BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bursa Efek Indonesia adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan sarana untuk mempertemukan penawaran jual beli Efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka. Bursa efek Indonesia memiliki dua fungsi yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi ekonomi merupakan pasar modal yang meyediakan fasilitas dan wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana. Bursa Efek Indonesia dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena Bursa Efek Indonesia memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana. Aktivitas perekonomian diharapkan semakin meningkat dengan adanya pasar modal karena untuk meningkatkan pendapatan perusahaan, pasar modal dapat dijadikan sebagai alternatif pendanaan yang nantinya akan memberikan kemakmuran bagi masyarakat umum. Ada tiga jenis perusahaan yang dikelompokkan berdasarkan jenis industrinya yaitu industri utama, industri manufaktur dan industri jasa. Penelitian ini akan menggunakan perusahaan manufaktur pada sektor Otomotif. Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan industri pengolahaan yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi (Kayo, 2014). Dalam perusahaan manufaktur terdapat persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi. Pertumbuhan perekonomian Indonesia dapat dilihat dari besarnya produk Domestik Bruto (PDB) yang dimiliki suatu negara. Ada beberapa perusahaan 1

2 di Indonesia yang memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi Gambar 1. 1 Pendapatan Domestik Bruto (PDB) berdasarkan Lapangan Usaha Tahun Dalam Persen (%) Sumber: dan data yang telah diolah (2015) Berdasarkan grafik tersebut sektor manufaktur memberikan kontribusi pada pendapatan domestik bruto paling besar dibanding dengan sektor lainnya. Sektor manufaktur mengalami peningkatan pendapatan dari tahun , itu menandakan bahwa kinerja perusahaan manufaktur mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal tersebut akan meningkatkan daya tarik investor terhadap perusahaan manufaktur untuk berinvestasi di Bursa Efek Indonesia, dan tentunya akan diikuti dengan naiknya harga saham perusahaan manufaktur sehingga kemungkinan besar perusahaan manufaktur akan terus berkembang pesat. Industri manufaktur berpengaruh sangat besar dalam kehidupan masyarakat karena dapat memenuhi kebutuhan hidup mayarakat. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, industri manufaktur terdiri dari tiga sektor yaitu sektor industri dasar dan kimia, sektor aneka industri dan sektor industri barang dan konsumsi. Sektor industri dasar dan kimia meliputi: semen, 2

3 keramik, porselen & kaca, logam & sejenisnya, kimia, plastik & kemasan, pakan ternak, kayu & pengolahannya, pulp & kertas. Sektor aneka industri meliputi: mesin & alat berat, otomotif & komponen, tekstil & garment, alas kaki, kabel, elektronika. Sedangkan sektor industri barang konsumsi meliputi: makanan & minuman, rokok, farmasi, kosmetik & barang keperluan rumah tangga, dan peralatan rumah tangga Gambar 1.2 Kontribusi Industri Pengolahan Non Migas terhadap PDB Dalam Persen (%) Sumber: dan data diolah tahun 2015 Grafik diatas menunjukkan bahwa, diantara sektor-sektor yang terdaftar di sektor manufaktur, sektor otomotif berada di urutan kedua dalam kontribusinya pada pendapatan bruto. Sektor otomotif diyakini pertumbuhannya akan terus meningkat dan akan menjadi andalan ekspor Indonesia. Menteri perdagangan mengatakan dalam lima tahun ke depan Industri otomotif akan menjadi penyumbang ketiga terbesar setelah kelapa sawit dan alas kaki. Beliau memperkirakan dalam lima tahun kedepan ekspor otomotif akan tumbuh menjadi 11 miliar dolar AS (Fardaniah: Hal lain yang mendukung perkembangan sektor Otomotif meningkat adalah pernyataan menteri perindustrian MS Hidayat bahwa, kebutuhan 3

4 komponen otomotif meningkat, menyusul tingginya pertumbuhan penjualan motor dan mobil di Indonesia. Hal ini memicu industri komponen yang diperkirakan mencapai US$5 miliar hingga 2014 (kemenperin.go.id). Hal lain yang mendukung meningkatnya perkembangan industri otomotif di Indonesia adalah Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang pada triwulan I-2013 tumbuh 8,94% dibanding periode tahun Sektor yang tumbuh diantaranya adalah industri kendaraan bermotor, trailer, dan semi tailer naik 27,73%, industri bambu, rotan dan sejenisnya 23, 88%, industri logam dasar 12,28 %, industri pakaian 9,93% dan industri makanan tumbuh 0,30%. Diantara sektor tersebut sektor industri otomotif mengalamai pertumbuhan yang lebih besar disbanding sektor lainnya ( Hal tersebut akan menjadi daya tarik bagi para investor domestik maupun asing karena sektor otomotif diyakini akan semakin berkembang dan mampu bersaing di dunia perindustrian. Sektor Otomotif memegang peran penting dalam perekonomian Indonesia. Saat krisis global pada , Industri Otomotif dan komponennya tumbuh positif di saat beberapa industri manufaktur melambat. ( Pesatnya perkembangan industri otomotif di Indonesia akan membawa dampak yang sangat luas, tidak hanya industri komponen otomotif yang bertumbuh tetapi juga dapat mempengaruhi perkembangan industri lainnya. Dikatakan mempengaruhi industri lainnya karena, industri pendukung otomotif cukup luas, karena industri otomotif ini dalam proses produksinya memerlukan industri pendukung yang meliputi industri skala kecil, menengah hingga besar. Industri otomotif akan memerlukan teknologi yang canggih dalam proses produksinya dan memerlukan tenaga ahli yang kompeten, sehingga dengan begitu industri otomotif juga akan memberikan dan menciptakan lapangan pekerjaan dan jasa terkait. Hal ini terlihat dati jumlah investasi di sektor otomotif dan komponen yang terus meningkat secara signifikan. Industri komponen lokal juga semakin mampu meningkatkan kapasitas produksinya ntuk memasok kebutuhan dalam negeri untuk mendorong terjadinya penignkatan kandungan lokal dan seccara bertahap akan 4

5 mengurangi komponen impor dan akan digantikan oleh komponen lokal (kemenperin.go.id). 1.2 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan sumber pendapatan dan penerimaan negara yang terbesar yang kemudian digunakan untuk berbagai pembiayaan yang tujuannya demi kesejahteraan umum. Pembiayaan tersebut antara lain berupa peningkatan pendidikan dan kesejahteraan rakyat, membangun infrastruktur pendorong pertumbuhan ekonomi, mendukung ketahanan dan keamanan, serta untuk pembangunan di daerah (RAPBN 2015). Hal tersebut menjadikan pengelolaan pajak sangat diatur oleh pemerintah guna mempertahankan penerimaan negara. Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Pasal 1 menyebutkan bahwa pajak adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dari penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pajak merupakan hal yang sangat penting dan merupakan sumber pendapatan yang paling besar bagi suatu negara. Berikut ini persentase realisasi penerimaan pajak dalam APBN tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 dalam miliar rupiah: Tabel 1.1 Realisasi Penerimaan Negara APBN (Dalam Miliar Rupiah) Pendapatan Negara Penerimaan Pajak Persentase 72,89% 72,5% 73,6% 76,68% 78,87% Sumber: (2014) dan data yang telah diolah (2015) 5

6 Dari persentase di atas dapat dilihat bahwa 78,87 % pendapatan negara berasal dari penerimaan pajak. Dengan begitu penerimaan pajak sangat diharapkan oleh pemerintah dalam peningkatan pembangunan nasional dan sebesarbesarnya untuk kemakmuran rakyat. Indonesia memberlakukan self assessment system. Sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak terutang, wajib pajak aktif mulai dari menghitung, menyetor, dan melaporkan sendiri pajak terutang dan fiskus dalam sistem ini tidak ikut campur tangan melainkan hanya mengawasi (Mardiasmo, 2013:2). Diharapkan adanya kesadaran, kejujuran, dan tanggung jawab wajib pajak terhadap kewajiban perpajakannya merupakan tujuan diberlakukannya self assessment system ini, walaupun dengan sistem ini memungkinkan terjadinya penyelewengan dan pelanggaran dalam kewajiban perpajakan. Pelaksanaan pemungutan pajak tidak selalu sesuai dengan yang diharapkan oleh pemerintah, masih banyak wajib pajak yang tidak melakukan kewajiban perpajakannya. Perusahaan akan berusaha untuk membayar pajak serendah mungkin dikarenakan pajak akan mengurangi pendapatan atau laba bersih bagi perusahaan. Setiap perlawanan terhadap pajak perusahaan merupakan tindakan melawan kedaulatan rakyat, negara dan pemerintah. Perusahaan merupakan salah satu wajib pajak yang memberikan kontribusi terbesar dalam penerimaan pajak negara. Namun masih sering dijumpai perusahaan yang berusaha mengelola beban pajaknya seminimum mungkin agar memperoleh laba yang maksimal. Usaha meminimalisasi beban pajak dapat dilakukan secara legal maupun ilegal. Upaya pengurangan pajak secara legal disebut penghindaran pajak (tax avoidance). Sedangkan upaya pengurangan pajak secara ilegal disebut penggelapan pajak (tax evasion). Tax Avoidance atau Penghindaran Pajak adalah usaha yang dilakukan oleh wajib pajak untuk mengurangi beban pajak yang harus ditanggung dengan memanfaatkan kelemahan-kelemahan peraturan perundang-undangan. Tindakan penghindaran ini bersifat legal karena tidak melanggar peraturan 6

7 perundang-undangan perpajakan (Ngadiman dan Puspitasari, 2014). Berbeda dengan tax evasion (penyelundupan pajak) merupakan upaya wajib pajak menghindari pajak terutang secara illegal dengan cara menyembunikan keadaan yang sebenarnya (Sari, 2013:54). Bentuk dari perlawanan tersebut akan menimbulkan dampak yang akan mempengaruhi jumlah penerimaan pajak suatu negara. Tata kelola perusahaan yang baik dalam perusahaan akan sangat diperlukan untuk mengurangi adanya tindakan praktik penghindaran pajak. Untuk menciptakan tata kelola perusahaan yang baik, perusahaan harus menerapkan konsep dan pirinsip- prinsip good corporate governance. Prinsipprinsip good corporate governance terdiri dari, transparency (transparansi), accountability (akuntabilitas), responsibility (responsibilitas), independency (Independensi), dan fairness (kewajaran dan Kesetaraan) (KNKG, 2006). Prinsip-prinsip tersebut merupakan salah satu cara yang dapat digunakan sebagai pijakan bagi perusahaan dalam, pengambilan keputusan, memilih dan menetapkan aktivitas-aktivitas yang harus dilakukan dalam perusahaan yang kemudian akan memberikan nilai tambah bagi perusahaan, mengurangi risiko dan menambah kepercayaan para investor. Tata kelola perusahaan atau good corporate governance yang baik sangat dibutuhkan dalam sebuah perusahaan karena tata kelola yang baik mampu mempertahankan posisi daya saing perusahaan, meningkatkan kinerja perusahaan, meningkatkan kepercayaan para investor, mengelola risiko dan meningkatkan efisiensi perusahaan. Penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan dianggap pula sebagai suatu keharusan agar nilai perusahaan dapat terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan bisnis. Corporate Governance memiliki andil termasuk dalam hal mengambil keputusan untuk memenuhi kewajiban pajaknya. Corporate governance yang diterapkan dengan baik harus sejalan dengan definisi pajak itu sendiri. Namun dalam praktiknya, banyak wajib pajak yang bermain dengan undang-undang yang telah ada., karena tidak bisa dipungkiri bahwa dalam undang-undang terdapat zona abu-abu yang memungkinkan perusahaan bermain dalam hal 7

8 meminimalkan beban pajak yang akan dibayar. Adanya celah dalam hukum pajak yang dianggap ambigu oleh wajib pajak membuat wajib pajak secara tidak langsung memanfaatkan situasi dari celah tersebut, terlepas dari paham atau tidaknya wajib pajak terhadap peraturan perpajakan (Winata, 2014). Alat ukur yang digunakan dalam penerapan corporate governance dapat menggunakan proksi kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komite audit, komisaris independen dan kualitas audit. Namun dalam penelitian ini proksi yang digunakan adalah kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan komite audit. Karena proksi tersebut mengambil peran yang cukup besar dalam aktivitas-aktivitas perusahaan sehingga sangat mempengaruhi kebijakan dalam pengambilan keputusan perusahaan, yang akan berpengaruh besar terhadap kebijakan pajak agresif sebuah perusahaan. Dalam menjalankan aktivitas perusahaan untuk menentukan kebijakan perusahaan pihak institusional yaitu pemegang saham yang pada umumnya adalah institusional berperan memberi tugas kepada pihak manajemen untuk mengelola perusahaan yang dimilikinya. Pihak manajerial adalah manajer atau direksi sebagai pengelola perusahaan berkewajiban untuk membuat keputusan terbaik bagi pemegang saham. Pihak manajemen juga bertanggung jawab untuk mengelola perusahaan agar terhindar dari konflik keagenan yang mungkin akan terjadi. Sedangkan komite audit bertugas melakukan pengawasan kepada pihak yang berperan dalam menjalankan aktivitas perusahaan. Komite audit bertugas memberikan pengawasan kepada manajemen yang cenderung mementingkan diri sendiri dan memastikan apakah perusahaan dijalankan dengan baik dan benar dan juga mengawasi pihak manajemen yang cenderung melakukan penekanan biaya-biaya terutama dalam biaya pajak yang akan mendorong perusahaan melakukan praktik tax avoidance. Fenomena yang terjadi adalah bahwa perusahaan atau wajib pajak badan melakukan perencanaan pajak untuk meminimalisasi beban pajak terutangnya, sehingga mereka dapat meminimumkan beban pajak yang harus mereka bayar 8

9 terhadap Negara tanpa bertentangan dengan undang-undang perpajakan yang berlaku (Puspita, 2010). Dalam kenyataannya masih banyak perusahaan-perusahaan besar yang melakukan praktik penghindaran pajak atau tax avoidance. Penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan tersebut melibatkan pimpinan perusahaan di dalamnya sebagai pengambil keputusan. Pimpinan perusahaan tersebut tentu memiliki karakter yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya (Swingly dan Sukartha, 2015). Hal tersebut dipertegas oleh pernyataan menteri Keuangan Agus Martowardojo pada tanggal 12 April 2013 yang melaporkan sekitar perusahaan multinasional yang berbasis di Indonesia ternyata tidak membayar kewajiban perpajakannya. Agus menilai, sejumlah perusahaan multinasional kerap melakukan praktik profit shifthing atau peralihan laba dengan membayar pajak lebih rendah dari yang seharusnya. Profit shifting adalah upaya wajib pajak yang berusaha mencari manfaat dari negara yang menawarkan pajak lebih rendah sehingga mampu membantu perusahaan menggeser keuntungan. Hal tersebut merupakan upaya perekayasaan yang tidak baik, karena telah melanggar dan dengan sengaja melakukan upaya penghindaran pajak. Salah satu penyebab potensi pajak Indonesia tidak optimal adalah adanya praktik transfer pricing. Transfer pricing dapat menimbulkan permasalahan yang akan merugikan negara. (Muttaqin: kompasnia.com). Pernyataan lain yang menegaskan bahwa masih banyak wajib pajak yang lalai dalam kewajiban perpajakannya yaitu, pada tanggal 2 Desember 2014 Menteri Keuangan Bambang Permadani Soemantri Brodjonegoro meminta pengusaha nasional tidak melakukan transfer pricing yang merupakan cara yang dilakukan untuk menghindari kewajiban perpajakannya. Beliau juga menghimbau agar pengusaha tidak melakukan tax planning atau perencanaan pajak, meskipun untuk meminimalkan beban pajak penghasilan tersebut legal, karena hal tersebut akan sangat merugikan negara (Sari: Perusahaan dengan skala besar tentu memerlukan tata kelola perusahaan yang baik, contohnya pada Perusahaan Prima Alloy Steel Universal Tbk, 9

10 dimana perusahaan tersebut memproduksi rim, stabilizier, aluminium dan baja. Namun jika dilihat pada laporan keuangan PT Prima Alloy Steel Universal Tbk ( pada tahun 2010, 2011, dan 2012 melaporkan laba komersial sebesar , , dan dimana laba tersebut lebih kecil daripada laba fiskal yaitu sebesar , , dan , hal tersebut berarti bahwa PT Prima Alloy Steel Universal Tbk pada tahun 2010, 2011, 2012 melakukan upaya untuk menghindari beban pajak terhutang. Padahal jika dilihat dari kepemilikan saham oleh institusional dan kepemilikan saham manajerial serta komite audit perusahaan sudah memenuhi kriteria tata kelola perusahaan yang baik. Kepemilikan institusional adalah proporsi kepemilikan saham yang dimiliki institusional. Semakin besar kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak institusional maka akan baik kualitas corporate governance makin kecil kemungkinan adanya tax avoidance (Pohan, 2008). Namun hal tersebut tidak sejalan dengan kondisi pada perusahaan Prima Alloy Steel Universal Tbk dimana, kepemilikan saham institusional perusahaan pada tahun 2010 adalah 45.76% tahun 2011 sebesar 45.76% dan pada tahun 2012 sebesar % namun perusahaan tersebut melakukan praktik penghindaran pajak hal tersebut dilihat dari laba fiskal perusahaan lebih besar daripada laba komersial. Salah satu faktor yang dapat memepengaruhi kinerja perusahaan adalah kepemilikan institusional. Karena dengan adanya kepemilikan institusional di perusahaan akan mendorong peningkatan pengawasan terhadap kinerja manajemen yang juga dapat digunakan untuk mendukung atau sebaliknya terhadap kinerja perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Khurana dan Moser (2009) yang menyatakan bahwa besar kecilnya kepemilikian institusional maka akan mempengaruhi kebijakan pajak agresif oleh perusahaan. Semakin besar proporsi kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak institusional maka akan mengurangi praktik penghindaran pajak. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Annisa dan Kurniasih (2012) 10

11 menyatakan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap tax avoidance. Kepemilikan Manajerial adalah ukuran kedua dalam penerapan corporate governance dalam penelitian ini, yang dapat didefinisikan sebagai proporsi kepemilikan saham oleh manajemen perusahaan yang diukur dengan presentase jumlah saham yang dimiliki oleh perusahaan. Kepemilikan manajerial yang dimiliki perusahaan Prima Alloy Steel Universal Tbk pada tahun 2010 sebesar 5.91%, pada tahun 2011 sebesar 5.91 % dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 5.91 % namun walaupun kepemilikan saham manajerial oleh perusahaan tersebut semakin besar perusahaan tersebut melakukan praktik penghindaran pajak, dimana berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa semakin besar proporsi kepemilikan saham manajemen dalam suatu perusahaan maka akan berupaya lebih giat untuk memunuhi kepemntingan pemegang saham yang juga adanya dirinya sendiri. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pohan (2008) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap tax avoidance. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hanafi (2014) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap tax avoidance. Ukuran ketiga yang digunakan dalam penerapan corporate governance dalam penelitian ini adalah komite audit. Keberadaan komite audit dalam suatu perusahaan mampu mencegah praktik tax avoidance, karena tugas dan tanggungjawab komite audit adalah memberikan pengawasan kepada pihak yang berperan dalam menjalankan aktivitas perusahaan. Komite audit juga bertugas memberikan pengawasan kepada manajemen perusahaan yang cenderung melakukan penekanan biaya-biaya terutama dalam biaya pajak yang akan mendorong perusahaan melakukan tax avoidance. Jika dilihat dari jumlah komite audit pada perusahaan Prima Alloy Steel Universal Tbk, perusahaan tersebut telah memenuhi kriteria tata kelola perusahaan yang baik dimana komite audit dalam perusahaan tersebut beranggotan 3 orang. Dengan demikian seharusnya perusahaan Prima Alloy Steel Universal Tbk tidak 11

12 melakukan praktik penghindaran pajak. karena komite audit juga berperan dalam menjamin kebenaran laporan keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh Tandean (2014) menyatakan bahwa komite audit berpengaruh terhadap tax avoidance sehingga semakin banyak jumlah komite audit maka akan mengurangi tindakan tax avoidance. Namun berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Swingly dan Sukartha (2015) yang menyatakan bahwa, komite audit tidak berpengaruh terhadap tax avoidance. Dari uraian yang telah dipaparkan di atas dan adanya perbedaan hasil penelitian oleh peneliti-peneliti sebelumnya peneliti termotivasi untuk menguji lebih lanjut mengenai corporate governance terhadap tax avoidance, maka penulis melakukan penelitian ini dengan judul Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, dan Komite Audit Terhadap Tax Avoidance (Studi pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI ) Tahun ). 1.3 Perumusan Masalah Penghindaran pajak atau tax avoidance adalah suatu cara yang dilakukan wajib pajak badan maupun pribadi untuk mrminimalkan beban pajak dengan tidak melanggar hukum. Penghindaran pajak dapat terjadi karena tata kelola perusahaan atau good corporate governance dalam perusahaan tersebut tidak diterapkan dengan baik. Untuk meningkatkan tata kelola yang baik perusahaan harus menerapkan prinsip dan konsep good corporate governance yang dapat diukur dengan kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dan komite audit untuk mengurangi praktik penghindaran pajak tersebut. 1.4 Pertanyaan Penelitian 1) Bagaimana kondisi kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komite audit dan tax avoidance dalam perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun ? 2) Bagaimana pengaruh secara simultan kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dan komite audit terhadap tax avoidance dalam 12

13 perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun ? 3) Bagaimana pengaruh secara parsial kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan komite audit terhadap tax avoidance yaitu: a. Bagaimana pengaruh kepemilikan institusional terhadap tax avoidance dalam perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun ? b. Bagaimana pengaruh kepemilikan manajerial terhadap tax avoidance dalam perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun ? c. Bagiamana pengaruh komite audit terhadap tax avoidance dalam perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun ? 1.5 Tujuan Penelitian 1) Untuk mengetahui kondisi kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dan komite audit dan tax avoidance pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun ) Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dan komite audit secara simultan terhadap tax avoidance pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indoesia (BEI) tahun ) Untuk mengetahui pengaruh secara parsial yaitu: a. Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan institusional terhadap tax avoidance dalam perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun (BEI) b. Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan manajerial terhadap tax avoidance pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

14 c. Untuk mengetahui pengaruh komite audit terhadap tax avoidance pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun Manfaat penelitian Aspek Akademis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai pengaruh kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dan komite audit terhadap tax avoidance pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Aspek Praktis 1) Bagi Direktorat Jenderal Pajak, dengan adanya penelitian ini diharapkan memberikan masukan dan evalusi dalam pembuatan peraturan perundangundangan perpajakan untuk meminimalisasi praktik penghindaran pajak. 2) Bagi perusahaan, dengan penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan tata kelola perusahaan dan pentingnya memenuhi kewajiban sebagai wajib pajak. 3) Bagi investor, diharapkan dapat membantu dalam memahami praktik penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan. 1.7 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini menggunakan sampel dari perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun untuk mengetahui bagaimana kepemilikan institusional, kepemilikan manjerial, dan komite audit di perusahaan tersebut. Untuk menghindari perusahaan otomotif dari praktik tax avoidance atau penghindaran pajak, perusahaan harus menerapkan prinsip dan konsep good corporate governance atau tata kelola perusahaan yang baik. 14

15 1.8 Sistematika Penulisan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai gambaran umum objek penelitian, latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan, tujuan, manfaat dan ruang lingkup penelitian. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang landasan teori terkat penelitian, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. BAB III METODE PENELITAN Penelitian ini berisi tentang jenis penelitian, teknik analisis data, pengumpulan data, tahapan penelitian, populasi dan sampel dan pengujian hipotesis. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisikan mengenai analisis penelitian yang dilakukan dan pembahasan hasil penelitian, dimana hasil penelitian akan digunakan untuk menguji hipotesis yang sebelumnya telah ditentukan. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan atas penelitian yang dilakuakn dan saran yang \ diharapkan bermanfaat bagi penelitian selanjutnya. 15

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara terbesar yang digunakan untuk membiayai semua pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara terbesar yang digunakan untuk membiayai semua pengeluaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional serta menjadi unsur utama untuk

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional serta menjadi unsur utama untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber pendapatan negara yang sangat penting bagi pelaksanaan pembangunan nasional serta menjadi unsur utama untuk menunjang kegiatan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang terbesar, terbukti. (http://www.kemenkeu.go.id/laporan-keuangan-pemerintahpusat,

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang terbesar, terbukti. (http://www.kemenkeu.go.id/laporan-keuangan-pemerintahpusat, perpajakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang terbesar, terbukti dari data Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2010-2014 bahwa sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan pendapatan terbesar negara yang dikelola pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan pendapatan terbesar negara yang dikelola pemerintah untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan pendapatan terbesar negara yang dikelola pemerintah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat maupun kebutuhan belanja negara melalui Anggaran Pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan sumber pendapatan terbesar bagi negara, yang digunakan untuk membiayai pengeluaran negara, baik pengeluaran rutin maupun pengeluaran pembangunan nasional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapat

BAB I PENDAHULUAN. badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak adalah kontibusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anggarannya. Indonesia merupakan salah satu negara yang mengandalkan

BAB I PENDAHULUAN. anggarannya. Indonesia merupakan salah satu negara yang mengandalkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak adalah iuran rakyat yang dipungut oleh pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang bertujuan sebagai penerimaan kas negara. Banyak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara terbesar di dunia dan terletak pada kondisi geografis yang cukup strategis. Letak geografis ini menyebabkan Indonesia menjadi kawasan lalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 15,30%, sedangkan pertumbuhan alamiahnya rata-rata. dibandingkan dengan pertumbuhan alamiahnya. Hal ini menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 15,30%, sedangkan pertumbuhan alamiahnya rata-rata. dibandingkan dengan pertumbuhan alamiahnya. Hal ini menunjukkan bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan penerimaan pajak semakin penting sebagai sumber utama penerimaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di Indonesia. Dalam periode 2007

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era pembangunan dan pembiayaan saat ini, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era pembangunan dan pembiayaan saat ini, pemerintah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era pembangunan dan pembiayaan saat ini, pemerintah membutuhkan dana yang cukup besar untuk menjalankan berbagai program kerja yang telah disusun. Pajak merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. nasional. Salah satu sumber penerimaan negara yang terbesar adalah melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. nasional. Salah satu sumber penerimaan negara yang terbesar adalah melalui BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemerintah Republik Indonesia memerlukan dana yang besar dalam melakukan pembangunan di dalam negeri dan meningkatkan perekonomian nasional. Salah satu sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang didapat dari penerimaan iuran dari masyarakat dimasukkan ke dalam kas negara. Karena telah diatur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan perpajakan (http://www.kemenkeu.go.id/laporan-keuanganpemerintah-pusat.

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan perpajakan (http://www.kemenkeu.go.id/laporan-keuanganpemerintah-pusat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang terbesar, terbukti dari data Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2010-2014 bahwa sekitar 86,2%

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Thomas dalam Murtopo (2011:1), tax is part of the business. Betapa pentingnya kesadaran dari para pengusaha bahwa pajak adalah bagian yang tidak dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Effective tax rate dapat diartikan sebagai besarnya beban pajak yang harus dibayarkan oleh subyek pajak dalam jumlah yang wajar sehingga tidak menghambat pencapaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan

BAB I PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan kontribusi kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Realisasi Penerimaan Negara Tahun (Dalam Miliar Rupiah) Sumber Penerimaan 2013 % 2014 % 2015 %

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Realisasi Penerimaan Negara Tahun (Dalam Miliar Rupiah) Sumber Penerimaan 2013 % 2014 % 2015 % BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Di Indonesia penerimaan negara dari sektor pajak menduduki presentase paling tinggi dibandingkan sumber peneriman yang lain. Berikut data realisasi penerimaan negara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber pendapatan negara terbesar di Indonesia. Hal ini terbukti melalui jumlah pendapatan negara APBN 2016 yang didominasi oleh penerimaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laba perusahaan dalam perpajakan digunakan sebagai dasar. perhitungan pajak. Dalam UU KUP No. 28 Tahun 2007, pajak merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Laba perusahaan dalam perpajakan digunakan sebagai dasar. perhitungan pajak. Dalam UU KUP No. 28 Tahun 2007, pajak merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laba perusahaan dalam perpajakan digunakan sebagai dasar perhitungan pajak. Dalam UU KUP No. 28 Tahun 2007, pajak merupakan kontribusi wajib oleh orang pribadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian yang dikaji di dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2012. Industri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, pajak merupakan salah satu penerimaan yang besar bagi negara. Pelaksanaan perpajakan diatur oleh pemerintah Indonesia di dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. obligasi. Investasi dalam bentuk saham sebenarnya memiliki risiko yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. obligasi. Investasi dalam bentuk saham sebenarnya memiliki risiko yang tinggi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saham merupakan salah satu alternatif investasi di pasar modal yang paling banyak digunakan oleh para investor karena keuntungan yang diperoleh lebih besar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak termasuk dalam salah satu sumber penerimaan negara. Tujuan adanya iuran pajak untuk membiayai pengeluaran negara baik yang sifatnya rutin maupun tidak rutin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak hingga saat ini merupakan aspek ekonomi dan aspek keuangan yang paling penting dalam dunia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak hingga saat ini merupakan aspek ekonomi dan aspek keuangan yang paling penting dalam dunia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak hingga saat ini merupakan aspek ekonomi dan aspek keuangan yang paling penting dalam dunia bisnis. Masalah tentang perpajakan tidak hanya sekedar menyerahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995, Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pajak penghasilan yang. suka manajemen perusahaan melakukan tindakan pajak agresif.

BAB I PENDAHULUAN. negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pajak penghasilan yang. suka manajemen perusahaan melakukan tindakan pajak agresif. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapat timbal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bagi negara-negara yang ada di dunia ini pajak merupakan unsur penting dan

BAB I PENDAHULUAN. Bagi negara-negara yang ada di dunia ini pajak merupakan unsur penting dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bagi negara-negara yang ada di dunia ini pajak merupakan unsur penting dan bahkan paling penting dalam rangka untuk menopang anggaran penerimaan negara. Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendapatan negara maupun pembiayaan.ibarat sebuah bahtera, berlayar hingga akhirnya mampu berlabuh. APBN menjadi motor

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendapatan negara maupun pembiayaan.ibarat sebuah bahtera, berlayar hingga akhirnya mampu berlabuh. APBN menjadi motor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap tahun pemerintah menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melalui persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang memuat alokasi belanja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan suatu kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan suatu kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan suatu kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh setiap orang maupun badan yang sifatnya memaksa namun tetap berdasarkan pada Undang-Undang,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan undang-undang. Pajak

BAB 1 PENDAHULUAN. bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan undang-undang. Pajak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak memegang peranan penting dalam perekonomian negara kita.hal ini dikarenakan pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang berasal dari iuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak

BAB I PENDAHULUAN. badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Gambar 1.1 Sumber Pendapatan Negara. Berdasarkan Gambar 1.1 menujukkan bahwa di Negara Indonesia, sumber

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Gambar 1.1 Sumber Pendapatan Negara. Berdasarkan Gambar 1.1 menujukkan bahwa di Negara Indonesia, sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu aspek penting bagi suatu negara. Dengan adanya pembayaran pajak dari wajib pajak baik itu wajib pajak orang pribadi maupun wajib

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Pasar modal hampir sama seperti pasar umumnya yang mempertemukan penjual dan pembeli. Disini yang diperjual-belikan adalah modal berupa hak pemilik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan selalu memiliki nilai jual yang berbeda, yang biasa disebut dengan nilai perusahaan. Nilai perusahaan akan tercermin dalam harga pasar saham

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pajak secara umum terdiri atas dua fungsi, yaitu fungsi budgetair

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pajak secara umum terdiri atas dua fungsi, yaitu fungsi budgetair BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fungsi pajak secara umum terdiri atas dua fungsi, yaitu fungsi budgetair dan fungsi regulerend. Fungsi budgetair berarti bahwa pajak merupakan sumber pendapatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibagi akan dua yaitu fungsi budgetair yaitu pajak sebagai sumber dana bagi

BAB I PENDAHULUAN. dibagi akan dua yaitu fungsi budgetair yaitu pajak sebagai sumber dana bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang dalam membangun perekonomian dalam negeri masih bergantung pada pendapatan pajak. Menurut fungsinya, pajak dibagi akan dua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, namun bagi

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, namun bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan kontribusi wajib yang sifatnya memaksa bagi wajib pajak baik orang pribadi maupun badan dengan tidak mendapatkan timbal balik (kontraprestasi)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal. Salah satu sumber penerimaan negara dari

BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal. Salah satu sumber penerimaan negara dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sumber penerimaan negara berasal dari berbagai sektor, baik sektor internal maupun eksternal. Salah satu sumber penerimaan negara dari sektor internal adalah pajak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa dekade lalu, pajak hanya dianggap sebagai pelengkap

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa dekade lalu, pajak hanya dianggap sebagai pelengkap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa dekade lalu, pajak hanya dianggap sebagai pelengkap penerimaan sektor migas. Namun, saat ini pajak memegang peranan penting dalam pos penerimaan Anggaran Pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari sektor pajak. Lebih dari 70 % pengeluaran Negara dibiayai oleh pajak

BAB I PENDAHULUAN. dari sektor pajak. Lebih dari 70 % pengeluaran Negara dibiayai oleh pajak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendapatan suatu Negara berasal dari berbagai sektor, salah satunya berasal dari sektor pajak. Lebih dari 70 % pengeluaran Negara dibiayai oleh pajak (www.pajak.go.id,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perpajakan pasal 1 ayat 1, definisi pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Perpajakan pasal 1 ayat 1, definisi pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum Perpajakan pasal 1 ayat 1, definisi pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pajak adalah beban yang akan mengurangi laba bersih. Perbedaan kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. pajak adalah beban yang akan mengurangi laba bersih. Perbedaan kepentingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan sumber pendapatan bagi negara, sedangkan bagi perusahaan pajak adalah beban yang akan mengurangi laba bersih. Perbedaan kepentingan dari fiskus yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia kini cukup pesat dilihat dari segi

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia kini cukup pesat dilihat dari segi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara hukum yang berlandaskan Undang-Undang Dasar 1945, karena itu perpajakan sebagai salah satu perwujudan yang diwajibkan oleh Negara. Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada suatu masyarakat untuk selanjutnya digunakan bagi pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. kepada suatu masyarakat untuk selanjutnya digunakan bagi pembangunan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan terbesar suatu negara, termasuk di Indonesia. Berdasarkan pengertiannya pajak dipungut secara paksa kepada suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia penerimaan kas negara masih rendah terutama faktor-faktor masyarakat yang memiliki minimnya pengetahuan tentang perpajakan. Perpajakan mempunyai kontribusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri yaitu berupa pajak (Waluyo, 2013:2). pembayar/pemotong/pemungut pajak (Siti Resmi, 2016:1).

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri yaitu berupa pajak (Waluyo, 2013:2). pembayar/pemotong/pemungut pajak (Siti Resmi, 2016:1). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terusmenerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, baik materiil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan suatu iuran yang dikenakan kepada wajib pajak atas penghasilan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan suatu iuran yang dikenakan kepada wajib pajak atas penghasilan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan suatu iuran yang dikenakan kepada wajib pajak atas penghasilan yang diperoleh dan memiliki daya paksa. Pemungutan pajak secara umum berfungsi sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan perekonomian saat ini mengalami perkembangan yang cukup pesat dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Transaksi jualbeli yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan sektor pemasukan tersebesar kas negara. Penerimaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan sektor pemasukan tersebesar kas negara. Penerimaan BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sektor pemasukan tersebesar kas negara. Penerimaan negara dari sektor pajak memegang peranan yang sangat penting untuk kelangsungan sistem pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan pasar untuk berbagai instrumen jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang ataupun modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jelas. Berdasarkan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, salah satu tujuan

BAB I PENDAHULUAN. jelas. Berdasarkan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, salah satu tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara yang berdaulat didirikan dengan suatu tujuan yang jelas. Berdasarkan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, salah satu tujuan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Definisi pajak menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 pasal 1 ayat 1,

BAB I PENDAHULUAN. Definisi pajak menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 pasal 1 ayat 1, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Definisi pajak menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 pasal 1 ayat 1, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang Undang Ketetapan Umum dan Tata Cara Perpajakan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang Undang Ketetapan Umum dan Tata Cara Perpajakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang Undang Ketetapan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP) NOMOR 28 TAHUN 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 ayat 1 disebutkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga terciptalah kesejahteraan nasional. Dalam melaksanakan pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. sehingga terciptalah kesejahteraan nasional. Dalam melaksanakan pembangunan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia termasuk dalam kategori negara berkembang. Indonesia masih terus melaksanakan pembangunan negara untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat sehingga terciptalah

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 3.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Ketepatan waktu dalam pelaporan keuangan diatur dalam Undang Undang No.8 Tahun 1995, dimana mewajibkan semua perusahaan yang terdaftar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Berdasarkan data yang terdapat pada situs resmi Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id, secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. APBN melalui sektor perpajakan (Candra, 2012). Pentingnya peranan pajak

BAB 1 PENDAHULUAN. APBN melalui sektor perpajakan (Candra, 2012). Pentingnya peranan pajak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan semakin menipisnya sumber daya alam yang dimiliki oleh negara Indonesia, maka pemerintah akan lebih menggantungkan pendapatan negara atau APBN melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan dengan Gross Domestic Product (GDP) Indonesia yang terus

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan dengan Gross Domestic Product (GDP) Indonesia yang terus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini Indonesia merupakan negara berkembang yang mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Dengan tingginya pertumbuhan ekonomi di Indonesia membuat para investor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi perusahaan dalam perkembangan bisnis disemua perusahaan. Salah satu tujuan utama didirikannya perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Pendapatan Negara negara yang diaturkan pada undang-undang dengan tidak mendapatkan timbal

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Pendapatan Negara negara yang diaturkan pada undang-undang dengan tidak mendapatkan timbal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber: Direktorat Jenderal Anggaran Kementrian Keuangan Republik Indonesia Gambar 1.1 Pendapatan Negara 2006-2016 Menurut Mardiasmo (2011:1) pajak adalah iuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem perpajakan di Indonesia yang menggunakan self assessment system,

BAB I PENDAHULUAN. Sistem perpajakan di Indonesia yang menggunakan self assessment system, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem perpajakan di Indonesia yang menggunakan self assessment system, yaitu wewenang dan tanggung jawab yang diberikan oleh pemerintah kepada wajib pajak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berlimpah dan terletak pada kondisi geografis yang strategis, tidak mengherankan

BAB 1 PENDAHULUAN. berlimpah dan terletak pada kondisi geografis yang strategis, tidak mengherankan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dan mempunyai penduduk yang cukup besar. Indonesia sendiri mempunyai kekayaan alam yang berlimpah dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta) yang disingkat BEI merupakan lembaga yang mengelola pasar modal di Indonesia. BEI menyediakan infrastruktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk kepentingan masyarakat melalui pengembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk kepentingan masyarakat melalui pengembangan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa tanpa adanya timbal balik secara langsung. Pembayaran pajak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan harus menyajikan informasi yang berintegritas tinggi (PSAK no. 1,

BAB I PENDAHULUAN. keuangan harus menyajikan informasi yang berintegritas tinggi (PSAK no. 1, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyajian laporan keuangan yang wajar mensyaratkan penyajian secara jujur dampak dari transaksi, kondisi dan peristiwa lain dalam suatu entitas. Laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari sektor pajak. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari sektor pajak. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendapatan utama suatu negara berasal dari berbagai sektor, salah satunya berasal dari sektor pajak. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang diberlakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah dan sebagai alat dalam mengatur pelaksanaan kebijakan di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah dan sebagai alat dalam mengatur pelaksanaan kebijakan di bidang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pajak adalah pendapatan yang diperoleh oleh suatu Negara yang paling besar. Pemerintah melakukan pemungutan pajak yang digunakan sebagai sumber dana bagi pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tercantum pada

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tercantum pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tercantum pada alinea IV pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah memajukan kesejahteraan umum. Kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah perusahaan. Pernyataan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Widyawati, 2016). Bahkan secara persentase, setidaknya pajak memenuhi kurang

BAB I PENDAHULUAN. Widyawati, 2016). Bahkan secara persentase, setidaknya pajak memenuhi kurang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah demi memenuhi kebutuhan negaranya diharuskan menjalankan roda perekonomian dengan baik. Pajak merupakan sektor yang memegang peranan penting dalam perekonomian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pajak orang pribadi dan wajib pajak badan. (www.kemenkeu.go.id). Sedangkan pemasukan pajak dari sektor property,

BAB I PENDAHULUAN. pajak orang pribadi dan wajib pajak badan. (www.kemenkeu.go.id). Sedangkan pemasukan pajak dari sektor property, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pajak merupakan sumber penerimaan negara dari sektor internal yang sangat strategis dan sangat diandalkan. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang untuk kelangsungan negara dan kesejahtraan dari masyarakat. pendapatan negara melalui sektor penerimaan pajak.

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang untuk kelangsungan negara dan kesejahtraan dari masyarakat. pendapatan negara melalui sektor penerimaan pajak. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendapatan suatu negara mencerminkan bagaimana negara tersebut maju dan berkembang untuk kelangsungan negara dan kesejahtraan dari masyarakat negara tersebut di masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. toleransi dari pihak fiskus, dikarenakan fiskus menginginkan perolehan pajak

BAB I PENDAHULUAN. toleransi dari pihak fiskus, dikarenakan fiskus menginginkan perolehan pajak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber pendapatan bagi negara, sedangkan bagi perusahaan pajak adalah beban yang akan mengurangi laba bersih. Perbedaan kepentingan dari fiskus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bagi perusahaan serta para pemangku kepentingannya, pajak merupakan salah satu beban utama yang akan mengurangi laba bersih (Mardiasmo, 2009:1; dalam Kadariyanty,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. Pajak memiliki peranan penting dalam proses pembangunan suatu bangsa dan

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. Pajak memiliki peranan penting dalam proses pembangunan suatu bangsa dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pajak memiliki peranan penting dalam proses pembangunan suatu bangsa dan merupakan sumber keuangan yang sangat besar untuk membiayai segala keperluan pemerintah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melonjak, dan krisis energi yang dibarengi dengan harga minyak dunia yang terus

BAB I PENDAHULUAN. melonjak, dan krisis energi yang dibarengi dengan harga minyak dunia yang terus BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian Indonesia saat ini penuh dengan ketidakpastian. Beberapa diantaranya adalah nilai tukar rupiah yang naik turun, kebutuhan bahan pokok yang terus

Lebih terperinci

DAFTARISI HALAMAN PENGESAHAN/PERSETUJUAN SKRIPSI

DAFTARISI HALAMAN PENGESAHAN/PERSETUJUAN SKRIPSI Jndul : Pengaruh Corporate Governance, Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Ukuran Perusahaan Terhadap Agresivitas Pajak Nama : RR. Maria Yulia Dwi Rengganis Nim : 1306305032 Abstrak Agresivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. objek pajak melalui peningkatan jumlah PMA. Namun, dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. objek pajak melalui peningkatan jumlah PMA. Namun, dalam meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis yang terjadi di Indonesia dapat dijadikan suatu kesempatan untuk menarik investor dari luar negeri agar menanamkan modalnya di Indonesia. Semakin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang utama. Penerimaan negara ini harus terus ditingkatkan secara optimal, agar laju pertumbuhan negara

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. kata manufacturing muncul tahun Manufaktur, dalam arti yang paling luas,

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. kata manufacturing muncul tahun Manufaktur, dalam arti yang paling luas, 58 BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Definisi Perusahaan Manufaktur Kata manufaktur berasal dari bahasa Latin manus factus yang berarti dibuat dengan tangan. Kata manufacture muncul pertama kali tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber migas dan non migas. Pelaksanaan perpajakan diatur oleh pemerintah Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sumber migas dan non migas. Pelaksanaan perpajakan diatur oleh pemerintah Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu penerimaan negara utama negara-negara di dunia adalah berasal dari pajak, begitu juga di Indonesia. Pajak merupakan salah satu unsur terbesar penerimaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi suatu negara pajak merupakan salah satu komponen penting dari pendapatan negara. Di seluruh negara, sumber pendapatan yang berasal dari pajak merupakan sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. tersebut melakukan penggelapan pajak (tax evasion). Penggelapan pajak merupakan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. tersebut melakukan penggelapan pajak (tax evasion). Penggelapan pajak merupakan suatu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiringnya perkembangan zaman saat ini, tentu saja pajak bukanlah hal yang bisa diabaikan lagi, karena seperti kita ketahui bahwa banyak perusahaan yang bangkrut hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti yang tercantum pada pembukaan Undang-Undang Dasar Dalam

BAB I PENDAHULUAN. seperti yang tercantum pada pembukaan Undang-Undang Dasar Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pada hakikatnya adalah proses pembaruan berkesinambungan untuk mencapai suatu keadaan yang dianggap lebih baik. Bagi pemerintah Indonesia, tujuan pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran atau pungutan yang dilakukan oleh pemerintah dari masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran atau pungutan yang dilakukan oleh pemerintah dari masyarakat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak adalah iuran atau pungutan yang dilakukan oleh pemerintah dari masyarakat berdasarkan Undang-Undang, dan hasilnya digunakan demi pembiayaan pengeluaran umum pemerintah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, sering kita jumpai banyak para pengusaha baik perusahaan maupun orang pribadi yang ingin mendapatkan manfaat dari pajak, seperti memberikan BBM

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang dengan sumber pendapatan terbesar melalui sektor perpajakan. Tujuan dari perpajakan di negara ini adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring berjalannya waktu, kebutuhan dan konsumsi masyarakat semakin berubah dan berkembang. Sebagai salah satu misi perusahaan dalam menjawab tantangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena setiap orang tidak dapat menghindarkan dirinya dari pajak. Pajak merupakan

BAB I PENDAHULUAN. karena setiap orang tidak dapat menghindarkan dirinya dari pajak. Pajak merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam segi ekonomi, pajak merupakan suatu hal yang harus dikelola dengan baik karena setiap orang tidak dapat menghindarkan dirinya dari pajak. Pajak merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa atau negara dalam pembiayaan pembangunan yaitu menggali sumber dana yang berasal dari dalam negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu perusahaan memiliki kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu perusahaan memiliki kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu perusahaan memiliki kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan perusahaan yang sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan oleh lembaga yang berwenang. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Definisi pajak menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. Definisi pajak menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan bagian yang sangat penting dalam penerimaan negara. Definisi pajak menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 1 ayat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pasar modal merupakan kegiatan atau perdagangan dana jangka panjang yang meliputi obligasi atau saham. Dana yang dimaksud berbentuk surat berharga atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan perluasan usaha agar dapat terus bertahan dan bersaing. Tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan perluasan usaha agar dapat terus bertahan dan bersaing. Tujuan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan bisnis dalam industri manufaktur semakin ketat seiring dengan perkembangan perekonomian yang mengakibatkan adanya tuntutan bagi perusahaan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tambahan bagi perusahaan dalam mengimplementasikan rencana strategis

BAB I PENDAHULUAN. tambahan bagi perusahaan dalam mengimplementasikan rencana strategis BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan besar terjadi secara global seiring dengan perlambatan ekonomi dunia. Resiko ketidakpastian di pasar keuangan dunia memberikan tekanan tambahan bagi perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Negara yang digunakan untuk infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Negara yang digunakan untuk infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penerimaan Negara Indonesia mayoritas berasal dari sektor pajak. Pembangunan Negara yang digunakan untuk infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Menurut UU Negara Republik Indonesia No. 5 tahun 1984 pasal satu huruf dua menyatakan bahwa industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kapasitas perusahaan menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN. kapasitas perusahaan menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Informasi yang berhubungan dengan kinerja perusahaan adalah kebutuhan yang sangat diperlukan oleh investor di pasar modal untuk pengambilan keputusan apakah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. agency theory (teori keagenan) sebagai kontrak kerja antara principal dan agent,

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. agency theory (teori keagenan) sebagai kontrak kerja antara principal dan agent, BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Jensen dan Meckling (dalam Masri dan Martani, 2012)mendeskripsikan agency theory (teori keagenan)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Adanya krisis keuangan di Indonesia pada akhir tahun 2008 salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Adanya krisis keuangan di Indonesia pada akhir tahun 2008 salah satunya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Adanya krisis keuangan di Indonesia pada akhir tahun 2008 salah satunya ditandai dengan meningkatnya inflasi, dimana terjadi kenaikan harga barang dan jasa secara terus

Lebih terperinci