FIKOM Krisnomo Wisnu Trihatman S.Sos M.Si Program Studi Periklanan www.mercubuana.ac.id Definisi Menurut Kotler (2002:460) definisi Brand

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya

I. PENDAHULUAN. Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya dengan tercukupi kebutuhannya.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian brand lainnya menurut Freddy Rangkuti (2002: 2) adalah sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian brand lainnya menurut Freddy Rangkuti (2002: 2) adalah sebagai BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Merek (brand) Aaker dalam Rangkuti (2002: 36) menyatakan merek adalah nama dan atau simbol yang bersifat membedakan (seperti sebuah logo, cap,

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. menjadi sasaran dan penyesuaian kegiatan perusahaan sedemikian rupa sehingga

II. LANDASAN TEORI. menjadi sasaran dan penyesuaian kegiatan perusahaan sedemikian rupa sehingga 15 II. LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Pemasaran Menurut Philip Kotler (2006) Pemasaran adalah suatu proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen adalah bekerja untuk orang lain untuk menyelesaikan tugas tugas yang membantu pencapaian sasaran organisasi seefisien mungkin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran menurut American Marketing Association (AMA) merupakan. mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi.

BAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran menurut American Marketing Association (AMA) merupakan. mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi. BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pemasaran Pemasaran menurut American Marketing Association (AMA) merupakan suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep, harga, promosi, dan distribusi sejumlah ide,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Pemasaran Menurut Paul D. Converse, Harvey W. Huegy dan Robert V. Mitchell, dalam bukunya Elements of Marketing menyatakan bahwa marketing didefinisikan sebagai kegiatan

Lebih terperinci

Strategi Pemasaran yang Digerakkan oleh Pelanggan Menciptakan Nilai Bagi Pelanggan Sasaran

Strategi Pemasaran yang Digerakkan oleh Pelanggan Menciptakan Nilai Bagi Pelanggan Sasaran Strategi Pemasaran yang Digerakkan oleh Pelanggan Menciptakan Nilai Bagi Pelanggan Sasaran Market segmentation membagi pasar menjadi kelompok-kelompok kecil dengan kebutuhan, karakteristik atau perilaku

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu 2.1.1 Landasan Teori 2.1.1.1 Teori Tahapan Evolusi Pemasaran Teori-teori dalam pemasaran terus berkembang dan menurut Barnes (2003), perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama memasuki abad 21 ini, menuntut perusahaan untuk selalu inovatif dalam mengembangkan usahanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang beroperasi di Indonesia, di satu sisi era globalisasi memperluas

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang beroperasi di Indonesia, di satu sisi era globalisasi memperluas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ini menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia, di satu sisi era globalisasi memperluas pasar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran Kata pemasaran saat ini ada diterapkan di mana-mana. Secara formal dan informal, manusia dan organisasi berbaur dalam sejumlah kegiatan yang dapat disebut pemasaran.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perekonomian yang berorientasi pasar, pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perekonomian yang berorientasi pasar, pembangunan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam sebuah perekonomian yang berorientasi pasar, pembangunan ekonomi suatu negara biasanya ditentukan oleh kesuksesan dan keberhasilan perusahaan dan industri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Merek (Brand) Asosiasi Pemasaran Amerika mendefinisikan merek sebagai sebuah nama, tanda, istilah, simbol, atau desain, atau kombinasi dari semuanya, dengan tujuan untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 9 BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Perilaku Konsumen Perilaku konsumen menurut Engel et al (simamora 2004, p1) adalah tindakan yang langsung terlibat untuk mendapatkan, mengkonsumsi, dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Sebelum masuk ke perumusan, disini penulis menjelaskan kembali penggunaan beberapa analisis dalam rangka merumuskan strategi pemasaran untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya jumlah penjualan mobil dari tahun ke tahun. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa, para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya jumlah penjualan mobil dari tahun ke tahun. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa, para pelaku 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan industri otomotif di Indonesia dalam beberapa tahun ini berkembang dengan sangat pesat dan diperkirakan akan terus bertambah dalam beberapa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. cukup besar, dengan jumlah penduduk yang cukup besar tersebut Indonesia

I. PENDAHULUAN. cukup besar, dengan jumlah penduduk yang cukup besar tersebut Indonesia I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mempunyai jumlah penduduk yang cukup besar, dengan jumlah penduduk yang cukup besar tersebut Indonesia menjadi daerah pemasaran produk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran adalah proses untuk merencanakan dan melaksanakan perancangan, penetapan harga, promosi, dan distribusi dari ide, barang, dan layanan untuk menimbulkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penulis dalam menentukan langkah-langkah yang sistematis untuk penyusunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penulis dalam menentukan langkah-langkah yang sistematis untuk penyusunan 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian terdahulu sebagai tolak ukur dan acuan untuk menyelesaikannya, penelitian terdahulu memudahkan penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang canggih. Banyak konsumen yang belum sempat mencoba seri terbaru

BAB I PENDAHULUAN. yang canggih. Banyak konsumen yang belum sempat mencoba seri terbaru BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan dalam industri telepon seluler saat ini sangat ketat. Produsen telepon seluler saling berlomba menciptakan seri dan model terbaru dengan fiturfitur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap niat pembelian Air Minum Dalam Kemasan (AMDK). a. Mohammad Reza Jalilvand, Neda Samiei, Seyed Hessamaldin Mahdavinia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap niat pembelian Air Minum Dalam Kemasan (AMDK). a. Mohammad Reza Jalilvand, Neda Samiei, Seyed Hessamaldin Mahdavinia 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh para peneliti yang terdahulu sudah banyak dilakukan terkait masalah kesadaran merek, asosiasi merek, dan persepsi kualitas

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Pemasaran pada umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan

LANDASAN TEORI. Pemasaran pada umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Pemasaran pada umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan perusahaan lain.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler (1997) Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial, individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN - 2 STRATEGI PEMASARAN

KEWIRAUSAHAAN - 2 STRATEGI PEMASARAN KEWIRAUSAHAAN - 2 Modul ke: STRATEGI PEMASARAN Fakultas Galih Chandra Kirana, SE.,M.Ak Program Studi www.mercubuana.ac.id 1 PEMASARAN Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang melanda dunia menjanjikan suatu peluang dan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang melanda dunia menjanjikan suatu peluang dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi yang melanda dunia menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas

Lebih terperinci

ABSTRAK Kata Kunci : Brand Image, Brand Equity, Brand Awareness, Komunikasi Pemasaran, Pepsodent Whitening

ABSTRAK Kata Kunci : Brand Image, Brand Equity, Brand Awareness, Komunikasi Pemasaran, Pepsodent Whitening KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT karena berkat karunia-nya pada kami sehingga dapat menyelesikan tesis kami yang berjudul Strategi Marketing Communication Pada Varian Pepsodent Whitening Di

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Pemasaran Perusahaan merupakan hal yang penting dalam upaya untuk memberikan kepuasan terhadap kebutuhan konsumen. Dalam setiap perusahaan, aktivitas dibidang pemasaran

Lebih terperinci

BAB III PERUMUSAN MASALAH

BAB III PERUMUSAN MASALAH BAB III PERUMUSAN MASALAH 3.1 Alasan pemilihan masalah untuk dipecahkan 3.1.1 Latar belakang masalah Sejak diberlakukan open sky policy, persaingan di bisnis penerbangan semakin tinggi terbukti masuknya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Real Estate Real Estate didefinisikan sebagai lahan dan semua peningkatan alami dan yang dibuat oleh manusia yang secara permanen terikat kepadanya (Sirota, 2006, p1). Perubahan-perubahan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen pemasaran merupakan ilmu dan seni yang mengatur tentang sistem

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen pemasaran merupakan ilmu dan seni yang mengatur tentang sistem 20 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Pemasaran Manajemen pemasaran merupakan salah satu cabang dari ilmu manajemen yang sangat penting dalam suatu perusahaan selain cabang ilmu manajemen lainnya.

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Merek Merek adalah suatu nama, istilah simbol, desain (rancangan), atau kombinasinya yang dimaksudkan untuk memberi tanda pengenal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu menjadi rujukan dalam menulis penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu menjadi rujukan dalam menulis penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu menjadi rujukan dalam menulis penelitian ini. Diantaranya penelitian pertama adalah Erfan Severi & Kwek Choon Ling yang berjudul

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Stanton dalam Tambajong (2013:1293), pemasaran adalah suatu sistem dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pangsa Pasar (Market Share) Pangsa pasar ( Market Share ) dapat diartikan sebagai bagian pasar yang dikuasai oleh suatu perusahaan, atau prosentasi penjualan suatu perusahaan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Aaker dalam Durianto dkk (2001:4), brand equity dapat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Aaker dalam Durianto dkk (2001:4), brand equity dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena persaingan dunia asuransi terutama asuransi jiwa di Indonesia telah berkembang dengan pesat. Namun demikian masyarakat Indonesia belum memiliki tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Strategi pemasaran merupakan sebagian dari strategi bisnis yang diupayakan setiap perusahaan untuk meningkatkan laba demi menaikkan nilai perusahaan. Strategi pemasaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan teori 1. Ekuitas Merek Kotler dan Keller (2007), mendefinisikan ekuitas merek sebagai nilai tambah yang diberikan kepada produk dan jasa. Nilai ini bisa dicerminkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Ekuitas Merek Pengertian ekuitas merek menurut (Aaker, 1996 dalam Agusli dan Kunto, 2013) bahwa ekuitas merek menciptakan nilai, baik pada perusahaan maupun

Lebih terperinci

PERTEMUAN 12 STRATEGI PEMASARAN 2/13/13

PERTEMUAN 12 STRATEGI PEMASARAN 2/13/13 PERTEMUAN 12 STRATEGI PEMASARAN 2/13/13 1 PEMASARAN Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi, dan distribusi atas ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, konsep pemasaran mengalami perkembangan dan penerapannya nyata dalam aktivitas perekonomian sehari-hari di semua jenis atau macam jenis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh secara signifikan terhadap dimensi citra merek yang secara tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh secara signifikan terhadap dimensi citra merek yang secara tidak BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami kegiatan pemasaran apa yang berpengaruh secara signifikan terhadap dimensi citra merek yang secara tidak langsung akan mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Teori

BAB 2. Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori 2.1 Services Marketing Marketing (pemasaran) adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Manajemen pemasaran (marketing management) sebagai seni dan ilmu memilih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memaksa perusahaanuntuk mencapai keunggulan kompetitif agar mampu

BAB I PENDAHULUAN. memaksa perusahaanuntuk mencapai keunggulan kompetitif agar mampu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat semakin maraknya perkembangan pasar dapat menyebabkan persaingan yang ada di antara perusahaan semakin ketat dan menjanjikan suatu peluang serta tantangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian seperti sekarang ini, persaingan dalam segala

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian seperti sekarang ini, persaingan dalam segala BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam situasi perekonomian seperti sekarang ini, persaingan dalam segala bidang usaha semakin ketat, hal ini ditandai dengan berdirinya banyak perusahaan besar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitian-penelitian terdahulu yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitian-penelitian terdahulu yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Didalam melakukan penelitian diperlukan suatu landasan teori yang akan digunakan untuk mendukung teori yang diajukan. Pembahasan yang dilakukan pada penelitian

Lebih terperinci

Integrated Marketing Communication I

Integrated Marketing Communication I Modul ke: Integrated Marketing Communication I Konsep Branding Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Martina Shalaty Putri, M.Si. Program Studi Advertising dan Marketing Communication http://www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Merek memberi nilai kepada pelanggan dan sekaligus kepada perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Merek memberi nilai kepada pelanggan dan sekaligus kepada perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Merek memberi nilai kepada pelanggan dan sekaligus kepada perusahaan. Lebih dari satu dasawarsa perusahaan berinvestasi untuk menciptakan dan mengembangkan

Lebih terperinci

Template Standar Powerpoint

Template Standar Powerpoint Modul ke: Template Standar Powerpoint Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Fakultas FEB www.mercubuana.ac.id Ali Akbar Gayo,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. promosi dalam marketing mix. Pesan iklan adalah segala bentuk presentasi nonpribadi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. promosi dalam marketing mix. Pesan iklan adalah segala bentuk presentasi nonpribadi 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pesan Iklan Pesan iklan merupakan salah satu bentuk dari komunikasi pemasaran. Iklan, personal selling, promosi, penjualan, dan publisitas semuanya merupakan komponen promosi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Tim GFP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Tim GFP KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan limpahan rahmat-nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan tesis yang berjudul Analisis dan Perumusan Strategi Marketing untuk

Lebih terperinci

STRATEGIC BRAND COMMUNICATION

STRATEGIC BRAND COMMUNICATION Modul ke: STRATEGIC BRAND COMMUNICATION BRAND EQUITY MEASUREMENT Fakultas ILMU KOMUNIKASI Cherry Kartika, SIP, M.Ikom. Program Studi Advertising & Marketing Communication www.mercubuana.ac.id WHAT IS BRAND

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan yang semakin ketat di zaman modern sekarang ini, pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan yang semakin ketat di zaman modern sekarang ini, pemasaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam persaingan yang semakin ketat di zaman modern sekarang ini, pemasaran menjadi suatu fungsi bisnis yang sangat penting, yang berurusan dengan pelanggan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dihindari dengan adanya persaingan maka perusahaan-perusahaan akan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dihindari dengan adanya persaingan maka perusahaan-perusahaan akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Munculnya persaingan dalam dunia bisnis merupakan hal yang tidak dapat dihindari dengan adanya persaingan maka perusahaan-perusahaan akan dihadapkan dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Strategi Menurut Robbins dan Coulter (2014:266) Strategi adalah rencana untuk bagaimana sebuah organisasi akan akan melakukan apa yang harus dilakukan dalam bisnisnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang sangat kompetitif di era globalisasi sangat sekali memberikan peluang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang sangat kompetitif di era globalisasi sangat sekali memberikan peluang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan yang sangat kompetitif di era globalisasi sangat sekali memberikan peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang ada di Indonesia. Di satu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Era ekonomi sekarang ini menjanjikan suatu peluang dan tantangan baru bagi perusahaan di Indonesia. Di satu sisi pasar dari perusahaan akan meluas, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas jasa sudah menjadi standar yang dapat dengan mudah dan cepat ditiru dan dimiliki oleh siapa

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas jasa sudah menjadi standar yang dapat dengan mudah dan cepat ditiru dan dimiliki oleh siapa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan persaingan bisnis dan meningkatnya era perkembangan teknologi yang begitu cepat, dewasa ini bukan lagi perang kualitas jasa melainkan perang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Lingkungan bisnis bergerak sangat dinamis, serta mempunyai. spesifik disebut konsumen). Semakin ketatnya persaingan toko ataupun

I. PENDAHULUAN. Lingkungan bisnis bergerak sangat dinamis, serta mempunyai. spesifik disebut konsumen). Semakin ketatnya persaingan toko ataupun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Lingkungan bisnis bergerak sangat dinamis, serta mempunyai ketidakpastian paling besar. Oleh karena itu, dalam abad millenium seperti sekarang perusahaan dituntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dikonsumsi atau digunakannya. Banyak faktor yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dikonsumsi atau digunakannya. Banyak faktor yang digunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keputusan pembelian didefinisikan Kotler (2012) sebagai tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar akan membeli suatu produk atau

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI Kerangka pemikiran teoritis memberikan beberapa teori untuk pemecahan masalah yang akan dilakukan. Oleh karena itu pada bagian dibawah ini akan dikemukakan teori teori yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Kesimpulan yang diberikan pada penelitian ini merupakan jawaban dari perumusan masalah yang terdapat pada Bab 1. 1. Persepsi Konsumen Terhadap Produk DONATELLO

Lebih terperinci

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN BAB II MANAJEMEN PEMASARAN 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran tidak bisa dipandang sebagai cara yang sempit yaitu sebagai tugas mencari cara-cara yang benar untuk menjual produk/jasa. Pemasaran yang ahli bukan

Lebih terperinci