BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1243/MENKES/SK/VIII/2005 tentang Penetapan 13 (tiga belas) Eks Rumah Sakit Perusahaan Jawatan (Perjan) menjadi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Departemen Kesehatan Dengan Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) menjadi salah satu rumah sakit yang ditetapkan sebagai rumah sakit dengan pola pengelolaan keuangan badan layanan umum. Badan layanan umum menurut Peraturan Presiden nomor 23 tahun 2005 adalah suatu instansi pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. Sebagai Badan Layanan Umum (BLU), RSCM memiliki fleksibilitas berupa keleluasaan dalam menerapkan praktek bisnis yang sehat guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Salah satu fleksibilitas yang dimiliki BLU adalah dalam hal pengadaan barang dan jasa. Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 08/PMK.02/2006 tentang Kewenangan Pengadaan Barang/Jasa Pada Badan Layanan Umum pasal 4 ayat 2 dikatakan fleksibilitas diberikan terhadap pengadaan barang/jasa yang sumber dananya berasal dari (a) jasa layanan yang diberikan kepada masyarakat, (b) hibah tidak terikat yang diperoleh dari masyarakat atau badan lain; dan/atau (c) hasil kerja sama BLU dengan pihak lain dan/atau hasil usaha lainnya. Pasal 4 point 2c tersebut mengisyaratkan rumah sakit BLU diperbolehkan melakukan kerja sama operasional dengan pihak lain. Dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 136/PMK.05/2016 tentang Pengelolaan Aset Pada Badan Layanan Umum yang dimaksud dengan Kerja Sama Operasional yang selanjutnya disingkat KSO adalah pendayagunaan aset BLU dan /atau aset milik pihak lain dalam rangka 1

2 2 tugas dan fungsi BLU melalui kerja sama antara BLU dengan pihak lain yang dituangkan dalam naskah perjanjian. KSO menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan nomor 39 adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih dimana masing-masing sepakat untuk melakukan suatu usaha bersama dengan menggunakan aset dan atau hak usaha yang dimiliki dan secara bersama menanggung resiko usaha tersebut. Mengacu kepada PSAK tersebut, terdapat dua unsur penting dalam KSO yaitu sepakat melakukan kerja sama dan menanggung resiko secara bersama. KSO dipilih sebagai salah satu alternatif pendanaan dengan alasan terbatasnya kemampuan salah satu pihak dalam memenuhi seluruh kebutuhan sumber dayanya. RSCM sebagai rumah sakit badan layanan umum sejak tahun 2008 sudah menerapkan pengadaan barang dan jasa dalam bentuk KSO dengan pihak ke dua. KSO dijadikan alternatif pilihan dalam hal pengadaan barang/jasa karena rumah sakit tidak perlu lagi memikirkan biaya perawatan alat yang mahal, mengurangi resiko dan tidak mengganggu cash flow. KSO yang dilakukan RSCM ada yang berhubungan dengan pelayanan dan non pelayanan. KSO terkait dengan pelayanan seperti KSO dalam hal pengadaan alat medis atau consumable set nya, sementara kerja sama terkait non pelayanan berupa pemanfaatan sarana seperti lahan parkir, kantin dan sewa lahan Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Pola bagi hasil KSO terkait dengan pengadaan alat medis ataupun consumable set (bahan medis habis pakai) yang diterapkan di RSCM terdiri dari revenue share dan kontrak harga. KSO dengan model revenue share merupakan bentuk kerja sama dengan pihak ke dua dengan cara menentukan persentase hak pendapatan rumah sakit dan mitra kerja. Penentuan besaran persentase share dilakukan atas kesepakatan kedua belah pihak setelah menghitung pola arus kas selama masa perjanjian kerja sama. Model kontrak harga merupakan bentuk KSO pengadaan suatu alat medis, dimana kebutuhan consumable set (bahan medis habis pakai) nya di supply oleh mitra kerja dengan harga yang sudah memperhitungkan sewa alat. Beberapa unit/departemen di RSCM yang melakukan KSO dengan model revenue share yaitu Radiologi (Pengadaan alat MRI dan CT Scan), Forensik

3 3 (Pemulasaran Jenazah dan Ambulance), dan Patologi Anatomi (Pemeriksaan Molekuler). Unit/departemen yang melakukan KSO dengan model kontrak harga yaitu Unit Hemodialisa (Pengadaan alat Hemodialisa), dan Patologi Klinik (Pengadaan alat laboratorium). Unit pelayanan Departemen Patologi Klinik menjadi unit yang dipilih untuk dilakukan penelitian terkait proses KSO, karena departemen Patologi Klinik merupakan salah satu unit pelayanan penunjang yang membutuhkan modal besar untuk investasi dan pemeliharaannya, serta cepatnya siklus hidup teknologi alatalat laboratorium. Pelayanan laboratorium juga merupakan pelayanan penunjang dengan volume terbesar dibanding unit penunjang lainnya. Departemen Patologi Klinik sebagai salah satu unit layanan di RSCM, dituntut untuk mampu memberikan pelayanan laboratorium prima yang cepat, tepat, dan teliti. Tuntutan ini dapat dijawab dengan adanya alat laboratorium otomatisasi yang ditunjang dengan sistem informasi laboratorium dan juga teknik pengiriman sampel yang terintegrasi. Proses pelayanan laboratorium terdiri dari tiga tahap yaitu pra-analitik, analitik dan post-analitik. Sistem peralatan laboratorium yang terintegrasi dan otomatis merupakan penggabungan sebagian tahap pra-analitik, analitik dan postanalitik. Kelebihan sistem peralatan laboratorium yang terintegrasi dan otomatis adalah mengurangi kesalahan tahap pra-analitik, analitik dan post-analitik. Tahap pra-analitik meliputi persiapan pasien, pengambilan, pengiriman, dan pengolahan spesimen. Kesalahan pada tahap ini dapat dikurangi dengan penggunaan alat yang dapat membaca barkode, sentrifugasi, distribusi sampel ke alat dan identifikasi spesimen secara otomatis, sehingga akan mengurangi faktor kesalahan manusia. Tahap analitik merupakan tahap pemeriksaan spesimen. Banyaknya jumlah tes pemeriksaan yang dilakukan dan dituntut selesai dalam waktu cepat dan hasilnya akurat, dibutuhkan berbagai alat otomatis dengan tingkat akurasi dan kecepatan pengerjaan yang tinggi. Penggunaan alat otomatis pada tahap ini dapat mengurangi kesalahan manusia karena alat secara otomatis dapat mengidentifikasi dan melakukan tes sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta. Keakuratan

4 4 hasil tentunya membantu para klinisi dalam menegakkan diagnosis dan penatalaksanaan pasien dengan benar. Tahap post-analitik meliputi proses memasukan hasil, verifikasi dan otorisasi hasil, hingga pencetakan/pelaporan hasil. Tahap post analitik merupakan proses yang tidak kalah penting, karena bila hasil yang dimasukkan salah maka seluruh proses mulai dari pra-analitik dan analitik menjadi tidak berarti. Pada tahap ini kesalahan dapat dikurangi dengan menggunakan Laboratory Information System (LIS) yang secara otomatis memasukkan hasil pemeriksaan, mencetak hasil dan mengirimkan ke tempat asal permintaan pemeriksaan laboratorium. Keuntungan dari sistem peralatan laboratorium terintegrasi dan otomatis adalah mengurangi kesalahan manusia baik pada tahap pra-analitik, analitik maupun post-analitik, efisiensi dalam hal penggunaan bahan medis habis pakai, meningkatkan akurasi dan ketelitian, hasil pemeriksaan lebih cepat selesai dan meningkatkan mutu hasil pemeriksaan. Alasan yang telah dikemukakan di atas menjadi latar belakang mengapa Departemen Patologi Klinik merencanakan investasi alat laboratorium otomatis dan terintegrasi. Karena membutukan dana yang besar, tingginya biaya pemeliharaan alat, pengadaan spare part yang terkadang sulit karena harus import, dan cepatnya perkembangan teknologi alat, serta kemampuan SDM teknisi rumah sakit dalam melakukan pemeliharaan alat masih minim maka pengadaan alat tersebut dilakukan dengan cara KSO. Jenis pelayanan di laboratorium klinik dapat dibedakan menjadi lima besar, yaitu: kimia klinik, imunologi, hematologi, koagulasi dan mikrobiologi. Kebutuhan alat untuk jenis pelayanan tersebut diadakan melalui KSO kecuali untuk layanan mikrobiologi. Berikut adalah kebutuhan alat laboratorium yang pengadaannya dilakukan dengan cara KSO: 1) satu unit alat Pra-analitik otomatis (Modular Pre Analitik Plus/MPA Plus); 2) satu unit alat kimia klinik Cobas c 501 beserta backupnya; 3) satu unit alat imunologi Cobas e 601 beserta backupnya; 4) satu unit alat hematology XE Alpha N beserta backupnya; 5) satu unit alat koagulasi CA 1500 beserta backupnya; 6) satu unit hygrometer; dan 7) satu unit dehumidifier.

5 5 Total investasi yang dibutuhkan berupa pengadaan alat laboratorium, sistem informasi laboratorium, alat penunjang (pneumatic tube) dan juga renovasi ruangan pelayanan sebesar Rp Proses pengadaan alat laboratorium secara KSO dikerjakan oleh tim KSO dimana anggotanya merupakan perwakilandariunit Bagian Hukum dan Organisasi, Bagian Aset, Bagian Teknik, Bagian Pelayanan Medik, Bagian Sumber Daya Manusia, Bagian Keuangan dan Bagian Pengadaan. Pada seleksi calon mitra, penilaian dilakukan terhadap tiga aspek yakni aspek administrasi, teknis dan keuangan. Bagi peserta yang tidak lolos seleksi administrasi, dinyatakan gugur. Penilaian pada aspek teknis dan keuangan menggunakan skor yakni dengan bobot 60: 40. Perjanjian KSO ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya terhadap pasien yang membutuhkan pelayanan laboratorium klinik melalui penyediaan alat laboratorium otomatisasi dengan prinsip saling menguntungkan kedua belah pihak. Mutu pelayanan laboratorium terkait dengan kepuasan pelanggan dimana laboratorium bisa melakukan semua pemeriksaan tes yang dibutuhkan pasien, dengan pelayanan yang cepat, tepat dan teliti. Layanan cepat maksudnya proses laboratorium mulai dari pengambilan sampel sampai keluar hasil pemeriksaan membutuhkan waktu maksimal 2 jam untuk pemeriksaan cito dan maksimal 8 jam untuk pemeriksaan biasa. Layanan tepat berarti hasil pemeriksaan laboratorium sesuai dengan klinisi pasien. Layanan teliti berarti pemeriksaan jika dilakukan berulang ulang hasilnya tidak jauh berbeda. Menguntungkan kedua belah pihak maksudnya para pihak yang melakukan kerja sama tidak ada yang dirugikan jika dilihat dari segi keuangan. Pelayanan yang cepat membuat semakin banyaknya jumlah tes pemeriksaan yang dapat dilakukan. Berikut tersaji data perbandingan jumlah tes yang dilakukan sebelum KSO (tahun 2009) dan setelah KSO ( Tabel 1. Data jumlah tes laboratorium tahun Tahun Jumlah Tes Pertumbuhan Tes Persentase pertumbuhan tes , , , % ,058, , % ,328, , % ,447, , % ,579, , % ,673,297 93, % Sumber: Departemen Patologi Klinik

6 6 Tabel 1 menggambarkan peningkatan jumlah tes pemeriksaan laboratorium sebelum dan setelah KSO. Kenaikan jumlah tes pemeriksaan laboratorium ditentukan oleh waktu pengerjaan yang lebih cepat dan juga jumlah pasien yang berkunjung ke laboratorium. Berikut tersaji data jumlah pasien yang berkunjung ke laboratorium dari tahun Tabel 2. Data jumlah pasien laboratorium tahun Tahun Jumlah Pasien Pertumbuhan Pasien Persentase Pertumbuhan Pasien ,203 42,234 21% ,282 76,079 31% ,431 32,149 10% ,343 8,912 3% ,545 6,202 2% ,355 47,810 13% Sumber: Departemen Patologi Klinik Tabel 2 menggambarkan peningkatan jumlah pasien yang berkunjung ke laboratorium. Lonjakan pasien terjadi di tiga tahun pertama pelaksanaan KSO. Departemen Patologi Klinik sejak akhir tahun 2009 sudah melaksanakan KSO penyediaan alat laboratorium otomatisasi dengan pola bagi hasil model kontrak harga. Karena tidak semua prinsipal memiliki semua parameter pemeriksaan laboratorium, maka perjanjian KSO ini berbentuk konsorsium, dimana PT. Indofarma Global Medika menggandeng PT. Rosche dan PT. Sysmex dalam penyediaan alat laboratorium. Untuk jenis pelayanan kimia klinik dan imunologi, kebutuhan alat disediakan oleh PT. Rosche, sedangkan untuk jenis pelayanan hematologi dan koagulan, kebutuhan alat disediakan oleh PT. Sysmex. Kerja sama tersebut diatur dalam Perjanjian Kerja Sama Operasional RSCM dengan PT. Indofarma Global Medika tentang Penyediaan Alat Laboratorium Otomatisasi dan Sistem Informasi Laboratorium dengan nomor 6185/TU.K/54/VIII/2008 dan nomor 1873/DIR/1/2008. Dalam perjanjian itu antara lain mengatur hak dan kewajiban dari kedua belah pihak, status alat dan jangka waktu perjanjian. Jangka waktu perjanjian yang dimaksud dalam perjanjian ini adalah waktu yang harus dipenuhi mitra kerja dalam melakukan proses persiapan terkait dengan renovasi gedung laboratorium, pemasangan pneumatic tube, instalasi sistem informasi laboratorium, install alat laboratorium

7 7 dan jangka waktu perjanjian sejak alat dapat dioperasionalkan. Sehingga kerja sama operasional alat laboratorium otomatisasi ini efektif digunakan pada pelayanan per Juni 2009 sampai dengan Mei Perjanjian ini sudah mengalami beberapa kali perubahan/addendum, yaitu: 1. Addendum kesatu Perjanjian Kerja Sama Operasional nomor 12083/TU.K/54/X/2009 dan nomor 2642/DIR/I/2009. Perubahan terjadi pada hak RSCMdan kewajiban Indofarma terkait dengan status pneumatic tube, ruang pelayanan yang menjadi milik RSCM dan jangka waktu perjanjian. KSO alat laboratorium otomatisasi dan sistem informasi laboratorium ini efektif digunakan pada pelayanan per 30 Oktober 2009 sampai dengan 29 Oktober Addendum kedua Perjanjian Kerja Sama Operasional nomor 5335/TU.K/ 54/IV2010 dan nomor 914/DIR/I/2010, dimana jangka waktu perjanjian diperpanjang sampai dengan 17 November Hal ini karena ada penambahan investasi yang nilainya disetarakan dengan proyeksi pendapatan selama 14 hari. 3. Addendum ketiga Perjanjian Kerja Sama Operasional nomor HK.05.01/XI.3/ 13526/2014 dan nomor 2299/PKS/DIR/I/2014, dimana jangka waktu perjanjian diperpanjang sampai dengan 17 Mei Dalam addendum ini ada penambahan 3 pneumatic tube beserta LIS nya di Unit Pelayanan Terpadu Pusat Kesehatan Ibu dan Anak Kiara. 4. Addendum keempat Perjanjian Kerja Sama Operasional nomor HK.05.01/ XI.3/10123/2014 dan nomor 961/PKS/DIR/I/2015, dimana jangka waktu perjanjian diperpanjang sampai dengan 17 Oktober Addendum kelima Perjanjian Kerja Sama Operasional nomor HK.05.01/XI.3/ 26529/2015 dan nomor 2021/PKS/DIR/I/2015, dimana jangka waktu perjanjian diperpanjang sampai dengan 17 April Dalam addendum ini dilakukan pengerjaan renovasi gedung CMU I lt Addendum keenam Perjanjian Kerja Sama Operasional nomor HK.05.01/ XI.3/10045/2016 dan nomor 504/PKS/DIR/I/2016, dimana jangka waktu perjanjian diperpanjang sampai dengan 17 Oktober 2016.

8 8 Layaknya sebuah program, maka pelaksanaan KSO Penyediaan Alat Laboratorium Otomatisasi ini pun harus dilakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana capaian terhadap rencana yang telah ditetapkan. Dalam melakukan evaluasi pelaksanaan KSO dibutuhkan indikator sebagai kriteria untuk menilai capaian. Indikator-indikator tersebut ditetapkan pada saat tahap perencanaan KSO Berdasarkan informasi yang diperoleh peneliti terkait dengan masalah yang terjadi selama pelaksanaan KSO ini adalah alat yang mulai sering bermasalah menjelang akhir tahun ke 5 perjanjian kerja sama. Respon time pihak kedua untuk segera menangani masalah yang terjadi pada alat tersebut dirasa lambat menyebabkan pemeriksaan tes tidak dapat dilakukan sehingga dirujuk ke luar. Kerusakan alat antara lain dipicu oleh kelembaban ruangan yang kurang memadai. Kelembaban ruangan memang tidak menjadi tanggung jawab mitra kerja karena belum di atur di dalam perjanjian kerja sama. Selain alat yang bermasalah, pemeriksaan tes dapat dirujuk ke luar karena tidak tersedianya reagen yang dibutuhkan, karena mitra terlambat dalam mengirim reagen. Kurangnya pemeliharaan alat juga menyebabkan pneumatic tube sering macet sehingga kecepatan pengiriman sampel menjadi terganggu. Selain itu terkait dengan SDM, tidak ada petugas IT yang berjaga di laboratorium, sehingga ketika ada permasalahan terkait dengan IT membutuhkan waktu yang lama untuk tindak lanjutnya. Terkait dengan permasalahan yang terjadi selama pelaksanaan KSO ini, maka peneliti merasa perlu melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan KSO antara RSCM denganigm dalam hal penyediaan alat laboratorium otomatisasi. Perjanjian KSO ini telah memasuki tahun ke tujuh dari rencana kerja sama selama lima tahun, atau telah mengalami addendum kerja sama operasional dalam hal penambahan waktu kerja sama. Rencana akan dilakukan kerja sama operasional baru. Evaluasi yang akan dilakukan ini bertujuan untuk melihat sejauh mana capaian tujuan yang telah ditetapkan baik dari segi pelayanan maupun keuangan, dan apa saja kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kerja sama operasional saat ini, sehingga tidak terjadi lagi pada perjanjian kerja sama yang akan datang.

9 9 B. Perumusan Masalah Dari uraian latar belakang masalah di atas, dapat dibuatkan suatu perumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana gambaran efektifitas pelaksanaan KSO pengadaan alat laboratorium otomatisasi di RSCM tahun jika dibandingkan dengan rencananya dan apa kendala yang terjadi saat pelaksanaan KSO. C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah berupa: 1. Tujuan umum Mengevaluasi efektifitas pelaksanaan KSO pengadaan alat laboratorium otomatisasi di RSCM tahun Tujuan khusus a. Mengetahui bagaimana kondisi input, proses, output dan outcome dari pelaksanaan KSO alat laboratorium otomatisasi di RSCM. b. Mengetahui kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan KSO alat laboratorium otomatisasi di RSCM. D. Manfaat Penelitian Hasil akhir yang didapat dari penelitian ini memberikan manfaat berupa: 1. Bagi rumah sakit sebagai referensi untuk menyempurnakan Pedoman KSO alat laboratorium yang akan datang. 2. Bagi peneliti untuk memberikan pengalaman dan wawasan dalam melakukan evaluasi terhadap suatu KSO. E. Keaslian Penelitian Penelitian tentang kerja sama operasional ini sudah dilakukan oleh beberapa peneliti, antara lain: 1. Nuryadi (2009) dengan judul Cost benefit analysis (CBA) dalam pengadaan alat CT scan antara pembelian tunai dibandingkan dengan sistem KSO di RS

10 10 Siti Khodijah Sidoarjo. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif karena data yang digunakan berupa data kuantitatif dengan tujuan penelitian adalah melakukan analisis manfaat dan biaya (cost benefit analysis) terhadap pengadaan alat CT-Scan di unit Radiologi RS Siti Khodijah. Hasil penelitian menunjukan rasio B/C pengadaan alat CT-Scan dengan sistem KSO lebih besar daripada pengadaan dengan sistem tunai. Perbedaan: lokasi penelitian, tujuan penelitian 2. Marpaung (2011) dengan judul Perjanjian kerja sama operasional Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dalam pengelolaan alat kesehatan. Hasil dari penelitian ini adalah KSO dalam pengelolaan alat kesehatan merupakan kesepakatan antara RSUD dan pihak swasta, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi baik berupa sumber dana, sumber daya dan fasilitas yang dimilikinya. KSO ini menganut prinsip pembagian keuntungan dan pembebanan resiko bersama, secara jujur dan adil serta berdasarkan kesepakatan bersama yang ditetapkan dalam perjanjian. Perbedaan: lokasi penelitian, tujuan penelitian 3. Marini (2014) dengan judul Cost benefit analysis dalam penyelenggaraan laboratorium klinik sederhana di PLK-UA Surabaya. Hasil penelitian ini menunjukkan penyelenggaraan laboratorium di Pusat Laboratorium Klinik Universitas Airlangga untuk sepuluh tahun kedepan lebih menguntungkan jika dilakukan secara mandiri dibandingkan dengan KSO. Perbedaan: lokasi penelitian, tujuan penelitian. 4. Herawati et al. (2014) dengan judul Analisis kebijakan outsourcing penyelenggaraan makan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Sumedang. Hasil penelitian ini menunjukkan penyelenggaraan makan dengan sistem outsourcing belum berdampak pada peningkatan status gizi pasien, namun mekanisme layanan asuhan gizi dan penyediaan makan menjadi lebih jelas dan lebih baik. Perbedaan: lokasi penelitian, objek penelitian. 5. Vidya (2010) dengan judul Cost benefit analysis pada unit pencucian linen antara sistem swakelola dibandingkan dengan sistem outsourcing (Studi di Rumah Sakit Adi Husaa Kapasari Surabaya). Hasil penelitian ini adalah

11 11 pencucian linen secara outsourcing lebih menguntungkan dari pada pencucian linen secara swakelola. Perbedaan: lokasi penelitian, tujuan penelitian

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktiftas pelayanan kesehatan baru dimulai pada akhir abad ke -19,

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktiftas pelayanan kesehatan baru dimulai pada akhir abad ke -19, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peranan dan fungsi rumah sakit sebagai sarana yang semata mata hanya melakukan aktiftas pelayanan kesehatan baru dimulai pada akhir abad ke -19, dimana dimasa masa

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG POLA TARIF BADAN LAYANAN UMUM BALAI KESEHATAN DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN INVESTASI, KERJASAMA DAN PINJAMAN/UTANG BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/PMK.06/2013 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/PMK.06/2013 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/PMK.06/2013 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN ASET PADA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA 3.1 DASAR HUKUM Dalam menetapkan tujuan, sasaran dan indikator kinerja Balai Besar Laboratorium menggunakan acuan berupa regulasi atau peraturan sebagai berikut : 1) Peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sakit antara lain pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sakit antara lain pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Undangundang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit adalah sebuah institusi pelayanan kesehataan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna, baik itu yang dimiliki oleh pemerintah

Lebih terperinci

SALINAN TENTANG. Nomor. Dan Pelabuhan Bebas. Batam; Mengingat. Pemerintah

SALINAN TENTANG. Nomor. Dan Pelabuhan Bebas. Batam; Mengingat. Pemerintah MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/PMK.06/2013 TENTANG TATA CARAA PENGELOLAAN ASET PADAA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGANN BEBAS DAN

Lebih terperinci

2017, No Kementerian Kesehatan dalam Pelaksanaan Kerja Sama Operasi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (

2017, No Kementerian Kesehatan dalam Pelaksanaan Kerja Sama Operasi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara ( No.973, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Penyusunan Laporan BLU. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2017 TENTANG PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA 3.1 DASAR HUKUM Dalam menetapkan tujuan, sasaran dan indikator kinerja Balai Besar Laboratorium menggunakan acuan berupa regulasi atau peraturan sebagai berikut : 1) Peraturan

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN ' REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 4/PMK.06/2013 TENTANG

MENTERI KEUANGAN ' REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 4/PMK.06/2013 TENTANG ' SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 4/PMK.06/2013 ' TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN ASET PADA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

2 c. bahwa Menteri Kesehatan melalui Surat Nomor: KU/Menkes/326/VII/2013 tanggal 9 Juli 2013, telah menyampaikan usulan tarif layanan Badan Layanan Um

2 c. bahwa Menteri Kesehatan melalui Surat Nomor: KU/Menkes/326/VII/2013 tanggal 9 Juli 2013, telah menyampaikan usulan tarif layanan Badan Layanan Um No.1477,2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. BLU. Balai Besar. Laboratorium Kesehatan. Tarif layanan PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 199/PMK.05/2014 TENTANG TARIF LAYANAN

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 53 TAHUN 2011 TENTANG JENJANG NILAI PENGADAAN BARANG/JASA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 53 TAHUN 2011 TENTANG JENJANG NILAI PENGADAAN BARANG/JASA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 53 TAHUN 2011 TENTANG JENJANG NILAI PENGADAAN BARANG/JASA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG NO. 21 2011 SERI. E PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 21 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENATAUSAHAAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (PPK-BLUD)

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA 3.1 DASAR HUKUM a. Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 57/KMK.05/2010 tanggal 05 Februari 2010 tentang Penetapan pada Kementerian Kesehatan sebagai Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.266, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Badan Layanan Umum. Rumah Sakit. Pola Tarif. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG POLA TARIF BADAN

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA. No Sasaran strategis Indikator Kinerja Target. (1) (2) (3) (4) 1 Meningkatnya kualitas dan kuantitas berbagai

PENETAPAN KINERJA. No Sasaran strategis Indikator Kinerja Target. (1) (2) (3) (4) 1 Meningkatnya kualitas dan kuantitas berbagai Lampiran 1 PENETAPAN KINERJA Unit Eselon II : Tahun Anggaran : 2013 No Sasaran strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) (4) 1 Meningkatnya kualitas dan kuantitas berbagai Jumlah capaian pemeriksaan

Lebih terperinci

PENGUMUMAN PRAKUALIFIKASI Nomor : KN.01.02/II.10/KSO-Parkir-Pra.02/2017

PENGUMUMAN PRAKUALIFIKASI Nomor : KN.01.02/II.10/KSO-Parkir-Pra.02/2017 PENGUMUMAN PRAKUALIFIKASI Nomor : KN.01.02/II.10/KSO-Parkir-Pra.02/2017 Pokja ULP pada RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang akan melaksanakan Prakualifikasi untuk Paket Pekerjaan sebagai berikut : 1. Pemimpin

Lebih terperinci

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO, 06 JANUARI 2015 BERITA DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR 11 S A L I N A N PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 11 TAHUN 2015 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WALUYO JATI KRAKSAAN

Lebih terperinci

2 Umum Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya pada Kementerian Kesehatan; d. bahwa usulan tarif layanan Badan Layanan Umum Balai Besar Laboratori

2 Umum Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya pada Kementerian Kesehatan; d. bahwa usulan tarif layanan Badan Layanan Umum Balai Besar Laboratori No.1478, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. BLU. Balai Besar Laboratorium. Kesehatan. Tarif Layanan PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 200/PMK.05/2014. TENTANG TARIF LAYANAN

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 032 TAHUN 2015

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 032 TAHUN 2015 PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 032 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KERJA SAMA OPERASIONAL PADA RUMAH SAKIT PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN YANG MENERAPKAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN

Lebih terperinci

Dokumen RUP KLDI Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal Satuan Kerja RSUD dr. H. Soewondo PA/KPA dr. HARIS TIYANTO, Sp. B

Dokumen RUP KLDI Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal Satuan Kerja RSUD dr. H. Soewondo PA/KPA dr. HARIS TIYANTO, Sp. B Dokumen RUP SiRUP adalah aplikasi Sistem Informasi Rencana Umum berbasis web yang fungsinya sebagai sarana atau alat untuk mengumumkan RUP. SiRUP bertujuan untuk mempermudah pihak PA/KPA dalam mengumumkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG POLA TARIF LAYANAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR Menimbang : DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Dokumen RUP KLDI Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal Satuan Kerja RSUD dr. H. Soewondo PA/KPA dr. HARIS TIYANTO, Sp. B

Dokumen RUP KLDI Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal Satuan Kerja RSUD dr. H. Soewondo PA/KPA dr. HARIS TIYANTO, Sp. B Dokumen RUP SiRUP adalah aplikasi Sistem Informasi Rencana Umum berbasis web yang fungsinya sebagai sarana atau alat untuk mengumumkan RUP. SiRUP bertujuan untuk mempermudah pihak PA/KPA dalam mengumumkan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN ASET PADA BADAN LAYANAN UMUM

PENGELOLAAN ASET PADA BADAN LAYANAN UMUM PENGELOLAAN ASET PADA BADAN LAYANAN UMUM http://nitsotech.com I. PENDAHULUAN Berawal dari keinginan Pemerintah untuk meningkatan pelayanan publik diperlukan pengaturan yang spesifik sebagai payung hukum

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM REMUNERASI PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAYEN KABUPATEN PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Doktrin New Public Management (NPM) atau Reinveting

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Doktrin New Public Management (NPM) atau Reinveting 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan reformasi administrasi publik makin nyata di berbagai negara termasuk Indonesia. Doktrin New Public Management (NPM) atau Reinveting Government yang didasarkan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN ASET PADA BADAN LAYANAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN ASET PADA BADAN LAYANAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN ASET PADA BADAN LAYANAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 9 TAHUN 2016 Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 96 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum RSAB Harapan Kita 3.1.1 Sejarah RSAB Harapan Kita Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita pada awal berdirinya memiliki nama Rumah Sakit Anak

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR: 30 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR: 30 TAHUN 2017 TENTANG GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR: 30 TAHUN 2017 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 25 Tahun 2014 Seri E Nomor 22 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 25 Tahun 2014 Seri E Nomor 22 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BOGOR Nomor 25 Tahun 2014 Seri E Nomor 22 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG TARIF LAYANAN KESEHATAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BOGOR DENGAN POLA PENGELOLAAN

Lebih terperinci

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136/PMK.05/2016

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136/PMK.05/2016 MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136/PMK.05/2016 TENT ANG PENGELOLAAN ASET PADA BADAN LAYANAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTER!

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG TARIF PELAYANAN KESEHATAN KELAS III PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGKA

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN REMUNERASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN REMUNERASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO 1 BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN REMUNERASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.74, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Pengelolaan. Pinjaman. Badan Layanan Umum.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.74, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Pengelolaan. Pinjaman. Badan Layanan Umum. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.74, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Pengelolaan. Pinjaman. Badan Layanan Umum. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77/PMK.0/2009 TENTANG PENGELOLAAN PINJAMAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini tidak dapat dipungkiri bahwa semakin kompleks penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini tidak dapat dipungkiri bahwa semakin kompleks penyakitpenyakit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini tidak dapat dipungkiri bahwa semakin kompleks penyakitpenyakit yang kita jumpai seiring dengan perubahan zaman dari waktu ke waktu. Terlebih lagi

Lebih terperinci

2016, No Republik Indonesia Sebagai Instansi Pemerintah Yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum c. bahwa Kepala Kepolisian Nega

2016, No Republik Indonesia Sebagai Instansi Pemerintah Yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum c. bahwa Kepala Kepolisian Nega No. 236, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. BLU. RS Bhayangkara Tingkat III Nganjuk. POLRI. Tarif Layanan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19/PMK.05/2016 TENTANG TARIF

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota BAB II PROFIL PERUSAHAAN A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi mulai dibangun oleh anggota Dewan Perwakilan

Lebih terperinci

2016, No Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang

2016, No Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.9, 2016 KEMENKES. Rumah Sakit. Tarif Nasional. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 2015 TENTANG POLA TARIF NASIONAL RUMAH SAKIT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisis biaya pesediaan..., Diah Fitri Ayuningtyas, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisis biaya pesediaan..., Diah Fitri Ayuningtyas, FKM UI, 2009 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai salah satu bagian dari tatanan pelayanan kesehatan di Indonesia, rumah sakit merupakan institusi yang kompleks, dinamis, kompetitif, padat modal dan padat

Lebih terperinci

Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal RSUD dr. H. Soewondo. PA/KPA dr. Haris Tiyanto, Sp. B

Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal RSUD dr. H. Soewondo. PA/KPA dr. Haris Tiyanto, Sp. B Dokumen RUP SiRUP adalah aplikasi Sistem Informasi Rencana Umum berbasis web yang fungsinya sebagai sarana atau alat untuk mengumumkan RUP. SiRUP bertujuan untuk mempermudah pihak PA/KPA dalam mengumumkan

Lebih terperinci

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG TARIF LAYANAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PRAMBANAN KABUPATEN SLEMAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

2017, No Paru Masyarakat Surakarta 2016, telah mengajukan usulan perubahan tarif layanan Badan Layanan Umum Balai Besar Kesehatan Paru Masyarak

2017, No Paru Masyarakat Surakarta 2016, telah mengajukan usulan perubahan tarif layanan Badan Layanan Umum Balai Besar Kesehatan Paru Masyarak No.860, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. BLU. Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta pada Kementerian Kesehatan. Tarif. Layanan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.886, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita. Perubahan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. pengentasan kemiskinan. Tujuan MDGs di bidang kesehatan merupakan tujuan

1 BAB I PENDAHULUAN. pengentasan kemiskinan. Tujuan MDGs di bidang kesehatan merupakan tujuan BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Millennium Development Goals (MDGs) adalah sebuah komitmen bersama masyarakat internasional untuk mempercepat pembangunan manusia dan pengentasan kemiskinan. Tujuan MDGs

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. H. ANDI ABDURRAHMAN NOOR KABUPATEN TANAH BUMBU DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 115 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PENETAPAN BESARAN TARIF PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB III PROFIL PERUSAHAAN BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan A. SEJARAH Rumah Sakit Daerah Soreang adalah salah satu Rumah Sakit Pemerintah yang berada di wilayah Kabupaten Bandung yang berdiri pada tahun 1996

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan industri yang padat modal, padat karya dan juga padat teknologi. Teknologi kesehatan dikembangkan untuk memecahkan masalah kesehatan dan meningkatkan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.867, 2015 KEMENKES. Praktik. Ahli Teknologi. Labotarium Medik. Penyelenggaraan. Izin. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG IZIN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sarana pelayanan kesehatan seperti puskesmas, klinik-klinik swasta, dan. rumah sakit di seluruh Indonesia (Depkes; 2008).

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sarana pelayanan kesehatan seperti puskesmas, klinik-klinik swasta, dan. rumah sakit di seluruh Indonesia (Depkes; 2008). BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang kedokteran yang semakin maju sekarang ini telah banyak memberikan manfaat dalam melakukan pengobatan,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PENETAPAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SERANG SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PENETAPAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SERANG SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PENETAPAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SERANG SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG BESARNYA BIAYA JASA SARANA DAN BIAYA JASA PELAYANAN PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG BESARNYA BIAYA JASA SARANA DAN BIAYA JASA PELAYANAN PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG BESARNYA BIAYA JASA SARANA DAN BIAYA JASA PELAYANAN PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis peran..., Rizka Arofani, FKM UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis peran..., Rizka Arofani, FKM UI, 2009 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pelayanan kesehatan merupakan sektor yang bersifat multiinstitusional. Sektor yang bersifat multi-institusional terdiri dari sistem yang terintegrasi secara

Lebih terperinci

BAB II RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA BRAYAN. dengan Type Madya.Kapasitas Rawat Inap 270 Bed. Sakit Martha Friska Brayan adalah sebagai berikut :

BAB II RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA BRAYAN. dengan Type Madya.Kapasitas Rawat Inap 270 Bed. Sakit Martha Friska Brayan adalah sebagai berikut : BAB II RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA BRAYAN A. Sejarah Ringkas Rumah Sakit Martha Friska berdiri sejak tanggal 2 Maret 1981 beralamat di jalan Komodor Laut Yos Sudarso No. 91 Medan, Sumatera Utara.Dengan status

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Identifikasi Masalah

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Identifikasi Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Umum RSUD Pasaman Barat merupakan Rumah sakit Kelas C yang berdiri berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2005 pada tanggal 1 April 2005 dalam bentuk Lembaga Teknis Daerah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... vii EXECUTIVE SUMMARY... ix

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... vii EXECUTIVE SUMMARY... ix DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... vii EXECUTIVE SUMMARY... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Maksud dan Tujuan Laporan... 2 1.3 Ruang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 67 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROF.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGANJUK,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGANJUK, BUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI NGANJUK NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG TARIP PELAYANAN KESEHATAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NGANJUK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Hospital Public Training Schedule

Hospital Public Training Schedule Hospital Public Training Schedule 2017 www.trainingrumahsakit.com No Public Training Investasi Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des A Persyaratan Standar Akreditasi 1 Implementasi Pencegahan

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG

RANCANGAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG RANCANGAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG PENYELENGGARAAN KERJA SAMA OPERASIONAL (KS0) PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) KEMENTERIAN KESEHATAN YANG MELAKSANAKAN POLA PENGELOLAAN

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA. Unit Eselon II : Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya Tahun Anggaran : 2012

PENETAPAN KINERJA. Unit Eselon II : Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya Tahun Anggaran : 2012 Lampiran 1 PENETAPAN KINERJA Unit Eselon II : Tahun Anggaran : 2012 No Sasaran strategis Indikator Kinerja Target 2012 Satuan (1) (2) (3) (4) 1 Terlaksananya berbagai jenis pelayanan laboratorium yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG 1 BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT DAERAH (JAMKESMASDA) KABUPATEN SITUBONDO PROGRAM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR :13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN TATA CARA KERJA SAMA PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH - RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... vii

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... vii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Maksud dan Tujuan Laporan... 2 1.3 Ruang Lingkup Laporan... 2

Lebih terperinci

WALIKOTA BAUBAU PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA BAUBAU PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA BAUBAU PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BAUBAU SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

2014, No Umum Rumah Sakit Umum Pusat Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten pada Kementerian Kesehatan; d. bahwa usulan tarif layanan Badan Layanan Umum

2014, No Umum Rumah Sakit Umum Pusat Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten pada Kementerian Kesehatan; d. bahwa usulan tarif layanan Badan Layanan Umum No.762, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Badan Layanan Umum. RSUP. DR. Soeradji Tirtonegoro. Klaten. Tarif Layanan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112/PMK.05/2014 TENTANG

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MARDI WALUYO KOTA BLITAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 31 SERI D

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 31 SERI D BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 31 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 12 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU GUBERNUR KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG TARIF LAYANAN KELAS III RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Badan Layanan Umum. RSUP. DR. Mohammad Hoesin Palembang. Tarif.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Badan Layanan Umum. RSUP. DR. Mohammad Hoesin Palembang. Tarif. No.734, 2014. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Badan Layanan Umum. RSUP. DR. Mohammad Hoesin Palembang. Tarif. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100/PMK.05/2014 TENTANG TARIF

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah rumah sakit. Persaingan yang ada membuat rumah sakit harus

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah rumah sakit. Persaingan yang ada membuat rumah sakit harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, persaingan terjadi di berbagai sektor, termasuk sektor jasa. Salah satunya adalah rumah sakit. Persaingan yang ada membuat rumah sakit harus menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diwujudkan dalam bentuk penerapan prinsip good governance. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang diwujudkan dalam bentuk penerapan prinsip good governance. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi sektor publik yang disertai adanya tuntutan demokratisasi menjadi suatu fenomena global termasuk di Indonesia. Tuntutan demokratisasi ini menyebabkan aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG DASAR HUKUM LAKIP RSUD Dr. SAIFUL ANWAR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG DASAR HUKUM LAKIP RSUD Dr. SAIFUL ANWAR TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perbaikan governance dan sistem manajemen merupakan agenda penting dalam reformasi pemerintahan yang sedang dijalankan oleh pemerintah. Sistem manajemen pemerintahan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 140/PMK.06/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 140/PMK.06/2014 TENTANG of 33 06/11/2014 11:19 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 140/PMK.06/2014 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN ASET PADA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN

Lebih terperinci

PANDUAN PENUNDAAN PELAYANAN DI RUMAH SAKIT PUPUK KALTIM BONTANG

PANDUAN PENUNDAAN PELAYANAN DI RUMAH SAKIT PUPUK KALTIM BONTANG PANDUAN PENUNDAAN PELAYANAN DI RUMAH SAKIT PUPUK KALTIM BONTANG KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr.Wb. Penundaan pelayanan kepada pasien terjadi apabila pasien harus menunggu terlayani dalam waktu yang

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. sebelumnya. Model finansial bisnis sosial ini diharapkan berubah dari Cash Flow

BAB V RENCANA AKSI. sebelumnya. Model finansial bisnis sosial ini diharapkan berubah dari Cash Flow BAB V RENCANA AKSI 5.1. Model Bisnis Baru Rumah Sewa KotaKITA Model bisnis baru hasil dari inovasi model bisnis diharapkan dapat diterapkan di lokasi lain dengan kinerja yang lebih baik dibanding model

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1045/MENKES/PER/XI/2006 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KESEHATAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Rumah sakit adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 12 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Tujuan

Lebih terperinci

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN GRATIS TINGKAT LANJUT DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PENYUSUNAN INDIKATOR KINERJA KLINIK DALAM STANDAR PELAYANAN MINIMAL DI RS DR KARIADI SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM. Farichah Hanum

PENYUSUNAN INDIKATOR KINERJA KLINIK DALAM STANDAR PELAYANAN MINIMAL DI RS DR KARIADI SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM. Farichah Hanum PENYUSUNAN INDIKATOR KINERJA KLINIK DALAM STANDAR PELAYANAN MINIMAL DI RS DR KARIADI SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM Farichah Hanum PENDAHULUAN RS Dr Kariadi telah ditetapkan dari RS Perjan menjadi Badan Layanan

Lebih terperinci

Dokumen RUP Tahun Anggaran 2018

Dokumen RUP Tahun Anggaran 2018 Dokumen RUP Tahun Anggaran 2018 SiRUP adalah aplikasi Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan berbasis web yang fungsinya sebagai sarana atau alat untuk mengumumkan RUP. SiRUP bertujuan untuk mempermudah

Lebih terperinci

MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT KEPUASAN DAN KESELAMATAN PASIEN ADALAH TUJUAN KAMI

MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT KEPUASAN DAN KESELAMATAN PASIEN ADALAH TUJUAN KAMI MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT 1. Mewujudkan kualitas pelayanan paripurna yang prima dengan mengutamakan keselamatan pasien dan berfokus pada kepuasan pelanggan. 2.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu farmasi. Instalasi farmasi di rumah sakit merupakan satu satunya

BAB I PENDAHULUAN. yaitu farmasi. Instalasi farmasi di rumah sakit merupakan satu satunya BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah satu pelayanan yang penting dalam pelayanan penunjang medis yaitu farmasi. Instalasi farmasi di rumah sakit merupakan satu satunya instalasi yang mengelola perbekalan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 3 Tahun 2006 Seri D Nomor 13 Tahun 2006

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 3 Tahun 2006 Seri D Nomor 13 Tahun 2006 b. bahwa dalam rangka pemberian pelayanan dasar dalam bidang kesehatan sebagaimana dimaksud pada huruf a dengan sebaik-baiknya perlu membentuk Lembaga Teknis Daerah berupa Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 30. p TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO BUPATI PURWOREJO, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitan Perkembangan dunia kesehatan terus meningkat baik secara kualitas maupun kuantitasnya. Peningkatan ini didukung oleh ilmu dan teknologi yang semakin

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 3 Tahun 2006 Seri D Nomor 13 Tahun 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 3 TAHUN 2006

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 3 Tahun 2006 Seri D Nomor 13 Tahun 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 3 TAHUN 2006 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT Nomor 3 Tahun 2006 Seri D Nomor 13 Tahun 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN RUMAH SAKIT DAN STRUKTUR ORGANISASI RUMAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit merupakan salah satu media atau sarana pelayanan kesehatan yang dibangun agar dapat memberikan pengobatan kepada masyarakat dengan tujuan agar dapat meningkatkan

Lebih terperinci

g.pemantauan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan pelayanan medik, keperawatan dan keteknisan medik

g.pemantauan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan pelayanan medik, keperawatan dan keteknisan medik Contoh Organisasi Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo Struktur Organisasi ( lampiran 1) Rumah sakit umum pusat nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSUP Nasional Cipto Mangunkusumo/RSCM) merupakan Unit

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1065, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Badan. Layanan. Umum. Rumah. Sakit. Umum. Pusat Dr.Kariadi Semarang. Tarif. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 156/PMK.05/2014

Lebih terperinci

ALOKASI REALISASI ANGGARAN DAN PENERIMAAN RUMAH SAKIT TAHUN 2016

ALOKASI REALISASI ANGGARAN DAN PENERIMAAN RUMAH SAKIT TAHUN 2016 ALOKASI REALISASI ANGGARAN DAN PENERIMAAN RUMAH SAKIT TAHUN 206 Realisasi anggaran belanja tahun 206 adalah sebagai berikut : Anggaran Rupiah Murni : KODE URAIAN TERAKHIR REVISI VI SELF SETELAH SELF REALISASI

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG 1 BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PEMANFAATAN PENDAPATAN FUNGSIONAL PUSKESMAS SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK AHLI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK AHLI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK AHLI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 55/2016 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS LABORATORIUM KESEHATAN PADA DINAS KESEHATAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 2 TAHUN 2007 TANGGAL 1 PEBRUARI 2007

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 2 TAHUN 2007 TANGGAL 1 PEBRUARI 2007 LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 2 TAHUN 2007 TANGGAL 1 PEBRUARI 2007 RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DAN FASILITAS LAINNYA PADA BADAN PENGELOLA RUMAH SAKIT UMUM dr. SLAMET KABUPATEN GARUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak terlepas dari kegiatan penjualan. Penjualan merupakan aktivitas atau bisnis

BAB I PENDAHULUAN. tidak terlepas dari kegiatan penjualan. Penjualan merupakan aktivitas atau bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan baik itu perusahaan dagang maupun perusahaan jasa tidak terlepas dari kegiatan penjualan. Penjualan merupakan aktivitas atau bisnis menjual

Lebih terperinci

PEMBERLAKUAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN ALAT MEDIS RUMAH SAKIT KARYA MEDIKA I

PEMBERLAKUAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN ALAT MEDIS RUMAH SAKIT KARYA MEDIKA I Rumah Sakit Karya Medika I PEMBERLAKUAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN ALAT MEDIS RUMAH SAKIT KARYA MEDIKA I Jl. Imam Bonjol No. 9B Cikarang Barat, Bekasi Telp. ( 021 ) 8900191, 8900190 Fax. ( 021 ) 89107753

Lebih terperinci