Ruth Inggrid E Sadubun *, Suharyo **, Zaenal **
|
|
- Sonny Sugiarto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1
2 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA WANITA YANG MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI PIL DI PUSKESMAS PANDANARAN SEMARANG TAHUN 2012 Ruth Inggrid E Sadubun *, Suharyo **, Zaenal ** *Alumni S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan UDINUS Jl. Margersari gang buntu Semarang sadubunruthinggrid@yahoo.com **Staf Pengajar Fakultas Kesehatan UDINUS ABSTRACT According to the Health Department of Semarang data regarding issue of hypertension in women reached up to 21,858 cases in 2012 from all primary health care in Semarang. According to Pandanaran primary health care, in 2010 cases of hypertension in women reached up to 2,758 cases and it has been increasing to 3,522 cases in However, in 2012, the case decreased to 986 cases. Additionally, in 2012 there were 109 women who use oral contraceptive and 457 women in The aim of this study was to determine factors related to hypertension incident among women who use oral contraceptive in Pandanaran primary health care Semarang. Survey method was cross-sectional method. Sample was 52 respondents. Sampling technique used simple random technique and statistical test used chi square test. Results of univariate analysis showed that 32.0% of the respondents has no hypertension, 67.0% has hypertension, 51.0% were descendants of people who has hypertension, 48.0% were not descendants of people with hypertension, the number of children were 1-2 (78.8%), children more than 2 (21.2%), long time of using pills 30.0% were consumption after first child, 69.2% were consumption after last child. Result of bivariate analysis showed that there was any correlation between age (p=0.025) and hypertension among women who use oral contraceptive, history of hypertension offspring (p=0.024), there was no correlation between number of children (p=0.666), duration of use of birth control (p=0.882) in case of hypertension in women use oral contraceptive. According to the result of the study, it could be concluded that the factors correlated with case of hypertension in women use oral contraceptive were age and history of descent. Recommendation to the community is to plan for the desired number of children in the family and with regard to blood pressure prior to use contraceptives. Keyword : Hypertension Women Pill Users 2
3 PENDAHULUAN Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas). Klasifikasi hipertensi dibuat berdasarkan tingkat tingginya tekanan darah yang mengakibatkan peningkatan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Tekanan darah kurang dari 120/80 mmhg didefinisikan sebagai normal. Adapun tekanan darah di atas 140/90 mmhg sudah termasuk hipertensi dan harus dianggap sebagai faktor risiko sehingga sebaiknya diberikan perawatan. (1) Hipertensi dikelompokkan berdasarkan tinggi rendahnya sistole dan diastole. Dan juga dikelompokkan dalam 2 kategori besar, yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Pengelompokkan in ditinjau dari unsur penyebabnya. Hipertensi sekunder merupakan penyakit ikutan dari penyakit yang sebelumnya diderita. Sedangkan hipertensi primer atau disebut juga hipertensi essensial yaitu yang belum diketahui penyebabnya. Meningkatnya tekanan darah seringkali merupakan satu-satunya gejala pada hipertensi essensial. Gejalagejalanya seperti sakit kepala, mimisan, pusing atau migren sering ditemukan sebagai gejala klinis hipertensi. Kadang-kadang hipertensi essensial berjalan tanpa gejala dan baru timbul gejala setelah terjadi komplikasi pada organ sasaran seperti ginjal, mata, otak dan jantung. (1) Menurut Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment on High Blood Pressure VII (JNC-VII), Hipertensi saat ini masih menjadi masalah utama di dunia, hampir 1 milyar orang menderita hipertensi di dunia. Menurut laporan Badan Kesehatan Dunia atau WHO, hipertensi merupakan penyebab nomor 1 kematian di dunia. Data tahun 2010 di Amerika Serikat menunjukkan bahwa 28,6% orang dewasa berusia 18 tahun ke atas menderita hipertensi. Walaupun sebagian besar dari mereka telah mengetahui bahwa mereka menderita hipertensi dan mengkonsumsi obat penurun tekanan darah, hanya 53,3% yang berhasil mengontrol tekanan darah dalam batas normal. (2) Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesds ) 2007 menunjukkan sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis. Hal ini terlihat dari hasil pengukuran tekanan darah pada usia 18 tahun ke atas ditemukan prevalensi hipertensi di Indonesia 31,7%, dimana hanya 7,2% penduduk yang sudah mengetahui mempunyai riwayat hipertensi dan hanya 0,4% kasus yang minum obat antihipertensi ( Depkes 2012 ). (3) Di Indonesia kelahiran bayi mencapai / tahun. Hal ini dapat menimbulkan masalah baik dalam maupun kualitas SDM. Untuk itu, pemerintah mencanangkan program keluarga berencana untuk menuju norma keluarga kecil bahagia sejahtera sehingga dapat mencetak SDM yang berkualitas. Dimana keluarga berencana sendiri adalah upaya untuk mengatur jarak kelahiran anak. Tujuannya ialah merencanakan kelengkapan keluarga, 3
4 menghentikan kehamilan, menghilangkan kehamilan dan mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS). (4) Keluarga Berencana ( KB ) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif dan telah dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 1965 yang disponsori oleh Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia ( PKBI ). Secara umum tujuan KB adalah mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui kelahiran dan pertumbuhan penduduk Indonesia. (5) Kontrasepsi merupakan suatu cara atau metode yang bertujuan untuk mencegah pembuahan sehingga tidak terjadi kehamilan. Alat kontrasepsi memiliki banyak ragam dan jenis. Salah satunya ialah dengan menggunakan Jenis Kontrasepsi Pil KB. (6) Pil KB adalah salah satu alat kontrasepsi yang berisi gabungan hormon golongan estrogen dan progesterone yang berbentuk pil / tablet. Pil KB ini ada dua jenis, yaitu yang hanya mengandung golongan hormon progesteron dan yang kedua adalah pil gabungan estrogen dan progesteron. Cara kerjanya ialah Pil KB terletak pada hormon yang dikandungnya dengan cara menekan ovulasi yang akan mencegah lepasnya sel telur dari ovarium. Mengendalikan lendir mulut rahim sehingga sperma tidak dapat masuk ke dalam rahim, serta menipiskan lapisan endometrium. (7) Hipertensi sering dijumpai pada wanita. Penyakit tersebut hingga kini masih menjadi penyebab tingginya angka kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas) baik pada wanita usia subur, wanita hamil, maupun wanita yang menggunakan KB. (8) dimana wanita yang menggunakan pil KB selama 12 tahun berturut-turut berisiko terkena hipertensi sebesar 5,38 kali dibandingkan wanita yang tidak menggunakan pil KB selama 12 tahun berturut-turut. (10) Berdasarkan data laporan Puskesmas Genuk kota Semarang pada bulan September 2010 diperoleh data sebagai berikut, penderita hipertensi umur 45 tahun sampai 59 tahun ada 152 pasien, umur 60 tahun sampai dengan 69 tahun ada 33 pasien dan umur lebih dari 70 tahun ada 43 pasien. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dari 5 pasien hipertensi, didapatkan sebagian besar dari mereka enggan untuk melakukan kontrol karena tingkat pendidikan, pengetahuan sangat kurang dan sebagian dari mereka mengatakan takut untuk memeriksakan penyakitnya di puskesmas. Hal yang perlu digaris bawahi dari hal tersebut yaitu timbulnya masalah tentang ketidak teraturan penderita hipertensi dalam melakukan kontrol. (9) Pada tahun 2012 di Kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa, terjadi kasus Hipertensi Pada Wanita Usia Subur dimana terdapat 1 responden yang paling muda memiliki umur 17 tahun berada pada kelompok kontrol, sedangkan responden tertua berjumlah 3 orang dan berusia 49 tahun berada pada kelompok kasus. Pengelompokan umur responden berdasarkan usia reproduksi, dimana <21 tahun dan >35 tahun merupakan 4
5 usia reproduksi yang berisiko sedangkan kelompok umur tahun termasuk dalam usia reproduksi sehat. Sebagian besar responden kelompok kontrol (55,6%) berada pada kelompok umur tahun, sedangkan sebagian besar responden kelompok kasus (55,6%) berada pada kelompok umur >35 tahun. (10) Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Semarang tentang kejadian hipertensi pada wanita diseluruh puskesmas di semarang tahun 2012 sebesar kasus. Berdasarkan data menurut puskesmas pandanaran semarang kasus hipertensi pada wanita tahun 2010 sebesar 2,758 kasus, pada tahun 2011 mengalami peningkatan yaitu terdapat kasus pada tahun 2012 mengalami penurunan yaitu terdapat 986 kasus. Serta pada wanita yang menggunakan alat kontrasepsi PIL pada tahun 2012 terdapat 109 orang dan pada tahun 2013 sebanyak 457 orang. Menurut Kowalksi, meskipun kaum wanita sudah dibekali pengetahuan yang cukup, mereka masih jauh lebih takut terhadap kanker payudara dan kanker ovarium daripada penyakit jantung. Satu dari delapan wanita akan meninggal karena kanker payudara, satu dari dua wanita akan ditaklukkan oleh penyakit jantung, meninggal karena serangan jantung dan stroke. (11) Ditinjau dari perbandingan antara laki-laki dan wanita, ternyata wanita lebih banyak menderita hipertensi. Salah satu faktor pendorong adalah pemberian kontrasepsi secara terus-menerus dapat menimbulkan hiperetensi yang bermakna pada beberapa wanita, terutama jika mereka gemuk. Kontrasepsi dapat menyebabkan hipertensi. Fakta lain menggambarkan bahwa wanita cenderung mengalami kegemukan saat mereka menua. Usia yang semain bertambah sendiri juga menjadi faktor pendukung terjadinya hipertensi. Prevalensi hipertensi pada wanita sebelum menopause lebih rendah dibandingkan laki-laki, namun menurut peneliti lain meyakini bahwa hipertensi meningkat setelah menopause. Sifat dasar wanita yang suka mengedepankan kepentingan anak, suami dan keluarga membuat mereka terkadang memilih untuk menunda kepentingan mereka untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan. (11) Penggunaan pil KB akan meningkatkan angka kejadian penyakit jantung koroner. Risiko ini dihubungkan dengan lama pemakaian pil KB, dan adanya risiko penyakit jantung koroner yang lain seperti usia lanjut, merokok, kegemukan dan hipertensi. Penggunaan sediaan dengan estrogen dan progesteron dosis rendah akan mengurangi risiko tersebut tetapi tidak menghilangkannya. Kejadian gangguan pada peredaran darah otak pada pengguna Pil KB lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak memakai. Gangguan ini terutama pada pemakai Pil KB kombinasi yang berusia di atas 35 tahun perokok, dengan kadar lemak darah tinggi, dan menderita hipertensi. (17) Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di Puskesmas Pandaranan Semarang. Karena kasus hipertensi terjadi peningkatan yaitu 5
6 pada tahun 2010 terdapat 2,758 kasus, tahun 2011 meningkat menjadi kasus dan tahun 2012 menurun menjadi 986 kasus. Serta pada wanita yang menggunakan Pil KB tahun 2012 terdapat 109 orang dan pada tahun 2013 sebanyak 457 orang. Berdasarkan hasil survei awal yang dilakukan pada 10 orang wanita yang menggunakan alat kontrasepsi Pil KB diperoleh hasil 6 orang yang menderita hipertensi. Oleh karena itu penulis ingin melakukan penelitian tentang Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi pada wanita yang menggunakan alat kontrasepsi PIL di Puskesmas Pandanaran Semarang tahun METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan yaitu explanatory research dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh wanita pengguna KB yang melakukan pemeriksaan di Puskesmas Pandanaran Semarang pada bulan Februari Besar sampel dalam penelitian ini dengan rumus simple random sampling sehingga diperoleh besar sampel 52 responden. Teknik yang digunakan yaitu dengan accidental sampling. Pengumpulan data terdiri dari data primer yang diperoleh dari hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner dan pengukuran tekanan darah sedangkan data sekunder diperoleh dari data rekam medis Puskesmas Pandanaran Semarang tentang jumlah pengguna KB dan penderita hipertensi pada seluruh wanita. Analisis data dilakukan dengan uji chi square untuk mengetahui antara hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dengan nilai kemaknaan α 0,05. HASIL PENELITIAN Puskesmas Pandanaran Semarang yang terletak di jalan Pandanaran No. 79 Kecamatan Semarang Selatan Kota Semarang memiliki luas wilayah Km 2 yang terdiri dari 8 kelurahan. Luas wilayah kerja Puskesmas Pandanaran Km 2. Jumlah penduduk : Jiwa. Gambaran umum responden pada kelompok umur paling besar terdapat pada range umur tahun (67,3%), Berdasarkan tingkat pendidikan responden paling banyak adalah tamat SMA (44,2%), Berdasarkan tingkat penggunaan Pil paling besar responden menggunakan alat kontrasepsi Suntik 23 orang (44,2%). Berdasarkan tingkat penyakit yang diderita sebelum menggunakan Pil adalah sebagian besar responden tidak menderita penyakit (65,4%). Sedangkan hasil univariat distribusi frekuensi dapat dilihat pada tabel 1, kejadian hipertensi pada wanita yang menggunakan Pil KB banyak yang terkena hipertensi (67,3%), berdasarkan riwayat keturunan yang banyak memiliki keturunan hipertensi (51,9%), berdasarkan jumlah kelahiran paling besar adalah 6
7 jumlah kelahiran 1 2 (78,8%), dan berdasarkan lama penggunaan Pil, responden paling besar menggunakan Pil KB selama > 2 tahun 69,2%. Hasil uji bivariat dilakukan untuk mengetahui antara variabel bebas dan variabel terikat dapat dilihat di tabel 2, berdasarkan hasil uji chi square pada hubungan antara umur dengan kejadian hipertensi pada wanita yang menggunakan alat kontrasepsi Pil menunjukkan ada hubungan antara status umur dengan kejadian hipertensi pada wanita yang menggunakan alat kontrasepsi Pil dengan nilai p value = 0,025 (p value < 0,05). Hubungan antara riwayat keturunan dengan kejadian hipertensi pada wanita yang menggunakan alat kontrasepsi Pil menunjukkan ada hubungan antara riwayat keturunan dengan kejadian hipertensi pada wanita yang menggunakan alat kontrasepsi Pil yaitu nilai p value = 0,024 (p value < 0,05). Hubungan antara jumlah kelahiran dengan kejadian hipertensi menunjukkan tidak ada hubungan antara jumlah kelahiran dengan kejadian hipertensi pada wanita yang menggunakan alat kontrasepsi Pil yaitu nilai p value = 0,666 (p value < 0,05). Hubungan antara lama penggunaan Pil dengan kejadian hipertensi pada wanita yang menggunakan alat kontrasepsi Pil menunjukkan tidak ada hubungan antara antara lama penggunaan Pil dengan kejadian hipertensi pada wanita yang menggunakan alat kontrasepsi Pil yaitu nilai p value = 0,882 ( p value < 0,05). 7
8 Tabel 1. Distribusi Frekuensi menurut Karakteristik Responden dan Hasil Univariat No Distribusi Frekuensi f % 1 Umur tahun tahun ,3 32,7 2 Pendidikan Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Tamat Perguruan Tinggi ,8 23,1 44,2 28,8 3 Sebelum Pil Suntik IUD Susuk Pil Spiral ,2 26,9 7,7 23,5 3,8 4 Penyakit Sebelum Menggunakan Pil Tdk ada penyakit Alergi makanan Hernia Migran Nyeri pinggang Pilek Pusing ,4 1,9 1,9 9,6 5,8 5,8 1,9 1 Rematik 1,9 5 Kejadian hipertensi Hipertensi Bukan hipertensi ,3 32,7 6 Riwayat keturunan hipertensi Ada Tidak Ada ,9 48,1 7 Jumlah Kelahiran 2 Tahun > 2 Tahun ,8 69,2 Sumber : data primer terolah Tabel 2. Hasil Analisis Bivariat 8
9 No Variabel Penelitian Kejadian Hipertensi Hipertensi Bukan P value Hipertensi f % f % 1 Umur 0, tahun tahun ,1 88, Riwayat keturunan hipertensi 0,024 Ada Tidak Ada ,5 52, , Jumlah kelahiran 0, > ,9 72, ,1 27,3 4 Lama penggunaan Pil 0,882 2 tahun > 2 tahun ,8 66, ,2 33,3 Sumber : data primer terolah PEMBAHASAN Pada hubungan antara umur dengan kejadian hipertensi pada wanita yang menggunakan alat kontrasepsi Pil, hasil analisis dengan menggunakan uji chi square menunjukkan ada hubungan antara umur dengan kejadian hipertensi pada wanita yang menggunakan alat kontrasepsi Pil dilihat dari nilai p value 0,025 < 0,05, dimana responden yang menderita hipertensi pada kelompok umur tahun (57,1%) lebih besar daripada kelompok umur tahun (88,2). Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya dan teori yang mengatakan bahwa umur dalam hubungannya dengan pemakaian KB berperan sebagai faktor intrinsik. Umur berhubungan dengan struktur organ, fungsi faaliah, komposisi biokimiawi termasuk sistem hormonal seorang wanita. Perbedaan fungsi faaliah, komposisi biokimiawi dan sistem hormonal, sehingga cenderung didapatkan penyakit dalam tubuh ibu, salah satunya hipertensi. (16) Hubungan antara riwayat keturunan dengan kejadian hipertensi pada wanita yang menggunakan alat kontrasepsi Pil, hasil analisis dengan menggunakan uji chi square menunjukkan ada hubungan antara riwayat keturunan dengan kejadian hipertensi pada wanita yang menggunakan alat kontrasepsi Pil, dilihat dari nilai p value 0,024 < 0,05, dimana responden yang mempunyai riwayat hipertensi (81,5%) lebih besar persentasenya 9
10 dibanding yang tidak mempunyai riwayat keturunan hipertensi (52,0%). Hasil penelitian ini sejalan penelitian sebelumnya dan teori yang mengatakan bahwa hipertensi cenderung merupakan penyakit keturunan. Jika seseorang dari orang tua kita mempunyai hipertensi maka sepanjang hidup kita mempunyai 25% kemungkinan menderita hipertensi juga. Jika kedua orang tua kita mempunyai hipertensi maka kemungkinan kita menderita penyakit hipertensi sebesar 60%. (21) Hubungan antara jumlah kelahiran dengan kejadian hipertensi pada wanita yang menggunakan alat kontrasepsi Pil, hasil analisis dengan menggunakan uji chi square menunjukkan tidak ada hubungan antara jumlah kelahiran dengan kejadian hipertensi pada wanita yang menggunakan alat kontrasepsi Pil, dilihat dari nilai p value 0,666 < 0,05, dimana responden yang mempunyai persentase jumlah kelahiran 1 2 pada penderita hipertensi (65,9%) lebih kecil dari pada jumlah kelahiran > 2 (72,7%). Hubungan antara lama penggunaan Pil dengan kejadian hipertensi pada wanita yang menggunakan alat kontrasepsi Pil, hasil analisis dengan menggunakan uji Chi-Square menunjukkan tidak ada hubungan antara lama penggunaan Pil setelah anak 1 (pertama) dengan kejadian hipertensi pada wanita yang menggunakan alat kontrasepsi Pil, dilihat dari nilai p value 0,882 > 0,05, dimana responden dengan lama penggunaan Pil selama 2 tahun (68,8%) lebih besar persentasenya dibanding dengan lama penggunaan pil selama > 2 tahun (66,7%). Hasil penelitian ini sejalan penelitian sebelumnya dan teori yang mengatakan bahwa terdapat hubungan antara lama penggunaan kontrasepsi pil dengan peningkatan tekanan darah (p=0,000), dan menurut Bustan (2007) risiko terkena hipertensi akan meninggi seiring dengan lamanya penggunaan pil KB. (10) Pemakaian Pil KB meningkatkan kejadian tromboemboli dan gangguan pembuluh darah otak. Tromboemboli terjadi akibat perubahan sistem pembekuan darah akibat estrogen, disamping efek aterosklerosis oleh pengaruh progesteron. Risiko akan meningkat pada perokok dan berkurang bila dosis estrogen dikurangi. Risiko tromboemboli ini tidak dipengaruhi oleh lamanya pemakaian Pil KB. Tekanan darah tinggi (hipertensi) dapat terjadi pada 5% pemakai Pil KB. Hal ini dipengaruhi usia, jenis kelamin, suku dan riwayat keluarga. Tekanan darah akan meningkat secara bertahap dan bersifat tak menetap. Jika hipertensi menetap setelah Pil KB dihentikan, berarti telah terjadi perubahan permanen pada pembuluh darah akibat aterosklerosis. (17) 10
11 SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa responden yang bukan hipertensi sebesar 32,7%, umur tahun sebesar 67,3%, mempunyai jumlah kelahiran 1 2 sebesar (78,8%), tidak mempunyai riwayat hipertensi pada keluarga (18,5%). Berdasarkan hasil analisis bivariat, ada hubungan antara umur (p value 0,025 < alpha 0,05), riwayat keturunan (p value 0,024 < alpha 0,05) dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil di RSUD Tugurejo Semarang. SARAN Hendaknya seorang wanita perlu melakukan perencanaan sebelum menggunakan alat kontrasepsi dengan mempertimbangkan usia dan jumlah anak yang diinginkan. Selain itu juga hendaknya memperhatikan tekanan darah sebelum menggunakan alat kontrasepsi serta dengan rutin melakukan pemeriksaan rutin / kontrol dan pengukuran tensi baik setiap kali kunjungan atau konsultasi pada dokter maupun bidan. Sebelum maupun sesudah menggunakan alat kontrasepsi harus memperhatikan riwayat hipertensi pada keluarga dan membiasakan hidup sehat dengan menjaga gaya hidup dan pola makan. Bagi Petugas Kesehatan, Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya tentang metode kontrasepsi dengan cara mensosialisasikan kepada WUS yang mengikuti program KB tentang keuntungan dan kerugian serta efek sampingnya setelah lama pemakaian dan menyarankan agar WUS menderita hipertensi tidak menggunakan KB hormonal sebagai kontrasepsi. Bagi peneliti Lain perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk lebih mengetahui hubungan antara faktor faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada wanita yang menggunakan alat kontrasepsi dengan faktor-faktor lain yang belum di teliti, serta menggunakan desain penelitian yang lain. DAFTAR PUSTAKA 1. Dr. Setiawan Dalimartha, dkk. Are your self hipertensi. Cetakkan I. Jakarta RSUP Sanglah Denpasar, THE SILENT KILLER OF DEATH. Diakses tanggal 25 Oktober Dahlia Krisnamurti, Prevalensi hipertensi atau penyakit tekanan darah di Indonesia cukup tinggi, Diakses tanggal 28 Agustus Wahyu Purwaningsih, S. Kep. Dan Siti Watmawati, S. Kep, Ns. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jogjakarta Febriyani Utami. Hubungan Konseling Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Pada Wanita Pasangan Usia Subur. Universitas Dian Nuswantoro. Semarang
12 6. ibudanbalita.net, Diakses tanggal 25 Oktober RSUD Cianjur. Tntang KB. Diakses tanggal 27 Oktober Paul A.T. Kawatu ddk, Analisis Hubungan Penggunaan PIL KB dengan Kejadian Hipertensi Pada Wanita Usia Subur Di Kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa Kb-Dengan-Kejadian-Hipertensi-Pada-Wanita Diakses tanggal 26 Oktober Ulfah Nurrahmani, S. Kep., Ns. Stop hipertensi. Cetakkan I. Januari Sufrida Yulianti dan Maloedyn S. 30 ramuan penakluk hipertensi. Cetakkan I. Jakarta Dr. dr. Elvina Karyadi, M.Sc. Hidup bersama penyakit hipertensi, asam urat, jantung koroner. Cetakkan II. Jakarta Pengaruh Kontrasepsi Hormonal Terhadap Peningkatan Tekanan Darah. Diakses tanggal 28 November Eni Mahawati, S.KM, M.Kes. Metode Penelitian. Semarang Surya83 s Weblog, Cara Tepat Memilih Alat Kontrasepsi Keluarga Berencana bagi Wanita. Diaskes tanggal 05 maret Gunawan, Hipertensi, Jakarta: PT Gramedia, 2001; Diaskes tanggal 28 agustus Pramono G2A004075, Universitas Muhammadiyah Semarang. Hubungan Antara Lama Penggunaan ontrasepsi Hormonal Dengan Kejadian Hipertensi Pada Wanita Usia Subur di Desa Kepoh Kecamatan. Jati Kampaten Blora. Diaskes tanggal 28 agustus
BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi adalah istilah medis untuk penyakit tekanan darah tinggi, dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang banyak diderita di seluruh dunia, termasuk
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado.
HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN PENGGUNAAN PIL KELUARGA BERENCANA PADA WANITA USIA SUBUR DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PINELENG KABUPATEN MINAHASA Bill S. I. Risakota*, Billy J. Kepel**,
Lebih terperinciPHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN KONTRASEPSI PIL DAN RIWAYAT KELUARGA DENGAN HIPERTENSI PADA WANITA PASANGAN USIA SUBUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANIKI BAWAH KECAMATAN MAPANGET KOTA MANADO Ceidy Silva Tamunu
Lebih terperinciKeywords: hormonal contraceptive pills, hypertension, women in reproductive age.
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL PIL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA WANITA USIA SUBUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANOTANA WERU KOTA MANADO Chaterine J. M. Tulenan*, Budi T. Ratag *, Shane
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI PIL KB KOMBINASI DENGAN HIPERTENSI PADA AKSEPTOR PIL KB DI PUSKESMAS ENEMAWIRA KABUPATEN SANGIHE
HUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI PIL KB KOMBINASI DENGAN HIPERTENSI PADA AKSEPTOR PIL KB DI PUSKESMAS ENEMAWIRA KABUPATEN SANGIHE Cici Sumiati Tatali Rina M. Kundre Yolanda B. Bataha Program Studi Ilmu
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan ancaman serius dan tantangan utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Global
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) (1970, dalam Suratun, 2008)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO (World Health Organization) (1970, dalam Suratun, 2008) mengatakan bahwa program keluarga berencana merupakan suatu tindakan yang membantu pasangan suami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Hipertensi atau yang lebih dikenal penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang adalah >140 mm Hg (tekanan sistolik) dan/ atau
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan kehamilan. Alat kontrasepsi non hormonal artinya tidak mengandung
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alat kontrasepsi hormonal merupakan alat kontrasepsi yang mengandung hormon estrogen dan progesteron yang dapat mencegah ovulasi dan kehamilan. Alat kontrasepsi non
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta keberhasilan pembangunan diberbagai bidang terutama bidang kesehatan menyebabkan peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut The Seventh Report of The Joint National Committe on Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun 2003, hipertensi adalah peningkatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Variabel Terikat Paritas Riwayat Keluarga Penggunaan KB Hormonal Kanker Payudara Riwayat Kanker Sebelumnya Status Perkawinan Gambar 3.1 Kerangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini kesehatan semakin menjadi perhatian luas diseluruh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini kesehatan semakin menjadi perhatian luas diseluruh dunia, Kesehatan yang baik merupakan suatu kondisi dimana terbebas dari suatu penyakit. Di Indonesia mengadakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimana tekanan darah meningkat di atas tekanan darah normal. The Seventh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Kabo (2010) hipertensi adalah suatu penyakit kronis dimana tekanan darah meningkat di atas tekanan darah normal. The Seventh Report of the Joint National Committe
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya arus globalisasi di segala bidang dengan adanya perkembangan teknologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada perilaku dan gaya hidup pada masyarakat.
Lebih terperinciINTISARI PENGARUH PEMAKAIAN KONTRASEPSI ORAL DAN SUNTIK TERHADAP PENINGKATAN TEKANAN DARAH WANITA DI PUSKESMAS TAPIN UTARA KABUPATEN TAPIN
INTISARI PENGARUH PEMAKAIAN KONTRASEPSI ORAL DAN SUNTIK TERHADAP PENINGKATAN TEKANAN DARAH WANITA DI PUSKESMAS TAPIN UTARA KABUPATEN TAPIN Shela Fuspita Maharani 1 ; Riza Alfian 2 ; Erny Karmila 3 Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan masalah kesehatan besar di seluruh dunia sebab tingginya prevalensi dan berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular
Lebih terperinciFAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS UMBULHARJO I YOGYAKARTA TAHUN 2009
FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS UMBULHARJO I YOGYAKARTA TAHUN 2009 Yufita Yeni, Sitti Nur Djannah, Solikhah Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi
HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK, RIWAYAT KELUARGA DAN UMUR DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI DESA TARABITAN KECAMATAN LIKUPANG BARAT KABUPATEN MINAHASA UTARA Gloria J. Tular*, Budi T. Ratag*, Grace D. Kandou**
Lebih terperinciKORELASI PERILAKU MEROKOK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN BANJARBARU
KORELASI PERILAKU MEROKOK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN BANJARBARU Yeni Mulyani 1, Zaenal Arifin 2, Marwansyah 3 ABSTRAK Penyakit degeneratif
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pola penyakit sekarang ini telah mengalami perubahan dengan adanya transisi epidemiologi. Proses transisi epidemiologi adalah terjadinya perubahan pola penyakit dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampai saat ini, hipertensi masih merupakan tantangan besar di Indonesia. Hipertensi merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada beban Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 1. Masalah penyakit menular masih merupakan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA LAMA PENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI
HUBUNGAN ANTARA LAMA PENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI Indah Putri Lestari*) Wagiyo**), Elisa**) *)Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang, **)
Lebih terperinci82 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes
GAYA HIDUP PADA PASIEN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WATES KABUPATEN KULON PROGO Ana Ratnawati Sri Hendarsih Anindya Intan Pratiwi ABSTRAK Penyakit hipertensi merupakan the silent disease karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit &
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan penyakit yang paling banyak diderita oleh penduduk di dunia. Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah sistolic
Lebih terperinciFAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN
FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN Novita Dewi Iswandari 1, Mohdari 2, Maulida Putri* 1 Dosen, Stikes Sari Mulia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat dewasa ini. Di tengah jaman yang semakin global,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai macam penyakit akibat gaya hidup yang tidak sehat sangat sering terjadi di masyarakat dewasa ini. Di tengah jaman yang semakin global, banyak stresor dan
Lebih terperinciKAJIAN RESIKO PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DAN PIL TERHADAP TEKANAN DARAH WANITA DI PUSKESMAS KABUPATEN NGAWI NASKAH PUBLIKASI
KAJIAN RESIKO PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DAN PIL TERHADAP TEKANAN DARAH WANITA DI PUSKESMAS KABUPATEN NGAWI NASKAH PUBLIKASI Oleh: ALIN YAMA PUSPITA K100100081 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Meningkatnya berbagai fasilitas dan pelayanan kesehatan serta kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan hidup (UHH) yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setelah stroke dan tuberkulosis dan dikategorikan sebagai the silent disease
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang berada diatas batas normal. Joint National Committee
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas dan angka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan upaya pembangunan kesehatan dapat diukur dengan menurunnya angka kesakitan, angka kematian umum dan bayi, serta meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH). Pada
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG Dessy Yunita Dewi Program Studi DIV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penyakit degeneratif merupakan penyakit kronik menahun yang banyak mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit degeneratif tersebut
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum tempat penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Primatex CO Indonesia Batang, yang merupakan pabrik pembuatan kain. Hasil produksi biasanya dipasarkan
Lebih terperinciIka Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro
BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK PENCEGAHAN PENULARAN KUSTA PADA KONTAK SERUMAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMSARI SEMARANG TAHUN 2013 Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terjadinya transisi epidemiologi secara paralel, transisi demografi dan transisi teknologi di Indonesia dewasa ini telah mengubah pola penyebaran penyakit dari penyakit
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN DI PUSKESMAS KRATON YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN DI PUSKESMAS KRATON YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Gani Puspitasari NIM : 201110104253 PROGAM STUDI BIDAN PENDIDIK
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DI PUSKESMAS DELANGGU KLATEN
HUBUNGAN ANTARA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DI PUSKESMAS DELANGGU KLATEN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan kondisi peningkatan tekanan darah arterial yang abnormal. Berdasarkan etiologi, hipertensi dibedakan menjadi hipertensi primer dan sekunder (Lewis
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA LAMA PENGGUNAAN KB HORMONAL DAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI KOTA SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH
HUBUNGAN ANTARA LAMA PENGGUNAAN KB HORMONAL DAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI KOTA SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Disusun Oleh : ATANIA RACHMA ANINDITA NIM: R1114016 PROGRAM STUDI D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DEPOMEDROKSI PROGESTERON ASETAT (DMPA) DENGAN TEKANAN DARAH PADA IBU DI PUSKESMAS RANOTANA WERU
HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DEPOMEDROKSI PROGESTERON ASETAT (DMPA) DENGAN TEKANAN DARAH PADA IBU DI PUSKESMAS RANOTANA WERU Bella Tendean Rina Kundre Rivelino S. Hamel Program Studi Ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau yang juga dikenal sebagai tekanan darah tinggi, adalah suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami peningkatan tekanan. Tekanan
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015 Meike N. R. Toding*, Budi T. Ratag*, Odi R. Pinontoan* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lebih dari delapan dekade terakhir. Hipertensi merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung dan pembuluh darah, termasuk hipertensi telah menjadi penyakit yang mematikan banyak penduduk di negara maju dan negara berkembang lebih dari delapan
Lebih terperinciKata Kunci: Aktivitas Fisik, Kebiasaan Merokok, Riwayat Keluarga, Kejadian Hipertensi
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI YANG BERUSIA 40 TAHUN KE ATAS DI KELURAHAN BAHOI KECAMATAN TAGULANDANG KABUPATEN SIAU TAGULANDANG BIARO Indra Galia Kudati*, Budi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya angka harapan hidup penduduk Indonesia (BPS, 2013).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah Indonesia telah menunjukkan keberhasilannya dalam pembangunan nasional terutama dalam bidang kependudukan. Hal ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : VRIASTUTI 201210201214 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciFAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEIKUTSERTAAN SUAMI PADA PROGRAM KB VASEKTOMI DI WILAYAH KECAMATAN BANJARMASIN TIMUR
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEIKUTSERTAAN SUAMI PADA PROGRAM KB VASEKTOMI DI WILAYAH KECAMATAN BANJARMASIN TIMUR Yuniarti 1, Rusmilawaty 2, Zakiah 3 1, 2, 3 Poltekkes Kemenkes Jurusan Kebidanan Email:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk mengatur fertilitas mempunyai pengaruh yang bermakna
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah di dunia yang sedang berkembang sudah terbukti dengan jelas, kemampuan untuk mengatur fertilitas mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap mortalitas
Lebih terperinciFaktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal Pada Wanita Usia Subur Di Puskesmas Pekauman Banjarmasin
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal Pada Wanita Usia Subur Di Puskesmas Pekauman Banjarmasin Ni Ketut Ayu Meiyanti *, Sitti Khadijah 1, Imam Santoso 2 1 Akademi Kebidanan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS JOMBANG-KOTA TANGERANG SELATAN
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS JOMBANG-KOTA TANGERANG SELATAN Andari Nurul Huda 1), Laksmono Widagdo 2), Bagoes Widjanarko
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka kematian, membaiknya status gizi, dan Usia Harapan Hidup. (1) Penyakit degeneratif adalah salah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
Lebih terperinciAssociated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village
Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village Arief AR, Dewiarti AN, Sibero HT Medical Faculty of Lampung University Abstract The rate
Lebih terperinciCorrelation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013
Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013 Ayuza, D 1), Sibero, HT 2), Karyus, A 3) Medical Faculty of Lampung University
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan. mendatang diperkirakan sekitar 29% warga dunia menderita
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hipertensi telah membunuh 9,4 juta warga di dunia setiap tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dinding pembuluh darah dan merupakan salah satu tanda-tanda vital yang utama.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tekanan darah adalah tekanan yang diberikan oleh sirkulasi darah pada dinding pembuluh darah dan merupakan salah satu tanda-tanda vital yang utama. Peningkatan atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah populasi terbanyak keempat setelah China, India,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular merupakan penyakit kronis yang sifatnya tidak ditularkan dari orang ke orang. Penyakit ini memiliki banyak kesamaan dengan beberapa sebutan penyakit
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SUAMI DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD)
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SUAMI DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD) DI PUSKESMAS POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Hipertensi merupakan peningkatan dari tekanan darah systolik diatas standar. Hipertensi termasuk penyakit dengan angka kejadian (angka prevalensi) yang cukup tinggi
Lebih terperinciNAGARASARI KECAMATAN CIPEDES KOTA TASIKMALAYA)
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA (STUDI PADA WANITA USIA SUBUR di KELURAHAN NAGARASARI KECAMATAN CIPEDES
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang cukup banyak mengganggu masyarakat. Pada umumnya, terjadi pada
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi adalah suatu gangguan pada sistem peredaran darah, yang cukup banyak mengganggu masyarakat. Pada umumnya, terjadi pada manusia yang sudah berusia 40 tahun
Lebih terperinciHUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN PIL KOMBINASI DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA WANITA USIA TAHUN DI WILAYAH KERJA KELURAHAN MEKARSARI
HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN PIL KOMBINASI DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA WANITA USIA 35-49 TAHUN DI WILAYAH KERJA KELURAHAN MEKARSARI (Studi di Kelurahan Mekarsari Kecamatan Banjar Kota Banjar) Fia Ardhea
Lebih terperinciHUBUNGAN IMT PADA DM TIPE II DENGAN KEJADIAN DISFUNGSI SEKSUAL PADA WANITA USIA SUBUR (15-49 TAHUN) DI PUSKESMAS BROMO MEDAN
HUBUNGAN IMT PADA DM TIPE II DENGAN KEJADIAN DISFUNGSI Melza Tatiana, et al. HUBUNGAN IMT PADA DM TIPE II DENGAN KEJADIAN DISFUNGSI Melza Tatiana 1, Heru Santosa, Taufik Ashar 3 1 Mahasiswa Program Magister
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah hipertensi. Hipertensi adalah keadaan peningkatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan semakin mendapat perhatian luas diseluruh dunia, dimana perubahan cara pandang dari yang semula melihat kesehatan dari sesuatu yang konsumtif menjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di negara-negara maju. Berdasarkan data WHO (2013), pada tahun 2008 angka kematian Penyakit Tidak Menular
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cara operasional dan dampaknya terhadap pencegahan kelahiran.tahap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Program KB di Indonesia telah mengalami perkembangan yang sangat pesat, ditinjau dari sudut, tujuan, ruang lingkup geografi, pendekatan, cara operasional dan dampaknya
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG 7 Anik Eka Purwanti *, Tri Nur Hidayati**,Agustin Syamsianah*** ABSTRAK Latar belakang:
Lebih terperinciVolume 2 / Nomor 2 / November 2015 ISSN :
HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PASANGAN USIA SUBUR DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI KELUARGA BERENCANA DI KECAMATAN SERENGAN Devi Pramita Sari APIKES Citra Medika Surakarta ABSTRAK Pasangan Usia
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TERHADAP PEMAKAIAN KONTRASEPSI KB
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TERHADAP PEMAKAIAN KONTRASEPSI KB SUNTIK 3 BULAN DI PUSKESMAS KONI KOTA JAMBI TAHUN 2015 THE RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE AND MOTIVATION OF FERTILE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi atau yang dikenal dengan sebutan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang mencapai lebih dari 140/90 mmhg. Penyakit
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANDANARAN SEMARANG TAHUN 2013
FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANDANARAN SEMARANG TAHUN 2013 Ignatia Goro *, Kriswiharsi Kun Saptorini **, dr. Lily Kresnowati **
Lebih terperinciFAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARA-BARAYA MAKASSAR HERIANI
ABSTRAK FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARA-BARAYA MAKASSAR HERIANI Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Makassar Program Studi Ilmu Keperawatan Tekanan darah tinggi biasanya
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG
HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG THE CORRELATION BETWEEN HUSBAND S SUPPORT WITH FREQUENCY OF PUERPERIAL REPEATED VISITATION IN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. payudara, dan kanker ovarium (Maysaroh, 2013). Salah satu kanker yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyakit yang menjadi ancaman bagi setiap orang. Di antara berbagai jenis kanker, ada beberapa yang khas menyerang pada kaum wanita diantaranya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC-7)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hipertensi menurut The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC-7) adalah
Lebih terperinciKata kunci : Malaria, penggunaan anti nyamuk, penggunaan kelambu, kebiasaan keluar malam
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TOULUAAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Frisca Kalangie* Dina V. Rombot**, Paul A. T. Kawatu* * Fakultas Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (International Conference on Population and Development) tanggal 5 sampai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konferensi Internasional tentang Kependudukan dan Pembangunan (International Conference on Population and Development) tanggal 5 sampai 13 September 1994 di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan, membuat usia harapan hidup manusia relatif bertambah panjang. Menurut United Nations: World Population
Lebih terperinciSTUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN
FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU WUS DALAM DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DESA GENUK KECAMATAN UNGARAN BARAT TAHUN 2015 JURNAL SKRIPSI
Lebih terperinciHASIL PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN TEKANAN DARAH PADA NELAYAN DI KELURAHAN BITUNG KARANGRIA KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO
HASIL PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN TEKANAN DARAH PADA NELAYAN DI KELURAHAN BITUNG KARANGRIA KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO Oleh: dr. Budi T. Ratag, MPH, dkk. Dipresentasikan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Penyakit hipertensi merupakan penyakit nomor satu di Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American Heart Association (2001) terjadi peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemasalahan kesehatan yang berkaitan dengan penyakit degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi di dunia. Stroke merupakan penyakit neurologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Insidens dan prevalensi PTM (Penyakit Tidak Menular) diperkirakan terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan tantangan utama masalah kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang dikutip Junaidi (2011) adalah suatu sindrom klinis dengan gejala berupa gangguan fungsi otak secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk maka semakin besar usaha yang dilakukan untuk. mempertahankan kesejahteraan rakyat. Ancaman terjadinya ledakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah utama yang dihadapi oleh Indonesia di bidang kependudukan adalah pertumbuhan penduduk yang masih tinggi. Semakin tingginya pertumbuhan penduduk maka semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada populasi umum, pria lebih banyak yang menderita penyakit ini dari pada wanita (pria 39 % dan wanita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Di Indonesia hipertensi merupakan masalah kesehatan yang perlu diperhatikan karena angka prevalensinya yang tinggi dan cenderung terus meningkat serta akibat jangka
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit Tidak Menular (PTM), merupakan penyakit kronis, tidak ditularkan dari orang ke orang. Empat jenis PTM utama menurut WHO adalah penyakit kardiovaskular
Lebih terperinciFAKTOR IBU YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAN IMPLANT (Studi pada akseptor KB Desa Arjasari, Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya 2014)
FAKTOR IBU YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAN IMPLANT (Studi pada akseptor KB Desa Arjasari, Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya 2014) Mega Puspawibawa Siti Novianti dan Lilik Hidayanti Mahasiswa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. darahnya biasanya disebabkan perilaku mereka(alwani, 2012).
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia yang perlu penanganan dengan baik karena angka morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi. Penderita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan utama yang mengakibatkan kematian nomor satu secara global dan umum terjadi di masyarakat.
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN KONTRASEPSI PIL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA WANITA USIA SUBUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO Septya S. Kaunang* Billy J. Kepel** Nancy S.H. Malonda* *Fakultas
Lebih terperinciPENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN USIA MENOPAUSE DI DESA KEMBANGRINGGIT KECAMATAN PUNGGING KABUPATEN MOJOKERTO ULFATUT THOYIBAH
PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN USIA MENOPAUSE DI DESA KEMBANGRINGGIT KECAMATAN PUNGGING KABUPATEN MOJOKERTO ULFATUT THOYIBAH 1211010086 Subject : Kontrasepsi Hormonal, Usia Menopause, Wanita Menopause
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Maharani, 2009). World Health Organization (WHO) (2014) mengatakan. terjadi di Negara berkembang dari pada Negara maju.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker serviks adalah kanker yang terdapat di area antara pintu masuk rahim dan vagina. Kanker serviks muncul adanya pertumbuhan sel yang abnormal sehinggal menimbulkan
Lebih terperinciFAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MIOMA UTERI DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SITI FATIMAH MAKASSAR
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MIOMA UTERI DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SITI FATIMAH MAKASSAR A. Ulfa Fatmasanti Akbid Batari Toja Watampone (Alamat Koresponden: andiulfafatmasanti@gmail.com/ 085399168227)
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG Anni Suciawati* *Fakultas Kesehatan Prodi Kebidanan Universitas Nasional Email Korespodensi:
Lebih terperinci