ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN PEMILIK DAN PENGHUNI SATUAN RUMAH SUSUN EASTCOAST RESIDENCE PENDAHULUAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN PEMILIK DAN PENGHUNI SATUAN RUMAH SUSUN EASTCOAST RESIDENCE PENDAHULUAN"

Transkripsi

1 ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN PEMILIK DAN PENGHUNI SATUAN RUMAH SUSUN EASTCOAST RESIDENCE PENDAHULUAN Anggaran Rumah Tangga PERHIMPUNAN PEMILIK DAN PENGHUNI SATUAN RUMAH SUSUN EASTCOAST RESIDENCE (selanjutnya disebut Anggaran Rumah Tangga) merupakan pelengkap dari Anggaran Dasar P3SRS Eastcoast Residence (selanjutnya disebut Anggaran Dasar) yang bertujuan untuk memberikan penjelasan dan rincian dalam rangka pelaksanaan lebih lanjut dari ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar. Segala hal yang belum atau belum cukup diatur di dalam Anggaran Rumah Tangga ini sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan Perhimpunan akan dituangkan dan diatur dalam suatu atau beberapa peraturan/keputusan Pengurus Perhimpunan. Seluruh ketentuan dalam Anggaran Rumah Tangga ini kecuali ditentukan lain, semua istilah dan definisi yang dipergunakan dalam Anggaran Rumah Tangga ini adalah sama pengertiannya dengan istilah dan definisi yang diatur dalam Anggaran Dasar. BAB I KEANGGOTAAN DAN TATA CARA PENERIMAAN ANGGOTA Pasal 1 1. Pengurus Perhimpunan akan melakukan pendaftaran nama seluruh anggota Perhimpunan dalam suatu buku daftar Anggota Perhimpunan. 2. Keanggotaan Perhimpunan : 2.1. Anggota Pemilik (selanjutnya disebut Pemilik ) adalah subjek hukum baik perseorangan atau badan hukum yang secara sah memiliki SARUSUN di Eastcost Residence, yang dibuktikan dengan dimilikinya Sertipikat Hak Milik atas Satuan Rumah Susun (selanjutnya disebut dengan SHMSRS) atau sekurang-kurangnya Akta Jual Beli yang ditandatangani di hadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) yang berwenang Anggota Penghuni (selanjutnya disebut Penghuni ) adalah subjek hukum baik perseorangan atau badan hukum yang memiliki dan/ atau pihak lain yang mendapat kewenangan secara sah dari Pemilik untuk 1

2 menghuni/memanfaatkan SARUSUN antara lain dengan cara menyewa atau menyewabeli atau lainnya. 3. Tata Cara Penerimaan Anggota Baru Perhimpunan: 3.1. Pemilik/Penghuni wajib mengisi formulir yang disediakan oleh Pengurus Perhimpunan Keanggotaan Perhimpunan mulai berlaku sejak perseorangan atau badan hukum dimaksud telah memenuhi seluruh syarat dan ketentuan yang ditetapkan dan telah didaftarkan/tercatat sebagai anggota di dalam buku Daftar Anggota, sesuai dengan jenis keanggotaan yang dimilikinya Pemilik dan/atau Penghuni wajib memberitahukan secara tertulis kepada P3SRS, selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kalender terhitung sejak tanggal terjadinya pengalihan hak, baik pengalihan hak kepemilikan, penyewaan, pemanfaatan atau lainnya, dilampiri dengan foto copy dokumen bukti pengalihan misalnya AJB dan/atau SHM Sarusun, Perjanjian Sewa Menyewa serta identitas yang mengalihkan dan penerima pengalihan hak. Selanjutnya, pada saat penyerahan pemberitahuan tersebut di atas, yang mengalihkan dan penerima pengalihan (Anggota baru) wajib mengisi formulir yang telah disediakan di Kantor Badan Pengelola kemudian menyerahkannya kepada Badan Pengelola. Apabila terjadi hal-hal yang merugikan terkait SARUSUN sebelum dilakukan perubahan keanggotaan Perhimpunan, antara lain kerugian yang menimbulkan biaya, maka kerugian atau biaya tersebut menjadi beban dan tanggung jawab Pemilik dan/atau Penghuni yang namanya tercatat dalam Buku Daftar Anggota. 4. Penunjukan atau Kuasa : 4.1. Keanggotaan pemilik dan/atau penghuni dapat diwakili orang lain berdasarkan surat kuasa yang sah menurut hukum Dalam hal SARUSUN dimiliki oleh lebih dari seorang, maka para Pemilik tersebut wajib menunjuk seorang wakil diantaranya dengan surat kuasa yang sah untuk mewakili mereka dalam melaksanakan hak dan kewajiban sebagai Anggota Perhimpunan. 4.3 Dalam hal SARUSUN dihuni oleh lebih dari seorang, maka SARUSUN diwakili oleh Kepala Keluarga atau seseorang yang ditunjuk dengan 2

3 surat kuasa yang sah untuk mewakili mereka dalam melaksanakan hak dan kewajiban sebagai Anggota Perhimpunan Dalam hal perolehan hak kepemilikan karena warisan, apabila ahli waris lebih dari seorang maka para ahli waris wajib menunjuk seorang wakil mereka dalam keanggotaan Perhimpunan termasuk dalam pelaksanaan hak dan kewajiban sebagai Pemilik Dalam hal SARUSUN dimiliki dan/atau dihuni oleh Badan Hukum, maka Badan Hukum tersebut wajib menunjuk seseorang yang diberi kuasa yang sah untuk mewakilinya dalam pelaksanan hak dan kewajiban sebagai Anggota Perhimpunan. Anggaran Dasar, akta perubahan yang memuat susunan Direksi yang terakhir dan asli Surat Kuasa sebagaimana dimaksud harus disampaikan kepada Pengurus Perhimpunan pada saat pendaftaran sebagai Pemilik dan/atau Penghuni. Pasal 2 Berakhirnya Status Keanggotaan Status keanggotaan Perhimpunan berakhir apabila: 1. Anggota Pemilik mengalihkan haknya kepada pihak lain dengan cara menjual, mewariskan, menghibahkan, lelang dan/atau cara-cara lain yang bersifat pelepasan hak secara sah kepada pihak lain. 2. Anggota Penghuni yakni dengan berakhirnya hak penghunian/masa sewamenyewa dan bukti-bukti lain yang membuktikan bahwa Penghuni tersebut tidak lagi berhak untuk menempati SARUSUN tersebut dengan adanya bukti-bukti tertulis antara Penghuni dan Pemilik SARUSUN. 3. Dalam hal berakhirnya keanggotaan Pemilik dan/atau Penghuni, maka berakhir juga hak yang semula dimiliki dan/atau dinikmati oleh yang terkait, termasuk antara lain hak untuk memanfaatkan fasilitas bersama, Bagian Bersama, Benda Bersama dan Tanah Bersama. Pasal 3 Buku Daftar Anggota 1. Untuk tertibnya keanggotaan, maka Pengurus Perhimpunan membuat dan wajib memelihara Buku Daftar Anggota yang memuat seluruh Nama Anggota baik Anggota Pemilik dan/atau Anggota Penghuni. 3

4 2. Buku Daftar Anggota memuat data Anggota, sekurang-kurangnya tentang : a. Nomor Unit. b. Status Keanggotaan. c. Nama, alamat dan identitas Pemilik dan/atau Penghuni, termasuk penanggungjawab atau wakil/kuasanya yang sah. d. Nilai Perbandingan Proporsional masing-masing SARUSUN 3. Buku Daftar Anggota berfungsi sebagai satu-satunya sumber data yang sah untuk menentukan antara lain: a. status keanggotaan sebagai Pemilik dan/atau Penghuni berikut perubahan-perubahannya. b. alamat surat menyurat/korespondensi. c. penentuan hak dan kewajiban berdasarkan Nilai Perbandingan Proporsional. d. perubahan status keanggotaan. BAB II PENGURUS PERHIMPUNAN Pasal 4 1. Pengurus Perhimpunan dipilih dari dan oleh Anggota Perhimpunan dalam Rapat Umum untuk masa bakti 5 (lima) tahun terhitung sejak disahkan dan dilantik dalam Rapat Umum. 2. Pengurus Perhimpunan dapat dipilih selama-lamanya untuk 2 (dua) periode dengan jabatan yang sama. 3. Pengurus yang telah dipilih selama 2 (dua) periode dalam jabatan yang sama, dapat dipilih kembali untuk jabatan yang berbeda. 4. Dalam setiap terjadi perubahan susunan Pengurus, maka Pengurus yang lama wajib melakukan serah terima tugas dan kewajiban kepada Pengurus yang baru dalam waktu selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah Pengurus baru disahkan dalam Rapat Umum. 5. Ketentuan mengenai jabatan Anggota Pengurus Perhimpunan harus diwakili oleh : - Ketua : Anggota Pemilik. - Wakil Ketua : Anggota Pemilik. - Sekretaris : Anggota Pemilik. - Bendahara : Anggota Pemilik. - Pengawas Pengelolaan : Anggota Pemilik dan/atau Penghuni. 4

5 Pasal 5 Pembagian Tugas Pengurus Perhimpunan 1. Pembagian tugas tiap-tiap Pengurus Perhimpunan ditetapkan oleh Rapat Pengurus yang dituangkan dalam Peraturan Organisasi, yang kemudian disahkan oleh Rapat Pengurus Perhimpunan. 2. Secara garis besar pembagian tugas tiap-tiap Pengurus Perhimpunan adalah sebagai berikut: a. Ketua: i. Menyusun Rencana Kerja Pengurus Perhimpunan. ii. Mengatur dan melaksanakan setiap Rapat Umum dan Rapat Pengurus sesuai ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. iii. Memimpin setiap Rapat Pengurus. iv. Menampung dan menindaklanjuti saran-saran dan masalah-masalah yang diajukan dalam Rapat Umum dan Rapat Pengurus. v. Mengarahkan Anggota Perhimpunan dalam mencapai dan melaksanakan program-program atau keputusan-keputusan Rapat Umum dan Rapat Pengurus. vi. Mengawasi pelaksanaan ketentuan-ketentuan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. vii. Mengawasi serta mengkoordinasikan pelaksanaan pekerjaan dan kewajiban Pengurus Perhimpunan yang diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. viii. Bersama-sama dengan Sekretaris bertindak mewakili untuk dan atas nama Pengurus Perhimpunan serta demi kepentingan Perhimpunan, termasuk tapi tidak terbatas dalam hal penandatanganan perikatan/perjanjian dengan pihak ketiga. ix. Melakukan dan menjalin hubungan dengan instansi atau pihak ketiga terkait, baik pemerintah maupun swasta. x. Menyampaikan pertanggungjawaban laporan kerja dan laporan keuangan pada Rapat Umum Tahunan Anggota. xi. Memberhentikan dan mengangkat Pengurus Antar Waktu Perhimpunan sebelum periode masa jabatan berakhir jika diperlukan. Pengangkatan Pengurus baru atau pemberhentian Pengurus sementara harus disahkan dalam Rapat Umum berikutnya. b. Wakil Ketua: i. Membantu Ketua melaksanakan tugas dan kewajibannya. ii. Mewakili Ketua dalam hal Ketua tidak dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. 5

6 iii. Mewakili Ketua dalam hak Ketua berhalangan atau oleh sebab apapun, bersama-sama dengan Sekretaris atau Bendahara bertindak mewakili Perhimpunan untuk kepentingan Perhimpunan. c. Sekretaris: i. Bersama-sama dengan Ketua atau Wakil Ketua (dalam hal Ketua berhalangan atau oleh sebab apapun tidak dapat menjalankan tugas dan kewajibannya) bertindak mewakili untuk dan atas nama Pengurus Perhimpunan serta demi kepentingan Perhimpunan. ii. Bersama-sama dengan Ketua atau Wakil Ketua dalam menyusun laporan kerja secara berkala sesuai dengan ketentuan yang berlaku. iii. Mengelola dan melaksanakan tugas-tugas administrasi kesekretariatan Perhimpunan antara lain : (a) Menyusun dan memelihara secara rutin buku tentang surat menyurat, pembukuan, dokumentasi dan buku Daftar Anggota Perhimpunan. (b) Membuat Berita Acara Rapat Umum dan Rapat Pengurus dan mengumumkan serta menginformasikan keputusan-keputusan kepada Anggota Perhimpunan dan pihak yang berwenang (bila diperlukan). (c) Mengundang Anggota dan pihak berwenang (bila diperlukan) untuk menghadiri Rapat Umum. (d) Memberikan informasi kepada Anggota Perhimpunan dalam halhal yang berkaitan dengan Perhimpunan, Pengurus Perhimpunan, Badan Pengelola dan hal-hal lain yang dianggap perlu. (e) Menyimpan catatan-catatan dan dokumen milik Perhimpunan yang diterima dari Pelaku Pembangunan. (f) Menjawab surat atau pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada Perhimpunan. d. Bendahara: i. Menyelenggarakan kegiatan pembukuan secara teratur, akurat dan berkesinambungan. ii. Menyusun Rencana Anggaran Belanja Tahunan Perhimpunan. iii. Menyusun Laporan Keuangan Perhimpunan secara berkala sesuai dengan ketentuan yang berlaku. iv. Mengelola dan melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan keuangan dan pembukuan Perhimpunan, antara lain : (a) Menerima, mencatat dan menyimpan semua penerimaan yang diterima oleh Perhimpunan. (b) Mencatat dan mengawasi semua pengeluaran agar sesuai dengan anggaran yang ditetapkan dan dapat dipertanggungjawabkan. 6

7 (c) Membuat surat-surat tagihan atas Iuran Pengelolaan, Iuran Cadangan (Sinking Fund), Renovasi serta tagihan-tagihan atau kewajiban-kewajiban lainnya kepada Anggota Perhimpunan maupun pihak-pihak lain. (d) Menempatkan dana-dana yang ada dalam bentuk investasi yang aman sekaligus memberikan keuntungan yang maksimal dan dengan persetujuan Rapat Pengurus. e. Pengawas Pengelolaan: i. Mengkoordinir dan mengawasi kegiatan pengelolaan yang dilaksanakan oleh Badan Pengelola pada Bagian Bersama, Benda Bersama dan Tanah Bersama. ii. Mengawasi dipatuhinya ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, keputusan-keputusan Rapat Umum, keputusan-keputusan Rapat Pengurus berikut peraturan-peraturan dan keputusan-keputusan Badan Pengelola oleh para Anggota. iii. Membuat dan menyusun laporan secara berkala dalam hal-hal yang berhubungan dengan Pengelolaan kepada Pengurus Perhimpunan. iv. Merupakan penghubung antara Pengurus dan Badan Pengelola. v. Membuat dan menyusun laporan secara berkala dalam hal-hal yang berhubungan dengan pengelolaan kepada Pengurus Perhimpunan. 3. Semua tindakan hukum untuk mewakili Perhimpunan, termasuk surat menyurat yang dilakukan oleh Pengurus Perhimpunan harus ditandatangani oleh : a. Ketua bersama-sama dengan Sekretaris. b. Dalam hal Ketua atau Sekretaris tidak hadir karena sebab apapun hal mana tidak perlu dibuktikan kepada Pihak Ketiga, maka surat menyurat tersebut harus ditandatangani oleh sekurang-kurangnya 2 (dua) orang dari Anggota Pengurus yang menjabat sebagai Ketua dan/atau Wakil Ketua dan/atau Bendahara. 4. Tindakan yang menyangkut bidang keuangan Perhimpunan, semua dokumen dan surat menyurat harus disetujui dan/atau ditandatangani oleh : a. Ketua bersama-sama dengan Bendahara. b. Dalam hal Ketua atau Bendahara tidak hadir karena sebab apapun hal mana tidak perlu dibuktikan kepada Pihak Ketiga, maka dokumen dan surat menyurat tersebut harus ditandatangani oleh sekurang-kurangnya2 (dua) orang dari Anggota Pengurus yang menjabat sebagai Ketua dan /atau Wakil Ketua dan/atau Sekretaris. 5. Pengurus Perhimpunan dapat membentuk satuan kerja atau tim khusus, dan bekerjasama dengan tenaga ahli atau konsultan yang berkaitan dengan Rumah Susun, auditor, notaris, Kuasa Hukum untuk membantu Pengurus 7

8 Perhimpunan dalam melaksanakan tugas-tugasnya yang biayanya akan disesuaikan dengan kondisi keuangan Perhimpunan. Pasal 6 Laporan Pengurus Perhimpunan Pengurus Perhimpunan wajib memberikan laporan pertanggungjawaban kepada Anggota Perhimpunan dalam Rapat Umum Tahunan. Hal-hal yang harus dilaporkan adalah Laporan Kerja dan Laporan Keuangan sekurang-kurangnya meliputi : c. Laporan pelaksanaan pengelolaan Eastcoast Residence. d. Laporan keuangan yang meliputi pertanggungjawaban anggaran pengelolaan, anggaran renovasi dan Daftar Kekayaan Perhimpunan yang terakhir. e. Laporan pelaksanaan keputusan-keputusan Rapat Umum maupun Rapat Pengurus Perhimpunan sebelumnya. Pasal 7 Berakhirnya Masa Jabatan Anggota Pengurus Perhimpunan 1. Menjelang berakhirnya masa bakti kepengurusan, Pengurus Perhimpunan berkewajiban memberitahukan secara tertulis kepada Anggota mengenai berakhirnya masa bakti tersebut dan mempersiapkan laporan pertanggungjawaban yang akan disampaikan kepada Rapat Umum. 2. Berakhirnya Jabatan Pengurus Perhimpunan karena: a. Masa jabatan telah berakhir dan tidak diangkat kembali sebagai Pengurus. b. Atas permintaan sendiri. c. Meninggal dunia. d. Tidak lagi memiliki hak kepemilikan dalam Satuan Rumah Susun sehingga tidak memiliki status sebagai Anggota Perhimpunan. e. Diberhentikan oleh Rapat Umum atau oleh Ketua Pengurus dan disahkan dalam Rapat Umum berikutnya karena tindakan indisipliner dan sebelumnya telah mendapat teguran dari Ketua Pengurus. f. Menjalani hukuman pidana berdasarkan putusan hakim yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap. g. Menjadi tidak cakap menurut hukum dan/atau ditempatkan dibawah pengampuan. h. Adanya pencabutan surat kuasa dari pemberi kuasa yang diwakilinya (untuk Badan Hukum). 2. Tindakan indisipliner sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 huruf d pasal ini, antara lain adalah: 8

9 a. Melanggar ketentuan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Tata Tertib, keputusan Rapat Umum maupun keputusan Rapat Pengurus. b. Tidak hadir dalam Rapat Pengurus tanpa pemberitahuan dan alasan yang sah sebanyak 5 (lima) kali berturut-turut atau 7 (tujuh) kali Rapat Pengurus secara tidak berturut-turut dalam 1 (satu) tahun. 3. Apabila terjadi kekosongan jabatan Pengurus yang disebabkan karena halhal sebagaimana dimaksud ayat 2 pasal ini, maka Pengurus akan mengadakan Rapat Pengurus, yang keputusannya dapat mengangkat seseorang untuk menjadi Anggota Pengurus antar waktu untuk mengisi kekosongan jabatan tersebut. 4. Untuk mengisi lowongan antar waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 pasal ini Rapat Pengurus dapat memilih dan mengangkat seorang pengganti Pengurus yang berhenti dari sekurang-kurangnya 2 orang calon. 5. Dalam hal calon Pengurus Antar Waktu hanya ada satu orang, maka ketentuan ayat 4 pasal ini tidak dipersyaratkan, Rapat Pengurus dapat langsung mengangkat calon tersebut untuk menggantikan calon yang berhenti. 6. Pengurus Antar Waktu hanya melanjutkan masa jabatan Pengurus yang digantikan yaitu dimulai sejak tanggal pengangkatan sampai dengan berakhirnya periode jabatan Pengurus yang digantikan. Pasal 8 Pelimpahan Tugas dan Wewenang Pengurus 1. Pengurus Perhimpunan dapat mendelegasikan dan melimpahkan sebagian tugas dan wewenang dari Pengurus Perhimpunan dan/atau dari Anggota Pengurus Perhimpunan kepada Badan Pengelola. 2. Batasan-batasan dan hal-hal yang dilimpahkan dan didelegasikan harus secara tegas dan jelas dicantumkan pada Perjanjian Pengelolaan. 3. Pendelegasian dan pelimpahan ini tidak mengurangi tanggung jawab Pengurus Perhimpunan atas tugas-tugas dan wewenang yang diberikan oleh Perhimpunan. BAB III BADAN PENGELOLA Pasal 9 9

10 1. Perhimpunan dapat menunjuk suatu Badan Pengelola untuk mengelola Eastcoast Residence. 2. Badan Pengelola yang ditunjuk oleh Perhimpunan bertanggungjawab kepada Pengurus Perhimpunan atas pengelolaan Benda Bersama dan/atau Bagian Bersama dan/atau Tanah Bersama yang perhitungannya ditetapkan secara proporsional. 3. Apabila Pengurus Perhimpunan menunjuk Badan Pengelola, maka Badan Pengelola tersebut harus berbadan hukum serta mampu secara professional menangani pengelolaan Eastcoast Residence. Dalam hal ini proses penunjukan Badan Pengelola ditetapkan berdasarkan pertimbangan praktis, ekonomis dengan selalu memperhatikan kemampuan dari calon Badan Pengelola. 4. Pengelolaan Eastcoast Residence oleh Badan Pengelola akan berlangsung untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian yang disepakati oleh Pengurus Perhimpunan dengan Badan Pengelola. 5. Pengurus Perhimpunan dapat memutuskan hubungan kerja secara sepihak apabila Badan Pengelola dianggap tidak mampu melaksanakan tugastugas yang diberikan oleh Pengurus Perhimpunan 6. Dalam kurun waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya masa pengelolaan sebagaimana dimaksud dalam butir 2 pasal ini berakhir, maka Pengurus Perhimpunan akan memutuskan dalam Rapat Pengurus untuk memperpanjang atau tidaknya. 7. Setiap Pemilik dan/atau Penghuni SARUSUN wajib untuk tunduk dan taat pada Tata Tertib yang disusun oleh Badan Pengelola dan telah disetujui oleh Pengurus Perhimpunan. 8. Ketentuan-ketentuan yang berhubungan dengan Badan Pengelola akan diatur dalam ketentuan dan/atau perjanjian-perjanjian yang akan dibuat kemudian oleh dan antara Pengurus Perhimpunan dan Badan Pengelola. Pasal 10 Badan Pengelola mempunyai tugas, hak dan wewenang sebagaimana telah diatur dalam Pasal 24 dan Pasal 25 Anggaran Dasar. BAB IV MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT Pasal 11 10

11 1. Rapat Pengurus Perhimpunan: Rapat Pengurus Perhimpunan a. Pengurus Perhimpunan harus mengadakan rapat sekurang-kurangnya sekali dalam setiap 6 (enam) bulan. b. Rapat Pengurus Perhimpunan dapat diadakan pada setiap waktu oleh Ketua, jika dianggap perlu, atau atas permintaan tertulis dari sekurangkurangnya 2 (dua) orang Anggota Pengurus Perhimpunan, pada waktu dan tempat yang ditentukan oleh Ketua dengan ketentuan panggilan tertulis untuk rapat itu harus disampaikan kepada setiap Anggota Pengurus Perhimpunan secara langsung, dengan mendapat tanda terima, sekurang-kurangnya 3 (tiga) hari kerja sebelum rapat diadakan, tidak termasuk tanggal panggilan dan tanggal rapat. Dalam hal Ketua tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun, maka Wakil Ketua melaksanakan hal-hal tersebut di atas. c. Panggilan yang ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris harus mencantumkan agenda acara, tanggal, waktu dan tempat rapat diadakan. Apabila seluruh Pengurus hadir, panggilan tertulis atau undangan lainnya yang diakui terlebih dahulu tidak disyaratkan. d. Rapat Pengurus diadakan di tempat kedudukan Perhimpunan atau tempat lain yang ditentukan oleh Pengurus Perhimpunan. 2. Rapat Pengurus dipimpin oleh Ketua, dalam hal Ketua tidak hadir atau berhalangan, salah seorang Pengurus Perhimpunan yang ditunjuk oleh Rapat Pengurus, memimpin rapat tersebut. 3. Rapat Pengurus dilakukan dengan musyawarah untuk mufakat dan apabila tidak tercapai kata mufakat maka Rapat Pengurus berhak mengambil keputusan-keputusan yang mengikat dan sah hanya jika sekurangkurangnya dihadiri atau diwakili secara sah oleh 2/3 (dua pertiga) dari jumlah Pengurus Perhimpunan. 4. Kecuali jika ditentukan lain dalam Anggaran Rumah Tangga ini, keputusan-keputusan Rapat Pengurus Perhimpunan harus diambil berdasarkan persetujuan mayoritas sederhana (50%+1 [lima puluh persen plus satu suara]) dari seluruh anggota Pengurus Perhimpunan. 5. Seorang anggota Pengurus Perhimpunan dapat diwakili oleh anggota Pengurus Perhimpunan lainnya dalam rapat berdasarkan Surat Kuasa tertulis khusus untuk suatu rapat. Dalam hal anggota Pengurus Perhimpunan dalam rapat diwakili oleh anggota Pengurus Perhimpunan lainnya berdasarkan Surat Kuasa tertulis khusus maka ketentuan yang 11

12 berlaku adalah seorang anggota Pengurus Perhimpunan hanya dapat memiliki paling banyak 1 (satu) hak suara. 6. Setiap anggota Pengurus Perhimpunan berhak mengeluarkan 1 (satu) hak suara dan tambahan 1 (satu) hak suara untuk setiap anggota Pengurus Perhimpunan lainnya yang diwakilinya. 7. Rapat Pengurus berwenang mengadakan penilaian terhadap pelaksanaan program kerja Pengurus Perhimpunan serta merencanakan program kerja berikutnya. 8. Berita Acara Rapat: a. Berita Acara Rapat Pengurus Perhimpunan harus dibuat oleh Sekretaris dan ditandatangani oleh Ketua Rapat dan Sekretaris yang membuat Berita Acara tersebut dan seluruh Pengurus Perhimpunan yang hadir untuk memastikan kelengkapan dan kebenaran Berita Acara tersebut. b. Apabila Berita Acara tersebut dibuat oleh Notaris, maka penandatanganan tersebut tidak disyaratkan. c. Berita Acara Rapat yang dibuat dan ditandatangani sesuai dengan ketentuan di atas merupakan bukti yang sah mengenai keputusankeputusan yang diambil di dalam Rapat yang bersangkutan dan mengikat semua anggota Pengurus Perhimpunan dan Pihak Ketiga. 9. Keputusan di luar Rapat Pengurus Perhimpunan: a. Pengurus Perhimpunan dapat juga mengambil keputusan-keputusan yang sah dan mengikat tanpa mengadakan Rapat Pengurus Perhimpunan, sepanjang telah diberitahukan secara tertulis mengenai keputusan-keputusan yang diusulkan tersebut dan disetujui oleh paling sedikit 50% + 1 anggota dari seluruh anggota Pengurus. Anggota Pengurus Perhimpunan telah memberikan persetujuan tertulis yang mereka tandatangani atau keputusan dimaksud mereka tandatangani sebagai tanda persetujuan mereka. b. Keputusan-keputusan Pengurus Perhimpunan yang diambil Pengurus dengan cara tersebut dalam ayat (a) di atas mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan keputusan-keputusan yang diambil dalam suatu Rapat Pengurus Perhimpunan sepanjang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. 10. Setiap pelaksanaan Rapat Pengurus, Pengurus Perhimpunan berhak untuk mendapatkan kompensasi berupa uang rapat yang besarannya disesuaikan dengan kemampuan anggaran keuangan Perhimpunan dengan maksimal Rapat sebanyak 12 x (dua belas kali) dalam 1 (satu) tahun. Besarnya kompensasi uang rapat sebagaimana dimaksud dalam 12

13 ayat 11 pasal ini, akan ditetapkan dalam rapat pengurus dan dituangkan dalam aturan khusus dan dapat ditinjau setiap pergantian pengurus dengan tetap memperhatikan kemampuan keuangan dalam batas kewajaran. Pasal 12 Rapat Umum Tahunan 1. Rapat Umum Tahunan harus diadakan setahun sekali selambat-lambatnya pada tahun berikutnya. 2. Rapat Umum Tahunan dilakukan dengan agenda: 2.1. Laporan pertanggungjawaban mengenai kepengurusan Perhimpunan dan administrasi keuangan selama tahun buku yang telah lesat Persetujuan dan pengesahan Neraca tahun buku yang lalu yang telah diaudit oleh Akuntan Publik Persetujuan dan pengesahan program kerja dan anggaran belanja Perhimpunan untuk tahun berikutnya Hal-hal lain yang diajukan dalam Rapat sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. 3. Rapat UmumTahunan dapat mengambil keputusan-keputusan yang sah dan mengikat apabila dalam Rapat tersebut dihadiri dan/atau diwakili oleh sekurang-kurangnya 50% + 1 (lima puluh persen plus satu) suara dari total Nilai Perbandingan Proporsional. Pasal 13 Rapat Umum Luar Biasa 1. Rapat Umum Luar Biasa diadakan bilamana dipandang perlu oleh Pengurus Perhimpunan berdasarkan keputusan Rapat Pengurus atau atas permintaan secara tertulis dari paling sedikit 2/3 (dua pertiga) Hak Suara Kepemilikan dari total Nilai Perbandingan Proporsional (NPP), dengan menyebutkan tanggal dan tempat rapat tersebut akan diadakan serta uraian mengenai pokok pembahasan atau materi akan dibicarakan dalam rapat. 2. Pengurus Perhimpunan harus menentukan waktu untuk penyelenggaraan rapat tersebut, dan memberitahukan kepada seluruh Anggota Perhimpunan mengenai akan diadakannya Rapat Umum Luar Biasa dalam waktu tidak lebih dari 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal permintaan dari Anggota Perhimpunan yang meminta diadakannya rapat tersebut; 13

14 Pasal 14 Tempat dan Undangan Rapat Umum 1. Tanpa mengurangi ketentuan-ketentuan dalam Anggaran Dasar, Rapatrapat Umum harus diadakan pada waktu dan di tempat kedudukan Perhimpunan atau ditempat lain yang ditentukan oleh Pengurus Perhimpunan. 2. Undangan untuk Rapat Umum harus dilakukan secara tertulis dan ditandatangani oleh Pengurus yang berwenang, dan disampaikan kepada para Anggota Perhimpunan dalam waktu sekurang-kurangnya dari 15 (lima belas) hari kerja sebelum rapat tersebut diadakan. 3. Undangan harus disampaikan langsung kepada Pemilik dan/atau Penghuni dengan bukti tanda terima oleh Pemilik dan/atau Penghuni SARUSUN yang bersangkutan atau dikirimkan lewat pos tercatat sesuai alamat yang terdaftar dalam Buku Daftar Anggota. 4. Dalam Undangan tersebut wajib ditentukan acara tempat, tanggal, waktu dan acara Rapat. Dalam Undangan Rapat Umum Tahunan dicantumkan bahwa Laporan Keuangan dari tahun buku yang telah lewat Pasal 15 Pimpinan Rapat Umum 1. Kecuali ditentukan lain dalam Anggaran Dasar, maka semua Rapat Umum harus dipimpin oleh Ketua Pengurus. Dalam hal Ketua Pengurus tidak hadir atau berhalangan hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, Rapat Umum dipimpin oleh Wakil Ketua Pengurus. Apabila Ketua Pengurus dan Wakil Ketua Pengurus tidak hadir atau berhalangan hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, Rapat Umum dipimpin oleh Sekretaris Pengurus. 2. Berita acara harus dibuat oleh Sekretaris Perhimpunan atau jika Sekretaris Perhimpunan tidak hadir atau berhalangan maka berita acara dibuat oleh salah seorang yang hadir dan ditunjuk oleh Ketua Rapat, dan harus ditandatangani oleh Ketua Rapat. Dalam hal berita acara dibuat oleh Notaris, tandatangan demikian tidak disyaratkan. Berita acara atau salinan berita acara yang dibuat oleh Notaris itu merupakan bukti sah dari semua keputusan-keputusan yang diambil dalam rapat dan semua peristiwa yang terjadi dalam Rapat Umum dimaksud, mengikat bagi seluruh Anggota Perhimpunan dan pihak ketiga. Pasal 16 Hak Suara Dalam Rapat Umum 14

15 1. Dalam hal Rapat Umum membicarakan dan memutuskan suatu hal yang menyangkut pemilikan, yaitu yang berhubungan dengan Bagian Bersama, Benda Bersama atau Tanah Bersama (antara lain seperti pemilihan Pengurus Perhimpunan, perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, biaya-biaya atas Satuan Rumah Susun) maka setiap Pemilik mempunyai hak suara sesuai dengan Nilai Perbandingan Proporsional yang dimilikinya. Dalam hal ini Penghuni tidak mempunyai Hak Suara. 2. Dalam hal Perhimpunan membicarakan dan memutuskan suatu hal yang menyangkut pengelolaan dan/atau menyangkut kepentingan Penghuni (antara lain seperti pemakaian fasilitas dan kewajiban pembayaran iuran atas pengelolaan), maka setiap Pemilik SARUSUN mempunyai hak satu suara, sedangkan Penghuni mempunyai hak bicara namun tidak memiliki Hak Suara. 3. Dalam hal Perhimpunan membicarakan dan memutuskan suatu hal yang menyangkut penyelenggarakan hubungan-hubungan kemasyarakatan antar Penghuni (antara lain seperti pembahasan Tata Tertib dan penyelenggaraan kegiatan kemasyarakatan lainnya), maka setiap Pemilik Sarusun mempunyai hak satu suara, sedangkan Penghuni mempunyai hak bicara namun tidak memiliki Hak Suara. 4. Dalam hal Rapat Anggota membicarakan dan memutuskan mengenai perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, pembubaran Perhimpunan, atau hal-hal lain yang menyangkut kepemilikan Sarusun, maka setiap Pemilik mempunyai Hak Suara yang sama berdasarkan Nilai Perbandingan Proporsional (NPP). 5. Hak Suara baik Pemilik maupun Penghuni baru dapat dipergunakan untuk hadir dan memberikan pendapat dalam Rapat Umum apabila segala kewajiban telah diselesaikan baik atas kepemilikan SARUSUN ataupun pengelolaan Eastcoast Residence. Pasal 17 Kuorum dan Pengambilan Keputusan 1. Kuorum Rapat Umum adalah sesuai dengan yang telah diatur dalam Pasal 29 Anggaran Dasar. 2. Dalam hal pengambilan keputusan Rapat Umum, maka kecuali ditentukan lain dalam Anggaran Rumah Tangga ini, semua keputusan harus diambil berdasarkan persetujuan para Anggota Perhimpunan atau kuasanya dengan jumlah hak suara terbanyak dari seluruh hak suara yang sah. 3. Apabila berhalangan hadir dalam Rapat Umum, Anggota Perhimpunan hanya dapat diwakili oleh kuasanya berdasarkan surat kuasa yang sah 15

16 dengan ketentuan bahwa para Anggota Pengurus Perhimpunan dan pegawai-pegawai Perhimpunan tidak diijinkan bertindak sebagai kuasa. Anggota Perhimpunan dalam Rapat Umum dan setiap hak suara yang dikeluarkan oleh mereka sebagai kuasa adalah tidak sah. Kuasa pada pokoknya dibuat dalam bentuk yang ditetapkan oleh Pengurus Perhimpunan dengan mengindahkan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku dan harus diserahkan pada Ketua atau Sekretaris Pengurus Perhimpunan sebelum Rapat Umum yang bersangkutan diadakan. BAB V K E U A N G A N Pasal 18 Keuangan dan Biaya Pengelolaan 1. Semua bentuk pendapatan dan pengeluaran keuangan Perhimpunan untuk pengelolaan Eastcoast Residence wajib dicatat dan dibukukan secara tertib berdasarkan sistem pembukuan yang berlaku oleh Bendahara Perhimpunan dan dapat dibuktikan serta dipertanggungjawabkan kebenarannya dimana pada setiap akhir tahun buku harus dibuatkan neraca keuangan. Penggunaan dan pemakaian keuangan berikut pertanggungjawabannya harus sesuai dengan program yang telah disahkan oleh Rapat Umum. 2. Biaya untuk pengelolaan terhadap benda Bersama, Bagian Bersama dan Tanah Bersama diperoleh dari Anggota perhimpunan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar, diatur secara rinci dan proporsional serta mencerminkan keadilan. 3. Pendapatan Perhimpunan diperoleh dari : a. Iuran Pengelolaan dan Dana Cadangan (Siking Fund). b. Bantuan yang tidak mengikat. c. Pengelolaan asset lingkungan yang berasal dari Pelaku Pembangunan, baik barang-barang bergerak maupun barangbarang tidak bergerak serta jasa-jasa lainnya. d. Pendapatan hasil bersih perolehan Perhimpunan atau usahausaha pengelolaan dan/atau perusahaan yang dimiliki/didirikan dan/hasil kerjasama dengan Badan Pengelola. e. Sumber-sumber lain yang sah sepanjang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. 4. Ketentuan, syarat-syarat dan tata cara, termasuk bentuk dan jenis pendapatan yang belum diatur dalam anggaran Rumah Tangga ini akan diatur kemudian dalam Tata Tertib dan/atau peraturan khusus lainnya Pengurus Perhimpunan atau Badan Pengelola. 16

17 5. Setiap surat dan dokumen yang berkaitan dengan keuangan termasuk Cek atau Bilyet Giro yang dikeluarkan oleh Pengurus Perhimpunan ditandatangani oleh Ketua dan Bendahara Pengurus Perhimpunan. Dalam hal ini Ketua dan Bendahara Pengurus Perhimpunan dapat memberi kuasa kepada seseorang atau beberapa orang untuk keperluan tersebut. 6. Ketua dan Bendahara Perhimpunan bertugas atas nama Perhimpunan dalam menerbitkan Surat-surat Tagihan Iuran Pengelolaan, Dana Cadangan (Sinking Fund) dan Jaminan Pengelolaan maupun tagihan-tagihan lainnya yang menjadi hak dari Perhimpunan serta mengeluarkan Bukti Kwitansi sebagai Tanda Terima uang dari para Anggota Perhimpunan dan pihakpihak lain yang ada sangkut pautnya dengan Perhimpunan. 7. Dengan mempertimbangkan kondisi pada saat itu, Pengurus Perhimpunan akan menyesuaikan besarnya Iuran Pengelolan dan Dana Cadangan (Sinking Fund) terhadap kebutuhan pengelolaan. Besaran Iuran Pengelolaan dan Dana Cadangan (Sinking Fund) dapat disesuaikan secara otomatis sebesar 8% (delapan persen) setiap tahunnya dengan mempertimbangkan inflasi, Upah Minimum Provinsi (UMP) dan keputusan pemerintah terkecuali jika tingkat inflasi lebih dari 8% (delapan persen) maka penyesuaian akan mengikuti kenaikan tingkat inflasi. Apabila penyesuaian melebihi 8% (sepuluh persen) maka penyesuaian harus diputuskan di dalam Rapat Umum. 8. Pengadaan/pekerjaan dengan harga/biaya sampai dengan Rp ,- (seratus juta rupiah) harus dilakukan melalui tender terbuka (beauty contest) yang diikuti oleh minimal 3 (tiga) peserta yang track record dan kredibilitasnya dapat dipertanggungjawabkan, sedangkan jika nilai pengeluaran diatas Rp ,- (seratus juta rupiah) maka selain melalui tender terbuka juga harus mendapatkan persetujuan dari Rapat Umum. 9. Badan Pengelola Eastcoast Residence wajib memberikan laporan atas pembukuan keuangan setiap 6 (enam) bulan sekali dalam Rapat Pengurus. Setiap Anggota berhak melihat laporan keuangan Perhimpunan dengan mengajukan permohonan secara tertulis terlebih dahulu. Laporan Keuangan dapat dilihat setiap hari kerja di kantor Pengurus atau Badan Pengelola pada waktu yang telah disepakati bersama. Pasal 19 Peruntukan dan Biaya Lain Biaya-biaya yang wajib dibayar Anggota Perhimpunan berikut peruntukannya terdiri dari: 17

18 1. Iuran Pengelolaan dipergunakan untuk membiayai operasional Eastcoast Residence yang bersifat rutin termasuk tapi tidak terbatas pada pengadaan barang-barang dan peralatan untuk pemeliharaan Bagian Bersama, Benda Bersama, Tanah Bersama serta biaya alih daya (Outsourcing) petugas keamanan dan kebersihan, gaji karyawan Badan Pengelola. 2. Dana Cadangan (Sinking Fund) dipergunakan untuk hal-hal yang bersifat perbaikan besar dan tidak rutin atau hal-hal lain yang dianggap perlu dan bersifat mendesak oleh Pengurus Perhimpunan termasuk tapi tidak terbatas pada perbaikan-perbaikan besar dan perpanjangan atau pembaharuan sertipikat Tanah Bersama (jika ada sisa dana). 3. Jaminan Pengelolaan, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Pengurus dan Badan Pengelola. 4. Pembayaran PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) Kewajiban pembayaran PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) serta pajak-pajak atau iuran lainnya yang ditetapkan oleh instansi terkait yang berhubungan dengan kepemilikan dan/atau penghunian SARUSUN harus ditanggung dan dibayar oleh masing-masing Pemilik sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. 5. Tagihan pemakaian Listrik dan Air Besarnya tagihan Listrik dan Air dihitung berdasarkan jumlah pemakaian per bulan beserta abonemennya. 6. Iuran Asuransi Kebakaran dan Asuransi lainnya yang dianggap perlu akan diatur dalam Peraturan Khusus yang ditetapkan dalam Rapat Umum. Pasal 20 Rekening Bank dan Pengelolaan Dana 1. Perhimpunan sebagai badan hukum diwajibkan untuk membuka rekening pada Bank-Bank yang ditentukan oleh Pengurus Perhimpunan, sekurangkurangnya rekening untuk : a. Untuk menyimpan dana Iuran Pengelolaan yang dipakai untuk biaya operasional pengelolaan Eastcoast Residence. b. Untuk menyimpan Dana Cadangan (Sinking Fund). c. Untuk menyimpan dana Jaminan Pengelolaan dan usaha-usaha lain yang sah. 2. Setiap dan seluruh pendapatan yang diperoleh Perhimpunan yang tidak digunakan langsung, kecuali kas kecil dan biaya operasional, wajib disimpan 18

19 di bank pada rekening Perhimpunan dan dengan alasan apapun tidak boleh disimpan atas nama dan/atau pada rekening pribadi atau Badan Usaha lainnya. 3. Perhimpunan memberikan wewenang kepada Pengurus Perhimpunan untuk menempatkan dana yang dimilikinya dalam bentuk Tabungan dan Deposito saja. 4. Penempatan dana dalam bentuk lain harus mendapatkan persetujuan dari Rapat Umum dengan selalu memperhatikan prinsip kehati-hatian dan keamanan, tidak spekulatif, kemudahan likuiditas serta memberikan keuntungan yang sebesar-besarnya bagi Perhimpunan. Pasal 21 Biaya Operasional Tahun Anggaran Baru 1. Menjelang Rapat Umum Tahunan, Pengurus Perhimpunan harus mempersiapkan Anggaran Operasional untuk periode mendatang dan mengajukannya pada Rapat Umum untuk mendapatkan persetujuan. 2. Bilamana Periode Anggaran telah habis dan Rapat Umum Tahunan belum diselenggarakan, Pengurus Perhimpunan dapat membiayai operasional bulanan dengan dana sebesar proporsional bulan berjalan dikalikan dengan Anggaran Operasional tahun buku sebelumnya dan dilakukan selamalamanya 6 (enam) bulan. 3. Bilamana tahun buku sebelumnya terjadi penyesuaian iuran pengelolaan, maka besarnya biaya operasional perbulan adalah 1/12 (satu per dua belas) Anggaran operasional ditambah dengan persentase yang sama dengan tahun sebelumnya. BAB VI PERALIHAN DAN PENYERAHAN HAK PENGGUNAAN SATUAN RUMAH SUSUN Pasal Pemilik dapat menjual/mengalihkan hak kepemilikan dan/atau menyewabelikan atau menyerahkan penggunaan/pemanfaatan atas hak penghunian kepada pihak ketiga. Dalam hal ini Pemilik wajib memberitahukan kepada Perhimpunan bahwa SARUSUN miliknya akan dijual/dialihkan atau disewabelikan atau diserahkan penggunaan/ pemanfaatan hak huniannya kepada Pihak Ketiga dalam waktu: a. untuk penjualan/pengalihan hak kepemilikan, paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sesudah dilakukan penjualan/pengalihan hak kepemilikan. 19

20 b. untuk penyewabelian/penyerahan pemakaian/pemanfaatan atas hak penghunian, paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sebelum dilakukan penyewabelian atau penyerahan pemakaian/pemanfaatan atas hak penghunian. 2. Setiap peralihan hak kepemilikan dan penyerahan hak penggunaan Satuan Rumah Susun harus tertulis dan wajib didaftarkan kepada Perhimpunan. 3. Setiap peralihan kepada pemilik atau penghuni baru, maka pihak yang menerima peralihan tersebut wajib tunduk kepada Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Tata Tertib dan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan dalam Rapat Umum yang berlaku di Rumah Susun. 4. Sebelum hak atas kepemilikan dan/atau penghunian dialihkan kepada pihak ketiga, Anggota wajib sudah melunasi segala kewajiban-kewajiban keuangan termasuk tapi tidak terbatas pada Iuran Pengelolaan, Dana Cadangan (Sinking Fund), Uang Jaminan, biaya pemakaian listrik dan air dan kewajiban lainnya. Apabila Pemilik yang mengalihkan hak dan kewajibannya tidak menyelesaikan kewajiban keuangan tersebut dan hak kepemilikan dan/atau hak penghunian telah dipindahkan kepada Pihak Ketiga, maka tunggakan kewajiban keuangan tersebut beserta dendanya akan dibebankan kepada Pihak Ketiga yang menerima pemindahan hak tersebut. 5. Untuk pendaftaran sebagaimana dimaksud Pasal 20 ayat 1 di atas, Pemilik baru wajib memenuhi ketentuan-ketentuan pendaftaran sebagai berikut: a. Memperlihatkan asli dan menyerahkan 1 (satu) foto copy Sertifikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun (SHMSRS) atas nama Pemilik baru yang telah dilegalisir oleh pejabat yang berwenang dan/atau Notaris yang ditunjuk. b. Menunjukkan asli dokumen dan menyerahkan masing-masing 1 (satu) set foto copy bukti terjadinya pengalihan hak atau penyerahan hak penggunaan/pemanfaatan yang telah dilegalisir oleh pejabat yang berwenang atau Notaris, kepada Perhimpunan yaitu : (i). Untuk pengalihan hak kemilikan atas SARUSUN, seperti Akta Jual Beli/AJB yang dibuat di hadapan PPAT dan/atau Berita Acara Lelang dari Kantor Lelang Negara (apabila perolehan hak berdasarkan lelang) dan/atau Surat Keterangan Kematian Pewaris dan Akta/Keterangan Waris/Fatwa Waris/Keputusan Hakim atau dokumen lain yang resmi dan sah mengenai pewarisan sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku (apabila perolehan hak berdasarkan warisan). 20

21 (ii) Untuk penyerahan hak penggunaan/pemanfaatan hak penghunian SARUSUN, seperti perjanjian/akta sewa-menyewa, penyewabelian atau perjanjian lain yang sah dan ditandatangani oleh Pemilik. c. Menunjukkan tanda bukti pembayaran segala kewajiban keuangan selama 3 (tiga) bulan terakhir yang berkaitan dengan kedudukannya sebagai Anggota sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar. d. Menunjukkan tanda bukti pembayaran PBB dan/atau tanda bukti pembayaran lainnya selama 3 (tiga) bulan terakhir yang berkaitan dengan Sarusun yang diserahkan atau dialihkan haknya. 6. Apabila Pemilik tidak memberitahukan kepada Pengurus Perhimpunan perihal perubahan hak kepemilikan/penghunian sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan 5 Pasal ini, maka Pengurus Perhimpunan tidak mengakui perubahan tersebut dan tidak mempunyai kewajiban apapun terhadap pihak ketiga penerima hak serta tidak dapat didaftarkan dalam Daftar Anggota. Pengurus berhak memutuskan pelayanan berupa apapun termasuk tapi tidak terbatas pada penyediaan sambungan listrik, air dan pelayanan lainnya. Segala hak dan kewajiban yang menjadi beban Pemilik atas SARUSUN tetap menjadi beban Pemilik/Penghuni yang namanya tercantum dalam Daftar Anggota. Pasal 23 Pembebanan Satuan Rumah Susun 1. Dalam hal Pemilik hendak membebani SARUSUN miliknya dengan beban Hak Tanggungan, maka Pemilik tersebut wajib memenuhi ketentuan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku terkait dengan Rumah Susun. Pemilik wajib memberitahukan secara tertulis kepada Perhimpunan dan mengisi form yang telah disediakan di Kantor Badan Pengelola (jika ada) dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak pembebanan tersebut dilakukan. 2. Perhimpunan berhak untuk tidak melakukan bantuan apapun yang diperlukan baik oleh Pemilik maupun ataupun pihak ketiga yang berkepentingan lainnya apabila Pemilik tidak memenuhi ketentuan tersebut pada ayat 1 Pasal ini. BAB XI TATA TERTIB PEMILIKAN SATUAN RUMAH SUSUN Pasal 24 21

22 1. Perhimpunan berkewajiban untuk senantiasa menjaga kesinambungan data kepemilikan Satuan Rumah Susun dengan mendaftar setiap Pemilik dan/atau Penghuni dan mencatat setiap pengalihan/pengoperan setiap Hak Milik Atas SARUSUN dan juga pengalihan/pengoperan hak hunian SARUSUN. 2. Perhimpunan berhak untuk menolak pendaftaran akta peralihan hak sebagaimana dimaksud Pasal 22 Anggaran Rumah Tangga ini bila peralihan hak tersebut tidak memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. Pasal 25 Perhimpunan berhak memberikan bantuan pengosongan atas Satuan Rumah Susun yang pengalihannya didasari oleh suatu transaksi yang sah menurut ketentuan hukum yang berlaku dan telah didaftarkan kepada Perhimpunan. Perhimpunan juga berhak untuk meminta bantuan aparat penegak hukum/ pihak yang berwajib untuk mengosongkan SARUSUN tersebut apabila pihak yang berkepentingan meminta bantuan Perhimpunan untuk mengosongkan SARUSUN tersebut. BAB VII PERPANJANGAN/PEMBAHARUAN HAK ATAS TANAH BERSAMA DAN SERTIPIKAT HAK MILIK ATAS SATUAN RUMAH SUSUN Pasal 26 Perpanjangan HGB 1. selambat-lambatnya 2 (dua) tahun sebelum berakhirnya Hak Guna Bangunan atas Tanah Bersama atau sebagaimana ketentuan yang berlaku, Pengurus Perhimpunan wajib mengajukan permohonan perpanjangan/pembaharuan hak atas tanah dimaksud sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Semua biaya/ongkos-ongkos yang diperlukan untuk perpanjangan/ pembaharuan hak atas Tanah Bersama akan ditanggung oleh seluruh Pemilik sesuai dengan Nilai Perbandingan Proporsional (NPP) yang dimilikinya dan dibayar lunas seketika pada saat ditagih oleh Pengurus Perhimpunan. Apabila Pemilik (-Pemilik) tidak membayar biaya/ongkosongkos yang ditagih oleh Pengurus Perhimpunan sesuai dengan waktu yang ditentukan sehingga terjadi keterlambatan pengurusan perpanjangan/ pembaharuan hak atas Tanah Bersama, maka segala kerugian yang timbul akibat keterlambatan perpanjangan/pembaharuan hak atas Tanah Bersama menjadi beban dan kewajiban Pemilik (-Pemilik) yang terlambat membayar biaya/ongkos-ongkos tersebut. 22

23 Pasal 27 Perpanjangan/Pembaharuan Sertipikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun (SHMSRS) 1. Permohonan perpanjangan/pembaharuan SHMSRS dilakukan atau dikoordinasikan oleh Perhimpunan. Perpanjangan baru dapat dilayani bila yang bersangkutan telah memenuhi segala kelengkapan yang diperlukan serta memenuhi segala kewajiban keuangan maupun kewajiban lainnya. 2. Untuk keperluan perpanjangan/pembaharuan SHMSRS masing-masing SARUSUN, setiap Pemilik wajib menyerahkan asli SHMSRS atas SARUSUN miliknya dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah menerima pemberitahuan dari Pengurus Perhimpunan mengenai rencana perpanjangan SHMSRS atau sebagaimana diatur/ditentukan nanti pada waktunya oleh Perhimpunan. 3. Semua biaya/ongkos-ongkos yang timbul sebagai akibat dari adanya perpanjangan hak dimaksud, menjadi beban dan harus dibayar lunas dan seketika oleh Anggota Perhimpunan yang mengajukan permohonan tersebut. 4. Setiap permohonan hak yang telah memenuhi syarat, akan disetujui dan diusulkan oleh Pengurus Perhimpunan dan diteruskan untuk proses perpanjangannya pada Kantor Badan Pertanahan Nasional Kota Surabaya, sesuai dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2011 dan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1988 tentang Rumah Susun. 5. Segala permasalahan yang timbul dan/atau kerugian atas keterlambatan penyerahan asli SHMSRS dan pembayaran biaya yang diperlukan untuk perpanjangan/pembaharuan SHMSRS menjadi beban dan tanggungjawab Pemilik SHMSRS terkait. BAB VIII HARTA KEKAYAAN PERHIMPUNAN Pasal 28 Harta kekayaan Perhimpunan adalah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 dan Pasal 32 Anggaran Dasar serta pasal 18 Anggaran Rumah Tangga. BAB IX TATA TERTIB PENGHUNIAN Pasal 29 23

24 1. Setiap Pemilik dan/atau Penghuni yang memiliki, menghuni/memanfaatkan, menyewa, menyewa beli, atau yang SARUSUN, wajib mentaati Tata Tertib serta peraturan khusus lainnya yang dibuat oleh Pengurus Perhimpunan atau Badan Pengelola yang disetujui oleh Pengurus Perhimpunan. 2. Tata tertib yang selama ini telah berlaku di Eastcoast Residence sebagaimana yang telah ditetapkan oleh P3SRS Sementara/Pelaku Pembangunan, masih tetap berlaku selama belum diubah atau dicabut dan/atau ditentukan lain oleh Perhimpunan. 3. Setiap Pemilik dan/atau Penghuni yang memiliki, menghuni/memanfaatkan,, menyewa, menyewa beli, atau yang SARUSUN, wajib mentaati Tata Tertib yang berlaku di Kawasan Pakuwon City. 4. Setiap Pemilik dan/atau Penghuni, pemakai, penyewa, penyewa beli atau yang memanfaatkan satuan rumah susun wajib menggunakan SARUSUN sesuai dengan peruntukkannya. 5. Setiap Penghuni yang memiliki, memakai, menyewa, menyewa beli atau yang memanfaatkan satuan rumah susun, berhak menggunakan Bagian Bersama, Benda Bersama dan Tanah Bersama sesuai dengan sifat peruntukannya untuk kepentingan bersama, akan tetapi sama sekali tidak berhak untuk memonopoli baik sebagian ataupun seluruhnya untuk kepentingan pribadi. 6. Setiap Pemilik dan/atau Penghuni hanya berhak menguasai/menempati ruang SARUSUN yang merupakan batas kepemilikannya sesuai masingmasing SHMSRS yang dimiliki, sedangkan Benda Bersama, Bagian Bersama dan Tanah Bersama akan dikelola oleh Perhimpunan. 7. Tata tertib sewaktu-waktu dapat diubah dan disesuaikan dengan keadaan pada waktu itu oleh Pengurus Perhimpunan atau Badan Pengelola dan disetujui oleh Pengurus Perhimpunan. 5. Tata tertib selengkapnya akan diatur dalam peraturan khusus yang dibuat oleh Pengurus Perhimpunan atau Badan Pengelola yang disetujui oleh Pengurus Perhimpunan. BAB X LARANGAN-LARANGAN Pasal 30 Setiap Penghuni yang memiliki, memakai, menyewa, menyewa beli atau yang memanfaatkan SARUSUN dilarang : 24

25 1. Melakukan perbuatan yang melanggar susila, norma-norma agama dan adat istiadat, membahayakan keamanan, ketertiban, keselamatan terhadap Pemilik dan/atau Penghuni lain, Eastcoast Residence dan lingkungannya termasuk Bagian Bersama, Benda Bersama dan Tanah Bersama. 2. Menjadikan SARUSUN sebagai tempat yang bertentangan dengan kesusilaan, norma-norma agama dan adat istiadat, serta segala yang bertentangan dengan peraturan perundang-undang yang berlaku sehingga bisa merusak citra Eastcoast Residence. 3. Mengubah peruntukan SARUSUN dari peruntukan semula. 4. Menambah bangunan di luar SARUSUN, baik untuk kepentingan pribadi maupun kepentingan pihak lain/tetangga dan/atau kepentingan bersama. 5. Mengambil manfaat secara tidak sah atas nilai aliran/sambungan listrik, air bersih (PAM), gas bumi/gas negara (jika ada), saluran telepon pribadi, saluran telepon umum dan jaringan lainnya yang ada. 6. Menjadikan Bagian Bersama, Benda Bersama dan Tanah Bersama baik sebagian atau seluruhnya untuk kepentingan pribadi. 7. Memelihara hewan peliharaan apapun tanpa ada yang dikecualikan. 8. Memagari halaman tanah lantai dasar dan mengakui tanah lantai dasar sebagai milik pribadinya, termasuk mengunci pintu ke halaman/lantai dasar tersebut. 9. Menutup bagian dan/atau area/ruangan selain Sarusunnya antara lain jalan tangga darurat atau jalan/area umum lainnya. 10. Menghalangi/melarang/tidak mengijinkan Badan Pengelola melakukan tugasnya untuk melakukan pemeliharaan dan/atau perbaikan dan/atau penggantian Bagian Bersama dan/atau Benda Bersama yang berada di dalam dan/atau di bagian atas Sarusunnya atau tempat lainnya. 11. Mengganggu atau membuat rongga ruangan pada konstruksi bangunan antara lain dinding beton dalam/dinding beton perbatasan SARUSUN yang berhubungan dengan konstruksi dari keseluruhan SARUSUN tersebut 12. Mengubah bentuk atau menambah struktur/bentuk/fungsi bangunan di dalam SARUSUN yang dimiliki/dihuninya. 25

26 13. Melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Tata Tertib di Eastcoast Residence dan Tata Tertib Kawasan Pakuwon City 14. Selengkapnya mengenai larangan-larangan diatur lebih lanjut didalam Tata Tertib. BAB XII PERBAIKAN KERUSAKAN Pasal Segala kerusakan bangunan-bangunan dari Bagian Bersama dan/atau Benda Bersama yang bersifat struktur dan/atau pekerjaan besar ditanggulangi oleh Perhimpunan dan diusahakan untuk tetap dapat ditanggulangi dan ditanggung oleh Perhimpunan. 2. Apabila biaya untuk perbaikan kerusakan umum yang tersedia tidak mencukupi sedangkan perbaikan tersebut bersifat mendesak dan harus segera dilakukan, maka Pengurus Perhimpunan berhak meminta tambahan dana dari Pemilik dan/atau Penghuni yang besarnya dibagi sesuai masingmasing Nilai Perbandingan Proporsional (NPP). Pasal Pemilik dan/atau Penghuni yang menyewa/menyewabeli atau memanfaatkan/menggunakan SARUSUN yang telah memenuhi kewajibankewajiban keuangan terhadap Perhimpunan dan Pelaku Pembangunan, berhak mendapatkan pelayanan perbaikan kerusakan-kerusakan yang bersifat fasilitas umum. 2. Biaya perbaikan kerusakan umum sebagaimana dimaksud ayat 1 pasal ini ditanggung oleh Perhimpunan dengan mengingat keadaan keuangan/ kemampuan/urutan prioritas dan kepentingan umum yang lebih besar. 3. Pelayanan perbaikan kerusakan umum akan diatur lebih rinci dan ditetapkan dalam peraturan khusus yang ditetapkan oleh Pengurus Perhimpunan. BAB IX ASURANSI DAN PEMELIHARAAN SARUSUN Pasal 33 Asuransi 26

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N YANG DIRUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N YANG DIRUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N YANG DIRUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini dilakukan

Lebih terperinci

1 / 25 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Y A Y A S A N Diubah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini dilakukan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pada saat ini perkumpulan di Indonesia

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 16 TAHUN 2001 (16/2001) TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 16 TAHUN 2001 (16/2001) TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 16 TAHUN 2001 (16/2001) TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini dilakukan berdasarkan kebiasaan dalam masyarakat,

Lebih terperinci

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN STATUS DAN JANGKA WAKTU MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN STATUS DAN JANGKA WAKTU MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Yayasan ini bernama [ ] disingkat [ ], dalam bahasa Inggris disebut [ ] disingkat [ ], untuk selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini disebut "Yayasan" berkedudukan di

Lebih terperinci

NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN

NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN Menimbang : DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini dilakukan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA nomor 1 tahun 1995 tentang PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA nomor 1 tahun 1995 tentang PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA nomor 1 tahun 1995 tentang PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa peraturan tentang Perseroan Terbatas sebagaimana

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan Teks tidak dalam format asli. LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 112, 2001 Kehakiman. Keuangan. Yayasan. Bantuan. Hibah. Wasiat. (Penjelasan dalam Tambahan

Lebih terperinci

Kompilasi UU No 28 Tahun 2004 dan UU No16 Tahun 2001

Kompilasi UU No 28 Tahun 2004 dan UU No16 Tahun 2001 Kompilasi UU No 28 Tahun 2004 dan UU No16 Tahun 2001 UU Tentang Yayasan BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan : 1. Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan

Lebih terperinci

SEMULA ANGGARAN DASAR PT. BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk.

SEMULA ANGGARAN DASAR PT. BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. Pasal SEMULA ANGGARAN DASAR PT. BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. USULAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT. BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. Pasal PEMINDAHAN HAK ATAS SAHAM PASAL 10 PEMINDAHAN HAK ATAS SAHAM

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa peraturan tentang Perseroan Terbatas sebagaimana diatur dalam Kitab Undangundang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa peraturan tentang Perseroan Terbatas sebagaimana

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace diubah: UU 28-2004 file PDF: [1] LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 112, 2001 Kehakiman. Keuangan. Yayasan. Bantuan. Hibah. Wasiat. (Penjelasan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BANDUNG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BANDUNG, SALINAN WALI KOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA BANDUNG NOMOR 543 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PERHIMPUNAN PEMILIK DAN PENGHUNI SATUAN RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa peraturan tentang Perseroan Terbatas sebagaimana diatur dalam Kitab Undang-undang

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace dicabut: UU 40-2007 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 13, 1995 ( Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3587) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

BAB III TANGGUNG JAWAB PERHIMPUNAN PEMILIK DAN PENGHUNI DALAM MENYELENGGARAKAN PENGURUSAN SATUAN RUMAH SUSUN

BAB III TANGGUNG JAWAB PERHIMPUNAN PEMILIK DAN PENGHUNI DALAM MENYELENGGARAKAN PENGURUSAN SATUAN RUMAH SUSUN 44 BAB III TANGGUNG JAWAB PERHIMPUNAN PEMILIK DAN PENGHUNI DALAM MENYELENGGARAKAN PENGURUSAN SATUAN RUMAH SUSUN 1. Tugas dan Wewenang Perhimpunan Penghuni Rumah Susun Sebagai badan hukum, pengurus perhimpunan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa perekonomian nasional yang diselenggarakan

Lebih terperinci

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 1 TAHUN 1995 (1/1995) Tanggal: 7 MARET 1995 (JAKARTA)

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 1 TAHUN 1995 (1/1995) Tanggal: 7 MARET 1995 (JAKARTA) Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 1 TAHUN 1995 (1/1995) Tanggal: 7 MARET 1995 (JAKARTA) Sumber: LN 1995/13; TLN NO. 3587 Tentang: PERSEROAN TERBATAS Indeks: PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PERHIMPUNAN PEMILIK DAN PENGHUNI SATUAN RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN PEMBERI KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN PEMBERI KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN PEMBERI KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa perekonomian nasional yang diselenggarakan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN PEMILIK DAN PENGHUNI SATUAN RUMAH SUSUN ( PPPSRS ) KOMERSIAL HUNIAN JAKARTA MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN PEMILIK DAN PENGHUNI SATUAN RUMAH SUSUN ( PPPSRS ) KOMERSIAL HUNIAN JAKARTA MUKADIMAH ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN PEMILIK DAN PENGHUNI SATUAN RUMAH SUSUN ( PPPSRS ) KOMERSIAL HUNIAN JAKARTA MUKADIMAH Bahwa berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa perekonomian nasional yang diselenggarakan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pada saat ini perkumpulan orang di Indonesia

Lebih terperinci

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS 1 tahun ~ keharusan Perseroan menyesuaikan ketentuan Undang-undang ini Pada saat Undang-undang ini mulai berlaku, Perseroan yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa perekonomian nasional yang diselenggarakan

Lebih terperinci

KETENTUAN-KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT PPJB

KETENTUAN-KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT PPJB KETENTUAN-KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT PPJB Form.# Tgl. R Halaman 1 dari 8 Pasal 1 Letak 1.1. Pengembang dengan ini berjanji dan mengikatkan dirinya sekarang dan untuk kemudian pada waktunya menjual dan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA PERKUMPULAN MANAJER INVESTASI INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA PERKUMPULAN MANAJER INVESTASI INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA PERKUMPULAN MANAJER INVESTASI INDONESIA atau dikenal dengan ASOSIASI MANAJER INVESTASI INDONESIA (AMII) 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA PERKUMPULAN MANAJER INVESTASI INDONESIA atau dikenal

Lebih terperinci

A N G G A R A N D A S A R

A N G G A R A N D A S A R A N G G A R A N D A S A R D A F T A R I S I : 1. Mukadimah 2. Bab I: Ketentuan Umum Pasal 1 3. Bab II: Nama, Tempat Kedudukan dan Jangka Waktu Pendirian Pasal 2 4. Bab III: Asas, Landasan, Tujuan dan Kegiatan

Lebih terperinci

PASAL 1 NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Ayat (1) s/d (2): Tidak ada perubahan. PASAL 2 JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN Tidak ada perubahan

PASAL 1 NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Ayat (1) s/d (2): Tidak ada perubahan. PASAL 2 JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN Tidak ada perubahan ANGGARAN DASAR SAAT INI ANGGARAN DASAR PERUBAHAN PASAL 1 NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Ayat (1) s/d (2): Tidak ada perubahan PASAL 2 JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN Tidak ada perubahan PASAL 3 MAKSUD DAN

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA 1 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Koperasi merupakan wadah usaha bersama yang

Lebih terperinci

Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah

Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah AKTA PENDIRIAN YAYASAN "..." Nomor :... Pada hari ini,..., tanggal... 2012 (duaribu duabelas) pukul... Waktu Indonesia Barat. Berhadapan dengan saya, RUFINA INDRAWATI TENGGONO, Sarjana Hukum, Notaris di

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.212, 2012 PEMBANGUNAN. EKONOMI. Warga Negara. Kesejahteraan. Koperasi. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5355) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PASAR BERMARTABAT KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

Matraman, Kelurahan Kebon Manggis, Rukun Tetangga 011, Rukun Warga 001,

Matraman, Kelurahan Kebon Manggis, Rukun Tetangga 011, Rukun Warga 001, Negara Indonesia, bertempat tinggal di Kota Administrasi Jakarta Timur, Kecamatan-- Matraman, Kelurahan Kebon Manggis, Rukun Tetangga 011, Rukun Warga 001, ------ alamat Jalan Matraman Salemba VIII/9,

Lebih terperinci

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN PERKUMPULAN Nomor : 35.- -Pada hari ini, Selasa, tanggal 15 (lima belas), bulan Juli, tahun 2014 (dua ribu empat belas), pukul 16.15 (enam belas lewat lima belas menit) WIB (Waktu Indonesia Barat).------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA PRIMER KOPERASI PEGAWAI UPN VETERAN YOGYAKARTA. Badan Hukum : 479 a/bh/xi/12-67 BAB I UMUM

ANGGARAN RUMAH TANGGA PRIMER KOPERASI PEGAWAI UPN VETERAN YOGYAKARTA. Badan Hukum : 479 a/bh/xi/12-67 BAB I UMUM ANGGARAN RUMAH TANGGA PRIMER KOPERASI PEGAWAI UPN VETERAN YOGYAKARTA Badan Hukum : 479 a/bh/xi/12-67 BAB I UMUM Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga Primer Koperasi Pegawai UPN Veteran Yogyakarta yang selanjutnya

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan perekonomian nasional bertujuan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR YAYASAN GEDHE NUSANTARA

ANGGARAN DASAR YAYASAN GEDHE NUSANTARA ANGGARAN DASAR YAYASAN GEDHE NUSANTARA BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Yayasan ini bernama Yayasan Gedhe Nusantara (selanjutnya dalam anggaran dasar ini cukup disingkat dengan Yayasan), berkedudukan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan perekonomian nasional bertujuan

Lebih terperinci

PIAGAM DIREKSI & DEWAN KOMISARIS. PT UNGGUL INDAH CAHAYA Tbk.

PIAGAM DIREKSI & DEWAN KOMISARIS. PT UNGGUL INDAH CAHAYA Tbk. PIAGAM DIREKSI & DEWAN KOMISARIS PT UNGGUL INDAH CAHAYA Tbk. 1 PIAGAM DIREKSI & DEWAN KOMISARIS PT UNGGUL INDAH CAHAYA Tbk. BAGIAN I : DASAR HUKUM Pembentukan, pengorganisasian, mekasnisme kerja, tugas

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan perekonomian nasional bertujuan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Pasal 28 Anggaran Dasar Badan Perfilman Indonesia, merupakan rincian atas hal-hal yang telah

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2009 BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1 KETENTUAN UMUM

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2009 BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1 KETENTUAN UMUM ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2009 BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 KETENTUAN UMUM Anggota Institut Akuntan Manajemen Indonesia (IAMI) adalah perseorangan dan perusahaan yang

Lebih terperinci

BADAN PERWAKILAN DESA SIDOMULYO. KEPUTUSAN BADAN PERWAKILAN DESA SIDOMULYO NOMOR: 01/Kep.BPD/2002 TENTANG: TATA TERTIB BADAN PERWAKILAN DESA

BADAN PERWAKILAN DESA SIDOMULYO. KEPUTUSAN BADAN PERWAKILAN DESA SIDOMULYO NOMOR: 01/Kep.BPD/2002 TENTANG: TATA TERTIB BADAN PERWAKILAN DESA BADAN PERWAKILAN DESA SIDOMULYO KEPUTUSAN BADAN PERWAKILAN DESA SIDOMULYO NOMOR: 01/Kep.BPD/2002 TENTANG: TATA TERTIB BADAN PERWAKILAN DESA BADAN PERWAKILAN DESA Menimbang : a. Bahwa untuk mewujudkan efisiensi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM I OLEH KOPERASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM I OLEH KOPERASI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM I OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk meningkatkan pendapatan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH PT. MAPAN KOTA SUNGAI PENUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHAA ESA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1997 TENTANG BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1997 TENTANG BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1997 TENTANG BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Presiden Republik Indonesia, Menimbang : a. bahwa Negara Republik

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA

ANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA ANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- -----BAB I ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ----

Lebih terperinci

CONTOH SURAT PERJANJIAN KREDIT

CONTOH SURAT PERJANJIAN KREDIT CONTOH SURAT PERJANJIAN KREDIT PERJANJIAN KREDIT Yang bertanda tangan di bawah ini : I. ------------------------------------- dalam hal ini bertindak dalam kedudukan selaku ( ------ jabatan ------- ) dari

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN YAPEN

BUPATI KEPULAUAN YAPEN BUPATI KEPULAUAN YAPEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAN DAERAH PT. YAPEN MANDIRI SEJAHTERA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

Lebih terperinci

CONTOH AKTA PENDIRIAN (BARU) YAYASAN YAYASAN

CONTOH AKTA PENDIRIAN (BARU) YAYASAN YAYASAN CONTOH AKTA PENDIRIAN (BARU) YAYASAN YAYASAN Nomor: - Pada hari ini, - tanggal - bulan - tahun - pukul WI (Waktu Indonesia ). -------------------------------------- Menghadap kepada saya 1,--------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH PASAR SELAPARANG KABUPATEN LOMBOK TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS

PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS PT Nomor : Pada hari ini, - - Pukul -Hadir dihadapan saya, dengan dihadiri oleh saksi-saksi yang saya, Notaris kenal dan akan disebutkan pada bagian akhir akta ini :- 1. Nama

Lebih terperinci

BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN Undang-Undang No. 21 Tahun 1997 tanggal 29 Mei 1997 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN Undang-Undang No. 21 Tahun 1997 tanggal 29 Mei 1997 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN Undang-Undang No. 21 Tahun 1997 tanggal 29 Mei 1997 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN PEMILIK DAN PENGHUNI SATUAN RUMAH SUSUN HUNIAN (PPPSRSH) PALADIAN PARK APARTEMEN MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN PEMILIK DAN PENGHUNI SATUAN RUMAH SUSUN HUNIAN (PPPSRSH) PALADIAN PARK APARTEMEN MUKADIMAH ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN PEMILIK DAN PENGHUNI SATUAN RUMAH SUSUN HUNIAN (PPPSRSH) PALADIAN PARK APARTEMEN MUKADIMAH Bahwa berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 11 TAHUN 2009 SERI E.5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 11 TAHUN 2009 SERI E.5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 11 TAHUN 2009 SERI E.5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT DI KABUPATEN CIREBON DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

YAYASAN Contoh akta perubahan anggaran dasar Yayasan untuk Yayasan yang didirikan sebelum

YAYASAN Contoh akta perubahan anggaran dasar Yayasan untuk Yayasan yang didirikan sebelum CONTOH AKTA PERUBAHAN ANGGARAN DASAR YAYASAN UNTUK YAYASAN YANG DIDIRIKAN SEBELUM BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN, DAN TELAH MEMENUHI KETENTUAN PASAL 37 A PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

Piagam Dewan Komisaris. PT Link Net Tbk ( Perseroan )

Piagam Dewan Komisaris. PT Link Net Tbk ( Perseroan ) Piagam Dewan Komisaris PT Link Net Tbk ( Perseroan ) BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 D e f i n i s i 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti organ Perseroan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN PEMBERI KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN PEMBERI KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN PEMBERI KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA KJKS BMT DARUSSALAM MADANI

ANGGARAN RUMAH TANGGA KJKS BMT DARUSSALAM MADANI ANGGARAN RUMAH TANGGA KJKS BMT DARUSSALAM MADANI Masjid Darussalam Jl. Boulevard Utama No. 1 Kota Wisata Cibubur Gunung Putri - Bogor BAB I NAMA TEMPAT DAN KEDUDUKAN Pasal 1 (1) Koperasi ini bernama Koperasi

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA BARAT,

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 16, 1999 BURSA BERJANGKA. PERDAGANGAN. KOMODITI. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi. BAPPEBTI. (Penjelasan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I. KETENTUAN UMUM

BAB I. KETENTUAN UMUM BAB I. KETENTUAN UMUM 1 1 Otoritas Jasa Keuangan, yang selanjutnya disingkat OJK, adalah lembaga yang independen yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KONTRAKTOR MEKANIKAL ELEKTRIKAL INDONESIA ( A S K O M E L I N ) BAB I UMUM Pasal 1 DASAR 1. Anggaran Rumah Tangga ini

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KONTRAKTOR MEKANIKAL ELEKTRIKAL INDONESIA ( A S K O M E L I N ) BAB I UMUM Pasal 1 DASAR 1. Anggaran Rumah Tangga ini ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KONTRAKTOR MEKANIKAL ELEKTRIKAL INDONESIA ( A S K O M E L I N ) BAB I UMUM Pasal 1 DASAR 1. Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Anggaran Dasar yang ditetapkan pada

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 6A TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PASAR RESIK KOTA TASIKMALAYA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 6A TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PASAR RESIK KOTA TASIKMALAYA RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 6A TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PASAR RESIK KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI Menimbang : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 76 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN ASET DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN,

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 76 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN ASET DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN, SALINAN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 76 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN ASET DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam Pasal 45 Peraturan

Lebih terperinci

PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK

PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK I. KETENTUAN UMUM II. 1. Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2007 NOMOR 13 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 9 2009 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 09 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH MINYAK DAN GAS BUMI KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI KARYAWAN PT PEMERINGKAT EFEK INDONESIA (PEFINDO) KOPPEFINDO BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI KARYAWAN PT PEMERINGKAT EFEK INDONESIA (PEFINDO) KOPPEFINDO BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI KARYAWAN PT PEMERINGKAT EFEK INDONESIA (PEFINDO) KOPPEFINDO BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Anggota KOPPEFINDO terdiri dari: a. Anggota Pendiri yaitu anggota yang tercatat di Anggaran

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1997 TENTANG BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1997 TENTANG BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1997 TENTANG BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Presiden Republik Indonesia, Menimbang : a. bahwa Negara Republik

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1997 TENTANG BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1997 TENTANG BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1997 TENTANG BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang Mengingat : a. bahwa Negara

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk meningkatkan pendapatan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH AGRO SELAPARANG KABUPATEN LOMBOK TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT LD. 24 2011 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN UU 28-2004 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 21 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT KOTA BANDUNG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 21 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT KOTA BANDUNG LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2002 TAHUN : 2002 NOMOR : 28 S E R I : D PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 21 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

KOPERASI.. Nomor : 12. Pada hari ini, Kamis, tanggal (sepuluh September dua ribu lima belas).

KOPERASI.. Nomor : 12. Pada hari ini, Kamis, tanggal (sepuluh September dua ribu lima belas). KOPERASI.. Nomor : 12 Pada hari ini, Kamis, tanggal 10-09-2015 (sepuluh September dua ribu lima belas). Pukul 16.00 (enam belas titik kosong-kosong) Waktu Indonesia Bagian Barat. ------- - Hadir dihadapan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH PERUBAHAN KE VII

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH PERUBAHAN KE VII ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH PERUBAHAN KE VII Hasil Keputusan Rapat Kerja Nasional Pra Kongres di Jakarta tanggal 25-26 Oktober 2013 BAB I STATUS PERKUMPULAN Pasal 1 IKATAN PEJABAT

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA GABUNGAN INDUSTRI PENGERJAAN LOGAM DAN MESIN INDONESIA BAB I LANDASAN PENYUSUNAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA GABUNGAN INDUSTRI PENGERJAAN LOGAM DAN MESIN INDONESIA BAB I LANDASAN PENYUSUNAN ANGGARAN RUMAH TANGGA GABUNGAN INDUSTRI PENGERJAAN LOGAM DAN MESIN INDONESIA BAB I LANDASAN PENYUSUNAN Pasal 1 Landasan Penyusunan 1. Anggaran Rumah Tangga disusun berlandaskan pada Anggaran Dasar yang

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA. Koperasi Primer Nasional MEDIA INDONESIA MERDEKA

ANGGARAN RUMAH TANGGA. Koperasi Primer Nasional MEDIA INDONESIA MERDEKA ANGGARAN RUMAH TANGGA Koperasi Primer Nasional MEDIA INDONESIA MERDEKA BAB I U S A H A Pasal 1 (1) Dalam bidang ideal Koperasi memberikan tuntunan bimbingan penerangan dan pendidikan kepada anggotanya

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PT TRIMEGAH SECURITIES TBK

ANGGARAN DASAR PT TRIMEGAH SECURITIES TBK ANGGARAN DASAR PT TRIMEGAH SECURITIES TBK Sesuai Dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Trimegah Securities Tbk No. 51 tanggal 27 Mei 2015, yang dibuat dihadapan Fathiah

Lebih terperinci

YAYASAN Contoh akta Yayasan yang didirikan sebelum berlakunya Undang-undang nomor 16

YAYASAN Contoh akta Yayasan yang didirikan sebelum berlakunya Undang-undang nomor 16 CONTOH AKTA YAYASAN YANG DIDIRIKAN SEBELUM BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN, DAN TELAH MEMENUHI KETENTUAN PASAL 15 A PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci