KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN"

Transkripsi

1 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

2

3

4 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DIREKTUR JENDERAL PERKERETAAPIAN DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan 1.3. Ruang Lingkup BAB 2 ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN 2.1. Tugas, Fungi dan Kewenangan 2.2. Struktur Organisasi Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Direktorat Prasarana Perkeretaapian Direktorat Sarana Perkeretaapian Direktorat Keselamatan Perkeretaapian 2.3. Sumber Daya Manusia Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Direktorat Prasarana Perkeretaapian Direktorat Sarana Perkeretaapian Direktorat Keselamatan Perkeretaapian i ii vi xi BAB 3 KEGIATAN STRATEGIS BIDANG PEMERINTAHAN 3.1. Penyederhanaan Perjanjian di Lingkungan Ditjen Perkeretaapian 3.2. Pengujian dan Sertifikasi SDM Perkeretaapian 3.3. Pengujian dan Sertifikasi Sarana Perkeretaapian 3.4. Pelaksanaan Kegiatan Perawatan dan Pengoperasian Sarana perkeretaapian Milik Negara (IMO) 3.5. Pengujian dan Sertfikasi Prasarana Perkeretaapian ii Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

5 Pengujian Jalur dan Bangunan Perkeretaapian Perizinan Pembangunan yang Sejajar / Memotong Jalur Kereta Api Pengujian dan Sertifikasi Komponen Kereta Api Pengujian dan Sertifikasi Pengelasan Pengujian Fasilitas Operasi BAB 4 KEGIATAN 4.1. Pembangunan Prasarana Perkeretaapian Pembangunan Prasarana Jalur Kereta Api 4.2. Pengadaan Fasilitas Prasarana KA 4.3. Kegiatan di Bidang Sarana Perkeretaapian BAB 5 PELAKSANAAN KEGIATAN PENINGKATAN KESELAMATAN 5.1. Kegiatan Pelaksanaa Peningkatan Keselamatan 5.2. Kegiatan Sosialisasi dan Promosi Keselamatan Perkeretaapian Terhadap Masyarakat dengan Instansi Terkait Tahun Kegiatan Workshop Preventif Kecelakaan di Bidang Perkeretaapian 5.4. Kegiatan Rakornis Keselamatan 5.5. Kegiatan Pembinaan SDM Kontraktor Perkeretaapian 5.6. Kegiatan Monitoring Pembangunan Liar 5.7. Kegiatan Penyegaran / Peningkatan Kompetensi Tenaga Penguji Sarana dan Penguji Prasarana Perkeretaapian Teknis Inspektur dan Auditor Perkeretaapian 5.8. Kegiatan Pengujian Awak Sarana Perkeretaapian Kecakapan Awak Sarana Perkeretaapian Kecakapan Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendalian Perjalanan Kereta Api Kecakapan Penjaga Perlintasan Kereta Api 5.9. Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Sertifikasi SDM Perkeretaapian Kegiatan Bimbingan Teknis SDM Perkeretaapian v Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 iii

6 5.11. Akreditasi Badan Hukum Pendidikan dan Pelatihan SDM Perkeretaapian Penilaian Akreditasi Lembaga Pendidikan dan Pelatihan SDM 5-20 Perkeretaapian Balai Diklat Sriwijay ASCEP SUNARTO, Palembang Kegiatan Peningkatan Kualitas PPNS Perkeretaapian Kegiatan Identifikasi Pendataan Peningkatan Keselamatan di 5-22 Daerah Rawan Perusakan dan Pencurian di Jalur Kereta Api Kegiatan Penegakan Hukum dan Korwas di Bidang Perkeretaapian Kegiatan Penyuluhan Regulasi Tindaka Pidana Perkeretaapian dan Sosialisasi Tata Cara Berlalu Lintas di Perlintasan Sebidang Kegiatan Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) Kegiatan Pemeriksaan Kompetensi Awak Sarana dan Petugas Prasarana, Sertifikat Kelaikan Sarana dan Prasarana Perkeretaapian Perlintsan Sebidang 5-31 BAB 6 PELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG OPERASIONAL 6.1. Pemantauan Angkutan Lebaran 2016 (1437) 6.2. Pemantauan Angkutan Natal 2015 dan Tahun Baru Pengoperasian KA Tambahan Jumlah Penumpang KA Program dan Realisasi Sarana Kejadian Menonjol / Peristiwa Penting 6.3. Pelayanan Angkutan Perintis Moda Transportasi Kereta Api KA. Perintis Cut Mutia (Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam - NAD) KA. Perintis Lembah Anai (Provinsi Sumatera Barat) KA. Perintis Kertalaya (Provinsi Sumatera Selatan) KA. Perinis Siliwangi (Propinsi Jawa Barat) KA. Perintis Bathara Kresna (Provinsi Jawa Tengah) iv Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

7 KA. Perintis Jenggala (Provinsi Jawa Timur) 6.4. Subsidi Tarif Angkutan Ekonomi / Public Service Obligation (PSO) 6.5. Angkutan Motor Gratis dengan Moda Kereta Api 6.6. Penetapan Trase Bidang Perkeretaapian BAB 7 PENUTUP 7.1. Kesimpulan 7.2. Saran

8 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Struktur Organisasi Ditjen Perkeretaapian Gambar 2.2. Struktur Organisasi Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Gambar 2.3. Struktur Organisasi Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Gambar 2.4. Struktur Organisasi Balai Pengujian Perkeretaapian Gambar 2.5. Struktur Organisasi Balai Perawatan Perkeretaapian Gambar 2.6. Komposisi Pegawai Setditjen Perkeretaapian Berdasarkan Tingkat Pendidikan (a) Tingkat Golongan/ Kepangkatan (b) Gambar 2.7. Komposisi Pegawai Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Berdasarkan Tingkat Pendidikan (a) Tingkat Golongan/Kepangkatan (b) Gambar 2.8. Komposisi Pegawai Direktorat Prasarana Perkeretaapian Berdasarkan Tingkat Pendidikan (a) Tingkat Golongan/Kepangkatan (b) Gambar 2.9. Komposisi Pegawai Direktorat Sarana Perkeretaapian Berdasarkan Tingkat Pendidikan (a) Tingkat Golongan/Kepangkatan (b) Gambar Komposisi Pegawai Direktorat Sarana Perkeretaapian Berdasarkan Tingkat Pendidikan (a) Tingkat Golongan/Kepangkatan (b) Gambar 3.1. Diagram Jumlah Sertifikasi Sarana Perkeretaapian Tahun 2015 & 2016 Gambar 3.2. Dokumentasi Pengujian Sarana Perkeretaapian Gambar 4.1. Dokumentasi Pengujian Sarana Perkeretaapian Gambar 4.2. Proses Pemasangan dan Pembangunan Pilar dan Pondasi di Jalan Layang Medan Bandar Khalipah Gambar 4.3. Proses Gelar Geotextile untuk Pembangunan Badan Jalan Kereta Api Antara Kuta Blang - Bireuen Gambar 4.4. Kondisi 100% Pembangunan Jalan Kereta Api Gambar 4.5. Pembuatan Akses Jalan Untuk Pembangunan Jembatan Gambar 4.6. Proses Perakitan U-Shape Persegment Gambar 4.7. Kondisi 100% Pembangunan Jembetan Kereta Api Gambar 4.8. Kondisi 100% Peningkatan Jalan Rel Km s.d Km Gambar 4.9. Kondisi 100% Pembangunan Badan Jalan KA Km s.d Km Gambar Kondisi 100% Peningkatan Jembatan Kereta Api BH. 8 Km Gambar Kondisi Pembangunan KA Bandara Internasional Minangkabau (BIM) vi Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

9 Gambar Kondisi Pembangunan KA Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Gambar Map Pembangunan Kereta Api Ringan/Light Rail Transit (LRT) di Provinsi Sumatera Selatan Gambar Kondisi zona pembangunan LRT Provinsi Sumatera Selatan Gambar Kunjungan Kerja Menteri Perhubungan ke Lokasi Pembangunan LRT di Sumatera Selatan Gambar Kondisi 100% Penataan Emplasemen dan Pemasangan Sinyal Mekanik Gambar Kondisi 100% Badan Jalan Rel Kereta Api di Km s.d Km Gambar Kondisi 100% Pemasangan Rel Maja Km Km antara Maja Rangkasbitung Gambar Pekerjaan Paket A (Pekerjaan Sipil) Pembongkaran dan Pembangunan Stabling Manggarai, Tanah Abang dan Pasar Senen Gambar Pekerjaan Paket A (Pekerjaan Sipil) Elevated Track Manggarai Jatinegara Gambar Pekerjaan Paket A (Pekerjaan Bangunan Gedung) Bangunan OCC Manggarai Gambar Pekerjaan Paket B pembangunan Stasiun Cibitung Gambar Pekerjaan Paket B Pembangunan Stasiun Cikarang Gambar Pekerjaan Paket B Pembangunan Stasiun Bekasi Timur Gambar Pekerjaan Paket B Pembangunan Gardu Traksi Bekasi Timur Gambar Pekerjaan Paket B Pembangunan Gardu Traksi Cibitung Gambar Pekerjaan Paket B Pembangunan Gardu Traksi Cikarang Gambar Pekerjaan paket B Pembangunan Signal Cabin Bekasi, Tambun, Cikarang Gambar Pekerjaan Paket B Pembangunan Jembatan Kereta Api Gambar Pekerjaan Paket B2.1 Penyempurnaan Jalur Baru antara Jatinegara Bekasi Gambar Pekerjaan paket B2.1 Pembangunan Depo Cipinang Segmen I dan II Gambar Data Teknis Kereta Api Ringan (LRT) Terintegrasi di Jabodebek Gambar Rekapitulasi Progres Fisik Kereta Api Ringan (LRT) Terintegrasi di Jabodebek

10 Gambar Dokumentasi Pekerjaan Lintas Pelayanan 1 Kereta Api Ringan (LRT) Terintegrasi di Jabodebek Gambar Dokumentasi Pekerjaan Lintas Pelayanan 2 Kereta Api Ringan (LRT) Terintegrasi di Jabodebek Gambar Dokumentasi Pekerjaan Lintas Pelayanan 3 Kereta Api Ringan (LRT) Terintegrasi di Jabodebek Gambar Dokumentasi Precast Plant Sentul di Pembangunan Kereta Api Ringan (LRT) Terintegrasi di Jabodebek Gambar Dokumentasi Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Purwokerto - Kroya Gambar Dokumentasi Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Kroya Kutoarjo Gambar Dokumentasi Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Kroya Kutoarjo Gambar Dokumentasi Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Madiun - Kedungbanteng Gambar Dokumentasi Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Madiun Jombang Gambar Dokumentasi Jalur MRT Jakarta North South Gambar Dokumentasi Pembangunan Jalur MRT Jakarta North South Gambar Pekerjaan Flyover Makassar Parepare Gambar Pekerjaan Jembatan Makassar Parepare Gambar Dokumentasi Pengadaan Kereta Inspeksi Gambar Dokumentasi Pengadaan Kereta Ukur Gambar 5.1. Kegiatan Sosialisasi dan Promosi Keselamatan Perkeretaapian Gambar 5.2. Workshop Preventif Kecelakaan di Bidang Perkeretaapian Gambar 5.3. Kegiatan Rakornis Keselamatan Gambar 5.4. Kegiatan Pembinaan SDM Kontraktor Perkeretaapian Gambar 5.5. Monitoring dan Inventarisasi Bangunan Liar di Jalur KA Gambar 5.6. Kegiatan Penyegaran / Peningkatan Kompetensi Gambar 5.7. Kegiatan Peningkatan Kompetensi Teknis Inspektur Perkeretaapian Gambar 5.8. Alur Pengujian Gambar 5.9. Alur Pengujian Gambar Alur Pengujian Gambar Pelatihan Train Watcher Gambar Akreditasi Badan Hukum Pendidikan dan Pelatihan SDM Perkeretaapian viii Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

11 Gambar Penilaian Akreditasi Lembaga Diklat SDM Perkeretaapian Gambar Peningkatan Kualitas PPNS Perkeretaapian Gambar Identifikasi Daerah Rawan Perusakan dan Pencurian Prasarana KA Gambar Kegiatan Penegakan Hukum dan Korwas di Bidang Perkeretaapian Gambar Penyuluhan Regulasi Tindak Pidana Perkeretaapian Gambar Kegiatan P4GN di Daop IV Semarang Gambar Kegiatan P4GN di Daop VI Yogyakarta Gambar Kegiatan Pemeriksaan Kompetensi Awak Sarana dan Petugas Prasarana, Sertifikat Sarana dan Prasarana Perkeretaapian. Gambar Dokumentasi Kondisi JPL. 127 antara Muara Enim Banjarsari, JPL 76 Antara Prabumulih Lembak dan JPL. 02 antara Muara Enim Tanjung Enim Gambar Dokumentasi Penutupan Pintu Perlintasan Liar Desa Wanajaya dan Kelurahan Telaga Asih, Kab Bekasi Jawa Barat Gambar Dokumentasi Penutupan JPL 30 KM Jalan Letjen Suprapto Senen Gambar 6.1. Grafik Perbandingan Volume Penumpang Angkutan Lebaran Gambar 6.2. Pemantauan Angkutan Lebaran Tahun 2016 Gambar 6.3. Rangkaian KA Cut Mutia Gambar 6.4. Peresmian Bersama Kereta Api Perintis KA Cut Mutia Gambar 6.5. Rangkai KA Lembah Anai Gambar 6.6. Peresmian Kereta Api Perintis KA Lembah Anai Gambar 6.7. Rangkaian KA Kertalaya Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 ix

12 Gambar 6.8. Operasional Kereta Api Perintis KA. Kertalaya Gambar 6.9. Rangkaian KA Siliwangi Gambar Peresmian Kereta Api Perintis KA. Siliwangi Lintas Sukabumi-Cianjur oleh Menteri Perhubungan Gambar Rangkaian KA Bathara Kresna Gambar Rangkaian KA Jenggala Gambar Pelayanan Kereta Api Perintis KA. Jenggala Gambar Dirjen Perkeretaapian dan Dirut PT KAI dalam Penandatanganan Kontrak Subsidi PSO Gambar Penandatanganan Kontrak PSO Gambar Diagram Jumlah Kontrak PSO dari Tahun Gambar Diagram Prosentase Jumlah Penumpang & Alokasi PSO Tahun 2016 Gambar Kegiatan Verifikasi Pelaksanaan PSO terhadap KA Ekonomi Gambar Diagram Tujuan Mudik Angkutan Motor Gratis Gambar Kegiatan Angkutan Motor Gratis Lebaran 1417 H Tahun

13 DAFTAR TABEL Tabel 3.1. Sertifikat Kompetensi SDM Perkeretaapian Tabel 3.2. Pengujian dan Sertifikasi Sarana Tahun 2016 Tabel 3.3. Daftar Jumlah Sertifikat Uji Pertama Tabel 3.4. Realisasi Proses Penerbitan Sertifikat Uji Berkala Tabel 3.5. Realisasi Proses Penerbitan SK Perizinan Bangunan yang Sejajar/Memotong Jalur Kereta Api Tabel 3.6. Realisasi Proses Penerbitan SK Perizinan Bangunan yang Sejajar/Memotong Jalur Kereta Api Tabel 3.7. Realisasi Proses Penerbitan SK Perizinan Bangunan yang Sejajar/Memotong Jalur Kereta Api Tabel 4.1. Pengadaan Tabel 4.2. Sarana Perkeretaapian Milik Negara Tabel 5.1. Hasil dan Rekomendasi dari Rakornis Keselamatan Tabel 5.2. Kriteria Penilaian Pengujian Tabel 5.3. Kriteria Penilaian Pengujian Tabel 5.4. Kriteria Penilaian Pengujian Tabel 5.5. Rekapitulasi Sertifikasi Tabel 5.6. Pintu Perlintasan Sebidang

14 Tabel 6.1. Realisasi Jumlah Penumpang Harian Angkutan Lebaran 2016 Tabel 6.2. Pengoperasian KA Tambahan Tabel 6.3. Pengoperasian KA Tambahan Total Jumlah Penumpang KA Utama Pada Masa Tabel 6.4. Total Jumlah Penumpang KA Lokal Pada Masa Angkutan Natal 2015 dan Tahun Baru 2016 Tabel 6.5. Program dan Realisasi Sarana Angkutan Natal 2015 dan Tahun Baru Tabel 6.6. Jumlah Kejadian Menonjol/Peristiwa Penting Tabel 6.7. Alokasi PSO yang diberikan Pemerintah dari Tahun Sesuai Kontrak PSO Tabel 6.8. Alokasi Dana PSO Ditjen Perkeretaapian Tahun 2016 Tabel 6.9. Alokasi Dana PSO Ditjen Perkeretaapian Tahun 2016 Tabel Kuota Angkutan Motor Pada Angkutan Lebaran Tahun 2016 Tabel Realisasi Penetapan Trase bidang Perkeretaapian periode xii Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

15 PENDAHULUAN

16 BAB 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya perkembangan ekonomi Indonesia, maka pergerakan manusia dan barang pun ikut mengalami peningkatan sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk dan kebutuhan manusia. Tak hanya pergerakan orang, pergerakan barang pun juga meningkat. Peningkatan pergerakan tersebut harus didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana transportasi yang memadai. Hal tersebut adalah hakekat dasar dari transportasi sebagai kebutuhan turunan akibat aktivitas sosial, ekonomi dan budaya. Transportasi dapat memberikan nilai manfaat, misalnya seorang produsen yang mengirim produknya ke tempat lain yang dapat memberikan harga maupun nilai manfaat yang lebih tinggi. Kesimpulannya transportasi berperan besar menggerakkan roda perekonomian. Apabila dalam proses pemindahan produk tersebut biayanya dapat ditekan (biaya transportasi), maka daya saing akan meningkat. Hal ini berelasi dengan pertumbuhan ekonomi yang membaik sehingga kesejahteraan masyarakat akan meningkat Kebutuhan akan transportasi yang efisien akan terjawab dengan moda kereta api. Penggunaaan moda ini mampu mengakomodasi penumpang maupun barang dalam jumlah yang besar sekaligus berarti mengurangi polusi serta menghemat penggunaan bahan bakar. Kesadaran akan efisiensi yang dapat diberikan oleh kereta api dimulai dengan adanya reformasi undang-undang tentang perkeretaapian melalui penerbitan UU No. 23 Tahun Perundangan yang baru tersebut Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun

17 memberikan peluang bagi swasta dan daerah untuk ikut berusaha. Penyusunan Rencana Induk Perkeretaapian Nasional juga sebagai pedoman dalam mengembangkan perkeretaapian Indonesia. Adapun laporan tahunan ini, diharapkan dapat memberikan gambaran akan tugas pokok dan fungsi direktorat serta permasalahan yang terjadi. Permasalahan yang terjadi hendaknya dapat menjadikan pelajaran di tahuntahun selanjutnya Maksud dan Tujuan Maksud Penyusunan Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 adalah untuk menyajikan data dan informasi mengenai hasil pelaksanaan kegiatan pemerintahan, pembangunan dan operasional yang strategis di bidang Perkeretaapian. Tujuan Penyusunan Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 adalah tersedianya gambaran mengenai hasil kegiatan Direktorat Jenderal Perkeretaapian selama tahun Ruang Lingkup Adapun cakupan dari Laporan ini adalah : a. Kegiatan Pemerintahan, meliputi kegiatan-kegiatan non fisik yang bersifat rutin seperti penyederhanaan perijinan, pengujian dan sertifikasi SDM, pengujian dan sertifikasi sarana serta prasarana perkeretaapian dan lainlain; b. Kegiatan Pembangunan, meliputi kegiatan fisik pembangunan prasarana dan sarana perkeretaapian yang dibiayai melalui APBN Tahun 2016; c. Kegiatan Operasional, meliputi kegiatan pelayanan angkutan kereta api termasuk angkutan lebaran dan pelaksanaan Public Services Obligation (PSO) untuk menunjang pelayanan kereta kelas ekonomi. 1-2 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

18 ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

19 BAB 2 BAB II ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN 2.1. Tugas, Fungi dan Kewenangan Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 189 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan, bahwa sesuai tugas pokoknya Direktorat Jenderal Perkeretaapian yang dipimpin oleh Direktur Jenderal Perkeretaapian adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi Kementerian Perhubungan yang bertanggung jawab kepada Menteri Perhubungan. Direktorat Jenderal Perkeretaapian mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang Perkeretaapian. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas, Direktorat Jenderal Perkeretaapian menyelenggarakan fungsi dan kewenangan : a. Perumusan kebijakan di bidang penyelengggaraan lalu lintas, angkutan, sarana, dan prasarana transportasi kereta api, serta peningkatan keselamatan transportasi kereta api; b. Pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan lalu lintas, angkutan, sarana, dan prasarana transportasi kereta api, serta peningkatan keselamatan transportasi kereta api; c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penyelenggaraan lalu lintas, angkutan, sarana, dan prasarana transportasi kereta api, serta peningkatan keselamatan transportasi kereta api; Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun

20 d. Pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyelenggaraan lalu lintas, angkutan, sarana, dan prasarana transportasi kereta api, serta peningkatan keselamatan transportasi kereta api; e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penyelenggaraan lalu lintas, angkutan, sarana dan prasarana transportasi kereta api, serta peningkatan keselamatan transportasi kereta api; f. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian; dan g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Struktur Organisasi Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian diatur melalui Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 189 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan dapat dilihat pada Gambar Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian Sekretariat Direktorat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas dan pemberian pelayanan dukungan teknis dan administrasi kepada seluruh satuan organisasi dalam lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian. Dalam melaksanakan tugasnya, Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian menyelenggarakan fungsi : a. Penyiapan koordinasi dan penyusunan rencana, program, pengembangan sistem dan teknologi informasi di bidang perkeretaapian, serta evaluasi dan pelaporan; b. Penyiapan pengelolaan keuangan dan barang milik negara di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian; c. Penyiapan koordinasi dan penyusunan rancangan peraturan perundangundangan, pemberian pertimbangan dan advokasi hukum, pelaksanaan jaringan dan dokumentasi hukum serta urusan hubungan masyarakat dan antar lembaga serta kerja sama luar negeri di bidang perkeretaapian; dan 2-2 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

21 d. Penyiapan koordinasi dan pelaksanaan pengelolaan kepegawaian, standar kompetensi jabatan dan sumber daya manusia, organisasi dan tata laksana, kegiatan administrasi perkantoran, kearsipan dan tata persuratan, pelaksanaan urusan umum dan kerumah tanggaan, kesejahteraan pegawai serta pengadaan barang milik negara di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang lalu lintas dan angkutan kereta api. Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api menyelenggarakan fungsi : a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang penataan dan pengembangan jaringan, lalu lintas dan angkutan kereta api, serta kerja sama dan pengembangan usaha di bidang perkeretaapian; b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang penataan dan pengembangan jaringan, lalu lintas dan angkutan kereta api, serta kerja sama dan pengembangan usaha di bidang perkeretaapian; c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang penataan dan pengembangan jaringan, lalu lintas dan angkutan kereta api, serta kerjasama dan pengembangan usaha di bidang perkeretaapian; d. Penyiapan pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penataan dan pengembangan jaringan, lalu lintas dan angkutan kereta api, serta kerjasama dan pengembangan usaha di bidang perkeretaapian; dan e. Pelaksanaan urusan tata usaha, keuangan, kepegawaian dan rumah tangga Direktorat. Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun

22 Direktorat Prasarana Perkeretaapian Direktorat Prasarana Perkeretaapian mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, pedoman, kriteria dan prosedur, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang prasarana perkeretaapian. Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Prasarana Perkeretaapian menyelenggarakan fungsi : a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang prasarana perkeretaapian yang terdiri atas jalur dan bangunan kereta api, stasiun kereta api, fasilitas operasi kereta api, perpotongan dan persinggungan jalur kereta api dan kelaikan prasarana perkeretaapian; b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang prasarana perkeretaapian yang terdiri atas jalur dan bangunan kereta api, stasiun kereta api, fasilitas operasi kereta api, perpotongan dan persinggungan jalur kereta api dan kelaikan prasarana perkeretaapian; c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria di bidang prasarana perkeretaapian yang terdiri atas jalur dan bangunan kereta api, stasiun kereta api, fasilitas operasi kereta api dan kelaikan prasarana perkeretaapian; d. Penyiapan pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang prasarana perkeretaapian yang terdiri atas jalur dan bangunan kereta api, stasiun kereta api, fasilitas operasi kereta api dan kelaikan prasarana perkeretaapian, serta pelaksana jasa konsultansi serta konstruksi prasarana perkeretaapian; e. Penyiapan evaluasi dan pelaporan di bidang prasarana perkeretaapian yang terdiri atas rencana jalur dan bangunan kereta api, stasiun kereta api dan fasilitas operasi kereta api serta kelaikan prasarana perkeretaapian; dan f. Penyiapan pelaksanaan urusan tata usaha, keuangan, kepegawaian, dan rumah tangga Direktorat. 2-4 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

23 Direktorat Sarana Perkeretaapian Direktorat Sarana Perkeretaapian mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang sarana perkeretaapian. Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Sarana Perkeretaapian menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang sarana perkeretaapian yang mencakup pengembangan, pengadaan, pengawasan, kelaikan dan sertifikasi sarana, pengelolaan sarana perkeretaapian milik negara, pemberian tanda kelaikan sarana, fasilitas pengujian, pemeriksaan dan pengawasan perawatan sarana perkeretaapian; b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang sarana perkeretaapian yang mencakup pengembangan, pengadaan, pengawasan, kelaikan dan sertifikasi sarana, pengelolaan sarana perkeretaapian milik negara, pemberian tanda kelaikan sarana, fasilitas pengujian, pemeriksaan dan pengawasan perawatan sarana perkeretaapian; c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang sarana perkeretaapian yang mencakup pengembangan, pengadaan, pengawasan, kelaikan, sertifikasi, pengelolaan sarana; d. Perkeretaapian milik negara, pemberian tanda kelaikan sarana, fasilitas pengujian, pemeriksaan dan pengawasan perawatan sarana perkeretaapian; e. Penyiapan pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang sarana perkeretaapian yang mencakup pengembangan, pengadaan, pengawasan, kelaikan, sertifikasi, pengelolaan sarana perkeretaapian milik negara, pemberian tanda kelaikan sarana, fasilitas pengujian, pemeriksaan dan pengawasan perawatan sarana perkeretaapian; f. Penyiapan evaluasi dan pelaporan di bidang sarana perkeretaapian; dan g. Pelaksanaan tata usaha, keuangan, kepegawaian, dan rumah tangga direktorat. Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun

24 Direktorat Keselamatan Perkeretaapian Direktorat Keselamatan Perkeretaapian mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang keselamatan perkeretaapian. Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Keselamatan Perkeretaapian menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang keselamatan perkeretaapian yang mencakup rekayasa dan peningkatan keselamatan perkeretaapian, audit dan inspeksi keselamatan, pemeriksaan dan analisis kecelakaan, sertifikasi sumber daya manusia dan akreditasi kelembagaan, serta pencegahan pelanggaran dan penegakan hukum; b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang keselamatan perkeretaapian yang mencakup rekayasa dan peningkatan keselamatan perkeretaapian, audit dan inspeksi keselamatan, pemeriksaan dan analisis kecelakaan, sertifikasi sumber daya manusia dan akreditasi kelembagaan, serta pencegahan pelanggaran dan penegakan hukum; c. Penyiapan penyusunan standar, norma, prosedur dan kriteria dibidang rekayasa dan peningkatan keselamatan perkeretaapian, audit dan inspeksi keselamatan, pemeriksaan dan analisis kecelakaan, sertifikasi sumber daya manusia dan akreditasi kelembagaan, serta pencegahan pelanggaran dan penegakan hukum; d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang rekayasa dan peningkatan keselamatan perkeretaapian, audit dan inspeksi keselamatan, pemeriksaan dan analisis kecelakaan, sertifikasi sumber daya manusia dan akreditasi kelembagaan, pencegahan pelanggaran dan penegakan hukum, serta badan hukum atau lembaga yang melakukan pengujian, pemeriksaan dan perawatan prasarana dan sarana serta badan hukum atau lembaga penyelenggara pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia perkeretaapian. 2-6 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

25 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun Gambar 2.1. Struktur Organisasi Ditjen Perkeretaapian

26 Gambar 2.2. Struktur Organisasi Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Gambar 2.3. Struktur Organisasi Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II 2-8 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

27 Gambar 2.4. Struktur Organisasi Balai Pengujian Perkeretaapian Gambar 2.5. Struktur Organisasi Balai Perawatan Perkeretaapian Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun

28 2.3. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia Direktorat Jenderal Perkeretaapian secara keseluruhan pada Tahun 2016 berjumlah 594 pegawai dengan rincian 346 pegawai dikantor pusat dan 248 pegawai di Balai Perkeretaapian sebagaimana diuraikan masingmasing unit kerja Eselon II dibawah ini Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian, terdiri atas: a. Bagian Perencanaan; b. Bagian Keuangan; c. Bagian Hukum; dan d. Bagian Kepegawaian dan Umum. Komposisi sumber daya manusia (SDM) Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian tahun 2016 secara total pegawai 92 Orang, dapat dikelompokkan sebagai berikut : a. b. Gambar 2.6. Komposisi Pegawai Setditjen Perkeretaapian Berdasarkan Tingkat Pendidikan (a) Tingkat Golongan/Kepangkatan (b) Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, terdiri atas: a. Subdirekorat Penataan dan Pengembangan Jaringan; 2-10 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

29 b. Subdirekorat Lalu Lintas; c. Subdirekorat Angkutan; d. Subdirekorat Kerjasama dan Pengembangan Usaha; dan e. Subbagian Tata Usaha Komposisi sumber daya manusia (SDM) Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api tahun 2016 secara total pegawai 63 orang, dapat dikelompokkan sebagai berikut: a. b. Gambar 2.7. Komposisi Pegawai Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Berdasarkan Tingkat Pendidikan (a) Tingkat Golongan/Kepangkatan (b) Direktorat Prasarana Perkeretaapian Direktorat Prasarana Perkeretaapian, terdiri atas : a. Subdirektorat Jalur dan Bangunan Kereta Api Wilayah I; b. Subdirektorat Jalur dan Bangunan Kereta Api Wilayah II; c. Subdirektorat Fasilitas Operasi Kereta Api; d. Subdirektorat Pengujian dan Sertifikasi Jalur dan Bangunan Kereta Api; e. Subdirektorat Pengujian dan Sertifikasi Fasilitas Operasi Kereta Api; dan f. Subbagian Tata Usaha. Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun

30 Komposisi sumber daya manusia (SDM) Direktorat Prasarana Perkeretaapian tahun 2016 secara total pegawai 71 orang, dapat dikelompokkan sebagai berikut: a. b. Gambar 2.8. Komposisi Pegawai Direktorat Prasarana Perkeretaapian berdasarkan tingkat Pendidikan (a) tingkat golongan/kepangkatan (b) Direktorat Sarana Perkeretaapian Direktorat Sarana Perkeretaapian mempunyai total sumber daya manusia 57 Orang, terdiri atas: a. Subdirektorat Pengembangan dan Pengawasan Sarana; b. Subdirektorat Pengelolaan Sarana Milik Negara; c. Subdirektorat Pengujian dan Sertifikasi Sarana Wilayah I; d. Subdirektorat Pengujian dan Sertifikasi Sarana Wilayah II; dan e. Subbagian Tata Usaha. Komposisi sumber daya manusia (SDM) Direktorat Sarana Perkeretaapian tahun 2016 terdiri dari 57 Orang, dapat dikelompokkan berdasarkan tingkat pendidikan dan golongan / kepangkatan digambarkan pada Gambar Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

31 a. b. Gambar 2.9. Komposisi Pegawai Direktorat Sarana Perkeretaapian Berdasarkan Tingkat Pendidikan (a)ttingkat Golongan/Kepangkatan (b) Direktorat Keselamatan Perkeretaapian Direktorat Keselamatan Perkeretaapian mempunyai total sumber daya manusia 63 Orang, terdiri atas: a. Subdirektorat Rekayasa dan Peningkatan Keselamatan; b. Subdirektorat Audit dan Inspeksi Keselamatan; c. Subdirektorat Pemeriksaan dan Analisis Kecelakaan; d. Subdirektorat Sertifikasi Sumber Daya Manusia dan Akreditasi Kelembagaan; e. Subdirektorat Pencegahan & Penegakan Hukum; dan f. Subbagian Tata Usaha. Komposisi sumber daya manusia (SDM) Direktorat Keselamatan Perkeretaapian tahun 2016 terdiri dari 63 Orang, dapat dikelompokkan berdasarkan tingkat pendidikan dan tingkat golongan / kepangkatan sebagai berikut : Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun

32 a. b. Gambar Komposisi Pegawai Direktorat Sarana Perkeretaapian Berdasarkan Tingkat Pendidikan (a) Tingkat Golongan/Kepangkatan (b) 2-14 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

33 KEGIATAN STRATEGIS BIDANG PEMERINTAHAN

34 BAB 3 BAB III KEGIATAN STRATEGIS BIDANG PEMERINTAHAN Pelaksanaan kegiatan bidang pemerintahan merupakan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi sebagaimana telah dituangkan dalam program kerja tahun Pelaksanaan program strategis bidang pemerintahan di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian adalah sebagai berikut : 3.1. Penyederhanaan Perjanjian di Lingkungan Ditjen Perkeretaapian Pada Tahun 2016, capaian jumlah penyederhanaan perijinan di lingkungan Ditjen Perkeretaapian mencapai 100%. Capaian penyederhanaan perijinan dalam rangka mencapai sasaran meningkatnya kinerja Ditjen Perkeretaapian dalam mewujudkan good governance khususnya pada indikator Capaian Kinerja Jumlah penyederhanaan perijinan di lingkungan Ditjen Perkeretaapian Tahun 2016, pada tahun 2016 Ditjen Perkeretaapian melakukan penyederhanaan perizinan antara lain : a. Perizinan Penyelenggaraan Prasarana Perkeretaapian Umum: 1) Penetapan Trase Jalur KA; 2) Penetapan Badan Usaha; 3) Perjanjian Penyelenggaraan Prasarana Perkeretaapian Umum; 4) Izin Usaha; 5) Izin Pembangunan; 6) Izin Operasi. Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun

35 b. Perizinan Penyelenggaraan Sarana Perkeretaapian Umum : 1) Izin Usaha; 2) Izin Operasi. c. Perizinan Penyelenggaraan Perkeretaapian Khusus : 1) Persetujuan Prinsip Pembangunan; 2) Penetapan Trase Jalur KA; 3) Izin Pembangunan; 4) Izin Operasi Pengujian dan Sertifikasi SDM Perkeretaapian Dari segi regulator, peningkatan keselamatan merupakan hal yang pokok oleh sebab itu Pemerintah dalam hal ini Ditjen Perkeretaapian menetapkan standar, pedoman dan ketentuan yang harus dilakukan oleh operator. Disamping itu juga pemerintah mempunyai kewajiban untuk melakukan pengujian dan sertifikasi terhadap sarana dan prasarana perkeretaapian yang akan dioperasikan serta SDM perkeretaapian. Dengan demikian setidaknya ada jaminan keselamatan untuk pengoperasian kereta api. Dalam rangka peningkatan keselamatan di bidang SDM, operator wajib menggunakan SDM yang memenuhi kualifikasi keahlian atau kecakapan sesuai dengan bidang kerjanya. SDM perkeretaapiaan yang telah mengikuti pelatihan dan memenuhi kualifikasi keahlian atau kecakapan diberikan sertifikat dari Pemerintah atau badan hukum Indonesia yang telah memenuhi persyaratan akreditasi. Jumlah Sertifikasi SDM Teknis Perkeretaapian pada tahun 2016 sebanyak atau sebesar 72,23% dari target yang ditetapkan sebesar sertifikat, sebagaimana tabel dibawah ini: 3-2 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

36 Tabel 3.1. Sertifikat Kompetensi SDM Perkeretaapian yang diterbitkan Ditjen Perkeretaapian Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Kinerja Tahun 2016 Utama TW1 TW2 TW3 TW4 Total Jumlah Sertifikasi Sertifikat SDM Teknis Perkeretaapian 3.3. Pengujian dan Sertifikasi Sarana Perkeretaapian Untuk memenuhi persyaratan teknis dan menjamin kelaikan operasi sarana perkeretaapian, wajib dilakukan pengujian dan sertifikasi sesuai dengan Undang- Undang Nomor. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian. Pada Tahun 2016 telah dilakukan pengujian dan sertifikasi terhadap sarana perkeretaapian sebagaimana tabel dibawah ini : Tabel 3.2. Pengujian dan Sertifikasi Sarana Tahun 2016 No. Jenis Sarana Sertifikat Lokomotif Kereta dengan Penggerak Sendiri 3. Peralatan Khusus Kereta Yang ditarik Lokomotif Gerbong Jumlah Gambar 3.1. Diagram Jumlah Sertifikasi Sarana Perkeretaapian Tahun 2015 & 2016 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun

37 Dari tabel & diagram tersebut diatas, diketahui bahwa jumlah sertifikasi sarana perkeretaapian pada tahun 2016 mengalami kenaikan sebanyak sertifikat atau 60,42% dibanding tahun 2015 sebanyak sertifikat. Pelaksanaan sertifikasi sarana perkeretaapian tahun 2016 didominasi jenis sarana perkeretaapian Gerbong dengan persentase sebesar 51,69%. Pengukuran tinggi coupler Lokomotif CC Pengukuran temperature beraing gerbong Pengukuran intensitas cahaya kereta Pengukuran tinggi coupler Lokomotif CC Pengukuran Diameter Roda Kereta Pengujian dinamis gerbong di Stasiun Belawan Gambar 3.2. Dokumentasi Pengujian Sarana Perkeretaapian 3.4. Pelaksanaan Kegiatan Perawatan dan Pengoperasian Sarana perkeretaapian Milik Negara (IMO) Pada tahun 2016 Ditjen Perkeretaapian Melaksanakan Kegiatan pelaksanaan perawatan dan pengoperasian prasarana perkeretaapian milik Negara / Infrastructure Maintenance and Operation (IMO) berdasarkan kontrak antara Ditjen Perkeretaapian dengan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Nomor : 01/KTR/PPFPP-KA/I/2016 dan HK.221/I/28/KA-2016 tanggal 18 Januari Pada tahun 2016 Ditjen Perkeretaapian melaksanakan kegiatan pelaksanaan perawatan dan pengoperasian prasarana perkeretaapian milik negara (IMO) yang meliputi antara lain: 3-4 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

38 a. Perawatan Jalur Kereta Api; b. Perawatan Jembatan; c. Perawatan Stasiun Kereta Api; d. Perawatan Fasilitas Operasi Kereta Api, terdiri dari: 1) Perawatan seluruh peralatan sinyal dan telekomunikasi; 2) Perawatan instalasi listrik meliputi seluruh perawatan Listrik Aliran Atas dan Listrik Umum untuk fasilitas pengoperasian prasarana perkeretaapian; 3) Pelaksanaan pengoperasian prasarana perkeretaapian milik negara yaitu oleh petugas pengoperasian prasarana perkeretaapian. PT. Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai pelaksana Perawatan dan Pengoperasian Prasarana Perkeretaapian Milik Negara (IMO) sesuai dengan KP 27 Tahun 2016 tanggal 13 Januari 2016 tentang Penugasan Kepada PT Kereta Api Indonesia (Persero) untuk melaksanakan Perawatan dan Pengoperasian Prasarana Perkeretaapian Milik Negara Tahun Anggaran Dalam setiap pelaksanaan pembayaran perawatan Perawatan dan Pengoperasian Prasarana Perkeretaapian Milik Negara (IMO) oleh PT. Kereta Api Indoensia (Persero) dilakukan verifikasi oleh Tim Verifikasi, yang dibentuk dengan Keputusan Direktur Jenderal Perkeretaapian Pengujian dan Sertfikasi Prasarana Perkeretaapian Direktorat Jenderal Perkeretaapian melaksanakan pengujian prasarana perkeretaapian dalam rangka mengemban amanat UU No. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian serta Peraturan Menteri Perhubungan No. 30 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengujian dan Pemberian Sertifikat Prasarana Perkeretaapian bahwa pengujian prasarana perkeretaapian dilakukan untuk mengetahui kesesuaian antara persyaratan teknis dan kondisi serta fungsi prasarana perkeretaapian, pada tahun 2016 Direktorat Jenderal Perkeretaapian melaksanakan pengujian terhadap jalur dan bangunan serta Fasilitas Operasi Perkeretaapian dengan rincian sebagai berikut: Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun

39 Pengujian Jalur dan Bangunan Perkeretaapian Pengujian yang telah dilaksanakan Subdit Kelaikan jalur dan Bangunan Kereta Api terdiri atas pengujian pertama dan pengujian berkala dengan hasil berupa Sertifikat Uji Pertama dan Uji Berkala. Sesuai Dengan Keputusan Direktur Jenderal Perkeretaapian Nomor : KA. 405/SK. 333/DJKA/12/16 Tentang Pengesahan dan Sertifikasi Uji Pertama Prasarana Perkeretaapian Milik Negara Berupa Jalur, Bangunan dan Stasiun Kereta Api Hasil Pekerjaan Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Tengah Tahun Anggaran Tabel 3.3. Daftar Jumlah Sertifikat Uji Pertama SERTIFIKAT UJI PERTAMA Kegiatan Jml Ket 1. Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Tengah Pengujian Pertama Jalur dan Bangunan Kereta Api, Pekerjaan PPK Kegiatan Peningkatan Jalan KA Lintas Selatan Jawa TA Pengujian Pertama Jalur dan Bangunan Kereta Api pekerjaan TA.2015: (PPK Kegiatan Pengembangan Perkeretaapian Jawa Tengah, PPK Kegiatan Jalur Ganda Cirebon Kroya, PPK Kegiatan Peningkatan Jalan KA Lintas Selatan Jawa) Sudah Terbit Sudah Terbit 2. Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jakarta dan Banten Stasiun Kebayoran; Stasiun Parung Panjang; Stasiun Maja 3. Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Barat Pembangunan Stasiun Tanjung beserta pembangunan peron sedang dan akses jalan masuk ke Stasiun Tanjung; 3 Dalam Proses 3 Dalam Proses 3-6 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

40 SERTIFIKAT UJI PERTAMA Kegiatan Jml Ket Pekerjaan Struktur Baja Atas BH 357 dari Jembatan Beton menjadi Jembatan Baja di KM Sepur Hilir Bentang Meter antara Cilegeh Kedokangabus; Penanggulangan Longsor di Km s/d Km antara Leuwigoong s/d Cibatu lintas Bandung Banjar. 4. Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Timur Stasiun Pucuk; Stasiun Surabayan 5. Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Sumatera Bagian Utara Pengujian Pertama Jalur dan Bangunan Kereta Api, Pekerjaan TA oleh: PPK Pengujian Jalur dan Bangunan Pekerjaan Pengembangan Perkeretaapian Sumatera Utara 2 Dalam Proses 3 Dalam Proses Peningkatan jalan kereta api antara Binjai Kuala Begumit. PPK Kementerian Perindustrian Pembangunan Jalur dan Bangunan Kereta di Kawasan Ekonomi khusus Sei Mangke 6. Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Sumatera Bagian Barat Pekerjaan PPK Pengembangan Perkeretaapian Sumatera Barat TA.2015: Peningkatan jalan Kereta Api mengganti Rel R.33 bantalan besi menjadi Rel R.54 bantalan Beton antara Stasiun Lubuk Alung Stasiun Sicincin lintas Teluk Bayur Sawah Lunto; Peningkatan jalan Kereta Api mengganti Rel R.33 bantalan besi menjadi Rel R.54 bantalan Beton antara Stasiun Sicincin Stasiun Kayu Tanam lintas Teluk Bayur 6 Dalam Proses Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun

41 SERTIFIKAT UJI PERTAMA Kegiatan Jml Ket Sawah Lunto; Peningkatan Jalan KA Rel R.25 menjadi Rel.R.54, Bantalan Beton, Penambat Elastis antara Stasiun Lubuk Alung Stasiun Naras; Peningkatan Jembatan BH 09 (WTT) Km , Bentang 25m, antara bukit putus Pauhlima lintas Bukit Putus Indarung; Peningkatan Jembatan KA BH.96 Km bentang 40 meter, antara bukit putus Pauhlima lintas Bukit Putus Indarung; Peningkatan Jembatan KA BH 113, Km , Bentang 25m + 40m + 15m, antara bukit putus Pauhlima lintas Bukit Putus Indarung. 7. Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Sumatera Bagian Selatan 9 Dalam Proses Pekerjaan Jalur dan Bangunan oleh Investasi PT. KAI (Persero) Pembangunan Jalur Ganda antara Niru Tanjung Enim Baru; Pembangunan 8 (delapan) Stasiun dan Longsiding yaitu: stasiun Branti, Gedung Ratu, Haji Pamanggilan, Sungai Tuha, Kemelak, Air Tuba, Talang Baru, Durian dan Kepayang. Pembangunan Jalur KA TLS 1 & TLS 2 PT Bukit Asam Pembangunan Jalur Rel Lingkar Phase- 5 Pelabuhan Tarahan Hasil Pekerjaan PT Bukit Asam Total 69 (Terbit 43) (Proses 26) 3-8 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

42 Tabel 3.4. Realisasi Proses Penerbitan Sertifikat Uji Berkala NO KEGIATAN PEKERJAAN /LOKASI REALISASI A. PENGUJIAN BERKALA JALUR DAN BANGUNAN KA 1. WILAYAH JAWA a. DAOP 1 Jakarta Pengujian Berkala untuk daerah operasional 1 JAKARTA, sesuai hasil perawatan prasarana perkeretaapian oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero). PROSES SERTIFIKAT (522 LEMBAR SERTIFIKAT) b. DAOP 2 Bandung c. DAOP 3 Cirebon d. DAOP 5 Purwokerto e. DAOP 6 Yogyakarta Pengujian Berkala untuk daerah operasional 2 BANDUNG, sesuai hasil perawatan prasarana perkeretaapian oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero). Pengujian Berkala untuk daerah operasional 3 CIREBON, sesuai hasil perawatan prasarana perkeretaapian oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero). Pengujian Berkala untuk daerah operasional 5 PURWOKERTO, sesuai hasil perawatan prasarana perkeretaapian oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero). Pengujian Berkala untuk daerah operasional 6 YOGYAKARTA, sesuai hasil perawatan prasarana perkeretaapian oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero). PROSES SERTIFIKAT PROSES SERTIFIKAT PROSES SERTIFIKAT PROSES SERTIFIKAT (208 LEMBAR SERTIFIKAT) Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun

43 NO KEGIATAN PEKERJAAN /LOKASI REALISASI f. DAOP 7 Madiun g. DAOP 9 Jember 2. WILAYAH SUMATERA a. DIVRE 1 Sumatera Utara b. DIVRE 2 Sumatera Barat c. DIVRE 3 Sumatera Selatan d. DIVRE 4 Tanjung Karang Pengujian Berkala untuk daerah operasional 7 MADIUN, sesuai hasil perawatan prasarana perkeretaapian oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero). Pengujian Berkala untuk daerah operasional 9 JEMBER, sesuai hasil perawatan prasarana perkeretaapian oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero). Pengujian Berkala Jalur dan Bangunan hasil perawatan oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero) untuk Divisi Regional 1 SUMATERA UTARA. Pengujian Berkala Jalur dan Bangunan hasil perawatan oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero) untuk Divisi Regional 2 SUMATERA BARAT. Pengujian Berkala Jalur dan Bangunan hasil perawatan oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero) untuk Divisi Regional 3 SUMATERA SELATAN. Pengujian Berkala Jalur dan Bangunan hasil perawatan oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero) untuk Divisi Regional 4 TANJUNG KARANG PROSES SERTIFIKAT PROSES SERTIFIKAT (261 LEMBAR SERTIFIKAT) PROSES SERTIFIKAT (176 LEMBAR SERTIFIKAT) PROSES SERTIFIKAT PROSES SERTIFIKAT PROSES SERTIFIKAT 3-10 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

44 Perizinan Pembangunan yang Sejajar/Memotong Jalur Kereta Api Subdit Kelaikan Jalur dan Bangunan Kereta Api mempunyai tugas tambahan yakni pelaksanaan proses perizinan bangunan yang sejajar / memotong jalur kereta api, sertifikasi komponen prasarana baru dan sertifikasi las. Terhitung per Desember 2016 terdapat 19 perizinan crossing jalur Rel, 11 uji komponen bantalan dan rel kereta api dan 5 uji pengelasan. Pada tahun 2016 terdapat 19 perizinan yang sudah di proses, namun hanya empat yang diterbitkan SK. Kendala yang dialami dalam penerbitan izin adalah tidak siapnya stake holder untuk memenuhi persyaratan administrasi dan kesiapan teknis sehingga tidak dapat disampaikan untuk proses lanjut. Adapun daftar realisasi proses penerbitan SK perizinan bangunan yang sejajar/memotong jalur Kereta Api terdapat pada tabel berikut : Tabel 3.5. Permohonan Penerbitan SK Perizinan Bangunan yang Sejajar/Memotong Jalur Kereta Api NO KEGIATAN PEMOHON 1 Permohonan Izin Crossing dengan jalur KA 2 Permohonan Izin Perlintasan Sebidang (JPL) 3 Permohonan Izin Perlintasan Sebidang (JPL) 4 Permohonan Izin Crossing Pipa Air Bersih 5 Permohonan Izin Perlintasan Sebidang (JPL) 6 Permohonan Izin Crossing Pipa Gas Km antara Sta. Cikampek Sta. Bungur PT. Maju Karya Alam PT. Bulog Mangil PT. Permata Dunia Sukses PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi BTP Wil. Suamtera Bag. Utara PT. PGN (Persero) 7 Perpanjangan Izin PT. Asietex, Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun

45 NO KEGIATAN PEMOHON Crossing 8 Permohonan Izin Crossing PU Kota Cilegon 9 Permohonan Izin Crossing Pipa BBM 10 Permohonan Izin Perlintasan Tidak Sebidang (Fly Over) 11 Permohonan Izin Perlintasan Tidak Sebidang (Fly Over) 12 Permohonan Izin Crossing Pipa ESDM Merak 13 Permohonan Izin Crossing Pipa ESDM Cilegon 14 Permohonan Izin Perlintasan Tidak Sebidang (Fly Over) 15 Permohonan Izin Crossing Pipa Air Bersih 16 Permohonan Izin Crossing PEMDA Tangerang 17 Permohonan Izin Crossing Pipa Air Bersih 18 Permohonan Izin Crossing Pipa Air Bersih 19 Permohonan Izin Crossing Pipa Cilegon PU Kota Cilegon PT. AKR Medan PT. Citra Raya Sidoarjo Pemkab Cimahi Kementerian ESDM Kementerian ESDM PT. Pejagan Pemalang Tol Road PT. Sulinda Mills PEMDA Tangerang PDAM Bogor PU Cipta Karya Yogyakarta PT. Mitsubishi Chemical Indonesia Pengujian dan Sertifikasi Komponen Kereta Api Pada tahun 2016 terdapat sebelas pengujian dan sertifikasi komponen Kereta Api. Seluruhnya belum ada yang selesai hingga terbitnya SK. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pengujian komponen adalah tidak lengkapnya 3-12 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

46 dokumen. Adapun daftar realisasi pengujian dan proses penerbitan SK Bantalan Beton dan Penambat Rel Kereta Api. Tabel 3.6. Realisasi Proses Penerbitan SK Perizinan Bangunan yang Sejajar/Memotong Jalur Kereta Api No Kegiatan Pemohon Posisi Saat Ini 1 Sertifikasi Bantalan 1067 mm 2 Sertifikasi Bantalan 1435 mm, panjang 2440 mm 3 Sertifikasi Bantalan 1435 mm, panjang 2740 mm 4 Sertifikasi Bantalan 1067 mm 5 Sertifikasi Penambat Elastis R Sertifikasi Bantalan 1067 mm 7 Sertifikasi Bantalan 1435 mm, panjang 2740 mm 8 Sertifikasi Bantalan 1067 mm 9 Sertifikasi Bantalan slabtrack untuk KCIC 10 Sertifikasi Penambat Slabtrack untuk MRT 11 Track Dumping Level Crossing PT. Waskita Beton Precast PT. Tjakrindo Mas PT. Tjakrindo Mas PT. Kunango Jantan PT. Pandrol Indonesia PT. Jaya Beton PT. Jaya Beton PT. Varia Usaha Beton PT. WIKA Beton PT. Pandrol Indonesia PT. MGT Pengambilan Sampel Ulang SK No. KA.405/SK.03/DJKA/I/2017 SK No. KA.405/SK.03/DJKA/I/2017 Usulan Test Track Menunggu hasil pengujian BP2TKS Serpong Proses menunggu pengajuan gambar teknis Proses menunggu pengajuan gambar teknis Pengambilan Sampel Ulang SK No. KA.405/SK.01/DJKA/I/2017 Menunggu kelengkapan dokumen Menunggu undangan survei lapangan Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun

47 Pengujian dan Sertifikasi Pengelasan Pada tahun 2016 terdapat lima pengujian dan sertifikasi pengelasan yang sudah dilakukan. Terdapat dua pengujian yang telah terbit sertifikatnya, satu pengujian yang masih dalam proses sertifikasi, dan dua pengujian yang perlu dilakukan pengujian ulang. Adapun daftar realisasi pengujian dan sertifikasi pengelasan terdapat pada tabel 3.10 Tabel 3.7. Realisasi Proses Penerbitan SK Perizinan Bangunan yang Sejajar/Memotong Jalur Kereta Api No Kegiatan Pemohon Posisi Saat Ini 1 Sertifikasi Las Thermit R Sertifikasi Las Thermit R Sertifikasi Las Thermit R Sertifikasi Las Thermit R 5 Sertifikasi Flash Butt Welding PT. SNAGA Group PT. SNAGA Group PT. MMBK PT. Nanhai PT. Saputro Pengujian Ulang Pengujian Ulang Selesai Selesai Rekomendasi Direktur Prasarana Nomor 8/SRT/K3/DJKA/I/ Pengujian Fasilitas Operasi a. Pengujian Pertama Menurut Peraturan Menteri Perhubungan No. 30 Tahun 2011 mengenai Tata Cara Pengujian dan Pemberian Sertifikat Prasarana Perkeretaapian dalam Pasal 5 menyatakan bahwa uji pertama wajib dilakukan untuk prasarana perkeretaapian baru dan prasarana perkeretaapian yang mengalami perubahan spesifikasi teknis. Uji pertama meliputi uji rancang bangun dan uji fungsi. b. Pengujian Berkala Uji berkala wajib dilakukan untuk setiap jenis Prasarana Perkeretaapian yang telah dioperasikan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan oleh Menteri dengan melakukan uji fungsi Prasarana Perkeretaapaian Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

48 c. Uji Rancang Bangunan dan Uji Fungsi Fasilitas pengoperasian kereta api sebagaimana disebutkan pada UU 23 tahun 2007 pasal 59, terdiri dari : 1) Pengujian Rancang Bangun Peralatan Persinyalan, Telekomunikasi dan Instalasi Listrik Uji Rancang bangun, yaitu memeriksa kesesuaian dokumen terhadap hasil fisik prasarana perkeretaapian. Dokumen tersebut meliputi: a) Detail desain prasarana perkeretaapian yang telah mendapat persetujuan dari Direktorat Prasarana Perkeretaapian; b) Spesifikasi teknis prasarana perkeretaapian yang telah mendapat persetujuan dari Direktorat Prasarana Perkeretaapian; c) Gambar Rencana yang telah mendapat persetujuan dari Direktorat Prasarana Perkeretaapian; dan d) Gambar hasil pelaksanaan (as built drawing). 2) Pengujian Fungsi Peralatan Persinyalan Uji fungsi peralatan persinyalan sebagaimana disebutkan pada PM. 30 tahun 2011 pasal 8 butir 4 paling sedikit meliputi uji : a) Negative Check Pengujian dilakukan di panel pelayanan meyakinkan suatu rute yang dibentuk kemudian di konflik/kontra dengan rute lain yang berlawanan atau bersinggungan (yang seharusnya tidak dapat dilakukan) untuk memastikan keamanan atas rute yang dibentuk tersebut. b) Indikasi Pelayanan Pengujian dilakukan di panel pelayanan untuk meyakinkan fungsi semua indikator di panel pelayanan dengan cara memfungsikan dan menonaktifkan semua fungsi indicator di panel pelayanan dapat beroperasi sesuai dengan fungsinya dan sesuai dengan kondisi di lapangan. c) Akurasi Pengujian dilakukan di panel pelayanan untuk menyakinkan proses pembentukan rute dan posisi wesel kereta api terhadap ketepatan posisi peralatan persinyalan untuk amannya suatu rute yang terbentuk. Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun

49 d) Data Logger Pengujian dilakukan dengan cara memfungsikan perekaman data operasi PPKA dalam melayani operasi kereta api untuk meyakinkan bahwa peralatan data logger dapat merekam aktifitas pelayanan perjalanan kereta api. e) Jarak Tampak Pengujian dilakukan dengan cara visual untuk meyakinkan peraga sinyal, tanda atau marka mampu menunjukkan indikasi aman atau tidak aman dengan jelas dalam segala cuaca terkait jarak dimana masinis masih dapat melihat dengan jelas baik siang maupun malam hari. f) Sistem Pertanahan Pengujian dilakukan mengukur tahanan pada peralatan persinyalan dengan menggunakan alat ukur tahanan tanah / earthing tester untuk meyakinkan bahwa tahanan pentanahan sesuai dengan spesifikasi teknik yang ditetapkan. g) Ruang Bebas Pengujian dilakukan dengan mengukur jarak antara as rel sampai badan Peraga sinyal baik di sisi kanan atau kiri rel dengan menggunakan meteran untuk meyakinkan terbebasnya jalur kereta api dari rintangan atau gangguan yang dapat mengganggu keselamatan perjalanan kereta api. 3) Pengujian Fungsi Peralatan Telekomunikasi Uji fungsi peralatan telekomunikasi sebagaimana disebutkan pada PM. 30 tahun 2011 pasal 8 butir 5 paling sedikit meliputi uji : a) Panggilan Selektif. Pengujian dilakukan pada konsol dengan cara menggunakan tombol panggil peralatan untuk mengetahui kesesuaian tujuan panggilan yang telah ditetapkan Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

50 b) Kejelasan Informasi/ Suara Yang Diterima. Pengujian dilakukan dengan cara mendengarkan informasi / suara yang diterima untuk mengetahui kejelasan informasi / suara yang diterima. c) Perekam Suara Pengujian dilakukan dengan cara memutar ulang hasil perekam suara untuk meyakinkan bahwa perekam suara sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditetapkan. d) Sistem Pentanahan Pengujian dilakukan dengan cara mengukur tahanan pada peralatan telekomunikasi dengan menggunakan alat ukur tahanan tanah / earthing tester untuk meyakinkan bahwa tahanan pentanahan sesuai dengan spesifikasi teknik yang ditetapkan. e) Sistem Media Transmisi Telekomunikasi Pengujian dilakukan dengan cara membandingkan kualitas data pada sisi pengirim yang dikirim melalui media transmisi dengan data yang diterima pada sisi penerima. 4) Pengujian Fungsi Instalasi Listrik Uji fungsi peralatan telekomunikasi sebagaimana disebutkan pada PM. 30 tahun 2011 pasal 8 butir 5 paling sedikit meliputi uji : a) Stabilitas Sistem Tegangan Pengujian dilakukan dengan cara mengukur tegangan mengunakan alat volt meter untuk meyakinkan bahwa tegangan yang dihasilkan harus stabil sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditetapkan. b) Sistem Dapat Saling Berhubungan Pengujian dilakukan secara simulasi dengan memutus salah satu catu daya sesuai denagn spesifikasi teknis yang ditetapkan. c) Ketingian dan Deviasi Kawat Trolley Pengujian dilakukan dengan cara mengukur untuk meyakinkan bahwa ketinggian dan deviasi kawat trolley sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditetapkan. Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun

51 d) Keausan Kawat Trolley Pengujian dilakukan dengan cara mengukur ketebalan trolley untuk meyakinkan bahwa diameter kawat trolley sesuai spesifikasi teknis yang ditetapkan. e) Tahanan Sistem Pentanahan Pengujian dilakukan dengan cara mengukur tahanan pada peralatan Instalasi Listrik dengan menggunakan alat ukur tahanan tanah / earthing tester untuk meyakinkan bahwa tahanan pentanahan sesuai dengan spesifikasi teknik yang ditetapkan. f) Sistem Pengendalian Catu Daya / Supervisory Control and Data Acquision Pengujian dilakukan secara simulasi untuk meyakinkan bahwa pengendalian catu daya / SCADA sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditetapkan. g) Isolasi Pengujian dilakukan dengan cara mengukur isolasi instalasi listrik untuk meyakinkan bahwa isolasi instalasi listrik terpasang sesuai spesifikasi teknis yang ditetapkan. h) Linking Breaking Device (LBD) / Intertriping Pengujian dilakukan secara simulasi untuk meyakinkan apabila salah satu catu daya (substation) trip maka catu daya (substation) yang berhubungan akan trip secara otomatis. i) Ruang Bebas Pengujian dilakukan dengan mengukur jarak antara as rel sampai badan tiang pole listrik aliran atas di sisi kanan atau kiri rel dengan menggunakan meteran untuk meyakinkan terbebasnya jalur kereta api dari rintangan atau gangguan yang dapat mengganggu keselamatan perjalanan kereta api Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

52 KEGIATAN

53 BAB 4 BAB IV KEGIATAN 4.1. Pembangunan Prasarana Perkeretaapian Pencapaian pembangunan jalur kereta api dari tahun yang meliputi pembangunan jalur kereta api baru yang dibangun termasuk jalur ganda sepanjang 1.001,33 Km sp, peningkatan jalur kereta api termasuk reaktivasi jalur kereta api sepanjang 1.256,6 Km sp dan rehabilitasi jalur kereta api sepanjang 101 Km sp. Pada saat ini sesuai dengan rencana strategis Direktorat Jenderal Perkeretaapian. Rencana kegiatan pembangunan perkeretaapian kurun waktu difokuskan pada upaya peningkatan, rehabilitasi, pengembangan aksesibilitas prasarana yaitu dengan terbangunnya jalur kereta api sepanjang km sp, meliputi Pembangunan jalur KA Baru sepanjang km sp dan Reaktivasi/pembangunan jalur ganda sepanjang km sp. Adapun kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Direktorat Prasarana Perkeretaapian selama tahun 2016 terbagi menjadi : Program Pembangunan Kegiatan Strategis Prasarana Jalur Kereta Api Pembangunan jalur kereta api yang telah dilaksanakan pada tahun anggaran 2016 di wilayah pulau Sumatera, Jawa dan Sulawesi, yaitu: Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun

54 a. Pembangunan Prasarana Perkeretaapian di Wilayah Sumatera a) Pembangunan Jalan KA Layang antara Medan - Araskabu - Kualanamu termasuk (MYC ) Pembangunan jalan kereta api layang antara Medan Bandar Khalipah dilaksanakan dengan kontrak tahun jamak (Multiyears) , berikut lingkup pekerjaannya : Gambar 4.1. Dokumentasi Pengujian Sarana Perkeretaapian Progres pekerjaan pembangunan jalan kereta api layang antara Medan Bandar Khalipah adalah sebagai berikut : a) Penertiban Lahan terealisasi 8,9 Km dari target 13,5 Km. b) Untuk Konstruksi jalan kereta api layang sebagai berikut : Pemasangan Pondasi sudah terbangun Titik dari Titik Pembangunan Pilar sudah terbangun 163 Titik dari 253 Titik Pemasangan Box Girder sudah terpasang 256 segmen dari segmen 4-2 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

55 Gambar 4.2. Proses Pemasangan dan Pembangunan Pilar dan Pondasi di Jalan Layang Medan Bandar Khalipah b) Pembangunan Badan Jalan KA dan Track Antara Kuta Blang - Bireuen (Km s.d Km ) Pembangunan Badan Jalan Kereta Api dan Track antara Kuta Blang Biuren dilaksanakan pada tahun 2016 dan sampai dengan akhir tahun 2016 progres pekerjaan sudah mencapai 100% Gambar 4.3. Proses Gelar Geotextile untuk Pembangunan Badan Jalan Kereta Api Antara Kuta Blang Bireuen c) Pembangunan Badan Jalan KA dan Track Antara Kuta Blang - Bireuen pada Km s.d Km Pembangunan Badan Jalan Kereta Api dan Track antara Kuta Blang Biuren dilaksanakan pada tahun 2016 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun

56 dan sampai dengan akhir tahun 2016 progres pekerjaan sudah mencapai 100%. Gambar 4.4. Kondisi 100% Pembangunan Jalan Kereta Api Pembangunan Jembatan KA L = 200 m di Paya Ni dan Pembangunan Jembatan KA L = 120 m di Blang Keude seksi Krueng Mane - Kuta Blang. Pembangunan Jembatan Kereta Api di Paya Ni dan Blang Keude antara Krueng Mane Kuta Blang merupakan lanjutan dari pekerjaan tahun 2015 yaitu pembangunan bangunan bawah (abutmen), pada tahun 2016 dilanjutkan dengan pekerjaan bangunan atas dengan menggunakan dan sampai dengan akhir tahun 2016 progres pekerjaan sudah mencapai 100% 4-4 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

57 Gambar 4.5. Pembuatan Akses Jalan untuk Pembangunan Jembatan Gambar 4.6. Proses Perakitan U-Shape Persegment Gambar 4.7. Kondisi 100% Pembangunan Jembetan Kereta Api d) Peningkatan Jalan Kereta Api Mengganti Rel R.33 Bantalan Besi dengan Rel R.54 Bantalan Beton di Km s.d Km Antara Batu Tabal - Kacang Lintas Teluk Bayur Sawahlunto Lintas Teluk Bayur Sawahlunto. Merupakan pekerjaan peningkatan jalan kereta api pada tahun 2016, pelaksanaan pekerjaan mencapai 100% pada akhir tahun anggaran Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun

58 Gambar 4.8. Kondisi 100% Peningkatan Jalan Rel Km s.d Km e) Pembangunan Badan Jalan Kereta Api Muarakalaban-Muaro Km s.d Km Pekerjaan Pembangunan merupakan program reaktivasi jalur kereta api pada tahun 2016 telah di laksanakan pembangunan badan jalan kereta api antara Muarakalaban Muaro Km s.d pembangunan dilakukan secara bertahap, pelaksanaan pekerjaan mencapai 100% sampai dengan akhir tahun anggaran Gambar 4.9. Kondisi 100% Pembangunan Badan Jalan KA Km s.d Km f) Peningkatan Jembatan BH. 8 Km antara Bukit Putus Padang Lintas Teluk Bayur Sawahlunto. Pekerjaan program peningkatan jembatan kereta api secara bertahap peningkatan jembatan kereta api dilakukan khususnya pada lintas-lintas prioritas, pelaksanaan pekerjaan mencapai 100% sampai dengan akhir tahun anggaran Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

59 Gambar Kondisi 100% Peningkatan Jembatan Kereta Api BH. 8 Km g) Pembangunan Jalur KA Menuju Bandara Internasional Minangkabau (BIM). Pembangunan jalur KA dari Stasiun Duku menuju Bandara Internasional Minangkabau merupakan program Pemerintah guna memujudkan keterpaduan moda transportasi serta dalam rangka peningkatan pelayanan dan keselamatan bagi masyarakat pengguna transportasi. Pada tahun 2015 Ditjen Perkeretaapian melaksanakan pembangunan Badan Jalan dan Pemasangan Track Jalan KA antara Duku-BIM, sepanjang ± Km sp antara Stasiun Duku dengan Stasiun Bandara Internasional Minangkabau dengan rute Padang Duku BIM yang terdiri 3 unit stasiun (2 pengembangan Stasiun eksisting dan 1 pembangunan Stasiun baru dan 1 unit Depo). Gambar Kondisi Pembangunan KA Bandara Internasional Minangkabau (BIM) h) Pembangunan Jalur Ka Antara Prabumulih Kertapati Pengembangan jalur Kereta Api antara Prabumulih - Kertapati sepanjang ± 40 Km sp merupakan upaya Pemerintah dalam mewujudkan peningkatkan kapasitas lintas untuk angkutan barang dan penumpang, mengurangi beban jalan raya (kepadatan dan daya rusak jalan) serta Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun

60 peningkatkan keselamatan transportasi darat dgn shifting ke moda KA dan pelayanan transportasi. Gambar Kondisi Pembangunan KA Bandara Internasional Minangkabau (BIM) i) Pembangunan Kereta Api Ringan/ Light Rail Transit (LRT) di Provinsi Sumatera Selatan. Pembangunan Pembangunan Kereta Api Ringan / Light Rail Transit (LRT) di Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor : 116 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Kereta Api Ringan / Light Rail Transit di Provinsi Sumatera Selatan dan Nomor : 55 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor : 116 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Kereta Api Ringan/Light Rail Transit di Provinsi Sumatera Selatan, yang merupakan kontrak tahun jamak dengan panjang jalur 28 Km. Rute Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II - Stadion Jakabaring yang terbagi dalam 5 (lima) zona dengan jenis konstruksi Elevated / Layang (Konstruksi Beton, Slab Track) terdiri dari 13 Stasiun, Fasilitas Operasi (Sinyal, Telekomunikasi, Listrik), dan Depo (kapasitas 14 train kereta). Pada tahun 2016 telah dilakukan pembangunan Kereta Api Ringan/ Light Rail Transit (LRT) di Provinsi Sumatera Selatan dengan progres fisik mencapai 26%. 4-8 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

61 Gambar Map Pembangunan Kereta Api Ringan/Light Rail Transit (LRT) di Provinsi Sumatera Selatan Gambar Kondisi zona pembangunan LRT Provinsi Sumatera Selatan Gambar Kunjungan Kerja Menteri Perhubungan ke Lokasi Pembangunan LRT di Sumatera Selatan j) Pembangunan Jalur Kereta Api Ganda antara Sta. Martapura - Sta. Baturaja Km Km Pembangunan Jalur Kereta Api Ganda Antara Stasiun Martapura Baturaja menggunakan pola pembayaran SUKUK / SBSN (Multi Years Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun

62 ) kontrak pada bulan November 2016 dengan lingkup Pekerjaan Pembangunan Jalur Kereta Api Ganda antara Sta. Martapura - Sta. Baturaja Km Km , terdiri dari : a) Pengadaan Rel, Wesel dan Bantalan Beton; b) Pekerjaan badan jalan; c) Pekerjaan jalan rel; d) Pekerjaan jembatan; e) Pekerjaan Persinyalan; f) Penataan Emplasemen; g) Jasa konsultan supervise; k) Penataan Emplasemen dan Pemasangan Sinyal Mekanik Stasiun Lembak s.d Stasiun Karang Endah Pekerjaan Penataan Layout Emplasemen dan Pemasangan Sinyal Mekanik Stasiun Lembak s.d Stasiun Karang Endah merupakan pekerjaan peningkatan jalan kereta api pada tahun 2016, pelaksanaan pekerjaan mencapai 100% sampai dengan akhir tahun anggaran Gambar Kondisi 100% Penataan Emplasemen dan Pemasangan Sinyal Mekanik l) Pembangunan Badan Jalan untuk Jalur Ganda KA Rejosari - Cempaka Km s.d Km lintas Tarahan Tanjungenim. Pekerjaan Pembangunan Badan Jalan untuk Jalur Ganda KA Rejosari Cempaka dilakukan secara bertahap pada tahun 2016 yaitu tahap pekerjaan pembangunan Badan Jalan Rel Kereta Api di s.d Km lintas Tarahan Tanjungenim, pelaksanaan pekerjaan mencapai 100% sampai dengan akhir tahun anggaran Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

63 Gambar Kondisi 100% Badan Jalan Rel Kereta Api di Km s.d Km b. Pembangunan Prasarana di Wilayah Jawa 1) Pembangunan Jalur Ganda KA (Pemasangan Rel) di Km Km antara Maja - Rangkasbitung Sepanjang 3 Km'sp. Pembangunan Jalur Ganda KA Maja Rangkasbitung pada Km Km sepanjang 3 Km sp adalah pekerjaan lanjutan dalam rangka mendukung pembangunan jalur ganda Maja - Rangkasbitung Km s.d , sepanjang 17 Km sp, pelaksanaan pekerjaan mencapai 100% sampai dengan akhir tahun anggaran Gambar Kondisi 100% Pemasangan Rel Maja Km Km antara Maja Rangkasbitung 2) Paket A (Pembangunan Fasilitas Perkeretaapian untuk Manggarai Jatinegara). Pekerjaan Paket A (Pembangunan Fasilitas Perkeretaapian untuk Manggarai Jatinegara) merupakan bagian dari Pembangunan Double Track Manggarai Bekasi - Cikarang, program pembangunan Paket A menggunakan pembiayaan SBSN MYC yang terdiri dari Pembangunan Elevated Track 4 km antara Manggarai - Jatinegara dan Cikini Manggarai, Pemasangan Jaringan Listrik Aliran Atas dan Dayanya antara Manggarai - Jatinegara sepanjang 3 km, Pengembangan 3 Stasiun Manggarai, Matraman, dan Jatinegara, Modifikasi persinyalan Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun

64 antara Manggarai Jatinegara, pelaksanaan pekerjaan pada tahun 2016 untuk pekerjaan sipil, pekerjaan jalan rel, pekerjaan bangunan gedung, pekerjaan fasilitas operasi dan supervisi rata-rata pekerjaan mencapai 27% s.d 32% sampai dengan akhir tahun Gambar Pekerjaan Paket A (Pekerjaan Sipil) Pembongkaran dan Pembangunan Stabling Manggarai, Tanah Abang dan Pasar Senen Gambar Pekerjaan Paket A (Pekerjaan Sipil) Elevated Track Manggarai Jatinegara Gambar Pekerjaan Paket A (Pekerjaan Bangunan Gedung) Bangunan OCC Manggarai 3) Paket B1 (Pembangunan Fasilitas Perkeretaapian untuk Bekasi s.d Cikarang). Pekerjaan Paket B1 (Pembangunan Fasilitas Perkeretaapian untuk Bekasi s.d Cikarang) merupakan bagian dari Pembangunan Double Double Track Manggarai Bekasi - Cikarang, program pembangunan menggunakan pembiayaan PHLN JICA, yang terdiri dari: 4-12 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

65 a) Pembangunan jaringan LAA beserta daya antara Bekasi s/d Cikarang b) Pembangunan 5 Stasiun: Bekasi, Bekasi Timur, Cibitung, Tambun, Cikarang. c) Penggantian Sinyal dan Telkom antara Manggarai s/d Cikarang d) Penggantian Bantalan dan Rel antara Bekasi s/d Cikarang. e) Pembangunan 2 unit jembatan untuk Double Double Track antara Bekasi s/d Cikarang. Pekerjaan Paket B1 mencapai 71% sampai dengan akhir tahun Gambar Pekerjaan Paket B pembangunan Stasiun Cibitung Gambar Pekerjaan Paket B Pembangunan Stasiun Cikarang Gambar Pekerjaan Paket B Pembangunan Stasiun Bekasi Timur Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun

66 Gambar Pekerjaan Paket B Pembangunan Gardu Traksi Bekasi Timur Gambar Pekerjaan Paket B Pembangunan Gardu Traksi Cibitung Gambar Pekerjaan Paket B Pembangunan Gardu Traksi Cikarang Gambar Pekerjaan paket B Pembangunan Signal Cabin Bekasi, Tambun, Cikarang 4-14 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

67 Gambar Pekerjaan Paket B Pembangunan Jembatan Kereta Api 4) Paket B2-1 (Modernisasi Fasilitas Perkeretaapian untuk Jatinegara s/d Bekasi). Pekerjaan Paket B2-1 merupakan bagian dari Pembangunan Double Double Track Manggarai Bekasi Cikarang. Program pembangunan Paket B2-1 menggunakan pembiayaan SBSN MYC yang terdiri dari penyempurnaan track, jalur baru DDT dari Jatinegara Bekasi, terutama di stasiun, pembangunan 5 stasiun yaitu Klender, Buaran, Klender baru, Cakung dan Kranji, Pembangunan DIPO Lokomotif di Cipinang, modifikasi persinyalan dari Jatinegara Bekasi. Pembangunan Double Double Track untuk Mainline dari Jatinegara Bekasi, pada pelaksanaan pekerjaan tahun 2016 untuk pekerjaan penyempurnaan track, jalur baru DDT dari Jatinegara Bekasi sepanjang 13,15 Km progres fisik telah mencapai 25%, sedangkan pekerjaan Stasiun 5 unit antara lain Stasiun Klender, Stasiun Buaran, Stasiun Klender Baru, Stasiun Cakung dan Stasiun Kranji progres fisik mencapai 6%, Pekerjaan Depo Cipinang progres fisik mencapai 30%, dan Modifikasi persinyalan dari Jatinegara Bekasi progres fisik mencapai 28,23%. Gambar Pekerjaan Paket B2.1 Penyempurnaan Jalur Baru antara Jatinegara Bekasi Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun

68 Gambar Pekerjaan paket B2.1 Pembangunan Depo Cipinang Segmen I dan II 5) Pembangunan Kereta Api Ringan/LRT Terintergrasi di wilayah Jabodebek (MYC ), yaitu: a) Lintas Pelayanan LRT Jabodebek Tahap I Sesuai Peraturan Presiden Nomor: 98 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Kereta Api Ringan/ Light Rail Transit (LRT) terintegrasi di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi, PT.Adhi Karya (Persero) Tbk ditugaskan untuk membangun prasarana LRT Tahap I sepanjang 43,1 km yang terbagi dalam 3 (tiga) lintas pelayanan yaitu : (1) Cawang Cibubur, sepanjang = 14,3 km; (2) Cawang Kuningan Dukuh Atas, sepanjang = 10,5 km; (3) Cawang Bekasi Timur, sepanjang = 18,3 km. b) Pengadaan Sarana Pengadaan Sarana Kereta Api Ringan / Light Rail Transit (LRT) oleh PT. Kereta Api (Persero), akan dilaksanakan secara bertahap mulai bulan April 2017 selama 20 (dua puluh) bulan, sehingga dapat dioperasikan pada akhir Tahun 2018 dalam rangka mendukung pengoperasian tahap pertama prasarana lintas Cawang Cibubur. c) Perizinan (1) Izin Prinsip pemanfaatan ROW Jalan Tol, telah dikeluarkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; (2) Rekomendasi Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) Bandara Halim Perdana Kusuma, telah dikeluarkan oleh 4-16 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

69 Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan Komandan Lanud Halim Perdana Kusuma; (3) Izin Lingkungan dan Surat Kelayakan Lingkungan Hidup, telah dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; (4) Izin Pemanfaatan lahan BMN TNI-AU di wilayah Halim masih dalam proses penyusunan kesepakatan bersama. Gambar Data Teknis Kereta Api Ringan (LRT) Terintegrasi di Jabodebek Gambar Rekapitulasi Progres Fisik Kereta Api Ringan (LRT) Terintegrasi di Jabodebek Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun

70 Gambar Dokumentasi Pekerjaan Lintas Pelayanan 1 Kereta Api Ringan (LRT) Terintegrasi di Jabodebek Gambar Dokumentasi Pekerjaan Lintas Pelayanan 2 Kereta Api Ringan (LRT) Terintegrasi di Jabodebek 4-18 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

71 Gambar Dokumentasi Pekerjaan Lintas Pelayanan 3 Kereta Api Ringan (LRT) Terintegrasi di Jabodebek Gambar Dokumentasi Precast Plant Sentul di Pembangunan Kereta Api Ringan (LRT) Terintegrasi di Jabodebek Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun

72 6) Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Selatan Jawa Pengembangan jalur Kereta Api Lintas Selatan Jawa merupakan upaya Pemerintah dalam mewujudkan peningkatkan kapasitas lintas untuk angkutan barang dan penumpang, mengurangi beban jalan raya (kepadatan dan daya rusak jalan) serta peningkatkan keselamatan transportasi darat dengan shifting ke moda KA dan pelayanan transportasi, pengembangan jaringan dan layanan kereta api antar kota dilakukan secara bertahap, meliputi pembangunan jalur ganda (double track) untuk jalur kereta api antara Solo Madiun sehingga akan tersinergi dengan jalur ganda kereta api lintas selatan yang menghubungkan Cirebon Prupuk Purwokerto Kroya Kutoarjo Solo Madiun Surabaya, yang meliputi: a) Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Purwokerto - Kroya Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Purwokerto - Kroya dengan Panjang Jalur KA 17,8 km sp dan sumber pendanaan SBSN yang merupakan bagian dari jalur lintas selatan jawa dari Surabaya Jakarta, dengan ditingkatkannya Jalan Kereta Api lintas Purwokerto - Kroya ini dari satu jalur menjadi dua jalur, akan menghemat waktu perjalanan sebagai upaya meningkatkan pelayanan jasa angkutan kereta api sehingga diharapkan memperbesar volume angkutan barang dan penumpang serta mempercepat jarak tempuh. Gambar Dokumentasi Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Purwokerto - Kroya b) Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Kroya Kutoarjo Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Kroya- Kutoarjo dengan panjang jalur panjang jalur ka : 76 km sp dan sumber pendanaan 4-20 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

73 rupiah murni dan SBSN yang merupakan bagian dari jalur lintas selatan jawa dari Surabaya Jakarta, dengan ditingkatkannya Jalan Kereta Api lintas Kroya - Kutoarjo ini dari satu jalur menjadi dua jalur, akan menghemat waktu perjalanan sebagai upaya meningkatkan pelayanan jasa angkutan kereta api sehingga diharapkan memperbesar volume angkutan barang dan penumpang serta mempercepat jarak tempuh. Gambar Dokumentasi Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Kroya Kutoarjo c) Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Solo Kedungbanteng Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Solo Kedungbanteng dengan panjang jalur ka 42 km sp dan sumber pendanaan rupiah murni dan SBSN yang merupakan bagian dari jalur lintas selatan jawa dari Surabaya Jakarta, dengan ditingkatkannya Jalan Kereta Api lintas Solo Kedung - banteng ini dari satu jalur menjadi dua jalur, akan menghemat waktu perjalanan sebagai upaya meningkatkan pelayanan jasa angkutan kereta api sehingga diharapkan memperbesar volume angkutan barang dan penumpang serta mempercepat jarak tempuh. Gambar Dokumentasi Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Kroya Kutoarjo Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun

74 d) Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Madiun - Kedungbanteng Pembangunan jalur ganda lintas selatan Lintas Madiun - Kedungbanteng panjang Jalur KA : 57 km sp (termasuk emplasemen) dan sumber pendanaan rupiah murni dan SBSN merupakan salah satu di antaranya pembangunan jalur ganda selain dapat meningkatkan kapasitas lintas juga dapat mengurangi keterlambatan perjalanan kereta api serta meningkatkan tingkat keselamatan perjalanan kereta api. Gambar Dokumentasi Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Madiun - Kedungbanteng e) Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Madiun - Jombang Pembangunan jalur ganda lintas selatan Lintas Madiun - Kedungbanteng panjang jalur ka : 84 km sp (termasuk emplasemen) dan sumber pendanaan: SBSN (MYC ) merupakan salah satu di antaranya pembangunan jalur ganda selain dapat meningkatkan kapasitas lintas juga dapat mengurangi keterlambatan perjalanan kereta api serta meningkatkan tingkat keselamatan perjalanan kereta api. Gambar Dokumentasi Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Madiun Jombang 4-22 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

75 7) Pembangunan MRT Jakarta North South Pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta merupakan permbangunan sistem transportasi transit cepat yang sedang di bangun di Jakarta. Proses pembangunan sudah di mulai sejak Oktober 2013 yang di perkirakan akan selesai pada tahun Jalur MRT akan membentang dari Selatan-Utara dan Timur-Barat. Saat ini sedang dilakukan proses pembangunan koridor Selatan-Utara. Sarana transportasi berbasis rel sepanjang ±24,7 km yang terbagi atas dua koridor, Proyek MRT Utara-Selatan (N-S) Fase I (15,7 km) menghubungkan Lebak Bulus sampai dengan Bundaran HI dengan 13 stasiun (7 Stasiun Layang dan 6 Stasiun Bawah Tanah) dan MRT Utara- Selatan (N-S) Fase II menghubungkan Bundaran HI sampai dengan Kampung Bandan (9 km). Berdasarkan hasil kajian dengan hibah JICA The Preparatory Survey for Jakarta MRT System North-South Line Extension Project (2009) dengan lingkup pekerjaan Kajian perencanaan dan kelayakan proyek, pembangunan infrastruktur dasar, penyediaan rolling stock, sistem persinyalan, dan fasilitas-fasilitas lain yang terkait dengan Mass Rapid Transit siap beroperasi untuk jalur Lebak Bulus Bundaran HI Kampung Bandan terdiri : Fase 1 (Lebak Bulus-Bundaran HI) Fase 2 (Bundaran HI-Kampung Bandan) Gambar Dokumentasi Jalur MRT Jakarta North South Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun

76 Gambar Dokumentasi Pembangunan Jalur MRT Jakarta North South c. Pembangunan Prasarana perkeretaapian di Wilayah Sulawesi 1) Pekerjaan Penyelesaian Pembangunan Perlintasan KA tidak Sebidang (Fly over, underpass) dan jembatan di Km s.d , Km s.d & Jembatan Km antara Makasar Parepare. Gambar Pekerjaan Flyover Makassar Parepare 2) Pembangunan Jembatan KA Km (Bentang 40m) dan Km (Bentang 30m) antara Makasar Parepare Gambar Pekerjaan Jembatan Makassar Parepare 4-24 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

77 4.2. Pengadaan Fasilitas Prasarana KA Tabel 4.1. Pengadaan No. Pekerjaan Volume Satuan 1. Pengadaan Tanah 61,884 M2 2. Pengadaan Bantalan Beton Batang 3. Pengadaan Rel 1.193,06 Km sp 4. Pengadaan Wesel 185 unit 5. Pengadaan Peralatan Pendukung Moveable Crane/Rail Grab ( 1 unit) 6. Pengadaan Multi Tie Tamper Turnout untuk Pulau Sulawesi (Multiyears ) 7. Goods and service for sector programme railway II - Track Maintenance Improvement Programme 8. Pengadaan Tiang Concrete Pole LAA antara Maja - Rangkasbitung (17 Km) 9. Pengadaan Messanger dan feeder wire listrik aliran atas antara Maja - Rangkasbitung sepanjang 18 Km 10. Pengadaan Tiang Beton LAA untuk Elektrifikasi Solo - Yogyakarta 1 Paket 1 unit 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 unit 4.3. Kegiatan di Bidang Sarana Perkeretaapian Pada tahun 2016 telah dilaksanakan pengadaan sarana perkeretaapian sebanyak 3 unit dengan rincian sebagai berikut : a. Sarana Perkeretaapian Milik Negara Direktorat Jenderal Perkeretaapian memiliki 152 (seratus lima puluh dua) unit sarana perkeretaapian milik Negara yang terdiri dari: Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun

78 Tabel 4.2. Sarana Perkeretaapian Milik Negara No Jenis Sarana Unit 1 Lokomotif 5 2 Gerbong Datar 58 3 Gerbong Terbuka 40 4 Kereta Inspeksi 7 5 Kereta Ukur 2 6 Kereta Kedinasan 6 7 Kereta Penolong 1 8 TMC 3 9 Crane Lori Inspeksi 5 11 Multi Tie Tamper 7 12 Excavator 5 13 Bridge Inspection Car 1 14 Road Working Vehicle Car 2 TOTAL 152 b. Pengadaan Sarana Perkeretaapian 1) Pengadaan Kereta Inspeksi lebar spoor mm merupakan kegiatan Multiyears sebanyak 2 (satu) unit telah selesai 100%, KA Inspeksi merupakan jenis kereta untuk memonitor kondisi Jalur KA di lintas, pengadaan tersebut dilakukan oleh PT.INKA dengan waktu yang sesuai dengan rencana. Selain hal tersebut KA Inspeksi digunakan sebagai Kereta Inspeksi (KAIS) yang biasa dipakai oleh Pejabat/Direksi dan Tamu Penting dan juga bila Presiden akan berpergian naik Kereta Api, KAIS inilah yang menjadi penarik yang berada di depan Kereta Kepresidenan; 4-26 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

79 Gambar Dokumentasi Pengadaan Kereta Inspeksi 2) Pengadaan Kereta Ukur Prasarana (Track dan Listrik Aliran Atas) merupakan kontrak tahun jamak ) sebanyak 1 unit telah selesai pada tahun anggaran Kereta Ukur digunakan untuk melakukan inspeksi terhadap rel di sepanjang jalur yang akan di inspeksi. Sehingga kondisi rel, kontur geometri dan seterusnya, dimana lintasan rel yang memerlukan perbaikan akan segera diketahui. Gambar Dokumentasi Pengadaan Kereta Ukur Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun

80

81 PELAKSANAAN KEGIATAN PENINGKATAN KESELAMATAN

82 BAB 5 BAB V PELAKSANAAN KEGIATAN PENINGKATAN KESELAMATAN 5.1. Kegiatan Pelaksanaa Peningkatan Keselamatan Dalam rangka meningkatkan keselamatan transportasi kereta api Direktorat Jenderal Perkeretaapian menyelenggarakan Fungsi Penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, pemberian bimbingan teknis dan supervise bidang keselamatan perkeretaapian mencakup rekayasa dan peningkatan keselamatan perkeretapian, audit dan inspeksi keselamatan, pemeriksaan dan analisis kecelakaan, sertifikasi sumber daya manusia dan akreditasi kelembagaan, serta pencegahan pelanggaran dan penegakan hukum. Adapun pelaksanaan kegiatan untuk mendukung kegiatan peningkatan keselamatan antara lain: a. Kegiatan sosialisasi dan promosi keselamatan perkeretaapian terhadap masyarakat dengan instansi terkait tahun b. Kegiatan workshop preventif kecelakaan di bidang perkeretaapian. c. Kegiatan rakornis keselamatan. d. Kegiatan pembinaan SDM kontraktor perkeretaapian. e. Kegiatan Monitoring Bangunan Liar. f. Kegiatan penyegaran/ peningkatan kompetensi. g. Kegiatan pengujian awak sarana perkeretaapian. h. Kegiatan monitoring dan evaluasi sertifikasi sdm perkeretaapian. i. Kegiatan bimbingan teknis SDM perkeretaapian. Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun

83 j. Akreditasi badan hukum pendidikan dan pelatihan SDM perkeretaapian. k. Penilaian akreditasi lembaga pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia perkeretaapian balai diklat sriwijaya Ascep Sunarto, Palembang. l. Kegiatan peningkatan kualitas PPNS perkeretaapian. m. Kegiatan penegakan hukum dan korwas di bidang perkeretaapian. n. Kegiatan penyuluhan regulasi tindak pidana perkeretaapian dan sosialisasi tata cara berlalu lintas di perlintasan sebidang. o. Kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika (P4GN). p. Kegiatan pemeriksaan kompetensi awak sarana dan petugas prasarana, sertifikat kelaikan sarana dan prasarana perkeretaapian Kegiatan Sosialisasi dan Promosi Keselamatan Perkeretaapian Terhadap Masyarakat dengan Instansi Terkait Tahun 2016 Kegiatan Sosialisasi dan Promosi Keselamatan Perkeretaapian dilaksanakan di 6 Kota di Indonesia yang tersebar di Pulau Jawa dan Sumatera yaitu: Kota Cirebon,Kota Bogor,Kota Bandar Lampung, Kota Solo, Kota Yogjakarta dan Kota Padang. Pada setiap kegiatan kegiatan yang dilaksanakan dilakukan melibatkan sekolah sekolah yang lokasinya berdekatan dengan rel kereta api yang bertujuan untuk memberi pelajaran kepada pada siswa sekolah yang setiap harinya aksesibiltas melewati perlintasan sebidang kereta api, selain memberikan pengetahuan terkait Keselamatan, Sosialisasi Dan Promosi Keselamatan Perkeretaapian Terhadap Masyarakat Dengan Instansi Terkait memberikan pengetahuan tentang program dari Direktorat Jenderal Perkeretaapian dimana diantaranya seperti pembangunan jalan baru, jalur yang direaktivasi dan lain-lain. Selain kegiatan di sekolah sekolah dilakukan juga kegiatan talkshow yang dilaksanakan di radio nasional maupun radio lokal di kota dimana dilaksanakan kegiatan sosialisasi, contohnya dilaksanakan di RRI Semarang dengan tujuan 5-2 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

84 untuk memberikan wawasan kepada masyarakat di sekitar kota Semarang. Dengan materi yaitu Keselamatan di Perlintasan sebidang kereta api. Foto Kegiatan acara Talkshow Direktur Keselamatan Perkeretaapian Foto Kasubdit Rekayasa dan Peningkatan Keselamatan Perkeretaapian Foto Peserta Kegiatan Sosialiasi dan Promosi Keselamatan Perkeretaapian di Semarang Foto peserta dari siswa SMP dan SMA pada kegiatan sosialiasi dan promosi Foto bersama narasumber dan perwakilan Foto penyematan secara simbolis dari Direktur Keselamatan Perkeretaapian Gambar 5.1. Kegiatan Sosialisasi Dan Promosi Keselamatan Perkeretaapian 5.3. Kegiatan Workshop Preventif Kecelakaan di Bidang Perkeretaapian a. Kegiatan Workshop Preventifkecelakaan di bidang perkeretaapian merupakan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia dibidang perkeretaapian terutama personil Sumber Daya Manusia (SDM) Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Pemerintah Daerah dan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) yang terkait dalam penanganan kecelakaan Kereta Api dalam rangka memberikan pengetahuan mengenai penanganan kecelakaan perkeretaapian untuk meningkatkan keselamatan transportasi khususnya perkeretaapian. b. Tujuan Kegiatan 1) Memberikan pembelajaran kepada personil yang terlibat secara aktif dalam penanganan kecelakaan kereta api; 2) Memberikan pengetahuan kepada pemangku jabatan di bidang perkeretaapian untuk dapat tanggap dalam penanganan kecelakaan perkeretaapian serta memberikan pengetahuan mengenai rencana aksi peningkatan perlintasan sebidang di daerah. Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun

85 3) Meningkatkan pengetahuan personil mengenai peraturan prosedur penanganan kecelakaan kereta api, serta penggunaan peralatan penanganan kecelakaan. c. Pelaksanaan kegiatan workshop preventif kecelakaan di bidang perkeretaapian dilaksanakan di Kota Palembang dan Kota Lampung. Direktur Keselamatan Perkeretaapian sedang membuka kegiatan Workshop Kasi Peningkatan Keselamatan Perkeretaapian sedang memberikan paparan Foto Peserta Kegiatan Sosialiasi dan Promosi Keselamatan Perkeretaapian di Semarang Gambar 5.2. Workshop Preventif Kecelakaan di bidang Perkeretaapian 5.4. Kegiatan Rakornis Keselamatan Rapat Koordinasi Teknis dimaksudkan sebagai forum koordinasi yang meningkatkan sinergitas dan sinkronisasi program kegiatan peningkatan keselamatan perkeretaapian dengan topik Peran Serta dan Sinergitas Pemerintah dalam Peningkatan di Perlintasan Sebidang ditujukan bagi pemangku kewenangan mengenai perkeretaapian di daerah, rapat tersebut dihadiri oleh Dinas Perhubungan seluruh Indonesia yang terdapat kaitannya dengan perkeretaapian. IDENTIFIKASI MASALAH Rekayasa dan Manajemen lalu lintas di perlintasan KA Tabel 5.1. Hasil dan Rekomendasi dari Rakornis Keselamatan SOLUSI PEMECAHAN MASALAH Sudah di alokasikan melalui DAK (Dana Alokasi Khusus) Kabupaten Kota Dan Propinsi yang pemanfaatan untuk pengadaan dan INSTITUSI YANG BERWENANG Ditjen Perhubungan Darat, Dishub Propinsi/ kota/ Kabupaten 5-4 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

86 IDENTIFIKASI MASALAH Perawatan di area perlintasan KA Sertifikasi SDM penjaga pintu Perlintasan Perlintasan liar SOLUSI PEMECAHAN MASALAH Pemasangan perlengkapan keselamatan jalan di perlintasan sebidang. Diusulkan dimasukan dalam anggaran perawatan/imo Ditjen Perkeretaapian sambil menunggu ketetapan baru Rencana Peraturan Menteri Perhubungan tentang perlintasan sebidang. Penyiapan sertifikasi penjaga pintu perlintasan dapat diselenggarakan di API Madiun. Perlu adanya Payung Hukum dalam pengalokasian anggaran. SDM Penjaga pintu perlintasan secara keseluruhan perlu mendapat sertifikasi. Proses waktu penerbitan sertifikat perlu dipercepat. Penutupan perlintasan liar harus diperjelas antara Pemerintah Pusat INSTITUSI YANG BERWENANG Ditjen Perkeretaapian dan PT.Kereta Api Indonesia (Persero) Ditjen Perkeretaapian Ditjen Perkeretaapian Eselon II,III Dan IV, Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun

87 IDENTIFIKASI MASALAH Status Perlintasan SOLUSI PEMECAHAN MASALAH Dengan Pemerintah Daerah Perlu adanya evaluasi bersama dalam rencana penutupan perlintasan liar. Perlu adanya kejelasan status perlintasan atas kewenangan perawatan dan pemeliharaan Perlu adanya registrasi ulang/pemutihan atas status perlintasan. Tidak mengeluarkan ijin perlintasan sebidang baru. Diperlukan data terbaru dari masing - masing daerah terkait usulan perencanaan peningkatan perlintasan sebidang menjadi tidak sebidang dan rencana penutupan perlintasan liar. Perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat di sekitar perlintasan sebidang oleh Pemerintah Daerah. INSTITUSI YANG BERWENANG Dinas Perhubungan Propinsi/Kota/Kabup aten Eselon II,III Dan IV dan PT.Kereta Api Indonesia (Persero) Ka Daop/KA Divre cq Manager JJ. Ditjen Perkeretaapian, Pemerintah Daerah Propinsi/Kota/ Kabupaten 5-6 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

88 IDENTIFIKASI MASALAH Perlintasan Sebidang yang telah menjadi perlintasan tidak sebidang Sistem telekomunikasi petugas penjaga pintu perlintasan. SOLUSI PEMECAHAN MASALAH Perlintasan sebidang akan ditutup. Data disiapkan Dinas Pemerintah Propinsi / Kota/ Kabupaten. Perlu dukungan alat komunikasi yang dapat berhubungan dengan JPL terdekat dan atau Stasiun. INSTITUSI YANG BERWENANG Ditjen Perkeretaapian, Dinas Perhubungan Propinsi/Kota/ Kabupaten dan PT.Kereta Api Indonesia (Persero). Dinas Perhubungan Propinsi/Kota/ Kabupaten dan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Foto para Narasumber sedang memberikan paparan pada kegiatan Rakornis Keselamatan Perkeretaapian di Yogyakarta Foto peserta Rakornis Keselamatan dari Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur sedang bertanya kepada Narasumberpada Gambar 5.3. Kegiatan Rakornis Keselamatan 5.5. Kegiatan Pembinaan SDM Kontraktor Perkeretaapian Untuk mencegah terjadinya kelalaian kontraktor dalam mengerjakan prasarana perkeretaapian, maka diperlukan suatu pembinaan SDM dibidang perkeretaapian seperti kontraktor, konsultan dan staf lapangan guna menjamin keselamatan dan keamanan kerja agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku, sehingga semua pihak terkait menjadi sadar akan arti penting keselamatan, dan keamanan kerja serta sanksi hukum pidana yang akan timbul sebagai akibat pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai dengan standar keamanan dan keselamatan serta kelalaian petugas dilapangan. Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun

89 a. Maksud dan tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan informasi, arahan dan pembinaan bagi kontraktor, konsultan dan staf lapangan agar lebih menyadari arti penting keselamatan, kebersihan dan keamanan selama melakukan pekerjaannya. b. Pelaksanaan kegiatan pembinaan SDM dan kontraktor dilaksanakan di Hotel Haris Bekasi, peserta acara terdiri dari: 1) Para Kontraktor dan Konsultan dibidang Perkeretaapian yang bergabung di dalam DPP dan DPD HIKKAPI Provinsi Jakarta dan Banten. 2) PPK satuan kerja di lingkungan Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jakarta dan Banten beserta Jajarannya selaku pelaksana kegiatan konstruksi dan Penggunan Jasa Konsultasi. Direktur Keselamatan Perkeretaapian sedang membuka kegiatan Pembinaan SDM dan Kontraktor Bidang Perkeretaapian di Bekasi Foto para peserta kegiatan Pembinaan SDM dan Kontraktor Bidang Perkeretaapian di Bekasi Narasumber sedang memberikan paparan pada kegiatan Pembinaan SDM dan Kontraktor Bidang Perkeretaapian di Bekasi Para peserta sedang menyampaikan pertanyaan kepada narasumber pada kegiatan Pembinaan SDM dan Kontraktor Bidang Perkeretaapian di Bekasi Gambar 5.4. Kegiatan Pembinaan SDM Kontraktor Perkeretaapian 5.6. Kegiatan Monitoring Pembangunan Liar Kegiatan monitoring dan inventarisasi bangunan liar di jalur KA adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar ikut menjaga ketertiban, keamanan dan keselamatan penyelenggaraan perkeretaapian serta memberikan 5-8 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

90 pembelajaran kepada masyarakat untuk ikut meningkatkan keselamatan penyelenggaraan perkeretaapian. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 14 s/d 15 Desember 2016 yang bertempat di Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Foto para peserta sedang regristasi pada kegiatan Monitoring dan Inventarisasi Bangunan Liar Di Jalur KA di Sukabumi Foto peserta pada kegiatan Monitoring dan Inventarisasi Bangunan Liar di Jalur KA di Sukabumi Foto seksi tanya jawab dari peserta kepada narasumber pada kegiatan Monitoring dan Inventarisasi Bangunan Liar Di Jalur KA di Sukabumi Gambar 5.5. Monitoring dan Inventarisasi Bangunan Liar di Jalur KA 5.7. Kegiatan Penyegaran / Peningkatan Kompetensi Tenaga Penguji Sarana dan Penguji Prasarana Perkeretaapian Kegiatan Penyegaran/ Peningkatan Kompetensi Tenaga Penguji Sarana dan Penguji Prasarana Perkeretaapian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan, wawasan dan kompetensi Penguji Prasarana, Penguji Sarana dan Penguji Awak Sarana Perkeretaapian di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian maupun Expert Perkeretaapian khususnya mengenai teknologi perkeretaapian baru. Direktur Keselamatan Perkeretaapian memberikan memberikan cindera mata kepada Narasumber di Bekasi Foto kegiatan Penyegaran/Peningkatan Kompetensi Tenaga Penguji Sarana dan Penguji Prasasana Perkeretaapian di buka oleh Bapak Dirjen Perkeretaapian di Bekasi Gambar 5.6. Kegiatan Penyegaran / Peningkatan Kompetensi Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun

91 Inspektur dan Auditor Perkeretaapian Pelaksanaan Peningkatan Kompetensi Teknis Inspektur Perkeretaapian diselenggarakan di Bandung selama 5 hari kerja tanggal November 2016, melalui metode in class training dan praktek kerja lapangan. Adapun output kegiatan ini dilaksanakan terkait akan diterbitkannya sertifikat keahlian bagi SDM perkeretaapian sebagai inspektur perkeretaapian yang memiliki kewenangan melaksanakan inspeksi prasarana dan sarana perkeretaapian dalam hal penetapan laik atau tidak laik operasi. Kegiatan ini diikuti oleh pegawai Direktorat Jenderal Perkeretaapian Gambar 5.7. Kegiatan Peningkatan Kompetensi Teknis Inspektur Perkeretaapian 5.8. Kegiatan Pengujian Awak Sarana Perkeretaapian Kecakapan Awak Sarana Perkeretaapian a. Pelaksanaan pengujian kecakapan awak sarana perkeretaapian diselenggarakan di Balai Pengujian Perkeretaapian Sofyan Hadi Bekasi, 5-10 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

92 melalui metode in class training, wawancara, tes kesehatan dan praktek pada simulator sarana perkeretaapian, adalah sebagai berikut : Gambar 5.8. Alur Pengujian Tabel 5.2. Kriteria Penilaian Pengujian No. Pengujian Materi Nilai Kelulusan Minimal Keterangan 1. Ujian Teori (Tertulis) 2. Wawancara (Lisan) 3. Ujian Praktek 4. Psikotes (Tertulis) Pengetahuan tentang SOP sarana perkeretaapian (50 soal pilihan ganda) Teori tentang sarana perkeretaapian Praktek kecakapan menggunakan simulator Lokomotif dan KRD di Bekasi Soal terdiri dari 3 kategori kuesioner terkait kecenderungan tingkat stress 70 Dilaksanakan secara komputerisasi 65 Dilaksanakan oleh pejabat Ditjen Perkeretaapian dan expert Perkeretaapian 65 Dilaksanakan oleh pejabat Ditjen Perkeretaapian dan expert Perkeretaapian Soal disusun oleh Psikolog 5. Tes Kesehatan a. Pendengaran; a. Jarak pandang normal/ tidak Dilaksanakan oleh Tim Dokter Independen Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun

93 No. Pengujian Materi Nilai Kelulusan Minimal 6. Nilai rata-rata (no )/ 3 b. Tes urine/ narkoba; c. Tensi darah; d. Pengukuran tinggi badan. buta warna; b. Normal; c. Negatif; d. Normal; e. Min. 160 cm. Keterangan (Swasta) Amanah Permenhub No. PM 155 tahun Kecakapan Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendalian Perjalanan Kereta Api a. Pelaksanaan Pengujian Kecakapan Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api diselenggarakan 70 di Balai Pengujian Perkeretaapian BPTP Sofyan Hadi Bekasi, melalui metode in class training, wawancara, tes kesehatan dan praktek pada simulator prasarana perkeretaapian. b. Alur kegiatan Pengujian Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api Perekeretaapian Gambar 5.9. Alur Pengujian Tabel 5.3. Kriteria Penilaian Pengujian No. Pengujian Materi Nilai Kelulusan Minimal Keterangan 1. Ujian Teori (Tertulis) Pengetahuan tentang SOP prasarana 70 Dilaksanakan secara komputerisasi 5-12 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

94 No. Pengujian Materi Nilai Kelulusan Minimal perkeretaapian (50 soal pilihan ganda) 2. Wawancara (Lisan) Teori tentang pengoperasian prasarana perkeretaapian 3. Ujian Praktek Praktek kecakapan menggunakan simulator Meja Pelayanan PPKA di Bekasi Keterangan 65 Dilaksanakan oleh pejabat Ditjen Perkeretaapian dan expert Perkeretaapian 65 Dilaksanakan oleh pejabat Ditjen Perkeretaapian dan expert Perkeretaapian 4. Psikotes (Tertulis) Soal terdiri dari 3 kategori kuesioner terkait kecenderungan tingkat stress Soal disusun oleh Psikolog 5. Tes Kesehatan 6. Nilai rata-rata (no )/ 3 a. Tes mata/ buta warna; a. Jarak pandang normal/ tidak buta warna; b. Pendengaran; b. Normal; c. Tes urine/ narkoba; c. Negatif; d. Tensi darah; d. Normal; e. Pengukuran tinggi badan. e. Minimal 160 cm. 70 Dilaksanakan oleh Tim Dokter Independen (Swasta) Amanah Permenhub No. PM 21 tahun 2011 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun

95 Kecakapan Penjaga Perlintasan Kereta Api a. Pelaksanaan Pengujian Kecakapan Penjaga Perlintasan Kereta Api diselenggarakan di Daop dan Divre di lingkungan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dan Akademi Perkeretaapian Indonesia-Madiun, melalui metode in class training, wawancara, tes kesehatan dan praktek lapangan, adalah sebagai berikut : Gambar Alur Pengujian Tabel 5.4. Kriteria Penilaian Pengujian No. Pengujian Materi Nilai Kelulusan Minimal 1. Ujian Teori (Tertulis) 2. Wawancara (Lisan) 3. Ujian Praktek 4. Tes Kesehatan Pengetahuan tentang SOP prasarana perkeretaapian (50 soal pilihan ganda) Teori tentang pengoperasian prasarana perkeretaapian Praktek kecakapan menggunakan simulator Meja Pelayanan PPKA di Bekasi a. Tes mata/ buta warna; 65 Keterangan 65 Dilaksanakan oleh pejabat Ditjen Perkeretaapian dan expert Perkeretaapian 60 Dilaksanakan oleh pejabat Ditjen Perkeretaapian dan expert Perkeretaapian a. Jarak pandang normal/ tidak buta warna; b. Pendengaran b. Normal c. Tes urine/ narkoba; c. Negatif; Dilaksanakan oleh Tim Dokter Independen (Swasta) Amanah Permenhub No. PM 19 tahun Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

96 No. Pengujian Materi Nilai Kelulusan Minimal d. Tensi darah; d. Normal; 5. Nilai rata-rata (no )/ 3 e. Pengukuran tinggi badan. e. Minimal 160 cm. 65 Keterangan 5.9. Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Sertifikasi SDM Perkeretaapian a. Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Sertifikasi SDM Perkeretaapian yang telah dilaksanakan dalam rangka evaluasi sertifikasi SDM perkeretaapian (operator), yakni percepatan proses perpanjangan sertifikat SDM Perkeretaapian PT. Kereta Api Indonesia (Persero) yang habis masa berlakunya pada tahun 2016 b. Pelaksanaan Serah terima sertifikat SDM perkeretaapian Penjaga Perlintasan Kereta Api Dari pelaksanaan verifikasi data SDM Perkeretaapian yang bersertifikat (Tahun ) antara Direktorat Jenderal Perkeretaapian dengan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) didapatkan hasil antara lain : 1) Evaluasi terhadap sertifikasi SDM regulator dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga penguji sarana perkeretaapian, penguji prasarana perkeretaapian, inspektur perkeretaapian dan auditor perkeretaapian yang profesional dalam melaksanakan tugas sesuai bidangnya di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian, bahwa telah dilaksanakan proses perpanjangan sertifikat tenaga penguji sarana perkeretaapian, penguji prasarana perkeretaapian, inspektur perkeretaapian dan auditor perkeretaapian yang habis masa berlakunya pada bulan Agustus 2016, sesuai Keputusan Direktur Jenderal Perkeretaapian Nomor KA 405/SK 179/DJKA/8/16 tentang Perpanjangan Sertifikat Tenaga Penguji Sarana Perkeretaapian, Inspektur Perkeretaapian dan Auditor Perkeretaapian, dengan rincian sebagai berikut : Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun

97 a) Tenaga Penguji Prasarana dan Sarana Perkeretaapian sebanyak 17 orang; b) Inspektur Perkeretaapian sebanyak 15 orang; dan c) Auditor Perkeretaapian 2) Dalam rangka monitoring sertifikasi SDM Perkeretaapian yang telah dinyatakan lulus uji kompetensi SDM perkeretaapian, dilaksanakan penyerahan sertifikat kecakapan antara Direktorat Jenderal Perkeretaapian pada seluruh Daop dan Divre di lingkungan PT. Kereta Api Indonesia 3) Dari pelaksanaan monitoring sertifikasi SDM Perkeretaapian dimaksud, maka Rekapitulasi Sertifikasi Yang Telah di Terbitkan oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 tabel sebagai berikut : Tabel 5.5. Rekapitulasi Sertifikasi NO SDM PERKERETAAPIAN JUMLAH SERTIFIKAT SDM OPERATOR 1 AWAK SARANA PERKERETAAPIAN PENGATUR PERJALANAN KERETA API PENJAGA PERLINTASAN KERETA API TENAGA PEMERIKSA/ PERAWATAN PRASARANA PERKERETAAPIAN TRAIN WATCHER 198 SDM REGULATOR 1 PENGUJI SARANA PERKERETAAPIAN 31 2 PENGUJI PRASARANA PERKERETAAPIAN 27 3 PENGUJI AWAK SARANA PERKERETAAPIAN 9 4 INSPEKTUR SARANA PERKERETAAPIAN 14 5 INSPEKTUR PRASARANA PERKERETAAPIAN 31 6 AUDITOR PERKERETAAPIAN 6 TOTAL Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

98 5.10. Kegiatan Bimbingan Teknis SDM Perkeretaapian a. Pelaksanaan Kegiatan 1) Metode pelaksanaan kegiatan Kegiatan Pelatihan Train Watcher dilaksanakan dalam 2 hari. Hari pertama pemberian materi oleh narasumber dan hari kedua praktek lapangan. 2) Tempat pelaksanaan kegiatan Pelaksanaan kegiatan Pelatihan Train Watcher dilaksanakan dengan pemberian materi oleh narasumber dan untuk praktek lapangannya dilaksanakan lokasi yang relevan. 3) Kepada peserta Pelatihan Train Watcher akan diberikan Sertifikat dan Smart card Pelatihan Train Watcher yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian. Gambar Pelatihan Train Watcher Akreditasi Badan Hukum Pendidikan dan Pelatihan SDM Perkeretaapian a. Penilaian Akreditasi Lembaga Pendidikan Dan Pelatihan Sumber Daya Manusia Perkeretaapian Akademi Perkeretaapian Indonesia Madiun. Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun

99 Maksud kegiatan ini adalah melaksanakan visitasi dalam rangka penilaian akreditasi Akademi Perkeretaapian Indonesia Madiun dari sisi regulator yakni Direktorat Jenderal Perkeretaapian yang mempunyai wewenang dalam pemberian akreditasi sesuai amanah Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian, Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian, serta Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 20 Tahun 2011 tentang Sertifikat Akreditasi Badan Hukum Atau Lembaga Pendidikan Pelatihan SDM Perkeretaapian dan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 21 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 20 Tahun 2011 tentang Sertifikat Akreditasi Badan Hukum Atau Lembaga Pendidikan Pelatihan SDM Perkeretaapian. b. Realisasi Kegiatan Adapun kegiatan ini dilaksanakan terkait akan diberikan kewenangan untuk menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan kompetensi sumber daya manusia perkeretaapian sebagai berikut : a) Awak Sarana Perkeretaapian (ASP); b) Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api (PPKA); c) Tenaga Perawatan Sarana Perkeretaapian; d) Tenaga Pemeriksa Prasarana Perkeretaapian; e) Tenaga Perawatan Prasarana Perkeretaapian. c. Hasil Verifikasi dan Evaluasi 1) Jenis Diklat Kompetensi Awak Sarana Perkeretaapian (ASP): a) Tingkat Pertama; b) Tingkat Muda; c) Tingkat Madya. 2) Jenis Diklat Kompetensi Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api (PPKA): 5-18 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

100 a) Tingkat Setempat; b) Tingkat Daerah; c) Tingkat Terpusat; d) Tingkat Pengendalian. 3) Jenis Diklat Kompetensi Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api (PPKA): a) Tingkat Setempat; b) Tingkat Daerah. 4) Jenis Diklat Kompetensi Tenaga Perawatan Sarana Perkeretaapian: a) Tingkat Setempat; b) Tingkat Daerah. 5) Jenis Diklat Kompetensi Tenaga Pemeriksa Prasarana Perkeretaapian a) Tingkat Pelaksana; b) Tingkat Pelaksana Lanjutan. 6) Jenis Diklat Tenaga Pemeriksa Fasilitas Operasi Kereta Api a) Tingkat Pelaksana; b) Tingkat Pelaksana Lanjutan. 7) Jenis Diklat Kompetensi Tenaga Perawatan Prasaran Perkeretaapian terdiri atas: a) Tenaga Perawatan Jalur dan Bangunan (1) Tingkat Pelaksana; (2) Tingkat Pelaksana Lanjutan. b) Tenaga Perawatan Fasilitas Operasi KA (1) Tingkat Pelaksana; (2) Tingkat Pelaksana Lanjutan. Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun

101 Gambar Akreditasi Badan Hukum Pendidikan dan Pelatihan SDM Perkeretaapian Penilaian Akreditasi Lembaga Pendidikan dan Pelatihan SDM Perkeretaapian Balai Diklat Sriwijaya ASCEP SUNARTO, Palembang Dalam rangka penilaian akreditasi Balai Diklat Sriwijaya Ascep Sunarto dari sisi regulator yakni Direktorat Jenderal Perkeretaapian yang mempunyai wewenang dalam pemberian akreditasi sesuai amanah Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian, Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian, serta Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 20 Tahun 2011 tentang Sertifikat Akreditasi Badan Hukum Atau Lembaga Pendidikan Pelatihan SDM Perkeretaapian dan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 21 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 20 Tahun 2011 tentang Sertifikat Akreditasi Badan Hukum Atau Lembaga Pendidikan Pelatihan SDM Perkeretaapian.Tujuan kegiatan ini dikhususkan untuk verifikasi data dan lapangan dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemberian akreditasi terhadap Balai Diklat Sriwijaya Ascep Sunarto Palembang. a. Realisasi Kegiatan Adapun kegiatan ini dilaksanakan terkait akan diberikan kewenangan untuk menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan kompetensi sumber daya manusia perkeretaapian sebagai berikut: 5-20 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

102 1) Awak Sarana Perkeretaapian (ASP); 2) Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api (PPKA); 3) Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian; 4) Tenaga Perawatan Sarana Perkeretaapian; 5) Tenaga Pemeriksa Prasarana Perkeretaapian; 6) Tenaga Perawatan Prasarana Perkeretaapian. b. Hasil Verifikasi dan Evaluasi 1) Diklat Kompetensi Awak Sarana Perkeretaapian (ASP). 2) Diklat Kompetensi Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api (PPKA); 3) Diklat Kompetensi Tenaga Pemeriksa Prasarana Perkeretaapian; 4) Diklat Kompetensi Tenaga Perawatan Prasarana Perkeretaapian; 5) Diklat Kompetensi Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian; 6) Diklat Kompetensi Tenaga Perawatan Sarana Perkeretaapian Dari total jumlah keseluruhan nilai akhir unsur, selanjutnya ditetapkan nilai akreditasi 78,12%. Gambar Penilaian Akreditasi Lembaga Diklat SDM Perkeretaapian Balai Diklat Sriwijaya Ascep Sunarto, Palembang Kegiatan Peningkatan Kualitas PPNS Perkeretaapian Kegiatan Peningkatan Kualitas PPNS Perkeretaapian adalah untuk meningkatkan kualitas dan kinerja PPNS Perkeretaapian dalam rangka penegakan hukum di bidang Perkeretaapian dengan berpedoman pada UU No. Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun

103 23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian dan UU No. 8 Tahun 1981 Tentang KUHAP. Tindak lanjut dari kegiatan peningkatan kualitas PPNS Perkeretaapian adalah: a. Dibuat SK Dirjen Tim Tanggap Darurat apabila terjadi kecelakaan KA yang terdiri dari beberapa unsur. b. Proses percepatan sertifikasi tenaga penguji, karena saat ini penguji serta Inspektur yang ada di lingkungan Ditjen Perkeretaapian akan habis masa berlakunya pada bulan Agustus 2016, dan Auditor perkeretaapian akan habis masa berlakunya pada bulan Oktober 2016.Ada perubahan PP, karena PP yang saat ini berlaku hanya membahas tentang perkeretaapian konvesional yang ada belum termasuk perkembangan teknologi kereta api. c. Perlu dilakukan peningkatan kualitas PPNS Perkeretaapian terhadap perkembangan ilmu teknologi Perkeretaapian yang sedemikian terus berkembang. Peserta peningkatan kualitas PPNS Perkertaapian tahun 2016 Pembukaan Peningkatan Kualitas PPNS Perkeretaapian Tahun 2016 oleh Direktur Keselamatan Pemberian Materi Peningkatan Kualitas PPNS Perkeretaapian Tahun 2016 oleh Direktur Keselamatan Perkeretaapian Foto Bersama Peserta dengan Narasumber pada Acara Peningkatan Kualitas Tahun 2016 Gambar Peningkatan Kualitas PPNS Perkeretaapian Kegiatan Identifikasi /Pendataan Peningkatan Keselamatan di Daerah Rawan Perusakan dan Pencurian di Jalur Kereta Api Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin dan memfokuskan pemantauan dan pengawasan terhadap prasarana perkeretaapian yang wajib 5-22 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

104 selalu laik dan siap untuk dilewati Kereta Api dan guna mencegah kecelakaan dan meningkatakan keselamatan operasi kereta api dan dilakukan pengumpulan data adalah guna mendapatkan data valid atau gambaran fokus daerah di jalur kereta api yang rawan terhadap perusakan dan pencurian. a. Output dari kegiatan identifikasi daerah rawan perusakan dan pencurian prasarana kereta api sebagai berikut : 1) Hasil pemeriksaan dan identifikasi di wilayah Subdivre Lampung belum ditemukan ada tindak pidana pencurian prasarana dan pelemparan terhadap kereta api. 2) Hasil pemeriksaan dan indentifikasi di wilayah Daop V Purwokerto Ada beberapa titik rawan pelanggaran pelemparan kereta api yaitu di wilayah Timur (Kebumen, Kutowinangun dan Wonosari), Wilayah Barat (Jeruk Legi), Wilayah Utara (Slawi, Bumi Ayu, dan Linggapura) dan wilayah selatan di (Kasugihan), Melakukan pemantauan pintu perlintasan yang tidak dijaga dengan melibatkan Polsuska, pelaku pelemparan umumnya pendatang bukan warga asli yang tinggal di sekitar Jalur Kereta Api, apabila terjadi pelemparan kereta, Kamtib menyewa mobil Patroli Polisi untuk dilakukan penelisikan dengan upaya mencari pelaku pelemparan sehingga ada efek jera. 3) Hasil pemeriksaan dan identifikasi di Lintas Bekasi-Cikampek antara lintas Dawuan-Cikampek rawan pelemparan kereta, di titik fly over cikampek rawan pelemparan terhadap sarana Kereta Api, banyaknya perlintasan sebidang yang rawan tidak berpalang pintu sering terjadi kecelakaan dan menimbulkan permasalahan sosial dan perlu dilakukan pendekatan sosial dengan warga sekitar agar memahami fungsi keselamatan kereta api. 4) Hasil pemeriksaan dan identifikasi di Wilayah Purwakarta, lintas antara Stasiun Purwakarta s.d Stasiun Bandung terjadi 6 kali tindakan pelemparan terhadap sarana KA dan 5 kali pencurian prasarana KA. Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun

105 5) Hasil pemeriksaan dan identifikasi di lintas antara Stasiun Bandung s.d Stasiun Banjar terjadi 6 kali tindakan pelemparan terhadap sarana KA dan 5 kali pencurian prasarana KA. 6) Hasil pemeriksaan dan identifikasi di Wilayah Divre III Palembang telah terjadi pencurian 3000 buah penjepit rel pada tanggal 14 September 2016 di lintas Prabumulih-Kertapati, pelaku sudah ditangkap pihak kepolisian. 7) Hasil pemeriksaan dan identifikasi di Wilayah Daop IV Semarang a) Terkait daerah rawan pencurian/perusakan Prasarana KA terjadi di Kaliwungu Kendal pencurian pandrol sebanyak 120 buah pada tanggal 16 juni 2016, pelaku sudah di tangkap oleh Polsuska dan diserahkan ke Polres Kendal untuk diproses lebih lanjut (informasi dari Asmen Kamtib DAOP IV Semarang Bpk. AKBP Dudi). b) Daerah rawan pelemparan sering terjadi di Jalur KA antara Kaliwungu s.d Weleri, Brumbung-Telogowarno, Domplang-Randublatung, dan khusus di daerah Alastua pelaku pelemparan telah ditangkap 7 orang yang masih anak-anak dan sudah dilakukan pembinaan oleh Kamtib Daop IV semarang. c) Telah terjadi penumpukan batu di wesel Stasiun Brumbung sehingga dapat menggagu keselamatan perjalanan kereta api dan kejadian tersebut kelihatannya ada unsur kesengajaan (sabotase). 8) Hasil pemeriksaan dan identifikasi di Wilayah Daop VIII Surabaya belum ditemukan ada tindak pidana pencurian prasarana dan pelemparan terhadap kereta api. 9) Hasil pemeriksaan dan identifikasi di Wilayah Divre I Sumatera Utara telah terjadi 31 kali pelemparan terhadap sarana kereta api kurun waktu dari bulan Januari s.d Agustus Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

106 Daerah rawan pelemparan kereta api di lintas Bandung-Purwakarta Peta daerah rawan lintas Bandung - Purwakarta Tabel darah rawan pelemparan kereta dan pencurian prasarana kereta api di Daop 2 Bandung Bukti pencurian baut jembatan kereta api Gambar Identifikasi Daerah Rawan Perusakan dan Pencurian Prasarana KA Kegiatan Penegakan Hukum dan Korwas di Bidang Perkeretaapian Dalam rangka penegakan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian dan peningkatan korwas di bidang perkeretaapian dan untuk meningkatkan keselamatan, keamanan, kelancaran, dan ketertiban pengoperasian kereta api serta sinergitas dan kerja sama dalam rangka pembinaan kepada operator dan seluruh stakeholder perkeretaapian. a. Pelaksanaan kegiatan Penegakan Hukum Dan Korwas Di Bidang Perkeretaapian. b. Output / tindak lanjut kegiatan Penegakan Hukum Dan Korwas Di Bidang Perkeretaapian sebagai berikut : 1) Meningkatkan koordinasi dengan instansi penegakan hukum (Mabes Polri, Kejaksaan Agung, Kementerian Hukum dan HAM) dan instansi Pemerintah Daerah, PT. KAI (Persero) dalam rangka sinergitas penanganan penegakan hukum di bidang perkeretaapian; Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun

107 2) Meningkatkan upaya preventif/pencegahan terjadinya pelanggaran tindak pidana perkeretaapian dengan melakukan pengawasan ke Daop dan Divre PT. KAI (Pesero); 3) Meningkatkan Hubungan Tata Cara Kerja (HTCK) dengan Bareskrim Polri dalam rangka analisa dan evalusi penegakan hukum yang sudah dilakukan oleh PPNS Perkeretaapian; 4) Meningkatkan kerjasama dengan Pemerintah Daerah dalam rangka penataan perlintasan sebidang kereta api; 5) Melakukan penutupan perlintasan liar oleh Direktorat Keselamatan Perkeretaapian, Ditjen Perkeretaapian di Kp. Cironggeng Desa Wanajaya Kecamatan Cibitung Kabupaten bekasi pada tanggal 29 Agustus Rapat Koordinasi persiapan penutupan perlintasan liar di Cibitung Bekasi Penutupan Perlintasan sebidang liar di Cibitung Bekasi Pelintasan liar yang sudah di tutup di Lintas Tanjung Priok Rapat Koordinasi Analisa dan Evaluasi penanganan kasus tindak pidana oleh PPNS bersama Kabareskrim Polri Gambar Kegiatan Penegakan Hukum dan Korwas di Bidang Perkeretaapian Kegiatan Penyuluhan Regulasi Tindakan Pidana Perkeretaapian dan Sosialisasi Tata Cara Berlalu Lintas di Perlintasan Sebidang Dalam rangka untuk menyamakan persepsi antar stakeholder (Ditjen Perkeretaapian, Pemda, Polri, PT. KAI (Persero),dan masyarakat disekitar Jalur 5-26 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

108 Kereta Api) bahwa didalam UU No.23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian telah diatur 27 Pasal Tindak Pidana Perkeretaapian yang berisi larangan, pidana dan denda terhadap siapa saja yang melanggar aturan, sehingga penyuluhan regulasi ini dapat dimengerti dan dipahami masing-masing instansi terkait dan masyarakat yang berada disekitar jalur kereta api. Penyuluhan Regulasi Tindak Pidana Perkeretaapian di Cirebon dan Kabupaten Tegal. Penyuluhan regulasi pidana perkeretaapian dan sosialisas tata cara berlalu lintas di Tegal Peserta Penyuluhan regulasi pidana perkeretaapian dan sosialisas cara berlalu lintas Narasumber Penyuluhan regulasi pidana perkeretaapian dan sosialisasi tata cara berlalu lintas di Tegal Sambutan Penyuluhan regulasi pidana perkeretaapian dan sosialisas tata cara berlalu lintas di Tegal oleh Kasubdit Penegakan dan Pencegahan Pelanggaran Hukum Gambar Penyuluhan Regulasi Tindak Pidana Perkeretaapian a. Output kegiatan penyuluhan regulasi pidana perkeretaapian dan sosialisasi tata cara berlalu lintas di perlintasan sebidang sebagai berikut : 1) Masyarakat dapat memahami dan mengetahui pentingnya menjaga keselamatan perjalanan kereta api dan larangan yang harus dipatuhi sebagaimana diatur dalam UU Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian; 2) Mengharapkan setelah penyuluhan tindak pidana perkeretaapian, para peserta yang hadir (para Lurah, RW, RT, Kepala Sekolah, Tokoh Masyarakat) dapat menyebarluaskan kepada masyarakat akan Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun

109 pentingnya menjaga keselamatan perkeretaapian dan mematuhi larangan yang diatur dalam UU No. 23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian; 3) Selain menyampaikan larangan dan sanksi tindak pidana perkeretaapian telah ditekankan juga pada peserta penyuluhan bahwa tanggung jawab keselamatan dan keamanan pengoperasian perkeretaapian bukan hanya menjadi kewajiban Pemerintah (Kementerian Perhubungan, Pemda, kepolisian, maupun TNI) Kegiatan Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) Tindak lanjut Keputusan Bersama Menteri Perhubungan dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) Nomor : 01/PER/BNN/I/2012 Tentang pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika (P4GN) pada bidang transportasi Darat, Laut, Udara, dan Kereta Api dan Surat Perintah Tugas Sekjen Kementerian Perhubungan Nomor :SP.151 Tahun 2012, sebagai tindak lanjut Operasi Kontijensi Terhadap Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) pada bidang transportasi Darat, Laut, Udara, dan Kereta Api. a. Kegiatan yang sudah di laksanakan: 1) Melakukan operasi kontijensi (tes urine) terhadap Awak Sarana Perkeretaapian dan Petugas Prasarana Perkeretaapian berkaitan dengan P4GN di Purwokerto pada tanggal 6 s.d 8 April 2016, kurang lebih 90 orang SDM Perkeretaapian sudah dilakukan test urine oleh tim Medis dari Kementerian Perhubungan dan hasilnya adalah negatif. 2) Melakukan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan peredaran gelap narkotika (P4GN) di Daop IV Semarang pada tanggal 20 s.d 22 Oktober 2016, yang diikuti oleh kurang lebih 100 orang peserta dari Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Tengah, Karyawan/ti DAOP IV Semarang, Awak Sarana Perkeretaapian (Masinis/Asisten Masinis) DAOP IV Semarang, Petugas Prasarana Perkeretaapian (PPKA, PJL dan JPJ) DAOP IV Semarang, Polsuska DAOP IV Semarang, Petugas Unit Kesehatan DAOP IV Semarang Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

110 Pada acara sosialisasi P4GN disampaikan paparan oleh : 1) Direktur Keselamatan Perkeretaapian, dengan materi Pencegahan dan Penyalahgunaan Narkoba Dalam Rangka Meningkatkan Keselamatan, Keamanan Pengoperasian Kereta Api. 2) Kabid Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNN Propinsi Jawa tengah dengan materi Sosialisasi P4GN. Sudah dilakukan test urine terhadap 100 orang peserta sosialisasi P4GN oleh Tim Medis dari Kementerian Perhubungan yang hasilnya semua dinyatakan negatif. Pemberian materi oleh Narasumber pada kegiatan P4GN di Semarang Peserta kegiatan P4GN di Semarang Tes kesehatan yang dilakukan pada acara P4GN di Semarang Direktur Keselamatan berserta Narasumber pada acara P4GN di Semarang. Gambar Kegiatan P4GN di Daop IV Semarang 3) Melakukan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan peredaran gelap narkotika (P4GN) di Daop VI Yogyakarta pada tanggal 21 s.d 23 November 2016, yang diikuti oleh kurang lebih 100 orang peserta dari : Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Tengah, Karyawan/ti DAOP VI Yogyakarta, Awak Sarana Perkeretaapian (Masinis/Asisten Masinis) DAOP VI Yogyakarta, Petugas Prasarana Perkeretaapian (PPKA, PJL dan JPJ) DAOP VI Yogyakarta, Polsuska DAOP VI Yogyakarta, Petugas Unit Kesehatan DAOP VI Yogyakarta. Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun

111 Pada acara sosialisasi P4GN disampaikan paparan oleh : a) Direktur Keselamatan Perkeretaapian, dengan materi Pencegahan dan Penyalahgunaan Narkoba Dalam Rangka Meningkatkan Keselamatan, Keamanan Pengoperasian Kereta Api. b) Kepala BNN Propinsi DI Yogyakarta dengan materi Sosialisasi P4GN. Registrasi peserta P4GN di Yogyakarta Pemaparan materi oleh Direktur Keselamatan pada acara P4GN di Yogyakarta. Tanya Jawab dengan audience pada acara P4GN di Yogyakarta Foto bersama dengan narasumber pada acara P4GN di Yogyakarta Gambar Kegiatan P4GN di Daop VI Yogyakarta Kegiatan Pemeriksaan Kompetensi Awak Sarana dan Petugas Prasarana, Sertifikat Kelaikan Sarana dan Prasarana Perkeretaapian a. Maksud dan tujuan berdasarkan Pasal 116 UU No. 23 Tahun 2007 pengoperasian sarana perkeretaapian wajib dilakukan oleh awak yang memenuhi persyaratan dan kualifikasi kecakapan yang dibuktikan dengan sertifikat kecakapan (Masinis dan Asisten Masinis) dan Jo Pasal 80 ayat satu (1), pengoperasian prasarana perkeretaapian wajib dilakukan oleh petugas yang telah memenuhi syarat dan kualifikasi kecakapan yang dibuktikan dengan sertifikat kecakapan, yang bertujuan apabila ada pelanggaran yang dilakukan oleh SDM Sarana dan SDM Prasarana 5-30 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

112 perkeretaapian dikenai sanksi administrasi berupa pencabutan tanda kecakapan dan sanksi pidana berupa penjara. b. Output / hasil dari pemeriksaan kompetensi SDM Perkeretaapian : 1) Hasil pemeriksaan di lapangan masih banyak PJL non organik PT KAI (Out Sourcing) tidak memiliki tanda kompetensi kecakapan yang di keluarkan oleh Ditjen perkeretaapian; 2) Temuan di lapangan masih ada masinis dan asisten masinis yang lupa membawa smart card, padahal itu kewajiban yang harus selalu dibawa dalam mengoperasikan kereta api; 3) Masih ada Masinis yang sudah habis masa berlaku (Sertifikat Kompetensinya) namun masih mengoperasikan kereta api; Gambar Kegiatan Pemeriksaan Kompetensi Awak Sarana dan Petugas Prasarana, Sertifikat Sarana dan Prasarana Perkeretaapian Perlintasan Sebidang Kegiatan penanganan/ pengamanan perlintasan sebidang berupa pengadaan pintu perlintasan sebagai alat untuk pengamanan perjalanan kereta api dan juga masyarakat yang melintasi perlintasan sebidang untuk mengurangi terjadinya kecelakaan di perlintasan sebidang. Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun

113 a. Pembangunan Perlintasan Sebidang Pada Tahun Anggaran 2016, terdapat 3 (tiga) pintu perlintasan yang dipasang yaitu 1 (satu) pintu dipasang di Kota Prabumulih dan 2 (dua) pintu dipasang di Kab. Muara Enim dengan rincian sebagai berikut : 1) JPL. 76 KM antara Prabumulih Lembak (Sumatera Selatan). 2) JPL. 02 KM antara Muara Enim Tanjung Enim (Sumatera Selatan). 3) JPL. 127 KM antara Muara Enim Banjarsari yaitu pada petak jalan Banjasari Muara Enim di jalan Akagani. Gambar Dokumentasi Kondisi JPL. 127 antara Muara Enim Banjarsari, JPL 76 Antara Prabumulih Lembak dan JPL. 02 antara Muara Enim Tanjung Enim b. Penutupan pintu perlintasan 1) Pintu Perlintasan Liar Desa Wanajaya dan Kelurahan Telaga Asih, Kab Bekasi Jawa Barat, Pada tanggal 29 Agustus 2016 Direktorat Jenderal Perkeretaapian melakukan penutupan Perlintasan Sebidang di Kampung Cironggeng Barat Rt.001/002 Desa Wanajaya. Gambar Dokumentasi Penutupan Pintu Perlintasan Liar Desa Wanajaya dan Kelurahan Telaga Asih, Kab Bekasi Jawa Barat 5-32 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

114 1) Caca Penutupan JPL 30 KM Jalan Letjen Suprapto Senen Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan selaku pemangku kepentingan/stakeholder akan melakukan penutupan perlintasan sebidang JPL 30 Km jalan letjen Soeparapto. dikarenakan telah adaunderpass dan frekuensi perjalanan kereta api yang cukup tinggi sebanyak 17 KA/jam atau headway sekitar 3,52 menit pada jam sibuk. Sedangkan rencana penutupan dari arah cempaka putih menuju arah pasar senen dilakukan pada tanggal 15 oktober 2016 pada jam WIB. Gambar Dokumentasi Penutupan JPL 30 KM Jalan Letjen Suprapto Senen Tabel 5.6. Pintu Perlintasan Sebidang No. Perlintasan Jawa Sumatera Total 1. Resmi Di jaga Tidak Di jaga Tidak Resmi Jumlah Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun

115

116 PELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG OPERASIONAL

117 BAB 6 B AB VI PELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG OPERASIONAL 6.1. Pemantauan Angkutan Lebaran 2016 (1437) Pemantauan situasi Angkutan Lebaran 2016 bidang Perkeretaapian dilakukan pada Seluruh Daerah Operasi PT Kereta Api Indonesia (Persero) di Jawa 9 Daop dan Divisi Regional di Sumatera 4 Divre. Sejak awal masa posko, yaitu hari Jumat, 24 Juni pukul WIB sampai dengan akhir masa posko, yaitu hari Minggu, 17 Juli 2016 pukul WIB, situasi secara umum adalah aman, lancar, dan terkendali. Puncak angkutan pada masa Angkutan Lebaran 2016 terjadi pada hari Sabtu, 9 Juli 2016 (H.16) yaitu sebanyak penumpang, realisasi jumlah penumpang harian seperti dalam tabel berikut ini : Tabel 6.1. Realisasi Jumlah Penumpang Harian Angkutan Lebaran 2016 No Periode Tanggal Penumpang Harian % 2015:2016 Ket 1 H.1 24 Juni (10,39) Turun 2 H.2 25 Juni ,68 Naik 3 H.3 26 Juni ,86 Naik 4 H.4 27 Juni ,89 Naik 5 H.5 28 Juni ,85 Naik Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun

118 No Periode Tanggal Penumpang Harian % 2015:2016 Ket 6 H.6 29 Juni (0,18) Turun 7 H.7 30 Juni (1,20) Turun 8 H.8 1 Juli (0,85) Turun 9 H.9 2 Juli ,27 Naik 10 H.10 3 Juli ,32 Naik 11 H.11 4 Juli (5,63) Turun 12 H.12 5 Juli (7,21) Turun 13 H.13 6 Juli ,65 Naik 14 H.14 7 Juli ,08 Naik 15 H.15 8 Juli ,37 Naik 16 H.16 9 Juli ,59 Naik 17 H Juli ,38 Naik 18 H Juli ,46 Naik 19 H Juli ,51 Naik 20 H Juli ,61 Naik 21 H Juli ,28 Naik 22 H Juli ,63 Naik 23 H Juli ,47 Naik 24 H Juli ,88 Naik Jumlah ,86 Naik 6-2 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

119 Gambar 6.1. Grafik Perbandingan Volume Penumpang Angkutan Lebaran Tahun 2015 dan Tahun 2016 Gambar 6.2. Pemantauan Angkutan Lebaran Tahun Pemantauan Angkutan Natal 2015 dan Tahun Baru 2016 Pemantauan situasi Angkutan Angkutan Natal 2015 dan Tahun Baru 2016 bidang Perkeretaapian dilakukan pada seluruh Daerah Operasi PT Kereta Api Indonesia (Persero) di Jawa 9 Daop dan Divisi Regional di Sumatera 4 Divre. Sejak awal masa posko, yaitu Hari Jumat, 18 Desember 2015 pukul WIB sampai dengan akhir masa posko, yaitu hari Rabu, 6 Januari 2016 pukul WIB, situasi secara umum adalah aman, lancar, dan terkendali Pengoperasian KA Tambahan Realisasi keberangkatan KA Tambahan sampai dengan hari Selasa, 5 Januari 2016 adalah sebagai berikut: Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun

120 Tabel 6.2. Pengoperasian KA Tambahan No KA Nama KA Kelas Relasi Program (Hari) Realisasi (Hari) KP/10 Argo Muria EKS Smt Tambahan Gmr KP/10 Argo Muria EKS Gmr Tambahan Smt 7001 Argo Jati Tambahan 7002 Argo Jati Tambahan EKS Cn - Gmr EKS Gmr - Cn f Cirebon Ekpress EKS - Cn Fak BIS Gmr 72f Cirebon Ekpress EKS - Gmr Fak BIS Cn 7025 Madiun Ekonomi EKO Mn - Pse 7026 Madiun Ekonomi EKO Pse - Mn Total Jumlah Penumpang KA Berdasarkan jarak tempuhnya, jumlah penumpang kereta api dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu jumlah penumpang KA Utama dan jumlah penumpang KA lokal. Jumlah Penumpang Harian KA Utama. Untuk realisasi total jumlah penumpang kereta api utama perkelas adalah seperti dalam tabel berikut ini. 6-4 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

121 Tabel 6.3. Pengoperasian KA Tambahan Total Jumlah Penumpang KA Utama Pada Masa Angkutan Natal 2015 dan Tahun Baru 2016 Kelas KA Jumlah Penumpang % Perubahan Eksekutif Naik 18,43% Bisnis Naik 8,36% Ekonomi Naik 6,25% TOTAL Naik 9,46% Tabel 6.4. Total Jumlah Penumpang KA Lokal Pada Masa Angkutan Natal 2015 dan Tahun Baru 2016 Kelas KA Jumlah Penumpang % Perubahan Eksekutif Turun 13,26% Bisnis Turun 47,11% Ekonomi Naik 13,63% TOTAL Turun 1,66% Program dan Realisasi Sarana Realisasi pemanfaatan sarana selama masa angkutan Natal 2015 dan Tahun Baru 2016 adalah sebagai berikut: Tabel 6.5. Program dan Realisasi Sarana Angkutan Natal 2015 dan Tahun Baru NO URAIAN JUMLAH KETERANGAN PROG REAL % 1 LOKOMOTIF JAWA SO ,6 Penambahan 10 unit Lok CC 206 baru Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun

122 NO URAIAN JUMLAH KETERANGAN PROG REAL % SF ,5 Penambahan Dinasan LPT dan KLB RI2, meskipun ada Pembatalan sebagian KA Barang masa libur muat 2 LOKOMOTIF SUMATERA SO ,4 Penambahan Perawatan lok di Divre (1 Lok di Divre II SB dan 4 Lok di Divre III SS, Eks PLH) SF ,4 Penambahan Dinasan KA Batubara di Divre III SS JUMLAH LOK SO ,2 SF ,3 3 KERETA JAWA SO ,2 Percepatan Perawatan di Dipo dan ada 9 K1 dan 1M1 selesai Modif (eks K2) SF ,9 Penambahan SF : KA Eksekutif dan KA Ekonomi non PSO dan ada penambahan K1 Wisata 4 KERETA SUMATERA SO ,8 Percepatan Perawatan di BY dan Dipo SF ,8 Penambahan SF KA Sribilah dan KA Sriwijaya 6-6 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

123 NO URAIAN JUMLAH KETERANGAN PROG REAL % JUMLAH KERETA SO ,8 SF , Kejadian Menonjol / Peristiwa Penting Jumlah kejadian menonjol yang dikelompokkan berdasarkan kategori gangguan, dari awal masa posko sampai dengan akhir posko, tersaji dalam tabel berikut ini : Tabel 6.6. Jumlah Kejadian Menonjol/Peristiwa Penting No. Kejadian Jumlah Kejadian Prosentase 1. Alam dan Eksternalitas 51 25% 2. Prasarana 27 13% 3. Sarana 88 43% 4. Operasi 2 1% 5. Sintel 28 14% 6. Keamanan dan Ketertiban 5 2% 7. Pelayanan 2 1% 8. PL/PLH 2 1% JUMLAH % 6.3. Pelayanan Angkutan Perintis Moda Transportasi Kereta Api Penyelenggaraan angkutan KA Perintis bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap moda transportasi kereta api, dengan adanya KA Perintis diharapkan dapat mendorong percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia. Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun

124 Selain itu, keberadaan KA Perintis ini juga berguna untuk fungsionalisasi aset yang telah ada, guna mempertahankan kondisi sarana dan prasarana yang dilalui KA Perintis tersebut. Penyelenggaraan angkutan Kereta Api Perintis dilaksanakan untuk menghubungkan masyarakat yang berdomisili di daerah yang lokasinya jauh dari lokasi rutinitas aktivitasnya, atau pun pusat kota dan lokasi yang minim angkutan transportasi, sehingga sangat membantu perpindahan orang dari satu tempat ke tempat yang laindengan nyaman, aman, dan tarif yang terjangkau. Direktorat Jenderal Perkeretaapian pada tahun 2016 menyelenggarakan 6 angkutan KA keperintisan pada 6 lintas pelayanan di 6 Provinsi di Jawa dan Sumatera KA. Perintis Cut Mutia (Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam - NAD) Kreta Api Perintis Cut Mutia melayani angkutan keperintisan di lintas Krueng Mane Bungkah Krueng Geukeuh menggunakan Sarana KRDI (Kereta Rel Diesel Indonesia) yang terdiri atas 2 kereta, dengan kapasitas 64 tempat duduk dan 200 penumpang berdiri. Rangkaian kereta yang digunakan merupakan produksi PT. INKA (Persero). Gambar 6.3. Rangkaian KA Cut Mutia KA Cut Mutia yang resmi beroperasi pada tanggal 10 November 2016, merupakan kontrak penugasan antara Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Wilayah Sumatera Bagian Utara, Ditjen Perkeretaapian dengan PT. KAI (Persero) dengan Nomor Kontrak KT.01/KA-PRT/VIII/2016 pada tanggal 16 Agustus Jalur pelayanan KA perintis lintas Krueng Mane Bungkah 6-8 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

125 Krueng Geukeuh dengan jarak 11,35 Km memiliki frekuensi perjalanan kereta api sebanyak 10 perjalanan/hari dengan tarif yang diberlakukan sebesar Rp.1000,-. Gambar 6.4. Peresmian Bersama Kereta Api Perintis KA Cut Mutia Oleh Direktur Keselamatan Ditjen Perkeretaapian, Pemprov NAD dan PT. KAI (Persero) KA. Perintis Lembah Anai (Provinsi Sumatera Barat) Kereta Api Perintis Lembah Anai melayani angkutan keperintisandi Lintas Lubuk Alung Kayu Tanam menggunakan sarana Railbus yang terdiri atas 2 kereta, dengan kapasitas 160 penumpang yang diproduksi oleh PT. INKA (Persero). Gambar 6.5. Rangkai KA Lembah Anai KA Lembah Anai yang resmi beroperasi pada tanggal 01 November 2016, merupakan kontrak penugasan antara Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Wilayah Sumatera Bagian Barat, Ditjen Perkeretaapian dengan PT. KAI (Persero) dengan Nomor kontrak SP. 01/KA.PERINTIS-BTP SBB/VIIPHB-2016 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun

126 pada tanggal 31 Agustus Jalur pelayanan KA perintislintas Lubuk Alung Kayu Tanam sepanjang 20,34 Km memiliki frekuensi perjalanan kereta api sebanyak 4 perjalanan/hari dengan tarif yang diberlakukan sebesar Rp.3000,- Gambar 6.6. Peresmian Kereta Api Perintis KA Lembah Anai Oleh Dirjen Perkeretaapian, Gubernur Sumbar dan Dirut PT. KAI (Persero) KA. Perintis Kertalaya (Provinsi Sumatera Selatan) KA Perintis Kertalaya melayani angkutan keperintisandi Lintas Kertapati Inderalaya menggunakan sarana 1 (satu) train set Railbus, dengan kapasitas 292 penumpang yang diproduksi oleh PT. INKA (Persero). Gambar 6.7. Rangkaian KA Kertalaya KA Kertalaya telah beroperasi sejak tahun 2015, sedangkan untuk tahun 2016 dilaksanakan berdasarkan kontrak penugasan antara Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Sumatera Bagian Selatan, Ditjen Perkeretaapian dengan PT. KAI (Persero) dengan Nomor Kontrak HK.201/01/BTP.SUMBAGSEL/I/2016 pada tanggal 12 Januari 2016 Pelayanan 6-10 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

127 KA perintis Kertalaya memiliki frekuensi sebanyak 2 perjalanan/hari dengan tarif yang diberlakukan sebesar Rp.3.000,-. Gambar 6.8. Operasional Kereta Api Perintis KA. Kertalaya Lintas Kertapati-Inderalaya KA. Perinis Siliwangi (Propinsi Jawa Barat) KA Perintis Siliwangi melayani angkutan keperintisan di Lintas Sukabumi Cianjur menggunakan sarana 1 (satu) Stamformasi (4K3 dan 1KMP3) dengan kapasitas 472 penumpang. Gambar 6.9. Rangkaian KA Siliwangi KA Siliwangi telah beroperasi sejak tahun 2015 sedangkan untuk tahun 2016 dilaksanakan dengan dasar kontrak penugasan antara Balai Teknik Perkeretaapian wilayah Jawa Bagian Barat, Ditjen Perkeretaapian dengan PT. KAI (Persero) dengan Nomor KontrakPL.102/1/1/P/PK-RN/BTP-JABAR/KA- PERINTIS/I-2016 pada tanggal 12 Januari Pelayanan KA Siliwangi Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun

128 dioperasikan dengan frekuensi perjalanan sebanyak 6 perjalanan setiap harinya dengan tarif yang diberlakukan sebesar Rp ,-. Gambar Peresmian Kereta Api Perintis KA. Siliwangi Lintas Sukabumi-Cianjur oleh Menteri Perhubungan KA. Perintis Bathara Kresna (Provinsi Jawa Tengah) KA Perintis Bathara Kresna melayani angkutan keperintisan di Lintas Purwosari Wonogiri menggunakan sarana 1 (satu) train set Railbus, dengan kapasitas 117 penumpang yang diproduksi oleh PT. INKA (Persero). Gambar Rangkaian KA Bathara Kresna KA Bathara Kresna telah beroperasi sejak Maret tahun 2015 sedangkan untuk tahun 2016 dilaksanakan dengan dasar kontrak penugasan antara Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Tengah, Ditjen Perkeretaapian dengan PT. KAI (Persero) dengan Nomor Kontrak PL. 102/01/BTP/JTG-DIY/I/2016 pada tanggal 12 Januari 2016.Pelayanan KA Bathara Kresna memiliki frekuensi 6-12 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

129 perjalanan sebanyak 4 frekuensi setiap harinya dengan tarif yang diberlakukan sebesar Rp , KA. Perintis Jenggala (Provinsi Jawa Timur) KA Perintis Jenggala melayani angkutan keperintisan di Lintas Mojokerto Tarik Tulangan Sidoarjo menggunakan sarana 2 (dua) train set Railbus, dengan kapasitas 266 penumpang yang diproduksi oleh PT.INKA (Persero). Gambar Rangkaian KA Jenggala KA Jenggala telah beroperasi sejak Oktober tahun Untuk pengoperasian KA Jenggala tahun 2016 dilaksanakan dengan dasar kontrak penugasan antara Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Timur, Ditjen Perkeretaapian dengan PT. KAI (Persero) dengan Nomor Kontrak 01/LSK.SUB/BTP-JT/I/2016 pada tanggal 12 Januari Pelayanan KA Jenggala memiliki frekuensi perjalanan kereta api sebanyak 12 frekuensi setiap harinya dengan tarif yang diberlakukan sebesar Rp ,-. Gambar Pelayanan Kereta Api Perintis KA. Jenggala Lintas Mojokerto Tarik Tulangan - Sidoarjo Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun

130 6.4. Subsidi Tarif Angkutan Ekonomi / Public Service Obligation (PSO) Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Kementerian Perhubungan memberikan penugasan kepada penyedia jasa angkutan kereta api untuk menyelenggarakan kewajiban pelayanan umum/public Service Obligation (PSO) berdasarkan Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian. Besaran Subsidi yang diberikan kepada pengguna jasa transportasi kereta api kelas ekonomi dihitung berdasarkan selisih tarif yang ditetapkan Pemerintah dengan besaran tarif yang dihitung penyelenggara sarana perkeretaapian dalam hal ini PT. KAI (persero). Penyelenggaraan PSO angkutan perkeretaapian Tahun Anggaran (TA) 2016 telah dilaksanakan berdasarkan Kontrak Nomor: PL 102/A.682/DJKA/12/15 dengan nilai kontrak sebesar Rp. 1,8 Triliun. Gambar Dirjen Perkeretaapian dan Dirut PT KAI dalam Penandatanganan Kontrak Subsidi PSO Gambar Penandatanganan Kontrak PSO Dalam rangka menyediakan tarif kereta api kelas ekonomi yang murah dan terjangkau kepada masyarakat, Pemerintah telah memberikan subsidi kepada 6-14 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

131 pengguna jasa kereta api kelas ekonomi dalam bentuk kewajiban pelayanan publik atau Public Service Obligation (PSO). Alokasi PSO yang diberikan Pemerintah dari tahun 2012 s.d 2016 antara lain : Tabel 6.7. Alokasi PSO yang diberikan Pemerintah dari Tahun Sesuai Kontrak PSO Tahun Kontrak(Milyar) Prosentase Kenaikan (- 8,48 %) ,72 % ,26 23,11 % ,38 21,24 % Gambar Diagram Jumlah Kontrak PSO dari Tahun Dari diagram tersebut diatas, dapat kita lihat kenaikan alokasi PSO yang signifikan dari tahun 2011 ke tahun 2016 dengan kenaikan sebesar Rp ,4 Milyar atau 185,65% dari tahun 2011 sebesar Rp. 639,6 Milyar. Hal ini menunjukan kepedulian Pemerintah kepada masyarakat dalam penyediaan Tarif kereta api yang terjangkau dengan tingkat kenyamanan dan keamanan sesuai dengan Standar Pelayanan Minimum yang ditetapkan. Dana alokasi PSO tersebut diperkirakan dapat dinikmati untuk pengguna jasa transportasi kereta api sebanyak penumpang. Adapun Rincian Penggunaan PSO Tahun 2016 adalah sebagai berikut : Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun

132 Tabel 6.8. Alokasi Dana PSO Ditjen Perkeretaapian Tahun 2016 No Uraian Jumlah PNP Besaran PSO(Rupiah) 1 KA Ekonomi Jarak Jauh KA Ekonomi Jarak Sedang KA Ekonomi Lebaran KA Ekonomi Jarak Dekat KRD Ekonomi KRL AC Jabodetabek TOTAL % 80.00% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% 6.82% 7.62% 1.39% 1.67% 0.01% KA Ekonomi Jarak Jauh KA Ekonomi Jarak Sedang KA Ekonomi Lebaran 8.87% 0.15% 20.98% KA Ekonomi Jarak Dekat 2.85% KRD Ekonomi 3.83% 85.22% KRL AC Jabodet abek % Penumpang 1.39% 1.67% 0.01% 8.87% 2.85% 85.22% % Alokasi Anggaran 6.82% 7.62% 0.15% 20.98% 3.83% 60.60% 60.60% Gambar Diagram Prosentase Jumlah Penumpang & Alokasi PSO Tahun 2016 Wilayah Jabodetabek mendapatkan porsi dana PSO paling besar karena jumlah pengguna jasa angkutan kereta api sangat tinggi terutama pada Peak Hour pagi dan sore hari, dimana diperkirakan pergerakan perhari penumpang KRL Jabodetabek sebanyak ± orang/hari maka dari itu dominasi dana alokasi PSO sebagian besar ditujukan untuk KRL AC Jabodetabek yaitu sebesar Rp ,- atau 60,60% dari total alokasi PSO dan diperkirakan dapat dinikmati oleh penumpang sebanyak penumpang atau 85,22% dari total penumpang Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

133 Gambar Kegiatan Verifikasi Pelaksanaan PSO terhadap KA Ekonomi 6.5. Angkutan Motor Gratis dengan Moda Kereta Api Pada masa angkutan lebaran tahun 2016, Pemerintah menyediakan angkutan motor gratis dengan Kereta api, adapun tujuannya yaitu untuk mengurangi kepadatan jalan raya dan untuk meningkatkan keselamatan pengguna jalan raya: Direktorat Jenderal Perkeretapian, telah menyelenggarakan pengangkutan sepeda motor gratis pada masa angkutan lebaran terhitung mulai dari tahun 2013 sampai dengan tahun Angkutan motor dengan moda Kereta Api dipersyaratkan bagi masyarakat yang memiliki tiket keberangkatan mudik dan kepulangan balik ke lokasi yang sama dengan Stasiun Pelaksanaan Angkutan Motor Gratis, jika belum memiliki tiket KA maka penumpang dapat membeli tiket KA pada tempat pendaftaran motor maksimal untuk 3 orang penumpang per 1 motor selama kuota masih tersedia. Pendaftaran angkutan motor secara online dimulai dari tanggal 8 Maret s.d 6 April Tabel 6.9. Alokasi Dana PSO Ditjen Perkeretaapian Tahun 2016 Lintas Stasiun Utara Jakarta Gudang Ngrombo Pekalongan Cirebon Prujakan Cepu Semarang Tawang Tegal Bojonegoro Surabaya Pasarturi Babat Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun

134 Selatan 1 Jakarta Gudang Gombong Purwokerto Kroya Kebumen Kutoarjo Selatan 2 Jakarta Gudang Lempuyangan Madiun Purwokerto Klaten Kertosono Kutoarjo Solo Jebres Kediri Pelaksanaan mudik motor dilaksanakan pada tanggal 28 Juni 2016 s.d 3 Juli 2016 dan untuk arus balik motor dilaksanakan pada tanggal 10 s.d 16 Juli Berikut data jumlah sepeda motor yang dapat diangkut pada masa lebaran tahun 2016 dan pebandingan dengan tahun Tabel Kuota Angkutan Motor Pada angkutan Lebaran tahun 2016 Periode Prosentase Kenaikan Mudik Kuota % Pendaftar % Diangkut % Balik Kuota % Pendaftar % Diangkut % Berdasarkan tabel tersebut, pada tahun 2015 tesedia kuota untuk angkutan motor, sedangkan yang terangkut baik arus mudik maupun arus balik sebesar atau sekitar 61,10 % dari kuota yang tersedia. Sedangkan pada tahun 2016 tersedia kuota untuk angkutan motor, sedangkan yang terangkut baik arus mudik maupun arus balik sebesar atau sekitar 67,87 % dari kuota yang tersedia. Tujuan dari Mudik angkutan motor terbanyak tahun 2016 adalah Stasiun Solojebres sebesar 732 motor, sedangkan terendah adalah Stasiun Purwokerto sebesar 4 motor. Sedangkan tujuan balik angkutan motor terbanyak tahun 2016 adalah Stasiun Jakarta Gudang sebesar motor Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

135 Tujuan Mudik Angkutan Motor Gratis CONTRAFLOW SURABAYA PASARTURI BABAT BOJONEGORO CEPU NGROMBO SEMARANG TAWANG PEKALONGAN TEGAL CIREBON PRUJAKAN KEBUMEN GOMBONG KROYA PURWOKERTO KEDIRI KERTOSONO MADIUN SOLOJEBRES KLATEN LEMPUYANGAN KUTOARJO PURWOKERTO Gambar Diagram Tujuan Mudik Angkutan Motor Gratis Gambar Kegiatan Angkutan Motor Gratis Lebaran 1417 H Tahun 2016 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun

d. penyiapan bahan sertifikasi kecakapan personil serta penyiapan sertifikasi peralatan informasi dan peralatan pengamatan bandar udara.

d. penyiapan bahan sertifikasi kecakapan personil serta penyiapan sertifikasi peralatan informasi dan peralatan pengamatan bandar udara. b. pemberian bimbingan teknis di bidang peralatan informasi dan komunikasi bandar udara dan peralatan pengamanan bandar udara; c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang peralatan informasi dan komunikasi

Lebih terperinci

Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Republik Indonesia ROADMAP PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN

Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Republik Indonesia ROADMAP PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN Direktorat Jenderal Kementerian Perhubungan Republik Indonesia ROADMAP PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN 4 REGULASI No RENCANA TINDAK TARGET / SASARAN 2010 2011 2012 2013 2014 Peraturan Menteri/Keputusan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

DITJEN PERKERETAAPIAN Kementerian Perhubungan Republik Indonesia

DITJEN PERKERETAAPIAN Kementerian Perhubungan Republik Indonesia DITJEN PERKERETAAPIAN Kementerian Perhubungan Republik Indonesia RINGKASAN IKHTISAR EKSEKUTIF Direktorat Jenderal Perkeretaapian sebagai regulator bidang perkeretaapian mempunyai tugas untuk menata penyelenggaraan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.18, 2013 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Biaya. Perkeretaapian. Perhitungan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 67 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa transportasi mempunyai peranan penting dalam

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa transportasi mempunyai peranan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional Moda kereta api berperan untuk menurunkan biaya logistik nasional, karena daya angkutnya yang besar akan menghasilkan efisiensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional Transportasi merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, dalam kaitannya dengan kehidupan dan kegiatan

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN BATAS USIA PENSIUN PEGAWAI EKS DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DI PT.KAI. A. Profil Singkat PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

BAB III PELAKSANAAN BATAS USIA PENSIUN PEGAWAI EKS DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DI PT.KAI. A. Profil Singkat PT. Kereta Api Indonesia (Persero) BAB III PELAKSANAAN BATAS USIA PENSIUN PEGAWAI EKS DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DI PT.KAI A. Profil Singkat PT. Kereta Api Indonesia (Persero) 1. Sejarah PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kehadiran kereta api

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 24 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN

Lebih terperinci

PENGUMUMAN PELELANGAN UMUM DENGAN PASCA KUALIFIKASI Nomor : 140/PL-BTP.SBU/TH/V/2015

PENGUMUMAN PELELANGAN UMUM DENGAN PASCA KUALIFIKASI Nomor : 140/PL-BTP.SBU/TH/V/2015 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN BALAI TEKNIK PERKERETAAPIAN WILAYAH SUMATERA BAGIAN UTARA KELOMPOK KERJA PENGADAAN JASA KONSTRUKSI DAN PENGADAAN BARANG PADA PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Presiden Nomor 103 Tahun 2015 tentang Badan Pengelola Transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Lembaran

2016, No Peraturan Presiden Nomor 103 Tahun 2015 tentang Badan Pengelola Transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Lembaran BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 63, 2016 KEMENHUB. Badan Penelola Transportasi JABODETABEK. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 3 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Rancangan Tata Letak Jalur Stasiun Lahat

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Rancangan Tata Letak Jalur Stasiun Lahat BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Rancangan Tata Letak Jalur Stasiun Lahat 1. Kondisi Eksisting Stasiun Lahat Stasiun Lahat merupakan stasiun yang berada di Jl. Mayor Ruslan, Kelurahan Pasar Baru,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional Peran kereta api dalam tataran transportasi nasional telah disebutkan dalam Peraturan Menteri Perhubungan No. 43 Tahun 2011

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 70 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi berasal dari kata Latin, yaitu transportare, dimana trans berarti seberang atau sebelah lain dan portare berarti mengangkut atau membawa. Dengan demikian,

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19-G TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PERHUBUNGAN WALIKOTA SURAKARTA,

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19-G TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PERHUBUNGAN WALIKOTA SURAKARTA, PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19-G TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PERHUBUNGAN WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut ditetapkannya Peraturan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 118 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KERETA API RINGAN TERINTEGRASI DI WILAYAH JAKARTA, BOGOR, DEPOK,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional Kereta api merupakan salah satu dari moda transportasi nasional yang ada sejak masa kolonial sampai dengan sekarang dan masa

Lebih terperinci

JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN LAMPIRAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN JENIS DAN TARIF ATAS JENIS

Lebih terperinci

PROGRAM PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN

PROGRAM PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN PROGRAM PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN Disampaikan Oleh : DIREKTUR KESELAMATAN PERKERETAAPIAN Ir. Hermanto Dwiatmoko MSTr. DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Jakarta, 20

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERKERETAAPIAN PERIODE (POSISI OKTOBER 2016) OKTOBER 2016 D E V E L O P M E N T

PENGEMBANGAN PERKERETAAPIAN PERIODE (POSISI OKTOBER 2016) OKTOBER 2016 D E V E L O P M E N T PENGEMBANGAN PERKERETAAPIAN PERIODE 2015 2019 (POSISI OKTOBER 2016) OKTOBER 2016 D E V E L O P M E N T Klasifikasi Proyek Investasi berdasarkan RJPP 2015-2019 Firm Project 1. Pengambagan Angkutan Barang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1998 TENTANG PRASARANA DAN SARANA KERETA API PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1998 TENTANG PRASARANA DAN SARANA KERETA API PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1998 TENTANG PRASARANA DAN SARANA KERETA API PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 1992 tentang Perkeretaapian

Lebih terperinci

OPD : DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA BARAT

OPD : DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA BARAT OPD : DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA BARAT Indikator Kode Dana/ Pagu Indikatif 1 URUSAN WAJIB 1 07 BIDANG PERHUBUNGAN 1 07 49 Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan 1 07 49 01 Persiapan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KELIMA ATAS PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM. 43 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PERHUBUNGAN SEBAGAIMANA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1998 TENTANG PRASARANA DAN SARANA KERETA API PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1998 TENTANG PRASARANA DAN SARANA KERETA API PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1998 TENTANG PRASARANA DAN SARANA KERETA API PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 1992 tentang Perkeretaapian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran dan Karakteristik Moda Transportasi Kereta Api Nasional Peran perkeretaapian dalam penggerak utama perekonomian nasional telah disebutkan dalam Peraturan Menteri Perhubungan

Lebih terperinci

BAHAN PAPARAN. Disampaikan pada : BIMBINGAN TEKNIS AUDIT

BAHAN PAPARAN. Disampaikan pada : BIMBINGAN TEKNIS AUDIT BAHAN PAPARAN Disampaikan pada : BIMBINGAN TEKNIS AUDIT PENGERTIAN ISTILAH 1. Bandar Udara adalah lapangan terbang yang dipergunakan untuk mendarat dan lepas landas pesawat udara, naik turun penumpang

Lebih terperinci

-2- perawatan oleh tenaga yang telah memiliki kualifikasi keahlian sesuai dengan bidangnya. Dalam rangka meningkatkan keselamatan atas pengoperasian p

-2- perawatan oleh tenaga yang telah memiliki kualifikasi keahlian sesuai dengan bidangnya. Dalam rangka meningkatkan keselamatan atas pengoperasian p TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I TRANSPORTASI. Perkeretaapian. Penyelenggaraan. Perubahan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 29) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.164, 2012 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Penetapan. Trase. Jalur Kereta Api. Tata Cara. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 11 TAHUN 2012 TENTANG TATA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Casmaolana, Perencanaan Struktur Rangka... I-1 DIV PPL TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Casmaolana, Perencanaan Struktur Rangka... I-1 DIV PPL TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin terbatasnya kapasitas layanan jalan, kereta api semakin menunjukkan keunggulan kompetitifnya. Keunggulan ini tak lepas dari perkembangan teknologi perkeretaapian

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kereta Api merupakan salah satu moda transportasi darat yang memiliki karakteristik dan keunggulan khusus terutama dalam kemampuannya untuk mengangkut baik penumpang

Lebih terperinci

BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Seiring dengan visi perkeretaapian Indonesia sebagaimana tertuang dalam blue print pembangunan transportasi perkeretaapian adalah 1 : mewujudkan terselenggaranya

Lebih terperinci

*35899 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 69 TAHUN 1998 (69/1998) TENTANG PRASARANA DAN SARANA KERETA API PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

*35899 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 69 TAHUN 1998 (69/1998) TENTANG PRASARANA DAN SARANA KERETA API PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Copyright (C) 2000 BPHN PP 69/1998, PRASARANA DAN SARANA KERETA API *35899 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 69 TAHUN 1998 (69/1998) TENTANG PRASARANA DAN SARANA KERETA API PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1998 TENTANG PRASARANA DAN SARANA KERETA API PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1998 TENTANG PRASARANA DAN SARANA KERETA API PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1998 TENTANG PRASARANA DAN SARANA KERETA API PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 1992 tentang Perkeretaapian

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Selaras dengan visi perkeretaapian Indonesia sebagaimana tertuang dalam blue print pembangunan transportasi perkeretaapian adalah 1 : mewujudkan terselenggaranya

Lebih terperinci

-2- Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Undang-Un

-2- Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Undang-Un pas GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan pembangunan terutama dalam mendorong kegiatan

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KOTA SURABAYA

Lebih terperinci

2018, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 176, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5086), sebagaimana telah diubah dengan Perat

2018, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 176, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5086), sebagaimana telah diubah dengan Perat No.57, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Lalu Lintas Kereta Api. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 Tahun 2017 TENTANG LALU LINTAS KERETA API DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Per

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Per BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.208, 2017 KEMENHUB. Kecakapan Awak Sarana Perkeretaapian. Sertifikasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 4 TAHUN 2017 TENTANG SERTIFIKASI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Moda Transportasi Kereta Api Nasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Moda Transportasi Kereta Api Nasional BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran dan Karakteristik Moda Transportasi Kereta Api Nasional Perkeretaapian di Indonesia terus berkembang baik dalam prasarana jalan rel maupun sarana kereta apinya (Utomo,

Lebih terperinci

2017, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5048); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Ta

2017, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5048); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Ta BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.209, 2017 KEMENHUB. Kecakapan Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api. Sertifikasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Pasal 862. Bagian Tata Usaha, terdiri dari : c. Subbagian Kepegawaian dan Umum. Pasal 863

Pasal 862. Bagian Tata Usaha, terdiri dari : c. Subbagian Kepegawaian dan Umum. Pasal 863 Bagian Tata Usaha, terdiri dari : a. Subbagian Perencanaan; b. Subbagian Keuangan; Pasal 862 c. Subbagian Kepegawaian dan Umum. Pasal 863 (1) Sub Bagian Perencanaan mempunyai tugas melakukan penyiapan

Lebih terperinci

2016, No Mengingat-----:--1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65,

2016, No Mengingat-----:--1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65, BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.815, 2016 KEMENHUB. Angkutan Kota. Kereta Api Pelayanan Kelas Ekonomi. Pelayanan Publik. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN KONSTRUKSI BAGIAN ATAS JALAN REL DALAM KEGIATAN REVITALISASI JALUR KERETA API LUBUK ALUNG-KAYU TANAM (KM 39,699-KM 60,038)

ANALISIS KELAYAKAN KONSTRUKSI BAGIAN ATAS JALAN REL DALAM KEGIATAN REVITALISASI JALUR KERETA API LUBUK ALUNG-KAYU TANAM (KM 39,699-KM 60,038) ANALISIS KELAYAKAN KONSTRUKSI BAGIAN ATAS JALAN REL DALAM KEGIATAN REVITALISASI JALUR KERETA API LUBUK ALUNG-KAYU TANAM (KM 39,699-KM 60,038) Wilton Wahab 1 * dan Sicilia Afriyani 2 1 Jurusan Teknik Sipil,

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PERHUBUNGAN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PERHUBUNGAN BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Analaisis Tata Letak Jalur pada Stasiun Muara Enim

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Analaisis Tata Letak Jalur pada Stasiun Muara Enim BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analaisis Tata Letak Jalur pada Stasiun Muara Enim 1. Kondisi Eksisting Stasiun Muara Enim Stasiun Muara Enim merupakan stasiun yang berada di Kecamatan Muara Enim, Kabupaten

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR KNKT

LAPORAN AKHIR KNKT KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI REPUBLIK INDONESIA LAPORAN AKHIR KNKT.17.03.01.02 LAPORAN INVESTIGASI KECELAKAAN PERKERETAAPIAN ANJLOK KA 1479A COMMUTER LINE DI KM 2 + 200/300 EMPLASEMEN ST. JATINEGARA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTRAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTRAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTRAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv v BAB I PENDAHULUAN... I-1 A. Latar Belakang... I-1 B. Maksud dan Tujuan... I-1 C. Ruang Lingkup...

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.315, 2017 KEMENHUB. Tenaga Perawatan Prasarana Perkeretaapian. Sertifikasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 17 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

WALIKOTA TANGERANG SELATAN SALINAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA TANGERANG SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 52 TAHUN 2000 TENTANG JALUR KERETA API MENTERI PERHUBUNGAN,

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 52 TAHUN 2000 TENTANG JALUR KERETA API MENTERI PERHUBUNGAN, KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 52 TAHUN 2000 TENTANG JALUR KERETA API MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang: a. bahwa dalam Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1998 tentang Prasarana dan Sarana Kereta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel I. 1 Data Kecelakaan Kereta Api

BAB I PENDAHULUAN. Tabel I. 1 Data Kecelakaan Kereta Api BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sistem Transportasi nasional memiliki peranan penting dalam mendukung pembangunan nasional. Besarnya jumlah penduduk Indonesia menjadikan kebutuhan akan sistem transportasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Provinsi Sumatera Selatan merupakan salah satu daerah yang memiliki cadangan batubara terbesar di Indonesia dengan potensi yang ada sekitar 22,24 miliar ton atau

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 103 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 103 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA MOR PM 103 TAHUN 2014 TENTANG PETA JABATAN DAN JABATAN DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 412 TAHUN 2018 TENTANG PENETAPAN LINTAS PELAYANAN PERKERETAAPIAN ANGKUTAN PERINTIS

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 412 TAHUN 2018 TENTANG PENETAPAN LINTAS PELAYANAN PERKERETAAPIAN ANGKUTAN PERINTIS MENTERI PERHUBUNGAN KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KP 412 TAHUN 2018 TENTANG PENETAPAN LINTAS PELAYANAN PERKERETAAPIAN ANGKUTAN PERINTIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 61 TAHUN 2008 T E N T A N G

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 61 TAHUN 2008 T E N T A N G PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 61 TAHUN 2008 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG - 1-9 BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI, TATA KERJA, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS DINAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran Dan Karakteristik Moda Transportasi Kereta Api Nasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran Dan Karakteristik Moda Transportasi Kereta Api Nasional BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Dan Karakteristik Moda Transportasi Kereta Api Nasional Peran perkeretaapian dalam pembangunan telah disebutkan dalam Peraturan Menteri Perhubungan No. 43 Tahun 2011 tentang

Lebih terperinci

DATA INVESTIGASI KECELAKAAN PERKERETAAPIAN TAHUN

DATA INVESTIGASI KECELAKAAN PERKERETAAPIAN TAHUN MEDIA RELEASE KNKT 2016 DATA INVESTIGASI KECELAKAAN PERKERETAAPIAN TAHUN 2010 2016 (Database KNKT, 31 Oktober 2016) Oleh: Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Perkeretaapian Jakarta, 30 November 2016

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 98 TAHUN 2015 TENTANG PERCEPATAN PENYELENGGARAAN KERETA API RINGAN/LIGHT RAIL TRANSIT TERINTEGRASI

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 98 TAHUN 2015

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 98 TAHUN 2015 PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 98 TAHUN 2015 TENTANG PERCEPATAN PENYELENGGARAAN KERETA API RINGAN/LIGHT RAIL TRANSIT TERINTEGRASI

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG . BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PERHUBUNGAN, INFORMATIKA, DAN KOMUNIKASI KABUPATEN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBER,

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pulau Jawa merupakan daerah yang memiliki kepadatan penduduk paling tinggi di Indonesia. Jawa Barat merupakan sebuah provinsi yang berada di Pulau

Lebih terperinci

DAFTAR INFORMASI PUBLIK

DAFTAR INFORMASI PUBLIK DAFTAR INFORMASI PUBLIK KEMENTERIAN PERHUBUNGAN PPID KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 1 INFORMASI BERKALA 2 Ringkasan Bentuk yang PROFIL 1. Buku Profil Profil, Visi, Misi, Struktur Organisasi, Sasarab dan Prioritas

Lebih terperinci

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Kinerja Ditjen dan Penguasaan Tanah Tahun merupakan media untuk mempertanggungjawabkan capaian kinerja Direktorat Jenderal selama tahun, dalam melaksanakan

Lebih terperinci

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 103 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI JAKARTA, BOGOR, DEPOK, TANGERANG, DAN BEKASI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 103 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI JAKARTA, BOGOR, DEPOK, TANGERANG, DAN BEKASI PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 103 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI JAKARTA, BOGOR, DEPOK, TANGERANG, DAN BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

JUMLAH PERJALANAN JABODETABEK MENCAPAI 25,7 JUTA PERJALANAN/HARI. 18,7 JUTA (72,95 %) MERUPAKAN PERJALANAN INTERNAL DKI JAKARTA, 6,9 JUTA (27,05 %) ME

JUMLAH PERJALANAN JABODETABEK MENCAPAI 25,7 JUTA PERJALANAN/HARI. 18,7 JUTA (72,95 %) MERUPAKAN PERJALANAN INTERNAL DKI JAKARTA, 6,9 JUTA (27,05 %) ME LRT SEBAGAI SOLUSI EFEKTIF MENGATASI KEMACETAN JABODETABEK DISHUBTRANS DKI JAKARTA SEPTEMBER 2015 DISAMPAIKAN DALAM DIALOG PUBLIK DENGAN DTKJ 16 SEPTEMBER 2015 JUMLAH PERJALANAN JABODETABEK MENCAPAI 25,7

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran dan Karakteristik Moda Angkutan Kereta Api Nasional Penyelenggaraan perkeretaapian telah menujukkan peningkatan peran yang penting dalam menunjang

Lebih terperinci

TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN

TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN (Berdasarkan Peraturan Bupati Sigi Nomor 28 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Perangkat Daerah) A. Kepala Dinas Kepala

Lebih terperinci

Bagian Kelima DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. Paragraf 1 KEPALA DINAS Pasal 84

Bagian Kelima DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. Paragraf 1 KEPALA DINAS Pasal 84 TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KOTA PRABUMULIH (PERATURAN WALIKOTA NOMOR 63 TAHUN 2015 TANGGAL 17 NOVEMBER 2015) BERITA DAERAH KOTA PRABUMULIH TAHUN 2015 NOMOR 72 Bagian Kelima DINAS PERHUBUNGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR PM 20 TAHUN 2011

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR PM 20 TAHUN 2011 PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR PM 20 TAHUN 2011 TENTANG AKREDITASI BADAN HUKUM ATAU LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA MANUSIA PERKERETAPIAN MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA AKREDITASI

Lebih terperinci

2 Memperhatikan: 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Le

2 Memperhatikan: 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Le No.1854, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Orta. Balai Teknik Perkeretaapian. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 63 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

D E P A R T E M E N P E R H U B U N G A N Komite Nasional Keselamatan Transportasi

D E P A R T E M E N P E R H U B U N G A N Komite Nasional Keselamatan Transportasi D E P A R T E M E N P E R H U B U N G A N Komite Nasional Keselamatan Transportasi Gedung Karya Lt.7 Departemen Perhubungan - Jl. Medan Merdeka Barat No. 8 JKT 10110 INDONESIA Phone:(021) 3517606, (021)

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 59 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.118, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Penyelenggaraan. Pengusahaan. Angkutan Multimoda. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 8 TAHUN 2012 TENTANG

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 55 TAHUN 2016

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 55 TAHUN 2016 PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KARAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 82 TAHUN 2008

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 82 TAHUN 2008 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 82 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI DINAS PERHUBUNGAN DAN LALU LINTAS ANGKUTAN JALAN PROVINSI JAWA TIMUR

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Dinas Perhubungan Kabupaten Subang telah dibentuk dengan

Lebih terperinci

2013, No Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah diubah terakhir deng

2013, No Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah diubah terakhir deng No. 380, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Kereta Api. Jalur. Persyaratan Teknis. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 60 TAHUN 2012 TENTANG PERSYARATAN

Lebih terperinci

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KARJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN PROBOLINGGO

Lebih terperinci

NASKAH SEMINAR TUGAS AKHIR STUDI POLA OPERASI JALUR KERETA API GANDA SEMBAWA-BETUNG 1

NASKAH SEMINAR TUGAS AKHIR STUDI POLA OPERASI JALUR KERETA API GANDA SEMBAWA-BETUNG 1 NASKAH SEMINAR TUGAS AKHIR STUDI POLA OPERASI JALUR KERETA API GANDA SEMBAWA-BETUNG 1 Study on Operation System of Double Railway Track from Sembawa tobetung Isna Dewi Aulia 2, Sri Atmaja PJNNR 3, Dian

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

PERATURAN WALIKOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 28 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG, Menimbang

Lebih terperinci

Perencanaan Jalur Ganda Kereta Api Lintas Cirebon Kroya Koridor Prupuk Purwokerto BAB I PENDAHULUAN

Perencanaan Jalur Ganda Kereta Api Lintas Cirebon Kroya Koridor Prupuk Purwokerto BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. TINJAUAN UMUM Seiring dengan meningkatnya kebutuhan dan perkembangan penduduk maka semakin banyak diperlukan penyediaan sarana dan prasarana transportasi yang baik untuk melancarkan

Lebih terperinci

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BARITO UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LAPORAN PERISTIWA KECELAKAAN KERETA API

LAPORAN PERISTIWA KECELAKAAN KERETA API LAPORAN PERISTIWA KECELAKAAN KERETA API KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI LAPORAN AKHIR Nomor Urut Kecelakaan: KA.03.05.05.01 Jenis Kecelakaan: Anjlok Lokasi: Km 203+9/0 (Vrij-Baan) antara Stasiun

Lebih terperinci

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi - 2-3. 4. 5. 6. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Bengkulu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

Lebih terperinci

PENGAWASAN DAN PENERAPAN K3 DALAM PEMBANGUNAN KONSTRUKSI INFRASTRUKTUR

PENGAWASAN DAN PENERAPAN K3 DALAM PEMBANGUNAN KONSTRUKSI INFRASTRUKTUR PENGAWASAN DAN PENERAPAN K3 DALAM PEMBANGUNAN KONSTRUKSI INFRASTRUKTUR Oleh: DIREKTUR JENDERAL BINA KONSTRUKSI SELAKU KETUA KOMITE KESELAMATAN KONSTRUKSI DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI KEMENTERIAN

Lebih terperinci