ETIKA POLITIK ISLAM MENURUT IBNU KHALDUN ( M) SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ushuluddin (S.Ud.

Transkripsi

1 NO : 512/AF-U/SU-S1/2015 ETIKA POLITIK ISLAM MENURUT IBNU KHALDUN ( M) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ushuluddin (S.Ud.) Oleh: ERIN SRI MARTHA NIM: PROGRAM S1 AQIDAH FILSAFAT FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU 2015

2 i

3 KATA PENGANTAR بسم الرحمن الرحیم Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah s.w.t. atas segala nikmat dan kasih sayang yang telah diberikan kepada penulis. Selawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah s.a.w., penutup para nabi dan suri teladan terbaik sepanjang zaman. Penulisan skripsi ini tidak akan selesai dengan baik tanpa bantuan dari pihak-pihak lain yang namanya tidak mungkin disebutkan satu persatu di sini. Beberapa yang terpenting di antaranya adalah: 1. Bapak Prof. Dr. H. Munzir Hitami, MA selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, yang telah memberikan kemudahan dan bantuan kepada saya untuk mengikuti pendidikan progran S1 pada jurusan Aqidah Filsafat Fakultas Ushuluddin. 2. Ibu Dr. Wilaela, M. Ag selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan Wakil Dekan I Bapak Dr. Khairunnas Jamal M. Ag, Bapak Dr. H Agustiar, M.Ag selaku Wakil Dekan II, dan Bapak Dr. Hasbullah M.Si selaku Wakil Dekan III, atas segala kemudahan yang telah diberikan. 3. Ketua Jurusan Aqidah Filsafat, Bapak Tarpin M.Ag., beserta sekretaris jurusan, Bapak Muhammad Yasir M.A, yang telah banyak memberikan motivasi dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Selanjutnya kepada semua bapak dan ibu dosen di Jurusan Aqidah Filsafat yang telah mengantarkan penulis pada dunia pemikiran tasawuf, filsafat, kalam dan lain sebagainya. 4. Bapak Drs. Saleh Nur, M.A. sebagai pembimbing I, Bapak Drs. Syaifullah, M.Ush. sebagai pembimbing II, Drs. H. Iskandar Arnel, MA., Ph.D. sebagai penguji I, dan Dr. H. Saidul Amin, MA. sebagai penguji II yang telah membimbing dan mengoreksi skripsi ini dengan penuh kesabaran hingga ke tahap akhir. iv

4 5. Ucapan terima kasih juga penulis haturkan atas kontribusi kakanda Indah Mahar Gustinnia, yang telah membantu penulis untuk menterjemahkan abstrak ke dalam bahasa Inggris. 6. Ucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua penulis, yakni Ayahanda (Jamalis) dan Ibunda (Ernita) yang tak henti -hentinya memberikan do a dan dukungan yang telah menjadi kekuatan utama dalam penulisan skripsi ini. Demikian halnya dengan semua kakak, adik dan temanteman seperjuangan atas motivasi dan do a yang telah diberikan selama ini. Kepada Allah SWT penulis berdo a semoga semua yang telah diberikan dalam proses penulisan ini diterima sebagai amal saleh dan diberi ganjaran yang berlipat ganda, dunia dan akhirat. Semoga skripsi ini menjadi salah satu mata rantai perjalanan spiritual dan intelektual penulis yang berharga dan bermanfaat dalam meneroka perbendaharaan ilmu yang telah dibentangkan Allah Ta ālā bagi kehidupan manusia. Amin. Pekanbaru, 14 April 2015 Penulis Erin Sri Martha NIM v

5 ABSTRAK Etika politik Islam sangat penting untuk direalisasikan oleh para politisi dalam rangka membangun negara dan mengarahkan masyarakatnya kepada hidup yang lebih baik dan sejahtera. Dewasa ini sangat banyak dijumpai penyimpanganpenyimpangan yang menyalahgunakan suatu jabatan tertentu. Misalnya seorang pemimpin yang melakukan korupsi untuk memperkaya diri pribadi dan melupakan kepentingan bagi masyarakatnya. Salah satu dari sekian banyaknya tokoh pemikir Islam yang membahas tentang konsep politik suatu negara ialah Ibnu Khaldun ( M). Sebenarnya Ibnu Khaldun tidak menekankan satu bentuk sistem politik dalam pemerintahan, namun konsep politiknya berpusat pada Ashabiyyah. Menurut penulis, konsep Ashabiyyah tersebut sesuai untuk menanggapi realitas sosial politik kontemporer. Sehingga penulis tertarik untuk mengkajinya dengan membahas permasalahan tentang bagaimana etika politik Islam menurut Ibnu Khaldun dan kenapa etika politik sangat penting untuk direalisasikan dalam realitas sosial politik kontemporer. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif-interpretatif dengan mengumpulkan, mempelajari, dan mensintesiskan data yang di dapat melalui kajian pustaka dari beberapa sumber primer dan sekunder, yang kemudian diklasifikasikan, dianalisa secara seksama, dan terakhir disimpulkan untuk mendapatkan jawaban atas permasalahan yang dikemukakan. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa konsep Ashabiyyah itu sama dengan konsep nasionalisme atau solidaritas sosial. Sehingga apabila dihubungkan dengan etika, maka antara orang yang melindungi (pemimpin) dan yang dilindungi (rakyat) bersedia saling membantu karena kebersamaan perasaan dan saling menghormati. Selanjutnya, Ibnu Khaldun membagi kekuasaan dalam negara menjadi tiga bagian, yaitu: As-Sulthan (Kepala Negara), Al-Wizarah (dalam hal pena), dan Al-Hijabah (dalam hal pedang). Teori ini ternyata serupa dengan teori yang dikemukakan oleh Mountesquieu tentang Trias Politika, yaitu: Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif. viii

6 ABSTRACT Islamic political ethics are very important to be realized by the politicians in order to build the country and directing people to live a better and prosperous. Nowadays, prevalent highly deviations abusing position. For example, a leader of corruption for personal enrichment and forget the interests of the community. One of the many Islamic thinkers who discuss about the political concept of a country is Ibn Khaldun ( AD). In fact, Ibn Khaldun did not emphasize the political system in the form of government, but the political concept centered on Ashabiyyah. According to the authors, the concept Ashabiyyah appropriate to respond to the social realities of contemporary politics. So the authors are interested in studying in discussing the issue of how the political ethics of Islam by Ibn Khaldun and why political ethics is very important to be realized in the contemporary socio-political reality. The method used in this research is the method of historical qualitativeinterpretative by collecting, study carefully, and synthesize data in the can through a literature review of primary and secondary sources, which are then classified, analyzed carefully, and the last summed to obtain answers to the problems raised. From the results of this study found that Ashabiyyah concept is the same as the concept of nationalism or social solidarity. Therefore, when associated with ethics, then the people who protect (leader) and protected (citizen) are willing to help each other because of the feeling of togetherness and mutual respect. Furthermore, Ibn Khaldun share power in the country into three parts, namely: As-Sultan (Head of State), Al -Wizarah (about pen), and Al -Hijabah (about sword). This theory was similar to the theory put forward by Mountesquieu about "Trias Politica", namely: Executive, Legislative, and Judicial. ix

7 DAFTAR ISI NOTA DINAS... LEMBARAN PENGESAHAN... PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... PEDOMAN TRANSLITERASI... ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... i ii iii iv vi viii ix x BAB I BAB II BAB III BAB IV PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Permasalahan... 7 C. Batasan Masalah... 7 D. Tujuan Penelitian... 7 E. Kegunaan Penelitian... 8 F. Alasan Pemilihan Judul... 8 G. Kajian Pustaka... 8 H. Metode Penelitian Jenis Penelitian Sumber Data Teknik Pengumpulan Data Analisis Data I. Sistematika Penulisan BIOGRAFI DAN KARYA-KARYA IBNU KHALDUN A. Biografi Ibnu Khaldun B. Masa Pendidikan Ibnu Khaldun C. Karya-karya Ibnu Khaldun D. Situasi Politik Pada Masa Ibnu Khaldun ETIKA POLITIK ISLAM MENURUT IBNU KHALDUN ( M) A. Pengertian Etika dan Politik B. Etika Politik Dalam Islam C. Sistem dan Bentuk Negara menurut Ibnu Khaldun D. Konsep Politik Ibnu Khaldun Pengertian Ashabiyyah Macam-macam Ashabiyyah Pemimpin dan Kedudukannya ANALISA A. Analisa Terhadap Etika Politik Islam Menurut Ibnu Khaldun x

8 BAB V B. Relevansi Konsep Ashabiyyah Terhadap Politik Kontemporer C. Ibnu Khaldun dan Trias Politika Montesquieu PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA BIODATA PENULIS xi