PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP HASIL TES POTENSI AKADEMIK SISWA KELAS XII SMA NEGERI 21 MAKASSAR TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP HASIL TES POTENSI AKADEMIK SISWA KELAS XII SMA NEGERI 21 MAKASSAR TAHUN PELAJARAN 2017/2018"

Transkripsi

1 SKRIPSI 2017 PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP HASIL TES POTENSI AKADEMIK SISWA KELAS XII SMA NEGERI 21 MAKASSAR TAHUN PELAJARAN 2017/2018 Diusulkan oleh: MUHAMMAD FADLY HAFID C Pembimbing : dr. Muhammad Yunus Amran, Ph.D., Sp.S. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017

2 PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP HASIL TES POTENSI AKADEMIK SISWA KELAS XII SMA NEGERI 21 MAKASSAR TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI Ditujukan Kepada Universitas Hasanuddin Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Kedokteran Muhammad Fadly Hafid C Pembimbing: dr. Muhammad Yunus Amran, Ph.D, Sp.S UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS KEDOKTERAN MAKASSAR 2017 ii

3 iii

4 iv

5 v

6 vi

7 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Aromaterapi Lavender terhadap Hasil Tes Potensi Akademik Siswa Kelas XII SMA negeri 21 Makassar Tahun Pelajaran 2017/2018. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Melalui kesempatan yang berharga ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada: 1. Pimpinan dan staf Universitas Hasanuddin dan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu di Universitas Hasanuddin 2. Kepala Sekolah SMA Negeri 21 Makassar beserta guru-guru dan siswa-siswi yang telah membantu penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar. 3. dr. Muhammad Yunus Amran Ph.D., Sp.S. selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini 4. Dr.dr. Susi Aulina, Sp.S (K) dan Dr. dr. Jumraini Tamasse, Sp.S selaku penguji yang telah bersedia meluangkan waktu, usaha, dan tenaga untuk membimbing kami menyelesaikan skripsi ini 5. Kedua orang tua tercinta, H. Abdul Hafid dan Hj. Patmawati Ibrahim, S.Pd., untuk segala kasih sayang, doa, semangat, motivasi, dan dukungan yang tak ternilai harganya sehingga tersusunnya skripsi ini vii

8 6. Saudara tercinta, kakanda Harfianti Hafid, S.Pd. dan Tetty Haryanti Hafid, S.Pd., serta adinda Yunita Hatmayanti Hafid untuk doa, semangat, motivasi dan segala bentuk dukungan yang amat berguna demi terselesainya skripsi ini. 7. Seluruh keluarga dan dosen-dosen penulis yang juga telah memberikan dorongan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini. 8. Grelvan Iftan Suangga, Fiqih Eka Putra, Muh. Anugrah Prasetya, Anastasio Harimba, A. Ayu Selvia, Kwan Silvea Kwandou, Arwidya Putri Mansur, Eka Amanda Faradillah, Reny Kartini, Amalia M. Akib, Nur Afifah, A. Amalia Yasmin dan Nurul Hasanah, sahabat seperjuangan yang selalu mendukung segalanya, yang rela mengorbankan waktu, daya, upaya dan tenaga sehingga terselesaikannya skripsi ini 9. Semua sahabat sejawat, sahabat, dan pihak-pihak lain yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu atas bantuannya secara langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. viii

9 Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempuranan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan dari kekurangan-kekurangan yang ada sehingga skripsi ini bisa bermanfaat. Akhir kata, penulis berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Makassar, 23 November 2017 Penulis ix

10 SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN NOVEMBER, 2017 Muhammad Fadly Hafid, C dr. Muhammad Yunus Amran, Ph.D., Sp.S. Pengaruh Aromaterapi Lavender terhadap Hasil Tes Potensi Akademik Siswa Kelas XII SMA Negeri 21 Makassar Tahun Pelajaran 2017/2018 (xv + 57 halaman + lampiran) ABSTRAK Latar Belakang: Aromaterapi merupakan suatu cara perawatan tubuh dan penyembuhan penyakit dengan menggunakan minyak esensial. Aromaterapi lavender merupakan salah satu jenis aromaterapi yang memiliki keunggulan dibandingkan dengan jenis aromaterapi lainnya yaitu ekonomis, mudah diperoleh, aman dipergunakan, tidak memerlukan waktu lama dan praktis. Aromaterapi mampu memberikan sensasi menenangkan yang dapat mempengaruhi kondisi psikis, daya ingat dan emosi seseorang. Stabilnya kondisi psikis, daya ingat dan konsentrasi seseorang secara tidak langsung dapat meningkatkan konsentrasi. Konsentrasi yang meningkat akan memudahkan kita untuk fokus dalam mengerjakan sesuatu, salah satunya dalam mengerjakan tes. Tes Potensi Akademik (TPA) merupakan salah-satu bentuk pengukuran terhadap kemampuan abilitas kognitif potensial umum yang dirancang khusus guna memprediksi peluang keberhasilan belajar di perguruan tinggi. Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh aromaterapi lavender terhadap hasil TPA siswa kelas XII SMA Negeri 21 Makassar tahun pelajaran 2017/2018. Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental dengan rancangan one group pre-test and post-test group design. Cara pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Hasil : Dengan uji T tidak berpasangan, tidak terdapat pengaruh signifikan antara jenis kelamin (p=0,688) dan umur (p=0,854) terhadap nilai Hasil TPA pertama dan kedua (p>0,05). Dengan uji T-berpasangan, didapatkan pengaruh yang signifikan antara pemberian aromaterpi lavender dengan Hasil TPA siswa kelas XII SMA Negeri 21 Makassar tahun pelajaran 2017/2018 dengan nilai p=0,000 (p<0,05). Simpulan : Terdapat pengaruh yang signifikan antara pemberian aromaterapi lavender terhadap hasil TPA siswa kelas XII SMA Negeri 21 Makassar Tahun Pelajaran 2017/2018. Sebanyak 89,3% sampel mengalami peningkatan nilai dari TPA pertama ke TPA kedua. Kata kunci : Aromaterapi lavender, konsentrasi, Tes Potensi Akademik x

11 THESIS FACULTY OF MEDICINE HASANUDDIN UNIVERSITY NOVEMBER, 2017 Muhammad Fadly Hafid, C dr. Muhammad Yunus Amran, Ph.D, Sp.S. The Effects of Lavender Aromatherapy towards Academic Potential Test Scores of Class XII Students of SMA Negeri 21 Makassar Academic Year of 2017/2018 (xv + 57 pages + attachment) ABSTRACT Background :Aromatherapy is a method of body care and disease treatment using essential oils. Lavender aromatherapy is one of a kind of aromatherapy which has several advantages compared to other types of aromatherapy, for example; economical, easy to obtain, safe to use, time efficient, and practical. Aromatherapy is able to deliver a relaxing sensation that can affect psychic condition, memory, and emotions of an individual. Stable psychic condition, memory, and concentration can indirectly increase concentration. Increased concentration will make it easier to focus on doing something, one of which is doing test. Academic Potential Test is a method of measuring general cognitive ability that is specifically designed to predict learning potential in college. Objective : To know the effect of lavender aromatherapy towards Academic Potential Test scores of class XII students of SMA Negeri 21 Makassar academic year of 2017/2018 Method : The type of research method used in this study is experimental method with one group pre-test and post-test group design. Sampling method used in this study is cluster random sampling method. Result : Using independent T test, it is found that there are no significant effects between gender (p=0,688) and age (p=0,854) towards the first and second Academic Potential Test scores (p>0,05). Using paired T test, this study found that there are significant effects between lavender aromatherapy application and potential academic test scores of class XII students of SMA Negeri 21 Makassar academic year of 2017/2018 with p value of p=0,000 (p<0,05). Conclusion : There are significant effects between lavender aromatherapy application toward Academic Potential Test scores of class XII students of SMA Negeri 21 Makassar academic year of 2017/2018. As much as 89,3 samples experience an increased results from the first and the second Academic Potential Test. Keyword : Academic Potential Test, concentration, lavender aromatherapy xi

12 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PERSETUJUAN CETAK... v LEMBAR PERNYATAAN ANTI PLAGIARISME... vi KATA PENGANTAR... vii ABSTRAK... x DAFTAR ISI... xii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR TABEL... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 6 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hidung Jalur Olfaktorius Sistem Limbik Aromaterapi Tes Potensi Akademik xii

13 BAB 3. KERANGKA KONSEPTUAL HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Teori dan Kerangka Konsep Definisi Operasional Hipotesis Penelitian BAB 4. METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Variabel Populasi dan Sampel Kriteria Sampel Instrumen Penelitian Prosedur Penelitian Cara Pengumpulan Data Pengolahan, Analisis dan Penyajian Data Etika Penelitian BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS PENELITIAN BAB 6 PEMBAHASAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xiii

14 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1: Rongga hidung tampak lateral... 7 Gambar 2.2: Dinding lateral rongga hidung... 8 Gambar 2.3: Pembagian bulbus olfaktorius Gambar 2.4: Komponen sistem limbik Gambar 2.5:Skema berbagai lintasan minyak esensial di dalam tubuh Gambar 3.1: Kerangka teori Gambar 3.2: Kerangka konsep Gambar 4.1: Skema Rancangan Penelitian xiv

15 DAFTAR TABEL Tabel 5.1: Distribusi Frekuensi Tabel 5.2: Uji Saphiro Wilk Data Selisih Nilai Tes Potensi Akademik Kedua dan Tes Potensi Akademik Pertama pada Tiap Karakteristik Tabel 5.3: Uji Homogenitas Data Selisih Nilai Tes Potensi Akademik Kedua dan Tes Potensi Akademik Pertama pada Tiap Karakteristik (Levene s Statistics) Tabel 5.4: Hasil Perhitungan Independent T Test (t-test for Equality of Means) Tabel 5.5: Uji Normalitas Distribusi Data menggunakan Uji Saphiro-Wilk Tabel 5.6: Hasil Perhitungan Paired T Test Tabel 5.7: Distribusi Sampel Berdasarkan Peningkatan Nilai dari Tes Potensi Akademik Pertama ke Tes Potensi Akademik Kedua xv

16 DAFTAR LAMPIRAN 1. Jadwal Penelitian 2. Surat Izin Penelitian 3. Surat Rekomendasi Persetujuan Etik 4. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian 5. Data Induk Penelitian 6. Hasil Uji Statistik 7. Lembar Persetujuan Judul 8. Lembar Persetujuan Proposal 9. Lembar Persetujuan Hasil Soal Tes Potensi Akademik 12. Kuesioner Penelitian 13. Dokumentasi Penelitian 14. Biodata Peneliti xvi

17 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aromaterapi adalah metode yang menggunakan minyak atsiri untuk meningkatkan kesehatan fisik dan emosi. Minyak atsiri adalah minyak alami yang di ambil dari tanaman aromatik. Seorang ahli pengobatan terkenal di India bernama Ayurveda, juga telah mencoba dengan menggunakan berbagai macam minyak esensial dalam praktek pengobatannya. Hal ini diakui oleh Hippokrates, tokoh kedokteran dari Yunani yang menyatakan bahwa mandi dan melakukan pemijatan dengan menggunakan bahan-bahan wewangian (minyak esensial) bisa menjadikan tubuh selalu segar dan tetap sehat. Pendapat senada juga dikemukakan pula oleh Theophrastus, bahwa kandungan zat aromatis yang terdapat dalam tanaman ternyata memeiliki respons yang baik terhadap kondisi pikiran, perasaan dan kesehatan tubuh (Jaelani, 2009). Berbagai efek minyak atsiri yaitu sebagai antiseptik, antimikroba, antivirus, dan anti jamur, zat analgesik, antiradang, antitoksin, zat balancing, immunostimulan, pembunuh dan pengusir serangga, mukolitik dan ekspektoran. Minyak atsiri yang bersifat analgesik (menghilangkan rasa sakit) adalah chamomile frankincense, cengkih, wintergreen, lavender dan mint (Koensoemardiyah, 2009). Mekanisme kerja perawatan aromaterapi dalam tubuh manusia berlangsung melalui dua sistem fisiologis, yaitu sistem sirkulasi tubuh dan sistem penciuman. Wewangian dapat mempengaruhi kondisi psikis, daya ingat dan emosi seseorang. Bau merupakan suatu molekul yang mudah menguap ke udara dan akan masuk ke rongga hidung melalui 1

18 2 penghirupan seingga akan direkam oleh otak sebagai proses penciuman (Yunita, 2010). Aromaterapi digunakan untuk menyembuhkan masalah pernafasan, rasa nyeri, gangguan pada saluran kencing, gangguan pada alat kelamin dan juga masalah mental dan emosional. Hal ini terjadi karena aromaterapi mampu memberikan sensasi yang menenangkan diri dan otak, serta stress yang dirasakan (Laila, 2011). Ada berbagai jenis wewangian aromaterapi yang ada, yaitu basil, lavender, jasmine, sandalwood, peppermint, ginger, lemon, orange, geranium dan masih banyak lagi. Setiap wangi-wangian tersebut memiliki kelebihan positif yang bermacam-macam. Misalnya, aroma lavender dipercaya dapat mengurangi rasa stres dan mengurangi kesulitan tidur (insomnia) (Prabuseenivasan S, 2006). Kelebihan minyak lavender dibandingkan minyak essensial lainnya adalah kandungan racunnya yang relatif sangat rendah, jarang menimbulkan alergi (Yunita, 2010). Aromaterapi lavender memiliki keunggulan dibandingkan dengan jenis aromaterapi lainnya yaitu ekonomis, mudah diperoleh, aman digunakan, tidak memerlukan waktu lama dan praktis karena tidak memerlukan peralatan yang rumit. Kombinasi terapi lavender dengan pengobatan medis akan meningkatkan kondisi pasien (Zelner, 2005). Minyak lavender merupakan salah satu minyak yang paling aman. Karenanya sering digunakan untuk mengobati infeksi paru-paru, sinus, vagina, dan kulit, juga meringankan sakit kepala, nyeri otot dan nyeri lainnya (Koensoemardiyah, 2009). Bunga yang digunakan untuk aromaterapi adalah lavendula atau biasa disebut lavender. Lavender adalah tumbuhan berbunga dalam suku lamiaceae yang memiliki spesies. Lavender berasal dari wilayah selatan laut tengah Afrika tropis dan ke timur sampai India. Saat ini lavender telah ditanam dan dikembangkan di seluruh dunia. Tanaman cantik dan berbunga kecil berwarna

19 3 ungu ini memiliki khasiat yang sangat bermanfaat bagi manusia. Minyak aromaterapi lavender dikenal sebagai minyak penenang, efek sedatif lavendula angustifolia terjadi karena adanya senyawa-senyawa coumarin dalam minyak tersebut (Ogan,2005). Dengan aromaterapi yang dapat berperan dalam merelaksasikan pikiran dan mengurangi rasa stres, hal tersebut tentunya berhubungan dengan keadaan emosi yang lebih teratur (Wilkinson dkk, 2007). Keadaan emosi manusia diatur oleh otak di dalam sistem limbik. Sistem limbik berbeda dengan lobus limbik. Lobus limbik merupakan kesatuan struktur yang terdiri dari archicortex (formasi hipokampalis dan girus dentatus), paleocortex (korteks piriformis dari girus hipokampalis anterior) dan mesocortex (girus cinguli). Sedangkan sistem limbik gabungan lobus limbik dan nuklei subkortikal, yaitu amigdala, nuklei septales, hipotalamus, epitalamus, nukleus talamus dan ganglia basalis (Gray H, 2008). Tes potensi merupakan salah-satu bentuk pengukuran terhadap kemampuan abilitas kognitif potensial umum (pengukuran performansi maksimal) yang dirancang khusus guna memprediksi peluang keberhasilan belajar di perguruan tinggi. Karena hal itulah tes seperti ini biasanya dinamai Tes Potensi Akademik. Gagasan dasar dalam konstruksi Tes Potensi Akademik dominan mengikuti konsep pengembangan Graduate Record Examinations (GRE) yang terdiri atas seksi Verbal Reasoning (V), Quantitative Reasoning (Q) dan Analytical Writing (AW) (GRE Bulletin, 2008), dengan beberapa perubahan. Pada umumnya. Tes Potensi Akadernik di Indonesia terdiri atas tiga subtes yaitu subtes Verbal, subtes Kuantitatif, dan subtes Penalaran.

20 4 Berbeda dari isi tes prestasi yang disusun berdasar silabus mata pelajaran pada suatu jenjang pendidikan atau pelatihan yang lebih merupakan pengungkapan hasil pembelajaran, Tes Potensi Akademik tidak disusun berdasar silabus mata pelajaran dan karenanya keberhasilan menjawab soal dalam tes ini adalah minimal kaitannya dengan penguasaan isi pelajaran tertentu. Hal itu disebabkan konten soalsoal dalam tes potensi dikembangkan sedemikian rupa sehingga peluang keberhasilan untuk menjawab dengan benar lebih tergantung pada penggunaan daya penalaran (reasoning) baik logis (logical) maupun analitis (analytical) (Saifuddin Azwar, 2008). Maksimalnya penalaran seseorang tentu tak lepas dari konsentrasi seseorang dalam memjawab soal tersebut. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi rendahnya daya serap siswa adalah konsentrasi. Konsentrasi merupakan pemusatan perhatian dalam proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, dan penilaian terhadap sikap dan nilai-nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi (Sahid, 2012). Konsentrasi juga merupakan modal utama bagi siswa dalam menerima materi ajar serta menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran. Secara teoritis jika konsentrasi siswa rendah, maka akan menimbulkan aktivitas yang berkualitas rendah pula serta dapat menimbulkan ketidakseriusan dalam belajar. Ketidakseriusan itulah awal terbentuknya rasa malas dan bosan sehingga berpengaruh pada prestasi belajar siswa. Asumsi tersebut didukung oleh telaah para ahli pendidikan yang menyatakan bahwa rendahnya prestasi belajar siswa sebagian besar disebabkan oleh lemahnya kemampun anak untuk melakukan konsentrasi (Surya, 2003). Banyak hal yang dapat mempengaruhi daya konsentrasi

21 5 seseorang, salah satunya yakni dengan pemberian aromaterapi. zat aromatis yang terdapat dalam tanaman ternyata memeiliki respons yang baik terhadap kondisi pikiran, perasaan, dan kesehatan tubuh (Jaelani, 2009). Berdasarkan analisis tersebut, penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian tentang pengaruh aromaterapi terhadap hasil Tes Potensi Akademik yang didasari oleh efek aromaterapi terhadap kondisi pikiran dan perasaan. Maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Aromaterapi Lavender terhadap Hasil Tes Potensi Akademik Siswa Kelas XIISMA Negeri 21 Makassar Tahun Pelajaran 2017/ Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas dirumuskan suatu masalah yaitu bagaimanakah pengaruh aromaterapi lavender terhadap hasil Tes Potensi Akademik siswa kelas XIISMA Negeri 21 Makassar tahun pelajaran 2017/2018? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan umum 1. Mendapatkan informasi tentang pengaruh aromaterapi lavender terhadap hasil Tes Potensi Akademik siswa kelas XII SMA Negeri 21 Makassar tahun pelajaran 2017/ Tujuan khusus 1. Mengetahui hasil Tes Potensi Akademik siswa kelas XII SMA Negeri 21 Makassar tahun pelajaran 2017/2018 tanpa memakai aromaterapi lavender 2. Mengetahui hasil Tes Potensi Akademik siswa kelas XII SMA Negeri 21 Makassar tahun pelajaran 2017/2018 dengan memakai aromaterapi lavender

22 6 3. Mengetahui selisih antara hasil Tes Potensi Akademik siswa kelas XII SMA Negeri 21 Makassar tahun pelajaran 2017/2018 dengan dan tanpa memakai aromaterapi lavender. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi bagi masyarakat tentang pengaruh aromaterapi lavender terhadap peningkatan hasil Tes Potensi Akademik. 2. Bagi peneliti dan ilmu pengetahuan, penelitian ini akan menjadi acuan dan sumber bacaan untuk penelitian-penelitian berikutnya. 3. Bagi penulis, dapat dijadikan bahan masukan dan pembelajaran yang bermanfaat untuk perkembangan keilmuan penulis. 4. Jika berpengaruh positif bagi peningkatan Tes Potensi Akademik, pemberian aromaterapi lavender kepada siswa/siswi Sekolah Menegah Atas dapat dijadikan salah satu rekomendasi bagi kepala sekolah atau guru Sekolah Menengah Atas demi peningkatan kualitas pendidikan.

23 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hidung Anatomi hidung Gambar 2.1 Ronggaa hidung tampak lateral (Paulsen F. & J. Waschke., 2013) Anatomi hidung luar Hidung terdiri atas hidung luar dan hidung bagian dalam. Hidung bagian luar menonjol pada garis tengah di antara pipi dan bibir atas; struktur hidung luar dibedakan atas tiga bagian: yang paling atas: kubah tulang yang tak dapat digerakkan; di bawahnya terdapat kubah kartilago yang sedikit dapat digerakkan ; dan yang paling bawah adalah lobulus hidung yang mudah digerakkan. Bentuk hidung luar seperti piramid dengan bagian-bagiannya dari atas ke bawah : 1) pangkal hidung (bridge), 2) batang hidung (dorsum nasi), 3) puncak hidung (hip),4) ala nasi,5) kolumela dan 6) lubang hidung (nares anterior). Hidung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang rawan yang dilapisi oleh kulit,jaringan ikat dan beberapa 7

24 8 otot kecil yang berfungsi untuk melebarkan atau menyempitkan lubang hidung. Kerangka tulang terdiri dari: 1) tulang hidung (os nasal), 2) prosesus frontalis os maksila dan3) prosesus nasalis os frontal; sedangkan kerangka tulang rawan terdiri dari beberapa pasang tulang rawan yang terletak di bagian bawah hidung, yaitu 1) sepasang kartilago nasalis lateralis superior, 2) sepasang kartilago nasalis lateralis inferior yang disebut juga sebagai kartilago ala mayor dan 3) tepi anterior kartilago septum (Soetjipto D & Wardani RS,2007) Anatomi hidung dalam Bagian hidung dalam terdiri atas struktur yang membentang dari osinternum di sebelah anterior hingga koana di posterior, yang memisahkan rongga hidung dari nasofaring. Kavum nasi dibagi oleh septum, dinding lateral terdapat konka superior, konka media, dan konka inferior. Celah antara konka inferior dengan dasar hidung dinamakan meatus inferior, berikutnya celah antara konka media dan inferior disebut meatus media dan sebelah atas konka media disebut meatus superior (Ballenger JJ,1994 ; Dhingra PL, 2007; Hilger PA,1997). Gambar 2.2 Dinding lateral rongga hidung (Paulsen F. & J. Waschke., 2013)

25 Vaskularisasi penghidu Bagian atas hidung rongga hidung mendapat pendarahan dari a. ethmoid anterior dan posterior yang merupakan cabang dari a. oftalmika dari a.karotis interna. Bagian bawah rongga hidung mendapat pendarahan dari cabang a. maksilarisinterna, di antaranya adalah ujung a.palatina mayor dan a.sfenopalatina yang keluar dari foramen sfenopalatina bersama n.sfenopalatina dan memasuki rongga hidung di belakang ujung posterior konka media. Bagian depan hidung mendapat pendarahan dari cabang cabang a.fasialis (Soetjipto D & Wardani RS,2007). Pada bagian depan septum terdapat anastomosis dari cabang-cabang a.sfenopalatina, a.etmoid anterior, a.labialis superior, dan a.palatina mayor yang disebut pleksus Kiesselbach (Little s area). Pleksus Kiesselbach letaknya superfisial dan mudah cidera oleh trauma, sehingga sering menjadi sumber epistaksis (pendarahan hidung) terutama pada anak. (Soetjipto D & Wardani RS,2007) Vena-vena hidung mempunyai nama yang sama dan berjalan berdampingan dengan arterinya. Vena di vestibulum dan struktur luar hidung bermuara ke v.oftalmika yang berhubungan dengan sinus kavernosus. Vena-vena di hidung tidak memiliki katup, sehingga merupakanfaktor predisposisi untuk mudahnya penyebaran infeksi hingga ke intracranial (Soetjipto D & Wardani RS,2007) Persarafan penghidu Bagian depan dan atas rongga hidung mendapat persarafan sensoris dari n.etmoidalisanterior, yang merupakan cabang dari n.nasosiliaris, yang berasal dari n.oftalmikus (N.V-1). Rongga hidung lannya, sebagian besar mendapat persarafan sensoris dari n.maksila melalui ganglion sfenopalatinum. Ganglion

26 10 sfenopalatinumselain memberikan persarafan sensoris juga memberikan persarafan vasomotor atau otonom untuk mukosa hidung. Ganglion ini menerima serabutserabut sensoris dari n.maksila (N.V-2), serabut parasimpatis dari n.petrosus superfisialis mayor dan serabut-serabut simpatis dari n.petrosus profundus. Ganglion sfenopalatinum terletak di belakang dan sedikit di atas ujung posterior konka media (Soetjipto D & Wardani RS,2007). Nervus olfaktorius turun dari lamina kribrosa dari permukaan bawah bulbus olfaktorius dan kemudian berakhir pada sel-sel reseptor penghidu pada mukosa olfaktorius di daerah sepertiga atas hidung (Dhingra PL, 2007 ; Soetjipto D & Wardani RS,2007) Fisiologi penghidu Berdasarkan teori struktural, teori revolusioner dan teori fungsional, maka fungsifisiologis hidung dan sinus paranasal adalah: 1) fungsi respirasi untuk mengatur kondisi udara (air conditioning), penyaring udara, humidifikasi, penyeimbang dalam pertukaran tekanan dan mekanisme imunologik lokal; 2) fungsi penghidu, karena terdapanya mukosa olfaktorius (penciuman) dan reservoir udara untuk menampung stimulus penghidu; 3) fungsi fonetik yang berguna untuk resonansi suara, membantu proses berbicara dan mencegah hantaran suara sendiri melalui konduksi tulang; 4) fungsi statistik dan mekanik untuk meringankan beban kepala, proteksi terhadap trauma dan pelindung panas; 5) refleks nasal (Soetjipto D & Wardani RS,2007).

27 Jalur Olfaktorius Gambar 2.3 Pembagian bulbus olfaktorius (Gray H, 2008). Nervus olfaktorius berasal dari reseptor neuron olfaktorius yang terdapat pada mukosa olfaktorius. Dari nervus olfaktorius, neuron menembus melewati foramina kribriformis pada tulang etmoidal. Sampailah pada tahap selanjutnya menuju bulbus olfaktorius. Kemudian neuron di bulbus olfaktorius melanjut ke posterior menuju traktus olfaktorius. Akhirnya, neuron tersebut sampai pada korteks olfaktorius (Gray H, 2008). Terdapat enam lapisan bulbus olfaktorius, mulai dari superficial ke profundal, antara lain (Gray H, 2008): 1. Olfactory nerve fibre layer Lapisan ini terdiri dari akson-akson yang tidak dilapisi oleh selubung myelin. Maka dari itu, pertumbuhan, maturitas, dan degenerasinya juga berbeda.

28 12 2. Layer of synaptic glomeruli and interglomerular spaces Lapisan ini merupakan lapisan yang tipis. Pada lapisan ini, akson-akson akan terbagi-bagi untuk melakukan sinaps menjadi neuron sekunder. Neuron sekunder pada lapisan ini, antara lain mitral cell, tufted cell, dan periglomerular cell. 3. External plexiform layer Lapisan ini berisikan dendrit sekunder mitral cell dan tufted cell. 4. Mitral cell layer Lapisan ini berisi ganglion mitral cell. Masing-masing ganglion memberikan dendrit tunggal ke glumerulus dan dendrit sekunder, sekaligus akson tungga ke traktus olfaktorius. 5. Granule cell layer Lapisan ini berisi sel-sel granula yang berada di superficial dan profundal. 6. Internal plexiform layer Lapisan ini berisi akson, rekuren, dan kolateral dari mitral cell, tufted cell, dan ganglion granula Selanjutnya bulbus olfaktorius akan secara langsung menuju korteks olfaktorius tanpa melewati talamus. Bagian yang menerima proyeksi langsung dari bulbus olfaktorius, antara lain korteks piriformis, nukleus olfaktorius anterior, tuberkel olfaktorius, korteks entorhinal, girus insula, dan amigdala (Gray H, 2008). Korteks entorhinal (area Brodmann 28) merupakan bagian terbesar yang menerima proyeksi langsung dari bulbus olfaktorius. Korteks tersebut terbagi dua menjadi medial dan lateral (area Brodmann 28a dan 28b). Bulbus olfaktorius lebih cenderung menuju korteks entorhinal lateralis (Gray H, 2008).

29 Sistem Limbik Gambar 2.4 Komponen sistem limbik (warna kuning). Aspek medial dari hemisfer cerebri kiridengan beberapa area Brodmann (Gray H, 2008) Kata limbik berasal dari kata limbus yang berarti pinggiran atau batas (Snell RS, 2002). Sistem limbik merupakan bagian suatu bagian besar dari kortek pada sisi medial otak. Sistem limbik berbeda dengan lobus limbik. Lobus limbik merupakan kesatuan struktur yang terdiri dari archicortex (formasi hipokampalis dan girus dentatus), paleocortex (korteks piriformis dari girus hipokampalis anterior), mesocortex (girus cinguli) (Gray H, 2008). Formasi hipokampalis terdiri dari hipokampus, girus dentatus, kompleks subikular (subikulum, presubikulum, dan parasubikulum) dan korteks entorhinal (area Brodmann 28) (Snell RS, 2002). Sedangkan, sistem limbik gabungan lobus limbik dan nuklei subkortikal, yaitu amigdala, nuklei septales, hipotalamus, epitalamus, nukleus talamus, dan ganglia

30 14 basalis (Gray H, 2008). Semuanya memiliki hubungan kesatuan satu sama lain dan juga memiliki hubungan yang erat dengan sistem olfaktorius (Seeley RR, dkk, 1989). Pada sistem limbik terdapat juga yang dinamakan sirkuit Papez. Sirkuit Papez merupakan sirkuit yang menghubungkan hipokampus dengan girus cinguli melalui korpus mamilaris dan talamus anterior. Pada jalur ini mempunyai peran dalam fungsi mnemonik dan memori jangka pendek spasial (Gray H, 2008). Girus cinguli terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu korteks prelimbik (area Brodmann 32), korteks infralimbik (area Brodmann 25), korteks cinguli anterior (area Brodmann 23 dan 24), dan korteks cinguli posterior atau kortesks retrosplenial (area Brodmann 29). Girus cinguli merupakan bagian dari otak yang memiliki hubungan erat dengan lobus frontalis, yaitu pada area motorik dan area neokortikal. Selain itu, girus cinguli juga berkaitan dengan somatosensori dan asosiasi visual dari lobus parietal, lobus ocipital, dan lobus temporal. Semuanya itulah bergabung menjadi satu jalur dan menuju lobus temporalis medialis dan formasi hipokampalis. Girus cinguli merupakan salah satu aferen menuju daerah tersebut (Gray H, 2008). Girus cinguli merupakan pengaturan munculnya rasa nyeri yang berhubungan dengan regional cerebral blood flow (rcbf) yang diukur menggunakan positron emission tomography (PET) atau functional magnetic resonance imaging (fmri) (Gray H, 2008). Munculnya rasa nyeri merupakan suatu penjabaran luas yang terdiri dari kognitif, emosi, komponen motorik dan komponen autonom. Semuanya itu tidak selalu bisa diukur secara spesifik pada otak dengan merespon rasa nyeri melalui sinyal PET atau fmri (Peyron R, dkk, 2000). Girus parahipokampalis terdiri dari area Brodmann 27, 28 (korteks entorhinal), 35, 36, 48, 49, dan korteks temporal. Koneksi antara girus

31 15 parahipokampalis dengan girus cinguli sangatlah rumit. Pada kera, korteks infralimbik (area Brodmann 25) memberi proyeksi ke area Brodmann 24a dan 24b. Area Brodmann 25 juga memberikan reaksi timbal balik pada area Brodmann 28 (korteks entorhinal). Proyeksi area Brodmann 32 (korteks paralimbik) dan sistem limbik kurang menonjol. Area Brodmann 24 dan 29 berhubungan dengan area Brodmann 23 (Gray H, 2008). Hal tersebut digunakan untuk mengatur emosi, perilaku, motivasi, sensasi nyeri, gairah seks, perasaan takut dan marah, nafsu makan, dan juga memori (Snell RS, 2002). Hipokampus merupakan suatu bagian dari otak substantia grisea yang melengkung dan berada di bagian kaudal kornu inferior ventrikel lateralis. Hipokampus diambil dari bentuknya yang seprti kuda laut. Posisi hipokampus berakhir pada bagian bawah dari splenium korpus kalosum (Snell RS, 2002). Hubungan-hubungan aferen hipokampus terdiri dari berbagai macam sumber, yaitu (Snell RS, 2002): 1. Serabut dari girus cinguli 2. Serabut dari nuklei septales (nukleus dekat linea mediana dekat komisura anterior) dan berjalan di dalam forniks 3. Serabut dari hipokampus dari sisi kontralateral 4. Serabut dari indisum griseum yang berjalan dalam striae longitudinales 5. Serabut dari girus entorhinal 6. Serabut dari girus dentatus dan girus parahipokampalis

32 16 Hubungan-hubungan eferen hipokampus terdiri dari berbagai macam tujuan, yaitu (Snell RS, 2002): 1. Serabut berjalan ke posterior menuju komisura anterior, lalu korpus mamilaris, dan berakhir di nukleus medialis 2. Serabut berjalan ke posterior menuju komisura anterior dan berakhir di nukleus anterior talamus 3. Serabut berjalan ke posterior menuju komisura anterior dan masuk tegmentum mesenchepalon 4. Serabut berjalan ke anterior menuju komisura anterior dan berakhir pada nuclei septales, area preoptica lateralis, dan anterior hipotalamus 5. Serabut bergabung dengan stria medularis talamus dan menuju nukleus habenularis Girus dentatus berada di antara hipokampus dan girus parahipokampus. Girus dentatus berbentuk pita pada substantia grisea yang bertakik-takik. Akhir dari girus ini terletak pada splenium korpus kalosum, yang kemudian melanjut sebagai indisum griseum. Pada sisi anterior, girus dentatus melanjut menjadi unkus. Indisum griseum adalah lapisan di superior dari korpus kalosum yang membungkus seluruh bagiannya. Terdapat dua striae (sisa dari substantia alba) pada sisi superficial indisum griseum, yaitu stria longitudinalis medialis dan lateralis (Wilkinson SM, dkk, 2007). 2.4 Aromaterapi Aromaterapi Secara Umum Aromaterapi berasal dari kata aroma yang berarti harum dan wangi, dan

33 17 therapy yang dapat diartikan sebagai cara pengobatan atau penyembuhan. Sehingga aromaterapidapat diartikan sebagai: suatu cara perawatan tubuh dan atau penyembuhan penyakit dengan menggunakan minyak esensial (essential oil) (Jaelani, 2009). Aromaterapi adalah istilah modern untuk praktik yang sudah dilakukan ribuan tahun yang lalu, yang merupakan penatalaksanaan perawatan dan pengobatan menggunakan minyak esensial (Sunito, 2010). Aromaterapi adalah adalah praktek penyembuhan menggunakan bau-bauan murni sebagai penyembuhan alami (Datusanantyo & Robertus, 2009). Aromaterapi adalah sebuah disiplin menyeluruh yang menggunakan minyak esensial yang secara alami diekstrak dari tumbuhtumbuhan karena efek terapetiknya (Danusanantyo & Robertus, 2009). Aromaterapi adalah pengobatan menyeluruh yang dianggap sebagai teknik perawatan tubuh dengan menggunkan minyak esensial yang diekstraksi dari tanaman (Tri Akoso & Galuh,2009). Minyak esensial adalah minyak yang berasal dari saripati tumbuhan aromatis yang biasa disebut minyak atsiri. Minyak atsiri ini merupakan hormon atau life force tumbuhan, yang biasa didapat dengancara ekstraksi. Minyak esensial itu berefek sebagai antibakteri dan antivirus, juga merangsang kekebalan tubuh untuk melawan infeksi tersebut. Minyak esensial adalah konsentrat yang umumnya merupakanhasil penyulingan dari bunga, buah, semak-semak, dan pohon (Sunito, 2010). Aroma berpengaruh langsung terhadap otak manusia, seperti halnya narkotika. Hidung memiliki kemampuan untuk membedakan lebih dari aroma yang berbeda yang mempengaruhi dan itu terjadi tanpa disadari. Aroma

34 18 tersebut mempengaruhi bagian otak yang berkaitan dengan mood, emosi, ingatan, dan pembelajaran. Misalnya, dengan menghirup aroma lavender maka akan meningkatkan gelombang- gelombang alfa di dalam otak dan gelombang inilah yang membantu untuk menciptakan keadaan yang rileks (Maifrisco,2008). Aromaterapi mempunyai efek yang positif karena diketahui bahwa aroma yang segar, harum merangsang sensori, reseptor dan pada akhirnya mempengaruhi organ yang lainnya sehingga dapat menimbulkan efek kuat terhadap emosi. Aroma ditangkap oleh reseptor di hidung yang kemudian memberikan informasi lebih jauh ke area di otak yang mengontrol emosi dan memori maupun memberikan informasi juga ke hipotalamus yang merupakan pengatur system internal tubuh, termasuk sistem seksualitas, suhu tubuh, dan reaksi terhadap stress (Shinobi, 2008) Manfaat Aromaterapi Manfaat Aromaterapi menurut Shinobi (2008) adalah : a. Aromaterapi merupakan salah satu metoda perawatan yang tepat dan efisien dalam menjaga tubuh tetap sehat. b. Aromaterapi banyak dimanfaatkan dalam pengobatan, khususnya untuk membantu penyembuhan beragam penyakit, meskipun lebih ditujukan sebagai terapi pendukung (supporttherapy) c. Aromaterapi membantu meningkatakn stamina dan gairah seseorang, walapun sebelumnya tidak atau kurang memiliki gairah dan semangat hidup d. Aromaterapi dapat menumbuhkan perasaan yang tenang pada jasmani, pikiran dan rohani (soothing the physical, mind and spiritual)

35 19 e. Aromaterapi mampu menghadirkan rasa percaya diri, sikap yang berwibawa, jiwa pemberani, sifat familiar, perasaan gembira, damai, juga suasana romantis. f. Aromaterapi merupakan bahan antiseptik dan antibakteri alami yang dapat menjadikan makanan ataupun jasad renik menjadi lebih awet Efek Aromaterapi Minyak esensial memiliki peran amat penting bagi perkembangan kesehatan saat ini, yaitu sebagai sumber obat-obatan alami yang aman dan murah, melalui metode aromaterapi. Hal ini cukup beralasan, karena pada minyak esensial terdapat kandungan kimia bahan aktif yang memiliki khasiat dan efek yang cepat dalam membantu penyembuhan penyakit. Bahan-bahan aktif dalam minyak esensial ini juga merupakan sediaan kosmetika yang efektif dan praktis. Adapun efektivitas kimia bahan aktif minyak esensial tersebut dapat dijelaskan melalui mekanisme menurut Sunito (2010) sebagai berikut: a. Butiran Molekulnya sangat kecil dengan mudah dapat diserap melalui aliran darah hingga pembuluh kapiler darah di seluruh jaringan tubuh. Zat-zat aktif yang terdapat dalam minyak esensial ini kemudian diedarkan ke seluruh jaringan tubuh, sehingga akan lebih mudah mencapai sasaran lokasi yang akan diobati (targetsite). b. Minyak esensial juga memiliki sifat mudah larut dalam lemak, sehingga dengan mudah terserap ke dalam lapisan kulit dan lapisan kulit yang ada di bawahnya (subkutan) bila dioleskan atau digosokkan. c. Minyak esensial mampu meredakan ketegangan pada otot-otot yang sedang yang sedang mengalami kelelahan akibat aktivitas yang

36 20 berlebihan. d. Efek dari zat aktifnya dapat mempengaruhi lapisan dinding usus secara langsung, selaput lendir, dan otot-otot pada dinding usus di sekitarnya bila dikonsumsi secara internal melaluioral. e. Minyak esensial juga mampu mempengaruhi impuls dan refleks saraf yang diterima oleh ujung-ujung reseptor saraf pada lapisan terluar dari kulit, dibawah lapisan epidermis. Selain itu, minyak ini dapat mempengaruhi aktivitas fungsi kerja otak melalui sistem saraf yang berhubungan dengan indera penciuman. Respons ini akan dapat merangsang peningkatan produksi masa penghantar saraf otak (neurotransmitter), yaitu yang berkaitan dengan pemulihan kondisi psikis (seperti emosi, perasaan, pikiran, dankeinginan). f. Efek medis minyak esensial juga mampu mempengaruhi kelenjar getah bening. Dalam hal ini, efektifitas zat-zat aktifnya dapat membantu produksi prostaglandin yang berperan penting dalam meregulasi tekanan darah, pengendalian rasa sakit, serta keseimbanganhormonal. g. Minyak esensial juga ikut membantu kinerja enzim, antara lain, enzim pencernaan yang berperan dalam menstimulasi nafsu makan; asam hidrokhlorik, pepsin, musin dan substansi lain yang ada dilambung Sifat-sifat yang terkandung dalam minyakesensial Sifat-sifat yang terkandung dalam minyak esensial lavender yaitu sebagai antiseptik, antidepresan, meringankan stres dan sulit tidur, mengatasi gigitan serangga (Sunito, 2010).

37 Bentuk-bentuk aromaterapi Bentuk aromaterapi yang banyak ditemukan adalah aromaterapi berbentuk lilin dan dupa (incense stick dan incense cone). Adapula yang berbentuk minyak esensial tapi umumnya tidak murni, hanya beberapa persen saja menurut Sunito (2010) sebagai berikut : a. Dupa Dibuat dari bubuk akar yang dicampur minyak esensial III cara penggunaanya adalah dengan cara dibakar. b. Lilin Biasanya lilin aromaterapi wanginya itu-itu saja, misalnya sandalwood dan lavender. Sebab, sejumlah minyak esensial tertentu membuat lilin sulit membeku. Bahan baku lilin itu kemudian dicampur dengan beberapa tetes minyak esensial grade III. Kualitas lilin di pasaran berbeda-beda. Cara sederhana untuk mengetahuinya adalah mencoba membakarnya lebih dahulu, lilin yang bagus tak mudah meleleh dan asapnya tidak hitam. c. Minyak Esensial Minyak esensial adalah konsentrat yang umumnya merupakan hasil penyulingan dari bunga, buah, semak-semak, dan pohon (Sunito, 2010).

38 Cara menggunakan aromaterapi Cara menggunakan minyak esensial menurut Jaelani (2009) : a. Kompres Kompres adalah salah satu upaya dalam mengatasi kondisi fisik dengan cara memanipulasi suhu tubuh atau dengan memblokir efek rasa sakit. Caranya adalah dengan menambahkan 3-6 tetes minyak esensial pada setengah liter air. Masukan handuk kecil pada air tersebut dan peras. Lalu, letakkan handuk tersebut pada wilayah yang diinginkan. Bisa juga untuk mengompres wajah dengan menambahkan 2 tetes minyak esensial pada satu mangkuk air hangat. Masukan kain atau handuk kecil pada air atau larutan dan peras. Letakan pada wajah selama beberapa menit. Ulangi cara tersebut selama tigakali. b. Pemijatan/ Massage Pemijatan/ massage termasuk salah satu cara terapi yang sudah berumur tua. Meskipun metode ini tergolong sederhana, namun cara terapi ini masih sering digunakan. Caranya adalah dengan menggunakan 7-10 tetes minyak esensial yang sejenis dalam tetes minyak dasar, atau tiga kali dari dosis tersebut bila menggunakan tiga macam minyak esensial. Cara pemijatan ini dapat dilakukan dengan suatu gerakan khusus melalui petrissage (mengeluti, meremas, mengerol dan mencubit); effleurage (usapan

39 23 dan belaian) friction (gerakan menekan dengan cara memutarmutarkan telapak tangan atau jari). c. Streaming Streaming merupakan salah satu cara alami untuk mendapatkan uap aromatis melalui penguapan air panas. Dalam terapi ini, setidaknya digunakan 3-5 tetes minyak esensial dalm 250 ml air panas. Tutuplah kepala dan mangkok dengan handuk, sambil muka ditundukkan selama menit hingga uap panas mengenai muka. d. Hirup atau Inhalasi Adapun maksud dari terapi ini adalah untuk menyalurkan khasiat zat-zat yang dihasilkan oleh minyak esensial secara langsung atau melalui alat bantu aromaterapi, seperti tabung inhaler dan spray, anglo, lilin, kapas, tisu ataupun pemanas elektrik. Zat-zat yang dihasilkan dapat berupa gas, tetes-tetes uap yang halus, asap, serta uap sublimasi yang akan terhirup lewat hidung dan tertelan lewat mulut. Hirup selama menit menit.

40 Gambar 2.5 Berbagai lintasan minyak esensial di dalam tubuh 24

41 Aromaterapi Lavender Definisi Aromaterapi lavender adalah aromaterapi yang menggunakan bunga lavendula atau biasa disebut lavender, yang memiliki zat aktif berupa linaloolacetatedan linalylacetate yang dapat berefek sebagai analgesik (Wolfgang & Michaela, 2008). Kelebihan minyak lavender dibandingkan minyak essensial lainnya adalah kandungan racunnya yang relatif sangat rendah, jarang menimbulkan alergi (Yunita, 2010). Aromaterapi lavender memiliki keunggulan dibandingkan dengan jenis aromaterapi lainnya yaitu ekonomis, mudah diperoleh, aman dipergunakan, tidak memerlukan waktu lama dan praktis karena tidak memerlukan peralatan yang rumit. Kombinasi terapi lavender dengan pengobatan medis akan meningkatkan kondisi klien (Zelner, 2005).Minyak lavender berbau manis, floral, sangat herbal dan mempunyai tambahan bau seperti balsam. Minyak lavender merupakan salah satu minyak yang paling aman. Karenanya sering digunakan untuk mengobati infeksiparu-paru, sinus, vagina, dan kulit, juga meringankan sakit kepala, nyeri otot dan nyeri lainnya (Koensoemardiyah, 2009). Bunga yang digunakan untuk aromaterapi adalah lavendula atau biasa disebut lavender. Lavender adalah tumbuhan berbunga dalam suku lamiaceae yang memiliki spesies. Lavender berasal dari wilayah selatan laut tengah Afrika tropis dan ke timur sampai India. Saat ini lavender telah ditanam dan dikembangkan di seluruh dunia. Tanaman cantik dan berbunga kecil berwarna ungu ini memiliki khasiat yang sangat bermanfaat bagi manusia. Minyak aromaterapi lavender dikenal sebagai minyak penenang, efek

42 26 sedative lavendula angustifolia terjadi karena adanya senyawa-senyawa coumarin dalam minyak tersebut (Ogan, 2005) Tujuan Minyak lavender adalah salah satu aromaterapi yang terkenal memiliki efek sedatif, hypnotic, dan anti-neurodepresive baik pada hewan maupun pada manusia. Karena minyak lavender dapat memberikan rasa tenang, sehingga dapat digunakan sebagai manajemen stress. Kandungan utama dalam minyak lavender adalah linalool asetat yang mampu mengendorkan dan melemaskan sistem kerja urat-urat syaraf dan otot-otot yang tegang. Linalool juga menujukkan efek hipnotic dan anticonvulsive, karena khasiat inilah bunga lavender sangat baik digunakan sebagai aromaterapi. Selain itu beberapa tetes minyak lavender dapat membantu menanggulangi insomnia, memperbaiki mood seseorang, menurunkan tingkat kecemasan, meningkatkan tingkat kewaspadaan, dan tentunya dapat memberikan efek relaksasi (Yamada,2005). Aromaterapi lavender berasal dari bagian bunga dan kelopak bunga yang berkasiat untuk mengharmoniskan, meredakan, menyeimbangkan, menyegarkan, merilekskan dan menenangkan. Minyak lavender digunakan untuk membantu dalam meringankan rasa mudah marah, gelisah, nyeri, stres, meringankan otot pegal, gigitan, sengatan, sebagai antiseptik, menyembuhkan insomnia, sakit kepala dan dapat digunakan secara langsung pada rasa sakit dari luka bakar atau melepuh ringan (Sharma, 2009). 2.5 Tes Potensi Akademik Tes potensi merupakan salah-satu bentuk pengukuran terhadap kemampuan abilitas kognitif potensial umum (pengukuran performansi maksimal) yang

43 27 dirancang khusus guna memprediksi peluang keberhasilan belajar di perguruan tinggi, karena itulah tes seperti ini biasanya dinamai Tes Potensi Akademik. Gagasan dasar dalam konstruksi Tes Potensi Akademik sedikit-banyak mengikuti konsep pengembangan Graduate Record Examinations (GRE) yang terdiri atas seksi Verbal Reasoning (V). Quantitative Reasoning (Q), dan Analytical Writing (AW) (GRE Bulletin, 2008), dengan beberapa perubahan. Pada umumnya. Tes Potensi Akadernik di Indonesia terdiri atas tiga subtes yaitu subtes Verbal, subtes Kuantitatif, dan subtes Penalaran. Berbeda dari isi tes prestasi yang disusun berdasar silabus mata pelajaran pada suatu jenjang pendidikan atau pelatihan yang lebih merupakan pengungkapan hasil pembelajaran, Tes Potensi Akademik tidak disusun berdasar silabus mata pelajaran dan karenanya keberhasilan menjawab soal dalarn tes ini adalah minimal kaitannya dengan penguasaan isi pelajaran tertentu. Hal itu disebabkan konten soal-soal dalam tes potensi dikembangkan sedemikian rupa sehingga peluang keberhasilan untuk menjawab dengan benar lebih tergantung pada penggunaan daya penalaran (reasoning) baik logis (logical) maupun analitis (analytical). Sebagai contoh, soalsoal Geometrika dalam Tes Potensi Akademik dapat dijawab tanpa mengandalkan penguasaan rumus-rumus geometrika yang rumit. Soal Aritmetika dalam Tes Potensi Akademik juga tidak memerlukan penggunaan rumus matematika namun lebih mengandalkan pada penalaran dan strategi pemecahan masalah kuantitatif yang bersifat umum sedangkan soal Konsep Aijabar mengungkap pemahaman akan konsep-konsep dasar aljabar bukan kemahiran dalam menggunakan rumus-rumus komputasinya. Berkaitan dengan penggunaan Tes Potensi Akademik untuk tujuan seleksi, aspek validitas (khususnya validitas prediktif) menjadi penting demi akurasi prediksi sedangkan masalah bebas bias menjadi penting untuk tercapainya fairness

44 28 dalam keputusan seleksi tersebut. Kedua isu tersebut penting untuk diperhatikan sebagaimana dikatakan oleh para ahli bahwa untuk berfungsi secara efektif tes haruslah memiliki minimal tiga kualitas yaitu reliabel, valid, dan unbiased (Zucker, 2003).

45 BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL HIPOTESIS PENELITIAN 3.2 Kerangka Teori dan Kerangka Konsep Kerangka Teori Aromaterapi lavender dengan zat aktif linalool asetat Nostril Cavum nasi Tractus olfactorius Bulbus olfactorius Trigonum olfactorius Korteks enthorinal Otak Sistem limbik Gamma aminobutyric acid Neuron-neuron di Amigdala & Hipocampus terhambat Membuat Menurunkan perasaan Menstabilkan Meningkatkan perasaan tenang takut dan marah emosi motivasi Sumber: dikembangkan dari Price, 1997; Price & Wilson, 2006; Snyder & Lindquist, 2002; Primadiati, 2002; Crisp & Taylor, 2001 Meningkatkan konsentrasi Gambar 3.1 Kerangka Teori 29

46 Kerangka Konsep Diberikan aromaterapi lavender dengan metode hirup selama menit sebelum tes Konsentrasi meningkat Tes Potensi Akademik pada siswa/i kelas XII SMA Negeri 21 Makassar Tingginya hasil Tes 1. Terdapat gangguan menghidu 2. Tidak suka bau aromaterapi lavender 3. Alergi bau aromaterapi lavender 4. Tidak sarapan 5. Kurang tidur Potensi Akademik Keterangan: = Confounding factor Gambar 3.2 Kerangka Konsep 3.3 Definisi Operasional Aromaterapi Lavender Definisi : Suatu cara perawatan tubuh dan atau penyembuhan penyakit dengan menggunakan minyak esensial (essential oil) (Jaelani, 2009) yang beraroma lavender. Stopwatch digunakan untuk mengukur lamanya pemberian aromaterapi pada salah satu kelompok sampel. Lamanya pemberian aromaterapi yaitu menit.

47 31 Skala ukur : Kategorikal Kategori : 1. Menggunakan aromaterapi lavender 2. Tanpa menggunakan aromaterapi lavender Tes Potensi Akademik Pertama Defenisi : Tes Potensi Akademik merupakan salah-satu bentuk pengukuran terhadap kemampuan abilitas kognitif potensial umum (pengukuran performansi maksimal) yang dirancang khusus guna memprediksi peluang keberhasilan belajar di perguruan tinggi (Zuzker, 2003). Alat Ukur : Tes Potensi Akademik sesuai Sesuai dengan standar Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) yang terdiri atas 45 soal yang terbagi atas 3 subtes, yaitu tes kemampuan verbal sebanyak 15 soal, tes kemampuan numerik sebanyak 15 soal dan tes kemampuan figural sebanyak 15 soal. Cara Ukur : Dengan menjawab 45 soal Tes Potensi Akademik selama 45 menit. Skala Ukur : Numerikal Tes Potensi Akademik Kedua Defenisi : Tes Potensi Akademik merupakan salah-satu bentuk pengukuran terhadap kemampuan abilitas kognitif potensial umum (pengukuran performansi maksimal) yang dirancang khusus guna memprediksi peluang keberhasilan belajar di perguruan tinggi (Zuzker, 2003).

48 32 Alat Ukur : Tes Potensi Akademik sesuai Sesuai dengan standar Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) yang terdiri atas 45 soal yang terbagi atas 3 subtes, yaitu tes kemampuan verbal sebanyak 15 soal, tes kemampuan numerik sebanyak 15 soal dan tes kemampuan figural sebanyak 15 soal. Cara Ukur : Dengan menjawab 45 soal Tes Potensi Akademik selama 45 menit. Pada Tes Potensi Akademik kedua, sampel diberi aromaterapi lavender dengan metode uap selama 30 menit sebelum melakukan tes. Skala Ukur : Numerikal Kurang Tidur Defenisi : Kurang tidur (sleep deprivation) adalah situasi dimana seorang individu tidak dapat mencapai waktu tidur 6 jam perhari. Penyebab kurang tidur bisa psikologis dan fisik atau gabungan dari keduanya. (Lili Garliah, 2009) Alat Ukur Cara Ukur Skala Ukur Hasil : Kuesioner : Menganilis hasil kuesioner yang telah diisi oleh sampel : Numerikal : Seseorang dikatakan kurang tidur apabila waktu tidur kurang dari 6 jam. 3.4 Hipotesis Penelitian Adapun hipotetsis penulis pada penelitian ini adalah: Pemberian aromtarerapi lavender berpengaruh terhadap hasil Tes Potensi Akademik.

49 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimental dengan rancangan one group pre-test and post-test group design. Pada penelitian ini, peneliti akan melihat ada tidaknya pengaruh pemberian aromaterapi lavender terhadap hasil Tes Potensi Akademik siswa kelas XII SMA Negeri 21 Makassar. Tes Potensi Akademik 1 (Tanpa pemberian aromaterapi) Jeda hari (Sesuai kesepakatan jadwal dengan pihak SMA Negeri 21 Makassar) Tes Potensi Akademik 2 (Dengan pemberian aromaterapi) Gambar 4.1 Skema Rancangan Penelitian 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di SMA Negeri 21 di Kota Makassar, Sulawesi Selatandan analisis sampel dilakukan di Universitas Hasanuddin. Penelitian ini dilakukan dalam waktu 3 bulan, yakni mulai dari 22 Agustus November Variabel Variabel dependen Variabel dependen pada penelitian ini adalah Tes Potensi Akademik Variabel independen Variabel independen pada penelitian ini adalah aromaterapi lavender. 33

50 Populasi dan Sampel Populasi Populasi dari penelitian ini adalah siswa/i Kelas XIISMA Negeri 21 Makassar, Sulawesi Selatan Sampel Sampel dari penelitian ini adalah dua kelas pada kelas XII SMA Negeri 21 Makassar yang dipilih secara acak, yang dianggap mewakili populasinya. Menurut Federer (1963), untuk penelitian eksperimen dengan rancangan acak lengkap, acak kelompok atau faktorial, secara sederhana dapat dirumuskan: (t-1) (r-1) > 15 (2-1) (r-1) > 15 (r-1) > 15/1 r > 15+1 r > 16 dimana : t = banyaknya kelompok perlakuan r = jumlah replikasi Sehingga jika berdasarkan rumus tersebut maka r yang didapatkan adalah 16 orang perkelompok sampel, sehingga pada penelitian ini setidaknya peneliti harus mengambil data dari sampel sekurang-kurangnya sejumlah 16 orang pada kelompok yang menjadi sampel Teknik Sampling Cara pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik cluster random sampling.

51 Kriteria Sampel Kriteria Inklusi Siswa/i Kelas XII SMA Negeri 21 Makassar Sulawesi Selatan yang bersedia menjadi sampel penelitian Kriteria Eksklusi a. Siswa/i Kelas XII SMA Negeri 21 Makassar yang tidak hadir pada saat penelitian dilakukan. b. Siswa/i Kelas XII SMA Negeri 21 Makassar yang memiliki gangguan menghidu. c. Siswa/i Kelas XII SMA Negeri 21 Makassar yang tidak menyukai bau aromaterapi lavender. d. Siswa/i Kelas XII SMA Negeri 21 Makassar yang alergi terhadap aromaterapi lavender. e. Siswa/i kelas XII SMA Negeri 21 Makassar yang pernah melakukan Tes Potensi Akademik sebelumnya. f. Siswa/i kelas XII SMA Negeri 21 Makassar yang kurang tidur. g. Siswa/i kelas XII SMA Negeri 21 Makassar yang tidak sarapan. 4.6 Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Empat set alat aromaterapi lavender yang masing masingterdiri atas 5 ml aromaterapi lavender beserta beserta alat pemanas aromaterapi. 2. Instrumen yang digunakan dalam pelaksanaan Tes Potensi Akademik adalah:

52 36 a. 90 rangkap soal Tes Potensi Akademik b. 90 rangkap lembar jawaban Tes Potensi Akademik 3. Peralatan penunjang lainnya : a. 1 buah ruang Kelas b. Alat dokumentasi c. Stopwatch d. Bingkisan hadiah 4.7 Prosedur Penelitian Tahap persiapan Pada tahap persiapan penelitian, dilakukan kegiatan sebagai berikut : 1. Peneliti menyusun proposal penelitian. 2. Peneliti mengajukan proposal kepada pembimbing. 3. Peneliti mengusulkan perizinan berupa izin etik penelitian dan perizinan pengambilan sampel penelitian di lokasi pengambilan sampel. 4. Peneliti mempersiapkan instrumen penelitian untuk pengambilan sampel penelitian. 5. Peneliti mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam analisis sampel penelitian Tahap pelaksanaan Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Peneliti mengunjungi SMA Negeri 21 Makassar sebagai lokasi pengambilan sampel.

53 37 2. Peneliti melakukan sosialisasi dan pengambilan data identitas siswa yang diperoleh dari guru di sekolah. 3. Peneliti memilih kelompok yang dijadikan sebagai sampel penelitian. Peneliti memberikan Tes Potensi Akademik sebanyak dua kali kepada sampel I. Pertama, peneliti memberikan instruksi untuk mengerjakan Tes Potensi Akademik tanpa memberikan pemberitahuan sebelumnya. II. Kedua, jeda sehari setelah Tes Potensi Akademik Pertama, peneliti juga memberikan instruksi untuk melakukan Tes Potensi Akademik juga tanpa memberikan pemberitahuan sebelumnya, akan tetapi sebelum masuk ke ruangan tes, peneliti telah memasang 4 buah alat pemanas aromaterapi yang berisi aromaterapi lavender pada tiap sudut ruangan. Peserta diberi aromaterapi selama 30 menit sebelum melakukan Tes Potensi Akademik. Dibutuhkan waktu sekitar menit untuk aromaterapi tersebut dihirup hingga dipersepsi oleh otak (Jaelani, 2009). 4. Peneliti meminta kesediaan partisipan untuk melakukan Tes Potensi Akademik. 5. Peneliti menjelaskan prosedur pelaksanaan Tes Potensi Akademik kepada siswa/i yang bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian. 6. Pada pelaksanaan tes kedua, peneliti mengumumkan sekaligus memberi bingkisan kepada partisipan yang meraih nilai tertinggi pada saat Tes Potensi Akademik Pertama sebagai bentuk apresiasi penulis kepada kesungguhan sampel. 7. Data hasil Tes Potensi Akademik kemudian diolah dan dianalisis

54 38 8. Pengolahan data selesai dan data hasil tes siap dilaporkan Tahap pelaporan Pada tahap pelaporan penelitian, dilakukan kegiatan sebagai berikut : 1. Peneliti mengumpulkan data hasil pemeriksaan. 2. Peneliti melakukan pengolahan dan penyajian data hasil penelitian. 3. Peneliti melakukan evaluasi dan pembahasan hasil data penelitian bersama pembimbing. 4. Penulis melakukan penarikan kesimpulan dan saran dari penelitian. 5. Peneliti menyusun laporan penelitian. 6. Peneliti mencetak hasil penelitian. 7. Peneliti melakukan ujian hasil penelitian 8. Peneliti membuat publikasi penelitian. 4.8 Cara Pengumpulan Data Berdasarkan cara memperoleh data, jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer, yaitu berupa hasil Tes Potensi Akademik dari siswa/i Kelas XII SMA Negeri 21 Makassar yang berasal dari dua kelompok berbeda dan dengan dua perlakuan berbeda pula. 4.9 Pengolahan, Analisis dan Penyajian Data Pengolahan Data Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer memakai program software IBM SPSS Statistik 21.

55 Analisis Data Sebelum dilakukan analisa data dilakukan pemeriksaan kelengkapan dan kebenaran data. Data selanjutnya diberi kode, ditabulasi, dan dimasukkan ke dalam komputer Analisa Data Pengaruh Karakteristik Tertentu terhadap Hasil Tes Potensi Akademik Pertama dan Kedua Analisis ini dilakukan dengan membandingkan selisih nilai Tes Potensi Akademik kedua dan Tes Potensi Akademik pertama pada tiap karakteristik. Normalitas distribusi data dianalisis dengan uji Saphiro-Wilk. Uji ini dipilih dikarenakan besar sampel dalam penelitian ini termasuk sampel kecil (<50 subjek). Selanjutnya dilakukan uji homogenitas untuk mengetahui apakah variansi antara kelompok yang diuji berbeda atau tidak, variansinya homogen atau heterogen. Uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan Levene s Statistics Apabila uji normalitas menunjukkan sebaran data yang normal dan homogen, uji hipotesis menggunakan Independent T test dan apabila uji normalitas menunjukkan sebaran data yang tidak normal, uji hipotesis menggunakan uji Mann Whitney Analisa Data Pengaruh Aromaterapi Lavender terhadap Hasil Tes Potensi Akademik Analisa data meliputi analisis deskriptif dan uji hipotesis. Pada analisis deskriptif data berskala kategorikal adalah aromaterapi lavender dan berskala numerik adalah Tes Potensi Akademik. Normalitas distribusi data dianalisis

56 40 dengan uji Saphiro-Wilk. Uji ini dipilih dikarenakan besar sampel dalam penelitian ini termasuk sampel kecil (<50 subjek). Apabila uji normalitas menunjukkan sebaran data yang normal, uji hipotesis menggunakan paired T test. Dan apabila uji normalitas menunjukkan sebaran data yang tidak normal, uji hipotesis menggunakan uji Wilcoxon. Kedua uji ini dipilih karena membandingkan sampel dengan 2 perlakuan berbeda, yaitu proporsi tanpa dan selama perlakuan pada populasi tunggal Penyajian Data Data yang telah diolah dan dianalisis, lalu disajikan dalam bentuk tabel distribusi disertai penjelasan yang disusun dalam bentuk narasi Etika Penelitian 1. Sebelum melakukan penelitian maka peneliti akan meminta izin pada beberapa institusi terkait. 2. Setiap subjek akan dijamin kerahasiaannya atas data yang diperoleh dari hasil tes dengan tidak menuliskan nama pasien, tetapi hanya berupa inisial.

57 BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS PENELITIAN 5.1 Deskripsi Umum Penelitian ini telah dilakukan pada siswa kelas XII SMA Negeri 21 Makassar Tahun Pelajaran 2017/2018. Cara pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Penelitian ini mendapat izin penelitian dari Komite Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Dinas Penanaman Modal dan PTSP Provinsi Sulawesi Selatan, Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan dan SMA Negeri 21 Makassar. Pengambilan data dimulai pada tanggal 6 Oktober 2017 hingga 2 November Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data primer dari hasil Tes Potensi Akademik siswa kelas XII SMA Negeri 21 Makassar. Tes dilakukan sebanyak 2 kali. Pada tes pertama, peneliti memberikan instruksi untuk mengerjakan Tes Potensi Akademik tanpa memberikan pemberitahuan sebelumnya. Pada tes kedua, jeda sehari setelah Tes Potensi Akademik Pertama, peneliti juga memberikan instruksi untuk melakukan Tes Potensi Akademik tanpa memberikan pemberitahuan sebelumnya dan dengan soal berbeda, akan tetapi sebelum masuk ke ruangan tes, peneliti telah memasang 4 buah alat pemanas aromaterapi yang berisi aromaterapi lavender pada tiap sudut ruangan. Peserta akan diberi aromaterapi selama 30 menit sebelum melakukan Tes Potensi Akademik. Penelitian ini mengangkat variabel penelitian yaitu variabel dependen berupa hasil Tes Potensi Akademik (TPA) dan variabel independen berupa pemberian aromaterapi lavender. 41

58 42 Soal Tes Potensi Akademik diperoleh dari Soal SBMPTN tahun Terdapat masing-masing 5 macam kode soal pada Tes Potensi Akademik pertama dan kedua. Kode soal dibagi atas kode 1, 2 3, 4 dan 5. Semua soal memiliki konten yang sama. Tes Potensi Akademik berbentuk pilihan ganda sebanyak 45 soal dan terbagi atas 3 subtes, yaitu tes kemampuan verbal, tes kemampuan numerik dan tes kemampuan figural. Pada penelitian ini, didapatkan sebanyak 87 sampel. Sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 28 sampel. Sebelum melakukan penelitian, seluruh sampel dimintai kesediaannya dengan mengisi informed consent. 5.2 Analisis Univariat Sebelum dilakukan analisa data, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan kelengkapan dan kebenaran data. Data selanjutnya diberi kode, ditabulasi, dan dimasukkan ke dalam komputer. Data yang terkumpul kemudian diolah dengan menggunakan program SPSS 21 untuk mengetahui karakteristik sampel berdasarkan jenis kelamin dan umur yang hasilnya dapat dilihat sebagai berikut No 1 Jenis Kelamin 2 Umur Sumber: Data Primer Karakteristik Laki-laki Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Frekuensi Persentasi (N:28) (%) 7 25 Perempuan , ,43

59 43 Dari tabel 5.1 dapat dilihat bahwa jenis kelamin sampel pada penelitian ini didominasi oleh jenis kelamin perempuan yakni sebanyak 21 orang (75%) dan dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 7 orang (25%). Pada tabel tersebut, dapat pula diketahui bahwa usia sampel terbanyak berada pada usia 17 tahun yakni seanyak 20 orang (28,57%), dan umur 16 tahun sebanyak 8 orang (28,57%). Tidak ada perbedaan umur (dalam tahun) pada sampel saat melakukan tes pertama dan kedua. 5.2 Analisis Bivariat Analisis bivariat adalah suatu proses analisa data yang bertujuan untuk mengetahui hubungan suatu faktor dependen terhadap faktor independen yang diteliti. Pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui pengaruh pemberian aromaterapi lavender terhadap hasil Tes Potensi Akademik Siswa Kelas XII SMA Negeri 21 Makassar Tahun Pelajaran 2017/2018 dengan mengnalisa hasil Tes Potensi Akademik pertama dan kedua Pengaruh Karakteristik Penelitian terhadap Hasil Tes Potensi Akademik Pertama dan Kedua Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh karakteristik tertentu terhadap Hasil Tes Potensi Akademik pertama dan kedua, analisis yang digunakan adalah independent T test. Analisis ini dilakukan dengan membandingkan selisih nilai Tes Potensi Akademik kedua dan Tes Potensi Akademik pertama pada tiap karakteristik. Namun sebagai prasyarat analisis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dengan rumus Saphiro Wilk dan uji homogenitas dengan rumus Levene statistic dengan menggunakan SPSS.

60 44 Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data yang didapatkan mengikuti atau mendekati hukum sebaran normal baku dari Gauss. Apabila sebaran data normal, maka teknik analisis yang digunakan yaitu independent T test. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Saphiro Wilk yang ditampilkan pada tabel 5.5 berikut ini: Tabel 5.2 Uji Saphiro Wilk Data Selisih Nilai Tes Potensi Akademik Kedua dan Tes Potensi Akademik Pertama pada Tiap Karakteristik No Karakteristik Kuantitas (n=28) Signifikasi (p) 1 Jenis Kelamin Laki-Laki 7 0,627 Perempuan 21 0,222 2 Umur , ,261 Sumber: Data Primer Berdasarkan tabel di atas, uji normalitas untuk nilai selisih Tes Potensi Akademik kedua dan Tes Potensi Akademik pertama diperoleh nilai signifikansi pada tiap karakteristik, yaitu pada jenis kelamin laki-laki sebesar 0,627, pada jenis kelamin perempuan sebesar 0,222, pada umur 16 tahun sebesar 0,484 dan pada umur 17 tahun sebesar 0,261. Karena pada tiap karakteristik diperoleh nilai signifikansi (p)>0,05, maka dapat disimpulkan bahwa untuk data selisih Tes Potensi Akademik kedua dan Tes Potensi Akademik pertama pada tiap karakteristik terdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas untuk mengetahui apakah variansi antara kelompok yang diuji berbeda atau tidak, variansinya homogen atau heterogen. Uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan Levene s Statistics

61 45 Tabel 5.3 Uji Homogenitas Data Selisih Nilai Tes Potensi Akademik Kedua dan Tes Potensi Akademik Pertama pada Tiap Karakteristik (Levene s Statistics) No Karakteristik F hitung Signifikansi (p) 1 Jenis Kelamin 1,359 0,254 2 Umur 0,193 0,664 Sumber: Data Primer Dengan cara tersebut, pada tabel Levene s statistics diperoleh nilai signifikansi (p) pada karakteristikjenis kelamin sebesar 0,254 dan pada karakteristik umur sebesar 0,664. Karena pada tiap karakteristik nilai p> 0,05, maka dapat dikatakan data berasal dari populasi yang homogen. Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas, maka dilanjutkan untuk melakukan uji perbedaan. Uji perbedaan pada penelitian ini menggunakan teknik statistik independent T test dengan bantuan aplikasi IBM SPSS Statistics. Hasil uji perbedaan data penelitian ditampilkan pada tabel 5.7 berikut. Tabel 5.4 Hasil Perhitungan Independent T Test (t-test for Equality of Means) No Karakteristik Frekuensi 1 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 2 Umur Keterangan = *= Independent T Test Sumber: Data Primer Selisih Nilai TPA Kedua dan Nilai TPA Pertama N: 28 Rerata± SB (Minimum-Maksimum) 10,79±9,552 (-7-22) 13,44±16,201 (-24-38) 13,61±16,044 (-18-36) 12,44±14,552 (-24-38) Signifikansi (p) 0,688 * 0,854 *

62 46 Berdasarkan hasil perhitungan independent T test yang disajikan pada tabel 5.4, masing- masing diperoleh signifikansi sebesar 0,688 pada jenis kelamin dan 0,854 pada umur. Karena pada tiap karakteristik diperoleh nilai signifikansi (p)>0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara jenis kelamin dan umur terhadap hasil Tes Potensi Akademik pertama dan kedua Pengaruh Aromaterapi Lavender terhadap Hasil Tes Potensi Akademik Pada penelitian ini, analisa data meliputi analisis deskriptif dan uji hipotesis. Pada analisis deskriptif data berskala kategorikal adalah aromaterapi lavender dan berskala numerik adalah Tes Potensi Akademik. Normalitas distribusi data dianalisis dengan uji Saphiro-Wilk. Uji ini dipilih dikarenakan besar sampel dalam penelitian ini termasuk sampel kecil (<50 subjek). Berikut hasil uji distribusi data hasil Tes Potensi Akademik pertama dan kedua yang diolah menggunakan aplikasi SPSS 21. Tabel 5.5 Uji Normalitas Distribusi Data menggunakan Uji Saphiro-Wilk No Jenis Tes Potensi Akademik Kuantitas Signifikansi (p) 1 Tes Potensi Akademik Pertama 28 0,534 2 Tes Potensi Akademik Kedua 28 0,493 Sumber: Data Primer Sesuai dengan tabel 5.5 di atas, dapat diketahui bahwa uji normalitas distribusi data kedua tes memiliki nilai p > 0,05 yang mengindikasikan kedua hasil tes memiliki sebaran data yang terdistribusi normal.

63 47 Karena pada uji normalitas menunjukkan sebaran data yang normal, maka selanjutnya dilakukan uji hipotesis menggunakan paired T test menggunkaan aplikasi SPSS 21. Hasil pengujian dijabarkan sebagai berikut: Tabel 5.6 Hasil Perhitungan Paired T Test Variabel Nilai TPA pertama nilai TPA kedua Keterangan = # = Paired T Tes Sumber: Data Primer Nilai TPA Pertama N: 28 Rerata± SB (Minimum- Maksimum) 40,56±14,218 (7-69) Nilai TPA Kedua N: 28 Rerata± SB (Minimum- Maksimum) 53,33±13,54 (29-78) Signifikansi (p) 0,000 # Berdasarkan tabel di atas, didapatkan bahwa sigifikansi dari paired T test berada pada angka 0,000 (<0,05) yang menandakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pemberian aromaterapi lavender terhadap hasil Tes Potensi Akademik siswa kelas XII SMA Negeri 21 Makassar Tahun Pelajaran 2017/2018. Tabel 5.7 Distribusi Sampel Berdasarkan Peningkatan Nilai dari Tes Potensi Akademik Pertama ke Tes Potensi Akademik Kedua No. Terjadi Peningkatan Jumlah Persentasi (%) 1 Ya 25 89,3 2 Tidak 3 10,7 Total Sumber: Data Primer Dari tabel 5.7, dapat dilihat bahwa sebanyak 25 sampel (89,3%) mengalami peningkatan nilai dari Tes Potensi Akademik Pertama ke Tes Potensi Akademik kedua. Berbeda halnya dengan 3 sampel lain (10,7%) yang tidak mengalami peningkatan dari Tes Potensi Akademik pertama ke Tes Potensi Akademik kedua.

64 BAB 6 PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aromaterapi lavender terhadap Hasil Tes Potensi Akademik Siswa Kelas XII SMA Negeri 21 Makassar Tahun Pelajaran 2017/2018. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan satu kelompok sampel dan dilakukan 2 kali Tes Potensi Akademik, dimana pada tes pertama dilakukan tanpa pemberian aromaterapi lavender dan pada tes kedua dilakukan dengan pemberian aromaterapi lavender. Pembahasan dalam penelitian ini berdasarkan pada hasil penelitian yang dibahas pada bab Analisis Univariat Pada Tabel 5.1 dapat dilihat bahwa jenis kelamin sampel pada penelitian ini didominasi oleh jenis kelamin perempuan yakni sebanyak 21 orang (75%) dan dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 7 orang (25%). Hal ini berbanding lurus dengan data SMA Negeri 21 Makassar yang menyatakan bahwa jumlah siswa SMA Negeri 21 Makassar pada Bulan September 2017 yakni sebanyak 1360 siswa, yang didominasi oleh siswa perempuan sebanyak 849 siswa (62,43%) dan siswa laki-laki sebanyak 511 siswa (37,57%). Begitupula dengan data jumlah siswa kelas XII SMA Negeri 21 Makassar pada Bulan September 2017 yakni sebanyak 540 siswa, yang juga didominasi oleh siswa perempuan sebanyak 351 siswa (65%) dan siswa lakilaki sebanyak 189 siswa (35%). Pada tabel 5.1 dapat pula diketahui bahwa usia sampel terbanyak berada pada usia 17 tahun yakni seanyak 20 orang (28,57%), dan umur 16 tahun sebanyak 8 orang 48

65 49 (28,57%). Tidak ada perbedaan umur (dalam tahun) pada sampel saat melakukan tes pertama dan kedua. Dominansi umur 17 tahun pada kelas siswa kelas XII SMA Negeri 21 Makassar diakibatkan oleh adanya peraturan Kementerian Pendidikan Republik Indonesia yang menyatakan bahwa umur minimal untuk mengenyam pendidikan pada Sekolah Dasar yakni 6 tahun. Jika diakumulasikan dengan lama pendidikan di Sekolah Dasar selama 6 tahun, di Sekolah Menengah Pertama selama 3 tahun dan Sekolah Menengah Atas yang baru memasuki kelas XII selama 2 tahun, maka dapat ditotalkan seluruhnya berjumlah 11 tahun. Sehingga merupakan hal yang normal jika usia siswa Kelas XII suatu Sekolah Menengah Pertama didominasi oleh umur 17 tahun. 6.2 Analisis Bivariat Pengaruh Karakteristik Penelitian terhadap Hasil Tes Potensi Akademik Pertama dan Kedua Berdasarkan hasil perhitungan independent T test yang disajikan pada tabel 5.4, diperoleh nilai signifikansi pada jenis kelamin sebesar 0,688 dan pada umur sebesar 0,854. Karena pada tiap karakteristik diperoleh nilai signifikansi (p)>0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara jenis kelamin dan umur terhadap hasil Tes Potensi Akademik pertama dan kedua. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Gallagher (2012) menyatakan bahwa meskipun laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan dalam perkembangan fisik, emosional, dan intelektual, namun sebenarnya tidak ada bukti yang berhubungan antara perbedaan fisik dengan kemampuan intelektual.

66 50 Begitupula yang pernah diungkapkan oleh Sugihartono (2012) bahwa perbedaan umur tidak mempengaruhi prestasi akademik. Prestasi akademik tidak dapat dijelaskan melalui perbedaan biologis Pengaruh Aromaterapi Lavender terhadap Hasil Tes Potensi Akademik Berdasarkan hasil perhitungan paired T test yang disajikan pada tabel 5.6, didapatkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pemberian aromaterapi lavender terhadap hasil Tes Potensi Akademik (p=0,00). Hasil ini dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu aromaterapi lavender dapat membat perasaan tenang, menurunkan perasaan takut dan marah, menstabilkan emosi serta meningktakan motivasi sehingga dapat meningkatkan konsentrasi dalam mengerjakan Tes Potensi Akademik. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Maifrisco (2008), bahwa aromaterapi dapat mempengaruhi bagian otak yang berkaitan dengan mood, emosi, ingatan, dan pembelajaran. Dengan menghirup aromaterapi lavender maka akan meningkatkan gelombang- gelombang alfa di dalam otak dan gelombang inilah yang membantu untuk menciptakan keadaan yang rileks. Menurut Prabuseenivasan S. (2006), terdapat berbagai jenis wewangian aromaterapi yang ada dan setiap wangi-wangian tersebut memiliki kelebihan positif yang bermacam-macam. Misalnya, aroma lavender dipercaya dapat mengurangi rasa stres dan mengurangi kesulitan tidur (insomnia). Minyak aromaterapi lavender dikenal sebagai minyak penenang (Ogan 2005)

67 51 Hal tersebut juga sejalan dengan yang diungkapkan oleh Shinobi (2008), bahwa aromaterapi mempunyai efek yang positif karena diketahui bahwa aroma tersebut dapat merangsang sensori dan reseptor yang pada akhirnya mempengaruhi organ yang lainnya sehingga dapat menimbulkan efek kuat terhadap emosi. Aroma ditangkap oleh reseptor di hidung yang kemudian memberikan informasi lebih jauh ke area di otak yang mengontrol emosi dan memori maupun memberikan informasi juga ke hipotalamus yang merupakan pengatur sistem internal tubuh, termasuk reaksi terhadap stress. Aromaterapi dapat menumbuhkan perasaan yang tenang pada jasmani, pikiran dan rohani serta mampu mememberikan rasa percaya diri dan perasaan damai.

68 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Dengan paired T test, didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil Tes Potensi Akademik dari sampel yang tidak diberi aromaterapi sebelum mengerjakan tes dengan hasil Tes Potensi Akademik dari sampel yang diberi aromaterapi lavender sebelum mengerjakan tes (p=0,00), sehingga dapat dikatakan bahwa pemberian aromaterapi lavender berpengaruh signifikan terhadap hasil Tes Potensi Akademik. 2. Sebanyak 25 sampel (89,3%) mengalami peningkatan nilai dari Tes Potensi Akademik Pertama ke Tes Potensi Akademik kedua. Berbeda halnya dengan 3 sampel lain (10,7%) yang tidak mengalami peningkatan dari Tes Potensi Akademik Pertama ke Tes Potensi Akademik kedua. 7.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas sebelumnya, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut: 1. Hasil penelitian ini dapat diaplikasikan ke siswa/i untuk meningkatkan konsentrasi ketika mengerjakan Tes Potensi Akademik atau tes lain yang mengutamakan konsentrasi untuk mengerjakannya 2. Beberapa ide penilitan yang dapat dilakukan selanjutnya: 52

69 53 a. Dilakukan penelitian serupa dengan mengganti aromaterapi lavender dengan jenis aromaterapi lain. b. Dilakukan penelian serupa dengan mengganti jenis tes yang dipakai dengan jenis tes yang lain. c. Dilakukan penelitian serupa dengan mengganti lama waktu paparan aromaterapi lavender atau bahkan memberikan aromaterapi lavender selama melakukan Tes Potensi Akademik. d. Dilakukan penelitian dengan mengganti atau menambah jumlah populasi sampel yang digunakan.

70 DAFTAR PUSTAKA Akoso T, Galuh, Bebas kelelahan. Yogyakarta: Kanisius. Ballenger JJ, Aplikasi klinis anatomi dan fisiologi hidung dan sinus paranasal. Dalam : Penyakit telinga hidung telinga tenggorok kepala dan leher. Edisi ke- 13, Jakarta : Binarupa Aksara.Hal Crisp, J., & Taylor, C. (2001). Potter & Perry s Fundamentals of Nursing. Australia: Harcourt Health Sciences. Datusanantyo, Robertus, Bebas alergi. Yogyakarta: Kanisius. Dhingra PL, Disease of ear nose and throat. 4 th Ed, New Delhi, India : Elsevier, pp ; Federer, W. (1963). Experimental Design Theory and Application. Oxford: Oxford and Lbh Publish Hinco. Gray H, Gray's anatomy : the anatomical basis of clinical practice. 40th ed, Elsevier Churchill Livingstone, pp 347;58. GRE-bulletin, GRE general tests, MediTests/GRE/pdf/0708_gre_bulletin.pdf Heilger PA, Hidung : Anatomi dan fisiologi terapan. Dalam : Boies buku ajar penyakit THT. Edisi ke-6, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.Hal Jaelani, Aromaterapi. Jakarta : Pustaka Populer Obor. Laila, Buku pintar menstruasi. Yogyakarta: Buku biru 54

71 55 Lili Garliah, Pengaruh Tidur bagi Perilaku Manusia. Medan: Repository Universitas Sumatera Utara. Maifrisco, Pengaruh aromaterapi terhadap tingkat stress mahasiswa. Available from URL: Nizar NW, Anatomik endoskopik hidung sinus paranasal dan patofiologi sinusitis. Dalam : Kumpulan naskah lengkap kursus, pelatihan dan demo BSEF, Makassar. Hal Ogan M,2005. A pilot study evaluating mindfulness based stress reduction and massage for the management of chronic pain. USA Paulsen F, Waschke J, Sobotta atlas anatomi manusia: Anatomi umum dan muskuloskeletal. Penerjemah : Brahm U, Jakarta : EGC. Peyron R, Laurent B, Garcia-Larrea L, Functional imaging of brain responses to pain. A review and meta-analysis. Neurophysiologie clinique = Clinical neurophysiology.hal Prabuseenivasan S, Jayakumar M, Ignacimuthu S, In vitro antibacterial activity of some plant essential oils. BMC complementary and alternative medicine. p 39. Price, S.A. & Wilson, L.M. (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Volume 2. Alih Bahasa: Pendit, B.U, dkk. Jakarta: EGC. Price, S., & Price, L. (1997). Aromaterapi Bagi Profesi Kesehatan, Alih Bahasa: Hartono, A. Jakarta: EGC. Primadiati, R. (2002). Aromaterapi; Perawatan Alami Untuk Sehat dan Cantik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

72 56 Seeley RR, Stephens TD,Tate P, 1989.Anatomy and physiology. 1st ed, St. Louis: Times Mirror/Mosby College Pub, p 102. Sharma S, Aromaterapi. Tangerang: Karisma Shinobi, 2008.Pijat aromaterapi. Available from URL: scid=1309. [Accessed 18 Mei 2017]. Snell RS, 2002.Neuroanatomi klinik. 7 ed, pp 21;318. Snyder, M. & Lindquist, R. (2002). Complementary Alternative Therapies In Nursing. New York: Springer Publishing Company, Inc. Sobol SE, Sinusitis acute medical treatment.available in : Soetjipto D, Wardani RS, Hidung. Dalam : Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala dan leher. Edisi Keenam, Jakarta : FK UI.Hal Sunito, dkk, Aroma alam untuk kehidupan. Jakarta : PT Raketindo Primamedia mandiri. Sholehati T, Konsep dan aplikasi relaksasi dalam keperawatan maternitas. Bandung : PT Refika Aditama. Sullivan CE. Disorder of breathing in sleep. Modern medicine of Australia 1980;7 17. Supranto J, Teknik sampling untuk survei dan eksperimen. Jakarta : PenerbitPT Rineka Cipta.

73 57 Walsh WE, Kern RC, In : Head and Neck Surgery-Otolaryngology, Vol I, 4 th Ed. Byron J.Bailey, Philadelphia : Lippincot Williams and Wilkins,pp Wilkinson SM, Love, S. B., Westcombe, A. M., Gambles, M. A., Burgess CC, Cargill A, Young T, Maher EJ, Ramirez AJ, Effectiveness of aromatherapy massage in the management of anxiety and depression in patients with cancer: a multicenter randomized controlled trial. America: Journal of clinical oncology : official journal of the american cociety of clinical oncology,pp 532. Wolfgang, Steflitsch, Michaela, Aromaterapie. Springer: Vinna. Yamada K, Mimakai Y, Sashida Y, Effect inhaling of the vapor of lavandula burnatiisuper-derrived esensial oil and linalool on plasma adrenocorticotropin hormone (ACTH), catecholamine and gonadrotopin level in experimental menopausal female rast. Parmaceutical societyof japan, pp Yunita R, Hubungan anatara karateristik responden, kebiasaanakan dan minum serta pemakaian NSAID dengan terjadinya gastritis Zucker S, Fundamentals of standardized testing. Harcourt Assessment Report, Harcourt Assessment, Inc.

74 58 Lampiran 1. Jadwal Penelitian Pengaruh Aromaterapi Lavender terhadap Hasil Tes Potensi Akademik Siswa Kelas XII SMA Negeri 21 Makassar Tahun Pelajaran 2017/2018 Agustus September Oktober November KEGIATAN KET Mendapatkan Topik 2 Penyusunan/ Seminar Proposal 3. Pengurusan Perizinan dan Penyediaan Alat dan Bahan Penelitian 4 Pengumpulan Data 5 Pengolahan Data 6 Penyusunan Laporan

75 Lampiran 2. Surat Izin Penelitian

76

77

78 Lampiran 3. Surat Rekomendasi Etik Penelitian

79 Lampiran 4. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

80 Lampiran 5. Data Induk Penelitian Bersedia Memiliki Hadir Pada Sedang mengalami Riwayat Riwayat Tidur Telah Nilai TPA Menjadi Alergi Peningkatan Tes Kode Jenis Gangguan Penghidu Aromaterapi Tes TPA Tes Pertama Sarapan Keterangan Saat Tes Responden Umur Kedua Tes Kelamin Pertama Kedua Tes 1 Tes 2 Tes 1 Tes 2 Lama Kurang Lama Kurang Tes 2 Pertama Kedua Terjadi Nilai Ya Tidak Ya Tidak 1` Ya Tidak Ya Tidak Tidur Tidur Tidur Tidur Peningkatan 1 P Tidak Ya Tidak Ya 17 7 J Tidak Ya 48,89-2 P Ya Ya Ya Ya J Tidak 8 J Tidak Ya Ya 28,89 64,44 Ya 35,55 3 P Ya Ya Ya Ya J Tidak 8 J Tidak Ya Ya 48,89 62,22 Ya 13,33 7 J 30 Ya Ya Ya Ya 4 P J 30 M Tidak M Tidak Ya Ya 17,78 44,44 Ya 26,66 5 P Ya Ya Ya Ya J Tidak 6 J Tidak Ya Ya 42,22 80 Ya 37,78 6 P Ya Ya Ya Ya J Tidak 9 J Tidak Ya Ya 42,22 55,56 Ya 13,34 6 J 30 Ya Ya Ya Ya 7 L J 25 M Tidak M Tidak Ya Ya 44,44 51,11 Ya 6,67 8 P Ya Ya Ya Ya J Tidak 7 J Tidak Ya Ya 6,67 44,44 Ya 37,77 9 P Ya Ya Ya Ya J Tidak 8 J Tidak Ya Ya 22,22 26,67 Ya 4,45 10 P Ya Ya Ya Ya J Tidak 7 J Tidak Ya Ya 35,56 66,67 Ya 31,11 11 P Ya Ya Ya Ya J Tidak 6 J Tidak Ya Ya 35,56 80 Ya 44,44 12 P Ya Ya Ya Ya J Tidak 6 J Tidak Ya Ya 48,89 71,11 Ya 22,22 - Ya Tidak Ya Tidak 13 P J Tidak Tidak Ya Ya 62,22-62,22 - Ya Tidak Ya Tidak 14 P J 30 M Ya Tidak Ya Ya 35,56-35,56 7 J 30 Ya Ya Ya Ya 15 P J 30 M Tidak M Tidak Ya Ya 42,22 53,33 Ya 11,11 7 J 30 Ya Ya Ya Ya 16 P J 30 M Tidak M Tidak Ya Ya 42,22 46,67 Ya 4,45 17 P Ya Ya Ya Ya J Tidak 8 J Tidak Ya Ya 40 44,44 Ya 4,44 18 P Ya Ya Ya Ya J Tidak 7 J Tidak Ya Ya 55,56 57,78 Ya 2,22

81 19 P Ya Ya Ya Ya J Tidak 7 J Tidak Ya Ya 35,56 53,33 Ya 17,77 20 P Ya Ya Ya Ya J Tidak 6 J Tidak Ya Ya 44,44 68,89 Ya 24,45 21 P Ya Ya Ya Ya J Tidak 8 J Tidak Ya Ya 28,89 64,44 Ya 35,55 4 J 30 Ya Ya Ya Ya 22 P J 30 M Ya M Ya Ya Ya 31,11 62,22 Ya 31,11 23 P Ya Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Ya - 24 P Ya Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Ya - 6 J 20 Ya Ya Ya Ya 25 P J 20 M Tidak M Tidak Ya Ya 35,56 44,44 Ya 8,88 26 P Ya Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Ya - - Ya Ya Ya Ya 27 P J 20 M Tidak 6 J Tidak Ya Ya 57,78 33,33 Tidak 24,45 5 J 30 Ya Ya Ya Ya 28 P J 30 M Ya M Ya Ya Ya 37,78 62,22 Ya 24,44 29 P Ya Ya Ya Ya J Tidak 6 J Tidak Ya Ya 26,67 64,44 Ya 37,77 30 P Ya Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Ya - 31 P Ya Ya Ya Ya J Tidak 6 J Tidak Ya Ya 57,78 80 Ya 22,22 32 P Ya Ya Ya Ya J 30 M Tidak 7 J Tidak Ya Ya 35,56 57,78 Ya 22,22 6 J 30 Ya Ya Ya Ya 33 P J Tidak M Tidak Ya Ya 31,11 44,44 Ya 13,33 34 P Ya Ya Ya Ya J Tidak 6 J Tidak Ya Ya 37,78 55,56 Ya 17,78 - Ya Ya Ya Ya 35 P J Tidak 6 J Tidak Ya Ya 60 42,22 Tidak 17,78 6 J 30 Ya Ya Ya Ya 36 L J 30 M Tidak M Tidak Ya Ya 28,89 55,56 Ya 26,67 37 L Ya Ya Ya Ya J Tidak 9 J Tidak Ya Ya 37,78 31,11 Tidak -6,67 7 J 15 Ya Ya Ya Ya 38 L J 15 M Tidak M Tidak Ya Ya 37,78 64,44 Ya 26,66 39 L Ya Ya Ya Ya J Tidak 6 J Tidak Ya Ya 42,22 44,44 Ya 2,22 40 L Ya Tidak Tidak Tidak Ya Ya - 7 J 30 Ya Ya Ya Ya 41 L J 50 M Tidak M Tidak Ya Ya 31,11 44,44 Ya 13,33 6 J 30 Ya Ya Ya Ya 42 L J 30 M Tidak M Tidak Ya Ya 24,44 37,78 Ya 13,34 8 J 30 Tidak Ya Tidak Ya 43 P 17 Tidak M Tidak Ya Ya 55,56-55,56

82 44 P 45 L Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya J 18 M Tidak J 30 M Tidak 9 J 30 M Tidak Ya Ya 13,33 22,22 Ya 8,89 7 J 30 M Tidak Ya Ya 55,56 66,67 Ya 11,11 46 P Ya Ya Ya Ya J Tidak 8 J Tidak Ya Ya 31,11 62,22 Ya 31,11 47 P Ya Ya Ya Ya J 15 M Tidak 8 J Tidak Ya Ya 17,78 26,67 Ya 8,89 48 P Ya Ya Ya Ya J Tidak 6 J Tidak Ya Ya 15,56 28,89 Ya 13,33 49 L Ya Ya Ya Ya J Tidak 6 J Tidak Ya Ya 44,44 57,78 Ya 13,34 7 J 30 Ya Ya Ya Ya 50 P J 30 M Tidak M Tidak Ya Ya 17,78 44,44 Ya 26,66 51 P Ya Ya Ya Ya J Ya 5 J Ya Ya Ya 60 66,67 Ya 6,67 52 P Ya Ya Ya Ya J Tidak 8 J Tidak Ya Ya 42,22 44,44 Ya 2,22 Tidak Ya Ya Ya Ya 53 L 17 Sinusitis Sinusitis 0 9 J Tidak 8 J Tidak Ya Ya 31,11 31,11 (Tetap) 0 8 J 10 Ya Ya Ya Ya 54 L J 7 M Tidak M Tidak Ya Ya 40 46,67 Ya 6,67 55 L Ya Ya Ya Ya J Tidak 7 J Tidak Ya Ya 48,89 68,89 Ya L Ya Ya Ya Ya J Tidak 6 J Tidak Ya Ya 68,89 77,78 Ya 8,89 57 P Ya Ya Ya Ya 16 Flu Flu 1 8 J Tidak 8 J Tidak Ya Ya 26,67 60 Ya 33,33 6 J 30 Ya Ya Ya Ya 58 P J 30 M Tidak M Tidak Tidak Tidak 35,56 46,67 Ya 11,11 5 J 30 Ya Ya Ya Ya 59 P J 30 M Tidak M Ya Ya Ya 42,22 37,78 Tidak -4,44 6 J 40 Ya Ya Ya Ya 60 P J 30 M Tidak M Tidak Ya Ya 53,33 64,44 Ya 11,11 61 P Ya Ya Ya Ya J 5 M Tidak 7 J 5 M Tidak Ya Ya 26,67 42,22 Ya 15,55 7 J 10 Tidak Ya Tidak Ya 62 P 16 M Tidak Ya Ya 57,78-63 P Ya Ya Ya Ya J Tidak 6 J Tidak Ya Ya 37,78 60 Ya 22,22 6 J 30 Ya Ya Ya Ya 64 P J 30 M Tidak M Tidak Ya Ya 37,78 42,22 Ya 4,44 6 J 30 Ya Ya Ya Ya 65 P J 30 M Tidak M Tidak Tidak Tidak 22,22 40 Ya 17,78 66 P Ya Ya Ya Ya J Ya 5 J Ya Ya Ya 37,78 44,44 Ya 6,66 67 L Ya Ya Ya Ya J 14 M Ya 7 J Tidak Ya Tidak 44,44 64,44 Ya 20 6 J 10 Ya Ya Ya Ya 68 L J 10 M Tidak M Tidak Ya Ya 57,78 68,89 Ya 11,11

83 69 L Tidak Ya Tidak Ya 17 6 J Tidak Tidak 48,89-70 P Ya Ya Ya Ya J Ya 5 J Ya Ya Ya 40 75,56 Ya 35,56 3 J 30 Ya Ya Ya Ya 71 L J 30 M Ya M Ya Tidak Tidak 46,67 73,33 Ya 26,66 72 L Ya Ya Ya Ya J 50 M Ya 5 J Ya Ya Tidak 40 53,33 Ya 13,33 5 J 30 Ya Ya Ya Ya 73 L J 30 M Ya M Ya Ya Ya 37,78 51,11 Ya 13,33 74 L Ya Ya Ya Ya J Ya 5 J Ya Ya Ya 44,44 60 Ya 15,56 8 J 35 Tidak Ya Tidak Ya 75 L 17 M Tidak Tidak L Ya Ya Ya Ya J 40 M Tidak 6 J Tidak Ya Ya 37,78 57,78 Ya P Ya Ya Ya Ya J Tidak 6 J Tidak Tidak Tidak 31,11 42,22 Ya 11,11 78 L Ya Ya Ya Ya J Tidak 6 J Tidak Ya Ya 64,44 55,56 Ya -8,88 5 J 30 Ya Ya Ya Ya 79 P J 30 M Ya M Ya Tidak Tidak 51,11 62,22 Ya 11,11 80 P Ya Ya Ya Ya 17 Flu Flu 2 7 J Tidak 7 J Tidak Tidak Tidak 44,44 60 Ya 15,56 6 J 45 Ya Ya Ya Ya 81 P J 45 M Tidak M Tidak Tidak Tidak 55,56 66,67 Ya 11,11 82 L Ya Ya Ya Ya J Tidak 7 J Tidak Ya Ya 57,78 71,11 Ya 13,33 7 J 15 Ya Ya Ya Ya 83 L J 15 M Tidak M Tidak Ya Ya 37,78 60 Ya 22,22 84 P Ya Ya Ya Ya J Tidak 6 J Tidak Ya Ya 31,11 44,44 Ya 13,33 85 P Ya Ya Ya Ya J Tidak 7 J Tidak Ya Ya 33,33 35,56 Ya 2,23 6 J 30 Tidak Ya Tidak Ya 86 L 16 M Tidak Ya 57,78-7 J 30 Ya Ya Ya Ya 87 L J 30 M Tidak M Tidak Ya Tidak 42,22 66,67 Ya 24,45 : Diekslusi karena hadir hanya pada salah satu Ket: sesi tes (8 sampel dieksklusi) 39,182 54,25 14,14 : Dieksklusi karena tidak sarapan dan atau kurang tidur (11 sampel dieksklusi) : Diekslkusi karena tidak bersedia mengikuti penelitian (10 sampel dieksklusi) : Diekslusi karena sedang mengalami gangguan penghidu (3 sampel diekslklusi) : Dieksklusi karena pernah melakukan TPA (27 sample diekslklusi) Total sampel yang dieksklusi: 59 sampel. Maka, total sampel yang memenuhi syarat adalah = 28 sampel

84 Lampiran 6. Hasil Uji Statistik 1. Perhitungan Pengaruh Karakteristik Penelitian terhadap Hasil Tes Potensi Akademik Pertama dan Kedua A. Jenis Kelamin Case Processing Summary JK Cases Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent Selisih Post Pre Test Laki-laki 7 100,0% 0 0,0% 7 100,0% Perempuan ,0% 0 0,0% ,0% Descriptives JK Statistic Std. Error Mean 10,79 3,610 95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 1,96 Upper Bound 19,63 5% Trimmed Mean 11,13 Median 11,11 Variance 91,240 Laki-laki Std. Deviation 9,552 Minimum -7 Maximum 22 Selisih Post Pre Test Range 29 Interquartile Range 13 Skewness -,833,794 Kurtosis 1,188 1,587 Mean 13,44 3,535 Perempuan 95% Confidence Interval for Lower Bound 6,06 Mean Upper Bound 20,81 5% Trimmed Mean 14,17 Median 13,33 Variance 262,457

85 Std. Deviation 16,201 Minimum -24 Maximum 38 Range 62 Interquartile Range 20 Skewness -,532,501 Kurtosis,553,972 Tests of Normality JK Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Selisih Post Pre Test Laki-laki,190 7,200 *,939 7,627 Perempuan,149 21,200 *,940 21,222 *. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction T-Test Group Statistics JK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Selisih Post Pre Test Laki-laki 7 10,79 9,552 3,610 Perempuan 21 13,44 16,201 3,535 Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means F Sig. t df Sig. (2- Mean Std. 95% Confidence tailed) Differen Error Interval of the ce Differen Difference ce Lower Upper Selisih Post Pre Test Equal variances assumed 1,359,254 -,406 26,688-2,646 6,517-16,041 10,750

86 B. Umur Equal variances not assumed -,524 18,0 45,607-2,646 5,053-13,259 7,968 Case Processing Summary umur Cases Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent Selisih Post Pre Test ,0% 0 0,0% 8 100,0% ,0% 0 0,0% ,0% Descriptives umur Statistic Std. Error Mean 13,61 5,672 95% Confidence Interval for Mean Lower Bound,20 Upper Bound 27,02 5% Trimmed Mean 14,14 Median 16,67 Variance 257, Std. Deviation 16,044 Minimum -18 Maximum 36 Range 53 Selisih Post Pre Test Interquartile Range 17 Skewness -,892,752 Kurtosis 1,448 1,481 Mean 12,44 3,254 95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 5,63 Upper Bound 19,26 5% Trimmed Mean 13,09 17 Median 13,33 Variance 211,774 Std. Deviation 14,552 Minimum -24 Maximum 38

87 Range 62 Interquartile Range 15 Skewness -,343,512 Kurtosis 1,303,992 Tests of Normality umur Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Selisih Post Pre Test 16,204 8,200 *,926 8,484 17,176 20,107,942 20,261 *. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction T-Test Group Statistics umur N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Selisih Post Pre Test ,61 16,044 5, ,44 14,552 3,254 Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means F Sig. t df Sig. (2- Mean Std. Error 95% tailed) Difference Difference Confidence Interval of the Difference Low Upper er Selisih Post Pre Equal variances assumed,193,664,186 26,854 1,167 6,262-11, ,038

88 Test Equal variances not assumed,178 11,891,861 1,167 6,539-13, , Pengaruh Aromaterapi Lavender terhadap Hasil Tes Potensi Akademik Uji Normalitas Case Processing Summary Cases Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent Tes 1 nilai ,0% 0 0,0% ,0% Tes 2 Nilai ,0% 0 0,0% ,0% Descriptives Statistic Std. Error Mean 40,56 2,687 95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 35,04 Upper Bound 46,07 5% Trimmed Mean 40,86 Median 38,89 Variance 202,149 Tes 1 nilai Std. Deviation 14,218 Minimum 7 Maximum 69 Range 62 Interquartile Range 18 Skewness -,280,441 Kurtosis,242,858 Mean 53,33 2,486 Tes 2 Nilai 95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 48,23 Upper Bound 58,43 5% Trimmed Mean 53,40 Median 55,56

89 Variance 173,022 Std. Deviation 13,154 Minimum 29 Maximum 78 Range 49 Interquartile Range 20 Skewness -,140,441 Kurtosis -,857,858 Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Tes 1 nilai,132 28,200 *,968 28,534 Tes 2 Nilai,122 28,200 *,967 28,493 *. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction Terdistribusi normal karena nilai sphiro >0,05, maka uji T-test T Test Paired Samples Statistics Mean N Std. Deviation Std. Error Mean Pair 1 Tes 1 nilai 40, ,218 2,687 Tes 2 Nilai 53, ,154 2,486 Paired Samples Correlations N Correlation Sig. Pair 1 Tes 1 nilai & Tes 2 Nilai 28,425,024 Paired Samples Test Mean Std. Deviation Paired Differences t df Sig. (2- Std. Error 95% Confidence Interval of the tailed) Mean Difference Lower Upper

90 Pair 1 Tes 1 nilai - Tes 2 Nilai -12,778 14,699 2,778-18,477-7,078-4,600 27,000 Hasil uji, <0,05 berarti signifikan

91 Lampiran 7. Lembar Persetujuan Judul

92 Lampiran 8. Lembar Persetujuan Proposal

93 Lampiran 9. Lembar Persetujuan Hasil

94 Lampiran 10. Soal Tes Potensi Akademik 1. Soal Tes Pertama Soal nomor 1 sampai dengan nomor 5 pilihlah satu diantara lima kemungkinan jawaban yang mempunyai arti sama atau paling dekat dengan arti kata yang dicetak dengan huruf besar. 1. PUNAH (A) Usai (B) Rusak (C) Hilang (D) Langka (E) Binasa 2. ABSURD =... (A) Gila (B) Asli (C) Serap (D) Bingung 3. PARIPURNA =... (A) lengkap (B) perdana (C) panjang (D) parlemen (E) musyawarah 4. INTIMIDASI =... (A) agitasi (B) tekanan (C) dorongan (D) provokasi (E) ancaman 5. ANEKSASI =... (A) pengambilan (B) pembredelan (C) pembantaian (D) penyerobotan (E) penyanderaan

95 Untuk soal nomor 6 sampai dengan nomor 10 pilihlah satu diantara lima kemungkinan jawaban yang mempunyai arti berlawanan dengan arti kata yang dicetak dengan huruf besar 6. RUNYAM ><... (A) murah (B) ringan (C) mudah (D) terang (E) sederhana 7. LIHAI ><... (A) licik (B) kaku (C) tolol (D) bodoh (E) lamban 8. MEMIKAT ><... (A) menepis (B) merusak (C) menjauhi (D) menangkal (E) mengganggu 9. MEMBAUR ><... (A) melebar (B) membagi (C) memisah (D) mengurai (E) menyebar 10. CURAM ><... (A) terjal (B) dalam (C) landai (D) tumpul (E) pendek Untuk soal nomor 11 sampai dengan nomor 15 pilihlah satu diantara lima kemungkinan jawaban yang mempunyai hubungan yang sama atau serupa dengan pasangan kata yang terdapat di depan tanda :: 11. SUNGAI : selokan =... :... (A) AIR : hujan (B) GUNUNG : bukit

96 (C) SELAT : tanjung (D) GURU : sekolah (E) GARIS : lingkaran 12. SENDOK : makan (A) API : panas (B) PALU : paku (C) BUKU : terbit (D) ANGIN : bertiup (E) SENAPAN : menembak 13. BENGKEL : mekanik =... :... (A) TRUK : sopir (B) RUMAH : arsitek (C) KAPAL : nelayan (D) TOKO : pramuniaga (E) RUMAH SAKIT : pasien 14. TENUN : benang =... :... (A) IKAT : tali (B) UKIR : kayu (C) LIPAT : kertas (D) ANYAM : rotan (E) CETAK : batu bata 15. MOBIL : bagasi =... :... (A) KAPAL : palka (B) KUDA : pelana (C) RUMAH : dapur (D) SEPEDA : sadel (E) PESAWAT : kargo Untuk soal nomor 16 sampai dengan nomor 25 pilihlah satu diantara lima kemungkinan jawaban yang benar (19 31) = (A) 0 (B) 11 (C) 21 (D) 71 (E) ,67% dari 768 adalah... (A) 78 (B) 108 (C) 128 (D) 148

97 (E) (0,4) 2 + (0,3) 2 = (A) 0,5 (B) (0,5) 2 (C) (0,7) 2 (D) 5 2 (E) Untuk mengisi penuh sebuah bak air Ira membutuhkan 8 ember air.. Jika Ola memiliki ember yang besarnya hanya setengah dari milik Ira, berapa ember air yang Ola butuhkan untuk mengisi penuh bak tersebut? (A) 8 (B) 10 (C) 12 (D) 14 (E) Nunung ingin berjualan rujak buah yang terdiri atas nanas, pepaya, dan jambu air. Dia menghabiskan Rp ,00 untuk nanas, Rp ,00 untuk pepaya dan Rp ,00 untuk jambu air. Dengan bahan-bahan tersebut Nunung dapat membuat 12 porsi rujak. Jika ia ingin mendapatkan keuntungan sebesar 60% maka berapakah harga satu porsi rujak Nunung? (A) Rp 5.000,00 (B) Rp 6.500,00 (C) Rp 7.000,00 (D) Rp 7.500,00 (E) Rp 8.000, Jika x = 50 % z dan y = 4x maka (A) y < z (B) y = 2 z (C) y = ½ z (D) y = z y (E) y = z + x 22. Suatu persegi A mempunyai sisi x dan persegi panjang B mempunyai panjang y dua kali lebar persegi A, maka... (A) x 2 kurang dari y (B) 2x sama dengan y (C) x 2 sama dengan y (D) x sama dengan 2y (E) x lebih besar dari y 23. Jika p > 0 dan q < 0, sementara x = (p + q) 2, y = (p + q) 2, maka (A) x > y

98 (B) x < y (C) x = y (D) x y (E) Hubungan x dan y tidak dapat ditentu-kan 24. Jika a < 0 dan b > 0, maka (A) a 2 < b 2 (B) ab > b (C) a:b ab (D) a + b < a (E) a 2 + b 2 > b 25. Bila (2x + 2y) < xy, maka (A) x sama degan y (B) x lebih besar dari y (C) y lebih besar dari x (D) x dan y bilangan positif (E) Hubungan x dan y tidak dapat ditentu-kan. Untuk soal nomor 26 sampai dengan nomor 30 pilihlah satu diantara lima kemungkinan jawaban yang merupakan penyelesaian atau kelanjutan deretan angka-angka yang ada (A) 1 (B) 2 (C) 3 (D) 4 (E) (A) 23 (B) 27 (C) 33 (D) 34 (E) (A) 36 (B) 45 (C) 48 (D) 54 (E)

99 (A) 1 (B) 2 (C) 4 (D) 8 (E) ,5 2,5 1 7,5 3 22, (A) 34,5 (B) 60 (C) 60,5 (D) 67 (E) 67,5 Untuk soal nomor 31 sampai dengan nomor 38 pilihlah satu diantara lima kemungkinan jawaban yang merupakan kesimpulan dari informasi yang diberikan. 31. Sebuah toko menjual 4 jenis roti A, B, C, dan D. Setiap pembelian roti mendapat poin. Pembelian satu roti mendapat 2 poin, pembelian dua roti 10 poin (kecuali roti A dan D 30 poin), tiga jenis roti 20 poin, dan empat jenis roti 30 poin. Adi ingin membeli keempat jenis roti. Kombinasi pembelian seperti apakah yang memberikan poin paling banyak? (A) Pembelian empat roti secara bersamaan. (B) Pembelian tiga roti, dilanjutkan satu roti. (C) Pembelian roti A & B dilanjutkan pembelian roti C & D. (D) Pembelian roti A & C dilanjutkan pembelian roti B & D. (E) Pembellan roti A & D dilanjutkan pembelian roti B & C. 32. Budi harus mengantarkan pesanan makanan setiap pagi ke empat puluh pelanggan. la menghabiskan waktu empat jam setiap harinya untuk mengantarkan pesanan ke se-luruh pelanggan, Jika ia sedang berhalangan atau sakit, ia meminta bantuan kepada temannya yang bernama Tomi. la tinggal di jalan yang sama dengan Budi dan akan menggantikan tugas pengantaran tersebut. Berdasarkan inforrnasi di atas, pernyataan di bawah ini yang paling tepat adalah... (A) Tomi dan Budi tinggal bertetangga. (B) Tomi dan Budi berteman sejak lama. (C) Tomi memiliki rute yang sama dengan Budi. (D) Tomi mengantarkan pesanan lebih lama dibandingkan Budi. (E) Budi harus pergi ketika masih gelap agar bisa mengantar pesanannya tepat waktu.

100 33. Prestasi belajar Ira lebih tinggi daripada Dika dan lebih rendah dari Tita. Prestasi belajar Cania lebih rendah dari pada lra tapi lebih tinggi dari Dika. Prestasi belajar Dani lebih tinggi dari pada Dika dan Cania. Tiga orang berprestasi terbaik adalah... (A) Dani, ira, Tita (B) Ira, Tita, Cania (C) Dani, Dika, Tita (D) lra, Dani, Cania (E) Tita, Cania, Dika 34. Rumah Toni dekat dengan rumah Dodo, namun jauh dari sekolah. Rumah Tina dekat dengan sekolah, namun tidak lebih dekat daripada rumah Wiwik. Kesimpulan yang paling tepat adalah... (A) Rumah Dodo dekat rumah Wiwik. (B) Rumah Toni jauh dari rumah Wiwik. (C) Rumah Wiwik jauh dari rumah Tina. (D) Rumah Toni dekat dengan rumah Tina. (E) Rumah Tina paling dekat dengan sekolah. 35. Selesaikan 36. Selesaikan

101 37. Selesaikan 38. Selesaikan Untuk soal nomor 39 sampai dengan nomor 45 pilihlah satu diantara lima kemungkinan diagram yang menggambarkan hubungan di antara objek-objek yang disebutkan pada soal. 39. Dosen, Dokter, Pegawai 40. Tumbuhan, Palawija, Hijau

102 41. Pensil, Alat Tulis, Tas 42. Artis, Pelawak, Sutradara 43. Bangunan, Rumah, Hotel 44. Hewan, Ayam, Sapi 45. Nutrisi, Mineral, Vitamin

103 2. Soal Tes Kedua Soal nomor 1 sampai dengan nomor 5 pilihlah satu diantara lima kemungkinan jawaban yang mempunyai arti sama atau paling dekat dengan arti kata yang dicetak dengan huruf besar. 1. AKREDITASI = (A) Gelar (B) Status (C) Keadaan (D) Pengakuan (E) Kedudukan 2. LUMAT =... (A) Telan (B) Halus (C) Habis (D) Makan (E) Kunyah 3. INTENSIF=... (A) Gaji (B) Honor (C) Penarik (D) Stimulasi (E) Tambahan 4. TUMBANG =... (A) Jatuh (B) Roboh (C) Rontok (D) Hancur (E) Tersungkur 5. KRITIS =... (A) Jatuh (B) Penting (C) Sekarat (D) Genting (E) Terdesak Untuk soal nomor 6 sampai dengan nomor 10 pilihlah satu diantara lima kemungkinan jawaban yang mempunyai arti berlawanan dengan arti kata yang dicetak dengan huruf besar

104 6. MEKAR><... (A) bibit (B) muda (C) besar (D) tunas (E) kuncup 7. BANGGA ><... (A) malu (B) takut (C) sedih (D) kecewa (E) sombong 8. MENGHALAU ><... (A) memberi (B) mengajak (C) menerima (D) mendorong (E) menggiring 9. JAYA ><... (A) jatuh (B) kalah (C) roboh (D) runtuh (E) bangkrut 10. KEADILAN ><... (A) kefakiran (B) kezaliman (C) kebodohan (D) kecongkakan (E) kesombongan Untuk soal nomor 11 sampai dengan nomor 15 pilihlah satu diantara lima kemungkinan jawaban yang mempunyai hubungan yang sama atau serupa dengan pasangan kata yang terdapat di depan tanda :: 11. SERANGGA : semut =... :... (A) ULAR : ulat (B) IKAN : paus (C) AYAM : jago (D) JERUK : manis (E) PALEM : pinang

105 12. BAB : buku =..: (A) IDE : tulisan (B) SAJAK : puisi (C) JUDUL : cerita (D) KATA : kalimat (E) PARAGRAF : alinea 13. BENCANA : gempa =... :... (A) BANJIR : air (B) TENDA : tidur (C) GUNUNG : lahar (D) LOGISTIK : beras (E) BANTUAN : sukarela 14. RUMAH SAKIT : dokter =... :... (A) BANK : nasabah (B) SEKOLAH : guru (C) KANTOR : satpam (D) TOKO : konsumen (E) PENTAS : pengunjung 15. AIR : ember =... :... (A) MOBIL : jalan (B) ATAP : rumah (C) LISTRIK : lampu (D) RAMBUT : kepala (E) PAKAIAN : lemari Untuk soal nomor 16 sampai dengan nomor 25 pilihlah satu diantara lima kemungkinan jawaban yang benar ,875 : 0,125 0,8125 : 3,25 =.. (A) 6,5 (B) 6,55 (C) 6,75 (D) 7,0 (E) 7, /20 dibagi ( 7/25 : 4/5) adalah.. (A) 3/20 (B) 4/20 (C) 6/20 (D) 7/20 (E) 2

106 18. Berat sebuah truk beserta isinya 173 sak semen adalah 12,79 ton. Jika tiap 1 sak semen beratnya 52 kg, berapa berat truk kosong tersebut? (A) 2,764 kg (B) 2,784 kg (C) 2,894 kg (D) 3,794 kg (E) 3,894 kg 19. A mengendarai mobil dengan kecepatan 90 km/jam dengan jarak tempuh 225 km. Jika A berangkat pukul maka akan tiba di lokasi pada pukul... (A) (B) (C) (D) (E) Sebuah mesin mampu memotong 36 roti dalam waktu 4 menit. Berapakah roti yang mampu dipotong dalam waktu 6 menit? (A) 54 (B) 96 (C) 16 (D) 24 (E) Jika x 2 y < 0 dan y 2 x > 0, maka.. (A) x = y (B) xy = 0 (C) xy < 0 (D) xy > 0 (E) x dan y tidak dapat ditentukan 22. Jika a/b < 0, maka... (A) a = b (B) a < b (C) a > b (D) jika a < 0 maka b bernilai positif (E) jika a > 0 maka b lebih besar daripada a 23. y adalah bilangan positif. Bila x = y-z, dan z < 0, maka... (A) y < 0 (B) x = y (C) x > y (D) y > x (E) x adalah bilangan negatif

107 24. Jika abc > 0, maka pernyataan di bawah ini benar, kecuali... (A) ab > 0 dan c < 0 (B) ab < 0 dan c < 0 (C) ac < 0 dan b < 0 (D) bc > 0 dan a > 0 (E) a < 0, b < 0 dan c > Bila 2x < x < 10, dan 0 < y < 99, maka (A) xy > 0 (B) x lebih besar daripada y (C) y lebih besar daripada x (D) 2x lebih besar daripada y (E) 2y lebih besar daripada x. Untuk soal nomor 26 sampai dengan nomor 30 pilihlah satu diantara lima kemungkinan jawaban yang merupakan penyelesaian atau kelanjutan deretan angka-angka yang ada (A) 36 (B) 40 (C) 42 (D) 48 (E) (A) 54 (B) 58 (C) 60 (D) 64 (E) (A) 26 (B) 28 (C) 105 (D) 147 (E) (A) 27 (B) 30 (C) 32 (D) 37 (E) ,3 0,6 0,5 0,7 0,8 0,9

108 (A) 0,6 (B) 0,7 (C) 0,8 (D) 0,9 (E) 1,0 Untuk soal nomor 31 sampai dengan nomor 38 pilihlah satu diantara lima kemungkinan jawaban yang merupakan kesimpulan dari informasi yang diberikan. 31. Lima orang siswa bernama P, Q, R, S dan T. Catatan peminjaman buku di perpustakaan menunjukkan bahwa jumlah yang dipinjam S tidak lebih banyak dibandingkan R dan P, tetapi juga bukan yang paling sedikit. T lebih banyak dibandingkan P dan Q, namun T selalu lebih sedikit dibandingkan R. Bila kelima siswa tersebut dicalonkan sebagai siswa yang aktif meminjam buku di perpustakaan, urutan kemungkinan pemenangnya adalah: (A) R, P, S, T, Q. (B) R, T, P, S, Q. (C) R, T, P, Q, S. (D R, T, Q, S, P. (E) T, P, R, S, Q. 32. Data prestasi ujian Fisika suatu SMA menunjukkan bahwa nilai prestasi Eko lebih tinggi daripada Amir. Nilai prestasi Bowo sama dengan Opie dan nilai prestasi Kardi lebih tinggi daripada Adhit. Jika nilai prestasi Bowo lebih tinggi dibanding Amir dan prestasi Kardi sama dengan Amir, tiga besar yang pantas mewakili Lomba Fisika Nasional adalah... (A) Eko, Amir dan Opie. (B) Kardi, Eko dan Opie. (C) Eko, Bowo dan Opie. (D) Bowo, Eko dan Adhit. (E) Amir, Bowo dan Opie. 33. Tujuh orang murid peserta studi tur harus menginap dalam dua kamar. Kamar pertama dapat memuat empat orang. Amel tidak mau sekamar dengan Gita. Dita merasa tertekan jika ada Cici dan Dina. Cici ingin sekamar dengan Dina. Effy tidak ingin sekamar dengan Fitri jika Dina sekamar dengan Amel. Berdasarkan kondisi tersebut, bagaimanakah pembagian kamar yaang paling memungkinkan? (A) Kamar 1: Gita, Fitri, Effy, Cici; Kamar 2: Dina, Dita, Amel. (B) Kamar 1: Amel, Fitri, Dina, Effy; Kamar 2: Gita, Cici, Dita (C) Kamar 1: Gita, Fitri, Dita, Amel; Kamar 2: Cici, Dina, Effy. (D) Kamar 1: Amel, Effy, Cici, Dina; Kamar 2: Gita, Fitri, Dita (E) Kamar 1: Gita, Dina, Cici, Dita; Kamar 2: Amel, Effy, Fitri

109 34. Ani, Toni dan Aldi mengikuti les piano di tempat yang sama. Jadwal les Ani adalah setiap tiga hari, Toni setiap empat hari dan Aldi setiap dua hari. Jika mereka pertamakali bertemu di tempat les piano tersebut pada tanggal 15 Januari 2017, kapankah mereka akan bertemu lagi disana? (A) 20 Januari 2017 (B) 23 Januari 2017 (C) 25 Januari 2017 (D) 27 Januari 2017 (E) 29 Januari Selesaikan 36. Selesaikan 37. Selesaikan

110 38. Selesaikan Untuk soal nomor 39 sampai dengan nomor 45 pilihlah satu diantara lima kemungkinan diagram yang menggambarkan hubungan di antara objek-objek yang disebutkan pada soal. 39. Guru, Profesi, Wirausaha 40. Minuman, Teh, Kopi 41. Rupiah, Saham, Mata uang

111 42. Kampus, Mahasiswa, Atlet 43. Itik, Sapi, Hewan 44. Buah, Tomat, Apel 45. Kapal layar, Kapal penangkap ikan, Kapal tradisional

112 Lampiran 11. Kuesioner Penelitian Kuesioner Penelitian Petunjuk: Petanyaan berikut berhubungan dengan data pribadi, kebiasaan terakhir serta mengenai riwayat penyakit anda. Kami berharap Anda menjawab semua pertanyaan dengan jujur, dimana untuk pertanyaan yang terdapat kolom cukup dengan memberi tanda cheklist (v) pada salah satu pilihan jawaban yang ada. Kami berjanji untuk merahasiakan semua data yang Anda berikan kepada kami. 1 Nama 2 Kelas 3 Nomor Absen 4 NIS 5 Jenis Kelamin 6 Alamat 7 Nomor Telepon/ HP 8 Tempat dan Tanggal Lahir 9 Berat Badan 10 Tiggi Badan 11 Indeks Massa Tubuh 12 Golongan Darah 13 Sedang Mengalami Gangguan Penghidu Laki-Laki Kg Cm Perempuan Kg/m 2 (Diisi oleh peneliti) Ya Tidak Jika Ya 1. Jenis gangguan tersebut adalah: (Sebutkan penyakitnya) 2. Mengalami gangguan tersebut sejak umur... tahun

113 14 Memiliki Riwayat Gangguan penghidu 15 Memiliki Riwayat Alergi Terhadap Bau Aromaterapi Ya Tidak Jika Ya 1. Jenis gangguan tersebut adalah: (Sebutkan penyakitnya) 2. Mengalami gangguan tersebut sejak umur... tahun 3. Terakhir mengalami gangguan tersebut sejak... tahun/bulan/hari * terakhir Ya Tidak Jika Ya 1. Jenis aromaterapi yang mengakibatkan alergi adalah aromaterapi... (Sebutkan jenis aromaterapi yang mengakibatkan alergi) 2. Gejala yang ditimbulkan akibat alergi tersebut adalah Pernah Melakukan Tes Potesi Akademik Sebelumny a 17 Riwayat tidur 18 Telah melakukan sarapan Ya Tidak Jika Ya 1. Telah melakukan tes potensi akademik sebanyak... kali 1. Tidur pada pukul : WITA 2. Bangun pada pukul : WITA 3. Lama tidur :... Jam... Menit (Diisi oleh peneliti) Ya 19. Nilai Tes Potensi Akademik Tes pertama : (Diisi oleh peneliti) Tes Kedua : (Diisi oleh peneliti) Keterangan : (Diisi oleh peneliti) Keterangan: * = Coret yang tidak perlu Tidak Makassar, Oktober 2017 Responden ( )

114 Lampiran 12. Dokumentasi Penelitian Gambar 1. Pelaksanaan Tes Potensi Akademik Pertama Gambar 2. Pelaksanaan Tes Potensi Akademik Kedua

115 Gambar 3. Pemberian Hadiah Kepada Sampel dengan Tes TPA Tertinggi Gambar 4. Alat Pemanas Aromaterapi Lavender yang Diletakkan Pada Tiap Sudut Ruangan

116 Lampiran 13. Biodata Peneliti DATA DIRI PENULIS Nama Lengkap Nama Panggilan NIM Tempat, Tanggal Lahir : Muhammad Fadly Hafid : Fadly : C : Cinnong Kecamatan Sibulue, 08 Juli 1995 Agama Jenis Kelamin Jurusan/Fakultas : Islam : Laki-laki : Pendidikan Dokter Nama Orangtua : Ayah Ibu : H. Abdul Hafid : Hj. Patmawati, S.Pd Anak Ke : 3 Alamat : BTN Asal Mula Blok E6 No. 9, Makassar Telepon : mfadlyhafid@gmail.com Riwayat Pendidikan : Riwayat Pendidikan NO. STRATA INSTITUSI TEMPAT TAHUN LULUS 1. SD MIN No. 1 Pattiro Bajo Kabupaten Bone SMP MTs Pondok Pesantren Al- Kabupaten Ikhlas Ujung Bone SMA SMA Negeri 2 Watampone Kabupaten 2013

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aromaterapi 2.1.1. Pengobatan tradisional Menurut Undang Undang nomor 23 tahun 1992 tentang : Kesehatan, pengobatan tradisional adalah pengobatan dan atau perawatan di luar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Aromaterapi merupakan metode pengobatan melalui media bau-bauan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Aromaterapi merupakan metode pengobatan melalui media bau-bauan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Aromaterapi merupakan metode pengobatan melalui media bau-bauan yang berasal dari bahan tanaman tertentu. Aromaterapi sering digabungkan dengan praktek pengobatan alternatif

Lebih terperinci

TERAPI WEWANGIAN MINYAK ESSENSIAL BUNGA MAWAR (ROSE) DENGAN CARA INHALASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DAN TERHADAP RASA NYERI

TERAPI WEWANGIAN MINYAK ESSENSIAL BUNGA MAWAR (ROSE) DENGAN CARA INHALASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DAN TERHADAP RASA NYERI LAMPIRAN xiii TERAPI WEWANGIAN MINYAK ESSENSIAL BUNGA MAWAR (ROSE) DENGAN CARA INHALASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DAN TERHADAP RASA NYERI PADA PASIEN POST OPERSI FAM A. Pengertian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai macam bentuk lain yang bertujuan untuk mengatur fungsi kognitif,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai macam bentuk lain yang bertujuan untuk mengatur fungsi kognitif, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aromaterapi 2.1.1. Definisi Aromaterapi merupakan suatu bentuk pengobatan alternatif menggunakan bahan tanaman volatil, banyak dikenal dalam bentuk minyak esensial dan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses belajar memerlukan proses memori (daya ingat), yang terdiri dari tiga tahap ; yaitu mendapatkan informasi (learning), menyimpannya (retention), dan mengingat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Waktu reaksi adalah waktu yang diperlukan seseorang untuk menjawab sesuatu rangsangan secara sadar dan terkendali, dihitung mulai saat rangsangan diberikan sampai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dunia perkuliahan seringkali mahasiswa-mahasiswi mengalami stres saat mengerjakan banyak tugas dan memenuhi berbagai tuntutan. Terbukti dengan prevalensi

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi setiap aspek kehidupan sehari-hari, manusia tidak terlepas dari proses stimulus dan respon. Setiap gerakan yang disadari selalu berkaitan dengan stimulus

Lebih terperinci

Formatio Reticularis & Sistem Limbik. Oleh Prof dr Ahmad Effendi AAI dr Sufitni M.Kes

Formatio Reticularis & Sistem Limbik. Oleh Prof dr Ahmad Effendi AAI dr Sufitni M.Kes Formatio Reticularis & Sistem Limbik Oleh Prof dr Ahmad Effendi AAI dr Sufitni M.Kes Formatio Reticularis Jaring yang membentang sepanjang sumbu susunan saraf pusat dari medulla spinalis sampai cerebrum

Lebih terperinci

BAB II. Struktur dan Fungsi Syaraf

BAB II. Struktur dan Fungsi Syaraf BAB II Struktur dan Fungsi Syaraf A. SISTEM SARAF Unit terkecil dari system saraf adalah neuron. Neuron terdiri dari dendrit dan badan sel sebagai penerima pesan, dilanjutkan oleh bagian yang berbentuk

Lebih terperinci

Anesty Claresta

Anesty Claresta Anesty Claresta 102011223 Skenario Seorang perempuan berusia 55 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan berdebar sejak seminggu yang lalu. Keluhan berdebar ini terjadi ketika ia mengingat suaminya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Identifikasi Masalah Apakah minyak Lavender menurunkan frekuensi denyut jantung.

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Identifikasi Masalah Apakah minyak Lavender menurunkan frekuensi denyut jantung. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aromaterapi adalah penggunaan minyak atsiri sebagai terapi atau tujuan kesehatan (Buckle, 2003). Praktik penggunaan aromaterapi sebenarnya sudah dikenal sejak zaman

Lebih terperinci

ABSTRAK. PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER (Lavandula angustifolia) TERHADAP PENURUNAN FREKUENSI DENYUT JANTUNG

ABSTRAK. PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER (Lavandula angustifolia) TERHADAP PENURUNAN FREKUENSI DENYUT JANTUNG ABSTRAK PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER (Lavandula angustifolia) TERHADAP PENURUNAN FREKUENSI DENYUT JANTUNG Vinka Meliari, 1210173 ; Pembimbing I : Dr. Iwan Budiman, dr., MS., MM., M.Kes, AIF. Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecemasan yang tidak terjamin atas prosedur perawatan. 2 Menurut penelitian, 1

BAB I PENDAHULUAN. kecemasan yang tidak terjamin atas prosedur perawatan. 2 Menurut penelitian, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecemasan merupakan keadaan emosional yang mempunyai ciri keterangsangan fisiologis, perasaan tegang yang tidak menyenangkan, dan perasaan atau keadaan khawatir dengan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Definisi Traktus Spinotalamikus Anterior Traktus Spinotalamikus Lateral Daftar Pustaka

DAFTAR ISI. Definisi Traktus Spinotalamikus Anterior Traktus Spinotalamikus Lateral Daftar Pustaka DAFTAR ISI Definisi 2 Traktus Spinotalamikus Anterior 2 Traktus Spinotalamikus Lateral 4 Daftar Pustaka 8 1 A. Definisi Traktus Spinotalamikus adalah traktus yang menghubungkan antara reseptor tekanan,

Lebih terperinci

ABSTRAK. PENGARUH AROMATERAPI SANDALWOOD (Santalum album) TERHADAP KECEPATAN PEMULIHAN FREKUENSI DENYUT NADI SETELAH AKTIVITAS FISIK BERAT

ABSTRAK. PENGARUH AROMATERAPI SANDALWOOD (Santalum album) TERHADAP KECEPATAN PEMULIHAN FREKUENSI DENYUT NADI SETELAH AKTIVITAS FISIK BERAT ABSTRAK PENGARUH AROMATERAPI SANDALWOOD (Santalum album) TERHADAP KECEPATAN PEMULIHAN FREKUENSI DENYUT NADI SETELAH AKTIVITAS FISIK BERAT Livia Dwi Buana, Tjoeng, 2015 Pembimbing I : Stella Tinia Hasianna,

Lebih terperinci

Fungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar.

Fungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar. Pengertian Sistem saraf adalah sistem yang mengatur dan mengendalikan semua kegiatan aktivitas tubuh kita seperti berjalan, menggerakkan tangan, mengunyah makanan dan lainnya. Sistem Saraf tersusun dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tekanan darah merupakan faktor yang sangat penting pada sistem sirkulasi, perubahan tekanan darah akan mempengaruhi homeostasis di dalam tubuh. Tekanan darah diperlukan

Lebih terperinci

INDERA PENCIUMAN. a. Concha superior b. Concha medialis c. Concha inferior d. Septum nasi (sekat hidung)

INDERA PENCIUMAN. a. Concha superior b. Concha medialis c. Concha inferior d. Septum nasi (sekat hidung) INDERA PENCIUMAN Indera penciuman adalah indera yang kita gunakan untuk mengenali lingkungan sekitar melalui aroma yang dihasilkan. Seseorang mampu dengan mudah mengenali makanan yang sudah busuk dengan

Lebih terperinci

ABSTRAK PENGARUH MINYAK LAVENDER (Lavandula angustifolia) TERHADAP FREKUENSI DENYUT JANTUNG

ABSTRAK PENGARUH MINYAK LAVENDER (Lavandula angustifolia) TERHADAP FREKUENSI DENYUT JANTUNG ABSTRAK PENGARUH MINYAK LAVENDER (Lavandula angustifolia) TERHADAP FREKUENSI DENYUT JANTUNG Elissa Evanti Widjaja, 2011 Pembimbing I : Dr. Iwan Budiman, dr., MS, MM, M.Kes, AIF Pembimbing II : Ellya Rosa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. IGD hendaknya berdasarkan dengan sistem triage. Triage adalah cara

BAB I PENDAHULUAN. IGD hendaknya berdasarkan dengan sistem triage. Triage adalah cara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan terapi komplementer akhir-akhir ini menjadi sorotan banyak negara. Terapi komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang digabungkan dalam pengobatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari bahan tanaman mudah menguap, dikenal pertama kali dalam bentuk minyak

BAB I PENDAHULUAN. dari bahan tanaman mudah menguap, dikenal pertama kali dalam bentuk minyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aromaterapi merupakan suatu metode pengobatan alternatif yang berasal dari bahan tanaman mudah menguap, dikenal pertama kali dalam bentuk minyak esensial. Minyak esensial

Lebih terperinci

Kaviti hidung membuka di anterior melalui lubang hidung. Posterior, kaviti ini berhubung dengan farinks melalui pembukaan hidung internal.

Kaviti hidung membuka di anterior melalui lubang hidung. Posterior, kaviti ini berhubung dengan farinks melalui pembukaan hidung internal. HIDUNG Hidung adalah indera yang kita gunakan untuk mengenali lingkungan sekitar atau sesuatu dari aroma yang dihasilkan. Kita mampu dengan mudah mengenali makanan yang sudah busuk dengan yang masih segar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan sesuatu yang didambakan oleh setiap wanita.

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan sesuatu yang didambakan oleh setiap wanita. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan sesuatu yang didambakan oleh setiap wanita. Kehamilan terjadi karena adanya proses pembuahan yaitu bertemunya sel telur wanita dengan sel spermatozoa

Lebih terperinci

ABSTRAK. PENGARUH AROMATERAPI MINYAK ESENSIAL KULIT JERUK MANIS (Citrus sinensis L.) TERHADAP KETELITIAN DAN KEWASPADAAN LAKI-LAKI DEWASA

ABSTRAK. PENGARUH AROMATERAPI MINYAK ESENSIAL KULIT JERUK MANIS (Citrus sinensis L.) TERHADAP KETELITIAN DAN KEWASPADAAN LAKI-LAKI DEWASA ABSTRAK PENGARUH AROMATERAPI MINYAK ESENSIAL KULIT JERUK MANIS (Citrus sinensis L.) TERHADAP KETELITIAN DAN KEWASPADAAN LAKI-LAKI DEWASA Carlos Hendry F, 2015, Pembimbing 1 : Rosnaeni, dra., Apt Pembimbing

Lebih terperinci

Sistem Saraf. Dr. Hernadi Hermanus

Sistem Saraf. Dr. Hernadi Hermanus Sistem Saraf Dr. Hernadi Hermanus Neuron Neuron adalah unit dasar sistem saraf. Neuron terdiri dari sel saraf dan seratnya. Sel saraf memiliki variasi dalam bentuk dan ukurannya. Setiap sel saraf terdiri

Lebih terperinci

Modul ke: Anatomi Sistem Saraf. Fakultas PSIKOLOGI. Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI

Modul ke: Anatomi Sistem Saraf. Fakultas PSIKOLOGI. Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI Modul ke: Anatomi Sistem Saraf Fakultas PSIKOLOGI Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI http://www.mercubuana.ac.id Susunan Umum Sistem Saraf Sistem saraf terdiri atas 2 bagian yaitu central

Lebih terperinci

ANATOMI DAN FISIOLOGI HIDUNG DAN SINUS PARANASAL

ANATOMI DAN FISIOLOGI HIDUNG DAN SINUS PARANASAL REFERAT ANATOMI DAN FISIOLOGI HIDUNG DAN SINUS PARANASAL PEMBIMBING: Dr. H. Yuswandi Affandi Sp. THT-KL Dr. M. Ivan Djajalaga M.Kes, Sp. THT-KL DISUSUN OLEH: Noer Kamila Dedeh Asliah Bernadeta Rosa Diyana

Lebih terperinci

SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI

SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI SISTEM SARAF SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI 1. SEL SARAF SENSORIK. 2. SEL SARAF MOTORIK. 3. SEL SARAF INTERMEDIET/ASOSIASI. Sel Saraf Sensorik Menghantarkan impuls (pesan) dari reseptor ke sistem

Lebih terperinci

OTAK Otak berperan dalam gerakan sadar, interpretasi dan integrasi sensasi, kesadaran dan fungsi kognitif

OTAK Otak berperan dalam gerakan sadar, interpretasi dan integrasi sensasi, kesadaran dan fungsi kognitif Sistem Syaraf Pusat OTAK Otak berperan dalam gerakan sadar, interpretasi dan integrasi sensasi, kesadaran dan fungsi kognitif BAGIAN DAN ORGANISASI OTAK Otak orang dewasa dibagi menjadi: Hemisfere serebral

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS AROMATERAPI DALAM MENURUNKAN KECEMASAN MENGHADAPI KELAHIRAN ANAK PERTAMA. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

EFEKTIVITAS AROMATERAPI DALAM MENURUNKAN KECEMASAN MENGHADAPI KELAHIRAN ANAK PERTAMA. Untuk memenuhi sebagian persyaratan EFEKTIVITAS AROMATERAPI DALAM MENURUNKAN KECEMASAN MENGHADAPI KELAHIRAN ANAK PERTAMA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : DYAH ANGGRAINI PUTRI

Lebih terperinci

biologi SET 17 SISTEM SARAF DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. PEMBAGIAN SUSUNAN SARAF

biologi SET 17 SISTEM SARAF DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. PEMBAGIAN SUSUNAN SARAF 17 MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL biologi SET 17 SISTEM SARAF Segala aktivitas tubuh manusia dikoordinasi oleh sistem saraf dan sistem hormon (endokrin). Sistem saraf bekerja atas

Lebih terperinci

TUGAS KONSEP HERBAL INDONESIA

TUGAS KONSEP HERBAL INDONESIA TUGAS KONSEP HERBAL INDONESIA PEMAKAIAN MINYAK ESENSIAL SECARA INHALASI Disusun oleh: Munawarohthus Sholikha 1106107126 PROGRAM MAGISTER HERBAL DEPARTEMEN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. perineum pada ibu postpartum di RSUD Surakarta. A. Tingkat Nyeri Jahitan Perineum Sebelum Diberi Aromaterapi Lavender

BAB V PEMBAHASAN. perineum pada ibu postpartum di RSUD Surakarta. A. Tingkat Nyeri Jahitan Perineum Sebelum Diberi Aromaterapi Lavender digilib.uns.ac.id BAB V PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas hal-hal yang berkaitan dengan hasil penelitian mengenai pengaruh aromaterapi lavender secara inhalasi terhadap nyeri jahitan perineum pada ibu

Lebih terperinci

Anatomi Sinus Paranasal Ada empat pasang sinus paranasal yaitu sinus maksila, sinus frontal, sinus etmoid dan sinus sfenoid kanan dan kiri.

Anatomi Sinus Paranasal Ada empat pasang sinus paranasal yaitu sinus maksila, sinus frontal, sinus etmoid dan sinus sfenoid kanan dan kiri. Anatomi Sinus Paranasal Ada empat pasang sinus paranasal yaitu sinus maksila, sinus frontal, sinus etmoid dan sinus sfenoid kanan dan kiri. Sinus paranasal merupakan hasil pneumatisasi tulang-tulang kepala,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nyeri adalah mekanisme protektif untuk menimbulkan kesadaran terhadap kenyataan bahwa sedang atau akan terjadi kerusakan jaringan (Sherwood, 2014). Selain itu, nyeri

Lebih terperinci

PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN Oleh : Isa Khasani dan Nisa Amriyah Abstrak Sectio caesarea merupakan salah satu pembedahan

Lebih terperinci

PENGARUH AROMATERAPI ROSEMARY TERHADAP ATENSI LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH AROMATERAPI ROSEMARY TERHADAP ATENSI LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH AROMATERAPI ROSEMARY TERHADAP ATENSI LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi sebagian persayaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran umum CIWI YOSHIKO

Lebih terperinci

TUGAS 3 SISTEM PORTAL

TUGAS 3 SISTEM PORTAL TUGAS 3 SISTEM PORTAL Fasilitator : Drg. Agnes Frethernety, M.Biomed Nama : Ni Made Yogaswari NIM : FAA 113 032 Kelompok : III Modul Ginjal dan Cairan Tubuh Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya

Lebih terperinci

ABSTRAK. PENGARUH MINYAK LAVENDER (Lavandula angustifolia) TERHADAP KETELITIAN DAN KEWASPADAAN

ABSTRAK. PENGARUH MINYAK LAVENDER (Lavandula angustifolia) TERHADAP KETELITIAN DAN KEWASPADAAN ABSTRAK PENGARUH MINYAK LAVENDER (Lavandula angustifolia) TERHADAP KETELITIAN DAN KEWASPADAAN Adriana Marsha Yolanda, 2011 Pembimbing I : Ellya Rosa Delima, dr., M.Kes Pembimbing II : Dr. Iwan Budiman,

Lebih terperinci

ABSTRAK. PENGARUH AROMATERAPI MINYAK ESENSIAL PEPPERMINT (Mentha piperita) TERHADAP PENINGKATAN MEMORI JANGKA PENDEK

ABSTRAK. PENGARUH AROMATERAPI MINYAK ESENSIAL PEPPERMINT (Mentha piperita) TERHADAP PENINGKATAN MEMORI JANGKA PENDEK ABSTRAK PENGARUH AROMATERAPI MINYAK ESENSIAL PEPPERMINT (Mentha piperita) TERHADAP PENINGKATAN MEMORI JANGKA PENDEK Tria Monika Dewi, 1210002, Pembimbing I : Dr. Iwan Budiman, dr., MS, MM, MKes, AIF. Pembimbing

Lebih terperinci

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel ORGANISASI KEHIDUPAN Sel Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup. Ukuran sangat kecil untuk melihat harus dibantu dengan mikroskop. Kata sel berasal dari bahasa latin cellulae, yang berarti bilik kecil.

Lebih terperinci

BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF)

BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF) BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF) Standar Kompetensi : Sistem koordinasi meliputi sistem saraf, alat indera dan endokrin mengendalikan aktivitas berbagai bagian tubuh. Sistem saraf yang meliputi saraf

Lebih terperinci

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Penelitian Keperawatan Jiwa SITI FATIMAH ZUCHRA BP. 1010324031

Lebih terperinci

BAB VI. Fungsi Indera Penciuman

BAB VI. Fungsi Indera Penciuman BAB VI Fungsi Indera Penciuman A. PENDAHULUAN Penciuman merupakan salah satu indera yang paling primitif. Walaupun penciuman tidak terlalu penting untuk spesies manusia, penciuman sangat penting bagi kelangsungan

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. Manifestasi fisiologi nyeri

BAB II PEMBAHASAN. Manifestasi fisiologi nyeri BAB II PEMBAHASAN 1. PROSES TERJADINYA NYERI DAN MANIFESTASI FISIOLOGIS NYERI Pengertian nyeri, menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah merupakan pengalaman sensoris subyektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. [CDC], 2013). Data dari Riset Kesehatan Dasar ( 2013), prevalensi. gangguan mental emosional (gejala -gejala depresi

BAB I PENDAHULUAN. [CDC], 2013). Data dari Riset Kesehatan Dasar ( 2013), prevalensi. gangguan mental emosional (gejala -gejala depresi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecemasan merupakan jenis gangguan mental paling sering terjadi di dunia dengan prevalensi lebih dari 15%, dengan persentase wanita lebih banyak dibandingkan pria

Lebih terperinci

CREATIVE THINKING. MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra

CREATIVE THINKING. MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra CREATIVE THINKING MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra HIDUNG Hidung merupakan panca indera manusia yang sangat penting untuk mengenali bau dan juga untuk bernafas. Bagian-Bagian Hidung Dan Fungsinya

Lebih terperinci

1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan

1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan PANCA INDERA Pengelihatan 1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan (tembus cahaya) yang disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasien yang dirawat di rumah sakit, pasien lebih sering merasa cemas

BAB I PENDAHULUAN. pasien yang dirawat di rumah sakit, pasien lebih sering merasa cemas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecemasan merupakan perasaan yang paling umum dialami oleh pasien yang dirawat di rumah sakit, pasien lebih sering merasa cemas terhadap penyakit yang mereka alami dan

Lebih terperinci

ANATOMI DAN FISIOLOGI

ANATOMI DAN FISIOLOGI ANATOMI DAN FISIOLOGI Yoedhi S Fakar ANATOMI Ilmu yang mempelajari Susunan dan Bentuk Tubuh FISIOLOGI Ilmu yang mempelajari faal (fungsi) dari Ilmu yang mempelajari faal (fungsi) dari alat atau jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencabutan gigi. Berdasarkan penelitian Nair MA, ditemukan prevalensi

BAB I PENDAHULUAN. pencabutan gigi. Berdasarkan penelitian Nair MA, ditemukan prevalensi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bedah mulut merupakan salah satu bidang dalam ilmu kedokteran gigi. Dalam bidang kedokteran gigi gejala kecemasan sering ditemukan pada pasien tindakan pencabutan gigi.

Lebih terperinci

ABSTRAK PENGARUH AROMATERAPI LEMON (Citrus Limon) TERHADAP WAKTU REAKSI SEDERHANA PRIA DEWASA

ABSTRAK PENGARUH AROMATERAPI LEMON (Citrus Limon) TERHADAP WAKTU REAKSI SEDERHANA PRIA DEWASA ABSTRAK PENGARUH AROMATERAPI LEMON (Citrus Limon) TERHADAP WAKTU REAKSI SEDERHANA PRIA DEWASA Dwi Evanjelis, 2015 Pembimbing I : Budi Widyarto, dr., M.H. Pembimbing II : Stella Tinia Hasianna, dr., M.Kes.

Lebih terperinci

Otak dan Saraf Kranial. By : Dyan & Aulia

Otak dan Saraf Kranial. By : Dyan & Aulia Otak dan Saraf Kranial By : Dyan & Aulia Struktur Otak Otak Tengah (Mesencephalon) Otak (Encephalon) Otak Depan (Proencephalon) Otak Belakang (Rhombencephalon) Pons Serebellum Medulla Oblongata Medula

Lebih terperinci

ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN

ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN Kompetensi yang hendak dicapai: Siswa dapat memahami bagian tubuh manusia dan hewan, menjelaskan fungsinya, serta mampu mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penjahitan luka (Sustyowati, dkk, 2010). Potter & Perry (2005) menyebutkan bahwa menghadapi pembedahan pasien akan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. penjahitan luka (Sustyowati, dkk, 2010). Potter & Perry (2005) menyebutkan bahwa menghadapi pembedahan pasien akan mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembedahan merupakan tindakan pengobatan yang menggunakan teknik invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani melalui sayatan yang diakhiri

Lebih terperinci

PENGARUH AROMATERAPI SANDALWOOD TERHADAP FUNGSI MEMORI JANGKA PENDEK LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH AROMATERAPI SANDALWOOD TERHADAP FUNGSI MEMORI JANGKA PENDEK LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH AROMATERAPI SANDALWOOD TERHADAP FUNGSI MEMORI JANGKA PENDEK LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian hasil Karya Tulis Ilmiah mahasiswa program

Lebih terperinci

11/29/2013 PENGINDERAAN ADALAH ORGAN- ORGAN AKHIR YANG DIKHUSUSKAN UNTUK MENERIMA JENIS RANGSANGAN TERTENTU

11/29/2013 PENGINDERAAN ADALAH ORGAN- ORGAN AKHIR YANG DIKHUSUSKAN UNTUK MENERIMA JENIS RANGSANGAN TERTENTU ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PENGINDERAAN PENGINDERAAN ADALAH ORGAN- ORGAN AKHIR YANG DIKHUSUSKAN UNTUK MENERIMA JENIS RANGSANGAN TERTENTU BEBERAPA KESAN TIMBUL DARI LUAR YANG MENCAKUP PENGLIHATAN, PENDENGARAN,

Lebih terperinci

Sistem Saraf pada Manusia

Sistem Saraf pada Manusia Sistem Saraf pada Manusia Apa yang dimaksud dengn sistem saraf? Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden kecelakaan merupakan penyebab utama orang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden kecelakaan merupakan penyebab utama orang mengalami 19 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Insiden kecelakaan merupakan penyebab utama orang mengalami fraktur dan bisa menyebabkan kematian lebih dari 1,25 juta orang setiap tahunnya, dimana sebagian besar

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender terhadap Nyeri Persalinan Kala I

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender terhadap Nyeri Persalinan Kala I BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif, Lama Persalinan Kala II, dan Fetal Outcome Aromaterapi lavender terbukti efektif dalam penurunan

Lebih terperinci

Sistem Saraf Otonom dan Fungsi Luhur

Sistem Saraf Otonom dan Fungsi Luhur Sistem Saraf Otonom dan Fungsi Luhur Struktur Sistem Saraf Otonom Mengatur perilaku otomatis dari tubuh. Terbagi menjadi dua subsistem: Sistem saraf simpatetik. Sistem saraf parasimpatetik Sistem saraf

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Tanda vital merupakan gabungan dua kata, yaitu tanda dan vital, yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Tanda vital merupakan gabungan dua kata, yaitu tanda dan vital, yang BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Tanda-tanda vital 1.1 Defenisi Tanda vital merupakan gabungan dua kata, yaitu tanda dan vital, yang merupakan terjemahan istilah bahasa inggris yaitu vital sign. Vital sign adalah

Lebih terperinci

PENGURUTAN (MASSAGE)

PENGURUTAN (MASSAGE) PENGURUTAN (MASSAGE) Massage merupakan salah satu cara perawatan tubuh paling tua dan paling bermanfaat dalam perawatan fisik (badan) Massage mengarahkan penerapan manipulasi (penanganan) perawatan dari

Lebih terperinci

PERBEDAAN EFEKTIFITAS MANDI AIR HANGAT DAN AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP PENURUNAN INSOMNIA PADA LANSIA. Istiana Nurhidayati* ABSTRACT

PERBEDAAN EFEKTIFITAS MANDI AIR HANGAT DAN AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP PENURUNAN INSOMNIA PADA LANSIA. Istiana Nurhidayati* ABSTRACT PERBEDAAN EFEKTIFITAS MANDI AIR HANGAT DAN AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP PENURUNAN INSOMNIA PADA LANSIA Istiana Nurhidayati* ABSTRACT Elderly experience changes such as physical changes, psychological

Lebih terperinci

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.2

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.2 SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.2 1. Bagian mata yang berfungsi mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke dalam mata adalah... Pupil

Lebih terperinci

SISTEM SARAF MANUSIA

SISTEM SARAF MANUSIA SISTEM SARAF MANUSIA skema sistem saraf manusia m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti SEL SARAF Struktur sel saraf neuron: Badan sel, Dendrit Akson Struktur

Lebih terperinci

ABSTRAK PERBANDINGAN WAKTU TOLERANSI NYERI PADA MUSIK YANG DISUKAI DAN MUSIK RELAKSASI

ABSTRAK PERBANDINGAN WAKTU TOLERANSI NYERI PADA MUSIK YANG DISUKAI DAN MUSIK RELAKSASI ABSTRAK PERBANDINGAN WAKTU TOLERANSI NYERI PADA MUSIK YANG DISUKAI DAN MUSIK RELAKSASI Nabilla Martasujana, 1210199 Pembimbing I : Ellya Rosa Delima, dr., M.Kes. Pembimbing II : Dr. Iwan Budiman, dr.,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi. menjadi lansia, yang masing-masing mempunyai kekhususan (Noorkasiani,

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi. menjadi lansia, yang masing-masing mempunyai kekhususan (Noorkasiani, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan reproduksi wanita adalah keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial yang utuh serta bukan hanya bebas dari penyakit atau kelemahan, yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa reproduksi yang disebut menstruasi yaitu gambaran dari perdarahan

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa reproduksi yang disebut menstruasi yaitu gambaran dari perdarahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap bulan secara periodik, seorang wanita normal akan mengalami peristiwa reproduksi yang disebut menstruasi yaitu gambaran dari perdarahan periodik vagina yang

Lebih terperinci

ANATOMI OTAK. BIOPSIKOLOGI Unita Werdi Rahajeng, M.Psi

ANATOMI OTAK. BIOPSIKOLOGI Unita Werdi Rahajeng, M.Psi ANATOMI OTAK BIOPSIKOLOGI Unita Werdi Rahajeng, M.Psi www.unita.lecture.ub.ac.id Bagian Otak 1. Otak Bagian Belakang (hindbrain) 2. Otak Bagian Tengah (midbrain) 3. Otak Bagian Depan (forebrain) Hindbrain

Lebih terperinci

ABSTRAK. PENGARUH AROMATERAPI JASMINE (Jasminum officinale) TERHADAP PEMENDEKAN WAKTU REAKSI SEDERHANA LAKI LAKI DEWASA

ABSTRAK. PENGARUH AROMATERAPI JASMINE (Jasminum officinale) TERHADAP PEMENDEKAN WAKTU REAKSI SEDERHANA LAKI LAKI DEWASA ABSTRAK PENGARUH AROMATERAPI JASMINE (Jasminum officinale) TERHADAP PEMENDEKAN WAKTU REAKSI SEDERHANA LAKI LAKI DEWASA Annisa Aurum Mahardika, 2016; Pembimbing I : Sri Nadya Saanin, dr., M.Kes. Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000). BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Lansia mengalami proses menua (aging process) secara alami yang tidak dapat dihindari (Hawari, 2007). Namun pengaruh proses menua sering menimbulkan bermacam-macam

Lebih terperinci

FUNGSI LUHUR. Mata Kuliah: ANATOMI OTAK; Pertemuan ke 9&10; Jurusan PLB

FUNGSI LUHUR. Mata Kuliah: ANATOMI OTAK; Pertemuan ke 9&10; Jurusan PLB FUNGSI LUHUR Oleh : dr. Euis Heryati Mata Kuliah: ANATOMI OTAK; Pertemuan ke 9&10; Jurusan PLB FUNGSI LUHUR FUNGSI YANG MEMUNGKINKAN MANUSIA DAPAT MEMENUHI KEBUTUHAN JASMANI DAN ROHANI SESUAI DENGAN NILAI

Lebih terperinci

Minyak Esensial PETUNJUK PENGGUNAAN DAN 10 CARA Untuk menggunakan minyak esensial

Minyak Esensial PETUNJUK PENGGUNAAN DAN 10 CARA Untuk menggunakan minyak esensial Minyak Esensial PETUNJUK PENGGUNAAN DAN 10 CARA Untuk menggunakan minyak esensial Semua Tentang Minyak Esensial Apa Itu Minyak Esensial? Tanaman tertentu mengandung zat yang kompleks dan kuat yang dikenal

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Hasil Belajar Pretest Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok. Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai rerata pretest pada

BAB V PEMBAHASAN. A. Hasil Belajar Pretest Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok. Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai rerata pretest pada BAB V PEMBAHASAN A. Hasil Belajar Pretest Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol. Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai rerata pretest pada kelompok eksperimen sebesar 57,23 dan kelompok

Lebih terperinci

DIENCEPHALON. Letak: antara telencephalon dan midbrain, dan mengelilingi ventrikel ketiga. Dua struktur utama: Thalamus Hipothalamus

DIENCEPHALON. Letak: antara telencephalon dan midbrain, dan mengelilingi ventrikel ketiga. Dua struktur utama: Thalamus Hipothalamus DIENCEPHALON Letak: antara telencephalon dan midbrain, dan mengelilingi ventrikel ketiga Dua struktur utama: Thalamus Hipothalamus THALAMUS Thalamos = ruangan di dalam Letaknya di bagian dorsal diencephalon

Lebih terperinci

Sistem syaraf otonom (ANS) merupakan divisi motorik dari PNS yang mengontrol aktivitas viseral, yang bertujuan mempertahankan homeostatis internal

Sistem syaraf otonom (ANS) merupakan divisi motorik dari PNS yang mengontrol aktivitas viseral, yang bertujuan mempertahankan homeostatis internal Sistem syaraf otonom (ANS) merupakan divisi motorik dari PNS yang mengontrol aktivitas viseral, yang bertujuan mempertahankan homeostatis internal Perbandingan antara Sistem syaraf Somatik dan Otonom Sistem

Lebih terperinci

Dio Angga Dewa, 2012, Pembimbing 1 : Jo Suherman,dr.,MS.,AIF. Pembimbing 2 : Jeanny Ervie Ladi, dr., M.Kes.

Dio Angga Dewa, 2012, Pembimbing 1 : Jo Suherman,dr.,MS.,AIF. Pembimbing 2 : Jeanny Ervie Ladi, dr., M.Kes. ABSTRAK PENGARUH MUSIK ROCK TERHADAP WAKTU REAKSI SEDERHANA Dio Angga Dewa, 2012, Pembimbing 1 : Jo Suherman,dr.,MS.,AIF. Pembimbing 2 : Jeanny Ervie Ladi, dr., M.Kes. Data dari National Highway Traffic

Lebih terperinci

ABSTRAK PENGARUH MENDENGARKAN MUSIK KLASIK DAN JAZZ TERHADAP READING COMPREHENSION PADA WANITA DEWASA MUDA

ABSTRAK PENGARUH MENDENGARKAN MUSIK KLASIK DAN JAZZ TERHADAP READING COMPREHENSION PADA WANITA DEWASA MUDA ABSTRAK PENGARUH MENDENGARKAN MUSIK KLASIK DAN JAZZ TERHADAP READING COMPREHENSION PADA WANITA DEWASA MUDA Vica Christia Dewi, 2016, Pembimbing I : Julia Windi G., dr., M.Kes. Pembimbing II : Yenni Limyati,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Meningkatkan derajat kesehatan yang adil dan merata seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Meningkatkan derajat kesehatan yang adil dan merata seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Meningkatkan derajat kesehatan yang adil dan merata seperti ditingkatkan melalui sikap respontif dan efektif dalam melakukan suatu tindakan untuk memberi kenyamanan

Lebih terperinci

SISTEM SARAF OTONOM KELAS IIID FORMU14SI 014

SISTEM SARAF OTONOM KELAS IIID FORMU14SI 014 SISTEM SARAF OTONOM KELAS IIID FORMU14SI 014 PENGERTIAN SISTEM SARAF Merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh Merupan

Lebih terperinci

Tasnim 1) JIK Vol. I No.16 Mei 2014: e-issn:

Tasnim 1) JIK Vol. I No.16 Mei 2014: e-issn: Efektifitas Pemberian Kompres Hangat Daerah Temporalis dengan Kompres Hangat Daerah Vena Besar Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Demam di Ruang Perawatan Anak BPK RSUD Poso Tasnim 1) Abstrak: Kompres

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan yang pesat selama golden period. Pemberian nutrisi yang baik perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan yang pesat selama golden period. Pemberian nutrisi yang baik perlu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nutrisi yang baik selama masa bayi akan mendorong pertumbuhan dan perkembangan yang pesat selama golden period. Pemberian nutrisi yang baik perlu didukung dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan homeostasis tubuh yang seimbang. Hal tersebut sesuai

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan homeostasis tubuh yang seimbang. Hal tersebut sesuai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keperawatan merupakan ilmu yang berfokus pada upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia dengan tujuan untuk mempertahankan homeostasis tubuh yang seimbang. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. menunjukkan penurunan bila dibandingkan dengan rata-rata tingkat

BAB V PEMBAHASAN. menunjukkan penurunan bila dibandingkan dengan rata-rata tingkat BAB V PEMBAHASAN A. Tingkat Dismenorea Pada Kelompok Eksperimen Sebelum dan Setelah Diberi Terapi Musik Klasik Mozart Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai rata-rata tingkat dismenorea sebelum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan pada bayi merupakan suatu proses yang hakiki, unik, dinamik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan pada bayi merupakan suatu proses yang hakiki, unik, dinamik, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pada bayi merupakan suatu proses yang hakiki, unik, dinamik, dan berkesinambungan. Faktor yang mempengaruhi perkembangan bayi ada dua, yaitu faktor genetik

Lebih terperinci

Yani Mulyani, M.Si, Apt STFB

Yani Mulyani, M.Si, Apt STFB Yani Mulyani, M.Si, Apt STFB Kegiatan menginhalasi dan mengekshalasi udara dengan tujuan mempertukarkan oksigen dengan CO2 = bernafas/ventilasi Proses metabolisme selular dimana O2 dihirup, bahan2 dioksidasi,

Lebih terperinci

ORGAN PENYUSUN SISTEM SARAF MANUSIA

ORGAN PENYUSUN SISTEM SARAF MANUSIA ORGAN PENYUSUN SISTEM SARAF MANUSIA SEL SARAF, terdiri dari 1. Dendrit 2. Badan Sel 3. Neurit (Akson) Menerima dan mengantarkan impuls dari dan ke sumsum tulang belakang atau otak ORGAN PENYUSUN SISTEM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memori disimpan di otak dengan mengubah sensitivitas dasar transmisi hipnotis antar neuron sebagai akibat dari aktivitas neuron sebelumnya. Jaras terbaru atau yang

Lebih terperinci

1. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah

1. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah 1. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah A. Selaput mielin B. Sel schwann C. Nodus ranvier D. Inti sel Schwann E. Tidak ada jawaban yang benar Jawaban : A Selaput

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diperantarai oleh lg E. Rinitis alergi dapat terjadi karena sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. diperantarai oleh lg E. Rinitis alergi dapat terjadi karena sistem BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Definisi Rinitis Alergi (RA) menurut ARIA (Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma) merupakan reaksi inflamasi pada mukosa hidung akibat reaksi hipersensitivitas

Lebih terperinci

Menjelaskan Jaras Motorik dan Sensorik. 1. Motorik

Menjelaskan Jaras Motorik dan Sensorik. 1. Motorik Menjelaskan Jaras Motorik dan Sensorik 1. Motorik Sistem motorik merupakan sistem yang mengatur segala gerakan pada manusia. Gerakan diatur oleh pusat gerakan yang terdapat di otak, diantaranya yaitu area

Lebih terperinci

Sunday, January 20, Totok atau Pijat Wajah Untuk Kesehatan. Totok atau Pijat Wajah Untuk Kesehatan

Sunday, January 20, Totok atau Pijat Wajah Untuk Kesehatan. Totok atau Pijat Wajah Untuk Kesehatan Sunday, January 20, 2013 Totok atau Pijat Wajah Untuk Kesehatan Totok atau Pijat Wajah Untuk Kesehatan Tubuh sehat merupakan aset yang tak ternilai. Beragam cara akan kita tempuh demi mendapatkan tubuh

Lebih terperinci

A. Bagian-Bagian Otak

A. Bagian-Bagian Otak A. Bagian-Bagian Otak 1. Cerebrum (Otak Besar) Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia yang juga disebut dengan nama Cerebral Cortex, Forebrain atau Otak Depan. Cerebrum merupakan bagian otak

Lebih terperinci

Manfaat Terapi Ozon Manfaat Terapi Ozon Pengobatan / Terapi alternatif / komplementer diabetes, kanker, stroke, dll

Manfaat Terapi Ozon Manfaat Terapi Ozon Pengobatan / Terapi alternatif / komplementer diabetes, kanker, stroke, dll Manfaat Terapi Ozon Sebagai Pengobatan / Terapi alternatif / komplementer untuk berbagai penyakit. Penyakit yang banyak diderita seperti diabetes, kanker, stroke, dll. Keterangan Rinci tentang manfaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyangga tubuh. Bisa dibayangkan apabila tidak jeli untuk menjaga kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. menyangga tubuh. Bisa dibayangkan apabila tidak jeli untuk menjaga kesehatan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Punggung adalah bagian tubuh yang paling keras, punggung harus bekerja selama 24 jam sehari. Dalam posisi duduk, berdiri, bahkan tidur punggung harus bekerja keras

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang. Masa ini merupakan periode transisi dari masa anak ke

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang. Masa ini merupakan periode transisi dari masa anak ke 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seseorang. Masa ini merupakan periode transisi dari masa anak ke masa dewasa yang ditandai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia,

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Luka bakar adalah suatu kerusakan integritas pada kulit atau kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia, radiasi dan arus listrik. Berat

Lebih terperinci